PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ...
PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN AKHLAK SISWA DI SMPN 2 ANGGERAJA
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah Satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Progran Pendidikan
Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar
MULIANA
105 191 767 12
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1438 H/2016 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi :Peranan Guru Bimbingan dan Konseting
Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Dl SMPN
2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
: Muliana
Nomor Stambuk/ NIM : 10S 7g1t6Z 12
Fakultas/Jurusan :Agama lslam/ pendidikan Agama lslam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di
hadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama lslam universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 5 Safar 1437 H5 November 2016 M
Disetujui
Pernbimbing t
<.
NIDN:0928065601
Pembimbing ll
NIDN: 201
FAKULTAS AGAMA ISLATVI
#fJ+BERITA ACARA MUNAQASYAH
Dekan Fakultas Agama Islarn Unlversitas Mr..lhammadiyah Makassar, telahmengadakan sidang Munaqasyah pada:
Hariffanggal : sabtu, 1z safar 14ig H l 12 November r01s M
$ultan AlauddinTernpat : Kampus Universitas lkluhamrradiyah Makassar Jf"
N*. 259 (Gedung lqra Lant*i4) Makassar.
r'TEMUTUSKAN
Bahwa Saudara{i)
Nama
Nim
Pembimbing I
Pembimbing ll
: MULIANA
: 105 191 767 12
Judul Skripsi : Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap perubahanAkhrak siswa di sMpH z A*ggeraja Kabupaten Enrekang
Dinyatakan : LULUS
Meng*tahui
Dewan Penguji : Dr" Hi.Maryam, M.Th.l
Dr. tsaharuddin. M" pd
Dahlan Lama tsawa. Sag, Itll. Ag
Ahmad Nashir, M.Pd.l
. Dra" Hj. Nurhaeni. DS, M.pd
: Dra B MarjaniAlwi, M. Ag
'i
{
(
i
tv
UNIVERSITA$ *#UHAMB*IADIYAH MAKAS$AR
DN: S$311e6249
.:)
..)
".)
...)
...)
\
TAKTILTAS AGA${A IS[,AR{UN I VERSITAS MT]HAMNIAD IYAH ]TTAIft SSAR
K"rrlrr,r Jt^l8 65 5 88,\4a kas.sar- fu lSe l. 9 {}2 2
#7;i*;*----+.PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudari MULIANA" NIM 10519'176712 yang berjudul "Peranan Guru
Bimbngan dan Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2
Anggeraja Kabupaten Fnrekang" telah dir;jikan pada hari sabtu 12 Safar^1438 H i
12 November 2A16 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterirna
dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Islam {S.Pd.l) pada Fakultas Agama lslam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, ?2 RabiulAwal 1438 H20 Januari 2017 M
DET'UAN PENGUJI
Ketua
Sekertaris
Tirn Penguji
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.l
Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd
Dr. Hj. Maryam, M.Th.l
Dr. Baharuddin. M.pd
Dahlan Lama Bawa. Sag, M. Ag
Agam.a lslarn
,'L,g(.irtL a.t cqr.Ni
NIDN: 0931126249
1r.rjli1i:iliiif;i.ili,;ii $;iiiiti,i#
c-\
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis/peneliti yang bertanda tangan di bawah
ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulislpenetitl
sendiri. Jika
plagiat, di
keseluruhan,
hukum.
ia merupakan duplikat, tiruan,
oleh orang lain baik
batal demikarenanya
17M
i:i;ri:.l l r:- i'.i:.i: ..i: :rl'r:i ;:ri:riiE,r: i-t" ,:
,.
...,..'".'., I,' :,. . 1,'ra.:,..].l
{,.,ii;:r;
tit+i,r r-;;,ir:i'ir.iil rr::.
i.{iiij] fli::]lfi1:'.:.r ia:lriia
i.t:... )!::ri.:;:. I :,
. I l.,: ".,r,-',t,,..,rir.'tt.,
j.;'ii,,i:,lji,;l
.:l;:r$"rriii+i
. :r!i:ii.ii.i:irliii
iniliil^i;:li.l
!ji:,rijf!'r'il:iir:iiirtlri,::6
'-'.1'r l' :r' ;
iii.ij.iit::f:i ri,.r. l,:t- .'.:tia,,
ir: iiiiltjts
i:lij;i,:rliiri:t..#,ii:i:ill
vii
MOTTO
Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesaan
Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya
Bukan hanya menjadi impian.
Karena suskses tidak diukur dengan kekayaan
Tapi sebuah pecapaian yang kita inginkan.
Karena lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang
daripada merasakan pahitnya kebodohan kelak.
ii
ABSTRAK
Muliana 10519176712 “Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling
Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten
Enrekang”. (dibimbing oleh Nurhaeni DS dan Marjani Alwi).
Tujuan skripsi ini membahas tentang pelaksanaan bimbingan
konseling terhadap perubahan akhlak siswa, faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pelaksanaan bimbingan konseling serta
peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa
di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan
siswa di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMPN
2 Anggeraja sudah cukup baik. Hal ini didasarkan pada pelaksanaan
bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja dilaksanakan dengan
terencana melalui kurikulum KTSP, pengembangan silabus dan pemilihan
metode yang tepat. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan
bimbingan dan konseling siswa yaitu sumber daya alam yang baik, sarana
dan prasarana yang memadai serta guru yang professional, sedangkan
faktor yang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling terhadap
perubahan akhlak siswa yaitu maraknya dunia informasi serta kurangnya
perhatian orangtua yang akan berdampak negatif pada peserta didik.
Peranan guru bimbingan dan konseling siswa baik dalam peran guru
sebagai pembimbing, figur dan sebagai penasehat sudah berjalan dengan
baik meskipun belum sempurna namun sudah menyelesaikan masalah-
masalah peserta didik baik itu masalah pribadi maupun masalah lainnya.
viii
PRAKATA
الرحيم ن هللالرحمبسم ا لم على اشرف االنب لة والس اله ياء والمر سلي وعل المدلله رب العالمي والص
ا ب عد ,ام وصحبه اجعي
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahi
kesehatan, petunjuk dan hikmah kepada penulis sehingga selesailah
penulisan skripsi ini dengan judul “Peranan Guru Bimbingan dan
Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2 Anggeraja
Kabupaten Enrekang”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah menuntun umat-Nya dari
jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni “Agama
Islam”.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka
penyusunan skripsi ini, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi
penulis, atas selesainya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka yang telah
membantu dan mendukung atas terselesaikannya karya tulis ini. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada
yang terhormat: Ayahanda Sideng dan ibunda tercinta Hajrah terima
kasih atas jerih payah, pengorbanan, kesabaran, dan doa yang mengiringi
hari-hariku sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah hingga selesainya
skripsi ini. Semoga Allah SWT senantia samengasihi dan melindungi
ix
mereka sebagaimana mereka menyayangi penulis sejak kecil hingga
sekarang ini.
1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam
yang telah membantu penulis sejak menjadi mahasiswa hingga
berakhirnya masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam.
3. Amirah Mawardi. S.Ag.,M.Si.Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan akademik.
4. Dra Hj. Nurhaeni Ds, M,pd selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. B.
Marjani Alwi, M.Ag selaku Dosen pembimbing II yang dalam
kesibukannya, tetap memberikan bimbingan dan masukan dengan
penuh kesabaran hingga terselesaikan penulisan ini.
5. Bapak/Ibu para Dosen yang telah mentransfer ilmupengetahuan
kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal
jariahnya selalu mengalir.
6. Semua karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu
melayani penulis dengan ikhlas, penulis ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
7. Makmur Alam S.pd, M.pd selaku Kepala Sekolah SMPN 2
Anggeraja atas bimbingannya.
x
8. Basri, S.Ag selaku guru BP/BK serta Siswa SMPN 2 Anggeraja
atas bantuannya.
9. Kakak-kakakku tercinta serta seluruh keluarga terimakasih atas
semua bantuan, do’a dan selalu memberi semangat.
10. Semua teman-teman kuliah, teman-teman PPL, KKP-Plus, dan
teman-teman FAI yang selalu memberikan bantuan dalam segala
hal, terutama teman-teman dari kelas B tahun 2012-2016 Prodi
Pendidikan Agama Islam.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan
yang berarti bagi perkembangan Ilmu pengetahuan khususnya dibidang
keagamaan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya masih terdapat kekurangan
dan sebagai wujud keterbatasan penulis. Semoga segala banatuan dari
berbagai pihak mendapat nikmat dari Allah Swt. Amin.
