Ekonomi Mikro dan Makro Kota Medan

28
TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI ANALISIS ASPEK EKONOMI MIKRO DAN MAKRO KOTA MEDAN DISUSUN OLEH : FADLY PRIANGGARA PRATAMA 143020008565 MARTIN ADI PERKASA PARDEDE 143020008513 MISBAH RIZQA RIZQIYA NUZULIAH 143020008631 THREESYA ALDINA 143020008785 TRYS HAGATA GINTING 143020008591 YUFANI MUHARI 143020008833 STAN 2014

Transcript of Ekonomi Mikro dan Makro Kota Medan

TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI

ANALISIS ASPEK EKONOMI MIKRO DAN MAKRO KOTA MEDAN

DISUSUN OLEH :

FADLY PRIANGGARA PRATAMA 143020008565MARTIN ADI PERKASA PARDEDE 143020008513

MISBAH RIZQA RIZQIYA NUZULIAH 143020008631THREESYA ALDINA 143020008785

TRYS HAGATA GINTING 143020008591YUFANI MUHARI 143020008833

STAN2014

A. Kondisi Geografis dan Demografis Kota Medan

Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesiabagian barat.

Medan, yang genap berusia 414 tahun pada tanggal 1 Juli 2004, berkembangmenjadi kota metropolitan. Pemerintah Kota Medan pun berambisi memajukankota ini semaju kota-kota besar lainnya, tidak saja seperti Jakarta atau Surabaya di Jawa, tetapi juga kota-kota di Negara tetangga, seperti Penang dan Kuala Lumpur. Medan, kota berpenduduk 2 juta orang memiliki areal seluas 26.510 hektar yangsecara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. (lihat Tabel).

Sebagai sebuah kota, ia mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional. Bandara Internasional, Polonia, berada di kawasan yang masih termasuk wilayah dalam kota. Pelabuhan Belawan dapat dicapai hanya dalam waktu kurang dari satu jam lewat jalan bebas hambatan.Demikian pula dengan kawasan industrinya. Pendek kata, seolah semua tidak ingin jauh-jauh dari pusat kota. Tendensi pertumbuhanyang semakin menuju ke pusat ini ibarat pola alamiah makhluk hidup yang tidak bisa jauh-jauh dari sumber makanannya. Akibatnya, Medan bertambah sumpek dengan belasan bangunan beton yang akan segera menjelma menjadi pusat perbelanjaan. Lalu lintaskota semakin semrawut karena peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan ketidakdisiplinan angkutan umum yang jumlahnya terusbertambah terutama pada trayek-trayek "basah". Kondisi dan perkembangan Kota Medan sekarang, tampaknya memang seolah tanpa perencanaan. Padahal, di atas kertas, sejak 1997, pemerintah kotadi masa Wali Kota Bachtiar Jaffar sebetulnya telah menyusun rencana pengembangan kota yang cukup bagus. Konsep itu dikenal dengan istilah "Mebidang", yakni singkatan dari Medan, Binjai, dan Deli Serdang. Konsep yang barangkali diilhami oleh pola pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi) tersebut pada dasarnya mengacu pada antisipasi semakin berkurangnya daya dukung kota terhadap perkembangannya dan berkurangnya kemampuan kota menjalankan fungsinya secara maksimal.

Medan akan dijadikan sebagai kota inti yang terbagi dalam lima wilayah pembangunan, sementara Kota Binjai dan beberapa kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang akan dikembangkan sebagai kota satelit. Wilayah Metropolitan Mebidang

ini akan meliputi area seluas 163.378 hektar. Berdasarkan konsep tersebut, akan dibangun pusat-pusat pertumbuhan baru di daerah-daerah yang menjadi hinterland Medan. Tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan pembangunan justru makin meminggirkan warga kota, sementara daerah pinggirannya tetap terbelakang. Konsep Mebidang,akhirnya hanyalah sekadar konsep yang jalan di tempat. Selain niatan memperluas wilayah, sebagaimana doktrin developmentalisme yang mengindentikkan kemajuan dengan segala sesuatu yang berbau modern, Pemerintah Kota Medan bergiat menghadirkan pusat perbelanjaan sebagai simbol kota metropolitan. Mal dan lampu hias, kelihatannya itulah ukuran kemajuan bagi Pemerintah Kota Medan. Belasan kawasan di jantung kota disiapkan sebagai kawasan pusat perbelanjaan. Gedung- gedung tua diratakan untuk mendirikanmal. Bekas Taman Ria, pusat rekreasi murah meriah warga kota, dipagari untuk persiapan pendirian mal. Lapangan parkir yang dulunya dipakai sebagai pangkalan taksi pun digusur karena lokasinya lebih menjanjikan keuntungan apabila dialihfungsikan sebagai mal. Tak heran apabila rencana tata ruang wilayah (RTRW) diabaikan begitu saja. Peruntukan kawasan pun menjadi tidak jelas. Area di sepanjang Jalan Diponegoro dan Imam Bonjol yang selama ini identik sebagai kawasan pusat pemerintahan sontak kehilangan wibawanya begitu sebuah pusat perbelanjaan 12 lantai dibangun persis di sebelah kantor Gubernur Sumatera Utara.

