TUGAS FARMAKOTERAPI KONSTIPASI PADA KUCING
-
Upload
ubrawijaya -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of TUGAS FARMAKOTERAPI KONSTIPASI PADA KUCING
TUGAS FARMAKOTERAPI
PENENTUAN RESEP OBAT
STUDI KASUS
“KONSTIPASI PADA KUCING”
DI SUSUN OLEH:
Dina Anisa Isnu Hidayati
115130100111046/B
Natiq Humayroh
115130100111048/B
Dimas Amri H.
115130100111039/B
F A R M A K O T E R A P I | 1
Fahmi Arief
115130100111033/B
Alda Putri Apriska
115130107111017/B
Ahmad Lega
115130107111013/B
Beni Sepfo Budi Pribadi
115130107111024/B
Yossy Alvianita W.
115130100111038/B
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Studi Kasus Farmakoterapi “Konstipasi pada Kucing” ini
F A R M A K O T E R A P I | 2
tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan
makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha
Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, tim penulis (Kelompok 5) dengan segala
kerendahan hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan teman-teman sekalian khususnya
para calon dokter hewan.
Hormat Kami,
F A R M A K O T E R A P I | 3
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Cover.......................................... 1
Kata Pengantar................................. 2
Daftar isi..................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................. 4
1.1............................................Latar
Belakang....................................... 4
1.2............................................Rumusan
Masalah........................................ 4
1.3............................................Tujuan
4
1.4............................................Manfaat
5
BAB II PEMBAHASAN.............................. 6
2.1............................................Studi
Kasus.......................................... 6
2.2
Masalah/Diagnosa............................. 6
F A R M A K O T E R A P I | 4
2.3............................................Tujuan
Terapi......................................... 9
2.4
Intervensi Terapi............................ 9
2.4.1 Advice................................. 9
2.4.2 Non-Drug............................... 10
2.4.3 P-Drug................................. 12
2.5
Penulisan Resep.............................. 19
2.6
Informasi, Perhatian dan Komunikasi.......... 19
2.7
Monitoring dan Evaluasi...................... 20
BAB III PENUTUP................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usus halus mempunyai area permukaan yang
dirancang agar fungsi intestinal yaitu digesti,
absorpsi dan sekresi berjalan optimal. Usus halus
F A R M A K O T E R A P I | 5
anjing atau kucing terbagi tiga yaitu duodenum,
jejenum dan ileum. Duodenum merupakan bagian usus
halus yang paling pendek dan merupakan pertemuan
dari lambung, kandung empedu dan pancreas. Usus
besar merupakan tempat absorbsi air yang sangat
efektif dan proses pemampatan feses terjadi di
usus besar. Karena terjadi pemampatan feses, maka
dinding kolon atau usus besar dilindungi oleh
mukus.
Konstipasi adalah kelainan pada sistem
pencernaan dimana penderita mengalami pengerasan
tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang
atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan
yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang
cukup hebat disebut juga dengan obstipasi.
Obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan
kanker usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya. Konstipasi tidak hanya terjadi pada
manusia namun juga terjadi pada hewan. Hewan yang
paling sering menderita penyakit ini adalah anjing
dan kucing.
Konstipasi dapat terjadi dengan penyakit yang
menyebabkan gangguan aliran feses melalui kolon.
Transit fekal yang tertunda, menyebabkan hilangnya
garam dan air lebih banyak. Kontraksi peristaltik
meningkat saat konstipasi, namun motilitasnya
terbatas karena degenerasi otot polos secara
F A R M A K O T E R A P I | 6
sekunder akibat overdistensi kronis. Pada anjing
yang sudah tua, kasus konstipasi biasanya terjadi
karena pembesaran prostat.
Faktor risiko hewan mengalami melena adalah
terapi obat-obatan, penyakit metabolik yang
mengakibatkan dehidrasi, hernia perineal pada
anjing jantan, pica, grooming yang berlebihan,
fraktur pelvis. Melena adalah adanya darah yang
telah tercerna di dalam feses. Umumnya feses
berwarna hitam atau coklat tua seperti tar. Faktor
risiko penyakit ini adalah pemberian
kortikosteroid atau NSAID, misal untuk terapi
arthritis.
