LAPORAN TUGAS AKHIR - Repository Poltekkes Medan

177
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.NS GIIPIA0 MASA HAMIL SAMPAI DENGAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI PMB AFRIANA MEDAN DENAI TAHUN 2018 LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: ESTER YOSSI M SIMANJUNTAK NIM. P07524115049 POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN MEDAN 2018

Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR - Repository Poltekkes Medan

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.NS GIIPIA0 MASA HAMIL

SAMPAI DENGAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

DI PMB AFRIANA MEDAN DENAI

TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

ESTER YOSSI M SIMANJUNTAK

NIM. P07524115049

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III KEBIDANAN

MEDAN

2018

ii

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.NS GIIPIA0 MASA HAMIL

SAMPAI DENGAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

DI PMB AFRIANA MEDAN DENAI

TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN

PENDIDIKAN AHLI MADYA KEBIDANAN PADA PROGRAM STUDI D-III

KEBIDANAN MEDAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

Oleh:

ESTER YOSSI M SIMANJUNTAK

NIM. P07524115049

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III KEBIDANAN

MEDAN

2018

iii

iv

v

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN D-III KEBIDANAN MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR, JULI 2018

ESTER YOSSI M SIMANJUNTAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. NS GIIPIA0 MASA HAMIL SAMPAI

DENGAN KELUARGA BERENCANA DI PMB AFRIANA MEDAN DENAI

2018

xii + 146 Halaman + 7 Tabel + 10 Lampiran

RINGKASAN

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 menunjukkan

bahwa AKI masih tinggi yaitu 305/ 100.000 kelahiran hidup (KH), namun AKB telah

mencapai target MDGs yaitu sebesar 22,23/1000 KH dari target 23/1000 KH. Upaya

penurunan AKI telah dilakukan di Indonesia yaitu adanya P4K, program EMAS dan

upaya dengan konsep continiuty of care.

Asuhan kebidanan continiuty of care pada Ny.NS GIIPIA0 di PMB

AFRIANA Medan Denai.

Asuhan kebidanan antenatal care (ANC) trimester III dilakuka 3 kali dengan

standard 9 T. Pertolongan persalian sesuai dengan APN, bayi lahir spontan , bugar

pukul 17.40 wib, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.44 gram, panjang badan 48

cm, dilakukan IMD selama 1 jam. Asuhan Nifas dan Bayi Baru Lahir dilakukan

kunjungan sebanyak 3 kali dan tidak ada keluhan. Ibu Akseptor KB Suntik 3 bulan

(Depo Provera).

Kesimpulan, asuhan yang diberikan kepada ibu berjalan dengan baik dan

kooperatif. Disarankan kepada klinik yang bersangkutan agar mempertahankan

pelayanan yang sudah baik.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Pada Ny.NS GIIPIA0, continiuty of care

Daftar Bacaan : 32 (2009 – 2018)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

RahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny.NS GIIPIA0 Masa Hamil sampai

dengan Pelayanan Keluarga Berencana di PMB AFRIANA Medan Denai

Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,

yang telah memberikan kesempatan kepada D-III Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes RI Medan yang telah mendukung dan memberikan kesempatan

menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

3. Aritha Sembiring, SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan

Poltekkes Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun

Laporan Tugas Akhir ini.

4. Dewi Meliasari, SKM,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

5. Jujuren Sitepu SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

6. Suswati SST, M.Kes, selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik

dan saran sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

7. Sartini Bangun S.Pd,M.Kes selaku dosen anggota penguji yang telah

memberikan kritik dan saran sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

vii

8. Wardati Humaira, SST,M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademi (PA) yang

telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat

menyeleaikan Laporan Tugas Akhir ini.

9. Bidan Afriana, yang telah memberikan tempat dan waktu untuk melakukan

penyusunan Laporan Tugas Akhir di PMB AFRIANA Medan Denai.

10. Ny.NS dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini.

11. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda tersayang Efendi Simanjuntak

dan Ibunda tercinta Dumastiur Siburian serta yang selalu membawa nama

penulis dalam setiap sujud dan doa-doanya. Serta adik-adik tersayang yaitu

Indah Simanjuntak, Joy Simanjuntak, Jones Simanjuntak yang selalu

memberikan semangat, doa dan dukungan baik materi maupun moral sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

12. Ucapan terima kasih kepada memet saya Maria, Irma Bakkara, temsek violet 14

Desi, Dia dan Ade Hodryah, adik saya Okteyeni dan Dina, piri saya Sari

Siahaan, dan adek Tulip 12 Grace, Tamala, dan Nilam.

13. Seluruh rekan seangkatan D-III kebidanan dan pihak terkait yang membantu

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2018

Ester Yossi M Simanjunta

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................... ............. i

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ... ii

ABSTRAK................................................................................. .................. iii

KATA PENGANTAR................................................................................. iv

DAFTAR ISI....................................................................................... ......... vi

DAFTAR TABEL........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ ... x

DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 LatarBelakang ......................................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup Asuhan........................................................................... 5

1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 5

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 5

1.4 Sasaran,Tempat,WaktudanAsuhanKebidanan ........................................ 5

1.5 Manfaat Penulisan LTA .......................................................................... 6

1.5.1 Bagi Institusi .................................................................................. 6

1.5.2 Bagi Lahan Praktik ......................................................................... 6

1.5.3 Bagi Klien ...................................................................................... 6

1.5.4 Bagi Penulis ................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

2.1 Kehamilan ............................................................................................... 7

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan ............................................................... 7

a. Pengertian Kehamilan ................................................................ 7

b. Perubahan Fisiologi Kehamilan ................................................. 7

c. Perubahan Psikologis pada Trimester III ................................... 11

d. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III ........................................... 12

ix

e. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester III ....................... 16

2.1.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan ....................................... 17

2.2 Persalinan ................................................................................................ 28

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan ............................................................... 28

a. Pengertian Persalinan ............................................................... 28

b. Perubahan Fisiologi Persalinan ................................................ 31

c. Perubahan Psikologis Pada Persalinan ..................................... 35

d. Faktor yang Berperan dalam Persalinan .................................. 36

e. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin .................................................. 37

2.2.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan ............................................. 39

2.3 Nifas ........................................................................................................ 48

2.3.1 Konsep Dasar Nifas .................................................................... 48

a. Pengertian Nifas ........................................................................ 48

b.Perubahan Fisiologis Nifas ........................................................ 49

c. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas ......................................... 53

d. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas ............................................. 54

2.3.2 Asuhan Kebidanan pada Nifas.................................................... 56

2.4 Bayi BaruLahir ........................................................................................ 63

2.4.1 KonsepDasarBayiBaruLahir .......................................................... 63

a. Pengertian Bayi Baru Lahir ....................................................... 63

b. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir ........................................ 64

2.4.2 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir ...................................... 66

2.5 Keluarga Berencana ................................................................................ 75

2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana ............................................ 75

a. Pengertian Keluarga Berencana ............................................. 75

b. Tujuan Program Keluarga Berencana .................................... 76

c. Sasaran Program Keluarga Berencana ................................... 77

d. Konseling KB ......................................................................... 77

e.Jenis Kontrasepsi ..................................................................... 78

x

2.5.2 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana ............................... 85

BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ................ 90

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ........................................................ 90

3.1.1 Kunjungan Ibu Hamil Pertama ....................................................... 90

3.1.2 Kunjungan Ibu Hamil Kedua ......................................................... 97

3.1.3 Kunjungan Ibu Hamil Ketiga ........................................................ 100

3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin .................................................... 103

3.2.1 Data Perkembangan Kala II ........................................................... 106

3.2.2 Data Perkembangan Kala III ......................................................... 109

3.2.3 Data Perkembangan Kala IV ........................................................ 111

3.3 Asuhan Kebidanana Masa Nifas ............................................................ 113

3.3.1 Data Perkembangan Nifas 6 hari .................................................. 116

3.3.2 Data Perkembangan Nifas 2 minggu ............................................ 118

3.3.3 Data Perkembangan Nifas 6 minggu ............................................ 120

3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ............................................. 122

3.4.1 Data Perkembangan Bayi Baru Lahir 6 hari ................................. 126

3.4.2 Data Perkembangan Bayi Baru Lahir 2 minggu............................. 127

3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ............................................... 129

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 118

4.1 Kehamilan ............................................................................................. 131

4.2 Persalinan ............................................................................................. 133

4.3 Nifas ...................................................................................................... 137

4.4 Bayi Baru Lahir .................................................................................... .. 139

4.5 Keluarga Berencana .............................................................................. 140

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 141

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 141

5.2 Saran ..................................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 144

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilam 22

Tabel 2.2 Imunisasi TT 24

Tabel 2.3 Nomenklatur kebidanan pada ibu hamil 24

Tabel 2.4 Lamanya Persalinan 31

Tabel 2.5 Peubahan Uterus pada masa nifas 49

Tabel 2.6 Penilaian APGAR SCORE 67

Tabel 2.7 Pemeriksaan Fisik pada BBL 67

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Melakukan Praktik Asuhan Kebidanan Dalam

Rangka Penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA)

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Klinik

Lampiran 3 Lembaran Permintaan Menjadi Subjek

Lampiran 4 Informed Consent

Lampiran 5 Etical Clearance

Lampiran 6 Patograf

Lampiran 7 Kartu peserta KB

Lampiran 8 Bukti Persetujuan Perbaikan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 9 Kartu Bimbingan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

APD : Alat Pelindung Diri

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

CPD : Cephalo Pelvic Disproporti

DJJ : Denyut Jantung Janin

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

EMAS : Expanding Maternal and Neonatal Survival

HCG : Human Chorionik Gonadotropin

HB : Haemoglobin

HIV : Human Immunodevicienc

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HR : Heart Rate

IM : Intra Muscular

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IMS : Infeksi Menular Seksual

IMT : Indeks Massa Tubuh

IU : Internasional Unit

IUD : Intra Uterine Device

KB : Keluarga Berencana

KEK : Kurang Energi Kronis

KH : Kelahiran Hidup

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

xiv

KEK : Kurang Energi Kronis

KN : Kunjungan Neonatus

KPD : Ketuban Pecah Dini

LILA : Lingkar Lengan Atas

LTA : Laporan Tugas Akhir

MAL : Metode Amenorhoe Laktasi

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi

PAP : Pintu Atas Panggul

PONED : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi

Komprehensif

PTT : Penegangan Tali Pusat

PUKA : Punggung Kanan

PUS : Pasangan Usia Subur

PX : Prosesus xifoideus

SBR : Segmen Bawah Rahim

SDKI : Survei Demografi Kese

TB : Tinggi Badan

TBC : Tuberculosis

TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TT : Tetanus Toksoid

TTV : Tanda Tanda Vital

TTP : Tanggal Tafsiran Persalinan

UK : Usia Kehamilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia masih tinggi. Menurut laporan Word

Health Organization (WHO), hampir semua kematian ibu sekitar (99%) di negara

berkembang. Rasio kematian maternal di negara-negara berkembang pada tahun 2015

adalah 303/100.000 kelahiran hidup sedangkan 12/100.000 kelahiran hidup di negara

maju. 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang, terutama yang

tinggal di daerah pedesaan dan diantara masyarakat miskin. Sedangkan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Negara berkembang sebanyak 21/1.000 KH dan Negara

maju hanya 3/1.000 KH (WHO, 2016).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 menunjukkan

bahwa AKI masih tinggi yaitu 305/ 100.000 kelahiran hidup (KH), namun AKB telah

mencapai target MDGs yaitu sebesar 22,23/1000 KH dari target 23/1000 KH

(Kemenkes RI,2015).

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan angenda lanjutan

manggantikan MDGs memiliki target penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2030

yaitu 70 kematian per 100.000 KH dan penurunan AKB menjadi 12 kematian per

1.000 KH (Kemenkes RI, 2015).

Ditinjatu berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota , jumlah kematian

ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian. Namun bila

dikonversi, maka berdasarkan profil Kabupten/Kota maka AKI Sumatera Utara

adalah sebesr 85/100.000 kelahiran hidup, namun ini belum bisa menggambarkan

AKI yang sebenarnya di populasi. AKI di Sumatra Utara sebesar 328/100.000

kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka

nasional hasil sensus penduduk 2010 sebesar 259/100.000 kelahiran hidup.

Sementara untuk bayi dari 281.449 bayi yang lahir hidup, terdapat 1.132 bayi

2

meninggal sebelum usia 1 tahun. Diperhitungkan Angka Kematian Bayi di

Sumatra Utara tahun 2016 hanya 4/1.000 KH ((Dinkes Prov.Sumut, 2016).

Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30,3%), Hipertensi

Dalam Kehamilan (HDK) (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama/macet (0%)

(Kemenkes 2016). Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab

utama kematian yaitu perdarahan, HDK dan infeksi. Sedangkan faktor tidak

langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 (tiga)

Terlambat (3T) yaitu : terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat

rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan dan 4T yaitu :

terlalu muda usia <20 tahun, terlalu tua usia >35 tahun, terlalu dekat jarak

kehamilan atau persalinannya dan terlalu banyak anak (lebih dari 4) (Kemenkes

RI, 2013).

Sementara faktor penyebab kematian bayi terutama dalam periode satu

tahun pertama kehidupan beragam terutama masalah neonatal dan salah satunya

adalah bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) (BPS, 2013) dan faktor lain

penyebab kematian pada bayi di sebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death .

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator

AKI dan Angka AKB. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan

program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini

dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal

yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

dan Sulawesi Selatan.Selain itu terobosan yang dilakukan dalam penurunan AKI

dan AKB pemerintah meluncurkan (P4K) atau program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplokasi (Kemenkes RI,2015).

Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat

dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Ditjen Kesehatan Masyarakat,

Kemenkes RI 2015, menargetkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 dilakukan

oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan pada tahun 2015 adalah 72%, target

3

cakupan kunjungan ibu hamil K4 tersebut telah mencapai target Rencana

Strategis (Renstra) yaitu sebanyak 87,48% dan kunjungan ibu hamil K1 telah

mencapai terget sebanyak 95,75%. . Adapun untuk cakupan pemberian 90 tablet

tambah darah (zat besi) pada ibu hamil sebesar 85,17% (Kemenkes RI,2015).

Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan

mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu

dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan

adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala

IV persalinan. Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005 sampai

dengan tahun 2015. Namun demikian, terdapat penurunan dari 90,88% pada tahun

2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015 (Kemenkes RI,2015).

Pelayanan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis bagi

ibu. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu pada masa nifas dalam 24 jam

pertama yaitu perdarahan postpartum. Standar pelayanan nifas dilakukan

sekurang kurangnya tiga kali kunjungan. Cakupan kunjungan nifas (KF3) di

Indonesia dalam kurun waktu delapan tahun terakhir secara umum mengalami

kenaikan, yaitu dari 17,90% pada tahun 2008 meningkat pada tahun 2012 menjadi

85,16% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 87,06% (Kemenkes RI,2015).

KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu

khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20

tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua

melahirkan (di atas usia 35 tahun). Sasaran pelaksanaan program KB yaitu

Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita

Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Persentase peserta

KB baru terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2015 sebesar

13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2014 yang sebesar

16,51% (Kemenkes RI,2015).

4

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang

menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian

pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi, antara lain

kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)

termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1

injeksi, dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. Capaian KN1 Indonesia pada

tahun 2015 sebesar 83,67%. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2015

yang sebesar 75%. Adapun Capaian KN lengkap noenatal di Indonesia pada tahun

2015 sebesar 77,31% (Kemenkes RI,2015).

Untuk menurunkan AKI dan AKB diperlukan upaya untuk meningkatkan

kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan continiuty of

care ini dilaksanakan maka akan memberi dampak yang signifikan terhadap

kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak (Pusdiklatnakes,2014).

Konsep continiuty of care adalah paradigma baru dalam upaya menurunkan

angka kematian ibu, bayi dan anak. Dimensi pertama dari continiuty of care ini

adalah meliputi; sebelum hamil, kehamilan, persalinan , hari-hari dan tahun tahun

kehidupan. Dimensi kedua dari continiuty of care adalah tempat yaitu

menghubungkan berbagai tingkat pelayanan di rumah, masyarakat dan kesehatan

(Kemenkes RI,2015).

Untuk mencapai hal tersebut penulis menetapkan Rumah Bersalin (RB)

Dina sebagai tempat melaksanakan asuhan yang telah memiliki Memorandum of

Understanding (MOU) dengan Poltekkes Kemenkes RI Medan. Berdasarkan

survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada bulan januari sampai

februari di RB Dina melalui pendokumentasian, terdapat 70 ibu hamil Trimester

III yang melakukan ANC dan persalinan normal sebanyak 33 orang. Berdasarkan

kebutuhan penulis melakukan home visit, maka ditemukan ibu hamil yang

bersedia dan telah disetujui oleh suami menjadi subyek dari LTA melalui

informed consent yaitu Ny.N umur 29 tahun dengan usia kehamilan 36 minggu.

5

Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

secara berkesinambungan (continiuty of care) mulai dari masa kehamilan, persalinan,

nifas dan KB, serta perawatan bayi baru lahir pada Ny.N Usia 29 tahun dengan

G2P1A0 usia kehamilan 36 minggu di mulai dari masa kehamilan Trimster III sampai

KB di Klinik Besalin DINA pada tahun 2017 Sebagai Laporan Tugas Akhir prasyarat

menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Program Studi D-III Kebidanan

Medan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Medan. Penulis memilih

klinik DINA sebagai tempat melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil sampai

KB.

1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan

Ruang lingkup asuhan yang diberikan pada ibu hamil Trimester III yang

fisiologis, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus dan KB, secara continuity of care

(berkesinambungan).

1.3 Tujuan Penyusunan LTA

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil secara continuity of care

2. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin secara continuity of care

3. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas secara continuity of care

4. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir secara continuity of

care

5. Melakukan Asuhan Kebidanan pada KB secara continuity of care

6. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan metode SOAP.

1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan

1.4.1 Sasaran

6

Sasaran subjek kebidanan ditunjukkan kepada subjek Ny.N Usia 29 tahun

dengan G2P1A0 dengan memperhatikan continutiy care mulai ibu hamil,

bersalin,nifas, neonatus dan KB.

1.4.2 Tempat

Tempat dilaksanakan asuhan di PMB AFRIANA Jl.Selamat No.9 Bromo

Ujung Medan Denai.

1.4.3 Waktu

Waktu yang digunakan mulai dari Januari 2018-Juni 2018

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Penulis

Sebagai sarana belajar komprehensif bagi penulis untuk mengaplikasikan

teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam rangka menambah wawasan

khususnya asuhan kebidanan, serta dapat mempelajari kesenjangan yang terjadi di

masyarakat.

1.5.2 Bagi Instansi Pendidikan

Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi

mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar untuk asuhan

kebidanan komprehensif selanjutnya.

1.5.3 Bagi klien

Masyarakat/klien dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan

bermutu dan berkualitas secara berkesinambungan.

1.5.4 Bagi Klinik

Klinik diharapkan dapat melakukan standar minimal pelayanan pada

ibubhamil 10 T dan sudah melakukan pelayanan standar Antenatl Care (ANC)

lebih baik lagi.

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan antara

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional (Saifuddin, 2014).

Menurut Walyani (2015) Konsepsi fertilisasi (pembuahaan) ovum yang

telah dibuahi segera membela diri sambil bergerak menuju tuba fallopi/ruang

rahim kemudian melekat pada mukosa rahim dan bersarang di ruang rahim.

Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) dari pembuahaan sampai nidasi

diperlukan waktu kira-kira enam sampai dengan tujuh hari. Jadi dapat

dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),

spermatozoa (sel mani), pembuahaan (konsepsi-fertilisasi), nidasi dan

plasenta.

b. Perubahan Fisiologis Kehamilan

Menurut Maya Astuti (2017), perubahan fisiologis kehamilan pada Trimester I

dan Trimester II adalah :

1. Kehamilan Trimester I (0-12 minggu)

Kehamilan trimester pertama merupakan periode adaptasi. Respon yang

muncul pada periode ini adalah ketidakyakinan atau ketidakpastian,

ambivalen, fokus pada diri sendiri, perubahan seksual. Hal ini merupakan

8

respon yang normal, sehingga diperlukan adaptasi dan dukungan psikologis,

sosial, dan perawatan kesehatan pada ibu.

2. Kehamilan Trimester II

Pada kehamilan trimester II akan terjadi pengeluaran kalori yang

berlebihan disertai dengan pelepasan hemoglobin dalam darah. Pada periode

ini juga mulai terjadi proses pengenceran plasma darah ibu (hemodilusi)

karena peredaran darah janin mulai sempurna. Hemodilusi terjadi karena

peningkatan volume plasma lebih tinggi dari volume eritrosit sehingga

menimbulkan efek penurunan HB. Kedua kondisi ini cenderung memicu

terjadinya anemia pada kehamilan jika ibu tidak mengonsumsi zat besi yang

cukup.

Menurut Sulistiyawati, 2009 perubahan-perubahan fisiologis pada

kehamilan Trimester III adalah sebagai berikut:

1. Sistem Reproduksi

a) Uterus

Ukuran Uterus pada kehamilan cukup bulan adalan 30x25x20 cm

dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Hal ini memungkinkan bagi

adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar

akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut serabut

kolagennya menjadi higroskopik dan endometrium menjadi desidua. Dan

berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada

akhir bulan.

b) Serviks uteri

Pada serviks vaskularisasi akan bertambah dan menjadi lunak, kondisi

ini yang disebut dengan tanda Goodle. Kelenjar endoservikal membesar

dan mengeluarkan banyak cairan mukus.

