strategi pengembangan usaha jambu biji organik
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of strategi pengembangan usaha jambu biji organik
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA, SAWANGAN, DEPOK.
Firda Yanti
11150920000050
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H
i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA, SAWANGAN, DEPOK.
Oleh:
Firda Yanti
11150920000050
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Jakarta, 18 Mei 2020
Firda Yanti
11150920000050
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama : Firda Yanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Desember 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
No. Hp : 082299149420
E-mail : [email protected]
2002– 2003 : TK Padu Mekar Sari
2003 – 2008 : SDN 02 Daru Indah
2008 – 2009 : SDN 02 Gunung Sindur
2009 – 2012 : SMPN 11 Kota Tangerang Selatan
2012 – 2014 : SMAN 06 Kota Tangerang Selatan
2015 – 2020 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
v
2007-2008 : Anggota Dokcil (Dokter Cilik) SDN Daru II
2009-2010 : Bendahara Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 11 Tangerang Selatan
2010-2011 : Bendahara Teater 11 SMPN 11 Tangerang Selatan
2015 -2016 : Anggota Saman Agribisnis
2016-2017 : Anggota LDK Fakultas Sains dan Teknologi
2016-2017 : Angota Ilalang Agribisnis
2018 : Praktik Kerja Lapang di Kelompok Tani Mandiri
2019 : Volunteer Big Bad Wolf Books
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
vi
RINGKASAN
Firda Yanti, Strategi Pengembangan Usaha Jambu Biji Organik di CV Insan
Mutiara Perdana, Sawangan, Depok. Dibawah bimbingan Akhmad Riyadi Wastra
dan Titik Inayah.
CV Insan Mutiara Perdana adalah salah satu perusahaan di Sawangan, Kota Depok
dalam bidang budidaya dan distribusi buah jambu biji merah dan kristal. Perusahaan
dalam menjalankan usahanya menghadapi beberapa kendala internal dan eksternal untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal
yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi usaha jambu biji organik di CV Insan
Mutiara Perdana; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal yang merupakan
peluang dan ancaman bagi usaha jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana; (3)
Merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik di CV
Insan Mutiara Perdana; (4) Menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha
jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan
wawancara baik secara mendalam maupun sistematik dengan panduan wawancara berupa
kuesioner kepada 5 orang narasumber, yang terbagi atas 2 orang internal perusahaan dan
3 orang eksternal. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Identifikasi faktor internal dan eksternal, Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks
SWOT, dan Matriks QSP. Serta dibantu dengan pengolahan data menggunakan software
excel 2013.
Hasil penelitian ini diketahui terdapat 11 faktor internal yang teridentifikasi dan 10
faktor eksternal. Berdasarkan Matriks IE, perusahaan berada pada diagram V pada posisi
Growth atau Stability. Kemudian pada Matriks SWOT didapatkan 5 strategi yang terdiri
atas 1 strategi S-O, 1 strategi W-O, 1 strategi S-T, dan 2 strategi W-T yang dapat
dijalankan oleh perusahaan. Selanjutnya strategi tersebut diolah dan didapatkan alternatif
strategi yang sebaiknya diakukan perusahaan dengan menggunakan analisis Matriks QSP.
Kata Kunci : Strategi, Strategi Pengembangan, IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM, Jambu,
Jambu biji.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji dan syukur atas rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tuhan pencipta alam
karena atas rahmat-Nyalah skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha
Jambu Biji Organik di CV Insan Mutiara Perdana, Sawangan, Depok” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak lupa juga shalawat dan salam penulis
panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah’Alayhi wa Sallam yang
telah membimbing umatnya dari zaman jahiliah hingga ke zaman terang benderang seperti
saat ini.
Adapun tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa materil dan moral
yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya kepada:
1. Orang tua dan kakak ku atas semua cinta dan kasih sayang, do’a yang tak pernah henti
dipanjatkan, dan dukungan yang tiada henti diberikan, sehingga semua menjadi lebih
mudah dan lancar.
2. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Ibu Dr. Ir Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rizki Adi S.P, M.M selaku Ketua Program
Studi dan Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu dan
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, S.IP, MM dan Ibu Titik Inayah S.P, M.Si,
selaku dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing penulis dengan baik dan
banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Dr. Ir Yon Girie Mulyono, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik penulis
yang dengan sabar memberikan saran, motivasi dan dukungan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staff Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu, pelajaran serta pengalaman selama penulis menjalani
perkuliahan.
7. Bapak Syukron, selaku pemilik dan direktur utama CV Insan Mutiara Perdana, Ibu
Dyta selaku manajer keuangan serta karyawan CV Insan Mutiara Perdana yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
8. Bu Leni, Pak Ade, Pak Hamidin selaku narasumber yang telah memberikan waktu
dan kesediaan menjadi narasumber penulis dalam melakukan penelitian.
9. Teman-teman Agribisnis UIN Jakarta, khususnya angkatan 2015 sekeluarga yang
sangat membanggakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran pada skripsi ini, agar kelak dapat menjadi lebih
ix
baik dan bermanfaat serta menambah wawasan bagi penulis dan pada umumnya bagi
pembaca, Amin.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu
Ciputat, Mei 2020
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10
2.1 Manajemen Strategi ..................................................................................... 10
2.2 Strategi ........................................................................................................ 11
2.3 Analisis Lingkungan Organisasi ................................................................. 16
2.3.1 Analisis Lingkungan Internal............................................................. 16
2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal .......................................................... 18
2.4 Jambu Biji ................................................................................................... 24
2.4.1 Botani dan Morfologi Jambu Biji ...................................................... 24
2.4.2 Jenis Jambu Biji ................................................................................. 25
2.4.3 Budidaya Jambu Biji Organik............................................................ 26
2.5 Sistem Pertanian Organik ........................................................................... 33
2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 34
2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 43
xi
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 43
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 43
3.3 Metode Pengambilan Sampel ..................................................................... 44
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 45
3.5 Metode Pengolahan Data ............................................................................ 46
3.5.1 Tahap Pengumpulan Data ............................................................... 46
3.5.2 Tahap Analisis ................................................................................ 49
3.5.3 Tahap Evaluasi ................................................................................. 53
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ........................................................................ 56
4.1 Sejarah CV Insan Mutiara Perdana ............................................................. 56
4.2 Lokasi dan Letak Geografis CV Insan Mutiara Perdana ............................ 57
4.3 Visi dan Misai CV Insan Mutiara Perdana ................................................. 58
4.4 Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana ......................................... 59
4.5 Sumber Daya CV Insan Mutiara Perdana ................................................... 60
4.6 Produk CV Insan Mutiara Perdana ............................................................. 61
4.7 Kegiatan Operasional CV Insan Mutiara Perdana ...................................... 62
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 71
5.1 Analisis Lingkungan Internal ...................................................................... 71
5.1.1 Manajemen........................................................................................ 71
5.1.2 Aspek Pemasaran .............................................................................. 74
5.1.3 Aspek Keuangan ............................................................................... 77
5.1.4 Aspek Produksi/ Operasional............................................................ 78
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................................... 84
5.2.1 Ekonomi ............................................................................................. 84
5.2.2 Politik, Hukum dan Pemerintah ......................................................... 86
5.2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan .................................... 87
5.2.4 Teknologi ........................................................................................... 90
5.2.5 Lingkungan Industri ........................................................................... 91
xii
5.3 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) ................................................. 96
5.4 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation) ............................................. 98
5.5 Analisis Posisi CV Insan Mutiara Perdana ............................................... 100
5.6 Perumusan Alternatif Strategi CV Insan Mutiara Perdana ....................... 102
5.7 Penentuan Prioritas Strategi CV Insan Mutiara Perdana .......................... 108
BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 110
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 110
6.2 Saran ......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 111
LAMPIRAN................................................................................................................... 116
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Rata-rata Pertumbuhan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun 2014 – 2018 ..... 2
2. Produksi Jambu Biji di Indonesia (Kuintal) ................................................................. 3
3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun 2014 – 2018 ....... 4
4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ......................... 6
5. Jarak Tanam Dengan Jumlah Populasi Tanaman Per Hektar .................................... 27
6. Pemberian Pupuk Organik/Kandang Untuk Tanaman Jambu Biji ............................. 31
7. Penelitian Terdahulu ................................................................................................... 41
8. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .................................................................. 48
9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ............................................................... 49
10. Matriks SWOT .......................................................................................................... 53
11. Matriks QSP .............................................................................................................. 55
12. Harga produk CV Insan Mutiara Perdana................................................................. 62
13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan CV Insan Mutiara Perdana .................. 74
14. Permintaan, Produksi dan Realisasi CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019 ......... 75
15 Harga Produk Jambu Biji ........................................................................................... 76
16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ............................................... 79
17 Potensi Tanaman Jambu Biji Merah dan Kristal ....................................................... 81
18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan CV Insan Mutiara Perdana .................. 93
19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana ..................... 97
xiv
20. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) CV Insan Mutiara Perdana ................. 99
21. Matriks SWOT CV Insan Mutiara Perdana ............................................................ 103
22. Analisis Prioritas Strategi ....................................................................................... 109
DAFTAR GAMBAR No. Hal
1. Kekuatan Persaingan Industri Menurut Porter............................................................ 20
2. Kerangka Pemikiran ................................................................................................... 36
3. Kerangka Formulasi Strategis ..................................................................................... 46
4. Matriks IE ................................................................................................................... 51
5. Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana ......................................................... 59
6. Kegiatan operasional CV Insan Mutiara Perdana ....................................................... 63
7. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................................... 85
8. PDRB ADHK Provinsi Jawa Barat ............................................................................ 86
9. Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Jawa Barat .......................................................... 89
10 Matriks IE CV Insan Mutiara Perdana ..................................................................... 101
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................................................. 117
2. Kuisioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ................................................ 120
3. Kuisioner Penetapan Rating...................................................................................... 125
4. Kuisioner Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal ...................................... 130
5. Penentuan Strategi .................................................................................................... 137
6. Foto Kegiatan ............................................................................................................ 148
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agribisnis merupakan salah satu usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi
pertanian yang meliputi, pengusahaan input pertanian, pengusahaan produksi pertanian,
dan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis dalam ekonomi dan sebagai subjek akademik,
mempelajari strategi untuk memperoleh laba dengan mengelola dari aspek budidaya,
penyediaan bahan baku, pascapanen, pengolahan, hingga tahap pemasaran (Sjarkowi dan
Sufri 2004 dalam Andayani 2017:3). Ruang lingkup pertanian secara luas terdiri atas
beberapa subsektor yaitu subsektor hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor
perikanan, dan subsektor tanaman pangan. Subsektor hotikultura merupakan salah satu
subsektor yang berperan dalam pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Komoditi subsektor hortikultura terdiri atas empat jenis yaitu buah-buahan,
tanaman sayuran, tanaman hias dan biofarmaka. Salah satu komoditi hortikultura yang
memiliki nilai ekonomi tinggi adalah buah-buahan. Hal ini didukung oleh konsumsi rata-
rata per kapita tiap tahunnya. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),
konsumsi buah-buahan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 relatif meningkat.
Tahun 2014 hingga tahun 2015 mengalami kenaikan mencapai sekitar 5 kg/kapita/tahun.
Pada tahun 2015 hingga 2016 data konsumsi menurun menjadi 3,41 kg/kapita/tahun. Data
konsumsi menunjukkan adanya kenaikan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
hingga mencapai 8,54 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi buah-buahan pada tahun 2018
memiliki jumlah pengeluaran per kapita paling tinggi dibandingkan empat tahun
2
sebelumnya. Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan rata-rata pertumbuhan konsumsi
buah-buahan di Indonesia masih positif yaitu sebesar 0,51 persen, perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun
2014 – 2018 No Tahun Konsumsi (kg/kap/tahun) %(+/-)
1. 2014 3,66 -
2. 2015 8,00 1,19
3. 2016 3,41 (0,057)
4. 2017 3,61 0,06
5. 2018 8,54 1,37
Rata-rata 0,51
Sumber: Pengeluaran konsumsi penduduk (SUSENAS), diolah
Adanya pertumbuhan konsumsi buah-buahan memberikan peluang kepada para
petani dan pengusaha untuk terus berusaha memproduksi buah-buahan. Salah satu buah-
buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu jambu biji. Menurut Parimin (2007:4),
nilai ekonomis jambu biji cukup tinggi, secara umum rata-rata harga pasaran jambu biji
sekitar Rp 8 000,- – Rp 25 000,-. Kepercayaan masyarakat terhadap khasiat buah jambu
biji adalah dapat menyembuhkan penyakit demam berdarah karena kandungan vitamin C
nya yang tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain (Zakaria, dkk 2000:21). Menurut
Parimin (2007:4), apabila diasumsikan peningkatan konsumsi buah-buahan meningkat
sebanyak 5% maka dimungkinkan peningkatan konsumsi jambu biji lebih dari 5%. Hal
tersebut dapat dimengerti, sebab sebagian masyarakat lebih terfokus mengkonsumsi
jambu biji untuk perbaikan kesehatan.
3
Jambu biji juga termasuk kedalam salah satu komoditas buah tropis yang dapat
dibudidayakan dan tersebar diberbagai Provinsi Indonesia. Menurut BPS, kontribusi
produksi jambu biji terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera
Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2014 memiliki tingkat produksi jambu biji yang lebih tinggi dibandingkan
ke empat provinsi lainnya. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 Provinsi Jawa
Barat menduduki posisi kedua produksi jambu biji terbanyak, akan tetapi penurunan
produksi jambu biji tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil pada range 40 000 ton,
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produksi Jambu Biji di Indonesia (Kuintal)
No Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jawa Tengah 36.718 40.462 48.050 60.802 52.805
2. Jawa Barat 47.764 44.473 46.790 42.555 44.246
3. Jawa Timur 22.149 26.591 28.340 30.527 33.244
4. Sumatera Utara 15.070 12.661 8.807 10.049 9.807
5. Nusa Tenggara Barat 10.037 10.907 11.403 9.020 8.382
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah
Jawa barat terdiri atas sembilan kota yang memproduksi buah jambu biji, Kota
Depok salah satu kota yang memiliki tingkat produksi jambu biji kedua paling tinggi.
Tingkat produksi jambu biji di Kota Depok mengalami fluktuatif. Tahun 2014 sampai
dengan tahun 2015 Kota Depok memiliki tingkat produksi yang menurun, sedangkan
tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 memiliki tingkat produksi yang cukup meningkat,
namun pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali. Apabila dilihat dari tingkat rata-
rata pertumbuhan produksi negatif yaitu sebesar 3,84 persen, dapat dilihat Tabel 3.
4
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun
2014 – 2018 No Tahun Produksi (Kuintal) %(+/-)
1. 2014 8.945 -
2. 2015 5.038 (0,002)
3. 2016 7.203 0,001
4. 2017 14.114 0,003
5. 2018 8.635 (0,002)
Rata-rata (3,84)
Sumber: Produksi Hortikultura Buah dan Sayur Tahunan (BPS), diolah
Penanganan yang tepat untuk mempertahankan produksi jambu biji dengan nilai
ekonomi dan nilai manfaat tinggi sangat diperlukan sehingga produksi dan pemasarannya
dapat berjalan seiring sejalan dan berkelanjutan. Kondisi masyarakat terhadap permintaan
buah-buahan sekarang ini, berkecenderungan mengkonsumsi buah-buahan sehat tanpa
adanya input produksi yang mengandung senyawa kimiawi atau an-organik. Bertani
secara organik merupakan salah satu cara untuk mendapatkan produk buah-buahan yang
sehat, terbebas dari pupuk kimiawi. Menurut SNI Sistem Pertanian Organik (2016:III),
pertanian organik dapat mendukung pelestarian lingkungan. Sistem ini dirancang untuk
menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, mengandalkan sumber daya yang dapat
diperbaharui dan meningkatkan aktivitas biologi tanah, berpotensi menjaga kehidupan
tanaman dalam jangka panjang yang membuat produksi stabil.
Salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang budidaya tanaman jambu biji
dengan sistem pertanian organik yaitu CV Insan Mutiara Perdana. Perusahaan ini berdiri
pada tahun 2010 yang dimiliki oleh Bapak Syukron di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
CV Insan Mutiara Perdana memiliki tujuan untuk mencapai target yang telah ditentukan
5
oleh pemilik. Target tersebut dirangkum kedalam pernyataan visi dan misi perusahaan.
Visi perusahaan adalah menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama
pelanggan. Misinya adalah meningkatkan kualitas pelayanan, agar dapat memuaskan
pelanggan dan meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi dan
pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Berdasarkan visinya, perusahaan hanya
menyebutkan menjadikan perusahaan yang tangguh, pernyataan ini masih mencakup luas
dan belum jelas, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan David (2017:30), pernyataan
visi harus mengungkapkan jenis usaha yang dijalankan perusahaan.
Pernyataan visi dan misi yang dapat digaris bawahi selanjutnya yaitu diharuskan
adanya tenaga kerja yang kompeten, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan di
bidang pertanian yang dijalankan khususnya jambu biji. Kegiatan perusahaan dijalankan
oleh Pak Syukron dibantu oleh Manajer Keuangan, serta memiliki karyawan kebun
sebanyak 11 orang diantaranya 9 untuk budidaya dan 2 untuk tenaga pascapanen dengan
jadwal yang telah ditentukan. Perusahaan mengambil tenaga kerja untuk budidayanya
berdasarkan dengan asas titipan. Direktur utama dan manajer keuangan telah memiliki
pengalaman dan pelatihan pada bidangnya, namun pada karyawan kebun rata-rata
memiliki tingkat pendidikan yang cukup rendah dan belum memiliki pengalaman di
bidang pertanian khususnya jambu biji. Tingkat pendidikan karyawan yang berada di
kebun memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 9 orang dan sekolah menengah
pertama sebanyak 2 orang, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah
No. 61/ Permentan/ OT.160/11/2006 tentang Good Agricultural Practices untuk buah-
buahan yang berisi bahwa tenaga kerja yang memenuhi syarat adalah tenaga kerja yang
6
mengetahui dan menguasai budidaya komoditas serta telah mengikuti pelatihan, hal
tersebut menjadikan kelemahan bagi perusahaan, karena perusahaan harus melakukan
pelatihan sehingga memerlukan biaya untuk melatih karyawan.
Perusahaan memiliki dua jenis varietas jambu biji yaitu jambu biji merah dan
jambu biji kristal. Jambu biji merah merupakan produk unggulan, hal ini disebabkan
permintaan jambu biji merah lebih tinggi dibandingkan dengan jambu kristal. Perusahaan
memasarkan produknya antara lain ke retail Alfamidi yang memasarkannya disekitar
Jabodetabek, pemesanan lewat ibu rumah tangga, karyawan perkantoran dan juga ke Pasar
Depok. Produk jambu biji yang dihasilkan sampai saat ini belum memenuhi permintaan,
seperti yang terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019
No.
Bulan
Jambu Biji Merah (kg) Jambu Biji Kristal (kg)
Permintaan Produksi Permintaan Produksi
1. Maret 3632 2564 56 10
2. April 10223 4582 316 160
3. Mei 4643 2953 170 55
4. Juni 1582 652 26 25
5. Juli 2919 3725 147 16
6. Agustus 5105 4167 83 17
7. September 3632 2532 56 23
8. Oktober 2042 2032 32 15
9. November 3076 3442 0 12
10. Desember 1903 1105 0 5
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana, diolah
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa CV Insan Mutiara Perdana belum dapat
memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan memiliki produksi jambu biji merah yang
memenuhi pada bulan Juli dan November, sedangkan untuk jambu biji kristal belum
7
pernah memenuhi permintaan. Pemenuhan permintaan perusahaan dibantu oleh mitra
sekitar 20% dari total permintaan. Permintaan belum terpenuhi dengan baik, hal tersebut
menjadi permasalahan sekaligus peluang bagi perusahaan. Perusahaan memiliki peluang
untuk melakukan pengembangan usahanya disisi lain produksi yang tidak cukup dapat
menjadikan konsumen beralih untuk mendapatkan produk, sehingga memberikan peluang
untuk para pesaing mengisi permintaan yang ada dan menjadi ancaman untuk perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dihadapi perusahaan CV Insan
Mutiara Perdana dapat dirangkum sebagai berikut : Visi dan misi yang belum jelas dan
tercapai, tenaga kerja yang belum memiliki keterampilan dan belum mengikuti pelatihan,
produksi yang mengalami fluktuasi sehingga permintaan yang tidak terpenuhi, adanya
kesempatan konsumen beralih merupakan beberapa kendala yang dihadapi CV Insan
Mutiara Perdana.
Permasalahan tersebut diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk
mengatasinya agar perusahaan mampu untuk bertahan menghadapi persaingan. CV Insan
Mutiara Perdana perlu membuat perencanaan strategi jangka panjang yang jelas dan
menyeluruh guna mempertahankan dan mengembangkan skala usahanya. Perumusan
strategi dilakukan dengan merumuskan pemilihan-pemilihan strategi sehingga
menghasilkan alternatif strategi yang mungkin diterapkan oleh perusahaan.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan usaha jambu biji organik CV
Insan Mutiara Perdana?
2. Apa faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman usaha jambu biji organik CV
Insan Mutiara Perdana?
3. Apa alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik CV Insan
Mutiara Perdana?
4. Apa prioritas perencanaan strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik
CV Insan Mutiara Perdana?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan
dicapai sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal sebagai kekuatan dan
kelemahan bagi usaha jambu biji organik CV Insan Mutiara Perdana.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman
bagi usaha jambu biji organik CV Insan Mutiara Perdana.
3. Merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik
CV Insan Mutiara Perdana.
4. Menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik CV
Insan Mutiara Perdana.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktisi,
teoritis dan akademis.
1. Secara praktisi, diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi:
a. Perusahaan CV Insan Mutiara Perdana untuk dapat memberikan informasi
serta sebagai rujukan bagi pemilik agar perusahaan dapat lebih berkembang
lagi.
b. Penulis, diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk lulus strata satu di
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai
strategi pengembangan usaha.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
perbandingan dan acuan bagi pihak lain untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini perlu adanya pembatasan pembahasan untuk menghindari kerancuan
dan meluasnya masalah yang dianalisis dan diteliti. Adapun batasan masalah ini meliputi:
1. Penelitian ini dilakukan di CV Insan Mutiara Perdana, Sawangan, Depok.
2. Penelitian ini hanya mencakup analisis tentang strategi pengembangan usaha pada
jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Strategi
Manajemen strategi sangat penting bagi perusahaan. Menurut Sofyan (2015:4),
manajemen strategi adalah suatu proses pengambilan keputusan untuk memanfaatkan
sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien dalam kondisi lingkungan
perusahaan yang selalu berubah-ubah. Manajemen strategi menurut Siagian (2018:15)
merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimpelementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut David (2011:6), definisi
manajemen strategis yaitu sebagai seni dan ilmu pengetahuan untuk memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Kesimpulannya manajemen
strategi adalah sebuah pengambilan keputusan oleh perusahaan secara efektif serta
efisien yang didesain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut David (2011:15), tujuan manajemen strategis adalah untuk
mengeksploitasi, menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa yang akan
datang. Proses manajemen strategi adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan.
