Manfaat Sholat Secara Medis

25
Manfaat Sholat Secara Medis (Ilmiah!) Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi (bedah tumor ) lulusan FK UI dalam bukunya ” Ketika Dokter Memaknai Sholat ” mampu menjabarkan makna gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis? Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini. Manfaat Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori- pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metodemenjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudahterinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti 1

Transcript of Manfaat Sholat Secara Medis

Manfaat Sholat Secara Medis (Ilmiah!)

Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi

(bedah tumor ) lulusan FK UI dalam bukunya ” Ketika Dokter Memaknai

Sholat ” mampu menjabarkan makna gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya

manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis?

Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah

memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita.

Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat sampai dengan salam

memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik,

mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang

sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat

kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.

Manfaat Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang

fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai

ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi

ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-

pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri,

panas, sentuhan secara tekanan.

Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH

(derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu

metodemenjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu

kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit

terutama mudahterinfeksi kuman.

Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian

kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan

dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti

1

kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman dan

flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus

aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit).

Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus

pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus

sp.Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap

kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini

baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak

abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!

Keutamaan Berkumur Berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan

rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap

atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidakdibersihkan

( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akanmenjadi

mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benardan

dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah

dari infeksi gigi dan mulut. Istinsyaq berarti menghirup air dengan

lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian

hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lender

hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini kita

ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama

pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah. Begitu pula dengan pembersihan

telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki yang tak

kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih

menjadi masalah terbesar di negara kita. Manfaat Kesehatan Sholat

Berdiri lurus adalah

pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan

pernapasan, pencernaan dan tulang. Takbir merupakan latihan awal

2

pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung

dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan

tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis

otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan

mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan

dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya

paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu

hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar. Dengan ruku’,

memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena

sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila

ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih

tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan

tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya

pengapuran.

Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk

mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan

ginjal.Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan

tulangkemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi

utamanyaadalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran

didalamdarah.

Sujud Mencegah Wasir Sujud mengalirkan getah bening

dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan

meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah

bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah

hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia

tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan

otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa

Rasulullah sering lama dalam bersujud.

3

Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan

kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga

dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas

pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh

telapak

kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki

mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal

menopang tubuh kita. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat,

dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga

kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah

bening di leher ke jantung.

Manfaat Sholat Malam Malam hari biasanya dingin dan

lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak

lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak

segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi

kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran.

Tidur

di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan

ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi

saraf mata kita.

Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur

malah

menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh

kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan

mengendalikan urat tidur kita.

Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat

sebuah sungai di hadapan pintu rumah salah seorang diantara kamu dan

dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat

4

kotoran pada badannya?”. Para sahabatmenjawab : “Sudah pasti tidak

terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda :

“Begitulah perumpamaansholat lima waktu. Allah menghapus segala

keselahan mereka”. (H.R Abu Hurairah r.a).

Jika manfaat gerakan sholat kita betul, maka sangat luar biasa

manfaatnya dan lebih canggih daripada yoga. Sangat disayangkan tidak

ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan teknik gerakan

sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam

bacaan sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement

(dalam manajemen strategi).

Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17

kali

adalah objective statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih

dibandingkan tujuah hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh

kebaikan seperti diperoleh para orang-orang shaleh seperti nabi dan

rasul?

Dr. Gustafe le Bond mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang paling

sepadan dengan penemuan-penemuan ilmiah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan etika sains harus didukung dengan

kekuatan iman. Semoga sholat kita makin terasa manfaatnya.

5

Bahaya menyepelekan sholat

Penulis: Ummu Salamah Farosyah

Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar

Allahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!

“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya tinggal sedikit lagi.”

“Eh kok adzan? Padahal filmnya lagi seru nih! Nanti saja shalatnya kalau filmnya sudah selesai

ah. Tapi waktu shalatnya nanti keburu habis?! Tunggu iklan saja deh kalau begitu, shalatnya

juga harus cepat nih.”

Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah…

Ketahuilah ukhti bahwa orang-orang tersebut di atas termasuk jenis

orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang

artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai

dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)

6

Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud orang-

orang yang lalai dari shalatnya adalah:

1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia

selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir.

2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat

sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan dicontohkan

oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi

makna bacaan shalat.

Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut

maka ia termasuk bagian dari ayat ini (yakni termasuk orang-orang yang

lalai dalam shalatnya).

Apa Adzabnya ?

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari sahabat Samurah bin Junab

radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang

tentang sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam kisah tentang

mimpi beliau):

“Kami mendatangi seorang laki-laki yang terbaring dan ada juga yang lain yang berdiri sambil

membawa batu besar, tiba-tiba orang tersebut menjatuhkan batu besar tadi ke kepala laki-laki

yang sedang berbaring dan memecahkan kepalanya sehingga berhamburanlah pecahan batu

itu di sana sini, kemudian ia mengambil batu itu dan melakukannya lagi. Dan tidaklah ia

kembali mengulangi lagi hal tersebut sampai kepalanya utuh kembali seperti semula dan ia

terus-menerus mengulanginya seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya seperti

pertama kali.”

7

Disebutkan dalam penjelasan hadits ini “Sesungguhnya laki-laki tersebut adalah

orang yang mengambil Al-Qur’an dan ia menolaknya, dan orang yang tidur untuk

meninggalkan shalat wajib.”

Lalu Bagaimana Orang yang Meninggalkan Shalat Secara Mutlak ?

Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan

hukumnya kafir keluar dari Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam: “Perbedaan antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat.

Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi -Shahih)

Demikianlah Ukhti, marilah kita bersama-sama berusaha maksimal untuk

memperbaiki shalat kita karena ketahuilah bahwa amalan yang pertama

akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti adalah shalat. Dan kita

memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kehinaan dan kondisi

orang-orang yang di adzab Allah karena lalai dari shalat.

Maraji’:

Setelah Maut Datang Menjemput (Khalid bin Abdurrahman Asy-Syay

Khusyu Dalam Shalat Dan Pengaruhnya Bagi Seorang Muslim

8

Senin, 14 Januari 2013 08:43:09 WIB

KHUSYU DALAM SHALAT DAN PENGARUHNYA BAGI SEORANG MUKMIN

Oleh

Syaikh Abdul Bari ats Tsubaiti

Saya wasiatkan kepada Anda semua dan diri saya sendiri untuk bertakwa

kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

سلمون� م م� ت� ن�� ا وأ� ل ن� أ� موت�� ه ولا ت�� ت�� ا ق� ق� ت�� ح� وأ أهلل ق� وأ أت�� ن� م� ت*(ن� أ) ذ� ها أل� ي�( ا أ� ي�(

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar

taqwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

keadaan beragama Islam. [Ali Imran/3 : 102].

عون� ن� ص ا ت�� علم م� ت�( ر وأهلل ب: ك> أ� ر أهلل ك� ذ� ر@ ول� ك من� اء وأل� Gس ح ف� أل� ن� هى ع� ن� P�لاة� ن ن� أل�ص أ�

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan

mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa

yang kamu kerjakan. [al Ankabut/29 : 45]

Pembicaraan tentang shalat membutuhkan pengingatan dan pengulangan,

tidak boleh ada kebosanan untuk mendengarkannya. Karena shalat

merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung

penjelasan dan kebaikannyan dan yang paling berbahaya apabila

9

ditinggalkan. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga Allah.

Barangsiapa yang menjaga shalat, berarti dia telah berpegang dengan

syariat Islam dan mengambil pondasinya. Barangsiapa yang melalaikan

shalat, berarti dia telah melalaikan agamanya dari pondasinya.

Shalat juga merupakan obat yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit

hati, kejelekan jiwa dan penyakit-penyakitnya; bagaikan cahaya yang

menghilangkan pekatnya dosa-dosa dan kemaksiatan. Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan dalam sabdanya :

ل Gن كV م� ل� Yذ ال ف�� ء ف�� ى( Gه ش ن� درت�� ى م� ق� ن: b�وأ لا ن ال� ء ف�� ى( Gه ش ن� درت�� ى م� ق� ن: b�ل ن ه� أت� مس مر وم خ�� ل ي�( ه ك� ن� سل م� ت� ع� م ت�( ذك� ح� ات: أ� ن: r�هرأ ن ن� ي�� و أ� م ل� ت� ن�( رأ� أ�ا اي�( ط خ� هن� أل� ي�: و أهلل مح مس ت�( خ� لوأت�@ أل� أل�ص

