Laporan Praktikum Kimia Analisa Acidi dan Alkalimetri

37
Laporan Praktikum Kimia Analisa Acidi dan Alkalimetri Disusun oleh : Hasan Djadid Assegaff 1431010056 Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I Program Studi Teknik Kimia 0

Transcript of Laporan Praktikum Kimia Analisa Acidi dan Alkalimetri

Laporan Praktikum Kimia Analisa Acidi dan Alkalimetri

Disusun oleh :Hasan Djadid Assegaff

1431010056

Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I

Program Studi Teknik Kimia

0

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur

Surabaya

1

Tugas Bahasa indonesiaMenyusun Karya Tulis Ilmiah

Laporan Praktikum Kimia Analisa Acidi danAlkalimetri

Disusun oleh :Hasan Djadid Assegaff

1431010056

Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I

2

Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur

Surabaya

3

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................... 0Halaman judul.............................................................................................................. 1Daftar isi.........................................................................................................................2Abstrak...........................................................................................................................3Kata Pengantar..............................................................................................................4BAB I I.1 Latar Belakang......................................................................................................5 I.2 Tujuan...................................................................................................................6 I.3 Manfaat................................................................................................................6BAB II II.1 Teori umum..........................................................................................................7 II.2 Asidi-Alkalimetri.................................................................................................7

4

II.3 Indikator Asam Basa............................................................................................8 II.4 Titrasi....................................................................................................................9 II.5 Pembuatan Alkali Standar....................................................................................9 II.6 Pembuatan Asam Standar...................................................................................10 II.7 Faktor-faktor kesalahan pada percobaan............................................................10 II.8 Sifat Bahan.........................................................................................................11BAB III III.1 Waktu Praktikum..............................................................................................15 III.2 Metode Praktikum.............................................................................................15 III.3 Bahan yang digunakan......................................................................................15 III.4 Alat yang digunakan..........................................................................................15 III.5 Prosedur Praktikum...........................................................................................16BAB IV IV.1 Tabel Hasil Praktikum......................................................................................18

5

IV.2 Hipotesa Perhitungan........................................................................................19 IV.3 Pembahasan Praktikum.....................................................................................20BAB V V.1 Kesimpulan.........................................................................................................21 V.2 Saran...................................................................................................................21Daftar Pustaka............................................................................................................22Lampiran.....................................................................................................................23

ABSTRAK

Asidimetri adalah analisa titrimetri yang

menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai

analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa.

Sedangkan alkalimetri pada prinsipnya adalah analisa

titrimetri yang menggunakan basa kuat sebagai titrannya

dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat

asam. Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan

standar HCl 0,1 N dan menetapkan konsentrasi larutan

tersebut dengan cara standarisasi dengan larutan borax

dan natrium karbonat anhidrous, membuat larutan standar

6

primer asam oksalat dan menentukan kadar asam cuka yang

diperdagangkan.

Dalam percobaan ini larutan dibuat dengan cara

pengenceran kemudian dilakukan titrasi dengan larutan-

larutan standar tertentu sehingga didapatkan harga

konsentrasi dari larutan hasil pengenceran tersebut.

Selain itu dalam percobaan ini digunakan metode

titrimetri untuk menganalisa kadar suatu sampel dengan

proses asidimetri maupun alkalimetri.

Dari hasil percobaan didapatkan larutan hasil

standarisasi HCl adalah 0,0662 N dan 0,867 N dan larutan

hasil standarisasi NaOH adalah 0,0113 N, Sedangkan kadar

asam cuka yang diteliti adalah 0,24 %, serta kadar NH3

yang terkandung dalam 0,2 gram NH4Cl adalah sebesar 10,75

%

Kata kunci : Asidimetri, alkalimetri, kadar

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Kimia Analisa Titrasi Asidi-Alkalimetri dengan

sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah

sebagai syarat untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum

Kimia Analisa ini adalah sebagai bukti hasil dari

percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan

untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analisa.

Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan

yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur

yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.

Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik

materil maupun spiritual.

2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Ir. Dwi

Hery Astuti, MT.

