PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE

207
SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2011) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : RINTIS TRI HARTANTO

Transcript of PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE

SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE

PADA MEDIA TELEVISI TV ONE

(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap

Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE

Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Universitas Sebelas

Maret Surakarta Tahun 2011)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

RINTIS TRI HARTANTO

NIM. D1211067

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diterima dan disetujui untuk

dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ii

Menyetujui

Pembimbing I

Drs. Dwi Triyanto, SUNIP. 19540414 198003 1007

Pembimbing II

Drs. KandyawanNIP. 19610413 199003 1 002

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia

Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta, pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 5 Juni 2014

1. Drs. Mursito, S.U. Ketua NIP. 19530727 198003 1 001

2. Drs. Aryanto Budhy S., M.Si Sekretaris

NIP. 19581123 198603 1 002

3. Drs. Dwi Triyanto, S.U. PengujiINIP. 19540414 198003 1 007

4. Drs. Kandyawan Penguji IINIP. 19610413 19003 1 002

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

iv

Universitas Sebelas MaretSurakarta

Prof. Drs. Pawito, Ph.D.NIP 195408051985031002

v

MOTTO

Tekat, semangat, kegigihan dan keyakinan kita, itulahmodal utama kita mencapai kesuksesan yang kita inginkan.

(Penulis)

Kerjakanlah bagian kita dengan setia, dan lihatlah, Tuhanakan

mengerjakan bagian-Nya sempurna(Penulis)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini khusus dipersembahkan

untuk :

1. Tuhan Yang Esa yang telah

menciptakan dan memberiku

kesempatan untuk menikmati

kehidupan yang penuh warna

warni

2. Ayah dan Ibunda atas

dukungannya selama ini.

3. Keluargaku, yang aku sayangi.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang

telah membimbingku.

5. Almamaterku.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan kasih dan berkat-Nya, karena atas kehendak-

Nya, skripsi dengan judul : “PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP

IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE

(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap

Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE

Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)”

terselesaikan.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak dan pada kesempatan kali ini

penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Drs. Dwi Triyanto, SU selaku pembimbing I yang telah

memberi dukungan, nasehat dan bimbingannya dalam

penulisan skripsi.

viii

3. Drs. Kandyawan selaku pembimbing II yang selalu

berkenan memberikan masukan dan saran demi perbaikan

skripsi.

4. Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, yang telah membantu dan mendukung dalam

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan

skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan

saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi

ini.

Akhir kata berharap semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi khasanah keilmuan yang telah ada dan semoga

Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah, ridha, bimbingan

dan Rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Surakarta,

Mei 2014

ix

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................. iii

HALAMAN MOTTO ....................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................. v

KATA PENGANTAR ...................................... vi

DAFTAR ISI ..........................................

.....................................................viii

DAFTAR GAMBAR ....................................... x

ABSTRAK.............................................. xi

ABSTRACT ............................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .............................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................... 1

B. Rumusan Masalah ........................... 3

C. Tujuan Penelitian ......................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................ 3

E. Telaah Pustaka ............................ 3

1. Tinjauan Umum Tentang Persepsi........... 3

xi

2. Pengertian Mahasiswa .................... 10

3. Komunikasi Politik dan Iklan Politik .... 11

F. Definisi Konsep ....................... 42

G. Metode Penelitian ......................... 43

1. Jenis Penelitian ........................ 43

2. Sumber Data ............................. 43

3. Teknik Pengumpulan Data ................. 44

4. Validitas Data .......................... 45

5. Teknik Analisis Data .................... 46

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN........... 49

A. Gambaran Umum FISIP UNS.................... 49

1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS.......... 49

2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS ....... 53

3. Susunan Organisasi FISIP UNS ........... 55

B. Gambaran Umum TvOne........................ 61

1. Sejarah Perkambangan TvOne ............. 61

2. Visi dan Misi tvOne .................... 62

3. Karakteristik Program tvOne ............ 62

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA ................. 63

xii

A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik

Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One . 63

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................ 94

BAB IV PENUTUP ................................. 96

A. Kesimpulan ................................ 96

B. Saran ..................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.........................................Analisis Data Model Interaktif Dari Miles Dan

Huberman .........................................47

Gambar 2.1..................................................................................Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret 60

xiv

ABSTRAK

Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. PERSEPSIMAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADAMEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang PersepsiMahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di MediaTelevisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non RegulerTahun 2011). Skripsi (S-1), Jurusan Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas SebelasMaret Surakarta, Mei 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsimahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie padamedia televisi TV One.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif, sumber data menggunakan informan ataunarasumber yaitu mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun2011, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengancara purposive samping. Teknik pengumpulan data menggunakanwawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakandata triangulation dimana peneliti menggunakan beberapasumber data untuk mengumpulkan data yang sama Teknikanalisis data menggunakan analisis interaktif (modelsaling terjalin).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwapersepsi mahasiswa tentang iklan politik Aburizal Bakriepada Media Televisi TV One sebagian mahasiswa lebihmenyukai iklan politik ARB yang bertema petani. Di manadari iklan tersebut visi dan misi ARB cukup jelasdiungkapkan dan dipahami oleh pemirsa. Dalam iklan ARBversi menyapa petani ARB memiliki visi untuk meningkatkankesejahteraan petani dan memberikan sekolah gratis sampaitingkat SMA. Para mahasiswa memberikan persepsi bahwaiklan politik di televisi kurang dapat mempengaruhikeputusan pemilih dalam memilih calon presiden. Menurutmahasiswa iklan politik hanya berupa pelengkap kampanye,keputusan memilih tidak bisa hanya dilihat dari iklanpolitiknya saja tapi juga figur si kandidat, jadipengaruh iklan politik prosentasenya hanya sedikit. Cara

xv

pandang mahasiswa sebagai pemilih dalam pemilu 2014terhadap iklan politik cenderung lebih rasional karenamereka tidak sepenuhnya terpengaruh terhadap iklan,mahasiswa cenderung telah memiliki penilaian tersendirimengenai kandidat sebelum terpengaruh oleh stimulusiklan. Kecenderungan persepsi partisipan terhadap capresPemilu 2014 adalah bahwa kualitas kandidat bisa dinilaidengan sendirinya karena mereka sering muncul ditelevisi, sesuai dengan alasan mengapa iklan politik ditelevisi kurang memberikan pengaruh dalam keputusanmemilih yang telah diungkapkan oleh para responden.

Kata Kunci: Persepsi, Iklan Politik

xvi

ABSTRACT

Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. STUDENTSPERCEPTION AGAINST POLITICAL ADVERTISING OF ABURIZALBAKRIE IN TV ONE MEDIA TELEVISION (A DescriptiveStudy Against Political Advertising of ABURIZAL BAKRIE InTV ONE Media Television On Communication Student Non-Regular Year 2011). Thesis (S-1), Communication StudiesDepartment, Faculty of Social and Political ScienceSebelas March University Surakarta, May 2014.

The aims of this study is to determine students'perceptions against political advertising of AburizalBakrie in TV One Media Television.

This research is descriptive qualitative research,source data using the informant or informants orinterviewer namely student of Non-Regular CommunicationDepartment in 2011, with a sampling technique conductedwith a purposive side. The technique of collecting datausing interviews and documentation. The validity of thedata using triangulation of data which is the researcheruses multiple data sources to collect the same data TheAnalysis Technique using interactive analysis (modelintertwined).

From the results of this study concluded thatstudents' perceptions about Bakrie's politicaladvertising on TV One Media Television that moststudents prefer the ARB political advertisement withinthemed farmers. In this ads, vision and mission of theARB political advertisement is quite clearly expressedand understood by the audience. In the ad ARB greetingfarmers delivers vision for improving the welfare offarmers and provide free education up to high schoollevel. The students gave the perception that thepolitical advertisement on television are less able toinfluence the decisions of voters in choosing apresidential candidate. According to the students,political advertising is only in the form of

xvii

complementary campaigns, the decision cannot be seen onlyfrom political advertising alone but also the figure ofthe candidate, thus, the influence of politicaladvertising percentage only slightly. The studentsperspective as voters in the 2014 election againstpolitical ads tend to be more rational because they donot fully susceptible to advertising, students' tend tohave had its own assessment of the candidates before thestimulus is affected by advertising. The tendency ofparticipants' perceptions of the presidential electionsin 2014 is that the quality of the candidates can beassessed on its own because they often appear ontelevision, suitable to the reason why politicaladvertising on television less influence in the decisionto choose which has been expressed by the respondents.

Keywords : Perception, Political Advertising.

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesuksesan karir politik seseorang sangat

dipengaruhi oleh bangunan citra dirinya di hadapan

publik atau khalayak politiknya. Jika seseorang

berhasil membangun citra baik, maka karir politiknya

akan menuai sukses, dan sebaliknya, jika sesorang

memiliki citra buruk maka karir politiknya akan gagal.

Dewasa ini, bangunan citra diri seorang figur politik

sangat dipengaruhi oleh media massa.

Pernyataan tersebut berarti dua hal. Pertama,

pada kenyataannya semua figur (tokoh) politik berupaya

membangun citra dirinya di hadapan publik atau

khalayak melalui media. Kenyataan ini dapat diamati

dengan jelas melalui iklan-iklan politik yang

disiarkan media massa, baik cetak maupun elektronik.

Iklan-iklan politik menjelang suatu pemilihan umum

merupakan contoh khas dari upaya para tokoh politik

1

2

untuk membangun citranya kepada khalayak politik

(pemilih). Sementara arti kedua merujuk pada

pemberitaan-pemberitaan media seputar tokoh-tokoh

politik; tentang perilaku mereka, baik perilaku-

perilaku dalam kaitan dengan kehidupan pribadi atau

personal maupun perilaku-perilaku yang berhubungan

dengan kehidupan publik, seperti kebijakan-kebijakan

dan tindakan-tindakan politik yang mereka tempuh. Pada

kenyataannya, pemberitaan-pemberitaan tersebut juga

mempengaruhi citra diri mereka di mata publik.

Selain menjadi sumber informasi, media massa juga

merupakan saluran komunikasi bagi para aktor politik.

Cara-cara media menampilkan peristiwa-peristiwa

politik dapat mempengaruhi persepsi para aktor politik

dan masyarakat mengenai perkembangan politik. Melalui

fungsi kontrol sosialnya, bersama institusi sosial

lainnya, secara persuasif media massa bisa menggugah

partisipasi publik untuk serta dalam merombak struktur

politik. Media televisi merupakan salah satu media

yang dimanfaatkan pemilih pemula untuk menjaring

3

informasi politik, dikarenakan akses terhadap televisi

yang cenderung mudah dan murah bagi kalangan muda.

Partai-partai politik baru juga memanfaatkan televisi

sebagai sarana mempublikasikan diri. Dengan alokasi

dana kampanye yang terbatas, televisi dianggap paling

efektif untuk menjangkau semua struktur masyarakat.

Pada dasarnya, iklan adalah salah satu bentuk

pemasaran yang cukup efektif untuk penjualan produk.

Sama artinya dengan iklan politik. iklan komersial

lebih bertujuan menjual produk, sedangkan iklan

politik menjual partai atau kandidat kepada pemilih.

Oleh karena dalam konteks perpolitikan Indonesia

popularitas sangatlah diperlukan. Begitu juga dengan

iklan politik Aburizal Bakrie sebagai calon presiden

yang diusung oleh Partai Golkar, yang secara intensif

melalukan iklan politik melalui media televisi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

yang menjadi fokus penelitian ini adalah : “PERSEPSI

MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA

4

MEDIA TELEVISI TV ONE (Survei Pada Mahasiswa

Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: Bagaimanakah persepsi mahasiswa

terhadap iklan politik Aburizal Bakrie pada media

televisi TV One?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan

yaitu: Untuk menganalisis persepsi mahasiswa terhadap

iklan politik Aburizal Bakrie pada media televisi TV

One.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir

penulis melalui karya ilmiah dan sebagai penerapan

dari berbagai teori yang penulis dapatkan selama

dalam masa perkuliahan.

2. Memberikan bahan masukan kepada pengambil kebijakan

Pemerintah dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum,

5

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah

dalam kaitannya dengan persepsi mahasiswa terhadap

iklan politik.

E. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek

psikologis yang penting bagi manusia dalam

merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di

sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang

sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai

ahli telah memberikan definisi yang beragam

tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya

mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan

(penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

inderanya.

6

Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan

bahwa persepsi adalah kemampuan panca indera

dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk

menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat

indera manusia. Persepsi manusia terdapat

perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada

yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau

persepsi yang positif maupun persepsi negatif

yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang

tampak atau nyata.

Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa

persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap stimulus yang

diterima oleh organisme atau individu sehingga

menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan

aktivitas yang integrated dalam diri individu.

Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil

oleh individu dengan berbagai macam bentuk.

Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari

individu tergantung pada perhatian individu yang

7

bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan,

kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang

dimiliki individu tidak sama, maka dalam

mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi

mungkin akan berbeda antar individu satu dengan

individu lain.

Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam

melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-

beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh

banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan,

pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga

bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap

suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-

beda dengan menggunakan alat indera yang

dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya.

Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file

yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran

bawah sadar kita. File itu akan segera muncul

ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian

yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja

8

otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang

terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006: 118).

Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan

persepsi adalah pengamatan tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan:

“persepsi merupakan suatu proses

menginterpretasikan atau menafsir informasi yang

diperoleh melalui sistem alat indera manusia”.

Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang

dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu

pencatatan indera, pengenalan pola, dan

perhatian.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu

kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu

proses yang dimulai dari penglihatan hingga

terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri

individu sehingga individu sadar akan segala

9

sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera

yang dimilikinya.

Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat

adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu

kesatuan dalam tatanan sosialmasyarakat. Lebih

lanjut adalah pendapat yang dikemukakan oleh

Ralph Linton dalam Harsojo (1997: 144) menyatakan

bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia

yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama

sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan

dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai

kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia

yang hidup secara bersama-sama dan saling

berhubungan. Artinya bahwa setiap individu

manusia yang satu sadar akan adanya individu yang

lain dan memperhatikan kehadiran individu

tersebut.

10

Bila dikombinasikan antara persepsi dan

masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa

persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana

sekelompok individu yang hidup dan tinggal

bersama dalam wilayah tertentu, memberikan

tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik

dari lingkungan tempat tinggal mereka.

b. Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat

terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

1) Adanya objek yang dipersepsi

2) Adanya perhatian yang merupakan langkah

pertama sebagai suatu persiapan dalam

mengadakan persepsi.

3) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat

untuk menerima stimulus

4) Saraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian

sebagai alat untuk mengadakan respon.

11

c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Robbins (2001: 89) mengemukakan bahwasanya

ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

yaitu:

1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang

suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang

dilihatnya dan penafsiran itu sangat

dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari

pelaku persepsi individu itu

2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik

dan target yang diamati dapat mempengaruhi apa

yang dipersepsikan. Target tidak dipandang

dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target

dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi

seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan

benda-benda yang berdekatan atau yang mirip

3) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat

konteks objek atau peristiwa sebab unsur-unsur

lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.

12

Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

adalah sebagai berikut :

1) Faktor internal: perasaan, sikap dan

kepribadian individu, prasangka, keinginan atau

harapan, perhatian (fokus), proses belajar,

keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan

kebutuhan juga minat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga,

informasi yang diperoleh, pengetahuan dan

kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,

keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru

dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-

faktor yang berperan dalam persepsi dapat

dikemukakan beberapa faktor, yaitu:

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat

indera atau reseptor. Stimulus dapat datang

dari luar individu yang mempersepsi, tetapi

13

juga dapat datang dari dalam diri individu yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf

penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk

menerima stimulus, di samping itu juga harus

ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskanstimulus yang diterima reseptor ke

pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon

diperlukan motoris yang dapat membentuk

persepsi seseorang.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi

diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan

langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu sekumpulan objek.

14

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi

individu berbeda satu sama lain dan akan

berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu

objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-

benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok

dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau

kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya

perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan

dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau

perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses

terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri

seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh

pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

d. Proses Persepsi

Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses

terbentuknya persepsi didasari pada beberapa

tahapan, yaitu:

1) Stimulus atau Rangsangan

15

Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang

dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang

hadir dari lingkungannya.

2) Registrasi

Dalam proses registrasi, suatu gejala yang

nampak adalah mekanisme fisik yang berupa

penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh

melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang

dapat mendengarkan atau melihat informasi yang

terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua

informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

3) Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif

dari persepsi yang sangat penting yaitu proses

memberikan arti kepada stimulus yang

diterimanya. Proses interpretasi tersebut

bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan

kepribadian seseorang.

2. Pengertian Mahasiswa

16

Mahasiswa adalah sebagai pelaku utama dan agent

of change dalam gerakan gerakanpembaharuan memiliki

makna yaitu sekumpulan manusia Intelektual,memandang

segalasesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis

yang bertanggung jawab serta dewasa

secaramoril,karena mahasiswa akan dituntut tanggung

jawab akademisnya,dalam menghasilkanbuah karya yang

berguna bagi kehidupan lingkungan.Mahasiswa dalam

peraturanpemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah

peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan

tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978)

mahasiswa adalah setiaporang yang secara resmi

terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan

tinggi denganbatas usia sekitar 18-30

tahun.Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam

masyarakat yang memperolehstatusnya karena ikatan

dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan

calonintelektual atau cendekiawan muda dalam suatu

lapisan masyarakat yang sering kali syaratdengan

berbagai predikat.

17

Mahasiswa menurut Knop Femacher (Suwono, 1978)

adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang

dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang

makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di

harapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa

menurut A.Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy (2009)

dalam Djahjoko (1995) adalah mereka merupakan aset

masa depan bangsa, karena merekalah yang paling

berpeluang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, dimana keduanya menjadi alat penyelesai

utama bagitan tangan kehidupan berbangsa masa kini

dan mendatang, juga mahasiswa sebagai kelompok

strategis yang memiliki peluang untuk mengembangkan

Idealismenya, karena dengan Idealisme yang

berkembanglah jiwa semangat Nasionalismenya itu bisa

tumbuh dengan subur dan menyadarkan upaya membangun

solidaritas bersama memikirkan dan memenuhi

kebutuhan bersama dan rela mengorbankan

kepentingannya sendiri.

3. Komunikasi Politik dan Iklan Politik

18

a. Pengertian Komunikasi Politik

Dalam pemerintahan di suatu negara setiap

orang akan melakukanw komunikasi politik sebagai

alat dalam menyampaikan gagasan, visi maupun

misinya. Beberapa definisi komunikasi politik

telah dicetuskan oleh beberapa ahli. Definisi-

definisi tersebut antara lain:

McQuail dalam Pawito (2009:2) menyatakanbahwa komunikasi politik merupakan semuaproses penyampaian informasi, termasukfakta, pendapat-pendapat, keyakinan danseterusnya, pertukaran dan pencarian tentangitu semua yang dilakuka oleh para partisipandalam konteks kegiatan politik yang lebihbersifat melembaga.

Komunikasi politik juga diartikan sebagai

sebagai segala bentuk pertukaran symbol atau

pesan yang sampai tingkat tertentu dipengaruhi

atau mempengaruhi berfungsinya sistem politik

(Meadow dalam pawito 2009:2).

Menurut Diedong (2013: 10) menyatakan bahwa

komunikasi politik adalah:

Political communication refers only to the activity of certainspecialised institutions that have been set up to disseminate

19

information, ideas, and attitudes about governmentalaffairs (Komunikasi politik hanya mengacu padaaktivitas lembaga khusus tertentu yang telahdibentuk untuk menyebarkan informasi, ide,dan sikap tentang urusan pemerintahan).

Jadi, berdasarkan definisi beberapa ahli

tersebut, definisi komunikasi politik memang

berbeda dengan komunikasi yang dilakukan orang

pada umumnya. Komunikasi politik dilakukan oleh

orang yang secara langsung ataupun tidak langsung

terlibat dalam dunia politik yang bersifat

melembaga. Di Indonesia hal ini bisa berupa

partai-partai yang sedang marak-maraknya

bermunculan. Pesan ataupun informasi yang

disampaikan bersifat persuasive ataun

mempengaruhi orang lain dengan tujuan politik

tertentu.

b. Fungsi Komunikasi Politik

Komunikasi politik merupakan jalan

mengalirnya informasi melalui masyarakat dan

20

melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem

politik (Mas’oed dan Andrew, 1990:130). Fungsi

dari komunikasi politik adalah struktur politik

yang menyerap berbagai aspirasi, pandangan, dan

gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan

menyalurkannya sebagai bahan dalam penentuan

kebijakan. Dengan demikian fungsi membawakan arus

informasi balik dari masyarakat ke pemerintah dan

dari pemerintah ke masyarakat.

