KONSTRUKSI PERSEPSI HUBUNGAN PERTEMANAN LAWAN JENIS YANG DITAMPILKAN PADA TOKOH BRYCE LOSKY DAN JULI...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of KONSTRUKSI PERSEPSI HUBUNGAN PERTEMANAN LAWAN JENIS YANG DITAMPILKAN PADA TOKOH BRYCE LOSKY DAN JULI...
KONSTRUKSI PERSEPSI HUBUNGAN PERTEMANAN LAWAN
JENIS YANG DITAMPILKAN PADA TOKOH BRYCE LOSKY DAN
JULI BAKER DALAM FILM FLIPPED
Rizki Animaydila, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Brawijaya.
ABSTRAK. Media massa memiliki kekuatan untuk memengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat. Media massa juga berperan dalam mengkonstruk realitas yang ada. Film
merupakan realitas terdekat dengan fenomena yang ada di masyarakat. Film diharapkan
dimaknai secara cerdas oleh penontonya agar unsur-unsur dibalik film tersebut dapat
dikatahui secara jelas. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Metode yang
digunakan adalah Analisis Wacana model Michel Foucault. Teknik analisis yang digunakan
adalah teknik Analisi Wacana Foucault milik Alba-juez. Peneliti mengangkat konstruksi
realitas atas persepsi dalam hubungan pertemanan lawan jenis yang ditampilkan melalui
tokoh Bryce Losky dan Juli Baker dalam film Flipped. Hasil dari penelitian ini adalah
Flipped menampilkan bagaimana persepsi dibangun dan dikomunikasikan. Kesalahan
persepsi sering terjadi akibat adanya prasangka dan mengesampingkan prinsip persepsi
lainnya. Persepsi sangat dipengaruhi oleh subjektifitas pelakunya. Sehingga persepsi yang
tidak mirip akan membentuk perilaku yang berbeda dan realitas yang berbeda pula.
Kata Kunci: Analisis wacana, konstruksi persepsi, realitas, Film Flipped
Pendahuluan
Media massa memiliki kekuatan untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.
Media mempunyai sumber kekuatan sebagai alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam
masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya
(McQuail, 2005, h. 51). Media sering berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
sehingga media massa memiliki kekuatan untuk mengarahkan masyarakat menjadi seperti
apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media massa memiliki beragam muatan
tayangan yang dapat menciptakan masyarakat menjadi komunitas yang berbudaya, beradab,
dan beretika. Nurudin (2005, h. 167) menyampaikan bahwa media dapat diajak
berkomunikasi seperti berbicara dengan seseorang. Sehingga dengan demikian media seolah
bisa menjadi lawan bicara seseorang seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan
situasi face to face.
Film sebagai media massa merupakan hasil reaksi dan persepsi pembuatnya dari
peristiwa atau kenyataan yang terjadi di sekelilingnya. Film akan melahirkan kenyataan baru
yang merupakan suatu realitas kamera. Menurut Sobur (2009. h. 27) film bukan semata-mata
memproduksi realitas, tetapi juga mendefinisikan realitas. Pandangan Sobur menyampaikan
bahwa realita yang diekspresikan dalam film bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja
melainkan hasil dari stimulus yang kemudian direkonstruksi dengan cara tertentu sehingga
menghasilkan interpretasi audio dan visual. Film hasil rekonstruksi membentuk suatu cerita
yang dilebihkan dan dipertontonkan kepada khalayak.
Persepsi memegang peranan penting dalam komunikasi. Persepsi yang tidak sama
akan membuat komunikasi berjalan tidak efektif karena tidak terbangun sebuah pemaknaan
pesan yang sama pula. DeVito (2011, h. 58) mengungkapkan bahwa persepsi adalah
serangkaian kontinyu yang melebur satu dengan yang lain. Persepsi merupakan inti dari
komunikasi sebab jika persepsi tidak akurat maka komunikasi tidak akan berjalan secara
efektif. Komunikasi memiliki pesan yang dapat memberikan makna dan kegunaan untuk
menyampaikan suatu ide gagasan kepada orang lain. Ritonga (2005, h. 20) menjelaskan
bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan pada dasarnya merupakan refleksi dari
persepsi atau perilaku komunikan sendiri.
Flipped merupakan film yang menampilkan persepsi tentang bagaimana perempuan
memandang laki-laki dan sebaliknya. Flipped yang menceritakan point of view dari
perempuan terhadap laki-laki dan laki-laki terhadap perempuan ini rilis pada tahun 2010.
Flipped diadaptasi dari novel remaja karangan Wendelin Van Draanen pada tahun 2001.
Naskah film Flipped diadaptasi Sutradara Rob Reiner dan Andrew Scheinman. Flipped
menampilkan dua karakter utama Bryce Losky dan Juli Braker yang hubungannya tidak
seimbang karena selalu terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Mereka saling
menginterpretasikan dan menyampaikan persepsinya namun respon yang diterima tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sehinga komunikasi antara Juli dan Bryce hampir tidak
pernah berjalan efektif.
Bryce dan Juli mencerminkan relitas kehidupan sehari-hari seseorang yang
berkomunikasi menggunakan kalimat yang mengandung maksud dan tujuan tertentu.
