2 makalah manusia budaya dan kepribadian OK
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 2 makalah manusia budaya dan kepribadian OK
Makalah
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Disusun Oleh :
Hendra Suheri, S.Pd
NIM. 1200124
Zekky Akmal, S.Pd
NIM. 1200137
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013 BAB I
Pendahuluan
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya
dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis
maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara
fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan
kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia
sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan
makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.
Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang.
Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan,
dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan
dalam surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk
menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga
dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan
binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia haruslah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat
mengalami pembelajaran mengenai ruang lingkup sekelilingnya,
sehingga menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu dan mereka
pun harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan.
Karena dengan ilmu tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya
yaitu untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan
mana yang merupakan hak dan mana yang merupakan kewajiban.
Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila
manusia memahami dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka
norma-norma akan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia haruslah
mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri pada
masing-masing negara mempunyai sistemnya masing-masing, faktor
yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan karena
kebudayaan pada negara itu sendiri. Pendidikan yang merupakan
hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan
haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu
sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Karena hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas manusia
pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu
negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah
hasil dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga merupakan
hasil interaksi manusia yang merupakan perwujudan dari karya
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita
merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Pengertian Manusia Menurut Para AhliBerikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut
beberapa ahli:
NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang.
ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik.
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu
dengan kuku datar dan lebar.
KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang
kesatuannya tidak dinyatakan.
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya,
yaitu cipta, rasa dan karsa.
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan
bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam
situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
B. Pengertian Kebudayaan
1. Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang
berarti cipta, karsa, dan rasa. Definisi budaya dalam pandangan
ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai
ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi
budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya
yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat
Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang
dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah:
Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit
maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai
pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan:
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan
bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan
manusia yang berkebudayaan.
2. Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic.
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3. Unsur-Unsur Budaya
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
4. Wujud dan Komponen Kebudayaan
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud
kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa
elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora,
yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material
ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar
langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang
banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam
masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu
Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada
tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota
dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah
yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan
mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat.
Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan,
bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka
berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita,
dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku
dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia
setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri.
Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran,
agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan
dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat
kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saja
harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai
symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota
besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi,
bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki
perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami.
Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat
dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan
dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami
agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh
nilai empati dan simpati dari orang lain.
5. Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia
itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk
manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan
terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain
dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses
difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari
pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim
topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke
waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi
(dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat
berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-
perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau
tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja
menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka
anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang
mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini
kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan
kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan
adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku
reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan
sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam
kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang
diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di
masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang
sesuai dan mana yang tidak sesuai.
6. Problematika Dengan Kebudayaan
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami
beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas
yaitu :
1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut
pandang atau persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi
atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi
dengan masyarakat lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap
hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan
melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal
dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
7. Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan
mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan
manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami
perubahan. Ada lima penyebab terjadi perubahan kebudayaan
tersebut yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok
lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa
mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi
cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa
dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi
nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya
yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta
kebudayaan tersebut.
C. Pengertian Kepribadian
Definisi Kepribadian Menurut Para Ahli
Carl Gustav Jung ( 1875-1959)
Kepribadian adalah suatu Totalitas segala peristiwa psikis
yang disadari ataupun yang tidak disadari
Alport (1951, p.48 )
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu
sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang
khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
Kurt Lewin
Kepribadian adalah totalitas reality psikologis yang
berisikan semua fakta yang dapat mempengaruhi tingkah laku
individu pada suatu saat
Gordon Allport
Kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh
tingkah laku individu yang bersangkutan
Sigmund Freud
kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
Agus Sujanto dkk (2004)
kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang
kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah
lakunya yang unik.
Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006)
Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang
yang membedakannya dengan orang lain; integrasi
karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku,
minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki
seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Roucek dan Warren
kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku
individu.
Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar
Antropologi I",
Kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
M. A. W. Brower,
berpendapat bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku
sosial seorang individu yang meliputi kekuatan, dorongan,
keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
Theodore M. Newcomb,
Kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini
berarti bahwa kepribadian menunjukkan organisasi dari
sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui,
berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia
berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi
suatu masalah atau keadaan.
