Modul I kelompok 3
-
Upload
cafe-acoustic -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Modul I kelompok 3
Skenario I
Bayi X MRS, usia 1 bulan sejak lahir tampak kebiruan,
dengan berat badan 2450 gram, panjang badan 43 cm. Saat
bayi menyusui dan menangis tampak lebih kebiruan pada
tubuh, membrane mukosa, bibir dan lidah, konjungtiva
sera sesak. Tanda-tanda vital pernapasan 72 x/menit,
nadi 120 x/menit, suhu 36,5 oC.
Klarifikasi Kata Kunci
Bayi usia 1 bulan
BBLR (normal pada bayi : 2500-4000 gr)
TTV :
R : 72 x/menit
Normal pada bayi : 40-60 x/menit
Menurut Depkes, normal bayi 30 – 60 x/menit
N : 120 x/menit (Normal)
S : 36,5 OC (Normal)
Tampak kebiruan pada tubuh, membrane mukosa,
bibir, dan lidah serta konjungtiva
Panjang Bayi : 43 cm
Menurut WHO, normal panjang bayi 50,5 – 75,5 cm
Sesak
Semakin kebiruan saat menangis
Peta Konsep
Pertanyaan-Pertanyaan Penting
1. Apa yang dimaksud dengan sianosis?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya siasonis pada
bayi?
3. Jelaskan jenis-jenis penyakit yang berhubungan
dengan sianosis!
Sianosis
Definisi Patofisio Penyakityang
berhubungan
PJB
1. TOF2. TGA
4. Jelaskan manifestasi klinik TOF!
5. Jelaskan manifestasi klinik TGA!
6. Bagaimana mekanisme terjadinya TOF?
7. Bagaimana mekanisme terjadinya TGA?
8. Jelaskan asuhan keperawatan TOF!
9. Jelaskan keperawatan TGA!
10.Bagaimana manajemen kegawatdaruratan sianosis?
11.Berapa angka morbility dan mortality pada TOF dan
TGA?
12.Faktor-faktor apa yang menyebabkan PJB Sianosis?
Jawaban Penting
1. Pengertian Sianosis
Sianosis adalah suatu keadaan dimana kulit dan
membran mukosa berwarna kebiruan akibat penumpukan
deoksihemoglobin ( hemoglobin yang mengandung
oksigen) pada pembuluh darah kecil di area tersebut.
Sianosis merupakan warna kebiruan pada kulit dan
membran mukosa sebagai akibat dari peningkatan
jumlah Hb yang tereduksi (lebih dari 50 g/L atau 5
g/dL) atau derivat Hb pada pembuluh darah kecil di
daerah tertentu. Sianosis terutama terlihat jelas di
bibir, dasar kuku, daun telinga, dan tonjolan tulang
pipi. Derajat sianosis dipengaruhi pigmen kulit dan
ketebalan kulit, serta warna dan keberadaan kapiler
kulit.
Sianosis terjadi jika kadar deoksihemoglobin
sekitar 5 g/dL. Dan dapat terlihat dengan mudah pada
daerah ujung jari dan bibir.
Sianosis dapat muncul dalam berbagai kondisi medis
di mana konsentrasi oksigen darah rendah, misalnya
pada penyakit paru-paru, kelainan jantung dan di
daerah geografis yang tinggi. Sianosis pada bagian
dalam bibir (yang tidak terkena dingin), pipi, lidah
dan konjungtiva mata, dapat menjadi bukti saturasi
oksigen darah rendah sekunder karena penyakit paru
atau jantung. Sianosis yang muncul di bagian luar,
seperti ujung jari, ujung hidung atau bagian luar
dari bibir dapat disebabkan oleh penurunan aliran
darah ke kulit karena paparan suhu rendah
2. Mekanisme terjadinya sianosis pada bayi
Sianosis dapat terjadi jika konsentrasi/ kadarhemoglobin yang tereduksi yang lebih dari 5 g%.Normalnya, hemoglobin yang mengalir bersama darahakan mengikat O2 sehingga hemoglobin akanteroksidasi. Reaksinya : HB + O2 à HbO2, dimanabilangan oksidasi Hb menjadi +4 setelah bereaksidengan O2. J Jika dalam aliran darah terdapatkandungan CO2 maka hemoglobin disamping berikatandengan O2 juga akan berikatan dengan CO2. Hal inimengakibatkan terjadi peningkatan kadar HB yangtereduksi oleh ikatan dengan CO2. Hal inilah yangdapat mengakibatkan sianosis.Sianosis yang terjadi
umumnya pada kuku, lidah, bibir maupun membranemukosa.
3. Jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan
sianosis
PJB Sianosis
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit
jantung yang dibawa sejak lahir karena sudah
terjadi ketika bayi masih dalam kandungan.
a. Tetralogi Fallot
Merupakan penyebab paling sering dari “bayi
biru” dimana sebahagian besar darah gagal
mengalir melalui paru-paru dan daerah itu,
darah terutama masih vena yang tidak
teroksigenasi. Terjadi malformasi yang terdiri
dari stenosis katup pulmonal (umumnya
stenosissubfundibular), defek septum ventrikel,
deviasi katup aorta ke kanan bermuara ke aorta
(overriding aorta), dan hipertrofi ventrikel
kanan.
