TUGAS FARMAKOTERAPI KONSTIPASI PADA KUCING

30
TUGAS FARMAKOTERAPI PENENTUAN RESEP OBAT STUDI KASUS “KONSTIPASI PADA KUCING” DI SUSUN OLEH: Dina Anisa Isnu Hidayati 115130100111046/B Natiq Humayroh 115130100111048/B Dimas Amri H. 115130100111039/B F A R M A K O T E R A P I | 1

Transcript of TUGAS FARMAKOTERAPI KONSTIPASI PADA KUCING

TUGAS FARMAKOTERAPI

PENENTUAN RESEP OBAT

STUDI KASUS

“KONSTIPASI PADA KUCING”

DI SUSUN OLEH:

Dina Anisa Isnu Hidayati

115130100111046/B

Natiq Humayroh

115130100111048/B

Dimas Amri H.

115130100111039/B

F A R M A K O T E R A P I | 1

Fahmi Arief

115130100111033/B

Alda Putri Apriska

115130107111017/B

Ahmad Lega

115130107111013/B

Beni Sepfo Budi Pribadi

115130107111024/B

Yossy Alvianita W.

115130100111038/B

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

Studi Kasus Farmakoterapi “Konstipasi pada Kucing” ini

F A R M A K O T E R A P I | 2

tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

            Kami menyadari bahwa didalam pembuatan

makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha

Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini

dengan sebaik-baiknya. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam

pembuatan makalah ini.

            Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan

makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik

materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami

telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan

yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh

karena itu, tim penulis (Kelompok 5) dengan segala

kerendahan hati dan dengan tangan terbuka menerima

masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca dan teman-teman sekalian khususnya

para calon dokter hewan.

Hormat Kami,

F A R M A K O T E R A P I | 3

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Cover.......................................... 1

Kata Pengantar................................. 2

Daftar isi..................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.............................. 4

1.1............................................Latar

Belakang....................................... 4

1.2............................................Rumusan

Masalah........................................ 4

1.3............................................Tujuan

4

1.4............................................Manfaat

5

BAB II PEMBAHASAN.............................. 6

2.1............................................Studi

Kasus.......................................... 6

2.2

Masalah/Diagnosa............................. 6

F A R M A K O T E R A P I | 4

2.3............................................Tujuan

Terapi......................................... 9

2.4

Intervensi Terapi............................ 9

2.4.1 Advice................................. 9

2.4.2 Non-Drug............................... 10

2.4.3 P-Drug................................. 12

2.5

Penulisan Resep.............................. 19

2.6

Informasi, Perhatian dan Komunikasi.......... 19

2.7

Monitoring dan Evaluasi...................... 20

BAB III PENUTUP................................ 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usus halus mempunyai area permukaan yang

dirancang agar fungsi intestinal yaitu digesti,

absorpsi dan sekresi berjalan optimal. Usus halus

F A R M A K O T E R A P I | 5

anjing atau kucing terbagi tiga yaitu duodenum,

jejenum dan ileum. Duodenum merupakan bagian usus

halus yang paling pendek dan merupakan pertemuan

dari lambung, kandung empedu dan pancreas. Usus

besar merupakan tempat absorbsi air yang sangat

efektif dan proses pemampatan feses terjadi di

usus besar. Karena terjadi pemampatan feses, maka

dinding kolon atau usus besar dilindungi oleh

mukus.

Konstipasi adalah kelainan pada sistem

pencernaan dimana penderita mengalami pengerasan

tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang

atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan

yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang

cukup hebat disebut juga dengan obstipasi.

Obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan

kanker usus yang berakibat fatal bagi

penderitanya. Konstipasi tidak hanya terjadi pada

manusia namun juga terjadi pada hewan. Hewan yang

paling sering menderita penyakit ini adalah anjing

dan kucing.

Konstipasi dapat terjadi dengan penyakit yang

menyebabkan gangguan aliran feses melalui kolon.

Transit fekal yang tertunda, menyebabkan hilangnya

garam dan air lebih banyak. Kontraksi peristaltik

meningkat saat konstipasi, namun motilitasnya

terbatas karena degenerasi otot polos secara

F A R M A K O T E R A P I | 6

sekunder akibat overdistensi kronis. Pada anjing

yang sudah tua, kasus konstipasi biasanya terjadi

karena pembesaran prostat.

