BAB III LAPORAN PRODUKSI - Repository BSI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI - Repository BSI
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Menurut AnthonMabruari KN (2018:93) Tugas seorang produser adalah
memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam
aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuain dengan tema dan topik yang telah
disepakati oleh News Director.
Produser juga membuat proposal pencarian dana, membuat jadwal, dan
menentukan kru inti serta menjalankan tugas harian lainnya. ( Anthon Mabruari KN,
2018:93).
Produser juga harus membuat breakdown pembiayaan dokumenter, perincian
dibuat dari mulai pra-prduksi,produiksi hingga pasca produksi yakni dari pembiayaan
riset hingga editing. ( Diki Umbara, 2017:48 ).
Jadi, dapat disimpulkan produser adalah orang yang bertugas memproduksi di
siaran televisi. Dan dalam program dokumenter televisi “Setapak kaki urang Kanekes”
ini merupakan sebuah program dokumenter dengan perencanaan yang cukup matang.
Penulis mencoba merealisasikan keinginan sutradara dalam produksi drama televisi ini.
Penulis mengatur keperluan yang dibutuhkan dalam merealisasikan keinginan tersebut
dan menyesuaikan pengeluaran dengan anggaran yang dimiliki.
9
3.1.1. Pra Produksi
Menurut (Anthon Mabruri KN, 2017) Merancang atau mendesain produk
adalah merumuskan/mentapkan bentuk produk yang akan dibuat atau dihasilkan
sehingga apa yang akan diproduksi/dihasilkan sesuai dengan keinginan/rencana
yang telah ditetapkan. fase praproduksi program “Setapak kaki urang
Kanekes” produser bertanggung jawab merancang atau mendesain format acara
televisi yang ingin dibuat dan juga harus menentukan narasumber. Selain itu
produser juga harus membuat proposal program acara yang sistematis yaitu :
a. Menentukan konsep acara
b. MembuatWorkingSchedule
c. Membuat Breakdown Budgeting
d. Menentukan Crew
e. Menyusun Rundown acara
f. Pembuatan Shooting Schedule
Penulis membuat shooting schedule (jadwal shooting). Pembuatan
shooting schedule (jadwal shooting) sangat perlu, dimana jadwal ini
nantinya berfungsi sebagai pedoman kerja semua pihak yang terlibat
dalam produksi.
g. Anggaran Biaya
Setelah membuat shooting schedule, barulah penulis membuat
perincian biaya mulai dari produksi sampai pasca produksi. Berdasarkan
10
hasil rapat tim produksi, maka kami sepakat masing- masing orang
dikenakan iuran sebesar Rp 3.000.000,- Untuk lebih jelas, anggaran biaya
produksi terlampir.
h. Menentukan Lokasi dan Melengkapi Perijinan
Masalah izin lokasi tentu tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena
produksi tidak akan berjalan jika tidak mendapat ijin dari pengurus lokasi
setempat untuk pengambilan gambar. Untuk itu, sebelum melakukan
shooting, penulis bersama tim melakukan survey guna mengetahui
transportasi yang akan digunakan, waktu untuk mencapai lokasi yang
sekiranya dapat mempermudah dan meminimalisir kendala disaat
produksi berlangsung.
i. Menentukan Narasumber
Adanya narasumber di program “Setapak kaki urang Kanekes”
sangat penting guna melengkapi data-data dari liputan yang akan dibuat.
Penulis menentukan narasumber kemudian penulis menghubungi
narasumber untuk mendapatkan kesediaan narasumber untuk di
wawancarai.
1. Pembentukan Tim Produksi
Dalam program “Setapak kaki urang Kanekes” tim inti
berjumlah 4 orang:
a. Daniel Octavian sebagai Produser
11
b. Ryanda As’yari sebagai Sutradara
c. Anis Nur Cahyani sebagai Penulis Nakah
d. Ryanda As’yari sebagai Cameraman
e. Hisyam Fadhila sebagai Editor
2. Rapat Kelompok
Setelah tim produksi “Setapak kaki urang Kanekes” terbentuk,
selanjutnya, produser mengadakan rapat untuk menentukan format
program televisi apa yang ingin dibuat.
3. Menentukan Format Program Acara Televisi
Setelah menentukan masing-masing jabatan, produser kemudian
berdiskusi dengan tim lalu menentukan format program acara televisi apa
yang ingin dibuat.
4. Menentukan Judul dan TemaProgram
Produser dan tim bersama-sama menentukan judul dan tema apa
yang akan kami buat.
3.1.2. Produksi
Menurut (Anthon Mabruari KN, 2018). Produser bertanggung jawab
terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema
yang telah ditentukan dan disepakati oleh production manager, executive produser,
ataupun dari management perusahaan.
12
Berdasarkan Opini diatas ,Sebelum produksi dimulai penulis harus
mengecek kembali peralatan produksi yang lengkap seperti kamera, audio, dan
lain-lain. Setelah pengecekan selesai baru penulis bisa memulai siaran. Selama
proses produksi berjalan penulis mengarahkan dan mengamati kerja seluruh crew
apakah sudah sesuai dengan konsep yang telah dibuat hingga proses produksi
selesai.
a. Konsumsi
Sebelum proses produksi dimulai, penulis dan tim telah
memutuskan untuk membeli makanan di tempat lokasi shooting.
b. Transportasi dan Akomodasi
Masalah tepat waktu sangat menentukan apakah target produksi
dapat tercapai atau tidak. Demi menghindari keterlambatan dan untuk
menghemat budgeting crew berangkat lebih pagi dan menggunakan
transpotasi umum
c. Memeriksa Schedule
Pada saat produksi berjalan, tugas penulis juga memeriksa jadwal
yang sudah ada pada shooting schedule. Apakah sudah berjalan sesuai
jadwal atau keluar dari jadwal yang sudah ada.
d. Briefing Produksi dan Evaluasi Kerja Produksi
Briefing produksi, juga merupakan tahap yang penting agar
produksi terlaksana sesuai dengan mekanisme dan prosedur kerja yang
diinginkan. Selain itu, Briefing produksi merupakan langkah untuk
13
adaptasi setiap crew yang tergabung dalam pelaksanaan produksi.
Pemahaman cara kerja masing-masing wewenang dan batas kerjanya,
sesuai instruksi Sutradara sebagai pemimpin produksi di lapangan,
agar tidak tumpang tindih.
e. Mengontrol Budgeting
Selama produksi berlangsung, keuangan sangat perlu untuk
dikontrol. Setiap rupiah yang dikeluarkan, wajib dipertanggung jawabkan.
3.1.3. Pasca Produksi
Pada tahap terakhir ini penulis wajib mengadakan rapat (briefing) dengan
seluruh crew dalam rangka melakukan evaluasi selama produksi. Setelah itu
penulis bekerja sama dengan editor dalam proses pengeditan.
Pada saat proses paska produksi ini produser harus memantau proses edit
agar tidak keluar dari jalur konflik yang telah dibuat oleh penulis naskah dan
persetujuan anggota. Produser juga dapat membantu aa bila terjadi suatu masalah
terhadap proses editing. Tahap pasca produksi meliputi bebarapa bagian :
1. Memeriksa seluruh kematangan produksi
Dalam tahap ini seorang produser harys mengecek kembali proses
produksi hingga tidak ada lagi masalah atau kekurangan di setiap
tahapnya.
2. Mengawasi seluruh kematangan produksi
14
Seorang produser juga harus mengawasi jalannya sebuah produksi
mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi, agar team
yang bekerja sesuai dengan konsep yang di sepakati.
3. Membukukan semua pengeluaran atau database selama produksi
Pembukuan sangatlah penting dalam proses produksi untuk merinci
seberapa besar pengeluaran dan mencatat secara detail kebutuhan –
kebutuhan selama produksi hingga pasca produksi.
4. Menyerahkan hasil kepada institute terkait
Tahap terakhir adalah menyerahkan hasil kepada instansi terkait
dengan kontrak atau perjanjian sesuai dengan konsep yang telah di
sepakati bersama.
3.1.4. Peran dan TanggungJawab Produser
a. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.
Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film atau
program televisi.
b. Menyusun rancangan produksi
c. Menyusun rencana pemasaran
d. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi
e. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari
semua departemen
15
f. Produser bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan
berbagai pihak dalam produksi yang dikelola
g. Bertanggung jawab atas seluruh produksi
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
a. Proses Kreatif
Menurut Prof.J.E.Arnold dari stanford University dalam (Rusman
Latief,2017) mendefinisikan proses kreatif “creative process” sebagai;
proses mental di mana pengalaman masa lampau di kombinasikan
kembali,sering dengan bentuk yang diubah dengan cara demikian rupa,
sehingga dapat timbul pola-pola baru,bentuk-betuk baru yang lebih baik
dapat memenuhi kebutuhan tertentu manusia.
Penulis membuat program dokumenter “Setapak kaki urang
Kanekes” dengan tema " Biografi suku baduy dan dibagi 2 suku yaitu
baduy luar dan baduy dalam dimana suku baduy cukup dikenal dengan
suku tidak beradaptasi dengan dunia teknologi dan daerah yang tidak
masuk listrik , sekarang banyak pemuda baduy yang menggunakan
teknologi handphone. dengan pembawaan yang serius namun tetap
santai agar mudah di mengerti oleh para penonton. Dalam penyajiannya
terdapat juga wawancara dengan narasumber. Program ini berdurasi 14
menit, penulis membaginya dengan 3 segmen, yakni
16
Segmen 1 : Pengenalan keluarga Kang Sapri
Segmen 2 : Perjalanan dari kampung gazebo menuju Tangerang ,
CBD Ciledug
Segmen 3 : Pemuda baduy nonton bioskop
b. Konsep Produksi
Penulis telah menentukan narasumber yang ingin diwawancarai
dan penulis juga telah meminta surat perijinan selama proses produksi
dengan pengurus dari setiap lokasi yang telah ditentukan. Penulis
mengarahkan dan mengamati kerja seluruh crew dilapangan selama proses
produksi berlangsung hingga selesai. Dan juga penulis bekerja sama
dengan editor dan seluruh crew dalam proses pengeditan.
c. Konsep Teknis
Dalam program “Setapak kaki urang Kanekes” menggunakan
kamera Sony VG 30 dan VG 10, alasan menggunakan kamera tersebut
karena sebelumnya sudah pernah pakai kamera tersebut dan juga kamera
tersebut ringan jadi lebih praktis dan mudah untuk digunakan. Untuk
mendukung proses produksi alat-alat yang dibutuhkan lainnya yaitu 1 clip
on, 1 tripod,1 monopod,6 buah baterai, 1 , 1 laptop, 1 komputer , 1 Drone
, 2 led portable, 1 Stablizier, 1 slider 100cm.
17
3.1.6. Kendala dan Solusi
a. Kendala
Kendala pada saat produksi yaitu talent tidak bisa datang kejakarta
dikarenakan ada acara gotong royong dan wajib hukum nya jika status
nya sudah menikah .
b. Solusi
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi itu semua yaitu, dengan
menggantikan talent kami sebelum nya dengan 3 pemuda yang status nya
belom menikah Dan masalah budgeting kami diskusikan dengan seluruh
crew akhirnya tercapai kesepakatan yakni masing-masing crewmembayar
anggaran sebesar Rp 375.000,-.
3.1.7. Lembar Kerja Produser
1. Deskripsi Program
2. Working Schedule
3. Breakdown Budgeting
4. Shooting Schedule
3.1.7.a DESKRIPSI PROGRAM
Kategori Program : Informasi dan hiburan
Media : Televisi
Format Program : Dokumneter
18
Durasi Program : 15 Menit 26 detik
Target Audience
- Usia : 18 tahun
- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
- Stasus Ekonomi : Menengah
Karakteristik produksi : Record (Multi Camera)
Jam tayang : Sabtu, jam 16.00 - 16.15 WIB
Alasan Jam Tayang
Kami menempatkan pada waktu tersebut karena, pada saat itu hampir
semua orang sedang bersantai sambil menonton televisi.
19
No Item Unit Rate (Rp) Amount Notes
PRA PRODUKSI
1 Transport dan
akomodasi
Rp
2.904.000,-
Dua juta sembilan
ratus empat ribu
rupiah
hunting
lokasi &
riset
2 Konsumsi Rp 400.000,- Empat ratus ribu
rupiah
3 Print & Fotocopy Rp 30.000,- Tiga puluh ribu
rupiah
Total Rp
3.334.000-
Tiga juta tiga ratus
tiga puluh empat
ribu rupiah
PRODUKSI
4 Sony VG 30 1 Rp
1.750.000,-
Satu juta tujuh ratus
lima puluh ribu
rupiah
Sewa
5 Sony VG 10 1 Milik
Sendiri
6 Konsumsi Rp 567.000,- Lima ratus enam
3.1.7.b. BREAKDOWN BUDGETING
Production Company : BSI Project Title :“Setapak
Kaki urang Kanekes”
Producer : Daniel Octavian Duration : 15 minutes
Tabel III.1
20
puluh tujuh ribu
rupiah
7 Filter Nano IR
ND64 1.8 / 6 stops
+ Holder Kit
Rp.500.000,- Lima ratus ribu
rupiah
Sewa
8 Narasumber
Pemuda Baduy
Rp 3.000.000 Tiga juta rupiah 3 orang
9 Shutter Release Rp 125.000,- Seratus dua puluh
lima ribu rupiah
Sewa
10 Clip On 1 - - Milik
Sendiri
11 Monopod 1 - - Milik
Sendiri
12 LED APUTURE 2 Rp 250.000,- Dua ratus lima puluh
ribu rupiah
Sewa
13 Sigma (A) 50mm
f/1.4 DG HSM
4 Rp 625.000.- Enam ratus dua
puluh lima ribu
rupiah
Sewa
Total Rp
6.817.000,-
Satu juta tujuh
ratus lima puluh
tujuh ribu rupiah
21
PASCAPRODUKSI
21 Print + Foto Copy Rp 300.000 Tiga ratus ribu
22 Poster 1 Rp. 4500,- Empat ribu lima
ratus rupiah
23 Cover CD + Label 2 Rp 20.000,- Dua puluh ribu
rupiah
24 Casing DVD
Plastik
2 Rp 5.000,- Lima ribu rupiah
25 DVD R 2 Rp 16.000,- Enam belas ribu
rupiah
Total
Keseluruhan
Rp
345.500,-
Tiga ratus empat
puluh lima ribu
lima ratus rupiah
22
No
.Aktifitas
TargetPer minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun Tim Inti
2.
Menentukan Tema/Ide
Program
3. Bimbingan Tugas Akhir
4.Membuat Sinopsis dan
Treatment
3.1.7.c.WORKING SCHEDULE
Production Company : BSI Project Title :”Setapak Kaki urang
Kanakes”
Produser : Daniel Octavian Duration : 15 menit
Tabel III.2
23
5. Riset
6. Desain Produksi
7.Membuat Director
Treatment dan Shotlist
8.Memeriksa Kesiapan
untuk Produksi
9. SHOOTING
10.Editing
Review
Pengumpulan
24
No Hari & Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1
Selasa, 02 Juli
2019
08:00-12:00 Perjalanan tim menuju Ciboleger
2 12:00-16:00 Pengambilan gambar terminal
Ciboleger sampai desa Kanekes
3 16:00-17:30 Pengambilan gambar pengenalan
keluarga Kang sapri
4 17:30 18:00 Pengambilan gambar pemukiman
rumah baduy
5 18:00 – 19:00 Break Shooting
6 19:00 – 20:00 Pengambilan gambar suasana
malam rumah baduy
7 20:00 Produksi selesai
No Hari & Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1
Rabu,03 Juli
08:00-11:30 Pengambilan gambar pemuda
baduy jalan kaki desa kanekes
3.1.7.d. SHOOTING SCHEDULE
Production Company : BSI Project Title :“SETAPAKURANG
KANEKES”
Producer : Daniel Octavian Duration : 15 Minutes
Tabel III.3
25
2019 menuju ciboleger
2 11:30-15:30 Pengambilan gambar pemuda
baduy jalan kaki menuju ciminyak
3 15:30-19.30 Break Shooting (Menunggu
pemuda baduy jalan kaki dari
ciminyak menuju jasinga)
4 19:30 – 21:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy jalan kaki di jasinga
5 21:00-22:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy menuju tempat istirahat
6 22:00 Produksi selesai
8 23:00 Pulang
No Hari & Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1
Kamis,4 Juli
2019
11:00-11:00 Perjalanan tim menuju parung
panjang
2 12:00-14:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy berjalan di parung panjang
3 14:00-15:00 Break shooting
4 15:00- 17:30 Pengambilan gambar pemuda
baduy berjalan di stasiun parung
5 17:30-18:00 Pengambilan gambar timelapse
26
kereta
6 18:00-20:00 Break shooting (Menunggu pemuda
baduy sampai di alam sutra)
8 20:00-21:00 Perjalanan menuju alam sutra
9 21:00-22:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy berjalan di alam sutra
10 22:00-22:30 Pengambilan gambar Pemuda
baduy istirahat di hotel sion
11 22:30-23:00 Pengambilan gambar timelapse
alam sutra
12 23:00 Produksi selesai
No Hari & Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
1
Jumat,5 Juli
2019
10:00-13:00 Perjalanan Pemuda baduy menuju
sudimara
2 13:00-14:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy di sudimara
3 14:00-15:00 Break Shooting
4 17:00-18:30 Pengambilan gambar pemuda
baduy berjalan menjuju bioskop
5 18:30-19:00 Pengambilan gambar pemuda
27
baduy memasukin area mall
6 19:00-20:00 Pengambilan gambar pemuda
baduy memesan tiket bioskop
8 20:00-20:30 Pengambilan gambar pemuda
baduy masuk bioskop
9 20:30-21.30 Break Shooting
10 21:30-22:00 Pengambilan gambar keluar dari
bioskop
11 23:00 Produksi selesai
3.2. PROSES KERJA SUTRADARA
Sarwo Nugroho, S.Kom, M.Kom (2014:203) Dalam rekaman (audio, video, TV,
film), seorang sutradara merupakan pimpinan tertinggi yang boleh juga disebut
28
komandan. Tentu saja yang dimaksud disini bukan menjadikan sutradara sebagai seorang
ditaktor, tetapi seseorang yang bertanggung jawab penuh dalam proses produksi.
Pada intinya, hasil akhir karya televisi adalah kesimpulan dari tiga tingkat, yaitu
pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Ketiganya menyatu, tidak boleh terlewatkan.
Apabila salah satu tingkat pengerjaan produksi ini hilang atau belum selesai, tugas sang
sutradara belumlah tuntas. Pertanggung jawaban pun belum selesai.
Sementara menurut (Anton Mabruri KN, 2018:149) menjelaskan pula bahwa “Director
atau Sutradara bertugas memvisualkan bahasa naskah ke dalam bahasa visual.
Pencapaian bahasa visual itu bukan pada saat produksi saja, tetapi ia juga harus mampu
memvisualkan hingga pasca produksi/ editing (Post Production).
Penulis sebagai sutradara, sutradara yaitu sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan
tayangan program audio visual tersebut dapat dikemas secara menarik dan enak ditonton,
baik dari segi teknis dalam produksi single atau multi kamera, sinematografi dan isi
pesan yang disampaikan.
3.2.1. Pra Produksi
a. Penentuan format program
Sutradara bersama dengan Produser dan seluruh tim melakukan rapat
dalam menentukan format program yang akan diambil. Dan setelah
melakukan diskusi, dan mempertimbangkan dari segi kemampuan, budget
serta program kesukaan masyarakat sekarang ini, maka akhirnya
ditentukan format program yang akan diambil yaitu program dokumenter.
b. Penentuan konsep
Setelah ditentukan format yang akan diambil, Sutradara bersama dengan
29
Produser dan Penulis Naskah menentukan konsep yang akan diangkat
dalam program dokumenter tersebut. Dan dalam hal ini, akhirnya
ditentukan konsep yang akan diangkat adalah tentang kearifan lokal suku
baduy dan biografi suku baduy yang berada di Desa Kanekes, Banten.
c. Pengumpulan data
Setelah didapat konsep yang matang, yakni mengangkat tentang kearifan
lokal dan biografi suku baduy, sutradara mulai melakukan tekhnik
pengumpulan data yang akan digunakan dan sebagai acuan saat produksi
nanti.
d. Hunting lokasi
Sutradara bersama dengan Produser, Penulis naskah, Kameramen dan
Editor melakukan hunting lokasi di kawasan suku baduy guna sebagai
acuan dalam pengambilan gambar pada saat produksi nantinya.
e. Pembuatan director treatment
Setelah mendapatkan gambaran yang cukup tentang lokasi dan konsep,
Sutradara membuat director treatment, guna menentukan alur program
dan rubrik yang akan diangkat tiap segmentnya.
f. Melakukan diskusi dengan tim sebelum produksi
Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama dengan seluruh tim
produksi untuk persiapan shooting yang menyangkut teknis
penyutradaraan dan juga artistiknya.