Fungsi komunikasi politik itu terutama

dijalankan oleh media massa, baik itu media cetak

maupun media elektronik. Dengan demikian media

massa itu memiliki peranan yang strategis dalam

sistem politik. Berarti frekuensi dan intensitas

yang lebih besar. Di samping perasaan “sadar

informasi” hal itu juga didukung oleh tersedianya

fasilitas yang memadai.

Kelancaran komunikasi politik akan sangat

berpengaruh pada kemantapan kehidupan politik.

Terlambatnya saluran komunikasi politik dapat

21

mengakibatkan munculnya kecurigaan antara satu

kelompok lain, antara satu pihak dengan pihak

lain. Atas dasar itu, keterbukaan politik ada

batasnya, diperlukan dalam pembinaan sistem

politik. Maka dari itulah munsul fungsi

komunikasi bagi komunikasi politik untuk

mempermudah jalannya sistem politik yang ada.

Fungsi yang secara langsung (Mas’oed dan

Andrew,1990:31) yang berkaitan dengan pembuatan

dan pelaksanaan kebijakan adalah :

1) Fungsi Artikulasi Kepentingan

Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang

menampung seluruh kepentingan melalui proses

sintesis aspirasi banyak orang itulah yang

dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan

demikian artikulasi dapat juga dikatakan

sebagai suatu proses yang mengolah aspirasi

masyarakat yang beragam. Yang akan disaring dan

dirumuskan secara teratur yang selanjutnya

dilanjutkan dalam kebijakan.

22

2) Fungsi Agregasi Kepentingan

Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok

orang akan hilang ditelan oleh hiruk pikuk

kehidupan modern apabila tidak dilakukan

penggabungan antara beberapa pendapat dan

aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan

berbagai kepentingan yang hampir sama untuk

disatukan dalam suatu rumusan kebijakan lebih

lanjut inilah yang dinamakan agregasi

kepentingan. Jadi dengan adanya agregasi

kepentingan ini bukan lagi kepentingan

perorangan/individu yang muncul, akan tetapi

kepentingan masyarakat.

3) Fungsi Pembuatan Kebijakan

Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan

oleh legislatif. Untuk menjalankan fungsi itu

legislatif bekerjasama dengan lembaga

eksekutif. Untuk melaksanakan badan perwakilan

rakyat yang memiliki sejumlah hak, seperti hak

prakara (inisiatif), yaitu hak untuk mengajukan

23

rancangan undang-undang; hak amandemen, hak

untuk mengubah rancangan undang-undang; hak

budget, yaitu hak untuk ikut menetapkan

anggaran belanja negara. Di samping itu, badan

perwakilan rakyat memiliki interplasi yaitu hak

untuk meminta keterangan kepada pemerintahan

dan hak angket yaitu hak untuk melakukan

penyelidikan serta hak untuk mengajukan

pertanyaan kepada pemerintahan.

4) Fungsi Penerapan Kebijakan

Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang

dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta

jajaran birokrasinya. Fungsi penerapan tidak

hanya pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan

peraturan. Malahan dalam banyak hal harus

membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut

sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga

negara.

5) Fungsi Penghakiman Kebijakan

24

Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau

persengketaan yang menyangkut persoalan

peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan

fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.

Dengan kata lain fungsi tersebut untuk membuat

keputusan yang mencerminkan rasa keadilan

apabila terjadi penentangan terhadap peraturan

perundangan. Penghakiman peraturan pada

dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum

tercapainya suasana tertib dalam masyarakat.

Dengan demikian fungsi komunikasi politik

secara totalitas, yaitu mewujudkan kondisi negara

yang stabil dengan terhindar dari faktor-faktor

negatif yang mengganggu keutuhan nasional. Fungsi

komunikasi politik dalam hubungn antara suara dan

infrastruktur politik, berfungsi sebagai jembatan

penghubung antara kedua suasana tersebut dalam

totalitas nasional yang bersifat interdepedensi

dalam berlangsungnya suatu sistem pada ruang

lingkup negara.

25

c. Tujuan Komunikasi Politik

Tujuan komunikasi politik sangat terkait

dengan pesan politik yang disampaikan komunikator

politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka

tujuan komunikasi politik itu adakalanya sekedar

penyampaian informasi politik, pembentukan citra

politik, pembentukan publik opinion (pendapat

umum). Selanjutnya komunikasi politik bertujuan

menarik simpatik khalayak dalam rangka

meningkatkan partisipasi politik saat menjelang

pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.

Selama pemilihanumum berlangsung di

Indonesia, banyak muncul konflik yang berkaitan

dengan komunikasi politik. Para kandidat calon

anggota dewan perwakilan rakyat saling

melemparkan issue politik dan membeberkan

berbagai kelemahan saingan kandidat. Sekaitan

dengan penjelasan tersebut, seperti diungkapakan

Arifin (2002:05) salah satu tujuan dari

26

komunikasi politik adalah membentuk citra politik

yang baik bagi khalayak.

1) Pembentukan Citra Politik

Citra politik dapat dipahami sebagai gambaran

seseorang yang terkait dengan politik

(kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik, dan

konsesus). Citra politik berkaitan dengan

pembentukan pendapat umum karena pada dasarnya

pendapat umum politik terwujud sebagai

konsekuensi dari kognisi komunikasi politik.

Roberts dalam (Ardial, 2005: 45) menyatakan

bahwa komunikasi tidak secara langsung

menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu,

tetapi cenderung mempengaruhi cara khalayak

mengorganisasikan citranya tentang lingkungan

dan citra itulah yang mempengaruhi pendapat

atau perilaku khalayak.

Berdasarkan penjelasan di atas, citra politik

dapat dirumuskan sebagai gambaran tentang

27

politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas,

konflik, dan konsesus) yang memiliki makna

kendatipun tidak selamanya sesuai dengan

realitas politik yang sebenarnya. Citra politik

tersusun melalui kepercayaan, nilai, dan

pengharapan dalam bentuk pendapat pribadi yang

selanjutnya dapat berkembang menjadi pendapat

umum. Citra politik itu terbentuk berdasarkan

informasi yang kita terima, baik langsung

maupun melalui media politik, termasuk media

massayang bekerja untuk menyampaikan pesan

politik yang umum dan aktual.

Pembentukan citra politik sangat terkait dengan

sosialisasi politik. Hal ini disebabkan karena

citra politik terbentuk melalui proses

pembelajaran politik baik secra langsung maupun

melalui pengalaman empirik. Sekaitan ini Arifin

(2003:107) menegaskan, citra politik mencakup

tiga hal, yaitu :

28

a) Seluruh pengetahuan politik seseorang

(kognisi), baik benar maupun keliru.

b) Semua referensi (afeksi) yang melekat pada

tahap tertentu dari peristiwa politik yang

menarik.

c) Semua pengharapan (konasi) yang dimiliki

orang tentang apa yang mungkin terjadi jika

ia berperilaku dengan cara berganti-ganti

terhadap objek dalam situasi itu.

Sosialisai politik dapat mendorong

terbentuknya citra politik pada individu.

Selanjutnya citra politik mendorong seseorang

mengambil peran atau bagian (partai, diskusi,

demonstrasi, kampanye, dan pemilihan umum)

dalam politik. Hal ini disebut dengan nama

partisipasi politik .

2) Pembentukan Opini Publik

Sebagaimana telah disinggung di muka,

selain citra politik komunikasi politik juga

juga bertujuan untuk membentuk dan membina

29

opini publik (pendapat umum) serta mendorong

partisipasi politik. Banyak definisi tentang

publik dan opini ini sebagai pencerminan dari

perbedaan sosial dan ideologi yang beraneka

ragam di dunia. Namun kita dapat melihat titik-

titik persamaan, bahkan pengertian publik tidak

diartikan sebagai jumlah individu-individu yang

berbentuk. Hal ini penting untuk dikemukakan

bahwa publik itu adalah jamak. Demikian halnya

dengan opini publik bahwa opini publik bukan

merupakan kumpulan pendapat individu namun

opini publik adalah proses memperbandingkan dan

mempertentangkan secara berkelanjutan berdasar

pada empirik dan pengetahuan yang luas.

Clyde L.King dalam judul “Public Opinion: a

Manifestation of Social Mind, mengungkapkan opini

publik ini yang dilihat dari proses

terbentuknya publik opini tersebut. Mengenai

sesuatu persoalan (issue) yang dianggap orang

aktual sudah biasa mempercakapkannya tanpa

30

acara, waktu, dan tempat. Percakapan yang

berupa pertukaran pikiran dan kadang-kadang

terlibat dalam perdebatan. Masing-masing pihak

yang bersangkutan mengajukan pendapatnya

berlandaskan fakta, perasaan (sentimen),

prasangka (prejudice), harapan, ketakutan,

kepercayaan pengalaman, prinsip pendirian,

ramalan-ramalan terhadap berbagai macam

kemungkinan, aspirasi, tradisi serta adat

kebiasaan dan keyakinannya. Persoalan yang

dipertentangkan dalam prosesnya semakin lama

semakin jelas, sehingga terwujud bentuk-bentuk

pebdapat tertentu. Individu-individu telah

memilih ‘pihak’ kemudian menggabungkan dengan

pihak yang dianggap sesuai dengan pendapatnya.

Dengan demikian, bentuk penilaian mengenai

sesuatu persoalan aktual yang dipertentangkan

yang didukung oleh sebagian orang-orang telah

tercapai. Inilah ‘social judgment’ (penilaian

31

sosial). Dan penilaian sosial mengenai sesuatu

persoalan adalah ‘opini publik’.

d. Pengertian Iklan

Menurut Morissan (2007: 14), iklan atau

advertising dapat didefinisikan sebagai "any paid form

of non personal communication about an organization, product,

service, or idea by an identified sponsor" (setiap bentuk

komunikasi non personal mengenai suatu

organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar

oleh suatu sponsor yang diketahui).

Menurut Kasali (2007: 9), iklan di

definisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat

suatu media. Sedangkan menurut Suyanto (2004: 3),

dikatakan bahwa iklan adalah penggunaan media

bayaran oleh seorang penjual untuk

mengkomunikasikan informasi persuasif tentang

produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi

yang merupakan alat promosi yang kuat.

32

Pengertian iklan menurut Philip Kotler

(2005: 254) adalah sebagai berikut: “Iklan adalah

semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-

ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh

sponsor yang dibayar”. Menurut Djaslim Saladin

(2007: 129) yang mengartikan iklan sebagai

berikut: “Iklan adalah semua bentuk penyajian

yang sifatnya nonpersonal, dan promosi ide-ide,

promosi barang-barang atau jasa yang dibayar oleh

sponsor”.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang

definisi iklan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi

nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa

maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan

hanya untuk kegiatan tersebut.

e. Pengertian Iklan Politik

Istilah iklan sering dinamai dengan sebutan

yang berbeda-beda. Di Amerika seperti halnya di

Inggris, disebut dengan advertising. Sementara itu di

33

Prancis disebut dengan reclamare yang berarti

meneriakan.sesuatu secara berulang-ulang,

sementara dalam bahasa Arab iklan disebut

I’lan( Widyatama 2007:13)

Iklan politik memiliki peran yang ikut

menentukan dalam proses demokratisasi. Partai

politik mengarahkan kemampuannya untuk merebut

sebanyak mungkin konstituen. Fungsi marketing

politik bukan sekedar untuk mempromosikan tokoh

politik belaka, tetapi berfungsi dalam

pembelajaran politik kalangan bawah (Firmanzah,

2008: 321).

Definisi iklan politik menurut Leo O. N.

Edegoh et.al (2013: 378) adalah:

Political advertising is the use of media by politicalcandidates to increase their exposure to the public. Theextensive use of television and radio has supplanted directappearances on the campaign trail, which was popularlyused by politicians in the past five decades. Spot advertisingis the most commonly used technique and it attempts tocreate a favourable image of the candidate and a negativeimage of the opponent. It links the candidate with desirablegroups in the community and communicate candidate’sstand on selected issues. (Iklan politik adalahpenggunaan media oleh kandidat politik untuk

34

meningkatkan eksposur mereka ke publik.Ekstensif menggunakan televisi dan radiotelah menggantikan penampilan langsung padakampanye, yang populer digunakan oleh parapolitisi dalam lima dekade terakhir. Spotiklan adalah teknik yang paling umumdigunakan dan ia mencoba untuk menciptakancitra yang menguntungkan calon dan citranegatif dari lawan. Ini link kandidat dengankelompok-kelompok yang diinginkan dimasyarakat dan berkomunikasi berdirikandidat pada isu-isu yang dipilih).

Dalam iklan politik, kandidat atau partai

bisa mengontrol isi pesan politik yang akan

disampaikan dalam iklan politik. Dan untuk

menekankan soal kontrol pesan tadi, mereka

memperluas definisi itu dengan menyodorkan

definisi: any programming format under control of the party

or candidate and for which time is given or purchased (semua

format program yang dikendalikan oleh partai atau

kandidat dengan jam tayang yang telah diberikan

atau dibeli) (Danial, 2009: 93).

Berbagai cara dilakukan dan salah satunya

adalah dengan membuat iklan politik di media

massa. Periklanan massa adalah komunikasi dari

35

satu pihak kepada orang banyak. Yang menjadi

sasaran periklanan politik adalah individu

tunggal (dalam arti bukan sebagai anggota

kelompok), dan independen.

Periklanan politik adalah pengiklanan citra

atau image, daya tarik yang diarahkan untuk

membangun reputasi seseorang pejabat publik atau

pencari jabatan, menginformasikan pada khalayak

mengenai kualifiaksi seorang politisi,

pengalamannya, latar belakang kepribadiannya,

sehingga merupakan dorongan bagi prospek

pemilihan calon atau kandidat yang bersangkutan

dalam proses politik (Riswandi, 2006: 39).

Iklan politik seringkali kita temui pada

saat-saat menjelang pemilihan umum Presiden/

wakil Presiden, Gubernur/wakil Gubernur,

Walikota/wakil Walikota, Bupati/wakil Bupati dan

kegiatan- kegiatan politik lainnya. Iklan politik

bisa kita lihat di media Televisi berupa iklan

singkat, maupun ulasan berita mengenai kegiatan-

36

kegiatan politik yang dilakukan oleh para

kandidat calon kepala daerah. Di media Radio bisa

kita dengarkan lewat iklan adlibs. Di media Cetak

bisa kita lihat di iklan kolom dan iklan

advetorial yang memuat visi-misi dari para

kandidat, bahkan iklan cetak lainnya yang

menghiasi setiap sudut kota seperti Baliho,

Banner, Billboard, selebaran, stiker-stiker dan

lainnya

Menurut Eep Syaifullah dalam acara Today’s

Dialogue di Metro TV Selasa 27 Januari 2009

mengatakan bahwa iklan politik yang ditampilkan

di media televisi di Indonesia ada tiga jenis

yaitu:

1) Iklan yang memperkenalkan diri seperti

yang ditampilkan oleh Partai Gerindra dengan

memanfaatkan moment-moment hari besar dalam

memperkenalkan Gerindra sebagai partai baru dan

juga memperkenalkan Prabowo Subianto sebagai

pemimpin dari partai tersebut.

37

2) Iklan partai politik yang mengungkapkan

keberhasilan yang telah dilakukan sebelumnya.

Hal ini dilakukan oleh Partai Demokrat dan

Partai Golkar. Iklan Partai Demokrat yang

berkaitan dengan pencapaian pemerintahan.

Sedangkan Partai Golkar mengungkapkan

keberhasilannya dalam DPR dan pemerintahan

mewujudkan Swasembada beras dan akan mengekspor

beras pada tahun 2009.

3) Iklan partai politik yang mengkritisi

kebijakan pemerintah dan mengusulkan program-

program baru seperti yang dilakukan oleh Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Dengan banyaknya beredar iklan politik yang

seperti itu dapat mempengaruhi pilihan masyarakat

dalam pemilu. Dari sudut politikus, iklan politik

penting untuk memperkenalkan diri kepada

masyarakat lengkap dengan citra yang dibentuknya.

Iklan partai politik terbukti mempengaruhi

perilaku pemilih dalam menentukan dukungan kepada

38

tokoh maupun partai. Temuan Lembaga Survei

Indonesia (LSI) yang dipublikasikan di Jakarta,

Minggu (4/1/2009), menunjukkan, perilaku rasional

pemilih sangat terkait dengan informasi yang

diperoleh pemilih. Oleh karena itu sebuah partai

politik harus bisa memberikan informasi yang

diinginkan para pemilih dengan menampilkan suatu

iklan yang menarik sehingga para pemilih merasa

tertarik dan kemudian memilih dan mendukung

partai tersebut.

Tujuan periklanan politik adalah bukan untuk

mengidentifikasikan seseorang dengan kelompok,

melainkan untuk menarik perhatian seseorang

menjauh dari kelompok, dan menjadikan orang

bertindak dan memilih sendiri berbeda dari yang

lain (Riswandi, 2006: 39).

Iklan politik (political advertising) adalah

kegiatan periklanan yang dilakukan oleh partai-

partai politik dalam rangka kegiatan pemilu.

Iklan politik itu bertujuan untuk mempengaruhi

39

masyarakat agar memilih partai yang beriklan

tersebut (Syafrin, 2004: 40). Sehingga masyarakat

dapat memberikan penilaian terhadap pesan yang

disampaikan oleh iklan politik di media khususnya

televisi. Hal ini sesuai dengan teori Cutlip dan

Center yang dikenal dengan The 7 C’s of communication

yaitu:

1) Credibility, memulai komunikasi dengan

membangunkan kepercayaan. Oleh karena itu,

untuk membangun iklan kepercayaan itu berawal

dari kinerja, baik pihak komunikator maupun

pihak komunikan akan menerima pesan tersebut

berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya

begitu juga tujuannya. Dalam penelitian ini

adalah bagaimana membangun kepercayaan

masyarakat terhadap pesan yang disampaikan

dalam iklan politik.

2) Context, suatu program komunikasi mestinya

berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan

sosial yang bertentangan dan seiring dengan

40

keadaan tertentu dan memperhatikan sikap

partisipatif. Artinya iklan politik harus

disajikan sesuai dengan keadaan sosial yang

dengan keadaan sebenarnya (faktual/nyata),

bukan merupakan sesuatu yang direkayasa.

3) Content, pesan itu mempunyai arti bagi

audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem

nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan

bermanfaat. Dalam hal ini, pesan dalam iklan

politik harus dibuat sekomunikatif mungkin

sehingga isi pesannya dapat mudah dipahami

masyarakat dan bermanfaat bagi kehidupannya.

4) Clarity, menyusun pesan dengan bahasa

sehingga khalayak mudah mengerti atau mempunyai

persamaan arti antara komunikator dan

komunikan. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan

dalam iklan politik haruslah sederhana dan

mudah dipahami. Terlebih lagi bagi para

masyarakat tani sehingga mereka mudah mengerti

akan isi pesan iklan tersebut.

41

5) Continuity, komunikasi tersebut merupakan

suatu proses yang tidak ada akhirnya yang

memerlukan pengulangan-pengulangan untuk

mencapai tujuan. Dalam hal ini iklan politik

harus berkeseinambungan dalam menyampaikan

pesan politik karena tayangan dilakukan secara

berulang-ulang.

6) Consistency, ketetapan terhadap makna pesan

dimana isi atau materi pesan harus konsisten

dan tidak membingungkan audiensnya. Isi pesan

dari iklan politik haruslah konsisten (tetap)

dan tidak membingungkan masyarakat. Terlebih

lagi masyarakat menginginkan tidak hanya

berjanji namun harus direalisasikan di

kehidupan nyata.

7) Capability, kemampuan khalayak terhadap

pesan yaitu melibatkan berbagai faktor adanya

sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau

menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dalam

hal ini ketika membuat iklan haruslah

42

diperhitungkan apakah nantinya masyarakat mudah

dalam memahami isi iklan (Ruslan, 1997: 72-74).

f. Proses Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum

Komunikasi politik yang dilakukan dalam

pemilu merupakan suatu proses yang akan

berlangsung secara berkelanjutan. Komunikasi

politik pada pemilu tersebut hanya merupakan

komunikasi awal yang akan dilanjutkan setelah

pemilu selesai. Hal ini merupakan komunikasi

tindak lanjut dari hasil komunikasi awal pada

pemilu tersebut. Proses komunikasi politik

tersebut akan berjalan dengan baik jika

melibatkan kelima unsur proses komunikasi. Kelima

unsur komunikasi politik khususnya pada pemilihan

umum antara lain:

1) Pelibat (aktor atau partisipan)

Unsur pelibat atau aktor dalam komunikasi

politik yaitu calon anggota legislatif, calon

bupati, calon gubernur, calon presiden maupun

juru kampanye dalam partai politik. Pelibat

43

dalam komunikasi politik ada dua yaitu pelibat

individu danpelibat kelompok. Pelibat individu

tersebut berupa para calon presiden dan wakil

presiden, sedangkan pelibat berupa kelompok

adalah tim sukses dari berbagai partai. Para

aktor itu menggunakan berbagai media komunikasi

dan strategi yang berbeda untuk mencari massa

yang lebih banyak pula. Semakin baik komunikasi

politik yang mereka sampaikan maka semakin

banyak pula massa yang terkumpul, begitu pula

sebaliknya.

