Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki

24
GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) DI S U S U N OLEH : NAMA :ISMAIL RIZKI NPM : 1007110062

Transcript of Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki

GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMAKEHIDUPAN (1000 HPK)

DI

S

U

S

U

N

OLEH :

NAMA :ISMAIL RIZKINPM : 1007110062

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

TAHUN2013/2014

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis telah dianugerahkan kekuatan

dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang sederhana

ini. Selawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat sekalian yang

telah membawa perubahan dari alam jahiliyah ke alam yang penuh

dengan hidayah.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan makalah ini,

sehingga makalah ini dapat dijadikan referensi bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,

untuk ini penulis mohon saran-saran dan perbaikan dari semua

pihak.

Banda Aceh , 1 Januari 2011

Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................

DAFTAR ISI...........................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................

A. Latar Belakang B. PermasalahanC. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN.................................

A. Gerakan 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK)....

B. Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi......

C. Pentingnnya 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK)

D. Faktor Penyebab Masalah Gizi Pada 1000 HPK Masalah Gizi................................................

E. Kemiskinan Dan Masalah Gizi..................

F. Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK

G. Kondisi Umum dan Masalah Gizi................

BAB III PENUTUP....................................A. Kesimpulan...................................B. Saran........................................

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sasaran pembangunan pangan dan baca selengkapnya gizi dalamRPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015 adalah menurunkan prevalensikekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapaprogramdan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk

mendukung sasaran tersebut. Seiringdengan hal tersebut, gerakanperbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 haripertamakehidupan pada tataran global disebut Scalling UpNutrition (SUN) dan di Indonesia disebutdengan Gerakan NasionalSadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000HariPertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dandisingkat Gerakan 1000 HPK).

SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya globaldari berbagai negaradalam rangka memperkuat komitmen dan rencanaaksi percepatan perbaikan gizi, khususnyapenanganan gizi sejak1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakaninimerupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisistatus gizi di sebagian besar negaraberkembang dan akibatkemajuan yang tidak merata dalam mencapai TujuanPembangunanMilenium/MDGs (Goal 1).Gerakan 1000 HPK bukanlahinisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkanmeningkatkanefektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkankoordinasi termasukdukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dankemitraan inovatif, dan partisipasi untukmeningkatkan keadaangizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perludidukungdengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat,meningkatkan partisipasi seluruhpemangku kepentingan, bukan hanyadari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesidanlembaga kemasyarakatan.Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah:(i) Aksi pada tingkat Nasional.

Untuk itudiperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atasdata epidemiologi gizi, dan kapasitas untukmenangani masalahgizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yangcost-effective.(iii) Pendekatan bersifat multisektor denganprinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahananpangan, proteksisosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi,kesetaraan gender, dan tatakelola Pemerintahan yang baik. Tigastrategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagaiorganisasi untukmelakukan upaya bersama secara efektif, (ii)mendorong keterpaduan antar institusi, dan (iii)mengidentifikasidan mendorong kepemimpinan di bidang gizi.Dengan adanya GerakanNasional Sadar Gizi Dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizipada

1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan)diharapkan semuapemangku kepentingan mempunyai persepsi, komitmendan langkah nyata yang terkoordinasidalam penyusunan perencanaandan penganggaran untuk gerakan 1000 HPK ini di berbagaitingkatadministrasi baik di pusat, provinsi, kabupaten dan kota.Keberhasilan dari gerakan 1000 HPK ini selain ditentukan olehperencanaan yang sistematis dan terpadu, juga ditentukan olehkepemimpinan di berbagai tingkat administrasi.

B. PERMASALAHAN

1. Gerakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)2. Memahami Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi3. Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK)4. Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK Masalah Gizi 5. Kemiskinan dan Masalah Gizi6. Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK7. Kondisi Umum dan Masalah Gizi

C. TUJUAN

1. Memahami Gerakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)2. Memahami Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi3. Mengetahui Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK)4. Mengetahui Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK

Masalah Gizi 5. Mengetahui Kemiskinan dan Masalah Gizi6. Mengetahui Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK7. Mengerti Kondisi Umum dan Masalah Gizi

BAB IIPEMBAHASAN

A. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Gerakan nasional Sadar Gizi adalah upaya penggalanganpartisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencanadan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 haripertama kehidupan. Periode 1000 hari pertama sering disebutwindow of opportunities atau sering juga disebut periode emas(golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janinsampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yangsangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. 

