PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA SMP DI SMP SWASTA KARTINI BATAM

27
PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA SMP DI SMP SWASTA KARTINI BATAM TAHUN 2014 Hendri Kremer S.E., M.Si Dosen Komunikasi di Universitas Putera Batam, [email protected] ABSTRACT There were 3 million teenagers who smoke in Indonesia in 2014, 20% of them were junior high school students, and the active smokers of junior high school students were increasing around 30% in 2000 (Irdan,2008). At SMP Swasta Kartini Batam was found around 5-10% students smoked outside the school. The result is aimed to analyze the influence of cigarette advertisement on television on the Students’ Smoking Behavior at SMP Swasta Kartini Batam . The type of this research was analytic survey. The population of the research were the entire students at SMP Swasta Kartini, around 200 people. The amount of the sample 100 people were taken by Simple Random Sampling. The data were collected by questioner, interview and documentation . The data analysis used the multiple linear regression The result of the research showed that the cigarette advertisement influence on the students’ smoking behavior at SMP Swasta Kartini Batam. It is needed an active role of medical advisor teams to promote the influence of the cigarette to the health in period in the school to prevent the increasing of the smoking behavior of the junior high school students. Keywords: Cigarette Advertisement, Smoking Behavior

Transcript of PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA SMP DI SMP SWASTA KARTINI BATAM

PENGARUH IKLAN ROKOK DI TELEVISI TERHADAP PERILAKUMEROKOK

SISWA SMP DI SMP SWASTA KARTINI BATAM TAHUN 2014

Hendri Kremer S.E., M.Si

Dosen Komunikasi di Universitas Putera Batam,[email protected]

ABSTRACT

There were 3 million teenagers who smoke in Indonesia in 2014, 20%of them were junior high school students, and the active smokers of junior highschool students were increasing around 30% in 2000 (Irdan,2008). At SMPSwasta Kartini Batam was found around 5-10% students smoked outside theschool.

The result is aimed to analyze the influence of cigaretteadvertisement on television on the Students’ Smoking Behavior at SMPSwasta Kartini Batam . The type of this research was analytic survey. Thepopulation of the research were the entire students at SMP Swasta Kartini,around 200 people. The amount of the sample 100 people were taken by SimpleRandom Sampling. The data were collected by questioner, interview anddocumentation . The data analysis used the multiple linear regression

The result of the research showed that the cigarette advertisement influence on

the students’ smoking behavior at SMP Swasta Kartini Batam.It is needed an active role of medical advisor teams to promote the

influence of the cigarette to the health in period in the school to preventthe increasing of the smoking behavior of the junior high school students.

Keywords: Cigarette Advertisement, Smoking Behavior

PENDAHULUAN

Remaja adalah generasi penerus bangsa, untuk itu suatunegara perlu mempersiapkan generasi muda secarafisik dan psikis dengan baik. Secara fisik perkembanganremaja dari segi kesehatan perlu mendapatkan perhatianyang cukup signifikan dari pemerintah. Salah satukarakteristik umum perkembangan remaja menurut Ali.M(2010) adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (highcuriosity).

Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remajacenderung ingin bertualang, menjelajah segalasesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga olehkeinginan seperti orang dewasa menyebabkan remajaingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan olehorang dewasa.

Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi,remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orangdewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnyaberkata.’saya lah yang paling hebat’

Dari berbagai penelitian di dapat bahwa remaja inginmembuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuatseperti yang dilakukan orang dewasa. Oleh karenaitu yang amat penting bagi remaja adalah memberikanbimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapatterarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatifdan produktif.

Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah para remajamelakukan kegiatan yang mengarah ke arah negativeseperti kebiasaan merokok. Karakteristik remaja yang erat

dengan keinginan adanya kebebasan, indenpendensi, danberontak dari norma- norma, dimanfaatkan para pelakuindustri rokok dengan memunculkan selogan- seloganpromosi yang mudah tertangkap mata dan telingaserta menantang.

