laporan pengabdian - REPOSITORY STIFAR

31
LAPORAN PENGABDIAN Pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis Pangan Lokal Bagi Kader Posyandu dan Ibu BADUTA Posyandu Dahlia III Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen Pengusul : Lilies Wahyu Ariani, M.Sc., Apt NIY. 040814042 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang” Tahun Anggaran 2019 LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 i

Transcript of laporan pengabdian - REPOSITORY STIFAR

LAPORAN PENGABDIAN

Pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis Pangan Lokal Bagi

Kader Posyandu dan Ibu BADUTA Posyandu Dahlia III

Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen

Pengusul :

Lilies Wahyu Ariani, M.Sc., Apt NIY. 040814042

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan

Pharmasi Semarang” Tahun Anggaran 2019

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 i

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

RINGKASAN .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... vi

BAB II SOLUSI DAN LUARAN ............................................................. viii

BAB III METODE PELAKSANAAN ....................................................... ix

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... xii

BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... xv

BAB VI PENUTUP .................................................................................... xvi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. xxi

LAMPIRAN ................................................................ ............................... xxii

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pertanggung

jawaban kegiatan Pengabdian Masyarakat. Laporan ini disusun untuk memenuhi

tugas kuliah Profesi Apoteker.

Penulis berusaha untuk menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan selama

pengabdian masyarakat, berikut analisis manfaat edukasi dan pelatihan tentang

MPASI serta praktek pembuatannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

laporan ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi pembaca pada

khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Semarang, Juli 2019

Penulis

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 iv

RINGKASAN

Malnutrisi banyak terjadi pada usia 6 bulan ke atas dikarenakan pada usia

ini terjadi peralihan dari ASI ke Makanan Pendamping ASI (MPASI). Salah satu

upaya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak adalah dengan memberikan

makanan yang terbaik bagi Baduta. Pada baduta, kurang gizi akan menimbulkan

gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak yang apabila tidak

diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga dapat diistilahkan sebagai

periode emas sekaligus kritis. Berdasarkan hasil pengkajian gizi Balita yang

dilakukan sebelumnya ternyata masih dijumpai beberapa masalah gizi khususnya

pada kelompok umur Baduta. Penyebab utamanya adalah masih terbatasnya

pengetahuan ibu tentang gizi Baduta dan keterampilan ibu dalam menyiapkan

makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan pangan lokal yang tersedia.

Kader Posyandu yang selama ini sudah berperan aktif dirasakan masih lemah

dalam memberikan edukasi ASI dan MP-ASI. Padahal kader Posyandu sangat

potensial perannya sebagai agen perubahan. Kegiatan Pengabdian Kepada

Masyarakat Pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis Pangan Lokal Bagi

Kader Posyandu dan Ibu Baduta ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan kader posyandu dan ibu BADUTA dalam menyiapkan MP-ASI.

Pada awal kegiatan, peserta akan digali tentang pengetahuan dan kemampuan

pembuatan MP-ASI terlebih dahulu kemudian dilakukan evaluasi akhir untuk

melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Secara garis besar

kegiatan ini berfungsi untuk membentuk perilaku gizi yang baik pada keluarga

diperlukan kegiatan pendampingan keberlanjutan. Luaran yang diharapkan dapat

dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dan

ibu baduta serta publikasi artikel ilmiah pengabdian di jurnal nasional tidak

terakreditasi.

Kata kunci : MP-ASI, pelatihan , kader posyandu, ibu baduta

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Usia di bawah dua tahun (Baduta) merupakan kelompok rawan gizi yang

akan menentukan kualitas hidup selanjutnya. Oleh karena itu pemenuhan gizi

pada kelompok tersebut harus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Salah satu

upaya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak adalah dengan memberikan

makanan yang terbaik bagi Baduta. WHO & UNICEF (2003) merekomendasikan

pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak Baduta adalah: (1)

mulai menyusu dalam 1 jam setelah lahir; (2) pemberian ASI secara eksklusif

sampai usia 6 bulan; (3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai

usia 6 bulan; (4) Meneruskan pemberian ASI sampai Usia 2 tahun atau lebih. MP-

ASI harus diberikan setelah anak berusia 6 bulan karena pada masa tersebut

produksi ASI semakin menurun sehingga supply zat gizi dan ASI tidak lagi

memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat. Posyandu DAHLIA III

kelurahan Jatisari kecamatan Mijen terbagi menjadi posyandu lansia dan

posyandu balita. Kegiatan posyandu balita sendiri adalah penimbangan berat

badan dan tinggi badan balita, pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar

lengan, pemberian vitamin dan pemberian makanan sehat oleh kader posyandu.