Komunikasi yang berisi tindakan yang kompleks akan membentuk suatu pesan. Powers dalam
Jupriono (2010, h. 27) mengutarakan bahwa pesan sebagai pusat dari proses komunikasi. Pada
penelitian ini, scene film pada diteliti dengan menggunakan metode analisis wacana. Analisis
wacana memungkinkan untuk melihat lebih dekat bagaimana pesan diatur, digunakan, dan
dipahami. Komunikasi antara Juli dan Bryce dapat dilihat dengan memperhatikan motivasi
yang tersembunyi di balik teks untuk menafsirkan makna dari komunikasi itu sendiri.
Analisis Wacana Michel Foucault sebagai Kajian Teori
Komunikasi yang berisi tindakan yang kompleks akan membentuk pesan atau wacana
(diskursus). Powers (dalam Haryatmoko, 2010, h. 28) mengatakan pesan sebagai pusat dari
proses komunikasi. Konsep wacana tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Michel Foucault
yang melihat realitas sosial sebagai arena diskursif (Weedon dalam Afida, 2013). Wacana
sering dipahami sebagai suatu gagasan umum bahwa bahasa ditata menurut pola-pola yang
berbeda yang diikuti oleh ujaran. Dengan demikian, Analisis Wacana merupakan analisis atas
pola-pola ujaran melalui bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Menurut
Haryatmoko. (2010, h. 46) definisi wacana dalam arti yang lebih luas merupakan segala
sesuatu yang ditulis atau diucapkan atau yang dikomunikasikan dengan menggunakan tanda-
tanda. Hal ini terjadi pada Bryce dan Juli. Mereka berkomunikasi dengan menggunakan
tanda, dalam arti mereka membangun makna psan mereka dari tanda-tanda yang ada selama
mereka berkomunikasi. Konstruksi persepsi akan keduanya muncul karena ada tanda-tanda
yang mereka hadirkan di dalamnya. Analisis Wacana menurut Foucault lebih memperhatikan
bagaimana bahasa digunakan dan bagaimana penggunaan bahasa selalu diartikulasikan
dengan praktek sosial budaya. Analisis Wacana memandang bahwa bahasa sebagai sesuatu
yang bersifat dialogis.
Wacana sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari diatur oleh aturan, yang menjadi
acuan untuk melakukan tindakan (Tracy dalam Jupriono, 2011). Wacana dalam perspektif
Foucault (dalam Haryatmoko, 2010 h, 12) bukanlah sebagai rangkaian kata atau proposisi
dalam teks, melainkan sesuatu yang memproduksi sesuatu yang lain. Dengan demikian
sebelum bertindak dan bertutur kita diatur oleh wacana yang sudah ada di masyarakat, dan
hasil dari tindakan kita tersebut memproduksi sesuatu yang lain. Hal ini diterapkan dalam
keluarga Bryce, terutama oleh ayah Bryce. Pada scene 12 versi Bryce, Time code: 00:35:25,
ayah Bryce menerapkan aturan yang dibentuk dari wacana.
Analisis Wacana Foucault memandang keterkaitan makna yang diungkap dari sebuah
teks dengan kekuasaan dan pengetahuan. Foucault (dalam Haryatmoko, 2010 h.15)
menjelaskan tentang model Analisis Wacananya bahwa kekuasaan bekerja melalui interaksi,
relasi, atau jaringan dari sebuah relasi. Oleh karena itu, kekuasaan bisa bekerja dimanapun
karena kekuasaan tidak berdiri di luar relasi sosial melainkan bermain di dalam relasi
tersebut. Konsep Foucault akan kekuasaan tidak saja mengenai negara dan kelas sosal, tetapi
menyentuh dimensi individual yang lebih personal. Kekuasaan juga bersifat produktif, dalam
arti kekuasaan membuat sesuatu hal menjadi ada. Kekuasaan memproduksi pengetahuan
sendiri tentang kebenaran dan dari pengetahuan ini muncul berbagai wacana sehingga proses
ini tidak akan berhenti.
Paradigma interpretif menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan
pemahaman di dalam ilmu sosial. Pendekatan penelitian ini memfokuskan pada sifat subjektif
dari social world. Jadi fokusnya pada arti individu dan persepsi manusia pada realitas bukan
pada realitas independen yang berada di luar mereka (Ghozali dan Chariri, 2007). Manusia
secara terus menerus menciptakan realitas sosial mereka dalam rangka berinteraksi dengan
yang lain. Tujuan pendekatan interpretif adalah menganalisis realita sosial dan bagaimana
realitas itu terbentuk (Ghozali dan Chariri, 2007).
Oleh karena itu, tujuan dari pengembangan teori dalam paradigma ini adalah untuk
menghasilkan deskripsi, pandangan pandangan dan penjelasan tentang realitas sosial tertentu
sehingga peneliti mampu mengungkap sistem persepsi dan pemahaman makna yang ada
dalam film Flipped. Dengan demikian, peneliti mencoba memaparkan temuan berdasarkan
cara pandang yang digunakan oleh dua tokoh utama dalam film Flipped. Paradigma ini
berusaha mengungkap bagaimana (how) realitas dikonstruksi dan oleh individu tertentu dan
bagaimana mereka memaknainya.