Anamnesis menunjukkan hewan mengalami
tenesmus dengan volume feses sedikit. Feses keras,
kering. Defekasi tidak frekuen. Setelah merejan
lama baru keluar feses yang sedikit, kadang
setelah itu masih merejam lama. Beberapa penderita
mengalami vomit dan depresi. Pemeriksaan fisik
menunjukkan feses masih di dalam kolon, hasil
pemeriksaan yang lain bergantung penyebab.
Pemeriksaan rektal teraba adanya massa, striktura,
hernia perianal, penyakit anal sac, benda asing,
pembesaran prostat, kanal pelvis yang sempit.
Pemeriksaan laboratorium umumnya normal.
Hemokonsentrasi dan total plasma protein meningkat
pada kasus dehidrasi. Lekositosis bila terjadi
F A R M A K O T E R A P I | 7
abses, fistula perianal dan penyakit prostat.
Pemeriksaan radiografi dapat menunjukkan adanya
benda asing, gumpalan feses, pembesaran prostat,
fraktur pelvis atau dislokasi panggul. USG juga
dapat membantu melihat adanya massa ekstraluminal
dan pembesaran prostat.
1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana cara menentukan masalah pada pasien ?
1.2.2 Bagaimana cara mengetahui tujuan terapi ?
1.2.3 Bagaimana cara memilih P-Treatment dan P-Drugs
yang tepat ?
1.2.4 Bagaimana cara menuliskan resep yang benar untuk
pasien ?
1.2.5 Bagaimana cara memberi informasi,
instruksi, dan perhatian kepada pasien ?
1.2.6 Bagaimana cara melakukan hasil terapi dan
evaluasi ?
1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui cara menentukan masalah pada
pasien
1.3.2 Untuk mengetahui cara mengetahui tujuan terapi
1.3.3 Untuk mengetahui cara memilih P-Treatment dan P-
Drugs yang tepat
1.3.4 Untuk mengetahui cara menuliskan resep yang benar
untuk pasien
1.3.5 Untuk mengetahui cara memberi informasi,
instruksi, dan perhatian kepada pasien
F A R M A K O T E R A P I | 8
1.3.6 Untuk mengetahui cara melakukan hasil
terapi dan evaluasi
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari pembuatan
makalah studi kasus ini adalah diharapkan seluruh
mahasiswa dapat memecahkan masalah studi kasus dan
dapat membuat resep yang baik dan benar.
F A R M A K O T E R A P I | 9
AMBULATOR
Signalement:Nama Pemilik/Alamat: Nn. Dinna/Papa putih 10Jenis Hewan: Kucing AngoraNama Hewan: CiripaKeterangan: Betina, 1 tahunBB/T: 5 kg/37.5 °C
A/ nafsu makan kurangTidak defekasi selama 4 hariJarang beraktivitasPerut membesar dan kerasSering mengejan-ngejanMalas, tidak lincahmassa feses keras dan sulit keluar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Studi Kasus
Seekor kucing (5 kg) saat pemeriksaan dokter
hewan dikeluhkan oleh pemiliknya mengalami perut
tegang sejak 3 hari yang lalu. Setelah masa tegang
perut, kucing mengeluarkan sejumlah kotoran yang
kecil dan keras. Seringkali kucing tersebut
terlihat berusaha buang air besar dalam waktu yang
lama tanpa disertai keluarnya feses. Pada
pemeriksaan perut, teraba colon yang keras dan
penuh. Dokter mendiagnosis konstipasi pada hewan
ini.
