PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE
SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE
PADA MEDIA TELEVISI TV ONE
(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap
Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE
Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Universitas Sebelas
Maret Surakarta Tahun 2011)
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
RINTIS TRI HARTANTO
NIM. D1211067
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diterima dan disetujui untuk
dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ii
Menyetujui
Pembimbing I
Drs. Dwi Triyanto, SUNIP. 19540414 198003 1007
Pembimbing II
Drs. KandyawanNIP. 19610413 199003 1 002
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia
Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 5 Juni 2014
1. Drs. Mursito, S.U. Ketua NIP. 19530727 198003 1 001
2. Drs. Aryanto Budhy S., M.Si Sekretaris
NIP. 19581123 198603 1 002
3. Drs. Dwi Triyanto, S.U. PengujiINIP. 19540414 198003 1 007
4. Drs. Kandyawan Penguji IINIP. 19610413 19003 1 002
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
iv
MOTTO
Tekat, semangat, kegigihan dan keyakinan kita, itulahmodal utama kita mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
(Penulis)
Kerjakanlah bagian kita dengan setia, dan lihatlah, Tuhanakan
mengerjakan bagian-Nya sempurna(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini khusus dipersembahkan
untuk :
1. Tuhan Yang Esa yang telah
menciptakan dan memberiku
kesempatan untuk menikmati
kehidupan yang penuh warna
warni
2. Ayah dan Ibunda atas
dukungannya selama ini.
3. Keluargaku, yang aku sayangi.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang
telah membimbingku.
5. Almamaterku.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kasih dan berkat-Nya, karena atas kehendak-
Nya, skripsi dengan judul : “PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP
IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE
(Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap
Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE
Pada Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)”
terselesaikan.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak dan pada kesempatan kali ini
penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Drs. Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Drs. Dwi Triyanto, SU selaku pembimbing I yang telah
memberi dukungan, nasehat dan bimbingannya dalam
penulisan skripsi.
viii
3. Drs. Kandyawan selaku pembimbing II yang selalu
berkenan memberikan masukan dan saran demi perbaikan
skripsi.
4. Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, yang telah membantu dan mendukung dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.
Akhir kata berharap semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi khasanah keilmuan yang telah ada dan semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah, ridha, bimbingan
dan Rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
Surakarta,
Mei 2014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................. iii
HALAMAN MOTTO ....................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................. v
KATA PENGANTAR ...................................... vi
DAFTAR ISI ..........................................
.....................................................viii
DAFTAR GAMBAR ....................................... x
ABSTRAK.............................................. xi
ABSTRACT ............................................ xii
BAB I PENDAHULUAN .............................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................... 1
B. Rumusan Masalah ........................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................ 3
E. Telaah Pustaka ............................ 3
1. Tinjauan Umum Tentang Persepsi........... 3
xi
2. Pengertian Mahasiswa .................... 10
3. Komunikasi Politik dan Iklan Politik .... 11
F. Definisi Konsep ....................... 42
G. Metode Penelitian ......................... 43
1. Jenis Penelitian ........................ 43
2. Sumber Data ............................. 43
3. Teknik Pengumpulan Data ................. 44
4. Validitas Data .......................... 45
5. Teknik Analisis Data .................... 46
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN........... 49
A. Gambaran Umum FISIP UNS.................... 49
1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS.......... 49
2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS ....... 53
3. Susunan Organisasi FISIP UNS ........... 55
B. Gambaran Umum TvOne........................ 61
1. Sejarah Perkambangan TvOne ............. 61
2. Visi dan Misi tvOne .................... 62
3. Karakteristik Program tvOne ............ 62
BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA ................. 63
xii
A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik
Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One . 63
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................ 94
BAB IV PENUTUP ................................. 96
A. Kesimpulan ................................ 96
B. Saran ..................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.........................................Analisis Data Model Interaktif Dari Miles Dan
Huberman .........................................47
Gambar 2.1..................................................................................Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret 60
xiv
ABSTRAK
Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. PERSEPSIMAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADAMEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang PersepsiMahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di MediaTelevisi TV ONE Pada Mahasiswa Komunikasi Non RegulerTahun 2011). Skripsi (S-1), Jurusan Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas SebelasMaret Surakarta, Mei 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsimahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie padamedia televisi TV One.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifkualitatif, sumber data menggunakan informan ataunarasumber yaitu mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun2011, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengancara purposive samping. Teknik pengumpulan data menggunakanwawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakandata triangulation dimana peneliti menggunakan beberapasumber data untuk mengumpulkan data yang sama Teknikanalisis data menggunakan analisis interaktif (modelsaling terjalin).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwapersepsi mahasiswa tentang iklan politik Aburizal Bakriepada Media Televisi TV One sebagian mahasiswa lebihmenyukai iklan politik ARB yang bertema petani. Di manadari iklan tersebut visi dan misi ARB cukup jelasdiungkapkan dan dipahami oleh pemirsa. Dalam iklan ARBversi menyapa petani ARB memiliki visi untuk meningkatkankesejahteraan petani dan memberikan sekolah gratis sampaitingkat SMA. Para mahasiswa memberikan persepsi bahwaiklan politik di televisi kurang dapat mempengaruhikeputusan pemilih dalam memilih calon presiden. Menurutmahasiswa iklan politik hanya berupa pelengkap kampanye,keputusan memilih tidak bisa hanya dilihat dari iklanpolitiknya saja tapi juga figur si kandidat, jadipengaruh iklan politik prosentasenya hanya sedikit. Cara
xv
pandang mahasiswa sebagai pemilih dalam pemilu 2014terhadap iklan politik cenderung lebih rasional karenamereka tidak sepenuhnya terpengaruh terhadap iklan,mahasiswa cenderung telah memiliki penilaian tersendirimengenai kandidat sebelum terpengaruh oleh stimulusiklan. Kecenderungan persepsi partisipan terhadap capresPemilu 2014 adalah bahwa kualitas kandidat bisa dinilaidengan sendirinya karena mereka sering muncul ditelevisi, sesuai dengan alasan mengapa iklan politik ditelevisi kurang memberikan pengaruh dalam keputusanmemilih yang telah diungkapkan oleh para responden.
Kata Kunci: Persepsi, Iklan Politik
xvi
ABSTRACT
Rintis Tri Hartanto. NIM. D1211067. STUDENTSPERCEPTION AGAINST POLITICAL ADVERTISING OF ABURIZALBAKRIE IN TV ONE MEDIA TELEVISION (A DescriptiveStudy Against Political Advertising of ABURIZAL BAKRIE InTV ONE Media Television On Communication Student Non-Regular Year 2011). Thesis (S-1), Communication StudiesDepartment, Faculty of Social and Political ScienceSebelas March University Surakarta, May 2014.
The aims of this study is to determine students'perceptions against political advertising of AburizalBakrie in TV One Media Television.
This research is descriptive qualitative research,source data using the informant or informants orinterviewer namely student of Non-Regular CommunicationDepartment in 2011, with a sampling technique conductedwith a purposive side. The technique of collecting datausing interviews and documentation. The validity of thedata using triangulation of data which is the researcheruses multiple data sources to collect the same data TheAnalysis Technique using interactive analysis (modelintertwined).
From the results of this study concluded thatstudents' perceptions about Bakrie's politicaladvertising on TV One Media Television that moststudents prefer the ARB political advertisement withinthemed farmers. In this ads, vision and mission of theARB political advertisement is quite clearly expressedand understood by the audience. In the ad ARB greetingfarmers delivers vision for improving the welfare offarmers and provide free education up to high schoollevel. The students gave the perception that thepolitical advertisement on television are less able toinfluence the decisions of voters in choosing apresidential candidate. According to the students,political advertising is only in the form of
xvii
complementary campaigns, the decision cannot be seen onlyfrom political advertising alone but also the figure ofthe candidate, thus, the influence of politicaladvertising percentage only slightly. The studentsperspective as voters in the 2014 election againstpolitical ads tend to be more rational because they donot fully susceptible to advertising, students' tend tohave had its own assessment of the candidates before thestimulus is affected by advertising. The tendency ofparticipants' perceptions of the presidential electionsin 2014 is that the quality of the candidates can beassessed on its own because they often appear ontelevision, suitable to the reason why politicaladvertising on television less influence in the decisionto choose which has been expressed by the respondents.
Keywords : Perception, Political Advertising.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesuksesan karir politik seseorang sangat
dipengaruhi oleh bangunan citra dirinya di hadapan
publik atau khalayak politiknya. Jika seseorang
berhasil membangun citra baik, maka karir politiknya
akan menuai sukses, dan sebaliknya, jika sesorang
memiliki citra buruk maka karir politiknya akan gagal.
Dewasa ini, bangunan citra diri seorang figur politik
sangat dipengaruhi oleh media massa.
Pernyataan tersebut berarti dua hal. Pertama,
pada kenyataannya semua figur (tokoh) politik berupaya
membangun citra dirinya di hadapan publik atau
khalayak melalui media. Kenyataan ini dapat diamati
dengan jelas melalui iklan-iklan politik yang
disiarkan media massa, baik cetak maupun elektronik.
Iklan-iklan politik menjelang suatu pemilihan umum
merupakan contoh khas dari upaya para tokoh politik
1
2
untuk membangun citranya kepada khalayak politik
(pemilih). Sementara arti kedua merujuk pada
pemberitaan-pemberitaan media seputar tokoh-tokoh
politik; tentang perilaku mereka, baik perilaku-
perilaku dalam kaitan dengan kehidupan pribadi atau
personal maupun perilaku-perilaku yang berhubungan
dengan kehidupan publik, seperti kebijakan-kebijakan
dan tindakan-tindakan politik yang mereka tempuh. Pada
kenyataannya, pemberitaan-pemberitaan tersebut juga
mempengaruhi citra diri mereka di mata publik.
Selain menjadi sumber informasi, media massa juga
merupakan saluran komunikasi bagi para aktor politik.
Cara-cara media menampilkan peristiwa-peristiwa
politik dapat mempengaruhi persepsi para aktor politik
dan masyarakat mengenai perkembangan politik. Melalui
fungsi kontrol sosialnya, bersama institusi sosial
lainnya, secara persuasif media massa bisa menggugah
partisipasi publik untuk serta dalam merombak struktur
politik. Media televisi merupakan salah satu media
yang dimanfaatkan pemilih pemula untuk menjaring
3
informasi politik, dikarenakan akses terhadap televisi
yang cenderung mudah dan murah bagi kalangan muda.
Partai-partai politik baru juga memanfaatkan televisi
sebagai sarana mempublikasikan diri. Dengan alokasi
dana kampanye yang terbatas, televisi dianggap paling
efektif untuk menjangkau semua struktur masyarakat.
Pada dasarnya, iklan adalah salah satu bentuk
pemasaran yang cukup efektif untuk penjualan produk.
Sama artinya dengan iklan politik. iklan komersial
lebih bertujuan menjual produk, sedangkan iklan
politik menjual partai atau kandidat kepada pemilih.
Oleh karena dalam konteks perpolitikan Indonesia
popularitas sangatlah diperlukan. Begitu juga dengan
iklan politik Aburizal Bakrie sebagai calon presiden
yang diusung oleh Partai Golkar, yang secara intensif
melalukan iklan politik melalui media televisi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
yang menjadi fokus penelitian ini adalah : “PERSEPSI
MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA
4
MEDIA TELEVISI TV ONE (Survei Pada Mahasiswa
Komunikasi Non Reguler Tahun 2011)”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Bagaimanakah persepsi mahasiswa
terhadap iklan politik Aburizal Bakrie pada media
televisi TV One?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan
yaitu: Untuk menganalisis persepsi mahasiswa terhadap
iklan politik Aburizal Bakrie pada media televisi TV
One.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
penulis melalui karya ilmiah dan sebagai penerapan
dari berbagai teori yang penulis dapatkan selama
dalam masa perkuliahan.
2. Memberikan bahan masukan kepada pengambil kebijakan
Pemerintah dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum,
5
Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah
dalam kaitannya dengan persepsi mahasiswa terhadap
iklan politik.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek
psikologis yang penting bagi manusia dalam
merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di
sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang
sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai
ahli telah memberikan definisi yang beragam
tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya.
6
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan
bahwa persepsi adalah kemampuan panca indera
dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat
indera manusia. Persepsi manusia terdapat
perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada
yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau
persepsi yang positif maupun persepsi negatif
yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang
tampak atau nyata.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa
persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga
menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu.
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil
oleh individu dengan berbagai macam bentuk.
Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari
individu tergantung pada perhatian individu yang
7
bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan,
kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang
dimiliki individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi
mungkin akan berbeda antar individu satu dengan
individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam
melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-
beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga
bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap
suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-
beda dengan menggunakan alat indera yang
dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya.
Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file
yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran
bawah sadar kita. File itu akan segera muncul
ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian
yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja
8
otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang
terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006: 118).
Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan
persepsi adalah pengamatan tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan:
“persepsi merupakan suatu proses
menginterpretasikan atau menafsir informasi yang
diperoleh melalui sistem alat indera manusia”.
Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang
dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu
pencatatan indera, pengenalan pola, dan
perhatian.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu
kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri
individu sehingga individu sadar akan segala
9
sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat
adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu
kesatuan dalam tatanan sosialmasyarakat. Lebih
lanjut adalah pendapat yang dikemukakan oleh
Ralph Linton dalam Harsojo (1997: 144) menyatakan
bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia
yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama
sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan
dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia
yang hidup secara bersama-sama dan saling
berhubungan. Artinya bahwa setiap individu
manusia yang satu sadar akan adanya individu yang
lain dan memperhatikan kehadiran individu
tersebut.
10
Bila dikombinasikan antara persepsi dan
masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa
persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana
sekelompok individu yang hidup dan tinggal
bersama dalam wilayah tertentu, memberikan
tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik
dari lingkungan tempat tinggal mereka.
b. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat
terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
1) Adanya objek yang dipersepsi
2) Adanya perhatian yang merupakan langkah
pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi.
3) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat
untuk menerima stimulus
4) Saraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian
sebagai alat untuk mengadakan respon.
11
c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Robbins (2001: 89) mengemukakan bahwasanya
ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
yaitu:
1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang
suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang
dilihatnya dan penafsiran itu sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari
pelaku persepsi individu itu
2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik
dan target yang diamati dapat mempengaruhi apa
yang dipersepsikan. Target tidak dipandang
dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target
dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi
seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan
benda-benda yang berdekatan atau yang mirip
3) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat
konteks objek atau peristiwa sebab unsur-unsur
lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.
12
Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal: perasaan, sikap dan
kepribadian individu, prasangka, keinginan atau
harapan, perhatian (fokus), proses belajar,
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan
kebutuhan juga minat, dan motivasi.
2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga,
informasi yang diperoleh, pengetahuan dan
kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru
dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-
faktor yang berperan dalam persepsi dapat
dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat
indera atau reseptor. Stimulus dapat datang
dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
13
juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk
menerima stimulus, di samping itu juga harus
ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskanstimulus yang diterima reseptor ke
pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan motoris yang dapat membentuk
persepsi seseorang.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi
diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan
langkah utama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada
sesuatu sekumpulan objek.
14
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi
individu berbeda satu sama lain dan akan
berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu
objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-
benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok
dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama.
Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan
dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri
seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh
pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
d. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses
terbentuknya persepsi didasari pada beberapa
tahapan, yaitu:
1) Stimulus atau Rangsangan
15
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang
dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang
hadir dari lingkungannya.
2) Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang
nampak adalah mekanisme fisik yang berupa
penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh
melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang
dapat mendengarkan atau melihat informasi yang
terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua
informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
3) Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif
dari persepsi yang sangat penting yaitu proses
memberikan arti kepada stimulus yang
diterimanya. Proses interpretasi tersebut
bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan
kepribadian seseorang.
2. Pengertian Mahasiswa
16
Mahasiswa adalah sebagai pelaku utama dan agent
of change dalam gerakan gerakanpembaharuan memiliki
makna yaitu sekumpulan manusia Intelektual,memandang
segalasesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis
yang bertanggung jawab serta dewasa
secaramoril,karena mahasiswa akan dituntut tanggung
jawab akademisnya,dalam menghasilkanbuah karya yang
berguna bagi kehidupan lingkungan.Mahasiswa dalam
peraturanpemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan
tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978)
mahasiswa adalah setiaporang yang secara resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan
tinggi denganbatas usia sekitar 18-30
tahun.Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam
masyarakat yang memperolehstatusnya karena ikatan
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan
calonintelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syaratdengan
berbagai predikat.
17
Mahasiswa menurut Knop Femacher (Suwono, 1978)
adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang
dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang
makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di
harapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa
menurut A.Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy (2009)
dalam Djahjoko (1995) adalah mereka merupakan aset
masa depan bangsa, karena merekalah yang paling
berpeluang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, dimana keduanya menjadi alat penyelesai
utama bagitan tangan kehidupan berbangsa masa kini
dan mendatang, juga mahasiswa sebagai kelompok
strategis yang memiliki peluang untuk mengembangkan
Idealismenya, karena dengan Idealisme yang
berkembanglah jiwa semangat Nasionalismenya itu bisa
tumbuh dengan subur dan menyadarkan upaya membangun
solidaritas bersama memikirkan dan memenuhi
kebutuhan bersama dan rela mengorbankan
kepentingannya sendiri.
3. Komunikasi Politik dan Iklan Politik
18
a. Pengertian Komunikasi Politik
Dalam pemerintahan di suatu negara setiap
orang akan melakukanw komunikasi politik sebagai
alat dalam menyampaikan gagasan, visi maupun
misinya. Beberapa definisi komunikasi politik
telah dicetuskan oleh beberapa ahli. Definisi-
definisi tersebut antara lain:
McQuail dalam Pawito (2009:2) menyatakanbahwa komunikasi politik merupakan semuaproses penyampaian informasi, termasukfakta, pendapat-pendapat, keyakinan danseterusnya, pertukaran dan pencarian tentangitu semua yang dilakuka oleh para partisipandalam konteks kegiatan politik yang lebihbersifat melembaga.
Komunikasi politik juga diartikan sebagai
sebagai segala bentuk pertukaran symbol atau
pesan yang sampai tingkat tertentu dipengaruhi
atau mempengaruhi berfungsinya sistem politik
(Meadow dalam pawito 2009:2).
Menurut Diedong (2013: 10) menyatakan bahwa
komunikasi politik adalah:
Political communication refers only to the activity of certainspecialised institutions that have been set up to disseminate
19
information, ideas, and attitudes about governmentalaffairs (Komunikasi politik hanya mengacu padaaktivitas lembaga khusus tertentu yang telahdibentuk untuk menyebarkan informasi, ide,dan sikap tentang urusan pemerintahan).
Jadi, berdasarkan definisi beberapa ahli
tersebut, definisi komunikasi politik memang
berbeda dengan komunikasi yang dilakukan orang
pada umumnya. Komunikasi politik dilakukan oleh
orang yang secara langsung ataupun tidak langsung
terlibat dalam dunia politik yang bersifat
melembaga. Di Indonesia hal ini bisa berupa
partai-partai yang sedang marak-maraknya
bermunculan. Pesan ataupun informasi yang
disampaikan bersifat persuasive ataun
mempengaruhi orang lain dengan tujuan politik
tertentu.
b. Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan jalan
mengalirnya informasi melalui masyarakat dan
20
melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem
politik (Mas’oed dan Andrew, 1990:130). Fungsi
dari komunikasi politik adalah struktur politik
yang menyerap berbagai aspirasi, pandangan, dan
gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan
menyalurkannya sebagai bahan dalam penentuan
kebijakan. Dengan demikian fungsi membawakan arus
informasi balik dari masyarakat ke pemerintah dan
dari pemerintah ke masyarakat.
Fungsi komunikasi politik itu terutama
dijalankan oleh media massa, baik itu media cetak
maupun media elektronik. Dengan demikian media
massa itu memiliki peranan yang strategis dalam
sistem politik. Berarti frekuensi dan intensitas
yang lebih besar. Di samping perasaan “sadar
informasi” hal itu juga didukung oleh tersedianya
fasilitas yang memadai.
Kelancaran komunikasi politik akan sangat
berpengaruh pada kemantapan kehidupan politik.
Terlambatnya saluran komunikasi politik dapat
21
mengakibatkan munculnya kecurigaan antara satu
kelompok lain, antara satu pihak dengan pihak
lain. Atas dasar itu, keterbukaan politik ada
batasnya, diperlukan dalam pembinaan sistem
politik. Maka dari itulah munsul fungsi
komunikasi bagi komunikasi politik untuk
mempermudah jalannya sistem politik yang ada.