Metode Penelitian
Penelitian ini membahas tentang bagaimana konstruksi persepsi sebagai inti dari
komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal yang digunakan oleh dua tokoh utama
dalam film Flipped. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Metodologi kualitatif
digunakan untuk membuka dan memahami apa yang tersembunyi di balik suatu fenomena
yang masih sedikit diketahui. Analisis Wacana yang dipilih oleh peneliti adalah Analisis
Wacana sesuai dengan pemikiran Michel Foucault. Hal ini karena pemikiran Foucault yang
sesuai untuk menggambarkan realitas hubungan dan dialog yang dilakukan oleh Juli Braker
dan Bryce Losky. Wacana Foucault memberikan pemahaman konsep konstruksi persepsi
sebagai inti dari komunikasi kepada penonton. Keutuhan film sebagai wacana memberikan
gambaran mengenai garis besar persepsi dan keterkaitannya tentang kekuasaan serta
pengetahuan dalam sebuah cerita.
Dalam penelitian ini, unit analisis data yang digunakan adalah dialog dalam scene
yang dilakukan Bryce dan Juli ketika berkomunikasi baik dari percakapan secara verbal
maupun tindakan non verbal. Selain itu peneliti akan menganalisis percakapan pendukung
selain dari tokoh Juli dan Bryce dalam film Flipped.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi. Hal ini karena data yang
dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari dokumentasi resmi berupa film. Teknik analisis
data Analisis Wacana pada Konstruksi persepsi yang ditampilkan melalui tokoh Bryce Losky
dan Juli Baker dalam film Flipped pada perspektif Analisis Wacana Foucault ini mengikuti
formula yang disusun Alba-Juez (dalam Jupriono, 2011) yang telah dimodifikasi dan
disesuaikan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seleksi percakapan (Seleksi topik seleksi percakapan)
2. Pendalaman data
3. Identifikasi tema
4. Penemuan unsur-unsur terselubung
5. Pencarian relasi makna dan unsur wacana
6. Kontekstualisasi unsur wacana dalam jaringan kekuasaan-pengetahuan
Hasil dan Pembahasan
4.1 Persepsi merupakan hal mendasar yang digunakan untuk menentukan perilaku
komunikasi selanjutnya.
Film Flipped yang disutradarai oleh Rob Reiner dan Andrew Scheinman mengarahkan
tokoh Juli dan Bryce sesuai dengan manuskrip yang telah dibuat oleh penulis novelnya
yakni Wendelin Van Draanen. Karakter tokoh yang diperankan sebagai Bryce Loski
serta Juli Baker dikonstruksikan sebagai pribadi yang selalu berprasangka terhadap satu
sama lain. Sehingga dengan demikian konstruksi realitas atas persepsi terbentuk ketika
Juli dan Bryce melakukan perannya dalam film, yang berdurasi 1 jam 29 menit 46
detik.
Menurut Berger dan Luckman (dalam Basrowi dan Sukidin, 2002, h. 201), realitas
tidak dibentuk secara ilmu dan tidak diturunkan oleh Tuhan. Sebaliknya, realitas itu
dibentuk dan dikonstruksi manusia. Dalam penelitian ini, kita sepakati bahwa sutradara
membentuk Juli Baker dan Bryce Losky sebagai sebuah realitas dua orang yang
memiliki hubungan sebagai tetangga di depan rumah. Bryce dan Juli merupakan pribadi
yang tentu dapat membentuk konstruksi yang berbeda satu sama lain berdasarkan
pengalaman, preferensi, dan lingkungan serta pergaulan sosial untuk menafsirkan
tindakan dan perilaku satu sama lain. Beberapa data scene berikut memperlihatkan
bahwa Bryce telah mengonsep realitas di dalam pemikirannya bahwa Juli adalah sosok
gadis yang keras kepala dan menyebalkan. Hal ini terjadi karena Bryce
mempersepsikan tindakan Juli yang tidak mau disuruh pulang oleh ayah Bryce pada
scene di bawah ini.
Scene 1 : Versi Bryce
Time code : 00:01:32 - 00:01:39
Ayah Bryce : No no no no. run home. your mother’s probably wondering
where you are
Juli : Oh, no my mom knows where I am. She said it’s fine.
Bryce : it didn’t take long to realize the girl couldn not take a hint
(mengangkat alis) I mean nothing would stop her. I was about
to tell her to get lost when the weirdest thing happen.
(berpegangan tangan)
Hal ini terjadi juga pada Juli. Juli telah mengonsepkan realitas tentang sosok Bryce
dalam pikirannya. Juli mengatakan bahwa Bryce adalah laki-laki yang memiliki mata
mempesona dan tertarik padanya. Namun menurut Juli adalah Bryce terlalu malu untuk
menunjukkannya, sehingga hal ini menjadi kendala bagi hubungan mereka. Juli
beranggapan bahwa Bryce ingin berlama-lama dengannya di dalam truk untuk bermain
bersama. Ia juga beranggapan bahwa Bryce malu-malu saat mereka berpegangan
tangan.
Scene 1 : Versi Juli
Time code : 00:04:54 - 00:04:58
Juli : The first day I met Bryce losky, I Flipped. It was those eyes,
something in those dazzling eyes. Do you wanna push this
together?. His family had just moved into the neighborhood and
I’d gone over to help them. I’d been in the van all of two
minutes when his dad sent him off to help his mom. I could see
he didn’t wanna go. So I chased after him to see if we could
play a little before he got trapped inside. (Bryce berlari kea rah
rumah) The next thing I know he’s holding my hand and looking
right into my eyes. My hart stopped. Was this it? Would this be
my first kiss? But then his mother came out. Well, hello. And he
was so embarrassed, his cheeks turned completely red.
