PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ...

70
PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN AKHLAK SISWA DI SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah Satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Progran Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar MULIANA 105 191 767 12 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1438 H/2016 M

Transcript of PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ...

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERUBAHAN AKHLAK SISWA DI SMPN 2 ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah Satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Progran Pendidikan

Agama Islam Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar

MULIANA

105 191 767 12

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1438 H/2016 M

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi :Peranan Guru Bimbingan dan Konseting

Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Dl SMPN

2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

: Muliana

Nomor Stambuk/ NIM : 10S 7g1t6Z 12

Fakultas/Jurusan :Agama lslam/ pendidikan Agama lslam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di

hadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama lslam universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 5 Safar 1437 H5 November 2016 M

Disetujui

Pernbimbing t

<.

NIDN:0928065601

Pembimbing ll

NIDN: 201

FAKULTAS AGAMA ISLATVI

#fJ+BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islarn Unlversitas Mr..lhammadiyah Makassar, telahmengadakan sidang Munaqasyah pada:

Hariffanggal : sabtu, 1z safar 14ig H l 12 November r01s M

$ultan AlauddinTernpat : Kampus Universitas lkluhamrradiyah Makassar Jf"

N*. 259 (Gedung lqra Lant*i4) Makassar.

r'TEMUTUSKAN

Bahwa Saudara{i)

Nama

Nim

Pembimbing I

Pembimbing ll

: MULIANA

: 105 191 767 12

Judul Skripsi : Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap perubahanAkhrak siswa di sMpH z A*ggeraja Kabupaten Enrekang

Dinyatakan : LULUS

Meng*tahui

Dewan Penguji : Dr" Hi.Maryam, M.Th.l

Dr. tsaharuddin. M" pd

Dahlan Lama tsawa. Sag, Itll. Ag

Ahmad Nashir, M.Pd.l

. Dra" Hj. Nurhaeni. DS, M.pd

: Dra B MarjaniAlwi, M. Ag

'i

{

(

i

tv

UNIVERSITA$ *#UHAMB*IADIYAH MAKAS$AR

DN: S$311e6249

.:)

..)

".)

...)

...)

\

TAKTILTAS AGA${A IS[,AR{UN I VERSITAS MT]HAMNIAD IYAH ]TTAIft SSAR

K"rrlrr,r Jt^l8 65 5 88,\4a kas.sar- fu lSe l. 9 {}2 2

#7;i*;*----+.PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudari MULIANA" NIM 10519'176712 yang berjudul "Peranan Guru

Bimbngan dan Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2

Anggeraja Kabupaten Fnrekang" telah dir;jikan pada hari sabtu 12 Safar^1438 H i

12 November 2A16 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterirna

dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Islam {S.Pd.l) pada Fakultas Agama lslam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, ?2 RabiulAwal 1438 H20 Januari 2017 M

DET'UAN PENGUJI

Ketua

Sekertaris

Tirn Penguji

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.l

Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd

Dr. Hj. Maryam, M.Th.l

Dr. Baharuddin. M.pd

Dahlan Lama Bawa. Sag, M. Ag

Agam.a lslarn

,'L,g(.irtL a.t cqr.Ni

NIDN: 0931126249

1r.rjli1i:iliiif;i.ili,;ii $;iiiiti,i#

c-\

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis/peneliti yang bertanda tangan di bawah

ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulislpenetitl

sendiri. Jika

plagiat, di

keseluruhan,

hukum.

ia merupakan duplikat, tiruan,

oleh orang lain baik

batal demikarenanya

17M

i:i;ri:.l l r:- i'.i:.i: ..i: :rl'r:i ;:ri:riiE,r: i-t" ,:

,.

...,..'".'., I,' :,. . 1,'ra.:,..].l

{,.,ii;:r;

tit+i,r r-;;,ir:i'ir.iil rr::.

i.{iiij] fli::]lfi1:'.:.r ia:lriia

i.t:... )!::ri.:;:. I :,

. I l.,: ".,r,-',t,,..,rir.'tt.,

j.;'ii,,i:,lji,;l

.:l;:r$"rriii+i

. :r!i:ii.ii.i:irliii

iniliil^i;:li.l

!ji:,rijf!'r'il:iir:iiirtlri,::6

'-'.1'r l' :r' ;

iii.ij.iit::f:i ri,.r. l,:t- .'.:tia,,

ir: iiiiltjts

i:lij;i,:rliiri:t..#,ii:i:ill

vii

MOTTO

Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesaan

Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya

Bukan hanya menjadi impian.

Karena suskses tidak diukur dengan kekayaan

Tapi sebuah pecapaian yang kita inginkan.

Karena lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang

daripada merasakan pahitnya kebodohan kelak.

ii

ABSTRAK

Muliana 10519176712 “Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling

Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten

Enrekang”. (dibimbing oleh Nurhaeni DS dan Marjani Alwi).

Tujuan skripsi ini membahas tentang pelaksanaan bimbingan

konseling terhadap perubahan akhlak siswa, faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat pelaksanaan bimbingan konseling serta

peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa

di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan

pendekatan kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan

siswa di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang. Pengumpulan data

dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan

dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat diperoleh

kesimpulan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMPN

2 Anggeraja sudah cukup baik. Hal ini didasarkan pada pelaksanaan

bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja dilaksanakan dengan

terencana melalui kurikulum KTSP, pengembangan silabus dan pemilihan

metode yang tepat. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan

bimbingan dan konseling siswa yaitu sumber daya alam yang baik, sarana

dan prasarana yang memadai serta guru yang professional, sedangkan

faktor yang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling terhadap

perubahan akhlak siswa yaitu maraknya dunia informasi serta kurangnya

perhatian orangtua yang akan berdampak negatif pada peserta didik.

Peranan guru bimbingan dan konseling siswa baik dalam peran guru

sebagai pembimbing, figur dan sebagai penasehat sudah berjalan dengan

baik meskipun belum sempurna namun sudah menyelesaikan masalah-

masalah peserta didik baik itu masalah pribadi maupun masalah lainnya.

viii

PRAKATA

الرحيم ن هللالرحمبسم ا لم على اشرف االنب لة والس اله ياء والمر سلي وعل المدلله رب العالمي والص

ا ب عد ,ام وصحبه اجعي

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahi

kesehatan, petunjuk dan hikmah kepada penulis sehingga selesailah

penulisan skripsi ini dengan judul “Peranan Guru Bimbingan dan

Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa Di SMPN 2 Anggeraja

Kabupaten Enrekang”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan

kepada Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah menuntun umat-Nya dari

jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni “Agama

Islam”.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka

penyusunan skripsi ini, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi

penulis, atas selesainya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ucapkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka yang telah

membantu dan mendukung atas terselesaikannya karya tulis ini. Dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada

yang terhormat: Ayahanda Sideng dan ibunda tercinta Hajrah terima

kasih atas jerih payah, pengorbanan, kesabaran, dan doa yang mengiringi

hari-hariku sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah hingga selesainya

skripsi ini. Semoga Allah SWT senantia samengasihi dan melindungi

ix

mereka sebagaimana mereka menyayangi penulis sejak kecil hingga

sekarang ini.

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam

yang telah membantu penulis sejak menjadi mahasiswa hingga

berakhirnya masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam.

3. Amirah Mawardi. S.Ag.,M.Si.Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan akademik.

4. Dra Hj. Nurhaeni Ds, M,pd selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. B.

Marjani Alwi, M.Ag selaku Dosen pembimbing II yang dalam

kesibukannya, tetap memberikan bimbingan dan masukan dengan

penuh kesabaran hingga terselesaikan penulisan ini.

5. Bapak/Ibu para Dosen yang telah mentransfer ilmupengetahuan

kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal

jariahnya selalu mengalir.

6. Semua karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu

melayani penulis dengan ikhlas, penulis ucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya.

7. Makmur Alam S.pd, M.pd selaku Kepala Sekolah SMPN 2

Anggeraja atas bimbingannya.

x

8. Basri, S.Ag selaku guru BP/BK serta Siswa SMPN 2 Anggeraja

atas bantuannya.

9. Kakak-kakakku tercinta serta seluruh keluarga terimakasih atas

semua bantuan, do’a dan selalu memberi semangat.

10. Semua teman-teman kuliah, teman-teman PPL, KKP-Plus, dan

teman-teman FAI yang selalu memberikan bantuan dalam segala

hal, terutama teman-teman dari kelas B tahun 2012-2016 Prodi

Pendidikan Agama Islam.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan

yang berarti bagi perkembangan Ilmu pengetahuan khususnya dibidang

keagamaan.

Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya masih terdapat kekurangan

dan sebagai wujud keterbatasan penulis. Semoga segala banatuan dari

berbagai pihak mendapat nikmat dari Allah Swt. Amin.

Makassar, 11 Safar 1438 H 10 November 2016 M

Penulis

Muliana Nim : 10519176712

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... v

ACARA MUNAQASYA ............................................................................. vi

MOTTO ..................................................................................................... vii

PRAKATA ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang .............................................................................. 1

B. Fokus penelitian dan deskripsi fokus ............................................ 4

C. Rumusan masalah ........................................................................ 5

D. Tujuan penelitian .......................................................................... 5

E. Kegunaan penelitian ..................................................................... 6

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Peranan guru bimbingan dan konseling ........................................ 7

1. Pengertian guru bimbingan dan konseling ............................... 7

2. Tujuan bimbingan dan konseling ............................................ 11

3. Macam-macam layanan bimbingan konseling ........................ 13

4. Fungsi bimbingan konseling ................................................... 14

5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ................................. 15

B. Akkhlak ........................................................................................ 18

1. Pengertianakhlak .................................................................... 18

2. Macam-macam akhlak............................................................ 20

3. Tujuan akhlak ......................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 26

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 26

B. Lokasi dan Objek Penelitian......................................................... 26

C. Sumber Data................................................................................ 26

D. Instrumen Penilitian ..................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 37

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 32

1. Gambaran Umum SMPN 2 Anggeraja ..................................... 32

2. Profil Sekolah........................................................................... 33

xiii

3. Visi dan Misi ............................................................................ 34

4. Struktur Organisasi Kepengurusan SMPN 2 Anggeraja ........... 34

5. Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 Anggeraja ....................... 35

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja .............. 37

7. Keadaan Peserta Didik SMPN 2 Anggeraja ............................. 38

B. Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Siswa Di

SMPN 2 Anggeraja ....................................................................... 39

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan

Bimbingan Dan Konseling Di SMPN 2 Anggeraja ............................ 43

1. Faktor pendukung ....................................................................... 43

2. Faktor penghambat ..................................................................... 44

D. Peranan guru Bimbingan dan Konseling Terhadap

Perubahan Akhlak Siswa di SMPN 2 Anggeraja .............................. 46

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 49

A. Kesimpulan ....................................................................................... 50

B. Saran ................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 52

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Table I Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 ANGGERAJA .................... .38

Table II.keadaan sarana dan prasarana SMPN 2 ANGGERAJA.............. 39

Table III Jumlah Siswa(i) SMPN 2 ANGGERAJA ..................................... 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan yang

dituangkan dalam sebuah program layanan yang diberikan kepada

peserta didik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan suatu

permasalahan agar mereka mampu berkembang lebih baik. Untuk

memahami pengertian bimbingan dan konseling secara lebih utuh, maka

perlu diketahui terlebuh dahulu apa makana dari bimbingan dan konseling

itu sendiri. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk

peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok agar mandiri

dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial,

belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan

pendukung.

Menurut Daryanto dan Mochamad Farid (2015:2) Bimbingan dan

konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam menfasilitasi

individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan

prilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi

atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku

tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi

yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan

tanggung jawab yang penting untuk mengembangan lingkungan.

2

Pembelajaran individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki

perilaku.

Mochamad Nursalum (2015:3) Layanan bimbingan dan konseling

diharapkan mampu membantu peserta didik dalam pengenalan diri,

pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan

arahan terhadap perkembangan peserta didik, tidak hanya untuk peserta

didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik.

Samsul munir amin (2010:1) Bimbingan konseling merupakan

bantuan kepada inividu peserta didik dalam menghadapi persoalan-

persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses

belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan kepada

sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah

seoptimal mungkin.

Daryanto dan mohammad Farid (1015:27) pada pelayanan

bimbingan konseling, konselor dalam hal ini guru BK (bimbingan

konseling) perperan dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar

bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.

Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, siswa dapat

memperoleh keuntungan. kegunaan, manfaat, keuntungan, atau jasa yang

diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari

terlaksananya fungsi pelayanan bimbingan konseling tersebut.

3

Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah supaya

orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri,

memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat

orang lain, mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat

dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

Berbicara tentang akhlak di kalangan pelajar, khususnya di SMPN 2

Anggeraja maka dengan mudah akan terlintas di benak berbagai potret

buram yang telah dilakukan oleh mayoritas mereka. Ada beberapa hal

yang begitu lekat di telinga, berkaitan dengan kenakalan remaja di

kalangan pelajar, di antaranya adalah rambut yang tidak rapi, sering bolos

saat jam pelajaran berlangsung, seragam yang kotor tidak terawat,

merokok, memakai anting dengan satu telinga bagi laki-laki, tawuran dan

seakan-akan menjadi menu sehari-hari bagi mereka. Ada juga yang tidak

mengerjakan shalat lima waktu secara penuh dengan alasan karena

sedang ada kegiatan, mengerjakan tugas rumah, bangun kesiangan dan

tergesa-gesa berangkat kesekolah. Dari pernyataan diatas dapat

dipahami bahwa terjadi perubahan nilai-nilai secara drastis. jika dulu salah

satu gambaran orang, mengenai pelajar salah satu sosok intelek, ramah,

sopan dan bertanggung jawab maka sekarang sebaliknya.

Pendidikan akhlak menekankan pada sikap, tabiat dan perilaku yang

menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan

kebiasaan anak didik dalam kehidupa sehari-hari. Rasulullah Saw

menganjurkan kepada umatnya untuk memperhatikan budi pekerti anak

4

dengan baik. Karena akhlak ini merupakan implikasi dari cerminan tauhid

kepada Allah Swt.

Melihat latar belakang masalah diatas, maka penulis disini

berpendapat bahwa seorang guru bimbingan konseling bukan hanya

seorang pengajar saja tetapi guru bimbingan konseling itu sebagai

pendidik yang dapat mengarahka siswa-siswanya kearah yang lebih baik

lagi dan berakhlak mulia. Sehubungan dengan hal tersebut di atas,

penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang menyangkut

peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak

siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

dapat mengemukakan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMPN

2 Anggeraja Kabupaten Enrekang?

2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan

konseling di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang?

3. Bagaimana peranan guru bimbingan dan konseling terhadap

perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten

Enrekang?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana pelaksanaan bimbingan

dan konseling di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.

5

2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2

Anggeraja Kabupaten Enrekang.

3. Untuk mengetahui sejauh mana peran guru bimbingan dan

konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja

Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat/Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis

dan praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat ini diharapkan menjadi salah satu karya ilmiah dan turut

memberikan kontribusi pemikiran yang berorientasi pada masa depan

yang lebih baik agar kelak nantinya dapat mengemban tugas sebagai

amanah yang harus dijalankan dengan penuh ketulusan dan

keikhlasan serta sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis sebagai bahan informasi bagi guru atau pembaca

mengenai peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan

akhlak siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG .

Secara ilmiah sebagai bahan bacaan dan informasi bagi peneliti lain

yang berminat untuk mengkaji dan mengembangkan lebih jauh

6

peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak

siswa di SMPN 2 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian guru bimbingan dan konseling

a. Pengertian guru

Berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, disebutkan bahwa:

“Guru adalah pendidik propesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”

Menurut Macmillan dalam Deni Koswara Halimah (2008:1) Guru

adalah seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk

permasalahan-permasalahan tertentu. Jika merujuk pada definisi tersebut

guru adalah propesi yang luhur dan mulia. Banyak orang mengatakan

bahwa guru adalah pahlawan, walaupun tanpa tanda jasa. Guru yang

membuat orang biasa menjadi pintar, guru yang mencetak para pemimpim

bangsa.

Abin syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner

dalam Daryanto & Mochamad Farid (2015:30-31) dalam pengertian

pendidikan yang terbatas, mengemukakan peran guru dalam proses

pembelajaran peserta didik yang mencakup:

a. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (preteaching problems).

b. Guru sebagai pelaksana (organizier), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan,

8

dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person) konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problem)

c. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan criteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektipan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

d. Selanjutnya, dalam konteks belajar proses belajar mengajar di Indonesia Abin syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing teacher counsel, di mana guru ditintut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masi dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).

b. Pengertian bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan yang

dituangkan dalam sebuah program layanan yang diberikan kepada

peserta didik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan suatu

permasalahan agar mereka mampu berkembang lebih baik. Untuk

memahami pengertian bimbingan dan konseling secara lebih utuh, maka

perlu diketahui terlebuh dahulu apa makana dari bimbingan dan konseling

itu sendiri

Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990

tentang Pendidikan Menengah, disebutkan bahwa:

“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”

9

Bimbingan yang merupakan upaya untuk menemukan pribadi

dimaksudkan agar peserta didik mengenal kelebihan dan kekurangan atau

kelemahan yang ada pada diri mereka, agar dijadikan sebuah modal

dalam pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal

lingkungan maksudnya agar peserta didik mengenal secara obyektif

lingkungan, baik lingkungan social dan lingkungan fisik, dan menerima

berbagai kondisi lingkungan itu secara positif, dan dinamis pula.