Fungsi yang secara langsung (Mas’oed dan
Andrew,1990:31) yang berkaitan dengan pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan adalah :
1) Fungsi Artikulasi Kepentingan
Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang
menampung seluruh kepentingan melalui proses
sintesis aspirasi banyak orang itulah yang
dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan
demikian artikulasi dapat juga dikatakan
sebagai suatu proses yang mengolah aspirasi
masyarakat yang beragam. Yang akan disaring dan
dirumuskan secara teratur yang selanjutnya
dilanjutkan dalam kebijakan.
22
2) Fungsi Agregasi Kepentingan
Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok
orang akan hilang ditelan oleh hiruk pikuk
kehidupan modern apabila tidak dilakukan
penggabungan antara beberapa pendapat dan
aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan
berbagai kepentingan yang hampir sama untuk
disatukan dalam suatu rumusan kebijakan lebih
lanjut inilah yang dinamakan agregasi
kepentingan. Jadi dengan adanya agregasi
kepentingan ini bukan lagi kepentingan
perorangan/individu yang muncul, akan tetapi
kepentingan masyarakat.
3) Fungsi Pembuatan Kebijakan
Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan
oleh legislatif. Untuk menjalankan fungsi itu
legislatif bekerjasama dengan lembaga
eksekutif. Untuk melaksanakan badan perwakilan
rakyat yang memiliki sejumlah hak, seperti hak
prakara (inisiatif), yaitu hak untuk mengajukan
23
rancangan undang-undang; hak amandemen, hak
untuk mengubah rancangan undang-undang; hak
budget, yaitu hak untuk ikut menetapkan
anggaran belanja negara. Di samping itu, badan
perwakilan rakyat memiliki interplasi yaitu hak
untuk meminta keterangan kepada pemerintahan
dan hak angket yaitu hak untuk melakukan
penyelidikan serta hak untuk mengajukan
pertanyaan kepada pemerintahan.
4) Fungsi Penerapan Kebijakan
Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang
dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta
jajaran birokrasinya. Fungsi penerapan tidak
hanya pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan
peraturan. Malahan dalam banyak hal harus
membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut
sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga
negara.
5) Fungsi Penghakiman Kebijakan
24
Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau
persengketaan yang menyangkut persoalan
peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan
fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.
Dengan kata lain fungsi tersebut untuk membuat
keputusan yang mencerminkan rasa keadilan
apabila terjadi penentangan terhadap peraturan
perundangan. Penghakiman peraturan pada
dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum
tercapainya suasana tertib dalam masyarakat.
Dengan demikian fungsi komunikasi politik
secara totalitas, yaitu mewujudkan kondisi negara
yang stabil dengan terhindar dari faktor-faktor
negatif yang mengganggu keutuhan nasional. Fungsi
komunikasi politik dalam hubungn antara suara dan
infrastruktur politik, berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara kedua suasana tersebut dalam
totalitas nasional yang bersifat interdepedensi
dalam berlangsungnya suatu sistem pada ruang
lingkup negara.
25
c. Tujuan Komunikasi Politik
Tujuan komunikasi politik sangat terkait
dengan pesan politik yang disampaikan komunikator
politik. Sesuai dengan tujuan komunikasi, maka
tujuan komunikasi politik itu adakalanya sekedar
penyampaian informasi politik, pembentukan citra
politik, pembentukan publik opinion (pendapat
umum). Selanjutnya komunikasi politik bertujuan
menarik simpatik khalayak dalam rangka
meningkatkan partisipasi politik saat menjelang
pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.
Selama pemilihanumum berlangsung di
Indonesia, banyak muncul konflik yang berkaitan
dengan komunikasi politik. Para kandidat calon
anggota dewan perwakilan rakyat saling
melemparkan issue politik dan membeberkan
berbagai kelemahan saingan kandidat. Sekaitan
dengan penjelasan tersebut, seperti diungkapakan
Arifin (2002:05) salah satu tujuan dari
26
komunikasi politik adalah membentuk citra politik
yang baik bagi khalayak.
1) Pembentukan Citra Politik
Citra politik dapat dipahami sebagai gambaran
seseorang yang terkait dengan politik
(kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik, dan
konsesus). Citra politik berkaitan dengan
pembentukan pendapat umum karena pada dasarnya
pendapat umum politik terwujud sebagai
konsekuensi dari kognisi komunikasi politik.
Roberts dalam (Ardial, 2005: 45) menyatakan
bahwa komunikasi tidak secara langsung
menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu,
tetapi cenderung mempengaruhi cara khalayak
mengorganisasikan citranya tentang lingkungan
dan citra itulah yang mempengaruhi pendapat
atau perilaku khalayak.
Berdasarkan penjelasan di atas, citra politik
dapat dirumuskan sebagai gambaran tentang
27
politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas,
konflik, dan konsesus) yang memiliki makna
kendatipun tidak selamanya sesuai dengan
realitas politik yang sebenarnya. Citra politik
tersusun melalui kepercayaan, nilai, dan
pengharapan dalam bentuk pendapat pribadi yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi pendapat
umum. Citra politik itu terbentuk berdasarkan
informasi yang kita terima, baik langsung
maupun melalui media politik, termasuk media
massayang bekerja untuk menyampaikan pesan
politik yang umum dan aktual.
Pembentukan citra politik sangat terkait dengan
sosialisasi politik. Hal ini disebabkan karena
citra politik terbentuk melalui proses
pembelajaran politik baik secra langsung maupun
melalui pengalaman empirik. Sekaitan ini Arifin
(2003:107) menegaskan, citra politik mencakup
tiga hal, yaitu :
28
a) Seluruh pengetahuan politik seseorang
(kognisi), baik benar maupun keliru.
b) Semua referensi (afeksi) yang melekat pada
tahap tertentu dari peristiwa politik yang
menarik.
c) Semua pengharapan (konasi) yang dimiliki
orang tentang apa yang mungkin terjadi jika
ia berperilaku dengan cara berganti-ganti
terhadap objek dalam situasi itu.
Sosialisai politik dapat mendorong
terbentuknya citra politik pada individu.
Selanjutnya citra politik mendorong seseorang
mengambil peran atau bagian (partai, diskusi,
demonstrasi, kampanye, dan pemilihan umum)
dalam politik. Hal ini disebut dengan nama
partisipasi politik .
2) Pembentukan Opini Publik
Sebagaimana telah disinggung di muka,
selain citra politik komunikasi politik juga
juga bertujuan untuk membentuk dan membina
29
opini publik (pendapat umum) serta mendorong
partisipasi politik. Banyak definisi tentang
publik dan opini ini sebagai pencerminan dari
perbedaan sosial dan ideologi yang beraneka
ragam di dunia. Namun kita dapat melihat titik-
titik persamaan, bahkan pengertian publik tidak
diartikan sebagai jumlah individu-individu yang
berbentuk. Hal ini penting untuk dikemukakan
bahwa publik itu adalah jamak. Demikian halnya
dengan opini publik bahwa opini publik bukan
merupakan kumpulan pendapat individu namun
opini publik adalah proses memperbandingkan dan
mempertentangkan secara berkelanjutan berdasar
pada empirik dan pengetahuan yang luas.
Clyde L.King dalam judul “Public Opinion: a
Manifestation of Social Mind, mengungkapkan opini
publik ini yang dilihat dari proses
terbentuknya publik opini tersebut. Mengenai
sesuatu persoalan (issue) yang dianggap orang
aktual sudah biasa mempercakapkannya tanpa
30
acara, waktu, dan tempat. Percakapan yang
berupa pertukaran pikiran dan kadang-kadang
terlibat dalam perdebatan. Masing-masing pihak
yang bersangkutan mengajukan pendapatnya
berlandaskan fakta, perasaan (sentimen),
prasangka (prejudice), harapan, ketakutan,
kepercayaan pengalaman, prinsip pendirian,
ramalan-ramalan terhadap berbagai macam
kemungkinan, aspirasi, tradisi serta adat
kebiasaan dan keyakinannya. Persoalan yang
dipertentangkan dalam prosesnya semakin lama
semakin jelas, sehingga terwujud bentuk-bentuk
pebdapat tertentu. Individu-individu telah
memilih ‘pihak’ kemudian menggabungkan dengan
pihak yang dianggap sesuai dengan pendapatnya.
Dengan demikian, bentuk penilaian mengenai
sesuatu persoalan aktual yang dipertentangkan
yang didukung oleh sebagian orang-orang telah
tercapai. Inilah ‘social judgment’ (penilaian
31
sosial). Dan penilaian sosial mengenai sesuatu
persoalan adalah ‘opini publik’.
d. Pengertian Iklan
Menurut Morissan (2007: 14), iklan atau
advertising dapat didefinisikan sebagai "any paid form
of non personal communication about an organization, product,
service, or idea by an identified sponsor" (setiap bentuk
komunikasi non personal mengenai suatu
organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar
oleh suatu sponsor yang diketahui).
Menurut Kasali (2007: 9), iklan di
definisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat
suatu media. Sedangkan menurut Suyanto (2004: 3),
dikatakan bahwa iklan adalah penggunaan media
bayaran oleh seorang penjual untuk
mengkomunikasikan informasi persuasif tentang
produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi
yang merupakan alat promosi yang kuat.
32
Pengertian iklan menurut Philip Kotler
(2005: 254) adalah sebagai berikut: “Iklan adalah
semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-
ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh
sponsor yang dibayar”. Menurut Djaslim Saladin
(2007: 129) yang mengartikan iklan sebagai
berikut: “Iklan adalah semua bentuk penyajian
yang sifatnya nonpersonal, dan promosi ide-ide,
promosi barang-barang atau jasa yang dibayar oleh
sponsor”.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang
definisi iklan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa
maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan
hanya untuk kegiatan tersebut.
e. Pengertian Iklan Politik
Istilah iklan sering dinamai dengan sebutan
yang berbeda-beda. Di Amerika seperti halnya di
Inggris, disebut dengan advertising. Sementara itu di
33
Prancis disebut dengan reclamare yang berarti
meneriakan.sesuatu secara berulang-ulang,
sementara dalam bahasa Arab iklan disebut
I’lan( Widyatama 2007:13)
Iklan politik memiliki peran yang ikut
menentukan dalam proses demokratisasi. Partai
politik mengarahkan kemampuannya untuk merebut
sebanyak mungkin konstituen. Fungsi marketing
politik bukan sekedar untuk mempromosikan tokoh
politik belaka, tetapi berfungsi dalam
pembelajaran politik kalangan bawah (Firmanzah,
2008: 321).
Definisi iklan politik menurut Leo O. N.
Edegoh et.al (2013: 378) adalah:
Political advertising is the use of media by politicalcandidates to increase their exposure to the public. Theextensive use of television and radio has supplanted directappearances on the campaign trail, which was popularlyused by politicians in the past five decades. Spot advertisingis the most commonly used technique and it attempts tocreate a favourable image of the candidate and a negativeimage of the opponent. It links the candidate with desirablegroups in the community and communicate candidate’sstand on selected issues. (Iklan politik adalahpenggunaan media oleh kandidat politik untuk
34
meningkatkan eksposur mereka ke publik.Ekstensif menggunakan televisi dan radiotelah menggantikan penampilan langsung padakampanye, yang populer digunakan oleh parapolitisi dalam lima dekade terakhir. Spotiklan adalah teknik yang paling umumdigunakan dan ia mencoba untuk menciptakancitra yang menguntungkan calon dan citranegatif dari lawan. Ini link kandidat dengankelompok-kelompok yang diinginkan dimasyarakat dan berkomunikasi berdirikandidat pada isu-isu yang dipilih).
Dalam iklan politik, kandidat atau partai
bisa mengontrol isi pesan politik yang akan
disampaikan dalam iklan politik. Dan untuk
menekankan soal kontrol pesan tadi, mereka
memperluas definisi itu dengan menyodorkan
definisi: any programming format under control of the party
or candidate and for which time is given or purchased (semua
format program yang dikendalikan oleh partai atau
kandidat dengan jam tayang yang telah diberikan
atau dibeli) (Danial, 2009: 93).
Berbagai cara dilakukan dan salah satunya
adalah dengan membuat iklan politik di media
massa. Periklanan massa adalah komunikasi dari
35
satu pihak kepada orang banyak. Yang menjadi
sasaran periklanan politik adalah individu
tunggal (dalam arti bukan sebagai anggota
kelompok), dan independen.
Periklanan politik adalah pengiklanan citra
atau image, daya tarik yang diarahkan untuk
membangun reputasi seseorang pejabat publik atau
pencari jabatan, menginformasikan pada khalayak
mengenai kualifiaksi seorang politisi,
pengalamannya, latar belakang kepribadiannya,
sehingga merupakan dorongan bagi prospek
pemilihan calon atau kandidat yang bersangkutan
dalam proses politik (Riswandi, 2006: 39).
Iklan politik seringkali kita temui pada
saat-saat menjelang pemilihan umum Presiden/
wakil Presiden, Gubernur/wakil Gubernur,
Walikota/wakil Walikota, Bupati/wakil Bupati dan
kegiatan- kegiatan politik lainnya. Iklan politik
bisa kita lihat di media Televisi berupa iklan
singkat, maupun ulasan berita mengenai kegiatan-
36
kegiatan politik yang dilakukan oleh para
kandidat calon kepala daerah. Di media Radio bisa
kita dengarkan lewat iklan adlibs. Di media Cetak
bisa kita lihat di iklan kolom dan iklan
advetorial yang memuat visi-misi dari para
kandidat, bahkan iklan cetak lainnya yang
menghiasi setiap sudut kota seperti Baliho,
Banner, Billboard, selebaran, stiker-stiker dan
lainnya
Menurut Eep Syaifullah dalam acara Today’s
Dialogue di Metro TV Selasa 27 Januari 2009
mengatakan bahwa iklan politik yang ditampilkan
di media televisi di Indonesia ada tiga jenis
yaitu:
1) Iklan yang memperkenalkan diri seperti
yang ditampilkan oleh Partai Gerindra dengan
memanfaatkan moment-moment hari besar dalam
memperkenalkan Gerindra sebagai partai baru dan
juga memperkenalkan Prabowo Subianto sebagai
pemimpin dari partai tersebut.
37
2) Iklan partai politik yang mengungkapkan
keberhasilan yang telah dilakukan sebelumnya.
Hal ini dilakukan oleh Partai Demokrat dan
Partai Golkar. Iklan Partai Demokrat yang
berkaitan dengan pencapaian pemerintahan.
Sedangkan Partai Golkar mengungkapkan
keberhasilannya dalam DPR dan pemerintahan
mewujudkan Swasembada beras dan akan mengekspor
beras pada tahun 2009.
3) Iklan partai politik yang mengkritisi
kebijakan pemerintah dan mengusulkan program-
program baru seperti yang dilakukan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dengan banyaknya beredar iklan politik yang
seperti itu dapat mempengaruhi pilihan masyarakat
dalam pemilu. Dari sudut politikus, iklan politik
penting untuk memperkenalkan diri kepada
masyarakat lengkap dengan citra yang dibentuknya.
Iklan partai politik terbukti mempengaruhi
perilaku pemilih dalam menentukan dukungan kepada
38
tokoh maupun partai. Temuan Lembaga Survei
Indonesia (LSI) yang dipublikasikan di Jakarta,
Minggu (4/1/2009), menunjukkan, perilaku rasional
pemilih sangat terkait dengan informasi yang
diperoleh pemilih. Oleh karena itu sebuah partai
politik harus bisa memberikan informasi yang
diinginkan para pemilih dengan menampilkan suatu
iklan yang menarik sehingga para pemilih merasa
tertarik dan kemudian memilih dan mendukung
partai tersebut.
Tujuan periklanan politik adalah bukan untuk
mengidentifikasikan seseorang dengan kelompok,
melainkan untuk menarik perhatian seseorang
menjauh dari kelompok, dan menjadikan orang
bertindak dan memilih sendiri berbeda dari yang
lain (Riswandi, 2006: 39).
Iklan politik (political advertising) adalah
kegiatan periklanan yang dilakukan oleh partai-
partai politik dalam rangka kegiatan pemilu.
Iklan politik itu bertujuan untuk mempengaruhi
39
masyarakat agar memilih partai yang beriklan
tersebut (Syafrin, 2004: 40). Sehingga masyarakat
dapat memberikan penilaian terhadap pesan yang
disampaikan oleh iklan politik di media khususnya
televisi. Hal ini sesuai dengan teori Cutlip dan
Center yang dikenal dengan The 7 C’s of communication
yaitu:
1) Credibility, memulai komunikasi dengan
membangunkan kepercayaan. Oleh karena itu,
untuk membangun iklan kepercayaan itu berawal
dari kinerja, baik pihak komunikator maupun
pihak komunikan akan menerima pesan tersebut
berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya
begitu juga tujuannya. Dalam penelitian ini
adalah bagaimana membangun kepercayaan
masyarakat terhadap pesan yang disampaikan
dalam iklan politik.
2) Context, suatu program komunikasi mestinya
berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan
sosial yang bertentangan dan seiring dengan
40
keadaan tertentu dan memperhatikan sikap
partisipatif. Artinya iklan politik harus
disajikan sesuai dengan keadaan sosial yang
dengan keadaan sebenarnya (faktual/nyata),
bukan merupakan sesuatu yang direkayasa.
3) Content, pesan itu mempunyai arti bagi
audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem
nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan
bermanfaat. Dalam hal ini, pesan dalam iklan
politik harus dibuat sekomunikatif mungkin
sehingga isi pesannya dapat mudah dipahami
masyarakat dan bermanfaat bagi kehidupannya.
4) Clarity, menyusun pesan dengan bahasa
sehingga khalayak mudah mengerti atau mempunyai
persamaan arti antara komunikator dan
komunikan. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan
dalam iklan politik haruslah sederhana dan
mudah dipahami. Terlebih lagi bagi para
masyarakat tani sehingga mereka mudah mengerti
akan isi pesan iklan tersebut.
41
5) Continuity, komunikasi tersebut merupakan
suatu proses yang tidak ada akhirnya yang
memerlukan pengulangan-pengulangan untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini iklan politik
harus berkeseinambungan dalam menyampaikan
pesan politik karena tayangan dilakukan secara
berulang-ulang.
6) Consistency, ketetapan terhadap makna pesan
dimana isi atau materi pesan harus konsisten
dan tidak membingungkan audiensnya. Isi pesan
dari iklan politik haruslah konsisten (tetap)
dan tidak membingungkan masyarakat. Terlebih
lagi masyarakat menginginkan tidak hanya
berjanji namun harus direalisasikan di
kehidupan nyata.
7) Capability, kemampuan khalayak terhadap
pesan yaitu melibatkan berbagai faktor adanya
sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau
menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dalam
hal ini ketika membuat iklan haruslah
42
diperhitungkan apakah nantinya masyarakat mudah
dalam memahami isi iklan (Ruslan, 1997: 72-74).
f. Proses Komunikasi Politik dalam Pemilihan Umum
Komunikasi politik yang dilakukan dalam
pemilu merupakan suatu proses yang akan
berlangsung secara berkelanjutan. Komunikasi
politik pada pemilu tersebut hanya merupakan
komunikasi awal yang akan dilanjutkan setelah
pemilu selesai. Hal ini merupakan komunikasi
tindak lanjut dari hasil komunikasi awal pada
pemilu tersebut. Proses komunikasi politik
tersebut akan berjalan dengan baik jika
melibatkan kelima unsur proses komunikasi. Kelima
unsur komunikasi politik khususnya pada pemilihan
umum antara lain:
1) Pelibat (aktor atau partisipan)
Unsur pelibat atau aktor dalam komunikasi
politik yaitu calon anggota legislatif, calon
bupati, calon gubernur, calon presiden maupun
juru kampanye dalam partai politik. Pelibat
43
dalam komunikasi politik ada dua yaitu pelibat
individu danpelibat kelompok. Pelibat individu
tersebut berupa para calon presiden dan wakil
presiden, sedangkan pelibat berupa kelompok
adalah tim sukses dari berbagai partai. Para
aktor itu menggunakan berbagai media komunikasi
dan strategi yang berbeda untuk mencari massa
yang lebih banyak pula. Semakin baik komunikasi
politik yang mereka sampaikan maka semakin
banyak pula massa yang terkumpul, begitu pula
sebaliknya.