2.2 Masalah/Diagnosa
F A R M A K O T E R A P I | 10
AMBULATOR
Signalement:Nama Pemilik/Alamat: Nn. Dinna/Papa putih 10Jenis Hewan: Kucing AngoraNama Hewan: CiripaKeterangan: Betina, 1 tahunBB/T: 5 kg/37.5 °C
A/ nafsu makan kurangTidak defekasi selama 4 hariJarang beraktivitasPerut membesar dan kerasSering mengejan-ngejanMalas, tidak lincahmassa feses keras dan sulit keluar
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
1. Diskesia Rektum
Ditandai dengan penurunan tonus rektum,
dilatasi rektum, gangguan sensasi rektum, dan
peningkatan ambang kapasitas. Dibutuhkan
lebih besar regangan rektum untuk menginduksi
refleks relaksasi dari sfingter eksterna dan
interna. Pada colok dubur pasien dengan
diskesia rektum sering didapatkan impaksi
feses yang tidak disadari karena dorongan
untuk BAB sering sudah tumpul. Diskesia
rektum juga dapat diakibatkan karena
tanggapnya atau penekanan pada dorongan untuk
BAB seperti yang dijumpai pada penderita
demensia, imobilitas, atau sakit daerah anus
dan rektum
2. Dis-sinergis Pelvis
Terdapatnya kegagalan untuk relaksasi otot
pubo-rektalis dan sfingter anus eksterna saat
BAB. Pemeriksaan secara manometrik
F A R M A K O T E R A P I | 11
menunjukkan peningkatan tekanan pada saluran
anus saat mengejan.
3. Peningkatan Tonus Rektum
Terjadi kesulitan mengeluarkan feses yang
bentuknya kecil. Sering ditemukan pada kolon
yang spastik seperti pada penyakit Irritable
Bowel Syndrome, dimana konstipasi merupakan
hal yang dominan.
4. Ada timbunan massa feses
5. Ada massa lain (misalnya hemoroid)
6. Ada darah
7. Ada perlukaan di anus
8. Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut
meliputi gigi geligi, adanya luka pada
selaput lendir mulut dan tumor yang dapat
mengganggu rasa pengecap dan proses menelan.
9. Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran
perut, peregangan atau tonjolan. Perabaan
permukaan perut untuk menilai kekuatan otot
perut. Perabaan lebih dalam dapat mengetahui
massa tinja di usus besar, adanya tumor atau
pelebaran nadi.
10. Pada pemeriksaan ketuk dicari
pengumpulan gas berlebih, pembesaran organ,
cairan dalam rongga perut atau adanya massa
tinja. Pemeriksaan dengan stetoskop digunakan
F A R M A K O T E R A P I | 12
untuk mendengarkan suara gerakan usus besar
serta mengetahui adanya sumbatan usus.
11. Pemeriksaan dubur untuk mengetahui
adanya wasir, hernia, fissure (retakan) atau
fistula (hubungan abnormal pada saluran
cerna), juga kemungkinan tumor di dubur yang
bisa mengganggu proses buang air besar. Colok
dubur memberi informasi tentang tegangan
otot, dubur, adanya timbunan tinja, atau
adanya darah.
Dari pemeriksaan lab didapatkan :
1. Glukosa darah yang abnormal
2. Kadar hormon tiroid yang abnornal
3. Elektrolit dalam tubuh yang kurang
4. Anemia yang berhubungan dengan keluarnya
darah dari rectum
2.3 Tujuan Terapi
Tujuan terapi dalam kasus ini adalah untuk
menambah nafsu makan pada kucing dan mengeluarkan
sumbatan feces dengan cara melunakkan feces serta
mempercepat paristaltik.
2.4 Intervensi Terapi
2.4.1 Advice
F A R M A K O T E R A P I | 13
Berikan pakan yang dapat mengisi/membentuk
feses, methyllcelulose atau campuran labu.
Pakan dianjurkan memiliki konsistensi yang
lembek/pakan basah.
Bersihkan kandang setiap saat.
Berikan minum yang lebih dari cukup
dikandang.
Ajak kucing untuk melakukan aktifitas yang
lebih banyak dan sering seperti jalan-
jalan, berlari dan bermain agar membantu
dalam proses defekasi.
Hindari kucing untuk memakan rambut,
benda-benda asing yang secara tidak
sengaja termakan kucing.
2.4.2 Non – Drug
Feses dapat dikekularkan secara manual
(digital) setelah hewan disedasi atau
anestesi. Bila masih kesulitan dapat
dibantu dengan enema. Gunakan air hangat
dengan sedikit campuran sabun atau minyak
sayur.