Faktor risiko hewan mengalami melena adalah

terapi obat-obatan, penyakit metabolik yang

mengakibatkan dehidrasi, hernia perineal pada

anjing jantan, pica, grooming yang berlebihan,

fraktur pelvis. Melena adalah adanya darah yang

telah tercerna di dalam feses. Umumnya feses

berwarna hitam atau coklat tua seperti tar. Faktor

risiko penyakit ini adalah pemberian

kortikosteroid atau NSAID, misal untuk terapi

arthritis.

Anamnesis menunjukkan hewan mengalami

tenesmus dengan volume feses sedikit. Feses keras,

kering. Defekasi tidak frekuen. Setelah merejan

lama baru keluar feses yang sedikit, kadang

setelah itu masih merejam lama. Beberapa penderita

mengalami vomit dan depresi. Pemeriksaan fisik

menunjukkan feses masih di dalam kolon, hasil

pemeriksaan yang lain bergantung penyebab.

Pemeriksaan rektal teraba adanya massa, striktura,

hernia perianal, penyakit anal sac, benda asing,

pembesaran prostat, kanal pelvis yang sempit.

Pemeriksaan laboratorium umumnya normal.

Hemokonsentrasi dan total plasma protein meningkat

pada kasus dehidrasi. Lekositosis bila terjadi

F A R M A K O T E R A P I | 7

abses, fistula perianal dan penyakit prostat.

Pemeriksaan radiografi dapat menunjukkan adanya

benda asing, gumpalan feses, pembesaran prostat,

fraktur pelvis atau dislokasi panggul. USG juga

dapat membantu melihat adanya massa ekstraluminal

dan pembesaran prostat.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana cara menentukan masalah pada pasien ?

1.2.2 Bagaimana cara mengetahui tujuan terapi ?

1.2.3 Bagaimana cara memilih P-Treatment dan P-Drugs

yang tepat ?

1.2.4 Bagaimana cara menuliskan resep yang benar untuk

pasien ?

1.2.5 Bagaimana cara memberi informasi,

instruksi, dan perhatian kepada pasien ?

1.2.6 Bagaimana cara melakukan hasil terapi dan

evaluasi ?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui cara menentukan masalah pada

pasien

1.3.2 Untuk mengetahui cara mengetahui tujuan terapi

1.3.3 Untuk mengetahui cara memilih P-Treatment dan P-

Drugs yang tepat

1.3.4 Untuk mengetahui cara menuliskan resep yang benar

untuk pasien

1.3.5 Untuk mengetahui cara memberi informasi,

instruksi, dan perhatian kepada pasien

F A R M A K O T E R A P I | 8

1.3.6 Untuk mengetahui cara melakukan hasil

terapi dan evaluasi

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari pembuatan

makalah studi kasus ini adalah diharapkan seluruh

mahasiswa dapat memecahkan masalah studi kasus dan

dapat membuat resep yang baik dan benar.

F A R M A K O T E R A P I | 9

AMBULATOR

Signalement:Nama Pemilik/Alamat: Nn. Dinna/Papa putih 10Jenis Hewan: Kucing AngoraNama Hewan: CiripaKeterangan: Betina, 1 tahunBB/T: 5 kg/37.5 °C

A/ nafsu makan kurangTidak defekasi selama 4 hariJarang beraktivitasPerut membesar dan kerasSering mengejan-ngejanMalas, tidak lincahmassa feses keras dan sulit keluar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Kasus

Seekor kucing (5 kg) saat pemeriksaan dokter

hewan dikeluhkan oleh pemiliknya mengalami perut

tegang sejak 3 hari yang lalu. Setelah masa tegang

perut, kucing mengeluarkan sejumlah kotoran yang

kecil dan keras. Seringkali kucing tersebut

terlihat berusaha buang air besar dalam waktu yang

lama tanpa disertai keluarnya feses. Pada

pemeriksaan perut, teraba colon yang keras dan

penuh. Dokter mendiagnosis konstipasi pada hewan

ini.

