MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF DAN NON NORMATIF

23
MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF DAN NON NORMATIF Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd Disusun Oleh Kelompok I : 1. Khoerunisa Nurratna 2. Yulia Ade Reni 3. Elis Setiawati 4. Mutmainah 5. Nurlela SEMESTER V 1

Transcript of MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF DAN NON NORMATIF

MAKALAH

PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF

DAN NON NORMATIF

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah

Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD

Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd

Disusun Oleh Kelompok I :

1. Khoerunisa Nurratna

2. Yulia Ade Reni

3. Elis Setiawati

4. Mutmainah

5. Nurlela

SEMESTER V

1

JURUSAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

UNIVERSITAS SEBELAS APRIL (UNSAP)

TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan

Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis

akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul "Perkembangan Anak Yang Bersifat Normatif dn

Non Normatif".

Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat

dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat,

sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena

itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial

untuk menyelesaikan makalah ini.

2. Teman-teman Semester V yang telah memberikan

semangat dan motivasi bagi penulis untuk

menyelesaikan makalah ini.

2

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan

saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Majalengka,September 2013

Penuli

s ,

Kelompok

I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

.......................................................

..................... i

3

DAFTAR ISI

.......................................................

.................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah ........................................

....................... 1

B. Rumusan

Masalah ........................................

................................ 2

C. Tujuan

Masalah ........................................

.................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Perkembangan ...................................

......................... 3

4

B. Prinsif-prinsif

Perkembangan ...................................

................... 4

C. Aspek-aspek

Perkembangan ...................................

.................... 9

D. Ciri-ciri

Perkembangan ...................................

.............................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................

..............................................

11

DAFTAR PUSTAKA

.......................................................

....................... 12

BAB I

PENDAHULUAN

5

A. Latar Belakang Masalah

Apabila kita memperhatikan segala sesuatu yang

ada di sekitar kita, baik kehidupan manusia,

binatang, flora, maupun fauna, kita akan melihat

suatu hal yang abadi, yaitu selalu adanya perubahan.

Segalanya selalu berubah, lambat atau cepat,

berwujud penyusutan, pertumbuhan maupun

perkembangan, menurut sifat kodratnya masing-masing.

Semuanya berubah, tidak satupun yang abadi.

Demikian pula halnya dengan kehidupan manusia,

yang bermula dari telur, kemudian melalui garis

pertumbuhan: janin, bayi, kanak-kanak, anak,

adolesen, dewasa, orang tua, dan akhirnya meninggal.

Semuanya menurut garis perkembangan dengan segala

variasinya sendiri, menurut irama perkembangannya

sendiri-sendiri, tiada dua orang yang sama persis.

Tidak ada seorang ahlipun yang menemukan suatu hukum

tertentu, melainkan baru sampai ke tingkat kategori

teori-teori di dalam kehidupan organisme di dunia

ini.

Bahwa setiap anak secara kodrat membawa variasi

dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui

oleh setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya

bahkan bingung atau bereaksi negatif dalam

menghadapi perkembangan anaknya. Justru ia harus

6

bersikap tenang sambil mengikuti terus-menerus

pertumbuhan itu agar terhindar dari segala gangguan

yang merugikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perkembangan anak ?

2. Apa pengertian normatif dan non normatif ?

3. Bagaimana pengaruh normatif dan non normatif

terhadap perkembangan anak ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui devinisi perkembangan anak.

2. Untuk mengetahui pengertian normatif dan non

normatif.

3. Untuk mengetahui pengaruh normatif dan non

normatif terhadap perkembangan anak.

.

7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan

Pada pembahasan konsep mengenai perkembangan,

kami akan merangkaikan pengertian perkembangan

dengan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan dua kata

tersebut dalam kedudukannya sebagai pengubah serta

pemberi pengaruh terhadap diri individu tidak dapat

8

dipisahkan keberadaannya. Alasan kami ini senada

dengan pendapat Agoes Dariyo antara lain:

“Untuk dapat memahami tahapan perkembangan

manusia secara menyeluruh, perlu diperhatikan

istilah-istilah penting yang lazim digunakan dalam

disiplin ilmu psikologi perkembangan. Seorang yang

mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang

mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam

kehidupan manusia. Ada dua hal penting dalam

perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan

(growth) dan perkembangan (development)”. (Dariyo,

2007:19).