Pada bayi kondisi ini membiru (spell) terjadi
bila kebutuhan oksigen otak melebihi suplaynya.
Episode ini biasanya terjadi apabila bayi
menangis lama, setelah makan dan mengejan.
Bayi-bayi ini lebih menyukai posisi knee chest
daripada posisi tegak.
b. Transposisi Pembuluh Darah Besar
(Transportasition of the Grent Arteries – TGA)
Defek septum ventrikel paling sering menyertai
TGA, disusul obstruksi muara aorta dan
koartasio aorta. Dikenal dua macam TGA :
TGA Lengkap
Merupakan kondisi anatomi dimana aorta keluar
dari ventrikel kanan, dan arteri pulmonal
keluar dari ventrikel kiri. Hubungan ini
disebut ventrikulo-arterial discordance.
Sementara hubungan antara atrium dan
ventrikel normal yang kita kenal sebagai
atrioventricular concordance. Oleh Karena
itu, transposisi ini dikenal sebagai lengkap
dan secara fisiologistak.
TGA Teroreksi
Di sini terjadi atrio-ventricular dan
vemntrikularaorterial discordance. Posisi
ventrikel terbalik, ventrikel yang secara
morfologis ventrikel kanan berada di kiri,
sebliknya ventrikel kiri berada di kanan.
4. Manifestasi Klink TOF
Sesak saat beraktivitas
Berat badan bayi tidak bertambah Pertumbuhan berlangsung lambat Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang) Kebiruan
· Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu· Berat badan bayi tidak bertambah· Pertumbuhan anak berlangsung lambat· Perkembangan anak yang buruk· Sianosis· Jari tangan clubbing (seperti tabuh
genderang karena kulit atau tulang disekitar kuku
· Jari tangan membesar)· Sesak nafas jika melakukan aktivitas· Setelah melakukan aktivitas, anak selalu
jongkok.
Serangan sianosis biasanya terjadi ketika anakmelakukan aktivitas (misalnya menangis ataumengedan), dimana tiba-tiba sianosis memburuksehingga anak menjadi sangat biru, mengalami sesaknafas dan bisa pingsan.
Kebiruan akan muncul saat anak beraktivitas,makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasisistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh)muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kananke kiri (right to left shunt). Darah yang miskinoksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigendimana percampuran darah tersebut dialirkan keseluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekuranganoksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang merekaalami dengan berjongkok yang justru dapatmeningkatkan resistensi pembuluh darah sistemikkarena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan
meningkatkan right to left shunt dan membawa lebihbanyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru.Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi makaakan semakin berat gejala yang terjadi.
5. Manifestasi klink TGA
Akibat rendahnya kejenuhan oksigen darah,sinosis
akan muncul dalam perngkat daerah disekitar mulut
dan bibir, ujung jari, dn jari kaki, daerah ini jauh
dari hati, dan karena darahberedar tidak sepenuhnya
oksigen untuk memulai dengan sangat sedikit oksigen
mencapai arteri perifer . TGA pada bayi akan
menunjukkn indrawing dibawahtulang rusuk dan
pernafasan cepat, ini adalah kemungkinan besar
homeostatik refleks dari sistem saraf otonom dalam
menanggapi hipoksia, bayi akan mudah lelah dan
mungkin mengalami kelemahan terutama saat makan dan
bermain, jika TGA tidak didiagnosa dan diperbaiki
sejak ini, bayiakhirnya bisa mengalami episode
syncopic da mengembangkan clubbing dari jari tangan
dan kaki .
Gejala umum TGA :
- Kebiruan pada kulit
- Takipneu
- Takikrdi
- Diaphoresis
- Berat badan rendah
- Suara tmbahan gallop
- Hepatomegali yang akhirnya terdetekasi
6. Mekanime terjadinya TOF
Pada klien dengan TF, stenosis pulmonal
menghalangi aliran darah ke paru-paru dan
mengakibatkan peningkatan ventrikel kanan sehingga
terjadi hipertropi ventrikel kanan. Sehingga darah
kaya CO2 yang harusnya dipompakan ke paru-paru
berpindah ke ventrikel kiri karena adanya celah
antara ventrikel kanan akibat VSD (ventrikel septum
defek), akibatnya darah yang ada di ventrikel kiri
yang kaya akan O2 dan akan dipompakan ke sirkulasi
sistemik bercampur dengan darah yang berasal dari
ventrikel kanan yang kaya akan CO2. Sehingga
percampuran ini mengakibatkan darah yang akan
dipompakan ke sirkulasi sistemik mengalami penurunan
kadar O2.
Empat kelainan anatomi sebagai berikut :
a. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada
sekat antara kedua rongga ventrikel.
b. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep
pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju
paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan
c. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang
keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat
bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar
dari bilik kanan
d. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di
ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di
ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.
7. Mekanisme terjadinya TGA
Pada transposition of great artery (TGA), sirkulasisistemik dan pulmonal berjalan secara paralel . padasirkulasi pulmonal, darah yang kaya akan oksigenmengalir dialiran tertutup yang melibatkan paru-paruda berkhir diruang jantung kiri. Begitu pulasebaliknya aliran darah sistemik dimulai dan berakhirdiruang jantung kanan . dalam hal ini, seseoranghanya dapat hidup apabila ada pencampuran antara duasirkulasi baik antar septum atau melalui ductusarterious.