Lokasi posyandu sendiri terpaut ±30 km dari perguruan tinggi tim pengabdian

kepada masyarakat. Meskipun terhitung tidak terlampau jauh dari perkotaan, di

sana masih dijumpai permasalahan dalam hal pemberian makanan pada Baduta.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua posyandu DAHLIA III dan kader

posyandu didapatkan informasi antara lain :

1. Masih ada baduta yang usianya belum mencapai 6 bulan sudah diberikan

MP-ASI secara dini

2. Kader posyandu membuat makanan sehat untuk dibagikan ke balita hanya

ala kadarnya atau sesukanya si pembuat makanan

3. Kader posyandu jarang melakukan variasi makanan sehat bagi peserta

posyandu balita

4. Kader posyandu jarang mendapatkan pelatihan atau seminar tentang

kesehatan untuk meingkatkan pengetahuan mereka

5. Terdapat baduta yang memiliki berat badan tidak memenuhi persyaratan

pada KMS

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 vi

6. Terdapat baduta yang dari bulan ke bulan memiliki berat badan

stagnan/tetap

7. Pendidikan ibu baduta/ balita adalah menengah ke bawah

Tujuh hal tersebut adalah hasil analisis situasi yang merupakan gambaran

bagi tim pengabdian betapa pentingnya melakukan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat di wilayah tersebut. Salah satu kontributor terhadap rendahnya asupan

energi dan protein pada anak adalah pemberian makanan yang kurang memadai

(Kumar, et al., 2006). Kader Posyandu merupakan tenaga kesehatan yang paling

dekat dengan masyarakat yang selama ini berperan aktif dalam penimbangan

balita dan pencatatan/ pengisian KMS, namun masih dirasakan lemah dalam

memberikan edukasi ASI dan MP-ASI. Kader kesehatan masyarakat

bertanggungjawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang

ditunjuk oleh pusatpusat pelayanan kesehatan. Di harapkan mereka dapat

melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja

dari sebuah tim kesehatan (Meilani, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi (2017), bahwa salah satu peran kader posyandu di lihat dari sisi

diseminasi informasi/inovasi adalah berupa tindakan kader posyandu kepada

masyarakat melalui komunikasi tatap muka, antar personal, komunikasi antar

kelompok, bahkan komunikasi dengan bantuan media. Oleh karena itu dalam

mendukung pengembangan skill/ keterampilan para kader perlunya pelatihan

pengembangan diri di bidang lain. Tujuan umum dari kegiatan Pengabmas adalah

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan ibu Baduta dalam dalam

mengolah makanan anak. Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya panduan pelatihan pengolahan makanan anak baduta

2. Tersedianya resep makanan anak baduta yang bersumber dari bahan

pangan lokal

3. Terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan

B. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi mitra, maka dapat dijabarkan bahwa

permasalahan mitra adalah :

1. Kurangnya pelatihan kader posyandu dalam di bidang kesehatan

2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dan ibu baduta

dalam menyiapkan MP-ASI

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 vii

BAB II

SOLUSI DAN LUARAN

Solusi yang direncanakan bagi permasalahan mitra adalah :

1. Mengadakan pelatihan bagi para kader posyandu dan ibu baduta tentang

MPASI

2. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan dengan bantuan media

komunikasi yang menarik

3. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan dengan mengajarkan pembuatan

MPASI cookies berbahan dasar pangan lokal yaitu kopi

Jika kegiatan telah terlaksana maka rencana luaran yang ditergetkan adalah :