2) Pesan

Dalam komunikasi politik pesan yang

disampaikan mengarah pada politik atau

berkaitan dengan politik. Dalam pemilihan umum,

pesan yang disampaikan harus mengandung

kepentingan public atau masyarakat pada

umumnya. Pesan dalam politik terutama pada

pemilihan umum harus mengandung pula keadilan

secara diologis. Ketika masyarakat merasa pesan

44

politik yang disampaikan mengandung keadilan

maka bisa dipastikan konflik yang ada akan

terselaikan. Namun, jika masyarakat merasa

pesan politik yang disampaikan tidak mengandung

keadilan, maka akan timbul banyak konflik.

3) Saluran (channel)

Saluran yang digunakan dalam komunikasi

politik dapat berupa organisasi atau institusi,

sekolah, serta media massa. Sedangkan saluran

berupa tindakan, yaitu pemberian suara dalam

pemilu, aksi mogok buruh atau pekerja yang

menuntut perbaikan upah dan kondisis kerja,

serta aksi-aksi protes dan demokrasi lainnya.

Jika dilihat dari segi komunikasi politik dalam

pemilihan umum, maka saluran yang paling

berpengaruh yaitu berupa media massa dan

organisasi.

Media massa merupakan salah satu media

yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

suatu calon dalam pemilihan umum. Hampir semua

45

komunikasi dari berbagai calon diliput oleh

media massa. Semua calon pun berlomba-lomba

memanfaatkan media massa ini untuk menyampaikan

pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Berita yang disampaikan di media massa bisa

berupa berita baik ataupun berita buruk, hal

ini tergantung dari komunikasi yang disampaikan

oleh para calon sesuai atau tidak.

Selain media massa, saluran yang berupa

tindakan banyak juga dilakukan oleh masyarakat

ketika pemilihan umum. Banyak masyarakat yang

melakukan protes ataupun demonstrasi yang

ditujukan ke calon tertentu ataupun partai

tertentu pula.

d. Konteks

Situasi atau konteks komunikasi adalah

keadaan dan kecenderungan lingkungan yang

melingkupi proses komunikasi politik. Jadi,

semua komunikasi politik terjadi di dalam

pemilihan umum tidak luput dari beberapa aspek

46

yang terkait, yaitu nilai-nilai baik filsafat,

ideology, sejarah ataupun budaya. Semua nilai-

ini akan berbeda di setiap daerahnya sehingga

suatu komunikasi politik harus memikirkan semua

aspek tersebut agar pesan yang akan di

sampaikan bisa diterima dengan baik.

e. Pengaruh (Effect)

Komunikasi politik yang bersifat

persuasif akan memberikan perubahan bagi para

pendengarnya. Komunikasi politik merupakan

proses tarik menarik berbagai kepentingan yang

ada di masyarakat dengan berbagai cara untuk

mencapai tujuan tertentu. Pengaruh dari proses

komunikasi tersebut bisa membawa perubahan baik

yaitu perubahan yang sesuai dengan keinginan

pemrakarsa pesan, bisa juga tidak terjadi

perubahan apa-apa, atau pun mungkin juga dapat

berupa situasi yang lebih buruk. semua itu

tetap tergantung terhadap teknik komunikasi

yang digunakan oleh para komunikan.

47

Oleh karena itu, kelima unsur ini sangat

berkaitan erat akan timbulnya komunikasi

politik dan tidak bisa berdiri sendiri.

Komunikasi akan mebentuk suatu proses yang

didalamnya mengandung kelima unsur tersebut

g. Prinsip dan Fungsi-fungsi Komunikasi Politik

Suatu sistem politik memiliki fungsi antara

lain, yaitu sosialisasi dan recruitment politik,

memperjuangkan kepentingan tertentu, pembuatan

dan penerapan serta penghakiman terhadap

pelaksanaan peraturan. Semua fungsi dari sistem

politik tersebut dapat tercapai dengan adanya

komunikasi politik yang baik pula. Pada

hakikatnya, tujuan para calon pemimpin dan wakil

rakyat di pemilihan umum melakukan komunikasi

politik, yaitu agar fungsi dari sistem politik

tersebut tercapai.

Menurut almond (1960) dalam Anwar Arifin

(2003: 34) gaya komunikasi politik dapat

dibedakan berdasarkan, apakah itu bersifat

48

dinyatakan (manifest) atau laten, spesifik atau

melebar, partikularistik atau generalistik,

afektif netral, atau afektif non-netral. Dalam

pemilihan umum, gaya komunikasi ini sangat

berpengaruh terhadap penyampaian akan suatu

informasi. Informasi yang disampaikan secara

laten akan lebih berkesan daripada informasi yang

disampaikan hanya dengan tulisan. Hal ini

dikarenakan suasana dari komunikasi tersebut akan

terasa lebih hidup, apalagi jika ditambah dengan

penyampaian informasi yang lugas dan berwibawa.

Selain itu, pesan yang disampaikan harus lebih

generalistik dan tidak bersifat partikularistik,

karena akan menimbulkan kesenjangan yang memicu

adanya konflik.

Sedangkan kandungan pesan yang disampaikan

bisa disesuaikan dengan tujuan awalnya. Jadi,

pesan yang disampaikan bisa spesifik atau

melebar, ataupun afektif netral, atau afektif

non-netral.Semua calon pemimpin dan wakil rakyat

49

yang mengikuti pemilihan umum melakukan kombinasi

gaya komunikasi agar bisa menarik minat

masyarakat untuk memberikan suaranya dalam

pemilihan umum.

Jadi komunikasi politik dengan berbagai gaya

yang digunakani memiliki berbagai fungsi yang

sama. Menurut Sumarno (1993:28) fungsi komunikasi

politik dapat dibedakan kepada dua bagian.

1) Fungsi komunikasi politik yang berada pada

struktur pemerintah (suprastruktur politik)

atau disebut pula dengan istilah the

governmental political sphere.

2) Fungsi yang berada pada struktur

masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut

pula dengan istilah the socio political sphere.

Fungsi yang pertama berisikan informasi

menyangkut kepada seluruh kebijakan yang

dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi

ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas

dan integritas nasional untuk mencapai tujuan

50

negara yang lebih luas. Sedangkan fungsi yang

kedua yaitu sebagai agregasi kepentingan dan

artikulasi kepentingan, dimana kedua fungsi

tersebut sebagai proses komunikasi yang

berlangsung di antara kelompok asosiasi dan

proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi

terhadap pemerintah dari hasil agregasi dan

artikulasi tersebut.

Berdasarkan kedua fungsi tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi utama dari

system komunikasi politik adalah sebagai

suprastruktur dan infrastruktur dalam ruang

lingkup negara. Komunikasi politik harus pula

memiliki orientasi kepada kepentingan rakyat

h. Komunikator politik dalam pemilihan umum

Komunikator merupakan individu ataupun

kelompok yang melakukan komunikasi. Menurut

Leonard W dob dalam Rachman (2006), komunikator

poilitik dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) Politikus sebagai komunikator politik

51

Politikus adalah orang yang memiliki otoritas

untuk berkomunikasi sebagai wakil dari kelompok

dan pesan yang disampaikan mengandung

kepentingan politik. Jadi komunikator tersebut

dalam aksinya mewakili kepentingan kelompok

tertentu.

2) Komunikator professional dalam politik

Komunikator profesional adalah orang yang

menghubungkan golongan elit dalam suatu

organisasi, institusi ataupun kelompok tertentu

dengan khalayak umum. Jadi, kelompok

professional ini yang menghubungkan secara

langsung dua komunitas dengan tingkat sosial

yang berbeda agar pesan tersebut dapat

tersampaikan denga baik pula.

3) Aktivis atau komunikator paruh waktu

Aktivis merupakan orang yang banyak tahu dan

banyak terlibat tentang kegiatan politik atau

komukisai politik. Namun, para aktivis tersebut

52

tidak menggunakan kegiatan tersebut sebagai

lapangan pekerjaan.

Ketiga jenis komunikator tersebut juga

terdapat saat kegiatan pemilihan umum. Pemilihan

umum yang merupakan ujung tombak dari berjalannya

suatu kegiatan politik selanjutnya akan

memunculkan dan mengerahkan ketiga jenis

komunikator dalam jumlah yang cukup banyak. Jenis

komunikator yang pertama yaitu politikus dalam

pemilihan umum merupakan para kandidat pemimpin

atau wakil rakyat yang mencalonkan diri dalam

pemilihan umum. Para calon tersebut merupakan

wakil dari kelompok tertentu untuk menyuarakan

pesan politknya sehingga bisa menarik massa yang

banyak.

Sedangkan untuk komunikator profesioanal

dalam pemilihan umum yaitu bisa berupa para

jurnalis, dan promoter yang senantiasa selalu

memberitakan segala kegaitan politik yang

dilakukan oleh para politikus kepada masyarakat

53

umum. Para komunikator professional ini cenderung

objektif dalam memberikan suatu informasi kepada

masyarakat sehingga masyarakat akan lebih

mengetahui informasi mengenai para calon. Selain

kedua jenis komunikator tersebut jenis komunikasi

yang ketiga juga tidak kalah pentingnya.

Komunikator ketiga atau aktivis ini yang akan

memberikan pendapat dan opini tentang semua

kegiatan yang dilakukan oleh para calon dalam

pemilihan umum. Aktivis ini bisa memberikan

pengamatannya melalui komunikator yang pertama

dan kedua. Biasanya, aktivis yang selalu

memberikan opininya melalui bidang jurnalistik

merupakan seorang pengamat dan pemuka pendapat,

aktivis ini akan mengamati apa saja yang telah

dilakukan oleh para calon dan memprediksikan hal

yang terjadi didepannya. Opini dari aktivis ini

terkadang bisa bersifat objektif dan bisa juga

menjatuhkan kelompok tertentu. Namun, jika

aktivis ini ikut menyuarakan kepentingan politik

54

di salah satu pihak atau calon tertentu, yaitu

merupakan juru bicara.

i. Media atau Saluran Komunikasi Politik dalam

Pemilihan Umum

Ketika pemilihan umum akan mulai

diselenggarakan, para calon pemimpin dan wakil

rakyat berlomba-lomba melakukan berbagai

komunikasi untuk menarik minat masyarakat luas.

Berbagai strategi dilakukan oleh partai pendukung

tersebut Teknik komunikasi dalam pemilihan umum

bisa dilakukan melalui berbagai cara. Teknik

komunikasi tersebut bisa terlaksana jika terdapat

medianya. Media dalam melakukan komunikasi

politik merupakan suatu tempat untuk menyalurkan

informasi atau tempat untuk melakukan komunikasi.

Saluran tersebut digunakan agar bisa menjangkau

seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari

berbagai daerah dengan kebudayaan yang berbeda

pula. Dalam menyampaikan informasi, para

55

komunikator menggunakan saluran komunikasi

politik dan saluran komunikasi persuasif.

Tipe-tipe saluran komunikasi politik

dibedakan menjadi 3, yaitu

1) Komunikasi Massa

Komunikasi Massa merupakan proses dalam

penyampaian pesan yang dilakukan oleh

komunikator politik kepada komunikan atau

khalayak umum melalui media massa, seperti

media elektronik dan media cetak. Media ini

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

calon dalam pemilihan umum.

2) Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal merupakan proses

penyampaian pesan oleh komunikator politik

kepada komunikan secara langsung atau tatap

muka (face to face). Misalnya saja dialog.

3) Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan proses

penyampaian pesan oleh komunikator politik

56

kepada komunikan atau komunikasi vertical (dari

atas ke bawah) dan horizontal (dari kiri ke

kanan) sejajar. Contoh dalam pemilihan umum

yaitu komunikasi antar pasangan calon dan tim

suksesnya.

Sama halnya dengan tipe saluran komunikasi

politik yang dibedakan menjadi tiga, tipe saluran

komunikasi persuasif pun dibedakan menjadi tiga

pula, antara lain:

1) Kampanye Massa

Kampenye massa merupakan proses penyampaian

pesan persuasive berisi program-program, asas

yang dianut, platform yang dilkaukan oleh

partai politik kepada masyarakat umum sebagai

calon pemilih saat pemilihan umum. Kegiatan ini

bisa dilakukan melalui media massa cetak dan

elektronik agar memilih calon atau wakil rakyat

yang dikampanyekan. Misalnya: “buruh pabrik

akan mendapatakan kehidupan yang sejahtera jika

memilih calon A”

57

2) Kampanye Interpersonal

Kampanye Interpersonal merupakan proses

penyampaian pesan persuasif yang berupa

program-program, asas, platform ditambah

pembagian kekuasaan partai yang dilakukan oleh

komunikator politik kepada tokoh masyarakat

yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat

yang akan menjadi pemilih di pemilu. Kegiatan

ini bertujuan agar masyarakat memilih calon

yang diserukan. Misalnya: Dialog antara calon

presiden dan wakil presiden kepada Ketua NU di

Semarang.

3) Kampanye organisasi

Kampanye organisasi merupakan proses

penyampaian pesan persuasif yang berupa

program-program, asas, platform, pembagian

kekuasaan partai politik yang dilakukan oleh

komunikator terhadap kader, fungsionaris dan

anggota dalam satu organisasi partai politik

dan antar sesama anggota agar memilih calon

58

dalam pemilihan umum. Contoh: Ketua partai A

memberi pesan persuasif agar memilih calon

tertentu di pemilu

Berdasarkan jenis media atau saluran

komunikasi yang telah disampaikan, maka semua

tipe media tersebut bisa digunakan oleh para

kandidat. Namun yang paling banyak digunakan oleh

para kandidat, yaitu tipe saluran komunikasi

persuasif politik yang bersifat mempengaruhi

masyarakat agar memilih kandidat tertentu di

pemilihan umum. Media massa baik media cetak

ataupun elektronik merupakan alat yang digunakan

untuk berkomunikasi kepada masyarakat luas agar

lebih mudah menyampaikan informasi dari

komunikator. Selain itu, pada saat pemilihan umum

banyak para calon dan tim sukses juga melakukan

kampanye baik interpersonal ataupn organisasi.

j. Teknik Komunikasi dalam Pemilihan Umum

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa media

komunikasi yang cocok dalam pemilihan umum adalah

59

tipe saluran persuasif politik yang memiliki

kemampuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.,

Maka, diperlukan pula teknik komunikasi yang

tepat agar media tersebut bisa berjalan dengan

baik. Suatu teknik dan strategi diperlukan agar

komunikasi yang disampaikan bisa menarik

perhatian banyak orang dan membuka kans yang luas

bagi terpilihnya calon tersebut. Dalam pembahasan

ini akan dijelaskan berbagai teknik komunikasi

pada saat kempanye, baik kampanye massa, kampanye

Interpersonal, dan kampanye organisasi.

Teknik komunikasi yang digunakan dalam

pemilihan umum bisa melalui media massa, ataupun

kampanye langsung. Semua proses tersebut tidak

akan berjalan jika komunikator dan pendukungnya

tidak memiliki strategi dan teknik yang tepat

dalam melaksanakannya.

1) Kampanye

Kampanye pemilihan biasanya dilakukan pada

saat waktu kampanye setiap calon di pemilihan

60

di tetapkan. Secara garis besar, kampanye

pemilihan merupakan sistematis untuk

mempengaruhi khalayak terutama calon pemilih.

Hal ini bertujuan agar mereka member dukungan

atau suaranya kepada kandidat yang sedang

berkompetisi pada pemilihan umum.

Dalam berkampanye, manajemen kampanye

merupakan hal penting yang harus diperhatikan

agar kampanye bisa berjalan dengan baik. Untuk

mendapatkan system manajemen kampanye yang

baik, maka harus memperhatikan beberapa teknik

sebagai berikut:

a) Organisasi tim kampanye

Dalam organisasi tim kampanye ini terdapat

tiga unsur pokok yang harus di perhatikan,

yaitu kepemimpinan organisasi dan sumber

daya manusia, anggaran dan jaringan

organisasi.

(1) Kepemimpinan dan sumber daya manusia

merupakan factor utama penentu

61

keberhasilan dari kampanye tersebut. oleh

karena itu dalam kepemimpinan dan sumber

daya ini harus mempertimbangkan kualitas,

komitmen dan dedikasi. Jika SDM dari suatu

kampanye atau tim suksesnya memiliki

kualitas yang baik dan berdedikasi tinggi

maka masyarakat akan tertarik untuk

menyaksikan kampanye yang dilaksanakan.

Pada umumnya, orang yang melakukan

kampanye calon tertentu merupakan orang

yang memiliki hbungan dekat dengan

kandidat ataupun tokoh yang punya pengaruh

besar dan disegani oleh banyak orang

(2) Anggaran dalam kegiatan kampanye akan

berpengaruh besar terhadap berlangsungnya

kegiatan tersebut. dana tersebut digunakan

untuk mengadakan alat-alat, mengadakan

rapat, memasang iklan, mendatangkan artis,

konsumsi dan lain-lain. Jadi, kampanye

pemilihan merupakan suatu kegiatan yang

62

membutuhkan dana cukup banyak, sehingga

jika dana tersebut tidak terpenuhi maka

kampanye tidak akan berjalan dan sudah

tentu calon atau kandidat tersebut sangat

sulit memenangkan pemilihan.

(3) Jaringan organisasi dibutuhkan untuk

membangun organisasi tim kampanye. Semakin

luas jaringan yang dibuat maka semakin

banyak massa pendukung calon tersebut.

Jaringan organisasi dapat dikembangakan

melalui pengembangan jaringan formal dan

informal. Jaringan formal dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu membina jalinan

hubungan keluar untuk membangun koalisi

dan membina jalinan hubungan kedalam untuk

maksud konsolidasi. Sedangkan secara

informal tergantung pada pada pribadi

tokoh yang menjadi tim kampanye, tokoh-

tokoh tersebut bisa menjalin hubungan

63

dengan berbagai kalangan di luar kegiatan

formal.

b) Perencanaan dan strategi kampanye

Perencanaan kampanye merupakan rangkaian

proses yang bersifat terstruktur dari upaya

kampanye atau pemasaran politik. Rangkaian

proses tersebut mencakup beberapa unsur,

antara lain

(1) Penelitian dan analisis situasi

Penelitian dan analisis situasi dilakukan

supaya tim kampanye dapat mengetahui

karakter-karakter ekonomi sosial dan

budaya masyarakat, kecenderungan dan

aspirasi pemilih serta keberadaan saingan.

Semua itu harus dilaksanakan agar tim

kampanye mengetahui terlebih dahulu

karakter dari masyarakat sehingga bisa

lebih mudah menyusun strategi serta pesan

yang akan disampaikan pada saat kampanye.

(2) Analisis SWOT.

64

Analisis ini digunakan untuk mengetahui

kekuatan/kelebihan yang dimiliki partai

atau kandidat dibandingkan dengan yang

lainnya, kelemahan/kekurangan yang

dimiliki partai atau kandidat dibandingkan

dengan yang lainnya, peluang/kesempatan

yang dimiliki partai atau kandidat

dibandingkan dengan yang lainnya, ancaman

atau resiko yang dimiliki partai atau

kandidat dibandingkan dengan yang lainnya.

(3) Tujuan-tujuan dan maksud kampanye

Tujuan-tujuan dan maksud kampanye

disesuaikan dengan kondisi yang ada

dilapangan. Hal ini bisa mempertimbangkan

hasil analisis swot yang telah dilakukan

sehingga tujuan dan maksudnya bisa tepat.

(4) Strategi kampanye

65

Strategi kampanye lebih merupakan prinsip

pemikiran yang dikembangkan untuk mencapai

tujuan kampanye. Strategi yang digunakan

oleh setiap kandidat cenderung berbeda-

beda. Mereka menggunankan strategi

tersebut untuk mencari masa yang lebih

banyak.

c) Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam hal ini dimaksudkan degan

pelaksanaan yang konsisten dalam pelaksanaan

kampanye meskipun tetap mempertimbangkan

perkembangan situasi

d) Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi harus terus

diterapkan secara berkelanjutan. Hal ini

agar para komunikator ataupn tim suksesnya

bisa mengetahui permasalahan yang ada dan

bisa segera memperbaiki permasalahan

tersebut dengan cepat sehingga problem

66

tersebut tidak akan mucul kembali di waktu

yang lain.