8. Asuhan Keperawatan TOF
I. EtiologiPada sebagian besar kasus, penyebab penyakitjantung bawaa tidak diketahui secara pasti. didugakarena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :Faktor endogen Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan
kromosom Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
jantung bawaan Adanya penyakit tertentu dalam keluarga
seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakitjantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen
Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikutprogram KB oral atau suntik,minum obat-obatantanpa resep dokter,(thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit infeksi : rubella Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen daneksogen tersebut jarang terpisah menyebabkanpenyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapunsebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harusada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , olehkarena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukanjantung janin sudah selesai.
II. Pemeriksaan diagnostika. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin danhematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yangrendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. NilaiBGA menunjukkan peningkatan tekanan partialkarbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsialoksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hndan Ht normal atau rendah mungkin menderitadefisiensi besi.
b. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunanaliran darah pulmonal, tidak ada pembesaranjantung . gambaran khas jantung tampak apeksjantung terangkat sehingga seperti sepatu.
c. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi kekanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan.Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aortadengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuranarteri pulmonalis & penurunan aliran darah keparu-paru
e. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untukmengetahui defek septum ventrikel multiple,mendeteksi kelainan arteri koronari danmendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksiadanya penurunan saturasi oksigen, peningkatantekanan ventrikel kanan, dengan tekananpulmonalis normal atau rendah
Proses keperawatanf. Pengkajian keperawatan
1. Pemeriksaan fisik 1. Usia 1 bulan sejak lahir tampak kebiruan2. BB : 2450 gram
PB : 43 cm
3. Saat bayi menyusui dan menangis tampak lebihkebiruan pada tubuh, membrane mukosa, bibir, lidah,konjungtiva serta sesak
4. Tanda-tanda vitalRR : 72 x/menit
HR : 120 x/menit
S : 36,5 C
Tatalaksana pasien tetralogi fallot
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapiditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antaralain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah 2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan
pusat pernafasan dan mengatasi takipneu.3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak
begitu tepat karena permasalahan bukan karenakekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun.Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea,sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidakterjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :
5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkandenyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis totaldilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolusdiberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanyadiberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat inibekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan jugasedatif
7. penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapatefektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volumedarah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga alirandarah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawaoksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untukserangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi 3. Hindari dehidrasi
Diagnosa keperawatan Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukandiagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yangditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosakeperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensikeperawatan.8. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah ke
pulmonal9. Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif
sekunder dengan adanya malformasi jantung10. Gangguan perfusi jaringan b.d
penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik akut)11. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatankebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
12. Gangguan pertumbuhan danperkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zatnutrisi ke jaringan
13. Intoleransi aktifitas b.dketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
14. Koping keluarga tidak efektifb.d kurang pengetahuan klg tentang diagnosis/prognosispenyakit anak
15. Risti gangguan perfusijaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranialsekunder abses otak, CVA trombosis
Contoh rencana keperawatan
1. Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak efektifsekunder dengan adanya malformasi jantungTujuan Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat.
Kriteria hasil
Tanda-tanda vital normal sesuai umur
Tidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis,gelisah/letargi , takikardi,mur-mur
Pasien komposmentis
Akral hangat
Pulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitas
Capilary refill time < 3 detik
Urin output 1-2 ml/kgBB/jam
Intervensi
1) Monitor tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill denganmembandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas denganposisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan
2) Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh3) Observasi adanya serangan sianotik4) Berikan posisi knee-chest pada anak 5) Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori :
letargi,bingung dan disorientasi
6) Monitor intake dan output secara adekuat7) Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi
anak pada saat melakukan aktivitas8) Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi
kafeine.9) Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti disritmia10) Kolaborasi pemberian oksigen11) Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dankebutuhan oksigenTujuan:
Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukanaktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal)tidak adanya angina.
Kriteria hasil : Tanda vital normal sesuai umur Anak mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
dijadwalkan Anak mencapai peningkatan toleransi aktivitas sesuai umur Fatiq dan kelemahan berkurang Anak dapat tidur dengan lelap
Intervensi1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum,selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahatterlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saatbuang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitasyang boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwaaktivitas melebihi batas
6. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukungkearah kemandirian anak sesui dengan indikasi
7. Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dankemampuan anak.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selamamakan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makanTujuan : anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat
dipertahankan sesuai dengan berat badan normal danpertumbuhan normal.
Kriteria hasil :
Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan umur Peningkatan toleransi makan. Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi. Albumin,Hb Mual muntah tidak ada Anemia tidak ada.
Intervensi :
1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alatukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.
2. Catat intake dan output secara akurat3. Berikan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi kelemahan
disesuaikan dengan aktivitas selama makan ( menggunakanterapi bermain)
4. Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak5. Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan6. gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu
istirahat di sela makan dan sendawakan7. gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan
yang dapat disebabkan karena tersedak8. berikan formula yang mangandung kalori tinggi yang sesuaikan
dengan kebutuhan9. Batasi pemberian sodium jika memungkinkan
10. Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaanlaboratorium
Asuhn Keperawatan Tetralogi Of Fallot
Tetralogi of fallot adalah merupakan kumpulan empat kelainan yangterdiri atas ventricular septum defect (VSD), stenosis pulmoner,overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
A. ETIOLOGI
1. Faktor Lingkungan (eksogen)1. Riwayat kehamilan ibu, apakah sebelumnya ikut
program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanparesep dokter (jamu, thalidmide, dextroamphetamine,aminopterin, dan amethopterin).