1. Meningkatnya pengetahuan kader posyandu dan ibu baduta dalam penyiapan

MP-ASI

2. Meningkatnya keterampilan kader posyandu dan ibu baduta dalam penyiapan

MP-ASI

3. Artikel ilmiah pengabdian masyarakat pada jurnal pengabdian, jurnal nasional

tidak terakreditasi

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 viii

BAB III

METODE PELAKSANAAN

a. Waktu, lokasi dan peserta kegiatan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 6 dan 7 Juli

2019. Hari pertama bertempat di rumah ketua RW III Kelurahan Jatisari

Kecamatan Mijen dan hari kedua di lokasi Posyandu Dahlia III Kelurahan

Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang. Sasaran utama kegiatan pelatihan

ini adalah kader posyandu dan ibu baduta.

b. Metode kegiatan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, tanya jawab,

dan demonstrasi. Ceramah dan tanya jawab dilakukan pada saat proses

pelatihan teori di hari pertama. Metode demonstrasi pengolahan makanan

dilakukan ketika praktik mengolah makanan anak baduta. Kegiatan ini

melibatkan dosen dengan berbagi tugas sebagai fasilitator, pembimbing

praktik dan demonstrasi serta kepanitiaan. Bahan dan alat yang digunakan

untuk menunjang pelaksanaan pelatihan ini yaitu modul pelatihan, laptop,

speaker aktif, kertas plano, spidol, kompor dan tabung gas, oven, bahan

makanan, peralatan makan dan peralatan memasak. Modul yang digunakan

dalam pelatihan ini menggunakan metode MP-ASI WHO yang diadopsi dari

Modul Pelatihan Manajemen MP-ASI Berbasis WHO yang diselenggarakan

oleh PERINASIA tahun 2016.

Pada hari pertama penyampaian teori dengan bantuan media, sebelum dan

setelah pemberian materi, peserta diberikan kuosioner pre-test untuk

mengetahui prevalensi pengetahuan peserta mengenai gizi baduta dan MPASI.

Rata-rata skor pre-test, post-test dan prevalensi peningkatan pengetahuan

peserta dalam memahami materi yang telah disampaikan.

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 ix

Gambar 1. Bagan alur kegiatan

c. Bahan dan Cara pembuatan

1). Coffe Cookies

Bahan-Bahan Coffe Cookies :

1. Mentega 65 gram

2. Maizena 30 gram

3. Cokelat bubuk 7 gram

4. Gula halus 80 gram

5. Tepung terigu 140 gram

6. Kopi hitam 2 sachet

7. Telur 40 gram

8. Baking powder ¼ sdt

9. Perisa vanilla ¼ sdt

1. Kopi ditambahkan 4 sendok air panas.

2. Campur mentega dengan gula halus hingga rata.

3. Masukkan telur dan larutan kopi lalu aduk rata.

4. Masukkan perisa vanilla dan baking powder.

5. Masukkan cokelat bubuk dan maizena.

6. Masukkan tepung terigu secara bertahap, aduk hingga tercampur rata.

7. Ambil 1 sdt adonan, lalu bentuk oval.

8. Tata dalam Loyang yang dilapisi baking paper, dan adonan dibentuk

seperti kopi menggunakan spatel.

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 x

2). Macaroni schotel

Bahan – bahan macaroni schotel, antara lain :

1. Makaroni yang sudah direbus 250 gram

2. Keju parut 50 gram

3. Tepung terigu 25 gram

4. Mentega 55 gram

5. Telur ayam 2 butir

6. Garam ½ sdt

7. Gula ½ sdt

8. Bubuk blackpaper ½ sdt

9. Pala ½ sdt

10. Bawang Bombay 1 siung

11. Daging cincang 100 gram

12. Susu segar atau full cream 300 ml

Langkah – langkah membuat macaroni schotel, antara lain :

1. Tumis bawang Bombay dengan 2 sdm mentega sampai harum, masukkan

daging cincang, garam, gula, bubuk blackpaper dan pala, aduk – adek

sampai matang.