Orientasi WilayahSecara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BTdengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas batas sebagai berikut:

Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang danSelat Malaka

Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang

Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut. Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut:1. Pemukiman 36,3 %

2. Perkebunan 3,1 %3. Lahan Jasa 1,9 %4. Sawah 6,1 %5. Perusahaan 4,2 %6. Kebun Campuran 45,4 %7. Industri 1,5 %8. Hutan Rawa 1,8 %

Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2001 berkisar antara 23,2ºC - 24,3ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8ºC - 33,2ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,3ºC - 24,1ºC dan suhu maksimumberkisar antara 31,0ºC - 33,1ºC. Kelembaban udara di wilayah KotaMedan rata-rata berkisar antara 84 - 85%. kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapantiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2001 ratarata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 226,0 mm (menurut Stasiun Sampali) dan 299,5 mm pada Stasiun Polonia. Kota Medan juga merupakan jalur sungai. Paling tidak ada 7 (tujuh) sungai yang melintasinya, yaitu :

1. Sungai Belawan2. Sungai Badra3. Sungai Sikambing4. Sungai Putih5. Sungai Babura6. Sungai Deli7. Sungai Sulang-Saling/Sei Kera

Manfaat terbesar dari sungai-sungai ini adalah sebagai saluran pembuangan air hujan

dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.

PENDUDUKJumlah dan Pertumbuhan PendudukSejak tahun 1996, jumlah penduduk Kota Medan mengalami kenaikan

yang cukup nyata hingga ke tahun 2003. Pada tahun 1996, penduduk Kota Medanberjumlah 1.730.725 jiwa, dan menjadi 1.993.601 jiwa pada akhir tahun 2003. Pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 0,68%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 1,94%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,08% terjadi pada tahun 1999. Jumlah penduduk Kota Medan tahun 1996 sampai dengan tahun 2003 dapat dilihat pada grafik di sebelah.

Sebaran dan Kepadatan PendudukKepadatan penduduk rata-rata Kota Medan adalah 7.520 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Medan Perjuangan (22.813 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu kecamatan Medan Labuhan (2.551 jiwa/km2). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.2.Komposisi penduduk Kota Medan pada akhir tahun 2003 terdiri dari laki-laki sebanyak 990.216 orang (49,67%) dan perempuan sebanyak 1.003.386 (50,33%). Penduduk kelompok umur 15 – 64 tahun merupakan penduduk terbanyak, yaitu 1.365.218 orang (68,48% dari jumlah penduduk). Hal ini perlu diperhatikan karena usia tersebutmerupakan usia produktif.

B. Kondisi Perekonomian Kota Medan

1. Infrastruktur Kota Medana. Disadari, salah satu tantangan dalam era global yang semakin

berorientasi pasar adalah memperkuat daya saing. Oleh karenaitu, dukungan jaringan jalan, sarana pelabuhan, lalu lintas udara, sarana telekomunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan penentu dalam meningkatkan daya saing internasional. Pengembangan kebutuhan infrastruktur ini sekaligus diharapkan dapat memperluas jangkauan kegiatan ekonomi masyarakat, mobilitas penduduk, arus barang dan jasa, serta informasi dengan biaya yang semakin murah.

a. Dukungan Jaringan JalanPembangunan jaringan jalan di Kota Medan diutamakan untuk

mendukung sektor ekonomi modern khususnya di industri ekspor. Hal

ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan menekan biaya pengangkutan, menciptakan akses kepada pasar regional dan internasional sekaligus memperluas pelayanan jasa perkotaan.Untuk mendukung keserasian antara beban dan kepadatan lalu lintaskenderaan dengan kemampuan daya dukung jalan, jaringan jalan di pusat pertumbuhan, pusat produksi, dan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran, Kota Medan telah dilengkapi dengan prasarana jalan tol Belmera yang menghubungkan pusat produksi dan pelabuhan Belawan dengan Tanjung Morawa. Dalam koordinasi pemerintah propinsi juga direncanakan pembangunan jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Tebing Tinggi sehingga melengkapi kebutuhan jaringan jalan Medan dengan daerah-daerah hinterlandnya.

