Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 5 ...

11
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 5 Nomor 1 tahun 2020 Hal 14 - 24 Maret 2020 ISSN: 2615-0344 14 KONSELING KELUARGA ISLAMI ONLINE WONDERFUL FAMILY Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Email: [email protected] ABSTRACT The practice of counseling in this modern era looks increasingly dynamic and in tandem with the development of information technology. The practice of counseling has now also penetrated the virtual world through the nuances of online counseling. This study aims to describe the practice called online counseling; the Wonderful Family concept founded by Cahyadi Takariawan. To examine this object, researchers used a qualitative descriptive method. Researchers collect data through in-depth interviews, observation and documentation. The results show that Wonderful Family is a family endurance education concept that provides family endurance guidance classes and opens offline counseling services both as a continuation of online classes and client independent activities. Wonderful Family uses a number of online media (social media), such as Instagram, Facebook, and websites to disseminate information related to family guidance and counseling, marriage and parenting. Individuals who are interested in learning further and or solving problems can participate in online counseling and counseling classes. The method used is the provision of material in public classrooms and private discussions through chat and voice notes. This online class is done through the WhatsApp application and a special website where each member has their own account. General online classes are usually not paid, but special classes apply tuition fees. Keywords: Online counseling, social media, Cahyadi Takariawan, Wonderful Family ABSTRAK Praktik konseling di era modern ini terlihat semakin dinamis dan beriringan dengan berkembangnya teknologi informasi. Praktik konseling kini juga telah merambah dunia maya melalui nuansa konseling online. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan praktik yang disebut konseling online, yaitu konsep Wonderful Family yang didirikan oleh Cahyadi Takariawan. Untuk menelaah objek ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil yang peneliti temukan menunjukkan bahwa Wonderful Family adalah sebuah konsep pendidikan ketahanan keluarga yang menyediakan kelas-kelas bimbingan ketahanan keluarga dan membuka layanan konseling offline baik sebagai kelanjutan dari kelas online maupun kegiatan mandiri klien. Wonderful Family menggunakan sejumlah media online (media sosial), seperti instagram, facebook, dan website untuk menyebarkan informasi terkait bimbingan dan konseling keluarga, pernikahan dan parenting. Individu-individu yang tertarik untuk belajar lebih jauh dan atau menyelesaikan masalah-masalahnya dapat berpartisipasi dalam kelas-kelas bimbingan dan konseling online. Metode yang dipakai adalah pemberian materi dalam kelas umum dan diskusi pribadi melalui chatting dan voice note. Kelas online ini dilakukan melalui applikasi whatsapp dan website khusus dimana masing-masing anggota memiliki akun masing-masing. Kelas-kelas online umum biasanya tidak berbayar, namun kelas-kelas khusus menerapkan iuran pendidikan. Kata kunci: Konseling online, media sosial, Cahyadi Takariawan, Wonderful Family PENDAHULUAN Perkembangan teknologi komunikasi dan konseling, sepertinya kedua bidang ini menawarkan konsep baru secara praktis (Basri, 2010: 23). Dalam perbincangan konseling, hal yang paling krusial untuk diberikan perhatian lebih adalah praktik komunikasi. Praktik komunikasi yang efektif menunjang konsep awal konseling kuratif, yaitu terkait pemecahan masalah dan

Transcript of Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 5 ...

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 5 Nomor 1 tahun 2020

Hal 14 - 24 Maret 2020

ISSN: 2615-0344 14

KONSELING KELUARGA ISLAMI ONLINE WONDERFUL FAMILY

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala Email: [email protected]

ABSTRACT

The practice of counseling in this modern era looks increasingly dynamic and in tandem with the development of information technology. The practice of counseling has now also penetrated the virtual world through the nuances of online counseling. This study aims to describe the practice called online counseling; the Wonderful Family concept founded by Cahyadi Takariawan. To examine this object, researchers used a qualitative descriptive method. Researchers collect data through in-depth interviews, observation and documentation. The results show that Wonderful Family is a family endurance education concept that provides family endurance guidance classes and opens offline counseling services both as a continuation of online classes and client independent activities. Wonderful Family uses a number of online media (social media), such as Instagram, Facebook, and websites to disseminate information related to family guidance and counseling, marriage and parenting. Individuals who are interested in learning further and or solving problems can participate in online counseling and counseling classes. The method used is the provision of material in public classrooms and private discussions through chat and voice notes. This online class is done through the WhatsApp application and a special website where each member has their own account. General online classes are usually not paid, but special classes apply tuition fees. Keywords: Online counseling, social media, Cahyadi Takariawan, Wonderful Family

ABSTRAK

Praktik konseling di era modern ini terlihat semakin dinamis dan beriringan dengan berkembangnya teknologi informasi. Praktik konseling kini juga telah merambah dunia maya melalui nuansa konseling online. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan praktik yang disebut konseling online, yaitu konsep Wonderful Family yang didirikan oleh Cahyadi Takariawan. Untuk menelaah objek ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil yang peneliti temukan menunjukkan bahwa Wonderful Family adalah sebuah konsep pendidikan ketahanan keluarga yang menyediakan kelas-kelas bimbingan ketahanan keluarga dan membuka layanan konseling offline baik sebagai kelanjutan dari kelas online maupun kegiatan mandiri klien. Wonderful Family menggunakan sejumlah media online (media sosial), seperti instagram, facebook, dan website untuk menyebarkan informasi terkait bimbingan dan konseling keluarga, pernikahan dan parenting. Individu-individu yang tertarik untuk belajar lebih jauh dan atau menyelesaikan masalah-masalahnya dapat berpartisipasi dalam kelas-kelas bimbingan dan konseling online. Metode yang dipakai adalah pemberian materi dalam kelas umum dan diskusi pribadi melalui chatting dan voice note. Kelas online ini dilakukan melalui applikasi whatsapp dan website khusus dimana masing-masing anggota memiliki akun masing-masing. Kelas-kelas online umum biasanya tidak berbayar, namun kelas-kelas khusus menerapkan iuran pendidikan. Kata kunci: Konseling online, media sosial, Cahyadi Takariawan, Wonderful Family