Yinger,
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian situasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian adalah perpaduan yang utuh antara sifat,
sikap, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar
sesuai dengan lingkungannya.
Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat
yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
George Kelly
Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya
Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi
dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan
tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
di hadapan pada situasi tertentu.
Schever Dan Lamm (1998)
Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan,
ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu
yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di
katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku
terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi
yang di hadapi.
Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku
seseorang.
source : berbagai sumber dari google
D. Manusia sebagai Mahluk Budaya
Dari penjelasan di atas bahwa manusia sebagai makhluk
yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi.
Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana
dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia. Oleh karena itu untuk menjadi manusia
yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi,
budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai
budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi,
sebagaimana dilukiskan dalam bagan berikut:
E. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari
interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam
raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh
akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping
itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi,
perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika
antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk
manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan
yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada
manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi
manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Manusia dan Kebudayaan
Manusia atau orang yang diartikan berbeda-beda
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam
hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka
juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi
kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama
lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak
muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa
sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari
janin , bayi, balita, anak-anak , remaja, pemuda/i,dewasa, dan
orangtua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata;
bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama
(penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai
XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga
jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai
tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan
dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra sertafilsafat.
Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat
rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga
dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap
kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan
yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3)
manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka
survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi
kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan
yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya
bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Manusia terdiri dari 4 unsur:
1. Jasad : Tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba
2. Hayat : Unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
3. Ruh : Bersifat spritual berhubugan langsung dengan
Tuhan
4. Nafs : Kesadaran/akal tentang diri sendiri
►Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
1. ID : Merupakan kepribadian yang mendasar
2. EGO : Bagian dari ID sebagai kepribadian yang
berbeda dari lainnya
3. SUPER EGO : Struktur kepribadian yang paling akhir
terbentuk dari luar
►Hakekat Manusia
o Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai kesatuan yang utuh
o Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri,
sosial, religius
o Makhluk hayati dan budayawi
o Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah
manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara
manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan
antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis.
Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap yaitu:
1. Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya
2. Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif
3. Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali
dipelajari manusia
Hubungan Kepribadian Dengan Kebudayaan
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari
perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf,
proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan
faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan
belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan
yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas
dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain. Ketiga faktor di atas adalah
faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu
belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan
mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan
perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya
menghasilkan suatu kepribadian. Berikut ini adalah beberapa
kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian
yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar
sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural
ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang
anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih
terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara
teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value )
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal,
ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara
mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai
kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang
tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian
seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang
militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan
dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa
berpindah tempat tinggal.
BAB IV
Penutup
1. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita
merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.
Menurut beberapa ahli manusia memiliki pengertian sendiri, di
antara lain : Menurut NICOLAUS D. & A. SUDIARJA Manusia
adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah
jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan
rohani merupakan satu barang, sedangkan menurut ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang
berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”, dan
menurut I WAYAN WATRA Manusia adalah mahluk yang dinamis
dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak. Sedangkan Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya
memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu : Kebudayaan nonmaterial,
Kebudayaan material, Lembaga sosial, Sistem kepercayaan,
Estetika, dan Bahasa.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia. Oleh karena itu untuk
menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu
pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta
akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi.
Kepribadian seseorang terbentuk karena beberapa faktor,
antara lain faktor biologis yang merupakan faktor bawaan, dan
juga terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Kebudayaan dapat
terbentuk atas dasar kepribadian-kepribadian yang “seragam”
dan “disepakati” menjadi seuatu kebiasaan oleh individu-
individu yang ada dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini
kepribadian memberikan kontribusi terhadap terbentuknya
budaya. Pun budaya dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian
seseorang sebagai nilai-nilai yang mempengaruhi pola
keseharian seorang individu dalam masyarakat yang menganut
nilai budaya tersebut.
2. Saran
Seperti pada penjelasan di atas bahwa manusia dan
kebudayaan memiliki kaitan yang sangat erat,di mana manusia
membuat suatu kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang
dilaksanakan manusia sehingga agar kedua kaitan atau hubungan
tersebut berjalan dengan selaras, serasi dan seimbang perlu
ada konsistensi dari keduanya. Dalam hal ini manusia harus
patuh terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri. Karena
kebudayaan itu sendiri merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri (Kepribadian).