Disamping itu Kota Medan juga didukung oleh jaringan jalan lintas Sumatera-Jawa yang menghubungkan seluruh propinsi yang adadi pulau Sumatera-Jawa dengan armada transportasi orang dan barang. Untuk dalam kota, Kota Medan juga didukung oleh berbaaagai jembatan layang, terminal dan sarana transportasi perkeretaapian juga sudah sejak lama merupakan sarana pengangkutan orang dan barang yang digunakan untuk masuk dan keluar Kota Medan.

b. Dukungan Sarana PelabuhanUntuk mendukung kegiatan

perdagangann regional dan internasional Kota Medan juga memilikisarana pelabuhan laut internasional Belawan. Pelabuhan laut Belawan yang dilengkapi dengan sarana peti kemas dengan teknologi tinggi telah menjadi altenatif lalu lintas orang dan barang

baik domestik maupun internasional. Pelabuhan laut Belawan menjadi sarana transportasi laut yang menghubungkan Kota Medan dengan seluruh kota-kota besar di Indonesia sebagai Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, dan lain-lain termasuk berbagai pelabuhan laut negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, dan lain-lain. Dengan demikian pelabuhan laut Belawan telah menjadi pusat ekspor-impor barang antar pulau dan negara yang cukup

penting di Selat Malaka. Karenanya pelabuhan belawan termasuk salah satu pelabuhan laut tersibuk dan terpadat di Indonesia yangdisinggahi oleh berbagai kapal barang.

c. Dukungan Sarana Lalu Lintas

Untuk mendukung aktifitas perdagangan dan bisnis baik lokal,nasional dan internasional, Kota Medan memiliki fasilitas bandaraPolonia Medan, bandara Polonia meerupakan salah satu bandara internasional terbesar di Indonesia setelah bandara Soekarno Hatta, yang melayani hampir seluruh jalur penerbangan domestik dan internasional baik orang maupun barang (ekspor-import) seperti Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, dan lain-lain (domestik), Malaysia, Amsterdam, Singapura dan lain-lain (internasional). Bandara Polonia terletak tepat di pinggiran KotaMedan dengan berbagai fasilitas yang relatif lengkap, seperti terminal domestik dan internasional yang terpisah, lapangan parkir, pendaftaran keberangkatan, pelayanan pabean, ruang tunggu, pelayanan imigrasi dan ruang kedatangan yang didukung sumber daya manusia dan teknologi kenyamanan dan keamanan penumpang yang tinggi.

d. Dukungan Sarana TelekomunikasiKegiatan perdagangan dan bisnis yang terus menerus meningkat

baik lokal maupun regional/internasional dari dan ke Kota Medan dengan seluruh dunia dengan dukungan PT. TELKOM dan Indosat.

Sistem telekomunikasi yang ada, difasilitasi dengan berbagai prasarana dan sarana telekomunikasi yang diperlukan seperti Sentral Telepon Otomat (STO), Stasiun Monitor (SM), Sambungan Langsung Internasional (SLI), Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), maupun Telepon Umum (TU). Adanya sistem telekomunikasi yang didukung satelit ini menjadikan Kota Medan dapat berhubungandengan berbagai fasilitas telekomunikasi apapun, seperti telepon genggam (handphone), internet, faximile, email dan lain-lain.

2. Produk Domestik Regional Bruto Kota MedanPembangunan dikatakan berhasil bila ditunjang oleh sektor

ekonomi yang mapan, karena pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha peningkatan taraf hidup masyarakat, mengusahakan kesempatan kerja serta mengurangi ketimpangan kesejahteraan dan pendapatan. Untuk dapat mengembangkan suatu sistem ekonomi yang dapat mendukung pembangunan masyarakat perlu adanya data sebagai indikator perencanaan ekonomi, dimana dengan data yang tersedia akan mempermudah dalam mengambil kebijakan sehingga pembangunan ekonomi itu tidak salah sasaran dan tepat guna.

Salah satu ciri kesejahteraan dan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat diukur dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah tersebut. Demikian juga dengan keadaan di Kota Medan, salah satu sektor yang memberi kontribusi besar dalam pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu dari sektor perdagangan. Hal ini dapat terjadi di karenakan letak Kota Medan memang strategis. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luarnegeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat.

3. Kegiatan Industri Kota Medan

Untuk mendorong efisiensi berusaha di sektor industri dan perdagangan, Kota Medan menyediakan beberapa kawasan khusus sebagai pilihan lokasi dan investasi dan perdagangan. Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong minat berinvestasi di Kota Medan. Sebagai kawasan yang peruntukannya disesuaikan dengan RTRW yang ditetapkan, maka pilihan lokasi ini memberikan berbagai fasilitas(infrastruktur) yang dibutuhkan dalam kegiatan penanaman modal baik yang bersifat lokal, domestik nasional, maupun asing (PMDN/PMA).

