KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL ...
KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA
NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU
KARYA TERE LIYE DENGAN PSIKOANALISIS
DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR
DI KELAS XI SMA
SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Kusmiyati
NIM 082110059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMNDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
i
KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA
NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU
KARYA TERE LIYE DENGAN PSIKOANALISIS
DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR
DI KELAS XI SMA
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Kusmiyati
NIM 082110059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMNDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(Q.S. Ar-Ra’d)
Bekerja keras namun merasa cukup, mencintai, berbuat baik, berbagi, dan
senantiasa bersyukur, maka sejatinya manusia sudah menggenggam kebahagiaan
hidup.
(Tere Liye)
PERSEMBAHAN
1. Ibu dan Bapak tercinta atas doa, semangat,
bimbingan, dan cintanya yang selalu mengiringi
setiap langkahku;
2. Kakakku (Mas Agus & Mbak Meta), Adikku
(Rita), dan keponakanku (Nisa & Atha) yang
selalu memberiku semangat;
3. Kawan-kawanku (Setyo, Isna, Tira, Ika, Sulis,
dan Nursiti) tempat berbagi pengalaman, dan
selalu ada di setiap tangis dan tawaku.
vi
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas
limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Kajian Unsur
Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere
Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar di Kelas XI
SMA” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penulis menyadari di dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami
kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
kesempatan menimba ilmu dan menyelesaikan skripsi ini;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin
dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data
untuk penyusunan skripsi ini;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan perhatian, dorongan, dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
KATA PENGANTAR
viii
ABSTRAK
Kusmiyati. “Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya
sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA” Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) menjelaskan struktur kepribadian id (aspek
biologis kepribadian), ego (aspek psikologis kepribadian) dan superego (aspek
psikologis kepribadian) tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye; (2) menjelaskan unsur kesadaran tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (3) menjelaskan unsur bawah
sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (4)
menjelaskan relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye
sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data berasal dari kutipan,
adegan, peristiwa dan dialog dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Teknik pengumpulan data dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.
Teori yang menjadi acuan dalam skripsi ini adalah teori psikoanalisis Sigmund
Freud dalam Minderop (2010: 20-22) dan Yusuf dan Juntika (2008: 35-37)
pembagian psikisme manusia menjadi id, ego dan superego, serta teori dari
Minderop (2010:13) manusia dengan sengaja meripres pengalaman-pengalaman
yang tidak menyenangkan di alam bawah sadar.Teknik analisis data menggunakan
metode analisis mengalir dari Miles dan Huberman (1992: 16), dan teknik
penyajian data menggunakan metode informal dari Sudaryanto (1993: 145).
Dari hasil analisis dapat disimpulkan: (1) struktur kepribadian id pada tokoh
utama sangat kuat dan menguasai seluruh kepribadian, dapat dilihat dari
perilakunya yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar, struktur
kepribadian ego pada tokoh utama sangat lemah dan berlaku sementara, dapat
dilihat dari perilakunya yang secara sadar dan tidak sadar melalui realitas
lingkungan, dan kepribadian superego pada tokoh utama sangat lemah dan
berlaku sementara, dapat dilihat dari perilakunya yang secara sadar tunduk pada
norma masyarakat, tokoh utama mencapai kesempurnaan superego dengan
menyesali perbuatan-perbuatan masa lalu, (2) unsur kesadaran tokoh utama
berlaku sementara, hal tersebut dapat dilihat dari perilakunya yang secara sadar
yaitu mampu mengetahui siapa dirinya, sedang di mana dia, apa yang terjadi di
sekitarnya, dan bagaimana ia memperoleh yang diinginkan, (3) unsur bawah sadar
tokoh utama adalah eros, thanatos, repression, displacement, dan regresi
primitivation, (4) unsur bawah sadar dalam novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu yang telah dianalisis relevan dengan kehidupan nyata dan dapat
digunakan sebagai bahan ajar di SMA khususnya kelas XI.
Kata kunci: unsur bawah sadar, novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu,
bahan ajar
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah .......................................................................... 9
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 11
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 12
E. Sistematika Skripsi....................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ............................... 15
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 15
B. Kajian Teoretis ............................................................................. 17
1. Struktur Kepribadian .............................................................. 17
2. Unsur Kesadaran .................................................................... 19
3. Unsur Bawah Sadar................................................................ 20
4. Karya Sastra Sebagai Produk Kejiwaan ................................ 22
5. Pembelajaran Sastra dengan Model CTL (Contextual
Teaching and Learning) di Kelas XI SMA........................... 24
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 33
A. Objek Penelitian ........................................................................... 33
B. Jenis Penelitian............................................................................. 33
C. Fokus Penelitian ........................................................................... 34
D. Data dan Sumber Data ................................................................. 34
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
G. Teknik Analisis Data.................................................................... 37
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ......................................... 38
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ................................... 39
A. Penyajian Data ............................................................................. 39
B. Pembahasan Data ......................................................................... 42
x
1. Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Tokoh Utama
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye .. 43
2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye ............................. 67
3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye ............................. 72
4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya
Tere Liye Sebagai Bahan Ajar di kelas XI SMA dengan
Metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) ............. 95
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 115
A. Simpulan ...................................................................................... 115
B. Saran ............................................................................................ 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian .......................................... 40
Tabel 2. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian ................................... 40
Tabel 3. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian ................. 40
Tabel 4. Unsur Kesadaran ................................................................................ 40
Tabel 5. Eros (Insting Kehidupan) ................................................................... 41
Tabel 6 Thanatos (Insting Kematian) .............................................................. 41
Tabel 7 Repression (Represi) ........................................................................... 41
Tabel 8 Displacement (Pemindahan Objek) .................................................... 41
Tabel 9 Regresi Primitivation (Regresi) .......................................................... 41
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sinopsis Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Lampiran 2. Biografi Pengarang Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Lampiran 3. Kutipan dan Analisis Data
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Kelas XI SMA
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6. Kartu Bimbingan
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
skripsi. Bagian awal skripsi ini menyajikan uraian mengenai hal-hal yang
mendasari kajian unsur bawah sadar tokoh utama dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye beserta skenario pembelajarannya di
kelas XI SMA.
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan kegiatan kreatif berisi ungkapan jiwa pengarang
yang terolah secara baik melalui kristalisasi pengalaman kehidupan pribadi dan
lingkungannya yang disampaikan melalui medium bahasa (Sumardjo dan Saini,
1997: 5). Dengan demikian, berdasarkan pendapat Sumardjo dan Saini dapat
disimpulkan bahwa karya sastra merupakan kehidupan yang ditampilkan oleh
pengarang dalam bentuk fiksi dan disampaikan kepada masyarakat melalui bahasa
dengan gaya yang khas sesuai dengan idealisme pengarangnya.
Idealisme pengarang dalam karya sastra terproyeksi melalui tokoh-tokoh
imajinatif dan digunakan untuk mengungkapkan masalah kehidupan yang dilihat,
dirasakan, serta direnungkan dalam lingkungan. Karya sastra mampu
menampilkan imitasi kehidupan yang berisi perenungan, pengetahuan dan
pengalaman pengarang yang diharapkan berarti bagi masyarakat, tidak hanya
membawa pesan, tetapi juga meninggalkan kesan tersendiri bagi para
pembacanya. Seperti yang diungkapkan Horace, dengan istilah dulce et utile yang
2
berarti sastra memiliki fungsi ganda yakni menghibur sekaligus bermanfaat bagi
pembacanya (Wellek dan Warren, 1990: 25).
Dari penjelasan pakar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca
karya sastra pembaca akan mendapatkan kesenangan sekaligus kegunaan yang
diberikan oleh karya sastra tersebut berupa nilai keindahan dan pengalaman-
pengalaman jiwa yang bernilai tinggi sehingga mampu menggugah kesadaran
masyarakat.
Nurgiyantoro (2010: 5) menyatakan bahwa manusia senantiasa
memperlihatkan perilaku yang unik dan original sehingga menjadi daya tarik
penciptaan suatu karya sastra. Dalam dunia nyata kepribadian manusia dipandang
sebagai sesuatu yang esensial. Meskipun karya fiksi sebagai gambaran kehidupan
masyarakat yang ditangkap oleh pengarang, bukan berarti semua cerita yang
disajikan dalam sebuah novel merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang
dialami masyarakat.
Berdasarkan perincian dari Nurgiyantoro dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan bentuk nyata totalitas pengarang mengeksplorasi manusia dengan
beragam kepribadian serta problematikanya sebagai unsur pembangun cerita.
Karya sastra pada hakikatnya selalu mewakili berbagai model kehidupan maka
kebenaran suatu karya sastra tidak harus sama atau disamakan dengan kebenaran
dunia nyata. Endraswara (2008: 10-13) mengemukakan bahwa karya sastra
dianggap sebagai gambaran perjalanan panjang tentang peristiwa kehidupan
manusia. Kehidupan manusia dapat dipelajari lebih dalam melalui ilmu psikologi.
Meskipun psikologi dan sastra merupakan dua hal yang berbeda, tetapi kedunya
3
dapat berkolaborasi secara harmonis melalui karya sastra. Psikologi dan sastra
mempunyai persamaan yaitu sama-sama mempelajari manusia. Perbedaannya
yang menonjol adalah dalam psikologi tokoh manusia ditampilkan secara nyata,
dalam sastra tokoh manusia yang ditampilkan bersifat imajinatif hasil rekaan dari
pengarang.
Melalui pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mempelajari
kehidupan manusia lebih dalam dapat ditempuh melalui karya sastra novel
psikologi yang didalamnya mengandung totalitas, keyakinan, sikap, dan
pandangan masyarakat terhadap realitas sosial terhadap penghayatan yang
sungguh-sungguh tentang kehidupan manusia dan problematikanya. Lebih lanjut
Endraswara (2008: 197) mengemukakan bahwa manusia dan problematikanya
merupakan pembahasan dalam lingkup psikologi. Psikologi banyak bersandar
pada psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah
istilah khusus dalam psikologi sastra yang pada awalnya merupakan metode
psikoterapi untuk tujuan penyembuhan penyakit mental dan syaraf pada manusia.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari dipenuhi oleh berbagai tekanan dan
konflik. Persaingan yang ketat antara id, ego dan superego dalam diri manusia
berpotensi menimbulkan neurosis.
Melalui pendapat Endraswara dapat disimpulkan bahwa untuk meredakan
perasaan tidak nyaman tersebut manusia dengan rapat menyimpan masalahnya di
alam bawah sadar. Untuk mempelajari konsep manusia menurut psikoanalisis
adalah dengan cara menguak pemikiran-pemikiran manusia yang lebih banyak
dipengaruhi oleh alam bawah sadar ke alam sadar.
4
Lebih lanjut Minderop (2010: 55) mengemukakan bahwa pemikiran
Freud tentang teori psikoanalisisnya yang menjelaskan bahwa pengarang dalam
penciptaan karya sastra tidak dapat terlepas dari unsur kejiwaan. Diyakini kualitas
suatu karya sastra banyak terdapat pada ketidaksadaran pengarang. Berdasarkan
pendapat Minderop, dapat disimpulkan bahwa pengarang mampu menghasilkan
karya berkualitas karena ia mampu menuangkan segala ekspresi dan fantasinya
dengan bebas yang dipengaruhi oleh kehidupan psikisnya. Wellek dan Warren
(1990: 90) mengungkapkan psikologi mengandung empat pengertian. Pengertian
pertama dan kedua merupakan bagian dari psikologi seni. Pengertian keempat
lebih dekat pada sosiologi sastra. Hanya pengertian ketiga yang paling berkaitan
dengan sastra. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menggunakan teori yang ketiga yang
mengarah pada pengertian psikologi sastra sebagai studi tipe-tipe hukum
psikologi yang terkandung dalam karya sastra.
Dalam penelitian ini digunakan psikoanalisis Sigmund Freud dengan
alasan untuk menggali unsur-unsur kejiwaan yang ditampilkan pengarang melalui
perilaku tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Seperti manusia
pada kehidupan nyata, tokoh imajinatif juga mampu menampilkan berbagai
masalah kejiwaan, sehingga diharapkan mampu memberikan pembelajaran
tentang kehidupan. Pembahasan tersebut meliputi struktur kepribadian yang terdiri
dari id, ego, superego, unsur kesadaran terdiri dari hal-hal yang mampu diingat
saat sadar, dan unsur bawah sadar terdiri dari eros, thanatos, repression,
displacement, regresi primitivation yang difokuskan pada tokoh utama.
5
Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan novel karya Tere Liye yang
bercerita tentang pergulatan batin tokoh utama bernama Ray, seorang anak yatim
piatu yang banyak mengalami pahit dan getir kehidupan. Ia selalu disibukkan
merutuk nasib serta berusaha mencari kebenaran masa lalunya yang kelam.
Musibah demi musibah datang karena perbuatan buruk yang ia lakukan. Dalam
menempuh langkah demi langkah perjalanan hidupnya, tokoh utama dihadapkan
pada lima pertanyaan besar yang tak kunjung ia dapatkan jawabannya. Selama
hidup Ray tidak pernah berterima kasih kepada Tuhan, sebaliknya ia sering
mengutuk dan mempertanyakan segala hal buruk yang selalu menimpanya. Hanya
ketika melihat rembulan di langit, Ray merasakan arti kebesaran Tuhan.
Menjelang ajalnya, Tuhan berbaik hati mengirimkan penjelasan padanya melalui
perantara orang berwajah menyenangkan. Kehadiran utusan Tuhan tersebut turut
membantu Ray mendapatkan lima jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
selalu dipikirkannya melalui sebuah perjalanan spiritual dengan perantara mimpi.
Lima pertanyaan yang sangat erat kaitannya dengan makna hidup yang selama ini
Ray cari.
Refleksi tentang makna kehidupan diwujudkan pengarang melalui
pemahaman yang sederhana, bahasa sederhana, mudah dipahami tetapi sangat
menyentuh. Pengarang berusaha menyebarkan sebuah pemahaman kepada
masyarakat bahwa Tuhan itu maha adil. Melalui karyanya, beliau bermaksud
mengajak masyarakat senantiasa bersyukur serta ikhlas dalam menjalani setiap
takdir kehidupan.
6
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mampu menyentuh aspek
ketidaksadaran manusia. Sastra sebagai „gejala kejiwaan‟ di dalamnya terkandung
fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak melalui ciri-ciri kejiwaan dan perilaku
tokoh-tokoh imajinernya. Pengarang berhasil menyajikan cerita fiksi yang
menarik melalui tokoh utama melalui peristiwa-peristiwa yang saling berangkai
menjadi sebuah bacaan yang mampu menghanyutkan penikmat karyanya.
Selain hal tersebut jika dilihat dari sisi pengarang, dapat diketahui bahwa
Tere Liye adalah nama pena dari seorang pria yang bernama Darwis. Ia
menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namanya
mulai dikenal publik karena karya-karyanya yang kaya akan kesederhaan
memaknai hidup. Karya-karyanya selalu dinantikan khalayak karena dinilai
membangun jiwa, mendidik dan pekat dengan inspirasi kehidupan.
Kepiawaiannya dalam merangkai kata dapat dibuktikan dengan dicetaknya karya-
karyanya oleh Republika antara lain: Hafalan Shalat Delisa (2005), Mimpi-Mimpi
Si Patah Hati (2005), The Gogons: James & Incrideble Incident (2006), Cintaku
Antara Jakarta dan Kuala Lumpur (2006) Moga Bunda Disayang Allah (2007),
Bidadari-Bidadari Surga (2009), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2009).
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan salah satu karya Tere Liye
berisi nilai-nilai pendidikan tentang kesederhanaan dan keikhlasan anak manusia
dalam memaknai hidup. Nilai-nilai luhur yang tersirat di dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu relevan dengan kehidupan nyata dan dapat digunakan
sebagai bahan ajar sastra pada siswa SMA.
7
Hamalik (2007: 79) menyatakan pengajaran merupakan sebuah totalitas
aktifitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi. Pembelajaran sastra merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Oleh
karena itu, segala aspek pengajaran sastra diarahkan demi tercapainya tujuan
pendidikan Berdasarkan pendapat Hamalik, dapat disimpulkan bahwa tercapainya
tujuan pendidikan dapat diawali dengan menyusun skenario pembelajaran agar
guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram dan maksimal. Berkaitan
dengan hal tersebut, karya sastra khususnya novel mempunyai peran yang sangat
besar dalam pendidikan sebagai pembentukan dan pengembangan karakter siswa.
Silabus kelas XI SMA yang terkait dengan pembelajaran sastra khususnya
pembelajaran novel terdapat pada KD (kompetensi dasar) 7.2 yakni menganalisis
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Melalui novel
yang dipelajarinya, siswa dapat membayangkan dirinya menjadi tokoh utama
yang mengalami peristiwa-peristiwa hebat, belajar menyelesaikan berbagai
masalah yang ada didalamnya, dan mengaitkan dengan pengalaman dan
kehidupannya. Fokus pembelajarannya diapresiasikan pada unsur bawah sadar
tokoh utama.
Rahmanto (1988: 16) mengungkapkan pembelajaran sastra diharapkan
mampu mempengaruhi perilaku siswa kearah yang lebih baik melalui nilai-nilai
positif dan mendidik yang terkandung dalam suatu karya sastra. Berdasarkan
pendapat pakar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra dapat membantu
siswa memahami dan mengapresiasikan sebuah karya sastra dengan baik serta
melatih siswa untuk lebih peka dan menghargai kehidupan di sekitarnya.
8
Effendi (1997: 1.16-1.17) mengungkapkan bahwa pembelajaran sastra
khususnya pada jenjang SMA secara tidak langsung telah membantu
mengembangkan kepribadian siswa ke arah yang lebih positif yakni memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari pendapat Effendi dapat disimpulkan
bahwa sastra sangat diperlukan untuk diajarkan di lingkungan sekolah untuk
membantu menumbuhkan keseimbangan perkembangan berbagai aspek kejiwaan
siswa sehingga terbentuk suatu kebulatan pribadi yang utuh sesuai dengan tingkat
perkembangan usianya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengangkat novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye untuk dikaji menggunakan kajian
psikologi yang bersandar pada psikoanalisis berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut ini:
1. Tere Liye adalah pengarang berbakat angkatan 2000-an yang banyak
menghasilkan karya novel yang kaya akan inspiratif kehidupan, salah satu
karyanya adalah novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu;
2. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menyuguhkan cerita yang sangat
menarik yaitu menceritakan pergulatan-pergulatan batin tokoh utama yang
berusaha mencari jawaban tentang makna kehidupan;
3. karakteristik tokoh utama memiliki sikap khas berjiwa muda bergejolak
sehingga sangat menarik untuk diteliti menggunakan kajian psikologi dan
sangat baik untuk diajarkan di sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas;
4. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mendapat penilaian atau komentar
dari berbagai pihak di antaranya Siti Elanda Lestari (Mahasiswa UI), Yudi
9
Randa (Mahasiswa IPMI Business School), dan Ida Safitri (Masyarakat
Pembaca Novel Tere Liye, dan Ratih Sang (Model dan Artis);
5. tinjauan psikologi bersifat manusiawi, berkaitan erat dengan jiwa dan
kepribadian manusia, oleh sebab itu mendukung perkembangan sosial;
6. sangat baik dan perlu diteliti untuk meningkatkan apresiasi sastra, khususnya
dalam bidang psikologi yang masih terbatas jumlahnya;
7. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sepengetahuan penulis belum ada
yang meneliti secara psikologis;
Akhirnya melalui penelitian ini akan dibahas mengenai unsur bawah sadar
tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu melalui pendekatan
psikologi dengan teori psikoanalisis yang mendukung.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian judul penelitian ini,
penulis merasa perlu menegaskan kembali istilah-istilah tersebut.
1. Depdiknas (2007: 491) menyatakan bahwa kajian adalah hasil mengkaji,
menghasilkan belajar, mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan
(mempertimbangkan), menguji, menelaah baik buruk suatu perkara.
2. Yusuf dan Juntika (2008: 47) mengemukakan pendapatnya bahwa unsur bawah
sadar atau ketidaksadaran (unconscious) merupakan lapisan terbesar dalam
kehidupan mental individu. Area ini merupakan gudang dari instink-instink
atau pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (emotional pain) yang
direpres.
10
3. Nurgiyantoro (2010: 176-177) menyatakan bahwa tokoh utama adalah tokoh
yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia
merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian
maupun yang dikenai kejadian.
4. Wellek dan Warren (1990: 25) mengungkapkan bahwa novel dapat dikatakan
sebagai objek yang dapat dinikmati, sebab karya sastra (novel) memiliki unsur
keindahan dan pesan, atau diistilahkan dulce et utile oleh Horace yang artinya
berguna dan menyenangkan.
5. Rembulan Tenggelam di Wajahmu adalah judul novel karya Tere Liye yang
diterbitkan oleh Republika (Anggota IKAPI) DKI Jakarta pada bulan
November 2009, tebal halaman 425.
6. Tere Liye adalah nama pena dari Darwis pengarang angkatan 2000-an yang
produktif. Selain aktif menjadi penulis novel ia telah menghasilkan ratusan
puisi dan artikel.
7. Freud (2002: 3) menyatakan psikoanalisis, merupakan sebuah metode
perawatan medis bagi orang-orang yang menderita gangguan syaraf.
8. Depdiknas (2007: 943) relevansi; relevansi dapat diartikan sebagai hubungan
atau kaitan.
9. Depdiknas (2007: 87) sebagai bahan ajar, dapat diartikan (segala) sesuatau
yang dipakai untuk tujuan tertentu, seperti pedoman atau pegangan untuk
mengajar.
10. Kelas XI SMA adalah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
11
Jadi, judul skripsi “Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan
Relevansinya sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA” adalah usaha pengkajian dan
penelaah karya sastra dengan ilmu psikoanalisis Sigmund Freud yang difokuskan
pada unsur bawah sadar kejiwaan dan perkembangan mental manusia pada tokoh
utama dalam karya sastra novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere
Liye dan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan ruang lingkup masalah yang telah dipaparkan di atas,
penelitian ini difokuskan pada tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu yang dikaji berdasarkan psikologi sastra dengan pendekatan teori
psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini dipaparkan berikut ini.
1. Bagaimana struktur kepribadian id (aspek biologis kepribadian), ego (aspek
psikologis kepribadian) dan superego (aspek sosiologis kepribadian) tokoh
utama dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye?
2. Bagaimana unsur kesadaran tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye?
3. Bagaimana unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye?
4. Bagaimana relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye
sebagai bahan ajar di kelas XI SMA?
12
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tidak semua tokoh dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu dikaji tetapi akan dibatasi pada tokoh utama
yang mempunyai peranan penting dalam jalan cerita. Pembatasan ini bertujuan
agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas, saling terkait, dan tetap
mengacu pada judul. Dengan permasalahan yang terfokus, diharapkan
pembahasan masalah akan lebih jelas dan mendalam.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dengan judul
“Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya sebagai Bahan
Ajar di Kelas XI SMA” adalah sebagai berikut:
1. mendeskripsikan dan menjelaskan struktur kepribadian id (aspek biologis
kepribadian), ego (aspek psikologis kepribadian) dan superego (aspek
sosiologis kepribadian) tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye;
2. mendeskripsikan dan menjelaskan unsur kesadaran tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
3. mendeskripsikan dan menjelaskan unsur bawah sadar tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
4. mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.
13
E. Kegunaan Penelitian
1. Segi Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:
a. sebagai sumbangan terhadap ilmu sastra terutama dalam hal pengkajian
aspek psikologi terhadap novel populer di Indonesia.
b. menambah khasanah kepustakaan hasil penelitian dalam bidang sastra,
terutama penelitian dari sudut pandang psikologi.
2. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:
a. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi terhadap karya
sastra yang terkait dengan pesan-pesan bijaksana yang terkandung di
dalamnya.
b. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini untuk keperluan pembelajaran
sastra yang diharapkan mampu memberikan wawasan dalam pemilihan
bahan ajar dan memudahkan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini sebagai upaya untuk memperkenalkan Tere
Liye dan karyanya khususnya novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
kepada masyarakat.
14
F. Sistematika Skripsi
Agar pemahaman terhadap skripsi ini jelas dan logis, skripsi tersistematika
sebagai berikut. Bab I berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Dalam bab ini dijelaskan
tentang buku-buku apa yang menjadi referensi dan teori-teori yang digunakan
sebagai pedoman penelitian.
Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian meliputi objek
penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, instrument
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian
hasil analisis data. Dalam bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan untuk
meneliti karya sastra.
Bab IV berisi tentang penyajian dan pembahasan data. Dalam bab ini
diuraikan tentang data penelitian yang diambil dari novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye mengenai kajian unsur bawah sadar tokoh utama
dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud.
Bab V berisi penutup, pada bab ini diuraikan secara singkat pembahasan
pada bab IV dan saran. Bagian akhir dalam skripsi ini berisi daftar pustaka dan
lampiran.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka dan kajian teori. Tinjauan
pustaka berisi uraian tentang penlitian-penelitian sebelumnya yang sejenis untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Kajian teori berisi
uraian dan pendapat pakar yang memiliki kesesuaian dengan penelitian ini guna
membantu proses pemahaman tentang unsur bawah sadar, dan relevansinya
sebagai bahan ajar di SMA.
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian melalui pendekatan psikologis telah banyak dilakukan, misalnya
oleh Umam Rejo (2011) dari Universitas Gunadarma dan Wahyu Sapto Aji
(2012) dari Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian Rejo (2011)
berjudul “Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Orang Miskin di Larang
Sekolah Karya Wiwied Prasetyo (Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud)”. Rejo
mendeskripsikan Faisal tokoh utama dalam novel tersebut mengalami kecemasan.
Adapun bentuk kecemasan yang diamati ada tiga macam bentuk kecemasan, yaitu
kecemasan realitas, kecemasan neurotis, dan kecemasan moral.
Kecemasan realitas pada tokoh utama terlihat pada tingkah lakunya yang
takut ancaman bahaya di lingkungan sekitar. Kecemasan moral yang dialaminya,
ia merasa tersakiti karena dihina teman-temannya, dan kecemasan neurotis
tersebut ia merasa takut terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.
Ketakutan yang dialami Faisal menunjukkan lemahnya pertahanan ego,
pertahanan ego timbul dari suatu kenyataan berasal dari lingkungan seseorang.
16
Sehingga muncul perasaan cemas, gelisah, khawatir, binggung dan perasaan tidak
nyaman lainnya. Tokoh utama juga mengalami kecemasan moral dan merasa takut
akan dihukum oleh superegonya. Kecemasan moral yang paling mendominasi
ialah kecemasan realitas, karena kecemasan realitas menjadi asal timbulnya
kecemasan neurotik dan kecemasan moral.
Persamaan penelitian ini dengan Rejo adalah sama-sama mengkaji tokoh
utama novel dari aspek psikologi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Perbedaann yang paling menonjol Rejo tidak menjelaskan pembelajarannya di
SMA, sedangkan peneliti menjelaskan pembelajarannya di SMA.
Penelitian Aji (2012) dalam skripsinya berjudul “Analisis Psikologi Novel
Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habibrrahman El Shirazy dan
Pembelajarannya di SMA” menggunakan teori kepribadian dari Sigmund Freud.
Kesimpulan dari penelitian Aji, tokoh (Aku dan Nyala) cenderung pada
kepribadian id. Kepribadian id pada tokoh Aku dapat dilihat dari sikapnya yang
selalu dikuasai nafsu akan kecintaanya pada gadis Mesir, sehingga Aku tidak
mampu mencintai istrinya. Sementara itu tokoh Nyala selalu diselimuti kesedihan
dan ketakutan. Ego pada tokoh Aku tidak dapat berfungsi dengan baik, ia lebih
dikuasai oleh id hingga di akhir cerita ia tidak bahagia. Sementara ego pada tokoh
Raihana dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menekan id meskipun pada
akhirnya ia meninggal. Ego pada tokoh Nyala dan Faiq dapat berfungsi dengan
baik sehingga dapat menekan id. Tokoh Nyala dan Faiq akhirnya dapat mencapai
superego dan mereka mendapatkan kebahagiaan.
17
Pembahasan unsur bawah sadar dapat diketahui bahwa tokoh utama novel
banyak memperlihatkan perilaku yang dipengaruhi alam bawah sadar. Adanya
pengaruh bawah sadar tersebut memberikan peluag bagi id untuk memenuhi
dorongan naluriah. Perilaku tokoh utama pada awalnya cenderung berafiliasi pada
eros dan thanatos, kecuali pada tokoh Faiq. Perilaku yang berafiliasi pada eros
(insting kehidupan) diantaranya adalah cinta kasih, mimpi dijodohkan dengan
Mona Zaki. Perilaku yang berafiliasi pada thanatos (insting kematian) adalah
marah pada istri, pisah ranjang, sang istri meninggalkan suami, dan keinginan
untuk mati sebagai upaya untuk bebas dari segala masalah.
