PAPER ASUHAN KEHAMILAN PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER I,II,III Diajukan untuk...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PAPER ASUHAN KEHAMILAN PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER I,II,III Diajukan untuk...
PAPER ASUHAN KEHAMILAN
PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER
I,II,III
Diajukan untuk memenuhi tugas Asuhan Kehamilan
Dosen : Dewi Trestya Indah Susanti, SST. Keb
Oleh :
1. Putri Awaliyah (13010)
2. Rizqiatul Utami (13012)
3. Siti Asiah (13013)
4. Susilawati (13014)
Akademi Kebidanan Al-Ishlah Cilegon
A. Poses adaptasi psikologis kehamilan trimester I, II,III
1. Trimester I (Penyesuaian)
b. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci
dengan kehamilannya.
c. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan,
dan kesedihan. Bahkan kadangibu berharap agar dirinya
tidak hamil saja.
d. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia
benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk
meyakinkan dirinya.
e. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan
selalu mendapat perhatian dengan seksama.
f. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan
merupakan rahasia seoarang ibu yang mungkin
diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
g. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda
pada setiap wanita, tapi kebanyakan akan mengalami
penurunan.
2. Trimester II (Kesehatan yang baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormone yang tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan
kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya.
h. Hubungan social meningkat dengan wanita hamil
lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikkan dan aktifitasnya terfokus pada
kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran baru.
3. Trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan)
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya
jelek, aneh, dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir
tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
timbul pada saat melahirkan kekhawatiran akan
keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatiran.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehillangan perhatian.
g. Perasaan sudah terluka (Sensitif)
h. Libido menurun
B. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang
terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil.
Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan
adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang
terdekat.
a. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan
terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan
juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang
paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri.
Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik
maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri,
sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan
setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah
pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam
menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia
mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa
kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam
artikel berjudul “What Your Partner Might Need From
You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals &
Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan
seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si
bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran
dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi
seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami
memberikan suasana yang mendukung perasaan istri,
misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan
kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam
komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami
tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya
komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah
atau kekhawatiran akan bayinya.
Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang
diharapkan istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan
keadaan istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang
dihadapi istri
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu
capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan
keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
b. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun
lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat
berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu
primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Dukungan
Keluarga Dapat Berbentuk :
Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung
kehamilan ini
Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung
dalam periode ini
Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan
bayi
Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti
tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
c. Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu
– ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang
berhubungan dengan sosial/ keagamaan
Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan
hamil dan melahirkan
Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan
ibu untuk periksa
Menunggui ibu ketika melahirkan
Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
C. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan
dalam memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai
tempat mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaan yang
terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang baik, saling
mempercayai dapat memudahkan bidan/ tenaga kesehatan
dalam memberikan pendidikan kesehatan. Peran bidan dalam
memberikan dukungan antara lain:
Melalui kelas antenatal
Dengan memberi kesempatan pada mereka yang mengalami
masalah untuk berkonsultasi
Memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah
untuk konsultasi
Meyakinkan bahwa ibu dapat
menghadapi perubahan selama kehamilan
Membagi pengalaman yang pernah dirasakan sendiri
Memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu dalam
menghadapi kehamilannya.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang
keadaan yang ada disekitar ibu hamil/pasca bersalin yaitu
bapak (suami ibu bersalin), kakak (saudara kandung dari
calon bayi/sibling), penunjang.
D. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan
bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang
diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan
antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh
oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman
dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan
yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami
misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan,
memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan
minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan
rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan
hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam
meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang
lebih baik. Kebutuhan ibu hamilada dua, yaitu:
Menerima tanda-tanda bahwa ibu dicintai dan dihargai
Merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap calon
bayinya
E. Persiapan Menjadi Orang Tua
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena
akan terjadi banyak perubahan peran ketika bayi lahir.
Bagi pasangan baru, persipan dapat dilakukan dengan
banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan yang telah
mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari
pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Persiapan yang tidak
kalah pentingnya adalah persiapan ekonomi. Persiapan
menjadi orang tua mempunyai dua komponen yaitu:
Komponen yang bersifat praktis dan mekanis
Melibatkan keterampilan kognitif dan motorik.
Keterampilan kognitif-motorik misalnya memberi makan,
menjaga dari bahaya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi dan budaya.
Komponen yang bersifat emosional
Melibatkan keterampilan afektif dan kognitif.
Keterampilan kognitif-afektif misalnya: bersikap yang
lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari
bayi baru lahir adalah:
Temperamen
Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran
sosial mereka
Terdapat 2 fase peralihan menjadi orang tua yaitu
fase penantian dan fase bulan madu.
a. Fase penantian (anticipatory)
Fase penantian berkaitan dampaknya pada kehamilan
dan bukan pada peran orang tua
Kehamilan merupakan tahap penantian menjadi orang
tua dan calon orang tua perlu menyelesaikan
beberapa tugas mereka
Pembuatan keputusan dan harapan-harapan mereka
mempengaruhi perannya sebagai orang tua nantinya,
seperti pembagian tugas dalam keluarga. Hal ini
menjadi sangat penting bila bayi telah lahir
Mengamati bagaimana aktivitas sehari-hari yang
dijalankan keluarga seringkali menggambarkan
seberapa berhasilnya seseorang menerima perubahan
peran mereka
Hal ini juga memberi gambaran peran yang akan
dimainkan anak dalam keluarga kelak. Bidan harus
memperhatikan apakah ada negosiasi/fleksibilitas
antar pasangan saat pembagian tugas
Bagaimana keluarga menggunakan kehamilan untuk
membagi tugas dalam keluarga akan sangat berdampak
pada peralihan peran
Bila salah satu anggota secara sepihak meminta
pasangannya untuk bertanggung jawab/bila ada
pandangan kaku mengenai kerja pria dan kerja
wanita, mungkin akan timbul perlawanan halus/tugas
berlebihan dengan meningkatnya tanggung jawab
akibat adanya bayi yang baru lahir
Pasangan dalam fase penantian, akan mengalami
perasaan yang hebat, tantangan dan tanggung jawab.
Bila digunakan secara baik, kesempatan ini akan
digunakan untuk menguji kemampuan dalam
mempersiapkan untuk menerima dan mengintegrasikan
anggota keluarga yang baru kedalam sistem.
b. Fase bulan madu (honeymoon)
Fase bulan madu akan sangat berdampak pada masa
puerperium (nifas), hal ini perlu mendapat perhatian
pada asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan
Fase bulan madu ini bersifat psikis dan bukan
merupakan saat damai dan gembira
Hubungan personal pasangan juga tidak kalah penting,
tetapi sebagian besar tenaga difokuskan pada
pengembangan hubungan baru dengan bayi