1. Visi

Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hakdan berkembangnyapotensi ibu dan anak

2. Misi: Menjamin kerjasama antarberbagai pemangku kepentingan untuk

memenuhikebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak

Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benaruntuk meningkatkankualitas asuhan gizi ibu dan anak

3. Goals

Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40persen

Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus(wasting) kurang dari 5persen.

Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30persen

Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia

sebanyak 50 persen Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif

selama 6 bulan palingkurang 50 persen

B. Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi.

Program dan kegiatan yang berkaitan dengan upaya pencegahandan penanggulangan masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi yangdimaksud meliputi masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi.Masalah kekurangan gizi yang mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini adalah masalah kurang gizi kronis dalam bentuk anakpendek atau “stunting” (untuk selanjutnya digunankan istilah“anak pendek”), kurang gizi akut dalam bentuk anak kurus(“wasting”).

Kemiskinan dan rendahnya pendidikan dipandang sebagai akarpenyebab kekurangan gizi. Masalah kegemukan terkait denganberbagai penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit jantung,hipertensi, diabetes, stroke dan kanker paru-paru. Masalahkegemukan dan PTM selama ini dianggap masalah negara maju dankaya, bukan masalah negara berkembang dan miskin. Akan tetapi,kenyataan menunjukkan bahwa kedua masalah gizi tersebut saat inijuga terjadi di negara berkembang. Dengan demikian negaraberkembang dan miskin saat ini mempunyai beban ganda akibat keduamasalah gizi tersebut.

Oleh karena kedua masalah gizi tersebut terkait erat denganmasalah gizi dan kesehatanibu hamil dan menyusui, bayi yang baru lahir dan anak usia dibawah dua tahun (baduta),maka bahasan dokumen ini difokuskan pada masalah kesehatan dangizi ibu dan anaktersebut. Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan,kelahiran bayi sampai anakusia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 haripertama kehidupan manusia.Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yangmenentukan kualitaskehidupan. oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnyasebagai “periode emas”,“periode kritis”, dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai“window of opportunity” (akandijelaskan kemudian). Dalam dokumen ini untuk selajutnya kelompok“1000 hari pertamakehidupan” disingkat 1000 HPK.

Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkandalam 1000 HPK , namun status gizi remaja putri atau pranikahmemiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatankehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu. Olehkarena itu masalah giziremaja putri ini disinggung di beberapa bagian. Di duniainternasional masalah ini juga telahteridentifikasi, dan ada upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan

kinerja program gizi .Dalam naskah ini untuk seterusnya akan digunakan singkatan 1000HPK. Sejak tahun 2010upaya ini telah berkembang menjadi suatu gerakan gizi nasionaldan internasional yang luasdan dikenal sebagai gerakan Scaling Up Nutrition (SUN). Gerakanini di Indonesia disebutsebagai Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka PercepatanPerbaikan Gizi pada 1000Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan).

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan ini merupakan bagiandari kebijakanpembangunan di bidang pangan dan gizi nasional dan daerah. Olehkarena itu dalamimplementsinya dokumen ini tidak terpisahkan dari dokumen yangada sebelumnya, sepertiKebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) dan Rencana Aksi Nasionalmaupun RencanaAksi Daerah Pangan dan Gizi (RAN/RAD-PG), sehingga lebih bersifatsaling melengkapi. 8Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

C. Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentukualitas sumber daya manusia,semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatanibu pada masa prahamil, saat kehamilannya dan saat menyusuimerupakan periode yang sangat kritis. Periodeseribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari padakehidupan pertama bayiyang dilahirkannya, merupakan periode sensitif karena akibat yangditimbulkan terhadapbayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapatdikoreksi. Dampak tersebut tidakhanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembanganmental dan kecerdasannya,

yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidakoptimal serta kualitas kerja yangtidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitasekonomi.

