Makro makalah

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaikan harga minyak mentah dunia berimbas kepada meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Walaupun sumber daya migas di Indonesia cukup berlimpah namun konsekuensi Indonesia sebagai anggota OPEC mengharuskan pemerintah untuk menaikkan harga jual minyak ke luar negeri maupun dalam negeri. Lonjakan harga minyak ini juga memiliki efek meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri yang disebabkan kenaikan harga dasar Bahan Bakar Minyak yang konsumsi di dalam negeri digunakan pada sektor industri, transportasi, serta konsumsi oleh masyarakat. Dalam petunjuk teknis penyaluran BLT tahun 2008 disebutkan bahwa Kenaikan harga dapat mengakibatkan harga kebutuhan pokok meningkat dan bagi masyarakat miskin dapat mengakibatkan daya beli mereka semakin menurun, karena akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan perkembangan harga di pasar. Warga masyarakat miskin akan terkena dampak sosial yakni semakin menurunnya taraf kesejahteraannya atau menjadi semakin miskin. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang berefek pada sektor transportasi dan kenaikan harga barang barang kebutuhan pokok dirasakan dampak sosialnya oleh setiap lapisan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi lemah atau masyarakat miskin. Kemampuan daya beli masyarakat yang semakin menurun diakibatkan oleh kenaikan harga yang tidak berimbang dengan tingkat penghasilan yang tetap. Hal tersebut menimbulkan tekanan bagi Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 1

Transcript of Makro makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenaikan harga minyak mentah dunia berimbas kepada

meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

Walaupun sumber daya migas di Indonesia cukup berlimpah

namun konsekuensi Indonesia sebagai anggota OPEC

mengharuskan pemerintah untuk menaikkan harga jual minyak

ke luar negeri maupun dalam negeri. Lonjakan harga minyak

ini juga memiliki efek meningkatnya harga-harga komoditas

dalam negeri yang disebabkan kenaikan harga dasar Bahan

Bakar Minyak yang konsumsi di dalam negeri digunakan pada

sektor industri, transportasi, serta konsumsi oleh

masyarakat. Dalam petunjuk teknis penyaluran BLT tahun

2008 disebutkan bahwa Kenaikan harga dapat mengakibatkan

harga kebutuhan pokok meningkat dan bagi masyarakat

miskin dapat mengakibatkan daya beli mereka semakin

menurun, karena akan mengalami kesulitan untuk

beradaptasi dengan perkembangan harga di pasar. Warga

masyarakat miskin akan terkena dampak sosial yakni

semakin menurunnya taraf kesejahteraannya atau menjadi

semakin miskin. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang

berefek pada sektor transportasi dan kenaikan harga

barang barang kebutuhan pokok dirasakan dampak sosialnya

oleh setiap lapisan masyarakat, terutama masyarakat

ekonomi lemah atau masyarakat miskin. Kemampuan daya beli

masyarakat yang semakin menurun diakibatkan oleh kenaikan

harga yang tidak berimbang dengan tingkat penghasilan

yang tetap. Hal tersebut menimbulkan tekanan bagi

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 1

masyarakat miskin, yang dikhawatirkan akan menambah

jumlah masyarakat miskin di Indonesia.

Pemerintah pada awalnya mengeluarkan kebijakan subsidi

untuk menekan harga Bahan Bakar Minyak di dalam negeri

agar tetap dapat terjangkau oleh masyarakat dan menjaga

stabilitas harga agar tingkat konsumsi masyarakat tidak

menurun. Namun dalam pelaksanaanya sendiri kebijakan

subsidi tersebut membebani APBN dan beresiko terjadinya

defisit yang harus ditanggung pemerintah. Dampak lainnya

adalah subsidi yang digunakan untuk menekan harga BBM

tersebut mengakibatkan adanya selisih antara harga di

dalam negeri dengan harga di luar negeri, dengan harga

jual di luar negeri yang lebih tinggi berdampak pada

adanya penyelundupan bahan bakar minyak ke luar negeri,

sehingga BBM di dalam negeri menjadi langka yang

menghambat berbagai kegiatan perekonomian di dalam

negeri. Dalam pelaksanaanya sendiri yang menikmati

pemberian subsidi BBM tersebut sebagian besar adalah

sektor transportasi dan industri, sementara konsumsi dari

sektor rumah tangga hanya sedikit, selain itu sektor

transportasi diantaranya kepemilikan kendaraan pribadi

dan sektor industri mayoritas dimiliki oleh golongan

masyarakat mampu, sehingga ketepatan sasaran dari

kebijakan subsidi tersebut belum dirasakan. Pemerintah

kemudian mulai mengurangi subsidi bahan bakar minyak

untuk masyarakat dengan merancang kebijakan baru berupa

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM).

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja dampak kenaikan BBM?

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 2

2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi

dan perekonomian Indonesia?

3. Apa Dampak Kenaikan BBM Pada Masyarakat Kecil?

4. Bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi

pendidikan rakyat Indonesia?

5. Bagaimana dampak Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak

terhadap Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta

(BEJ)?

6. Bagaimana cara Menyiasati Dampak Kenaikan Harga BBM?

7. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk

mengatasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan

harga BBM?

1.3 Tujuan masalah

1. dampak kenaikan BBM

2. dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan

perekonomian Indonesia

3. Dampak Kenaikan BBM Pada Masyarakat Kecil

4. pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi pendidikan

rakyat Indonesia

5. dampak Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak terhadap

Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

6. cara Menyiasati Dampak Kenaikan Harga BBM

7. langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi

inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam paper ini menggunakan metode

study searching yang merupakan kegiatan penelusuran dan

penelaahan literatur-literatur. Metode ini diperuntukkan

untuk melakukan penelitian yang dianggap sebagai bentuk

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 3

survey dari data yang sudah ada dengan melacak informasi

dari internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada paper penulis yang berjudul “Kenaikan BBM (bahan

bakar minyak)” terbagi menjadi 5 bab. Pembagian penulisan

dalam paper ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun

hasil penelaahan terhadap permasalahan yang ada.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1    Kenaikan BBM

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang

memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas

ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini

adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang

mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi

langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi

adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi

keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana

pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.

Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban

masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia

usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi

kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga

meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan

kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan

menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan

BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik

karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 5

pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang

pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin

kecil. Di lain pihak dengan kenaikan harga Bahan Bakar

Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat

yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat

secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat

mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi

banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan

menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan

menurunkan laba perusahaan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dampak Kenaikan BBM

Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka

kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM

akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga

ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid,

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 6

2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk

menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan

tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Meskipun

demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan

dampak yang positif.

a. Dampak Positif

Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative

Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia,

muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang

sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG

(Bahan Bakar Gas). Harga juga lebih murah

dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada

juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit.

Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan

bakar alternatif mengingat Indonesia adalah

Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain

itu, akan muncul juga berbagai kendaraan

pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya

saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar

gas, dan kendaraan lainnya.

Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana

APBN yang awalnya digunakan untuk memberikan

subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi

dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam

pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh

daerah.

Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara) Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka

jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah

akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dapat diminimalisasi.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 7

Mengurangi Pencemaran Udara, Jika harga BBM

mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi

pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan

dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan

akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.

b. Dampak negatif

Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih

mahal.

Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan

disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai

imbas dari naiknya harga bahan bakar.

Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan

berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha

mikro, kecil dan menengah)

Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh:

misalnya harga bahan, beban transportasi dll.

Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai

perekonomian akan terputus.

Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.

Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka

kemungkinan akan terjadi PHK.

Inflasi

Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami

kenaikan. Inflasi yang terjadi karena meningkatnya

biaya produksi suatu barang atau jasa.

3.2 Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Inflasi Dan

Perekonomian Indonesia

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 8

Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya

inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap

perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan

kesempatan kerja di masyarakat

2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan

pendapatan dalam masyarakat,

3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi

ekonomi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif,

tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi

itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam

arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu

meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang

bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan

investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah,

yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali

(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan

perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak

bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi

dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para

penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau

karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan

menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka

menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa

dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Golongan

masyarakat yang dirugikan adalah golongan masyarakat yang

berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya

dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan

masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 9

pedagang dan industriawan, dan para debitur. Inflasi

dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk

melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau

daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan

perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang

dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan

demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli

masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain

juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan

jasa.

3.3 Dampak Kenaikan BBM Pada Masyarakat Kecil

Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit

dihitung dalam gerakan kenaikan inflasi, tetapi dapat

dirasakan dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak

ini dapat menimbulkan suatu ekspektasi inflasi dari

masyarakat yang dapat mempengaruhi kenaikan harga

berbagai jenis barang/jasa. Ekspektasi inflasi ini muncul

karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut

terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan cara

menaikkan harga barang-barang dagangannya. Dan biasanya

kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat

terjadi ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.

Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan

masyarakat setelah terjadi kenaikan harga beberapa jenis

BBM seperti premium (bensin pompa), solar, dan minyak

tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan

naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan

menyebabkan naiknya tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif

angkutan tersebut maka akan mendorong kenaikan harga

barang-barang yang banyak menggunakan jasa transportasi

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 10

tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian

pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan juga akan

menyebabkan kenaikan harga barang/jasa yang dalam proses

produksinya menggunakan solar sebagai sumber energinya.

Begitu seterusnya, efek menjalar (contagion effect)

kenaikan harga BBM terus mendongkrak biaya produksi dan

operasional seluruh jenis barang yang menggunakan BBM

sebagai salah satu input produksinya yang pada akhirnya

beban produksi tersebut dialihkan ke harga produk yang

dihasilkannya. Kenaikan harga beberapa jenis BBM ini akan

menyebabkan kenaikan harga di berbagai level harga,

seperti harga barang di tingkat produsen,

distributor/pedagang besar sampai pada akhirnya di

tingkat pedagang eceran. Gerakan kenaikan harga dari satu

level harga ke level harga berikutnya dalam suatu saluran

perdagangan (distribution channel) adakalanya memerlukan

waktu (time lag). Tetapi, yang jelas muara dari akibat

kenaikan harga BBM ini adalah konsumen akhir yang

notabene adalah berasal dari kebanyakan masyarakat

ekonomi lemah yang membutuhkan barang-barang kebutuhan

pokok sehari-hari dengan membeli barang-barang

kebutuhannya sebagian besar dari pedagang eceran. Dan

biasanya kenaikan harga di tingkat eceran (retail price) ini

lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga di tingkat

harga produsen (producer price) maupun di tingkat pedagang

besar (wholesale price).

Kenaikan harga beberapa jenis BBM bulan Mei 1998,

terulang kembali di bulan Juni 2001 dengan beberapa

skenario kenaikan harga beberapa jenis BBM (premium,

solar, minyak tanah). Menurut salah satu sumber di Badan

Pusat Statistik, untuk jenis barang BBM yang harganya

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 11

ditentukan pemerintah, hampir 50 persen dari pengaruh

kenaikan BBM sudah dihitung dalam penghitungan inflasi

pada bulan Juni 2001. Misalnya bensin naik dari Rp

1.150/liter menjadi Rp 1.450/liter. Karena kenaikan BBM

terjadi di bulan Juni, nilai yang digunakan dalam

penghitungan inflasi bulan Juni adalah ((1150 + 1450)/2)

= 1300 sehingga perubahan yang digunakan adalah perubahan

dari harga Rp 1.150/liter menjadi Rp 1.300/liter atau

naik 13,04 persen. Sementara untuk bulan Juli 2001,

perubahan harga yang dihitung adalah dari harga bensin Rp

1.300/liter menjadi Rp 1.450/ liter atau naik 11,54

persen. Perlakuan ini juga berlaku untuk jenis barang BBM

lainnya.

Dengan demikian, pada bulan Juli 2001, sumbangan

inflasi dari BBM (bensin, solar, dan minyak tanah) akan

mencapai 0,28 persen. Ditambah lagi sumbangan inflasi

pelumas/oli yang apabila naik 15 persen akan memberikan

sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Sumbangan inflasi

dari BBM akan bertambah besar jika komponen BBM lainnya

yang tidak ditetapkan pemerintah bergerak sesuai selera

pasar. Tekanan inflasi akan semakin besar apabila

pemerintah menaikkan tarif dasar listrik rata-rata.