2.2 Masalah/Diagnosa

F A R M A K O T E R A P I | 10

AMBULATOR

Signalement:Nama Pemilik/Alamat: Nn. Dinna/Papa putih 10Jenis Hewan: Kucing AngoraNama Hewan: CiripaKeterangan: Betina, 1 tahunBB/T: 5 kg/37.5 °C

A/ nafsu makan kurangTidak defekasi selama 4 hariJarang beraktivitasPerut membesar dan kerasSering mengejan-ngejanMalas, tidak lincahmassa feses keras dan sulit keluar

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

1. Diskesia Rektum

Ditandai dengan penurunan tonus rektum,

dilatasi rektum, gangguan sensasi rektum, dan

peningkatan ambang kapasitas. Dibutuhkan

lebih besar regangan rektum untuk menginduksi

refleks relaksasi dari sfingter eksterna dan

interna. Pada colok dubur pasien dengan

diskesia rektum sering didapatkan impaksi

feses yang tidak disadari karena dorongan

untuk BAB sering sudah tumpul. Diskesia

rektum juga dapat diakibatkan karena

tanggapnya atau penekanan pada dorongan untuk

BAB seperti yang dijumpai pada penderita

demensia, imobilitas, atau sakit daerah anus

dan rektum

2. Dis-sinergis Pelvis

Terdapatnya kegagalan untuk relaksasi otot

pubo-rektalis dan sfingter anus eksterna saat

BAB. Pemeriksaan secara manometrik

F A R M A K O T E R A P I | 11

menunjukkan peningkatan tekanan pada saluran

anus saat mengejan.

3. Peningkatan Tonus Rektum

Terjadi kesulitan mengeluarkan feses yang

bentuknya kecil. Sering ditemukan pada kolon

yang spastik seperti pada penyakit Irritable

Bowel Syndrome, dimana konstipasi merupakan

hal yang dominan.

4. Ada timbunan massa feses

5. Ada massa lain (misalnya hemoroid)

6. Ada darah

7. Ada perlukaan di anus

8. Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut

meliputi gigi geligi, adanya luka pada

selaput lendir mulut dan tumor yang dapat

mengganggu rasa pengecap dan proses menelan.

9. Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran

perut, peregangan atau tonjolan. Perabaan

permukaan perut untuk menilai kekuatan otot

perut. Perabaan lebih dalam dapat mengetahui

massa tinja di usus besar, adanya tumor atau

pelebaran nadi.

10. Pada pemeriksaan ketuk dicari

pengumpulan gas berlebih, pembesaran organ,

cairan dalam rongga perut atau adanya massa

tinja. Pemeriksaan dengan stetoskop digunakan

F A R M A K O T E R A P I | 12

untuk mendengarkan suara gerakan usus besar

serta mengetahui adanya sumbatan usus.

11. Pemeriksaan dubur untuk mengetahui

adanya wasir, hernia, fissure (retakan) atau

fistula (hubungan abnormal pada saluran

cerna), juga kemungkinan tumor di dubur yang

bisa mengganggu proses buang air besar. Colok

dubur memberi informasi tentang tegangan

otot, dubur, adanya timbunan tinja, atau

adanya darah.

Dari pemeriksaan lab didapatkan :

1. Glukosa darah yang abnormal

2. Kadar hormon tiroid yang abnornal

3. Elektrolit dalam tubuh yang kurang

4. Anemia yang berhubungan dengan keluarnya

darah dari rectum

2.3 Tujuan Terapi

Tujuan terapi dalam kasus ini adalah untuk

menambah nafsu makan pada kucing dan mengeluarkan

sumbatan feces dengan cara melunakkan feces serta

mempercepat paristaltik.

2.4 Intervensi Terapi

2.4.1 Advice

F A R M A K O T E R A P I | 13

Berikan pakan yang dapat mengisi/membentuk

feses, methyllcelulose atau campuran labu.

Pakan dianjurkan memiliki konsistensi yang

lembek/pakan basah.

Bersihkan kandang setiap saat.

Berikan minum yang lebih dari cukup

dikandang.

Ajak kucing untuk melakukan aktifitas yang

lebih banyak dan sering seperti jalan-

jalan, berlari dan bermain agar membantu

dalam proses defekasi.

Hindari kucing untuk memakan rambut,

benda-benda asing yang secara tidak

sengaja termakan kucing.