2. Ibu menderita penyakit infeksi seperti penyakitrubella.
3. Pajanan terhadap sinar –X.2. Faktor Genetik (endogen)
1. Berbagai jenis penyakit genetik ditandai dengankelainan kromosom yang dapat juga berhubungan dengankromosom 22 deletions dan diGeorge syndrome.
2. Anak yang lahir dengan menderita penyakit jantungcongenital atau bawaan.
B. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang umum pada tetralogy of fallot adalah:
1. Murmur
Merupakan suara tambahan yang dapat didengar pada denyut jantungbayi. Pada banyak kasus, suara murmur baru akan terdengar setelahbayi berumur beberapa hari.
1. Cyanosis
Merupakan suatu keadaan kekurangan darah pada sirkulasi bayi yangtelah mengalami oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit,kuku, serta bibir yang pucat. Cyanosis biasanya timbul antarahari pertama sampai usia minggu kedua.
1. Frekuensi pernafasan yang meninggi.2. Kulit terasa dingin.3. BB yang rendah.4. Sulit untuk makan.5. Clubbing finger’s.
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Radiologis
3. Elektrokardiogram
4. Ekokardiografi
5 Kateterisasi
6. Pulse oximetry
D. KOMPLIKASI
1. Trombosis CVA (Cerebrovascular Accident)
2. Trombosis pulmonal
3. Abses otak
4. Gagal jantung kongestif
5. Endokardial bacterial
E. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbanganperfusi ventrikel.
Kriteria Hasil :
Setelah diberi asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan tanda– tanda vital klien ada pada kondisi normal, dengan outcame :
- HR : 90 – 140 x/menit
- RR : 25 – 32 x/menit
- BP : 95/65 mmHg
- T : 35,5 – 39OC
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda – tanda vital klien
Rasional : Dari data tanda – tanda vital yang di padat daripasien melalui observasi dapat sebagai acuan untuk menentukantindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.
Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung padadrajat keterlibatan paru dan kesehatan umum.
1. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catatadanya sianosis periferatau sianosis sentral.
Rasional : Untuk menentukan tindakan lebih lanjut jikasianosis berkurang atau malah bertambah parah.
1. Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar. Missal,dengan masal, masker atau masker venture.
Rasional : Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dan mengurangikekurangan oksigen pada klien. Oksigen diberikan dengan metodeyang sesuai dengan keadaan klien.
1. 2. Penurunan cardiac output berhubungan dengan sirkulasi yang tidakefektif dengan adanya malformasi jantung.
Kriteria Hasil :
Setelah diberi asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkangangguan pertukaran gas dalam tubuh klien, dapat diatasidengan outcome :
- bernafas dengan normal yaitu 25 – 32 x/menit
- saturasi O2 kembali normal.
- warna kebiruan yang timbul pada tubuh dapatberkurang
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda – tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda – tanda vital yang di padat daripasien melalui observasi dapat sebagai acuan untuk menentukantindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Observasi adanya serangan sianosis yuang di alami klien.
Rasional : Untuk membandingkan dengan pasien sebelumnya,sehingga dapat membantu dalam diagnosa etiologi dan untukmenentukan tindakan selanjutnya.
1. Berikan posisi knee – chest pada klien.
Rasional : Dari tindakan tersebut diharapkan dapat mempermudahaliran darah.
1. Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dandampingi anak pada saat melakukan aktivitas.
Rasional : Agar klien tidak terlalu kecapekan saat melakukansesuatu, dan agar dapat memantau sejauh mana klien dapatberaktivitas sebelum klien merasa lelah.
1. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG danfoto thoraxserta kolaborasi dalam tindakan pembedahan.
Rasional : Untuk mengetahui, keadaan dan kondisi kelainan yangterdapat pada jantung, juga untuk mengatasi masalah menurunnyacardiac output karena adanya defeks ventrikel.
1. 3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganfatigue selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsumakan yang ditandai dengan berat badan kurang dari normal.
Kriteria Hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam,diharapkan penurunan cardiac output pada klien dapatdiatasi, dengan outcome :
- denyut nadi klien kembali normal, yaitu 90 – 140x/mnt
- Klien tidak terlihat pucat.
- Klien tidak terlihat lemah.
- mengalami sianosis pada tubuhnya.
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda – tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda – tanda vital yang di padat daripasien melalui observasi dapat sebagai acuan untukmenentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Buat ketententuan berat badan minimum dan kebutuhannutrisi harian.
Rasional : Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yangyang menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsikognitif /pengambilan kmeputusan. perbaikan status nutrisidapat meningkatkan keputusan. Perbaikan status nutrisi,meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja psikologis.
1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper padaalat ukur yang sama, pada waktu yang sama dandokumentasikan.
Rasional : Mambari cacatan lanjut penurunan dan ataupeningkatan berat berat badan yang akurat. Juga untukmenurunkan obsesi tentang peningkatan dan atau penurunan.
1. Catat intake dan output secara akurat.
Rasional : Hal itu untuk memantau masukan dan keluaran,sehingga berat badan klien juga dapat terpantau lewat itu.