Menurut David (2011:16), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu
formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
11
1. Formulasi strategi
Strategi ini merupakan tahapan dalam proses manajemen strategis. Formulasi
strategi terjadi beberapa tahapan yaitu mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan
alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
2. Implementasi strategi
Tahap ini disebut juga sebagai tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.
Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk
menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi sebuah tindakan.
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
3. Evaluasi startegi
Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Tiga
aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan
korektif.
2.2 Strategi
Strategi adalah suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang ingin
dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan (Sofyan,
12
2015:3). Menurut Assauri (2016:4), strategi merupakan suatu organisasi yang
bermaksud memanfaatkan lingkungannya serta memilih upaya agar pengorganisasian
secara internal dapat disusun dan direncanakan bagi pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Strategi menurut Porter dalam Rangkuti (2016:4), strategi adalah alat yang
sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut David (2011;19),
strategi juga merupakan alat mencapai sasaran jangka panjang melalui tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah besar. Kesimpulannya strategi merupakan suatu upaya yang
dilaksanakan sebuah organisasi secara terangkai untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dengan melihat kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
dimiliki perusahaan. Perusahaan dibagi ke dalam empat tipe strategi yaitu strategi
integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, strategi defensif.
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke depan (Forward Integration)
Integrasi ke depan adalah upaya meningkatkan kendali atas distributor atau
pengecer. Saat ini pemasok yang menjalankan strategi integrasi ke depan
dengan cara mendirikan website untuk menjual produk mereka secara langsung
kepada konsumen.
13
b. Integrasi ke belakang (Backward Integration)
Strategi ini mencoba untuk meningkatkan kontrol terhadap perusahaan
pemasok. Strategi ini sangat tepat apabila perusahaan pemasok tidak dapat
diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi horizontal (Horizontal Integration)
Strategi pertumbuhan yang dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing yang
memiliki line of business yang sama.
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar (Market penetration)
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar produk dan jasa yang
sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Penetrasi pasar dapat
dilakukan dengan upaya menambah jumlah pramuniaga, belanja iklan,
melakukan promosi atau meningkatkan upaya publisitas.
b. Pengembangan Pasar (Market Development)
Pengembangan pasar dilakukan dengan memperkenalkan produk atau jasa yang
ada ke wilayah geografis yang baru. Beberapa panduan tentang kapan
pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif diantaranya: a) ketika
ada saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah dan bermutu baik. b)
ketika ada pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum jenuh, c) ketika
organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.
14
c. Pengembangan produk (Product development)
Pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Beberapa hal
yang dapat dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi
pengembangan produk secara efektif, ialah a) ketika organisasi bersaing dalam
industri yang tumbuh cepat, b) ketika organisasi mempunyai kemampuan
penelitian dan pengembangan yang sangat kuat, c) ketika organisasi bersaing
dalam industri saat perkembangan teknologi semakin cepat.
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentris
Strategi yang menjalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait
dengan produk yang ada saat ini. Beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman
kapan strategi dilakukan, diantaranya a) ketika organisasi bersaing dalam
industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat, b) ketika menambah
produk baru, namun masih terkait akan meningkatkan penjualan produk yang
ada secara signifikan, c) ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap
daur hidup produk yang menurun.
15
b. Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
Strategi ini lebih kepada menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait
untuk pelanggan yang sudah ada. Risiko pada strategi ini tidak terlalu besar
karena perusahaan sudah mengenal pelanggan yang telah ada.
c. Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification)
Strategi diversifikasi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan yang
memiliki line of business yang sama sekali berbeda. Strategi dilakukan dengan
beberapa alasan diantaranya:
1. Perusahaan didalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi.
2. Perusahaan yang mengakusisi memiliki kemampuan manajemen finansial
dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan
yang lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba
perusahaan yang lemah tersebut.
3. Perusahaan yang memiliki kelebihan sumberdaya uang dari investor,
dengan melihat bahwa industri yang berbeda merupakan strategi yang
menguntungkan.
4. Strategi Defensif
a. Rasionalisasi biaya (Retrenchment)
Rasionalisasi biaya dilakukan apabila suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya serta aset untuk meningkatkan
kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
16
b. Divestasi (Divestiture)
Divestasi seringkali digunakan dalam meningkatkan modal yang selanjutnya
digunakan untuk akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut.
c. Likuidasi (Liquidation)
Strategi ini menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai
nyata aset tersebut.
2.3 Analisis Lingkungan Organisasi
Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal yaitu lingkungan perusahaan yang berada
dalam perusahaan tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus
serta mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang
berasal dari luar yang mendukung berjalannya perusahaan, mempengaruhi kinerja yang
berperan dalam kegiatan-kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan.
2.3.1 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Lestari (2011:45), analisis lingkungan internal adalah proses
mengidentifikasi dan mengevaluasi karakteristik perusahaan seperti sumber-sumber,
kapabilitas dan kompetensi lain. Menganalisis lingkungan internal perusahaan berarti
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi
perusahaan. Menurut David (2012:178), pendekatan fungsi bisnis berupaya
17
mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup kemampuan
perusahaan dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan sebagai berikut:
1. Manajemen
Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang
mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan
keuangan.
2. Pemasaran
Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan
jasa.
3. Keuangan dan Akuntansi.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat menjadikan salah satu acuan untuk
menentukan posisi persaingan dan menjadi daya tarik bagi investor.
4. Produksi dan Operasi
Produksi dan operasi merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
yaitu merubah input menjadi output berupa barang maupun jasa.
5. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan sangat diperlukan untuk mendukung produk yang
sudah ada. Penelitian dan pengembangan diarahkan pada pengembangan produk
baru sebelum pesaing melakukannya begitu pula dengan pengembangan produk
18
yang sudah ada dengan memperbaiki kualitas dan produksi yang maksimal dengan
penggunaan biaya yang minimal.
2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal merupakan proses mengidentifikasi dan
mengevaluasi informasi dari luar yang berkaitan dan dapat mempengaruhi perusahaan
(Lestari, 2011:30). Menurut David (2012:120), analisis lingkungan eksternal dapat
dibedakan menjadi lima kategori, yaitu:
1. Kekuatan Ekonomi.
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu usaha
beroperasi. Setiap perusahaan dituntut untuk paham dan mengerti kecenderungan
ekonomi di segmen-segmen yang dituju. Faktor ekonomi dapat menghambat
sekaligus membantu upaya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan strategi.
2. Kekuatan Sosial Budaya, Demografi, dan Lingkungan.
Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hampir semua produk,
jasa, pasar dan pelanggan. Menurut Pearce dan Robinson (2008:113), faktor sosial
yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini,
dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan yang
berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnis.
3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:116), faktor ini menentukan parameter-
parameter hukum dan aturan dimana perusahaan beroperasi. Batasan politik yang
19
biasanya diberlakukan dan mempengaruhi perusahaan adalah keputusan
perdagangan yang adil, undang-undang antimonopoli, program pajak, aturan upah
minimum, dan penetapan harga, dan berbagai tindakan lainnya yang ditujukkan
untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.
4. Kekuatan Teknologi
Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan berakibat banyaknya
ilmu baru dan temuan yang beraneka ragam. Perubahan teknologi dapat
mempengaruhi cara pelaksanaan yang memberikan gambaran secara luas seperti
mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan. Menurut Pearce dan Robinson
(2008;118), ilmu pengetahuan dikuasai untuk mengantisipasi perubahan
lingkungan dan persaingan serta mengestimasikan pentingnya perubahan tersebut
bagi keberlangsungan suatu organisasi. Peramalan teknologi dapat membantu
melindungi serta memperbaiki profitabilitas perusahaan dalam industri yang
sedang tumbuh.
5. Kekuatan Industri
Model lima kekuatan porter merupakan pendekatan yang digunakan secara luas
untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Lima kekuatan tersebut
juga mempengaruhi kinerja organisasi, menentukan intensitas persaingan, dan
kemampu labaan dalam industri. Menurut Porter dalam David (2006:130), hakikat
persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan,
berikut model lima kekuatan tersebut, dapat dilihat pada Gambar 1.
20
Gambar 1. Kekuatan Persaingan Industri Menurut Porter
(Rangkuti, (2016:12)
1. Persaingan Industri
Persaingan antar industri merupakan salah satu pesaing yang memiliki
kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif (David, 2006:131). Menurut Pearce
dan Robinson (2013: 111), kompetisi antarpesaing yang sudah ada terjadi dalam bentuk
perebutan posisi. Bentuk persaingan yang ketat ini berkaitan dengan beberapa faktor,
diantaranya:
1) Adanya banyak pesaing atau pesaing memiliki ukuran dan kekuatan yang
hampir sama.
2) Pertumbuhan industri lambat sehingga mempercepat perebutan pangsa pasar.
3) Produk atau jasa yang ditawarkan kurang memiliki diferensiasi sehingga tidak
dapat mempertahankan konsumen atau membuat konsumen loyal terhadap
produk perusahaan.
Pemain Baru
Persaingan Industri
Produk Pengganti
Kekuatan
Pemasok
Kekuatan
Penawaran
21
4) Biaya yang tetap tinggi dan produknya yang tidak tahan lama sehingga
menimbulkan dorongan untuk menjualnya dibawah harga.
5) Para pesaing memiliki strategi, asal dan “kepribadian” yang beragam. Sehingga
memiliki berbagai gagasan dan perlakuan bagaimana cara menangani pesaing
dan bertarung satu sama lain dalam prosesnya.
2. Adanya Pemain Baru
Pemain baru atau pendatang baru dapat mempengaruhi berjalannya suatu
usaha, karena intensitas persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Menurut
Pearce dan Robinson (2013:105), terdapat enam sumber utama hambatan terhadap
masuknya pendatang baru:
1) Skala ekonomi, skala ini mengacu pada penghematan yang didapatkan oleh
perusahaan dalam suatu industri yang disebabkan oleh kenaikan volume
produksi. Apabila volume produksi naik, biaya rata-rata untuk satu unit produk
akan menurun.
2) Diferensiasi produk atau dengan kata lain suatu hal yang dapat diterima oleh
konsumen sebagai suatu pembeda diantara berbagai jenis produk dan jasa.
3) Persyaratan modal, adanya kebutuhan untuk menginvestasikan sumber daya
keuangan yang besar terutama apabila modal dibutuhkan untuk pengeluaran
yang tidak bisa diperoleh kembali seperti memasang iklan, melakukan
penelitian, memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan
kemampuan.
22
4) Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, seperti
pengalaman yang dimiliki perusahaan, teknologi yang dimiliki, akses sebagai
sumber bahan baku terbaik, subsidi pemerintah atau lokasi yang
menguntungkan.
5) Akses terhadap saluran distribusi, semakin terbatasnya saluran distribusi grosir
atau retail dan semakin terikatnya saluran-saluran ini dengan pesaing yang ada,
tentu saja akan mempersulit sebuah perusahaan untuk masuk kedalam industri
ini. Pemain baru biasanya menciptakan saluran distribusinya sendiri, apabila
hambatan ini cukup besar.
6) Kebijakan Pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau menutupi masuknya
pendatang baru ke industri dengan pengendalian-pengendalian seperti
persyaratan lisensi, pembatasan akses bahan baku, dan insentif pajak.
3. Kekuatan Pemasok
Menurut David (2006: 134), kekuatan tawar menawar pemasok mempengaruhi
intensitas persaingan dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok,
ketika hanya ada sedikit barang subtitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk
mengganti bahan baku sangat mahal. Menurut Pearce dan Robinson (2013: 108),
kelompok pemasok akan memiliki kekuatan jika:
1) Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang lebih terkonsentrasi
dibandingkan industri kepada siapa mereka menjual.
2) Produknya memiliki keunikan dan terdiferensiasi.
23
3) Pemasok tidak perlu bersaing dengan produk lain untuk menjual ke industri
tersebut.
4) Pemasok merupakan salah satu ancaman yang kuat karena dapat melakukan
integrasi hilir sampai ke bisnis industri tersebut.
5) Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi kelompok pemasok tersebut.
4. Kekuatan Pembeli
Ketika fokus konsumen tertuju pada besar jumlah produk atau membeli dalam
jumlah yang banyak, kekuatan tawar-menawar dalam industri. Kekuatan tawar-
menawar mereka menjadi kekuatan utama yang dapat mempengaruhi intensitas
perusahaan. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang atau
jasa khusus untuk mendapatkan konsumen yang loyal (David, 2006: 134). Menurut
Pearce dan Robinson (2013: 109), kelompok pembeli berkuasa jika:
1) Konsumen terkonsentrasi atau membeli dalam volume besar.
2) Produk yang dibeli oleh konsumen ini dari industri tersebut adalah produk yang
standar atau produk yang tidak terdiferensiasi.
3) Pembeli hanya memperoleh laba yang kecil sehingga memiliki insentif yang
tinggi untuk menurunkan biaya pembeliannya.
4) Produk industri tersebut tidak terlalu penting bagi kualitas produk atau jasa di
konsumen.
24
2.4 Jambu Biji
Tanaman jambu merupakan salah satu tanaman beriklim tropis (Cahyono,
2010:7). Jambu biji adalah salah satu tanaman buah perdu yang berasal dari Brasil,
Amerika Tengah. Tanaman ini kemudian menyebar ke Thailand dan Negara Asia
lainnya seperti Indonesia. (Redaksi Agro Media, 2009:66).
2.4.1 Botani dan Morfologi Jambu Biji
Secara botanis tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : Spermatophya (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L
Jambu biji merupakan tanaman perdu yang bercabang banyak. Tinggi tanaman
dapat berkisar antara 3-10 meter. Umurnya sekitar 30-40 tahun, batang jambu biji
memiliki ciri khusus diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah dan padat.
Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung
tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua
dan hijau kekuningan. Tanaman jambu biji dapat berbuah sepanjang tahun. Biasanya
pucuk bunga tumbuh sekitar 1 minggu dan tiap batang dapat menghasilkan 1-3 bunga.
Buah jambu biji memiliki ciri-ciri yaitu buah berbentuk bulat panjang atau lonjong
25
dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda setelah matang
(Cahyono, 2010:9).
2.4.2 Jenis Jambu Biji
Hingga saat ini terdapat 97 varietas jambu biji yang tersebar dibeberapa negara
termasuk Indonesia. Ada beberapa jenis atau varietas jambu biji yang dikenal
masyarakat dan di produksi oleh perusahaan, diantaranya:
1. Jambu biji getas merah
Jambu biji getas merah merupakan hasil persilangan antara jambu biji bangkok
dan jambu biji pasar minggu yang daging buahnya berwarna merah (Redaksi Agro
Media, 2009:67). Ukuran buah dari jambu biji getas merah cukup besar yaitu 400
gram perbuah. Jambu ini banyak diminati karena selain rasanya enak, ternyata
dapat meningkatkan trombosit darah pada penderita demam berdarah. Daun jambu
biji getas merah berwarna hijau tua. Panjang daun sekitar 6-14 cm. Kulit berwarna
hijau muda sampai hijau kekuningan bila telah matang. Permukaan kulit buah rata
dan mengilap sehingga penampilannya sangat menarik. Jambu biji ini juga tahan
terhadap hama dan penyakit (Parimin, 2007:18).
2. Jambu Kristal
Jambu kristal merupakan varietas jambu biji yang tergolong kedalam
komoditas buah-buahan yang tumbuh optimal didaerah tropis dengan ketinggian 5-
1200 mdpl. Memiliki nilai yang ekonomis dan sangat potensial untuk
26
dikembangkan. Tanaman jambu kristal dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan buah optimal pada suhu 23-28oC. Jambu kristal memiliki kulit berwarna
hijau muda dan tekstur kulit yang bergelombang. Jambu ini memiliki rasa manis,
daging buah yang lembut dan nyaris tanpa biji. (Diperpa, 2020)
2.4.3 Budidaya Jambu Biji Organik
Teknik budidaya diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal,
perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas
pertumbuhan tanaman. Pelaksanaan budidaya jambu biji tentunya terdapat organik dan
anorganik. Pengaplikasian dan tata caranya perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Pengolahan Lahan
Budidaya tanaman organik diperlukan pengolahan lahan dengan tujuan untuk
membalikkan kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah. Salah satu cara
membalikkan unsur hara yang ada di dalam tanah adalah dengan mencampur bahan
alami seperti kompos maupun produk samping seperti kotoran hewan. Masa
pengolahan lahan ini dilakukan selama 2 tahun lamanya. (SNI 2016:9)
2. Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam
Sebelum membuat lubang tanam, langkah awal adalah mengatur dan
menentukan jarak tanam. Sistem pengaturan jarak tanam yang dikenal antara lain
bujur sangkar, segi panjang, equilateral triangle-hexagonal system dan diagonal
27
system. Berdasarkan literatur dari Departemen Pertanian RI, jarak tanam jambu biji
digambarkan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Jarak Tanam Dengan Jumlah Populasi Tanaman Per Hektar
No. Jarak Tanam (m) Jumlah Tanaman/Ha
1. 3,5x3.5 816
2. 3,0x4,0 833
3. 4,0x4,0 625
4. 4,0x5,0 500
5. 5,0x5,0 400
6. 5,0x6,0 333
7. 6,0x6,0 278
8. 6,0x7,0 238
9. 6,0x8,0 208
Sumber:Vademekum Buah, Direktorat Buah Tanaman dalam Parimin
(2007:38)
Prosedur pembuatan lubang tanam hendaknya dibuat seawal mungkin sebelum
bibit ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari keasamaan tanah sekaligus
menggemburkan tanah yang baru digali. Lubang yang terbuka dibiarkan selama
beberapa waktu agar memperoleh sinar matahari dan angin. Perlakuan tersebut
dapat membunuh rumput dan jasad renik pengganggu tanaman serta membuat
tanah galian menjadi lebih gembur (Parimin 2007:40)
Setelah cukup mendapatkan sinar matahari tanah galian lapisan bawah
dicampur dan diaduk merata dengan pupuk kandang yang telah matang. Pupuk
kandang yang diberikan sebanyak 40 kg per lubang tanam. Pemberian pupuk
kandang membuat tanah lebih gembur dan subur. Pupuk kandang yang dapat
digunakan diantaranya kotoran sapi, kerbau, kambing, atau kuda. Ciri pupuk
28
kandang matang antara lain berwarna hitam, gembur, tidak lengket, hampir tidak
berbau dan tidak panas sehingga suhunya sudah stabil.
3. Penanaman bibit
Penanaman dilakukan ketika jumlah bibit telah tersedia dan cukup umur.
Waktu penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan sebaiknya setiap petakan
lahan terdiri dari 1 jenis varietas sehingga kualitas dan keunggulan buah yang
dipanen selanjutnya jelas. Penanaman beberapa jenis jambu penting untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Apabila hendak memproduksi buah dalam skala
komersial atau berkebun secara luas sebelum menanam bibit, kebutuhan terhadap
bibit dalam satu hektarnya perlu diperhitungkan sebagai contoh, luas kebun 1 Ha
akan ditanami jambu biji dengan jarak tanam 4m x 4m dengan jarak tanam dan luas
lahan tersebut, kebutuhan bibit yang diperlukan adalah 625. Berikut cara
menghitungnya
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 16 m2 (4mx4m)
Jumlah kebutuhan bibit = 625 tanaman/ha.
Menurut Parimin (2007:42), adapun tata cara penanaman bibit tanaman jambu
biji, sebagai berikut:
29
1. Menggali lubang seukuran polybag tempat bibit atau kurang lebih sedalam 30
cm dan berdiameter 25 cm agar bibit yang ditanam rapih dan lurus, gunakan
tali benang yang dipasang berdasarkan jarak tanam;
2. Membuka polybag dengan cara menariknya pelan-pelan sehingga polybag
dapat diambil;
3. Memasukkan bibit tepat di tengah-tengah lubang yang tersedia lalu tutup
dengan tanah disekitarnya dan padatkan dengan tangan.
Setelah tertanam, bumbun tanaman dengan tanah secukupnya agar tumbuh tegak
kuat dan air hujan tidak menggenang disekitar tanaman agar tumbuh baik dan tegak
pasang ajir bambu dan ikat dengan tali rafia agar tidak miring atau roboh karena tiupan
angin. Apabila penanaman telah selesai, siram dengan air secukupnya agar tanaman
tetap segar dan segera tumbuh.
4. Perawatan tanaman
Perawatan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan dan pembubunan,
pemupukan, penjarangan buah jambu biji, dan pembungkusan buah.
a. Penyiraman
Jambu biji memerlukan air yang cukup selama fase pertumbuhan, baik
pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada musim hujan biasanya buah jambu
berukuran besar, sedangkan saat kemarau buahnya menjadi kecil. Kekurangan air
pada kebun jambu biji dapat diatasi dengan melakukan penyiraman. Penyiraman
30
tanaman dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggenangi kebun
menggunakan selang, ember atau embrat, serta sistem tetes. Sumber air penyiraman
dapat berupa sumur, kolam, danau, atau air sungai. Penyiraman dilakukan selama
dua minggu pertama setelah penanaman, frekuensi penyiraman sebanyak dua kali
sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada minggu selanjutnya penyiraman dapat
dikurangi menjadi satu kali sehari (Redaksi Agro Media, 2009:74).
b. Penyiangan dan pembubunan
Rumput atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman perlu dibersihkan agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Gangguan yang ditimbulkan terhadap tanaman
berupa persaingan dalam memperebutkan ruang, air, oksigen, sinar matahari, dan
unsur hara. Apabila hal ini terjadi maka tanaman menjadi terhambat
pertumbuhannya sehingga hasil produksinya berkurang dari kuantitas maupun
kualitasnya. Tujuan dari penyiangan dan pembubunan antara lain membersihkan
lingkungan tanaman dari gulma, membuat pertumbuhan dan perkembangan
perakaran tanaman lebih baik, menggemburkan tanah disekitar tanaman dan
membuat pertukaran udara dalam tanah dan penyerapan air ke dalam tanah lebih
baik. Pembangunan bertujuan agar tanah yang telah padat menjadi gembur dan
tanaman menjadi tumbuh dengan baik dan kokoh (Parimin 2007:44)
31
c. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting agar tanaman jambu biji
tumbuh optimal, lebih produktif dan rajin berbuah sepanjang tahun. Semua unsur
hara yang dibutuhkan tanaman telah tersedia dalam tanah secara alami. Perubahan
lingkungan dan berkurangnya unsur hara dalam tanah membuat diperlukannya
pemupukan untuk mengembalikan unsur hara agar sesuai dengan yang dibutuhkan
tanaman. Pupuk organik meliputi pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing,
kerbau, guano, kotoran walet dan kompos. Pupuk kandang harus sudah matang
sehingga tidak membahayakan tanaman yang dipupuk. Manfaat pupuk organik
cukup banyak seperti menjaga kesuburan tanah menyediakan unsur hara secara
bertahap menambah daya serap tanah terhadap air sehingga kelembaban tetap
terjaga menyediakan unsur hara serta membantu penguraian bahan organik
sehingga hasil perombakan nutrisi dapat diserap oleh tanaman setiap saat.