“Apa pendapat kalian, seandainya ada sungai di depan pintu salah

seorang dari kalian, dia mandi disungai itu lima kali sehari; apakah

ada kotoran/daki yang tersisa?” Mereka menjawab,”Tidak akan ada

kotoran yang tersisa sedikitpun.” Nabi berkata,”Demikianlah permisalan

shalat lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengan sebab

shalat.” [HR Muslim]

Hal ini juga dikuatkan oleh hadits tentang keutamaan wudhu, bahwasanya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ه م ه أ� ذت�� وم ول� ه ي�( ن� ئ� هن( ه ك� ن� ئ� ن( ط ن� خ�� رف� م� ص ا أت�� ل أ� ه هلل لن: غ� ف�� �ر ل وف� ه� و له أ� ي( ه� ذ� ال� ذة ي�: ج: ه وم� لن( ى ع� Yن Gن� وأ� مذ أهلل خ ى@ ف�� ل ص ام ف�� و ف�� ن� ه� ا� ف��

Apabila dia berdiri untuk mengerjakan shalat, kemudian memuji dan

10

mengagungkan Allah dengan pujian yang pantas bagi Allah, dia

mengkhusyu’kan hatinya untuk Allah, kecuali dia berpisah dengan

kesalahannya sebagaimana keadaannya pada hari dilahirkan oleh ibunya.

[HR Muslim].

Seperti inilah buah dari ibadah, dan sedemikian besar hasil dari

pelaksanaan ibadah shalat ini, sehingga pantas untuk diperhatian dan

ditegakkan. Mari kita jadikan shalat sebagai penghias hidup kita dan

bisikan hati kita.

Allahu Akbar; Hayya ‘alash shalat; Hayya ‘alal falah (mari kita

kerjakan shalat, mari menuju kebahagiaan), panggilan yang bergema di

segenap penjuru, adzan yang menembus telinga untuk membangunkan jasad

yang bercahaya dengan keimanan dan hati yang khusyu’.

عون� G�اش هم ح�� لاي�� ى( ص� م ف� ت*(ن� ه� ذ� ون� أل� ن� م� مو� لح أل� ف�� ذ أ� ف��

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang

yang khusyu' dalam shalatnya. [al Mukmin/23 : 1-2].

Dengan khusyu’, seseorang yang shalat dapat menyatukan antara

kebersihan lahiriyah dan kebersihan batiniyah, ketika dia berkata

dalam ruku`nya :

ى( ن: ص مى( وع� ظ� ى( وع� خ� ري( وم� ص معى@( وت�: كV س� ع ل� Gش خ��

Khusyu’ kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan

11

otot-ototku. [HR Muslim].

Sedangkan dalam riwayat Ahmad :

ذمى( ه ف�� ت�@ ت�: ل ق� ن� ا أس� وم�

Dan ketika terangkatnya kedua kakiku untuk Allah.

Dengan kekhusyu’an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-

kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana

disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda:

Vك ل� رة� ود� ب( rب ك� ت� و� م ي�( ا ل� وت: م� ي�� ن� أل�ذ� لها م� ب: ما ق�� ارة� ل� ق� ان��ت� ك� ا ك� ل ها أ� وع� ها ورك� وع� Gش ا وخ�� وءه� سن� وض�� ح ي( ه� ق�� وت�: ن� ك لاة� م� رة ص� ص� خ سلم ت�� أمري� م� ن� ا م� م�ه ل ر@ ك� ه� أل�ذ

Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia

menyempurnakan wudhu`, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi

penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan

dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. [HR Muslim]

Shalat, apabila dihiasi dengan khusyu’ dalam perkataan, dan gerakannya

dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan

ketenangan, sungguh, ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan

kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannnya meningkat, kecintaannya

semakin kuat untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk

12

berbuat kejelekan akan sirna. Dengan khusyu’, bertambahlah munajat

seseorang kepada Rabb-nya, demikian pula kedekatan Rabb-nya kepadanya.