1. Berikan makan sedikit tapi sering.
Rasional : Walaupun klien mengalami fatiq saat makan,aktivitas makan klien harus tetap ditingkatkanuntuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitasselama makan
1. Berikan makan yang tinggi protein dan tinggi kalori.
Rasional : Makan yang mengandung banyak protein dan kaloriadalah makan yang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
1. Kolaborasi dengan merujuk pasien ke ahli gizi.
Rasional : Perlu bantuan diet dalam perencanaan diet yangmemenuhi kebutuhan nutrisi.
1. 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanganantara suplai dan kebutuhan oksigen
Kriteria hasil :
- Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpagejala-gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempattidur.
Intervensi
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum,selama dan sesudah melakukan aktivitas.
Rasional : Respons klien terhadap aktivitas dapatmengindikasikan penurunan oksigen jantung.
1. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikanaktivitas senggang yang tidak berat.
Rasional : Menurunkan kerja dan konsumsi oksigen jantung.
1. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomenseperti mengejan saat defekasi.
Rasional : Mengejan mengakibatkan kontraksi otot danvasokontriksi yang dapat meningkatkan preload, tahananvascular sistemis, dan beban jantung.
1. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkataktivitas.
Rasional : Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung,meningkatkan regangan, dan mencegah aktivitas berlebihan.
1. Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.
Rasional : Untuk mengurangi beban kerja jantung.
1. Posisikan klien dengan meninggikan kaki klien.
Rasional : Untuk meningkatkan aliran balik vena.
1. Pertahankan tentang gerak pasif selama sakit kritis.
Rasional : Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantualiran balik vena.
1. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.
Rasional : Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkansengan aktivitas.
1. Berikan waktu istirahat di antara waktu aktivitas.
Rasional : Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagitubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.
1. Pertahankan penambahan oksigen sesuai kebutuhan.
Rasional : Untuk meningkatkan oksigenasi jaringan.
1. Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerjanapas, dan frekuensi napas serta keluhan subjektif.
Rasional : Untuk mengetahui dampak dari aktivitas terhadapfungsi jantung.
1. Berikan diet sesuai kebutuhan (pembatasan cairan dannatrium)
Rasional : Untuk mencegah retensi cairan dan edema akibatpenurunan kontraktilitas jantung.
1. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
Rasional : Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untukkebutuhan miokardium.
1. 5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curahjantung.
Kriteria Hasil :
- Klien tidak mengeluh pusing.
- Tanda vital dalam batas normal.
- CRT < 3 detik.
- Urine > 600 ml/ hari.
Intervensi :
1. Ukur tekanan darah. Bandingkan kedua lengan, ukur dalamkeadaan berbaring, duduk, atau berdiri bilamemungkinkan.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengandisfungsi ventrikel, hipertensi juga merupakan fenomena umumyang berhubungan dengan nyeri, cemas, dan pengeluarankatekolamin.
1. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dandiaphoresis secara teratur.
Rasional : Mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatantahanan perifer.
1. Kaji kualitas peristaltic, jika perlu pasang slangnasogastrik.
Rasional : Mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsisaluran cerna serta dampak penurunan elektrolit.
1. Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas.
Rasional : Sebagai dampak gagal jantung kananberat akanditemukan adanya tanda kongesti pada hepar.
1. Pantau urine output klien.
Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnyaproduksi urine, pemanyauan yang ketat pada produksi urine <
600 ml/ hari merupakan tanda-tanda terjadinya syokkardiogenik.
1. Cacat adanya murmur
Rasional : Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung(kelainan katup, kerusakanseptum, atau vibrasi ototpaliparis)
1. Pantau frekuensi jantung dan irama jantung.
Rasional : Perubahan frekuensi dan irama jantungmenunjukkan komplikasi disritmia.
1. Berikan makanan kecil/mudah dikunyah, batasi intakekafein.
Rasional : Makanan besar dapat meningkatkan kerja jantung.Kafein dapat merangsang langsung ke jantung sehinggameningkatkan frekuensi jantung.
1. Kolaborasi dengan pertahankan cara masuk heparin (IV)sesuai indikasi.
Rasional : Jalur yang paten penting untuk pemberian obatdarurat.
1. 6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengantidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
Kriteria Hasil :
Perkembangan status penuaan fisik normal yang dibuktikandengan indicator sebagai berikut :
- Anak akan mencapai norma pertumbuhan yaitupersentil ke-97 atau di bawah persentil ke-3 untuk usianya.
- Anak akan mencapai tahapan penting perubahanfisik, kognitif, dan kemajuan psikososial sesuai rentangyang diharapkan.
- Kematangan fisik akan berkembang secara normal
Intervensi :
1. Ajarkan orang tua untuk memfasilitasi motorik kasar,motorik halus, kognitif, social, dan pertumbuhan emosiyang optimal pada anak.
Rasional : Untuk meningkatkan perkembangan pasien.
1. Lakukan pengumpulan dan analisis data nutrisi pasien.
Rasional : Pemantauan nutrisi pasien untuk mencegah ataumeminimalkan malnutrisi.
1. Berikan terapi nutrisi pada pasien.
Rasional : Pemberian makanan dan cairan untuk mendukungproses metabolic pasien yang malnutrisi atau berisiko tinggiterhadap malnutrisi.
1. Fasilitasi tanggung jawab diri.
Rasional : Mendukung pasien untuk menerima tanggung jawabyang lebih atas perilaku dirinya.