Persamaan penelitian ini dengan Aji adalah sama-sama mengkaji tokoh
utama dari aspek psikologi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dan
pembelajarannya di SMA. Perbedaannya Aji tidak membahas mekanisme
pertahanan pada tokoh utamanya, sedangkan peneliti menjelaskan mekanisme
pertahanan pada tokoh utamanya. Dengan demikian, penelitian ini berusaha
melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teoretis
1. Struktur Kepribadian
Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh ketiga sistem kepribadian id,
ego dan superego yang saling bersaing ketat. Faktor bawaan tersebut dan faktor
lingkungan turut berperan dalam pembentukan kepribadian individu. Freud
dalam Minderop (2010: 20-22) dan Yusuf dan Juntika (2008: 35-37)
membahas pembagian psikisme manusia, yaitu: id, ego dan superego.
18
a. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian
Minderop ( 2010: 21) menyatakan id merupakan sumber energi
psikis dan naluri yang selalu menekan individu dan berusaha untuk
memenuhi kepuasan insting seperti kebutuhan: makan, seks, menolak rasa
sakit dan menolak rasa tidak nyaman. Cara kerja id berorientasi pada
prinsip kesenangan yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu
menghindari rasa tidak nyaman. Berdasarkan pendapat Minderop dapat
disimpulkan bahwa id dalam kepribadian manusia diibaratkan sebagai
penguasa absolut yang selalu bersikap sewenang-wenang, mementingkan
diri sendiri dan berusaha memenuhi kepuasan-kepuasan insting
berdasarkan prinsip kesenangan.
b. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian
Minderop (2010: 21-22) mengungkapkan pendapatnya bahwa ego
diibaratkan sebagai pimpinan utama dalam kepribadian manusia yang
bertugas menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang rasional
tentang segala pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan. Ego
merupakan perantara yang menjembatani antara keinginan id yang kuat
dan mencoba memenuhi kepuasan individu yang dibatasi oleh realitas.
Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa ego merupakan aspek
psikologi dari kepribadian manusia yang muncul setelah adanya hubungan
dengan dunia luar, ego bersifat menekan insting-insting id yang kuat dan
dalam bentuk aktifitas sadar dan prasadar dengan tetap berpegangan teguh
pada prinsip kenyataan.
19
c. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian
Yusuf dan Juntika (2008: 37) menyatakan superego terkait dengan
norma masyarakat selalu mempertimbangkan nilai baik, buruk, benar dan
salah. Superego merupakan hati nurani manusia yang selalu mengingatkan
id untuk berperilaku lebih bijaksana. Tugas utama superego, yaitu
merintangi dorongan-dorongan id terutama dorongan seksual, mendorong
ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik dan
berusaha mencapai kesempurnaan.
Dari uraian Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan superego
merupakan hati nurani dalam kepribadian manusia yang berusaha
maksimal untuk introspeksi diri kepada kebaikan. Berfungsinya superego
ditandai dengan perilaku individu yang merasa malu, merasa bersalah,
merasa menyesal atau memuji sesuatu yang dianggap baik. Superego
menuntut individu untuk hidup sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
2. Unsur Kesadaran
Yusuf dan Juntika (2008: 46) mengungkapkan bahwa kesadaran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mental manusia.
Kehidupan mental memiliki kesadaran penuh. Kesadaran manusia tersebut
meliputi pemikiran logis, realitas dan perilaku lebih manusiawi. Melalui
penjelasan dari pakar Yusuf dan Juntika, dapat disimpulkan bahwa melalui
kesadarannya individu mengetahui tentang jati dirinya, menyadari kegiatan
20
yang dilakukan, mengetahui yang terjadi di sekitarnya dan mampu menentukan
tindakan untuk memperoleh tujuan hidup yang diinginkan.
3. Unsur Bawah Sadar
Minderop (2010: 13) menyatakan unsur bawah sadar merupakan
lapisan terbesar dalam kehidupan mental manusia. Kehidupan manusia
dipenuhi berbagai tekanan dan konflik sehingga menciptkan rasa tidak nyaman.
Untuk meredakan ketegangan tersebut, manusia dengan sengaja meripres
pengalaman-pengalamannya yang tidak menyenangkan di alam bawah sadar.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan alam bawah sadar merupakan
kunci utama untuk memahami perilaku manusia. Dengan menguak pemikiran-
pemikiran yang lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar menuju ke
alam sadar. Yang termasuk dalam unsur bawah sadar manusia adalah eros
(insting kehidupan), thanatos (insting kematian), repression (represi),
displacement (pemindahan objek), dan regresi primitivation (regresi).
a. Eros (Insting Kehidupan)
Yusuf dan Juntika (2008: 48-49) mengungkapkan pendapatnya
bahwa eros atau insting kehidupan merupakan motif dasar manusia untuk
berperilaku lebih positif dengan tujuan agar dapat bertahan hidup dan
mampu bekerja sama dengan lingkungannya. Insting kehidupan tersebut
meliputi dorongan jasmaniah seperti: rasa lapar, rasa haus, tidur, keinginan
untuk hidup bebas, dan keinginan untuk melakukan hubungan seks. Lebih
lanjut Yusuf dan Juntika (2008: 48-49) berpendapat bahwa eros tidak hanya
meliputi dorongan seksual semata, tetapi segala hal yang mampu
21
mendatangkan kenikmatan seperti: kasih ibu, pemujaan terhadap Tuhan,
cinta kepada diri sendiri dan sebagainya. Eros juga dapat diwujudkan dalam
berbagai kegiatan kreatif seperti: seni lukis, seni musik, kerja sama dan
cinta. Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa
eros merupakan segala hal yang mampu mendatangkan kenikmatan kepada
individu sehingga ia mempunyai semangat untuk tetap bertahan hidup meski
dalam kondisi sangat terpuruk.
b. Thanatos (Insting Kematian)
Yusuf dan Juntika (2008: 49) mengungkapkan bahwa thanatos atau
insting kematian merupakan motif dasar manusia yang mampu
mendorongnya untuk berperilaku agresif, negatif, dan menghancurkan.
Insting kematian secara verbal dapat terdeteksi melalui perilaku-perilaku
negatif seperti marah-marah, mencemooh atau mengejek orang lain maupun
secara non-verbal seperti berkelahi, memukul orang, membunuh, atau bunuh
diri. Berdasarkan perincian Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan bahwa
thanatos merupakan sisi gelap kepribadian manusia. Berbagai problema
kehidupan yang dihadapi individu dapat memicu konflik hebat, segala
beban tersebut terlampiaskan dan dapat menjurus pada perilaku-perilaku
negatif, perilaku-perilaku yang tidak manusiawi atau perilaku-perilaku
agresif.
22
c. Repression (Represi)
Yusuf dan Juntika (2008: 53) menyatakan repression atau represi
dapat diartikan sebagai proses penguburan pikiran dan perasaan yang dapat
menimbulkan rasa cemas atau menyakitkan ke alam tak sadar. Berdasarkan
pendapat Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan bahwa individu cenderung
akan mengubur keinginannya dalam-dalam apabila keinginan tersebut dapat
menimbulkan konflik, rasa bersalah, rasa cemas atau mampu
membangkitkan memori yang menyakitkan.
d. Displacement (Pemindahan Objek)
Yusuf dan Juntika (2008: 55) menyatakan pemindahan objek
merupakan proses pengalihan perasaan negatif seperti perasaan marah dari
objek asli ke objek pengganti. Berdasarkan perincian Yusuf dan Juntika
disimpulkan bahwa individu cenderung melampiaskan kemarahannya pada
objek pengganti dengan alasan objek pengganti tersebut lebih aman untuk
dijadikan pelampiasan kemarahan.
e. Regresi Primitivation (Regresi)
Menurut Hilgard dalam Minderop (2010: 37-38), regresi
primitivation tampak ketika seorang dewasa bersikap sebagai orang yang
tidak berbudaya dan kehilangan kontrol sehingga tidak sungkan-sungkan
berkelahi. Dengan demikian, perilaku-perilaku tidak terkontrol yang
cenderung bersifat seperti kehidupan pada masa anak-anak dapat dimiliki
oleh seorang dewasa yang tidak mampu mengendalikan emosi. Salah satu
23
contoh dari regresi primitivation adalah seorang manusia dewasa
melakukan perkelahian karena masalah-masalah yang sepele.
4. Karya Sastra Sebagai Produk Kejiwaan
Karya sastra merupakan imitasi peristiwa kehidupan manusia sehingga
kerap dianggap sebagai sejarah perjalanan panjang kehidupan seorang
manusia. Manusia selalu dikepung berbagai masalah dalam kehidupan
sehingga konsekuensinya manusia selalu menampakkan perilaku-perilaku yang
unik dan beragam.
Endraswara (2008: 196-197) mengungkapkan bahwa dalam
menciptakan karya sastra, pengarang digambarkan diserang penyakit jiwa yang
dinamakan neurosis. Psikologi sastra dipengaruhi kreatifitas kejiwaan
pengarang yang berada pada situasi setengah sadar yang selanjutnya
dituangkan ke dalam bentuk sadar. Telaah psikologi sastra menelaah cerminan
psikologi dalam diri para tokoh yang disajikan oleh pengarang. Berdasarkan
perincian Endraswara dapat disimpulkan tokoh-tokoh imajinatif yang
ditampilkan oleh pengarang sejatinya merupakan jati diri yang berasal dari
renungan-renungan dan kreasi kehidupan psikis pengarang yang mampu
dituangkan secara nyata ke alam sadar dalam wujud karya sastra.
Endraswara (2008: 200) menyatakan psikoanalisis merupakan suatu
metode interogasi tentang psike manusia yang sepenuhnya didasarkan pada
tindakan mendengarkan keluhan dan kata-kata pasien. Bahasa merupakan
wilayah observasi dan alat penyembuh bagi ahli psikologis. Sebagai seni
bahasa, sastra langsung terlibat karena sastra mempunyai hubungan-hubungan
24
tertentu dengan alam tidak sadar. Karya sastra merupakan rekaman peristiwa
untuk berekspresi tanpa batas dan kompensasi kehidupan sehari-hari yang tidak
terpenuhi. Karya sastra dapat menampung segala kehidupan psikis tanpa
penghalang.
Minderop (2010: 68-69) menyatakan bahwa dengan psikoanalisis Freud
berhasil menganalisis tokoh Oidipe-Roi karya Shophokles dan Hamlet karya
Shakespeare dengan apa yang terjadi dalam wilayah bawah sadar setiap
manusia untuk membuktikan hasil penemuannya terhadap pasien penderita
neurosis. Makna gejala-gejala neurosis pertama kali ditemukan oleh J. Breuer
dalam studi dan usaha penyembuhan yang cukup berhasil dalam kasus histeria
tahun 1880-1882. Setelah mengamati sejumlah besar penderita, Freud
berkesimpulan bahwa ada kesamaan diantara hasrat-hasrat tersembunyi pada
manusia.
Berdasarkan uraian para pakar dapat disimpulkan kesamaan hasrat
tersembunyi pada manusia maka lahirlah karya sastra yang mampu menyentuh
perasaan dengan kata lain karya sastra merupakan hasil nyata jalan keluar pada
hasrat-hasrat rahasia. Dengan demikian, psikoanalisis mempunyai hubungan
yang erat dengan sastra, bahasa, dan imajiner maka teori psikoanalisis dapat
dipakai untuk menganalisis suatu karya sastra.
25
5. Pembelajaran Sastra dengan Model CTL (Contextual Teaching and
Learning) di Kelas XI SMA
Penjabaran silabus kelas XI SMA yang terkait dengan pembelajaran
sastra khususnya pembelajaran novel terdapat pada KD (Kompetensi Dasar)
7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
Indonesia/terjemahan. Setelah menentukan KD (Kompetensi Dasar) guru
menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Muslich (2007: 45)
menyatakan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas.Komponen RPP tersusun dari:
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran terdiri dari: satuan pendidikan, kelas,
semester, program studi, mata pelajaran, alokasi waktu dan jumlah
pertemuan.
b. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diharapkan mampu dicapai pada setiap kelas dan/ atau semester pada
suatu mata pelajaran yang mengacu pada standar kompetensi 7, yakni
memahami wacana sastra melalui membaca dan mendalami novel yang
sudah ditetapkan.
26
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu pada RPP ini mata pelajaran
bahasa Indonesia sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran dengan acuan KD 7.2, yakni menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
d. Indikator dan Tujuan Pembelajaran Sastra
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan tercapainya kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dengan
kerja operasional yang dapat diamati yaitu mencakup pengetahuan, sikap
dan keterampilan. indikator dari KD 7.2 yakni: (1) menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia; (2) menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan; dan (3) membandingkan unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan.
Effendi (1997: 1.16-1.17) mengungkapkan bahwa apresiasi sastra
bertujuan mengarahkan peserta didik untuk memahami masalah-masalah
dunia nyata melalui nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya novel
sehingga siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
e. Materi Pembelajaran Sastra
Seorang guru dituntut untuk mampu memilih materi pembelajaran
yang sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Littlewood dalam
27
Endraswara (2005: 105) bahwa seleksi bahan ajar perlu memperhatikan
kemampuan aktual siswa, pengalaman dan interes siswa.
Selain hal tersebut, bahan pembelajaran hendaknya sesuai dengan
tingkat psikologi siswa, hal ini sangat penting karena setiap tahapan
psikologis siswa memiliki kencenderungan menyukai suatu hal, seperti yang
diungkapkan oleh Rahmanto (1988: 30) tahap mengkhayal pada usia 8-9
tahun, tahap romantik pada usia 10-12 tahun, tahap realistik pada usia 13-16
tahun, dan tahap generalisasi pada usia 16 tahun dan seterusnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, guru harus mempertimbangkan kemampuan,
pengalaman, dan ketertarikan siswa pada pemilihan bahan pembelajaran
karena hal tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran.
f. Metode dan Model Pembelajaran Sastra
Roestiyah (1989: 1) mengungkapkan teknik penyajian pelajaran
adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan dapat digunakan oleh siswa dengan
baik.
Dalam pembelajaran sastra diperlukan metode mengajar yang tepat
agar siswa memperoleh hasil belajar secara maksimal. Berdasarkan
kebutuhan dan materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran yang
masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra yaitu : 1)
ceramah; 2) tanya jawab; 3) diskusi; 4) inkuiri dan 5) penugasan.
Penjabaran masing-masing metode dipaparkan di bawah ini.
28
1) Metode Ceramah
Roestiyah (1989: 137) mengungkapkan metode ceramah
merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan, informasi atau uraian secara lisan. Keunggulan metode
ceramah sebagai berikut: 1) agar siswa mendapatkan informasi tentang
suatu pokok persoalan secara langsung; 2) lebih mudah mengawasi
ketertiban siswa saat pembelajaran; 3) jumlah siswa yang banyak
sehingga dapat menjangkau keseluruhan siswa sehingga hemat waktu
belajar.
2) Metode Tanya Jawab
Roestiyah (1989: 129) menyatakan bahwa metode tanya jawab
dapat membantu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman siswa
sehingga pengetahuannya menjadi lebih fungsional. Pertanyaan dapat
merangsang aktivitas dan kreativitas berfikir siswa. Keunggulan metode
tanya jawab sebagai berikut: 1) meneliti pemahaman siswa dalam
pembelajaran; 2) menjeaskan tentang langkah-langkah berpikir suatu
konsep dalam pembelajaran; 3) kesempatan dan partisipasi lebih serta
suasana kelas menjadi lebih hidup.
3) Metode Diskusi
Roestiyah (1989: 5) mengungkapkan bahwa metode diskusi
merupakan proses interaksi anatara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling bertukar pendapat, pengalaman, informasi, memecahkan
masalah dalam tim. Keunggulan metode diskusi sebagai berikut: 1)
29
merangsang siswa untuk berpikir, menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah; 2) mampu dan berani
menyatakan pendapat sehingga melatih kehidupan demokrasi; 3)
mampu bekerjasama dalam tim sehingga melatih siswa untuk mandiri.
4) Metode Inkuiri
Roestiyah (1989: 75) mengungkapkan metode inkuiri adalah
istilah dalam bahasa Inggris, merupakan teknik mengajar untuk
mempelajari, mendalami, meneliti, dan membahas permasalahan
tertentu. Keunggulan metode inkuiri sebagai berikut: 1) membentuk
dan mengembangkan “self concept” pada diri siswa sehingga siswa
dapat mengisi konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 2) mendorong siswa
untuk belajar, berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap
objektif, jujur, dan terbuka; 3) mendorong siswa untuk berpikir intuitif
dan merumuskan hipotesisnya sendiri; 4) memberikan kebebasan siswa
untuk berekspresi dalam pembelajaran.
5) Metode Penugasan
Roestiyah (1989: 133) menyatakan metode penugasan atau
resitasi biasanya digunakan untak tujuan agar siswa memiliki hasil
belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan
selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Keunggulan metode
penugasan sebagai berikut; 1) siswa mampu mendalami dan mengalami
30
sendiri pengetahuan yang dicarinya; 2) mengembangkan daya pikir,
inisiatif, kreatif, tanggung jawab dan melatih diri sendiri.
Selain hal tersebut, guru dapat menggunakan berbagai motede
inovatif dalam pembelajaran untuk mengantisipasi kebosanan siswa, salah
satunya dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual. Nurhadi
(2004: 13-14) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching And Learning/CTL) merupakan konsepsi belajar dengan
mengaitkan pembelajaran dengan berbagai masalah yang ada dalam dunia
nyata dan memotivasi siswa membuat suatu hubungan melalui pengetahuan,
masalah, pengalaman dan kehidupan yang dimiliki siswa. .
Menurut Nurhadi (2004: 32), ada tujuh komponen utama
pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas,
yaitu: 1) kontruktivisme, sebagai filosofi; 2) menemukan, sebagai strategi
belajar; 3) bertanya, sebagai keahlian dasar yang dikembangkan; 4)
masyarakat belajar, sebagai penciptaan lingkungan belajar; 5) pemodelan,
sebagai acuan kompetensi; 6) refleksi; sebagai langkah akhir pembelajaran,
dan 7) penilaian, sebagai gambaran perkembangan belajar siswa.
g. Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra
Menurut Rahmanto (1988: 43), guru hendaknya selalu memberikan
variasi dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan
siswa selalu siap menanggapi berbagai rangsangan. Sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, seorang guru hendaknya mempersiapkan diri dengan
materi melalui tahap-tahap sebagai berikut: a) pelacakan pendahuluan, guru
31
perlu menguasai menteri pembelajaran berikut aspek-aspeknya yang perlu
mendapatkan perhatian khusus dari siswa; b) penentuan sikap praktis,
mengusahakan materi tidak terlalu panjang agar selesai sesuai jadwal; c)
introduksi, memberikan informasi pengantar secara ringkas; d) penyajian,
menyajikan materi yang telah dipersiapkan; e) diskusi, siswa diberikan
arahan untuk mendiskusikan aspek-aspek khusus materi pembelajaran
secara berkelompok,setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang; f) pengukuhan,
bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran adalah urutan pelaksanaan tindakan nyata
saat pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu dalam satuan pelajaran
yang meliputi: a) pendahuluan, kegiatan awal pembelajaran untuk
membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisispasi secara aktif dalam proses pembelajaran; b) inti, merupakan
proses pembelajaran untuk mencaapai kompetensi dasar, kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara interktif, inspiratif, dan
menyenangkan. siswa bekerja sama dalam tim untuk menjawab pertanyaan;
dan c) penutup, kegiatan akhir dari pembelajaran yakni membuat
rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi.
h. Media dan Sumber Belajar
Menurut Endraswara (2005: 82), media pengajaran sedikat banyak
akan meningkatkan intensitas pembelajaran sastra. Pembelajaran akan
semakin bergairah, mempermudah proses dan semakin menarik. Sumber
belajar dapat berupa: a) media elektronik; b) media cetak; c) media gambar;
32
d) media alam; e) dan media orang. Selain itu siswa dapat menggunakan
referensi-referensi yang terkait dengan pembelajaran.
i. Evaluasi
Penilaian sebagai suatu proses merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Hamalik ( 2007: 146)
menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk
mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan.
Lebih lanjut Nurgiyantoro (1987: 296) menjelaskan dalam
melakukan evaluasi ada tiga aspek yang perlu dinilai: a) penilaian aspek
kognitif, hasil belajar pada aspek ini lebih banyak berhubungan dengan
kemampuan dan proses berpikir; b) aspek afektif, berhubungan dengan
sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini; dan c) aspek psikomotor,
berhubungan dengan perilaku.
Menurut Nurgiyantoro (1987: 68), ada dua bentuk tes yang bisa
dilaksanakan dalam proses evaluasi pembelajaran, yaitu tes objektif dan test
esai. Hasil evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sesesuai
dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Arikunto (2006: 160) metode penelitian adalah cara yang
digunakan untuk penelitian dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode
penelitian ini terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, data
dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data dan teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Rincian dari metode penelitian dijabarkan sebagai berikut.
A. Objek Penelitian
Arikunto (2010: 161) menjelaskan objek penelitian adalah apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan berupa novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye,
cetakan kelima bulan November tahun 2010 yang diterbitkan oleh Republika, kota
Jakarta dengan jumlah 425 halaman.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik
content analysis (analisis isi). Bungin (2009: 155), content analysis (analisis isi)
adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru
(replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Content analysis
(analisis isi) dalam penelitian ini adalah mengkaji isi teks dengan teliti dan
menyeluruh dengan fokus perhatian pada unsur bawah sadar novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Data-data yang dihasilkan tidak
34
menggunakan angka-angka sehingga dalam penelitian tidak memerlukan hitungan
statistik.
C. Fokus Penelitian
Menurut Bungin (2009: 41) dalam rancangan penelitian kualitatif, fokus
kajian penelitian dan/atau pokok soal yang hendak diteliti mengandung penjelasan
mengenai hal-hal apa saja yang menjadi pusat perhatian yang kelak akan dibahas
secara mendalam dan tuntas. Penelitian ini difokuskan pada unsur bawah sadar
tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji
berdasarkan konsep psikoanalisis Sigmund Freud meliputi struktur kepribadian
(id, ego, superego), unsur kesadaran (hal-hal yang mampu diingat saat sadar),
unsur bawah sadar (eros,tanathos,repression,displacement, regresi primitivation),
dan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.
D. Data dan Sumber Data
Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data adalah dari mana
data dapat diperoleh. Penulis menggunakan sumber data berupa novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, November tahun 2009 yang diterbitkan
oleh Republika, kota Jakarta dengan jumlah 425 halaman. Selain sumber data dari
novel digunakan juga data berupa kutipan, adegan, peristiwa dan dialog baik
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan objek penelitian yang
bersumber dari novel tersebut.
35
E. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 160) instrumen adalah alat bantu atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah,
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti
dibantu nota catatan dan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere
Liye. Dalam hal ini peneliti dibekali dengan teori dan konsep psikoanalisis
Sigmund Freud. Instrumen ini yang digunakan untuk memperoleh data.
Bentuk data yang diperoleh berupa kutipan kutipan, adegan, peristiwa dan
dialog yang merujuk pada masalah yang dibahas bersumber dari novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu selanjutnya dicatat dalam kartu data. Fungsi utama kartu
data yakni untuk mencatat data-data yang ditemukan dari novel tersebut. Kartu
data tersebut berupa kartu kutipan dan kartu komentar. Kutipan ini dapat berupa
frasa, penggalan kalimat, kalimat utuh, atau paragraf dilampirkan pula halaman
buku yang dikutip, sedangkan kartu komentar digunakan untuk mencatat
komentar peneliti terhadap data-data yang diperoleh.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik simak
bebas libat cakap dan teknik catat. Sudaryanto (1993: 134) menyatakan bahwa
teknik “simak bebas libat cakap” atau “teknik SBLC” peneliti tidak terlibat dalam
dialog, konversasi, atau imbal wicara. Penjelasan dari teknik SBLC bahwa sang
peneliti tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling
berbicara, peneliti hanya sebagai pemerhati yang dengan penuh minat tekun
36
mendengarkan apa yang dikatakan (dan bukan apa yang dibicarakan) oleh orang-
orang yang hanyut dalam proses berdialog yang sebenarnya. Dalam hal ini
“dialog” digunakan dalam arti yang seluas-luasnya.
Peneliti bertugas sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk
dan muncul dari kebahasaan yang berada di luar dirinya. Dengan demikian,
peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut dalam dialog sebagai pembentukan
dan calon data, karena calon data tersebut sudah tersedia di dalam novel yang
hendak di kaji. Calon data tersebut meliputi kutipan, adegan, peristiwa dan dialog
baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tokoh utama yang
bersumber dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
Sudaryanto (1993: 135), selain teknik SBLC, dalam pengumpulan data
dibutuhkan teknik catat. Teknik catat digunakan untuk mencatat data-data yang
ditemukan ke dalam nota pencatat data dan selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan fokus penelitian dengan menggunakan alat tulis tertentu. Langkah-
langkah yang ditempuh penulis dalam mengumpulakan data adalah sebagai
berikut:
1. mencari objek penelitian yaitu novel;
2. membaca objek penelitian. Setelah objek penelitian ditemukan langkah
selanjutnya yaitu membaca keseluruhan objek berulang-ulang secara intensif
dan teliti. Objek yang dipilih adalah novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
karya Tere Liye;
3. menentukan objek penelitian yaitu data-data dalam novel. Data dapat berupa
kutipan, adegan, peristiwa dan dialog dalam novel. Objek penelitian ini
37
adalah unsur bawah sadar tokoh utama yang terdapat dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
4. mengidentifikasi data yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
5. mengelompokkan data yang diperoleh sesuai dengan kelompoknya;
6. mencatat data ke dalam nota pencatat.
G. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (1992: 16), teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis mengalir yang meliputi tiga
komponen, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan simpulan.
Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin baik,
yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data. Pada langkah ini data
yang diperoleh dicatat dalam uraian yang terperinci. Dari data-data yang
sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan penyederhanaan data. Data-data
yang dipiih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis,
yaitu tentang unsur bawah sadar yang terdapat dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
2. Penyajian data
Pada langkah ini, data-data yang sudah diperoleh kemudian disusun
secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut
38
kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang unsur bawah sadar
yang didahului dengan pemaknaan data tentang struktur kepribadian dan
unsur kesadaran. Dari pemaknaan-pemaknaan tersebut akan ditemukan
pemaknaan unsur bawah sadar yang relevan dengan kehidupan nyata dan
dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMA khususnya kelas XI.
3. Penarikan simpulan
Pada tahap ini dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang
diperoleh sejak awal penelitian. Data berupa kutipan, adegan, peristiwa dan
dialog baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tokoh
utama yang bersumber dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya
Tere Liye yang telah dikaji bentuk-bentuknya disimpulkan.
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik yang digunakan penulis untuk menyajikan hasil analisis novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye adalah menggunakan metode
informal. Sudaryanto (1993: 145), metode informal adalah penyajian hasil analisis
data dengan kata-kata biasa. Dengan demikian, data-data penelitian mengenai
struktur kepribadian, unsur kesadaran, unsur bawah sadar tokoh utama, serta
relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai bahan
ajar di kelas XI SMA tersebut dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa
menggunakan tanda dan lambang tertentu baik di dalam penyajian dan
pembahasan data. Dengan uraian tersebut, diharapkan hasil penelitian ini lebih
mudah dipahami oleh khalayak.
39
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai penyajian data dan pembahasan data hasil
penelitian. Penyajian data berisi kategori-kategori data sesuai dengan fokus
penelitian dan keterangan nomor halaman yang disajikan dalam bentuk tabel.
Pembahasan data hasil penelitian berisi pemaknaan dari data-data dalam fokus
penelitian, dan menjelaskan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.
A. Penyajian Data
Sebelum menganalisis unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan konsep
psikoanalisis Sigmund Freud, terlebih dahulu disajikan data-data berupa kutipan,
adegan, peristiwa dan dialog baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan struktur kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran (hal-hal yang
mampu diingat saat sadar), unsur bawah sadar (eros, thanatos, repression,
displacement, dan regresi primitivation) dari objek penelitian yang termasuk
dalam kategori fokus penelitian serta relevansi sebagai bahan ajar di kelas XI
SMA. Berikut ini disajikan nomor halaman dan keterangan data-data yang diambil
dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang disajikan
dalam tabel.
40
1. Struktur Kepribadian id, ego, dan superego Tokoh Utama Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
Tabel 1.
Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian
No Struktur Kepribadian Data (Nomor Halaman)
1. Id (Das Es) Aspek
Biologis Kepribadian
11-12, 14, 35, 38, 36, 36, 39-40, 54, 53, 26, 45,
50, 137, 187, 221, 291-292, 313, 392, 398,
406-407 (jumlah 20 data)
Tabel 2.
Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian
No Struktur Kepribadian Data (Nomor Halaman)
1. Ego (Das Ich) Aspek
Psikologis Kepriba dian
73-74, 96, 98, 137, 183, 218, 236, 257, 263,
268, 322, 368 (jumlah 12 data)
Tabel 3.
Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian
No Struktur Kepribadian Data (nomor halaman)
1. Superego (Das Uber Ich)
Aspek Sosiologis
Kepribadian
234, 280, 278, 282, 280, 300, 309-310, 77,
200, 382-383, 420-421 (jumlah 11 data)
2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Karya Tere Liye
Tabel 4.
Unsur Kesadaran
No Unsur Kesadaran Data (nomor halaman)
1. Unsur Kesadaran 96, 137, 236, 263, 278, 282, 280, 300, 309-310
(jumlah 9 data)
41
3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Karya Tere Liye
Tabel 5.
Eros (Insting Kehidupan)
No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)
1. Eros (Insting
Kehidupan)
96, 234, 280, 229, 257, 263, 278, 282, 280,
300, 309-310 (jumlah 11 data)
Tabel 6.
Thanatos (Insting Kematian)
No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)
1. Thanatos (Insting
Kematian)
35, 38, 39-40, 53, 26, 187, 291-292, 313, 392,
398, 406-407, 368 (jumlah 12 data)
Tabel 7.
Repression (Represi)
No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)
1. Repression (Represi)
38, 54, 143-144, 224-225, 396, 413
(jumlah 6 data)
Tabel 8.
Displacement (Pemindahan Objek)
No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)
1. Displacement
(Pemindahan Objek)
11-12, 14, 35, 36, 39-40 (jumlah 5 data)
Tabel 9.
Regresi Primitivation (Regresi)
No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)
1. Regresi Primitivation
(Regresi)
138, 249 (jumlah 2 data)
42
4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye sebagai
Bahan Ajar dengan Metode CTL (Contekstual Teaching And Learning) di
Kelas XI SMA
Salah satu perangkat pembelajaran yang harus disiapkan seorang guru
sebelum mengajar adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
disusun untuk memudahkan guru merancang alur pembelajaran dengan baik
agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar sehingga
memberikan manfaat bagi siswa dan guru yang melaksanakannya.
RPP tersebut terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi
(SK), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media
dan sumber belajar, dan evaluasi. Komponen RPP tersebut akan diterapkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMA pada materi sastra
dengan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai
bahan pembelajarannya. Secara lengkap akan dijelaskan pada bagian
pembahasan data.
B. Pembahasan Data
Data-data yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan
psikoanalisis Sigmund Freud dikelompokkan sesuai kategori pada bagian ini.
43
1. Struktur Kepribadian id (aspek biologis kepribadian), ego (aspek
psikologis kepribadian), dan superego (aspek sosiologis kepribadian)
Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
a. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian
Pada bagian ini akan dibahas tentang kajian psikologis novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye difokuskan pada struktur
kepribadian tokoh utama, tokoh yang dikaji dalam penelitian ini adalah
tokoh Ray (Rehan) berdasarkan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud yang meliputi Id, Ego, dan Superego. Sigmund Freud
menggemukakan bahwa struktur kepribadian yang pertama adalah id. Id
berisikan segala sesuatu yang dibawa sejak lahir. Segala sesuatu yang
mampu dipuaskan insting, seksual, agresif yang bergerak berdasarkan
prinsip kesenangan.
Kajian ini difokuskan pada psikologis tokoh utama cerita bernama
Ray, ia adalah seorang anak laki-laki yatim piatu. Sejak kecil Ray tinggal di
panti asuhan. Ray tidak pernah mengetahui keberadaan orang tuanya. Di
panti, Ray dan teman-temannya hidup dalam keterbatasan dan penuh
kekerasan dari penjaga panti. Wujud struktur kepribadian id pada tokoh Ray
(Rehan) dijabarkan sebagai berikut.
Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap
sumpah serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-
g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci
inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti.
Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati,
baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.
(RTDW: 11-12)
44
Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray menyimpan dendam dan
kebencian karena penjaga panti memperlakukan Ray dengan buruk, rasa
dendam dan kebencian Ray dilampiaskan dengan mengucapkan sumpah
serapah di dalam hati. Kutipan di atas membuktikan bahwa id yang ada
dalam diri Ray sudah terlihat pada perilakunya dengan membenci penjaga
panti di dalam hati. Ray yang menyimpan dendam merupakan wujud id dari
Ray, selain itu Ray juga mencuri, dan menjual barang curian. Hal itu
terbukti dari kutipan di bawah ini.
Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju
koko, sarung dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu
ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-
main di sudut terminal.
(RTDW: 14)
Dari kutipan di atas terlihat Ray yang menyimpan dendam
berusaha membalas perlakuan kejam penjaga panti dengan cara-cara yang
buruk pula, Ray mencuri parsel lebaran milik penjaga panti dan
menggunakan uangnya untuk berjudi di terminal. Dari kutipan tersebut
terlihat bahwa ego Ray benar-benar tidak mampu mengekang id, sehingga
id terlampiaskan tanpa penghalang yang diwujudkanan dengan mencuri dan
berjudi untuk mencapai kesenangan. Mencuri dan berjudi merupakan
perbuatan negatif yang melanggar hukum. Dengan demikian, sangat jelas
Ray melakukan perbuatan melanggar hukum untuk mencapai kesenangan
dan kepuasan secara pribadi. Hal itu terbukti melalui kutipan berikut.
45
Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur….
Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang
dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir
ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana, Rehan
mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.
(RTDW: 35)
Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu.
Fakta itu tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda
dari anak-anak panti lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting,
tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia semakin
berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah.
Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.
(RTDW: 38)
Dari kedua kutipan di atas terlihat bahwa Ray mempunyai karakter
yang pendendam. Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan
mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Hal tersebut
menunjukkan id pada diri Ray terlampiaskan tanpa penghalang, karena ego
Ray tidak mampu mengontrol id. Perut Ray yang lapar membuat id Ray
berfungsi untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan cara mencuri makanan
di dapur untuk mengisi perutnya yang kosong. Rasa kenyang yang
ditimbulkan setelah makan akan melahirkan kepuasan. Ray yang
merindukan hidup bebas dari tekanan penjaga panti membuat id Ray
memenuhi tuntutan tersebut dengan cara mogok kerja, sengaja merusak
barang-barang, dan berjudi. Dengan demikian, kutipan tersebut merupakan
bukti bahwa Ray memperlihatkan id melalui perilaku-perilaku Ray yang
selalu mencari keenakan dan menghindari ketidakenakan demi kepuasan
diri. Selain perilaku tersebut, Ray juga berani mengumpat pantinya yang
sudah belasan tahun menjadi tempat tinggalnya. Perilaku tersebut terbukti
melalui kutipan di bawah ini.
46
Dia juga mulai berani mengumpat tentang mengapa dia harus
tinggal di Panti tersebut. Ada ratusan Panti di kota, kenapa dia
harus dikirimkan ke Panti sialan itu. Menyumpahi penjaga panti.
(RTDW: 36)
Karakter Ray adalah seorang yang pendendam. Rasa dendam Ray
dilampiaskan dengan cara mengumpat segala keburukan panti dan
menyumpahi penjaga panti. Dengan demikian, berdasarkan kutipan di atas
Ray kembali memperlihatkan fungsi idnya dengan menunjukkan rasa
dendamnya kepada penjaga panti dan keburukan panti di dalam hati. Wujud
id Ray yang lain tampak pada perilakunya yang berusaha mencuri uang di
panti. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut.
Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk
ruangan itu. Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik
membuka laci tempat ia menemukan amplop-amplop sumbangan
seminggu lalu.
(RTDW: 36)
Ray melakukan pengledahan karena keinginan Ray untuk
mempunyai uang banyak dan hidup enak. Dan untuk mendapatkan
keinginannya Ray mewujudkannya dengan mencuri amplop sumbangan
milik penjaga panti. Kutipan tersebut menunjukkan id Ray terlampiaskan
tanpa penghalang karena ego Ray tidak mampu mengontrol id. Dengan
demikian, Ray berusaha mencari keenakan dan menghindari ketidakenakan
demi kepuasan diri sendiri. Hal tersebut terlihat jelas melalui kutipan
berikut.
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang
jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan
dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat
Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah
kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa
47
perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.
Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan
itu.
(RTDW: 39-40)
Dari kutipan di atas, Ray memperlihatkan id melalui perilakunya
membuka laci lemari secara paksa untuk mendapatkan berangkas merah
milik penjaga panti dengan alat linggis kecil dan selanjutnya Ray melarikan
diri dari panti. Ray mencuri brangkas merah karena menginginkan uang
milik penjaga panti untuk kesenangan. Dan untuk mendapatkan
keinginannya Ray mewujudlkannya dengan mencuri menunjukkan id pada
diri Ray terpuaskan tanpa penghalang karena ego Ray sangat lemah.
Sedangkan mencuri merupakan perbuatan melanggar hukum. Selanjutnya
Ray melarikan diri dari panti, hal tersebut menunjukkan fungsi id pada diri
Ray yang merindukan kebebasan, Ray menginginkan hidup bebas dari
tekanan panjaga panti. Dengan demikian, sangat jelas Ray melakukan
perbuatan melanggar hukum untuk mencapai kesenangan dan kepuasan
secara pribadi. Selain mencuri, merusak, dan melarikan diri, Ray bahkan
selalu menyesali takdir kehidupannya. Perilaku Ray tersebut tampak melalui
kutipan di bawah ini.
Rehan kembali mengutuk malam dengan pertanyaan yang
sederhana itu. Pertanyaaan yang semakin sering menganggunya
justru setelah ia memutuskan meninggalkan Panti tersebut. Kenapa
enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di Panti
menyebalkan tersebut.
(RTDW: 54)
48
Ray bahagia dapat menikmati kebebasannya secara mutlak dan
mengisi hari dengan sesuka hatinya. Kutipan tersebut menceritakan
sepotong kebebasan Ray yang menyenangkan, id Ray kembali muncul ke
permukaan yang terlihat melalui perilaku Ray mengumpat masa lalunya di
panti. Ray menunjukkan fungsi id yang ada pada dirinya walau umpatan
tersebut hanya terucap di dalam hati. Dengan demikian, Ray melakukan hal
tersebut untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada dirinya. Selain itu, saat
menjadi anak jalanan Ray mulai berani mencopet dan memalak. Hal
tersebut terbukti melaui kutipan berikut.
Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di
terminal menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman
dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan kecil. Naik
lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang
apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang
kosong.
(RTDW: 53)
Kerasnya persaingan hidup di kota membuat Ray menjadi anak
jalanan yang liar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup Ray kembali
melakukan kejahatan. Ray melakukan kejahatan memalak, mencopet,
mencuri, dan menjual barang curian karena tuntutan perutnya yang merasa
lapar dan haus, tuntutan itu membuat id Ray terpuaskan tanpa penghalang
dan berusaha mewujudkan keinginan tersebut. Perasaan kenyang yang
timbul setelah makan dan minum akan menimbulkan kepuasan dalam diri
Ray. Ray berusaha memenuhi tuntutan tersebut dengan cara memalak,
mencopet, mencuri, dan menjual barang curian merupakan perbuatan-
perbuatan tersebut melanggar hukum. Dengan demikian, dari kutipan di atas
49
dapat diketahui bawa Ray lebih memprioritaskan idnya untuk mencapai
kesenangan dan kepuasan secara pribadi. Ray bahkan tega merugikan orang
lain. Hal itu terbukti melalui kutipan di bawah ini.
Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet.
Meletakkan persis di depan pintu kamar mandi tempat sopir bus
tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi, Rehan dengan
cepat menjulurkan tangan.
(RTDW: 26)
Kutipan di atas memperlihatkan bahwa perutnya yang lapar
membuat Ray melakukan kejahatan yang diwujudkan dengan perilakunya
mencuri celana sopir bus di toilet umum terminal. Di sini terlihat jelas ego
Ray tidak dapat berfungsi sehingga Ray melampiaskan id nya tanpa
penghalang untuk mencapai kepuasan diri melalui cara yang tidak bermoral
dengan cara mencuri. Sedangkan mencuri merupakan perbuatan melanggar
hukum. Dengan demikian, sangat jelas Ray melakukan perbuatan melanggar
hukum untuk mencapai kepuasan insting. Selain itu, id Ray juga tampak
melalui perilakunya yang dengan sengaja melakukan perjudian. Hal tersebut
tampak melalui kutipan berikut.
Rehan mengenggam uangnya. Cukup banyak. Rekor uang
terbanyak yang pernah dimilikinya. Tersenyum menatap senyapnya
terminal… Rehan menyeringai. Tidak jauh dari terminal salah satu
deretan ruko pedagang China, kalau tidak salah ada tempat berjudi
yang lebih besar. Pasti uang di sana lebih banyak. Maka tanpa
berpikir dua kali, Rehan bergegas berdiri.
(RTDW: 45)
Ray mendatangi tempat judi yang lebih besar untuk menggandakan
sejumlah uangnya. Ray menginginkan hidup dengan enak sehingga ia
menginginkan uang yang banyak di meja judi untuk mencapai kesenangan
50
hidup. Kutipan tersebut terlihat bahwa id Ray terpuaskan tanpa penghalang
dengan cara berjudi. Dengan demikian, Ray melakukan perbuatan
melanggar hukum dengan cara mencari keenakan dan menghindari
ketidakenakan untuk mencapai kepuasan pribadi. Hal tersebut terbukti
dengan kutipan berikut.
Dia berpesta sendirian malam itu. Membeli banyak makanan dan
minuman. Membawanya ke pojokkan terminal. Semuanya benar-
benar terasa menyenangkan. Bahkan sebotol minuman keras
terselip di atas tegel… Esok hari ia membeli jaket kulit keren.
membeli sepatu. Juga kacamata hitam, sabuk, dan gelang.
Menjemput kehidupan baru.
(RTDW: 50)
Kutipan di atas terlihat bahwa Ray sangat gembira saat
memperoleh kemenangan di meja judi. Ia mewujudkan keinginannya
dengan membeli barang-barang yang diinginkan. Kutipan di atas
membuktikan bahwa id pada diri Ray terpuaskan tanpa penghalang, karena
ego Ray tidak mampu untuk berperan. Sedangkan berjudi merupakan
perbuatan yang melanggar hukum. Dengan demikian, Ray melakukan
perbuatan melanggar hukum dengan mencari keenakan dan menghindari
ketidakenakan untuk mencapai kepuasan pribadi. Selain itu, id Ray tampak
pada perilakunya yang selalu menyalahkan Tuhan atas segala takdir buruk
yang selalu menimpanya. Hal tersebut tampak melalui kutipan berikut.
Lihat, apa yang terjadi dengan anak-anak Rumah Singgah atas ulah
begundal ini? Di mana rasa keadilan Tuhan! … Kenapa Tuhan
suka sekali merenggut kebahagiaan orang-orang yang selalu
berbuat baik?
(RTDW: 137)
51
Ray tidak dapat berdamai dengan takdir Tuhan. Peristiwa buruk
selalu datang dan membuat Ray frustasi. Perilaku Ray menjadi tidak
terkontrol. Ia melampiaskan kemarahan di dalam hatinya dengan
menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Kutipan di atas
mempertegas fungsi id pada diri Ray, walaupun Ray hanya melampiaskan
kemarahannya di dalam hati. Hal tersebut membuktikan bahwa Ray
mencapai kepuasan diri melalui perbuatan-perbuatan dosa. Wujud id Ray
yang lain, Ray melakukan penembakan brutal untuk mencapai
keinginannya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di
genggaman tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu,
dia tidak kalah buas menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru
muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.
(RTDW: 187)
Kutipan di atas terlihat bahwa Ray melakukan penembakan secara
brutal dengan menggunakan senjata api yang dimilikinya, sehingga secara
tidak sadar Ray membunuh kedua petugas polisi, sedangkan perbuatan Ray
menghilangkan nyawa orang lain merupakan perbuatan yang melanggar
hukum. Hal tersebut menunjukkan id Ray yang kembali bergejolak dan
menguasai kepribadian terlepas begitu saja tanpa penghalang. Dengan
demikian, Ray melakukan perbuatan melanggar hukum untuk mencari
keenakan dan menghindari ketidakenakan demi mencapai kesenangan dan
kepuasan pribadi. Perbuatan buruknya pada akhirnya menyadarkan Ray,
walau hanya bersifat sementara, ancaman hukuman mati membuat Ray
melarikan diri yang tampak pada kutipan berikut ini.
52
Ray memutuskan pergi dari ibu kota. Hatinya sesak. Ray
memutuskan menjauh. Pulang ke kota kecilnya. Mencoba
melanjutkan hidup.
(RTDW: 221)
Peristiwa penembakan brutal yang menewaskan dua orang petugas
itu membuat Ray frustasi. Ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan
diri. Ray melarikan diri karena Ray menginginkan kebebasan sejati. Kutipan
di atas menunjukkan id pada diri Ray terpuaskan tanpa penghalang karena
ego Ray tidak berperan sama sekali, sedangkan perbuatan Ray
menghilangkan nyawa orang lain merupakan perbuatan yang melanggar
hukum. Hal tersebut membuktikan bahwa Ray melakukan perbuatan
melanggar hukum untuk mencari demi mencapai kesenangan dan kepuasan
pribadi. Selain itu, wujud id Ray tampak pada perilakunya yang selalu
durhaka kepada Tuhan. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya
tentram, tidak mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak
berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi
merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah
bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu
mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”
(RTDW: 291-292)
Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa calon bayinya
meninggal dan hal itu membuat emosi Ray kembali bergejolak menguasai
kepribadiannya. Kutipan tersebut memperlihatkan fungsi id yang ada pada
diri Ray yaitu menunjukkan kemarahan dengan mengutuk Tuhan. Tuhan
yang menakdirkan kehidupan dan kematian manusia. Dengan demikian,
Ray mencapai kepuasan insting melalui perbuatan yang tidak bermoral.
53
Perbuatan Ray tersebut merupakan dosa besar karena Ray telah durhaka
kepada Tuhan. Perilaku tersebut tampak pada kutipan berikut.
Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud
semua ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami
tiga tahun silam. Dan sekarang kau renggut bayi dan istriku
sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa
puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.
(RTDW: 313)
Kutipan di atas terlihat bahwa Ray tidak bisa menerima kenyataan
bahwa istri tercinta dan calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit tersebut
membuat emosi Ray kembali meluap, sehingga secara tidak sadar Ray
kembali mengutuk Tuhan. Hal ini menunjukkan fungsi id yang ada pada diri
Ray sangat kuat, secara tidak sadar Ray menunjukkan kemarahannya
dengan mengutuk Tuhan. Ray berhasil mencapai kepuasan melalui
perbuatan-perbuatan buruk. Dengan demikian, perbuatan Ray mengutuk
Tuhan merupakan dosa besar sebab Ray sudah melawan takdir yang
digariskan Tuhan. Selain itu, Ray bahkan melakukan aksi tipu-tipu terhadap
rekan-rekan bisnisnya sebagai cara untuk melampiaskan balas dendam yang
ada di dalam hatinya. Perilaku tersebut tampak pada kutipan berikut.
Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi
bagai bola salju. Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray
menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai menghabisi
taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu
perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak
belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu
bahkan tidak pernah di lakukannya.
(RTDW: 392)
54
Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas dendam. Ray
melakukan perbuatan-perbuatan curang, mengambil paksa perusahaan, dan
harta kekayaan orang-orang yang dibencinya. Hal ini memperlihatkan
bahwa id Ray terpuaskan tanpa terhalang ego, sebab dengan balas dendam
secara tidak sadar Ray sudah menghancurkan kehidupan dan harapan orang
lain. Hal ini dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada
dalam dirinya, sehingga apa yang diinginkan dapat terpenuhi. Bahkan Ray
dapat mencapai kepuasan insting melalui perbuatan-perbuatan yang tidak
bermoral dengan menyumpahi pantinya dulu yang selalu dianggapnya
buruk. Hal tersebut terbukti melalui kutipan di bawah ini.
Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk!
Menyumpah-nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis
dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan pernah menatap
walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.
(RTDW: 398)
Kutipan di atas memperlihatkan bahwa secara tidak sengaja Ray
hampir melewati jalan menuju ke panti. Dendam Ray kembali memuncak
saat teringat peristiwa menyakitkan di panti itu. Secara tidak sadar sumpah
serapah keluar dari mulut Ray, mengutuk tempat itu, dan menyumpahi panti
yang di bencinya. Hal ini mempertegas fungsi id yang ada pada diri, ego
Ray tidak mampu membendung id. Dengan demikian, Ray dapat mencapai
kepuasan insting melalui luapan-luapan emosi yang tidak terkendali, hal ini
dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam dirinya.
selain itu, id Ray yang lain yaitu selalu marah kepada Tuhan karena tidak
55
mampu menerima kenyataan tentang komplikasi penyakit yang dideritanya.
Hal tersebut tampak pada kutipan berikut ini.
Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung?
Jauh panggang dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi
penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini? Sungguh tidak
masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua
penyakit datang padanya?
(RTDW: 406-407)
Ray tidak bisa menerima kenyataan tentang komplikasi penyakit
yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-penyakit itu
menghambat kesibukannya dalam bekerja. Kutipan tersebut menegaskan
bahwa id Ray kembali bergejolak melalup perilakunya yang secara tidak
sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Tuhan yang telah menakdirkan
kehidupan seseorang. Dengan demikian, Ray berhasil mencapai kepuasan
diri melalui perbuatan-perbuatan tercela, yaitu mengutuk Tuhan serta
melawan takdir Tuhan.
b. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian
Struktur kepribadian yang kedua adalah ego. Ego tidak dapat
dipisahkan dari id dan tidak pernah terbebas dari id. Ego seseorang akan
muncul jika seseorang berhubungan dengan dunia luar. Ego berperan
berdasarkan prinsip realitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
lingkungannya. Wujud struktur kepribadian ego pada tokoh Ray (Rehan)
dijabarkan sebagai berikut.
Rehan yang kadar bencinya meninggi dengan berani berteriak
kalau dialah yang merusak tasbih itu…
(RTDW: 73-74 )
56
Ray mengakui sudah merusak tasbih milik penjaga panti, hal
tersebut menunjukkan fungsi ego dalam diri Ray, secara jantan Ray
mengakui kesalahannya sudah merusak tasbih. Dengan demikian, hal
tersebut dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam
dirinya. Selain mengakui kesalahan, perilaku Ray yang semakin baik
tampak pada perilakunya yang mampu menghargai dan menerima orang
lain sebagai keluarganya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki
keluarga untuk pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi
Ray bisa merasakan betapa menyenangkan menjalani kehidupan
bersama mereka.
(RTDW: 96)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana hangat penuh cinta,
saling menghargai, dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman
baru itu membuat hidup Ray damai. Hal tersebut mempertegas ego Ray
mulai tampak ke permukaan, antara sadar dan tak sadar kepribadian Ray
menjadi semakin baik, Ray mulai bisa menghargai orang lain dan
menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya. Selain
itu perilaku Ray yang semakin membaik dari hari ke hari tampak melalui
perilakunya yang selalu berusaha melindungi keluarga barunya. Hal tersebut
dapat dibuktikan melalui kutipan di bawah ini.
Ray tanpa disadarinya selalu melindungi Diar dan anak-anak
lainnya dari perlakuan penjaga Panti, maka di Rumah Singgah itu,
Ray memutuskan akan membela mereka dari siapa saja yang
berbuat tidak menyenangkan. Dia bersumpah.
(RTDW: 98)
57
Solidaritas Ray yang tinggi serta rasa sayang Ray kepada teman-
temannya membuktikan bahwa ego Ray dapt berfungsi dengan baik. Wujud
ego Ray tampak pada perilakunya yang diwujudkan dengan keyakinan yang
ada di dalam hatinya yang selalu ingin memberikan perlindungan kepada
teman-teman yang sudah di anggapnya sebagai keluarganya. Berdasarkan
kutipan tersebut sangat jelas bahwa fungsi ego yang ada pada diri Ray mulai
terlihat, secara sadar dan tak sadar keyakinan itu ada walau hal tersebut
hanya terucap di dalam hati. Bahkan Ray berusaha balas dendam karena
ingin membalas sakit hati yang dirasakan teman-teman barunya. Solidaritas
Ray tersebut tampak pada kutipan berikut.
Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu
baginya lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu.
Betapa menyenangkan memiliki saudara.
(RTDW: 137)
Ray berkelahi dengan beberapa preman jahat yang menganggu
keluarga barunya. Hal tersebut membuktikan fungsi ego yang kuat ada
dalam diri Ray melalui perkelahian yang di lakukannya. Ray menunjukkan
solidaritas yang tinggi, antara sadar dan taksadar Ray berusaha melindungi
keluarganya. Walaupun tujuan Ray baik untuk melindungi keluarganya,
perbuatan Ray tidak dapat dibenarkan karena berkelahi merupakan tindakan
brutal yang melanggar hukum. Dengan demikian, Ray berusaha mengatasi
rasa tidak nyaman yang ada pada dirinya dan untuk mencapai kepuasan diri.
Ray yang frustasi dengan kehidupannya pada akhirnya mengambil
keputusan untuk menjadi orang jahat. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui
kutipan berikut.
58
Ray mendesiskan sesuatu. Lantas dengan mantap tangannya
memegang tali gondola. Apa salahnya menjadi orang jahat… Ray
menurunkan lagi gondola ke lantai dasar gedung. Kemudian duduk
dengan mencakung… Ray mendesah pelan. Dia sudah memutuskan
menjadi orang jahat. Menjadi bagian orang-orang yang di
salahkannya selama ini.
(RTDW: 183)
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa Ray
memutuskan untuk menjadi orang jahat. Hal tersebut menunjukkan fungsi
ego pada diri Ray yaitu secara sadar dan tak sadar ia meyakinkan dirinya
sendiri untuk menjadi orang jahat menjadi bagian orang-orang yang
disalahkannya selama ini. Dengan demikian, dengan menjadi orang jahat
Ray akan mendapatkan keinginannya untuk mencapai kepuasan melalui
caranya sendiri. Ancaman hukuman membuat Ray melarikan diri ke suatu
tempat. Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.
Sejak pindah Ray mulai membiasakan diri dengan kejadian
tersebut. Dia mulai rileks berpapasan dengan petugas. Mulai yakin
tidak ada yang mengenalinya.
(RTDW: 218)
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray meyakinkan
dirinya sendiri tidak ada yang mengenalinya sebagai pencuri berlian.
Keyakinan dalam diri Ray berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan
keteguhan hati untuk dirinya sendiri bahwa ia merasa aman di tempat
barunya itu. Dengan demikian, fungsi ego sementara yang ada pada diri Ray
untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada dirinya sehingga rasa tidak
nyaman itu akan berubah menjadai rasa lega. Dengan demikian, Ray
mendapatkan keinginannya untuk mencapai kepuasan. Selain itu, ego Ray
59
tampak pula melalui perilakunya yang mampu mengakui kekuasaan Tuhan
melalui rembulan di angkasa. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini.
Mengusir penat setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati. Ray
lelah bertanya apakah hidup ini adil.
(RTDW: 236)
Ray merasakan bahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat
menikmati keindahan rembulan di langit. Ray merasa terhibur dengan
adanya benda langit (rembuln) yang diciptakan Tuhan. Kutipan tersebut
adalah bukti bahwa aktifitas fungsi ego pada diri Ray mulai tampak. Dengan
demikian, antara sadar dan tak sadar Ray rembulan di angkasa telah
mengingatkan Ray tentang segala kekuasaan Tuhan. Selain itu, ego Ray
juga tampak pada perilakunya berusaha melakukan pendekatan-pendekatan
yang baik untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan di bawah ini.
Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian
rumah sehari-hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu
membuat puding pisang di dapur. Lantas Ray sebelum beranjak
pulang, bersama gadis itu di ruang depan mencicipi puding pisang.
(RTDW: 257)
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan
bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna.
Ray duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap
pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah
cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat
bersamanya.
(RTDW: 263)
Dari kedua kutipan tersebut terlihat aktifitas fungsi ego pada diri
Ray. Antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan cinta pertamanya
dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Di sini Ray
60
sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan Ray berusaha melakukan
pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan simpati dari gadis
yang dicintainya. Dengan demikian, hal tersebut dilakukan Ray untuk
menghilangkan rasa tidak nyaman dari dalam dirinya, sehingga apa yang
diinginkannya dapat terpenuhi. Selain itu, ego Ray juga tampak pada
perilakunya menangis sedih saat mengetahui jati diri gadis yang dicintainya
adalah kupu-kupu malam. Hal tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.
Ray tersungkur di palang besi yang terjulur dua meter dari tubir
lantai 18. Ray mengeluh dalam. Apa yang dilihatnya dua malam
lalu menjelaskan semuanya. Menjelaskan kejadian di pusat hiburan
itu. Bukankah dia terlihat baik? Terlihat seperti wanita baik-baik?
Bukankah dia setiap pagi rajin berkunjung ke bangsal anak-anak di
rumah sakit? Ray tergugu semakin dalam.
