Tempat pembuangan akhir sampah
Transcript of Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang
Kapasitas TPST terpasang dan jumlah input (sampah) yang
masuk setiap harinyakapasitas TPST
Zona Zona Volume SampahVolume Sampah
(m3) (m3)
Jumlah Zona IJumlah Zona I 2,786,566.952,786,566.95
Jumlah Zona Jumlah Zona
II II 2,744,989.832,744,989.83
Jumlah Zona Jumlah Zona
IIIIII 2,787,904.082,787,904.08
Jumlah Zona Jumlah Zona
IV IV 810,258.21810,258.21
Jumlah Zona VJumlah Zona V 803,323.17803,323.17
TOTALTOTAL 9,932,142.2 9,932,142.2
4 4
Input sampah
Sampah masuk 700-900 truk/hari dengan kapasitas ± 5000-6000
ton/hari
Sehingga rata-rata 20000 m3/ hari.
Luas dan masa layan TPST Bantar GebangLuas TPST
Zona Zona Luas Luas
(Ha) (Ha)
Jumlah Zona I Jumlah Zona I 18,318,3
Jumlah Zona IIJumlah Zona II 17,717,7
Jumlah Zona Jumlah Zona
IIIIII25,4125,41
Jumlah Zona IVJumlah Zona IV 1111
Jumlah Zona V Jumlah Zona V 9,59,5Luas Fasilitas
Lain 28,39
Total LuasTotal Luas 110,3
Masa layan TPST
50 tahun sampai 2058
Fasilitas pengolahan sampah yang dimiliki (kapasitas,
sarana dan prasarana, proses)
Pengomposan
Kapasitas:
Mengolah sampah organik sebanyak 550 ton/hari=70000m3,
dengan produksi kompos rata-rata 60-70 ton/hari (15%
dari sampah organik yang dikompos). Proses pengomposan
yang dilakukan adalah dengan metoda Aerobic (Open
Windrows) dengan mekanisme, pemilahan di atas conveyer,
pencacahan, pembuatan pile/gundukan setinggi 2 m dan
ditambahkan bio activator, tepung ikan yang merupakan
sumber kalium, fosfor dari batuan limpsum dari
Surabaya,botong sisa tebu, atau kotoran kalilawar yang
mengandung nitrogentinggi. Pembalikan dilakukan setiap 3
hari, pengayakan, penyimpanan sementara dan pengemasan
(packaging). Proses pembuatan kompos adalah 4 minggu
dengan suhu timbulan mencapai 60-700C. Kompos yang
dihasilkan dari proses pengomposan tersebut berupa
kompos serbuk (powder), granul dengan kualitas yang
telah bersertifikat uji perlakuan dan efektivitas
kompos, terdaftar sebagai produsen pupuk kompos dan
memiliki hak paten dengan merk “Green Botane”. Kompos
ini dimasukkan ke dalam karung dengan berat 40 kg yang
dijual seharga Rp 2.700/kg.
Sarana:
1. Tempat Penerimaan Sampah (Waste Receiving Area)
2. Bangunan Pemilahan (Sorting Plant)
3. Bangunan Pencampuran (Mixing Pile)
4. Bangunan Windrows
5. Bangunan Pencacahan dan Pengayakan
6. Bangunan Penyimpanan Sementara
7. Peralatan Pengemasan (Packaging)
Prasarana
Excavator 1 buah
Conveyer 9 set
Mesin cacah 9 set
Conveyer menuju saringan 9 set
Saringan untuk pengayakan 9 set
Daur ulang
Teridiri dari plastik, kayu dan logam
Sampah plastik dengan kapasitas 200 m3/hari
Dapat mereduksi sampai 70%
Sanitary landfill
Proses operasional:
1. Titik buang
Penurunan sampah, diikuti dengan menimbun sampah ke
atas, untuk mengehmat pengerjaan dilakukan estafet
sampah dengan excavator. Kemudian dipadatkan dengan
bulldozer
2. Pemadatan sampah
Bertujuan untuk memadatkan sampah sehingga tumpukan
sampah menjadi lebih kecil. Pemadatan sampah ini juga
bertujuan untuk perkerasan pondasi landfill.
Pekerjaan ini harus menggunakan alat berat (Bulldozer)
untuk meratakan sampah. Pekerjaan membentuk
terasering sampah dengan kemiringan maksimum 30o
dengan menggunakan Excavator. Selain untuk meratakan
sampah Bulldozer juga sebagai alat untuk memadatkan
sampah lapis demi lapis sampai mencapai ketinggian 2
- 2,5 meter sehingga pekerjaan penutupan sampah
dengan tanah merah dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
3. Cover soil
menggunakan tanah penutup menggunakan tanah merah
dari lingkungan sekitar setiap minggu. Pada saat akan
membuang sampah di atas cover soil, perlu untuk
membuka kembali cover soil untuk mencegah
kelongsoran.
4. Pemasangan ventilasi
dengan menggunakan pipa
5. Operasional IPAS
Kapasitas:
Dengan luas 2,3 Ha
Fasilitas waste to energy yang dimiliki (kapasitas, sarana
dan prasarana, proses)
1. Daur ulang
Terdiri dari plastik, kayu dan logam, sampah plastik
dengan kapasitas 200 m3/hari sehingga dapat mereduksi
sampai 70%
2. Kompos
Mengolah sampah organik sebanyak 550 ton/hari=70000m3,
dengan produksi kompos rata-rata 60-70 ton/hari (15%
dari sampah organik yang dikompos).
3. Galfad
Proses thermal yang dapat meeduksi 90%.