1. 7. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurangpengetahuan keluarga tentang penyakit anak.
Kriteria Hasil :
Dengan diberikannya asuhan keperawatan pada klien selama 1 x24 jam diharapkan, koping keluarga tidak efektif dapatdiatasi dengan outcome :
- Orang tua klien menjadi tenang dan tidak cemas.
Intervensi :
1. Melakukan observasi terhadap tanda vital klien.
Rasional : Dari data tanda vital yang di padat daripasien melalui observasi dapat sebagai acuan untukmenentukan tindakan yang dapat diberikan kepada pasien.
1. Beri kesempatan pada klien untuk menghadapi situasi danmemperlihatkan kondisi yang sedang dihadapi klien saatini.
Rasional : Untuk mengeksplorasi keadaan perasaankeluarga klien untuk memberikan tindakan pada keluarga klien
1. Jangan memberi jaminan palsu. Tekankan kemampuan merekauntuk mengatasi secara efektif.
Rasional : Dalam berkomunikasi dengan keluarga kliendiharapkan tidak member janji tentang kesembuhan klien,karena sebagai para medis perawat hanya bisa berusaha.
1. Gali teknik yang dapat meningkatkan koping.
Rasional : Dengan pemberian teknik – teknik yang baikdalam meningkatkan koping keluarga, dapat lebih menenangkanklien sehingga tidak panic dalam menghadapi penyakit klien.
1. Pemberian HE pada klien terhadap penangan yang dapatdikalukan oleh kluarga pada klien.
Rasional : Dengan pemberian HE pada klien, klien lebihmengerti tentang penyakit yang dialami oleh anak merekasehingga mampu member penangan yang tepat pada anak klien.
1. Tetapkan metode untuk mendapat informasi dan dukungan.
Rasional : Agar keluarga klien dapat mencari informasidan berkonsultasi dengan tim medis lain yang dapat member
9. Asuhan Keperawatan pada Anak Penderita TGA
A. Pengkajian
a. Usia. Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai
muncul. Pada kasus, usia anak MRS 1 bulan dengan gejala
tampak kebiruan sejak lahir.
b. Pertumbuhan dan perkembangan . Terjadi gangguan
perkembangan fisik anak, terutama berat badan. Pada kasus,
berat anak 2450 gram dan panjang badan 43 cm mengalami
gangguan karena kurang dari normal.
c. Pola aktifitas. Tidak mampu melakukan banyak aktifitas
karena akan menyebabkan sianosis. Pada kasus, saat bayi
menyusui dan menangis tampak lebih kebiruan pada tubuh,
membran mukosa, bibir dan lidah, konjungtiva.
d. Tanda – tanda vital. Suhu relative normal bila tidak
terjadi infeksi. Pada bayi akan menetek sering terhenti
karena kesulitan bernafas. Pada kasus, bayi terasa sesak. TTV
; P: 72 x/menit, S:36,5C, N: 120 x/menit.
e. Pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Ultra Sono Grafi ( USG ) untuk menentukan besar jantung,
bentuk vaskularisasi paru, sera untuk mengetahui keadaan
thymus, trachea, dan esophagus.
2. Electro Cardiografi ( ECG ), untuk menetahui adanya
aritmia atau hipertropi.
3. Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan
anatomi jantung.
4. Kateterisasi dan Angigrafi, untuk mengetahui gangguan
anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.
5. Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk
serum elektrolit, Hb, packet cell volume ( PCV ) dan kadar gula.
( Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, hal. 120 )
6. Photo thorax untuk melihat atau evaluasi adanya
cardiomegali dan infiltrate paru. ( Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak, hal. 120 )
B. Diagnose
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
b. Tidak efektifitas pola nafas berhubungan dengan
peningkatan resistensi vaskular paru
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakkuatan
oksigen dan nutrient pada jaringan.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi
darah perifer.
e. Intoleransi aktifitas b/d sianosis.
f. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan
penyakit jantung.
C. Intervensi
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
Tujuan : Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Intervensi :
1. Kaji CO klien. Mengetahui CO klien untuk intervensi selanjutnya.
2. Beri istirahat yang cukup pada klien pada ruangan yang
nyaman dan tenang. Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat
klien rileks.
3. Hindari suhu lingkungan yang ekstrem. Hipoermia atau
hipertermia akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
4. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian Digoxin (
digitalisasi ) dan juga observasi TTV selama pemberian
obat.
b. Tidak efektifitas pola nafas berhubungan dengan
peningkatan resistensi vaskular paru
Tujuan : tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.
Intervensi :
1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman.
2.Observasi penyimpangan dada, selidiki penurunan ekspansi paru
atau ketidaksimetrisan gerakan dada.
3. Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium
GDA, hb sesuai indikasi.
4. Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak.
c. Intoleransi aktifitas b/d sianosis.
Tujuan : Bantu pemenuhan kebutuhan aktifitas anak.
Intervensi :
1. Beri istirahat yang cukup dengan ruangan yang nyaman
dan tenang. Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
2. Bantu untuk melakukan aktifitas yang disukai.
Menghindari traumatic care.
3. Hindari perubahan suhu yang mendadak dan aktifitas
yang berlebihan.
Perubahan suhu yang mendadak memicu jantung untuk bekerja lebih keras
guna memenuhi O2.
4. Anjurkan orangtua untuk bermain bersama
Mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi
dampak traumatic care.