(RTDW, 2009: 268)
Hati Ray hancur saat mengetahui jati diri gadis yang dicintainya
hanyalah seorang wanita penghibur. Kenyataan menyakitkan itu membuat
Ray menangis tergugu. Sesuai kutipan di atas Ray terlihat sangat sedih, hal
tersebut menunjukkan fungsi ego pada diri Ray yaitu menangis sebagai cara
untuk melampiaskan kesedihan di hatinya sehingga rasa sedih itu akan
berangsur-angsur berganti menjadi perasaan lega di hati Ray. Dengan
demikian, Ray berusaha menghilangkan rasa tidak nyaman yang ada dalam
hatinya agar ia tidak terlukai. Selain itu, ego Ray juga tampak pada
perilakunya menjual rumahnya dan toko puding milik istrinya dan
memutuskan pergi dari tempat itu dengan tujuan untuk mencari kedamaian
hidup. Hal tersebut tampak melalui kutipan berikut ini.
61
Ray menjual rumah itu. Menjual kepemilikan toko puding pisang
milik istrinya. Ray sempurna ingin melupakan semua kenangan
yang menyesakkan, Hari ini ia pergi. Entah kapan akan kembali.
(RTDW: 322)
Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray menjual rumahnya dan
toko puding milik istrinya dan memutuskan pergi dari tempat itu. Hal ini
merupakan fungsi ego yang ada pada diri Ray yaitu dengan menjual rumah
dan toko puding itu berarti antara sadar dan tak sadar Ray berusaha
melupakan semua kenangan indah bersama istrinya, sedangkan Ray
memutuskan pergi menjauh merupakan keinginan Ray untuk mencari
ketenangan dan kedamaian hidup. Dengan demikian, ego Ray berfungsi
sebagai cara untuk menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak
terlukai. Ray bahkan tidak dapat mencintai gadis lain karena ia selalu
mencintai istrinya yang sudah meninggal. Hal tersebut dapat dibuktikan
melalui kutipan berikut ini.
Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray
menyadarinya. Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu
mekar di waktu yang salah dan tempat yang salah. Apakah rasa
kosong ini karena istrinya pergi? Ya.
(RTDW: 368)
Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain setelah istrinya
meninggal, hal tersebut menunjukkan fungsi ego pada diri Ray mulai ke
permukaan. Sebab antara sadar dan tak sadar Ray tidak mampu melupakan
istrinya sehingga Ray tidak pernah bisa membuka hatinya untuk gadis lain
yang mencintainya. Kutipan tersebut mempertegas bahwa ego Ray
berfungsi sebagai cara untuk menghindarkan diri dari penderitaan sehingga
ia tidak terlukai.
62
c. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian
Struktur kepribadian yang ketiga adalah superego. Superego adalah
hati nurani manusia yang berhubungan dengan benar atau salah, rasa
bersalah, bangga, penyesalan serta memutuskan apa yang dapat diterima.
Superego aspek moral yang bertujuan untuk mengejar kesempurnaan.
Wujud struktur kepribadian superego pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan
sebagai berikut.
Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat
insinyur gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan
hitungan-hitungan geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray
berbakat… Ray mendapatkan promosi pertamanya: mandor junior.
Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai pekerja-pekerja…
(RTDW: 234)
Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti
betul mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu
hebat. Dan pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala
mandor.
(RTDW: 280)
Dari kedua kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray bertekad
untuk berubah dan ingin memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Hal
tersebut menunjukkan fungsi superego pada diri Ray yaitu dengan
menunjukkan keyakinan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk
hidup barunya yang bersih, Ray mengawalinya dengan menghidupi diri dari
hasil pekerjaan yang baik. Kecerdasan dan ketekunan Ray bekerja
membuahkan prestasi yang gemilang, dan mendukung karirnya semakin
meningkat. Dengan demikian, superego Ray tampak pada perilakunya
memulai hidup baru dengan pekerjaan yang baik dan halal. Ray bahkan siap
63
membuka lemabaran baru, menikah dengan gadis yang dicantainya. Hal
tersebut tampak pada kutipan berikut.
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia
memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray
mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.
Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia
pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana
membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray
tahu persis meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
Gadis itu membuat pengakuan kepada Ray tentang kehidupannya
yang kelam sebagai wanita simpanan. Cinta yang tulus menumbuhkan
keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan.
Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki
diri. Dengan demikian, kedua kutipan di atas merupakan bukti yang kuat
bahwa superego pada diri Ray mulai berfungsi yaitu Ray ikhlas menerima
masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan, Ray mampu menafkahi istrinya
dari pekerjaan yang halal, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya
dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Selain
itu, pernikahan Ray membawa banyak kebaikan dengan proses memperbaiki
diri. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.
Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua
orang di seluruh kota …
(RTDW: 300)
64
Dari kutipan di atas terlihat bahwa pernikahan itu membuat kualitas
hidup Ray tertata dengan baik, dan secara psikologis emosi Ray dapat
terkontrol sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam bermasyarakat.
Dari kedua kutipan ini dapat di ketahui fungsi superego pada diri Ray yaitu
menunjukkan rasa kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan
yang baik dengan tetangga sekitar rumah dan mampu mengenal dengan baik
orang-orang penting di seluruh kota itu. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas
kehidupan Ray, khususnya dalam bermasyarakat. Selain itu, Ray sangat
ridha dengan pengabdian istrinya, hal tersebut terbukti melalui kutipan
berikut ini.
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya
semakin redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit
bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan.
Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan
istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu
mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.
Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Ray sangat ikhlas dan menerima sepenuh hati perlakuan istrinya.
Pada kutipan tersebut menunjukkan fungsi superego pada diri Ray yaitu
Ray mampu bersikap sebagai seorang suami yang ridha pada istrinya
dengan cara menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan dan ridha
dengan pengabdian istrinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas kehidupan Ray.
Selain itu, superego Ray merasa berdosa saat teringat perbuatan-perbuatan
65
jahatnya di masa lalu. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut
ini.
Pasien berumur enam puluh tahun itu menyeka ujung matanya
yang basah. Dia tidak tahu bagian yang ini. Sama sekali tidak. Dia
tidak tahu bahwa Diar menghembuskan nafas persis disebelahnya.
Diar meninggal di usia yang sangat muda. Diar meninggal karena
dia. Karena dia mencuri celana di toilet terminal… Pasien itu
menggigit bibir, tersedan.
(RTDW: 77)
Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan melalui
mimpi menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray menangis
menyesali perbuatan masa lalunya mencuri celana sopir bus di toilet
terminal, membuat sahabatnya meninggal dihakimi massa. Dengan
demikian, dari kutipan di atas dapat diketahui fungsi superego pada diri Ray
yaitu hati Ray diselimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam
tentang perbuatan masa lalunya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
Benar-benar baru diketahuinya. Baru beberapa menit yang lalu
marah itu membungkus hatinya. Tapi sekrang? Bahkan bertahun-
tahun memberikan sesuatu yang tak ternilai dalam hidupnya.
Sesuatu yang membuatnya bisa memulai imperium bisnisnya.
(RTDW: 200)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa penjelasan-penjelasan dari
utusan Tuhan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray
untuk kembali di jalan Tuhan. Ray mengetahui bahwa sahabatnya
terdekatnya (seorang pencuri berlian) adalah orang yang menyebabkan
hidup Ray menjadi yatim piatu. Saat di pengadilan, sahabatnya mengakui
kejahatannya seorang diri demi menebus dosa masa lalunya, dan
menyelamatkan Ray dari hukuman mati. Bahkan dengan berlian pemberian
66
sahabatnya itu, Ray berhasil membangun imperium bisnisnya sehingga Ray
dapat menikmati hidup mewah sepanjang tahun. Fakta-fakta itu telah
membuat Ray menangis, Ray sungguh menyesali perbuatannya. Dengan
demikian, dapat diketahui fungsi superego pada diri Ray yaitu Ray dihukum
hati nuraninya sendiri, hati Ray diselimuti rasa bersalah dan penyesalan
yang luar biasa tentang perbuatan-perbuatan jahat di masa lalunya. Hal
tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.
Ray menggigit bibir, tertunduk kembali. Astaga? Itu benar sekali.
Bukankah istrinya pernah berkata: “Aku baik-baik saja, ceroboh.
Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tapi aku tidak
membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian. Bagiku kau
ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas
perlakuanku padamu. Itu sudah cukup”. Bagaimana mungkin dia
tidak pernah menyadarinya… Ray tertunduk semakin dalam.
(RTDW: 382-383)
Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan melalui
mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan
Tuhan. Ray sangat menghargai semua perlakuan istrinya sehingga Ray
berusaha membahagiakan istrinya dengan kekuasaan yang dimilikinya. Saat
itulah Ray mencapai kesempurnaan superego, hati Ray diliputi penyesalan
dan rasa bersalah yang luar biasa kepada istrinya, dengan alasan untuk
membahagiakan istrinya Ray berusaha meraih harta benda dan segala
kemewahan duniawi secara berlebihan. Ray mendapatkan penjelasan,
bahwa istrinya sebelum meninggal sudah mendapatkan tujuan hidupnya
yaitu keridhaan Ray sebagai suaminya, istrinya kembali ke pangkuan Tuhan
sebagai hamba-Nya yang fitri. Dengan demikian, penyesalan-penyesalan
67
yang dalam dari hati Ray merupakan bukti kuat bahwa Ray telah mencapai
kesempurnaan superego dapat diamati melalui kutipan berikut.
LIHATLAH, RAY! Kau pikir kaulah yang memiliki takdir yang
paling menyakitkan? Kau sungguh keliru, Ray. Sungguh keliru…
gadis itu lebih menyakitkan, dan kaulah penyebabnya. Ray sudah
jatuh terduduk. Gemetar memegang kepalanya…dia sudah
tersungkur bagai sehelai kapas di jalanan basah. Ya, Tuhan, dia
tidak pernah tahu itu. Dia tidak tahu.
(RTDW: 420-421)
Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray selalu mengeluh tentang
segala penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Menurut penjelasan, Ray
mendapatkan ganjaran tersebut karena membuat hidup seorang gadis kecil
menderita, gadis kecil itu menjadi yatim piatu karena perbuatan masa lalu
Ray. Peristiwa masa lalu yang tidak pernah diketahui Ray sebelumnya, Ray
menewaskan dua orang yang tidak bersalah, dan membuat hidup seorang
gadis kecil menjadi yatim piatu sama seperti dirinya. Saat itulah Ray
mencapai kesempurnaan superego setelah mengetahui segala fakta-faktanya
dari utusan Tuhan. Dan Ray baru saja mengetahui telah membuat hidup
seorang gadis kecil menderita. Dengan demikian, saat Ray menangis
menyesali perbuatan-perbuatan jahatnya di masa lalu adalah bukti bahwa
Ray mencapai kesempurnaan superego.
2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Karya Tere Liye
Kesadaran adalah bagian dari kehidupan mental atau lapisan jiwa
seorang individu. Kehidupan mental ini memiliki kesadaran penuh. Melalui
kesadarannya, individu mampu mengetahui siapa dirinya, sedang di mana dia,
68
apa yang terjadi di sekitarnya, dan bagaimana individu memperoleh yang
diinginkan. Wujud perilaku yang menunjukkan kesadaran tokoh utama pada
tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.
Ray mulai menyatu dengan berbagai kesukaan anak-anak rumah
singgah. Beramai-ramai setiap sabtu sore main bola di dekat lapangan
kelurahan. Kemudian malamnya makan di warung sate ujung jalan.
(RTDW: 96)
Perilaku pertama, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai sedang apa yang dia lakukan. Suasana hangat penuh cinta, canda
tawa, dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru itu membuat
kehidupan Ray terasa damai. Kutipan di atas menunjukkan kesadaran yang ada
dalam diri Ray yang ditunjukkan melalui sikapnya yang semakin membaik.
dengan demikian, bentuk kesadaran Ray yaitu ia mulai bisa menghargai orang
lain dan menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya.
Perilaku kesadaran Ray diperkuat melalui kutipan berikut ini.
Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu
baginya lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu.
Betapa menyenangkan memiliki saudara.
(RTDW: 137)
Perilaku kedua, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Berdasarkan kutipan tersebut tampak
bahwa Ray berkelahi dengan beberapa preman untuk melindungi keluarga
barunya di rumah singgah. Berdasarkan kutipan tersebut, kesadaran yang ada
dalam diri Ray yaitu menunjukkan solidaritas dan eksistensinya sebagai
keluarga baru dengan cara berkelahi. Dengan demikian, Ray menunjukkan
kesadarannya untuk melindungi keluarganya meskipun cara yang ditempuh
69
Ray kurang bijaksana. Berbagai masalah membuat Ray sedih, disaat itulah Ray
menikmati rembulan di langit. Rembulan adalah perantara bagi Ray untuk
mengakui segala kekuasaan Tuhan. Perilaku kesadaran Ray tersebut diperkuat
melalui kutipan berikut ini.
Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir
penat setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati.
(RTDW: 236)
Perilaku ketiga, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Dari kutipan di atas Ray menunjukkan
kesadaran dengan cara mengagumi rembulan. Melalui kesadarannya, Ray
mampu merasakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat menikmati
keindahan rembulan di langit. Dengan demikian, melalui kesadaran yang
dimilikinya Ray menyadari bahwa keindahan rembulan di langit telah
mengingatkannya tentang kekuasaan Tuhan. Selain itu, kesadaran Ray tampak
pada perilakunya untuk menarik simpati gadis yang dicintainya yaitu dengan
mengajak si gadis melihat pertunjukan kembang api. Perilaku Ray diperkuat
melalui kutipan tersebut.
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan
bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray
duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap
pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah
cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat
bersamanya.
(RTDW: 263)
Perilaku keempat, yang di lakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Ray menunjukkan
kesadarannya bahwa ia sangat menginginkan cinta gadis itu. Ray mulai
70
merasakan cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa
bahagia. Kesadarannya membuat Ray melakukan pendekatan-pendekatan yang
baik berusaha mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Ray pada
akhirnya menikah dengan gadis itu. Dengan demikian, Ray berusaha
mendapatkan yang diinginkan, sehigga apa yang diinginkannya dapat
terpenuhi. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia
memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai
istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.
Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia pembelajar
yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga
mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Perilaku kelima, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Dengan kesadarannya
Ray ikhlas menerima masa lalu gadisnya sebagai wanita simpanan dan
membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan tersebut menjadi jalan bagi Ray
sebagai proses untuk memperbaiki diri. Ray berusaha menafkahi istrinya dari
pekerjaan yang baik. Ia berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih
sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Dengan demikian, kesadaran itu
membuat Ray berusaha mendapatkan yang diinginkan agar dapat terpenuhi.
Hal tersebut terlihat jelas melalui kutipan di bawah ini.
Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu
persis meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
71
Perilaku keenam, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Dengan demikian,
melalui kesadarannya Ray berusaha menjadi seorang suami yang bertanggung
jawab sekaligus menjadi kepala rumah tangga yang baik, Ray berusaha
mewujudkan hal tersebut dengan cara membahagiakan istrinya. Selain itu,
kesadaran Ray juga tampak pada perilakunya menjain hubungan yang baik
dengan tetangga. Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.
Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
Perilaku ketujuh, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Kesadaran Ray diwujudkan dengan
pernikahan. Pernikahan itu membuat hidup Ray lebih terarah. Perilaku dan
emosi Ray terkendali sehingga turut mendukung Ray dalam kehidupan
bermasyarakat. Solidaritas dan eksistensi Ray dalam bermasyarakat
ditunjukkan dengan rasa kerukunan, persahabatan, dan komunikasi yang baik
dengan tetangga sekitar rumah. Dengan demikian, kesadaran yang ada dalam
diri Ray mendukung Ray untuk hidup bermasyarakat. Hal tersebut diperkuat
melalui kutipan di bawah ini.
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang
di seluruh kota …
(RTDW: 300)
Perilaku kedelapan, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran
mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Kesadaran Ray di wujudkan dengan
pernikahan, pernikahannya membuat perilaku dan emosi Ray terkendali.
72
Wujud jiwa sosial Ray antara lain menunjukkan rasa kerukunan, persahabatan,
komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang-orang penting di seluruh
kota. Dengan demikian, kesadaran yang ada dalam diri Ray mendukung Ray
untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, kesadaran Ray tampak yaitu sikap Ray
yang ridha dengan pengabdian istrinya. Hal tersebut diperkuat melalui kutipan
di bawah ini.
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin
redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya.
Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan,
dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan
itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu mengantar semuanya.
Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Perilaku kesembilan, yang dilakukan Ray merupakan bentuk
kesadaran mengenai apa yang diinginkan. Ray seorang suami yang ridha pada
istrinya, kesadaran dalam diri Ray di tunjukkan dengan sikapnya yang tulus
dan ikhlas menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan, ridha dengan
pengabdian istrinya, dan ridha saat istrinya meninggal dunia. Dengan
demikian, kesadaran yang ada dalam diri Ray membuat Ray ridha dengan
pengabdian tulus dari istrinya.
3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu Karya Tere Liye
a. Eros (Insting Kehidupan)
Eros atau naluri kehidupan merupakan sistem pertahanan rumit.
Mekanisme ini dapat terjadi pada orang normal maupun penderita neurosis.
Eros cenderung mempertahankan ego untuk kelangsungan hidup individu
73
dan kesenangan. Eros tidak hanya berfokus pada usaha untuk
mempertahankan keturunan hidup, tetapi penekannanya lebih kepada usaha
untuk mempertahankan diri yang berdasarkan realitas ego, sehingga
manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan mampu hidup
bermasyarakat sebagai wujud yang rasional. Wujud afiliasi perilaku tokoh
utama pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.
Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki
keluarga untuk pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi
Ray bisa merasakan betapa menyenangkan menjalani kehidupan
bersama mereka.
(RTDW: 96)
Perilaku Ray yang pertama, Ray sangat bahagia tinggal bersama
keluarga barunya di rumah singgah yang menawarkan kedamaian.
Perlakuan yang tulus, saling menghargai dan rasa kekeluargaan di rumah
baru itu membuat Ray merasakan kedamaian hidup. Eksistensi Ray sebagai
keluarga baru di rumah singgah menunjukkan Ray mampu menundukkan
perilakunya yang liar sehingga Ray mampu hidup bermasyarakat. Dengan
demikian, kebahagiaan Ray menjalani hidup bersama keluarga barunya
menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray. Selain itu, perilaku dan
keyakinan Ray kepada dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik
juga menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray. Hal tersebut tampak pada
kutipan berikut ini.
Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat
insinyur gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan
hitungan-hitungan geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray
berbakat… Ray mendapatkan promosi pertamanya: mandor junior.
Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai pekerja-pekerja…
(RTDW: 234)
74
Perilaku Ray yang kedua, Ray bertekad untuk berubah dan ingin
memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Hal tersebut menunjukkan
afiliasi eros dalam diri Ray, yaitu Ray menunjukkan perilaku dan keyakinan
kepada dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal tersebut
diwujudkan Ray dengan menekuni pekerjaan yang baik guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, kecerdasan serta ketekunan Ray
dalam bekerja membuahkan prestasi dan karir yang semakin meningkat
mampu menunjang ekonomi Ray menjadi semakin baik sehingga mampu
memberikan semangat bagi Ray untuk menjalani hidup. Hal tersebut tampak
pada kutipan berikut.
Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti
betul mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu
hebat. Dan pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala
mandor.
(RTDW: 280)
Perilaku Ray yang kedua, Ray mempunyai pemikiran yang cerdas,
secerdas orang yang menimba ilmu di universitas. Kecerdasan Ray mampu
melahirkan pemikiran-pemikiran hebat sehingga turut menunjang karirnya
semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray
yang ditunjukkan melalui ide-ide hebat yang berasal dari otak Ray yang
cerdas mampu meningkatkan karir dan ekonomi Ray menjadi semakin baik.
Dengan demikian, karir dan ekonomi yang semakin baik serta turut
mendukung semangat Ray dalam bekerja. Selain itu, di tempat barunya Ray
untuk pertama kali dalam kehidupannya Ray merasa takjup karena mampu
mengagumi lawan jenis secara jujur. Ray merasakan indahnya perasaan saat
75
jatuh cinta, hal tersebut adalah afiliasi eros dalam diri Ray yang membuat
hidupnya lebih semangat. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
Kepalanya tiba-tiba di penuhi satu perasaan yang tidak pernah di
mengerti sebelumnya. Tidak pernah dikenalinya. Satu perasaan
tetapi memenuhi kepala. Gadis itu mulai sibuk dengan
makanannya. Ray sibuk dengan kebat-kebit di hatinya… Ray
kehabisan kalimat meskipun hanya sepotong untuk menjelaskan
deskripsi gadis itu.
(RTDW, 2009: 229)
Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan
seorang gadis. Perilaku Ray saat mengagumi kecantikan gadis itu membuat
Ray merasa bahagia. Perasaan cinta yang tulus kepada seorang gadis dapat
membangkitkan kebahagiaan dan semangat hidup Ray Dengan demikian,
hal tersebut menunjukkan eros atau insting kehidupan yang ada dalam diri
Ray untuk mendapatkan yang diinginkan. Hal tersebut terbukti melalui
kutipan berikut.
Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian
rumah sehari-hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu
membuat puding pisang di dapur. Lantas Ray sebelum beranjak
pulang, bersama gadis itu di ruang depan mencicipi puding pisang.
(RTDW: 257)
Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan
seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Di sini Ray sangat
menginginkan cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan-
pendekatan untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Hal
tersebut merupakan eros atau insting kehidupan dalam diri Ray karena cinta
Ray yang tulus kepada seorang gadis. Dengan demikian, ketulusan cinta
Ray memberikan dampak yang positif bagi kehidupan Ray. Ray berusaha
76
mendapatkan cintanya melalui cara-cara legal sesuai norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat, hal tersebut dapat dibuktikan melalui
kutipan di bawah ini.
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan
bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna.
Ray duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap
pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah
cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat
bersamanya.
(RTDW: 263)
Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan
seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat
menginginkan cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan
untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Di sini Ray merasa
bahagia sebab cintanya mulai disambut hangat oleh gadis itu, hal tersebut
merupakan eros atau insting kehidupan untuk Ray. Dengan demikian, cinta
tulus Ray kepada gadis pujaannya telah memberikan semangat bagi Ray
untuk menjalani kehidupan Ray. Ia berusaha mendapatkan yang diinginkan
dengan cara-cara yang baik, dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia
memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray
mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.
Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia
pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana
membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Perilaku ketujuh, Ray mulai membuka lembaran baru dengan
seorang gadis cantik yang dicintainya. Cinta yang tulus kepada gadis itu
menumbuhkan keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke
77
pelaminan. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray untuk memperbaiki diri
yang ditunjukkan melalui perilaku Ray yang ikhlas menerima masa-masa
gelap istrinya sebagai wanita simpanan, Ray berusaha menafkahi istrinya
dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya dengan
cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Dengan
demikian, eros atau insting kehidupan Ray mampu menunjang kehidupan
yang baik bagi Ray. Ray berusaha mendapatkan keinginannya dengan cara
yang sehat, dan melalui cara-cara legal sesuai dengan norma masyarakat.
Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.
Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray
tahu persis meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
Perilaku yang kesembilan dan kesepuluh pernikahan itu membuat
kualitas hidup Ray tertata dengan baik, secara psikologis emosi Ray dapat di
kendalikan sehingga turut mendukung perilaku Ray yang berusaha
membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, dan kemewahan dunia
demi mewujudkan mahligai rumah tangga yang bahagia. Dengan demikian,
eros atau insting kehidupan Ray mampu menundukkan hasrat hewaninya
dengan mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan melalui cara-cara yang
baik sesuai dengan norma kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut terlihat
melaui kutipan berikut ini.
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.
Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
78
Perilaku kesembilan, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray
tertata dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam
kehidupan bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada
perilakunya yang semakin membaik dengan menjalin kerukunan,
persahabatan, dan komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar rumah. Hal
tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray, kepeduliannya
dengan tetangga sekitar turut menunjang kehidupannya yang semakin baik
dalam bermasyarakat. Selain itu, perilaku Ray yang semakin baik juga
tampak pada kutipan berikut.
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua
orang di seluruh kota …
(RTDW: 300)
Perilaku kesepuluh, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray
tertata dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam
kehidupan bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada
perilakunya yang semakin membaik dengan menjalin kerukunan,
persahabatan, dan komunikasi yang dengan orang-orang bisnis di seluruh
kota. Kutipan tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray,
komunikasinya yang terjalin dengan baik dengan orang-orang bisnis di
seluruh kota. Ray bahkan mampu membentuk reputasi yang baik di mata
publik sehingga turut menunjang kehidupan Ray dalam bermasyarakat. Dan
hal tersebut dapat dikuatkan melalui kutipan berikut.
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya
semakin redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit
bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan.
Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan
79
istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu
mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.
Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Perilaku yang kesebelas, Ray sangat ikhlas dan menerima sepenuh
hati perlakuan istrinya. Ray sangat ridha pada istrinya, hal tersebut
ditunjukkan dengan perilakunya yang ikhlas menerima masa lalu istrinya
sebagai wanita simpanan dan ikhlas dengan pengabdian istrinya bagi Ray.
Hal tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray, pengabdian
istrinya yang tulus membuat Ray bahagia, sehingga kehadiran istrinya turut
menunjang semangat hidup bagi Ray.
b. Thanatos (Insting Kematian)
Thanatos adalah naluri kematian yang bertujuan untuk merusak,
menghancurkan, dan menceraikan segala hal yang sudah bersatu. Insting
kematian inilah yang mendasari perilaku dan tindakan yang agresif dan
dekstruktif. Kedua naluri ini walaupun ada di bawah alam sadar menjadi
kekuatan motivasi. Naluri atau insting kematian pada awalnya mengarah
pada diri sendiri dan dapat menjurus pada tindakan bunuh diri atau
pengrusakan diri, namun selanjutnya mengarah pada dunia luar atau
bersikap agresif terhadap orang lain. Thanatos menyerang manusia saat
individu diterpa berbagai masalah sehinngga ia cenderung untuk mengakhiri
hidupnya. Namun, dapat ditegaskan bahwa setiap manusia yang percaya dan
taat kepada Tuhan akan berusaha menyelesaikan masalah-masalahnya
dengan ketegaran serta pantang menyerah dengan istilah „kematian‟. Wujud
afiliasi thanatos tokoh utama Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.
80
Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur….
Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang
dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir
ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana, Rehan
mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.
(RTDW: 35)
Perilaku pertama, Ray sejak awal tidak pernah menunjukkan sikap
yang baik kepada penjaga panti. Bahkan Ray berusaha membalas perlakuan
kejam penjaga panti dengan cara-cara negatif yang diwujudkan dengan cara
mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Dengan
demikian Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk
mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan karena Ray menunjukkan
thanatos atau insting kematian yang kuat melalui tindakan-tindakan jahat
yang sudah dilakukannya. Dengan demikian secara tidak sadar Ray telah
melakukan pengrusakan diri. Selain mencuri, mangkir kerja, dan sengaja
merusak barang-barang. Ray bahkan merasa kecewa dengan kehidupannya
sendiri, hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.
Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu.
Fakta itu tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda
dari anak-anak panti lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting,
tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia semakin
berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah.
Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.
(RTDW: 38)
Perilaku kedua, fakta kehidupan masa lalunya telah membuat Ray
kecewa dan frustasi. Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan
cara mencuri makanan di dapur, mangkir kerja, merusak barang di panti dan
berjudi di terminal. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut menunjukkan
thanatos atau insting kematian melalui sikapnya yang tidak bermoral,
81
sehingga Ray secara tidak sadar telah melakukan pengrusakan diri melalui
tindakan-tindakan jahat yang sudah dilakukannya. Selain itu, perbuatan Ray
merusak brangkas merah karena Ray menginginkan uang milik penjaga
panti. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut ini.
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang
jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan
dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat
Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah
kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa
perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.
Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan
itu.
(RTDW: 39-40)
Perilaku ketiga Ray berusaha membalas perlakuan kejam penjaga
panti dengan mencuri brangkas merah milik penjaga panti karena
menginginkan uang milik penjaga panti untuk kesenangan pribadi.
Selanjutnya Ray kabur dari panti, hal tersebut menunjukkan Ray
menginginkan hidup bebas dari tekanan panjaga panti. Perilaku Ray yang
tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan
kebahagiaan yang diinginkan tersebut menunjukkan thanatos atau insting
kematian. Dengan demikian, Ray melakukan pengrusakan pada diri sendiri
dengan perilaku yang semakin liar, yaitu mencopet dan memalak di sekitar
terminal. Hal tersebut dibuktikan melalui kutipan berikut.
Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di
terminal menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman
dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan kecil. Naik
lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang
apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang
kosong.
