Makalah MSAN dan GPON ()

20
i Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node) ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah peripheral Disusun oleh Nama : Siti Rofiah NPM : 1104512100001 Program studi : Sistem komputer SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER WELERI 2014

Transcript of Makalah MSAN dan GPON ()

i

Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network) dan

MSAN (Multi Service Access Node)

ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah peripheral

Disusun oleh

Nama : Siti Rofiah

NPM : 1104512100001

Program studi : Sistem komputer

SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER

WELERI

2014

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penyusun dapat

menyelesaikan makalah Teknologi GPON (Gigabyte Passive Optical Network)

dan MSAN (Multi Service Access Node) ini sebatas pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teknologi GPON

(Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node).

Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penyusun harapkan. Untuk itu,

penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang

akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang

membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi

penyusun sendiri maupun orang yang membacanya.

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup .................................................................. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan ........................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

1.1 Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) ...... 4

1.2 Teknologi MSAN (Multi Service Access Node) ............... 9

1.3 Perbandingan GPON dan MSAN ...................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................... 16

Kesimpulan .............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat.

Bisa dibayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu untuk dapat bisa

menikmati internet para pengguna harus menyolok kabel ke komputer

yang mana kabel tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini

dikenal dengan Dial-Up Internet yang terkenal dengan mahal dan lamanya

kecepatan berseluncur dalam internet. Hari ini jika pengguna ingin

menikmati layanan internet cukup hanya dengan menghidupkan jaringan

perangkat wireless dan pengguna sudah dapat terhubung dengan internet

dimanapun dan kapanpun selama masih dalam jangkauan. Hal ini

disebut dengan teknologi Wi-Fi yang memungkinkan pengguna dapat

mengakses internet dimanapun dan kapanpun.

Tidak itu saja perkembangan dalam dunia teknologi informasi.

Pada awal adanya jaringan internet, kecepatan yang disuguhkan oleh ISP

(Internet service provider) sangatlah lamban. Tetapi pada saat ini

kecepatan internet bias mencapai kecepatan hingga 1 Gbps. Yang

memungkinkan setiap pengguna internet rumah dapat menggunakan

kecepatan internet 384 Kbps. Bahkan menurut data yang diambil

menurut Yahoo pada tahun 2012 menemukan bahwa kecepatan internet di

Indonesia pada saat ini berada dalam posisi terbawah atau dengan kata

lain kecepatan internet di Indonesia sangat lamban. Data ini didapat dari

melakukan tes kecepatan internet pada 50 negara.

Dalam perkembangannya teknologi informasi juga

mengembangkan topologi. Yang mana perkembangan topologi ini sendiri

bertujuan untuk mendukung perangkat lunak yang berkembang. Sebagai

contoh dalam topologi jaringan internet LAN (Local Area Network)

memiliki 5 (lima) topologi yaitu star, bus, hierarki dan loop. Pada saat ini

untuk topologi jaringan ditambah lagi dengan nama hybrid topologi ini

menggabungkan topologi star dengan topologi bus.

2

Dengan adanya perkembangan topologi dalam jaringan internet,

sistem jaringan pun ikut berkembang. Contohnya dahulu pengguna hanya

dapat menikmati jaringan internet saja, ini yang biasa disebut dengan

Metro-Ethernet sekarang pengguna sudah dapat menikmati jaringan

internet yang ditambah dengan telepon dan IPTV. Yang kesemua hal

tersebut dapat dinikmati oleh pengguna hanya dengan sekali bayar dan

dengan menggunakan satu bilah kabel saja. Hal ini disebut dengan Multi

Access Service. Untuk dapat mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu

sistem baru yang dapat menyokong teknologi ini. Ada beberapa sistem

yang dapat mendukung teknologi ini antara lain adalah GPON (Gigabit

Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service Access Node).

Karena hal tersebut penyusun mencoba membahas dan

membandingkan kedua jenis sistem yang ada, yaitu GPON dan MSAN

dalam penyusunan makalah ini.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam makalah ini penyusun mencoba mengangkat tema teknologi

GPON (Gigabyte Passive Optical Network) dan MSAN (Multi Service

Access Node). Mulai dari pengertian, keunggulan, dan perbandingan dari

kedua jenis jaringan tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Pada sub bab ini akan menguraikan tentang tujuan dan

manfaat yang didapatkan dari hasil penyusunan makalah ini.

