Program Pengabdian Mahasiswa
Transcript of Program Pengabdian Mahasiswa
Program Pengabdian Mahasiswa
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMBUATAN DIGESTER BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA
MENGGUNAKAN LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DI DESA
PANGGISARI MANDIRAJA BANJARNEGARA
Oleh :
May Munah 4001410068
Rini Susanti 4401407037
Mujib Riyadi 5301410068
Dibiayai Oleh :
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Negeri Semarang
Nomor: DIPA-023.04.2.189822/2014, Tanggal 5 Desember 2013
dan Revisinya
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Bagi
Mahasiswa UNNES Tahun Anggaran 2014
Nomor: 2.12.5/UN37/PPK.3.1/2014 Tanggal : 12 Mei 2014
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Judul Kegiaan : Pembuatan Digester Biogas Skala Rumah Tangga
Menggunakan Limbah Baglog Jamur Tiram di
Desa Panggisari Mandiraja Banjarnegara
2. Bidang : Tekhnologi dan rekayasa
3. Ketua pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : May Munah
b. NIM : 4001410068
c. Jurusan : IPA Terpadu
d. Fakultas : MIPA
e. Universitas : Universitas Negeri Semarang
f. Telepon/ HP : - / 085726703440
g. E mail : [email protected]
4. Anggota pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap : Drs. Supriyanto, M.si
b. NIP : 19510919 197903 1 005
6. Lokasi Kegiatan : Banjarnegara
7. Jangka Waktu Pelaksanan : 3 bulan
8. Biaya Kegiatan : Rp. 3.000.000,00
Semarang, 8 Desember 2014
Menyetujui :
Dekan, Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. May Munah
NIP 196310121988031001 NIM 4001410068
Mengetahui:
Ketua LP2M UNNES
Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd
NIP 196410271991021001
iii
RINGKASAN
Bahan bakar akhir-akhir ini merupakan topik yang ramai
diperbincangkan di berbagai kesempatan. Hal ini didorong oleh meningkatnya
kebutuhan dan semakin meningkatnya harga jual bahan bakar. Sementara itu,
sumber bahan bakar minyak dan gas semakin berkurang. Sebagai konsekuensinya
maka suatu keharusan untuk mencari sumber lain. Biogas merupakan sumber
renewal energy yang mampu menyumbangkan andil dalam usaha memenuhi
kebutuhan bahan bakar.
Limbah baglog jamur tiram merupakan limbah organik yang
pemanfaatannya masih belum maksimal. Di Desa Panggisari, Mandiraja
Banjarnegara para petani jamur Tiram kebingungan membuang limbah baglog
Jamur Tiram. Sebagian hanya dimanfaatkan sebagai pupuk tanpa pengolahan
terlebih dahulu. Sisanya haya dibuang sia-sia. Sehingga perlu dicari alternatif
pengelolaan limbah baglog jamur. Salah satunya dengan mengolahnya sebagai
bahan digester biogas sederhana.
Dengan adanya pengelolaan menjadi bahan digester biogas diharapkan
dapat membantu permasalahan petani jamur dan dapat meningkatkan
kemakmuran hidup petani. Serta dapat menjadi alternatif energi yang menjadi
permasalahan masyarakat Indonesia.
iv
TIM PELAKSANA
1. Ketua pelaksana
a. Nama Lengkap : May Munah
b. NIM : 4001410068
c. Jurusan : IPA Terpadu
d. Fakultas : MIPA
e. Universitas : Universitas Negeri Semarang
f. Telepon/ HP : - / 085726703440
g. E mail :[email protected]
2. Anggota 1
a. Nama Lengkap : Rini Susanti
b. NIM : 4401707037
c. Jurusan : Biologi
d. Fakultas : MIPA
e. Universitas : Universitas Negeri Semarang
f. Telepon/ HP : - / 085740514836
g. E mail : [email protected]
3. Anggota 2
a. Nama Lengkap : Mujib Riyadi
b. NIM : 5301410068
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Fakultas : FT
e. Universitas : Universitas Negeri Semarang
f. Telepon/ HP : - / 085799771992
g. E mail : [email protected]
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan program pengabdian mahasiswa dengan judul
“Pembuatan Digester Biogas Skala Rumah Tangga Menggunakan Limbah
Baglog Jamur Tiram di Desa Panggisari Mandiraja Banjarnegara”. Shalawat
dan salam atas Rasul, semoga keteladanan senantiasa dapat menjadikan petunjuk menuju
kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Penulis menyadari bahwa program ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada para pihak berikut.