2) Pesan
Dalam komunikasi politik pesan yang
disampaikan mengarah pada politik atau
berkaitan dengan politik. Dalam pemilihan umum,
pesan yang disampaikan harus mengandung
kepentingan public atau masyarakat pada
umumnya. Pesan dalam politik terutama pada
pemilihan umum harus mengandung pula keadilan
secara diologis. Ketika masyarakat merasa pesan
44
politik yang disampaikan mengandung keadilan
maka bisa dipastikan konflik yang ada akan
terselaikan. Namun, jika masyarakat merasa
pesan politik yang disampaikan tidak mengandung
keadilan, maka akan timbul banyak konflik.
3) Saluran (channel)
Saluran yang digunakan dalam komunikasi
politik dapat berupa organisasi atau institusi,
sekolah, serta media massa. Sedangkan saluran
berupa tindakan, yaitu pemberian suara dalam
pemilu, aksi mogok buruh atau pekerja yang
menuntut perbaikan upah dan kondisis kerja,
serta aksi-aksi protes dan demokrasi lainnya.
Jika dilihat dari segi komunikasi politik dalam
pemilihan umum, maka saluran yang paling
berpengaruh yaitu berupa media massa dan
organisasi.
Media massa merupakan salah satu media
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
suatu calon dalam pemilihan umum. Hampir semua
45
komunikasi dari berbagai calon diliput oleh
media massa. Semua calon pun berlomba-lomba
memanfaatkan media massa ini untuk menyampaikan
pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Berita yang disampaikan di media massa bisa
berupa berita baik ataupun berita buruk, hal
ini tergantung dari komunikasi yang disampaikan
oleh para calon sesuai atau tidak.
Selain media massa, saluran yang berupa
tindakan banyak juga dilakukan oleh masyarakat
ketika pemilihan umum. Banyak masyarakat yang
melakukan protes ataupun demonstrasi yang
ditujukan ke calon tertentu ataupun partai
tertentu pula.
d. Konteks
Situasi atau konteks komunikasi adalah
keadaan dan kecenderungan lingkungan yang
melingkupi proses komunikasi politik. Jadi,
semua komunikasi politik terjadi di dalam
pemilihan umum tidak luput dari beberapa aspek
46
yang terkait, yaitu nilai-nilai baik filsafat,
ideology, sejarah ataupun budaya. Semua nilai-
ini akan berbeda di setiap daerahnya sehingga
suatu komunikasi politik harus memikirkan semua
aspek tersebut agar pesan yang akan di
sampaikan bisa diterima dengan baik.
e. Pengaruh (Effect)
Komunikasi politik yang bersifat
persuasif akan memberikan perubahan bagi para
pendengarnya. Komunikasi politik merupakan
proses tarik menarik berbagai kepentingan yang
ada di masyarakat dengan berbagai cara untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengaruh dari proses
komunikasi tersebut bisa membawa perubahan baik
yaitu perubahan yang sesuai dengan keinginan
pemrakarsa pesan, bisa juga tidak terjadi
perubahan apa-apa, atau pun mungkin juga dapat
berupa situasi yang lebih buruk. semua itu
tetap tergantung terhadap teknik komunikasi
yang digunakan oleh para komunikan.
47
Oleh karena itu, kelima unsur ini sangat
berkaitan erat akan timbulnya komunikasi
politik dan tidak bisa berdiri sendiri.
Komunikasi akan mebentuk suatu proses yang
didalamnya mengandung kelima unsur tersebut
g. Prinsip dan Fungsi-fungsi Komunikasi Politik
Suatu sistem politik memiliki fungsi antara
lain, yaitu sosialisasi dan recruitment politik,
memperjuangkan kepentingan tertentu, pembuatan
dan penerapan serta penghakiman terhadap
pelaksanaan peraturan. Semua fungsi dari sistem
politik tersebut dapat tercapai dengan adanya
komunikasi politik yang baik pula. Pada
hakikatnya, tujuan para calon pemimpin dan wakil
rakyat di pemilihan umum melakukan komunikasi
politik, yaitu agar fungsi dari sistem politik
tersebut tercapai.
Menurut almond (1960) dalam Anwar Arifin
(2003: 34) gaya komunikasi politik dapat
dibedakan berdasarkan, apakah itu bersifat
48
dinyatakan (manifest) atau laten, spesifik atau
melebar, partikularistik atau generalistik,
afektif netral, atau afektif non-netral. Dalam
pemilihan umum, gaya komunikasi ini sangat
berpengaruh terhadap penyampaian akan suatu
informasi. Informasi yang disampaikan secara
laten akan lebih berkesan daripada informasi yang
disampaikan hanya dengan tulisan. Hal ini
dikarenakan suasana dari komunikasi tersebut akan
terasa lebih hidup, apalagi jika ditambah dengan
penyampaian informasi yang lugas dan berwibawa.
Selain itu, pesan yang disampaikan harus lebih
generalistik dan tidak bersifat partikularistik,
karena akan menimbulkan kesenjangan yang memicu
adanya konflik.
Sedangkan kandungan pesan yang disampaikan
bisa disesuaikan dengan tujuan awalnya. Jadi,
pesan yang disampaikan bisa spesifik atau
melebar, ataupun afektif netral, atau afektif
non-netral.Semua calon pemimpin dan wakil rakyat
49
yang mengikuti pemilihan umum melakukan kombinasi
gaya komunikasi agar bisa menarik minat
masyarakat untuk memberikan suaranya dalam
pemilihan umum.
Jadi komunikasi politik dengan berbagai gaya
yang digunakani memiliki berbagai fungsi yang
sama. Menurut Sumarno (1993:28) fungsi komunikasi
politik dapat dibedakan kepada dua bagian.
1) Fungsi komunikasi politik yang berada pada
struktur pemerintah (suprastruktur politik)
atau disebut pula dengan istilah the
governmental political sphere.
2) Fungsi yang berada pada struktur
masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut
pula dengan istilah the socio political sphere.
Fungsi yang pertama berisikan informasi
menyangkut kepada seluruh kebijakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi
ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas
dan integritas nasional untuk mencapai tujuan
50
negara yang lebih luas. Sedangkan fungsi yang
kedua yaitu sebagai agregasi kepentingan dan
artikulasi kepentingan, dimana kedua fungsi
tersebut sebagai proses komunikasi yang
berlangsung di antara kelompok asosiasi dan
proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi
terhadap pemerintah dari hasil agregasi dan
artikulasi tersebut.
Berdasarkan kedua fungsi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi utama dari
system komunikasi politik adalah sebagai
suprastruktur dan infrastruktur dalam ruang
lingkup negara. Komunikasi politik harus pula
memiliki orientasi kepada kepentingan rakyat
h. Komunikator politik dalam pemilihan umum
Komunikator merupakan individu ataupun
kelompok yang melakukan komunikasi. Menurut
Leonard W dob dalam Rachman (2006), komunikator
poilitik dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Politikus sebagai komunikator politik
51
Politikus adalah orang yang memiliki otoritas
untuk berkomunikasi sebagai wakil dari kelompok
dan pesan yang disampaikan mengandung
kepentingan politik. Jadi komunikator tersebut
dalam aksinya mewakili kepentingan kelompok
tertentu.
2) Komunikator professional dalam politik
Komunikator profesional adalah orang yang
menghubungkan golongan elit dalam suatu
organisasi, institusi ataupun kelompok tertentu
dengan khalayak umum. Jadi, kelompok
professional ini yang menghubungkan secara
langsung dua komunitas dengan tingkat sosial
yang berbeda agar pesan tersebut dapat
tersampaikan denga baik pula.
3) Aktivis atau komunikator paruh waktu
Aktivis merupakan orang yang banyak tahu dan
banyak terlibat tentang kegiatan politik atau
komukisai politik. Namun, para aktivis tersebut
52
tidak menggunakan kegiatan tersebut sebagai
lapangan pekerjaan.
Ketiga jenis komunikator tersebut juga
terdapat saat kegiatan pemilihan umum. Pemilihan
umum yang merupakan ujung tombak dari berjalannya
suatu kegiatan politik selanjutnya akan
memunculkan dan mengerahkan ketiga jenis
komunikator dalam jumlah yang cukup banyak. Jenis
komunikator yang pertama yaitu politikus dalam
pemilihan umum merupakan para kandidat pemimpin
atau wakil rakyat yang mencalonkan diri dalam
pemilihan umum. Para calon tersebut merupakan
wakil dari kelompok tertentu untuk menyuarakan
pesan politknya sehingga bisa menarik massa yang
banyak.
Sedangkan untuk komunikator profesioanal
dalam pemilihan umum yaitu bisa berupa para
jurnalis, dan promoter yang senantiasa selalu
memberitakan segala kegaitan politik yang
dilakukan oleh para politikus kepada masyarakat
53
umum. Para komunikator professional ini cenderung
objektif dalam memberikan suatu informasi kepada
masyarakat sehingga masyarakat akan lebih
mengetahui informasi mengenai para calon. Selain
kedua jenis komunikator tersebut jenis komunikasi
yang ketiga juga tidak kalah pentingnya.
Komunikator ketiga atau aktivis ini yang akan
memberikan pendapat dan opini tentang semua
kegiatan yang dilakukan oleh para calon dalam
pemilihan umum. Aktivis ini bisa memberikan
pengamatannya melalui komunikator yang pertama
dan kedua. Biasanya, aktivis yang selalu
memberikan opininya melalui bidang jurnalistik
merupakan seorang pengamat dan pemuka pendapat,
aktivis ini akan mengamati apa saja yang telah
dilakukan oleh para calon dan memprediksikan hal
yang terjadi didepannya. Opini dari aktivis ini
terkadang bisa bersifat objektif dan bisa juga
menjatuhkan kelompok tertentu. Namun, jika
aktivis ini ikut menyuarakan kepentingan politik
54
di salah satu pihak atau calon tertentu, yaitu
merupakan juru bicara.
i. Media atau Saluran Komunikasi Politik dalam
Pemilihan Umum
Ketika pemilihan umum akan mulai
diselenggarakan, para calon pemimpin dan wakil
rakyat berlomba-lomba melakukan berbagai
komunikasi untuk menarik minat masyarakat luas.
Berbagai strategi dilakukan oleh partai pendukung
tersebut Teknik komunikasi dalam pemilihan umum
bisa dilakukan melalui berbagai cara. Teknik
komunikasi tersebut bisa terlaksana jika terdapat
medianya. Media dalam melakukan komunikasi
politik merupakan suatu tempat untuk menyalurkan
informasi atau tempat untuk melakukan komunikasi.
Saluran tersebut digunakan agar bisa menjangkau
seluruh lapisan masyarakat yang berasal dari
berbagai daerah dengan kebudayaan yang berbeda
pula. Dalam menyampaikan informasi, para
55
komunikator menggunakan saluran komunikasi
politik dan saluran komunikasi persuasif.
Tipe-tipe saluran komunikasi politik
dibedakan menjadi 3, yaitu
1) Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan proses dalam
penyampaian pesan yang dilakukan oleh
komunikator politik kepada komunikan atau
khalayak umum melalui media massa, seperti
media elektronik dan media cetak. Media ini
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
calon dalam pemilihan umum.
2) Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal merupakan proses
penyampaian pesan oleh komunikator politik
kepada komunikan secara langsung atau tatap
muka (face to face). Misalnya saja dialog.
3) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan proses
penyampaian pesan oleh komunikator politik
56
kepada komunikan atau komunikasi vertical (dari
atas ke bawah) dan horizontal (dari kiri ke
kanan) sejajar. Contoh dalam pemilihan umum
yaitu komunikasi antar pasangan calon dan tim
suksesnya.
Sama halnya dengan tipe saluran komunikasi
politik yang dibedakan menjadi tiga, tipe saluran
komunikasi persuasif pun dibedakan menjadi tiga
pula, antara lain:
1) Kampanye Massa
Kampenye massa merupakan proses penyampaian
pesan persuasive berisi program-program, asas
yang dianut, platform yang dilkaukan oleh
partai politik kepada masyarakat umum sebagai
calon pemilih saat pemilihan umum. Kegiatan ini
bisa dilakukan melalui media massa cetak dan
elektronik agar memilih calon atau wakil rakyat
yang dikampanyekan. Misalnya: “buruh pabrik
akan mendapatakan kehidupan yang sejahtera jika
memilih calon A”
57
2) Kampanye Interpersonal
Kampanye Interpersonal merupakan proses
penyampaian pesan persuasif yang berupa
program-program, asas, platform ditambah
pembagian kekuasaan partai yang dilakukan oleh
komunikator politik kepada tokoh masyarakat
yang memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat
yang akan menjadi pemilih di pemilu. Kegiatan
ini bertujuan agar masyarakat memilih calon
yang diserukan. Misalnya: Dialog antara calon
presiden dan wakil presiden kepada Ketua NU di
Semarang.
3) Kampanye organisasi
Kampanye organisasi merupakan proses
penyampaian pesan persuasif yang berupa
program-program, asas, platform, pembagian
kekuasaan partai politik yang dilakukan oleh
komunikator terhadap kader, fungsionaris dan
anggota dalam satu organisasi partai politik
dan antar sesama anggota agar memilih calon
58
dalam pemilihan umum. Contoh: Ketua partai A
memberi pesan persuasif agar memilih calon
tertentu di pemilu
Berdasarkan jenis media atau saluran
komunikasi yang telah disampaikan, maka semua
tipe media tersebut bisa digunakan oleh para
kandidat. Namun yang paling banyak digunakan oleh
para kandidat, yaitu tipe saluran komunikasi
persuasif politik yang bersifat mempengaruhi
masyarakat agar memilih kandidat tertentu di
pemilihan umum. Media massa baik media cetak
ataupun elektronik merupakan alat yang digunakan
untuk berkomunikasi kepada masyarakat luas agar
lebih mudah menyampaikan informasi dari
komunikator. Selain itu, pada saat pemilihan umum
banyak para calon dan tim sukses juga melakukan
kampanye baik interpersonal ataupn organisasi.
j. Teknik Komunikasi dalam Pemilihan Umum
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa media
komunikasi yang cocok dalam pemilihan umum adalah
59
tipe saluran persuasif politik yang memiliki
kemampuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.,
Maka, diperlukan pula teknik komunikasi yang
tepat agar media tersebut bisa berjalan dengan
baik. Suatu teknik dan strategi diperlukan agar
komunikasi yang disampaikan bisa menarik
perhatian banyak orang dan membuka kans yang luas
bagi terpilihnya calon tersebut. Dalam pembahasan
ini akan dijelaskan berbagai teknik komunikasi
pada saat kempanye, baik kampanye massa, kampanye
Interpersonal, dan kampanye organisasi.
Teknik komunikasi yang digunakan dalam
pemilihan umum bisa melalui media massa, ataupun
kampanye langsung. Semua proses tersebut tidak
akan berjalan jika komunikator dan pendukungnya
tidak memiliki strategi dan teknik yang tepat
dalam melaksanakannya.
1) Kampanye
Kampanye pemilihan biasanya dilakukan pada
saat waktu kampanye setiap calon di pemilihan
60
di tetapkan. Secara garis besar, kampanye
pemilihan merupakan sistematis untuk
mempengaruhi khalayak terutama calon pemilih.
Hal ini bertujuan agar mereka member dukungan
atau suaranya kepada kandidat yang sedang
berkompetisi pada pemilihan umum.
Dalam berkampanye, manajemen kampanye
merupakan hal penting yang harus diperhatikan
agar kampanye bisa berjalan dengan baik. Untuk
mendapatkan system manajemen kampanye yang
baik, maka harus memperhatikan beberapa teknik
sebagai berikut:
a) Organisasi tim kampanye
Dalam organisasi tim kampanye ini terdapat
tiga unsur pokok yang harus di perhatikan,
yaitu kepemimpinan organisasi dan sumber
daya manusia, anggaran dan jaringan
organisasi.
(1) Kepemimpinan dan sumber daya manusia
merupakan factor utama penentu
61
keberhasilan dari kampanye tersebut. oleh
karena itu dalam kepemimpinan dan sumber
daya ini harus mempertimbangkan kualitas,
komitmen dan dedikasi. Jika SDM dari suatu
kampanye atau tim suksesnya memiliki
kualitas yang baik dan berdedikasi tinggi
maka masyarakat akan tertarik untuk
menyaksikan kampanye yang dilaksanakan.
Pada umumnya, orang yang melakukan
kampanye calon tertentu merupakan orang
yang memiliki hbungan dekat dengan
kandidat ataupun tokoh yang punya pengaruh
besar dan disegani oleh banyak orang
(2) Anggaran dalam kegiatan kampanye akan
berpengaruh besar terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut. dana tersebut digunakan
untuk mengadakan alat-alat, mengadakan
rapat, memasang iklan, mendatangkan artis,
konsumsi dan lain-lain. Jadi, kampanye
pemilihan merupakan suatu kegiatan yang
62
membutuhkan dana cukup banyak, sehingga
jika dana tersebut tidak terpenuhi maka
kampanye tidak akan berjalan dan sudah
tentu calon atau kandidat tersebut sangat
sulit memenangkan pemilihan.
(3) Jaringan organisasi dibutuhkan untuk
membangun organisasi tim kampanye. Semakin
luas jaringan yang dibuat maka semakin
banyak massa pendukung calon tersebut.
Jaringan organisasi dapat dikembangakan
melalui pengembangan jaringan formal dan
informal. Jaringan formal dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu membina jalinan
hubungan keluar untuk membangun koalisi
dan membina jalinan hubungan kedalam untuk
maksud konsolidasi. Sedangkan secara
informal tergantung pada pada pribadi
tokoh yang menjadi tim kampanye, tokoh-
tokoh tersebut bisa menjalin hubungan
63
dengan berbagai kalangan di luar kegiatan
formal.
b) Perencanaan dan strategi kampanye
Perencanaan kampanye merupakan rangkaian
proses yang bersifat terstruktur dari upaya
kampanye atau pemasaran politik. Rangkaian
proses tersebut mencakup beberapa unsur,
antara lain
(1) Penelitian dan analisis situasi
Penelitian dan analisis situasi dilakukan
supaya tim kampanye dapat mengetahui
karakter-karakter ekonomi sosial dan
budaya masyarakat, kecenderungan dan
aspirasi pemilih serta keberadaan saingan.
Semua itu harus dilaksanakan agar tim
kampanye mengetahui terlebih dahulu
karakter dari masyarakat sehingga bisa
lebih mudah menyusun strategi serta pesan
yang akan disampaikan pada saat kampanye.
(2) Analisis SWOT.
64
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kekuatan/kelebihan yang dimiliki partai
atau kandidat dibandingkan dengan yang
lainnya, kelemahan/kekurangan yang
dimiliki partai atau kandidat dibandingkan
dengan yang lainnya, peluang/kesempatan
yang dimiliki partai atau kandidat
dibandingkan dengan yang lainnya, ancaman
atau resiko yang dimiliki partai atau
kandidat dibandingkan dengan yang lainnya.
(3) Tujuan-tujuan dan maksud kampanye
Tujuan-tujuan dan maksud kampanye
disesuaikan dengan kondisi yang ada
dilapangan. Hal ini bisa mempertimbangkan
hasil analisis swot yang telah dilakukan
sehingga tujuan dan maksudnya bisa tepat.
(4) Strategi kampanye
65
Strategi kampanye lebih merupakan prinsip
pemikiran yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan kampanye. Strategi yang digunakan
oleh setiap kandidat cenderung berbeda-
beda. Mereka menggunankan strategi
tersebut untuk mencari masa yang lebih
banyak.
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam hal ini dimaksudkan degan
pelaksanaan yang konsisten dalam pelaksanaan
kampanye meskipun tetap mempertimbangkan
perkembangan situasi
d) Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi harus terus
diterapkan secara berkelanjutan. Hal ini
agar para komunikator ataupn tim suksesnya
bisa mengetahui permasalahan yang ada dan
bisa segera memperbaiki permasalahan
tersebut dengan cepat sehingga problem
66
tersebut tidak akan mucul kembali di waktu
yang lain.
F. Definisi Konsep
1. Persepsi
Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Jalaludin Rakhmat, 2007: 51) .
2. Mahasiswa
Mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana
yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi
(yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan
di harapkan menjadi calon-clon intelektual.