Makassar, 11 Safar 1438 H 10 November 2016 M
Penulis
Muliana Nim : 10519176712
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... v
ACARA MUNAQASYA ............................................................................. vi
MOTTO ..................................................................................................... vii
PRAKATA ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar belakang .............................................................................. 1
B. Fokus penelitian dan deskripsi fokus ............................................ 4
C. Rumusan masalah ........................................................................ 5
D. Tujuan penelitian .......................................................................... 5
E. Kegunaan penelitian ..................................................................... 6
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Peranan guru bimbingan dan konseling ........................................ 7
1. Pengertian guru bimbingan dan konseling ............................... 7
2. Tujuan bimbingan dan konseling ............................................ 11
3. Macam-macam layanan bimbingan konseling ........................ 13
4. Fungsi bimbingan konseling ................................................... 14
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ................................. 15
B. Akkhlak ........................................................................................ 18
1. Pengertianakhlak .................................................................... 18
2. Macam-macam akhlak............................................................ 20
3. Tujuan akhlak ......................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 26
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 26
B. Lokasi dan Objek Penelitian......................................................... 26
C. Sumber Data................................................................................ 26
D. Instrumen Penilitian ..................................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 32
1. Gambaran Umum SMPN 2 Anggeraja ..................................... 32
2. Profil Sekolah........................................................................... 33
xiii
3. Visi dan Misi ............................................................................ 34
4. Struktur Organisasi Kepengurusan SMPN 2 Anggeraja ........... 34
5. Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 Anggeraja ....................... 35
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja .............. 37
7. Keadaan Peserta Didik SMPN 2 Anggeraja ............................. 38
B. Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Siswa Di
SMPN 2 Anggeraja ....................................................................... 39
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan
Bimbingan Dan Konseling Di SMPN 2 Anggeraja ............................ 43
1. Faktor pendukung ....................................................................... 43
2. Faktor penghambat ..................................................................... 44
D. Peranan guru Bimbingan dan Konseling Terhadap
Perubahan Akhlak Siswa di SMPN 2 Anggeraja .............................. 46
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 49
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Table I Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 ANGGERAJA .................... .38
Table II.keadaan sarana dan prasarana SMPN 2 ANGGERAJA.............. 39
Table III Jumlah Siswa(i) SMPN 2 ANGGERAJA ..................................... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan yang
dituangkan dalam sebuah program layanan yang diberikan kepada
peserta didik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan suatu
permasalahan agar mereka mampu berkembang lebih baik. Untuk
memahami pengertian bimbingan dan konseling secara lebih utuh, maka
perlu diketahui terlebuh dahulu apa makana dari bimbingan dan konseling
itu sendiri. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok agar mandiri
dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial,
belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung.
Menurut Daryanto dan Mochamad Farid (2015:2) Bimbingan dan
konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam menfasilitasi
individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan
prilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi
atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku
tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi
yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan
tanggung jawab yang penting untuk mengembangan lingkungan.
2
Pembelajaran individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki
perilaku.
Mochamad Nursalum (2015:3) Layanan bimbingan dan konseling
diharapkan mampu membantu peserta didik dalam pengenalan diri,
pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan
arahan terhadap perkembangan peserta didik, tidak hanya untuk peserta
didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik.
Samsul munir amin (2010:1) Bimbingan konseling merupakan
bantuan kepada inividu peserta didik dalam menghadapi persoalan-
persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses
belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan kepada
sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah
seoptimal mungkin.
Daryanto dan mohammad Farid (1015:27) pada pelayanan
bimbingan konseling, konselor dalam hal ini guru BK (bimbingan
konseling) perperan dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar
bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.
Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, siswa dapat
memperoleh keuntungan. kegunaan, manfaat, keuntungan, atau jasa yang
diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari
terlaksananya fungsi pelayanan bimbingan konseling tersebut.
3
Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah supaya
orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri,
memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat
orang lain, mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat
dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.
Berbicara tentang akhlak di kalangan pelajar, khususnya di SMPN 2
Anggeraja maka dengan mudah akan terlintas di benak berbagai potret
buram yang telah dilakukan oleh mayoritas mereka. Ada beberapa hal
yang begitu lekat di telinga, berkaitan dengan kenakalan remaja di
kalangan pelajar, di antaranya adalah rambut yang tidak rapi, sering bolos
saat jam pelajaran berlangsung, seragam yang kotor tidak terawat,
merokok, memakai anting dengan satu telinga bagi laki-laki, tawuran dan
seakan-akan menjadi menu sehari-hari bagi mereka. Ada juga yang tidak
mengerjakan shalat lima waktu secara penuh dengan alasan karena
sedang ada kegiatan, mengerjakan tugas rumah, bangun kesiangan dan
tergesa-gesa berangkat kesekolah. Dari pernyataan diatas dapat
dipahami bahwa terjadi perubahan nilai-nilai secara drastis. jika dulu salah
satu gambaran orang, mengenai pelajar salah satu sosok intelek, ramah,
sopan dan bertanggung jawab maka sekarang sebaliknya.
Pendidikan akhlak menekankan pada sikap, tabiat dan perilaku yang
menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan anak didik dalam kehidupa sehari-hari. Rasulullah Saw
menganjurkan kepada umatnya untuk memperhatikan budi pekerti anak
4
dengan baik. Karena akhlak ini merupakan implikasi dari cerminan tauhid
kepada Allah Swt.
Melihat latar belakang masalah diatas, maka penulis disini
berpendapat bahwa seorang guru bimbingan konseling bukan hanya
seorang pengajar saja tetapi guru bimbingan konseling itu sebagai
pendidik yang dapat mengarahka siswa-siswanya kearah yang lebih baik
lagi dan berakhlak mulia. Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang menyangkut
peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak
siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
dapat mengemukakan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMPN
2 Anggeraja Kabupaten Enrekang?
2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan
konseling di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang?
3. Bagaimana peranan guru bimbingan dan konseling terhadap
perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten
Enrekang?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana pelaksanaan bimbingan
dan konseling di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.
5
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2
Anggeraja Kabupaten Enrekang.
3. Untuk mengetahui sejauh mana peran guru bimbingan dan
konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja
Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat/Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis
dan praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat ini diharapkan menjadi salah satu karya ilmiah dan turut
memberikan kontribusi pemikiran yang berorientasi pada masa depan
yang lebih baik agar kelak nantinya dapat mengemban tugas sebagai
amanah yang harus dijalankan dengan penuh ketulusan dan
keikhlasan serta sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis sebagai bahan informasi bagi guru atau pembaca
mengenai peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan
akhlak siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG .
Secara ilmiah sebagai bahan bacaan dan informasi bagi peneliti lain
yang berminat untuk mengkaji dan mengembangkan lebih jauh
6
peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak
siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian guru bimbingan dan konseling
a. Pengertian guru
Berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, disebutkan bahwa:
“Guru adalah pendidik propesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”
Menurut Macmillan dalam Deni Koswara Halimah (2008:1) Guru
adalah seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk
permasalahan-permasalahan tertentu. Jika merujuk pada definisi tersebut
guru adalah propesi yang luhur dan mulia. Banyak orang mengatakan
bahwa guru adalah pahlawan, walaupun tanpa tanda jasa. Guru yang
membuat orang biasa menjadi pintar, guru yang mencetak para pemimpim
bangsa.