F. Definisi Konsep

1. Persepsi

Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

(Jalaludin Rakhmat, 2007: 51) .

2. Mahasiswa

Mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana

yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi

(yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan

di harapkan menjadi calon-clon intelektual.

3. Iklan Politik Aburizal Bakrie

Iklan politik (political advertising) adalah kegiatan

periklanan yang dilakukan oleh partai-partai politik

dalam rangka kegiatan pemilu. Iklan politik itu

bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih

67

partai yang beriklan tersebut (Syafrin, 2004: 40)

Iklan politik Aburizal Bakrie diukur dari :

a. Credibility yaitu nilai kepercayaan responden

terhadap pesan politik Aburizal Bakrie.

b. Context yaitu hubungan antara pesan dan khalayak.

c. Content yaitu makna yang tersirat dalam pesan iklan

politik Aburizal Bakrie.

d. Clarity yaitu faktor kejelasan makna pesan politik

Aburizal Bakrie .

e. Continuity yaitu kesinambungan makna pesan politik

Aburizal Bakrie.

f. Consistency yaitu ketetapan terhadap makna pesan

politik Aburizal Bakrie.

g. Capability yaitu kemampuan khalayak terhadap pesan

politik Aburizal Bakrie.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

68

Dalam penelitian ini digunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. “Penelitian

deskriptif bermaksud membuat pemeriaan

(penyandaraan) secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

tertentu” (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,

2001: 4). Sedangkan menurut Sudarman Danim (2002:

41) “Penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan

suatu situasi atau area populasi tertentu yang

bersifat faktual secara sistematis dan akurat.

Penelitian deskrptif dapat pula diartikan sebagai

penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena

individual, situasi atau kelompok tertentu yang

terjadi secara kekinian”.

Sedangkan metode kualitatif merupakan

“Prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang diamati”

(Moleong, Lexy J. 2002: 78).

2. Sumber Data

69

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh

melalui wawancara, dokumentasi dan observasi dengan

informan atau narasumber. Dalam menentukan informan

atau narasumber peneliti menggunakan teknik purposive

sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan

yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya

secara mendalam. Dengan alasan karena penelitian ini

bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian

dengan menggunakan berbagai pertimbangan berdasarkan

konsep teoritis, keinginan pribadi dan kenyataan

alamiah (Pawito, 2007: 88).

Adapun informan dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011, dengan

teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara

purposive samping, yaitu cara pengumpulan data dipilih

dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono,

2013). Penentuan jumlah informan dihentikan apabila

telah jenuh, tidak memberikan informasi baru /

berarti lagi (redundancy / jenuh).

70

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian

komunikasi kualitatif, teknik pengumpulan data

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Interview

Interview atau wawancara secara mendalam

merupakan salah satu satu teknik pengumpulan data

atau informasi dengan bertanya langsung kepada

informan penelitian. Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu wawancara (intervieweer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Proses

wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan

membuat kerangka garis besar pokok-pokok yang

akan ditanyakan dalam proses wawancara tersebut

(Pawito, 2007: 96).

Interview atau wawancara dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data mengenai persepsi

71

mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie

pada media televisi TV One.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

notulen, agenda dan sebagainya (Suharsimi

Arikunto, 2006: 231).

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

mengenai identitas para resonden yang digunakan

sebagai informan penelitian.

4. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian

bahwa data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan/

fakta. Untuk itu peneliti menggunakan cara trianggulasi

data. Trianggulasi data merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data yang telah

diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengecek (cross

72

check) kebenaran data tersebut dengan cara

membandingkannya dengan data sejenis yang diperoleh

dari sumber yang lain.

Menurut Sutopo (2002: 32) menyatakan ada 4

macam triangulation yaitu :

a. Data TriangulationDimana peneliti mengunakan beberapa sumber datauntuk mengumpulkan data yang sama.

b. Investigator TriangulationMengumpulkan data yang semacam dilakukan olehbeberapa orang peneliti.

c. Methodological triangulationPenelitian yang dilakukan dengan menggunakanmetode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkandata sejenis tetapi dengan menggunakan teknikpengumpulan data yang berbeda.

d. Theoritical TriangulationMelakukan penelitian tentang topik yang sama dandatanya dianalisis dengan menggunakanbeberapa perspektif teoritis yang berbeda.

Untuk menguji kevalidan/keabsahan data yang

terkumpul peneliti menggunakan teknik triangulasi

yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu.

73

Adapun validitas data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi

sumber. Triangulasi sumber yaitu upaya peneliti untuk

mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna

memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang

sama, hal ini berarti peneliti bermaksud menguji

data yang diperoleh dari sumber (untuk dibandingkan)

dengan data dari sumber lain. Sedangkan triangulasi

metode dimana peneliti membandingkan temuan data

yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode

tertentu, (misalnya catatan lapangan yang dibuat

selama melakukan observasi) dengan data yang

diperoleh dengan menggunakan metode lain (misalnya

transkip dari in-depth-interview)( Pawito, 2007: 99).

5. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh di lapangan

selanjutnya akan dianalisa untuk mengetahui langkah-

langkah apa yang akan diambil untuk memecahkan

persoalan yang ada. Teknik analisa data yang

74

digunakan dalam penelitian tersebut adalah model

analisis interaktif (model saling terjalin).

Dalam model analisis interaktif, tiga komponen

yakni reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan

proses pengumpulan data sebagai proses siklus.

Secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut

:

Gambar 1.1

Analisis Data Model Interaktif Dari Miles Dan Huberman(1994: 12)

Keterangan :

1. Pengumpulan data

Pengumpula

Reduksi

Sajian

PenarikanKesimpulan

75

Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

cara melakukan wawancara, observasi dan studi

dokumentasi.

2. Reduksi data

Reduksi data berarti upaya untuk mengelompokkan

dan meringkas data agar dapat mengidentifikasi

data-data yang mungkin kurang relevan untuk

tujuan penelitian sehingga data-data tersebut

tidak termasuk yang akan dianalisis.

3. Sajian data

Penyajian data (data display) melibatkan langkah-

langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin

data yang satu dengan data yang lain sehingga

seluruh data yang dianalisis benar-benar

dilibatkan dalam satu kesatuan. Data yang tersaji

berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan

yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan

kerangka teori yang digunakan.

4. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

76

Pada komponen terakhir yaitu penarikan serta

pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions)

peneliti mengimplementasikan prinsip induktif

dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada.

Peneliti dalam kaitan ini akan mempertajam

kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya sampai

pada kesimpulan akhir berupa proposisi-proposisi

ilmiah mengenai gejala atau realitas yang

diteliti.

Ketiga alur kegiatan yaitu reduksi data, sajian data

dan penarikan kesimpulan aktivitasnya berbentuk

interaksi dengan proses pengumpulan data yang

menggunakan proses siklus. Peneliti bergerak di antara

ketiga komponen tersebut.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum FISIP UNS

1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret (FISIP-UNS) berdiri pada tahun 1976,

bersamaan dengan diresmikannya Universitas Negeri

Surakarta Sebelas Maret yang dikukuhkan dengan

Keputusan Presiden RI Nomor: 10 Tahun 1976. FISIP UNS

merupakan salah satu diantara Sembilan Fakultas di

lingkungan UNS.

Pada saat awal berdiri, nama FISIP UNS adalah

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, yang memiliki dua

jurusan, yaitu jurusan Administrasi Negara dan Jurusan

Publisistik. Menginjak tahun 1982, berdasar SK

Presiden RI Nomor: 55 Tahun 1982 tentang “Susunan

Organisasi Universitas Sebelas Maret”, nama fakultas

dirubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS). Kemudian

77

berdasarkan SK Mendikbud RI Nomor: 017/0/1983,

tertanggal 14 Maret 1983 nama Jurusan juga berubah,

menjadi Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu

Komunikasi.

Dengan keluarnya SK Mendikbud RI Nomor:

055/0/1983 tanggal 8 Desember 1983 tentang “Jenis dan

Jumlah Jurusan pada Fakultas di Lingkungan Universitas

Sebelas Maret”, FISIP UNS menambah satu jurusan baru,

yaitu Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Jurusan

ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar Umum di semua

Program Studi (Prodi) di lingkungan Universitas

Sebelas Maret dan berada di bawah tim MKDU Universitas

Sebelas Maret.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI (SK Dirjen Dikti Depdikbud) Nomor:

27/Dikti/Kep./1986 tanggal 29 Mei 1986, di FISIP UNS

dibentuk program Studi Sosiologi yang mengawali

programnya pada semester Juli-Desember 1986. Terakhir

dengan SK Dirjen Dikti Nomor: 66/Dikti/Kep./ 1998,

tanggal 2 Maret 1998 Program Studi Sosiologi menjadi

Jurusan Sosiologi yang merupakan Program Sarjana (S1)

dan berada dibawah Dekan. Kemudian jenis dan jumlah

Prodi di setiap Jurusan pada Fakultas-Fakultas di

lingkungan UNS juga dibakukan berdasarkan SK Dirjen

Dikti Depdikbud RI Nomor: 222/Dikti/Kep./1996 tentang

“Program Studi pada Program Sarjana di lingkungan

Universitas Sebelas Maret. Prodi untuk Jurusan Ilmu

Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi masing-masing

adalah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.

Pada tahun awal berdirinya, sistem pendidikan di

FISIP UNS adalah sistem kenaikan tingkat (5 Tahun)

yang membagi satu tahun akademik menjadi dua semester

dan di setiap akhir semester kedua (akhir tahun

akadmik), mahasiswa dievaluasi untuk menentukan apakah

mahasiswa berhasil naik ke tingkat berikutnya atau

harus mengulang. Mahasiswa yang dua kali berturut-

turut tidak naik tingkat, dikenai DO (Drop Out).

Pada tahun 1979, untuk pertama kalinya di UNS

mulai diintroduksikan Sistem Kredit Semester. Sistem

ini dituangkan dalam SK Rektor UNS Nomor:

073/PT40/C/79 tertanggal 2 Januari 1979 tentang

“Peraturan Sistem Kredit dan Sistem Kenaikan Tingkat

UNS Sebelas Maret”. Keputusan Rektor tersebut

mengisyaratkan bahwa FISIP UNS perlu melakukan

penyesuaian-penyesuaian dalam sistem pendidikannya.

Persiapan kearah itu dituangkan dalam Buku Pedoman

FISIP UNS tahun 1979.

Kemudian dengan dikeluarkannya SK Mendikbud RI

Nomor: 0124/U/1979 tanggal 8 Juni 1979 yang menyangkut

“Jenjang Program Pendidikan Tinggi di Lingkungan

Dekdikbud” FISIP UNS mengambil langkah-langkah

transisi mulai tahun akademik 1979/1980 sebagai

berikut:

a. Menetapkan program Strata Satu (S1) berdasarkan

SK Mendikbud Nomor: 0124/U/1979 bagi mahasiswa tahun

akademik 1979/1980 yang tidak naik tingkat. Sistem

ini dikenal dengan Sistem Kredit Strata 8 Semester.

b. Menetapkan tetap berlakunya SK Rektor UNS Nomor:

073/PT40/C/79 Sub tentang Sistem Kredit bagi

mahasiswa Tingkat II ke atas. Sistem ini dikenal

dengan Sistem Kredit Non Strata 10 Semester.

Penetapan tersebut disuatu pihak berarti FISIP

UNS telah meninggalkan sistem kenaikan tingkat dan

mulai memasuki masa transisi dualisme dalam penerapan

sistem kredit. Tidak mudah bagi FISIP UNS untuk pindah

dari satu sistem (Sistem Kenaikan Tingkat) ke sistem

lainnya (Sistem Kredit). Kesulitan masih ditambah

dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti

peningkatan daya tampung mahasiswa, peningkatan

produktivitas lulusan, peningkatan kuantitas dan

kualitas tenaga pengajar, penyesuaian kurikulum dan

lain-lain.

Seiring berjalannya waktu, dualisme dalam sistem

penyelenggaraan pendidikan ini dapat diakhiri sambil

senantiasa memantapkan diri dalam pelaksanaan Sistem

Kredit seperti diatur dalam SK Mendikbud Nomor:

0124/U/1979 dan peraturan-peraturan lain dari Dirjen

Dikti sehubungan dengan pelaksanaan SK Mendikbud tadi.

Upaya pemantapan ini tercermin dengan dikeluarkannya

secara berturut-turut:

1. SK Rektor UNS Nomor: 150/PT40/1980 tentang

“Peraturan Sistem Kredit untuk Program Strata Satu

(S1) Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret”.

2. SK Rektor UNS Nomor: 80/PT40/1983 tentang “Peraturan

Sistem Kredit untuk Program Strata Satu (S1)

Universitas Negeri Sebelas Maret”.

3. SK Rektor UNS Nomor: 03/PT40/1987 tentang “Peraturan

Sistem Kredit Semester Universitas Negeri Sebelas

Maret”.

SK terakhir ini yang kemudian diperbaiki dengan

SK Nomor: 71/PT40.H/1990 tanggal 11 April 1990 yang

berlaku surut mulai tanggal 11 November 1989 dan

diperbaiki lagi dengan SK Rektor Nomor:

177/PT40.H/1992. Selanjutnya SK tersebut diperbaharui

dengan dikeluarkannya SK Rektor Nomor: 123/J27/PP/98

tanggal 12 Mei 1998. Dengan ditetapkannya Undang-

Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, maka SK Rektor Nomor:

177/PT40.H/I/1992 tentang Peraturan Sisetem Kredit

Semester Universitas Sebelas Maret diperbarui lagi

dengan SK Rektor Nomor: 475/J27/PP/2005 tanggal 11

Agustus 2005 tentang Peraturan Sistem Kredit Semester

Universitas Sebelas Maret, yang dipakai sebagai

landasan hingga saat ini.

Dekan FISIP UNS dari tahun 1976 sampai dengan

saat ini adalah:

1. Drs. M. Sartono (tahun 1976-1980)

2. Drs. Soeharno (tahun 1981-1986)

3. Drs. Purwoto (tahun 1986-1987)

4. Drs. H. Zainuddin (tahun 1987-1993)

5. Drs. Suparni (tahun 1993-1995)

6. Drs. H. Zainuddin (tahun 1995-1998)

7. Drs. Dwi Tiyanto, SU (tahun 1998-2007)

8. Drs. H. Supriyadi, SN, SU (tahun 2007- 2011)

9. Prof. Drs. Pawito, Ph.D. (Tahun 2011 – sekarang)

Peningkatan daya tampung mahasiswa semakin

diperluas sehingga kini FISIP UNS mempunyai kapasitas

menerima rata-rata 250 mahasiswa baru per tahun.

Kualitas akademik ditingkatkan melalui pendidikan S2

dan S3 bagi tenaga pengajar, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri, serta upaya lain seperti

kursus-kursus, penataran dan lain-lain. Kini hampir

seluruh kapasitas FISIP UNS dikerahkan guna

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS

Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di

FIFIP UNS dilaksanakan dengan mengacu pada visi, misi

dan tujuan FISIP UNS. Berdasarkan visi, misi dan

tujuan yang dirumuskan dengan melibatkan stakeholders,

kemudian disusun rencana strategis untuk jangka waktu

lima tahunan. Mulai tahun 2007 semua program dan

kegiatan dilaksanakan berdasarkan tiga pilar kebijakan

Pendidikan Tinggi meliputi:

a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan.

b. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing

c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan

Pencitraan Publik.

Adapun visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret adalah memberdayakan

Fakultas dan Jurusan dalam rangka menuju otonomi

sehingga mampu meningkatkan peran FISIP sebagai pusat

kegiatan ilmiah bagi masyarakat kampus maupun di luar

kampus.

Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret sebagai wujud

pengejawantahan dari visi yang telah ditetapkan

sebelumnya adalah:

a. Menyelanggarakan pendidikan untuk menghasilkan

lulusan yang kompeten.

b. Menyelanggarakan penelitian untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan, konsep-konsep dan teori-teori

keilmuan sosial dan politik yang sesuai dengan

perubahan masyarakat baik perubahan pada tingkat

global, regional, nasional maupun lokal.

c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat

untuk menerapkan dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan social dan politik.

Tujuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret terdiri atas beberapa

butir, yaitu:

a. Melaksanakan pemberdayaan Fakultas dan Jurusan

dalam rangka menuju otonomi.

b. Menjadikan FISIP sebagai pusat kegiatan ilmiah.

c. Meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa di

bidang riset dan pengabdian

d. Mengembangkan sistem manajemen internal/

pengelolaan lembaga yang mampu mendukung

terselenggaranya pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

e. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan

alumni perguruan tinggi lain.

f. Meningkatkan jumlah penerima beasiswa.

g. Memberikan peluang dan peran bagi mahasiswa dalam

kegiatan akademik.

3. Susunan Organisasi FISIP UNS

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Tinggi, maka organisasi fakultas terdiri dari: (a)

unsur pimpinan: Dekan dan Pembantu Dekan, (b) senat

fakultas, (c) unsur pelaksansa akademik: jurusan,

laboratorium dan kelompok dosen dan (d) unsur

pelaksana administratif: bagian tata usaha.

a. Unsur Pimpinan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang

menjalankan sebagian tugas pokok dan fungsi

universitas (UNS) yang berada di bawah Rektor.

Fakultas bertugas mengkoordinasi dan atau

melaksanakan pendidikan akademik dan atau

profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu

pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu.

Fakultas dipimpin oleh Dekan yang bertanggung

jawab langsung kepada Rektor. Dekan mempunyai tugas

memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga

pendidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan

administrasi fakultas. Dalam melaksanakan tugas

sehari-hari, Dekan dibantu oleh tiga orang Pembantu

Dekan, yang bertanggung jawab langsung kepada Dekan

yang terdiri atas:

1) Pembantu Dekan Bidang Akademik, yang

selanjutnya disebut Pembantu Dekan I (PDiI) yang

bertugas membantu Dekan dalam memimpin

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

2) Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, yang

selanjutnya disebut Pembantu Dekan II (PD II)

mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan

administrasi umum.

3) Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang

selanjutnya disebut pembantu Dekan III (PD III)

mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta

layanan kesejahteraan mahasiswa.

b. Senat Fakultas

Senat fakultas adalah badan normatif dan

perwakilan tertinggi di lingkungan fakultas yang

memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan

peraturan universitas. Senat fakultas terdiri atas

guru besar, pimpinan fakultas, ketua jurusan dan

wakil dosen. Senat fakultas diketuai oleh Dekan

yang dibantu oleh seorang sekretaris senat yang

dipilih diantara anggotanya.

c. Unsur Pelaksana Akademik

1) Jurusan (Program Studi)

Jurusan (Program Studi) adalah unsur pelaksana

fakultas di bidang studi tertentu yang berada di

bawah Dekan. Jurusan (Prodi) dipimpin oleh seorang

Ketua Jurusan (Ketua Prodi) yang dipilih diantara

Dosen menurut peraturan perundangan yang berlaku

dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari dibantu

oleh seorang Sekretaris Jurusan.

Tugas Jurusan (Prodi) adalah melaksanakan

pendidikan dan pengajaran, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat dalam sebagian atau

satu cabang ilmu, teknologi atau kesenian tertentu

sesuai dengan program pendidikan yang ada dan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

FISIP UNS terdiri dari tiga jurusan, yaitu

Jurusan Ilmu Administrasi, Jurusan Ilmu Komunikasi

dan Jurusan Sosiologi. Adapun Prodi yang

dilaksanakan meliputi: Prodi Administrasi Negara

(pada Jurusan ilmu Administrasi), Prodi Ilmu

Komunikasi (pada Jurusan Ilmu Komunikasi) dan

Prodi Sosiologi (pada Jurusan Sosiologi).

2) Laboratorium (Studio)

Laboratorium (Studio) merupakan perangkat

penunjang pelaksanaan pendidikan pada Jurusan

dalam pendidikan akademik dan atau professional

yang dipimpin oleh dosen yang memenuhi syarat

keahlian sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan,

teknologi atau kesenian tertentu dan bertanggung

jawab kepada Ketua Jurusan.

3) Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar di lingkungan

fakultas yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Dekan. Dosen terdiri atas

dosen biasa, dosen luar biasa dan dosen tamu.