Demikian halnya dengan pendapat Nana Syaodih

yakni, “Kata perkembangan seringkali digandengkan

dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya

mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan

perkembangan pada dasarnya adalah perubahan,

perubahan menuju pada tahap yang lebih tinggi atau

lebih baik”. (Syaodih, 2003:111).

Menurut para ahli, pengertian atau konsep dari

perkembangan antara lain yaitu: "Perkembangan

(development) adalah perubahan manusia yang mengarah

pada kualitas substansi perilaku, akibat proses

perubahan fisik maupun proses pembelajaran.

Pertumbuhan memberi pengaruh pada kesiapan fisik

untuk mengembangkan potensi menjadi kompetensi.

9

Misalnya, seorang bayi setelah lahir hanya bisa

menangis, tidur, makan, atau minum saja. Setengah

tahun kemudian, sudah bisa tersenyum, tengkurap,

memegang benda dan lain-lain”. (Dariyo, 2007:

20,190).

Sedangkan perkembangan menurut Hurlock dan

Syamsu Yusuf adalah: “Serangkaian perubahan

progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses

kematangan dan pengalaman. Ini berarti bahwa

perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

sentimeter pada tinggi badan seseorang atau

peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu

proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi

yang kompleks”. (Hurlock, 1994:2).

“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan

yang sistematis (perubahan yang bersifat saling

kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu

bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun

psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis),

progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju,

meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik

mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan

(perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu

berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam

diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau

dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan

10

yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau

kematangannya”. (Yusuf, 2003:15).

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan

Menurut Jean Piaget ada empat prinsip

perkembangan yang dialami oleh manusia, yaitu:

a. Setiap tahap perkembangan manusia ditandai dengan

upaya mencapai keseimbangan hidup. Setiap manusia

memiliki tugas perkembangan sesuai dengan tahap

perkembangannya. Tugas perkembangan dari setiap

tahap perkembangan akan berbeda dengan tahap

perkembangan berikutnya. Untuk mencapai

keseimbangan hidupnya masing-masing tugas

perkembangan harus dilaksanakan dengan baik. Bila

seorang individu belum melaksanakan tugas

perkembangan dengan baik, maka ia tidak akan

merasa bahagia dalam menjalani kehidupannya.

b. Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap

perkembangan sebelumnya dan mempengaruhi tahap

perkembangan berikutnya. Setiap tahap

perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan

sebelumnya, yakni masa anak usia tiga tahun

dipengaruhi oleh masa masa bayi, demikian pula

masa bayi dipengaruhi masa pranatal.

c. Tahap-tahap perkembangan manusia itu bersifat

universal. Bahwa setiap tahap perkembangan yang

11

dialami oleh manusia adalah sama atau tidak

adaperbedaan antara bangsa yang satu dengan

bangsa yang lain. Masing-masing individu akan

mengalami tahap-tahap yang sama dari sejak masa

pranatal, bayi, anak, remaja dewasa dan kematian.

d. Setiap tahap perkembangan sebagai proses menjadi

secara integratif (being process). Setiap tahap

perkembangan individu berupaya untuk

mengoptimalkan potensi-potensinya dengan sebaik-

baiknya. Jadi setiap tahap perkembangan kognitif

individu harus dicapai dengan baik sehingga dapat

menopang atau mendukung tahap perkembangan

kognitif berikutnya. (Dariyo, 2007:24-25).

Sedangkan menurut Miller prinsip perkembangan

manusia itu ada lima prinsip, yaitu:

a. Nature

Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor

internal (nature) tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor eksternal (nurture).

b. Kuantitatif

Istilah kuantitatif mengandung pengertian

sebagai perubahan fisik yang cenderung semakin

meningkat atau menurun kapasitas ukurannya.