Selogan-selogan ini tidak hanya gencar dipublikasikanmelalui berbagai iklan di media elektronik, cetak danluar ruang, tetapi industri rokok pada saat ini sudahmasuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda,seperti konser musik dan olah raga. Hampirsetiap konser musik dan event olah raga di Indonesia disponsori oleh industri rokok.

Dalam event tersebut mereka bahkan membagikan rokokgratis atau mudah mendapatkannya dengan menukarkanpotongan tiket masuk acara tersebut. Para remajamemang menjadi sasaran empuk bagi industri rokok.

Ketua ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia WidyastutySoerojo pada lokakarya “Understanding Tobacco Industry ThroughtTheir Own Top secret Document tahun 2008 di Batam,mengatakan industri rokok memanfaatkan karakteristikremaja, ketidaktahuan konsumen dan ketidakberdayaanmereka yang sudah kecanduan rokok. Iklan rokokmenawarkan citra seorang perokok sebagai seorang yangtangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern danlain sebagainya, sehingga remaja tertarik

untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya. Semuaperusahaan tembakau besar di Indonesia memberikansponsor pada kegiatan olah raga, acara remaja dan konsermusik.

Akibatnya anak-anak Indonesia sangat terpengaruh olehiklan rokok yang mengasosiasikan merokok dengankeberhasilan dan kebahagiaan. Pemberian sponsor sertapromosi melalui berbagai kegiatan merupakan komponenkunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkulpara remaja (Gatra, 2004).

Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia remajamerupakan suatu hal yang tidak bisa disepelekan. Halini telah mencemaskan semua pihak, terutama kelompokperlindungan anak. Rokok mengancam masa depan kesehatandan kepribadian anak. Rokok harus dilihat jugasebagai bahan adiktif buat anak.

Salah satu iklan rokok yang digemari remajaadalah iklan rokok A Mil dengan label “A”, diproduksioleh PT HM Sampoerna Tbk, selalu melakukan perubahandan pembaharuan sesuai dengan keinginan para remaja yangingin mencoba hal yang baru. Rokok tersebut menawarkankeamanan dan kenyamanan merokok dengan rendah kadar Tardan Nikotin, serta adanya selogan yang selalu segar bagipara remaja misalnya tema “Bukan Basa Basi”(BBB), versi“Kalau benda bisa ngomong”, “Silahkan Bicara” yang diikutidengan gambar mulut yang tertutup plester.

Selogan tersebut sangat efektif dalam memengaruhi remajabahwa remaja senang dengan keterbukaan, dan berhakmelakukan sesuatu seperti yang dilakukan orang dewasa(Purwaningwulan, 2007).

Demikian halnya iklan rokok yang lainnya, disamping adaunsur humor yang digunakan untuk menarik perhatian remaja,juga terdapat makna pesan-pesan.

yang secara tersembunyi yaitu kritik sosial padaperilaku pelanggaran yang kadangkala juga dilakukan olehpara remaja. Komnas Perlindungan Anak bersama denganUniversitas Muhammadiyah Prof.DR Hamka (UHAMKA) melakukan

penelitian mengenai dampak ketertarikan remaja padaiklan rokok, kegiatan yang disponsori industri rokokterhadap aspek kognitif, afektif dan perilaku merokok padaremaja dengan subjek sebanyak 353 responden murid SMP danSMA di DKI Jakarta pada tahun 2007.

Penelitian bersama itu menunjukkan seberapa jauh anakmengenal tayangan iklan rokok dari berbagai media. Hasilnyamenyatakan 99,8% anak remaja sudahterpapar iklan rokok, dansebanyak 81% remaja pernah mengikuti kegiatan yangdisponsori industri rokok. Jika ditinjau dari aspek kognitifpengaruh iklan terhadap remaja, riset menyatakan 68,2%anak remaja dapat menyebutkan lebih dari tiga slogan iklanrokok, dan bisa dengan cepat mengenali karya audio visual iklanrokok serta mengidentifikasi produk yang dimaksud.

