TEORI PRODUKSI

31
TEORI PRODUKSI FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai dengan jumlah yang dihasilkan. Secara matematis: Y = f ( X), atau Y adalah fungsi dari... , tergantung pada…, atau ditentukan oleh X. Faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi itu dalam kenyataannya lebih dari satu macam sehingga fungsi produksi tersebut bisa berbentuk fungsi linier, kuadratik, Cobb-Douglas atau bentuk lainnya, Fungsi produksi yang umum (fungsi produksi klasik) dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = f ( X1 / X2, X3,…, Xn) Faktor Produksi

Transcript of TEORI PRODUKSI

TEORI PRODUKSI

FUNGSI PRODUKSI

Produksi adalah hubungan fisik atau hubunganteknis antara jumlah faktor produksi yangdipakai dengan jumlah yang dihasilkan.

Secara matematis: Y = f ( X), atau Y adalahfungsi dari... , tergantung pada…, atauditentukan oleh X.

Faktor produksi yang digunakan dalam suatuproses produksi itu dalam kenyataannya lebihdari satu macam sehingga fungsi produksitersebut bisa berbentuk fungsi linier,kuadratik, Cobb-Douglas atau bentuk lainnya,

Fungsi produksi yang umum (fungsi produksiklasik) dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = f( X1 / X2, X3,…, Xn)

□ Faktor Produksi

Faktor produksi adalah segala sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam suatu proses produksiuntuk menghasilkan barang dan jasa secara terusmenerus.Faktor produksi utama lahan, modal tenaga kerjadan kewiraswastaan (entrepreneurship).

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam prosesproduksi dibagi menjadi dua jenis:

Faktor Produksi Tetap (Fixed factor of production), yaitufaktor produksi yang sifatnya tidak habisdipakai dalam satu periode produksi sertarelatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produkyang dihasilkan. Contoh: kandang, peralatan tahan lama,kendaraan, mesin pelet dan lain-lain.

Faktor Produksi Variabel (Variable factor ofproduction),yaitu faktor produksi yang sifatnyahabis dipakai dalam satu periode produksi,serta besar penggunaannya sangat berkaitandengan jumlah produk yang dihasilkan.

Contoh: pakan, doc, bahan bakar dan lain-lain.

Dalam suatu fungsi, maka fungsi produksi dapatdituliskan:

Y = f ( X1 / X2, X3, …, Xn )

Produk Y merupakan fungsi dari faktor produksivariabel X1, jika faktor produksi tetap X2, X3, …,Xn ditetapkan pemakaiannya pada tingkat tertentu.

□ Ukuran Produktivitas

a. Produk Total (Total Product) yaitu jumlah produk keseluruhan yang dihasilkan dari sejumlah faktor produksi. Misalnya dari sejumlah 1.96 kg konsentrat dihasilkan 1 kg broiler.

b. Produk Marjinal (Marginal Product) yaitu penambahan jumlah produk sebagai akibat penambahan satu satuan faktor produksi.

Misalnya untuk menambah produksi susu dari 8liter/ekor/hari menjadi 12 liter/ekor/hari, perlu ditambahkan pemberian konsentrat sebanyak 8 kg/ekor/hari. Berarti produk marjinalnya adalah 4 liter / 8 kg atau sama dengan 0,5 liter/kg.

c. Produk Rata-rata (Average Product) yaitu rata-rata jumlah produk yang dihasilkan untuksetiap satuan faktor produksi yang dicapai.

Misal: pada tingkat produksi 12liter/ekor/hari jumlah konsentrat yangdiberikan sebanyak 8 kg/ekor/hari. Produk rata-ratanya adalah 1,5 liter/kg

□ Bentuk Kenaikan Hasil

Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkanfaktor produksi secara berturut-turut makaproduknya akan meningkat.