Berikan lubrikan, untuk memudahkan
keluarnya feses.
Berikan laxatif, untuk membuat feses lebih
lunak
F A R M A K O T E R A P I | 14
Kolinergik dapat digunakan untuk
meningkatkan motilitas, namun merupakan
kontraindikasi bila terjadi obstruksi.
Antikolinergik juga menjadi
kontraindikasi.
Menambah volume air minum melebihi hari
normal
Berikan asupan serat sekitar 10 -12 gram
per hari
F A R M A K O T E R A P I | 15
2.4.3 P-Drug
Penentuan P-Drug berdasarkan Penggolongan obat : Katartika/Laksatif
No Golongan obat Efficacy Safety Suitability Cost1. Lubrikan
Laxativeminyak mineral
Farmakokinetik :Laksatif diabsorpsisecara minimal di dalamsaluran gastrointestinal,psilium dan laksatifpenambah ukuran feseslain tidak diserap samasekali. Obat inidikeluarkan dalam bentukfeses, tetapi karenadiserap hanya sebagiankecil maka sebagiandikeluarkan melalui urine
Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmengemulsi feses,melapisi mukosa danmelicinkan agarmemudahkan dalampengeluaran fesesEfek obatEfek senyawa ini terhadapfungsi usus terlihat
Efeksamping/Toksisitas :Gangguan absorpsi bahanmakanan dan vitamin yanglarut lemak (A,D,E,K).hambatan proses sintesisvitamin K dan B-kompleksoleh bakteri usus. RuamKulit (Skin rashes) danPenurunan penyerapanVitamin (Decreasedabsorption of vitamins)
Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe
Indikasi :Sebagai PelunakFeses danPelumas, promotorAir dan lemak diFeses, melumasiFeses dan DindingUsus, Acute andchronicconstipation,Pelunakan impaksitinja;facilitation ofBMs in anorectalconditions
Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandung
F A R M A K O T E R A P I | 16
setelah 2-3 hari. empedu2. Bulk Laxative
metilselulosa danpsylium
Farmakokinetik :Di berikan peroral, tidakdi adsobsi melaluisaluran cerna, diekskresi melalui tinja
Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan volumeresidu padat yg tidakdiabsorpsiEfek obatDicerna bakteri kolon danmetaboliknya meningkatkanefek pencahar melauipeningkatan osmoticcairan lumen
Efeksamping/Toksisitas :obstruksi usus danesophagus, Penumpukan(Impaction), KelebihanCairan (Fluid overload)
Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe
Indikasi :Obstruksi ususatau esophagus.Akut dan kronikpada Konstipasi,Irritable bowelsyndrome,Diverticulosis
Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu
Dosis dan sediaan:- Bubuk ataugranula (500mg)
- Tablet ataukapsul (500 mg)
Rp15.000/gram
3. OsmotikLaxativeLaktulosa, polietilen
Farmakokinetik :Osmotic laxativemendorong sejumlah besar
Efeksamping/Toksisitas :Gangguan absorpsi bahan
Indikasi :distensi Usus,Peristaltik
F A R M A K O T E R A P I | 17
glikol dan sorbitol air ke dalam usus besarsehingga feses menjadilunak dan mudahdikeluarkan. Laksan inimengandung garam-garamkatartika (saline cathartics)atau mengandung gula.Saline cathartics terdiri dariion-ion yang sulitdiabsorpsi sepertimagnesium, sulfat, fosfatdan sitrat, yang memilikiefek osmotik dalammenahan cairan di salurancerna. Senyawa ini dapatdiberikan secara oralataupun melalui rektal.
Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan jumlah air.Mempunyai efek menahancairan dalan usus danmengatur distribusicairan dalam tinja. Jenisini mempunyai cara kerjaseperti spon sehinggatinja mudah melewatiusus. Efek obat
makanan dan vitamin yanglarut lemak (A,D,E,K).hambatan proses sintesisvitamin K dan B-kompleksoleh bakteri usus. RuamKulit (Skin rashes) danPenurunan penyerapanVitamin (Decreasedabsorption of vitamins)
Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe
meningkat,evakuasi(evacuation)
Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu
F A R M A K O T E R A P I | 18
Efek baru timbul 1 – 2hari
4. StimulantPurgativaminyak jarak (castorOil), Senna, Cascara,Bisacodyl
Farmakokinetik :Pemberian peroral /perektal. Dihidrolisis diusus halus menjadidifenol yang kemudian dikonjugasi di hepar dandinding usus. Di ekskresimelaui empedu. Direhidrolisis menjadidifenol kembali yang akanmerangsang motilitas ususbesar.-Mengindikasi defekasidengan merangsangaktifitas perilstatikusus yang bersifatmendorong (propulsive)melalui iritasi localmukosa / kerja yang lebihselektif pada plexussaraf intra mural dariotot halus usus sehingameningkatkan motilitas.
Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan motilitasdan sekresi. Contoh
Efeksamping/Toksisitas :koloik usus, perasaanterbakar pada pengunaanrectal, hipo kalemia danatonia kolon padapengunaan jangkapanjang. Nutrientmalabsorption, RuamKulit (Skin rashes),Iritasi Lambung (Gastricirritation), IritasiARectum (Rectalirritation)
Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe
Indikasi :Konstipasi akut,Diagnose danbedah usus(Surgical Bowelpreps)
Kontraindikasi :Tidakberpenetrasi diglandula mamae.Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu
Dosis dan sediaan:- Pills (5 mgdalam 1 paketsebanyak 30buah)
- Rectum candles(10 mg untuk 6
Dulcolax(supositoria) Rp.10.800 /kapsultablet Rp.3.600 /strip isi 4tablet)
F A R M A K O T E R A P I | 19
golongan ini adalahsenna, bisacordil. Sennaaman dipakai untuk usialanjut.Efek obat inimenstimulasi danmeningkatkan peristaltikatau gerakan usus.Efek obatEfek pencahar terlihatsetelah 6-12 jam.
dan 12 buah)
5. EnemataAir hangat, Airmengandung sabun,gliserine, SodiumDioctylsulphosuccinate
Farmakokinetik :Pencahar rangsang inimerangsang terjadinyaakumulasi cairan danelektrolit dalam lumenkolon, dan zat-zat inijuga memperkuat motilitasusus
Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmerangsang terjadinyaevakuasi tinja sehinggabisa keluar.Efek obat
Efeksamping/Toksisitas :Konstipasi kronis akibatpemakaian pencahar yangsering, nyeri akibatkram usus, gangguanabsorpsi makana danvitamin, kelemahan ototpolos usus karenabanyaknya ion K dan Nayang hilang bersamatinja.
Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe
Indikasi :Konstipasi
Kontraindikasi :Pemberian iniharus hati – hatipada usia lanjutkarena seringmengakibatkanefek samping.Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu
F A R M A K O T E R A P I | 20
No Golongan obat Efficacy Safety Suitability Cost
1 Lubrikan Laxative ++ ++ ++ ++
2 Bulk Laxative ++ + + +
3 Osmotik Laxative + +++ +++ +++
4 Stimulant Purgativa +++ ++ ++ ++
5 Enemata ++ ++ ++ ++
Kesimpulan: Dipilih golongan obat Stimulant Purgativa karena obat golongan ini
dapat dengan memiliki farmakokinetik dan farmakodinamik yang sesuai dengan
gejala yang ditimbulkan oleh pasien. Selain itu, harga dari obat ini juga
relatif lebih murah dibanding harga obat lain.
Penentuan P-Drug: Jenis Obat
No Jenis Efficacy Safety Suitability Cost
F A R M A K O T E R A P I | 21
obat1 Dulcolax Farmakokinetik :
Pemberian peroral/perektal. Dihidrolisisdi usus halus menjadidifenol yang kemudian dikonjugasi di hepar dandinding usus. Diekskresimelaui empedu.Direhidrolisis menjadidifenol kembali yangakan merangsangmotilitas usus besar.-Mengindikasi defekasidengan merangsangaktifitas perilstatikusus yang bersifatmendorong (propulsive)melalui iritasi localmukosa / kerja yanglebih selektif padaplexus saraf intra muraldari otot halus usussehinga meningkatkanmotilitas.
