BAB III LAPORAN PRODUKSI - Repository BSI

186
BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Menurut AnthonMabruari KN (2018:93) Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuain dengan tema dan topik yang telah disepakati oleh News Director. Produser juga membuat proposal pencarian dana, membuat jadwal, dan menentukan kru inti serta menjalankan tugas harian lainnya. ( Anthon Mabruari KN, 2018:93). Produser juga harus membuat breakdown pembiayaan dokumenter, perincian dibuat dari mulai pra-prduksi,produiksi hingga pasca produksi yakni dari pembiayaan riset hingga editing. ( Diki Umbara, 2017:48 ). Jadi, dapat disimpulkan produser adalah orang yang bertugas memproduksi di siaran televisi. Dan dalam program dokumenter televisi Setapak kaki urang Kanekes” ini merupakan sebuah program dokumenter dengan perencanaan yang cukup matang. Penulis mencoba merealisasikan keinginan sutradara dalam produksi drama televisi ini. Penulis mengatur keperluan yang dibutuhkan dalam merealisasikan keinginan tersebut dan menyesuaikan pengeluaran dengan anggaran yang dimiliki.

Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI - Repository BSI

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Menurut AnthonMabruari KN (2018:93) Tugas seorang produser adalah

memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam

aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuain dengan tema dan topik yang telah

disepakati oleh News Director.

Produser juga membuat proposal pencarian dana, membuat jadwal, dan

menentukan kru inti serta menjalankan tugas harian lainnya. ( Anthon Mabruari KN,

2018:93).

Produser juga harus membuat breakdown pembiayaan dokumenter, perincian

dibuat dari mulai pra-prduksi,produiksi hingga pasca produksi yakni dari pembiayaan

riset hingga editing. ( Diki Umbara, 2017:48 ).

Jadi, dapat disimpulkan produser adalah orang yang bertugas memproduksi di

siaran televisi. Dan dalam program dokumenter televisi “Setapak kaki urang Kanekes”

ini merupakan sebuah program dokumenter dengan perencanaan yang cukup matang.

Penulis mencoba merealisasikan keinginan sutradara dalam produksi drama televisi ini.

Penulis mengatur keperluan yang dibutuhkan dalam merealisasikan keinginan tersebut

dan menyesuaikan pengeluaran dengan anggaran yang dimiliki.

9

3.1.1. Pra Produksi

Menurut (Anthon Mabruri KN, 2017) Merancang atau mendesain produk

adalah merumuskan/mentapkan bentuk produk yang akan dibuat atau dihasilkan

sehingga apa yang akan diproduksi/dihasilkan sesuai dengan keinginan/rencana

yang telah ditetapkan. fase praproduksi program “Setapak kaki urang

Kanekes” produser bertanggung jawab merancang atau mendesain format acara

televisi yang ingin dibuat dan juga harus menentukan narasumber. Selain itu

produser juga harus membuat proposal program acara yang sistematis yaitu :

a. Menentukan konsep acara

b. MembuatWorkingSchedule

c. Membuat Breakdown Budgeting

d. Menentukan Crew

e. Menyusun Rundown acara

f. Pembuatan Shooting Schedule

Penulis membuat shooting schedule (jadwal shooting). Pembuatan

shooting schedule (jadwal shooting) sangat perlu, dimana jadwal ini

nantinya berfungsi sebagai pedoman kerja semua pihak yang terlibat

dalam produksi.

g. Anggaran Biaya

Setelah membuat shooting schedule, barulah penulis membuat

perincian biaya mulai dari produksi sampai pasca produksi. Berdasarkan

10

hasil rapat tim produksi, maka kami sepakat masing- masing orang

dikenakan iuran sebesar Rp 3.000.000,- Untuk lebih jelas, anggaran biaya

produksi terlampir.

h. Menentukan Lokasi dan Melengkapi Perijinan

Masalah izin lokasi tentu tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena

produksi tidak akan berjalan jika tidak mendapat ijin dari pengurus lokasi

setempat untuk pengambilan gambar. Untuk itu, sebelum melakukan

shooting, penulis bersama tim melakukan survey guna mengetahui

transportasi yang akan digunakan, waktu untuk mencapai lokasi yang

sekiranya dapat mempermudah dan meminimalisir kendala disaat

produksi berlangsung.

i. Menentukan Narasumber

Adanya narasumber di program “Setapak kaki urang Kanekes”

sangat penting guna melengkapi data-data dari liputan yang akan dibuat.

Penulis menentukan narasumber kemudian penulis menghubungi

narasumber untuk mendapatkan kesediaan narasumber untuk di

wawancarai.

1. Pembentukan Tim Produksi

Dalam program “Setapak kaki urang Kanekes” tim inti

berjumlah 4 orang:

a. Daniel Octavian sebagai Produser

11

b. Ryanda As’yari sebagai Sutradara

c. Anis Nur Cahyani sebagai Penulis Nakah

d. Ryanda As’yari sebagai Cameraman

e. Hisyam Fadhila sebagai Editor

2. Rapat Kelompok

Setelah tim produksi “Setapak kaki urang Kanekes” terbentuk,

selanjutnya, produser mengadakan rapat untuk menentukan format

program televisi apa yang ingin dibuat.

3. Menentukan Format Program Acara Televisi

Setelah menentukan masing-masing jabatan, produser kemudian

berdiskusi dengan tim lalu menentukan format program acara televisi apa

yang ingin dibuat.

4. Menentukan Judul dan TemaProgram

Produser dan tim bersama-sama menentukan judul dan tema apa

yang akan kami buat.

3.1.2. Produksi

Menurut (Anthon Mabruari KN, 2018). Produser bertanggung jawab

terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema

yang telah ditentukan dan disepakati oleh production manager, executive produser,

ataupun dari management perusahaan.

12

Berdasarkan Opini diatas ,Sebelum produksi dimulai penulis harus

mengecek kembali peralatan produksi yang lengkap seperti kamera, audio, dan

lain-lain. Setelah pengecekan selesai baru penulis bisa memulai siaran. Selama

proses produksi berjalan penulis mengarahkan dan mengamati kerja seluruh crew

apakah sudah sesuai dengan konsep yang telah dibuat hingga proses produksi

selesai.

a. Konsumsi

Sebelum proses produksi dimulai, penulis dan tim telah

memutuskan untuk membeli makanan di tempat lokasi shooting.

b. Transportasi dan Akomodasi

Masalah tepat waktu sangat menentukan apakah target produksi

dapat tercapai atau tidak. Demi menghindari keterlambatan dan untuk

menghemat budgeting crew berangkat lebih pagi dan menggunakan

transpotasi umum

c. Memeriksa Schedule

Pada saat produksi berjalan, tugas penulis juga memeriksa jadwal

yang sudah ada pada shooting schedule. Apakah sudah berjalan sesuai

jadwal atau keluar dari jadwal yang sudah ada.

d. Briefing Produksi dan Evaluasi Kerja Produksi

Briefing produksi, juga merupakan tahap yang penting agar

produksi terlaksana sesuai dengan mekanisme dan prosedur kerja yang

diinginkan. Selain itu, Briefing produksi merupakan langkah untuk

13

adaptasi setiap crew yang tergabung dalam pelaksanaan produksi.

Pemahaman cara kerja masing-masing wewenang dan batas kerjanya,

sesuai instruksi Sutradara sebagai pemimpin produksi di lapangan,

agar tidak tumpang tindih.

e. Mengontrol Budgeting

Selama produksi berlangsung, keuangan sangat perlu untuk

dikontrol. Setiap rupiah yang dikeluarkan, wajib dipertanggung jawabkan.

3.1.3. Pasca Produksi

Pada tahap terakhir ini penulis wajib mengadakan rapat (briefing) dengan

seluruh crew dalam rangka melakukan evaluasi selama produksi. Setelah itu

penulis bekerja sama dengan editor dalam proses pengeditan.

Pada saat proses paska produksi ini produser harus memantau proses edit

agar tidak keluar dari jalur konflik yang telah dibuat oleh penulis naskah dan

persetujuan anggota. Produser juga dapat membantu aa bila terjadi suatu masalah

terhadap proses editing. Tahap pasca produksi meliputi bebarapa bagian :

1. Memeriksa seluruh kematangan produksi

Dalam tahap ini seorang produser harys mengecek kembali proses

produksi hingga tidak ada lagi masalah atau kekurangan di setiap

tahapnya.

2. Mengawasi seluruh kematangan produksi

14

Seorang produser juga harus mengawasi jalannya sebuah produksi

mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi, agar team

yang bekerja sesuai dengan konsep yang di sepakati.

3. Membukukan semua pengeluaran atau database selama produksi

Pembukuan sangatlah penting dalam proses produksi untuk merinci

seberapa besar pengeluaran dan mencatat secara detail kebutuhan –

kebutuhan selama produksi hingga pasca produksi.

4. Menyerahkan hasil kepada institute terkait

Tahap terakhir adalah menyerahkan hasil kepada instansi terkait

dengan kontrak atau perjanjian sesuai dengan konsep yang telah di

sepakati bersama.

3.1.4. Peran dan TanggungJawab Produser

a. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.

Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film atau

program televisi.

b. Menyusun rancangan produksi

c. Menyusun rencana pemasaran

d. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi

e. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari

semua departemen

15

f. Produser bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan

berbagai pihak dalam produksi yang dikelola

g. Bertanggung jawab atas seluruh produksi

3.1.5. Proses Penciptaan Karya

a. Proses Kreatif

Menurut Prof.J.E.Arnold dari stanford University dalam (Rusman

Latief,2017) mendefinisikan proses kreatif “creative process” sebagai;

proses mental di mana pengalaman masa lampau di kombinasikan

kembali,sering dengan bentuk yang diubah dengan cara demikian rupa,

sehingga dapat timbul pola-pola baru,bentuk-betuk baru yang lebih baik

dapat memenuhi kebutuhan tertentu manusia.

Penulis membuat program dokumenter “Setapak kaki urang

Kanekes” dengan tema " Biografi suku baduy dan dibagi 2 suku yaitu

baduy luar dan baduy dalam dimana suku baduy cukup dikenal dengan

suku tidak beradaptasi dengan dunia teknologi dan daerah yang tidak

masuk listrik , sekarang banyak pemuda baduy yang menggunakan

teknologi handphone. dengan pembawaan yang serius namun tetap

santai agar mudah di mengerti oleh para penonton. Dalam penyajiannya

terdapat juga wawancara dengan narasumber. Program ini berdurasi 14

menit, penulis membaginya dengan 3 segmen, yakni

16

Segmen 1 : Pengenalan keluarga Kang Sapri

Segmen 2 : Perjalanan dari kampung gazebo menuju Tangerang ,

CBD Ciledug

Segmen 3 : Pemuda baduy nonton bioskop

b. Konsep Produksi

Penulis telah menentukan narasumber yang ingin diwawancarai

dan penulis juga telah meminta surat perijinan selama proses produksi

dengan pengurus dari setiap lokasi yang telah ditentukan. Penulis

mengarahkan dan mengamati kerja seluruh crew dilapangan selama proses

produksi berlangsung hingga selesai. Dan juga penulis bekerja sama

dengan editor dan seluruh crew dalam proses pengeditan.

c. Konsep Teknis

Dalam program “Setapak kaki urang Kanekes” menggunakan

kamera Sony VG 30 dan VG 10, alasan menggunakan kamera tersebut

karena sebelumnya sudah pernah pakai kamera tersebut dan juga kamera

tersebut ringan jadi lebih praktis dan mudah untuk digunakan. Untuk

mendukung proses produksi alat-alat yang dibutuhkan lainnya yaitu 1 clip

on, 1 tripod,1 monopod,6 buah baterai, 1 , 1 laptop, 1 komputer , 1 Drone

, 2 led portable, 1 Stablizier, 1 slider 100cm.

17

3.1.6. Kendala dan Solusi

a. Kendala

Kendala pada saat produksi yaitu talent tidak bisa datang kejakarta

dikarenakan ada acara gotong royong dan wajib hukum nya jika status

nya sudah menikah .

b. Solusi

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi itu semua yaitu, dengan

menggantikan talent kami sebelum nya dengan 3 pemuda yang status nya

belom menikah Dan masalah budgeting kami diskusikan dengan seluruh

crew akhirnya tercapai kesepakatan yakni masing-masing crewmembayar

anggaran sebesar Rp 375.000,-.

3.1.7. Lembar Kerja Produser

1. Deskripsi Program

2. Working Schedule

3. Breakdown Budgeting

4. Shooting Schedule

3.1.7.a DESKRIPSI PROGRAM

Kategori Program : Informasi dan hiburan

Media : Televisi

Format Program : Dokumneter

18

Durasi Program : 15 Menit 26 detik

Target Audience

- Usia : 18 tahun

- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

- Stasus Ekonomi : Menengah

Karakteristik produksi : Record (Multi Camera)

Jam tayang : Sabtu, jam 16.00 - 16.15 WIB

Alasan Jam Tayang

Kami menempatkan pada waktu tersebut karena, pada saat itu hampir

semua orang sedang bersantai sambil menonton televisi.

19

No Item Unit Rate (Rp) Amount Notes

PRA PRODUKSI

1 Transport dan

akomodasi

Rp

2.904.000,-

Dua juta sembilan

ratus empat ribu

rupiah

hunting

lokasi &

riset

2 Konsumsi Rp 400.000,- Empat ratus ribu

rupiah

3 Print & Fotocopy Rp 30.000,- Tiga puluh ribu

rupiah

Total Rp

3.334.000-

Tiga juta tiga ratus

tiga puluh empat

ribu rupiah

PRODUKSI

4 Sony VG 30 1 Rp

1.750.000,-

Satu juta tujuh ratus

lima puluh ribu

rupiah

Sewa

5 Sony VG 10 1 Milik

Sendiri

6 Konsumsi Rp 567.000,- Lima ratus enam

3.1.7.b. BREAKDOWN BUDGETING

Production Company : BSI Project Title :“Setapak

Kaki urang Kanekes”

Producer : Daniel Octavian Duration : 15 minutes

Tabel III.1

20

puluh tujuh ribu

rupiah

7 Filter Nano IR

ND64 1.8 / 6 stops

+ Holder Kit

Rp.500.000,- Lima ratus ribu

rupiah

Sewa

8 Narasumber

Pemuda Baduy

Rp 3.000.000 Tiga juta rupiah 3 orang

9 Shutter Release Rp 125.000,- Seratus dua puluh

lima ribu rupiah

Sewa

10 Clip On 1 - - Milik

Sendiri

11 Monopod 1 - - Milik

Sendiri

12 LED APUTURE 2 Rp 250.000,- Dua ratus lima puluh

ribu rupiah

Sewa

13 Sigma (A) 50mm

f/1.4 DG HSM

4 Rp 625.000.- Enam ratus dua

puluh lima ribu

rupiah

Sewa

Total Rp

6.817.000,-

Satu juta tujuh

ratus lima puluh

tujuh ribu rupiah

21

PASCAPRODUKSI

21 Print + Foto Copy Rp 300.000 Tiga ratus ribu

22 Poster 1 Rp. 4500,- Empat ribu lima

ratus rupiah

23 Cover CD + Label 2 Rp 20.000,- Dua puluh ribu

rupiah

24 Casing DVD

Plastik

2 Rp 5.000,- Lima ribu rupiah

25 DVD R 2 Rp 16.000,- Enam belas ribu

rupiah

Total

Keseluruhan

Rp

345.500,-

Tiga ratus empat

puluh lima ribu

lima ratus rupiah

22

No

.Aktifitas

TargetPer minggu

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Menyusun Tim Inti

2.

Menentukan Tema/Ide

Program

3. Bimbingan Tugas Akhir

4.Membuat Sinopsis dan

Treatment

3.1.7.c.WORKING SCHEDULE

Production Company : BSI Project Title :”Setapak Kaki urang

Kanakes”

Produser : Daniel Octavian Duration : 15 menit

Tabel III.2

23

5. Riset

6. Desain Produksi

7.Membuat Director

Treatment dan Shotlist

8.Memeriksa Kesiapan

untuk Produksi

9. SHOOTING

10.Editing

Review

Pengumpulan

24

25

24

No Hari & Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1

Selasa, 02 Juli

2019

08:00-12:00 Perjalanan tim menuju Ciboleger

2 12:00-16:00 Pengambilan gambar terminal

Ciboleger sampai desa Kanekes

3 16:00-17:30 Pengambilan gambar pengenalan

keluarga Kang sapri

4 17:30 18:00 Pengambilan gambar pemukiman

rumah baduy

5 18:00 – 19:00 Break Shooting

6 19:00 – 20:00 Pengambilan gambar suasana

malam rumah baduy

7 20:00 Produksi selesai

No Hari & Tanggal Waktu

Pelaksanaan

Kegiatan

1

Rabu,03 Juli

08:00-11:30 Pengambilan gambar pemuda

baduy jalan kaki desa kanekes

3.1.7.d. SHOOTING SCHEDULE

Production Company : BSI Project Title :“SETAPAKURANG

KANEKES”

Producer : Daniel Octavian Duration : 15 Minutes

Tabel III.3

25

2019 menuju ciboleger

2 11:30-15:30 Pengambilan gambar pemuda

baduy jalan kaki menuju ciminyak

3 15:30-19.30 Break Shooting (Menunggu

pemuda baduy jalan kaki dari

ciminyak menuju jasinga)

4 19:30 – 21:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy jalan kaki di jasinga

5 21:00-22:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy menuju tempat istirahat

6 22:00 Produksi selesai

8 23:00 Pulang

No Hari & Tanggal Waktu

Pelaksanaan

Kegiatan

1

Kamis,4 Juli

2019

11:00-11:00 Perjalanan tim menuju parung

panjang

2 12:00-14:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy berjalan di parung panjang

3 14:00-15:00 Break shooting

4 15:00- 17:30 Pengambilan gambar pemuda

baduy berjalan di stasiun parung

5 17:30-18:00 Pengambilan gambar timelapse

26

kereta

6 18:00-20:00 Break shooting (Menunggu pemuda

baduy sampai di alam sutra)

8 20:00-21:00 Perjalanan menuju alam sutra

9 21:00-22:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy berjalan di alam sutra

10 22:00-22:30 Pengambilan gambar Pemuda

baduy istirahat di hotel sion

11 22:30-23:00 Pengambilan gambar timelapse

alam sutra

12 23:00 Produksi selesai

No Hari & Tanggal Waktu

Pelaksanaan

Kegiatan

1

Jumat,5 Juli

2019

10:00-13:00 Perjalanan Pemuda baduy menuju

sudimara

2 13:00-14:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy di sudimara

3 14:00-15:00 Break Shooting

4 17:00-18:30 Pengambilan gambar pemuda

baduy berjalan menjuju bioskop

5 18:30-19:00 Pengambilan gambar pemuda

27

baduy memasukin area mall

6 19:00-20:00 Pengambilan gambar pemuda

baduy memesan tiket bioskop

8 20:00-20:30 Pengambilan gambar pemuda

baduy masuk bioskop

9 20:30-21.30 Break Shooting

10 21:30-22:00 Pengambilan gambar keluar dari

bioskop

11 23:00 Produksi selesai

3.2. PROSES KERJA SUTRADARA

Sarwo Nugroho, S.Kom, M.Kom (2014:203) Dalam rekaman (audio, video, TV,

film), seorang sutradara merupakan pimpinan tertinggi yang boleh juga disebut

28

komandan. Tentu saja yang dimaksud disini bukan menjadikan sutradara sebagai seorang

ditaktor, tetapi seseorang yang bertanggung jawab penuh dalam proses produksi.

Pada intinya, hasil akhir karya televisi adalah kesimpulan dari tiga tingkat, yaitu

pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Ketiganya menyatu, tidak boleh terlewatkan.

Apabila salah satu tingkat pengerjaan produksi ini hilang atau belum selesai, tugas sang

sutradara belumlah tuntas. Pertanggung jawaban pun belum selesai.

Sementara menurut (Anton Mabruri KN, 2018:149) menjelaskan pula bahwa “Director

atau Sutradara bertugas memvisualkan bahasa naskah ke dalam bahasa visual.

Pencapaian bahasa visual itu bukan pada saat produksi saja, tetapi ia juga harus mampu

memvisualkan hingga pasca produksi/ editing (Post Production).

Penulis sebagai sutradara, sutradara yaitu sebagai tolak ukur sebuah keberhasilan

tayangan program audio visual tersebut dapat dikemas secara menarik dan enak ditonton,

baik dari segi teknis dalam produksi single atau multi kamera, sinematografi dan isi

pesan yang disampaikan.