Jika ditinjau dari sisi usia remaja yang mulai merokok,hasil penelitian tersebut menyatakan rata-rata remaja mulaimerokok pada usia 14 tahun, dan sebanyak 31,5% remaja mulaimerokok di usia 15 tahun. Dan dari segi besarnyapengaruhiklan dan kegiatan yang disponsori industri rokok terhadapperilaku merokok remaja sebanyak 29% remaja perokokmenyalakan rokoknya ketika melihat iklan rokok pada saattidak merokok (Wibowo, 2009).

Dalam survey WHO yang dilakukan di 100 Negarasecara serentak pada tahun 2004-2006 termasukIndonesia, terungkap bahwa 12,6% pelajar setingkat SMPadalah perokok, dan sebanyak 30,9% pelajar perokoktersebut mulai merokok sebelum usia 10 tahun dan 3,2%dari mereka sudah kecanduan. Hasil lain dari surveyini adalah 64,2% pelajar SMP menyatakan terpapar asaprokok orang lain, perokok pasif di rumah sendiri, dan81% pelajar SMP terpapar ditempat-tempat umum (Cahaya,2008).

Berdasarkan survey yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun sebanyak 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, 3,2% diantaranya sudah kecanduan.

Bahkan yang lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka dibawah usia 10 tahun. Hasil survey tersebut juga menunjukkan bahwa akibat gencarnya

iklan yang dilakukan oleh industri rokok, maka sebanyak 92,9% anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papanreklame dan 82,8% terekspos iklan berada di majalah dan Koran (Wibowo, 2009).

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyaikonsumsi rokok 6,6% dari konsumsi dunia, yangmemprihatinkan dari 3 juta remaja yang merokok ada 20%adalah anak SMP dan tiga tahun terakhir 30% dari jumlahanak SMP sebagai perokok aktif (Irdan, 2008).

Menurut Nawi, dari Quit Tobacco Indonesia yang dikemukakan pada seminar “Update of Tobacco Control Research” di Diklat RSUP Dr Sardjito, Indonesia termasuk 5 negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Konsumsi tembakau di Indonesia meningkat 7 kali lipat dalam jangka waktu 3 tahun (1997-2000), dan prevalensi penggunaan tembakau di Indonesia telah meningkat dalam segala usia.

Hasil penelitian Yayi Suryo Direktur Eksekutif QTI FK-UGM di Yogyakarta, iklan rokok dan perilaku merokok berhubungan secara signifikan dengan perilaku merokok dikalangan remaja SMP dan SMA di kota Yogyakarta.

Insiden perokok pada pria di kalangan remaja lebih tinggidari di kalangan perempuan (Kanal, 2007). Perilaku merokokmerupakan hal yang sangat mudah dijumpaipada masyarakatkarena dianggap sebagai suatu kebiasaan yang tidakmembahayakan bagi manusia, diperkirakan jumlah perokok di duniasebesar 1,3 miliar orang, sementara penyakit akibat perilakumerokok mencapai 4,9 juta setiap tahunnya, menurut OrganisasiKesehatan Dunia (WHO) apabila perilaku ini berlanjutmaka angkakematian akibat rokok meningkat 10 jutasetiap tahunnya pada tahun 2020, dan ini banyak terjadi dinegara-negara berkembang (Bustan, 2007).

Dunia kesehatan bahwa merokok memberi dampak negatif yang luasbagi kesehatan dan ditenggarai sebagai salah satu penyebabutama timbulnya penyakit kanker paru, penyakit jantung koroner,impotensi, bahkan gangguan kehamilan dan janin. Menurut dataWHO satu juta manusia pertahun di dunia meninggal karenamerokok dan 95% diantaranya adalah kanker paru-paru.