9

c) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus lateum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran

estrogen dan progesteron.

d) Vagina dan vulva

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vulva

dan vagina, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau

kebiruan .

2) Mamae

Pada ibu hamil trimester III, proses laktasi mengalami banyak perubahan

sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati

antara lain :

a. Selama kehamilan payudara bertambah besar,tegang dan berat

b. Dapat teraba nodul nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli

c. Bayangan vena vena lebih membiru

d. Hiperpigmentasi pada aerola dan putung susu

e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna

kuning

3) Kulit

Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu hamil.

Peningkatan pigmentasi terjadi di sekelilig puting susu dan wajah, sedangkan

di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider

angioma. Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan mnyebabkan

robeknya serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae

gravidarum/striae livid. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya

dan disebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilitasi kulit menyebabkan ibu

mudah berkeringat.

10

4) Sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap

menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat

sampai 30-50%. Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak

menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari

tungkai ke jantung. Peningkatan curah jantung selama kehamilan

kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim.

Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim

ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah

ibu.

5) Sistem respirasi

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim

dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru sedikit

berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam

karena memerlukan lebih bnyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.

6) Sistem pencernaan

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian

bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat

karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar

progesteron. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada dan sendawa,

yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam

lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang

kemungkinan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

7) Sistem perkemihan

Pada akhir kehamilan terjadi peningkatan frekuensi BAK karena kepala

janin mulai turun ke PAP sehingga kandung kemih tertekan. Perubahan

struktur ginjal merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron),

tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume

darah.

11

8) Peningkatan berat badan selama hamil

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama

hamil, oleh karena itu perlu di pantau setiap bulan. Peningkatan berat badan

ibu selama kehamilan menandakan adanya adaptasi ibu terhadap pertumbuhan

janin. Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini

mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan janin intra-uteri.

Perkiraan peningkatan berat badan yang di anjurkan adalah :

a) 4 kg pada kehamilan Trimester I

b) 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II dan III

c) Totalnya 15-16 kg

c. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III ( Marmi,2011 )

1. Trimester III ini sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Ibu mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi sehingga

membuat ia terjaga jaga dan menunggu tanda gejala persalinan.

2. Sejumlah ketakutan muncul yaitu merasa cemas apakah bayinya nanti

akan lahir normal atau abnormal, terkait dengan persakinan

(nyeri,kehilangan kendali dan hal-hal yang tidak diketahui ), atau apakah

organ vitalnya akan mengalami cedera akibar proses kelahiran.

3. Akan mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya

perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara

ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan

uterusnya yang penuh tiba tiba akan mengempis dan kosong.

4. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan. Hasrat untuk melakukan hubungan

seksual akan menghilang seiring dengan membesarnya abdomen yang

menjadi penghalang.

d. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

12

Kebutuhan fisiologis ibu hamil sebagai berikut (Walyani, 2015):

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia termasuk

ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga

akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut dan

untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan:

a. Latihan nafas melalui senam ibu hamil

b. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

c. Makan tidak terlalu banyak

d. Kurangi atau hentikan merokok

e. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti

asma dan lain-lain.

2. Nutrisi

Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain

untuk mengatasi beban yang berat, juga sebagai cadangan energi untuk

persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh

dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak

janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan.

Karena itu jangan sampai kekurangan gizi.

Berikut adalah sederet gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada

kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat lainnya :

a) Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 75.600 kilo kalori

(kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 6-12,5 kg pada masa

hamil. Pertambahan kalori ini terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk

itu tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300

kkal.

b) Protein

13

Jumlah protein yang dibutuhkan ibu hamil adalah 85 gram per hari.

Yang bersumber dari tumbuhan (kacang-kacangan), hewan (ikan, ayam,

telur). Difisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia

dan edema.

c) Lemak

Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan

membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Selain itu juga

digunakan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang

normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir

trimester III. Kebutuhannya hanya 20-25% dari total kebutuhan energi

tubuh. Tubuh ibu hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung

persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir. Sumber lemak antara lain

telur ayam, telur bebek, daging ayam, daging sapi, sosis, bebek, dan

mentega.

d) Air

Kebutuhan ibu hamil trimester III ini bukan hanya dari makanan

tapi juga cairan. Air sangat penting untuk pertumbuhan sel sel baru,

mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat

zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama

kehamilan.

Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula

dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah buahan. Tapi jangan

lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minum bergula

seperti sirop dan softdrink.

3. Personal Hygine

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan

oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang

14

kotor yang banyak mengandung kuman kuman. Mandi dianjurkan sedikitnya

dua kali sehari karen aibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak

keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah

dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan diberikan.

Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah

terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

4. Pakaian

Pakaian yang baik bagi ibu hamil adalah:

a. Menghindari menggunakan sabuk dan stoking yang terlalu ketat.

Karena akan mengganggu aliran balik

b. Mengindari menggunakan sepatu hak tinggi, akan menambah lordosis

sehingga sakit pinggang akan bertambah

c. Menopang payudara dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa

tidak enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi pendulans.

d. Memakai baju yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang

mudah menyerap keringat.

5. Eliminasi

Pada trimester III frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke

PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering konstipasi (sembelit) karena hormone

progesterone meningkat. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone

progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan

bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengonsumsi makanann tinggi serat dan banyak minum air putih,

terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat

ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usu.

Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar

agar tidak terjadi konstipasi.

6. Seksual

15

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada

riwayat penyakitt seperti ini.

a. Sering abortus dan kelahiran premature

b. Perdarahan pervaginam

c. Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan

d. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan

infeksi janin intra uteri.

7. Mobilisasi dan body mekanik

Mobilisasi dan bodi mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara

cara yang benar antara lain:

a. Melakukan latihan /senam hamil agar otot-otot tidak kaku

b. Jangan melakukan gerakan tiba-tiba/spontan

c. Jangan mengangkat secara langsung benda benda yang cukup berat,

jongkoklah terlebh dahulu baru kemudian mengangkat benda

d. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat

tidur (Nugroho dkk, 2014).

8. Exercise

Senam hamil merupakan suatu program latihan fisik yang sangat penting

bagi calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinan. Keuntungan senam

hamil adalah sebagai beriku (Nugroho dkk, 2014):

a. Melenturkan otot

b. Memberikan kesegaran

c. Meningkatkan self exteem dan self image

d. Sarana berbagai informasi

9. Istirahat/Tidur

Ibu hamil memiliki jam istirahat/tidur yang cukup. Kurang istiraha/tidur,

ibu hamil akan terlihat pucat lesu dan bergairah. Usahakan tidur malam

16

minimal 8 jam dan tidur siang 1 jam. Tidur yang cukup dapat membuat ibu

mrnjadi rileks bugar dan sehat. Posisi yang paling dianjurkan adalah tidur

miring kiri, posisi ini berguna untuk mencegah varices, sesak nafar, bengkak

pada kaki, serta dapat memperlancar sirkulasi darah yg penting buat

pertumbuhan janin (Nugroho dkk, 2014).

e. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil TM III

Menurut Hutahaean, 2013, ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

yaitu:

1. Haemoroid

Haemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Haemoroid dapat

bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam

rongga panggul. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara

menghindari konstipasi dan kompres air hangat/dingin pada anus.

2. Sering Buang Air Kecil (BAK)

Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu.

Akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering

ingin BAK. Dorongan ingin BAK tersebut akan menganggu istirahat ibu

termasuk di malam hari. Penanganan yang dapat dilakukan untuk

mengurangi atau mengatasi keluhan tersebut adalah ibu disarankan untuk

tidak minum saat 2-3 jam sebelum tidur dan menganjurkan ibu untuk

mengosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur.

3. Pegal-pegal

Biasanya penyebab bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau

karena ketegangan otot. Pada kehamilan trimester III ini dapat dikatakan

ibu membawa beban yang berlebih seiring peningkatan berat badan janin

dalam rahim. Otot-otot tubuh juga mengalami pengenduran sehingga

mudah merasa lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil dalam

beraktifitas apa pun jadi terasa serba salah. Penaganan yang dapat

diberikan untuk mengurangi keluhan tersebut adalah dengan

17

mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium dan menyempatkan

ibu untuk melakukan peregangan pada tubuh.

4. Perubahan libido

Perubahan Libido pada ibu hamil dapat terjadi karena beberapa

penyebab seperti kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan

tuanya kehamilan mungkin terjadi pada trimester ketiga, seperti kurang

tidur dan ketegangan. Penanganan yang dapat diberikan yaitu dengan

memberikan informasi tentang perubahan atau masalah seksual selama

kehamilan adalah normal dan dapat disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen atau kondisi psikologis.

5. Sesak nafas

Pada posisi terlentang, berat uterus akan menekan vena cava inferior

sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan

frekuensi jantung akan turun, hal ini menyebabkan terhambatnya darah

yang membawa oksigen ke otak dan ke janin yang menyebabkan ibu sesak

nafas (Hutahaean,S, 2013).

2.1.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

a. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang

dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dan penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu, masa hamil,

masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana (Mangkuji,

dkk, 2014).

Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil sejak mulai

konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi. Asuhan antenatal secara ideal dimulai

18

segera setelah ibu pertama kali terlambat menstruasi, untuk memastikan keadaan

kesehatan ibu dan janinnya (Muslihatun, dkk 2009).

b. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut (Muslihatun, dkk 2009) asuhan antenatalcare bertujuan untuk:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

3. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

4. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

c. Sasaran pelayanan kebidanan pada kehamilan

Sasaran ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif

sesuai standart minimal 4 kali selama kehamilan. Kontak 4 kali dilakukan

sebagai berikut (Rukiyah,2016):

1. 1 kali pada trimester pertama, yaitu sebelum usia kehamilan 14 minggu

2. 1 kali pada trimester kedua, yaitu selama umur kehamilan 14-28 minggu

3. 2 kali pada trimester ketiga, yaitu selama kehamilan 28-36 minggu dan

4. setelah umur kehamilan 36 minggu.

d. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Menurut Kemenkes (2013), teknis pelayanan antenatal dapat diuraikan

dengan metode SOAP:

DATA SUBJEKTIF

a. Identitas (Biodata)

19

1. Nama 5. Pendidikan

2. Usia 6. Agama

3. Pekerjaan 7. Suku

4. Alamat 8. No.telepon

b. Keluhan Utama Ibu Trimester III

Menurut Hutahean,S (2013) keluhan- keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil

trimester III antara lain :

1. Konstipasi dan Hemoroid

2. Sering Buang Air Kecil

3. Pegal – Pegal

4. Kram dan Nyeri pada kaki

5. Gangguan Pernapasan

6. Perubahan Libido

c. Riwayat kehamilan sekarang

1. Hari pertama haid terakhir 4. Masalah/kelainan pada kehamilan ini

2. Siklus haid 5. Pemakaian obat dan jamu-jamuan

3. Taksiran waktu persalinan 6. Keluhan lainnya

d. Riwayat kontrasepsi

1. Riwayat kontrasepsi terdahulu

2. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini

e. Riwayat obstetri yang lalu

1. Jumlah kehamilan 9. Perdarahan pada kehamilan,

2. Jumlah persalinan 10. persalinan, dan nifas terdahulu

3. Jumlah persalinan cukup bulan 11. Adanya hipertensi dalam kehamilan

4. Jumlah persalinan premature pada kehamilan terdahulu

5. Jumlah anak hidup, berat lahir, 12. Riwayat berat bayi <2,5 kg atau >4 kg

serta jenis kelamin 13. Riwayat kehamilan ganda

6. Cara persalinan 14. Riwayat Pertumbuhan Janin Terhambat

20

7. Jumlah keguguran 15. Riwayat Penyakit dan Kematian Janin

8. Jumlah aborsi

f. Riwayat medis lainnya

1. Penyakit jantung

2. Hipertensi

3. Diabetes mellitus (DM)

4. Penyakit hati seperti hepatitis

5. Riwayat operasi

6. Riwayat penyakit di keluarga: diabetes, hipertensi, kehamilan ganda dan

kelainan congenital.

g. Riwayat sosial ekonomi

1. Usia ibu saat pertama kali menikah

2. Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan

3. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan

a. Penuh kewaspadaan terhadap persalinan ibu merasa cemas

b. Ibu merasa khawatir, takut, dan tidak nyaman atas kehamilannya

4. Kebiasaan atau pola makan minum.

5. Kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan dan alcohol

6. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

7. Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan

8. Pilihan tempat untuk melahirkan

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik umum

a. Keadaan umum dan kesadaran penderita

Compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis, samnolen,

spoor, koma).

b. Tekanan darah

Tekanan darah normal 110/80.

21

c. Nadi

Nadi normal adalah 80 x/mnt. Jika nadi 90-120 x/menit maka tidak perlu di

berikan oksigen.

d. Suhu badan

Suhu badan normal adalah 36,5oC-37,5

oC . Bila suhu lebih tinggi dari 37,5

oC

kemungkinan ada infeksi.

e. Tinggi badan

Diukur dalam cm, tanpa sepatu.Tinggi badan kurang dari 145 cm

kemungkinan terjadi Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).

f. Berat badan

Berat badan yang bertambah atau kurang, perlu mendapat perhatian khusus

karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Minimal 0,5kg/minggu.

2. Pemeriksaan kebidanan

a. Pemeriksaan luar

1) Inspeksi

a. Kepala : Kulit kepala, distribusi rambut

b. Wajah : Oedema, cloasma gravidarum, pucat/tidak

c. Mata : Konjungtiva, sklera, oedem palpebra

d. Hidung : Polip, rabas dari hidung, karies, tonsil, faring

e. Telinga : Kebersihan telinga

f. Leher : Bekas luka operasi, pembesaran kelenjar tiroid, dan pembuluh

limfe

g. Payudara : Bentuk payudara, aerola mammae, puting susu, adanya massa

dan pembuluh limfe yang membesar, rabas dari payudara

h. Aksila : Adanya pembesaran kelenjar getah bening

i. Abdomen : Bentuk abdomen, lihat dan raba adanya gerakan janin, raba

adanya pembesaran hati.

2) Palpasi

22

Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan menggunakan

maneuver Leopold untuk mengetahui keadaan janin di dalam abdomen.

a. Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada

bagian fundus dan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis untuk

menentukan usia kehamilan.

Tabel 2.1

Ukuran Fundus Uteri Sesuai Usia Kehamilan Trimester III

Usia Kehamilan

(minggu)

Tinggi Fundus Uteri

(TFU) Menurut Leopold

TFU Menurut Mc.

Donald

28-32 Minggu 3 jari di atas pusat 26,7 Cm

32-34 Minggu Pertengahan pu

sat prosesus xiphoideus

(PX)

29,5-30 Cm

36-40 Minggu 2-3 jari dibawah prosesus

xiphoideus (PX)

33 Cm

40 Minggu Pertengahan pusat

prosesus xiphoideus (PX)

37,7 Cm

Sumber : Walyani S. E, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Yogyakarta, halaman 80

b. Leopold II

Untuk menentukan bagian-bagian janin yang berada di sisi sebelah kanan

dan kiri perut ibu, dan lebih mudah untuk mendeteksi dalam pengukuran

DJJ.

c. Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah (presentasi).

d. Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian terbawah janin yang konvergen dan

divergen.

3) Auskultasi

Auskultasi dengan menggunakan stetoskop monoral atau Doppler untuk

menentukan DJJ setelah umur kehamilan yang meliputi frekuensi, keteraturan

23

dan kekuatan DJJ. DJJ normal adalah 120 sampai 160 x/menit. Bila DJJ <120

atau >160 x/menit, maka kemungkinan ada kelainan janin atau plasenta.

4) Perkusi

Melakukan pengetukan pada daerah patella untuk memastikan adaya refleks

pada ibu.

b. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan oleh dokter/bidan pada usia kehamilan 34

sampai 36 minggu untuk primigravida atau 40 minggu pada multigravida dengan

janin besar. Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan serviks, ukuran panggul

dan sebagainya.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penujang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin

maupun sesuai indikasi).

a. Kadar hemoglobin

Pemeriksaan kadar hemoglobin unuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita

anemia gizi atau tidak. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

dibawah 11 gr %. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat

besi. WHO menetapkan :

Hb > 11 gr % disebut tidak anemia

Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan

Hb 7 –8 gr % disebut anemia sedang

Hb < 7 gr % disebut anemia berat

b. Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga)

c. Memberikan imunisasi

Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya. Pemberian

imunisasi pada wanita subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrining.

24

Tabel 2.2

Imunisasi TT

Imunisasi Interval %

Perlindungan

Masa

perlindungan

TT1 Pada kunjungan

ANC pertama

0 % Tidak ada

TT2 4 minggu setelah

TT1

80 % 3 tahun

TT3 6 bulan setelah

TT2

95 % 5 tahun

TT4 1 tahun setelah

TT3

99 % 10 tahun

TT5 1 tahun setelah

TT4

99% 25 tahun/seumur

hidup Sumber : Kemenkes RI,2015 dalam Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak

ANALISA DIAGNOSA KEBIDANAN

Tabel 2.3

Daftar Diagnosis Nomenklatur Kebidanan Pada Ibu Hamil

1. DJJ tidak normal

2. Abortus

3. Solusio Plasenta

4. Anemia berat

5. Presentasi bokong

6. Hipertensi Kronik

7. Eklampsia

8. Kehamilan ektopik

9. Bayi besar

10. Migrain

11. Kehamilan Mola

12. Kehamilan ganda

13. Placenta previa

14. Kematian janin

25

15. Hemorargik Antepartum

16. Letak Lintang

Sumber: Panduan Penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) Poltekkes kemenkes RI Medan, 2018

PENATALAKSANAAN

1. Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari Pelayanan kesehatan

ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut.

a) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi badan

b) Pengukuran Tekanan Darah

c) Tinggi Fundus Uteri

2. Menurut Hutahean,S (2013) keluhan- keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil

trimester III antara lain :

a. Konstipasi dan Hemoroid

Penanganan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah :

1. Mengonsumsi makanan berserat untuk menghindari konstipasi

2. Beri rendaman hangat/dingin pada anus

3. Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid ke dalam

anus dengan perlahan

4. Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi

5. Oleskan jeli ke dalam rectum sesudah defekasi

6. Usahakan Buang Air Besar (BAB) teratur

7. Beri kompres dingin kalau perlu

8. Ajarkan ibu tidur dengan posisi Knee Chest Position (KCP) 15 menit/hari

9. Ajarkan latihan kegel untuk menguatkan perineum dan mencegah hemoroid

10. Konsul ke dokter sebelum menggunakan obat hemoroid

b. Sering Buang Air Kecil

26

Penanganan pada keluhan sering BAK adalah :

1. Ibu hamil disarankan untuk tidak minum 2-3 gelas sebelum tidur

2. Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur. Namun agar kebutuhan air

tercukupi, sebaiknya minum lebih banyak pada siang hari.

c. Pegal – Pegal

Penanganan yang dapat dilakukan untuk keluhan tersebut adalah :

1. Beraktifitas ringan, berolahraga atau melakukan senam hamil

2. Menjaga sikap tubuh, memperbaiki cara berdiri, duduk dan bergerak. Jika

harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa istirahat setiap 30 menit.

3. Konsumsi susu dan makanan yang banyak mengandung kalsium.

d. Kram dan Nyeri pada kaki

Penanganan yang dapat dilakukan adalah:

1. Saat kram terjadi, lakukan dengan cara melemaskan seluruh tubuh terutama

bagian tubuh yang kram, dengan cara menggerak-gerakan pergelangan

tangan dan mengurut bagian kaki yang kaku.

2. Saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk mencegah

kram mendadak.

3. Meningkatkan asupan kalsium

4. Meningkatkan asupan air putih

5. Melakukan senam ringan

6. Ibu sebaiknya istirahat yang cukup

e. Gangguan Pernapasan

Penanganan yang dapat dilakukan untuk keluhan tersebut adalah :

1. Latihan napas melalui senam hamil

2. Tidur dengan bantal yang tinggi dan posisi miring kekanan dan kekiri.

3. Makan tidak terlalu banyak

4. Hentikan merokok

5. Konsultasi ke dokter bila ada kelainan asma dan lain-lain

6. Berikan penjelasan bahwa hal ini akan hilang setelah melahirkan.

27

f. Perubahan Libido

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yaitu:

Menjelaskan dan memberikan dukungan pada ibu maupun suami.

Informasikan pada pasangan bahwa perubahan atau masalah seksual selama

kehamilan adalah normal dan dapat disebabkan oleh pengaruh hormone

estrogen dan kondisi psikologis.

1) Menjelaskan pada ibu dan suami untuk mengurangi frekuensi

melakukan hubungan seksual selama masa kritis kehamilan yaitu TM 1

dan TM III.

2) Memberikan penkes terhadap perubahan psikologis pada ibu hamil TM

III yaitu:

1. Memberitahu keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu tentang

kecemasannya terhadap kehamilannya.

2. Mematangkan persiapan persalinandengan tetap mewaspadai komplikasi

yang mingkin terjadi.

3. Menenangkan ibu dengan mengatakan bahwa bayinya saat ini merasa

senang di dalam perut ibu.

6. Kebutuhan nutrisi ibu hamil TM III 2800 kall yang di dapat dari menu:

Nasi 3 kali sehari sebanyak 100 gr setiap makan, sayur dan ikan 150 gr setiap kali

makan dan wajib diselingi dengan makanan ringan serta buah atau jus.

