Manfaat Penggunaan Pupuk Organik

21
Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Selasa, 24/12/2013 08:24 WIB - Oleh : Bejo Munanto, S.Pt Dibaca 5186 kali Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Pupuk organik sendiri merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol

Transcript of Manfaat Penggunaan Pupuk Organik

Manfaat Penggunaan Pupuk Organik

Selasa, 24/12/2013 08:24 WIB - Oleh : Bejo Munanto, S.Pt  Dibaca 5186 kali

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitaraliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.

Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

Pupuk organik sendiri merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol

jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahaluntuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.

Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanahuntuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.

Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagaibahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam beratdan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan

seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.[8] Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.

Dengan demikian, penggunaan Pupuk Organik mempunyai banyak manfaat apabila diaplikasikan dalam pemupukan lahan tanaman pertanian. Adapun penekanan pemakaian pupuk organik secara kontinu dan berkesinambungan akan memberikan keuntungan dan manfaat dalam pemakaian jangka panjang:1. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ionyang mudah diserap oleh akar tanaman.2. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadikeracunan.3. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangitekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman4. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam

pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.5. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.6. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaanberlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.7. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secaraluas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah8. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.Namun demikian, perlu juga disadari bahwa keuntungan dan manfaat ganda diatas yang tidak didapatkan dalam pemakaian murni dengan pupuk anorganik/buatan/kimia. Langkah terbaik adalah mengkombinasikan pemakaian pupuk kimia dengan pupuk organik secara tepat sehingga tujuan awal untuk menambah kesuburan tanah dan peningkatan produktiftas tanaman pertanian terbukti nyata, atau penggabungannya disebut dengan Fisika, Kimia dan Biologi.

Manfaatnya dalam PertanianPosted on November 30, 2013

Saat ini terdapat berbagai macam pupuk yang beredar di pasaran. Berbagai pertanyaan pun seringkali terlontar mengenai perbedaan pupuk-pupuk tersebut. Dalam artikel ini kami akan mengulas tentang Pupuk Hayati yang banyak membawa manfaat dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Pupuk Hayati adalah pupuk yang hidup, sesuai dengan namanya pupukini adalah pupuk yang kandungan utamanya adalah mikroorganisme. Pupuk ini diyakini sebagi pupuk yang istimewa karena memiliki banyak fungsi, selain sebagai suplai hara tanaman, pupuk ini jugadapat berfungsi sebagai proteksi tanaman, mengurai residu kimia dan berbagai manfaat positif lainnya.

Pupuk hayati terdiri dari inokulan berbahan aktif organisme hidupyang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Inilah yang bagi sebagian orang, pupuk ini sebenarnya kurang tepat disebut dengan istilah pupuk, mengapa? Karena pada prosesnya, pupuk ini hanya menambah hara, sedangkan pupuk ini sendiri tidak memiliki hara.

Dalam bahasa lainnya pupuk hayati disebut biofertilizer dan juga menyebutnya pupuk bio. Kandungan dalam pupuk jenis ini adalah mikororganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman.

Kelompok mikroba inilah yang sering digunakan untuk menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K) sertakelompok mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati juga dapat dikombinasikan dengan beberapa jenis bahan pembawa tertentu sebagai media tinggal atau tumbuh dari mikroba yang terkandung didalamnya.

Jadi untuk perbedaan pupuk hayati dan jenis pupuk lainnya terletak pada kandungan mikroorganisme di dalamnya. Mikororganisme inilah yang datang membawa berbagai manfaat positif.

 

Sejarah Perkembangan Pupuk Hayati di Dunia

Tumbuhnya kesadaran masyarakat dan petani akan dampak negatif penggunaan pupuk kima dan sara pertanian modern lainnya terhadap lingkungan, membuat sebagian kecil beralih ke pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian jenis ini mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya.

Barulah penggunaan pupuk hayati dipopulerkan kepada petani untuk mengatasi permasalahan penggunaan pupuk buatan, disamping menggantikan peran pupuk organik dalam membantu hasil pertanian. Juga dalam rangka membantu tanaman memperbaiki nutrisinya.

Biofertilizer pertama yang dikomersialkan adalah rhizoba, yang diperkenalkan dua orang ilmuan Jerman bernama F. Nobbe dan L Hiltner, proses menginokulasi benih dengan biakan nutrisinya dipatenkan. Inokulan sendiri saat ini dipasarkan dengan nama Nitragin, yang sudah lama diproduksi di Amerika Serikat.