Abin syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner
dalam Daryanto & Mochamad Farid (2015:30-31) dalam pengertian
pendidikan yang terbatas, mengemukakan peran guru dalam proses
pembelajaran peserta didik yang mencakup:
a. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (preteaching problems).
b. Guru sebagai pelaksana (organizier), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan,
8
dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person) konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problem)
c. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan criteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektipan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
d. Selanjutnya, dalam konteks belajar proses belajar mengajar di Indonesia Abin syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing teacher counsel, di mana guru ditintut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masi dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
b. Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan yang
dituangkan dalam sebuah program layanan yang diberikan kepada
peserta didik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan suatu
permasalahan agar mereka mampu berkembang lebih baik. Untuk
memahami pengertian bimbingan dan konseling secara lebih utuh, maka
perlu diketahui terlebuh dahulu apa makana dari bimbingan dan konseling
itu sendiri
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah, disebutkan bahwa:
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
9
Bimbingan yang merupakan upaya untuk menemukan pribadi
dimaksudkan agar peserta didik mengenal kelebihan dan kekurangan atau
kelemahan yang ada pada diri mereka, agar dijadikan sebuah modal
dalam pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal
lingkungan maksudnya agar peserta didik mengenal secara obyektif
lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan fisik, dan menerima
berbagai kondisi lingkungan itu secara positif, dan dinamis pula.
Dewa Ketut Sukardi (2010:36) bimbingan dalam rangka
merencanakan masa depan maksudnya adalah agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan
dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidan pendidikan, bidang karier,
maupun bidang budaya, keluarga, dan kemasyarakatan.
Moh Surya (1988:12) bimbingan ialah suatu proses pemberian
bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dalam
mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri
denga lingkungannya.
Dari pengertian bimbingan diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah pemberian bantuan dari pembimbing kepada yang
dibimbing secra terus-menerus dan sistematis agar individu tersebut
menjadi pribadi yang mandiri.
10
Daryanto dan Mohammad Farid (2015:2-4) Pengertian bimbingan
menurut para ahli:
1) Smith, dalam Mc Daniel, 1959 Bimbingsan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik.
2) Crow dan Crow Bimbingan adalah bantuan yang diperlukan seseorang, baik laki-laki atau perempuan yang memliki kepribdian yang memadai dan terlatih dengan baik kapada individu-individu setiap usia untuk membantunya untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri.
3) Menurut W.S. Winkel: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan keadaan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian, ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk solial. c. Pengertian konseling
Hibana S. Rahmana (2003:15) Pada awalnya istilah dalam
konseling adalah “penyuluhan”, tetapi sejak tahun 1980-an istilah
penyuluhan dirubah menjadi konseling. Hal ini dimaksudkan untuk
mengkhususkan istilah konseling pada bimbingan di bidang pendidikan.
Rohman Natawidjaja (1987:32) pengertian konseling diartikan
sebagai suatu hubungan timbale balik antara dua individu, dimana
seorang konselor berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian
11
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu yang akan datang
Moh Surya (1988:38) konseling adalah upaya bantuan yang
diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimnfaatkan olehnya untuk memperbaiki
tinhkah lakunya pada masa yang akan datang.
Jadi, konseling merupakan sebuah hubungan timbal balik antara
konselor sebagai pihak yang memberikan bantuan kepada klien untuk
memecahkan masalahnya dengan menanamkan kepercayaan diri sendiri
dalam memeperbaiki tingkah lakuuntuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Dari pengertian arti kata bimbingan dan kata konseling yang telah
dibahas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari bimbingan
dan konseling adalah pemberian bantuan dari pembimbing kepda yang
dibimbing secara terus-menerus dan sistematis agar individu tersebut
menjadi pribadi yang mandiri dengan menanamkan kepercayaan diri
sendiri dalam memperbaiki tingkah laku untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
2. Tujuan bimbingan konseling
Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah agar orang
yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki
pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain,
12
mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat dan
konsekuensi dari tindakan-tindakannya.
Mochamad Nursalim (2015:21-22) Tujuan daripada bimbingan dan
konseling yaitu terbagi pada dua bagian ialah tujuan umum dan tujuan
khusus:
1. Tujuan umum Tujuan umum yaitu untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilkinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini tujuannya yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya. Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan dan ia juga menjadi insan yang mempunyai intelektual yang tinggi.
2. Tujuan khusus yaitu: Tujuan khusus yaitu merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan konfleksitas permasalahannya itu. Karena masalah individu itu mempunyai banyak sekali macam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya dan masing-masing bersifat unik.
Tujuan bimbingan konseling adalah agar peserta didik lebih
memahami dirinya sendiri baik dari kekurangan maupun kelebihannya dan
membantu peserta didik untuk berani dalam mengambil keputusan yang
baik untuk dirinya.
3. Macam-macam layanan bimbingan konseling
Daryanto dan Mohammad Farid (2015:56-58), layanan bimbingan
konseling adalah:
13
a. Layanan orientasi Layanan orientasi yaitu bimbigan dan konselig yang membantu peserta didik memahami lingkugan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperrlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan informasi Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, social, belajar, dan pendidikan berkelanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c. Layanan penempatan dan penyaluran Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat si dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/ pendalaman minat, program latihan, dan kegiatan ekstra kurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
d. Layanan bimbingan belajar Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek dan tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
e. Layanan perseorangan Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan bimbingan kelompok Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pribadi, kemampuan dan hubungan social, kegiatan belajar, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g. Layanan konsultasi Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter cerdas dan terpuji.
14
Macam-macam layanan bimbingan konseling meliputi layanan
orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar,
konseling perseorangan, bimbingan kelompok dan layanan konsultasi.
4. Fungsi bimbingan konseling
Mochamad Nursalim (2015:22-24) fungsi bimbingan konseling adalah:
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman bagi peserta didik tentang diri dan lingkungannya
2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK dalam upaya mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan.
3. Fungsi pebaikan, yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak kembali
4. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
5. Fungsi penyaluran, merupakan fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.
6. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
bimbingan dan konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri
(peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi bimbingan konseling
sebagai perbaikan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika
mendapatkan suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang
menyebabkan peserta didik itu pesimis atau rendah diri.
15
5. Prinsi-prinsip bimbingan dan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling menurut Shertzer & Stone
dalam Mochamad Nursalim (2015:24-25) adalah:
a. Bimbingan berkenaan terutama dengan perkembangan pribadi
individu.
Umumnya, pendidikan sekolah memusatkan perhatian pada
perkembangan intelektual. Komponen emosi dan pribadi menerima
perhatian hanya jika laju perkembangan intelektual terhambat.
Kehas (1970) sangat merekomendasikan bahwa perkembangan
pribadi menjadi perhatian utama bagi praktisi bimbingan dan
pengembangan intelektual menjadi fokus utama bagi guru.
Karakteristik program bimbingan, dengan demikian harus diarahkan
untuk membantu peserta didik memperoleh pengetahuan tentang
dirinya dan memahami pengalamannya. Dengan cara demikian,
bimbigan dapat dikonseptualisasikan sebagai program sekolah
yang memampukan setiap peserta didik untuk menciptakan makna
bagi kehidupannya.
b. Bimbingan memusatkan perhatian pada dunia subjektif peserta
didik.
Dikarenakan bimbingan berkenaan denga perkembangan pribadi
peserta didik, maka pusat perhatian bimbingan adalah dunia pribadi
peserta didik. Para pembimbing dan konselor menggunakan
beragai teknik penilaian dan data peserta didik guna memahami
16
dunia internal mereka. Oleh karena itu, proses dan praktik
bimbingan harus dirancang untuk membantu peserta didik
memahami dunia pribadi (dunia subjektif) dan kondisi lingakungan
eksternalnya dengan baik.
c. Bimbingan diarahkan pada kerja sama bukan paksaan.
Peserta didik tidak dapat dipaksa untuk menerima bimbingan.
Sebaliknya, bimbingan harus dilaksanakan atas dasar persetujuan
dan kerelaan dari individu-individu yang terlibat. Persetujuan
tersebut harus harus dinyatakan secara eksplisit dan implicit. Jika
peserta didik tidak tersedia untuk menerima bantuan atau mengikuti
rujukan guru atau ornag tua, maka menjadi tugas pembimbing
menangani keengganan atau penolakan tersebut. Bimbingan selalu
bergantung pada motivasi individu untuk menerima bantuan dan
keinginan untuk berubah alih-alih bergantung kepada tekanan,
paksaan, atau ancaman.
d. Setiap manusia memiliki kesanggupan untuk mengembangkan
dirinya sendiri.
Banyak ahli dan praktisi bimbingan belakangan, khususnya yang
menggunakan pendekatan humanistik, mengakui bahwa individu
memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya dan bahwa
perilaku dan sikap-sikap tertentu memengaruhi dan dipengaruhi
oleh semua bidang (aspek) individu. Perubahan perilaku peserta
didik paling baik terjadi melalui keterlibatan aktif peserta didik.
