MAKALAH GIZI DAN KESPRO

66
PEMBAHASAN A. Karekterikstik Anak Perempuan Usia 6-11 Tahun Manusia selalu mengalami proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembangan manusia bahkan sudah dimulai saat masa prakelahiran, menuju ke masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, hingga masa dewasa. 1. Karakteristik anak usia 6-11 tahun a. Senang bermain Anak pada usia ini pada umumnya masih suka bermain. Oleh karena itu, orang tua ataupun guru dituntut untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang bermuatan permainan, lebih- lebih untuk siswa kelas rendah. b. Senang bergerak Berbeda dengan orang dewasa yang bisa duduk dan diam mendengarkan ceramah selama berjam-jam. Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa duduk dengan tenang sekitar 30 menit saja. Oleh karena itu, guru harusnya merancang model pembelajaran yang menyebabkan anak aktif bergerak atau berpindah. 5

Transcript of MAKALAH GIZI DAN KESPRO

PEMBAHASAN

A. Karekterikstik Anak Perempuan Usia 6-11 Tahun

Manusia selalu mengalami proses perkembangan

yang cukup panjang. Perkembangan manusia bahkan sudah

dimulai saat masa prakelahiran, menuju ke masa bayi,

masa anak-anak, masa remaja, hingga masa dewasa.

1. Karakteristik anak usia 6-11 tahun

a. Senang bermain

Anak pada usia ini pada umumnya masih suka

bermain. Oleh karena itu, orang tua ataupun guru

dituntut untuk mengembangkan model-model

pembelajaran yang bermuatan permainan, lebih-

lebih untuk siswa kelas rendah.

b. Senang bergerak

Berbeda dengan orang dewasa yang bisa duduk dan

diam mendengarkan ceramah selama berjam-jam.

Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa

duduk dengan tenang sekitar 30 menit saja. Oleh

karena itu, guru harusnya merancang model

pembelajaran yang menyebabkan anak aktif

bergerak atau berpindah.

5

6

c. Senang bekerja dalam kelompok

Senang bekerja dalam kelompok, oleh karena itu,

guru perlu membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 5

siswa untuk mneyelesaikan tugas secara

berkelompok. Dengan bergaul dalam kelompoknya,

siswa dapat belajar bersosialisasi, belajar

bagaimana bekerja dalam kelompok, belajar setia

kawan dan belajar mematuhi aturan-aturan dalam

kelompok.

d. Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

langsung

Mereka berusaha menghubungkan konsep-konsep yang

sebelumnya telah dikuasai dengan konsep-konsep

yang baru dipelajari. Suatu konsep juga akan

cepat dikuasai anak apabila mereka dilibatkan

langsung melalui praktik dari apa yang diajarkan

guru. Oleh sebab itu, guru seharusnya merancang

model pembelajaran yang melibatkan anak secara

langsung dalam proses pembelajaran.

7

2. Karekteristiki atau sifat khas anak usia 6-11

tahun

a. Pertumbuhan tidak secepat bayi (pertumbuhan

lambat)

b. Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan

jasmani dan prestasi sekolah.

c. Pola kecenderungan memuji diri sendiri.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak

lain.

e. Ada kecenderungan meremehkan anak lain.

f. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan

permainan tradisional.

g. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal,

maka soal itu dianggapnya tidak penting.

h. Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang

baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang

pantas diberi nilai atau tidak.

i. Gigi gigi susu tanggal secara berangsur-angsur

dan diganti dengan gigi permanen.

j. Anak lebih aktif memilih makanan yang disukai

k. Lebih banyak melakukan aktifitas fisik

8

l. Mempunyai daya tahan yang cukup terhadap

berbagai penyakit.

m. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas

meningkat.

3. Karekteristik pola makan anak perempuan usia 6-11

tahun

a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri

b. Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan

sekolah serta adanya reklame di televisi dapat

mempengaruhi pola makan untuk mencoba makanan

yang belum dikenalnya.

c. Kesukaan menyukai satu makanan tertentu,

berangsur-angsur hilang.

d. Pengaruh aktifitas bermain dapat menyebabkan

keinginan bermain lebih lebih besar dari pada

makanan.

Dengan melihat karekteristik pola makan anak

usia 6-11 tahun tersebut, maka pilihan zat gizi

dan menu harus variatif agar kebutuhan gizi anak

tercukupi dengan baik. Syarat pemberian makanan

bagi anak antara lain:

9

a. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi

yang sesuai dengan umumnya.

b. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu

seimbang.

c. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya

terima dan toleransi anak.

d. Memperhatikan kebersihan perorangan atau anak

dan lingkungan.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Perempuan Usia 6-11

Tahu

Pertumbuhan (growth) adalah peningkatan jumlah

dan besar sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel

tersebut membelah diri menyintesis protein-protein

secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya

fungsi alat-alat tubuh.

Perkembangan (development) adalah perubahan

secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya

fungsi alat-alat tubuh.

 Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan

1. Faktor hereditas

10

Adalah factor keturunan secara genetic dari orang

tua kepada anak.

2. Faktor lingkungan

a. Lingkungan pranatal

1) Gizi ibu ketika hamil

2) Posisi janin

3) Zat kimia

4) Faktor hormonal

b. Lingkungan pascanatal

1) Sosial budaya

2) Nutrisi

3) Cuaca/ iklim

4) Olahraga

5) Status kesehatan

6)  Posisi anak dalam keluarga

1. Pertumbuhan pada Anak Usia 6-11 Tahun

Selama usia 6-11 tahun, pertumbuhan tetap

terjadi, walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan

sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi

atau pada masa remaja nantinya. Rata-rata

pertumbuhan tiap tahun seoarang anak pada usia

11

sekolah berkisar 3-3.g kg untuk BB dan sekitar 6

cm untuk TB.

Anak-anak pada periode ini usia ini tetap

mempunyai dorongan pertumbuhan yang bertepatan

dengan periode peningkatan masukan dan nafsu

makan. selam periode pertumbuhan yang lebih

lambat, masukan dan nafsu makan seseorang anak

juga akan berkurang. Para orang tua kiranya bisa

memahami adanya variasi dalam hal nafsu makan dan

masukan pada anak-anak mereka.

Pemantauan pertumbuhan secara berkala atau

periodic merupakan hal yang penting dilakukan

untuk dapat mengidentifikasi setiap penyimpangan

pada pola pertumbuhan anak. Anak-anak sebaiknya

selalu ditimbang dengan timbangan yang sudah

dikalibrasi tanpa menggunakan sepatu dan

mengenakan pakaian yang ringan. TB anak diukur

pada posisi berdiri tanpa menggunakan sepatu dan

menggunakan atau memakai papan pengukur tinggi

badan. Hasil pengukuran TB dan BB dapat

dibandingkan dengan grafik pertumbuhan.