7. Memberikan penkes tentang tanda bahaya kehamilan TM III kepada ibu :

1. Sakit kepala lebih dari biasa

2. Perdarahan pervaginam

3. Gangguan penglihatan

4. Pembengkakan pada wajah dan tangan

5. Nyeri abdomen

6. Mual dan muntah berlebihan

7. Demam

8. Janin tidak bergerak sebanyak yang biasanya

28

8. Memberikan penkes tentang persiapan persalinan termasuk :

1. Yang menolong persalinan

2. Tempat melahirkan

3. Yang mendampingi saat persalinan

4. Persiapan kemungkinan donor darah

5. Persiapan transportasi bila diperlukan

6. Persiapan biaya

9. Persiapan ASI

1. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

yangmenggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat

payudara

2. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara

3. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan

menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan minyak kelapa lalu bilas

dengan air hangat.

4. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara

berarti produksi ASI sudah dimulai

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

2.2 Persalinan

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang

memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat

melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42) minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

29

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin

( Jannah, 2017).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi

belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak

melukai ibu dan bayi, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam

(Saifuddin, 2013).

1. Tanda persalinan

Menurut Walyani (2016), tanda-tanda persalinan adalah sebagai berikut :

a) Adanya kontraksi rahim

Tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah berkontraksinya

rahim. Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara

teratur dengan intensitas makin lama makin meningkat. Perut akan

mengalami kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan kontraksi akan

lebih sering terjadi.

b) Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir mulanya menyumbat mulut rahim, sumbatan yang tebal pada

mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang

berwarna kemerahan bercampur daran dan terdorong keluar oleh

kontraksi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut

rahim menjadi lunak dan membuka.

c) Keluarnya air-air ketuban

Keluarnya air ketuban dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari

ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi.

2. Tahapan persalinan

a) Kala I

Menurut Rohani (2014), kala I adalah waktu untuk pembukaan serviks

menjadi pembukaan lengkap 10 cm. kala I dibagi atas dua fase, yaitu :

30

1. Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai

sejak awal kontraksi sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-

8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam

dan dibagi dalam 3 subfase :

a. Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam , pembukaan

menjadi 4 cm

b. Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

c. Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan

jadi 10 cm atau lengkap.

b) Kala II

Kala II adalah mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 2 jam

pada primigravida, 1 jam pada multigravida (Kemenkes RI,2013).

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Rohani,2014).

c) Kala III

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap

sekitar 30 menit (Kemenkes RI,2013)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir (Rohani,2014).

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah:

1. Kustner

Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas dimfisis, tali pusat

di tegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam

atau maju berarti sudah lepas.

2. Stassman

31

Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus,bila tali pusat bergetar

berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda-

tanda plasenta telah lepas adalah rahim menonjol di atas simfisis, tali

pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah

secara tiba-tiba.

d) Kala IV

Kala IV dimulai segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post

partum (Kemenkes RI,2013).

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

proses tersebut (Rohani,2014).

Table 2.4

Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida

Persalinan Primi Multi

kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam 30 menit

Kala III 30 menit 15 menit

TOTAL 14 jam, 30 menit 7 jam, 45 menit

Sumber : Rohani,2014

b. Perubahan Fisiologis Persalinan

1. Perubahan Fisiologis Kala 1 menurutWalyani dan Endang, 2016 meliputi:

a) Perubahan tekanan darah

Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan

sistolik rata rata sebesar 10-20 mmHg dn kenaikan diastolik rata-rata 5-10

mmHg di antara kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun

seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi

kontraksi. Posisi tidur terlentang selama bersalin akan menyebabkan

penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan

menyebabkan sirkulasi darah baik ibu maupun janin akan terganggu, ibu

dapat terjadi hipotensi dan janin asfiksia.

32

b) Perubahan Metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun

anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar

diakibtakan karena kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh.

c) Perubahan Suhu Badan

Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai

tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini

dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-1 derajat C.

d) Denyut Jantung

Denyut janutng di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding

selama periode persalinan atau belum masuk persalinan. Denyut jantung

yang sedikit naik merupakan hal normal, meskipun norml perlu dikontrol

secara periode untuk mengidentifikasi infeksi.

e) Pernafasan

Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,

kekhawatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.

f) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh

kardiak output yang meningkat serta glomelurus seta aliran plasma ke

renal. Protein dalam urine (+1) selama persalinan merupakan hal yang

wajar, tetapi proteinuro (+2) merupakan hal yang tidak wajar, keadaan ini

lebih sering pada ibu primipara, anemi, persalinan lama atau pada kasus

pre eklamsia.

g) Perubahan Gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat

berkurang akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama

persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.

h) Perubahan hematologis

33

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan

kembali ketingkat pra persalinan pada hari pertama. Jumlah sel-sel darah

putih meningkat secara progressif selama kala satu persalinan sebesar

5000 s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini

tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah akan turun selama dan akan

turun secara menyolok pada persalinan yang mengalami peyulit atau

persalina lama.

i) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan otot polos uterus

dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon

oksitosin.

j) Show

Adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dari sedikit lendir yang

bercampur darah, lendir ini berasal dari ekstruksi lendir yang menyumbat

canalis servikalis sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dari

desidua vera yang lepas.

2. Perubahan Fisiologis kala II Menurut Walyani dan Endang, 2016

meliputi:

a) Kontraksi uterus

Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang disebabkan oleh anoxia dari

sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam serviks dan Segmen Bawah

Rahim (SBR), regangan dari serviks, regangan dari tarikan pada

peritoneum, itu semua terjadi pada saat kontraksi. Dapun kontraksi yang

bersikat berkala dan harus diperhatikan adalah lamanya kontraksi

berlangsung 60-90 detik, kekuatan kontraksi,kekuatan kontraksi secara

klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding

34

rahim ke dalam, interfal antara kedua kantraksi pada kala pengeluaran

sekali dalam 2 menit.

b) Perubahan-perubahan Uterus

Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak lebih jelas,

dimana SAR dibentuk oleh korpus uteri dan bersifat memegang peranan

aktif (berkontraksi) dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya

persalinan, dengan kata lain SAR mengadakan suatu kontraksi menjadi

tebal dan mendorong anak keluar. Sedangkan SBR dibentuk oleh isthimus

uteri yang sifatnya memegang peranan pasif dan makin tipis dengan

majunya persalinan (disebabkan karena regangan), dengan kata lain SBR

dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi.

c) Perubahan pada serviks

Perubahan serviks pada kala II ditandai dengan pembukaan lengkap,

pada pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir portio, Segmen Bawah

Rahim, dan serviks.

d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Setelah pembukaan lengka dan ketuban telah pecah terjadi perubahan,

terutama pada dasar panggul yang diregangkan oleh bagisn depan janin

sehingga menjadi saluran yang dinding-dindingnya tipis karena suatu

regangan dan kepala sampai vulva, lubang vulva menghadap ke depan

atas dan anus menjadi terbuka, perineum menonjol dan tidak lama

kemudian kepala janin tampak pada vulva.

3. Perubahan fisiologis kala III

Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba

keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit kemudian

uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan

keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

35

Pada kala III, otot uterus berkontaksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah bayinya lahir. Penyusutan ukuran ini menyebabkan

berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat

perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari

dinding uterus.

Tanda- tanda lepasnya plasenta adalah sebagai berikut :

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium berkontraksi, uterus

berbentuk bulat penuh dan TFU biasanya turun di bawah pusat.

b) Tali pusat memanjang

Tali pusat terlihat keluar memanjang (terjulur melalui vulva dan

vagina) atau tanda ahfeld.

c) Semburan darah tiba- tiba

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu

mendorong plasenta keluar dan dibantu gaya gravitasi. Semburan

darah yang tiba- tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul antara

tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta keluar

melalui tepi plasenta yang terlepas.

4. Perubahan fisiologis kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta

lahir. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai

uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini dapat dilakukan dengan

rangsangan tektil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik

dan kuat.

c. Perubahan Psikologis pada Persalinan

36

Menurut Rukiyah dkk, 2014 perubahan psikologis yang dialami oleh ibu

bersalin adalah:

1. Perasaan takut dan cemas dengan kelahiran anaknya.

2. Ketakutan yang dapat mengakibatkan rasa nyeri dalam persalinan.

3. Memikirkan persalinan apakah berjalan normal.

4. Cemas akan perannya sebagai ibu.

5. Ketakutan yang dapat berpengaruh tidak baik terhadap his dan lancarnya

pembukaan.

d. Faktor yang berperan dalam Persalinan

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan meliputi:

1. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar)

Tenagan mengejan atau power meliputi his (kontraksi ritmis otot polos

uterus), kekuatan mnegejan ibu, keadaan kardiovaskular, respirasi, dan

metabolik ibu. Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara

bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus (Jannah, 2017).

2. Passage (jalan lahir)

Keadaan jalan lahir atau passage terdiri atas panggul ibu, yakni bagian

tulang keras, dasar panggul, vagina, dan introitus. Panggul terdiri atas bagian

keras dan bagian lunak. Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan otot

dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, panggul ibu lebih perperan

dalam proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus

ditentukan sebelum dimulai persalinan (Jannah, 2017).

3. Passanger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi

dan besar kepala janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan sehingga

dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak. Saat persalinan,

rongga panggul secara perlahan akan diisi oleh kepala janin yang mendistensi

37

vagina, rektum tertekan. Passanger terdiri dari janin, plasenta dan selaput

ketuban.

4. Psikologis Ibu

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota

keluarga yang lain untuk mendamping ibu selama bersalin dan kelahiran

anjurkan mereka berperak aktif dalam mendukung dan mendampingi lankah-

langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu.

5. Penolong

Penolong ibu bersalin adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas

dalam menolong persalinan, serta mempunyai kompetensi dalam menolong

persalinan, menerapkan upaya pencegahan infeksi dan memiliki kesabaran

dalam mengahdapi klien (Rukiyah dkk, 2014).

e. Kebutuhan Dasar Ibu bersalin

Menurut Sondakh (2013), kebutuhan wanita bersalin terdiri atas:

1. Asuhan tubuh dan fisik

a. Menjaga kebersihan diri

Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAK/

BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Mandi di bak/ shower

dapat menjadi sangat menyegarkan dan menimbulkan rasa santai, dan

merasa sehat.

b. Perawatan mulut

Ibu yang sedang ada dalam proses persalinan biasanya napasnya

berbau, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika

dalam persalinan selama beberapa jam cairan oral dan tanpa perawatan

mulut.

c. Pengipasan

Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak

mengeluarkan keringat, bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol suhu

terbaik pun mereka akan mengeluh berkeringat pada beberapa waktu

38

tertentu. Oleh karena itu, gunakan kipas atau bisa juga dengan kertas atau lap

yang dapat digunakan sebagai pengganti kipas.

2. Kehadiran seorang pendamping

Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu mengurangi

rasa sakit, membuat waktu persalinan menjadi singkat, dan menurunkan

kemungkinan persalinan dengan operasi.

Seorang bidan harus menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau

saudara yang khusus untuk menemaninya. Adapun dukungan yang dapat

diberikan oleh pendamping adalah:

a. Mengusap keringat

b. Menemani/ membimbing ibu jalan-jalan

c. Memberikan minum

d. Mengubah posisi

e. Memijat punggung, kaki atau kepala ibu, dan melakukan tindakan yang

bermanfaat lainnya

f. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman

g. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memberikan pujian

kepada ibu

3. Pengurangan rasa nyeri

Menurut Varney’s Midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan untuk

mengurangi rasa sakit adalah sebagai berikut:

a. Menghadirkan seorang yang dapat mendukung persalinan

b. Pengaturan posisi

c. Relaksasi dan pengaturan

d. Istirahat dan privasi

e. Penjelasan mengenai proses/ kemajuan persalinan dan prosedur tindakan

f. Asuhan tubuh

g. Sentuhan

39

4. Penerimaan terhadap kelakuan dan tingkah lakunya

Biarkan sikap dan tingkah lakunya, beberapa ibu mungkin akan berteriak pada

puncak kontraksi, berusaha untuk diam, dan ada pula yang menangis. Sebagai

seorang bidan, yang dapat dilakukan adalah dengan menyemangatinya dan bukan

memarahi ibu.

5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya, sehingga ia

mampu mengambil keputusan dan ia juga perlu diyakinkan bahwa kemajuan

persalinannya normal.

2.2.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal

a. Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama

persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama

perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia BBL. Sementara itu, fokus

utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu

pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi

mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Saifuddin, 2014).

b. Tujuan asuhan persalinan

Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang

ibu dan sayang bayi.

Lima benang merah dalam asuhan persalinan normal (Gavi, 2015)

1. Aspek pengambilan keputusan klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan

proses sistemik dalam mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah, membuat

diagnosis kerja atau membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis,

40

melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau

tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi.

2. Asuhan sayang ibu dan bayi

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai

budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. Tujuan asuhan sayang ibu dan bayi

adalah memberikan rasa nyaman pada ibu dalam proses persalinan dan pada masa

pasca persalinan. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah

mengikutsertakan suami dan keluarga untuk memberi dukungan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi. Asuhan tersebut bisa mengurangi jumlah persalinan

dengan tindakan.

3. Pencegahan infeksi

a. Prinsip-prinsip pencegahan infeksi

1) Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong) harus dianggap dapat

menularkan karena penyakit yang disebabkan infeksi dapat bersifat

asimptomatik (tanpa gejala)

2) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi

3) Permukaan benda di sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya

dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan harus di proses

secara benar.

4) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tapi dapat dikurangi

hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan

pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.

b. Pencegahan infeksi pada asuhan persalinan normal

1) Cuci tangan

2) Memakai sarung tangan

3) Perlindungan diri

4) Penggunaan antiseptik dan desinfektan

5) Pemprosesan alat

41

6) Penanganan peralatan tajam

7) Pembuangan sampah

8) Kebersihan lingkungan

c. Persiapan tempat persalinan

d. Persiapan alat

e. Persiapan penolong

f. Persiapan ibu

4. Pencatatan SOAP dan partograf

Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses membuat keputusan

klinik dalam memberikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi.

Pendokumentasian SOAP dalam persalinan :

a. Pencatatan selama fase laten kala I persalinan

b. Dicatat dalam SOAP pertama dilanjutkan dilembar berikutnya

c. Observasi denyut jantung janin, his, nadi setiap 30 menit

d. Observasi pembukaan, penurunan bagian terendah, TD, suhu setiap 4 jam

kecuali ada indikasi .

Partograf merupakan alat untuk memantau kemajuan persalinan yang dimulai

sejak fase aktif.

5. Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu sistem pelayanan kesehatan di mana terjadi

pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah

kesehatan yang timbul secara horizontal maupun vertikal, baik untuk kegiatan

pengiriman penderita, pendidikan, maupun penelitian.

a. Rujukan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut :

Rujukan terencana

b. Rujukan tepat waktu

c. Manajemen Asuhan Kebidananyang diberikan pada persalinan

Kala I

42

Subjektif

Menurut Rohani (2014) Beberapa hal yang ditanyakan kepada ibu saat

anamnesis adalah sebagai berikut:

1. Nama, umur, alamat.

2. Gravida dan para

3. Hari pertama haid terakhir

4. Ibu terlihat merasa sakit karena adanya his yang kuat dan teratur

5. Keluar lendir bercampur darah

6. Tiba-tiba ketuban pecah

7. Serviks menipis

8. Kontraksi mulai dari pinggang menjalar ke perut dan makin lama semakin teratur

dan semakin kuat

9. Sulit kencing

10. Bisa mual muntah

Objektif

Bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya , serta tingkat

kenyamanan fisik ibu bersalin. Langkah- langkah dalam melakukan pemeriksaan

fisik adalah sebagai berikut:

1. Nilai tanda tanda vital ibu

Tensi naik 10-20 mmHg,

Suhu meningkat 0,50c-1

0c,

Hb meningkat 1,2gr/100ml

2. Pada daerah perut didapat perut semakin bundar,tinggi fundus uteri 2jari dibawah

PX, Presentasi kepala / bokong, punggung kanan / kiri. Kepala sudah masuk /

belum PAP. Posisi tangan divergen/konvergen

3. Kontraksi minimal 2 kali dalam 10 menit, sampai dengan 5 kali dalam 10 menit

lama kontraksi 40 detik atau lebih, dengan jarak

4. DJJ normalnya 120-160 kali dalam 1 menit

43

5. Nilai serviks : pembukaan 0-4 cm, 4-6, dan 6-10 serviks lunak sampai tipis,

keluar lendir bercampur darah

Analisa

Diagnosa : Ibu G..P..A.. hamil (aterm,premature, postmatur) partus kala I fase aktif

dan laten.

Masalah : Nyeri persalinan

Kebutuhan: beri dukungan dan yakinkan ibu, beri informasi tentang proses dan

kemajuan persalinannya

Penatalaksanaan

Menurut Teori Rukiah (2014) penatalaksanaan ibu bersalin kaka I

1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga

pasien atau teman dekat.

2. Mengatur aktivitas dan posisi ibu seperti posisi sesuai dengan keinginan ibu

namun bila ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi

terlentang lurus.

3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his seperti ibu diminta menarik napas

panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu

ada his.

4. Menjaga privasi ibu seperti penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam

persalinan, antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang

lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien/ibu.

5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan seperti perubahan yang terjadi dalam

tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.

6. Menjaga kebersihan diri seperti memperbolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan

ibu membasuh sekitar kemaluannya seusai buang air kecil/besar.

7. Mengatasi rasa panas seperti menggunakan kipas angin atau AC dalam kamar.

8. Masasege, jika ibu suka, lakukan pijatan/masase pada punggung atau mengusap

perut dengan lembut dan konterpressure.

9. Pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah

44

dehidrasi.

10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.

11. Sentuhan, seperti keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian

tubuh yang bertujuan untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama proses

persalinan.

KALA II

Subjektif

1. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vaginanya

(Rukiyah, dkk,2014)

2. Ibu mengatakan adanya dorongan ingin buang air besar.

3. Ibu mengatakan mules-mules yang sering, his semakin sering dan kuat.

Objektif

Ibu berada pada pembukaan lengkap untuk melahirkan bayinya maka pertugas

harus memantau selama kala II:

1. Adanya tanda dan gejala kala II dan tanda pasti kala II:

a. Ibu tampak keringat semakin banyak

b. Terlihat dorongan untuk meneran

c. Terlihat tekanan anus

d. Perineum menonjol

e. Vulva/vagina dan sfingter ani membuka

f. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

g. Serviks semakin menipis

2. Tampak kepala maju mundur di vulva kemudian menetap

a. Penurunan presentasi dan perubahan posisi

b. Keluarnya cairan tertentu

Analisa

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak divulva

dengan diameter 5-6cm. Ibu G1P0A0 inpartu kala II.

45

Penatalaksanaan

Tindakan yang dilakukan selama kala II persalinan:

1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu

Kehadiran seseorang untuk:

a. Mendampingi ibu agar merasa nyaman

b. Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu

2. Menjaga kebersihan diri

a. Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindari infeksi

b. Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dbersihkan

3. Mengipasi dan memassase

Menambah kenyamanan bagi ibu

4. Memberikan dukungan mental

Untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu,dengan cara:

a. Menjaga privasi ibu

b. Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

c. Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu

5. Mengatur posisi ibu

Dalam memimpin mengedan dapat dipilih posisi berikut:

a. Jongkok

b. Menungging

c. Tidur miring

d. Setengah duduk

6. Menjaga kandung kemih kosong

Ibu dianjurkan untuk berkemih sesering mungkin. Kandung kemih yang oenuh dapat

menghalangi turunya kepala kedalam rongga panggul

7. Memberi cukup minum

Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi

8. Memimpin mengedan

46

Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan kapada ibu untuk mengambil nafas.

Mengedan tanpa diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan pH pada

arteri umbilikus yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai

APGAR rendah.

9. Bernafas selama persalinan

Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir untuk menjaga

agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala setra mencegah

robekan.

10. Melahirkan bayi

Menolong kelahiran kepala

a. Meletakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat

b. Menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila diperlukan

c. Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran lendir atau darah

Periksa tali pusat

a. Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, klem pada dua tempat kemudian digunting

diantara dua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi

Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya

a. Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi

b. Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu depan

c. Lakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang

d. Selipkan satu tangan anda kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil

menyanggah kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk

mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya

e. Pegang erat bayi agar jangan sampai jatuh

11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh

Setelah bayi lahir segera dikeringkan dan diselimuti dengan menggunakan handuk dan

sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk menyusui

12. Merangsang bayi

47

a. Biasanya dengan melakukan pengeringan cukup meberikan rangsangan pada

bayi

b. Dilakukan dengan cara mengusap usap pada bagian punggug atau menepuk

telapak kaki bayi (Saifuddin, 2013).

KALA III

Subjektif

Objektif

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong keatas karena plasenta di lepas ke segmen bawah rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi semburan darah tiba-tiba

Analisa

Assesment yaitu G..P..A.. inpartu kala III.

Penatalaksanaan

a. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada tidaknya janin kedua

b. Memberikan suntikkan oksitosin 0,5 cc secara IM di otot sepertiga luar paha

dalam waktu kurang dari satu menit setelah bayi lahir

c. Melibatkan keluarga dalam pemberian minum kepada pasien. Pemberian

minum (hidrasi) sangat penting dilakukan umuk mengembalikan kesegaran

pasien yang telah kehilangan banyak cairan dalam proses persalinan kala II

d. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat

e. Melakukan PTT (penegangan tali pusat trekendali)

f. Melahirkan plasenta dengan cara Kustner

Kala IV

Subjektif

a. Ibu sedikit lemas lelah dan tidak nyaman

b. Ibu merasa perutnya masih terasa mules

c. Darah keluar dari vagina seperti hari pertama haid.