3.2.1. Pra Produksi

a. Penentuan format program

Sutradara bersama dengan Produser dan seluruh tim melakukan rapat

dalam menentukan format program yang akan diambil. Dan setelah

melakukan diskusi, dan mempertimbangkan dari segi kemampuan, budget

serta program kesukaan masyarakat sekarang ini, maka akhirnya

ditentukan format program yang akan diambil yaitu program dokumenter.

b. Penentuan konsep

Setelah ditentukan format yang akan diambil, Sutradara bersama dengan

29

Produser dan Penulis Naskah menentukan konsep yang akan diangkat

dalam program dokumenter tersebut. Dan dalam hal ini, akhirnya

ditentukan konsep yang akan diangkat adalah tentang kearifan lokal suku

baduy dan biografi suku baduy yang berada di Desa Kanekes, Banten.

c. Pengumpulan data

Setelah didapat konsep yang matang, yakni mengangkat tentang kearifan

lokal dan biografi suku baduy, sutradara mulai melakukan tekhnik

pengumpulan data yang akan digunakan dan sebagai acuan saat produksi

nanti.

d. Hunting lokasi

Sutradara bersama dengan Produser, Penulis naskah, Kameramen dan

Editor melakukan hunting lokasi di kawasan suku baduy guna sebagai

acuan dalam pengambilan gambar pada saat produksi nantinya.

e. Pembuatan director treatment

Setelah mendapatkan gambaran yang cukup tentang lokasi dan konsep,

Sutradara membuat director treatment, guna menentukan alur program

dan rubrik yang akan diangkat tiap segmentnya.

f. Melakukan diskusi dengan tim sebelum produksi

Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama dengan seluruh tim

produksi untuk persiapan shooting yang menyangkut teknis

penyutradaraan dan juga artistiknya.

3.2.2. Produksi

30

Diki Umbara (2017:50) Sutradara juga mengarahkan kru yang terlibat,

memberikan arahan pada penata kamera dalam menentukan angle atau sudut

pengambilan gambar. Demikian juga dengan komposisi gambar serta pergerakn

kamera. Alangkah baiknya memang sutradara berdiskusi terlebih dahulu dengan

penata kamera sebelum melakukan pengambilan gambar, namun jika diperlukan

di lapangan atau saat pengambilan gambar berlangsung sutradara juga bisa

mengarahkannya.

Pada proses produksi program televisi “Setapak Kaki Urang Kanekes”

Penulis sebagai Sutradara memiliki peran yang sangat penting. Hal-hal yang

dilakukan oleh Sutradara pada saat produksi adalah sebagai berikut:

a. Sutradara melakukan briefing sebelum dimulainya produksi. Hal ini

dilakukan untuk merefresh ingatan seluruh tim produksi tentang konsep

dan penjelasan teknis yang akan dilakukan pada saat produksi.

b. Memberikan arahan kepada kameraman mengenai shot-shot gambar yang

sebaiknya diambil.

c. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam wilayah

kreatif apabila ada persoalan di lapangan.

d. Melihat hasil rush copy hasil shooting hari pertama.

3.2.3 Pasca Produksi

Setelah tahapan pra dan produksi telah selesai dilaksanakan, maka tahap

berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca produksi. Pada tahapan

pasca produksi ini, sutradara terlibat langsung dalam proses editing (offline dan

31

online), dimana sutradara berhak untuk menemani editor terutama dalam

memberikan arahan terhadap shot-shot yang telah ada. Sutradaralah yang

menuntun agar kerja editor tidak keluar dari skenario, dalam artian jangan sampai

kerja editor dari segi aspek visualisasi berhasil, namun gagal pada aspek

picturisasi (penceritaaan dalam rangkaian gambar) jadi inti pengarahan dari

sutradara terhadap editor dalam tahap ini adalah menegakkan kembali kaidah

picturisasi dari sebuah film.

Disamping itu dalam tahapan ini peran sutradara hanya sebatas

memberikan arahan dan mengawasi kerja editor, namun proses editing

sepenuhnya berada di tangan editor dan dalam hal ini, juga diperlukan kerjasama

ataupun diskusi (sutradara, penulis naskah, produser dan editor) dengan tujuan

mendapatkan kesamaan pendapat dalam menciptakan struktur alur cerita yang

diinginkan dari skenario yang ada, karena editor adalah sutradara kedua dalam

pasca produksi.

Melalui proses editing ini akan memberikan kesempatan pada pembuat program

untuk memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting, dan

dalam proses editing ini pula kita dapat membuat bentuk-bentuk baru dari bahan

dan materi yang sudah tersedia, seperti pemotongan gambar, penambahan efek,

backsound, penaikkan atau penurunan warna gambar dan audio, sampai clear dan

clean hingga pembuatan credit title.

3.2.4. Peran dan TanggungJawab Sutradara

Sutradara bertanggung jawab mengarahkan seluruh aspek teknik

32

broadcast an elemen kreatif lainnya dari sebuah produksi program acara televisi

tentunya atas kesepakatan produser sebagai penanggung jawab produksi dan

penulis naskah sebagai penanggung jawab ide.

3.2.5. Proses penciptaan karya

a. Konsep kreatif

Dalam konsep kreatif ini penulis menyarankan kepada seorang

penulis naskah agar mengikuti alur rutinitas para subyek atau tokoh-tokoh

dan menekankan pokok permasalahan dalam cerita ini, serta memberikan

Nilai kehidupan agar dokumenter ini menarik untuk disajikan kepada

masyarakat. Pada Program Dokumenter televisi “Setapak Kaki Urang

Kanekes” program televisi yang membahas tentang Kearifan lokal Suku

Baduy dan Biografi Suku Baduy yang ada di Desa Kanekes, Kabupaten

Lebak, Provinsi Banten. Program ini terdiri dari tiga segment yang akan

memberikan pembahasan yang berbeda pada tiap segment nya, namun

pada episode kali ini akan membahas tentang Kearifan lokal Suku Baduy

dan Biografi Suku Baduy yang pergi ke Kota untuk tujuan ekonomi dan

mencari hiburan.

Pada segment pertama akan membahas pada kearifan lokal suku

baduy di desa kanekes, banten dan ruang lingkup di desa kanekes. Disini

terdapat pula suasana aktifitas para warga suku baduy dan suasana acara

adat seba yang dilaksanakan setiap tahun sekali di Alun-alun Rangkas

Bitung dan terdapat pula wawancara Ibu Gede atau Bupati Kabupaten

33

Lebak (Ibu Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM).

Pada segment kedua akan lebih mengenalkan tiga tokoh utama

yang akan pergi ke Kota Tangerang untuk tujuan ekonomi dan mencari

hiburan. Ada juga statement apa yang mereka lakukan sebelum berangkat

sampai selama perjalanan ke kota dan perjalanan mereka dari desa

kanekes ke Kota Tangerang berjalanan kaki selama 3 hari 2 malam.

Pada segment ketiga kita lebih membahas pokok permasalahan

ketiga tokoh suku baduy yang berjalanan kaki dari Desa Kanekes ke Kota

Tangerang selama 3 hari 2 malam. Mereka bertujuan ke kota untuk

berjualan madu beserta assesoris kerajinan tangan khas baduy dan mereka

akan nonton bioskop di XXI Cbd Ciledug.

b. Konsep Produksi

(Anton Mabruri KN, 2018:175) pada program TV dokumenter

dan/ atau feature konflik sudah tersedia, tinggal bagaimana kita

menggarap atau mengarahkan konflik tersebut menjadi menarik dengan

melihat aspek dramatiknya.

Saat produksi penulis mengikuti alur rutinitas yang dialami

subyek, dan menginstrusikan kepada penata kamera untuk mengambil

moment-moment dan element yang subyek alami di lapangan, dan

melakukan wawancara agar lebih mendapatkan informasi dari subyek

tentang permasalahan yang dialami.

c. Konsep Teknis

34

Pada produksi dokumenter ini penulis menyarankan kepada

produser agar penata kamera menggunakan camera SONY NEX VG30,

alasannya agar gambar yang dihasilkan bagus dan natural. Pengambilan

gambar pun sesuai dengan tema yang ada, tidak berlebihan agar saat

proses editing tepat sesuai dengan tema. Adapula menggunakan clip on

agar memudahkan saat melakukan wawancara dan safety dari suara

atmosfir sekitar di tempat wawancara.

Serta menyarankan editor agar memakai Adobe Premiere Pro Creative

Cloud 2018 menggunakan transisi dan tidak banyak menggunakan

efek-efek yang terlalu banyak agar menampilkan gambar yang lebih

natural

3.2.6. Kendala Produksi (solusi produksi)

Pada saat Produksi, kendalanya keterbatasan komunikasi bahasa

yang tidak bisa mereka mengerti dengan apa yang kita sampaikan.

solusinya, penulis mencari pemandu wisata (tour guide) wisata suku

baduy untuk menjelaskan apa yang penulis inginkan dan sampaikan.

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

a. TREATMENTPROGRAM DOKUMENTER

Production Company : Universitas BSI Produser :Daniel Oktavian

Project Title : “Setapak Kaki Urang Director : Ryanda Asy’ari

Kanekes”

35

Time Broadcast : 16.00 – 16.15 WIB Penulis Naskah: Anis Nur. C

Establish patung suku baduy di TerminalCiboleger

SEGMENT I

Suasana selamat datang di baduy tampak depan

Suasana ruang lingkup kampung gajebo

Pekerjaan masyarakat suku baduy

Suasana sungai di kampung gajebo

Suasana pengunjung di kampung gajebo

Rumah khas suku baduy

Establish Suasana kampung di baduy

Prosesi acara seba

Wawancara bupati kabupaten lebak

Hasil pertanian masyarakat baduy pada acara seba

Establish Gapura museum negeri banten

Establish Suasana halaman museum negeri banten

Establish Suasana gubernur menghadiri acara seba hari ke dua

Suasana masyarakat baduy menghadiri acara seba di museum negeri banten

Establish Suasana kampung di baduy

SEGMENT II

Kaki orang baduy tanpa alas kaki

Suasana pekerjaan keluarga kang sapri

36

Kang sapri memakai ikat kepala khas baduy dalam

Kang sapri bersama anak-anaknya sedang berjalan

Suasana pekerjaan masyarakat baduy

Kartu tanda penduduk kang sapri dan surat keterangan dari desa

Suasana tempat lumbung padi

Ketiga anak kang sapri menuju rumah untuk pamit dengan orang tua sebelum

berangkat ke kota

Ketiga anak kang sapri membeli madu dan kerajinan tangan untuk dijual di kota

Suasana Ketiga anak kang sapri berangkat ke kota berjalan kaki

Suasana ketiga anak kang sapri menyebrangi sungai di ciminyak

Timelapse matahari terbenam

Ketiga anak kang sapri beristirahat di tempat temannya di desa sajira

Establish suasana lalu lintas rel kereta parung panjang siang hari

SEGMENT III

Ketiga anak kang sapri berjalan di rel kereta parung panjang

Ketiga anak kang sapri menjual madu dan kerajinan tangan khas baduy

Suasana alam sutera malam hari

Ketiga anak kang sapri tiba di kawasan sumarecon mall serpong malam hari

Establish suasana tempat makan geprek bensu

Ketiga anak kang sapri memesan makanan dan makan

suasana cbd mall ciledug

Ketiga anak kang sapri menyebrangi jalan

37

No.

Visual

VideoShot Shot Size Moving Angel

SEGMENT I

1. 1 Establish Zoom Out Eye

level

Opening Patung

Suku Baduy di

terminal Ciboleger

2. 2 Establish Tilt down Eye

level

Suasana selamat

datang di baduy

tampak depan

Ketiga anak kang sapri memasuki kawasan cbd mall ciledug

Ketiga anak kang sapri membeli tiket bioskop

Suasana xxi di cbd mall ciledug

Ketiga anak kang sapri memasuki teater

Suasana di dalam teater

Ketiga anak kang sapri menonton film spiderman

Setelah film selesai, ketiga anak kang sapri keluar dari teater

Camera Report

Production Company : Universitas BSI Project Title : Setapak Kaki Urang

Kanekes

Durasi : 15:26 Menit Director : Ryanda Asy’ari

Produser : Daniel Octavian Kameraman : Ryanda Asy’ari

Table III.4

38

3. 3 medium long

shot. medium

close up

Tilt down,

Still, panning

Eye

level

Suasana ruang

lingkup kampung

gajebo

4. 4 Medium close

up,medium shot

Still Eye

level

Pekerjaan

masyarakat suku

baduy

5. 5 Establish,medium

shot

Still, panning Eye

level

Suasana para

pekerja masyarakat

baduy

6. 6 Medium long shot Still Eye

level

Suasana sungai di

kampung gajebo

7. 7 Medium long shot Still Eye

level

Suasana

pengunjung di

kampung gajebo

8. 8 Long shot Panning, still Eye

level

Rumah khas suku

baduy

9. 9 Establish Follow, tilt up Bird

eye

view

Suasana kampung

di baduy

10. 10 Medium close up,

close up, full shot

Still,

panning,

follow

Eye

level,

high

angle

Prosesi acara seba

39

11. 11 close up Still Eye

level

Wawancara bupati

kabupaten lebak

12. 12 Medium close up panning Eye

level

Hasil pertanian

masyarakat baduy

pada acara seba

13. 13 Establish Tilt down Eye

level

Gapura museum

negeri banten

14. 14 Establish follow Bird

eye

view

Suasana halaman

museum negeri

banten

15. 15 Medium long shot Still Eye

level

Suasana gubernur

menghadiri acara

seba hari ke dua

16. 16 Full shot still High

angle

Suasana

masyarakat baduy

menghadiri acara

seba di museum

negeri banten

SEGMENT II

17. 17 Establish follow Bird

eye

view

Suasana kampung

di baduy

18. 18 Close up Panning Eye Kaki orang baduy

40

Level tanpa alas kaki

19. 19 Long shot Still Eye

Level

Suasana pekerjaan

keluarga kang sapri

20. 20 Medium long shot still Eye

Level

Kang sapri

memakai ikat

kepala khas baduy

dalam

21. 21 Long shot Still, panning Eye

level

Kang sapri bersama

anak-anaknya

sedang berjalan

22. 22 Long shot,

Establish,

medium close up

Still Eye

level

Suasana pekerjaan

masyarakat baduy

23. 23 Close up still Eye

level

Kartu tanda

penduduk kang

sapri dan surat

keterangan dari

desa

24. 24 Medium close up Tilt down,

panning

Eye

Level

Suasana tempat

lumbung padi

25. 25 Full shot, medium

long shot

Still Eye

Level

Ketiga anak kang

sapri menuju

rumah untuk pamit

41

dengan orang tua

sebelum berangkat

ke kota

26. 26 Medium long shot Panning, still Eye

Level

Ketiga anak kang

sapri membeli

madu dan kerajinan

tangan untuk dijual

di kota

27. 27 Full shot, close

up, very long shot

Still,

panning,

zoom in

Eye

Level

Suasana Ketiga

anak kang sapri

berangkat ke kota

berjalan kaki

28. 28 medium long

shot, medium

close up

Still Eye

Level

Suasana ketiga

anak kang sapri

menyebrangi

sungai di ciminyak

29. 29 Establish still Eye

level

Timelapse matahari

terbenam

30. 30 Long shot,

medium long

shot, close up

Still, panning Eye

level

Ketiga anak kang

sapri beristirahat di

tempat temannya di

desa sajira

42

SEGMENT III

31. 31 Establish Still,Panning Eye

Level

Suasana lalu lintas

rel kereta parung

panjang siang hari

32. 32 Long shot

Medium long

shot, close up

still Eye

Level,

low

angle

Ketiga anak kang

sapri berjalan di rel

kereta parung

panjang

33. 33 Full shot medium

shot

Still Eye

Level

Ketiga anak kang

sapri menjual madu

dan kerajinan

tangan khas baduy

34. 34 Establish still Eye

Level

Suasana alam

sutera malam hari

35. 35 Medium close up,

medium long shot

Long shot

Still, follow Eye

Level

Ketiga anak kang

sapri tiba di

kawasan

sumarecon mall

serpong malam hari

36. 36 Establish Still Eye

Level

Suasana tempat

makan geprek

bensu

37. 37 Medium close up still Eye Ketiga anak kang

43

Level sapri memesan

makanan dan

makan

38. 38 Establish Tilt down Eye

Level

suasana cbd mall

ciledug

39. 39 long shot Sill, panning Eye

Level

Ketiga anak kang

sapri menyebrangi

jalan

40. 40 Long shot,

medium long shot

still Eye

level

Ketiga anak kang

sapri memasuki

kawasan cbd mall

ciledug

41. 41 Medium long

shot, medium

close up

still Eye

level

Ketiga anak kang

sapri membeli tiket

bioskop

42. 42 Medium close up,

close up

Still Eye

level

Suasana xxi di cbd

mall ciledug

43. 43 Medium close up,

close up

Still Eye

level

Ketiga anak kang

sapri memasuki

teater

44. 44 Long shot Still Eye

level

Suasana di dalam

teater

45. 45 Medium shot Still Eye Ketiga anak kang

44

level sapri menonton

film spiderman

46. 46 Medium long shot Still Eye

level

Setelah film

selesai, ketiga anak

kang sapri keluar

dari teater

24

24

45

No. VIDEO AUDIO

1. Establish patung suku baduy di

terminal ciboleger

Backsound

2. Suasana selamat datang di baduy

tampak depan

Suku baduy terletak di desa kanekes

kecamatan leuwidamar/ kabupaten

lebak/ provinsi banten//

3. Suasana ruang lingkup kampung

gajebo

Desa kanekes terdiri dari 69

kampung di baduy luar/ dan 3

kampung di baduy dalam//

4. Pekerjaan masyarakat suku baduy Suku Baduy terbagi menjadi dua/

baduy dalam dan baduy luar// Jarak

dari baduy luar ke baduy dalam

sekitar 8 kilo meter// perbedaan

paling mendasar dari kedua suku

baduy ini adalah dalam

menjalankan pitukuh atau aturan

adat istiadat pelaksanaannya// Jika

baduy dalam masih memegang

teguh adat dan menjalankan aturan

Outline Program Dokumenter

Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian. S

Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari

Urang Kanekes”