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi komunikasi dan konseling, sepertinya kedua bidang ini menawarkan konsep baru secara praktis (Basri, 2010: 23). Dalam perbincangan konseling, hal yang paling krusial untuk diberikan perhatian lebih adalah praktik komunikasi. Praktik komunikasi yang efektif menunjang konsep awal konseling kuratif, yaitu terkait pemecahan masalah dan

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

15

berujung pada pembinaan agar masalah tidak muncul kembali (Amin, 2016: 329). Selain itu, praktik komunikasi sejatinya merupakan proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, 2012: 76). Berdasarkan penjelasan tersebut sangat jelas bahwa komunikasi menjadi tonggak keefektifan proses konseling.

Secara umum, konseling mengalami fase perkembangan. Pada awalnya konseling hanya berorientasi pada pendekatan yang bersifat tradisional, klinis dan hanya terpusat pada konselor, akan tetapi saat ini konseling lebih berorientasi pada perkembangan sosial dan preventif (Bhakti, 2015: 95). Berdasarkan wacana ini dapat diketahui bahwa konseling tidak lagi dipandang sederhana yang hanya dilakukan secara satu arah oleh pihak konselor, melainkan telah mengalami perekembangan untuk lebih peka pada kondisi sosial. Di samping itu, konseling juga tidak hanya selalu terfokus pada satu permasalahan atau suatu bidang. Misalnya, konseling tidak hanya digunakan di bidang pendidikan untuk mengontrol dan mengawasi sikap peserta didik, tetapi juga telah berkembang hingga ke layanan kesehatan, perkantoran dan keluarga. Selain itu, dari segi layanannya konseling telah mengalami perkembangan yaitu dengan menggunakan fitur dan fasilitas berbasis online (Ardi, Yendi & Ifdil 2013)

Potensi atau peluang berkembangnya konseling melalui new media diperkirakan sangat besar di Indonesia. Tetapi, hal yang biasa terjadi adalah hubungan antara konselor dan konseli di Indonesia masih umum dilakukan dengan cara bertemu secara tatap muka. Segala aktivitas antara konseli dan konselor selalu dilakukan hanya saat bertemu tatap muka atau face to face. Untuk merespon hal ini, salah satu alternatif lain yang telah dikembangkan untuk penyelesaian masalah adalah proses konseling melalui internet yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas kerja konselor (Wibowo, 2016: 271). Meskipun konseling mengkaji tentang manusia, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin bahwa prosesnya semakin dipermudah melalui internet.

Konseling online atau disebut dengan cybercounceling sebenarnya telah banyak dilakukan di belahan dunia melalui beragam jenis media sosial, seperti facebook, friendster, hi5, multiply, dan myspace. Tetapi, dari kelima jenis media sosial tersebut penduduk dunia lebih sering menggunakan facebook. Hal ini dikarenakan facebook juga merupakan media sosial yang paling populer di Indonesia (Prasetiawan, 2016: 29). Oleh karena itu, layanan konseling online paling banyak menggunakan media sosial facebook untuk menjalan layanan konselingnya. Perkembangan jenis teknologi ini memiliki manfaat besar dalam layanan konseling, seperti layanan appraisal, layanan informasi, layanan konseling, layanan konsultasi, layanan perencanaan, penempatan, tindak lanjut dan layanan evaluasi (Noviyanti, 2011: 1). Hal ini juga merambah pada ranah konseling keluarga.

Keluarga merupakan suatu ikatan yang hidup atas dasar perkawaninan yang terjalin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan serta adanya kehadiran anak-anak dalam ikatan tersebut (Sumarwiyah, 2015: 2). Praktik konseling keluarga ini juga disebut dengan istilah family therapy (Willis, 2011: 83). Studi terkait konseling keluarga, keluarga Islami dan online telah dikaji oleh sejumlah peneliti. Novita (2015: 76) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa konseling keluarga tidak terlepas dari adanya upaya penyelesaian konflik atau masalah dalam keluarga. Imran (2013:120), Ulfatmi (2015: 349) dan Listiana (2017: 414) menjelaskan bahwa keluarga Islam seharusnya memiliki konsep aturan syariat Islam yang dijalankan dalam keluarga.

Salah satu bentuk layanan konseling islam online adalah Wonderful Family. Konseling online Wonderful Family berdiri setelah melalui proses yang cukup panjang. Pada tahun 1997, Cahyadi Takariawan dengan sapaan akrabnya Pak Cah menulis buku pertamanya mengenai rumah tangga dan keluarga yang berjudul “Pernik-pernik Rumah Tangga Islami”. Berawal dari hadirnya buku ini, beliau bersama istrinya sering diundang ke berbagai forum dan kajian untuk mengkaji tentang rumah tangga, pernikahan dan keluarga. Dampaknya, banyak sekali masyarakat berkeinginan untuk melakukan konsultasi keluarga bersama beliau. Sehingga, pada tahun 2000 Pak Cah mendirikan suatu lembaga sosial, Jogja Family Center. Lembaga ini murni bergerak melalui kegiatan konsultasi keluarga, rumah tangga, dan pernikahan. Setelah didirikan Jogja Family Center semakin tinggi minat masyarakat untuk melakukan konsultasi bersama Pak

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

16

Cah. Konsultasi yang dilakukan secara offline atau tatap muka dan konsultasi ini dilakukan bersifat non-profit. Materi-materi yang dibahas dalam kegiatan ini mencakup berbagai isu tentang keluarga baik pra pernikahan, membangun keluarga maupun parenting. Hal ini menandai pergeseran paradigma pendidikan dari offline menjadi online (Afrillia, 2017: 31-42).

