Laporan Praktikum Kimia Organik II Isolasi Laktosa
Transcript of Laporan Praktikum Kimia Organik II Isolasi Laktosa
BAB I
PENDAHULUAN
I. Dasar Teori
1.1 Susu
Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk
pertumbuhan bayi mammalia, termasuk manusia, yang
mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, mineral dan
vitamin. Laktosa yang merupakan satu-satunya
karbohidrat dalam susu mammalia, adalah disakarida yang
terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan
galaktosa (Heyman, 2006).
Rata-rata persentase komposisi susu dari berbagai
hewan
Sumber: Buckle Food Science, 1985.
1.1.1 FATS (LEMAK)
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4% -
5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida yang
tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga
molekul asam lemak (fatty acid) melalui ikatan-
ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal
dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen (lambung
ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori.
Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan
1
karboksil (carboxyl group). Salah satu contoh dari
asam lemak susu adalah asam butirat (butyric acid)
berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain
fatty acid) yang akan menyebabkan aroma tengik
(rancid flavour) pada susu ketika asam butirat ini
dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.
Lemak susu dikeluarkan dari sel epitel ambing
dalam bentuk butiran lemak (fat globule) yang
diameternya bervariasi antara 0,1 - 15 mikron.
Butiran lemak tersusun atas butiran trigliserida
yang dikelilingi membran tipis yang dikenal dengan
Fat Globule Membran (FGM) atau membran butiran lemak
susu. Komponen utama dalam FGM adalah protein dan
fosfolipid (phospholipid). FGM salah satunya
berfungsi sebagai stabilisator butiran-butiran lemak
susu dalam emulsi dengan kondisi encer (aqueous)
dari susu, karena susu sapi mengandung air sekira
87%.
Lemak susu mengandung beberapa komponen bioaktif
yang sanggup mencegah kanker (anticancer potential),
termasuk asam linoleat konjugasi (conjugated
linoleic acid), sphingomyelin, asam butirat, lipid
eter (ether lipids), b-karoten, vitamin A, dan
vitamin D. Meskipun susu mengandung asam lemak jenuh
(saturated fatty acids) dan trans fatty acids yang
dihubungkan dengan atherosklerosis dan penyakit
jantung, namun susu juga mengandung asam oleat
(oleic acid) yang memiliki korelasi negatif dengan
2
penyakit tersebut. Lemak susu mengandung asam lemak
esensial, asam linoleat (linoleic acid) dan
linolenat (linolenic acid) yang memiliki bermacam-
macam fungsi dalam metabolisme dan mengontrol
berbagai proses fisiologis dan biokimia pada manusia
(D. Mc Donagh dkk., 1999).
1.1.2 PROTEIN
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani
yang memiliki daya cerna tinggi dan kaya akan
protein, laktosa, mineral dan vitamin (Buckle et
al,. 1987; Varnam dan Sutherland, 1994). Protein
susu terdiri atas kasein, laktalbumin dan
laktoglobulin. Kasein merupakan protein yang
terbanyak jumlahnya daripada laktalbumin dan
laktoglobulin. Namun di samping ketiga jenis protein
tersebut terdapat pula protein lainnya sebagai enzim
dan immunoglobulin (Hadiwiyoto, 1994). Protein dalam
susu dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama
yaitu kasein (protein yang dapat diendapkan oleh
asam dan enzim rennin) dan protein whey (protein
yang dapat terdenaturasi oleh panas dengan suhu
sekitar 650C) (Buckle et al,. 1987). Protein dalam
susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri
3
atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang
disatukan ikatan-ikatan peptida (peptide linkages).
Beberapa protein spesifik menyusun protein susu.
Kasein merupakan komponen protein yang terbesar
dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar
kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein
terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein,
betha-casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan
salah satu komponen organik yang berlimpah dalam
susu bersama dengan lemak dan laktosa.
Kasein penting dikonsumsi karena mengandung
komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam
kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap
karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada
kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting,
karena mengandung kasein yang merupakan protein
berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran
pencernaan.
(Sumber : Lainpert, H.L. 1965. Modern Uairy Products. Chemical Publishing
Co., Inc. New York).
Kasein asam (acid casein) sangat ideal
digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan
produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid
casein digunakan pula dalam industri pelapisan
kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil,
perekat, dan kosmetik.
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik
(rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein
4
dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada
susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein.
Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang
tersisa dalam susu disebut whey protein.
Whey protein merupakan protein butiran (globular).
Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin,
Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA)
adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin
merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan
keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis
susu.
Dalam whey protein terkandung pula beberapa
enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth
factor), dan pembawa zat gizi (nutrient
transporter). Sebagian besar whey protein kurang
tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak
tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa
protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan
sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi
protein susu (milk protein allergy).
1.1.3 KARBOHIDRAT
Karbohirat merupakan zat organik yang terdiri
atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat
dapat dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula-
gula sederhana (simple sugars) dalam karbohidrat
tersebut. Monosakarida, disakarida, dan polisakarida
merupakan beberapa kelompok karbohidrat. Laktosa
5
adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6%
dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida
yang disusun dua monosakarida, yaitu glukosa dan
galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis
disakarida lainnya, semacam sukrosa. Rasa manis
laktosa hanya seperenam kali rasa manis sukrosa.
Laktosa dapat memengaruhi tekanan osmosa susu,
titik beku, dan titik didih. Keberadaan laktosa
dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu
itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam
kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa
merupakan zat makanan yang menyediakan energi bagi
tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi
glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase
agar dapat diserap usus.
1.2 Laktosa
6
Laktosa yang terdapat pada susu, perlu dihidrolisa
menjadi glukosa dan galaktosa terlebih dahulu supaya
bisa diserap oleh dinding usus dan memasuki peredaran
darah (Ingram et al. 2009). Untuk proses hidrolisa
tersebut diperlukan enzim laktase, yang terdapat pada
brush border mukosa usus halus. Adanya defisiensi ensim
tersebut akan menyebabkan kondisi yang disebut
intoleransi laktosa (Sinuhaji, 2006).
Laktosa, β galacotse 1,4 glukosa merupakan komposisi
gula pada susu mammalia yang unik. Laktosa merupakan
disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa
(Solomons, 2002). Laktosa merupakan sumber energi yang
memasok hampir setengah dari keseluruhan kalori yag
terdapat pada susu (35-45%). Selain itu, laktosa juga
diperlukan untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa
laktosa yang berupa galaktosa, adalah senyawa yang
penting untuk pembentukan sebrosida. Serebrosida ini
penting untuk perkembangan fan fungsi otak. Galaktosa
juga dapat dibentuk oleh tubuh dari glukosa di hati.
Karena itu keberadaan laktosa sebagai karbohidrat utama
yang terdapat di susu mammalia, termasuk ASI, merupakan
hal yang unik dan penting (Sinuhaji, 2006). Laktosa
hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa
menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa
uridin difosfat dengan bantuan lactosesynthetase. Kadar
laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu
mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa,
7
sedangkan susu sapi hanya mengandung 4% (Sinuhaji,
2006).
Struktur laktosa:
1.3 Metabolisme Laktosa
Karbohidarat yang dimakan diserap dalam bentuk
monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Karena
itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan
galaktosa terlebih dahulu agar proses absorbsi dapat
berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh laktase (β-
galactosidase), suatu enzim yang terdapat pada brush
border mukosa usus halus (Mattews, 2005). Laktosa dalam
bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul
lainnyahanya dapat ditemukan pada susu. Laktosa
disintetase dengan menggunakan UDP-galaktose dan glukosa
sebagai substrat. Sintetase laktose terdiri dari 2
subunit: galactosyltransferase dan α-lactalbumin. α-
lactalbumin merupakan subunit yang meyebabkan
galactosyltransferase mengubah galaktosa menjadi glukosa.
8
Subunit katalitik meningkat selama kehamilan, dimana
kadar α-lactalbumin dipengaruhi oleh hormon dan meningkat
hanya pada akhir kehamilan ketika kadar prolaktin
meningkat (Campbell et al. 2005).
Gambar 1. Laktosa yang merupakan disakarida terdiri
dari gugus galaktose dan glukosa akan dihidrolisa
dengan bantuan ensim laktase menghasilkan
monosakarida yaitu galaktosa dan glukosa.
1.4 Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan suatu kondisi yang
sering terjadi di seluruh dunia dimana laktosa tidak
bisa tercerna dengan baik karena adanya defisiensi
ensim laktase. Laktosa yang tidak bisa terpecah menjadi
glukosa dan galaktosa inilah yang akan menimbulkan
beberapa manifestasi klinis yang beragam, mulai dari
9
sakit perut, mual, muntah, kembung, hingga diare
(Heyman, 2006).
Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang
ditandai oleh satu atau lebih manifestasi klinis
seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas
di usus meningkat setelah konsumsi laktosa atau makanan
yang mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang
menyebabkan gejala bervariasi dari individu ke
individu, tergantung pada jumlah laktosa yang
dikonsumsi, derajat defisiensi laktosa, dan bentuk
makanan yang dikonsumsi (Heyman, 2006). Beberapa
terminologi yang berkaitan dengan intoleransi laktosa
antara lain:
Malabsorbsi laktosa
Permasalahan fisiologis yang bermanifestasi sebagai
intoleransi laktosa dan disebabkan karena
ketidakseimbangan antara jumlah laktosa yang yang
dikonsumsi dengan kapasitas laktase untuk menghidrolisa
disakarida (Heyman, 2006).
Defisiensi laktase primer
Tidak adanya laktase baik secara relatif maupun
absolut yang terjadi pada anak-anak pada usia yang
bervariasi pada kelompok ras tertentu dan merupakan
penyebab tersering malabsorbsi laktosa dan intoleransi
laktosa. Defisiensi laktase primer juga sering disebut
hipolaktasia tipe dewasa, laktase nonpersisten, atau
defisiensi laktase herediter (Heyman, 2006).
10
Defisiensi laktase sekunder
Defisiensi laktase yang diakibatkan oleh injuri usus
kecil, seperti pada gastroenteritis akut, diare
persisten, kemoterapi kanker, atau penyebab lain injuri
pada mukosa usus halus, dan dapat terjadi pada usia
berapapun, namun lebih sering terjadi pada bayi
(Heyman, 2006).
Defisiensi laktase kongenital
Merupakan kelainan yang sangat jarang yang
disebabkan karena mutasi pada gen LCT. Gen LCT ini
yang memberikan instruksi untuk pembuatan ensim
laktase (Madry, 2010).
2 Tujuan
Terampil melakukan isolasi laktosa dari susu skim.
BAB II
METODE KERJA
11
I. Prosedur
Place 25 gram of nonfat dry milk powder in a 250 ml
beaker, add 75 ml of warm water and stir to mix. Adjust
the temperature of the mixture to between 40 and 50oC by
heating or cooling. Add about 10 ml of 10% acetic acid
solution and stir the mixture to coagulate the casein.
Precipitation can be judge to be complete when the liquid
changes from milky to clear. Remove the precipitated
casein by filtering the mixture by gravity through
cheesecloth. Collect the filtrate in a 250 ml beaker. Add
about 2 grams of calcium carbonate powder to the
filtrate, stir it well, and boil the suspension for about
10 minutes. Add to the hot mixture as much decolorizing
carbon as would cover a nickel, stir the mixture
thoroughly, and filter it by suction through a layer of
wet filter aid on a Buchner funnel. Transfer the filtrate
to a 250 ml beaker and concentrate in to a volume of
about 30 ml by boiling over a low flame with wire gauze
between the flame and the beaker. When the volume has
been reduced to 30 ml, turn off the burner and add 125 ml
of 95% ethanol and about the same amount of decolorizing
carbon as used before. Stir the mixture well and filter
it through a layer of wet filter aid on Buchner funnel.
Allow the clear filtrate to stand for crystallization for
at least 24 hours in a stoppered Erlenmeyer flask.
Collect the crystals of lactose by suction filtration.
They may be washed with a small amount of 95% ethanol.
Yield between 2,5 and 4,5 gram.
12
Sumber: J.Cason, H.Rapoport. 1950. Laboratory in Organic
Chemistry.Prentice Hall,New York.,p.113.
II. Alat dan Bahan
Alat Bahan- Gelas ukur
- Beaker glass
- Pengaduk
- Termometer
- Labu hisap
- Corong buchner
- Susu skim 12,5 gram
- Asam asetat 5 ml
- CaCO3 2,61 gram
- Etanol 65 ml
- Air 104,6 ml
III. Skema Kerja
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil
- Hasil teoritis :12,5 gram
- Hasil percobaan :1,7 gram
- Rendemen : 1,7gram12,5gram
x100%=13,60%
II.Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan dengan susu skim yangdidalamnya hanya mengandung laktosa dan protein,sedangkan lemaknya sudah dihilangkan. Percobaan inidiawali dengan menimbang susu skim sebanyak 12,5 gram
19
lalu dimasukkan ke dalam beaker glass 500 ml dan ditambah
air 104,6 ml didapat dari perhitungan : 12,523,9 x 200 ml =
104,6 ml kemudian diaduk sampai semua susu larut.Dalam campuran tersebut kemudian dipanaskan sampai 40˚Ckarena suhu 40˚ C merupakan suhu konstan untukmengendapkan kasein. Jika suhu di atas 400C casein akantidak stabil dan terurai menjadi asam amino tetapi jikasuhu kurang dari 400C maka pembentukan caseinnyatidaksempurna. Kemudian saat mencapai suhu konstan apidimatikan lalu menambahkan asam asetat encer sebanyak
1:10 dari jumlah air yaitu : 110
x104,6=10,46ml tetapi
pada saat meneteskan sedikit demi sedikit sampai 5 mlasam asetat, endapan casein sudah mengendap sempurnaditandai dengan pada saat meneteskan sudah tidak terjadiendapan. Penambahan asam asetat tidak boleh berlebihkarena laktosa bisa terhidrolisis menjadi D-glukosa danD-galaktosa. Seperti pada gambar berikut.
