Makalah CCTV dan Fire Alarm2

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin maju ini marak terjadinya kejahatan yang disebabkan susahnya mencari pekerjaan dan banyaknya pengnangguran di negeri ini. Tingkat keamanan yang tinggi tidak selalu ditandai oleh jumlah petugas kemanan yang banyak, namun terletak pada security technology yang digunakan. Hal ini mengingat pelaku pencurian dari waktu ke waktu semakin pintar. Bila petugas keamanan bertambah banyak, tetapi pelaku pencurian semakin pintar menyamarkan diri beserta barang bawaannya, maka keberadaan petugas keamanan menjadi tidak efektif lagi. Saat ini cara kerja pelaku kejahatan juga semakin canggih dan berlomba dengan teknologi kemanan itu sendiri. Dengan penerapan teknologi loss prevention yang tepat,tidak hanya tingkat kemanan yang meningkat, melainkan pengunjung toko juga akan merasa lebih aman. Kejahatan yang marak terjadi akhir-akhir ini yaitu perampokan minimarket maupun ATM. Untuk itu pemilik toko harus lebih waspada lagi agar tidak terjadi perampokan pada tokonya tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan memasang CCTV di minimarket tersebut, agar bisa mengetahui pelaku perampokannya dan bisa cepat tertangkap pelaku perampokannya. Akhir-akhir ini musibah kebakaran sering kita jumpai di sekitar kita. Mulai dari kebocoran tabung gas, percikan api, hubungan pendek arus listrik, dan sebagainya. Kebanyakan orang pada umumya tidak menyadari sumber kebakaran tersebut. Misalnya dari selang gas yang kurang terawat, buangan punting rokok yang bukan pada tempatnya, penggunaan percabangan stop kontak yang diluar dari standar, dan lain-lain. Dan akhirnya ketika kebakaran terjadi, barulah mereka merasakan dampaknya seperti kehilangan tempat tinggal, dokuen penting, dan bahkan dapat memakan korban jiwa. 1

Transcript of Makalah CCTV dan Fire Alarm2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman yang semakin maju ini marak terjadinyakejahatan yang disebabkan susahnya mencari pekerjaan danbanyaknya pengnangguran di negeri ini. Tingkat keamananyang tinggi tidak selalu ditandai oleh jumlah  petugaskemanan yang banyak, namun terletak pada  security technology yangdigunakan. Hal ini mengingat pelaku pencurian dari waktu kewaktu semakin pintar. Bila petugas keamanan bertambahbanyak, tetapi pelaku pencurian s e m a k i n p i n t a rm e n y a m a r k a n d i r i b e s e r t a b a r a n g b a w a a n n y a , m a k akeberadaan petugas keamanan menjadi tidak efektif lagi.Saat ini cara kerja pelaku kejahatan juga semakincanggih dan berlomba dengan teknologi kemanan itusendiri. Dengan penerapan teknologi loss prevention yangtepat,tidak hanya tingkat kemanan yang meningkat,melainkan pengunjung toko juga akan merasa lebih aman.

Kejahatan yang marak terjadi akhir-akhir ini yaituperampokan minimarket maupun ATM. Untuk itu pemilik toko haruslebih waspada lagi agar tidak terjadi perampokan pada tokonyatersebut. Salah satu caranya yaitu dengan memasang CCTV diminimarket tersebut, agar bisa mengetahui pelaku perampokannyadan bisa cepat tertangkap pelaku perampokannya.

Akhir-akhir ini musibah kebakaran sering kita jumpai disekitar kita. Mulai dari kebocoran tabung gas, percikan api,hubungan pendek arus listrik, dan sebagainya. Kebanyakan orangpada umumya tidak menyadari sumber kebakaran tersebut. Misalnyadari selang gas yang kurang terawat, buangan punting rokok yangbukan pada tempatnya, penggunaan percabangan stop kontak yangdiluar dari standar, dan lain-lain. Dan akhirnya ketikakebakaran terjadi, barulah mereka merasakan dampaknya sepertikehilangan tempat tinggal, dokuen penting, dan bahkan dapatmemakan korban jiwa.

1

Dengan pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuanbidang Elektronika yang semakin lama mampu merambah ke berbagaibidang keilmuan lainnya, maka dibuatlah alarm kebakaran yangmampu mendeteksi sumber kebakaran pada saat dini. Jadimasyarakat dapat bersiaga sebelum kebakaran itu terjadi. Tetapiyang paling penting adalah selalu memperhatikan tempat-tempatyang sering menjadi sumber kebakaran.