Dampak ini hanya sebagian kecil saja yang terjangkau

dari pandangan kita. Justru dampak tak langsung yang

merupakan hasil multiplier effect dapat menyeret tingkat

inflasi lebih tinggi lagi.

Inflasi bulan Juni 2001 sebesar 1,67 persen dan laju

inflasi dari Januari-Juni 2001 sudah mencapai 5,46

persen, dengan adanya kenaikan harga BBM sepertinya

pemerintah harus merevisi asumsi inflasi APBN tahun 2001

yang hanya berkisar 9,3 persen menjadi inflasi dua digit.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 12

Sebab, setelah bulan Juli tahun ini, masih banyak

faktor pemicu inflasi lain seperti peristiwa SI MPR dan

faktor musiman seperti Lebaran dan Natal yang akan

mendongkrak tingkat inflasi lebih tinggi lagi. 

3.4 pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi pendidikan

rakyat Indonesia

Dampak dari kenaikan BBM melalui kebijakan

Pemerintah yang telah diantisipasi lebih dulu selain

aspek sosial dan ekonomi juga dalam aspek politik yang

dinilai akan menjadi pemicu aksi demonstrasi dari

kalangan Mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat, bahkan

dari kalangan pengamat ekonomi dan politik di berbagai

tingkat masyarakat juga di lembaga dewan wakil rakyat.

Dalam hal ini Pemerintah telah lebih dulu memberikan

perhatiannya dengan penjelasan beserta alasan mengenai

rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012 nanti, bahwa

kenaikan BBM ini terkait dengan situasi global tepatnya

kian memanasnya konflik politik di Timur Tengah antara

Amerika Serikat, Israel dan sekutunya terhadap Republik

Islam Iran sehingga lalu lintas perdagangan minyak

dikawasan tersebut tepatnya selat Hormuz ditutup telah

membuat harga minyak dunia naik. Pemerintah telah

mensinyalir akan adanya penolakan dari berbagai lapisan

masyarakat perihal kenaikan BBM ini dan mempersilahkan

melakukan aksi penolakan namun himbauan Pemerintah agar

tetap menjaga ketertiban dan tidak mengganggu kepentingan

umum seperti perusakan bahkan tindakan anarkis lainnya

yang dapat menciderai kehidupan demokrasi. Partai

Demokrat yang saat ini sedang menjadi partai Pemerintah

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 13

mengkhawatirkan adanya aksi unjuk rasa terkait masalah

kenaikan BBM ini akan menjadi pemicu untuk menggulingkan

dengan cara-cara inkonstitusional namun begitu berbagai

kalangan nampaknya tidak akan menggunakan isu kenaikan

BBM ini sebagai isu politik yang justru eskalasi

penolakannya akan lebih berbahaya dibandingkan isu

kenaikan BBM. Padahal seharusnya Pemerintah dapat lebih

mengedapankan opsi-opsi bagi kepentingan rakyat secara

luas sehingga tidak menimbulkan pro-kontra diberbagai

tingkatan masyarakat, karena kebutuhan hidup masyarakat

saat ini saja sudah sulit ditambah akan naiknya harga BBM

maka rakyat yang miskin akan tambah miskin dan rakyat

yang kaya akan tetap kaya. Indonesia memiliki banyak

potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan bahan bakar

seharusnya Pemerintah fokus pada bagaimana mengembangkan

potensi sumber daya alam tersebut sehingga persediaan

energi dapat terbarukan dan dapat menyerap lapangan

pekerjaan bagi masyarakat luas. Selama ini Pemerintah

hanya fokus pada politik ditingkat pusat dengan isu

demokrasi berkeadilan tetapi selama itu pula proses hukum

di negeri ini banyak yang terabaikan dan pembangunan

infrastruktur yang tidak optimal. Seolah kebijakan yang

dibuat hanya untuk formalitas sebagai pembuat kebijakan

yang hasil akhirnya justru soal berapa banyak perolehan

hasil pemilu mendatang untuk mempertahankan suara

pemilihan atau mungkin juga soal kebijakan ekonomi yang

pro kepada pihak asing sehingga aspek sosial dan ekonomi

rakyat menjadi terabaikan, terakhir ini terkait isu paham

neo-liberal yang telah banyak mendapat sorotan dari

berbagai pihak sebagai kapitalisme gaya baru dengan pasar

bebasnya yang masih tetap mengabaikan kemiskinan dan

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 14

pengangguran juga krisis ekonomi yang hanya dinilai

sebagai komplemen dalam paham ekonomi kapitalisme.

Aspek hukum yang saat ini menjadi kontroversi

mengenai soal Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No 2 Tahun

2012 tentang Penyelesaian Batasan Tindak Pidana Ringan

(Tipiring) dan Jumlah Denda dalam KUHP khususnya kenaikan

nilai denda yang tercantum dalam Pasal 364 (pencurian

ringan), 373 (penipuan ringan), 379 (penggelapan ringan),

384, 407, dan 482 KUHP yakni sebesar Rp250 menjadi Rp2,5

juta atau mengalami kenaikan sebesar 10.000 kali lipat.

Tetapi ini tidak terkait dengan perihal kenaikan BBM

namun cukup menjadi perhatian di kalangan praktisi hukum

yang menilai Perma ini terlalu terburu-buru sehingga

dikuatirkan akan menimbulkan masalah baru. Selain hal

diatas, pemerintah juga dapat melakukan perbaikan-

perbaikan seperti: 

Pertama memperbaiki fasilitas transportasi umum.

Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan

pribadi dalam melaksanakan aktivitasnya. Hal ini tak

pelak mengakibatkan konsumsi BBM melonjak. Pengurangan

penggunaan kendaraan pribadi akan mengurangi konsumsi BBM

secara signifikan. Namun, sayangnya hingga saat ini tidak

ada transportasi umum yang cukup nyaman sehingga

masyarakat beralih ke kendaraan pribadi. Mudahnya

memperoleh kendaraan dan pajak barah mewah yang murah

menjadikan para pejabat atau masyarakat menengah ke atas

untuk memiliki kendaraan pribadi. Perlunya pengaturan

kendaraan pribadi seperti di Jepang dapat mengurangi

pemakaian BBM dan sarana angkutan umum dapat menjadi

pilihan masyarakat.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 15

Kedua Pemerintah harus melakukan efisiensi pada

berbagai lini/pos pengguna APBN terutama biaya

operasional dan belanja negara serta sarana prasarana

pejabat yang dinilai terlalu mewah.