Data statistik WHO yang dipublikasikan tanggal 28 Mei 2002menyebutkan bahwa aktivitas merokok telah membunuh satu darisepuluh orang dewasa di dunia tiap tahun, dan itu setara denganempat juta kematian perokok. Bahkan jika trennya tidak berubah,tahun 2030 kematian akan meningkat menjadi satu dari enamperokok. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Kesehatan RI Soewarta Kosen menyatakan rokokmengakibatkan 1172 kematian setiap tahunnya, yang artinya satukematian setiap enam detik. Meskipun demikian peningkatan jumlahperokok di kalangan remaja terus meningkat (Wibowo,2009).Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangatdilematis.

Disatu sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasilpajak paling besar dibanding sektor lain. Misalnya dapatmemberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan

negara berupa pembayaran cukai. Singkat kata, industrirokok adalah industri padat karya dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa(Yanto, 2009).

Menurut Imam, ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FTCT), suatu hukum international dalam pengendalian tembakau, adalah

faktor kunci perlindungan anak-anak dari bahaya tembakau, yang salah satunya mengatur iklan rokok. WHO mengklaim bahwa pelarangan segala bentuk iklan promosi, dan sponsor rokok terbukti bisa menurunkan tingkat konsumsi rokok hingga 16%.

Sekalipun sejumlah pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir juga telah membuat sejumlah Perda yang mengatur tempat untuk merokok,namun pemerintah Indonesia yang bergabung dalam salah satu penyusun FTCT, yang telah disepakati secara aklamasi dalam sidang WHO 2003, menjadi satu-satunya negara di Asia Fasifik yangtidak menandatangani dan belum melakukan aksesi FTCT.

Sehingga terkesan ironis ketika pemerintah sibuk menghimbau anak–anak muda untuk tidak merokok melalui tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2008, “Anak Muda Tanpa Rokok/Tobacco Free Youth namun tidak mencoba menyediakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang kadang masih terlalu hijau untuk memilih (Antara, 2008).

SMP swasta Kartini Batam adalah salah satu sekolah SMP yangada di Kota Madya Batam letaknya sangat strategis yang beradadi Kampung Utama Batam Dari hasil observasi yang dilakukanoleh peneliti di sekolah tersebut, peneliti melihat bahwa

ada siswa yang merokok diluar kegiatan sekolah, misalnya saatsebelum masuk lingkungan sekolah, setelah keluar sekolah, bahkanada secara sembunyi- sembunyi merokok saat jam istirahat.

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan denganpihak sekolah dalam hal ini guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan),bahwa salah satu aturan dan tata tertib disekolah tersebut adalah

melarang siswa merokok, dan aturan tersebut juga sudahberulangkali diingatkan kepada seluruh siswa, namun ada sekitar5-10% siswa yang merokok diluar jam belajar.

Keadaan tersebut sulit dipantau karena mereka merokok di luar lingkungan sekolah. Mengingat usia mereka masih dini sudah

merokok, maka hal ini harus segera dicegah untuk terjadinyaperilaku kecanduan merokok, serta mengantisipasi dampak rokokterhadap kesehatan mereka sangat berbahaya.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untukmeneliti bagaimana pengaruh Iklan Rokok di Televisi terhadapPerilaku merokok siswa SMP di SMP Swasta Kartini Batam Tahun2011.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentangpengaruh iklan rokok di televisi terhadap perilaku merokokSiswa SMP di SMP Swasta Kartini Batam Tahun 2014.

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, dapat menambah khasanah keilmuanKesehatan Masyarakat khususnya tentang dampak rokokbagi kesehatan dan dapat sebagai referensi bagi penelitiselanjutnya

2. Diharapkan orang tua, guru dan pemerintah dapatmemberikan informasi tentang bahaya merokok bagikesehatan

3. Bagi remaja khususnya siswa SMP mau secara sadarmenghindari perilaku merokok untuk kepentingan kesehatannya.

KERANGKA KONSEPBerdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka

kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen VariabelDependen

Gambar Kerangka Konsep Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Iklan rokok di Televisi (Video/Visual, Audio,Talent, Grafics dan Pacing) terhadap Pengetahuan.