2. Masukkan susu segar atau full cream

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xi

BAB IV

PEMBAHASAN

Masyarakat Pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis Pangan Lokal

Bagi Kader Posyandu dan Ibu Baduta ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dan ibu BADUTA dalam

menyiapkan MP-ASI. Pada awal kegiatan, peserta akan digali tentang

pengetahuan dan kemampuan pembuatan MP-ASI terlebih dahulu kemudian

dilakukan evaluasi akhir untuk melihat peningkatan pengetahuan dan

keterampilan peserta. Secara garis besar kegiatan ini berfungsi untuk membentuk

perilaku gizi yang baik pada keluarga diperlukan kegiatan pendampingan

keberlanjutan. Luaran yang diharapkan dapat dicapai adalah meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dan ibu baduta serta publikasi

artikel ilmiah pengabdian di jurnal nasional tidak terakreditasi.

Menurut SNI (2011), cookies merupakan salah satu bentuk biskuit dimana

terbuat dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain, dengan proses

pencetakan dan pemanggangan. Cookies banyak disukai oleh masyarakat karena

rasanya yang enak dan cenderung manis, tekstur renyah namun lembut di mulut

serta proses pembuatannya relatif mudah. Cookies juga dapat disimpan dalam

jangka waktu yang cukup lama sehingga lebih praktis, dapat dikonsumsi berulang-

ulang dan kapan saja. Cookies dapat disajikan sebagai kudapan atau selingan.

Kecukupan zat gizi yang diperoleh dari makanan selingan berada pada kisaran 10

– 20 dari kebutuhan sehari (Almatsier, 2009).

Tahapan proses pembuatan cookies secara garis besar adalah pembuatan

adonan, pencetakan adonan, dan pemanggangan cookies menggunakan oven.

Pembuatan cookies menggunakan beberapa bahan seperti bahan pengikat, bahan

pelembut, bahan pengembang, dan bahan penambah cita rasa. Bahan pengikat

yang digunakan adalah tepung maizena, bahan pelembutnya anta lain gula halus,

tepung terigu dan mentega. Bahan pengembang yang digunakan berupa telur,

baking powder dan bahan penambah cita rasa berupa perisa vanila, coklat bubuk

dan kopi.

Tahap pertama pembuatan cookies adalah pencampuran mentega dan gula

halus, lalu masukkan telur dan larutan kopi diaduk secara merata, kemudian

penambahan perisa vanila, baking powder. Campuran bahan tersebutdicampur

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xii

secara merata, tujuannya adalah agar tidak terjadi penumpukan bahan pada bagian

tertentu adonan. Tahap selanjutnya adalah dengan menambahkan cokelat bubuk,

tepung maizena dan tepung terigu, bahan tersebut dicampur hingga adonan

menjadi kalis. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan tangan karena

adonan mulai padat. Selanjutnya adonan dicetak berbentuk biji kopi, yang

kemudian ditata pada loyang yang telah dilapisi kertas kue. Loyang tidak dilapisi

dengan margarin karena dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar lemak dan

natrium pada cookies yang dihasilkan. Tahap akhir dari pembuatan cookies adalah

tahap pemanggangan menggunakan oven pada suhu 180 oC selama 5 menit.

Pemilihan kopi sebagai bahan penambah cita rasa, hal ini sesuai dengan

ppendapat Janwar (2014) bahwa adanya penambahan bubuk kopi pada pembuatan

susu paesturisasi meningkatkan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa, namun

penambahan bubuk kopi terlalu banyak semakin menurunkan tingkat kesukaan

panelis. Ridwansyah (2003) manyatakan bahwa pengolahan kopi yang melalui

tahap penyangraian dan penggilingan mempengaruhi warna dan citarasa kopi

yang dihasilkan. Penambahan bubuk kopi memberikan pengaruh aroma kopi yang

lebih khas pada cookies kopi. Menurut Ridwansyah (2003) bahwa aroma kopi

dihasilkan oleh terbentuknya senyawa volatil, karamelisasi karbohidrat, dan

terbentuknya gas CO2 sebagai hasil oksidasi. Proses pembentukan aroma produk

pangan terjadi pada saat pencampuran bahan (mixing) sampai menjadi adonan dan

akan berlangsung sampai proses pemanggangan sehingga terbentuklah aroma

yang khas (Sunarwati et al., 2012). Selain itu adanya kandungan protein dan gula

reduksi dalam bahan pangan menyebabkan terjadinya reaksi maillard dan saat

adonan dipanggangkan menghasilkan senyawa-senyawa aromatik sehingga

menghasilkan aroma yang khas pada cookies.