3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa,

terutama asisten yang menangani modul ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang membantu

praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam

penulisan laporan ini.

Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat

berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tentu ada

kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata

penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca

8

dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk

peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang.

Penulis,..........

Surabaya, Mei 2015

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Asidimetri dan alkalimetri merupakan analisis

titrimetrik. Analisis titrimetrik adalah salah satu

divisi besar dalam kimia analitik dan merupakan salah

satu teknik yang akurat terutama dalam orde mmol.

Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan

menggunakan larutan baku

basa,sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi

basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab

itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa.

Perhitungan yang tercakup di dalamnya didasarkan pada

hubungan stoikiometri dari reaksi kimia yang sederhana.

9

Metode ini relatif cepat dan dapat diotomatisasi.

Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat

dibandingkan dengan menimbang berat suatu zat dengan

suatu metode gravimetri. Dalam analisa titrimetrik, zat

yang akan dianilisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain

yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret

dalam bentuk larutan, dan konsentrasi larutan yang tidak

diketahui ( analit ) kemudian dihitung.

Pada praktikum kimia analisa ini praktikan melakukan

percobaan menganalisa kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sample

serta menganalisa kadar CaCO3 dalam batu kapur dengan

Asidi-alkalimetri. Asidi-alkalimetri berperan penting

dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, untuk

lebih memahami konsep peniteran asidi – alkalimetri dan

mengetahui konsentrasi standar dari zat yang dianalisa

maka perlu dilakukan peniteran dengan menggunakan suatu

standar primer, misalnya larutan asam oksalat. Untuk

praktikum kali ini praktikan akan melakukan percobaan

asidi-alkalimetri.

10

I.2 Tujuan Praktikum

1. Menganalisa kadar Na2CO3 dan NaHCO3 dalam sampel.

2. Standarisasi HCl dengan Na borak 0,1 N untuk

menentukan volume standar larutan HCl.

3. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah distandarisasi

untuk menentukan volume standar larutan NaOH.

I.3 Manfaat Praktikum

1. Mengetahui bagaimana cara menganalisa kadar Na2CO3 dan

NaHCO3 dalam sampel.

2. Mengetahui bagaimana cara mentritasi yang benar sesuai

standarisasi.

3. Dapat menentukan kadar sampel larutan asan maupun basa

dengan prinsip titrasi Asidi Alkalimetri

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Analisis volumetri atau titrimetri merupakan suatu

analisis berdasarkan pengukuran volume larutan dengan

konsentrasi yang diketahui, yang diperlukan untuk

bereaksi dengan analit (zat yang akan ditentukan).

Analisis volumetri atau titrimetri berdasarkan pada

reaksi :

aA + tT ↔ Hasil

dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul

pereaksi T (titran).[1]

Jenis metode titrimetri didasarkan pada jenis reaksi

kimia yang terlibat dalam proses titrasi. Berdasarkan

jenis reaksinya, maka metode titrimetri dapat dibagi

menjadi 4 golongan, yaitu: asidi-alkalimetri,

oksidimetri, kompleksometri dan titrasi pengendapan.

HA + OH- à A- + H2O (analit asam, titran basa)

BOH + H3O+ à B+ + 2H2O (analis basa, titran asam)

Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa

kuat, misalnya larutan asam klorida (HCl) dan larutan

natrium hidroksida (NaOH).

(Dosen Pengampu Kimia Analisa: 2015)

II.2 Asidi Alkali Metri

Asidimetri dan alkalimetri yaitu 2 macam kelompok

dari titrasi netralisasi. Asidimetri dan alkalimetri

sering juga disebut dengan titrasi asidimetri dan titrasi

alkalimetri.

12

Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang

bersiofat basa (basa bebas, dan larutan garam-garam

terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan

larutan standart asam. Titrasi alkalimetri adalah titrasi

larutan yang bersifat asam (asam bebas, dan larutan

garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah)

dengan larutan standart basa.

Larutan standart/larutan baku adalah suatu larutan

yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti dan

teliti. Dimana, proses penambahan larutan standart ke

dalam larutan analit sampai terjadi reaksi sempurna

disebut proses titrasi.