Metode pengolahan sampah GALFAD adalah pengolahan
sampah yang dilaksanakan secara terpadu yang meliputi :
GA – Gasification (Pyrolysis)
LF – Land Fill Gas
AD – Anaerobic Digestion
Jenis-jenis sampah yang dapat diolah pada fasilitas
GALFAD adalah sampah rumah sakit, sampah kering, ban
bekas, sampah pasar dan sampah kota. Fasilitas GALFAD
yang akan dibangun terdiri dari :
Bangunan pemilahan
Gasification (Pirolysis)
Adalah proses konversi sampah non organik dan organik
kering menjadi gas melalui suatu proses pemanasan
tertutup (Pirolysis). Dipanaskan >8000C mencegah
keluarnya asap.
Structure Landfill Cells
4. Gas Collection
Untuk mencegah methan mencemari udara, maka methan
dikumpulkan pada instalasi
Kapasitas: menyimpan 10 juta m3 dengan tinggi 16-18 m
Prasarana: pengeboran sampah, memasukkan pipa HDPE
kemudian masuk ke sistem pengumpul dan diolah di Power
plant.
5. Power plant
Pembangkit listrik (Power Plant) yang akan dibangun
terdiri dari 2 jenis yang dihasilkan dari pemanfaatan
gas methan dari sanitary landfill dan panas dari pirolysis.
6. Sanitary Landfill
Tahapan:
Pelapisan untuk mencegah masuknya lindi dengan membran
dari polimer dan tanah dengan lempung padat
Geotekstil untuk mencegah membran rusak dan membagi
beban supaya membran tidak rusak
Pipa pengumpul lindi dengan metodetulang ikan samapi
air lindi dialirkan ke bak kontrol dengan sistem
gravitasi.
Fasilitas pencegahan pencemaran yang dimiliki (kapasitas,
sarana dan prasarana, proses)
1. IPAS
Proses:
Kapasitas:
terdapat 4 unit untuk 5 zona
Sarana:
Lahan yang luas
Koagulasi dan flokulasi
Prasarana
Bak-bak pengolahan
Aerator
Alat koagulasi dan flokulasi
Sand filter
2. Pengumpulan Methan
Untuk menghindari methan mengotori udara, maka perlu
proses untuk mengumpulkan methan.
Fasilitas penanganan biogas yang dimiliki (kapasitas
timbulan biogas/ methan, sarana dan prasarana, proses)
Proses:
Kapasitas:
Biogas yang ada terdiri dari 10 unit menghasilkan 12 MW.
1 MW membutuhkan 600 m3/jam dengan ±55-65% methan
Sanitary landfill ini akan dibangun untuk mengolah sampah
organik sekaligus menangkap gas methan yang akan digunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik.
Prasarana:
Sanitary Landfill Gas Collection ini terdiri dari unit-unit:
Øpemasangan lapisan kedap air geomembrane (liner)
ØPemasangan perpipaan pengumpul lindi (leachate)
Ø Pemasangan Perpipaan Pengumpul Gas
Ø Fasilitas Pemilahan Sampah
Prasarana:
Generator: 1PK
Proses yang dilakukan di TPST Bantar Gebang (gambarkan alur
proses)
Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja ±800 orang dengan 90% merupakan
penduduk sekitar.
Kegiatan lainnya yang mendukung pengolahan sampah di TPST
1. Pembangunan Jembatan Timbang
Semua truk yang masuk akan ditimbang untuk mengetahui
jumlah sampah yang masuk. Disini juga dilakukan
pengecekan kelengkapan surat dan sampah domestik
2. Pembangunan tempat cuci kendaraan
Untuk tempat penyimpanan kendaraan dan peramatan
3. Pembangunan Gerbang dan gapura
untuk menjaga gangguan masuk ke Bantar Gebang
4. Memberikan 45 Milyar/bulan kepada Pemda dan untuk rumah
di sekitar TPST mendapat biaya kompensasi Rp
150.000/rumah/bulan.
Buatlah garis besar denah atau lay out TPST ini
Permasalahan ataupun kesulitan yang dihadapi
1. Masalah sosial karena banyak pemulung yang memperoleh
tambahan penghasilan dari sampah yang masih dipilah.
2. Politik dimana anggaran keuangan untuk dana operasional
TPST Bantar Gebang masih minim
3. Regulasi yang kurang mendukung kegiatan operasional
seperti jumlah solar yang digunakan
4. Masalah teknis seperti pernah terjadinya ledakan methan
karena fasilitas pengumpul gas belum baik
5. Lingkungan yaitu perlunya sosialiasi masyarakat
Kesimpulan
1. Proses pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang dapat
mereduksi hampir 70% sampah sehingga masa layan TPST
dapat lebih dari 50 tahun.
2. Menghasilkan listrik sampai 12 MW setiap minggunya.
Kritik
1. Sistem Pengolahan limbah air sampah perlu diperbaharui
Penambahan DT pada proses koagulasi dan flokulasi
Menggunakan pengadukan untuk mencampur koagulan atau
flokulan dengan air limbah
2. Pengolahan untuk limbah B3 perlu untuk dibedakan, tidak
hanya dicampur dan masuk ke sanitary landfill
3. Meremediasi daerah yang telah ditimbun sampah dengan
tumbuhan yang dapat menyerap polutan.
Saran
1. Perlu dilakukan perluasan daerah pelayanan sehingga
timbulan sampah yang diolah lebih besar dan jumlah
biogas yang dihasilkan juga lebih besar.
2. Perlunya pengecekan dan peningkatan kualitas air yang
keluar dari IPAS karena outlet masih buruk
3. Menggunakan karung untuk kompos beberapa kali, dapat
dilakukan dengan mengurangi harga apabila menggunakan
kembali karung komposnya.