Kawasan Industri MedanSalah satu kawwasan industri

yang menyiapkan fasilitas investasi yang relatif lengkap adalah Kawasan Industri Medan, yang terletak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli, yang termasuk dalam WPP B. Kawasan Industri ini memiliki luas lebih kurang 514 Ha. Manajemen KIM

menyediakan hampir seluruh fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi dan distribusinya seperti jaringan jalan yang menghubungkannya dengan pelabuhan laut belawan dan bandara Polonia, serta pusat-pusat perdagangan yang ada di Kota Medan, dan terminal antar propinsi. Juga tersedia kebutuhan

tenaga listrik, air, telekomunikasi, Oxygen/nitrogen, unit pengolahan limbah besar, termasuk jaminan keamanan berusaha. Manajemen KIM juga siap membantu mendapatkan izin berusaha yang ditentukan dengan biaya dan waktu yang telah distandarisasi, sederhana, murah, cepat dan pasti. Harga tanah lokasi pabrik dan untuk keperluan lainnya seperti perkantoran dipastikan lebih murah sehingga dapat menekan biaya investasi yang harus dikeluarkan. Sampai saat ini berbagai jenis perusahaan industri mengambil lokasi investasinya di kawasan ini baik yang berskala besar, sedang maupun kecil.

Perusahaan di Kawasan Industri Medan (KIM)Keterangan Jumlah

Perusahaan Asing 17Perusahaan Swasta Nasional

86

Fasilitas Kawasan Industri Medan:Listrik 120 MWAir 300 lt/secondTelepon 3000 lineGAS Alam 12.000 Cal/M3Oksigen/Nitrogen 1.350-1.500

M3/HrsUnit Pengolah Limbah 4.500 M3/hari

Perkampungan Industri Kecil (PIK)Kebijakan pengembangan sektor industri juga mencakup

kebijakan pengembangan sub sektor industri kecil menengah (UKM). Salah satu strategi yang ditempuh adalah membangun lokasi khusus industri kecil menengah (UKM) yang diberi nama Perkampungan Industri Kecil (PIK). di Kelurahan Medan Tenggara Kecamatan MedanDenai, yang termasuk ke dalam WPP C. Kawasan ini memiliki luas 14.496 M². Manajeman PIK juga menyediakan lahan dengan harga yangrelatif murah dengan berbagai fasilitas produksi yang diperlukan seperti halnya KIM, termasuk bantuan mendapatkan mitra usaha, permodalan dan pelatihan kewirausahawan, manajemen produksi dan pemasaran untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

sehingga memiliki daya saing baik di pasar lokal, domestik maupunkebutuhan pasar ekspornya. Sampai saat ini sejumlah pengusaha kecil menengah (UKM) telah mengambil lokasi di kawasan PIK, dengan berbagai jenis produk industri kecil menengah yang dihasilkan.

Kawasan Industri Baru (KIB)Untuk mengantisipasi kebutuhan lokasi berusaha yang lebih

besar pada masa datang sesuai dengan perkembanganindustri yang ada khususnya memasuki era perdagangan bebas (AFTA/APEC, danlain-lain), Kota Medan juga menyediakan kawasan yang disebut Kawasan Industri Baru (KIB) di Kecamatan Medan Labuhan dengan luas 650 Hayang dapat diperluas mencapai 1000 ha. Seperti halnya kawasan industri yang sudah ada lebih dahulu, kawasan ini juga menyediakan berbagai fasilitas berproduksi yang dibutuhkan seperti tenaga listrik, air bersih, jaringan telepon, gas dan unit pengolahan limbah termasuk sarana pelabuhan. Kawasan ini juga termasuk kawasan berikat (bounded area), sehingga kebutuhan perizinan yang diperlukan diselenggarakan satu atap (one stop service) dan diselenggarakan oleh manajemen KIB secara langsung.Namun demikian, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, (khususnya pasal 2 (3) point 5 f), kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi tinggal hanya tahap pengaturan kawasan berikat, sedang bidang perizinan, kewenangannya telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan. Olehkarena kawasan ini relatif baru maka kawasan ini juga menunggu mitra manajemen pengolaan lahan untuk lebih meningkatkanproduktivitas khususnya bagi investor asing.