3.2.2. Produksi
30
Diki Umbara (2017:50) Sutradara juga mengarahkan kru yang terlibat,
memberikan arahan pada penata kamera dalam menentukan angle atau sudut
pengambilan gambar. Demikian juga dengan komposisi gambar serta pergerakn
kamera. Alangkah baiknya memang sutradara berdiskusi terlebih dahulu dengan
penata kamera sebelum melakukan pengambilan gambar, namun jika diperlukan
di lapangan atau saat pengambilan gambar berlangsung sutradara juga bisa
mengarahkannya.
Pada proses produksi program televisi “Setapak Kaki Urang Kanekes”
Penulis sebagai Sutradara memiliki peran yang sangat penting. Hal-hal yang
dilakukan oleh Sutradara pada saat produksi adalah sebagai berikut:
a. Sutradara melakukan briefing sebelum dimulainya produksi. Hal ini
dilakukan untuk merefresh ingatan seluruh tim produksi tentang konsep
dan penjelasan teknis yang akan dilakukan pada saat produksi.
b. Memberikan arahan kepada kameraman mengenai shot-shot gambar yang
sebaiknya diambil.
c. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam wilayah
kreatif apabila ada persoalan di lapangan.
d. Melihat hasil rush copy hasil shooting hari pertama.
3.2.3 Pasca Produksi
Setelah tahapan pra dan produksi telah selesai dilaksanakan, maka tahap
berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca produksi. Pada tahapan
pasca produksi ini, sutradara terlibat langsung dalam proses editing (offline dan
31
online), dimana sutradara berhak untuk menemani editor terutama dalam
memberikan arahan terhadap shot-shot yang telah ada. Sutradaralah yang
menuntun agar kerja editor tidak keluar dari skenario, dalam artian jangan sampai
kerja editor dari segi aspek visualisasi berhasil, namun gagal pada aspek
picturisasi (penceritaaan dalam rangkaian gambar) jadi inti pengarahan dari
sutradara terhadap editor dalam tahap ini adalah menegakkan kembali kaidah
picturisasi dari sebuah film.
Disamping itu dalam tahapan ini peran sutradara hanya sebatas
memberikan arahan dan mengawasi kerja editor, namun proses editing
sepenuhnya berada di tangan editor dan dalam hal ini, juga diperlukan kerjasama
ataupun diskusi (sutradara, penulis naskah, produser dan editor) dengan tujuan
mendapatkan kesamaan pendapat dalam menciptakan struktur alur cerita yang
diinginkan dari skenario yang ada, karena editor adalah sutradara kedua dalam
pasca produksi.
Melalui proses editing ini akan memberikan kesempatan pada pembuat program
untuk memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting, dan
dalam proses editing ini pula kita dapat membuat bentuk-bentuk baru dari bahan
dan materi yang sudah tersedia, seperti pemotongan gambar, penambahan efek,
backsound, penaikkan atau penurunan warna gambar dan audio, sampai clear dan
clean hingga pembuatan credit title.
3.2.4. Peran dan TanggungJawab Sutradara
Sutradara bertanggung jawab mengarahkan seluruh aspek teknik
32
broadcast an elemen kreatif lainnya dari sebuah produksi program acara televisi
tentunya atas kesepakatan produser sebagai penanggung jawab produksi dan
penulis naskah sebagai penanggung jawab ide.
3.2.5. Proses penciptaan karya
a. Konsep kreatif
Dalam konsep kreatif ini penulis menyarankan kepada seorang
penulis naskah agar mengikuti alur rutinitas para subyek atau tokoh-tokoh
dan menekankan pokok permasalahan dalam cerita ini, serta memberikan
Nilai kehidupan agar dokumenter ini menarik untuk disajikan kepada
masyarakat. Pada Program Dokumenter televisi “Setapak Kaki Urang
Kanekes” program televisi yang membahas tentang Kearifan lokal Suku
Baduy dan Biografi Suku Baduy yang ada di Desa Kanekes, Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten. Program ini terdiri dari tiga segment yang akan
memberikan pembahasan yang berbeda pada tiap segment nya, namun
pada episode kali ini akan membahas tentang Kearifan lokal Suku Baduy
dan Biografi Suku Baduy yang pergi ke Kota untuk tujuan ekonomi dan
mencari hiburan.
Pada segment pertama akan membahas pada kearifan lokal suku
baduy di desa kanekes, banten dan ruang lingkup di desa kanekes. Disini
terdapat pula suasana aktifitas para warga suku baduy dan suasana acara
adat seba yang dilaksanakan setiap tahun sekali di Alun-alun Rangkas
Bitung dan terdapat pula wawancara Ibu Gede atau Bupati Kabupaten
33
Lebak (Ibu Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM).
Pada segment kedua akan lebih mengenalkan tiga tokoh utama
yang akan pergi ke Kota Tangerang untuk tujuan ekonomi dan mencari
hiburan. Ada juga statement apa yang mereka lakukan sebelum berangkat
sampai selama perjalanan ke kota dan perjalanan mereka dari desa
kanekes ke Kota Tangerang berjalanan kaki selama 3 hari 2 malam.
Pada segment ketiga kita lebih membahas pokok permasalahan
ketiga tokoh suku baduy yang berjalanan kaki dari Desa Kanekes ke Kota
Tangerang selama 3 hari 2 malam. Mereka bertujuan ke kota untuk
berjualan madu beserta assesoris kerajinan tangan khas baduy dan mereka
akan nonton bioskop di XXI Cbd Ciledug.
b. Konsep Produksi
(Anton Mabruri KN, 2018:175) pada program TV dokumenter
dan/ atau feature konflik sudah tersedia, tinggal bagaimana kita
menggarap atau mengarahkan konflik tersebut menjadi menarik dengan
melihat aspek dramatiknya.
Saat produksi penulis mengikuti alur rutinitas yang dialami
subyek, dan menginstrusikan kepada penata kamera untuk mengambil
moment-moment dan element yang subyek alami di lapangan, dan
melakukan wawancara agar lebih mendapatkan informasi dari subyek
tentang permasalahan yang dialami.
c. Konsep Teknis
34
Pada produksi dokumenter ini penulis menyarankan kepada
produser agar penata kamera menggunakan camera SONY NEX VG30,
alasannya agar gambar yang dihasilkan bagus dan natural. Pengambilan
gambar pun sesuai dengan tema yang ada, tidak berlebihan agar saat
proses editing tepat sesuai dengan tema. Adapula menggunakan clip on
agar memudahkan saat melakukan wawancara dan safety dari suara
atmosfir sekitar di tempat wawancara.
Serta menyarankan editor agar memakai Adobe Premiere Pro Creative
Cloud 2018 menggunakan transisi dan tidak banyak menggunakan
efek-efek yang terlalu banyak agar menampilkan gambar yang lebih
natural
3.2.6. Kendala Produksi (solusi produksi)
Pada saat Produksi, kendalanya keterbatasan komunikasi bahasa
yang tidak bisa mereka mengerti dengan apa yang kita sampaikan.
solusinya, penulis mencari pemandu wisata (tour guide) wisata suku
baduy untuk menjelaskan apa yang penulis inginkan dan sampaikan.
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara
a. TREATMENTPROGRAM DOKUMENTER
Production Company : Universitas BSI Produser :Daniel Oktavian
Project Title : “Setapak Kaki Urang Director : Ryanda Asy’ari
Kanekes”
35
Time Broadcast : 16.00 – 16.15 WIB Penulis Naskah: Anis Nur. C
Establish patung suku baduy di TerminalCiboleger
SEGMENT I
Suasana selamat datang di baduy tampak depan
Suasana ruang lingkup kampung gajebo
Pekerjaan masyarakat suku baduy
Suasana sungai di kampung gajebo
Suasana pengunjung di kampung gajebo
Rumah khas suku baduy
Establish Suasana kampung di baduy
Prosesi acara seba
Wawancara bupati kabupaten lebak
Hasil pertanian masyarakat baduy pada acara seba
Establish Gapura museum negeri banten
Establish Suasana halaman museum negeri banten
Establish Suasana gubernur menghadiri acara seba hari ke dua
Suasana masyarakat baduy menghadiri acara seba di museum negeri banten
Establish Suasana kampung di baduy
SEGMENT II
Kaki orang baduy tanpa alas kaki
Suasana pekerjaan keluarga kang sapri
36
Kang sapri memakai ikat kepala khas baduy dalam
Kang sapri bersama anak-anaknya sedang berjalan
Suasana pekerjaan masyarakat baduy
Kartu tanda penduduk kang sapri dan surat keterangan dari desa
Suasana tempat lumbung padi
Ketiga anak kang sapri menuju rumah untuk pamit dengan orang tua sebelum
berangkat ke kota
Ketiga anak kang sapri membeli madu dan kerajinan tangan untuk dijual di kota
Suasana Ketiga anak kang sapri berangkat ke kota berjalan kaki
Suasana ketiga anak kang sapri menyebrangi sungai di ciminyak
Timelapse matahari terbenam
Ketiga anak kang sapri beristirahat di tempat temannya di desa sajira
Establish suasana lalu lintas rel kereta parung panjang siang hari
SEGMENT III
Ketiga anak kang sapri berjalan di rel kereta parung panjang
Ketiga anak kang sapri menjual madu dan kerajinan tangan khas baduy
Suasana alam sutera malam hari
Ketiga anak kang sapri tiba di kawasan sumarecon mall serpong malam hari
Establish suasana tempat makan geprek bensu
Ketiga anak kang sapri memesan makanan dan makan
suasana cbd mall ciledug
Ketiga anak kang sapri menyebrangi jalan
37
No.
Visual
VideoShot Shot Size Moving Angel
SEGMENT I
1. 1 Establish Zoom Out Eye
level
Opening Patung
Suku Baduy di
terminal Ciboleger
2. 2 Establish Tilt down Eye
level
Suasana selamat
datang di baduy
tampak depan
Ketiga anak kang sapri memasuki kawasan cbd mall ciledug
Ketiga anak kang sapri membeli tiket bioskop
Suasana xxi di cbd mall ciledug
Ketiga anak kang sapri memasuki teater
Suasana di dalam teater
Ketiga anak kang sapri menonton film spiderman
Setelah film selesai, ketiga anak kang sapri keluar dari teater
Camera Report
Production Company : Universitas BSI Project Title : Setapak Kaki Urang
Kanekes
Durasi : 15:26 Menit Director : Ryanda Asy’ari
Produser : Daniel Octavian Kameraman : Ryanda Asy’ari
Table III.4
38
3. 3 medium long
shot. medium
close up
Tilt down,
Still, panning
Eye
level
Suasana ruang
lingkup kampung
gajebo
4. 4 Medium close
up,medium shot
Still Eye
level
Pekerjaan
masyarakat suku
baduy
5. 5 Establish,medium
shot
Still, panning Eye
level
Suasana para
pekerja masyarakat
baduy
6. 6 Medium long shot Still Eye
level
Suasana sungai di
kampung gajebo
7. 7 Medium long shot Still Eye
level
Suasana
pengunjung di
kampung gajebo
8. 8 Long shot Panning, still Eye
level
Rumah khas suku
baduy
9. 9 Establish Follow, tilt up Bird
eye
view
Suasana kampung
di baduy
10. 10 Medium close up,
close up, full shot
Still,
panning,
follow
Eye
level,
high
angle
Prosesi acara seba
39
11. 11 close up Still Eye
level
Wawancara bupati
kabupaten lebak
12. 12 Medium close up panning Eye
level
Hasil pertanian
masyarakat baduy
pada acara seba
13. 13 Establish Tilt down Eye
level
Gapura museum
negeri banten
14. 14 Establish follow Bird
eye
view
Suasana halaman
museum negeri
banten
15. 15 Medium long shot Still Eye
level
Suasana gubernur
menghadiri acara
seba hari ke dua
16. 16 Full shot still High
angle
Suasana
masyarakat baduy
menghadiri acara
seba di museum
negeri banten
SEGMENT II
17. 17 Establish follow Bird
eye
view
Suasana kampung
di baduy
18. 18 Close up Panning Eye Kaki orang baduy
40
Level tanpa alas kaki
19. 19 Long shot Still Eye
Level
Suasana pekerjaan
keluarga kang sapri
20. 20 Medium long shot still Eye
Level
Kang sapri
memakai ikat
kepala khas baduy
dalam
21. 21 Long shot Still, panning Eye
level
Kang sapri bersama
anak-anaknya
sedang berjalan
22. 22 Long shot,
Establish,
medium close up
Still Eye
level
Suasana pekerjaan
masyarakat baduy
23. 23 Close up still Eye
level
Kartu tanda
penduduk kang
sapri dan surat
keterangan dari
desa
24. 24 Medium close up Tilt down,
panning
Eye
Level
Suasana tempat
lumbung padi
25. 25 Full shot, medium
long shot
Still Eye
Level
Ketiga anak kang
sapri menuju
rumah untuk pamit
41
dengan orang tua
sebelum berangkat
ke kota
26. 26 Medium long shot Panning, still Eye
Level
Ketiga anak kang
sapri membeli
madu dan kerajinan
tangan untuk dijual
di kota
27. 27 Full shot, close
up, very long shot
Still,
panning,
zoom in
Eye
Level
Suasana Ketiga
anak kang sapri
berangkat ke kota
berjalan kaki
28. 28 medium long
shot, medium
close up
Still Eye
Level
Suasana ketiga
anak kang sapri
menyebrangi
sungai di ciminyak
29. 29 Establish still Eye
level
Timelapse matahari
terbenam
30. 30 Long shot,
medium long
shot, close up
Still, panning Eye
level
Ketiga anak kang
sapri beristirahat di
tempat temannya di
desa sajira
42
SEGMENT III
31. 31 Establish Still,Panning Eye
Level
Suasana lalu lintas
rel kereta parung
panjang siang hari
32. 32 Long shot
Medium long
shot, close up
still Eye
Level,
low
angle
Ketiga anak kang
sapri berjalan di rel
kereta parung
panjang
33. 33 Full shot medium
shot
Still Eye
Level
Ketiga anak kang
sapri menjual madu
dan kerajinan
tangan khas baduy
34. 34 Establish still Eye
Level
Suasana alam
sutera malam hari
35. 35 Medium close up,
medium long shot
Long shot
Still, follow Eye
Level
Ketiga anak kang
sapri tiba di
kawasan
sumarecon mall
serpong malam hari
36. 36 Establish Still Eye
Level
Suasana tempat
makan geprek
bensu
37. 37 Medium close up still Eye Ketiga anak kang
43
Level sapri memesan
makanan dan
makan
38. 38 Establish Tilt down Eye
Level
suasana cbd mall
ciledug
39. 39 long shot Sill, panning Eye
Level
Ketiga anak kang
sapri menyebrangi
jalan
40. 40 Long shot,
medium long shot
still Eye
level
Ketiga anak kang
sapri memasuki
kawasan cbd mall
ciledug
41. 41 Medium long
shot, medium
close up
still Eye
level
Ketiga anak kang
sapri membeli tiket
bioskop
42. 42 Medium close up,
close up
Still Eye
level
Suasana xxi di cbd
mall ciledug
43. 43 Medium close up,
close up
Still Eye
level
Ketiga anak kang
sapri memasuki
teater
44. 44 Long shot Still Eye
level
Suasana di dalam
teater
45. 45 Medium shot Still Eye Ketiga anak kang
44
level sapri menonton
film spiderman
46. 46 Medium long shot Still Eye
level
Setelah film
selesai, ketiga anak
kang sapri keluar
dari teater
45
No. VIDEO AUDIO
1. Establish patung suku baduy di
terminal ciboleger
Backsound
2. Suasana selamat datang di baduy
tampak depan
Suku baduy terletak di desa kanekes
kecamatan leuwidamar/ kabupaten
lebak/ provinsi banten//
3. Suasana ruang lingkup kampung
gajebo
Desa kanekes terdiri dari 69
kampung di baduy luar/ dan 3
kampung di baduy dalam//
4. Pekerjaan masyarakat suku baduy Suku Baduy terbagi menjadi dua/
baduy dalam dan baduy luar// Jarak
dari baduy luar ke baduy dalam
sekitar 8 kilo meter// perbedaan
paling mendasar dari kedua suku
baduy ini adalah dalam
menjalankan pitukuh atau aturan
adat istiadat pelaksanaannya// Jika
baduy dalam masih memegang
teguh adat dan menjalankan aturan
Outline Program Dokumenter
Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian. S
Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari
Urang Kanekes”
Durasi : 15:26 Menit Penulis Naskah: Anis Nur Cahyani
Tabel III.5
46
adat dengan baik/ tidak sebaliknya
dengan saudaranya suku baduy
luar//
5. Suasana sungai di kampung gajebo Perbedaan lainnya terlihat dari cara
berpakaian yang dikenakan//
Pakaian adat atau baju keseharian
baduy dalam tersirat dalam balutan
warna putih// Warna putih
melambangkan kesucian dan
budaya yang tidak terpengaruh dari
luar// Beda dengan budaya baduy
luar yang menggunakan baju serba
hitam atau biru tua saat melakukan
aktivitas kesehariannya//
6. Suasana pengunjung di kampung
gajebo
orang luar boleh datang ke baduy
dalam/ tapi tidak boleh
berfoto-foto// Kalau di baduy luar
bersifat lebih terbuka/
penampilannya juga sudah seperti
orang kota//
7. Rumah khas suku baduy Meskipun begitu/ tetap ada aturan
adat yang tidak boleh mereka
langgar misalnya bangunan rumah
masih bangunan panggung dan
menghadap selatan/ Karena kenapa/
47
karena kiblat mereka menghadap ke
selatan// Sebagai tanda kepatuhan
atau pengakuan kepada penguasa//
masyarakat Baduy secara rutin
melaksanakan Seba ke Kesultanan
Banten//
8. Establish Suasana kampung di
baduy
Wilayah adat baduy 1500 Hektar/
yang bagian besar berupa hutan dan
ladang// secara historis/ sejatinya
mereka lebih tepat disebut urang
kanekes// diperkirakan telah
mendiami kawasan ini sejak abad
ke 5 atau 100 tahun sebelum Nabi
Muhammad//
9. Prosesi acara seba Prosesi acara seba suatu kewajiban
yang harus dilaksanakan dan
menjadikan ketetapan lembaga adat
masyarakat baduy// Seba itu titipan
adat yang harus dijalankan karena
jika tidak dilaksanakan khawatir
akan kualat//
10. Wawancara bupati kabupaten lebak Ya tentunya ini/ seba baduy ini
adalah silaturahmi dan ritual setiap
tahun yang dilaksanakan oleh
masyarakat baduy kepada
48
pemerintah// Jadi/ karna saya
bupatinya perempuan jatuhnya ibu
gede yang dilanjutkan nanti besok
ke gubernur// jadi/ ini adalah
silaturahmi tahunan dari masyarakat
baduy kepada pemerintah//
11. Hasil pertanian masyarakat baduy
pada acara seba
Yang pertama adalah tadi itu/ karna
rutinitas kebiasaan ritual yang
dilaksanakan oleh masyarakat
baduy setiap tahunnya dengan
memberikan atau menyampaikan
hasil pertaniannya dalam bentuk
seba silaturahmi dan menyampaikan
aspirasi yang mereka inginkan
kepada pemerintah// Tujuannya
adalah tadi disamping menjalin
silaturahmi karna pembangunan ini
tidak hanya pemerintah tapi juga
ikut terlibat masyarakatnya// Jadi
kalo tadi bahasanya ngeyek/ ngenak
gitu ya jadi salah satunya itu// Jadi
pemerintah tidak bisa bekerja
sendiri tanpa di dukung
masyarakatnya// salah satunya tadi
itu/ jadi pembangunan itu ada
49
sinergitas antara pemerintah dan
masyarakat//
12. Establish Gapura museum negeri
banten
Backsound
13. Establish Suasana halaman museum
negeri banten
Backsound
14. Establish Suasana gubernur
menghadiri acara seba hari ke dua
Jangan sampai tambang-tambang
emas masuk ke wilayah baduy ya/
punah nanti adat baduy itu// jadi
sebagai gubernur saya wajib
mempertahankan adat istiadat
baduy
15. Establish kampung di baduy Keluarga sapri adalah warga baduy
dalam
16. Kaki orang baduy tanpa alas kaki atau urang tangtu//
17. Suasana pekerjaan keluarga kang
sapri
namun/ gambar-gambar ini direkam
diluar kampung mereka/ karena
adat melarang dalam penggunaan
listrik dan barang-barang
elektronik//
18. Kang sapri memakai ikat kepala
khas baduy dalam
Adapun hukum adat leluhur seperti
Gunung tak boleh dihancurkan/
Lembah tak boleh dirusak/
19. Kang sapri bersama anak-anaknya Larangan tak boleh dilanggar/
50
sedang berjalan Pantangan tak boleh diubah/
20. Suasana pekerjaan masyarakat
baduy
panjang tak boleh dipotong/ pendek
tak boleh disambung/ yang bukan
harus ditiadakan/ yang jangan harus
dinafikan/ yang benar harus
dibenarkan//
21. Kartu tanda penduduk kang sapri
dan surat keterangan dari desa
saat berpergian mereka berbekal
Kartu tanda pendududk atau surat
keterangan dari desa//
22. Suasana tempat lumbung padi Jalan kaki jarak jauh bukan hal
berat bagi urang kanekes// karena
setiap hari/ mereka terbiasa jalan
kaki berkilo-kilo meter dari rumah
ke ladang dengan medan naik turun
bukit//
23. Ketiga anak kang sapri menuju
rumah untuk pamit dengan orang
tua sebelum berangkat ke kota
Mereka masing-masing membawa
perbekalan yang mereka masukkan
ke dalam kain putih yang berfungsi
sebagai tas// Berbeda dengan jalan
kaki pada tradisi seba, yang
merupakan bagian dari budaya//
24. Ketiga anak kang sapri membeli
madu dan kerajinan tangan untuk
dijual di kota
Kang sapri berumur kurang lebih 51
tahun dan memiliki 8 anak// ketiga
anaknya yang bernama Nasiin
berumur 18 tahun/ Asep 19 tahun/
51
dan Jamidi 17 tahun akan pergi ke
kota tangerang// mereka akan
membawa barang dagangan berupa
madu hutan dan kerajinan tangan
khas baduy//
25. Suasana Ketiga anak kang sapri
berangkat ke kota berjalan kaki
perjalanan mereka jalan kaki ke
kota adalah untuk tujuan ekonomi
dan mencari hiburan// Urang
kanekes biasanya turun gunung ke
daerah kota pada waktu selesai
musim panen// tepatnya setelah
bulan kawalu atau hari perayaan
suku baduy/ karena pada masa itu
cenderung tidak ada aktivitas warga
ke ladang//
26. Suasana ketiga anak kang sapri
menyebrangi sungai di ciminyak
Untuk menuju kota tangerang/
mereka harus melewati hutan/
sungai/ dan sawah//
27. Timelapse matahari terbenam Backsound
28. Ketiga anak kang sapri beristirahat
di tempat temannya di desa sajira
Setelah berjalan seharian/ saatnya
mereka melepas lelah agar stamina
kembali segar untuk melanjutkan
perjalanan esok hari// biasanya
kalau ke kota/ mereka beristirahat di
tempat temannya//
52
29. Establish suasana lalu lintas rel
kereta parung panjang siang hari
Hari ini adalah hari kedua
perjalanan mereka dari baduy
menuju kota tangerang/ setelah
mereka menginap di desa sajira
pada hari pertama//
30. Ketiga anak kang sapri berjalan di
rel kereta parung panjang
Meski berasal dari daerah
pedalaman/ ternyata mereka
benar-benar mematuhi
rambu-rambu lalu lintas//
31. Ketiga anak kang sapri menjual
madu dan kerajinan tangan khas
baduy
Dari parung panjang/ mereka
kembali melangkahkan kaki
menapaki panas dan kerasnya
jalanan aspal menuju kota
tangerang//
32. Suasana alam sutera malam hari Malam hari mereka tiba di kawasan
serpong kota tangerang/
33. Ketiga anak kang sapri tiba di
kawasan sumarecon mall serpong
malam hari
saat menyebrang mereka melewati
jembatan penyebrangan yang ada di
kawasan sumarecon mall serpong//
34. Establish suasana tempat makan
geprek bensu
Backsound
35. Ketiga anak kang sapri memesan
makanan dan makan
Backsound
36. Suasana cbd mall ciledug Setelah berjalan kaki 2 hari/
53
37. Ketiga anak kang sapri memasuki
kawasan cbd mall ciledug
kaki-kaki urang kanekes telah
menginjakkan kaki
38. Ketiga anak kang sapri membeli
tiket bioskop
di salah satu XXI yang ada di kota
tangerang// dengan baju lusuh dan
kaki telanjang/ penampilan mereka
begitu kontras dengan orang-orang
di sekelilingnya//
39. Suasana xxi di cbd mall ciledug Saat ini mereka bukan pertama
kalinya masuk mall// orang suku
baduy sering menerima beragam
reaksi dari orang-orang yang
mereka jumpai di jalanan// ada yang
melihat dengan tatapan aneh dan tak
jarang pula di tolak sekuriti masuk
ke suatu kawasan//
40. Ketiga anak kang sapri memasuki
teater
Backsound
41. Suasana di dalam teater Backsound
42. Ketiga anak kang sapri menonton
film spiderman
Backsound
43. Setelah film selesai, ketiga anak
kang sapri keluar dari teater
Orang-orang suku baduy atau urang
kanekes ini bisa mengingatkan kita
tentang arti kesederhanaan/ tentang
belajar kepatuhan pada aturan dan
tentang nilai-nilai perjuangan yang
54
bisa diraih dengan menjalankan apa
yang kita yakini dengan sepenuh
hati//
Konsep Sutradara
Judul : Setapak Kaki Urang Kanekes
Tema : Dokumenter Televisi
Ide Pokok : Dibawah ini seorang penulis yang berperan sebagai Sutradara
sekaligus menuangkan sebuah ide cerita, dengan ini
menginformasikan tentang adanya kearifan lokal suku baduy
yang bisa berkembang dan bertahan hidup tanpa menggunakan
dan sedikit mengangkat biografi suku baduy yang akan pergi
ke kota dengan tujuan ekonomi dan mencari hiburan dengan
berjalan kaki selama tiga hari.