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji konsep konseling online Wonderful Family dengan melahirkan beberapa pertanyaan, pertama, bagaimana prinsip-prinsip pendekatan konseling keluarga Islami pada Wonderful Family. Kedua, bagaimana respon konseli/klien mengenai kesesuaian pendekatan yang digunakan dengan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, artikel ini fokus pada proses berjalannya kelas konseling online Wonderful Family, penyampaian materi konseling, dan keterlibatan audiens dalam kelas konseling online Wonderful Family.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Moleong menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar dan bukan bersifat angka (Moleong, 2002: 6). Dari pengertian lain mengatakan penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara, analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya, untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek (Tohirin, 2012: 64; Nawawi, 2006: 100; Kriyantoro, 2010:120).

Penelitian ini dilakukan pada media sosial konseling online Wonderful Family yang dimotori oleh Cahyadi Takariawan sebagai pendiri grup beserta tim, yang beralamat di Mertosanan Kulon, Yogyakarta. Grup ini dipilih sebagai objek penelitian karena beberapa alasan, yaitu karena konseling yang memanfaatkan media sosial, serta dapat dilakukan secara online. Peneliti bisa melakukan penelitiannya secara jarak jauh, baik via seluler dan chat, melalui whatsapp, serta voicenote. Sedangkan subyek penelitian adalah media sosial yang digunakan oleh grup konseling online Wonderful Family serta Jogja Family Center.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konseling Keluarga Wonderful Family secara Online dan Offline Penelitian kualitatif ini dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Informan utama yang diwawancarai adalah pendiri Jogja Family Center yaitu Cahyadi Takariawan. Wawancara dilakukan melalui telepon, chatting dan voicenote. Sementara observasi dilakukan dengan mengamati proses bimbingan online dalam grup Whatsapp Wonderful Family. Studi dokumentasi dilakukan terhadap tulisan-tulisan dan video diberbagai media online yaitu website https://pakcah.id/, https://www.kompasiana.com/pakcah/, youtube Cahyadi Takariawan official dan berbagai chanel Youtube lain, instagram @cahyadi_takariawan dan laman facebook https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/.

Informan penelitian memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang farmasi, karena itu ia menyatakan bahwa layanan yang dilakukannya lebih mengarah pada bidang konseling sosial ketimbang konseling profesional. Informan mendidikan layanan berdasarkan pengalamannya membantu klien mencari solusi masalah keluarga mereka. Ia menyatakan bahwa timnya bekerja untuk memperoleh wawasan mengenai keluarga islam melalui membaca sejumlah buku konseling, pelatihan, pembekalan, dan lain-lain. Berbekal ini ia dan tim mulai menuliskan berbagai materi konseling dalam berbagai wacana. Mereka secara khusus menulis terkait tema-tema keluarga sakinah yang dibagikan melalui berbagai macam media, seperti melalui website, blog, fanpage, dan lain-lain. Selanjutnya ia menyatakan bahwa kegiatan yang dinilainya positif ini merambah menjadi buku dan diberi judul Wonderful Family.

Selain dapat dilakukan secara tatap muka, Wonderful Family juga hadir dalam bentuk online. Pendiri layanan menjelaskan bahwa layanan konseling Wonderful Family dilakukan secara berbayar. Hal ini dilakukan dikarenakan kelas online Wonderful Family dikelola oleh tim khusus yang mengerti alur kegiatan berbasis layanan online. Biaya yang dibebankan kepada

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

17

peserta kelas online Wonderful Family akan digunakan untuk operasional media online, seperti pembuatan website, keperluan maintenance dan untuk keperluan jalur komunikasi yang berlangsung antara konseli/klien dengan tim konseling online Wonderful Family.

Selain itu, kelas online Wonderful Family juga melibatkan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut akan diberikan “apresiasi”. Tim yang dilibatkan adalah para akhli khusus di bidang informatika dan konseling. Secara konsep, mereka bekerja dengan profesional. Tetapi, jika konsultasi ingin dilakukan secara offline, tim sangat terbuka untuk menerima layanan konsultasi yang dilakukan secara tatap muka. Dijelaskan bahwa kediaman pendiri layanan hampir setiap harinya dikunjungi oleh sejumlah konseli/klien yang akan melakukan konsultasi.

Mereka secara bebas dapat menceritakan seluruh keluh kesah dan permasalahan yang terjadi dalam rumah tangganya atau kisah pribadi. Tetapi, layanan konseling secara offline ini diberikan waktu khusus agar para konseli/klien dapat menunggu jadwal konsultasi yang akan dilakukan.

Prinsip-prinsip Pendekatan Konseling Keluarga Islami Wonderful Family Dalam menjalankan layanan konseling online Wonderful Family, informan penelitian menyatakan bahwa ia dan timnya menyusun sejumlah materi yang digunakan sebagai pedoman dan prinsip pendekatan konseling. Hal ini juga diperoleh berdasarkan pengamatan dan studi dokumentasi.

a. Materi Pembinaan dalam Layanan Konseling Wonderful Family Pendekatan agama. Cahyadi dan tim menggunakan pendekatan agama dalam melakukan layanan konseling online Wonderful Family. Menurutnya, dalam Islam terdapat tuntunan untuk hidup berumah tangga. Sejak dari awal membangun rumah tangga, sampai detail-detail kerumahtanggaan. Dalam proses pembinaan, menurut beliau adalah suatu hal yang tidak dapat melepaskan diri dari arahan agama. Ini yang menjadi materi pembinaan. Agar orang hidup berumah tangga, menjadi keluarga yang sakinah, mawwadah warahmah, sesuai dengan aturan agama.

