MAKALAH FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS KONTRASEPSI

38
MAKALAH FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS KONTRASEPSI DISUSUN OLEH: 1. Atty Hernawati (1304055077) 2. Fitri Oktavia (1304055089) 3. Juny Angan Pratama (1304055094) 4. Kartika Afriani Fitriana (1304055095) 5. Resa Lusiana Ilyas (1304055114) 6. Susi Susanti (1304055125) 7. Vidia Valupi (1304055131) PROGRAM PROFESI APOTEKER XXI 1

Transcript of MAKALAH FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS KONTRASEPSI

MAKALAH

FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS

KONTRASEPSI

DISUSUN OLEH:

1. Atty Hernawati (1304055077)

2. Fitri Oktavia (1304055089)

3. Juny Angan Pratama (1304055094)

4. Kartika Afriani Fitriana (1304055095)

5. Resa Lusiana Ilyas (1304055114)

6. Susi Susanti (1304055125)

7. Vidia Valupi (1304055131)

PROGRAM PROFESI APOTEKER XXI

1

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2014

DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................i

DAFTAR ISI.............................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...................................... 3

1.1 Latar Belakang.............................. 3

1.2 Tujuan...................................... 4

BAB II PEMBAHASAN....................................... 5

2.1............................................... Definisi5

2.2............................................... Anatomi dan Fisiologi5

2.3............................................... Fatofisiologi7

2.4 Manifestasi Klinik.......................... 9

2.5............................................... Gejala Klinis10

2.6............................................... Diagnosis12

2.7............................................... Komplikasi Hipertensi13

2.8 Terapi...................................... 14

2.9 Golongan Obat Hipertensi.................... 18

2.10 Studi Kasus.................................. 25

2

2.11 Evaluasi Terapi.............................. 27

BAB III KESIMPULAN....................................... 29

3.1 Kesimpulan.................................. 29

BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara dengan

jumlah penduduk yang besar. Laju pertumbuhan penduduk

Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program

pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka

kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga

berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan

kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk

membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka

mortalitas  ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua,

yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas

3

cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan

menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan

sebagainya cukup tinggi.

Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara

kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara,

dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini

belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal,

karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya

guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak

memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping

minimal .

Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan

sejak berkembangnya kontrasepsi di Indonesia,

penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf  belum cukup

memuaskan , sampai saat ini masih banyak masyarakat

Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi

dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan

bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih banyak

masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu

kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal

di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan.

Padahal sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia telah

mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya

guna, aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek

samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk alat

kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek

4

samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya

kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau

oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia

yang tinggal di daerah terpencil.

Untuk itu perlunya digalakkan edukasi yang optimal

mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah

langkah yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi

ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik umum.

Sehingga nantinya diharapkan seorang dokter praktik

umum mampu melakukan edukasi dan penatalaksanaan secara

paripurna mengenai kontrasepsi. Dan pada akhirnya,

dengan pemahaman yang baik di kalangan calon dokter

praktik umum, program keluarga berencana di Indonesia

dapat berjalan dengan baik.

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Kontrasepsi adalah suatu tindakan pencegahan

kehamilan atau pencegahan konsepsi (bertemunya sel

sperma dengan sel telur yang matang) baik bersifat

sementara atau menetap. Untuk mencapainya ada beberapa

cara, yaitu:

1. Menggunakan hormon estrogen (E), progesteron (P),

atau kombinasinya (E + P).

2. Secara mekanik dengan menggunkan peralatan

tertentu, seperti intra uterin device (IUD), Alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR), kondom, diafragma,

6

spermatisida, dan diafragma yang diberi

spermatisid.

3. Tehnik senggama terputus dan cara kalender.

4. Sterilisasi, yaitu melalui vasektomi dan tubektomi

Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah

hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai

ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan

mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada

endometrium (mekanisme yang menyebabkan lingkungan

uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).