Tabel 6. Pemberian Pupuk Organik/Kandang Untuk Tanaman Jambu Biji
No. Umur Tanaman Dosis pupuk kandang
(tanaman/tahun)
1. 1 40-50kg
2. 2 -3 80-100kg
3. 4 100-120kg
4. 5-6 120-160kg
5. 7 120-160kg
6. >7 160kg
Sumber: Parimin (2007:47)
32
d. Penjarangan buah jambu biji
Penjarangan diperlukan untuk membuat buah jambu biji dapat tercukupi
nutrisinya, sehingga buah yang dihasilkan menjadi optimal dan baik. Penjarangan
buah dilakukan setelah umur 1,5 bulan dihitung sejak bunga mekar atau buah
sebesar kelereng. Buah yang dibuang biasanya buah yang bertekstur jelek atau
cacat.
e. Pembungkusan buah
Pembungkusan buah bertujuan agar buah terlindung dari hama dan penyakit,
warna buah lebih menarik, nilai jual lebih baik dan dapat diterima oleh konsumen.
Adapun bahan pembungkus buah yang baik adalah menggunakan kertas karbon
dan kertas semen. Pembungkusan buah apabila dipakai menggunakan bahan dari
kertas maka bagian luar pembungkus sebaiknya dilapisi plastik sehingga tetap
aman dari hujan.
5. Pemanenan
Pemanenan jambu biji biasanya dilakukan pada umur 109-114 hari setelah bunga
mekar untuk konsumsi segar. Olahan lainnya seperti sirop, nektar, jeli dan dodol
sebaiknya buah panen antara 112-113 hari. (Parimin, 2007:93). Berikut, ciri-ciri buah
siap panen:
1. Warna kulit sudah berubah dari hijau tua menjadi hijau muda.
2. Aroma buah mulai harum.
33
3. Tekstur daging agak lunak.
Cara panen jambu biji adalah dengan memanennya pada pukul 06.00-09.00 serta
menggunting tangkai buah dengan menggunakan gunting pemangkas kemudian taruh
buah dengan hati-hati.
6. Penanganan pascapanen
Penanganan pascapanen merupakan salah satu titik kritis dalam proses produksi
buah jambu biji sebelum sampai ke konsumen. Penanganan pascapanen diharuskannya
teliti agar hasil panen tidak rusak. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
kerusakan hasil panen dapat mencapai 30%-40%.
2.5 Sistem Pertanian Organik
Menurut SNI (2016:2), organik merupakan istilah pelabelan yang menyatakan
bahwa suatu produk telah sesuai dengan standar produk pertanian organik dan telah di
sertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang telah diakreditasi oleh KAN.
Pertanian organik merupakan budidaya pertanian dengan mengandalkan input dan
sarana produksi bahan alami (organik). Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumennya (Piay, dkk 2012:2). Sistem pertanian organik
merupakan manajemen produksi untuk meningkatkan dan mengembankan kesehatan
agroekosistem. Terdapat beberapa sejumlah keuntungan yang dapat diambil dari
bertani secara organik (Krisno, dkk 2014;24), diantaranya:
34
1. Menghasilkan makanan yang cukup, aman, bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat.
2. Membuat lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena biaya pembelian pupuk
organik lebih murah dibandingkan pupuk kimia, harga jual hasil pertanian dengan
organik memiliki harga jual yang mahal.
4. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan.
2.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
kerangka pemikiran pada penelitian ini dibuat untuk menggambarkan langkah
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dari segi
faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Perusahaan telah diindikasikan
menghadapi beberapa permasalahan mulai dari visi dan misi yang belum jelas, sumber
daya manusia yang dimiliki dan belum tercukupinya permintaan. Fokus penelitian ini
adalah menyesuaikan antara tujuan visi dan misi perusahaan kemudian
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi ketidak
tercapainya visi dan misi tersebut, dilanjutkan dengan menggunakan tahap analisis
untuk menetapkan strategi perusahaan yang dapat dilakukan.
Analisis awal dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal
dan eksternal pada perusahaan yang kemudian dianalisis menggunakan Matriks IFE
dan Matriks EFE. Pengidentifikasian diketahui melalui proses wawancara dengan
35
narasumber yang mengetahui faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi manajemen perusahaan, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi,
kemudian pada faktor eksternal perusahaan meliputi ekonomi, politik, hukum, budaya,
sosial, demografi, dan industri dianalisis menggunakan Matriks IFE dan EFE dengan
menentukan skor dan bobot. Skor dan bobot didapat dari hasil penyebaran kuisioner ke
pemilik dan manajer keuangan. Setelah proses analisis menggunakan Matriks IFE dan
EFE telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggunakan tahap analisis yaitu
menggunakan Matriks IE dan Matriks SWOT. Matriks IE dilakukan untuk melihat
penempatan perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam berdaya saing.
Matriks SWOT digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan yang dilihat dari segi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Pada
Matriks SWOT peneliti menggunakan strategi dengan mempertimbangkan kelemahan,
kekuatan, ancaman serta peluang perusahaan dan juga mempertimbangkan strategi
yang dapat dilakukan perusahaan. Faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi dan
posisi perusahaan, maka tahap selanjutnya dilakukan tahap pengambilan keputusan.
Tahap prioritas strategi yang digunakan menggunakan Matriks QSP. Tahap prioritas
strategi dilakukan untuk memilih strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan
bedasarkan nilai skor tertinggi. Berikut alur kerangka pemikiran pada penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.
36
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
CV Insan Mutiara Perdana
Analisis Lingkungan
Internal
1. Manajemen
2. Pemasaran
3. Keuangan
4. Produksi dan
Operasi.
Aspek-aspek Eksternal
1. Ekonomi
2. Politik, Hukum dan
Pemerintah
3. Sosial, Budaya,
Demogafi dan
Lingkungan
4. Teknologi
5. Industri
Identifikasi Peluang dan
Ancaman
Identifikasi Kekuatan dan
Kelemahan
Tahap Analisis melalui Matriks IE dan Matriks SWOT
Tahap Prioritas Strategi melalui Matriks QSP
Perlu Perumusan Strategi Pengembangan Usaha yang tepat
Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE
Strategi Pengembangan Usaha
1. Visi dan misi yang belum terfokus, jelas dan terukur;
2. Tenaga kerja belum memiliki pengetahuan dan pengalaman;
3. Perusahaan belum sepenuhnya memenuhi prosedur sesuai dengan
Permentan No. 61 tentang GAP buah-buahan yang baik;
4. Permintaan belum tercukupi.
37
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan sebuah penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan oleh peneliti lainnya yang digunakan sebagai sebuah rujukan penelitian ini.
Peneliti mengambil empat rujukan penelitian terdahulu, diantaranya adalah
1. Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada
PT. Amani Mastra, Jakarta.
Penelitian ini dilakukan oleh Nursyamsiyah pada tahun 2008. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE, Matriks
SWOT dan Matriks QSP. Hasil dari penelitian ini pada analisis lingkungan internal faktor
yang menjadi kekuatan perusahaan adalah memiliki sertifikasi produk, produk yang
berkualitas, perencanaan tanam yang baik, sistem pendistribusian produk yang efektif,
tingkat penjualan yang cukup tinggi, alat transportasi yang memadai, lingkungan kerja
dan fasilitas karyawan yang mendukung. Faktor kelemahan pada PT Amani Mastra ialah
teknologi produksi yang masih sederhana dan terbatas, fasilitas litbang yang belum
memadai, volume produksi yang kurang optimal, keterbatasan modal, belum adanya riset
pasar, pengemasan dan label yang kurang menarik. Hasil perhitungan pada Matriks IFE
diperoleh skor sebesar 2,49 yang menunjukkan bahwa PT Amani Mastra memiliki
kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan.
Pada faktor eksternalnya, faktor yang menjadi peluang bagi PT Amani Mastra
adalah keadaan perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil, peluang pangsa pasar
yang masih luas, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, dan adanya asosiasi
pertanian organik. Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah adanya perubahan
38
cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Faktor ancaman lainnya adalah
semakin meningkatnya persaingan dalam industri, kenaikan harga BBM, konsumen yang
mendapatkan produk subtitusi dan adanya perkembangan jenis hama dan penyakit
tanaman. Matriks EFE yang diperoleh memiliki skor sebesar 2,722 yang berarti PT
Amanis Mastra memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman eksternal. Faktor internal dan eksternal mendasari posisi Matriks
IE dengan menggambarkan posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahanan dan pelihara
dan strategi-strategi umum yang digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi
pengembangan produk.
Penentuan strategi selanjutnya menggunakan Matriks SWOT dan penentuan
urutan prioritas strategi menggunakan Matriks QSP. Hasil strategi yang paling baik untuk
diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk organik yang belum
dipasarkan oleh perusahaan, sedangkan strategi lainnya yang dapat diterapkan perusahaan
salah satunya adalah meningkatkan kerjasama dengan petani mitra.
2. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok
Penelitian ini dilakukan oleh Suryadi pada tahun 2014. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks
SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi internal Pasar Segar Depok berdasarkan
analisis faktor strategis internal dan eksternal diperoleh total skor faktor lingkungan
internal sebesar 2,762 yaitu diatas rata-rata 2,5 yang berarti posisi internal kuat. Total skor
lingkungan eksternal sebesar 3,031 diatas nilai rata-rata 2,50 yang berarti perusahaan
merespon dengan baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman.
39
Berdasarkan analisis SWOT, didapat tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan
Pasar Segar Depok diantaranya adalah restrukturisasi, meningkatkan kerjasama dengan
pemangku kepentingan, membangun sistem operasional kerja, meningkatkan keahlian
dan keterampilan sumberdaya manusia, meningkatkan aktifitas promosi, mengintensifkan
komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang serta meningkatkan
pelayanan dan fasilitas pendukung.
3. Strategi Pengembangan Usaha Hasil Olahan Carica (Studi Kasus Pada
Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten
Wonosobo)
Penelitian ini dilakukan oleh Arief Wahyuaji pada tahun 2016. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE,
Matriks SWOT dan Matriks QSP. Hasil penelitian ini adalah menyatakan bahwa kekuatan
utama industri kecil olahan carica di Kecamatan Mojotengah adalah produk yang
memiliki citra sebagai makanan khas Kabupaten Wonosobo dan kelemahan utamanya
adalah kurangnya kegiatan promosi produk. Apabila dilihat dari peluang utama yang ada
pada industri ini adalah melalui peningkatan kapasitas produksi carica dari segi ancaman
utama industri adalah tanaman carica yang merupakan sebuah tanaman musiman.
Perumusan alternatif strategi yang dilakukan menggunakan Matriks SWOT dihasilkan
delapan buah alternatif strategi beberapa diantaranya adalah memanfaatkan kredit yang
ditawarkan oleh pemerintah untuk pengembangan usaha, melakukan kontrak untuk
pengadaan buah agar supply buah dapat terjamin serta meningkatan upaya pemasaran
melalui peningkatan kegiatan promosi dan memperkuat identitas produk dengan
40
memperbaiki labelisasi produk. Prioritas strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan
kredit yang ditawarkan oleh pemerintah untuk pengembangan usaha.
4. Strategi Bersaing PT Mumtaz Elhakim Perkasa dalam Industri Restoran
Cepat Saji di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan oleh Marsya Ayu Adira pada tahun 2018. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE,
Matriks SWOT dan Matriks QSP. Penelitian ini membahas seputar produk O’Chicken.
Hasil penelitian ini adalah pada analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan
didapatkan tujuh faktor strategis internal yang meliputi empat kekuatan dan tiga
kelemahan, serta delapan faktor strategis eksternal yang meliputi empat peluang dan
empat ancaman. Hasil perhitungan Matriks IFE dengan total nilai 2,69 menunjukkan
bahwa kondisi internal PT MEP berada pada kondisi sedang dan berdasarkan hasil
perhitungan Matriks EFE dengan total nilai 3,36 menunjukkan bahwa PT MEP memiliki
kondisi kuat, kemudian didapatkan hasil pertimbangan dari hasil analisis pada Matriks IE
yang menunjukkan posisi perusahaan dalam kondisi grow and build (Kuadran II).
Hasil Matriks SWOT digunakan untuk memperoleh alternatif strategi bersaing
diantaranya adalah meningkatan kegiatan promosi produk terkait keunggulan bahan baku,
meningkatkan kapabilitas tenaga kerja dalam memanfaatkan teknologi dan media promosi
online, meningkatkan jumlah pemasok bahan baku, melakukan inovasi menu dan menjaga
konsistensi dan menjamin mutu produk. Berdasarkan hasil analisis pada tahap keputusan
menggunakan QSPM, prioritas strategi yang dapat diimplementasikan oleh PT EMP
dengan STAS senilai 7,604 yaitu strategi dengan melakukan inovasi menu, dapat dilihat
pada Tabel 7.
41
Tabel 7. Penelitian Terdahulu
No. Nama Penulis Judul Skripsi Persamaan Perbedaan
1. Nursyamsiyah
(2008)
Strategi
Pengembangan
Usaha Produk
Sayuran Organik
Pada PT. Amani
Mastra, Jakarta.
Melakukan identifikasi dan
menganalisis faktor internal
dan eksternal dan melakukan
penentuan strategi
perusahaan yang tepat.
Penelitian Nursyamsyiah menggunakan
objek penelitian pada usaha sayur organik,
sedangkan peneliti menggunakan objek
penelitian pada usaha buah-buahan.
2. Suryadi (2014) Strategi
Pengembangan
Pasar Segar Depok
Melakukan identifikasi dan
menganalisis faktor internal
dan eksternal
Penelitian Suryadi menggunakan objek
penelitian pada pasar dan tidak
menggunakan tahap pengambilan
keputusan, sedangkan peneliti
menggunakan objek pada sebuah
perusahaan dan menggunakan Analisis
QSPM sebagai tahap pengambilan
keputusan strategi yang tepat.
3. Arief
Wahyuaji(2016)
Strategi
Pengembangan
Usaha Hasil
Olahan Carica
(Studi Kasus Pada
Industri Kecil
Olahan Carica di
Kecamatan
Mojotengah,
Kabupaten
Wonosobo)
Melakukan identifikasi dan
menganalisis faktor internal
dan eksternal dan melakukan
penentuan strategi
perusahaan yang tepat.
Penelitian Arief Wahyuaji menggunakan
objek penelitian pada usaha hasil olahan
carica, sedangkan peneiliti menggunakan
objek penelitian yang berfokus pada usaha
budidaya buah-buahan
42
4. Marsya Ayu
Adira (2018)
Strategi Bersaing
PT Mumtaz
Elhakim Perkasa
dalam Industri
Restoran Cepat
Saji di Indonesia.
Melakukan identifikasi dan
menganalisis faktor internal
dan eksternal dan melakukan
penentuan strategi
perusahaan yang tepat.
Penelitian Marsya menggunakan objek
penelitian pada usaha industri restoran
cepat saji, sedangkan peneliti
menggunakan objek penelitian yang
berfokus pada usaha budidaya buah-buahan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di CV. Insan Mutiara Perdana yang beralamat di JL.
H. Dulwanih No. 31, Bedahan, Sawangan, Kota Depok. Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan merupakan salah satu sentra
produksi dan pemasaran buah jambu biji yang memiliki skala usaha cukup besar di
Kota Depok. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan turun lapang,
wawancara, observasi (pengamatan), serta pengumpulan data yang digunakan dalam
pengolahan data. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 hingga Maret
2020.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diambil oleh penulis dari pengamatan langsung,
diskusi serta wawancara. Pengambilan wawancara dilakukan bersama dengan pemilik
perusahaan sekaligus sebagai direktur utama dan juga manajer keuangan. Daftar
wawancara dan kuisioner berisi pertanyaan seputar keadaan umum, kegiatan
perusahaan yang menyangkut seputar internal dan eksternal serta analisis strategi yang
menghasilkan keputusan atau saran ke perusahaan. Data sekunder diperoleh dari
44
berbagai literatur seperti BPS, jurnal, buku dan data internal CV Insan Mutiara Perdana
yang terkait dengan topik penelitian ini.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability
sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik yang
menetapkan ciri-ciri khusus yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Responden
terbagi kedalam dua jenis yaitu responden internal dan eksternal. Responden internal
yaitu Bapak Syukron selaku direktur utama dan Bu Dyta sebagai manajer keuangan di
CV Insan Mutiara Perdana. Pada responden eksternal terdiri dari tiga tenaga ahli
diantaranya praktisi di bidang budidaya jambu biji yaitu Bapak Hamidin, dan dua
tenaga ahli yaitu Bapak Ade yang memiliki fokus dibidang manajemen dan juga Bu
Leni dibidang Agribisnis. Kriteria responden yang dipertimbangkan bagi responden
internal adalah memiliki informasi yang lengkap dan valid, disebabkan turut ikut serta
dalam menjalankan perusahaan dan mengetahui seluk beluk perusahaan. Kriteria
responden eksternal untuk praktisi adalah orang yang memiliki usaha dan pengalaman
dibidang usaha budidaya jambu biji dan untuk tenaga ahli memiliki pemahaman
mengenai manajemen, pemasaran, keuangan serta produksi yang ditinjau menurut
teori.
45
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi
Teknik observasi lapangan digunakan untuk memperoleh data pendukung tentang
keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan
mengamati secara langsung aktivitas di CV Insan Mutiara Perdana yang
berhubungan dengan objek penelitian.
2. Wawancara
Teknik wawancara terhadap responden dengan menggunakan daftar pertanyaan.
Pada wawancara ini dilakukan secara mendalam kepada pemilik dan manajer
keuangan CV Insan Mutiara Perdana.
3. Studi kepustakaan
Studi pustaka diperoleh dan dikumpulkan dengan membaca, merangkum,
mengambil kesimpulan serta mengutip pendapat dari berbagai sumber buku,
skripsi, laporan atau dokumen perusahaan dan sumber lainnya yang terkait seputar
penelitian.
4. Kuisioner
Kuisioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung. Penulis memberikan kuisioner kepada narasumber untuk mendapatkan
sejumlah data tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta penilaian
responden terhadap CV Insan Mutiara Perdana.
46
3.5 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
lingkungan internal dan eksternal serta analisis SWOT. Analisis kuantitatif
menggunakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor
Evaluation), sedangkan dalam tahap pemaduan menggunakan analisis IE (Internal-
External). Matriks SWOT digunakan untuk menghasilkan strategi-strategi yang sesuai
dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penentuan prioritas dianalisis
menggunakan Matriks QSP yang terdiri dari beberapa alternatif strategi yang
dihasilkan, dapat dilihat kerangka formulasi strategis pada Gambar 3.
Tahap Pengumpulan Data
Evaluasi Faktor Internal Evaluasi Faktor Eksternal
Tahap Analisis
Matriks IE Matriks SWOT
Tahap Prioritas Strategi
Matriks QSP
Gambar 3. Kerangka Formulasi Strategis
3.5.1 Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini tidak hanya sekadar pengumpulan data, namun merupakan suatu
kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Tahap ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh dari dalam
perusahaan, seperti laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan
kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran, sedangkan pada data eksternal dapat
47
diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor,
analisis komunitas, pemasok, pemerintah serta kelompok kepentingan tertentu.
3.5.1.1 Matriks EFE dan IFE
Data yang sebelumnya telah diidentifikasi dari kondisi eksternal dan internal
perusahaan langkah selanjutnya adalah dengan memberi bobot pada masing-masing
faktor. Menurut Rangkuti (2016:24), penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan
identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada responden yang telah terpilih.
Berikut langkah penentuan Matriks EFE dan IFE pada CV Insan Mutiara Perdana:
a. Menyusun kolom 1 mengenai peluang dan ancaman untuk faktor eksternal dan
kekuatan dan kelemahan untuk faktor internal perusahaan sebanyak 5 sampai
dengan 10.
b. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, penentuan
bobot dilakukan dengan mengajukan faktor strategis internal dan eksternal
kepada pihak perusahaan.
c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor. Nilai skala
dalam perhitungan ini adalah
1 = IFE (Kelemahan Utama) / EFE (Respon perusahaan rendah)
2 = IFE (Kelemahan Minor)/ EFE (Respon perusahaan rata-rata)
3 = IFE (Kekuatan Minor) / EFE (Respon perusahaan diatas rata-rata)
4 = IFE (Kekutan Utama) / EFE (Respon perusahaan superior)
48
d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Menjumlahkan skor tertimbang untuk memperoleh total skor pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan.
Tabel 8. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
No. Faktor-faktor Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x Rating
1.
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber: Rangkuty, Freddy (2016:27)
49
Tabel 9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
No. Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating
1.
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber: Rangkuty, Freddy (2016:26)
3.5.2 Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan berdasarkan informasi yang diturunkan dari tahap
input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan
kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal
adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Pada tahap analisis dari
kerangka kerja perumusan strategi diantaranya adalah Matriks IE dan Matriks SWOT.