Untuk itu kita harus memasang pengaman untuk mencegahterjadinya kebakaran yaitu fire alarm. Melihat daripermasalahan tersebut maka penulis ingin membagi ilmu kepadapembaca tentang CCTV dan Fire Alarm melalui makalah ini, agarpembaca lebih mengerti dan bisa dalam pemasangannya maupunmemperbaikinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latarbelakang tersebut, kita dapat merumuskan masalah-masalah yang akan di bahas sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari CCTV dan fire alarm system itu?2. Jenis -jenis dari CCTV dan fire alarm3. Bagaimana cara kerja dari CCTV dan fire alarm?

C. Tujuan Penulisan

Karena semakin maraknya kejahatan di masyarakat pada akhir-akhir ini, terutama perampokan di minimarket maupun di mesinATM.Selain itu seringnya terjadinya kebakaran yang meresahkanmasyarakat. Karena masyarakat belum familiar dengan CCTV danfire alarm, untuk itu penulis ingin membagi ilmu ilmu kepadapembaca tentang CCTV dan Fire Alarm melalui makalah ini, agarpembaca lebih mengerti dan bisa dalam pemasangannya maupunmemperbaikinya.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari CCTV dan Fire AlarmCCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat

kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebutmemiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempattertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yangtelah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk mengawasi area publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer, Pabrik maupun Pergudangan.Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder), awalnya gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah

3

ruang monitor tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator/petugas keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per 12,8 seconds. Namun seiringdengan perkembanga teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, banyak kamera CCTV yang telah menggunakan sistem teknologiyang modern. Sistem kamera CCTV digital saat ini dapat dioperasikan maupun dikontrol melalui Personal Computer atau Telephone genggam, serta dapat dimonitor dari mana saja dan kapan saja selama ada komunikasi dengan internet maupun akses GPRS.

Pengenalan Sistem CCTVUntuk membuat sebuah sistem CCTV sederhana terlebih dahulu andaharus mengetahui peralatan alat atau material yang digunakan dalam instalasi tersebut. Berikut ini peralatan atau material yang diperlukan :

1. BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektorRF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagaipenghubungdengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Konektor BNC

2. Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikanuntuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah

4

Gambar Penampang kabel Coaxial

3. Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.

Tang Crimping

4. Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.4. Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang

5

menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yangmenggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yangdigunakan.3. Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ(Pan/Tilt/zoom).Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jikaanda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajarispesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2″, 1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya,Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.

6

Jenis Kamera CCTV

4. DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnyakapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.

Gambar DVR

5. Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda(satu tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).

7

Gambar Monitor CCTV

Setelah anda mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini merupakan gambaran sistemnya.

Gambar Sistem CCTV

Sistem pengindera api atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dandibangun untuk mendeteksi adanya GEJALA kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi danditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting System).

8

Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan setting yang telah diterap kan.

Dalam parktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :

1.  Non addressable system :Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistemini MCFA menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan’ komponen keluaran untuk merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.

2.  Semi addressable system :Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor & alat penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnyamemberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkanzone controller yg mengumpankannya. Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :a. satu lantai dalam sebuah bangunan / gedungb. beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedungc. beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan / gedungPada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambildapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

3.  Full addressable system :Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada

9

sistem ini semua detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalamikebakaran.

B. Jenis-jenis dari CCTV dan Fire Alarm

Kamera CCTV dapat dibedakan berdasarkan jenis output, lokasipenempatan, waktu penggunaan, mekanisme control, dan resolusi.Mengacu pada jenis output, Kamera CCTV dapat digolongkanmenjadi Analog dan Digital.

Camera CCTV Analog yaitu kamera yang mengirimkan continuousstreaming video melalui Kabel Coaxial

Camera CCTV Digital yaitu kamera yang  mengirimkan discretestreaming video melalui Kabel UTP. Camera CCTV Digital umumnyadilengkapi dengan IP Address sehingga sering pula dikenalsebagai IP (Network) Camera. Dengan adanya IP, kamera bisadapat langsung diakses melalui jaringan LAN/WAN tanpa harusmenggunakan tambahan converter.

Berdasarkan lokasi penempatan, Kamera CCTV dapat dibedakanmenjadi indoor dan outdoor camera.

Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalamgedung, umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera, Standard BoxCamera.

Outdoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedungdan memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadaphujan, debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupaBullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led(Infra Red Kamera). Disamping outdoor camera, standard boxcamera juga sering kali ditempatkan di luar denganmenggunakan tambahan Outdoor Housing.

