peranan TIK dalam pembelajaran

24
PERANAN TIK DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah STATISTIK PENDIDIKAN Dosen Pengampu: Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Pd Disusun Oleh: Nama : Agung Widodo NIM : Q 1000140164 Kelas/Smt : C/ I PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

Transcript of peranan TIK dalam pembelajaran

PERANAN TIK

DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

STATISTIK PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Pd

Disusun Oleh:

Nama : Agung Widodo

NIM : Q 1000140164

Kelas/Smt : C/ I

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Tahun 2015

PERANAN TIK

DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH

A. Pendahuluan

Realisiasi pemanfaatan TIK di negara Indonesia

baru memasuki tahap mempelajari untuk berbagai

kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK (teknologi

informasi dan komunikasi). Lebih khusus penggunaan TIK

di bidang pendidikan sekarang ini masih belum dikuasai

oleh sebagian orang, terlebih bagi tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan dalam mengaplikasikan tugas pokok

dan fungsinya. TIK sangat berperan dalam teknologi

pendidikan, karena TIK itu dikembangkan untuk

mengolah, membagi, mengembangkan, mendiskusikan dan

melahirkan komunikasi. Perkembangan ini berpengaruh

besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan

perilaku dan aktivitas manusia yang kini banyak

bergantung kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi.

TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bagi dunia

pendidikan se harusnya berarti tersedianya saluran

atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan atau

mempublikasikan program pendidikan.

Proses pembelajaran adalah suatu proses

penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya

proses belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas

dari peserta didik (pelajar) dalam berinteraksi dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang

bersifat relatif konstan. Sebagai institusi, sekolah

mempunyai mekanisme yang berbeda-beda dalam proses

pembelanjaran anggaran di setiap tahunnya. Banyak

sekolah yang masih berpikir bahwa fasilitas yang

terpenting dikembangkan hanya fasilitas fisik saja.

Padahal jika turut diprogramkan adanya infrastruktur

TIK maka sebuah sekolah akan mempunyai arah yang jelas

dalam pengembangan TIK. Terbukti banyak sekolah sudah

mulai menampilkan fasilitas TIK sebagai nilai jual,

terutama bagi sekolah swasta. Pesatnya perkembangan

TIK, khususnya internet, memungkinkan pengembangan

layanan informasi yang lebih baik dalam suatu

institusi pendidikan. Di lingkungan persekolahan,

pemanfaatan TIK lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu

sistem yang disebut School Net, Information

Communication Technology (ICT), yaitu bertujuan untuk

mendukung penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan

sehingga sekolah atau satuan pendidikan pada umumnya

dapat menyediakan dan menyajikan layanan informasi

yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam

maupun diluar institusi tersebut melalui internet.

Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui

sarana internet yaitu dengan menyediakan pengembangan

materi belajar secara online dari situs Jardiknas

(Jaringan Pendidikan Nasional) dengan beraneka konten

yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

Dari hasil-hasil teknologi informasi dan

komunikasi telah banyak membantu manusia untuk dapat

belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai

bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi

dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi

proses belajar yang pada akhirnya dapat

mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan

dunia kerja. Istilah Teknologi Informasi mulai populer

di akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah

Teknologi Informasi biasa disebut teknologi komputer

atau pengolahan data elektronis (electronic data

processing). Teknologi Informasi dan Komunikasi

merupakan kajian secara terpadu tentang data,

informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya.

Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling

terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah

atau parsial. Kemajuan Teknologi Informasi dan

Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak

perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang

melahirkan konsep e-learning.

Di lapangan tenaga pendidik hanya banyak disuguhi

berbagai diklat, pelatihan dengan materi yang berkisar

pada kurikulum, pakem (contextual learning), MBS

(manajemen berbasis sekolah) dan materi lain yang

berhubungan langsung dengan tugas guru di kelas.

Jarang ada pelatihan guru yang bersifat pembekalan

tentang suatu ketrampilan atau keahlian khusus,

misalnya aplikasi TIK, padahal pelatihan seperti ini

tidak kalah penting dan bermanfaat bagi guru, terutama

guru yang masih gagap teknologi. Menurutnya ada

beberapa faktor yang menjadikan para guru masih gagap

TIK, pertama yaitu Lokasi, bagi guru yang mengajar di

daerah terpencil, teknologi canggih seperti komputer

bukanlah sesuatu yang urgen untuk dikuasai karena

kebutuhan untuk menggunakan sangat rendah, kedua,

kesadaran yang asih rendah mengenai mengenari ati

penting teknologi untuk menunjang profesi guru dalam

menyelesaikan tugas, ketiga, tidak adanya kesempatan

dan peluang untuk bisa lebih dekat dengan teknologi

canggih.

Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini

masih menjadi momok sekaligus tantangan besar bangsa

Indonesia dan Sulawesi Utara. Mulai dari sistem

kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini,

menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang

senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh

pihak pengajar. Metode pembelajaran semacam itu

cenderung memposisikan peserta didik sebagai manusia

yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas dan

inovasi apapun.

Di dalam ilmu komunikasi, kondisi semacam ini

diibaratkan seperti teori Peluru yang notabene peserta

didik diidentikan dengan komunikan/audience bersikap

pasif terhadap respon atau stimulus yang diberikan

tanpa adanya respon balik. Wajar jika hasil yang

diperoleh tidak akan maksimal atapun bagus. Hal ini

juga akan berimbas pada sulit terwujudnya tujuan awal

yaitu upaya meningkatkan mutu pendidikan, selama ini

belum mencapai pada taraf memadai yang mampu

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pada umumnya.

Sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada,

pendidik/guru pada saat ini sangat terbantu dengan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada akhir-

akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat

seiring dengan perkembangan dan konvergensi yang

terjadi pada teknologi telekomunikasi. Guru/pendidik

sekarang tidak boleh gaptet (gagap teknologi) dengan

median TIK sebab berbagai teknologi dan aplikasi

tercipta dalam upaya mendukung kegiatan operasional

kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan

belajar mengajar. Dalam hai ini pekembangan dan

kemajuan TIK para guru/pendidik sebagai tenaga

profesional dituntut agar dapat menyusun bahan ajar

berbasis TIK. TIK merupakan salah satu faktor

perubahan dalam menyampaikan informasi, aplikasi, dan

juga manajemen pengetahuan yang terjadi dalam dunia

pembelajaran.

Seusuai dengan pridikat guru/pendidik sebagai

tenaga profesional berdasarkan permintaan

profesionalisme setiap guru/pendidik harus menguasai

sistem pembelajaran berbasis TIK khususnya di sekolah.

Kebanyakan sekolah masih didominasi oleh peran guru

(teacher oriented) sebagai sumber pengetahuan bagi peserta

didiknya/siswanya. Proses belajar memngajar nmasih

dibatasi terselenggara dalam ruang kelas, dan

interaksi pembelajaran dalam bentuk transfer

pengetahuan dari guru/pendidik ke siswanya/peserta

didik. Sementara perkembangan pengetahuan sangat cepat

telah membuat sumber belajar di perpustakaan tidak

cukup mengakomodasi proses latihan intelektual siswa.

Di era komunikasi global antar institusi, ahli, dan

sumber pembelajaran yang bervariasi, interaksi dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh siapa saja.

Perkembangan pendidikan berbasis TIK (teknologi

Informasi dan Komunikasi) bergatung pada

infrastruktur dan budaya TIK di masyarakat. Dalam

kerangka itu, langkah pertama untuk pendidikan

berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer. Pada

tahap ini, komputer digunakan untuk mengatur dan

melaksanakan interaksi proses pendidikan. Selanjutnya,

digunakan untuk pembelajaran berbantukan komputer

dengan program tutorial dan simulasi sebagai program

yang berdiri sendiri untuk pembelajaran mahasiswa.

Pendidikan e-supported menawarkan penggunaan TIK dengan

LAN (local area network) yang digunakan untuk skop

yang lebih besar seperti database kesiswaan, database

perpustakaan, database aministrasi, e-learning. dll.

B. Pembahasan

Dalam pembahsan ini penulis mencoba menguraikan

manfat yang paling penting dalam menggunakan TIK

sebagai penyusunan bahan ajar diantaranya adalah:

a. TIK sebagai Tool (media)

Guru/pendidik harrus memahami alaur yang akan

dilalui sebahai tahapan-tahapan dalam menyusun

pembelajaran. Langkah pertama untuk pendidikan

berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer.

