PERAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PENGHINDARAN IKLAN...

26
PERAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PENGHINDARAN IKLAN JENIS TAGGING PADA MAHASISWA DI KOTA MALANG Afiah Aisyah Marsinggih Ika Widyarini Ika Rahma Susilawati Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya ABSTRACT The purpose of this research was to analyze the role of gratifications in using social networking Facebook for the avoidance of tagging ads on students in malang city. The sample of this research were 200 students from some universities in Malang. Sample techinque that was used is accidental and purposive sampling with Likert-like scale. The result showed that gratifications in social networking Facebook has no signifficant effect to the avoidance of tagging ads. Similarly, the result from dimensions of gratifications in using social networking Facebook (surveillance, diversion/entertainment, personal identity, and social relationship) also does not have signifficant effect to the avoidance of tagging ads parcially. But, along with the frequency of using Facebook, gratifications has signifficant effect to the avoidance of tagging ads. Keywords: gratification, avoidance of tagging ads, Facebook ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosial Facebook terhadap penghindaran iklan jenis tagging pada mahasiswa di kota Malang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 orang yang berasal dari Perguruan Tinggi di Kota Malang. Teknik pengambilan data yang digunakan 1

Transcript of PERAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PENGHINDARAN IKLAN...

PERAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DALAM MENGGUNAKAN JEJARINGSOSIAL FACEBOOK TERHADAP PENGHINDARAN IKLAN JENIS

TAGGING PADA MAHASISWA DI KOTA MALANG

Afiah Aisyah MarsinggihIka Widyarini

Ika Rahma SusilawatiProgram Studi Psikologi Universitas Brawijaya

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the role ofgratifications in using social networking Facebook forthe avoidance of tagging ads on students in malangcity. The sample of this research were 200 studentsfrom some universities in Malang. Sample techinque thatwas used is accidental and purposive sampling withLikert-like scale. The result showed thatgratifications in social networking Facebook has nosignifficant effect to the avoidance of tagging ads.Similarly, the result from dimensions of gratificationsin using social networking Facebook (surveillance,diversion/entertainment, personal identity, and socialrelationship) also does not have signifficant effect tothe avoidance of tagging ads parcially. But, along withthe frequency of using Facebook, gratifications hassignifficant effect to the avoidance of tagging ads.

Keywords: gratification, avoidance of tagging ads,Facebook

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranpemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook terhadap penghindaran iklan jenis tagging padamahasiswa di kota Malang. Sampel dalam penelitian iniberjumlah 200 orang yang berasal dari Perguruan Tinggidi Kota Malang. Teknik pengambilan data yang digunakan

1

2

adalah accidental dan purposive sampling dengan menggunakanskala Likert Like. Hasil olah data menunjukkan bahwapemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook tidak berpengaruh terhadap penghindaran iklanjenis tagging. Begitu pula dengan peran dimensipemenuhan kebutuhan (surveillance, diversion/entertainment,personal identity, dan social relationship) yang juga tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaraniklan jenis tagging secara parsial. Namun, bersamaandengan aspek frekuensi dalam menggunakan jejaringsosial Facebook, pemenuhan kebutuhan memiliki pengaruhyang signifikan terhadap penghindaran iklan jenistagging.Kata kunci: pemenuhan kebutuhan, penghindaran iklantagging, Facebook

PENDAHULUAN

Salah satu jenis teknologi yang mengalamiperkembangan dengan pesat adalah internet. Hal inidapat dikarenakan manfaat internet yang mampumempercapat sistem penyebaran informasi. Indonesiamerupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhanakses internet yang cukup cepat. Sebuah survei yangdiselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa InternetIndonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah penggunainternet di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 63 jutaorang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini.(Yusuf, 2012).

Banyaknya pengguna internet di Indonesia didominasioleh para generasi muda, yaitu pada rentang usia 12-34tahun yang mencapai total 64.2%, dengan penggunainternet tertinggi pada kelompok usia 20‐24 tahun(Yunus, 2012). Mahasiswa merupakan salah satu generasiyang dapat dikelompokkan generasi muda yang aktif dalammenggunakan internet. Menurut penelitian Soenhadji danSusiloatmadja (2007), mahasiswa secara umum cenderung

3

lebih banyak memanfaatkan website (39.2%) dan portal(28.7%).

Webmetrik Alexa menunjukkan bahwa salah satu situsyang paling sering diakses oleh masyarakat dunia,khususnya Indonesia adalah situs jejaring sosial.Berdasarkan data dari Socialbakers (2013), penggunaFacebook di Indonesia mencapai 93.745.366 pengguna, halini membuat Indonesia menempati posisi keempat di duniayang memiliki pengguna Facebook terbanyak. Facebooksendiri adalah website jaringan sosial dimana parapengguna dapat bergabung dalam komunitas yangdidasarkan pada kota, pekerjaan, sekolah, dan daerahyang sama untuk melakukan koneksi dan berinteraksidengan orang lain (Juditha, 2011).

Ditinjau dari tujuan konsumen dalam menggunakaninternet, khususnya media sosial, dapat dihubungkandengan teori uses and gratification yang menjelaskan bahwayang menjadi permasalahan utama dalam menggunakan mediaadalah bagaimana media tersebut memenuhi kebutuhanpribadi dan sosial khalayak yang menjadi pengguna mediamassa. Inti kajiannya ialah pada khalayak yang aktif,yang sengaja memilih dan menggunakan media untukmencapai tujuan khusus, yaitu sebagai pemuas kebutuhanhidupnya (Nurudin, 2007).