Cerita : Dokumenter Televisi ini mengangkat topik mengenai
Kearifan Lokal Suku Baduy dan Biografi Suku Baduy yang
tinggal di pedalaman suku baduy/Desa Kanekes, Kampung
Cibeo, Banten. Kami berdiskusi tentang bagaimana mereka
masyarakat pedalaman dapat hidup berdampingan dengan
alam, menjaga keseimbangan dan benar-benar menjaga
kelestarian alam. Secara konseptual, kearifan lokal dan
keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang
bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku
yang melembaga secara tradisional. Seperti tradisi acara
“Seba” sebagai wujud ungkapan syukur kepada Ibu Gede
55
(Bupati atau Kepala Pemerintahan Daerah). Seba itu sendiri
merupakan penyerahan hasil tani atau hasil bumi pada
pemerintah setempat yang biasa kita sebut dengan upeti pada
kerajaan, kegiatan seba ini tanpa paksaan dari manapun.
Masyarakat baduy luar yang dipimpin oleh jaro maupun baduy
dalam yang dipimpin oleh puun, bersama-sama
berbondong-bondong membawa hasil tani tersebut pada
pemerintahan yang saat itu diserahkan pada Bupati Lebak
secara langsung di pendopo Kabupaten lebak. Perayaan adat
seba, merupakan peninggalan leluhur tetua (kokolot) yang
harus dilaksanakan sekali dalam setahun. Acara itu digelar
setelah musim panen ladang huma. Dalam upacara seba kali ini
dilaksanakan di pendopo pemkab Lebak. Seba tahun ini jumlah
pendatang warga baduy luar dan baduy dalam terbesar hingga
tercatat sebanyak 1.031 orang. Pada akhir segmen nanti akan
dijelaskan secara langsung mengenai upacara seba dengan Ibu
Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM.
Selain Kearifan Lokal Suku Baduy, Penulis juga akan
mengangkat topik Biografi, dimana tiga anak muda Suku
Baduy yang sangat dikenal oleh masyarakat luas dan sudah
modern. Suku baduy dalam dikenal belum mengenal budaya
luar dan terletak di hutan pedalaman suku baduy dalam masih
memiliki budaya asli dan dikenal sangat taat mempertahankan
adat istiadat serta warisan nenek moyangnya. Kang Nasiin,
Kang Asep, dan Kang Jamidi adalah Saudara kandung. Mereka
56
belum menikah, Biasanya Anak-anak Suku Baduy menikah
pada umur 15-18 tahun, Sebagian besar penduduk laki-laki
suku baduy ini adalah bertani, dan untuk penduduk perempuan
biasanya menenun dan membuat kerajinan tangan untuk dijual.
Mereka biasanya menjual hasil taninya berupa madu hutan ke
Tangerang, tak hanya madu ia pun membawa hasil kerajinan
tangan untuk dijual di Jakarta. Untuk ke Tangerang mereka
harus berjalan kaki selama 3 hari. Selain berjualan di
Tangerang, Mereka juga pernah main ke mall, bahkan nonton
bioskop sebelum berjalan menuju pulang ke Baduy.
Pada cerita ini penulis memberikan 3 segment untuk
memberikan alur cerita yang menarik antara lain:
Segment pertama diantaranya akan membahas kearifan lokal
suku baduy dan perbedaan baduy dalam dan baduy luar
disertai wawancara oleh bupati kabupaten lebak mengenai
acara seba atau hari raya suku baduy
Segment kedua diantaranya akan membahas pengenalan
keluarga kang sapri serta pekerjaan keluarga kang sapri dan
persiapan ketiga anak kang sapri yang akan pergi ke kota
Segment ketiga membahas perjalanan ketiga anak kang sapri
menuju kota tangerang dengan berjalan kaki selama 3 hari dan
ketiga anak kang sapri akan nonton bioskop di xxi salah satu
mall di tangerang.
Tujuan : Tujuan khusus penulis ingin mengangkat dokumenter ini
diantara lain untuk memberikan sebuah hiburan kepada warga
57
suku baduy menikmati tontonan bioskop. Hidup di desa
pedalaman dengan rutinitas yang hamper sama setiap harinya
tanpa teknologi dan tanpa listrik tentu membuat bosan.
Bahkan, mereka ingin berlibur pun tidak bisa terlalu lama.
Dengan situasi yang seperti ini, tentu saja penulis ingin
memberikan hiburan singkat dan menyenangkan untuk
mereka. Pergi ke bioskop adalah salah satu pilihan yang tepat
kalau mereka ingin mendapatkan hiburan.
Alasannya, supaya lebih memperhatikan kebahagiaan mereka
agar tidak ada kesenjangan social diantara masyarakat luar
dengan masyarakat baduy.
Dan tujuan untuk umum atau masyarakat agar membuka mata
hati mereka agar bisa lebih bersyukur dengan apa yang ada.
Karena masih banyak orang yang lebih kekurangan dari kita.
Pesan : Orang-orang suku baduy atau urang kanekes ini bisa
mengingatkan kita tentang arti kesederhanaan, tentang belajar
kepatuhan pada aturan dan tentang nilai-nilai perjuangan yang
bisa diraih dengan menjalankan apa yang kita yakini dengan
sepenuh hati
Bentuk : Multikarakter, wawancara kepada Narasumber
Potensi Konflik : Hal yang menarik dalam permasalahan ini adalah warga suku
baduy yang selama ini menjual hasil bumi dan kerajinan
mereka juga mencari hiburan ke luar kota harus menempuh
ribuan kilo meter dengan berjalan kaki tanpa alas kaki dan
tanpa alat transportasi apapun.
58
Element : Bentuk dokumenter kearifan lokal dan biografi,
menggunakan multi camera
dengan biaya produksi yang relative ekonomis.
Durasi : 15:26 menit
1. Konsep kreatif penulis naskah
1.1. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada program dokumenter ini penulis yang sebagai sutradara sedikit
menyarankan agar penulis naskah membuat suatu konsep yang lebih
untuk menjadi tuntunan bagi masyarakat yang menontonnnya. Dan dalam
penulisan naskah ini seorang penulis naskah lebih mengembangkan alur
cerita dalam dokumenter ini dengan membuat voice over yang dapat
membuat menjadi informasi untuk masyarakat. antara lain:
Memberikan informasi,membangun emosional,dan membangun rasa
simpatik
b. Konsep Produksi
penulis naskah membantu mendampingi penulis sebagai sutradara,
produser dan penata kamera dalam memvisualisasikan sebuah naskah
yang akan menjadi gambar yang enak ditonton, dan penulis pun tidak lupa
mengingatkan sutradara dan penata kamera untuk melakukan
pengambilan gambar sesuai dengan yang ada di naskah.
c. Konsep Teknis
Penulis naskah menyiapkan data-data pematangan materi seperti: TOR
(TermOf Reference), Transkrip Wawancara dan Naskah VO (Voice Over).
59
Dan dalam penulisan naskah ini penulis menggunakan software Microsoft
Word2010.
1.2. Kendala Produksi (Solusi Produksi)
Pada saat produksi penulis menemukan berbagai kendala yaitu
sulitnya komunikasi dengan warga suku baduy dalam, karena bahasa yang
digunakan dan warga suku baduy tidak terlalu mengerti apa yang kita
bicarakan jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang sangat rinci.
Dan juga ketika proses wawancara berlangsung beberapa narasumber
menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
Solusinya adalah penulis mengajak pemandu wisata (Tour Guide) suku baduy
untuk mendapingi penulis dan menjelaskan kepada mereka maksud dan tujuan
penulis. Dan mengambil jawaban yang hanya sesuai dengan pertanyaan yang
ada.
2. Konsep Kreatif Kameraman
2.1. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif kameraman
Pada tahap ini penulis sebagai sutradara mengarahkan agar untuk
membuat konsep pengambilan gambar yang lebih dapat menjelaskan isi
cerita, dan mengambil gambar yang menurut kameraman bagus dan
sesuai dengan konsep cerita yang dibuat oleh sutradara.
b. Konsep produksi kameraman
Diantara lain penulis yang berperan sebagai sutradara menyarankan
kepada kameraman untuk dominan mengambil shot atau angle MCU
60
(Medium Close Up) alasanya karena di karya ini penulis ingin
menciptakan atau menunjukan karakter biografi tersebut untuk
pengambilannya. Disini Pengambilan gambar sebatas dari kepala sampai
ke dada, untuk menegaskan biografi yang ada di film ini.
c. konsep teknis kameraman
Pada tahap ini penulis sebagai kameramen alat untuk produksi
dokumenter menggunakan kamera Sony NEX-VG30EH PALCamcorder
Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3 dan berbagai macam lensa seperti :
Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM, Lensa sony SEL 35mm f/1.8
OSS, Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM ART sesuai yang
direferensikan oleh sutradara, agar gambar yang dihasilkan bagus dan
natural. Penulis juga menggunakan Drone Dji mavic pro untuk
pengambilan gambar establish. Pengambilan gambar pun sesuai dengan
tema yang ada, tidak berlebihan agar saat proses editing tepat sesuai
dengan tema.
2.2. Kendala Produksi (Solusi produksi)
Kendala saat produksi sulitnya mendapatkan establish di dalam
kampung dan aliran listrik untuk charge baterai kamera serta laptop untuk
back up data file shot selama produksi, dikarenakan aturan adat melarang
untuk tidak menyediakan aliran listrik di suku baduy. kendala lain adalah
kamera yang digunakan saat produksi ini SONY NEX-VG30 dan
menggunakan Lensa Sony E PZ 18-200mm f3.5-6.3- OSS, filter lensa
pecah karena jatuh.
Solusinya penulis sebagai kameramen mendapatkan establish
menggunakan drone DJI MAVIC PRO dari terminal Ciboleger dan
61
penulis membawa baterai serta memori lebih banyak untuk antisipasi saat
baterai habis dan memori penuh yang belum sempat di back up ke laptop
dan Solusinya penulis melepas filter yang pecah menggunakan tang.
3. Konsep kreatif editor
3.1. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif Editor
a. Konsep Kreatif
Untuk menciptakan karya yang menarik untuk ditonton,
penulis memulai dengan mendiskusikan efek-efek dan grafis yang
dibutuhkan dalam tayangan program ini bersama produser, sutradara,
dan penulis naskah.
Penulis berusaha membuat transisi - efek program yang sesuai
dengan karakter program yang kontradiksi Namun tetap terlihat
bervariasi gambar dan tidak membosankan. Dalam penciptaan karya
ini, penulis juga mengupayakan agar gambar yang ditampilkan tidak
terlihat jumping antara satu dengan yang lainnya.
b. Konsep produksi editing
Editor pada saat produksi tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus ,
Tetapi penulis memberikan instruksi kepada editor untuk dapat
mengingatkan kameramen jika ada pengambilan gambar yang terlewat
dan tidak sesuai dengan skenario serta memberikan beberapa usulan
tentang pengambilan gambar.
c. Konsep teknis
Penulis menyarankan kepada Produser dan editor menggunakan
62
perangkat keras berupa komputer Prosesor Core 2 quad, dan software
Adobe Premiere Pro Creative Could 2018 untuk mengedit program
“Setapak Kaki Urang Kanekes” Dan beberapa software pendukung yaitu
Adobe Photosop 2017 Adobe Audition 2015, Konsep editing yang
digunakan adalah Continuity editing.
3.2. Kendala dan solusi
Kendala selama tahapan pra berlangsung, Penulis mengalami kendala
saat menyiapkan peralatan edting.berupa keterbatasan fasilitas untuk
proses editing.karena penulis tidak memiliki perangkat pribadi.
Solusi setelah berdiskusi dengan kelompok, penulis pun akhirnya
mendapatkan solusi,yaitu dengan menggunakan pc pribadi produser,serta
penulis mendapatkan tambahan berupa hardisk external pribadi scirpt
writter yang guna memperlancar proses editing dan penyimpanan data.
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
(Anton Mabruri, 2018:315) Dalam membuat suatu karya visual berbentuk
dokumenter, dokumenter tv, dan feature dibutuhkan kepekaan seorang script writer
(team creative) terhadap dunia sekitar terutama lingkungan sosial, budaya politik dan
alam semesta. Ide itu juga bisa datang dari mana saja antara lain: lingkungan sekitar,
buku, koran, majalah, internet dan lain-lain. Seperti halnya ketika kita akan membuat
suatu tayangan Program Acara TV atau sama halnya ketika kita akan membuat film
dokumenter yang merupakan karya film berdasarkan realita atau fakta perihal
pengalaman hidup seseorang atau mengenai peristiwa. Untuk mendapatkan ide bagi
63
film realita, dibutuhkan kepekaan dokumentaris sebutan untuk pembuat film
dokumenter terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta. Rasa
ingin tahu bisa dijadikan titik tolak untuk menggali inspirasi, sementara rasa ingin
tahu yang besar bisa diimbangi dengan membaca dan atau berkomunikasi antar
manusia dalam pergaulan.
Menurut penulis sebagai penulis naskah, penulis naskah adalah orang yang
bertanggung jawab mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah untuk suatu
program tv tentunya dengan arahan dari produser.
3.3.1 Pra Produksi
(Anton Mabruri, 2018:319) Sebagai langkah awal menawarkan ide,
kita perlu menyusun sebuah naskah rancangan atau draft untuk diajukan ada
pihak-pihak yang berminat, bila kita bekerja di stasiun tv atau PH (Production
House) kita dapat langsung mengajukannya (mempresentasikannya) ke
produser. Menulis draft naskah bukan seperti menulis catatan kecil, tetapi kita
harus menuliskan semua informasi dari transkrip data riset. Umumnya draft
naskah ditulis dalam susunan pembagian sekuens (sequence), agar saat
merampungkannya pada tahap produksi dapat dijabarkan secara terinci dalam
susunan shot dan adegan yang lebih jelas.
Pada Pra Produksi penulis mengembangkan ide yang telah disepakati bersama
oleh Tim. Lalu melakukan riset dan menggali informasi secara mendalam
mengenai objek yang akan dipakai untuk membuat dokumeter televisi ini.
Setelah itu penulis mulai menyusun naskah mulai dari membuat ide cerita,
TOR (Term Of Reference) serta VO untuk melengkapi dokumenter televisi
ini. Setelah itu lalu konsep ini diajukan kepada produser untuk meminta
persetujuan. Jika telah disetujui, penulis lalu menyerahkan kepada sutradara
64
dan Kameramen agar konsep dapat dipahami dan dikembangkan secara
visual, lalu untuk selanjutnya melakukan proses produksi.
3.3.2 Produksi
(Gerzon Ron Ayawaila, 2017:33) ide cerita untuk film dokumenter
bisa didapat dari apa yang dilihat dan didengar, bukan berdasarkan suatu
khayalan imajinatif.
Saat proses produksi penulis mendampingi kameramen dan sutradara
ketika mengambil gambar dan wawancara. Agar segala proses produksi
berjalan sesuai konsep dan berdasarkan naskah yang telah dibuat.
3.3.3 Pasca Produksi
Ketika proses produksi sudah selesai penulis memeriksa kesesuaian
gambar dengan naskah. Di pasca produksi penulis juga mendampingi editor
untuk melaksanakan editing. Agar potongan gambar sesuai dengan urutan
segmen dan berdasarkan naskah yang ada.
