LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

33
PENDAHULUAN Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam kelompok kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari. Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Tujuan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok pada umumnya ialah untuk mengembangkan kemampuan berbersosialisasi khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan. Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, ditinjau dari isi layanan, tahapan, teknik dan kegiatan pendukung serta bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. 1

Transcript of LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

PENDAHULUAN

Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bantuan

terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.

Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun

aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan,

pekerjaan, pribadi dan sosial.

Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan

pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang

konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam

kelompok kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok

merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien

yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari.

Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya

pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok

melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang

optimal.

Tujuan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok

pada umumnya ialah untuk mengembangkan kemampuan

berbersosialisasi khususnya kemampuan berkomunikasi peserta

layanan.

Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, ditinjau

dari isi layanan, tahapan, teknik dan kegiatan pendukung serta

bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok dan konseling

kelompok.

1

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

1. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana

pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan

mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial

atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai

tujuan-tujuan bersama. Bimbingan kelompok juga dapat diartikan

sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam

situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian

informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah

pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.1

1 http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html

2

Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya

bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan

kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu

dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan

mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri

dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.2

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara

memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui

kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas

dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai

hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah

individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan

bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi

kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik

pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui

suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif,

diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan

pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).

Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh

pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang

terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan

bimbingan dan konseling. 3

B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

2 Gede Sedanayasa dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Singaraja:JurusanBimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha,2010 ), hlm. 30

3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm.170

3

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk

pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan

berkomunikasi peserta layanan.4 Secara lebih khusus, layanan

bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan

perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang

perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan

kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para

siswa. 5

Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah:

Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di

hadapan teman-temannya.

Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok

Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama

teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar

kelompok pada umumnya.

Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam

kegiatan kelompok.

Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan

orang lain.

Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial

Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam

hubungannya dengan orang lain.6

4 Ibid., hlm.172 5 Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004)

hlm. 36 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/

4

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan

siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari

narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk

kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai

pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang

dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai acuan untuk

mengambil keputusan.7

C. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalahsebagai berikut :

1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan

memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di

lingkungan sekitar.

2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan

cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka

bicarakan.

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri

dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal

yang mereka bicarakan dalam kelompok.

4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan

penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan

dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung

untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka

programkan semula.8

7 Abu Bakar M.Luddin, Dasar-Dasar Konseling, (Bandung: Citapustaka MediaPerintis, 2010), hlm.47

8 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/

5

D. Isi Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-

topik umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud

topik tugas ialah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh

pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas.

Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan

yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara

bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik secara bebas,

selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan

seterusnya.

Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok

baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-

bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan,

karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama dan lain

sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat

diperluas ke dalam subbidang yang relevan. Misalnya

pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara

belajar, kesulitan belajar, gagal ujian dan lain-lain.9

E. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok

Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-

tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan

tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok

menurut Prayitno ada empat tahapan, yaitu:

1) Tahap Pembentukan

9Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm. 173

6

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan

diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu

kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling

memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun

harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,

sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan

tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan

tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan

kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang

akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah

dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana

cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan

kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui

permasalahan yang terjadi pada mereka.

2) Tahap Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan

ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan

lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki

kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan.

Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah,

artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan

kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan

seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya

yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan

selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:

Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

berikutnya

7

Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

Membahas suasana yang terjadi

Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

3) Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka

aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,

dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang

seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus

dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai

pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan

tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan

penguatan serta penuh empati.

Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah

atau topik bahasan.

Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih

dahulu

Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan

tuntas.

Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat

terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan

dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya

masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut

8

sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam

pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran

ataupun perasaan.

4) Tahap Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok

perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus

bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok

itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai

seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan

sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini

ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan

berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali

untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada

tahap ini, yaitu:

Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera

diakhiri.

Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan

hasil-hasil kegiatan.

Membahas kegiatan lanjutan.

Mengemukakan pesan dan harapan.

Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran,

kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan

penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu

menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana

kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.10

F. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok10 Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Cetakan

Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm.40

9

Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan

bimbingan kelompok, yaitu:

1) Teknik Umum

Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika

kelompok. Secara garis besar meliputi:

a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan

terbuka.

b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif

dalam pembahasan, diskusi, analisis dan pengembangan

argumentasi

c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan

aktivitas anggota kelompok

d. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk

lebih memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan

e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru

yang dikendaki.