Waktu Penggunaan merupakan faktor yang penting diperhatikansaat memilih Kamera CCTV. Kemampuan Kamera CCTV untuk dapatmenangkap gambar pada pencahayaan minimum dinyatakan sebagai

10

minimum lux, yaitu minimum satuan cahaya (lux) yang diperlukanKamera CCTV agar dapat menangkap obyek. Secara umum terdapat 2jenis kamera cctv berdasarkan waktu penggunaan (minimum lux):

Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untukmemonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baiksecara konsisten (di atas 0.5 lux)

Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untukmemonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (dibawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu)

Mekanisme control pada kamera cctv memungkinkan penggunamenggerakkan sudut pandang kamera secara vertical, horizontal,maupun mengatur jarak pandang (focus). Berdasarkan mekanismekontrol ini kamera dapat dibagi menjadi:

Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi denganmotor untuk menggerakan sudut pandang ataupun focus secararemote. Motorized kamera meliputi beberapa jenis kameraseperti: zoom camera dan speed dome camera

Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang danfokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.

Faktor lain yang juga sangat penting dalam menentukan kameracctv adalah resolusi kamera. Resolusi ini dinyatakan dalamjumlah TV Lines (TVL), semakin besar jumlah TVL maka akan semakintinggi resolusi kamera yang bersangkutan. Kamera yang memilikiresolusi yang semakin tinggi akan menghasilkan gambar yangsemakin tajam. Namun kamera beresolusi tinggi juga membutuhkanmonitor dengan resolusi tinggi untuk dapat menampilkan gambaryang ditangkap oleh kamera secara utuh. Berdasarkan resolusinyakamera dapat dibedakan menjadi 3 jenis:

High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480TVL

Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480TVL

Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah 380TVL

11

Semua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi jenis kameracctv secara fungsional, di samping faktor di atas terdapat pulafaktor lain yang juga sangat mempengaruhi kualitas Kamera CCTVseperti Jenis Images Sensor dan Jenis Arsitektur Chipset. JenisImage Sensor yang banyak digunakan saat ini adalah CCD danCMOS, sedangkan jenis arsitektur chipset yang banyak digunakanpada Kamera CCTV adalah chipset Sony, Sharp, dan Panasonic.

Terdapat banyak jenis kamera CCTV dengan berbagai merk dan variasi, namun secara umum, terdapat 3 jenis kamera CCTV, yaitu:

1 . B o x C a m e r a

Kamera jenis ini ocok untuk dipasang di rumah, kantor, atau pertokoan. Kamera CCTV ini berfungsi sebagai alat monitor ruangan atau gedung yang dapat direkam.J e n i s k a m e r a n y a a d a y a n g fix (tetap) atau remove (bergerak) tergantung fokus obyek yang akan diambilseberapa jauh.

2 . S p e e d D o m e C a m e r a

Speed Dome Camera cocok untuk ruangan outdoor,atau ruangan gedung yang luas tetapi tidak banyak dipenuhi barang, seperti bank, sekuritas dan sebagainya.K a m e r a i n i m e m i l i k i l e n s a y a n g f l e k s i b e l u n t u k    pencahayaan pada siang maupun malam hari.3.Wireless and Non Wireless IP Camera

12

I P s e c u r i t y c a m e r a s d a p a t d i s a m b u n g l a n g s u n g k e modem/switch/router d e n g a n k a b e l a t a u n i r k a b e l ( wireless ) . I P k a m e r a k a m i m e m i l i k i v i d e o server sehingga dapat langsung dilihat melaluikomputer/internet. Tidak perlu DVR atau video capture card

untuk melihat langsung atau hasil rekaman. Dengan k a m e r a i n i p e n g g u n a d a p a t j u g a m e l i h a t r e k a m a n melalui PDA atau handphone

Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable.

Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubunganantar detector ke detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabellistrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduitsemisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakaikabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutamauntuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karenamemakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type.Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire seperti terlihat pada Gambardi bawah ini.

13

Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-).Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang berlabel Ldan C juga. Hubungan antar detector satu dengan lainnya dilakukan secaraPARALEL dengan syarat TIDAK BOLEH BERCABANG yang berarti harus ada titikAWAL dan ada titik AKHIR. Perhatikan Gambar di atas.

Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Dititik inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loopdinyatakan berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang satu buahEOL Resistor atau EOL Capacitor. Jadi yang benar adalah EOL Resistor inidipasang di UJUNG loop, BUKAN di dalam Control Panel dan jumlahnyapun hanyasatu EOL Resistor pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL Resistor).

Adapun tentang istilah konvensional, maka istilah ini untuk membedakannyadengan sistem Addressable. Pada sistem konvensional, setiap detector hanyaberupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang khusus.

