Tempat pembuangan akhir sampah

12
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Kapasitas TPST terpasang dan jumlah input (sampah) yang masuk setiap harinya kapasitas TPST Zona Zona Volume Sampah Volume Sampah (m3) (m3) Jumlah Zona I Jumlah Zona I 2,786,566.95 2,786,566.95 Jumlah Zona Jumlah Zona II II 2,744,989.83 2,744,989.83 Jumlah Zona Jumlah Zona III III 2,787,904.08 2,787,904.08 Jumlah Zona Jumlah Zona IV IV 810,258.21 810,258.21 Jumlah Zona V Jumlah Zona V 803,323.17 803,323.17 TOTAL TOTAL 9,932,142.2 9,932,142.2 4 4 Input sampah Sampah masuk 700-900 truk/hari dengan kapasitas ± 5000-6000 ton/hari Sehingga rata-rata 20000 m 3 / hari. Luas dan masa layan TPST Bantar Gebang Luas TPST Zona Zona Luas Luas (Ha) (Ha) Jumlah Zona I Jumlah Zona I 18,3 18,3

Transcript of Tempat pembuangan akhir sampah

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang

Kapasitas TPST terpasang dan jumlah input (sampah) yang

masuk setiap harinyakapasitas TPST

Zona Zona Volume SampahVolume Sampah

(m3) (m3)

Jumlah Zona IJumlah Zona I 2,786,566.952,786,566.95

Jumlah Zona Jumlah Zona

II II 2,744,989.832,744,989.83

Jumlah Zona Jumlah Zona

IIIIII 2,787,904.082,787,904.08

Jumlah Zona Jumlah Zona

IV IV 810,258.21810,258.21

Jumlah Zona VJumlah Zona V 803,323.17803,323.17

TOTALTOTAL 9,932,142.2 9,932,142.2

4 4

Input sampah

Sampah masuk 700-900 truk/hari dengan kapasitas ± 5000-6000

ton/hari

Sehingga rata-rata 20000 m3/ hari.

Luas dan masa layan TPST Bantar GebangLuas TPST

Zona Zona Luas Luas

(Ha) (Ha)

Jumlah Zona I Jumlah Zona I 18,318,3

Jumlah Zona IIJumlah Zona II 17,717,7

Jumlah Zona Jumlah Zona

IIIIII25,4125,41

Jumlah Zona IVJumlah Zona IV 1111

Jumlah Zona V Jumlah Zona V 9,59,5Luas Fasilitas

Lain 28,39

Total LuasTotal Luas 110,3

Masa layan TPST

50 tahun sampai 2058

Fasilitas pengolahan sampah yang dimiliki (kapasitas,

sarana dan prasarana, proses)

Pengomposan

Kapasitas:

Mengolah sampah organik sebanyak 550 ton/hari=70000m3,

dengan produksi kompos rata-rata 60-70 ton/hari (15%

dari sampah organik yang dikompos). Proses pengomposan

yang dilakukan adalah dengan metoda Aerobic (Open

Windrows) dengan mekanisme, pemilahan di atas conveyer,

pencacahan, pembuatan pile/gundukan setinggi 2 m dan

ditambahkan bio activator, tepung ikan yang merupakan

sumber kalium, fosfor dari batuan limpsum dari

Surabaya,botong sisa tebu, atau kotoran kalilawar yang

mengandung nitrogentinggi. Pembalikan dilakukan setiap 3

hari, pengayakan, penyimpanan sementara dan pengemasan

(packaging). Proses pembuatan kompos adalah 4 minggu

dengan suhu timbulan mencapai 60-700C. Kompos yang

dihasilkan dari proses pengomposan tersebut berupa

kompos serbuk (powder), granul dengan kualitas yang

telah bersertifikat uji perlakuan dan efektivitas

kompos, terdaftar sebagai produsen pupuk kompos dan

memiliki hak paten dengan merk “Green Botane”. Kompos

ini dimasukkan ke dalam karung dengan berat 40 kg yang

dijual seharga Rp 2.700/kg.

