MAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK YANG BERSIFAT NORMATIF
DAN NON NORMATIF
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Deteksi dan Tumbuh Kembang AUD
Dosen : Yani Sobariah, Dra. M.Pd
Disusun Oleh Kelompok I :
1. Khoerunisa Nurratna
2. Yulia Ade Reni
3. Elis Setiawati
4. Mutmainah
5. Nurlela
SEMESTER V
1
JURUSAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL (UNSAP)
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan
Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis
akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Perkembangan Anak Yang Bersifat Normatif dn
Non Normatif".
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat,
sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena
itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima
kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial
untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman Semester V yang telah memberikan
semangat dan motivasi bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
2
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan
saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Majalengka,September 2013
Penuli
s ,
Kelompok
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................
..................... i
3
DAFTAR ISI
.......................................................
.................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah ........................................
....................... 1
B. Rumusan
Masalah ........................................
................................ 2
C. Tujuan
Masalah ........................................
.................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perkembangan ...................................
......................... 3
4
B. Prinsif-prinsif
Perkembangan ...................................
................... 4
C. Aspek-aspek
Perkembangan ...................................
.................... 9
D. Ciri-ciri
Perkembangan ...................................
.............................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................
..............................................
11
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................
....................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang Masalah
Apabila kita memperhatikan segala sesuatu yang
ada di sekitar kita, baik kehidupan manusia,
binatang, flora, maupun fauna, kita akan melihat
suatu hal yang abadi, yaitu selalu adanya perubahan.
Segalanya selalu berubah, lambat atau cepat,
berwujud penyusutan, pertumbuhan maupun
perkembangan, menurut sifat kodratnya masing-masing.
Semuanya berubah, tidak satupun yang abadi.
Demikian pula halnya dengan kehidupan manusia,
yang bermula dari telur, kemudian melalui garis
pertumbuhan: janin, bayi, kanak-kanak, anak,
adolesen, dewasa, orang tua, dan akhirnya meninggal.
Semuanya menurut garis perkembangan dengan segala
variasinya sendiri, menurut irama perkembangannya
sendiri-sendiri, tiada dua orang yang sama persis.
Tidak ada seorang ahlipun yang menemukan suatu hukum
tertentu, melainkan baru sampai ke tingkat kategori
teori-teori di dalam kehidupan organisme di dunia
ini.
Bahwa setiap anak secara kodrat membawa variasi
dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui
oleh setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya
bahkan bingung atau bereaksi negatif dalam
menghadapi perkembangan anaknya. Justru ia harus
6
bersikap tenang sambil mengikuti terus-menerus
pertumbuhan itu agar terhindar dari segala gangguan
yang merugikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan anak ?
2. Apa pengertian normatif dan non normatif ?
3. Bagaimana pengaruh normatif dan non normatif
terhadap perkembangan anak ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui devinisi perkembangan anak.
2. Untuk mengetahui pengertian normatif dan non
normatif.
3. Untuk mengetahui pengaruh normatif dan non
normatif terhadap perkembangan anak.
.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Pada pembahasan konsep mengenai perkembangan,
kami akan merangkaikan pengertian perkembangan
dengan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan dua kata
tersebut dalam kedudukannya sebagai pengubah serta
pemberi pengaruh terhadap diri individu tidak dapat
8
dipisahkan keberadaannya. Alasan kami ini senada
dengan pendapat Agoes Dariyo antara lain:
“Untuk dapat memahami tahapan perkembangan
manusia secara menyeluruh, perlu diperhatikan
istilah-istilah penting yang lazim digunakan dalam
disiplin ilmu psikologi perkembangan. Seorang yang
mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang
mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Ada dua hal penting dalam
perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan
(growth) dan perkembangan (development)”. (Dariyo,
2007:19).
Demikian halnya dengan pendapat Nana Syaodih
yakni, “Kata perkembangan seringkali digandengkan
dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya
mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan dan
perkembangan pada dasarnya adalah perubahan,
perubahan menuju pada tahap yang lebih tinggi atau
lebih baik”. (Syaodih, 2003:111).
Menurut para ahli, pengertian atau konsep dari
perkembangan antara lain yaitu: "Perkembangan
(development) adalah perubahan manusia yang mengarah
pada kualitas substansi perilaku, akibat proses
perubahan fisik maupun proses pembelajaran.
Pertumbuhan memberi pengaruh pada kesiapan fisik
untuk mengembangkan potensi menjadi kompetensi.
9
Misalnya, seorang bayi setelah lahir hanya bisa
menangis, tidur, makan, atau minum saja. Setengah
tahun kemudian, sudah bisa tersenyum, tengkurap,
memegang benda dan lain-lain”. (Dariyo, 2007:
20,190).