3.3.4 Peran dan TanggungJawab Penulis Naskah
Sebagai penulis naskah, penulis menemukan dan mengembangkan ide
yang didapat dari kesepakatan tim yang sudah disetujui oleh produser. Setelah
itu penulis membuat TOR (Term Of Reference) dan skrip wawancara. Penulis
juga membuat VO (VoiceOver) untuk melengkapi karya dokumenter ini.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
65
Pada program dokumenter ini penulis sebagai penulis naskah
membuat suatu konsep yang lebih untuk menjadi tuntunan bagi
masyarakat yang menontonnnya dan dalam dokumenter ini penulis
membuat bahan pertanyaan yang jawabannya dapat membuat menjadi
informasi untuk masyarakat.
1. Memberikan informasi : Dokumenter televisi ini, disuguhkan
dengan gaya bercerita, menggunakan narasi (kadang dengan voice
over hanya terdengar suara tanpa wajah yang menyuarakan tampak
di layar monitor), menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik
sebagai penunjang gambar visual (picture story).
Dalam dokumeter televisi ini penulis berusaha memberikan
informasi seputar Kabupaten Lebak dan Suku Baduy. Terlebih
yaitu mengenai Biografi Suku Baduy yang berperan penting disini
yaitu Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang
Asep, dan Kang Jamidi. Dalam dokumenter televisi ini juga
informasi mengenai kehidupan Suku Baduy yang sangat menaati
adat istiadat bahkan dapat mengembangkan diri tanpa teknologi
dan sedikit dijelaskan oleh Bupati Kabupaten Lebak mengenai
salah satu acara adat Suku Baduy yaitu acara Seba.
2. Membangun emosional : Dalam Dokumenter televisi ini penulis
juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga
Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep,
dan Kang Jamidi. Walaupun mereka berasal dari Suku pedalaman,
ternyata mereka sangat mematuhi rambu-rambu lalu lintas selama
perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Mereka juga
66
akan mamasuki mall dan nonton bioskop di salah satu xxi kawasan
Ciledug, Tangerang.
3. Membangun rasa simpatik : Dalam Dokumenter televisi ini penulis
juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga
Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep,
dan Kang Jamidi. Melalui pernyataan suka duka mereka selama
perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Serta tayangan
pekerjaan dan kehidupan di tempat tinggalnya. Hal ini ditampilkan
agar penonton juga bisa mengerti dan memahami bagaimana para
WargaSuku Baduy disini membutuhkan kesejahteraan.
b. Konsep Produksi
Penulis membantu mendampingi sutradara, produser dan penata
kamera dalam memvisualisasikan sebuah naskah yang akan menjadi
gambar yang enak ditonton, dan penulis pun tidak lupa mengingatkan
sutradara dan penata kamera untuk melakukan pengambilan gambar
sesuai dengan yang ada di naskah.
c. Konsep Teknis
Penulis naskah menyiapkan data-data pematangan materi seperti:
TOR (Term Of Reference), Transkrip Wawancara dan Naskah voice
over. Dan dalam penulisan naskah ini penulis menggunakan software
Microsoft Word2010.
3.3.6 Kendala Produksi (Solusi Produksi)
Pada saat produksi penulis menemukan berbagai kendala yaitu
sulitnya komunikasi dengan warga suku baduy dalam, karena bahasa yang
67
digunakan dan warga suku baduy tidak terlalu mengerti apa yang kita
bicarakan jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang sangat rinci.
Dan juga ketika proses wawancara berlangsung beberapa narasumber
menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
Solusinya adalah penulis mengajak pemandu wisata (Tour Guide) suku baduy
untuk mendapingi penulis dan menjelaskan kepada mereka maksud dan tujuan
penulis. Dan mengambil jawaban yang hanya sesuai dengan pertanyaan yang
ada.
3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Term Of Reference (TOR)
2. Transkrip Wawancara
3. Naskah VO
1. TOR (TermOf Reference)
1. Program Dokumenter
Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Oktavian
Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari
Urang Kanekes”
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Anis Nur. C
1. Masalah
Dokumenter Televisi ini mengangkat topik mengenai Kearifan Lokal Suku
Baduy dan Biografi Suku Baduy yang tinggal di pedalaman suku baduy/Desa
Kanekes, Kampung Cibeo, Banten. Kami berdiskusi tentang bagaimana mereka
masyarakat pedalaman dapat hidup berdampingan dengan alam, menjaga
keseimbangan dan benar-benar menjaga kelestarian alam. Secara konseptual, kearifan
68
lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada
filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional.
Seperti tradisi acara “Seba” sebagai wujud ungkapan syukur kepada Ibu Gede (Bupati
atau Kepala Pemerintahan Daerah). Seba itu sendiri merupakan penyerahan hasil tani
atau hasil bumi pada pemerintah setempat yang biasa kita sebut dengan upeti pada
kerajaan, kegiatan seba ini tanpa paksaan dari manapun. Masyarakat baduy luar yang
dipimpin oleh jaro maupun baduy dalam yang dipimpin oleh puun, bersama-sama
berbondong-bondong membawa hasil tani tersebut pada pemerintahan yang saat itu
diserahkan pada Bupati Lebak secara langsung di pendopo Kabupaten lebak.
Perayaan adat seba, merupakan peninggalan leluhur tetua (kokolot) yang harus
dilaksanakan sekali dalam setahun. Acara itu digelar setelah musim panen ladang
huma. Dalam upacara seba kali ini dilaksanakan di pendopo pemkab Lebak. Seba
tahun ini jumlah pendatang warga baduy luar dan baduy dalam terbesar hingga
tercatat sebanyak 1.031 orang. Pada akhir segmen nanti akan dijelaskan secara
langsung mengenai upacara seba dengan Ibu Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia
Jayabaya, SE, MM.
Selain Kearifan Lokal Suku Baduy, Penulis juga akan mengangkat topik Biografi,
dimana tiga anak muda Suku Baduy yang sangat dikenal oleh masyarakat luas dan
sudah modern. Suku baduy dalam dikenal belum mengenal budaya luar dan terletak
di hutan pedalaman suku baduy dalam masih memiliki budaya asli dan dikenal sangat
taat mempertahankan adat istiadat serta warisan nenek moyangnya. Kang Sapri, Kang
Asep, dan Kang Jamidi adalah Saudara kandung. Mereka belum menikah, Biasanya
Anak-anak Suku Baduy menikah pada umur 15-18 tahun, Sebagian besar penduduk
laki-laki suku baduy ini adalah bertani, dan untuk penduduk perempuan biasanya
menenun dan membuat kerajinan tangan untuk dijual. Mereka biasanya menjual hasil
69
taninya berupa madu hutan ke Tangerang, tak hanya madu ia pun membawa hasil
kerajinan tangan untuk dijual di Jakarta. Untuk ke Tangerang mereka harus berjalan
kaki selama 3 hari. Selain berjualan di Tangerang, Mereka juga pernah main ke mall,
bahkan nonton bioskop sebelum berjalan menuju pulang ke Baduy.
2. Fokus
Kearifan Lokal Suku Baduy dan Biografi tiga orang anak yang tinggal di
pedalaman suku baduy dalam sangat dikenal oleh masyarakat luas dan sudah modern.
Kang Sapri, Kang Asep, dan Kang Jamidi menjual hasil tani nya seperti madu hutan
dan kerajinan tangan di Tangerang. Mereka berjalan kaki ke Jakarta tanpa alas kaki
selama 3 hari. Tak hanya berjualan, mereka juga pernah main ke mall, bahkan nonton
bioskop di salah satu mall Tangerang.
3. Angle
Ruang lingkup mengenai Suku Baduy Luar, Wawancara narasumber dari
Bupati Kabupaten Lebak sebagai penjelasan acara adat seba.
4. Narasumber:
1. Ibu Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM.
1. Apa yang dimaksud dengan Acara Seba?
2. Mengapa masyarakat baduy dan masyarakat lokal maupun pemerintah
merayakan bersama?
2. Transkip Wawancara
Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian
Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari
Urang Kanekes”
Durasi : 15 menit Penulis Naskah: Anis Nur. C
70
No. Kaset Time Logging Statement Ket
1. 1 00:03:52 Ya tentunya ini, seba baduy ini adalah
silaturahmi dan ritual setiap tahun yang
dilaksanakan oleh masyarakat baduy kepada
pemerintah. Jadi, karna saya bupatinya
perempuan jatuhnya ibu gede yang
dilanjutkan nanti besok ke gubernur.jadi, ini
adalah silaturahmi tahunan dari masyarakat
baduy kepada pemerintah.
2. 1 00:04:32 Yang pertama adalah tadi itu, karna rutinitas
kebiasaan ritual yang dilaksanakan oleh
masyarakat baduy setiap tahunnya dengan
memberikan atau menyampaikan hasil
pertaniannya dalam bentuk seba silaturahmi
dan menyampaikan aspirasi yang mereka
inginkan kepada pemerintah. Tujuannya
adalah tadi disamping menjalin silaturahmi
karna pembangunan ini tidak hanya
pemerintah tapi juga ikut terlibat
masyarakatnya. Jadi kalo tadi bahasanya
ngeyek, ngenak gitu ya jadi salah satunya itu.
Jadi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri
tanpa di dukung masyarakatnya.salah satunya
YangDiwawancarai : Bupati Kabupaten Lebak Pewawancara : Daniel Octavian
Tabel III.6
71
tadi itu, jadi pembangunan itu ada sinergitas
antara pemerintah dan masyarakat.
VO 1
Suku baduy terletak di desa kanekes kecamatan leuwidamar/ kabupaten lebak/
provinsi banten// Desa kanekes terdiri dari 69 kampung di baduy luar/ dan 3 kampung
di baduy dalam// Suku Baduy terbagi menjadi dua/ baduy dalam dan baduy luar//
Jarak dari baduy luar ke baduy dalam sekitar 8 kilo meter// perbedaan paling
mendasar dari kedua suku baduy ini adalah dalam menjalankan pitukuh atau aturan
adat istiadat pelaksanaannya// Jika baduy dalam masih memegang teguh adat dan
menjalankan aturan adat dengan baik/ tidak sebaliknya dengan saudaranya suku baduy
luar// Perbedaan lainnya terlihat dari cara berpakaian yang dikenakan// Pakaian adat
atau baju keseharian baduy dalam tersirat dalam balutan warna putih// Warna putih
melambangkan kesucian dan budaya yang tidak terpengaruh dari luar// Beda dengan
budaya baduy luar yang menggunakan baju serba hitam atau biru tua saat melakukan
aktivitas kesehariannya// orang luar boleh datang ke baduy dalam/ tapi tidak boleh
berfoto-foto// Kalau di baduy luar bersifat lebih terbuka/ penampilannya juga sudah
seperti orang kota// Meskipun begitu/ tetap ada aturan adat yang tidak boleh mereka
langgar misalnya bangunan rumah masih bangunan panggung dan menghadap selatan/
Karena kenapa/ karena kiblat mereka menghadap ke selatan// Sebagai tanda kepatuhan
atau pengakuan kepada penguasa/ masyarakat Baduy secara rutin melaksanakan Seba
ke Kesultanan Banten//
VO 2
3. NASKAH VO (VoiceOver)
Tabel III.7
72
Wilayah adat baduy 1500 Hektar/ yang bagian besar berupa hutan dan ladang// secara
historis/ sejatinya mereka lebih tepat disebut urang kanekes// diperkirakan telah
mendiami kawasan ini sejak abad ke 5 atau 100 tahun sebelum Nabi Muhammad//
VO 3
Prosesi acara seba suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan menjadikan
ketetapan lembaga adat masyarakat baduy// Seba itu titipan adat yang harus dijalankan
karena jika tidak dilaksanakan khawatir akan kualat//
VO 4
Keluarga sapri adalah warga baduy dalam atau urang tangtu// namun/ gambar-gambar
ini direkam diluar kampung mereka/ karena adat melarang dalam penggunaan listrik
dan barang-barang elektronik termasuk kamera//
VO 5
Adapun hukum adat leluhur seperti Gunung tak boleh dihancurkan/ Lembah tak boleh
dirusak/ Larangan tak boleh dilanggar/ Pantangan tak boleh diubah/ panjang tak boleh
dipotong/ pendek tak boleh disambung/ yang bukan harus ditiadakan/ yang jangan
harus dinafikan/ yang benar harus dibenarkan//
VO 6
saat berpergian mereka berbekal Kartu tanda pendududk atau surat keterangan dari
desa//
VO 7
Jalan kaki jarak jauh bukan hal berat bagi urang kanekes// karena setiap hari/ mereka
terbiasa jalan kaki berkilo-kilo meter dari rumah ke ladang dengan medan naik turun
bukit//
73
VO 8
Mereka masing-masing membawa perbekalan yang mereka masukkan ke dalam kain
putih yang berfungsi sebagai tas//
VO 9
Berbeda dengan jalan kaki pada tradisi seba, yang merupakan bagian dari budaya//
VO 10
Kang sapri berumur kurang lebih 51 tahun dan memiliki 8 anak// ketiga anaknya yang
bernama Nasiin berumur 18 tahun/ Asep 19 tahun/ dan Jamidi 17 tahun akan pergi ke
kota tangerang//
VO 11
perjalanan mereka jalan kaki ke kota adalah untuk tujuan ekonomi dan mencari
hiburan//
VO 12
mereka akan membawa barang dagangan berupa madu hutan dan kerajinan tangan
khas baduy//
VO 13
Urang kanekes biasanya turun gunung ke daerah kota pada waktu selesai musim
panen// tepatnya setelah bulan kawalu atau hari perayaan suku baduy/ karena pada
masa itu cenderung tidak ada aktivitas warga ke ladang//
VO 14
Untuk menuju kota tangerang/ mereka harus melewati hutan/ sungai/ dan sawah//
VO 15
Setelah berjalan seharian/ saatnya mereka melepas lelah agar stamina kembali segar
untuk melanjutkan perjalanan esok hari// biasanya kalau ke kota/ mereka beristirahat
74
di tempat temannya//
VO 16
Hari ini adalah hari kedua perjalanan mereka dari baduy menuju kota tangerang/
setelah mereka menginap di desa sajira pada hari pertama//
VO 17
Meski berasal dari daerah pedalaman/ ternyata mereka benar-benar mematuhi
rambu-rambu lalu lintas//
VO 18
Dari parung panjang/ mereka kembali melangkahkan kaki menapaki panas dan
kerasnya jalanan aspal menuju kota tangerang//
VO 19
Malam hari mereka tiba di kawasan serpong kota tangerang/ saat menyebrang mereka
melewati jembatan penyebrangan yang ada di kawasan sumarecon mall serpong//
VO 20
Setelah berjalan kaki 2 hari/ kaki-kaki urang kanekes telah menginjakkan kaki di salah
satu XXI yang ada di kota tangerang// dengan baju lusuh dan kaki telanjang/
penampilan mereka begitu kontras dengan orang-orang di sekelilingnya//
VO 21
Saat ini mereka bukan pertama kalinya masuk mall// orang suku baduy sering
menerima beragam reaksi dari orang-orang yang mereka jumpai di jalanan// ada yang
melihat dengan tatapan aneh dan tak jarang pula di tolak sekuriti masuk ke suatu
kawasan//
VO 22
Orang-orang suku baduy atau urang kanekes ini bisa mengingatkan kita tentang arti
kesederhanaan/ tentang belajar kepatuhan pada aturan dan tentang nilai-nilai
75
perjuangan yang bisa diraih dengan menjalankan apa yang kita yakini dengan sepenuh
hati//
3.4 Proses Kerja Kameramen
Anton Mabruri KN (2018:151) Cameraman adalah orang yang bertugas
mengambil seluruh kebutuhan gambar berdasarkan naskah (blue print) yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa visual.
Penulis sebagai kameramen, kameramen adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap gambar yang direkamnya.
secara umum tugas dan tanggung jawab kameraman meliputi:
1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi
2 . Mempelajari naskah
3. Menginterprestasikan sebuah adegan/scene
4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik
5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya
6. Bekerja sama dengan sutradara
7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting
3.4.1 Pra Produksi
76
Mira herlina M.I.Kom (2017:69) tahap riset visual dilakukan untuk
memberikan gambaran kepada kru lain (terutama kamerawan) untuk
mengenal tampilan visual dari daerah, aktivitas, ataupun tampilan dari
tokoh-tokoh yang akan muncul dalam cerita dokumenter.
Pada tahap ini, penulis sebagai kameramen melakukan riset visual dan
mengumpulkan data riset visual berupa foto, film, video dan catatan. Penulis
juga diberikan pengarahan dari seorang Program Sutradara atau Produser
tentang rencana visual yang akan di buat. Secara sistematis rencana ini di buat
ke dalam breakdown script. Sutradara bersama kameramen mendiskusikan
shot-shot seperti apakah yang harus dibuat. Pada program dokumenter,
kameraman harus mencantumkan susunan apa saja yang akan diperlukan pada
saat shooting dan dicantumkan kedalam shotlist sebagai panduan shot-shot
yang ingin diperlukan untuk kepentingan program dokumenter tersebut.
3.4.2 Produksi
Menurut Rusman latif dalam buku (Ayawaila, 2017:119) bentuk film
dokumenter terpecah menjadi dua kategori produksi. Yang pertama, film
dokumenter berdurasi panjang diputar dibioskop atau pada festival. Lebih
bebas menggunakan semua tipe shot, sedangkan dokumenter televise
berdurasi pendek, dan terbatas menggunakan tipe shot, seperti close up dan
medium shot. Hal ini sesuai dengan perbedaan besar layar bioskop dengan
layar televise.
Pada tahap ini penulis saat produksi penting bagi seorang kameramen,
director treatment menjadi acuan untuk membuat shot bagi kameraman. Dan
mengambil stok gambar. Sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara
meminta pada kameramen untuk membuat komposisi serta angle tertentu.
77
3.4.3 Pasca Produksi
Pada tahap paska produksi tidak banyak hal yang dilakukan oleh
seorang kameramen pada tahap ini. Untuk program dokumenter, kameramen
terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu
yang tidak di mengerti oleh editor.
3.4.4 Peran dan TanggungJawab Kameramen
Anton Mabruri KN (2018:67) Cameraman bertanggung jawab
mengambil seluruh shot/gambar yang diperlukan dalam proses produksi
sesuai naskah atau komando dari PD. Seorang kameraman yang baik adalah
mampu mengeksplorasi gambar/shot dari produksi program TV tentunya atas
persetujuan dari PD.
Penulis sebagai kameramen, wajib untuk mengecek secara
keseluruhan apakah kamera serta alat pendukung lainnya bisa bekerja dengan
baik. kameramen lebih banyak bekerja dengan sutradara ketika ada hal yg
menarik dan tidak tercantum dalam shotlist, maka kameramen harus memiliki
insting untuk segera mengambil moment tersebut.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada tahap ini penulis sebagai kameramen untuk membuat
konsep pengambilan gambar yang lebih dapat menjelaskan isi cerita,
dan mengambil gambar yang menurut kameramen bagus dan sesuai
dengan konsep cerita walau di luar treatment yang dibuat oleh
sutradara.
b. Konsep Produksi
78
Pada tahap ini penulis untuk program dukumenter kameramen
mengambil gambar-gambar lebih detail tentang subyek, agar dapat
menampilkan profil subyek lebih jelas sesuai dengan konsep yang
telah dibuat sutradara. Dan mengambil gambar sesuai dengan yang
terjadi di lapangan dan dapat menggambarkan permasalahan subyek.
c. Konsep Teknis
Pada tahap ini penulis sebagai kameramen alat untuk produksi
dokumenter menggunakan kamera Sony NEX-VG30EH PAL
Camcorder Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3 dan berbagai macam
lensa seperti : Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM, Lensa
sony SEL 35mm f/1.8 OSS, Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM
ART sesuai yang direferensikan oleh sutradara, agar gambar yang
dihasilkan bagus dan natural. Penulis juga menggunakan Drone Dji
mavic pro untuk pengambilan gambar establish. Pengambilan gambar
pun sesuai dengan tema yang ada, tidak berlebihan agar saat proses
editing tepat sesuai dengan tema.
3.4.6 Kendala Produksi (solusi produksi)
Kendala saat produksi sulitnya mendapatkan establish di dalam
kampung dan aliran listrik untuk charge baterai kamera serta laptop untuk
back up data file shot selama produksi, dikarenakan aturan adat melarang
untuk tidak menyediakan aliran listrik di suku baduy.
kendala lain adalah kamera yang digunakan saat produksi ini SONY
NEX-VG30 dan menggunakan Lensa Sony E PZ 18-200mm f3.5-6.3- OSS,
filter lensa pecah karena jatuh.
79
Solusinya penulis sebagai kameramen mendapatkan establish
menggunakan drone DJI MAVIC PRO dari terminal Ciboleger dan penulis
membawa baterai serta memori lebih banyak untuk antisipasi saat baterai
habis dan memori penuh yang belum sempat di back up ke laptop.