Cahyadi dan istrinya beserta tim menyusun materi sesuai kebutuhan keluarga dan fenomena yang sering terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah beliau memperhatikan data yang dimiliki oleh Kementerian Agama berkaitan dengan permasalahan keluarga. Menurut data yang beliau dapatkan dari Kementerian Agama berkaitan dengan permasalahan dalam hubungan rumah tangga terdapat 3 hal yang menjadi faktor, yaitu ekonomi, perselingkuhan, dan keharmonisan.

Pertama, Menurut Cahyadi, faktor ekonomi memiliki dimensi yang sangat luas untuk dibahas. Namun yang paling penting adalah bagaimana caranya agar dapat menguatkan keluarga. Hal ini dilakukan ketika menghadapi masalah yang terkait dengan ekonomi, keluarga tersebut yang mengalami pemasalahan dapat bersikap dengan tepat dan mengatur kebutuhannya dengan tepat.

Kedua, faktor perselingkuhan. Menurut Cahyadi, ketika sebuah keluarga yang mengalami permasalahan perselingkuhan dalam hubungan rumah tangga dapat dilakukan dengan cara pencegahan dini, beliau mencoba mengedukasi keluarga tersebut agar mereka bias tepat bersikap, berhati-hati dalam menjalani kehidupan, dan lain-lain sehingga nantinya mereka bisa menjauhkan diri dari segala bentuk yang dapat mengakibatkan perbuatan perselingkuhan.

Ketiga, faktor ketidak harmonisan. Menurut Cahyadi dalam hal ini terdapat sangat banyak variabelnya yang harus diperhatikan dan di edukasi. Contohnya adalah cara berkomunikasi, interaksi, ekspresi cinta, afeksi, kebutuhan akan penghargaan, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi bagian dari pembentuk keharmonisan keluarga. Cahyadi mengatakan bahwasanya dari ketiga hal tersebut nantinya akan disusun materi dan diurutkan berdasarkan hal yang paling dibutuhkan untuk dijadikan suatu pelayanan secara umum dan juga secara khusus.

Dalam penyusunan materi, Informan mengatakan bahwasanya, materi-materi yang disusun adalah berdasarkan dari pengalaman di ruang konseling. Informan mengakui bahwa sangat banyak pengalaman yang ia dapatkan dari ruang konseling. Berdasarkan hal tersebut

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

18

informan menyatakan bahwa sangat banyak permasalahan-permasalahan dalam hubungan rumah tangga. Untuk memberikan pelayanan konseling informan mengatakan perlu pendalaman lebih lanjut mengenai permasalahan yang dialami oleh keluarga. Informan menyatakan bahwa ia memperoleh banyak pengalaman dan wawasan dalam kegiatan yang dilakukannya di ruang konseling. Selain itu materi yang disusun juga disesuaikan dengan kebutuhan setiap permasalahan, baik disusun berdasarkan sudut pandang agama Islam, teori konseling konvesional dan berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing konseli.

Informan menjelaskan perlu dilakukannya proses riset mendalam secara kontinyu dengan mengikuti perkembangan dan data, serta terus belajar serta inovatif dalam memberikan layanan konseling. Untuk membenah diri dan memperkaya wawasan, Informan beserta tim berusaha menebarkan materi konseling juga dengan cara banyak menulis artikel-artikel dan membuat buku berkaitan dengan ketahanan rumah tangga dalam memberikan pelayanan konseling sesuai dengan gaya beliau. Sampai saat ini informan menyatakan telah menulis buku berjudul Wonderful Family sebanyak 4 seri dari 5 seri yang direncanakan.

b. Materi dan Teori Konseling Materi pembinaan yang digunakan bersumber pada ajaran agama dan teori modern.

Ajaran agama Islam. Sebagai muslim, Cahyadi dan tim meyakini bahwa keluarga itu akan kuat, keluarga itu akan sakinah apabila selalu menetapi perintah-perintah agama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep yang ditawarkan bermula dari ajaran Islam.

Teori Modern. Cahyadi menjelaskan bahwa dalam memberikan edukasi, materi ajaran Islam dipadukan dengan teori modern yang dimiliki oleh masyarakat sekarang ini. Misalnya psikologi populer yang banyak beredar di masyarakat, untuk memahami bagaimana suami, istri serta keluarga. Informan mengaku merujuk ada buku karangan John Gray, Elen Barbara, John Gotman, termasuk penelitian John de Frein tentang strong family. Selain itu informan juga mengaku merujuk berbagai ahli teori modern lainnya berkaitan dengan hal-hal seperti komunikasi. Bentuk Layanan. Informan menyatakan bahwa mereka menggunakan musyawarah dan mufakat untuk menjawab permasalahan-permasalahan dan pertanyaan klien. Hal ini dilakukan untuk memahami akar permasalahan. Ia menyatakan bahwa poin layanan yang mereka berikan pada umumnya menyangkut dengan masalah how to atau bagaimana melakukan sesuatu untuk menyelesaikn masalah.

Sementara itu layanan online Wonderful Family dilakukan dalam dua bentuk pokok. Yang pertama adalah edukasi, yaitu tim memberikan materi ketahanan keluarga terkait dengan prinsip-prinsip hidup berumah tangga, seperti tujuan berkeluarga, komunikasi, komitmen, karakteristik kejiwaan masing-masing, dan sebagainya. Bentuk layanan kedua adalah interaktif, yaitu peserta boleh mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab secara tertulis. Sehingga, layanan ini bersifat personal, serta selama mengikuti program tersebut mendapat kesempatan untuk bertanya baik pertanyaan mengenai materi yang disampaikan ataupun pertanyaan terkait kasus atau masalah yang sedang dihadapi.