Farmakodinamik :Mekanisme kerjaMerangsang mukosa sarafintra mural atau ototpolos sehingga
Efek samping/Toksisitas:Sewaktu menggunakandulcolax, dapat terjadirasa tidak enak padaperut termasuk kram,sakit perut, dan diare.Reaksi alergi, termasukkasus-kasus angio-oedema dan reaksianafilaktoid jugadilaporkan terjadisehubungan denganpemberian dulcolax
Interaksi obat :
Indikasi :Konstipasi akut,Diagnose dan bedahusus (SurgicalBowel preps)
Kontra Indikasi :Pada pasien ileus,abstruksi usus,yang baru mengalamipembedahan dibagianperut seperti ususbuntu, penyakitradang usus akutdan hehidrasiparah, dan jugapada pasien yangdiketahuihipersensitifterhadap bisacodylatau komponen laindalam produk.
Dosis dan sediaan :- Tablet 5 mg x200 biji- Sirup 10 mg x5 biji- Tablet salutenterik 5 mg
Rp. 4.300
F A R M A K O T E R A P I | 22
meningkatakanperilstatik dan sekresilendir usus melaluipenghambat Na-K ATP-ase.Efek obatEfek pencahar terlihatsetelah 6-12 jam .
Dus, 20 strip @ 10tablet.
2 Bicolax Farmakokinetik :Terapi kontipasi akutdan kronik.Pengosongan perutsebelum pemeriksaanradiologi untuk abdomen,atau endoskopi, dansebelum atau sesudahoperasi.
Farmakodinamik : Merangsang mukosa sarafintra mural atau ototpolos sehingga laksatifyang merangsangpergerakan usus.
Efek samping :Rasa tidak nyaman padaperut.reaksi alergi:- Gatal dengan kulit
kemerahan- Sulit bernapas- Pembengkakan pada
wajah, bibir, lidahatau tenggorokan
Kontra indikasi: Kondisi operasiabdomen akut,obstruksi ileus,apendistis.
Dosis dan Sediaan :Tablet 5 mg x 18.
Rp. 12.000
3 Laxacod Farmakokinetik : meningkatkan frekuensiBAB dan untuk mengurangikonsistensi feses yangkering dan keras. Secaraumum, mekanisme kerjaobat pencahar meliputi
Efek samping:Jarang : rasa tidaknyaman pada perut.Bisa menyebabkanketergantungan laksatifpada penggunaan jangkapanjang.
Kontra indikasi: Kondisi bedah perutakut sepertiobstruksi ileus,apendisitis (radangumbai cacing ususbuntu).
Rp. 87.000
F A R M A K O T E R A P I | 23
pengurangan absorpsi airdan elektrolit,meningkatkan osmolalitasdalam lumen, danmeningkatkan tekananhidrostatik dalam usus
Farmakodinamik :merangsang sekresicairan dan saraf padamukosa kolon yangmengakibatkan kontraksikolon sehingga terjadipergerakan usus(peristaltik) dalamwaktu 6-12 jam setelahdiminum, atau 15-60menit setelah diberikanmelalui rectal
Interaksi obat : antasida, susu, obat-obat lain yang bisamempertinggi tingkat pHlambung.
Dehidrasi berat.
Dosis dan sediaan :Tablet 5 mg x 20 x4 butir
4 Mikrolax Farmakokinetik :Na lauril sulfoasetatmenurunkan teganganpermukaan feses sehinggafeses mudah terbasahi.Sorbitol, Na Sitratmenyerap air ke dalamusus besar / rektumuntuk melunakkan fesesyang keras. PEG 400melumasi rektum sehinggafeses mudah dikeluarkan.
Efek Samping : Microlax aman untukdigunakan, belum pernahada laporan adanya efeksamping. Penggunaanberlebihan dapatmenyebabkan diare dankekurangan cairan.