Penggunaan media massa adalah salah satu cara untukmemperoleh pemenuhan kebutuhan. Ketika pemuasankebutuhan telah tercapai, berarti individu telahmencapai tingkat kepuasan yang diharapkannya (Effendy,2007). Kebutuhan individu itu sendiri bermacam-macam,seperti cognitive needs, affective needs, personal integrative needs,social integrative needs, dan escapist needs (Masyitoh, 2013).Kebutuhan-kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan caramenggunakan media massa (uses). Menurut McQuail,Blumler, dan Brown (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974),terdapat empat kategori pemenuhan kebutuhan yangdidasarkan pada fungsi komunikasi massa yaitu surveillance(untuk mendapatkan informasi), diversion/entertaiment (untukstimulasi, relaksasi atau melarikan diri darirutinitas, dan pelepasan emosi), fungsi personal (untuk

4

menciptakan integritas personal seorang individu), dansocial relationship (untuk meningkatkan hubungan sosialdengan orang lain).

Pemenuhan kebutuhan tersebut tentu saja juga dialamioleh para pengguna Facebook, salah satunya adalahmahasiswa. Mereka menggunakan jejaring sosial inidikarenakan adanya suatu tujuan berupa pemenuhankebutuhan seperti yang dijelaskan dalam teori uses andgratification. Namun, dengan adanya iklan pada jejaringsosial Facebook, khususnya iklan yang dilakukan dengancara tagging, dapat menghalangi terjadinya prosespemenuhan kebutuhan, sehingga terjadi penghindaraniklan.

Penghindaran iklan di sini disebabkan karena adanyagangguan terhadap tujuan utama pengguna dalammenggunakan jejaring sosial Facebook. Respon penghindaraniklan yang muncul dapat terlihat melalui tiga komponen,yaitu kognitif, afektif, dan tingkah laku. Komponenkognitif yang mungkin terlihat dapat berupa pengabaianterhadap iklan, komponen afektif berupa perasaan tidaksuka terhadap iklan, dan komponen tingkah laku berupatindakan untuk menghindari iklan (Cho & Cheon, 2004).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian yang berjudul “PeranPemenuhan Kebutuhan dalam Menggunakan Jejaring Sosial Facebookterhadap Penghindaran Iklan Jenis Tagging pada Mahasiswa di KotaMalang”.

RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di

atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang akanmenjadi dasar dari tujuan penelitian ini. Rumusanmasalah tersebut adalah apakah ada pengaruh yangsignifikan antara pemenuhan kebutuhan dalam menggunakanjejaring sosial Facebook terhadap penghindaran iklanjenis tagging pada mahasiswa di Kota Malang?

TUJUAN PENELITIAN

5

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untukmengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antarapemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook terhadap penghindaran iklan jenis tagging padamahasiswa di Kota Malang.

KAJIAN PUSTAKATeori Uses and Gratification

Orang yang pertama memperkenalkan teori Uses andGratifications adalah Elihu Katz pada tahun 1959 (Severin &Tankard, 2008). Teori ini mengasumsikan bahwa orangmempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginanyang dapat dipenuhi dengan menggunakan media massa.Salah satu asumsi dasar dasar dari teori uses andgratifications adalah khalayak dianggap aktif, artinyakhalayak sebagai bagian penting dari penggunaan mediamassa yang diasumsikan mempunyai tujuan masing-masing(Katz, Blummer & Gurevitch, 1974).

Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif danpenggunaan media yang berorientasi pada tujuan cukupjelas. Anggota khalayak individu dapat membawa tingkataktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka.Anggota khalayak juga berusaha untuk menyelesaikantujuannya melalui media. Jadi khalayak memilih diantara berbagai jenis media untuk memperoleh kepuasanyang berbeda (West & Turner, 2008).

Katz, Gurevitch dan Haas (Effendy, 2007) merumuskansuatu model uses and gratifications. Model ini memulai denganlingkungan sosial yang menentukan kebutuhan khalayaklalu menuju pada pemenuhan kebutuhan individual.Kebutuhan individual tersebut dapat dipenuhi melaluisumber-sumber dari non-media maupun dengan menggunakanmedia massa.

Lingkungan sosial (social environment) menentukankebutuhan individu. Lingkungan sosial tersebut meliputiciri-ciri karakteristik demografik, afiliasi kelompok,dan ciri-ciri kepribadian. Dalam hal kebutuhan individu(individual’s needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs,affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan

6

escapist needs (Masyitoh, 2013). Berikut ini adalahpenjelasan dari beberapa kebutuhan individu tersebut: 1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif): Kebutuhan ini

berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuandan pemahaman mengenai lingkungan.

2. Affective needs (Kebutuhan afektif):Kebutuhan yangberkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalamanyang estetis, menyenangkan, dan emosional.

3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secaraintegratif): Kebutuhan yang berkaitan denganpeneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, danstatus individual.

4. Social Integrative needs (Kebutuhan sosial secaraintegratif): Kebutuhan yang berkaitan denganpeneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.

5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan): Kebutuhan yangberkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Berkaitan dengan penggunaan media massa dalam

pemenuhan kebutuhan individu, model Uses and Gratification diatas juga menjelaskan bagaimana orang memilih sebuahmedia untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut McQuail,Blumler, dan Brown (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974),terdapat empat bentuk pemenuhan kebutuhan yangdikategorisasikan berdasarkan fungsi komunikasi massa,yaitu: 1. Fungsi Pengawasan atau pengamatan (Surveillance)

Media menyediakan fungsi pengawasan dan pengamatantentang informasi yang dibutuhkan oleh khalayak.Informasi mengenai sesuatu hal mungkin akanberpengaruh terhadap sesuatu atau akan membantuseseorang melakukan atau mencapai sesuatu.

2. Fungsi Pengalihan atau Hiburan (Diversion/Entertaiment)Media digunakan sebagai stimulasi, relaksasi ataumelarikan diri dari rutinitas, dan pelepasan emosi.

3. Fungsi Personal Media digunakan untuk menciptakan integritaspersonal seorang individu seperti penguatan nilai

7

atau keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas,dan sebagainya.

4. Fungsi Hubungan Sosial (Social Relationship)Media digunakan agar individu bisa meningkatkanhubungan sosial dengan orang lain misalnya sebagaibahan pembicaraan ketika berinteraksi dengan oranglain.