Ahmad, Abu Dawud dan Nasaa-i meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam :

ه ن� رف� ع� ص ت� أت�� ف� ن� أ أل� د� ا� ت� ف�� ف� لن� م ي�( ا ل� ه م� ت�� لا ى( ص� ذ ف� عن: لى أل� لا ع� ن: ف� ل م� ر� وح�: ع� أل أهلل Yر لا ي�(

Senantiasa Allah ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam shalatnya,

selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya,

maka Allah pun berpaling darinya.

Khusyu’ memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat

hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita

sekarang ini. Tidak bisa menggapai khusyu’ dalam shalat merupakan

musibah dan penyakit yang paling besar. Rasulullah juga merasa perlu

berlindung darinya, sebagaimana beliau n berdoa :

ع Gش ح� لت: لا ت�( ن� ف�� كV م� عود� ب�: ي( أ� � Äن هم أ� أل�ل

Ya, Allah. Aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’. [HR

Tirmidzi]

Dan tidaklah penyimpangan moral menimpa sebagian kaum Muslimin,

kecuali karena shalat mereka bagaikan bangkai tanpa ruh, dan sebatas

gerakan belaka. Ath Thabrani dan selainnya meriwayatkan, bahwa

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

13

عا G�اش لا ح�� ها رح�: ن( ى لا ي��ري ق�� ن� وغ خ� Gش ح� أل� ه� م ة ألا� ذ� ن� ه� ع م� رف�� ا ي�( ل م� و أ�

Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’, sehingga engkau

tidak akan melihat seorang pun yang khusyu’.

Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu berkata : “Yang pertama kali

hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan yang terakhir kali hilang

dari agama kalian adalah shalat. Kadang-kadang seseorang yang shalat

tidak ada kebaikannya, dan hampir-hampir engkau masuk masjid tanpa

menjumpai di dalamnya seorang pun yang khusyu’”.

Shalat adalah penenang seorang muslim dan hiburannya, puncak tujuan

dan cita-citanya. Rasulullah berkata kepada Bilal: “Tenangkan kami

dengan shalat”. Beliau bersabda:

لاة� ى( أل�ص ى( ف� ن� bي ة� ع� �ر علت� ف� وج�:

Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat. [HR Nasaa-i dan Ahmad]

Shalat menjadi penyejuk hati, kenikmatan jiwa dan surga hati bagi

seorang muslim di dunia. Seolah-olah ia senantiasa berada di dalam

penjara dan kesempitan, sampai akhirnya masuk ke dalam shalat,

sehingga baru bisa beristirahat dari beban dunia dengan shalat. Dia

meninggalkan dunia dan kesenangannya di depan pintu masjid, dia

meninggalkan di sana harta dunia dan kesibukannya untuk membuka

lembaran yang dia sebutkan di dalam hatinya. Masuk masjid dengan hati

yang penuh rasa takut karena mengagungkan Allah mengharapkan

14

pahalaNya.

Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu anhu, apabila sedang dalam keadaan

shalat, seolah-olah ia seperti tongkat yang ditancapkan. Apabila

mengeraskan bacaannya, isakan tangis menyesaki batang lehernya.

Sedangkan ‘Umar al Faruq Radhiyallahu anhu, apabila membaca, orang

yang di belakangnya tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya.

Demikian juga ‘Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apabila dalam keadaan

shalat, seolah-olah ia seperti tongkat kayu. Sedangkan ‘Ali bin Abi

Thalib Radhiyallahu anhu, apabila datang waktu shalat, bergetarlah ia

dan berubah wajahnya. Tatkala ditanya, dia menjawab: “Sungguh sekarang

ini adalah waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan

gunung, mereka enggan untuk memikulnya dan takut dengan amanah ini,

akan tetapi aku memikulnya”.

Di antara manusia ada yang shalat dengan badan dan seluruh

persendiannya, menggerakkan lisannya dengan ucapan, menundukkan

punggung mereka untuk ruku`, turun ke bumi untuk sujud, akan tetapi,

hati mereka tidak bergerak ke arah Allah Sang Pencipta Yang Maha

Tinggi. Mereka menampakkan ketundukan, sedangkan hatinya lari menjauh.