Sedangkan perkembangan menurut Hurlock dan
Syamsu Yusuf adalah: “Serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Ini berarti bahwa
perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa
sentimeter pada tinggi badan seseorang atau
peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu
proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi
yang kompleks”. (Hurlock, 1994:2).
“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang sistematis (perubahan yang bersifat saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu
bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun
psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis),
progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik
mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan
(perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam
diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan
10
yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya”. (Yusuf, 2003:15).
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Menurut Jean Piaget ada empat prinsip
perkembangan yang dialami oleh manusia, yaitu:
a. Setiap tahap perkembangan manusia ditandai dengan
upaya mencapai keseimbangan hidup. Setiap manusia
memiliki tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangannya. Tugas perkembangan dari setiap
tahap perkembangan akan berbeda dengan tahap
perkembangan berikutnya. Untuk mencapai
keseimbangan hidupnya masing-masing tugas
perkembangan harus dilaksanakan dengan baik. Bila
seorang individu belum melaksanakan tugas
perkembangan dengan baik, maka ia tidak akan
merasa bahagia dalam menjalani kehidupannya.
b. Setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh tahap
perkembangan sebelumnya dan mempengaruhi tahap
perkembangan berikutnya. Setiap tahap
perkembangan dipengaruhi oleh tahap perkembangan
sebelumnya, yakni masa anak usia tiga tahun
dipengaruhi oleh masa masa bayi, demikian pula
masa bayi dipengaruhi masa pranatal.
c. Tahap-tahap perkembangan manusia itu bersifat
universal. Bahwa setiap tahap perkembangan yang
11
dialami oleh manusia adalah sama atau tidak
adaperbedaan antara bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Masing-masing individu akan
mengalami tahap-tahap yang sama dari sejak masa
pranatal, bayi, anak, remaja dewasa dan kematian.
d. Setiap tahap perkembangan sebagai proses menjadi
secara integratif (being process). Setiap tahap
perkembangan individu berupaya untuk
mengoptimalkan potensi-potensinya dengan sebaik-
baiknya. Jadi setiap tahap perkembangan kognitif
individu harus dicapai dengan baik sehingga dapat
menopang atau mendukung tahap perkembangan
kognitif berikutnya. (Dariyo, 2007:24-25).
Sedangkan menurut Miller prinsip perkembangan
manusia itu ada lima prinsip, yaitu:
a. Nature
Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
internal (nature) tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal (nurture).
b. Kuantitatif
Istilah kuantitatif mengandung pengertian
sebagai perubahan fisik yang cenderung semakin
meningkat atau menurun kapasitas ukurannya.
Sementara istilah kualitatif adalah konsep
perubahan yang menyatakan sebagai perubahan
12
kemampuan, keterampilan, keahlian, dan
kompetensi dari individu.
c. Normatif
Yang dimaksud asas normatif adalah suatu tahap
perkembangan individu yang cenderung mengikuti
pola-pola yang sudah umum sesuai dengan konsep
perkembangan secara normal dan formalistik,
aturan-aturan, adat istiadat, sosial budaya yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat, misalnya,
anak masuk SD umur6 tahun, masuk SMP 12 tahun,
dan seterusnya. Prinsip non normatif adalah
suatu perkembangan individu yang tidak mampu
mengikuti asas norma-norma tersebut yang
disebabkan oleh faktor-faktor status sosial
ekonomi, kemiskinan, kesehatan, adat istiadat
yang kuno dan sebagainya, sehingga menyimpang
dari norma tersebut. Misalnya, setelah tamat SMP
seorang remaja laki-laki atau wanita terpaksa
harus menikah dan mempunyai anak.
d. Pengaruh Normatif dan Non-normatif
Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa
perkembangan, kita harus melihat apakah tahap
perkembangan tersebut dialami oleh sebagian
besar individu atau hanya individu tertentu.
Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami
oleh hampir semua individu sepanjang rentang
13
kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman
yang sama sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pengalaman normatif seperti kematangan seksual
yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu
dalam pendidikan, menikah, menjadi orang tua dan
pensiun. (Papalia et al, 2007). Pengaruh non-
normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang
dialami individu yang berdampak dalam kehidupan
individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada
suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-
normatif seperti menikah di usia remaja,
meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan
pesawat, memenangkan lotre.(Papalia et al, 2007)
e. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Normatif
Secara singkat ilmu pendidikan sebagai ilmu yang
normative, alasannya karena ilmu pendidikan
berdasar atas pemilihan antara yang baik dan
sebaliknya untuk anak manusia secara husus dan
manusia secara universal.
f. Poin-Poin Penjelasan Ilmu Pendidikan bersifat
Normatif
1) Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran
tingkah laku, perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan
manusia. Atau ilmu pendidikan bertugas merumuskan
peraturan-peraturan tentang tingkah laku perbuatan
14
makhluk yang bernama manusia dalam kehidupan dan
penghidupannya.
2) Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau
pendidik/ guru adalah menanamkan system-sistem norma
tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-
dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan
pendidik dalam suatu masyarakat.
3) Sesuai dengan kenyataan di atas, ilmu pendidikan erat
hubungannya dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan
normative lainnya yang dalam sejarah perkembangan
merupakan bagian dari yang tak terpisahkan dan baru
pada abad modern ini memisahkan diri sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri yang dinamai Filsafat
Pendidikan pada tahun 1908 M.
4) Ilmu pengetahuan yang dapat dimasukan kepada ilmu
pengetahun normative meliputi; agama, filsafat dengan
cabang-cabangnya (metafisika, etika, estetika, logika), way
of life sosial masyarakat, kaidah pundamental Negara
maupun tradisi kepercayaan bangsa.
5) Bahwa agama, filsafat dengan cabangnya serta istilah yang
ekuifalen lainnya menentukan dasar-dasar dan tujuan
hidup yang akan menentukan dasar dan tujuan pendidikan
manusia, dan selanjutnya akan menentukan tingkah laku
perbuatan manusia dalam kehidupan dan penghidupannya.
6) Bahwa dalam perumusan tujuan-tujuan altimit dan
proksimit, pendidikan akan ditetapkan hakikat dan sifat
15
hakikat manusia dari segi-segi pendidikan yang akan dibina
dan dikembangkan melalui prose pendidikan sebagaimana
yang tercantum/ dirumuskan dalam system pendidikan
(science of education).
7) Bahwa system pendidikan atau science of education
bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan,
tekhnik-tekhnik dan atau pola-pola proses pendidikan dan
pengajaran yang di mana akan dicapai dan dibina tujuan-
tujuan pendidikan, dan ini meliputi problematika
kepemimpinan dan metode pendidikan, politik pendidikan,
sampai kepada seni mendidik (the art of education).
8) Isi moral pendidikan atau tujuan intermidit adalah berisi
perumusan norma-norma atau nilai-nilai spiritual etis yang
akan dijadikan system nilai pendidikan dan atau merupakan
konsepsi dasar nilai moral pendidikan yang berlaku
disegala jenis dan tingkat pendidikan.
9) Bahwa wajar setiap manusia mempunyai filsafat hidup atau
kaidah-kaidah berpikir dan pikiran tentang kehidupan dan
penghidupannya, maka suatu keharusan agar setiap
pendidik dan gurumemiliki dan membina filsafat pendidikan
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas
pendidikan dan pengajarannya, baik di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan formal sekolah yaitu di dalam
masyarakat.
10) Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi
bertugas merumuskan secara normative dasar-dasar dan
16
tujuan pendidikan, hakikat dan sifat hakaikat manusia,
hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan,
system pendidikan yang meiputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan dan metodologi pengajarannya,
pola-pola kaulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat.
g. Kesinambungan
Pola perkembangan manusia dapat dipandang secara
kontinyu (berkesinambungan) tanpa ada tahapan
yang jelas, tetapi seperti garis lurus, bersifat
terus menerus, tanpa jeda, dan tidak terputus,
linier dan berkelanjutan. Disamping itu, juga
dapat dipandang secara diskontinyu, yaitu, tahap
perkembangan itu harus melewati tahap-tahap
tertentu untuk dapat memasuki tahap berikutnya,
karena tahap tertentu mempengaruhi tahapan
berikutnya. Berada pada lima tahapan, yaitu oral
(0-1,5 th), anal (1,5-3 th), phallic (3-5 th),
latensi (5-12 th), genital (13 th ke atas).
h. Progresif
Perkembangan progresif adalah suatu konsep
perubahan secara fisiologis yang sangat cepat
dan meningkat secara tajam yang dialami pada
usia pranatal, bayi, anak, remaja, dan dewasa
muda, akibat makanan bergizi. Perkembangan
regresif cenderung ditandai dengan penurunan
17
ukuran fisik, makin kurus, makin ringan, dan
sebagainya. (Agoes Dariyo, 2007: 26-32).
C. Aspek-aspek Perkembangan
Bila kita membicarakan tentang perkembangan
manusia, maka tidak akan lepas dari aspek-aspek apa
saja yang mempengaruhi serta mengalami perubahan
dalam diri individu. Sebagaimana diungkapkan oleh
Agoes Dariyo antara lain:
Secara garis besar ada tiga aspek dalam diri
individu yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu aspek fisik, aspek kognitif dan
aspek psikososial. Dengan penjelasan sebagai
berikut:
a. Aspek fisik, merupakan aspek yang paling menonjol
dan nampak dalam diri individu. Hal ini terbukti
dengan adanya perubahan fisik individu yang
terjadi sangat cepat sejak masa konsepsi hingga
masa kelahiran. Kemudian dilanjutkan pada masa
bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Proses
perkembangan fisik ditandai dengan perubahan
ukuran organ fisik eksternal seperti tangan,
kaki, badan yang makin membesar, memanjang,
melebar, atau makin tinggi. Sedangkan perubahan
organ internal ditandai dengan matangnya sistem
syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks,
18
sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi
hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.