Dewa Ketut Sukardi (2010:36) bimbingan dalam rangka

merencanakan masa depan maksudnya adalah agar peserta didik mampu

mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan

dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidan pendidikan, bidang karier,

maupun bidang budaya, keluarga, dan kemasyarakatan.

Moh Surya (1988:12) bimbingan ialah suatu proses pemberian

bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada

yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dalam

mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri

denga lingkungannya.

Dari pengertian bimbingan diatas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adalah pemberian bantuan dari pembimbing kepada yang

dibimbing secra terus-menerus dan sistematis agar individu tersebut

menjadi pribadi yang mandiri.

10

Daryanto dan Mohammad Farid (2015:2-4) Pengertian bimbingan

menurut para ahli:

1) Smith, dalam Mc Daniel, 1959 Bimbingsan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk penyesuaian diri yang baik.

2) Crow dan Crow Bimbingan adalah bantuan yang diperlukan seseorang, baik laki-laki atau perempuan yang memliki kepribdian yang memadai dan terlatih dengan baik kapada individu-individu setiap usia untuk membantunya untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri.

3) Menurut W.S. Winkel: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan keadaan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian, ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk solial. c. Pengertian konseling

Hibana S. Rahmana (2003:15) Pada awalnya istilah dalam

konseling adalah “penyuluhan”, tetapi sejak tahun 1980-an istilah

penyuluhan dirubah menjadi konseling. Hal ini dimaksudkan untuk

mengkhususkan istilah konseling pada bimbingan di bidang pendidikan.

Rohman Natawidjaja (1987:32) pengertian konseling diartikan

sebagai suatu hubungan timbale balik antara dua individu, dimana

seorang konselor berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian

11

tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang

dihadapinya pada waktu yang akan datang

Moh Surya (1988:38) konseling adalah upaya bantuan yang

diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan

kepercayaan diri sendiri, untuk dimnfaatkan olehnya untuk memperbaiki

tinhkah lakunya pada masa yang akan datang.

Jadi, konseling merupakan sebuah hubungan timbal balik antara

konselor sebagai pihak yang memberikan bantuan kepada klien untuk

memecahkan masalahnya dengan menanamkan kepercayaan diri sendiri

dalam memeperbaiki tingkah lakuuntuk mencapai kesejahteraan

hidupnya.

Dari pengertian arti kata bimbingan dan kata konseling yang telah

dibahas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari bimbingan

dan konseling adalah pemberian bantuan dari pembimbing kepda yang

dibimbing secara terus-menerus dan sistematis agar individu tersebut

menjadi pribadi yang mandiri dengan menanamkan kepercayaan diri

sendiri dalam memperbaiki tingkah laku untuk mencapai kesejahteraan

hidupnya.

2. Tujuan bimbingan konseling

Tujuan pelayanan bimbingan konseling pada intinya ialah agar orang

yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki

pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain,

12

mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri akibat dan

konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

Mochamad Nursalim (2015:21-22) Tujuan daripada bimbingan dan

konseling yaitu terbagi pada dua bagian ialah tujuan umum dan tujuan

khusus:

1. Tujuan umum Tujuan umum yaitu untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilkinya (misalnya kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (misalnya keluarga, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntunan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini tujuannya yaitu membantukan individu itu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya. Karena insan seperti inilah adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan dan ia juga menjadi insan yang mempunyai intelektual yang tinggi.

2. Tujuan khusus yaitu: Tujuan khusus yaitu merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan konfleksitas permasalahannya itu. Karena masalah individu itu mempunyai banyak sekali macam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya dan masing-masing bersifat unik.

Tujuan bimbingan konseling adalah agar peserta didik lebih

memahami dirinya sendiri baik dari kekurangan maupun kelebihannya dan

membantu peserta didik untuk berani dalam mengambil keputusan yang

baik untuk dirinya.

3. Macam-macam layanan bimbingan konseling

Daryanto dan Mohammad Farid (2015:56-58), layanan bimbingan

konseling adalah:

13

a. Layanan orientasi Layanan orientasi yaitu bimbigan dan konselig yang membantu peserta didik memahami lingkugan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperrlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.

b. Layanan informasi Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, social, belajar, dan pendidikan berkelanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

c. Layanan penempatan dan penyaluran Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat si dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/ pendalaman minat, program latihan, dan kegiatan ekstra kurikuler secara terarah, objektif dan bijak.

d. Layanan bimbingan belajar Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek dan tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

e. Layanan perseorangan Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.

f. Layanan bimbingan kelompok Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pribadi, kemampuan dan hubungan social, kegiatan belajar, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

g. Layanan konsultasi Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter cerdas dan terpuji.

14

Macam-macam layanan bimbingan konseling meliputi layanan

orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar,

konseling perseorangan, bimbingan kelompok dan layanan konsultasi.

4. Fungsi bimbingan konseling

Mochamad Nursalim (2015:22-24) fungsi bimbingan konseling adalah:

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman bagi peserta didik tentang diri dan lingkungannya

2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK dalam upaya mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan.

3. Fungsi pebaikan, yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak kembali

4. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.

5. Fungsi penyaluran, merupakan fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

6. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari

bimbingan dan konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri

(peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi bimbingan konseling

sebagai perbaikan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika

mendapatkan suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang

menyebabkan peserta didik itu pesimis atau rendah diri.

15

5. Prinsi-prinsip bimbingan dan konseling

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling menurut Shertzer & Stone

dalam Mochamad Nursalim (2015:24-25) adalah:

a. Bimbingan berkenaan terutama dengan perkembangan pribadi

individu.

Umumnya, pendidikan sekolah memusatkan perhatian pada

perkembangan intelektual. Komponen emosi dan pribadi menerima

perhatian hanya jika laju perkembangan intelektual terhambat.

Kehas (1970) sangat merekomendasikan bahwa perkembangan

pribadi menjadi perhatian utama bagi praktisi bimbingan dan

pengembangan intelektual menjadi fokus utama bagi guru.

Karakteristik program bimbingan, dengan demikian harus diarahkan

untuk membantu peserta didik memperoleh pengetahuan tentang

dirinya dan memahami pengalamannya. Dengan cara demikian,

bimbigan dapat dikonseptualisasikan sebagai program sekolah

yang memampukan setiap peserta didik untuk menciptakan makna

bagi kehidupannya.

b. Bimbingan memusatkan perhatian pada dunia subjektif peserta

didik.

Dikarenakan bimbingan berkenaan denga perkembangan pribadi

peserta didik, maka pusat perhatian bimbingan adalah dunia pribadi

peserta didik. Para pembimbing dan konselor menggunakan

beragai teknik penilaian dan data peserta didik guna memahami

16

dunia internal mereka. Oleh karena itu, proses dan praktik

bimbingan harus dirancang untuk membantu peserta didik

memahami dunia pribadi (dunia subjektif) dan kondisi lingakungan

eksternalnya dengan baik.

c. Bimbingan diarahkan pada kerja sama bukan paksaan.

Peserta didik tidak dapat dipaksa untuk menerima bimbingan.

Sebaliknya, bimbingan harus dilaksanakan atas dasar persetujuan

dan kerelaan dari individu-individu yang terlibat. Persetujuan

tersebut harus harus dinyatakan secara eksplisit dan implicit. Jika

peserta didik tidak tersedia untuk menerima bantuan atau mengikuti

rujukan guru atau ornag tua, maka menjadi tugas pembimbing

menangani keengganan atau penolakan tersebut. Bimbingan selalu

bergantung pada motivasi individu untuk menerima bantuan dan

keinginan untuk berubah alih-alih bergantung kepada tekanan,

paksaan, atau ancaman.

d. Setiap manusia memiliki kesanggupan untuk mengembangkan

dirinya sendiri.

Banyak ahli dan praktisi bimbingan belakangan, khususnya yang

menggunakan pendekatan humanistik, mengakui bahwa individu

memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya dan bahwa

perilaku dan sikap-sikap tertentu memengaruhi dan dipengaruhi

oleh semua bidang (aspek) individu. Perubahan perilaku peserta

didik paling baik terjadi melalui keterlibatan aktif peserta didik.

17

e. Bimbingan didasarkan pada hak-hak dan nilai-nilai pribadi individu

di samping kebebasan individu untuk memilih.