Dosen mempunyai tugas utama mengajar, membimbing

dan atau melatih mahasiswa serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

4) Unsur Pelaksana Administratif: Bagian Tata

Usaha

Bagian Tata Usaha adalah pembantu pimpinan

fakultas yang bertugas melaksanakan administrasi

umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian,

kemahasiswaan dan pendidikan di fakultas. Bagian

Tata Usaha mempunyai empat Sub Bagian yang

meliputi: (a) Sub Bagian Umum dan

Perlengkapan,i(b)iSub Bagian Keuangan dan

Kepegawaian, (c) Sub Bagian Pendidikan dan (d) Sub

Bagian Kemahasiswaan.

5) Unsur Lain (Penunjang)

a)Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai tugas memberikan

pelayanan bahan pustaka dan kegiatan-kegiatan

lain untuk keperluan pendidikan dan pengajaran,

penelitian serta pengabdian kepada masyarakat,

mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkungan

FISIP pada khususnya dan UNS pada umumnya.

b)Organisasi Kemahasiswaan

Kebebasan organisasi kemahasiswaan di

perguruan tinggi diatur dengan SK Mendikbud RI

Nomor: 115/U/1998, tentang “Pedoman Umum

Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi”.

Khusus di FISIP badan legislatif bernama Dewan

Perwakilan Mahasiswa (DPM), badan eksekutif

bernama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang

membawahi beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Adapun bagan struktur organisasi FISIP UNS

sebagaimana yang dimaksud di atas:

GAMBAR II.1STRUKTUR ORGANISASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET

B. Gambaran Umum TvOne

1. Sejarah Perkambangan TvOne

tvOne (sebelumnya bernama Lativi) merupakan salah

satu stasiun televise swasta di Indonesia. Stasiun

televisi ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002

oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu, konsep

penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah

yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan

beberapa hiburan ringan lainnya. Namun sejak tahun

2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie

yang juga merupakan pemilik Antv. Tepat hari kamis 14

Februari 2008, pukul 19.00 WIB Malam, Lativi secara

resmi berganti nama menjadi tvOne dan itu merupakan

saat yang bersejarah karena untuk pertama kalinya

tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden

Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne

menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang

mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana

Presiden Republik Indonesia.

Semenjak Lativi secara resmi berganti nama

menjadi tvOne, kini Abdul Latief pun tidak lagi berada

dalam posisi kepemilikan saham tvOne. Kini komposisi

kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media

Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response

Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. Dengan komposisi

acaranya hampir 70 persen berita, dan sisanya

merupakan gabungan program olahraga dan hiburan. tvOne

secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia ke

atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi

diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program

News and Sports yang dimilikinya.

2. Visi dan Misi tvOne

Visi :

“Visi dari tvOne yaitu mencerdaskan semua lapisan

masyarakat yang pada akhirnya memajukan Bangsa”

Misi :

a. Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.

b. Menayangkan program News & Sport yang secara

progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju,

positif dan cerdas.

c. Memilih program News & Sport yang informative dan

inovatif dalam penyajian dan kemasan.

3. Karakteristik Program tvOne

Karakteristik program tvOne lebih menekankan pada

acara berita dan selebihnya adalah acara olahraga dan

hiburan dengan komposisi 70% berita, sisanya gabungan

program olahraga dan hiburan. tvOne memiliki program-

program yang menjadi unggulan yaitu; Kabar Pagi, Apa

Kabar Indonesia Pagi, Apa Kabar Indonesia Malam, Kabar

9, Kabar Siang, Kabar 15, Kabar Petang, Kabar malam,

Kabar Pasar, dan Kabar Terkini. Selain memiliki

program-program unggulan di atas, tvOne juga memiliki

program yang bernuansa religi Islam seperti “Jejak

Islam” dan “Damai Indonesiaku”, juga memiliki Program

yang bernuansa petualangan seperti “Backpacker” dan

“Nuansa 1000 Pulau”. Dan acara-acara lainnya yang

bersifat reality, Info, Talkshow, Entertainment dan

Sport.

BAB III

SAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal

Bakrie pada Media Televisi TV One

Penyampaian pesan dalam iklan politik di TV

dapat menggunakan berbagai macam tehnik. Devlin (Brian

Mcnair, 1999) menyebutkan ada delapan kategori,

meskipun tidak saling meniadakan. Pertama, iklan

primitive, biasanya artificial, kaku, dan tampak dibuat-

buat. Kedua, talking heads, dirancang untuk menyoroti isu

dan menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani

isu tersebut dan melakukan pekerjaannya nanti.

Berikutnya adalah iklan negative, yang menyerang

kebijakan kandidat atau partai lawan. Iklan politik di

tv jenis keempat adalah iklan konsep, yang dirancang

untuk menggambarkan ide-ide dasar dan penting mengenai

kandidat. Kelima adalah cinema-verite, tehnik yang

menggunakan situasi informal dan alami, misalnya

dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara

63

akrab dan spontan dengan rakyat kecil atau satu sisi

kehidupan pribadi atau keluarganya atau dunia

pekerjaannya. Meskipun bertujuan memberikan kesan

spontanitas dan informalitas, iklan semacam itu juga

sering berdasarkan naskah (scenario) dan latihan.

Dua jenis iklan politik lainnya adalah kesaksian

(testimonial), baik dari orang biasa, maupun dari

tokoh terkemuka yang dikagumi, baik dari tokoh

politik, ilmuwan, olahragawan mau pun artis. Terakhir

adalah format reporter netral, rangkaian laporan

mengenai kandidat atau lawannya dan memberikan

kesempatan kepada pemirsa untuk memberikan penilaian.

Tayangan itu tentu saja tidak netral, namun mengandung

kesan demikian karena disampaikan secara naratif

(Mulyana,1997: 97-98). Sedangkan dari sisi sifat

pesan, Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan,

iklan dapat digolongkan menjadi iklan positif dan

iklan negatif. Iklan positif adalah iklan yang memuat

keunggulan dari sebuah kontestan yang dipasarkan. dan

iklan negatif adalah iklan tentang kelemahan pesaing.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis iklan

Politik Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One.

Berikut merupakan iklan yang penulis analisis.

1. Iklan ARB tentang Motivasi untuk Anak Indonesia

Dalam iklan politik Aburizal Bakrie (ARB)

pada Media Televisi TV One yang mengambil tema

tentang motivasi untuk anak Indonesia, ARB tampil

dengan semangat motivator dihadapan siswa-siswi. ARB

mengajak secara langsung kelompok pelajar untuk

meningkatkan kreatifitas dan inovasi demi memajukan

Bangsa Indonesia.  Melalui Iklan, ARB bercerita

bahwa ayahnya yang hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR)

saja bisa menyediakan pekerjaan bagi 10 ribu orang,

apalagi siswa-siswa SMKN kalau ditopang dengan

kekuatan impian, keteguhan cita-cita dan keberanian

mengambil keputusan. Iklan ini sangat asertif dan

berhasil menyentuh kaum pelajar, Di mana mereka

meerupakan pemilih pemula yang berusia 17-21 tahun

dan diperkirakan berjumlah 29,2 juta pada pemilu

2014.  Dalam konteks ini, bagi pemilih pemula, iklan

ARB memperlihatkan sebuah pesan yang tidak lagi

offensif,  tetapi lugas, dan bertanggung jawab.

Pemilih pemula cenderung mencari figur yang

menjanjikan masa depan dan mampu menyediakan

lapangan pekerjaan. Iklan-iklan ARB mampu memberikan

satu spirit dan keyakinan bagi para pemilih pemula

untuk menyadari bahwa masa depan bangsa dan negara

ditentukan oleh anak anak muda. Senyum dan gaya

komunikasi  ARB menjadi pecut motivasi bagi para

pelajar untuk melakukan hal yang serupa bahkan

melakukan lompatan-lompatan melampaui figur yang

dicontohkan oleh ARB itu sendiri.

Berdasarkan tema iklan mengenai ARB yang

memberikan motivasi kepada para pelajar di Indonesia

untuk siap menjadi seorang wirausaha, berdasarkan

persepsi mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011

– 2013, yaitu Dwiko Pandu adalah sebagai berikut:

“Menurut saya iklan ARB yang memberikan motivasi kepadapara pelajar Indonesia cukup baik, sebab dalam iklantersebut ARB, memberikan contoh dan bukti konkrit bahwakalau kita sebagai pelajar harus mampu dan memilikikreativitas agar dapat menjadi orang yang sukses”

Sedangkan menurut Citra menyatakan bahwa:

”Iklan politik ARB tentang motivasi untuk Anak Indonesiamenurut saya cukup bagus, sebab dalam iklan tersebut ARBmemberikan suatu motivasi bahwa anak-anak Indonesiamemiliki potensi yang luar biasa, di mana kita sebagaigenerasi muda harus berani bermimpi, berani bertindak”.

Persepsi yang disampaikan oleh Topan mengenai

iklan politik ARB yang bertema pesan untuk anak

Indonesia menyatakan bahwa:

”Iklan ARB untuk versi ini cukup baik, dalam hal ini ARBmenjadi motivator atau penyemangat bagi para pelajar diIndonesia untuk maju dan berani bermimpi yang tinggi, haltersebut dimaksudkan agar anak-anak Indonesia menjadigenerasi yang kreatif dan tegas dalam bertindak”

Iklan politik di media televisi memiliki

kemampuan menggabungkan pesan verbal dan nonverbal

dalam format audio-visual. Melalui televisi, apa

rangkaian gambar dan audio. Setiap individu yang

melihat iklan akan menginterpretasikan iklan

tersebut sesuai dengan pandangan mereka sehingga

menimbulkan emosi tertentu. Pandangan tersebut

adalah persepsi. Menurut Lazarfeld et al (dalam

Brader, 2006), semua jenis propaganda pada dasarnya

adalah permainan emosi publik. Baden (dalam Brader,

2006) menambahkan bahwa iklan politik pada intinya

lebih ditujukan untuk menggugah aspek emosional

dibanding intelektual. Dan dalam masyarakat Asia,

seperti dikemukakan oleh Kaid (2006: 451), iklan

dengan nuansa emosional yang menggunakan bahasa dan

gambar yang membangkitkan perasaan atau emosi

tertentu, seperti rasa gembira, patriotisme,

kemarahan atau kebanggaan lebih disukai dan efektif.

Persepsi yang diungkapkan oleh Fadil

berkaitan dengan iklan politik ARB tentang pesan

untuk anak Indonesia menyatakan bahwa:

“Iklan ARB tentang motivasi anak sekolah tersebut, menurutsaya biasa saja, sebab dalam iklan tersebut berbeda dengankenyataan yang terjadi saat ini, di mana para pelajar yangsudah lulus sekolah susah untuk mendapatkan pekerjaan.Dalam hal ini pemerintah kurang menyediakan lapanganpekerjaan bagi para generasi muda”.

Hal yang sama diungkapkan oleh Azam yangmenyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, tapi saya tidakyakin bahwa seandainya nanti ARB jadi Presiden mampumenyediakan lapangan pekerjaan bagi para kaum muda,sebab selama ini pemerintahan, siapapun yangmemimpinnya kenyataannya ya begini-begini saja”.

Berdasarkan persepsi para mahasiswa UNS

tersebut dapat dikemukakan bahwa iklan politik ARB

versi pesan untuk anak Indonesia merupakan bagian

dari komunikasi politik. Komunikasi politik menurut

Susanto sebagaimana dikutip dalam Suraya (2014: 35)

dipahami sebagai “komunikasi yang diarahkan kepada

pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga

masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi

ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu

sanksi yang ditentukan bersama”. Komunikasi yang

dilakukan oleh calon presiden merupakan bentuk

komunikasi politik yang dilakukan untuk mencapai

tujuannya. Tujuan spesifik komunikasi politik ini

adalah untuk menciptakan pengetahuan, pengertian dan

pemahaman atas sosok calon presiden sebagai sosok

pemimpin muda yang layak memimpin Indonesia. Sebagai

sosok yang mencalonkan diri dalam Pilpres 2014,

kredibilitas serta citra positif merupakan dua hal

mutlak yang dapat “dijual” kepada publik.

Sedangkan persepsi Akbar mengenai iklan

politik ARB ini menyatakan bahwa:

“Iklan ARB ini sebenarnya cukup bagus, tetapi dalam iklantersebut tidak memberikan gambaran langkah-langkahkonkrit yang harus dilakukan oleh para pelajar dalam meraihmimpi-mimpinya, hal tersebut juga bertentangan dengankondisi Indonesia saat ini, dimana pemerintah kurangmenyediakan lapangan pekerjaan bagi para remaja”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa persepsi yang diberikan oleh

mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011 – 2013

mengenai iklan politik ARB tentang motivasi kepada

anak Indonesia, mahasiswa menilai bagus dan kreatif,

tetapi para responden apatis apakah janji ARB ketika

menjadi Presiden mampu menyediakan lapangan

pekerjaan atau tidak.

Sedangkan menurut persepsi Argo iklan politik

ARB versi pesan untuk anak Indonesia menyatakan

bahwa:

”Dalam iklan tersebut menurut saya, pesan yang ingindisampaikan oleh ARB adalah sosok ARB memiliki kompetensiyang baik, berani mengambil risiko, inovatif dan mampumemberi inspirasi kepada masyarakat secara luas”.

Hal tersebut sesuai dengan persepsi yang

disampaikan oleh Yusuf mengenai iklan ARB versi

pesan untuk anak Indonesia, yang menyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan tersebut cukup kreatif, di mana dalamiklan ARB tersebut mencoba memberikan inspirasi kepadapara kaum muda untuk berpikir dan berani dalammenggapai mimpi-mimpinya. Dalam hal ini pesan yang ingindimunculkan adalah sosok ARB yang merupakan pengusahasukses dan merupakan figur seorang pemimpin yangkompeten dan inovatif”.

Sebagai seorang pemimpin, calon presiden

setidaknya harus memiliki karakter kepemimpinan yang

baik. Seperti yang dikatakan oleh Cavaleri and

Seivert (2005) dalam Suraya (2014: 36) untuk menjadi

pemimpin yang efektif harus dipercaya oleh

pengikutnya dan dilibatkan dalam visinya. Organisasi

memerlukan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter

baik, yang bisa dipercaya dan yang akan memimpin

mereka menuju masa depan.

Karakter pemimpin masa depan yang baik adalah

: (1) Jujur, seorang pemimpin yang baik menunjukan

ketulusan, integritas dan keterbukaan dalam setiap

tindakannya. (2) Kompeten. Tindakan seorang pemimpin

haruslah berdasarkan penalaran dan prinsip moral.

(3) Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Ia

mengetahui apa yang diinginklan dan bagaimana cara

mendapatkannya, karena itu biasanya ia menetapkan

prioritas berdasarkan nilai moral yang dimilikinya.

(4) Memberi inspirasi. Seorang pemimpin harus

menunjukan rasa percaya diri, ketahanan mental,

fisik dan spiritual. (5) Cerdas. Pemimpin memiliki

kemauan terus belajar, membaca dan mengerjakan tugas

yang menantang kemampuannya. (6) Berpikiran adil.

Pemimpin memperlakukan seua orang dengan adil dan

menunjukan empatinya. (7) Berpikiran luas. Pemimpin

mau menerima segala perbedaan. (8) Berani. Seorang

pemimpin berani dalam mengambil keputusan dan

menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan. (9)

Tegas. Mengambil keputusan dengan tegas. (10)

Imajinatif. Pemimpin memiliki kreativitas dan

inovatif dalam kepemimpinannya. (Cavaleri and

Seivert dalam dalam Suraya, 2014: 37).

Pendapat yang disampaikan oleh Bahtiar berkaitan

dengan iklan politik ARB versi pesan untuk anak

Indoensia menyatakan:

“Pada dasarnya semua iklan politik ARB dalam versi pesanuntuk anak Indonesia sebenarnya ingin menonjolkan bahwaARB adalah sosok calon presiden yang memiliki sikap peduli,merakyat dan murah hati serta mampu mengayomi masyarakatnya”.

Aburizal Bakrie yang sudah memplokamirkan

diri untuk maju sebagai calon presiden dengan

dukungan Partai Golkar menggunakan komunikasi

politik “njawani” untuk menaikkan elektabilitas dan

popularitasnya. Tidak tanggung-tanggung, Aburizal

Bakrie yang selama ini dikenal dengan panggilan

akrabnya “Ical” terpaksa harus mengganti nama

panggilannya dengan singkatan ARB. Alasannya

terkesan sepele namun cukup fundamental karena kata

“Ical” bila dalam bahasa Jawa berarti hilang atau

musnah. Karena itu melalu kampanye di berbagai media

massa (cetak,elektronik maupun online) identitas

Aburizal Bakrie disebut dengan ARB yang tidak lain

merupakan akronim dari namanya sendiri. ARB menjadi

identitas baru Aburizal Bakrie untuk memudahkan

diingat serta menghindari pemaknaan yang negatif

terutama dalam budaya Jawa. ARB juga mencitrakan

diri sebagai sosok pemimpin yang “benevolence”, yakni

punya sikap peduli, merakyat dan murah hati serta

mampu mengayomi masyarakatnya.

Aburizal Bakrie pun mulai menggunakan istilah

“blusukan” untuk setiap kunjungannya ke daerah-

daerah dalam meraih simpati masyarakat. Blusukan yan

selama ini sedikit-demi sedikit, melalui kampanye di

berbagai media, mulai ditarik maknanya menjadi milik

siapa saja terutama para pemimpin yang mengunjungi

masyarakat bawah.

2. Iklan Politik ARB Menyapa Petani

Dalam iklan politik yang bertema ARB menyapa

petani tersebut digambarkan bahwa ARB sedang

melakukan dialog dengan para petani di wilayah

Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah dan menanyakan

kepada petani mengenai harga gabah, “Sekarang itu harga

gabah kering giling itu piro?”. ARB juga menjelaskan bahwa

para petani merupakan pahlawan bangsa. Karena kalau

tidak ada petani, kita mau makan nasi dari mana.

Dalam kesempatan itu ARB berjanji kepada para

petani bahwa anak-anak petani ke depannya harus

sekolah paling tidak sampai lulus kelas III SMA, dan

menjanjikan bahwa pendidikan untuk sekolah dasar

sampai sekolah menengah atas gratis.

Adapun persepsi mahasiswa terhadap iklan ARB

yang bertema “ARB menyapa petani” menurut Dwiko

Pandu adalah:

“Oo kalau itu sih tampak jelas ya kalau dilihat dari iklannya ituyang saya lihat yang petani itu dia berusaha agar petani ituhidup lebih sejahtera daripada sekarang ini. Mungkindirasakan bahwa kehidupan petani, buruh, pokoknya wargayang dengan pendapatan yang bisa dikatakan menengahkebawah itu mungkin sekarang itu menderita lah. Ya kalausaya lihat sih disitu nampak bahwa dia itu kelihatan gimanaya.....wibawa trus dia bisa ngayomi masyarakkkat kecil, diaberusaha agar rakyat kecil itu mendapatkan secercah harapangitu mas. Kalau dia itu bisa memimpin mungkin rakyat kecil itulebih diperhatikan daripada sekarang ini”.

Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Citra

menyatakan bahwa:

“Sebenernya cukup jelas mau memajukan kalangan petani itukan karena yang kita tahu indonesia itu juga kan negaraagraris kan sebelumnya.sebenernya jelas cuman kalo orang ygngerti mungkin cukup jelas menangkapnya kalo cumasbenernya target dia ke petani dia iklaninya kayak gitu jugamungkin agak kurang jelas gitu ya buat mereka”

Sedangkan menurut Topan kaitannya dengan iklan

ARB tentang menyapa petani menyatakan bahwa:

“Kalo menurut saya isi iklanya kena juga..soalnya dia ini,,inginmenigkatkan produktifitas pertanian indonesia,,diklanya itukan petani diangkat dalm iklan itucm ya benar jgadia ..,mewakili juga,,soalnya kan diindonesia barang pangan

pokok itu kan,,kadang stabil kadang gak cm kan lebih banyakgak stabilnya gt kan.nah akan lebih baiknya mungkin dia akanberpikir misalnya Indonesi lebih meajukan perekonomian darisegi pertanian,, ya menurut sya kena juga,,gmna ya,,indonesiakan negara agraris jd perlu ditingkatkan jg kyk dulu kan jugapernah menjadi swasembada beras.. sampe2 kita melakukansumbangan keluar..nah mungkin si arb pgn melakukan halyang sama seperti itu”.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Akbar

yang menilai iklan ARB sebagai berikut:

“Cukup, cukup, cukup baik, cukup bagus dia mengangkat eeedia mengangkat profesi mayoritas penduduk indonesiamas,jadi kan negara itu kan negara agraris sama negaramaritim jadi arb ini mengangkat eee para petani kita yangseharusnya itu,ya emang harus untuk diperhatikan mas danpara nelayan yang harus eee diperhatikan jugakesejahteraannya”

Sedangkan menurut Argo menyatakan bahwa:

“Eeee klo menurut saya eee komunikasi yang dilakukan arbcukup lumayan baik dalam artian gini mas dia menunjukkaneeee pola komunikasi dengan sajian audio visual dalam artiangambar2 dia mendukung dan dia memilih eeee objeknya tusebagai petani dia mau kan dari partai golkar ya mas eee diamau merangkul kaum menengah ke bawah dalam arti eeekaum2 yang kanayk petani,kaum2 menengahlah itu dia angkatitu menurut saya juga eee pasti sangat berpengaruh terlebihuntuk ini para petani atau enggak rakyat2 yang masuk dalamobjek2 dalam iklannya dia”.