Komputer telah diterapkan dalam pembelajaran mulai

komputer yang boleh di bilang sudah tua sampai yang

terkini. Dalam empat puluh tahun pemakaian komputer

ini ada berbagai periode kecenderungan yang

didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Periode

yang pertama adalah pembelajaran dengan komputer

dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai

dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan

dengan metode drill dan praktek. Periode yang

berikutnya adalah periode pembelajaran komunikatif

sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan

pembelajaran adalah lebih pada pemakaian bentuk-

bentuk tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada

pendekatan behaviorist.

Kurun waktu yang dilalui sesuai dengan periode

atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran

dengan komputer yang integratif. Pembelajaran

integratif memberi penekan pada pengintegrasian

berbagai keterampilan yang diintegrasikan oleh

teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran.Lee

merumuskan paling sedikit ada delapan alasan

pemakaian komputer sebagai media pembelajaran dengan

alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi,

meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik,

interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak

terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.

Sesuai dengan tersambungnya komputer pada

jaringan internet maka pembelajar akan mendapat

pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya

menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi

penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri.

Pembelajaran dengan komputer akan memberikan

motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu

dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan

kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu

sendiri akan meningkat. Seperti yang dikatakan oleh

Richmond (1999) dan Stevens, (1992) materi on-line

tidak hanya sebagai materi rujukan yang lebih

efisien tetapi lebih efektif sebagai sumber

kogninif. Contohnya, definisi kata yang tidak

diketahui saat mengerjakan tugas, mahasiswa hanya

tinggal mengklik kamus on-line atau ensiklopedia

dengan kata sesuai konteks, Aktivitas ini merupakan

sumber kognitif yang dapat digunakan untuk

memperoleh kembali informasi yang dikumpulkan dari

sumber-sumber lain. Pembelajaran dengan komputer

akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk

mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat

berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun

menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi

kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.

b. TIK sebagai Tutor

Guru/pendidik dalam mengembangkan proses

pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara

pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi

tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai

pesan atau media.

Ada bentuk-bentuk stimulus yang bisa

dipergunakan sebagai media di antaranya adalah :

a) hubungan atau interaksi manusia

b) realia

c) gambar bergerak atau tidak

d) tulisan

e) suara yang direkam

Ada lima bentuk stimulus ini akan membantu

pembelajar mempelajari mata kuliah tertentu. Namun

demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk

itu dalam satu waktu atau tempat. TIK (Teknologi

Informasi Komputer) adalah sebuah penemuan yang

memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk

stimulus di atas sehingga pembelajaran akan lebih

optimal. Namun demikian, masalah yang timbul tidak

semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang

mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima

bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran

dengan cara menyusun bahan ajar berbantukan

komputer. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai

kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu

dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer

tidak menguasai pembelajaran mata kuliah yang diampu

pengajar. Jalan keluarnya adalah merealisasikan

stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan

menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari

Dengan demikian, para pengajar akan dengan mudah

merealisasikan ide-ide pengajarannya. Program

piranti lunak pembelajaran bisa menjadi tutor bagi

pembelajarnya. Media pembelajaran yang baik harus

memenuhi beberapa syarat, yaitu media pembelajaran

harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan

media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada

pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang

pembelajar dan mengingat apa yang sudah dipelajari

selain memberikan rangsangan belajar baru. Media

yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam

memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong

mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan

bena

c. Bagaimana Guru/Pendidik Menulis Bahan Ajar yang Baik

untuk Disajikan dengan Berbasis TIK?

Guru/pendidik dalam menuliskan bahan ajar yang

akan disajikan dalam bentuk TIK (e-learning)

pertama, buatlah Learning Object Material (LOM)

terlebih dahulu. LOM ini hampir menyerupai silabus

atau rencana pembelajaran. LOM mencakup nama dan

deskripsi mata kuliah, peserta didik, tujuan

pembelajaran dalam bentuk standar kompetensi,

kompetensi dasar, bahan bacaan, presentation,

illustration Audio Video/simulation, URL addresses,

glossary, exercise, quiz, assignment, Calendar dan

Instructional Method. Leaning object material

tersebut bisa dibuat dengan berbagai aneka program

aplikasi komputer (software. Hal yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan software selain

kemampuan atau penguasaan terhadap software, adalah

spesifikasi perangkat keras (hardware) yang tersedia

di kampus. Pertimbangan spesifikasi hardware ini

sangat penting, karena hanya dengan spesifikasi

hardware yang mendukung, bahan ajar berbasis TIK

yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik. Maka

tidak disarankan membuat bahan ajar berbasis TIK

menggunakan Macromedia Flash, untuk kondisi hardware

seperti itu penggunaan program Microsoft Power Point

sudah cukup memadai. Program Microsoft Power Point

menampilkan menu-menu yang berguna dalam pembuatan

bahan ajar berbasis TIK yang bersifat tutorial.