Durasi : 15:26 Menit Penulis Naskah: Anis Nur Cahyani

Tabel III.5

46

adat dengan baik/ tidak sebaliknya

dengan saudaranya suku baduy

luar//

5. Suasana sungai di kampung gajebo Perbedaan lainnya terlihat dari cara

berpakaian yang dikenakan//

Pakaian adat atau baju keseharian

baduy dalam tersirat dalam balutan

warna putih// Warna putih

melambangkan kesucian dan

budaya yang tidak terpengaruh dari

luar// Beda dengan budaya baduy

luar yang menggunakan baju serba

hitam atau biru tua saat melakukan

aktivitas kesehariannya//

6. Suasana pengunjung di kampung

gajebo

orang luar boleh datang ke baduy

dalam/ tapi tidak boleh

berfoto-foto// Kalau di baduy luar

bersifat lebih terbuka/

penampilannya juga sudah seperti

orang kota//

7. Rumah khas suku baduy Meskipun begitu/ tetap ada aturan

adat yang tidak boleh mereka

langgar misalnya bangunan rumah

masih bangunan panggung dan

menghadap selatan/ Karena kenapa/

47

karena kiblat mereka menghadap ke

selatan// Sebagai tanda kepatuhan

atau pengakuan kepada penguasa//

masyarakat Baduy secara rutin

melaksanakan Seba ke Kesultanan

Banten//

8. Establish Suasana kampung di

baduy

Wilayah adat baduy 1500 Hektar/

yang bagian besar berupa hutan dan

ladang// secara historis/ sejatinya

mereka lebih tepat disebut urang

kanekes// diperkirakan telah

mendiami kawasan ini sejak abad

ke 5 atau 100 tahun sebelum Nabi

Muhammad//

9. Prosesi acara seba Prosesi acara seba suatu kewajiban

yang harus dilaksanakan dan

menjadikan ketetapan lembaga adat

masyarakat baduy// Seba itu titipan

adat yang harus dijalankan karena

jika tidak dilaksanakan khawatir

akan kualat//

10. Wawancara bupati kabupaten lebak Ya tentunya ini/ seba baduy ini

adalah silaturahmi dan ritual setiap

tahun yang dilaksanakan oleh

masyarakat baduy kepada

48

pemerintah// Jadi/ karna saya

bupatinya perempuan jatuhnya ibu

gede yang dilanjutkan nanti besok

ke gubernur// jadi/ ini adalah

silaturahmi tahunan dari masyarakat

baduy kepada pemerintah//

11. Hasil pertanian masyarakat baduy

pada acara seba

Yang pertama adalah tadi itu/ karna

rutinitas kebiasaan ritual yang

dilaksanakan oleh masyarakat

baduy setiap tahunnya dengan

memberikan atau menyampaikan

hasil pertaniannya dalam bentuk

seba silaturahmi dan menyampaikan

aspirasi yang mereka inginkan

kepada pemerintah// Tujuannya

adalah tadi disamping menjalin

silaturahmi karna pembangunan ini

tidak hanya pemerintah tapi juga

ikut terlibat masyarakatnya// Jadi

kalo tadi bahasanya ngeyek/ ngenak

gitu ya jadi salah satunya itu// Jadi

pemerintah tidak bisa bekerja

sendiri tanpa di dukung

masyarakatnya// salah satunya tadi

itu/ jadi pembangunan itu ada

49

sinergitas antara pemerintah dan

masyarakat//

12. Establish Gapura museum negeri

banten

Backsound

13. Establish Suasana halaman museum

negeri banten

Backsound

14. Establish Suasana gubernur

menghadiri acara seba hari ke dua

Jangan sampai tambang-tambang

emas masuk ke wilayah baduy ya/

punah nanti adat baduy itu// jadi

sebagai gubernur saya wajib

mempertahankan adat istiadat

baduy

15. Establish kampung di baduy Keluarga sapri adalah warga baduy

dalam

16. Kaki orang baduy tanpa alas kaki atau urang tangtu//

17. Suasana pekerjaan keluarga kang

sapri

namun/ gambar-gambar ini direkam

diluar kampung mereka/ karena

adat melarang dalam penggunaan

listrik dan barang-barang

elektronik//

18. Kang sapri memakai ikat kepala

khas baduy dalam

Adapun hukum adat leluhur seperti

Gunung tak boleh dihancurkan/

Lembah tak boleh dirusak/

19. Kang sapri bersama anak-anaknya Larangan tak boleh dilanggar/

50

sedang berjalan Pantangan tak boleh diubah/

20. Suasana pekerjaan masyarakat

baduy

panjang tak boleh dipotong/ pendek

tak boleh disambung/ yang bukan

harus ditiadakan/ yang jangan harus

dinafikan/ yang benar harus

dibenarkan//

21. Kartu tanda penduduk kang sapri

dan surat keterangan dari desa

saat berpergian mereka berbekal

Kartu tanda pendududk atau surat

keterangan dari desa//

22. Suasana tempat lumbung padi Jalan kaki jarak jauh bukan hal

berat bagi urang kanekes// karena

setiap hari/ mereka terbiasa jalan

kaki berkilo-kilo meter dari rumah

ke ladang dengan medan naik turun

bukit//

23. Ketiga anak kang sapri menuju

rumah untuk pamit dengan orang

tua sebelum berangkat ke kota

Mereka masing-masing membawa

perbekalan yang mereka masukkan

ke dalam kain putih yang berfungsi

sebagai tas// Berbeda dengan jalan

kaki pada tradisi seba, yang

merupakan bagian dari budaya//

24. Ketiga anak kang sapri membeli

madu dan kerajinan tangan untuk

dijual di kota

Kang sapri berumur kurang lebih 51

tahun dan memiliki 8 anak// ketiga

anaknya yang bernama Nasiin

berumur 18 tahun/ Asep 19 tahun/

51

dan Jamidi 17 tahun akan pergi ke

kota tangerang// mereka akan

membawa barang dagangan berupa

madu hutan dan kerajinan tangan

khas baduy//

25. Suasana Ketiga anak kang sapri

berangkat ke kota berjalan kaki

perjalanan mereka jalan kaki ke

kota adalah untuk tujuan ekonomi

dan mencari hiburan// Urang

kanekes biasanya turun gunung ke

daerah kota pada waktu selesai

musim panen// tepatnya setelah

bulan kawalu atau hari perayaan

suku baduy/ karena pada masa itu

cenderung tidak ada aktivitas warga

ke ladang//

26. Suasana ketiga anak kang sapri

menyebrangi sungai di ciminyak

Untuk menuju kota tangerang/

mereka harus melewati hutan/

sungai/ dan sawah//

27. Timelapse matahari terbenam Backsound

28. Ketiga anak kang sapri beristirahat

di tempat temannya di desa sajira

Setelah berjalan seharian/ saatnya

mereka melepas lelah agar stamina

kembali segar untuk melanjutkan

perjalanan esok hari// biasanya

kalau ke kota/ mereka beristirahat di

tempat temannya//

52

29. Establish suasana lalu lintas rel

kereta parung panjang siang hari

Hari ini adalah hari kedua

perjalanan mereka dari baduy

menuju kota tangerang/ setelah

mereka menginap di desa sajira

pada hari pertama//

30. Ketiga anak kang sapri berjalan di

rel kereta parung panjang

Meski berasal dari daerah

pedalaman/ ternyata mereka

benar-benar mematuhi

rambu-rambu lalu lintas//

31. Ketiga anak kang sapri menjual

madu dan kerajinan tangan khas

baduy

Dari parung panjang/ mereka

kembali melangkahkan kaki

menapaki panas dan kerasnya

jalanan aspal menuju kota

tangerang//

32. Suasana alam sutera malam hari Malam hari mereka tiba di kawasan

serpong kota tangerang/

33. Ketiga anak kang sapri tiba di

kawasan sumarecon mall serpong

malam hari

saat menyebrang mereka melewati

jembatan penyebrangan yang ada di

kawasan sumarecon mall serpong//

34. Establish suasana tempat makan

geprek bensu

Backsound

35. Ketiga anak kang sapri memesan

makanan dan makan

Backsound

36. Suasana cbd mall ciledug Setelah berjalan kaki 2 hari/

53

37. Ketiga anak kang sapri memasuki

kawasan cbd mall ciledug

kaki-kaki urang kanekes telah

menginjakkan kaki

38. Ketiga anak kang sapri membeli

tiket bioskop

di salah satu XXI yang ada di kota

tangerang// dengan baju lusuh dan

kaki telanjang/ penampilan mereka

begitu kontras dengan orang-orang

di sekelilingnya//

39. Suasana xxi di cbd mall ciledug Saat ini mereka bukan pertama

kalinya masuk mall// orang suku

baduy sering menerima beragam

reaksi dari orang-orang yang

mereka jumpai di jalanan// ada yang

melihat dengan tatapan aneh dan tak

jarang pula di tolak sekuriti masuk

ke suatu kawasan//

40. Ketiga anak kang sapri memasuki

teater

Backsound

41. Suasana di dalam teater Backsound

42. Ketiga anak kang sapri menonton

film spiderman

Backsound

43. Setelah film selesai, ketiga anak

kang sapri keluar dari teater

Orang-orang suku baduy atau urang

kanekes ini bisa mengingatkan kita

tentang arti kesederhanaan/ tentang

belajar kepatuhan pada aturan dan

tentang nilai-nilai perjuangan yang

54

bisa diraih dengan menjalankan apa

yang kita yakini dengan sepenuh

hati//

Konsep Sutradara

Judul : Setapak Kaki Urang Kanekes

Tema : Dokumenter Televisi

Ide Pokok : Dibawah ini seorang penulis yang berperan sebagai Sutradara

sekaligus menuangkan sebuah ide cerita, dengan ini

menginformasikan tentang adanya kearifan lokal suku baduy

yang bisa berkembang dan bertahan hidup tanpa menggunakan

dan sedikit mengangkat biografi suku baduy yang akan pergi

ke kota dengan tujuan ekonomi dan mencari hiburan dengan

berjalan kaki selama tiga hari.

Cerita : Dokumenter Televisi ini mengangkat topik mengenai

Kearifan Lokal Suku Baduy dan Biografi Suku Baduy yang

tinggal di pedalaman suku baduy/Desa Kanekes, Kampung

Cibeo, Banten. Kami berdiskusi tentang bagaimana mereka

masyarakat pedalaman dapat hidup berdampingan dengan

alam, menjaga keseimbangan dan benar-benar menjaga

kelestarian alam. Secara konseptual, kearifan lokal dan

keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang

bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku

yang melembaga secara tradisional. Seperti tradisi acara

“Seba” sebagai wujud ungkapan syukur kepada Ibu Gede

55

(Bupati atau Kepala Pemerintahan Daerah). Seba itu sendiri

merupakan penyerahan hasil tani atau hasil bumi pada

pemerintah setempat yang biasa kita sebut dengan upeti pada

kerajaan, kegiatan seba ini tanpa paksaan dari manapun.

Masyarakat baduy luar yang dipimpin oleh jaro maupun baduy

dalam yang dipimpin oleh puun, bersama-sama

berbondong-bondong membawa hasil tani tersebut pada

pemerintahan yang saat itu diserahkan pada Bupati Lebak

secara langsung di pendopo Kabupaten lebak. Perayaan adat

seba, merupakan peninggalan leluhur tetua (kokolot) yang

harus dilaksanakan sekali dalam setahun. Acara itu digelar

setelah musim panen ladang huma. Dalam upacara seba kali ini

dilaksanakan di pendopo pemkab Lebak. Seba tahun ini jumlah

pendatang warga baduy luar dan baduy dalam terbesar hingga

tercatat sebanyak 1.031 orang. Pada akhir segmen nanti akan

dijelaskan secara langsung mengenai upacara seba dengan Ibu

Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM.

Selain Kearifan Lokal Suku Baduy, Penulis juga akan

mengangkat topik Biografi, dimana tiga anak muda Suku

Baduy yang sangat dikenal oleh masyarakat luas dan sudah

modern. Suku baduy dalam dikenal belum mengenal budaya

luar dan terletak di hutan pedalaman suku baduy dalam masih

memiliki budaya asli dan dikenal sangat taat mempertahankan

adat istiadat serta warisan nenek moyangnya. Kang Nasiin,

Kang Asep, dan Kang Jamidi adalah Saudara kandung. Mereka

56

belum menikah, Biasanya Anak-anak Suku Baduy menikah

pada umur 15-18 tahun, Sebagian besar penduduk laki-laki

suku baduy ini adalah bertani, dan untuk penduduk perempuan

biasanya menenun dan membuat kerajinan tangan untuk dijual.

Mereka biasanya menjual hasil taninya berupa madu hutan ke

Tangerang, tak hanya madu ia pun membawa hasil kerajinan

tangan untuk dijual di Jakarta. Untuk ke Tangerang mereka

harus berjalan kaki selama 3 hari. Selain berjualan di

Tangerang, Mereka juga pernah main ke mall, bahkan nonton

bioskop sebelum berjalan menuju pulang ke Baduy.

Pada cerita ini penulis memberikan 3 segment untuk

memberikan alur cerita yang menarik antara lain:

Segment pertama diantaranya akan membahas kearifan lokal

suku baduy dan perbedaan baduy dalam dan baduy luar

disertai wawancara oleh bupati kabupaten lebak mengenai

acara seba atau hari raya suku baduy

Segment kedua diantaranya akan membahas pengenalan

keluarga kang sapri serta pekerjaan keluarga kang sapri dan

persiapan ketiga anak kang sapri yang akan pergi ke kota

Segment ketiga membahas perjalanan ketiga anak kang sapri

menuju kota tangerang dengan berjalan kaki selama 3 hari dan

ketiga anak kang sapri akan nonton bioskop di xxi salah satu

mall di tangerang.

Tujuan : Tujuan khusus penulis ingin mengangkat dokumenter ini

diantara lain untuk memberikan sebuah hiburan kepada warga

57

suku baduy menikmati tontonan bioskop. Hidup di desa

pedalaman dengan rutinitas yang hamper sama setiap harinya

tanpa teknologi dan tanpa listrik tentu membuat bosan.

Bahkan, mereka ingin berlibur pun tidak bisa terlalu lama.

Dengan situasi yang seperti ini, tentu saja penulis ingin

memberikan hiburan singkat dan menyenangkan untuk

mereka. Pergi ke bioskop adalah salah satu pilihan yang tepat

kalau mereka ingin mendapatkan hiburan.

Alasannya, supaya lebih memperhatikan kebahagiaan mereka

agar tidak ada kesenjangan social diantara masyarakat luar

dengan masyarakat baduy.

Dan tujuan untuk umum atau masyarakat agar membuka mata

hati mereka agar bisa lebih bersyukur dengan apa yang ada.

Karena masih banyak orang yang lebih kekurangan dari kita.

Pesan : Orang-orang suku baduy atau urang kanekes ini bisa

mengingatkan kita tentang arti kesederhanaan, tentang belajar

kepatuhan pada aturan dan tentang nilai-nilai perjuangan yang

bisa diraih dengan menjalankan apa yang kita yakini dengan

sepenuh hati

Bentuk : Multikarakter, wawancara kepada Narasumber

Potensi Konflik : Hal yang menarik dalam permasalahan ini adalah warga suku

baduy yang selama ini menjual hasil bumi dan kerajinan

mereka juga mencari hiburan ke luar kota harus menempuh

ribuan kilo meter dengan berjalan kaki tanpa alas kaki dan

tanpa alat transportasi apapun.

58

Element : Bentuk dokumenter kearifan lokal dan biografi,

menggunakan multi camera

dengan biaya produksi yang relative ekonomis.

Durasi : 15:26 menit

1. Konsep kreatif penulis naskah

1.1. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Pada program dokumenter ini penulis yang sebagai sutradara sedikit

menyarankan agar penulis naskah membuat suatu konsep yang lebih

untuk menjadi tuntunan bagi masyarakat yang menontonnnya. Dan dalam

penulisan naskah ini seorang penulis naskah lebih mengembangkan alur

cerita dalam dokumenter ini dengan membuat voice over yang dapat

membuat menjadi informasi untuk masyarakat. antara lain:

Memberikan informasi,membangun emosional,dan membangun rasa

simpatik

b. Konsep Produksi

penulis naskah membantu mendampingi penulis sebagai sutradara,

produser dan penata kamera dalam memvisualisasikan sebuah naskah

yang akan menjadi gambar yang enak ditonton, dan penulis pun tidak lupa

mengingatkan sutradara dan penata kamera untuk melakukan

pengambilan gambar sesuai dengan yang ada di naskah.

c. Konsep Teknis

Penulis naskah menyiapkan data-data pematangan materi seperti: TOR

(TermOf Reference), Transkrip Wawancara dan Naskah VO (Voice Over).

59

Dan dalam penulisan naskah ini penulis menggunakan software Microsoft

Word2010.

1.2. Kendala Produksi (Solusi Produksi)

Pada saat produksi penulis menemukan berbagai kendala yaitu

sulitnya komunikasi dengan warga suku baduy dalam, karena bahasa yang

digunakan dan warga suku baduy tidak terlalu mengerti apa yang kita

bicarakan jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang sangat rinci.

Dan juga ketika proses wawancara berlangsung beberapa narasumber

menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan.

Solusinya adalah penulis mengajak pemandu wisata (Tour Guide) suku baduy

untuk mendapingi penulis dan menjelaskan kepada mereka maksud dan tujuan

penulis. Dan mengambil jawaban yang hanya sesuai dengan pertanyaan yang

ada.

2. Konsep Kreatif Kameraman

2.1. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif kameraman

Pada tahap ini penulis sebagai sutradara mengarahkan agar untuk

membuat konsep pengambilan gambar yang lebih dapat menjelaskan isi

cerita, dan mengambil gambar yang menurut kameraman bagus dan

sesuai dengan konsep cerita yang dibuat oleh sutradara.

b. Konsep produksi kameraman

Diantara lain penulis yang berperan sebagai sutradara menyarankan

kepada kameraman untuk dominan mengambil shot atau angle MCU

60

(Medium Close Up) alasanya karena di karya ini penulis ingin

menciptakan atau menunjukan karakter biografi tersebut untuk

pengambilannya. Disini Pengambilan gambar sebatas dari kepala sampai

ke dada, untuk menegaskan biografi yang ada di film ini.

c. konsep teknis kameraman

Pada tahap ini penulis sebagai kameramen alat untuk produksi

dokumenter menggunakan kamera Sony NEX-VG30EH PALCamcorder

Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3 dan berbagai macam lensa seperti :

Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM, Lensa sony SEL 35mm f/1.8

OSS, Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM ART sesuai yang

direferensikan oleh sutradara, agar gambar yang dihasilkan bagus dan

natural. Penulis juga menggunakan Drone Dji mavic pro untuk

pengambilan gambar establish. Pengambilan gambar pun sesuai dengan

tema yang ada, tidak berlebihan agar saat proses editing tepat sesuai

dengan tema.

2.2. Kendala Produksi (Solusi produksi)

Kendala saat produksi sulitnya mendapatkan establish di dalam

kampung dan aliran listrik untuk charge baterai kamera serta laptop untuk

back up data file shot selama produksi, dikarenakan aturan adat melarang

untuk tidak menyediakan aliran listrik di suku baduy. kendala lain adalah

kamera yang digunakan saat produksi ini SONY NEX-VG30 dan

menggunakan Lensa Sony E PZ 18-200mm f3.5-6.3- OSS, filter lensa

pecah karena jatuh.

Solusinya penulis sebagai kameramen mendapatkan establish

menggunakan drone DJI MAVIC PRO dari terminal Ciboleger dan

61

penulis membawa baterai serta memori lebih banyak untuk antisipasi saat

baterai habis dan memori penuh yang belum sempat di back up ke laptop

dan Solusinya penulis melepas filter yang pecah menggunakan tang.

3. Konsep kreatif editor

3.1. Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif Editor

a. Konsep Kreatif

Untuk menciptakan karya yang menarik untuk ditonton,

penulis memulai dengan mendiskusikan efek-efek dan grafis yang

dibutuhkan dalam tayangan program ini bersama produser, sutradara,

dan penulis naskah.

Penulis berusaha membuat transisi - efek program yang sesuai

dengan karakter program yang kontradiksi Namun tetap terlihat

bervariasi gambar dan tidak membosankan. Dalam penciptaan karya

ini, penulis juga mengupayakan agar gambar yang ditampilkan tidak

terlihat jumping antara satu dengan yang lainnya.

b. Konsep produksi editing

Editor pada saat produksi tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus ,

Tetapi penulis memberikan instruksi kepada editor untuk dapat

mengingatkan kameramen jika ada pengambilan gambar yang terlewat

dan tidak sesuai dengan skenario serta memberikan beberapa usulan

tentang pengambilan gambar.

c. Konsep teknis

Penulis menyarankan kepada Produser dan editor menggunakan

62

perangkat keras berupa komputer Prosesor Core 2 quad, dan software

Adobe Premiere Pro Creative Could 2018 untuk mengedit program

“Setapak Kaki Urang Kanekes” Dan beberapa software pendukung yaitu

Adobe Photosop 2017 Adobe Audition 2015, Konsep editing yang

digunakan adalah Continuity editing.

3.2. Kendala dan solusi

Kendala selama tahapan pra berlangsung, Penulis mengalami kendala

saat menyiapkan peralatan edting.berupa keterbatasan fasilitas untuk

proses editing.karena penulis tidak memiliki perangkat pribadi.

Solusi setelah berdiskusi dengan kelompok, penulis pun akhirnya

mendapatkan solusi,yaitu dengan menggunakan pc pribadi produser,serta

penulis mendapatkan tambahan berupa hardisk external pribadi scirpt

writter yang guna memperlancar proses editing dan penyimpanan data.

3.3 Proses Kerja Penulis Naskah

(Anton Mabruri, 2018:315) Dalam membuat suatu karya visual berbentuk

dokumenter, dokumenter tv, dan feature dibutuhkan kepekaan seorang script writer

(team creative) terhadap dunia sekitar terutama lingkungan sosial, budaya politik dan

alam semesta. Ide itu juga bisa datang dari mana saja antara lain: lingkungan sekitar,

buku, koran, majalah, internet dan lain-lain. Seperti halnya ketika kita akan membuat

suatu tayangan Program Acara TV atau sama halnya ketika kita akan membuat film

dokumenter yang merupakan karya film berdasarkan realita atau fakta perihal

pengalaman hidup seseorang atau mengenai peristiwa. Untuk mendapatkan ide bagi

63

film realita, dibutuhkan kepekaan dokumentaris sebutan untuk pembuat film

dokumenter terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta. Rasa

ingin tahu bisa dijadikan titik tolak untuk menggali inspirasi, sementara rasa ingin

tahu yang besar bisa diimbangi dengan membaca dan atau berkomunikasi antar

manusia dalam pergaulan.

Menurut penulis sebagai penulis naskah, penulis naskah adalah orang yang

bertanggung jawab mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat naskah untuk suatu

program tv tentunya dengan arahan dari produser.

3.3.1 Pra Produksi

(Anton Mabruri, 2018:319) Sebagai langkah awal menawarkan ide,

kita perlu menyusun sebuah naskah rancangan atau draft untuk diajukan ada

pihak-pihak yang berminat, bila kita bekerja di stasiun tv atau PH (Production

House) kita dapat langsung mengajukannya (mempresentasikannya) ke

produser. Menulis draft naskah bukan seperti menulis catatan kecil, tetapi kita

harus menuliskan semua informasi dari transkrip data riset. Umumnya draft

naskah ditulis dalam susunan pembagian sekuens (sequence), agar saat

merampungkannya pada tahap produksi dapat dijabarkan secara terinci dalam

susunan shot dan adegan yang lebih jelas.

Pada Pra Produksi penulis mengembangkan ide yang telah disepakati bersama

oleh Tim. Lalu melakukan riset dan menggali informasi secara mendalam

mengenai objek yang akan dipakai untuk membuat dokumeter televisi ini.

Setelah itu penulis mulai menyusun naskah mulai dari membuat ide cerita,

TOR (Term Of Reference) serta VO untuk melengkapi dokumenter televisi

ini. Setelah itu lalu konsep ini diajukan kepada produser untuk meminta

persetujuan. Jika telah disetujui, penulis lalu menyerahkan kepada sutradara

64

dan Kameramen agar konsep dapat dipahami dan dikembangkan secara

visual, lalu untuk selanjutnya melakukan proses produksi.

3.3.2 Produksi

(Gerzon Ron Ayawaila, 2017:33) ide cerita untuk film dokumenter

bisa didapat dari apa yang dilihat dan didengar, bukan berdasarkan suatu

khayalan imajinatif.