(Dosen Pengampu Kimia Analisa: 2015

II.3 Indikator Asam-Basa

Indikator asam-basa adalah zat yang berubah warnanya

atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range

(trayek) pH tertentu. Indikator asam-basa terletak pada

titik ekuivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator

dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan

menunjukkan perubahan warna yang kuat serta biasanya

adalah zat organik. Perubahan warna disebabkan oleh

resonansi isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai

tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya indikator

menunjukkan warna pada range pH yang berbeda.

Indikator Trayek pHWarna

Asam Basa

Kuning metal 2,4 – 4,0 Merah KuningBiru 3,0 – 4,6 Kuning Biru

13

bromfenolJingga metal 3,1 – 4,4 Jingga Metil

Hijau

bromkresol3,8 – 5,4 Kuning Biru

Merah metal 4,2 – 6,3 Merah KuningUngu

bromkresol5,2 – 6,8 Kuning Ungu

Biru

bromtimol6,1 – 7,6 Kuning Biru

Merah fenol 6,8 – 8,4 Kuning MerahMerah kresol 7,2 – 8,8 Kuning MerahBiru timol 8,0 – 9,6 Kuning Biru

Fenolftalein 8,2 – 10,0 Tak berwarna MerahTimolftalein 9,3 – 10,5 Tak berwarna Biru

(Petrucci :2008:62)

Air yang dipakai sehari – hari bukanlah air murni,

tetapi mengandung berbagai zat terlarut yang tidak

diketahui dengan pasti. Bila mengandung senyawa

elektrolit, kemungkinan air akan bersifat asam atau basa,

yang ditentukan dengan kertas lakmus.

Analis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang

terjadi dalam titrasi, utnuk menetapkan kapan titik

kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan basa

prganik lemah yang membentuk ion dan berntuk tak-

terdisodiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul

– molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan

kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebut

indicator tampak.

Indikator fenolftalein yang dikenal baik adalah asam

dwiprotik dan tak berwarna. Mula – mula zat ini

14

tersisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan

kemudian dengan kehilangan proton kedua, menjadi ion

dengan system konjugasi, timbulah warna merah. Jingga

metil, suatu indicator lain yang luas pemakaiannya,

adalah suatu basa dan berwarna kuning dalam bentuk

molekulnya. Penambahan ipn hifropgen akan menghasilkan

kation yang berwarna merah muda.

(Dosen Pengampu Kimia Analisa: 2015)

II.4 Titrasi

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara

kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk

menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran

volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka

teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik.

Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari

kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan

stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia

Dalam proses titrasi ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit

atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses

titrasi untuk mengetahui titik ekivalen.

2.   Titik Ekivalen/titik akhir teoritis, yaitu saat

dimana reaksi tepat berlangsung sempurna.

3.   Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa

dimana indikator telah menunjukkan warna dan

titrasi harus dihentikan.

(James.1999:24)

II.5 Pembuatan Alkali Standar

15

Hidroksida (dari) natrium, kalium dan barium umumnya

digunakan untuk pembuatan larutan alkali standar;zat –

zat ini adalah basa kuat yang dapat larut dalam air.

Larutan yang dibuat dari larutan air ammonia tak disukai,

karena cenderung kehilangan ammonia terutama jika

konsentrasinya melampaui 0.5M; tambahan lagi ia merupakab

basa lemah dan kesukaran akan timbul pada titrasi dengan

asam – asam lemah. Natrium hidroksida adalah yang paling

umum digunakan, karena murah harganya. Tak satupun dari

hidroksida padat ini dapat diperoleh murni, sehingga

suatu larutan standar yang dapat dibuat dengan melarutkan

suatu bobot yang diketaui dalam volume air tertentu. Baik

natrium hidroksida maupun kalium hidroksida adalah

teramat higroskopik senantiasa ada serta jumlah tertentu

alkali karbonat dan air. Hasil – hasil eksak tak dapat

diperoleh dengan adanya karbonat, dengan beberapa

indicator, maka dari itu perlulah metode – metode untuk

pembuatan larutan yang bebas karbonat.