Konstruksi yang dibangun oleh Bryce terhadap Juli dan begitu juga sebaliknya menjadi
realitas dalam kehidupan mereka. Gambaran tentang seorang Juli didasarkan pada
persepsi yang telah ia tangkap dalam tempo singkat. Menurut Mulyana (2010, h. 180),
persepsi adalah proses internal yang memungkinkan individu untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan, sehingga proses
tersebut mempengaruhi perilaku individu. Persepsi merupakan inti dari komunikasi.
Sebelum berkomunikasi dengan orang lain, seseorang akan berkomunikasi terhadap
dirinya sendiri untuk membentuk penilaian terhadap lawan bicaranya.
4.2 Pendalaman data
Tabel 4.2. Topik lain (signivicant others) dalam teks yang mendukung
untuk pendalaman data
No. Topik
pembicaraan Dialog Scene / Time
1. Pindah rumah “it didn’t take long to realize the girl
couldn not take a hint” Bryce’s said
“ I’d been in the van all of two
minutes when his dad sent him off to
help his mom. I could see he didn’t
wanna go” Juli;s said
1 Bryce / 00:00:55
dan 1 Juli / 00:04:54
2. Bryce
berpacaran
dengan Sherry
“The idea was that Sherry would eat
with me may be we’d walk around
together. And hopefully Juli would
lose interest.” Bryce’s said
“My solution was to ignore her. I
knew a boy of Bryce’s caliber would
eventually see through a shallow
2 Bryce / 00:03:15
dan 2 Juli / 00:06:31
conniver like Sherry Stall”s Juli;s said
3, Pohon
Sycamore
“Juli was frantic. They wanted to cut
down her tree. I couldn't understand
why that mutant tangle of genarly
branches” Bryce’s said
“From that moment on, that became my
spot. I could sit there for hours, just
looking out at the world.
Some days the sunsets would be purple
and pink. And some days
they were a blazing orange” Juli’s said
3 Bryce / 00:07:56
dan 3 Juli / 00:13:53
4. Telur ayam
keluarga Baker
“I think it was very sweet of Juli
to bring us those eggs. I don't care.
I'm still having cereal tomorrow”
Bryce said
“Between Mrs. Steuby and Mrs.
Helms, my egg overflow problem was
solved. Then I realized that Mrs. Loski
deserved eggs too. But I didn't think it
would be right to charge her. She had
been such a good neighbor” Juli’s said
5 Bryce / 00:19:21
dan 6 Juli / 00:26:16
5. Memperbaiki
halaman
“I couldn't stop looking over there.
And the more I looked, the madder I
got. My grandfather had already said
more to Juli in one hour than he'd said
to me in the whole time he'd been
living with us. And what was his deal
with Juli Baker?” Bryce’s said
“Was he really sorry? Or was he just
saying these things to make himself
feel better? Then I thought maybe I
just wanted him to be more than the
sum of his parts. But as I looked into
his eyest hose dazzling eyes” Juli’s
said
10 Bryce / 00:32:04
dan 7 Juli / 00:44:47
6. Paman Daniel
keterbelakangan
mental
“On the walk back, Daniel acted like
nothing had happened. Other way.
Other way. On the ride home, my dad
told me that Uncle Daniel used to live
with him and Mom before we were
born. But after a while, it became too
difficult. When we got home,
everything looked the same. But it
13 Bryce / 00:50:22
dan 8 Juli / 00:52:18
wasn't. Before today, Daniel had
always been just a name to me. Now
he was part of the family.” Juli’s said
7. Makan malam “I wanted to look good for Juli But I
didn't want her to think that I wanted
to look good for her. It was a fine
line.” Bryce’s said
“But that didn't mean I had to be nice
to Bryce. Mr. Loski was clean and
smooth on the outside but it seemed
like there was something rotten
buried just beneath the surface. “Juli’s
said
14 Bryce / 00:59:17
dan 11 Juli /
01:06:13
8. Lelang amal “Now only Eddie Trulock stood
between me and the auction block. I
wasn't interested in his hobbies or
what was in his basket. All I could
think of was Juli. What if she did bid
on me” Bryce’s said
“But why should I care if Sherry liked
him? I shouldn't even be thinking
about him. I had to rise above this.
Bryce Loski was no longer in my life.”
Juli’s said
15 Bryce / 01:08:44
dan 13 Juli /
01:16:41
9. Pohon
Sycamore baru
“When she walked out of the door, I
thought back to the first time I saw
her. How could anybody, ever, have
wanted to run away from Juli Baker?”
Bryce’s said
“He looked at me with those eyes.
Those once again dazzling eyes. And I
knew that Bryce Loski was still I
realized that all these years we never
really talked. But that day, we started.
And I knew we'd be talking for a long
time.” Juli’s said
16 Bryce dan 14 Juli
01:22:28
4.3 Kekuasaan Memproduksi Pengetahuan yang Sifatnya Subjektif
Foucault (dalam Haryatmoko, 2010 h.15) Kekuasaan menurut Foucault bersifat
produktif, dalam arti kekuasaan membuat sesuatu hal menjadi ada, dan tidak bekerja
sendiri, melainkan melalui relasi. Dalam penelitian ini, identifikasi yang dihasilkan dari
proses seleksi percakapan menghasilkan tiga tema yakni:
(A) Kekuasaan yang bekerja melalui interaksi, relasi atau jaringan memproduksi
pengetahuan tentang persepsi;
Pada scene 11 Bryce, time code : 00:09:29 – 00:09:32 Kekuasaan pada scene ini terlihat
dari relasi orang tua dan menantu. Kakek Bryce dan Ayah Bryce hidup dalam satu
rumah. Hubungan antara keduanya tidak terlalu baik. Sehingga terlihat ada perdebatan
tentang pendapat. Ayah Bryce merasa perannya di dalam rumah adalah kepala keluarga.
Di sisi lain, kakek Bryce memiliki relasi dengan keluarga Juli. Sehingga terjadi
perdebatan seperti yang terjadi pada scene di atas. Hal ini menegaskan relasi kuasa si
ayah dan relasi sosial si kakek, yakni ayah Bryce tidak ingin mengalah sebab dia adalah
kepala keluarga. Sementara, kakek Bryce tidak ingin mengalah sebeb dia merasa lebih
tahu mengenai siapa ayah Juli yang sebenarnya,
(B) Konstruksi persepsi membentuk realitas yang mengatur dan mnegikat baik secara
langsung maupun tidak langsung;
Film ini ingin membawa penonton memahami bahwa keseluruhan film ini sebenarnya
adalah milik pemikiran Bryce meskipun setengah dari film ini adalah milik pemikiran
Juli. Hal ini terjadi karena Bryce sebagai pemersepsi awal, namun kemudian Juli hadir
seolah menepis beberapa persepsi Bryce. Juli memberikan kebenaran yang disampaikan
dari sisinya. Seiring berjalannya waktu Bryce melakukan renungan dan berfikir lagi
terhadap realitas sikap Juli. Akibatnya Bryce merubah persepsinya terhadap Juli.
Sehingga, berubah pula aturan yang mengikat diri Bryce akan sosok Juli. Seperi yang
ada pada Scene 14 : Versi Bryce Time code : 01:12:30 - 01:12:39, Scene 12 versi Juli,
Time code : 01:22:28 - 01:22:33, dan beberapa yang lain
(C) Persepsi yang telah terbentuk, dikomunikasikan secara verbal dan non verbal lalu
kemudian memproduksi wacana;
Pada scene 6 Bryce Time code : 00:20:24 - 00:20:27, Scene 12 : Versi Juli Time code :
01:16:46 - 01:16:50 menampilkan wacana yang di produksi oleh masing-masing Juli dan
Bryce. Wacana yang ditampilkan Bryce pada saat adegan telur ayam adalah “How could
I forget? It was Classic Juli Baker. She totally dominated the fair.” . Sementara, Juli
turut memproduksi wacana dari hasil persepsi dan realitas yang dikonstruksinya, yakni “I
had to rise above this. Bryce Loski was no longer in my life”.
4.4 Motif Terselubung untuk Menjalankan Kekuasaan Diterapkan dalam Aktivitas
Sehari-hari
Terdapat unsur-unsur dengan maksud terselubung yang ditemukan dalam film Flipped
ini. Unsur-unsur tersebut diucapkan saat berdialog dengan lawan bicara, khususnya yang
diucapkan oleh ayah Juli, ayah Bryce, dan kakek Bryce. Peneliti menemukan dalam
penelitian ini unsur-unsur dalam bahawa verbal yang mengandung maksud tersembunyi,
diantaranya adalah : (a) mengapa ayah Bryce kurang suka Bryce dekat dengan Juli
Baker?; (b) mengapa ayah Juli meragukan kedekatan Bryce dan Juli?; (c) mengapa
kakek Bryce senang jika melihat Bryce berteman dengan Juli?.
4.5 Relasi Makna dari Wacana yang Telah Diterapkan pada Praktik Kekuasaan
Data dan analisis yang dilakukan pada tahap penemuan unsur yang terselubung memiliki
kaitan erat dengan tahapan ini. Ketiga unsur terselubung -a) mengapa ayah Bryce kurang
suka Bryce dekat dengan Juli Baker?; -b) mengapa ayah Juli meragukan kedekatan
Bryce dan Juli?; -c) mengapa kakek Bryce senang jika melihat Bryce berteman dengan
Juli?. merepresentasikan konsep Foucault tentang kekuasaan. Foucault (dalam
Haryatmoko, 2010 h.15) menjelaskan bahwa kekuasaan bisa bekerja di manapun karena
kekuasaan tidak berdiri di luar relasi sosial melainkan bermain di dalam relasi.
Kekuasaan tidak saja mengenai negara dan kelas sosal, tetapi menyentuh dimensi
individual yang lebih personal. Hal ini terjadi pada diri Bryce Losky dan diri Juli Baker.
Sutradara mengarahkan dua tokoh utama ini berdasarkan fenomena logis yang ada di
masyarakat tentang kekuasaan. Kekuasaan bersifat produktif membuat sesuatu hal
menjadi ada. Kekuasaan memproduksi pengetahuan sendiri tentang kebenaran dan dari
pengetahuan ini muncul berbagai wacana. Proses ini tidak akan berhenti.
Dalam film Flipped ini, praktik penyalahgunaan kekuasaan pertama kali dilakukan oleh
ayah Bryce kepada Bryce. Hal ini terjadi karena secara relasi Ayah Bryce memiki
kekuasaan atas Bryce. Kekuasaan bekerja melalui relasi. Bryce dan kakak Bryce adalah
anak, sehingga ayah Bryce memiliki hak atas anak-anaknya terutama Bryce. Scene 3
versi Bryce, time code: 00:09:28 - 00:09:30, menunjukkan Ayah Bryce mengutarakan
pengetahuan dari sudut pandangnya di hadapan Bryce dan Kakak Bryce tentang keluarga
Baker bahwa keluarga Baker merupakan keluarga yang pemalas, dan berantakan.
Sehingga hal ini memberikan konstruksi persepsi Bryce terhadap keluarga Baker
terutama pada Juli Baker. Sehingga muncullah wacana bahwa Juli Baker adalah gadis
yang menyebalkan dan harus dijauhi.
Praktik kekuasaan lainnya dilakukan oleh ayah Juli pada anaknya. Serupa dengan yang
dipraktikan oleh ayah Bryce terhadap Bryce, kekuasaan ayah Juli pada Juli ini bekerja
melalui relasi ayah dan anak. Namun terdapat perbedaan yang cukup besar adalah
perlakuan atas kekuasaan tersebut. Ayah Juli lebih bijak dalam menjalakan
kekuasaannya. Pada scene 4 versi Juli time code : 00:12:37 - 00:12:40 ayah Juli
menyuruh Juli untuk memikirkan kembali watak dan kepribadian Bryce jika ingin
berteman dengannya. Kalimat yang diungkapkannya berupa kiasan namun maksud dan
tujuannya bijaksana. Pada scene 12 versi Juli time code : 01:22:07 - 01:22:09, ayah Juli
menyuruh Juli mematuhinya ketika Bryce meminta ijin untuk mengali halamannya.
Ayah Juli berkata “Juli, calm down. I gave him permission.”, “I told him he could.”.
Menurut Eriyanto (2001, h. 67), kekuasaan disalurkan melalui hubungan sosial
memproduksi bentuk kategorisasi perilaku baik atau buruk yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini yang diterapkan oleh ayah Juli didalam hubungan
kekuarganya. Kekuasaan yang dilakukannya tidak melalui penindasan persepsi, namun
melalui norma dan regulasi. Juli dikontrol dengan kekuasaan yang sifatnya bukan fisik,
tetapi dikontrol dan diatur melalui wacana. Wacana yang muncul adalah tentang perilaku
Bryce yang akhir-akhir ini barulah ia mau berteman dengan Juli.
Praktik kekuasaan terakhir dilakukan oleh kakek Bryce terhadap cucunya, Bryce losky.
Menurut Kelly (dalam Jupriono, 2011) mengatakan bahwa realitas merupakan suatu
bentukan secara simbolik melalui interaksi sosial. Hal ini yang dilakukan oleh kakek
Bryce. Dia melakukan interkasi sosial dengan Juli baker lalu kemudian dia mendapatkan
realitasnya terhadap keluarga baker. Kekuasaan yang dimiliki kakek terhadap cucunya
ini bekerja melalui interaksi sosial antara dirinya dengan Juli yang membuat Bryce
berada dibawah kinerja kekuasaanya. Scene 3 versi Bryce time code : 00:11:00 -
00:11:09, kakek menyuruh Bryce membaca Koran berita tentang Juli tanpa prasangka
dan mengajak Juli bermain ke rumah Bryce.
4.6 Kekuasan Mempunyai Kekuatan Untuk Mengkonstruksi Persepsi
Pada akhirnya, analisis terhadap Konstruksi Persepsi yang Ditampilkan dalam Film
Flipped melalui Tokoh Juli Baker dan Bryce Losky ini memasuki tataran akhir yakni
kontekstualisasi unsur wacana kekuasaan-pengetahuan (Alba-Juez dalam Jupriono,
2011). Berdasarkan langkah-langkah sebelumnya, unsur-unsur wacana yang berkaitan
dengan kekuasaan dan pengetahuan akan di kontekstualisasikan ke dalam dialog yang
ada pada film Flipped. Kontekstualisasi tersebut adalah sebagai berikut.
Nilai yang dibangun oleh Bryce dan Juli dalam hal ini adalah tentang bagaimana
persepsi berjalan hingga sampai dikomunikasikan dan mendapatkan respon. Bryce
membangun apa yang dilihat lalu disimpulkan seperti yang dipaparkan oleh Wood dalam
Mulyana (2010, h. 60). Bryce hampir selalu menggunakan prasangka untuk menilai
apapun sesuai dengan yang dikatakan oleh Budiman (2007). Bryce mempersepsikan Juli
aneh dan keras kepala. Prasangkanya adalah bahwa Juli merupakan gadis yang selalu
menyebalkan dan aneh. Mengapa gadis aneh itu selalu memanjat pohon. Menurut Bryce,
Juli sering melakukan hal tidak penting setiap pagi, halaman rumah Juli kotor sekali
bahkan mungkin bakteri selmonella bisa hidup disana. Saat pelelangan dana Bryce yakin
bahwa dirinya flipped. Dia menginginkan dekat dengan gadis anehnya itu lebih dalam
lagi. Bryce nekat mencium gadis aneh yang sudah membuatnya terpesona itu. Sisi positif
yang dibangun tokoh Bryce adalah dia bertanggung jawab atas kesalahannya dengan
meminta maaf dan memberikan pohon baru di halaman Juli sebagai bentuk tanggung
jawab dan membahagiakan Juli.
Nilai yang dibangun oleh Juli seakan menjadi faksi sayap kiri dari apa yang telah
dipersepsikan Bryce tentang dirinya. Juli dalam hal ini cenderung memberi tema
terhadap apa yang sedang mereka permasalahkan. Berurutan dari pohon sycamore, telur
ayam yang begitu banyak sehingga dia bingung harus memberikannya kepada siapa lagi,
keakrabannya dengan kakek Bryce, paman Daniel yang membuatnya semakin mengeti
tentang pelajaran kehidupan, hingga marah besar pada Bryce yang mencoba
menciumnya di depan umum. Juli pada akhirnya mau memaafkan Bryce karea Bryce
memberinya hadiah sebuah pohon yang ditanam dengan ijin ayah Juli. Juli melakukan
mempersepsikan berdasarkan pengalaman, kolektif, dugaan, evaluativ dan kontekstual
sesuai dengan Mulyana (2010, h. 176).
Pada penelitian ini peneliti menemukan wacana keseluruhan tentang film ini diantaranya
sebagai berikut: (1) Persepsi yang berbeda akan menghasilkan perilaku, sehingga
menghasilkan realitas yang berbeda pula. (2) Kesalahan persepsi hampir seluruhnya
berasal dari prasangka, dan mengesampingkan aspek kontekstual dan evaluatif. (3) Bryce
seakan menjadi tokoh utama dari tokoh utama, maksudnya adalah dalam film ini
keseluruhan pemikiran adalah milik Bryce, dan Juli adalah bagian di dalamnya. Bryce
sebagai pelaku pemersepsi awal. Sehingga setiap perbuatan memperoleh feedback dari
Juli. feedback inilah yang sering kali tidak sesuai seperti yang diharapkan Bryce.
Feedback dari Juli seaolah mematahkan persepsinya yang sudah dibangun .
Akhirnya, jika diformulasikan, kontekstualisasi antarunsur wacana dalam film ini adalah:
perbedaan persepsi yang dimiliki masing-masing orang dipicu oleh faktor internal dan
eksternal. Sering kali faktor prasangka digunakan sebagai alasan pertama untuk
mengonstruksi kebenaran. Kekuasaan orang tua berperan besar pada Juli dan Bryce
untuk membentuk pengetahuan dari pribadi masing-masing lalu kemudian memproduksi
wacana yang muncul dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka.
Simpulan
Film Flipped secara keseluruhan menampilkan proses terbangunnya persepsi hingga sampai
pada tataran komunikasi. Konstruksi persepsi ditampilkan yang ditampilkan melalui tokoh
July dan Bryce adalah sebagai berikut :
1) Keseluruhan teks dalam film ini menampilkan dua sisi persepsi dari July dan Bryce
dengan cara pandang mereka masing-masing. Persepsi Bryce dikonstruksi oleh
realitas dari ayah dan kakeknya. Sedangkan persepsi dari Juli dikonstruksi oleh
realitas atas sikap Bryce terhadap Juli.
2) Bryce membentuk persepsinya berdasarkan prasangka saja tanpa landasan yang jelas.
Aspek persepsi serta prinsip prersepsi yang lainnya tidak berperan banyak. Berbeda
dengan Juli yang membangun persepsinya lebih kompleks dibandingkan Bryce
3) Bryce dan Juli memiliki persepsi yang berbanding terbalik dan membetnuk realitas
yang berbeda pula sehingga tindakan yang mereka lakukan juga berbanding terbalik
(Flipped). Motif emosi juga turut menjadi penyebab terbentuknya persepsi.
Sutradara film ini secara jelas mengarahkan penontonnya untuk tidak bertindak
gegabah. Karena pesan pokok dari film Flipped ini adalah jangan menilai buku hanya dari
sampulnya Sehingga penonton digiring agar tidak menilai suatu hal secara dangkal.
Penelitian selanjutnya juga diharapkan lebih kritis dalam menganalisa film lainnya.
Sehingga mampu memberikan gambaran lebih tentang interpretasi, persepsi dan komunikasi
serta apa sebenarnya unsur terselubung yang disampaikan dibalik film tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan literasi media kepada khalayah tentang kesadaranadanya
kosntruksi pada tayangan media. Konstruksi persepsi yang ditampilkan dalam film ini
diharapkan membuka pengetahuan masyarakat melalui media dan mengajak khalayak untuk
cerdas dan kritis atas segala wacana yang berkembang terutama ketika berasal dari media.
Masyarakat dituntut untuk berfikir beberapa tingkat lebih cerdas untuk memaknai dan
meliterasi dengan baik sehingga mempu membedakan mana tujuan media yang positif dan
mana yang tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Afida, A (2013). Konsep Miskin Informasi Dan Perpustakaan. (Jurnal penelitian Sasindo
2013), Diakses dari http://www.anakciremai.com/2008/04/ filsafat-ilmu-tentang-
perbedaan.html.
Alama, Jesse (2013). Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diakses Pada 20 Februari 2015.
Dari : http://plato.stanford.edu/entries/baudrillard/
Ayawaila, Gerzon. R (2010). Penyutradaraan dan Film Dokumenter Diakses Pada 27 Maret
2015 dari : http://nahlabarawas.weebly.com/sutradara.html
Ayu, Sri. R. (2013) Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga dengan
Pemahaman Moral pada Remaja . (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma 2013). Diakses dari
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503
179.pdf
Bakhtiar, I. (2014) . Komunikasi Sudut Pandang Transmisi. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8644/2/ILHAMBACHTIA
R-FDK.pdf
Bakhtiar, I. (2014) . Komunikasi Sudut Pandang Transmisi. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8644/2/ILHAMBACHTIA
R-FDK.pdf
Bambang, H. (2009). Sistem Komunikasi Intrapersonal, Diakses dari: http://www.scribd.com/doc/42270130/sistem-komunikasi-intrapersonal
Basrowi dan Sukidin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendikia.
Bennett, Tonny (2002). Culture, Society and the Media. London: Methuen.
Biran, M. Y. (2009). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa (dalam bahasa Indonesia).
Jakarta: Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council. ISBN 978-979-
3731-58-2
Budiman, A. (2002). Teori negara: Negara, kekuasaan, dan ideologi. Jakarta: (Skripsi,
Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu politik
Budiman, Kris. (2007) Menonton Televisi Sebagai Praktik Konsumsi. Yogyakarta:Galang
Press
Chariri, A. dan Imam, G. (2007). Landasan Filsafat Dan Metode Penelitian Kualitatif. .
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang.
Couldry, Nick (2003) The Place of Media Power: Pilgrims and Witnesses of the Media Age.
London: Routledge.
Denzin, Norman K. dan Lincoln, Yvonna S. (2009). Handbook of Qualitative Research.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DeVito, Joseph, A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta Selatan: Karisma Publishing
Group.
Dominick, Yoseph . (2011). Broadcasting, Cable, The Internet and Beyond, An Introduction
to The Modern Electronic Media. Singapore: Mcgrawhill.
Douglas, K. (2014). Media Cultures. New York: Routledge.
DP/30: Flipped, director/co-writer Rob Reiner, co-writer Andrew Scheinman (video) (n.d).
Diakses pada 4 September 2015 dari:
https://www.youtube.com/watch?v=eox8bdJDT_Q
Eriyanto. (2001). Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta.
Fiske, John, (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi , Jakarta: Rajawali.
Fitrianingsih, Erna. (2014). Strategi Kalimat Permintaan dalam Film Flipped (Skripsi
Universitas Gadja Mada) diakses dari http://hendriologi.library .ugm,ac,id/flipped-
linguistic.html
Haryatmoko. (2010). Michel Foucault dan Politik Kekuasaan: Membongkar Teknik,
Mekanisme, dan Strategi Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
irmawati nasution. (2014) konstruksi realitas kaum perempuan dalam film wanita tetap
wanita "analisis semiotika" 2014 . Jurnal Sasindo. Diakses dari:
urnal.unimed.ac.id/2014/index.php/sasindo/article/view/1542
Jupriono, D. (2010). Paradigma Kritis dalam Pengajaran Linguistik. Surabaya: PT Rida
Karya.
Kriyantono, Rahmat. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Littlejohn, Stephen, W. (2011). Teori Komunikasi. Terjemahan oleh Moh. Yusuf Hamdan.
Jakarta: Salemba Humanika.
McLuhan, Marshall.2001.Understanding Media.London:Routledge
McQuail, Dennis. (2005). Mc Quail’s Communication Theory (5th
edition). London: Sage
Publications.
Moleong, Lexy J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhyadi. (2008). “Model-model Penelitian Tindakan Kelas”. Available [online] also at:
http://staff.uny. ac.id [accessed in Purwokerto, Indonesia: February 8, 2013]
Mulyana, Deddy, (2010) Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar: Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution , I. (2014). konstruksi realitas kaum perempuan dalam film wanita tetap wanita
"analisis semiotika" (Jurnal penelitian Sasindo 2014, Diakses dari
urnal.unimed.ac.id/2014/index.php/sasindo/article/view/1542
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada.
Oktaviani, Rossa. (2013). Human Trafficking dalam Film Jamila dan Sang Presiden JURNAL
E-KOMUNIKASI, 1 (2), 50-58
Ratu T. (2012). Analisis wacana homoseksualitas dalam film “all you need is love”. (Skripsi,
FIB, Sastra German Universitas Indonesia 2012) ( S1926)
Ritzer, G. (2005). Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta.
Rivers, William & Theodore Peterson. (2008). Media Massa dan Masyarakat Modern (Eds
2), Jakarta: Kencana.
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Rukmandana, Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi, Jakarta: Grasindo.
Sobur, A. (2009). Analisis teks media: Suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis
semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sombuling, Agnes (2014), Kenapa Percaya Kepada Pasangan? (jurnal, Fakultas Psikologi
dan Pendidikan universitas Malaysia Sabah 2014). Diakses dari:
www.ums.edu.my/conferences/skik2014
Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (2005): Human Commnication: Prinsip-prinsip Dasar,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supratiknya, A. (2003). Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius.
System Objects for The Mirror of Production. (2012) . Diakses pada 6 Februari 2015 dari :
http://faculty.washington.edu/cbehler/glossary/hyperrea.htm
Tate, Shirley, A. (2007) Foucault, Bakhtin, Ethnomethodology: Accounting for Hybridity in
Talk-in-Interaction. (FQS) forum qualitative social research, 8 (2), 10