Berdasarkan hasil analisis uji Bivariat iklan rokokterhadap Pengetahuan dalam hal ini Video/Visual p=0,000>α=0,05, Audiop=0,000<α=0,05, Talent p=0,000<α=0,05, Grafics p=0,000<α=0,05 danPacing p=0,000<α=0,05 dapat dilihat bahwa seluruhnya adahubungan antara Video/Visual, Audio, Talent, Grafics dan Pacing terhadappengetahuan dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Berdasarkanhasil analisis uji Regresi Linier Berganda makavariabel

yang paling dominan memengaruhi pengetahuan siswa SMPadalah Video/Visual B=0,497 dan R²=0,780, berarti persamaan garisregresi yang diperoleh dapat menerangkan 78% variabelVideo/Visual memengaruhi pengetahuan siswa, dan pada table ANOVAdiperoleh p=0,000<α=0,005 berarti regresi linier ganda terpenuhi.

Persamaan garis regresi : Y =0,17 + 0,479X + 0,387X – 0,167X. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Komnas Anak dan Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Prof DR Hamka (2007) yang mengatakan bahwa 99,7% remaja terpajan iklan rokok di TV, 68,2% remaja dapat menyebutkan lebih dari tiga selogan iklan rokok dan 50% remaja dirinya percaya diri seperti yang dicitrakan iklan rokok (Kanal,2007).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Lizza M.Djapri (CH) seorangpsikolog UI (dalam Kompas 27 April 2011) bahwa ketika seseorangmelihat iklan, maka dia diyakini telah memasukkan iklan itusebagai informasi tambahan dalam ingatannya. Dimasa mendatang dia berpotensi besar untuk bertindak dan mengambil keputusan atas dasar informasi tersebut.

2. Pengaruh Iklan rokok di Televisi (Video/Visual, Audio, Talent,Grafics dan Pacing) terhadap Sikap.

Berdasarkan hasil analisis uji Bivariat iklan rokok A Mildterhadap Sikap dalam hal ini video/visual p=0,000>α=0,05,Audio p=0,000 <α=0,05, Talent p=0,000<α=0,05, Grafics p=0,000<α=0,05dan Pacing p=0,000<α=0,05 dapat dilihat bahwa seluruhnyaada hubungan antara VideoVisual, Audio, Talent, Grafics dan Pacingterhadap Sikap dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). padatabel ANOVA diperoleh p=0,000<α=0,005 berarti regresi gandaterpenuhi.

Hasil Uji Regresi Linier berganda menunjukkan tidak terdapatvariabel yang dominan. Ini menunjukkan bahwa untuk dapatmenciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektifelemen Video/Audio, Visual tidak dapat berdiri sendiri, harusdidampingi oleh elemen- elemen lain.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang Lizza M. Djapri MSi (2011) bahwa makin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk merokok , khususnya remaja tidak terlepas dari pengaruh tayangan iklan dimedia massa. Yang lebih memrihatinkanmenurut beliau iklan-iklan rokok semakin lihai menjerat konsumen.

Tidak jarang hal-hal positif diselipkan dan disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya menjerumuskan. Mereka berupaya bagaimana caranya masuk dalam persepsi masyarakat bahwa it's oke untuk merokok. Misalnya memakaiilustrasi solidaritas dan keakraban teman. Lizza juga mengungkapkan dalam suatu iklan rokok misalnya digambarkan bagaimana seseorang rame-rame dengan temannya, lalu ada pula yang kesusahan dibantu oleh teman-teman yang lain, sehingga kesannya merokok seakan-akan dapat mengakrabkan, dengan merokok seakan-akan ada norma-norma positif yang terbentuk.