Kemudian campuran tersebut disaring dan ditambah 2,61
gram CaCO3didapat dari perhitungan: 12,523,9x5gram = 2,61
gram. Kegunaan adalah untuk menurunkan kelarutan proteinakibat penambahan garam konsentrasi tinggi. Dalam hal iniakan terjadi pengendapan protein (albumin ) sehingga
20
interaksi hidrofobik akan lebih besar jika dibandingkandengan hidrofilik membentuk Ca-albumin. Lalu dipanaskanselama 10 menit. Karena Ca albumin memiliki kelarutanrendah pada suhu tinggi, setelah dipanaskan lalu disaringkembali dan filtratnya diuapkan sampai volume 15,7 ml
dari perhitungan: 12,523,9 x 30 ml = 15,7 ml.
Pada saat penguapan diberi batu didih agar tidakterjadi bumping. Kemudian pada larutan panas ditambahkan65 ml etanol 95% tujuannya agar etanol mendesak airsehingga kristal laktosa mengendap. Kemudian dilakukanpenyaringan lalu filtratnya dimasukkan ke dalam botol danditutup dengan kertas perkamen yang telah dilubangidengan peniti agar etanol dapat menguap, lalu didiamkanselama semalam, setelah itu disaring dengan corongbuchner dan labu hisap, lalu kristal dikeringkan dengandiangin- anginkan sebentar.
Skema:
21
Berikut perbedaan laktosa dan
laktulosa.
Laktosa merupakan disakarida yang terdiri atas satu
molekul D-glukosadan D-galaktosa yang terikat dengan
ikatan 1,4’-β-glikosidik, sedangkan laktulosa adalah
suatu disakarida sintetis yang mengandung senyawa
galaktosa dan fruktosa, (1,4)-galactosido-fructose.
Laktulosa tingkat kemanisannya lebih tinggi
dibandingkan dengan laktosa, karena fruktosa
memiliki tingkat kemanisan yang tinggi.
Struktur molekular laktulosa terbagi menjadi α-
laktulosa dan β-laktulosa, yang digambarkan sebagai
berikut
Laktulosa tidak termetabolisme ataupun terserap pada
usus kecil pencernaan manusia. Karena tubuh tidak
memiliki enzim untuk mencernanya, menyebabkan
laktulosa tidak dapat dicerna oleh usus. Dikarenakan
senyawa laktulosa adalah senyawa sintetik atau
buatan, sehingga proses sintesisnya tidak terjadi
secara biologis, tetapi secara kimiawi.
Terdapat tiga tahap utama dalam pembuatan laktulosa
laktulosa untuk kepentingan dalam bilang farmasi
yaitu, tahap konsentrasi, kristalisasi, dan
22
purifikasi. Secara umum, whey atau air dadih adalah
bagian dari susu yang akan dihasilkan dari proses
produksi keju, kaya akan senyawa laktosa.Laktosa ini
kemudian yang diisomerasi gugus glukosanya, menjadi
fruktosa. Didapatkan ikatan antara galaktosa-
fruktosa = laktulosa.
Salah satu fungsi dari laktulosa adalah menyembuhkan
gejala konstipasi pada manusia umumnya pada wanita,
anak-anak atau usia lanjut. Pada konstipasi,
laktulosa bekerja dengan meningkatkan kandungan air
di usus, untuk melunakkan feses.
Laktulosa dalam dosis besar digunakan sebagai obat
untuk mengurangi komplikasi terkait hepatic
encephalopathy. Laktulosa juga berperan penting dalam
mengembalikan fungsi saluran intestinal pra dan
pasca operasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Jadi dalam mengisolasi laktosa digunakan susu skim yang
sudah tidak lagi mengandung lemak. Selain laktosa, didalam
susu juga mengandung beberapa komponen protein seperti casein
23