Solusinya penulis melepas filter yang pecah menggunakan tang.
1. Teknik– TeknikPengambilan Gambar
a. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)
Sudut pengambilan gambar yang digunakan penata kamera dalam
produksi Dokumenter televisi adalah sebagai berikut:
b. Sudut Pengambilan Tinggi (High Angle),
Pengambilan sudut ini kamera di atas kepala kameramen,
sehingga memberikan kesan merendahkan seseorang. Sudut ini
bagus juga untuk pengambilan landscape atau establishing shot.
c. Sudut Pengambilan Rendah (Low Angle)
Pengambilan sudut ini kamera di tempatkan di bawah si tokoh,
sehingga seolah–olah tokoh terlihat gagah dan angkuh.
d. Sudut Pengambilan Normal (Eye Angle)
Pengambilan sudut ini disesuaikan dengan pandangan
manusia. Sudut ini juga disesuaikan dengan tinggi rendahnya
posisi obyek.
e. Sudut Pengambilan Sejajar Tanah (Frog Eye)
Pengambilan sudut gambar ini kamera ditempatkan sejajar
dengan tanah, sama dengan dasar kedudukan si objek,
sehingga si tokoh terkesan misterius.
80
2. Ukuran atau Tipe Gambar (Type Shot)
Setelah dilihat dari sudut pengambilan gambar diatas, maka keberagaman
tipe gambar tadi bisa disangkutkan dengan teknik pengambilan gambar.
Ukuran gambar bisa menunjukkan emosi seseorang, situasi dan kondisi dari
objek atau tokoh. Berikut adalah ukuran gambar atau type shot :
a. ECU (Extreme Close Up)
Pengambilan sangat dekat sekali sehingga pengambilan gambar
sangat detail dan sangat jelas.
b. BCU (Big Close Up)
Pengambilan sebatas kepala sampai ke dagu, untuk menerangkan
atau menonjolkan ekspresi tertentu.
c. CU (Close Up)
Pengambilan gambar dari kepala sampai ke leher, untuk
menegaskan mimik wajah seseorang.
d. MCU (Medium Close Up)
Pengambilan gambar sebatas dari kepala sampai ke dada, untuk
menegaskan profil seseorang.
e. MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar dari kepala sampai ke pinggang, untuk
memperlihatkan sosok seseorang dengan tampangnya.
f. MLS (Medium Long Shot)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga ke lutut,
diperuntukkan pengambilan gambar objek yang berinteraksi dengan
81
jelas.
g. FS (Full Shot)
Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki.
Diperuntukkan memperlihatkan objek dengan lingkungannya.
h. LS (Long Shot)
Pengambilan gambar lebih dari Full Shot. Digunakan untuk
menunjukkan obyek dengan backgroundnya.
i. VLS (VeryLong Shot)
Pengambilan gambar lebih jauh dari Long Shot. Digunakan untuk
menunjukkan obyek dengan background yang cukup jauh.
j. 1 S (One Shot)
Pengambilan gambar satu obyek. Menunjukkan sesorang dalam
satu frame ataupun sedang monolog.
k. 2 S (Two Shot)
Pengambilan gambar dua obyek. Digunakan memperlihatkan dua
orang sedang bercakap – cakap
l. 3 S (Three Shot)
Pengambilan gambar tiga orang. Untuk memperlihatkan tiga
orang sedang berinteraksi.
m. GS (Group Shot)
Pengambilan gambar sekelompok orang yang sedang berinteraksi
bisa juga sekumpulan orang sedang berunding.
3. Gerakan Kamera
82
Gerakan kamera digunakan untuk menambah shot–shot yang ada
sehingga lebih realistis. Berikut gerakan kamera :
a. Zoom In atau Zoom Out, gerakan ini digunakan jika mengambil
gambar dekat atau jauh hanya dengan menekan tombol T untuk
mendekatkan gambar (Zoom In) ), tombol W ( untuk menjauhkan
gambar (Zoom Out) ).
b. Panning, kamera tidak bergerak tetapi penyangga tripod yang
bergerak ke kiri (Pan Left) dan ke kanan (Pan Right).
c. Tilt, penyangga tripod digerakkan ke atas atau ke bawah. Jika
gerakkan ke atas di sebut Tilt Up, jika gerakkan ke bawah di sebut
Tilt Down .
d. Track, yaitu kamera dipegang secara handheld, jadi kamera
mngikuti arah objek yang akan kita ambil, jika kita mengambil
gambar dari kanan ke kiri disebut crab left, jika sebaliknya disebut
crab right. Ada juga pengambilan dari atas ke bawah disebut crab
up, dan sebaliknya disebut crab down.
e. Crane, gerakan kamera meninggi atau merendah dari dasar
pijakan objek. Gerakan itu akan membantu peergerakan kamera
secara optimal yang tak mungkin dilakukan oleh kamera operator
dengan hand held, doli, maupun jimmy jip.
f. Following, pergerakan kamera pada following lebih moveable.
Artinya, kamera secara aktif mengikuti kemanapun talent
bergerak.
4. Teknik– Teknikdan Istilah Lain
83
Kameramen disini juga menggunakan teknik–teknik baru untuk
pengambilan gambar :
a. Over The Shoulder, pengambilan gambar lewat bahu
seseorang yang sedang berhadapan yang satu membelakangi
kamera yang satu lagi menghadap ke kamera.
b. Walking Shot, pengambilan gambar ini di lakukan ketika
obyek sedang berjalan, kesannya indah karena memperlihatkan
seseorang sedang berjalan.
c. Beauty Shot, kamera di tempatkan dibelakang sebuah
ranting pohon, atau sebuah bunga. Mengesankan gambar
seperti di sebuah kebun atau hutan.
d. Garis imajiner, Garis khayal pengambilan gambar sebagai
batas gerak pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi
objek antar frame.
e. Head room, Ruang jeda semu yang berada di antara kepala
talent dan frame kamera, head room ini penting untuk
membuat gambar enak dilihat.
f. Blur, efek hasil perekaman hasil perekaman gambar
sehingga tampak seperti tidak focus dan tampak buram.
g. Fading, Istilah fading ini digunakan untuk menyebut
tampilan gambar yang muncul (fade in) atau menghilang
(fadde out) secara perlahan dari layar.
h. Framing, Memberi marking atau batasan area setting yang
masuk tertangkap lensacamera saat perekaman gambar
berlangsung.
84
i. White Balance, Sebuah standarnisasi warna akibat cahaya
yang masuk. White balance ini diperlukan karena ada
kemungkinan perbedaan pewarnaan penangkapan cahaya pada
kamera saat pengambilan gambar gambar dilakukan di dalam
ruangan maupun diluar ruangan.
A. Pengenalan konsep kameraman
Sebagai kameramen lebih dominan membuat konsep angle MCU (medium
close up). Karena di karya ini penulis telah di instruksikan oleh seorang
sutradara alasannya untuk menciptakan atau menunjukan karakter biografi
tersebut untuk pengambilannya. disini Pengambilan gambar sebatas dari
kepala sampai ke dada, untuk menegaskan biografi yang ada di dokumenter
televisi ini
B. Pengenalan lighting
Pada tahap ini saya sebagai kameraman saat melakukan shoting
dokumenter selain menggunakan alat shoting seperti kamera, slider,
Stabilizer, tripod dan monopod juga menggunakan pencahayaan/lighting,
lighting yang saya gunakan diprogram dokumenter ini menggunakan lampu
led sport external agar terlihat natural dan sesuai dengan konsep dokumenter
yang kami buat.
3.4.7. Laporan Lembar Kerja Kameraman
1.Camera Report (Shot list)
2. Spesifikasi kamera
86
No.
Visual
VideoShot Shot Size Moving Angel
SEGMENT I
1. 1 Establish Zoom Out Eye level Opening Patung Suku Baduy di terminal
Ciboleger
2. 2 Establish Tilt down Eye level Suasana selamat datang di baduy tampak depan
3. 3 medium long
shot. medium
close up
Tilt down, Still,
panning
Eye level Suasana ruang lingkup kampung gajebo
4. 4 Medium close Still Eye level Pekerjaan masyarakat suku baduy
Camera Report
Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian. S
Project Title : Setapak Kaki Urang Kanekes Director : Ryanda Asy’ari
Durasi : 15:26 Menit Kameraman : Ryanda Asy’ari
Table III.7
87
up,medium shot
5. 5 Establish,medium
shot
Still, panning Eye level Suasana para pekerja masyarakat baduy
6. 6 Medium long shot Still Eye level Suasana sungai di kampung gajebo
7. 7 Medium long shot Still Eye level Suasana pengunjung di kampung gajebo
8. 8 Long shot Panning, still Eye level Rumah khas suku baduy
9. 9 Establish Follow, tilt up Bird eye view Suasana kampung di baduy
10. 10 Medium close up,
close up, full shot
Still, panning,
follow
Eye level,
high angle
Prosesi acara seba
11. 11 close up Still Eye level Wawancara bupati kabupaten lebak
12. 12 Medium close up Panning Eye level Hasil pertanian masyarakat baduy pada acara
seba
13. 13 Establish Tilt down Eye level Gapura museum negeri banten
14. 14 Establish Follow Bird eye view Suasana halaman museum negeri banten
88
15. 15 Medium long shot Still Eye level Suasana gubernur menghadiri acara seba hari
ke dua
16. 16 Full shot Still High angle Suasana masyarakat baduy menghadiri acara
seba di museum negeri banten
SEGMENT II
17. 17 Establish Follow Bird eye view Suasana kampung di baduy
18. 18 Close up Panning Eye Level Kaki orang baduy tanpa alas kaki
19. 19 Long shot Still Eye Level Suasana pekerjaan keluarga kang sapri
20. 20 Medium long shot Still Eye Level Kang sapri memakai ikat kepala khas baduy
dalam
21. 21 Long shot Still, panning Eye level Kang sapri bersama anak-anaknya sedang
berjalan
22. 22 Long shot,
Establish,
medium close up
Still Eye level Suasana pekerjaan masyarakat baduy
89
23. 23 Close up Still Eye level Kartu tanda penduduk kang sapri dan surat
keterangan dari desa
24. 24 Medium close up Tilt down,
panning
Eye Level Suasana tempat lumbung padi
25. 25 Full shot, medium
long shot
Still Eye Level Ketiga anak kang sapri menuju rumah untuk
pamit dengan orang tua sebelum berangkat ke
kota
26. 26 Medium long shot Panning, still Eye Level Ketiga anak kang sapri membeli madu dan
kerajinan tangan untuk dijual di kota
27. 27 Full shot, close
up, very long shot
Still, panning,
zoom in
Eye Level Suasana Ketiga anak kang sapri berangkat ke
kota berjalan kaki
28. 28 medium long
shot, medium
close up
Still Eye Level Suasana ketiga anak kang sapri menyebrangi
sungai di ciminyak
29. 29 Establish Still Eye level Timelapse matahari terbenam
90
30. 30 Long shot,
medium long
shot, close up
Still, panning Eye level Ketiga anak kang sapri beristirahat di tempat
temannya di desa sajira
SEGMENT III
31. 31 Establish Still,Panning Eye Level Suasana lalu lintas rel kereta parung panjang
siang hari
32. 32 Long shot
Medium long
shot, close up
Still Eye Level,
low angle
Ketiga anak kang sapri berjalan di rel kereta
parung panjang
33. 33 Full shot medium
shot
Still Eye Level Ketiga anak kang sapri menjual madu dan
kerajinan tangan khas baduy
34. 34 Establish Still Eye Level Suasana alam sutera malam hari
35. 35 Medium close up,
medium long shot
Still, follow Eye Level Ketiga anak kang sapri tiba di kawasan
sumarecon mall serpong malam hari
91
Long shot
36. 36 Establish Still Eye Level Suasana tempat makan geprek bensu
37. 37 Medium close up Still Eye Level Ketiga anak kang sapri memesan makanan dan
makan
38. 38 Establish Tilt down Eye Level suasana cbd mall ciledug
39. 39 long shot Sill, panning Eye Level Ketiga anak kang sapri menyebrangi jalan
40. 40 Long shot,
medium long shot
Still Eye level Ketiga anak kang sapri memasuki kawasan cbd
mall ciledug
41. 41 Medium long
shot, medium
close up
Still Eye level Ketiga anak kang sapri membeli tiket bioskop
42. 42 Medium close up,
close up
Still Eye level Suasana xxi di cbd mall ciledug
92
43. 43 Medium close up,
close up
Still Eye level Ketiga anak kang sapri memasuki teater
44. 44 Long shot Still Eye level Suasana di dalam teater
45. 45 Medium shot Still Eye level Ketiga anak kang sapri menonton film
spiderman
46. 46 Medium long shot Still Eye level Setelah film selesai, ketiga anak kang sapri
keluar dari teater
94
HD Video Codec HD:MPEG4-AVC/H.264AVCHD™ver.2.0 format compatible
STD Video Codec STD:MPEG2-PS
Media Storage Type
Memory Stick PRO Duo™ (Mark 2) Memory Stick PRO-HG
Duo™ Memory Stick XC-HG Duo™ SD/SDHC/SDXC Memory
Card(Class 4 or Higher)
Image Sensor Exmor APS HD CMOS sensor(23.5 x 15.6mm)
Image Processor BIONS image processor
Lens / Filter
DiameterSony E-Mount lens
Optical / Digital
Zoom
X2.0, with power zoom control and zoom lever (variable / fixed
max. 32 steps)
Audio Format Dolby® Digital 5.1ch, Dolby® Digital 5.1Creator Dolby®
Spesifikasi Kamera
Gambar III.1. Sony NEX-VG30EH PALCamcorder
95
Digital 2ch stereo
ZoomMic Built-in Microphone
Maximum Still
Image Resolution
(Photo Mode)
16.0 megapixels 3:2 (4912 x 3264) 13.6 megapixels 16:9 (4912 x
2760) 8.4 megapixels 3:2 (3568 x 2368) 7.1 megapixels 16:9
(3568 x 2000) 4.0 megapixels 3:2 (2448 x 1624) 3.4 megapixels
16:9 (2448 x 1376)
Image Stabilisation Optical SteadyShot (with Active mode)
LCD Screen Size &
Type3.0 Xtra Fine LCD™ 270 degree swivel display
Direct Copy Yes
HDMI Terminal Yes(mini)
USB Terminal mini-AB/USB2.0 Hi-speed (mass-storage/MTP)(Read only)
Active Interface
ShoeYes(Multi Interface Shoe)
Dimensions (W x H
x D)Approx. 91 x 130 x 223mm
Mass (w/o Tape,
Battery, etc.)Approx. 650g
Mass (w/ Lens Hood
With Lens Cover)Approx. 1520g(NP-FV100)(with SELP18200 LENS)
Spesifikasi Drone Dji Mavic Pro
96
Folded H83mm x W83mm x L198mm
Diagonal Size (Excluding
Propellers)335 mm
Weight (including battery
and propellers)
1.62 lbs (734 g) (exclude gimbal cover) 1.64 lbs
(743 g) (include gimbal cover)
Max Ascent Speed 16.4 ft/s (5 m/s) in Sport mode
Max Descent Speed 9.8 ft/s (3 m/s)
Max Speed 40 mph (65 kph) in Sport mode without wind
Max Service Ceiling Above
Sea Level16404 feet (5000 m)
Max Flight Time27 minutes (0 wind at a consistent 15.5 mph (25
kph))
Gambar III. 2. Drone Dji Mavic Pro
97
Max Hovering Time 24 minutes (0 wind)
Overall flight time21 munites ( In normal flight, 15% remaining
battery level )
Max Flight Distance 8 mi (13 km, 0 wind)
Operating Temperature 32° to 104° F (0° to 40° C)
Sensor1/2.3” (CMOS), Effective pixels:12.35 M (Total
pixels:12.71M)
LensFOV 78.8° 28 mm (35 mm format equivalent) f/2.2
Distortion < 1.5% Focus from 0.5 m to ∞
ISO Range 100-3200 (video) 100-1600 (photo)
Shutter Speed 8s -1/8000s
Image Max Size 4000×3000
Still
Photography
Modes
Single shot Burst shooting: 3/5/7 frames Auto Exposure
Bracketing (AEB): 3/5 bracketed frames at 0.7 EV Bias
Interval
Video Recording
Modes
C4K: 4096×2160 24p 4K: 3840×2160 24/25/30p 2.7K:
2704×1520 24/25/30p FHD: 1920×1080
24/25/30/48/50/60/96p HD: 1280×720
24/25/30/48/50/60/120p
Camera
98
Max Video
Bitrate60 Mbps
Supported File
FormatsFAT32( ≤ 32 GB ); exFAT( > 32 GB )
Photo JPEG, DNG
Video MP4, MOV (MPEG-4 AVC/H.264)
Supported SD
Card Types
Micro SD™ Max capacity: 64 GB. Class 10 or UHS-1 rating
required
Operating
Frequency2.4 GHz to 2.483 GHz
Max Transmission
Distance
FCC Compliant: 4.3 mi (7 km); CE Compliant: 2.5 mi (4
km) (Unobstructed, free of interference)
Operating
Temperature32° to 104° F ( 0° to 40° C )
Battery 2970mAh
Transmitter
Power (EIRP)FCC:≤26 dBm CE:≤20 dBm
Operating Voltage 950mA @ 3.7V
Supported Mobile Thickness Supported:6.5-8.5mm Max length: 160mm
Remote Controller
99
Device Size Supported USB port types: Lightning, Micro
USB(Type-B),USB(Type-C)™
Controllable
Range
Pitch: -90° to +30° Roll: 0° or 90° (Horizontally and
vertically)
Stabilization 3-axis (pitch, roll, yaw)
Obstacle Sensory
Range
Precision measurement range: 2 ft (0.7 m) to 49 ft (15 m)
Detectable range: 49 ft (15 m) to 98 ft (30 m)
Operating
EnvironmentSurface with clear pattern and adequate lighting (lux > 15)
VelocityRange ≤22.4 mph (36 kph) at 6.6 ft (2 m) above ground
Altitude Range 1 - 43 feet (0.3 - 13 m)
Operating Range 1 - 43 feet (0.3 - 13 m)
Operating
Environment
Surface with clear pattern and adequate lighting (lux >
15)
Gimbal
Obstacle Sensing System
Vision Positioning
100
Voltage 13.05 V
Rated Power 50 W
Capacity 3830 mAh
Voltage 11.4 V
Battery Type LiPo 3S
Energy 43.6 Wh
Net Weight Approx.0.5 lbs(240 g)
Operating
Temperature41° to 104° F ( 5° to 40° C )
Charger
Intelligent Flight Battery
101
Focal Length
18 – 200mm
Comparable 35mm Focal Length: 27 – 300
mm
ApertureMaximum: f/3.5 – 6.3
Minimum: f/22 – 40
Camera Mount Type Sony (E Mount for NEX)
Format Compatibility Sony NEX (APS-C)
Minimum Focus
Distance1′ (.30 m)
Magnification 0.35x
Elements/Groups 17/12
Diaphragm Blades 7
Spesifikasi Lensa
Gambar. III.3. Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3
102
Focal Length 70 – 200mm
Aperture Maximum: f/2.8 Minimum: f/32
Camera Mount Type Canon EF
Format Compatibility35mm Film / Full-Frame Digital Sensor Canon
(APS-C)
Angle of View 34° – 12°
Minimum Focus Distance 3.94′ (1.2 m)
Magnification 0.21 – 12.1x
Maximum Reproduction
Ratio1:5
Elements/Groups 23/19
Diaphragm Blades 8
Gambar III.4. Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM
103
Focal Length 35mm Comparable Focal Length: 52.5 mm
Aperture Maximum: f/1.8 Minimum: f/22
Camera Mount Type Sony (E Mount for NEX)
Format Compatibility DSLR (APS-C Sensor)
Angle of View 44° APS-C Picture Angle: 44°
Minimum Focus Distance 11.88" (30.18 cm)
Magnification 0.15x
Elements/Groups 8/6
Diaphragm Blades 7
Focal Length 35mm Comparable Focal Length: 52.5 mm
Gambar III. 5. Lensa sony SEL 35mm f/1.8 OSS
104
Lens Construction 13 Elements in 8 Groups
Angle of View 46.8º
Number of Diaphragm Blades 9
Mininum Aperture f16
Minimum Focusing Distance 40 cm / 15.7 in
Filter Size (mm) 77mm
Maximum Magnifications 1: 5.6
Dimensions
(Diameter x Length)3.4 x 3.9 in
Weight 815g/ 28.7 oz
Gambar III. 6. Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM ART
105
3.5. Proses Kerja Editor
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:128) Editing adalah proses menyusun,
rekaman gambar berdasarkan interpretasinya tentu dengan landasan kreativitas
estetikanya dengan memberikan penambahan tulisan,gambar,atau suara sehingga mudah
di mengerti dan dapat di nikamati pemirsa.