Profil Infrastruktur Kawasan Industri Baru (KIB)Keterangan Jumlah

Area 650 HaKetinggian rata-rata 5,0 Above sea

levelUkuran minimum 3.200 M2Listrik 270 MVATelepon 2.000 linesFaksimili 300 lines

Supplai air 30.000 M3/dayUnit Pengolahan Limbah 48.000 M3/dayJalan primer 26 M WideJalan sekunder 24 M Wide

Sumber Informasi:Buku Kota Medan Pintu Gerbang (Bappeda)

Struktur EkonomiStruktur perekonomian kota yang kokoh akan menjadi motorpenggerakperekonomian dan sekaligus penopang ketahanan ekonomi daerah. Strukturekonomi Kota Medan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restorandengan kontribusi terhadap PDRB rata-rata sebesar 27,09 persen per tahun.Sumbangan sektor transportasi dan telekomunikasi rata-rata sebesar 20,52persen, sektor industri dan pengolahan sebesar 12,86 persen, serta sektorkeuangan dan jasa perusahaan sebesar 14,52 persen pertahun.Ciri perekonomian Kota Medan yang berbasis sektor jasa,perdagangan danrestoran juga dipengaruhi oleh pola perkembangan Kota Medan yang ditandaioleh meningkatnya pusat-pusat perdagangan yang berskala besar, bangunanhotel-hotel dan restoran, serta transportasi dan telekomunikasi.

Pertumbuhan EkonomiPerkembangan ekonomi Kota Medan sangat di pengaruhi oleh perkembanganekonomi nasional dan global. Kinerja perekonomian kota relatif cukup baik.Sesuai dengan RPJM Kota Medan tahun 2011-2015, Pemerintah Kota Medanmengupayakan pertumbuhan ekonomi yang progresif, dinamis dan

berkelanjutan dengan menjaga stabilitas ekonomi daerah, mendoronginvestasidaerah, dan meningkatkan efektivitas pengeluaran pemerintah. Melaluiberbagai langkah tersebut, perekonomian Kota Medan tumbuh rata-rata diatas 8,28 persen pertahun.Kota Medan juga merupakan penyumbang terbesar pembentukan PDRB diProvinsi Sumatera Utara, yaitu sekitar 30,49 persen pada tahun 2008.Disamping itu Kota Medan merupakan barometer perekonomian daerah,yangmenyediakan sumber daya manusia lebih unggul dan prasarana sosialekonomi yang lebih baik di Provinsi Sumatera Utara. Beberapa potensiunggulan layak dikembangkan, untuk mendukung kinerja pembangunan kotadengan melihat potensi pendukung bidang usaha potensial yang ada,sehinggadapat meningkatkan pembangunan kotadan dapat berimbas keKabupaten/Kota sekitarnya seperti bidang usaha perdagangan, hoteldanrestoran serta sektor keuangan.

Jumlah lembaga keuangan mikro di Kota Medan sebanyak 207 unit yangterdiri dari: (1) usaha simpan pinjam (USP) sebanyak 178 unit,(2)koperasisimpan pinjam (KSP) 4 unit, dan (3) BMT sebanyak 25 unit.Dari industri kecil, terdapat sepuluh produk yang dijadikan sebagai produkandalan Kota Medan jika dilihat dari aspek pasar. Komoditi unggulan initermasuk produk konsumsi sederhana, misalnya perabot rumah tanggadarikayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditiunggulan dari industri kecil makanan misalnya kopi olahan, sirup markisa,

bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambontelah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung keKota Medan.Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kotabesar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Saat ini terdapatdua kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) 1 danKIM 2 yang berlokasi dekat Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514Ha dan menyediakan fasilitas listrik 120 MW. Saatini terdapat 86 perusahaanswasta nasional yang menempati lokasi tersebut berdampingan dengan 17perusahaan asing, sehingga Kota Medan dinilai sebagai kota yang relatif amanuntuk berinvestasi di Indonesia.Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusahayang lebih besar, Kota Medan telah menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB),yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1.000 Ha.Pada prosesselanjutnya KIB ini kemudian akan dikembangkan menjadi Kawasan EkonomiKhusus dengan total luas wilayah perencanaan beradadi atas lahan seluas ±2.000 Ha dan telah ditetapkan melalui SK Walikota Medan Nomor640/623.K/2008 tanggal 22 Juli 2008 serta telah dilakukan kajian studikelayakan dan master plannya pada tahun 2009 dan 2010.Selain ituPemerintah Kota Medan juga menyediakan lahan bagi kegiatan industri kecil yakni Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan

Denai.Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata.Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagiyangsejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di KotaMedan diantarnya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan3000ekor buaya aneka jenis. Wisata yang paling menarik di Kota Medan adalahbangunan tua yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan. Sebagianbesar bangunan tersebut masih ada, indah dan memberi gambaran utuh padaKota Medan masa lalu. Wisata kuliner merupakan jenis wisata yangmelengkapi kepariwisataan Kota Medan.Fasilitas pergudangan pelabuhan, bisnis pergudangan sangat eratkaitannyadengan perkembangan industri, ekspor dan impor. Dalam menghadapi eraglobalisasi dan pasar bebas, diperkirakan arus ekspor dan impor akansemakin meningkat, berdampak pada peningkatan bisnis pergudangan.Permintaan atas bangunan yang berupa gudang, juga semakin meningkatsebagai dampak deregulasi di sektor industri manufaktur serta perdaganganinternasional. Sebagai tindak lanjut adanya peraturan dalam rangka mengaturtata ruang kota maka pergudangan umum yang terletak di daerah kotacenderung harus di relokasi,sementara itu permintaan akan ruangangudangsemakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masih adapangsa pasar untuk bisnis pergudangan di Kota Medan, namunpertumbuhannya harus dikendalikan sesuai dengan rencana tata ruang kota.