Saat proses produksi penulis mendampingi kameramen dan sutradara

ketika mengambil gambar dan wawancara. Agar segala proses produksi

berjalan sesuai konsep dan berdasarkan naskah yang telah dibuat.

3.3.3 Pasca Produksi

Ketika proses produksi sudah selesai penulis memeriksa kesesuaian

gambar dengan naskah. Di pasca produksi penulis juga mendampingi editor

untuk melaksanakan editing. Agar potongan gambar sesuai dengan urutan

segmen dan berdasarkan naskah yang ada.

3.3.4 Peran dan TanggungJawab Penulis Naskah

Sebagai penulis naskah, penulis menemukan dan mengembangkan ide

yang didapat dari kesepakatan tim yang sudah disetujui oleh produser. Setelah

itu penulis membuat TOR (Term Of Reference) dan skrip wawancara. Penulis

juga membuat VO (VoiceOver) untuk melengkapi karya dokumenter ini.

3.3.5 Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

65

Pada program dokumenter ini penulis sebagai penulis naskah

membuat suatu konsep yang lebih untuk menjadi tuntunan bagi

masyarakat yang menontonnnya dan dalam dokumenter ini penulis

membuat bahan pertanyaan yang jawabannya dapat membuat menjadi

informasi untuk masyarakat.

1. Memberikan informasi : Dokumenter televisi ini, disuguhkan

dengan gaya bercerita, menggunakan narasi (kadang dengan voice

over hanya terdengar suara tanpa wajah yang menyuarakan tampak

di layar monitor), menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik

sebagai penunjang gambar visual (picture story).

Dalam dokumeter televisi ini penulis berusaha memberikan

informasi seputar Kabupaten Lebak dan Suku Baduy. Terlebih

yaitu mengenai Biografi Suku Baduy yang berperan penting disini

yaitu Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang

Asep, dan Kang Jamidi. Dalam dokumenter televisi ini juga

informasi mengenai kehidupan Suku Baduy yang sangat menaati

adat istiadat bahkan dapat mengembangkan diri tanpa teknologi

dan sedikit dijelaskan oleh Bupati Kabupaten Lebak mengenai

salah satu acara adat Suku Baduy yaitu acara Seba.

2. Membangun emosional : Dalam Dokumenter televisi ini penulis

juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga

Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep,

dan Kang Jamidi. Walaupun mereka berasal dari Suku pedalaman,

ternyata mereka sangat mematuhi rambu-rambu lalu lintas selama

perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Mereka juga

66

akan mamasuki mall dan nonton bioskop di salah satu xxi kawasan

Ciledug, Tangerang.

3. Membangun rasa simpatik : Dalam Dokumenter televisi ini penulis

juga berusaha membangun rasa simpatik penonton terhadap Ketiga

Anak muda Suku Baduy yang bernama Kang Sapri, Kang Asep,

dan Kang Jamidi. Melalui pernyataan suka duka mereka selama

perjalanan dari Desa Kanekes ke Kota Tangerang. Serta tayangan

pekerjaan dan kehidupan di tempat tinggalnya. Hal ini ditampilkan

agar penonton juga bisa mengerti dan memahami bagaimana para

WargaSuku Baduy disini membutuhkan kesejahteraan.

b. Konsep Produksi

Penulis membantu mendampingi sutradara, produser dan penata

kamera dalam memvisualisasikan sebuah naskah yang akan menjadi

gambar yang enak ditonton, dan penulis pun tidak lupa mengingatkan

sutradara dan penata kamera untuk melakukan pengambilan gambar

sesuai dengan yang ada di naskah.

c. Konsep Teknis

Penulis naskah menyiapkan data-data pematangan materi seperti:

TOR (Term Of Reference), Transkrip Wawancara dan Naskah voice

over. Dan dalam penulisan naskah ini penulis menggunakan software

Microsoft Word2010.

3.3.6 Kendala Produksi (Solusi Produksi)

Pada saat produksi penulis menemukan berbagai kendala yaitu

sulitnya komunikasi dengan warga suku baduy dalam, karena bahasa yang

67

digunakan dan warga suku baduy tidak terlalu mengerti apa yang kita

bicarakan jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang sangat rinci.

Dan juga ketika proses wawancara berlangsung beberapa narasumber

menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan pertanyaan.

Solusinya adalah penulis mengajak pemandu wisata (Tour Guide) suku baduy

untuk mendapingi penulis dan menjelaskan kepada mereka maksud dan tujuan

penulis. Dan mengambil jawaban yang hanya sesuai dengan pertanyaan yang

ada.

3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah

1. Term Of Reference (TOR)

2. Transkrip Wawancara

3. Naskah VO

1. TOR (TermOf Reference)

1. Program Dokumenter

Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Oktavian

Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari

Urang Kanekes”

Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Anis Nur. C

1. Masalah

Dokumenter Televisi ini mengangkat topik mengenai Kearifan Lokal Suku

Baduy dan Biografi Suku Baduy yang tinggal di pedalaman suku baduy/Desa

Kanekes, Kampung Cibeo, Banten. Kami berdiskusi tentang bagaimana mereka

masyarakat pedalaman dapat hidup berdampingan dengan alam, menjaga

keseimbangan dan benar-benar menjaga kelestarian alam. Secara konseptual, kearifan

68

lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada

filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional.

Seperti tradisi acara “Seba” sebagai wujud ungkapan syukur kepada Ibu Gede (Bupati

atau Kepala Pemerintahan Daerah). Seba itu sendiri merupakan penyerahan hasil tani

atau hasil bumi pada pemerintah setempat yang biasa kita sebut dengan upeti pada

kerajaan, kegiatan seba ini tanpa paksaan dari manapun. Masyarakat baduy luar yang

dipimpin oleh jaro maupun baduy dalam yang dipimpin oleh puun, bersama-sama

berbondong-bondong membawa hasil tani tersebut pada pemerintahan yang saat itu

diserahkan pada Bupati Lebak secara langsung di pendopo Kabupaten lebak.

Perayaan adat seba, merupakan peninggalan leluhur tetua (kokolot) yang harus

dilaksanakan sekali dalam setahun. Acara itu digelar setelah musim panen ladang

huma. Dalam upacara seba kali ini dilaksanakan di pendopo pemkab Lebak. Seba

tahun ini jumlah pendatang warga baduy luar dan baduy dalam terbesar hingga

tercatat sebanyak 1.031 orang. Pada akhir segmen nanti akan dijelaskan secara

langsung mengenai upacara seba dengan Ibu Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia

Jayabaya, SE, MM.

Selain Kearifan Lokal Suku Baduy, Penulis juga akan mengangkat topik Biografi,

dimana tiga anak muda Suku Baduy yang sangat dikenal oleh masyarakat luas dan

sudah modern. Suku baduy dalam dikenal belum mengenal budaya luar dan terletak

di hutan pedalaman suku baduy dalam masih memiliki budaya asli dan dikenal sangat

taat mempertahankan adat istiadat serta warisan nenek moyangnya. Kang Sapri, Kang

Asep, dan Kang Jamidi adalah Saudara kandung. Mereka belum menikah, Biasanya

Anak-anak Suku Baduy menikah pada umur 15-18 tahun, Sebagian besar penduduk

laki-laki suku baduy ini adalah bertani, dan untuk penduduk perempuan biasanya

menenun dan membuat kerajinan tangan untuk dijual. Mereka biasanya menjual hasil

69

taninya berupa madu hutan ke Tangerang, tak hanya madu ia pun membawa hasil

kerajinan tangan untuk dijual di Jakarta. Untuk ke Tangerang mereka harus berjalan

kaki selama 3 hari. Selain berjualan di Tangerang, Mereka juga pernah main ke mall,

bahkan nonton bioskop sebelum berjalan menuju pulang ke Baduy.

2. Fokus

Kearifan Lokal Suku Baduy dan Biografi tiga orang anak yang tinggal di

pedalaman suku baduy dalam sangat dikenal oleh masyarakat luas dan sudah modern.

Kang Sapri, Kang Asep, dan Kang Jamidi menjual hasil tani nya seperti madu hutan

dan kerajinan tangan di Tangerang. Mereka berjalan kaki ke Jakarta tanpa alas kaki

selama 3 hari. Tak hanya berjualan, mereka juga pernah main ke mall, bahkan nonton

bioskop di salah satu mall Tangerang.

3. Angle

Ruang lingkup mengenai Suku Baduy Luar, Wawancara narasumber dari

Bupati Kabupaten Lebak sebagai penjelasan acara adat seba.

4. Narasumber:

1. Ibu Gede (Bupati Lebak) Ibu. Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE, MM.

1. Apa yang dimaksud dengan Acara Seba?

2. Mengapa masyarakat baduy dan masyarakat lokal maupun pemerintah

merayakan bersama?

2. Transkip Wawancara

Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian

Project Title : “Setapak Kaki Director : Ryanda Asy’ari

Urang Kanekes”

Durasi : 15 menit Penulis Naskah: Anis Nur. C

70

No. Kaset Time Logging Statement Ket

1. 1 00:03:52 Ya tentunya ini, seba baduy ini adalah

silaturahmi dan ritual setiap tahun yang

dilaksanakan oleh masyarakat baduy kepada

pemerintah. Jadi, karna saya bupatinya

perempuan jatuhnya ibu gede yang

dilanjutkan nanti besok ke gubernur.jadi, ini

adalah silaturahmi tahunan dari masyarakat

baduy kepada pemerintah.

2. 1 00:04:32 Yang pertama adalah tadi itu, karna rutinitas

kebiasaan ritual yang dilaksanakan oleh

masyarakat baduy setiap tahunnya dengan

memberikan atau menyampaikan hasil

pertaniannya dalam bentuk seba silaturahmi

dan menyampaikan aspirasi yang mereka

inginkan kepada pemerintah. Tujuannya

adalah tadi disamping menjalin silaturahmi

karna pembangunan ini tidak hanya

pemerintah tapi juga ikut terlibat

masyarakatnya. Jadi kalo tadi bahasanya

ngeyek, ngenak gitu ya jadi salah satunya itu.

Jadi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri

tanpa di dukung masyarakatnya.salah satunya

YangDiwawancarai : Bupati Kabupaten Lebak Pewawancara : Daniel Octavian

Tabel III.6

71

tadi itu, jadi pembangunan itu ada sinergitas

antara pemerintah dan masyarakat.

VO 1

Suku baduy terletak di desa kanekes kecamatan leuwidamar/ kabupaten lebak/

provinsi banten// Desa kanekes terdiri dari 69 kampung di baduy luar/ dan 3 kampung

di baduy dalam// Suku Baduy terbagi menjadi dua/ baduy dalam dan baduy luar//

Jarak dari baduy luar ke baduy dalam sekitar 8 kilo meter// perbedaan paling

mendasar dari kedua suku baduy ini adalah dalam menjalankan pitukuh atau aturan

adat istiadat pelaksanaannya// Jika baduy dalam masih memegang teguh adat dan

menjalankan aturan adat dengan baik/ tidak sebaliknya dengan saudaranya suku baduy

luar// Perbedaan lainnya terlihat dari cara berpakaian yang dikenakan// Pakaian adat

atau baju keseharian baduy dalam tersirat dalam balutan warna putih// Warna putih

melambangkan kesucian dan budaya yang tidak terpengaruh dari luar// Beda dengan

budaya baduy luar yang menggunakan baju serba hitam atau biru tua saat melakukan

aktivitas kesehariannya// orang luar boleh datang ke baduy dalam/ tapi tidak boleh

berfoto-foto// Kalau di baduy luar bersifat lebih terbuka/ penampilannya juga sudah

seperti orang kota// Meskipun begitu/ tetap ada aturan adat yang tidak boleh mereka

langgar misalnya bangunan rumah masih bangunan panggung dan menghadap selatan/

Karena kenapa/ karena kiblat mereka menghadap ke selatan// Sebagai tanda kepatuhan

atau pengakuan kepada penguasa/ masyarakat Baduy secara rutin melaksanakan Seba

ke Kesultanan Banten//

VO 2

3. NASKAH VO (VoiceOver)

Tabel III.7

72

Wilayah adat baduy 1500 Hektar/ yang bagian besar berupa hutan dan ladang// secara

historis/ sejatinya mereka lebih tepat disebut urang kanekes// diperkirakan telah

mendiami kawasan ini sejak abad ke 5 atau 100 tahun sebelum Nabi Muhammad//

VO 3

Prosesi acara seba suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan menjadikan

ketetapan lembaga adat masyarakat baduy// Seba itu titipan adat yang harus dijalankan

karena jika tidak dilaksanakan khawatir akan kualat//

VO 4

Keluarga sapri adalah warga baduy dalam atau urang tangtu// namun/ gambar-gambar

ini direkam diluar kampung mereka/ karena adat melarang dalam penggunaan listrik

dan barang-barang elektronik termasuk kamera//

VO 5

Adapun hukum adat leluhur seperti Gunung tak boleh dihancurkan/ Lembah tak boleh

dirusak/ Larangan tak boleh dilanggar/ Pantangan tak boleh diubah/ panjang tak boleh

dipotong/ pendek tak boleh disambung/ yang bukan harus ditiadakan/ yang jangan

harus dinafikan/ yang benar harus dibenarkan//

VO 6

saat berpergian mereka berbekal Kartu tanda pendududk atau surat keterangan dari

desa//

VO 7

Jalan kaki jarak jauh bukan hal berat bagi urang kanekes// karena setiap hari/ mereka

terbiasa jalan kaki berkilo-kilo meter dari rumah ke ladang dengan medan naik turun

bukit//

73

VO 8

Mereka masing-masing membawa perbekalan yang mereka masukkan ke dalam kain

putih yang berfungsi sebagai tas//

VO 9

Berbeda dengan jalan kaki pada tradisi seba, yang merupakan bagian dari budaya//

VO 10

Kang sapri berumur kurang lebih 51 tahun dan memiliki 8 anak// ketiga anaknya yang

bernama Nasiin berumur 18 tahun/ Asep 19 tahun/ dan Jamidi 17 tahun akan pergi ke

kota tangerang//

VO 11

perjalanan mereka jalan kaki ke kota adalah untuk tujuan ekonomi dan mencari

hiburan//

VO 12

mereka akan membawa barang dagangan berupa madu hutan dan kerajinan tangan

khas baduy//

VO 13

Urang kanekes biasanya turun gunung ke daerah kota pada waktu selesai musim

panen// tepatnya setelah bulan kawalu atau hari perayaan suku baduy/ karena pada

masa itu cenderung tidak ada aktivitas warga ke ladang//

VO 14

Untuk menuju kota tangerang/ mereka harus melewati hutan/ sungai/ dan sawah//

VO 15

Setelah berjalan seharian/ saatnya mereka melepas lelah agar stamina kembali segar

untuk melanjutkan perjalanan esok hari// biasanya kalau ke kota/ mereka beristirahat

74

di tempat temannya//

VO 16

Hari ini adalah hari kedua perjalanan mereka dari baduy menuju kota tangerang/

setelah mereka menginap di desa sajira pada hari pertama//

VO 17

Meski berasal dari daerah pedalaman/ ternyata mereka benar-benar mematuhi

rambu-rambu lalu lintas//

VO 18

Dari parung panjang/ mereka kembali melangkahkan kaki menapaki panas dan

kerasnya jalanan aspal menuju kota tangerang//

VO 19

Malam hari mereka tiba di kawasan serpong kota tangerang/ saat menyebrang mereka

melewati jembatan penyebrangan yang ada di kawasan sumarecon mall serpong//

VO 20

Setelah berjalan kaki 2 hari/ kaki-kaki urang kanekes telah menginjakkan kaki di salah

satu XXI yang ada di kota tangerang// dengan baju lusuh dan kaki telanjang/

penampilan mereka begitu kontras dengan orang-orang di sekelilingnya//

VO 21

Saat ini mereka bukan pertama kalinya masuk mall// orang suku baduy sering

menerima beragam reaksi dari orang-orang yang mereka jumpai di jalanan// ada yang

melihat dengan tatapan aneh dan tak jarang pula di tolak sekuriti masuk ke suatu

kawasan//

VO 22

Orang-orang suku baduy atau urang kanekes ini bisa mengingatkan kita tentang arti

kesederhanaan/ tentang belajar kepatuhan pada aturan dan tentang nilai-nilai

75

perjuangan yang bisa diraih dengan menjalankan apa yang kita yakini dengan sepenuh

hati//

3.4 Proses Kerja Kameramen

Anton Mabruri KN (2018:151) Cameraman adalah orang yang bertugas

mengambil seluruh kebutuhan gambar berdasarkan naskah (blue print) yang telah

diterjemahkan ke dalam bahasa visual.

Penulis sebagai kameramen, kameramen adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap gambar yang direkamnya.

secara umum tugas dan tanggung jawab kameraman meliputi:

1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana

produksi

2 . Mempelajari naskah

3. Menginterprestasikan sebuah adegan/scene

4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik

5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya

6. Bekerja sama dengan sutradara

7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting

3.4.1 Pra Produksi

76

Mira herlina M.I.Kom (2017:69) tahap riset visual dilakukan untuk

memberikan gambaran kepada kru lain (terutama kamerawan) untuk

mengenal tampilan visual dari daerah, aktivitas, ataupun tampilan dari

tokoh-tokoh yang akan muncul dalam cerita dokumenter.

Pada tahap ini, penulis sebagai kameramen melakukan riset visual dan

mengumpulkan data riset visual berupa foto, film, video dan catatan. Penulis

juga diberikan pengarahan dari seorang Program Sutradara atau Produser

tentang rencana visual yang akan di buat. Secara sistematis rencana ini di buat

ke dalam breakdown script. Sutradara bersama kameramen mendiskusikan

shot-shot seperti apakah yang harus dibuat. Pada program dokumenter,

kameraman harus mencantumkan susunan apa saja yang akan diperlukan pada

saat shooting dan dicantumkan kedalam shotlist sebagai panduan shot-shot

yang ingin diperlukan untuk kepentingan program dokumenter tersebut.

3.4.2 Produksi

Menurut Rusman latif dalam buku (Ayawaila, 2017:119) bentuk film

dokumenter terpecah menjadi dua kategori produksi. Yang pertama, film

dokumenter berdurasi panjang diputar dibioskop atau pada festival. Lebih

bebas menggunakan semua tipe shot, sedangkan dokumenter televise

berdurasi pendek, dan terbatas menggunakan tipe shot, seperti close up dan

medium shot. Hal ini sesuai dengan perbedaan besar layar bioskop dengan

layar televise.

Pada tahap ini penulis saat produksi penting bagi seorang kameramen,

director treatment menjadi acuan untuk membuat shot bagi kameraman. Dan

mengambil stok gambar. Sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara

meminta pada kameramen untuk membuat komposisi serta angle tertentu.

77

3.4.3 Pasca Produksi

Pada tahap paska produksi tidak banyak hal yang dilakukan oleh

seorang kameramen pada tahap ini. Untuk program dokumenter, kameramen

terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu

yang tidak di mengerti oleh editor.

3.4.4 Peran dan TanggungJawab Kameramen

Anton Mabruri KN (2018:67) Cameraman bertanggung jawab

mengambil seluruh shot/gambar yang diperlukan dalam proses produksi

sesuai naskah atau komando dari PD. Seorang kameraman yang baik adalah

mampu mengeksplorasi gambar/shot dari produksi program TV tentunya atas

persetujuan dari PD.

Penulis sebagai kameramen, wajib untuk mengecek secara

keseluruhan apakah kamera serta alat pendukung lainnya bisa bekerja dengan

baik. kameramen lebih banyak bekerja dengan sutradara ketika ada hal yg

menarik dan tidak tercantum dalam shotlist, maka kameramen harus memiliki

insting untuk segera mengambil moment tersebut.

3.4.5 Proses Penciptaan Karya

a. Konsep Kreatif

Pada tahap ini penulis sebagai kameramen untuk membuat

konsep pengambilan gambar yang lebih dapat menjelaskan isi cerita,

dan mengambil gambar yang menurut kameramen bagus dan sesuai

dengan konsep cerita walau di luar treatment yang dibuat oleh

sutradara.

b. Konsep Produksi

78

Pada tahap ini penulis untuk program dukumenter kameramen

mengambil gambar-gambar lebih detail tentang subyek, agar dapat

menampilkan profil subyek lebih jelas sesuai dengan konsep yang

telah dibuat sutradara. Dan mengambil gambar sesuai dengan yang

terjadi di lapangan dan dapat menggambarkan permasalahan subyek.

c. Konsep Teknis

Pada tahap ini penulis sebagai kameramen alat untuk produksi

dokumenter menggunakan kamera Sony NEX-VG30EH PAL

Camcorder Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3 dan berbagai macam

lensa seperti : Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM, Lensa

sony SEL 35mm f/1.8 OSS, Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM

ART sesuai yang direferensikan oleh sutradara, agar gambar yang

dihasilkan bagus dan natural. Penulis juga menggunakan Drone Dji

mavic pro untuk pengambilan gambar establish. Pengambilan gambar

pun sesuai dengan tema yang ada, tidak berlebihan agar saat proses

editing tepat sesuai dengan tema.