Pada tahun 1930 hingga 1940 an, berjuta-juta hektar lahan di Uni Soviet ditanami dengan berbagai tanaman yang diinokulasi dengan Azotobacter. Azotobacter ini diformulasikan dengan berbagai cara dan disebut dengan pupuk bakteri Azotobakterin. Pupuk dari jenis bakteri lain yang juga telah digunakan secara luas di Eropa Timuradalah Fosfobakterin.

Pupuk ini mengandung bakteri Bacillus Megaterium. Bakteri ini diduga oleh beberapa peneliti mampu menyediakan fosfat yang terlarut dari pool tanah ke tanaman. Tetapi pada akhirnya penggunaan kedua pupuk ini terhenti.

Penggunaan peralatan pertanian yang lebih modern dan pupuk berbahan kimia, adalah tanda dimulainya revolusi hijau. Dalam jangka panjang terbukti penggunaan bahan kimia justru akan menghambat produktifitas pertanian dan produk yang dihasilkan merugikan kesehatan.

Pada saat terjadi kelangkaan energi di dunia karena krisis energipada tahun 1970-an, dunia baru tersadar untuk memberikan

perhatian terhadap penggunaan pupuk hayati yang lebih untuk meningkatkan produksi pertanian.

Pada mulanya, perhatian lebih dipusatkan pada pemanfaatan Rhizoba, hal ini didasarkan karena memang tersedianya nitrogen yang banyak di atmosfer dan juga pengetahuan tentang bakteri penambat nitrogen ini sudah banyak, serta menggunakan pupuk hayati penambat nitrogen memang sudah lama ditekuni.

MAKALAH DEKOMPOSER PUPUK ORGANIK

MAKALAH MIKROBIOLOGI PERTANIAN

DEKOMPOSER PUPUK ORGANIK

 

OLEH :

NAMA             :    WA ODE SUIDA ARIEF

NIM                 :   

JURUSAN       :    KEHUTANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

JURUSAN KEHUTANAN

R A H A

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa karena, atas berkat dan kehendak-Nyalah Makalah ini dapat

selesai tepat pada waktunya.

Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memaparkan pengertian

decomposer pupuk organic, membuat Dekomposer Pupuk Organik Dari Bahan

Lokal dan cara pembuatannya.

Dalam makalah ini penulis menemukan banyak kesulitan, terutama

keterbatasan mengenai penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK). Tetapi berkat bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak

akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan makalah ini.

Sebagai Mahasiswi, penulis menyadari bahwa pengetahuan yang

dimiliki masih terbatas sehingga dalam makalah ini masih ditemukan

banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan

untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Penulis berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya

meningkatkan kreatifitas mahasiswa di perkuliahan melainkan juga dapat

membantu memperbaiki keadaan ekonomi penduduk sekitar.

Raha, 06  Januari 2012

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud Tujuan

1.3. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A.   Limbah Organik

B.    EM (Mikroorganisme)

C.    Dekomposisi Pupuk Organik

BAB III PENUTUP

A.   Kesimpulan

B.    Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan

tanaman dan limbah, misalnya pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, dll.

Limbah organik yang telah mengalami proses dekomposis akibat

kegiatan mikroorganisme banyak mengandung unsur hara yang diperlukan

pertumbuhan tanaman.

Proses dekomposisi limbah organik dapat dipercepat dengan bantuan

teknologi EM (Mikroorganisme Efektif) yang merupakan kultur campuran

berbagai jenis mikroorganisme sehingga dihasilkan pupuk organik yang

kandungan unsur haranya sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanaman dan limbah,

misalnya pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, dll.

1.2.    Maksud dan Tujuan

Maksud penulisan makalah adalah untuk mengkaji pengolahan

teknologi EM (Mikroorganisme Efektif).

Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh pupuk organik yang diolah dari limbah organik dengan

teknologi EM (Mikroorganisme Efektif) terhadap kesuburan tanah yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

1.3.    Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penulisan makalah ini adalah :

1.    Pengaruh teknologi EM (Mikroorganisme Efektif) terhadap pengelolaan

limbah organik menjadi pupuk organik.