Pertumbuhan ekonomi Kota Medan digerakkan oleh pertumbuhan konsumsi,investasi, pengeluaran pemerintah dan nilai dari ekspor impor. Rata-rata lajupertumbuhan ekonomi Kota Medan Tahun mengalami peningkatan dari Tahun2009 sebesar 6,55 %, Tahun 2010 sebesar 7,15 % dan Tahun 2011 sebesar7,69 %.

Produk Domestik Regional BrutoProduk Domestik Regional Bruto atas harga dasar konstan (2000) Kota Medanterus meningkat. Nilai PDRB meningkat dari Rp. 33,4 Trilyun pada tahun 2009 menjadi Rp. 38,5 Trilyun pada tahun 2011 atau meningkat sebesar14,84 persen. Pertumbuhan PDRB Kota Medan pada tahun 2011 mencapai7,69 persen dengan pertumbuhan tertinggi di sektor jasa sebesar 9,22 persen,sektor keuangan dan jasa perusahaan sebesar 9,07 persen, dan sektorperdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,04 persen.Sementara, pertumbuhan paling rendah terjadi pada sektor penggalian.Pertumbuhan ekonomi Kota Medan dipengaruhi oleh pertambahan jumlahtenaga kerja dan investasi terutama di sektor tersier (jasa-jasa)dan sekunder(industri pengolahan). Pertumbuhan PDRB tersebut menunjukkan bahwakinerja perekonomian kota selama periode 2005-2009 relatif baik didukungoleh struktur ekonomi yang sebagian besar dari sektor tersier (69,71 persen),sektor sekunder(27,40 persen) dan sektor primer (2,89 persen).Walaupun pertumbuhan PDRB (ADHK) Kota Medan selama periode Tahun2005-2009 relatif cukup berarti, namun tantangan klasiknya adalah

pertumbuhan yang belum sepenuhnya berkualitas mendukung efisiensiperekonomian kota, disamping belum mampu mendorong penciptaanlapangan kerja secara masif.PDRB Per KapitaPDRB perkapita mencerminkan tingkat produktivitas daerah dan dapatdigunakan sebagai salah satu indikator kemakmuran penduduk suatu daerah.Rata-rata PDRB perkapita selama tahun 2009-2011 adalah sebesar Rp. 83,18juta berdasarkan harga berlaku dan sebesar Rp.35,94 juta berdasarkan hargakonstan. PDRB perkapita Kota Medan atas dasar harga berlaku jugameningkat dari Rp 72,63 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.93,61 juta padatahun 2011 atau meningkat sebesar 29 persen. Hal tersebut menunjukkanbahwa secara riil terjadi peningkatan kemampuan konsumsi masyarakat yangpada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Kota Medan.

Potensi pengembangan wilayahBerdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Kota Medan dapat di identifikasisebagai wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salahsatu pusat perekonomian daerah dan regional yang penting serta utama diPulau Sumatera. Kota Medan memiliki kedudukan, fungsi dan perananpenting serta strategis sebagai pintu gerbang utama bagi kegiatanjasaperdagangan barang dan keuangan domestik, maupun regional/internasionaldikawasan barat Indonesia dengan dukungan faktor-faktor dominan yangdimilikinya. Pembangunan dan pengembangan fisikKota Medan diarahkanuntuk kepentingan kerjasama pembangunan kawasan industri dan