Sedangkan menurut Bahtiar menyatakan bahwa:

“Kalo menurut pandangan saya, terkait dengan in, kebetulanyang saya angkat yg petani, di iklan itu kan beliau bener-benermerangkul kalangan konomi bawah,, seperti kayak dulu ya pas

jaman pak harto yang focus terhadapan pangan, petani,, jadimengisyaratkan bahwasanya dia itu pengen mengembalikankejayaan para petani,,jadi fokusnya itu lebih rakyat kcil gtlo,,kayak kakeknya,,itu pak harto hee”.

Berdasarkan pendapat para responden terhadap

iklan ARB yang mengusung tema tentang pertanian,

masing-masing responden memberikan pandangan

terhadap persepsi yang baik dengan visi dan misi

dari ARB untuk memajukan dan mengangkat

kesejahteraan kaum petani.

Dari hasil pengamatan, kecenderungan yang

partisipan terutama kalangan mahasiswa masih mencari

informasi yang detail mengenai visi dan misi serta

latar belakang atau figur Capres. Partisipan dari

kalangan mahasiswa memiliki pendapat yang berbeda-

beda mengenai pengaruh iklan politik televisi. Para

mahasiswa menyatakan iklan politik di media televisi

memberikan pengaruh dalam keputusan memilih, namun

bagi mahasiswa pengaruh tersebut tidak sepenuhnya.

Para mahasiswa masih masih mencari informasi lain

dari sumber yang berbeda. Para mahasiswa berpendapat

bahwa pesan dalam iklan itu tidak sepenuhnya dapat

dipercaya.

Dari sisi konten, Setiyono (2008: 51-52)

berpendapat seharusnya iklan politik baik di

televisi maupun media lain lebih berorientasi pada

isu atau program yang dijanjikan para politikus.

Iklan politik juga seharusnya memuat visi dan misi

yang bisa dijadikan dasar pijakan bagi pemilih untuk

menentukan pilihan. Iklan politik ARB versi “ARB

Menyapa Petani” nampaknya memenuhi kriteria yang

diajukan oleh Setiyono. Kemiskinan menjadi isu yang

diangkat oleh ARB dengan memberikan janji akan

memperbaiki perekonomian Indonesia, khususnya para

petani.

Dari kalangan mahasiswa UNS, berpendapat bahwa

iklan ARB menarik dan berbobot karena dari isu

permasalahan dan janji-janji yang disampaikan dalam

iklan, pemilih jadi mengetahui apa yang akan

dilakukan oleh ARB jika terpilih sebagai presiden.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Fadil. Fadil

mengatakan:

“ee.. iklan itu, kalo yang iklan ini menurut saya menarik sih.Kalo untuk ukuran ee,, masyarakat-masyarakat ee.. yangmungkin dalam iklan ini termuat. Maksudnya kalau di situ tadiada petani, ARB memberikan janji bahwa akan mengangkatkehidupan petan, karena petani adalah pahlawan bangsai.Oleh karena itu iklan ini cukup mengena. Dalam iklan tersebutARB memberikan janji untuk sekolah gratis dari SD sampaiSMA.

Sedangkan persepsi Azam berkaitan dengan iklan

politik ARB versi ARB Menyapa Petani menyatakan

bahwa:

“Mungkin dia cuma menawarkan bahwa dia akanmengadakan sekolah gratis dan lain-lain, dan itupun gakcuma dia yang menawarakan semua capres menawarkan,jangankan semua capres, presiden yang dulupun jugamenaawarkan seperti itu, tapi realisasinya kan juga gakpernah ada”

Yusuf dalam mempersepsikan iklan politik ARB

versi ARB Menyapa Petani menyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan tersebut adalah merupakan pencitraanARB sebagai capres, di mana dalam iklan tersebutmenunjukkan kedekatan ARB dengan masyarakat bawah,khususnya para petani, dan berusaha menunjukkan kepadapublic bahwa ARB sangat peduli terhadap nasib para petani”.

Citra merupakan gambaran yang dimiliki

masyarakat tentang seorang kandidat. Setiap kandidat

memiliki citra tersendiri di masyarakat dan

lingkungannya. Citra yang diinginkan merupakan

gambaran yang hendak ditanamkan dalam benak masing-

masing konstituen melalui serangkaian kegiatan

tertentu yang dilakukan di depan umum didasarkan

pada tema-tema tertentu yang berkaitan dengan

kepentingan public. Kegiatan iklan politik yang

dilakukan oleh ARB berupaya mencitrakan diri sebagai

pemimpin yang peduli kepada rakyat kecil, seperti

konsep iklan politik versi “ARB Menyapa Petani” yang

dilakukannya bersama para petani.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nur Kholisoh (2014: 61) menyatakan bahwa hasil

survei yang dilakukan oleh Litbang KOMPAS

menunjukkan bahwa pencitraan yang dilakukan oleh

Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar

selama ini ternyata mampu meningkatkan elektabilitas

Partai Golkar yang dipimpinnya, namun di sisi lain

justru meningkatkan penolakan atau resistensi

masyarakat terhadap pencalonan dirinya sebagai calon

Presiden pada pemilu 2014 nanti. Artinya, apa yang

dikomunikasikan oleh Aburizal Bakrie sebagai Ketua

Umum Partai Golkar melalui program-program partai

yang pro-rakyat mampu menumbuhkan citra positif di

masyarakat terhadap partai politik yang dipimpinnya,

namun tidak demikian halnya dengan pencitraan

terhadap pribadinya sebagai seorang pemimpin.

Menurut hasil penelitian Nur Kholisoh (2014:

61) berbagai kampanye politik yang dilakukan oleh

kandidat calon presiden dalam upaya

mengkomunikasikan program-program yang

dicanangkannya, tidak akan berhasil membentuk citra

positif di benak masyarakat tanpa diimbangi dengan

sikap kepemimpinan yang dibutuhkan dan diharapkan

oleh masyarakat. Saat ini masyarakat Indonesia

membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya pandai

dan memiliki kemampuan manajerial yang baik, tetapi

juga mampu melayani masyarakat dengan hati dan

memiliki integritas yang tinggi sebagai seorang

pemimpin.

Selain itu, rakyat Indonesia juga membutuhkan

seorang pemimpin yang efektif dan responsif. Artinya

dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan,

kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang

dipimpinnya. Untuk itu diperlukan adanya kearifan

lokal yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya

dengan pengetahuan, kecerdikan, kepandaian,

keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan

keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah

yang relatif pelik dan rumit.

3. Iklan ARB Tema Selamat Natal Dan Tahun Baru

Dalam iklan ARB yang mengusung tema Selamat

Natal dan Tahun Baru tersebut ARB menyampaikan pesan

bahwa suatu negarra yang ingin maju dan berkembang

membutuhkan suatu ruang yang damai, ruang yang

kooperatif, kehidupan yang harmonis. Di mana suatu

rencana dan berbagai kegiatan dapat dilakukan tanpa

konflik yang panjang. Ekonomi yang maju dan

berkembang pesat hanya dapat terwujud oleh suatu

negara yang demokratis, yang kuat, berwibawa. Oleh

karena itu persahabatan dan kebersamaan dan kemajuan

bangsa adalah pesan yang perlu direnungkan. Oleh

karena itu ARB dalam pesan politiknya menyatakan

bahwa dalam menyambut tahun baru perlu perubahan

yang baru demi kemajuan bangsa dan negara.

Berdasarkan iklan tersebut ARB memberikan

pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa

untuk menjadi negara yang maju dan berkembang

dibutuhkan kedamaian dan keharmonisan antar umat

beragama, sehingga akan terbentuk suatu negara yang

demokratis, kuat dan berwibawa.

Adapun persepsi mahasiswa terhadap iklan ARB

yang bertema “Selamat Natal dan Tahun Baru” menurut

Dwiko Pandu adalah:

“Dalam iklan tersebut ARB dalam kampanyenya berupayauntuk kemudian merangkul semua umat beragama, terbuktidalam iklan yang pernah di buatnya, disitu seakan-akan ARBmenggunakan pakaian muslim dan berdo’a, ini kemudianingin meujukan bahwa golkar juga islami. Selain itu golkarjuga membuat iklan di televisi berupa ucapan “selamat nataldan tahun baru”. Selain itu dalam iklan yang dibuat banyakkemudian seolah-olah masyarakat mendukung golkardengan masyarakat membawa spanduk golkar dan tulisanbahwa dia mendukung golkar. Selain iklan partainya ARBjuga mengkampanyekan dirinya dengan masih pedulidengan rakyat miskin”

Hal yang sama diungkapkan oleh Topan yang

menyatakan bahwa:

“Iklan ARB tentang ucapan selamat natal dan tahun barutersebut menurut saya merupakan pencitraan saja, dalamiklan tersebut ARB berupaya melakukan propaganda kepadamasyarakat bahwa sosok pemimpin negara yang mampumembangun negara Indonesia yang maju, demokratis danberwibawa adalah ARB”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa iklan ARB tantang ucapan selamat

natal dan tahun baru merupakan pencitraan terhadap

sosok ARB sebagai kandidat Capres 2014. Citra adalah

gambaran manusia mengenai sesuatu, atau jika mengacu

pada Lippman, citra adalah persepsi akan sesuatu

yang ada di benak seseorang dan citra tersebut tidak

selamanya sesuai dengan realitas sesungguhnya.

Menurut Akmad Danial (2009:232), iklan-iklan yang

lebih “menjual” karakteristik personal atau kualitas

yang ada pada kandidat, seperti latar belakang,

pengalaman, langkah atau prestasi yang dicapai

sebelum pencalonan, karakter dan sebagainya

terkadang dibuat secara artificial dan bahkan hanya

menutupi track record kandidat yang sebenarnya. hal ini

dikarenakan realitas yang ditampilkan dalam media

adalah realitas yang sudah diseleksi, realitas

tangan kedua (Rakhmat, 2002: 224). Dalam artian apa

yang ditampilkan dalam media telah melewati tahap

seleksi atau gate keeping. Begitu juga dengan iklan

politik yang disiarkan di media televisi.

Persepsi yang dikemukakan oleh Azam berkaitan

dengan iklan politik ARB versi selamat natal dan

tahun baru yaitu:

“Dalam iklan tersebut ARB berusaha membangun citra positifkepada masyarakat, bahwa ARB mampu membangunkemajuan bangsa, dan peduli terhadap kultur dan budayayang ada di Indonesia, dimana kemajuan pembangunan danekonomi dapat terwujud apabila ada kerukunan umat danbudaya yang ada di Indonesia”.

Sedangkan persepsi Akbar iklan politik ARB

versi selamat natal dan tahun baru yaitu:

“Iklan ARB tersebut menurut saya tertata dengan konsepyang baik, di mana dalam iklan tersebut sebelum masuk ketema iklan, ARB memberikan orasi politik mengenaipentingnya kerukunan dan keharmonisan antar umatberagama, sehingga akan tercapai pembangunan ekonomi”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas

menunjukkan bahwa iklan politik yang dilakukan oleh

ARB dapat membangun citra positif dari figur ARB

sebagai kandidat Capres 2014. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Mas’oed dan Andrew

(1990:130) yang menyatakan bahwa komunikasi politik

merupakan jalan mengalirnya informasi melalui

masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada

dalam sistem politik. Fungsi dari komunikasi politik

adalah struktur politik yang menyerap berbagai

aspirasi, pandangan, dan gagasan yang berkembang

dalam masyarakat dan menyalurkannya sebagai bahan

dalam penentuan kebijakan. Dengan demikian fungsi

membawakan arus informasi balik dari masyarakat ke

pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat.

Fungsi yang secara langsung (Mas’oed dan

Andrew, 1990: 31) yang berkaitan dengan pembuatan

dan pelaksanaan kebijakan adalah :

6) Fungsi Artikulasi Kepentingan

Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang

menampung seluruh kepentingan melalui proses

sintesis aspirasi banyak orang itulah yang

dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan

demikian artikulasi dapat juga dikatakan sebagai

suatu proses yang mengolah aspirasi masyarakat

yang beragam. Yang akan disaring dan dirumuskan

secara teratur yang selanjutnya dilanjutkan dalam

kebijakan.

7) Fungsi Agregasi Kepentingan

Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok

orang akan hilang ditelan oleh hiruk pikuk

kehidupan modern apabila tidak dilakukan

penggabungan antara beberapa pendapat dan

aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan berbagai

kepentingan yang hampir sama untuk disatukan

dalam suatu rumusan kebijakan lebih lanjut inilah

yang dinamakan agregasi kepentingan. Jadi dengan

adanya agregasi kepentingan ini bukan lagi

kepentingan perorangan/individu yang muncul, akan

tetapi kepentingan masyarakat.

8) Fungsi Pembuatan Kebijakan

Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan oleh

legislatif. Untuk menjalankan fungsi itu

legislatif bekerjasama dengan lembaga eksekutif.

Untuk melaksanakan badan perwakilan rakyat yang

memiliki sejumlah hak, seperti hak prakara (inisiatif),

yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-

undang; hak amandemen, hak untuk mengubah

rancangan undang-undang; hak budget, yaitu hak

untuk ikut menetapkan anggaran belanja negara. Di

samping itu, badan perwakilan rakyat memiliki

interplasi yaitu hak untuk meminta keterangan kepada

pemerintahan dan hak angket yaitu hak untuk

melakukan penyelidikan serta hak untuk mengajukan

pertanyaan kepada pemerintahan.

9) Fungsi Penerapan Kebijakan

Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang

dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta jajaran

birokrasinya. Fungsi penerapan tidak hanya

pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan

peraturan. Malahan dalam banyak hal harus

membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut

sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga

negara.

10) Fungsi Penghakiman Kebijakan

Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau

persengketaan yang menyangkut persoalan

peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan

fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.

Dengan kata lain fungsi tersebut untuk membuat

keputusan yang mencerminkan rasa keadilan apabila

terjadi penentangan terhadap peraturan

perundangan. Penghakiman peraturan pada dasarnya

bertujuan menjamin kepastian hukum tercapainya

suasana tertib dalam masyarakat.

Lebih lanjut mengenai persepsi mahasiswa

terhadap iklan ARB yang bertema Selamat Natal Dan

Tahun Baru, Citra menyatakan bahwa:

Menurut saya, iklan politik ARB versi selamat natal dan tahunbaru menurut saya konsepnya sudah tepat, di manamasyarakat Indonesia yang bhineka tinggal ika, makasebagai pemimpin yang bijak harus mampu merangkulsemua golongan, karena dalam proses Indonesiamembangun diperlukan keharmonisan antar umatberagama.

Hal yang sama diungkapkan oleh Bahtiar yang

menyatakan bahwa:

Iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun baru menurutsaya konsepnya sangat baik, di mana dalam iklan tersebut,ARB memberikan orasi politik mengenai keadaan ekonomiIndonesia saat ini dapat berjalan dengan baik apabiladidukung keharmonisan antar umat beragama, maupunsuku bangsa.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas

menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap iklan

politik ARB menilai positif terhadap konsep dan tema

iklan politik ARB. Dengan demikian media massa dan

politik memiliki kaitan yang erat sehingga memiliki

peranan strategis sebagai saluran penunjang

Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Media massa memiliki

peran yang sangat penting dalam kancah politik

sebagai saluran komunikasi yang paling dekat dengan

politik dan sering dijadikan corong pemberitaan.

Netralitas media diperlukan dalam hal ini namun

keberpihakan media massa sulit dihindari, seyogyanya

mediatetap bertanggung jawab sebagai clearing house

terhadap pemberitaan.

Dengan demikian iklan politik ARB tersebut

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kirana

(2001: 21), yang menyatakan bahwa berkampanye itu

berkomunikasi dengan definisi kampanye advokasi

adalah komunikasi antar manusia yang direncanakan

dengan sangat teliti dan strategi untuk menumbuhkan

kesadaran memberi informasi, memberi informasi, dan

mengubah perilaku sasaran supaya mereka mendukung

suatu perubahan kebijakan. Dalam kampanye itulah

pesan komunikasi politik disalurkan melalui media

yang tepat. Dalam hal ini media yang dilihat adalah

televisi. Dalam pandangan Miriam Budiardjo (2008:

405) peranan komunikasi politik dapat menghasilkan

partisipasi politik yaitu kegiatan seseorang atau

kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik. Dipilihnya televisi, karena

apapun yang diberitakan di suratkabar dan radio

ataupun media lain, biasanya disiarkan juga melalui

televisi.

Lebih lanjut persepsi mahasiswa terhadap

iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun baru

menurut Argo yaitu:

Menurut saya dalam iklan politik ARB versi selamat natal dantahun baru, tema yang diangkat sangat baik, terutamamengenai keragaman suku bangsa Indonesia, di manadalam iklan tersebut ARB, memberikan himbauan kepadasegenap masyarakat Indonesia untuk hidup harmonis demitercapainya pembangunan ekonomi.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

peneliti jelaskan bahwa iklan politik ARB yang

dilakukan dengan frekuensi yang tinggi akan mampu

membentuk citra ARB di mata masyarakat. Hal tersebut

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sevly Eka

Putri (2014: 206) yang menyatakan bahwa salah satu

tujuan komunikasi politik adalah membangun citra

politik yang baik bagi khalayak. Citra politik itu

terbangun berdasarkan informasi yang kita terima,

baik langsung maupun melalui media poltik, termasuk

media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan

politik yang umum dan aktual.

Dengan demikian iklan politik ARB yang

dilakukan secara kontinyu di media televisi,

khususnya TVOne akan mampu membentuk citra politik,

dimana komunikasi politik yang dilakukan oleh ARB

secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi opini publik terhadap program dan

kebijakan dari ARB.

Dari pembahasan diatas, disebutkan bahwa

sumber digunakan penyampai berita yang dalam hal ini

adalah kandidat pemilu presiden 2014, untuk

menyampaikan pesan pada khalayak bahwa mereka

mempunyai kepribadian yang menarik karena sebagai

bintang atau pahlawan di masyarakat. Hal tersebut

erat kaitannya dengan pencitraan kandidat tersebut.

Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto dalam

Sevly Eka Putri (2014: 207), terdapat empat komponen

pembentukan citra antara lain :

1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan

unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu

proses pemaknaan dengan kata lain.

2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari

individu terhadap stimulus keyakinan ini akan

timbul apabila individu harus diberikan informasi-

informasi yang cukup dapat mempengaruhi

perkembangan kognisinya.

3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan

respon seperti yang diinginkan oleh pemberi

rangsang.

4. Sikap adalah kecenderungan bertindak,

berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi

obyek, ide, situasi atau nilai.

Beberapa hasil penelitian yang meneliti

mengenai pengaruh kampanye politik terhadap

elektabilitas kandidat menunjukkan bahwa kampanye

pemilu tidak begitu penting terhadap pemberian

suara. Justru yang memiliki pengaruh yang besar

dalam pemberian suara, ikatan afektif atau hubungan

emosional kepada suatu partai tertentu. Namun huga

diungkapkan bahwa ternyata orang yang memberikan

suara dalam pemilu adalah mereka yang diterpa oleh

komunikasi politiki persuasive (Sevly Eka Putri,

2014: 207).

Persepsi khalayak tentang partai dan kandidat

yang akan dipilih menurut Nimmo (2000:184-185)

ditentukan juga oleh citra partai, citra kandidat

dan isu politik dalam kampanye. Citra partai adalah

apa yang dipercaya dan dihrapkan rakyat tentang apa

yang akan dilakukan oleh partai. Jadi dapat saja

seseorang mengindentifikasikan dirinya dengan partai

secara efektif akan memainkan peranan peran penengah

yang menerjemahkan apa yang berlangsung dalam

lingkungan politik ke dalam makna bag pemberi suara

dalam pemilu.

Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan

oleh Fadil yang mengatakan bahwa:

“Menurut saya iklan ARB yang ditayangkan di TVOne semuakonsepnya sudah baik, sebagai contoh iklan politik ARB yangmengusung tema selama natal dan tahun baru, di manadalam iklan tersebut ARB menghimbau kepada semuamasyarakat Indonesia untuk hidup berdampingan danmenjaga keharmonisan sehingga ekonomi pembangunandapat berjalan dengan baik”

Hal yang sama diungkapkan oleh Yusuf yang

menyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan ARB semuanya temanya bagus, terutamamengangkat ekonomi kerakyatan dan berusaha mengentaskankemiskinan, namun demikian hal tersebut tidak dapatberpengaruh langsung terhadap citra ARB, apalagimempengaruhi elektabilitas ARB dalam pemilu 2014”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas

dapat peneliti kemukakan bahwa iklan politik yang

dilakukan oleh para kandidat Capres 2014 tidak serta

merta mempengaruhi elektabilitas dari calon

kandidat, sebab elektabilitas banyak ditentukan oleh

berbagai faktor seperti kredibilitas Capres, figur

kepemimpinan Capres dan masih banyak lagi faktor

yang mempengaruhinya. Namun demikian para responden

memberikan penilaian yang baik terhadap konsep atau

tema iklan politik dari ARB.

4. Iklan Politik ARB Bertama “Jasa Para Presiden”

Berdasarkan iklan ARB yang bertema “Jasa Para

Pemimpin” mengisahkan jejak dan prestasi para

presiden yang ada di Indonesia, mulai dari Presiden

Sukarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie,

Presiden Gusdur, Presiden Megawati dan Presiden SBY.

Dalam iklan politik tersebut ARB yang

berbicara di depan para mahasiswa Universitas

Veteran Sukoharjo menyampaikan orientasinya mengenai

jasa-jasa para presiden terdahulu. Oleh karena itu

diharapkan pemimpin yang terpilih pada Pemilu 2014

mampu mengatasi permasalahan dan persoalan yang

terjadi pada bangsa Indonesia.

Pandangan tersebut adalah persepsi menurut

Lazarfeld et al (dalam Brader, 2006), semua jenis

propaganda pada dasarnya adalah permainan emosi

publik. Baden (dalam Brader, 2006) menambahkan bahwa

iklan politik pada intinya lebih ditujukan untuk

menggugah aspek emosional dibanding intelektual. Dan

dalam masyarakat Asia, seperti dikemukakan oleh Kaid

(2006: 451), iklan dengan nuansa emosional yang

menggunakan bahasa dan gambar yang membangkitkan

perasaan atau emosi tertentu, seperti rasa gembira,

patriotisme, kemarahan atau kebanggaan lebih disukai

dan efektif.

Berdasarkan hasil wawancara, persepsi

mahasiswa tentang iklan ARB, Dwiko Pandu mengatakan:

“Menurut saya sih kalau itu ya kalau dikatakan mampumengangkat elektabilitas sih saya ga tau ya tapi menurutsaya itu ee mungkin orang-orang yang opo citra opo bisadikatakan citra aburizal bakri sendiri jelek ya itu kan bisa nahdia itu berusaha untuk meperbaiki citranya itu dengan caraiklannya itu ya mungkin saja bisa mas kalau mengangkatelektabilitas ya berharap dia mungkin berharap aja citranyaitu bisa diperbaiki kan disitu tampak di iklannya itu dia gamenampilkan eee apa cacatnya kan gampangannya

cacat2nya dia,keburukannya dia dimasa lampau ya manusiakan bisa berubah mas mungkin aja bisa untuk mengangkatelektabilitas aburizal bakri sendiri”

Sedangkan menurut Topan menyatakan bahwa

iklan ARB melalui versi lagu tersebut menyatakan

bahwa:

“Kalo misalnya kejelasan pesan politik,, itu tergantung darimasing2 ini ya orang yang mempersepsi, jadi kalo orangyang misalnya dari kalangan mahasiswa gtu klo saya rasacukup jelas gitu, pesan politik yang dia sampaikan ya diapesan poltiknya itu dari 3 iklan yang pernah saya liat di tv diaitu ya pokoknya dia lebih ini merangkul kalangan bwah gtuntuk memdapatkan suara banyak jdi kekuatan dia itu diabangun dari bawah gtu cuman kan kalo ngliat cm 3 iklan kanmungkin ya masi ya da banyak gtu ya.. tapi yang sayatangkep pesan politiknya seperti itu..dia lebih merangkulkalangan bawah sebagai suara dia di pemilu”

Berdarsarkan hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa ARB memberikan kuliah umum pada

mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta

yaitu Universitas Veteran Sukoharjo dan memberikan

penjelasan mengenai jasa-jasa para presiden

Indonesia terdahulu, di mana masing-masing presiden

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Citra

menyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan ARB tersebut merupakan jenis iklanpropaganda, dimana ARB berusaha membujuk mahasiswasebagai pemilih pemula untuk memilih ARB dalam Pemilu2014, dimana dalam iklan tersebut ARB membanding-bandingkan kepemimpinan presiden terdahulu dengankepemimpinan yang akan dilakukan oleh ARB jika nanti terpilihmenjadi presiden”.

Hal berbeda dingkapkan oleh Akbar yang

memberikan persepsi tentang Iklan Politik ARB

bertama “Jasa Para Presiden” yaitu:

“Dalam iklan tersebut ARB memberikan motivasi kepadagenerasi muda, khususnya para mahasiswa untuk mampumenjadi pemimpin di masa mendatang, dengan berkacakepada kepemimpinan masing-maisng presiden Indonesiapada masa lalu”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas

dapat peneliti kemukakan bahwa persepsi mahasiswa

terhadap iklan politik ARB memberikan penilaian

positif terhadap konsep iklan dan tema yang diangkat

oleh ARB. Namun demikian gencarnya iklan politik

yang dilakukan oleh ARB, secaara tidak langsung akan

berdampak terhadap elektabilitas pemilih dalam

pemilu 2014. Hal tersebut dikarenakan orang

Indonesia yang cerdas dalam memilih Capres relatif

kecil jumlahnya. Sebagian besar orang Indonesia lupa

dengan masa lalu sosok Capres apalagi ARB gencar

dengan promosinya. Iming-imingnya dalam promosi

sesaat bisa melupakan masyarakat, seperti program

untuk mendampingi pelaku UKM yang mau meminjam

kredit usaha ke bank. “Secara moral seharusnya Ical

sendiri tahu diri, dalam skala kecil saja ia tidak

bisa atasi masalah dalam bisnisnya, apalagi dalam

skala luas. Tapi sosok ARB itu cerdas, sehingga jika

ada masalah dalam bisnisnya  alasannya yang

berhutang itu perusahaannya. Meski begitu kembali

lagi kalau personal guarantee (penjamin pribadi)

terlibat seharusnya dia bertanggung jawab.

Hasil wawancara dengan Argo menyatakan bahwa:

”Menurut saya iklan tersebut cukup menarik, dimana dalamiklan tersebut ARB memberikan kuliah umum kepada paramahasiswa mengenai jasa para presiden terdahulu diIndonesia”

Hal yang sama diungkapkan oleh Bahtiar yang

menyatakan bahwa:

“Iklan ARB yang bertema jasa para presiden menurut sayacukup baik, dengan adanya iklan politk ARB tersebut akanmenumbuhkan semangat para generasi muda untuk dapatmenteledani hal-hal yang positif dari para pemimpin bangsa

ini. Dalam iklan ARB tersebut ARB memberikan penjelasanbahwa para generasi muda saat ini adalah calon-calonpemimpin bangsa Indonesia pada tahun mendatang”

Persepsi yang sama dingkapkan oleh Fadil

mengenai iklan politik ARB tentang jasa para

presiden yang menyatakan bahwa:

“Iklan ARB tentang jasa para presiden menurut saya cukupbaik, sebab dengan mengingat jasa para presiden, dapatmenjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk lebih majudan menjadi panutan bagi generasi muda sebagai calon-calonpemimpin bangsa”

Hal yang sama diungkapkan oleh Azam yangmenyatakan bahwa:

“Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, dimana dalamiklan tersebut ARB memberikan gambaran mengenai jasa-jasa para presiden Indonesia sejak jaman presiden Soekarnosampai presiden SBY saat ini”.

Persepsi yang sama dingkapkan oleh Yusuf

mengenai iklan politik ARB tentang jasa para

presiden yang menyatakan bahwa:

“Iklan ARB yang mengusung tema jasa para presiden menurutsaya cukup menarik, dimana dengan kita mengenal jasa para

presiden akan menjadi inspirasi bagi kaum muda yang akanmenjadi calon pemimpin masa depan”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

peneliti jelaskan bahwa persepsi responden terhadap

iklan politik ARB tentang jasa para presiden menilai

positif. Beberapa konsep yang digunakan yang

berkaitan peran televisi dalam komunikasi politik

antara lain adalah teori agenda setting yang

dikemukakan oleh Maxwell E. Combs dan Donald Shaw

pada 1972. Menurut keduanya, seperti dikutip dalam

buku Media Impact yang ditulis Stanley J. Baran dan

Dennis K Davies pada tahun 2010, dinyatakan bahwa

dalam agenda setting akan terlihat bahwa dalam

memilh dan menampilkan berita, editor, staf dan

penyiar memainkan peranan yang penting dalam

membentuk realitas politik. Pembaca sebenarnya tidak

hanya disodorkan tentang sebuah issu tertentu, akan

tetapi, pembaca juga diikat dalam issu-issu tersebut

sesuai dengan yang diinginkan oleh media. Media

massa menentukan issu mana yang penting, mengatur

agenda dan berita yang akan diberikan kepada pembaca

atau penontonnya. Salah satu teori komunikasi massa

yang sudah cukup lama ini seolah dijadikan

pembenaran bahwa media massa, termasuk televisi,

menjadi satu-satunya jalan bagi politisi untuk

meningkatkan popularitasnya.

Teori lainnya yang juga digunakan dalam

penelitian ini, terutama yang menyangkut iklan;

adalah teori analisis frame yang dikemukakan oleh

Erving Goffman pada 1974. Goffman menganggap iklan

sebagai hyperritualized representation dari tindakan sosial.

Menurutnya, hal itu terjadi karena iklan hanya

menampilkan bagian-bagian tertentu yang sudah diedit

atau hanya menampilkan tindakan yang paling bermakna

saja. Teori dari Goffman yang juga dikutip dari buku

yang sama, Media Impact karya Stanley J. Baran dan

Dennis K. Davis yang terbit pada tahun 2010, ini

akan memberikan sebuah cara yang menarik dalam

mengukur bagaimana media massa dengan secara detail

dapat mendorong dan menguatkan budaya publik yang

dominan. Kembali pada teori yang kedua ini, seolah-

olah menjadi pembenaran bahwa bagi politisi yang

mengambil jalan pintas, bahwa kekuatan media,

termasuk televisi (terutama dengan iklan yang dapat

mereka kuasai), adalah jalan utama dan satu-satunya

untuk memperkenalkan diri dan diingat oleh

masyarakat dan konstituennya.

Selanjutnya, penulis juga menggunakan teori

pencitraan politik sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nimmo dalam buku Komunikasi Politik, yang terbit

pada tahun 2006, bahwa pencitraan politik itu

sebenarnya mirip kapstok, atau bukan menyajikan

realitas politik yang sebenarnya. Dengan kata lain,

realitas politik bukanlah sesuatu yang kita alami

sekarang, karena apa yang dialami sekarang sudah

melalui kegiatan simbolik yang disampaikan melalui

kegiatan simbolik, dan jika dikaitkan dengan media

massa, maka, kegiatan simbolik tersebut sebenanya

adalah hanya merupakan aktivitas yang tertangkap dan

diangkat oleh media massa saja. Sebenarnya, dengan

penggunaan teori yang digunakan oleh Dan Nimmo ini,

mulai terlihat jelas, bahwa upaya menaikkan

popularitasnya, jika hanya mengandalkan media massa,

termasuk televisi, adalah upaya membangun sesuatu

tanpa dasar atau fondasi yang kokoh. Artinya, akan

lebih banyak kegagalan yang ditemui untuk menaikkan

tingkat popularitas, jika hanya mengandalkan

televisi semata.

Jadi tegasnya, sebenarnya, peran televisi

seperti juga peran media lainnya, bukanlah faktor

utama dan penentu dalam mengerek popularitas

politisi. Apapun yang dilakukan media, termasuk

televisi, hanyalah menjadi support atau pendukung

dari upaya keseluruhan politisi untuk menaikkan

pamornya. Di luar penggunaan media, tentu saja

televisi didalamnya, para aktifis atau pekerja

politik tersebut harus membangun kerja politik dan

komunikasi politik secara keseluruhan yang baik dan

terencana. Jangan berharap, media ataupun televisi,

bisa menjadi satu-satunya alat untuk menaikkan citra

atau nama politisi dari yang tidak terkenal untuk

menjadi terkenal dan akan dipilih dalam sebuah

kegiatan pemilihan umum. Lebih dari itu, diperlukan

berbagai sinergi, termasuk upaya untuk memanfaatkan

media dan televisi, guna menaikkan popularitas

sehingga menjadi modal besar untuk terpilih dalam

pemilu.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah memberikan persepsi mereka terhadap

iklan politik televisi ARB, setiap partisipan diminta

untuk mengemukakan ada tidaknya pengaruh (effect) iklan

politik. Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan

bahwa ada tiga pengaruh iklan televisi terhadap para

pemilih, yakni pengetahuan pemilih, persepsi terhadap

kontestan, dan preferensi pilihan. Pengaruh pertama

ditunjukkan oleh identifikasi nama kontestan atau

kandidat yang disebut sebagai brand name recognition.

Untuk identifikasi nama, iklan lebih efektif

dibandingkan komunikasi melalui pemberitaan, khususnya

untuk kandidat atau kontestan baru. Para pemilih juga

lebih mudah mengetahui isu-isu spesifik dan posisi

kandidat terhadap isu tertentu melalui iklan

dibandingkan dengan pemberitaan. Pemilih yang tingkat

keterlibatannya sedikit dalam kampanye lebih

terpengaruh oleh iklan politik.

Pengaruh kedua adalah efek pada evaluasi

kandidat atau kontestan. Iklan televisi memberi dampak

signifikan terhadap tingkat kesukaan terhadap

kontestan atau kandidat, khususnya terhadap policy

(kebijakan) serta kualitas kandidat yang meliputi

kualitas instrumental, dimensi simbolis dan feno-tipe

optis (karakter verbal dan nonverbal). Dampak tersebut

bisa negatif dan bisa pula positif. Tingkat pengaruh

tersebut tergantung pada konsep kreatif, eksekusi

produksi, dan penempatan iklan tersebut.

Pengaruh ketiga adalah preferensi pilihan.

Berbagai studi eksperimental menunjukkan, iklan

politik mempunyai pengaruh terhadap preferensi

pilihan, khususnya bagi pemilih yang menetapkan

pilihan pada saat-saat terakhir. Variabel penting yang

mempengaruhi preferensi tersebut adalah formasi citra

dan tingkat awareness para pemilih terhadap kontestan.

Pemilih yang keterlibatannya dalam dunia politik

rendah lebih mudah dipengaruhi oleh iklan politik

dibandingkan pemilih yang keterlibatannya lebih

tinggi.

Berdarsarkan persepsi mahasiswa tentang iklan

politik Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One

sebagian mahasiswa lebih menyukai iklan politik ARB

yang bertema petani. Di mana dari iklan tersebut visi

dan misi ARB cukup jelas diungkapkan dan dipahami oleh

pemirsa. Dalam iklan ARB versi menyapa petani ARB

memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan petani

dan memberikan sekolah gratis sampai tingkat SMA.

Para mahasiswa memberikan persepsi bahwa iklan

politik di televisi kurang dapat mempengaruhi

keputusan pemilih dalam memilih calon presiden.

Menurut mahasiswa iklan politik hanya berupa pelengkap

kampanye, keputusan memilih tidak bisa hanya dilihat

dari iklan politiknya saja tapi juga figur si

kandidat, jadi pengaruh iklan politik prosentasenya

hanya sedikit.

Cara pandang mahasiswa sebagai pemilih dalam

pemilu 2014 terhadap iklan politik cenderung lebih

rasional karena mereka tidak sepenuhnya terpengaruh

terhadap iklan, maahsiswa cenderung telah memiliki

penilaian tersendiri mengenai kandidat sebelum

terpengaruh oleh stimulus iklan. Kecenderungan

persepsi partisipan terhadap capres Pemilu 2014 adalah

bahwa kualitas kandidat bisa dinilai dengan sendirinya

karena mereka sering muncul di televise, sesuai dengan

alasan mengapa iklan politik di televisi kurang

memberikan pengaruh dalam keputusan memilih yang telah

diungkapkan oleh

para responden.

116

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa

persepsi mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal

Bakrie pada media televisi TV One bervariasi. Namun

kecenderungan persepsi mahasiswa terhadap iklan

politik Aburizal Bakrie melihat dari visi misi dan

latar belakang Aburizal Bakrie. Aspek-aspek latar

belakang track record Aburizal Bakrie lebih

dikedepankan dan tidak hanya menerima secara pasif

kelebihan-kelebihan kandidat seperti yang ditayangkan

oleh iklan politik Aburizal Bakrie. Meskipun demikian,

iklan politik Aburizal Bakrie dipandang tetap lebih

bisa diterima oleh Mahasiswa Komunikasi Non Reguler

Tahun 2011.

B. Saran

1. Perkembangan iklan politik di media televisi

116

117

dengan adanya pemilu 2014, semakin menambah menarik

dunia kampanye politik di Indonesia. Oleh karena

itu, pada pemilu yang akan datang dalam membuat

iklan politik di televisi maupun dimana saja, tim

kampanye kandidat diharapkan bisa lebih cerdas

menampilkan iklan dengan data-data yang valid yang

akhirnya akan lebih bisa mendidik pemilih dalam

menentukan pilihannya.

2. Pemilih pemula pada Pemilu 2014 telah mengalami

kecenderungan masa transisi berkembang menjadi

masyarakat modern, dimana kemajuan teknologi banyak

membantu mereka dalam mencari informasi. Mereka

telah lebih cerdas dalam menilai tokoh politik dan

berhati-hati dalam mengambil keputusan memilih.

Hendaknya tim kampanye kandidat mau lebih dalam

menggali atau meneliti masyarakat sehingga tidak

asal dalam mengklaim keberhasilan dan hanya

memberikan realitas semu tanpa bukti. Yang

masyarakat Indonesia butuhkan adalah bukti, bukan

janji-janji semata.

118

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik. Jakarta: BalaiPustaka

Ardial, 2005, Komunikasi Politik. Jakarta : PT. IndeksPermata Puri Media.

Bimo Walgito, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Andi,Yogyakarta.

Firmanzah, 2008, Mengelola Partai Politik, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Harsojo, 1997, Pengantar Antropologi, Bandung : BinaCipta.

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2001, MetodologiPenelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jalaludin Rakhmat, 2007, Psikologi komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Kirana, 2001, Advokasi Itu Komunikasi. Jakarta: BSP-KEMALA.

Moleong, Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.

Mas’oed Mochtar & Colin mac Andrew. 1990. PerbandinganSistem Politik. Yogyakarta: UGM Press.

Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:Gramedia.

Mulyana,1997, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Pawito, 2009, Komunikasi Poltik, Media Massa dan KampanyePemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.

Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta : PT. Lkis.

Rahman, A.H.I, 2006, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu

Riswandi, 2006, Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Robbins, S.P. 2001. Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8).Jakarta: Prenhallindo.

Ruslan, Rosadi. 1997. Kampanye Public Relations. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Setiyono. 2008. Iklan  dan politik: Menjaring Suara dalamPemilihan Umum. Jakarta: AdGoal.

Sumarno, 1993, Dimensi-dimensi Komunikasi Politik.Bandung:Citraaditya Bakti.

Sugihartono, dkk, 2007, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:UNY Press.

Sudarman Danim, 2002, Menjadi Peneliti kualitatif.Bandung : Pustaka Setia.

Suharman, 2005, Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya.

Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.

Sutopo, HB. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif.Surakarta : UNS Press.

Syafrin, 2004, Diktat Komunikasi Pemasaran. Medan: USU.

Waidi, 2006, Model Pembelajaran Terpadu dalam teori danPraktek, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan,Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Jurnal Penelitian

Diedong, 2013, Political Communication and Print MediaCoverage of Political Campaigns in Ghana, YoungResearchers 2013, ISSN 2249-0566, Page 9-16.

Leo O. N. Edegoh, et.al. 2013, Television As A Medium OfPolitical Advertising During Elections In AnambraState, Nigeria, ISSN: 2186-8492, ISSN: 2186-8484Print, Vol. 2 No. 3 August 2013, Page 375-385.

Nur Kholisoh, 2014, Komunikasi, Pencitraan DanKepemimpinan @ 2014, Jurnal Komunikasi@2014,Komunikasi dan Pemilihan Umum 2014 : Persiapan,Pelaksanaan, dan Masa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 57-63.