2) Permainan kelompok

Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam

layanan bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun

sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi

layanan tertentu. Permaianan kelompok yang efektif dan dapat

dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok

harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sederhana

b. Mengembirakan

c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan

d. Meningkatan keakraban

10

e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.11

G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok memerlukan kegiatan pendukung

seperti aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi

kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

1) Aplikasi Instrumentasi

Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi

instrumentasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menetapkan seseorang

atau lebih dalam kelompok layanan, materi atau pokok bahasan

dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil

ulangan atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain

sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam

merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok

serta untuk tindak lanjut layanan.

2) Himpunan data

Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi

instrumentasi, dihimpun dalam himpunan data. Kemudian data

tersebut dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi

kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan berlandaskan asas-

asas tertentu yang relevan.

3) Konferensi Kasus

Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah

layanan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa yang masalahnya

dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut layanan

11Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), hlm.174

11

dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok bimbingan

kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.

4) Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan

penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas

atau dibicarakan dalam layanan. Untuk melakukan kunjungan

rumah, konselor harus melakukan persiapan yang matang dan

mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.

5) Alih Tangan Kasus

Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang

belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor dalam layanan

bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau

dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain yang lebih

mengetahui.12

H. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan

sebagai berikut:

1) Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang

akan dibahas dalam layanan bimbingan kelompok, membentuk

kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur

layanan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan

kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan, yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan

rencana layanan bimbingan kelompok, mengorganisasikan

kegiatan layanan bimbingan kelompok, menyelenggarakan

12Ibid.,, hlm. 175

12

layanan bimbingan kelompok dengan melalui tahap

pembentukan, peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran.

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan materi

evaluasi, menetapkan prosedur dan standar evaluasi,

menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan

instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan

norma atau standar analisis, melakukan analisis dan

menafsirkan hasil analisis.

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan

arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak

lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan

tindak lanjut.

6) Laporan, yang meliputi menyusun laporan, menyampaikan

laporan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak-pihak

yang terkait dan mendokumentasikan laporan layanan.

I. Beberapa Catatan Penting yang Harus Diperhatikan

Pertama, layanan bimbingan kelompok bukan sekedar kegiatan

kelompok. Kegiatan bimbingan kelompok mengemban fungsi-fungsi

konseling seperti pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah,

pengembangan, pemeliharaan dan fungsi advokasi serta

menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas konseling.

Kedua, kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti

membimbing kelompok, melainkan suatu layanan terhadap sejumlah

klien (siswa) sebagai anggota kelompok agar setiap klien

(siswa) memperoleh manfaat tertentu.

13

Ketiga, kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan

diskusi biasa atau rapat. Sehingga, dalam bimbingan kelompok

tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya.

Keempat, heterogenitas dalam kelompok. Dinamika kelompok

yang kaya dan bersemangat memerlukan kondisi kelompok yang

relatif heterogen sehingga terjadi proses saling merangsang

dan merespon dengan materi yang bervariasi.

Kelima, layanan bimbingan kelompok tidak sekedar memberikan

informasi kepada anggota kelompok.13

13 Ibid.,hlm. 178

14

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

A. Pengertian Layanan Konseling Kelompok

Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan

pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang

konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam

kelompok kecil. Latipun menambahkan bahwa konseling kelompok

adalah bentuk konseling yang membantu beberapa klien normal

yang diarahnya mencapai fungsi kesadaran secara efektif.

Konseling kelompok biasanya dilakukan untuk jangka waktu

pendek atau menengah.14

Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta

dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin

kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan

dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna

bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu

(siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok

dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing

anggota kelompok. Jadi, layanan konseling kelompok dapat

dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu

memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-

masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar

tercapai perkembangan yang optimal. Dengan perkataan lain,

konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya

pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami

masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar

tercapai perkembangan yang optimal.15

14Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 198

15Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 179

15

Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk

membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi

dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan

kelompok. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi

yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Konseling

kelompok dapat diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan

ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di

rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor. Dimanapun

layanan konseling kelompok itu dilaksanakan harus terjamin

bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya

untuk mencapai tujuan layanan.16

B. Tujuan Layanan Konseling Kelompok

Tujuan khusus Konseling Kelompok ialah Konseling Kelompok

terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta

kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam

upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua

tujuan sekaligus :

Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan

sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam

bersosialisasi/komunikasi, dan

Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan

diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi

16 Prayitno, 2004. Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang) hlm. 2

16

individu-individu lain peserta layanan Konseling

Kelompok.17

Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah

berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan

berkomunikasinya. Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal

dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi

siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik,

sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa

berkembang secara optimal. Melalui layanan Konseling kelompok

juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan

memanfaatkan dinamika kelompok.18

Adapun tujuan konseling kelompok menurut Barriyah

adalah :

Membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

Berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien untuk

merubah prilakunya dengan memanfaatkan potensi yang

dimilikinya.