3.5.2.1 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-
Model). Pada Matriks IE parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan
internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Menurut Rangkuti
50
(2016:95), Matriks IE menjelaskan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya
kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
a. Gowth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2,
5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yang telah diterapkan.
c. Retrenchment Strategy (sel 3, 6,dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
51
I
GROWTH
Konsentrasi
melalui integrasi
vertikal
2
GROWTH
Konsentrasi melalui
integrasi horizontal
3
RETRENCHMENT
Turnaround
4
STABILITY
Hati-hati
5
GROWTH
Konsentrasi melalui
integrasi horizontal
STABILITY
Tak ada perubahan
profit strategy
6
RETRENCHMENT
Captive Company
atau Divestment
7
GROWTH
Diversifikasi
Konsentrik
8
GROWTH
Diversifikasi
Konglomerat
9
RETRENCHMENT
Bangkrut atau
Likuidasi
Gambar 4. Matriks IE
Sumber: Rangkuti, Freddy (2016:95)
3.5.2.2 Matriks SWOT
Menurut Assauri (2016;71), analisis SWOT merupakan ringkasan dari
keunggulan dan kelemahan perusahaan yang dikaitkan dengan peluang dan ancaman
lingkungan. SWOT merupakan akronim dari Strength dan Weakness internal dari suatu
perusahaan serta Opportunities dan Threat lingkungan yang dihadapi. Strength
merupakan sumberdaya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi
Total Rata-rata Tertimbang
3,0 2,0 1,0
Tota
l R
ata-
rata
Ter
tim
ban
g
Tinggi
Sedang
Rendah 1,0
2,0
3,0
Tinggi Rata-rata Lemah
52
suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaing
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Weakness merupakan
keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu
perusahaan relatif terhadap pesaingnya yang menjadi hambatan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan secara efektif. Opportunity merupakan situasi utama yang
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Threat merupakan situasi utama
yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Robinson dan Pearce
(2006: 200) menyatakan analisis SWOT merupakan sebuah teknik historis yang
terkenal yaitu para manajer menciptakan sebuah gambaran umum secara cepat
mengenai situasi perusahaan. Menurut David (2012:327), Matriks SWOT
menggunakan informasi yang didapat dari tahap input dan merupakan alat yang penting
untuk membantu manajer mengembangkan empat kemungkinan alternatif strategi,
yaitu:
a) Strategi S-O adalah menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal.
b) Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal.
c) Strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi perngaruh dari ancaman eksternal.
d) Strategi W-T adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
53
Tabel 10. Matriks SWOT
No. Internal
Eksternal Kekuatan
(Strengths – S) Kelemahan
(Weaknesses-W)
1. Peluang
(Opportunities – O)
2. Ancaman
(Threats- T)
Sumber: Wheleen & Hunger (2010) dalam Assauri (2016:77)
3.5.3 Tahap Evaluasi
Pada tahap ini termasuk kedalam strategi tambahan yang dihasilkan dari
analisis pencocokkan dari tahap analisis sebelumnya yang selanjutnya didiskusikan
dan ditambahkan kedalam daftar pilihan alternatif yang layak dan selanjutnya
diimplementasikan oleh perusahaan (David, 2006:308).
3.5.3.1 Matriks QSP (Quantitive Strategy Planning Matriks)
Menurut David (2011:350-351), terdapat satu teknik yang digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi yang terbaik yaitu matriks perencanaan strategi
kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)). QSPM menggunakan
input dari analisis tahap satu dan hasil tahap pencocokkan untuk menentukan secara
objektif diantara alternatif strategi. Matriks ini mengevaluasi alternatif berdasarkan
faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya
untuk memilih alternatif strategi yang terbaik. Secara konsep, QSPM menentukan daya
tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci
internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Terdapat enam langkah untuk
mengembangkan QSPM:
54
1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di CV Insan
Mutiara Perdana yang ingin diidentifikasi pada kolom kiri Matriks QSP.
Informasi yang diambil, didapatkan dari Matriks IFE dan EFE.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot
diseragamkan dengan Matriks IFE dan EFE.
3. Mengevaluasi Matriks tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan.
4. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores (AS)). Nilai daya tarik
didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari
masing-masing strategi dalam kesatuan alternatif tertentu. Secara spesifik nilai
daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi. Jangkauan untuk nilai
daya tarik adalah :
1= tidak menarik
2= agak menarik
3= cukup menarik
4= sangat menarik
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores (TAS)). Total
nilai daya tarik didefinisikan sebagai produk pengalian bobot (langkah 2)
dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi
nilai daya tarik, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.
55
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (STAS) pada masing-masing kolom.
Penjumlahan ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap
sel alternatif. Apabila hasil dari penjumlahan tersebut menghasilkan nilai yang
tinggi, maka strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan oleh perusahaan.
Tabel 11. Matriks QSP
No.
Faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
1. Faktor Internal
Kunci
Kekuatan
………
Kelemahan
………
2. Faktor Eksternal
Kunci
Peluang
………
Ancaman
………
Penjumlahan Total Daya
Tarik
Sumber: David (2011:193)
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
4.1 Sejarah CV Insan Mutiara Perdana
CV Insan Mutiara Perdana pada awalnya memulai karir dibidang katering
dengan memiliki legalitas usaha pada tahun 2004. Pak Syukron yang merupakan
pemilik dari CV Insan Mutiara Perdana tidak hanya berfokus pada usaha katering saja
melainkan juga ditunjuk oleh para petani setempat untuk menjadi ketua kelompok tani
yang ada di Depok. Beliau bertugas memberi arahan, memasarkan sekaligus menjadi
pengepul pada saat itu. Aliansi Depok Organik terdiri atas petani belimbing organik.
Pihak kelompok tani memasarkannya ke pasar tradisional yang ada di Depok.
Pada tahun 2007, sehubungan dengan banyaknya permintaan buah-buahan
organik, Pak syukron ingin meningkatkan supply secara pribadi dengan menyewa
sebuah lahan kosong didekat Perumahan Bukit Rivaria dengan luas lahan sekitar 2 Ha
menggunakan dana pribadinya. Lahan yang telah disewa, kemudian diolah untuk
memperbaiki tekstur dan kualitas tanah menjadi organik. Tanah ditanami bibit jambu
biji dan menghasilkan sebanyak 400 pohon tanaman namun, kini menjadi 8000m2
dengan 249 pohon jambu biji yang produktif. Lahan tersebut pada awalnya dirawat
oleh petani yang telah ditunjuk oleh beliau, kemudian seiring berjalan waktu
perusahaan mengambil tenaga kerja dari luar. Selama 3 tahun perusahaan mengolah
tanah dan berproses melakukan budidaya jambu biji.
57
Pada tahun 2010 CV Insan Mutiara Perdana resmi berdiri dengan memiliki
komoditas jambu biji dengan mendapat supply belimbing dari Aliansi Depok Organik.
Pada tahun yang sama Pak Syukron mendapatkan kepercayaan sebagai pemasok
(supplier) untuk produk belimbing dan jambu biji merah pada PT Midi Utama
Indonesia. Berjalannya waktu CV Insan Mutiara Perdana melebarkan sayapnya untuk
fokus ke budidaya jambu biji kristal dengan menyewa lahan sekitar 4 hektar, namun
pohon jambu biji yang produktif baru sekitar 80 pohon dengan lahan yang telah diolah
seluas 5000m2. Pemasaran jambu biji kristal juga ikut dipasarkan di PT Midi Utama
Indonesia dan kini perusahaan sudah memasarkan produknya disekitar Jabodetabek.
Perusahaan saat ini memiliki dua jenis komoditas buah yang dibudidayakan yaitu
jambu biji dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan kristal dengan komoditas
belimbing yang bermitra dengan petani dalam Aliansi Depok Organik tersebut.
4.2 Lokasi dan Letak Geografis CV Insan Mutiara Perdana
Lokasi CV Insan Mutiara Perdana terletak di Jl H. Dulwanih No. 31, Bedahan,
Sawangan, Kota Depok. Lokasi perkebunan berada di Sawangan dan Sentul, Bogor.
Secara Geografis, Kecamatan Sawangan merupakan sebuah daerah yang memiliki luas
wilayah mencapai 4.671.20 Km2 dengan luas area sekitar 2 939 93 Ha. Memiliki
ketinggian wilayah dari permukaan laut berkisar 50 m sampai dengan 60 m. Permukaan
tanah yang dimiliki relatif datar dan tidak berbukit-bukit. Secara administratif
Kecamatan Sawangan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
58
1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Banten,
Kecamatan Limo.
2. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
3. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari.
4. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Limo dan Kecamatan Pancoran
Mas.
Lokasi kebun di Sentul, secara Geografis memiliki luas area ± 3000ha.
Memiliki ketinggian 200-750 mdpl dengan kemiringan sekitar 0%-25%. Permukaan
tanah merupakan kawasan yang bergelombang dan berbukit-bukit. Suhu rata-rata
bulanan ini berdasarkan stasiun pengukur Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),
Darmaga, Bogor berkisar antara 24,55oC – 26,75oC.
4.3 Visi dan Misai CV Insan Mutiara Perdana
Visi perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan
dan memberi sebuah inspirasi dalam mencapai kinerja yang maksimal. Visi perusahaan
yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Visi yang
ingin tercapai dengan baik memerlukan beberapa misi yang harus dilakukan, berikut
misi perusahaan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat memuaskan pelanggan.
2. Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi dan
pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
59
4.4 Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana
Gambar 5. Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana
Deskripsi dari masing-masing bagian struktur organisasi pada CV Insan
Mutiara Perdana:
1. Direktur Utama
Direktur utama pada CV Insan Mutiara Perdana sekaligus sebagai perusahaan.
Direktur utama merupakan pimpinan di perusahaan. Pemilik memiliki tugas
sebagai pengatur, pembuat keputusan dan mengawasi seluruh kegiatan yang
dijalankan perusahaan seperti bagian budidaya, keuangan dan pascapanen dan ikut
melakukan pemasaran melalui media online.
2. Manajer Keuangan
Fungsi dari manajer keuangan sendiri yaitu mengatur keluar masuknya
keuangan perusahaan, seperti keperluan untuk membeli keperluan saprotan untuk
budidaya atau biaya transportasi dalam pendistribusian barang.
Direktur Utama
Manajer Keuangan Karyawan BudidayaKaryawan
Pascapanen
60
3. Karyawan Budidaya
Fungsi dari karyawan budidaya adalah orang-orang yang bertugas melakukan
proses budidaya jambu yang meliputi penyemaian bibit baru, pemupukan,
pemangkasan, pengaritan atau sanitasi lahan, pembungkusan buah dan pengairan.
4. Karyawan Pascapanen
Tugas dari seorang karyawan pascapanen yaitu melakukan proses yang
berkaitan dengan pascapanen diantaranya meliputi panen buah, mengambil
jambu dari bungkusnya, melakukan packaging yang meliputi wrapping dan
pemuatan kedalam krat atau kontainer, serta pendistribusian barang.
4.5 Sumber Daya CV Insan Mutiara Perdana
Sumber daya mempunyai peranan penting untuk menunjang proses
berjalannnya perusahaan. Sumber daya di CV Insan Mutiara Perdana terbagi menjadi
dua yaitu sumber daya fisik dan sumber daya manusia:
1. Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik merupakan salah satu aset perusahaan meliputi sarana
dan prasarana. Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan antara lain kantor,
toilet, gudang penyimpanan, musholla, penginapan karyawan serta peralatan
yang menunjang kegiatan. Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa
luasnya sebesar 1 Ha. Lahan sebanyak 8000 m2 digunakan untuk penanaman
kebun jambu biji merah dan 2000m2 dibangun untuk kantor. Lahan perusahaan
61
juga terletak di Sentul, Bogor dengan luas lahan sekitar 4 Ha untuk penanaman
jambu kristal, namun lahan yang baru ditanami jambu biji kristal hanya 5000
m2. Peralatan yang dimiliki oleh CV Insan Mutiara Perdana seperti mesin air,
toren, arit, sepatu boots, pembungkus jambu, tali pengikat, mesin sealer,
sterefoam, plastik wrapping, kontainer, pisau, ember, sorong.
2. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja di CV Insan Mutiara Perdana sebanyak 13 orang
berikut direktur utama dan juga manajer keuangan, 11 orang bekerja di Kebun
Sawangan dan dua orang berada di Kebun Sentul. Status pekerja merupakan 5
orang pekerja tetap dan 8 orang pekerja harian. Hari kerja di CV Insan Mutiara
Perdana dilaksanakan setiap hari untuk karyawan harian dan untuk karyawan
tetap memiliki jam kerja tiap hari senin hingga sabtu, kedua jenis karyawan
tersebut memiliki jam kerja dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 17.00
dengan waktu istirahat dimulai pukul 11.00 hingga 13.00.
4.6 Produk CV Insan Mutiara Perdana
Budidaya yang dilakukan CV Insan Mutiara Perdana meliputi satu komoditas
dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan jambu biji kristal. Produk CV Insan
Mutiara Perdana merupakan produk buah-buahan yang belum diolah. Harga produk
disesuaikan dengan yang ditawarkan oleh pihak perusahaan dan disepakati oleh pihak
retail dan pasar. Berikut harga jambu biji di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat
pada Tabel 12.
62
Tabel 12. Harga produk CV Insan Mutiara Perdana
No. Produk Harga
1. Jambu biji merah Rp 8 000/kg
2. Jambu biji kristal Rp 13 000/kg
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
4.7 Kegiatan Operasional CV Insan Mutiara Perdana
Kegiatan operasional usaha CV Insan Mutiara Perdana meliputi proses
budidaya jambu biji merah dan kristal. Proses budidaya jambu biji merah dan kristal
memiliki cara penanganan dan penggunaan teknologi yang hampir sama. Berikut
skema tahapan kegiatan budidaya jambu biji merah CV Insan Mutiara Perdana.
63
Gambar 6. Kegiatan operasional CV Insan Mutiara Perdana
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan untuk melakukan penanaman. Lahan diolah terlebih
dahulu selama 2 tahun dengan memasukkan sampah daun kedalam tanah. Selama
persiapan dilakukan, hal lain yang disiapkan adalah menyiapkan bibit terlebih
dahulu. Bibit jambu merah perusahaan membelinya secara langsung, sedangkan
untuk jambu kristal perusahaan menggunakan teknik grafting. Setelah tanah
Persiapan Lahan
Penanaman
Pemeliharaan
• Pemangkasan dan Perundukan
• Penyiraman
• Pemupukan
• Pemberian Pestisida
• Pembungkusan
• Sanitasi
Pembungkusan
Pemanenan
Penyortiran
Pengepakan
Distribusi
64
diperkirakan cukup gembur selanjutnya membuat jarak tanam sebesar 6x5 m untuk
jambu biji dan kristal. Bibit jambu dalam satu hektar didapatkan sekitar 249 pohon
yang produktif untuk 8000m2 dan untuk lahan di Sentul mendapatkan 80 pohon
yang produktif dengan lahan yang telah diolah sebanyak 5000m2.
2. Penanaman
Penanaman pohon jambu biji merah dilakukan setelah bibit sudah cukup umur.
Berikut langkah penanaman bibit jambu biji merah:
1. Menggali lubang seukuran polybag dengan ukuran 40cm dan diameter 30
cm. Setelah itu diberi pupuk dengan perbandingan tanah dan pupuk yaitu
35%:65%.
2. Membuka polybag dengan menarik pelan-pelan sampai bibit dapat terambil
dari polybag.
3. Memasukkan bibit tepat ditengah lubang yang tersedia lalu kembali tutup
dengan tanah.
Penanaman jambu merah dengan cara membelinya, sedangkan jambu
kristal menggunakan teknik grafting. Teknik grafting merupakan teknik
sambung pucuk. Cabang atau batang yang digunakan perusahaan berasal dari
pohon induk jambu kristal yang didapatkan dari Bogor dan telah disertifikasi
oleh BSB Provinsi Bandung. Pohon induk yang digunakan perusahaan
menggunakan pohon jambu biji varietas jambu biji merah. Cara perusahaan
dalam melakukan grafting yaitu 1) menyiapkan batang bawah (seling) dengan
65
tinggi 40 cm dan tanaman induk yang telah berumur tiga bulan, kemudian belah
batang sambungan dari atas, 2) menyiapkan pucuk pohon jambu kristal dan di
potong minimal 1 ruas sampai 3 ruas, 3) menyambungkan kedua batang dan
ikat dengan plastik 4) setelah proses grafting selesai, dilakukan pengecekan
untuk mengetahui sudah layak ditanam atau belum. Setelah diperkirakan
berhasil, perusahaan baru mulai menanam ke lubang tanam yang sudah
disiapkan. Perusahaan biasanya menunggu proses grafting sekitar 3 bulan.
3. Pemeliharaan
Selama pemeliharaan bibit jambu biji yang dilakukan oleh CV Insan Mutiara
Perdana terdiri atas pemangkasan dan perundukkan, penyiraman, pemupukan,
pembungkusan serta sanitasi.
a. Pemangkasan dan perundukkan
Biasanya pemangkasan dan perundukkan dilakukan secara bersamaan.
Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi tunas air atau cabang-cabang
pohon yang tidak memiliki potensi menjadi produktif dalam menghasilkan
buah. Pemangkasan dilakukan seminggu sekali menggunakan gunting
pangkas atau gergaji. Satu tandan dilakukan pemangkasan dengan memilih
buah yang bagus dan tidak berbolong. Adapun ciri-ciri dari tunas air yaitu
cabang pohon menghadap keatas, ujung cabang tidak memiliki bunga atau
bakal buah. Tunas air dapat tumbuh disekitar ujung batang pohon, cabang
yang sudah tua dan penuh dengan daun yang mati.
66
Pada perundukkan bertujuan untuk menjadikan produksi jambu menjadi
optimal, sebab apabila dilakukan perundukkan maka kulit batang pohon
menjadi pecah sehingga kambium terlihat dan membuat potensi tumbuhnya
tunas baru tumbuh. Tunas baru yang tumbuh diharapkan memiliki tunas
yang berpotensi menghasilkan bakal buah baru. Perundukkan tersebut
dilakukan pada cabang pohon jambu, sedangkan perundukkan yang
dilakukan pada batang jambu sendiri berbeda perlakuan, yaitu dengan
menggunakan sisa kain jahit bekas yang ditarik kebawah dengan bentuk
memanjang.
b. Penyiraman
Penyiraman CV Insan Mutiara Perdana dilakukan tiap sore pada saat musim
kemarau. Kebutuhan asupan air sangat banyak dibutuhkan oleh pohon agar
dapat berproduksi dengan optimal sedangkan, pada musim penghujan
penyiraman dilakukan seminggu sekali dan jika diperlukan.
c. Pemupukan
Pupuk yang digunakan oleh CV Insan Mutiara Perdana terbagi kedalam dua
jenis pupuk yaitu pupuk cair dan padat. Pupuk cair yang digunakan
perusahaan yaitu pupuk udang cair, yang didapatkan dari pabrik kerupuk
dan pupuk padat menggunakan pupuk kompos. Diantara kedua pupuk
tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Pupuk cair berkonsentrasi terhadap
daun dan pupuk padat berkonsentrasi pada tanah dan batang dari pohon.
67
Pemupukan pupuk cair dilakukan setiap 2 minggu sekali agar daun dan
buah tetap terjaga dari hama yang dapat merusak hasil produksi dari pohon
jambu biji. Pemupukan padat dilakukan di tanah yang telah disiapkan.
Tanah yang telah disiapkan dibentuk mengitari pohon jambu, gunanya agar
pupuk mudah diserap dan tidak terbawa air apabila ada hujan air atau
penyiraman dilakukan. Pupuk padat juga berfungsi untuk memperbaiki
struktur tanah. Pemupukan padat dilakukan pada saat musim panas saja,
karena pada saat musim hujan dapat terjadi drainase dibawah pohon jambu
yang berfungsi untuk tempat penyerapan. Air pemupukan padat biasannya
memiliki dosis sebanyak 150kg/pohon dan diberikan setiap 7 bulan sekali.
d. Pemberian pestisida
Pemberian pestisida pada perusahaan menggunakan biopestisida dengan
menggunakan olahan buah maja, daun mimba, antawali, mahoni, bawang
merah, cabe keriting, lengkoas dan kunyit dengan perbandingan yaitu 1
liter: 10 cc, selain itu pengendalian hama juga dilakukan dengan
menggunakan pengasapan. Pengasapan tersebut dihasilkan dari
pembakaran bongkol kelapa. Tujuannya untuk membuat organisasi
pengganggu tanaman (OPT) tidak hinggap didaun dan pohon.
68
e. Pembungkusan
Pembungkusan berfungsi untuk menjaga bakal buah agar tidak diserang
oleh hama dan penyakit seperti lalat buah, kutu putih dan sengatan matahari.
Pembungkusan juga berfungsi sebagai pembantu agar buah yang dihasilkan
tetap segar saat dipanen. Pembungkusan dilakukan terhadap buah jambu
yang memiliki ukuran sebesar jempol kaki dengan menggunakan plastik
yang didalamnya terdapat kertas koran.
f. Sanitasi
Tiap tanaman memiliki kendala dengan tumbuhnya gangguan seperti gulma
yang berada disekitar pohon. Hal ini dipengaruhi oleh proses pemupukan
dan adanya penyinaran matahari yang cukup sehingga menjadikan
terangsangnya pertumbuhan gulma disekitar pohon. Sanitasi berfungsi
membuat tanah menjadi sehat karena mendapatkan asupan cahaya sinar
matahari dengan cukup serta unsur hara akan terserap penuh oleh pohon
jambu dengan optimal. Sanitasi diperusahaan biasanya dilakukan apabila
sudah setinggi betis orang dewasa.
4. Pemanenan
Pemanenan dilakukan sekitar 2 tahun setelah penanaman awal dan kurang lebih
selama 3 bulan pada saat masa panen sebelumnya. Adapun ciri-ciri buah jambu
merah yang telah siap panen adalah buah yang sudah berwarna hijau mengkilap
dan belum menjadi berwarna kuning. Pemanenan dilakukan saat kondisi buah
69
masih berwarna hijau dengan tujuan apabila produk telah sampai ke konsumen
akhir tidak menjadi busuk dan mudah rusak sehingga, tidak mengakibatkan adanya
kerugian akibat adanya pengembalian barang. Pemanenan dilakukan dengan
menggunakan gunting pangkas dan memetik buah beserta dengan tangkainya
selanjutnya dikumpulkan ke sorong dan dikumpulkan ke tempat penyortiran buah.
5. Penyortiran
Penyortiran dilakukan untuk mengetahui jambu yang masih belum masak
sempurna dengan jambu yang telah masak sempurna serta memisahkan antara
jambu yang cacat dan busuk. Ciri-ciri jambu yang lolos penyortiran dan masuk
kedalam kriteria yang ingin dijual ke retail adalah jambu yang mempunyai warna
hijau cerah, permukaan halus dan tidak bolong-bolong. Sisanya jambu yang tidak
sesuai kriteria dijual ke Pasar Depok atau pengepul dan juga orang yang memesan
buah jambu. Penyortiran dilakukan sebelum melakukan packing jambu. Lamanya
pelaksanaan tergantung dari banyaknya jambu yang dipanen.
6. Pengepakan
Proses pengepakan dilakukan setelah proses penyortiran dilakukan.
Pelaksanaan pengepakan pada CV Insan Mutiara Perdana dilakukan menggunakan
sterefoam. Jambu yang telah disortir kemudian ditaruh diatas sterefoam sebanyak
4 buah, selanjutnya di wrapping menggunakan plastik wrap, dan dilabeli. Hasil
packaging tersebut dimasukkan kedalam tray. Tray sebelumnya disiapkan dengan
bagian bawah yang dilapisi tumpukkan koran dan dindingnya dilapisi oleh koran,
70
gunanya agar jambu tidak terkena lecet atau rusak saat proses pengiriman barang.