Sarana:

1.     Tempat Penerimaan Sampah (Waste Receiving Area)

2.     Bangunan Pemilahan (Sorting Plant)

3.     Bangunan Pencampuran (Mixing Pile)

4.     Bangunan Windrows

5.     Bangunan Pencacahan dan Pengayakan

6.     Bangunan Penyimpanan Sementara

7.     Peralatan Pengemasan (Packaging)

Prasarana

Excavator 1 buah

Conveyer 9 set

Mesin cacah 9 set

Conveyer menuju saringan 9 set

Saringan untuk pengayakan 9 set

Daur ulang

Teridiri dari plastik, kayu dan logam

Sampah plastik dengan kapasitas 200 m3/hari

Dapat mereduksi sampai 70%

Sanitary landfill

Proses operasional:

1. Titik buang

Penurunan sampah, diikuti dengan menimbun sampah ke

atas, untuk mengehmat pengerjaan dilakukan estafet

sampah dengan excavator. Kemudian dipadatkan dengan

bulldozer

2. Pemadatan sampah

Bertujuan untuk memadatkan sampah sehingga tumpukan

sampah menjadi lebih kecil. Pemadatan sampah ini juga

bertujuan untuk perkerasan pondasi landfill.

Pekerjaan ini harus menggunakan alat berat (Bulldozer)

untuk meratakan sampah. Pekerjaan membentuk

terasering sampah dengan kemiringan maksimum 30o

dengan menggunakan Excavator. Selain untuk meratakan

sampah Bulldozer juga sebagai alat untuk memadatkan

sampah lapis demi lapis sampai mencapai ketinggian 2

- 2,5 meter sehingga pekerjaan penutupan sampah

dengan tanah merah dapat dilaksanakan dengan

sempurna.

3. Cover soil

menggunakan tanah penutup menggunakan tanah merah

dari lingkungan sekitar setiap minggu. Pada saat akan

membuang sampah di atas cover soil, perlu untuk

membuka kembali cover soil untuk mencegah

kelongsoran.

4. Pemasangan ventilasi

dengan menggunakan pipa

5. Operasional IPAS

Kapasitas:

Dengan luas 2,3 Ha

Fasilitas waste to energy yang dimiliki (kapasitas, sarana

dan prasarana, proses)

1. Daur ulang

Terdiri dari plastik, kayu dan logam, sampah plastik

dengan kapasitas 200 m3/hari sehingga dapat mereduksi

sampai 70%

2. Kompos

Mengolah sampah organik sebanyak 550 ton/hari=70000m3,

dengan produksi kompos rata-rata 60-70 ton/hari (15%

dari sampah organik yang dikompos).

3. Galfad

Proses thermal yang dapat meeduksi 90%.

Metode pengolahan sampah  GALFAD adalah pengolahan

sampah yang dilaksanakan secara terpadu yang meliputi :

GA                     –        Gasification (Pyrolysis)

LF                     –        Land Fill Gas

AD                    –        Anaerobic Digestion

Jenis-jenis sampah yang dapat diolah pada fasilitas

GALFAD adalah sampah rumah sakit, sampah kering, ban

bekas, sampah pasar dan sampah kota. Fasilitas GALFAD

yang akan dibangun terdiri dari :

Bangunan pemilahan

Gasification (Pirolysis)

Adalah proses konversi sampah non organik dan organik

kering menjadi gas melalui suatu proses pemanasan

tertutup (Pirolysis). Dipanaskan >8000C mencegah

keluarnya asap.

Structure Landfill Cells

4. Gas Collection

Untuk mencegah methan mencemari udara, maka methan

dikumpulkan pada instalasi

Kapasitas: menyimpan 10 juta m3 dengan tinggi 16-18 m

Prasarana: pengeboran sampah, memasukkan pipa HDPE

kemudian masuk ke sistem pengumpul dan diolah di Power

plant.

5. Power plant

Pembangkit listrik (Power Plant) yang akan dibangun

terdiri dari 2 jenis yang dihasilkan dari pemanfaatan

gas methan dari sanitary landfill dan panas dari pirolysis.

6. Sanitary Landfill

Tahapan:

Pelapisan untuk mencegah masuknya lindi dengan membran

dari polimer dan tanah dengan lempung padat

Geotekstil untuk mencegah membran rusak dan membagi

beban supaya membran tidak rusak

Pipa pengumpul lindi dengan metodetulang ikan samapi

air lindi dialirkan ke bak kontrol dengan sistem

gravitasi.