17
e. Bimbingan didasarkan pada hak-hak dan nilai-nilai pribadi individu
di samping kebebasan individu untuk memilih.
Setiap individu adalah unik dan memiliki nilai-nilai,hak-hak pribadi,
dan kebebasab untuk membuat pilihan dan menentukan jalan
hidupnya sendiri. Ini harus diterima dan dihargai oleh para
pembimbing, terutama pada nilai tertinggi dan posisi sentral
individu. Individu harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
memilih tujuan hidup dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Inti
dari kebebasan adalah mandiri dalam membuat pilihan dan/atau
keputusan. Kebebasan untuk membuat pilihan dan melakukan
aktifitas sesuai dengan pilihan tersebut adalah esensial bagi
perkembangan pribadi. Dengan menggunakan kebebasan yang
dimilikinya, peserta didik akan mengembangkan suatu perasaan
tanggung jawab dan pengendalian diri.
f. Bimbingan merupakan suatu proses pendidikan yang berkelanjutan
dan terus-menerus.
Bimbingan harus diberikan dari jenjang sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, bahkan terus berlangsung sepanjang hayat
individu. Untuk itu, bimbingan harus diintegrasikan ke dalam
program sekolah secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip dasar bimbingan merupakan suatu asumsi mendasar
atau suatu sistem keyakinan berkenaan dengan profesi (peran, fungsi)
dan kegiatan bimbingan konseling.
18
B. Akhlak
1. Pengertian akhlak
Hamzah Ya’kub (1983:11) secara etimologi perkataan Akhlak
berasal dari bahasa Arab, jama’ dari “khuluqun” yang menurut lughat
diartikan sebagai budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabiat.
Menurut Hamzah Ya’kub dalam Ahmad Amin (1983:12) akhlak
adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepda yang lainnya
menyatakan tujuan yang harus ditinjau oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.
Imam Al-Ghazali dalam Zakiah Darajat (2001:68) pengertian akhlak
dalam ensiklopedia islam akhlak juga diartikan sebagai suatu keadaan
yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-
perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan,
atau penelitian.
Dalam pengertian sehari-hari, kata-kata akhlak biasa diartikan
dengan perbuatan baik. Akhlak disamakan dengan adab, sopan santun,
moral, dan bidi pekerti. Tetapi penamaan suatu sebagai akhlak yang baik
dalam Islam, harus mengandung dua unsur. Pertama, pada perbuatan itu
sendiri, yaitu harus adanya aspek yang memperhalus, memperindah,
memperbagus, atau menampilkan sesuatu dalam bentuk yang lebih baik
dari tindakan. Kedua, harus ada aspek motivasi atau niat yang baik. Maka
19
suatu perbuatan tampaknya baik, seperti menyumbang dalam jumlah
besar untuk kepentingan social, tidak dinamakan akhlak jika dilakukan
dengan motivasi untuk popularitas pribadi yang bersangkutan.
Rosihon Anwar (2014:206). Adapun pengertian akhlak menurut
ulama akhlak adalah:
a. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin
b. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengatur pergaulan manusia dan menenukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
Alquran menggambarkan akidah orang-orang beriman, kelakuan
mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tertib, adil,
luhur, dan mulia. Berandingan dengan perwatakan orang-orang lkafir dan
munafik yang jelek dan merusak. Gambaran mengenai akhlak yang mulia
dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia sepanjang sejarah.
Alquran juga menggambarkan perjuanga para rasul untuk menegakkan
nilai-nilai mulia dan murni di dalam kehidupan dan bagaimana mereka
ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba
menggoyahkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan
yang luhur dan murni itu.
Pribadi Rasulullah SAW adalah contoh yang paling tepat untuk
dijadikan teladan dalam membentuk pribadi yang akhlakul karimah.
20
Firman Allah dalam surah al-ahzab ayat 21:
Tejemahna:
“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Kemenag RI 2015-2016) Definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas memperlihatkan
bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang tertanan dalam jiwa berupa
keinginan kuat yang melahirkan perbuatan secara langsung tanpa
memerlukan pemikiran-pemikiran. Perubahan jiwa itu dakalanya
merupakan sifat alami yang didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan
sesuatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti rasa takut dan
sebagainya.selain itu suasana jiwa ada kalanya juga disebabkan oleh adat
istiadat seperti membiasakan berkata benar secara terus-menerus, maka
jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam dalam jiwa.
1. Macam-macam akhlak
Rosihon Anwar (2014:212) Akhlak dapat dibagi berdasarkan
sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi
menjadi dua bagian:
21
a. Akhlak mahmudah
“Baik” dalam bahasa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris
disebut “good”. beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian
“baik” sebagai berikut”:
1) Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
2) Baik berarti menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,
kesenangan persesuaian,
3) Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau
nilai yang diharapkan dan member keputusan.
4) Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan
rahmat,member perasaan senang atau bahagia, bila ia
dihargai secara positif
Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang
merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT.
Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Orang yang
memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena
dapat melahirkan sifat saling tolong-menolong dan menghargai
sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-
muluk, melainkan akhlak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari
hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang
sewajarnya.
Macam-macam akhlak mahmudah:
1) Bersifat baik
22
2) Bersifat benar, benar ialah memberitahukan (menyatakan)
sesuatu yang sesuai dengan apa-apa yang terjadi
3) Bersifat amanah, amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati,
kepercayaan dan kejujuran.
4) Bersifat kasih sayang, pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-
rahman) adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada
makhlukNya. Ruang lingkup ar-rahman dapat diutarakan dalam
beberapa tingkatan:
a) Kasih sayang dalam lingkungan keluarga
b) Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan masyarakat
c) Kasih sayang dalam lingkungan bangsa
d) Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan
5) Bersifat hormat, hormat (al-iqtishad) ialah menggunakan segala
sesuatu yang tersedia berupa sikap mental seseorang, dapat
menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.
6) Bersifat kuat, kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul
karimah yaitu kekuatan pribadi manusia yang meliputi kekuatan
fisik dan jasmani, kekuatan jiwa dan akal.
7) Bersifat malu, malu adalah malu terhadap Allah dan malu
kepada dirinya sendiri apabila melanggar peraturan-peraturan
Allah.
8) Menjaga kesucian diri, menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah,
dan perbuatan keji lainnya.
23
9) Menepati janji, janji ialah suatu ketepatan yng dibuat dan
disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri
untuk dilaksanakan suatu ketetapannya.
b. Akhlak mazmumah
1) Sifat dengki, dengki menurut bahasa berarti menaruh
perasaan marah karena sesuatu yang amat sangat kepada
kekurangan orang lain
2) Sifat iri hati, iri hati berarti merasa kurang senang melihat
kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain
beruntung, cemburu dengan keuntungan orang lain, tidak
rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan
3) Sifat angkuh, sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari
orang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau
mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar,
lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih beruntung
dari yang lainnya.
4) Sifat riya, riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin
mendapat pujian dari orang lain, agar dipercayai orang lain,
agar ia dicintai orang lain, karena ingin dilihat orang lain.
2. Tujuan Akhlak
Rosihon Anwar (2014:211-212) Pada dasarnya, tujuan pokok
akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku,
berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam.
24
Disamping itu setiap muslim yang berakhlak yang baik dapat memperoleh
hal-hal berikut:
a. Ridha Allah SWT
Orang yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam, senantiasa
melaksanakan segala perbuatannya dengan hati yang ikhlas,
semata-mata karena mengharapkan ridha Allah.
Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
Artinya:
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
b. Kepribadian muslim
Segala perilaku muslim, baik ucapan, perbuatan, pikiran,
maupun kata hatinya mencerminkan sikap ajaran islam.
Allah berfirman dalam surah fushshilat ayat 33
Terjemahnya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah dengan keikhlasan, akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela”. (Kemenag RI 2015-2016)
25
c. Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan tercela.
Dengan bimbingan hati yang diridhai Allah dengan keikhlasanya,
akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang
antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari
perbuatan tercela.