Perjalanan dua tahun usai harus diperkenalkan makan selain ASI, anak

harus mulai diperkenalkan dengan citarasa gurih sebelum nanti mengenal rasa

manis, asin, dan lain-lain. Dengan mengenal lebih dulu rasa gurih, hal tersebut

akan akan menstimulasi indra perasa anak lebih baik dan membiasakannya

memilih gurih dibanding rasa lain. Perpaduan keju dengan macaroni yang dikukus

tersebut akan menghasilkan MPASI yang mengenyangkan bagi anak sekaligus

kudapan pengganjal lapar. Keju dalam macaroni mengandung kalori dan

karbohudart yang merupakan pengganti karbohidrat menjadi sumber energi.

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xiii

Salah satu makanan yang paling banyak diminati dan dikonsumsi adalah

pasta. Pasta adalah jenis makanan yang terbuat dari adonan tepung gandum tanpa

ragi dan air. Gandum yang digunakan adalah jenis durum semolina yang

dikatakan memiliki gluten yang cukup tinggi. Gluten ini akan mengeluarkan

warna kuning dan memudahkan adonan cepat bereaksi dengan air. Banyak macam

pasta, salah satunya seperti macaroni schotel, macaroni schotel adalah masakan

yang diperkenalkan oleh Belanda selama menduduki di Indonesia. Oleh karena

itu, “schotel” atau “schaal” berasal dari Bahasa Belanda yang mengacu pada

wadah yang digunakan untuk membuat hidangan ini. Biasanya dibuat dengan keju

dan daging atau tuna, kadang diberi tambahan kentang dan tahu untuk

menciptakan rasa yang lebih Asia.

Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar)

diberikan 3 – 4 kali sehari dan juga 1 – 2 kali makanan selingan. Frekuensi

MPASI makan anak harus sering karena anak terpaksa memakan makanan sedikit

demi sedikit, waktu makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu makan keluarga

supaya anak lebih semangat belajar makan. Namun jangan terlalu dekat waktu

jam tidur anak.

Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses

pencernaan makanan. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu

pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi –geligi dan pencernaan

kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik akan

sempurna jika luas permukaansentuh antar-partikel makin efisien, sehingga

ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xiv

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari laporan pengabdian secara garis besar adalah kegiatan ini

berfungsi untuk membentuk perilaku gizi yang baik pada keluarga dan diperlukan

kegiatan pendampingan keberlanjutan. Luaran yang diharapkan dapat dicapai

adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dan ibu

baduta serta publikasi artikel ilmiah pengabdian di jurnal nasional tidak

terakreditasi.