Fasilitas pencegahan pencemaran yang dimiliki (kapasitas,

sarana dan prasarana, proses)

1. IPAS

Proses:

Kapasitas:

terdapat 4 unit untuk 5 zona

Sarana:

Lahan yang luas

Koagulasi dan flokulasi

Prasarana

Bak-bak pengolahan

Aerator

Alat koagulasi dan flokulasi

Sand filter

2. Pengumpulan Methan

Untuk menghindari methan mengotori udara, maka perlu

proses untuk mengumpulkan methan.

Fasilitas penanganan biogas yang dimiliki (kapasitas

timbulan biogas/ methan, sarana dan prasarana, proses)

Proses:

Kapasitas:

Biogas yang ada terdiri dari 10 unit menghasilkan 12 MW.

1 MW membutuhkan 600 m3/jam dengan ±55-65% methan

Sanitary landfill ini akan dibangun untuk mengolah sampah

organik sekaligus menangkap gas methan yang akan digunakan

sebagai pembangkit tenaga listrik. 

Prasarana:

Sanitary Landfill Gas Collection ini terdiri dari unit-unit:

Øpemasangan lapisan kedap air geomembrane (liner)

ØPemasangan perpipaan pengumpul lindi (leachate)

Ø Pemasangan Perpipaan Pengumpul Gas

Ø Fasilitas Pemilahan Sampah

Prasarana:

Generator: 1PK

Proses yang dilakukan di TPST Bantar Gebang (gambarkan alur

proses)

Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja ±800 orang dengan 90% merupakan

penduduk sekitar.

Kegiatan lainnya yang mendukung pengolahan sampah di TPST

1. Pembangunan Jembatan Timbang

Semua truk yang masuk akan ditimbang untuk mengetahui

jumlah sampah yang masuk. Disini juga dilakukan

pengecekan kelengkapan surat dan sampah domestik

2. Pembangunan tempat cuci kendaraan

Untuk tempat penyimpanan kendaraan dan peramatan

3. Pembangunan Gerbang dan gapura

untuk menjaga gangguan masuk ke Bantar Gebang

4. Memberikan 45 Milyar/bulan kepada Pemda dan untuk rumah

di sekitar TPST mendapat biaya kompensasi Rp

150.000/rumah/bulan.

Buatlah garis besar denah atau lay out TPST ini

Permasalahan ataupun kesulitan yang dihadapi

1. Masalah sosial karena banyak pemulung yang memperoleh

tambahan penghasilan dari sampah yang masih dipilah.

2. Politik dimana anggaran keuangan untuk dana operasional

TPST Bantar Gebang masih minim

3. Regulasi yang kurang mendukung kegiatan operasional

seperti jumlah solar yang digunakan

4. Masalah teknis seperti pernah terjadinya ledakan methan

karena fasilitas pengumpul gas belum baik

5. Lingkungan yaitu perlunya sosialiasi masyarakat

Kesimpulan

1. Proses pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang dapat

mereduksi hampir 70% sampah sehingga masa layan TPST

dapat lebih dari 50 tahun.

2. Menghasilkan listrik sampai 12 MW setiap minggunya.

Kritik

1. Sistem Pengolahan limbah air sampah perlu diperbaharui

Penambahan DT pada proses koagulasi dan flokulasi

Menggunakan pengadukan untuk mencampur koagulan atau

flokulan dengan air limbah

2. Pengolahan untuk limbah B3 perlu untuk dibedakan, tidak

hanya dicampur dan masuk ke sanitary landfill

3. Meremediasi daerah yang telah ditimbun sampah dengan

tumbuhan yang dapat menyerap polutan.

Saran

1. Perlu dilakukan perluasan daerah pelayanan sehingga

timbulan sampah yang diolah lebih besar dan jumlah

biogas yang dihasilkan juga lebih besar.

2. Perlunya pengecekan dan peningkatan kualitas air yang

keluar dari IPAS karena outlet masih buruk

3. Menggunakan karung untuk kompos beberapa kali, dapat

dilakukan dengan mengurangi harga apabila menggunakan

kembali karung komposnya.