Seberapa besar kenaikannya dan sifat kenaikannyadapat dibedakan atas:

1. Kenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale).Penambahan tiap satu satuan faktor produksiyang terus menerus menyebabkan kenaikan hasilyang tetap. (Tabel 4.1)

Tabel 4.1. Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Tetap

Faktorprod(X)

Penambahanfaktorprod(X)

Produk(Y)

Penambahan produk (Y)

Produkmarjin

al(Y/X)

1 102 1 20 10 103 1 30 10 104 1 40 10 10

051015202530354045

1 2 3 4Faktor Produksi (X)

Prod

uksi (Y

)

Ilustrasi 4.1. Kurva Kenaikan Hasil Tetap

2. Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale)

Apabila ke dalam suatu proses produksiditambahkan secara terus menerus satu satuan

faktor produksi akan mengakibatkanpenambahan produk yang makin lama makinmeningkat.

Tabel 4.2. Hubungan Input dan Output yangMenggambarkan Kenaikan Hasil Bertambah

Faktorprod

(X)

Penambahan faktor prod

(X)

Produk(Y)

Penambahanproduk

(Y)

Produkmarjinal(Y/ X)

1 102 1 25 15 153 1 45 20 204 1 70 25 25

Setiap penambahan satu satuan faktor produksi(X) menyebabkan penambahan produk (Y) yangmakin lama makin tinggi sehingga produkmarjinalnya (Y/X) makin besar, dimanakurvanya akan cembung ke arah sumbuhorizontal seperti pada ilustrasi 4.2

01020304050607080

0 1 2 3 4 5Faktor Produksi (X)

Prod

uksi (Y

)

Ilustrasi 4.2. Kurva Kenaikan Hasil Bertambah

3. Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale)

Penambahan satu satuan faktor produksi yang terus menerus akanmenyebabkan penambahan produk yang makin lama makin berkurang.

Tabel 4.3. Hubungan Input dan Output dengan Kenaikan Hasil Berkurang

Faktorprod(X)

PenambahanFakktorprod(X)

Produk(Y)

Penambahanproduk (Y)

Produkmarjinal(Y/ X)

1 102 1 18 8 8

3 1 24 6 64 1 28 4 4

Pada tabel di atas tampak bahwa makin banyak faktor produksidigunakan, menyebabkan produk total makin tinggi tetapi denganproduk marjinal yang makin rendah. Keadaan tersebut dapatdilihat pada Ilustrasi 4.3.

0

5

10

15

20

25

30

0 1 2 3 4 5Faktor Produksi (X)

Prod

uksi (Y

)

Ilustrasi 43. Kurva Kenaikan Hasil Berkurang

4. Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan Kenaikan Hasil Berkurang.

Secara umum dapat dikatakan apabila penggunaan faktor produksivariabel relatif masih sedikit dipergunakan dibandingkan denganpenggunaan faktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasilbertambah (increasing return to scale), dan sebaliknya bila penggunaan

faktor produksi variabel relatif lebih besar dibandingkan denganfaktor produksi tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil berkurang(decreasing return to scale).

Kombinasi berbagai fase produksi ini biasanya terjadi untukberbagai jenis proses produksi, baik pabrik, pertanian maupunpeternakan. Karena terjadi secara umum, maka terbentuk apa yangdinamakan dengan HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG atau“THE LAW OF DIMINISHING RETURN”

4.2. HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The Law ofDiminishing return)

Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkansatu satuan faktor produksi variabel pada faktor produksi tetap, padatahap awal, produksi total akan bertambah dengan pertambahan yangmakin bsar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akansemakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan inimengakibatkan pertambahan produksi total semakin kecil sampai mencapaiproduksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.

Dengan menggunakan data hipotetis. Hubungan tersebut dapat dijelaskanmelalui Tabel 4.4. dan Ilustrasi 4.4. sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hukum Kenaikan Hasil yang Makin Berkurang

FaktorProduksi

(X)

Produk(Y)

Produk Marjinal(Y/X)

Produk Rata-rata(Y/X)

1 20,0

2345678910

20 50 90

140180210232240238234

304050403022 8

- 2

- 4

25,030,035,036,035,033,130,026,423,4

Sifat dari The Law of Diminishing Return:- Penambahan terus menerus faktor produksi menyebabkan produk total

meningkat sampai tingkat tertentu (x=8 dan Y=240)- Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin

besar (naik).- Pada saat fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point),

produk marjinal mencapai titik maksimum (x=4 dan MP=50)- Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang

(produk marjinal menurun).- Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan

nol (0).- Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai

negatif

Untuk lebih jelasnya bagaimana hubungan antara jumlah faktor produksidengan produk total, produk rata-rata dan produk marjinal dapatdilihat pada ilustrasi 4.4. di bawah ini.