3. Iklan Politik Aburizal Bakrie
Iklan politik (political advertising) adalah kegiatan
periklanan yang dilakukan oleh partai-partai politik
dalam rangka kegiatan pemilu. Iklan politik itu
bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih
67
partai yang beriklan tersebut (Syafrin, 2004: 40)
Iklan politik Aburizal Bakrie diukur dari :
a. Credibility yaitu nilai kepercayaan responden
terhadap pesan politik Aburizal Bakrie.
b. Context yaitu hubungan antara pesan dan khalayak.
c. Content yaitu makna yang tersirat dalam pesan iklan
politik Aburizal Bakrie.
d. Clarity yaitu faktor kejelasan makna pesan politik
Aburizal Bakrie .
e. Continuity yaitu kesinambungan makna pesan politik
Aburizal Bakrie.
f. Consistency yaitu ketetapan terhadap makna pesan
politik Aburizal Bakrie.
g. Capability yaitu kemampuan khalayak terhadap pesan
politik Aburizal Bakrie.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
68
Dalam penelitian ini digunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. “Penelitian
deskriptif bermaksud membuat pemeriaan
(penyandaraan) secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
tertentu” (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
2001: 4). Sedangkan menurut Sudarman Danim (2002:
41) “Penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan
suatu situasi atau area populasi tertentu yang
bersifat faktual secara sistematis dan akurat.
Penelitian deskrptif dapat pula diartikan sebagai
penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena
individual, situasi atau kelompok tertentu yang
terjadi secara kekinian”.
Sedangkan metode kualitatif merupakan
“Prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang diamati”
(Moleong, Lexy J. 2002: 78).
2. Sumber Data
69
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
melalui wawancara, dokumentasi dan observasi dengan
informan atau narasumber. Dalam menentukan informan
atau narasumber peneliti menggunakan teknik purposive
sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan
yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya
secara mendalam. Dengan alasan karena penelitian ini
bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian
dengan menggunakan berbagai pertimbangan berdasarkan
konsep teoritis, keinginan pribadi dan kenyataan
alamiah (Pawito, 2007: 88).
Adapun informan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011, dengan
teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposive samping, yaitu cara pengumpulan data dipilih
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono,
2013). Penentuan jumlah informan dihentikan apabila
telah jenuh, tidak memberikan informasi baru /
berarti lagi (redundancy / jenuh).
70
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
komunikasi kualitatif, teknik pengumpulan data
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Interview
Interview atau wawancara secara mendalam
merupakan salah satu satu teknik pengumpulan data
atau informasi dengan bertanya langsung kepada
informan penelitian. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu wawancara (intervieweer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Proses
wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan
membuat kerangka garis besar pokok-pokok yang
akan ditanyakan dalam proses wawancara tersebut
(Pawito, 2007: 96).
Interview atau wawancara dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai persepsi
71
mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal Bakrie
pada media televisi TV One.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
notulen, agenda dan sebagainya (Suharsimi
Arikunto, 2006: 231).
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
mengenai identitas para resonden yang digunakan
sebagai informan penelitian.
4. Validitas Data
Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian
bahwa data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan/
fakta. Untuk itu peneliti menggunakan cara trianggulasi
data. Trianggulasi data merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang telah
diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengecek (cross
72
check) kebenaran data tersebut dengan cara
membandingkannya dengan data sejenis yang diperoleh
dari sumber yang lain.
Menurut Sutopo (2002: 32) menyatakan ada 4
macam triangulation yaitu :
a. Data TriangulationDimana peneliti mengunakan beberapa sumber datauntuk mengumpulkan data yang sama.
b. Investigator TriangulationMengumpulkan data yang semacam dilakukan olehbeberapa orang peneliti.
c. Methodological triangulationPenelitian yang dilakukan dengan menggunakanmetode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkandata sejenis tetapi dengan menggunakan teknikpengumpulan data yang berbeda.
d. Theoritical TriangulationMelakukan penelitian tentang topik yang sama dandatanya dianalisis dengan menggunakanbeberapa perspektif teoritis yang berbeda.
Untuk menguji kevalidan/keabsahan data yang
terkumpul peneliti menggunakan teknik triangulasi
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
73
Adapun validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi
sumber. Triangulasi sumber yaitu upaya peneliti untuk
mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna
memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang
sama, hal ini berarti peneliti bermaksud menguji
data yang diperoleh dari sumber (untuk dibandingkan)
dengan data dari sumber lain. Sedangkan triangulasi
metode dimana peneliti membandingkan temuan data
yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode
tertentu, (misalnya catatan lapangan yang dibuat
selama melakukan observasi) dengan data yang
diperoleh dengan menggunakan metode lain (misalnya
transkip dari in-depth-interview)( Pawito, 2007: 99).
5. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh di lapangan
selanjutnya akan dianalisa untuk mengetahui langkah-
langkah apa yang akan diambil untuk memecahkan
persoalan yang ada. Teknik analisa data yang
74
digunakan dalam penelitian tersebut adalah model
analisis interaktif (model saling terjalin).
Dalam model analisis interaktif, tiga komponen
yakni reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan
proses pengumpulan data sebagai proses siklus.
Secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut
:
Gambar 1.1
Analisis Data Model Interaktif Dari Miles Dan Huberman(1994: 12)
Keterangan :
1. Pengumpulan data
Pengumpula
Reduksi
Sajian
PenarikanKesimpulan
75
Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan
cara melakukan wawancara, observasi dan studi
dokumentasi.
2. Reduksi data
Reduksi data berarti upaya untuk mengelompokkan
dan meringkas data agar dapat mengidentifikasi
data-data yang mungkin kurang relevan untuk
tujuan penelitian sehingga data-data tersebut
tidak termasuk yang akan dianalisis.
3. Sajian data
Penyajian data (data display) melibatkan langkah-
langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin
data yang satu dengan data yang lain sehingga
seluruh data yang dianalisis benar-benar
dilibatkan dalam satu kesatuan. Data yang tersaji
berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan
yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan
kerangka teori yang digunakan.
4. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
76
Pada komponen terakhir yaitu penarikan serta
pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions)
peneliti mengimplementasikan prinsip induktif
dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada.
Peneliti dalam kaitan ini akan mempertajam
kesimpulan yang telah dibuat sebelumnya sampai
pada kesimpulan akhir berupa proposisi-proposisi
ilmiah mengenai gejala atau realitas yang
diteliti.
Ketiga alur kegiatan yaitu reduksi data, sajian data
dan penarikan kesimpulan aktivitasnya berbentuk
interaksi dengan proses pengumpulan data yang
menggunakan proses siklus. Peneliti bergerak di antara
ketiga komponen tersebut.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum FISIP UNS
1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret (FISIP-UNS) berdiri pada tahun 1976,
bersamaan dengan diresmikannya Universitas Negeri
Surakarta Sebelas Maret yang dikukuhkan dengan
Keputusan Presiden RI Nomor: 10 Tahun 1976. FISIP UNS
merupakan salah satu diantara Sembilan Fakultas di
lingkungan UNS.
Pada saat awal berdiri, nama FISIP UNS adalah
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, yang memiliki dua
jurusan, yaitu jurusan Administrasi Negara dan Jurusan
Publisistik. Menginjak tahun 1982, berdasar SK
Presiden RI Nomor: 55 Tahun 1982 tentang “Susunan
Organisasi Universitas Sebelas Maret”, nama fakultas
dirubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS). Kemudian
77
berdasarkan SK Mendikbud RI Nomor: 017/0/1983,
tertanggal 14 Maret 1983 nama Jurusan juga berubah,
menjadi Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu
Komunikasi.
Dengan keluarnya SK Mendikbud RI Nomor:
055/0/1983 tanggal 8 Desember 1983 tentang “Jenis dan
Jumlah Jurusan pada Fakultas di Lingkungan Universitas
Sebelas Maret”, FISIP UNS menambah satu jurusan baru,
yaitu Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Jurusan
ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar Umum di semua
Program Studi (Prodi) di lingkungan Universitas
Sebelas Maret dan berada di bawah tim MKDU Universitas
Sebelas Maret.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI (SK Dirjen Dikti Depdikbud) Nomor:
27/Dikti/Kep./1986 tanggal 29 Mei 1986, di FISIP UNS
dibentuk program Studi Sosiologi yang mengawali
programnya pada semester Juli-Desember 1986. Terakhir
dengan SK Dirjen Dikti Nomor: 66/Dikti/Kep./ 1998,
tanggal 2 Maret 1998 Program Studi Sosiologi menjadi
Jurusan Sosiologi yang merupakan Program Sarjana (S1)
dan berada dibawah Dekan. Kemudian jenis dan jumlah
Prodi di setiap Jurusan pada Fakultas-Fakultas di
lingkungan UNS juga dibakukan berdasarkan SK Dirjen
Dikti Depdikbud RI Nomor: 222/Dikti/Kep./1996 tentang
“Program Studi pada Program Sarjana di lingkungan
Universitas Sebelas Maret. Prodi untuk Jurusan Ilmu
Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi masing-masing
adalah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.
Pada tahun awal berdirinya, sistem pendidikan di
FISIP UNS adalah sistem kenaikan tingkat (5 Tahun)
yang membagi satu tahun akademik menjadi dua semester
dan di setiap akhir semester kedua (akhir tahun
akadmik), mahasiswa dievaluasi untuk menentukan apakah
mahasiswa berhasil naik ke tingkat berikutnya atau
harus mengulang. Mahasiswa yang dua kali berturut-
turut tidak naik tingkat, dikenai DO (Drop Out).
Pada tahun 1979, untuk pertama kalinya di UNS
mulai diintroduksikan Sistem Kredit Semester. Sistem
ini dituangkan dalam SK Rektor UNS Nomor:
073/PT40/C/79 tertanggal 2 Januari 1979 tentang
“Peraturan Sistem Kredit dan Sistem Kenaikan Tingkat
UNS Sebelas Maret”. Keputusan Rektor tersebut
mengisyaratkan bahwa FISIP UNS perlu melakukan
penyesuaian-penyesuaian dalam sistem pendidikannya.
Persiapan kearah itu dituangkan dalam Buku Pedoman
FISIP UNS tahun 1979.
Kemudian dengan dikeluarkannya SK Mendikbud RI
Nomor: 0124/U/1979 tanggal 8 Juni 1979 yang menyangkut
“Jenjang Program Pendidikan Tinggi di Lingkungan
Dekdikbud” FISIP UNS mengambil langkah-langkah
transisi mulai tahun akademik 1979/1980 sebagai
berikut:
a. Menetapkan program Strata Satu (S1) berdasarkan
SK Mendikbud Nomor: 0124/U/1979 bagi mahasiswa tahun
akademik 1979/1980 yang tidak naik tingkat. Sistem
ini dikenal dengan Sistem Kredit Strata 8 Semester.
b. Menetapkan tetap berlakunya SK Rektor UNS Nomor:
073/PT40/C/79 Sub tentang Sistem Kredit bagi
mahasiswa Tingkat II ke atas. Sistem ini dikenal
dengan Sistem Kredit Non Strata 10 Semester.
Penetapan tersebut disuatu pihak berarti FISIP
UNS telah meninggalkan sistem kenaikan tingkat dan
mulai memasuki masa transisi dualisme dalam penerapan
sistem kredit. Tidak mudah bagi FISIP UNS untuk pindah
dari satu sistem (Sistem Kenaikan Tingkat) ke sistem
lainnya (Sistem Kredit). Kesulitan masih ditambah
dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti
peningkatan daya tampung mahasiswa, peningkatan
produktivitas lulusan, peningkatan kuantitas dan
kualitas tenaga pengajar, penyesuaian kurikulum dan
lain-lain.
Seiring berjalannya waktu, dualisme dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan ini dapat diakhiri sambil
senantiasa memantapkan diri dalam pelaksanaan Sistem
Kredit seperti diatur dalam SK Mendikbud Nomor:
0124/U/1979 dan peraturan-peraturan lain dari Dirjen
Dikti sehubungan dengan pelaksanaan SK Mendikbud tadi.
Upaya pemantapan ini tercermin dengan dikeluarkannya
secara berturut-turut:
1. SK Rektor UNS Nomor: 150/PT40/1980 tentang
“Peraturan Sistem Kredit untuk Program Strata Satu
(S1) Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret”.
2. SK Rektor UNS Nomor: 80/PT40/1983 tentang “Peraturan
Sistem Kredit untuk Program Strata Satu (S1)
Universitas Negeri Sebelas Maret”.
3. SK Rektor UNS Nomor: 03/PT40/1987 tentang “Peraturan
Sistem Kredit Semester Universitas Negeri Sebelas
Maret”.
SK terakhir ini yang kemudian diperbaiki dengan
SK Nomor: 71/PT40.H/1990 tanggal 11 April 1990 yang
berlaku surut mulai tanggal 11 November 1989 dan
diperbaiki lagi dengan SK Rektor Nomor:
177/PT40.H/1992. Selanjutnya SK tersebut diperbaharui
dengan dikeluarkannya SK Rektor Nomor: 123/J27/PP/98
tanggal 12 Mei 1998. Dengan ditetapkannya Undang-
Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, maka SK Rektor Nomor:
177/PT40.H/I/1992 tentang Peraturan Sisetem Kredit
Semester Universitas Sebelas Maret diperbarui lagi
dengan SK Rektor Nomor: 475/J27/PP/2005 tanggal 11
Agustus 2005 tentang Peraturan Sistem Kredit Semester
Universitas Sebelas Maret, yang dipakai sebagai
landasan hingga saat ini.
Dekan FISIP UNS dari tahun 1976 sampai dengan
saat ini adalah:
1. Drs. M. Sartono (tahun 1976-1980)
2. Drs. Soeharno (tahun 1981-1986)
3. Drs. Purwoto (tahun 1986-1987)
4. Drs. H. Zainuddin (tahun 1987-1993)
5. Drs. Suparni (tahun 1993-1995)
6. Drs. H. Zainuddin (tahun 1995-1998)
7. Drs. Dwi Tiyanto, SU (tahun 1998-2007)
8. Drs. H. Supriyadi, SN, SU (tahun 2007- 2011)
9. Prof. Drs. Pawito, Ph.D. (Tahun 2011 – sekarang)
Peningkatan daya tampung mahasiswa semakin
diperluas sehingga kini FISIP UNS mempunyai kapasitas
menerima rata-rata 250 mahasiswa baru per tahun.
Kualitas akademik ditingkatkan melalui pendidikan S2
dan S3 bagi tenaga pengajar, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, serta upaya lain seperti
kursus-kursus, penataran dan lain-lain. Kini hampir
seluruh kapasitas FISIP UNS dikerahkan guna
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNS
Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di
FIFIP UNS dilaksanakan dengan mengacu pada visi, misi
dan tujuan FISIP UNS. Berdasarkan visi, misi dan
tujuan yang dirumuskan dengan melibatkan stakeholders,
kemudian disusun rencana strategis untuk jangka waktu
lima tahunan. Mulai tahun 2007 semua program dan
kegiatan dilaksanakan berdasarkan tiga pilar kebijakan
Pendidikan Tinggi meliputi:
a. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan.
b. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing
c. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan
Pencitraan Publik.
Adapun visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret adalah memberdayakan
Fakultas dan Jurusan dalam rangka menuju otonomi
sehingga mampu meningkatkan peran FISIP sebagai pusat
kegiatan ilmiah bagi masyarakat kampus maupun di luar
kampus.
Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret sebagai wujud
pengejawantahan dari visi yang telah ditetapkan
sebelumnya adalah:
a. Menyelanggarakan pendidikan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten.
b. Menyelanggarakan penelitian untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, konsep-konsep dan teori-teori
keilmuan sosial dan politik yang sesuai dengan
perubahan masyarakat baik perubahan pada tingkat
global, regional, nasional maupun lokal.
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
untuk menerapkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan social dan politik.
Tujuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret terdiri atas beberapa
butir, yaitu:
a. Melaksanakan pemberdayaan Fakultas dan Jurusan
dalam rangka menuju otonomi.
b. Menjadikan FISIP sebagai pusat kegiatan ilmiah.
c. Meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa di
bidang riset dan pengabdian
d. Mengembangkan sistem manajemen internal/
pengelolaan lembaga yang mampu mendukung
terselenggaranya pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
e. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan
alumni perguruan tinggi lain.
f. Meningkatkan jumlah penerima beasiswa.
g. Memberikan peluang dan peran bagi mahasiswa dalam
kegiatan akademik.
3. Susunan Organisasi FISIP UNS
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi, maka organisasi fakultas terdiri dari: (a)
unsur pimpinan: Dekan dan Pembantu Dekan, (b) senat
fakultas, (c) unsur pelaksansa akademik: jurusan,
laboratorium dan kelompok dosen dan (d) unsur
pelaksana administratif: bagian tata usaha.
a. Unsur Pimpinan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang
menjalankan sebagian tugas pokok dan fungsi
universitas (UNS) yang berada di bawah Rektor.
Fakultas bertugas mengkoordinasi dan atau
melaksanakan pendidikan akademik dan atau
profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu.
Fakultas dipimpin oleh Dekan yang bertanggung
jawab langsung kepada Rektor. Dekan mempunyai tugas
memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga
pendidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan
administrasi fakultas. Dalam melaksanakan tugas
sehari-hari, Dekan dibantu oleh tiga orang Pembantu
Dekan, yang bertanggung jawab langsung kepada Dekan
yang terdiri atas:
1) Pembantu Dekan Bidang Akademik, yang
selanjutnya disebut Pembantu Dekan I (PDiI) yang
bertugas membantu Dekan dalam memimpin
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
2) Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, yang
selanjutnya disebut Pembantu Dekan II (PD II)
mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan
administrasi umum.
3) Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang
selanjutnya disebut pembantu Dekan III (PD III)
mempunyai tugas membantu Dekan dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta
layanan kesejahteraan mahasiswa.
b. Senat Fakultas
Senat fakultas adalah badan normatif dan
perwakilan tertinggi di lingkungan fakultas yang
memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan
peraturan universitas. Senat fakultas terdiri atas
guru besar, pimpinan fakultas, ketua jurusan dan
wakil dosen. Senat fakultas diketuai oleh Dekan
yang dibantu oleh seorang sekretaris senat yang
dipilih diantara anggotanya.
c. Unsur Pelaksana Akademik
1) Jurusan (Program Studi)
Jurusan (Program Studi) adalah unsur pelaksana
fakultas di bidang studi tertentu yang berada di
bawah Dekan. Jurusan (Prodi) dipimpin oleh seorang
Ketua Jurusan (Ketua Prodi) yang dipilih diantara
Dosen menurut peraturan perundangan yang berlaku
dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari dibantu
oleh seorang Sekretaris Jurusan.
Tugas Jurusan (Prodi) adalah melaksanakan
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat dalam sebagian atau
satu cabang ilmu, teknologi atau kesenian tertentu
sesuai dengan program pendidikan yang ada dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
FISIP UNS terdiri dari tiga jurusan, yaitu
Jurusan Ilmu Administrasi, Jurusan Ilmu Komunikasi
dan Jurusan Sosiologi. Adapun Prodi yang
dilaksanakan meliputi: Prodi Administrasi Negara
(pada Jurusan ilmu Administrasi), Prodi Ilmu
Komunikasi (pada Jurusan Ilmu Komunikasi) dan
Prodi Sosiologi (pada Jurusan Sosiologi).
2) Laboratorium (Studio)
Laboratorium (Studio) merupakan perangkat
penunjang pelaksanaan pendidikan pada Jurusan
dalam pendidikan akademik dan atau professional
yang dipimpin oleh dosen yang memenuhi syarat
keahlian sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan,
teknologi atau kesenian tertentu dan bertanggung
jawab kepada Ketua Jurusan.
3) Dosen
Dosen adalah tenaga pengajar di lingkungan
fakultas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Dekan. Dosen terdiri atas
dosen biasa, dosen luar biasa dan dosen tamu.
Dosen mempunyai tugas utama mengajar, membimbing
dan atau melatih mahasiswa serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4) Unsur Pelaksana Administratif: Bagian Tata
Usaha
Bagian Tata Usaha adalah pembantu pimpinan
fakultas yang bertugas melaksanakan administrasi
umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian,
kemahasiswaan dan pendidikan di fakultas. Bagian
Tata Usaha mempunyai empat Sub Bagian yang
meliputi: (a) Sub Bagian Umum dan
Perlengkapan,i(b)iSub Bagian Keuangan dan
Kepegawaian, (c) Sub Bagian Pendidikan dan (d) Sub
Bagian Kemahasiswaan.
5) Unsur Lain (Penunjang)
a)Perpustakaan
Perpustakaan mempunyai tugas memberikan
pelayanan bahan pustaka dan kegiatan-kegiatan
lain untuk keperluan pendidikan dan pengajaran,
penelitian serta pengabdian kepada masyarakat,
mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkungan
FISIP pada khususnya dan UNS pada umumnya.
b)Organisasi Kemahasiswaan
Kebebasan organisasi kemahasiswaan di
perguruan tinggi diatur dengan SK Mendikbud RI
Nomor: 115/U/1998, tentang “Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi”.