12

Usia anak sekolah dasar umumnya berusia 6-11

tahun. Rentang usia tersebut disebut sebagai masa

anak. Yaitu fase antara masa kanak-kanak dan masa

remaja.

Secara fisik, anak pada usia 6-11 tahun

memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda

dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya.

Pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh

terhadap perkembangan kepribadian anak secara

keseluruhan.

Selanjutnya, pembahasan mengenai pertumbuhan

fisik anak usia 6-11 tahun ini mencakup aspek-

aspek yakni sebagai berikut:

a. Tinggi dan Berat Badan

Pertumbuhan fisik anak usia SD bila

dibanding dengan masa usia remaja dan usia dini

cenderung lebih lambat dan bersifat konsisten.

Perkembangan ini berlangsung sampai terjadinya

perubahan besar pada awal pubertas.

Tinggi dan berat badan anak secara bertahap

terus bertambah, penambahan itu diperkirakan

13

berkisar 2,5-3,5 kg dan 5–7 cm pertahun. Kaki

anak lazimnya menjadi bertambah panjang dan

tubuhnya bertambah kurus. Kekuatan fisik umumnya

meningkat dua kali lipat. Selain faktor

kematangan, unsur latihan juga sangat membantu

proses peningkatan dalam kekuatan otot.

b. Proporsi dan Bentuk Tubuh

Proporsi dan bentuk tubuh anak usia 6-11

tahun, umumnya kurang seimbang. Kekurangan

seimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian

kepala, badan, dan kaki. Kepala masih terlalu

besar jika dibanding bagian tubuh lainnya.

Jaringan lemak anak usia 6-11 tahun berkembang

lebih cepat dari pada jaringan ototnya.

Berdasarkan tipologoi Sheldon, ada tiga

kemungkinan bentuk primer tubuh anak usia 6-11

tahun yaitu:

1) Endomorph

yaitu yang tampak lebih luar berbentuk gemuk

dan berbadan besar.

2) Mesomorph,

14

yaitu yang kelihatan kokoh, kuat, dan lebih

kekar.

3) Ectomorph

yaitu yang tampak jangkung, dada pipih,

lemah, dan seperti tak berotot.

Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak

dapat memberikan dampak psikologis tertentu

kepada anak. Kondisi proporsi dan bentuk tubuh

yang kurang seimbang dapat menumbuhkan sikap-

sikap negatif, bahkan penolokan terhadap dirinya

sendiri.

c. Otak

Pertumbuhan otak dan sistem syaraf

merupakan salah satu aspek terpenting dalam

perkembangan individu. Didalam otak terdapat

pusat-pusat saraf yang mengendalikan perilaku

individu, yang berhubungan dengan perilaku

kognisi juga emosi. Dalam otak bagian tengah

terdapat sistem limbik dengan pusatnya yang

disebut dengan amigdala.

15

Bila dibanding pertumbuhan bagian-bagian

tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan kepala ini

jauh lebih cepat. Pertumbuhan otak itu terjadi

pada masa usia dini. 

Hal yang perlu dicatat bahwa kematangan

otak yang yang dikombinasi dengan pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak.

Dalam hal ini diperlukan kebutuhan nutrisi dan

rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak

tersebut berfungsi.

d. Ketrampilan Motorik

Kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih

halus dan lebih terkoordinasi daripada

sebelumnya selama masa anak. Anak laki-laki

lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik

daripada perempuan, karena jumlah sel otot laki-

laki lebih banyak daripada anak perempuan. Anak-

anak usia 6-11 tahun lebih mampu mengendalikan

tubuhnya sehingga dapat duduk dan memperhatikan

sesuatu secara lebih lama. Namun anak usia 6-11

16

tahun lebih suka melakukan berbagai aktifitas

fisik daripada berdiaam diri.

2. Perkembangan pada Anak Usia 6-11 Tahun

a. Perkembangan Fisiologik dan Kognitif

1) Perkembangan Fisiologik

Pada anak usia 6-11 tahun, kekuatan

otot, koordinasi motorik dan stamina

meningkat secara progresif. Anak-anak mampu

melakukan gerakan-gerakan dengan pola yang

lebih kompleks, sehingga memicu mereka untuk

mengikuti berbagai kegiatan seperti dansa,

olahraga, gimnastik, dan aktifitas fisik

lainnya.

Presentase lemak tubuh kemudian

meningkat sebagi persiapan menghadapi

dorongan pertumbuhan remaja. Peningkatan

presentase lemak tubuh, yang biasanya terjadi

pada kisaran umur 6.0-6.3 tahun disebut

sebagai adiposity rebound atau BMI rebound

17

dan dapat direfleksikan pada grafik

pertumbuhan BMI untuk umur. Peningkatan

presentasi lemak tubuh di masa pubertas

terjadi lebih dini dan lebih tinggi pada

perempuan dibandingkan dengan laki-laki (19%

pada perempuan dan 14% pada laki-laki)

Pada anak usia 6-11 tahun, laki-laki

memiliki masa tubuh yang lebih tipis per cm/

TB bila dibandingkan dengan perempuan.

Perbedaan komposisi tubuh ini akan lebih

tampak nyata pada masa remaja. Perlu

diketahui bahwa BMI tidak konstan selama masa

usia sekolah. Tujuan akhir pertumbuhan anak

bukanlah untuk mencapai suatu kisaran angka

“BMI menurut umur” tertentu, seperti ada

orang dewasa, tapi lebih agar memiliki

persenti “BMI menurut umur” dalam kisaran

nilai yang normal. Dengan peningkatan lemak

tubuh pada pra-remaja, terutama perempuan,

mungkin akan merasa mengalami kelebihan berat

badan (overweight).

18

Pada orang tua perlu menyadari bahwa

peningkatan lemak tubuh pada usia ini

merupakan bagian dari pertumbuhan dan

perkembangan yang normal. Para orang tua

harus bisa meyakinkan anaknya bahwa perubahan

ini pada umumnya tidak permanen.

2) Perkembangan Kognitif

Pencapaian perkembangan yang paling

pokok pada pertengahan usia sekolah adalah

kemampuan diri, pengetahuan tentang apa yang

akan dikerjakan dan kemampuan untuk

melakukannya. Selama usia sekolah, anak-anak

bergerak dari periode perkembangan pra-

operasional kea rah satu tindakan yang nyata.

Anak-anak usia 6-11 tahun ini juga menikmati

permainan-permainan yang strategic,

menunjukkan pertumbuhan perkembangan kognitif

dan bahasa.

Menurut teori perkembangan Piaget,

menyatakan bahwa usia anak sekolah ini masuk

19

didalam perkembangan concrete operasional

diman karekteristik kognitinya:

a) Anak sudah mampu memberikan perhatian pada

beberapa aspek.

b) Anak mulai memiliki alsan rasional dan

sistemik.

c) Egosentris anak mulai berkurang, anak mulai

dapat menerima pendapat orang lain.