Mereka membaca al Qur`an, akan tetapi tidak meresapinya. Mereka

bertasbih, akan tetapi tidak memahaminya. Mereka berdiri di hadapan

Allah dan di dalam rumahNya, akan tetapi, sebenarnya pandangannya ke

arah pekerjaan mereka, tinggal bersama ruh mereka di tempat tinggal

mereka. Begitulah keadaannya, seseorang telah mengerjakan shalat dalam

waktu yang lama, akan tetapi ia tidak pernah menyempurnakan shalatnya,

meskipun hanya sehari saja; karena ia tidak menyempurnakan ruku’nya,

sujudnya dan khusyu’nya. Barangsiapa keadaannya seperti ini, sungguh

ia tidak bisa mengambil manfaat dari shalatnya, sehingga kadang-kadang

15

ia memakan harta manusia dengan batil, melakukan kerusakan di antara

manusia, melaksanakan amalan yang bertentangan dengan agama dan

akhlak, bahkan dia menjadikan shalat hanya untuk mendapatkan pujian

manusia, untuk menutupi kejahatan kedua tangan dan kakinya.

Saudaraku seiman, hadits berikut ini sebagai renungan, sikapilah

dirimu dengan jujur, agar mampu melihat posisi kita masing. Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ها ف� ص ها ت�� Gلن G�عها ي مسها رت�: ها خ�� ذس� عها س� ن: ها س� من� G�شعها@ ت ه ت�� ت�� لا ر ص� Gش ا ع� ل ت: له أ� ت� ا ك� رف� وم� ص ن� ئ( ل ل� ح�: ن� أل�ر أ�

Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis

(pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya,

seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya,

seperempatnya, sepertiganya, setengahya.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah Radhiyallahu anhu

berkata : “Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan

tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit

dan bumi”.

Wahai orang yang shalat, sesungguhnya shalat adalah kobaran api

pertempuran bersama setan, pertempuran was-was dan bisikan-bisikan,

karena kita berdiri pada tempat yang agung, paling dekatnya kedudukan

(dengan Allah) dan paling dibenci setan. Kemudian setan menghiasi di

depan pandangamu dengan kesenangan, menawarkan keindahan dan godaan.

Dia juga mengingatkan yang engkau lupakan, sehingga dia merasa senang

ketika shalatmu rusak, sebagaimana baju yang usang, rusak, tidak

16

mendapatkan pahala dan tidak pula mendapatkan keutamaan.

Wahai orang yang shalat, barangsiapa yang menempuh metode Nabi dan

meniti jalan Nabi dalam shalatnya, niscaya dia dapat memperoleh

kekhusyu’an. Untuk bisa meraih khusyu` ada beberapa hal yang bisa

membantunya. Yaitu orang yang akan shalat, hendaknya segera menuju

masjid dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, ia telah membersihkan

pakaiannya, mensucikan badannya, mengkosongkan hatinya dari kesibukan

dunia, semerbak harum badannya, meluruskan barisan dan menutup celah

dalam barisan, dan ia tidak mengangkat kepalanya ke langit saat

shalat, karena hal ini terlarang dan bisa menghilangkan kekhusyu’an.

Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu

tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat

dengan pakaian atau baju yang ada gambarnya, tulisannya, ataupun baju

berwarna-warni yang bisa mengganggunya, dan mengganggu orang lain.

Begitu juga suara-suara yang berasal dari handphone yang mengganggu

kaum Muslimin, sehingga merusak kekhusyu’an. Oleh karena itu janganlah

membawa suara musik yang berdendang di dalam rumah-rumah Allah

tercampur dengan kalam Allah. Kita meminta kepada Allah salamah dan

‘afiyah dari dosa dan kesalahan.

Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda:

وغ ك� ى( أل�ر ه ف� لن: م ص� ت( ف� b�ال لا ت و ف�� ا أ� وده� ح: ها ولا س� وع� م رك� ت� ال لا ن�( ها ف�� شرق�� ف� ت�( ن( وك� ول أهلل ا رش� وأ ي�( ال� ه ف�� ت�� لا شرق� ص� ي( ت�( ذ� ه� أل� اس سرق� وأ� أل�ن� ش� أ�ود ح: وأل�س

17

“Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya”. Mereka

bertanya,”Wahai, Rasulullah. Bagaimana seseorang mencuri shalatnya?”

Rasulullah menjawab,”Dia tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya,”

atau ia (Rasulullah) berkata : “Tidak menegakkan tulang punggungnya

ketika ruku’ dan sujud”. [Diriwayatkan oleh Ahmad]

Bertakwalah kepada Alah dengan sebenar-benarnya takwa, dan tanamkan

perasaan kedekatan Allah pada diri kalian, saat sendirian maupun

ketika bersama manusia.