b. Aspek kognitif berhubungan dengan meningkatnya
kemampuan berpikir, memecahkan masalah, mengambil
keputusan, kecerdasan dan bakat. Optimalisasi
perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh
kematangan fisiologis terutama pada bayi dan
anak-anak. Artinya, kemampuan kognitif harus
diiringi dengan kematangan fisiologis, sehingga
perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
c. Aspek psikososial berhubungan dengan
ketergantungan seorang individu pada orang lain.
Artinya manusia tidak akan mampu hidup seorang
diri, karena secara kodrati manusia dikenal
sebagai makhluk sosial. Dalam menjalani kehidupan
sosialnya, seseorang dituntut untuk mengembangkan
kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan
berhubungan dan bergaul dengan lingkungan
hidupnya. (Dariyo, 2007:43-44).
D. Ciri-ciri Perkembangan
Untuk mempermudah memahami pengertian, prinsip
dan aspek perkembangan individu, maka kita dapat
mengenalinya melalui ciri-ciri perkembangan
tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Syamsu Yusuf
19
dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
antara lain:
a. Terjadi perubahan dalam aspek fisik dan aspek
psikis. Contohnya perubahan tinggi dan berat
badan serta organ tubuh lainnya sebagai
pertumbuhan dalam aspel fisik. Dan semakin
bertambahnya perbendaharaan kata, serta matangnya
kemampuan berpikir, mengingat, dan imajinasi
kreatifnya sebagai pertumbuhan dalam aspek
psikisnya.
b. Terjadinya perubahan dalam proporsi aspek fisik
dan aspek psikis. Contohnya, perubahan aspek
fisik adalah proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya. Sedangkan contoh
aspek psikis, perubahan imajinasi dari fantasi ke
realitas, perubahan perhatian yang tertuju kepada
dirinya beralih kepada orang lain atau teman
sebaya.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama, baik fisik maupun
psikis. Contohnya, lenyapnya rambut-rambut halus
dan gigi susu, itu tanda fisik, bentuk gerak
kerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku
impulsif atau dorongan untuk bertindak sebelum
berpikir, itu sebagai tanda psikis.
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru, baik fisik
maupun psikis. Misalnya pada usia remaja,
20
karakteristik seksnya, wanita mendapatkan
menstruasi, perubahan pada pinggul, buah dada,
dan pria mimpi basah, kumis, jakun, suara. Tanda
psikisnya, berkembangnya rasa ingin tahu,
terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu,
nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
(Yusuf, 2003:16).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memahami perkembangan secara lengkap,
integratif dan sesuai dengan kaidah-kaidah disiplin
ilmu psikologi perkembangan merupakan suatu
keharusan yang mesti dipenuhi oleh siapapun yang
memusatkan perhatian pada persoalan ini. Agar dengan
begitu, ia dapat memandang suatu permasalahan
perkembangan secara tajam dan integral. Pemahaman
tersebut akan sangat berguna untuk menganalisis
masalah perkembangan, mencari solusi pemecahan
terapi maupun strategi pengembangan potensi di masa
yang akan datang.
normatif adalah suatu tahap perkembangan
individu yang cenderung mengikuti pola-pola yang
sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan secara
21
normal dan formalistik, aturan-aturan, adat
istiadat, sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat, misalnya, anak masuk SD umur6 tahun,
masuk SMP 12 tahun, dan seterusnya. Prinsip non
normatif adalah suatu perkembangan individu yang
tidak mampu mengikuti asas norma-norma tersebut yang
disebabkan oleh faktor-faktor status sosial ekonomi,
kemiskinan, kesehatan, adat istiadat yang kuno dan
sebagainya, sehingga menyimpang dari norma tersebut.
Pengaruh normatif adalah pengalaman yang
dialami oleh hampir semua individu sepanjang rentang
kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang
sama sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang
tidak biasa yang dialami individu yang berdampak
dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang
terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan.
Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia
remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami
kecelakaan pesawat, memenangkan lotre
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi: terj.
Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali.
22
Drever, James. 1986. Kamus Psikologi: terj. Nancy
Simanjuntak. Jakarta: Bina Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan:
terj. Istiwidayanti, judul asli "Developmental
Psychology: A Life-Span Approach". Jakarta: Erlangga.
Mujib, Abdul. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Noor, Muhammad Syam. 1986. Filsafat Pendidikan dan
Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya:
Usaha Nasional.
Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikani.
Jakarta: Rajawali.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pelajar. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
23
Top Related