Gambaran lebih lengkap tentang

perkembangan fisiologik dan kognitif terhadap

keterkaitan makanan bergizi pada anak usia

sekolah dapat disimak pada table berikut ini.

Periode

Perkemban

gan

Karekteristik

Kognitif

Hubungan dengan

Pemberian

Makanan dan

Gizi

Sensori

motor

0-2 tahun

Refleks

interaksi

lingkungan

Menghisap

makan sendiri

Mulai Makan lapar

20

mempelajari

simbol

Preparasi

2-7 tahun

Mulai berpikir

tidak

Sistematik

Makan kurang

menarik

dibanding

sosial, bahasa,

berpikir

Alasan

tampilan dan

kejadian

Makanan

suka/ tidak

suka

Dunia anak --

egosentris

Mengerti

makanan yang

baik tapi

alsannya tidak

tahu

Concrete Perhatian pada

beberapa aspek

Mulai sadar

makanan bergizi

21

op

7-11

tahun

alasan >

rasional dan

sistemik

baik untuk

pertumbuhan dan

kesehatan

Egosentris <

mulai dapat

menerima

pendapat orang

lain

Waktu makan

penting

Pengaruh

lingkungan

meningkat

Formal op

>11 tahun

Pemikiran

abstrak dan

analisis

berkembang

Fungsi gizi

makanan

terhadap

fisiologi dan

biokimia mulai

dimengerti

Pemahaman

terhadap ilmu

dan teori

berkembang lebih

dalam

Mulai timbul

konflik

terhadap

pemilihan

makanan

22

Anak mulai sadar akan makanan bergizi

baik untuk pertumbuhan dan kesehatan, waktu

makan adalah penting, serta pengaruh

lingkungan mulai meningkat. Pada masa ini,

seorang anak mengembangkan rasa percaya diri

sendiri. Anak-anak makin independen dan

mempelajari perannya, baik dalam keluarga, di

sekolah maupun di masyarakat.

Hubungan peer meningkat sangat penting,

dan anak mulai memisahkan diri dari

keluarganya sendiri dengan menghabiskan waktu

malamnya di rumah teman atau relasinya.

Banyak waktu mereka digunakan untuk menonton

televise dan bermain video games. Jadi

pengaruh-pengaruh diluar lingkungan rumah

mempunyai peran yang meningkat di segala

aspek kehidupan anak.

b. Perkembangan Keterampilan Pemberian Makanan

(Feeding Skills)

Dengan meningkatnya perkembangan motorik,

anak-anak usia sekolah mengembangkan

23

keterampilan pemberian makanan yang terus

meningkat. Anak mulai dilibatkan untuk

mengerjakan tugas menata dan mengatur makanan

sehingga anak berkonstribusi dalam keluarganya

dan dapat mendorong kepercayaan diri.

Kompleksitas tugas yang diberikan dapat

ditingkatkan sesuai dengan pertambahan umurnya.

1) Perilaku Makan

Pada orang tua dan saudara kandung yang

lebih tua member pengaruh yang besar terhadap

perilaku anak tentang makanan dan pilihan

makanan selama masa usia sekolah. Perilaku

dan kebiasaan orang tua dalam hal makanan

yang dipengaruhi oleh faktor budaya akan

mempengaruhi sikap suka dan tidak suka

seorang anak terhadap makanan.

Para orang tua masih tetap memegang

peranan penting sebagai model atau contoh

bagi anak-anaknya dalam hal perilaku makan

yang sehat. Para orang tua juga harus

memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang

24

penting kepada anak-anak sehingga mereka

mampu menentukan makanan yang sehat disaat

mereka jauh dari rumah. Kebiasaan makan

bersama dalam keluarga pun menjadi ajang

untuk bercengkerama dan menikmati menu

makanan yang seimbang dan contoh yang baik

untuk berkomunikasi.

Anak usia sekolah menghabiskan waktu

lebih banyak ketika di luar rumah, hal ini

merupakan bagian penting untuk pertumbuhan

dan perkembangan yang normal. Pengaruh teman

sebaya menjadi lebih besar, karena dunia

mereka banyak terjadi di luar lingkungan

keluarganya.

Peningkatan pengaruh teman sebaya

berdampak terhadap perilaku mereka terutama

perihal pola dan jenis makanan pilihan

mereka. Bisa terjadi anak-anak secar tiba-

tiba meminta suatu jenis makanan baru atau

menolak makanan pilihan mereka terdahulu,

akibat rekomendasi teman-teman sebayanya.

25

Guru mempunyai pengaruh besar terhadap sikap

seorang anak terhadap jenis dan pola makan.

Gizi menjadi bagian dari kurikulum kesehatan,

dan apa yang dipelajari di dalam kelas harus

ditunjang dengan makanan yang tersedia di

kafetaria sekolah.

Makanan kecil atau ringan (Snacks) juga

penting konstribusinya terhadap asupan

makanan harian anak. Anak-anak usia sekolah

tidak dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah

banyak dan karenanya membutuhkan makanan

ringan untuk mencukupi kebutuhan gizinya.

2) Body Image dan Diet yang berlebihan

Para peneliti mengemukakan tentang

kemapuan anak-anak usia sekolah dalam

mengendalikan asupan energi mereka dan

tanggap terhadap kebutuhan energinya.

Pengendalian internal dapat diubah oleh

faktor eksternal seperti pelaksanaan

pemberian makanan pada anak-anak. Studi pada

anak-anak usia 9-10 tahun menunjukkan bahwa

26

anak-anak yang lebih tua ini tidak

seresponsif anak-anak usia pra sekolah.

Faktor-faktor eksternal seperti waktu,

kehadiran orang lain dan ketersediaan makanan

yang baik mulai menggantikan pengendalian

internal terhadap rasa lapar dan kenyang pada

saat anak-anak makin bertambah umurnya.

Anak perempuan mempunyai perhatian lebih

terhadap masalah berat badan dan ukuran tubuh

pada usia yang dini. Dengan peningkatan

normal BMI dan lemak tubuh pada anak pra

remaja, banyak anak perempuan dan ibu mereka

mengartikan fenomena pertumbuhan dan

perkembangan ini sebagai suatu tanda bahwa

anak tersebut sedang mengalami masalah berat

badan.

Dengan memaksakan pengendalian dan

pembatasan terhadap asupan makanan anak

perempuan, para ibu sesungguhnya justru

mempromosikan makanan yang dilarang dan yang

dibatasi. Pembatasan makanan atau diet secar

27

dini justru dapat menjadi faktor resiko

terjadinya obesitas. Kedua metode itu

menghilangkan isyarat lapar dan kenyang

internal dan tidak saja memicu obesitas,

tetapi juga berperan untuk memunculkan

gangguan makanan.