(RTDW: 53)
82
Perilaku keempat dan kelima, berdasarkan kutipan di atas terliht
bahwa kerasnya persaingan hidup di kota membuat Ray menjadi anak
jalanan yang liar dan untuk memenuhi kebutuhan hidup Ray kembali
melakukan kejahatan memalak, mencopet, dan mencuri. Perilaku Ray yang
tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan
kebahagiaan yang diinginkan tersebut menunjukkan thanatos atau insting
kematian yaitu Ray benar-benar mengisi kehidupannya dengan perbuatan-
perbuatan yang melanggar hukum. Dengan demikian, secara tidak sadar
perilaku Ray yang negatif tersebut mencerminkan sikap agresifitas Ray
kepada orang lain. Perilaku agresif Ray yang lain adalah mencuri celana di
toilet terminal. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.
Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet.
Meletakkan persis di depan pintu kamar mandi tempat sopir bus
tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi, Rehan dengan
cepat menjulurkan tangan.
(RTDW: 26)
Perilaku kelima, kutipan tersebut terlihat Ray mencuri celana milik
sopir bus di toilet terminal. Ray memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara-cara negatif. Perilaku liar Ray tersebut menunjukkan thanatos atau
insting kematian yaitu Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya
untuk mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan. Dengan demikian, Ray
menunjukkan sikap agresif terhadap orang lain melalui perbuatan jahatnya.
Perilaku agresif Ray yang lain adalah menghilangkan nyawa orang lain.
Pelanggaran hukum yang dilakukan Ray diperkuat melalui kutipan berikut.
83
Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di
genggaman tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu,
dia tidak kalah buas menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru
muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.
(RTDW: 187)
Perilaku keenam, penembakan brutal dengan senjata api yang di
lakukan Ray membuat kedua petugas polisi meregang nyawa. Perilaku Ray
yang tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan
kebahagiaan yang diinginkan dengan sengaja menghilangkan nyawa orang
lain. Hal tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yang ada
dalam diri Ray, yaitu bersikap agresif terhadap orang lain, sedangkan
perbuatan yang dilakukan Ray merupakan perbuatan yang melanggar
hukum. Selain itu, perbuatan agresif Ray yang lain adalah menyalahkan dan
mengutuk Tuhan. Ray selalu menyalahkan dan mengutuk Tuhan atas segala
takdir buruk yang selalu menimpanya. Hal tersebut dibuktian melalui
kutipan di bawah ini.
Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya
tentram, tidak mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak
berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi
merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah
bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu
mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”
(RTDW: 291-292)
Perilaku ketujuh, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa
calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit itu membuat emosi Ray kembali
meluap dan Ray secara tidak sadar mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray yang
mengutuk Tuhan merupakan perbuatan dosa, dengan demikian Ray telah
melawan takdir yang digariskan Tuhan. Di sini Ray menunjukkan thanatos
84
atau insting kematian. Dengan demikian, secara tidak sadar Ray melakukan
pengrusakan diri melalui perbuatan negatifnya mengutuk Tuhan. Selain itu,
perilaku agresif Ray yang lain juga terbukti melalui kutipan di bawah ini.
Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud
semua ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami
tiga tahun silam. Dan sekarang kau renggut bayi dan istriku
sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa
puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.
(RTDW: 313)
Perilaku kedelapan, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa
istrinya meninggal. Ray kembali melakukan cara-cara negatif untuk
melampiaskan kemarahannya yaitu dengan cara mengutuk Tuhan. Perilaku
Ray yang liar tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu
melalui perbuatannya mengutuk Tuhan. Dengan demikian, secara tidak
sadar Ray telah melakukan pengrusakan terhadap dirinya sendiri. Selain itu,
perilaku agresif Ray yang lain adalah balas dendam dan melakukan aksi
tipu-tipu yang terbukti melalui kutipan di bawah ini.
Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi
bagai bola salju. Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray
menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai menghabisi
taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu
perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak
belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu
bahkan tidak pernah dilakukannya.
(RTDW: 392)
Perilaku kesembilan, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas
dendam, Ray mengambil paksa perusahaan dan harta kekayaan orang-orang
yang di bencinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan curang. Hal
tersebut menunjukkan Ray berusaha menghancurkan harapan dan kehidupan
85
orang lain hanya untuk mencapai kepuasan secara pribadi. Perilaku Ray
tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian, yaitu bersikap agresif
terhadap orang lain melalui perbuatan jahat yang dilakukannya. Selain itu,
perilaku agresif Ray yang lain adalah mengutuk panti tempat bernaungnya
selama belasan tahun, hal tersebut terbukti melalui kutipan berikut.
Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk!
Menyumpah-nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis
dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan pernah menatap
walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.
(RTDW: 398)
Perilaku kesepuluh masa lalunya di panti itu sangat menyakitkan
bagi Ray, secara tidak sengaja Ray hampir melewati jalan menuju ke panti
itu. Secara tidak sadar sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk
tempat itu, menyumpahi panti yang dibencinya. Perilaku Ray tersebut
menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu mulutnya yang
mengucap sumpah serapah tentang panti. Dengan demikian, jelas melalui
perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan diri. Selain itu, perilaku
agresif Ray yang lain adalah Ray mengutuk Tuhan karena komplikasi
penyakit yang dideritanya, hal tersebut terbukti melalui kutipan berikut.
Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung?
Jauh panggang dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi
penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini? Sungguh tidak
masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua
penyakit datang padanya?
(RTDW: 406-407)
Perilaku kesebelas Ray tidak bisa menerima kenyataan tentang
komplikasi penyakit yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena
penyakit-penyakit itu menghambat karirnya saat bekerja. Ray kembali
86
bergejolak, secara tidak sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Dengan
demikian perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa besar karena
Ray telah melawan takdir Tuhan. Perilaku Ray tersebut menunjukkan
thanatos atau insting kematian yaitu melalui perbuatannya mengutuk Tuhan.
Dengan demikian, sangat jelas bahwa melalui perbuatan negatifnya Ray
telah melakukan pengrusakan diri. Selain itu, setelah istrinya meninggal,
Ray tidak mampu mencintai gadis lain yang secara tidak langsung Ray telah
menghancurkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui
kutipan berikut.
Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray
menyadarinya. Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu
mekar di waktu yang salah dan tempat yang salah. Apakah rasa
kosong ini karena istrinya pergi? Ya.
(RTDW: 368)
Perilaku keduabelas Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain
setelah istrinya meninggal sebab Ray tidak mampu melupakan istrinya
sehingga Ray tidak pernah membuka hatinya untuk gadis lain yang
mencintainya. Berdasarkan hal tersebut perilaku Ray tersebut menunjukkan
thanatos atau insting kematian yaitu Ray tidak bisa mencintai gadis lain.
Dengan kata lain melalui perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan
diri.
c. Repression (Represi)
Mekanisme represi merupakan salah satu cara melupakan isi
kesadaran yang bersifat traumatis atau sesuatu yang membangkitkan
kecemasan. Dapat diartikan juga sebegai proses mengubur pikiran atau
87
perasaan yang mencemaskan ke alam tak sadar. Dan seseorang akan
meripres keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan
perasaan bersalah atau konflik yang menimbulkan rasa cemas atau yang
menyakitkan. Wujud afiliasi represi tokoh utama Ray (Rehan) dijabarkan
sebagai berikut.
Setahun lalu tidak banyak yang berubah dari perangaian Rehan
sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak
berguna. Apa dengan tahu ia merasa berbeda dari anak-anak panti
lain? Lebih baik dari mereka? Bukan anak bangsat? Tidak penting,
tidak ada gunanya.
(RTDW: 38)
Perilaku pertama, Ray berusaha merepresi cerita masa lalunya di
dalam koran usang. Ray tidak peduli dengan masa lalunya, karena bila hal
tersebut diingat akan menyakiti hati Ray. Rasa tidak peduli dengan cerita
masa lalunya seolah membuat Ray berusaha mengingkari takdirnya sendiri.
Dengan demikian, Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di
dalam hatinya. Represi Ray yang lain diwujudkan Ray dengan berusaha
melupakan dan merepresi insiden menyakitkan saat tinggal di panti. Hal
tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.
Pertanyaan yang semakin menganggunya justru setelah dia
meninggalkan panti tersebut. Kenapa enam belas tahun masa
kecilnya harus dihabiskan di panti menyebalkan tersebut. Kenapa
ia harus di antar ke tempat itu. Bukankah ada puluhan panti di kota
ini. Kenapa harus di panti itu?
(RTDW: 54)
Perilaku kedua, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
tinggal di panti. Saat mengingat tempat itu, Ray merasa menyesal sudah
membuang waktu percuma di panti itu. Kehidupan bebas yang diperoleh di
88
luar panti membuat Ray bahagia sehingga Ray berusaha melupakan
kenangan buruknya di panti. Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi
kecemasan di dalam hatinya. Represi Ray yang lain diwujudkan Ray dengan
berusaha melupakan peristiwa menyakitkan saat tinggal dirumah singgah.
Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.
Lelah sekali Ray membujuk hatinya untuk berdamai atas berbagai
kejadian enam bulan lalu. Tidak bisa. Sungguh tidak bisa.
Bukankah hidup selalu seperti ini? Kejam. Tega merenggut begitu
saja orang-orang yang selalu berbuat baik. Dia terpaksa pergi.
Omong-kosong? Apa salah dirinya? Preman-preman itu yang salah.
(RTDW: 143-144)
Perilaku ketiga, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
tinggal di rumah singgah. Ray terlibat konflik dengan kakak penanggung
jawab rumah singgah. Ray yang merasa sakit hati dengan insiden itu dengan
terpaksa memutuskan pergi dari rumah singgah. Ray terpaksa menyingkir
dari tempat itu untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya. Seain itu,
Ray sangat kecewa dengan takdir kehidupannya yang semakin tidak
menentu. Hal tersebut membuat Ray frustasi, represi Ray yang lain
diwujudkan Ray dengan mengambil keputusan untuk menjadi orang jahat.
Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipandi bawah ini.
Kereta meliuk menikung, Ray berpegangan. Dia menyeringai tipis.
Jauh lebih bergoyang di bandingkan dengan tali baja gondola. Ray
buru-buru mengusir pikirannya barusan, bukankah dia ingin
melupakan semuanya. Melupakan eksekusi mati semalam.
Melupakan masa enam tahun yang membuatnya sesak. Dia akan
menjemput kehidupan baru di kota lamanya.
(RTDW: 224-225)
89
Perilaku keempat, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan
saat melakukan pencurian berlian terbesar di Ibukota. insiden itu telah
menewaskan dua petugas polisi dan salah satu sahabatnya menjemput maut
di tiang gantungan. Insiden menyakitkan itu telah membuat hati Ray
tersiksa. Ray memutuskan melarikan diri untuk mencari ketenangan hidup.
Dengan demikian, Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di
dalam hatinya. Selain itu, Ray sangat kecewa dengan takdir kehidupannya
yang semakin tidak menentu. Setelah istrinya meninggal hidupnya semakin
hampa. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan di bawah ini.
Ray menghela nafas. Hampir dua puluh tahun seluruh kenangan
istrinya terkubur di sini. Dua puluh tahun yang hampa. Kosong.
Dua puluh tahun yang melelahkan.
(RTDW: 396)
Perilaku kelima, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
istrinya meninggal. Setelah istrinya meninggal Ray merasa ada sesuatu yang
hilang dari kehidupannya. Kebahagiaan itu ada pada istrinya dan
kebahagiaan itu sudah hilang, dan membuat batin Ray tersiksa. Ray
berusaha menenangkan diri di samping pusara istrinya. Hal ini dilakukan
Ray untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya. Selain itu, Ray sangat
kecewa dengan takdir kehidupannya yang semakin tidak menentu. Setelah
istrinya meninggal hidupnya semakin hampa. Hal tersebut dapat diperkuat
melalui kutipan berikut.
Enam tahun yang menyedihkan. Enam tahun yang di penui semua
penyakit. Ray mendadak teramat rindu dengan Gigi Kelincinya.
Biarlah semuanya berakhir, dia ikhlas sudah.
(RTDW: 413)
90
Perilaku keenam, Ray berusaha merepresi enam tahun
kehidupannya yang dipenuhi komplikasi penyakit. Hal tersebut
menyakitkan bagi Ray dan Ray memutuskan untuk menyerah dan kepada
Tuhan. Ray berusaha menenangkan dirinya sendiri, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kecemasan di dalam hatinya.
d. Displacement (Pemindahan Objek)
Mekanisme pemindahan objek merupakan salah satu proses untuk
mengalihkan perasaan marah dari objek asli ke objek pengganti dengan
tujuan untuk mengurangi kecemasan. Hal tersebut dilakukan karena objek
pengganti itu lebih sehat dan lebih aman untuk dijadikan pelampiasan.
Wujud pemindahan objek pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai
berikut.
Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap
sumpah serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-
g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci
inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti.
Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati,
baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.
(RTDW: 11-12)
Perilaku pertama, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek
saat Ray berusaha melampiaskan kemarahannya kepada penjaga panti
dengan cara mengumpat dengan kata-kata kasar di dalam hati. Ray tidak
mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada penjaga panti
karena akan membahayakan keselamatannya. Ray menggantinya dengan
cara mengumpat di dalam hati dengan kata-kata kasar. Dengan demikian,
cara tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan
91
Ray. Selain itu, Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan
mencuri barang milik penjaga panti. Hal tersebut dapat diperkuat melalui
kutipan berikut.
Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju
koko, sarung dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu
ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-
main di sudut terminal.
(RTDW: 14)
Perilaku kedua, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek saat
Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri barang-
barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara
langsung kepada penjaga panti karena dinilai akan membahayakan
keselamatnnya. Dengan demikian, Ray menggantinya dengan mencuri
barang-barang milik penjaga panti karena objek tersebut dinilai lebih aman
untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain itu, Ray berusaha
melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti dengan cara mangkir
kerja dan sengaja merusak barang-barang. Hal tersebut dapat diperkuat
melalui kutipan berikut.
Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang
dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya.
(RTDW: 35)
Perilaku ketiga, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek saat
Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan membalas perlakuan
jahat penjaga panti dengan mangkir kerja dan sengaja merusak barang-
barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara
langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut akan mengancam
92
keselamatannya. Ray menggantinya dengan mangkir kerja dan merusak
barang-barang milik penjaga panti karena objek tersebut dinilai lebih aman
untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain itu, Ray berusaha
melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti dengan cara mencuri
uang sumbangan. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.
Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk
ruangan itu. Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik
membuka laci tempat ia menemukan amplop-amplop sumbangan
seminggu lalu.
(RTDW: 36)
Perilaku keempat, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek
saat Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan membalas
perlakuan jahat penjaga panti dengan mencuri uang milik penjaga panti. Ray
tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada penjaga
panti karena hal tersebut dinilai akan mengancam keselamatnnya. Ray
menggantinya dengan mencuri uang milik penjaga panti karena objek
tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain
itu, Ray berusaha melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti
dengan cara mencuri uang di brangkas merah dan melarikan diri dari panti.
Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang
jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan
dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat
Rehan menyambar brangkas warna merah itu.
(RTDW: 39-40)
93
Perilaku kelima, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek
saat Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri
barang-barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya
secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut dapat
membahayakan nyawanya. Ray menggantinya dengan mencuri barang-
barang milik penjaga panti karena objek tersebut lebih aman untuk dijadikan
pelampiasan.
e. Regresi Primitivation (Regresi)
Regresi Primitivation diartikan sebagai sikap atau perilaku orang
dewasa yang memiliki sifat tidak berbudaya atau kehilangan kontrol
sehingga dapat melakukan hal-hal yang agresif. Sebagai contoh, orang
dewasa merasa kehilangan control sehingga melakukan perkelahian.
Perkelahian yang di lakukan oleh seseorang yang sudah dewasa merupakan
wujud perilaku regresi primitivation, dalam hal ini perilaku seseorang
tersebut seperti kembali pada masa anak-anak dengan melakukan tindakan
yang tidak berbudaya. Wujud perilaku yang menunjukkan regresi
primitivation tokoh utama pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai
berikut.
Ray buas menerjang orang yang memukulnya dengan kursi.
Menghantam ujung botol yag sudah pecah ke dada preman itu.
Tidak merasa perlu untuk mencabutnya lagi. Langsung membalik
badan. Mengejar yang lain. Insting “membunuh” itu kembali tak
tertahankan.
(RTDW: 138)
94
Perilaku pertama, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha
balas dendam dengan beberapa preman jalanan yang menganggu
ketentraman keluarganya di rumah singgah dengan berkelahi. Menurut
penilaian Ray kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Dalam hal ini
perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan
tindakan yang tidak berbudaya dengan perkelahian. Dengan demikian, Ray
telah melakukan regresi primitivation yaitu berkelahi untuk tujuan balas
dendam. Selain itu, Ray berusaha membalas perlakuan orang-orang yang
merendahkan harga dirinya. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan
berikut.
Saat kerumunan itu menatapnya sepele, menyeringai merendahkan,
malah ada yang keterlaluan meludah, Ray terpaksa memukuli
mereka satu persatu. Empat pemuda perlente itu terkapar di
jalanan.
(RTDW: 249)
Perilaku kedua, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha
membalas perlakuan orang-orang yang merendahkan harga dirinya. Dalam
hal ini perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu
melakukan tindakan yang tidak berbudaya dengan melakukan perkelahian.
Dengan demikian, Ray telah melakukan regresi primitivation yaitu
berkelahi untuk tujuan menjaga harga dirinya sebagai laki-laki sejati.
95
4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA
Sastra mempunyai relevansi dengan masalah dunia nyata, maka
pembelajaran sastra khususnya novel mempunyai posisi yang penting dalam
dunia pendidikan. Sebab di dalam novel terdapat imitasi kehidupan masyarakat
dan problematikanya serta pesan-pesan bijaksana yang dituangkan melalui
bahasa pilihan pengarangnya. Hal tersebut membuat novel semakin menarik
untuk dikaji dan turut membantu dunia pendidikan menjadi lebih maju
khususnya dalam pembelajaran sastra.
Untuk lebih mendalami pengetahuan dan kehidupan secara luas, novel
sebagai salah satu genre sastra dimungkinkan untuk diajarkan di sekolah
(SMA). Pada hakikatnya tujuan pembelajaran apresiasi sastra yaitu untuk
memahami masalah-masalah dunia nyata dengan memetik pelajaran berharga
melalui nilai-nilai positif yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Siswa
diharapkan dapat menerapkan hal-hal baik yang telah dipelajari sehingga
berpengaruh positif pada perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran sastra merupakan bagian dari kegiatan pendidikan,
seyogyanya segala aspek pembelajaran sastra diarahkan demi tercapainya
tujuan pendidikan. Novel mampu memaparkan imitasi dunia nyata sehingga
baik untuk pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Salah satu kelebihan novel
sebagai bahan pembelajaran sastra adalalah cukup banyak novel bermutu dari
pengarang-pengarang muda berbakat Indonesia yang beredar luas sehingga
dapat dinikmati sesuai dengan perkembangan usia dan tingkat kemampuan
96
perseorangan. Namun, tingkat kemampuan individu tidak sama. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru diharapakan mampu menyajikan pembelajaran
novel melalui strategi kerja kelompok agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus mempersiapkan
segala hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah menentukan
KD (Kompetensi Dasar) selanjutnya guru menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Muslich (2007: 45) menyatakan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per
unit yang diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP
tersebut diharapkan guru dapat menerapkan skenario pembelajaran secara
terstruktur. Berdasarkan penjelasan tersebut pada silabus kelas XI SMA yang
terkait dengan pembelajaran sastra khususnya pembelajaran novel, terdapat
pada KD (Kompetensi Dasar) 7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur ekstrinsik
novel Indonesia/terjemahan. Berdasarkan RPP tersebut diharapkan guru dapat
menerapkan pembelajaran secara terprogram. Komponen RPP tersusun dari:
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran yang terdiri dari: satuan pendidikan SMA ,
kelas XI, semester 1, program studi umum, mata pelajaran bahasa Indonesia,
alokasi waktu 4x45 menit.
b. Standar Kompetensi
Penelitian ini mengacu pada SK (Standar Kompetensi) 7, memahami
hikayat, novel Indonesia/ terjemahan. Penyusunan rencana pembelajaran
dengan standar kompetensi tersebut diharapkan agar siswa mampu
97
memahami dan mendalami salah satu novel Indonesia berjudul Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
c. Kompetensi Dasar
Sesuai dengan KD 7.2 pembelajaran sastra pada kegiatan apresiasi
untuk menganalisis unsur ekstrinsik yang sesuai dengan novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye difokuskan pada unsur bawah
sadar tokoh utama novel yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis. Siswa
dilatih untuk menganalisis unsur bawah sadar tokoh utama melalui tokoh
Ray (Rehan) dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere
Liye melalui kegiatan membaca, tanya jawab, diskusi, inkuiri dan
penugasan.
d. Indikator dan Tujuan Pembelajaran Sastra
Indikator yang dapat diamati dari siswa untuk menilai seberapa
banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan
pembelajaran apresiasi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere
Liye yang difokuskan pada unsur bawah sadar (struktur kepribadian, unsur
kesadaran, dan unsur bawah sadar) tokoh utama novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis
Sigmund Freud yaitu;
1) menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia;
2) menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan;
3) membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan
terjemahan;
98
Tujuan dari pembelajaran novel sesuai Kompetensi Dasar (KD) 7.2
adalah siswa diharapkan mampu memahami unsur instrinsik dan ekstrinsik
dalam novel yang difokuskan pada struktur kepribadian, unsur kesadaran,
dan unsur bawah sadar) tokoh utama Rembulan Tenggelam di Wajahmu
karya Tere Liye. Selain mampu memahami unsur psikologis dalam novel
tersebut, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Pengetahuan dapat diperoleh siswa melalui teori sastra, sejarah sastra,
kritik sastra, esai sastra, serta hal-hal yang tumbuh sejalan dengan sastra,
serta pertalian sastra dengan kehidupan. Keterampilan dapat diperoleh siswa
melalui kegiatan mengapresiasi sastra yakni membaca, mendalami,
mendengarkan, menonton pementasan sastra, dan berekspresi sastra. Setelah
menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra maupun
dalam kehidupan nyata, siswa diharapkan dapat menerapkan hal-hal baik
yang dipelajari sehingga berpengaruh positif pada perilakunya di kehidupan
siswa sehari-hari.
e. Materi Pembelajaran Sastra
Materi pembelajaran merupakan materi yang terdapat dalam
kurikulum pembelajaran yang harus disampaikan oleh guru pada siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pokok-pokok materi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dan yang akan dinilai menggunakan indikator pencapaian
belajar. Materi pembelajaran yang harus diberikan pada siswa sesuai dengan
kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel yang meliputi
99
struktur kepribadian tokoh utama yang meliputi id, ego,dan superego, unsur
kesadaran, dan unsur bawah sadar yang meliputi eros, thanatos, repression,
displacement, dan regresi primitivation pada tokoh utama.
Pemilihan bahan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan kemampuan siswa
dengan cara mengelompokkan siswa sesuai kematangan cara berpikirnya.
Agar siswa tertarik dengan pembelajaran, guru dapat memilih materi yang
mendekati kriteria, pengalaman dan kehidupan siswa. Dalam pembelajaran
sastra, misalnya guru dapat memilih novel yang mampu memberikan
inspirasi untuk remaja yang di harapkan mampu menggugah hati siswa,
salah satunya novel karya Tere Liye Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye merupakan
novel yang sarat akan nilai pendidikan dan pesan moral. Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu menceritakan perjalanan seorang anak yatim piatu
bernama Ray (Rehan) yang berusaha meraih kebahagiaan sejati. Perjalanan
Ray untuk meraih kebahagiaan banyak menuai rintangan. Ray banyak
melakukan perbuatan-perbuatan melanggar norma demi mendapatkan
kebahagiaannya. Ray memiliki kekayaan dan kemewahan dunia tetapi Ray
tidak bahagia dengan kehidupannya. Demikian halnya dengan cinta,
kematian istrinya membuat Ray kehilangan kontrol, dan semangat hidupnya
lenyap seperti judul novelnya Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Ray terus
berusaha mencari kebahagiaannya yang hilang dengan menumpuk
kekayaan. Meskipun perlahan dan penuh rintangan, pada akhirnya semua
100
berakhir dengan baik. Ray berhasil mendapatkan pemahaman tentang
makna kehidupan yang sesungguhnya melalui perjalanan spiritual
mengenang kehidupan masa lalunya yang kelam bersama seorang utusan
Tuhan, melalui bimbingannya Ray mendapatkan pencerahan untuk kembali
ke jalan Tuhan.
Siswa kelas XI SMA berusia antara 16-17 tahun, menurut teori H.L.B.
Moody (Rahmanto, 1988: 30), siswa berada dalam tahap generalisasi artinya
secara psikologis pemikiran siswa sudah matang, mempunyai rasa ingin
tahu yang besar untuk memahami konsep-konsep abstrak dengan cara
menganalisis suatu fenomena serta masalah-masalah dunia nyata yang
ditemukan di sekitarnya, hal tersebut sangat cocok dengan isi cerita novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang berisi kisah nyata yang sering
dialami sehari-hari tentang upaya manusia dalam menggapai kebahagiaan
dan makna kehidupan sejati dengan segala masalah yang menyertai.
Melalui novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye,
diharapkan siswa mampu memetik hikmah melalui pesan-pesan tersirat
bahwa apapun bentuk takdir kehidupan dari Tuhan harus selalu disyukuri.
Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan dunia, tetapi dari keikhlasan
hati seseorang untuk menerima segala bentuk takdir dan kehidupan dari
Tuhan. Keberagaman unsur yang terdapat dalam novel dapat memberikan
pengaruh khusus terutama aspek psikologis pembacanya dan dapat
dijadikan gambaran jika suatu saat mengalami permasalahan yang serupa.
101
f. Metode dan Model Pembelajaran Sastra
Dalam pembelajaran sastra diperlukan strategi mengajar yang tepat
agar siswa memperoleh hasil belajar secara maksimal. Berdasarkan
kebutuhan dan materi pembelajaran sastra, strategi pembelajaran yang
masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra yaitu ceramah,
inkuri, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Metode ceramah digunakan
untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan mengenai kegiatan yang harus
dilakukan siswa, metode inkuiri dapat digunakan sebagai metode agar siswa
menjadi lebih aktif untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang
dibahas, metode tanya jawab dapat digunakan untuk menggali kemampuan
berpikir dan pengetahuan siswa tentanng materi yang dipelajari, metode
diskusi dapat dilakukan sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah yang di
bahas dengan bekerja dalam satu tim atau kerja kelompok saling bertukar
pengalaman sekaligus melatih daya pikir dan imajinasinya, dan metode
penugasan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa
mampu memahami materi yang telah dipelajari.
Model-model pembelajaran inovatif akan memperkaya guru dalam
mengajar dan memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran
apresiasi sastra khususnya untuk menganlisis unsur bawah sadar yang
digunakan dalam kajian ini adalah model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning).
102
Pembelajaran kontekstual menekankan proses keterlibatan siswa
secara aktif untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Guru memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan masalah-masalah yang meliputi
unsur bawah sadar Ray (Rehan) di dalam novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu yang relevan dengan masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa diarahkan untuk merumuskan,
mengindentifikasi, berusaha mencari makna dari masalah tersebut. Guru
sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif,
kreatif, dan cerdas berpikir dalam proses menemukan cara untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Unsur bawah sadar tokoh Ray (Rehan) digunakan dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye menjadikan pesan yang
akan disampaikan kepada pembaca lebih jelas. Siswa dilatih untuk mampu
menjelaskan pemaknaan dari unsur bawah sadar (struktur kepribadian, unsur
kesadaran dan unsur bawah sadar) pesan pengarang yang bersifat baik dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Praktik pembelajarannya di kelas, guru sudah merencanakan masalah
yang harus dipecahkan siswa yang berkaitan dengan unsur bawah sadar
dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Guru sudah memberi tugas
kepada siswa untuk membaca novel tersebut maksimal tiga pekan
sebelumnya. Guru juga sudah memfasilitasi siswa dengan menunjukkan
novel tersebut di perpustakaan sekolah.
103
Dengan demikian, siswa sudah mempunyai gambaran terperinci
tentang isi novel tersebut. Selanjutnya, hal-hal yang mendasari kegiatan
kontekstual dijabarkan berikut ini.
1) Kontruktivisme (contructivisme), setelah membaca novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, guru memberi kesempatan pada
siswa untuk membangun sendiri pengetahuan mereka mengenai unsur
bawah sadar manusia yang meliputi struktur kepribadian, unsur
kesadaran dan unsur bawah sadar yang garis besarnya telah dijelaskan
guru dengan mengkaitkannya melalui contoh dalam kehidupan nyata
sehari-hari.
2) Bertanya (questioning), guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan isi
novel misalnya istilah baru atau penjelasan yang belum dipahami atau
kesulitan lain yang dialami siswa dalam proses membaca novel sebelum
kegiatan apresiasi dimulai. Siswa diberi kebebasan untuk memperoleh
informasi mengenai unsur bawah sadar yang berkaitan erat dengan
psikoanalisis manusia yang garis besarnya telah dijelaskan guru dengan
mengkaitkannya melalui contoh-contoh kongkrit dalam kehidupan siswa
sehari-hari.