Dalam praktiknya, terdapat kelas dikhususkan untuk pranikah. Pada kelas ini, Cahyadi akan menyampaikan dan berbicara dalam kelas seputar materi pernikahan. Sehingga konseling yang terjadi juga masalah pranikah. Misalnya, seperti apa proses pernikahan, bagaimana menghadapi kendala untuk menikah, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat kelas lainnya, seperti kelas keluarga sakinah. Dalam hal ini untuk mereka yang sudah berumah tangga, sehingga materinya fokus pada kehidupan berumah tangga. Publikasi Selain kelas dan program yang dilakukan dalam layanan konseling online Wonderful Family, informan menyatakan juga menaruh perhatian pada publikasi. Tujuan yang diyatakan oleh informan mengenai publikasi ini adalah untuk mengedukasi masyarakat khususnya mengenai

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

19

ketahanan keluarga. Terkait publikasi, terdapat dua macam praktik publikasi yang dilakukan yaitu publikasi yang sifatnya edukasi secara umum dan publikasi khusus. Publikasi umum dilakukan setiap hari dengan tema-tema umum seputar pentingnya menjaga keluarga, pentingnya membina kehidupan harmonis dan sebagainya. Hal tersebut diunggah setiap hari dalam berbagai media sosial, terutama fanpage, instagram dan website. Sementara publikasi materi yang sifatnya khusus dilakukan berdasarkan program yang sedang diberikan.

c. Pendekatan Komunikasi Timbal Balik Informan penelitian menyatakan bahwa pelayanan online dialkukan untuk menutupi kekurangan pelayanan offline yang terbatas pada waktu, ruang, jangkauan dan tenaga. Layanan online memungkinkan penjangkauan klien yang terbatas jarak karena jauhnya klien dari tempat pusat pelayanan. Layanan online terutama yang berbasis edukasi secara umum dinyatakan dapat menjangkau lebih banyak audience. Untuk ini tim memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan tulisan-tulisan mengenai berbagai materi terkait membangun keluarga. Selain itu, layanan secara online diakui dapat memudahkan tim dalam mengatur waktu ketika menjawab pertanyaan, karena layanan online ini dapat dilakukan bahkan dengan keterlibatan klien bertahun-tahun. Sehingga tim memiliki waktu yang luas untuk menyediakan jawaban-jawaban dari pertanyaan klien.

Selanjutnya, informan juga menyatakan menggunakan media forum offline seperti seminar, pelatihan, sarasehan dan lain-lain. Melalui forum-forum ini, informan menyatakan memperkenalkan Wonderful Family secara lebih luas kepada audience. Komunikasi lain juga dilakukan melalui sarana-sarana online dengan menggunakan teknik non tulisan yaitu berupa infografis, foto, tulisan, cuplikan video pendek (berdurasi 1 menit), maupun rekaman pelatihan offline. Seluruh jenis unggahan berisikan pesan-pesan terkait keluarga atau materi lainnya yang telah disesuaikan dalam konseling online Wonderful Family.

Tim Penyedia Layanan dan pembiayaan. Untuk melalukan layanan sistem online ini, informan menyatakan membutuhkan bantuan tim yang menangani berbagai hal termasuk sistem onlinenya, pola interaksi dan komunikasi antara peserta program dengan narasumber, tim penyedia materi edukasi dan lain-lain. Karena itu informan menyatakan membutuhkan tim dan keahlian tersendiri. Informan menyatakan bahwa ia bekerjasama dengan pihak event organizer dalam melaksanakan program online dan mereka yang menangani seluruh sistem dan teknik online.

Untuk kebutuhan tim ini informan menyatakan. kelas konseling online Wonderful Family diberikan beban kepada para konseli yang mengikutinya untuk memenuhi pembayaran sebesar 250.000 rupiah. Namun untuk program lain, maka biaya pendididikan juga berbeda. Misalnya untuk program setahun bersama Pak Cah, yaitu program berbasis aplikasi whatsapp dan website, peserta diwajibkan membayar biaya sebanyak seratus ribu rupiah setiap bulan. Ada pula program yang peserta dibiarkan membayar sekehendak mereka. Respon Konseli/Klien Terkait Konseling Keluarga Islami Wonderful Family Informan menjelaskan bahwa pada dasarnya, konsep tentang keluarga adalah tema yang sangat diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, siapa saja yang membahas dan mengkaji tema keluarga, akan mudah dan cepat diakses oleh masyarakat/publik. Oleh karena itu, karya Cahyadi berupa buku Wonderful Family menjadi buku yang terus menerus cetak ulang jika dibandingkan dengan buku lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konsep tentang Wonderful Family telah diterima dengan baik oleh masyarakat dan publik. Sejumlah forum yang telah mengundang Cahyadi dan tim untuk membedah berbagai sisi tentang Wonderful Family bukan hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat tertarik untuk ikut membedah dan mengulas lebih dalam terkait materi-materi tentang keluarga, baik secara online dan offline. Hal ini juga menunjukkan bahwa tema ini diterima dengan baik di masyarakat.

Konsep Wonderful Family ini diterapkan kepada masyarakat pertama kali dalam bentuk sosialisasi konsep. Cahyadi menekankan pada pentingnya melakukan edukasi (tarbiyah) kepada

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

20

seluruh anggota keluarga (Ernawati, 2015). Mereka mengenalkan kepada mereka bentuk-bentuk keluarga sakinah, yang disebut dengan Wonderful Family. Kemudian di dalam Wonderful Family juga membahas konsep-konsep seperti Wonderful Husband, Worderful Wife, Wonderful Parent, dan sebagainya. Sehingga seluruh komponen keluarga mendapat perhatian dan diberikan edukasi untuk tumbuh lebih baik.