Termasuk hal terbesar untuk bisa tenang dan khusyu’ dalam shalat,

yaitu merenungi dan meresapi makna. Ketika mengucapkan Allahu Akbar,

maka renungkanlah kedalaman pemahamannya dan petunjuknya. Allah Maha

Besar dari setan yang menipunya di dunia. Allah Maha Besar dari nafsu

syahwat, harta, kedudukan dan anak. Maka mantapkan dan tanamkan ke

dalam hati, kemudian laksanakan segala konsekwensinya.

Juga renungkanlah pahala yang besar pada setiap bacaan al Fatihah,

bacaan ruku`ataupun bacaan-bacaan shalat lainnya. Renungkanlah pahala

yang besar, di antaranya apabila imam mengucapkan

ن� ي( ال� هم ولا أل�ص� لن( وت: ع� ص� مغ� ر أل� ب( غ�

(bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, bukan pula jalannya

orang-orang yang sesat), maka para malaikat mengucapkan “Amiin”.

Barangsiapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan amin para

malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Begitu pula

18

renungkanlah pahala-pahala yang agung, serta keutamaan-keutamaan besar

lainnya saat berdiri, duduk, dzikir-dzikir ruku’ dan sujud.

Barangsiapa yang merenunginya, dia akan yakin dengan rahmat Allah,

sesembahannya.

Termasuk yang bisa mengantarkan kepada khusyu’, yaitu wasiat

Rasulullah yang kekal : “Shalatlah dengan shalat orang yang akan

berpisah (dengan dunia)”.

(Diangkat berdasarkan khuthbah Jum’at Syaikh Abdul Bari ats Tsubaiti

di Masjid Nabawi, Madinah al Munawwarah, pada tanggal 16 Rajab 1426

H).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XI/1428/2007M. Penerbit

Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton

Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

19

Keutamaan Sholat Khusyu

لاة� « » ى( أل�ص ى( ف� ن� bي ة� ع� �ر عل ف� ، وج�: ت: ت( ساء وأل�ط ا أل�ن� ن( Yن� ن� أل�ذ م� لي( : أ� ول أهلل ال رش� ال: ف�� س ف�� ت�� ن� أ� ع�

ت: ت: خ�Dari Anas bin Malik rahimahullah bahwa Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Allah menjadikan

aku mencintai dari (urusan-urusan) dunia (yaitu kepada)

perempuan (istri-istri beliau ) dan minyak wangi, tapi Allah

menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk/penghibur hati) bagiku pada

(waktu aku melaksanakan) shalat”[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan besar bagi

seorang hamba yang melaksanakan shalat sesuai dengan

petunjuk yang diturunkan Allah  kepada Rasul-Nya , dan bahwa

inilah yang menjadi sumber kebahagiaan utama bagi hati

manusia.

20

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa shalat yang akan menjadi

penyejuk hati bagi manusia adalah shalat yang dilaksanakan

dengan khusyu’. Beliau berkata: “Khusyu’ dalam shalat

hanyalah akan diraih oleh orang yang hatinya tercurah

sepenuhnya kepada shalat (yang sedang dikerjakannya), dia

hanya menyibukkan diri dan lebih mengutamakan shalat

tersebut dari hal-hal lainnya. Ketika itulah shalat akan

menjadi (sebab) kelapangan (jiwanya) dan kesejukan

(hatinya), sebagamana sabda Rasulullah  dalam hadits riwayat

imam Ahmad dan an-Nasa-i, dari Anas bin Malik t bahwa

Rasulullah  bersabda…Beliau menyebutkan hadits di atas”[2].

Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari

hadits ini:

Allah  mensyariatkan ibadah bagi manusia untuk menjadikan

mereka meraih kebahagiaan hidup yang hakiki lahir dan batin,

serta merasakan ketenangan dan ketentraman hati, bukan untuk

menjadi beban dan kesusahan bagi mereka.