3) Menemukan (inquiry), dari pertanyaan yang telah dirumuskan, guru dan
siswa bersama-sama mulai mengidentifikasi masalah-masalah yang harus
dianalisis. Kegiatan ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Pada tahap ini siswa mengumpulkan data melalui observasi atau
104
pengamatan. Siswa mencari kutipan data novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu yang berkaitan dengan unsur bawah sadar yang meliputi
struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur kesadaran dan unsur bawah
sadar (eros thanatos, represi, pemindahan objek, regresi primitivation).
4) Masyarakat belajar (learning comunity), pada tahap ini siswa bekerja
secara berkelompok (terdiri dari 4-5 siswa), guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai. Dalam hal ini siswa diberi
kebebasan untuk membaca ulang novel tersebut untuk lebih memahami.
Selain itu, siswa diberi kebebasan untuk memperoleh informasi mengenai
psikoanalisis yang berkaitan erat dengan unsur bawah sadar manusia dari
referensi-referensi yang mendukung pembelajaran tersebut. Guru wajib
memantau perkembangan siswa dalam proses diskusi kelompok, peran
guru ini berguna untuk menyampaikan kepada siswa hubungan antara
materi yang dipelajari dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
sebelumnya.
5) Pemodelan (modeling), guru memberikan contoh bagaimana menentukan
masing-masing kategori dari unsur bawah sadar manusia yang meliputi
struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur kesadaran dan unsur bawah
sadar (eros thanatos, represi, pemindahan objek, regresi primitivation).
Guru memberikan cara yang mudah untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan setiap kategori unsur bawah sadar melalui kehidupan tokoh
utama Ray (Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh kongkrit
kehidupan dan pengalaman sehari-hari para siswa.
105
6) Refleksi (reflection), guru bersama siswa merefleksi apa yang sudah
dipelajari. Dalam tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. Siswa diberi arahan
untuk membuat laporan hasil diskusi, yaitu secara tertulis dan
mempresentasikan di depan kelas pada pertemuan berikutnya.
7) Penilaian sebenarnya (authentic assessment), sebelum melakukan
penilaian, siswa terlebih dahulu penyajian hasil diskusi kelompok yang
dilakukan secara bergantian. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
ketika wakil dari kelompok menyampaikan hasilnya, kelompok lain
harus memberikan tanggapan dan penilaian tentang berbagai pendapat
yang telah disampaikan. Tujuannya adalah agar guru bersama siswa
dapat melakukan refleksi atau evaluasi. Guru hendaknya sudah
mempersiapkan kisi-kisi atau format penilaian terlebih dahulu agar siswa
dapat memberikan penilaian secara lebih terarah dan objektif. Analisis
dan evaluasi sangat penting untuk menentukan keberhasilan siswa dalam
memecahkan permasalahan dan untuk melihat kekurangan-
kekurangannya agar dapat dijadikan pedoman dalam perbaikannya.
Dari tujuh tahap pembelajaran dengan model CTL (Contextual
Teaching and Learning) ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru
dan siswa demi kesuksesan kegiatan pembelajaran, yakni: a) siswa secara
individu harus sudah membaca novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
karya Tere Liye; b) dalam memilih teman kelompok siswa diberi kebebasan
untuk memilih partner. Jika tidak memungkinkan, guru dapat membantu
106
siswa untuk membentuk kelompok melalui nomor urut absensi; c) setiap
kelompok diberi kebebasan dalam berdiskusi dan mencari informasi
pendukung sesuai kesepakatan kelompok, guru sekadar memfasilitasi dan
memberikan saran; d) siswa secara perwakilan harus menyampaikan hasil
diskusinya sesuai waktu yang telah ditentukan guru; e) siswa diharapkan
mampu menilai performa serta penyajian setiap kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya secara objektif dan memberikan kritik
dan saran yang membangun. Model CTL (Contextual Teaching and
Learning) mempunyai beberapa keunggulan antara lain;
1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, siswa belajar melalui
proses pemahaman dan bukan „menghafal‟ artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman kehidupan tokoh utama
(Ray) yang dikaitkan dengan kehidupan dan pengalaman siswa sehari-
hari. Guru dan siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang
memungkinkan dengan mengaitkan berbagai bentuk pengalaman sosial,
budaya, fisik dan psikologi dalam mencapai hasil belajar;
2) pembelajaran lebih produktif dan menumbuhkan konsep sebab siswa
tidak hanya mengetahui teori mengenai unsur bawah sadar, tetapi siswa
dituntun untuk menemukan unsur bawah sadar berdasarkan kategorinya
melalui pengalaman kehidupan tokoh yang dikaitkan dengan kehidupan
dan pengalaman siswa sehari-hari. Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu menceritakan perjalanan seorang anak yatim piatu bernama
Ray (Rehan) yang berusaha meraih kebahagiaan sejati. Perjalanan Ray
107
untuk meraih kebahagiaan banyak menuai rintangan. Ray banyak
melakukan perbuatan-perbuatan melanggar norma demi mendapatkan
kebahagiaannya. Meskipun perlahan dan penuh rintangan pada akhirnya
semua berakhir dengan baik. Ray berhasil mendapatkan pemahaman
tentang makna kehidupan yang sesungguhnya melalui perjalanan
spiritual mengenang kehidupan masa lalunya yang kelam. Isi cerita novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu berisi kisah nyata yang sering dialami
sehari-hari tentang upaya seseorang untuk menggapai kebahagiaan.
Diharapkan siswa mampu memetik hikmah bahwa apapun bentuk takdir
kehidupan dari Tuhan harus selalu disyukuri. Melalui novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye diharapkan dapat memberikan
pengaruh khusus terhadap aspek psikologis siswa, selain hal tersebut
dapat memberikan gambaran jika suatu saat mengalami permasalahan
yang serupa. Dengan demikian siswa mampu menggunakan
pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru yang belum
pernah dihadapi sebelumnya.
Pembelajaran sastra novel dengan model CTL melatih siswa lebih
aktif berpikir dan berkreasi. Guru sudah memberi tugas kepada siswa untuk
membaca novel tersebut maksimal tiga pekan sebelum kegiatan apresiasi
dimulai. Guru lebih banyak memfasilitasi siswa dengan menginformasikan
kepada siswa bahwa novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sudah
disediakan dan dapat dipinjam di perpustakaan sekolah, memberi saran dan
bimbingan agar proses pembelajaran berlangsung lancar. Pada pembelajaran
108
CTL, siswa diharapkan dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan
dari tokoh utama yang ada di dalam novel. Dalam hal ini, siswa dapat
memetik hikmah dari peristiwa yang dialami oleh Ray (Rehan). Dengan
demikian, berarti siswa menambah pengetahuan dan pengalamannya untuk
bekal kehidupan yang akan datang.
g. Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra
1) Pelacakan Pendahuluan
Guru mendalami terlebih dahulu materi novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang akan diajarkan untuk
memperoleh pemahaman tentang novel yang akan disajikan. Selanjutnya,
guru dapat bertanya kepada siswa tentang isi novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu. Tema novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sangat
menarik dan sangat dekat dengan kehidupan siswa sekolah menengah
yaitu perjuangan mencari makna kehidupan sejati. Bahasa yang
digunakan dalam novel juga mudah dipahami. Novel tersebut diharapkan
dapat memberi inspirasi bagi kehidupan siswa.
2) Penentuan Sikap Praktis
Pada tahap ini, guru menyesuaikan novel dengan teknik
pembelajaran yang sesuai. Dalam pembelajaran novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu terdapat berbagai masalah hidup yang mampu
mempengaruhi psikologis tokoh. Guru dapat memberikan penekanan
pada psikoanalisis yang erat kaitannya dengan unsur bawah sadar di
dalam novel tersebut. Sebagai tahap pengenalan materi dijelaskan tentang
109
unsur bawah sadar. Penjelasan mengenai hal tersebut dilakukan agar
siswa memperoleh gambaran awal tentang materi yang akan dipelajari.
3) Introduksi
Pada tahap ini, guru mulai mengkaitkan unsur bawah sadar yang
meliputi struktur kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran
(perilaku yang disadari), unsur bawah sadar (eros thanatos, represi,
pemindahan objek, regresi primitivation) melalui kehidupan,
permasalahan dan pengalaman yang dialami tokoh utama Ray (Rehan).
Kehidupan tokoh utama Ray (Rehan) selanjutnya dikaitkan kehidupan
permasalahan dan pengalaman sehari-hari siswa.
4) Penyajian
Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu yang
mendukung kegiatan pembelajaran. Selanjutnya memberikan pertanyaan
untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Contoh soal:
a) Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray
(Rehan)?
b) Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray
(Rehan)?
c) Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?
5) Diskusi
Kegiatan selanjutnya dalam pembelajaran novel sastra ialah diskusi
kelompok yang dipresentasikan secara lisan maupun tulis. Dalam
kegiatan diskusi dapat dilakukan dengan belajar secara berkelompok dan
110
tanya jawab. Metode tersebut digunakan karena cocok diterapkan dalam
kegiatan tersebut. Kemudian siswa diintruksikan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sesuai dengan
kategorinya. Guru memandu jalannya diskusi dan menyiapakan
pertanyaan yang akan didiskusikan. Di bawah ini contoh panduan diskusi
dalam bentuk pertanyaan.
a) Bagaimana pendapat anda mengenai kepribadian yang mendominasi
tokoh Ray (Rehan)?
b) Mengapa tokoh Ray (Rehan) sangat membenci Tuhan?
c) Bagaimana cara Anda menyelesaikan masalah tersebut jika Anda
sebagai tokoh Ray (Rehan)?
d) Bagaimana pendapat Anda mengenai isi novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu karya Tere Liye tersebut?
6) Pengukuhan
Dalam pengukuhan, siswa dapat diintruksikan untuk mencatat
kesan-kesan dan tanggapan dari novel yang dibaca dalam buku catatan
khusus, tujuannya untuk memotivasi sekaligus meneliti tingkat
pemahaman siswa. Guru dapat memberikan saran dan tanggapan, untuk
menyempurnakan catatan tersebut. Guru dapat melakukan kegiatan yang
sesuai dengan rambu-rambu dalam satuan pelajaran meliputi:
111
1) Pendahuluan
Guru mengawali kegiatan belajar-mengajar dengan mengucap-
kan salam dilanjutkan presensi siswa. Guru kemudian memaparkan
SK, KD indikator dan tujuan pembelajaran untuk memotivasi siswa
untuk tetap semangat belajar. Guru dapat memberikan pengantar
tentang psikoanalisis, unsur bawah sadar sekaligus kategorinya.
2) Inti
Pada tahap inti pertemuan pertama siswa diberikan informasi
tentang psikoanalisis Sigmund Freud yang meliputi struktur
kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran (perilaku yang di
sadari), unsur bawah sadar (eros, thanatos, represi, pemindahan
objek, regresi primitivation). Untuk memudahkan pemahaman siswa,
guru dapat menghubungkan teori dengan contoh-contoh pengalaman
atau peristiwa yang dialami tokoh utama Ray (Rehan) dengan
pengalaman atau peristiwa nyata sehari-hari siswa. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran serta memberikan
ruang yang cukup untuk tanya jawab yang berkaitan dengan
pembelajaran.
Pada tahap inti pertemuan pertama siswa diintruksikan untuk
berkelompok. Selanjutnya siswa dibimbing untuk menemukan dan
menganalisis struktur kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah
112
sadar, tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya
Tere Liye.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian, refleksi umpan balik, dan tindak lanjut.
Jika waktu tidak mencukupi tugas kelompok dapat dikerjakan di
rumah sebagai PR. Dan pada pertemuan berikutnya siswa
diintruksikan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru
dan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan tentang
struktur kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar, tokoh
utama pada novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
h. Media dan Sumber Belajar
Pembelajaran difokuskan pada unsur bawah sadar tokoh utama yang
lebih banyak mendominasi jalan cerita pada novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis.
Dalam hal ini siswa diberi kebebasan untuk menggunakan media cetak
berupa buku-buku sastra yang relevan dengan materi pembelajaran.
Buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran antara lain: a) novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang di terbitkan oleh
Republika; b) buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas XI SMA yang
diterbitkan Yudhistira; c) buku pelengkap sebagai buku acuan materi
belajar, yaitu buku yang membahas tentang psikoanalisis Sigmund Freud
113
serta refrensi-refrensi lain yang terkait. Tujuannya agar kegiatan
pembelajaran berangsung lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
i. Evaluasi
Evaluasi sebagai suatu proses merupakan suatu kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi adalah penilaian
yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut akan diketahui
berhasil tidaknya melalui hasil evaluasi yang diperoleh. Penilaian proses
dan hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap berbahasa. Semua ini dapat diketahui melalui
kegiatan pembelajaran baik lisan maupun tulisan.
Evaluasi tingkat apresiasi hendaknya sampai pada unsur ekstrinsik.
Aspek penilaian tersebut dijabarkan sebagai berikut; a) penilaian aspek
kognitif, tingkatan paling sederhana adalah ingatan, berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran dan kemampuan
menjawab soal dengan benar; b) aspek afektif, dapat dilihat dari berbagai
tingkah laku dan perhatian siswa dalam pembelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan
sosial; dan c) aspek psikomotor, berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar, psikomotor
merupakan tahap lanjutn dari aspek afektif yang akan tampak pada
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Dengan demikian,
114
penilaian kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan penilaian afektif
dan psikomotor.
Alat evaluasi yang paling tepat untuk memberikan penilaian adalah
bentuk esai. Tes esai tepat untuk menilai proses kemampuan berpikir yang
melibatkan aktivitas kognitif. Siswa tidak sekedar menjawab, karena itu
siswa benar-benar mengerahkan kemampuannya untuk berpikir.
Konsekuensinya siswa harus benar-benar memahami materi yang
disampaikan. Guru memberikan saran dan tanggapan untuk
menyempurnakan catatan tersebut. Contoh soal bentuk esai untuk siswa
adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray
(Rehan)?
b. Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray
(Rehan)?
c. Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?
115
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai simpulan dan saran. Simpulan berisi
jawaban dari rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian. Saran berisi hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian ini yang diharapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan terhadap novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang disajikan pada bab IV,
dapat dibuat simpulan sesuai dengan rumusan masalah dan dan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Struktur kepribadian id (aspek biologis kepribadian) tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat kuat, kepribadian
id pada tokoh Ray (Rehan) diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar
yaitu makan, minum, tidur, dan keinginan hidup bebas, dapat dilihat dari
perilakunya yaitu; mengumpat, mencuri, berpesta pora, menyalahkan
keadaan, membunuh, balas dendam, menyalahkan dan mengutuk Tuhan.
Struktur kepribadian ego (aspek psikologis kepribadian) tokoh utama novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat lemah dan berlaku
sementara, dapat dilihat dari perilakunya yaitu; mengakui kesalahan,
menghargai orang lain, keyakinan untuk melindungi keluarga, keyakinan
akan rasa aman, mengakui kekuasaan Tuhan, dan mencari ketenangan.
Struktur kepribadian superego (aspek sosiologis kepribadian) tokoh utama
115
116
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat lemah dan
berlaku sementara, dapat dilihat dari perilakunya yaitu; memperbaiki diri,
bertanggung jawab, menjalin komunikasi dengan tetangga dan pebisnis di
seluruh kota, dan ridha dengan pengabdian istri. Pada akhirnya Ray dapat
mencapai kesempurnaan superego yang dapat dilihat dari perilakunya yaitu;
menyesali perbuatan-perbuatan masa lalu.
2. Unsur kesadaran tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya
Tere Liye pada tokoh Ray (Rehan) berlaku sementara, dapat dilihat dari
perilakunya yaitu; menghargai orang lain, melindungi keluarga, mengakui
kekuasaan Tuhan, melakukan pendekatan yang baik, menikah, berusaha
membahagiakan istri, membina hubungan baik dengan tetangga dan relasi
bisnis di kota, ridha dengan masa lalu istri dan pengabdian istri.
3. Unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
karya Tere Liye yaitu eros, thanatos, repression, displacement, dan regresi
primitivation. Eros Ray (Rehan) ditunjukkan dengan perilaku yang
menunjang kehidupan yaitu; menghargai orang lain, prestasi kerja yang
tinggi, menikah, berusaha membahagiakan istri, menjalin komunikasi yang
baik dengan tetangga dan relasi bisnis, dan ridha dengan pengabdian istri.
Thanatos Ray (Rehan) ditunjukkan dengan perilaku yang merusak yaitu;
mengumpat, mencuri, berpesta pora, menyalahkan keadaan, membunuh, balas
dendam, menyalahkan dan mengutuk Tuhan. Repression Ray (Rehan) yaitu
ditunjukkan dengan cara mengubur takdir kehidupan yang menyakitkan yaitu;
mengubur kenangan di panti, rumah singgah, insiden pembunuhan, mengubur
117
kenangan indah istri dan mengubur kenangan tentang komplikasi penyakit.
Displacement Ray (Rehan) tampak pada perilakunya yang berusaha
mengalihkan perasaan marah dan dendam kepada objek pengganti yang
memungkinkan sebagai pemuasan yaitu; mencuri dan merusak barang,
mencuri uang dan brangkas, mengumpat, dan mangkir kerja. Regresi
Primitivation Ray (Rehan) dapat dilihat pada perilakunya yang tidak
berbudaya seperti kehidupan pada masa kecil yaitu; berkelahi untuk tujuan
balas dendam dan melindungi harga diri. Unsur bawah sadar dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye memberikan contoh
kepada siswa untuk belajar memaknai hidup secara sederhana yaitu dengan
mensyukuri setiap kehidupan dan takdir dari Tuhan dengan berlapang dada,
yang apabila dipraktikkan dalam kehidupan nyata mampu menumbuhkan
jiwa-jiwa anak bangsa berkarakter mulia.
4. Relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai
bahan ajar di kelas XI SMA dapat diaplikasikan pada Komptensi Dasar (KD)
7.2 menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan yang di
fokuskan pada unsur bawah sadar. Pembelajaran apresiasi novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dapat dilakukan dengan model
pembelajaran CTL(Contextual Teaching and Learning) yaitu melatih siswa
untuk belajar dari masalah-masalah yang di dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu yang relevan dengan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan nyata. Tujuan dari pembelajaran novel sesuai Kompetensi Dasar
118
(KD) 7.2 adalah siswa diharapkan mampu menambah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari siswa.
B. Saran
1. Bagi Peneliti Berikutnya
Dunia sastra tidak akan maju apabila tidak ada sastrawan, kritikus, dan
peneliti sastra. Untuk memajukan dunia kesusastaan diharapkan adanya
penelitian yang serupa, akan tetapi dalam penelitian yang berikutnya
diharapkan lebih luas ruang lingkupnya dan lebih baik dalam pembahasannya,
khususnya dalam bidang psikologi sastra.
2. Bagi Pendidik
Pendidik mempunyai peranan yang sangat besar dalam dunia
pendidikan, khususnya guru program studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk
menciptakan kecintaan siswa dalam dunia sastra, diharapkan guru selalu
membangkitkan minat para siswa dalam dunia kesusastraan. Guru juga harus
lebih menguasai lagi materi sastra agar dalam menjelaskan dapat lebih
dipahami siswa.
3. Bagi Siswa
Para siswa hendaknya lebih kreatif dalam mengapresiasi novel. Bukan
hanya daya apresiasi, tetapi siswa dapat menganalisis novel. Siswa juga harus
belajar mencintai sastra dengan cara banyak membaca buku-buku tentang
sastra (novel). Selain dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, membaca juga
dapat menambah wawasan terutama tentang sastra (novel).
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wahyu Sapto. 2012. “Analisis Psikologis Novel Pudarnya Pesona Cleopatra
Karya Habiburrahman El Shirazy dan Pembelajarannya di SMA”. Skripsi.
Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Arikunto, Suharsemi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsemi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi, Anwar dkk. 1997. Pengajaran Apresiasi Sastra. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta:
Buana Pustaka.
_______. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Med Press.
Freud, Sigmund. 2002. Psikoanalisis Sigmund Freud (Terjemahan Ira
Puspitorini). Yogyakarta: Ikon Teralitera.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Liye, Tere. 2010. Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Jakarta: Republika.
Miles, Mattew B dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif
(Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
_______. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.
Rahmanto, Bernadus. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rejo, Umam. “Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Orang Miskin di Larang
Sekolah Karya Wiwied Prasetyo (Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud)”.
dalam http://www.jendelasastra.com/user/umam-rejo-ss. diakses 02 Juni
2012 pukul 16.08 WIB.
Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sumardjo, Jakob dan Saini KM. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Bandung: PT.
Gramedia Pustaka Prima.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan (Terjemahan Melani
Budianta). Jakarta: Gramedia.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
SINOPSIS NOVEL REMBULAN TENGGELAM
DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE
Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan novel karya Tere Liye,
menceritakan tentang pergulatan batin tokoh utama bernama Ray (Rehan). Pada
bagian awal, Ray diceritakan berusia 60 tahun terkapar dengan komplikasi
penyakit. Ray koma dan bertemu dengan utusan Tuhan, pengarang menyebutnya
sebagai orang berwajah menyenangkan. Utusan tersebut memberikan kesempatan
kepada Ray untuk mengajukan lima pertanyaan dan Ray dijanjikan mendapatkan
lima jawabannya melalui perjalanan mengenang masa lalu.
Perjalanan Ray dimulai di panti asuhan. Masa kecil Ray di panti diisi
dengan kekerasan penjaga panti, hidup serba kekurangan, sibuk mengutuk nasib
dan mengutuk Tuhan. Kecerdasannya membuat Ray melakukan berbagai bentuk
perlawanan kepada penjaga panti dengan cara yang buruk seperti mencuri, sengaja
merusak barang-barang dan membolos kerja. Perlakuan buruk penjaga panti
membuat Ray memutuskan meninggalkan panti dan hidup menjadi anak jalanan.
Ray mengenang masa lalunya saat menjadi anak jalanan yang liar.
Seperti kehidupan sebelumnya, di usia yang sangat belia Ray mengisi harinya
dengan mencuri, mencopet, memalak, dan berjudi di sekitar terminal. Ray
diceritakan memiliki tuah dalam ‘perjudian’. Keberuntungan Ray pada akhirnya
mengundang dengki, beruntung akhirnya Ray selamat dari maut yang
mengancamnya.
Selanjutnya Ray mengenang perjalanan hidupnya di Rumah Singgah.
Perlakuan tulus penuh cinta, saling menghargai dan persaudaraan di rumah itu
membuat hidup Ray merasa damai. Ray untuk pertama kali dalam hidupnya
mampu menghargai dan menyayangi orang lain dengan tulus seperti keluarga.
Dari lubuk hatinya, Ray berjanji akan berusaha melindungi keluarga barunya dari
berbagai ancaman. Ray terlibat konflik dengan beberapa preman yang akhirnya
memicu perkelahian. Niat baik Ray untuk melindungi keluarga tidak ditanggapi
secara positif oleh pembina rumah singgah. Ray memutuskan menyingkir dari
rumah singgah dengan diliputi segudang amarah. Takdir kehidupannya yang
semakin buruk membuat Ray mulai menyalahkan keadaan, menyalahkan orang
lain dan mengutuk Tuhan.
Ray menjadi pengamen jalanan. Ray bertemu dengan sahabat baru
yakni seorang pencuri berlian profesional. Ray yang frustasi dengan takdir
hidupnya dengan senang hati melibatkan diri dalam aksi pencurian berlian
terbesar di kota. Eksekusi berlian gagal, Ray tertembak dan sahabatnya mati di
tiang gantungan. Ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan diri menunju
kota kelahirannya.
Perjalanan selanjutnya Ray kembali ke kota kelahirannya. Ray berusaha
melupakan kenangan buruk dalam kehidupannya. Ray bertekad untuk berubah
dan memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Ray bekerja menjadi kuli
bangunan. Kecerdasan yang dimilikinya turut mendukung karirnya melesat.
Pemilik gedung terpesona dengan kecerdasan Ray dan memberikan Ray
kesempatan menjadi kepala mandor. Ray menikah dengan seorang gadis yang
dicintainya. Belum sempurna kebahagiaan itu karena kelahiran bayi yang di
tunggunya tidak pernah terjadi. Istri dan calon bayinya meninggal di ruang
operasi. Ray kembali terpuruk dan kehilangan seluruh semangat hidupnya.
Perjalanan selanjutnya Ray kembali ke Ibukota. Ray menggunakan
berlian hasil curiannya untuk membangun imperium bisnis. Kecerdasan dan
nalurinya membuat bisnis Ray sukses. Ray mencoba mencari kebahagiaannya
yang hilang dengan menyibukkan diri dalam pekerjaan. Harta benda dan
kemewahan dunia milikinya tidak pernah membuat Ray bahagia dan berterima
kasih kepada Tuhan. Ray lebih sering merutuk Tuhan dan mempertanyakan segala
hal buruk yang menimpanya. Rembulan di langit merupakan satu-satunya hal
yang membuat Ray mengakui kekuasaan Tuhan.
Perjalanan selanjutnya Ray menjadi tua dan sakit-sakitan. Ray kembali
mengutuk Tuhan karena komplikasi penyakit yang dideritanya. Ray koma selama
enam bulan. Di akhir masa kehidupannya, Tuhan berbaik hati mengirimkan
penjelasan melalui orang berwajah menyenangkan. Perjalanan mengenang masa
lalu bersama utusan Tuhan tersebut membuat Ray mengerti makna kehidupan
yang sebenarnya. Fakta-fakta baru dari utusan Tuhan itu membuat Ray menyadari
segala kekeliruan dan menyesali perbuatan-perbuatan buruknya di masa lalu.
Sebelum ajal menjemput, orang berwajah menyenangkan memberikan
kesempatan kepada Ray untuk bertobat kepada Tuhan.
Lampiran 2
BIOGRAFI PENGARANG
NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU
Darwis Tere Liye lahir pada tanggal 27 Mei 1979, ia lahir dan besar di
Sumatra berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Riwayat
pendidikannya SD Negeri Kikim Timur Sumatra Selatan, SMP Negeri Kikim 2
Sumatra Selatan, SMU Negeri 9 Bandar Lampung, dan lulusan sarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Informasi mengenai kehidupan Tere Liye cukup
sulit untuk didapatkan, jika penulis pada umunya menuliskan biografi atau
profilnya di bagian akhir novel, tidak demikian dengan Tere Liye. Di akhir
novelnya sangat minim informasi mengenai dirinya, namun ia cukup aktif di
Facebook, bagi pembaca yang ingin berkomunikasi dapat menggunakan media
tersebut. Akun Facebook Tere Liye adalah “Darwis Tere Liye” atau email
Darwis Tere Liye yang lebih akrab dikenal Tere Liye merupakan salah satu
penulis produktif di Indonesia, selain novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu,
karya Tere Liye diantaranya Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah,
Bidadari-Bidadari Surga, Berjuta Rasanya dll. Beberapa karyanya bahkan sudah
dibuat menjadi film seperti Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga.
Mayoritas karya-karyanya memberikan pencerahan dan pandangan hidup tentang
kesederhanaan hidup dan ketulusan hati, ia berharap karyanya mampu
memberikan dampak positif bagi para pembacanya.
Lampiran 3
KUTIPAN DAN ANALISIS DATA
Data-data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan gambaran tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang akan disajikan dan dianalisis secara singkat pada
bagian ini. Data-data yang dianalisis tersebut diamati dari jiwa atau batin tokoh utama melalui adegan, tingkah laku, dialog baik
langsung maupun tidak langsung yang mencerminkan jiwa tokoh. Data-data tersebut dianalisis menggunakan teori psikoanalisis
Sigmund Freud. Sigmund Freud dalam teorinya menampilkan struktur psikologis kejiwaan manusia yang terdiri dari id, ego, dan
superego, unsur kesadaran, unsur bawah sadar yang mencakup eros, thanatos, repression, displacement dan regresi primitivation
pada tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Tokoh yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tokoh
Ray (Rehan). Penyajian dan analisis data secara singkat dijabarkan sebagai berikut.
1. Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
Tabel 1.
Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 1/id/b2
/2009/1
11-12 Kutipan:
Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap sumpah serapah… Rehan
menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga
Panti sok-suci inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti. Baginya
bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati, baginya ucapan dari mulut
penjaga pantilah yang menyakitkan.
(RTDW: 11-12)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mengucap sumpah serapah di dalam hati kepada
seseorang yang sangat dibenci. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat
dalam diri Ray.
2 1/id/b4
/2009/2
14 Kutipan:
Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju koko, sarung dan kopiah.
Pagi-pagi buta menjual semua barang itu ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya?
Habis untuk main-main di sudut terminal.
(RTDW: 14)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, perilaku Ray melakukan balas dendam kepada seseorang
yang sangat dibenci dengan cara mencuri dan berjudi. Perilaku Ray tersebut membuktikan
adanya id yang kuat dalam diri Ray.