Kapasitas yang dimasukkan dalam satu tray yaitu jambu yang telah dipacking
kemudian disusun dengan 4 susunan.
7. Pendistribusian
Proses pendistribusian dilakukan menggunakan mobil box. Biasanya dalam
proses pendistribusian pengepakan disusun makismal 3 tray. Fungsinya selain lebih
efisien dari segi penempatan, agar proses distribusi cepat adalah meminimalisir
biaya transportasi yang dikeluarkan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang
terdapat didalam industri untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan
yang terjadi didalam usaha. Analisis internal berfokus untuk melihat kekuatan dan
kelemahan. Hasil ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kekuatan untuk
mengatasi kelemahan perusahaan. Faktor-faktor internal yang dimiliki meliputi aspek
manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi.
5.1.1 Manajemen
David (2017:86) mengatakan fungsi dari manajemen terdiri atas lima aktivitas
dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan karyawan, dan
pengendalian. Perencanaan perusahaan dirangkum ke dalam pernyataan visi dan misi.
Penyusunan visi dan misi serta program kerja, pembuatan target perusahaan
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya perencanaan perusahaan.
Perencanaan yang dilaksanakan oleh CV Insan Mutiara Perdana masih kurang terkait
penentuan target yaitu belum terfokus, jelas dan terukur. Penentuan target perusahaan
masih terbilang cukup luas. Menurut David (2017:30), pernyataan visi harus
mengungkapkan jenis usaha yang dijalankan perusahaan, sedangkan visi perusahaan
yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Pernyataan
72
visi masih bermakna luas dikarenakan perusahaan belum menggambarkan jenis usaha
yang dilakukan perusahaan. Pada misinya menurut David (2017:34), karakteristik
dalam pernyataan misi harus menginspirasi, mendefinisikan manfaat produk untuk
pelanggan, mencakup kesembilan komponen yaitu perhatian untuk karyawan,
perhatian atas citra publik, mengungkapkan perusahaan bertanggung jawab pada
lingkungan dan masyarakat. Pada misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan, agar dapat memuaskan pelanggan dan meningkatkan nilai perusahaan
melalui kreativitas, inovasi dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Misi
tersebut menyatakan perusahaan hanya berfokus pada kebutuhan pelanggan dan
perhatian terhadap karyawan namun, tidak mengungkapkan seputar manfaat produk
untuk pelanggan dan tidak mengungkapkan perusahaan bertanggung jawab terhadap
lingkungan. Apabila dilihat pada misi yang kedua, perusahaan belum melakukan
pengembangan kompetensi sumber daya manusia khususnya dibidang jambu biji.
Kegiatan pengorganisasian, pengorganisasian menurut David (2017:86)
meliputi semua aktivitas manajerial yang menghasilkan hubungan struktur pekerjaan
dan otoritas. CV Insan Mutiara Perdana belum terlihat mulai dari pembuatan struktur,
penyusunan deskripsi pekerjaan, dan pendelegasian terhadap tugas-tugas pekerjaan
dan berkoordinasi antar anggota tim. Beberapa karyawan memiliki tugas lebih dari satu
dan belum mempunyai tugas yang tetap.
Pemotivasian melibatkan pengarahan yang bertujuan membentuk perilaku
manusia (David, 2017:86). Proses pemberian motivasi dilakukan oleh direktur utama.
73
Direktur utama yang bertugas memberi motivasi, mengambil keputusan, dan
mengawasi seluruh kegiatan yang dijalankan perusahaan seperti bagian budidaya,
keuangan dan pascapanen. Implementasi yang dilakukan direktur utama kepada para
karyawannya adalah melakukan komunikasi kepada karyawan, menanyakan pada
karyawannya mengenai kendala, melakukan pendekatan pada keluarga karyawan,
dengan tujuan menjalin persaudaraan.
Pengendalian mengacu pada aktivitas manajerial yang mengarahkan dan
memastikan bahwa hasil dapat sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian yang
dilakukan oleh CV Insan Mutiara Perdana berupa rapat evaluasi tiap bulannya pada
karyawan tentang kendala yang dialami selama dikebun serta laporan tertulis secara
berkala mengenai pengeluaran perbulannya. Pengendalian diharapkan dapat
mengidentifikasi masalah yang kemungkinan muncul dan segera dicari solusi atas
masalah tersebut. CV Insan Mutiara Perdana memiliki karyawan yang terdiri atas
direktur utama, manajer keuangan, karyawan budidaya dan pascapanen. Karyawan
kebun dan budidaya memiliki tingkat pendidikan rendah dan belum memiliki keahlian
dibidang pertanian khususnya jambu biji. Direktur utama dan manajer keuangan lebih
kepada urusan manajemen dan pemasaran perusahan. Berikut karyawan yang berada
di CV Insan Mutiara Perdana menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 13.
74
Tabel 13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan
CV Insan Mutiara Perdana
No. Keterangan Jumlah Tingkat Pendidikan
1 Direktur Utama 1 SMA
2 Manajer Keuangan 1 S1
3 Karyawan Budidaya 9 SD, SMP
4 Karyawan Pascapanen 2 SD
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
5.1.2 Aspek Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan dengan mendefinisikan, mengantisipasi,
membuat dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk dan jasa (David,
2017:90). Pemasaran yang dilakukan CV Insan Mutiara Perdana untuk brand Depok
Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk
segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju
perusahaan adalah konsumen retail. Positioning produk berfokus pada konsumen yang
menyukai produk organik maupun non organik.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dari retail disusul
oleh pemesanan dari konsumen karyawan dan ibu rumah tangga dimana sisa barang
yang mengalami kecacatan yang banyak dialihkan atau baru dipasarkan ke Pasar
Depok. Berikut permintaan dan produksi untuk komoditas buah jambu biji merah dan
kristal, dapat dilihat pada Tabel 14.
75
Tabel 14. Permintaan, Produksi dan Realisasi
CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019
No.
Bulan
Jambu Biji Merah (kg) Jambu Biji Kristal (kg)
Permintaan Produksi Realisasi Permintaan Produksi Realisasi
1. Maret 3632 2564 2726 56 10 0
2. April 10223 4582 7210 316 160 153
3. Mei 4643 2953 4116 170 55 46
4. Juni 1582 652 584 26 25 0
5. Juli 2919 3725 5736 147 16 16
6. Agustus 5105 4167 5974 83 17 0
7. September 3632 2532 2726 56 23 0
8. Oktober 2042 2032 1848 32 15 0
9. November 3076 3442 3442 0 12 0
10. Desember 1903 1105 1023 0 5 0
Total 38757 27754 35385 886 251 338
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
Tabel 14 menunjukkan bahwa permintaan lebih banyak dibandingkan dengan
produksi, produksi jambu biji merah dapat terpenuhi pada Juli dan November.
Realisasi jambu biji merah dapat dipenuhi pada Maret, Juli, dan November. Perusahaan
dalam memenuhi permintaannya bekerjasama dengan mitra. Pada komoditas jambu
biji merah permintaan belum pernah terpenuhi dan hasil panen yang tidak sesuai
dengan keinginan pasar dan untuk jambu kristal tidak adanya permintaan pada saat itu
dan buah belum dapat dipanen. Perusahaan dalam memenuhi produksi jambu biji
merah melakukannya dengan bermitra, sedangkan untuk jambu biji kristal tidak. Mitra
CV Insan Mutiara Perdana memiliki kontribusi dalam pemenuhan permintaan selama
6 bulan terhitung mulai dari Maret sampai Mei dan Juli sampai September. Produksi
jambu biji merah mitra memenuhi permintaan perusahaan sekitar 20%, hal tersebut
dapat dihitung dari pembagian total produksi mitra dengan total permintaan
perusahaan.
76
Produk perusahaan selain dipasarkan melalui retail juga memasarkan di media
sosial seperti website, instagram dan twitter. Produk yang dipasarkan di website adalah
produk atau buah-buahan yang sudah masak, selain itu perusahaan juga biasanya
menjual ke pasar melalui tengkulak dan konsumen rumah tangga serta karyawan
perkantoran. Pemasaran lewat website dan media sosial dilakukan oleh Pak Syukron
dan Bu Dyta selaku karyawan yang memiliki pengetahuan mengenai pemasaran
digital. Berikut daftar harga produk CV Insan Mutiara Perdana. Tabel 15.
Tabel 15 Harga Produk Jambu Biji
No. Produk Jambu Biji Harga/kg
1. Merah Rp 8 000,-
2. Kristal Rp 13 000,-
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
Tabel 15 menunjukkan harga dari jambu biji merah Rp 8 000,-/kg lebih rendah
dibandingkan harga jambu biji kristal dengan harga Rp 13 000,-/kg. Perusahaan dalam
menjalankan aktivitas pemasarannya menggunakan sebuah truk tertutup.
Pendistribusian perusahaan masih menggunakan 1 unit mobil. Pada proses pengiriman,
perusahaan biasanya dapat mengirim produk ke satu sampai dua tempat, tergantung
lokasi permintaan yang dituju pada hari itu. Pola distribusi yang ada di CV Insan
Mutiara Perdana terdapat dua pola yaitu:
77
a) Perusahaan → Pengecer → Konsumen
Pola saluran ini untuk biaya transportasi biasanya ditanggung oleh perusahaan
ke pengecer, pengecer merupakan konsumen retail. Buah yang didistribusikan
merupakan buah yang memiliki tekstur yang mulus, bersih, dan tidak cacat.
Transaksi ini dibayar secara tukar faktur yang membutuhkan waktu 1 sampai 2
minggu. Pelaksanaan distribusi dilakukan apabila persediaan jambu
diperusahaan tersedia.
b) Perusahaan → Konsumen
Pola saluran ini, CV Insan Mutiara Perdana menjual produk langsung kepada
konsumen. Konsumen yang dituju merupakan konsumen akhir seperti ibu
rumah tangga atau karyawan perkantoran maupun pengepul.
5.1.3 Aspek Keuangan
Berdasarkan pada James Van Horne dalam David (2017;95) fungsi akuntansi
atau keuangan terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan keputusan dividen. Penganggaran perusahaan masih menggunakan
dana pribadi untuk memproduksi buah-buahannya. Lahan perusahaan pada awalnya
diberi kepercayaan untuk mengolah lahan milik orang lain dan hanya membayar pajak
lahan yang dipercayakan. Perusahaan membayar pajak tahunnya sebesar Rp
21.000.000,-/tahun dengan memberikan keuntungan sebanyak 10% kepada pemilik
lahan.
78
Proses pemasukan keuangan untuk perusahaan masih mengandalkan penjualan
komoditasnya. Pembayaran dari retail menggunakan transaksi tukar faktur yang cair
selama 1 sampai 2 minggu, sehingga dapat menghambat proses berjalannya
perusahaan. Kondisi seperti ini dapat menjadi kelemahan bagi perusahaan dalam
pengembangan usahanya. Konsumen ibu rumah tangga dan juga karyawan
membelinya secara tunai. Pos pengeluaran CV Insan Mutiara Perdana antara lain yaitu
gaji karyawan tetap dan tidak tetap, biaya penyusutan transportasi dan BBM (Bahan
Bakar Minyak) untuk distribusi, pembelian barang habis pakai dan biaya rekening
listrik. Pemasukan dan pengeluaran perusahaan tercatat dalam buku yang ditangani
oleh manajer keuangan. Pencatatan buku biasanya terdiri atas masuk keluarnya uang
serta rekap permintaan dan produksi. Pembukuan keuangan terdiri atas debit, kredit
hingga jurnal keuangan yang dicatat dalam tulisan serta digital.
5.1.4 Aspek Produksi/ Operasional
Produksi berhubungan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Menghasilkan produksi yang baik maka diperlukannya pedoman budidaya buah-
buahan yang baik (Good Agriculture Practices) yang diatur kedalam peraturan
pemerintah pertanian No.61/ Permentan/ OT.160/11/2006. Proses budidaya
perusahaan belum sesuai dengan GAP yang ada. Proses budidaya yang baik
mempengaruhi tingkat produksi, dapat dilihat pada Tabel 16.
79
Tabel 16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019
No. Bulan Jambu Biji Merah (kg) Jambu Kristal (kg)
1. Maret 2564 10
2. April 4582 160
3. Mei 2953 55
4. Juni 652 25
5. Juli 3725 16
6. Agustus 4167 17
7. September 2532 23
8. Oktober 2032 15
9. November 3442 12
10. Desember 1105 5
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
Tabel 16 menunjukkan adanya produksi yang fluktuatif, terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi produksi jambu biji di CV Insan Mutiara Perdana diantaranya
terlambatnya gulma untuk dibersihkan, kurangnya ketelitian para karyawan dalam
memangkas, terlambat atau tidak melakukan pembungkusan buah, pemangkasan daun
yang terlalu banyak, melakukan pemangkasan pada siang hari dan terkadang tidak
melakukan penjarangan buah. Selain dari beberapa faktor tersebut, faktor jumlah
pohon yang ditinjau dari jarak tanam dengan luas lahan yang mempengaruhi volume
produksi.
Perusahaan menggunakan jarak tanam sekitar 5m x 6m dengan hasil 249 pohon
buah jambu biji merah/8000m2 dan pohon jambu biji kristal produktif hanya 80 pohon
atau dengan lahan seluas 5000m2, sedangkan menurut Parimin, (2007:38) untuk jarak
tanam 5m x 6m dalam satu Ha menghasilkan tanaman sebanyak 333 tanaman.
Perhitungan didapat dari
80
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 333 tanaman/ha.
Hal tersebut tidak sesuai dengan jumlah pohon yang ada di perusahaan. Apabila
dihitung untuk pohon jambu biji merah, hasilnya adalah
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
= 8000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 267 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya
mempunyai 249 pohon jambu biji merah yang produktif, kemudian untuk jambu biji
kristal dengan lahan seluas 5000 m2, hasil yang diperoleh sebanyak
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
= 5000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 166 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya
mempunyai 80 pohon yang produktif.
Adapun hal-hal diatas dapat mempengaruhi potensi produksi sehingga potensi
produksi perusahaan tidak dapat dicapai dengan optimal. Berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian No 517Kpts/PD.210/10/2003 tentang pelepasan jambu biji merah
sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji merah yaitu 200-300 kg/pohon/tahun.
Menurut Keputusan Menteri Pertanian No 517Kpts/ SR.120/9/2007 tentang pelepasan
jambu biji kristal sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji kristal yaitu 20-
50kg/pohon/tahun. Perusahaan menjelaskan bahwa dalam setahun produksi jambu biji
merah ±30-35 ton pertahunnya dan varietas kristal ±0,5 ton/tahunnya.
81
Perhitungan potensi didapatkan dari perkalian jumlah pohon jambu biji dan
berat buah menurut SK Menteri terhadap pelepasan bibit sebagai varietas unggul.
Apabila dikalkulasikan maka didapatkan hasil, sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel
17.
Tabel 17 Potensi Tanaman Jambu Biji Merah dan Kristal
No. Varietas
Jambu Biji
Potensi
(ton/ tahun)
Riil perusahaan
(ton/ tahun)
Presentase
(%)
1. Merah 53,4-80,1 30-35 50-37
2. Kristal 3,3-8,3 0,5 15-6
Sumber: Diolah, 2020
Tabel 17 menujukkan perhitungan potensi jambu biji merah diperoleh dengan
mengkalikan berat buah yang telah memenuhi keputusan Kementan dengan hasil
perhitungan ideal banyaknya pohon yang produktif. Apabila ditinjau potensinya dan
dipresentasikan, komoditas jambu biji merah baru mampu memenuhi 50-37%
produksinya, sedangkan untuk komoditas jambu kristal memenuhi 15-6% dari total
potensi yang seharusnya dicapai perusahaan.
Produksi jambu biji di perusahaan CV Insan Mutiara Perdana menggunakan
proses secara organik. Pada proses budidayanya perusahaan telah memiliki sertifikat
organik yang diberikan oleh INOFICE untuk jambu biji merah pada tahun 2011.
Varietas jambu biji kristal juga melakukannya dengan budidaya organik, namun masih
dalam proses. Menurut Permentan No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 pada lampiran IV
tentang persyaratan teknis, adapun proses budidaya perusahaan telah mencakup
minimal persyaratan diantaranya yaitu:
82
1. Lahan yang diolah, perusahaan telah mengolah lahannya selama 2 tahun untuk
lahan jambu biji merah dan kristal.
2. Manajemen kesuburan tanah yang cukup baik, dalam mengatur kesuburan
tanah perusahaan sesuai dengan SNI 6729 (2016:9) yaitu memanfaatkan bahan-
bahan seperti dedaunan yang ditimbun kedalam tanah dan pupuk kompos.
3. Benih dan stok bibit, bibit yang digunakan oleh perusahaan merupakan bibit
yang dibeli dan sudah tersertifikasi. Bibit yang digunakan oleh perusahaan
memenuhi persyaratan bibit menurut SNI 6729 (2016:10) pada poin
persyaratan sistem pertanian organik yaitu poin a yang menjelaskan perusahaan
diharuskan menggunakan benih yang organik. Perusahaan menggunakan bibit
dari pertanian organik dan telah disertfiikasi oleh BSB Provinsi Bandung.
4. Pengendalian hama, menurut SNI 6729 (2016:11) pengendalian OPT
(organisasi pengganggu tanaman) harus memperhatikan dampak lingkungan
biotik dan abiotik. Ini sesuai dengan perusahaan yaitu menggunakan
biopestisida alami yang terdiri atas beberapa komposisi diantaranya yaitu
memakai buah maja, daun mimba, mahoni, bawang merah yang telah diberi
perlakuan, selain itu perusahaan juga melakukan sanitasi kebun.
5. Logo dan pengemasan yang digunakan, menurut SNI 6729 (2016:11) pelabelan
harus menggunakan logo organik. Logo tertera di produk CV Insan Mutiara
Perdana dengan label Depok Organik. Pembungkus yang digunakan
perusahaan adalah sterefoam, sterefoam memiliki sifat karsinogenik yaitu sifat
83
yang dapat mengkontaminasi makanan, namun hal ini tidak mengkontaminasi
buah. Hal ini masih diperbolehkan sebab menurut SNI 6729 (2016:23) bahan
kemasan sebaiknya dipilih dari bahan-bahan daur ulang.
Pelaksanaan proses pembudidayaan hingga pascapanen perusahaan
menggunakan alat yang sudah modern dengan akses membelinya mudah didapat.
Perusahaan biasanya membeli alat dan bahan yang diperlukan tidak jauh dari kebun
budidayanya. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan internal diatas maka
didapatkan sebelas faktor internal, diantaranya adalah:
1. Visi dan Misi perusahaan.
2. Pengorganisasian perusahaan.
3. Tenaga kerja yang belum terampil dan berpengalaman.
4. Permintaan pasar belum tercukupi.
5. Pemasaran yang sudah modern.
6. Produk dilakukan dengan sistem pertanian organik sesuai dengan Permentan
No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 dan SNI 6729 Tahun 2016.
7. Lahan masih sewa.
8. Masih menggunakan dana pribadi.
9. Pencatatan keuangan dan produk sudah administratif
10. Alat Saprotan yang sudah modern.
11. Akses terhadap alat produksi mudah didapat.
84
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal berfokus untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi trend dan kejadian diluar kendali suatu perusahaan. Menganalisis
lingkungan eksternal dapat melihat ancaman dan peluang yang dihadapi oleh
organisasi, sehingga manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil
keuntungan dari kesempatan dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman
(David 2017;45). Analisis ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi CV Insan Mutiara Perdana. Diantaranya faktor-faktor tersebut dibagi
menjadi lima kategori luas: 1) kekuatan ekonomi; 2) kekuatan budaya, sosial,
demografi, dan lingkungan; 3) kekuatan politik, pemerintah dan hukum; 4) kekuatan
teknologi; dan 5) kekuatan industri.
5.2.1 Ekonomi
Faktor ekonomi berdampak langsung pada daya tarik suatu strategi. Apabila
ekonomi dalam suatu daerah relatif stabil maka mendukung kelancaran dan kinerja
usaha tersebut begitu pula sebaliknya. Faktor yang berpengaruh dengan kondisi
ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi. CV Insan Mutiara Perdana memasarkan
produknya di PT Midi Utama Indonesia, Pasar Depok dan konsumen rumah tangga
serta karyawan perkantoran, pemasaran perusahaan tersebut mencakup wilayah
Jabodetabek. Wilayah tersebut secara umum masih masuk kedalam Provinsi Jawa
Barat sehingga kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu hal yang
85
berpengaruh untuk perusahaan. Kondisi pertumbuhan sektor ekonomi di Provinsi Jawa
Barat mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 memiliki grafik yang fluktuatif
namun, presentase pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih cukup stabil yaitu berada
di posisi 5%. Tahun 2016 memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi,
dapat dilihat pada Gambar 7.
Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019
Gambar 7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun dapat diukur
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB
ADHK). PDRB ADHK didasarkan pada nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar, yaitu
tahun 2010. Provinsi Jawa Barat berdasarkan ukuran PDRB pada tahun 2018
mengalami peningkatan dibandingkan PDRB empat tahun sebelumnya. PDRB ADHK
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, dapat dilihat pada Gambar 8
5.09 5.05
5.66
5.35
5.64
4.64.8
55.25.45.65.8
2014 2015 2016 2017 2018
Per
sen (
%)
Tahun
86
Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019
Gambar 8. PDRB ADHK Provinsi Jawa Barat
Pertumbuhan ekonomi yang cukup meningkat dan PDRB yang selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menandakan adanya peningkatan
pendapatan, konsumsi, serta daya beli masyarakat di Jawa Barat. Kondisi tersebut
dapat menjadi sebuah peluang bagi CV Insan Mutiara Perdana dalam mengembangkan
perusahaannya.
5.2.2 Politik, Hukum dan Pemerintah
Keadaan politik, hukum dan pemerintah berdampak pada suatu usaha yang
dijalankan. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mempertimbangkan secara
hati-hati terhadap setiap keputusan yang diambil. Salah satu kebijakan pemerintah
yang berpengaruh adalah adanya peraturan pemerintah mengenai pertanian organik.
Sehubungan perusahaan melakukan budidaya dengan sistem organik, maka
didalamnya harus sesuai dengan regulasi pertanian organik.
1149.22 1207.23 1275.62 1343.86 1419.69
0
500
1000
1500
2014 2015 2016 2017 2018
PD
RB
AD
HK
(Tri
liyun)
Tahun
87
Melalui peraturan menteri pertanian no. 64/ Permentan/ OT.140/5/2013 tentang
sistem pertanian organik. Upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun regulasi,
standar serta pedoman dengan tujuan untuk mendorong perkembangan usaha pertanian
organik yang baik dan benar serta meningkatkan kesejahteraan para pelaku. Ditinjau
dari peraturan budidayanya, kebijakan pemerintah di Kota Depok yang berpengaruh
secara langsung dengan perusahaan adalah kerjasama CV Insan Mutiara Perdana
dengan PT Midi Utama Indonesia yang dijembatani oleh Dinas Koperasi dan Usaha
Mikro (DKUM) Kota Depok, hal tersebut menjadikan sebuah peluang utama agar
perusahaan menjadi eksis di kalangan masyarakat dan dapat merambah ke pasar retail
lainnya.