Objektif

48

1. Vital sign meningkat

2. Payudara sudah mulai menegang

3. TFU 2 jari dibawah pusat

4. Kontraksi uterus baik atau tidak baik

5. Perut globular atau tidak.

6. Perdarahan kurang dari 500 cc.

Analisa

a. Involusi normal

1. Tonus uterus tetap berkontraksi.

2. Posisi fundus uteri di atau bawah umbilicus

3. Perdarahan tidak berlebihan

4. Cairan tidak berbau

b. Kala IV dengan penyulit

1. Sub involusi- uterus tidak keras, posisi diatas umbilicus

2. Perdarah- atonia, laserasi, bagian plasenta tertinggal/ membrane/ yang lain.

Penatalaksanaan

1. Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit

selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras.

2. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan pendarahan setiap 15 menit pada

jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

3. Anjurkan ibu untuk minum agar mencegah dehidrasi. Tawarkan si ibu makan dan

minuman yang disukainya.

4. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan kering.

5. Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu pada posisi nyaman

6. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai

permulaaan dengan menyusui bayi karena menyusu dapat membantu uterus

berkontraksi.

2.3 Nifas

2.3.1 Konsep Dasar Nifas

49

a. Pengertian nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau

puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu (42 hari) setelah itu (Vivian dan Tri Sunarsih,2011).

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Periode immediate postpartum atau puerperium dini adalah masa segera

setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terjadi

banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu,

bidan harus teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran

lokhea, tekanan darah,dan suhu.

2. Periode Interrnedial atau Early Postpartum (24 jam-1 minggu)

Di fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal,tidak

ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk,tidak ada demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapay menyusui bayinya

dengan baik.

3. Periode late postpartum (1-5 minggu). Diperiode ini bidan tetap

melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB

(Saleha,2009).

b. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Menurut Vivian dan Sunarsih, 2011 Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa

nifas antara lain:

1. Perubahan pada sistem reproduksi

a. Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada tahap ketiga

persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah

umbikulus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakrialis

50

Tabel 2.5

Perubahan Uterus Pada Masa Nifas

b. Lokia

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai

reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat

daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mengalami

perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi

berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut.

1) Lokia rubra/merah.

Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum. S

esuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung

darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan

chorion.

2) Lokia sanguinolenta

Involusi TFU Berat Uterus Keadaan serviks

Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri Lahir 2 jari di bawah

pusat

750 gr Lembek

Satu minggu Pertengahan pusat-

simfisis

500 gr Beberapa hari

setelah postpartum

dapat dilalui 2 jari

Akhir minggu

pertama dapat

dimasuki 1 jaro

Dua minggu Tak teraba di atas

simfisis

350 gr

Enam minggu Bertambah kecil 50-60 gr

Delapan minggu Sebesar normal 2. r

51

Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena

pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari

postpartum.

3) Lokia serosa

Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum. Warnanya biasanya

kekuningan atau kecoklatan.

4) Lokia alba

Lokia ini muncul pada hari ke 10 postpartum. Warnanya lebih pucat,

putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput

lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

c. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar,tidak rata dan kira kira sebesar telapak tangan. Dengan

cepat luka ini mengecil,pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan

pada akhir nifas 1-2 cm.

d. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama sama uterus. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada serviks postpartum adalah bentuk serviks

yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus

uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak

berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan

serviks uteri berbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah

kehitaman karena penuh pembuluh darah.

e. Vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan

mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang

akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8

52

minggu setelah bayi lahir. Perubahan pada perineum pasca melahirkan

terjadi pada saat perineum mengalami robekan.

2. Perubahan pada sistem perkemihan

Dalam 12 jam pascamelahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan

yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme untuk

mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah daiforesis luas,

terutama pada malam hari, selama 2-3 hari pertama setelah melahirkan.

Diuresis postpartum, yang disebebkan oleh penurunan kadar estrogen,

hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya

peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh

untuk kelebihan cairan.

3. Perubahan sistem musculoskeletal

Ligamen ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu

kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali

seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur uang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang pula wanita

mengeluh “kandungannya menurun” setelah melahirkan oleh karena ligamen,

fasia, dan jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendur.

4. Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu badan

Satu hari postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38°C) sebagai

akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.

Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,

mastitis, traktus genetalis, atau sitem lain.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-90x/menit. Sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

c. Tekanan darah

53

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah

setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada

postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.

d. Pernapasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan kedaan suhu dan

denyut nadi. Bila suhu tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,

kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

5. Perubahan sistem pencernaan

Ibu sering kali cepat lapar setelah melehirkan dan siap makan pada 1-2

jam post-primordial, dan dpat ditoleransi dengan diet yang ringn. Setelah

benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, kebanyakan

ibu merasa sangat lapar. Seringkali untuk pemulihan nafsu makan,

diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal .

c. Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas

Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses

kelahiran maupun setelah persalinn. Pada periode tersebut, kecemasan seorang

wanita dapat bertambah. Perubahan peran ibu memerluka adaptasi. Tanggung

jawab ibu mulai bertambah.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi menjadi orangtua

2. Respon dan dukungan dari keluarga

3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan

4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan.

Fase fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas anatara lain.

1. Fase taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya

sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Hal yang perlu

54

diperhatikan pada fase ini adalah istirahat yang cukup, komunikasi yang baik

dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:

1. Kekecewaan pada bayinya.

2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.

3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

2. Fase taking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa

khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan

bayinya. Perasaan ibu lebih sensitih sehingga mudah tersinggung. Hal yang

perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian

pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.

3. Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya.

Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan

perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih

mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya (Damaiyanti dan

Dian,2016).

d. Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas (menurut Sulistiyawati, 2009)

1. Nutrisi dan cairan

Masa nifas memerlukan nutrisi untuk mengganti cairan yang hilang,

keringat berlebihan selama proses persalinan, mengganti sel-sel yang keluar

pada proses melahirkan, menjada kesehatan ibu nifas, membantu proses

penyembuhan serta membantu produksi Air Susu Ibu (ASI). Zat zat yang

dibutuhkan ibu nifas anatara lain:

a) Kebutuhan kalori pada masa menyusui bertambah sekitar 400-500

kalori.

55

b) Ibu menyusui memerlukan tamabahan 20 gr protein untuk

pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati.

c) Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per

hari.

d) Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan cairan dapat diperoleh

dari air putih,sari buah, susu dan sup.

e) Selama menyusui vitamin yang diperlukan antara lain vitamin A

200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A pada bayinya melalui

ASI.

f) Tablet Fe diminum selama 40 hari masa nifas untuk menhindari

terjadinya resiko kurang darah pada masa nifas.

2. Ambulasi

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mingkin membimbing

pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.

Ambulasi awal dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan jalan ringan

sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam

sampai hitungan hari.

Keuntungan dari early ambulation adalah

a. Ibu nifas akan merasa lebih sehat dan kuat.

b. Memperbaiki fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan

menjadi lebih baik.

c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu

mengenai cara merawat bayinya.

d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis)

3. Eliminasi

a. Buang Air Kecil (BAK)

Dalam 6 jam pertama postpartum, pasien sudah harus dapat buang air

kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat

mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi.

56

b. Buang Air Besar (BAB)

Dalam 24 jam pertama, pasien harus dapat buang air besar karena

semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya

unutk buang air besar secara lancar lancar. Feses yang tertahan dalam

usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam

feses akan selalu terserap oleh usus.

4. Personal Hygiene

Ibu nifas yang harus istirahat di tempat tidur harus dimandikan setiap hari

dengan embersihkan daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari ada

waktu sesudah selesai BAB. Luka pada perineum akibat episiotomi ataupun

laserasi harus dijaga agar tetap bersih dan kering, karena rentam terjadi

infeksi.

5. Istirahat dan Tidur

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk

memmulihkan kembali keadaan fisiknya. Kebutuhan istirahan bagi ibu

postpartum adalah minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui istirahat

siang dan malam.

6. Seksualitas

Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah sembuh maka

coitus dilakukan pada 3-4 minggu postpartum. Secara fisik, aman untuk

melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa ada rasa nyeri.

2.3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

a. Pengertian Asuhan Masa Nifas

Menurut Kemenkes (2013) masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta

lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

berlangsung kira-kira 6 minggu.

Menurut Puspita dan Kurnia, 2014 kunjungan selama nifas seperti:

1. Kunjungan I

57

Waktu 6-8 jam setelah persalinan, asuhan yang diberikan yakni:

1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

2. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan

rujukan bila perdarahan berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah

perdarahan yang disebebkan atonia uteri.

4. Pemebrian ASI awal.

5. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

7. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran bayi atau

sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam kedaan baik.

2. Kunjungan II

Kunjungan Nifas yang kedua adalah 6 hari setelah persalinan, asuhan yang

diberikan yakni:

1. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi

dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbikulus, tidak ada perdarahan

abnormal.

2. Menilai adanya tanda tanda demam,infeksi dan perdarahan.

3. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

4. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.

5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada yanda

yanda kesulitan menyusui.

6. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir

3. Kunjungan III

Asuhan pada 2 minggu postpartum saa dengan asuhan yang diberikan pada

kunjungan 6 hari post partum.

4. Kunjungan IV

6 minggu setelah post partum, asuhan yang diberikan adalah:

58

1. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

2. Memberikan konseling KB secara dini.

b. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Data Subjektif

Menurut Mansyur (2014)

1. Pengkajian

Biodata

a. Nama ibu , suami , dan bayi

b. Usia

c. Agama

d. Suku/ bangsa

e. Pendidikan

f. Pekerjaan

g. Alamat

2. Keluhan utama

a. Perubahan pada sistem reproduksi seperti: lochea berwarna

merah/putih/puren/, payudara menang/tidak. Ibu mengatakan vagina masih

nyeri / tidak.

b. Perubahan pada sistem pencernaan

seperti perubahan pada nafsu makan, nafsu makan ibu meningkat/tidak

c. Perubahan pada sistem perkmihan

seperti perubahan pada BAK sulit pada 24 jam pertama

d. Perubahan tanda-tanda vital : ibu pusing/tidak, sesak napas/tidak,

demam/tidak

e. Perubahan pada sistem endoktrin

Ibu mengatakan jantung berdebar / tidak

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran

59

Tanda- Tanda Vital

a. Tekanan darah

Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa

meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum.

b. Suhu

Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C. Pada hari ke 4 setelah persalinan

suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.

Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai hari-

hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.

c. Nadi

Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu akan melambat

sampai sekitar 60 x/menit..

d. Pernafasan

Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat atau

bahkan normal.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena

adanya ikutan dari tanda-tanda syok.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata : konjungtuva pucat atau tidak, Sklera ikhterik atau tidak, Kebersihan

mata, kelainan, dan gangguan penglihatan

b. Hidung :Kebersihan, polip, alergi debu

c. Mulut : pucat/tidak

d. Leher : pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, pembesaran vena jugularis

e. Dada : bentuk simetris atau tidak,

Pada Payudara dilihat :

1. Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan Hormon

prolaktin setelah persalinan.

2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke2

atau hari ke-3 setelah persalinan.

3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proseslaktasi.

60

f. Perut :Bentuk, striae dan line , kontraksi uterus,

TFU pada ibu nifas 6 jam pertama : 2 jari dibawah pusat, 6 hari : pertengahan

pusat dan simfisis, 2 minggu :tidak teraba diatas simfisis, 6 minggu :

kembali normal.

g. Ekstremitas atas :Simetris atau tidak, gangguan atau tidak, Ekstrimitas

bawah : bentuk oedema atau varises

h. Genetalia : Tampak pengeluaran lochea berwarna merah sampai dengan

putih dan tidak ada lagi keluar atau berbau amis sampai dengan berbau

busuk dikarenakan infeksi, jumlah pengeluaran lochea 25cc sampai dengan

tidak ada.

Analisa

Ny... G.. P... A... post partum dengan keadaan ibu dan janin baik.

Nomenklatur Kebidanan Pada Nifas

1. Syok

2. Anemia berat

3. Atonia uteri

4. Infeksi Mammae

5. Pembengkakan mammae

6. Metritis

7. Migrain

8. Peritonitis

9. Sisa Plasenta

10. Infeksi Luka

11. Inversio Uteri

12. Rupture uteri

13. Bekas luka uteri

14. Robekan serviks dan vagina

61

Penatalaksanaan

1. Gangguan rasa nyeri

a. Nyeri perineum

1. Beri analgesik oral ( paracetamol 500mg tiap 4 jam atau bila perlu)

2. Mandi dengan air hangat ( walaupun hanya akan mengurangi sedikit rasa

nyeri)

b. Nyeri berhubungan seksual saat pertama kali setelah melahirkan

Lakukan pendekatan pada pasangan bahwa saat hubungan seksual diawal

postpartum akan menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu, sangat

dipertimbangkan mengenai tehnik hubungan seksual yang nyaman.

c. Nyeri punggung

1. beri obat pereda rasa nyeri misalnya neurobion

2. Lakukan massase

3. Jaga postur tubuh yang baik misalnya duduk selaku tegak, posisi tidur

yang nyaman, bantal tidak terlalu tinggi.

d. Nyeri pada Kaki

1. Lakukan kompres air hangat dan garam

2. Tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari pada badan

3. Massase kaki dengan menggunakan minyak kelapa

e. Nyeri pada kepala ( sakit kepala)

1. Berikan obat pereda rasa nyeri

2. Kompres air hangat ditengkuk

3. Massase pada punggung

f. Nyeri leher dan bahu

1. Kompres air hangat pada lehr dan bahu

2. Usahakan posisi tidur yang nyaman dan istirahat yang cukup

2. Mengatasi infeksi

62

a. Kaji penyebab infeksi

b. Berikan anti biotic

c. Tingkatan asupan gizi ( diet tinggi kalori tinggi protein)

d. Tingkatkan intake cairan

e. Usahakan istirahat yang cukup

f. Lakukan perawatan luka yang infeksi (jika penyebab infeksi karena adanya

luka yang terbuka)

3. Mengatasi cemas

a. kaji penyebab cemas

b. libatkan keluarga dalam pengkajian penyebab cemas

c. berikan dukungan netal dan spritual kepada pasien dan keluarga

d. fasilitasi kebutuhan penyebab cemas (sebagai pendengar yang baik dan

sebgai konselor yang bersifat spritual)

4. Memberikan pendidikan kesehatan.

a. Gizi

1. Tidak berpantangan pada daging, telur, ikan

2. Banyak makan sayur dan buah

3. Minum air putih minimal 3 liter sehari terutama pada ibu menyusui

4. Tambahkan kalori 500mg sehari

5. Konsumsi vitamin A dan zat besi selama nifas

b. Kebersihan (Hygene)

1. Kebersiihan tubuh secara keseluruhan

2. Keringkan kemaluan dengan lap bersih setiap BAK dan BAB serta ganti

pembalut minimal 3 kali sehari

3. Bersihkan payudara terutama puting susu sebelum menyusui bayi

c. Perawatan perineum

1. Usahan luka dalam keadaan kering

2. Hindari menyuntuh luka perineum dengan tangan

63

3. Jaga kebersihan perineum

d. Istirahat dan tidur

1. Istirahat malam 6-8 jam sehari, istirahat siang 1-2 jam sehari

2. Tidurlah ketika bayi sedang tidur

e. Ambulasi

1. Melakukan aktivitas ringan sedini mungkin setelah melahirkan

f. KB

Pastikan alat kontrasepsi yang sesuai dengan klien.

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang

melewati vagina tanpa memakai alat. Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi baru

lahir yang mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari yang menyesuaikan diri

dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Marmi,2015).

Menurut sondakh (2013) bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk

dalam kriteria sebagai berikut :

1. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

2. Panjang badan bayi 48-50 cm.

3. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

5. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun

sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

64

6. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai

pernapasan cuping hidun, retraksi suprasternal, dan interkostal, serta

rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk

dan dilapisi verniks kaseosa.

8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

9. Kuku telah agak panjang dan lemas.

10. Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah

menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

11. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk.

12. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

b. Perubahan adaptasi fisiologi pada BBL (Rukiyah, 2013)

1. Perubahan Sistem Pernafasan

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi : (1)

Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim

yang merangsang pusat pernapasan di otak. (2) Tekanan terhadap rongga dada

yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang

masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Upaya pernafasan

pertama seorang bayi berfungsi untuk : mengeluarkan cairan dalam paru-paru

dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

2. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan

mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna

mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar. Penutupan

foramen ovale pada atrium jantung. Penutupan duktus arteriosus antara paru-

paru dan aorta.

3. Sistem pengaturan tubuh

a. Pengaturan suhu

65

Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap

melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa

mengigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat

untuk produksi panas. Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan

akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.

b. Mekanisme Kehilangan Panas

Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut ini:

1) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh

bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan

diselimuti.

2) Konduksi yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin.

3) Koveksi yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin

(misalnya melalui kipas angin, hembungkan udara, atau pendingin

ruangan).

4) Radiasi yang ketika bayi ditempatkan didekat benda-benda yang

mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

c. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsi otak memerlukan dalam jumlah tertentu. Pada bbl,

glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak

dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa

dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan

glikogen cukup yang disimpan dalam hati =. Koreksi penurunan kadar gula

darah dapat dilakukan dengan 3 cara : melalui penggunaan ASI, melalui

penggunaan cedangan glikogen, melalui pembuatan glukosa dari sumber

lain terutama lemak.

4. Perubahan Sistem Gastrointestinal

66

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.

Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan

menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi. Hubungan

antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat

gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara

lambat sesuai pertumbuhan janin.

5. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi.

Kekebalan alami yang dimiliki bayi antaranya:

a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa

b. Fungsi jaringan saluran nafas

c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dari usus

d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami

juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu

membunuh organisme asing.

2.4.2 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama 1 jam pertama setelah

kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan

dengan sedikit bantuan/gangguan.

Sebelum bayi baru lahir, segala sesuatu yang berkaitan dengan bayi harus di

persiapkan diruang persalinan:

1. Alat untuk memberikan bantuan bayi bernafas : penghisap lendir, ganjal

bahu dari kain, lampu penghangat dan meja tindakna yang kering dan datar.

2. Tanda pengenal bayi.

3. Termometer.

4. Kain atau bedong untuk menjaga kehangatan.

5. Ruang dengan suhu yang sesuai dengan bayi ±30°C

a. Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu :

1) Pencegahan Infeksi

67

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh

paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan

berlangsung maupun beberapa saat setelah melahirkan. Sebelum menangani

bayi baru lahir penolong harus melalukan pencegahan infeksi terlebih

dahulu :

2) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu

badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap

hangat.

3) Membersihkan Jalan Nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak

langsung menangis, maka penolong harus segera membersihkan jalan nafas.

4) Memotong dan Merawat Tali Pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir. Apabila bayi

lahir tidak menangis, maka tali pusat segera di potong untuk memudahkan

melakukan tindakan resusitasi pada bayi.

5) Penilaian Apgar Score

Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan

menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistem APGAR.

Tabel 2.6

Penilaian APGAR SCORE

Tanda

SKOR

0 1 2

Appearance

Warna Kulit

Biru, pucat Tubuh

kemerahan Eksremitas

biru

Seluruh tubuh kemerahan

Pulse

Denyut jantung

Tidak ada Kurang dari

100x/menit

Lebih dari 100x/menit

Grimace Refleks

terhadap rangsangan

Tidak ada Meringis Batuk, bersin

68

Activity

Tonus otot

Lemah Fleksi pada

ekstremitas

Gerakan aktif

Respiration

Upaya Bernafas

Tidak ada Tidak teratur Menangis baik

Sumber : Arfiana, dan Arum, L., 2016, Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah,

Yogyakarta, halaman 5

6) Memberi Vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin k pada bayi baru lahir

di laporkan cukup tinggi, berkisar antara 0,25-0,5%. Untuk mencegah

terjadinya perdarahan tersebut. Diberivitamin K parental dengan dosis

0,5-1 mg secara IM.

7) Memberi Obat Tetes atau Salep Mata

Setiap bayi baru lahir perlu di beri salep mata sesudah lima jam bayi

lahir. Pemberian obat mata dianjurkan utuk pencegahan penyakit mata

karena klamidia (penyakit menular seksual).

b. Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

1. Asuhan bayi baru lahir pada 0-6 jam : Asuhan bayi baru lahir normal,

dilaksanakan segera setelah lahir dan diletakkan didekat ibunya dalam

ruangan yang sama.

2. Asuhan bayi bau lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan

denga ibunya atau ruangan khusus

3. Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.

4. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam – 28 jam : pemeriksaan neonatus pada

periode ini dapat dilaksanakan di pukesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes

dan/ atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.

c. Pengkajian Bayi Segera Setelah Lahir :

a. Tahap I

Segera setelah lahir pada menit-menit pertama kelahiran menggunakan

sistem penilaian APGAR, yaitu pada menit pertama, menit kelima dan

menit kesepuluh. Pada bayi baru lahir yang tidak langsung menangis atau

69

bernafas megap-megap, maka tidak menggunakan nilai APGAR, tetapi

dengan menilai 2 hal yaitu usaha nafas dan tonus otot. Penilaian secara

cepat pada saat bayi lahir merupakan cara yang paling baik untuk

mengetahui apakah bayi memerlukan bentuan untuk bernafas (Arfiani,

2016).

b. Tahap II

Selama 24 jam pertama kehidupan, bayi normal mengalami perubahan

perilaku fisiologis. Pada tahap ini bayi mengalami beberapa hal yang

berkaitan dengan perubahan bayi intra uterus ke ekstra uterus, sehingga

disebut juga periode transisional.

