MAKALAH
FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS
KONTRASEPSI
DISUSUN OLEH:
1. Atty Hernawati (1304055077)
2. Fitri Oktavia (1304055089)
3. Juny Angan Pratama (1304055094)
4. Kartika Afriani Fitriana (1304055095)
5. Resa Lusiana Ilyas (1304055114)
6. Susi Susanti (1304055125)
7. Vidia Valupi (1304055131)
PROGRAM PROFESI APOTEKER XXI
1
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................i
DAFTAR ISI.............................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................... 3
1.1 Latar Belakang.............................. 3
1.2 Tujuan...................................... 4
BAB II PEMBAHASAN....................................... 5
2.1............................................... Definisi5
2.2............................................... Anatomi dan Fisiologi5
2.3............................................... Fatofisiologi7
2.4 Manifestasi Klinik.......................... 9
2.5............................................... Gejala Klinis10
2.6............................................... Diagnosis12
2.7............................................... Komplikasi Hipertensi13
2.8 Terapi...................................... 14
2.9 Golongan Obat Hipertensi.................... 18
2.10 Studi Kasus.................................. 25
2
2.11 Evaluasi Terapi.............................. 27
BAB III KESIMPULAN....................................... 29
3.1 Kesimpulan.................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
jumlah penduduk yang besar. Laju pertumbuhan penduduk
Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program
pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka
kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga
berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan
kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk
membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka
mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua,
yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas
3
cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan
menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan
sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara
kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara,
dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini
belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal,
karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat dari daya
guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak
memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping
minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan
sejak berkembangnya kontrasepsi di Indonesia,
penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup
memuaskan , sampai saat ini masih banyak masyarakat
Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi
dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan
bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu
kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal
di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan.
Padahal sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia telah
mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya
guna, aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek
samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk alat
kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek
4
samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya
kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau
oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia
yang tinggal di daerah terpencil.
Untuk itu perlunya digalakkan edukasi yang optimal
mengenai kontrasepsi. Oleh karena itu, adalah sebuah
langkah yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi
ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik umum.
Sehingga nantinya diharapkan seorang dokter praktik
umum mampu melakukan edukasi dan penatalaksanaan secara
paripurna mengenai kontrasepsi. Dan pada akhirnya,
dengan pemahaman yang baik di kalangan calon dokter
praktik umum, program keluarga berencana di Indonesia
dapat berjalan dengan baik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kontrasepsi adalah suatu tindakan pencegahan
kehamilan atau pencegahan konsepsi (bertemunya sel
sperma dengan sel telur yang matang) baik bersifat
sementara atau menetap. Untuk mencapainya ada beberapa
cara, yaitu:
1. Menggunakan hormon estrogen (E), progesteron (P),
atau kombinasinya (E + P).
2. Secara mekanik dengan menggunkan peralatan
tertentu, seperti intra uterin device (IUD), Alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), kondom, diafragma,
6
spermatisida, dan diafragma yang diberi
spermatisid.
3. Tehnik senggama terputus dan cara kalender.
4. Sterilisasi, yaitu melalui vasektomi dan tubektomi
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah
hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai
ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan
mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium (mekanisme yang menyebabkan lingkungan
uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
2.2 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi mengandung kombinasi estrogen dan
progesteron sintetik atau hanya progestin. Estrogen
menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
mencegah perkembangan folikel dominant. Estrogen juga
menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat
kerja progestin. Progestin menekan peningkatan
Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi.
Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim
sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi
endometrium sehingga menghambat implantasi.
2.3 Kontrasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan
progesteron).
2.3.1 Pil kombinasi
7
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun
progesteron sintetik. Pil diminum setiap hari selama
tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau
plasebo. Estrogennya adalah etinil estradiol atau
mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg
pertablet. Progestinnya bervariasi.
a. Jenis
Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: microgynon
Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg
Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7
tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari
berturut-turut. Kemasan berikutnya dimulai setelah
tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya
(pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus
dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita
(yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang
biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan
harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari
ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus
8
pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda
pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum
tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis,
mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari
berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang
biru sesuai dengan hari pada saat itu.
Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosuis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol
valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol
valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16
hari dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari
hingga habis.
Trifasik
9
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam 3 dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet.
Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan menurut
urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari
0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg levonorgestrel,
5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan
0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03
mg etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7
tablet innert merah dari 31.835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut
dalam urutan yang tepat seperti diuraikan di atas.
Tablet-tablet diminum terus menerus
tanpa dihentikan. Segera setelah satu kemasan
habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan
diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet
Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang
sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau
tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet
diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan
meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari
10
berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari
siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari
pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet
Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya
walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari
penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang
samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada
bagian foil berwarna merah dan mengikuti jadual yang
sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila
tablet digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan
tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum,
kemungkinan hamil harus dipertimbangkan.
Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang
tertera (lupa satu atau lebih tablet atau mulai
minum tablet yang terlupa pada hari terlambat
daripada seharusnya) kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan
dilakukan cara-cara dianostik yang tepat sebelum
pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti
petunjuk pengobatan dan telah minum tablet dua
siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak
terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan
oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk
11
sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya
dilanjutkan.
Tablet-tablet yang Terlupa Diminum. Pemakai harus
diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa
secepatnya setelah teringat. Bila dua tablet
berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum
setelah teringat. Tablet berikutnya harus diminum
pada waktu yang sama. Tiap saat pasien terlupakan
satu atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara
kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara
mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap
hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga tablet
berturut-turut selain tablet berwarna merah
terlupakan, semua pengobatan harus dihentikan dan
sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru
harus dimulai pada hari kedelapan setelah tablet
terakhir diminum dan suatu kontraseptiva tambahan
non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia
telah meminum satu tablet tiap hari untuk 14 hari
berturut-turut.
b. Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara
menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan
12
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum
akan terganggu.
c. Manfaat
Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari
(1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri
haid.
Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan
masih ingin menggunakannya.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat.
Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil
dihentikan.
Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium,
kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang
panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore,
akne.
d. Keterbatasan
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya
tiap hari.
13
Mual terutama pada 3 bulan pertama.
Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3
bulan pertama.
Pusing dan nyeri payudara.
Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan
tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak
positif.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui
(mengurangi ASI).
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan
depresi dan perubahan suasana hati sehingga
keinginan untuk melakukan hubungan seksual
berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan,
sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah
pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan
usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
e. Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil
kombinasi, seperti:
Usia reproduksi.
Telah memiliki anak ataupu yang belum.
Gemuk atau kurus.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Pasca keguguran.
Anemia karena haid berlebihan.
14
Nyeri haid hebat.
Siklus haid tidak teratur.
Riowayat kehamilan ektopik.
Kelainan payudara jinak.
DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah,
mata dan saraf.
Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau
tumor ovarium jinak.
Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan
rifampisin.
Varises vena.
f. Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:
Hamil atau dicurigai hamil.
Menyusui eksklusif.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya.
Penyakit hati akut.
Perokok dengan usia >35 th.
Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi >
180/110 mmHg.
Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM >
20th.
Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/
riwayat epilepsi).
15
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap
hari.
g. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau
perempuan tersebut tidak hamil.
Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu
menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom)
mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil
tersebut.
Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif;
setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pascakeguguran
segera atau dalam waktu 7 hari).
2.4 Suntikan kombinasi.
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50
mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang
diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4
kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan.
a. Cara kerja
16
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, atrofi endometrium, dan Menghambat
transportasi ovum lewat tuba.
2.5 Kontrasepsi pil progestin (minipil).
a. Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau
350ug noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
b. Cara kerja minipil
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium (tidak begitu kuat).
Endometrium mengalami transformasi lebih awal
sehingga implantasi lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum
terganggu.
c. Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan
sampai terlupa satu-dua tablet karena akibatnya
kemungkinan terjadi kehamilan sangat
besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein
bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena
dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam
menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada
17
tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang
sama, senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah
penggunaan minipil.
d. Keuntungan
Cocok untuk perempuan menyusui.
Sangat efektif jika digunakan secara benar.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Nyaman dan mudah digunakan.
Kesuburan cepat kembali.
Sedikit efek samping.
Tidak mengandung estrogen
Dapat dipakai sebagai senggama.
Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
Mencegah kanker endometrium.
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat
sehingga relatif aman diberikan pada perempuan DM
yang belum mengalami komplikasi.
e. Keterbatasan
Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
Peningkatan/penurunan berat badan.
Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang
sama.
Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih
besar.
Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis
atau jerawat.
18
Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan
bersamaan dengan obat OAT (rifampisin) dan obat
epilepsi (fenitoin, barbiturat).
f. Kontraindikasi
Hamil/diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
Kanker payudara.
Mioma uteri.
Riwayat stroke, PJK.
2.6 Kontrasepsi implan.
a. Jenis
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm,
yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur
dengan panjang kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm
yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam
kerjanya 3 tahun.
Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang
diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lamam kerja
3 tahun.
b. Cara kerja
Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi,
Mengentalkan lendir serviks, Atrofi endometrium,
19
dan menghambat transportasi ovum lewat tuba.
Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100
perempuan.
2.7 AKDR dengan progestin.
Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.
a. Kontraindikasi absolut
Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk
leukemia, AIDS, penyalahgunaan obat, penggunaan
steroid.
Penyakit katup jantung (KI relatif).
Belum pernah melahirrkan (KI relatif).
Penyakit Wilson.
Alergi terhadap tembaga.
b. Keuntungan
Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.
Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang
paling efektif untuk periode 5 tahun.
Mengurangi dismenore dan menoragia.
2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan
contohnya
1. Dosegestrel/Etinil estradiol.
Rumus kimia: C23H27N
a. Indikasi
20
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah
kehamilan.
b. Interaksi
Golongan azole antifungal (itraconazole),
barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin,
ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin,
rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan
efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.
Efek samping dari obat beta bloker atenolol,
selegiline, teofilin, dan troleandomisin
ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh
dosegestrel/etinil estradiol.
c. Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon
(Organon)
d. Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal
siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah,
kadar lemak.
e. Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala
ringan, jerawat.
f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan
lengkap dan diubah menjadi etonogestrel. Konsentrasi
21
plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam
setelah minum. Bioavailabilitas 62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone
binding globulin (SHBG). Hanya 2-4% dari total
konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas,
40-70% berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol
sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel
dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan
albumin. Volume distribusi desogestrel adalah
1,5l/kg.
h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya
metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik
adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan
metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu
dalam perbandingan 6:4.
2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-
nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
22
a. Indikasi
Mencegah kehamilan.
Mengatur siklus menstruasi.
b. Kontraindikasi
Alergi
Sedang hamil atau tersangka hamil.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui
sebabnya.
Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
Stroke, PJK, trombosis vena.
Tumor hati.
c. Interaksi Obat
Acitretin, aprepitant, azole antifungal
seperti ketoconazole, barbiturates seperti
fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate,
griseofulvin, hydantoins seperti fenitoin,
modafinil, nevirapine, penicillins seperti
amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir,
rifamycins seperti rifampin, St. John's wort,
tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau
troglitazone menurunkan efektivitas
mestranol/norethindron.
Beta bloker seperti metoprolol,
cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin
dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya
ditingkatkan.
23
Kortikosteroid seperti prednisone, efek
sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan berat
badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah,
peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh mestranol/
norethindron.
Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya
yaitu perdarahan ditingkatkan oleh
mestranol/noretindron.
Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan
oleh mestranol/norethindron.
3. Depomedroksiprogesteron asetat.
Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3
bulan sekali. Kontrasepsi ini kurang ideal pada
pasien yang menghendaki cepat hamil setelah
menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan
bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12
bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya
jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak
mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan setelah
menghentikan.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
24
Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang
tidak diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek Samping
Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis,
emboli paru, payudara lembek
dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher
rahim, hipereksia yang
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan
berat badan, perubahan
warna kulit ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa),
Depogeston (triyasa),
Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
4. Linestrenol.
a. Indikasi
Kontrasepsi Oral
b. Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom
rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika
timbul perdarahanringan pada
25
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah
hentikan.
d. Perhatian
Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan
sekali. Hentikan jika timbul
gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard,
ginjal, epilepsi, atau
migran.
e. Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat,
obat antiepilepsi tertentu.
f. Sediaan beredar
Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat
(Organon).
5. Levonorgestrel.
a. Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk
wanita
b. Kontraindikasi
Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas,
kanker yang berkaitan
dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak
jelas, gangguan
tromboemboli atautrombofleblitis.
26
c. Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea,
sakit kepala, gugup,
mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan
libido, hirsutisme, gatal-gatal,
rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan
darah tinggi.
6. Etonogestrel.
a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel
b. Kontraindikasi
Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis,
hipersensitivitas.
c. Perhatiaan
Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang
dengan kemungkinan
resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas
dengan wanita calon akseptor
sebelum menggunakan implamt.
d. Sediaan beredar
Implanon (Organon)
7. Gestoden.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
27
Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn
vaskular, prankreatitis
atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal
akut.
c. Sediaan beredar
Gynera (Schering)
8. Drospirenon.
Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit
sistem RAAS dan sebagai anti antiandrogenik yang
bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi
cairan karena hormon dan wanita yang menderita akne
dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan tidak
diikat oleh sex hormon maupun oleh kortikosteroid.
Akan tetapi diikat oleh protein serum. Pada sebagian
orang dapat menyebabkan hiperkalemia jika
dikombinasi oleh sprinalaktone.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau
hipertrigliseridemia, penyakit
hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau
ganas), keganasan alat genital ayau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak
terdiagnostik, kehamilan, dan
hipersensitif.
c. Sediaan Obat
28
Yasmin (Schering)
9. Cyproterone Acetat.
Nama generik : (3'H-
Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione,6-
chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang : Diane 35 (Schering)
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-
hydroxyprogesterone Memiliki efek antiandrogenik
dengan efek lemah
terhadap progestational dan glucocorticoid.
Cyproterone acetate dimetabolisme oleh
enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15β-
hydroxycyproterone acetate, Sebagian akan
dihidrolisis menjadi cyproterone and acetic acid.