Iklan model inilah yang sangat efektif memengaruhi persepsi remaja yang masih dalam tahap pencarian jati

dirinya. Hal serupa juga Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA), iklan rokok di televisi disebut-sebut sebagai

media penyampaian informasi yang manipulatif mengenai citra rokok, dimana iklan rokok menawarkan citra seorang perokok yang tangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern dan lain sebagainya, sehingga remaja tertarik untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya.Hasil Uji Regresi Linier berganda menunjukkan tidak terdapatvariabel yang dominan. Ini menunjukkan bahwa untuk dapatmenciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektifelemen Video/Audio, Visual tidak dapat berdiri sendiri, harusdidampingi oleh elemen- elemen lain.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang Lizza M. Djapri MSi (2011) bahwa makin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk merokok , khususnya remaja tidak terlepas dari pengaruh tayangan iklan dimedia massa. Yang lebih memrihatinkanmenurut beliau iklan-iklan rokok semakin lihai menjerat konsumen.

Tidak jarang hal-hal positif diselipkan dan disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya menjerumuskan. Mereka berupaya bagaimana caranya masuk dalam persepsi masyarakat bahwa it's oke untuk merokok. Misalnya memakaiilustrasi solidaritas dan keakraban teman. Lizza juga mengungkapkan dalam suatu iklan rokok misalnya digambarkan bagaimana seseorang rame-rame dengan temannya, lalu ada pula yang kesusahan dibantu oleh teman-teman yang lain, sehingga

kesannya merokok seakan-akan dapat mengakrabkan, dengan merokok seakan-akan ada norma-norma positif yang terbentuk.

Iklan model inilah yang sangat efektif memengaruhi persepsi remaja yang masih dalam tahap pencarian jati

dirinya. Hal serupa juga Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA), iklan rokok di televisi disebut-sebut sebagai

media penyampaian informasi yang manipulatif mengenai citra rokok, dimana iklan rokok menawarkan citra seorang perokok yang tangguh, kreatif, penuh solidaritas, macho modern dan lain sebagainya, sehingga remaja tertarik untuk mengadopsi rokok tanpa menyadari bahayanya.

3. Pengaruh Iklan rokok di Televisi (Video/Visual, Audio,Talent, Grafics dan Pacing) terhadap Tindakan.

Berdasarkan hasil analisis uji chi square iklan rokok AMild terhadap Sikap dalam hal ini Video/Visualp=0,004>α=0,05, Audio p=0,021 <α=0,05, Talent p=0,001<α=0,05,Grafics p=0,013<α=0,05 dan Pacing p=0,004<α=0,05 dapat

dilihat bahwa seluruhnya ada hubungan antaraVideoVisual, Audio,Talent, Grafics dan Pacing terhadap Tindakan dengantingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

Hasil Uji Regresi Linier berganda menunjukkan bahwa tidak adavariabel yang dominan memengaruhi tindakan. pada tabelANOVA diperoleh p=0,035<α=0,005 berarti regresi gandaterpenuhi.

Hasil penelitian Yayi Suryo, Direktur eksekutif QTI FK-UGM (2007), iklan rokok dan perilaku merokok berhubungansecara signifikan dengan perilaku merokok di kalanganremaja SMP dan SMA di kota Yogyakarta.

Fenomena kuatnya pengaruh iklan terhadap perilaku merokokkhususnya kalangan remaja juga telah diperlihatkan hasilsurvei yang dilakukan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS)pada akhir 2007 lalu. Dalam survei terhadap 3040 pada kelompokusia 13-25 tahun, 16-19 tahun dan 20-25 tahun di Jakarta danSumatera Barat tampak bahwa hampir 50%partisipan mengaku melihat hal-hal yang memengaruhi

keputusan merokok.

Penelitian yang dilakukan Komnas Anak dan Fakultas IlmuKesehatan Universitas Muhammadiyah tahun 2007 bahwa rata-rata remaja mulai merokok pada usia 14 tahun, 31,5% remajamulai merokok usia 15 tahun, 46,3% remaja berpendapat iklanrokok memiliki pengaruh yang besar untuk mulai

merokok, 29% remaja perokok menyalakanrokoknya ketika melihat iklan rokok pada saat tidak merokok

Komnas Anak ini juga menemukan 50% remaja perokok merasadirinya lebih percaya diri seperti yang dicitrakan iklan rokok, 37% remaja perokok merasa dirinya kerenseperti yang dicitrakan iklan rokok.