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi
darah perifer.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam
perfusi jaringan adekuat.
Intervensi :
1. Monitor perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu
(cemas, bingung,letargi, pinsan).
2.Observasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit
dingin/lembab, catat kekuatannadi perifer.
3. Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi
dorsofleksi), eritema, edema.
4. Dorong latihan kaki aktif/pasif.
5. Pantau pernafasan.
6. Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus,
mual/muntah, distensiabdomen, konstipasi.
7. Pantau masukan dan perubahan keluaran urine.
e. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakkuatan
oksigen dan nutrisi pada jaringan.
Tujuan : Anak mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi
badan.
Intervensi :
1. Beri makanan yang cukup gizi.
Makanan cukup gizi membantu pertumbuhan anak.
2. Beri makanan yang mengandung sumber Fe.
Makanan sumber Fe untuk membant umeningkatkan kadar oksigen dalam
darah.
3. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang.
Untuk mencapai pertumbuhan yang ade kuat.
4. Pantau tinggi dan berat badan, gambarkan pada grafik
pertumbuhan.
Untuk menentukan kecendrungan pertumbuhan.
5. Lakukan aktifitas bermain bersama anak.
Untuk merangsang perkembangan anak.
6. Anjurkan orangtua untuk bermain bersama
Mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi
dampak traumatic care.
f. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan
penyakit jantung.
Tujuan : Anak dan keluarga mengalami penurunan rasa takut dan
cemas.
Intervensi :
1. Diskusikan dengan orangtua dan anak tentang ketakutan
mereka dan masalah defek jantung serta gejala fisik pada
anak.
Mengurangi ansietas keluarga dan klien.
2. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
selama anak dihospitalisasi.
Memudahkan kopping yang lebih baik dirumah.
3. Dorong keluarga untuk memasukkan orang lain dalam
perawatan anak.
Mencegah kelelahan klien.
4. Bantu keluarga untuk menentukan aktifitas fisik dan
metode disiplin yang tepat untuk anak.
Memberi dukungan kelurga untuk mengambil keputusan pada kegiatan
anak.
V. Evaluasi
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur..
Evaluasi : frekuensi jantung, tekanan darah dan perfusi
perifer dalam batas normal.
b. Intoleransi aktifitas.
Evaluasi : anak mampu melaksanakan aktifitas sehari – hari.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d
ketidakadekuatan oksigen dan nutrisi pada jaringan.
Evaluasi : perkembangan dan pertumbbuhan sesuai umur anak
dan adekuat.
d. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan
penyakit jantung.
Evaluasi :keluarga dan klien menunjukkan kemampuan dan
motivasi untuk perawatan rumah. ( Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik )
Penyimpangan KDM TGA
Penyakit yang diderita ibu hamil atau penggunaan obat-obatan
Tidak sempurna pembelahan sel pembentukan jantung
Perpindahan letak aorta dan arteri pulmonal
Aorta keluar dari pulmonal keluar dari Ventritel kanan ventrikel kiri
Kurangnya aliran darah ke tubuh
CO menurun
Sel kekurangan oksigen
Metabolisme tubuh terganggu
Pertumbuhan terhambat
ATP
Tubuh lemah
10. Penangan kegawatdaruratan pada bayi dengan kondisi Sianosispada baru lahir
Sebelum kita melakukan penanganan kegawatdaruratan padabayi baru lahir kita harus mengkaji dulu Apakah bayi barulahir memerlukan resusitasi? Kira-kira 10 % bayi baru lahirmemerlukan bantuan untuk memulai pernafasan saat lahir,dansekitar 1 %saja yang memerlukan resusitasi lengkap mulai daripembersihan jalan nafas hingga pemberian obat – obatandarurat. Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigenke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuahtindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjaminventilasi yang adekuat (Rilantono, 1999). Tindakan inimerupakan tindakan kritis yang dilakukan pada saat terjadikegawatdaruratan terutama pada sistem pernafasan dan sistemkardiovaskuler. kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh inidapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (sekitar 4– 6 menit).
Tindakan resusitasi diberikan untuk mencegah kematianakibat asphiksia. Dan bila pada bayi asphiksia berat yangtidak dilakukan tindakan resusitasi secara benar akanmeninggal atau mengalami gangguan system saraf pusat,misalnya“cerebral palsy”, kelainan jantung misalnya tidak menutupnya“ductus arteriosus”.
Tiga hal penting dalam resusitasi :
1. Pernafasan
Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnyapernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal – sengal berartinafas tidak efektif dan perlu tindakan misalnya apneu. Jikapernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya 30 –50 x / menit dan menangis, kita melangkah ke penilaianselanjutnya.
2. Frekuensi Jantung
Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yangtermudah dan cepat adalah dengan menggunakan stetoskop ataumeraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai keuntungankarena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terusmenerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 =Frekuensi denjut jantung selama 1 menit)
Hasil penilaian :
- Apabila frekeunsi. > 100 x / menit dan bayi bernafas spontan,dilanjutkan dengan menilai warna kulit.
- Apabila frekuensi < 100 x / menit walaupun bayi bernafasspontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (VentilasiTekanan Positif).
3. Warna Kulit :
Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnyakulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central,
oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis perifer,oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredarandarah yang masih lamban, antara lain karena suhu ruangbersalin yang dingin.