2.    Pengaruh pupuk organik yang diolah dari limbah organik dengan

bantuan teknologi EM (Mikroorganisme Efektif), terhadap tanah dan

tanaman.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Limbah Organik

Sisa-sisa tanaman seperti jerami padi, batang dan tongkol jagung,

sekam padi dan limbah tanaman lainnya merupakan limbah organik yang

dapat dijadikan sebagai pupuk organik setelah mengalami proses

dekomposisi, dengan bantuan teknologi EM (Mikroorganisme Efektif).

(Rachman Sutanto, 2002)

B.      EM (Mikroorganisme)

Mikroorganisme Efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai

jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri,

asam laktat, ragi, aktinomi, setes dan jamur) yang dapat dimanfaatkan

sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikrobia tanah dan

selanjutnya membantu dalam proses dekomposisi bahan organik yang

banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Rachman

Sutanto. 2002).

Keuntungan EM adalah sebagai berikut :

-    Memperbaiki kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta

menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah.

-    Memperbaiki perkecambahan, pembungaan, pembentukan buah dan

kematangan hasil tanaman.

-    Meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman serta

-    Meningkatkan manfaat bahan organik sebagai sumber pupuk. (Rachman

Sutanto, 2002)

C.      Dekomposisi Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan

alami daripada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk

organik mengandung hara makro N.P.K yang cukup untuk pertumbuhan

tanaman serta mengandung hara mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Disamping itu pupuk organik juga mencegah terjadinya erosi (Rachman

Sutanto, 2002).

Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk

menggemburkan lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan

populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya dimpan air

serta dapat meningkatkan kesuburan tanah. (Mul Mulyani Sutedjo, 1995)

Tekonologi EM (Mikroorganisme Efektif) merupakan kultur campuran

berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik,

bakteri, asam laktat, ragi actinomisetes, dan jamur) yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan mikroorganisme selama proses

dekomposisi bahan organik yang dapat berlangsung secara aerob dan

anaerob.

Karakteristik bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi

dengan penambahan EM (Mikroorganisme Efektif) adalah sebagai berikut :

- Mempunyai nisbah C/N berkisar antara 10 – 20, sehingga unsur hara yang

terkandung di dalam bahan organik tersebut dapat langsung digunakan

oleh tanaman.

 Mempunyai nisbah C/N berkisar antara 10 – 20, sehingga unsur

hara yang terkandung di dalam bahan organik tersebut dapat langsung

digunakan oleh tanaman.

 Unsur hara yang terdapat dalam bahan organik dimanfaatkan oleh

mikroorganisme sebagai sumber energi untuk mengubah senyawa anorganik

menjadi senyawa organik yang dapat digunakan oleh tanaman sebagai

sumber unsur hara untuk pertumbuhannya.

Pengaruh pupuk organik yang diolah dari limbah organik dengan bantuan

teknologi EM (Mikroorganisme efektif terhadap ketersediaan unsur hara

dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman adalah) :

1.         Penambahan pupuk organik kedalam tanah dapat meningkatkan

ketersediaan unsur hara makro seperti N.P dan K serta unsur hara mikro

seperti Ca dan Mg yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

2.         Tanah yang kaya bahan organik bersifat lebih terbuka sehingga

aerasi tanah lebih baik karena tidak mengalami pemadatan, serta tanah

yang kaya bahan organik berwarna kelam kandungan unsur hara, oksigen

dan air lebih banyak yang dapat diserap oleh akar tanaman.

3.          Kandungan bahan organik dalam tanah sangat mempengaruhi jumlah

Mikroorganisme yang berperan penting dalam proses dekomposis bahan

organik yang dapat menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.

BAB IV

PENUTUP

4.1.    Kesimpulan

Limbah organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan

yang dapat dijadikan pupuk organik yang mengandung unsur hara makro

dan mikro dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, dimana

dalam proses dekomposisi bahan organik tersebut diperlukan teknologi

EM (Mikroorganisme Efektif) yang dapat mempercepat proses dekomposisi

bahan organik.

4.2.    Saran

Dalam meningkatkan dan memperbaiki lahan pertanian yang semakin

miskin unsur hara, maka diperlukan teknologi seperti EM

(Mikroorganisme Efektif) yang dapat mendekomposisi limbah organik yang

dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto. R, 2002. Penerapan Pertanian Organik, Penerbit Kanisius

Sutedjo. M. M, 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan, Penerbit Rineka Cipta

http://www.scribd.com/doc/75455930/contoh-makalah-sampah`