(Laboran Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015)

II.6 Pembuatan Asam Standar

Dua asam, yaitu asam klorida dan asam sulfat, sangat

luas digunakan untuk membuat larutan asam standar. Kedua

zat ini tersedia secara kormesial sebagai larutan pekat;

asam klorida pekat adalah kira – kira 10,5-12M, dan asam

sulfat pekat adalah kira – kira 18M. Dengan pengenceran

yang sesuai, dapat dengan mudah dibuat larutan dengan

kuat kira – kira seberapapun yang dikehendaki.

Asam klorida umumnya lebih disukai, karena kebanyakn

klorida dapat larut dalam air. Asam sulfat membentuk

garam yang tak dapat larut dengan kalsium dan barium

16

hidroksida; namun untuk titrasi cairan panas atau untuk

penetapan yang memerlukan pendidihan beberapa lama dengan

asam berlebih, asam sulfat standar lebih disukai.

Asam nitrat jarang digunakan, karena hamper tidak

pernah menganduk sedikit asam nitrit, yang mempunyai aksi

destruktif terhadap banyak indicator.

1. Pembentukan asam klorida bertitik didih konstan

2. Pembuatan secara langsung asam klorida 0.1 M dari

asam bertitik didih konstan

3. Pembuatan asam klorida kira kira 0.1M dan

standarisasi

II.7 Faktor-Faktor Kesalahan Pada Percobaan Asidi-

Alkalimetri

Pada pecobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang

menyebabkan ketidakuratan hasil tirasi yang didapat,

antara lain :

1. Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.

2. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH,

seperti pada saat penimbangan

3. Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan

warna indikator

4. Terlalu banyak meneteskan indikator pp

(Dosen Pengampu Kimia Analisa: 2015)

17

II.8 Sifat Bahan

1. Aquadest

Sifat fisika :

a. Rumus molekul : H2O

b. Massa molar : 18.0153 g/mol

c. Densitas dan fase : 0.998 g/cm³ (cariran pada

20 °C)

d. Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)

Sifat kimia :

Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni

0o C (32o F) – 100o C, air berwujud cair.Suhu 0o C

merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100o

C merupakan titik didih (boiling point) air.

(Wikipedia:2014)

2. Na Borak

A.Sifat fisika :

1. Bentuk : Serbuk kristal putih

2. Tidak berbau

3. Stabil pada suhu serta tekanan normal

4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol 

5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C 

B.Sifat Kimia :

1 .Larut dalam air

2. Tidak larut dalam alkohol

3.pH 9,5

(Planetkimia:2013)

3. HCl

18

A. Sifat Fisika

a. Massa atom : 36,45 

b. Massa jenis : 3,21 gr/cm3. 

c. Titik leleh : -1010C 

d. Energi ionisasi : 1250 kj/mol 

e. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C 

f. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak

berwarna 

g.Berbau tajam.

(Wikipedia:2014)

4. NaOH

A.Sifat fisika

1. Berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk

pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh

50%.

2. Bersifat lembab cair

3. Secara spontan menyerap karbon dioksida dari

udara bebas.

4. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan

panas ketika dilarutkan.

5. Larut dalam etanol dan metanol

6. Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-

polar lainnya

7. larutan natrium hidroksida akan meninggalkan

noda kuning pada kain

B.Sifat kimia 

Dengan larutan natrium hidroksida, (HCl)asam klorida

dinetralkan dimana akan terbentuk garam dan air

19

             NaOH +

HCl                            NaCl + H2O

( _______ :2014)

5. Indikator MO

A. Sifat Fisika

1.senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S

2.Indikator MO ini berubah warna dari merah pada pH

dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH

diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah orange

B.Sifat Kimia

1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat

oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen tidak

tepat memotong pada bagian curam dari kurva

titrasi, hal ini disebabakan karena titrasi ini

saling menetralkan sehungga akan berhenti pada pH

7.

2. Titrasi Asam lemah oleh Basa kuat. Jelas tidak

boleh digunakan karena pada pH + 9. untuk

konsentrasi 0,1 M

3. Titrasi Basa lemah oleh Asam kuat, dapat

dipakai, tetapi harus hati-hati, titrasi harus

dihentikan asal sudah terjadi perubahan warna.