Penelitian yang dilakukan Natalia dkk UNIKA Admajaya (2004)mengatakan bahwa penayangan iklan rokok di televisiterutama yang menampilkan model- model anak mudasemakin membuat remaja tertarik untuk mencoba rokok danmeniru model dalam iklan tersebut.

Menurut organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakanjumlah perokok di dunia sebesar 1,3 miliar orang, sedangkan penyakit akibat perilaku merokok mencapai 4,9 jutasetiap tahunnya. Apabila perilaku ini berlanjut maka angkakematian akibat rokok meningkat 10 juta setiap tahunnya padatahun 2020, dan ini banyak terjadi dinegara-negaraberkembang.

Dunia kesehatan menyatakan bahwa merokok memberi dampaknegatif yang luas bagi kesehatan dan ditenggarai sebagaisalah satu penyebab utama timbulnya penyakit kanker paru,penyakit jantung koroner, impotensi bahkan gangguankehamilan dan janin. Menurut WHO satu juta manusia pertahundidunia meninggal karena merokok dan 95 % diantaranya kanker paru-paru.

Data statistik WHO yang dipublikasikan 28 Mei 2002menyebutkan bahwa aktifitas merokok telah membunuh satudari sepuluh orang dewasa didunia tiap tahun, hal itu setaradengan empat juta kematian perokok. Bahkan jika trennyatidak berubah, tahun 2030 kematian akan meningkat menjadi

satu dari enam perokok (Bustan, 2007). Soewarta Kosen,KepalaBadan Penelitiandan Pengembangan RI menyatakan rokokmengakibatkan 1172 kematiansetiaptahunnya,yang artinya satukematian setiap enam detik. Meskipun demikianpeningkatan jumlah perokok dikalangan remaja terus meningkat(Wibowo, 2009). Upaya untuk mengkomunkasikan ataumenyebarluaskan informasi melalui media Televisi berdampakpada perilaku manusia dalam hal ini siswa SMP, yang merupakansalah satu aplikasi teori perilaku yang dikenal dalamprogram kesehatan masyarakat.

Apa yang dilihat dan didengar ditelevisi menjadi informasiyang memengaruhi bagaimana seseorang bertindak, melihat,bersuara, dan berpikir tentang sesuatu. Bahasa yangdidengar, pola interaksi sosial yang dilihat, cara situasiyang ditampilkan dan dicirikan, cara simbol yang

digunakan semuanya membentuk pemahaman tentangkehidupan seseorang khususnya remaja dalam hal ini siswa SMP.Hal ini dikenal dengan Teori Belajar Sosial (SocialLearning Theory) = SCR) yaitu”belajar dengan mengamati” yaknimanusia meniru model perilaku orang lain, dan apa yangterjadi pada mereka ketika mereka terlibat dalam perilakutersebut (Mark Edberg, 2009).

Informasi melalui iklan dinilai langsung maupuntidak langsung terhadap persepsi, pemahaman dan tingkah lakusiswa SMP. Iklan rokok tidak lagi gencar membujuk konsumenuntuk membujuk produknya, tetapi cenderung hanyamengingatkan produknya kepada konsumen tertentu dengankata-kata yang mudah diingat. Iklan rokok telah membukakemungkinan multi interpretasi dengan sangat terbuka. Iklanrokok menghadirkan sebuah persfektif dari fragmen-fragmen,dari suara-suara, teks dan kode.

Remaja dalam hal ini siswa SMP merupakan masa transisi antaramasa kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga sering kalimenghadapkan individu pada situasi yang membingungkan.Situasi- situasi yang menimbulkan konflik ini seringmenyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung kalautidak dikontrol bisa menimbulkan perilaku yang menyimpangkearah negatif. Ketidaksetabilan emosi menyebabkan merekamempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencaritahu.