Banyak yang berpendapat bahwa ukuran fisik, termasuk tubuhpendek, gemuk dan beberapa penyakit tertentu khususnya PTMdisebabkan terutama oleh faktor genetik. Dengandemikian ada anggapan tidak banyak yang dapat dilakukan untukmemperbaiki ataumengubahnya. Namun berbagai bukti ilmiah dari banyak penelitiandari lembaga riset gizidan kesehatan terbaik di dunia telah mengubah paradigma tersebut.Ternyata tubuhpendek, gemuk, PTM dan beberapa indikator kualitas hidup lainnya,faktor penyebabterpenting adalah lingkungan hidup sejak konsepsi sampai anakusia 2 tahun yang dapatdirubah dan diperbaiki. (WHO, 1997) (Barker, 1995).

Didalam kandungan, janin akan tumbuh dan berkembang melaluipertambahan berat danpanjang badan, perkembangan otak serta organ-organ lainnyaseperti jantung, hati, danginjal. Janin mempunyai plastisitas yang tinggi, artinya janinakan dengan mudahmenyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya baik yangmenguntungkan maupunyang merugikan pada saat itu. Sekali perubahan tersebut terjadi,maka tidak dapat kembalike keadaan semula. Perubahan tersebut merupakan interaksi antaragen yang sudah dibawasejak awal kehidupan, dengan lingkungan barunya. Pada saatdilahirkan, sebagian besarperubahan tersebut menetap atau selesai, kecuali beberapa fungsi,yaitu perkembangan otakdan imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertamakehidupan bayi.

Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awalkehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secaraparalel penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhandengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh termasuksel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian akibatkekurangan gizi di ekspresikan pada usia dewasa dalam bentuktubuh yang pendek, rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasansebagai akibat tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembanganotak. Reaksi penyesuaianakibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko terjadinyaberbagai penyakit tidak menular(PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetesdengan berbagai risikoikutannya pada usia dewasa.

Berbagai dampak dari kekurangan gizi yang diuraikan diatas,berdampak dalam bentukkurang optimalnya kualitas manusia, baik diukur dari kemampuanmencapai tingkatpendidikan yang tinggi, rendahnya daya saing, rentannya terhadapPTM, yang semuanyabermuara pada menurunnya tingkat pendapatan dan kesejahteraankeluarga danmasyarakat. Dengan kata lain kekurangan gizi dapat memiskinkanmasyarakat. Suatu yangmenggembirakan bahwa berbagai masalah tersebut diatas bukandisebabkan terutama olehfaktor genetik yang tidak dapat diperbaiki seperti diduga olehsebagian masyarakat ,melainkan oleh karena faktor lingkungan hidup yang dapatdiperbaiki dengan fokus padamasa 1000 HPK. Investasi gizi untuk kelompok ini harus dipandangsebagai bagian investasiuntuk menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan pendidikan dankesehatan. Seperti 9Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan telahdiuraikan dimuka, perbaikan gizi pada kelompok 1000 HPK akan

menunjang proses tumbuh kembang janin , bayi dan anak sampai usia2 tahun, sehingga siap dengan baik memasuki dunia pendidikan.

Selanjutnya perbaikan gizi tidak saja meningkatkanpendapatan keluarga tetapi juga pendapatan nasional. Di Bangladesdan Pakistan misalnya, masalah kekurangan gizi termasuk anakpendek, menurunkan pendapatan nasional (GNP) sebesar 2 persen – 4persen tiap tahunnya. (IFPRI, 2000, The Life Cycle ofMalnutrition : Eradicating Malnutrition and Income Growth, IFPRI,Washington) Masalah kekurangan gizi 1000 HPK diawali denganperlambatan atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal sebagaiIUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di negara berkembangkurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada lahirnyaanak yang IUGR dan BBLR Kondisi IUGR hampir separonya terkaitdengan status gizi ibu, yaituberat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggibadan ibu atau bertubuhpendek , dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH)kurang dari seharusnya. Ibu yang pendek waktu usia 2 tahuncenderung bertubuh pendek pada saat meninjak dewasa. Apabilahamil ibu pendek akan cenderung melahirkan bayi yang BBLR(Victoria CG dkk, 2008). Apabila tidak ada perbaikan terjadinyaIUGR dan BBLR akan terus berlangsung di generasi selanjutnya,sehingga terjadi masalah anak pendek intergenerasi. (lihatgambar).

Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak adaperbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut. Kelompok ini tidak lain adalah kelompok 1000 HPKyang menjadi fokus perhatian dokumen ini. Mengapa pentingkelompok 1000 HPKdiperhatikan. Jawabnya adalah karena akan mengurangi jumlah anakpendek di generasiyang akan datang dan seterusnya. Dengan itu, akan ditingkatkankualitas manusia dari aspekkesehatan, pendidikan dan produktivitasnya yang akhirnya bermuarapada peningkatankesejahteraan masyarakat. ((Barker, 2007b; Victora CG, 2008),(IFPRI, 2000, The Life Cycle of

Malnutrition : Eradicating Malnutrition and Income Growth, IFPRI,Washington)). Para ahliekonomi dunia perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah suatu investasipembangunan yang“cost effective”. (Copenhagen Declaration, 2012).

D. Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK Masalah Gizi

Merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait.Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status giziindividu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanyasaling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalahkonsumsi makanan yang tidakmemenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung keduaadalah penyakit infeksiyang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular danburuknya kesehatanlingkungan.

Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makananyang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhisyarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuaikebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASIEksklusif.

Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yangberkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutamadiare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyakterkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi,kualitas lingkunganhidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidupterutama adalah ketersediaan airbersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat sepertikebiasaan cuci tangan dengan sabun,buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalamrumah dan sebagainya.

Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangandi keluarga, khususnya pangan untuk bayi 0—6 bulan (ASI

Eksklusif) dan 6—23 bulan (MP-ASI), dan pangan yang bergiziseimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait padakualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, aksespangan keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhioleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutamatentang gizi dankesehatan.

Faktor langsung dan tidak langsung diatas, oleh komite SUNInggris diartikan sebagai factor yang masing-masing memerlukanintervensi yang spesifik dan intervensi Sensitif..

1. Intervensi spesifik

Adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannyaditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini padaumumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMTibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek.Hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.

2. Intervensi Sensitif

Adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektorkesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk1000 HPK. Namun apabiladirencanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik,dampaknya sensitifterhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000HPK. Dampakkombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng(―sustainable‖) dan jangkapanjang. Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih,sarana sanitasi, berbagaipenanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasipangan, pendidikan danKIE Gizi, pendidikan dan KIE Kesehatan, kesetaraan gender, danlain-lain.

Dokumen SUN (―Scaling Up Nutrition‖) Inggris menyebutkanbahwa intervensi spesifik yang umumnya dilaksanakan oleh sektorkesehatan hanya 30 persen efektif mengatasi masalah gizi 1000HPK. Mengingat kompleknya masalah gizi khususnya masalah bebanganda, yaitu kombinasi masalah anak kurus, pendek, gemuk dan PTM,yang terjadi pada waktu yangrelatip bersamaan di masyarakat yang miskin, penuntasannya yang70 persen memerlukanketerlibatan banyak sektor pembangunan lain diluar kesehatanseperti dijelaskan diatasKegiatan intervensi lintas sektor yang terkait dengan faktorpenyebab tidak langsung,ternyata sensitif pengaruhnya terhadap pertumbuhan danperkembangan anak 1000 HPK.(The UK's Position Paper on Undernutrition. SUN highlevel meetingUN, September 2010)

E. Kemiskinan dan Masalah Gizi

Dikalangan ahli ekonomi ada anggapan bahwa masalahkemiskinan adalah akar dari masalah kekurangan gizi. Kemiskinanmenyebabkan akses terhadap pangan di rumah tangga sulit dicapaisehingga orang akan kekurang berbagai zat gizi yang dibutuhkanbadan. Namuntidak banyak diketahui bahwa sebaliknya juga dapat terjadi.Kekurangan gizi dapatmemiskinkan orang. Anak atau orang yang kekurangan gizi, mudahterserang penyakit,