4.Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. MO

dapat dipakai tetapi titrasi harus dihentikan

setelah warna berubah.

(Ripani : 2014)

Natrium Karbonat

20

A. Sifat Fisika

1. Rumus molekul : Na2CO3

2. Berat molekul : 106 gr/mol

3. Titik lebur, 1 atm : 8510 ⁰C

4. Kelarutan  : 7,1 g/100 g H2O

5. Densitas,  : 2,533 gr/ ml

6. Panas spesifik, 30 ⁰C : 0,89 cal/ mol

7. Panas penguapan : 7.000 cal/ mol

B. Sifat kimia

1. CO2 murni dapat diperoleh dari melakukan

pemanasan natrium bikarbonat pada persamaan

berikut                                             

2 NaHCO3 --> Na2CO3 + CO2  +  H2O      

2. Manfaat utamanya adalah sebagai bahan pendingin

dalam pemadam kebakaran serta untuk minuman yang

berkarbonat, soda untuk mencuci (Na2CO3.10H2O), soda

kue (NaHCO3) dan timbale pemutih [Pb3(OH) 2(CO3) 2].

(Wikipedia : 2014)

7 Natrium Bikarbonat

A. Sifat Fisika

1. Rumus molekul : NaHCO3. Dalam penyebutannya

kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini

termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak

lama.

2. Berbentuk kristalyang sering terdapat dalam

bentuk serbuk.

3. Natrium bikarbonat larut dalam air.

21

B. Sifat Kimia

1. NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses

Solvay, yang memerlukan reaksi natrium

klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air.

NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun

(2001).

2. Soda kue juga diproduksi secara komesial

dari soda abu (diperoleh

melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan

dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida.

Lalu NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut

Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3

(Wikipedia : 2014)

8 CaCO3

A. Sifat Fisika 

1. Massa molar 100.0869 g/mol 

2. Wujud bubuk putih lembut 

3. Tidak berbau 

4. Massa jenis 2.711 g/cm3 (kalsit), 2.83 g/cm3

(aragonit) 

5. Titik lebur 1339 °C (kalsit), 825 °C (aragonit) 

6. Titik didih tidak ada (mendekomposisi) 

7. Kelarutan dalam air 0.0013 g/100 mL (25°C) 

22

B. Sifat Kimia

1. ΔHf = −1207 kJ·mol−1 

2. S = 93 J·mol−1·K−1 

3. Terbakar pada suhu 825 °C

(Wikipedia : 2014)

23

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Waktu Praktikum

Praktikum Acidi Alkalimetri telah dilakukan pada 7

Mei 2015 pada pukul 08.00 WIB

III.2 Metode Praktikum

Metode yang dinukan dalam praktikum ini yaitu Metode

analisis dengan volumetri ataupun titrimetri menggunakan

prinsip asam basa adalah asidi alkalimetri. Proses ini

digunakan dalam perhitungan untuk menentukan kadar suatu

zat berdasarkan perhitungan volume dengan larutan standar

yang telah diketahui kadarnya dengan tepat.

III.3 Bahan Yang Digunakan

1. Na Borak

2. Metil Orange

3. HCl

4. NaOH

5. Larutan sampel

6. Fenolftalein

7. Na2CO3

8. NaHCO3

9. CaCO3

10.Kapur

III.4 Alat yang digunakan

24

1. Buret

2. Erlenmeyar

3. Statif

4. Gelas Ukur

5. Pipet tetes

6. Corong

7. Spatula

8. Kaca Arloji

9. Neraca Analitik

10. Labu Ukur

11. Beaker glass

III.5 Prosedur Percobaan

1. Standarisasi HCl dengan Na Borak 0,1 N

- Ambil 10ml Na Borak 0,1 N masukkan ke dalam

erlenmeyer

- Ditambah beberapa tetes indicator MO

- Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna menjadi

merah orange

- Hitung kebutuhan HCl

NHCl=(V.N)Borak

V(HCl)

2. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah

distandarisasi

- Ambil 10ml NaOH 0,1 N masukkan ke dalam

erlenmeyer

- Ditambah beberapa tetes indicator MO

- Dititrasi dengan HCl sampai warna menjadi merah

orange

- Catat volume HCl

- Hitung normalitas NaOH

N (NaOH )= (V.N)HClV (NaOH )

3. Mencari kadar Na2CO3 dan NaHCO3

25

1. Buret

2. Erlenmeyar

3. Statif

4. Gelas Ukur

5. Pipet tetes

6. Corong

7. Spatula

8. Kaca Arloji

9. Neraca Analitik

10. Labu Ukur

11. Beaker glass

- Ambil 10ml larutan sampel masukkan ke dalam

erlenmeyer

- Ditambah beberapa tetes indicator MO

- Dititrasi dengan HCl sampai warna merah hampir

hilang

- Catat volume HCl = a ml

- Tambah indikator MO beberapa tetes

- Titrasi dengan HCl sampai terjadi warna merah

orange

- Catat kebutuhan HCl untuk Na2CO3 = b ml

NaHCO3 = (b – a) ml

- Hitung kadar

kadar Na2CO3 - 2a . NHCl. BMNa2CO32

. 100010

ppm

kadar NaHCO3–(b - a). NHCl. BMNaHCO3. 100010

ppm

4. Mencari kadar CaCOdalam batu kapur

- Kapur dimasukkan dalam erlenmeyer, tambah

larutan HCl 0,5 N diaduk sampai warna menjadi

jernih

- Panaskan hingga CO2 hilang

- Setelah dingin tambah beberapa tetes indicator

PP dan kelebihan HCl dititrasi dengan NaOH

sampai terbentuk warna merah muda

26

- Hitung kebutuhan NaOH

kadar CaCO3 = [(V . N)HCl - (V . N)NaOH] x BMCaCO32

mgram

27

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

IV.1 Tabel Hasil Praktikum

a. Standarisasi HCl dengan Na Borak 0,1 N

Prosedur Pengamatan Kesimpulan Reaksi1. StandarisasiHCL dengan Na Borak 0,1 N

Filtrat berubah warna menjadi kuning

- -

2. Ambil 10 ml Na Boraks 0,1 N tambah 3 tetes indikator Metil Orange

Filtrat berubah warna menjadi Orange

- Na2B4O7+2HCl H2B4O7+2NaCl

3. Titrasi dengan HCL 0,1N

- Volume titrasai 5,13 ml

-

Tabel TitrasiKeterangan :X : Rata-Rata

28

No Volume Sampel(ml)

Volume Titrasi(ml)

1 3,3 5,32 3,3 53 3,3 5,1X 3,3 5,13

b. Standarisasi NaOH dengan HCl yang telah di Standarisasi

Prosedur Pengamatan Kesimpulan Reaksi1.3,3 ml NaOH

0,1 N ditambahbeberapa tetesIndikator Metil Orange

Filtrat berubah warna menjadi Orange

- -

1. Titrasi dengan HCl 0,1N

Mencapai Titik akhir Titrasi

Volumetitrasi 9.83

ml

NaOH+HCl

H2O+NaCl

Tabel TitrasiKeterangan :X : Rata-Rata

IV.2 Hipotesa Perhitungan

1. Kadar Na2CO3

Na2CO3 = 2a . NHCl. BMNa2CO3

2. 1000

10ppm

= 2 x 34.26 x 0,0649 x 1062

. 100010

ppm

= 23568,82 ppm

Jadi, Perkiraan kadar Na2CO3 adalah 23568,82 ppm

29

No Volume Sampel(ml)

Volume Titrasi(ml)

1 3,3 9,82 3,3 103 3,3 9,7X 3,3 9,83

2. Kadar NaHCO3

kadar NaHCO3 = (b - a). NHCl. BMNaHCO3. 100010

ppm

= 8,97 x 0,0649 x 84 x 10 ppm= 4390,0853 ppm

Jadi, Perkiraan Kadar NaHCO3 adalah 4390,0853 ppm

3. Kadar CaCO3

kadar CaCO3 = [(V . N)HCl - (V . N)NaOH] x BMCaCO32

mgram

kadar CaCO3 =[(9.83 x 0,1) –(3,33 x 0,1)] x 1002

mgram

kadar CaCO3 =16,36695 mgramJadi, Perkiraan Kadar CaCO3 adalah16,36695 mgram

IV.3 Pembahasan Praktikum

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan Acidi

Alkalimetri yang merupakan penentuan Kadar analat dalam

suatu analat dengan menggunakan larutan Asam dan Basa

yang tidak diketahui konsentrasinya sebagai titran.