Ketiga menekan penguasaan migas oleh asing dan

mengembalikannya ke dalam pengelolaan negara sesuai

dengan amanatkan pasal 3 ayat (3) UUD 1945. Saat ini

pihak asing sudah mengendalikan produksi dan penjualan

minyak dari hulu hingga hilir, setidaknya 89% migas

dikuasai oleh asing (Tribun Jabar, 24/3/2012). Kondisi

ini diperparah dengan izin pengelolaan sumur-sumur minyak

seperti  Blok cepu yang dikendalikan oleh Exxon Mobil

selama 30 tahun kedepan. Begitu juga sumur minyak yang

tersebar di tanah air hampir semuanya dikendalikan oleh

asing. Walupun dulu mantan Dirut Pertamina Wydia Purnama

pernah menentang kepemilikan asing dan mengatakan

pertamina sanggup untuk mengelolanya namun naluri

pemerintah untuk menggadaikan asset negara ini pada asing

semakin kuat alhasil Wydia Purnama “disingkirkan” dari

posisinya karena dinilai tidak mendukung kebijakan

pemerintah. Jika minyak bumi dikelola oleh BUMN maka

keuntungan akan lebih dirasakan oleh masyarakat.

Pengelolaan yang dominan oleh asing menandakan negara

gagal dalam memanfaatkan SDA yang ada. Kenaikan harga BMM

jelas tidak mensejahterakan rakyat, seharusnya pemerintah

memikirkan solusi cerdas seperti negara penghasil minyak

lainnya yang mengelola minyaknya dengan baik dan

menjualnya lebih murah di dalam negeri. Sebut saja harga

bensin di Arab Saudi  Rp 1.068,Bahrain Rp 2.403, Kuwait

Rp 1.689, Iran Rp 979, Mesir Rp 2.848, Nigeria Rp 890,

Qatar Rp. 1.958, Turmekistan Rp 750, bahkan Venezuela

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 16

menjual hanya Rp 495. Bayangkan negara penghasil minyak

sendiri tapi harga BBM melambung tidak sesuai dengan

ekonomi masyarakat, Keempat hal penting yang perlu

dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan upaya

pemberantasan KKN. Praktek KKN sudah menjadi penyakit

yang akut. Survei TII tahun 2011 menempatkan Indonesia

negara terkorup ke 4 di dunia. Sungguh prestasi yang

menyakitkan, oleh karena itu sudah saatnya hukuman mati

dan pemiskinan bagi koruptor tanpa tanpa tebang pilih.

Jika KKN di negeri yang kaya akan SDA ini teratasi

penulis yakin masyakat akan sejahtera dan tidak akan ada

gelombang penolakan terhadap kebijakan pemerintah.

3.5 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap

Perdagangan Saham Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk

(bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya

dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar,

yen,rupee, dan sebagainya). fungsi harga:

1. Sumber pendapatan dan atau keuntungan perusahaan

untuk pencapaian tujuan produsen

2. pengendalian tingkat permintaan dan penawaran

3. mempengaruhi program pemasaran dan fungsi-fungsi

bisnis lainnya bagi perusahaan

4. mempengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan

masyarakat

faktor penentu harga penentuan harga dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal

faktor internal meliputi:

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 17

1. tujuan pemasaran

2. strategi marketing-mix

3. organisasi

faktor eksternal meliputi:

1. elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar

2. harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan

harga

3. lingkungan eksternal yang lain lingkungan mikro dan

lingkungan makro

Tujuan harga

1. perusahaan yang empertimbangkan biaya akan bertujuan

untuk mengendalikan keuntungan atau sekedar hanya

menutup biaya

2. perusahaan yang mempertimbangkan permintaan pasar

akan bertujuan untuk mengendalikan (memperluas

maupun hanya untuk mempertahankan) penjualan atau

market-share

3. perusahaan yang mempertimbangkan persaingan harga

akan bertujuan untuk mengendalikan (mengatasi atau

menghindari) persaingan

Sebagai contoh, Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan

komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua

aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak

ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang

mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi

langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi

adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 18

keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana

pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.

Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban

masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia

usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi

kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga

meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan

kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan

menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan

BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik

karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah

pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang

pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin

kecil. Di lain pihak dengan kenaikan harga Bahan Bakar

Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyakarat

yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat

secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat

mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi

banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan

menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan

menurunkan laba perusahaan.

Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai

terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga

terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan.

Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini,

salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya

kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang

kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain

terdapat kekhawatiran atas ketidak mampuan negara-negara

produsen untuk meningkatkan produksi, sedangkan masalah

tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 19

persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut

berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus

meninggi, (Republika Online, Selasa 28 Juni 2005).

Hal ini kemudian direspon oleh pemerintah di

beberapa negara di dunia dengan menaikkan harga BBM.

Demikian juga dengan Indonesia, DPR akhirnya menyetujui

rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak pada hari Selasa 27 September 2005 sebesar minimal

50 %. Kebijakan kenaikan harga BBM dengan angka yang

menakjubkan ini tentu saja menimbulkan dampak yang

signifikan terhadap perekonomian sehingga kebijakan ini

menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan.

Keputusan pemerintah menaikkan harga bensin, solar, dan

minyak tanah sejak 1 Oktober 2005 akibat kenaikan harga

minyak mentah dunia hingga lebih dari 60 Dolar AS per

barel dan terbatasnya keuangan pemerintah ini direspon

oleh pasar dengan naiknya harga barang kebutuhan

masyarakat yang lain. Biaya produksi menjadi tinggi,

harga barang kebutuhan masyarakat semakin mahal sehingga

daya beli masyarakat semakin menurun. Secara makro

cadangan devisa negara banyak dihabiskan oleh Pertamina

untuk mengimpor minyak mentah. Tingginya permintaan valas

Pertamina ini, juga menjadi salah satu penyebab

terdepresinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

(Metrotvnews.com, 28 September 2005). Terjadinya hubungan

timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya

daya beli masyarakat berarti memperlemah perputaran roda

ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini

dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam

jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 20

pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat

perputaran dan indikator investasi.

Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari

tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari

BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian

Indonesia masih terseok mengikuti perkembangan

perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan BBM tetap

dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2005. Akibatnya,

perilaku investasi di Indonesia sangat memungkinkan

mengalami perubahan. Setiap peristiwa berskala nasional

apalagi yang terkait langsung dengan permasalahan ekonomi

dan bisnis menimbulkan reaksi para pelaku pasar yang

dapat berupa respon positif atau respon negatif

tergantung pada apakah peristiwa tersebut memberikan

stimulus positif atau negatif teradap iklim investasi.

Berdasarkan pada argumentasi di atas, maka dimungkinkan

akan terjadi reaksi negatif para pelaku pasar modal

setelah pengumuman tersebut. Tetapi jika yang terjadi

sebaliknya bahwa kenaikan harga BBM ini direaksi positif

oleh pelaku pasar, maka kesimpulan sederhana dari dampak

peristiwa pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga

BBM memberikan stimulus positif pada perekonomian

Indonesia. Dengan berkembangnya kontroversi pro dan

kontra terhadap kenaikan harga BBM tersebut, penelitian

ini berusaha mengetahui dampak langsung peristiwa

kenaikan BBM terhadap aktifitas perdagangan saham pada

pasar modal Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan

dapat diketahui reaksi atau respon dan perilaku pelaku

pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan

dampaknya terhadap iklim investasi secara keseluruhan di

Indonesia. Dengan mengetahui perilaku para pelaku pasar

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 21

modal akan dapat diramalkan tanggapan dan reaksi pasar

terhadap suatu peristiwa ekonomi dan bisnis di masa yang

akan datang.

Pada hakekatnya investor dalam melakukan investasi

akan berusaha menanamkan modalnya pada saham perusahaan

yang mampu memberikan return atau keuntungan yang bisa

berupa dividen dan atau capital gain. Dengan return ini akan

tercapai tujuan pokok dari investasi yaitu maksimisasi

kemakmuran dengan peningkatan kekayaan. Oleh karena itu,

perusahaan selalu berusaha memberikan informasi atau

sinyal tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan

investor (return saham) yang berupa capital gain dan dividen

tersebut. Perusahaan selalu berusaha menjadikan sahamnya

menjadi menarik bagi investor dengan berbagai kebijakan

teknis maupun politis.

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah

memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko

investasi yang harus dicapainya. Return merupakan salah

satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan

juga merupakan keberanian investor menanggung risiko atas

investasi yang dilakukannya. Berbagai peristiwa ataupun

kebijakan yang dilakukan pemerintah mempunyai dampak

terhadap perekonomian dan iklim investasi, jika

peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan

return saham. Jika suatu peristiwa mengakibatkan

meningkatnya return saham, berarti peristiwa tersebut

direspon positif oleh para pelaku ekonomi atau pelaku

pasar, sehingga suatu kebijakan pemerintah menjadi

efektif manakala kebijakan tersebut direspon positif oleh

investor. Sebaliknya kebijakan tersebut menjadi tidak

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 22

efektif jika kebijakan tersebut direspon negatif oleh

investor.

Dengan dasar penelitian-penelitian tersebut,

penelitian ini dapat disebut sebagai event study replication

untuk mendeteksi reaksi pasar dengan menganalisis

aktivitas perdagangan saham di sekitar peristiwa

pengumuman berlakunya kenaikan harga BBM. Penggunaan

return saham dan volume perdagangan saham untuk mengetahui

perilaku investor karena return dan volume perdagangan

saham relatif lebih sensitif untuk mendeteksi reaksi atau

perilaku investor terhadap adanya peristiwa. Return saham

menunjukkan keuntungan riil dari sebuah investasi saham

dan volume perdagangan saham merupakan aktifitas atau

perilaku riil yang dilakukan investor sebagai respon

adanya suatu peristiwa.

3.6 Menyiasati Dampak Kenaikan Harga BBM

Harga BBM akhirnya dinaikkan oleh pemerintah.  Saya

termasuk yang setuju dengan kenaikan harga BBM tersebut

karena berbagai alasan. Pertama, selama ini subsidi BBM

salah sasaran. Subsidi BBM selama ini dinikmati oleh:

pemilik mobil pribadi sebesar 53 persen dan yang untuk

sepeda motor 47 persen;  masyarakat di Jawa dan Bali 59

persen dan luar jawa sebesar 41 persen;  angkutan darat

89 persen dan lainnya hanya 11persen; dan 25 persen

masyarakat berpenghasilan tinggi menikmati 77 persen

subsidi BBM dibandingkan 25 persen berpenghasilan rendah

yang hanya menikmati 15 persen subsidi.  Kedua, subsidi

BBM dari tahun ke tahun terus membengkak sehingga

pengeluaran untuk sektor-sektor yang lain yang lebih

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 23

strategis dikalahkan. Satu-satunya cara untuk mengurangi

besarnya subsidi tersebut adalah dengan mengurangi

besarnya subsidi sebab mengurangi konsumsi BBM hampir

tidak mungkin lagi. Ketiga, BBM bersubsidi yang murah

ternyata juga rawan terhadap penyelundupan. Harga BBM di

Indonesia paling murah di antara negara-negara dunia

bahkan yang tingkat pendapatan nasionalnya jauh lebih

rendah dari Indonesia misalnya Kamboja dan Laos.

Kenaikan harga BBM tersebut  tentu berdampak baik

bagi perusahaan maupun konsumen. Bagi perusahaan yang

jelas dampak kenaikan harga BBM adalah kenaikan biaya

produksi dan kemungkinan menurunnya daya beli  konsumen

bagi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Sedangkan bagi konsumen dampak yang dirasakan adalah

menurunnya daya beli akibat pendapatan yang diterima

tetap tetapi harga produk dan jasa yang dibeli mengalami

kenaikan.

Kiat Bagi Perusahaan

Untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM bagi

perusahaan ada beberapa kiat yang bisa dilakukan.

Beberapa kiat mungkin sudah pernah dilakukan oleh

perusahaan ketika menghadapi Krisis Ekonomi Tahun 1997.