Sementara istilah kualitatif adalah konsep

perubahan yang menyatakan sebagai perubahan

12

kemampuan, keterampilan, keahlian, dan

kompetensi dari individu.

c. Normatif

Yang dimaksud asas normatif adalah suatu tahap

perkembangan individu yang cenderung mengikuti

pola-pola yang sudah umum sesuai dengan konsep

perkembangan secara normal dan formalistik,

aturan-aturan, adat istiadat, sosial budaya yang

berlaku dalam kehidupan masyarakat, misalnya,

anak masuk SD umur6 tahun, masuk SMP 12 tahun,

dan seterusnya. Prinsip non normatif adalah

suatu perkembangan individu yang tidak mampu

mengikuti asas norma-norma tersebut yang

disebabkan oleh faktor-faktor status sosial

ekonomi, kemiskinan, kesehatan, adat istiadat

yang kuno dan sebagainya, sehingga menyimpang

dari norma tersebut. Misalnya, setelah tamat SMP

seorang remaja laki-laki atau wanita terpaksa

harus menikah dan mempunyai anak.

d. Pengaruh Normatif dan Non-normatif

Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa

perkembangan, kita harus melihat apakah tahap

perkembangan tersebut dialami oleh sebagian

besar individu atau hanya individu tertentu.

Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami

oleh hampir semua individu sepanjang rentang

13

kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman

yang sama sesuai dengan tahap perkembangannya.

Pengalaman normatif seperti kematangan seksual

yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu

dalam pendidikan, menikah, menjadi orang tua dan

pensiun. (Papalia et al, 2007). Pengaruh non-

normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang

dialami individu yang berdampak dalam kehidupan

individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada

suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-

normatif seperti menikah di usia remaja,

meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan

pesawat, memenangkan lotre.(Papalia et al, 2007)

e. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Normatif

Secara singkat ilmu pendidikan sebagai ilmu yang

normative, alasannya karena ilmu pendidikan

berdasar atas pemilihan antara yang baik dan

sebaliknya untuk anak manusia secara husus dan

manusia secara universal.

f. Poin-Poin Penjelasan Ilmu Pendidikan bersifat

Normatif

1) Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan

merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran

tingkah laku, perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan

manusia. Atau ilmu pendidikan bertugas merumuskan

peraturan-peraturan tentang tingkah laku perbuatan

14

makhluk yang bernama manusia dalam kehidupan dan

penghidupannya.

2) Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau

pendidik/ guru adalah menanamkan system-sistem norma

tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-

dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan

pendidik dalam suatu masyarakat.

3) Sesuai dengan kenyataan di atas, ilmu pendidikan erat

hubungannya dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan

normative lainnya yang dalam sejarah perkembangan

merupakan bagian dari yang tak terpisahkan dan baru

pada abad modern ini memisahkan diri sebagai ilmu

pengetahuan yang berdiri sendiri yang dinamai Filsafat

Pendidikan pada tahun 1908 M.

4) Ilmu pengetahuan yang dapat dimasukan kepada ilmu

pengetahun normative meliputi; agama, filsafat dengan

cabang-cabangnya (metafisika, etika, estetika, logika), way

of life sosial masyarakat, kaidah pundamental Negara

maupun tradisi kepercayaan bangsa.

5) Bahwa agama, filsafat dengan cabangnya serta istilah yang

ekuifalen lainnya menentukan dasar-dasar dan tujuan

hidup yang akan menentukan dasar dan tujuan pendidikan

manusia, dan selanjutnya akan menentukan tingkah laku

perbuatan manusia dalam kehidupan dan penghidupannya.

6) Bahwa dalam perumusan tujuan-tujuan altimit dan

proksimit, pendidikan akan ditetapkan hakikat dan sifat

15

hakikat manusia dari segi-segi pendidikan yang akan dibina

dan dikembangkan melalui prose pendidikan sebagaimana

yang tercantum/ dirumuskan dalam system pendidikan

(science of education).