Jejaring Sosial FacebookMenurut Nugroho (Handoko, Indiarti, & Almahendra,

2012) jejaring sosial merupakan salah satu aplikasidari teknologi Web 2.0 yang sangat populer. Web 2.0sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah berkah teknologiinternet terbaik yang saat ini banyak dinikmati olehumat manusia sedunia. Menurut Lai, Turban, dan Scholz(Krauter, 2010) Web 2.0 dikenal sebagai istilah populerdari aplikasi-aplikasi dan teknologi lanjut dariinternet seperti blogs, wiki’s, podcasting, RSS, dan social networks.

Facebook (FB) adalah sebuah situs web jejaring sosialpopuler yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. FBdidirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswaHarvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid ArdsleyHigh School. (Juditha, 2011). Keistimewaan FB terletakpada fasilitasnya yang variatif dan cenderung mudahdipelajari. Bahkan, kini FB menjadi hosting fototerbesar, mengalahkan situs foto seperti Flickr atauPicasso. Lebih dari sekadar teman dan memasukkannyadalam friendlist, situs ini bisa menawarkan lebih dariitu. Sharing untuk media seperti audio, video, foto, dannotes, merupakan salah satu wujud kebebasan yangmemungkinkan siapa saja dapat mengunggah apa sajadengan segala resiko yang juga ada. Sedang untukjaminan keamanannya bisa diatur untuk foto dan profildalam privacy setting (Juditha, 2011).

IklanIklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix)

dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran(marketing mix). Bauran pemasaran promosi ialah berbagai

8

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untukmenonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya danmembujuk konsumen sasaran agar membelinya. Secarasederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yangmenawarkan suatu produk yang ditujukan kepadamasyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untukmembedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebihdiarahkan untuk membujuk orang supaya membeli(Palantupen, 2012).

Terdapat beberapa cara dalam melakukan promosiproduk melalui jejaring sosial Facebook agar mendapatkanhasil yang maksimal. Berikut ini adalah beberapa jenisiklan yang ada pada jejaring sosial Facebook. 1. Facebook Ads, yaitu salah satu cara promosi yang dapat

dilakukan melalui jejaring sosial Facebook yangpaling efektif dengan beberapa keuntungan sepertispecific targeting ke market yang disasar, budget yanglebih terkontrol, dan pengukuran (measurement) hasilyang baik (Andrimadian, 2013). 

2. Base Fan Page, dimana pembuat iklan bisa menjaringjumlah prospek yang terbatas ke dalam satu tempatyang nantinya bisa digunakan sebagai sarana untukmembangun hubungan baik antara bisnis dan paracustomer (Lukmana, 2012). 

3. Tagging, yaitu sebuah tanda yang berisi link iklan yangdipasarkan (Erlangga, 2012). Ketika individumelakukan tag pada seseorang, individu tersebut telahmembuat link ke timeline orang lain sehingga posting-anyang dilakukan oleh individu itu akan ditambahkan ketimeline orang yang ditandai (di-tag). Terdapatbeberapa pilihan yang dapat dilakukan oleh individuuntuk menghilangkan tag tersebut, yaitu hide it from yourtimeline, remove the tag or report the post dengan beberapapilihan yang lebih spesifik dalam menghilangkan tagpada Facebook, seperti remove the tag, report a post toFacebook, send the owner of the post a message, dan block theowner of the post (“Cara Kerja Penandaan”, 2013).

Penghindaran Iklan

9

Penghindaran iklan merupakan bermacam-macam tindakan(actions) yang dilakukan oleh pengguna media untukmengurangi eksposur yang mereka terima dari suatu adcontent. Penghindaran iklan ini bisa terjadi di berbagaimedia, baik media cetak maupun elektronik. Speck danElliott (1997) melakukan penelitian yang lebih spesifikmengenai media yang dibahas yaitu internet.

Berdasarkan pada teori dan penelitian ilmukomunikasi, psikologi, dan pemasaran, Cho dan Cheon(2004) menyimpulkan bahwa terjadinya penghindaranterhadap iklan di Internet disebabkan oleh beberapa halseperti perceived goal impediment, perceived ad clutter, dan priornegative experience. Penghindaran iklan yang dikarenakanperceived goal impediment dan perceived ad clutter didasarkan padateori informasi dimana iklan dianggap sebagai noise.begitu juga dengan penghindaran iklan yang dikarenakanoleh prior negative experience. Menurut Bettman dan Park(Cho & Cheon, 2004) penghindaran iklan tersebutdisebabkan oleh efek dari pengetahuan dan pengalamanpengambilan keputusan konsumen sebelumnya.

Vakratsas dan Ambler (Cho & Cheon, 2004) menyatakanbahwa cognitive (C), affective (A), dan behavior (B) adalahtiga bentuk respon dari konsumen terhadap iklan. Olehkarena itu, Cho dan Cheon (2004) mengadopsi tigakomponen tersebut untuk mengembangkan tipe daripenghindaran iklan di internet. Berikut ini adalahmodel yang dikembangkan oleh (Cho & Cheon, 2004)mengenai penghindaran iklan di Internet.

MahasiswaMahasiswa adalah seorang individu yang sedang studi

di perguruan tinggi berusia sekitar 18-23 tahun(Hernawati, 2006). Berikut ini penjelasan tentangmahasiswa menurut Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pasal 13:1. Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika

diposisikan sebagai insan dewasa yang memilikikesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri

10

di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual,ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.

2. Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secaraaktif mengembangkan potensinya dengan melakukanpembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/ataupenguasaan, pengembangan, dan pengamalan suatucabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untukmenjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, dan/atauprofesional yang berbudaya.

3. Mahasiswa memiliki kebebasan akademik denganmengutamakan penalaran dan akhlak mulia sertabertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik.