2.2 Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi  mengandung kombinasi estrogen dan

progesteron sintetik atau hanya progestin. Estrogen

menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan

mencegah perkembangan folikel dominant. Estrogen juga

menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat

kerja progestin. Progestin menekan peningkatan

Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi.

Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim

sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi

endometrium sehingga menghambat implantasi.

2.3 Kontrasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan

progesteron).

2.3.1 Pil kombinasi

7

Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun

progesteron sintetik. Pil diminum setiap hari selama

tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau

plasebo. Estrogennya adalah etinil estradiol atau

mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg

pertablet. Progestinnya bervariasi.

a. Jenis

Monofasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang

sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Contoh: microgynon

Komposisi

21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg

Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7

tablet plasebo.

Dosis dan Cara Pemakaian 

Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari

berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah

tablet pada kemasan sebelumnya habis.

Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya

(pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus

dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita

(yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang

biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan

harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari

ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus

8

pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda

pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum

tablet. 

Pemakaian selanjutnya 

Jika kemasan pertama Microgynon telah habis,

mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari

berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang

biru sesuai dengan hari pada saat itu.

Bifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosuis

yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Contoh: Climen 28

Komposisi

Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol

valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol

valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.

Cara pemakaian

Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16

hari dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari

hingga habis.

Trifasik

9

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progestin dalam 3 dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Contoh: TRINORDIOL*-28

Komposisi

Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet.

Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan menurut

urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari

0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg levonorgestrel,

5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan

0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03

mg etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7

tablet innert merah dari 31.835 mg laktosa.

Dosis dan Cara Pemakaian

  Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut

dalam urutan yang tepat  seperti diuraikan di atas.

Tablet-tablet diminum terus menerus

tanpa  dihentikan.  Segera setelah satu kemasan

habis, mulailah dengan kemasan  yang baru dan

diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet

Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang

sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau

tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet

diminum dengan susu.

Sikluspertama: 

Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan

meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari

10

berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari

siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari

pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet

Trinordiol*-28terakhir diminum. 

Siklus-siklus Berikutnya:

Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya

walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari

penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang

samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada

bagian foil berwarna merah dan mengikuti jadual yang

sama.

Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila

tablet digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan

tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum,

kemungkinan hamil harus dipertimbangkan.

Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang

tertera (lupa satu atau lebih tablet atau mulai

minum tablet yang terlupa pada hari terlambat

daripada seharusnya) kemungkinan hamil harus

dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan

dilakukan cara-cara dianostik yang tepat sebelum

pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti

petunjuk pengobatan dan telah minum tablet dua

siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak

terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan

oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk

11

sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya

dilanjutkan. 

Tablet-tablet yang Terlupa Diminum. Pemakai harus

diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa

secepatnya setelah teringat. Bila dua tablet

berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum

setelah teringat. Tablet berikutnya harus diminum

pada waktu yang sama. Tiap saat pasien terlupakan

satu atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara

kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara

mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap

hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga tablet

berturut-turut selain tablet berwarna merah

terlupakan, semua pengobatan harus dihentikan dan

sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru

harus dimulai pada hari kedelapan setelah tablet

terakhir diminum dan suatu kontraseptiva tambahan

non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia

telah meminum satu tablet tiap hari untuk 14 hari

berturut-turut.

b. Cara kerja

Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara

menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan

lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan

12

Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum

akan terganggu.

c. Manfaat

Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai

efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari

(1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama

penggunaan).

Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

Tidak mengganggu hubungan seksual.

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid

berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri

haid.

Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan

masih ingin menggunakannya.

Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

Mudah dihentikan setiap saat.

Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil

dihentikan.

Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang

panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore,

akne.

d. Keterbatasan

Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya

tiap hari.

13

Mual terutama pada 3 bulan pertama.

Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3

bulan pertama.

Pusing dan nyeri payudara.

Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan

tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak

positif.

Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui

(mengurangi ASI).

Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan

depresi dan perubahan suasana hati sehingga

keinginan untuk melakukan hubungan seksual

berkurang.

Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan,

sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah

pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan

usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

                  

e. Yang dapat menggunakan Pil kombinasi

Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil

kombinasi, seperti:

Usia reproduksi.

Telah memiliki anak ataupu yang belum.

Gemuk atau kurus.

Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Pasca keguguran.

Anemia karena haid berlebihan.

14

Nyeri haid hebat.

Siklus haid tidak teratur.

Riowayat kehamilan ektopik.

Kelainan payudara jinak.

DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah,

mata dan saraf.

Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau

tumor ovarium jinak.

Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan

rifampisin.

Varises vena.

f. Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:

Hamil atau dicurigai hamil.

Menyusui eksklusif.

Perdarahan pervaginam yang belum diketahui

penyebabnya.

Penyakit hati akut.

Perokok dengan usia >35 th.

Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi >

180/110 mmHg.

Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM >

20th.

Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.

Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/

riwayat epilepsi).

15

Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap

hari.

g. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau

perempuan tersebut tidak hamil.

Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu

menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom)

mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan

hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil

tersebut.

Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif;

setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pascakeguguran

segera atau dalam waktu 7 hari).

2.4 Suntikan kombinasi.

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50

mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang

diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4

kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama

penggunaan.

a. Cara kerja

16

Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir

serviks, atrofi endometrium, dan Menghambat

transportasi ovum lewat tuba.

2.5 Kontrasepsi pil progestin (minipil).

a. Jenis minipil

Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau

350ug noretindron.

Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.

b. Cara kerja minipil

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid

seks di ovarium (tidak begitu kuat).

Endometrium mengalami transformasi lebih awal

sehingga implantasi lebih sulit.

Mengentalkan lendir serviks.

Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum

terganggu.

c. Efektivitas

Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan

sampai terlupa satu-dua tablet karena akibatnya

kemungkinan terjadi kehamilan sangat

besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein

bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena

dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam

menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada

17

tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang

sama, senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah

penggunaan minipil.

d. Keuntungan

Cocok untuk perempuan menyusui.

Sangat efektif jika digunakan secara benar.

Tidak mempengaruhi produksi ASI.

Nyaman dan mudah digunakan.

Kesuburan cepat kembali.

Sedikit efek samping.

Tidak mengandung estrogen

Dapat dipakai sebagai senggama.

Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.

Mencegah kanker endometrium.

Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat

sehingga relatif aman diberikan pada perempuan DM

yang belum mengalami komplikasi.

e. Keterbatasan

Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.

Peningkatan/penurunan berat badan.

Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang

sama.

Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih

besar.

Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis

atau jerawat.

18

Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan

bersamaan dengan obat OAT (rifampisin) dan obat

epilepsi (fenitoin, barbiturat).

f. Kontraindikasi

Hamil/diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.

Kanker payudara.

Mioma uteri.

Riwayat stroke, PJK.

2.6 Kontrasepsi implan.

a. Jenis

Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm,

yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama

kerjanya 5 tahun.

Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur

dengan panjang kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm

yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam

kerjanya 3 tahun.

Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang

diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lamam kerja

3 tahun.

b. Cara kerja

Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi,

Mengentalkan lendir serviks,  Atrofi endometrium,

19

dan menghambat transportasi ovum lewat tuba.

Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100

perempuan.

2.7 AKDR dengan progestin.

Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.

a. Kontraindikasi absolut

Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk

leukemia, AIDS, penyalahgunaan obat, penggunaan

steroid.

Penyakit katup jantung (KI relatif).

Belum pernah melahirrkan (KI relatif).

Penyakit Wilson.

Alergi terhadap tembaga.

b. Keuntungan

Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.

Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang

paling efektif untuk periode 5 tahun.

Mengurangi dismenore dan menoragia.