14

3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detector memilikioutput masing-masing yang berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untukkamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu indicator -yang disebutRemote Indicating Lamp- dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar danakan menyala pada saat detector mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasikebakaran dapat diketahui orang luar melalui nyala lampu. Wiring diagramserta bentuk lampu indicatornya adalah seperti ini:

4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V agar bisadihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel Alarm Rumahmenggunakan sumber 12VDC untuk menyuplai tegangan ke sensor yang salahsatunya bisa berupa Smoke Detector tipe 4-Wire ini. Di sini, ada 2 kabelyang dipakai sebagai supply +12V dan -12V, sedangkan dua sisanya adalahrelay NO - C yang dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan COM padapanel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga dipakai apabila ada satuatau beberapa Detector "ditugaskan" untuk men-trigger peralatan lain saatterjadi kebakaran, seperti: mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkanmesin pompa air, mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system ataureleasing agent) dan sebagainya. Biasanya detector 4-wire memiliki rentangtegangan antara 12VDC sampai dengan 24VDC.

Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm digedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya.Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam halAddress (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudahdiketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasaldari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanyamenginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikandetector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.

15

Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuahmodule yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah satu moduleuntuk satu, sehingga diperoleh sistem yang benar-benar addressable(istilahnya fully addressable). Sedangkan addressable detector adalah detectorkonvensional yang memiliki module yang built-in. Apabila detector konvensionalakan dijadikan addressable, maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor moduleyang terpisah seperti pada contoh di bawah ini:

Dengan teknik rotary switch ataupun DIP switch, alamat module detector dapatditentukan secara berurutan, misalnya dari 001 sampai dengan 127.

Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini "kalah pemasangannya"dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah harga. Lebih-lebihjika menerapkan fully addressable dimana jumlah module adalah sama denganjumlah keseluruhan detector, maka cost-nya lumayan mahal. Sebagai "jalantengah" ditempuh cara "semi-addressable", yaitu panel dan jaringannyamenggunakan Addressable, hanya saja satu module melayani beberapa detectorkonvensional.

Dalam panel addressable tidak terdapat terminal Zone L-C, melainkan yang ada adalah terminal Loop. Dalam satu tarikan loop bisa dipasang sampaidengan 125 - 127 module. Apa artinya? Artinya jumlah detector-nya bisa sampai 127 titik alias 127 zone fully addressable hanya dalam satu tarikan saja. Jadi untuk model panel addressable berkapasitas 1-Loop sudah bisa menampung 127 titik detector (=127 zone). Jenis panel addressable 2-Loop artinya bisa menampung 2 x 127 module atau sama dengan 254 zone dan

16

seterusnya.

Jenis-jenis Detector F

1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2.Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya.

Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkanke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm,maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

17

2. Fix Temperature

Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang lingkungannya memang sudah agak-agak "panas", seperti: ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap FalseAlarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

3. Smoke DetectorSmoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka teganganplus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum patokannya adalah:

18

Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.

Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.

Jenis Smoke Detector: Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber).

Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.

Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaranapi kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.

4. Flame Detector Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultravioletyang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame). Aplikasi yang disarankan:-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.

19

Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang "membandel".

5. Gas DetectorSesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jikaterjadi kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi detector sebagaimana ilustrasi di bawah ini:

20

Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.

Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara sehinggabisa terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m.

C. Cara kerja dari CCTV dan Fire Alarm

Bagaimana kamera CCTV difungsikan sebagai sensor posisi atau sensor jarak.

a. Akusisi Citra

Dalam proses akusisi citra dikenal dengan trigger (picu), frame,log, start dan stop. Start adalah mulai gambar atau kameraberjalan dalam display, untuk ini hanya memerlukan monitor.Trigger adalah picu saat kapan frame mulai masuk kedalam memori.Frame masuk ke dalam memori bisa disetting. Dalam gambar.1

21

menunjukkan frame yang diakusisi adalah 3 frame tiap trigger.Trigger ini bisa diatur pengulangan picu dalam video stream. Logadalah banyaknya frame yang masuk dalam memori.

b. Pengolahan gambar Morphologi

Morpologi adalah satu teknik pengolahan citra yang berdasakanpada bentuk obyek. Nilai dari tiap piksel pada citra keluaranberasal dari operasi perbandingan suatu piksel dengan piksel-piksel disekitarnya (neighbors) pada citra masukan. Operasiperbandingan ini bergantung pada suatu struktur elemen. Strukturelemen adalah matrik yang digunakan untuk memberikan suatu tandapada piksel-piksel di sekitar piksel asal (origin) dengan suatubentuk dan ukuran tertentu. Matrik ini mempunyai bentuk danukuran yang bebas dan mempunyai nilai 1 dan 0. Operasi morphologidapat dibagi menjadi dua operasi dasar, yaitu Erosi dan Dilasi.