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:126) Berdasarkan prinsip dasar teori editing
yang dibangun dari Dokumenter Televisi kemudian tumbuh kembang dalam film fiksi;
akhirnya berputar kembali, pada persepsi dua kubu teori, yaitu kubu formalis seperti
editor legendaris Sergei Eisenstein dan Rudolf Arnheim yang mengagungkan teknik
montage sebagai ekspresi estetika, dan kubu realis seperti Andre Bazin yang
perhatiannya lebih pada kesederhanaan teknik sinematografi, yakni merekam gambar
adegan secara tuntas tanpa terputus dengan teknik long take dan deep focus photography.
Menurutnya, kekuatan kedua teknik ini mampu memberikan nuansa realitas yang lebih
kental.
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:127) Sebagian besar sineas
dokumenter,menganggap bahwa baik buruknya penggarapan sebuah Dokumenter
Televisi berdasar pada kualitas pengembangan konsep dalam treatment, jadi tidak
semata-mata bergantung pada kemampuan kamera dalam merekam aksi-aksi spontan.
Selain itu, bagaimana mengetengahkan aksi dari peristiwa merupakan penilaian baik
buruknya film. Pada prinsipnya proses penyutradaraan dan editing dapat berjalan
bersamaan,saat syutinf sudah dipikirkan volume gambar atau jumlah gambar untuk
106
proses kreatif di meja editing nanti. Gaya Cinema Verite yang dipengaruhi visi Dziga
Vertov,menyadarkan 90 persen proses kerja produksi karyanya di meja editing; dengan
begitu peran editor sangat penting dalam menentukan baik buruknya hasil akhir.
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:131) Seorang editor di tuntut memiliki sense
of story telling yang kuat, sehingga tentunya dituntut sikap kreatif dalam menyusun
shot-shot yang ada. Kekuatan yang di maksud bahwa seorang editor harus mengerti akan
konstruksi struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada dalam shot – shot
yang di susun. Dan disini penataan suara berperan penting untuk membangkitkan
emosionalnya dengan cara menghidupkan suasana atau atmosfer.
Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:129) serta bisa membentuk irama
adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film. Editing berfungsi untuk
merangsang suatu kreasi berdasarkan shot yang ada, yang kemudian dikemas menjadi
suatu karya film utuh. Banyak dokumentaris yang menitikberatkan karyanya pada proses
kerja editing. Sebagaimana pendekatan gaya Cinema verite dan Direct Cinema,setiap
aksi spontan dianggap penting karena memiliki aspek dramatik, dan itulah yang
kemudian dikemas ke dalam susunan adegan yang berkesinambungan sesuai tema. Oleh
karena itu penulisan treatment tak cukup sekedarnya saja; dia harus merupakan the
treatment of the story, yakni sebagai pengungkap isi dan struktur cerita yang memiliki
banyak fungsi,terutama bagi kepentingan editor dalam menginterpretasikan
kesinambungan shot-shot yang sudah dirancang sutradara termasuk didalamnya adalah
arsip visual dari materi footage.
3.5.1. Pra Produksi
107
Saat pra produksi yang di lakukan penulis adalah mulai memikirkan
konsep setelah skenario di buat dan telah di setujui produser karena dari skenario,
penulis bisa membayangkan teknik-teknik editing yang akan digunakan nantinya.
Setelah penulis memikirkan konsep editing nantinya, penulis mulai membahas
konsep tersebut bersama produser dan meminta pendapat dari kru lainnya
mengenai konsep tersebut.
Pada tahap pra produksi penulis juga harus mencari dan mempersiapkan
semua peralatan yang di perlukan untuk proses editing seperti hardisk
berkapasitas besar yang akan di gunakan untuk memudahkan penyimpanan
semua data, juga mencari software yang tepat dan memiliki semua fasilitas yang
diperlukan untuk proses editing.
3.5.2. TahapProduksi
Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban
khusus, namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu
mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai
materi tersebut berada dimeja editing. Pihak yang di bantu oleh editor adalah
individu professional yang ditunjuk oleh rumah produksi yang bersangkutan
dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut. Individu professional
tersebut biasanya dilakukan oleh manajer unit, koordinator paska produksi (post
production supervisor) ataupun seorang runner.
3.5.3. Pasca Produksi
108
Setelah tahapan pra dan produksi telah selesai dilaksanakan, maka tahap
berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca produksi. Tahapan ini
merupakan tanggung jawab langsung penulis sebagai Editor program. Berikut
adalah beberapa tahapan yang penulis lakukan pada saat paska produksi :
a. Preview Hasil Shooting
Ratusan atau bisa jadi ribuan shot yang sudah dihasilkan oleh
sutradara dan kameramen, namun shot-shot tersebut tidak akan memiliki
makna apa-apa ketika belum disusun oleh editor menjadi satu kesatuan
cerita. Karena itu peran seorang editor sangatlah penting. Sebelum
melakukan penyunting gambar, preview hasil shooting. Semua materi
shot harus dilihat oleh editor. Dan kalau memungkinkan ada baiknya pada
proses melihat hasil shooting ini, sutradara menemani editor. Dengan
demikian sutradara bisa berdiskusi dengan editor mengenai shot-shot
yang sudah dihasilkannya.
b. Transfer Video
Di tahap ini penulis melakukan pemindahan gambar atau transfer
video hasil rekaman yang masih berbentuk SD Card ke dalam komputer
sehingga menjadi bentuk digital dengan format video AVI atau MPEG,
untuk masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.
c. Paper Edit
Ada dua naskah dalam dokumenter,yang pertama adalah pre-shot
script yakni yang di buat oleh penulis naskah sebagai panduan
dokumenter dilapangan. Dan yang ke dua, dinamakan pro-shot script,
109
yakni naskah yang di buat seterlah shooting selesai. Pro-shot script
dinamakan juga paper edit. Kenapa paper edit ini diperlukan oleh editor
dokumenter? Ini salah satu yang membedakan antara feature film dengan
dokumenter. Ketika editor merasa bahwa pekerjaan editing dokumenter
terasa berat, maka transcript wawancara dituangkan ke dalam paper edit.
Makanya tidak heran, akan ditemukan banyak kertas coretan di meja
editing dokumenter. Kertas ini sangat membantu editor untuk membuat
struktur cerita yang akan direkontruksi. Tidak ada aturan baku dalam
format paper edit, yang paling penting.
d. Logging picture
Terkadang buat sebagian editor ini merupakan proses yang
membosankan. Logging secara sederhana berarti pencatatan time code
seluruh shot hasil shooting. Time code merupakan kode waktu yang
terdapat pada materi shot. Pencatatan time code awal serta akhir shot jadi
logging merupakan manajemen file, yang berfungsi untuk memudahkan
ketika melakukan penyuntingan gambar nantinya. Catatan logging
tersebut dibuat ke dalam logging list atau logging sheet. Logging sheet
merupakan panduan untuk capture atau pemindahan materi tape ke dalam
computer editing.
e. Editing Assembly
Tahap ini merupakan tahapan setelah logging dan capturing. Editing
Assembly dilakukan untuk melihat gambaran secara umum dokumenter
televisi tersebut. Untuk documenter berdurasi satu jam,biasanya assembly
110
edit sekitar 140 menit,atau empat puluh persen lebih banyak. Ini bukan
rumusan umum, tapi menurut pengalaman pribadi serta sharing dengan
editor dokumenter lainnya estimasi durasi diatas umum dilakukan. Dalam
editing assembly, belum ada music sudah terlihat cerita didalamnya. Pada
hasil assembly edit memang belum bias untuk presentasi, tapi sutradara
sudah bias melihat gambaran umumnya. Editor sudah bisa
membayangkan tema apa yang bisa dibuang atau tidak terpakai.
f. Fine Cut & Triming
Ini merupakan proses editing akhir sebelum dokumenter televisi
tersebut benar-benar akan direlease. Pada tahapan ini editor sudah
membuat struktur dinal dengan durasi hamper persis pada durasi
sebenarnya, menambahkan musik ilustrasi, serta efek. Pada tahap ini,
hasil editing fine cut & Trimming sudah bisa dipresentasikan kembali.
Untuk beberapa dokumenrer terkadang harus mempresentasikan
dihadapan advisor. Ini biasanya menyangkut konten atau isi, misalnya
seperti documenter intruksional
.
g. Rough Cut
Namanya simpel, rough cut alias memotong kasar tapi ini merupakan
tahapan sebenarnya dalam editing. Editor sudah membuat kontruksi cerita
sesuai dengan post-script yang sudah dibuat sebelumnya. Penambahan
draft narasi atau voice over(kalau pendekatannya essay) sudah bisa
dilakukan. Durasi hasil editing rough cut biasanya tidak lebih dari sepuluh
111
persen dari durasi film documenter yang sudah jadi nantinya. Hasil rough
cut sudah bisa dipresentasikan pada klien atau investor. Untuk menjajaki
apakah dokumenter televisi tersebut sudah bagus secara editingnya,ada
baiknya film tersebut dipertontonkan pada penonton awam,atau bisa saja
minta komentar dari kawan anda.
h. On Line
Seperti sudah dapat diperhatikan bahwa proses kerja diruang editing
Antara film dan video tak terlalu berbeda. Tahap on-line pada video atau
fine-cut pada film dapat dikerjakan dengan computer,sehingga ada
kemudahan yang di dapat dengan teknologi ini. Hanya saja pita film harus
di sambung-sambung di atas meja editing, sedangkan video secara digital
dapat di transfer untuk kemudian disunting dan disusun kembali dalam
memori komputer.
Biasanya, Sebelum memasuki tahap final dilakukan tes screening, yaitu
memperlihatkan (preview) hasil rough-cut pada sponsor atau eksekutif
produser,untuk mendapatkan respons. Yang dimaksudkan dengan fine cut
atau final cut adalah saat proses editing mendekati tahap akhir, sesudah
editor melakukan pemilihan,pemotongan, dan merangkai urutan shot
sesuai tempo (pace) dan ritme/irama (rhythm). Ini dapat dilihat dari
rangkaian adegan yang membentuk sekuens hingga membentuk
konstruksi cerita utuh.
Pada tahap ini editor menyempurnakan dan memperhalus hasil rough
cut, setelah mendapat masukan ketika melakukan preview tadi. Tahap ini
112
merupakan penentuan sutradara dan editor untuk menetapkan keputusan
mengenai struktur, tempo, irama, struktur penuturan. Tak ada lagi
kesempatan untuk mengubahnya karena materi film akan memasuki
penyelarasan akhir (mixing). Kemudian Editor juga mengukur durasi shot
adegan diselaraskan dengan durasi narasi, dialog,dan music, sehingga
dapat menempatkan audio selaras pula dengan durasi visual,hingga
mencapai suatu harmonisasi informative dari sinergi gambar dan suara.
Di akhir proses, editor menempatkan titles & credits yang ditempatkan
pada bagian awal film sebagai keterangan judul dan nama sutradara.
Kemudian di bagian akhir film dipasang dalam bentuk teks bergerak
(rolling titles) yang merupakan informasi kepada penonton mengenai
siapa individu (film crew),perusahaan film, rumah produksi, lembaga, dan
sponsor yang semuanya terkait dalam produksi tersebut. Kemudian
seorang editor menyempurnakan dan memperindah dari sisi penyajian
audio dan visual, seperti:
1) Colour Grading
Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar
didapat persamaan warna, karena bukan tidak mungkin pada saat
produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya
mempengaruhi warna dalam gambar.
2) Titling
Ini tahap untuk memberikan title, editor menggunakan software
pendukung yang dibutuhkan editor dan yang sudah tersedia pada media
113
editing yang digunakan Adobe premiere cc.
3) Audio Mixing
Setelah melakukan proses penyuntingan gambar atau editing, maka
proses yang harus dilalui selanjutnya adalah saat memasuki proses
Audio Mixing, yaitu menyatukan dan menyelaraskan suara (mixing the
tracks) semua materi suara yang ada di master track. Setelah itu
sekaligus memberikan tambahan seperti musik instrument atau sound
effect yang dapat mendukung unsur penceritaan pada program.
i. Release Master
Setelah proses editing selesai dan penulis telah melakukan berbagai
perbaikan, sebelumnya penulis dan seluruh tim mengadakan pertemuan
untuk menonton hasil program karya dalam bentuk DVD yang sudah jadi
sebelum diserahkan kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan
perbaikan, maka hasil akhir program tim ini dicetak atau ditransfer ke
dalam bentuk VCD atau DVD.
3.5.4. Peran dan TanggungJawab Editor
Dalam pembuatan Produksi Dokumenter ini, penulis mempunyai peran
tanggung jawab mengenai hasil akhir. Penulis harus memiliki kreatifitas yang
tinggi dalam mengolah gambar hasil produksi agar menghasilkan sebuah karya
yang baik dan menarik. Namun kreatifitas tidaklah cukup, editor harus berperan
sebagai pendengar yang baik untuk menampung seluruh ide dari kru yang lain.
114
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
Proses penciptaan karya di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Konsep Kreatif
Untuk menciptakan karya yang menarik untuk ditonton, penulis
memulai dengan mendiskusikan efek-efek dan grafis yang dibutuhkan
dalam tayangan program ini bersama produser, sutradara, dan penulis
naskah.
Penulis berusaha membuat transisi - efek program yang sesuai
dengan karakter program yang kontradiksi Namun tetap terlihat
bervariasi gambar dan tidak membosankan. Dalam penciptaan karya ini,
penulis juga mengupayakan agar gambar yang ditampilkan tidak terlihat
jumping antara satu dengan yang lainnya.
b. Konsep Produksi
Untuk mewujudkan konsep kreatif yang telah disusun, penulis
mempelajari lebih lanjut mengenai konsep program yang akan dibuat dan
selanjutnya membuat beberapa contoh program untuk kemudian
didiskusikan bersama tim produksi. Penulis juga mempelajari beberapa
makna transisi yang akan digunakan pada saat proses editing program
agar tercipta tampilan yang tidak hanya menarik namun juga memiliki arti
yang sesuai dengan yang direncanakan.
Pada tahap produksi, penulis bisa bertugas untuk memperhatikan
shot-shot yang diambil oleh juru kamera, dan mengingatkan juru kamera
apabila ada shot-shot yang tertinggal dan tidak sesuai dengan director
115
treatment.
c. Konsep Teknis
Penulis menggunakan perangkat keras berupa computer Intel (R)
Core (TM) CPU,dan software Adobe Premier Pro cc untuk mengedit
program “Setapak Kaki Urang Kanekes” Dan beberapa software
pendukung yaitu Photoshop cc,Konsep editing yang digunakan adalah
Continuity editing
3.5.6. Kendala Produksi
a. Pra Produksi
Selama tahapan pra berlangsung, Penulis mengalami kendala saat
menyiapkan peralatan edting.berupa keterbatasan fasilitas untuk proses
editing.karena penulis tidak memiliki perangkat pribadi.
Solusi :
Setelah berdiskusi dengan kelompok, penulis pun akhirnya mendapatkan
solusi,yaitu dengan menggunakan pc pribadi produser,serta penulis
mendapatkan tambahan berupa hardisk external pribadi scirpt writter
yang guna memperlancar proses editing dan penyimpanan data.
b. Produksi
Selama produksi penulis ikut mendampingi juru kamera
mengambil gambar, untuk memberikan kemudahan saat pemilihan stock
shoot di editing nanti.kendala yang penulis alami adalah pada saat
mereview hasil shooting mengalami gambar cahaya video over.
116
Solusi :
Setelah di teliti kamera mengalami kerusakan sudah dari tempat
penyewaan sebelumnya,setelah meneliti penulis berserta kelompok
mengambil ulang hasil scene – scene yang over
3.5.7. Lembar Kerja Editor
1. Laporan editing
Spesifikasi Alat
116
1. Laporan Editing
No
Seg
me
nt
Ext/
Int
Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video Effect Durasi
1 1 - -
Backsound
Suku Baduy adalah kelompok
kehidupan yang begitu patuh pada adat,
ritual dan agama yang mereka anut.
Nama masyarakat Baduy sebenarnya
adalah URANG KENEKES
- --
-
2 1 - - Colour bar - Cutting - 5 detik
3 1 - - Logo BSI - Cutting - 5
TABEL III.8
117
detik
4 1 - - Program ID - Cutting -5
detik
5 1 - - Counting Leader - Cutting -5
detik
6 1 - -
Backsound
Judul Program Setapak kaki Urang
Kanekes
- Fade out Colour grading5
detik
7 1 Ext
(Establish
Drone - Pull
back shot)
Suasana terminal ciboleger
(Patung baduy)
(Backsound) Establish
Patung
Baduy
CuttingFade in
Cross Dissolve
3
detik
8 1 Ext
(Establish
Drone – Head
over shot)
(Tilt down)
(Establish shot)
Suku baduy terletak di Desa kanekes
Kecamatan Leuwidamar/
(Backsound) Establish
Patung
Baduy
Cutting - 5 detik
118
9 1 Ext
(Establish
Drone – Head
over shot)
Permukiman
warga baduy
Kabupaten Lebak/ Provinsi Banten//
(Backsound)
Establish
perkampung
an baduy
Cutting - 3 detik
10 1 Ext
(Establish
shoot)
(Pan right)Kesunyian hutan baduy dan
perkampungan baduy
(Backsound)
Suasana
dalam hutan
baduy dan
rumah adat
Cutting warp stabilizer3
Detik
11 1 Ext
(Establish shot)
suasana
masyarakat
baduy
(Pan right)
Desa kanekes terdiri dari 69 kampung
di baduy luar/
(Backsound)Establish
Desa
kanekes
Cutting warp stabilizer 5 detik
12 1 Ext (Long shoot) (Backsound) Rukun Cutting warp stabilizer 4
119
(Pan left) dan 3 kampung di
baduy dalam//
tetangga Detik
13 1 Ext (Medium shoot)
(Backsound)
Suasana para perempuan berjalan
menuju ke lading
Suasana para
perempuan
saat bekerja
Cutting -2
detik
14 1 Ext
(Medium shoot)
(Medium shoot)
(High angle)
Suku baduy/ terbagi menjadi 2/
Baduy dalam dan baduy luar/
(Backsound)Suasana
keakrabanCutting warp stabilizer 6 detik
15 1 Ext(Pan right)
(Long shoot)
Jarak dari baduy luar ke
baduy dalam sekitar 8 kilo
meter//
(Backsound)
Jalur
perjalanan ke
baduy dalam
Cutting - 6 detik
16 1 Ext(Wide shoot)
(Long shoot)perbedaan paling mendasar
dari kedua suku ini adalah
(Backsound)Perbedaan
berpakaianCutting Slow motion 4 detik
120
17 1 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Masyarakat yang sedang memanggul
barang dagangannya ke terminal
Suasana saat
bekerjaCutting -
2
detik
18 1 Ext
(High angle)
(Establish
shoot)
(Backsound)
dalam menjalankan hukum atau aturan
adat istiadat pelaksanaannya//
Suasana
perkampung
an baduy
Cutting warp stabilizer6
detik
19 1 Ext(Establish
shoot)
(Backsound)
Gambar ayam
Suasana
gambar
ayam
Cutting -2
detik
20 1 Ext
(Establish
shoot)
(Medium shoot)
Jika baduy dalam masih
memegang teguh adat/
(Backsound) Suasana
menumbuk
padi
Cutting -4
detik
21 1 Ext(Low angle)
(Long shoot)
(Backsound)
dan menjalankan aturan adat
dengan baik/
Cara
memasaknya
pun berbeda
sesuai
Cutting -3
detik
121
hukum adat
mereka
22 1 Ext (Long shoot)(Backsound)
Suasana kecerian
Anak-anak
baduy
sedang
bermain
Cutiing -2
detik
23 1 Ext
(Long shoot)
(Establish
shoot)
(Tilt down)
Tidak sebaliknya dengan
saudaranya yang berada di suku baduy
luar//
(Backsound)Suasana
sungai
gazebo
Cutting warp stabilizer 6 detik
24 1 Ext
(Tilt down)
(Long shoot)
(Medium shoot)
Perbedaan lainnya terlihat
dari cara berpakaian yang
dikenakan//
(Backsound)Pakaian adat
suku baduy
dalam
Cutting - 5 detik
25 1 Ext(Medium shoot)
(Long shoot) Pakaian adat atau baju
(Backsound) Pakaian
adatnya
Cutting Slow motion 8 detik
122
(Medium shoot) keseharian baduy dalam
tersirat dalam balutan
warna putih//
keseharianny
a berwarna
putih
26 1 Ext(Full shoot)
(Medium shoot)
Warna putih melambangkan
kesucian dan budaya yang
tidak terpengaruh dari luar//
(Backsound) Pakaian khas
baduy dalam
dan suasana
para wanita
baduy
sedang
menenun
Cutting - 7 detik
27 1 Ext
(Medium shoot)
(Fullshoot)
(Establish
shoot)
Beda dengan baduy luar yang telah
menggunakan baju serba
hitam.