Pengaruh kebijakan pemerintah selanjutnya adalah adanya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicetuskan oleh Menteri Kesehatan dan
dicanangkan pada tahun 2016. Gerakan tersebut mengajak masyarakat untuk
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan tersebut membuat
masyarakat mendapatkan edukasi dan menambah kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
5.2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Semakin majunya teknologi membuat informasi menjadi cepat berkembang.
Salah satunya efek dari pertukaran informasi yang cepat membuat masyarakat menjadi
sadar pentingnya kesehatan sehingga, dapat mengubah pandangan dan membuat
sebagian konsumen mengubah perilaku konsumsinya dengan memperhatikan pangan
88
dari segi manfaat, kandungan atau zat lain yang masuk ke tubuh mereka. Salah satu
pangan yang memiliki kandungan gizi dan zat-zat yang paling aman dikonsumsi adalah
makanan organik. Menurut hasil survey Aliansi Organik Indonesia (2016:25), latar
belakang para konsumen untuk mengonsumsi pangan organik sebagian besar
berorientasi pada kesehatan, sedangkan sisanya karena menjaga lingkungan dan
mengikuti zaman. Kondisi ini diduga menjadi peluang bagi perkembangan CV Insan
Mutiara Perdana, karena produk atau buah-buahan yang diproduksi bersertifikat
organik. Terlepas dari sifat budidayanya, buah-buahan juga memiliki manfaat bagi
kesehatan tubuh.
Faktor budaya masyarakat Indonesia dapat berpotensi terhadap penciptaan
pasar di industri tertentu. Jambu biji salah satu buah yang dikenal dengan buah yang
dapat menyembuhkan penyakit terutama demam berdarah. Menurut Rinta (2019: 10),
konsumsi jambu biji secara berturut-turut dapat menyembuhkan penyakit demam
berdarah karena mengandung beberapa senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Efek positif yang diberikan menunjukkan salah
satu pengaruh yang positif bagi perusahaan. Selain adanya sosial dan budaya
masyarakat, adanya faktor demografi mempengaruhi berjalannya perusahaan dalam
melakukan penciptaan pasar sebab, perusahaan memasarkan produknya di area Jawa
Barat, sehingga faktor demografinya dilihat dari seberapa besar pertumbuhan
penduduk Jawa Barat, dapat dilihat pada Gambar 9.
89
Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019
Gambar 9. Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Jawa Barat
Tingkat pertumbuhan penduduk di Jawa Barat memiliki grafik yang selalu
meningkat. Tercatat pada tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan
pertumbuhan penduduk sekitar 200 ribu jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk maka
dapat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan produk yang berujung
menciptakan peluang pasar yang potensial. Peningkatan penduduk di Jawa Barat yang
meningkat maka mempengaruhi peningkatan atas permintaan buah di Jawa Barat.
Selain dari faktor demografi, faktor lingkungan juga menjadi salah satu hal
yang dapat mempengaruhi perusahaan terutama pada produksi. Buah jambu biji
merupakan tanaman buah sepanjang tahun. Menurut Rahardi, dkk (2007:28), masa
berbuah tanaman jambu biji lebat pada Februari-Maret dan volume masa berbuah
sedikit pada April-Januari, sedangkan menurut Parimin (2007:93) musim panen raya
buah jambu biji antara Desember – Februari dan Juni – Agustus, hal tersebut juga
sejalan dengan pernyataan pemilik, musim panen untuk jambu biji biasanya banyak
46.02
46.70
47.37
48.03
48.68
44.50
45.00
45.50
46.00
46.50
47.00
47.50
48.00
48.50
49.00
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
Ora
ng
Tahun
90
pada musim hujan yaitu pada bulan September-Maret. Musim hujan juga turut ikut
menyebabkan banyaknya hama yang datang seperti lalat buah dan belalang karena
kelembabannya yang tinggi.
Ditinjau dari iklim menurut Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung
suhu optimal untuk tanaman jambu biji kristal sekitar 23oC-28oC, sedangkan menurut
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kebun Sentul memiliki suhu
sekitar 23oC - 31oC, sehingga dapat disimpulkan suhu yang dibutuhkan lebih rendah,
apabila suhu lebih tinggi, maka pohon jambu biji kristal menjadi sangat rapuh dan
kering. Menurut Parimin (2007:58) untuk varietas merah, suhu optimal berkisar antara
15oC-30oC, sedangkan untuk kebun di Depok memiliki suhu sekitar 25oC-32oC.
Apabila suhu yang ada di Depok lebih tinggi maka diperlukannya penyiraman secara
rutin untuk menyiasati agar kelembaban tanah tidak menurun, dan tidak membuat
tanaman menjadi dehidrasi. Faktor seperti iklim menjadi salah satu ancaman untuk
perusahaan karena dapat menjadikan buah yang seharusnya dipanen bisa terserang
hama dan mempengaruhi volume produksi pohon jambu.
5.2.4 Teknologi
Perkembangan teknologi semakin pesat di dunia usaha maupun dibidang
lainnya. Sebuah teknologi yang canggih dapat menciptakan pasar dan keunggulan
bersaing yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Menurut David (2017:56),
perusahaan sebaiknya mengejar strategi yang memanfaatkan keuntungan teknologi
untuk memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan dipasaran.
91
Teknologi yang digunakan pada proses budidaya di perusahaan yaitu
menggunakan mesin air dan selang yang mengalir disekitar tanaman. Perusahaan juga
menggunakan alat pemotong rumput apabila rumput disekitar tanaman sudah semakin
panjang. Perusahaan juga menggunakan spryer untuk menyemprot pupuk. Pada proses
penanganan pascapanen perusahaan telah menggunakan teknologi yang cukup modern
seperti adanya mesin siller, mesin wrapping, dan timbangan buah serta menggunakan
mobil box tertutup untuk proses distribusi. Perusahaan telah memberi label pada
produk kemasannya yaitu “Depok Organik” sebagai branding-nya.
5.2.5 Lingkungan Industri
Lingkungan industri memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha.
Analisis lingkungan industri menggunakan model lima kekuatan porter. Model
kekuatan porter dalam analisis lingkungan adalah pendekatan kompetitif yang secara
luas digunakan untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri (David,
2017:59). Analisis lingkungan industri pada CV Insan Mutiara Perdana adalah:
1) Persaingan antar industri sejenis
Pemasaran yang dilakukan di CV Insan Mutiara Perdana untuk brand Depok
Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk
segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju
perusahaan adalah konsumen retail dan konsumen rumah tangga. Positioning produk
berfokus pada konsumen yang menyukai produk organik maupun non organik.
92
Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki usaha dibidang jambu biji merah dan
jambu biji kristal, perusahaan yang menjadi pesaing di retail dan berada di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki skala lebih besar, luas area dan juga kapasitas pasar yang
dituju dan juga modal, berikut perbandingan perusahaan dengan pesaing, dapat dilihat
pada Tabel 18.
93
Tabel 18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan
CV Insan Mutiara Perdana No. Nama Skala Luas
Lahan
SDM Pemasaran
1 CV Insan
Mutiara Perdana
CV 1,3
Ha
Terdiri atas
Direktur, Manajer
Keuangan dan
karyawan kebun
Retail: Alfamidi
Pasar Depok, Ibu
Rumah Tangga dan
Karyawan
perkantoran di
wilayah
Jabodetabek.
2 PT Sewu Segar
Nusantara
PT - SDM sudah
terstruktur mulai
adanya Direktur
utama, Manajer
keuangan, Manajer
pemasaran,
Manajer produksi.
Staff produksi,
keuangan dan
budidaya lainnya.
Retail: Alfamidi,
Transmart, Giant,
Ranch Market dan
lainnya
3 PT Sawangan
Bumi Makmur
PT 10 Ha Terdiri atas
direktur, manajer
produksi, manajer
pemasaran,
manajer keuangan
dan karyawan
kebun.
Retail: Superindo
Ranch Market,
Kem-Chicks
Pengecer di Bogor,
Jakarta, dan Depok
4 AT 3 Farm CV 2,2 Ha Terdiri atas
direktur, manajer
keuangan, manajer
produksi, dan
karyawan kebun.
Retail: Kem
Chicks Restauran
dan ibu rumah
tangga disekitar
Bogor
Sumber: Diolah, 2020
Tabel 18, menggambarkan perbandingan pada perusahaan dengan perusahaan
sejenis lainnya apabila dilihat dari sisi lahan PT Sewu Segar Nusantara (SSN)
merupakan perusahaan distribusi buah, perusahaan dapat dikatakan pesaing karena
memiliki komoditas dan menjual ke pasar serupa. PT Sawangan Bumi Makmur
94
merupakan perusahaan yang memilki skala PT dan memilki SDM yang jauh lebih
unggul dibandingkan CV Insan Mutiara Perdana. Perusahaan tersebut melakukan
pemasaran ke retail dan di wilayah Jabodetabek. Perusahaan AT3 Farm memiliki skala
yang sama dengan CV Insan Mutiara Perdana, namun perusahaan AT3 Farm memiliki
lahan yang lebih luas dibandingkan CV Insan Mutiara Perdana dilanjutkan dengan
SDM yang lebih unggul. Pemasarannya dilakukan di retail dan juga di wilayah sekitar
Bogor, hal ini menjadikan ancaman untuk perusahaan yang memasarkan produknya di
wilayah serupa.
2) Pemain Baru
Perusahaan baru dapat dengan mudah masuk dalam industri tertentu. Besarnya
ancaman masuk tergantung pada rintangan yang ada serta reaksi dari para pesaing yang
sudah ada berdasarkan perkiraan pendatang baru. Rintangan yang dapat dilihat dari
adanya pesaing baru yaitu dapat dilihat dari skalanya. Perusahaan yang sudah lama
berkecimpung dalam membudidayakan buah-buahan telah memiliki keunggulan
diantaranya skala. Budidaya jambu biji diperlukan lahan yang cukup luas untuk
menanam. Pengalaman juga diperlukan untuk lebih mengerti dan memahami budidaya
jambu biji agar budidaya berjalan dan tanaman menjadi produktif.
Akses sumber bahan baku dan akses saluran distribusi juga harus
diperhitungkan, perusahaan lama biasanya memiliki akses sumber bahan baku yang
sudah memadai, sedangkan untuk pendatang baru diharuskannya mencari bahan baku
yang sesuai. Faktor waktu yang cukup lama untuk menjalankan pertanian secara
95
organik juga perlu diperhitungkan, mengolah lahan secara organik menggunakan biaya
yang cukup besar karena menggunakan waktu dan energi berupa modal dan tenaga
kerja. Lahan dapat dikatakan organik, dikarenakan adanya pengolahan lahan atau
konversi lahan kurang lebih selama dua tahun (Sistem Pertanian Organik, 2016:5).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diberi kesimpulan bahwa rintangan bagi
pendatang baru cukup sulit, karena diperlukannya dana yang cukup besar, akses
distribusi dan bahan baku, pengalaman yang cukup banyak, serta waktu yang cukup
lama.
3) Produk Pengganti
Saat ini banyak produk yang dihasilkan melalui olahan buah-buahan seperti jus
buah, sari buah, adanya perasa kimia yang mirip dengan buah dan masih banyak
lainnya. Produk-produk tersebut tergolong kedalam produk subtitusi buah-buahan
seperti minuman perisa buah atau minuman serbuk dan pure. Produk pengganti tidak
hanya ditinjau dari rasanya, melainkan juga dari kandungannya, produk buah-buahan
seperti jambu biji dapat diganti dengan buah-buahan lainnya dan sayur-sayuran yang
memiliki vitamin yang serupa seperti jambu biji dan jambu kristal yang memiliki
vitamin C dapat digantikan dengan diantaranya mengkonsumsi jeruk, pepaya, cabai,
kol, dan bayam. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal diatas maka
didapatkan sepuluh faktor eksternal, diantaranya adalah:
96
1. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa Barat.
2. Adanya dukungan dari program pemerintah.
3. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat.
4. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat.
5. Adanya pengaruh iklim.
6. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan pascapanen.
7. Adanya persaingan industri sejenis.
8. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam industri buah-buahan jambu biji.
9. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk subtitusi.
10. Konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan.
5.3 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)
Matriks IFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan
internal perusahaan (kelemahan dan kekuatan). Faktor-faktor yang telah diidentifikasi
selanjutnya diberikan pembobotan dan rating untuk masing-masing faktor sehingga
dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks IFE. Nilai skor yang diperoleh
dapat menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama, kekuatan kecil, kelemahan
utama dan kelemahan kecil di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat pada Tabel 19.
97
Tabel 19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana
No. Faktor Internal
Strategis
Bobot Rata-
rata
Peringkat
(Rating) Rata-
rata SKOR
Rin 1 Rin2 Rin1 Rin2
Kekuatan
1 Pemasaran yang
modern 0.086 0.081 0.084 4 3 3.5 0.294
2
Produk telah sesuai
dengan SNI 6729
tahun 2016 dan
Permentan no. 64 tahun
2013
0.068 0.118 0.093 4 4 4 0.372
3
Pencatatan keuangan
dan produk sudah
administrative
0.086 0.086 0.086 3 4 3.5 0,301
4 Alat Saprotan yang
sudah modern 0.081 0.086 0.084 4 4 4 0.336
5
Akses terhadap bahan
penunjang produksi
mudah didapat
0.081 0.073 0.077 4 4 4 0.309
Subtotal 1.614
Kelemahan
6 Visi dan Misi
perusahaan 0.109 0.086 0.097 2 1 1.5 0.147
7 Pengorganisasian
perusahaan 0.113 0.1 0.106 2 2 2 0.214
8
Tenaga kerja yang
belum terampil dan
berpengalaman
0.113 0.118 0.115 1 1 1 0.116
9 Permintaan pasar
belum tercukupi 0.095 0.1 0.097 1 1 1 0.098
10 Lahan masih sewa 0.095 0.081 0.088 1 2 1.5 0.133
11 Masih menggunakan
dana pribadi 0.068 0.068 0.068 1 2 1.5 0.102
Subtotal 0.809
Total 2.424
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Responden Internal 2 (Bu Dyta)
98
Berdasarkan Tabel 19, hasil yang diperoleh terdapat lima faktor kekuatan dan
enam faktor kelemahan. Kekuatan internal perusahaan mulai dari skor terbesar sampai
terkecil. Kekuatan bagi CV Insan Mutiara Perdana adalah Produk telah sesuai dengan
SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 dengan bobot sekitar 0.372.
Pada faktor strategi internal tersebut memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang
paling tinggi, ini membuktikan bahwa responden menganggap faktor tersebut
merupakan kekuatan yang paling penting dibandingkan faktor kekuatan yang lain,
sedangkan kelemahan utama bagi perusahaan yaitu permintaan pasar yang belum
tercukupi dengan total skor perkalian antara pembobotan dengan rating yaitu 0.098.
Skor total faktor internal CV Insan Mutiara Perdana adalah 2,424. Menurut David
(2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan skor total rata-rata
terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor ini menunjukkan
bahwa posisi internal CV Insan Mutiara Perdana hampir diposisi tertimbang atau stabil.
5.4 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)
Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan
dengan eksternal perusahaan (peluang dan ancaman). Faktor-faktor yang telah
diidentifikasi selanjutnya diberikan pembobotan dan rating untuk masing-masing
faktor sehingga dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks EFE. Nilai skor
yang diperoleh dapat menunjukkan faktor mana saja yang menjadi peluang utama,
peluang kecil, ancaman utama dan ancaman kecil di CV Insan Mutiara Perdana.
99
Tabel 20. Matriks Eksternal Factors Evaluation (EFE)
CV Insan Mutiara Perdana
No. Faktor Eksternal
Strategis
Bobot Rata-
rata
Peringkat
(Rating) Rata-
rata
SKOR
Rin1 Rin2 Rin1 Rin2
Peluang
1 Pertumbuhan Ekonomi dan
PDRB Provinsi Jawa Barat 0.094 0.111 0.102 2 2 2 0.205
2 Adanya dukungan dari
program pemerintah 0.111 0.105 0.108 2 4 3 0.325
3 Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat. 0.066 0.094 0.080 3 3 3 0.241
4 Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat. 0.061 0.055 0.058 3 2 2.5 0.145
5
Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan
pascapanen.
0.133 0.116 0.125 2 4 3 0.375
6
Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
industri buah-buahan
jambu biji
0.116 0.067 0.0917 2 2 2 0.183
Ancaman Subtotal 1.476
7 Adanya persaingan industri
sejenis 0.078 0.1 0.089 4 4 4 0.356
8 Adanya pengaruh iklim 0.1 0.1 0.1 3 4 3.5 0.35
9
Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan produk
subtitusi
0.094 0.127 0.111 3 2 2.5 0.278
10
Konsumen memiliki
kekuatan untuk
menentukan pilihan
0.144 0.122 0.133 3 3 3 0.4
Subtotal 1.383
Total 2.859
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Respondem Internal 2 (Bu Dyta)
100
Berdasarkan Tabel 20, hasil yang diperoleh terdapat enam faktor peluang dan
empat faktor ancaman. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang direspon paling
baik oleh faktor adanya perkembangan teknologi dengan skor 0.375. Pada faktor
strategi eksternal memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang paling tinggi, ini
membuktikan bahwa responden menganggap faktor peluang tersebut paling penting
dibandingkan faktor peluang yang lain. Pada faktor strategis yang menjadi ancaman
dan paling mempengaruhi adalah konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan
pilihan dengan skor 0,4. Skor total faktor eksternal CV Insan Mutiara Perdana adalah
2,859. Menurut David (2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan
skor total rata-rata terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor
ini menunjukkan bahwa posisi eksternal CV Insan Mutiara Perdana dapat
memanfaatkan peluang atau masih dapat mengantisipasi ancaman hanya saja belum
cukup maksimal.
5.5 Analisis Posisi CV Insan Mutiara Perdana
Parameter Matriks IE yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Berasarkan hasil skor yang
diperoleh Matriks IFE dan EFE maka diketahui posisi CV Insan Mutiara Perdana pada
Matriks IE. Hasil Matriks IE pada CV Insan Mutiara Perdana disajikan pada Gambar
10.
101
Skor IFE
Gambar 10 Matriks IE CV Insan Mutiara Perdana
Hasil analisis Matriks IFE diperoleh total skor 2,424 dan Matriks EFE memiliki
skor 2,859. Total skor yang didapatkan oleh CV Insan Mutiara Perdana dipetakan
kedalam Matriks IE. Pada Matriks IE diketahui perusahaan menempati posisi divisi
nomor V atau posisi Stability Strategy atau Growth Strategy yaitu upaya yang dapat
diterapkan seperti strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar maupun
pengembangan produk) atau strategi integrasi baik depan, belakang, maupun
horizontal (David,2008:228).
Strategi penetrasi pasar merupakan strategi dapat melakukan pengembangan
untuk produk saat ini, strategi yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan
meningkatkan mutu dan jumlah produk. Perusahaan masih ingin berfokus untuk
pengembangan produk pada mutunya untuk meminimalisir tingkat pengembalian,
selain hal tersebut perusahaan juga belum memiliki modal yang cukup untuk
I
II
III
IV V VI
VII VIII IX
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0
2,0
Lemah 1,0 4,0
Tinggi
3,0
Sedang
2,0
Rendah
1,0
Skor
EFE
102
mengembangkan produknya menjadi olahan. Strategi lain yaitu dengan melakukan
integrasi kedepan. Integrasi kedepan yaitu mengambil kepemilikan. Perusahaan masih
mengandalkan pemasukannya dengan penjualan buah-buahan. Mengambil investor
menjadi strategi yang tepat untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatan kontrol
lebih dalam pada perusahaan. Strategi integritas kedepan dan kebelakang yang
dilakukan oleh perusahaan yaitu menjaga hubungan baik dengan konsumen dan
pemilik lahan, dikarenakan perusahaan saat ini masih menggunakan dana pribadi dan
juga menjaga hubungan untuk konsumen, cara ini dilakukan termasuk kedalam layanan
yang diberikan agar perusahaan lebih dekat dengan konsumen.
5.6 Perumusan Alternatif Strategi CV Insan Mutiara Perdana
Faktor Internal dan eksternal yang telah diidentifikasi mengenai kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CV Insan Mutiara Perdana.
Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Faktor–faktor
yang telah dianalisis dapat diberikan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan
saat ini. Berikut hasil dari analisis SWOT perusahaan CV Insan Mutiara Perdana, dapat
dilihat pada Tabel 21.
103
Tabel 21. Matriks SWOT CV Insan Mutiara Perdana
Internal
Eksternal
Kekuatan(Strengths – S) 1. Pemasaran yang modern
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64
tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 5. Akses terhadap bahan penunjang
produksi mudah didapat
Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Visi dan Misi perusahaan
2. Pengorganisasian perusahaan
3. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman
4. Permintaan pasar belum tercukupi
5. Lahan masih sewa
6. Masih menggunakan dana pribadi
Peluang (Opportunities – O) 1. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa
Barat
2. Adanya dukungan dari program pemerintah
3. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat
4. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat.
5. Adanya perkembangan teknologi 6. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji
Strategi S-O Meningkatkan pencatatan keuangan dan
produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat
ditangani. (S1, S2, O1,O2, O3, O4)
Strategi W-O
Memperkuat permodalan perusahaan
dengan cara mengambil investor
(W5, W6, O1, O2, O3, O4, O5,O6)
Ancaman (Threats- T)
1. Adanya persaingan industri sejenis
2. Adanya pengaruh iklim
3. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi
4. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan
Strategi S-T
Meningkatkan mutu dan jumlah produk
yang ada.
(S2, S3, S4, S5, T2, T3, T4)
Strategi W-T
Memperbaiki manajemen perusahaan yang
meliputi visi dan misi, melatih tenaga kerja
yang ada. (W1, W2, W3, T1, T2, T3, T4)
Menjalin hubungan baik dengan konsumen
dan pemilik lahan.
(W4,W5,W6, T1,T2,T3,T4)
104
Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif
strategi yaitu strategi S-O, Strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T. Alternatif
strategi yang diperoleh adalah:
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
untuk memanfaatkan peluang. Strategi S-O yang dijadikan alternatif strategi
CV Insan Mutiara Perdana yaitu:
a. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
Perusahaan sudah memiliki pembukuan yang tersusun rapih dan modern.