2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan

contohnya

1.      Dosegestrel/Etinil estradiol.

Rumus kimia:  C23H27N

a.      Indikasi

20

Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah

kehamilan.

b.      Interaksi

         Golongan azole antifungal (itraconazole),

barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin,

ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin,

rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan

efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.

         Efek samping dari obat beta bloker atenolol,

selegiline, teofilin, dan troleandomisin

ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.

         Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh

dosegestrel/etinil estradiol.

c.       Sediaan beredar

Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon

(Organon)

d.      Perhatian

Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal

siklus. Harus dilakukan

 pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah,

kadar lemak.

e.       Efek samping

Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala

ringan, jerawat.

f.       Absorbsi

Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan

lengkap dan diubah menjadi etonogestrel. Konsentrasi

21

plasma puncak mencapai 2 ng/ml  setelah 1,5 jam

setelah minum. Bioavailabilitas 62-81%.

g.      Distribusi

Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone

binding globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari total

konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas,

40-70% berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol

sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel

dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan

albumin. Volume distribusi desogestrel adalah

1,5l/kg. 

h.      Metabolisme

Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya

metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik

adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan

metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu

dalam perbandingan 6:4.

2.      Mestranol/noretindrone.3,13

Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-

nole/nor-eth-IN-drone)

Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50

22

a.      Indikasi

         Mencegah kehamilan.

         Mengatur siklus menstruasi.

b.      Kontraindikasi

         Alergi

         Sedang hamil atau tersangka hamil.

         Perdarahan pervaginam yang belum diketahui

sebabnya.

         Kanker payudara, serviks ataupu uterus.

         Stroke, PJK, trombosis vena.

         Tumor hati.

c.       Interaksi Obat

         Acitretin, aprepitant, azole antifungal

seperti ketoconazole, barbiturates seperti

fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate,

griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin,

modafinil, nevirapine, penicillins seperti

amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir,

rifamycins seperti rifampin, St. John's wort,

tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau

troglitazone menurunkan efektivitas

mestranol/norethindron.

         Beta bloker seperti metoprolol,

cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin

dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya

ditingkatkan.

23

         Kortikosteroid seperti prednisone, efek

sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan berat

badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah,

peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh mestranol/

norethindron.

         Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya

yaitu perdarahan ditingkatkan oleh

mestranol/noretindron.

          Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan

oleh mestranol/norethindron.

3.      Depomedroksiprogesteron asetat.

Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.

Nama dagang:  Depo-Provera

Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3

bulan sekali. Kontrasepsi ini kurang ideal pada

pasien yang  menghendaki cepat hamil setelah

menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan

bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12

bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya

jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak

mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan setelah

menghentikan.

a.      Indikasi

Kontrasepsi oral.

b.      Kontraindikasi   

24

Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang

tidak   diketahui penyebabnya,

dan kehamilan.

c.       Efek Samping     

Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis,

emboli  paru, payudara lembek

dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher

rahim, hipereksia yang

tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan

berat badan, perubahan

warna kulit ditempat suntikan.

d.      Sediaan

Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa),

Depogeston (triyasa),

 Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).

4.      Linestrenol.

a.      Indikasi

Kontrasepsi Oral

b.      Kontraindikasi

Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom

rotor, dan Dubbin Johnson, dan

 wanita muda dengan siklus belum teratur.

c.       Efek Samping

Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika

timbul perdarahanringan pada

25

bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah

hentikan.

d.      Perhatian

Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan

sekali. Hentikan jika timbul

 gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard,

ginjal, epilepsi, atau

 migran.

e.       Interaksi obat

Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat,

obat antiepilepsi tertentu.

f.       Sediaan beredar 

Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat

(Organon).

5.      Levonorgestrel.

       

a.      Indikasi

Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk

wanita

b.      Kontraindikasi

Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas,

kanker yang berkaitan

dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak

jelas, gangguan

tromboemboli atautrombofleblitis.