Suraya, 2014, Komunikasi Politik Pemimpin Masa Depan YangBerkarakter, Jurnal Komunikasi@2014, Komunikasi danPemilihan Umum 2014 : Persiapan, Pelaksanaan, danMasa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 34-40.

Sevly Eka Putri, 2014, Kepemilikan Media Dan PencitraanKandidat Pemilu Presiden 2014, JurnalKomunikasi@2014, Komunikasi dan Pemilihan Umum 2014 :Persiapan, Pelaksanaan, dan Masa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 203-213.

PEDOMAN WAWANCARA

1. Menurut saudara bagaimana tanggapan anda mengenai

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema Motivasi

untuk Anak Indonesia ?

2. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik

Aburizal Bakrie dengan tema ARB Menyapa Petan?

3. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik

Aburizal Bakrie dengan tema Selamat Natal Dan Tahun

Baru?

4. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik

Aburizal Bakrie dengan tema Jasa Para Presiden?

HASIL WAWANCARA DENGAN DWIKO PANDU

Peneliti : Selamat Pagi Mas

Dwiko Pandu: Selamat pagi juga. Ada apa ya mas ?

Peneliti : Ini saya mau melakukan wawancara dengan

mas Pandu mengenai iklan politik ARB.

Dwiko Pandu: Ya, silahkan saja.

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Dwiko Pandu: Menurut saya iklan ARB yang memberikan motivasi

kepada para pelajar Indonesia cukup baik, sebab

dalam iklan tersebut ARB, memberikan contoh dan

bukti konkrit bahwa kalau kita sebagai pelajar harus

mampu dan memiliki kreativitas agar dapat menjadi

orang yang sukses

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Dwiko Pandu: Oo kalau itu sih tampak jelas ya kalau dilihat dari

iklannya itu yang saya lihat yang petani itu dia

berusaha agar petani itu hidup lebih sejahtera

daripada sekarang ini. Mungkin dirasakan bahwa

kehidupan petani, buruh, pokoknya warga yang

dengan pendapatan yang bisa dikatakan menengah

kebawah itu mungkin sekarang itu menderita lah. Ya

kalau saya lihat sih disitu nampak bahwa dia itu

kelihatan gimana ya.....wibawa trus dia bisa ngayomi

masyarakkkat kecil, dia berusaha agar rakyat kecil itu

mendapatkan secercah harapan gitu mas. Kalau dia itu

bisa memimpin mungkin rakyat kecil itu lebih

diperhatikan daripada sekarang ini

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Dwiko Pandu: Dalam iklan tersebut ARB dalam kampanyenya

berupaya untuk kemudian merangkul semua umat

beragama, terbukti dalam iklan yang pernah di

buatnya, disitu seakan-akan ARB menggunakan

pakaian muslim dan berdo’a, ini kemudian ingin

meujukan bahwa golkar juga islami. Selain itu golkar

juga membuat iklan di televisi berupa ucapan “selamat

natal dan tahun baru”. Selain itu dalam iklan yang

dibuat banyak kemudian seolah-olah masyarakat

mendukung golkar dengan masyarakat membawa

spanduk golkar dan tulisan bahwa dia mendukung

golkar. Selain iklan partainya ARB juga

mengkampanyekan dirinya dengan masih peduli

dengan rakyat miskin

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Dwiko Pandu: Menurut saya sih kalau itu ya kalau dikatakan mampu

mengangkat elektabilitas sih saya ga tau ya tapi

menurut saya itu ee mungkin orang-orang yang opo

citra opo bisa dikatakan citra aburizal bakri sendiri

jelek ya itu kan bisa nah dia itu berusaha untuk

meperbaiki citranya itu dengan cara iklannya itu ya

mungkin saja bisa mas kalau mengangkat elektabilitas

ya berharap dia mungkin berharap aja citranya itu

bisa diperbaiki kan disitu tampak di iklannya itu dia ga

menampilkan eee apa cacatnya kan gampangannya

cacat2nya dia,keburukannya dia dimasa lampau ya

manusia kan bisa berubah mas mungkin aja bisa untuk

mengangkat elektabilitas aburizal bakri sendiri.

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Dwiko Pandu: Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN TOPAN

Peneliti : Selamat Pagi Mas

Topan : Selamat pagi juga. Ada apa ya mas ?

Peneliti : Ini saya mau melakukan wawancara dengan

mas Pandu mengenai iklan politik ARB.

Topan : Ya, silahkan saja.

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Topan : Iklan ARB untuk versi ini cukup baik, dalam hal ini ARB

menjadi motivator atau penyemangat bagi para

pelajar di Indonesia untuk maju dan berani bermimpi

yang tinggi, hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak

Indonesia menjadi generasi yang kreatif dan tegas

dalam bertindak

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Topan : Kalo menurut saya isi iklanya kena juga..soalnya dia

ini,,ingin menigkatkan produktifitas pertanian

indonesia,,diklanya itu kan petani diangkat dalm iklan

itucm ya benar jga dia ..,mewakili juga,,soalnya kan

diindonesia barang pangan pokok itu kan,,kadang

stabil kadang gak cm kan lebih banyak gak stabilnya gt

kan.nah akan lebih baiknya mungkin dia akan berpikir

misalnya Indonesi lebih meajukan perekonomian dari

segi pertanian,, ya menurut sya kena juga,,gmna

ya,,indonesia kan negara agraris jd perlu ditingkatkan

jg kyk dulu kan juga pernah menjadi swasembada

beras.. sampe2 kita melakukan sumbangan keluar..nah

mungkin si arb pgn melakukan hal yang sama seperti

itu

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Topan : Iklan ARB tentang ucapan selamat natal dan tahun

baru tersebut menurut saya merupakan pencitraan

saja, dalam iklan tersebut ARB berupaya melakukan

propaganda kepada masyarakat bahwa sosok

pemimpin negara yang mampu membangun negara

Indonesia yang maju, demokratis dan berwibawa

adalah ARB

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Topan : Kalo misalnya kejelasan pesan politik,, itu tergantung

dari masing2 ini ya orang yang mempersepsi, jadi kalo

orang yang misalnya dari kalangan mahasiswa gtu klo

saya rasa cukup jelas gitu, pesan politik yang dia

sampaikan ya dia pesan poltiknya itu dari 3 iklan yang

pernah saya liat di tv dia itu ya pokoknya dia lebih ini

merangkul kalangan bwah gt untuk memdapatkan

suara banyak jdi kekuatan dia itu dia bangun dari

bawah gtu cuman kan kalo ngliat cm 3 iklan kan

mungkin ya masi ya da banyak gtu ya.. tapi yang saya

tangkep pesan politiknya seperti itu..dia lebih

merangkul kalangan bawah sebagai suara dia di

pemilu

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Topan : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN CITRA

Peneliti : Selamat siang mbak,,namanya siapa ?

Citra : Citra

Peneliti : minta waktunya sedikit mbak buat

wawancara tentang iklan,, pernah nontn

iklan ARB mbak ?

Citra : pernah

Peneliti : Tau brp byk versi iklanya

Citra : taunya cuma beberapa saja, khususnya yang

petani itu

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Citra : Iklan politik ARB tentang motivasi untuk Anak

Indonesia menurut saya cukup bagus, sebab dalam

iklan tersebut ARB memberikan suatu motivasi bahwa

anak-anak Indonesia memiliki potensi yang luar biasa,

di mana kita sebagai generasi muda harus berani

bermimpi, berani bertindak

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Citra : Sebenernya cukup jelas mau memajukan kalangan

petani itu kan karena yang kita tahu indonesia itu juga

kan negara agraris kan sebelumnya.sebenernya jelas

cuman kalo orang yg ngerti mungkin cukup jelas

menangkapnya kalo cuma sbenernya target dia ke

petani dia iklaninya kayak gitu juga mungkin agak

kurang jelas gitu ya buat mereka

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Citra : Menurut saya, iklan politik ARB versi selamat natal

dan tahun baru menurut saya konsepnya sudah tepat,

di mana masyarakat Indonesia yang bhineka tinggal

ika, maka sebagai pemimpin yang bijak harus mampu

merangkul semua golongan, karena dalam proses

Indonesia membangun diperlukan keharmonisan antar

umat beragama

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Citra : Menurut saya iklan ARB tersebut merupakan jenis iklan

propaganda, dimana ARB berusaha membujuk

mahasiswa sebagai pemilih pemula untuk memilih ARB

dalam Pemilu 2014, dimana dalam iklan tersebut ARB

membanding-bandingkan kepemimpinan presiden

terdahulu dengan kepemimpinan yang akan dilakukan

oleh ARB jika nanti terpilih menjadi presiden

Peneliti : terima kasih mbak atas kesediaan waktunya

Citra : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN FADIL

Peneliti : selamat sore mas

Fadil : Sore mas

Peneliti : gimana kbrnya sehat?

Fadil : Alhmdulilah sehat

Peneliti : namanya sapa?

Fadil : Nama saya fadil

Peneliti : komunikasi angktn brp.?

Fadil : angktn 2013

Peneliti : Baru aja ya mas?

Fadil : ya, baru thn kmrn mas

Peneliti : ini minta waktunya sbntr, untuk wawancara

tentng iklan mas, iklan Arb

Fadil : ok siap

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Fadil : Iklan ARB tentang motivasi anak sekolah tersebut,

menurut saya biasa saja, sebab dalam iklan tersebut

berbeda dengan kenyataan yang terjadi saat ini, di

mana para pelajar yang sudah lulus sekolah susah

untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam hal ini

pemerintah kurang menyediakan lapangan pekerjaan

bagi para generasi muda

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Fadil : ee.. iklan itu, kalo yang iklan ini menurut saya menarik

sih. Kalo untuk ukuran ee,, masyarakat-masyarakat ee..

yang mungkin dalam iklan ini termuat. Maksudnya

kalau di situ tadi ada petani, ARB memberikan janji

bahwa akan mengangkat kehidupan petan, karena

petani adalah pahlawan bangsai. Oleh karena itu iklan

ini cukup mengena. Dalam iklan tersebut ARB

memberikan janji untuk sekolah gratis dari SD sampai

SMA

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Fadil : Menurut saya iklan ARB yang ditayangkan di TVOne

semua konsepnya sudah baik, sebagai contoh iklan

politik ARB yang mengusung tema selama natal dan

tahun baru, di mana dalam iklan tersebut ARB

menghimbau kepada semua masyarakat Indonesia

untuk hidup berdampingan dan menjaga

keharmonisan sehingga ekonomi pembangunan dapat

berjalan dengan baik

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Fadil : Iklan ARB tentang jasa para presiden menurut saya

cukup baik, sebab dengan mengingat jasa para

presiden, dapat menjadi inspirasi bagi para generasi

muda untuk lebih maju dan menjadi panutan bagi

generasi muda sebagai calon-calon pemimpin bangsa

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Fadil : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN AZAM

Peneliti : selamat sore mas!!

Azam : selamat siang!!

Peneliti : namanya siapa mas?

Azam : azam...

Peneliti : anu angkatan komunikasi nonreg angkatan

brp mas

Azam : 2011

Peneliti : Oya 2011...pernah ini mas nonton iklan

ARB

Azam : peernah

Peneliti : terus brpa banyak mas versi yang anda

tonton

Azam : 3 sampai 4an lah

Peneliti : terus yang paling sering ditonton

Azam : ya gak sering si cma yg ditonton yang

petani2 itu

Peneliti : tpi mas azam memperhatikan ya mas

Azam : sedikit,sedikit aja

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Azam : Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, tapi saya

tidak yakin bahwa seandainya nanti ARB jadi Presiden

mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para

kaum muda, sebab selama ini pemerintahan, siapapun

yang memimpinnya kenyataannya ya begini-begini

saja

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Azam : Mungkin dia cuma menawarkan bahwa dia akan

mengadakan sekolah gratis dan lain-lain, dan itupun

gak cuma dia yang menawarakan semua capres

menawarkan, jangankan semua capres, presiden yang

dulupun juga menaawarkan seperti itu, tapi

realisasinya kan juga gak pernah ada

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Azam : Dalam iklan tersebut ARB berusaha membangun citra

positif kepada masyarakat, bahwa ARB mampu

membangun kemajuan bangsa, dan peduli terhadap

kultur dan budaya yang ada di Indonesia, dimana

kemajuan pembangunan dan ekonomi dapat terwujud

apabila ada kerukunan umat dan budaya yang ada di

Indonesia

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Azam : Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, dimana

dalam iklan tersebut ARB memberikan gambaran

mengenai jasa-jasa para presiden Indonesia sejak

jaman presiden Soekarno sampai presiden SBY saat ini

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Azam : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN AKBAR

Peneliti : selamat siang mas akbar

Akbar : siang mas

Peneliti : minta wakyunya sebentar mau wawancara

tentang iklan,pernah nonton iklannya arb

Akbar : ouw pernah mas

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Akbar : Iklan ARB ini sebenarnya cukup bagus, tetapi dalam

iklan tersebut tidak memberikan gambaran langkah-

langkah konkrit yang harus dilakukan oleh para

pelajar dalam meraih mimpi-mimpinya, hal tersebut

juga bertentangan dengan kondisi Indonesia saat ini,

dimana pemerintah kurang menyediakan lapangan

pekerjaan bagi para remaja

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Akbar : Cukup, cukup, cukup baik, cukup bagus dia

mengangkat eee dia mengangkat profesi mayoritas

penduduk indonesia mas,jadi kan negara itu kan

negara agraris sama negara maritim jadi arb ini

mengangkat eee para petani kita yang seharusnya

itu,ya emang harus untuk diperhatikan mas dan para

nelayan yang harus eee diperhatikan juga

kesejahteraannya

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Akbar : Iklan ARB tersebut menurut saya tertata dengan

konsep yang baik, di mana dalam iklan tersebut

sebelum masuk ke tema iklan, ARB memberikan orasi

politik mengenai pentingnya kerukunan dan

keharmonisan antar umat beragama, sehingga akan

tercapai pembangunan ekonomi

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Akbar : Dalam iklan tersebut ARB memberikan motivasi kepada

generasi muda, khususnya para mahasiswa untuk

mampu menjadi pemimpin di masa mendatang,

dengan berkaca kepada kepemimpinan masing-maisng

presiden Indonesia pada masa lalu

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Akbar : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN ARGO

Peneliti : selamat siang mas argo

Argo : selamat siang mas rintis

Peneliti : bagaimana sehat

Argo : sehat luar biasa

Peneliti : ini mau minta waktunya sedikit wawancara

tentang iklan arb,pernah menonton mas

argo

Argo : ouw ya,untuk iklan ARB saya pernah

melihat sudah pernah

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Argo : Dalam iklan tersebut menurut saya, pesan yang ingin

disampaikan oleh ARB adalah sosok ARB memiliki

kompetensi yang baik, berani mengambil risiko,

inovatif dan mampu memberi inspirasi kepada

masyarakat secara luas

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Argo : Eeee klo menurut saya eee komunikasi yang dilakukan

arb cukup lumayan baik dalam artian gini mas dia

menunjukkan eeee pola komunikasi dengan sajian

audio visual dalam artian gambar2 dia mendukung

dan dia memilih eeee objeknya tu sebagai petani dia

mau kan dari partai golkar ya mas eee dia mau

merangkul kaum menengah ke bawah dalam arti eee

kaum2 yang kanayk petani,kaum2 menengahlah itu

dia angkat itu menurut saya juga eee pasti sangat

berpengaruh terlebih untuk ini para petani atau

enggak rakyat2 yang masuk dalam objek2 dalam

iklannya dia

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Argo : Menurut saya dalam iklan politik ARB versi selamat

natal dan tahun baru, tema yang diangkat sangat baik,

terutama mengenai keragaman suku bangsa

Indonesia, di mana dalam iklan tersebut ARB,

memberikan himbauan kepada segenap masyarakat

Indonesia untuk hidup harmonis demi tercapainya

pembangunan ekonomi

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Argo : Menurut saya iklan tersebut cukup menarik, dimana

dalam iklan tersebut ARB memberikan kuliah umum

kepada para mahasiswa mengenai jasa para presiden

terdahulu di Indonesia

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Argo : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN YUSUF

Peneliti : selamat siang pak yusuf

Yusuf : ya slmt siang mas

Peneliti : gimana mas sehat

Yusuf : Alhamdulilah sehat

Peneliti : nie mohon maaf minta waktunya sebentar

untuk wawancara tentang iklan ARB

Yusuf : Iya

Peneliti : Buat bahan skripsi (ehehmmmmmm), Pernah

ini mas nonton iklan ARB mas

Yusuf : Pernh,yang tayang diiii tv itu .Ya tv one

Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan

anda mengenai iklan politik Aburizal

Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak

Indonesia ?

Yusuf : Menurut saya iklan tersebut cukup kreatif, di mana

dalam iklan ARB tersebut mencoba memberikan

inspirasi kepada para kaum muda untuk berpikir dan

berani dalam menggapai mimpi-mimpinya. Dalam hal

ini pesan yang ingin dimunculkan adalah sosok ARB

yang merupakan pengusaha sukses dan merupakan

figur seorang pemimpin yang kompeten dan inovatif

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB

Menyapa Petan?

Yusuf : Menurut saya iklan tersebut adalah merupakan pencitraan ARB

sebagai capres, di mana dalam iklan tersebut menunjukkan

kedekatan ARB dengan masyarakat bawah, khususnya para

petani, dan berusaha menunjukkan kepada public bahwa ARB

sangat peduli terhadap nasib para petani

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema

Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Yusuf : Menurut saya iklan ARB semuanya temanya bagus,

terutama mengangkat ekonomi kerakyatan dan

berusaha mengentaskan kemiskinan, namun demikian

hal tersebut tidak dapat berpengaruh langsung

terhadap citra ARB, apalagi mempengaruhi

elektabilitas ARB dalam pemilu 2014

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan

politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa

Para Presiden?

Yusuf : Iklan ARB yang mengusung tema jasa para presiden

menurut saya cukup menarik, dimana dengan kita

mengenal jasa para presiden akan menjadi inspirasi

bagi kaum muda yang akan menjadi calon pemimpin

masa depan

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya

Yusuf : Ya, mas sama-sama

HASIL WAWANCARA DENGAN PRESIDEN BEM FISIP

Peneliti : selamat siang mas,,dengan siapa

namanya

Bahtiar :Bahtiar

Peneliti : ini sudaha menjabat presiden bem sejak

kapan mas

Bahtiar :ee tahun 2013 pertengahan sampai

sekarang

Peneliti : ni mau minta waktu sedikit mas,,mo

wawancara seputar iklan,,iklan

arb,,apakah pernah menonton mas iklan

ARB. Menurut saudara bagaimana

tanggapan anda mengenai iklan politik

Aburizal Bakrie dengan tema Motivasi

untuk Anak Indonesia ?

Bahtiar : Pada dasarnya semua iklan politik ARB dalam

versi pesan untuk anak Indonesia sebenarnya ingin

menonjolkan bahwa ARB adalah sosok calon

presiden yang memiliki sikap peduli, merakyat dan

murah hati serta mampu mengayomi masyarakatnya

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan

tema ARB Menyapa Petan?

Bahtiar : Kalo menurut pandangan saya, terkait dengan in,

kebetulan yang saya angkat yg petani, di iklan itu

kan beliau bener-bener merangkul kalangan

konomi bawah,, seperti kayak dulu ya pas jaman

pak harto yang focus terhadapan pangan, petani,,

jadi mengisyaratkan bahwasanya dia itu pengen

mengembalikan kejayaan para petani,,jadi

fokusnya itu lebih rakyat kcil gt lo,,kayak

kakeknya,,itu pak harto hee

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan

tema Selamat Natal Dan Tahun Baru?

Bahtiar : Iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun

baru menurut saya konsepnya sangat baik, di mana

dalam iklan tersebut, ARB memberikan orasi politik

mengenai keadaan ekonomi Indonesia saat ini

dapat berjalan dengan baik apabila didukung

keharmonisan antar umat beragama, maupun suku

bangsa

Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang

iklan politik Aburizal Bakrie dengan

tema Jasa Para Presiden?

Bahtiar : Iklan ARB yang bertema jasa para presiden

menurut saya cukup baik, dengan adanya iklan

politk ARB tersebut akan menumbuhkan semangat

para generasi muda untuk dapat menteledani hal-

hal yang positif dari para pemimpin bangsa ini.

Dalam iklan ARB tersebut ARB memberikan

penjelasan bahwa para generasi muda saat ini

adalah calon-calon pemimpin bangsa Indonesia

pada tahun mendatang

Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan

waktunya

Bahtiar : Ya, mas sama-sama