Pertumbuhan kemampuan intelektual pada masa inicenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur melaluiperbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen daneksploratif. Melihat tayangan iklan rokok di Televisi,cenderung memengaruhi siswa SMP untuk mencoba produkyang ditawarkan iklan tersebut, tanpa memikirkan dampaknyaterhadap kesehatan.

Keadaan ini perlu peran aktif tenaga kesehatan dalam halpromosi kesehatan, dengan menyediakan informasi padamasyarakat khususnya siswa SMP untuk menghindari rokokmengingat dampak yang diakibatkan olek rokok tersebut. Salahsatu program kampanye kesehatan saat ini adalah The TruthCampaigh adalah kampanye media massa nasional yang memfokuskanpada “anti tembakau” pada anak muda. Kampanye ini

ditujukan untuk menjangkau remaja dengan membiarkan merekamengetahui dengan sendirinya cara yang inovatif dan dengangaya terkini , bahwa industri tembakau telah memanipulasimereka melalui cara pemasaran dan praktikproduksinya.

KESIMPULAN

1. Iklan rokok (Video/Visual, Audio, Talent, Grafics, dan Pacing) berpengaruh terhadap pengetahuan siswa SMP

di SMP swasta Dharma Bakti dan yang paling dominandalam hal ini adalah Video/Visual.

2. Iklan Rokok (Visual, Audio, Talent, Grafics dan Pacing) berpengaruhterhadap sikap siswa SMP Kartini Batam, dan tidak adavariabel yang paling dominan berpengaruh.

3. Iklan Rokok (Video/Visual, Audio,Talent, Grafics dan Pacing) berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja, dan tidak terdapat variabel yang

paling dominan berpengaruh.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran:1. Perlu adanya intervensi perilaku berbasis sekolah

yang dikenal dengan teori “Life skillprogram”,.yaitu program promosi kesehatan berbasissekolah yang sangat dikenal untuk pencegahanpenyalahgunaan zat (termasuk rokok, alkohol dan obatlainnya).

2. Adanya satu peraturan dan sanksi yang tegas terhadap siswa jika diketahui siswa tersebut

merokok.3. Adanya satu peraturan yang

diberlakukan kawasan bebas rokok di sekolah.4. Perlu adanya kampanye media berhenti merokok, dan

komunitas pencegahan merokok.5. Peningkatan ketersediaan dan akses ke layanan

konseling berhenti merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, 2005. Strategi Jitu memilih Metodestatistic Penelitian dengan SPSS, Andi Jogyakarta

Agus Riyanto, 2009, Pengolahan dan Analisis DataKesehatan, dilengkapi Uji Validitasdan Reliabilitasserta Aplikasi Program SPSS, Nuha Medika.

Ali, 2010, Psikologi Remaja, Perkembangan pesertadidik,Bumi Aksara,Jakarta

Amstrong, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta, PT Gramedia

Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian, Suatu PendekatanPraktik, Jakarta : Rhineka Cipta

Asrory, 2009. Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta. Cetakan keenam

Bustan M.N, 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, RinekaCipta

Cahaya, (2008), Balada Sebatang Racun Bernama, diakses 27 April 2008, H tt p : // W ww . S p o r t . I d . C o m

Chaplin, JP, 1997. Kamus lengkap Psikologi (Terjemahan Dr. Kartini Kartono),Jakarta, Grafindo Persada Dahlan,MS.,2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Ed 2.Salemba Medika. Jakarta

Durianto, Darmadi, 2003.Invasi Pasar dengan Iklan yangEfektif. Ramedia Pustaka, Jakarta.

Gatra, 2004, Sehat; Who : Iklan Rokok Dorong Remaja Merokok, diakses

14 Juni, f i l e ;/ / G:/ m e r o k o k 2 . h tm

Gunawan, 2009. Study antar kasus rokok A Mild, Star mild danLA Light. Univ.Gunadarma. Kalimalang.

sHakim, 2005.Lenturan tapi Relevan, Dasar-dasar KreatifPeriklanan.Galang Press, Jogyakarta