26

c.       Efek Samping

Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea,

sakit kepala, gugup,

 mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan

libido, hirsutisme, gatal-gatal,

 rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan

darah tinggi.

6.      Etonogestrel.

a.      Indikasi

Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel

b.      Kontraindikasi

Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis,

hipersensitivitas.

c.       Perhatiaan

Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang

dengan kemungkinan

resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas

dengan wanita calon akseptor

sebelum menggunakan implamt.

d.      Sediaan beredar

Implanon (Organon)

7.      Gestoden.

a.      Indikasi

Kontrasepsi oral

b.      Kontraindikasi

27

Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn

vaskular, prankreatitis

 atau  hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal

akut.

c.       Sediaan beredar

Gynera (Schering)

8.      Drospirenon.

Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit

sistem RAAS dan sebagai anti antiandrogenik yang

bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi

cairan karena hormon dan wanita yang menderita akne

dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak

diikat oleh sex hormon maupun oleh kortikosteroid.

Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian

orang dapat menyebabkan hiperkalemia jika

dikombinasi oleh sprinalaktone.

a.      Indikasi               

Kontrasepsi oral

b.      Kontraindikasi

Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau

hipertrigliseridemia, penyakit

 hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau

ganas), keganasan alat genital ayau

 payudara, perdarahan pervaginam yang tidak

terdiagnostik, kehamilan, dan

 hipersensitif.

c.       Sediaan Obat      

28

Yasmin (Schering)

9.      Cyproterone Acetat.

Nama generik              : (3'H-

Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione,6-

chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).

Nama dagang              : Diane 35 (Schering)

Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-

hydroxyprogesterone Memiliki efek antiandrogenik

dengan  efek lemah

terhadap progestational dan  glucocorticoid.

Cyproterone acetate  dimetabolisme oleh

enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15β-

hydroxycyproterone acetate,  Sebagian akan

dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid.

Akan tetapi seperti halnya horman steroid esterase

lainnya, cyproterone acetate sulit untuk

dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk

cyproterone acetate. Hal inilah yang

menyebabkan  cyproterone acetate memiliki efek

antiandrogenik yang kuat.

Cyproterone

acetate  mengahambat  steroidogenic enzyme 21-

hydroxylase dan 3beta-hydroxysteroid dehydrogenase.

Dimana kedua enzim terse but iguana untuk

membentukcortisol. Hambatan terhadap 21-

hydroxylase  juga mongering produksi

dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan

29

glucocorticoid mongering hormon gonadotropins, yang

menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik

sebagai pengobatan antiandrogen.

Selain itu  cyproterone acetate dikombinasikan

dengan 5-alpha-reductase inhibitorfinasteride dapat

mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa  studi

invitro juga menunjukkan bahwa  cyproterone atau

cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat

hyperplasia.

a.      Indikasi

Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat

hyperplasia, hirsustisme, terapi

 hormon maupun kontrasepsi oral.

b.      Kontraindikasi   

Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri,

pankreatitis akut, penyakit hati,

gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas),

keganasan alat genital atau

payudara, perdarahan pervaginam yang tidak

terdiagnostik,  dan hipersensitif.

c.       Efek Samping

Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam,

perubahan mood, dapat

menyebabkan osteoporosis.

d.      Dosis

30

Untuk kontrasepsi  2mg cyproterone acetate dikombinasi

dengan  35 atau 50 mcg

 ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan

diintervalkan selama  7 hari.

10.  Marvelon.

Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang

merupakan kombinasi dari 2 zat aktif yaitu

etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol

merupahan hormon sintetik dari estrogen wanita dan

desogestrel merupakan generasi ketiga hormon

sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk

tablet

a.      Komposisi

Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu

tablet besar warna putih mengandung 0,15 mg

desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh

tablet putih yang tidak mengandung zat aktif. Yang

mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium

stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat,

alfa tokoferol.

b.      Indikasi

Kontrasepsi oral.

c.       Kontraindikasi

         Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam,

emboli paru, infark miokard dan stroke.