Kemudian yang berikutnya adalah melakukan dialog (diskusi). Disetiap kesempatan, selain forum-forum ini mereka menggunakan sebagai tempat sosialisasi, juga digunakan sebagai tempat diskusi. Mereka mendiskusikan berbagai macam persoalan dari konsep-konsep yang sudah mereka sampaikan, kemudian di lapangan terjadi benturan/tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan didiskusikan bersama-sama. Mendiskusikan konsep-konsep itu dilakukan bersama masyarakat yang menjadi peserta di forum-forum Wonderful Family.

Kemudian selain diskusi, berikutnya juga melakukan proses bimbingan. Hal itu dilakukan pada banyak kalangan, baik sebelum menikah (bimbingan pranikah), bimbingan untuk para pengantin baru, mereka yang sudah menjalani hidup berumah tangga sekian lama dan yang sudah memiliki anak. Kriteria ini akan diberikan bimbingan agar mereka dapat menjalani kehidupan berumah tangga lebih baik. Kemudian ketika sudah ada masalah yang harus diselesaikan, maka Cahyadi dan tim akan melakukan upaya konseling, mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi.

Terkait program Wonderful Family, banyak sekali respon yang diperoleh dari para konseli online. Mereka yang ikut program online dapat memanfaatkan kesempatan untuk bertanya dan merespon. Respon masyarakat khususnya konseli berbeda-beda sesuai praktik konseling yang dilakukan. Jika program konseling dilakukan secara offline, maka dalam interaksi konseling dapat dilihat reaksi atau respon dari respon secara langsung. Jika memilih program konseling berupa online, maka respon konseli sulit untuk dilihat secara langsung. Walaupun kedua praktik tersebut merupakan cara untuk membantu para konseli untuk menemukan kisi-kisi penyelesaian masalahnya, Cahyadi menjelaskan bahwa konseli terkadang tidak dapat secara bebas mengekspresikan berbagai macam hal. Tetapi kalau konteks respon, peserta sangat aktif mengikuti program ini, memanfaatkan waktu sebaik mungkin yang diberikan untuk bertanya, dan mengkonfirmasi kembali apabila jawaban yang diberikan itu kurang jelas bagi mereka.

Pembahasan Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa Wonderful Family merupakan perluasan cakupan pelayanan konseling keluarga yang dilakukan oleh Cahyadi Takariawan. Konsep Wonderful Family pertama kali dikemukakan oleh Cahyadi dalam tulisan bukunya Wonderful Family: Merajut Keindahan Keluarga pada tahun 2011. Buku ini merupakan salah satu dari seri dari 5 judul buku berkonsep Wonderful Family (Takariawan, 2015). Buku ini merupakan catatan perjalanan keluarga sekaligus catatan pengalamannya dalam membantu permasalahan keluarga klien-kliennya. Informan lebih memilih menggolongkan konsepnya ke dalam kegiatan konseling sosial alih-alih konseling profesional yang bukan merupakan latar belakang pendidikannya. Namun begitu informan mempelajari bidang konseling secara norformal melalui membaca buku dan melakukan diskusi dengan ahli-ahli konseling untuk memperkuat praktik yang dilaksanakan. Bidang fokus yang ditekuninya adalah konseling keluarga. Informan menyebut dirinya konselor keluarga (https://pakcah.id).

Dari pelaksanaan konseling online Wonderful Family menunjukkan adanya respon positif dari kalangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyak jenis khalayak dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri yang meminta Cahyadi beserta tim untuk menyampaikan materi terkait pembinaan keluarga, rumah tangga dan terkait pernikahan. Selain itu respon juga dapat dilihat pada berbagai komentar klien yang dijadikan testimoni pada laman https://pakcah.id/testimoni serta pada komentar-komentar pada setiap postingan di laman

facebook cahyadi.takariwan. Di samping itu, proses konseling online Wonderful Family dapat dilihat berdasarkan

konsep yang disampaikan oleh Nur Cahyo Hendro Wibowo. Seperti yang Wibowo sampaikan

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

21

dalam penelitiannya bahwa proses konseling online meliputi beberapa tahap (Wibowo, 2016: 278), sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan teknis penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), yang mendukung penyelenggaraan konseling online. Seperti perangkat komputer /laptop yang dapat terkoneksi dengan internet/Ethernet, headset, mic, webcam dan sebagainya. Perangkat lunak yaitu program-program yang mendukung dan akan digunakan, account dan alamat email.

Untuk menjalankan proses konseling online Wonderful Family, tim menggunakan sejumlah perangkat elektronik seperti laptop, smartphone, komputer, aplikasi, media sosial, dan buku (e-book). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tim Wonderful Family akan menyusun materi-materi terkait keluarga, rumah tangga, pernikahan, dan parenting. Proses penyampaiannya dilakukan dengan cara merancang grafik gambar, video dan ulasan singkat dengan menggunakan bahasa baku atau tidak baku. Rancangan ini biasanya dipublikasikan melalui akun instagram @wonderfulfamilyinstitute_.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti melihat bahwa tahap persiapan yang dilakukan oleh Cahyadi dan tim Wonderful Family telah dilakukan dengan baik. Mereka tidak hanya mempersiapkan materi secara materi, tetapi juga menyiapkan prangkat-perangkat yang digunakan untuk menyampaikan materi konseling keluarga secara online. Menurut peneliti, hal ini dilakukan sebagai praktik untuk menyesuaikan kondisi zaman dan perkembangan teknologi. Keadaan ini sangat tepat digunakan oleh Cahyadi dan tim Wonderful Family karena masyarakat pada umumnya sangat aktif mencari dan menerima informasi melalui media online. Sehingga, dengan pendekatan seperti ini berpeluang besar untuk mencapai objek konseling keluarga.

2. Tahap Konseling Tahapan konseling online terdiri atas lima tahap yakni tahap pengantaran, penjajagan,

penafsiran, pembinaan dan penilaian. Lebih lanjut sebagai berikut. a. Kontak pertama antara konselor dan klien mempunyai pengaruh yang menentukan bagi

kelangsungan pertemuan selanjutnya. Hubungan yang akrab antara konselor dan klien serta saling mempercayai harus dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.