3.4.6 Kendala Produksi (solusi produksi)

Kendala saat produksi sulitnya mendapatkan establish di dalam

kampung dan aliran listrik untuk charge baterai kamera serta laptop untuk

back up data file shot selama produksi, dikarenakan aturan adat melarang

untuk tidak menyediakan aliran listrik di suku baduy.

kendala lain adalah kamera yang digunakan saat produksi ini SONY

NEX-VG30 dan menggunakan Lensa Sony E PZ 18-200mm f3.5-6.3- OSS,

filter lensa pecah karena jatuh.

79

Solusinya penulis sebagai kameramen mendapatkan establish

menggunakan drone DJI MAVIC PRO dari terminal Ciboleger dan penulis

membawa baterai serta memori lebih banyak untuk antisipasi saat baterai

habis dan memori penuh yang belum sempat di back up ke laptop.

Solusinya penulis melepas filter yang pecah menggunakan tang.

1. Teknik– TeknikPengambilan Gambar

a. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)

Sudut pengambilan gambar yang digunakan penata kamera dalam

produksi Dokumenter televisi adalah sebagai berikut:

b. Sudut Pengambilan Tinggi (High Angle),

Pengambilan sudut ini kamera di atas kepala kameramen,

sehingga memberikan kesan merendahkan seseorang. Sudut ini

bagus juga untuk pengambilan landscape atau establishing shot.

c. Sudut Pengambilan Rendah (Low Angle)

Pengambilan sudut ini kamera di tempatkan di bawah si tokoh,

sehingga seolah–olah tokoh terlihat gagah dan angkuh.

d. Sudut Pengambilan Normal (Eye Angle)

Pengambilan sudut ini disesuaikan dengan pandangan

manusia. Sudut ini juga disesuaikan dengan tinggi rendahnya

posisi obyek.

e. Sudut Pengambilan Sejajar Tanah (Frog Eye)

Pengambilan sudut gambar ini kamera ditempatkan sejajar

dengan tanah, sama dengan dasar kedudukan si objek,

sehingga si tokoh terkesan misterius.

80

2. Ukuran atau Tipe Gambar (Type Shot)

Setelah dilihat dari sudut pengambilan gambar diatas, maka keberagaman

tipe gambar tadi bisa disangkutkan dengan teknik pengambilan gambar.

Ukuran gambar bisa menunjukkan emosi seseorang, situasi dan kondisi dari

objek atau tokoh. Berikut adalah ukuran gambar atau type shot :

a. ECU (Extreme Close Up)

Pengambilan sangat dekat sekali sehingga pengambilan gambar

sangat detail dan sangat jelas.

b. BCU (Big Close Up)

Pengambilan sebatas kepala sampai ke dagu, untuk menerangkan

atau menonjolkan ekspresi tertentu.

c. CU (Close Up)

Pengambilan gambar dari kepala sampai ke leher, untuk

menegaskan mimik wajah seseorang.

d. MCU (Medium Close Up)

Pengambilan gambar sebatas dari kepala sampai ke dada, untuk

menegaskan profil seseorang.

e. MS (Medium Shot)

Pengambilan gambar dari kepala sampai ke pinggang, untuk

memperlihatkan sosok seseorang dengan tampangnya.

f. MLS (Medium Long Shot)

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga ke lutut,

diperuntukkan pengambilan gambar objek yang berinteraksi dengan

81

jelas.

g. FS (Full Shot)

Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki.

Diperuntukkan memperlihatkan objek dengan lingkungannya.

h. LS (Long Shot)

Pengambilan gambar lebih dari Full Shot. Digunakan untuk

menunjukkan obyek dengan backgroundnya.

i. VLS (VeryLong Shot)

Pengambilan gambar lebih jauh dari Long Shot. Digunakan untuk

menunjukkan obyek dengan background yang cukup jauh.

j. 1 S (One Shot)

Pengambilan gambar satu obyek. Menunjukkan sesorang dalam

satu frame ataupun sedang monolog.

k. 2 S (Two Shot)

Pengambilan gambar dua obyek. Digunakan memperlihatkan dua

orang sedang bercakap – cakap

l. 3 S (Three Shot)

Pengambilan gambar tiga orang. Untuk memperlihatkan tiga

orang sedang berinteraksi.

m. GS (Group Shot)

Pengambilan gambar sekelompok orang yang sedang berinteraksi

bisa juga sekumpulan orang sedang berunding.

3. Gerakan Kamera

82

Gerakan kamera digunakan untuk menambah shot–shot yang ada

sehingga lebih realistis. Berikut gerakan kamera :

a. Zoom In atau Zoom Out, gerakan ini digunakan jika mengambil

gambar dekat atau jauh hanya dengan menekan tombol T untuk

mendekatkan gambar (Zoom In) ), tombol W ( untuk menjauhkan

gambar (Zoom Out) ).

b. Panning, kamera tidak bergerak tetapi penyangga tripod yang

bergerak ke kiri (Pan Left) dan ke kanan (Pan Right).

c. Tilt, penyangga tripod digerakkan ke atas atau ke bawah. Jika

gerakkan ke atas di sebut Tilt Up, jika gerakkan ke bawah di sebut

Tilt Down .

d. Track, yaitu kamera dipegang secara handheld, jadi kamera

mngikuti arah objek yang akan kita ambil, jika kita mengambil

gambar dari kanan ke kiri disebut crab left, jika sebaliknya disebut

crab right. Ada juga pengambilan dari atas ke bawah disebut crab

up, dan sebaliknya disebut crab down.

e. Crane, gerakan kamera meninggi atau merendah dari dasar

pijakan objek. Gerakan itu akan membantu peergerakan kamera

secara optimal yang tak mungkin dilakukan oleh kamera operator

dengan hand held, doli, maupun jimmy jip.

f. Following, pergerakan kamera pada following lebih moveable.

Artinya, kamera secara aktif mengikuti kemanapun talent

bergerak.

4. Teknik– Teknikdan Istilah Lain

83

Kameramen disini juga menggunakan teknik–teknik baru untuk

pengambilan gambar :

a. Over The Shoulder, pengambilan gambar lewat bahu

seseorang yang sedang berhadapan yang satu membelakangi

kamera yang satu lagi menghadap ke kamera.

b. Walking Shot, pengambilan gambar ini di lakukan ketika

obyek sedang berjalan, kesannya indah karena memperlihatkan

seseorang sedang berjalan.

c. Beauty Shot, kamera di tempatkan dibelakang sebuah

ranting pohon, atau sebuah bunga. Mengesankan gambar

seperti di sebuah kebun atau hutan.

d. Garis imajiner, Garis khayal pengambilan gambar sebagai

batas gerak pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi

objek antar frame.

e. Head room, Ruang jeda semu yang berada di antara kepala

talent dan frame kamera, head room ini penting untuk

membuat gambar enak dilihat.

f. Blur, efek hasil perekaman hasil perekaman gambar

sehingga tampak seperti tidak focus dan tampak buram.

g. Fading, Istilah fading ini digunakan untuk menyebut

tampilan gambar yang muncul (fade in) atau menghilang

(fadde out) secara perlahan dari layar.

h. Framing, Memberi marking atau batasan area setting yang

masuk tertangkap lensacamera saat perekaman gambar

berlangsung.

84

i. White Balance, Sebuah standarnisasi warna akibat cahaya

yang masuk. White balance ini diperlukan karena ada

kemungkinan perbedaan pewarnaan penangkapan cahaya pada

kamera saat pengambilan gambar gambar dilakukan di dalam

ruangan maupun diluar ruangan.

A. Pengenalan konsep kameraman

Sebagai kameramen lebih dominan membuat konsep angle MCU (medium

close up). Karena di karya ini penulis telah di instruksikan oleh seorang

sutradara alasannya untuk menciptakan atau menunjukan karakter biografi

tersebut untuk pengambilannya. disini Pengambilan gambar sebatas dari

kepala sampai ke dada, untuk menegaskan biografi yang ada di dokumenter

televisi ini

B. Pengenalan lighting

Pada tahap ini saya sebagai kameraman saat melakukan shoting

dokumenter selain menggunakan alat shoting seperti kamera, slider,

Stabilizer, tripod dan monopod juga menggunakan pencahayaan/lighting,

lighting yang saya gunakan diprogram dokumenter ini menggunakan lampu

led sport external agar terlihat natural dan sesuai dengan konsep dokumenter

yang kami buat.

3.4.7. Laporan Lembar Kerja Kameraman

1.Camera Report (Shot list)

2. Spesifikasi kamera

85

86

No.

Visual

VideoShot Shot Size Moving Angel

SEGMENT I

1. 1 Establish Zoom Out Eye level Opening Patung Suku Baduy di terminal

Ciboleger

2. 2 Establish Tilt down Eye level Suasana selamat datang di baduy tampak depan

3. 3 medium long

shot. medium

close up

Tilt down, Still,

panning

Eye level Suasana ruang lingkup kampung gajebo

4. 4 Medium close Still Eye level Pekerjaan masyarakat suku baduy

Camera Report

Production Company : Universitas BSI Produser : Daniel Octavian. S

Project Title : Setapak Kaki Urang Kanekes Director : Ryanda Asy’ari

Durasi : 15:26 Menit Kameraman : Ryanda Asy’ari

Table III.7

87

up,medium shot

5. 5 Establish,medium

shot

Still, panning Eye level Suasana para pekerja masyarakat baduy

6. 6 Medium long shot Still Eye level Suasana sungai di kampung gajebo

7. 7 Medium long shot Still Eye level Suasana pengunjung di kampung gajebo

8. 8 Long shot Panning, still Eye level Rumah khas suku baduy

9. 9 Establish Follow, tilt up Bird eye view Suasana kampung di baduy

10. 10 Medium close up,

close up, full shot

Still, panning,

follow

Eye level,

high angle

Prosesi acara seba

11. 11 close up Still Eye level Wawancara bupati kabupaten lebak

12. 12 Medium close up Panning Eye level Hasil pertanian masyarakat baduy pada acara

seba

13. 13 Establish Tilt down Eye level Gapura museum negeri banten

14. 14 Establish Follow Bird eye view Suasana halaman museum negeri banten

88

15. 15 Medium long shot Still Eye level Suasana gubernur menghadiri acara seba hari

ke dua

16. 16 Full shot Still High angle Suasana masyarakat baduy menghadiri acara

seba di museum negeri banten

SEGMENT II

17. 17 Establish Follow Bird eye view Suasana kampung di baduy

18. 18 Close up Panning Eye Level Kaki orang baduy tanpa alas kaki

19. 19 Long shot Still Eye Level Suasana pekerjaan keluarga kang sapri

20. 20 Medium long shot Still Eye Level Kang sapri memakai ikat kepala khas baduy

dalam

21. 21 Long shot Still, panning Eye level Kang sapri bersama anak-anaknya sedang

berjalan

22. 22 Long shot,

Establish,

medium close up

Still Eye level Suasana pekerjaan masyarakat baduy

89

23. 23 Close up Still Eye level Kartu tanda penduduk kang sapri dan surat

keterangan dari desa

24. 24 Medium close up Tilt down,

panning

Eye Level Suasana tempat lumbung padi

25. 25 Full shot, medium

long shot

Still Eye Level Ketiga anak kang sapri menuju rumah untuk

pamit dengan orang tua sebelum berangkat ke

kota

26. 26 Medium long shot Panning, still Eye Level Ketiga anak kang sapri membeli madu dan

kerajinan tangan untuk dijual di kota

27. 27 Full shot, close

up, very long shot

Still, panning,

zoom in

Eye Level Suasana Ketiga anak kang sapri berangkat ke

kota berjalan kaki

28. 28 medium long

shot, medium

close up

Still Eye Level Suasana ketiga anak kang sapri menyebrangi

sungai di ciminyak

29. 29 Establish Still Eye level Timelapse matahari terbenam

90

30. 30 Long shot,

medium long

shot, close up

Still, panning Eye level Ketiga anak kang sapri beristirahat di tempat

temannya di desa sajira

SEGMENT III

31. 31 Establish Still,Panning Eye Level Suasana lalu lintas rel kereta parung panjang

siang hari

32. 32 Long shot

Medium long

shot, close up

Still Eye Level,

low angle

Ketiga anak kang sapri berjalan di rel kereta

parung panjang

33. 33 Full shot medium

shot

Still Eye Level Ketiga anak kang sapri menjual madu dan

kerajinan tangan khas baduy

34. 34 Establish Still Eye Level Suasana alam sutera malam hari

35. 35 Medium close up,

medium long shot

Still, follow Eye Level Ketiga anak kang sapri tiba di kawasan

sumarecon mall serpong malam hari

91

Long shot

36. 36 Establish Still Eye Level Suasana tempat makan geprek bensu

37. 37 Medium close up Still Eye Level Ketiga anak kang sapri memesan makanan dan

makan

38. 38 Establish Tilt down Eye Level suasana cbd mall ciledug

39. 39 long shot Sill, panning Eye Level Ketiga anak kang sapri menyebrangi jalan

40. 40 Long shot,

medium long shot

Still Eye level Ketiga anak kang sapri memasuki kawasan cbd

mall ciledug

41. 41 Medium long

shot, medium

close up

Still Eye level Ketiga anak kang sapri membeli tiket bioskop

42. 42 Medium close up,

close up

Still Eye level Suasana xxi di cbd mall ciledug

92

43. 43 Medium close up,

close up

Still Eye level Ketiga anak kang sapri memasuki teater

44. 44 Long shot Still Eye level Suasana di dalam teater

45. 45 Medium shot Still Eye level Ketiga anak kang sapri menonton film

spiderman

46. 46 Medium long shot Still Eye level Setelah film selesai, ketiga anak kang sapri

keluar dari teater

94

HD Video Codec HD:MPEG4-AVC/H.264AVCHD™ver.2.0 format compatible

STD Video Codec STD:MPEG2-PS

Media Storage Type

Memory Stick PRO Duo™ (Mark 2) Memory Stick PRO-HG

Duo™ Memory Stick XC-HG Duo™ SD/SDHC/SDXC Memory

Card(Class 4 or Higher)

Image Sensor Exmor APS HD CMOS sensor(23.5 x 15.6mm)

Image Processor BIONS image processor

Lens / Filter

DiameterSony E-Mount lens

Optical / Digital

Zoom

X2.0, with power zoom control and zoom lever (variable / fixed

max. 32 steps)

Audio Format Dolby® Digital 5.1ch, Dolby® Digital 5.1Creator Dolby®

Spesifikasi Kamera

Gambar III.1. Sony NEX-VG30EH PALCamcorder

95

Digital 2ch stereo

ZoomMic Built-in Microphone

Maximum Still

Image Resolution

(Photo Mode)

16.0 megapixels 3:2 (4912 x 3264) 13.6 megapixels 16:9 (4912 x

2760) 8.4 megapixels 3:2 (3568 x 2368) 7.1 megapixels 16:9

(3568 x 2000) 4.0 megapixels 3:2 (2448 x 1624) 3.4 megapixels

16:9 (2448 x 1376)

Image Stabilisation Optical SteadyShot (with Active mode)

LCD Screen Size &

Type3.0 Xtra Fine LCD™ 270 degree swivel display

Direct Copy Yes

HDMI Terminal Yes(mini)

USB Terminal mini-AB/USB2.0 Hi-speed (mass-storage/MTP)(Read only)

Active Interface

ShoeYes(Multi Interface Shoe)

Dimensions (W x H

x D)Approx. 91 x 130 x 223mm

Mass (w/o Tape,

Battery, etc.)Approx. 650g

Mass (w/ Lens Hood

With Lens Cover)Approx. 1520g(NP-FV100)(with SELP18200 LENS)

Spesifikasi Drone Dji Mavic Pro

96

Folded H83mm x W83mm x L198mm

Diagonal Size (Excluding

Propellers)335 mm

Weight (including battery

and propellers)

1.62 lbs (734 g) (exclude gimbal cover) 1.64 lbs

(743 g) (include gimbal cover)

Max Ascent Speed 16.4 ft/s (5 m/s) in Sport mode

Max Descent Speed 9.8 ft/s (3 m/s)

Max Speed 40 mph (65 kph) in Sport mode without wind

Max Service Ceiling Above

Sea Level16404 feet (5000 m)

Max Flight Time27 minutes (0 wind at a consistent 15.5 mph (25

kph))

Gambar III. 2. Drone Dji Mavic Pro

97

Max Hovering Time 24 minutes (0 wind)

Overall flight time21 munites ( In normal flight, 15% remaining

battery level )

Max Flight Distance 8 mi (13 km, 0 wind)

Operating Temperature 32° to 104° F (0° to 40° C)

Sensor1/2.3” (CMOS), Effective pixels:12.35 M (Total

pixels:12.71M)

LensFOV 78.8° 28 mm (35 mm format equivalent) f/2.2

Distortion < 1.5% Focus from 0.5 m to ∞

ISO Range 100-3200 (video) 100-1600 (photo)

Shutter Speed 8s -1/8000s

Image Max Size 4000×3000

Still

Photography

Modes

Single shot Burst shooting: 3/5/7 frames Auto Exposure

Bracketing (AEB): 3/5 bracketed frames at 0.7 EV Bias

Interval

Video Recording

Modes

C4K: 4096×2160 24p 4K: 3840×2160 24/25/30p 2.7K:

2704×1520 24/25/30p FHD: 1920×1080

24/25/30/48/50/60/96p HD: 1280×720

24/25/30/48/50/60/120p

Camera

98

Max Video

Bitrate60 Mbps

Supported File

FormatsFAT32( ≤ 32 GB ); exFAT( > 32 GB )

Photo JPEG, DNG

Video MP4, MOV (MPEG-4 AVC/H.264)

Supported SD

Card Types

Micro SD™ Max capacity: 64 GB. Class 10 or UHS-1 rating

required

Operating

Frequency2.4 GHz to 2.483 GHz

Max Transmission

Distance

FCC Compliant: 4.3 mi (7 km); CE Compliant: 2.5 mi (4

km) (Unobstructed, free of interference)

Operating

Temperature32° to 104° F ( 0° to 40° C )

Battery 2970mAh

Transmitter

Power (EIRP)FCC:≤26 dBm CE:≤20 dBm

Operating Voltage 950mA @ 3.7V

Supported Mobile Thickness Supported:6.5-8.5mm Max length: 160mm

Remote Controller

99

Device Size Supported USB port types: Lightning, Micro

USB(Type-B),USB(Type-C)™

Controllable

Range

Pitch: -90° to +30° Roll: 0° or 90° (Horizontally and

vertically)

Stabilization 3-axis (pitch, roll, yaw)

Obstacle Sensory

Range

Precision measurement range: 2 ft (0.7 m) to 49 ft (15 m)

Detectable range: 49 ft (15 m) to 98 ft (30 m)

Operating

EnvironmentSurface with clear pattern and adequate lighting (lux > 15)

VelocityRange ≤22.4 mph (36 kph) at 6.6 ft (2 m) above ground

Altitude Range 1 - 43 feet (0.3 - 13 m)

Operating Range 1 - 43 feet (0.3 - 13 m)

Operating

Environment

Surface with clear pattern and adequate lighting (lux >

15)

Gimbal

Obstacle Sensing System

Vision Positioning

100

Voltage 13.05 V

Rated Power 50 W

Capacity 3830 mAh

Voltage 11.4 V

Battery Type LiPo 3S

Energy 43.6 Wh

Net Weight Approx.0.5 lbs(240 g)

Operating

Temperature41° to 104° F ( 5° to 40° C )

Charger

Intelligent Flight Battery

101

Focal Length

18 – 200mm

Comparable 35mm Focal Length: 27 – 300

mm

ApertureMaximum: f/3.5 – 6.3

Minimum: f/22 – 40

Camera Mount Type Sony (E Mount for NEX)

Format Compatibility Sony NEX (APS-C)

Minimum Focus

Distance1′ (.30 m)

Magnification 0.35x

Elements/Groups 17/12

Diaphragm Blades 7

Spesifikasi Lensa

Gambar. III.3. Zoom Lens 18-200mm f/3.5-6.3

102

Focal Length 70 – 200mm

Aperture Maximum: f/2.8 Minimum: f/32

Camera Mount Type Canon EF

Format Compatibility35mm Film / Full-Frame Digital Sensor Canon

(APS-C)

Angle of View 34° – 12°

Minimum Focus Distance 3.94′ (1.2 m)

Magnification 0.21 – 12.1x

Maximum Reproduction

Ratio1:5

Elements/Groups 23/19

Diaphragm Blades 8

Gambar III.4. Lensa canon EF 70-200mm f/2.8 IS II USM

103

Focal Length 35mm Comparable Focal Length: 52.5 mm

Aperture Maximum: f/1.8 Minimum: f/22

Camera Mount Type Sony (E Mount for NEX)

Format Compatibility DSLR (APS-C Sensor)

Angle of View 44° APS-C Picture Angle: 44°

Minimum Focus Distance 11.88" (30.18 cm)

Magnification 0.15x

Elements/Groups 8/6

Diaphragm Blades 7

Focal Length 35mm Comparable Focal Length: 52.5 mm

Gambar III. 5. Lensa sony SEL 35mm f/1.8 OSS

104

Lens Construction 13 Elements in 8 Groups

Angle of View 46.8º

Number of Diaphragm Blades 9

Mininum Aperture f16

Minimum Focusing Distance 40 cm / 15.7 in

Filter Size (mm) 77mm

Maximum Magnifications 1: 5.6

Dimensions

(Diameter x Length)3.4 x 3.9 in

Weight  815g/ 28.7 oz

Gambar III. 6. Lensa canon sigma 50mm f/1.4 DG HSM ART

105

3.5. Proses Kerja Editor

Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:128) Editing adalah proses menyusun,

rekaman gambar berdasarkan interpretasinya tentu dengan landasan kreativitas

estetikanya dengan memberikan penambahan tulisan,gambar,atau suara sehingga mudah

di mengerti dan dapat di nikamati pemirsa.

Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:126) Berdasarkan prinsip dasar teori editing

yang dibangun dari Dokumenter Televisi kemudian tumbuh kembang dalam film fiksi;

akhirnya berputar kembali, pada persepsi dua kubu teori, yaitu kubu formalis seperti

editor legendaris Sergei Eisenstein dan Rudolf Arnheim yang mengagungkan teknik

montage sebagai ekspresi estetika, dan kubu realis seperti Andre Bazin yang

perhatiannya lebih pada kesederhanaan teknik sinematografi, yakni merekam gambar

adegan secara tuntas tanpa terputus dengan teknik long take dan deep focus photography.

Menurutnya, kekuatan kedua teknik ini mampu memberikan nuansa realitas yang lebih

kental.

Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:127) Sebagian besar sineas

dokumenter,menganggap bahwa baik buruknya penggarapan sebuah Dokumenter

Televisi berdasar pada kualitas pengembangan konsep dalam treatment, jadi tidak

semata-mata bergantung pada kemampuan kamera dalam merekam aksi-aksi spontan.

Selain itu, bagaimana mengetengahkan aksi dari peristiwa merupakan penilaian baik

buruknya film. Pada prinsipnya proses penyutradaraan dan editing dapat berjalan

bersamaan,saat syutinf sudah dipikirkan volume gambar atau jumlah gambar untuk

106

proses kreatif di meja editing nanti. Gaya Cinema Verite yang dipengaruhi visi Dziga

Vertov,menyadarkan 90 persen proses kerja produksi karyanya di meja editing; dengan

begitu peran editor sangat penting dalam menentukan baik buruknya hasil akhir.

Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:131) Seorang editor di tuntut memiliki sense

of story telling yang kuat, sehingga tentunya dituntut sikap kreatif dalam menyusun

shot-shot yang ada. Kekuatan yang di maksud bahwa seorang editor harus mengerti akan

konstruksi struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada dalam shot – shot

yang di susun. Dan disini penataan suara berperan penting untuk membangkitkan

emosionalnya dengan cara menghidupkan suasana atau atmosfer.

Menurut Gerzon R. Ayawaila (2017:129) serta bisa membentuk irama

adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film. Editing berfungsi untuk

merangsang suatu kreasi berdasarkan shot yang ada, yang kemudian dikemas menjadi

suatu karya film utuh. Banyak dokumentaris yang menitikberatkan karyanya pada proses

kerja editing. Sebagaimana pendekatan gaya Cinema verite dan Direct Cinema,setiap

aksi spontan dianggap penting karena memiliki aspek dramatik, dan itulah yang

kemudian dikemas ke dalam susunan adegan yang berkesinambungan sesuai tema. Oleh

karena itu penulisan treatment tak cukup sekedarnya saja; dia harus merupakan the

treatment of the story, yakni sebagai pengungkap isi dan struktur cerita yang memiliki

banyak fungsi,terutama bagi kepentingan editor dalam menginterpretasikan

kesinambungan shot-shot yang sudah dirancang sutradara termasuk didalamnya adalah

arsip visual dari materi footage.

3.5.1. Pra Produksi

107

Saat pra produksi yang di lakukan penulis adalah mulai memikirkan

konsep setelah skenario di buat dan telah di setujui produser karena dari skenario,

penulis bisa membayangkan teknik-teknik editing yang akan digunakan nantinya.

Setelah penulis memikirkan konsep editing nantinya, penulis mulai membahas

konsep tersebut bersama produser dan meminta pendapat dari kru lainnya

mengenai konsep tersebut.

Pada tahap pra produksi penulis juga harus mencari dan mempersiapkan

semua peralatan yang di perlukan untuk proses editing seperti hardisk

berkapasitas besar yang akan di gunakan untuk memudahkan penyimpanan

semua data, juga mencari software yang tepat dan memiliki semua fasilitas yang

diperlukan untuk proses editing.

3.5.2. TahapProduksi

Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban

khusus, namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu

mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai

materi tersebut berada dimeja editing. Pihak yang di bantu oleh editor adalah

individu professional yang ditunjuk oleh rumah produksi yang bersangkutan

dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut. Individu professional

tersebut biasanya dilakukan oleh manajer unit, koordinator paska produksi (post

production supervisor) ataupun seorang runner.

3.5.3. Pasca Produksi

108

Setelah tahapan pra dan produksi telah selesai dilaksanakan, maka tahap

berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca produksi. Tahapan ini

merupakan tanggung jawab langsung penulis sebagai Editor program. Berikut

adalah beberapa tahapan yang penulis lakukan pada saat paska produksi :

a. Preview Hasil Shooting

Ratusan atau bisa jadi ribuan shot yang sudah dihasilkan oleh

sutradara dan kameramen, namun shot-shot tersebut tidak akan memiliki

makna apa-apa ketika belum disusun oleh editor menjadi satu kesatuan

cerita. Karena itu peran seorang editor sangatlah penting. Sebelum

melakukan penyunting gambar, preview hasil shooting. Semua materi

shot harus dilihat oleh editor. Dan kalau memungkinkan ada baiknya pada

proses melihat hasil shooting ini, sutradara menemani editor. Dengan

demikian sutradara bisa berdiskusi dengan editor mengenai shot-shot

yang sudah dihasilkannya.

b. Transfer Video

Di tahap ini penulis melakukan pemindahan gambar atau transfer

video hasil rekaman yang masih berbentuk SD Card ke dalam komputer

sehingga menjadi bentuk digital dengan format video AVI atau MPEG,

untuk masuk ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.

c. Paper Edit

Ada dua naskah dalam dokumenter,yang pertama adalah pre-shot

script yakni yang di buat oleh penulis naskah sebagai panduan

dokumenter dilapangan. Dan yang ke dua, dinamakan pro-shot script,

109

yakni naskah yang di buat seterlah shooting selesai. Pro-shot script

dinamakan juga paper edit. Kenapa paper edit ini diperlukan oleh editor

dokumenter? Ini salah satu yang membedakan antara feature film dengan

dokumenter. Ketika editor merasa bahwa pekerjaan editing dokumenter

terasa berat, maka transcript wawancara dituangkan ke dalam paper edit.

Makanya tidak heran, akan ditemukan banyak kertas coretan di meja

editing dokumenter. Kertas ini sangat membantu editor untuk membuat

struktur cerita yang akan direkontruksi. Tidak ada aturan baku dalam

format paper edit, yang paling penting.

d. Logging picture

Terkadang buat sebagian editor ini merupakan proses yang

membosankan. Logging secara sederhana berarti pencatatan time code

seluruh shot hasil shooting. Time code merupakan kode waktu yang

terdapat pada materi shot. Pencatatan time code awal serta akhir shot jadi

logging merupakan manajemen file, yang berfungsi untuk memudahkan

ketika melakukan penyuntingan gambar nantinya. Catatan logging

tersebut dibuat ke dalam logging list atau logging sheet. Logging sheet

merupakan panduan untuk capture atau pemindahan materi tape ke dalam

computer editing.

e. Editing Assembly

Tahap ini merupakan tahapan setelah logging dan capturing. Editing

Assembly dilakukan untuk melihat gambaran secara umum dokumenter

televisi tersebut. Untuk documenter berdurasi satu jam,biasanya assembly

110

edit sekitar 140 menit,atau empat puluh persen lebih banyak. Ini bukan

rumusan umum, tapi menurut pengalaman pribadi serta sharing dengan

editor dokumenter lainnya estimasi durasi diatas umum dilakukan. Dalam

editing assembly, belum ada music sudah terlihat cerita didalamnya. Pada

hasil assembly edit memang belum bias untuk presentasi, tapi sutradara

sudah bias melihat gambaran umumnya. Editor sudah bisa

membayangkan tema apa yang bisa dibuang atau tidak terpakai.

f. Fine Cut & Triming

Ini merupakan proses editing akhir sebelum dokumenter televisi

tersebut benar-benar akan direlease. Pada tahapan ini editor sudah

membuat struktur dinal dengan durasi hamper persis pada durasi

sebenarnya, menambahkan musik ilustrasi, serta efek. Pada tahap ini,

hasil editing fine cut & Trimming sudah bisa dipresentasikan kembali.

Untuk beberapa dokumenrer terkadang harus mempresentasikan

dihadapan advisor. Ini biasanya menyangkut konten atau isi, misalnya

seperti documenter intruksional

.

g. Rough Cut

Namanya simpel, rough cut alias memotong kasar tapi ini merupakan

tahapan sebenarnya dalam editing. Editor sudah membuat kontruksi cerita

sesuai dengan post-script yang sudah dibuat sebelumnya. Penambahan

draft narasi atau voice over(kalau pendekatannya essay) sudah bisa

dilakukan. Durasi hasil editing rough cut biasanya tidak lebih dari sepuluh

111

persen dari durasi film documenter yang sudah jadi nantinya. Hasil rough

cut sudah bisa dipresentasikan pada klien atau investor. Untuk menjajaki

apakah dokumenter televisi tersebut sudah bagus secara editingnya,ada

baiknya film tersebut dipertontonkan pada penonton awam,atau bisa saja

minta komentar dari kawan anda.

h. On Line

Seperti sudah dapat diperhatikan bahwa proses kerja diruang editing

Antara film dan video tak terlalu berbeda. Tahap on-line pada video atau

fine-cut pada film dapat dikerjakan dengan computer,sehingga ada

kemudahan yang di dapat dengan teknologi ini. Hanya saja pita film harus

di sambung-sambung di atas meja editing, sedangkan video secara digital

dapat di transfer untuk kemudian disunting dan disusun kembali dalam

memori komputer.

Biasanya, Sebelum memasuki tahap final dilakukan tes screening, yaitu

memperlihatkan (preview) hasil rough-cut pada sponsor atau eksekutif

produser,untuk mendapatkan respons. Yang dimaksudkan dengan fine cut

atau final cut adalah saat proses editing mendekati tahap akhir, sesudah

editor melakukan pemilihan,pemotongan, dan merangkai urutan shot

sesuai tempo (pace) dan ritme/irama (rhythm). Ini dapat dilihat dari

rangkaian adegan yang membentuk sekuens hingga membentuk

konstruksi cerita utuh.

Pada tahap ini editor menyempurnakan dan memperhalus hasil rough

cut, setelah mendapat masukan ketika melakukan preview tadi. Tahap ini

112

merupakan penentuan sutradara dan editor untuk menetapkan keputusan

mengenai struktur, tempo, irama, struktur penuturan. Tak ada lagi

kesempatan untuk mengubahnya karena materi film akan memasuki

penyelarasan akhir (mixing). Kemudian Editor juga mengukur durasi shot

adegan diselaraskan dengan durasi narasi, dialog,dan music, sehingga

dapat menempatkan audio selaras pula dengan durasi visual,hingga

mencapai suatu harmonisasi informative dari sinergi gambar dan suara.

Di akhir proses, editor menempatkan titles & credits yang ditempatkan

pada bagian awal film sebagai keterangan judul dan nama sutradara.

Kemudian di bagian akhir film dipasang dalam bentuk teks bergerak

(rolling titles) yang merupakan informasi kepada penonton mengenai

siapa individu (film crew),perusahaan film, rumah produksi, lembaga, dan

sponsor yang semuanya terkait dalam produksi tersebut. Kemudian

seorang editor menyempurnakan dan memperindah dari sisi penyajian

audio dan visual, seperti:

1) Colour Grading

Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar

didapat persamaan warna, karena bukan tidak mungkin pada saat

produksi berlangsung ada kendala pencahayaan yang akhirnya

mempengaruhi warna dalam gambar.

2) Titling

Ini tahap untuk memberikan title, editor menggunakan software

pendukung yang dibutuhkan editor dan yang sudah tersedia pada media

113

editing yang digunakan Adobe premiere cc.

3) Audio Mixing

Setelah melakukan proses penyuntingan gambar atau editing, maka

proses yang harus dilalui selanjutnya adalah saat memasuki proses

Audio Mixing, yaitu menyatukan dan menyelaraskan suara (mixing the

tracks) semua materi suara yang ada di master track. Setelah itu

sekaligus memberikan tambahan seperti musik instrument atau sound

effect yang dapat mendukung unsur penceritaan pada program.

i. Release Master

Setelah proses editing selesai dan penulis telah melakukan berbagai

perbaikan, sebelumnya penulis dan seluruh tim mengadakan pertemuan

untuk menonton hasil program karya dalam bentuk DVD yang sudah jadi

sebelum diserahkan kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan

perbaikan, maka hasil akhir program tim ini dicetak atau ditransfer ke

dalam bentuk VCD atau DVD.

3.5.4. Peran dan TanggungJawab Editor

Dalam pembuatan Produksi Dokumenter ini, penulis mempunyai peran

tanggung jawab mengenai hasil akhir. Penulis harus memiliki kreatifitas yang

tinggi dalam mengolah gambar hasil produksi agar menghasilkan sebuah karya

yang baik dan menarik. Namun kreatifitas tidaklah cukup, editor harus berperan

sebagai pendengar yang baik untuk menampung seluruh ide dari kru yang lain.

114

3.5.5. Proses Penciptaan Karya

Proses penciptaan karya di bagi menjadi tiga yaitu :

a. Konsep Kreatif

Untuk menciptakan karya yang menarik untuk ditonton, penulis

memulai dengan mendiskusikan efek-efek dan grafis yang dibutuhkan

dalam tayangan program ini bersama produser, sutradara, dan penulis

naskah.

Penulis berusaha membuat transisi - efek program yang sesuai

dengan karakter program yang kontradiksi Namun tetap terlihat

bervariasi gambar dan tidak membosankan. Dalam penciptaan karya ini,

penulis juga mengupayakan agar gambar yang ditampilkan tidak terlihat

jumping antara satu dengan yang lainnya.

b. Konsep Produksi

Untuk mewujudkan konsep kreatif yang telah disusun, penulis

mempelajari lebih lanjut mengenai konsep program yang akan dibuat dan

selanjutnya membuat beberapa contoh program untuk kemudian

didiskusikan bersama tim produksi. Penulis juga mempelajari beberapa

makna transisi yang akan digunakan pada saat proses editing program

agar tercipta tampilan yang tidak hanya menarik namun juga memiliki arti

yang sesuai dengan yang direncanakan.

Pada tahap produksi, penulis bisa bertugas untuk memperhatikan

shot-shot yang diambil oleh juru kamera, dan mengingatkan juru kamera

apabila ada shot-shot yang tertinggal dan tidak sesuai dengan director

115

treatment.

c. Konsep Teknis

Penulis menggunakan perangkat keras berupa computer Intel (R)

Core (TM) CPU,dan software Adobe Premier Pro cc untuk mengedit

program “Setapak Kaki Urang Kanekes” Dan beberapa software

pendukung yaitu Photoshop cc,Konsep editing yang digunakan adalah

Continuity editing

3.5.6. Kendala Produksi

a. Pra Produksi

Selama tahapan pra berlangsung, Penulis mengalami kendala saat

menyiapkan peralatan edting.berupa keterbatasan fasilitas untuk proses

editing.karena penulis tidak memiliki perangkat pribadi.

Solusi :

Setelah berdiskusi dengan kelompok, penulis pun akhirnya mendapatkan

solusi,yaitu dengan menggunakan pc pribadi produser,serta penulis

mendapatkan tambahan berupa hardisk external pribadi scirpt writter

yang guna memperlancar proses editing dan penyimpanan data.

b. Produksi

Selama produksi penulis ikut mendampingi juru kamera

mengambil gambar, untuk memberikan kemudahan saat pemilihan stock

shoot di editing nanti.kendala yang penulis alami adalah pada saat

mereview hasil shooting mengalami gambar cahaya video over.

116

Solusi :

Setelah di teliti kamera mengalami kerusakan sudah dari tempat

penyewaan sebelumnya,setelah meneliti penulis berserta kelompok

mengambil ulang hasil scene – scene yang over

3.5.7. Lembar Kerja Editor

1. Laporan editing

Spesifikasi Alat

116

1. Laporan Editing

No

Seg

me

nt

Ext/

Int

Keterangan

Visual Audio SFX Transisi Video Effect Durasi

1 1 - -

Backsound

Suku Baduy adalah kelompok

kehidupan yang begitu patuh pada adat,

ritual dan agama yang mereka anut.

Nama masyarakat Baduy sebenarnya

adalah URANG KENEKES

- --

-

2 1 - - Colour bar - Cutting - 5 detik

3 1 - - Logo BSI - Cutting - 5

TABEL III.8

117

detik

4 1 - - Program ID - Cutting -5

detik

5 1 - - Counting Leader - Cutting -5

detik

6 1 - -

Backsound

Judul Program Setapak kaki Urang

Kanekes

- Fade out Colour grading5

detik

7 1 Ext

(Establish

Drone - Pull

back shot)

Suasana terminal ciboleger

(Patung baduy)

(Backsound) Establish

Patung

Baduy

CuttingFade in

Cross Dissolve

3

detik

8 1 Ext

(Establish

Drone – Head

over shot)

(Tilt down)

(Establish shot)

Suku baduy terletak di Desa kanekes

Kecamatan Leuwidamar/

(Backsound) Establish

Patung

Baduy

Cutting - 5 detik

118

9 1 Ext

(Establish

Drone – Head

over shot)

Permukiman

warga baduy

Kabupaten Lebak/ Provinsi Banten//

(Backsound)

Establish

perkampung

an baduy

Cutting - 3 detik

10 1 Ext

(Establish

shoot)

(Pan right)Kesunyian hutan baduy dan

perkampungan baduy

(Backsound)

Suasana

dalam hutan

baduy dan

rumah adat

Cutting warp stabilizer3

Detik

11 1 Ext

(Establish shot)

suasana

masyarakat

baduy

(Pan right)

Desa kanekes terdiri dari 69 kampung

di baduy luar/

(Backsound)Establish

Desa

kanekes

Cutting warp stabilizer 5 detik

12 1 Ext (Long shoot) (Backsound) Rukun Cutting warp stabilizer 4

119

(Pan left) dan 3 kampung di

baduy dalam//

tetangga Detik

13 1 Ext (Medium shoot)

(Backsound)

Suasana para perempuan berjalan

menuju ke lading

Suasana para

perempuan

saat bekerja

Cutting -2

detik

14 1 Ext

(Medium shoot)

(Medium shoot)

(High angle)

Suku baduy/ terbagi menjadi 2/

Baduy dalam dan baduy luar/

(Backsound)Suasana

keakrabanCutting warp stabilizer 6 detik

15 1 Ext(Pan right)

(Long shoot)

Jarak dari baduy luar ke

baduy dalam sekitar 8 kilo

meter//

(Backsound)

Jalur

perjalanan ke

baduy dalam

Cutting - 6 detik

16 1 Ext(Wide shoot)

(Long shoot)perbedaan paling mendasar

dari kedua suku ini adalah

(Backsound)Perbedaan

berpakaianCutting Slow motion 4 detik

120

17 1 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Masyarakat yang sedang memanggul

barang dagangannya ke terminal

Suasana saat

bekerjaCutting -

2

detik

18 1 Ext

(High angle)

(Establish

shoot)

(Backsound)

dalam menjalankan hukum atau aturan

adat istiadat pelaksanaannya//

Suasana

perkampung

an baduy

Cutting warp stabilizer6

detik

19 1 Ext(Establish

shoot)

(Backsound)

Gambar ayam

Suasana

gambar

ayam

Cutting -2

detik

20 1 Ext

(Establish

shoot)

(Medium shoot)

Jika baduy dalam masih

memegang teguh adat/

(Backsound) Suasana

menumbuk

padi

Cutting -4

detik

21 1 Ext(Low angle)

(Long shoot)

(Backsound)

dan menjalankan aturan adat

dengan baik/

Cara

memasaknya

pun berbeda

sesuai

Cutting -3

detik

121

hukum adat

mereka

22 1 Ext (Long shoot)(Backsound)

Suasana kecerian

Anak-anak

baduy

sedang

bermain

Cutiing -2

detik

23 1 Ext

(Long shoot)

(Establish

shoot)

(Tilt down)

Tidak sebaliknya dengan

saudaranya yang berada di suku baduy

luar//

(Backsound)Suasana

sungai

gazebo

Cutting warp stabilizer 6 detik

24 1 Ext

(Tilt down)

(Long shoot)

(Medium shoot)

Perbedaan lainnya terlihat

dari cara berpakaian yang

dikenakan//

(Backsound)Pakaian adat

suku baduy

dalam

Cutting - 5 detik

25 1 Ext(Medium shoot)

(Long shoot) Pakaian adat atau baju

(Backsound) Pakaian

adatnya

Cutting Slow motion 8 detik

122

(Medium shoot) keseharian baduy dalam

tersirat dalam balutan

warna putih//

keseharianny

a berwarna

putih

26 1 Ext(Full shoot)

(Medium shoot)

Warna putih melambangkan

kesucian dan budaya yang

tidak terpengaruh dari luar//

(Backsound) Pakaian khas

baduy dalam

dan suasana

para wanita

baduy

sedang

menenun

Cutting - 7 detik

27 1 Ext

(Medium shoot)

(Fullshoot)

(Establish

shoot)

Beda dengan baduy luar yang telah

menggunakan baju serba

hitam.