7) Bahwa system pendidikan atau science of education

bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan,

tekhnik-tekhnik dan atau pola-pola proses pendidikan dan

pengajaran yang di mana akan dicapai dan dibina tujuan-

tujuan pendidikan, dan ini meliputi problematika

kepemimpinan dan metode pendidikan, politik pendidikan,

sampai kepada seni mendidik (the art of education).

8) Isi moral pendidikan atau tujuan intermidit adalah berisi

perumusan norma-norma atau nilai-nilai spiritual etis yang

akan dijadikan system nilai pendidikan dan atau merupakan

konsepsi dasar nilai moral pendidikan yang berlaku

disegala jenis dan tingkat pendidikan.

9) Bahwa wajar setiap manusia mempunyai filsafat hidup atau

kaidah-kaidah berpikir dan pikiran tentang kehidupan dan

penghidupannya, maka suatu keharusan agar setiap

pendidik dan gurumemiliki dan membina filsafat pendidikan

yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas

pendidikan dan pengajarannya, baik di dalam maupun di

luar lembaga pendidikan formal sekolah yaitu di dalam

masyarakat.

10) Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi

bertugas merumuskan secara normative dasar-dasar dan

16

tujuan pendidikan, hakikat dan sifat hakaikat manusia,

hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan,

system pendidikan yang meiputi politik pendidikan,

kepemimpinan pendidikan dan metodologi pengajarannya,

pola-pola kaulturasi dan peranan pendidikan dalam

pembangunan masyarakat.

g. Kesinambungan

Pola perkembangan manusia dapat dipandang secara

kontinyu (berkesinambungan) tanpa ada tahapan

yang jelas, tetapi seperti garis lurus, bersifat

terus menerus, tanpa jeda, dan tidak terputus,

linier dan berkelanjutan. Disamping itu, juga

dapat dipandang secara diskontinyu, yaitu, tahap

perkembangan itu harus melewati tahap-tahap

tertentu untuk dapat memasuki tahap berikutnya,

karena tahap tertentu mempengaruhi tahapan

berikutnya. Berada pada lima tahapan, yaitu oral

(0-1,5 th), anal (1,5-3 th), phallic (3-5 th),

latensi (5-12 th), genital (13 th ke atas).

h. Progresif

Perkembangan progresif adalah suatu konsep

perubahan secara fisiologis yang sangat cepat

dan meningkat secara tajam yang dialami pada

usia pranatal, bayi, anak, remaja, dan dewasa

muda, akibat makanan bergizi. Perkembangan

regresif cenderung ditandai dengan penurunan

17

ukuran fisik, makin kurus, makin ringan, dan

sebagainya. (Agoes Dariyo, 2007: 26-32).

C. Aspek-aspek Perkembangan

Bila kita membicarakan tentang perkembangan

manusia, maka tidak akan lepas dari aspek-aspek apa

saja yang mempengaruhi serta mengalami perubahan

dalam diri individu. Sebagaimana diungkapkan oleh

Agoes Dariyo antara lain:

Secara garis besar ada tiga aspek dalam diri

individu yang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan, yaitu aspek fisik, aspek kognitif dan

aspek psikososial. Dengan penjelasan sebagai

berikut:

a. Aspek fisik, merupakan aspek yang paling menonjol

dan nampak dalam diri individu. Hal ini terbukti

dengan adanya perubahan fisik individu yang

terjadi sangat cepat sejak masa konsepsi hingga

masa kelahiran. Kemudian dilanjutkan pada masa

bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Proses

perkembangan fisik ditandai dengan perubahan

ukuran organ fisik eksternal seperti tangan,

kaki, badan yang makin membesar, memanjang,

melebar, atau makin tinggi. Sedangkan perubahan

organ internal ditandai dengan matangnya sistem

syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks,

18

sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi

hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.

b. Aspek kognitif berhubungan dengan meningkatnya

kemampuan berpikir, memecahkan masalah, mengambil

keputusan, kecerdasan dan bakat. Optimalisasi

perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh

kematangan fisiologis terutama pada bayi dan

anak-anak. Artinya, kemampuan kognitif harus

diiringi dengan kematangan fisiologis, sehingga

perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.

c. Aspek psikososial berhubungan dengan

ketergantungan seorang individu pada orang lain.