Anwar Masy’ari (1990:4) tujuan akhlak adalah hendak menciptakan
manusia sebagai mahluk yang tinggi dan sempurna dan membedakannya
dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang
berakhlak baik bertindak-tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap
sesame mahluk Tuhan. Sedangkan yang hendak dikendalikan oleh akhlak
adalah tindakan lahir.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak adalah untuk
menanamkan rasa taqwa kepada Allah SWT dan mengembang rasa
kemanusiaan kepada sesame serta membawa anak didik kepada
pembinaan moral yang tinggi dan pengembangan bakat, sehingga anak
itu merasa lega dan tenang dalam pertumbuhan jiwanya tidak goncang.
Karena kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh
tingkah laku yang kurang baik
26
BAB III
METEODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif kemudian penelitian dianalisis dengan analisis
deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran tentang peranan guru
bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2
Anggeraja Kabupaten Enrekang.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini megambil lokasi di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten
Enrekang dengan pertimbangan bahwa kurang berperannya guru
bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa. Penempatan
lokasi penelitian berdasarkan pokok permasalahan pada peranan guru
bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2
Anggeraja Kabupaten Enrekang. Adapun yang menjadi objek penelitian
yaitu guru bimbingan dan konseling dan siswa di SMPN 2 Anggeraja
Kabupaten Enrekang.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah bagian yang akan diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto (2003:91), fokus penelitian adalah penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian atau penelitian.
Fokus merupakan bagian penting dari suatu penelitian, karena
merupakan objek penelitian atau menjadi titik perhatian penelitian. Sesuai
27
dengan judul dan rumusan penelittian ini, maka yang menjadi fokus
penelitian adalah peranan guru bimbingan dan konseling terhadap
perubahan akhlak siswa. Fokus ini diambil untuk mengetahui peranan
guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN
2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Dalam rangka memberikan pemahaman lebih jauh dan menghindari
kesalahan dan pengertian maka peneliti menguraikan deskripsi fokus
penelitian yang mengacu pada item penelitian. Definisi fokus penelitian
dari judul yang akan diteliti adalah:
1. Peranan guru bimbingan dan konseling adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling yang
bertanggung jawab dalam mendidik, mengarahkan siswa kearah
yang lebih baik.
2. Perubahan akhlak siswa adalah perubahan tingkah laku, budi
pekerti siswa baik itu tingkah laku dari baik ke buruk atau sebaliknya
dari buruk ke baik.
E. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:292) dalam penelitian kualitatif, sampel
sumber data dipilih secara porpuse dan bersifat snowball sampling.
Penentuan sampel summber data, pada proposal masih bersifat
sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian lapangan.
Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang
28
yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang
diteliti, sehingga mampu membuka pintu kemana saja peneliti akan
melakukan pengumpulan data. Data primer adalah data asli yang
dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya.
Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh.
(Suharsimi Arikunto, 2002:107). Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
foto dan statistik. Sumber data itu menunjukkan asal informasi.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagaiberikut:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2005: 62)
Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting, bukan
sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik
informasi, sebagai sumber informasi (key informan). Data diartikan
sebagai fakta atau informasi yang diperoleh dari yang didengar,
diamati, dirasa dan dipikirkan peneliti dari aktivitas dan tempat yang
diteliti. Sumber data primer di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten
Enrekang adalah guru bimbingan dan konseling dan siswa kelas
VIII. Dukungan kedua subyek primer ini berkait langsung dengan
permasalahan yang menjadi faktor dalam penelitian ini.
29
2. Sumber data sekunder
Menurut Sugiyono (2005:62) Sumber sekunder merupakan sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data dari sumber
sekunder atau informan pelengkap ini berupa cerita dari lingkungan
sekolah maupun luar sekolah seperti masyarakat ataupun orang
tua, penuturan atau catatan mengenai model pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. (Sugiyono,
2015: 305)
Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pedoman observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan
indra manusia disertai dengan melakukan pencatatan secara
sistematis. (Sudikan,1991:36)
Metode observasi sering disebut pengamatan dan sifatnya secara
langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan obyek penelitian
dan juga merupakan cara yang efektif dalam rangka
menyumbangkan ilmu pengetahuan dengan keadaan sebenarnya.
30
2. Pedoman wawancara(Interview)
Menurut Sugiyono (20015: 194) Wawancara merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan percakapan atau tanya jawab
secara langsung dengan sumber data (obyek yang diteliti). Metode
ini tepat sekali digunakan untuk mendapatkan data-data yang
kongkrit atau dengan kata lain interview. Interview adalah proses
tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara langsung
informasi-informasi atau yang senada dengan itu. metode interview
adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi interview merupakan
semacam perlengkapan untuk mendapatkan informasi.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (1992: 206) metode dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi,
data-data guru dan identitas siswa.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian Field research yaitu metode yang
digunakan dalam pengumpulan data dengan jalan mengadakan penelitian
langsung di lapangan terhadap masalah yang erat hubungan dengan
judul, dalam hal ini digunakan teknik sebagai berikut:
31
1. Observasi, digunakan dalam pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap masalah-masalah yang
diperlukan untuk dicatat secara sistematis agar diperoleh
gambaran yang jelas dan memberikan petunjuk untuk
memecahkan masalah yang diteliti.
2. Wawancara sering pula disebut kuisioner lisan, yaitu sebuah
dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi
dari orang yang diwawancarai .
3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari
literatur dan informasi yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
4. Triangulasi, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh
dengan menguji kredibilitas data melalui berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan sensor
data yaitu sebelum data diolah baik melalui kuesioner ataupun interview
perlu diadakan sensor terhadap data atau informasi-informasi yang tidak
penting atau tidak relevan dengan tujuan penelitian ataupun dengan
melengkapi data-data yang dianggap kurang lengkap.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong
(2004:126) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
32
(ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.
Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak
mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara
bersamaan, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti
dengan pengumpulan data ulang.Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,selama dilapangan dan
setelah proses pengumpulan data.
Keperluan untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan
teknik analisis sesuai dengan sifat dan jenis data yang ada, serta tujuan
dalam pembahasan dalam skripsi ini, yaitu dengan menggunakan analisis
data deskriptif, yaitu cara menganalisa dengan pemikiran logis, teliti,
sistematis terhadap semua data yang berhasil dikumpulkan dengan
mengidentifikasi, kategorisasi dan interpretasi.
Proses analis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen
utama, yaitu:
1. Reduksi data (Data Reduction) ) yang berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari
tema dan polanya. Hal ini untuk memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data selanjutnya karena reduksi ini memberikan
gambaran yang lebih jelas.
2. Penyajian data (data display) dalam penelitian ini penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara
33
kategori, flowchart dan sejenisnya, tetapi yang sering dipakai
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data ini
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut
3. penarikan kesimpulan (Verifikasi), teknik ini merupakan rangkaian
analisis data puncak, dan kesimpulan membutuhkan verifikasi
selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu ada baiknya suatu
kesimpulan ditinjau ulang dengan cara memverifikasi kembali
catatn-catatan selama penelitian dan mencari pola, tema, model,
hubungan dan persamaan untuk ditarik sebuah kesimpulan.
Teknik pengolahan data merupakan bagian yang sangat penting
dalam metode penelitian karena dengan pengolahan data, data tersebut
dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran umum SMPN 2 Anggeraja
SMPN 2 Anggeraja sebagai salah satu lembaga pendidikan
menengah pertama yang mulai didirikan atas usulan masyarakat setempat
kepada pemerintah kabupaten. Sehingga kehadiran SMPN 2 Anggeraja
sebagai bentuk animo atau peran serta masyarakat sebagai wujud nyata
kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Hal ini
sesuai yang di kemukakan oleh Djamaluddin,SH selaku komite sekolah
SMPN 2 Anggeraja, bahwa:
“Kehadiran lembaga pendidikan pada suatu daerah adalah merupakan upaya untuk meningkatkan pendidikan masyarakatnya, seperti halnya dengan SMPN 2 Anggeraja. Kehadiran lembaga pendidikan tersebut adalah animo masyarakat terhadap kelanjutan pendidikan setiap tahunnya”.
Atas dasar tersebut di atas, maka pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang bekerjasama
dengan pemerintah daerah Kabupaten Enrekang mendirikan sekolah
menengah pertama, kini dengan kehadiran SMPN 2 Anggeraja sebagai
lembaga pendidikan tingkat umum telah banyak memberikan sumbangsih
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat dan Negara.