Menu-menu tersebut adalah menu animasi; menu untuk

memasukan (import file) suara, video, dan gambar

animasi; dan menu tautan (hyperlink) untuk

menghubungkan antara satu simpul (node) atau file

dengan simpul atau file lainnya. Menu-menu ini

menjadikan program Microsoft Power Point tidak hanya

berperan sebagai alat presentasi (tools) tetapi

dapat dikembangkan menjadi tutor.

Pada tataran ini, yang harus diperhatikan dalam

pembuatan bahan ajar berbasis TIK yang sifatnya

tutorial adalah ketersediaan menu-menu yang dapat

diakses dan adanya ikon tutorial yang akan

membimbing pengguna bahan ajar berbasis TIK. Ikon-

ikon tersebut sudah disediakan oleh program Learning

Management System (LMS) seperti Web city,

blackboard, moodle dan lain-lain. Bahan ajar yang

akan dimasukan (diupload) ke LMS bisa dibuat sendiri

dengan macam-macam format file seperti word, ppt,

pdf, swf dll. tetapi bisa mengambil (download) dari

alamat URL atau website yang berhubungan dengan

bahan ajar tertentu. Program engine searching bisa

membantu kita untuk menemukan materi yang kita

inginkan dengan cara browsing di internet. Program

yang dapat digunakan untuk browsing seperti

google.com, yahoo, altavista, Twigine, dll

d. Keungulan Bahan Ajar berbasis TIK

a) Membiasakan mahasiswa dalam menggunakan TIK

sebagai media belajar; memberikan empowerment

kemampuan personal pembelajar

b) secara mandiri;

c) Belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu

d) Materi-materi pembelajaranya selalu up to date

e) Lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan

pemikirannya

f) Memotivasi pembelajar

g) Kematangan berpikir mahasiswa

h) Informasi dari berbagai sumber informasi

i) Kaya pengalaman berbudaya

j) Wadah karya-karya yang kreatif bagi mahasiswa;

k) Meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih

tinggi;

l) Fasilitas dalam mencari informasi khusus dengan

cara berpikir logis

e. Realisasi TIK dalam Pembelajarannya

Teknologi informasi telah menjadi fasilitas

utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana

memberikan andil besar terhadap perubahan–perubahan

yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen

organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan

penelitian.

Membicarakan penerapan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, di

sekolah tidak lepas dari berbagai unsur yang saling

terkait satu sama lain, yaitu:

1) Ketersediaan sarana, prasarana, dan perangkat.

Beberapa sekolah kini telah memiliki laboratorium

komputer dan internet, khususnya sekolah-sekolah

yang berlokasi di kota atau tidak jauh dari

perkotaan lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan

dengan sekolah yang berlokasi di pedesaan. Namun

dalam pemanfaatan TIK antara sekolah yang satu

dengan yang lain tingkatannya sangat beragam,

mulai dari yang sederhana sampai ada yang sudah

optimal. Contoh konkrit seperti pada sekolah-

sekolah, dimana fasilitas komputer dan internet

telah ada sejak tahun 2006 dan sudah melaksanakan

praktek TIK bagi guru dan siswanya, namun

pemanfaatan TIK bagi siswa masih sebatas pada

mata pelajaran TIK, dan guru belum memanfaatan

TIK dalam proses pengajaran mata pelajaran yang

lain

2) Tersedianya kemampuan penguasaan guru dalam

peranan TIK dalam pembelajaran.

Guru dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses

pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih

gagap teknologi. Jika kondisi ini benar demikian,

alangkah menyedihkan dan bahkan menyakitkan,

sebab di tengah pembelajaran interaktif juga

melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi

apapun. Guru kini banyak yang tidak fasih

menggunakan komputer, apalagi internet. Para guru

menggunakan komputer sekedar untuk mengetik

dengan MS Word itupun tidak paham semua fasilitas

di program itu, apalagi mendengar Email, browsing

web, dan lainny

3) Adanya kebijakan pimpinan dalam mendukung peranan

TIK dalam pembelajaran.