2.4.2 Non – Drug

Feses dapat dikekularkan secara manual

(digital) setelah hewan disedasi atau

anestesi. Bila masih kesulitan dapat

dibantu dengan enema. Gunakan air hangat

dengan sedikit campuran sabun atau minyak

sayur.

Berikan lubrikan, untuk memudahkan

keluarnya feses.

Berikan laxatif, untuk membuat feses lebih

lunak

F A R M A K O T E R A P I | 14

Kolinergik dapat digunakan untuk

meningkatkan motilitas, namun merupakan

kontraindikasi bila terjadi obstruksi.

Antikolinergik juga menjadi

kontraindikasi.

Menambah volume air minum melebihi hari

normal

Berikan asupan serat sekitar 10 -12 gram

per hari

F A R M A K O T E R A P I | 15

2.4.3 P-Drug

Penentuan P-Drug berdasarkan Penggolongan obat : Katartika/Laksatif

No Golongan obat Efficacy Safety Suitability Cost1. Lubrikan

Laxativeminyak mineral

Farmakokinetik :Laksatif diabsorpsisecara minimal di dalamsaluran gastrointestinal,psilium dan laksatifpenambah ukuran feseslain tidak diserap samasekali. Obat inidikeluarkan dalam bentukfeses, tetapi karenadiserap hanya sebagiankecil maka sebagiandikeluarkan melalui urine

Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmengemulsi feses,melapisi mukosa danmelicinkan agarmemudahkan dalampengeluaran fesesEfek obatEfek senyawa ini terhadapfungsi usus terlihat

Efeksamping/Toksisitas :Gangguan absorpsi bahanmakanan dan vitamin yanglarut lemak (A,D,E,K).hambatan proses sintesisvitamin K dan B-kompleksoleh bakteri usus. RuamKulit (Skin rashes) danPenurunan penyerapanVitamin (Decreasedabsorption of vitamins)

Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe

Indikasi :Sebagai PelunakFeses danPelumas, promotorAir dan lemak diFeses, melumasiFeses dan DindingUsus, Acute andchronicconstipation,Pelunakan impaksitinja;facilitation ofBMs in anorectalconditions

Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandung

F A R M A K O T E R A P I | 16

setelah 2-3 hari. empedu2. Bulk Laxative

metilselulosa danpsylium

Farmakokinetik :Di berikan peroral, tidakdi adsobsi melaluisaluran cerna, diekskresi melalui tinja

Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan volumeresidu padat yg tidakdiabsorpsiEfek obatDicerna bakteri kolon danmetaboliknya meningkatkanefek pencahar melauipeningkatan osmoticcairan lumen

Efeksamping/Toksisitas :obstruksi usus danesophagus, Penumpukan(Impaction), KelebihanCairan (Fluid overload)

Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe

Indikasi :Obstruksi ususatau esophagus.Akut dan kronikpada Konstipasi,Irritable bowelsyndrome,Diverticulosis

Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu

Dosis dan sediaan:- Bubuk ataugranula (500mg)

- Tablet ataukapsul (500 mg)

Rp15.000/gram

3. OsmotikLaxativeLaktulosa, polietilen

Farmakokinetik :Osmotic laxativemendorong sejumlah besar

Efeksamping/Toksisitas :Gangguan absorpsi bahan

Indikasi :distensi Usus,Peristaltik

F A R M A K O T E R A P I | 17

glikol dan sorbitol air ke dalam usus besarsehingga feses menjadilunak dan mudahdikeluarkan. Laksan inimengandung garam-garamkatartika (saline cathartics)atau mengandung gula.Saline cathartics terdiri dariion-ion yang sulitdiabsorpsi sepertimagnesium, sulfat, fosfatdan sitrat, yang memilikiefek osmotik dalammenahan cairan di salurancerna. Senyawa ini dapatdiberikan secara oralataupun melalui rektal.

Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan jumlah air.Mempunyai efek menahancairan dalan usus danmengatur distribusicairan dalam tinja. Jenisini mempunyai cara kerjaseperti spon sehinggatinja mudah melewatiusus. Efek obat

makanan dan vitamin yanglarut lemak (A,D,E,K).hambatan proses sintesisvitamin K dan B-kompleksoleh bakteri usus. RuamKulit (Skin rashes) danPenurunan penyerapanVitamin (Decreasedabsorption of vitamins)

Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe

meningkat,evakuasi(evacuation)

Kontraindikasi :Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu

F A R M A K O T E R A P I | 18

Efek baru timbul 1 – 2hari

4. StimulantPurgativaminyak jarak (castorOil), Senna, Cascara,Bisacodyl

Farmakokinetik :Pemberian peroral /perektal. Dihidrolisis diusus halus menjadidifenol yang kemudian dikonjugasi di hepar dandinding usus. Di ekskresimelaui empedu. Direhidrolisis menjadidifenol kembali yang akanmerangsang motilitas ususbesar.-Mengindikasi defekasidengan merangsangaktifitas perilstatikusus yang bersifatmendorong (propulsive)melalui iritasi localmukosa / kerja yang lebihselektif pada plexussaraf intra mural dariotot halus usus sehingameningkatkan motilitas.

Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmeningkatkan motilitasdan sekresi. Contoh

Efeksamping/Toksisitas :koloik usus, perasaanterbakar pada pengunaanrectal, hipo kalemia danatonia kolon padapengunaan jangkapanjang. Nutrientmalabsorption, RuamKulit (Skin rashes),Iritasi Lambung (Gastricirritation), IritasiARectum (Rectalirritation)

Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe

Indikasi :Konstipasi akut,Diagnose danbedah usus(Surgical Bowelpreps)

Kontraindikasi :Tidakberpenetrasi diglandula mamae.Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu

Dosis dan sediaan:- Pills (5 mgdalam 1 paketsebanyak 30buah)

- Rectum candles(10 mg untuk 6

Dulcolax(supositoria) Rp.10.800 /kapsultablet Rp.3.600 /strip isi 4tablet)

F A R M A K O T E R A P I | 19

golongan ini adalahsenna, bisacordil. Sennaaman dipakai untuk usialanjut.Efek obat inimenstimulasi danmeningkatkan peristaltikatau gerakan usus.Efek obatEfek pencahar terlihatsetelah 6-12 jam.

dan 12 buah)

5. EnemataAir hangat, Airmengandung sabun,gliserine, SodiumDioctylsulphosuccinate

Farmakokinetik :Pencahar rangsang inimerangsang terjadinyaakumulasi cairan danelektrolit dalam lumenkolon, dan zat-zat inijuga memperkuat motilitasusus

Farmakodimanik :Mekanisme KerjaMekanisme kerja denganmerangsang terjadinyaevakuasi tinja sehinggabisa keluar.Efek obat

Efeksamping/Toksisitas :Konstipasi kronis akibatpemakaian pencahar yangsering, nyeri akibatkram usus, gangguanabsorpsi makana danvitamin, kelemahan ototpolos usus karenabanyaknya ion K dan Nayang hilang bersamatinja.

Interaksi obat :Opoid, antikolinergik,antasid non sistemik, Fe

Indikasi :Konstipasi

Kontraindikasi :Pemberian iniharus hati – hatipada usia lanjutkarena seringmengakibatkanefek samping.Obstipasi, ileusobstruksi, radangusus, dehidrasi,gizi buruk, hewanbunting, adanyairitasi lambung,menderitapenyakit kandungempedu

F A R M A K O T E R A P I | 20

No Golongan obat Efficacy Safety Suitability Cost

1 Lubrikan Laxative ++ ++ ++ ++

2 Bulk Laxative ++ + + +

3 Osmotik Laxative + +++ +++ +++

4 Stimulant Purgativa +++ ++ ++ ++

5 Enemata ++ ++ ++ ++

Kesimpulan: Dipilih golongan obat Stimulant Purgativa karena obat golongan ini

dapat dengan memiliki farmakokinetik dan farmakodinamik yang sesuai dengan

gejala yang ditimbulkan oleh pasien. Selain itu, harga dari obat ini juga

relatif lebih murah dibanding harga obat lain.