c. Dilasi

Dilasi yang sederhana adalah proses penambahan area suatu obyekdengan menghasilkan satu piksel disekeliling obyek tersebut.Proses ini menghasilkan area yang lebih besar dari obyektersebut. Proses Dilasi dapat dinyatakan sebagai berikut : E = B ⊕ S = {x,y|Sxy ∩ B ≠ Ø} E adalah Citra Output. B adalah obyek dan S adalah Strukturelemen. Citra keluaran didapat dari piksel asal / origin nilainyabertambah atau menjadi satu(jika nilainya satu maka nilainya akantetap satu) jika ada piksel tetangga (neighbors) sesuai denganstruktur elemen. Gambar 2 menggambarkan proses dilasi d. Segmentasi

Segmentasi adalah suatu proses untuk memisahkan sejumlah objekdalam suatu citra dari latar belakangnya. Proses segmentasi dapatdilakukan dengan menggunakan dua buah pendekatan sebagaiberikut : Metode berdasarkan tepi (edge–based)

Metode ini berbasiskan perbedaan atau perubahan mendadak nilaiintensitas suatu piksel terhadap piksel tetangganya. Metode berdasarkan daerah (region-based)

22

Ada berbagai macam model alarm krbakaran hari ini dari alarmyang paling sederhana sampai yang canggih sekali , namun secarafungsi sama sensor bekerja sebagai pengintai terjadinya potensikebakaran dan pemicu atau sensornya macam – macam , ada yangmendeteksi asap yang biasa kita sebut smoke detector, ada yangmerespon terhadap panas  yang biasa disebut heat detector atauada yang disebut flame detector yaitu sensor nyala api , yangterbaru adalah gas detektor yaitu sensor yang mengendus gas LPGyang mudah terbakar, dan sangat marak di indonesia pada waktuawal konversi minyak tanah ke gas karena banyak terjadikebakaran akibat kurang pahamnya penggunaan gas 3Kg

cara kerja alarm kebakaran tadi adalah merespon terhadappanggilan dari sensor – sensor yang disebutkan diatas tadi ,sensor – sensor tersebut di tempatkan di tempat – tempat yangpotensi pemicu kebakaran palinng memungkinkan terjadi dandisesuaikan dengan jenis sensornya, misal heat detecctor ditaruh druang arsip karena tidak umum kalau asap mengebuldiruang arsip dan bila terjadi yang kelihatan dulu adalah asapbukan api karena banyak kertas disana jadi sensor smokedetector tepat di gunakan di ruangan arsip.

Setelah sensor mendapati bahwa diruangan tersebutterindikasi adanya kebakaran , maka sensor mengirim sinyal kealarm utama untuk memberikan sinyal ke user , bentuknya apa ?bisa berbagai macam bentuk , bisa audio jadi begitu sensoraktif maka panel alarm akan membunyikan sirene agar orang dapatmendengar ada bahaya kebakaran , biasanya di pabrik – pabrikbunyi sirene kebakaran di bedakan dari sirene yang biasadipakai di keseharian atau bentuk sinyal lainnya adalah visualbisa berbentuk lampu, atau lampu ambulan sehingga bagi merekayang dari sisi audio tidak terlalu terdengar sinya bahayanyabisa melihat lampu tanda bahaya kebakaran sehingga bisamelakukan antisipasi segera , cara kerja alarm kebakaran  ini sudahbiasa ada di pabrik – pabrik atau gedung – gedung karena memangprasyarat yang ditetapka oleh pemerintah untuk menjagakeselamatan dari penghuninya

23

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa yangdimaksud dengan CCTV adalah sebuah perangkat kamera videodigital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitordi suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memilikitujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempattertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan ataudapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang telahterjadi.

Dan yang dimaksud dengan fire alarm adalah suatu sistemterintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanyagejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning)dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatismaupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (firefighting System).

24

B. SaranUntuk lebih bisa mengetahui dalam pemasangan CCTV dan fire

alarm kita harus mengetahui cara pemasangannya. Dalam makalahini belum di jelaskan tentang cara pemasangannya, maka pembacaagar bisa mencarinya sendiri jika ingin tahu lebih jelasnya.

DAFTAR PUSTAKA

-http://www.google.co.id/search?q=CCTV+-+About+CCTV&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=com.yahoo:id:official&client=firefox-http://www.google.co.id/search?q=Sistem-CCTV&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=com.yahoo:id:official&client=firefox- http://www.google.co.id/search?q=tentang-fire-alarm-sistem&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=com.yahoo:id:official&client=firefox

25