3 1. 1/id/b6
2. /2009/3
35 Kutipan:
Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur…. Rehan mulai berani
mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai perangai buruk bentuk
perlawanan lainnya. Terakhir ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana,
Rehan mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.
(RTDW: 35)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray membalas perlakuan penjaga panti dengan cara
mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
4 3. 1/id/b6
4. /2009/4
38 Kutipan:
Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak
berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda dari anak-anak panti lain? Bukan
anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia
semakin berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah. Menggunakan uangnya
untuk bermain-main. Memuaskan diri.
(RTDW: 38)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan
mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
5 5. 1/id/b6/
2009/5
36 Kutipan:
Dia juga mulai berani mengumpat tentang mengapa dia harus tinggal di Panti tersebut.
Ada ratusan Panti di kota, kenapa dia harus dikirimkan ke Panti sialan itu. Menyumpahi
penjaga panti.
(RTDW: 36)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melampiaskan dendamnya dengan mengumpat segala
keburukan panti dan menyumpahi penjaga panti di dalam hati. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
6 1/id/b6/
2009/6
36 Kutipan:
Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk ruangan itu. Wajah Rehan
menyeringai senang. Rehan sedang asyik membuka laci tempat ia menemukan amplop-
amplop sumbangan seminggu lalu.
(RTDW: 36)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri amplop sumbangan milik penjaga panti.
Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
7 1/ id /b6/
2009/7
39-40 Kutipan:
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel lebaran
kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai membuka laci lemari…
Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah
kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa perlu munutupnya lagi,
dengan tenang melangkah ke jalan besar. Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari
panti menyebalkan itu.
(RTDW: 39-40)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri brangkas merah karena menginginkan uang
milik penjaga panti untuk tujuan kesenangan. Dan perilaku Ray melarikan diri dari panti,
menunjukkan fungsi id pada diri Ray yang menginginkan hidup bebas dari tekanan
panjaga panti. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
8 1/ id /b8/
2009/8
54 Kutipan:
Rehan kembali mengutuk malam dengan pertanyaan yang sederhana itu. Pertanyaaan
yang semakin sering menganggunya justru setelah ia memutuskan meninggalkan Panti
tersebut. Kenapa enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di Panti menyebalkan
tersebut.
(RTDW: 54)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, kebebasan yang menyenangkan membuat id Ray muncul ke
permukaan yang diwujudkan dengan cara mengumpat masa lalunya di panti. Ray
menunjukkan fungsi id yang ada pada dirinya melalui umpatan yang terucap di dalam
hati. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
9 6. 1/ id /b8/
2009/9
53 Kutipan:
Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di terminal menyerahkan uang.
Anak-anak pedagang minuman dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan
kecil. Naik lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang apa saja,
sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang kosong.
(RTDW: 53)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, perut Ray yang lapar dan haus membuat Ray melakukan
kejahatan memalak, mencopet, dan mencuri. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya
id yang kuat dalam diri Ray.
10 7. 1/ id /b4/
2009/10
26 Kutipan:
Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet. Meletakkan persis di depan
pintu kamar mandi tempat sopir bus tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi,
Rehan dengan cepat menjulurkan tangan.
(RTDW: 26)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, perut Ray yang lapar dan haus membuat Ray melakukan
kejahatan dengan mencuri celana sopir bus di toilet umum terminal. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
11 8. 1/ id /b7/
2009/11
45 Kutipan:Rehan mengenggam uangnya. Cukup banyak. Rekor uang terbanyak yang pernah
dimilikinya. Tersenyum menatap senyapnya terminal… Rehan menyeringai. Tidak jauh
dari terminal salah satu deretan ruko pedagang China, kalau tidak salah ada tempat berjudi
yang lebih besar. Pasti uang di sana lebih banyak. Maka tanpa berpikir dua kali, Rehan
bergegas berdiri.
(RTDW: 45)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mendatangi tempat judi yang lebih besar untuk
menggandakan uangnya. Ray menginginkan uang yang banyak untuk hidup enak dan
mencapai kesenangan. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri
Ray.
12 9. 1/ id /b8/
2009/12
50 Kutipan:
Dia berpesta sendirian malam itu. Membeli banyak makanan dan minuman. Membawanya
ke pojokkan terminal. Semuanya benar-benar terasa menyenangkan. Bahkan sebotol
minuman keras terselip di atas tegel… Esok hari ia membeli jaket kulit keren. membeli
sepatu. juga kacamata hitam, sabuk, dan gelang. Menjemput kehidupan baru.
(RTDW: 50)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, kemenangan di meja judi membuat Ray gembira, Ray
mewujudkan kegembiraannya dengan berpesta pora dan membeli barang-barang yang di
inginkan dengan uang panas tersebut. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang
kuat dalam diri Ray.
13 1/ id b1
/ 2009/13
137 Kutipan:
Lihat, apa yang terjadi dengan anak-anak Rumah Singgah atas ulah begundal ini? Di
mana rasa keadilan Tuhan! … Kenapa Tuhan suka sekali merenggut kebahagiaan orang-
orang yang selalu berbuat baik?
(RTDW: 137)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat berdamai dengan takdir Tuhan, sehingga
membuat Ray frustasi dan secara tidak sadar Ray melampiaskan kemarahan di dalam
hatinya dengan menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
14 1/ id /b18
/ 2009/14
187 Kutipan:
Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di genggaman tangan.
Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu, dia tidak kalah buas menekan tombol maut.
Sekejap puluhan peluru muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.
(RTDW:187)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan penembakan secara brutal dengan
menggunakan senjata api yang dimilikinya, sehingga secara tidak sadar Ray sudah
menghilangkan nyawa orang lain yang tidak berdosa demi mencapai kesenangan dan
kepuasan pribadi. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri
Ray.
15 1/ id /b20
/ 2009/15
221 Kutipan:
Ray memutuskan pergi dari ibu kota. Hatinya sesak. Ray memutuskan menjauh. Pulang ke
kota kecilnya. Mencoba melanjutkan hidup.
(RTDW: 221)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Peristiwa penembakan brutal yang menewaskan dua orang
petugas itu membuat Ray frustasi, ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan diri.
Ray melarikan diri karena Ray menginginkan kebebasan. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
16 1/ id /b26
/ 2009/16
291-292 Kutipan:
Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya tentram, tidak mengutuk
langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau
akan tega sekali lagi merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah bertahun-
tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu mengambil kebahagiaan dari
orang-orang baik?”
(RTDW: 291-292)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu menerima takdir bahwa calon bayinya
meninggal. Emosi yang bergejolak membuat Ray marah dan mulai mengutuk Tuhan. Ray
menganggap Tuhan sebagai perenggut kebahagiaannya selama ini. Perbuatan Ray tersebut
merupakan dosa besar karena Ray telah durhaka kepada Tuhan sekaligus melawan takdir
yang digariskan Tuhan. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam
diri Ray.
17 1/ id /b27
/ 2009/17
313 Kutipan:
Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud semua ini, Tuhan?
Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami tiga tahun silam. Dan sekarang kau
renggut bayi dan istriku sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa
puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.
(RTDW: 313)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima takdir bahwa istrinya tercinta
dan calon bayinya meninggal. Takdir yang menyakitkan itu membuat emosi Ray meluap,
Ray kembali mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa besar
karena Ray telah melawan takdir yang di gariskan Tuhan. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
18 1/ id /b34
/ 2009/18
392 Kutipan:
Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi bagai bola salju. Dan
benar-benar bagai bola salju karena Ray menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai
menghabisi taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu perusahaan
mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak belut. Licik bak musang.
Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu bahkan tidak pernah di lakukannya.
(RTDW: 392)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas dendam. Ray
melakukan perbuatan-perbuatan curang dengan mengambil paksa perusahaan dan harta
kekayaan orang-orang yang di bencinya. Secara tidak sadar Ray menghancurkan
kehidupan dan harapan orang lain untuk mencapai kepuasan pribadi. Perilaku Ray
tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
19 1/ id /b34
/ 2009/19
398 Kutipan:
Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk! Menyumpah-nyumpah.
Buru-buru membanting stir. Ray mendesis dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan
pernah menatap walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.
(RTDW: 398)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, saat Ray hampir melewati jalan, Ray teringat peristiwa
masa lalunya saat tinggal di panti. Masa lalu itu masih terasa menyakitkan bagi Ray.
Secara tidak sadar, sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk panti yang di
bencinya. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
20 1/ id /b35
/ 2009/20
406-407 Kutipan:
Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung? Jauh panggang dari api.
Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini?
Sungguh tidak masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua penyakit
datang padanya?
(RTDW: 406-407)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima kenyataan tentang komplikasi
penyakit yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-penyakit itu
menghambat kesibukannya dalam bekerja. Emosi Ray kembali bergejolak, secara tidak
sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa
besar karena Ray telah melawan takdir yang digariskanTuhan. Perilaku Ray tersebut
membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.
Tabel 2.
Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 2/ ego/b9
/ 2009/1
73-74 Kutipan:
Rehan yang kadar bencinya meninggi dengan berani berteriak kalau dialah yang
merusak tasbih itu…
(RTDW: 73-74 )
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mengakui sudah merusak tasbih milik
penjaga panti. Ray secara jantan mengakui kesalahannya sudah merusak tasbih.
Hal ini dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam
dirinya. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
2 2/ ego2
/b11/
2009/2
96 Kutipan:
Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga untuk
pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi Ray bisa merasakan betapa
menyenangkan menjalani kehidupan bersama mereka.
(RTDW: 96)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, suasana hangat penuh cinta, saling menghargai,
dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru di rumah singgah itu
membuat hidup Ray merasa damai. Antara sadar dan tak sadar kepribadian Ray
semakin baik, Ray mulai bisa menghargai orang lain dan menganggap
keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya. Perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3 2/ ego 2 98 Kutipan:
/b11/
2009/3
Ray tanpa disadarinya selalu melindungi Diar dan anak-anak lainnya dari
perlakuan penjaga Panti, maka di Rumah Singgah itu, Ray memutuskan akan
membela mereka dari siapa saja yang berbuat tidak menyenangkan. Dia
bersumpah.
(RTDW: 98)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, solidaritas Ray yang tinggi serta rasa sayang Ray
kepada teman-temannya membuat Ray meyakinkan hatinya untuk selalu
memberikan perlindungan kepada teman-teman yang sudah dianggapnya
sebagai keluarganya. Secara sadar dan tak sadar keyakinan itu ada dalam diri
Ray walau hal tersebut hanya terucap di dalam hati. Perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
4 2/ ego/b14
/ 2009/4
137 Kutipan:
Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu baginya
lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu. Betapa
menyenangkan memiliki saudara.
(RTDW: 137)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berkelahi dengan beberapa preman yang
berusaha mengusik ketenangan keluarganya di rumah singgah. Antara sadar dan
taksadar Ray ingin melindungi keluarganya dari preman-preman pengganggu.
Ray berusaha melindungi keluarganya dengan cara-cara yang salah yaitu
berkelahi. Walaupun tujuan Ray untuk melindungi keluarganya, perbuatan Ray
tidak dapat dibenarkan karena berkelahi merupakan tindakan brutal melanggar
hukum. Ray berusaha mengatasi rasa tidak nyaman pada dirinya. Perilaku Ray
tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan
baik, walaupun pada akhirnya ego Ray tidak mampu mengarahkan untuk
melakukan tindakan-tindakan yang lebih bijaksana.
5 2/ ego /b18/
2009/5
183 Kutipan:
Ray mendesiskan sesuatu. Lantas dengan mantap tangannya memegang tali
gondola. Apa salahnya menjadi orang jahat… Ray menurunkan lagi gondola ke
lantai dasar gedung. Kemudian duduk dengan mencakung… Ray mendesah
pelan. Dia sudah memutuskan menjadi orang jahat. Menjadi bagian orang-orang
yang di salahkannya selama ini.
(RTDW: 183)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, dapat di ketahui bahwa Ray dengan hati yang
mantap memutuskan untuk menjadi orang jahat. Secara sadar dan tak sadar Ray
meyakinkan dirinya sendiri untuk menjadi bagian orang-orang yang selalu di
salahkannya selama ini. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray
menjalankan fungsinya, walaupun pada akhirnya ego Ray tidak mampu
mengarahkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih bijaksana.
6 2/ ego /b20/
2009/6
218 Kutipan:
Sejak pindah Ray mulai membiasakan diri dengan kejadian tersebut. Dia mulai
rileks berpapasan dengan petugas. Mulai yakin tidak ada yang mengenalinya.
(RTDW: 218)
Analisis data:
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray meyakinkan dirinya bahwa
tidak ada yang mengenalinya sebagai pencuri berlian. Keyakinan dalam diri
Ray berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan keteguhan hati untuk dirinya
sendiri bahwa ia merasa aman di tempat barunya itu. Inilah fungsi ego yang ada
pada diri Ray untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada dirinya sehingga
rasa tidak nyaman itu akan berubah menjadi rasa lega.
7 2/ego/ b21/
2009/7
236 Kutipan:
Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir penat
setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati. Ray lelah bertanya apakah hidup
ini adil.
(RTDW: 236)
Analisis data:
Dari kutipan di atas terlihat Ray merasakan bahagiaan, ketenangan, dan
kedamaian saat menikmati keindahan rembulan di langit. Ray merasa terhibur
dengan adanya benda langit (rembuln) yang di ciptakan Tuhan. Sebab antara
sadar dan tak sadar rembulan di angkasa telah mengingatkan Ray tentang
kekuasaan Tuhan. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
8 2/ ego /b23/
2009/8
257 Kutipan:
Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian rumah sehari-
hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu membuat puding pisang di
dapur. Lantas Ray sebelum beranjak pulang, bersama gadis itu di ruang depan
mencicipi puding pisang.
(RTDW: 257)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan
Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan
simpati dari gadis yang dicintainya. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak
nyaman dari dalam dirinya, antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan
cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia.
Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan
fungsinya dengan baik.
9 2/ ego /b24/
2009/9
263 Kutipan:
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang
gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah
gadis itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat
manisnya… bagi Ray itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum
begitu riang saat bersamanya.
(RTDW: 263)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan
Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan
simpati dari gadis yang dicintainya. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak
nyaman dari dalam dirinya, antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan
cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia.
Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan
fungsinya dengan baik.
10 2/ ego /b24/
2009/10
268 Kutipan:
Ray tersungkur di palang besi yang terjulur dua meter dari tubir lantai 18. Ray
mengeluh dalam. Apa yang dilihatnya dua malam lalu menjelaskan semuanya.
Menjelaskan kejadian di pusat hiburan itu. Bukankah dia terlihat baik? Terlihat
seperti wanita baik-baik? Bukankah dia setiap pagi rajin berkunjung ke bangsal
anak-anak di rumah sakit? Ray tergugu semakin dalam.
(RTDW: 268)
Analisis data:
Sesuai kutipan di atas terlihat Ray sangat sedih, hati Ray hancur saat
mengetahui jati diri gadis yang dicintainya hanyalah seorang wanita penghibur.
Kenyataan menyakitkan itu membuat Ray melampiaskan kesedihannya dengan
menangis tergugu. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak nyaman yang ada
dalam hatinya, agar ia tidak terlukai. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa
ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
11 2/ ego /b29/
2009/11
322 Kutipan:
Ray menjual rumah itu. Menjual kepemilikan toko puding pisang milik istrinya.
Ray sempurna ingin melupakan semua kenangan yang menyesakkan, Hari ini ia
pergi. Entah kapan akan kembali.
(RTDW: 322)
Analisis data:
Dari kutipan di atas dapat di ketahui Ray menjual rumahnya dan toko puding
milik istrinya dan memutuskan pergi dari tempat itu. Ray berharap dengan
menjual rumah dan toko puding itu antara sadar dan tak sadar Ray berusaha
melupakan semua kenangan indah bersama istrinya. Ray memutuskan pergi
menjauh merupakan keinginan Ray untuk mencari ketenangan. Ray berusaha
menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak terlukai. Perilaku Ray
tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan
baik.
12 2/ ego /b32/
2009/12
368 Kutipan:
Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray menyadarinya.
Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu mekar di waktu yang salah dan
tempat yang salah. Apakah rasa kosong ini karena istrinya pergi? Ya.
(RTDW: 368)
Analisis data:
Kutipan di atas terlihat bahwa Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain
setelah istrinya meninggal. Sebab antara sadar dan tak sadar Ray tidak mampu
melupakan istrinya sehingga Ray tidak pernah bisa membuka hatinya untuk
gadis lain. Ray berusaha menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak
terlukai. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
Tabel 3.
Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 3/superego
/b21/ 2009/1
234 Kutipan:
Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat insinyur gedung
terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan hitungan-hitungan geometri rumit
dalam pekerjaan kontruksi. Ray berbakat… Ray mendapatkan promosi
pertamanya: mandor junior. Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai
pekerja-pekerja…
(RTDW: 234)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai hidup
baru dengan cara yang bersih. Untuk hidup barunya yang bersih Ray mengawali
dengan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pekerjaan yang baik. Dengan
keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray
mencapai superego.
2 3/superego
/b23/ 2009/2
280 Kutipan:
Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti betul mengurus
buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu hebat. Dan pemilik gedung
mengangkatnya menjadi kepala mandor.
(RTDW: 280)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai hidup
baru dengan cara yang bersih. Untuk hidup barunya yang bersih Ray mengawali
dengan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pekerjaan yang baik. Kecerdasan
dan ketekunan Ray bekerja membuahkan prestasi yang gemilang, dan mendukung
karirnya semakin meningkat. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku
Ray tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
3 3/superego
/b25/ 2009/3
278 Kutipan:
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi semua
syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya
juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia
pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga
mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, gadis itu membuat pengakuan kepada Ray tentang
kehidupannya yang kelam sebagai wanita simpanan. Cinta yang tulus kepada Fitri
menumbuhkan keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan.
Ray berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha
membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia ia
miliki. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki
diri. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
4 3/superego
/b25/ 2009/4
282 Kutipan:
Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis
meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, cinta yang tulus kepada Fitri menumbuhkan keyakinan
dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan. Ray berusaha menafkahi
istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya
dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia ia miliki. Ray ikhlas menerima
masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray
sebagai proses untuk memperbaiki diri. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri,
perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
5 3/superego
/b23/ 2009/5
280 Kutipan:
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga sekitar
rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, secara psikologis pernikahan itu membuat kualitas
hidup Ray tertata dengan baik. Emosi Ray dapat terkontrol sehingga turut
mendukung jiwa sosial Ray dalam kehidupan bermasyarakat dengan menunjukkan
rasa kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan yang baik dengan
tetangga sekitar rumah. Pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas
kehidupan Ray. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
6 3/superego
/b27/ 2009/6
300 Kutipan:
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di seluruh
kota …
(RTDW: 300)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata
dengan baik. Emosi Ray dapat terkontrol sehingga turut mendukung jiwa sosial
Ray dalam kehidupan bermasyarakat. Ray mampu mengenal dengan baik orang-
orang penting di seluruh kota itu. Pernikahan Ray telah membawa kebaikan untuk
kehidupan Ray. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
7 3/superego
/b27/ 2009/7
309-310 Kutipan:
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup,
nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya
menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan
apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan
itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray mampu bersikap sebagai seorang suami yang
ridha pada istrinya dengan cara menerima masa lalu istrinya yang gelap sebagai
wanita simpanan dan ridha dengan pengabdian istrinya. Pernikahan Ray telah
membawa kebaikan untuk kehidupan Ray. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut
membuktikan bahwa Ray mencapai superego.
8 3/superego
/b10/ 2009/8
77 Kutipan:
Pasien berumur enam puluh tahun itu menyeka ujung matanya yang basah. Dia
tidak tahu bagiana yang ini. Sama sekali tidak. Dia tidak tahu bahwa Diar
menghembuskan nafas persis disebelahnya. Diar meninggal di usia yang sangat
muda. Diar meninggal karena dia. Karena dia mencuri celana di toilet terminal…
Pasien itu menggigit bibir, tersedan.
(RTDW: 77)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, sahabatnya meninggal dihakimi massa karena ulah Ray
mencuri celana di toilet. Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan
melalui mimpi menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray dihukum
hati nuraninya, hati Ray diselimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang
mendalam tentang perbuatan jahat di masa lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray
tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai kesempurnaan superego.
9 3/superego
/b18/ 2009/9
200 Kutipan:
Benar-benar baru di ketahuinya. Baru beberapa menit yang lalu marah itu
membungkus hatinya. Tapi sekrang? Bahkan bertahun-tahun memberikan sesuatu
yang tak ternilai dalam hidupnya. Sesuatu yang membuatnya bisa memulai
imperium bisnisnya.
(RTDW: 200)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, berlian pemberian sahabatnya, Ray mampu
membangun imperium bisnis dan menikmati hidup mewah sepanjang tahun.
Sahabatnya mengakui kejahatannya seorang diri demi menebus dosa masa lalunya
dan menyelamatkan Ray dari hukuman mati. Penjelasan-penjelasan dari orang
berwajah menyenangkan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa
Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di
selimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat
di masa lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray
mencapai kesempurnaan superego.
10 3/superego
/b33/ 2009/10
382-383 Kutipan:
Ray menggigit bibir, tertunduk kembali. Astaga? Itu benar sekali. Bukankah
istrinya pernah berkata: “Aku baik-baik saja, ceroboh. Aku senang mendengarnya.
Amat senang. Tapi aku tidak membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian.
Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku
padamu. Itu sudah cukup”. Bagaimana mungkin dia tidak pernah menyadarinya…
Ray tertunduk semakin dalam.
(RTDW: 382-383)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, penjelasan-penjelasan dari orang berwajah
menyenangkan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray untuk
kembali di jalan Tuhan. Ray mendapatkan penjelasan, bahwa istrinya kembali ke
pangkuan Tuhan sebagai hamba-Nya yang fitri. Istrinya berhasil mendapatkan
tujuan hidupnya berkat keridhaan Ray sebagai suaminya. Dengan alasan untuk
membahagiakan istrinya, Ray berusaha meraih harta benda dan segala kemewahan
duniawi secara berlebihan. Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di selimuti
perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat di masa
lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray
mencapai kesempurnaan superego.
11 3/superego
/b36/ 2009/11
420-421 Kutipan:
LIHATLAH, RAY! Kau pikir kaulah yang memiliki takdir yang paling
menyakitkan? Kau sungguh keliru, Ray. Sungguh keliru… gadis itu lebih
menyakitkan, dan kaulah penyebabnya. Ray sudah jatuh terduduk. Gemetar
memegang kepalanya…dia sudah tersungkur bagai sehelai kapas di jalanan basah.
Ya, Tuhan, dia tidak pernah tahu itu. Dia tidak tahu.
(RTDW: 420-421)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray selalu mengeluh tentang segala penyakit yang
menggerogoti tubuhnya. Menurut penjelasan utusan Tuhan, Ray mendapatkan
ganjaran tersebut karena membuat hidup seorang gadis kecil yatim piatu karena
perbuatan masa lalu Ray. Ray menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan dua
orang yang tidak bersalah. Ray baru saja mengetahui telah membuat hidup seorang
gadis kecil menderita yatim piatu, Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di selimuti
perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat di masa
lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray
mencapai kesempurnaan superego.
2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
Tabel 4.
Unsur Kesadaran
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 4/kesadaran
/b11/ 2009/1
96 Kutipan:
Ray mulai menyatu dengan berbagai kesukaan anak-anak rumah singgah. Beramai-
ramai setiap sabtu sore main bola di dekat lapangan kelurahan. Kemudian malamnya
makan di warung sate ujung jalan.
(RTDW: 96)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, suasana hangat penuh cinta, canda tawa, dan rasa
kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru itu membuat kehidupan Ray terasa
damai. Sikap Ray yang semakin baik, dan mulai bisa menghargai orang lain serta
menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya membuktikan
kesadaran yang ada dalam diri Ray.
2 4/kesadaran
/b14/ 2009/2
137 Kutipan:
Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu baginya lebih dari
keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu. Betapa menyenangkan memiliki
saudara.
(RTDW: 137)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray berkelahi dengan beberapa preman untuk
melindungi keluarga barunya di rumah singgah. Solidaritas yang tinggi berusaha
melindungi keluarga barunya membuktikan kesadaran yang ada dalam diri Ray,
meskipun cara yang ditempuh Ray kurang bijaksana.
3 4/kesadaran
/b22/ 2009/3
236 Kutipan:
Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir penat setelah
seharian bekerja. Mendamaikan hati.
(RTDW: 236)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray menunjukkan kesadaran dengan cara mengagumi
rembulan. Ray mampu merasakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat
menikmati keindahan rembulan di langit. Melalui kesadarannya, Ray merasakan
bahwa keindahan rembulan di langit telah mengingatkannya tentang kekuasaan
Tuhan.
4 4/kesadaran
/b24/ 2009/4
263 Kutipan:
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang
gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah gadis
itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray
itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat
bersamanya.
(RTDW: 263)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan seorang
gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat menginginkan cinta dari gadis
itu dan dengan kesadaran Ray melakukan pendekatan-pendekatan yang baik dan
berusaha mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya untuk mendapatkan yang
di inginkan.
5 4/kesadaran
/b25/ 2009/5
278 Kutipan:
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi semua
syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya
juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia
pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga
mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray ikhlas menerima masa lalu gadisnya sebagai wanita
simpanan dan membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan tersebut menjadi jalan
bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki diri. Dengan kesadarannya, Ray
berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik. Ia berusaha membahagiakan
istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki.
6 4/kesadaran
/b25/ 2009/6
282 Kutipan:Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis
meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, dengan kesadarannya Ray berusaha menjadi seorang
suami yang bertanggung jawab sekaligus menjadi kepala rumah tangga yang baik,
Ray berusaha mewujudkan hal tersebut dengan cara membahagiakan istrinya.
7 4/kesadaran
/b25/ 2009/7
280 Kutipan:
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga sekitar
rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat hidup Ray lebih terarah.
Perilaku dan emosi Ray terkendali sehingga turut mendukung Ray dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan kesadarannya, Ray mampu menjalin kerukunan,
persahabatan, dan komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar rumah.
8 4/kesadaran
/b27/ 2009/8
300 Kutipan:
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di seluruh
kota …
(RTDW: 300)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, pernikahannya membuat perilaku dan emosi Ray
terkendali. Dengan kesadarannya, jiwa sosial Ray antara lain menunjukkan rasa
kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang-orang
penting di seluruh kota.
9 4/kesadaran
/b27/ 2009/9
309-310 Kutipan:
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup, nafasnya
semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray
mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan
istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu mengantar
semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray seorang suami yang ridha pada istrinya, kesadaran
dalam diri Ray ditunjukkan dengan sikapnya yang tulus dan ikhlas menerima masa
lalu istrinya sebagai wanita simpanan, dan ridha dengan pengabdian istrinya.
3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye
Tabel 5.
Eros (Insting Kehidupan)
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 5/ eros/b11/
2009/1
96 Kutipan:
Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga untuk
pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi Ray bisa merasakan betapa
menyenangkan menjalani kehidupan bersama mereka.
(RTDW: 96)
Analisis data:
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ray sangat bahagia tinggal bersama keluarga
barunya di rumah singgah yang menawarkan kedamaian. Perlakuan yang tulus,
saling menghargai dan rasa kekeluargaan di rumah baru itu membuat Ray
merasakan kedamaian hidup. Eksistensi Ray sebagai keluarga baru di rumah
singgah menunjukkan Ray mampu menundukkan perilakunya yang liar sehingga
Ray mampu hidup bermasyarakat. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros dalam
diri Ray.
2 5/eros /b21/
2009/2
234 Kutipan:
Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat insinyur
gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan hitungan-hitungan
geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray berbakat… Ray mendapatkan
promosi pertamanya: mandor junior. Dan Ray menjadi pemimpin yang baik,
disukai pekerja-pekerja…
(RTDW: 234)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai
hidup baru dengan cara yang bersih. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros
dalam diri Ray, yaitu Ray menunjukkan perilaku dan keyakinan kepada dirinya
sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal tersebut diwujudkan Ray
dengan menekuni pekerjaan yang baik guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
3 5/eros /b23/
2009/3
280 Kutipan:
Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti betul
mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu hebat. Dan
pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala mandor.
(RTDW: 280)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray mempunyai pemikiran yang cerdas sehingga
mampu melahirkan pemikiran-pemikiran dan inovasi yang hebat. Afiliasi eros
dalam diri Ray yang ditunjukkan melalui ide-ide hebat dan turut meningkatkan
jenjang karir dan ekonomi Ray menjadi semakin baik.
4 5/eros /b21/
2009/4
229 Kutipan:
Kepalanya tiba-tiba di penuhi satu perasaan yang tidak pernah di mengerti
sebelumnya. Tidak pernah di kenalinya. Satu perasaan tetapi memenuhi kepala.