Pencarian kadar Na2CO3danNaHCO3akan dititrasi dengan

larutan baku HCl yang telah distandarisasi dengan

menggunakan Indikator PP yang memiliki range pH Asam.

30

Dalam pentitrasian dengan HCl akan ditemukan TAT

bewarna merah, kemudian tambah indikator MO yang akan

merubah larutan menjadi warna Orange, kemudian

dititrasi dengan HCl kembali. Dan akhirnya ditemukan

kadar bertutut-turut adalah 23568,82 ppm dan

4390,0853 ppm.Dengan Reaksi :

Na2CO3+2HCl H2CO3+2NaCl

BAB VKESIMPULAN & SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Asidimetri adalah penetapan kadar suatu larutan

Basa dengan standart Larutan asam dengan alat

ukurnya

2. Alkalimetri adalah titrasi untuk penetapan

kadar suatu asam dengan larutan stadart basa

sebagai alat ukurnya

3. Pada pH akhir titrasi tercapai adalah merupakan

bagian paling pentig, sebab disinilah letak

keberhasilan perhitungan stokiometrinya

31

V.2 Saran

1. Diharapkan praktikan lebih memahami prosedur

percobaan agar disaat melakukan praktikum tidak

melakukan kesalahan

2. Diharapkan praktikan lebih berhati-hati, teliti

dan cermat dalam melakukan titrasi supaya

titrasi mencapai titik akhir tirasi yang

sempurna

3. Diharapkan asisten laboratorium menyediakan

alat penyaring yang layak dalam melakukan

penyaringan

32

DAFTAR PUSTAKA

_______.2014.http://membagiilmutekim-meirina.blogspot.com/

2014/05/causticsoda.html Dikutip pada tanggal 25 April 2015

pukul 21.59 WIB.

Dosen Pengampu Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM. 2015.

Modul Kuliah ASIDI ALKALI METRI. Surabaya : UPN ‘VETERAN’

JATIM

James, Brady.1999.”KIMIA UNIVERSITAS Asas &

Sruktur”.Jakarta : Gramedia

MODUL PRAKTIKUM Kimia Analisa UPN ‘VETERAN’ JATIM.

2015. Asidi Alkali Metri.Surabaya : UPN ‘VETERAN’ JATIM

Petrucci, E.2008.KIMIA DASAR Prinsip—prinsip & Aplikasi Modern.

Jakarta : Erlangga

PlanetKimia.2013.http://www.planetkimia.com/2013/01/

blengboraks/html Dikutip pada 25 April 2015 pukul 7.40

WIB.

Ripani.2014.http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/

2014/02/indikator-asam-basa.html Dikutip pada 25 April

2015 pukul 7.40 WIB.

Wikipedia. 2014.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/asam_klorida. Dikutip

pada 25 April 2015 pukul 7.42 WIB.

33

Wikipedia.2014. http: //id . wikipedia.org/ wiki/

Natrium_ karbonat Dikutip pada 25 April 2015pukul 7.40

WIB.

Wikipedia.2014.

http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_carbonate Dikutip

pada 25 April 2015pukul 7.44 WIB.

Wikipedia.2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/air.

Dikutip pada 25 April 2015 pukul 7.42 WIB.

Wikipedia.2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_bikar bonat

Dikutip pada 25 April 2015pukul 07.47 WIB.

34

LAMPIRAN

Gambar Alat

gelas ukur spatula

pipet tetes

Erlenmeyer Tabung reaksi

Beaker glass

Labu Ukur Corong

Penjepit

35

Buret dan statif Kertas saring

36