4. Mahasiswa berhak mendapatkan layanan Pendidikansesuai dengan bakat, minat, potensi, dankemampuannya.

5. Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikansesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dantidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkanoleh Perguruan Tinggi.

6. Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaatinorma Pendidikan Tinggi untuk menjamin terlaksananyaTridharma dan pengembangan budaya akademik.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan desain penelitian

kuantitatif, yaitu suatu desain yang memungkinkandilakukannya pencatatan data hasil penelitian secaranyata dalam bentuk angka, sehingga memudahkan prosesanalisis dan penafsirannya dengan menggunakanperhitungan-perhitungan statistik (Azwar, 2011). 

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhmahasiswa di Universitas Brawijaya, Universitas NegeriMalang, dan Universitas Muhammadiyah Malang yangberusia 18 hingga 22 tahun. Pertimbangan digunakannyaperguruan tinggi tersebut adalah diharapkan dapat cukupmewakili mahasiswa yang ada di kota Malang padaumumnya. Peneliti menggunakan sampel sebanyak 50 oranguntuk dijadikan subyek uji coba dan 200 orang untukpenelitian. Namun dikarenakan adanya revisi dari hasil

11

uji coba, maka akhirnya peneliti menjadikan sampelpenelitian sekaligus menjadi sampel uji coba atau yanglebih dikenal dengan try out terpakai.

Penelitian ini menggunakan jenis teknik penarikansampel, yaitu nonprobability sampling, dimana teknik initidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagisetiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel(Sugiyono, 2012). Secara lebih spesifik, penelitian inimenggunakan teknik accidental sampling dalam menyebarkanskala secara konvensional dan purposive sampling dalammenyebarkan skala secara online.

Instrumen penelitian yang akan digunakan padapenelitian ini terdiri atas 2 jenis skala, yaitu skalapemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook yang didasarkan pada teori McQuail, Blumler,dan Brown (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974) tersusundalam 36 butir soal dengan bentuk skala Likert-Like dannilai Cronbach Alpha sebesar 0,903. Kemudian skala keduaadalah skala penghindaran iklan tagging yang didasarkanpada Cho dan Cheon (2004) tersusun dalam 25 butir soaldengan bentuk skala Likert-Like dan nilai Cronbach Alphasebesar 0,925

Analisis data yang digunakan dalam penelitian iniialah uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Uji asumsiklasik terdiri dari: uji normalitas, ujimultikolinieritas, uji heteroskedastisitas, ujiautokorelasi, sedangkan untuk uji hipotesis terdiridari: metode analisis regresi linier berganda, uji F,dan uji t.

HASILPada dasarnya penelitian ini hanya ingin mengetahui

mengenai pengaruh antara variabel pemenuhan kebutuhandalam menggunakan jejaring sosial Facebook terhadappenghindaran iklan tagging, tetapi untuk mendapatkanhasil yang lebih mendalam maka peneliti mencoba jugamenganalisis beberapa dimensi yang ada pada variabel Xuntuk dihubungkan dengan variabel Y.

12

Dalam pengolahan data dengan menggunakan analisisregresi linier berganda dengan menggunakan SPSS(Statistical Package for the Social Science) 17 didapatkan hasilsebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi

Prediktor StandardKeofisien β

Koefisien β

Konstanta 61,028Surveillance (X1) - 0,046Diversion/Entertainment (X2) 0,173

Personal Identity (X3) - 0,074Social Relationship (X4) 0,068

Berdasrkan uji regresi yang dilakukan terbentukmodel regresi sebagai berikut:

Persamaan regresi ini menunjukkan nilai konstantakoefisien regresi sebesar 61,028 yang berarti bahwatanpa adanya pengaruh dari variabel X1, X2, X3, dan X4

variabel Y akan bernilai sebesar (+) 61,028. Nilaikoefisien surveillance sebesar -0,046 menunjukkan bahwaapabila terdapat kenaikan skala tanggapan respondensebanyak 1 kali pada X1 dan variabel yang lain dianggaptetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akanterjadi penurunan pada variabel Y sebesar 0,046. Nilaikoefisien diversion/ entertainment sebesar 0,173 menunjukkanbahwa apabila terdapat kenaikan skala tanggapanresponden sebanyak 1 kali pada X2 dan variabel yanglain dianggap tetap atau tidak ada perubahan samasekali, maka akan terjadi kenaikan pada variabel Ysebesar 0,173.

Nilai koefisien personal identity sebesar -0,074menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skalatanggapan responden sebanyak 1 kali pada X3 danvariabel yang lain dianggap tetap atau tidak adaperubahan sama sekali, maka akan terjadi penurunan pada

Y = 61,028 – 0,046X1 + 0,173X2 –

13

variabel Y sebesar 0,074. Nilai koefisien socialrelationship sebesar 0,068 menunjukkan bahwa apabilaterdapat kenaikan skala tanggapan responden sebanyak 1kali pada X1 dan variabel yang lain dianggap tetap atautidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadikenaikan pada variabel Y sebesar 0,068.

Berikut ini adalah hasil dari uji hipotesis secarasimultan yang telah dilakukan dengan bantuan programSPSS.

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis secara Simultan

Rsquare Fhitung FtabelSignifika

nsiKeteranga

n

0,025 1,244 2,42 0,294Tidak

Signifikan

Dengan menggunakan Uji F diketahui nilai Fhitung

adalah sebesar 1,244. Jika dibandingkan dengan Ftabel

maka, nilai tersebut tampak lebih kecil (1,244<2,42).Selain itu, dapat diketahui pula nilai nilaisignifikansi dari uji hipotesis secara simultan yaitusebesar 0,294 yang lebih besar dari α (0,05), sehinggadapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikanantara pemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaringsosial Facebook terhadap penghindaran iklan jenis taggingpada mahasiswa di Kota Malang.

Selain itu, berikut ini adalah hasil dari ujihipotesis secara parsial dari dimensi pemenuhankebutuhan dalam menggunakan jejaring sosial Facebookterhadap penghindaran iklan jenis tagging pada mahasiswadi Kota Malang.