Gadis itu mulai sibuk dengan makanannya. Ray sibuk dengan kebat-kebit di
hatinya… Ray kehabisan kalimat meskipun hanya sepotong untuk menjelaskan
deskripsi gadis itu.
(RTDW: 229)
Analisis data:
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ray mulai merasakan cinta pertamanya
dengan seorang gadis. Perasaan cinta yang tulus kepada seorang gadis dapat
membangkitkan kebahagiaan dan semangat hidup Ray untuk mendapatkan yang
diinginkan.
5 5/eros /b23/
2009/5
257 Kutipan:
Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian rumah sehari-
hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu membuat puding pisang di
dapur. Lantas Ray sebelum beranjak pulang, bersama gadis itu di ruang depan
mencicipi puding pisang.
(RTDW: 257)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan
seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat menginginkan
cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan untuk
mendapatkan simpati. Ray berusaha mendapatkan cintanya melalui cara-cara
yang legal sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
6 5/eros /b24/
2009/6
263 Kutipan:
Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang
gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah
gadis itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat
manisnya… bagi Ray itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum
begitu riang saat bersamanya.
(RTDW: 263)
Analisis data:
Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis
itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan yang baik untuk mendapatkan
simpati dari gadis yang dicintainya. Cinta tulus Ray kepada gadis pujaannya
akan memberikan semangat bagi Ray untuk menjalani kehidupan dan Ray
berusaha mendapatkan yang diinginkan dengan cara-cara yang baik.
7 5/eros /b25/
2009/7
278 Kutipan:
Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi
semua syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat
malah. Istrinya juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan
mencukupi. Dan dia pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik
bagaimana membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.
(RTDW: 278)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, cinta yang tulus kepada gadis itu menumbuhkan
keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan
itu menjadi jalan bagi Ray untuk memperbaiki diri yang ditunjukkan melalui
perilaku Ray yang ikhlas menerima masa-masa gelap istrinya sebagai wanita
simpanan, Ray berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray
berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan
dunia yang ia miliki.
8 5/eros /b25/
2009/8
282 Kutipan:
Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis
meletakkan posisi istrinya.
(RTDW: 282)
Analisis data:
Kutipan di atas, Ray berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih
sayang, dan kemewahan dunia demi mewujudkan mahligai rumah tangga yang
bahagia. Dengan demikian eros atau insting kehidupan Ray mampu
menundukkan hasrat hewaninya dengan mewujudkan kebahagiaan yang di
inginkan melalui cara-cara yang baik sesuai dengan norma kehidupan
bermasyarakat.
9 5/eros /b25/
2009/9
280 Kutipan:
Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga
sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…
(RTDW: 280)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata
dengan baik. Ray mampu menjalin kerukunan, persahabatan, dan komunikasi
yang baik dengan tetangga sekitar rumah. Hal tersebut merupakan eros atau
insting kehidupan bagi Ray, kepeduliannya dengan tetangga sekitar turut
menunjang kehidupan Ray dalam bermasyarakat.
10 5/eros /b27/
2009/10
300 Kutipan:
Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di
seluruh kota …
(RTDW: 300)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata
dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam kehidupan
bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada perilakunya yang
semakin membaik dengan menjalin kerukunan, persahabatan, dan komunikasi
yang baik dengan orang-orang bisnis di seluruh kota.
11 5/eros /b27/
2009/11
309-310 Kutipan:
“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup,
nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya
menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha
dengan apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya.
Anggukan itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.
Selamanya.
(RTDW: 309-310)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat ridha pada istrinya, hal tersebut di
lakukan dengan menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan dan
ikhlas dengan pengabdian istrinya. Pengabdian istrinya yang tulus membuat
Ray bahagia, sehingga kehadiran istrinya turut menunjang semangat hidup bagi
Ray.
Tabel 6.
Thanatos (Insting Kematian)
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 6 / thanatos
/b6/ 2009/1
35 Kutipan:
Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur…. Rehan mulai
berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai perangai
buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir ia lebih suka duduk-duduk di lepau-
lepau terminal. Di sana, Rehan mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.
(RTDW: 35)
Analisis data:
Kutipan di atas, Ray berusaha membalas perlakuan kejam penjaga panti dengan
cara-cara negatif yang diwujudkan dengan cara mencuri makanan, mangkir
kerja, merusak barang dan berjudi. Ray menampakkan thanatos atau insting
kematian yang kuat melalui tindakan-tindakan jahat yang sudah dilakukannya
sehingga Ray secara tidak sadar telah melakukan pengrusakan diri.
2 6 / thanatos
/b6/ 2009/2
38 Kutipan:
Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu
tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda dari anak-anak panti
lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya. Pongah Rehan
malah menjadi-jadi. Dia semakin berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke
penadah. Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.
(RTDW: 38)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, fakta kehidupan masa lalunya telah membuat Ray
kecewa dan frustasi. Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan cara
mencuri makanan di dapur, mangkir kerja, merusak barang di panti dan berjudi
di terminal. Ray menunjukkan thanatos atau insting kematian melalui sikapnya
yang tidak bermoral, secara tidak sadar Ray telah melakukan pengrusakan diri.
3 6 / thanatos
/b6/ 2009/3
39-40 Kutipan:
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel
lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai
membuka laci lemari… Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna
merah itu. Sekejap dia sudah kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela.
Tanpa merasa perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.
Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan itu.
(RTDW: 39-40)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray membalas perlakuan kejam penjaga panti
dengan mencuri brangkas merah milik penjaga panti. Ray menginginkan uang
milik penjaga panti untuk kesenangan pribadi. Selanjutnya, Ray melarikan diri
dari panti karena Ray menginginkan hidup bebas dari tekanan panjaga panti.
Perilaku Ray yang tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya menunjukkan
thanatos atau insting kematian yaitu pengrusakan pada diri sendiri.
4 6 / thanatos
/b8/ 2009/4
53 Kutipan:
Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di terminal
menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman dingin. Kemudian mulai
belajar mencopet di angkutan kecil. Naik lagi sedikit, mulai berani mencuri di
ruko-ruko terminal. Barang apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal
perutnya yang kosong.
(RTDW: 53)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray menjadi anak jalanan yang liar. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup, Ray kembali melakukan kejahatan memalak,
mencopet, dan mencuri. Ray menunjukkan thanatos atau insting kematian
dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Secara tidak sadar
perilaku Ray yang negatif tersebut mencerminkan sikap agresifitas Ray kepada
orang lain.
5 6 / thanatos
/b4/ 2009/5
26 Kutipan:
Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet. Meletakkan persis di
depan pintu kamar mandi tempat sopir bus tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri
di atas kursi, Rehan dengan cepat menjulurkan tangan.
(RTDW: 26)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri celana milik sopir bus di toilet
terminal. Ray memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-cara negatif.
Perilaku liar Ray tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu
Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya. Ray menunjukkan sikap
agresif terhadap orang lain melalui perbuatan jahatnya.
6 6 / thanatos
/b18/ 2009/6
187 Kutipan:
Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di genggaman
tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu, dia tidak kalah buas
menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru muntah dari senjata otomatis
miliknya. Dua petugas terjengkang.
(RTDW:187)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan penembakan brutal dan
membuat kedua petugas polisi meregang nyawa. Perilaku Ray yang tidak
mampu menundukkan hasrat hewaninya menunjukkan thanatos atau insting
kematian yang ada dalam diri Ray yaitu bersikap agresif terhadap orang lain,
sebab perbuatan yang dilakukan Ray merupakan perbuatan yang melanggar
hukum.
7 6 / thanatos
/b26/ 2009/7
291-292 Kutipan:
Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya tentram, tidak
mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak berdaya Ray tersungkur
kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi merenggut kebahagiaan itu.
Kebahagiaan istrinya? Setelah bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah
kau akan selalu mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”
(RTDW: 291-292)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa
calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit itu membuat emosi Ray kembali
meluap dan Ray secara tidak sadar mengutuk Tuhan. Ray menunjukkan
thanatos atau insting kematian yaitu secara tidak sadar Ray melakukan
pengrusakan diri melalui perbuatan negatifnya mengutuk Tuhan.
8 6 / thanatos
/b28/ 2009/8
313 Kutipan:
Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud semua ini,
Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami tiga tahun silam. Dan
sekarang kau renggut bayi dan istriku sekaligus. Apakah kau tertawa melihat
kami seperti ini? tertawa puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit.
Tersungkur sendirian.
(RTDW: 313)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan di atas, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa
istrinya meninggal. Ray kembali melakukan cara-cara negatif untuk
melampiaskan kemarahannya yaitu dengan cara mengutuk Tuhan. Perilaku Ray
yang liar tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu melalui
perbuatannya mengutuk Tuhan. Dengan demikian secara tidak sadar Ray telah
melakukan pengrusakan terhadap dirinya sendiri.
9 6 / thanatos
/b34/ 2009/9
392 Kutipan:
Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi bagai bola salju.
Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray menggilas apa saja yang
melewatinya. Ray mulai menghabisi taipan, pengusaha yang dulu
meninggalkannya. Satu-persatu perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau
tidak. Ray licin bak belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang
dulu bahkan tidak pernah di lakukannya.
(RTDW: 392)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas
dendam, Ray mengambil paksa perusahaan dan harta kekayaan orang-orang
yang dibencinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan curang. Perilaku Ray
tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu bersikap agresif
terhadap orang lain melalui perbuatan jahat yang dilakukannya.
10 6 / thanatos
b34/ 2009/10
398 Kutipan:
Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk! Menyumpah-
nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis dingin, mengambil jalan
memutar. Tidak akan pernah menatap walau sejengkal bangunan panti terkutuk
itu.
(RTDW: 398)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray hampir melewati jalan menuju panti itu.
Secara tidak sadar sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk tempat itu,
menyumpahi panti yang dibencinya. Perilaku Ray tersebut menunjukkan
thanatos atau insting kematian melalui perbuatannya Ray telah melakukan
pengrusakan diri.
11 6 / thanatos
/b35/ 2009/11
406-407 Kutipan:
Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung? Jauh panggang
dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi penyakit kadar gula dan semua
komplikasinya ini? Sungguh tidak masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir
langit? Kenapa semua penyakit datang padanya?
(RTDW: 406-407)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-
penyakit itu menghambat karirnya saat bekerja. Emosi Ray kembali bergejolak,
secara tidak sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Perilaku Ray tersebut
menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu melalui perbuatannya
mengutuk Tuhan. Dengan demikian, jelas bahwa melalui perbuatan negatifnya
Ray telah melakukan pengrusakan diri.
12 6 / thanatos
/b22/ 2009/12
368 Kutipan:
Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray menyadarinya.
Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu mekar di waktu yang salah dan
tempat yang salah. Apakah rasa kosong ini karena istrinya pergi? Ya.
(RTDW: 368)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain
setelah istrinya meninggal. Ray tidak pernah membuka hatinya untuk gadis
lain. Perilaku Ray tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu
tidak mampu membuka hati untuk mencintai gadis lain. Dengan kata lain
melalui perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan diri.
Tabel 7.
Repression (Represi)
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 7/repression
/b6/ 2009/1
38 Kutipan:
Setahun lalu tidak banyak yang berubah dari perangaian Rehan sejak
mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak berguna. Apa
dengan tahu ia merasa berbeda dari anak-anak panti lain? Lebih baik dari
mereka? Bukan anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya.
(RTDW: 38)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi cerita masa lalunya di
dalam koran usang. Ray tidak peduli dengan masa lalunya, karena bila hal
tersebut diingat akan menyakiti hati Ray. Rasa tidak peduli dengan cerita masa
lalunya seolah membuat Ray berusaha mengingkari takdirnya sendiri. Ray
melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di dalam hatinya.
2 7/repression
/b8/ 2009/2
54 Kutipan:
Pertanyaan yang semakin menganggunya justru setelah dia meninggalkan panti
tersebut. Kenapa enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di panti
menyebalkan tersebut. Kenapa ia harus di antar ke tempat itu. Bukankah ada
puluhan panti di kota ini. Kenapa harus di panti itu?
(RTDW: 54)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
tinggal di panti. Ray merasa menyesal sudah membuang waktu percuma di
panti itu. Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi kecemasan di dalam
hatinya.
3 7/repression
/b14/
2009/3
143-144 Kutipan:
Lelah sekali Ray membujuk hatinya untuk berdamai atas berbagai kejadian
enam bulan lalu. Tidak bisa. Sungguh tidak bisa. Bukankah hidup selalu seperti
ini? Kejam. Tega merenggut begitu saja orang-orang yang selalu berbuat baik.
Dia terpaksa pergi. Omong-kosong? Apa salah dirinya? Preman-preman itu
yang salah.
(RTDW: 143-144)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
tinggal di rumah singgah. Ray terlibat konflik dengan kakak penanggung jawab
rumah singgah. Ray yang merasa sakit hati dengan insiden itu dengan terpaksa
memutuskan pergi dari rumah singgah. Ray terpaksa menyingkir dari tempat itu
untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya.
4 7/repression
/b21/
2009/4
224-225 Kutipan:
Kereta meliuk menikung, Ray berpegangan. Dia menyeringai tipis. Jauh lebih
bergoyang di bandingkan dengan tali baja gondola. Ray buru-buru mengusir
pikirannya barusan, bukankah dia ingin melupakan semuanya. Melupakan
eksekusi mati semalam. Melupakan masa enam tahun yang membuatnya sesak.
Dia akan menjemput kehidupan baru di kota lamanya.
(RTDW: 224-225)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat
melakukan pencurian berlian terbesar di Ibukota. Insiden itu telah menewaskan
dua petugas polisi dan salah satu sahabatnya menjemput maut di tiang
gantungan. Insiden menyakitkan itu telah membuat hati Ray tersiksa. Ray
memutuskan melarikan diri untuk mencari ketenangan hidup. Dengan demikian,
Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di dalam hatinya.
5 7/repression
/b34/
2009/5
396 Kutipan:
Ray menghela nafas. Hampir dua puluh tahun seluruh kenangan istrinya
terkubur di sini. Dua puluh tahun yang hampa. Kosong. Dua puluh tahun yang
melelahkan.
(RTDW: 396)
Analisis data:
Perilaku kelima, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat istrinya
meninggal. Setelah istrinya meninggal Ray merasa ada sesuatu yang hilang dari
kehidupannya. Kebahagiaan itu ada pada istrinya dan kebahagiaan itu sudah
hilang, membuat batin Ray tersiksa. Ray berusaha menenangkan dirinya sendiri
di sebelah pusara istrinya. Hal ini dilakukan Ray untuk mengurangi kecemasan
di dalam hatinya.
6 7/repression
/b36/
2009/6
413 Kutipan:
Enam tahun yang menyedihkan. Enam tahun yang di penui semua penyakit.
Ray mendadak teramat rindu dengan Gigi Kelincinya. Biarlah semuanya
berakhir, dia ikhlas sudah.
(RTDW: 413)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi enam tahun
kehidupannya yang dipenuhi komplikasi penyakit. Hal tersebut menyakitkan
bagi Ray dan Ray memutuskan untuk menyerah dan kepada Tuhan. Ray
berusaha menenangkan dirinya sendiri, hal ini dilakukan untuk mengurangi
kecemasan di dalam hatinya.
Tabel 8.
Displacement (Pemindahan Objek)
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 8/displacement
/b2/22009/1
11-12 Kutipan:
Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap sumpah
serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-g-s-a-t? Siapa yang
sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci inilah yang bangsat… Hampir tiap
hari dipukuli penjaga panti. Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang
menusuk hati, baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.
(RTDW: 11-12)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek
dengan cara mengumpat. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara
langsung kepada penjaga panti karena akan membahayakan keselamatannya.
Ray menggantinya dengan cara mengumpat di dalam hati dengan kata-kata
kasar. Cara tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan
Ray.
2 8/displacement
objek/b2/22009/2
14 Kutipan:
Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju koko, sarung
dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu ke penadah Pasar Induk
dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-main di sudut terminal.
(RTDW: 14)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek
saat Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri barang-
barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung
kepada penjaga panti karena dinilai akan membahayakan keselamatnnya. Ray
menggantinya dengan mencuri barang-barang milik penjaga panti karena objek
tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan.
3 8/displacement
//b6/ 2009/3
35 Kutipan:
Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai
perangai buruk bentuk perlawanan lainnya.
(RTDW: 35)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya
secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut akan mengancam
keselamatnnya. Ray menggantinya dengan mangkir kerja dan merusak barang-
barang milik penjaga panti karena objek tersebut di nilai lebih aman untuk di
jadikan pelampiasan kemarahan.
4 8/displacement
//b6/ 2009/4
36 Kutipan:
Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk ruangan itu.
Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik membuka laci tempat ia
menemukan amplop-amplop sumbangan seminggu lalu.
(RTDW: 36)
Analisis data:
Perilaku keempat, Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan
membalas perlakuan jahat penjaga panti dengan mencuri uang milik penjaga
panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada
penjaga panti karena hal tersebut dinilai akan mengancam keselamatnnya. Ray
menggantinya dengan mencuri uang milik penjaga panti karena objek tersebut di
nilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan.
5 08/displacement
//b6/ 2009/5
39-40 Kutipan:
Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel
lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai
membuka laci lemari… Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna
merah itu.
(RTDW: 39-40)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti
dengan mencuri barang-barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan
kemarahannya secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut dapat
membahayakan nyawanya. Ray menggantinya dengan mencuri barang-barang
milik penjaga panti karena objek tersebut lebih aman untuk dijadikan
pelampiasan.
Tabel 9.
Regresi Primitivation (Regresi)
No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data
1 9/ regresi primiti
vation/b14/
2009/1
138 Kutipan:
Ray buas menerjang orang yang memukulnya dengan kursi. Menghantam ujung
botol yag sudah pecah ke dada preman itu. Tidak merasa perlu untuk
mencabutnya lagi. Langsung membalik badan. Mengejar yang lain. Insting
“membunuh “ itu kembali tak tertahankan.
(RTDW: 138)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha
balas dendam dengan beberapa preman jalanan yang menganggu ketentraman
keluarganya di rumah singgah dengan berkelahi. Dalam hal ini perilaku Ray
tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan tindakan yang
tidak berbudaya dengan perkelahian. Dengan demikian Ray telah melakukan
regresi primitivation yaitu berkelahi untuk tujuan balas dendam.
2 9/ regresi primiti
vation/b23/
249 Kutipan:
Saat kerumunan itu menatapnya sepele, menyeringai merendahkan, malah ada
2009/2 yang keterlaluan meludah, Ray terpaksa memukuli mereka satu persatu. Empat
pemuda perlente itu terkapar di jalanan.
(RTDW: 249)
Analisis data:
Berdasarkan kutipan tersebut, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha
membalas perlakuan orang-orang yang merendahkan harga dirinya. Dalam hal
ini perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan
tindakan yang tidak berbudaya dengan melakukan perkelahian. Dengan
demikian Ray telah melakukan regresi primitivation yaitu berkelahi untuk
tujuan menjaga harga dirinya sebagai laki-laki sejati.
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA/MA ......................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 1
Standar Kompetensi : Membaca
2. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
7.1 Menemukan
unsur-unsur
intrinsik dan
ekstrinsik
hikayat
Teks hikayat
ciri-ciri hikayat
unsur-unsur
intrinsic ( alur,
tema, penokohan,
sudut pandang,
latar, dan amanat)
Bersahabat/
komunikatif
Kreatif
Kepemimpinan
Keorisinilan
Membaca teks
hikayat
Mengidentifik
asi ciri
hikayat
sebagai
bentuk karya
sastra lama
Menemukan
unsur-unsur
intrinsik (
alur, tema,
penokohan,
sudut
pandang,
latar, dan
amanat)
dalam hikayat
Menceritakan
kembali isi
hikayat
Mengidentifikas
i ciri hikayat
sebagai bentuk
karya sastra
lama
Menemukan
unsur-unsur
intrinsik ( alur,
tema,
penokohan,
sudut pandang,
latar, dan
amanat) dalam
hikayat
Menceritakan
kembali isi
hikayat dengan
bahasa sendiri
Jenis Tagihan:
tugas
individu
tugas
kelompok
ulangan
Bentuk
Instrumen:
uraian bebas
pilihan
ganda
jawaban
singkat
4
buku hikayat
dengan
bahasa sendiri
7.2
Menganalisis
unsur-unsur
intrinsik dan
ekstrinsik novel
Indonesia/terjemah
an
Novel Indonesia dan
novel terjemahan
unsur-unsur intrinsik
( alur, tema,
penokohan, sudut
pandang, latar, dan
amanat)
unsur ektrinsik dalam
novel terjemahan(nilai
budaya, sosial, moral,
dll)
Bersahabat/
komunikatif
Kreatif
Kepemimpinan
Keorisinilan
Membaca
novel
Indonesia dan
novel
terjemahan
Menganalisis
unsur-unsur
ekstrinsik dan
intrinsik (
alur, tema,
penokohan,
sudut
pandang,
latar, dan
amanat) novel
Indonsia dan
terjemahan
Membanding
kan unsur
ekstrinsik dan
intrinsik
novel
terjemahan
dengan novel
Indonesia
Menganalisis
unsur-unsur
ekstrinsik dan
intrinsik (
alur, tema,
penokohan,
sudut pandang,
latar, dan
amanat) novel
Indonsia
Menganalisis
unsur-unsur
ekstrinsik dan
intrinsik (
alur, tema,
penokohan,
sudut pandang,
latar, dan
amanat) novel
terjemahan
Membandingka
n unsur-
nekstrinsik dan
intrinsik novel
terjemahan
dengan novel
Indonesia
Jenis Tagihan:
tugas
kelompok
tugas
kelompok
ulangan
Bentuk
Instrumen:
uraian bebas
pilihan
ganda
jawaban
singkat
4
novel
Indonesia
novel
terjemah-
an
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Tingkat Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : XI/ I (satu)
Alokasi Waktu : 4 jam (2x pertemuan)
1. Standar Kompetensi (SK)
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan.
2. Kompetensi Dasar (KD)
7.2 menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/
terjemahan.
3. Indikator
a. Siswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur instrinsik
dan ekstrinsik dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere
Liye;
b. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur psikologis (struktur kepribadian,
unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar) yang terdapat dalam novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
c. Siswa mampu berpendapat mengenai unsur-unsur psikologis (struktur
kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar) yang terdapat dalam
novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
4. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran KD 7.2 adalah agar siswa dapat memahami dan
mendalami unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye melalui pesan yang tersirat di
dalamnya yaitu belajar untuk memaknai hidup dengan cara sederhana dengan
mensyukuri setiap kehidupan dan takdir dari Tuhan dengan harapkan
memberikan pengaruh positif pada kehidupan siswa.
5. Materi Pembelajaran
a. Unsur instrinsik novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye
(tema, latar, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, amanat);
b. Unsur ekstrinsik novel Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye (unsur
bawah sadar tokoh utama yang berkaitan dengan psikologis, sikap,
keyakinan, dan pandangan hidup pengarang ).
6. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Inkuiri
c. Tanya jawab
d. Diskusi
e. Penugasan
7. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL (Contextual Teaching
and Learning). Pembelajaran sastra novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
karya Tere Liye dengan metode CTL dijabarkan sebagai berikut:
a. kontruktivisme (contructivisme), setelah membaca novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, guru memberi kesempatan pada
siswa untuk membangun pengetahuan mereka mengenai isi novel
khususnya yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama .
b. bertanya (questioning), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isi novel, istilah
baru, atau penjelasan yang belum dipahami khususnya tentang unsur
bawah sadar tokoh utama novel yang dianaisis sebelum kegiatan apresiasi
dimulai.
c. menemukan (inquiry), setiap kelompok akan menganalisis salah satu unsur
bawah sadar dengan kategori yang berbeda. Secara berkelompok siswa
mengumpulkan data-data melalui obsersavi yang berkaitan dengan unsur
bawah sadar tokoh utama.
d. masyarakat belajar (learning comunity), pada tahap ini siswa bekerja
secara berkelompok (terdiri dari 4-5 siswa). Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi unsur bawah sadar sesuai kategori
kelompoknya.
e. pemodelan (modeling), guru memberikan contoh masing-masing kategori
dari unsur bawah sadar melalui pemodelan kehidupan tokoh utama
bernama Ray (Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh kongkrit
pemodelan kehidupan dan pengalaman siswa sehari-hari.
f. refleksi (reflection), guru bersama siswa merefleksi apa yang sudah
dipelajari. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
laporan hasil diskusi kelompok. Siswa diberi arahan untuk membuat
laporan hasil diskusi, yaitu secara tertulis dan mempresentasikan di depan
kelas pada pertemuan berikutnya.
g. penilaian sebenarnya (authentic assessment), guru dan siswa melakukan
refleksi atau evaluasi. Guru hendaknya sudah mempersiapkan kisi-kisi
atau format penilaian terlebih dahulu agar siswa dapat memberikan
penilaian secara lebih terarah dan objektif.
8. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan I (Pertama)
Tahap Kegiatan
Pendahuluan
(apersepsi)
a. Guru dan siswa memulai kegiatan pembelajaran
dengan berdoa;
b. Guru terlebih dahulu memaparkan SK, KD indikator
dan tujuan pembelajaran kepada siswa;
c. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesan-kesan
tentang isi novel;
d. Siswa ditanya mengenai unsur-unsur instrinsik dan
ekstrinsik novel;
e. Siswa ditanya mengenai unsur bawah sadar yang
meliputi struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur
kesadaran dan unsur bawah sadar yang meliputi (eros
thanatos, repression, , regresi primitivation).
Inti a. Salah satu siswa membacakan sinopsis novel
Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
b. Guru memberikan penjelasan mengenai konsep unsur
bawah sadar dengan memberikan penjelasan masing-
masing kategori (id, ego, superego) unsur kesadaran
(hal-hal yang disadari) dan unsur bawah sadar (eros
thanatos, repression, displacement, regresi
primitivation) melalui pemodelan tokoh utama Ray
(Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh
kongkrit pemodelan pengalaman siswa sehari-hari;
c. Guru melatih siswa mengidentifikasi unsur-unsur
instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
d. Guru membimbing siswa menganalisis unsur-unsur
instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;
e. Guru dan siswa membagi novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu karya Tere Liye menjadi beberapa bagian
agar mudah dianalisis;
f. Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok berisi 4-5
siswa;
g. Guru membagikan tugas kepada masing-masing
secara kelompok untuk didiskusikan, tugasnya adalah
siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik dalam novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu karya Tere Liye;
h. Guru memfasiliasi siswa dalam kegiatan diskusi;
i. Guru membimbing siswa jika masih belum lancar
dalam megerjakan tugas kelompok.
Penutup a. Guru dan siswa membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran;
b. Guru dan siswa melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan;
c. Guru memberikan instruksi bahwa tugas kelompok
bisa dikerjakan di rumah sebagai PR dan pada
pertemuan berikutnya masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya;
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan
selanjutnya;
e. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan berdoa.
Pertemuan II (Kedua)
Tahap Kegiatan
Pembuka
(apersepsi)
a. Guru dan siswa memulai kegiatan pembelajaran dengan
berdoa;
b. Guru menanyakan kepada siswa kesulitan yang dialami
dalam mengerjakan tugas;
c. Guru dan siswa mengulang pelajaran sebelumnya untuk
menguatkan pemahaman siswa tentang unsur-unsur
instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.
Inti a. Masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok;
b. Guru memfasilitasi kegiatan diskusi antar kelompok;
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok; siswa yang lain memperhatikan dan bertanya
jika masih ada yang belum dipahami;
d. Guru membimbing kegiatan diskusi agar berjalan lancar.
e. Guru membantu menyelesaikan masalah, memberikan
acuan dan informasi agar siswa dapat lebih bereksplorasi;
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Penutup a. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
b. Evaluasi pembelajaran secara individu.
c. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdoa.
9. Media dan Sumber Belajar
a. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang di terbitkan
oleh Republika;
b. buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas XI SMA yang diterbitkan
Yudhistira;
c. Buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar, yaitu buku yang
membahas tentang psikoanalisis Sigmund Freud serta refrensi-refrensi lain
yang terkait.
10. Penilaian
a. Teknik dan Bentuk Penilaian
Teknik dan
Bentuk
Tes lisan
Tes tertulis
Observasi kinerja
Tagihan hasil karya/produk: tugas kelompok
Penilaian sikap
b. Instrumen/ Soal
1) Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray
(Rehan)?
2) Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray
(Rehan)?
3) Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?
c. Rubrik Penilaian
UNSUR YANG DINILAI SKOR
5 10 15 20
1 Kelengkapan unsur yang dianalisis
2 Keruntutan penyajian hasil analisis
3 Sistematika penyajian hasil analisis
4 Bahasa penyajian hasil analisis
5 Kesimpulan hasil pembandingan unsur
ekstrinsik
JUMLAH SKOR (Maksimal 100)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. Arman Maulana, M. Hum.
Januari 2013
Guru Mata Pelajaran
Kusmiyati