0

50

100

150

200

250

300

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Faktor Produksi (X)

Prod

uksi (Y

)

Ilustrasi 4.4. The Law of Diminishing Retur

□ Pengertian Kurva Produk Total, Produk Rata-rata dan ProdukMarjinal.

a. Kurva Produk Total (KPT) atau Total Physical Product (TPP), adalah kurvayang menunjukkan hubungan antara faktor produki yang digunakandengan produk yang dihasilkan.

b. Kurva Produk Rata-Rata (KPR) atau Average Physical Product (APP) adalahkurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksi yangdigunakan dengan produk rata-rata pada berbagai tingkatpemakaian faktor produksi. Produk rata-rata adalah jumnlahproduk yang dihasilkan untuk setiap penggunaan satu satuanfaktor produksi. Apabila jumlah produk dinyatakan dengan Y danjumlah faktor produksi yang digunakan adalah X maka produk rata-rata adalah Y/X.

c. Kurva Produk Marjinal (KPM), atau Marginal Physical Product (MPP)adalah kurva yang menunjukkan hubungan antar faktor produksidengan produk marjinal pada berbagai tingkat pemakaian faktorproduksi. KPM akan mencapai tingkat maksimum pada inflection point(titik balik) KPT dan pada KPT maksimum KPM mencapai titik nol.Produk marjinal adalah penambahan produk yang diperoleh karenapenambahan faktor produksi satu satuan (Y / X).

□ Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi

Elastisitas Produksi merupakan perbandingan perubahan relatifantara jumlah produk yang dihasilkan dengan perubahan relatifjumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis dapatdituliaskan sebagai berikut:

atau sama dengan x

Kita ketahui dY/ dX = produk marjinal dan Y/X = produk rata-rata,sehingga dapat dituliskan bahwa :

Ep = PM / PR oleh karena itu : pada saat PM > PR maka Ep > 1

pada saat PM = PR maka Ep = 1pada saat PM < PR maka Ep < 1

Hubungan antara input dengan produk total, produk marginal danproduk rata-ratanya dapat digambarkan dalam bertuk kurva sepertiditampilkan pada Ilustrasi 4.5. Pada ilustrasi tersebut daerahproduksi dibagi atas daerah rasional dan daerah irasionalberdasarkan tingkat elastisitas produksinya.

Berdasarkan nilai elastisitas produksi, daerah produksi padailustrasi 4.5. dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu :

1. Daerah elastisitas produksi > 1 s/d elastisitas produksi = 1,disebut daerah I (irasional). Penambahan faktor produksi sebesar1% menyebabkan penambahan produk selalu lebih besar dari 1%.

2. Daerah elastisitas produksi = 1 s/d elastisitas produksi = nol,disebut daerah rasional. Penambahan faktor produksi 1%menyebabkan penambahan produk paling tinggi 1% dan paling rendah0%. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum.

3. Daerah elastisitas produksi = nol s/d elastisitas produksi <nol, disebut daerah irasional. Penambahan faktor produksimenyebabkan pengurangan produk (penambahan negatif) ataumengurangi pendapatan.

Ilustrasi 4.5. Hubungan Input dengan Produk Total,

Produk Rata-rata dan Produk Marjinal

□ Efisiensi Ekonomi dan Tingkat Produksi Optimum

Efisiensi tehnis akan tercapai pada saat produk rata-rata mencapaimaksimum, sementara efisiensi ekonomi tercapai pada saat keuntunganmaksimum.Pada ilustrasi 4.5. efisiensi teknis dicapai pada saat PR maximumyaitu saat berpotongan dengan PM, atau saat PR = PM. yaitu pada

(20)(10)

-102030405060708090100110120130140150160170180190200210220230240250260

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Input Produksi (X)

Output

(Y)

KPT KPM KPR

E=0

E=1I I

tingkat penggunaan input X = 5 unit dan tingkat produksi (output)mencapai Y = 195 unit. Sementara produk maksimum dicapai saat X = 9dan output Y max =240 unit.