Tindakan yang perlu dilakukan :
1.Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh bayi harusdalam batas normal (36.5-370C) dan meletakkan bayi dalaminkubator.
2.Pemberian oksigen dilakukan dengan hati-hati karenaterpengaruh kompleks terhadap bayi prematur, pemberianoksigen terlalu banyak menimbulkan komplikasi fibrosis paru,kerusakan retina dan lain-lain.
3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untukmempertahankan hemeostasis dan menghindarkan dehidrasi.Permulaan diberikan glukosa 5-10 % dengan jumlah 60-125 ML/Kg BB/ hari.
4. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.Penisilin dengan dosis 50.000-10.000 untuk / kg BB / hari /ampisilin 100 mg / kg BB/ hari dengan atau tanpa gentasimin3-5 mg / kg BB / hari.
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalahpemberian surfaktan ekstrogen ( surfaktan dari luar).
11. Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab utama
terjadinya kematian tersering dari seluruh jenis kelainan
jantung bawaan. Menurut dr. Sukman Tulus Putra, SpA, Ketua
Divisi Kardiologi Anak RSCM, kebanyakan meninggal karena
gagal jantung dalam usia kurang dari satu tahun. Hal ini
memberi kontribusi terhadap estimasi 15 juta kematian anak
tiap tahun di dunia. Angka kejadian PJB di Indonesia cukup
tinggi, dari 220 juta penduduk Indonesia, bayi yang lahir
mencapai 6.600.000 dan 48.000 diantaranya adalah penyandang
PJB ( www.inaheart.org)
12. Faktor – faktor yang menyebabkan PJB sianosis
Penyebab PJB seringkali tidak bisa diterangkan,meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagaipenyebab. Faktor-faktor ini adalah:
infeksi virus pada ibu hamil (misalnya campakJerman atau rubella),
obat-obatan atau jamu-jamuan, alkohol. Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat juga
menjadi penyebab meskipun jarang, dan belumbanyak diketahui. Misalnya sindroma Down(Mongolism) yang acapkali disertai denganberbagai macam kelainan, dimana PJB merupakansalah satunya.
Merokok berbahaya bagi kehamilan, karena berpengaruh terhadap
pertumbuhan bayi dalam kandungan sehingga berakibat bayi lahir
prematur atau meninggal
Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
1. Memahami berbagai macam peyakit pada sistem kardiovakuler2. Memahami konsep farmakologi dan nonfarmakologi pada TOF dan
TGA
Informasi Tambahan
1. Bagaimana hubungan perfusi serebrl dengan cardio output?
2. Apakah PJB dapat disembuhkan atau tidak? Jelaskan!
Klarifikasi Informasi
1. Hubungan Perfusi Jaringan dengan Cardiac Output
Ketika Cardiac Output menurun aliran darah keotak akanmenurun dan perfusi jaringan serebral akan menurun juga. Halini berakibat mengganggu keseimbangan tekanan Intrakranial ,jika hal ini tidak ditindaki , maka akan terjadi kematianjaringan atau hipoksia.
2. Penderita PJB dapat disembuhkan jika ditangani dengan cepatdan terdeteksi dini. Penderita PJB bisa disembukan dengancara pemasangan Kateter Jantung dan Khusus untuk PenderitaPJB sianotik dapat disembuhkan dengan jalan bedah .
Analisa dan Sintesis Informasi
Pada Skenario yang ada data-data dan kondisi klien lebihcenderung kepada Penyakit TOF. Dari Manifestasi klinik yang ada,klien lebih banyak menunjukan manifestasi klinik TOF. Untuk Itukelompok akan memberikan tentang penyembuhan klien dengan TOF .
Kelainan jantung TOF dapat disembuhakan dengan jalan bedah.
Laporan Diskusi
Sianosis adalah suatu keadaan dimana kulit dan membran mukosa
berwarna kebiruan akibat penumpukan deoksihemoglobin
( hemoglobin yang mengandung oksigen) pada pembuluh darah kecil
di area tersebut.
Penyakit jantung bawaan (PJB) terbagi atas 2 macam, yaitu PJB
sianotik dan PJB asianotik.
PJB sianotik ditandai dengan vaskularisasi paru yang kurang,
sedangkan PJB asianotik ditandai vaskularisasi paru bertambah.
PJB sianotik terdiri atas Tetralogy Fallot (TOF) dan
Tranportasi of a Great Artery (TGA), sedangkan pada PJB
asianotik terdiri dari Defek Septum Atrium (DSA), Defek Septum
Ventrikuler (DSV), Ductus Arterious Paten (DAP).
Dari hasil diskusi yang ada, pada skenario dan kondisi klien
lebih cenderung kepada penyakit
TOF. Dari manifestasi klinik yang ada :
Sesak saat beraktivitas Berat badan bayi tidak bertambah Pertumbuhan berlangsung lambat Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang) Kebiruan
· Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu· Berat badan bayi tidak bertambah· Pertumbuhan anak berlangsung lambat· Perkembangan anak yang buruk· Sianosis· Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang
karena kulit atau tulang di sekitar kuku· Jari tangan membesar)· Sesak nafas jika melakukan aktivitas· Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok.
Adapun data hasil pengkajian yag terdpat pada skenario adalah :
1. Sianosis2. Sesak3. BB rendah, panjang tubuh kurang dari normal.4. Takipneu5. Suhu tubuh normal (36,50C)