C. Peranan dan Pemenuhan Gizi pada Anak Usia 6-11 Tahun

1. Peranan Gizi

a. Aspek gizi dalam pertumbuhan fisik

Sel telur yang dibuahi dalam rahim ibu,

pada proses selanjutnya akan tumbuh dan

berkembang sehingga mencapai tingkatan yang

telah memungkinkan janin itu lahir. Dalam proses

itu sel yang telah dibuahi akan tumbuh dalam

arti membelah diri dan bertambah menjadi

berlipat ganda sehingga terbentuklah struktur

tubuh janin yang sempurna.

28

Tumbuhan kembang sel jaringan tubuh

berlangsung melalui tiga tahapan yaitu:

1) Tahap pembelahan sel yang umumnya berlangsung

dengan cepat dan tahap ini disebut tahap

hyperplasia.

2) Tahap berikutnya setelah terjadi pembelahan

sel adalah tahap tumbuhnya sel-sel itu

sehingga mencapai ukuran tertentu. Tahap ini

disebut tahap hipertropi.

3) Sel jaringan yang telah mencapai ukuran

normal itu selanjutnya akan memasuki tahap

pematangan atau (maturity) sehingga masing-

masing sel itu dalam melaksanakan fungsinya.

Hal ini disebut tahap maturity.

b. Aspek gizi dalam pertumbuhan otak dan kecerdasan

Hubungan antar tumbuh kembang otak dan

tingkat kecerdasan dan keadaan gizi anak pada

usia awal kehidupannya. Dari berbagai penelitian

yang telah dilakukan terbukti bahwa pada

penderita gizi buruk telah terjadi hambatan

29

terhadap pertumbuhan otak dan tingkat

kecerdasan.

c. Aspek gizi dan produktivitas kerja di masa

mendatang

Anak yang sehat dan mendapatkan makanan

yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya,

akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam

menjalani hidupnya. Jadi, untuk memperoleh

kapasitas sebagai orang dewasa yang maksimal

nantinya, maka anak harus memperoleh makanan

yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi

yang diperlukan untuk pertumbuhan. Untuk

menghemat energi, tubuh melakukan berbagai

penyesuaian antara lain:

1) Memperlambat kecepatan kerja

2) Membatasi kegiatan otot sampai seminimal

mungkin

3) Tidak melakukan hal-hal yang menambah

pengeluaran energi.

Penelitian yang dilakukan para ahli

menunjukkan kekurangan energi akan menyebabkan

30

turunnya kekuatan otot (muscular strength) dan

ketepatan gerak otot yang menjadikan kerja tidak

efisien. Dengan adanya gangguan itu maka

kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi

berkurang dan keadaan itu tentu saja akan

menyebabkan turunnya produktivitas kerja.

d. Aspek Gizi dan Daya Tahan Terhadap Infeksi

Dibanyak Negara di dunia, penyakit infeksi

masih merupakan penyebab utama kematian,

terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Akan

tetapi anak-anak meninggal karena penyakit

infeksi itu, biasanya didahului oleh keadaan

gizi yang kurang memuaskan.

Sebaliknya penyakit infeksi yang menyerang

anak menyebabkan gizi anak menjadi buruk.

Memburuknya gizi anak akibat penyakit infeksi

adalah akibat beberapa hal, antara lain:

1) Turunnya nafsu makan akibat rasa tidak nyaman

yang dialaminya.

31

2) Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare

dan muntah yang menyebabkan penderita

kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi

seperti berbagai mineral, dan sebagainya.

3) Naiknya metabolisme basal akibat demam

menyebabkan termobilisasinya cadangan energi

dalam tubuh.  

2. Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Mengingat betapa pentingnya keberadaan zat

gizi bagi anak usia sekolah, berikut ini

penjelasan tentang zat gizi penting untuk

pertumbuhan anak usia 6-11 tahun, dibawah ini:

a. Karbohidrat

Memiliki fungsi sebagai penghasil energi

bagi tubuh. Makanan sumber karbohidrat,

diantaranya: Beras, jagung, umbi-umbian, gandum.

Kekurangan karbohidrat pada anak dapat

menyebabkan penyakit marasmus, yang memiliki

ciri-ciri: tubuh sangat kurus, wajah terlihat

tuas, perut cekung, kulit tubuh keriput, tekanan

32

darah tidak stabil, mengaami gangguan

pernapasan.

b. Protein

Protein memiliki fungsi untuk membangun dan

memperbaiki sel-sel tubuh dan menjadi penghasil

energy bagi tubuh. Makanan sumber protein,

diantaranya: ikan, susu, daging, ayam, tahu,

telur, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Kekurangan protein pada anak dapat

menyebabkan beberapa gangguan kesehatan,

diantaranya: terhambatnya pertumbuhan, daya

tahan tubuh lemah, kerusakan pada liver,

penyakit kwashiorkor dan marasmus.

c. Zat Besi

Zat besi memiliki fungsi sebagai pencegah

anemia pada anak, pembentuk pigmen yang berwarna

merah pada darah, membantu mengeluarkan

karbondioksida yang berada dalam sel, dan

membantu meningkatkan kebugaran tubuh anak.

Makanan yang merupakan sumber zat besi,

diantaranya adalah daging merah, hati sapi,

33

ikan, bayam, kangkung, dan lain-lain. Dampak

kekurangan zat besi pada anak adalah terjadinya

penyakit anemia.

d. Asam Folat

Asam folat merupakan zat gizi yang paling

penting bagi anak pada masa pertumbuhan dan

pembelahan sel. Selain itu, asam folat juga bisa

membantu tubuh dalam memproduksi sel darah

merah, dan membantu mencegah anemia.

Makanan yang merupakan sumber asam folat,

diantaranya bayam, jeruk, jambu biji, semangka,

kacang polong, telur, gandum, hati, tomat,

kentang, dan lain-lain. kekurangan asam folat

dapat menyebabkan anemia.

e. Vitamin A dan C

Memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan

mata, kulit, dan menjaga imunitas tubuh anak.

makanan yang merupakan sumber vitamin A dan C

diantaranya, jeruk, wortel, susu, telur, ikan,

dan lain-lain.

34

Kekurangan vitamin A pada anak dapat

menyebabkan rabun senja dan kebutaan, sedangkan

kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan,

gusi berdarah, dan lain-lain.

f. Yodium

Memiliki fungsi yang penting bagi tubuh,

yakni membatu pertumbuhan, meningkatkan energi,

dan bagus untuk perkembangan syaraf. Makanan

sumber yodium, diantaranya, ikan laut, bayam,

garam beryodium, dan lain-lain.

g. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan

pelarut vitamin (A, D, E, dan K). Makanan sumber

lemak, diantaranya, buah advokat, kelapa,

mentega, ikan, kacang-kacangan.

h. Mineral

Mineral sangat penting untuk menjaga

memelihara kesehatan dan mencegah penyakit.

Sumber mineral: susu dan hasil olahan, daging,

tahu, tempe, dan lain-lain.

i. Zink

35

Memiliki fungsi yang penting bagi tubuh,

yakni memperbaiki pertumbuhan anak, mempercepat

penyembuhan luka, merawat mata dan rambut.