Pertama, perusahaan bisa menyesuaikan desain, kemasan,

dan harga produknya agar masih bisa terbeli oleh

konsumen. Ketika terjadi Krisis Ekonomi tahun 1997, saya

mengamati perusahaan melakukan kiat ini untuk menjaga

agar roda perusahaan tetap bisa berputar. Waktu itu

banyak perusahaan melakukan penyesuaian desain, kemasan,

dan harga produknya dengan cara membuat kemasan-kemasan

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 24

kecil dalam bentuk sachet misalnya untuk produk sampo,

sabun cuci, kopi, danlain-lain. Dengan memperkecil

kemasan maka harganya lebihmurah dan produk tersebut bisa

dijangkau oleh konsumen yang waktu itu pendapatannya

sedang menurun. Hal yang sama bisa dilakukan oleh

perusahaan menghadapi dampak kenaikan harga BBM sekarang

ini. Kedua, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran-

pengeluaran yang bisa ditekan sehingga bisa menekan biaya

produk sehingga harga produk tidak perlu dinaikkan.

Misalnya saja menekan pengeluaran untuk listrik dan

telepon. Penghematan listrik bisa dilakukan misalnya

dengan cara mematikan AC ruangan yang tak terpakai atau

alat-alat elektronik misal komputer yang tidak digunakan.

Beberapa perusahaan, akhir-akhir ini juga sudah

mengurangi pemakaian kertas untuk menjadi perusahaan

tanpa kertas (paperless company). Perusahaan atau kantor

tanpa kertas mempunyai tujuan di samping untuk

penghematan juga untuk ikut menjaga kelestarian

lingkungan hidup. Gerakan tersebut bisa ikut menjaga

kelestarian lingkungan hidup karena dengan menghemat

pemakaian kertas maka ikut menjaga kelestarian hutan

karena bahan baku kertas diperoleh dari kayu di hutan-

hutan. Prateknya misalnya dengan memberi  instruksi

kepada karyawan tidak memakai surat dalam bentuk hard copy

tetapi dengan lewat  surat elektronik atau  email masing-

masing  karyawan. Sekarang ini banyak perangkat Handphone

maupun Gadget yang lain yang murah harganya dan mempunyai

fitur lengkap sehingga bisa digunakan untuk mengirim dan

menerima email. Sedangkan untuk menghemat pengeluaran

untuk membayar telepon, perusahaan bisa menggunakan

sistem yang memabtasi penggunaan telepon oleh karyawan.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 25

Ketiga, perusahaan bisa menjual asset-asset perusahaan

yang tidak atau kurang produktif yang selama ini justru

membebani perusahaan karena harus menngeluarkan dana

untuk asset yang kurang produktif tersebut. Misalnya

saja: mobil perusahaan yang sudah tua dan jarang dipakai

yang membutuhkan biaya pearwatan dan biaya-biaya lain

misal  untuk pembayaran pajak yang besar. Keempat,

perusahaan bisa saja menaikkan harga tetapi konsumen

harus diyakinkan bahwa mutu produk maupun pelayanan yang

lain (misal pelayanan purna jual)  juga ditingkatkan.

Kelima, langkah jangka panjang yang juga harus dipikirkan

oleh perusahaan adalah dengan menciptakan konsumen yang

loyal. Artinya konsumen yang loyal adalah tidak mudah

berpindah ke produk yang diproduksi atau dijual oleh

perusahaan lain bahkan jika harga produk naik. Loyalitas

konsumen tersebut bisa diciptakan dengan berbagai cara

misalnya dengan iklan dan pelayanan yang baik.

Hanya satu hal yang tidak boleh dilakukan oleh

perusahaan yaitu melakukan PHK terhadapburuh atau

karyawan meskipun langkah ini yang paling mudah dan

sering dilakaukan oleh perusahaan. Alasannya adalah PHK

adalah langkah yang tidak manusiawi dan nantinya akan

menciptakan instabilitas sosial dan politik yang pada

akhirnya akan memukul balik perusahaan  karena lingkungan

usahanya tidak aman.

Bagi Konsumen

Sedangkan bagi konsumen ada beberapa kiat sederhana untuk

menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Pertama, konsumen

bisa melakukan penggantian (substitusi) barang dengan

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 26

barang yang serupa yang harganya lebih murah. Seringkali

ditemui di pasar banyak barang yang sejenis dengan

kualitas yang sama tetapi harga satu barang lebih mahal

dibanding dengan barang yang lain hanya karena barang

yang lebih mahal tersebut menang dalam merk. Kedua,

konsumen hendaknya menahan diri terhadap iklan dan

promosi dalam bentuk lainnya yang tujuannya untuk

merangsang konsumen berbelanja sebanyak-banyaknya dan

membeli barang yang semula tidak direncanakan untuk

membeli sebelumnya.  Iklan dan promosi semacam itu

sebentar lagi juga akan terjadi di bulan puasa dan juga

menjelang Hari Raya Idul Fitri. Maka  jika akan

berbelanja hendaknya konsumen mencatat apa-apa yang

memang akan dibelinya jika hendak berbelanja. Ketiga,

konsumen hendaknya melakukan penghematan terhadap

pengeluaran rumahtangga misalnya untuk listrik dan

telepon. Penghematan listrik ini bisa dilakukan dalam

beberapa cara seperti yang sudajh banyak diulas.  Pada

siang hari jika listrik tidak dipakai maka listrik bisa

dimatikan. Jika Televisi tidak dilihat maka jangan

dibiarkan menyala. Jika konsumen mencuci menggunakan

mesin cuci maka tunggulah sampai berat cucian maksimum

sesuai kapasitas mesin cuci. Jangan mencuci menggunakan

mesin cuci ketika jumlah atau berat pakaian masih di

bawah kapasitas maksimum mesin cuci karena hal tersebut

akan memboroskan listrik. Sedangkan untuk menghemat

pengeluaran telepon,konsumen bisa menggunakan layanan

pesan singkat (Short Message Service atau SMS) yang jauh

lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Telepon

hanya digunakan jika ada keperluan yang sangat penting.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 27

3.7 langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi

inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM

Beberapa kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk

mengatasi terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:

a.      Kebijakan Moneter

1.      Politik Diskonto

Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral

harus mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara

bank sentral akan menaikan tingkat suku bunga pinjaman

kepada bank umum. Kebijakan ini juga disebut dengan

Rediscount Policy atau kebijakan suku bunga.