Perusahaan dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut, yakni pembukuan
dapat dianalisa untuk mengetahui permintaan pasar dalam pemenuhan
produksi, mendapatkan informasi seputar produk dan juga biaya yang
dikeluarkan dengan tujuan untuk meminimalisir kerugian. Adanya hal tersebut
maka perusahaan dapat menyesuaikan analisa dengan peluang diantaranya
pertumbuhan penduduk Jawa Barat, tingkat konsumsi buah-buahan dan juga
tingkat perekenomian dan PDRB yang meningkat agar target pasar dapat sesuai
dan tercapai.
105
2. Strategi W-O
Strategi W-O merupakan strategi yang menggunakan kelemahan internal
untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-O yang dijadikan alternatif strategi
CV Insan Mutiara Perdana yaitu:
a. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor
Perusahaan CV Insan Mutiara Perdana memiliki kelemahan berupa
lahannya yang masih sewa dan menggunakan dana pribadi karena masih
mengandalkan pemasukan dari penjualan buah. Perusahaan dapat
memanfaatkan kelemahan tersebut untuk mengambil para investor dan juga
memberikan pelatihan terhadap karyawan. Beberapa peluang yaitu
meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk serta tingkat konsumsi
buah-buahan yang meningkat dapat membuka pangsa pasar untuk perusahaan.
Terlebih lagi dengan adanya dukungan pemerintah dan tingkat teknologi yang
semakin modern merupakan faktor yang dapat memperlancar berjalannya
perusahaan, tujuannya agar perusahaan bertahan dan diperlukannya investor
untuk memperkuat dan menjadikan usaha dapat diperluas pangsa pasarnya.
3. Strategi S-T
Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
untuk memanfaatkan ancaman. Strategi S-T yang dijadikan alternatif strategi
CV Insan Mutiara Perdana yaitu:
106
a. Meningkatkan mutu produk dan jumlah produk yang ada.
Kualitas atau mutu serta jumlah produk komoditas jambu biji yang ada di
CV Insan Mutiara Perdana perlu ditingkatkan untuk menghadapi para pesaing,
ancaman produk subtitusi, dan adanya kekuatan konsumen untuk menentukan
pilihan. Kualitas mutu produk didukung dengan produk yang telah sesuai
dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan No.64 tahun 2013 yang akan
membuat konsumen lebih memilih produk. Produk seringkali mengalami
pengembalian dikarenakan belum adanya penanganan yang baik sebab adanya
human error dan karyawan belum memiliki kesadaran dan pengetahuan yang
jelas terhadap produk buah-buahan khususnya jambu biji. Terdapatnya akses
dan alat saprotan yang modern juga ikut membantu terciptanya mutu produk
yang baik dan kuantitas produk yang maksimal.
4. Strategi W-T
Strategi W-T merupakan strategi yang menggunakan kelemahan internal
untuk memanfaatkan ancaman. Strategi W-T yang dijadikan alternatif strategi
CV Insan Mutiara Perdana yaitu:
a. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih
tenaga kerja yang ada.
Manajemen perusahaan CV Insan Mutiara Perdana memerlukan adanya
perbaikan secara menyeluruh. Faktor kekurangan yang dimiliki perusahaan
salah satunya yaitu belum adanya visi dan misi yang didefinisikan secara baik
107
sebab, visi misi merupakan salah satu perencanaan yang bertujuan untuk
memberikan dasar untuk melakukan aktivitas perusahaan, termasuk kedalam
penilaian internal perusahaan, mengembangkan strategi, dan merancang
kebijakan. Adanya pengorganisasian secara tertulis dan pelatihan terhadap
karyawan dapat memberikan informasi tentang perusahaan serta kinerja
karyawan dapat menjadi lebih baik. Perbaikan manajemen dapat juga menjaga
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya pengembalian
barang, telatnya penanganan buah atau terjadinya proses yang menyebabkan
produksi menjadi berkurang seperti adanya keterlambatan pembersihan gulma,
ketidak telitian dari karyawan dalam memangkas dan terlambat atau tidak
melakukan pembungkusan buah.
b. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
CV Insan Mutiara Perdana menjalin kerjasama dengan konsumen dan
pemilik lahan. Konsumen perusahaan menjalin kerjasama berdasarkan kontrak,
sedangkan untuk penyewa lahan menjalin kerjasama atas asas kepercayaan.
Perusahaan memiliki kekurangan yaitu masih menggunakan dana pribadi
sehingga tidak memungkinkan untuk membeli lahan baru. Menjalin hubungan
baik dengan pemilik lahan saat ini merupakan strategi yang cukup dan belum
adanya pemenuhan produksi tercapai diharuskannya perusahaan tetap menjalin
komunikasi yang baik terhadap konsumen retail maupun konsumen non retail,
108
agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain sehingga, dapat disimpulkan
saat ini hubungan baik perlu dijalin, untuk menghadapi pesaing kedepannya.
5.7 Penentuan Prioritas Strategi CV Insan Mutiara Perdana
Pada tahap ini dihasilkan dari hasil pencocokan yang didapat dari analisis
sebelumnya, kemudian didapatkan daftar alternatif yang layak untuk selanjutnya di
implementasikan oleh perusahaan (David, 2006:308). QSPM (Quantitative Strategic
Planning Matrix) merupakan salah satu cara untuk menentukan prioritas strategi
dengan menentukan daya tarik dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor
keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Hasil pada
matriks sebelumnya diperoleh lima alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh CV
Insan Mutiara Perdana. Alternatif tersebut sebagai berikut:
1. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
2. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor
3. Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.
4. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih
tenaga kerja yang ada.
5. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
Diantara lima strategi alternatif tersebut dipilih satu strategi yang menjadi
prioritas untuk direkomendasikan kepada CV Insan Mutiara Perdana. Hasil
109
perhitungan analisis QSP, manajemen diharuskannya mengambil tingginya nilai skor
dari ∑TAS, dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Analisis Prioritas Strategi
No. Analisis Prioritas Strategi ∑TAS
1 Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi,
melatih tenaga kerja yang ada.
6.366
2 Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor 6.256
3 Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada 6.157
4 Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui
rencana permintaan pasar agar produk tepat ditangani
6.117
5 Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan 5.729
Sumber: Data diolah (2020)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada CV Insan Mutiara Perdana
maka kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Faktor Internal
a. Faktor kekuatan tertinggi dan terendah perusahaan yaitu produk telah
sesuai dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
dengan skor 0.372 dan pemasaran yang modern 0,294.
b. Faktor kelemahan tertinggi dan terendah perusahaan yaitu
pengorganisasian perusahaan belum sistematis dan belum tertulis
dengan skor 0.214 dan permintaan pasar belum tercukupi dengan skor
0.098.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor peluang dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat pada
faktor adanya perkembangan teknologi dengan skor 0.375 dan
pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat dengan skor 0.145.
b. Faktor ancaman dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat faktor
kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk subtitusi dengan
skor 0.278 dan faktor konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan
pilihan dengan skor 0.4.
111
3. Alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik adalah:
a. Pada analisis IE, perusahaan menempati posisi divisi (kolom) nomor V
atau posisi Growtth Strategy yaitu upaya yang dapat diterapkan seperti
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar maupun
pengembangan produk) atau strategi integrasi baik depan belakang,
maupun horizontal.
b. Melakukan integrasi kedepan dengan mengundang investor untuk
memperoleh kepemilikan atau meningkatan kontrol lebih dalam pada
perusahaan, dan menjaga hubungan baik dengan konsumen dan
pemilik lahan.
4. Prioritas perencanaan strategi dalam pengembangan usaha jambu biji
organik adalah memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan
misi, serta melatih tenaga kerja dengan skor tertinggi 6.366.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada CV Insan Mutiara Perdana, adalah:
1. CV Insan Mutiara Perdana dapat lebih memperbaiki manajemen
perusahaan dengan meninjau kembali tujuan, visi dan misi perusahaan,
serta memberi pelatihan terhadap karyawan.
2. CV Insan Mutiara Perdana diharapkan dapat memperluas kapasitas
produksi perusahaan dengan mengundang investor atau penyandang
dana dan meningkatkan kemitraan.
112
3. CV Insan Mutiara Perdana lebih fokus pada satu produk yaitu jambu
biji merah terlebih dahulu, untuk pemenuhan permintaan dari
konsumen.
4. Melakukan inovasi produk dengan membuat olahan produk jambu biji,
seperti pure atau jus buah.
5. Perusahaan mensertifikasi produk, sehingga produk dapat dipercaya
oleh masyarakat dan dengan adanya sertifikat tersebut harga buah juga
menjadi naik.
DAFTAR PUSTAKA
Adira, Marsya Ayu. 2018. Strategi Bersaing PT Mumtaz Elhakim Perkasa Dalam
Industri Restoran Cepat Saji di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Andayani, Sri Ayu. 2017. Manajemen Agribisnis (Pendekatan Manajemen dalam
Agribisnis. CV Cendekia Muslim, Majalengka.
Assauri, Prof. Dr Sofjan, MBA. 2016. Strategic Management Sustainable Competitive
Advantages: Edisi 2. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
BPS. 2018. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Sistem Pertanian Kementerian
Pertanian Republik Indonesia.
BPS. 2015-2018. Produksi Hortikultura (Buah dan Sayur Tahunan Jawa Barat). BPS
Provinsi Jawa Barat.
Cahyono, Bambang. 2010. Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan
Perkebunan. Lily Publisher, Yogyakarta.
David, Fred R. 2006.Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-10. Salemba Empat, Jakarta.
David, Fred R 2008. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-11. Salemba Empat, Jakarta
David, Fred R 2011. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-12. Salemba Empat, Jakarta.
David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-13. Salemba Empat,
Jakarta.
David, Fred R. 2017. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-15. Salemba Empat,
Jakarta.
Dinas Pertanian dan Pangan (DIPERPA).
https://badungkab.go.id/instansi/diperpa/baca-artikel/31/Cara-Budidaya-
Jambu-Krista.html. Diakses 21 April 11.45
Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen (Strategi Memenangkan Perang Bisnis).
Bayumedia, Malang.
114
Hitt, Michael A, dkk. 2002. Manajemen Strategis Daya Saing & Global. Salemba
Empat, Jakarta.
Kaharuddin. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Jambu Biji Organik di PT Sawangan
Bumi Makmur,Parung, Bogor [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kementerian Pertanian. 2013. Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pertanian
Organik (Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013).
Kementerian Pertanian. 2006. Pedoman Teknis Budidaya dengan Buah-Buahan yang
Baik (Good Agricultural Practices) No. 61/ Permentan/ OT.160/11/2006
Kementerian Pertanian. 2007. Keputusan Menteri: Jambu Kristal No.
517Kpts/SR.120/9/2007.
Kementerian Pertanian. 2003. Keputusan Menteri: Jambu Merah Wijaya NO.
517Kpts/PD.210/2003.
Krisno, Agus dkk. 2014. Peningkatan Produk Pangan Organik. Universitas
Muhamadiyyah Malang, Malang.
Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik: Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif : Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta
Nursyamsyiah. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada
PT. Amani Mastra, Jakarta [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
PT. Sewu Segar Nusantara. https://www.sunpride.co.id/about-us/pt-sewu-segar-
nusantara/. Diakses pada tanggal 20 April 2020, Pukul 19.25 WIB
Parimin. 2007. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Piay, dkk. 2012. Pertanian Organik (Persyaratan, Budidaya, dan Sertifikat). Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPT), Jawa Tengah.
Rahardi, dkk. 2007. Agribisnis Tanaman Buah (Edisi Revisi). Penerbit Swadaya,
Jakarta.
Rahayu, Iman. 2006. Produk Organik Dengan Sistem Budidaya Tanaman-Ternak,
Jasinga, Bogor [jurnal]. Fakultas Perternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
115
Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Salemba
Empat, Jakarta.
Redaksi Agro Media. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Robinson dan Pearce. 2008. Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Ed ke-10. Salemba Empat, Jakarta.
Robinson dan Pearce. 2013. Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Ed ke-12. Salemba Empat, Jakarta.
Rinta, Crismonia. 2019. Studi Kinetika Ekstrak Jambu Biji Terhadap Penyembuhan
Demam Berdarah [Jurnal]. Universitas Negri Padang, Padang.
Sofyan, Iban, S.E., M.M. 2015. Manajemen Strategi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Siagian, Prof. Dr. Sondang P, MPA. 2018. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.
SNI. 2016. Sistem Pertanian Organik 6729. Kementerian Pertanian.
Suryadi. 2014. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok [skripsi] Jakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Susenas. 2014-2018. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Badan Pusat
Statistik. Pusat Data dan Sistem Pertanian Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.
Wahyuaji, Arief. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Hasil Olahan Carica (Studi
Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah,
Kabupaten Wonosobo) [skripsi]. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zakaria, R Fransiska, dkk. 2000. Intervensi Sayur dan Buah Pembawa Vitamin C dan
E Meningkatkan Sistem Imun Populasi Buruh Pabrik di Bogor [jurnal]. Bul.
Teknologi dan Industri Pangan, Vol XI, No.2, Th.2000. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Strategi Pengembangan Usaha Jambu Biji Organik di CV Insan
Mutiara Perdana
Daftar pertanyaan ini dibuat sebagai salah satu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan responden dalam rangka penulisan skripsi, yang dilakukan oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
I. Aspek Internal Perusahaan
Aspek Manajemen
1. Apa visi dan misi perusahaan?
2. Apakah visi dan misi sudah mencapai tujuan?
3. Apakah struktur organisasi sudah sesuai?
4. Apakah perusaahaan telah menerapkan fungsi manajemen dengan baik?
5. Apakah tingkat keluar masuknya karyawan tinggi?
6. Apakah deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sudah sesuai?
Aspek Pemasaran
1. Apakah pasar tersegmentasi dengan baik?
2. Apakah posisi perusahaan memiliki potensi yang baik dikalangan para pesaing?
3. Apakah perancanaan dan penganggaran untuk pemasaran efektif?
4. Apakah pangsa pasar perusahaan telah meningkat?
5. Apakah saluran distribusi saat ini dapat diandalkan dan berbiaya efektif?
6. Apakah perusahaan melakukan riset pemasaran?
7. Apakah produk perusahaan telah dikenakan harga yang pantas?
8. Apakah pemasaran, perencanaan dan anggaran efektif?
Aspek Keuangan
1. Berapa presentase peningkatan penjualan?
2. Apakaha prosedur penganggaran modal yang ada telah efektif?
3. Bagaimana marjin keuntungan perusahaan?
4. Apakah dana yang ada saat ini memadai untuk pengembangan usaha?
5. Apakah pembukuan atau pencatatan sudah terlaksana dengan baik?
6. Apakah manajer perusahaan berpengalaman dan mendapat pelatihan yang baik?
118
7. Apakah terdapat investor yang memberikan sejumlah modal terhadap perusahaan?
Aspek Produksi
1. Apakah sarana produksi pertanian untuk proses budidaya mendukung?
2. Apakah perusahaan mengolah atau melakukan penanganan lanjut pada hasil
produksinya?
3. Apakah produk yang dihasilkan memiliki keunggulan dibanding produk lainnya?
4. Apakah produksi perusahaan sudah dapat memenuhi permintaan pasar?
5. Apakah perusahaan menggunakan teknologi yang memadai?
6. Apakah kebijakan dan prosedur pengendalian efektif?
7. Apakah fasilitas, sumber daya dan pasar berlokasi strategis?
II. Aspek Eksternal Perusahaan
Aspek Ekonomi
1. Bagaimana pengaruh petumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat mempengaruhi
perusahan?
2. Bagaimanakah pengaruh PDRB Jawa Barat mempengaruhi perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap perusahaan?
4. Apakah tingkat harga produk yang beredar pada saat ini, sudah sesuai dengan
perusahaan?
5. Apakah pendapatan rata-rata penduduk mempengaruhi tingkat permintaan
konsumen?
6. Apakah perusahaan dikenakan pajak?
Aspek Sosial Budaya, Demografi, dan Lingkungan
1. Apakah perusahaan bergabung dengan organisasi khusus?
2. Apakah produk yang dihasilkan mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat?
3. Apakah hubungan antara pemasok dan perusahaan berjalan dengan lancar?
4. Apakah pertumbuhan jumlah penduduk berpengaruh pada perusahaan?
5. Apakah polusi udara dan tingkat iklim yang labil mengakibatkan terhambatnya
produksi dari budidaya?
6. Apakah lokasi dari perusahaan dengan ritel memiliki akses yang baik?
Aspek Politik dan Hukum
1. Apakah ada peran pemerintah yang berpengaruh pada perusahaan?
2. Apakah ada bantuan dari pemerintah setempat?
3. Apakah terjadi banyak perubahan dari segi hukum yang memperngaruhi perusahaan?
4. Apa saja perubahan politik dan hukum yang memiliki efek pada perusahaan?
5. Bagaimana perlakuan yang telah dilakukan CV. IMP dalam mengatasinya jalan
bisnisnya?
119
Aspek Teknologi
1. Apa peranan teknologi untuk perusahaan?
2. Apa saja yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi perkembangan teknologi?
3. Apa teknologi yang digunakan perusahaan?
4. Apakah anda mengatahui adanya teknik baru yang dapat diterapkan oleh perusahaan
yang mungkin belum diterapkan oleh perusahaan?
5. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam pemenuhan akan teknologi tersebut?
Persaingan dengan perusahaan sejenis
1. Apakah keunggulan perusahan dibandingkan perusahaan lain?
2. Apakah ada pesaing dengan produk sejenis?
3. Jika ada, apa keunggulan produk perusahaan dibanding pesaing?
4. Apa saja usaha yang dilakukan CV. IMP untuk mengatasi masalah dan
mengantisipasi kompetitor?
5. Apakah perusahaan melakukan survey kepada konsumen mengenai kompetitor?
Daya Tawar Pemasok
1. Berapa pemasok yang dimiliki perusahaan?
2. Dimana lokasi operasional pemasok tersebut?
3. Apa saja kendala yang pernah dialami perusahaan dengan pemasok?
4. Apakah kekuatan tawar menawar pemasok dalam menaikkan atau menurunkan harga
produk atau kualitas produk mempengaruhi usaha?
Daya Tawar Konsumen
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk perusahaan?
2. Bagaimanakah loyalitas konsumen terhadap produk perusahan?
3. Apa saja yang mempengaruhi ketertarikan pembeli terhadap produk perusahaan?
Ancaman masuknya pendatang baru
1. Bagaimana pendapat CV IMP apabila terdapat pendatang baru?
Produk Subtitusi
1. Apakah buah-buahan lainnya dapat mengancam produk utama?
2. Buah-buahan apa yang menjadi pesaing usaha?
Lampiran 2 Kuisioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK DI
CV INSAN MUTIARA PERDANA
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuesioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan oleh
Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Tujuan:
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam Faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan Faktor eksternal dalam pengembangan usaha jambu biji di CV Insan
Mutiara Perdana yang dilakukan oleh responden.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuesioner, narasumber diharapkan untuk melakukannya secara
sekaligus (tidak tertunda)
4. Narasumber berhak menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam
kuesioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
5. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini sepenuhnya menjadi hak
narasumber. Narasumber berhak sajamemiliki pandangan yang berbeda suatu faktor
dalam kuesioner ini, dengan narasumber lainnya ataupun dengan penelitian. Hal ini
dibenarkan apabila memiliki alasan yang kuat.
Petunjuk Teknis:
1. Faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal merupakan suatu hal yang
mempunyai dampak yang kuat dan langsung terhadap aktifitas usaha CV Insan
Mutiara Perdana.
2. Faktor internal meliputi manajemen, sumber daya manusia, keuangan, pemasaran dan
produksi. Faktor eksternal merupakan tinjauan terhadap situasi politik dan hukum,
ekonomi teknologi, industri.
3. Faktor strategis internal: beri tanda (√) pada ruang kekuatan atau kelemahan
perusahaan sesuai dengan pilihan atau jawaban narasumber.
4. Faktor Strategis eksternal: beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perubahan
sesuai dengan pilihan/ jawaban narasumber
No. Faktor-faktor Strategis
Internal
Kekuatan
(+)
Kelemahan
(-)
Keterangan
1 Visi dan Misi perusahaan
Visi dan Misi yang masih
bermakna luas
2
Pengorganisasian perusahaan
Pengorganisasian
perusahaan belum
sistematis dan belum
tertulis
3
Tenaga kerja yang belum
terampil dan berpengalaman
Tenaga kerja rata-rata
memiliki pendidikan akhir
Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
4 Permintaan pasar belum
tercukupi
Karena masih terbatasnya
pasokan.
5 Pemasaran yang modern
Menggunakan pemasaran
online
6 Produk dilakukan dengan sistem
pertanian organik sesuai dengan
permentan
No.64/Permentan/OT.140/5/2013
-
7
Lahan masih sewa
Perusahaan masih
menggunakan lahan sewa
milik orang lain
8 Masih menggunakan dana
pribadi
Perusahaan belum mau
mengambil investor
9 Pencatatan keuangan dan produk
sudah administratif
-
10 Alat Saprotan yang sudah
modern
-
11 Akses terhadap alat dan bahan
produksi mudah didapat
-
122
No. Faktor-faktor
Strategis Eksternal
Peluang
(+)
Ancaman
(-)
Keterangan
1 Pertumbuhan Ekonomi
dan PDRB Provinsi Jawa
Barat
Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat yang cukup
meningkat
2
Adanya dukungan dari
program pemerintah
Program pemerintah lewat Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro
(DKUM) Kota Depok dengan
membuka pasar baru bagi
perusahaan.
3
Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat
Tingkat konsumsi menurut data
statistik konsumsi pangan dari
tahun 2013-2017 cukup meningkat
terutama pada komoditas jambu
biji.
4
Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat.
Pertumbuhan jumlah penduduk di
Jawa Barat yang meningkat
membuat penciptaan pasar yang
cukup mudah
5 Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
industri buah-buahan
jambu biji
-
6
Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan
pascapanen
Adanya perkembangan teknologi
bbudidaya yang semakin canggih.
Pada pascapanen adanya mesin
siller dan wrapping yang
mempermudah dan mempercepat
karyawan dalam melakukan
aktivitasnya
7
Adanya persaingan
industri sejenis
Adanya persaingan industri sejenis
diantaranya yaitu PT Sewu Segar
Nusantara (SSN) dan PT Sawangan
Bumi Makmur
8
Adanya pengaruh iklim
Adanya perbedaan antara iklim
lapangan dengan ketentuan
budidaya jambu biji.
9
Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan
produk subtitusi
Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi
seperti jus buah, sari buah dan
adanya perasa buah yang terbuat
dari bahan kimia.