Makanan sumber zinc diantaranya: daging,

seafood, kacang-kacangan, biji-bijian, dan susu.

j. Vitamin B complex

Vitamin B complek merupakan nutrisi yang

penting bagi otak. Fungsi terpenting dari

vitamin B complex yakni, membantu mempertahankan

sistem syaraf pusat dan meningkatkan

konsentrasi. Sumber makanan: asparagus, pisang,

hati sapi, susu dan olahannya, biji-bijian,

kacang-kacangan, alpukat, pepaya, dan lain-lain

k. Vitamin C dan E

Kedua jenis vitamin ini besar perannya

dalam memperkuat sistem imunitas tubuh. Kala

berolahraga, tubuh mengeluarkan energi lebih

besar daripada ketika menjalani aktivitas biasa,

36

sehingga memerlukan dukungan daya tahan yang

kuat agar tak lekas jatuh sakit. 

Vitamin E juga bersifat antioksidan dan

membantu melancarkan proses distribusi oksigen

ke seluruh tubuh. Vitamin C banyak terdapat pada

buah-buahan seperti kiwi, stroberi, dan jeruk,

sedangkan vitamin E bisa diperoleh dengan

konsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, mentega,

dan telur.

l. Kalsium

Kalsium membantu menguatkan tulang,

sehingga mampu menyangga tubuh dengan baik.

Tulang yang kuat amat penting bagi atlet untuk

menghalau risiko tulang retak akibat melakukan

latihan dengan intensitas berat ataupun terkena

benturan. Sumber kalsium yang baik antara lain

adalah susu dan produk olahannya seperti keju

dan yogurt, serta sayuran berdaun hijau pekat

seperti brokoli, bayam, dan lain-lain.

D. Masalah Gizi pada Anak Usia 6-11 Tahun

37

1. Kurang Energi Protein (KEP) atau Protein Energi

Malnutrition (PEM) atau Protein Calori

Malnutrition (PCM)

a. Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi

dalam jangka waktu yang cukup lama.

b. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil

(bumil) dan ibu menyusui/meneteki (buteki)

c. Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi

kelainan biokimiawi dan gejala klinis (marginal

malnutrition)

d. Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe

marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor

e. Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala

klinis dan kelainan biokimiawi yang khas

f. Penyebab

1) Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas

rendah

2) Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan

makanan

3) Pengetahuan yang kurang tentang gizi

38

4) Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang

pprotein menyebabkan kwashiorkor

5) Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial

seimbang menyebabkan marasmus

6) Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk ,

yang terjadi pada penduduk desa yang

mempunyai kebiasaan memberikan makanan

tambahan tepung dan tidak cukup mendapatkan

ASI

7) Terjadi karena kemiskinan sehingga timul

malnutrisi dan infeksi

g. Gejala klinis KEP ringan

1) Pertumbuhan mengurang atau berhenti

2) BB berkurang, terhenti bahkan turun

3) Ukuran lingkar lengan menurun

4) Maturasi tulang terlambat

5) Rasio berat terhadap tinggi normal atau

menurun

6) Tebal lipat kulit normal atau menurun

7) Aktivitas dan perhatian kurang

8) Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

39

h. Pembagian

1) Marasmus 

adalah kekurangan energi pada makanan yang

menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai

sehingga anak menjadi “kurus” dan

“emosional”. Sering terjadi pada bayi yang

tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak

diberi makanan penggantinya, atau terjadi

pada bayi yang sering diare.

a) Penyebab Marasmus

- Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau

kalori didalam makanan.

- Kebiasaan makanan yang tidak layak.

- Penyakit-penyakit infeksi saluran

pencernaan

b) Tanda dan gejala

- Wajah seperti orang tua, terlihat sangat

kurus

- Mata besar dan dalam, sinar mata sayu

- Mental cengeng

- Feces lunak atau diare

40

- Rambut hitam, tidak mudah dicabut

- Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak

ada, lemak subkutan menghilang hingga

turgor kulit menghilang

- Kulit keriput, dingin, kering dan

mengendur

- Torax atau sela iga cekung

- Atrofi otot, tulang terlihat jelas

- Tekanan darah lebih rendah dari usia

sebayanya

- Frekuensi nafas berkurang

- Kadar Hb berkurang

- Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

2) Kwashiorkor 

adalah penyakit yang disebabkan oleh

kekurangan protein dan sering timbul pada

usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan

protein tinggi.

Meski penyebab utama kwashiorkor adalah

kekurangan protein, tetapi karena bahan

makanan yang dikonsumsi kurang menggandung

41

nutrient lain serta konsumsi daerah setempat

yang berlainan, akan terdapat perbedaan

gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

a) Penyebab

- Kekurangan protein dalam makanan

- Gangguan penyerapan protein

- Kehilangan protein secara tidak normal

- Infeksi kronis

- Perdarahan hebat

b) Tanda dan gejala

- Wajah seperti bulan “moon face”

- Pertumbuhan terganggu

- Sinar mata sayu

- Lemas-lethargi

- Perubahan mental (sering menangis, pada

stadium lanjut menjadi apatis)

- Rambut merah, jarang, mudah dicabut

- Jaringan lemak masih ada

42

- Perubahan warna kulit (terdapat titik

merah kemudian menghitam, kulit tidak

keriput)

- Iga normal-tertutup oedema

- Atrofi otot

- Anoreksia

- Diare

- Pembesaran hati

- Anemia

- Sering terjadi acites

- Oedema

3) Kwashiorkor-marasmik

memperlihatkan gejala campuran antara

marasmus dan kwashiorkor

i. Penatalaksanaan

1) Secara umum

a) Ruangan cukup hangat dan bersih

b) Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah

terjadi dekubitus)

c) Pencegahan infeksi nosokomial

d) Penimbangan BB tiap hari

43

2) Secara khusus

Resusitasi dan terapi komplikasi

a) Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian

cairan oralit atau infus)

b) Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin

A

c) Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit

berat

3) Dietetik

a) Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral

b) Bentuk makanan disesuaikan secara

individual (cair, lunak, biasa, makanan

dengan porsi sedikit-sedikit tapi sering)

c) Pemantauan masukan makanan tiap hari

(perubahan diet biasanya dilakukan setiap

saat)

j. Persiapan pulang

1) Gejala klinik tidak ada

2) Nafsu makan baik

3) Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi,

perilaku hidup dan lingkungan yang sehat

44

k. Komplikasi

1) Infeksi saluran pencernaan

2) Defisiensi vitamin

3) Depresi mental

2. Gizi Buruk

Gizi buruk atau lebih dikenal dengan gizi di

bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi

tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-

hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis

besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau

marasmic-kwashiorkor.

Pada  tahun  2011 masalah gizi buruk masih

menjadi masalah yang serius di Indonesia, saat ini

masih jutaan balita tercatat memiliki status gizi

yang buruk, hasil pemetaan dari depkes menunjukkan

bahwa 2 dari 4 orang anak di 72 % kabupaten di

seluruh Indonesia menderita gizi kurang.