Tabel 2.7

Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan fisik yang dilakukan Keadaan normal

Lihat postur, tonus dan aktivitas. Posisi tungkai dan lengan fleksi. Bayi sehat akan

bergerak aktif

Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus

berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul

Hitung pernapasan dan lihat tarikan

dinding dada bawah ketika bayi sedang tidak

menangis

1. Frekuensi napas normal 40-60 kali permenit

2. Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam

Hitung denyut jantung dengan

meletakkan stetoskop di dinding dada kiri

setinggi apeks kordis

Frekuensi denyut jantung normal 120- 160 kali per

menit

Lakukan pengukuran suhu ketiak

dengan termometer

Suhu normal adalah 36,5- 37.50 c

Lihat dan raba bagian kepala 1. Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian

pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam

waktu 48 jam. Ubun- ubun besar rata atau tidak

membonjol, dapat sedikit membonjol saat bayi

menangis

Lihat mata Tidak ada kotoran/ sekret

Lihat bagian dalam mulut

- Masukkan satu jari yang

1. Bibir, gusi, langit- langit utuh dan tidak ada bagian yang

terbelah

70

menggunakan sarung tangan ke

dalam mulut, raba langit- langit

2. Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat jari

pemeriksa.

Lihat dan raba perut. Lihat tali pusat a. Perut bayi datar, teraba lemas

b. Tidak ada perdarahan , pembengkakan, nanah, bau yang

tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali

pusat

Lihat punggung dan raba tulang

belakang

Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan

benjolan pada tulang belakang

Lihat ekstremitas a. Hitung jumlah jari tangan dan kaki

b. Lihat apakah posisinya baik atau bengkok keluar atau

kedalam

c. Lihat gerakan ekstremitas

Lihat lubang anus

- Hindari memasukkan alat atau jari

dalam memeriksa anus

- Tanyakan pada ibu apakah bayi

sudah buang air besar

a. terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium

seudah keluar

b. biasanya mekonium keluar dalam 24 jam setelah lahir

Lihat dan raba alat kelamin luar

- tanyakan pada ibu apakah bayi sudah

buang air kecil

a. bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna

putih atau kemerahan

b. bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis

c. pastikan bayi sudah buang air kecil dalamn 24 jam

setelah lahir.

Timbang bayi

- timbang bayi dengan menggunakan

selimut, hasil dikurangi selimut

a. berat lahir 2,5-4 kg

b. dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun

dahulu baru kemudian naik kembali. Penurunan berat

badan maksimal 10%

Mengukur lingkar dan panjang

kepala bayi

a. panjang lahir normal 48-52 cm

b. lingkar kepala normal 33-37 cm

Menilai cara menyusui, minta ibu

untuk menyusui bayinya

a. kepala dan badan dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara, ibu mendekatkan bayi ke

tubuhnya

b. bibir bawah melengkung keluar, sebagian besar areola

berada di dalam mulut bayi

c. menghisap dalam dan pelan kadang disertai berhenti

sesaat Sumber: Sari, E.K, dan Kurnia D.R, 2014, Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta, halaman 255-256

d. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Data Subjektif

71

Menurut,Sondakh 2015 data subjektif pada asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir adalah :

Biodata

Nama Bayi : Untuk menghindari kekeliruan

Tanggal lahir : Untuk mengetahui usia neonatus

Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi

Umur : Untuk mengetahui usia bayi

Alamat : Untuk memudahkan kunjungan rumah

Nama Ibu : Untuk memudahkan memanggil/menghindari kekeliruan

Umur : Untuk mengetahui apakah ibu beresiko atau tidak

Pekerjaan : Untuk mngetahui tingkat sosial ekonomi

Pendidikan : Untuk memudahkan pemberian KIE

Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yag dianut ibu

Alamat : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan

Nama Suami :Untuk memudahkan memanggil/menghindari keliruan

Umur : Untuk mengetahui usia suami

Pekerjaan : Untuk mngetahui tingkat sosial ekonomi

Pendidikan : Untuk memudahkan pemberian KIE

Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yag dianut suami

Alamat :Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan

Data Objektif

Pemeriksaan Fisik Umum

Kesadaran : Composmentis

Suhu : normal (36.5-37 C)

Pernafasan : normal (40-60x/m)

Denyut Jantung: normal (130-160 x/m)

Berat Badan : normal (2500-4000 gr)

Panjang Badan : antara 48-52 cm

72

Pemeriksaan Fisik

Kepala : adakah caput sucedaneum, cephal hematoma, keadaan ubun-ubun

tertutup

Muka : warna kulit merah/kebiruan

Mata : Sklera putih dan tidak ikterik, conjungtiva merah muda

Hidung : Simetris, kebersihan hidung, dan tidak ada pernapasan pada cuping

hidung

Mulut : refleks menghisap bayi, tidak palatoskisis

Telinga : Simetris, tidak ada serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran bendungan vena

jugularis

Dada : simetris, tidak ada retraksi dada

Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus kassa

Abdomen : tidak ada massa, simetris, tidak ada infeksi

Genetalia : untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi perempuan labia

mayora menutupi labia minora

Anus : tidak terdapat atresia ani

Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili dan sindaktili

Pemeriksaan Neurologis

a. Refleks moro/terkejut : apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama

dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan gerak terkejut

b. Refleks menggenggam: apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari

pemerintah, maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa.

c. Refleks rooting/mencari: apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka

ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu.

73

d. Refleks menghisap/sucking refleks: apabila bayi diberi dot atau putting maka

ia berusaha untuk menghisapGlabella Refleks : apabila bayi disentuh pada

daerah os glabela dengan jari tangan pemeriksa bayi akan mengerutkan

keningnya dan mengedipkan matanya

e. Tonic Neck Refleks: apabila bayi diangkat dari tempat tidur atau digendong

maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya

Pemeriksaan Antropometri

Berat Badan : BB bayi normal 2500-4000 gr

Panjang Badan: Panjang Badan bayi baru lahir normal 48-52 cm

Lingkar Kepala: Lingkar kepala bayi normal 33-38 cm

Lingkar Lengan Atas : normal 10-11 cm

Ukuran Kepala :

a. Diameter suboksipitobregmatika 9,5 cm

b. Diameter suboksipitofrontalis 11 cm

c. Diameter frontooksipitalis 12 cm

d. Diameter mentooksipitalis 13,5 cm

e. Diameter submentobregmatika 9,5 cm

f. Diameter biparitalis 9 cm

g. Diameter bitemporalis 8 cm

Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

a. Adaptasi sosial : sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial secara baik

dengan orangtua, keluarga, maupun orang lain.

b. Bahasa : kemampuan bayi untuk mengungkapkan perasaannya melalui

tangisan untuk menyatakan rasa lapar BAB, BAK, dan kesakitan.

c. Motorik Halus : kemampuan bayi untuk menggerakkan bagian kecil dari

anggota badannya

d. Motorik Kasar : kemampuan bayi untuk melakukan aktivitas dengan

menggerakkan anggota tubuhnya

Analisa

74

Nomenklatur Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1 Bayi Besar

2 Meningitis

3 Pnemunia

4 Ensephalitis

5 Gagal Jantung

6 Tetanus

Penatalaksanaan

1. Memastikan Bayi tetap hangat dan jangan mandikan bayi hingga 24 jam

setelah persalinan, jaga kontak antara ibu dan bayi serta tutupi kepala bayi

dengan topi.

2. Tanyakan pada ibu atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu seperti

riwayat penyakit ibu, riwayat obstetric dan riwayat penyakit keluarga yang

mungkin berdampak pada bayi seperti TBC, Hepatitis B/C, HIV/AIDS dan

penggunaan obat.

3. Lakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip sebagai berikut

a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)

b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan

tarikan dinding dada bawah, denyut jantung, serta perut.

c. Serta pemeriksaan fisik head to toe

4. Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan, lakukan rujukan.

5. Berikan ibu nasehat perawatan tali pusat

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat

75

b. Jangan membungkus puntung tai pusat atau mengoleskan cairan atau

bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini kepada ibu dan

keluarga.

c. Mengoleskan alkohol atau povidon iodium masih diperkenankan apabila

terjadi tanda infeksi tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali

pusat basah/lembab.

d. Sebelum meninggalkan bayi lipat popok dibawah puntung tali pusat,

e. Luka tali pusat harus dijaga tetap bersih dan kering sampai sisa tali

pusat mengering dan terlepas sendiri.

f. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan hati-hati dengan air DTT dan

segera keringkan menggunakan kain bersih.

g. Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan pada kulit

sekitar tali pusat tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi

nasehati ibu untuk membawa bayi nya ke fasilitas kesehatan.

6. Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan sebelum 12 jam

setelah persalinan.

Penatalaksanaan kunjungan ulang

1. Lakukan pemeriksaan fisik timbang berat, periksa suhu dan kebiasaan minum

bayi

2. Periksa tanda bahaya:

a. Tidak mau minum atau memuntahkan semua

b. Kejang

c. Bergerak hanya jika dirangsang

d. Napas cepat (>60 kali/menit)

e. Napas lambat (<30 kali/menit)

76

f. Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat

g. Merintih

h. Raba demam (>37,5C)

i. Teraba dingin (<36 C)

j. Nanah yang banyak di mata

k. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut

l. Diare

m. Tampak kuning pada telapak tangan

n. Perdarahan

3. Periksa tanda-tanda infeksi seperti nanah keluar dari umbilikus, kemerahan di

sekitar umbilikus, pembengkakan, kemerahan, pengerasan kulit

4. Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi rujuk bayi ke fasilitas kesehatan

5. Pastikan ibu memberikan Asi Eksklusif

6. Bawa bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya.

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu upaya meningkatkan kepedulian

dan peran serta masyarakat, melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Upaya ini juga berdampak terhadap

penurunan angka kesakitan dan kematian ibu akibat kehamilan tidak

direncanakan (Kemenkes RI, 2015).

b. Tujuan Program KB

Tujuan gerakan KB dapat dirinci sebagai berikut:

1. Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikut sertakan seluruh lapisan

masyarakat dan potensi yang ada.

77

2. Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan serta

kualitas peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan mantap

dengan pelayanan bermutu.

3. Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan

tingkat kematian bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun serta

memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan dan persalinan.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerimaan, penghayatan

dan pengalaman norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera sebagai

cara hidup yang layak dan bertanggung jawab.

5. Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda

dalam pelaksanaan upaya upaya penanggulangan masalah kependudukan.

6. Mencapai kemantapan, kesadaran, tanggung jawab dan peran serta

keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan gerakan KB sehingga lebih

mampu meningkatkan kemandiriannya di wilayah masing-masing.

7. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumber daya manusia

untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan keluarga

dan masyarakat dalam mempercepat pelembagaan nilai-nilai.

8. Memeratakan penggarapan gerkan KB ke seluruh wilayah dan lapisan

masyarakat perkotaan, pedesaan, kumuh, miskin dan daerah pantai.

9. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga dana atau pengelola gerakan KB

yang mampu memberikan pelayanan KB yang dapat menjangkau seluruh

lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air dengan kualitas yang tinggi

dan kenyamanan yang memenuhi harapan (Niken, dkk 2010).

c. Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran

tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya

adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan unutuk menurunkan tingkat

kelahiran dengan cara menggunakan kontrasepsi secara berkelanjutan.

78

Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,

dengan tujuan menurunkn tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan

kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,

keluarga sejahtera (Handayani, 2014).

d. Konseling KB

1. Defenisi konseling

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek

pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan

dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.

2. Tujuan konseling

Tujuan dalam pemberian konseling keluarga berencana antara lain:

a. Meningkatkan penerimaan informasi

Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan,

berbicara dan komunikasi non verbal meingkatkan penerimaan KB oleh

klien.

b. Menjamin pilihan yang cocok

Konseling menjamin bahwa petugas dan klien akan memilih cara yang

terbaik sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien.

c. Menjamin penggunaan cara yang efektif

Konseling yang efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana

menggunakan cara KB yang benar, dan bagaimana mengatasi informasi

yang keliru dan isu-isu tentang cara tersebut.

d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien memilih

cara tersebut, mengetahui bagaimana cara kerjanya dan bagaimana

mengatasi efek sampingnya (Handayani, 2014).

e. Jenis Kontrasepsi

Adapun jenis-jenis kontrasepsi adalah sebagai berikut (Handayani,2010):

1. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat

79

a. Metode alamiah

1. Metode kalender

Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa

subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa

perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus menstruasinya.

2. Metode Suhu Basal Badan

Metode ini dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk

mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi dan

mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini terjadi karena

progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan

peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh

dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu terjadi peningkatan

sedikitnya 0,4°F (0,2-0,5°C) di atas 6 kali perubahan suhu

sebelumnnya yang diukur.

3. Metode lendir serviks

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap

perubahan lender serviks wanita yang dapat didektesi di vulva.

Metode ovulasi pada pengenalan terhadap perubahan lender servik

selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam

siklus dan waktu fertilitas dalam masa subur.

4. Metode sympto thermal

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan

lendir dan perubahan suhu badan tubuh.

b. Metode Amenorhea Laktasi

Metode amenorhea laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan

ASI asal tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman apapun.

c. Coitus interruptus (senggama terputus)

1. Kondom

80

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan

alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis (kondom pria) atau

vagina (kondom wanita) pada saat melakukan hubungan seksual.

2. Spermiside

Spermiside adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan

spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam

traktus genetalia interna.

3. Kap serviks

Yaitu suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.

4. Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks

(karet) yang dimasukkan kedalam vagina sebelum melakukan hubungan

seksual dan menutupi serviks.

2. Kontrasepsi Hormonal

a. Kontrasepsi PIL

1. Pil Oral Kombinasi

Pil oral kombinasu merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon

sintesis estrogen dan progesteron.

2. Pil Progestin

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis

progesteron.

b. Kontrasepsi Suntik/Injeksi

Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormon

sintesis estrogen dan progesteron.

81

c. Implan

Implan merupakan salah sati jenis kontrasepsi yang berupa susuk yang

terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan

atas.

1. Cara Kerja

a. Menghambat ovulasi

b. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit

c. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium

2. Keuntungan

a. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang

mengandung estrogen.

b. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan

bersifat reversibel.

c. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya

dikeluarkan.

d. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.

e. Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika

dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

3. Kerugian

a. Susuk/KB implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas

kesehatan yang terlatih.

b. Lebih mahal

c. Sering timbul perubahan pola haid

d. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya

sendiri.

e. Beberapa orang manita mingkin segan untuk menggunakannya

karena kurang mengenalnya.

4. Kontraindikasi

a. Kehamilan atau disangka hamil

82

b. Penderita penyakit hati akut

c. Kenker payudara

d. Kelainan jiwa

e. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus

f. Penyakit trombo emboli

g. Riwayat kehamilan etropik

5. Indikasi

a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka

waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani

kontap/menggunakan AKDR.

b. Wanita yang tidak boleh menggunakan oil KB yang

mengandung estrogen.

6. Efektifitas

a. Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100

wanita per tahun dalam 5 tahun pertama.

b. Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan

pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.

7. Efek samping

a. Amenorhea

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu

makan)

d. Ekspulsi

e. Infeksi pada daerah insersi

8. Waktu pemasangan

a. Sewaktu haid berlangsung

b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil

c. Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin

d. Saat ganti cara dari metode yang lain

83

e. Pasca keguguran

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang

sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua

perempuan usi reproduktif.

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam

rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi.

a. Efektifitas

Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada:

1. IUD-nya : ukuran, bentuk dan mengandung Cu atau progesteron.

2. Akseptor

a. Umur : makin tua usia, makin rendah angka kehamilan ekspulsi

dan pengangkatan/pengeluaran IUD.

b. Paritas: makin muda usia, terutama pada nulligravida, makin

tinggi angka eskpulsi dan pengangkatan/ pengeluaran IUD.

c. Frekuensi senggama

3. Keuntungan

a. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

b. Metode jangka panjang

c. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ngingat

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

untuk hamil

f. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR

g. Tidak mempengaruhi kualitas ASI

h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

i. Dapat digunakan sampai menopause.

j. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

k. Membantu mencegah kehamilan ektopik

84

4. Kerugian

a. Perubahan siklus haid

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi

d. Saad haid lebih sakit

e. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

f. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan

g. Penyakit radang panggul terjadi.

h. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR.

i. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR.

j. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.

k. Kemungkinan AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui

5. Indikasi

a. Usia reproduktif.

b. Keadaan nullipara.

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

d. Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

f. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

g. Perempuan dengan resiko rendah dari IMS.

h. Tidak menghendaki metode hormonal.

i. Tidak menyukai untuk mengingat minum pil setiap hari.

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.

6. Kontraindikasi

a. Sedang hamil

b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.

85

c. Sedang menderita infeksi alat genetalia.

d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita

abortus septic.

e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim

yang dapat mempengaruhi kavum uteri.

f. Penyakit trofoblas yang ganas.

g. Diketahui menderita TBC pelvic.

h. Kanker alat genetalia.

i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

4. Metode kontrasepsi mantap

a. Metode kontrasepsi mantap pada pria

Kontrasepsi mantap pria/Vasektomi/Medis Operatif Pria (MOP)

adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat

aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasin waktu

operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum.

b. Metode kontrasepsi mantap pada wanita

Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua

saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan

tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini unutk jangka panjang

dan sering disebut dengan tubektomi atau sterilisasi.

2.5.2 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB

Subjektif

Data subjektif dari calon atau akseptor kb, yang harus dikumpulkan

meliputi:

1. Keluhan utama atau alasan datang ke institusi pelayanan kesehatan dan

kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang

2. Riwayat perkawinan, terdiri atas status perkawinan, perkawinan ke, umur

klien saat perkawinan dan lama perkawinan,

86

3. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, siklus menstruasi, lama

menstruasi, dismenore, perdarahan pervaginan, dan keputihan

4. Riwayat obstetric meliputi riwayat persalinan dan nifas yang lalu

5. Riwayat keluarga berencana meliputi jenis metode yang pernah dipakai,

kapan dipakai, tenaga dan tempat saat pemasangan dan berhenti, keluhan

atau alasan berhenti.

6. Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit sistemik yang pernah

diderita dan riwayat penyakit sistemik keluarga

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi, eliminasi,

personal hygiene, aktifitas dan istirahat

8. Keadaan psiko sosio meliputi pengetahuan dan respon pasien terhadap

semua metode atau alat kontrasepsi yang digunakan saat ini, keluhan yang

dihadapi saat ini, respon keluarga terhadap metode kontrasepsi yang

digunakan saat ini, pengambilan keputusan dalam keluarga

Objektif

1. Pemeriksaan fisik meliputi

a. Keadaan umum meliputi kesadaran, keadaan emosi, dan postur badan

pasien selama pemeriksaan

b. Tanda tanda vital

c. Payudara meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi aerolla,

keadaan putting susu, adanya benjolan atau masa dan pengeluaran

cairan

d. Abdomen meliputi adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan atau

masa, pembesaran hepar, nyeri tekan.

e. Ekstremitas meliputi edema tangan, pucat atau ikhterus pada kuku jari,

varises berat, dan edema pada kaki

f. Genetalia meliputi luka, varises, kondiloma, cairan berbau, hemoroid

dll

2. Pemeriksaan ginekologi bagi akseptor kb IUD

87

a. Pemeriksaan inspekulo meliputi keadaan serviks (cairan darah, luka,

atau tanda tanda keganasan), keadaan dionding vagina, posisi benang

IUD

b. Pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks, adakah dilatasi dan

nyeri tekan atau goyang. Palpasi uterus untuk menentukan ukuran,

bentuk dan posisi, mobilitas, nyeri, adanya masa atau pembesaran.

3. Pemeriksaan penunjang

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada calon

akseptor kb yaitu pemeriksaan tes kehamilan, USG, radiologi untuk

memastikan posisi IUD atau implant, kadar haemoglobin, kadar gula

darah dll

Analisa

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah

dikumpulkan.

Penatalaksanaan

a. Pergertian Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau

memecahkan masalah melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan

perasaan-perasaan yang terlibat di dalamnya. Adapun tujuan konseling

KB yaitu untuk meningkatkan penerimaan, menjamin pilihan yang cocok,

menjamin penggunaan yang efektif, menjamin kelangsungan yang lebih

lama (Purwoastuti dan waliyani 2015).

b. Langkah konseling KB SATU TUJU

SA : Sapa dan salam

beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri, gunakan

komunikasi verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua

arah.

88

T : Tanya

Tanya ibu tentang identitas dan keinginannya pada kunjungan

ini.

U : Uraikan

Berikan informasi obyektif dan lengkap tentang berbagai

metode kontrasepsi yaitu efektivitas, cara kerja, efek samping

dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-upaya untuk

menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang

merugikan tersebut.

TU : Bantu

Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan

sesuai bagi dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk

mempertimbangkan pilihannya

J : Jelaskan

Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang

telah dipilih ibu.

Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskan

mengenai :

1. Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan/pemakaian

alat kontrasepsi.

2. Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.

3. Cara mengenali efek samping/komplikasi.

4. Lokasi klinik KB atau tempat pelayanan untuk kunjungan

ulang bila diperlukan.