1.3.1 Tujuan

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan

ini, antara lain adalah :

a. Mengetahui pengert ian teknologi GPON dan MSAN.

b. Mengetahui keunggulan dari teknologi GPON dan MSAN.

c. Mengetahui perbandingan dari teknologi GPON dan

MSAN.

3

1.3.2 Manfaat

Ada beberapa manfaat dari hasil penyusunan ini, antara lain

adalah :

a. Dapat mengetahui pengert ian teknologi GPON dan

MSAN.

b. Memberi hasil dari keunggulan teknologi GPON dan

MSAN.

c. Mengetahui hasil perbandingan dari teknologi GPON

dan MSAN

1.4 Sistematika Penyusunan

Pada makalah ini dibagi menjadi tiga (3) bab. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah penyusunan makalah ini. Secara garis besar isinya

adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang penyusunan

penyusunan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, serta

sistematika penyusunan.

BAB 2 PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi pembahasan yang mendasari penyusunan

makalah ini sendiri. Mulai dari pengert ian, keunggulan, hingga

hasil perbandingan teknologi GPON dan MSAN.

BAB 3 PENUTUP

Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan tentang apa yang

sudah disusun dan ditulis.

4

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network)

1.1.1 GPON secara umum

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan

informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja

dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT,

maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk

memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU,

untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang

diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to

multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi

jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time

Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3.

1.1.2 Keunggulan GPON

Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON

adalah :

a) Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada

layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.

5

b) Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.

c) GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada

kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point.

Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple

port).

d) Alokasi bandwidth dapat diatur.

e) Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen

pasif.

f) Transparan terhadap laju bit dan format data.

GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi

dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan

format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang

berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s

untuk downstream.

g) Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien.

Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih

sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik konvensional.

1.1.3 Komponen GPON

Konfigurasi network GPON intinya dapat dibagi menjadi 5 bagian:

Network Management System (NMS)

Optical Line Terminal (OLT)

Optical Distribution Cabinet (ODN)

Optical Distribution Pack (ODP)

Optical Network Termination/Unit (ONT).

Gambar Konfigurasi GPON

6

1.1.3.1 Network Management System (NMS)

NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk

mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS

ini bersamaan di dekat OLT namun beda ruangan. Konfigurasi

yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain

itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS, VOIP,

dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan

bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun comment line.

NMS memiliki jalur langsung ke OLT, sehingga NMS dapat

memonitoring ONT dari jarak jauh.

1.1.3.2 Optical Line Terminal (OLT)

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan

penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan

telepon. Bagian ini akan membuat link ke system operasi

penyedia layanan melalui Network Management System (NMS).

1.1.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)/Rumah Kabel

ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik

antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC

ini adalah terletak di rumah kabel . ODC menyediakan sarana

transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya.

Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif.

ODC menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT

dan ONT. Perangkat Interior pada ODC terdiri dari :

Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel

serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat.

Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil

sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat

pada inti dan segaris dengan sumber cahaya (serat lain).

Konektor yang digunakan pada Optical Access Network

dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan.

7

Splitter

Merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya

optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output

serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak

memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak

dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap

pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter,

sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata.

Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber

coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi

beberapa path (multiple path) atau sinyal-sinyal kombinasi

dalam sutu jalur. Selain itu splitter juga dapat berfungsi

untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal

optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih

hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1

BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat

dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat

menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON

Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem,

seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel Redaman Passive Splitter

Rasio Redaman

1:2 2,8 – 4,0 dB

1:4 5,8 – 7,5 dB

1:8 8,8 – 11,0 dB

1:16 10,7 – 14,4 dB

1:32 14,6 – 18,0 dB

1.1.3.4 Optical Distribution Pack

Instalasi atau terminasi yang bagus dari fiber adalah

persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada

kabel fiber optik, pada implementasi dari suatu jaringan,

beberapa jenis DP yang diperkenalkan.

8

Syarat utama DP adalah:

1) DP dapat di ubah tanpa mengganggu kabel yang sudah

terpasang dengan cara melebihkan kabel fiber optik

beberapa meter.

2) Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter.

3) DP harus memiliki akses dari sisi depan.

4) Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk

melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar

dari ujung fiber.

5) DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu

kabel fiber optik.

1.1.3.5 Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)

ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan

pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN

diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk

service pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di

sisi pelanggan.