Gizi buruk berbeda dengan kelaparan.

45

Orang yang menderita kelaparan biasanya

karena tidak mendapat cukup makanan dan kelaparan

yang diderita dalam jangka panjang dapat menuju ke

arah gizi buruk. Walaupun demikian, orang yang

banyak makan tanpa disadari juga bisa menderita

gizi buruk apabila mereka tidak makan makanan yang

mengandung nutrisi, vitamin dan mineral secara

mencukupi. Jadi gizi buruk sebenarnya dapat

dialami oleh siapa saja, tanpa mengenal struktur

sosial dan faktor ekonomi

Orang yang menderita gizi buruk akan

kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh

untuk tumbuh atau untuk menjaga kesehatannya.

Seseorang dapat terkena gizi buruk dalam jangka

panjang ataupun pendek dengan kondisi yang ringan

ataupun berat. Gizi buruk dapat mempengaruhi

kesehatan fisik dan mental. Orang yang menderita

gizi buruk akan mudah untuk terkena penyakit atau

bahkan meninggal dunia akibat efek sampingnya.

Anak-anak yang menderita gizi buruk juga akan

terganggu pertumbuhannya, biasanya mereka tidak

46

tumbuh seperti seharusnya (kerdil) dengan berat

badan di bawah normal. 

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses

terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi

balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur

maupun menurut panjang badannya dengan rujukan

(standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat

badan menurut umur sesuai dengan standar, anak

disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar

disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar

dikatakan gizi buruk Gizi buruk yang disertai

dengan tanda-tanda klinis disebut marasmus atau

kwashiorkor.

Dampak gizi buruk pada anak terutama usia 6-9

11 bulan yakni sebagai berikut:

a. Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak

sampai dewasa terhambat.

b. Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang

lebih sering terjadi

47

c. Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat

secara intensif.

3. Obesitas

a. adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan

kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan

lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

b. Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya

penimbunan lemak yang berlebihan dari yang

diperlukan untuk fungsi tubuh

c. Gizi lebih (over weight) dimana berat badan

melebihi berat badan rata-rata, namun tidak

selalu identik dengan obesitas

d. BB >>> tidak selalu obesitas

e. Penyebab

1) Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor

keluarga dan lingkunga

2) Aktifitas fisik yang rendah

3) Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau

akibat)

4) Laju pertumbuhan yang sangat cepat

48

5) Genetik atau faktor keturunan

6) Gangguan hormone

f. Gejala

1) Terlihat sangat gemuk

2) Lebih tinggi dari anak normal seumur

3) Dagu ganda

4) Buah dada seolah-olah berkembang

5) Perut menggantung

6) Penis terlihat kecil

g. Terdapat 2 golongan obesitas

1) Regulatory obesity, yaitu gangguan primer

pada pusat pengatur masukan makanan

2) Obesitas metabolik, yaitu kelainan

metabolisme lemak dan karbohidrat

h. Resiko/dampak obesitas

1) Gangguan respon imunitas seluler

2) Penurunan aktivitas bakterisida

3) Kadar besi dan seng rendah

i. Penatalaksanaan

49

1) Menurunkan BB sangat drastis dapat

menghentikan pertumbuhannya. Pada obesitas

sedang, adakalanya penderita tidak memakan

terlalu banyak, namun aktifitasnya kurang,

sehingga latihan fisik yang intensif menjadi

pilihan utama

2) Pada obesitas berat selain latihan fisik juga

memerlukan terapi diet. Jumalh energi

dikurangi, dan tubuh mengambil kekurangan

dari jaringan lemak tanpa mengurangi

pertumbuhan, dimana diet harus tetap

mengandung zat gizi esensial.

3) Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin

dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan

mengubah perilaku makan

4) Mengatasi gangguan psikologis

5) Meningkatkan aktivitas fisik

6) Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk

mengurangi nafsu makan

50

7) Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas

atau sampai tidak dapat berjalan, rujuk ke

rumah sakit

8) Konsultasi (psikologi anak atau bagian

endokrin)

4. Anemia

Anemia defisiensi adalah anemia yang

disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa

bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb),

hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari

nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau

beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat

mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

a. Macam-macam anemia

1) Anemia defisiensi besi adalah anemia karena

kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin

a) Prevalensi tertinggi terjadi didaerah

miskin, gizi buruk dan penderita infeksi

51

b) Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada

masa bayi mungkin menjadi salah satu

penyebab terjadinya disfungsi otak permanen

c) Defisiensi zat besi menurunkan jumlah

oksigen untuk jaringan, otot kerangka,

menurunnya kemampuan berfikir serta

perubahan tingkah laku.

d) Ciri-ciri

- Akan memperlihatkan respon yang baik

dengan pemberian preparat besi

- Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu

e) Tanda dan gejala

- Pucat (konjungtiva, telapak tangan,

palpebra)

- Lemah

- Lesu

- Hb rendah

- Sering berdebar

- Papil lidah atrofi

- Takikardi

- Sakit kepala

52

- Jantung membesar

f) Dampak

- Produktivitas rendah

- SDM untuk generasi berikutnya rendah

g) Penyebab

Sebab langsung

- Kurang asupan makanan yang mengandung

zat besi

- Mengkonsumsi makanan penghambat

penyerapan zat besi

- Infeksi penyakit

Sebab tidak langsung

- Distribusi makanan yang tidak merata ke

seluruh daerah

Sebab mendasar

- Pendidikan wanita rendah

- Ekonomi rendah

- Lokasi geografis (daerah endemis

malaria)

h) Kelompok sasaran prioritas

53

- Ibu hamil dan menyusui

- Balita

- Anak usia sekolah

- Tenaga kerja wanita

- Wanita usia subur

i) Penanganan

- Pemberian Komunikasi,informasi dan

edukasi (KIE) serta suplemen tambahan

pada ibu hamil maupun menyusui

- Pembekalan KIE kepada kader dan orang

tua serta pemberian suplemen dalam

bentuk multivitamin kepada balita

- Pembekalan KIE kepada guru dan kepala

sekolah agar lebih memperhatikan keadaan

anak usia sekolah serta pemeberian

suplemen tambahan kepada anak sekolah

- Pembekalan KIE pada perusahaan dan

tenaga kerja serta pemberian suplemen

kepada tenaga kerja wanita

- Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk

pil KB kepada wanita usia subur (WUS)

54

2) Anemia megaloblastik adalah terjadinya

penurunan produksi sel darah merah yang

matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin

B12

3) Anemia aplastik adalah anemia yang berat,

leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik

atau aplastik

5. Defisiensi Vitamin A

a. Prevalensi tertinggi terjadi pada balita dan

anak

b. Penyebab

1) Intake makanan yang mengandung vitamin A

kurang atau rendah

2) Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin

A pada bumil sampai melahirkan akan

memberikan kadar vitamin A yang rendah pada

ASI

3) MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan

vitamin A

4) Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin

A (penyakit pankreas, diare kronik, KEP dll)

55

5) Gangguan konversi pro vitamin A menjadi

vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar

tiroid

6) Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis

kronik)

c. Sifat

1) Mudah teroksidasi

2) Mudah rusak oleh sinar ultraviolet

3) Larut dalam lemak

d. Tanda dan gejala

1) Rabun senja-kelainan mata, xerosis

konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea

2) Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl

e. Tanda hipervitaminosis

1) Akut

a) Mual, muntah

b) Fontanela meningkat

2) Kronis

a) Anoreksia

b) Kurus

c) Cengeng

56

d) Pembengkakan tulang

6. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky)

a. Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan

karena tubuh menderita kekurangan yodium secara

terus menerus dalam waktu yang lama.

b. Merupakan masalah dunia

c. Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan

yang tanahnya tidak cukup mengandung yodium

d. Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu

fungsi kelenjar tiroid yang secara perlahan

menyebabkan pembesaran kelenjar gondok

e. Dampak

1) Pembesaran kelenjar gondok

2) Hipotiroid

3) Kretinisme

4) Kegagalan reproduksi

5) Kematian

f. Defisiensi pada janin

1) Dampak dari kekurangan yodium pada ibu

2) Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi,

cacat lahir

57

3) Terjadi kretinisme endemis

4) Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli,

diplegia spatik)

5) Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid

dan dwarfisme)

g. Defisiensi pada BBL

1) Penting untuk perkembangan otak yang normal

2) Terjadi penurunan kognitif dan kinerja

motorik pada anak usia 10-12 tahun pada

mereka yang dilahirkan dari wanita yang

mengalami defisiensi yodium

h. Defisiensi pada anak

1) Puncak kejadian pada masa remaja

2) Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki

3) Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai

kecerdasan

i. Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut

WHO (1990)

1) Tingkat 0 yakni tidak ada pembesaran kelenjar

2) Tingkat IA yakni kelenjar gondok membesar 2-

4x ukuran normal, hanya dapat diketahui

58

dengan palpasi, pembesaran tidak terlihat

pada posisi tengadah maksimal

3) Tingkat IB yakni hanya terlihat pada posisi

tengadah maksimal

4) Tingkat II yakni terlihat pada posisi kepala

normal dan dapat dilihat dari jarak ± 5 meter

5) Tingkat III yakni terlihat nyata dari jarak

jauh

j. Sasaran

1) Ibu hamil

2) WUS

k. Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul

yodium

1) Bayi < 1tahun : 100 mg

2) Balita 1-5 tahun : 200 mg

3) Wanita 6-35 tahun : 400 mg

4) Ibu hamil (bumil) : 200 mg

5) Ibu meneteki (buteki) : 200 mg

6) Pria 6-20 tahun : 400 mg

l. GAKY tidak berhubungan denga tingkat sosek

melainkan dengan geografis

59

m. Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

1) Fetus yakni abortus, lahir mati, kematian

perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa

(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling),

cacat bawaan, kretinisme miksedema, kerusakan

psikomotor

2) Neonatus yakni gangguan psikomotor,

hipotiroid neonatal, gondok neonatus

3) Anak dan remaja yakni gondok, hipotiroid

juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),

gangguan perkembangan

4) Dewasa yakni gondok, hipotiroid, gangguan

fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh

yodium

n. Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut

seperti ikan, rumput laut dan sea food.

Sedangkan penghambat penyerapan yodium

(goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi

jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas

dan rempah-rempah.

o. Pencegahan atau penanggulangan

60

1) Fortifikasi : garam

2) Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol,

kapsul minyak beryodium

7. Karies Gigi

Hampir 1 diantara 2 anak berusia antara 6-8

tahun mengalami kerusakan pada gigi tetap atau

gigi primernya. Semakin banyak anak terpapar oleh

karbohidrat akan beresiko terjadinya karies atau

kerusakan gigi. Makanan campuran karbohidrat yang

terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan beras

merupakan pilihan yang lebih baik bagi kesehatan

gigi dan mulut bila dibandingkan gula yang murni,

seperti minuman ringan (soft drink) dan permen.

Makanan ”sticky” yang berisi karbohidrat kismis

dan permen karet, merupakan penyebab karies yang

kuat. Lemak dan protein dapat merupakan pelindung

terhadap lapisan enamel. Karenanya memeilih

makanan ringan yang merupakan kombinasi antara

karbhidrat, protein dan lemak dapat menurunkan

risiko pembentukan karies gigi. Kumur sesudah

makan atau menggosok gigi secra teratur juga

61

menurunkan kemungkinan terjadinya gigi berlubang.

Merupakan suatu hal yang penting bagi anak usia

sekolah untuk tetap memiliki sumber fluoride,

apakah melalui air minum atau suplemen.

E. Upaya Mengatasi Masalah Gizi

Di Indonesia, masih banyak kasus gizi buruk yang

terjadi di masyarakat. Masalah ini menjadi persoalan

yang cukup serius bagi bangsa hingga turut

mendapatkan perhatian dari pemerintah. Upaya yang

perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi

adalah:

1. Fokus pada keluarga miskin

2. Meningkatkan upaya kesehatan ibu untuk mengurangi

bayi dengan berat lahir rendah

3. Meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro

4. Meningkatkan program gizi berbasis masyarakat

5. Memperbaiki sektor lain yang treakit erat dengan

gizi (pertanian, air dan sanitasi, perlindungan,

pemberdayaan masyarakat dan isu gender)

6. Memperkuat upaya jangka pendek dengan tetap

melakukan upaya jangka panjang

62

a. Jangka pendek

1) Penimbangan

2) Pelayanan kesehatan dan gizi ibu hamil

3) Suplemen zat gizi mikro

4) Fortifikasi

5) MP-ASI

6) Program Keluarga Harapan

7) Penyuluhan

8) ASI Eksklusif

9) Pendidikan gizi dan higienis

10) Perilaku hidup sehat

b. Jangka panjang

1) Pelayanan kesehatan dasar (termasuk KB dan

Penyakit menular)

2) Akses ke air bersih dan sanitasi

3) Kebijakan iklan atau pemasaran susu formula

4) Peningkatan ketahanan pangan

5) Perbaikan pendapatan

6) Penciptaan lapangan kerja

7) Meningkatkan status perempuan

8) Pendidikan ibu

63

9) Perlindungan Sosial

Goal yang ingin dicapai adalah:

1) Menghilangkan kelaparan dan kematian akibat

kelaparan

2) Menghilangkan berbagai jenis kelaparan dan

penyakit yang berhubungan dengan kurang gizi

sebagai akibat dari bencana alam

3) Menghilangkan masalah kurang yodium dan

vitamin A

4) Mengurangi kelaparan kronis

5) Mengurangi kurang gizi, terutama pada bayi,

balita, dan wanitan usia subur

6) Mengurangi masalah kurang gizi mikro lainnya,

termasuk zat besi

7)  Mengurangi penyakit infeksi dan non infeksi

yang erat kaitannya dengan makanan yang

dikonsumsi

8) Mengurangi berbagai masalah sosial berkaitan

dengan peningkatan penggunaan ASI

64

9) Mengurangi keadaan kesehatan diri dan

lingkungan yang tidak memadai, termasuk

peningkatan penggunaan air bersih.