(Backsound) Suasana

pemukiman

suku baduy

luar dalam

keseharianny

a

Cutting - 12 detik

123

28 1 Ext(Wide shoot)

(Pan left)

(Backsound)

atau biru tua saat

melakukan aktivitas kesehariannya//

Suasana

makan

bersama atau

ngariung

Cutting -6

detik

29 1 Ext(Full shoot)

orang luar boleh datang ke

baduy dalam/

(Backsound)

Turis asing

yang sedang

berkunjung

ke suku

baduy

Cutting -4

detik

30 1 Ext(Full shoot)

(Pan right)

tetapi tidak boleh berfoto-foto//

(Backsound)

Keragaman

kreatifitas

hasil tangan

sendiri

Cutting - 3 detik

31 1 Ext(Full shoot)

(Medium shoot)Kalau di baduy luar bersifat

lebih terbuka/

(Backsound) Kerajinan

tangan

dengan cara

Cutting -5

detik

124

menenun

membuat

pakaian

32 1 Ext(Medium shoot)

penampilannya juga sudah

seperti orang kota//

(Backsound)

Anak masih

kecil sudah

belajar

menenun

sendiri

Cutting - 3 detik

33 1 - -

Hukum adalah peraturan atau adat yang

secara resmi dianggap mengikat, yang

dikukuhkan oleh penguasa atau

pemerintah. Dapat dikatakan bahwa

antara hukum dan penegak hukum

adalah suatu kesatuan yang cukup

menetukan suatu ketertiban dalam

masyarakat.

- - - -

125

34 1 Ext(Medium shoot)

(Wide shoot)

(Backsound)

Meskipun begitu/ tetap ada aturan adat

yang tidak boleh mereka langgar

Aktifitas

warga baduy

luar sedang

bekerja

Cutting -7

detik

35 1 Ext(Pan right)

(Wide shoot)

(Backsound)

misalnya bangunan rumah masih

bangunan panggung dan menghadap

selatan/

Suasana

alam baduyCutting warp stabilizer

8

detik

36 1 Ext

(Establish

shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

Karena kenapa/ karena kiblat mereka

menghadap ke selatan//

Bentuk

rumah

adatnya

Cutting - 5 detik

37 1 Ext(Long shoot)

(Pan left)

(Backsound)

Sebagai tanda kepatuhan atau

pengakuan kepada penguasa/

Madu khas

baduy dan

kerajinan

tenun

Cutting - 5 detik

38 1 Ext (Tilt down) (Backsound) Jembatan Cutting - 6 detik

126

(Establish

shoot)

masyarakat Baduy secara rutin

melaksanakan Seba ke Kesultanan

Banten///

tradisional

hasil

gotong-royo

ng

39 1 Ext (Tilt down)(Backsound)

Wilayah adat baduy/

Masyarakat

baduy

sedang

membuat

bangunan

rumah

Cutting - 6 detik

40 1 Ext

(Establish

Drone –

Unveiling shot)

(Backsound)

Kurang lebih 1500 Hektar/

Suasana dari

atas

perkampung

an baduy

Cutting -2

detik

41 1 Ext(Tilt up)

(Pan right)

(Backsound)

yang bagian besar berupa hutan dan

Suasana

rumah adat

Cutting - 7 detik

127

ladang// berjajar serta

kayu dari

hutan baduy

42 1 Ext

(Full shoot)

(Long shoot)

(Medium shoot)

(Backsound)

secara historis/ sejatinya mereka lebih

tepat disebut urang kanekes//

Kamar

mandi urang

kanekes dan

anak kecil

sedang

mencuci

piring

Cutting - 7 detik

43 1 Ext(Wide shoot)

(Low angle)

(Backsound)

diperkirakan telah mendiami kawasan

ini sejak abad ke 5

Anak-anak

suku baduy

mandi di kali

dan saat

bekerja naik

turun bukit

Cutting - 4 detik

128

44 1 Ext

(Establish

Drone – Look

down shot)

perkampungan

rumah adat suku

baduy

(Medium shoot)

(Backsound)

atau 100 tahun sebelum nabi

Muhammad///

Establish

shoot

perkampung

an rumah

adat suku

baduy

Cutting - 5 detik

45 1 Ext(Establish

shoot)

(Backsound)

Binatang kaki seribu besar-besar sekali

di hutan baduy

Binatang

kaki seribuCutting - 3 detik

46 1 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Sedang mengukir kayu untuk bangunan

rumahnya

Masyarakat

baduyCutting - 3 detik

47 1 Ext (Full shoot)

(Backsound)

Anak- anak baduy sedang bermain di

sungai

anak-anak

baduyCutting -

3

Detik

129

48 1 - -

Dalam Bahasa Baduy “Seba” berarti

seserahan, sehingga makna dari Seba

Baduy itu sendiri adalah ritual

seserahan hasil bumi serta melaporkan

berbagai kejadian yang telah

berlangsung di Suku Baduy kemarin

terakhir tahun 2019 kepada Ibu Gede

dan Bapak Gede, yakni Bupati Lebak

Iti Hj. Octavia Jayabaya dan Gubernur

Banten H. WahidinHalim

menyebutkan, inilah ungkapan rasa

syukur masyarakat Baduy atas hasil

panen yang telah mereka tuai dan

keinginan untuk berbagi dengan

sesama.Selain memberikan seserahan

berupa hasil tani, dalam ritual ini juga

- - - -

130

terjadi dialog budaya antara masyarakat

Baduy Dalam dan Baduy Luar yang

menitipkan pesan kepada atau pihak

Pemerintah menjaga kelestarian alam.

49 1 Ext (Low angle) (Backsound) Pembukaan Cutting Slow motion 5 detik

131

(Long shoot)

(Medium shoot)

Prosesi acara seba suatu kewajiban

yang harus dilaksanakan dan

menjadikan/

acara adat

Seba

50 1 Ext

(Medium close

up)

(Long shoot)

(Backsound)

ketetapan lembaga adat masyarakat

baduy/

Lebih dari

seribu warga

suku baduy

Cutting -5

detik

51 1 Ext

(Pan right)

(Medium shoot)

(Medium close

(Backsound)

Seba itu titipan adat yang harus

dijalankan karena/

Berkumpul

menuju

alun-alun

rangkas

bitung

Cutting - 5 detik

52 1 Ext(Long shoot)

(Medium shoot)

(Backsound)

jika tidak dilaksanakan khawatir akan

kualat///

Dikawali

oleh TNI dan

Polisi

Cutting -6

detik

53 1 - -Bupati Lebak Iti Hj. Octavia Jayabaya

dan Gubernur Banten WahidinHalim.

- - - --

132

Inilah ungkapan rasa syukur

masyarakat Baduy atas hasil panen

yang telah mereka tuai dan keinginan

untuk berbagi dengan sesama. Selain

memberikan seserahan berupa hasil

tani, dalam ritual ini juga terjadi dialog

budaya antara masyarakat Baduy

Dalam dan Baduy Luar yang

menitipkan pesan kepada para

panggede atau pihak Pemerintah untuk

menjaga kelestarian alam, hutan, dan

lingkungan.

54 1 Ext(Medium shoot)

(High angle)

(Backsound)

ya tentu nya ini seba baduy ini adalah

silaturahmi dan ritual/

Bupati

Lebak Iti Hj.

Octavia

Jayabaya

Cutting Colour Grading 3 detik

133

55 1 Ext (Pan right)

(Backsound)

setiap tahun yang dilaksanakan oleh

masyarakat baduy

kepada pemerintah//

Dikawali

dengan polisi

militer

Cutting Colour Grading5

detik

56 1 Ext (Long shoot)

(Backsound)

karena saya bupatinya perempuan jadi

punya ibu gede yah/

Arak-arakan

dari

jembatan

menuju

alun-alun

rangkas

bitung

Cutting Colour Grading 4 detik

57 1 Ext (Long shoot)Backsound

ya dilanjutkan nanti besok ke gubernur/

Pemerintah

menyediakan

pemadam

kebakaran

jika cuaca

Cutting - 3 detik

134

panas akan

di

semprotkan

58 1 Ext(Long shoot)

(Medium shoot)

(Backsound)

jadi ini adalah silaturahmi tahunan yang

dilaksanakan oleh masyarakat baduy

dengan pemerintah//

Bupati

Lebak Iti Hj.

Octavia

Jayabaya

sedang

berpidato

Cut ting Colour Grading 7 detik

59 1 Ext(Medium close

up)

(Backsound)

Arak-arakan bersama kepala daerah dan

jaro menuju alun-alun rangkas bitung

Arak-arakan

bersama

kepala

daerah dan

jaro

Cutting Colour Grading 5 detik

60 1 Ext (Medium shoot)(Backsound)

Wargabaduy mengajak seluruh

Kecerian

warga baduy

Cutting - 3 detik

135

kelurganya ikut serta dalam acara seba

ini

pada acara

seba ini

61 1 Ext (Full shoot)(Backsound)

Wargabaduy yang sedang beristirahatBeristirahat Cutting - 2 detik

62 1 Ext (Moving shoot)(Backsound)

Menuju alun-alun rangkas bitung

Arak-arakan

di jembatan

diiringi

dengan

musik

tradisional

Cutting - 4 detik

63 1 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Dengan baju serba hitam dan warna

biru khas suku baduy luar

Pakaian adat Cutting Slow motion 2 detik

64 1 Ext (High angle)(Backsound)

Kekompakan warga baduyKesolidaritas Cutting - 3 detik

65 1 Ext (Medium shoot) (Backsound) Wawancara Cutting Colour Grading 4 detik

136

yang pertama adalah kesana karena eh

apa/rutinitas yah/

bupati lebak

66 1 Ext (High angle)

(Backsound)

kebiasaan ritual yang dilaksanakan oleh

masyarakat baduy setiap tahunnya/

Ritual setiap

pergantian

tahun setelah

musim panen

Cutting - 5 detik

67 1 Ext

(Long shoot)

(Medium shoot)

(Moving shoot)

(Backsound)

dengan memberikan ataupun

menyampaikan hasil pertaniannya

sebagai dalam bentuk seba silaturahmi/

Membawa

hasil

pertaniannya

ke acara seba

Cutting Colour Grading 7 detik

68 1 Ext(Long shoot)

(Medium shoot)

Backsound

dan menyampaikan aspirasi yang

mereka inginkan kepada pemerintah//

Aspirasi

dalam

bentuk seba

Cutting - 6 detik

137

69 1 Ext(Low angle)

(High angle)

(Backsound)

tujuannya ya tadi disamping menggali

silaturahmi/

Menjalin

silaturahmi

tahunan

Cutting - 2 detik

70 1 Ext (High angle)

(Backsound)

karena pembangunan ini tidak hanya

pemerintah tetapi juga terlibat dengan

masyarakatnya/

arak-arakan

jalan kaki

berkilo-kilo

meter dari

baduy

Cutting - 6 detik

71 1 Ext(Wide shoot)

(Medium shoot)

(Backsound)

jadi kalau tadi bahasanya

apa pelan-pelan/orang gedean yah/

Pelan pelan

untuk

pembanguna

n

Cutting - 5 detik

72 1 Ext (Medium shoot)

(Backsound)

ya salah satunya itu yah//jadi

pemerintah tidak bisa bekerja sendiri

tanpa didukung oleh masyarakat/

Pemerintah

butuh

dukungan

dari

Cutting Colour Grading 5 detik

138

masyakaratn

ya

73 1 Ext (Medium shoot)

(Backsound)

yah salah satunya tadi itu/jadi

pembangunan itu adalah sinergitas

antara pemerintah dengan masyarakat//

Keharmonisa

n pemerintah

dengan

masyarakat

Cutting Colour Grading 6 detik

74 1 Ext (Tilt down)

(Backsound)

Suasana di dpn pintu gerbang Museum

Negeri Provinsi banten

Pintu

gerbang

Museum

Negeri

Cutting - 2 detik

75 1 Ext

(Establish

Drone – Head

over shot)

(Backsound)

Suasana dari atas Halaman Museum

Negeri Banten

Museum

Negeri

Banten

Cutting - 2 detik

76 1 Ext (Tilt down)(Backsound)

Xbanner Exciting Banten Seba baduy

Xbanner

Kepala

Pemerintaha

Cutting warp stabilizer 3 detik

139

n

77 1 Int (Long shoot)

(Backsound)

Jangan sampai tambang-tambang emas

masuk ke wilayah baduy/

Tambang

emas tidak

boleh masuk

ke wilayah

baduy

Cutting warp stabilizer 5 detik

78 1 Int(Long shoot)

(High angle)

(Backsound)

punah nanti adat baduy itu/ jadi saya

sebagai gubernur/

Gubernur Cutting warp stabilizer 3 detik

79 1 Int(High angle)

(Wide shoot)

(Backsound)

saya wajib mempertahankan adat

istiadat baduy yah//

Mempertaha

nkan adat

istiadat

Cutting warp stabilizer 6 detik

80 1 Ext

(Establish

Drone – Head

over shot)

(Backsound)

Suasana dari atas Halaman Museum

Negeri Banten

Museum

Negeri

Banten

Cutting -3

detik

140

81 1 Ext (Tilt down)(Backsound)

Depan tenda depan museum

Suasana

masyarakat

baduy dari

depan tenda

depan

museum

Cutting -4

Detik

82 1 Int (Moving shoot)

(Backsound)

Mayoritas di penuhi oleh masyarakat

baduy luar dan baduy dalam

Suasana

mendengark

an pidato

bapak

gubernur

Cutting -4

Detik

83 1 Int(Medium close

up)

(Backsound)

Ada sepuluh atau dua puluh orang

baduy dalam yang turun gunung ikut

serta acara seba

Suasana

mendengark

an pidato

bapak

gubernur

Cutting -3

Detik

141

84 1 Ext (Close up)

(Backsound)

Selesai acara seba

Perjalanan

pulang Cutting -3

Detik

85 1 Ext(Medium close

up)

(Backsound)

kemudian pulang

Berbondong-bondong dikawali oleh

kepala daerah

Perjalanan

pulang

dikawali

oleh kepala

daerah

Cutting -5

Detik

86 1 Ext(Medium close

up)

(Backsound)

Pulang ke kampong halamannya yaitu

kampong gazebo

Kekompakan

masyarakat

baduy luar

dan dalam

Cutting Slow motion3

Detik

87 2 Ext

(Establish

Drone – Head

over shot)

Perkampungan

(Backsound)

Keluarga sapri adalah warga baduy

dalam atau urang tangtu//

Rumah adat

suku baduyCutting - 5 detik

142

rumah adat suku

baduy

(Moving shoot)

88 2 Ext(Moving shoot)

(Long shoot) (Backsound)

namun/ gambar-gambar ini direkam

diluar kampung mereka/

Pak sapri

dan anaknya

sedang

membawa

pisang dan

kayu untuk

keperluanny

a

Cutting - 6 detik

89 2 Ext

(Long shoot)

Suasana

masyarakat

sedang bekerja

(Backsound)

karena adat melarang dalam

penggunaan listrik dan barang-barang

elektronik///

Tidak pakai

listrik dan

barang

elektronik

terasa sunyi

Cutting - 7 detik

143

sekali di

perkampung

an nya

90 2 Ext (Medium shoot) (Backsound)

Adapun hukum adat leluhur seperti

Gunung tidak boleh dihancurkan/

Lembah tidak boleh dirusak/

Ikat kepala

turun

temurun dari

hukum adat

berpakaian

suku baduy

dalam dan

melestarikan

alam

Cutting -9

detik

91 2 Ext (Full shoot)

(Backsound)

Larangan tidak boleh dilanggar/

Pantangan tidak boleh diubah/

Hukum adat

tidak boleh

di langgar

Cutting Colour Grading 7 detik

92 2 Ext (Long shoot) (Backsound) Suasana Cutting - 9 detik

144

panjang tidak boleh dipotong/ pendek

tidak boleh disambung/

yang bukan harus ditiadakan/

sedang

menampi

beras atau

memisahkan

kutu-kutu

dari beras

93 2Ext

Int

(Low angle)

(Long shoot)

(Backsound)

yang jangan harus dinafikan/ yang

benar harus dibenarkan///

Suasana

anak kecil

sedang

melamun

Cutting Colour Grading 5 detik

94 2 Int (Close up)

(Backsound)

saat berpergian mereka berbekal Kartu

tanda pendududk atau surat keterangan

dari desa///

Kartu

identitas dan

surat

keterangan

dari desa

Cutting - 8 detik

95 2 Ext (Moving shoot) (Backsound) Berjalan Cutting - 5 detik

145

Jalan kaki jarak jauh bukan hal berat

bagi urang kanekes//

bersama

keluarga

96 2 Ext

(Pan left)

(Tilt down)

(Long shoot)

(Backsound)

karena setiap hari/

mereka terbiasa jalan kaki berkilo-kilo

meter dari rumah ke ladang dengan

medan naik turun bukit///

Bentuk

rumah adat

nya pun beda

dengan suku

baduy dalam

Cutting - 12 detik

97 2 Ext(Establish

shoot)

(Backsound)

(ayam) berjalan mencari makan

Suasana

binatangCutting - 2 detik

98 2 Ext(Establish

shoot)

(Backsound)

(anjing) berjalan mencari makan

Suasana

binatangCutting - 2 detik

99 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Anak kecil yang buta tidak bisa melihat

dan ia di temani oleh temannya

Anak suku

baduyCutting -

6

detik

100 2 Ext (Long shoot) (Backsound) Berjalan kaki Cutting - 2 detik

146

Perjalanan menuju tempat ayahnya

101 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Mereka masing-masing membawa

perbekalan yang mereka masukkan ke

dalam kain putih yang berfungsi

sebagai tas///

Membawa

tas khas suku

baduy dalam

Cutting - 9 detik

102 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Berbeda dengan jalan kaki pada tradisi

seba/ yang merupakan bagian dari

budaya//

Perjalanan

menuju

tempat

ayahnya

Cutting - 8 detik

103 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Kang sapri berusia kurang lebih 51

tahun dan memiliki 8 anak//

ketiga anaknya yang bernama Nasiin

Kang Sapri

seorang ayah

mereka

Cutting - 16 detik

147

berumur 18 tahun/

104 2 Ext (Long shoot)(Backsound)

Asep 19 tahun/ dan Jamidi 17 tahun

akan pergi ke kota tangerang///

Sebelum ke

kota

tanggerang

Iya bertemu

dengan ayah

kakaknya

Untuk

berpamitan

Cutting - 9 detik

105 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

namun saya tidak bisa ke Jakarta/

bersama keluarga/ ini saja

anak-anaknya/ yang masih sangat muda

//

Ayah sapri

tidak ikut ke

Jakarta

bersama

anak-anakny

a karena ada

Cutting - 9 detik

148

hajatan

106 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

mari kita berdoa untuk kebaikan/

supaya / berhati-hatilah di jalan//

berjaga saja/ saya juga tidak mengerti//

Ayah sapri

berpesan

kepada

anak-anakny

a

Cutting - 8 detik

107 2 Ext (Long shoot)(Backsound)

Ambil madu disana saja ya/ Ambil

madu disana saja ya/ dan kerajinan//

selamat/ jaga dirimu di jalan///

ayahnya

menyuruh

mereka

bertiga

membawa

barang

dagangan ke

jakarta

Cutting -9

detik

108 2 Ext (Moving shoot) (Backsound) Barang Cutting - 8 detik

149

(Long shoot) mereka akan membawa barang

dagangan berupa madu hutan dan

kerajinan tangan khas baduy///

dagangannya

mereka

simpan ke

dalam tas

khas suku

baduy dalam

109 2 Ext

(Pan left)

(Long shoot)

(Pan right)

(Backsound)

perjalanan mereka jalan kaki ke kota

adalah untuk tujuan ekonomi dan

mencari hiburan//

Jalan kaki

menuju kota

tanggerang

Cutting - 10 detik

110 2  Ext

(High angle)

(Close up)

(Long shoot)

(Backsound)

Urang kanekes biasanya turun gunung

ke daerah kota pada waktu selesai

musim panen//

Setiap ke

kota pada

musim panen

Cutting - 8 detik

150

111 2 Ext(Long shoot)

(Still shoot)

(Backsound)

tepatnya setelah bulan kawalu atau hari

rayanya suku baduy/

Setelah acara

SebaCutting - 6 detik

112 2 Ext(Still shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

karena pada masa itu/

cenderung tidak ada aktivitas warga ke

ladang///

Selama

perjalanan

mereka

melewati

banyak

sawah dan

kampung

Cutting - 7 detik

113 2 Ext

(Wide shoot)