2.      Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual

(jika terjadi inflasi) atau membeli (jika terjadi

deflasi) surat-surat berharga kepada masyarakat, sehingga

ada arus uang yang masuk dari masyarakat ke bank sentral.

3.      Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)

Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan

suatu bank dengan kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk

mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikan cadangan

kas bank-bank umum sehingga jumlah uang yang bisa

diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan

berkurang.

4.      Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)

Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang

yang beredar di masyarakat, maka diambil kebijakan

memperketat kredit atau pinjaman bagi masyarakat.

5.      Margin Requirements

Kebijakan ini digunakan untuk membatasi penggunaan

untuk tujuan-tujuan pembelian surat berharga.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 28

b.      Kebijakan Fiskal

Dalam kebijakan fiskal, untuk mengatasi inflasi

pemerintah harus mengatur penerimaan dan pengeluaran yang

dilakukan pemerintah. Dalam hal penerimaan, pemerintah

bisa menaikan tarif pajak, sehingga jumlah penerimaan

pemerintah meningkat. Kebijakan yang kedua adalah

Expenditure Reducing, yakni mengurangi pengeluaran yang

konsumtif, sehingga akan mempengaruhi terhadap permintaan

(Demand Full Inflation).

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Penyajian data

Sepertinya rakyat harus menarik napas dalam-dalam

menahan impitan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang

tinggi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)

per 15 Juni 2001. Kenaikan BBM ini telah menggenjot

tingkat inflasi bulan Juni 2001 menjadi 1,67 persen.

Dampak ini masih terasa sampai bulan Juli 2001 yang akan

memberikan sumbangan inflasi antara 0,3-1 persen. Efek

domino yang ditimbulkan pun masih menjadi pemicu kenaikan

harga lainnya. Diperkirakan inflasi tahun ini tembus dua

digit. Kebijakan kenaikan harga BBM per 15 Juni 2001,

menjadi pemicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok

lainnya. Contoh, penjual sayur-sayuran, menaikkan harga

sayur-sayurannya lantaran ongkos transpornya dan harga

sayur-sayuran dari petani sayur sudah naik. Begitu juga,

penyedia jasa angkutan, secara serentak menaikkan ongkos

transpor lantaran BBM yang digunakan sehari-harinya naik,

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 29

bahkan kenaikannya melebihi dari kenaikan BBM itu

sendiri.

Penjual pakaian di pasar-pasar juga ikut menaikkan

harga dagangannya dengan alasan harga pakaian dari

industri pakaiannya sudah naik. Tak kalah serunya

industri pakaian ini juga secara otomatis menaikkan harga

produknya karena biaya produksi naik lantaran ada

sebagian kegiatan produksinya menggunakan BBM dalam

jumlah besar. Belum lagi nanti kalau tarif listrik naik

lantaran PLN dalam memproduksi listriknya juga

menggunakan sebagian BBM.

Seluruh fenomena ini merupakan salah satu contoh

akibat “air bah” pemicu inflasi yang merupakan multiplier

effect dari kenaikan BBM, karena BBM merupakan salah satu

komponen strategis dalam menggerakkan roda ekonomi

seluruh aktivitas perekonomian di negara ini.

Pada awalnya pengurangan subsidi BBM ini dimaksudkan

untuk menciptakan keadilan dalam pemberian subsidi untuk

seluruh lapisan masyarakat karena selama ini pemberian

subsidi BBM hanya menguntungkan masyarakat lapisan

ekonomi kuat. Tetapi, pada akhirnya akibat kebijakan

pengurangan subsidi BBM tersebut, yang menanggung

kenaikan harga BBM adalah masyarakat lapisan bawah.

Program kompensasi yang dijanjikan pemerintah untuk

membantu masyarakat ekonomi lemah akibat kenaikan BBM

yang dimulai sejak bulan April 2000 tidak mengenai

sasaran pada masyarakat yang membutuhkan. Bahkan program

ini telah dilansir media massa hanya merupakan proyek

bagi-bagi uang yang tidak sampai ke sasarannya. Kurangnya

perencanaan dan pengawasan penyaluran dana kompensasi

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 30

merupakan salah satu penyebab tidak berhasilnya program

tersebut.

Pemerintah selama tahun 2000 – 2001 telah menaikkan

harga BBM sampai tiga kali. Kenaikan harga BBM terakhir

terjadi pada tanggal 15 Juni 2001, seperti kenaikan harga

premium dari harga Rp 1.150/liter di bulan April 2000

menjadi Rp 1.450/liter di bulan Juni (naik 26,1 persen),

harga solar dari Rp 600/liter menjadi Rp 900/liter (naik

50 persen), harga minyak tanah dari Rp 350/liter menjadi

Rp 400/ liter (naik 14,29 persen), minyak diesel dari Rp

550/liter menjadi Rp 1.200/liter (naik 118,18 persen),

dan minyak bakar dari Rp 400/liter menjadi Rp 900/liter

(naik 125 persen).

Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat

lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect,

mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam

proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.

Contoh dampak kenaikan harga BBM pada bulan April

1998 tersebut terhadap inflasi masih terasa sampai bulan

Juli 1998 dengan rata-rata inflasi setiap bulannya

sebesar 6,77 persen.

Inflasi bulan Mei 1998 mencapai 5,24 persen dan pada

bulan tersebut seluruh kelompok pengeluaran konsumsi

mengalami kenaikan indeks. Kelompok pengeluaran bahan

makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 3,90 persen;

kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau 4,00 persen; kelompok pengeluaran perumahan 4,14

persen; kelompok pengeluaran sandang 4,53 persen;

kelompok pengeluaran kesehatan 2,40 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,41 persen; dan

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 31

kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi 17,25

persen.

Tekanan inflasi masih dirasakan di bulan Juni 1998,

mencapai angka 4,64 persen, dan pada bulan tersebut

seluruh kelompok pengeluaran konsumsi juga mengalami

kenaikan indeks. Hal ini masih terjadi pula pada tingkat

inflasi bulan Juli, yaitu sebesar 8,56 persen.

Angka inflasi sebesar 8,56 persen merupakan angka

inflasi yang sangat tinggi karena angka inflasi satu

persen saja sudah merupakan cerminan dari gelombang “air

bah” dari kenaikan beberapa jenis barang yang hampir

terjadi di seluruh kota yang dihitung angka inflasinya.