Sementara itu, strategi yang di rekomendasikan

adalah:

1) Menyatukan tujuan, kebijakan, dan strategi

berkaitan dengan gizi dalam pengembangan

kebijakan dan program pembangunan nasional.

2) Meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah

tangga.

3) Melindungi konsumen melalui peningkatan

kualitas dan keamanan pangan

4) Mencegah dan meningkatkan tata laksana

penyakit infeksi

5) Mempromosikan ASI dan makanan pendamping ASI

6) Meningkatkan pola asuh untuk kelompok rawan

7) Mencegah masalah kurang zat gizi mikro

8) Mempromosikan gizi seimbang dan hidup sehat

9) Memantau, menilai, dan menganalisis situasi

gizi secara terus-menerus.

65

Berdasarkan uraian diatas, penanggulanagn

masalah pangan dan gizi harus mendapatkan

prioritas utama.

F. Kebijakan dan Strategi Pemerintah dalam Mengatasi

Masalah Gizi Usia 6-11 Tahun

Berbagai upaya untk mengatasi masalah yang

berkaitan dengan gizi buruk maka tidak lepas dari

kebijakan dan strategi dari pihak terkait terutama

pemerintah sebagai pemenang wewenang untuk menungkat

kesejahteraan masyarakat.

1. Kebijakan

a. Mengingat besarnya dan sebaran gizi buruk yang

ada di semua wilayah indonesia dan dampaknya

terhadap kualitas sumber daya manusia,

pencegahan dan penganggulangan gizi buruk

merupakan program nasional sehingga perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan secara

berkesinambungan antara pusat daerah.

66

b. Penanggulangan masalah gizi buruk dilaksanakan

pendekatan komperatif dengan mengutamakan upaya

pencegahan dan upaya peningkatan yang di dukung

upaya pengobatan dan upaya pemulihan.

c. Penanggulan masalah gizi buruk dilaksanakan oleh

semua kabupaten atau kota secara terus menerus

dengan koordinasi lintas instansi / sektor atau

dinas organisasi masyarakat.

d. Penangulangan masalah gizi buruk diselenggarakan

secara demoatis transparan melalui kemitraan di

tingkat kabupaten atau kota anatara pemerintah

daerah, dunia usaha dan masyarakat.

e. Penanggulangan masalah gizi buruk dilakukan

dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu

dengan meningkatkan akses untuk memperoleh

informasi dan kesempatan untuk mengemukakan

pendapatan, serta keterlibatan dalam proses

pengembalian keputusan.

Masyarakat yang telah berdaya diharapkan

berperan sebagai pelaku atau pelaksanaan,

67

melakukan advokasi, dan melakukan pemantauan

untuk peningatan pelayanan publik.

2. Strategi Pemerintah

a. Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk

dilaksanakan di seluruh kabupaten atau kota di

indonesia sesuai dengan kewenangan wajib dan

standar pelayanan minimal (SPM) dengan

memperhatikan besaran dan luasnya masalah.

b. Mengambilkan fungsi posyandu dan meningkatkan

kembali partisipasi masyarakat dan keluarga

dalam memantau tumbuh kembang balita, mengenali

dan menanggulangi secara dini balita yang

mengalami gangguan pertumbuhan melalui

revitalitas posyandu.

c. Meningkatkan kemampuan petugas dalam manajemen

dan melakukan tata laksana gizi buruk untuk

mendukung fungsi melakukan tata laksana gizi

burk untuk mendukung fungsi posyandu yang di

kelola oleh masyarakat melalui revitalisasi

Puskesmas.

68

d. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang

terjadi pada kelompok rawan melalui pemberian

intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul

Vitamin A, MP ASI, dan makanan tambahan.

e. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi

gizi, advokasi dan sosialisasi tentang makanan

sehat dan bergizi seimbang serta pola hidup

bersih dan sehat.

f. Mengalang kerjasama lintas sektor dan kemiraan

dengan swasta ataun dunia usaha dan masyarakat

untuk mobilisasi sumber daya dalam angka

meningkatkan daya beli keluarga untuk

menyediakan makanan sehat dan bergizi seimbang.

g. Mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan

dan Gizi (SKPG) melalui revit alisasi SKPG dan

Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk, yang

dievaluasi dengan kajian data SKDN < yaitu semua

balita mendapat kartu menuju sehat ditimbang

setiap bulan, dan berat badan naik dan penyakit

dan dat pendukung lainnya.

3. Intervensi Gizi dan Kesehatan

69

Intervensi gizi dan kesehatan bertujuan

memberikan pelayanan langsung kepada balita. Ada

dua bentuk pelayanan langsung kepada balita. Ada

dua bentuk pelayanan gizi dan kesehatan yaitu

pelayanan perorangan dalam merangka menyembuhkan

dan memulihkan anak dari kondisi gizi buruk dan

pelayanan masyarakat, yaitu dalam rangka mencegah

timbulnya gizi buruk di masyarakat. Pokok kegiatan

intervensi gizi dan kesehatan adalah sebagai

berikut:

a. perawatan atau pengobatan gratis dirumah sakit

dan puskesmas balita/ anak gizi buruk dari

keluarga miskin.

b. Pemberian makanan  tambahan (PMT) berupa MP ASI

bagi anak 6-23 bulan dan PMT pemulihan pada 24-

59 bulan  kepada balita gizi kurang dari

keluarga miskin

c. Pemberian suplementasi gizi (kapsul Vitamin A,

tablet atau sirup Fe).

4. Promosi keluarga sadar gizi

70

Promosi keluarga sadar gizi bertujuan

dipraktikkannya normal keluarga sadar gizi bagi

seluruh keluarga di indonesia untuk mencegah

terjadinya promosi keluarga sadar gizi dilakukan

dengan memperhatikan aspek-aspek sosial budaya

(lokal spesifik). Pokok kegiatan promosi keluarga

sadar gizi meliputi:

a. Menyusun strategi promosi keluarga sadar gizi

b. Mengembangkan, menyediakan, dan menyebar luaskan

materi promosi pada masyarakat, organisasi

kemasyarakatan institusi, pendidikan, tempat

kerja, dan tempat-tempat umum.

c. Melakukan kampanye secara tehnik menggunakan

media efektif terpilih.

d. Menyelenggarakan diskusi kelompok terarah

melalui dasawisma dengan dukungan petugas.