Penentuan P-Drug: Jenis Obat

No Jenis Efficacy Safety Suitability Cost

F A R M A K O T E R A P I | 21

obat1 Dulcolax Farmakokinetik :

Pemberian peroral/perektal. Dihidrolisisdi usus halus menjadidifenol yang kemudian dikonjugasi di hepar dandinding usus. Diekskresimelaui empedu.Direhidrolisis menjadidifenol kembali yangakan merangsangmotilitas usus besar.-Mengindikasi defekasidengan merangsangaktifitas perilstatikusus yang bersifatmendorong (propulsive)melalui iritasi localmukosa / kerja yanglebih selektif padaplexus saraf intra muraldari otot halus usussehinga meningkatkanmotilitas.

Farmakodinamik :Mekanisme kerjaMerangsang mukosa sarafintra mural atau ototpolos sehingga

Efek samping/Toksisitas:Sewaktu menggunakandulcolax, dapat terjadirasa tidak enak padaperut termasuk kram,sakit perut, dan diare.Reaksi alergi, termasukkasus-kasus angio-oedema dan reaksianafilaktoid   jugadilaporkan   terjadisehubungan   denganpemberian dulcolax

Interaksi obat :

Indikasi :Konstipasi akut,Diagnose dan bedahusus (SurgicalBowel preps)

Kontra Indikasi :Pada pasien ileus,abstruksi usus,yang baru mengalamipembedahan dibagianperut seperti ususbuntu, penyakitradang usus akutdan hehidrasiparah, dan jugapada pasien yangdiketahuihipersensitifterhadap bisacodylatau komponen laindalam produk.

Dosis dan sediaan :- Tablet 5 mg x200 biji- Sirup 10 mg x5 biji- Tablet salutenterik 5 mg

Rp. 4.300

F A R M A K O T E R A P I | 22

meningkatakanperilstatik dan sekresilendir usus melaluipenghambat Na-K ATP-ase.Efek obatEfek pencahar terlihatsetelah 6-12 jam .

Dus, 20 strip @ 10tablet.

2 Bicolax Farmakokinetik :Terapi kontipasi akutdan kronik.Pengosongan perutsebelum pemeriksaanradiologi untuk abdomen,atau endoskopi, dansebelum atau sesudahoperasi.

Farmakodinamik : Merangsang mukosa sarafintra mural atau ototpolos sehingga laksatifyang merangsangpergerakan usus.

Efek samping :Rasa tidak nyaman padaperut.reaksi alergi:- Gatal dengan kulit

kemerahan- Sulit bernapas- Pembengkakan pada

wajah, bibir, lidahatau tenggorokan

Kontra indikasi: Kondisi operasiabdomen akut,obstruksi ileus,apendistis.

Dosis dan Sediaan :Tablet 5 mg x 18.

Rp. 12.000

3 Laxacod Farmakokinetik : meningkatkan frekuensiBAB dan untuk mengurangikonsistensi feses yangkering dan keras. Secaraumum, mekanisme kerjaobat pencahar meliputi

Efek samping:Jarang : rasa tidaknyaman pada perut.Bisa menyebabkanketergantungan laksatifpada penggunaan jangkapanjang.

Kontra indikasi: Kondisi bedah perutakut sepertiobstruksi ileus,apendisitis (radangumbai cacing ususbuntu).

Rp. 87.000

F A R M A K O T E R A P I | 23

pengurangan absorpsi airdan elektrolit,meningkatkan osmolalitasdalam lumen, danmeningkatkan tekananhidrostatik dalam usus

Farmakodinamik :merangsang sekresicairan dan saraf padamukosa kolon yangmengakibatkan kontraksikolon sehingga terjadipergerakan usus(peristaltik) dalamwaktu 6-12 jam setelahdiminum, atau 15-60menit setelah diberikanmelalui rectal

Interaksi obat : antasida, susu, obat-obat lain yang bisamempertinggi tingkat pHlambung.

Dehidrasi berat.

Dosis dan sediaan :Tablet 5 mg x 20 x4 butir

4 Mikrolax Farmakokinetik :Na lauril sulfoasetatmenurunkan teganganpermukaan feses sehinggafeses mudah terbasahi.Sorbitol, Na Sitratmenyerap air ke dalamusus besar / rektumuntuk melunakkan fesesyang keras. PEG 400melumasi rektum sehinggafeses mudah dikeluarkan.

Efek Samping : Microlax aman untukdigunakan, belum pernahada laporan adanya efeksamping. Penggunaanberlebihan dapatmenyebabkan diare dankekurangan cairan.