Khusus di FISIP badan legislatif bernama Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM), badan eksekutif
bernama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang
membawahi beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
B. Gambaran Umum TvOne
1. Sejarah Perkambangan TvOne
tvOne (sebelumnya bernama Lativi) merupakan salah
satu stasiun televise swasta di Indonesia. Stasiun
televisi ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 2002
oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu, konsep
penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah
yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan
beberapa hiburan ringan lainnya. Namun sejak tahun
2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie
yang juga merupakan pemilik Antv. Tepat hari kamis 14
Februari 2008, pukul 19.00 WIB Malam, Lativi secara
resmi berganti nama menjadi tvOne dan itu merupakan
saat yang bersejarah karena untuk pertama kalinya
tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne
menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang
mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana
Presiden Republik Indonesia.
Semenjak Lativi secara resmi berganti nama
menjadi tvOne, kini Abdul Latief pun tidak lagi berada
dalam posisi kepemilikan saham tvOne. Kini komposisi
kepemilikan saham tvOne terdiri dari PT Visi Media
Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response
Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. Dengan komposisi
acaranya hampir 70 persen berita, dan sisanya
merupakan gabungan program olahraga dan hiburan. tvOne
secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia ke
atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi
diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program
News and Sports yang dimilikinya.
2. Visi dan Misi tvOne
Visi :
“Visi dari tvOne yaitu mencerdaskan semua lapisan
masyarakat yang pada akhirnya memajukan Bangsa”
Misi :
a. Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.
b. Menayangkan program News & Sport yang secara
progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju,
positif dan cerdas.
c. Memilih program News & Sport yang informative dan
inovatif dalam penyajian dan kemasan.
3. Karakteristik Program tvOne
Karakteristik program tvOne lebih menekankan pada
acara berita dan selebihnya adalah acara olahraga dan
hiburan dengan komposisi 70% berita, sisanya gabungan
program olahraga dan hiburan. tvOne memiliki program-
program yang menjadi unggulan yaitu; Kabar Pagi, Apa
Kabar Indonesia Pagi, Apa Kabar Indonesia Malam, Kabar
9, Kabar Siang, Kabar 15, Kabar Petang, Kabar malam,
Kabar Pasar, dan Kabar Terkini. Selain memiliki
program-program unggulan di atas, tvOne juga memiliki
program yang bernuansa religi Islam seperti “Jejak
Islam” dan “Damai Indonesiaku”, juga memiliki Program
yang bernuansa petualangan seperti “Backpacker” dan
“Nuansa 1000 Pulau”. Dan acara-acara lainnya yang
BAB III
SAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal
Bakrie pada Media Televisi TV One
Penyampaian pesan dalam iklan politik di TV
dapat menggunakan berbagai macam tehnik. Devlin (Brian
Mcnair, 1999) menyebutkan ada delapan kategori,
meskipun tidak saling meniadakan. Pertama, iklan
primitive, biasanya artificial, kaku, dan tampak dibuat-
buat. Kedua, talking heads, dirancang untuk menyoroti isu
dan menyampaikan citra bahwa kandidat mampu menangani
isu tersebut dan melakukan pekerjaannya nanti.
Berikutnya adalah iklan negative, yang menyerang
kebijakan kandidat atau partai lawan. Iklan politik di
tv jenis keempat adalah iklan konsep, yang dirancang
untuk menggambarkan ide-ide dasar dan penting mengenai
kandidat. Kelima adalah cinema-verite, tehnik yang
menggunakan situasi informal dan alami, misalnya
dengan menayangkan kandidat yang sedang berbicara
63
akrab dan spontan dengan rakyat kecil atau satu sisi
kehidupan pribadi atau keluarganya atau dunia
pekerjaannya. Meskipun bertujuan memberikan kesan
spontanitas dan informalitas, iklan semacam itu juga
sering berdasarkan naskah (scenario) dan latihan.
Dua jenis iklan politik lainnya adalah kesaksian
(testimonial), baik dari orang biasa, maupun dari
tokoh terkemuka yang dikagumi, baik dari tokoh
politik, ilmuwan, olahragawan mau pun artis. Terakhir
adalah format reporter netral, rangkaian laporan
mengenai kandidat atau lawannya dan memberikan
kesempatan kepada pemirsa untuk memberikan penilaian.
Tayangan itu tentu saja tidak netral, namun mengandung
kesan demikian karena disampaikan secara naratif
(Mulyana,1997: 97-98). Sedangkan dari sisi sifat
pesan, Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan,
iklan dapat digolongkan menjadi iklan positif dan
iklan negatif. Iklan positif adalah iklan yang memuat
keunggulan dari sebuah kontestan yang dipasarkan. dan
iklan negatif adalah iklan tentang kelemahan pesaing.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis iklan
Politik Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One.
Berikut merupakan iklan yang penulis analisis.
1. Iklan ARB tentang Motivasi untuk Anak Indonesia
Dalam iklan politik Aburizal Bakrie (ARB)
pada Media Televisi TV One yang mengambil tema
tentang motivasi untuk anak Indonesia, ARB tampil
dengan semangat motivator dihadapan siswa-siswi. ARB
mengajak secara langsung kelompok pelajar untuk
meningkatkan kreatifitas dan inovasi demi memajukan
Bangsa Indonesia. Melalui Iklan, ARB bercerita
bahwa ayahnya yang hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR)
saja bisa menyediakan pekerjaan bagi 10 ribu orang,
apalagi siswa-siswa SMKN kalau ditopang dengan
kekuatan impian, keteguhan cita-cita dan keberanian
mengambil keputusan. Iklan ini sangat asertif dan
berhasil menyentuh kaum pelajar, Di mana mereka
meerupakan pemilih pemula yang berusia 17-21 tahun
dan diperkirakan berjumlah 29,2 juta pada pemilu
2014. Dalam konteks ini, bagi pemilih pemula, iklan
ARB memperlihatkan sebuah pesan yang tidak lagi
offensif, tetapi lugas, dan bertanggung jawab.
Pemilih pemula cenderung mencari figur yang
menjanjikan masa depan dan mampu menyediakan
lapangan pekerjaan. Iklan-iklan ARB mampu memberikan
satu spirit dan keyakinan bagi para pemilih pemula
untuk menyadari bahwa masa depan bangsa dan negara
ditentukan oleh anak anak muda. Senyum dan gaya
komunikasi ARB menjadi pecut motivasi bagi para
pelajar untuk melakukan hal yang serupa bahkan
melakukan lompatan-lompatan melampaui figur yang
dicontohkan oleh ARB itu sendiri.
Berdasarkan tema iklan mengenai ARB yang
memberikan motivasi kepada para pelajar di Indonesia
untuk siap menjadi seorang wirausaha, berdasarkan
persepsi mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011
– 2013, yaitu Dwiko Pandu adalah sebagai berikut:
“Menurut saya iklan ARB yang memberikan motivasi kepadapara pelajar Indonesia cukup baik, sebab dalam iklantersebut ARB, memberikan contoh dan bukti konkrit bahwakalau kita sebagai pelajar harus mampu dan memilikikreativitas agar dapat menjadi orang yang sukses”
Sedangkan menurut Citra menyatakan bahwa:
”Iklan politik ARB tentang motivasi untuk Anak Indonesiamenurut saya cukup bagus, sebab dalam iklan tersebut ARBmemberikan suatu motivasi bahwa anak-anak Indonesiamemiliki potensi yang luar biasa, di mana kita sebagaigenerasi muda harus berani bermimpi, berani bertindak”.
Persepsi yang disampaikan oleh Topan mengenai
iklan politik ARB yang bertema pesan untuk anak
Indonesia menyatakan bahwa:
”Iklan ARB untuk versi ini cukup baik, dalam hal ini ARBmenjadi motivator atau penyemangat bagi para pelajar diIndonesia untuk maju dan berani bermimpi yang tinggi, haltersebut dimaksudkan agar anak-anak Indonesia menjadigenerasi yang kreatif dan tegas dalam bertindak”
Iklan politik di media televisi memiliki
kemampuan menggabungkan pesan verbal dan nonverbal
dalam format audio-visual. Melalui televisi, apa
rangkaian gambar dan audio. Setiap individu yang
melihat iklan akan menginterpretasikan iklan
tersebut sesuai dengan pandangan mereka sehingga
menimbulkan emosi tertentu. Pandangan tersebut
adalah persepsi. Menurut Lazarfeld et al (dalam
Brader, 2006), semua jenis propaganda pada dasarnya
adalah permainan emosi publik. Baden (dalam Brader,
2006) menambahkan bahwa iklan politik pada intinya
lebih ditujukan untuk menggugah aspek emosional
dibanding intelektual. Dan dalam masyarakat Asia,
seperti dikemukakan oleh Kaid (2006: 451), iklan
dengan nuansa emosional yang menggunakan bahasa dan
gambar yang membangkitkan perasaan atau emosi
tertentu, seperti rasa gembira, patriotisme,
kemarahan atau kebanggaan lebih disukai dan efektif.
Persepsi yang diungkapkan oleh Fadil
berkaitan dengan iklan politik ARB tentang pesan
untuk anak Indonesia menyatakan bahwa:
“Iklan ARB tentang motivasi anak sekolah tersebut, menurutsaya biasa saja, sebab dalam iklan tersebut berbeda dengankenyataan yang terjadi saat ini, di mana para pelajar yangsudah lulus sekolah susah untuk mendapatkan pekerjaan.Dalam hal ini pemerintah kurang menyediakan lapanganpekerjaan bagi para generasi muda”.
Hal yang sama diungkapkan oleh Azam yangmenyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, tapi saya tidakyakin bahwa seandainya nanti ARB jadi Presiden mampumenyediakan lapangan pekerjaan bagi para kaum muda,sebab selama ini pemerintahan, siapapun yangmemimpinnya kenyataannya ya begini-begini saja”.
Berdasarkan persepsi para mahasiswa UNS
tersebut dapat dikemukakan bahwa iklan politik ARB
versi pesan untuk anak Indonesia merupakan bagian
dari komunikasi politik. Komunikasi politik menurut
Susanto sebagaimana dikutip dalam Suraya (2014: 35)
dipahami sebagai “komunikasi yang diarahkan kepada
pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi
ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu
sanksi yang ditentukan bersama”. Komunikasi yang
dilakukan oleh calon presiden merupakan bentuk
komunikasi politik yang dilakukan untuk mencapai
tujuannya. Tujuan spesifik komunikasi politik ini
adalah untuk menciptakan pengetahuan, pengertian dan
pemahaman atas sosok calon presiden sebagai sosok
pemimpin muda yang layak memimpin Indonesia. Sebagai
sosok yang mencalonkan diri dalam Pilpres 2014,
kredibilitas serta citra positif merupakan dua hal
mutlak yang dapat “dijual” kepada publik.
Sedangkan persepsi Akbar mengenai iklan
politik ARB ini menyatakan bahwa:
“Iklan ARB ini sebenarnya cukup bagus, tetapi dalam iklantersebut tidak memberikan gambaran langkah-langkahkonkrit yang harus dilakukan oleh para pelajar dalam meraihmimpi-mimpinya, hal tersebut juga bertentangan dengankondisi Indonesia saat ini, dimana pemerintah kurangmenyediakan lapangan pekerjaan bagi para remaja”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa persepsi yang diberikan oleh
mahasiswa Komunikasi Non Reguler Tahun 2011 – 2013
mengenai iklan politik ARB tentang motivasi kepada
anak Indonesia, mahasiswa menilai bagus dan kreatif,
tetapi para responden apatis apakah janji ARB ketika
menjadi Presiden mampu menyediakan lapangan
pekerjaan atau tidak.
Sedangkan menurut persepsi Argo iklan politik
ARB versi pesan untuk anak Indonesia menyatakan
bahwa:
”Dalam iklan tersebut menurut saya, pesan yang ingindisampaikan oleh ARB adalah sosok ARB memiliki kompetensiyang baik, berani mengambil risiko, inovatif dan mampumemberi inspirasi kepada masyarakat secara luas”.
Hal tersebut sesuai dengan persepsi yang
disampaikan oleh Yusuf mengenai iklan ARB versi
pesan untuk anak Indonesia, yang menyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan tersebut cukup kreatif, di mana dalamiklan ARB tersebut mencoba memberikan inspirasi kepadapara kaum muda untuk berpikir dan berani dalammenggapai mimpi-mimpinya. Dalam hal ini pesan yang ingindimunculkan adalah sosok ARB yang merupakan pengusahasukses dan merupakan figur seorang pemimpin yangkompeten dan inovatif”.
Sebagai seorang pemimpin, calon presiden
setidaknya harus memiliki karakter kepemimpinan yang
baik. Seperti yang dikatakan oleh Cavaleri and
Seivert (2005) dalam Suraya (2014: 36) untuk menjadi
pemimpin yang efektif harus dipercaya oleh
pengikutnya dan dilibatkan dalam visinya. Organisasi
memerlukan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter
baik, yang bisa dipercaya dan yang akan memimpin
mereka menuju masa depan.
Karakter pemimpin masa depan yang baik adalah
: (1) Jujur, seorang pemimpin yang baik menunjukan
ketulusan, integritas dan keterbukaan dalam setiap
tindakannya. (2) Kompeten. Tindakan seorang pemimpin
haruslah berdasarkan penalaran dan prinsip moral.
(3) Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Ia
mengetahui apa yang diinginklan dan bagaimana cara
mendapatkannya, karena itu biasanya ia menetapkan
prioritas berdasarkan nilai moral yang dimilikinya.
(4) Memberi inspirasi. Seorang pemimpin harus
menunjukan rasa percaya diri, ketahanan mental,
fisik dan spiritual. (5) Cerdas. Pemimpin memiliki
kemauan terus belajar, membaca dan mengerjakan tugas
yang menantang kemampuannya. (6) Berpikiran adil.
Pemimpin memperlakukan seua orang dengan adil dan
menunjukan empatinya. (7) Berpikiran luas. Pemimpin
mau menerima segala perbedaan. (8) Berani. Seorang
pemimpin berani dalam mengambil keputusan dan
menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan. (9)
Tegas. Mengambil keputusan dengan tegas. (10)
Imajinatif. Pemimpin memiliki kreativitas dan
inovatif dalam kepemimpinannya. (Cavaleri and
Seivert dalam dalam Suraya, 2014: 37).
Pendapat yang disampaikan oleh Bahtiar berkaitan
dengan iklan politik ARB versi pesan untuk anak
Indoensia menyatakan:
“Pada dasarnya semua iklan politik ARB dalam versi pesanuntuk anak Indonesia sebenarnya ingin menonjolkan bahwaARB adalah sosok calon presiden yang memiliki sikap peduli,merakyat dan murah hati serta mampu mengayomi masyarakatnya”.
Aburizal Bakrie yang sudah memplokamirkan
diri untuk maju sebagai calon presiden dengan
dukungan Partai Golkar menggunakan komunikasi
politik “njawani” untuk menaikkan elektabilitas dan
popularitasnya. Tidak tanggung-tanggung, Aburizal
Bakrie yang selama ini dikenal dengan panggilan
akrabnya “Ical” terpaksa harus mengganti nama
panggilannya dengan singkatan ARB. Alasannya
terkesan sepele namun cukup fundamental karena kata
“Ical” bila dalam bahasa Jawa berarti hilang atau
musnah. Karena itu melalu kampanye di berbagai media
massa (cetak,elektronik maupun online) identitas
Aburizal Bakrie disebut dengan ARB yang tidak lain
merupakan akronim dari namanya sendiri. ARB menjadi
identitas baru Aburizal Bakrie untuk memudahkan
diingat serta menghindari pemaknaan yang negatif
terutama dalam budaya Jawa. ARB juga mencitrakan
diri sebagai sosok pemimpin yang “benevolence”, yakni
punya sikap peduli, merakyat dan murah hati serta
mampu mengayomi masyarakatnya.
Aburizal Bakrie pun mulai menggunakan istilah
“blusukan” untuk setiap kunjungannya ke daerah-
daerah dalam meraih simpati masyarakat. Blusukan yan
selama ini sedikit-demi sedikit, melalui kampanye di
berbagai media, mulai ditarik maknanya menjadi milik
siapa saja terutama para pemimpin yang mengunjungi
masyarakat bawah.
2. Iklan Politik ARB Menyapa Petani
Dalam iklan politik yang bertema ARB menyapa
petani tersebut digambarkan bahwa ARB sedang
melakukan dialog dengan para petani di wilayah
Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah dan menanyakan
kepada petani mengenai harga gabah, “Sekarang itu harga
gabah kering giling itu piro?”. ARB juga menjelaskan bahwa
para petani merupakan pahlawan bangsa. Karena kalau
tidak ada petani, kita mau makan nasi dari mana.
Dalam kesempatan itu ARB berjanji kepada para
petani bahwa anak-anak petani ke depannya harus
sekolah paling tidak sampai lulus kelas III SMA, dan
menjanjikan bahwa pendidikan untuk sekolah dasar
sampai sekolah menengah atas gratis.
Adapun persepsi mahasiswa terhadap iklan ARB
yang bertema “ARB menyapa petani” menurut Dwiko
Pandu adalah:
“Oo kalau itu sih tampak jelas ya kalau dilihat dari iklannya ituyang saya lihat yang petani itu dia berusaha agar petani ituhidup lebih sejahtera daripada sekarang ini. Mungkindirasakan bahwa kehidupan petani, buruh, pokoknya wargayang dengan pendapatan yang bisa dikatakan menengahkebawah itu mungkin sekarang itu menderita lah. Ya kalausaya lihat sih disitu nampak bahwa dia itu kelihatan gimanaya.....wibawa trus dia bisa ngayomi masyarakkkat kecil, diaberusaha agar rakyat kecil itu mendapatkan secercah harapangitu mas. Kalau dia itu bisa memimpin mungkin rakyat kecil itulebih diperhatikan daripada sekarang ini”.
Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Citra
menyatakan bahwa:
“Sebenernya cukup jelas mau memajukan kalangan petani itukan karena yang kita tahu indonesia itu juga kan negaraagraris kan sebelumnya.sebenernya jelas cuman kalo orang ygngerti mungkin cukup jelas menangkapnya kalo cumasbenernya target dia ke petani dia iklaninya kayak gitu jugamungkin agak kurang jelas gitu ya buat mereka”
Sedangkan menurut Topan kaitannya dengan iklan
ARB tentang menyapa petani menyatakan bahwa:
“Kalo menurut saya isi iklanya kena juga..soalnya dia ini,,inginmenigkatkan produktifitas pertanian indonesia,,diklanya itukan petani diangkat dalm iklan itucm ya benar jgadia ..,mewakili juga,,soalnya kan diindonesia barang pangan
pokok itu kan,,kadang stabil kadang gak cm kan lebih banyakgak stabilnya gt kan.nah akan lebih baiknya mungkin dia akanberpikir misalnya Indonesi lebih meajukan perekonomian darisegi pertanian,, ya menurut sya kena juga,,gmna ya,,indonesiakan negara agraris jd perlu ditingkatkan jg kyk dulu kan jugapernah menjadi swasembada beras.. sampe2 kita melakukansumbangan keluar..nah mungkin si arb pgn melakukan halyang sama seperti itu”.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Akbar
yang menilai iklan ARB sebagai berikut:
“Cukup, cukup, cukup baik, cukup bagus dia mengangkat eeedia mengangkat profesi mayoritas penduduk indonesiamas,jadi kan negara itu kan negara agraris sama negaramaritim jadi arb ini mengangkat eee para petani kita yangseharusnya itu,ya emang harus untuk diperhatikan mas danpara nelayan yang harus eee diperhatikan jugakesejahteraannya”
Sedangkan menurut Argo menyatakan bahwa:
“Eeee klo menurut saya eee komunikasi yang dilakukan arbcukup lumayan baik dalam artian gini mas dia menunjukkaneeee pola komunikasi dengan sajian audio visual dalam artiangambar2 dia mendukung dan dia memilih eeee objeknya tusebagai petani dia mau kan dari partai golkar ya mas eee diamau merangkul kaum menengah ke bawah dalam arti eeekaum2 yang kanayk petani,kaum2 menengahlah itu dia angkatitu menurut saya juga eee pasti sangat berpengaruh terlebihuntuk ini para petani atau enggak rakyat2 yang masuk dalamobjek2 dalam iklannya dia”.