9

1.2 Teknologi MSAN (Multi Services Access Network)

MSAN (Multi Services Access Network) merupakan perangkat access

network yang melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, E1, POTS,

Ethernet. Topologi MSAN sendiri merupakan biasanya stacking (bertingkat)

atau master slave architecture yang berarti node slave digunakan sebagai

perpanjangan tangan dari master. Jika node master tidak cukup maka akan

digunakan slave untuk menambah kapasitas master. Chassis dan module

biasanya sama antara master dan slave. Untuk melakukan stacking, uplink

card yang diutilisasi sebagai module stack. Services yang ditawarkan

MSAN bersifat modular dan menempel pada chassis MSAN. Misal satu

card ADSL (atau IP-ADSL) memiliki 48 port sehingga ada 48 pelanggan

ADSL yang bisa berlangganan dengan kecepatan sampai 24 Mbps

downstream dan upstream 3.5 Mbps. Dari tipe keluarga FTTx, MSAN

sendiri lebih tepat dinamakan FTTC (Fiber to the Curb) karena services

akan didistribusikan ke pelanggan dari node cabinet yang berada di pinggir

jalan ke residential user via copper. Jadi Fiber diterminasi di node MSAN.

MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi :

Telepon TDM, yang didalamnya terdapat ISDN, STM1 , Ethernet

over E1

Next Gen DLC

Passive Optical Network (PON)

10

Fiber to the X ( FTTx)

Atribut Utama dari Multi Service Access Node (MSAN)

Perpaduan fleksibel dari layanan broadband dan narrowband dapat

diintegrasikan dari sebuah single platform seperti :

1) Layanan

Voice : POTS, VoIP, ISDN

Data / broadband : TDM leased line (Leased line: 2 Mbit/s, nx64

Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL)

2) Transmisi

Transmisi yang dapat digunakan oleh Multi Service Access Node

(MSAN) meliputi :

SDH (STM- 1 s/d STM 6)

Ethernet (FE dan GE)

3) Topologi

MSAN dapat mensupport topologi yang berbeda-beda untuk

konfigurasi jaringan yang berbeda-beda yaitu :

Star

Tree

Ring

MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik

FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC

(Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) juga tersedia

perangkat transmisi optik SDH atau PDH.

4) Fleksibel akses service

MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal

penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan

DSL service menggunakan combo card serta optik untuk service

Ethernet (FTTx).

Fungsi dan Kedudukan Multi Service Access Node (MSAN) Dalam

Next Generation Network (NGN)

11

Pengembangan infrastruktur akses broadband yang dapat mendukung

Next Generation Network dan transisi dari PSTN, dibutuhkan suatu konsep

jaringan akses multiservice yang dapat mengakomodasi perubahan layer

service node secara fleksibel dan ekonomis. Tanpa konsep ini, setiap transisi

service node (misalnya dari jaringan TDM menuju jaringan paket) akan

memunculkan jenis akses node baru. Tidak heran di lapangan dijumpai

perangkat akses node yang diperuntukkan hanya bagi layanan POTS, akses

gateway untuk layanan voice paket, akses node untuk layanan akses

broadband (DSLAM) yang tidak jarang diimplementasikan secara kolektif.

Akibatnya tidak sedikit kendala dan masalah yang terjadi dalam kegiatan

operasi dan pemeliharaan perangkat tersebut termasuk penyediaaan SDM

yang berkompeten. Konsep Multi Service Access Node (MSAN) merupakan

suatu konsep jaringan akses yang terintegrasi yang dapat menyediakan

varian layanan data, suara dan video dalam satu platform perangkat. Solusi

yang diberikan Multi Service Access Node akan menjadi solusi yang efisien

pada era Next Generation Network. Solusi teknologi MSAN pada dasarnya

dapat dibedakan ke dalam dua urutan besar roadmap yang berasal dari dua

teknologi multiservice akses yang berkembang pada saat yang bersamaan

yaitu :