(Backsound) Suasana
pemukiman
suku baduy
luar dalam
keseharianny
a
Cutting - 12 detik
123
28 1 Ext(Wide shoot)
(Pan left)
(Backsound)
atau biru tua saat
melakukan aktivitas kesehariannya//
Suasana
makan
bersama atau
ngariung
Cutting -6
detik
29 1 Ext(Full shoot)
orang luar boleh datang ke
baduy dalam/
(Backsound)
Turis asing
yang sedang
berkunjung
ke suku
baduy
Cutting -4
detik
30 1 Ext(Full shoot)
(Pan right)
tetapi tidak boleh berfoto-foto//
(Backsound)
Keragaman
kreatifitas
hasil tangan
sendiri
Cutting - 3 detik
31 1 Ext(Full shoot)
(Medium shoot)Kalau di baduy luar bersifat
lebih terbuka/
(Backsound) Kerajinan
tangan
dengan cara
Cutting -5
detik
124
menenun
membuat
pakaian
32 1 Ext(Medium shoot)
penampilannya juga sudah
seperti orang kota//
(Backsound)
Anak masih
kecil sudah
belajar
menenun
sendiri
Cutting - 3 detik
33 1 - -
Hukum adalah peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah. Dapat dikatakan bahwa
antara hukum dan penegak hukum
adalah suatu kesatuan yang cukup
menetukan suatu ketertiban dalam
masyarakat.
- - - -
125
34 1 Ext(Medium shoot)
(Wide shoot)
(Backsound)
Meskipun begitu/ tetap ada aturan adat
yang tidak boleh mereka langgar
Aktifitas
warga baduy
luar sedang
bekerja
Cutting -7
detik
35 1 Ext(Pan right)
(Wide shoot)
(Backsound)
misalnya bangunan rumah masih
bangunan panggung dan menghadap
selatan/
Suasana
alam baduyCutting warp stabilizer
8
detik
36 1 Ext
(Establish
shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
Karena kenapa/ karena kiblat mereka
menghadap ke selatan//
Bentuk
rumah
adatnya
Cutting - 5 detik
37 1 Ext(Long shoot)
(Pan left)
(Backsound)
Sebagai tanda kepatuhan atau
pengakuan kepada penguasa/
Madu khas
baduy dan
kerajinan
tenun
Cutting - 5 detik
38 1 Ext (Tilt down) (Backsound) Jembatan Cutting - 6 detik
126
(Establish
shoot)
masyarakat Baduy secara rutin
melaksanakan Seba ke Kesultanan
Banten///
tradisional
hasil
gotong-royo
ng
39 1 Ext (Tilt down)(Backsound)
Wilayah adat baduy/
Masyarakat
baduy
sedang
membuat
bangunan
rumah
Cutting - 6 detik
40 1 Ext
(Establish
Drone –
Unveiling shot)
(Backsound)
Kurang lebih 1500 Hektar/
Suasana dari
atas
perkampung
an baduy
Cutting -2
detik
41 1 Ext(Tilt up)
(Pan right)
(Backsound)
yang bagian besar berupa hutan dan
Suasana
rumah adat
Cutting - 7 detik
127
ladang// berjajar serta
kayu dari
hutan baduy
42 1 Ext
(Full shoot)
(Long shoot)
(Medium shoot)
(Backsound)
secara historis/ sejatinya mereka lebih
tepat disebut urang kanekes//
Kamar
mandi urang
kanekes dan
anak kecil
sedang
mencuci
piring
Cutting - 7 detik
43 1 Ext(Wide shoot)
(Low angle)
(Backsound)
diperkirakan telah mendiami kawasan
ini sejak abad ke 5
Anak-anak
suku baduy
mandi di kali
dan saat
bekerja naik
turun bukit
Cutting - 4 detik
128
44 1 Ext
(Establish
Drone – Look
down shot)
perkampungan
rumah adat suku
baduy
(Medium shoot)
(Backsound)
atau 100 tahun sebelum nabi
Muhammad///
Establish
shoot
perkampung
an rumah
adat suku
baduy
Cutting - 5 detik
45 1 Ext(Establish
shoot)
(Backsound)
Binatang kaki seribu besar-besar sekali
di hutan baduy
Binatang
kaki seribuCutting - 3 detik
46 1 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Sedang mengukir kayu untuk bangunan
rumahnya
Masyarakat
baduyCutting - 3 detik
47 1 Ext (Full shoot)
(Backsound)
Anak- anak baduy sedang bermain di
sungai
anak-anak
baduyCutting -
3
Detik
129
48 1 - -
Dalam Bahasa Baduy “Seba” berarti
seserahan, sehingga makna dari Seba
Baduy itu sendiri adalah ritual
seserahan hasil bumi serta melaporkan
berbagai kejadian yang telah
berlangsung di Suku Baduy kemarin
terakhir tahun 2019 kepada Ibu Gede
dan Bapak Gede, yakni Bupati Lebak
Iti Hj. Octavia Jayabaya dan Gubernur
Banten H. WahidinHalim
menyebutkan, inilah ungkapan rasa
syukur masyarakat Baduy atas hasil
panen yang telah mereka tuai dan
keinginan untuk berbagi dengan
sesama.Selain memberikan seserahan
berupa hasil tani, dalam ritual ini juga
- - - -
130
terjadi dialog budaya antara masyarakat
Baduy Dalam dan Baduy Luar yang
menitipkan pesan kepada atau pihak
Pemerintah menjaga kelestarian alam.
49 1 Ext (Low angle) (Backsound) Pembukaan Cutting Slow motion 5 detik
131
(Long shoot)
(Medium shoot)
Prosesi acara seba suatu kewajiban
yang harus dilaksanakan dan
menjadikan/
acara adat
Seba
50 1 Ext
(Medium close
up)
(Long shoot)
(Backsound)
ketetapan lembaga adat masyarakat
baduy/
Lebih dari
seribu warga
suku baduy
Cutting -5
detik
51 1 Ext
(Pan right)
(Medium shoot)
(Medium close
(Backsound)
Seba itu titipan adat yang harus
dijalankan karena/
Berkumpul
menuju
alun-alun
rangkas
bitung
Cutting - 5 detik
52 1 Ext(Long shoot)
(Medium shoot)
(Backsound)
jika tidak dilaksanakan khawatir akan
kualat///
Dikawali
oleh TNI dan
Polisi
Cutting -6
detik
53 1 - -Bupati Lebak Iti Hj. Octavia Jayabaya
dan Gubernur Banten WahidinHalim.
- - - --
132
Inilah ungkapan rasa syukur
masyarakat Baduy atas hasil panen
yang telah mereka tuai dan keinginan
untuk berbagi dengan sesama. Selain
memberikan seserahan berupa hasil
tani, dalam ritual ini juga terjadi dialog
budaya antara masyarakat Baduy
Dalam dan Baduy Luar yang
menitipkan pesan kepada para
panggede atau pihak Pemerintah untuk
menjaga kelestarian alam, hutan, dan
lingkungan.
54 1 Ext(Medium shoot)
(High angle)
(Backsound)
ya tentu nya ini seba baduy ini adalah
silaturahmi dan ritual/
Bupati
Lebak Iti Hj.
Octavia
Jayabaya
Cutting Colour Grading 3 detik
133
55 1 Ext (Pan right)
(Backsound)
setiap tahun yang dilaksanakan oleh
masyarakat baduy
kepada pemerintah//
Dikawali
dengan polisi
militer
Cutting Colour Grading5
detik
56 1 Ext (Long shoot)
(Backsound)
karena saya bupatinya perempuan jadi
punya ibu gede yah/
Arak-arakan
dari
jembatan
menuju
alun-alun
rangkas
bitung
Cutting Colour Grading 4 detik
57 1 Ext (Long shoot)Backsound
ya dilanjutkan nanti besok ke gubernur/
Pemerintah
menyediakan
pemadam
kebakaran
jika cuaca
Cutting - 3 detik
134
panas akan
di
semprotkan
58 1 Ext(Long shoot)
(Medium shoot)
(Backsound)
jadi ini adalah silaturahmi tahunan yang
dilaksanakan oleh masyarakat baduy
dengan pemerintah//
Bupati
Lebak Iti Hj.
Octavia
Jayabaya
sedang
berpidato
Cut ting Colour Grading 7 detik
59 1 Ext(Medium close
up)
(Backsound)
Arak-arakan bersama kepala daerah dan
jaro menuju alun-alun rangkas bitung
Arak-arakan
bersama
kepala
daerah dan
jaro
Cutting Colour Grading 5 detik
60 1 Ext (Medium shoot)(Backsound)
Wargabaduy mengajak seluruh
Kecerian
warga baduy
Cutting - 3 detik
135
kelurganya ikut serta dalam acara seba
ini
pada acara
seba ini
61 1 Ext (Full shoot)(Backsound)
Wargabaduy yang sedang beristirahatBeristirahat Cutting - 2 detik
62 1 Ext (Moving shoot)(Backsound)
Menuju alun-alun rangkas bitung
Arak-arakan
di jembatan
diiringi
dengan
musik
tradisional
Cutting - 4 detik
63 1 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Dengan baju serba hitam dan warna
biru khas suku baduy luar
Pakaian adat Cutting Slow motion 2 detik
64 1 Ext (High angle)(Backsound)
Kekompakan warga baduyKesolidaritas Cutting - 3 detik
65 1 Ext (Medium shoot) (Backsound) Wawancara Cutting Colour Grading 4 detik
136
yang pertama adalah kesana karena eh
apa/rutinitas yah/
bupati lebak
66 1 Ext (High angle)
(Backsound)
kebiasaan ritual yang dilaksanakan oleh
masyarakat baduy setiap tahunnya/
Ritual setiap
pergantian
tahun setelah
musim panen
Cutting - 5 detik
67 1 Ext
(Long shoot)
(Medium shoot)
(Moving shoot)
(Backsound)
dengan memberikan ataupun
menyampaikan hasil pertaniannya
sebagai dalam bentuk seba silaturahmi/
Membawa
hasil
pertaniannya
ke acara seba
Cutting Colour Grading 7 detik
68 1 Ext(Long shoot)
(Medium shoot)
Backsound
dan menyampaikan aspirasi yang
mereka inginkan kepada pemerintah//
Aspirasi
dalam
bentuk seba
Cutting - 6 detik
137
69 1 Ext(Low angle)
(High angle)
(Backsound)
tujuannya ya tadi disamping menggali
silaturahmi/
Menjalin
silaturahmi
tahunan
Cutting - 2 detik
70 1 Ext (High angle)
(Backsound)
karena pembangunan ini tidak hanya
pemerintah tetapi juga terlibat dengan
masyarakatnya/
arak-arakan
jalan kaki
berkilo-kilo
meter dari
baduy
Cutting - 6 detik
71 1 Ext(Wide shoot)
(Medium shoot)
(Backsound)
jadi kalau tadi bahasanya
apa pelan-pelan/orang gedean yah/
Pelan pelan
untuk
pembanguna
n
Cutting - 5 detik
72 1 Ext (Medium shoot)
(Backsound)
ya salah satunya itu yah//jadi
pemerintah tidak bisa bekerja sendiri
tanpa didukung oleh masyarakat/
Pemerintah
butuh
dukungan
dari
Cutting Colour Grading 5 detik
138
masyakaratn
ya
73 1 Ext (Medium shoot)
(Backsound)
yah salah satunya tadi itu/jadi
pembangunan itu adalah sinergitas
antara pemerintah dengan masyarakat//
Keharmonisa
n pemerintah
dengan
masyarakat
Cutting Colour Grading 6 detik
74 1 Ext (Tilt down)
(Backsound)
Suasana di dpn pintu gerbang Museum
Negeri Provinsi banten
Pintu
gerbang
Museum
Negeri
Cutting - 2 detik
75 1 Ext
(Establish
Drone – Head
over shot)
(Backsound)
Suasana dari atas Halaman Museum
Negeri Banten
Museum
Negeri
Banten
Cutting - 2 detik
76 1 Ext (Tilt down)(Backsound)
Xbanner Exciting Banten Seba baduy
Xbanner
Kepala
Pemerintaha
Cutting warp stabilizer 3 detik
139
n
77 1 Int (Long shoot)
(Backsound)
Jangan sampai tambang-tambang emas
masuk ke wilayah baduy/
Tambang
emas tidak
boleh masuk
ke wilayah
baduy
Cutting warp stabilizer 5 detik
78 1 Int(Long shoot)
(High angle)
(Backsound)
punah nanti adat baduy itu/ jadi saya
sebagai gubernur/
Gubernur Cutting warp stabilizer 3 detik
79 1 Int(High angle)
(Wide shoot)
(Backsound)
saya wajib mempertahankan adat
istiadat baduy yah//
Mempertaha
nkan adat
istiadat
Cutting warp stabilizer 6 detik
80 1 Ext
(Establish
Drone – Head
over shot)
(Backsound)
Suasana dari atas Halaman Museum
Negeri Banten
Museum
Negeri
Banten
Cutting -3
detik
140
81 1 Ext (Tilt down)(Backsound)
Depan tenda depan museum
Suasana
masyarakat
baduy dari
depan tenda
depan
museum
Cutting -4
Detik
82 1 Int (Moving shoot)
(Backsound)
Mayoritas di penuhi oleh masyarakat
baduy luar dan baduy dalam
Suasana
mendengark
an pidato
bapak
gubernur
Cutting -4
Detik
83 1 Int(Medium close
up)
(Backsound)
Ada sepuluh atau dua puluh orang
baduy dalam yang turun gunung ikut
serta acara seba
Suasana
mendengark
an pidato
bapak
gubernur
Cutting -3
Detik
141
84 1 Ext (Close up)
(Backsound)
Selesai acara seba
Perjalanan
pulang Cutting -3
Detik
85 1 Ext(Medium close
up)
(Backsound)
kemudian pulang
Berbondong-bondong dikawali oleh
kepala daerah
Perjalanan
pulang
dikawali
oleh kepala
daerah
Cutting -5
Detik
86 1 Ext(Medium close
up)
(Backsound)
Pulang ke kampong halamannya yaitu
kampong gazebo
Kekompakan
masyarakat
baduy luar
dan dalam
Cutting Slow motion3
Detik
87 2 Ext
(Establish
Drone – Head
over shot)
Perkampungan
(Backsound)
Keluarga sapri adalah warga baduy
dalam atau urang tangtu//
Rumah adat
suku baduyCutting - 5 detik
142
rumah adat suku
baduy
(Moving shoot)
88 2 Ext(Moving shoot)
(Long shoot) (Backsound)
namun/ gambar-gambar ini direkam
diluar kampung mereka/
Pak sapri
dan anaknya
sedang
membawa
pisang dan
kayu untuk
keperluanny
a
Cutting - 6 detik
89 2 Ext
(Long shoot)
Suasana
masyarakat
sedang bekerja
(Backsound)
karena adat melarang dalam
penggunaan listrik dan barang-barang
elektronik///
Tidak pakai
listrik dan
barang
elektronik
terasa sunyi
Cutting - 7 detik
143
sekali di
perkampung
an nya
90 2 Ext (Medium shoot) (Backsound)
Adapun hukum adat leluhur seperti
Gunung tidak boleh dihancurkan/
Lembah tidak boleh dirusak/
Ikat kepala
turun
temurun dari
hukum adat
berpakaian
suku baduy
dalam dan
melestarikan
alam
Cutting -9
detik
91 2 Ext (Full shoot)
(Backsound)
Larangan tidak boleh dilanggar/
Pantangan tidak boleh diubah/
Hukum adat
tidak boleh
di langgar
Cutting Colour Grading 7 detik
92 2 Ext (Long shoot) (Backsound) Suasana Cutting - 9 detik
144
panjang tidak boleh dipotong/ pendek
tidak boleh disambung/
yang bukan harus ditiadakan/
sedang
menampi
beras atau
memisahkan
kutu-kutu
dari beras
93 2Ext
Int
(Low angle)
(Long shoot)
(Backsound)
yang jangan harus dinafikan/ yang
benar harus dibenarkan///
Suasana
anak kecil
sedang
melamun
Cutting Colour Grading 5 detik
94 2 Int (Close up)
(Backsound)
saat berpergian mereka berbekal Kartu
tanda pendududk atau surat keterangan
dari desa///
Kartu
identitas dan
surat
keterangan
dari desa
Cutting - 8 detik
95 2 Ext (Moving shoot) (Backsound) Berjalan Cutting - 5 detik
145
Jalan kaki jarak jauh bukan hal berat
bagi urang kanekes//
bersama
keluarga
96 2 Ext
(Pan left)
(Tilt down)
(Long shoot)
(Backsound)
karena setiap hari/
mereka terbiasa jalan kaki berkilo-kilo
meter dari rumah ke ladang dengan
medan naik turun bukit///
Bentuk
rumah adat
nya pun beda
dengan suku
baduy dalam
Cutting - 12 detik
97 2 Ext(Establish
shoot)
(Backsound)
(ayam) berjalan mencari makan
Suasana
binatangCutting - 2 detik
98 2 Ext(Establish
shoot)
(Backsound)
(anjing) berjalan mencari makan
Suasana
binatangCutting - 2 detik
99 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Anak kecil yang buta tidak bisa melihat
dan ia di temani oleh temannya
Anak suku
baduyCutting -
6
detik
100 2 Ext (Long shoot) (Backsound) Berjalan kaki Cutting - 2 detik
146
Perjalanan menuju tempat ayahnya
101 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Mereka masing-masing membawa
perbekalan yang mereka masukkan ke
dalam kain putih yang berfungsi
sebagai tas///
Membawa
tas khas suku
baduy dalam
Cutting - 9 detik
102 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Berbeda dengan jalan kaki pada tradisi
seba/ yang merupakan bagian dari
budaya//
Perjalanan
menuju
tempat
ayahnya
Cutting - 8 detik
103 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Kang sapri berusia kurang lebih 51
tahun dan memiliki 8 anak//
ketiga anaknya yang bernama Nasiin
Kang Sapri
seorang ayah
mereka
Cutting - 16 detik
147
berumur 18 tahun/
104 2 Ext (Long shoot)(Backsound)
Asep 19 tahun/ dan Jamidi 17 tahun
akan pergi ke kota tangerang///
Sebelum ke
kota
tanggerang
Iya bertemu
dengan ayah
kakaknya
Untuk
berpamitan
Cutting - 9 detik
105 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
namun saya tidak bisa ke Jakarta/
bersama keluarga/ ini saja
anak-anaknya/ yang masih sangat muda
//
Ayah sapri
tidak ikut ke
Jakarta
bersama
anak-anakny
a karena ada
Cutting - 9 detik
148
hajatan
106 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
mari kita berdoa untuk kebaikan/
supaya / berhati-hatilah di jalan//
berjaga saja/ saya juga tidak mengerti//
Ayah sapri
berpesan
kepada
anak-anakny
a
Cutting - 8 detik
107 2 Ext (Long shoot)(Backsound)
Ambil madu disana saja ya/ Ambil
madu disana saja ya/ dan kerajinan//
selamat/ jaga dirimu di jalan///
ayahnya
menyuruh
mereka
bertiga
membawa
barang
dagangan ke
jakarta
Cutting -9
detik
108 2 Ext (Moving shoot) (Backsound) Barang Cutting - 8 detik
149
(Long shoot) mereka akan membawa barang
dagangan berupa madu hutan dan
kerajinan tangan khas baduy///
dagangannya
mereka
simpan ke
dalam tas
khas suku
baduy dalam
109 2 Ext
(Pan left)
(Long shoot)
(Pan right)
(Backsound)
perjalanan mereka jalan kaki ke kota
adalah untuk tujuan ekonomi dan
mencari hiburan//
Jalan kaki
menuju kota
tanggerang
Cutting - 10 detik
110 2 Ext
(High angle)
(Close up)
(Long shoot)
(Backsound)
Urang kanekes biasanya turun gunung
ke daerah kota pada waktu selesai
musim panen//
Setiap ke
kota pada
musim panen
Cutting - 8 detik
150
111 2 Ext(Long shoot)
(Still shoot)
(Backsound)
tepatnya setelah bulan kawalu atau hari
rayanya suku baduy/
Setelah acara
SebaCutting - 6 detik
112 2 Ext(Still shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
karena pada masa itu/
cenderung tidak ada aktivitas warga ke
ladang///
Selama
perjalanan
mereka
melewati
banyak
sawah dan
kampung
Cutting - 7 detik
113 2 Ext
(Wide shoot)
(Long shoot)
(Wide shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
Untuk menuju kota tangerang/ mereka
harus melewati hutan/ sungai/ dan
sawah///
Kaki urang
kanekes
berbeda
dengan kaki
orang
kota,kaki
Cutting Colour Grading 9 detik
151
sangat kuat
menempuh
menjam-jam
selama
perjalanan
114 2 Ext (Pan left)
(Backsound)
Tapak kaki orang suku baduy Jalan kaki
di atas aspal bukan hal mudah karena
mereka sudah terbiasa
Perjalanan
Dari Baduy
menuju desa
ci minyak
membutuhka
n beberapa
waktu yang
lama
Cutting -5
detik
115 2 Ext (Tilt down)
(Backsound)
Jalan kaki mengikuti jalur kendaraan
roda 2 maupun roda 4
Menuju desa
ciminyakCutting - 3 detik
152
116 2 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Terus berjalan melewati perkampungan
ciminyak
Jalan kaki
tanpa
menggunaka
n alas kaki
Cutting - 4 detik
117 2 Ext (Medium shoot)
(Backsound)
Setelah jalan kaki berjam-jam
kemudian ia beristirahat sejenak
Makan dan
minumCutting Colour Grading 3 detik
118 2 Ext (Zoom in) (Backsound)
Setelah berjalan seharian/ saatnya
mereka melepas lelah/
Perjalanan
dari des
ciminyak
menuju desa
sajira
Cutting - 6 detik
119 2 Ext
(Timelapse
matahari
terbenam)
(Long shoot)
(Backsound)
agar stamina kembali segar untuk
melanjutkan perjalanan di esok hari//
Menuju ke
rumah
temannya di
desa sajira
CuttingSpeed motion
-6 detik
153
untuk
menginap
sementara