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Dimensi Pemenuhan Kebutuhan secara ParsialDimensi Thitung Ttabel

Signifikansi Keputusan

Surveillance - 0,463 1,972 0,644 Terima H0

Diversion / 1,843 1,972 0,067 Terima H0

14

Entertainment

PersonalIdentity -0,074 1,972 0,486 Terima H0

SocialRelationship 0,068 1,972 0,492 Terima H0

Peran dimensi pemenuhan kebutuhan dalam menggunakanjejaring sosial Facebook (surveillance, diversion/entertainment,personal identity, dan social relationship) juga tidak memilikipengaruh yang signifikan terhadap penghindaran iklanjenis tagging secara parsial (Sig. > 0,05).

DISKUSISalah satu prediksi tidak adanya pengaruh antara

pemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook dan penghindaran iklan tagging adalah karenabelum adanya penelitian yang membahas mengenai variabelini, terutama tentang penghindaran iklan Facebook jenistagging. Maraknya iklan ini di Indonesia masih merupakanfenomena yang cukup baru. Penelitian yang baru initentu saja sama sekali tidak dapat diprediksi bagaimanahasilnya dan melalui penelitian ini akhirnya dapatdiketahui bahwa ternyata tidak ada pengaruh yangsignifikan antara pemenuhan kebutuhan dalam menggunakanjejaring sosial Facebook terhadap penghindaran iklantagging.

Selain itu, jika ditinjau dari beberapa penelitiansebelumnya yang menggunakan pemenuhan kebutuhan sebagaisalah satu variabel dalam penelitiannya, dapatdiketahui bahwa uses and gratification yang merupakan salahsatu teori dari ilmu komunikasi massa lebih banyakdiaplikasikan untuk mengetahui kepuasan individu dalammengggunakan suatu media tertentu, untuk melakukanstudi deskriptif mengenai bagaimana media uses andgratification itu sendiri, dan untuk melakukan perbandingankepuasan antara satu media dengan media lain. Sedangkanpada penelitian ini, pemenuhan kebutuhan yangdimaksudkan lebih menekankan pada proses pemuasan

15

kebutuhan individu yang dilakukan dengan menggunakanjejaring sosial Facebook dilihat dari aspek surveillance,diversion/entertainment, personal identity, dan social relationshipdikaitkan dengan penghindaran iklan tagging.

Pada dasarnya Facebook tidak digunakan sebagai mediauntuk melakukan bisnis atau jual-beli yang terdapatiklan di dalamnya. Oleh karena itu, dapat dikatakanbahwa salah satu kemungkinan ditolaknya hipotesis dalampenelitian ini adalah karena iklan (khususnya iklantagging) bukan merupakan bagian dari tujuan pemenuhankebutuhan individu dalam menggunakan Facebook. Jadi, adaindikasi bahwa iklan memang tidak dapat dihubungkandengan pemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaringsosial Facebook ataupun sebaliknya.

Selain itu, jika ditinjau dari variabel penghindaraniklan tagging, sebelumnya memang belum ada penelitianyang khusus membahas tentang variabel ini. Skala yangdibuat peneliti berdasarkan penelitian Cho dan Cheon(2004) sebenarnya merupakan perilaku menghindari iklaninternet yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu,gangguan tugas, kekacauan persepsi akibat banyaknyaiklan, dan pengalaman masa lalu yang negatif terhadapiklan internet. Berdasarkan penelitian tersebut, faktoryang paling mendekati dengan penelitian ini adalahgangguan tugas dan tidak relevannya iklan terhadappenggguna. Faktor gangguan tugas yang dikemukakan olehCho dan Cheon (2004) untuk menjelaskan penghindaraniklan internet hasilnya mungkin tidak akan sama denganpenghindaran iklan pada media sosial khususnya iklantagging. Saat menggunakan internet, hadirnya iklanseperti iklan pop-up, banner, dan lain-lain tentu sajamengganggu pengguna secara langsung dalam mengaksesinformasi yang ia butuhkan, dimana iklan tersebut dalambeberapa waktu akan menghalangi informasi utama yangdibutuhkan pengguna. Sedangkan untuk jenis iklan taggingpada Facebook tidak akan mengganggu penggunanya secaralangsung, karena pengguna mempunyai hak penuh untukmelihat atau memilih untuk mengabaiklan iklan taggingini.

16

Relevansi iklan dengan pengguna juga merupakan salahsatu faktor penyebab penghindaran iklan pada penelitiansebelumnya meskipun tidak diketahui secara pastiseberapa besar pengaruhnya karena penelitian tersebutmenggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian inimenjadi salah satu dasar dalam keputusan peneliti untukmenggunakan variabel pemenuhan kebutuhan dalammenggunakan jejaring sosial Facebook dalam menjelaskanperilaku penghindaran iklan, dengan asumsi bahwa ketikaiklan tagging yang ada pada Facebook tidak sesuai denganpemenuhan kebutuhan utama individu maka akan munculperilaku penghindaran iklan. Namun ternyata asumsipeneliti tidak terpenuhi, salah satu sebabnya dapatdikarenakan oleh persepsi atau sikap dari individu itusendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,pengguna Facebook mempunyai hak penuh dalam meresponiklan tagging. Jadi, meskipun iklan ini tidak menjaditujuan utamanya dalam menggunakan Facebook, tetapi iatidak merasa terganggu dengan adanya iklan ini, makatidak akan memunculkan perilaku penghindaran iklan.