Imam Ibnul Qayyim berkata: “Bukanlah tujuan utama dari semua

ibadah dan perintah (Allah dalam agama Islam) untuk

memberatkan dan menyusahkan (manusia), meskipun hal itu

(mungkin) terjadi pada sebagian dari ibadah dan perintah

21

tersebut sebagai (akibat) sampingan, karena adanya sebab-

sebab yang menuntut kemestian terjadinya hal tersebut, dan

ini merupakan konsekwensi kehidupan di dunia. Semua perintah

Allah (dalam agama Islam), hak-Nya (ibadah) yang diwajibkan-

Nya kepada hamba-hamba-Nya, serta semua hukum yang

disyariatkan-Nya (pada hakekatnya) merupakan qurratul ‘uyuun

(penyejuk/penghibur jiwa), serta kesenangan dan kenikmatan

bagi hati (manusia), yang dengan (semua) itulah hati akan

terobati, (merasakan) kebahagiaan, kesenangan dan

kesempurnaan di dunia dan akhirat. Bahkan hati (manusia)

tidak akan merasakan kebahagiaan, kesenangan dan kenikmatan

yang hakiki kecuali dengan semua itu”[3].

Rasulullah  mencintai perkara dunia yang dihalalkan bagi

beliau, tapi kecintaan beliau  kepada Allah dan mendekatkan

diri kepada-Nya melebihi segala sesuatu yang ada di dunia

ini.

Keutamaan shalat yang disebutkan dalam hadits ini juga

berlaku bagi umat Rasulullah  sesuai dengan tingkat

kesempurnaan iman mereka, meskipun tentu saja Rasulullah

yang mendapatkan bagian yang paling sempurna dari keutamaan

tersebut[4].

Inilah makna kemanisan dan kelezatan iman, yang disebutkan

dalam hadits-hadits yang shahih, misalnya sabda beliau :

“Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan 22

merasakan manisnya iman (kesempurnaan iman): menjadikan

Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun)

selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena

Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada

kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan

untuk dilemparkan ke dalam api”[5].

Dalam hadits lain, Rasulullah  bersabda: “Akan merasakan

kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah

sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi)

Muhammad  sebagai rasulnya”[6].

Ini pulalah yang merupakan makna ucapan bebarapa ulama Ahlus

sunnah tentang kenikmatan ketika beribadah kepada Allah .

Misalnya ucapan salah seorang dari mereka: “Sungguh kasihan

orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan

meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan

kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang

bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia

ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa

tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk

bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan

mengamalkan ketaatan kepada-Nya”[7].

Ulama salaf yang lain berkata: “Seandainya para raja dan

pangeran mengetahui (kenikmatan hidup) yang kami rasakan

(dengan mencintai Allah  dan mendekatkan diri kepada-Nya),

23

niscaya mereka akan berusaha merebut kenikmatan tersebut

dari kami dengan pedang-pedang mereka”[8].

Bahkan inilah makna ‘surga dunia’ yang sesungguhnya.

Sebagaimana dalam ucapan yang populer dari Syaikhul Islam

Ibnu Taimiyyah, beliau berkata: “Sesungguhnya di dunia ini

ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam

surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga

di akhirat nanti”[9].

ن� ن� أل�خمذ ل�له رت: أل�عال�مي( ا أ� ر دعوأي�� خ�� ، وأ) ن� معي( خ�: ه أ� له وص�حن: ا م�خمذ@ وأ) ن� bئ ن: ارك�V ع�لى ن�� وص�لى أل�له وس�لم وي�:

Kota Kendari, 5 Muharram 1435 H

Abdullah bin Taslim al-Buthoni

sumber : http://manisnyaiman.com

Artikel : www.kajiansunnah.net

[1] HR Ahmad (3/128), an-Nasa-i (7/61) dan al-Hakim (2/174),

dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim dan disepakati oleh Imam

adz-Dzahabi, juga dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Hajar

al-‘Asqalani (Fathul Baari 11/345) dan Syaikh al-Albani

(Shahiihul jaami’ no. 3124).

[2] Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/319).

24

[3] Kitab “Ighaatsatul lahfaan” (hal. 75-76 – Mawaaridul

amaan).

[4] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (3/348).

[5] HSR al-Bukhari (no. 16 dan 21) dan Muslim (no. 43).

[6] HSR Muslim (no. 34).

[7] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “Igaatsatul

lahfaan” (1/72).

[8] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilush

shayyib” (hal. 70).

[9] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilush

shayyib” (hal. 69).

25