Indikasi :Microlax obatpencahar untukmengatasi sembelit,khususnya diberikanpada penderita yangharus tinggalditempat tidur.

Kontra Indikasi :KontraindikasiMicrolax adalah

Rp48.000/box

F A R M A K O T E R A P I | 24

Dari 3 mekanisme kerjatersebut Microlax akanmempermudah buang airbesar.

Farmakodinamik :Mekanisme kerjaMicrolax bekerjamelunakkan massa fesesdan melumasi saluranrectum sehinggamemudahkan buang airbesar tanpa mempengaruhiotot usus sehingga tidakmenyebabkan melilit.Bekerja lokal langsungpada massa fesessehingga bekerja cepatdan aman digunakan.Efek obat

pada penderitawasir yang akut danpada penderita yangmengalamiperdarahan karenaradang usus besar.

Dosis dan sediaan :Gel / cairan jernihagak kental 5 mldikemas dalam tube

No Jenis obat Efficasy Safety Suitability Cost

1 Dulcolax ++ ++ ++ +++

2 Bicolax ++ + + ++

3 Laxacod + ++ + +

F A R M A K O T E R A P I | 25

4 Mikrolax ++ +++ + ++

Kesimpulan: Dipilih obat mikrolax karena kerja farmakokinetik dan farmakodinamik

yang sesuai dengan kondisi pasien, serta harganya yang terjangkau. Selain itu

efek yang diberikan cepat dan sangat aman digunakan. Tetapi penggunaan yang

berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi. Dipilih sediaan obat bentuk supositoria

untuk memudahkan pemberiannya pada hewan serta agar mempermudah klien

menngaplikasikan pemberian obat sesuai dosis yang diberikan oleh dokter hewan.

F A R M A K O T E R A P I | 26

drh. Natiq HumayrohSIP. 001/DH/2012

Praktik: Jl. M.T Haryono 139A, Malang, Telp. (0341) 757575

Kantor: RSH. Univ. Brawijaya, Jl. Sukarno-Hatta No. 7, Malang, Telp. (0341) 757757

Tgl. 22/10 ‘13

R/ Introvit-B-kompleks 1 cc ᶴ 1d.d ct 1 pc fl. d.t.d No. Iparaf

R/Microlax tube 20 mgNo I ᶴ 1 d.d 1/3 tubparaf

Pro: Nn. DinnaNama Hewan: CiripaUmur/BB: 1 thn/5 kgAlamat: Papa Putih 10, Malang

2.5 Penulisan Resep Obat

2.6 Informasi, Perhatian dan Komunikasi

Penggunaan lebih dari 3 hari tidak direkomendasikan.

Obat bisakodil dalam bentuk supositoria ini hampir tidak

memiliki efek samping karena obat ini hanya bekerja secara

lokal, dilokasi dimana obat diinjeksikan sehingga efek kerja

F A R M A K O T E R A P I | 27

cepat dan tidak berefek samping yang besar dibandingkan obat

oral atau injeksi.

Laksatif difenilmetan tidak seharusnya diberikan

melebihi dosis yang direkomendasikan. Konsultasikan dengan

dokter bila perubahan mendadak dalam hal bowel habit

berlangsung lebih dari dua minggu atau bila penggunaan

laksatif selama 1 minggu tidak memberikan efek.

2.7 Monitoring dan Evaluasi

Cara penggunaan obat, aktivitas buang air besar, efek

samping obat. dalam 3 hari belum sembuh, pasien diharapkan

periksa kembali. Apabila selama jangka waktu 3 hari pasien

tidak menunjukkan gejala, penghentian obat dapat dilakukan.

F A R M A K O T E R A P I | 28

BAB III

PENUTUP

Seekor kucing yang menderita konstipasi dilakukan

penangan dengan pemberian obat golongan Bisakodil 1 kali

sehari. Bisakodil berfungsi untuk melunakkan feses.

Dilakukan juga pemberian vitamin B kompleks sebagai penambah

nafsu makan.

Treatment non-drug juga diperlukan. Treatment ini

berupa peningkatan pemberian makan berserat, peningkatan

F A R M A K O T E R A P I | 29

volume air minum, dan peningkatan aktivitas/olahraga dari

kucing.

F A R M A K O T E R A P I | 30