(Long shoot)

(Wide shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

Untuk menuju kota tangerang/ mereka

harus melewati hutan/ sungai/ dan

sawah///

Kaki urang

kanekes

berbeda

dengan kaki

orang

kota,kaki

Cutting Colour Grading 9 detik

151

sangat kuat

menempuh

menjam-jam

selama

perjalanan

114 2 Ext (Pan left)

(Backsound)

Tapak kaki orang suku baduy Jalan kaki

di atas aspal bukan hal mudah karena

mereka sudah terbiasa

Perjalanan

Dari Baduy

menuju desa

ci minyak

membutuhka

n beberapa

waktu yang

lama

Cutting -5

detik

115 2 Ext (Tilt down)

(Backsound)

Jalan kaki mengikuti jalur kendaraan

roda 2 maupun roda 4

Menuju desa

ciminyakCutting - 3 detik

152

116 2 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Terus berjalan melewati perkampungan

ciminyak

Jalan kaki

tanpa

menggunaka

n alas kaki

Cutting - 4 detik

117 2 Ext (Medium shoot)

(Backsound)

Setelah jalan kaki berjam-jam

kemudian ia beristirahat sejenak

Makan dan

minumCutting Colour Grading 3 detik

118 2 Ext (Zoom in) (Backsound)

Setelah berjalan seharian/ saatnya

mereka melepas lelah/

Perjalanan

dari des

ciminyak

menuju desa

sajira

Cutting - 6 detik

119 2 Ext

(Timelapse

matahari

terbenam)

(Long shoot)

(Backsound)

agar stamina kembali segar untuk

melanjutkan perjalanan di esok hari//

Menuju ke

rumah

temannya di

desa sajira

CuttingSpeed motion

-6 detik

153

untuk

menginap

sementara

waktu

120 2 Ext(Pan right)

(Long shoot)

(Backsound)

biasanya kalau ke kota/ mereka

beristirahat di tempat temannya///

Mereka

sudah

sampai di

desa sajira

tepatnya

depan rumah

temannya

Cutting - 6 detik

121 2 Ext (Moving shoot)(Backsound)

Menuju kerumah temennyaJalan kaki Cutting - 2 detik

122 2 Ext (Wide shoot)

(Backsound)

Lau mereka beritiga izin menginap

ditempat temannya

Teman yang

pernah main

ke suku

Cutting - 4 detik

154

baduy

123 2 Int (Moving shoot)

(Backsound)

Disambut dengan hangat oleh temannya

di beri minum dan makanan

Orang baduy

kemudian

meminum

dan

memakan

yang sudah

di hidangkan

oleh tuan

rumah

Cutting - 3 detik

124 2 Int (Close up)

(Backsound)

Mereka sambil menawarkan barang

bawaannya berupa madu dan kerajinan

tangan khas baduy

Menawarkan

dan Menjual

madu dan

asesoris khas

baduy

Cutting - 3 detik

125 2 Ext (Close up) (Backsound) Berjalan Cutting - 3 detik

155

Kemudian ia keluar sejenak menuju teras

rumah

temannya

untuk

beristirahat

sejenak

126 2 Ext (Medium shoot)(Backsound)

Beristirahat dan sambil mengobrol

Sebelum

tidurCutting - 5 detik

127 2 Ext (Full shoot)

(Backsound)

Saatnya ia melepas lelah dan kemudian

tidur terlebih dahulu dan di lanjutkan

besok perjalanannya

Tertidur

pulasCutting - 14 detik

128 2 Ext

(Establish

shoot) ayam

berkokok

(Backsound)

Hari ini adalah hari kedua perjalanan

mereka dari baduy menuju kota

Melanjutkan

perjalanan

dari desa

Cutting -8

detik

156

(Establish

shoot) suasana

shubuh

(Establish

shoot) suasana

di pagi hari

tangerang/ sajira

menuju kota

tanggerang

melewati

parung

panjang

129 3 Ext (Low angle)

(Backsound)

Timelapse suasana rambu-rambu lalu

lintas

Suasana

Kota Parung

Panjang

Cutting Speed motion2

detik

130 3 Ext (Low angle)(Backsound)

Establish Kereta ApiKereta Api Cutting -

2

Detik

131 3 Ext

(Long shoot)

(Establish

shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

Meski berasal dari daerah pedalaman/

ternyata mereka benar-benar mematuhi

Peraturan di

Perkampung

an mereka ia

taati begitu

Cutting - 9 detik

157

(Time lapse)

Kereta Api

rambu-rambu lalu lintas/// sebaliknya ia

juga tetap

mentaati

peraturan

lalu lintas di

kota

132 3 Ext(Establish

shoot)

(Backsound)

Suasana langit Parung panjang

Parung

panjangCutting -

2

detik

133 3 Ext (Pan left)

(Backsound)

Perjalanan mereka dari parung panjang

menuju kota tanggerang

Suasana

keramaian

rambu-ramb

u lalu lintas

Cutting -2

detik

134 3 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Jalan kaki mengikuti jalur kendaraan

roda 2 atau roda4

Parung

panjangCutting -

2

detik

135 3 Ext (Low angle) (Backsound) Kaki-kaki Cutting - 6 detik

158

Dari parung panjang/ mereka kembali

melangkahkan kaki menapaki panas/

urang

kanekes

sangat kuat

dan di

acungkan

oleh

masyarkat

setempat

136 3 Ext (Wide shoot)(Backsound)

dan kerasnya jalanan aspal menuju kota

tangerang///

Terus

berjalan kaki

berkilo-kilo

sambil

membawa

barang-baran

g

dagangannya

Cutting - 5 detik

159

Menuju kota

tanggerang

137 3 Ext (Full shoot)

(Backsound)

Ada warga setempat melihat-melihat

barang dagangannya berupa madu dan

kerajinan tangan khas baduy

Warga

parung

panjang

Cutting Dip to white 8 detik

138 3 Ext

(Establish

Drone –

Unveiling shot)

(Backsound)

Suasana dari atas menampakan kota

tanggerang

(Establish

shoot drone)

kota

tanggerang

Cutting - 3 detik

139 3 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Warga tanggerang mencoba-mencoba

asesoris khas baduy yang di bawa oleh

orang suku baduy dan membelinya

Warga

tanggerangCutting - 11 detik

140 3 Ext (Medium shoot)(Backsound)

Mencoba-coba ikat kepala hasil

Warga

tanggerangCutting - 4 detik

160

kerajinan tangan khas suku baduy

141 3 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Melanjutkan perjalanannya menuju

kota tanggerang

Orang suku

baduy dalamCutting -

2

Detik

142 3 Ext (Full shoot)(Backsound)

Timelapse Jam dinding Alam Sutera

Kota

tanggerangCutting -

2

detik

143 3 Int(Full shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

Malam hari mereka tiba di kawasan

serpong kota tangerang/

Sumarecon

mall kota

tanggerang

Cutting -5

Detik

144 3 Int

(Long shoot)

(Moving shoot)

(Tilt down)

(Backsound)

saat menyebrang mereka melewati

jembatan penyebrangan yang ada di

kawasan sumarecon mall serpong///

Orang suku

baduy

mentaati

peraturan

yang ada di

Cutting - 7 detik

161

kota

145 3 Ext(Moving shoot)

(Backsound)

Ia terus melanjutkan perjalanannya

dengan berjalan kaki sepanjang jalan

Icon jam

dinding alam

sutera

Cutting - 3 detik

146 3 Ext (Low angle)

(Backsound)

Mereka menyebrang karena tidak ada

jembatan penyebrangan

Perjalanan

menuju

rumah

temannya di

kota

tanggerang

Cutting - 2 detik

147 3 Ext(Long shoot)

(Long shoot)

(Backsound)

Menuju rumah temannya dan kembali

melepas lelah atau istirahat sementara

waktu, rencananya esok hari ia akan

melanjutkan perjalanannya lagi

Menginap di

tempat

temannya

Cutting - 4 detik

162

148 3 Ext(Establish shoot

api unggun)

(Backsound)

Pergantian hari

(Establish

shoot api

unggun)

Cutting warp stabilizer 4 detik

149 3 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Selama perjalanan disiang hari ia sudah

berada restaurant ayam geprek bensu

Jombang

kotaCutting - 3 detik

150 3 Ext (High angle)

(Backsound)

Selama perjalanan terus menerus, di

siang harinya ia lapar kemudian

mampir ke ayam geprek bensu jombang

Ayamgeprek

bensu

jombang

kota

tanggerang

selatan

Cutting - 2 detik

151 3 Int (Medium shoot)

(Backsound)

Ia pun langsung ke kasirnya untuk

memesan makanan dan mengantri

Ia mengikuti

jalannya

antrian

Cutting - 5 detik

152 3 Int (Close up) (Backsound) Orang suku Cutting - 4 detik

163

Langsung memesan ayam geprek

tersebut dengan berbicara bahasa

indonesia

baduy

tersebut

mengerti dan

bisa

mengucapka

n bahasa

indonesia

153 3 Ext (Long shoot)

(Backsound)

Menunggu pesanan yang sudah di

pesan

Ayam

Geprek

Bensu

Cutting - 4 detik

154 3 Ext(Medium close

up)

(Backsound)

Saatnya mereka makan dan mencoba

bagaimana rasanya kepedasan ayam

geprek itu

Suasana

Mereka

bertiga

sedang

makan ayam

geprek

Cutting - 2 detik

164

155 3 Ext (tilt down)

(Backsound)

XXI Mall CBD Ciledug Kota

Tanggerang

Ciledug Kota

TanggerangCutting - 3 detik

156 3 Ext (Medium shoot)(Backsound)

Keramaian lalu lintas

Suasana

keramaian

depan Mall

CBD

Ciledug

Cutting - 5 detik

157 3 Ext (long shoot)(Backsound)

Berjalan menuju Mall CBD Ciledug

Saat

menyebrangCutting - 2 detik

158 3 Ext (long shoot)(Backsound)

Menyebrang jalan

Berjalan

menuju Mall

CBD

Ciledug

Cutting - 3 detik

159 3 Ext (pan left) (Backsound) Menuju Cutting - 2 detik

165

Berjalan kaki menuju Mall tanpa alas

Kaki

pintu masuk

mall

160 3 Ext (long shoot)

(Backsound)

Berjalan menuju pintu masuk Mall dan

melihat-lihat gedung Mall CBD

Ciledug

Biasanya ia

sering dapat

undangan

dari tamu –

tamu yang

pernah

berkunjung

ke suku

baduy

Cutting - 2 detik

161 3 Ext (long shoot)

(Backsound)

Saat masuk mall security pun tidak

menahan mereka dan langsung di

biarkan saja karena yang masuk mall

ini orang suku baduy (suku yang ada di

Berjalan

menuju pintu

masuk Mall

Cutting - 5 detik

166

Indonesia)

162 3 Ext (long shoot)(Backsound)

Setelah berjalan kaki selama 2 hari/

Berjalan

menuju pintu

masuk Mall

Cutting - 5 detik

163 3 Ext

(Medium Close

up)

(Moving shoot)

(Backsound)

kaki-kaki urang kanekes telah

menginjakkan kaki di salah satu XXI//

Mereka naik

eskalatorCutting -

6

Detik

164 3 Int

(Medium shoot)

(Full shoot)

(wide shoot)

(Backsound)

yang ada di kota tangerang dengan baju

lusuh dan kaki telanjang/

Mereka

berjalan dan

memesan

tiket bioskop

Cutting - 8 detik

165 3 Int (Full shoot)

(Backsound)

penampilan mereka begitu kontras

dengan orang-orang di sekelilingnya///

Orang-orang

di XXI

melihat

Cutting - 5 detik

167

mereka

dengan

tatapan aneh

166 3 Int (Pan Right)(Backsound)

Saat ini mereka bukan pertama kalinya

masuk mall// orang suku baduy sering

menerima beragam reaksi dari

orang-orang yang mereka jumpai di

jalanan//

Orang suku

baduy

melihat

kebingungan

dan di tegor

oleh

karyawan

bioskop dan

diberitau

tempat yang

mereka akan

tuju

Cutting - 13 detik

167 3 Int (Moving shoot) (Backsound) XXI CBD Cutting - 10 detik

168

(Medium close

up)

(Full shoot)

ada yang melihat dengan tatapan aneh

dan tak jarang pula di tolak sekuriti

masuk ke suatu kawasan///

Ciledug

168 3 Int (Full shoot)

(Backsound)

Menunggu jam tayang film yang

mereka akan tonton

XXI CBD

CiledugCutting -

2

Detik

169 3 Int(Medium close

up)

(Backsound)

Mereka masuk menuju ruangan

Bioskop

Mereka baru

tau kalau

masuk

bioskop itu

diperiksa

tiket masuk

ke ruangan

bioskop

Cutting -3

detik

170 3 Int (Medium close (Backsound) Orang suku Cutting - 9 detik

169

up)

(Medium close

up)

Orang-orang suku baduy atau urang

kanekes ini bisa mengingatkan kita

tentang arti kesederhanaan/

baduy

sedang asyik

menonton

film bioskop

171 3 Int(Medium close

up)

(Backsound)

tentang belajar kepatuhan pada aturan

dan tentang nilai-nilai perjuangan/

Mereka

bingung

dengan

filmnya dan

mereka baru

pertama kali

menonton

film bioskop

Cutting -6

detik

172 3 Int

(Medium close

up)

(Medium shoot)

(Pan right)

(Backsound)

yang bisa diraih dengan menjalankan

apa yang kita yakini dengan sepenuh

hati///

Mereka

senang sekali

bisa

menonton

Fade Out -8

detik

170

yang belum

pernah ia

tonton di

kampong

halamannya

Setelah

menonton

mereka

langsung

pulang ke

kampung

asalnya

173 3 Int (Full shoot)

Kerabat kerja, jobdesk, ucapan

terimakasih kepada tuhan yang maha

esa, direktur akademi komunikasi

universitas bsi, ketua program, dosen

Kerabat

kerja dan

Kerja sama

Fade Out -14

detik

171

pembimbing,bapak gubernur, bupati

lebak,wisata suku baduy,warga suku

gazebo,warung terminal ciboleger,ibu

mantan lurah,tempat penginapan,rental

kamera

174 3 Ext - Curiculum Vitae Produser Cv Produser Cutting Transisi Slide2

detik

175 3 Ext - Curiculum Vitae Penulis NaskahCv Penulis

NaskahCutting Transisi Slide

2

detik

176 3 Ext - Curiculum Vitae Cv Sutradara Cv Sutradara Cutting Transisi Slide2

detik

177 3 Ext - Curiculum Vitae Cv KameramenCv

KameramenCutting Transisi Slide

2

detik

178 3 Ext - Curiculum Vitae Cv Editor Cv Editor Cutting Transisi Slide2

detik

172

179 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

180 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

181 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

182 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

183 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

184 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

185 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

186 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

173

187 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

188 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

189 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

190 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

191 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

192 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

193 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

194 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

174

195 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

196 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

197 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

198 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

199 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

200 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

201 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

202 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

175

203 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

204 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

205 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

206 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

207 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

208 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

209 3 Ext - - - Cutting Glitch2

detik

179

A. Konsep Editing

Penulis pada tahap editing menggunakan media editing non linier yaitu

menggunakan perangkat software Adobe Premier Pro CC. Konsep editing yang

ditawarkan adalah Continuity editing. Continuity editing adalah kesinambungan

gambar. Tujuannya yaitu untuk menciptakan aliran yang halus antara shot yang

satu dengan shot berikutnya. Dalam metode editing peunulis menggunakan

transisi dan metode cut to untuk penyambungan antar shot dibeberapa adegan.

Dalam menggarap editing program ini penulis sebagai editor banyak

menampilkan visualisasi yang menggambarkan unsur-unsur karakteristik yang

menampilkan gambaran pekerjaan berat contohnya dalam program dokumenter

televisi kali ini.

Proses editing akan di mulai dari membuat id program yang cocok dengan

tayangan program dokumenter pada umumnya, memberikan kesan simpatik,

selanjutnya membuat

transisi di antaranya : dip to black - cross dissolve - additive dissolve.

backsound di antaranya seruling sunda

instrument di antaranya instrument sinematic

memberikan kesan dokumenter yang akan di kemas secara dinamis dan tidak

menghilangkan sedikitpun kesan program feature , dan yang terakhir adalah

proses pembuatan name plate menggunakan font adobe arabic.

Memberikan keterangan-keterangan (title dengan variasi font atau

art design) dalam visualisasi gambar tertentu sehingga membuat para

180

penonton dapat mengetahui isi dari program tersebut.

B. Kendala Dan Solusi Dalam Proses Editing

Kendala Pada saat proses produksi film dokumenter penulis mengalami

beberapa kendala dalam proses editing film dokumenter yang berjudul Setapak

Kaki Urang Kanekes, Ada Beberapa kendala tersebut diantaranya adalah :

Keterbatasan Stock Shoot

Stock shoot masih ada yang backlight.

Pada saat sudah memberikan effect colour grading pada video yang masih

backlight, setelah di render in out kami sudah menunggu selama

berjam-jam tiba-tiba berhenti begitu saja.

Pada saat export video penulis mengalami kegagalan pada hasil videonya,

ada banyak gambar yang muncul dengan tanda kotak-kotak merah putih.

Pada saat open project ada beberapa gambar tidak bisa dimasukan

kedalam pencarian.

Media penyimpanan kami yaitu Flasdisk mengalami terkena Virus.

Pada saat memberikan Subtitle pada film dokumenter kami mengalami

macet di loading render in out.

Solusi dari beberapa kendala yang terjadi pada saat proses editing kami

menyelesaikannya, ada beberapa solusi diantaranya adalah sebagai berikut :

Penulis mengakalinya dengan cara mengambil potongan-potongan

gambar yang sudah di cut di ambil dengan sedikit-sedikit dan di

181

sambungkan dengan gambar yang lain.

Penulis memberikan effect colour grading supaya menutupi gambar yang

masih backlight

Penulis menyeleksi 3 sampai 5 gambar dengan cara render selection agar

tidak terjadi macet di loading render in outnya.

Karena adanya muncul tanda kotak-kotak merah putih seperti itu yang

sudah terkena virus, akhirnya penulis langsung menggantikannya dengan

stock yang lain yang tidak terkena virus, agar bisa di export kembali.

Penulis langsung next saja menggantikan gambar yang terkena virus lalu

diambil lah stock yang lain yang belum terkena virus tapi yang adegannya

masih tetap sama.

Penulis tidak bisa menghapus virus tersebut, penulis mem-backup semua data yang

belum terkena virus terlebih dahulu, setelah itu membeli hardisk baru agar mengeditnya

lebih mudah tidak berhenti kembali, karena data mentahan adobe premierenya mencakup

300 Gb lebih

182

2. Spesifikasi Alat

windows edition : win 10

SystemProcessor : Intel (R) Core (TM) CPU

Q8200 @2.33GHz

RAM : 8.00 GB

Memory Hardist : 2 TB High Performance

System Type : 64-bit Operating System,x64-based processor

1. Gambar III.7. Alat Editing

2. Speaker aktif Magtone

3. Optical Mouse M – Tech

183

Gambar III.8. Mouse

Software Pendukung yang penulis gunakan dalam proses editing adalah sebagai berikut :

1. Adobe Premier CC

2. Adobe Photoshop CC

3. Adobe Audiotion CC

Alasan penulis menggunakan software pendukung tersebut karena penulis telah

memahami dan menguasai cara kerja software tersebut dalam membuat bumper in dan

pengeditan program ini.

Starting Leader Broadcasting BSI

1. Colour Bar

Durasi : 5 Detik

Gambar III.9.Colour Bar

184

2. Logo BSI

Durasi : 5 Detik

Gambar III.10. Logo BSI

3. Program ID

Durasi : 5 Detik

Gambar III.11. Program ID

185

4. Counting Leader

Di mulai dari angka 5

Gambar III.12. Counting Leader

5. OBB & Judul Program

Gambar III.13. OBB & Judul Program

6. Content (isi program)

186

Gambar III.14. Content (isi program)

7. Kerabat Kerja

Gambar III.15. Kerabat Kerja

8. Ucapan Terimakasih

187

Gambar III.16. Ucapan Terimakasih

9. Copyright

Gambar III.17. Copyright

10. CV Kru

NAMA : Daniel Octavian Sitanggang

USIA : 21 Tahun

TTL : Jakarta, 30 Oktober 1997

NIM : 42160418

JOBDESK : Produser

188

NAMA : Ryanda Asyari

USIA : 28 tahun

TTL : Tanggerang, 7 juli 1991

NIM : 42160286

JOBDESK : Sutradara dan Kameramen

NAMA : Anis Nur Cahyani

USIA : 19 tahun

TTL : Tanggerang, 3 November 1998

NIM : 42160462

JOBDESK : Penulis Naskah

189

11. Behind The Scene

Gambar III.18. BTS

NAMA : Hisyam Padilah

USIA : 21 Tahun

TTL : Bandung, 21 Desember 1997

NIM : 42160541

JOBDESK : Editor

190

191

192