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk
menentukan pilihan
Karena adanya barang subtitusi
maka konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan
123
Keterangan: Responden Internal 1 (Rin1) : Pak Syukron
Responden Internal 2 (Rin 2) : Bu Dyta
No. Faktor-faktor Strategis
Internal
Rin1 Rin2 Keterangan
Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kelemahan
1 Visi dan Misi perusahaan
√ √ Kelemahan
2 Pengorganisasian
perusahaan
√ √ Kelemahan
3 Tenaga kerja yang belum
terampil dan
berpengalaman
√ √
Kelemahan
4 Permintaan pasar belum
tercukupi
√ √ Kelemahan
5 Pemasaran yang modern √ √ Kekuatan
6 Produk dilakukan dengan
sistem pertanian organik
sesuai dengan permentan
No.64/Permentan/OT.140/5
/2013
√ √ Kekuatan
8 Lahan masih sewa √ √ Kelemahan
9 Masih menggunakan dana
pribadi
√ √ Kelemahan
9 Pencatatan keuangan dan
produk sudah administratif
√ Kekuatan
10 Alat Saprotan yang sudah
modern
√ Kekuatan
11 Akses terhadap alat dan
bahan produksi mudah
didapat
√
Kekuatan
124
No. Faktor-faktor
Strategis Eksternal
Rin1 Rin2 Keterangan
Peluang Ancaman Peluang Ancaman 1 Pertumbuhan Ekonomi
dan PDRB Provinsi Jawa
Barat
√ √ Peluang
2 Adanya dukungan dari
program pemerintah √ √ Peluang
3 Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat √ √ Peluang
4 Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat. √ √ Peluang
5 Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
industri buah-buahan
jambu biji
√ √ Peluang
6 Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan
pascapanen
√ √ Peluang
7 Adanya persaingan
industri sejenis √ √ Ancaman
8 Adanya pengaruh iklim √ √ Ancaman
9 Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan
produk subtitusi
√ √ Ancaman
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk
menentukan pilihan
√ √ Ancaman
Lampiran 3. Kuisioner Penetapan Rating
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal
Tujuan
Mendapatkan informasi penilaian responden seputar faktor internal dan eksternal
perusahaan, mengidentifikasi pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi
perusahaan serta memberikan saran yang terbaik untuk perusahaan lakukan kedepannya.
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Petunjuk Umum
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus
1. Faktor-faktor internal adalah faktor yang memiliki pengaruh langsung dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan
dan kelemahan.
2. Faktor-faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar perusahaan dan tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu
peluang dan ancaman.
3. Kekuatan dan Kelemahan meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi
dan operasi, peneitian dan pengembangan, sedangkan peluang dan ancaman
meliputi ekonomi , politik, hukum dan pemerintah ,sosial, budaya, demogafi dan
lingkungan, teknologi industri.
4. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, sesuai dengan nilai rating
yang diberikan untuk faktor tersebut.
a) Penilaian Faktor Internal
1 = Kelemahan Utama/Mayor
2 = Kelemahan Kecil/Minor
3 = Kekuatan Kecil/Minor
4= Kekuatan Utama/Mayor
126
No. Faktor Internal Strategis Peringkat (Rating)
Kekuatan 1 2 3 4
1 Pemasaran yang modern
2
Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64
tahun 2013
3 Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif
4 Alat Saprotan yang sudah modern
5 Akses terhadap bahan penunjang
produksi mudah didapat
Kelemahan
6 Visi dan Misi perusahaan
7 Pengorganisasian perusahaan
8 Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman
9 Permintaan pasar belum tercukupi
10 Lahan masih sewa
11 Masih menggunakan dana pribadi
b) Penilaian Faktor Eksternal
1 = Rendah, respon perusahaan rendah
2 = Sedang, respon perudahaan rata-rata
3 = Tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata
4 = Sangat tinggi, respon perudahaan superior
127
No. Faktor Eksternal Strategis Peringkat (Rating)
Peluang 1 2 3 4
1 Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat
2 Adanya dukungan dari program
pemerintah
3 Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat
4 Pertumbuhan jumlah penduduk di
Jawa Barat.
5 Adanya perkembangan teknologi
budidaya dan pascapanen
6
Sulitnya industri baru untuk masuk
kedalam industri buah-buahan
jambu biji
Ancaman
7 Adanya persaingan industri sejenis
8 Adanya pengaruh iklim
9 Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi
10 Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan
128
Hasil Penetapan Rating Faktor Internal
Keterangan: Responden Internal 1 (Rin1): Pak Syukron (Direktur Utama)
Responden Internal 2 (Rin2): Bu Dyta (Manajer Keuangan)
No. Faktor Internal Strategis Peringkat (Rating)
Rata-Rata Rin1 Rin2
Kekuatan
1 Pemasaran yang modern 4 3 3.5
2
Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64
tahun 2013
4 4 4
3 Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 3 4 3.5
4 Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4
5 Akses terhadap bahan penunjang
produksi mudah didapat 4 4 4
Kelemahan
6 Visi dan Misi Perusahaan 2 1 1.5
7 Pengorganisasian perusahaan belum
sistematis dan belum tertulis 2 2 2
8 Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 1 1 1
9 Permintaan pasar belum tercukupi 1 1 1
10 Lahan masih sewa 1 2 1.5
11 Masih menggunakan dana pribadi 1 2 1.5
129
No. Faktor Eksternal Strategis Peringkat (Rating)
Rata-rata Rin1 Rin2
Peluang
1 Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat 2 2 2
2 Adanya dukungan dari program
pemerintah 2 4 3
3 Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 3 3 3
4 Pertumbuhan jumlah penduduk di
Jawa Barat. 3 2 2.5
5 Adanya perkembangan teknologi
budidaya dan pascapanen 2 4 3
6
Sulitnya industri baru untuk masuk
kedalam industri buah-buahan
jambu biji
2 2 2
Ancaman
7 Adanya persaingan industri sejenis 4 4 4
8 Adanya pengaruh iklim 3 4 3.5
9 Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 3 2 2.5
10 Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 3 3 3
Lampiran 4 Kuisioner Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan/ Pembobotan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian
Tujuan :
Mendapatkan penilaian pada responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal
CV Insan Mutiara Perdana, yaitu dengan pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor
tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan strategi bersaing usaha
budidaya buah-buahan.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut narasumer dengan cara sebagai berikut:
1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Faktor Internal Strategis A B C D E F G H I J K Total Bobot
A Visi dan Misi perusahaan
B Pengorganisasian perusahaan
C Tenaga kerja yang belum
terampil dan berpengalaman
D Permintaan pasar belum
tercukupi
E Pemasaran yang modern
F
Produk telah sesuai dengan
SNI 6729 tahun 2016 dan
Permentan no. 64 tahun 2013
G Lahan masih sewa
H Masih menggunakan dana
pribadi
I Pencatatan keuangan dan
produk sudah administratif
J Alat Saprotan yang sudah
modern
K Akses terhadap alat produksi
mudah didapat
Total
132
Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot
A Pertumbuhan Ekonomi dan
PDRB Provinsi Jawa Barat
B Adanya dukungan dari
program pemerintah
C Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat
D Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat.
E Adanya pengaruh iklim
F
Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan
pascapanen
G Adanya persaingan industri
sejenis
H
Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri
buah-buahan jambu biji
I
Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan produk
subtitusi
J
Konsumen memiliki
kekuatan untuk menentukan
pilihan
Total
133
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Internal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Direktur Utama)
Faktor Internal Strategis A B C D E E G H I J K Total Bobot
A Visi dan Misi perusahaan X 3 1 2 3 2 1 3 3 3 3 24 0.10909
B Pengorganisasian perusahaan 1 X 3 2 3 3 3 3 3 1 3 25 0.11364
C Tenaga kerja yang belum
terampil dan berpengalaman 3 1 X 2 2 3 3 2 3 3 3 25 0.11364
D Permintaan pasar belum
tercukupi 2 2 2 X 1 3 3 3 2 2 1 21 0.09545
E Pemasaran yang modern 1 1 2 3 1 1 3 3 1 3 19 0.08636
F
Produk telah sesuai dengan
SNI 6729 tahun 2016 dan
Permentan no. 64 tahun 2013 2 1 1 1 3 X 2 2 1 1 1 15 0.06818
G Lahan masih sewa 3 1 1 1 3 2 X 2 2 3 3 21 0.09545
H Masih menggunakan dana
pribadi 1 1 2 1 1 2 2 X 1 2 2 15 0.06818
I Pembukuan keuangan sudah
administrative 1 1 1 2 1 3 2 3 X 3 2 19 0.08636
J Alat Saprotan yang sudah
modern 1 3 1 2 3 3 1 2 1 X 1 18 0.08182
K Akses terhadap alat produksi
mudah didapat 1 1 1 3 1 3 1 2 2 3 X 18 0.08182
Total 16 15 15 19 21 25 19 25 21 22 22 220 1
134
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)
Faktor Internal Strategis A B C D E F G H I J K Total Bobot
A Visi dan Misi perusahaan X 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 19 0.086
B Pengorganisasian perusahaan 2 X 2 2 2 2 3 1 3 2 3 22 0.1
C Tenaga kerja yang belum
terampil dan berpengalaman 3 2 X 3 3 2 3 3 2 2 3 26 0.118
D Permintaan pasar belum
tercukupi 2 2 1 X 3 1 2 3 3 3 2 22 0.1
E Pemasaran yang modern 2 2 1 1 1 3 2 2 1 3 18 0.082
F
Produk telah sesuai dengan
SNI 6729 tahun 2016 dan
Permentan no. 64 tahun 2013 3 2 2 3 3 X 3 3 2 3 2 26 0.118
G Lahan masih sewa 2 1 1 2 1 1 X 2 2 3 3 18 0.082
H Masih menggunakan dana
pribadi 1 3 1 1 2 1 2 X 1 1 2 15 0.068
I Pencatatan keuangan dan
produk sudah administratif 2 1 2 1 2 2 2 3 X 2 2 19 0.086
J Alat Saprotan yang sudah
modern 2 2 2 1 3 1 1 3 2 2 19 0.086
K
Akses terhadap bahan
penunjang produksi mudah
didapat 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 X 16 0.073
Total 21 18 14 18 22 14 22 25 21 21 24 220 1
135
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Eksternal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Diektur Utama)
Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot
A Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat X 1 2 3 1 2 3 1 3 1 17 0.0944
B Adanya dukungan dari program
pemerintah 3 X 3 3 2 1 3 1 3 1 20 0.1111
C Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 2 1 X 3 1 1 1 1 1 1 12 0.0667
D Pertumbuhan jumlah penduduk di
Jawa Barat. 1 1 1 X 1 1 3 1 1 1 11 0.0611
E Adanya pengaruh iklim 3 2 3 3 1 1 3 1 1 18 0.1
F Adanya perkembangan teknologi
budidaya dan pascapanen 2 3 3 3 3 X 3 3 3 1 24 0.1333
G Adanya persaingan industri sejenis 1 1 3 1 3 1 X 1 1 2 14 0.0778
H
Sulitnya industri baru untuk masuk
kedalam industri buah-buahan
jambu biji 3 3 3 3 1 1 3 X 3 1 21 0.1167
I Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 1 1 3 3 3 1 3 1 X 1 17 0.0944
J Konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan 3 3 3 3 3 3 2 3 3 X 26 0.1444
Total 19 16 24 25 18 12 22 15 19 10 180 1
136
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)
Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot
A Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat X 2 2 3 2 2 3 3 2 1 20 0.1111
B Adanya dukungan dari program
pemerintah 2 X 3 3 3 2 1 3 1 1 19 0.1056
C Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 2 1 3 2 1 3 3 1 1 17 0.0944
D Pertumbuhan jumlah penduduk di
Jawa Barat. 1 1 1 X 1 1 2 1 1 1 10 0.0556
E Adanya pengaruh iklim 2 1 2 3 2 1 3 2 2 18 0.1
F Adanya perkembangan teknologi
budidaya dan pascapanen 2 2 3 3 2 X 2 3 2 2 21 0.1167
G Adanya persaingan industri sejenis 1 3 1 2 3 2 X 2 2 2 18 0.1
H
Sulitnya industri baru untuk masuk
kedalam industri buah-buahan
jambu biji 1 1 1 3 1 1 2 X 1 1 12 0.0667
I Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 2 3 3 3 2 2 2 3 X 3 23 0.1278
J Konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan 3 3 3 3 2 2 2 3 1 X 22 0.1222
Total 16 17 19 26 18 15 18 24 13 14 180 1
Lampiran 5 Penentuan Strategi
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan Strategi
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama :
Pekerjaan :
Divisi/Bagian :
Tujuan:
Mendapatkan penilaian responden tentang tingkat daya tarik faktor-faktor kunci terhadap
alternatif-alternatif mana yang terbaik dan menjadi priotitas dalam pelaksanannya.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian nilai pada faktor-faktor kunci dengan mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan dalam pelaksanannya
(Strategi 1,2,3 dst)? Jika iya, seberapa besar pengaruhnya?”. Dalam hal ini skala alternatif
penilaian strategi sebagai berikut:
1 = tidak menarik
2 = cukup menarik
3 = agak menarik
4 = amat menarik
138
Berikut merupakan penjelasan strategi apa saja yang akan diberikan penilaian:
1. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
2. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor
3. Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.
4. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih tenaga
kerja yang ada.
5. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
Keterangan:
1) Responden Internal 1 (Rin1): Pak Syukron,
2) Responden Internal 2 (Rin2): Bu Dyta
3) Responden Eksternal (Reks1): Bu Leni
4) Responden Eksternal 2 (Reks2): Pak Ade
5) Responden Eksternal 3 (Reks 3): Pak Hamidin
139
Strategi 1: Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
No. Faktor-Faktor Utama
Strategi 1 Rata-rata
AS 1 Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 2 3 3 3
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 1 4 2 4 1 2.4
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 4 4 4 4 4 4
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 4 4 4 3 3.4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 1 3 3 1 1 1.8
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 2 1 2 4 1 2
7. Pengorganisasian perusahaan 2 3 2 3 3 2.6
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 1 4 2 3 2 2.4
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 3 3.4
10. Lahan masih sewa 2 2 2 3 4 2.6
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 3 4 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
Jawa Barat 1 4 4 4 4 3.4
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 4 4 4 4 3.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 3 2 3.2
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
dan pascapanen 4 4 4 4 3 3.8
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji 2 3 4 4 2 3
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 4 4 3.4
19. Adanya pengaruh iklim 1 4 3 4 3 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi 1 4 3 4 3 3
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 2 4 2 3 3 2.8
140
Strategi 2: Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor.
No Faktor-Faktor Utama Strategi 2 Rata-
rata AS
2 Reks1 Reks2 Reks1 Reks2 Reks3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 1 2 3 3 1 2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 1 4 3 3 4 3
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 4 4 3 4 4 3.8
4. Alat Saprotan yang sudah modern 1 4 4 3 4 3.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 2 3 3 4 3 3
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 4 3 2 4 3 3.2
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 2 4 2 3 3 2.8
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 1 3
10. Lahan masih sewa 4 3 4 3 1 3
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 4 4 4 1 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
Jawa Barat 1 4 4 4 3 3.2
13 Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 4 4 3 3 3.6
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 4 3 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
dan pascapanen 4 4 4 3 4 3.8
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji 1 2 3 4 2 2.4
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 3 3 3
19. Adanya pengaruh iklim 1 3 3 4 4 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi 1 4 4 3 3 3
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 2 3 4 4 2 3
141
Strategi 3: Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.
No Faktor-Faktor Utama Strategi 3 Rata-rata
AS 3 Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 4 3.6
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 4 4 2 4 2 3.2
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 1 3 1 3 2 2
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4 4 4 4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
didapat 3 4 2 4 2 3
Kelemahan
6. Visi, Misi perusahaan 4 2 1 4 1 2.4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 1 4 1 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 1 4 1 4 2 2.4
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 2 4 1 2.8
10. Lahan masih sewa 4 3 2 4 1 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 3 2 4 1 2.8
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa
Barat 1 4 3 4 1 2.6
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 1 4 4 4 2 3
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 1 4 2 4 1 2.4
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 4 4 2 3 1 2.8
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
pascapanen 4 4 4 4 4 4
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji 3 4 4 4 1 3.2
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 2 4 4 4 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 4 3.8
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi 4 4 3 4 1 3.2
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 4 4 4 4 4 4
142
Strategi 4: Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih
tenaga kerja yang ada.
No. Faktor-Faktor Utama Strategi 4 Rata-rata
AS 4 Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 3 2 4 3.2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 2 3 2 3 2 2.4
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 4 3 1 4 2 2.8
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 2 1 3 2 2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 2 2 2 3 2 2.2
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 4 4 4 4 4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 4 4 4 4
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 4 4 4 4 4 4
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 2 1 3 4 2.8
10. Lahan masih sewa 4 4 1 3 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 4 1 3
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
Jawa Barat 4 4 2 4 2 3.2
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 3 3 3 3 3.2
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 3 3 2 2 2.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 2 4 4 4 4 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
dan pascapanen 4 3 2 3 4 3.2
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji 3 3 4 3 4 3.4
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 3 4 3 4 3.6
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 2 3.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi 4 4 2 4 2 3.2
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 4 3 4 4 2 3.4
143
Strategi 5: Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
No. Faktor-Faktor Utama Strategi 5 Rata-
rata AS
5 Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 3 3.4
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 2 3 1 4 4 2.8
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 4 3 1 4 2 2.8
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 2 1 3 1 2.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
didapat 4 3 4 4 4 3.8
Kelemahan
6. Visi dan misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 3 3 2 3 3 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 1 2 1 4 2 2
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 3 1 4 3 3
10. Lahan masih sewa 4 3 1 4 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 2 2 3 2 2.6
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
Jawa Barat 3 3 2 4 1 2.6
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 3 3 3 3 2 2.8
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 3 4 4 1 3
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 3 4 4 1 3
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
pascapanen 4 3 2 4 4 3.4
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji 4 3 3 3 2 3
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 4 4 2 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 2 3 2 3 2 2.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
produk subtitusi 4 3 4 3 1 3
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan 4 3 4 3 1 3
No. Faktor-Faktor Utama Bobot
Prioritas Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.0841
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun
2013 0.0932
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 0.0864
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 0.077
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.0977
7. Pengorganisasian perusahaan 0.1068
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
berpengalaman 0.1159
9. Permintaan pasar belum tercukupi 0.0977
10. Lahan masih sewa 0.0886
11. Masih menggunakan dana pribadi 0.0682
145
Faktor-faktor Utama Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
No. AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jawa Barat 0.102
2. Adanya dukungan dari
program pemerintah 0.108
3. Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat 0.080
4. Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat. 0.058
5. Adanya perkembangan
teknologi 0.125
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri
buah-buahan jambu biji 0.0917
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089
8. Adanya pengaruh iklim 0.1
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk
subtitusi 0.111
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk menentukan
pilihan 0.133
Total 2
146
No. Faktor-Faktor Utama Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.084 3 0.252 2 0.168 3.6 0.302 3.2 0.269 3.4 0.28591
2. Produk telah sesuai dengan SNI
6729 tahun 2016 dan Permentan
no. 64 tahun 2013
0.093 2.4 0.223 3 0.279 3.2 0.298 2.4 0.223 2.8 0.26091
3. Pencatatan keuangan dan produk
sudah administratif 0.086 4 0.345 3.8 0.328 2 0.172 2.8 0.241 2.8 0.24182
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084 3.4 0.285 3.2 0.269 4 0.336 2 0.168 2.2 0.185
5. Akses terhadap alat dan bahan
produksi mudah didapat 0.077 1.8 0.139 3 0.231 3 0.231 2.2 0.17 3.8 0.293
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.097 2 0.195 2.8 0.273 2.4 0.234 4 0.390 2.8 0.27364
7. Pengorganisasian perusahaan 0.106 2.6 0.277 3.2 0.341 2.8 0.299 4 0.427 2.8 0.29909
8. Tenaga kerja yang belum terampil
dan berpengalaman 0.115 2.4 0.278 2.8 0.324 2.4 0.278 4 0.463 2 0.23182
9. Permintaan pasar belum tercukupi 0.097 3.4 0.332 3 0.293 2.8 0.273 2.8 0.273 3 0.29318
10. Lahan masih sewa 0.088 2.6 0.230 3 0.265 2.8 0.248 2.8 0.248 2.8 0.24818
11. Masih menggunakan dana pribadi 0.068 3.4 0.231 3.4 0.231 2.8 0.190 3 0.204 2.6 0.17727
147
Faktor-Faktor Utama Bobot
Alternatif Strategi
No. Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Jawa Barat 0.102 3.4 0.349 3.2 0.328 2.6 0.267 3.2 0.328 2.6 0.267
2. Adanya dukungan dari program
pemerintah 0.108 4 0.433 4 0.433 3 0.325 3.2 0.346 2.8 0.303
3. Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 0.080 3.8 0.306 3.6 0.29 2.4 0.193 2.8 0.225 3 0.241
4. Pertumbuhan jumlah penduduk
di Jawa Barat. 0.058 3.2 0.186 3.6 0.21 2.8 0.163 3.6 0.21 3 0.175
5. Adanya perkembangan teknologi 0.125 3.8 0.475 3.8 0.475 4 0.5 3.2 0.4 3.4 0.425
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri buah-
buahan jambu biji 0.091 3 0.275 2.4 0.22 3.2 0.293 3.4 0.311 3 0.275
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089 3.4 0.302 3 0.267 3.2 0.284 3.6 0.32 3.2 0.284
8. Adanya pengaruh iklim 0.1 3 0.3 3 0.3 3.8 0.38 3.4 0.34 2.4 0.24
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 0.11 3 0.333 3 0.333 3.2 0.355 3.2 0.355 3 0.333
10. Konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan 0.133 2.8 0.373 3 0.4 4 0.53333 3.4 0.453 3 0.4
Total 2 64.4 6.117 65.8 6.256 64 6.157 66.2 6.366 60.4 5.279
Lampiran 6 Foto Kegiatan
No. Foto Kegiatan Keterangan
1.
Proses pemangkasan
jambu biji
2.
Proses pemilihan
jambu biji (Grading)
3.
Proses penimbangan
jambu biji
149
No. Foto Kegiatan Keterangan
4.
Jambu merah yang
terlalu matang
5.
Proses Packaging
6.
Produk yang menerima
hasil retur karena
kematangan, banyak
semut dan cacat
150
No. Foto Kegiatan Keterangan
7.
Proses sesi wawancara dengan
Pak Syukron (Direktur Utama)
8.
Proses sesi wawancara dengan
Bu Dyta (Manajer Keuangan)
9.
Proses sesi wawancara dengan
Bu Leni (Akademisi di bidang
Manajemen Agribisnis)
10.
Proses sesi wawancara dengan
Pak Hamidin
(Petani/Pengusaha Jambu Biji)
151
No. Foto Kegiatan Keterangan
11.
Proses waancara dengan Pak Ade
Indra (Akademisi di bidang
Manajemen)
12.
Sertifikat Organik Jambu biji merah