U : Kunjungan ulang

a. KIE dalam Pelayanan KB

KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) adalah suatu

proses penyampaian pesan, informasi yang di berikan kepada

masyarakat tentang program KB dengan menggunakan media

89

seperti radio, TV, pers, film, mobil unit penerangan,

penerbitan, kegiatan promosi dan pameran, dengan tujuan

utama untuk memecahkan masalah dalam lingkungan

masyarakat dalam meningkatkan program KB atau sebagai

penunjang tercapainya program.

b. Kegiatan KIP/KTahapan dalam KIP/K :

1. Menjajaki alasan pemilihan alat

2. Menjajaki apakah klien sudah mengetahui/paham

tentang alat kontrasepsi tersebut

3. Menjajaki klien tahu/tidak alat kontrasepsi lain

4. Bila belum, berikan informasi

5. Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan

pilihannya kembali

6. Bantu klien mengambil keputusan

7. Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan

diperiksa kesehatannya

8. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling

a. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi

1. Pemeriksaan kesehatan: anamnesis dan

pemeriksaan fisik

2. Bila tidak ada kontraindikasi, pelayanan

kontrasepsi dapat diberikan

3. Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform

consent

b. Kegiatan Tindak lanjut

Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta

KB diserahkan kembali kepada PLKB.

c. Informed Consent

90

Pengertian informed consent berasal dari kata

“informed” yang berarti telah mendapat penjelasan, dan

kata “consent” yang berarti telah memberikan

persetujuan. Dengan demikian yang dimaksud dengan

informed consent ini adanya perstujuan yang timbul dari

informasi yang dianggap jelas oleh pasien terhadap

suatu tindakan medik yang akan dilakukan kepadanya

sehubungan dengan keperluan diagnosa dan atau terapi

kesehatan.

91

BAB 3

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

3.1.1 Kunjungan Ibu Hamil Pertama

Tanggal : Sabtu, 7 April 2018 Pukul : 15.30 Wib

Data Subjektif

Nama : Ny.N Nama suami : Tn.A

Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Mandailing/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Menteng Raya Gg. Mangga

No. HP : -

1. Kunjungan saat ini : Kunjungan ke 5

Keluhan utama : Tidak ada

2. Riwayat perkawinan : Kawin 1 kali, usia pertama kali ibu menikah umur 22

Tahun

3. Riwayat menstruasi : Menarche : umur 13 tahun

Siklus : 28 hari

Dismenorhea : Tidak

Baanyaknya : 4 kali ganti doek

a) HPHT : 03-07-2017

b) TTP : 10-04-2018

4. Riwayat Kehamilan

a) Riwayat ANC

ANC sejak umur kehamilan 3 bulan pertama di Klinik Milata

Trimester I : 1 kali kunjungan

92

Trimester II : 1 kali kunjungan

Trimester III : 3 kali kunjungan

b) Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 5 bulan. Pergerakan

janin dalam 24 jam terakhir > 15 kali.

c) Pola nutrisi : Ibu makan 3 kali/hari dengan menu nasi 1 piring, sayur 1

mangkuk, lauk 1 potong ikan/tempe, minum air putih >8 gelas/hari dan

minum susu ibu hamil.

d) Pola eliminasi : BAB ibu lancar 1 kali dalam 1 hari dengan konsistensi lunak,

BAK sering 7 kali/hari warnanya kuning dan tidak ada keluhan.

e) Pola aktivitas

Kegiatan sehari-hari : Berjualan

Istirahat/tidur : Malam hari : 7 jam ; siang hari : 1 jam

Seksualitas : 2 kali seminggu dengan posisi

f) Personal hygine

Mandi : 2 kali dalam satu hari

Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap mandi, BAB dan BAK

Kebiasaan mengganti pakain dalam : 2 kali sehari

Jenis pakaian dalam yang dipakai : katun

g) Imunisasi : Ibu sudah imunisasi TT1 dan TT2 pada usia kehamilan 6

bulan dan 7 bulan.

93

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

G2 P1 A0

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Ibu menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik 1 bulan

7. Riwayat kesehatan

a. Penyakit-penyakit yang pernah diderita/sedang diderita

Tidak dilakukan pemeriksaan

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Riwayat keturunan kembar

Ibu tidak ada riwayat keturunan kembar

d. Kebiasaan-kebiasaan

1. Merokok : Ibu tidak merokok

2. Minum jamu-jamuan : Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan

No Tgl

la

hir

/

u

m

ur

Usia

ke

ha

mi

la

n

Jenis

Persa

li

n

a

n

Tpt

Persali

na

n

Komplika

si

Peno

Long

Bbl Nifas

Ibu Bayi Jenis

k

e

l

a

m

i

n

BB

Lahir

Kea

Daa

n

Lac

Tasi

Kelai

na

n

1 03/04/

20

13

/ 5

ta

hu

n

37

mi

ng

gu

Nor

m

al

Klinik - - Bida

n

Pere

m

p

u

a

n

3.100

gr

baik lancar -

2 H A M I L I N I

94

3. Minum-minuman keras : Ibu tidak minum minuman keras

4. Makanan-makanan pantangan : Tidak ada pantangan makanan

5. Perubahan pola makan :

Pada awal kehamilan ibu tidak nafsu makan tapi pada saat ini ibu sudah

bisa makan seperti biasa

8. Keadaan psikososial spiritual

a. Respon suami dan keluarga terhadap kehamilan sangat senang, di terima dan

di inginkan.

b. Ketaatan ibu saat beribadah, rajin beribadah

Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

b. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, Pols : 78 x/i, RR: 23x/i, T: 36,7°C,

TB: 151 cm, BB sebelum hamil : 50 kg, BB sekarang : 54 kg, LILA: 25 cm

c. Pemeriksaan fisik

1. Edema wajah : Tidak ada edema

2. Cloasma gravidarum : Tidak ada cloasma gravidarum

3. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak

Ada sekret

4. Mulut : Bersih, warna kemerahan, simetris, Stomatitis

Tidak ada, terdapat karang gigi.

5. Leher : Tidak ada benjolan pada kelenjar thyroid dan

Limfe.

6. Payudara : Tidak ada benjolan pada payudara

Bentuk : Simetris

Aerola mamae : Hiperpigmentasi

Puting susu : Menonjol

95

Kolostrum : Belum ada

7. Abdomen

Bentuk : Asimetris, membesar ke arah kanan.

Bekas luka : Tidak ada ada bekas luka

Striae gravidarum : Alba

Palpasi secara leopold

Leopold I :TFU 29 cm, dan teraba satu bagian lunak dan tidak melenting

pada perut bagian atas (bokong).

Leopold II :Bagian perut kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas) Bagian perut kanan ibu teraba keras seperti

papan panjang (punggung kanan/PUKA)

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bulat, melenting (kepala)

Leopold IV :Bagian bawah janin belum masuk pintu atas panggul

(convergen)

TBJ : (TFU-13) x 155 = (29-13) x 155 = 2.480

Auskultasi DJJ : Punctum maksimum : Kuadran kanan bawah pusat

Frekuensi : 143x/i

8. Ekstremitas

Edema : kaki ibu tidak edema

Varices : kaki ibu tidak varices

Refleks patela : Kanan (+) Kiri (+)

Kuku : Tidak pucat

e. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 10,8 mg/dL

Analisis

Ny.N G2 P1 A0 usia kehamilan 36-37 minggu, presentasi kepala, janin tunggal,

hidup, intrauteri,belum masuk PAP, PUKA , keadaan ibu dan janin baik.

Penatalaksanaan

96

Tanggal : 07 April 2018 Pukul : 15.30 WIB

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dan janinnya baik.

TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 23 x/i

Nadi : 78 x/i S : 36,7 °c

DJJ 143x/i, TBJ 2480 gram, janin tunggal, hidup, intrauteri,belum masuk PAP,

keadaan ibu dan janin baik.

Ibu sudah mengetahui keadannya dan janinmya dalam keadaan baik.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perhatian khusus dalam

makanan yang dikonsumsi makanan seimbang dan bergizi, terkhusus dalam

meningkatkan kadar hb dalam darah ibu seperti mengkonsumsi 1 piring nasi, 1

mangkok sayuran , 1 potong ikan / tempe/ telur lauk, dan buah-buahan setiap kali

makan, dan banyak mengkonsumsi air putih 8gelas/hari serta meminum 1 gelas jus

buah bit setiap harinya pada pagi hari.

Ibu sudah mengerti dan mau melakukan apa yang telah dianjurkan.

3. Memberikan Vit B complex sebanyak 10 tablet dengan dosis 1 x 1 tablet/hari,

Lactate sebanyak 10 tablet dengan dosis 1 x 1 tablet/hari, dan tablet Fe sebanyak

10 tablet dengan dosis 1x1 tablet/ hari diminum pada malam hari dengan air putih.

Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjga personal hygiene atau menjaga kebersihan

diri dan alat genetalia. Serta menyarankan ibu agar memakai pakaian yang

longgar.

Ibu bersedia dan mau melakukannya.

5. Memberi ibu pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan seperti

perdarahan pervaginam, bengkak di wajah dan ditangan, keluar cairan dari jalan

lahir, pergerakan janin tidak terasa, dan nyeri perut yang hebat. Jika ditemukan

adanya tanda bahaya tersebut ibu segera datang dan periksa ke fasilitas kesehatan

terdekat.

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat menyebutkan

kembali tanda bahaya kehamilan.

97

6. Memberikan penkes kepada ibu tentang pentingnya istirahat malam, yaitu tidur

tidak terlalu malam atau lewat dari jam 10 malam.

Ibu sudah mengerti dan mau melaksanakannya.

7. Menganjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang 2 minggu lagi atau apabila ibu

mempunyai keluhan atau apabila terlihat tanda-tanda persalinan.

Ibu mengatakan akan datang apabila ada keluhan atau terlihat tanda-tanda

persalinan

Pimpinan Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) (Ester Yossi M

Simanjuntak)

98

3.1.2 Catatan Perkembangan ( Kujungan II )

Tanggal : Selasa, 17 April 2018 Pukul : 18.00 wib

S

Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

Ibu sudah mengurangi aktivitas berat dan mau beristirahat yang cukup

Ibu sering kencing pada malam hari

O

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Tanda vital : TD: 110/70 mmHg, Pols: 79x/i, RR: 22 x/i. T: 36,6 °C,

BB: 55,2 kg.

Pemeriksaan Khusus Kebidanan

Palpasi secara Leopold : TFU 30 cm, bagian perut kiri ibu teraba bagian-bagian

kecil janin (ekstremitas) Bagian perut kanan ibu teraba

keras seperti papan panjang (punggung kanan/PUKA). .

Pada symfisis teraba satu bagian bulat dan keras.

Kepala janin belum masuk PAP (konvergen).

TBJ : (TFU-13) x 155 = (30-13) x 155 = 2.690 gr

Auskultasi DJJ : Punctum maksimum : Kuadran kanan

bawah pusat

Frekuensi : 148x/i

3. Pemeriksaan penunjang

Hb : Tidak dilakukan pemeriksaan

A

Ny. N GII PI A0 usia kehamilan 37-38 minggu, janin hidup, tunggal, punggung

kanan, presentasi kepala, kepala belum masuk PAP (konvergen).

99

P

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital: TD: 110/70 mmHg, Pols: 79x/i, RR: 22 x/i. T: 36,6°C,

BB: 55,2 kg.

Ibu sudah mengetahui kondisi ibu dan bayinya normal dan sehat

2. Memberitahu ibu tetap mengkonsumsi makanan yang telah dianjurkan pada

pemeriksaan sebelumnya.

Ibu mengatakan sudah melakukan dan akan tetap melaksanakannya.

3. Memberitahu ibu bahwa sering buang air kecil dimalam hari disebabkan karena

uterus yang semakin membesar sehingga menekan kandung kemih. Untuk

mengatasi keluhan ibu dianjurkan agar ibu mengurangi minum pada malam hari.

Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjga personal hygiene atau menjaga kebersihan

diri dan alat genetalia. Serta menyarankan ibu agar memakai pakaian yang

longgar dan terbuat dari katun.

Ibu bersedia dan mau melakukannya.

5. Menganjurkan ibu melakukan perawatan payudara untuk mempercepat

pengeluaran ASI sekaligus membersihkan payudara.

Ibu bersedia dan mau melakukannya.

6. Memberikan Vit B complex sebanyak 10 tablet dengan dosis 1 x 1 tablet/hari dan

Lactate sebanyak 10 tablet dengan dosis 1 x 1 tablet/hari dan tablet Fe sebanyak

10 tablet dengan dosis 1x1 tablet/ hari diminum pada malam hari dengan air

putih.

Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada saat ada keluhan.

Ibu mengatakan akan melakukannya.

100

Pimpinan Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) (Ester Yossi M Simanjuntak)

101

3.1.3 Catatan Perkembangan ( Kujungan III)

Tanggal : Sabtu, 28 April 2018 Pukul : 17.45 wib

S

Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

Ibu merasakan sakit pada daerah pinggang.

Ibu mengatakan keluhan yang lalu sudah tidak dirasakan.

O

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Tanda vital : TD: 120/70 mmHg, Pols: 75x/i, RR : 22 x/i, T: 37 °C

BB: 55 kg

Pemeriksaan Khusus Kebidanan

Palpasi secara Leopold : TFU 30 cm, bagian perut kiri ibu teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstremitas) Bagian perut kanan ibu

teraba keras seperti papan panjang (punggung

kanan/PUKA). . Pada symfisis teraba satu bagian bulat

dan keras. Kepala janin sudah masuk PAP (divergen).

TBJ : (TFU-13) x 155 = (31-11) x 155 = 3.100 gr

Auskultasi DJJ: Punctum maksimum : Kuadran kanan

bawah pusat

Frekuensi : 150x/i

3. Pemeriksaan penunjang

Hb : 11,1 mg/dL

A

Ny. N GII PI A0, usia kehamilan 38-39 minggu, janin hidup, tunggal, punggung

kanan, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP (divergen).

102

P

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan bayinya dalam keadaan sehat.

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Tanda-tanda vital : TD: 120/70 mmHg, Pols: 75x/i, RR: 22 x/i, T: 37 °C, BB: 55

kg

Ibu sudah mengetahui kondisi ibu dan bayinya normal dan sehat.

2. Memberitahu kepada ibu bahwa sakit pinggang yang dirasakannya adalah hal

wajar karena pembesaran rahim. Karena besarnya rahim, lengkungan tulang

belakang berubah sedemikian rupa sehingga pusat gravitasi tubuh berubah.

Untuk mengatasinya anjurkan ibu untuk rutin berjalan kaki, sekiranya 30 menit

sehari dan hindari mengenakan sepatu hak tinggi.

Ibu mengatakan akan rutin berjalan kaki dan menghindari sepatu hak tinggi.

3. Memberitahu tanda-tanda persalinan yaitu terjadinya his persalinan yang ditandai

dengan pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan, sifat his teratur interval

semakin pendek dan kekuatan semakin besar, terjadinya perubahan pada serviks,

jika pasien menambah aktivitasnya dengan berjalan maka kekuatan his nya akan

bertambah, keluarnya lendir bercampur darah pervaginam, kadang-kadang

ketuban pecah dengan sendirinya.

Ibu mengerti tanda-tanda persalinan dan dapat menyebutkannya kembali.

4. Menganjurkan ibu untuk memastikan bahwa persiapan untuk persalinan mulai

dari perlengkapan ibu, bayi dan juga dana untuk bersalin nanti telah siap.

Ibu mengatakan persiapan untuk bersalin nanti telah disiapkan.

5. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke klinik, apabila telah mengalami tanda-

tanda persalinan ataupun keluhan yang lain seperti keluar air ketuban dari

kemaluan.

Ibu mengatakan akan segera datang ke klinik jika sudah mengalami tanda-tanda

persalinan atau jika ada keluhan lain.

103

Pimpinan Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) (Ester Yossi M Simanjuntak)

104

3.2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Tanggal pengkajian : Rabu, 23 Mei 2018 Pukul : 14.00 Wib

S

Keluhan Utama : Ibu mengatakan sakit perut menjalar hingga ke pinggang yang

semakin sering dan kuat, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan

O

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Ibu tampak menahan kesakitan tetapi kesadaran Composmentis.

TTV : TD : 110/70 mmHg, RR : 22x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 36,50C, BB : 68 kg

2. Pemeriksaan Khusus Kebidanan

a. Abdomen

Inspeksi : membesar dengan arah memanjang, tidak ada bekas luka operasi.

Palpasi Leopold 1:TFU Pertengahan pusat dan px, teraba 1 bagian bundar,

lunak dan tidak melenting (bokong),TFU 34 cm

Leopold 2 : teraba 1 bagian panjang keras memapan di perut sebelah

kanan ibu (punggung), teraba bagian-bagian kecil di perut

sebelah kiri ibu (ekstremitas)

Leopold 3: pada bagian terbawah janin teraba 1 bagian keras, bulat dan

melenting (kepala).

Leopold 4 : kepala sudah memasuki pintu atas panggul (divergen).

His = 3x/10’/35”

Auskultasi : DJJ : 140x/menit, Reguler

TBBJ = (TFU-n) x 155 = (33-11) x 155 = 3.410gram

b. Genetalia

Inspeksi : terlihat lendir bercampur darah

VT dengan hasil teraba portio lembek, pembukaan 6 cm, ketuban utuh, posisi

UUK ka-dep penurunan bagian terbawah 3/5, moulase tidak ada.

105

A

Diagnosa : Inpartu kala I fase aktif, G2P1A0, janin hidup, tunggal, punggung kanan,

presentasi kepala.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan: Tidak ada

P

Tanggal : 23 Mei 2017 Pukul : 14.00 Wib

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin sehat , saat ini

ibu dalam proses persalinan kala I, sehingga butuh pengawasan sampai

pembukaan lengkap.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Memantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan dengan menggunakan

partograf (terlampir).

Kemajuan persalinan sedang dipantau di dalam patograf.

3. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, jongkok setiap 10 menit sekali selama satu

jam dengan tujuan mempercepat penurunan bagian presentasi janin .

Ibu sudah berjalan-jalan dan jongkok sambil di pantau oleh bidan.

4. Memberi dukungan kepada ibu untuk tetap semangat menghadapi persalinan dan

nyeri yang dirasakan penting untuk kemajuan persalinan sehingga tidak perlu

dikhawatirkan dan menyarankan suami untuk memberi minum di sela-sela

kontraksi untuk menambah tenaga ibu serta mendampingi ibu selama proses

persalinan.

Dukungan sudah diberikan kepada ibu yaitu menghadirkan suami disamping ibu

selama proses persalinan.

5. Memberikan asuhan sayang ibu dengan memijat pinggang ibu saat merasakan

sakit.

Sudah dilakukan masase punggung dan reaksi ibu tampak menikmati.

106

6. Mengajarkan posisi yang nyaman untuk proses persalinan, ibu memilih posisi

litotomi.

7. Mengajarkan ibu teknik mengedan yang baik, bila timbul his kumpulkan tenaga

lalu tahan tenaga diperut dan dibatukkan.

Teknik mengedan yang baik sudah diajarkan kepada ibu.

8. Menyiapkan alat untuk menolong persalinan, perlengkapan ibu dan bayi.

Alat sudah dipersiapkan.

Pemantauan Kala I Persalinan di Patograf

Jam DJJ Air

Ketuban

Moulase Pembukaan

serviks

Penurunan

Kepala

His Nadi TD Suhu Urine

14.00 140 U O 6 cm 3/5 3x10’35’’ 80 110/70 36,5

14.30 140 - - - - 3x10’35’’ 78

15.00 139 - - - - 3x10’35’’ 80 250 cc

15.30 142 - - - - 4x10’40’’ 82

16.00 142 - - - - 4x10’40’’ 82 37

16.30 145 - - - - 5x10’45’’ 85

16.55 145 J O 10 cm 0/5 5x10’50’’ 85 120/90

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak

107

3.2.1 DATA PERKEMBANGAN KALA II

Jam : 16.55 Wib

S

Ibu mengatakan mules semakin sering, keluar air yang banyak dari kemaluan dan

adanya keinginan meneran

O

1. Pemeriksaan Umum

TTV : TD : 120/90 mmHg, Pols : 85x/i, RR: 24x/i, suhu 370C

2. Pemeriksaan Kebidanan

His : 5x/10’/50”

Inspeksi : ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan

vulva membuka

Hasil pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, pembukaan serviks 10 cm (lengkap),

Penurunan bagian terbawah 0/5, posisi UUK tepat dibawah simfisis, ketuban

masih utuh, tidak ada molase.

Auskultasi

DJJ : 145x/i, reguler

A

Diagnosa : Inpartu kala II

Masalah : Tidak ada

P

1. Melihat tanda dan gejala II ( ibu merasakan adanya dorongan untuk meneran.

tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka).

2. Memastikan perlengkapan alat dan obat obatan yang akan digunakan,

mematahkan ampul oksitosin 10 IU, meletakkan spuit steril kedalam partus set.

Alat sudah lengkap.

108

3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap

air, masker.

4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan dengan

sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau tisu bersih.

5. Pakai handscone sebelah kanan, memasukkan oksitosin 10 IU ke dalam spuit dan

meletakkan kembali spuit ke dalam partus set.

6. Memeriksa DJJ kembali setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam

batas normal (120-160 x/i), DJJ : 145 x/i.

7. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.

8. Memasang underpad dan handuk diatas perut ibu.

9. Membuka partus set untuk memeriksa kembali kelengkapan alat, kemudian

memakai sarung tangan steril.

10. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

11. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan

satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan yang lain

menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya

kepala.

12. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung abyi dengan kain atau kassa

yang bersih.

13. Periksa lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali pusat.

14. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan

ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah

bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis. Gerakkan ke

arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

15. Setelah kepala dan bahu lahir, melakukan sanggah susur untuk membantu

kelahiran punggung.

Pukul : 17.40 Bayi telah lahir, jenis kelamin : Laki-laki, PB: 48 cm dan BB: 3400

gr, Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas

perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit leih rendah dari tubuhnya.

109

16. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak

kulit ibu dengan bayi.

17. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan

urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2

cm dari klem pertama.

18. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan

memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut.

19. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan

kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan

tali pusat terbuka.

20. Membiarkan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya

dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

21. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakuakan palpasi abdomen untuk

menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

110

3.2.2 DATA PERKEMBANGAN KALA III

Pukul 17.43 Wib

S

Ibu mengatakan perut terasa mules dan merasa lelah tetapi bahagia atas kelahiran

bayinya.