Pada tahap ini, peneliti melihat bahwa Tim Wonderful Family menggunakan kalimat-kalimat yang sangat hangat dan ramah ketika menyapa konseli/klien secara online. Sapaan ini dilakukan untuk membangun sikap saling akrab antara konseli/klien dengan pihak konseling online Wonderful Family.

Menurut peneliti, memulai konseling dengan sapaan yang hangat merupakan hal penting untuk dapat membangun keakraban dengan pada konseli/klien. Praktik ini dalam ilmu komunikasi disebut dengan breakingice yaitu “pemecahan es”. Maksudnya adalah proses komunikasi yang dilakukan untuk memecahkan keheningan dalam forum. Dalam konseling, praktik komunikasi seperti ini penting dilakukan agar konseli/klien merasakan kenyamanan saat akan menyampaikan permasalah yang dialami. Selain itu, proses konseling berjalan dengan baik dan sesuai dengan arahan pedoman.

b. Sasaran penjajagan adalah hal-hal yang dikemukakan klien bersangkut paut dengan perkembangan dan permasalahannya dalam hubungan konseling.

Dalam hal ini, tidak jarang konseli/klien langsung melakukan chat pribadi atau langsung menghubungi tim Wonderful Family secara personal. Biasanya mereka menggunakan aplikasi whatsapp untuk melakukan konsultasi dengan tim Wonderful Family. Terkait konsultasi pribadi, tim Wonderful Family membentuk dua layanan online, yaitu layanan melalui aplikasi Wonderful Family yang dilakukan secara berbayar sebesar 250.000 rupiah dan konsultasi melalui aplikasi whatsappyang dilakukan secara gratis.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti melihat bahwa proses sapaan oleh tim Wonderful Family secara umum telah berhasil akrab dengan para konseli/klien. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah konseli/klien saling berdatangan ke lokasi Wonderful Family secara tatap muka dan juga menghubungi tim Wonderful Family secara online.

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

22

Proses ini sangat menguntungkan kedua belah pihak, yaitu klien dan tim. Klien akan sangat merasa terbantu dengan hadirnya tim Wonderful Family dan tim Wonderful Family merasa bahagia dapat membantu terlibat menyelesaikan permasalahan keluarga klien.

c. Penafsiran; Tahap penafsiran yakni menafsirkan arti, masalah,tujuan, dan perasaan klien. Hal ini merupakan bagian dari teknik-teknik umum konseling perorangan.

Umumnya, tahap ini dilakukan oleh secara musyawarah oleh Cahyadi dan tim Wonderful Family. Namun, terkadang tim yang telah mampu untuk menafsirkan permasalahan konseli, akan secara langsung menanggapi kondisi konseli/klien setanggap mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa selain membantu menyelesaikan dan memecahkan permasalahan orang lain, tim Wonderful Family juga harus memiliki kesadaran untuk bekerja secara profesional saat tengah menghadapi konseli/klien.

Menurut peneliti, musyawarah menjadi hal penting saat berhadapan dengan sejumlah permasalahkonselin/klien. Saat konseli menjelaskan setiap permasalahan keluarganya kepada tim Wonderful Family, maka sikap Wonderful Family mencoba untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum menyampaikan saran-saran untuk menjaga ketahanan keluarga.

d. Pembinaan; Inti tahap pembinaan yakni meneguhkan hasrat kliendalam menetapkan tujuan, mengembangkan program,merencanakan skedul, merencanakan pemberian penguatan, dan mempersonalisasikan langkah-langkah yang harus ditempuh. Hal ini merupakan bagian dari teknik-teknik umum konseling.

Bentuk pembinaan dlakukan dengan cara memberikan rangkaian nasihat atau materi yang sesuai dengan permasalahn konseli/klien melalui video dan e-book. Cahyadi akan menjelaskan rangkaian materi juga melalui voicenoteyang akan dikirimkan melalui grup Wonderful Family di aplikasi whatsapp.

Pembinaan ini dilakukan dengan adanya interaksi secara langsung (kontak pribadi melalui forum chat) antara tim Wonderful Family dengan konseli/klien. Tentu saja interaksi yang berlangsung membahas seputar permasalah konseli/klien.

e. Penilaian/mengakhiri konseling; Terhadap hasil layanan konseling perorangan perlu dilakukan tiga jenis penilaian, yaitu: penilaian segera (LAISEG), penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), dan penilaian jangka panjang (LAIJAPAN).

Terkait penilaian, tim Wonderful Family menggunakan penilaian jangka panjang. Artinya, mereka akan selalu mempertimbangkan jumlah dan keluhan konseli/klien setiap saatnya. Inovasi yang dilakukan juga beragam dengan mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan tuntutan pembahasan terkait masalah keluarga, rumah tangga, pernikahan dan parenting menjadi isu yang tidak akan pernah selesai dan akan selalu dibutuhkan sampai kapan pun.

Di samping itu, setelah dilakukannya musyawarah bersama dan pembinaan, tim Wonderful Family akan memberikan penilaian atauhasil konseling sesuai dengan proses konseling yang telah dilakukan. Sudah banyakanggota keluarga klien yang telah dibantu untuk memecahkan masalah oleh tim Wonderful Family. Menurut peneliti, hal in akan membentuk dan membangun komunikasi yang baik dalam keluarga konseli/klien. Dan harapan tim Wonderful Family praktik seperti ini akan terus berjalan dengan baik dan menjaga keutuhan serta ketahanan keluarga dalam jangka waktu panjang.