Bila diketahui jumlah produk yang dihasilkan = Y dan harganya = Hyserta jumlah faktor produksi yang digunakan = X dan harganya Hx.Maka besarnya keuntungan (π) = penerimaan total – biaya total.

π = Y. Hy – X. Hx

Keuntungan maksimum dicapai bila turunan pertama dari fungsikeuntungan tersebut sama dengan nol dπ / dX = Hy . dY/dX – Hx = 0; dimana dY/dX = produk marjinalatau nilai produk marjinal (NPMx) = Hx.Keuntungan maksimal dicapai bila nilai produk marjinal sama denganharga inputnya.

4.3. HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI

□ Hubungan Antar Faktor Produksi

Dalam proses produksi ternak tidak hanya satu jenis faktor produksiyang digunakan, misalnya rumput dan konsentrat pada penggemukanternak potong. Pemberian konsentrat yang lebih banyak dapatmengurangi penggunaan rumput atau sebaliknya. Contoh lain misalnyapenggunaan teknologi yang lebih maju berkaitan dengan berkurangnyapenggunaan jumlah tenga kerja manusia dan lain-lain. Dalam prosesproduksi kombinasi apapun yang dipakai tujuannya adalah berupayauntuk menekan biaya produksi sekecil mungkin (least cost combination)atau kombinasi faktor poduksi yang menghasilkan biaya yang palingmurah. Sementara itu kemampuan satu faktor produksi X2 (misalnya

konsentrat) untuk menggantikan faktor produksi X1 (misalkan rumput)disebut Daya Substitusi Marjinal (DSM).

Dalam kaitannya dengan kemampuan satu faktor produksi menggantikanfaktor produksi yang lain dalam suatu proses produksi ada tigamacam pola hubungan antar input:1. Hubungan dengan Daya Substitusi Tetap (DSM Tetap), yaitu bila

penambahan satu satuan faktor produksi yang satu (X1)menyebabkan pengurangan faktor produksi yang lain (X2), dalamjumlah yang tetap, sementara jumlah produk yang dihasilkan tidakberubah (iso produk).

2. Hubungan Komplementer, yaitu bila kedua jenis faktor produksiharus dikombinasikan dalam satu perbandingan yang tetap.Misalnya X1 = 1 satuan dan X2 = 4 satuan. Apabila X1 = 5 satuanmaka X2 = 20 satuan.

3. Hubungan dengan Daya Substitusi yang Semakin Berkurang, yaituapabila dalam kondisi iso produk, penggunaan jumlah faktorproduksi yang satu (X1) dapat digantikan oleh faktor produksikedua (X2) dengan penggunaan yang semakin kecil.

4.4. HUBUNGAN ANTAR HASIL PRODUKSI

□ Hubungan Antar Hasil ProduksiDalam praktek usaha produksi sering menghasilkan tidak hanya satumacam produk, tetapi beberapa produk dihasilkan dalam satu kaliproses produksi. Usahaternak sapi perah menghasilkan susu dandaging, usahaternak ayam petelur menghasilkan telur dan daging atauusahaternak domba menghasilkan wool dan daging.

Kombinasi berbagai produk yang dihasilkan dari sejumlah faktorproduksi yang digunakan dalam proses produksi membentuk empat macampola hubungan antar hasil produksi:

1. Joint Products (Produk-produk dihasilkan secara bersama), yaitu duamacam produk dihasilkan secara bersamaan dalam sekali prosesproduksi.

2. Complementary Products (Produk-produk Komplemen), yaitu dua produkdihasilkan dengan pola kenaikan produk yang satu diikuti olehkenaikan produk yang lainnya, pada penggunaan faktor produksitertentu.

3. Supplementary Products (Produk-produk Suplemen), yaitu bila kenaikanproduk yang satu tidak mempengaruhi produk yang lain dalam satuproses produksi.

4. Competitive Products (Produk-produk Bersaing), yaitu bila kenaikanproduk yang satu mengakibatkan turunnya produk yang lain.