Artinya manusia tidak akan mampu hidup seorang

diri, karena secara kodrati manusia dikenal

sebagai makhluk sosial. Dalam menjalani kehidupan

sosialnya, seseorang dituntut untuk mengembangkan

kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan

berhubungan dan bergaul dengan lingkungan

hidupnya. (Dariyo, 2007:43-44).

D. Ciri-ciri Perkembangan

Untuk mempermudah memahami pengertian, prinsip

dan aspek perkembangan individu, maka kita dapat

mengenalinya melalui ciri-ciri perkembangan

tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Syamsu Yusuf

19

dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

antara lain:

a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek

psikis. Contohnya perubahan tinggi dan berat

badan serta organ tubuh lainnya sebagai

pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin

bertambahnya perbendaharaan kata, serta matangnya

kemampuan berpikir, mengingat, dan imajinasi

kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek

psikisnya.

b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik

dan aspek psikis. Contohnya, perubahan aspek

fisik adalah proporsi tubuh anak berubah sesuai

dengan fase perkembangannya. Sedangkan contoh

aspek psikis, perubahan imajinasi dari fantasi ke

realitas, perubahan perhatian yang tertuju kepada

dirinya beralih kepada orang lain atau teman

sebaya.

c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun

psikis. Contohnya, lenyapnya rambut-rambut halus

dan gigi susu, itu tanda fisik, bentuk gerak

kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku

impulsif atau dorongan untuk bertindak sebelum

berpikir, itu sebagai tanda psikis.

d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik

maupun psikis. Misalnya pada usia remaja,

20

karakteristik seksnya, wanita mendapatkan

menstruasi, perubahan pada pinggul, buah dada,

dan pria mimpi basah, kumis, jakun, suara. Tanda

psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu,

terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu,

nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.

(Yusuf, 2003:16).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memahami perkembangan secara lengkap,

integratif dan sesuai dengan kaidah-kaidah disiplin

ilmu psikologi perkembangan merupakan suatu

keharusan yang mesti dipenuhi oleh siapapun yang

memusatkan perhatian pada persoalan ini. Agar dengan

begitu, ia dapat memandang suatu permasalahan

perkembangan secara tajam dan integral. Pemahaman

tersebut akan sangat berguna untuk menganalisis

masalah perkembangan, mencari solusi pemecahan

terapi maupun strategi pengembangan potensi di masa

yang akan datang.

normatif adalah suatu tahap perkembangan

individu yang cenderung mengikuti pola-pola yang

sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan secara

21

normal dan formalistik, aturan-aturan, adat

istiadat, sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat, misalnya, anak masuk SD umur6 tahun,

masuk SMP 12 tahun, dan seterusnya. Prinsip non

normatif adalah suatu perkembangan individu yang

tidak mampu mengikuti asas norma-norma tersebut yang

disebabkan oleh faktor-faktor status sosial ekonomi,

kemiskinan, kesehatan, adat istiadat yang kuno dan

sebagainya, sehingga menyimpang dari norma tersebut.

Pengaruh normatif adalah pengalaman yang

dialami oleh hampir semua individu sepanjang rentang

kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang

sama sesuai dengan tahap perkembangannya.

Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang

tidak biasa yang dialami individu yang berdampak

dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang

terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan.

Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia

remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami

kecelakaan pesawat, memenangkan lotre

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi: terj.

Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali.

22

Drever, James. 1986. Kamus Psikologi: terj. Nancy

Simanjuntak. Jakarta: Bina Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan:

Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan:

terj. Istiwidayanti, judul asli "Developmental

Psychology: A Life-Span Approach". Jakarta: Erlangga.

Mujib, Abdul. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Noor, Muhammad Syam. 1986. Filsafat Pendidikan dan

Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya:

Usaha Nasional.

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikani.

Jakarta: Rajawali.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pelajar. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

23