Oleh karena itu, tim Wonderful Family berusaha semaksimal mungkin untuk menebar kebaikan secara positif dan dinamis dengan berbagai maca media.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut kesimpulan terkait hasil penelitian yang telah peneliti uraikan. Wonder Family dibentuk sebagai sebuah lembaga untuk dapat menjawab setiap permasalahan keluarga yang dihadapai oleh konseli/klien. Cahyadi Takariawan bersama istriya bernama Ida Nurlaila saling bekerja sama untuk menghidupkan lembaga konseling keluarga ini. Mereka merekrut para relawan dan sejumlah tim untuk membangun kelas konseling offline dan online.

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

23

Pada tahap konseling, Cahyadi dan tim Wonderful Family telah melakukan tahap pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Pada tahap pengantaran, tim Wonderful Family menggunakan sapaan yang ramah saat akan menyapa konseli/klien di media online. Hal ini dilakukan untuk membangun keakarabanntara konseli/klien dan tim Wonderful Family.

Tahap penjajagan, tim Wonderful Family berusaha untuk terbuka dengan konseli/klien. Tim Wonderful Family mencoba untuk mengajak konseli/klien. Konseli/klien langsung melakukan chat pribadi atau langsung menghubungi tim Wonderful Family secara personal. Biasanya mereka menggunakan aplikasi whatsappuntuk melakukan konsultasi dengan tim Wonderful Family.

Tahap penafsiran dilakukan oleh secara musyawarah oleh Cahyadi dan tim Wonderful Family. Namun, terkadang tim yang telah mampu untuk menafsirkan permasalahan konseli, akan secara langsung menanggapi kondisi konseli/klien setanggap mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa selain membantu menyelesaikan dan memecahkan permasalahan orang lain, tim Wonderful Family juga harus memiliki kesadaran untuk bekerja secara profesional saat tengah menghadapi konseli/klien.

Tahap pembinaan, bentuk pembinaan dlakukan dengan cara memberikan rangkaian nasihat atau materi yang sesuai dengan permasalahn konseli/klien melalui video dan e-book. Cahyadi akan menjelaskan rangakain materi juga melalui voicenoteyang akan dikirimkan melalui grup Wonderful Family di aplikasi whatsapp.

Terkait penilaian, tim Wonderful Family menggunakan penilaian jangka panjang. Artinya, mereka akan selalu mempertimbangkan julah dan keluhan konseli/klien etiap saatnya. Inovasi yang dilaukan juga beragam dengan mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan tuntutan pembahasan terkait masalah keluarga, rumah tangga, pernikah dan paentingmenjadi isu yang tidak akan pernah selesai dan akan selalu dibutuhkan sampai kapan pun.

Berikut ini peneliti uraikan beberapa saran ditujukan kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini. Saran bagi peneliti dan akademisi selanjutnya sekiranya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk melakukan peneliti yang lebih mendalam pada kajian mengenai konseling online. Selain itu, diharapkan juga untuk para peneliti/akademisi untuk dapat mengkaji lebih jauh lagi terkait konseling keluarga yang memiliki kaitannya dengan ranah media. Hal ini dikarena di era modern saat ini, seluruh materi dan studi sudah dilakukan integrasi dengan sejumlah media online. Oleh karena itu, peneliti sangat menyarankan agar kajian mengenai konseling dapat terbaharukan setiap masanya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrillia, A. M. (2017). Penggunaan New Media di Kalangan Ibu Muda sebagai Media Parenting

Masa Kini. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media, 1(1). Amin, S. M. (2016). Bimbingan Konseling Islam. Jakarta:Penerbit Amzah. Ardi, Z., Yendi, F. M., & Ifdil, I. (2013). Konseling Online: Sebuah Pendekatan Teknologi Dalam

Pelayanan Konseling. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 1(1), 1-5. Basri, S. H. (2010). Peran Media Dalam Layanan Bimbingan Konseling Islam di Sekolah. Jurnal

Dakwah, 11(1). Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma Menuju Aksi.

Jurnal Fokus Konseling, 1(2). Takariawan, C. (2015). Wonderful family. Merajut Keindahan Keluarga. Penerbit: Era Adicitra

Intermedia Ernawati, E. (2015). Konsep Pendidikan Rumah Tangga dalam Perspektif Cahyadi Takariawan.

SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journalof Islamic Education), 3(1) Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konseling online sebagai salah satu bentuk pelayanan e-

konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1(1), 15-22. Imran, A. (2013). Keluarga Ideal Menurt Islam dan Upaya Mewujudkannya. Jurnal Hikmah, 7(1). Kriyantoro, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Tyo Fernanda, Nurbaity Bustamam, Martunis Yahya Konseling keluarga islami online Wonderful Family

24

Listiana, A. (2017). Konsep Riyadhah Al-Shibyan Dalam Membentuk Karakter Keluarga Islami. Jurnal Konseling Religi, 8(2).

Moleong, L. J. (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyana, D. (2012). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri.

Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress. Noviyanti, R. D., dkk. (2011). Layanan Konseling Berbasis TI. Makalah Mata Kuliah Teknologi

Informasi dalam Bimbingan Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Novita, S. E. M. (2015). Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Problem Perceraian (Studi Kasus di Biro Konsultasi dan Konseling Keluarga Sakinah Al-Fatah Surabaya). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Prasetiawan, H. (2016). Cyber Counceling Assisted With Facebook to Reduce Online Game Addiction. GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konsleing, 6(1).

Sumarwiyah, dkk. (2015). Solution Focused Brief Counseling (SFBC): Alternatif Pendekatan Dalam Konseling Keluarga. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1(2).

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Ulfatmi. (2015). Bimbingan Konseling Pernikahan Keluarga Islami: Peluang Dakwah Kini dan Mendatang, Jurnal Intizar, 21(2).

Wibowo, N. C. H. (2016). Bimbingan Konseling Online. Jurnal Ilmu Dakwah, 36(2). Willis, S.S. (2011). Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta

: