KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL ...

190
KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE DENGAN PSIKOANALISIS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI KELAS XI SMA SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Kusmiyati NIM 082110059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMNDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

Transcript of KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL ...

KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA

NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU

KARYA TERE LIYE DENGAN PSIKOANALISIS

DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

DI KELAS XI SMA

SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Kusmiyati

NIM 082110059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMNDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

i

KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA

NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU

KARYA TERE LIYE DENGAN PSIKOANALISIS

DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Kusmiyati

NIM 082110059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEMNDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

(Q.S. Ar-Ra’d)

Bekerja keras namun merasa cukup, mencintai, berbuat baik, berbagi, dan

senantiasa bersyukur, maka sejatinya manusia sudah menggenggam kebahagiaan

hidup.

(Tere Liye)

PERSEMBAHAN

1. Ibu dan Bapak tercinta atas doa, semangat,

bimbingan, dan cintanya yang selalu mengiringi

setiap langkahku;

2. Kakakku (Mas Agus & Mbak Meta), Adikku

(Rita), dan keponakanku (Nisa & Atha) yang

selalu memberiku semangat;

3. Kawan-kawanku (Setyo, Isna, Tira, Ika, Sulis,

dan Nursiti) tempat berbagi pengalaman, dan

selalu ada di setiap tangis dan tawaku.

vi

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas

limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Kajian Unsur

Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere

Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar di Kelas XI

SMA” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari di dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami

kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai

pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan menimba ilmu dan menyelesaikan skripsi ini;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin

dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data

untuk penyusunan skripsi ini;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan perhatian, dorongan, dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini;

KATA PENGANTAR

viii

ABSTRAK

Kusmiyati. “Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya

sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA” Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menjelaskan struktur kepribadian id (aspek

biologis kepribadian), ego (aspek psikologis kepribadian) dan superego (aspek

psikologis kepribadian) tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye; (2) menjelaskan unsur kesadaran tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (3) menjelaskan unsur bawah

sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (4)

menjelaskan relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye

sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data berasal dari kutipan,

adegan, peristiwa dan dialog dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

Teknik pengumpulan data dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.

Teori yang menjadi acuan dalam skripsi ini adalah teori psikoanalisis Sigmund

Freud dalam Minderop (2010: 20-22) dan Yusuf dan Juntika (2008: 35-37)

pembagian psikisme manusia menjadi id, ego dan superego, serta teori dari

Minderop (2010:13) manusia dengan sengaja meripres pengalaman-pengalaman

yang tidak menyenangkan di alam bawah sadar.Teknik analisis data menggunakan

metode analisis mengalir dari Miles dan Huberman (1992: 16), dan teknik

penyajian data menggunakan metode informal dari Sudaryanto (1993: 145).

Dari hasil analisis dapat disimpulkan: (1) struktur kepribadian id pada tokoh

utama sangat kuat dan menguasai seluruh kepribadian, dapat dilihat dari

perilakunya yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar, struktur

kepribadian ego pada tokoh utama sangat lemah dan berlaku sementara, dapat

dilihat dari perilakunya yang secara sadar dan tidak sadar melalui realitas

lingkungan, dan kepribadian superego pada tokoh utama sangat lemah dan

berlaku sementara, dapat dilihat dari perilakunya yang secara sadar tunduk pada

norma masyarakat, tokoh utama mencapai kesempurnaan superego dengan

menyesali perbuatan-perbuatan masa lalu, (2) unsur kesadaran tokoh utama

berlaku sementara, hal tersebut dapat dilihat dari perilakunya yang secara sadar

yaitu mampu mengetahui siapa dirinya, sedang di mana dia, apa yang terjadi di

sekitarnya, dan bagaimana ia memperoleh yang diinginkan, (3) unsur bawah sadar

tokoh utama adalah eros, thanatos, repression, displacement, dan regresi

primitivation, (4) unsur bawah sadar dalam novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu yang telah dianalisis relevan dengan kehidupan nyata dan dapat

digunakan sebagai bahan ajar di SMA khususnya kelas XI.

Kata kunci: unsur bawah sadar, novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu,

bahan ajar

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah .......................................................................... 9

C. Rumusan Masalah ........................................................................ 11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 12

E. Sistematika Skripsi....................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ............................... 15

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 15

B. Kajian Teoretis ............................................................................. 17

1. Struktur Kepribadian .............................................................. 17

2. Unsur Kesadaran .................................................................... 19

3. Unsur Bawah Sadar................................................................ 20

4. Karya Sastra Sebagai Produk Kejiwaan ................................ 22

5. Pembelajaran Sastra dengan Model CTL (Contextual

Teaching and Learning) di Kelas XI SMA........................... 24

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 33

A. Objek Penelitian ........................................................................... 33

B. Jenis Penelitian............................................................................. 33

C. Fokus Penelitian ........................................................................... 34

D. Data dan Sumber Data ................................................................. 34

E. Instrumen Penelitian .................................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35

G. Teknik Analisis Data.................................................................... 37

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ......................................... 38

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ................................... 39

A. Penyajian Data ............................................................................. 39

B. Pembahasan Data ......................................................................... 42

x

1. Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Tokoh Utama

Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye .. 43

2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye ............................. 67

3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye ............................. 72

4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya

Tere Liye Sebagai Bahan Ajar di kelas XI SMA dengan

Metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) ............. 95

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 115

A. Simpulan ...................................................................................... 115

B. Saran ............................................................................................ 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian .......................................... 40

Tabel 2. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian ................................... 40

Tabel 3. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian ................. 40

Tabel 4. Unsur Kesadaran ................................................................................ 40

Tabel 5. Eros (Insting Kehidupan) ................................................................... 41

Tabel 6 Thanatos (Insting Kematian) .............................................................. 41

Tabel 7 Repression (Represi) ........................................................................... 41

Tabel 8 Displacement (Pemindahan Objek) .................................................... 41

Tabel 9 Regresi Primitivation (Regresi) .......................................................... 41

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sinopsis Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Lampiran 2. Biografi Pengarang Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Lampiran 3. Kutipan dan Analisis Data

Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Kelas XI SMA

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 6. Kartu Bimbingan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika

skripsi. Bagian awal skripsi ini menyajikan uraian mengenai hal-hal yang

mendasari kajian unsur bawah sadar tokoh utama dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye beserta skenario pembelajarannya di

kelas XI SMA.

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan kegiatan kreatif berisi ungkapan jiwa pengarang

yang terolah secara baik melalui kristalisasi pengalaman kehidupan pribadi dan

lingkungannya yang disampaikan melalui medium bahasa (Sumardjo dan Saini,

1997: 5). Dengan demikian, berdasarkan pendapat Sumardjo dan Saini dapat

disimpulkan bahwa karya sastra merupakan kehidupan yang ditampilkan oleh

pengarang dalam bentuk fiksi dan disampaikan kepada masyarakat melalui bahasa

dengan gaya yang khas sesuai dengan idealisme pengarangnya.

Idealisme pengarang dalam karya sastra terproyeksi melalui tokoh-tokoh

imajinatif dan digunakan untuk mengungkapkan masalah kehidupan yang dilihat,

dirasakan, serta direnungkan dalam lingkungan. Karya sastra mampu

menampilkan imitasi kehidupan yang berisi perenungan, pengetahuan dan

pengalaman pengarang yang diharapkan berarti bagi masyarakat, tidak hanya

membawa pesan, tetapi juga meninggalkan kesan tersendiri bagi para

pembacanya. Seperti yang diungkapkan Horace, dengan istilah dulce et utile yang

2

berarti sastra memiliki fungsi ganda yakni menghibur sekaligus bermanfaat bagi

pembacanya (Wellek dan Warren, 1990: 25).

Dari penjelasan pakar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca

karya sastra pembaca akan mendapatkan kesenangan sekaligus kegunaan yang

diberikan oleh karya sastra tersebut berupa nilai keindahan dan pengalaman-

pengalaman jiwa yang bernilai tinggi sehingga mampu menggugah kesadaran

masyarakat.

Nurgiyantoro (2010: 5) menyatakan bahwa manusia senantiasa

memperlihatkan perilaku yang unik dan original sehingga menjadi daya tarik

penciptaan suatu karya sastra. Dalam dunia nyata kepribadian manusia dipandang

sebagai sesuatu yang esensial. Meskipun karya fiksi sebagai gambaran kehidupan

masyarakat yang ditangkap oleh pengarang, bukan berarti semua cerita yang

disajikan dalam sebuah novel merupakan kenyataan yang sesungguhnya yang

dialami masyarakat.

Berdasarkan perincian dari Nurgiyantoro dapat disimpulkan bahwa novel

merupakan bentuk nyata totalitas pengarang mengeksplorasi manusia dengan

beragam kepribadian serta problematikanya sebagai unsur pembangun cerita.

Karya sastra pada hakikatnya selalu mewakili berbagai model kehidupan maka

kebenaran suatu karya sastra tidak harus sama atau disamakan dengan kebenaran

dunia nyata. Endraswara (2008: 10-13) mengemukakan bahwa karya sastra

dianggap sebagai gambaran perjalanan panjang tentang peristiwa kehidupan

manusia. Kehidupan manusia dapat dipelajari lebih dalam melalui ilmu psikologi.

Meskipun psikologi dan sastra merupakan dua hal yang berbeda, tetapi kedunya

3

dapat berkolaborasi secara harmonis melalui karya sastra. Psikologi dan sastra

mempunyai persamaan yaitu sama-sama mempelajari manusia. Perbedaannya

yang menonjol adalah dalam psikologi tokoh manusia ditampilkan secara nyata,

dalam sastra tokoh manusia yang ditampilkan bersifat imajinatif hasil rekaan dari

pengarang.

Melalui pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mempelajari

kehidupan manusia lebih dalam dapat ditempuh melalui karya sastra novel

psikologi yang didalamnya mengandung totalitas, keyakinan, sikap, dan

pandangan masyarakat terhadap realitas sosial terhadap penghayatan yang

sungguh-sungguh tentang kehidupan manusia dan problematikanya. Lebih lanjut

Endraswara (2008: 197) mengemukakan bahwa manusia dan problematikanya

merupakan pembahasan dalam lingkup psikologi. Psikologi banyak bersandar

pada psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah

istilah khusus dalam psikologi sastra yang pada awalnya merupakan metode

psikoterapi untuk tujuan penyembuhan penyakit mental dan syaraf pada manusia.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari dipenuhi oleh berbagai tekanan dan

konflik. Persaingan yang ketat antara id, ego dan superego dalam diri manusia

berpotensi menimbulkan neurosis.

Melalui pendapat Endraswara dapat disimpulkan bahwa untuk meredakan

perasaan tidak nyaman tersebut manusia dengan rapat menyimpan masalahnya di

alam bawah sadar. Untuk mempelajari konsep manusia menurut psikoanalisis

adalah dengan cara menguak pemikiran-pemikiran manusia yang lebih banyak

dipengaruhi oleh alam bawah sadar ke alam sadar.

4

Lebih lanjut Minderop (2010: 55) mengemukakan bahwa pemikiran

Freud tentang teori psikoanalisisnya yang menjelaskan bahwa pengarang dalam

penciptaan karya sastra tidak dapat terlepas dari unsur kejiwaan. Diyakini kualitas

suatu karya sastra banyak terdapat pada ketidaksadaran pengarang. Berdasarkan

pendapat Minderop, dapat disimpulkan bahwa pengarang mampu menghasilkan

karya berkualitas karena ia mampu menuangkan segala ekspresi dan fantasinya

dengan bebas yang dipengaruhi oleh kehidupan psikisnya. Wellek dan Warren

(1990: 90) mengungkapkan psikologi mengandung empat pengertian. Pengertian

pertama dan kedua merupakan bagian dari psikologi seni. Pengertian keempat

lebih dekat pada sosiologi sastra. Hanya pengertian ketiga yang paling berkaitan

dengan sastra. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menggunakan teori yang ketiga yang

mengarah pada pengertian psikologi sastra sebagai studi tipe-tipe hukum

psikologi yang terkandung dalam karya sastra.

Dalam penelitian ini digunakan psikoanalisis Sigmund Freud dengan

alasan untuk menggali unsur-unsur kejiwaan yang ditampilkan pengarang melalui

perilaku tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Seperti manusia

pada kehidupan nyata, tokoh imajinatif juga mampu menampilkan berbagai

masalah kejiwaan, sehingga diharapkan mampu memberikan pembelajaran

tentang kehidupan. Pembahasan tersebut meliputi struktur kepribadian yang terdiri

dari id, ego, superego, unsur kesadaran terdiri dari hal-hal yang mampu diingat

saat sadar, dan unsur bawah sadar terdiri dari eros, thanatos, repression,

displacement, regresi primitivation yang difokuskan pada tokoh utama.

5

Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan novel karya Tere Liye yang

bercerita tentang pergulatan batin tokoh utama bernama Ray, seorang anak yatim

piatu yang banyak mengalami pahit dan getir kehidupan. Ia selalu disibukkan

merutuk nasib serta berusaha mencari kebenaran masa lalunya yang kelam.

Musibah demi musibah datang karena perbuatan buruk yang ia lakukan. Dalam

menempuh langkah demi langkah perjalanan hidupnya, tokoh utama dihadapkan

pada lima pertanyaan besar yang tak kunjung ia dapatkan jawabannya. Selama

hidup Ray tidak pernah berterima kasih kepada Tuhan, sebaliknya ia sering

mengutuk dan mempertanyakan segala hal buruk yang selalu menimpanya. Hanya

ketika melihat rembulan di langit, Ray merasakan arti kebesaran Tuhan.

Menjelang ajalnya, Tuhan berbaik hati mengirimkan penjelasan padanya melalui

perantara orang berwajah menyenangkan. Kehadiran utusan Tuhan tersebut turut

membantu Ray mendapatkan lima jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

selalu dipikirkannya melalui sebuah perjalanan spiritual dengan perantara mimpi.

Lima pertanyaan yang sangat erat kaitannya dengan makna hidup yang selama ini

Ray cari.

Refleksi tentang makna kehidupan diwujudkan pengarang melalui

pemahaman yang sederhana, bahasa sederhana, mudah dipahami tetapi sangat

menyentuh. Pengarang berusaha menyebarkan sebuah pemahaman kepada

masyarakat bahwa Tuhan itu maha adil. Melalui karyanya, beliau bermaksud

mengajak masyarakat senantiasa bersyukur serta ikhlas dalam menjalani setiap

takdir kehidupan.

6

Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mampu menyentuh aspek

ketidaksadaran manusia. Sastra sebagai „gejala kejiwaan‟ di dalamnya terkandung

fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak melalui ciri-ciri kejiwaan dan perilaku

tokoh-tokoh imajinernya. Pengarang berhasil menyajikan cerita fiksi yang

menarik melalui tokoh utama melalui peristiwa-peristiwa yang saling berangkai

menjadi sebuah bacaan yang mampu menghanyutkan penikmat karyanya.

Selain hal tersebut jika dilihat dari sisi pengarang, dapat diketahui bahwa

Tere Liye adalah nama pena dari seorang pria yang bernama Darwis. Ia

menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namanya

mulai dikenal publik karena karya-karyanya yang kaya akan kesederhaan

memaknai hidup. Karya-karyanya selalu dinantikan khalayak karena dinilai

membangun jiwa, mendidik dan pekat dengan inspirasi kehidupan.

Kepiawaiannya dalam merangkai kata dapat dibuktikan dengan dicetaknya karya-

karyanya oleh Republika antara lain: Hafalan Shalat Delisa (2005), Mimpi-Mimpi

Si Patah Hati (2005), The Gogons: James & Incrideble Incident (2006), Cintaku

Antara Jakarta dan Kuala Lumpur (2006) Moga Bunda Disayang Allah (2007),

Bidadari-Bidadari Surga (2009), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2009).

Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan salah satu karya Tere Liye

berisi nilai-nilai pendidikan tentang kesederhanaan dan keikhlasan anak manusia

dalam memaknai hidup. Nilai-nilai luhur yang tersirat di dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu relevan dengan kehidupan nyata dan dapat digunakan

sebagai bahan ajar sastra pada siswa SMA.

7

Hamalik (2007: 79) menyatakan pengajaran merupakan sebuah totalitas

aktifitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan

evaluasi. Pembelajaran sastra merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Oleh

karena itu, segala aspek pengajaran sastra diarahkan demi tercapainya tujuan

pendidikan Berdasarkan pendapat Hamalik, dapat disimpulkan bahwa tercapainya

tujuan pendidikan dapat diawali dengan menyusun skenario pembelajaran agar

guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram dan maksimal. Berkaitan

dengan hal tersebut, karya sastra khususnya novel mempunyai peran yang sangat

besar dalam pendidikan sebagai pembentukan dan pengembangan karakter siswa.

Silabus kelas XI SMA yang terkait dengan pembelajaran sastra khususnya

pembelajaran novel terdapat pada KD (kompetensi dasar) 7.2 yakni menganalisis

unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Melalui novel

yang dipelajarinya, siswa dapat membayangkan dirinya menjadi tokoh utama

yang mengalami peristiwa-peristiwa hebat, belajar menyelesaikan berbagai

masalah yang ada didalamnya, dan mengaitkan dengan pengalaman dan

kehidupannya. Fokus pembelajarannya diapresiasikan pada unsur bawah sadar

tokoh utama.

Rahmanto (1988: 16) mengungkapkan pembelajaran sastra diharapkan

mampu mempengaruhi perilaku siswa kearah yang lebih baik melalui nilai-nilai

positif dan mendidik yang terkandung dalam suatu karya sastra. Berdasarkan

pendapat pakar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra dapat membantu

siswa memahami dan mengapresiasikan sebuah karya sastra dengan baik serta

melatih siswa untuk lebih peka dan menghargai kehidupan di sekitarnya.

8

Effendi (1997: 1.16-1.17) mengungkapkan bahwa pembelajaran sastra

khususnya pada jenjang SMA secara tidak langsung telah membantu

mengembangkan kepribadian siswa ke arah yang lebih positif yakni memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari pendapat Effendi dapat disimpulkan

bahwa sastra sangat diperlukan untuk diajarkan di lingkungan sekolah untuk

membantu menumbuhkan keseimbangan perkembangan berbagai aspek kejiwaan

siswa sehingga terbentuk suatu kebulatan pribadi yang utuh sesuai dengan tingkat

perkembangan usianya.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengangkat novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye untuk dikaji menggunakan kajian

psikologi yang bersandar pada psikoanalisis berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan berikut ini:

1. Tere Liye adalah pengarang berbakat angkatan 2000-an yang banyak

menghasilkan karya novel yang kaya akan inspiratif kehidupan, salah satu

karyanya adalah novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu;

2. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu menyuguhkan cerita yang sangat

menarik yaitu menceritakan pergulatan-pergulatan batin tokoh utama yang

berusaha mencari jawaban tentang makna kehidupan;

3. karakteristik tokoh utama memiliki sikap khas berjiwa muda bergejolak

sehingga sangat menarik untuk diteliti menggunakan kajian psikologi dan

sangat baik untuk diajarkan di sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas;

4. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mendapat penilaian atau komentar

dari berbagai pihak di antaranya Siti Elanda Lestari (Mahasiswa UI), Yudi

9

Randa (Mahasiswa IPMI Business School), dan Ida Safitri (Masyarakat

Pembaca Novel Tere Liye, dan Ratih Sang (Model dan Artis);

5. tinjauan psikologi bersifat manusiawi, berkaitan erat dengan jiwa dan

kepribadian manusia, oleh sebab itu mendukung perkembangan sosial;

6. sangat baik dan perlu diteliti untuk meningkatkan apresiasi sastra, khususnya

dalam bidang psikologi yang masih terbatas jumlahnya;

7. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sepengetahuan penulis belum ada

yang meneliti secara psikologis;

Akhirnya melalui penelitian ini akan dibahas mengenai unsur bawah sadar

tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu melalui pendekatan

psikologi dengan teori psikoanalisis yang mendukung.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian judul penelitian ini,

penulis merasa perlu menegaskan kembali istilah-istilah tersebut.

1. Depdiknas (2007: 491) menyatakan bahwa kajian adalah hasil mengkaji,

menghasilkan belajar, mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan

(mempertimbangkan), menguji, menelaah baik buruk suatu perkara.

2. Yusuf dan Juntika (2008: 47) mengemukakan pendapatnya bahwa unsur bawah

sadar atau ketidaksadaran (unconscious) merupakan lapisan terbesar dalam

kehidupan mental individu. Area ini merupakan gudang dari instink-instink

atau pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (emotional pain) yang

direpres.

10

3. Nurgiyantoro (2010: 176-177) menyatakan bahwa tokoh utama adalah tokoh

yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian.

4. Wellek dan Warren (1990: 25) mengungkapkan bahwa novel dapat dikatakan

sebagai objek yang dapat dinikmati, sebab karya sastra (novel) memiliki unsur

keindahan dan pesan, atau diistilahkan dulce et utile oleh Horace yang artinya

berguna dan menyenangkan.

5. Rembulan Tenggelam di Wajahmu adalah judul novel karya Tere Liye yang

diterbitkan oleh Republika (Anggota IKAPI) DKI Jakarta pada bulan

November 2009, tebal halaman 425.

6. Tere Liye adalah nama pena dari Darwis pengarang angkatan 2000-an yang

produktif. Selain aktif menjadi penulis novel ia telah menghasilkan ratusan

puisi dan artikel.

7. Freud (2002: 3) menyatakan psikoanalisis, merupakan sebuah metode

perawatan medis bagi orang-orang yang menderita gangguan syaraf.

8. Depdiknas (2007: 943) relevansi; relevansi dapat diartikan sebagai hubungan

atau kaitan.

9. Depdiknas (2007: 87) sebagai bahan ajar, dapat diartikan (segala) sesuatau

yang dipakai untuk tujuan tertentu, seperti pedoman atau pegangan untuk

mengajar.

10. Kelas XI SMA adalah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.

11

Jadi, judul skripsi “Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan

Relevansinya sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA” adalah usaha pengkajian dan

penelaah karya sastra dengan ilmu psikoanalisis Sigmund Freud yang difokuskan

pada unsur bawah sadar kejiwaan dan perkembangan mental manusia pada tokoh

utama dalam karya sastra novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere

Liye dan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup masalah yang telah dipaparkan di atas,

penelitian ini difokuskan pada tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu yang dikaji berdasarkan psikologi sastra dengan pendekatan teori

psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini dipaparkan berikut ini.

1. Bagaimana struktur kepribadian id (aspek biologis kepribadian), ego (aspek

psikologis kepribadian) dan superego (aspek sosiologis kepribadian) tokoh

utama dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye?

2. Bagaimana unsur kesadaran tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye?

3. Bagaimana unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye?

4. Bagaimana relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye

sebagai bahan ajar di kelas XI SMA?

12

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tidak semua tokoh dalam novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu dikaji tetapi akan dibatasi pada tokoh utama

yang mempunyai peranan penting dalam jalan cerita. Pembatasan ini bertujuan

agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas, saling terkait, dan tetap

mengacu pada judul. Dengan permasalahan yang terfokus, diharapkan

pembahasan masalah akan lebih jelas dan mendalam.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dengan judul

“Kajian Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu Karya Tere Liye dengan Psikoanalisis dan Relevansinya sebagai Bahan

Ajar di Kelas XI SMA” adalah sebagai berikut:

1. mendeskripsikan dan menjelaskan struktur kepribadian id (aspek biologis

kepribadian), ego (aspek psikologis kepribadian) dan superego (aspek

sosiologis kepribadian) tokoh utama dalam novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye;

2. mendeskripsikan dan menjelaskan unsur kesadaran tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

3. mendeskripsikan dan menjelaskan unsur bawah sadar tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

4. mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.

13

E. Kegunaan Penelitian

1. Segi Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:

a. sebagai sumbangan terhadap ilmu sastra terutama dalam hal pengkajian

aspek psikologi terhadap novel populer di Indonesia.

b. menambah khasanah kepustakaan hasil penelitian dalam bidang sastra,

terutama penelitian dari sudut pandang psikologi.

2. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:

a. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi terhadap karya

sastra yang terkait dengan pesan-pesan bijaksana yang terkandung di

dalamnya.

b. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini untuk keperluan pembelajaran

sastra yang diharapkan mampu memberikan wawasan dalam pemilihan

bahan ajar dan memudahkan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini sebagai upaya untuk memperkenalkan Tere

Liye dan karyanya khususnya novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

kepada masyarakat.

14

F. Sistematika Skripsi

Agar pemahaman terhadap skripsi ini jelas dan logis, skripsi tersistematika

sebagai berikut. Bab I berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Dalam bab ini dijelaskan

tentang buku-buku apa yang menjadi referensi dan teori-teori yang digunakan

sebagai pedoman penelitian.

Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian meliputi objek

penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, instrument

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian

hasil analisis data. Dalam bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan untuk

meneliti karya sastra.

Bab IV berisi tentang penyajian dan pembahasan data. Dalam bab ini

diuraikan tentang data penelitian yang diambil dari novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye mengenai kajian unsur bawah sadar tokoh utama

dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Bab V berisi penutup, pada bab ini diuraikan secara singkat pembahasan

pada bab IV dan saran. Bagian akhir dalam skripsi ini berisi daftar pustaka dan

lampiran.

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka dan kajian teori. Tinjauan

pustaka berisi uraian tentang penlitian-penelitian sebelumnya yang sejenis untuk

mengetahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Kajian teori berisi

uraian dan pendapat pakar yang memiliki kesesuaian dengan penelitian ini guna

membantu proses pemahaman tentang unsur bawah sadar, dan relevansinya

sebagai bahan ajar di SMA.

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian melalui pendekatan psikologis telah banyak dilakukan, misalnya

oleh Umam Rejo (2011) dari Universitas Gunadarma dan Wahyu Sapto Aji

(2012) dari Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian Rejo (2011)

berjudul “Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Orang Miskin di Larang

Sekolah Karya Wiwied Prasetyo (Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud)”. Rejo

mendeskripsikan Faisal tokoh utama dalam novel tersebut mengalami kecemasan.

Adapun bentuk kecemasan yang diamati ada tiga macam bentuk kecemasan, yaitu

kecemasan realitas, kecemasan neurotis, dan kecemasan moral.

Kecemasan realitas pada tokoh utama terlihat pada tingkah lakunya yang

takut ancaman bahaya di lingkungan sekitar. Kecemasan moral yang dialaminya,

ia merasa tersakiti karena dihina teman-temannya, dan kecemasan neurotis

tersebut ia merasa takut terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.

Ketakutan yang dialami Faisal menunjukkan lemahnya pertahanan ego,

pertahanan ego timbul dari suatu kenyataan berasal dari lingkungan seseorang.

16

Sehingga muncul perasaan cemas, gelisah, khawatir, binggung dan perasaan tidak

nyaman lainnya. Tokoh utama juga mengalami kecemasan moral dan merasa takut

akan dihukum oleh superegonya. Kecemasan moral yang paling mendominasi

ialah kecemasan realitas, karena kecemasan realitas menjadi asal timbulnya

kecemasan neurotik dan kecemasan moral.

Persamaan penelitian ini dengan Rejo adalah sama-sama mengkaji tokoh

utama novel dari aspek psikologi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

Perbedaann yang paling menonjol Rejo tidak menjelaskan pembelajarannya di

SMA, sedangkan peneliti menjelaskan pembelajarannya di SMA.

Penelitian Aji (2012) dalam skripsinya berjudul “Analisis Psikologi Novel

Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habibrrahman El Shirazy dan

Pembelajarannya di SMA” menggunakan teori kepribadian dari Sigmund Freud.

Kesimpulan dari penelitian Aji, tokoh (Aku dan Nyala) cenderung pada

kepribadian id. Kepribadian id pada tokoh Aku dapat dilihat dari sikapnya yang

selalu dikuasai nafsu akan kecintaanya pada gadis Mesir, sehingga Aku tidak

mampu mencintai istrinya. Sementara itu tokoh Nyala selalu diselimuti kesedihan

dan ketakutan. Ego pada tokoh Aku tidak dapat berfungsi dengan baik, ia lebih

dikuasai oleh id hingga di akhir cerita ia tidak bahagia. Sementara ego pada tokoh

Raihana dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menekan id meskipun pada

akhirnya ia meninggal. Ego pada tokoh Nyala dan Faiq dapat berfungsi dengan

baik sehingga dapat menekan id. Tokoh Nyala dan Faiq akhirnya dapat mencapai

superego dan mereka mendapatkan kebahagiaan.

17

Pembahasan unsur bawah sadar dapat diketahui bahwa tokoh utama novel

banyak memperlihatkan perilaku yang dipengaruhi alam bawah sadar. Adanya

pengaruh bawah sadar tersebut memberikan peluag bagi id untuk memenuhi

dorongan naluriah. Perilaku tokoh utama pada awalnya cenderung berafiliasi pada

eros dan thanatos, kecuali pada tokoh Faiq. Perilaku yang berafiliasi pada eros

(insting kehidupan) diantaranya adalah cinta kasih, mimpi dijodohkan dengan

Mona Zaki. Perilaku yang berafiliasi pada thanatos (insting kematian) adalah

marah pada istri, pisah ranjang, sang istri meninggalkan suami, dan keinginan

untuk mati sebagai upaya untuk bebas dari segala masalah.

Persamaan penelitian ini dengan Aji adalah sama-sama mengkaji tokoh

utama dari aspek psikologi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dan

pembelajarannya di SMA. Perbedaannya Aji tidak membahas mekanisme

pertahanan pada tokoh utamanya, sedangkan peneliti menjelaskan mekanisme

pertahanan pada tokoh utamanya. Dengan demikian, penelitian ini berusaha

melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.

B. Kajian Teoretis

1. Struktur Kepribadian

Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh ketiga sistem kepribadian id,

ego dan superego yang saling bersaing ketat. Faktor bawaan tersebut dan faktor

lingkungan turut berperan dalam pembentukan kepribadian individu. Freud

dalam Minderop (2010: 20-22) dan Yusuf dan Juntika (2008: 35-37)

membahas pembagian psikisme manusia, yaitu: id, ego dan superego.

18

a. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian

Minderop ( 2010: 21) menyatakan id merupakan sumber energi

psikis dan naluri yang selalu menekan individu dan berusaha untuk

memenuhi kepuasan insting seperti kebutuhan: makan, seks, menolak rasa

sakit dan menolak rasa tidak nyaman. Cara kerja id berorientasi pada

prinsip kesenangan yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu

menghindari rasa tidak nyaman. Berdasarkan pendapat Minderop dapat

disimpulkan bahwa id dalam kepribadian manusia diibaratkan sebagai

penguasa absolut yang selalu bersikap sewenang-wenang, mementingkan

diri sendiri dan berusaha memenuhi kepuasan-kepuasan insting

berdasarkan prinsip kesenangan.

b. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian

Minderop (2010: 21-22) mengungkapkan pendapatnya bahwa ego

diibaratkan sebagai pimpinan utama dalam kepribadian manusia yang

bertugas menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang rasional

tentang segala pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan. Ego

merupakan perantara yang menjembatani antara keinginan id yang kuat

dan mencoba memenuhi kepuasan individu yang dibatasi oleh realitas.

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa ego merupakan aspek

psikologi dari kepribadian manusia yang muncul setelah adanya hubungan

dengan dunia luar, ego bersifat menekan insting-insting id yang kuat dan

dalam bentuk aktifitas sadar dan prasadar dengan tetap berpegangan teguh

pada prinsip kenyataan.

19

c. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian

Yusuf dan Juntika (2008: 37) menyatakan superego terkait dengan

norma masyarakat selalu mempertimbangkan nilai baik, buruk, benar dan

salah. Superego merupakan hati nurani manusia yang selalu mengingatkan

id untuk berperilaku lebih bijaksana. Tugas utama superego, yaitu

merintangi dorongan-dorongan id terutama dorongan seksual, mendorong

ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik dan

berusaha mencapai kesempurnaan.

Dari uraian Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan superego

merupakan hati nurani dalam kepribadian manusia yang berusaha

maksimal untuk introspeksi diri kepada kebaikan. Berfungsinya superego

ditandai dengan perilaku individu yang merasa malu, merasa bersalah,

merasa menyesal atau memuji sesuatu yang dianggap baik. Superego

menuntut individu untuk hidup sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat.

2. Unsur Kesadaran

Yusuf dan Juntika (2008: 46) mengungkapkan bahwa kesadaran

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mental manusia.

Kehidupan mental memiliki kesadaran penuh. Kesadaran manusia tersebut

meliputi pemikiran logis, realitas dan perilaku lebih manusiawi. Melalui

penjelasan dari pakar Yusuf dan Juntika, dapat disimpulkan bahwa melalui

kesadarannya individu mengetahui tentang jati dirinya, menyadari kegiatan

20

yang dilakukan, mengetahui yang terjadi di sekitarnya dan mampu menentukan

tindakan untuk memperoleh tujuan hidup yang diinginkan.

3. Unsur Bawah Sadar

Minderop (2010: 13) menyatakan unsur bawah sadar merupakan

lapisan terbesar dalam kehidupan mental manusia. Kehidupan manusia

dipenuhi berbagai tekanan dan konflik sehingga menciptkan rasa tidak nyaman.

Untuk meredakan ketegangan tersebut, manusia dengan sengaja meripres

pengalaman-pengalamannya yang tidak menyenangkan di alam bawah sadar.

Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan alam bawah sadar merupakan

kunci utama untuk memahami perilaku manusia. Dengan menguak pemikiran-

pemikiran yang lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar menuju ke

alam sadar. Yang termasuk dalam unsur bawah sadar manusia adalah eros

(insting kehidupan), thanatos (insting kematian), repression (represi),

displacement (pemindahan objek), dan regresi primitivation (regresi).

a. Eros (Insting Kehidupan)

Yusuf dan Juntika (2008: 48-49) mengungkapkan pendapatnya

bahwa eros atau insting kehidupan merupakan motif dasar manusia untuk

berperilaku lebih positif dengan tujuan agar dapat bertahan hidup dan

mampu bekerja sama dengan lingkungannya. Insting kehidupan tersebut

meliputi dorongan jasmaniah seperti: rasa lapar, rasa haus, tidur, keinginan

untuk hidup bebas, dan keinginan untuk melakukan hubungan seks. Lebih

lanjut Yusuf dan Juntika (2008: 48-49) berpendapat bahwa eros tidak hanya

meliputi dorongan seksual semata, tetapi segala hal yang mampu

21

mendatangkan kenikmatan seperti: kasih ibu, pemujaan terhadap Tuhan,

cinta kepada diri sendiri dan sebagainya. Eros juga dapat diwujudkan dalam

berbagai kegiatan kreatif seperti: seni lukis, seni musik, kerja sama dan

cinta. Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa

eros merupakan segala hal yang mampu mendatangkan kenikmatan kepada

individu sehingga ia mempunyai semangat untuk tetap bertahan hidup meski

dalam kondisi sangat terpuruk.

b. Thanatos (Insting Kematian)

Yusuf dan Juntika (2008: 49) mengungkapkan bahwa thanatos atau

insting kematian merupakan motif dasar manusia yang mampu

mendorongnya untuk berperilaku agresif, negatif, dan menghancurkan.

Insting kematian secara verbal dapat terdeteksi melalui perilaku-perilaku

negatif seperti marah-marah, mencemooh atau mengejek orang lain maupun

secara non-verbal seperti berkelahi, memukul orang, membunuh, atau bunuh

diri. Berdasarkan perincian Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan bahwa

thanatos merupakan sisi gelap kepribadian manusia. Berbagai problema

kehidupan yang dihadapi individu dapat memicu konflik hebat, segala

beban tersebut terlampiaskan dan dapat menjurus pada perilaku-perilaku

negatif, perilaku-perilaku yang tidak manusiawi atau perilaku-perilaku

agresif.

22

c. Repression (Represi)

Yusuf dan Juntika (2008: 53) menyatakan repression atau represi

dapat diartikan sebagai proses penguburan pikiran dan perasaan yang dapat

menimbulkan rasa cemas atau menyakitkan ke alam tak sadar. Berdasarkan

pendapat Yusuf dan Juntika dapat disimpulkan bahwa individu cenderung

akan mengubur keinginannya dalam-dalam apabila keinginan tersebut dapat

menimbulkan konflik, rasa bersalah, rasa cemas atau mampu

membangkitkan memori yang menyakitkan.

d. Displacement (Pemindahan Objek)

Yusuf dan Juntika (2008: 55) menyatakan pemindahan objek

merupakan proses pengalihan perasaan negatif seperti perasaan marah dari

objek asli ke objek pengganti. Berdasarkan perincian Yusuf dan Juntika

disimpulkan bahwa individu cenderung melampiaskan kemarahannya pada

objek pengganti dengan alasan objek pengganti tersebut lebih aman untuk

dijadikan pelampiasan kemarahan.

e. Regresi Primitivation (Regresi)

Menurut Hilgard dalam Minderop (2010: 37-38), regresi

primitivation tampak ketika seorang dewasa bersikap sebagai orang yang

tidak berbudaya dan kehilangan kontrol sehingga tidak sungkan-sungkan

berkelahi. Dengan demikian, perilaku-perilaku tidak terkontrol yang

cenderung bersifat seperti kehidupan pada masa anak-anak dapat dimiliki

oleh seorang dewasa yang tidak mampu mengendalikan emosi. Salah satu

23

contoh dari regresi primitivation adalah seorang manusia dewasa

melakukan perkelahian karena masalah-masalah yang sepele.

4. Karya Sastra Sebagai Produk Kejiwaan

Karya sastra merupakan imitasi peristiwa kehidupan manusia sehingga

kerap dianggap sebagai sejarah perjalanan panjang kehidupan seorang

manusia. Manusia selalu dikepung berbagai masalah dalam kehidupan

sehingga konsekuensinya manusia selalu menampakkan perilaku-perilaku yang

unik dan beragam.

Endraswara (2008: 196-197) mengungkapkan bahwa dalam

menciptakan karya sastra, pengarang digambarkan diserang penyakit jiwa yang

dinamakan neurosis. Psikologi sastra dipengaruhi kreatifitas kejiwaan

pengarang yang berada pada situasi setengah sadar yang selanjutnya

dituangkan ke dalam bentuk sadar. Telaah psikologi sastra menelaah cerminan

psikologi dalam diri para tokoh yang disajikan oleh pengarang. Berdasarkan

perincian Endraswara dapat disimpulkan tokoh-tokoh imajinatif yang

ditampilkan oleh pengarang sejatinya merupakan jati diri yang berasal dari

renungan-renungan dan kreasi kehidupan psikis pengarang yang mampu

dituangkan secara nyata ke alam sadar dalam wujud karya sastra.

Endraswara (2008: 200) menyatakan psikoanalisis merupakan suatu

metode interogasi tentang psike manusia yang sepenuhnya didasarkan pada

tindakan mendengarkan keluhan dan kata-kata pasien. Bahasa merupakan

wilayah observasi dan alat penyembuh bagi ahli psikologis. Sebagai seni

bahasa, sastra langsung terlibat karena sastra mempunyai hubungan-hubungan

24

tertentu dengan alam tidak sadar. Karya sastra merupakan rekaman peristiwa

untuk berekspresi tanpa batas dan kompensasi kehidupan sehari-hari yang tidak

terpenuhi. Karya sastra dapat menampung segala kehidupan psikis tanpa

penghalang.

Minderop (2010: 68-69) menyatakan bahwa dengan psikoanalisis Freud

berhasil menganalisis tokoh Oidipe-Roi karya Shophokles dan Hamlet karya

Shakespeare dengan apa yang terjadi dalam wilayah bawah sadar setiap

manusia untuk membuktikan hasil penemuannya terhadap pasien penderita

neurosis. Makna gejala-gejala neurosis pertama kali ditemukan oleh J. Breuer

dalam studi dan usaha penyembuhan yang cukup berhasil dalam kasus histeria

tahun 1880-1882. Setelah mengamati sejumlah besar penderita, Freud

berkesimpulan bahwa ada kesamaan diantara hasrat-hasrat tersembunyi pada

manusia.

Berdasarkan uraian para pakar dapat disimpulkan kesamaan hasrat

tersembunyi pada manusia maka lahirlah karya sastra yang mampu menyentuh

perasaan dengan kata lain karya sastra merupakan hasil nyata jalan keluar pada

hasrat-hasrat rahasia. Dengan demikian, psikoanalisis mempunyai hubungan

yang erat dengan sastra, bahasa, dan imajiner maka teori psikoanalisis dapat

dipakai untuk menganalisis suatu karya sastra.

25

5. Pembelajaran Sastra dengan Model CTL (Contextual Teaching and

Learning) di Kelas XI SMA

Penjabaran silabus kelas XI SMA yang terkait dengan pembelajaran

sastra khususnya pembelajaran novel terdapat pada KD (Kompetensi Dasar)

7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan. Setelah menentukan KD (Kompetensi Dasar) guru

menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Muslich (2007: 45)

menyatakan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah

rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas.Komponen RPP tersusun dari:

a. Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran terdiri dari: satuan pendidikan, kelas,

semester, program studi, mata pelajaran, alokasi waktu dan jumlah

pertemuan.

b. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang diharapkan mampu dicapai pada setiap kelas dan/ atau semester pada

suatu mata pelajaran yang mengacu pada standar kompetensi 7, yakni

memahami wacana sastra melalui membaca dan mendalami novel yang

sudah ditetapkan.

26

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu pada RPP ini mata pelajaran

bahasa Indonesia sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam

suatu pelajaran dengan acuan KD 7.2, yakni menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

d. Indikator dan Tujuan Pembelajaran Sastra

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi

untuk menunjukkan tercapainya kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dengan

kerja operasional yang dapat diamati yaitu mencakup pengetahuan, sikap

dan keterampilan. indikator dari KD 7.2 yakni: (1) menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia; (2) menganalisis unsur-unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan; dan (3) membandingkan unsur-

unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan.

Effendi (1997: 1.16-1.17) mengungkapkan bahwa apresiasi sastra

bertujuan mengarahkan peserta didik untuk memahami masalah-masalah

dunia nyata melalui nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya novel

sehingga siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

e. Materi Pembelajaran Sastra

Seorang guru dituntut untuk mampu memilih materi pembelajaran

yang sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Littlewood dalam

27

Endraswara (2005: 105) bahwa seleksi bahan ajar perlu memperhatikan

kemampuan aktual siswa, pengalaman dan interes siswa.

Selain hal tersebut, bahan pembelajaran hendaknya sesuai dengan

tingkat psikologi siswa, hal ini sangat penting karena setiap tahapan

psikologis siswa memiliki kencenderungan menyukai suatu hal, seperti yang

diungkapkan oleh Rahmanto (1988: 30) tahap mengkhayal pada usia 8-9

tahun, tahap romantik pada usia 10-12 tahun, tahap realistik pada usia 13-16

tahun, dan tahap generalisasi pada usia 16 tahun dan seterusnya.

Berdasarkan kriteria tersebut, guru harus mempertimbangkan kemampuan,

pengalaman, dan ketertarikan siswa pada pemilihan bahan pembelajaran

karena hal tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran.

f. Metode dan Model Pembelajaran Sastra

Roestiyah (1989: 1) mengungkapkan teknik penyajian pelajaran

adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau

menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran

tersebut dapat ditangkap, dipahami dan dapat digunakan oleh siswa dengan

baik.

Dalam pembelajaran sastra diperlukan metode mengajar yang tepat

agar siswa memperoleh hasil belajar secara maksimal. Berdasarkan

kebutuhan dan materi pembelajaran sastra, metode pembelajaran yang

masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra yaitu : 1)

ceramah; 2) tanya jawab; 3) diskusi; 4) inkuiri dan 5) penugasan.

Penjabaran masing-masing metode dipaparkan di bawah ini.

28

1) Metode Ceramah

Roestiyah (1989: 137) mengungkapkan metode ceramah

merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan

keterangan, informasi atau uraian secara lisan. Keunggulan metode

ceramah sebagai berikut: 1) agar siswa mendapatkan informasi tentang

suatu pokok persoalan secara langsung; 2) lebih mudah mengawasi

ketertiban siswa saat pembelajaran; 3) jumlah siswa yang banyak

sehingga dapat menjangkau keseluruhan siswa sehingga hemat waktu

belajar.

2) Metode Tanya Jawab

Roestiyah (1989: 129) menyatakan bahwa metode tanya jawab

dapat membantu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman siswa

sehingga pengetahuannya menjadi lebih fungsional. Pertanyaan dapat

merangsang aktivitas dan kreativitas berfikir siswa. Keunggulan metode

tanya jawab sebagai berikut: 1) meneliti pemahaman siswa dalam

pembelajaran; 2) menjeaskan tentang langkah-langkah berpikir suatu

konsep dalam pembelajaran; 3) kesempatan dan partisipasi lebih serta

suasana kelas menjadi lebih hidup.

3) Metode Diskusi

Roestiyah (1989: 5) mengungkapkan bahwa metode diskusi

merupakan proses interaksi anatara dua atau lebih individu yang

terlibat, saling bertukar pendapat, pengalaman, informasi, memecahkan

masalah dalam tim. Keunggulan metode diskusi sebagai berikut: 1)

29

merangsang siswa untuk berpikir, menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya untuk memecahkan masalah; 2) mampu dan berani

menyatakan pendapat sehingga melatih kehidupan demokrasi; 3)

mampu bekerjasama dalam tim sehingga melatih siswa untuk mandiri.

4) Metode Inkuiri

Roestiyah (1989: 75) mengungkapkan metode inkuiri adalah

istilah dalam bahasa Inggris, merupakan teknik mengajar untuk

mempelajari, mendalami, meneliti, dan membahas permasalahan

tertentu. Keunggulan metode inkuiri sebagai berikut: 1) membentuk

dan mengembangkan “self concept” pada diri siswa sehingga siswa

dapat mengisi konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 2) mendorong siswa

untuk belajar, berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap

objektif, jujur, dan terbuka; 3) mendorong siswa untuk berpikir intuitif

dan merumuskan hipotesisnya sendiri; 4) memberikan kebebasan siswa

untuk berekspresi dalam pembelajaran.

5) Metode Penugasan

Roestiyah (1989: 133) menyatakan metode penugasan atau

resitasi biasanya digunakan untak tujuan agar siswa memiliki hasil

belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan

selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Keunggulan metode

penugasan sebagai berikut; 1) siswa mampu mendalami dan mengalami

30

sendiri pengetahuan yang dicarinya; 2) mengembangkan daya pikir,

inisiatif, kreatif, tanggung jawab dan melatih diri sendiri.

Selain hal tersebut, guru dapat menggunakan berbagai motede

inovatif dalam pembelajaran untuk mengantisipasi kebosanan siswa, salah

satunya dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual. Nurhadi

(2004: 13-14) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual

Teaching And Learning/CTL) merupakan konsepsi belajar dengan

mengaitkan pembelajaran dengan berbagai masalah yang ada dalam dunia

nyata dan memotivasi siswa membuat suatu hubungan melalui pengetahuan,

masalah, pengalaman dan kehidupan yang dimiliki siswa. .

Menurut Nurhadi (2004: 32), ada tujuh komponen utama

pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas,

yaitu: 1) kontruktivisme, sebagai filosofi; 2) menemukan, sebagai strategi

belajar; 3) bertanya, sebagai keahlian dasar yang dikembangkan; 4)

masyarakat belajar, sebagai penciptaan lingkungan belajar; 5) pemodelan,

sebagai acuan kompetensi; 6) refleksi; sebagai langkah akhir pembelajaran,

dan 7) penilaian, sebagai gambaran perkembangan belajar siswa.

g. Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra

Menurut Rahmanto (1988: 43), guru hendaknya selalu memberikan

variasi dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan

siswa selalu siap menanggapi berbagai rangsangan. Sebelum melaksanakan

kegiatan pembelajaran, seorang guru hendaknya mempersiapkan diri dengan

materi melalui tahap-tahap sebagai berikut: a) pelacakan pendahuluan, guru

31

perlu menguasai menteri pembelajaran berikut aspek-aspeknya yang perlu

mendapatkan perhatian khusus dari siswa; b) penentuan sikap praktis,

mengusahakan materi tidak terlalu panjang agar selesai sesuai jadwal; c)

introduksi, memberikan informasi pengantar secara ringkas; d) penyajian,

menyajikan materi yang telah dipersiapkan; e) diskusi, siswa diberikan

arahan untuk mendiskusikan aspek-aspek khusus materi pembelajaran

secara berkelompok,setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang; f) pengukuhan,

bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran adalah urutan pelaksanaan tindakan nyata

saat pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu dalam satuan pelajaran

yang meliputi: a) pendahuluan, kegiatan awal pembelajaran untuk

membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisispasi secara aktif dalam proses pembelajaran; b) inti, merupakan

proses pembelajaran untuk mencaapai kompetensi dasar, kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan secara interktif, inspiratif, dan

menyenangkan. siswa bekerja sama dalam tim untuk menjawab pertanyaan;

dan c) penutup, kegiatan akhir dari pembelajaran yakni membuat

rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi.

h. Media dan Sumber Belajar

Menurut Endraswara (2005: 82), media pengajaran sedikat banyak

akan meningkatkan intensitas pembelajaran sastra. Pembelajaran akan

semakin bergairah, mempermudah proses dan semakin menarik. Sumber

belajar dapat berupa: a) media elektronik; b) media cetak; c) media gambar;

32

d) media alam; e) dan media orang. Selain itu siswa dapat menggunakan

referensi-referensi yang terkait dengan pembelajaran.

i. Evaluasi

Penilaian sebagai suatu proses merupakan kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan pembelajaran secara umum. Hamalik ( 2007: 146)

menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk

mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan.

Lebih lanjut Nurgiyantoro (1987: 296) menjelaskan dalam

melakukan evaluasi ada tiga aspek yang perlu dinilai: a) penilaian aspek

kognitif, hasil belajar pada aspek ini lebih banyak berhubungan dengan

kemampuan dan proses berpikir; b) aspek afektif, berhubungan dengan

sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini; dan c) aspek psikomotor,

berhubungan dengan perilaku.

Menurut Nurgiyantoro (1987: 68), ada dua bentuk tes yang bisa

dilaksanakan dalam proses evaluasi pembelajaran, yaitu tes objektif dan test

esai. Hasil evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sesesuai

dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Arikunto (2006: 160) metode penelitian adalah cara yang

digunakan untuk penelitian dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode

penelitian ini terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, data

dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data dan teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Rincian dari metode penelitian dijabarkan sebagai berikut.

A. Objek Penelitian

Arikunto (2010: 161) menjelaskan objek penelitian adalah apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian

kepustakaan berupa novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye,

cetakan kelima bulan November tahun 2010 yang diterbitkan oleh Republika, kota

Jakarta dengan jumlah 425 halaman.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik

content analysis (analisis isi). Bungin (2009: 155), content analysis (analisis isi)

adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru

(replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Content analysis

(analisis isi) dalam penelitian ini adalah mengkaji isi teks dengan teliti dan

menyeluruh dengan fokus perhatian pada unsur bawah sadar novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Data-data yang dihasilkan tidak

34

menggunakan angka-angka sehingga dalam penelitian tidak memerlukan hitungan

statistik.

C. Fokus Penelitian

Menurut Bungin (2009: 41) dalam rancangan penelitian kualitatif, fokus

kajian penelitian dan/atau pokok soal yang hendak diteliti mengandung penjelasan

mengenai hal-hal apa saja yang menjadi pusat perhatian yang kelak akan dibahas

secara mendalam dan tuntas. Penelitian ini difokuskan pada unsur bawah sadar

tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji

berdasarkan konsep psikoanalisis Sigmund Freud meliputi struktur kepribadian

(id, ego, superego), unsur kesadaran (hal-hal yang mampu diingat saat sadar),

unsur bawah sadar (eros,tanathos,repression,displacement, regresi primitivation),

dan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.

D. Data dan Sumber Data

Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data adalah dari mana

data dapat diperoleh. Penulis menggunakan sumber data berupa novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, November tahun 2009 yang diterbitkan

oleh Republika, kota Jakarta dengan jumlah 425 halaman. Selain sumber data dari

novel digunakan juga data berupa kutipan, adegan, peristiwa dan dialog baik

langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan objek penelitian yang

bersumber dari novel tersebut.

35

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2006: 160) instrumen adalah alat bantu atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah,

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti

dibantu nota catatan dan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere

Liye. Dalam hal ini peneliti dibekali dengan teori dan konsep psikoanalisis

Sigmund Freud. Instrumen ini yang digunakan untuk memperoleh data.

Bentuk data yang diperoleh berupa kutipan kutipan, adegan, peristiwa dan

dialog yang merujuk pada masalah yang dibahas bersumber dari novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu selanjutnya dicatat dalam kartu data. Fungsi utama kartu

data yakni untuk mencatat data-data yang ditemukan dari novel tersebut. Kartu

data tersebut berupa kartu kutipan dan kartu komentar. Kutipan ini dapat berupa

frasa, penggalan kalimat, kalimat utuh, atau paragraf dilampirkan pula halaman

buku yang dikutip, sedangkan kartu komentar digunakan untuk mencatat

komentar peneliti terhadap data-data yang diperoleh.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik simak

bebas libat cakap dan teknik catat. Sudaryanto (1993: 134) menyatakan bahwa

teknik “simak bebas libat cakap” atau “teknik SBLC” peneliti tidak terlibat dalam

dialog, konversasi, atau imbal wicara. Penjelasan dari teknik SBLC bahwa sang

peneliti tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling

berbicara, peneliti hanya sebagai pemerhati yang dengan penuh minat tekun

36

mendengarkan apa yang dikatakan (dan bukan apa yang dibicarakan) oleh orang-

orang yang hanyut dalam proses berdialog yang sebenarnya. Dalam hal ini

“dialog” digunakan dalam arti yang seluas-luasnya.

Peneliti bertugas sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk

dan muncul dari kebahasaan yang berada di luar dirinya. Dengan demikian,

peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut dalam dialog sebagai pembentukan

dan calon data, karena calon data tersebut sudah tersedia di dalam novel yang

hendak di kaji. Calon data tersebut meliputi kutipan, adegan, peristiwa dan dialog

baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tokoh utama yang

bersumber dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

Sudaryanto (1993: 135), selain teknik SBLC, dalam pengumpulan data

dibutuhkan teknik catat. Teknik catat digunakan untuk mencatat data-data yang

ditemukan ke dalam nota pencatat data dan selanjutnya diklasifikasikan

berdasarkan fokus penelitian dengan menggunakan alat tulis tertentu. Langkah-

langkah yang ditempuh penulis dalam mengumpulakan data adalah sebagai

berikut:

1. mencari objek penelitian yaitu novel;

2. membaca objek penelitian. Setelah objek penelitian ditemukan langkah

selanjutnya yaitu membaca keseluruhan objek berulang-ulang secara intensif

dan teliti. Objek yang dipilih adalah novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

karya Tere Liye;

3. menentukan objek penelitian yaitu data-data dalam novel. Data dapat berupa

kutipan, adegan, peristiwa dan dialog dalam novel. Objek penelitian ini

37

adalah unsur bawah sadar tokoh utama yang terdapat dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

4. mengidentifikasi data yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama

novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

5. mengelompokkan data yang diperoleh sesuai dengan kelompoknya;

6. mencatat data ke dalam nota pencatat.

G. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1992: 16), teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode analisis mengalir yang meliputi tiga

komponen, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) penarikan simpulan.

Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin baik,

yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data.

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data. Pada langkah ini data

yang diperoleh dicatat dalam uraian yang terperinci. Dari data-data yang

sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan penyederhanaan data. Data-data

yang dipiih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis,

yaitu tentang unsur bawah sadar yang terdapat dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

2. Penyajian data

Pada langkah ini, data-data yang sudah diperoleh kemudian disusun

secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut

38

kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang unsur bawah sadar

yang didahului dengan pemaknaan data tentang struktur kepribadian dan

unsur kesadaran. Dari pemaknaan-pemaknaan tersebut akan ditemukan

pemaknaan unsur bawah sadar yang relevan dengan kehidupan nyata dan

dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMA khususnya kelas XI.

3. Penarikan simpulan

Pada tahap ini dibuat kesimpulan tentang hasil dari data yang

diperoleh sejak awal penelitian. Data berupa kutipan, adegan, peristiwa dan

dialog baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tokoh

utama yang bersumber dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya

Tere Liye yang telah dikaji bentuk-bentuknya disimpulkan.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Teknik yang digunakan penulis untuk menyajikan hasil analisis novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye adalah menggunakan metode

informal. Sudaryanto (1993: 145), metode informal adalah penyajian hasil analisis

data dengan kata-kata biasa. Dengan demikian, data-data penelitian mengenai

struktur kepribadian, unsur kesadaran, unsur bawah sadar tokoh utama, serta

relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai bahan

ajar di kelas XI SMA tersebut dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa

menggunakan tanda dan lambang tertentu baik di dalam penyajian dan

pembahasan data. Dengan uraian tersebut, diharapkan hasil penelitian ini lebih

mudah dipahami oleh khalayak.

39

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai penyajian data dan pembahasan data hasil

penelitian. Penyajian data berisi kategori-kategori data sesuai dengan fokus

penelitian dan keterangan nomor halaman yang disajikan dalam bentuk tabel.

Pembahasan data hasil penelitian berisi pemaknaan dari data-data dalam fokus

penelitian, dan menjelaskan relevansinya sebagai bahan ajar di kelas XI SMA.

A. Penyajian Data

Sebelum menganalisis unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan konsep

psikoanalisis Sigmund Freud, terlebih dahulu disajikan data-data berupa kutipan,

adegan, peristiwa dan dialog baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan

dengan struktur kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran (hal-hal yang

mampu diingat saat sadar), unsur bawah sadar (eros, thanatos, repression,

displacement, dan regresi primitivation) dari objek penelitian yang termasuk

dalam kategori fokus penelitian serta relevansi sebagai bahan ajar di kelas XI

SMA. Berikut ini disajikan nomor halaman dan keterangan data-data yang diambil

dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang disajikan

dalam tabel.

40

1. Struktur Kepribadian id, ego, dan superego Tokoh Utama Novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

Tabel 1.

Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian

No Struktur Kepribadian Data (Nomor Halaman)

1. Id (Das Es) Aspek

Biologis Kepribadian

11-12, 14, 35, 38, 36, 36, 39-40, 54, 53, 26, 45,

50, 137, 187, 221, 291-292, 313, 392, 398,

406-407 (jumlah 20 data)

Tabel 2.

Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian

No Struktur Kepribadian Data (Nomor Halaman)

1. Ego (Das Ich) Aspek

Psikologis Kepriba dian

73-74, 96, 98, 137, 183, 218, 236, 257, 263,

268, 322, 368 (jumlah 12 data)

Tabel 3.

Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian

No Struktur Kepribadian Data (nomor halaman)

1. Superego (Das Uber Ich)

Aspek Sosiologis

Kepribadian

234, 280, 278, 282, 280, 300, 309-310, 77,

200, 382-383, 420-421 (jumlah 11 data)

2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Karya Tere Liye

Tabel 4.

Unsur Kesadaran

No Unsur Kesadaran Data (nomor halaman)

1. Unsur Kesadaran 96, 137, 236, 263, 278, 282, 280, 300, 309-310

(jumlah 9 data)

41

3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Karya Tere Liye

Tabel 5.

Eros (Insting Kehidupan)

No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)

1. Eros (Insting

Kehidupan)

96, 234, 280, 229, 257, 263, 278, 282, 280,

300, 309-310 (jumlah 11 data)

Tabel 6.

Thanatos (Insting Kematian)

No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)

1. Thanatos (Insting

Kematian)

35, 38, 39-40, 53, 26, 187, 291-292, 313, 392,

398, 406-407, 368 (jumlah 12 data)

Tabel 7.

Repression (Represi)

No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)

1. Repression (Represi)

38, 54, 143-144, 224-225, 396, 413

(jumlah 6 data)

Tabel 8.

Displacement (Pemindahan Objek)

No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)

1. Displacement

(Pemindahan Objek)

11-12, 14, 35, 36, 39-40 (jumlah 5 data)

Tabel 9.

Regresi Primitivation (Regresi)

No Unsur Bawah Sadar Data (Nomor Halaman)

1. Regresi Primitivation

(Regresi)

138, 249 (jumlah 2 data)

42

4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye sebagai

Bahan Ajar dengan Metode CTL (Contekstual Teaching And Learning) di

Kelas XI SMA

Salah satu perangkat pembelajaran yang harus disiapkan seorang guru

sebelum mengajar adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

disusun untuk memudahkan guru merancang alur pembelajaran dengan baik

agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar sehingga

memberikan manfaat bagi siswa dan guru yang melaksanakannya.

RPP tersebut terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi

(SK), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media

dan sumber belajar, dan evaluasi. Komponen RPP tersebut akan diterapkan

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMA pada materi sastra

dengan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai

bahan pembelajarannya. Secara lengkap akan dijelaskan pada bagian

pembahasan data.

B. Pembahasan Data

Data-data yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan

psikoanalisis Sigmund Freud dikelompokkan sesuai kategori pada bagian ini.

43

1. Struktur Kepribadian id (aspek biologis kepribadian), ego (aspek

psikologis kepribadian), dan superego (aspek sosiologis kepribadian)

Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

a. Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian

Pada bagian ini akan dibahas tentang kajian psikologis novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye difokuskan pada struktur

kepribadian tokoh utama, tokoh yang dikaji dalam penelitian ini adalah

tokoh Ray (Rehan) berdasarkan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh

Sigmund Freud yang meliputi Id, Ego, dan Superego. Sigmund Freud

menggemukakan bahwa struktur kepribadian yang pertama adalah id. Id

berisikan segala sesuatu yang dibawa sejak lahir. Segala sesuatu yang

mampu dipuaskan insting, seksual, agresif yang bergerak berdasarkan

prinsip kesenangan.

Kajian ini difokuskan pada psikologis tokoh utama cerita bernama

Ray, ia adalah seorang anak laki-laki yatim piatu. Sejak kecil Ray tinggal di

panti asuhan. Ray tidak pernah mengetahui keberadaan orang tuanya. Di

panti, Ray dan teman-temannya hidup dalam keterbatasan dan penuh

kekerasan dari penjaga panti. Wujud struktur kepribadian id pada tokoh Ray

(Rehan) dijabarkan sebagai berikut.

Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap

sumpah serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-

g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci

inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti.

Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati,

baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.

(RTDW: 11-12)

44

Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray menyimpan dendam dan

kebencian karena penjaga panti memperlakukan Ray dengan buruk, rasa

dendam dan kebencian Ray dilampiaskan dengan mengucapkan sumpah

serapah di dalam hati. Kutipan di atas membuktikan bahwa id yang ada

dalam diri Ray sudah terlihat pada perilakunya dengan membenci penjaga

panti di dalam hati. Ray yang menyimpan dendam merupakan wujud id dari

Ray, selain itu Ray juga mencuri, dan menjual barang curian. Hal itu

terbukti dari kutipan di bawah ini.

Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju

koko, sarung dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu

ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-

main di sudut terminal.

(RTDW: 14)

Dari kutipan di atas terlihat Ray yang menyimpan dendam

berusaha membalas perlakuan kejam penjaga panti dengan cara-cara yang

buruk pula, Ray mencuri parsel lebaran milik penjaga panti dan

menggunakan uangnya untuk berjudi di terminal. Dari kutipan tersebut

terlihat bahwa ego Ray benar-benar tidak mampu mengekang id, sehingga

id terlampiaskan tanpa penghalang yang diwujudkanan dengan mencuri dan

berjudi untuk mencapai kesenangan. Mencuri dan berjudi merupakan

perbuatan negatif yang melanggar hukum. Dengan demikian, sangat jelas

Ray melakukan perbuatan melanggar hukum untuk mencapai kesenangan

dan kepuasan secara pribadi. Hal itu terbukti melalui kutipan berikut.

45

Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur….

Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang

dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir

ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana, Rehan

mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.

(RTDW: 35)

Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu.

Fakta itu tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda

dari anak-anak panti lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting,

tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia semakin

berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah.

Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.

(RTDW: 38)

Dari kedua kutipan di atas terlihat bahwa Ray mempunyai karakter

yang pendendam. Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan

mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Hal tersebut

menunjukkan id pada diri Ray terlampiaskan tanpa penghalang, karena ego

Ray tidak mampu mengontrol id. Perut Ray yang lapar membuat id Ray

berfungsi untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan cara mencuri makanan

di dapur untuk mengisi perutnya yang kosong. Rasa kenyang yang

ditimbulkan setelah makan akan melahirkan kepuasan. Ray yang

merindukan hidup bebas dari tekanan penjaga panti membuat id Ray

memenuhi tuntutan tersebut dengan cara mogok kerja, sengaja merusak

barang-barang, dan berjudi. Dengan demikian, kutipan tersebut merupakan

bukti bahwa Ray memperlihatkan id melalui perilaku-perilaku Ray yang

selalu mencari keenakan dan menghindari ketidakenakan demi kepuasan

diri. Selain perilaku tersebut, Ray juga berani mengumpat pantinya yang

sudah belasan tahun menjadi tempat tinggalnya. Perilaku tersebut terbukti

melalui kutipan di bawah ini.

46

Dia juga mulai berani mengumpat tentang mengapa dia harus

tinggal di Panti tersebut. Ada ratusan Panti di kota, kenapa dia

harus dikirimkan ke Panti sialan itu. Menyumpahi penjaga panti.

(RTDW: 36)

Karakter Ray adalah seorang yang pendendam. Rasa dendam Ray

dilampiaskan dengan cara mengumpat segala keburukan panti dan

menyumpahi penjaga panti. Dengan demikian, berdasarkan kutipan di atas

Ray kembali memperlihatkan fungsi idnya dengan menunjukkan rasa

dendamnya kepada penjaga panti dan keburukan panti di dalam hati. Wujud

id Ray yang lain tampak pada perilakunya yang berusaha mencuri uang di

panti. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut.

Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk

ruangan itu. Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik

membuka laci tempat ia menemukan amplop-amplop sumbangan

seminggu lalu.

(RTDW: 36)

Ray melakukan pengledahan karena keinginan Ray untuk

mempunyai uang banyak dan hidup enak. Dan untuk mendapatkan

keinginannya Ray mewujudkannya dengan mencuri amplop sumbangan

milik penjaga panti. Kutipan tersebut menunjukkan id Ray terlampiaskan

tanpa penghalang karena ego Ray tidak mampu mengontrol id. Dengan

demikian, Ray berusaha mencari keenakan dan menghindari ketidakenakan

demi kepuasan diri sendiri. Hal tersebut terlihat jelas melalui kutipan

berikut.

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang

jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan

dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat

Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah

kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa

47

perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.

Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan

itu.

(RTDW: 39-40)

Dari kutipan di atas, Ray memperlihatkan id melalui perilakunya

membuka laci lemari secara paksa untuk mendapatkan berangkas merah

milik penjaga panti dengan alat linggis kecil dan selanjutnya Ray melarikan

diri dari panti. Ray mencuri brangkas merah karena menginginkan uang

milik penjaga panti untuk kesenangan. Dan untuk mendapatkan

keinginannya Ray mewujudlkannya dengan mencuri menunjukkan id pada

diri Ray terpuaskan tanpa penghalang karena ego Ray sangat lemah.

Sedangkan mencuri merupakan perbuatan melanggar hukum. Selanjutnya

Ray melarikan diri dari panti, hal tersebut menunjukkan fungsi id pada diri

Ray yang merindukan kebebasan, Ray menginginkan hidup bebas dari

tekanan panjaga panti. Dengan demikian, sangat jelas Ray melakukan

perbuatan melanggar hukum untuk mencapai kesenangan dan kepuasan

secara pribadi. Selain mencuri, merusak, dan melarikan diri, Ray bahkan

selalu menyesali takdir kehidupannya. Perilaku Ray tersebut tampak melalui

kutipan di bawah ini.

Rehan kembali mengutuk malam dengan pertanyaan yang

sederhana itu. Pertanyaaan yang semakin sering menganggunya

justru setelah ia memutuskan meninggalkan Panti tersebut. Kenapa

enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di Panti

menyebalkan tersebut.

(RTDW: 54)

48

Ray bahagia dapat menikmati kebebasannya secara mutlak dan

mengisi hari dengan sesuka hatinya. Kutipan tersebut menceritakan

sepotong kebebasan Ray yang menyenangkan, id Ray kembali muncul ke

permukaan yang terlihat melalui perilaku Ray mengumpat masa lalunya di

panti. Ray menunjukkan fungsi id yang ada pada dirinya walau umpatan

tersebut hanya terucap di dalam hati. Dengan demikian, Ray melakukan hal

tersebut untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada dirinya. Selain itu, saat

menjadi anak jalanan Ray mulai berani mencopet dan memalak. Hal

tersebut terbukti melaui kutipan berikut.

Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di

terminal menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman

dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan kecil. Naik

lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang

apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang

kosong.

(RTDW: 53)

Kerasnya persaingan hidup di kota membuat Ray menjadi anak

jalanan yang liar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup Ray kembali

melakukan kejahatan. Ray melakukan kejahatan memalak, mencopet,

mencuri, dan menjual barang curian karena tuntutan perutnya yang merasa

lapar dan haus, tuntutan itu membuat id Ray terpuaskan tanpa penghalang

dan berusaha mewujudkan keinginan tersebut. Perasaan kenyang yang

timbul setelah makan dan minum akan menimbulkan kepuasan dalam diri

Ray. Ray berusaha memenuhi tuntutan tersebut dengan cara memalak,

mencopet, mencuri, dan menjual barang curian merupakan perbuatan-

perbuatan tersebut melanggar hukum. Dengan demikian, dari kutipan di atas

49

dapat diketahui bawa Ray lebih memprioritaskan idnya untuk mencapai

kesenangan dan kepuasan secara pribadi. Ray bahkan tega merugikan orang

lain. Hal itu terbukti melalui kutipan di bawah ini.

Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet.

Meletakkan persis di depan pintu kamar mandi tempat sopir bus

tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi, Rehan dengan

cepat menjulurkan tangan.

(RTDW: 26)

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa perutnya yang lapar

membuat Ray melakukan kejahatan yang diwujudkan dengan perilakunya

mencuri celana sopir bus di toilet umum terminal. Di sini terlihat jelas ego

Ray tidak dapat berfungsi sehingga Ray melampiaskan id nya tanpa

penghalang untuk mencapai kepuasan diri melalui cara yang tidak bermoral

dengan cara mencuri. Sedangkan mencuri merupakan perbuatan melanggar

hukum. Dengan demikian, sangat jelas Ray melakukan perbuatan melanggar

hukum untuk mencapai kepuasan insting. Selain itu, id Ray juga tampak

melalui perilakunya yang dengan sengaja melakukan perjudian. Hal tersebut

tampak melalui kutipan berikut.

Rehan mengenggam uangnya. Cukup banyak. Rekor uang

terbanyak yang pernah dimilikinya. Tersenyum menatap senyapnya

terminal… Rehan menyeringai. Tidak jauh dari terminal salah satu

deretan ruko pedagang China, kalau tidak salah ada tempat berjudi

yang lebih besar. Pasti uang di sana lebih banyak. Maka tanpa

berpikir dua kali, Rehan bergegas berdiri.

(RTDW: 45)

Ray mendatangi tempat judi yang lebih besar untuk menggandakan

sejumlah uangnya. Ray menginginkan hidup dengan enak sehingga ia

menginginkan uang yang banyak di meja judi untuk mencapai kesenangan

50

hidup. Kutipan tersebut terlihat bahwa id Ray terpuaskan tanpa penghalang

dengan cara berjudi. Dengan demikian, Ray melakukan perbuatan

melanggar hukum dengan cara mencari keenakan dan menghindari

ketidakenakan untuk mencapai kepuasan pribadi. Hal tersebut terbukti

dengan kutipan berikut.

Dia berpesta sendirian malam itu. Membeli banyak makanan dan

minuman. Membawanya ke pojokkan terminal. Semuanya benar-

benar terasa menyenangkan. Bahkan sebotol minuman keras

terselip di atas tegel… Esok hari ia membeli jaket kulit keren.

membeli sepatu. Juga kacamata hitam, sabuk, dan gelang.

Menjemput kehidupan baru.

(RTDW: 50)

Kutipan di atas terlihat bahwa Ray sangat gembira saat

memperoleh kemenangan di meja judi. Ia mewujudkan keinginannya

dengan membeli barang-barang yang diinginkan. Kutipan di atas

membuktikan bahwa id pada diri Ray terpuaskan tanpa penghalang, karena

ego Ray tidak mampu untuk berperan. Sedangkan berjudi merupakan

perbuatan yang melanggar hukum. Dengan demikian, Ray melakukan

perbuatan melanggar hukum dengan mencari keenakan dan menghindari

ketidakenakan untuk mencapai kepuasan pribadi. Selain itu, id Ray tampak

pada perilakunya yang selalu menyalahkan Tuhan atas segala takdir buruk

yang selalu menimpanya. Hal tersebut tampak melalui kutipan berikut.

Lihat, apa yang terjadi dengan anak-anak Rumah Singgah atas ulah

begundal ini? Di mana rasa keadilan Tuhan! … Kenapa Tuhan

suka sekali merenggut kebahagiaan orang-orang yang selalu

berbuat baik?

(RTDW: 137)

51

Ray tidak dapat berdamai dengan takdir Tuhan. Peristiwa buruk

selalu datang dan membuat Ray frustasi. Perilaku Ray menjadi tidak

terkontrol. Ia melampiaskan kemarahan di dalam hatinya dengan

menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Kutipan di atas

mempertegas fungsi id pada diri Ray, walaupun Ray hanya melampiaskan

kemarahannya di dalam hati. Hal tersebut membuktikan bahwa Ray

mencapai kepuasan diri melalui perbuatan-perbuatan dosa. Wujud id Ray

yang lain, Ray melakukan penembakan brutal untuk mencapai

keinginannya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di

genggaman tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu,

dia tidak kalah buas menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru

muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.

(RTDW: 187)

Kutipan di atas terlihat bahwa Ray melakukan penembakan secara

brutal dengan menggunakan senjata api yang dimilikinya, sehingga secara

tidak sadar Ray membunuh kedua petugas polisi, sedangkan perbuatan Ray

menghilangkan nyawa orang lain merupakan perbuatan yang melanggar

hukum. Hal tersebut menunjukkan id Ray yang kembali bergejolak dan

menguasai kepribadian terlepas begitu saja tanpa penghalang. Dengan

demikian, Ray melakukan perbuatan melanggar hukum untuk mencari

keenakan dan menghindari ketidakenakan demi mencapai kesenangan dan

kepuasan pribadi. Perbuatan buruknya pada akhirnya menyadarkan Ray,

walau hanya bersifat sementara, ancaman hukuman mati membuat Ray

melarikan diri yang tampak pada kutipan berikut ini.

52

Ray memutuskan pergi dari ibu kota. Hatinya sesak. Ray

memutuskan menjauh. Pulang ke kota kecilnya. Mencoba

melanjutkan hidup.

(RTDW: 221)

Peristiwa penembakan brutal yang menewaskan dua orang petugas

itu membuat Ray frustasi. Ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan

diri. Ray melarikan diri karena Ray menginginkan kebebasan sejati. Kutipan

di atas menunjukkan id pada diri Ray terpuaskan tanpa penghalang karena

ego Ray tidak berperan sama sekali, sedangkan perbuatan Ray

menghilangkan nyawa orang lain merupakan perbuatan yang melanggar

hukum. Hal tersebut membuktikan bahwa Ray melakukan perbuatan

melanggar hukum untuk mencari demi mencapai kesenangan dan kepuasan

pribadi. Selain itu, wujud id Ray tampak pada perilakunya yang selalu

durhaka kepada Tuhan. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya

tentram, tidak mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak

berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi

merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah

bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu

mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”

(RTDW: 291-292)

Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa calon bayinya

meninggal dan hal itu membuat emosi Ray kembali bergejolak menguasai

kepribadiannya. Kutipan tersebut memperlihatkan fungsi id yang ada pada

diri Ray yaitu menunjukkan kemarahan dengan mengutuk Tuhan. Tuhan

yang menakdirkan kehidupan dan kematian manusia. Dengan demikian,

Ray mencapai kepuasan insting melalui perbuatan yang tidak bermoral.

53

Perbuatan Ray tersebut merupakan dosa besar karena Ray telah durhaka

kepada Tuhan. Perilaku tersebut tampak pada kutipan berikut.

Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud

semua ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami

tiga tahun silam. Dan sekarang kau renggut bayi dan istriku

sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa

puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.

(RTDW: 313)

Kutipan di atas terlihat bahwa Ray tidak bisa menerima kenyataan

bahwa istri tercinta dan calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit tersebut

membuat emosi Ray kembali meluap, sehingga secara tidak sadar Ray

kembali mengutuk Tuhan. Hal ini menunjukkan fungsi id yang ada pada diri

Ray sangat kuat, secara tidak sadar Ray menunjukkan kemarahannya

dengan mengutuk Tuhan. Ray berhasil mencapai kepuasan melalui

perbuatan-perbuatan buruk. Dengan demikian, perbuatan Ray mengutuk

Tuhan merupakan dosa besar sebab Ray sudah melawan takdir yang

digariskan Tuhan. Selain itu, Ray bahkan melakukan aksi tipu-tipu terhadap

rekan-rekan bisnisnya sebagai cara untuk melampiaskan balas dendam yang

ada di dalam hatinya. Perilaku tersebut tampak pada kutipan berikut.

Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi

bagai bola salju. Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray

menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai menghabisi

taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu

perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak

belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu

bahkan tidak pernah di lakukannya.

(RTDW: 392)

54

Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas dendam. Ray

melakukan perbuatan-perbuatan curang, mengambil paksa perusahaan, dan

harta kekayaan orang-orang yang dibencinya. Hal ini memperlihatkan

bahwa id Ray terpuaskan tanpa terhalang ego, sebab dengan balas dendam

secara tidak sadar Ray sudah menghancurkan kehidupan dan harapan orang

lain. Hal ini dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada

dalam dirinya, sehingga apa yang diinginkan dapat terpenuhi. Bahkan Ray

dapat mencapai kepuasan insting melalui perbuatan-perbuatan yang tidak

bermoral dengan menyumpahi pantinya dulu yang selalu dianggapnya

buruk. Hal tersebut terbukti melalui kutipan di bawah ini.

Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk!

Menyumpah-nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis

dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan pernah menatap

walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.

(RTDW: 398)

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa secara tidak sengaja Ray

hampir melewati jalan menuju ke panti. Dendam Ray kembali memuncak

saat teringat peristiwa menyakitkan di panti itu. Secara tidak sadar sumpah

serapah keluar dari mulut Ray, mengutuk tempat itu, dan menyumpahi panti

yang di bencinya. Hal ini mempertegas fungsi id yang ada pada diri, ego

Ray tidak mampu membendung id. Dengan demikian, Ray dapat mencapai

kepuasan insting melalui luapan-luapan emosi yang tidak terkendali, hal ini

dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam dirinya.

selain itu, id Ray yang lain yaitu selalu marah kepada Tuhan karena tidak

55

mampu menerima kenyataan tentang komplikasi penyakit yang dideritanya.

Hal tersebut tampak pada kutipan berikut ini.

Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung?

Jauh panggang dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi

penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini? Sungguh tidak

masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua

penyakit datang padanya?

(RTDW: 406-407)

Ray tidak bisa menerima kenyataan tentang komplikasi penyakit

yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-penyakit itu

menghambat kesibukannya dalam bekerja. Kutipan tersebut menegaskan

bahwa id Ray kembali bergejolak melalup perilakunya yang secara tidak

sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Tuhan yang telah menakdirkan

kehidupan seseorang. Dengan demikian, Ray berhasil mencapai kepuasan

diri melalui perbuatan-perbuatan tercela, yaitu mengutuk Tuhan serta

melawan takdir Tuhan.

b. Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian

Struktur kepribadian yang kedua adalah ego. Ego tidak dapat

dipisahkan dari id dan tidak pernah terbebas dari id. Ego seseorang akan

muncul jika seseorang berhubungan dengan dunia luar. Ego berperan

berdasarkan prinsip realitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

lingkungannya. Wujud struktur kepribadian ego pada tokoh Ray (Rehan)

dijabarkan sebagai berikut.

Rehan yang kadar bencinya meninggi dengan berani berteriak

kalau dialah yang merusak tasbih itu…

(RTDW: 73-74 )

56

Ray mengakui sudah merusak tasbih milik penjaga panti, hal

tersebut menunjukkan fungsi ego dalam diri Ray, secara jantan Ray

mengakui kesalahannya sudah merusak tasbih. Dengan demikian, hal

tersebut dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam

dirinya. Selain mengakui kesalahan, perilaku Ray yang semakin baik

tampak pada perilakunya yang mampu menghargai dan menerima orang

lain sebagai keluarganya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki

keluarga untuk pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi

Ray bisa merasakan betapa menyenangkan menjalani kehidupan

bersama mereka.

(RTDW: 96)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana hangat penuh cinta,

saling menghargai, dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman

baru itu membuat hidup Ray damai. Hal tersebut mempertegas ego Ray

mulai tampak ke permukaan, antara sadar dan tak sadar kepribadian Ray

menjadi semakin baik, Ray mulai bisa menghargai orang lain dan

menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya. Selain

itu perilaku Ray yang semakin membaik dari hari ke hari tampak melalui

perilakunya yang selalu berusaha melindungi keluarga barunya. Hal tersebut

dapat dibuktikan melalui kutipan di bawah ini.

Ray tanpa disadarinya selalu melindungi Diar dan anak-anak

lainnya dari perlakuan penjaga Panti, maka di Rumah Singgah itu,

Ray memutuskan akan membela mereka dari siapa saja yang

berbuat tidak menyenangkan. Dia bersumpah.

(RTDW: 98)

57

Solidaritas Ray yang tinggi serta rasa sayang Ray kepada teman-

temannya membuktikan bahwa ego Ray dapt berfungsi dengan baik. Wujud

ego Ray tampak pada perilakunya yang diwujudkan dengan keyakinan yang

ada di dalam hatinya yang selalu ingin memberikan perlindungan kepada

teman-teman yang sudah di anggapnya sebagai keluarganya. Berdasarkan

kutipan tersebut sangat jelas bahwa fungsi ego yang ada pada diri Ray mulai

terlihat, secara sadar dan tak sadar keyakinan itu ada walau hal tersebut

hanya terucap di dalam hati. Bahkan Ray berusaha balas dendam karena

ingin membalas sakit hati yang dirasakan teman-teman barunya. Solidaritas

Ray tersebut tampak pada kutipan berikut.

Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu

baginya lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu.

Betapa menyenangkan memiliki saudara.

(RTDW: 137)

Ray berkelahi dengan beberapa preman jahat yang menganggu

keluarga barunya. Hal tersebut membuktikan fungsi ego yang kuat ada

dalam diri Ray melalui perkelahian yang di lakukannya. Ray menunjukkan

solidaritas yang tinggi, antara sadar dan taksadar Ray berusaha melindungi

keluarganya. Walaupun tujuan Ray baik untuk melindungi keluarganya,

perbuatan Ray tidak dapat dibenarkan karena berkelahi merupakan tindakan

brutal yang melanggar hukum. Dengan demikian, Ray berusaha mengatasi

rasa tidak nyaman yang ada pada dirinya dan untuk mencapai kepuasan diri.

Ray yang frustasi dengan kehidupannya pada akhirnya mengambil

keputusan untuk menjadi orang jahat. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui

kutipan berikut.

58

Ray mendesiskan sesuatu. Lantas dengan mantap tangannya

memegang tali gondola. Apa salahnya menjadi orang jahat… Ray

menurunkan lagi gondola ke lantai dasar gedung. Kemudian duduk

dengan mencakung… Ray mendesah pelan. Dia sudah memutuskan

menjadi orang jahat. Menjadi bagian orang-orang yang di

salahkannya selama ini.

(RTDW: 183)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa Ray

memutuskan untuk menjadi orang jahat. Hal tersebut menunjukkan fungsi

ego pada diri Ray yaitu secara sadar dan tak sadar ia meyakinkan dirinya

sendiri untuk menjadi orang jahat menjadi bagian orang-orang yang

disalahkannya selama ini. Dengan demikian, dengan menjadi orang jahat

Ray akan mendapatkan keinginannya untuk mencapai kepuasan melalui

caranya sendiri. Ancaman hukuman membuat Ray melarikan diri ke suatu

tempat. Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.

Sejak pindah Ray mulai membiasakan diri dengan kejadian

tersebut. Dia mulai rileks berpapasan dengan petugas. Mulai yakin

tidak ada yang mengenalinya.

(RTDW: 218)

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray meyakinkan

dirinya sendiri tidak ada yang mengenalinya sebagai pencuri berlian.

Keyakinan dalam diri Ray berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan

keteguhan hati untuk dirinya sendiri bahwa ia merasa aman di tempat

barunya itu. Dengan demikian, fungsi ego sementara yang ada pada diri Ray

untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada dirinya sehingga rasa tidak

nyaman itu akan berubah menjadai rasa lega. Dengan demikian, Ray

mendapatkan keinginannya untuk mencapai kepuasan. Selain itu, ego Ray

59

tampak pula melalui perilakunya yang mampu mengakui kekuasaan Tuhan

melalui rembulan di angkasa. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.

Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini.

Mengusir penat setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati. Ray

lelah bertanya apakah hidup ini adil.

(RTDW: 236)

Ray merasakan bahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat

menikmati keindahan rembulan di langit. Ray merasa terhibur dengan

adanya benda langit (rembuln) yang diciptakan Tuhan. Kutipan tersebut

adalah bukti bahwa aktifitas fungsi ego pada diri Ray mulai tampak. Dengan

demikian, antara sadar dan tak sadar Ray rembulan di angkasa telah

mengingatkan Ray tentang segala kekuasaan Tuhan. Selain itu, ego Ray

juga tampak pada perilakunya berusaha melakukan pendekatan-pendekatan

yang baik untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Hal

tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan di bawah ini.

Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian

rumah sehari-hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu

membuat puding pisang di dapur. Lantas Ray sebelum beranjak

pulang, bersama gadis itu di ruang depan mencicipi puding pisang.

(RTDW: 257)

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan

bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna.

Ray duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap

pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah

cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat

bersamanya.

(RTDW: 263)

Dari kedua kutipan tersebut terlihat aktifitas fungsi ego pada diri

Ray. Antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan cinta pertamanya

dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Di sini Ray

60

sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan Ray berusaha melakukan

pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan simpati dari gadis

yang dicintainya. Dengan demikian, hal tersebut dilakukan Ray untuk

menghilangkan rasa tidak nyaman dari dalam dirinya, sehingga apa yang

diinginkannya dapat terpenuhi. Selain itu, ego Ray juga tampak pada

perilakunya menangis sedih saat mengetahui jati diri gadis yang dicintainya

adalah kupu-kupu malam. Hal tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.

Ray tersungkur di palang besi yang terjulur dua meter dari tubir

lantai 18. Ray mengeluh dalam. Apa yang dilihatnya dua malam

lalu menjelaskan semuanya. Menjelaskan kejadian di pusat hiburan

itu. Bukankah dia terlihat baik? Terlihat seperti wanita baik-baik?

Bukankah dia setiap pagi rajin berkunjung ke bangsal anak-anak di

rumah sakit? Ray tergugu semakin dalam.

(RTDW, 2009: 268)

Hati Ray hancur saat mengetahui jati diri gadis yang dicintainya

hanyalah seorang wanita penghibur. Kenyataan menyakitkan itu membuat

Ray menangis tergugu. Sesuai kutipan di atas Ray terlihat sangat sedih, hal

tersebut menunjukkan fungsi ego pada diri Ray yaitu menangis sebagai cara

untuk melampiaskan kesedihan di hatinya sehingga rasa sedih itu akan

berangsur-angsur berganti menjadi perasaan lega di hati Ray. Dengan

demikian, Ray berusaha menghilangkan rasa tidak nyaman yang ada dalam

hatinya agar ia tidak terlukai. Selain itu, ego Ray juga tampak pada

perilakunya menjual rumahnya dan toko puding milik istrinya dan

memutuskan pergi dari tempat itu dengan tujuan untuk mencari kedamaian

hidup. Hal tersebut tampak melalui kutipan berikut ini.

61

Ray menjual rumah itu. Menjual kepemilikan toko puding pisang

milik istrinya. Ray sempurna ingin melupakan semua kenangan

yang menyesakkan, Hari ini ia pergi. Entah kapan akan kembali.

(RTDW: 322)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray menjual rumahnya dan

toko puding milik istrinya dan memutuskan pergi dari tempat itu. Hal ini

merupakan fungsi ego yang ada pada diri Ray yaitu dengan menjual rumah

dan toko puding itu berarti antara sadar dan tak sadar Ray berusaha

melupakan semua kenangan indah bersama istrinya, sedangkan Ray

memutuskan pergi menjauh merupakan keinginan Ray untuk mencari

ketenangan dan kedamaian hidup. Dengan demikian, ego Ray berfungsi

sebagai cara untuk menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak

terlukai. Ray bahkan tidak dapat mencintai gadis lain karena ia selalu

mencintai istrinya yang sudah meninggal. Hal tersebut dapat dibuktikan

melalui kutipan berikut ini.

Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray

menyadarinya. Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu

mekar di waktu yang salah dan tempat yang salah. Apakah rasa

kosong ini karena istrinya pergi? Ya.

(RTDW: 368)

Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain setelah istrinya

meninggal, hal tersebut menunjukkan fungsi ego pada diri Ray mulai ke

permukaan. Sebab antara sadar dan tak sadar Ray tidak mampu melupakan

istrinya sehingga Ray tidak pernah bisa membuka hatinya untuk gadis lain

yang mencintainya. Kutipan tersebut mempertegas bahwa ego Ray

berfungsi sebagai cara untuk menghindarkan diri dari penderitaan sehingga

ia tidak terlukai.

62

c. Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian

Struktur kepribadian yang ketiga adalah superego. Superego adalah

hati nurani manusia yang berhubungan dengan benar atau salah, rasa

bersalah, bangga, penyesalan serta memutuskan apa yang dapat diterima.

Superego aspek moral yang bertujuan untuk mengejar kesempurnaan.

Wujud struktur kepribadian superego pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan

sebagai berikut.

Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat

insinyur gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan

hitungan-hitungan geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray

berbakat… Ray mendapatkan promosi pertamanya: mandor junior.

Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai pekerja-pekerja…

(RTDW: 234)

Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti

betul mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu

hebat. Dan pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala

mandor.

(RTDW: 280)

Dari kedua kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray bertekad

untuk berubah dan ingin memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Hal

tersebut menunjukkan fungsi superego pada diri Ray yaitu dengan

menunjukkan keyakinan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk

hidup barunya yang bersih, Ray mengawalinya dengan menghidupi diri dari

hasil pekerjaan yang baik. Kecerdasan dan ketekunan Ray bekerja

membuahkan prestasi yang gemilang, dan mendukung karirnya semakin

meningkat. Dengan demikian, superego Ray tampak pada perilakunya

memulai hidup baru dengan pekerjaan yang baik dan halal. Ray bahkan siap

63

membuka lemabaran baru, menikah dengan gadis yang dicantainya. Hal

tersebut tampak pada kutipan berikut.

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia

memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray

mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.

Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia

pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana

membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray

tahu persis meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

Gadis itu membuat pengakuan kepada Ray tentang kehidupannya

yang kelam sebagai wanita simpanan. Cinta yang tulus menumbuhkan

keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan.

Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki

diri. Dengan demikian, kedua kutipan di atas merupakan bukti yang kuat

bahwa superego pada diri Ray mulai berfungsi yaitu Ray ikhlas menerima

masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan, Ray mampu menafkahi istrinya

dari pekerjaan yang halal, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya

dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Selain

itu, pernikahan Ray membawa banyak kebaikan dengan proses memperbaiki

diri. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.

Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua

orang di seluruh kota …

(RTDW: 300)

64

Dari kutipan di atas terlihat bahwa pernikahan itu membuat kualitas

hidup Ray tertata dengan baik, dan secara psikologis emosi Ray dapat

terkontrol sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam bermasyarakat.

Dari kedua kutipan ini dapat di ketahui fungsi superego pada diri Ray yaitu

menunjukkan rasa kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan

yang baik dengan tetangga sekitar rumah dan mampu mengenal dengan baik

orang-orang penting di seluruh kota itu. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas

kehidupan Ray, khususnya dalam bermasyarakat. Selain itu, Ray sangat

ridha dengan pengabdian istrinya, hal tersebut terbukti melalui kutipan

berikut ini.

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya

semakin redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit

bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan.

Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan

istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu

mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.

Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Ray sangat ikhlas dan menerima sepenuh hati perlakuan istrinya.

Pada kutipan tersebut menunjukkan fungsi superego pada diri Ray yaitu

Ray mampu bersikap sebagai seorang suami yang ridha pada istrinya

dengan cara menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan dan ridha

dengan pengabdian istrinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas kehidupan Ray.

Selain itu, superego Ray merasa berdosa saat teringat perbuatan-perbuatan

65

jahatnya di masa lalu. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut

ini.

Pasien berumur enam puluh tahun itu menyeka ujung matanya

yang basah. Dia tidak tahu bagian yang ini. Sama sekali tidak. Dia

tidak tahu bahwa Diar menghembuskan nafas persis disebelahnya.

Diar meninggal di usia yang sangat muda. Diar meninggal karena

dia. Karena dia mencuri celana di toilet terminal… Pasien itu

menggigit bibir, tersedan.

(RTDW: 77)

Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan melalui

mimpi menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray menangis

menyesali perbuatan masa lalunya mencuri celana sopir bus di toilet

terminal, membuat sahabatnya meninggal dihakimi massa. Dengan

demikian, dari kutipan di atas dapat diketahui fungsi superego pada diri Ray

yaitu hati Ray diselimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam

tentang perbuatan masa lalunya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Benar-benar baru diketahuinya. Baru beberapa menit yang lalu

marah itu membungkus hatinya. Tapi sekrang? Bahkan bertahun-

tahun memberikan sesuatu yang tak ternilai dalam hidupnya.

Sesuatu yang membuatnya bisa memulai imperium bisnisnya.

(RTDW: 200)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa penjelasan-penjelasan dari

utusan Tuhan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray

untuk kembali di jalan Tuhan. Ray mengetahui bahwa sahabatnya

terdekatnya (seorang pencuri berlian) adalah orang yang menyebabkan

hidup Ray menjadi yatim piatu. Saat di pengadilan, sahabatnya mengakui

kejahatannya seorang diri demi menebus dosa masa lalunya, dan

menyelamatkan Ray dari hukuman mati. Bahkan dengan berlian pemberian

66

sahabatnya itu, Ray berhasil membangun imperium bisnisnya sehingga Ray

dapat menikmati hidup mewah sepanjang tahun. Fakta-fakta itu telah

membuat Ray menangis, Ray sungguh menyesali perbuatannya. Dengan

demikian, dapat diketahui fungsi superego pada diri Ray yaitu Ray dihukum

hati nuraninya sendiri, hati Ray diselimuti rasa bersalah dan penyesalan

yang luar biasa tentang perbuatan-perbuatan jahat di masa lalunya. Hal

tersebut dapat dilihat melalui kutipan berikut.

Ray menggigit bibir, tertunduk kembali. Astaga? Itu benar sekali.

Bukankah istrinya pernah berkata: “Aku baik-baik saja, ceroboh.

Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tapi aku tidak

membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian. Bagiku kau

ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas

perlakuanku padamu. Itu sudah cukup”. Bagaimana mungkin dia

tidak pernah menyadarinya… Ray tertunduk semakin dalam.

(RTDW: 382-383)

Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan melalui

mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan

Tuhan. Ray sangat menghargai semua perlakuan istrinya sehingga Ray

berusaha membahagiakan istrinya dengan kekuasaan yang dimilikinya. Saat

itulah Ray mencapai kesempurnaan superego, hati Ray diliputi penyesalan

dan rasa bersalah yang luar biasa kepada istrinya, dengan alasan untuk

membahagiakan istrinya Ray berusaha meraih harta benda dan segala

kemewahan duniawi secara berlebihan. Ray mendapatkan penjelasan,

bahwa istrinya sebelum meninggal sudah mendapatkan tujuan hidupnya

yaitu keridhaan Ray sebagai suaminya, istrinya kembali ke pangkuan Tuhan

sebagai hamba-Nya yang fitri. Dengan demikian, penyesalan-penyesalan

67

yang dalam dari hati Ray merupakan bukti kuat bahwa Ray telah mencapai

kesempurnaan superego dapat diamati melalui kutipan berikut.

LIHATLAH, RAY! Kau pikir kaulah yang memiliki takdir yang

paling menyakitkan? Kau sungguh keliru, Ray. Sungguh keliru…

gadis itu lebih menyakitkan, dan kaulah penyebabnya. Ray sudah

jatuh terduduk. Gemetar memegang kepalanya…dia sudah

tersungkur bagai sehelai kapas di jalanan basah. Ya, Tuhan, dia

tidak pernah tahu itu. Dia tidak tahu.

(RTDW: 420-421)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Ray selalu mengeluh tentang

segala penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Menurut penjelasan, Ray

mendapatkan ganjaran tersebut karena membuat hidup seorang gadis kecil

menderita, gadis kecil itu menjadi yatim piatu karena perbuatan masa lalu

Ray. Peristiwa masa lalu yang tidak pernah diketahui Ray sebelumnya, Ray

menewaskan dua orang yang tidak bersalah, dan membuat hidup seorang

gadis kecil menjadi yatim piatu sama seperti dirinya. Saat itulah Ray

mencapai kesempurnaan superego setelah mengetahui segala fakta-faktanya

dari utusan Tuhan. Dan Ray baru saja mengetahui telah membuat hidup

seorang gadis kecil menderita. Dengan demikian, saat Ray menangis

menyesali perbuatan-perbuatan jahatnya di masa lalu adalah bukti bahwa

Ray mencapai kesempurnaan superego.

2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Karya Tere Liye

Kesadaran adalah bagian dari kehidupan mental atau lapisan jiwa

seorang individu. Kehidupan mental ini memiliki kesadaran penuh. Melalui

kesadarannya, individu mampu mengetahui siapa dirinya, sedang di mana dia,

68

apa yang terjadi di sekitarnya, dan bagaimana individu memperoleh yang

diinginkan. Wujud perilaku yang menunjukkan kesadaran tokoh utama pada

tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.

Ray mulai menyatu dengan berbagai kesukaan anak-anak rumah

singgah. Beramai-ramai setiap sabtu sore main bola di dekat lapangan

kelurahan. Kemudian malamnya makan di warung sate ujung jalan.

(RTDW: 96)

Perilaku pertama, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai sedang apa yang dia lakukan. Suasana hangat penuh cinta, canda

tawa, dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru itu membuat

kehidupan Ray terasa damai. Kutipan di atas menunjukkan kesadaran yang ada

dalam diri Ray yang ditunjukkan melalui sikapnya yang semakin membaik.

dengan demikian, bentuk kesadaran Ray yaitu ia mulai bisa menghargai orang

lain dan menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya.

Perilaku kesadaran Ray diperkuat melalui kutipan berikut ini.

Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu

baginya lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu.

Betapa menyenangkan memiliki saudara.

(RTDW: 137)

Perilaku kedua, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Berdasarkan kutipan tersebut tampak

bahwa Ray berkelahi dengan beberapa preman untuk melindungi keluarga

barunya di rumah singgah. Berdasarkan kutipan tersebut, kesadaran yang ada

dalam diri Ray yaitu menunjukkan solidaritas dan eksistensinya sebagai

keluarga baru dengan cara berkelahi. Dengan demikian, Ray menunjukkan

kesadarannya untuk melindungi keluarganya meskipun cara yang ditempuh

69

Ray kurang bijaksana. Berbagai masalah membuat Ray sedih, disaat itulah Ray

menikmati rembulan di langit. Rembulan adalah perantara bagi Ray untuk

mengakui segala kekuasaan Tuhan. Perilaku kesadaran Ray tersebut diperkuat

melalui kutipan berikut ini.

Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir

penat setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati.

(RTDW: 236)

Perilaku ketiga, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Dari kutipan di atas Ray menunjukkan

kesadaran dengan cara mengagumi rembulan. Melalui kesadarannya, Ray

mampu merasakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat menikmati

keindahan rembulan di langit. Dengan demikian, melalui kesadaran yang

dimilikinya Ray menyadari bahwa keindahan rembulan di langit telah

mengingatkannya tentang kekuasaan Tuhan. Selain itu, kesadaran Ray tampak

pada perilakunya untuk menarik simpati gadis yang dicintainya yaitu dengan

mengajak si gadis melihat pertunjukan kembang api. Perilaku Ray diperkuat

melalui kutipan tersebut.

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan

bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray

duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap

pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah

cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat

bersamanya.

(RTDW: 263)

Perilaku keempat, yang di lakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Ray menunjukkan

kesadarannya bahwa ia sangat menginginkan cinta gadis itu. Ray mulai

70

merasakan cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa

bahagia. Kesadarannya membuat Ray melakukan pendekatan-pendekatan yang

baik berusaha mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Ray pada

akhirnya menikah dengan gadis itu. Dengan demikian, Ray berusaha

mendapatkan yang diinginkan, sehigga apa yang diinginkannya dapat

terpenuhi. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia

memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai

istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.

Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia pembelajar

yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga

mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Perilaku kelima, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Dengan kesadarannya

Ray ikhlas menerima masa lalu gadisnya sebagai wanita simpanan dan

membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan tersebut menjadi jalan bagi Ray

sebagai proses untuk memperbaiki diri. Ray berusaha menafkahi istrinya dari

pekerjaan yang baik. Ia berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih

sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Dengan demikian, kesadaran itu

membuat Ray berusaha mendapatkan yang diinginkan agar dapat terpenuhi.

Hal tersebut terlihat jelas melalui kutipan di bawah ini.

Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu

persis meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

71

Perilaku keenam, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai bagaimana ia memperoleh yang diinginkan. Dengan demikian,

melalui kesadarannya Ray berusaha menjadi seorang suami yang bertanggung

jawab sekaligus menjadi kepala rumah tangga yang baik, Ray berusaha

mewujudkan hal tersebut dengan cara membahagiakan istrinya. Selain itu,

kesadaran Ray juga tampak pada perilakunya menjain hubungan yang baik

dengan tetangga. Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.

Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

Perilaku ketujuh, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Kesadaran Ray diwujudkan dengan

pernikahan. Pernikahan itu membuat hidup Ray lebih terarah. Perilaku dan

emosi Ray terkendali sehingga turut mendukung Ray dalam kehidupan

bermasyarakat. Solidaritas dan eksistensi Ray dalam bermasyarakat

ditunjukkan dengan rasa kerukunan, persahabatan, dan komunikasi yang baik

dengan tetangga sekitar rumah. Dengan demikian, kesadaran yang ada dalam

diri Ray mendukung Ray untuk hidup bermasyarakat. Hal tersebut diperkuat

melalui kutipan di bawah ini.

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang

di seluruh kota …

(RTDW: 300)

Perilaku kedelapan, yang dilakukan Ray merupakan bentuk kesadaran

mengenai apa yang terjadi di sekitarnya. Kesadaran Ray di wujudkan dengan

pernikahan, pernikahannya membuat perilaku dan emosi Ray terkendali.

72

Wujud jiwa sosial Ray antara lain menunjukkan rasa kerukunan, persahabatan,

komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang-orang penting di seluruh

kota. Dengan demikian, kesadaran yang ada dalam diri Ray mendukung Ray

untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, kesadaran Ray tampak yaitu sikap Ray

yang ridha dengan pengabdian istrinya. Hal tersebut diperkuat melalui kutipan

di bawah ini.

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin

redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya.

Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan,

dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan

itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu mengantar semuanya.

Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Perilaku kesembilan, yang dilakukan Ray merupakan bentuk

kesadaran mengenai apa yang diinginkan. Ray seorang suami yang ridha pada

istrinya, kesadaran dalam diri Ray di tunjukkan dengan sikapnya yang tulus

dan ikhlas menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan, ridha dengan

pengabdian istrinya, dan ridha saat istrinya meninggal dunia. Dengan

demikian, kesadaran yang ada dalam diri Ray membuat Ray ridha dengan

pengabdian tulus dari istrinya.

3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu Karya Tere Liye

a. Eros (Insting Kehidupan)

Eros atau naluri kehidupan merupakan sistem pertahanan rumit.

Mekanisme ini dapat terjadi pada orang normal maupun penderita neurosis.

Eros cenderung mempertahankan ego untuk kelangsungan hidup individu

73

dan kesenangan. Eros tidak hanya berfokus pada usaha untuk

mempertahankan keturunan hidup, tetapi penekannanya lebih kepada usaha

untuk mempertahankan diri yang berdasarkan realitas ego, sehingga

manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan mampu hidup

bermasyarakat sebagai wujud yang rasional. Wujud afiliasi perilaku tokoh

utama pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.

Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki

keluarga untuk pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi

Ray bisa merasakan betapa menyenangkan menjalani kehidupan

bersama mereka.

(RTDW: 96)

Perilaku Ray yang pertama, Ray sangat bahagia tinggal bersama

keluarga barunya di rumah singgah yang menawarkan kedamaian.

Perlakuan yang tulus, saling menghargai dan rasa kekeluargaan di rumah

baru itu membuat Ray merasakan kedamaian hidup. Eksistensi Ray sebagai

keluarga baru di rumah singgah menunjukkan Ray mampu menundukkan

perilakunya yang liar sehingga Ray mampu hidup bermasyarakat. Dengan

demikian, kebahagiaan Ray menjalani hidup bersama keluarga barunya

menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray. Selain itu, perilaku dan

keyakinan Ray kepada dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik

juga menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray. Hal tersebut tampak pada

kutipan berikut ini.

Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat

insinyur gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan

hitungan-hitungan geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray

berbakat… Ray mendapatkan promosi pertamanya: mandor junior.

Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai pekerja-pekerja…

(RTDW: 234)

74

Perilaku Ray yang kedua, Ray bertekad untuk berubah dan ingin

memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Hal tersebut menunjukkan

afiliasi eros dalam diri Ray, yaitu Ray menunjukkan perilaku dan keyakinan

kepada dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal tersebut

diwujudkan Ray dengan menekuni pekerjaan yang baik guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, kecerdasan serta ketekunan Ray

dalam bekerja membuahkan prestasi dan karir yang semakin meningkat

mampu menunjang ekonomi Ray menjadi semakin baik sehingga mampu

memberikan semangat bagi Ray untuk menjalani hidup. Hal tersebut tampak

pada kutipan berikut.

Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti

betul mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu

hebat. Dan pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala

mandor.

(RTDW: 280)

Perilaku Ray yang kedua, Ray mempunyai pemikiran yang cerdas,

secerdas orang yang menimba ilmu di universitas. Kecerdasan Ray mampu

melahirkan pemikiran-pemikiran hebat sehingga turut menunjang karirnya

semakin meningkat. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros dalam diri Ray

yang ditunjukkan melalui ide-ide hebat yang berasal dari otak Ray yang

cerdas mampu meningkatkan karir dan ekonomi Ray menjadi semakin baik.

Dengan demikian, karir dan ekonomi yang semakin baik serta turut

mendukung semangat Ray dalam bekerja. Selain itu, di tempat barunya Ray

untuk pertama kali dalam kehidupannya Ray merasa takjup karena mampu

mengagumi lawan jenis secara jujur. Ray merasakan indahnya perasaan saat

75

jatuh cinta, hal tersebut adalah afiliasi eros dalam diri Ray yang membuat

hidupnya lebih semangat. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Kepalanya tiba-tiba di penuhi satu perasaan yang tidak pernah di

mengerti sebelumnya. Tidak pernah dikenalinya. Satu perasaan

tetapi memenuhi kepala. Gadis itu mulai sibuk dengan

makanannya. Ray sibuk dengan kebat-kebit di hatinya… Ray

kehabisan kalimat meskipun hanya sepotong untuk menjelaskan

deskripsi gadis itu.

(RTDW, 2009: 229)

Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan

seorang gadis. Perilaku Ray saat mengagumi kecantikan gadis itu membuat

Ray merasa bahagia. Perasaan cinta yang tulus kepada seorang gadis dapat

membangkitkan kebahagiaan dan semangat hidup Ray Dengan demikian,

hal tersebut menunjukkan eros atau insting kehidupan yang ada dalam diri

Ray untuk mendapatkan yang diinginkan. Hal tersebut terbukti melalui

kutipan berikut.

Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian

rumah sehari-hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu

membuat puding pisang di dapur. Lantas Ray sebelum beranjak

pulang, bersama gadis itu di ruang depan mencicipi puding pisang.

(RTDW: 257)

Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan

seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Di sini Ray sangat

menginginkan cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan-

pendekatan untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Hal

tersebut merupakan eros atau insting kehidupan dalam diri Ray karena cinta

Ray yang tulus kepada seorang gadis. Dengan demikian, ketulusan cinta

Ray memberikan dampak yang positif bagi kehidupan Ray. Ray berusaha

76

mendapatkan cintanya melalui cara-cara legal sesuai norma yang berlaku

dalam kehidupan bermasyarakat, hal tersebut dapat dibuktikan melalui

kutipan di bawah ini.

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan

bundar. Bintang gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna.

Ray duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu demi menatap

pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray itu sudah

cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat

bersamanya.

(RTDW: 263)

Perilaku keempat, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan

seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat

menginginkan cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan

untuk mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya. Di sini Ray merasa

bahagia sebab cintanya mulai disambut hangat oleh gadis itu, hal tersebut

merupakan eros atau insting kehidupan untuk Ray. Dengan demikian, cinta

tulus Ray kepada gadis pujaannya telah memberikan semangat bagi Ray

untuk menjalani kehidupan Ray. Ia berusaha mendapatkan yang diinginkan

dengan cara-cara yang baik, dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia

memenuhi semua syarat membina keluarga yang baik. Ray

mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya juga amat mencintainya.

Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia

pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana

membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Perilaku ketujuh, Ray mulai membuka lembaran baru dengan

seorang gadis cantik yang dicintainya. Cinta yang tulus kepada gadis itu

menumbuhkan keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke

77

pelaminan. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray untuk memperbaiki diri

yang ditunjukkan melalui perilaku Ray yang ikhlas menerima masa-masa

gelap istrinya sebagai wanita simpanan, Ray berusaha menafkahi istrinya

dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya dengan

cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki. Dengan

demikian, eros atau insting kehidupan Ray mampu menunjang kehidupan

yang baik bagi Ray. Ray berusaha mendapatkan keinginannya dengan cara

yang sehat, dan melalui cara-cara legal sesuai dengan norma masyarakat.

Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini.

Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray

tahu persis meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

Perilaku yang kesembilan dan kesepuluh pernikahan itu membuat

kualitas hidup Ray tertata dengan baik, secara psikologis emosi Ray dapat di

kendalikan sehingga turut mendukung perilaku Ray yang berusaha

membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, dan kemewahan dunia

demi mewujudkan mahligai rumah tangga yang bahagia. Dengan demikian,

eros atau insting kehidupan Ray mampu menundukkan hasrat hewaninya

dengan mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan melalui cara-cara yang

baik sesuai dengan norma kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut terlihat

melaui kutipan berikut ini.

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik.

Tetangga sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

78

Perilaku kesembilan, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray

tertata dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam

kehidupan bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada

perilakunya yang semakin membaik dengan menjalin kerukunan,

persahabatan, dan komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar rumah. Hal

tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray, kepeduliannya

dengan tetangga sekitar turut menunjang kehidupannya yang semakin baik

dalam bermasyarakat. Selain itu, perilaku Ray yang semakin baik juga

tampak pada kutipan berikut.

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua

orang di seluruh kota …

(RTDW: 300)

Perilaku kesepuluh, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray

tertata dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam

kehidupan bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada

perilakunya yang semakin membaik dengan menjalin kerukunan,

persahabatan, dan komunikasi yang dengan orang-orang bisnis di seluruh

kota. Kutipan tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray,

komunikasinya yang terjalin dengan baik dengan orang-orang bisnis di

seluruh kota. Ray bahkan mampu membentuk reputasi yang baik di mata

publik sehingga turut menunjang kehidupan Ray dalam bermasyarakat. Dan

hal tersebut dapat dikuatkan melalui kutipan berikut.

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya

semakin redup, nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit

bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray mengangguk pelan.

Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan

79

istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu

mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.

Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Perilaku yang kesebelas, Ray sangat ikhlas dan menerima sepenuh

hati perlakuan istrinya. Ray sangat ridha pada istrinya, hal tersebut

ditunjukkan dengan perilakunya yang ikhlas menerima masa lalu istrinya

sebagai wanita simpanan dan ikhlas dengan pengabdian istrinya bagi Ray.

Hal tersebut merupakan eros atau insting kehidupan bagi Ray, pengabdian

istrinya yang tulus membuat Ray bahagia, sehingga kehadiran istrinya turut

menunjang semangat hidup bagi Ray.

b. Thanatos (Insting Kematian)

Thanatos adalah naluri kematian yang bertujuan untuk merusak,

menghancurkan, dan menceraikan segala hal yang sudah bersatu. Insting

kematian inilah yang mendasari perilaku dan tindakan yang agresif dan

dekstruktif. Kedua naluri ini walaupun ada di bawah alam sadar menjadi

kekuatan motivasi. Naluri atau insting kematian pada awalnya mengarah

pada diri sendiri dan dapat menjurus pada tindakan bunuh diri atau

pengrusakan diri, namun selanjutnya mengarah pada dunia luar atau

bersikap agresif terhadap orang lain. Thanatos menyerang manusia saat

individu diterpa berbagai masalah sehinngga ia cenderung untuk mengakhiri

hidupnya. Namun, dapat ditegaskan bahwa setiap manusia yang percaya dan

taat kepada Tuhan akan berusaha menyelesaikan masalah-masalahnya

dengan ketegaran serta pantang menyerah dengan istilah „kematian‟. Wujud

afiliasi thanatos tokoh utama Ray (Rehan) dijabarkan sebagai berikut.

80

Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur….

Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang

dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir

ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana, Rehan

mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.

(RTDW: 35)

Perilaku pertama, Ray sejak awal tidak pernah menunjukkan sikap

yang baik kepada penjaga panti. Bahkan Ray berusaha membalas perlakuan

kejam penjaga panti dengan cara-cara negatif yang diwujudkan dengan cara

mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Dengan

demikian Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk

mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan karena Ray menunjukkan

thanatos atau insting kematian yang kuat melalui tindakan-tindakan jahat

yang sudah dilakukannya. Dengan demikian secara tidak sadar Ray telah

melakukan pengrusakan diri. Selain mencuri, mangkir kerja, dan sengaja

merusak barang-barang. Ray bahkan merasa kecewa dengan kehidupannya

sendiri, hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut.

Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu.

Fakta itu tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda

dari anak-anak panti lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting,

tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia semakin

berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah.

Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.

(RTDW: 38)

Perilaku kedua, fakta kehidupan masa lalunya telah membuat Ray

kecewa dan frustasi. Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan

cara mencuri makanan di dapur, mangkir kerja, merusak barang di panti dan

berjudi di terminal. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut menunjukkan

thanatos atau insting kematian melalui sikapnya yang tidak bermoral,

81

sehingga Ray secara tidak sadar telah melakukan pengrusakan diri melalui

tindakan-tindakan jahat yang sudah dilakukannya. Selain itu, perbuatan Ray

merusak brangkas merah karena Ray menginginkan uang milik penjaga

panti. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut ini.

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang

jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan

dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat

Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah

kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa

perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.

Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan

itu.

(RTDW: 39-40)

Perilaku ketiga Ray berusaha membalas perlakuan kejam penjaga

panti dengan mencuri brangkas merah milik penjaga panti karena

menginginkan uang milik penjaga panti untuk kesenangan pribadi.

Selanjutnya Ray kabur dari panti, hal tersebut menunjukkan Ray

menginginkan hidup bebas dari tekanan panjaga panti. Perilaku Ray yang

tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan

kebahagiaan yang diinginkan tersebut menunjukkan thanatos atau insting

kematian. Dengan demikian, Ray melakukan pengrusakan pada diri sendiri

dengan perilaku yang semakin liar, yaitu mencopet dan memalak di sekitar

terminal. Hal tersebut dibuktikan melalui kutipan berikut.

Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di

terminal menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman

dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan kecil. Naik

lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang

apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang

kosong.

(RTDW: 53)

82

Perilaku keempat dan kelima, berdasarkan kutipan di atas terliht

bahwa kerasnya persaingan hidup di kota membuat Ray menjadi anak

jalanan yang liar dan untuk memenuhi kebutuhan hidup Ray kembali

melakukan kejahatan memalak, mencopet, dan mencuri. Perilaku Ray yang

tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan

kebahagiaan yang diinginkan tersebut menunjukkan thanatos atau insting

kematian yaitu Ray benar-benar mengisi kehidupannya dengan perbuatan-

perbuatan yang melanggar hukum. Dengan demikian, secara tidak sadar

perilaku Ray yang negatif tersebut mencerminkan sikap agresifitas Ray

kepada orang lain. Perilaku agresif Ray yang lain adalah mencuri celana di

toilet terminal. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.

Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet.

Meletakkan persis di depan pintu kamar mandi tempat sopir bus

tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi, Rehan dengan

cepat menjulurkan tangan.

(RTDW: 26)

Perilaku kelima, kutipan tersebut terlihat Ray mencuri celana milik

sopir bus di toilet terminal. Ray memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

cara-cara negatif. Perilaku liar Ray tersebut menunjukkan thanatos atau

insting kematian yaitu Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya

untuk mewujudkan kebahagiaan yang diinginkan. Dengan demikian, Ray

menunjukkan sikap agresif terhadap orang lain melalui perbuatan jahatnya.

Perilaku agresif Ray yang lain adalah menghilangkan nyawa orang lain.

Pelanggaran hukum yang dilakukan Ray diperkuat melalui kutipan berikut.

83

Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di

genggaman tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu,

dia tidak kalah buas menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru

muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.

(RTDW: 187)

Perilaku keenam, penembakan brutal dengan senjata api yang di

lakukan Ray membuat kedua petugas polisi meregang nyawa. Perilaku Ray

yang tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya untuk mewujudkan

kebahagiaan yang diinginkan dengan sengaja menghilangkan nyawa orang

lain. Hal tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yang ada

dalam diri Ray, yaitu bersikap agresif terhadap orang lain, sedangkan

perbuatan yang dilakukan Ray merupakan perbuatan yang melanggar

hukum. Selain itu, perbuatan agresif Ray yang lain adalah menyalahkan dan

mengutuk Tuhan. Ray selalu menyalahkan dan mengutuk Tuhan atas segala

takdir buruk yang selalu menimpanya. Hal tersebut dibuktian melalui

kutipan di bawah ini.

Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya

tentram, tidak mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak

berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi

merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah

bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu

mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”

(RTDW: 291-292)

Perilaku ketujuh, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa

calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit itu membuat emosi Ray kembali

meluap dan Ray secara tidak sadar mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray yang

mengutuk Tuhan merupakan perbuatan dosa, dengan demikian Ray telah

melawan takdir yang digariskan Tuhan. Di sini Ray menunjukkan thanatos

84

atau insting kematian. Dengan demikian, secara tidak sadar Ray melakukan

pengrusakan diri melalui perbuatan negatifnya mengutuk Tuhan. Selain itu,

perilaku agresif Ray yang lain juga terbukti melalui kutipan di bawah ini.

Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud

semua ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami

tiga tahun silam. Dan sekarang kau renggut bayi dan istriku

sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa

puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.

(RTDW: 313)

Perilaku kedelapan, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa

istrinya meninggal. Ray kembali melakukan cara-cara negatif untuk

melampiaskan kemarahannya yaitu dengan cara mengutuk Tuhan. Perilaku

Ray yang liar tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu

melalui perbuatannya mengutuk Tuhan. Dengan demikian, secara tidak

sadar Ray telah melakukan pengrusakan terhadap dirinya sendiri. Selain itu,

perilaku agresif Ray yang lain adalah balas dendam dan melakukan aksi

tipu-tipu yang terbukti melalui kutipan di bawah ini.

Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi

bagai bola salju. Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray

menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai menghabisi

taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu

perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak

belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu

bahkan tidak pernah dilakukannya.

(RTDW: 392)

Perilaku kesembilan, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas

dendam, Ray mengambil paksa perusahaan dan harta kekayaan orang-orang

yang di bencinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan curang. Hal

tersebut menunjukkan Ray berusaha menghancurkan harapan dan kehidupan

85

orang lain hanya untuk mencapai kepuasan secara pribadi. Perilaku Ray

tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian, yaitu bersikap agresif

terhadap orang lain melalui perbuatan jahat yang dilakukannya. Selain itu,

perilaku agresif Ray yang lain adalah mengutuk panti tempat bernaungnya

selama belasan tahun, hal tersebut terbukti melalui kutipan berikut.

Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk!

Menyumpah-nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis

dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan pernah menatap

walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.

(RTDW: 398)

Perilaku kesepuluh masa lalunya di panti itu sangat menyakitkan

bagi Ray, secara tidak sengaja Ray hampir melewati jalan menuju ke panti

itu. Secara tidak sadar sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk

tempat itu, menyumpahi panti yang dibencinya. Perilaku Ray tersebut

menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu mulutnya yang

mengucap sumpah serapah tentang panti. Dengan demikian, jelas melalui

perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan diri. Selain itu, perilaku

agresif Ray yang lain adalah Ray mengutuk Tuhan karena komplikasi

penyakit yang dideritanya, hal tersebut terbukti melalui kutipan berikut.

Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung?

Jauh panggang dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi

penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini? Sungguh tidak

masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua

penyakit datang padanya?

(RTDW: 406-407)

Perilaku kesebelas Ray tidak bisa menerima kenyataan tentang

komplikasi penyakit yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena

penyakit-penyakit itu menghambat karirnya saat bekerja. Ray kembali

86

bergejolak, secara tidak sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Dengan

demikian perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa besar karena

Ray telah melawan takdir Tuhan. Perilaku Ray tersebut menunjukkan

thanatos atau insting kematian yaitu melalui perbuatannya mengutuk Tuhan.

Dengan demikian, sangat jelas bahwa melalui perbuatan negatifnya Ray

telah melakukan pengrusakan diri. Selain itu, setelah istrinya meninggal,

Ray tidak mampu mencintai gadis lain yang secara tidak langsung Ray telah

menghancurkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui

kutipan berikut.

Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray

menyadarinya. Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu

mekar di waktu yang salah dan tempat yang salah. Apakah rasa

kosong ini karena istrinya pergi? Ya.

(RTDW: 368)

Perilaku keduabelas Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain

setelah istrinya meninggal sebab Ray tidak mampu melupakan istrinya

sehingga Ray tidak pernah membuka hatinya untuk gadis lain yang

mencintainya. Berdasarkan hal tersebut perilaku Ray tersebut menunjukkan

thanatos atau insting kematian yaitu Ray tidak bisa mencintai gadis lain.

Dengan kata lain melalui perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan

diri.

c. Repression (Represi)

Mekanisme represi merupakan salah satu cara melupakan isi

kesadaran yang bersifat traumatis atau sesuatu yang membangkitkan

kecemasan. Dapat diartikan juga sebegai proses mengubur pikiran atau

87

perasaan yang mencemaskan ke alam tak sadar. Dan seseorang akan

meripres keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan

perasaan bersalah atau konflik yang menimbulkan rasa cemas atau yang

menyakitkan. Wujud afiliasi represi tokoh utama Ray (Rehan) dijabarkan

sebagai berikut.

Setahun lalu tidak banyak yang berubah dari perangaian Rehan

sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak

berguna. Apa dengan tahu ia merasa berbeda dari anak-anak panti

lain? Lebih baik dari mereka? Bukan anak bangsat? Tidak penting,

tidak ada gunanya.

(RTDW: 38)

Perilaku pertama, Ray berusaha merepresi cerita masa lalunya di

dalam koran usang. Ray tidak peduli dengan masa lalunya, karena bila hal

tersebut diingat akan menyakiti hati Ray. Rasa tidak peduli dengan cerita

masa lalunya seolah membuat Ray berusaha mengingkari takdirnya sendiri.

Dengan demikian, Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di

dalam hatinya. Represi Ray yang lain diwujudkan Ray dengan berusaha

melupakan dan merepresi insiden menyakitkan saat tinggal di panti. Hal

tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.

Pertanyaan yang semakin menganggunya justru setelah dia

meninggalkan panti tersebut. Kenapa enam belas tahun masa

kecilnya harus dihabiskan di panti menyebalkan tersebut. Kenapa

ia harus di antar ke tempat itu. Bukankah ada puluhan panti di kota

ini. Kenapa harus di panti itu?

(RTDW: 54)

Perilaku kedua, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

tinggal di panti. Saat mengingat tempat itu, Ray merasa menyesal sudah

membuang waktu percuma di panti itu. Kehidupan bebas yang diperoleh di

88

luar panti membuat Ray bahagia sehingga Ray berusaha melupakan

kenangan buruknya di panti. Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi

kecemasan di dalam hatinya. Represi Ray yang lain diwujudkan Ray dengan

berusaha melupakan peristiwa menyakitkan saat tinggal dirumah singgah.

Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.

Lelah sekali Ray membujuk hatinya untuk berdamai atas berbagai

kejadian enam bulan lalu. Tidak bisa. Sungguh tidak bisa.

Bukankah hidup selalu seperti ini? Kejam. Tega merenggut begitu

saja orang-orang yang selalu berbuat baik. Dia terpaksa pergi.

Omong-kosong? Apa salah dirinya? Preman-preman itu yang salah.

(RTDW: 143-144)

Perilaku ketiga, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

tinggal di rumah singgah. Ray terlibat konflik dengan kakak penanggung

jawab rumah singgah. Ray yang merasa sakit hati dengan insiden itu dengan

terpaksa memutuskan pergi dari rumah singgah. Ray terpaksa menyingkir

dari tempat itu untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya. Seain itu,

Ray sangat kecewa dengan takdir kehidupannya yang semakin tidak

menentu. Hal tersebut membuat Ray frustasi, represi Ray yang lain

diwujudkan Ray dengan mengambil keputusan untuk menjadi orang jahat.

Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipandi bawah ini.

Kereta meliuk menikung, Ray berpegangan. Dia menyeringai tipis.

Jauh lebih bergoyang di bandingkan dengan tali baja gondola. Ray

buru-buru mengusir pikirannya barusan, bukankah dia ingin

melupakan semuanya. Melupakan eksekusi mati semalam.

Melupakan masa enam tahun yang membuatnya sesak. Dia akan

menjemput kehidupan baru di kota lamanya.

(RTDW: 224-225)

89

Perilaku keempat, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan

saat melakukan pencurian berlian terbesar di Ibukota. insiden itu telah

menewaskan dua petugas polisi dan salah satu sahabatnya menjemput maut

di tiang gantungan. Insiden menyakitkan itu telah membuat hati Ray

tersiksa. Ray memutuskan melarikan diri untuk mencari ketenangan hidup.

Dengan demikian, Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di

dalam hatinya. Selain itu, Ray sangat kecewa dengan takdir kehidupannya

yang semakin tidak menentu. Setelah istrinya meninggal hidupnya semakin

hampa. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan di bawah ini.

Ray menghela nafas. Hampir dua puluh tahun seluruh kenangan

istrinya terkubur di sini. Dua puluh tahun yang hampa. Kosong.

Dua puluh tahun yang melelahkan.

(RTDW: 396)

Perilaku kelima, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

istrinya meninggal. Setelah istrinya meninggal Ray merasa ada sesuatu yang

hilang dari kehidupannya. Kebahagiaan itu ada pada istrinya dan

kebahagiaan itu sudah hilang, dan membuat batin Ray tersiksa. Ray

berusaha menenangkan diri di samping pusara istrinya. Hal ini dilakukan

Ray untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya. Selain itu, Ray sangat

kecewa dengan takdir kehidupannya yang semakin tidak menentu. Setelah

istrinya meninggal hidupnya semakin hampa. Hal tersebut dapat diperkuat

melalui kutipan berikut.

Enam tahun yang menyedihkan. Enam tahun yang di penui semua

penyakit. Ray mendadak teramat rindu dengan Gigi Kelincinya.

Biarlah semuanya berakhir, dia ikhlas sudah.

(RTDW: 413)

90

Perilaku keenam, Ray berusaha merepresi enam tahun

kehidupannya yang dipenuhi komplikasi penyakit. Hal tersebut

menyakitkan bagi Ray dan Ray memutuskan untuk menyerah dan kepada

Tuhan. Ray berusaha menenangkan dirinya sendiri, hal ini dilakukan untuk

mengurangi kecemasan di dalam hatinya.

d. Displacement (Pemindahan Objek)

Mekanisme pemindahan objek merupakan salah satu proses untuk

mengalihkan perasaan marah dari objek asli ke objek pengganti dengan

tujuan untuk mengurangi kecemasan. Hal tersebut dilakukan karena objek

pengganti itu lebih sehat dan lebih aman untuk dijadikan pelampiasan.

Wujud pemindahan objek pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai

berikut.

Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap

sumpah serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-

g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci

inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti.

Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati,

baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.

(RTDW: 11-12)

Perilaku pertama, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek

saat Ray berusaha melampiaskan kemarahannya kepada penjaga panti

dengan cara mengumpat dengan kata-kata kasar di dalam hati. Ray tidak

mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada penjaga panti

karena akan membahayakan keselamatannya. Ray menggantinya dengan

cara mengumpat di dalam hati dengan kata-kata kasar. Dengan demikian,

cara tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan

91

Ray. Selain itu, Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan

mencuri barang milik penjaga panti. Hal tersebut dapat diperkuat melalui

kutipan berikut.

Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju

koko, sarung dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu

ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-

main di sudut terminal.

(RTDW: 14)

Perilaku kedua, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek saat

Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri barang-

barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara

langsung kepada penjaga panti karena dinilai akan membahayakan

keselamatnnya. Dengan demikian, Ray menggantinya dengan mencuri

barang-barang milik penjaga panti karena objek tersebut dinilai lebih aman

untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain itu, Ray berusaha

melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti dengan cara mangkir

kerja dan sengaja merusak barang-barang. Hal tersebut dapat diperkuat

melalui kutipan berikut.

Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang

dan berbagai perangai buruk bentuk perlawanan lainnya.

(RTDW: 35)

Perilaku ketiga, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek saat

Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan membalas perlakuan

jahat penjaga panti dengan mangkir kerja dan sengaja merusak barang-

barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara

langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut akan mengancam

92

keselamatannya. Ray menggantinya dengan mangkir kerja dan merusak

barang-barang milik penjaga panti karena objek tersebut dinilai lebih aman

untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain itu, Ray berusaha

melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti dengan cara mencuri

uang sumbangan. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.

Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk

ruangan itu. Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik

membuka laci tempat ia menemukan amplop-amplop sumbangan

seminggu lalu.

(RTDW: 36)

Perilaku keempat, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek

saat Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan membalas

perlakuan jahat penjaga panti dengan mencuri uang milik penjaga panti. Ray

tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada penjaga

panti karena hal tersebut dinilai akan mengancam keselamatnnya. Ray

menggantinya dengan mencuri uang milik penjaga panti karena objek

tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan. Selain

itu, Ray berusaha melampiaskan rasa dendamnya kepada penjaga panti

dengan cara mencuri uang di brangkas merah dan melarikan diri dari panti.

Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan berikut.

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang

jualan parsel lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan

dengan kasar mulai membuka laci lemari… Maka dengan cepat

Rehan menyambar brangkas warna merah itu.

(RTDW: 39-40)

93

Perilaku kelima, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek

saat Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri

barang-barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya

secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut dapat

membahayakan nyawanya. Ray menggantinya dengan mencuri barang-

barang milik penjaga panti karena objek tersebut lebih aman untuk dijadikan

pelampiasan.

e. Regresi Primitivation (Regresi)

Regresi Primitivation diartikan sebagai sikap atau perilaku orang

dewasa yang memiliki sifat tidak berbudaya atau kehilangan kontrol

sehingga dapat melakukan hal-hal yang agresif. Sebagai contoh, orang

dewasa merasa kehilangan control sehingga melakukan perkelahian.

Perkelahian yang di lakukan oleh seseorang yang sudah dewasa merupakan

wujud perilaku regresi primitivation, dalam hal ini perilaku seseorang

tersebut seperti kembali pada masa anak-anak dengan melakukan tindakan

yang tidak berbudaya. Wujud perilaku yang menunjukkan regresi

primitivation tokoh utama pada tokoh Ray (Rehan) dijabarkan sebagai

berikut.

Ray buas menerjang orang yang memukulnya dengan kursi.

Menghantam ujung botol yag sudah pecah ke dada preman itu.

Tidak merasa perlu untuk mencabutnya lagi. Langsung membalik

badan. Mengejar yang lain. Insting “membunuh” itu kembali tak

tertahankan.

(RTDW: 138)

94

Perilaku pertama, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha

balas dendam dengan beberapa preman jalanan yang menganggu

ketentraman keluarganya di rumah singgah dengan berkelahi. Menurut

penilaian Ray kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Dalam hal ini

perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan

tindakan yang tidak berbudaya dengan perkelahian. Dengan demikian, Ray

telah melakukan regresi primitivation yaitu berkelahi untuk tujuan balas

dendam. Selain itu, Ray berusaha membalas perlakuan orang-orang yang

merendahkan harga dirinya. Hal tersebut dapat diperkuat melalui kutipan

berikut.

Saat kerumunan itu menatapnya sepele, menyeringai merendahkan,

malah ada yang keterlaluan meludah, Ray terpaksa memukuli

mereka satu persatu. Empat pemuda perlente itu terkapar di

jalanan.

(RTDW: 249)

Perilaku kedua, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha

membalas perlakuan orang-orang yang merendahkan harga dirinya. Dalam

hal ini perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu

melakukan tindakan yang tidak berbudaya dengan melakukan perkelahian.

Dengan demikian, Ray telah melakukan regresi primitivation yaitu

berkelahi untuk tujuan menjaga harga dirinya sebagai laki-laki sejati.

95

4. Relevansi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

sebagai Bahan Ajar di Kelas XI SMA

Sastra mempunyai relevansi dengan masalah dunia nyata, maka

pembelajaran sastra khususnya novel mempunyai posisi yang penting dalam

dunia pendidikan. Sebab di dalam novel terdapat imitasi kehidupan masyarakat

dan problematikanya serta pesan-pesan bijaksana yang dituangkan melalui

bahasa pilihan pengarangnya. Hal tersebut membuat novel semakin menarik

untuk dikaji dan turut membantu dunia pendidikan menjadi lebih maju

khususnya dalam pembelajaran sastra.

Untuk lebih mendalami pengetahuan dan kehidupan secara luas, novel

sebagai salah satu genre sastra dimungkinkan untuk diajarkan di sekolah

(SMA). Pada hakikatnya tujuan pembelajaran apresiasi sastra yaitu untuk

memahami masalah-masalah dunia nyata dengan memetik pelajaran berharga

melalui nilai-nilai positif yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Siswa

diharapkan dapat menerapkan hal-hal baik yang telah dipelajari sehingga

berpengaruh positif pada perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran sastra merupakan bagian dari kegiatan pendidikan,

seyogyanya segala aspek pembelajaran sastra diarahkan demi tercapainya

tujuan pendidikan. Novel mampu memaparkan imitasi dunia nyata sehingga

baik untuk pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Salah satu kelebihan novel

sebagai bahan pembelajaran sastra adalalah cukup banyak novel bermutu dari

pengarang-pengarang muda berbakat Indonesia yang beredar luas sehingga

dapat dinikmati sesuai dengan perkembangan usia dan tingkat kemampuan

96

perseorangan. Namun, tingkat kemampuan individu tidak sama. Untuk

mencapai tujuan tersebut, guru diharapakan mampu menyajikan pembelajaran

novel melalui strategi kerja kelompok agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus mempersiapkan

segala hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah menentukan

KD (Kompetensi Dasar) selanjutnya guru menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Muslich (2007: 45) menyatakan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per

unit yang diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP

tersebut diharapkan guru dapat menerapkan skenario pembelajaran secara

terstruktur. Berdasarkan penjelasan tersebut pada silabus kelas XI SMA yang

terkait dengan pembelajaran sastra khususnya pembelajaran novel, terdapat

pada KD (Kompetensi Dasar) 7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur ekstrinsik

novel Indonesia/terjemahan. Berdasarkan RPP tersebut diharapkan guru dapat

menerapkan pembelajaran secara terprogram. Komponen RPP tersusun dari:

a. Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran yang terdiri dari: satuan pendidikan SMA ,

kelas XI, semester 1, program studi umum, mata pelajaran bahasa Indonesia,

alokasi waktu 4x45 menit.

b. Standar Kompetensi

Penelitian ini mengacu pada SK (Standar Kompetensi) 7, memahami

hikayat, novel Indonesia/ terjemahan. Penyusunan rencana pembelajaran

dengan standar kompetensi tersebut diharapkan agar siswa mampu

97

memahami dan mendalami salah satu novel Indonesia berjudul Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

c. Kompetensi Dasar

Sesuai dengan KD 7.2 pembelajaran sastra pada kegiatan apresiasi

untuk menganalisis unsur ekstrinsik yang sesuai dengan novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye difokuskan pada unsur bawah

sadar tokoh utama novel yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis. Siswa

dilatih untuk menganalisis unsur bawah sadar tokoh utama melalui tokoh

Ray (Rehan) dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere

Liye melalui kegiatan membaca, tanya jawab, diskusi, inkuiri dan

penugasan.

d. Indikator dan Tujuan Pembelajaran Sastra

Indikator yang dapat diamati dari siswa untuk menilai seberapa

banyak pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan

pembelajaran apresiasi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere

Liye yang difokuskan pada unsur bawah sadar (struktur kepribadian, unsur

kesadaran, dan unsur bawah sadar) tokoh utama novel Rembulan Tenggelam

di Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis

Sigmund Freud yaitu;

1) menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia;

2) menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terjemahan;

3) membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan

terjemahan;

98

Tujuan dari pembelajaran novel sesuai Kompetensi Dasar (KD) 7.2

adalah siswa diharapkan mampu memahami unsur instrinsik dan ekstrinsik

dalam novel yang difokuskan pada struktur kepribadian, unsur kesadaran,

dan unsur bawah sadar) tokoh utama Rembulan Tenggelam di Wajahmu

karya Tere Liye. Selain mampu memahami unsur psikologis dalam novel

tersebut, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Pengetahuan dapat diperoleh siswa melalui teori sastra, sejarah sastra,

kritik sastra, esai sastra, serta hal-hal yang tumbuh sejalan dengan sastra,

serta pertalian sastra dengan kehidupan. Keterampilan dapat diperoleh siswa

melalui kegiatan mengapresiasi sastra yakni membaca, mendalami,

mendengarkan, menonton pementasan sastra, dan berekspresi sastra. Setelah

menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra maupun

dalam kehidupan nyata, siswa diharapkan dapat menerapkan hal-hal baik

yang dipelajari sehingga berpengaruh positif pada perilakunya di kehidupan

siswa sehari-hari.

e. Materi Pembelajaran Sastra

Materi pembelajaran merupakan materi yang terdapat dalam

kurikulum pembelajaran yang harus disampaikan oleh guru pada siswa

dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pokok-pokok materi

pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian

kompetensi dan yang akan dinilai menggunakan indikator pencapaian

belajar. Materi pembelajaran yang harus diberikan pada siswa sesuai dengan

kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel yang meliputi

99

struktur kepribadian tokoh utama yang meliputi id, ego,dan superego, unsur

kesadaran, dan unsur bawah sadar yang meliputi eros, thanatos, repression,

displacement, dan regresi primitivation pada tokoh utama.

Pemilihan bahan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan

kegiatan pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan kemampuan siswa

dengan cara mengelompokkan siswa sesuai kematangan cara berpikirnya.

Agar siswa tertarik dengan pembelajaran, guru dapat memilih materi yang

mendekati kriteria, pengalaman dan kehidupan siswa. Dalam pembelajaran

sastra, misalnya guru dapat memilih novel yang mampu memberikan

inspirasi untuk remaja yang di harapkan mampu menggugah hati siswa,

salah satunya novel karya Tere Liye Rembulan Tenggelam di Wajahmu.

Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye merupakan

novel yang sarat akan nilai pendidikan dan pesan moral. Novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu menceritakan perjalanan seorang anak yatim piatu

bernama Ray (Rehan) yang berusaha meraih kebahagiaan sejati. Perjalanan

Ray untuk meraih kebahagiaan banyak menuai rintangan. Ray banyak

melakukan perbuatan-perbuatan melanggar norma demi mendapatkan

kebahagiaannya. Ray memiliki kekayaan dan kemewahan dunia tetapi Ray

tidak bahagia dengan kehidupannya. Demikian halnya dengan cinta,

kematian istrinya membuat Ray kehilangan kontrol, dan semangat hidupnya

lenyap seperti judul novelnya Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Ray terus

berusaha mencari kebahagiaannya yang hilang dengan menumpuk

kekayaan. Meskipun perlahan dan penuh rintangan, pada akhirnya semua

100

berakhir dengan baik. Ray berhasil mendapatkan pemahaman tentang

makna kehidupan yang sesungguhnya melalui perjalanan spiritual

mengenang kehidupan masa lalunya yang kelam bersama seorang utusan

Tuhan, melalui bimbingannya Ray mendapatkan pencerahan untuk kembali

ke jalan Tuhan.

Siswa kelas XI SMA berusia antara 16-17 tahun, menurut teori H.L.B.

Moody (Rahmanto, 1988: 30), siswa berada dalam tahap generalisasi artinya

secara psikologis pemikiran siswa sudah matang, mempunyai rasa ingin

tahu yang besar untuk memahami konsep-konsep abstrak dengan cara

menganalisis suatu fenomena serta masalah-masalah dunia nyata yang

ditemukan di sekitarnya, hal tersebut sangat cocok dengan isi cerita novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang berisi kisah nyata yang sering

dialami sehari-hari tentang upaya manusia dalam menggapai kebahagiaan

dan makna kehidupan sejati dengan segala masalah yang menyertai.

Melalui novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye,

diharapkan siswa mampu memetik hikmah melalui pesan-pesan tersirat

bahwa apapun bentuk takdir kehidupan dari Tuhan harus selalu disyukuri.

Kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan dunia, tetapi dari keikhlasan

hati seseorang untuk menerima segala bentuk takdir dan kehidupan dari

Tuhan. Keberagaman unsur yang terdapat dalam novel dapat memberikan

pengaruh khusus terutama aspek psikologis pembacanya dan dapat

dijadikan gambaran jika suatu saat mengalami permasalahan yang serupa.

101

f. Metode dan Model Pembelajaran Sastra

Dalam pembelajaran sastra diperlukan strategi mengajar yang tepat

agar siswa memperoleh hasil belajar secara maksimal. Berdasarkan

kebutuhan dan materi pembelajaran sastra, strategi pembelajaran yang

masih menunjang untuk dipakai dalam pembelajaran sastra yaitu ceramah,

inkuri, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Metode ceramah digunakan

untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan mengenai kegiatan yang harus

dilakukan siswa, metode inkuiri dapat digunakan sebagai metode agar siswa

menjadi lebih aktif untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang

dibahas, metode tanya jawab dapat digunakan untuk menggali kemampuan

berpikir dan pengetahuan siswa tentanng materi yang dipelajari, metode

diskusi dapat dilakukan sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah yang di

bahas dengan bekerja dalam satu tim atau kerja kelompok saling bertukar

pengalaman sekaligus melatih daya pikir dan imajinasinya, dan metode

penugasan sebagai alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa

mampu memahami materi yang telah dipelajari.

Model-model pembelajaran inovatif akan memperkaya guru dalam

mengajar dan memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan

menyenangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran

apresiasi sastra khususnya untuk menganlisis unsur bawah sadar yang

digunakan dalam kajian ini adalah model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning).

102

Pembelajaran kontekstual menekankan proses keterlibatan siswa

secara aktif untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Guru memulai

kegiatan pembelajaran dengan mengajukan masalah-masalah yang meliputi

unsur bawah sadar Ray (Rehan) di dalam novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu yang relevan dengan masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa diarahkan untuk merumuskan,

mengindentifikasi, berusaha mencari makna dari masalah tersebut. Guru

sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif,

kreatif, dan cerdas berpikir dalam proses menemukan cara untuk

menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Unsur bawah sadar tokoh Ray (Rehan) digunakan dalam novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye menjadikan pesan yang

akan disampaikan kepada pembaca lebih jelas. Siswa dilatih untuk mampu

menjelaskan pemaknaan dari unsur bawah sadar (struktur kepribadian, unsur

kesadaran dan unsur bawah sadar) pesan pengarang yang bersifat baik dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Praktik pembelajarannya di kelas, guru sudah merencanakan masalah

yang harus dipecahkan siswa yang berkaitan dengan unsur bawah sadar

dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Guru sudah memberi tugas

kepada siswa untuk membaca novel tersebut maksimal tiga pekan

sebelumnya. Guru juga sudah memfasilitasi siswa dengan menunjukkan

novel tersebut di perpustakaan sekolah.

103

Dengan demikian, siswa sudah mempunyai gambaran terperinci

tentang isi novel tersebut. Selanjutnya, hal-hal yang mendasari kegiatan

kontekstual dijabarkan berikut ini.

1) Kontruktivisme (contructivisme), setelah membaca novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, guru memberi kesempatan pada

siswa untuk membangun sendiri pengetahuan mereka mengenai unsur

bawah sadar manusia yang meliputi struktur kepribadian, unsur

kesadaran dan unsur bawah sadar yang garis besarnya telah dijelaskan

guru dengan mengkaitkannya melalui contoh dalam kehidupan nyata

sehari-hari.

2) Bertanya (questioning), guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk aktif bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan isi

novel misalnya istilah baru atau penjelasan yang belum dipahami atau

kesulitan lain yang dialami siswa dalam proses membaca novel sebelum

kegiatan apresiasi dimulai. Siswa diberi kebebasan untuk memperoleh

informasi mengenai unsur bawah sadar yang berkaitan erat dengan

psikoanalisis manusia yang garis besarnya telah dijelaskan guru dengan

mengkaitkannya melalui contoh-contoh kongkrit dalam kehidupan siswa

sehari-hari.

3) Menemukan (inquiry), dari pertanyaan yang telah dirumuskan, guru dan

siswa bersama-sama mulai mengidentifikasi masalah-masalah yang harus

dianalisis. Kegiatan ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Pada tahap ini siswa mengumpulkan data melalui observasi atau

104

pengamatan. Siswa mencari kutipan data novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu yang berkaitan dengan unsur bawah sadar yang meliputi

struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur kesadaran dan unsur bawah

sadar (eros thanatos, represi, pemindahan objek, regresi primitivation).

4) Masyarakat belajar (learning comunity), pada tahap ini siswa bekerja

secara berkelompok (terdiri dari 4-5 siswa), guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai. Dalam hal ini siswa diberi

kebebasan untuk membaca ulang novel tersebut untuk lebih memahami.

Selain itu, siswa diberi kebebasan untuk memperoleh informasi mengenai

psikoanalisis yang berkaitan erat dengan unsur bawah sadar manusia dari

referensi-referensi yang mendukung pembelajaran tersebut. Guru wajib

memantau perkembangan siswa dalam proses diskusi kelompok, peran

guru ini berguna untuk menyampaikan kepada siswa hubungan antara

materi yang dipelajari dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan

sebelumnya.

5) Pemodelan (modeling), guru memberikan contoh bagaimana menentukan

masing-masing kategori dari unsur bawah sadar manusia yang meliputi

struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur kesadaran dan unsur bawah

sadar (eros thanatos, represi, pemindahan objek, regresi primitivation).

Guru memberikan cara yang mudah untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan setiap kategori unsur bawah sadar melalui kehidupan tokoh

utama Ray (Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh kongkrit

kehidupan dan pengalaman sehari-hari para siswa.

105

6) Refleksi (reflection), guru bersama siswa merefleksi apa yang sudah

dipelajari. Dalam tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. Siswa diberi arahan

untuk membuat laporan hasil diskusi, yaitu secara tertulis dan

mempresentasikan di depan kelas pada pertemuan berikutnya.

7) Penilaian sebenarnya (authentic assessment), sebelum melakukan

penilaian, siswa terlebih dahulu penyajian hasil diskusi kelompok yang

dilakukan secara bergantian. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah

ketika wakil dari kelompok menyampaikan hasilnya, kelompok lain

harus memberikan tanggapan dan penilaian tentang berbagai pendapat

yang telah disampaikan. Tujuannya adalah agar guru bersama siswa

dapat melakukan refleksi atau evaluasi. Guru hendaknya sudah

mempersiapkan kisi-kisi atau format penilaian terlebih dahulu agar siswa

dapat memberikan penilaian secara lebih terarah dan objektif. Analisis

dan evaluasi sangat penting untuk menentukan keberhasilan siswa dalam

memecahkan permasalahan dan untuk melihat kekurangan-

kekurangannya agar dapat dijadikan pedoman dalam perbaikannya.

Dari tujuh tahap pembelajaran dengan model CTL (Contextual

Teaching and Learning) ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru

dan siswa demi kesuksesan kegiatan pembelajaran, yakni: a) siswa secara

individu harus sudah membaca novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

karya Tere Liye; b) dalam memilih teman kelompok siswa diberi kebebasan

untuk memilih partner. Jika tidak memungkinkan, guru dapat membantu

106

siswa untuk membentuk kelompok melalui nomor urut absensi; c) setiap

kelompok diberi kebebasan dalam berdiskusi dan mencari informasi

pendukung sesuai kesepakatan kelompok, guru sekadar memfasilitasi dan

memberikan saran; d) siswa secara perwakilan harus menyampaikan hasil

diskusinya sesuai waktu yang telah ditentukan guru; e) siswa diharapkan

mampu menilai performa serta penyajian setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya secara objektif dan memberikan kritik

dan saran yang membangun. Model CTL (Contextual Teaching and

Learning) mempunyai beberapa keunggulan antara lain;

1) pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, siswa belajar melalui

proses pemahaman dan bukan „menghafal‟ artinya siswa dituntut untuk

dapat menangkap hubungan antara pengalaman kehidupan tokoh utama

(Ray) yang dikaitkan dengan kehidupan dan pengalaman siswa sehari-

hari. Guru dan siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang

memungkinkan dengan mengaitkan berbagai bentuk pengalaman sosial,

budaya, fisik dan psikologi dalam mencapai hasil belajar;

2) pembelajaran lebih produktif dan menumbuhkan konsep sebab siswa

tidak hanya mengetahui teori mengenai unsur bawah sadar, tetapi siswa

dituntun untuk menemukan unsur bawah sadar berdasarkan kategorinya

melalui pengalaman kehidupan tokoh yang dikaitkan dengan kehidupan

dan pengalaman siswa sehari-hari. Novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu menceritakan perjalanan seorang anak yatim piatu bernama

Ray (Rehan) yang berusaha meraih kebahagiaan sejati. Perjalanan Ray

107

untuk meraih kebahagiaan banyak menuai rintangan. Ray banyak

melakukan perbuatan-perbuatan melanggar norma demi mendapatkan

kebahagiaannya. Meskipun perlahan dan penuh rintangan pada akhirnya

semua berakhir dengan baik. Ray berhasil mendapatkan pemahaman

tentang makna kehidupan yang sesungguhnya melalui perjalanan

spiritual mengenang kehidupan masa lalunya yang kelam. Isi cerita novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu berisi kisah nyata yang sering dialami

sehari-hari tentang upaya seseorang untuk menggapai kebahagiaan.

Diharapkan siswa mampu memetik hikmah bahwa apapun bentuk takdir

kehidupan dari Tuhan harus selalu disyukuri. Melalui novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye diharapkan dapat memberikan

pengaruh khusus terhadap aspek psikologis siswa, selain hal tersebut

dapat memberikan gambaran jika suatu saat mengalami permasalahan

yang serupa. Dengan demikian siswa mampu menggunakan

pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru yang belum

pernah dihadapi sebelumnya.

Pembelajaran sastra novel dengan model CTL melatih siswa lebih

aktif berpikir dan berkreasi. Guru sudah memberi tugas kepada siswa untuk

membaca novel tersebut maksimal tiga pekan sebelum kegiatan apresiasi

dimulai. Guru lebih banyak memfasilitasi siswa dengan menginformasikan

kepada siswa bahwa novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sudah

disediakan dan dapat dipinjam di perpustakaan sekolah, memberi saran dan

bimbingan agar proses pembelajaran berlangsung lancar. Pada pembelajaran

108

CTL, siswa diharapkan dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan

dari tokoh utama yang ada di dalam novel. Dalam hal ini, siswa dapat

memetik hikmah dari peristiwa yang dialami oleh Ray (Rehan). Dengan

demikian, berarti siswa menambah pengetahuan dan pengalamannya untuk

bekal kehidupan yang akan datang.

g. Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra

1) Pelacakan Pendahuluan

Guru mendalami terlebih dahulu materi novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang akan diajarkan untuk

memperoleh pemahaman tentang novel yang akan disajikan. Selanjutnya,

guru dapat bertanya kepada siswa tentang isi novel Rembulan Tenggelam

di Wajahmu. Tema novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu sangat

menarik dan sangat dekat dengan kehidupan siswa sekolah menengah

yaitu perjuangan mencari makna kehidupan sejati. Bahasa yang

digunakan dalam novel juga mudah dipahami. Novel tersebut diharapkan

dapat memberi inspirasi bagi kehidupan siswa.

2) Penentuan Sikap Praktis

Pada tahap ini, guru menyesuaikan novel dengan teknik

pembelajaran yang sesuai. Dalam pembelajaran novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu terdapat berbagai masalah hidup yang mampu

mempengaruhi psikologis tokoh. Guru dapat memberikan penekanan

pada psikoanalisis yang erat kaitannya dengan unsur bawah sadar di

dalam novel tersebut. Sebagai tahap pengenalan materi dijelaskan tentang

109

unsur bawah sadar. Penjelasan mengenai hal tersebut dilakukan agar

siswa memperoleh gambaran awal tentang materi yang akan dipelajari.

3) Introduksi

Pada tahap ini, guru mulai mengkaitkan unsur bawah sadar yang

meliputi struktur kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran

(perilaku yang disadari), unsur bawah sadar (eros thanatos, represi,

pemindahan objek, regresi primitivation) melalui kehidupan,

permasalahan dan pengalaman yang dialami tokoh utama Ray (Rehan).

Kehidupan tokoh utama Ray (Rehan) selanjutnya dikaitkan kehidupan

permasalahan dan pengalaman sehari-hari siswa.

4) Penyajian

Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu yang

mendukung kegiatan pembelajaran. Selanjutnya memberikan pertanyaan

untuk mengawali kegiatan pembelajaran. Contoh soal:

a) Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray

(Rehan)?

b) Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray

(Rehan)?

c) Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?

5) Diskusi

Kegiatan selanjutnya dalam pembelajaran novel sastra ialah diskusi

kelompok yang dipresentasikan secara lisan maupun tulis. Dalam

kegiatan diskusi dapat dilakukan dengan belajar secara berkelompok dan

110

tanya jawab. Metode tersebut digunakan karena cocok diterapkan dalam

kegiatan tersebut. Kemudian siswa diintruksikan untuk mengidentifikasi

dan menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sesuai dengan

kategorinya. Guru memandu jalannya diskusi dan menyiapakan

pertanyaan yang akan didiskusikan. Di bawah ini contoh panduan diskusi

dalam bentuk pertanyaan.

a) Bagaimana pendapat anda mengenai kepribadian yang mendominasi

tokoh Ray (Rehan)?

b) Mengapa tokoh Ray (Rehan) sangat membenci Tuhan?

c) Bagaimana cara Anda menyelesaikan masalah tersebut jika Anda

sebagai tokoh Ray (Rehan)?

d) Bagaimana pendapat Anda mengenai isi novel Rembulan Tenggelam

di Wajahmu karya Tere Liye tersebut?

6) Pengukuhan

Dalam pengukuhan, siswa dapat diintruksikan untuk mencatat

kesan-kesan dan tanggapan dari novel yang dibaca dalam buku catatan

khusus, tujuannya untuk memotivasi sekaligus meneliti tingkat

pemahaman siswa. Guru dapat memberikan saran dan tanggapan, untuk

menyempurnakan catatan tersebut. Guru dapat melakukan kegiatan yang

sesuai dengan rambu-rambu dalam satuan pelajaran meliputi:

111

1) Pendahuluan

Guru mengawali kegiatan belajar-mengajar dengan mengucap-

kan salam dilanjutkan presensi siswa. Guru kemudian memaparkan

SK, KD indikator dan tujuan pembelajaran untuk memotivasi siswa

untuk tetap semangat belajar. Guru dapat memberikan pengantar

tentang psikoanalisis, unsur bawah sadar sekaligus kategorinya.

2) Inti

Pada tahap inti pertemuan pertama siswa diberikan informasi

tentang psikoanalisis Sigmund Freud yang meliputi struktur

kepribadian (id, ego, superego), unsur kesadaran (perilaku yang di

sadari), unsur bawah sadar (eros, thanatos, represi, pemindahan

objek, regresi primitivation). Untuk memudahkan pemahaman siswa,

guru dapat menghubungkan teori dengan contoh-contoh pengalaman

atau peristiwa yang dialami tokoh utama Ray (Rehan) dengan

pengalaman atau peristiwa nyata sehari-hari siswa. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi

siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran serta memberikan

ruang yang cukup untuk tanya jawab yang berkaitan dengan

pembelajaran.

Pada tahap inti pertemuan pertama siswa diintruksikan untuk

berkelompok. Selanjutnya siswa dibimbing untuk menemukan dan

menganalisis struktur kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah

112

sadar, tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya

Tere Liye.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman

atau kesimpulan, penilaian, refleksi umpan balik, dan tindak lanjut.

Jika waktu tidak mencukupi tugas kelompok dapat dikerjakan di

rumah sebagai PR. Dan pada pertemuan berikutnya siswa

diintruksikan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru

dan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan tentang

struktur kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar, tokoh

utama pada novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

h. Media dan Sumber Belajar

Pembelajaran difokuskan pada unsur bawah sadar tokoh utama yang

lebih banyak mendominasi jalan cerita pada novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye yang dikaji berdasarkan teori psikoanalisis.

Dalam hal ini siswa diberi kebebasan untuk menggunakan media cetak

berupa buku-buku sastra yang relevan dengan materi pembelajaran.

Buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran antara lain: a) novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang di terbitkan oleh

Republika; b) buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas XI SMA yang

diterbitkan Yudhistira; c) buku pelengkap sebagai buku acuan materi

belajar, yaitu buku yang membahas tentang psikoanalisis Sigmund Freud

113

serta refrensi-refrensi lain yang terkait. Tujuannya agar kegiatan

pembelajaran berangsung lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

i. Evaluasi

Evaluasi sebagai suatu proses merupakan suatu kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi adalah penilaian

yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut akan diketahui

berhasil tidaknya melalui hasil evaluasi yang diperoleh. Penilaian proses

dan hasil belajar pelajaran bahasa Indonesia mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap berbahasa. Semua ini dapat diketahui melalui

kegiatan pembelajaran baik lisan maupun tulisan.

Evaluasi tingkat apresiasi hendaknya sampai pada unsur ekstrinsik.

Aspek penilaian tersebut dijabarkan sebagai berikut; a) penilaian aspek

kognitif, tingkatan paling sederhana adalah ingatan, berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran dan kemampuan

menjawab soal dengan benar; b) aspek afektif, dapat dilihat dari berbagai

tingkah laku dan perhatian siswa dalam pembelajaran, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan

sosial; dan c) aspek psikomotor, berkaitan dengan keterampilan atau

kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar, psikomotor

merupakan tahap lanjutn dari aspek afektif yang akan tampak pada

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Dengan demikian,

114

penilaian kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan penilaian afektif

dan psikomotor.

Alat evaluasi yang paling tepat untuk memberikan penilaian adalah

bentuk esai. Tes esai tepat untuk menilai proses kemampuan berpikir yang

melibatkan aktivitas kognitif. Siswa tidak sekedar menjawab, karena itu

siswa benar-benar mengerahkan kemampuannya untuk berpikir.

Konsekuensinya siswa harus benar-benar memahami materi yang

disampaikan. Guru memberikan saran dan tanggapan untuk

menyempurnakan catatan tersebut. Contoh soal bentuk esai untuk siswa

adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray

(Rehan)?

b. Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray

(Rehan)?

c. Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?

115

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai simpulan dan saran. Simpulan berisi

jawaban dari rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian. Saran berisi hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian ini yang diharapkan memberikan manfaat bagi

masyarakat.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan terhadap novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang disajikan pada bab IV,

dapat dibuat simpulan sesuai dengan rumusan masalah dan dan tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Struktur kepribadian id (aspek biologis kepribadian) tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat kuat, kepribadian

id pada tokoh Ray (Rehan) diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar

yaitu makan, minum, tidur, dan keinginan hidup bebas, dapat dilihat dari

perilakunya yaitu; mengumpat, mencuri, berpesta pora, menyalahkan

keadaan, membunuh, balas dendam, menyalahkan dan mengutuk Tuhan.

Struktur kepribadian ego (aspek psikologis kepribadian) tokoh utama novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat lemah dan berlaku

sementara, dapat dilihat dari perilakunya yaitu; mengakui kesalahan,

menghargai orang lain, keyakinan untuk melindungi keluarga, keyakinan

akan rasa aman, mengakui kekuasaan Tuhan, dan mencari ketenangan.

Struktur kepribadian superego (aspek sosiologis kepribadian) tokoh utama

115

116

novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sangat lemah dan

berlaku sementara, dapat dilihat dari perilakunya yaitu; memperbaiki diri,

bertanggung jawab, menjalin komunikasi dengan tetangga dan pebisnis di

seluruh kota, dan ridha dengan pengabdian istri. Pada akhirnya Ray dapat

mencapai kesempurnaan superego yang dapat dilihat dari perilakunya yaitu;

menyesali perbuatan-perbuatan masa lalu.

2. Unsur kesadaran tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya

Tere Liye pada tokoh Ray (Rehan) berlaku sementara, dapat dilihat dari

perilakunya yaitu; menghargai orang lain, melindungi keluarga, mengakui

kekuasaan Tuhan, melakukan pendekatan yang baik, menikah, berusaha

membahagiakan istri, membina hubungan baik dengan tetangga dan relasi

bisnis di kota, ridha dengan masa lalu istri dan pengabdian istri.

3. Unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

karya Tere Liye yaitu eros, thanatos, repression, displacement, dan regresi

primitivation. Eros Ray (Rehan) ditunjukkan dengan perilaku yang

menunjang kehidupan yaitu; menghargai orang lain, prestasi kerja yang

tinggi, menikah, berusaha membahagiakan istri, menjalin komunikasi yang

baik dengan tetangga dan relasi bisnis, dan ridha dengan pengabdian istri.

Thanatos Ray (Rehan) ditunjukkan dengan perilaku yang merusak yaitu;

mengumpat, mencuri, berpesta pora, menyalahkan keadaan, membunuh, balas

dendam, menyalahkan dan mengutuk Tuhan. Repression Ray (Rehan) yaitu

ditunjukkan dengan cara mengubur takdir kehidupan yang menyakitkan yaitu;

mengubur kenangan di panti, rumah singgah, insiden pembunuhan, mengubur

117

kenangan indah istri dan mengubur kenangan tentang komplikasi penyakit.

Displacement Ray (Rehan) tampak pada perilakunya yang berusaha

mengalihkan perasaan marah dan dendam kepada objek pengganti yang

memungkinkan sebagai pemuasan yaitu; mencuri dan merusak barang,

mencuri uang dan brangkas, mengumpat, dan mangkir kerja. Regresi

Primitivation Ray (Rehan) dapat dilihat pada perilakunya yang tidak

berbudaya seperti kehidupan pada masa kecil yaitu; berkelahi untuk tujuan

balas dendam dan melindungi harga diri. Unsur bawah sadar dalam novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye memberikan contoh

kepada siswa untuk belajar memaknai hidup secara sederhana yaitu dengan

mensyukuri setiap kehidupan dan takdir dari Tuhan dengan berlapang dada,

yang apabila dipraktikkan dalam kehidupan nyata mampu menumbuhkan

jiwa-jiwa anak bangsa berkarakter mulia.

4. Relevansi novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye sebagai

bahan ajar di kelas XI SMA dapat diaplikasikan pada Komptensi Dasar (KD)

7.2 menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan yang di

fokuskan pada unsur bawah sadar. Pembelajaran apresiasi novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dapat dilakukan dengan model

pembelajaran CTL(Contextual Teaching and Learning) yaitu melatih siswa

untuk belajar dari masalah-masalah yang di dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu yang relevan dengan masalah yang ditemukan dalam

kehidupan nyata. Tujuan dari pembelajaran novel sesuai Kompetensi Dasar

118

(KD) 7.2 adalah siswa diharapkan mampu menambah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari siswa.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Berikutnya

Dunia sastra tidak akan maju apabila tidak ada sastrawan, kritikus, dan

peneliti sastra. Untuk memajukan dunia kesusastaan diharapkan adanya

penelitian yang serupa, akan tetapi dalam penelitian yang berikutnya

diharapkan lebih luas ruang lingkupnya dan lebih baik dalam pembahasannya,

khususnya dalam bidang psikologi sastra.

2. Bagi Pendidik

Pendidik mempunyai peranan yang sangat besar dalam dunia

pendidikan, khususnya guru program studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk

menciptakan kecintaan siswa dalam dunia sastra, diharapkan guru selalu

membangkitkan minat para siswa dalam dunia kesusastraan. Guru juga harus

lebih menguasai lagi materi sastra agar dalam menjelaskan dapat lebih

dipahami siswa.

3. Bagi Siswa

Para siswa hendaknya lebih kreatif dalam mengapresiasi novel. Bukan

hanya daya apresiasi, tetapi siswa dapat menganalisis novel. Siswa juga harus

belajar mencintai sastra dengan cara banyak membaca buku-buku tentang

sastra (novel). Selain dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, membaca juga

dapat menambah wawasan terutama tentang sastra (novel).

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Wahyu Sapto. 2012. “Analisis Psikologis Novel Pudarnya Pesona Cleopatra

Karya Habiburrahman El Shirazy dan Pembelajarannya di SMA”. Skripsi.

Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Arikunto, Suharsemi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsemi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, Anwar dkk. 1997. Pengajaran Apresiasi Sastra. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta:

Buana Pustaka.

_______. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Med Press.

Freud, Sigmund. 2002. Psikoanalisis Sigmund Freud (Terjemahan Ira

Puspitorini). Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Liye, Tere. 2010. Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Jakarta: Republika.

Miles, Mattew B dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif

(Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia

Press.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

_______. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.

Rahmanto, Bernadus. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rejo, Umam. “Kecemasan Tokoh Utama dalam Novel Orang Miskin di Larang

Sekolah Karya Wiwied Prasetyo (Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud)”.

dalam http://www.jendelasastra.com/user/umam-rejo-ss. diakses 02 Juni

2012 pukul 16.08 WIB.

Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sumardjo, Jakob dan Saini KM. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Bandung: PT.

Gramedia Pustaka Prima.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan (Terjemahan Melani

Budianta). Jakarta: Gramedia.

Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN

Lampiran 1

SINOPSIS NOVEL REMBULAN TENGGELAM

DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE

Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan novel karya Tere Liye,

menceritakan tentang pergulatan batin tokoh utama bernama Ray (Rehan). Pada

bagian awal, Ray diceritakan berusia 60 tahun terkapar dengan komplikasi

penyakit. Ray koma dan bertemu dengan utusan Tuhan, pengarang menyebutnya

sebagai orang berwajah menyenangkan. Utusan tersebut memberikan kesempatan

kepada Ray untuk mengajukan lima pertanyaan dan Ray dijanjikan mendapatkan

lima jawabannya melalui perjalanan mengenang masa lalu.

Perjalanan Ray dimulai di panti asuhan. Masa kecil Ray di panti diisi

dengan kekerasan penjaga panti, hidup serba kekurangan, sibuk mengutuk nasib

dan mengutuk Tuhan. Kecerdasannya membuat Ray melakukan berbagai bentuk

perlawanan kepada penjaga panti dengan cara yang buruk seperti mencuri, sengaja

merusak barang-barang dan membolos kerja. Perlakuan buruk penjaga panti

membuat Ray memutuskan meninggalkan panti dan hidup menjadi anak jalanan.

Ray mengenang masa lalunya saat menjadi anak jalanan yang liar.

Seperti kehidupan sebelumnya, di usia yang sangat belia Ray mengisi harinya

dengan mencuri, mencopet, memalak, dan berjudi di sekitar terminal. Ray

diceritakan memiliki tuah dalam ‘perjudian’. Keberuntungan Ray pada akhirnya

mengundang dengki, beruntung akhirnya Ray selamat dari maut yang

mengancamnya.

Selanjutnya Ray mengenang perjalanan hidupnya di Rumah Singgah.

Perlakuan tulus penuh cinta, saling menghargai dan persaudaraan di rumah itu

membuat hidup Ray merasa damai. Ray untuk pertama kali dalam hidupnya

mampu menghargai dan menyayangi orang lain dengan tulus seperti keluarga.

Dari lubuk hatinya, Ray berjanji akan berusaha melindungi keluarga barunya dari

berbagai ancaman. Ray terlibat konflik dengan beberapa preman yang akhirnya

memicu perkelahian. Niat baik Ray untuk melindungi keluarga tidak ditanggapi

secara positif oleh pembina rumah singgah. Ray memutuskan menyingkir dari

rumah singgah dengan diliputi segudang amarah. Takdir kehidupannya yang

semakin buruk membuat Ray mulai menyalahkan keadaan, menyalahkan orang

lain dan mengutuk Tuhan.

Ray menjadi pengamen jalanan. Ray bertemu dengan sahabat baru

yakni seorang pencuri berlian profesional. Ray yang frustasi dengan takdir

hidupnya dengan senang hati melibatkan diri dalam aksi pencurian berlian

terbesar di kota. Eksekusi berlian gagal, Ray tertembak dan sahabatnya mati di

tiang gantungan. Ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan diri menunju

kota kelahirannya.

Perjalanan selanjutnya Ray kembali ke kota kelahirannya. Ray berusaha

melupakan kenangan buruk dalam kehidupannya. Ray bertekad untuk berubah

dan memulai hidup baru dengan cara yang bersih. Ray bekerja menjadi kuli

bangunan. Kecerdasan yang dimilikinya turut mendukung karirnya melesat.

Pemilik gedung terpesona dengan kecerdasan Ray dan memberikan Ray

kesempatan menjadi kepala mandor. Ray menikah dengan seorang gadis yang

dicintainya. Belum sempurna kebahagiaan itu karena kelahiran bayi yang di

tunggunya tidak pernah terjadi. Istri dan calon bayinya meninggal di ruang

operasi. Ray kembali terpuruk dan kehilangan seluruh semangat hidupnya.

Perjalanan selanjutnya Ray kembali ke Ibukota. Ray menggunakan

berlian hasil curiannya untuk membangun imperium bisnis. Kecerdasan dan

nalurinya membuat bisnis Ray sukses. Ray mencoba mencari kebahagiaannya

yang hilang dengan menyibukkan diri dalam pekerjaan. Harta benda dan

kemewahan dunia milikinya tidak pernah membuat Ray bahagia dan berterima

kasih kepada Tuhan. Ray lebih sering merutuk Tuhan dan mempertanyakan segala

hal buruk yang menimpanya. Rembulan di langit merupakan satu-satunya hal

yang membuat Ray mengakui kekuasaan Tuhan.

Perjalanan selanjutnya Ray menjadi tua dan sakit-sakitan. Ray kembali

mengutuk Tuhan karena komplikasi penyakit yang dideritanya. Ray koma selama

enam bulan. Di akhir masa kehidupannya, Tuhan berbaik hati mengirimkan

penjelasan melalui orang berwajah menyenangkan. Perjalanan mengenang masa

lalu bersama utusan Tuhan tersebut membuat Ray mengerti makna kehidupan

yang sebenarnya. Fakta-fakta baru dari utusan Tuhan itu membuat Ray menyadari

segala kekeliruan dan menyesali perbuatan-perbuatan buruknya di masa lalu.

Sebelum ajal menjemput, orang berwajah menyenangkan memberikan

kesempatan kepada Ray untuk bertobat kepada Tuhan.

Lampiran 2

BIOGRAFI PENGARANG

NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU

Darwis Tere Liye lahir pada tanggal 27 Mei 1979, ia lahir dan besar di

Sumatra berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Riwayat

pendidikannya SD Negeri Kikim Timur Sumatra Selatan, SMP Negeri Kikim 2

Sumatra Selatan, SMU Negeri 9 Bandar Lampung, dan lulusan sarjana Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Informasi mengenai kehidupan Tere Liye cukup

sulit untuk didapatkan, jika penulis pada umunya menuliskan biografi atau

profilnya di bagian akhir novel, tidak demikian dengan Tere Liye. Di akhir

novelnya sangat minim informasi mengenai dirinya, namun ia cukup aktif di

Facebook, bagi pembaca yang ingin berkomunikasi dapat menggunakan media

tersebut. Akun Facebook Tere Liye adalah “Darwis Tere Liye” atau email

[email protected].

Darwis Tere Liye yang lebih akrab dikenal Tere Liye merupakan salah satu

penulis produktif di Indonesia, selain novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu,

karya Tere Liye diantaranya Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah,

Bidadari-Bidadari Surga, Berjuta Rasanya dll. Beberapa karyanya bahkan sudah

dibuat menjadi film seperti Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga.

Mayoritas karya-karyanya memberikan pencerahan dan pandangan hidup tentang

kesederhanaan hidup dan ketulusan hati, ia berharap karyanya mampu

memberikan dampak positif bagi para pembacanya.

Lampiran 3

KUTIPAN DAN ANALISIS DATA

Data-data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan gambaran tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan

unsur bawah sadar tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu yang akan disajikan dan dianalisis secara singkat pada

bagian ini. Data-data yang dianalisis tersebut diamati dari jiwa atau batin tokoh utama melalui adegan, tingkah laku, dialog baik

langsung maupun tidak langsung yang mencerminkan jiwa tokoh. Data-data tersebut dianalisis menggunakan teori psikoanalisis

Sigmund Freud. Sigmund Freud dalam teorinya menampilkan struktur psikologis kejiwaan manusia yang terdiri dari id, ego, dan

superego, unsur kesadaran, unsur bawah sadar yang mencakup eros, thanatos, repression, displacement dan regresi primitivation

pada tokoh utama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. Tokoh yang dianalisis dalam penelitian ini adalah tokoh

Ray (Rehan). Penyajian dan analisis data secara singkat dijabarkan sebagai berikut.

1. Struktur Kepribadian Id, Ego dan Superego Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

Tabel 1.

Id (Das Es) Aspek Biologis Kepribadian

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 1/id/b2

/2009/1

11-12 Kutipan:

Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap sumpah serapah… Rehan

menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-g-s-a-t? Siapa yang sebenarnya bangsat? Penjaga

Panti sok-suci inilah yang bangsat… Hampir tiap hari dipukuli penjaga panti. Baginya

bukan pukulan bilah rotan di pantat yang menusuk hati, baginya ucapan dari mulut

penjaga pantilah yang menyakitkan.

(RTDW: 11-12)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mengucap sumpah serapah di dalam hati kepada

seseorang yang sangat dibenci. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat

dalam diri Ray.

2 1/id/b4

/2009/2

14 Kutipan:

Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju koko, sarung dan kopiah.

Pagi-pagi buta menjual semua barang itu ke penadah Pasar Induk dekat Panti. Uangnya?

Habis untuk main-main di sudut terminal.

(RTDW: 14)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, perilaku Ray melakukan balas dendam kepada seseorang

yang sangat dibenci dengan cara mencuri dan berjudi. Perilaku Ray tersebut membuktikan

adanya id yang kuat dalam diri Ray.

3 1. 1/id/b6

2. /2009/3

35 Kutipan:

Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur…. Rehan mulai berani

mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai perangai buruk bentuk

perlawanan lainnya. Terakhir ia lebih suka duduk-duduk di lepau-lepau terminal. Di sana,

Rehan mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.

(RTDW: 35)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray membalas perlakuan penjaga panti dengan cara

mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

4 3. 1/id/b6

4. /2009/4

38 Kutipan:

Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak

berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda dari anak-anak panti lain? Bukan

anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya. Pongah Rehan malah menjadi-jadi. Dia

semakin berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke penadah. Menggunakan uangnya

untuk bermain-main. Memuaskan diri.

(RTDW: 38)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan

mencuri makanan, mangkir kerja, merusak barang dan berjudi. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

5 5. 1/id/b6/

2009/5

36 Kutipan:

Dia juga mulai berani mengumpat tentang mengapa dia harus tinggal di Panti tersebut.

Ada ratusan Panti di kota, kenapa dia harus dikirimkan ke Panti sialan itu. Menyumpahi

penjaga panti.

(RTDW: 36)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melampiaskan dendamnya dengan mengumpat segala

keburukan panti dan menyumpahi penjaga panti di dalam hati. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

6 1/id/b6/

2009/6

36 Kutipan:

Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk ruangan itu. Wajah Rehan

menyeringai senang. Rehan sedang asyik membuka laci tempat ia menemukan amplop-

amplop sumbangan seminggu lalu.

(RTDW: 36)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri amplop sumbangan milik penjaga panti.

Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

7 1/ id /b6/

2009/7

39-40 Kutipan:

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel lebaran

kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai membuka laci lemari…

Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna merah itu. Sekejap dia sudah

kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela. Tanpa merasa perlu munutupnya lagi,

dengan tenang melangkah ke jalan besar. Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari

panti menyebalkan itu.

(RTDW: 39-40)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri brangkas merah karena menginginkan uang

milik penjaga panti untuk tujuan kesenangan. Dan perilaku Ray melarikan diri dari panti,

menunjukkan fungsi id pada diri Ray yang menginginkan hidup bebas dari tekanan

panjaga panti. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

8 1/ id /b8/

2009/8

54 Kutipan:

Rehan kembali mengutuk malam dengan pertanyaan yang sederhana itu. Pertanyaaan

yang semakin sering menganggunya justru setelah ia memutuskan meninggalkan Panti

tersebut. Kenapa enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di Panti menyebalkan

tersebut.

(RTDW: 54)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, kebebasan yang menyenangkan membuat id Ray muncul ke

permukaan yang diwujudkan dengan cara mengumpat masa lalunya di panti. Ray

menunjukkan fungsi id yang ada pada dirinya melalui umpatan yang terucap di dalam

hati. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

9 6. 1/ id /b8/

2009/9

53 Kutipan:

Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di terminal menyerahkan uang.

Anak-anak pedagang minuman dingin. Kemudian mulai belajar mencopet di angkutan

kecil. Naik lagi sedikit, mulai berani mencuri di ruko-ruko terminal. Barang apa saja,

sepanjang bisa dijual dan menyumpal perutnya yang kosong.

(RTDW: 53)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, perut Ray yang lapar dan haus membuat Ray melakukan

kejahatan memalak, mencopet, dan mencuri. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya

id yang kuat dalam diri Ray.

10 7. 1/ id /b4/

2009/10

26 Kutipan:

Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet. Meletakkan persis di depan

pintu kamar mandi tempat sopir bus tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri di atas kursi,

Rehan dengan cepat menjulurkan tangan.

(RTDW: 26)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, perut Ray yang lapar dan haus membuat Ray melakukan

kejahatan dengan mencuri celana sopir bus di toilet umum terminal. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

11 8. 1/ id /b7/

2009/11

45 Kutipan:Rehan mengenggam uangnya. Cukup banyak. Rekor uang terbanyak yang pernah

dimilikinya. Tersenyum menatap senyapnya terminal… Rehan menyeringai. Tidak jauh

dari terminal salah satu deretan ruko pedagang China, kalau tidak salah ada tempat berjudi

yang lebih besar. Pasti uang di sana lebih banyak. Maka tanpa berpikir dua kali, Rehan

bergegas berdiri.

(RTDW: 45)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mendatangi tempat judi yang lebih besar untuk

menggandakan uangnya. Ray menginginkan uang yang banyak untuk hidup enak dan

mencapai kesenangan. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri

Ray.

12 9. 1/ id /b8/

2009/12

50 Kutipan:

Dia berpesta sendirian malam itu. Membeli banyak makanan dan minuman. Membawanya

ke pojokkan terminal. Semuanya benar-benar terasa menyenangkan. Bahkan sebotol

minuman keras terselip di atas tegel… Esok hari ia membeli jaket kulit keren. membeli

sepatu. juga kacamata hitam, sabuk, dan gelang. Menjemput kehidupan baru.

(RTDW: 50)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, kemenangan di meja judi membuat Ray gembira, Ray

mewujudkan kegembiraannya dengan berpesta pora dan membeli barang-barang yang di

inginkan dengan uang panas tersebut. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang

kuat dalam diri Ray.

13 1/ id b1

/ 2009/13

137 Kutipan:

Lihat, apa yang terjadi dengan anak-anak Rumah Singgah atas ulah begundal ini? Di

mana rasa keadilan Tuhan! … Kenapa Tuhan suka sekali merenggut kebahagiaan orang-

orang yang selalu berbuat baik?

(RTDW: 137)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat berdamai dengan takdir Tuhan, sehingga

membuat Ray frustasi dan secara tidak sadar Ray melampiaskan kemarahan di dalam

hatinya dengan menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

14 1/ id /b18

/ 2009/14

187 Kutipan:

Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di genggaman tangan.

Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu, dia tidak kalah buas menekan tombol maut.

Sekejap puluhan peluru muntah dari senjata otomatis miliknya. Dua petugas terjengkang.

(RTDW:187)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan penembakan secara brutal dengan

menggunakan senjata api yang dimilikinya, sehingga secara tidak sadar Ray sudah

menghilangkan nyawa orang lain yang tidak berdosa demi mencapai kesenangan dan

kepuasan pribadi. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri

Ray.

15 1/ id /b20

/ 2009/15

221 Kutipan:

Ray memutuskan pergi dari ibu kota. Hatinya sesak. Ray memutuskan menjauh. Pulang ke

kota kecilnya. Mencoba melanjutkan hidup.

(RTDW: 221)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Peristiwa penembakan brutal yang menewaskan dua orang

petugas itu membuat Ray frustasi, ancaman hukuman mati membuat Ray melarikan diri.

Ray melarikan diri karena Ray menginginkan kebebasan. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

16 1/ id /b26

/ 2009/16

291-292 Kutipan:

Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya tentram, tidak mengutuk

langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak berdaya Ray tersungkur kembali “Apakah kau

akan tega sekali lagi merenggut kebahagiaan itu. Kebahagiaan istrinya? Setelah bertahun-

tahun menjalani pahit getir itu? Apakah kau akan selalu mengambil kebahagiaan dari

orang-orang baik?”

(RTDW: 291-292)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu menerima takdir bahwa calon bayinya

meninggal. Emosi yang bergejolak membuat Ray marah dan mulai mengutuk Tuhan. Ray

menganggap Tuhan sebagai perenggut kebahagiaannya selama ini. Perbuatan Ray tersebut

merupakan dosa besar karena Ray telah durhaka kepada Tuhan sekaligus melawan takdir

yang digariskan Tuhan. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam

diri Ray.

17 1/ id /b27

/ 2009/17

313 Kutipan:

Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud semua ini, Tuhan?

Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami tiga tahun silam. Dan sekarang kau

renggut bayi dan istriku sekaligus. Apakah kau tertawa melihat kami seperti ini? tertawa

puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit. Tersungkur sendirian.

(RTDW: 313)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima takdir bahwa istrinya tercinta

dan calon bayinya meninggal. Takdir yang menyakitkan itu membuat emosi Ray meluap,

Ray kembali mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa besar

karena Ray telah melawan takdir yang di gariskan Tuhan. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

18 1/ id /b34

/ 2009/18

392 Kutipan:

Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi bagai bola salju. Dan

benar-benar bagai bola salju karena Ray menggilas apa saja yang melewatinya. Ray mulai

menghabisi taipan, pengusaha yang dulu meninggalkannya. Satu-persatu perusahaan

mereka di ambil alih. Suka atau tidak. Ray licin bak belut. Licik bak musang.

Melancarkan aksi tipu-tipu yang dulu bahkan tidak pernah di lakukannya.

(RTDW: 392)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas dendam. Ray

melakukan perbuatan-perbuatan curang dengan mengambil paksa perusahaan dan harta

kekayaan orang-orang yang di bencinya. Secara tidak sadar Ray menghancurkan

kehidupan dan harapan orang lain untuk mencapai kepuasan pribadi. Perilaku Ray

tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

19 1/ id /b34

/ 2009/19

398 Kutipan:

Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk! Menyumpah-nyumpah.

Buru-buru membanting stir. Ray mendesis dingin, mengambil jalan memutar. Tidak akan

pernah menatap walau sejengkal bangunan panti terkutuk itu.

(RTDW: 398)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, saat Ray hampir melewati jalan, Ray teringat peristiwa

masa lalunya saat tinggal di panti. Masa lalu itu masih terasa menyakitkan bagi Ray.

Secara tidak sadar, sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk panti yang di

bencinya. Perilaku Ray tersebut membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

20 1/ id /b35

/ 2009/20

406-407 Kutipan:

Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung? Jauh panggang dari api.

Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi penyakit kadar gula dan semua komplikasinya ini?

Sungguh tidak masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir langit? Kenapa semua penyakit

datang padanya?

(RTDW: 406-407)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima kenyataan tentang komplikasi

penyakit yang dideritanya, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-penyakit itu

menghambat kesibukannya dalam bekerja. Emosi Ray kembali bergejolak, secara tidak

sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Perbuatan Ray mengutuk Tuhan merupakan dosa

besar karena Ray telah melawan takdir yang digariskanTuhan. Perilaku Ray tersebut

membuktikan adanya id yang kuat dalam diri Ray.

Tabel 2.

Ego (Das Ich) Aspek Psikologis Kepribadian

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 2/ ego/b9

/ 2009/1

73-74 Kutipan:

Rehan yang kadar bencinya meninggi dengan berani berteriak kalau dialah yang

merusak tasbih itu…

(RTDW: 73-74 )

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mengakui sudah merusak tasbih milik

penjaga panti. Ray secara jantan mengakui kesalahannya sudah merusak tasbih.

Hal ini dilakukannya untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang ada dalam

dirinya. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu

menjalankan fungsinya dengan baik.

2 2/ ego2

/b11/

2009/2

96 Kutipan:

Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga untuk

pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi Ray bisa merasakan betapa

menyenangkan menjalani kehidupan bersama mereka.

(RTDW: 96)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, suasana hangat penuh cinta, saling menghargai,

dan rasa kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru di rumah singgah itu

membuat hidup Ray merasa damai. Antara sadar dan tak sadar kepribadian Ray

semakin baik, Ray mulai bisa menghargai orang lain dan menganggap

keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya. Perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3 2/ ego 2 98 Kutipan:

/b11/

2009/3

Ray tanpa disadarinya selalu melindungi Diar dan anak-anak lainnya dari

perlakuan penjaga Panti, maka di Rumah Singgah itu, Ray memutuskan akan

membela mereka dari siapa saja yang berbuat tidak menyenangkan. Dia

bersumpah.

(RTDW: 98)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, solidaritas Ray yang tinggi serta rasa sayang Ray

kepada teman-temannya membuat Ray meyakinkan hatinya untuk selalu

memberikan perlindungan kepada teman-teman yang sudah dianggapnya

sebagai keluarganya. Secara sadar dan tak sadar keyakinan itu ada dalam diri

Ray walau hal tersebut hanya terucap di dalam hati. Perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

4 2/ ego/b14

/ 2009/4

137 Kutipan:

Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu baginya

lebih dari keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu. Betapa

menyenangkan memiliki saudara.

(RTDW: 137)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berkelahi dengan beberapa preman yang

berusaha mengusik ketenangan keluarganya di rumah singgah. Antara sadar dan

taksadar Ray ingin melindungi keluarganya dari preman-preman pengganggu.

Ray berusaha melindungi keluarganya dengan cara-cara yang salah yaitu

berkelahi. Walaupun tujuan Ray untuk melindungi keluarganya, perbuatan Ray

tidak dapat dibenarkan karena berkelahi merupakan tindakan brutal melanggar

hukum. Ray berusaha mengatasi rasa tidak nyaman pada dirinya. Perilaku Ray

tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan

baik, walaupun pada akhirnya ego Ray tidak mampu mengarahkan untuk

melakukan tindakan-tindakan yang lebih bijaksana.

5 2/ ego /b18/

2009/5

183 Kutipan:

Ray mendesiskan sesuatu. Lantas dengan mantap tangannya memegang tali

gondola. Apa salahnya menjadi orang jahat… Ray menurunkan lagi gondola ke

lantai dasar gedung. Kemudian duduk dengan mencakung… Ray mendesah

pelan. Dia sudah memutuskan menjadi orang jahat. Menjadi bagian orang-orang

yang di salahkannya selama ini.

(RTDW: 183)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, dapat di ketahui bahwa Ray dengan hati yang

mantap memutuskan untuk menjadi orang jahat. Secara sadar dan tak sadar Ray

meyakinkan dirinya sendiri untuk menjadi bagian orang-orang yang selalu di

salahkannya selama ini. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray

menjalankan fungsinya, walaupun pada akhirnya ego Ray tidak mampu

mengarahkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih bijaksana.

6 2/ ego /b20/

2009/6

218 Kutipan:

Sejak pindah Ray mulai membiasakan diri dengan kejadian tersebut. Dia mulai

rileks berpapasan dengan petugas. Mulai yakin tidak ada yang mengenalinya.

(RTDW: 218)

Analisis data:

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ray meyakinkan dirinya bahwa

tidak ada yang mengenalinya sebagai pencuri berlian. Keyakinan dalam diri

Ray berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan keteguhan hati untuk dirinya

sendiri bahwa ia merasa aman di tempat barunya itu. Inilah fungsi ego yang ada

pada diri Ray untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada dirinya sehingga

rasa tidak nyaman itu akan berubah menjadi rasa lega.

7 2/ego/ b21/

2009/7

236 Kutipan:

Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir penat

setelah seharian bekerja. Mendamaikan hati. Ray lelah bertanya apakah hidup

ini adil.

(RTDW: 236)

Analisis data:

Dari kutipan di atas terlihat Ray merasakan bahagiaan, ketenangan, dan

kedamaian saat menikmati keindahan rembulan di langit. Ray merasa terhibur

dengan adanya benda langit (rembuln) yang di ciptakan Tuhan. Sebab antara

sadar dan tak sadar rembulan di angkasa telah mengingatkan Ray tentang

kekuasaan Tuhan. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu

menjalankan fungsinya dengan baik.

8 2/ ego /b23/

2009/8

257 Kutipan:

Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian rumah sehari-

hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu membuat puding pisang di

dapur. Lantas Ray sebelum beranjak pulang, bersama gadis itu di ruang depan

mencicipi puding pisang.

(RTDW: 257)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan

Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan

simpati dari gadis yang dicintainya. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak

nyaman dari dalam dirinya, antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan

cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia.

Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan

fungsinya dengan baik.

9 2/ ego /b24/

2009/9

263 Kutipan:

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang

gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah

gadis itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat

manisnya… bagi Ray itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum

begitu riang saat bersamanya.

(RTDW: 263)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis itu. Dan

Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan yang baik untuk mendapatkan

simpati dari gadis yang dicintainya. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak

nyaman dari dalam dirinya, antara sadar dan tak sadar Ray mulai merasakan

cinta pertamanya dengan seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia.

Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan

fungsinya dengan baik.

10 2/ ego /b24/

2009/10

268 Kutipan:

Ray tersungkur di palang besi yang terjulur dua meter dari tubir lantai 18. Ray

mengeluh dalam. Apa yang dilihatnya dua malam lalu menjelaskan semuanya.

Menjelaskan kejadian di pusat hiburan itu. Bukankah dia terlihat baik? Terlihat

seperti wanita baik-baik? Bukankah dia setiap pagi rajin berkunjung ke bangsal

anak-anak di rumah sakit? Ray tergugu semakin dalam.

(RTDW: 268)

Analisis data:

Sesuai kutipan di atas terlihat Ray sangat sedih, hati Ray hancur saat

mengetahui jati diri gadis yang dicintainya hanyalah seorang wanita penghibur.

Kenyataan menyakitkan itu membuat Ray melampiaskan kesedihannya dengan

menangis tergugu. Ray berusaha menghilangkan rasa tidak nyaman yang ada

dalam hatinya, agar ia tidak terlukai. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa

ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

11 2/ ego /b29/

2009/11

322 Kutipan:

Ray menjual rumah itu. Menjual kepemilikan toko puding pisang milik istrinya.

Ray sempurna ingin melupakan semua kenangan yang menyesakkan, Hari ini ia

pergi. Entah kapan akan kembali.

(RTDW: 322)

Analisis data:

Dari kutipan di atas dapat di ketahui Ray menjual rumahnya dan toko puding

milik istrinya dan memutuskan pergi dari tempat itu. Ray berharap dengan

menjual rumah dan toko puding itu antara sadar dan tak sadar Ray berusaha

melupakan semua kenangan indah bersama istrinya. Ray memutuskan pergi

menjauh merupakan keinginan Ray untuk mencari ketenangan. Ray berusaha

menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak terlukai. Perilaku Ray

tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu menjalankan fungsinya dengan

baik.

12 2/ ego /b32/

2009/12

368 Kutipan:

Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray menyadarinya.

Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu mekar di waktu yang salah dan

tempat yang salah. Apakah rasa kosong ini karena istrinya pergi? Ya.

(RTDW: 368)

Analisis data:

Kutipan di atas terlihat bahwa Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain

setelah istrinya meninggal. Sebab antara sadar dan tak sadar Ray tidak mampu

melupakan istrinya sehingga Ray tidak pernah bisa membuka hatinya untuk

gadis lain. Ray berusaha menghindarkan diri dari penderitaan sehingga ia tidak

terlukai. Perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa ego Ray mampu

menjalankan fungsinya dengan baik.

Tabel 3.

Superego (Das Uber Ich) Aspek Sosiologis Kepribadian

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 3/superego

/b21/ 2009/1

234 Kutipan:

Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat insinyur gedung

terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan hitungan-hitungan geometri rumit

dalam pekerjaan kontruksi. Ray berbakat… Ray mendapatkan promosi

pertamanya: mandor junior. Dan Ray menjadi pemimpin yang baik, disukai

pekerja-pekerja…

(RTDW: 234)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai hidup

baru dengan cara yang bersih. Untuk hidup barunya yang bersih Ray mengawali

dengan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pekerjaan yang baik. Dengan

keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray

mencapai superego.

2 3/superego

/b23/ 2009/2

280 Kutipan:

Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti betul mengurus

buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu hebat. Dan pemilik gedung

mengangkatnya menjadi kepala mandor.

(RTDW: 280)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai hidup

baru dengan cara yang bersih. Untuk hidup barunya yang bersih Ray mengawali

dengan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pekerjaan yang baik. Kecerdasan

dan ketekunan Ray bekerja membuahkan prestasi yang gemilang, dan mendukung

karirnya semakin meningkat. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku

Ray tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

3 3/superego

/b25/ 2009/3

278 Kutipan:

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi semua

syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya

juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia

pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga

mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, gadis itu membuat pengakuan kepada Ray tentang

kehidupannya yang kelam sebagai wanita simpanan. Cinta yang tulus kepada Fitri

menumbuhkan keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan.

Ray berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha

membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia ia

miliki. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki

diri. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

4 3/superego

/b25/ 2009/4

282 Kutipan:

Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis

meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, cinta yang tulus kepada Fitri menumbuhkan keyakinan

dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan. Ray berusaha menafkahi

istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray berusaha membahagiakan istrinya

dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia ia miliki. Ray ikhlas menerima

masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan. Pernikahan itu menjadi jalan bagi Ray

sebagai proses untuk memperbaiki diri. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri,

perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

5 3/superego

/b23/ 2009/5

280 Kutipan:

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga sekitar

rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, secara psikologis pernikahan itu membuat kualitas

hidup Ray tertata dengan baik. Emosi Ray dapat terkontrol sehingga turut

mendukung jiwa sosial Ray dalam kehidupan bermasyarakat dengan menunjukkan

rasa kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan yang baik dengan

tetangga sekitar rumah. Pernikahan Ray telah membawa kebaikan bagi kualitas

kehidupan Ray. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

6 3/superego

/b27/ 2009/6

300 Kutipan:

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di seluruh

kota …

(RTDW: 300)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata

dengan baik. Emosi Ray dapat terkontrol sehingga turut mendukung jiwa sosial

Ray dalam kehidupan bermasyarakat. Ray mampu mengenal dengan baik orang-

orang penting di seluruh kota itu. Pernikahan Ray telah membawa kebaikan untuk

kehidupan Ray. Dengan keyakinan untuk memperbaiki diri, perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

7 3/superego

/b27/ 2009/7

309-310 Kutipan:

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup,

nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya

menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan

apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan

itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray mampu bersikap sebagai seorang suami yang

ridha pada istrinya dengan cara menerima masa lalu istrinya yang gelap sebagai

wanita simpanan dan ridha dengan pengabdian istrinya. Pernikahan Ray telah

membawa kebaikan untuk kehidupan Ray. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut

membuktikan bahwa Ray mencapai superego.

8 3/superego

/b10/ 2009/8

77 Kutipan:

Pasien berumur enam puluh tahun itu menyeka ujung matanya yang basah. Dia

tidak tahu bagiana yang ini. Sama sekali tidak. Dia tidak tahu bahwa Diar

menghembuskan nafas persis disebelahnya. Diar meninggal di usia yang sangat

muda. Diar meninggal karena dia. Karena dia mencuri celana di toilet terminal…

Pasien itu menggigit bibir, tersedan.

(RTDW: 77)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, sahabatnya meninggal dihakimi massa karena ulah Ray

mencuri celana di toilet. Penjelasan-penjelasan dari orang berwajah menyenangkan

melalui mimpi menyadarkan jiwa Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray dihukum

hati nuraninya, hati Ray diselimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang

mendalam tentang perbuatan jahat di masa lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray

tersebut membuktikan bahwa Ray mencapai kesempurnaan superego.

9 3/superego

/b18/ 2009/9

200 Kutipan:

Benar-benar baru di ketahuinya. Baru beberapa menit yang lalu marah itu

membungkus hatinya. Tapi sekrang? Bahkan bertahun-tahun memberikan sesuatu

yang tak ternilai dalam hidupnya. Sesuatu yang membuatnya bisa memulai

imperium bisnisnya.

(RTDW: 200)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, berlian pemberian sahabatnya, Ray mampu

membangun imperium bisnis dan menikmati hidup mewah sepanjang tahun.

Sahabatnya mengakui kejahatannya seorang diri demi menebus dosa masa lalunya

dan menyelamatkan Ray dari hukuman mati. Penjelasan-penjelasan dari orang

berwajah menyenangkan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa

Ray untuk kembali di jalan Tuhan. Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di

selimuti perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat

di masa lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray

mencapai kesempurnaan superego.

10 3/superego

/b33/ 2009/10

382-383 Kutipan:

Ray menggigit bibir, tertunduk kembali. Astaga? Itu benar sekali. Bukankah

istrinya pernah berkata: “Aku baik-baik saja, ceroboh. Aku senang mendengarnya.

Amat senang. Tapi aku tidak membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian.

Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku

padamu. Itu sudah cukup”. Bagaimana mungkin dia tidak pernah menyadarinya…

Ray tertunduk semakin dalam.

(RTDW: 382-383)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, penjelasan-penjelasan dari orang berwajah

menyenangkan melalui mimpi itu benar-benar telah menyadarkan jiwa Ray untuk

kembali di jalan Tuhan. Ray mendapatkan penjelasan, bahwa istrinya kembali ke

pangkuan Tuhan sebagai hamba-Nya yang fitri. Istrinya berhasil mendapatkan

tujuan hidupnya berkat keridhaan Ray sebagai suaminya. Dengan alasan untuk

membahagiakan istrinya, Ray berusaha meraih harta benda dan segala kemewahan

duniawi secara berlebihan. Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di selimuti

perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat di masa

lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray

mencapai kesempurnaan superego.

11 3/superego

/b36/ 2009/11

420-421 Kutipan:

LIHATLAH, RAY! Kau pikir kaulah yang memiliki takdir yang paling

menyakitkan? Kau sungguh keliru, Ray. Sungguh keliru… gadis itu lebih

menyakitkan, dan kaulah penyebabnya. Ray sudah jatuh terduduk. Gemetar

memegang kepalanya…dia sudah tersungkur bagai sehelai kapas di jalanan basah.

Ya, Tuhan, dia tidak pernah tahu itu. Dia tidak tahu.

(RTDW: 420-421)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray selalu mengeluh tentang segala penyakit yang

menggerogoti tubuhnya. Menurut penjelasan utusan Tuhan, Ray mendapatkan

ganjaran tersebut karena membuat hidup seorang gadis kecil yatim piatu karena

perbuatan masa lalu Ray. Ray menjadi penyebab kecelakaan yang menewaskan dua

orang yang tidak bersalah. Ray baru saja mengetahui telah membuat hidup seorang

gadis kecil menderita yatim piatu, Ray dihukum hati nuraninya, hati Ray di selimuti

perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam tentang perbuatan jahat di masa

lalunya. Dengan demikian, perilaku Ray tersebut membuktikan bahwa Ray

mencapai kesempurnaan superego.

2. Unsur Kesadaran Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

Tabel 4.

Unsur Kesadaran

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 4/kesadaran

/b11/ 2009/1

96 Kutipan:

Ray mulai menyatu dengan berbagai kesukaan anak-anak rumah singgah. Beramai-

ramai setiap sabtu sore main bola di dekat lapangan kelurahan. Kemudian malamnya

makan di warung sate ujung jalan.

(RTDW: 96)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, suasana hangat penuh cinta, canda tawa, dan rasa

kekeluargaan yang ditawarkan teman-teman baru itu membuat kehidupan Ray terasa

damai. Sikap Ray yang semakin baik, dan mulai bisa menghargai orang lain serta

menganggap keberadaan teman-teman barunya seperti keluarganya membuktikan

kesadaran yang ada dalam diri Ray.

2 4/kesadaran

/b14/ 2009/2

137 Kutipan:

Ray mengamuk dengan hati terluka. Anak-anak rumah singgah itu baginya lebih dari

keluarga. Di sanalah untuk pertama kali dia tahu. Betapa menyenangkan memiliki

saudara.

(RTDW: 137)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray berkelahi dengan beberapa preman untuk

melindungi keluarga barunya di rumah singgah. Solidaritas yang tinggi berusaha

melindungi keluarga barunya membuktikan kesadaran yang ada dalam diri Ray,

meskipun cara yang ditempuh Ray kurang bijaksana.

3 4/kesadaran

/b22/ 2009/3

236 Kutipan:

Amat menentramkan menatap rembulan dari ketinggian ini. Mengusir penat setelah

seharian bekerja. Mendamaikan hati.

(RTDW: 236)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray menunjukkan kesadaran dengan cara mengagumi

rembulan. Ray mampu merasakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian saat

menikmati keindahan rembulan di langit. Melalui kesadarannya, Ray merasakan

bahwa keindahan rembulan di langit telah mengingatkannya tentang kekuasaan

Tuhan.

4 4/kesadaran

/b24/ 2009/4

263 Kutipan:

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang

gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah gadis

itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat manisnya… bagi Ray

itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum begitu riang saat

bersamanya.

(RTDW: 263)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan seorang

gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat menginginkan cinta dari gadis

itu dan dengan kesadaran Ray melakukan pendekatan-pendekatan yang baik dan

berusaha mendapatkan simpati dari gadis yang dicintainya untuk mendapatkan yang

di inginkan.

5 4/kesadaran

/b25/ 2009/5

278 Kutipan:

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi semua

syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat malah. Istrinya

juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan mencukupi. Dan dia

pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik bagaimana membuat keluarga

mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray ikhlas menerima masa lalu gadisnya sebagai wanita

simpanan dan membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan tersebut menjadi jalan

bagi Ray sebagai proses untuk memperbaiki diri. Dengan kesadarannya, Ray

berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik. Ia berusaha membahagiakan

istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan dunia yang ia miliki.

6 4/kesadaran

/b25/ 2009/6

282 Kutipan:Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis

meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, dengan kesadarannya Ray berusaha menjadi seorang

suami yang bertanggung jawab sekaligus menjadi kepala rumah tangga yang baik,

Ray berusaha mewujudkan hal tersebut dengan cara membahagiakan istrinya.

7 4/kesadaran

/b25/ 2009/7

280 Kutipan:

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga sekitar

rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat hidup Ray lebih terarah.

Perilaku dan emosi Ray terkendali sehingga turut mendukung Ray dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan kesadarannya, Ray mampu menjalin kerukunan,

persahabatan, dan komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar rumah.

8 4/kesadaran

/b27/ 2009/8

300 Kutipan:

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di seluruh

kota …

(RTDW: 300)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, pernikahannya membuat perilaku dan emosi Ray

terkendali. Dengan kesadarannya, jiwa sosial Ray antara lain menunjukkan rasa

kerukunan, persahabatan, komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang-orang

penting di seluruh kota.

9 4/kesadaran

/b27/ 2009/9

309-310 Kutipan:

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup, nafasnya

semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya menunggu. Ray

mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha dengan apa yang dilakukan

istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya. Anggukan itu mengantar

semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi. Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray seorang suami yang ridha pada istrinya, kesadaran

dalam diri Ray ditunjukkan dengan sikapnya yang tulus dan ikhlas menerima masa

lalu istrinya sebagai wanita simpanan, dan ridha dengan pengabdian istrinya.

3. Unsur Bawah Sadar Tokoh Utama Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye

Tabel 5.

Eros (Insting Kehidupan)

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 5/ eros/b11/

2009/1

96 Kutipan:

Di rumah itu, Ray bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga untuk

pertama kalinya. Tidak ada sebutan adik-kakak, tapi Ray bisa merasakan betapa

menyenangkan menjalani kehidupan bersama mereka.

(RTDW: 96)

Analisis data:

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ray sangat bahagia tinggal bersama keluarga

barunya di rumah singgah yang menawarkan kedamaian. Perlakuan yang tulus,

saling menghargai dan rasa kekeluargaan di rumah baru itu membuat Ray

merasakan kedamaian hidup. Eksistensi Ray sebagai keluarga baru di rumah

singgah menunjukkan Ray mampu menundukkan perilakunya yang liar sehingga

Ray mampu hidup bermasyarakat. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros dalam

diri Ray.

2 5/eros /b21/

2009/2

234 Kutipan:

Dia pekerja yang rajin. Dan dia cerdas. Lebih dari cukup membuat insinyur

gedung terpesona. Dia dengan mudah menterjemahkan hitungan-hitungan

geometri rumit dalam pekerjaan kontruksi. Ray berbakat… Ray mendapatkan

promosi pertamanya: mandor junior. Dan Ray menjadi pemimpin yang baik,

disukai pekerja-pekerja…

(RTDW: 234)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray bertekad untuk berubah dan ingin memulai

hidup baru dengan cara yang bersih. Hal tersebut menunjukkan afiliasi eros

dalam diri Ray, yaitu Ray menunjukkan perilaku dan keyakinan kepada dirinya

sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, hal tersebut diwujudkan Ray

dengan menekuni pekerjaan yang baik guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

3 5/eros /b23/

2009/3

280 Kutipan:

Dia tidak pernah mengecap bangku kuliahan, tetapi Ray mengerti betul

mengurus buruh bangunan. Mengusulkan sistem baru, ide itu hebat. Dan

pemilik gedung mengangkatnya menjadi kepala mandor.

(RTDW: 280)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray mempunyai pemikiran yang cerdas sehingga

mampu melahirkan pemikiran-pemikiran dan inovasi yang hebat. Afiliasi eros

dalam diri Ray yang ditunjukkan melalui ide-ide hebat dan turut meningkatkan

jenjang karir dan ekonomi Ray menjadi semakin baik.

4 5/eros /b21/

2009/4

229 Kutipan:

Kepalanya tiba-tiba di penuhi satu perasaan yang tidak pernah di mengerti

sebelumnya. Tidak pernah di kenalinya. Satu perasaan tetapi memenuhi kepala.

Gadis itu mulai sibuk dengan makanannya. Ray sibuk dengan kebat-kebit di

hatinya… Ray kehabisan kalimat meskipun hanya sepotong untuk menjelaskan

deskripsi gadis itu.

(RTDW: 229)

Analisis data:

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ray mulai merasakan cinta pertamanya

dengan seorang gadis. Perasaan cinta yang tulus kepada seorang gadis dapat

membangkitkan kebahagiaan dan semangat hidup Ray untuk mendapatkan yang

diinginkan.

5 5/eros /b23/

2009/5

257 Kutipan:

Gadis itu menyambutnya di pintu depan. Mengenakan pakaian rumah sehari-

hari.. Malam itu Ray hanya menemani gadis itu membuat puding pisang di

dapur. Lantas Ray sebelum beranjak pulang, bersama gadis itu di ruang depan

mencicipi puding pisang.

(RTDW: 257)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray mulai merasakan cinta pertamanya dengan

seorang gadis yang membuat Ray merasa bahagia. Ray sangat menginginkan

cinta dari gadis itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan-pendekatan untuk

mendapatkan simpati. Ray berusaha mendapatkan cintanya melalui cara-cara

yang legal sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

6 5/eros /b24/

2009/6

263 Kutipan:

Pesta kembang api perayaan hari jadi kota ke-500… Rembulan bundar. Bintang

gemintang menjadi layar pertunjukan. Sempurna. Ray duduk di kursi sebelah

gadis itu. Gadis itu demi menatap pemandangan itu, tersenyum amat

manisnya… bagi Ray itu sudah cukup, itu pertama kalinya gadis itu tersenyum

begitu riang saat bersamanya.

(RTDW: 263)

Analisis data:

Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Ray sangat menginginkan cinta dari gadis

itu dan Ray berusaha melakukan pendekatan yang baik untuk mendapatkan

simpati dari gadis yang dicintainya. Cinta tulus Ray kepada gadis pujaannya

akan memberikan semangat bagi Ray untuk menjalani kehidupan dan Ray

berusaha mendapatkan yang diinginkan dengan cara-cara yang baik.

7 5/eros /b25/

2009/7

278 Kutipan:

Ray bersiap membuka lembaran baru hidupnya. Berkeluarga. Dia memenuhi

semua syarat membina keluarga yang baik. Ray mencintai istrinya, teramat

malah. Istrinya juga amat mencintainya. Pekerjaannya di kontuksi bangunan

mencukupi. Dan dia pembelajar yang baik. Ray bisa belajar dengan baik

bagaimana membuat keluarga mereka menjadi keluarga yang menyenangkan.

(RTDW: 278)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, cinta yang tulus kepada gadis itu menumbuhkan

keyakinan dalam hati Ray untuk membawa gadisnya ke pelaminan. Pernikahan

itu menjadi jalan bagi Ray untuk memperbaiki diri yang ditunjukkan melalui

perilaku Ray yang ikhlas menerima masa-masa gelap istrinya sebagai wanita

simpanan, Ray berusaha menafkahi istrinya dari pekerjaan yang baik, dan Ray

berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih sayang, serta kemewahan

dunia yang ia miliki.

8 5/eros /b25/

2009/8

282 Kutipan:

Ray tidak pernah belajar tentang berkeluarga yang baik. Tapi Ray tahu persis

meletakkan posisi istrinya.

(RTDW: 282)

Analisis data:

Kutipan di atas, Ray berusaha membahagiakan istrinya dengan cinta, kasih

sayang, dan kemewahan dunia demi mewujudkan mahligai rumah tangga yang

bahagia. Dengan demikian eros atau insting kehidupan Ray mampu

menundukkan hasrat hewaninya dengan mewujudkan kebahagiaan yang di

inginkan melalui cara-cara yang baik sesuai dengan norma kehidupan

bermasyarakat.

9 5/eros /b25/

2009/9

280 Kutipan:

Mereka keluarga muda yang bahagia. Bertetangga dengan baik. Tetangga

sekitar rumah menyukai keluarga baru itu…

(RTDW: 280)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata

dengan baik. Ray mampu menjalin kerukunan, persahabatan, dan komunikasi

yang baik dengan tetangga sekitar rumah. Hal tersebut merupakan eros atau

insting kehidupan bagi Ray, kepeduliannya dengan tetangga sekitar turut

menunjang kehidupan Ray dalam bermasyarakat.

10 5/eros /b27/

2009/10

300 Kutipan:

Enam tahun berkeluarga Ray membina hubungan baik ke semua orang di

seluruh kota …

(RTDW: 300)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, pernikahan itu membuat kualitas hidup Ray tertata

dengan baik sehingga turut mendukung jiwa sosial Ray dalam kehidupan

bermasyarakat. Di sini jiwa sosial Ray mulai tampak pada perilakunya yang

semakin membaik dengan menjalin kerukunan, persahabatan, dan komunikasi

yang baik dengan orang-orang bisnis di seluruh kota.

11 5/eros /b27/

2009/11

309-310 Kutipan:

“Apakah kau ridha padaku?” istrinya bertanya lagi, matanya semakin redup,

nafasnya semakin lemah… Ray terpana menggigit bibirnya. Mata istrinya

menunggu. Ray mengangguk pelan. Sugguh. Ya Tuhan, dia sungguh ridha

dengan apa yang dilakukan istrinya. Dan anggukan itu “mahal” sekali harganya.

Anggukan itu mengantar semuanya. Mata indah istrinya pelan menutup. Pergi.

Selamanya.

(RTDW: 309-310)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray sangat ridha pada istrinya, hal tersebut di

lakukan dengan menerima masa lalu istrinya sebagai wanita simpanan dan

ikhlas dengan pengabdian istrinya. Pengabdian istrinya yang tulus membuat

Ray bahagia, sehingga kehadiran istrinya turut menunjang semangat hidup bagi

Ray.

Tabel 6.

Thanatos (Insting Kematian)

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 6 / thanatos

/b6/ 2009/1

35 Kutipan:

Mulailah secara otodidak Rehan mencuri makanan di dapur…. Rehan mulai

berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai perangai

buruk bentuk perlawanan lainnya. Terakhir ia lebih suka duduk-duduk di lepau-

lepau terminal. Di sana, Rehan mulai belajar berjudi. Langsung dari ahlinya.

(RTDW: 35)

Analisis data:

Kutipan di atas, Ray berusaha membalas perlakuan kejam penjaga panti dengan

cara-cara negatif yang diwujudkan dengan cara mencuri makanan, mangkir

kerja, merusak barang dan berjudi. Ray menampakkan thanatos atau insting

kematian yang kuat melalui tindakan-tindakan jahat yang sudah dilakukannya

sehingga Ray secara tidak sadar telah melakukan pengrusakan diri.

2 6 / thanatos

/b6/ 2009/2

38 Kutipan:

Setahun berlalu, sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu

tidak berguna. Apa dengan tahu dia lantas merasa berbeda dari anak-anak panti

lain? Bukan anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya. Pongah Rehan

malah menjadi-jadi. Dia semakin berani mencuri barang-barang. Menjualnya ke

penadah. Menggunakan uangnya untuk bermain-main. Memuaskan diri.

(RTDW: 38)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, fakta kehidupan masa lalunya telah membuat Ray

kecewa dan frustasi. Ray berusaha melampiaskan rasa kecewanya dengan cara

mencuri makanan di dapur, mangkir kerja, merusak barang di panti dan berjudi

di terminal. Ray menunjukkan thanatos atau insting kematian melalui sikapnya

yang tidak bermoral, secara tidak sadar Ray telah melakukan pengrusakan diri.

3 6 / thanatos

/b6/ 2009/3

39-40 Kutipan:

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel

lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai

membuka laci lemari… Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna

merah itu. Sekejap dia sudah kembali ke kamarnya. Melompati daun jendela.

Tanpa merasa perlu munutupnya lagi, dengan tenang melangkah ke jalan besar.

Sekarang dia bisa pergi semaunya. Pergi dari panti menyebalkan itu.

(RTDW: 39-40)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray membalas perlakuan kejam penjaga panti

dengan mencuri brangkas merah milik penjaga panti. Ray menginginkan uang

milik penjaga panti untuk kesenangan pribadi. Selanjutnya, Ray melarikan diri

dari panti karena Ray menginginkan hidup bebas dari tekanan panjaga panti.

Perilaku Ray yang tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya menunjukkan

thanatos atau insting kematian yaitu pengrusakan pada diri sendiri.

4 6 / thanatos

/b8/ 2009/4

53 Kutipan:

Awalnya Rehan hanya memaksa anak-anak penjaja koran di terminal

menyerahkan uang. Anak-anak pedagang minuman dingin. Kemudian mulai

belajar mencopet di angkutan kecil. Naik lagi sedikit, mulai berani mencuri di

ruko-ruko terminal. Barang apa saja, sepanjang bisa dijual dan menyumpal

perutnya yang kosong.

(RTDW: 53)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray menjadi anak jalanan yang liar. Untuk

memenuhi kebutuhan hidup, Ray kembali melakukan kejahatan memalak,

mencopet, dan mencuri. Ray menunjukkan thanatos atau insting kematian

dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Secara tidak sadar

perilaku Ray yang negatif tersebut mencerminkan sikap agresifitas Ray kepada

orang lain.

5 6 / thanatos

/b4/ 2009/5

26 Kutipan:

Rehan tidak peduli… Menjinjing kursi itu ke dalam toilet. Meletakkan persis di

depan pintu kamar mandi tempat sopir bus tadi. …. Melalui celah itulah, berdiri

di atas kursi, Rehan dengan cepat menjulurkan tangan.

(RTDW: 26)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray mencuri celana milik sopir bus di toilet

terminal. Ray memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-cara negatif.

Perilaku liar Ray tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu

Ray tidak mampu menundukkan hasrat hewaninya. Ray menunjukkan sikap

agresif terhadap orang lain melalui perbuatan jahatnya.

6 6 / thanatos

/b18/ 2009/6

187 Kutipan:

Entah apa yang di pikirkan Ray malam itu, dia mengangkat uzi di genggaman

tangan. Entah apa yang ada di kepala Ray waktu itu, dia tidak kalah buas

menekan tombol maut. Sekejap puluhan peluru muntah dari senjata otomatis

miliknya. Dua petugas terjengkang.

(RTDW:187)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan penembakan brutal dan

membuat kedua petugas polisi meregang nyawa. Perilaku Ray yang tidak

mampu menundukkan hasrat hewaninya menunjukkan thanatos atau insting

kematian yang ada dalam diri Ray yaitu bersikap agresif terhadap orang lain,

sebab perbuatan yang dilakukan Ray merupakan perbuatan yang melanggar

hukum.

7 6 / thanatos

/b26/ 2009/7

291-292 Kutipan:

Apa maksud semua ini Tuhan? Sudah lama sekali kepalanya tentram, tidak

mengutuk langit. Tapi demi melihat istrinya yang tak berdaya Ray tersungkur

kembali “Apakah kau akan tega sekali lagi merenggut kebahagiaan itu.

Kebahagiaan istrinya? Setelah bertahun-tahun menjalani pahit getir itu? Apakah

kau akan selalu mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik?”

(RTDW: 291-292)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa

calon bayinya meninggal. Kenyataan pahit itu membuat emosi Ray kembali

meluap dan Ray secara tidak sadar mengutuk Tuhan. Ray menunjukkan

thanatos atau insting kematian yaitu secara tidak sadar Ray melakukan

pengrusakan diri melalui perbuatan negatifnya mengutuk Tuhan.

8 6 / thanatos

/b28/ 2009/8

313 Kutipan:

Ray gemetar mencengkeram tanah merah di depannya. Apa maksud semua ini,

Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami tiga tahun silam. Dan

sekarang kau renggut bayi dan istriku sekaligus. Apakah kau tertawa melihat

kami seperti ini? tertawa puas? Ray menatap. Mulai mengutuk langit.

Tersungkur sendirian.

(RTDW: 313)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan di atas, Ray tidak mampu menerima kenyataan bahwa

istrinya meninggal. Ray kembali melakukan cara-cara negatif untuk

melampiaskan kemarahannya yaitu dengan cara mengutuk Tuhan. Perilaku Ray

yang liar tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu melalui

perbuatannya mengutuk Tuhan. Dengan demikian secara tidak sadar Ray telah

melakukan pengrusakan terhadap dirinya sendiri.

9 6 / thanatos

/b34/ 2009/9

392 Kutipan:

Dari lantai gedung tertingginya, bisnis Ray menggelinding lagi bagai bola salju.

Dan benar-benar bagai bola salju karena Ray menggilas apa saja yang

melewatinya. Ray mulai menghabisi taipan, pengusaha yang dulu

meninggalkannya. Satu-persatu perusahaan mereka di ambil alih. Suka atau

tidak. Ray licin bak belut. Licik bak musang. Melancarkan aksi tipu-tipu yang

dulu bahkan tidak pernah di lakukannya.

(RTDW: 392)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray memanfaatkan kekuasaannya untuk balas

dendam, Ray mengambil paksa perusahaan dan harta kekayaan orang-orang

yang dibencinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan curang. Perilaku Ray

tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu bersikap agresif

terhadap orang lain melalui perbuatan jahat yang dilakukannya.

10 6 / thanatos

b34/ 2009/10

398 Kutipan:

Di perempatan itu, Ray sekali lagi berhenti mendadak. Terkutuk! Menyumpah-

nyumpah. Buru-buru membanting stir. Ray mendesis dingin, mengambil jalan

memutar. Tidak akan pernah menatap walau sejengkal bangunan panti terkutuk

itu.

(RTDW: 398)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray hampir melewati jalan menuju panti itu.

Secara tidak sadar sumpah serapah keluar dari mulut Ray mengutuk tempat itu,

menyumpahi panti yang dibencinya. Perilaku Ray tersebut menunjukkan

thanatos atau insting kematian melalui perbuatannya Ray telah melakukan

pengrusakan diri.

11 6 / thanatos

/b35/ 2009/11

406-407 Kutipan:

Ray mulai resah. Bagaimana mungkin ia terkena sakit jantung? Jauh panggang

dari api. Tubuhnya atletis dan sehat. Apalagi penyakit kadar gula dan semua

komplikasinya ini? Sungguh tidak masuk akal. Apa sebenarnya maksud takdir

langit? Kenapa semua penyakit datang padanya?

(RTDW: 406-407)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray marah kepada Tuhan karena penyakit-

penyakit itu menghambat karirnya saat bekerja. Emosi Ray kembali bergejolak,

secara tidak sadar Ray kembali mengutuk Tuhan. Perilaku Ray tersebut

menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu melalui perbuatannya

mengutuk Tuhan. Dengan demikian, jelas bahwa melalui perbuatan negatifnya

Ray telah melakukan pengrusakan diri.

12 6 / thanatos

/b22/ 2009/12

368 Kutipan:

Beberapa minggu setelah kebersamaan di bianglala itu, Ray menyadarinya.

Sebenar-benarnya tahu. Tahu jika Anggrek itu mekar di waktu yang salah dan

tempat yang salah. Apakah rasa kosong ini karena istrinya pergi? Ya.

(RTDW: 368)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak dapat menerima cinta dari gadis lain

setelah istrinya meninggal. Ray tidak pernah membuka hatinya untuk gadis

lain. Perilaku Ray tersebut menunjukkan thanatos atau insting kematian yaitu

tidak mampu membuka hati untuk mencintai gadis lain. Dengan kata lain

melalui perbuatannya Ray telah melakukan pengrusakan diri.

Tabel 7.

Repression (Represi)

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 7/repression

/b6/ 2009/1

38 Kutipan:

Setahun lalu tidak banyak yang berubah dari perangaian Rehan sejak

mengetahui sepotong cerita masa lalunya itu. Fakta itu tidak berguna. Apa

dengan tahu ia merasa berbeda dari anak-anak panti lain? Lebih baik dari

mereka? Bukan anak bangsat? Tidak penting, tidak ada gunanya.

(RTDW: 38)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi cerita masa lalunya di

dalam koran usang. Ray tidak peduli dengan masa lalunya, karena bila hal

tersebut diingat akan menyakiti hati Ray. Rasa tidak peduli dengan cerita masa

lalunya seolah membuat Ray berusaha mengingkari takdirnya sendiri. Ray

melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di dalam hatinya.

2 7/repression

/b8/ 2009/2

54 Kutipan:

Pertanyaan yang semakin menganggunya justru setelah dia meninggalkan panti

tersebut. Kenapa enam belas tahun masa kecilnya harus dihabiskan di panti

menyebalkan tersebut. Kenapa ia harus di antar ke tempat itu. Bukankah ada

puluhan panti di kota ini. Kenapa harus di panti itu?

(RTDW: 54)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

tinggal di panti. Ray merasa menyesal sudah membuang waktu percuma di

panti itu. Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi kecemasan di dalam

hatinya.

3 7/repression

/b14/

2009/3

143-144 Kutipan:

Lelah sekali Ray membujuk hatinya untuk berdamai atas berbagai kejadian

enam bulan lalu. Tidak bisa. Sungguh tidak bisa. Bukankah hidup selalu seperti

ini? Kejam. Tega merenggut begitu saja orang-orang yang selalu berbuat baik.

Dia terpaksa pergi. Omong-kosong? Apa salah dirinya? Preman-preman itu

yang salah.

(RTDW: 143-144)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

tinggal di rumah singgah. Ray terlibat konflik dengan kakak penanggung jawab

rumah singgah. Ray yang merasa sakit hati dengan insiden itu dengan terpaksa

memutuskan pergi dari rumah singgah. Ray terpaksa menyingkir dari tempat itu

untuk mengurangi kecemasan di dalam hatinya.

4 7/repression

/b21/

2009/4

224-225 Kutipan:

Kereta meliuk menikung, Ray berpegangan. Dia menyeringai tipis. Jauh lebih

bergoyang di bandingkan dengan tali baja gondola. Ray buru-buru mengusir

pikirannya barusan, bukankah dia ingin melupakan semuanya. Melupakan

eksekusi mati semalam. Melupakan masa enam tahun yang membuatnya sesak.

Dia akan menjemput kehidupan baru di kota lamanya.

(RTDW: 224-225)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat

melakukan pencurian berlian terbesar di Ibukota. Insiden itu telah menewaskan

dua petugas polisi dan salah satu sahabatnya menjemput maut di tiang

gantungan. Insiden menyakitkan itu telah membuat hati Ray tersiksa. Ray

memutuskan melarikan diri untuk mencari ketenangan hidup. Dengan demikian,

Ray melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban di dalam hatinya.

5 7/repression

/b34/

2009/5

396 Kutipan:

Ray menghela nafas. Hampir dua puluh tahun seluruh kenangan istrinya

terkubur di sini. Dua puluh tahun yang hampa. Kosong. Dua puluh tahun yang

melelahkan.

(RTDW: 396)

Analisis data:

Perilaku kelima, Ray berusaha merepresi insiden menyakitkan saat istrinya

meninggal. Setelah istrinya meninggal Ray merasa ada sesuatu yang hilang dari

kehidupannya. Kebahagiaan itu ada pada istrinya dan kebahagiaan itu sudah

hilang, membuat batin Ray tersiksa. Ray berusaha menenangkan dirinya sendiri

di sebelah pusara istrinya. Hal ini dilakukan Ray untuk mengurangi kecemasan

di dalam hatinya.

6 7/repression

/b36/

2009/6

413 Kutipan:

Enam tahun yang menyedihkan. Enam tahun yang di penui semua penyakit.

Ray mendadak teramat rindu dengan Gigi Kelincinya. Biarlah semuanya

berakhir, dia ikhlas sudah.

(RTDW: 413)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha merepresi enam tahun

kehidupannya yang dipenuhi komplikasi penyakit. Hal tersebut menyakitkan

bagi Ray dan Ray memutuskan untuk menyerah dan kepada Tuhan. Ray

berusaha menenangkan dirinya sendiri, hal ini dilakukan untuk mengurangi

kecemasan di dalam hatinya.

Tabel 8.

Displacement (Pemindahan Objek)

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 8/displacement

/b2/22009/1

11-12 Kutipan:

Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap sumpah

serapah… Rehan menunduk. Mendesis kebencian. B-a-n-g-s-a-t? Siapa yang

sebenarnya bangsat? Penjaga Panti sok-suci inilah yang bangsat… Hampir tiap

hari dipukuli penjaga panti. Baginya bukan pukulan bilah rotan di pantat yang

menusuk hati, baginya ucapan dari mulut penjaga pantilah yang menyakitkan.

(RTDW: 11-12)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek

dengan cara mengumpat. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara

langsung kepada penjaga panti karena akan membahayakan keselamatannya.

Ray menggantinya dengan cara mengumpat di dalam hati dengan kata-kata

kasar. Cara tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan

Ray.

2 8/displacement

objek/b2/22009/2

14 Kutipan:

Penjaga panti terlelap, maka dengan mudah Rehan mencuri baju koko, sarung

dan kopiah. Pagi-pagi buta menjual semua barang itu ke penadah Pasar Induk

dekat Panti. Uangnya? Habis untuk main-main di sudut terminal.

(RTDW: 14)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray melakukan mekanisme pemindahan objek

saat Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti dengan mencuri barang-

barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung

kepada penjaga panti karena dinilai akan membahayakan keselamatnnya. Ray

menggantinya dengan mencuri barang-barang milik penjaga panti karena objek

tersebut dinilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan.

3 8/displacement

//b6/ 2009/3

35 Kutipan:

Rehan mulai berani mangkir kerja, sengaja merusak barang-barang dan berbagai

perangai buruk bentuk perlawanan lainnya.

(RTDW: 35)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya

secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut akan mengancam

keselamatnnya. Ray menggantinya dengan mangkir kerja dan merusak barang-

barang milik penjaga panti karena objek tersebut di nilai lebih aman untuk di

jadikan pelampiasan kemarahan.

4 8/displacement

//b6/ 2009/4

36 Kutipan:

Sudah sebulan terakhir ini dia sembunyi-sembunyi mengaduk ruangan itu.

Wajah Rehan menyeringai senang. Rehan sedang asyik membuka laci tempat ia

menemukan amplop-amplop sumbangan seminggu lalu.

(RTDW: 36)

Analisis data:

Perilaku keempat, Ray berusaha melampiaskan kemarahannya dengan

membalas perlakuan jahat penjaga panti dengan mencuri uang milik penjaga

panti. Ray tidak mampu melampiaskan kemarahannya secara langsung kepada

penjaga panti karena hal tersebut dinilai akan mengancam keselamatnnya. Ray

menggantinya dengan mencuri uang milik penjaga panti karena objek tersebut di

nilai lebih aman untuk dijadikan pelampiasan kemarahan.

5 08/displacement

//b6/ 2009/5

39-40 Kutipan:

Rehan mengeluarkan linggis kecil. Tidak percuma semua uang jualan parsel

lebaran kemarin dibelikan linggis kecil ini…Rehan dengan kasar mulai

membuka laci lemari… Maka dengan cepat Rehan menyambar brangkas warna

merah itu.

(RTDW: 39-40)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray berusaha membalas perlakuan penjaga panti

dengan mencuri barang-barang di panti. Ray tidak mampu melampiaskan

kemarahannya secara langsung kepada penjaga panti karena hal tersebut dapat

membahayakan nyawanya. Ray menggantinya dengan mencuri barang-barang

milik penjaga panti karena objek tersebut lebih aman untuk dijadikan

pelampiasan.

Tabel 9.

Regresi Primitivation (Regresi)

No Kode Data Halaman Kutipan dan Analisis Data

1 9/ regresi primiti

vation/b14/

2009/1

138 Kutipan:

Ray buas menerjang orang yang memukulnya dengan kursi. Menghantam ujung

botol yag sudah pecah ke dada preman itu. Tidak merasa perlu untuk

mencabutnya lagi. Langsung membalik badan. Mengejar yang lain. Insting

“membunuh “ itu kembali tak tertahankan.

(RTDW: 138)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha

balas dendam dengan beberapa preman jalanan yang menganggu ketentraman

keluarganya di rumah singgah dengan berkelahi. Dalam hal ini perilaku Ray

tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan tindakan yang

tidak berbudaya dengan perkelahian. Dengan demikian Ray telah melakukan

regresi primitivation yaitu berkelahi untuk tujuan balas dendam.

2 9/ regresi primiti

vation/b23/

249 Kutipan:

Saat kerumunan itu menatapnya sepele, menyeringai merendahkan, malah ada

2009/2 yang keterlaluan meludah, Ray terpaksa memukuli mereka satu persatu. Empat

pemuda perlente itu terkapar di jalanan.

(RTDW: 249)

Analisis data:

Berdasarkan kutipan tersebut, Ray yang kehilangan kontrol karena berusaha

membalas perlakuan orang-orang yang merendahkan harga dirinya. Dalam hal

ini perilaku Ray tersebut seperti kembali pada masa anak-anak yaitu melakukan

tindakan yang tidak berbudaya dengan melakukan perkelahian. Dengan

demikian Ray telah melakukan regresi primitivation yaitu berkelahi untuk

tujuan menjaga harga dirinya sebagai laki-laki sejati.

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA/MA ......................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 1

Standar Kompetensi : Membaca

2. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Nilai Budaya

Dan Karakter

Bangsa

Kewirausahaan/

Ekonomi Kreatif

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

7.1 Menemukan

unsur-unsur

intrinsik dan

ekstrinsik

hikayat

Teks hikayat

ciri-ciri hikayat

unsur-unsur

intrinsic ( alur,

tema, penokohan,

sudut pandang,

latar, dan amanat)

Bersahabat/

komunikatif

Kreatif

Kepemimpinan

Keorisinilan

Membaca teks

hikayat

Mengidentifik

asi ciri

hikayat

sebagai

bentuk karya

sastra lama

Menemukan

unsur-unsur

intrinsik (

alur, tema,

penokohan,

sudut

pandang,

latar, dan

amanat)

dalam hikayat

Menceritakan

kembali isi

hikayat

Mengidentifikas

i ciri hikayat

sebagai bentuk

karya sastra

lama

Menemukan

unsur-unsur

intrinsik ( alur,

tema,

penokohan,

sudut pandang,

latar, dan

amanat) dalam

hikayat

Menceritakan

kembali isi

hikayat dengan

bahasa sendiri

Jenis Tagihan:

tugas

individu

tugas

kelompok

ulangan

Bentuk

Instrumen:

uraian bebas

pilihan

ganda

jawaban

singkat

4

buku hikayat

dengan

bahasa sendiri

7.2

Menganalisis

unsur-unsur

intrinsik dan

ekstrinsik novel

Indonesia/terjemah

an

Novel Indonesia dan

novel terjemahan

unsur-unsur intrinsik

( alur, tema,

penokohan, sudut

pandang, latar, dan

amanat)

unsur ektrinsik dalam

novel terjemahan(nilai

budaya, sosial, moral,

dll)

Bersahabat/

komunikatif

Kreatif

Kepemimpinan

Keorisinilan

Membaca

novel

Indonesia dan

novel

terjemahan

Menganalisis

unsur-unsur

ekstrinsik dan

intrinsik (

alur, tema,

penokohan,

sudut

pandang,

latar, dan

amanat) novel

Indonsia dan

terjemahan

Membanding

kan unsur

ekstrinsik dan

intrinsik

novel

terjemahan

dengan novel

Indonesia

Menganalisis

unsur-unsur

ekstrinsik dan

intrinsik (

alur, tema,

penokohan,

sudut pandang,

latar, dan

amanat) novel

Indonsia

Menganalisis

unsur-unsur

ekstrinsik dan

intrinsik (

alur, tema,

penokohan,

sudut pandang,

latar, dan

amanat) novel

terjemahan

Membandingka

n unsur-

nekstrinsik dan

intrinsik novel

terjemahan

dengan novel

Indonesia

Jenis Tagihan:

tugas

kelompok

tugas

kelompok

ulangan

Bentuk

Instrumen:

uraian bebas

pilihan

ganda

jawaban

singkat

4

novel

Indonesia

novel

terjemah-

an

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tingkat Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ I (satu)

Alokasi Waktu : 4 jam (2x pertemuan)

1. Standar Kompetensi (SK)

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan.

2. Kompetensi Dasar (KD)

7.2 menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/

terjemahan.

3. Indikator

a. Siswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur instrinsik

dan ekstrinsik dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere

Liye;

b. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur psikologis (struktur kepribadian,

unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar) yang terdapat dalam novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

c. Siswa mampu berpendapat mengenai unsur-unsur psikologis (struktur

kepribadian, unsur kesadaran, dan unsur bawah sadar) yang terdapat dalam

novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

4. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran KD 7.2 adalah agar siswa dapat memahami dan

mendalami unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye melalui pesan yang tersirat di

dalamnya yaitu belajar untuk memaknai hidup dengan cara sederhana dengan

mensyukuri setiap kehidupan dan takdir dari Tuhan dengan harapkan

memberikan pengaruh positif pada kehidupan siswa.

5. Materi Pembelajaran

a. Unsur instrinsik novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye

(tema, latar, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, amanat);

b. Unsur ekstrinsik novel Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye (unsur

bawah sadar tokoh utama yang berkaitan dengan psikologis, sikap,

keyakinan, dan pandangan hidup pengarang ).

6. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Inkuiri

c. Tanya jawab

d. Diskusi

e. Penugasan

7. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL (Contextual Teaching

and Learning). Pembelajaran sastra novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

karya Tere Liye dengan metode CTL dijabarkan sebagai berikut:

a. kontruktivisme (contructivisme), setelah membaca novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye, guru memberi kesempatan pada

siswa untuk membangun pengetahuan mereka mengenai isi novel

khususnya yang berkaitan dengan unsur bawah sadar tokoh utama .

b. bertanya (questioning), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

aktif bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isi novel, istilah

baru, atau penjelasan yang belum dipahami khususnya tentang unsur

bawah sadar tokoh utama novel yang dianaisis sebelum kegiatan apresiasi

dimulai.

c. menemukan (inquiry), setiap kelompok akan menganalisis salah satu unsur

bawah sadar dengan kategori yang berbeda. Secara berkelompok siswa

mengumpulkan data-data melalui obsersavi yang berkaitan dengan unsur

bawah sadar tokoh utama.

d. masyarakat belajar (learning comunity), pada tahap ini siswa bekerja

secara berkelompok (terdiri dari 4-5 siswa). Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi unsur bawah sadar sesuai kategori

kelompoknya.

e. pemodelan (modeling), guru memberikan contoh masing-masing kategori

dari unsur bawah sadar melalui pemodelan kehidupan tokoh utama

bernama Ray (Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh kongkrit

pemodelan kehidupan dan pengalaman siswa sehari-hari.

f. refleksi (reflection), guru bersama siswa merefleksi apa yang sudah

dipelajari. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan

laporan hasil diskusi kelompok. Siswa diberi arahan untuk membuat

laporan hasil diskusi, yaitu secara tertulis dan mempresentasikan di depan

kelas pada pertemuan berikutnya.

g. penilaian sebenarnya (authentic assessment), guru dan siswa melakukan

refleksi atau evaluasi. Guru hendaknya sudah mempersiapkan kisi-kisi

atau format penilaian terlebih dahulu agar siswa dapat memberikan

penilaian secara lebih terarah dan objektif.

8. Kegiatan pembelajaran

Pertemuan I (Pertama)

Tahap Kegiatan

Pendahuluan

(apersepsi)

a. Guru dan siswa memulai kegiatan pembelajaran

dengan berdoa;

b. Guru terlebih dahulu memaparkan SK, KD indikator

dan tujuan pembelajaran kepada siswa;

c. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesan-kesan

tentang isi novel;

d. Siswa ditanya mengenai unsur-unsur instrinsik dan

ekstrinsik novel;

e. Siswa ditanya mengenai unsur bawah sadar yang

meliputi struktur kepribadian (id, ego,superego) unsur

kesadaran dan unsur bawah sadar yang meliputi (eros

thanatos, repression, , regresi primitivation).

Inti a. Salah satu siswa membacakan sinopsis novel

Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

b. Guru memberikan penjelasan mengenai konsep unsur

bawah sadar dengan memberikan penjelasan masing-

masing kategori (id, ego, superego) unsur kesadaran

(hal-hal yang disadari) dan unsur bawah sadar (eros

thanatos, repression, displacement, regresi

primitivation) melalui pemodelan tokoh utama Ray

(Rehan) yang dikaitkan dengan contoh-contoh

kongkrit pemodelan pengalaman siswa sehari-hari;

c. Guru melatih siswa mengidentifikasi unsur-unsur

instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

d. Guru membimbing siswa menganalisis unsur-unsur

instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye;

e. Guru dan siswa membagi novel Rembulan Tenggelam

di Wajahmu karya Tere Liye menjadi beberapa bagian

agar mudah dianalisis;

f. Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok berisi 4-5

siswa;

g. Guru membagikan tugas kepada masing-masing

secara kelompok untuk didiskusikan, tugasnya adalah

siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik dalam novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu karya Tere Liye;

h. Guru memfasiliasi siswa dalam kegiatan diskusi;

i. Guru membimbing siswa jika masih belum lancar

dalam megerjakan tugas kelompok.

Penutup a. Guru dan siswa membuat rangkuman/ simpulan

pelajaran;

b. Guru dan siswa melakukan penilaian atau refleksi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan;

c. Guru memberikan instruksi bahwa tugas kelompok

bisa dikerjakan di rumah sebagai PR dan pada

pertemuan berikutnya masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya;

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan

selanjutnya;

e. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan pembelajaran

dengan berdoa.

Pertemuan II (Kedua)

Tahap Kegiatan

Pembuka

(apersepsi)

a. Guru dan siswa memulai kegiatan pembelajaran dengan

berdoa;

b. Guru menanyakan kepada siswa kesulitan yang dialami

dalam mengerjakan tugas;

c. Guru dan siswa mengulang pelajaran sebelumnya untuk

menguatkan pemahaman siswa tentang unsur-unsur

instrinsik dan ekstrinsik dalam novel Rembulan

Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye.

Inti a. Masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok;

b. Guru memfasilitasi kegiatan diskusi antar kelompok;

c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok; siswa yang lain memperhatikan dan bertanya

jika masih ada yang belum dipahami;

d. Guru membimbing kegiatan diskusi agar berjalan lancar.

e. Guru membantu menyelesaikan masalah, memberikan

acuan dan informasi agar siswa dapat lebih bereksplorasi;

f. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Penutup a. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan;

b. Evaluasi pembelajaran secara individu.

c. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdoa.

9. Media dan Sumber Belajar

a. novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye yang di terbitkan

oleh Republika;

b. buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas XI SMA yang diterbitkan

Yudhistira;

c. Buku pelengkap sebagai buku acuan materi belajar, yaitu buku yang

membahas tentang psikoanalisis Sigmund Freud serta refrensi-refrensi lain

yang terkait.

10. Penilaian

a. Teknik dan Bentuk Penilaian

Teknik dan

Bentuk

Tes lisan

Tes tertulis

Observasi kinerja

Tagihan hasil karya/produk: tugas kelompok

Penilaian sikap

b. Instrumen/ Soal

1) Bagaimana struktur kepribadian id, ego, dan superego pada tokoh Ray

(Rehan)?

2) Bagaimana unsur kesadaran (perilaku yang di sadari) dari tokoh Ray

(Rehan)?

3) Bagaimana unsur bawah sadar dari tokoh Ray (Rehan)?

c. Rubrik Penilaian

UNSUR YANG DINILAI SKOR

5 10 15 20

1 Kelengkapan unsur yang dianalisis

2 Keruntutan penyajian hasil analisis

3 Sistematika penyajian hasil analisis

4 Bahasa penyajian hasil analisis

5 Kesimpulan hasil pembandingan unsur

ekstrinsik

JUMLAH SKOR (Maksimal 100)

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Drs. Arman Maulana, M. Hum.

Januari 2013

Guru Mata Pelajaran

Kusmiyati