Hal ini beresiko berkurangnya pendapatan. Sering sakitberarti pengeluaran untuk berobat makin tinggi. Mereka dapatjatuh miskin karena pengeluaran rumah sakit dan dokter yang terusmenerus. Anak yang kurang gizi dibuktikan tertinggal kelas 2—3tahun dari sebayanya yang sehat. Karena pendidikannya relatif

rendah, dan sering sakit, maka produktivitas mereka jugarendah. Peluang untuk mendapatkan lapangan kerja yang baikmenjadi kecil. Dengandemikian akibat dari kekurangan gizi apabila tidak diupayakanperbaikan, khususnya padamasa 1000 HPK, dapat membuat keluarga menjadi miskin atau tambahmiskin.Pada akhirnya, akar masalah gizi berikutnya adalah faktor yangdapat berpengaruh padasemua faktor langsung dan tidak langsung diatas. Sering disebutsebagai underlying factoryaitu situasi politik, ekonomi dan sumber daya yang ada, yangmeliputi sumber dayalingkungan, perubahan iklim, bencana dan sebagainya.

F. Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK

Seperti diuraikan pada bab sebelumnya, periode 1000 HPKbegitu penting sehingga adayang menyebutnya sebagai periode emas, periode sensitif, dan BankDunia menyebutnyasebagai "Window of Opportunity". Maknanya, kesempatan("opportunity") dan "sasaran"untuk meningkatkan mutu SDM generasi masa datang, ternyata serbasempit ("window")yaitu ibu prahamil (remaja perempuan) dan hamil sampai anak 0-2tahun, serta waktunyapendek yaitu hanya 1000 hari sejak hari pertama kehamilan. Segalaupaya perbaikan gizidiluar periode tersebut telah dibuktikan tidak dapat mengatasimasalah gizi masyarakatdengan tuntas (Bank Dunia, 2006, "Repositioning Nutrition asCenter for Development").

Seperti disebut juga dimuka, dokumen SUN bahkan menyebutkanefektivitas program gizi yang berlaku sekarang dibanyak negaraberkembang hanya 30 persen. Tidak tuntasnyamasalah tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagaiberikut.

Pertama, kebijakan program gizi selama ini masih bersifat umunbelum mengacu padakelompok 1000 HPK sebagai sasaran utama. Khususnya untuk anakmasih meliput semuaanak dibawah 5 tahun (balita) tanpa ada kebijakan untuk memberiprioritas pada anak 0-2tahun. Remaja perempuan pranikah belum disentuh program gizi.Kedua, kegiatan intervensigizi masih sektoral, khususnya kesehatan.

Belum terlihat upaya mengaitkan kegiatan program pembangunanseperti penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, penyediaanair bersih dan sanitasi dengan tujuan perbaikan gizi masyarakat.Ketiga, cakupan pelayanan yang masih rendah untuk imunisasilengkap, suplementasi tablet besi-folat, pada ibu hamil,pemanfaatan KMS dan SKDN, promosi inisiasi ASI eksklusif, cakupangaram beryodium dan sebagainya. Keempat, tindakan hukum terhadappelanggar WHO Code tentang Breast Feeding belum dilaksanakankarena Peraturan Pemerintah tentang ASI baru diumumkan awal tahun2012. Kelima, lemahnya penguasaan substansi masalah gizi padapara pejabat tertentu, petugas gizi dan kesehatan baik yangditingkat pusat, provinsi, kabupaten dan lapangan khususnyatentang perkembangan terakhir dan prospeknya dimasa depan,masalah anak pendek, beban ganda, dan kaitan gizi dengan PTM.