Kelly, Kerr, dan Drennan (2010) menambahkan faktorlain yang juga dapat mempengaruhi penghindaran iklan,yaitu faktor dari pribadi pengguna media iklan itusendiri, seperti pengguna yang skeptis terhadap pesaniklan atau konsumen yang skeptis terhadap media iklan.Ketika konsumen itu sudah ragu akan isi pesan maupunmedia iklan itu sendiri, maka mereka cenderung tidakpercaya dan bahkan melakukan penghindaran iklan. SIFOInternational Research (2008), lembaga survei internasional,juga menambahkan bahwa penghindaran iklan dapat terjadijika waktu, media, isi pesan, dan target group dari iklantersebut tidak sesuai atau tidak relevan. Pembahasantersebut turut menjelaskan mengenai tidak adanyapengaruh antara dimensi dari pemenuhan kebutuhan dalammenggunakan jejaring sosial Facebook (surveillance,diversion/entertainment, personal identity, dan social relationship)terhadap penghindaran iklan tagging secara parsial.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahuibeberapa indikasi penyebab mengapa hipotesis dalam

17

penelitian ini tidak diterima dan beberapa faktor lainyang mungkin memberikan sumbangan yang lebih besardalam penghindaran iklan tagging seperti, kekacauanpersepsi pengguna akibat banyaknya jenis iklan yangada, pengalaman negatif terhadap iklan tagging, danfaktor pribadi dari individu itu sendiri terhadap iklan(pengguna yang skeptis terhadap pesan iklan ataukonsumen yang skeptis terhadap media iklan).

Ditinjau dari hasil dari data empirik yang ada,terdapat beberapa penemuan menarik dari penelitian ini.Pertama adalah hasil penelitian terhadap dimensidiversion/entertainment, dimana pada dimensi ini meskipunhasilnya tidak memunculkan adanya pengaruh tetapiterlihat ada hubungan yang signifikan denganpenghindaran iklan tagging walaupun hubungan tersebuttidak begitu kuat. Menurut McQuail, Blumler, dan Brown(Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974), pemenuhan kebutuhandiversion/entertainment dalam menggunakan media adalahsebagai stimulasi, relaksasi atau melarikan diri darirutinitas, dan pelepasan emosi. Berdasarkan penjelasantersebut, dapat diketahui bahwa diversion/ entertainmentmerupakan satu-satunya dimensi dari pemenuhan kebutuhandalam menggunakan jejaring sosial Facebook yang tidakmendukung akan adanya iklan pada suatu jejaring sosial.

Arens (McLachlan, 2008) menjelaskan definisinyamengenai iklan atau advertising sebagai suatu bentukkomunikasi nonpersonal yang terstruktur dan tersusun.Penjelasan ini menyatakan adanya suatu hubungan sosialdalam iklan, dimana hubungan sosial juga merupakanbagian dari pemenuhan kebutuhan. Selain itu, iklan jugamemerlukan media tertentu untuk mengkomunikasikan pesanyang terkait terutama mengenai produk, jasa, ataugagasan yang ditawarkan oleh sponsor. Isi pesan inidapat dikaitkan dengan dimensi surveillance dan personalidentity dari pemenuhan kebutuhan dalam menggunakan media.Oleh karena itu, hanya pada pengguna yang memakaijejaring sosial Facebook dengan tujuandiversion/entertainment yang dapat memunculkan perilakupenghindaran iklan.

18

Hal menarik lainnya dalam penelitian ini adalah padauji demografis berdasarkan frekuensi penggunaanFacebook. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan padasetiap dimensi dan variabel, dimana individu denganfrekuensi penggunaan Facebook yang tinggi memilkikecenderungan terhadap pemenuhan kebutuhan (surveillance,diversion/entertainment, personal identity, dan social relationship) sertapenghindaran iklan tagging yang tinggi juga.Kecenderungan ini akan menurun seiring denganmenurunnya frekuensi penggunaan Facebook. Juditha (2011)menyatakan bahwa Facebook sudah menjadi bagian kegiatanrutin setiap hari bagi remaja.

Saat dilakukan uji statistik kembali denganmenambahkan frekuensi penggunaan Facebook sebagaivariabel dependen selain pemenuhan kebutuhan dalammenggunakan jejaring sosial Facebook. Hasilnyamenunjukkan bahwa frekuensi penggunaan Facebook danpemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosialFacebook secara bersama-sama (simultan) mempengaruhiterhadap penghindaran iklang tagging pada mahasiswa diKota Malang (nilai signifikansi 0,014). Namun hasil ujiregresi secara parsial hanya menunjukkan adanyapengaruh yang signifikan pada frekuensi danpenghindaran iklan tagging (nilai signifikansi 0,009).Artinya, semakin tinggi frekuensi penggunaan Facebookmaka tingkat penghindaran iklan tagging juga semakintinggi. Sedangkan pada dimensi pemenuhan kebutuhandalam menggunakan jejaring sosial Facebook tetap tidakterjadi perubahan.

Hasil uji statistik analisis regresi variabelmediasi dengan metode product of coefficient diketahui bahwafrekuensi memediasi hubungan kausal antara pemenuhankebutuhan dalam menggunakan jejaring sosial Facebookterhadap penghindaran iklan tagging pada mahasiswa dikota Malang. Adanya hubungan antara frekuensi danpenghindaran iklan tagging dapat dijelaskan oleh salahsatu penelitian Cho dan Cheon (2004). Elliot dan Speck(Cho & Cheon, 2004) mendefinisikan “perceive ad clutter”sebagai keyakinan konsumen terhadap jumlah iklan pada

19

sebuah medium yang terlalu berlebihan atau terlalubanyak. Ketika individu semakin sering menggunakanFacebook maka terdapat kemungkinan ia akan semakinsering melihat iklan tagging baik yang dikenakankepadanya maupun kepada teman-temannya. Hal ini dapatmenyebabkan individu tidak lagi begitu menanggapi iklantersebut sehingga akan cenderung melakukan pengabaianatau penghindaran.