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan program.
2. Arfan Abrar, S.Pt., M.Si dan Drs. Supriyanto, M.Si, selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan nasehatnya sehingga pelaksana dapat
melaksanakan program ini.
3. Pak Darsono , Mas Rinto, Widi, Pono, Karim, Amin Hadi, Asep, Aas, Ade dan Pak
Yanto sebagai pelaksana teknis
4. Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan program.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga program ini
memberi kebermanfaatan bagi masyarakat Desa Panggisari pada khususnya.
vi
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.... ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
TIM PELAKSANA .......................................................................................... iv
PRAKATA ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 9
A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 9
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................... 10
C. TUJUAN ............................................................................................. 10
D. MANFAAT ......................................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
BAB III. METODE KEGIATAN ................................................................... 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 20
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 1. Jadwal Kegiatan.... ............................................................................. 6
Tabel 2. Realisasi Biaya ................................................................................... 6
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 dan 2. Lubang tempat digester ………………………..…………….… 11
Gambar 3-6. Pembuatan digester ………………………………….……………... 11
Gambar 7-8. Pembuatan bak penampungan ……………………………………… 11
Gambar 10. Gas yang dihasilkan …………………………………………………. 12
Gambar 11. Penggunaan kompor dengan bahan bakar biogas ……………………. 12
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan bakar akhir-akhir ini merupakan topik yang ramai
diperbincangkan di berbagai kesempatan. Hal ini didorong oleh
meningkatnya kebutuhan dan semakin meningkatnya harga jual bahan bakar .
Sementara itu, sumber bahan bakar minyak dan gas semakin berkurang.
Sebagai konsekuensinya maka suatu keharusan untuk mencari sumber lain.
Salah satu alternatif yaitu pemanfaatan renewable energy atau energi yang
dapat diperbaharui dan digunakan untuk menggantikan pemakaian bahan
bakar minyak atau gas alam (fossil fuels) . Setelah krisis energi minyak di era
tahun 70-an, beberapa negara telah memulai program pengembangan
teknologi renewable energy guna menurunkan ketergantungan akan impor
bahan bakar minyak.
Biogas merupakan sumber renewal energy yang mampu
menyumbangkan andil dalam usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar .
Bahan baku sumber energi ini merupakan bahan nonfossil, umumnya adalah
limbah atau kotoran ternak yang produksinya tergantung atas ketersediaan
rumput dan rumput akan selalu tersedia, karena dapat tumbuh kembali setiap
saat selama dipelihara dengan baik. Sebagai pembanding yaitu gas alam yang
tidak diperhitungkan sebagai renewal energy, gas, alam berasal dari fosil
yang pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun.
Limbah baglog jamur tiram merupakan limbah organik yang
pemanfaatannya masih belum maksimal. Di Desa Panggisari, Mandiraja
Banjarnegara para petani jamur Tiram kebingungan membuang limbah
baglog Jamur Tiram. Sebagian hanya dimanfaatkan sebagai pupuk tanpa
pengolahan terlebih dahulu. Sisanya haya dibuang sia-sia. Sehingga perlu
dicari alternatif pengelolaan limbah baglog jamur. Salah satunya dengan
mengolahnya sebagai bahan digester biogas sederhana.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, beberapa masalah yang dapat penulis
rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana memanfaatkan limbah baglog jamur tiram yang tidak
terpakai?
2. Bagaimana proses pemberdayaan petani jamur dalam mengolah limbah
baglog jamur tiram yang tidak terpakai menjadi bahan digester biogas?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari program ini adalah:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan limbah baglog jamur tiram yang tidak
terpakai menjadi bahan digester biogas.
2. Memberdayakan dan meningkatkan ketrampilan petani jamur tiram
melalui pengolahan limbah baglog jamur tiram yang tidak terpakai
menjadi bahan digester biogas.
D. Manfaat
Kegunaan program ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi sumbangan pemikiran kepada masyarakat bahwa limbah baglog
jamur tiram yang tidak terpakai menjadi bahan digester biogas.