Setiap individu adalah unik dan memiliki nilai-nilai,hak-hak pribadi,

dan kebebasab untuk membuat pilihan dan menentukan jalan

hidupnya sendiri. Ini harus diterima dan dihargai oleh para

pembimbing, terutama pada nilai tertinggi dan posisi sentral

individu. Individu harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

memilih tujuan hidup dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Inti

dari kebebasan adalah mandiri dalam membuat pilihan dan/atau

keputusan. Kebebasan untuk membuat pilihan dan melakukan

aktifitas sesuai dengan pilihan tersebut adalah esensial bagi

perkembangan pribadi. Dengan menggunakan kebebasan yang

dimilikinya, peserta didik akan mengembangkan suatu perasaan

tanggung jawab dan pengendalian diri.

f. Bimbingan merupakan suatu proses pendidikan yang berkelanjutan

dan terus-menerus.

Bimbingan harus diberikan dari jenjang sekolah dasar hingga

perguruan tinggi, bahkan terus berlangsung sepanjang hayat

individu. Untuk itu, bimbingan harus diintegrasikan ke dalam

program sekolah secara keseluruhan.

Prinsip-prinsip dasar bimbingan merupakan suatu asumsi mendasar

atau suatu sistem keyakinan berkenaan dengan profesi (peran, fungsi)

dan kegiatan bimbingan konseling.

18

B. Akhlak

1. Pengertian akhlak

Hamzah Ya’kub (1983:11) secara etimologi perkataan Akhlak

berasal dari bahasa Arab, jama’ dari “khuluqun” yang menurut lughat

diartikan sebagai budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabiat.

Menurut Hamzah Ya’kub dalam Ahmad Amin (1983:12) akhlak

adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan

apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepda yang lainnya

menyatakan tujuan yang harus ditinjau oleh manusia dalam perbuatan

mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat.

Imam Al-Ghazali dalam Zakiah Darajat (2001:68) pengertian akhlak

dalam ensiklopedia islam akhlak juga diartikan sebagai suatu keadaan

yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-

perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan,

atau penelitian.

Dalam pengertian sehari-hari, kata-kata akhlak biasa diartikan

dengan perbuatan baik. Akhlak disamakan dengan adab, sopan santun,

moral, dan bidi pekerti. Tetapi penamaan suatu sebagai akhlak yang baik

dalam Islam, harus mengandung dua unsur. Pertama, pada perbuatan itu

sendiri, yaitu harus adanya aspek yang memperhalus, memperindah,

memperbagus, atau menampilkan sesuatu dalam bentuk yang lebih baik

dari tindakan. Kedua, harus ada aspek motivasi atau niat yang baik. Maka

19

suatu perbuatan tampaknya baik, seperti menyumbang dalam jumlah

besar untuk kepentingan social, tidak dinamakan akhlak jika dilakukan

dengan motivasi untuk popularitas pribadi yang bersangkutan.

Rosihon Anwar (2014:206). Adapun pengertian akhlak menurut

ulama akhlak adalah:

a. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin

b. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengatur pergaulan manusia dan menenukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.

Alquran menggambarkan akidah orang-orang beriman, kelakuan

mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tertib, adil,

luhur, dan mulia. Berandingan dengan perwatakan orang-orang lkafir dan

munafik yang jelek dan merusak. Gambaran mengenai akhlak yang mulia

dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia sepanjang sejarah.

Alquran juga menggambarkan perjuanga para rasul untuk menegakkan

nilai-nilai mulia dan murni di dalam kehidupan dan bagaimana mereka

ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba

menggoyahkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan

yang luhur dan murni itu.

Pribadi Rasulullah SAW adalah contoh yang paling tepat untuk

dijadikan teladan dalam membentuk pribadi yang akhlakul karimah.

20

Firman Allah dalam surah al-ahzab ayat 21:

Tejemahna:

“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Kemenag RI 2015-2016) Definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas memperlihatkan

bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang tertanan dalam jiwa berupa

keinginan kuat yang melahirkan perbuatan secara langsung tanpa

memerlukan pemikiran-pemikiran. Perubahan jiwa itu dakalanya

merupakan sifat alami yang didorong oleh fitrah manusia untuk melakukan

sesuatu perbuatan atau tidak melakukannya seperti rasa takut dan

sebagainya.selain itu suasana jiwa ada kalanya juga disebabkan oleh adat

istiadat seperti membiasakan berkata benar secara terus-menerus, maka

jadilah suatu bentuk akhlak yang tertanam dalam jiwa.

1. Macam-macam akhlak

Rosihon Anwar (2014:212) Akhlak dapat dibagi berdasarkan

sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi

menjadi dua bagian:

21

a. Akhlak mahmudah

“Baik” dalam bahasa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris

disebut “good”. beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian

“baik” sebagai berikut”:

1) Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.

2) Baik berarti menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,

kesenangan persesuaian,

3) Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau

nilai yang diharapkan dan member keputusan.

4) Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan

rahmat,member perasaan senang atau bahagia, bila ia

dihargai secara positif

Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang

merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT.

Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Orang yang

memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena

dapat melahirkan sifat saling tolong-menolong dan menghargai

sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-

muluk, melainkan akhlak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari

hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang

sewajarnya.

Macam-macam akhlak mahmudah:

1) Bersifat baik

22

2) Bersifat benar, benar ialah memberitahukan (menyatakan)

sesuatu yang sesuai dengan apa-apa yang terjadi

3) Bersifat amanah, amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati,

kepercayaan dan kejujuran.

4) Bersifat kasih sayang, pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-

rahman) adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada

makhlukNya. Ruang lingkup ar-rahman dapat diutarakan dalam

beberapa tingkatan:

a) Kasih sayang dalam lingkungan keluarga

b) Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan masyarakat

c) Kasih sayang dalam lingkungan bangsa

d) Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan

5) Bersifat hormat, hormat (al-iqtishad) ialah menggunakan segala

sesuatu yang tersedia berupa sikap mental seseorang, dapat

menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.

6) Bersifat kuat, kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul

karimah yaitu kekuatan pribadi manusia yang meliputi kekuatan

fisik dan jasmani, kekuatan jiwa dan akal.

7) Bersifat malu, malu adalah malu terhadap Allah dan malu

kepada dirinya sendiri apabila melanggar peraturan-peraturan

Allah.

8) Menjaga kesucian diri, menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah,

dan perbuatan keji lainnya.

23

9) Menepati janji, janji ialah suatu ketepatan yng dibuat dan

disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri

untuk dilaksanakan suatu ketetapannya.

b. Akhlak mazmumah

1) Sifat dengki, dengki menurut bahasa berarti menaruh

perasaan marah karena sesuatu yang amat sangat kepada

kekurangan orang lain

2) Sifat iri hati, iri hati berarti merasa kurang senang melihat

kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain

beruntung, cemburu dengan keuntungan orang lain, tidak

rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan

3) Sifat angkuh, sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari

orang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau

mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar,

lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih beruntung

dari yang lainnya.

4) Sifat riya, riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin

mendapat pujian dari orang lain, agar dipercayai orang lain,

agar ia dicintai orang lain, karena ingin dilihat orang lain.

2. Tujuan Akhlak

Rosihon Anwar (2014:211-212) Pada dasarnya, tujuan pokok

akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku,

berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam.

24

Disamping itu setiap muslim yang berakhlak yang baik dapat memperoleh

hal-hal berikut:

a. Ridha Allah SWT

Orang yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam, senantiasa

melaksanakan segala perbuatannya dengan hati yang ikhlas,

semata-mata karena mengharapkan ridha Allah.

Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

Artinya:

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).

b. Kepribadian muslim

Segala perilaku muslim, baik ucapan, perbuatan, pikiran,

maupun kata hatinya mencerminkan sikap ajaran islam.

Allah berfirman dalam surah fushshilat ayat 33

Terjemahnya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah dengan keikhlasan, akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela”. (Kemenag RI 2015-2016)

25

c. Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan tercela.

Dengan bimbingan hati yang diridhai Allah dengan keikhlasanya,

akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang

antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari

perbuatan tercela.

Anwar Masy’ari (1990:4) tujuan akhlak adalah hendak menciptakan

manusia sebagai mahluk yang tinggi dan sempurna dan membedakannya

dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang

berakhlak baik bertindak-tanduk yang baik terhadap manusia, terhadap

sesame mahluk Tuhan. Sedangkan yang hendak dikendalikan oleh akhlak

adalah tindakan lahir.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak adalah untuk

menanamkan rasa taqwa kepada Allah SWT dan mengembang rasa

kemanusiaan kepada sesame serta membawa anak didik kepada

pembinaan moral yang tinggi dan pengembangan bakat, sehingga anak

itu merasa lega dan tenang dalam pertumbuhan jiwanya tidak goncang.

Karena kegoncangan jiwa dapat menyebabkan mudah terpengaruh oleh

tingkah laku yang kurang baik

26

BAB III

METEODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan

pendekatan kualitatif kemudian penelitian dianalisis dengan analisis

deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran tentang peranan guru

bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2

Anggeraja Kabupaten Enrekang.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini megambil lokasi di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten

Enrekang dengan pertimbangan bahwa kurang berperannya guru

bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa. Penempatan

lokasi penelitian berdasarkan pokok permasalahan pada peranan guru

bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2

Anggeraja Kabupaten Enrekang. Adapun yang menjadi objek penelitian

yaitu guru bimbingan dan konseling dan siswa di SMPN 2 Anggeraja

Kabupaten Enrekang.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah bagian yang akan diteliti. Menurut

Suharsimi Arikunto (2003:91), fokus penelitian adalah penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian atau penelitian.

Fokus merupakan bagian penting dari suatu penelitian, karena

merupakan objek penelitian atau menjadi titik perhatian penelitian. Sesuai

27

dengan judul dan rumusan penelittian ini, maka yang menjadi fokus

penelitian adalah peranan guru bimbingan dan konseling terhadap

perubahan akhlak siswa. Fokus ini diambil untuk mengetahui peranan

guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN

2 Anggeraja Kabupaten Enrekang.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam rangka memberikan pemahaman lebih jauh dan menghindari

kesalahan dan pengertian maka peneliti menguraikan deskripsi fokus

penelitian yang mengacu pada item penelitian. Definisi fokus penelitian

dari judul yang akan diteliti adalah:

1. Peranan guru bimbingan dan konseling adalah tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling yang

bertanggung jawab dalam mendidik, mengarahkan siswa kearah

yang lebih baik.

2. Perubahan akhlak siswa adalah perubahan tingkah laku, budi

pekerti siswa baik itu tingkah laku dari baik ke buruk atau sebaliknya

dari buruk ke baik.

E. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:292) dalam penelitian kualitatif, sampel

sumber data dipilih secara porpuse dan bersifat snowball sampling.

Penentuan sampel summber data, pada proposal masih bersifat

sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian lapangan.

Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang

28

yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang

diteliti, sehingga mampu membuka pintu kemana saja peneliti akan

melakukan pengumpulan data. Data primer adalah data asli yang

dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya.

Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh.

(Suharsimi Arikunto, 2002:107). Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini

jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,

foto dan statistik. Sumber data itu menunjukkan asal informasi.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagaiberikut:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2005: 62)

Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting, bukan

sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik

informasi, sebagai sumber informasi (key informan). Data diartikan

sebagai fakta atau informasi yang diperoleh dari yang didengar,

diamati, dirasa dan dipikirkan peneliti dari aktivitas dan tempat yang

diteliti. Sumber data primer di SMPN 2 Anggeraja Kabupaten

Enrekang adalah guru bimbingan dan konseling dan siswa kelas

VIII. Dukungan kedua subyek primer ini berkait langsung dengan

permasalahan yang menjadi faktor dalam penelitian ini.

29

2. Sumber data sekunder

Menurut Sugiyono (2005:62) Sumber sekunder merupakan sumber

data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data dari sumber

sekunder atau informan pelengkap ini berupa cerita dari lingkungan

sekolah maupun luar sekolah seperti masyarakat ataupun orang

tua, penuturan atau catatan mengenai model pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. (Sugiyono,

2015: 305)

Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pedoman observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan

indra manusia disertai dengan melakukan pencatatan secara

sistematis. (Sudikan,1991:36)

Metode observasi sering disebut pengamatan dan sifatnya secara

langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan obyek penelitian

dan juga merupakan cara yang efektif dalam rangka

menyumbangkan ilmu pengetahuan dengan keadaan sebenarnya.

30

2. Pedoman wawancara(Interview)

Menurut Sugiyono (20015: 194) Wawancara merupakan suatu

teknik pengumpulan data dengan percakapan atau tanya jawab

secara langsung dengan sumber data (obyek yang diteliti). Metode

ini tepat sekali digunakan untuk mendapatkan data-data yang

kongkrit atau dengan kata lain interview. Interview adalah proses

tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara langsung

informasi-informasi atau yang senada dengan itu. metode interview

adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi interview merupakan

semacam perlengkapan untuk mendapatkan informasi.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (1992: 206) metode dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini

digunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi,

data-data guru dan identitas siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah jenis penelitian Field research yaitu metode yang

digunakan dalam pengumpulan data dengan jalan mengadakan penelitian

langsung di lapangan terhadap masalah yang erat hubungan dengan

judul, dalam hal ini digunakan teknik sebagai berikut:

31

1. Observasi, digunakan dalam pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan terhadap masalah-masalah yang

diperlukan untuk dicatat secara sistematis agar diperoleh

gambaran yang jelas dan memberikan petunjuk untuk

memecahkan masalah yang diteliti.

2. Wawancara sering pula disebut kuisioner lisan, yaitu sebuah

dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi

dari orang yang diwawancarai .

3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari

literatur dan informasi yang berkaitan dengan masalah

penelitian.

4. Triangulasi, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh

dengan menguji kredibilitas data melalui berbagai teknik

pengumpulan data dan berbagai sumber data.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan sensor

data yaitu sebelum data diolah baik melalui kuesioner ataupun interview

perlu diadakan sensor terhadap data atau informasi-informasi yang tidak

penting atau tidak relevan dengan tujuan penelitian ataupun dengan

melengkapi data-data yang dianggap kurang lengkap.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong

(2004:126) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci

usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis

32

(ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.

Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak

mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara

bersamaan, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti

dengan pengumpulan data ulang.Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,selama dilapangan dan

setelah proses pengumpulan data.

Keperluan untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan

teknik analisis sesuai dengan sifat dan jenis data yang ada, serta tujuan

dalam pembahasan dalam skripsi ini, yaitu dengan menggunakan analisis

data deskriptif, yaitu cara menganalisa dengan pemikiran logis, teliti,

sistematis terhadap semua data yang berhasil dikumpulkan dengan

mengidentifikasi, kategorisasi dan interpretasi.

Proses analis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen

utama, yaitu:

1. Reduksi data (Data Reduction) ) yang berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari

tema dan polanya. Hal ini untuk memudahkan peneliti dalam

mengumpulkan data selanjutnya karena reduksi ini memberikan

gambaran yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data display) dalam penelitian ini penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara

33

kategori, flowchart dan sejenisnya, tetapi yang sering dipakai

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data ini

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut

3. penarikan kesimpulan (Verifikasi), teknik ini merupakan rangkaian

analisis data puncak, dan kesimpulan membutuhkan verifikasi

selama penelitian berlangsung. Oleh karena itu ada baiknya suatu

kesimpulan ditinjau ulang dengan cara memverifikasi kembali

catatn-catatan selama penelitian dan mencari pola, tema, model,

hubungan dan persamaan untuk ditarik sebuah kesimpulan.

Teknik pengolahan data merupakan bagian yang sangat penting

dalam metode penelitian karena dengan pengolahan data, data tersebut

dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah

penelitian.

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran umum SMPN 2 Anggeraja

SMPN 2 Anggeraja sebagai salah satu lembaga pendidikan

menengah pertama yang mulai didirikan atas usulan masyarakat setempat

kepada pemerintah kabupaten. Sehingga kehadiran SMPN 2 Anggeraja

sebagai bentuk animo atau peran serta masyarakat sebagai wujud nyata

kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Hal ini

sesuai yang di kemukakan oleh Djamaluddin,SH selaku komite sekolah

SMPN 2 Anggeraja, bahwa:

“Kehadiran lembaga pendidikan pada suatu daerah adalah merupakan upaya untuk meningkatkan pendidikan masyarakatnya, seperti halnya dengan SMPN 2 Anggeraja. Kehadiran lembaga pendidikan tersebut adalah animo masyarakat terhadap kelanjutan pendidikan setiap tahunnya”.

Atas dasar tersebut di atas, maka pemerintah dalam hal ini

Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang bekerjasama

dengan pemerintah daerah Kabupaten Enrekang mendirikan sekolah

menengah pertama, kini dengan kehadiran SMPN 2 Anggeraja sebagai

lembaga pendidikan tingkat umum telah banyak memberikan sumbangsih

terhadap kemajuan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat dan Negara.