Klien dapat mengatasi masalahnya lebih cepat dan tidak

menimbulkan gangguan emosi.

Menciptakan dinamika sosial yang berkembang intensif.

Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi

sosial yang baik dan hebat.

George dan Cristiani juga menjelaskan bahwa konseling

kelompok dimanfaatkan sebagai proses belajar dan upaya

membantu klien dalam pemecahan masalahnya.

17 Ibid, hlm. 418 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah

(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 181

17

Ada beberapa kelebihan atau keuntungan yang dapat

diperoleh klien melalui konseling kelompok seperti yang

dikemukakan Hough berikut ini :

Konseling kelompok menerapkan pendekatan yang menjalin

hubungan perasaan sebagai sebuah kelompok dalam

masyarakat yang sudah saling terasing dan tidak memiliki

aturan yang jelas.

Kelompok juga saling memberikan dukungan dalam menghadapi

masalah yang dihadapi setiap orang.

Kelompok dapat memberikan kesempatan untuk belajar antara

satu sama lain.

Kelompok dapat menjadi motivator bagi masing-masing

klien.

Kelompok dapat menjadi tempat yang baik untuk menguji dan

mencoba prilaku yang baru.

Kelompok menanamkan perasaan tentram kepada anggotanya.

Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam konseling

kelompok seperti yang ditulis oleh Latipun adalah :

Klien perlu menjalani konseling individual terlebih

dahulu sebelum mengikuti konseling kelompok.

Konselor harus memberikan perhatian secara adil pada

semua anggota kelompok. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang

mudah untuk dilakukan.

Kelompok dapat bubar seketika karena masalah dalam

“proses kelompok”.

Klien yang sulit mempercayai orang lain akan berpengaruh

negatif pada situasi konseling secara keseluruhan.19

19 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 205-206

18

C. Isi Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah

pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan

dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.20

D. Teknik Layanan Konseling Kelompok

1. Teknik Umum : Pengembangan Dinamika Kelompok

Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin

kelompok dalam menyelenggarakan layanan konseling kelompok

mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti

oleh seluruh anggota kelompok, dalam rangka mencapai tujuan

layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi :

Komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka.

Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam

pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.

Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas

anggota kelompok.

Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih

memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan.

Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang

dikehendaki.

2. Permainan Kelompok

Permainan kelompok yang efektif bercirikan : (1)

sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana relaks

20 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 182

19

dan tidak melelahkan, (4) meningkatkan keakraban, dan (5)

diikuti oleh semua anggota kelompok.21

E. Tahapan Konseling Kelompok

1. Prakonseling

Tahap prakonseling dianggap sebagai tahap persiapan

pembentukan kelompok. Adapun hal-hal mendasar yang dibahas

pada tahap ini adalah para klien yang telah diseleksi akan

dimasukkan dalam keanggotaan yang sama menurut pertimbangan

homogenitas. Penting sekali pada tahapan ini konselor

menanamkan harapan pada anggota kelompok agar bahu membahu

mewujudkan tujuan bersama sehingga proses konseling akan

berjalan efektif.

2. Tahap Permulaan

Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok.

Black menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada

tahap permulaan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang

ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan

perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini

adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain

serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui

saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi

terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif.

3. Tahap Transisi

Tahap ini disebut Prayitno sebagai tahap peralihan. Hal

umum yang sering terjadi pada tahap ini adalah terjadinya

21 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 182-183

20

suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota

kelompok. Konselor diharapkan dapat membuka permasalahan

masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-

sama dirumuskan dan diketahui penyebabnya. Dan konselor

sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan

mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan

anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri.

4. Tahap Kerja

Prayitno menyebut tahap ini sebagai tahap kegiatan. Tahap

ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui

penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah

selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Kegiatan kelompok

pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya. Jadi

apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka

tahap ini juga dapat dilalui dengan baik, begitupun

sebaliknya. Apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya

anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan

campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.

5. Tahap Akhir

Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai

mencoba prilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan

dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya

dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini

dilakukan untuk menilai dan memperbaiki prilaku kelompok

apabila belum sesuai.

Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno

mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada

pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok. Apabila

21

pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum

dapat terselesaikan pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini

masalah tersebut harus diselesaikan.

Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk

mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok

merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi

perubahan prilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri.

6. Pascakonseling

Jika proses konseling telah berakhir, sebaiknya konselor

menetapkan adanya evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut dari

konseling kelompok. Evaluasi bahkan sangat diperlukan apabila

terdapat hambatan dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan

kegiatan dan perubahan prilaku anggota kelompok setelah proses

konseling berakhir.

Konselor dapat menyusun rencana baru atau melakukan

perbaikan pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Apapun

hasil dari proses konseling kelompok yang telah dilakukan

seyogyanya dapat memberikan peningkatan pada seluruh anggota

kelompok. Karena inilah inti dari konseling kelompok yaitu

untuk mencapai tujuan bersama.22

F. Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok

Pertama, aplikasi instrumental. Data yang dihimpun atau

diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan

sebagai :

Pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling

kelompok.

22 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm213-216

22

Pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih

dalam kelompok layanan konseling kelompok.

Materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling

kelompok.

Kedua, himpunan data. Data dalam himpunan data yang

dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan

untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling

kelompok.

Ketiga, konferensi kasus.konferensi kasus dapat dilakukan

sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat

juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling

kelompok untuk peserta tertentu.

Keempat, kunjungan rumah. Untuk melakukan kunjungan rumah,

perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan

anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling

kelompok.

Kelima, alih tangan kasus.23

G. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

1) Perencanaan yang mencakup kegiatan :

Membentuk kelompok

Mengidentifikasi dan meyakinkan klien (siswa)

tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan

konseling kelompok.

Menempatkan klien dalam kelompok.

Menyusun jadwal kegiatan.

Menetapkan prosedur layanan.

23 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada), hlm. 184

23

Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan :

Mengkomunikasikan rencana layanan konseling

kelompok.

Mengorganisasikan kegiatan layanan konseling

kelompok.

Menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui

tahap-tahap :

a. Pembentukan.

b. Peralihan.

c. Kegiatan, dan

d. Pengakhiran.

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan :

Menetapkan materi evaluasi.

Menetapkan prosedur evaluasi.

Menyusun instrumen evaluasi.

Mengoptimalisasikan instrumen evaluasi.

Mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan :

Menetapkan norma atau standar analisis.

Melakukan analisis, dan

Menafsirkan hasil analisis.

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan :

Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.

Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada

pihak-pihak terkait

Melaksanakan rencana tindak lanjut.

6) Laporan yang mencakup kegiatan :

24

Menyusun laporan layanan konseling kelompok.

Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah atau

madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang terkait.

Mengkomunikasikan laporan layanan.24

H. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling

Kelompok

1. Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan

berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional.

a. Karakteristik Pemimpin Kelompok

Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga

terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi

antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan

demokratik, saling mendukung dan meringankan beban.

Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi,

menjembatani, meningkatkan, memperluas.

Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang

hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan,

jujur, disiplin dan kerja keras.

b. Peran Pemimpin Kelompok

1. Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta

(terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-

24 Ibid, hlm. 185-186

25

syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan

dinamika kelompok, yaitu :

Terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju

keakraban diantara mereka.

Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok,

dalam suasana kebersamaan.

Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk

mencapai tujuan kelompok.

Terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota

kelompok.

Terbinanya kemandirian kelompok.

2. Penstrukturan yaitu membahas bersama anggota

kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan Konseling

Kelompok dilaksanakan.

3. Pentahapan kegiatan konseling kelompok.

4. Penilaian segera hasil layanan konseling kelompok.

5. Tindak lanjut layanan.

2. Anggota Kelompok

a. Besarnya Kelompok

Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan

mengurangi efektifitas Konseling Kelompok. Sebaliknya kelompok

yang terlalu besar juga kurang efektif, karena jumlah peserta

yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual dalam

dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempitan

berbicara.

b. Homogenitas/Heterogenitas Kelompok

Layanan konseling kelompok memerlukan anggota kelompok

yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas

26

suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Dalam hal ini

anggota kelompok yang homogen kurang efektif dalam konseling

kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan

menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan

layanan.

c. Peranan Anggota Kelompok

1. Aktifitas Mandiri

Masing-masing anggota kelompok beraktifitas langsung

dan mandiri dalam bentuk:

Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan

positif.

Berpikir dan berpendapat.

Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi.

Merasa, berempati dan bersikap.

Berpartisipasi dalam kegiatan bersama.

2. Aktifitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu

diorientasikan pada kehidupan bersama dalam kelompok.