2. Sebagai informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut
3. Meningkatkan kreatifitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil
karya yang dapat dimanfaatkan.
4. Meningkatkan wawasan dan kemampuan akademik mahasiswa dalam
kreatifitas dan penalaran dengan pengembangan IPTEK.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biogas, bahan bakar yang tidak menghasilkan asap merupakan suatu
pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam.
Gas ini dihasilkan oleh suatu proses yang disebut proses pencernaan anaerobik,
merupakan gas campuran metan (CH4), karbon dioksida (C02), dan sejumlah
kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida dan hidrogen. Secara
alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar
danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem
pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk
proses mencerna selulosa .
Biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin
mendapat perhatian yaitu :
a. Harga bahan bakar yang terus meningkat
b. Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat
diperbaharui .
c. Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik
atau energi lainnya .
d. Dapat diproduksi dalam konstruksi yang sederhana.
Proses pencernaan anaerobik , yang merupakan dasar dari reaktor biogas
yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan
bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara . Bakteri ini secara alami terdapat
dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang,
manusia, dan sampah organik rumah tangga . Proses anaerobik dapat berlangsung
di bawah kondisi lingkungan yang luas meskipun proses yang optimal hanya
terjadi pada kondisi yang terbatas.
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu:
a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut
dan pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana, perubahan
struktur bentuk polimer menjadi bentuk monomer;
12
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana)
yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi
bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat,gas
karbondioksida, hidrogen dan amonia ; serta
c. Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan.
Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu mereduksi sulfat
dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida .
13
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Langkah Kegiatan
Langkah dalam pendekatan program ini adalah:
1. Survei Lapangan,
Survei lapangan bertujuan untuk mengamati situasi dan keadaan kelurahan
yang direncakan sebagai objek sasaran.
2. Koordinasi dengan Masyarakat
Berkoordinasi dengan warga masyarakat setempat dan pihak kelurahan untuk
menentukan kesepakatan mufakat antara pelaksana program pengabdian
masyarakat dengan lurah dan masyarakat Desa Panggisari.
3. Sosialisasi Program
Sosialisasi program bertujuan untuk memberi informasi tentang rencana
serangkaian pelaksanaan program yang disampaikan kepada perwakilan
masyarakat.
4. Pelaksanaan Program
Berupa demonstrasi pelatihan pembuatan digester biogas, monitoring dan
pendampingan perkembangan pelaksanaan program.
5. Evaluasi Kegiatan
Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program yang dilaksanakan .
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembuatan digester biogas dengan memanfaatkan limbah baglog jamur
dilaksanakan di tempat Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja Kabupaten
Banjarnegara. Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan dimulai dari
tahap persiapan sampai tahap hasil produksi digester biogas dengan disertai
bimbingan dari dosen pendamping. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan Juli-
November 2014.
14
C. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
No
Rencana
Kegiatan
Agustus September Oktober November
I II III IV I II III IV
1 Persiapan
2 Ijin pelaksanaan
3 Sosialisasi
4 Pembelian Alat
dan bahan
5 Pelatihan
6 Evaluasi program
7 Laporan
D. Realisasi Biaya
No Alat dan bahan Jumlah Satuan Harga Rp
1 Tempat digester
Bata 250 buah 250 250.000
Pasir 0.5 mobil 140.000 140.000
Semen 4 Sak 75.000 202.500
Paralon 1 batang 30.000 30.000
Kotoran sapi 75.000
2 Digester
Stoptiran 1/2 3 Buah 7500 22.500
Lem isorplas 1 Buah 7.000 7.000
Selotip 1 Buah 2.000 2.000
Opersok ¾ ½ 1 Buah 2.000 2.000
Watermor 1 buah 12.000 12.000
PVC Wavin 1 buah 12.000 17.000
Selang elastic ¾ 60 Meter 175.000/30 m 350.000
Lakban 1 Buah 5000 5.000
Plastik Mulsa 5 meter 2.000 10.000
Plastik 150x68 meter 163.500 163.500
Terpal 3x4 4 buah 98.000 392.000
15
3 Penampung Gas
PE 1 Gulung 206.000 206.000
4 Kompor Gas 1 buah 325.000 325.000
5 Pelatihan
Transportasi 168.000
Konsumsi 200.000
Upah tenaga kerja 5 Orang 35.000 200.000
6 Laporan, dll.
Print 40.500
Potongan Pajak 6 Persen 3.000.000 180.000
Total 3.000.000
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ketercapaian Program
Program pembuatan digester biogas skala rumah tanggamenggunakan
limbah baglog jamur tiram di Desa Panggisari Mandiraja Banjarnegara telah
mencapai 90% dari apa yang telah direncanakan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Demonstrasi Pelatihan pembuatan
dilakukan sekali kemudian dilanjutkan dengan uji coba alat digester.
Tahapan dalam pembuatan digester yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Pembelian alat dan bahan
2. Uji coba skala kecil.
3. Membuat rancangan alat dan mensosialisasikan kepada masyarakat tempat
pelaksanaan program.
4. Membuat alat digester biogas.
5. Pengisisan alat digester dengan bahan digester yang terdiri dari kotoran
hewan dan air.
6. Menunggu hingga alat digester memproduksi gas (3 minggu).
7. Membuat penampung gas yang akan disalurkan ke kompor.
8. Membuat kompor modifikasi.
9. Uji coba alat untuk memasak.
Gambar 1. Warga yang ikut membantu dalam pembautan digester biogas
dari limbah baglog jamur.
17
Digester biogas yang sudah dibuat kemudian dihubungkan ke pipa yang
menampung gas dari limbah baglog jamur yang ditambah kotoran sapi. Gas yang
dihasilkan dan ditampung dalam digester ini yang kemudian dapat dimanfaatkan
untuk alternatif bahan bakar pengganti LPG.
B. Keberhasilan program
1. Respon positif Masyarakat yang ikut membantu mulai dari tahap persiapan,
pembuatan digester sampai tahap akhir.
2. Masyarakat menjadi tahu bagaimana cara membuat digester biogas dari
limbah baglog jamur yang ditambah kotoran sapi.
3. Gas yang dihasilkan dari digester biogas limbah baglog jamaur ini dapat
dimanfaatkan oleh warga untuk alternatif pengganti bahan bakar LPG.
C. Keunggulan dan peluang pengembangan
Keunggulan
1) Digester menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai
alternatif pengganti bahan bakar LPG
2) Limbah baglog jamur diolah menjadi biogas.
3) Dapat dikembangkan kedepan agar masyarakat tidak bergantung lagi pada
bahan bakar dijual pemerintah.
4) Mengurangi biaya pengeluaran untuk bahan bakar.
Peluang pengembangan
1) Digester biogas dapat dikembangkan kembali di tempat warga yang
mempunyai usaha budidaya tanaman jamur yang limbah baglog jamurnya tidak
dimanfaatkan maksimal.
2) Harga bahan bakar yang terus naik membuat masyarakat kesulitan untuk
mendapatkan bahan bakar murah, oleh karena itu pembuatan digester biogas
ini dapat menjadi alternative lain untuk menghasilkan bahan bakar alternative
pengganti LPG.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut.
1. Limbah baglog jamur tiram dan kotoran sapi yang tidak terpakai dapat
dimanfaatkan untuk bahan digester biogas skala rumah tangga.
2. Biogas skala rumah tangga dari limbah baglog jamur tiram dan kotoran
sapi dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti LPG.
B. Saran
Berdasarkan hasil di atas, saran yang dapat diberikan adalah diharapkan
program ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar masyarakat tidak hanya
memanfaatkan gas yang dihasilkan dari digester ini tetapi masyarakat juga
dapat mengembangkan sendiri digester biogas di rumah masing-masing
warga masyarakat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Arfan. 2010. Pembuatan Digester Biogas Skala Rumah Tangga
Menggunakan Kotoran Ternak Sapi. Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Haryati, Tuti .2011. Biogas: Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi
Alternatif. WARTAZOA 16 (03). 160-161
20
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan
Gambar 1 dan 2. Lubang tempat digester disesuaikan dengan ukuran digester
Gambar 3-6. Pembuatan digester bersama masyarakat sekitar
(1) (2)
(3) (4)
(5)
(7) (8)
Gambar 7 dan 8. Pembuatan bak penampung
(6)