4.5. KONSEP DASAR BIAYA PRODUKSI

Setiap perusahaan harus memperhatikan biaya, baik itu perusahaanpeternakan maupun perusahaan lainnya, karena setiap rupiah yangdikeluarkan akan mengurangi laba perusahaan. Biaya produksi adalahjumlah kompensasi yang diterima pemilik faktor produksi yangdipergunakan dalam proses produksi yang bersangkutan. Konsep biayasangat erat hubungannya dengan jumlah produk yang dihasilkan, sehinggadikenal ada Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Biaya Rata-tatadan Biaya Marjinal Biaya total (total cost) adalah seluruh biaya yangdibutuhkan untuk memproduksi tiap tingkat output. Biaya total Total Cost(TC) dibagi atas dua bagian yaitu Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC) danbiaya variabel atau variable cost (VC). Secara matematis dapat dituliskan:

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnyaproduksi. Biaya ini sering pula disebut sebagai biaya prasarana ataubiaya tak terhindarkan. Dalam suatu usahaternak, biaya ini umumnyauntuk membeli faktor produksi yang tidak habis pakai dalam satu kaliproses produksi, misalnya kandang, mesin perah susu, kendaraan, sapiperah dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)

Biaya variabel (variable cost) adalah seluruh biaya yang berubah langsungmengikuti perubahan produk, bila produk naik maka biaya variabel akannaik dan sebaliknya. Dalam usahaternak pada umumnya berasal darifaktor produksi yang habis dalam satu kali proses produksi, misalnyapakan, bahan bakar, obat-obatan dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)

Ilustrasi 4.6. Kurva Biaya tetap (FC), Biaya variabel (VC) dan Biaya Total (TC)

Cost (Rp) TC

VC

Output 0

Pada ilustrasi 4.6. tampak bahwa kurva biaya tetap merupakan garislurus sejajar sumbu x (output) karena besarnya tidak dipengaruhibesarnya produk. Berapapun tingginya produk, biaya tersebut jumlahnyatetap. Pada kurva biaya variabel tampak melengkung mengikuti efisiensipenggunaan faktor produksi (lihat ilustrasi 4.5). Apabila secarateknis penggunaan faktor produksi efisien (yang digambarkan olehelastisitas produksi) maka biaya variabelnya akan rendah, sehinggabila ada kenaikan efisiensi penggunaan faktor produksi maka akan adapenurunan biaya variabel dan sebaliknya bila ada penurunan efisiensifaktor produksi menyebabkan kenaikan biaya variabel. Sementara kurvabiaya total merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya keseluruhan untukmenghasilkan suatu output tertentu dibagi dengan jumlah unit produkyang dihasilkan atau merupakan biaya per unit produksi. Biaya rata-rata dapat dibedakan atas Biaya Total Rata-rata (ATC), Biaya tetapRata-rata (AFC) dan Biaya Variabel Rata-rata (AVC).

dimana Y = total produk

Biaya variabel rata-rata adalah total biaya variabel dibagi dengantotal jumlah produksi atau biaya variabel per satu satuan output. Apabila faktor produksi variabel adalah X ,dan harganya Hx, maka biaya variabel adalah VC = X.Hx.

Apabila output adalah Y, maka AVC = X.Hx / Y. = X/Y . Hx

Y/X = produksi rata-rata, maka AVC = Hx / Produksi Rata-rata atau = Hx / PR

Oleh karena itu apabila: PR meningkat AVC akan turunPR max AVC minimumPR turun AVC naik

Biaya variabel rata-rata akan turun dan naik bila produksiditingkatkan (ilustrasi 4.7.), tetapi biaya tetap rata-rata akan terusmenerus turun bila jumlah produk ditingkatkan (ilustrasi 4.8.).

Biaya marjinal (manginal cost) adalah besarnya tambahan biaya sebagaiakibat bertambahnya satu satuan produk yang dihasilkan.

karena (Marginal Product)

Maka

Oleh karena itu apabila: MP meningkat MC turun MP maksimum MC minimum MP turun MC naik

Untuk lebih jelasnya bentuk kurva biaya marginal (MC) dapat dilihatpada ilustrasi 4.9.

