teori belajar

61
Teori – teori belajar AIP SARIPUDIN

Transcript of teori belajar

Teori – teori belajar

AIP SARIPUDIN

Pokok Bahasan

• Teori belajar behavioristik

• Teori Belajar Kognitivisme

• Teori Belajar Konstruktivisme

• Teori Belajar Humanistic• Teori Belajar Humanistic

Ayo Buka Al-Quran

• Lanjutkan surat Yusuf

Teori Belajar Behaviorisme

Teori Belajar Behaviorisme

• Ada 3 jenis teori belajar menurut TeoriBehaviorisme yaitu teori:

1. Respondent Conditioning,

2. Operant Conditioning, 2. Operant Conditioning,

3. Observational Learning atau Social-Cognitive Learning.

Teori Belajar Respondent Conditioning

• Teori belajar Respondent Conditioning (pengkondisian respon) diperkenalkan oleh Pavlov (1849-1936), yang (1849-1936), yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan.

• Guy R. Lefrancois (1985) menjelaskan bahwa kondisi tertentu (yang disebut stimuli atau rangsangan) dapat mempengaruhi individu dan membawanya ke arah perilaku (respon) dan membawanya ke arah perilaku (respon) yang diharapkan.

• Stimuli di lingkungan misalnya sorotan lampu memancing respon refleks.

• Respon, berupa refleks yang terpancing stimuli, disebut responden. stimuli, disebut responden.

• Responden (respon tak bersyarat) muncul di luar kendali kemauan bebas seseorang. Hubungan rangsangan bersyarat dengan respon itu spontan, bukan hasil belajar.

• Melalui conditioning, stimuli netral (netral spontan) memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks.

• Contohnya adalah, apabila lampu disorotkan ke mata, pupil mata menyempit. Jika lonceng dibunyikan tiap kali lampu disorotkan ke mata, bunyi lonceng saja membuat pupil mata menyempit. Pebelajar terkondisi oleh bunyi lonceng.

Penelitian C. Joan Early (1968)

• Kelompok eksperimen (peserta didik yang terisolir) diminta memasangkan nama dirinya dengan kalimat bernada positif seperti “teman yang sangat menyenangkan” atau “teman yang periang”. periang”.

• Sedangkan kelompok kontrol (peserta didik yang tidak terisolir) diminta memasangkan nama dirinya dengan kalimat bernada netral seperti “teman yang biasa saja” atau “teman yang tidak istimewa”.

• Hasil analisis data pengamatan menunjukkan ada kecenderungan peserta didik lebih mendekati peserta didik terisolir di kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Teori Belajar Operant Conditioning

• B.F. Skinner (1954) sebagai tokoh teori belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.

Unsur Operant Conditioning: rangsangan atau stimuli,

respon, dan

konsekuensi. konsekuensi.

Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagaipemancing respon, sedangkan konsekuensitanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya memperkukuh ataumemperkuat (reinforcement).

• Skinner menyebutkan bahwa banyak respon yang tidak hanya dipancing stimuli tetapi dapat dikondisikan pada stimuli lain.

• Respon ini adalah kategori perilaku pertama, • Respon ini adalah kategori perilaku pertama, disebut respondent behavior

Guy R. Lefrancois (1985)

Respondent Conditioning (Pavlov)

• Peserta didik disebutrespondents, yang dipancing reaksinyaatas lingkungan(contoh: marah atau

Operant Conditioning (Skinner)

• Peserta didik disebutoperants, yang dipancing aksiintrumentalnya padalingkungan (contoh: (contoh: marah atau

tertawa), menjawab 2 setelah guru bertanyajumlah saudarakandungnya (reaksiotomatis atas situasispesifik)

lingkungan (contoh: menyanyi, menulissurat, mencium bayi, membaca buku) sebagaitindakan spontan, kendali dari diri sendiri

Contoh penerapan operant learning

• Inti kejadian di atas menunjukkan bahwa:

a) prinsip perilaku ditentukan konsekuensinya,

b) perilaku yang diikuti stimuli cenderung muncul kembali, dan

c) konsekuensi berdampak pada perilakunya kelak.

• Tidak seluruh situasi ditangani atau direspon pebelajar walaupun ada peluang terjadinya operant learning, karena dalam diri pebelajar terjadi generalisasi, diferensiasi, atau terjadi generalisasi, diferensiasi, atau diskriminasi.