Dalam perkembangan selanjutnya, SMPN 2 Anggeraja semakin

memperlihatkan mutu alumninya. Sehingga SMPN 2 Anggeraja tersebut

menjadi perhatian dari kalangan masyarakat hal ini terlihat setiap

35

tahunnya jumlah peserta didik setiap tahunnya terus bertambah, dan

sampai sekarang ini terus memacuh peningkatan kualitas siswanya.

SMPN 2 Anggeraja adalah balai pendidikan Negeri. Sekolah ini

mulai didirikan pada tanggal 17 februari 1979 di jalan pendidikan No.9

Malua kabupaten Enrekang, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada profil

sekolah.

2. Profil Sekolah

Identitas sekolah

1. Nama Sekolah : SMPN 2 Anggeraja

2. Nama Kepala Sekolah : Makmur Alam S.pd, M.pd

3. NPSN : 40305798

4. Kode Pos : 91756

5. Jenjang : SMP/SMPN

6. Tipe/ Akreditasi : Negeri/ A

7. Alamat : Jl. Pendidikan No. 9 Malua

8. Kecamatan : Malua

9. Kabupaten : Kab. Enrekang

10. Provinsi : Sulawesi Selatan

11. Email : [email protected]

3. Visi dan Misi

a. Visi : Sehat dan unggul dalam imtaq, iptek, unggul dalam

prestasi, tinggi dalam budi pekerti dengan berbudaya

lingkungan

36

b. Misi :

a) Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik

c) Meningkatkan nilai UN

d) Mengembangkan kreativitas anak dan meningkatkan

motivasi belajar siswa

e) Menumbuhkan sikap dan karakter yang berbudaya

lingkungan

f) Menciptakan suasana belajar yang bersih dan sehat

g) Meningkatkan tata krama personil

h) Meningkatkan hubungan baik dengan dewan sekolah

4. Struktur organisasi Kepengurusan SMPN 2 Anggeraja

Dalam mengembangkan visi dan misi SMPN 2 Anggeraja

diperlukan adanya lembaga kepengurusan yang baik antara pimpinan,

sekretaris, bendahara serta para wali kelas. Dalam kepengurusan ini

kepala sekolah selaku pimpinan yang diharapkan dapat menjadi tauladan

bagi para pengurus dibawahnya sehigga dalam pencapaian tujuan dari

visi dan misi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka dibentuklah

sebuah stuktur organisasi pengurus. Untuk mengetahui struktur organisasi

kepengurusan SMPN 2 Anggeraja akan disajikan dalam bentuk bagan

sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah : Makmur Alam,S.Pd, M.Pd

2. Dewan Komite : Djamaluddin,SH

37

3. Wakasek Urusan Kurikulum : Mushab,S.Pd

4. Wakasek Urusan Kesiswaan : Suhermi,S.Pd, M.Si

5. Wakasek Urusan Sarpra : Dra.Jasmani Abbas

6. Wakasek Humas : Arfiah Salam, S.Ag

5. Keadaan Tenaga Pendidik SMPN 2 Anggeraja

Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting

dalam menyelenggarakan pendidikan. Salah satu unsur penting tenaga

kependidikan adalah mengajar berdasarkan kualifikasinya sebagai tenaga

pengajar. Setiap tenaga pengajar harus memiliki kemampan professional

dalam proses belajar mengajar.

Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan merupakan

sosok yang diteladani peserta didik dan memegang peranan penting

dalam pelaksanaan kurikulum di kelas pada proses belajar mengajar.

Kreativitas guru sangat besar terhadap keberhasilan atau kegagalan anak

pada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap lembaga

pendidikan dituntut akan kreativitas guru pada suatu bidang yang sesuai

dengan latar belakang pendidikannya.

SMPN 2 Anggeraja memiliki sejumlah guru yakni 17 orang jumlah

ini masih terbilang kurang dari jumlah guru yang dibutuhkan. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

38

Tabel I

Daftar Tenaga Pendidik SMPN 2 Anngeraja

No

Nama Guru

Jabatan

Mata Pelajaran

1

Makmur Alam, S.Pd, M.Pd

Kepala Sekolah

PAI+BTA

2

Suhermi, S.Pd,M.Si

Wk.Ur. Kurikulum

Seni Budaya

3

Mushab, S.Pd

Wk.Ur. Kesiswaan

Matematika

4

Dra.Jasmani Abbas

Wk.Ur. Sarpra

IPS

5

Arfiah Salam, S.Ag

Wk.Ur. Humas

PAI+BTA

6

Azizah Rauf, S.Pd

Guru PNS

Bhs.Indonesia

7

Supadi Harjo, S.Pd

Guru PNS

Matematika

8

Basri, S.Ag

Guru PNS

BP/BK

9

Hamsa Harkam, S.Pd

Guru PNS

TIK

10

Fitriyana, S.Pd

Guru PNS

PKn

11

Badaria Desa, S.Pd

Guru PNS

Bhs.Inggris

12

Rahmawati, S.Pd

Guru Non PNS

Penjaskes

13

Drs.Jemma

Guru PNS

IPS

14

Arsudin Addas, S.Pd

Guru PNS

IPA

15

Haisyah M, S.Pd

Guru PNS

Bhs.Inggris

16

Anggaeni,S.Pd

Guru Non PNS

Pkn

17

Suhada, S.Pd

Guru PNS

Penjaskes

Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017

39

6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja

Kelangsungan pendidikan formal tidak saja oleh siswa dan guru,

akan tetapi ditentukan oleh tersedia tidaknya sarana dan prasarana yang

menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMPN 2

Anggeraja dalam menunjang terlaksananya pendidikan dan pengajaran

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II

Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 2 Anggeraja

No

Tempat

Keterangan

Jumlah

Baik

Rusak

1 Ruang Kepala Sekolah

- 1

2

Ruang Tata Usaha

-

1

3

Ruang Perpustakaan

-

1

4

Ruang Lab. IPA

-

1

5

Ruang Kesenian

-

1

6

Ruang Guru

-

1

7

Ruang BP / BK

-

1

8

Ruang Kelas

-

18

9

Kelas (Rehab)

-

3

10

Mushallah

-

1

Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017

40

7. Keadaan Peserta Didik SMPN 2 Anggeraja

Peserta didik merupakan salah satu komponen yang tidak kalah

penting dengan guru. Peserta didik merupakan suatu organism yang

sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi

manusiawi yang harus dikembangkan melalui lembaga pendidikan dalam

proses pembelajaran.

Untuk mengetahui keadaan siswa SMPN 2 Anggeraja tahun ajaran

2016/2017 dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel III

Jumlah Siswa(i) SMPN 2 Anggeraja Tahun ajaran 2016/ 2017

Ket

Banyaknya Siswa

Total

Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX L

P

Jml

L

P

Jml

L

P

Jml

L

P

Jml

Jml Siswa

47

39

86

37

36

73

35

38

73

119

113

232

Sumber Data : Tata Usaha SMPN 2 Anggeraja 2016/ 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa SMPN 2 Anggeraja tahun ajaran

2016/2017 berjumlah 232 siswa(i), yang terdiri dari kelas VII berjumlah 86

siswa(i), kelas VIII dengan jumlah 73 siswa/I, serta kelas IX dengan jumlah

73 siswa(i). adapun yang menjadi peserta didik SMPN 2 Anggeraja adalah

SD/MI baik nereri maupun swasta.

41

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Siswa di SMPN 2 Anggeraja

Pentingnya pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah sangat

berpengaruh pada upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya .

Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang

integral dari keseluruhan proses pendidikan di selokah. Oleh karena itu,

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab

bersama antara personel sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor,

dan pengawas. Kegiatan bimbingan dan konseling mencakup banyak

aspek dan saling kait mengait, sehingga tidak memungkinkan jika layanan

bimbingan dan konseling hanya menjadi tanggung jawab konselor saja.

Hasil wawancara peneliti dengan bapak Makmur Alam S.pd, M.pd

selaku kepala sekolah SMPN 2 Anggeraja menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja disesuaikan dengan kurikulum 2016 (KTSP) yang juga disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan masing-masing konpetensi dasar (KD). (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja disesuaikan dengan kurikulum

dan disertai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk

melancarkan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling. Tanpa

adanya kurikulum proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

42

Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling

SMPN 2 Anggeraja, beliau mengungkapkan:

“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja yaitu dengan melakukan kegiatan bimbingan konseling, adapun kegiatan bimbingan dan konseling yaitu pelaksanaan layanan orientasi, informasi, bimbingan kelompok, individu dan melakukan penanganan kasus” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Penjelasan dari wawancara diatas tentang pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling yaitu:

1.) Pelaksanaan layanan orientasi dilakukan agar siswa memahami

lingkungan sekolah barunya untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya siswa di sekolah, biasanya dilakukan diawal tahun ajaran

dengan tujuan agar tercapai fungsi penyesuaian dimana siswa

menemukan lingkungan baru yang dianggap asing oleh mereka.