a. MSAN dengan roadmap dari teknologi MSOAN/NG- DLC

Teknologi MSOAN/NG-DLC merupakan teknologi OAN generasi II

yang memungkinkan layanan teleponi berbasis TDM dan data paket

menggunakan xDSL dilewatkan pada satu platform perangkat. Dalam

perkembangannya solusi MSOAN/ NG- DLC terkendala pada

penyediaan layanan denagn volume besar dikarenakan keterbatasan

pada sisi kapasitas backplane platform yang digunakan yang masih

berbasis bus TDM. Roadmap teknologi MSAN berbasis teknologi

MSOAN/NG-DLC masih menyisakan kemampuan berintegrasi dengan

platform eksisting yaitu TDM switch dan kemampuan integrasi layanan

dengan platform NGN sebagai akses gateway dan broadband sistem

untuk layanan internet sebagai DSLAM. Teknologi MSAN dengan

roadmap dari teknologi IP DSLAM

12

b. Teknologi IP DSLAM

merupakan teknologi broadband akses yang sangat well proven dalam

memberikan layanan broadband. Kapabilitas backplane platform yang

sangat besar menyebabkan sistem ini menjadi salah satu pilihan

teknologi akses di era NGN. Namun kendala dalam penyediaan layanan

voice paket secara terintegrasi menyebabkan sistem ini tidak full

multiservice. Untuk layanan suara, secara alami IP DSLAM masih

menggunakan koneksi fisik split dari layanan broadband ke TDM

switch. Berakhirnya era legacy sistem menyebabkan kemungkinan

hilangnya TDM switch dan berakibat pada perlunya solusi layanan

paket suara pada sistem ini. Solusi yang bias ditawarkan adalah

menambahkan perangkat IAD diujung CPE untuk layanan voice paket.

Solusi ini tidak menjadi efisien mengingat IAD juga sebagai perangkat

aktif yang harus diatur secara end-to-end. Teknologi MSAN yang

berbasis IP DSLAM dilakukan dengan menempatkan fungsi akses

gateway di IP DSLAM sebagai mediasi ke softswitch selain fungsi

broadband akses multiplexer ke layanan data. Solusi ini secara ekstrim

meniadakan koneksi ke sistem legacy sehingga dapat dilihat sebagai

solusi revolusi akses di era NGN.

CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (Multi Service Access

Node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam

protokol MPLS, dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis

IP. Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN

media gateway berkapasitas besar. Metro Node saling dihubungkan

dengan IP core network.

Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN)

Multi Service Access Node (MSAN) dapat memberikan keuntungan dan

nilai tambah non-teknis sebagai berikut :

1) Kemampuan multi service

MSAN menyediakan layanan narrowband untuk data dan suara

(menggunakan POTS, ISDN PRA/BRA,digital leased line) dan layanan

13

broadband untuk kemampuan internet, data dan multimedia (melalui

ADSL atau G.SHDSL) yang memungkinkan kemampuan download file

dan penjelajahan internet yang lebih cepat bagi end-users. Dengan

fleksibilitas kemampuan multiservice ini pada gilirannya akan mampu

menyediakan operator telekomunikasi suatu kapasitas penghasilan yang

lebih besar.

2) Kecepatan penggelaran

Kabinet outdoor yang dikirimkan dalam bentuk complete-built yang

telah mengalami proses pengujian di pabrik. Hal ini berarti bahwa node

telah langsung siap untuk dioperasikan begitu dihubungkan dengan

catuan listrik serta tersambung ke jaringan transport dan koneksi ke end-

user telah dibuat. Dari NMS atau melalui suatu terminal lokal,

provisioning sistem dapat dilakukan sehingga memungkinkan MSAN

untuk dapat langsung operasional dalam waktu yang cukup pendek yang

secara signifikan berarti memangkas waktu yang diperlukan untuk

mengatur pendapatan.

3) Modularitas perangkat FTTx

Node akses MSAN telah didesain untuk dapat mengcover pelanggan

sampai dengan 2000 end-user. Modularitas ini menyiratkan bahwa

lokasi penempatan node sebaiknya diletakkan di dalam gedung atau

ditanam (curb). Selain itu, dalam hal aplikasi greenfield yang

membutuhkan pekerjaan sipil, MSAN dimungkinkan digelar denagn

memakai infrastruktur serat optik sehingga memungkinkan penggunaan

kabel tembaga yang lebih pendek karena jaraknya menjadi lebih dekat

ke pelanggan (pada umumnya < 1 km). Hal ini akan mengurangi biaya

penggelaran jaringan last-mile dan memungkinkan operator untuk

menawarkan layanan xDSL dengan jangkauan yang lebih luas serta

memberikan berbagai kemungkinan layanan level agreement yang lebih

besar.