O

1. Keadaan umum : Lemas TTV : TD : 110/70 mmHg, Pols : 75x/i, RR : 24x/i,

T: 36,50C

2. Inspeksi : tali pusat menjulur di vulva, ada laserasi

3. Palpasi : kontraksi baik, TFU setinggi pusat, uterus bulat dan keras, kandung

kemih kosong.

A

Diagnosa : Inpartu Kala III

Masalah : Tidak ada

P

1. Menginformasikan pada ibu bahwa ibu akan diberikan oksitosin 10 IU

intramuskular pada paha lateral bagian luar untuk membantu pelepasan plasenta

dan mencegah perdarahan.

Ibu mengerti dan bersedia dilakukan penyuntikan.

2. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU IM 1/3 paha lateral bagian luar .

Oksitosin sudah disuntikkan.

3. Melihat tanda-tanda pelepasan tali pusat, tali pusat bertambah panjang, uterus

globular, dan ada semburan darah.

Tanda- tanda pelepasan plasenta sudah terlihat.

4. Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva, lalu meletakkan tangan kiri diatas simfisis

pubis ibu, sementara tangan kanan memegang tali pusat dengan klem. Menunggu

uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan tali pusat dengan

111

lembut kearah bawah sejajar lantai. Secara bersamaan memastikan pelepasan

plasenta, tali pusat bertambah panjang dan adanya semburan darah. Tangan kiri

melakukan penekanan kearah dorsokranial dengan hati-hati dan tangan kanan

menegangkan tali pusat sampai plasenta muncul 2/3 bagian di vulva, plasenta

muncul 2/3 bagian di vulva. Melakukan pemilinan plasenta dan melahirkan

plasenta. Plasenta lahir lengkap dengan kotiledon lengkap dan selaput ketuban

utuh pukul 17.50 Wib.

5. Melakukan massase selama 15 detik dengan cara telapak tangan berada pada

abdomen ibu dengan cara melingkar hingga kontraksi baik.

Masase sudah dilakukan dan perut berkontraksi dengan baik.

6. Mengajarkan keluarga untuk melakukan masase agar kontraksi tetap baik.

Kelurga sudah mengerti dan sudah melakukannya.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

112

3.2.3 DATA PERKEMBANGAN KALA IV

Pukul 18.00 Wib

S

Ibu merasa senang dengan bayinya, perut ibu masih terasa mules

O

1. Keadaan umum ibu baik, TD : 110/80 mmHg, RR : 24x/i, Pols 80x/i, Suhu 370C

2. Inspeksi : tidak ada perdarahan, terdapat laserasi pada perineum.

3. Palpasi : kontraksi baik, TFU : 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.

A

Diagnosa : Inpartu kala IV

Masalah : Tidak ada

P

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik,

TD : 110/80 mmHg, RR : 24x/i, Pols 80x/i, Suhu 370C.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam yaitu setiap

2-3 kali dalam 15 menit pertama pascasalin, setiap 15 menit pada 1 jam pertama,

setiap 20-30 menit pada jam kedua pascasalin.

Keadaan ibu sedang dipantau.

3. Ditemukan laserasi dan sudah dilakukan penjahitan.

4. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi,

mewaspadai tanda bahaya pada ibu seperti uterus teraba lembek, adanya

pengeluaran darah dari jalan lahir, ibu merasa ngantuk, wajah tampak pucat,

pandangan kabur dan kepala pusing.

Ibu/keluarga sudah mengetahui cara melakukan masase dan tanda bahaya pada

ibu.

113

5. Mendekontaminasikan alat dan membersihkan ibu.

Alat sudah didekontaminasi dan ibu sudah dalam keadaan bersih.

6. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang telah di lakukan.

Pendokumentasian asuhan telah dilakukan.

Pemantauan 2 jam post partum

Jam

ke

Waktu Tekanan

darah

Nadi Suhu TFU Kontraksi

Uterus

Kandung

Kemih

Perdarahan

1

18.00 110/70 80 37,5°C 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 20 CC

18.15 110/70 80 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 15 CC

18.30 110/70 80 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 10 CC

18.45 120/70 82 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 10 CC

2 19.15 120/70 81 37,1°C 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 10 CC

19.45 120/80 82 2 jari di bawah

pusat

Baik Kosong ± 10 CC

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

114

3.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tanggal pengkajian : Kamis, 24 Mei 2018 Pukul : 01.00 Wib

S

1. Ibu mengatakan masih merasa mules pada bagian perut.

2. Ibu mengatakan bayi menyusu adekuat dan tidak ada pembengkakan payudara.

3. Ibu mengatakan sudah BAK pada pukul 22.00 Wib

O

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran Composmentis. TTV : TD : 120/80 mmHg, RR :

22x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 36,50C

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : Tidak pucat, tidak oedem

Mata : Conjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

Dada : Puting susu menonjol, tidak ada pembengkakan, tidak ada

kemerahan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

Genetalia : Pengeluaran lochea rubra

Ekstremitas : Kaki dan tangan tidak oedema

A

Diagnosa : Ibu post partum 6 jam normal

Masalah : Mules pada perut

P

Tanggal : 24 Mei 2017 Pukul : 01.00 Wib

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu. TTV : TD : 120/80 mmHg, RR :

22x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 36,50C .

Ibu suadah mengetahui keadaannya.

115

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami merupakan hal

yang normal, karena rahim yang keras dan mules berarti rahim sedang

berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas.

Ibu sudah mengerti tentang penyebab rasa mules yang dialami ibu.

3. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu dagu bayi menempel pada

payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan menutupi aerola mamae. Seluruh

badan bayi tersanggah dengan baik tidak hanya kepala dan leher.

Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.

4. Memberitahu kepeda ibu jadwal pemberian ASI yaitu ASI diberikan setiap 2 jam.

Ibu sudah mengerti dan bersedia menyusui bayinya.

5. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu memakaikan

selimut dan topi pada bayi untuk mencegah hipotermia.

Ibu telah mengerti untuk menjaga kehangatan bayi.

6. Menganjurkan Ibu untuk mobilisasi miring kanan/kiri secara bertahap dan

menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama pada genetalia dengan

mengganti doek setelah mandi atau bila ibu merasa tidak nyaman.

Ibu mengerti dan bersedia melakukannya sesuai anjuran

7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, seperti perdarahan

pervaginam, pengeluaran cairan berbau busuk, demam tinggi, pembengkakan pada

wajah, tangan dan kaki, muntah, rasa sakit saat berkemih, tidak nafsu makan, sakit

kepala, penglihatan kabur, payudara menjadi merah, panas dan nyeri. Jika

mengalami hal tersebut segera datang kepetugas kesehatan untuk mendapat

pertolongan segera.

8. Memberikan terapi sederhana sesuai dengan kondisi kesehatan ibu

a. Amoxillin 500 mg : 3x1 tablet/hari

b. Asam mefenamat 500 mg : 3x1 tablet/hari

c. Hufabion : 1x1 tablet/hari

116

9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu yang akan datang atau

apabila ada keluhan.

Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

117

3.3.1 DATA PERKEMBANGAN 6 HARI POST PARTUM

Tanggal pengkajian : Selasa, 29 Mei 2018 Pukul : 12.00 Wib

S

Ibu mengatakan pengeluaran cairan berwarna kekuningan, bayi menyusui dengan

baik.

O

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran Composmentis. TTV : TD : 110/80 mmHg,

RR :23x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 360C

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : tidak pucat, tidak oedem

Mata : conjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

Dada : puting susu menonjol, tidak ada lecet, pengeluaran ASI lancar

Abdomen : TFU pertengahan pusat dengan simfisis

Genetalia : Pengeluaran lochea sanguilenta

Ekstremitas : kaki dan tangan tidak oedema

A

Diagnosa : Ibu post partum 6 hari, normal

Masalah : Tidak ada

P

Tanggal : 29 Mei 2018 Pukul : 12.00 Wib

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan .TTV : TD : 110/80 mmHg, RR

:23x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 360C

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Memastikan involusi uteri ibu berjalan normal, TFU pertengahan pusat dan

simfisis, uterus berkontraksi dengan baik, tidak ada perdarahan yang abnormal dan

tidak berbau, lochea berwarna kecoklatan.

118

Ibu dalam keadaan normal.

3. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang cukup siang 1-2 jam dan malam 7-8 jam

dan selalu memakan makanan bergizi seimbang seperti 1 piring nasi, 1 mangkuk

sayuran (porsi sedang), 1 potong ikan/telur/tempe/daging, buah buahan setiap

harinya, dan banyak minum minimal 8 gelas per hari agar ASI tetp lancar.

Ibu sudah mengerti mengenai istirahat yang cukup dan bersedia melakukannya.

4. Mengingatkan ibu agar tetap menyusui bayi dengan benar seperti yang sudah di

ajarkan pada asuhan sebelumnya dan tidak akan memberikan makanan yang lain

selain ASI.

Ibu sudah melakukannya.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, merawat tali pusat

yaitu menjaga tali pusat agar tetap kering dan membungkus tali pusat dengan kassa

steril tanpa diolesi dengan betadine, dan menjaga bayi tetap hangat.

6. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya nifas yang sudah di beritahukan

pada kunjungan sebelumnya.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

119

3.3.2 DATA PERKEMBANGAN 2 MINGGU POST PARTUM

Tanggal pengkajian : Rabu, 6 Juni 2018 Pukul : 09.00 Wib

S

Ibu mengatakan pengeluaran cairan berwarna kuning kecoklatan.

O

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran Composmentis. TTV : TD : 110/80 mmHg,

RR : 23x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 360C

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : tidak pucat, tidak oedem

Mata : conjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

Dada : puting susu menonjol, tidak ada lecet, pengeluaran ASI lancar

Abdomen : TFU sudah tidak teraba diatas symfisis

Genetalia : Pengeluaran lochea serosa

Ekstremitas : kaki dan tangan tidak oedema

A

Diagnosa : Ibu post partum 2 minggu, normal

Masalah : Tidak ada

P

Tanggal : 6 Juni 2018 Pukul : 09.00 Wib

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan dan bayi sehat, proses

involusi uterus berjalan normal.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Mengingatkan ibu agar tetap menyusui bayi dengan benar seperti yang sudah di

ajarkan pada asuhan sebelumnya dan tidak akan memberikan makanan yang lain

selain ASI.

Ibu mengatakan sudah melakukannya.

120

3. Memberikan penkes KB pada ibu, menganjurkan ibu untuk menggunakan KB

setelah 40 hari masa nifas dan menjelaskan jenis, efektivitas, keuntungan, efek

samping dan cara pemakaian/pemasangan KB yang mungkin ibu gunakan sesuai

keadaan ibu.

4. Jadwalkan home visit pada tanggal 4 Juli 2018.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

121

3.3.3 DATA PERKEMBANGAN 6 MINGGU POST PARTUM

Tanggal pengkajian : Rabu, 4 Juli 2018 Pukul : 11.00 Wib

S

Ibu mengatakan tidak ada lagi pengeluaran dari kemaluan

O

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran Composmentis. TTV : TD : 120/80 mmHg,

RR : 23x/i, Pols: 80x/i, Suhu : 360C

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : tidak pucat, tidak oedem

Mata : conjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

Dada : puting susu menonjol, tidak ada lecet, pengeluaran ASI lancar

Abdomen : TFU tidak dapat diraba lagi

Genetalia : Pengeluaran lochea alba

Ekstremitas : kaki dan tangan tidak oedema

A

Diagnosa : Ibu post partum 6 minggu, normal

Masalah : Tidak ada

P

Tanggal pengkajian : 4 Juli 2018 Pukul : 11.00 Wib

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sehat, proses involusi uterus

berjalan normal.

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.

3. Memberikan konseling KB kepada ibu tentang alat kontrasepsi yang cocok bagi

ibu yaitu dengan metode jangka panjang dan tidak menganggu produksi ASI, Ibu

122

memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan dan suami sudah menyetujui dan

akan dilakukan penyuntikan KB pada tanggal 6 juli 2018.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

123

3.4 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018 Pukul : 06.00 Wib

S

Nama : Bayi Ny.N

Tanggal lahir : 23 Mei 2018

Pukul : 17.00 wib

Jenis Kelamin : Laki-laki

Keluhan : Ibu mengatakan bayinya menangis kuat dan bergerak aktif

Ibu mengatakan daya hisap bayi adekuat dan sudah BAB pada pukul

04.00 Wib.

O

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik, TTV : Suhu : 36,70C, Pernafasan : 45 x/i Denyut Nadi :

140 x/i

b. Tonus otot : baik

c. Warna kulit : merah

d. Antropometri

Panjang Badan : 49 cm

Berat Badan : 3400 gr

Lingkar Kepala : 34 cm

Lingkar Dada : 32 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : tidak ada caput succedenum

b. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, simetris, warna kemerahan

c. Mata : sklera putih, tidak ada juling mata

d. Telinga : tidak ada kelainan, refleks moro (+)

e. Hidung : lubang hidung (+), tidak ada cuping hidung

124

f. Mulut : bibir berwarna merah, tidak ada labiopalatoskiziz, refleks rooting

(+), refleks sucking (+)

g. Leher : tidak ada pembengkakan, refleks tonick neck (+)

h. Dada/Aksila : simetris, retraksi dada tidak ada, tidak ada pembengkakan

aksila

i. Abdomen : pembesaran simetris

j. Punggung : tidak ada spina bifida

k. Genetalia : bersih, pengeluaran (+)

l. Anus : lubang anus (+), pengeluaran mekonium pada pukul 04.00 Wib

m. Ekstremitas : simetris, jari tangan lengkap, refleks grafts (+) jari kaki

lengkap, geraknya aktif

A

Diagnosa : Neonatus normal 6 jam

Masalah : Tidak Ada

P

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya sehat dan bugar, BB 3400 gr, PB 49

cm, TTV : Suhu : 36,70C, Pernafasan : 45 x/i Denyut Nadi : 140 x/i

2. Memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali

pusat dengan kassa steril serta mencegah hipotermi pada bayi dengan membedong

bayi. Bayi sudah dalam keadaan bersih, sudah dalam keadaan hangat dengan suhu

36,70C dan tidak ada tanda-tanda infeksi

3. Memberikan imunisasi HB0.

Imunisasi HB0 telah diberikan pukul 06.30 Wib

4. Mengajarkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi

selama minimal 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya sesering

mungkin kurang lebih setiap 2 jam dan mengajarkan ibu untuk menyendawakan

bayi selesai menyusui dengan mendekap bayi dan menepuk punggung bayi dengan

lembut agar tidak muntah

125

5. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya seperti demam, tidak mau menyusui,

sesak nafas, merintih, hipotermi, tali pusat berdarah dan berbau, dan kejang serta

menganjurkan ibu untuk kembali jika melihat keluhan tersebut pada bayinya.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

126

3.4.1 DATA PERKEMBANGAN PADA 6 HARI NEONATUS

Tanggal :Selasa, 29 Mei 2018 Pukul : 12.00 Wib

S

1. Ibu mengatakan ASI sudah lancar dan hanya memberikan ASI pada bayi

2. Daya hisap bayi adekuat

3. Ibu mengatakan tali pusat sudah putus pada tanggal 27 Mei 2018

O

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik, composmentis

b. TTV : Pernafasan : 46x/i, Nadi : 124x/i, Suhu 36,30C

2. Pemeriksaan Fisik

a. Wajah tidak pucat, tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih

b. Bayi menghisap kuat saat menyusui

c. Tali pusat sudah lepas, dan tidak ada tanda-tanda infeksi

d. Eliminasi

BAK : 5-6 kali/hari warna jernih

BAB : 2-3 kali/hari feses berwarna kuning dan padat.

A

Diagnosa : Neonatus normal 6 hari

Masalah : Tidak ada

P

1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan bayi sehat d, TTV : Pernafasan : 46x/i,

Nadi : 124x/i, Suhu 36,50C.

Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya.

2. Memberi penkes kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi dengan

cara membedongnya dengan kain yang bersih dan kering.

Ibu akan tetap menjaga kehangatan bayi.

127

3. Melihat bekas pelepasan tali pusat, pusat dalam keadaan kering dan tidak ada

tanda-tanda infeksi.

Tidak ada ditemukan tanda-tanda infeksi.

4. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan

bayi selama minimal 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya

sesering mungkin kurang lebih setiap 2 jam.

5. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Ibu masih ingat tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

128

3.4.2 DATA PERKEMBANGAN PADA 2 MINGGU NEONATUS

Tanggal pengkajian : Rabu. 6 Juni 2018 Pukul : 09.05 Wib

S

Ibu mengatakan bayinya sehat dan masih diberi ASI

O

1. Keadaan umum : baik, composmentis

2. Tanda vital

Nadi : 126x/i, Pernafasan : 50x/i,

Suhu : 36,40C BB : 3900gr

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala bersih dan tidak ada kotoran

b. Wajah bersih, tidak oedema dan tidak pucat, dan sklera putih

c. Refleks menghisap adekuat saat menyusui

A

Diagnosa : Neonatus normal 14 hari

Masalah : tidak ada

P

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat

Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya.

2. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan

bayi selama minimal 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya

sesering mungkin kurang lebih setiap 2 jam.

Ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

3. Menganjurkan pada ibu agar sebulan kemudian menimbangnya dan imunisasi.

Ibu mengerti dan akan membawa bayinya imunisasi sebulan kemudian.

4. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir.

Ibu masih ingat tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

129

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

130

3.5 ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA

Tanggal : Jumat, 6 Juli 2018 Pukul : 15.00 Wib

S

1. Ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan

2. Ibu mengatakan belum datang haid, saat ini sedang menyusui dan ingin

menjarangkan kehamilannya

3. Ibu mengatakan suaminya mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi

O

1. Pemeriksaan Umum :

Keadaan umum : Baik, Composmentis. TTV : TD :110/80 mmHg, RR : 22 x/i, Pols :

78x/i, Suhu : 360C

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : tidak pucat dan tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih

Payudara : simetris, pengeluaran ASI lancar, puting susu menonjol, tidak lecet, tidak

ada benjolan

A

Ibu akseptor KB suntik 3 bulan

P

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa keadaan ibu sehat

2. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan, bahwa ibu akan disuntikkan

depoprovera secara IM pada bokong.

3. Menyiapkan obat dan alat (nald, spuit, depoprovera, kapas alkohol)

4. Melakukan injeksi depoprovera kepada ibu secara IM pada bokong.

5. Mengingatkan ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulan, yaitu adanya

gangguan pola haid, perubahan berat badan, sakit kepala ringan dan lain

131

sebagainya, namun ibu tidak perlu khawatir karena KB suntik 3 bulan tidak

mempengaruhi ASI sehingga ibu tetap dapat menyusui bayinya.

6. Mencatat dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 4

Oktober 2018.

Pembimbing Klinik Pelaksana Asuhan

(Afriana Am.keb) ( Ester Yossi M Simanjuntak)

132

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada pembahasan berkesinambungan (continuty care) ini, penulis

menyajikan kasus dengan membandingkan antar teori dengan asuhan yang

dilakukan penulis kepada Ny. NS sejak hamil trimester III sampai dengan masa

nifas dan KB di PMB AFRIANA Medan Denai didapatkan hasil berikut:

4.1 Kehamilan

a. Data Pengkajian

Pada pengkajian Ny. N dengan G2P1A0 sudah melakukan pemeriksaan ANC

sebanyak 5 kali, yaitu TM I 1 kali, TM II 1 kali, TM III 3 kali. Menurut Rukiyah,

2016, sasaran ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan konprehensif

sesuai standard minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu: 1 kali pada TM I, , 1 kali

pada TM II, dan 2 kali pada TM III. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya

kesenjangan teori dan paktik.

Menurut Buku KIA,2016 terdapat 10 standar pelayanan minimal dalam

asuhan kehamilan, yakni penimbangan berat badan dan ukur tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA),

pengukuran fundus uteri, pemberian imunisasi tetanus toksoid, pemberian tablet

penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin

dan denyut jantung janin, pelaksanaan temu wicara, pelayanan tes laboratorium

dan tatalaksana kasus. Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan teori dan

praktik. Pemeriksaan kehamilan yang tidak dilakukan adalah pelayanan tes

laboratorium. Karena di tempat ibu melakukan ANC tidak ada pemeriksaan

laboratorium.

Pada kunjungan kedua ibu mengalami keluhan yaitu sering BAK pada malam hari.

Menurut Hutahaean (2013) hal ini diakibatkan tekanan pada kandung kemih karena

janin yang semakin membesar. Akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas

133

sehingga ibu sering ingin BAK. Pada kunjungan ketiga ibu mengatakan sakit pada

daerah pinggang. Hal ini diakibatkan karena pembesaran rahim.

b. Analisis

Setelah dilakukan pengkajian maka analisa data menurut asumsi penulis

adalah yaitu Ny. N dengan G2P1A0, hasil yang ditemukan adalah janin hidup,

tunggal, punggung kanan ibu, presentase kepala dan keadaan ibu dan janin baik.

Hal ini sesuai dengan teori varney yang mengatakan bahwa diagnosa disesuaikan

dengan kondisi hamil ibu.

c. Penatalaksanaan

Dari penatalaksanaan ibu hamil menganjurkan untuk memenuhi nutrisi yang

adekuat, pemberian tablet Fe, memberikan penkes tentang keluhan yang diraskan

ibu seperti sering BAK pada malam hari , sakit pada daerah pinggang, kebersihan

tubuh dan memberitahu tanda-tanda bahaya kehamilan. Asumsi penulis ibu hamil

normal. Menurut Hutahaean, 2013 untuk mengatasi ketidaknyamanan dapat

dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang penyebab sering BAK adalah

perubahan fisiologis yang normal dialami pada kehamilan trimester III,

menganjurkan ibu untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur dan menganjurkan

ibu mengosongkan kandung kemih sesaat sebelum tidur. Menurut sulistiyawati,

ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan adalah 30x25x20 cm dengan

kapasitas lebih dari 4000 cc. Karena besar nya rahim, lengkungan tulang

belakang berubah sedemikian rupa sehingga pusat gravitasi tubuh berubah.