2.) Pelaksanaan layanan informasi diberikan dengan tujuan agar anak

memahami beberapa informasi yang dapat dipergunakan dalam

pengambilan keputusan bagi peserta didik, khususnya yang

berhubungan dengan masalah belajar, melanjutkan studi, karier dan

lain-lain.

3.) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Hal ini bertujuan untuk

mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa.

43

4.) Pelaksanaan layanaan individu dilakukan untuk membantu peserta

didik dalam menghadapi kesulitan, baik yang berhubungan dengan

pendidikan, keluarga maupun sosial.

5.) Melakukan penanganan kasus. Hal ini dilakukan pada peserta didik

yang bermasalah dengan pendekatan yang baik, bertolak dari latar

belakang terjadi masalah tersebut. Bimbingan ini dilakukan dengan

penerapan prinsip penekanan positif sebagai upaya membantu

peserta didik menemukan kebenaran dan meninggalkan perilaku

negatifnya.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dibuat agar dapat

mencegah masalah-malasah yang terjadi kepada peserta didik. masalah

seringkali timbul karena ada sesuatu hal yang melatarbelakanginya dan

banyak sekali faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah

pada peserta didik. untuk mengatasi masalah tesebut diperlukan kegiatan

pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling

SMPN 2 Anggeraja, beliau mengungkapkan:

“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMPN 2 Anggeraja berjalan dengan cukup baik dan cenderung mengalami peningkatan meskipun belum sempurna namun sudah banyak peningkatan dari pihak sekolah maupun dari pihak siswa selaku peserta didik, peningkatan dari pihak sekolah yaitu dengan semakin bagusnya penyediaan media pembelajaran, intensitas perhatian sekolah akan pendidikan dan pembinaan keagamaan peserta didik yang semakin bagus dan peran-peran guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang semakin meningkat.

44

Peningkatan yang ditujukan oleh peserta didik yaitu kesadaran siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiata keagamaan semakin meningkat.” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan

bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja mengalami peningkatan

dalam hal bimbingan konseling, hal ini terjadi karena adanya kerjasama

yang baik antara pihak sekolah, guru dan peserta didik.

Berdasarkan wawancara dengan Rani Saputri R, siswa kelas IX A

menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sudah cukup baik karena sudah mampu menjawab masalah-masalah siswa baik itu masalah pribadi maupun masalah-masalah lainnya melalui proses bimbingan konseling dan kegiatan keagamaan yang ada di sekolah. kami para siswa sangat senang dengan adanya penyediaan media pembelajaran yang semakin bagus” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan bimbingan dan konseling SMPN 2 Anggeraja sudah baik

karena sudah mampu menjawab masalah-masalah siswa baik itu masalah

pribadi ataupun masalah lainnya melalui bimbingan konseling

keagamaan..

Pada obsevasi yang penulis lakukan di SMPN 2 Anggeraja di kelas

IX A pada hari senin 18 juli 2016 pukul 09.15:

Kegiatan pelaksanaan bimbingan konseling oleh bapak Basri S.Ag

selaku guru bimbingan konseling (BK) di SMPN 2 Anggeraja, yaitu diawali

dengan salam dan do’a dan selanjutnya dilanjutkan dengan tadarrus Al-

45

qu’an selama 15 menit sebelum masuk materi pembelajaran. Setelah itu

guru memberikan apersepsi dan beberapa pertanyaan mengenai contoh-

contoh akhlak yang baik. Guru memberikan pelajaran dengan

menggunakan beberapa metode yaitu ceramah, tanya jawab, dan

pemberian tugas. Kemudian diakhir pembelajaran guru menutup dengan

bacaan hamdalah dan salam.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMPN 2 Anggeraja

Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada faktor

pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi.

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

bapak Basri S.Ag beliau menjelaskan bahwa:

“Ada beberapa faktor pendukung pada pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa, yaitu: Sumber Daya Manusia (SDM), tenaga pendidik yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang luas menjadikan suasana pembelajaran nyaman, perpustakaan yang dapat menarik minat siswa untuk membaca, mushallah yang cukup untuk menampung seluruh siswa dan guru dalam melaksanakan shalat dhuhur berjamaah dan digunakan untuk kegiatan keagamaan seperti praktek ibadah, siswa yang disiplin dan tepat waktu dating di sekolah, lingkungan yang religius seperti membaca alqur’an secara bergantian sebelum memulai pelajaran. Mengucapkan salam ketika masuk ruang guru atau ruang kelas. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

faktor sarana dan prasarana yang memadai seperti tersedianya ruang

kelas, perpustakaan dan mushallah serta ditunjang guru-guru yang

46

professional yang dapat membimbing peserta didik agar setiap peserta

didik memiliki akhlak yang baik.

2. Faktor Penghambat

Disamping adanya faktor pendukung kegiatan bimbingan dan

konseling juga ada faktor yang menghambat dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling. Adapun faktor penghambat pelaksanaan

bimbingan konseling berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak

Makmur Alam S.pd, M.pd selaku kepala sekolah SMPN 2 Anggeraja

menjelaskan bahwa:

“Faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu maraknya dunia inormasi, mulai dari radio, televisi sampai kepada internet yang dengan mudah dapat diakses. Apa yang diinginkan mulai dari hal-hal yang baik hingga sesuatu yang buruk sekalipun semuanya ada dan tanpa bersusah payah didapatkan dan siswa SMPN 2 Anggeraja sebagian besar sudah mengenalnya tetapi belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik yang semua ini nantinya akan berdampak buruk bagi siswa-siswa baik pada perkembangan pola fikir serta akhlak yang dulunya baik akan ambrok. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Dari wawancara penulis dengan bapak Basri S.Ag tentang faktor

penghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu:

“Salah satu faktor penghambat pelaksanaan bimbingan konseling di SMPN 2 Anggeraja yaitu kurangnya perhatian orang tua, sebagian besar orang tua beranggapan bahwa tugas pendidikan sepenuhnya telah diserahkan kepada pihak sekolah. sehinnga anak akan merasa kurang perhatian, kasih sayang dari orang tua. Akibatnya anak-anak mencari kesenangan sendiri dengan bermain dengan teman-temannya tanpa adanya pengawasan dari orang tua, sebagian orang tua yang lain lebih memanjakan anaknya sehingga apa saja yang dilakukan anaknya dibiarkan, bahkan didukung meskipun hal tersebut kurang baik yang akan berdampak negatif pada anaknya” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

47

Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di sekolah ini

sebagian dari siswanya banyak yang mengalami kekacauan dalam

keluarga. Hal ini dapat dibuktikan ketika siswa diajak untuk belajar

memecahkan masalah dengan mencari masalah atau fenomena yang

ada. Siswa akan mengungkapkan apa-apa yang menjadi masalah dalam

kehidupan mereka dan mencari jalan keluarnya. Apabila terdapat banyak

masalah di dalam keluarganya maka akan mengakibatkan siswa

melenceng dari hal-hal yang tidak diinginkan terutama dalam akhlaknya

serta mengganggu proses belajar siswa tersebut.

Orangtua adalah teladan pertama bagi pertumbuhan akhlak anak,

keyakinan-keyakinan, pemikiran dan akhlak orangtua dengan sendirinya

memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku

anak. Karena kepribadianmanusia muncul berupa lukisan-lukisan pada

berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Orangtua

yang harus melaksanakan tugasnya dihadapan anaknya dengan

memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga

khususnya orang tua sangatlah penting bagi perkembangan perilaku

akhlak anak-anaknya , orangtua tentunya tidak ingin anaknya memiliki

akhlak atau perilaku nakal dan tidak baik. Orang tua mempunyai peran

sebagai pendidik ketika anaknya dirumah.Orang tua dalam hal ini adalah

orang-orang dewasa yang ada didalam sebuah keluarga yang sudah

48

pantas untuk mendidik dan merawat ketika di rumah. Apabila seorang

anak dididik dengan baik maka akan menghasilkan sikap dan sifat yang

baik pula.

D. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Perubahan Akhlak Siswa di SMPN 2 Anggeraja SMPN 2 Anggeraja merupakan salah satu pendidikan yang terpercaya

dari pihak masyarakat khususnya orang tua, Yang membutuhkan bantuan

demi pendidikan anaknya. Salah satu tujuannya yaitu agar anaknya

menjadi anak soleh/salehah yang berakhlakul karimah. Guru bimbingan

dan konseling sebagai pemegang utama tanggung jawab terhadap

perubahan akhlak siswa memiliki tugas yang sangat berat. Oleh karnanya

peranan guru bimbingan dan konseling sangat penting terhadap

perubahan akhlak siswa.

Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan konseling siwa di

SMPN 2 Anggera:

“Adapun peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja antara lain Peranan Guru Bimbingan Konseling Sebagai Pembimbing, Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai figur, serta Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai penasehat.

Berikut adalah penjelasan dari hasil wawancara diatas tentang

peranan guru bimbigan dan konseling terhadap perubahan akhlak siswa

dia SMPN 2 Anggraja Kabupaten Enrekang:

49

1. Peranan Guru Bimbingan Konseling Sebagai Pembimbing.

Menurut bapak Basri S.Ag selaku guru bimbingan dan konseling

kelas VIII, beliau mengucapkan:

“Perubahan akhlak siswa harus benar-benar dapat diarahkan dan di bimbing agar tidak melenceng pada jalan yang semestinya, karena pada usia ini siswa mengalami kegoncangan dan saat-saat mudah terpengaruh, baik itu suatu hal yang positif maupun negatif”. (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Peranan guru bimbingan dan konseling SMPN 2 Anggeraja dalam

hal perubahan akhlak mempunyai tanggung jawab yang besar untuk

menciptakan siswanya berakhlak mulia yang siap untuk membenai akhlak

yang rusak. Bentuk bimbingan secara langsung guru BK yaitu: guru

membimbing jalannya doa pada awal dan akhir pelajaran, membimbing

kegiatan ekstra keagamaan seperti shalat zhuhur berjamaah.

2. Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai figur

Berdasarkan wawancara dengan bapak Basri S.Ag yang

mengatakan bahwa:

“Peranan guru BK SMPN 2 Anggeraja sebagai figur terletak pada kepribadian akhlaknya. Jadi guru yang mempunyai kepribadian dan akhlak baiklah yang nantinya bisa di contoh siswa, agar siswa mempunyai kepribadian yang baik juga. Oleh karena itu, SMPN 2 Anggeraja sejak awal dalam memilih dan menerima guru sebagai pengajar, harus benar-benar berakhlak mulia yang nantinya akan dianut oleh siswa yang bisa menjadikan siswanya berakhlakul karimah” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016)

Berdasarkan wawancara diatas peran guru bimbingan dan

konseling (BK) sebagai figur sudah terlihat dalam hal antara lain: a).

Dalam kedisiplinan, guru BK sudah tepat waktu dalam mengajar ataupun

melaksanakan kegiatan ekstra di sekolah. b). Dalam berpakaian, guru

50

menunjukkan cara berpakaian yang islami, c). Guru dalam mengucapkan

salam dan menyapa tiap kali bertemu dengan guru yang lain, d).

Berbicara sopan dengan muridnya, baik di dalam maupun di luar kelas.

Guru sebagai figure juga dipresentasikan dengan keteladanan guru

SMPN 2 Anggeraja dalam memberikan contoh sikap berakhlak baik

terhadap siswa, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari kepala

sekolah SMPN 2 Anggerajaterungkap bahwa keteladanan guru dalam

berakhlak terpuji memang sudah maksimal dan selalu diadakan

pengembangan. Terbukti, bahwa pembinaan akhlak terpuji yang

diteladankan oleh guru dengan berbagai tindakan salah satunya dalam

bentuk kedisiplnan yang telah dilaksanakan oleh guru, misalkan tepat

waktu ketika masuk kelas dan selalu berpakaian rapi serta mematuhi kode

etik guru di SMPN 2 Anggeraja.

3. Peranan guru Bimbingan Konseling sebagai penasehat

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Basri S.Ag

mengatakan:

“Salah satu peranan guru bimbingan dan konseling yaitu sebagai penasehat bagi siswanya yaitu dengan memberikan nasehat dan solusi yang baik kepada siswa secara umum maupun siswa yang mempunyai masalah. Peranan tersebut tidak sebatas di dalam kelas, akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi di luar kelas” (wawancara dilakukan pada senin, 18 juli 2016).

Sebagai kesimpulan dari wawancara peneliti dengan bapak Basri

S.Ag bahwa peranan guru sebagai penasehat sudah sangat baik karena

nasihat yang dilakukan guru bimbingan dan konseling tidak hanya kepada

siswa yang bermasalah saja akan tetapi juga bagi siswa-siswa pada

51

umumnya. Adapun nasihat yang dilakukan oleh guru bimbingan dan

konseling yaitu: a) Dalam bentuk ekstra keagamaan, guru selalu diberi

kesempatan untuk memberikan pesan moral yang baik untuk siswanya. b)

Guru menegur dan menasehati siswanya saat melanggar aturan sekolah.

c) Untuk menyadarkan anak-anak yang nakal guru menasehati dengan

menggunakan cerita-cerita tauladan.

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian di SMPN 2 Anggeraja

tentang peranan guru bimbingan dan konseling terhadap perubahan

akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja, kemudian menganalisa data yang

terkumpul dan menguraikan dalam bab-bab, penulis dapat memberikan

kesimpulan sebagai akhir dari pembahasan ini, yaitu:

1. Pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perubahan akhlak

siswa . pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perubahan

akhlak siswa di SMPN 2 Anggeraja sudah cukup baik dan sudah

mengalami peningkatan meski belum sempurna namun sudah

mampu menjawab masalah-masalah siswa melalui bimbingan

konseling keagamaan, salah satunya yaitu shalat berjamaah.

2. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan bimbingan dan

konseling terhadap perubahan akhlak siswa yaitu SDM yang baik,

sarana dan prasarana yang memadai serta guru yang professional.

Faktor yang menghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling

yaitu maraknya dunia informasi seperti radio, televisi sampai internet

yang akan berdampak negatif bagi akhlak atau perilaku peserta

didik. Serta kurang perhatian orangtua terhadap pendidikan anak-

anaknya.

50

3. Peranan guru bimbingan dan konseling siswa baik dalam peran

guru BK sebagai pembimbing, figur dan sebagai penasehat sudah

berjalan dengan baik meskipun belum sempurna namun sudah

menyelesaikan masalah-masalah peserta didik baik itu masalah

pribadi maupun masalah lainnya.

B. Saran

1. Bagi kepala sekolah

Dalam mengerjakan tugasnya sebagai manejer dan supaya tugas

kepala sekolah dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan juga

dalam mengatasi berbagai hambatan dalam pelaksanaan

bimbingan konseling terhadap perubahan akhlak siswa, hendaknya

perlu adanya kerja sama yang baik dengan para wakil kepala

sekolah dan guru demi tercapainya tujuan yang lebih baik

2. Bagi Pendidik

Diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan strategi

mengajarnya dengan lebih baik dan optimal dengam berbagai

macam cara, agar tujuan dalam pelaksanaan bimbingan konseling

terhadap perubahan akhlak siswa terwujud lebih baik dan lebih

sempurna

3. Bagi Siswa

Para siswa diharapkan untuk mengikuti semua kegiatan yang

diadakan oleh sekolah, terutama dalam kegiatan-kegiatan

51

keagamaan agar siswa benar-benar mempunyai akhlak yang baik,

pengalaman dan keahlian untuk menjadi bekal dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al qur’an al-karim

Anwar, Rosihon. 2008. Akidah Akhlak . Bandung ;Pustaka Setia,

Arikunto, Suharsimi. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Citra

Arikunto, Suharsimi. 1992 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darajat, Zakiah. 1983. Metode Khusus Pengajaran Agama. Bumi Akasara Daryanto Dan Farid M. 2015. Bimbingan Konseling Paduan Guru BK Dan

Guru Umum. Yogyakarta: Grava Media Hadi,Sustrisno. 1998. Metodologi Pendidikan. Yokyakarta: Fpsi .

Kementrian Agama RI, 2012. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta : Yayasan Penyelenggara/penafsir Al-Qur’an

Koswara deni, halimah, 2008. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung:

Pribumi Mekar Nursalim M. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan Dan Konseling.

Jakarta: Erlangga. Rahmana, Hibana s,2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yogyakarta;UCY

Press Yogyakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:

ALFABETA. Sugiyono. 2015 . Metode Penelitian Pendidikan . Bandung ; Alfabeta.

Sugiyono. 2002 . metode penelitian . bandung: alfabeta.

Surya, Moh. 1988. Konseling pendidikan (teori dan konsep). Yogyakarta;Kota Semarang

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005. Tentang guru dan dosen: Qanon

Publishing.

Ya’kub, Hamzah. Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah. Bandung;CV Doponegoro

Zohrah, Aminul. 2015 Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru. Bandung: Yrama Widia.