Akan tetapi seperti halnya horman steroid esterase
lainnya, cyproterone acetate sulit untuk
dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk
cyproterone acetate. Hal inilah yang
menyebabkan cyproterone acetate memiliki efek
antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone
acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-
hydroxylase dan 3beta-hydroxysteroid dehydrogenase.
Dimana kedua enzim terse but iguana untuk
membentukcortisol. Hambatan terhadap 21-
hydroxylase juga mongering produksi
dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan
29
glucocorticoid mongering hormon gonadotropins, yang
menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik
sebagai pengobatan antiandrogen.
Selain itu cyproterone acetate dikombinasikan
dengan 5-alpha-reductase inhibitorfinasteride dapat
mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa studi
invitro juga menunjukkan bahwa cyproterone atau
cyproterone acetate dapat mengobati benign prostat
hyperplasia.
a. Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat
hyperplasia, hirsustisme, terapi
hormon maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri,
pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas),
keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak
terdiagnostik, dan hipersensitif.
c. Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam,
perubahan mood, dapat
menyebabkan osteoporosis.
d. Dosis
30
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi
dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan
diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang
merupakan kombinasi dari 2 zat aktif yaitu
etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol
merupahan hormon sintetik dari estrogen wanita dan
desogestrel merupakan generasi ketiga hormon
sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk
tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu
tablet besar warna putih mengandung 0,15 mg
desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh
tablet putih yang tidak mengandung zat aktif. Yang
mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium
stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat,
alfa tokoferol.
b. Indikasi
Kontrasepsi oral.
c. Kontraindikasi
Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam,
emboli paru, infark miokard dan stroke.
Tia, angina pektoris.
31
Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian
trombosis seperti hipertensi.
Gangguan fungsi hati yang lama dan
ireversibel.
Tumor hati.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
sebabnya.
Diketahui atau dicurigai hamil.
DM dengan komplikasi vaskular.
Hipersensitif terhadap komponen.
11. Etinil estradiol.
a. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan
lengkap. Konsentrasi plasma puncak dicapai 80 pg/ml
dalam 1-2 jam setelah pemberian. Biaoavailabilitas
setelah mengalami konjugasi presistemik dan
metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b. Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5%
dan menginduksi peningkatan kadar SHBG serum. Volume
distribusi adalah 5L/kg.
c. Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh
mukosa usus dan hati. Metabolitnya akan dikonjugasi
dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens
metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi
Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu
32
dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya
adalah 1 hari.
d. Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang
dari 12 jam, efektivitasnya tidak berkurang. Tablet
yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang
akan diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu
biasanya. Jika pengguna lupa minum sampai lebih dari
12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal
ini berlaku juga untuk pil KB yang emnggunakan pil
21 tablet.
2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga
Berencana.
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan
prinsip utama dari pelayanan keluarga berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti
petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien
dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik
33
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan
tindakan medis, surat tindakan medis diperlukan.
Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan
harus dari pasangan suami istri. Setelah calon
peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan
tindakan medik, pel;ayanan kontrasepsi baru
dilakukan. Pada halaman belakang lembar persetujuan
tindakan medik terdapat catatan tindakan dan
pernyataan oleh dokter/bidan/perawat yang melakukan
tindakan. Catatan tersebut memuat catatan tindakan
yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan,
waktu serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan
yang diberikan sesuai dengan standar.
34
BAB III
KESIMPULAN
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah
hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum
matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan
mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan
uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi hubungannya dengan pemilihan alat
kontrasepsi yang sesuai dengan pasien, diperlukan suatu
35
konseling yang berarti petugas medis membantu pasien
untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
dirinya dan juga dengan konseling yang baik akan
membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih
lama dan meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan
pasien, berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia
pra menopause, dan masalah obesitas tipe II,
dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil
kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan
implant levonorgestrel. Namun dari keempat opsi
kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien
tersebut, kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu
kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron
sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi
pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu
dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi
pasien secara holistik, dengan sebelumnya dilakukan
konseling secara optimal karena hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Paduan PelayananKeluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
2. Dosegestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal 18 Mei 2009.
3. Mestranol/noretindrone. Diunduhdari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.htmltanggal 18 mei 2009.
4. Depomedoksiprogesteronasetat. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
5. Linestrenol. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18 Mei 2009.
6. Levonorgestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal18 Mei 2009.
7. Etonogestrel. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal18 Mei 2009.
8. Gestoden. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18Mei 2009.
9. Drospirenon. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal18 Mei 2009.
10. Cyproterone Acetat. Diunduhdari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat tanggal 18 Mei 2009.
11. Marvelon. Diunduh dariwww.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html tanggal 19 Mei 2009.
12. Etinil estradiol. Diunduh dariwww. home.intekom.com/pharm/donmed/etinilestradiol.html tanggal 19 Mei 2009.
37
Top Related