Pendapat lain menurut Hutahaean, 2013 sakit pada daerah pinggang bisa karena

ketegangan otot. Untuk mengatasinya anjurkan ibu untuk rutin berjalan kaki,

sekiranya 30 menit sehari dan hindari menggunakan sepatu hak tinggi.

134

4.2 Persalinan

Pada tanggal 23 Mei pukul 14.00 wib. Ny.N datang ke klinik dengan tanda keluar

lendir bercampur darah dari vagina serta nyeri dari perut sampai ke pinggang

yang semakin sering dan kuat.

a. Kala I

1. Pengkajian

Pada kala I dilakukan pengkajian pemeriksaan fisik, ibu tampak menahan kesakitan,

kontraksi semakin cepat, dan perubahan pada serviks, serta keluarnya lendir bercanbur

darah, ketuban utuh usia kehamilan 39-40 minggu. Pada pemeriksaan vital sign

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/i, dan terdengar DJJ 140x/. Menurut asumsi

penulis proses persalinan Ny. M persalinan kala 1 normal sesuai dengan pendapat teori

(Elisabeth, 2016) yang mengatakan bahwa kontraksi semakin cepat, dan perubahan

pada serviks, keluar lendir bercampur darah, ketuban utuh. Pada pemeriksaan vital

sign, tekanan darah naik sistol 10 mg%, nadi meningkat menjadi 80x/i, dan terdengar

DJJ 140x/i. Hal ini menjunjukkan tidak ada kesenjangan antara tori dan praktek.

Pada tangga 23 mei 2018 pukul 14.00 dengan pembukaan 6 cm dan

pembukaan lengkap pada pukul 16.55. Menurut Rohani (2014), kala I adalah

waktu untuk pembukaan serviks menjadi pembukaan lengkap 10 cm. kala I

dibagi atas dua fase, yaitu : Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung

lambat dimulai sejak awal kontraksi sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam

7-8 jam dan fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6

jam.Fase aktif dibagi menjadi Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam ,

pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, periode deselerasi : berlangsung

lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap. Menurut asumsi

penulis, pembukaan Ny. N bertambah sesuai dengan waktu yang teori katakan

disebabkan karena serviks ibu yang langsung menipis dan kontraksi yang baik.

2. Analisa

Ny. NS umur 29 tahun GIIPIA0 dengan diagnosa inpartu Kala I

135

3. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan kala I penulis menganjurkan suami mendampingi ibu

selama proses persalinan, dan menganjurkan memberi minum saat tidak ada

kontrasi, menganjurkan ibu berjalan-jalan, jongkok dengan tujuan mempercepat

penurunan bagian presentasi janin dan mengelus-elus saat ada kontraksi pada

punggung ibu serta mengajarkan menarik nafas panjang saat kontraksi ada dan

mempersiapkan alat partus set. Hal ini sesuai dengan teori (Gavi, 2015) dan teori

(Sondakh,2013) mengatakan dalam proses persalinan suami dianjurkan

mendampingi istri, menganjurkan memberi minum saat tidak ada kontraksi,

mengelus-elus punggung ibu saat ada kontraksi pada punggung ibu serta

mengajarkan menarik nafas panjang saat ada kontraksi dan mempersiapkan

partus set.

b. Kala II

1. Pengkajian

Pada kala II dilakukan pemeriksaan fisik tampak ada rasa mules pada perut ibu yang

semakin sering, keluar air yang banyak dari kemaluan dan adanya dorongan ingin

mengedan pada ibu, terlihat ingin buang air besar, dan vulva membuka, kemudian

pimpin ibu untuk meneran sambil memberikan dukungan. Menurut asumsi penulis

proses persalinan Ny. M pada kala II telah berlangsung normal sesuai dengan pendapat

teori Sarwono (2014) tanda gejala kala II adalah ibu mempunyai keingan untuk

meneran, ibu merasa tekanan yang semakin kuat pada rectum dan vaginanya,

perineum menonjol dan menipis, vulva vagina dan sfingter ani membuka. Kala II pada

Ny. N berlangsung selama 45 menit dari pembukaan lengkap pukul 16.55 Wib sampai

bayi lahir spontan dan langsung menangis pukul 17.40 Wib. Menurut Kemenkes RI

(2013) lama kala II pada multipara berlangsung selama 0,5-1 jam. Berdasarkan

observasi penulis tidak ada kesenjangan yang terjadi pada teori dan praktik di

lapangan.

2. Analisis

Ny. NS GIIPIA0 inpartu kala II, keadaan umum ibu baik.

136

3. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan kala II penulis mencuci tangan, menyiapkan pertolongan

persalinan, menyiapkan ibu dan kelurga untuk membantu proses meneran, persiapan

pertolongan kelahiran bayi, menolong kelahiran bayi. Hal ini sesuai dengan teori,

Sarwono (2014) yang termasuk dari 60 langkah APN. Hal ini terdapat kesenjangan

antara praktek dan teori. Dimana APD seperti kacamata dan penutup kepala tidak

digunakan.

c. Kala III

1. Pengkajian

Pada kala III dilakukan pengkajian di dapat Ny.NS melahirkan bayi pukul

17.40 ditemukan uterus keras dan bulat (globullar), tali pusat menjulur di vulva

dan memanjang. Hal ini sesuai dengan teori Rohani, 2014 tanda tanda lepasnya

plasenta adalah perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang

atau terjulur melalui vagina, semburan darah tiba-tiba. Hal ini menjunjukkan

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Analisa

Analisa data penurut penulis adalah yaitu Ny.NS dengan GIIPII inpartu kala III di

tandai dengan tali pusat bertambah panjang atau menjulur di vagina. Hal ini sesuai

dengan teori (Buku Panduan) mengakatan diagnosanya sesuai dengan nomenklatur

kebidanan.

3. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan kala III penulis melakukan manajeman aktif kala III . Hal ini

sesuai dengan teori Rohani ( 2014) yang mengatakan untuk melahirkan plasenta

dilakukan manajemen aktif kala III . Pada penatalaksanaan kala III penulis melakukan

manajemen aktif kala III yaitu pemberian oksitoksin, penegangan tali pusat terkendali

dan masase uterus untuk meminimalkan kejadian komplikasi. Saat plasenta terlihat 1/3

di depan vulva, lahirkan plasenta dengan kedua tangan, kemudian memilin plasenta

searah jarum jam, lahir plasenta dan tempatkan plasenta ke piring plasenta dan

kemudian masase uterus selama 15 detik. Kala III berlangsung selama 10 menit,

137

plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap dengan perdarahan ± 150 cc. Menurut

asumsi penulis, hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan antara teori dengan pratik

dikarenakan kala III Ny. E berlangsung selama 10 menit (Tidak lebih dari 30 menit) dan

berlangsung baik.

4. Kala IV

1. Pengkajian

Pada kala IV dilakukan pemeriksaan fisik, tampak wajah ibu senang setelah

kelahiran bayinya, pada pemeriksaan vital sign tekanan darah ibu 110/80 mmHg, nadi

80 x/i, suhu 37 0C, kontraksi baik, kandung kemih kosong, fundus uteri ibu 2 jari

dibawah pusat, terdapat robekan pada perineum dan perdarahan dalam batas normal.

2. Analisa

Analisa data penurut penulis adalah yaitu Ny.NS dengan GIIPII inpartu kala

IV. Hal ini sesuai dengan teori (Buku Panduan) mengakatan diagnosanya sesuai dengan

nomenklatur kebidanan.

3. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan kala IV mengobservasi 15 menit sekali pada 1 jam

pertama, dimana penulis melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 110/70

mmHg, nadi 80 x/i, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, kandung kemih kosong, perdarahan ±15 cc ,kemudian pada 30 menit pada

1 jam berikutnya dilakukan, pemeriksaan tanda-tanda vital 110/70 mmHg, nadi

80 x/i, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, perdarahan ±10 dan melakukan masage pada perut ibu. Hal ini

sesuai dengan teori (Prawiraharjo, 2014) yang mengatakan pada kala IV ini,

mengobservasi 15 menit sekali pada 1 jam pertama, dimana penulis melakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital adalah tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus

uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan

sesuai dengan teori Rukiyah Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

4.3 Nifas

138

Setelah plasenta lahir Ny. N berada dalam masa nifas. Masa nifas dialami

oleh Ny. N berjalan dengan baik karena tidak ada terjadi tanda-tanda bahaya pada

masa nifas. Menurut Vivian dan Tri Sunarsih (2011) masa nifas dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil.

Pelaksanaan masa nifas yang penulis lakukan pada Ny.N adalah kunjungan

masa nifas sebanyak 4 kali, yakni kunjungan pada 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6

minggu. Menurut Kemenkes (2013) kunjungan masa nifas dilakukan minimal 4

kali, yakni pada 6-8 jam postpartum, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah

persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan. Berdasarkan teori tersebut

pelaksanaan kunjungan masa nifas yang dilakukan tercapai dan tidak ada

kesenjangan teori dan praktik.

Kunjungan pertama tanggal 24 Mei 2018 pemeriksaan yang dilakukan pada

Ny.N yaitu TFU 2 jari dibawah pusat dan pengeluaran lochea warna merah

(rubra) dan tanda-tanda vital dalam batas normal, ibu telah memberikan ASI pada

bayinya dan bayi mau menyusui, dan ibu sudah dapat miring ke kiri atau ke kanan

dan ibu BAK ke kamar mandi.

Menurut Vivian dan Subarsih (2011) lokia rubra/ merah akan muncul pada

hari pertama sampai hari ketiga masa post partum. Menurut sulistiyawati (2009)

ambulasi awal dilakukan dengan gerakan miring ke kiri atau ke kanan dan jalan

jalan ringan. Menurut Puspita dan Kurnia (2014) hal yang perlu dipantau pada

kunjungan masa nifas 6-8 jam postpartum adalah mencegah perdarahan, pemberian

ASI awal, menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi. Berdasarkan

teori tersebut pelaksanaan kunjungan masa nifas yang dilakukan tercapai dan tidak

ada kesenjangan teori dan praktik.

Kunjungan kedua tanggal 29 Mei 2018 pemeriksaan keadaan ibu baik, TFU

berada di pertengahan simfisis dan pusat, pengeluaran lochea warna kuning

(sanguinolenta) dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Tidak ada keluhan yang

dirasakan karena bayi menyusu dengan baik. Asuhan yang diberikan pada Ny.N

139

adalah mematikan involusio uterus berjalan dengan normal, mengingatkan ibu

istirahat yang cukup, nenebrikan konseling asuhan padan pada bayi.

Menurut Menurut Puspita dan Kurnia (2014) hal yang perlu dipantau pada

kunjungan masa nifas 6 hari postpartum adalah memastikan involusio uterus

berjalan dengan normal, memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup,

memastikan ibu mendapat makanan bergizi dan cukup cairan, memastikan ibu

menyusui dengan baik dan benar, serta memberikan konseling tentang perawatan

bayi baru lahir. Berdasarkan asuhan dan pemantauan yang dilakukan oleh penulis

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

Kunjungan ketiga 2 minggu post partum tanggal 6 juni 2018 diperoleh TFU

sudah tidak teraba lagi dan lochea berwarna kuning. Menurut Vivian dan Sunarsih

(2011) perubahan pada sistem reproduksi pada masa nifas meliputi uterus, lokia,

involusio tempat plasenta, serviks, vagina dan perineum.. TFU pada 14 hari

postpartum tidak teraba, lochea serosa berlangsung dari hari ke-7 sampai 14

dengan warna kekuningan.

Pada kunjungan 6 minggu diperoleh TFU sudah tidak teraba lagi dan lochea

berwarna keputihan. Asuhan yang diberikan pada saat kunjungan ke dua yaitu

menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialaminya, memberikan

konseling KB, menganjurkan ibu membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas

untuk penimbangan dan imunisasi.

Hasil pemeriksaan tanda vital ibu dalam batas normal 120/80 mmHg, ibu

memilih KB suntik 3 bulan saja, ibu mengatakan ia tidak berani menggunakan

IUD/Implant dan suami juga tidak memberi izin untuk memakai KB tersebut.

4.4 Asuhan Bayi Baru Lahir

Pelaksanaan kunjungan bayi baru lahir pada bayi Ny. N dilakukan sebanyak 3

kali kunjungan, yaitu kunjungan pada 6-7 jam, 6 hari, 2 minggu. Menurut

140

Kemenkes (2013) kunjungan ulang minimal pada bayi baru lahir adalah pada usia

6-48 jam (KN1), pada usia 3-7 hari (KN2) dan pada 8-28 hari (KN).

Pukul 17.40 Wib bayi Ny.N lahir spontan, menangis kuat, warna kulit

kemerahan, berat badan 3400 gr dan panjang badan 49 cm. Menurut Sondakh

(2013) bayi baru lahir dikatakan normal bila, berat badan 2500-4000 gr dan

panjang badan 48-50cm. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya kesenjangan

teori dan praktik di lapangan.

Pada 2 jam pemantauan setelah kelahiran telah dilakukan pencegahan

hipotermi dan perawatan tali pusat. Bayi mendapatkan Vit K dan salep mata.

Menurut Rukiyah (2013) asuhan segera setelah bayi baru lahir adalah pastikan

bayi tetap hangay, perawatan mata 1 jam pertama dengan memberi salep mata,

memberikan suntikan Vit.K yang bertujuan untuk mencegah perdarahan.

Berdasarkan asuhan dan pemantauan yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek.

Kujungan pertama neonatus (KN1) dilkukan pada saat bayi berumur 6 jam,

pada kunjungan ini dilakukan pemeriksaan fisik, bayi sudah dimandikan dan Vit.K

sudah diberikan dan sudah melakukan perawatan tali pusat dan Hb0 sudah

diberikan.

Pada kunjungan 6 hari neonates (KN2) diperoleh hasil tali pusat bayi sudah

putus, tali pusat sudah putus pada hari ke-4 tanggal 27 Mei 2018 dan tidak ada

tanda-tanda infeksi, tidak ada ikterus, bayi menyusu kuat, gerak bayi aktif dan

tidak ada tanda bahaya yang terlihat pada bayi. Asuhan yang diberikan pada

kunjungan ini sesuai dengan teori Kemenkes (2013) yaitu pemeriksaan fisik,dan

tanda bahaya yang terjadi.

Pada kunjungan ketiga 2 minggu, tidak ada penyulit, bayi tetap diberikan ASI

dan ibu sudah diingatkan untuk membawa bayi imunisasi. Menurut Marmi (2015),

imunisasi sebagai upaya untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan

tubuh yang dilaksanakan terus-menerus sehingga mampu memberikan

perlindungan kesehatan dan memutus rantai penularan.

141

4.5 Keluarga Berencana

Asuhan keluarga berencana yang dilakukan pada keluarga Ny. N dilakukan

untuk menunda kehamilan. Dimana Ny. N menginginkan kontrasepsi yang tidak

mengangu ASI karena ingin memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya.

Berdasarkan hal tersebut penulis meyarankan dan memberikan konseling

kepada Ny.N. Ditinjau dari usia Ny. N saat ini, yaitu 28 tahun dengan secondypara

dan dalam masa nifas, alkon KB yang dianjurkan dapat digunakan MAL, KB

suntik 3 bulan, implan, AKDR. Berdasarkan konseling yang telah dilakukan, Ny.

N memilih alkon KB suntik 3 bulan. Menurut Handayani (2010) suntik 3 bulan

merupakan suntik yang berisi hormon prosgerteron.. Pemberian dilakukan setiap 3

bulan dengan cara disuntikkan IM pada daerah bokong.

Penatalaksanaan pada keluarga berencana penulis melakukan tindakan

pemantauan vital sign, menjelaskan tentang KB yang akan digunakan ibu,

menjelaskan bagaimana cara pemakaian nya, memberitahu keuntungan dan

kerugian KB Suntik 3 bulan. Dan sudah dilakukan tindakan penyuntikan secara IM

pada daerah bokong..

142

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara continiuty of carepada Ny. N mulai

dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB di dapat kesimpulan

sebagai berikut:

a. Kehamilan

Ny. NS umur 29 tahun GIIPIA0 melakukan kunjungan ANC sebanyak 5 kali

yaitu TM I 1 kali, TM II 2 kali dan TM III 3 kali. Dapat disimpulkan bahwa ibu

melakukan kunjungan ANC sesuai dengan stnadar. Ny. NS sudah mendapatkan

asuhan pelayanan ANC dengan standard 10 T kecuali pemeriksaan laboratorium

rutin dan khusus. Tidak dijumpai penyulit selama kehamilan, keluhan yang dialami

ibu masih dalam batas normal dan dapat diatasi dengan pemberian penkes dan

standar antenatal yang belum diberikan pada ibu adalah imunisasi TT. Pelaksanaan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, sesuai dengan pola pikir dengan melakukan

pendokumentasian dengan metode SOAP. Apabila digunakan Contuinity Of Care

maka kehamilan ibu dapat berjalan dengan baik.

b. Persalinan

Dari kala I sampai dengan kala IV, dilakukan sesuai dengan Asuhan Persalinan

Normal. Dan termasuk asuhan sayang ibu, terbukti dari cara bidan untuk memberi

motivasi dan simpati berupa sentuhan kepada ibu untuk membuat ibu nyaman dan

tenang dalam menghadapi persalinan. Keadaan ibu dan bayi baik tanpa ada penyulit

maupun komplikasi.

c. Nifas

Pada Ny. NS dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6

minggu post partum dengan tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,

mencegah dan mendeteksi, serta melayani masalah yang terjadi. Pada

143

pelaksananaan asuhan kebidanan pada Ny. NS telah dilakukan sesuai dengan

standar pelayanan dan berdasarkan teori yang ada dengan praktik yang nyata. Dari

hasil asuhan yang dilakukan pada Ny. NS masa nifas berjalan dengan normal tanpa

ditemukan masalah ataupun penyulit.

d. Bayi Baru Lahir

Asuhan pada BBL dilakukan sebanyak 3 kali yaitu kunjungan 6 jam,6 hari dan 2

minggu. Selama memberikan asuhan, tidak ditemukan penyulit ataupun komplikasi.

Tali pusat putus pada hari ke 4 dan tidak ditemui perdarahan atau pun infeksi, bayi

tetap diberi ASI eksklusif dan bayi menyusui dengan kuat.

e. Keluarga Berencana

Pada Ny. NS setelah masa nifas 42 hari adalah penulis memberikan konseling

interpersonal mengenai KB dan menjelaskan macam-macam KB. Setelah

melakukan konseling Ny. NS memilih untuk melakukan pemasangan implant. Ibu

memilih implant untuk menunda kehamilan.

5.2 SARAN

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care dapat dilakukan

sejak mahasiswa melakukan PKK 2 pada ibu hamil agar pemantauan dan deteksi

dini komplikasi pada ibu dan bayi dapat ditingkatkan untuk menurunkan angka

kematian ibu dan bayi di masyarakat. Dan diharapkan agar memfasilitaskan

mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan di poliklinik. Semoga Laporan Tugas

Akhir ini dapat menjadi bahan referensi di perpustakaan Jurusan Kebidanan

Medan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

b. Bagi Bidan di PMB AFRIANA

Diharapkan bidan di PMB AFRIANA menerapkan standar 10T dalam

pemberian asuhan kehamilan,melakukan skrining pda ibu hamil, memakai APD

secara lengkap dalam menolong persalinan agar terhindar dari masalah yang

mungkin terjadi seperti penyakit menular. Dan dianjurkan untuk mengadakan

jadwal senam pada ibu nifas, dan melakukan pijat bayi di klinik.

144

c. Bagi Penulis

Diharapkan mampu menerapkan asuhan pelayanan kebidanan kepada

masyarakat serta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap klien.

145

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Maya. 2017. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : Graha Ilmu

Dewi, M.,dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.

Dinas Kesehatan Sumatra Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatra Utara 2014.

http://www.google.co.id/www.depkes.go.idPROFIL_KES_PROVINSI_2014%2F02

_Sumut_2014.pdf (diunduh 25 januarai 2018).

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

___________. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama.

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi.

Kemenkes RI. 2016.Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan

dan JICA

Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015.http//www.depkes.go.id/profil-

kesehatan-indonesia dan maternal mortality.pdf (diakses tanggal 10 Februari

2018)

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas

Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Mangkuji,dkk. 2012. Asuhan Kebidanan : 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

_____ dan Kukuh Rahardjo. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Meliani, N.,dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

146

Nanny, Vivian dan Tri Sunarsih.2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:

Salemba Media.

Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Jannah, Nurul. 2017. ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi, Jakarta : EGC

Rukiyah A.Y. dan Lia Y. 2011. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan ). Jakarta: TIM

_________. 2014 . Asuhan Kebidanan II (Persalinan) . Jakarta: TIM

_________. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM

Rohani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba

Medika.

Saifuddin, A.B. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

____________. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Saleha,S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba.

Sari, Eka dan Kurnia. 2014 . Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care).

Jakarta: TIM

Sarwono. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Sulistiyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

ANDI.

_____________. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika.

Sondakh. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

Erlangga

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

147

________,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir .

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yanti, Damai dan Dian S. 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas: Belajar

Menjadi Bidan Profesional. Bandung: Refika Aditama.

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163