         Tia, angina pektoris.

31

         Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian

trombosis seperti hipertensi.

         Gangguan fungsi hati yang lama dan

ireversibel.

         Tumor hati.

         Perdarahan pervaginam yang belum jelas

sebabnya.

         Diketahui atau dicurigai hamil.

         DM dengan komplikasi vaskular.

         Hipersensitif terhadap komponen.

11.  Etinil estradiol.

a.      Absorbsi

Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan

lengkap. Konsentrasi plasma puncak dicapai 80 pg/ml

dalam 1-2 jam setelah pemberian. Biaoavailabilitas

setelah mengalami konjugasi presistemik dan

metabolisme pintas pertama adalah 60%.

b.      Distribusi

Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5%

dan menginduksi peningkatan kadar SHBG serum. Volume

distribusi adalah 5L/kg.

c.       Metabolisme

Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh

mukosa usus dan hati. Metabolitnya akan dikonjugasi

dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens

metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi

Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu

32

dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya

adalah 1 hari.

d.      Cara pemberian

Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.

Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang

dari 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang. Tablet

yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang

akan diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu

biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih dari

12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal

ini berlaku juga untuk pil KB yang emnggunakan pil

21 tablet.

2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga

Berencana.

Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan

prinsip utama dari pelayanan keluarga berencana.

a.      Konseling

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam

pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan

Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti

petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan

jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan

pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien

dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan

meningkatkan keberhasilan KB.

b.      Persetujuan Tindakan Medik

33

Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan

tindakan medis, surat tindakan medis diperlukan.

Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan

harus dari pasangan suami istri. Setelah calon

peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan

tindakan medik, pel;ayanan kontrasepsi baru

dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan

tindakan medik terdapat catatan tindakan dan

pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan

tindakan. Catatan tersebut memuat catatan tindakan

yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan,

waktu serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan

yang diberikan sesuai dengan standar.

34

BAB III

KESIMPULAN

Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah

hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum

matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan

mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada

endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan

uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).

Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi hubungannya dengan pemilihan alat

kontrasepsi yang sesuai dengan pasien, diperlukan suatu

35

konseling yang berarti petugas medis membantu pasien

untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan

dirinya dan juga dengan konseling yang baik akan

membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih

lama dan meningkatkan keberhasilan program KB.

Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan

pasien, berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia

pra menopause, dan masalah obesitas tipe II,

dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil

kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan

implant levonorgestrel. Namun dari keempat opsi

kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien

tersebut, kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu

kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron

sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi

pasien.

Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu

dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi

pasien secara holistik, dengan sebelumnya dilakukan

konseling secara optimal karena hal tersebut sangat

berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.

36

DAFTAR PUSTAKA

1.  Departemen Kesehatan RI. Paduan PelayananKeluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.

2. Dosegestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel   tanggal 18 Mei 2009.

3. Mestranol/noretindrone. Diunduhdari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.htmltanggal 18 mei 2009.

4. Depomedoksiprogesteronasetat. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/depomedroksiprogesteron asetat  tanggal 18 Mei 2009.

5. Linestrenol. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol   tanggal 18 Mei 2009.

6. Levonorgestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal18 Mei 2009.

7. Etonogestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal18 Mei 2009.

8. Gestoden. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18Mei 2009.

9. Drospirenon. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal18 Mei 2009.

10. Cyproterone Acetat. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat  tanggal 18 Mei 2009.

11. Marvelon. Diunduh dariwww.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html  tanggal 19 Mei 2009.

12. Etinil estradiol. Diunduh dariwww. home.intekom.com/pharm/donmed/etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.

37

13.  Kontrasepsi. Dalam: Sukandar EY,etal.editor. Iso farmakoterapi. Jakarta:ISFI.2008. p.43-59.

14. Amenorrhea. www.winkipedia.org/wiki/amenorrhea  tanggal 19 Mei 2009.

38