Dalam perkembangan selanjutnya, SMPN 2 Anggeraja semakin
memperlihatkan mutu alumninya. Sehingga SMPN 2 Anggeraja tersebut
menjadi perhatian dari kalangan masyarakat hal ini terlihat setiap
35
tahunnya jumlah peserta didik setiap tahunnya terus bertambah, dan
sampai sekarang ini terus memacuh peningkatan kualitas siswanya.
SMPN 2 Anggeraja adalah balai pendidikan Negeri. Sekolah ini
mulai didirikan pada tanggal 17 februari 1979 di jalan pendidikan No.9
Malua kabupaten Enrekang, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada profil
sekolah.
2. Profil Sekolah
Identitas sekolah
1. Nama Sekolah : SMPN 2 Anggeraja
2. Nama Kepala Sekolah : Makmur Alam S.pd, M.pd
3. NPSN : 40305798
4. Kode Pos : 91756
5. Jenjang : SMP/SMPN
6. Tipe/ Akreditasi : Negeri/ A
7. Alamat : Jl. Pendidikan No. 9 Malua
8. Kecamatan : Malua
9. Kabupaten : Kab. Enrekang
10. Provinsi : Sulawesi Selatan
11. Email : [email protected]
3. Visi dan Misi
a. Visi : Sehat dan unggul dalam imtaq, iptek, unggul dalam
prestasi, tinggi dalam budi pekerti dengan berbudaya
lingkungan
36
b. Misi :
a) Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
c) Meningkatkan nilai UN
d) Mengembangkan kreativitas anak dan meningkatkan
motivasi belajar siswa
e) Menumbuhkan sikap dan karakter yang berbudaya
lingkungan
f) Menciptakan suasana belajar yang bersih dan sehat
g) Meningkatkan tata krama personil
h) Meningkatkan hubungan baik dengan dewan sekolah
4. Struktur organisasi Kepengurusan SMPN 2 Anggeraja
Dalam mengembangkan visi dan misi SMPN 2 Anggeraja
diperlukan adanya lembaga kepengurusan yang baik antara pimpinan,
sekretaris, bendahara serta para wali kelas. Dalam kepengurusan ini
kepala sekolah selaku pimpinan yang diharapkan dapat menjadi tauladan
bagi para pengurus dibawahnya sehigga dalam pencapaian tujuan dari
visi dan misi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka dibentuklah
sebuah stuktur organisasi pengurus. Untuk mengetahui struktur organisasi
kepengurusan SMPN 2 Anggeraja akan disajikan dalam bentuk bagan
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah : Makmur Alam,S.Pd, M.Pd
2. Dewan Komite : Djamaluddin,SH
37
3. Wakasek Urusan Kurikulum : Mushab,S.Pd
4. Wakasek Urusan Kesiswaan : Suhermi,S.Pd, M.Si
5. Wakasek Urusan Sarpra : Dra.Jasmani Abbas
6. Wakasek Humas : Arfiah Salam, S.Ag
5. Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 Anggeraja
Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting
dalam menyelenggarakan pendidikan. Salah satu unsur penting tenaga
kependidikan adalah mengajar berdasarkan kualifikasinya sebagai tenaga
pengajar. Setiap tenaga pengajar harus memiliki kemampan professional
dalam proses belajar mengajar.
Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan merupakan
sosok yang diteladani peserta didik dan memegang peranan penting
dalam pelaksanaan kurikulum di kelas pada proses belajar mengajar.
Kreativitas guru sangat besar terhadap keberhasilan atau kegagalan anak
pada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap lembaga
pendidikan dituntut akan kreativitas guru pada suatu bidang yang sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
SMPN 2 Anggeraja memiliki sejumlah guru yakni 17 orang jumlah
ini masih terbilang kurang dari jumlah guru yang dibutuhkan. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel I
Daftar Tenaga Pendidik SMPN 2 Anngeraja
No
Nama Guru
Jabatan
Mata Pelajaran
1
Makmur Alam, S.Pd, M.Pd
Kepala Sekolah
PAI+BTA
2
Suhermi, S.Pd,M.Si
Wk.Ur. Kurikulum
Seni Budaya
3
Mushab, S.Pd
Wk.Ur. Kesiswaan
Matematika
4
Dra.Jasmani Abbas
Wk.Ur. Sarpra
IPS
5
Arfiah Salam, S.Ag
Wk.Ur. Humas
PAI+BTA
6
Azizah Rauf, S.Pd
Guru PNS
Bhs.Indonesia
7
Supadi Harjo, S.Pd
Guru PNS
Matematika
8
Basri, S.Ag
Guru PNS
BP/BK
9
Hamsa Harkam, S.Pd
Guru PNS
TIK
10
Fitriyana, S.Pd
Guru PNS
PKn
11
Badaria Desa, S.Pd
Guru PNS
Bhs.Inggris
12
Rahmawati, S.Pd
Guru Non PNS
Penjaskes
13
Drs.Jemma
Guru PNS
IPS
14
Arsudin Addas, S.Pd
Guru PNS
IPA
15
Haisyah M, S.Pd
Guru PNS
Bhs.Inggris
16
Anggaeni,S.Pd
Guru Non PNS
Pkn
17
Suhada, S.Pd
Guru PNS
Penjaskes
Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017
39
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja
Kelangsungan pendidikan formal tidak saja oleh siswa dan guru,
akan tetapi ditentukan oleh tersedia tidaknya sarana dan prasarana yang
menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMPN 2
Anggeraja dalam menunjang terlaksananya pendidikan dan pengajaran
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II
Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja
No
Tempat
Keterangan
Jumlah
Baik
Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah
- 1
2
Ruang Tata Usaha
-
1
3
Ruang Perpustakaan
-
1
4
Ruang Lab. IPA
-
1
5
Ruang Kesenian
-
1
6
Ruang Guru
-
1
7
Ruang BP / BK
-
1
8
Ruang Kelas
-
18
9
Kelas (Rehab)
-
3
10
Mushallah
-
1
Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017
40
7. Keadaan Peserta Didik SMPN 2 Anggeraja
Peserta didik merupakan salah satu komponen yang tidak kalah
penting dengan guru. Peserta didik merupakan suatu organism yang
sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi
manusiawi yang harus dikembangkan melalui lembaga pendidikan dalam
proses pembelajaran.
Untuk mengetahui keadaan siswa SMPN 2 Anggeraja tahun ajaran
2016/2017 dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel III
Jumlah Siswa(i) SMPN 2 Anggeraja Tahun ajaran 2016/ 2017
Ket
Banyaknya Siswa
Total
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX L
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
Jml Siswa
47
39
86
37
36
73
35
38
73
119
113
232
Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa SMPN 2 Anggeraja tahun ajaran
2016/2017 berjumlah 232 siswa(i), yang terdiri dari kelas VII berjumlah 86
siswa(i), kelas VIII dengan jumlah 73 siswa/I, serta kelas IX dengan jumlah
73 siswa(i). adapun yang menjadi peserta didik SMPN 2 Anggeraja adalah
SD/MI baik nereri maupun swasta.
41
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Siswa di SMPN 2 Anggeraja
Pentingnya pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah sangat
berpengaruh pada upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya .
Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan proses pendidikan di selokah. Oleh karena itu,
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab
bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor,
dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak
aspek dan saling kait mengait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan
bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Makmur Alam S.pd, M.pd
selaku kepala sekolah SMPN 2 Anggeraja menjelaskan bahwa:
“Pelaksanaan bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja disesuaikan dengan kurikulum 2016 (KTSP) yang juga disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan masing-masing konpetensi dasar (KD). (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja disesuaikan dengan kurikulum
dan disertai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
melancarkan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling. Tanpa
adanya kurikulum proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
42
Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling
SMPN 2 Anggeraja, beliau mengungkapkan:
“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja yaitu dengan melakukan kegiatan bimbingan konseling, adapun kegiatan bimbingan dan konseling yaitu pelaksanaan layanan orientasi, informasi, bimbingan kelompok, individu dan melakukan penanganan kasus” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Penjelasan dari wawancara diatas tentang pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling yaitu:
1.) Pelaksanaan layanan orientasi dilakukan agar siswa memahami
lingkungan sekolah barunya untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya siswa di sekolah, biasanya dilakukan diawal tahun ajaran
dengan tujuan agar tercapai fungsi penyesuaian dimana siswa
menemukan lingkungan baru yang dianggap asing oleh mereka.