Sedangkan menurut Bahtiar menyatakan bahwa:
“Kalo menurut pandangan saya, terkait dengan in, kebetulanyang saya angkat yg petani, di iklan itu kan beliau bener-benermerangkul kalangan konomi bawah,, seperti kayak dulu ya pas
jaman pak harto yang focus terhadapan pangan, petani,, jadimengisyaratkan bahwasanya dia itu pengen mengembalikankejayaan para petani,,jadi fokusnya itu lebih rakyat kcil gtlo,,kayak kakeknya,,itu pak harto hee”.
Berdasarkan pendapat para responden terhadap
iklan ARB yang mengusung tema tentang pertanian,
masing-masing responden memberikan pandangan
terhadap persepsi yang baik dengan visi dan misi
dari ARB untuk memajukan dan mengangkat
kesejahteraan kaum petani.
Dari hasil pengamatan, kecenderungan yang
partisipan terutama kalangan mahasiswa masih mencari
informasi yang detail mengenai visi dan misi serta
latar belakang atau figur Capres. Partisipan dari
kalangan mahasiswa memiliki pendapat yang berbeda-
beda mengenai pengaruh iklan politik televisi. Para
mahasiswa menyatakan iklan politik di media televisi
memberikan pengaruh dalam keputusan memilih, namun
bagi mahasiswa pengaruh tersebut tidak sepenuhnya.
Para mahasiswa masih masih mencari informasi lain
dari sumber yang berbeda. Para mahasiswa berpendapat
bahwa pesan dalam iklan itu tidak sepenuhnya dapat
dipercaya.
Dari sisi konten, Setiyono (2008: 51-52)
berpendapat seharusnya iklan politik baik di
televisi maupun media lain lebih berorientasi pada
isu atau program yang dijanjikan para politikus.
Iklan politik juga seharusnya memuat visi dan misi
yang bisa dijadikan dasar pijakan bagi pemilih untuk
menentukan pilihan. Iklan politik ARB versi “ARB
Menyapa Petani” nampaknya memenuhi kriteria yang
diajukan oleh Setiyono. Kemiskinan menjadi isu yang
diangkat oleh ARB dengan memberikan janji akan
memperbaiki perekonomian Indonesia, khususnya para
petani.
Dari kalangan mahasiswa UNS, berpendapat bahwa
iklan ARB menarik dan berbobot karena dari isu
permasalahan dan janji-janji yang disampaikan dalam
iklan, pemilih jadi mengetahui apa yang akan
dilakukan oleh ARB jika terpilih sebagai presiden.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Fadil. Fadil
mengatakan:
“ee.. iklan itu, kalo yang iklan ini menurut saya menarik sih.Kalo untuk ukuran ee,, masyarakat-masyarakat ee.. yangmungkin dalam iklan ini termuat. Maksudnya kalau di situ tadiada petani, ARB memberikan janji bahwa akan mengangkatkehidupan petan, karena petani adalah pahlawan bangsai.Oleh karena itu iklan ini cukup mengena. Dalam iklan tersebutARB memberikan janji untuk sekolah gratis dari SD sampaiSMA.
Sedangkan persepsi Azam berkaitan dengan iklan
politik ARB versi ARB Menyapa Petani menyatakan
bahwa:
“Mungkin dia cuma menawarkan bahwa dia akanmengadakan sekolah gratis dan lain-lain, dan itupun gakcuma dia yang menawarakan semua capres menawarkan,jangankan semua capres, presiden yang dulupun jugamenaawarkan seperti itu, tapi realisasinya kan juga gakpernah ada”
Yusuf dalam mempersepsikan iklan politik ARB
versi ARB Menyapa Petani menyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan tersebut adalah merupakan pencitraanARB sebagai capres, di mana dalam iklan tersebutmenunjukkan kedekatan ARB dengan masyarakat bawah,khususnya para petani, dan berusaha menunjukkan kepadapublic bahwa ARB sangat peduli terhadap nasib para petani”.
Citra merupakan gambaran yang dimiliki
masyarakat tentang seorang kandidat. Setiap kandidat
memiliki citra tersendiri di masyarakat dan
lingkungannya. Citra yang diinginkan merupakan
gambaran yang hendak ditanamkan dalam benak masing-
masing konstituen melalui serangkaian kegiatan
tertentu yang dilakukan di depan umum didasarkan
pada tema-tema tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan public. Kegiatan iklan politik yang
dilakukan oleh ARB berupaya mencitrakan diri sebagai
pemimpin yang peduli kepada rakyat kecil, seperti
konsep iklan politik versi “ARB Menyapa Petani” yang
dilakukannya bersama para petani.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nur Kholisoh (2014: 61) menyatakan bahwa hasil
survei yang dilakukan oleh Litbang KOMPAS
menunjukkan bahwa pencitraan yang dilakukan oleh
Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar
selama ini ternyata mampu meningkatkan elektabilitas
Partai Golkar yang dipimpinnya, namun di sisi lain
justru meningkatkan penolakan atau resistensi
masyarakat terhadap pencalonan dirinya sebagai calon
Presiden pada pemilu 2014 nanti. Artinya, apa yang
dikomunikasikan oleh Aburizal Bakrie sebagai Ketua
Umum Partai Golkar melalui program-program partai
yang pro-rakyat mampu menumbuhkan citra positif di
masyarakat terhadap partai politik yang dipimpinnya,
namun tidak demikian halnya dengan pencitraan
terhadap pribadinya sebagai seorang pemimpin.
Menurut hasil penelitian Nur Kholisoh (2014:
61) berbagai kampanye politik yang dilakukan oleh
kandidat calon presiden dalam upaya
mengkomunikasikan program-program yang
dicanangkannya, tidak akan berhasil membentuk citra
positif di benak masyarakat tanpa diimbangi dengan
sikap kepemimpinan yang dibutuhkan dan diharapkan
oleh masyarakat. Saat ini masyarakat Indonesia
membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya pandai
dan memiliki kemampuan manajerial yang baik, tetapi
juga mampu melayani masyarakat dengan hati dan
memiliki integritas yang tinggi sebagai seorang
pemimpin.
Selain itu, rakyat Indonesia juga membutuhkan
seorang pemimpin yang efektif dan responsif. Artinya
dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan,
kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang
dipimpinnya. Untuk itu diperlukan adanya kearifan
lokal yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya
dengan pengetahuan, kecerdikan, kepandaian,
keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah
yang relatif pelik dan rumit.
3. Iklan ARB Tema Selamat Natal Dan Tahun Baru
Dalam iklan ARB yang mengusung tema Selamat
Natal dan Tahun Baru tersebut ARB menyampaikan pesan
bahwa suatu negarra yang ingin maju dan berkembang
membutuhkan suatu ruang yang damai, ruang yang
kooperatif, kehidupan yang harmonis. Di mana suatu
rencana dan berbagai kegiatan dapat dilakukan tanpa
konflik yang panjang. Ekonomi yang maju dan
berkembang pesat hanya dapat terwujud oleh suatu
negara yang demokratis, yang kuat, berwibawa. Oleh
karena itu persahabatan dan kebersamaan dan kemajuan
bangsa adalah pesan yang perlu direnungkan. Oleh
karena itu ARB dalam pesan politiknya menyatakan
bahwa dalam menyambut tahun baru perlu perubahan
yang baru demi kemajuan bangsa dan negara.
Berdasarkan iklan tersebut ARB memberikan
pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa
untuk menjadi negara yang maju dan berkembang
dibutuhkan kedamaian dan keharmonisan antar umat
beragama, sehingga akan terbentuk suatu negara yang
demokratis, kuat dan berwibawa.
Adapun persepsi mahasiswa terhadap iklan ARB
yang bertema “Selamat Natal dan Tahun Baru” menurut
Dwiko Pandu adalah:
“Dalam iklan tersebut ARB dalam kampanyenya berupayauntuk kemudian merangkul semua umat beragama, terbuktidalam iklan yang pernah di buatnya, disitu seakan-akan ARBmenggunakan pakaian muslim dan berdo’a, ini kemudianingin meujukan bahwa golkar juga islami. Selain itu golkarjuga membuat iklan di televisi berupa ucapan “selamat nataldan tahun baru”. Selain itu dalam iklan yang dibuat banyakkemudian seolah-olah masyarakat mendukung golkardengan masyarakat membawa spanduk golkar dan tulisanbahwa dia mendukung golkar. Selain iklan partainya ARBjuga mengkampanyekan dirinya dengan masih pedulidengan rakyat miskin”
Hal yang sama diungkapkan oleh Topan yang
menyatakan bahwa:
“Iklan ARB tentang ucapan selamat natal dan tahun barutersebut menurut saya merupakan pencitraan saja, dalamiklan tersebut ARB berupaya melakukan propaganda kepadamasyarakat bahwa sosok pemimpin negara yang mampumembangun negara Indonesia yang maju, demokratis danberwibawa adalah ARB”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa iklan ARB tantang ucapan selamat
natal dan tahun baru merupakan pencitraan terhadap
sosok ARB sebagai kandidat Capres 2014. Citra adalah
gambaran manusia mengenai sesuatu, atau jika mengacu
pada Lippman, citra adalah persepsi akan sesuatu
yang ada di benak seseorang dan citra tersebut tidak
selamanya sesuai dengan realitas sesungguhnya.
Menurut Akmad Danial (2009:232), iklan-iklan yang
lebih “menjual” karakteristik personal atau kualitas
yang ada pada kandidat, seperti latar belakang,
pengalaman, langkah atau prestasi yang dicapai
sebelum pencalonan, karakter dan sebagainya
terkadang dibuat secara artificial dan bahkan hanya
menutupi track record kandidat yang sebenarnya. hal ini
dikarenakan realitas yang ditampilkan dalam media
adalah realitas yang sudah diseleksi, realitas
tangan kedua (Rakhmat, 2002: 224). Dalam artian apa
yang ditampilkan dalam media telah melewati tahap
seleksi atau gate keeping. Begitu juga dengan iklan
politik yang disiarkan di media televisi.
Persepsi yang dikemukakan oleh Azam berkaitan
dengan iklan politik ARB versi selamat natal dan
tahun baru yaitu:
“Dalam iklan tersebut ARB berusaha membangun citra positifkepada masyarakat, bahwa ARB mampu membangunkemajuan bangsa, dan peduli terhadap kultur dan budayayang ada di Indonesia, dimana kemajuan pembangunan danekonomi dapat terwujud apabila ada kerukunan umat danbudaya yang ada di Indonesia”.
Sedangkan persepsi Akbar iklan politik ARB
versi selamat natal dan tahun baru yaitu:
“Iklan ARB tersebut menurut saya tertata dengan konsepyang baik, di mana dalam iklan tersebut sebelum masuk ketema iklan, ARB memberikan orasi politik mengenaipentingnya kerukunan dan keharmonisan antar umatberagama, sehingga akan tercapai pembangunan ekonomi”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas
menunjukkan bahwa iklan politik yang dilakukan oleh
ARB dapat membangun citra positif dari figur ARB
sebagai kandidat Capres 2014. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Mas’oed dan Andrew
(1990:130) yang menyatakan bahwa komunikasi politik
merupakan jalan mengalirnya informasi melalui
masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada
dalam sistem politik. Fungsi dari komunikasi politik
adalah struktur politik yang menyerap berbagai
aspirasi, pandangan, dan gagasan yang berkembang
dalam masyarakat dan menyalurkannya sebagai bahan
dalam penentuan kebijakan. Dengan demikian fungsi
membawakan arus informasi balik dari masyarakat ke
pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat.
Fungsi yang secara langsung (Mas’oed dan
Andrew, 1990: 31) yang berkaitan dengan pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan adalah :
6) Fungsi Artikulasi Kepentingan
Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang
menampung seluruh kepentingan melalui proses
sintesis aspirasi banyak orang itulah yang
dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan
demikian artikulasi dapat juga dikatakan sebagai
suatu proses yang mengolah aspirasi masyarakat
yang beragam. Yang akan disaring dan dirumuskan
secara teratur yang selanjutnya dilanjutkan dalam
kebijakan.
7) Fungsi Agregasi Kepentingan
Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok
orang akan hilang ditelan oleh hiruk pikuk
kehidupan modern apabila tidak dilakukan
penggabungan antara beberapa pendapat dan
aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan berbagai
kepentingan yang hampir sama untuk disatukan
dalam suatu rumusan kebijakan lebih lanjut inilah
yang dinamakan agregasi kepentingan. Jadi dengan
adanya agregasi kepentingan ini bukan lagi
kepentingan perorangan/individu yang muncul, akan
tetapi kepentingan masyarakat.
8) Fungsi Pembuatan Kebijakan
Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan oleh
legislatif. Untuk menjalankan fungsi itu
legislatif bekerjasama dengan lembaga eksekutif.
Untuk melaksanakan badan perwakilan rakyat yang
memiliki sejumlah hak, seperti hak prakara (inisiatif),
yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-
undang; hak amandemen, hak untuk mengubah
rancangan undang-undang; hak budget, yaitu hak
untuk ikut menetapkan anggaran belanja negara. Di
samping itu, badan perwakilan rakyat memiliki
interplasi yaitu hak untuk meminta keterangan kepada
pemerintahan dan hak angket yaitu hak untuk
melakukan penyelidikan serta hak untuk mengajukan
pertanyaan kepada pemerintahan.
9) Fungsi Penerapan Kebijakan
Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang
dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta jajaran
birokrasinya. Fungsi penerapan tidak hanya
pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan
peraturan. Malahan dalam banyak hal harus
membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut
sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga
negara.
10) Fungsi Penghakiman Kebijakan
Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau
persengketaan yang menyangkut persoalan
peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan
fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.
Dengan kata lain fungsi tersebut untuk membuat
keputusan yang mencerminkan rasa keadilan apabila
terjadi penentangan terhadap peraturan
perundangan. Penghakiman peraturan pada dasarnya
bertujuan menjamin kepastian hukum tercapainya
suasana tertib dalam masyarakat.
Lebih lanjut mengenai persepsi mahasiswa
terhadap iklan ARB yang bertema Selamat Natal Dan
Tahun Baru, Citra menyatakan bahwa:
Menurut saya, iklan politik ARB versi selamat natal dan tahunbaru menurut saya konsepnya sudah tepat, di manamasyarakat Indonesia yang bhineka tinggal ika, makasebagai pemimpin yang bijak harus mampu merangkulsemua golongan, karena dalam proses Indonesiamembangun diperlukan keharmonisan antar umatberagama.
Hal yang sama diungkapkan oleh Bahtiar yang
menyatakan bahwa:
Iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun baru menurutsaya konsepnya sangat baik, di mana dalam iklan tersebut,ARB memberikan orasi politik mengenai keadaan ekonomiIndonesia saat ini dapat berjalan dengan baik apabiladidukung keharmonisan antar umat beragama, maupunsuku bangsa.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas
menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap iklan
politik ARB menilai positif terhadap konsep dan tema
iklan politik ARB. Dengan demikian media massa dan
politik memiliki kaitan yang erat sehingga memiliki
peranan strategis sebagai saluran penunjang
Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Media massa memiliki
peran yang sangat penting dalam kancah politik
sebagai saluran komunikasi yang paling dekat dengan
politik dan sering dijadikan corong pemberitaan.
Netralitas media diperlukan dalam hal ini namun
keberpihakan media massa sulit dihindari, seyogyanya
mediatetap bertanggung jawab sebagai clearing house
terhadap pemberitaan.
Dengan demikian iklan politik ARB tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kirana
(2001: 21), yang menyatakan bahwa berkampanye itu
berkomunikasi dengan definisi kampanye advokasi
adalah komunikasi antar manusia yang direncanakan
dengan sangat teliti dan strategi untuk menumbuhkan
kesadaran memberi informasi, memberi informasi, dan
mengubah perilaku sasaran supaya mereka mendukung
suatu perubahan kebijakan. Dalam kampanye itulah
pesan komunikasi politik disalurkan melalui media
yang tepat. Dalam hal ini media yang dilihat adalah
televisi. Dalam pandangan Miriam Budiardjo (2008:
405) peranan komunikasi politik dapat menghasilkan
partisipasi politik yaitu kegiatan seseorang atau
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik. Dipilihnya televisi, karena
apapun yang diberitakan di suratkabar dan radio
ataupun media lain, biasanya disiarkan juga melalui
televisi.
Lebih lanjut persepsi mahasiswa terhadap
iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun baru
menurut Argo yaitu:
Menurut saya dalam iklan politik ARB versi selamat natal dantahun baru, tema yang diangkat sangat baik, terutamamengenai keragaman suku bangsa Indonesia, di manadalam iklan tersebut ARB, memberikan himbauan kepadasegenap masyarakat Indonesia untuk hidup harmonis demitercapainya pembangunan ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
peneliti jelaskan bahwa iklan politik ARB yang
dilakukan dengan frekuensi yang tinggi akan mampu
membentuk citra ARB di mata masyarakat. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sevly Eka
Putri (2014: 206) yang menyatakan bahwa salah satu
tujuan komunikasi politik adalah membangun citra
politik yang baik bagi khalayak. Citra politik itu
terbangun berdasarkan informasi yang kita terima,
baik langsung maupun melalui media poltik, termasuk
media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan
politik yang umum dan aktual.
Dengan demikian iklan politik ARB yang
dilakukan secara kontinyu di media televisi,
khususnya TVOne akan mampu membentuk citra politik,
dimana komunikasi politik yang dilakukan oleh ARB
secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi opini publik terhadap program dan
kebijakan dari ARB.
Dari pembahasan diatas, disebutkan bahwa
sumber digunakan penyampai berita yang dalam hal ini
adalah kandidat pemilu presiden 2014, untuk
menyampaikan pesan pada khalayak bahwa mereka
mempunyai kepribadian yang menarik karena sebagai
bintang atau pahlawan di masyarakat. Hal tersebut
erat kaitannya dengan pencitraan kandidat tersebut.
Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto dalam
Sevly Eka Putri (2014: 207), terdapat empat komponen
pembentukan citra antara lain :
1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan
unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu
proses pemaknaan dengan kata lain.
2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari
individu terhadap stimulus keyakinan ini akan
timbul apabila individu harus diberikan informasi-
informasi yang cukup dapat mempengaruhi
perkembangan kognisinya.
3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan
respon seperti yang diinginkan oleh pemberi
rangsang.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak,
berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi
obyek, ide, situasi atau nilai.
Beberapa hasil penelitian yang meneliti
mengenai pengaruh kampanye politik terhadap
elektabilitas kandidat menunjukkan bahwa kampanye
pemilu tidak begitu penting terhadap pemberian
suara. Justru yang memiliki pengaruh yang besar
dalam pemberian suara, ikatan afektif atau hubungan
emosional kepada suatu partai tertentu. Namun huga
diungkapkan bahwa ternyata orang yang memberikan
suara dalam pemilu adalah mereka yang diterpa oleh
komunikasi politiki persuasive (Sevly Eka Putri,
2014: 207).
Persepsi khalayak tentang partai dan kandidat
yang akan dipilih menurut Nimmo (2000:184-185)
ditentukan juga oleh citra partai, citra kandidat
dan isu politik dalam kampanye. Citra partai adalah
apa yang dipercaya dan dihrapkan rakyat tentang apa
yang akan dilakukan oleh partai. Jadi dapat saja
seseorang mengindentifikasikan dirinya dengan partai
secara efektif akan memainkan peranan peran penengah
yang menerjemahkan apa yang berlangsung dalam
lingkungan politik ke dalam makna bag pemberi suara
dalam pemilu.
Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan
oleh Fadil yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya iklan ARB yang ditayangkan di TVOne semuakonsepnya sudah baik, sebagai contoh iklan politik ARB yangmengusung tema selama natal dan tahun baru, di manadalam iklan tersebut ARB menghimbau kepada semuamasyarakat Indonesia untuk hidup berdampingan danmenjaga keharmonisan sehingga ekonomi pembangunandapat berjalan dengan baik”
Hal yang sama diungkapkan oleh Yusuf yang
menyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan ARB semuanya temanya bagus, terutamamengangkat ekonomi kerakyatan dan berusaha mengentaskankemiskinan, namun demikian hal tersebut tidak dapatberpengaruh langsung terhadap citra ARB, apalagimempengaruhi elektabilitas ARB dalam pemilu 2014”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas
dapat peneliti kemukakan bahwa iklan politik yang
dilakukan oleh para kandidat Capres 2014 tidak serta
merta mempengaruhi elektabilitas dari calon
kandidat, sebab elektabilitas banyak ditentukan oleh
berbagai faktor seperti kredibilitas Capres, figur
kepemimpinan Capres dan masih banyak lagi faktor
yang mempengaruhinya. Namun demikian para responden
memberikan penilaian yang baik terhadap konsep atau
tema iklan politik dari ARB.