Lebih luas dari itu harus diakui, sebagaimana disinyaliroleh sekretaris jendral PBB, beberapa negara kurang memberikanperhatian bahkan mengabaikan peran gizi dalam investasi SDM.Untuk Indonesia perhatian terhadap terhadap program gizi mulaiterlihat sejak tahun 2004dengan diterbitkannya berbagai RPJPN, RAN dan RADPG, namun dalampelaksanaan masihberat sektoral kesehatan.

Berbagai permasalah pelayanan program gizi tersebut diatas,ternyata juga terjadi dibeberapa negara lain, tentunya dengan intensitas yang berbeda.Karena itu beberapasasaran MDGs tidak dapat dicapai. Kekhawatiran akan tidaktercapainya sasaran MDGs

ditambah dengan adanya kecenderungan meningkatnya beban gandaakibat kekurangandan kelebihan gizi terutama di negara berkembang, berbagai pihakdi PBB menjadi sangatpeduli untuk mencegah dan menanggulanginya. Akhirnya kepeduliantersebut diwujudkanoleh sekretariat PBB dalam bentuk Gerakan 1000 HPK yang bersifatlintas lembaga PBB,bermitra dengan lembaga-lembaga pemerintah, industri, LSMinternasional dan sebagainya.Tujuan dan sasaran SUN secara global sama yaitu menyelamatkangenerasi yang akandatang dengan melindungi dan mencegah kelompok 1000 HPK darimasalah gizi dankesehatan masyarakat.

.

G. Kondisi Umum dan Masalah Gizi

Indonesia telah termasuk dalam negara dengan berpendapatanmenengah, denganpertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 persen dan 6,4 persen tahun 2010dan 2011. Dalamkondisi krisis ekonomi dunia, Indonesia berhasil mempertahankanpertumbuhan ekonomitinggi diantara negara G-20 bersama-sama Tiongkok dan India.Sementara itu sebagianbesar sasaran MDGs sudah dicapai atau hampir dicapai, yaitusasaran kemiskinan dankelaparan, kesetaraan gender, pendidikan penurunan prevalensipenyakit menular,khususnya TBC.

Sementara itu penurunan penurunan prevalensi kurang gizidiperkirakan akan mencapaisasaran MDG tahun 2015. Prevalensi anak kurus (―underweight‖)selama kurun waktu 1989 -2007 telah berkurang 50 persen dari 31 persen menjadi 18,4 persenmendekati sasaran

MDGs 15,5 persen. Namun demikian secara keseluruhan RISKESDAS2011 masih mencatatbeberapa masalah gizi yang memerlukan perhatian penanggulangannyadengan kerja keras.Angka BBLR masih 11,5 persen, kurus (underweight) 17,9 persen,kurus-pendek (―wasted‖)13,6 persen, pendek (―stunted‖) 35,6 persen, dan anak gemuk(―overweight‖) 12,2 persen.

Dengan catatan bahwa angka-angka tersebut adalah angka rata-rata nasional dengandisparitas yang lebar antar daerah yang menunjukkan adanyakesenjangan sosial danekonomi. Misalnya untuk BBLR terendah (5,8%) di Bali, tertinggi(27%) di Papua.15Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama KehidupanPrevalensi anak kurus dan gemuk hampir sama masing-masing 13,3persen dan 14,0 persenbalita, sedang dewasa gemuk sudah mencapai 21,7 persen. Denganangka-angka itu,Indonesia sudah memasuki era beban ganda. Disatu pihak masihbanyak anak kurus danpendek karena kurang gizi, di pihak lain banyak anak gemuk. Polapenyakit juga mulaibergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM).WHO dalam berbagai publikasinya telah mengumumkan bahwa penyebabkematian nomorsatu di dunia termasuk di Asia dan Indonesia adalah PTM. DiIndonesia Peyebab kematiankarena penyakit menular menurun dari 44,2 persen tahun 1995menjadi 28,1 persen tahun2007. Sedang pada periode yang sama kematian karena PTM meningkathampir 50 persendari 41,7 persen menjadi 59,5 persen (Atmarita, 2010)

Telah diuraikan dibab-bab terdahulu bahwa ada hubunganantara masalah gizi kurus,pendek atau pendek-kurus, pada masa balita dengan tubuh pendekdan gemuk saat dewasa.