2.) Pelaksanaan layanan informasi diberikan dengan tujuan agar anak
memahami beberapa informasi yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan bagi peserta didik, khususnya yang
berhubungan dengan masalah belajar, melanjutkan studi, karier dan
lain-lain.
3.) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Hal ini bertujuan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa.
43
4.) Pelaksanaan layanaan individu dilakukan untuk membantu peserta
didik dalam menghadapi kesulitan, baik yang berhubungan dengan
pendidikan, keluarga maupun sosial.
5.) Melakukan penanganan kasus. Hal ini dilakukan pada peserta didik
yang bermasalah dengan pendekatan yang baik, bertolak dari latar
belakang terjadi masalah tersebut. Bimbingan ini dilakukan dengan
penerapan prinsip penekanan positif sebagai upaya membantu
peserta didik menemukan kebenaran dan meninggalkan perilaku
negatifnya.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dibuat agar dapat
mencegah masalah-malasah yang terjadi kepada peserta didik. masalah
seringkali timbul karena ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya dan
banyak sekali faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah
pada peserta didik. untuk mengatasi masalah tesebut diperlukan kegiatan
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling
SMPN 2 Anggeraja, beliau mengungkapkan:
“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja berjalan dengan cukup baik dan cenderung mengalami peningkatan meskipun belum sempurna namun sudah banyak peningkatan dari pihak sekolah maupun dari pihak siswa selaku peserta didik, peningkatan dari pihak sekolah yaitu dengan semakin bagusnya penyediaan media pembelajaran, intensitas perhatian sekolah akan pendidikan dan pembinaan keagamaan peserta didik yang semakin bagus dan peran-peran guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang semakin meningkat.
44
Peningkatan yang ditujukan oleh peserta didik yaitu kesadaran siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiata keagamaan semakin meningkat.” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan
bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja mengalami peningkatan
dalam hal bimbingan konseling, hal ini terjadi karena adanya kerjasama
yang baik antara pihak sekolah, guru dan peserta didik.
Berdasarkan wawancara dengan Rani Saputri R, siswa kelas IX A
menjelaskan bahwa:
“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sudah cukup baik karena sudah mampu menjawab masalah-masalah siswa baik itu masalah pribadi maupun masalah-masalah lainnya melalui proses bimbingan konseling dan kegiatan keagamaan yang ada di sekolah. kami para siswa sangat senang dengan adanya penyediaan media pembelajaran yang semakin bagus” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan bimbingan dan konseling SMPN 2 Anggeraja sudah baik
karena sudah mampu menjawab masalah-masalah siswa baik itu masalah
pribadi ataupun masalah lainnya melalui bimbingan konseling
keagamaan..
Pada obsevasi yang penulis lakukan di SMPN 2 Anggeraja di kelas
IX A pada hari senin 18 juli 2016 pukul 09.15:
Kegiatan pelaksanaan bimbingan konseling oleh bapak Basri S.Ag
selaku guru bimbingan konseling (BK) di SMPN 2 Anggeraja, yaitu diawali
dengan salam dan do’a dan selanjutnya dilanjutkan dengan tadarrus Al-
45
qu’an selama 15 menit sebelum masuk materi pembelajaran. Setelah itu
guru memberikan apersepsi dan beberapa pertanyaan mengenai contoh-
contoh akhlak yang baik. Guru memberikan pelajaran dengan
menggunakan beberapa metode yaitu ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas. Kemudian diakhir pembelajaran guru menutup dengan
bacaan hamdalah dan salam.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMPN 2 Anggeraja
Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada faktor
pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi.
1. Faktor Pendukung
Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan
bapak Basri S.Ag beliau menjelaskan bahwa:
“Ada beberapa faktor pendukung pada pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa, yaitu: Sumber Daya Manusia (SDM), tenaga pendidik yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang luas menjadikan suasana pembelajaran nyaman, perpustakaan yang dapat menarik minat siswa untuk membaca, mushallah yang cukup untuk menampung seluruh siswa dan guru dalam melaksanakan shalat dhuhur berjamaah dan digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti praktek ibadah, siswa yang disiplin dan tepat waktu dating di sekolah, lingkungan yang religius seperti membaca alqur’an secara bergantian sebelum memulai pelajaran. Mengucapkan salam ketika masuk ruang guru atau ruang kelas. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor sarana dan prasarana yang memadai seperti tersedianya ruang
kelas, perpustakaan dan mushallah serta ditunjang guru-guru yang
46
professional yang dapat membimbing peserta didik agar setiap peserta
didik memiliki akhlak yang baik.
2. Faktor Penghambat
Disamping adanya faktor pendukung kegiatan bimbingan dan
konseling juga ada faktor yang menghambat dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Adapun faktor penghambat pelaksanaan
bimbingan konseling berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak
Makmur Alam S.pd, M.pd selaku kepala sekolah SMPN 2 Anggeraja
menjelaskan bahwa:
“Faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu maraknya dunia inormasi, mulai dari radio, televisi sampai kepada internet yang dengan mudah dapat diakses. Apa yang diinginkan mulai dari hal-hal yang baik hingga sesuatu yang buruk sekalipun semuanya ada dan tanpa bersusah payah didapatkan dan siswa SMPN 2 Anggeraja sebagian besar sudah mengenalnya tetapi belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik yang semua ini nantinya akan berdampak buruk bagi siswa-siswa baik pada perkembangan pola fikir serta akhlak yang dulunya baik akan ambrok. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Dari wawancara penulis dengan bapak Basri S.Ag tentang faktor
penghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu:
“Salah satu faktor penghambat pelaksanaan bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja yaitu kurangnya perhatian orang tua, sebagian besar orang tua beranggapan bahwa tugas pendidikan sepenuhnya telah diserahkan kepada pihak sekolah. sehinnga anak akan merasa kurang perhatian, kasih sayang dari orang tua. Akibatnya anak-anak mencari kesenangan sendiri dengan bermain dengan teman-temannya tanpa adanya pengawasan dari orang tua, sebagian orang tua yang lain lebih memanjakan anaknya sehingga apa saja yang dilakukan anaknya dibiarkan, bahkan didukung meskipun hal tersebut kurang baik yang akan berdampak negatif pada anaknya” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
47
Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di sekolah ini
sebagian dari siswanya banyak yang mengalami kekacauan dalam
keluarga. Hal ini dapat dibuktikan ketika siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah dengan mencari masalah atau fenomena yang
ada. Siswa akan mengungkapkan apa-apa yang menjadi masalah dalam
kehidupan mereka dan mencari jalan keluarnya. Apabila terdapat banyak
masalah di dalam keluarganya maka akan mengakibatkan siswa
melenceng dari hal-hal yang tidak diinginkan terutama dalam akhlaknya
serta mengganggu proses belajar siswa tersebut.
Orangtua adalah teladan pertama bagi pertumbuhan akhlak anak,
keyakinan-keyakinan, pemikiran dan akhlak orangtua dengan sendirinya
memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku
anak. Karena kepribadianmanusia muncul berupa lukisan-lukisan pada
berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Orangtua
yang harus melaksanakan tugasnya dihadapan anaknya dengan
memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga
khususnya orang tua sangatlah penting bagi perkembangan perilaku
akhlak anak-anaknya , orangtua tentunya tidak ingin anaknya memiliki
akhlak atau perilaku nakal dan tidak baik. Orang tua mempunyai peran
sebagai pendidik ketika anaknya dirumah.Orang tua dalam hal ini adalah
orang-orang dewasa yang ada didalam sebuah keluarga yang sudah
48
pantas untuk mendidik dan merawat ketika di rumah. Apabila seorang
anak dididik dengan baik maka akan menghasilkan sikap dan sifat yang
baik pula.
D. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa di SMPN 2 Anggeraja SMPN 2 Anggeraja merupakan salah satu pendidikan yang terpercaya
dari pihak masyarakat khususnya orang tua, Yang membutuhkan bantuan
demi pendidikan anaknya. Salah satu tujuannya yaitu agar anaknya
menjadi anak soleh/salehah yang berakhlakul karimah. Guru bimbingan
dan konseling sebagai pemegang utama tanggung jawab terhadap
perubahan akhlak siswa memiliki tugas yang sangat berat. Oleh karnanya
peranan guru bimbingan dan konseling sangat penting terhadap
perubahan akhlak siswa.
Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan konseling siwa di
SMPN 2 Anggera:
“Adapun peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja antara lain Peranan Guru Bimbingan Konseling Sebagai Pembimbing, Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai figur, serta Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai penasehat.
Berikut adalah penjelasan dari hasil wawancara diatas tentang
peranan guru bimbigan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa
dia SMPN 2 Anggraja Kabupaten Enrekang:
49
1. Peranan Guru Bimbingan Konseling Sebagai Pembimbing.
Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling
kelas VIII, beliau mengucapkan:
“Perubahan akhlak siswa harus benar-benar dapat diarahkan dan di bimbing agar tidak melenceng pada jalan yang semestinya, karena pada usia ini siswa mengalami kegoncangan dan saat-saat mudah terpengaruh, baik itu suatu hal yang positif maupun negatif”. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Peranan guru bimbingan dan konseling SMPN 2 Anggeraja dalam
hal perubahan akhlak mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
menciptakan siswanya berakhlak mulia yang siap untuk membenai akhlak
yang rusak. Bentuk bimbingan secara langsung guru BK yaitu: guru
membimbing jalannya doa pada awal dan akhir pelajaran, membimbing
kegiatan ekstra keagamaan seperti shalat zhuhur berjamaah.
2. Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai figur
Berdasarkan wawancara dengan bapak Basri S.Ag yang
mengatakan bahwa:
“Peranan guru BK SMPN 2 Anggeraja sebagai figur terletak pada kepribadian akhlaknya. Jadi guru yang mempunyai kepribadian dan akhlak baiklah yang nantinya bisa di contoh siswa, agar siswa mempunyai kepribadian yang baik juga. Oleh karena itu, SMPN 2 Anggeraja sejak awal dalam memilih dan menerima guru sebagai pengajar, harus benar-benar berakhlak mulia yang nantinya akan dianut oleh siswa yang bisa menjadikan siswanya berakhlakul karimah” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)
Berdasarkan wawancara diatas peran guru bimbingan dan
konseling (BK) sebagai figur sudah terlihat dalam hal antara lain: a).
Dalam kedisiplinan, guru BK sudah tepat waktu dalam mengajar ataupun
melaksanakan kegiatan ekstra di sekolah. b). Dalam berpakaian, guru
50
menunjukkan cara berpakaian yang islami, c). Guru dalam mengucapkan
salam dan menyapa tiap kali bertemu dengan guru yang lain, d).
Berbicara sopan dengan muridnya, baik di dalam maupun di luar kelas.
Guru sebagai figure juga dipresentasikan dengan keteladanan guru
SMPN 2 Anggeraja dalam memberikan contoh sikap berakhlak baik
terhadap siswa, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari kepala
sekolah SMPN 2 Anggerajaterungkap bahwa keteladanan guru dalam
berakhlak terpuji memang sudah maksimal dan selalu diadakan
pengembangan. Terbukti, bahwa pembinaan akhlak terpuji yang
diteladankan oleh guru dengan berbagai tindakan salah satunya dalam
bentuk kedisiplnan yang telah dilaksanakan oleh guru, misalkan tepat
waktu ketika masuk kelas dan selalu berpakaian rapi serta mematuhi kode
etik guru di SMPN 2 Anggeraja.
3. Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai penasehat
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Basri S.Ag
mengatakan:
“Salah satu peranan guru bimbingan dan konseling yaitu sebagai penasehat bagi siswanya yaitu dengan memberikan nasehat dan solusi yang baik kepada siswa secara umum maupun siswa yang mempunyai masalah. Peranan tersebut tidak sebatas di dalam kelas, akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi di luar kelas” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016).
Sebagai kesimpulan dari wawancara peneliti dengan bapak Basri
S.Ag bahwa peranan guru sebagai penasehat sudah sangat baik karena
nasihat yang dilakukan guru bimbingan dan konseling tidak hanya kepada
siswa yang bermasalah saja akan tetapi juga bagi siswa-siswa pada
51
umumnya. Adapun nasihat yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling yaitu: a) Dalam bentuk ekstra keagamaan, guru selalu diberi
kesempatan untuk memberikan pesan moral yang baik untuk siswanya. b)
Guru menegur dan menasehati siswanya saat melanggar aturan sekolah.
c) Untuk menyadarkan anak-anak yang nakal guru menasehati dengan
menggunakan cerita-cerita tauladan.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian di SMPN 2 Anggeraja
tentang peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan
akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja, kemudian menganalisa data yang
terkumpul dan menguraikan dalam bab-bab, penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai akhir dari pembahasan ini, yaitu:
1. Pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak
siswa . pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perubahan
akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja sudah cukup baik dan sudah
mengalami peningkatan meski belum sempurna namun sudah
mampu menjawab masalah-masalah siswa melalui bimbingan
konseling keagamaan, salah satunya yaitu shalat berjamaah.
2. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan bimbingan dan
konseling terhadap perubahan akhlak siswa yaitu SDM yang baik,
sarana dan prasarana yang memadai serta guru yang professional.
Faktor yang menghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling
yaitu maraknya dunia informasi seperti radio, televisi sampai internet
yang akan berdampak negatif bagi akhlak atau perilaku peserta
didik. Serta kurang perhatian orangtua terhadap pendidikan anak-
anaknya.
50
3. Peranan guru bimbingan dan konseling siswa baik dalam peran
guru BK sebagai pembimbing, figur dan sebagai penasehat sudah
berjalan dengan baik meskipun belum sempurna namun sudah
menyelesaikan masalah-masalah peserta didik baik itu masalah
pribadi maupun masalah lainnya.
B. Saran
1. Bagi kepala sekolah
Dalam mengerjakan tugasnya sebagai manejer dan supaya tugas
kepala sekolah dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan juga
dalam mengatasi berbagai hambatan dalam pelaksanaan
bimbingan konseling terhadap perubahan akhlak siswa, hendaknya
perlu adanya kerja sama yang baik dengan para wakil kepala
sekolah dan guru demi tercapainya tujuan yang lebih baik
2. Bagi Pendidik
Diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan strategi
mengajarnya dengan lebih baik dan optimal dengam berbagai
macam cara, agar tujuan dalam pelaksanaan bimbingan konseling
terhadap perubahan akhlak siswa terwujud lebih baik dan lebih
sempurna
3. Bagi Siswa
Para siswa diharapkan untuk mengikuti semua kegiatan yang
diadakan oleh sekolah, terutama dalam kegiatan-kegiatan
51
keagamaan agar siswa benar-benar mempunyai akhlak yang baik,
pengalaman dan keahlian untuk menjadi bekal dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al qur’an al-karim
Anwar, Rosihon. 2008. Akidah Akhlak . Bandung ;Pustaka Setia,
Arikunto, Suharsimi. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Citra
Arikunto, Suharsimi. 1992 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darajat, Zakiah. 1983. Metode Khusus Pengajaran Agama. Bumi Akasara Daryanto Dan Farid M. 2015. Bimbingan Konseling Paduan Guru BK Dan
Guru Umum. Yogyakarta: Grava Media Hadi,Sustrisno. 1998. Metodologi Pendidikan. Yokyakarta: Fpsi .
Kementrian Agama RI, 2012. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta : Yayasan Penyelenggara/penafsir Al-Qur’an
Koswara deni, halimah, 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung:
Pribumi Mekar Nursalim M. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan Dan Konseling.
Jakarta: Erlangga. Rahmana, Hibana s,2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yogyakarta;UCY
Press Yogyakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:
ALFABETA. Sugiyono. 2015 . Metode Penelitian Pendidikan . Bandung ; Alfabeta.
Sugiyono. 2002 . metode penelitian . bandung: alfabeta.
Surya, Moh. 1988. Konseling pendidikan (teori dan konsep). Yogyakarta;Kota Semarang
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005. Tentang guru dan dosen: Qanon
Publishing.