Selain itu, kemungkinan lainnya adalah karena parapengguna Facebook yang aktif cenderung menggunakanbeberapa media untuk dapat terhubung dengan jejaringsosial ini, misalnya dengan menggunakan smartphone ataugadget yang dimilikinya. Dalam penelitian ini pun dapatdiketahui lebih dari 50% subjek menggunakan Facebookmelalui media tersebut (105 subjek). Para pengguna iniakan langsung mendapatkan pemberitahuan ke smartphoneatau gadget mereka ketika ada sesuatu yang terjadi padaakun Facebook-nya (notification allert), termasuk ketikamereka dikenakan tagging. Sayangnya, terkadangpemberitahuan yang masuk tersebut, tidak muncul diwaktu yang tepat sehingga dapat mengganggu aktivitassehari-hari para pengguna. Hal ini dapat memicumunculnya perilaku penghindaran iklan.

Selain itu, para pengguna Facebook dengan frekuensiyang tinggi memunculkan kemungkinan bahwa ia termasukpengguna yang juga memiliki frekuensi yang tinggi dancukup memperhatikan bagaimana dirinya terlihat olehorang lain melalui Facebook. Seperti yang kita ketahui,melalui timeline Facebook kita dapat mengetahui tentangseseorang, sebab pada timeline akan muncul berbagai halmengenai pengguna tersebut atau dapat dikatakan bahwatimeline Facebook mencerminkan bagaimana penggunanya. Back,Stopfer, Vazire, Gaddis, Schmukle, Egloff, dan Gosling(2010) menemukan bahwa individu cenderungmemperlihatkan bagaimana mereka sebenarnya padajejering sosial Facebook, sehingga timeline ini dapatdiumpamakan sebagai wilayah privasi dari sang pengguna.Sedangkan iklan tagging yang dikenakan tanpa ijin, akanmuncul pada timeline seseorang tanpa dikehendaki oleh

20

pemilik akun tersebut. Hal ini tentu akan membuatpengguna merasa terganggu dan dapat memunculkanperilaku penghindaran iklan. Namun, karena fenomena inimasih tergolong cukup baru, maka perlu diteliti lebihlanjut lagi.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh

dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan mengenaihasil penelitian bahwa: 1. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemenuhan

kebutuhan dalam menggunakan jejaring sosial Facebookterhadap tingkat penghindaran iklan jenis taggingpada mahasiswa di Kota Malang.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemenuhankebutuhan surveillance individu dalam menggunakanjejaring sosial Facebook secara parsial terhadaptingkat penghindaran iklan jenis tagging padamahasiswa di Kota Malang.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemenuhankebutuhan diversion/entertainment individu dalammenggunakan jejaring sosial Facebook secara parsialterhadap tingkat penghindaran iklan jenis taggingpada mahasiswa di Kota Malang.

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemenuhankebutuhan personal identity individu dalam menggunakanjejaring sosial Facebook secara parsial terhadaptingkat penghindaran iklan jenis tagging padamahasiswa di Kota Malang.

5. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemenuhankebutuhan social relationship individu dalam menggunakanjejaring sosial Facebook secara parsial terhadaptingkat penghindaran iklan jenis tagging padamahasiswa di Kota Malang.

6. Tidak ada perbedaan pada dimensi surveillance, personalidentity, social relationship, dan penghindaran iklan taggingditinjau berdasarkan jenis kelamin dan asaluniversitas. Perbedaan hanya terjadi pada salah satu

21

dimensi gratifikasi dalam menggunakan jejaringsosial Facebook yaitu diversion/entertainment.

7. Berdasarkan frekuensi penggunaan Facebook, terlihatada perbedaan pada dimensi surveillance,diversion/entertainment, personal identity, social relationship, danpenghindaran iklan tagging.

SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh,

maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagaiberikut : 1. Saran Metodologis

a. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabelpemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaringsosial Facebook hendaknya melakukan uji validitasdengan analisis faktor terlebih dahulu, sehinggaaitem yang terbentuk tepat dengan fungsi ukrunya.

b. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabelpenghindaran iklan tagging hendaknya mencariliteratur yang lebih luas. Variabel ini tergolongmasih baru dan belum memiliki teori kuat yangmendasarinya. Sehingga literaturnya harus lebihdiperkaya.

c. Penelitian selanjutnya baik yang menggunakanvariabel pemenuhan kebutuhan dalam menggunakanjejaring sosial Facebook maupun penghindaran iklantagging hendaknya menggunakan metode kualitatifagar dapat memberikan informasi yang lebihmendalam. Metode kualitatif dianggap mampumengungkap suatu permasalahan secara lebihmendalam.

d. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabelpenghindaran iklan tagging hendaknyamempertimbangkan aspek frekuensi dan intensitasdalam penggunaan Facebook, sebab berdasarkan hasilpenelitian ini, frekuensi memiliki pengaruh yangcukup signifikan terhadap penghindaran iklantagging.

22

e. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabelpenghindaran iklan tagging dapat mempertimbangkandimensi diversion/entertainment sebagai variabeldependen, sebab berdasarkan hasil uji beda dan ujikorelasi, dimensi ini menunjukkan perbedaan danhubungan yang signifikan.

f. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabelpenghindaran iklan tagging hendaknya memperhatikanaspek media yang digunakan dalam mengaksesFacebook, sebab media yang berbeda akan memunculkansikap yang berbeda pula terhadap pemberitahuaniklan tagging.

g. Penelitian selanjutnya menggunakan variabelpemenuhan kebutuhan dalam menggunakan jejaringsosial Facebook dan penghindaran iklan taggingmasih dapat menggunakan skala ini. Hal ini dapatdipertimbangkan mengingat reliabilitasnya yangtergolong sangat tinggi. Akan tetapi, penelitiselanjutnya diharapkan tetap melakukan ujicobauntuk menghindari adanya perbedaan karaktersubjek penelitian.