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xv

BAB VI

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. BIAYA KEGIATAN

NO Material Justifikasi

Kuantitas Harga Satuan Jumlah Pemakaian

1 Resep Pasta Red Bel 1 Rp 23,500 Rp 23,500

Cookies

BP 1 Rp 2,500 Rp 2,500

Cokelat 1 Rp 17,500 Rp 17,500

Tepung maizena 1 Rp 3,500 Rp 3,500

BP 1 Rp 2,000 Rp 2,000

Contong 1 Rp 1,000 Rp 1,000

Tepung segitiga 1 Rp 4,500 Rp 4,500

Telur ¼ kg 1 Rp 6,000 Rp 6,000

Kertas Minyak 5 Rp 1,500 Rp 7,500

Piring kertas 1 Rp 1,200 Rp 1,200

2 Toko

Standing pouch 1 Rp 20,000 Rp 20,000 Kemuning

3 Resep

macaroni Makaroni 2 Rp 25,500 Rp 51,000 schootel

Keju cheddar 2 Rp 10,000 Rp 20,000

Cup macaroni 50 Rp 700 Rp 35,000

4 Resep Contong 5 Rp 1,000 Rp 5,000

cookies

Kertas kado 1 Rp 1,500 Rp 1,500

Segitiga 1 Rp 8,500 Rp 8,500

Chip warna 2 Rp 8,000 Rp 16,000

Pop corn 1 Rp 5,000 Rp 5,000

Full cream 1 Rp 5,500 Rp 5,500

Maizena 1 Rp 3,500 Rp 3,500

Meg 100GR 2 Rp 5,500 Rp 11,000

Bordeaux 3 Rp 8,500 Rp 25,500

BP 1 Rp 2,000 Rp 2,000

Pasta red bell 1 Rp 24,500 Rp 24,500

Spuit topi 2 Rp 2,000 Rp 4,000

Alu OX250 2 Rp 11,500 Rp 23,000

Telur 1 Rp 12,000 Rp 12,000

5 Resep Seking mini chik 1 Rp 37,900 Rp 37,900 sayuran

sehat

Selada cadut 1 Rp 7,900 Rp 7,900

Wortel 0.344 Rp 19,300 Rp 6,639

Bawang bombay 0.314 Rp 37,100 Rp 11,649

Tomat 0.43 Rp 20,900 Rp 8,987

Bawang putih 0.7 Rp 35,000 Rp 24,500

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xvi

Stanny gula 1 Rp 16,200 Rp 16,200 halus

Bakso urat 0.194 Rp 50,700 Rp 9,836

Daging giling 0.176 Rp 134,900 Rp 23,742

Bakso urat 0.184 Rp 50,700 Rp 9,329

Cabe rawit 0.086 Rp 59,400 Rp 5,108

merah

Jeruk nipis 0.246 Rp 25,200 Rp 6,199

6 Doorprize Tempat minum 2 Rp 11,000 Rp 22,000

Tempat minum 2 Rp 10,000 Rp 20,000

Tempat tissue 2 Rp 5,000 Rp 10,000

Tempat makan 2 Rp 12,000 Rp 24,000

Celengan 1 Rp 14,500 Rp 14,500

Tempat makan 1 Rp 15,000 Rp 15,000

Botol minum 2 Rp 16,000 Rp 32,000

Kertas payung 3 Rp 1,100 Rp 3,300

7 TOKO SAE Blender & kertas

1 Rp 144,000 Rp 144,000 kado

8 Resep Daging giling 0.586 Rp 134,950 Rp 79,081 makaroni

Plastik 1 Rp 200 Rp 200

CENDANA

9 digital MMT 1 Rp 62,500 Rp 62,500 printing

10 Snack Puding rainbow,

Pengabdian

mandarin spc 70 Rp 8,500 Rp 595,000 (tim, Kader

posyandu, lunpia, bakso, air dan ibu

Roti pollo fla

BADUTA) 30 Rp 3,500 Rp 105,000

mangga

11 Jajanan anak Fuly 1 Rp 37,500 Rp 37,500

kecil

Consenek 1 Rp 13,500 Rp 13,500

(BADUTA)

Ring 1 Rp 13,500 Rp 13,500

Riana 1 Rp 13,500 Rp 13,500

Drum 1 Rp 13,500 Rp 13,500

12 Rental Mobil (per hari

mobil+sopir menuju lokasi-->

survey,

pengabdian hari 3 Rp 500,000 Rp 1,500,000 pertama,

pengabdian hari

kedua) + sopir

13 Apotek Sarung tangan 2 Rp 75,000 Rp 150,000 Cangkiran

tutup kepala 2 Rp 60,000 Rp 120,000

tissue kering 5 Rp 20,000 Rp 100,000

masker hijab 2 Rp 75,000 Rp 150,000

tissue basah 5 Rp 13,000 Rp 65,000

14 Toko buah Mangga 2 Rp 29,000 Rp 58,000

jambu 2 Rp 15,000 Rp 30,000

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xvi i

Anggur merah 2 Rp 36,000 Rp 72,000

15 Rental oven sewa oven 1 Rp 250,000 Rp 250,000

16 Fotocopy print brosur

amanah resep cookies 70 Rp 2,000 Rp 140,000

print brosur

resep makaroni

scootel 70 Rp 2,000 Rp 140,000

Kas

17 posyandu

kas 1 Rp 250,000 Rp 250,000 dahlia III

(sukarela)

18 Fotocopy kertas A4 (rim) 2 Rp 40,000 Rp 80,000 amanah

jilid laporan 12 Rp 15,000 Rp 180,000

Total Rp 5,013,271

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xvi

ii

B. JADWAL KEGIATAN PENGABDIAN

Pelaksanaan kegiatan pelatihan Pembuatan MP-ASI WHO Berbasis

Pangan Lokal Bagi Kader Posyandu dan Ibu BADUTA Dahlia III Kelurahan

Jatisari Kecamatan Mijen diadakan pada hari Sabtu dan Minggu Tanggal 6 – 7

Juli 2019.