4. Iklan Politik ARB Bertama “Jasa Para Presiden”
Berdasarkan iklan ARB yang bertema “Jasa Para
Pemimpin” mengisahkan jejak dan prestasi para
presiden yang ada di Indonesia, mulai dari Presiden
Sukarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie,
Presiden Gusdur, Presiden Megawati dan Presiden SBY.
Dalam iklan politik tersebut ARB yang
berbicara di depan para mahasiswa Universitas
Veteran Sukoharjo menyampaikan orientasinya mengenai
jasa-jasa para presiden terdahulu. Oleh karena itu
diharapkan pemimpin yang terpilih pada Pemilu 2014
mampu mengatasi permasalahan dan persoalan yang
terjadi pada bangsa Indonesia.
Pandangan tersebut adalah persepsi menurut
Lazarfeld et al (dalam Brader, 2006), semua jenis
propaganda pada dasarnya adalah permainan emosi
publik. Baden (dalam Brader, 2006) menambahkan bahwa
iklan politik pada intinya lebih ditujukan untuk
menggugah aspek emosional dibanding intelektual. Dan
dalam masyarakat Asia, seperti dikemukakan oleh Kaid
(2006: 451), iklan dengan nuansa emosional yang
menggunakan bahasa dan gambar yang membangkitkan
perasaan atau emosi tertentu, seperti rasa gembira,
patriotisme, kemarahan atau kebanggaan lebih disukai
dan efektif.
Berdasarkan hasil wawancara, persepsi
mahasiswa tentang iklan ARB, Dwiko Pandu mengatakan:
“Menurut saya sih kalau itu ya kalau dikatakan mampumengangkat elektabilitas sih saya ga tau ya tapi menurutsaya itu ee mungkin orang-orang yang opo citra opo bisadikatakan citra aburizal bakri sendiri jelek ya itu kan bisa nahdia itu berusaha untuk meperbaiki citranya itu dengan caraiklannya itu ya mungkin saja bisa mas kalau mengangkatelektabilitas ya berharap dia mungkin berharap aja citranyaitu bisa diperbaiki kan disitu tampak di iklannya itu dia gamenampilkan eee apa cacatnya kan gampangannya
cacat2nya dia,keburukannya dia dimasa lampau ya manusiakan bisa berubah mas mungkin aja bisa untuk mengangkatelektabilitas aburizal bakri sendiri”
Sedangkan menurut Topan menyatakan bahwa
iklan ARB melalui versi lagu tersebut menyatakan
bahwa:
“Kalo misalnya kejelasan pesan politik,, itu tergantung darimasing2 ini ya orang yang mempersepsi, jadi kalo orangyang misalnya dari kalangan mahasiswa gtu klo saya rasacukup jelas gitu, pesan politik yang dia sampaikan ya diapesan poltiknya itu dari 3 iklan yang pernah saya liat di tv diaitu ya pokoknya dia lebih ini merangkul kalangan bwah gtuntuk memdapatkan suara banyak jdi kekuatan dia itu diabangun dari bawah gtu cuman kan kalo ngliat cm 3 iklan kanmungkin ya masi ya da banyak gtu ya.. tapi yang sayatangkep pesan politiknya seperti itu..dia lebih merangkulkalangan bawah sebagai suara dia di pemilu”
Berdarsarkan hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa ARB memberikan kuliah umum pada
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta
yaitu Universitas Veteran Sukoharjo dan memberikan
penjelasan mengenai jasa-jasa para presiden
Indonesia terdahulu, di mana masing-masing presiden
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Citra
menyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan ARB tersebut merupakan jenis iklanpropaganda, dimana ARB berusaha membujuk mahasiswasebagai pemilih pemula untuk memilih ARB dalam Pemilu2014, dimana dalam iklan tersebut ARB membanding-bandingkan kepemimpinan presiden terdahulu dengankepemimpinan yang akan dilakukan oleh ARB jika nanti terpilihmenjadi presiden”.
Hal berbeda dingkapkan oleh Akbar yang
memberikan persepsi tentang Iklan Politik ARB
bertama “Jasa Para Presiden” yaitu:
“Dalam iklan tersebut ARB memberikan motivasi kepadagenerasi muda, khususnya para mahasiswa untuk mampumenjadi pemimpin di masa mendatang, dengan berkacakepada kepemimpinan masing-maisng presiden Indonesiapada masa lalu”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas
dapat peneliti kemukakan bahwa persepsi mahasiswa
terhadap iklan politik ARB memberikan penilaian
positif terhadap konsep iklan dan tema yang diangkat
oleh ARB. Namun demikian gencarnya iklan politik
yang dilakukan oleh ARB, secaara tidak langsung akan
berdampak terhadap elektabilitas pemilih dalam
pemilu 2014. Hal tersebut dikarenakan orang
Indonesia yang cerdas dalam memilih Capres relatif
kecil jumlahnya. Sebagian besar orang Indonesia lupa
dengan masa lalu sosok Capres apalagi ARB gencar
dengan promosinya. Iming-imingnya dalam promosi
sesaat bisa melupakan masyarakat, seperti program
untuk mendampingi pelaku UKM yang mau meminjam
kredit usaha ke bank. “Secara moral seharusnya Ical
sendiri tahu diri, dalam skala kecil saja ia tidak
bisa atasi masalah dalam bisnisnya, apalagi dalam
skala luas. Tapi sosok ARB itu cerdas, sehingga jika
ada masalah dalam bisnisnya alasannya yang
berhutang itu perusahaannya. Meski begitu kembali
lagi kalau personal guarantee (penjamin pribadi)
terlibat seharusnya dia bertanggung jawab.
Hasil wawancara dengan Argo menyatakan bahwa:
”Menurut saya iklan tersebut cukup menarik, dimana dalamiklan tersebut ARB memberikan kuliah umum kepada paramahasiswa mengenai jasa para presiden terdahulu diIndonesia”
Hal yang sama diungkapkan oleh Bahtiar yang
menyatakan bahwa:
“Iklan ARB yang bertema jasa para presiden menurut sayacukup baik, dengan adanya iklan politk ARB tersebut akanmenumbuhkan semangat para generasi muda untuk dapatmenteledani hal-hal yang positif dari para pemimpin bangsa
ini. Dalam iklan ARB tersebut ARB memberikan penjelasanbahwa para generasi muda saat ini adalah calon-calonpemimpin bangsa Indonesia pada tahun mendatang”
Persepsi yang sama dingkapkan oleh Fadil
mengenai iklan politik ARB tentang jasa para
presiden yang menyatakan bahwa:
“Iklan ARB tentang jasa para presiden menurut saya cukupbaik, sebab dengan mengingat jasa para presiden, dapatmenjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk lebih majudan menjadi panutan bagi generasi muda sebagai calon-calonpemimpin bangsa”
Hal yang sama diungkapkan oleh Azam yangmenyatakan bahwa:
“Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, dimana dalamiklan tersebut ARB memberikan gambaran mengenai jasa-jasa para presiden Indonesia sejak jaman presiden Soekarnosampai presiden SBY saat ini”.
Persepsi yang sama dingkapkan oleh Yusuf
mengenai iklan politik ARB tentang jasa para
presiden yang menyatakan bahwa:
“Iklan ARB yang mengusung tema jasa para presiden menurutsaya cukup menarik, dimana dengan kita mengenal jasa para
presiden akan menjadi inspirasi bagi kaum muda yang akanmenjadi calon pemimpin masa depan”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
peneliti jelaskan bahwa persepsi responden terhadap
iklan politik ARB tentang jasa para presiden menilai
positif. Beberapa konsep yang digunakan yang
berkaitan peran televisi dalam komunikasi politik
antara lain adalah teori agenda setting yang
dikemukakan oleh Maxwell E. Combs dan Donald Shaw
pada 1972. Menurut keduanya, seperti dikutip dalam
buku Media Impact yang ditulis Stanley J. Baran dan
Dennis K Davies pada tahun 2010, dinyatakan bahwa
dalam agenda setting akan terlihat bahwa dalam
memilh dan menampilkan berita, editor, staf dan
penyiar memainkan peranan yang penting dalam
membentuk realitas politik. Pembaca sebenarnya tidak
hanya disodorkan tentang sebuah issu tertentu, akan
tetapi, pembaca juga diikat dalam issu-issu tersebut
sesuai dengan yang diinginkan oleh media. Media
massa menentukan issu mana yang penting, mengatur
agenda dan berita yang akan diberikan kepada pembaca
atau penontonnya. Salah satu teori komunikasi massa
yang sudah cukup lama ini seolah dijadikan
pembenaran bahwa media massa, termasuk televisi,
menjadi satu-satunya jalan bagi politisi untuk
meningkatkan popularitasnya.
Teori lainnya yang juga digunakan dalam
penelitian ini, terutama yang menyangkut iklan;
adalah teori analisis frame yang dikemukakan oleh
Erving Goffman pada 1974. Goffman menganggap iklan
sebagai hyperritualized representation dari tindakan sosial.
Menurutnya, hal itu terjadi karena iklan hanya
menampilkan bagian-bagian tertentu yang sudah diedit
atau hanya menampilkan tindakan yang paling bermakna
saja. Teori dari Goffman yang juga dikutip dari buku
yang sama, Media Impact karya Stanley J. Baran dan
Dennis K. Davis yang terbit pada tahun 2010, ini
akan memberikan sebuah cara yang menarik dalam
mengukur bagaimana media massa dengan secara detail
dapat mendorong dan menguatkan budaya publik yang
dominan. Kembali pada teori yang kedua ini, seolah-
olah menjadi pembenaran bahwa bagi politisi yang
mengambil jalan pintas, bahwa kekuatan media,
termasuk televisi (terutama dengan iklan yang dapat
mereka kuasai), adalah jalan utama dan satu-satunya
untuk memperkenalkan diri dan diingat oleh
masyarakat dan konstituennya.
Selanjutnya, penulis juga menggunakan teori
pencitraan politik sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nimmo dalam buku Komunikasi Politik, yang terbit
pada tahun 2006, bahwa pencitraan politik itu
sebenarnya mirip kapstok, atau bukan menyajikan
realitas politik yang sebenarnya. Dengan kata lain,
realitas politik bukanlah sesuatu yang kita alami
sekarang, karena apa yang dialami sekarang sudah
melalui kegiatan simbolik yang disampaikan melalui
kegiatan simbolik, dan jika dikaitkan dengan media
massa, maka, kegiatan simbolik tersebut sebenanya
adalah hanya merupakan aktivitas yang tertangkap dan
diangkat oleh media massa saja. Sebenarnya, dengan
penggunaan teori yang digunakan oleh Dan Nimmo ini,
mulai terlihat jelas, bahwa upaya menaikkan
popularitasnya, jika hanya mengandalkan media massa,
termasuk televisi, adalah upaya membangun sesuatu
tanpa dasar atau fondasi yang kokoh. Artinya, akan
lebih banyak kegagalan yang ditemui untuk menaikkan
tingkat popularitas, jika hanya mengandalkan
televisi semata.
Jadi tegasnya, sebenarnya, peran televisi
seperti juga peran media lainnya, bukanlah faktor
utama dan penentu dalam mengerek popularitas
politisi. Apapun yang dilakukan media, termasuk
televisi, hanyalah menjadi support atau pendukung
dari upaya keseluruhan politisi untuk menaikkan
pamornya. Di luar penggunaan media, tentu saja
televisi didalamnya, para aktifis atau pekerja
politik tersebut harus membangun kerja politik dan
komunikasi politik secara keseluruhan yang baik dan
terencana. Jangan berharap, media ataupun televisi,
bisa menjadi satu-satunya alat untuk menaikkan citra
atau nama politisi dari yang tidak terkenal untuk
menjadi terkenal dan akan dipilih dalam sebuah
kegiatan pemilihan umum. Lebih dari itu, diperlukan
berbagai sinergi, termasuk upaya untuk memanfaatkan
media dan televisi, guna menaikkan popularitas
sehingga menjadi modal besar untuk terpilih dalam
pemilu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah memberikan persepsi mereka terhadap
iklan politik televisi ARB, setiap partisipan diminta
untuk mengemukakan ada tidaknya pengaruh (effect) iklan
politik. Linda Kaid (dalam Putra, 2007) menjelaskan
bahwa ada tiga pengaruh iklan televisi terhadap para
pemilih, yakni pengetahuan pemilih, persepsi terhadap
kontestan, dan preferensi pilihan. Pengaruh pertama
ditunjukkan oleh identifikasi nama kontestan atau
kandidat yang disebut sebagai brand name recognition.
Untuk identifikasi nama, iklan lebih efektif
dibandingkan komunikasi melalui pemberitaan, khususnya
untuk kandidat atau kontestan baru. Para pemilih juga
lebih mudah mengetahui isu-isu spesifik dan posisi
kandidat terhadap isu tertentu melalui iklan
dibandingkan dengan pemberitaan. Pemilih yang tingkat
keterlibatannya sedikit dalam kampanye lebih
terpengaruh oleh iklan politik.
Pengaruh kedua adalah efek pada evaluasi
kandidat atau kontestan. Iklan televisi memberi dampak
signifikan terhadap tingkat kesukaan terhadap
kontestan atau kandidat, khususnya terhadap policy
(kebijakan) serta kualitas kandidat yang meliputi
kualitas instrumental, dimensi simbolis dan feno-tipe
optis (karakter verbal dan nonverbal). Dampak tersebut
bisa negatif dan bisa pula positif. Tingkat pengaruh
tersebut tergantung pada konsep kreatif, eksekusi
produksi, dan penempatan iklan tersebut.
Pengaruh ketiga adalah preferensi pilihan.
Berbagai studi eksperimental menunjukkan, iklan
politik mempunyai pengaruh terhadap preferensi
pilihan, khususnya bagi pemilih yang menetapkan
pilihan pada saat-saat terakhir. Variabel penting yang
mempengaruhi preferensi tersebut adalah formasi citra
dan tingkat awareness para pemilih terhadap kontestan.
Pemilih yang keterlibatannya dalam dunia politik
rendah lebih mudah dipengaruhi oleh iklan politik
dibandingkan pemilih yang keterlibatannya lebih
tinggi.
Berdarsarkan persepsi mahasiswa tentang iklan
politik Aburizal Bakrie pada Media Televisi TV One
sebagian mahasiswa lebih menyukai iklan politik ARB
yang bertema petani. Di mana dari iklan tersebut visi
dan misi ARB cukup jelas diungkapkan dan dipahami oleh
pemirsa. Dalam iklan ARB versi menyapa petani ARB
memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan petani
dan memberikan sekolah gratis sampai tingkat SMA.
Para mahasiswa memberikan persepsi bahwa iklan
politik di televisi kurang dapat mempengaruhi
keputusan pemilih dalam memilih calon presiden.
Menurut mahasiswa iklan politik hanya berupa pelengkap
kampanye, keputusan memilih tidak bisa hanya dilihat
dari iklan politiknya saja tapi juga figur si
kandidat, jadi pengaruh iklan politik prosentasenya
hanya sedikit.
Cara pandang mahasiswa sebagai pemilih dalam
pemilu 2014 terhadap iklan politik cenderung lebih
rasional karena mereka tidak sepenuhnya terpengaruh
terhadap iklan, maahsiswa cenderung telah memiliki
penilaian tersendiri mengenai kandidat sebelum
terpengaruh oleh stimulus iklan. Kecenderungan
persepsi partisipan terhadap capres Pemilu 2014 adalah
bahwa kualitas kandidat bisa dinilai dengan sendirinya
karena mereka sering muncul di televise, sesuai dengan
alasan mengapa iklan politik di televisi kurang
memberikan pengaruh dalam keputusan memilih yang telah
diungkapkan oleh
para responden.
116
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
persepsi mahasiswa terhadap iklan politik Aburizal
Bakrie pada media televisi TV One bervariasi. Namun
kecenderungan persepsi mahasiswa terhadap iklan
politik Aburizal Bakrie melihat dari visi misi dan
latar belakang Aburizal Bakrie. Aspek-aspek latar
belakang track record Aburizal Bakrie lebih
dikedepankan dan tidak hanya menerima secara pasif
kelebihan-kelebihan kandidat seperti yang ditayangkan
oleh iklan politik Aburizal Bakrie. Meskipun demikian,
iklan politik Aburizal Bakrie dipandang tetap lebih
bisa diterima oleh Mahasiswa Komunikasi Non Reguler
Tahun 2011.
B. Saran
1. Perkembangan iklan politik di media televisi
116
117
dengan adanya pemilu 2014, semakin menambah menarik
dunia kampanye politik di Indonesia. Oleh karena
itu, pada pemilu yang akan datang dalam membuat
iklan politik di televisi maupun dimana saja, tim
kampanye kandidat diharapkan bisa lebih cerdas
menampilkan iklan dengan data-data yang valid yang
akhirnya akan lebih bisa mendidik pemilih dalam
menentukan pilihannya.
2. Pemilih pemula pada Pemilu 2014 telah mengalami
kecenderungan masa transisi berkembang menjadi
masyarakat modern, dimana kemajuan teknologi banyak
membantu mereka dalam mencari informasi. Mereka
telah lebih cerdas dalam menilai tokoh politik dan
berhati-hati dalam mengambil keputusan memilih.
Hendaknya tim kampanye kandidat mau lebih dalam
menggali atau meneliti masyarakat sehingga tidak
asal dalam mengklaim keberhasilan dan hanya
memberikan realitas semu tanpa bukti. Yang
masyarakat Indonesia butuhkan adalah bukti, bukan
janji-janji semata.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik. Jakarta: BalaiPustaka
Ardial, 2005, Komunikasi Politik. Jakarta : PT. IndeksPermata Puri Media.
Bimo Walgito, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Andi,Yogyakarta.
Firmanzah, 2008, Mengelola Partai Politik, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Harsojo, 1997, Pengantar Antropologi, Bandung : BinaCipta.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2001, MetodologiPenelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jalaludin Rakhmat, 2007, Psikologi komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Kirana, 2001, Advokasi Itu Komunikasi. Jakarta: BSP-KEMALA.
Moleong, Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.
Mas’oed Mochtar & Colin mac Andrew. 1990. PerbandinganSistem Politik. Yogyakarta: UGM Press.
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:Gramedia.
Mulyana,1997, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Pawito, 2009, Komunikasi Poltik, Media Massa dan KampanyePemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.
Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta : PT. Lkis.
Rahman, A.H.I, 2006, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu
Riswandi, 2006, Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins, S.P. 2001. Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8).Jakarta: Prenhallindo.
Ruslan, Rosadi. 1997. Kampanye Public Relations. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Setiyono. 2008. Iklan dan politik: Menjaring Suara dalamPemilihan Umum. Jakarta: AdGoal.
Sumarno, 1993, Dimensi-dimensi Komunikasi Politik.Bandung:Citraaditya Bakti.
Sugihartono, dkk, 2007, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:UNY Press.
Sudarman Danim, 2002, Menjadi Peneliti kualitatif.Bandung : Pustaka Setia.
Suharman, 2005, Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
Sutopo, HB. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif.Surakarta : UNS Press.
Syafrin, 2004, Diktat Komunikasi Pemasaran. Medan: USU.
Waidi, 2006, Model Pembelajaran Terpadu dalam teori danPraktek, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan,Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Jurnal Penelitian
Diedong, 2013, Political Communication and Print MediaCoverage of Political Campaigns in Ghana, YoungResearchers 2013, ISSN 2249-0566, Page 9-16.
Leo O. N. Edegoh, et.al. 2013, Television As A Medium OfPolitical Advertising During Elections In AnambraState, Nigeria, ISSN: 2186-8492, ISSN: 2186-8484Print, Vol. 2 No. 3 August 2013, Page 375-385.
Nur Kholisoh, 2014, Komunikasi, Pencitraan DanKepemimpinan @ 2014, Jurnal Komunikasi@2014,Komunikasi dan Pemilihan Umum 2014 : Persiapan,Pelaksanaan, dan Masa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 57-63.
Suraya, 2014, Komunikasi Politik Pemimpin Masa Depan YangBerkarakter, Jurnal Komunikasi@2014, Komunikasi danPemilihan Umum 2014 : Persiapan, Pelaksanaan, danMasa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 34-40.