perdagangan baru dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat, menciptakan daya tarik pusat kota dan mendorong pengembangan duniausaha. Keinginan untuk menjadikan Kota Medan sebagai kota jasa,perdagangan, keuangan dan industri berskala regional dan nasionaldidukungoleh beberapa faktor antara lain : (1) 60,8% industri perbankan memilih lokasidi Kota Medan; (2) 84,8% kredit perbankan diserap oleh kegiatan ekonomikota; (3) Usaha industri yang terus berkembang, dimana sampai saat ini telahmencapai 5.596 usaha, baik berskala usaha besar, sedang dan kecil; (4)ketersediaan kawasan-kawasan industri;(5) berkembangnya pusat-pusatperbelanjaan, pertokoan, perkantoran, kota-kota baru, perhotelan,pusatpusatjajanan, dan lain-lain serta (6) struktur ekonomi kota yang terbentuksampai saat ini yang cenderung semakin kuat secara fundamental.Sesuai dengan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara,RTRWMebidangro dan RTRW Kota Medan, potensi pengembangan wilayah KotaMedan yang utama adalah: (1) sebagai pusat kegiatan nasional, (2)sebagaikawasan strategis nasional, (3) sebagai ibukota propinsi SumateraUtara, (4)sebagai pusat jasa, perdagangan, industri, pariwisata, pendidikandankesehatan, dan (5) sebagai dinamisator serta lokomotif bagi pertumbuhanwilayah hinterlandnya sehingga direncanakan menjadi salah satu KotaMetropolitan baru di Indonesia.Potensi pengembangan wilayah Kota Medan juga didukung oleh kedudukanstrategis Kota Medan secara regional, nasional dan internasional,seperti

Medan memiliki jarak tempuh yang relatif singkat dengan kota-kota/negaranegaralain secara regional/internasional, yaitu : (1) Kuala Lumpur : 40menit,(2) PulauPinang/Ipoh : 30 menit, (3) Singapore : 55 menit, (4)PekanBaru/Padang : 45 menit, (5) Aceh : 40 menit dan (6) Jakarta :120 menitdan lain-lain.Kesejahteraan Sosial Kota MedanPendidikanAngka Melek HurufSelama periode 2007- 2009, hasil pembangunan pendidikan yangdiselenggarakan telah meningkatkan rata-rata lama sekolah dan angka melekhuruf penduduk usia 15 tahun ke atas. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatanrata-rata lama sekolah (RLS) sebesar 0,1 tahun, dan peningkatan angka melekhuruf (AMH) sebesar 0,2 persen. Dengan angka rata-rata lama sekolah padatahun 2009 sebesar 10,7 tahun, berada di atas provinsi Sumatera Utara (8,6tahun).Angka Partisipasi SekolahKemajuan dalam penyelenggaraan pendidikan selama periode 2006-2009 jugaditunjukkan oleh peningkatan angka partisipasi sekolah(APS) pada setiapkelompok usia sekolah. Untuk kelompok usia 7-15tahun, pada tahun 2009menunjukkan pencapaian APS relatif tinggi, yakni hanya sebesar 0,4 persenpenduduk berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah, dan sebesar 4,3 persenpada kelompok usia 13-15 tahun.Sementara untuk kelompok usia 16-18 tahun masih sebanyak 17,6 persenyang tidak bersekolah. Kondisi APS yang relatif masih rendah terjadi untuk

kelompok usia 19-24 tahun, dan hal ini sangat berkaitan erat dengan masihrendahnya kemampuan masyarakat untuk membiayai sekolah di perguruantinggi.Angka Partisipasi KasarMeningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan diKotaMedan, ditunjukkan oleh Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjangpendidikan SD/MI hingga mencapai 96,68 persen pada tahun 2012, sebesar95,50 persen untuk jenjang SMP/MTs, dan 110,29 persen untuk jenjangSMA/MA/SMK. Sementara berdasarkan Angka Partisipasi Murni untukjenjangSMA/SMK/MA/Paket C telah mencapai 89,74 Persen..Adanya anak usia sekolah yang putus sekolah, khususnya pada usia16-18tahun lebih disebabkan alasan–alasan ekonomi yang terkait dengan aspekkemiskinan, misalnya apabila pemungutan biaya tambahan yang diadakansekolah-sekolah dibiarkan dan tidak ditertibkan, maka akan bertambahbanyak deretan anak-anak yang tidak bersekolah karena tidak mampumemenuhi bayaran yang diwajibkan, terutama pada sekolah-sekolah unggulanyang relatif memberikan beban tambahan lebih tinggi kepada siswa.Kondisi pendidikan pada kelompok anak usia dini (4-6 tahun) antaralainadalah masih terbatasnya penduduk yang dapat mengenyam pendidikananak usia dini (PAUD), baik itu Taman Kanak-Kanak (TK), RA, ataupunpenitipan anak. Sampai tahun 2012,jumlah anak atau siswa yang mengenyamjenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) mencapai 100,32 persen.

Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan di Kota Medan, ternyatabelum diikuti oleh pemerataan pencapaian hasil pendidikan pada tingkatkecamatan. Berdasarkan survei tahun 2009, Angka Melek Huruf 100persenbaru dicapai oleh 6 kecamatan.Rasio Ketersediaan SekolahJumlah sekolah dasar (SD/MI) meningkat dari 797 unit pada tahun2005menjadi 816 unit pada tahun 2011. Jumlah sekolah menengah pertama(SMP/MTs) meningkat dari 368 unit pada tahun 2005 menjadi 422 unit padatahun 2009. Jumlah sekolah menengah atas (SMA/MA) meningkat dari 255unit pada tahun 2005 menjadi 367 unit pada tahun 2009.Peningkatan mutu pendidikan dan relevansi pendidikan juga harus dilakukandengan peningkatan fasilitas pendidikan yang sudah ada guna memperkuatpendidikan keterampilan, khususnya bagi peserta didik yang tidak dapatmelanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Untuk penyelenggaraan pendidikandi jenjang sekolah dasar dan menengah diperlukan jumlah dan kualitassarana pendidikan yang memenuhi standar pelayanan minimal (SPM).Berdasarkan datatahun 2008/2009 kondisi bangunan sekolah dan ruangkelas masih banyak kondisi rusak berat dan rusak ringan.Banyaknya murid yang lulus menurut tingkat sekolahJumlah murid yang lulus menurut tingkat sekolah dalam hal ini SMP, SMA,dan SMK Negeri dan Swasta mengalami peningkatan dari tahun tahun 2009sebanyak 60.038 siswa, tahun 2010 sebanyak 54.602 siswa, tahun 2011sebanyak 65.429 siswa.Kesehatan Masyarakat

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Medan selama periode2009-2011 ditunjukkan oleh penurunan angka kematian bayi (AKB) pada Tahun2009 sebanyak 20 kematian, tahun 2010 sebanyak 17 kematian dan tahun2010 terdapat 10 kematian, peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH).Berdasarkan AHH sebesar71,5 tahun pada tahun 2009, terjadi peningkatansebesar 0,8 tahun dibanding tahun 2006. Di samping itu, rata-rataangka lahirhidup padatahun 2009 juga semakin membaik yaitu semakin turun menjadi1,31 jiwadari angka sebelumnya tahun 2006 sebesar 1,39 jiwa. Hal inimengindikasikan bahwa pada tahun 2009 rata-rata jumlah anak yangdilahirkan hidup oleh seorang wanita lebih kecil dibandingkan jumlah rataratabayi yang dilahirkan pada tahun 2006.Gambaran kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan lainnya yang berkaitandengan pola hidup sehat dan bersih (PHBS), diantaranya masih relatifrendahya pemberian air susu eksklusif, dimana pada tahun 2009 masihdijumpai sebanyak 32,45% bayi yang tidak memperoleh ASI eksklusif. Relatiftingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada balita, dimana hal inimenunjukkan perilaku yang salah dalam pola pemberian makanan padabayidan balita. Pada tahun 2009 terdapat sebanyak0,52% (911) balita dengan giziburuk, 3,21% (5.676) balita dengan gizi kurang. Hal lainnya yangmenunjukkan rendahnya PHBS ini adalah adanya kecenderunganmeningkatnya penderita HIV/AIDS, yang menggambarkan adanya perilakuseksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA, dimana sampai tahun

2009 diperkirakan terdapat pengguna NAPZA sebanyak 20.000 orang, danpenderita HIV/AIDS yang mencapai 493 orang.Membaiknya taraf kesehatan masyarakat selama tahun 2006 – 2009, tidakterlepas dari meningkatnya penyelenggaraan pelayanan kesehatanmasyarakat, baik pelayanan dasar maupun rujukan. Pelayanan kesehatantersebut didukung oleh keberadaan 39 puskesmas dan 41 puskesmaspembantu (3-4 puskesmas per kecamatan). Puskesmas/puskesmas pembantumasih menjadi sentra pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yangditandai dengan angka kunjungan sebesar 1.096.023 jiwa tahun 2009.Sebanyak 39 puskesmas yang ada, 13 diantaranya telah ditingkatkanstatusnya menjadi puskesmas rawat inap, dengan dukungan tenaga dokterspesialis secara berkala.Sedangkan jumlah posyandu sebanyak 1.405 unit, dan secara keseluruhanmerupakan posyandu aktif, dengan fungsi-fungsi utama seperti imunisasi,pencegahan/penanggulangan balita gizi buruk, pemeriksaan ibu hamil,pelayanan KB, sekaligus sarana berbagai penyuluhan kesehatan masyarakat.Pada tingkat pelayanan kesehatan rujukan, Kota Medan memiliki Rumah Sakittipe B, yaitu RS. DR. Pirngadi Medan. Fungsi terdepan yang tetapdiselenggarakan oleh rumah sakit adalah pelayanan sosial kesehatan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat kurang mampu, bahkan denganpelayanan tanpa bayar

TABEL INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENURUT KAB/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2004 – 2010

Tabel Data Kemiskinan per KecamatanNo Kecamatan Jumlah KK Miskin1 2