Tanggal 6 Juli 2019

15.30-16.30 : Registrasi daftar hadir dan pengukuran berat badan dan

lingkar lengan badan

16.00-16.30 : Pengisian pretest bagi peserta yang sudah mengisi daftar

Hadir

16.30-17.30 : Pemaparan materi

17.30 : penutupan

Tugas tim :

Pemaparan materi MPASI

Rika Sebtiana K : Sambutan dan membuka acara

Ririn Suharsanti : Menyampaikan materi

M Ryan Radix : Memandu Tanya jawab peserta

Achmad wildan : Membagikan dan menerangkan brosur resep saat registrasi

Erlita Verdia M : Memandu peserta untuk pretest dan post test

Ahmad Fuad Masduqi : Dokumentasi

Yustisia Dian A : Pembagian Doorprize

Lilies Wahyu A : Persiapan alat bahan

Dyan Wigati : Membantu kader pada penimbangan baduta

Erna Prasetyaningrum : Membantu kader pada pengukuran lingkar lengan baduta

Tanggal 7 Juli 2019

15.30-16.30 : Registrasi daftar hadir dan pengukuran berat badan dan

lingkar lengan badan

16.00-16.30 : Pengisian pretest bagi peserta yang sudah mengisi daftar

Hadir

16.30-17.30 : Pelatihan pembuatan cookies dan macaroni scootel

17.00-17.30 : diselingi post test sebelum ditutup

17.30 : penutupan

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xix

Tugas tim :

Memberi pelatihan membuat macaroni scootel oleh :

- Ririn Suharsanti

- Erliat Verdia M

- M Ryan Radix

- Erna Prasetyaningrum

- Lilies Wahyu Ariani

- Rika Sebtiana

- Achmad Wildan

- Achmad Fuad Masduqi

- Yustisia Dian A

- Dyan Wigati

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xx

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 2973: 2011. Biskuit. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Dewi, D.S. 2017. Peran Komunikator Kader Posyandu dalam Meningkatkan

Status Gizi Balita di Posyandu Nuri Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 5 (1) 2017 : 272-282 ISSN 2502-

597X

Kumar, D., Goel, N.K., Mittal, P.C. et al., 2006. Influence of infant-feeding practices on nutritional status of under-five childrenIndian J Pediatr (2006) 73:

417.doi:10.1007/BF02758565.

Meilani, N. Setiyawati, N. dan Estiwidani, D. S. 2009. Kebidanan Komunitas.

Yogyakarta: Fitramaya.

World Health Organization, UNICEF. Global strategy for infant and young child feeding. Geneva: World Health Organization;2003

Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. Medan : Universitas Sumatra Utara Press.

Janwar, A.A. 2014 Pengaruh Penambahan Kopi (Coffea spp.) terhadao Kualitas Susu Paesturisasi. [Skripsi]. Makassar : Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Sunarwati, DA., Rosidah dan Saptarina. 2012. Pengaruh Subtitusi Tepung Sukun terhadap Kualitas Brownies Kukus. Food Scince and Culinary Education Journal (1): 14-18.

https://www.blueband.co.id/tips/mengolah-makaroni-jadi-hidangan-lezat-nan-bergizi/

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019 xxi

LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN PENGABDIAN

Penyampaian materi kepada peserta

Peserta pelatihan

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xxi

i

Pembagian doorprize pada peserta

Proses pembuatan MPASI

Bahan pembuatan MPASI

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xxi

ii

Foto bersama peserta

Pemberian kenang-kenangan kepada ketua posyandu

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xxi

v

Peserta pelatihan MPASI (ibu BADUTA)

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

v

Daftar hadir

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

vi

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

vii

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

viii

Materi pengabdian

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xxi

x

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

x

LAPORAN PENGABDIAN STIFAR 2019

xx

xi