• Generalisasi adalah pola merespon yang dilakukan individu terhadap lingkungan atau stimuli serupa.

• Diferensiasi adalah pola merespon individu dengan cara mengekang diri untuk tidak merespon karena ada perbedaan antar dua situasi serupa meski tidak sama, yang sebenarnya sesuai direspon. sesuai direspon.

• Misalnya, bayi belajar sejak awal bahwa jika ia menangis, ia diperhatikan ibu. Oleh sang ibu, perilaku bayi ini segera digeneralisasi dari situasi spesifik ‘ketika diperhatikan ibu’ ke situasi baru ‘waktu si bayi menginginkan sesuatu’.

Penerapan operant conditioning dalampendidikan dikemukakan oleh Fred Keller (1968) dengan judul kegiatan self-paced learning.

Guru merancang mata pelajaran yang dilengkapibahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketikabahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketikapebelajar merasa siap diuji, ia menempuh tes agar lulus pada penggalan belajar yang telahditempuhnya. Jika lulus, ia maju ke panggalanbelajar berikutnya. Jadi pebelajar sendiri yang menetapkan kecepatan dan jangka waktubelajarnya.

Teori Observational Learning (Belajar Pengamatan) atauSocio-Cognitive Learning (Belajar Sosio-Kognitif)

• Contoh :– Pertama kali menyimak dialog di TV ada ucapan

“Help me, please!”, anak itu segera menirukan dan memanfaatkan hasil pengamatan itu. Ketika bicara dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak aku main, please!” dan “Minta permen karetmu, please!”

• Contoh itu disebut imitasi atau peniruan, yang pada teori belajar sosial dipandang sebagai pusat proses sosialisasi.

• Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut belajar observasi (observational learning).

• Albert Bandura (1969) menjelaskan bahwa berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.

• Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial (social learning) karena yang menjadi obyek observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain.

• Albert Bandura (1969) mengartikan belajar sosial sebagai aktifitas meniru melalui pengamatan (observasi).

• Individu yang perilakunya ditiru menjadi • Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru.

John W. Santrock (1981) menyebut pandanganAlbert Bandura tentang teori belajar sosialsebagai teori belajar sosial kognitif.

Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniruperilaku model melibatkan proses-prosesperilaku model melibatkan proses-prosespsikologis yang sangat bersifat kognitif sepertidikemukakan berikut ini. Perhatian (attention) Ingatan (retention) Kinerja motorik (motorik reproduction) Kondisi penguatan dan insentif

• Pada prinsipnya kajian teori behaviorisme mengenai hakikat belajar berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku.

• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru.

• Karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar :– Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

– Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

– Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

– Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

– Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara

– Perubahan dalam belajar bertujuan

– Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK

A. ASUMSI

Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusiadikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Olehkarena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui

pemanipulasian lingkungan

B. CIRI-CIRIB. CIRI-CIRI1. Mementingkan pengaruh lingkungan2. Mementingkan bagian-bagian3. Mementingkan peranan reaksi4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu6. Mementingkan pembentukan kebiasaan7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”

BehavioristikThorndike

Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.

• Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

• Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

• Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-• Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

• Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.

A. TEORI KONEKSIONISMEThorndike

Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan koneksi(asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon ( “learning by

selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :

a. hukum kesiapanb. hukum latihan/pengulanganb. hukum latihan/pengulangan

c. hukum efek/akibat

S R

Stimulus bond Respon

B. TEORI KLASIKAL KONDISIONINGIvan Pavlov

Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami menimbulkan tingkah laku tersebut

CS 1 + US 1 R 1 (UR)CS 2 + US 2 R 2 (UR)----------------------------------------------------------------------------------------------------------CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR)CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)-----------------------------------------------------CS n R n ( CR)

1. Ada makanan, keluar air liur2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur4. Dibunyikan lonceng, keluar air liur

C. TEORI OPERAN CONDITIONINGSkinner

Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli)

ES RR RS ORES RR RS OR

Eliciting Respondent Reinforcing OperanStimuli Response Stimuli Response

Operan = Bertindak ke atas

1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan

2. Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah

Analisis teori Behavioristik

• Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

• Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus

• Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.

• Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan.

• Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Teori belajar kognitivistik

2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIFJean Piaget

A. ASUMSIManusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semuaaktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat darieksistensi internal manusia yang dapat diamati

B. CIRI-CIRI1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu2. Mementingkan keseluruhan3. Mementingkan perenan fungsi kognitif4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu5. Mementingkan kondisi saat ini6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”

KognitivismePiaget

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.menggunakan banyak metode.

• Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.

• Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :• 1) lingkungan fisik• 2) kematangan• 3) pengaruh social• 4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)• Tahap perkembangan kognitif :• Tahap perkembangan kognitif :• 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)• 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)• 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)• 4) Periode operasi formal• Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus

memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.

A. Teori GestaltSumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )

Insight dipengaruhi oleh :1. Kemampuan dasar yang dimiliki2. Pengalaman yang relevan2. Pengalaman yang relevan3. Situasi yang dihadapi

Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba. Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia, balok dan pisang. Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisang

B. Teori Pemrosesan Informasi. Gagne

Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar

Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingat

SKEMA PEMROSESAN INFORMASI

Register

pengindraan

Pemrosesan

awal

Memori jangka panjang

Stimulus

Melihatpengulangan

recall

1. Perhatian2. Perlu

waktu Memori jangka pendek

MelihatMendengarMerabaMembauMencecap

Lupa/hilang

Lupa/hilang pengulangan

Stimulus

Melihat

Mendengar

Register pengindraan

Pemrosesan

awal

1. Perhatian

REGISTER PENGINDRAAN

Mendengar

Meraba

Membau

mencecap

2. Perlu waktuLupa/hilang

Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan interpretasi seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan

Lanjutan teori pemrosesan informasi

Registerpengindraan

stimulusProsesawal

lupa/hilang

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan

dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).

Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak

informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi

jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan

masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.

PROSES AWAL

MEMORI jangka panjang

Pemrosesan awal

1. Perlu perhatian

a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu

b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang

sedang dilakukan

2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran

1. Sesuatu yang lain dari yang lain

2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang

HAL-HAL YANG MENARIK PERHATIAN

2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang mendadak hilang

3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek

Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukanpemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain :A. untuk komunikasi lisan

1.Mengulang

Implikasi dalam pembelajaran

1.Mengulang

2.Mengeraskan suara

3.Memperlemah suara

4.Melambatkan suara

5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll

B. Untuk komunikasi tulis 1. pewarnaan 2. cetaktebal 3. cetak miring, dll

Implikasi dalam pembelajaran

1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya)

2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali 2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang

3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaan

Memori jangka panjang

memoriJangka panjang

Pengulangan& pengkodean

recall

Lanjutan

1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan informasi dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besar

2. informasi yang telah tersimpan dalam memori 2. informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang tidak pernah akan terlupakan. Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali (recall)

Mengapa lupa ?

1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut

2. Informasi dalam memori jangka pendektidak ditranfer ke dalam memori jangkatidak ditranfer ke dalam memori jangkapanjang

3. Distorsi recall

4. Interferensi ( tercampur atau terdesakoleh informasi lain)

Mengapa ingat ?

1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi dan efek terakhir (tidak terinferensi informasi lain)

2. Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal serupa

Teori belajar konstruktivisme

C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Dasar pandanganPerubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru

Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya denganpengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan

Kontruktivis

proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/

pengalaman yang telah dimilikinya dengan

pengetahuan/kecakapan/pengalamanpengetahuan/kecakapan/pengalaman

baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan

Prinsip teori kostruktivistik

1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih

mampu2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep

paling baik apa bila konsep itu berada pada zona

perkembangan terdekat merekaperkembangan terdekat mereka

3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan

mereka yang telah menguasai bidangnya4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit

dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas- tugas

tersebut

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu

2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, 2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)

3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksi

Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme

• Menekankan pada proses belajar bukan mengajar

• Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil

• Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswasiswa

• Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan

• Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa

• Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata

Siswadengan pengetahuan,

pemahaman,kecakapan, pengalaman

Skema Pembelajaran Berdasar Teori Konstruktivistik

.struktur kognitif lama

proses pembelajaran

peran guru :menvalitasi terjadinyaproses kontruksi siswa

Siswa menambahmerevisi, memodivikasi

pengetahuan, pemahaman,kecakapan, pengalaman,

proses pembelajaran

proses konstruksi

struktur kognitif baru

proses kontruksi siswa

Teori belajar humanistik

HumanisticEggen & Kauchak

Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.