Berdasarkan pola kenaikan jenis barang selama ini,

angka inflasi satu persen saja biasanya berasal dari

kenaikan harga lebih dari 15 jenis barang yang terjadi

serentak di hampir seluruh kota sampel penghitungan

Indeks Harga Konsumen (IHK).

Jenis barang yang sering mengalami fluktuasi harga

biasanya berasal dari kelompok bahan makanan seperti

beras, daging ayam ras, ikan segar, telur, tomat sayur,

minyak goreng, dan cabai rawit. Ditambah juga dari

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

seperti rokok, mi kering instan, nasi lauk, ayam goreng,

kue kering, dan berbagai jenis minuman. Semua itu

biasanya ikut mewarnai angka inflasi sebesar satu persen

di samping kelompok jenis barang lainnya.

4.2   Pemecahan Masalah

1.       Dari sisi pelanggan

Daya beli pasti turun. Tapi ini sejenak, mungkin cuma

2 bulan. Karena pelanggan Indonesia tidak tahan untuk

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 32

tidak membeli. Yang pasti terjadi pergeseran sementara,

mungkin pelanggan kelas menengah mencari produk lebih

murah namun kualitas masih bagus, tetapi pelanggan kelas

bawah mencari yang paling murah. Pelanggan kelas atas

yang tidak terpengaruh.

Pelanggan sedang sensitif harga, jadi maunya harga

diskon terus. Jangan kaget, sebentar lagi banyak Promo

“Harga Diskon”, “Beli 2 Gratis 1”, “Cuci Gudang”, “Harga

Tidak Naik”. Psikologisnya selalu ingin mendapatkan harga

termurah. Makanya biasanya banyak yang membuang barang

lama dengan event diskon. Atau melabel dengan harga baru

lalu di-diskon.

Pelanggan tetap maunya barang bagus, desain OK, model

terbaru, tetapi harga maunya murah. Nah, produsen

biasanya pandai mensiasasti situasi ini. Kita sebagai

pedagang eceran, pasti masih punya peluang besar

mendapatkan model-model terbaru dengan harga terjangkau.

Tidak ada toko yang tidak menaikkan harga, sehingga

pelanggan pasti akan mendapatkan harga naik pada semua

pedagang eceran. Artinya, potensi pelanggan pindah toko

juga kecil. Jadi jangan takut kehilangan pelanggan.

Membuat hati pelanggan lebih nyaman membeli dari kita

lebih penting saat ini.

Saatnya menambah produk yang terjangkau. Ini hanya

sebagai pancingan saja, supaya pelanggan merasa dapat

membeli produk di toko kita. Padahal setelah melihat

produk murah, biasanya tidak puas dengan kualitas

produknya, ujung-ujungnya masih ingin beli yang agak

mahal tapi bagus.

Yang kasihan adalah pelanggan yang memang benar-benar

tidak mampu beli. Namun biasanya masih tetap ada peluang

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 33

beli dengan terpaksa, yaitu pas lebaran. Untuk itu,

penjual wajib menyediakan barang-barang lama atau yang

tidak laku dengan harga super murah.

2.      Dari sisi produsen

Dari sisi produsen, yang pasti produksi tidak mungkin

tutup. Produsen otomatis juga tidak langsung menaikkan

harga, apalagi mempunyai stok lama bahan produksi.

Produsen juga takut menaikkan harga, takut produksinya

tidak terserap pasar. Jadi tidak mungkin semena-mena

menaikkan harga.

Produsen pasti makin kreatif, mencoba memberikan

nilai tambah produk dari aspek yang tidak menjadikan

harga naik, seperti aspek desain, model dan aplikasi yang

menarik. Karena mereka tahu, sebisa mungkin masih harus

menyajikan produk yang terjangkau.

Produsen juga hati-hati dalam mengkomunikasikan harga

ke pengecer. Produsen juga ingin membangun pengertian

bersama, bahwa produsen dan pengecer harus bisa saling

memahami dampak kenaikan harga.

Demikian juga pedagang bahan produksi, selama harga

pabrik tidak naik, harga bahan juga cenderung tetap.

Kalaupun naik pasti perlahan dan bertahap. Sektor hulu

cenderung menaikkan harga bertahap.

3.      Dari sisi makro

Dampak kenaikan harga BBM adalah berantai. Semua kena

dampaknya. Kenaikan harga terjadi di semua komoditas.

Namun semua juga sedang menuju keseimbangan baru. Karena

pada dasarkan ekonomi tidak akan berhenti. Inflasi juga

pasti terjadi. Semua hanya ganti harga saja, namun akan

ada shock, dan butuh waktu untuk pulih.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 34

Namun ada sedikit penggembira, jika naik bulan Juni,

pedagang bisa agak sedikit tidak perlu khawatir, karena

bulan Juli - Desember adalah bulan belanja pemerintah.

Artinya, ekonomi sudah pasti berjalan. Ingat, pertumbuhan

ekonomi kita sangat tergantung dari belanja pemerintah.

Pedagang wajib bertahan sampai event LEBARAN (bulan

Oktober), karena disini tidak ada lagi pengaruh kenaikan

harga BBM, semua pasti terlena dengan event belanja

lebaran.

Kenaikan harga BBM bukanlah Lonceng Kematian,

hukumnya wajib masyarakat kecil harus bertahan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan         

Kenaikan harga BBM selalu disertai dengan kenaikan

harga-harga kebutuhan yang lain, karena BBM merupakan

faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri.

Sehingga dampak kenaikan harga BBM pasti akan sangat

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 35

dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat

kecil.

Untuk menyiasati kenaikan harga BBM bagi para

produsen adalah dengan cara makin kreatif, mencoba

memberikan nilai tambah produk dari aspek yang tidak

menjadikan harga naik, seperti aspek desain, model dan

aplikasi yang menarik. Hal ini perlu dilakukan agar harga

produk tidak ikut naik terlalu tinggi.

5.2 Saran                   

Diharapkan agar pemerintah pada saat-saat

selanjutnya dapat menjadikan kenaikan harga BBM sebagai

alternatif terakhir untuk menghemat anggaran belanja

negara. Karena dampak yang ditimbulkannya akan sangat

luas.

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) 36