2. Saran Praktis a. Bagi pengguna Facebook yang kurang menyukai adanya

iklan tagging ini sebaiknya melakukan setting privacyyang lebih ketat sehingga tagging yang akandikenakan padanya akan diminta konfirmasiterlebih dahulu dari pihak Facebook.

b. Bagi pengguna Facebook yang tidak merasa terganggudengan adanya iklan tagging dan menjadikan iklanini sebagai salah satu referensi dalam mencarisesuatu, maka sebaiknya lakukan pencarianinformasi yang lebih mendalam terlebih dahuluterkait dengan pembuat iklan dan produk yangditawarkan sehingga tidak akan memunculkanpengalaman negatif.

c. Bagi pembuat iklan tagging sebaiknya melakukanpencarian informasi yang lebih mendalam terhadaporang yang akan dikenakan tagging atau pemilihan

23

target yang tepat, sebab tidak semua orang akanmerespon positif iklan tersebut.

KETERBATASAN PENELITIANPenjabaran keterbatasan penelitian diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.Berikut adalah beberapa keterbatasan dan kekuranganyang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan penelitianini:a. Penelitian ini hanya menggunakan uji validitas

secara kualitatif, sehingga ada ada kemungkinanskala yang digunakan dalam penelitian ini masihbelum valid secara kuantitatif.

b. Penelitian ini tidak menggunakan dasar teoriterbaru, yaitu teori uses and gratification 2.0. Hal inidikarenakan keterbatasan pengetahuan peneliti yangtidak mengetahui adanya teori ini sebelumnya.

c. Penelitian ini tidak mempertimbangkan aspekfrekuensi dan intensitas secara lebih mendalam,padahal berdasarkan hasil analisis tambahanfrekuensi menggunakan Facebook cukup memberikanpengaruh yang signifikan terhadap penghindaran iklantagging.

d. Penelitian ini tidak mengontrol media yang digunakanoleh sampel dalam mengakses Facebook karena mediayang berbeda dapat memunculkan perilaku yang berbedapula terhadap penghindaran iklan tagging.

DAFTAR PUSTAKA

Andrimadian. (2013, Januari 14). Facebook Ads untuk DigitalMarketing-Pengenalan. Diambil kembali dari Inkvibe:http://inkvibe.com/2013/01/facebook-ads-untuk-digital-marketing/

24

Azwar, S. (2011). Tes Prestasi Fungsi dan PengembanganPengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: PustakaBelajar

Back, M. D., Stopfer, J. M., Vazire, S., Gaddis, S.,Schmukle, S. C., Egloff, B., Gosling. S.D.(2010). Facebook Profiles Reflect ActualPersonality, Not Self-Idealization. PsychologicalScience XX(X), 1–3

Cho, C., Cheon, H. J. (2004). Why do People AvoidAdvertising on the Internet. Journal of Advertising 33(4),89-97

Effendy, O. U. (2007). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Erlangga, S. (2012). Cara Memanfaatkan Facebook untuk MediaBisnis Online. Diambil kembali dari Jasa PembuatanWebsite: http://suryaerlangga.com/memanfaatkan-facebook-untuk-media-bisnis-online.html

Handoko, T. H., Indiarti, N., Almahendra, R. (2012).Manajemen dalam Berbagai Perspektif. Jakarta: Erlangga

Hernawati, L. (2006). Meningkatkan Kemampuan MengelolaPikiran pada Mahasiswa. Psikodimensia5 (1), 77-96

Juditha, C. (2011). Hubungan Penggunaan Situs JejaringSosial Facebook terhadap Perilaku Remaja di KotaMakassar. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 13 (1), 1-23

Katz, E., Blumler, J. G., Gurevitch, M. (1974). Use andGratification Research. The Public Opinion Quarterly 37(4), 509-523

Kelly, L., Kerr, G., Drennan, J. (2010). Avoidance ofAdvertising in Social Networking Sites: TheTeenage Perspective. Journal Of Interactive Advertising 10(2), 16‐27

25

Krauter, S. G. (2010). Web 2.0 Social Networks: TheRole of Trust. Journal of Business Ethics (90), 505-522

Lukmana, L. (2010). Marketing Gratis dengan Facebook. Jakarta:Penerbit Andi

Masyitoh, W. A. (2013). Penggunaan Blackberry sebagaisarana akses informasi di kalangan Mahasiswa(Studi Deskriptif mengenai Pengunaan Blackberrysebagai sarana akses informasi di kalanganMahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya).Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

McLachlan, B. A. (2008). The Impact of Advertising onEmployee Attitudes Within the Vehicle and AssetFinance Division of a South Africa Bank. ShortDisertation in Faculti of Management University of Johannesburg

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Palantupen, O. (2012). Pengaruh Iklan terhadapKeputusan Pembelian Produk Shampoo (Studi Kasuspada Masyarakat Tanah Baru Depok). Jurnal UniversitasGunadarma

SIFO Research International. (2008). Advertising Avoidance:The Quiet Consumer Revolt. Stockholm: ResearchInternational Sweden AB

Socialbakers. (2013). Facebook Statistics by Country. Diambilkembali dari Socialbakers:http://www.socialbakers.com/facebook-statistics/

Soenhadji., Susiloatmadja. (2007). Pemanfaatan Internetoleh Mahasiswa sebagai Media Pencarian danPenelusuran Informasi. Jurnal Ekonomi Bisnis 3(12), 189-198

26

Speck, P. S. dan Elliot, M. T. (1997). Predictors ofAdvertising Avoidance in Print and BroadcastMedia. Journal of Advertising 26 (3), 61-76

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D). Bandung: Alvabeta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012tentang Pendidikan Tinggi

West, R., Turner, L. H., (2008). Pengantar Teori KomunikasiAnalisis dan Aplikasi Edisi 3 Buku 2. Jakarta: SalembaHumanika

Yunus, A. (2012). Cerdas Berinternet itu Sebuah Pilihan. Diambilkembali dari KOMUNITAS ICI:http://internetcerdasindonesia.org/ cerdas-berinternet-itu-sebuah-pilihan/

Yusuf, O. (2012). Pengguna Internet Indonesi Bisa Tembus 82 Juta.Diambil kembali dari KOMPAS.com:http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.Pengguna.Internet.Indonesia.Bisa.Tembus.82.Juta