Kebersamaan ini diwujudkan melalui :

Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional

antar anggota kelompok.

Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok.

Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertata

krama.

Saling memahami, memberi kesempatan dan membantu.

Kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan

kelompok.25

d. Sifat Kelompok

25 Prayitno, 2004. Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang) hlm. 4-13

27

Ada dua macam sifat kelompok yang terdapat dalam

konseling kelompok, yaitu :

1. Sifat Terbuka

Dikatakan sebagai sifat terbuka karena pada kelompok

ini dapat menerima kehadiran anggota baru setiap saat

sampai batas yang telah ditetapkan.

2. Sifat Tertutup

Sifat tertutup maksudnya adalah konselor tidak

memungkinkan masuknya klien baru untuk tergabung dalam

kelompok yang telah terbentuk.

e. Waktu Pelaksanaan

Batas akhir pelaksanaan konseling kelompok sangat

ditentukan seberapa besar permasalahan yang dihadapi kelompok.

Latipun menambahkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa

batasan waktu yang biasanya ditetapkan pada konseling kelompok

pada umumnya dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu.

Hal ini dikarenakan apabila terlalu jarang (misalnya, satu

kali dalam dua minggu) akan menyebabkan banyaknya informasi

dan umpan balik yang terlupakan.26

26 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 211-212

28

KESIMPULAN

Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya

bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan

kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu

dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan

mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri

dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.

Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya

pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok

melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang

optimal. Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa

dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu

(siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui

kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.

Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri

dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap

pengakhiran. Kemudian, dalam layanan konseling kelompok

terdiri dari enam tahapan yakni, tahap prakonseling, tahap

permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan

pascakonseling.

Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum

yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang

menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok,

dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan

29

konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah

bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor), dan

pada konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang

dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran

anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas,

selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan

terlebih dahulu dan seterusnya.

30

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Kami melakukan observasi mengenai Layanan Bimbingan

Kelompok dan Konseling Kelompok pada hari Sabtu, 29 Maret 2014

di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan.

1. Nama sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan (MAN

1 Medan).

2. Nama guru BK : Asrul Yafizham M.Pd. Kons.

Fasilitas Layanan Bimbingan Konseling :

Adanya ruang BK yang cukup memadai dan bagus.

Hasil wawancara dengan guru BK :

1. Menurut Bapak apa itu Layanan Bimbingan kelompok dan

Konseling Kelompok ?

Layanan bimbingan kelompok itu adalah suatu pemberian informasi kepada

peserta didik dalam pengembangan potensi yang dimilikinya melalui

kegiatan kelompok guna dalam rangka mengembangkan pola pikir,

perasaan atau tindakan atas suatu topic yang dibincangkan bersama–sama.

Layanan konseling kelompok adalah yang membahas tentang masalah yang

sama yang dialami/dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dibentuk

menjadi sebuah kelompok. Layanan konseling kelompok ini lebih dipicu oleh

kasus/permasalahan.

Contohnya : ada 6 orangg yang mempunyai permasalahan yang sama yaitu

seringnya datang terlambat ke sekolah, mereka dikumpulkan dan dijadikan

sebuah kelompok dan dilakukanlah proses layanan konseling.

2. Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

sudah diterapkan di madrasah ini Pak ?

31

Alhamdulilllaah, layanan tersebut sudah diterapkan.

3. Selama melakukan Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling

kelompok, apa kendalanya Pak ?

Kendalanya lebih kepada waktu. Ketika melakukan proses layanan konseling

kelompok pasti memakai waktu mata pelajaran lainnya, karena dalam

melakukan konseling kelompok itu membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi

ya kendalanya ialah kurang bisa manage waktu.

4. Menurut Bapak, apa manfaat dari Layanan Bimbingan Kelompok

dan Konseling Kelompok ?

Manfaatnya itu positif, tapi semua itu tergantung kepada individu.

5. Apa tujuan dari Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling

Kelompok Pak ?

Tujuannya itu untuk merubah ketidaksesuain prilaku. Atau untuk

mengembangkan pola pikir, perasaan ataupun tingkah laku terhadap topic

yang akan dibahas bersama-sama atau perkelompok

32

DAFTAR PUSTAKA

Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam

Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Prayitno. 2004. Layanan L.1-L.9. Padang : Universitas Negeri

Padang.

Sedanayasa, Gede dkk. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.

Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Undiksha

M.Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling. Bandung:

Citapustaka Media Perintis

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok Cetakan Pertama.

Jakarta: Ghalia Indonesia

http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-

tujuan-bimbingan.html

http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/

33