waktu
120 2 Ext(Pan right)
(Long shoot)
(Backsound)
biasanya kalau ke kota/ mereka
beristirahat di tempat temannya///
Mereka
sudah
sampai di
desa sajira
tepatnya
depan rumah
temannya
Cutting - 6 detik
121 2 Ext (Moving shoot)(Backsound)
Menuju kerumah temennyaJalan kaki Cutting - 2 detik
122 2 Ext (Wide shoot)
(Backsound)
Lau mereka beritiga izin menginap
ditempat temannya
Teman yang
pernah main
ke suku
Cutting - 4 detik
154
baduy
123 2 Int (Moving shoot)
(Backsound)
Disambut dengan hangat oleh temannya
di beri minum dan makanan
Orang baduy
kemudian
meminum
dan
memakan
yang sudah
di hidangkan
oleh tuan
rumah
Cutting - 3 detik
124 2 Int (Close up)
(Backsound)
Mereka sambil menawarkan barang
bawaannya berupa madu dan kerajinan
tangan khas baduy
Menawarkan
dan Menjual
madu dan
asesoris khas
baduy
Cutting - 3 detik
125 2 Ext (Close up) (Backsound) Berjalan Cutting - 3 detik
155
Kemudian ia keluar sejenak menuju teras
rumah
temannya
untuk
beristirahat
sejenak
126 2 Ext (Medium shoot)(Backsound)
Beristirahat dan sambil mengobrol
Sebelum
tidurCutting - 5 detik
127 2 Ext (Full shoot)
(Backsound)
Saatnya ia melepas lelah dan kemudian
tidur terlebih dahulu dan di lanjutkan
besok perjalanannya
Tertidur
pulasCutting - 14 detik
128 2 Ext
(Establish
shoot) ayam
berkokok
(Backsound)
Hari ini adalah hari kedua perjalanan
mereka dari baduy menuju kota
Melanjutkan
perjalanan
dari desa
Cutting -8
detik
156
(Establish
shoot) suasana
shubuh
(Establish
shoot) suasana
di pagi hari
tangerang/ sajira
menuju kota
tanggerang
melewati
parung
panjang
129 3 Ext (Low angle)
(Backsound)
Timelapse suasana rambu-rambu lalu
lintas
Suasana
Kota Parung
Panjang
Cutting Speed motion2
detik
130 3 Ext (Low angle)(Backsound)
Establish Kereta ApiKereta Api Cutting -
2
Detik
131 3 Ext
(Long shoot)
(Establish
shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
Meski berasal dari daerah pedalaman/
ternyata mereka benar-benar mematuhi
Peraturan di
Perkampung
an mereka ia
taati begitu
Cutting - 9 detik
157
(Time lapse)
Kereta Api
rambu-rambu lalu lintas/// sebaliknya ia
juga tetap
mentaati
peraturan
lalu lintas di
kota
132 3 Ext(Establish
shoot)
(Backsound)
Suasana langit Parung panjang
Parung
panjangCutting -
2
detik
133 3 Ext (Pan left)
(Backsound)
Perjalanan mereka dari parung panjang
menuju kota tanggerang
Suasana
keramaian
rambu-ramb
u lalu lintas
Cutting -2
detik
134 3 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Jalan kaki mengikuti jalur kendaraan
roda 2 atau roda4
Parung
panjangCutting -
2
detik
135 3 Ext (Low angle) (Backsound) Kaki-kaki Cutting - 6 detik
158
Dari parung panjang/ mereka kembali
melangkahkan kaki menapaki panas/
urang
kanekes
sangat kuat
dan di
acungkan
oleh
masyarkat
setempat
136 3 Ext (Wide shoot)(Backsound)
dan kerasnya jalanan aspal menuju kota
tangerang///
Terus
berjalan kaki
berkilo-kilo
sambil
membawa
barang-baran
g
dagangannya
Cutting - 5 detik
159
Menuju kota
tanggerang
137 3 Ext (Full shoot)
(Backsound)
Ada warga setempat melihat-melihat
barang dagangannya berupa madu dan
kerajinan tangan khas baduy
Warga
parung
panjang
Cutting Dip to white 8 detik
138 3 Ext
(Establish
Drone –
Unveiling shot)
(Backsound)
Suasana dari atas menampakan kota
tanggerang
(Establish
shoot drone)
kota
tanggerang
Cutting - 3 detik
139 3 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Warga tanggerang mencoba-mencoba
asesoris khas baduy yang di bawa oleh
orang suku baduy dan membelinya
Warga
tanggerangCutting - 11 detik
140 3 Ext (Medium shoot)(Backsound)
Mencoba-coba ikat kepala hasil
Warga
tanggerangCutting - 4 detik
160
kerajinan tangan khas suku baduy
141 3 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Melanjutkan perjalanannya menuju
kota tanggerang
Orang suku
baduy dalamCutting -
2
Detik
142 3 Ext (Full shoot)(Backsound)
Timelapse Jam dinding Alam Sutera
Kota
tanggerangCutting -
2
detik
143 3 Int(Full shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
Malam hari mereka tiba di kawasan
serpong kota tangerang/
Sumarecon
mall kota
tanggerang
Cutting -5
Detik
144 3 Int
(Long shoot)
(Moving shoot)
(Tilt down)
(Backsound)
saat menyebrang mereka melewati
jembatan penyebrangan yang ada di
kawasan sumarecon mall serpong///
Orang suku
baduy
mentaati
peraturan
yang ada di
Cutting - 7 detik
161
kota
145 3 Ext(Moving shoot)
(Backsound)
Ia terus melanjutkan perjalanannya
dengan berjalan kaki sepanjang jalan
Icon jam
dinding alam
sutera
Cutting - 3 detik
146 3 Ext (Low angle)
(Backsound)
Mereka menyebrang karena tidak ada
jembatan penyebrangan
Perjalanan
menuju
rumah
temannya di
kota
tanggerang
Cutting - 2 detik
147 3 Ext(Long shoot)
(Long shoot)
(Backsound)
Menuju rumah temannya dan kembali
melepas lelah atau istirahat sementara
waktu, rencananya esok hari ia akan
melanjutkan perjalanannya lagi
Menginap di
tempat
temannya
Cutting - 4 detik
162
148 3 Ext(Establish shoot
api unggun)
(Backsound)
Pergantian hari
(Establish
shoot api
unggun)
Cutting warp stabilizer 4 detik
149 3 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Selama perjalanan disiang hari ia sudah
berada restaurant ayam geprek bensu
Jombang
kotaCutting - 3 detik
150 3 Ext (High angle)
(Backsound)
Selama perjalanan terus menerus, di
siang harinya ia lapar kemudian
mampir ke ayam geprek bensu jombang
Ayamgeprek
bensu
jombang
kota
tanggerang
selatan
Cutting - 2 detik
151 3 Int (Medium shoot)
(Backsound)
Ia pun langsung ke kasirnya untuk
memesan makanan dan mengantri
Ia mengikuti
jalannya
antrian
Cutting - 5 detik
152 3 Int (Close up) (Backsound) Orang suku Cutting - 4 detik
163
Langsung memesan ayam geprek
tersebut dengan berbicara bahasa
indonesia
baduy
tersebut
mengerti dan
bisa
mengucapka
n bahasa
indonesia
153 3 Ext (Long shoot)
(Backsound)
Menunggu pesanan yang sudah di
pesan
Ayam
Geprek
Bensu
Cutting - 4 detik
154 3 Ext(Medium close
up)
(Backsound)
Saatnya mereka makan dan mencoba
bagaimana rasanya kepedasan ayam
geprek itu
Suasana
Mereka
bertiga
sedang
makan ayam
geprek
Cutting - 2 detik
164
155 3 Ext (tilt down)
(Backsound)
XXI Mall CBD Ciledug Kota
Tanggerang
Ciledug Kota
TanggerangCutting - 3 detik
156 3 Ext (Medium shoot)(Backsound)
Keramaian lalu lintas
Suasana
keramaian
depan Mall
CBD
Ciledug
Cutting - 5 detik
157 3 Ext (long shoot)(Backsound)
Berjalan menuju Mall CBD Ciledug
Saat
menyebrangCutting - 2 detik
158 3 Ext (long shoot)(Backsound)
Menyebrang jalan
Berjalan
menuju Mall
CBD
Ciledug
Cutting - 3 detik
159 3 Ext (pan left) (Backsound) Menuju Cutting - 2 detik
165
Berjalan kaki menuju Mall tanpa alas
Kaki
pintu masuk
mall
160 3 Ext (long shoot)
(Backsound)
Berjalan menuju pintu masuk Mall dan
melihat-lihat gedung Mall CBD
Ciledug
Biasanya ia
sering dapat
undangan
dari tamu –
tamu yang
pernah
berkunjung
ke suku
baduy
Cutting - 2 detik
161 3 Ext (long shoot)
(Backsound)
Saat masuk mall security pun tidak
menahan mereka dan langsung di
biarkan saja karena yang masuk mall
ini orang suku baduy (suku yang ada di
Berjalan
menuju pintu
masuk Mall
Cutting - 5 detik
166
Indonesia)
162 3 Ext (long shoot)(Backsound)
Setelah berjalan kaki selama 2 hari/
Berjalan
menuju pintu
masuk Mall
Cutting - 5 detik
163 3 Ext
(Medium Close
up)
(Moving shoot)
(Backsound)
kaki-kaki urang kanekes telah
menginjakkan kaki di salah satu XXI//
Mereka naik
eskalatorCutting -
6
Detik
164 3 Int
(Medium shoot)
(Full shoot)
(wide shoot)
(Backsound)
yang ada di kota tangerang dengan baju
lusuh dan kaki telanjang/
Mereka
berjalan dan
memesan
tiket bioskop
Cutting - 8 detik
165 3 Int (Full shoot)
(Backsound)
penampilan mereka begitu kontras
dengan orang-orang di sekelilingnya///
Orang-orang
di XXI
melihat
Cutting - 5 detik
167
mereka
dengan
tatapan aneh
166 3 Int (Pan Right)(Backsound)
Saat ini mereka bukan pertama kalinya
masuk mall// orang suku baduy sering
menerima beragam reaksi dari
orang-orang yang mereka jumpai di
jalanan//
Orang suku
baduy
melihat
kebingungan
dan di tegor
oleh
karyawan
bioskop dan
diberitau
tempat yang
mereka akan
tuju
Cutting - 13 detik
167 3 Int (Moving shoot) (Backsound) XXI CBD Cutting - 10 detik
168
(Medium close
up)
(Full shoot)
ada yang melihat dengan tatapan aneh
dan tak jarang pula di tolak sekuriti
masuk ke suatu kawasan///
Ciledug
168 3 Int (Full shoot)
(Backsound)
Menunggu jam tayang film yang
mereka akan tonton
XXI CBD
CiledugCutting -
2
Detik
169 3 Int(Medium close
up)
(Backsound)
Mereka masuk menuju ruangan
Bioskop
Mereka baru
tau kalau
masuk
bioskop itu
diperiksa
tiket masuk
ke ruangan
bioskop
Cutting -3
detik
170 3 Int (Medium close (Backsound) Orang suku Cutting - 9 detik
169
up)
(Medium close
up)
Orang-orang suku baduy atau urang
kanekes ini bisa mengingatkan kita
tentang arti kesederhanaan/
baduy
sedang asyik
menonton
film bioskop
171 3 Int(Medium close
up)
(Backsound)
tentang belajar kepatuhan pada aturan
dan tentang nilai-nilai perjuangan/
Mereka
bingung
dengan
filmnya dan
mereka baru
pertama kali
menonton
film bioskop
Cutting -6
detik
172 3 Int
(Medium close
up)
(Medium shoot)
(Pan right)
(Backsound)
yang bisa diraih dengan menjalankan
apa yang kita yakini dengan sepenuh
hati///
Mereka
senang sekali
bisa
menonton
Fade Out -8
detik
170
yang belum
pernah ia
tonton di
kampong
halamannya
Setelah
menonton
mereka
langsung
pulang ke
kampung
asalnya
173 3 Int (Full shoot)
Kerabat kerja, jobdesk, ucapan
terimakasih kepada tuhan yang maha
esa, direktur akademi komunikasi
universitas bsi, ketua program, dosen
Kerabat
kerja dan
Kerja sama
Fade Out -14
detik
171
pembimbing,bapak gubernur, bupati
lebak,wisata suku baduy,warga suku
gazebo,warung terminal ciboleger,ibu
mantan lurah,tempat penginapan,rental
kamera
174 3 Ext - Curiculum Vitae Produser Cv Produser Cutting Transisi Slide2
detik
175 3 Ext - Curiculum Vitae Penulis NaskahCv Penulis
NaskahCutting Transisi Slide
2
detik
176 3 Ext - Curiculum Vitae Cv Sutradara Cv Sutradara Cutting Transisi Slide2
detik
177 3 Ext - Curiculum Vitae Cv KameramenCv
KameramenCutting Transisi Slide
2
detik
178 3 Ext - Curiculum Vitae Cv Editor Cv Editor Cutting Transisi Slide2
detik
172
179 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
180 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
181 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
182 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
183 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
184 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
185 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
186 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
173
187 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
188 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
189 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
190 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
191 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
192 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
193 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
194 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
174
195 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
196 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
197 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
198 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
199 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
200 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
201 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
202 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
175
203 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
204 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
205 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
206 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
207 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
208 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
209 3 Ext - - - Cutting Glitch2
detik
179
A. Konsep Editing
Penulis pada tahap editing menggunakan media editing non linier yaitu
menggunakan perangkat software Adobe Premier Pro CC. Konsep editing yang
ditawarkan adalah Continuity editing. Continuity editing adalah kesinambungan
gambar. Tujuannya yaitu untuk menciptakan aliran yang halus antara shot yang
satu dengan shot berikutnya. Dalam metode editing peunulis menggunakan
transisi dan metode cut to untuk penyambungan antar shot dibeberapa adegan.
Dalam menggarap editing program ini penulis sebagai editor banyak
menampilkan visualisasi yang menggambarkan unsur-unsur karakteristik yang
menampilkan gambaran pekerjaan berat contohnya dalam program dokumenter
televisi kali ini.
Proses editing akan di mulai dari membuat id program yang cocok dengan
tayangan program dokumenter pada umumnya, memberikan kesan simpatik,
selanjutnya membuat
transisi di antaranya : dip to black - cross dissolve - additive dissolve.
backsound di antaranya seruling sunda
instrument di antaranya instrument sinematic
memberikan kesan dokumenter yang akan di kemas secara dinamis dan tidak
menghilangkan sedikitpun kesan program feature , dan yang terakhir adalah
proses pembuatan name plate menggunakan font adobe arabic.
Memberikan keterangan-keterangan (title dengan variasi font atau
art design) dalam visualisasi gambar tertentu sehingga membuat para
180
penonton dapat mengetahui isi dari program tersebut.
B. Kendala Dan Solusi Dalam Proses Editing
Kendala Pada saat proses produksi film dokumenter penulis mengalami
beberapa kendala dalam proses editing film dokumenter yang berjudul Setapak
Kaki Urang Kanekes, Ada Beberapa kendala tersebut diantaranya adalah :
Keterbatasan Stock Shoot
Stock shoot masih ada yang backlight.
Pada saat sudah memberikan effect colour grading pada video yang masih
backlight, setelah di render in out kami sudah menunggu selama
berjam-jam tiba-tiba berhenti begitu saja.
Pada saat export video penulis mengalami kegagalan pada hasil videonya,
ada banyak gambar yang muncul dengan tanda kotak-kotak merah putih.
Pada saat open project ada beberapa gambar tidak bisa dimasukan
kedalam pencarian.
Media penyimpanan kami yaitu Flasdisk mengalami terkena Virus.
Pada saat memberikan Subtitle pada film dokumenter kami mengalami
macet di loading render in out.
Solusi dari beberapa kendala yang terjadi pada saat proses editing kami
menyelesaikannya, ada beberapa solusi diantaranya adalah sebagai berikut :
Penulis mengakalinya dengan cara mengambil potongan-potongan
gambar yang sudah di cut di ambil dengan sedikit-sedikit dan di
181
sambungkan dengan gambar yang lain.
Penulis memberikan effect colour grading supaya menutupi gambar yang
masih backlight
Penulis menyeleksi 3 sampai 5 gambar dengan cara render selection agar
tidak terjadi macet di loading render in outnya.
Karena adanya muncul tanda kotak-kotak merah putih seperti itu yang
sudah terkena virus, akhirnya penulis langsung menggantikannya dengan
stock yang lain yang tidak terkena virus, agar bisa di export kembali.
Penulis langsung next saja menggantikan gambar yang terkena virus lalu
diambil lah stock yang lain yang belum terkena virus tapi yang adegannya
masih tetap sama.
Penulis tidak bisa menghapus virus tersebut, penulis mem-backup semua data yang
belum terkena virus terlebih dahulu, setelah itu membeli hardisk baru agar mengeditnya
lebih mudah tidak berhenti kembali, karena data mentahan adobe premierenya mencakup
300 Gb lebih
182
2. Spesifikasi Alat
windows edition : win 10
SystemProcessor : Intel (R) Core (TM) CPU
Q8200 @2.33GHz
RAM : 8.00 GB
Memory Hardist : 2 TB High Performance
System Type : 64-bit Operating System,x64-based processor
1. Gambar III.7. Alat Editing
2. Speaker aktif Magtone
3. Optical Mouse M – Tech
183
Gambar III.8. Mouse
Software Pendukung yang penulis gunakan dalam proses editing adalah sebagai berikut :
1. Adobe Premier CC
2. Adobe Photoshop CC
3. Adobe Audiotion CC
Alasan penulis menggunakan software pendukung tersebut karena penulis telah
memahami dan menguasai cara kerja software tersebut dalam membuat bumper in dan
pengeditan program ini.
Starting Leader Broadcasting BSI
1. Colour Bar
Durasi : 5 Detik
Gambar III.9.Colour Bar
184
2. Logo BSI
Durasi : 5 Detik
Gambar III.10. Logo BSI
3. Program ID
Durasi : 5 Detik
Gambar III.11. Program ID
185
4. Counting Leader
Di mulai dari angka 5
Gambar III.12. Counting Leader
5. OBB & Judul Program
Gambar III.13. OBB & Judul Program
6. Content (isi program)
186
Gambar III.14. Content (isi program)
7. Kerabat Kerja
Gambar III.15. Kerabat Kerja
8. Ucapan Terimakasih
187
Gambar III.16. Ucapan Terimakasih
9. Copyright
Gambar III.17. Copyright
10. CV Kru
NAMA : Daniel Octavian Sitanggang
USIA : 21 Tahun
TTL : Jakarta, 30 Oktober 1997
NIM : 42160418
JOBDESK : Produser
188
NAMA : Ryanda Asyari
USIA : 28 tahun
TTL : Tanggerang, 7 juli 1991
NIM : 42160286
JOBDESK : Sutradara dan Kameramen
NAMA : Anis Nur Cahyani
USIA : 19 tahun
TTL : Tanggerang, 3 November 1998
NIM : 42160462
JOBDESK : Penulis Naskah
189
11. Behind The Scene
Gambar III.18. BTS
NAMA : Hisyam Padilah
USIA : 21 Tahun
TTL : Bandung, 21 Desember 1997
NIM : 42160541
JOBDESK : Editor