Indikasi :Microlax obatpencahar untukmengatasi sembelit,khususnya diberikanpada penderita yangharus tinggalditempat tidur.
Kontra Indikasi :KontraindikasiMicrolax adalah
Rp48.000/box
F A R M A K O T E R A P I | 24
Dari 3 mekanisme kerjatersebut Microlax akanmempermudah buang airbesar.
Farmakodinamik :Mekanisme kerjaMicrolax bekerjamelunakkan massa fesesdan melumasi saluranrectum sehinggamemudahkan buang airbesar tanpa mempengaruhiotot usus sehingga tidakmenyebabkan melilit.Bekerja lokal langsungpada massa fesessehingga bekerja cepatdan aman digunakan.Efek obat
pada penderitawasir yang akut danpada penderita yangmengalamiperdarahan karenaradang usus besar.
Dosis dan sediaan :Gel / cairan jernihagak kental 5 mldikemas dalam tube
No Jenis obat Efficasy Safety Suitability Cost
1 Dulcolax ++ ++ ++ +++
2 Bicolax ++ + + ++
3 Laxacod + ++ + +
F A R M A K O T E R A P I | 25
4 Mikrolax ++ +++ + ++
Kesimpulan: Dipilih obat mikrolax karena kerja farmakokinetik dan farmakodinamik
yang sesuai dengan kondisi pasien, serta harganya yang terjangkau. Selain itu
efek yang diberikan cepat dan sangat aman digunakan. Tetapi penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi. Dipilih sediaan obat bentuk supositoria
untuk memudahkan pemberiannya pada hewan serta agar mempermudah klien
menngaplikasikan pemberian obat sesuai dosis yang diberikan oleh dokter hewan.
F A R M A K O T E R A P I | 26
drh. Natiq HumayrohSIP. 001/DH/2012
Praktik: Jl. M.T Haryono 139A, Malang, Telp. (0341) 757575
Kantor: RSH. Univ. Brawijaya, Jl. Sukarno-Hatta No. 7, Malang, Telp. (0341) 757757
Tgl. 22/10 ‘13
R/ Introvit-B-kompleks 1 cc ᶴ 1d.d ct 1 pc fl. d.t.d No. Iparaf
R/Microlax tube 20 mgNo I ᶴ 1 d.d 1/3 tubparaf
Pro: Nn. DinnaNama Hewan: CiripaUmur/BB: 1 thn/5 kgAlamat: Papa Putih 10, Malang
2.5 Penulisan Resep Obat
2.6 Informasi, Perhatian dan Komunikasi
Penggunaan lebih dari 3 hari tidak direkomendasikan.
Obat bisakodil dalam bentuk supositoria ini hampir tidak
memiliki efek samping karena obat ini hanya bekerja secara
lokal, dilokasi dimana obat diinjeksikan sehingga efek kerja
F A R M A K O T E R A P I | 27
cepat dan tidak berefek samping yang besar dibandingkan obat
oral atau injeksi.
Laksatif difenilmetan tidak seharusnya diberikan
melebihi dosis yang direkomendasikan. Konsultasikan dengan
dokter bila perubahan mendadak dalam hal bowel habit
berlangsung lebih dari dua minggu atau bila penggunaan
laksatif selama 1 minggu tidak memberikan efek.
2.7 Monitoring dan Evaluasi
Cara penggunaan obat, aktivitas buang air besar, efek
samping obat. dalam 3 hari belum sembuh, pasien diharapkan
periksa kembali. Apabila selama jangka waktu 3 hari pasien
tidak menunjukkan gejala, penghentian obat dapat dilakukan.
F A R M A K O T E R A P I | 28
BAB III
PENUTUP
Seekor kucing yang menderita konstipasi dilakukan
penangan dengan pemberian obat golongan Bisakodil 1 kali
sehari. Bisakodil berfungsi untuk melunakkan feses.
Dilakukan juga pemberian vitamin B kompleks sebagai penambah
nafsu makan.
Treatment non-drug juga diperlukan. Treatment ini
berupa peningkatan pemberian makan berserat, peningkatan
F A R M A K O T E R A P I | 29