4) Penggunaan interface standar

MSAN dirancang untuk solusi multi vendor. Penggunaan interface

standar diintegrasikan di layer transport, layer signalling dan level

14

manajemen jaringan. Hal ini memungkinkan MSAN untuk secara penuh

interoperable dengan peralatan vendor lain, sehingga dengan begitu

memungkinkan operator untuk memilih solusi jaringan sesuai dengan

pemeliharaan yang baik secara layer demi layer. Skenario pemilihan

kompetitif seperti itu memberikan kesempatan kepada para operator

untuk dapat menetapkan harga yang lebih kompetitif sesuai dengan

harga pabrikan perangkat sesuai dengan merknya sehingga akan dapat

mengoptimalkan biaya investasi.

5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan

MSAN memastikan bahwa pilihan terbaik dari sisi ekonomis/teknis

selalu ada sehingga akan meminimalisasi biaya investasi untuk

mendapatkan suatu keuntungan/pengembaliaan modal yang maksimum.

MSAN mendukung beberapa hal sebagi berikut :

o Cakupan topologi yang luas (ring, star, tree)

o Teknologi yang berbeda (PDH dan SDH) dengan penggunaan

tembaga atau serat optik dalam berbagai kombinasi (misalnya

dengan FTTx dan xDSL)

o Rekonfigurasi dari jaringan PDH eksisting menjadi suatu jaringan

SDH yang baru. Melayani area demografios dengan kapasitas per

node nya berkisar antara 30 sampai dengan 2000 line ekivalen dan

dapat diimplementasikan di lokasi indooor atau outdoor.

6) Manajemen jaringan yang terintegrasi

Transport, layanan narrowband dan layanan broadband diatur di dalam

suatu common sistem. Pemakaian GUI yang mudah untuk dioperasikan

dapat menampilkan seluruh data operasional seperti : performansi,

konfigurasi layanan, alarm, security dan lainnya. Dengan suatu monitor

tunggal seluruh alarm dielemen jaringan dapat ditampilkan sehingga

akan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatur dan

memonitor layer jaringan.

7) Kesiapan berevolusi ke NGN

MSAN dirancang untuk siap menuju NGN. Sistemnya disiapkan untuk

dapat bertransformasi secara smooth dari suatu platform access

15

multiservice yang mendukung layanan TDM eksisting menuju ke suatu

solusi NGN yang berbasis IP/ATM. Melalui suatu pensinyalan modul

VoIP gateway yang sederhana node MSAN dapat diubah menjadi access

gateway NGN sehingga dapat mendukung layanan VoIP dengan

investasi yang minim sambil tetap mengakomodasi pelangan yang masih

menggunakan backbone TDM yang lama dan juga pelanggan yang ingin

menggunakan backbone NGN yang baru.

1.3 Perbandingan GPON dan MSAN

Berikut adalah summary untuk perbandingan GPON dan MSAN

dalam bentuk tabel :

16

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke

pelanggan menggunakan kabel optik. MSAN (Multi Services Access

Network) merupakan perangkat access network yang melayani multi services.

Keunggulan GPON

a) Mendukung aplikasi triple play pada layanan FTTx.

b) Dapat membagi bandwidth sampai 32 ONT.

c) GPON mengurangi penggunaan banyak kabel.

d) Alokasi bandwidth dapat diatur.

e) Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif.

f) Transparan terhadap laju bit dan format data.

g) Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih efisien.

Keuntungan Multi Service Access Node (MSAN):

1) Kemampuan multi service

2) Kecepatan penggelaran

3) Modularitas perangkat FTTx

4) Penggunaan interface standar

5) Cakupan topologi yang luas, kapasitas dan penempatan

6) Manajemen jaringan yang terintegrasi

7) Kesiapan berevolusi ke NGN

17

DAFTAR PUSTAKA

http://benimsan.blogspot.com/ diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul

19.10 WIB

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=11

38:gpon-gigabit-passive-optical-network&catid=10:jaringan&Itemid=14

diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 19.18 WIB

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2011-2-01096-

IF%20Bab1001.pdf diunduh pada tanggal 2 April 2014 pukul 9.30 WIB

http://mandorkawat2009.com/2011/01/05/multi-service-access-node-msan/

diakses pada tanggal 2 April 2014 pukul 09.11 WIB

http://renzana.blogspot.com/2013/01/gpon.html diakses pada tanggal 1 April

2014 pukul 19.14 WIB

http://tridrian.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-antara-msan-dan-gpon/

diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 19.04 WIB