Cost (Rp)

AFC Output

(RP)0

Cost (Rp)

AP . max

Output (RP)0

AVC

Ilustrasi 4.7. Kurva Biaya Tetap Rata-rata (AFC)

Ilustrasi 4.8. Kurva Biaya Variabel Rata-rata (AVC)

Ilustrasi 4.9. Kurva Biaya Marjinal (MC)

Cost (Rp)

MP max

Output (RP)0

MC

(20)(10)-

102030405060708090100110120130140150160170180190200210220230240250260

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Input Produksi (X)

Outpu

t (Y)

(20)(10)-

102030405060708090100110120130140150160170180190200210220230240250260

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Input Produksi (X)

Out

put (

Y)

Ilustrasi 4.10. Hubungan Kurva Produksi dan Kurva Biaya

Bagaimana hubungan antara kurva produksi dan biaya produksi dapatdigambarkan pada ilustrasi 4.10 .Dari ilustrasi tersebut tampakbahwa :

Pada saat saat kurva TP mencapai titik balik dari increasing kedecreasing return, saat itu kurva PM mencapai maksimum dan kurva MCmencapai minimum.

Pada saat EP=1 (membentuk sudut α maksimum), maka kurva PMberpotongan dengan AP (PM=AP) dan pada saat itu pula kurva MCberpotongan dengan AVC (MC=AVC) dimana pada saat itu AP ada padatingkat maksimum dan AVC ada pada tingkat minimum.

Pada saat kurva TP mencapai maksimum, maka kurva ATC mencapaiminimum. Pada saat itu PM =0 dan kurva ATC berpotongan dengan MC

4.6. KAPASITAS PRODUKSI, HARGA DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM

Kapasitas produksi suatu perusahaan sangat ditentukan oleh perkembangan harga produk di pasar. Perusahaan yang rasional akan menentukan kapasitas produksi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Kurva biaya produksi diturunkan dari kurva produksi oleh karena itu penentuan kapasitas produksi dapat didekati melalui pendekatan kurva biaya dimana keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MC = MR dan = Hy (Ilustrasi 4.11)

Untuk memperoleh keuntungan maksimum maka kapasitas produksi harus diatur sebagai berikut (berdasarkan ilustrasi 4.11):

Bila harga produk (Y) = H1 kapasitas produksi harus sebesar Y1

(saat MC=MR=Hx) , pada posisi demikian dengan ATC sebesar Y1K atau OB1 Berarti penerimaan = OY1. Y1L atau OY1.OH1Biaya = OY1.OK atau OY1.OB1

Keuntungan = (OY1.OH1) – (OY1.OB1) atau B1H1 . B1K.

Bila harga Y = H2 (saat ATC = MC)Maka kapasitas produksi harus Y2 agar keuntungan maksimum yaitu saat (MC = MR=Hx).Berarti penerimaan = OY2. Y2M atau OY2.OH2

Biaya = OY2. Y2M atau OY2.OH2

Keuntungan = 0 (Normal profit) artinya tidak adakeuntungan dan tidak ada kerugian.

Oleh karena itu mulai titik M (ATC = MC) ke kanan, atau kapasitas produksi > Y2 dimulainya kurva penawaran.

Ilustrasi 4.11. Hubungan antara Biaya Produksi, Kapasitas Produksi dan Keuntungan

Bila harga Y = H3 (AVC = MC)Agar keuntungan maksimum kapasitas produksi harus Y3

Penerimaan = OY3. Y3Q atau OY3. OH3

Biaya = OY3.Y3P atau OY3.OH5 biaya lebih besar dari penerimaan

Besar kerugian = H3QPH5

Dalam keadaan tersebut perusahaan masih bisa berproduksi meskipun tidak mampu bayar AFC, karena seluruh penerimaan hanya cukup untuk menutup seluruh biaya variabel saja.

Bila harga Y = H4 (saat AFC = MC)Agar keuntungan maksimum maka kapasitas produksi harus Y4

Penerimaan = OY4.Y4R atau OY4.OH4

Biaya = OY4.Y4S atau OY4.OH6

Dalam keadaan tersebut, bagaimana kondisi usaha ?