Kadang sebuah penghargaan maupun sertifikat bukan

merupakan tujuan yang akan dicapai oleh sebuah

lembaga sekolah, tetapi penghargaan maupun

sertifikasi yang diterima dapat menjadi pendorong

atau motivasi dalam pemanfaatan TIK oleh para

guru, disamping sebagai kebanggaan akan identitas

sebuah sekolah yang mempunyai keunggulan dalam

berkompetitif di dunia pendidikan. Beberapa

institusi atau lembaga baik provit maupun non

provit dirasa perlu memberikan berbagai

penghargaan untuk mendorong dan memacu sekolah

untuk terus mengembangkan potensinya, khususnya

dalam hal pemanfaatan TIK. Terlebih dalam era

informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk

mengerti, menggunakan, dan mengakses bidang yang

relevan dengan keilmuannya maka fungsi guru

sebagai fasilitator perkembangan ilmu akan

tereduksi yang lama-lama bisa jadi hilang,

sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin

informasi.

Kepala sekolah yang mempunyai komitmen terhadap

kemajuan sekolahnya pasti melakukan langkah-

langkah konkrit memajukan guru dalam pemanfaatan

TIK. Kepala sekolah dalam menerapkan dan

menyambut serbuan beragam teknologi informasi,

adalah dengan membekali para guru dengan kursus

komputer dan internet, tidak hanya guru yang

mengajar di laboratorium komputer saja yang harus

mengerti perangkat tersebut, tetapi guru-

gurubidang lain harus mengikuti

4) Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para

guru.

Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para

guru.

Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam peranan

TIK dalam proses pembelajaran telah di respon

sangat positif oleh beberapa sekolah. Kenyataan

di lapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah

telah memberikan pelatihan dan mengirimkan para

guru mengikuti pelatihan komputer dan internet.

Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud

agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian

komputer dalam pemanfaatan TIK.

5) Teratasinya kendala-kendala guru dalam penggunaan

TIK.

Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam

pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal,

seperti kesibukan jam mengajar di berbagai

tempat, maupun kendala eksternal seperti

ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan

sendiri.

Guru/pendidik yang beranggapan tidak

menggunakan komputer dan TIK dalam proses

pembelajaran bukan hal mengganggu jalannya

pelajaran, karena guru merasa tidak mendapatkan

fasilitas komputer saat mengajar. Di sini bias

disimpulkan bahwa guru-guru sekarang perlu mengikuti

pelatihan dalam penguasaan TIK, terutama guru yang

tua minimal bisa menguasai komputer dan TIK atau

lebih, sedangkan guru yang yunior harus bisa

mengusai TIK

C. Penutup

Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi

adalah suatu  padanan  yang  tidak  terpisahkan  yang 

mengandung  pengertian  luas  tentang segala 

kegiatan  yang  terkait  dengan  pemrosesan, 

manipulasi,  pengelolaan,  dan transfer/pemindahan

informasi antar media.

Di antara tujuan mempelajari Teknologi Informasi

dan Komunikasi adalah:

1. Menyadarkan  kita akan  potensi  perkembangan 

teknologi  informasi  dan komunikasi  yang  terus 

berubah  sehingga  termotivasi  untuk mengevaluasi 

dan  mempelajari  teknologi  ini  sebagai dasar

untuk belajar sepanjang hayat.

2. Memotivasi  kemampuan  kita agar bisa  beradaptasi 

dan  mengantisipasi perkembangan  TIK,  sehingga 

bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan

sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri

3. Mengembangkan  kompetensi kita  dalam  menggunakan

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk  mendukung 

kegiatan  belajar,  bekerja,  dan  berbagai

aktifitas dalam kehidupan sehari hari.

4. Mengembangkan  kemampuan  belajar  berbasis  TIK, 

sehingga  proses  pembelajaran  dapat  lebih 

optimal,  menarik,  dan mendorong  kita lebih

terampil  dalam  berkomunikasi,  terampil 

mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri,

berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung

jawab  dalam  penggunaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan

pemecahan masalah sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Agusampurno. 2008. Integrasi TIK Dalam Pembelajaran di Sekolah

Dasar. April 2008

Kutipan: Ari Kristianawati (Sinarharapan, 29 April

2008), Darman Ady Prabowo, S. Kom, Mendeskripsikan

Peranan TIK Dalam Kehidupan Sehari-

hari, (19 November 2008),

Fathul Wahid, Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan

Bangsa, (19 November 2008).

Kuswayatno, Lia. 2007. Skenario Pembelajara TIK