Sevly Eka Putri, 2014, Kepemilikan Media Dan PencitraanKandidat Pemilu Presiden 2014, JurnalKomunikasi@2014, Komunikasi dan Pemilihan Umum 2014 :Persiapan, Pelaksanaan, dan Masa Depan, ISBN : 978-602-14699-0-3, Hal. 203-213.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Menurut saudara bagaimana tanggapan anda mengenai
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema Motivasi
untuk Anak Indonesia ?
2. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik
Aburizal Bakrie dengan tema ARB Menyapa Petan?
3. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik
Aburizal Bakrie dengan tema Selamat Natal Dan Tahun
Baru?
4. Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan politik
Aburizal Bakrie dengan tema Jasa Para Presiden?
HASIL WAWANCARA DENGAN DWIKO PANDU
Peneliti : Selamat Pagi Mas
Dwiko Pandu: Selamat pagi juga. Ada apa ya mas ?
Peneliti : Ini saya mau melakukan wawancara dengan
mas Pandu mengenai iklan politik ARB.
Dwiko Pandu: Ya, silahkan saja.
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Dwiko Pandu: Menurut saya iklan ARB yang memberikan motivasi
kepada para pelajar Indonesia cukup baik, sebab
dalam iklan tersebut ARB, memberikan contoh dan
bukti konkrit bahwa kalau kita sebagai pelajar harus
mampu dan memiliki kreativitas agar dapat menjadi
orang yang sukses
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Dwiko Pandu: Oo kalau itu sih tampak jelas ya kalau dilihat dari
iklannya itu yang saya lihat yang petani itu dia
berusaha agar petani itu hidup lebih sejahtera
daripada sekarang ini. Mungkin dirasakan bahwa
kehidupan petani, buruh, pokoknya warga yang
dengan pendapatan yang bisa dikatakan menengah
kebawah itu mungkin sekarang itu menderita lah. Ya
kalau saya lihat sih disitu nampak bahwa dia itu
kelihatan gimana ya.....wibawa trus dia bisa ngayomi
masyarakkkat kecil, dia berusaha agar rakyat kecil itu
mendapatkan secercah harapan gitu mas. Kalau dia itu
bisa memimpin mungkin rakyat kecil itu lebih
diperhatikan daripada sekarang ini
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Dwiko Pandu: Dalam iklan tersebut ARB dalam kampanyenya
berupaya untuk kemudian merangkul semua umat
beragama, terbukti dalam iklan yang pernah di
buatnya, disitu seakan-akan ARB menggunakan
pakaian muslim dan berdo’a, ini kemudian ingin
meujukan bahwa golkar juga islami. Selain itu golkar
juga membuat iklan di televisi berupa ucapan “selamat
natal dan tahun baru”. Selain itu dalam iklan yang
dibuat banyak kemudian seolah-olah masyarakat
mendukung golkar dengan masyarakat membawa
spanduk golkar dan tulisan bahwa dia mendukung
golkar. Selain iklan partainya ARB juga
mengkampanyekan dirinya dengan masih peduli
dengan rakyat miskin
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Dwiko Pandu: Menurut saya sih kalau itu ya kalau dikatakan mampu
mengangkat elektabilitas sih saya ga tau ya tapi
menurut saya itu ee mungkin orang-orang yang opo
citra opo bisa dikatakan citra aburizal bakri sendiri
jelek ya itu kan bisa nah dia itu berusaha untuk
meperbaiki citranya itu dengan cara iklannya itu ya
mungkin saja bisa mas kalau mengangkat elektabilitas
ya berharap dia mungkin berharap aja citranya itu
bisa diperbaiki kan disitu tampak di iklannya itu dia ga
menampilkan eee apa cacatnya kan gampangannya
cacat2nya dia,keburukannya dia dimasa lampau ya
manusia kan bisa berubah mas mungkin aja bisa untuk
mengangkat elektabilitas aburizal bakri sendiri.
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
Dwiko Pandu: Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN TOPAN
Peneliti : Selamat Pagi Mas
Topan : Selamat pagi juga. Ada apa ya mas ?
Peneliti : Ini saya mau melakukan wawancara dengan
mas Pandu mengenai iklan politik ARB.
Topan : Ya, silahkan saja.
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Topan : Iklan ARB untuk versi ini cukup baik, dalam hal ini ARB
menjadi motivator atau penyemangat bagi para
pelajar di Indonesia untuk maju dan berani bermimpi
yang tinggi, hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak
Indonesia menjadi generasi yang kreatif dan tegas
dalam bertindak
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Topan : Kalo menurut saya isi iklanya kena juga..soalnya dia
ini,,ingin menigkatkan produktifitas pertanian
indonesia,,diklanya itu kan petani diangkat dalm iklan
itucm ya benar jga dia ..,mewakili juga,,soalnya kan
diindonesia barang pangan pokok itu kan,,kadang
stabil kadang gak cm kan lebih banyak gak stabilnya gt
kan.nah akan lebih baiknya mungkin dia akan berpikir
misalnya Indonesi lebih meajukan perekonomian dari
segi pertanian,, ya menurut sya kena juga,,gmna
ya,,indonesia kan negara agraris jd perlu ditingkatkan
jg kyk dulu kan juga pernah menjadi swasembada
beras.. sampe2 kita melakukan sumbangan keluar..nah
mungkin si arb pgn melakukan hal yang sama seperti
itu
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Topan : Iklan ARB tentang ucapan selamat natal dan tahun
baru tersebut menurut saya merupakan pencitraan
saja, dalam iklan tersebut ARB berupaya melakukan
propaganda kepada masyarakat bahwa sosok
pemimpin negara yang mampu membangun negara
Indonesia yang maju, demokratis dan berwibawa
adalah ARB
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Topan : Kalo misalnya kejelasan pesan politik,, itu tergantung
dari masing2 ini ya orang yang mempersepsi, jadi kalo
orang yang misalnya dari kalangan mahasiswa gtu klo
saya rasa cukup jelas gitu, pesan politik yang dia
sampaikan ya dia pesan poltiknya itu dari 3 iklan yang
pernah saya liat di tv dia itu ya pokoknya dia lebih ini
merangkul kalangan bwah gt untuk memdapatkan
suara banyak jdi kekuatan dia itu dia bangun dari
bawah gtu cuman kan kalo ngliat cm 3 iklan kan
mungkin ya masi ya da banyak gtu ya.. tapi yang saya
tangkep pesan politiknya seperti itu..dia lebih
merangkul kalangan bawah sebagai suara dia di
pemilu
HASIL WAWANCARA DENGAN CITRA
Peneliti : Selamat siang mbak,,namanya siapa ?
Citra : Citra
Peneliti : minta waktunya sedikit mbak buat
wawancara tentang iklan,, pernah nontn
iklan ARB mbak ?
Citra : pernah
Peneliti : Tau brp byk versi iklanya
Citra : taunya cuma beberapa saja, khususnya yang
petani itu
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Citra : Iklan politik ARB tentang motivasi untuk Anak
Indonesia menurut saya cukup bagus, sebab dalam
iklan tersebut ARB memberikan suatu motivasi bahwa
anak-anak Indonesia memiliki potensi yang luar biasa,
di mana kita sebagai generasi muda harus berani
bermimpi, berani bertindak
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Citra : Sebenernya cukup jelas mau memajukan kalangan
petani itu kan karena yang kita tahu indonesia itu juga
kan negara agraris kan sebelumnya.sebenernya jelas
cuman kalo orang yg ngerti mungkin cukup jelas
menangkapnya kalo cuma sbenernya target dia ke
petani dia iklaninya kayak gitu juga mungkin agak
kurang jelas gitu ya buat mereka
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Citra : Menurut saya, iklan politik ARB versi selamat natal
dan tahun baru menurut saya konsepnya sudah tepat,
di mana masyarakat Indonesia yang bhineka tinggal
ika, maka sebagai pemimpin yang bijak harus mampu
merangkul semua golongan, karena dalam proses
Indonesia membangun diperlukan keharmonisan antar
umat beragama
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Citra : Menurut saya iklan ARB tersebut merupakan jenis iklan
propaganda, dimana ARB berusaha membujuk
mahasiswa sebagai pemilih pemula untuk memilih ARB
dalam Pemilu 2014, dimana dalam iklan tersebut ARB
membanding-bandingkan kepemimpinan presiden
terdahulu dengan kepemimpinan yang akan dilakukan
oleh ARB jika nanti terpilih menjadi presiden
Peneliti : terima kasih mbak atas kesediaan waktunya
Citra : Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN FADIL
Peneliti : selamat sore mas
Fadil : Sore mas
Peneliti : gimana kbrnya sehat?
Fadil : Alhmdulilah sehat
Peneliti : namanya sapa?
Fadil : Nama saya fadil
Peneliti : komunikasi angktn brp.?
Fadil : angktn 2013
Peneliti : Baru aja ya mas?
Fadil : ya, baru thn kmrn mas
Peneliti : ini minta waktunya sbntr, untuk wawancara
tentng iklan mas, iklan Arb
Fadil : ok siap
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Fadil : Iklan ARB tentang motivasi anak sekolah tersebut,
menurut saya biasa saja, sebab dalam iklan tersebut
berbeda dengan kenyataan yang terjadi saat ini, di
mana para pelajar yang sudah lulus sekolah susah
untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam hal ini
pemerintah kurang menyediakan lapangan pekerjaan
bagi para generasi muda
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Fadil : ee.. iklan itu, kalo yang iklan ini menurut saya menarik
sih. Kalo untuk ukuran ee,, masyarakat-masyarakat ee..
yang mungkin dalam iklan ini termuat. Maksudnya
kalau di situ tadi ada petani, ARB memberikan janji
bahwa akan mengangkat kehidupan petan, karena
petani adalah pahlawan bangsai. Oleh karena itu iklan
ini cukup mengena. Dalam iklan tersebut ARB
memberikan janji untuk sekolah gratis dari SD sampai
SMA
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Fadil : Menurut saya iklan ARB yang ditayangkan di TVOne
semua konsepnya sudah baik, sebagai contoh iklan
politik ARB yang mengusung tema selama natal dan
tahun baru, di mana dalam iklan tersebut ARB
menghimbau kepada semua masyarakat Indonesia
untuk hidup berdampingan dan menjaga
keharmonisan sehingga ekonomi pembangunan dapat
berjalan dengan baik
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Fadil : Iklan ARB tentang jasa para presiden menurut saya
cukup baik, sebab dengan mengingat jasa para
presiden, dapat menjadi inspirasi bagi para generasi
muda untuk lebih maju dan menjadi panutan bagi
generasi muda sebagai calon-calon pemimpin bangsa
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
HASIL WAWANCARA DENGAN AZAM
Peneliti : selamat sore mas!!
Azam : selamat siang!!
Peneliti : namanya siapa mas?
Azam : azam...
Peneliti : anu angkatan komunikasi nonreg angkatan
brp mas
Azam : 2011
Peneliti : Oya 2011...pernah ini mas nonton iklan
ARB
Azam : peernah
Peneliti : terus brpa banyak mas versi yang anda
tonton
Azam : 3 sampai 4an lah
Peneliti : terus yang paling sering ditonton
Azam : ya gak sering si cma yg ditonton yang
petani2 itu
Peneliti : tpi mas azam memperhatikan ya mas
Azam : sedikit,sedikit aja
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Azam : Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, tapi saya
tidak yakin bahwa seandainya nanti ARB jadi Presiden
mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi para
kaum muda, sebab selama ini pemerintahan, siapapun
yang memimpinnya kenyataannya ya begini-begini
saja
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Azam : Mungkin dia cuma menawarkan bahwa dia akan
mengadakan sekolah gratis dan lain-lain, dan itupun
gak cuma dia yang menawarakan semua capres
menawarkan, jangankan semua capres, presiden yang
dulupun juga menaawarkan seperti itu, tapi
realisasinya kan juga gak pernah ada
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Azam : Dalam iklan tersebut ARB berusaha membangun citra
positif kepada masyarakat, bahwa ARB mampu
membangun kemajuan bangsa, dan peduli terhadap
kultur dan budaya yang ada di Indonesia, dimana
kemajuan pembangunan dan ekonomi dapat terwujud
apabila ada kerukunan umat dan budaya yang ada di
Indonesia
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Azam : Menurut saya iklan tersebut cukup bagus, dimana
dalam iklan tersebut ARB memberikan gambaran
mengenai jasa-jasa para presiden Indonesia sejak
jaman presiden Soekarno sampai presiden SBY saat ini
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
Azam : Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN AKBAR
Peneliti : selamat siang mas akbar
Akbar : siang mas
Peneliti : minta wakyunya sebentar mau wawancara
tentang iklan,pernah nonton iklannya arb
Akbar : ouw pernah mas
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Akbar : Iklan ARB ini sebenarnya cukup bagus, tetapi dalam
iklan tersebut tidak memberikan gambaran langkah-
langkah konkrit yang harus dilakukan oleh para
pelajar dalam meraih mimpi-mimpinya, hal tersebut
juga bertentangan dengan kondisi Indonesia saat ini,
dimana pemerintah kurang menyediakan lapangan
pekerjaan bagi para remaja
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Akbar : Cukup, cukup, cukup baik, cukup bagus dia
mengangkat eee dia mengangkat profesi mayoritas
penduduk indonesia mas,jadi kan negara itu kan
negara agraris sama negara maritim jadi arb ini
mengangkat eee para petani kita yang seharusnya
itu,ya emang harus untuk diperhatikan mas dan para
nelayan yang harus eee diperhatikan juga
kesejahteraannya
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Akbar : Iklan ARB tersebut menurut saya tertata dengan
konsep yang baik, di mana dalam iklan tersebut
sebelum masuk ke tema iklan, ARB memberikan orasi
politik mengenai pentingnya kerukunan dan
keharmonisan antar umat beragama, sehingga akan
tercapai pembangunan ekonomi
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Akbar : Dalam iklan tersebut ARB memberikan motivasi kepada
generasi muda, khususnya para mahasiswa untuk
mampu menjadi pemimpin di masa mendatang,
dengan berkaca kepada kepemimpinan masing-maisng
presiden Indonesia pada masa lalu
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
Akbar : Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN ARGO
Peneliti : selamat siang mas argo
Argo : selamat siang mas rintis
Peneliti : bagaimana sehat
Argo : sehat luar biasa
Peneliti : ini mau minta waktunya sedikit wawancara
tentang iklan arb,pernah menonton mas
argo
Argo : ouw ya,untuk iklan ARB saya pernah
melihat sudah pernah
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Argo : Dalam iklan tersebut menurut saya, pesan yang ingin
disampaikan oleh ARB adalah sosok ARB memiliki
kompetensi yang baik, berani mengambil risiko,
inovatif dan mampu memberi inspirasi kepada
masyarakat secara luas
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Argo : Eeee klo menurut saya eee komunikasi yang dilakukan
arb cukup lumayan baik dalam artian gini mas dia
menunjukkan eeee pola komunikasi dengan sajian
audio visual dalam artian gambar2 dia mendukung
dan dia memilih eeee objeknya tu sebagai petani dia
mau kan dari partai golkar ya mas eee dia mau
merangkul kaum menengah ke bawah dalam arti eee
kaum2 yang kanayk petani,kaum2 menengahlah itu
dia angkat itu menurut saya juga eee pasti sangat
berpengaruh terlebih untuk ini para petani atau
enggak rakyat2 yang masuk dalam objek2 dalam
iklannya dia
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Argo : Menurut saya dalam iklan politik ARB versi selamat
natal dan tahun baru, tema yang diangkat sangat baik,
terutama mengenai keragaman suku bangsa
Indonesia, di mana dalam iklan tersebut ARB,
memberikan himbauan kepada segenap masyarakat
Indonesia untuk hidup harmonis demi tercapainya
pembangunan ekonomi
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Argo : Menurut saya iklan tersebut cukup menarik, dimana
dalam iklan tersebut ARB memberikan kuliah umum
kepada para mahasiswa mengenai jasa para presiden
terdahulu di Indonesia
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
Argo : Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN YUSUF
Peneliti : selamat siang pak yusuf
Yusuf : ya slmt siang mas
Peneliti : gimana mas sehat
Yusuf : Alhamdulilah sehat
Peneliti : nie mohon maaf minta waktunya sebentar
untuk wawancara tentang iklan ARB
Yusuf : Iya
Peneliti : Buat bahan skripsi (ehehmmmmmm), Pernah
ini mas nonton iklan ARB mas
Yusuf : Pernh,yang tayang diiii tv itu .Ya tv one
Peneliti : Menurut saudara bagaimana tanggapan
anda mengenai iklan politik Aburizal
Bakrie dengan tema Motivasi untuk Anak
Indonesia ?
Yusuf : Menurut saya iklan tersebut cukup kreatif, di mana
dalam iklan ARB tersebut mencoba memberikan
inspirasi kepada para kaum muda untuk berpikir dan
berani dalam menggapai mimpi-mimpinya. Dalam hal
ini pesan yang ingin dimunculkan adalah sosok ARB
yang merupakan pengusaha sukses dan merupakan
figur seorang pemimpin yang kompeten dan inovatif
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema ARB
Menyapa Petan?
Yusuf : Menurut saya iklan tersebut adalah merupakan pencitraan ARB
sebagai capres, di mana dalam iklan tersebut menunjukkan
kedekatan ARB dengan masyarakat bawah, khususnya para
petani, dan berusaha menunjukkan kepada public bahwa ARB
sangat peduli terhadap nasib para petani
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan tema
Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Yusuf : Menurut saya iklan ARB semuanya temanya bagus,
terutama mengangkat ekonomi kerakyatan dan
berusaha mengentaskan kemiskinan, namun demikian
hal tersebut tidak dapat berpengaruh langsung
terhadap citra ARB, apalagi mempengaruhi
elektabilitas ARB dalam pemilu 2014
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang iklan
politik Aburizal Bakrie dengan tema Jasa
Para Presiden?
Yusuf : Iklan ARB yang mengusung tema jasa para presiden
menurut saya cukup menarik, dimana dengan kita
mengenal jasa para presiden akan menjadi inspirasi
bagi kaum muda yang akan menjadi calon pemimpin
masa depan
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan waktunya
Yusuf : Ya, mas sama-sama
HASIL WAWANCARA DENGAN PRESIDEN BEM FISIP
Peneliti : selamat siang mas,,dengan siapa
namanya
Bahtiar :Bahtiar
Peneliti : ini sudaha menjabat presiden bem sejak
kapan mas
Bahtiar :ee tahun 2013 pertengahan sampai
sekarang
Peneliti : ni mau minta waktu sedikit mas,,mo
wawancara seputar iklan,,iklan
arb,,apakah pernah menonton mas iklan
ARB. Menurut saudara bagaimana
tanggapan anda mengenai iklan politik
Aburizal Bakrie dengan tema Motivasi
untuk Anak Indonesia ?
Bahtiar : Pada dasarnya semua iklan politik ARB dalam
versi pesan untuk anak Indonesia sebenarnya ingin
menonjolkan bahwa ARB adalah sosok calon
presiden yang memiliki sikap peduli, merakyat dan
murah hati serta mampu mengayomi masyarakatnya
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan
tema ARB Menyapa Petan?
Bahtiar : Kalo menurut pandangan saya, terkait dengan in,
kebetulan yang saya angkat yg petani, di iklan itu
kan beliau bener-bener merangkul kalangan
konomi bawah,, seperti kayak dulu ya pas jaman
pak harto yang focus terhadapan pangan, petani,,
jadi mengisyaratkan bahwasanya dia itu pengen
mengembalikan kejayaan para petani,,jadi
fokusnya itu lebih rakyat kcil gt lo,,kayak
kakeknya,,itu pak harto hee
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan
tema Selamat Natal Dan Tahun Baru?
Bahtiar : Iklan politik ARB versi selamat natal dan tahun
baru menurut saya konsepnya sangat baik, di mana
dalam iklan tersebut, ARB memberikan orasi politik
mengenai keadaan ekonomi Indonesia saat ini
dapat berjalan dengan baik apabila didukung
keharmonisan antar umat beragama, maupun suku
bangsa
Peneliti : Bagaimana tanggapan saudara tentang
iklan politik Aburizal Bakrie dengan
tema Jasa Para Presiden?
Bahtiar : Iklan ARB yang bertema jasa para presiden
menurut saya cukup baik, dengan adanya iklan
politk ARB tersebut akan menumbuhkan semangat
para generasi muda untuk dapat menteledani hal-
hal yang positif dari para pemimpin bangsa ini.
Dalam iklan ARB tersebut ARB memberikan
penjelasan bahwa para generasi muda saat ini
adalah calon-calon pemimpin bangsa Indonesia
pada tahun mendatang
Peneliti : terima kasih mas atas kesediaan
waktunya
Bahtiar : Ya, mas sama-sama