Demikian juga hubungannya dengan PTM tidak saja pada usia lanjuttetapi juga pada usiamuda. Data 2007 mencatat 19 persen penderita hipertensi sudahterjadi pada usia 25-34tahun, dan 29,9 persen pada usia 35—44 tahun. Keadaan itu terjadipada masyarakat miskindan kaya dengan prevalensi yang hampir sama yaitu sekitar 30persen.Para pakar telah mengkaji mendalam selama 1—2 dekade terahirbagaimana mekanismeterjadinya hubungan tersebut. Telah diketahui bahwa semua masalahanak pendek, gemuk,PTM bermula pada proses tumbuh kembang janin dalam kandungansampai anak usia 2tahun. Apabila prosesnya lancar tidak ada gangguan, maka anakakan tumbuh kembangnormal sampai dewasa sesuai dengan faktor keturunan atau gen yangsudah diprogramdalam sel. Sebaliknya apabila prosesnya tidak normal karenaberbagai gangguan diantaranyakarena kekurangan gizi, maka proses tumbuh kembang terganggu.

Akibatnya terjadi ketidak normalan, dalam bentuk tubuhpendek, meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuktumbuh normal.(Barker, 2007). Di Indonesia dan kebanyakan negaraberkembang lainnya, gangguan proses tumbuh kembang selainkekurangan gizi juga banyak factor lingkungan lainnya sepertitelah dijelaskan dimuka.Penelitian juga menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang janindipengaruhi oleh kondisifisik dan kesehatan ibu waktu remaja dan akan menjadi ibu. Dengandemikian upaya untukmencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang janin sampai menjadikanak-kanak usia 2tahun difokuskan pada ibu hamil, anak 0—23 bulan dan remajaperempuan pranikah yangdalam dokumen ini dibahas sebagai kelompok 1000 HPK.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Gerakan nasional Sadar Gizi adalah upaya penggalanganpartisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencanadan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 haripertama kehidupan. Periode 1000 hari pertama sering disebutwindow of opportunities atau sering juga disebut periode emas(golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janinsampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yangsangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.

Gerakan 1000 HPK untuk Akselerasi Perbaikan Gizi Pada 1000Hari Pertama Kehidupan Untuk Negeri digunakan sebagai pedomandalam melakukan upaya peningkatan status gizi pada anak diawalkehidupannya. Naskah ini akan digunakan secara terpadu olehsektor pemerintah, swasta, dan masyarakat.

B. SARAN

Diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemangku kepentingandalam menyusun kebijakan terutama untuk sasaran yang sudahditetapkan yaitu ibu hamil, anak usia 0—23 bulan dan remaja

perempuan. 44 Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari PertamaKehidupan

DAFTAR PUSTAKA

Cesar G Victora, Linda Adair, Caroline Fall, Pedro C Hallal,Reynaldo Martorell, Linda Richter,Harshpal Singh Sachdev, and for the Maternal and ChildUndernutrition Study Group. Maternal and child undernutrition:consequences for adult health and human capital.Lancet 2008. published online Jan 26. DOI: 10.1016/S0140-6736(07)61692-4

Barker DJP. Developmental Origins of Chronic Disease. PublicHealth 126 (2012) 185-9

Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, et alfor the Maternal and ChildUndernutrition Study Group.

Maternal and child undernutrition: global and regional exposuresand healthconsequences. Lancet 2008. published online Jan 17. DOI:10.1016/S0140-6736(07)61690-0

Eriksson JG, Forsén TJ, Kajantie E, Osmond C, Barker DJP (2007)Childhood growth andhypertension in later life. Hypertension 49:1415-1421.

M. T. Ruel (2008) Addressing the underlying determinants ofundernutrition: Examples ofsuccessful integration of nutrition in poverty-reduction andagriculture strategies, 21-29. InSCN News No.36.

UNICEF (United Nations Children‘s Fund) (1990) Strategy forImproved Nutrition of Childrenand Women in Developing Countries. Policy Review paperE/ICEF/1990/1.6, UNICEF:NewYork. Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan