Isolasi dan Karakterisasi Patogen
Transcript of Isolasi dan Karakterisasi Patogen
Laporan Praktikum ke-5 dan 6 Hari/Tanggal :Selasa/30 September 2014m.k Penyakit Organisme Akuatik Kelompok : 11
Asisten : Adel Christian Iqbal Wijaya
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PATOGEN
Disusun oleh:Rinda Ulfah Likandi
C14120011
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit adalah salah satu faktor penghambat dalam
kegiatan budidaya perikanan karena dapat mengurangi
atau bahkan meniadakan keuntungan yang memang menjadi
tujuan kegiatan akuakultur. Penyakit pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang mengganggu aktivitas
fisiologis ikan baik secara langsung ataupun tidak
langsung (Sachlan 1972 dalam Afrianto dan Liviawaty
1992). Penyakit pada ikan hanya akan terjadi apabila
terdapat reaksi antara agen patogen, lingkungan yang
tidak sesuai, dan inang. Apabila terdapat salah satu
faktor di antara ketiga hal di atas yang tidak sesuai
bagi kehidupan ikan, maka kemungkinan ikan terjangkit
penyakit semakin besar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan ikan terjangkit penyakit yaitu
mengatur lingkungan yang sesuai dengan ikan yang
dibudidayakan. Faktor inang dan adanya patogen sulit
dihindari karena hal itu bersifat alami, sementara
lingkungan ikan budidaya adalah sesuatu yang dapat
direkayasa sehingga dapat dikontrol. Hal itu juga
didukung oleh pendapat Suparjo (2008) yang mengatakan
bahwa lingkungan adalah faktor pembatas pada kegiatan
budidaya karena ketidaksesuaian lingkungan akan
mengakibatkan kematian ikan lebih cepat daripada
faktor patogen atau inang ikan sendiri. Oleh karena
itu, faktor lingkungan harus dikelola dan dikontrol
dalam jangka waktu tertentu untuk menghindari penyakit
yang berpotensi menyebabkan kematian pada ikan.
Tidak jarang apabila penyakit telah menjangkit
ikan, petani sulit menentukan jenis penyakit yang
menyerang ikan mereka sehingga petani pun kesulitan
menentukan langkah yang harus diambil dalam
menanggulangi penyakit itu. Terlebih lagi, banyak
penyakit pada ikan yang memiliki gejala klinis yang
mirip antar satu penyakit dengan penyakit lain
sehingga metode laboratorium sering menjadi alternatif
untuk mendiagnosa penyakit yang menyerang. Salah
satunya yaitu metode isolasi dan karakterisasi bakteri
patogen. Metode ini dinilai tepat untuk mengetahui
jenis penyakit dan langkah penanggulangan dan kelak
juga menentukan langkah pencegahan pada jenis patogen
tersebut.
I.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar
mahasiswa mengetahui jenis-jenis bakteri akuatik
penyebab penyakit pada ikan beserta ciri-cirinya, serta
mengetahui cara penanganan bakteri dari tahap isolasi
hingga tahap identifikasi sehingga memudahkan
dilakukannya diagnosa, penentuan penyebab penyakit, dan
penentuan langkah pengendalian penyakit.
II. METODOLOGI
II.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Oktober
2014 pada pukul 13.00 sampai 15.00 untuk praktikum
isolasi bakteri pada organ ikan, sementara isolasi dan
karakterisasi bakteri dilakukan pada hari Selasa, 7
Oktober 2014 pada waktu yang sama di Laboratorium
Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pengamatan hasil karakterisasi bakteri dilakukan pada
hari Rabu, 8 Oktober 2014 di Laboratorium Kesehatan
Ikan, Departemen Budidaya Perairan, IPB.
II.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat bedah,
mikroskop, pipet tetes, kaca preparat, cover glass,
mikropipet, mikrotip, cawan petri, batang ose, wrapped
plastic, bunsen, tisu, baki, oven, label, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan lele (Clarias
sp.), ikan nila (Orechromis niloticus), alkohol 70 %,
pewarna Kristal violet, pewarna safranin, akuades,
lugol, alkohol absolut, media TSA, KIT API 20 E, dan
KIT API STREP.
II.3 Prosedur
2.3.1 Isolasi Bakteri dari Ginjal dan Luka/Otak Ikan
Lele (Clarias sp.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
2.3.1.1 Cara Isolasi Bakteri
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan
pengamatan visual pada ikan lele dan ikan nila, apabila
terdapat gejala klinis pada morfologi ikan. Jika tidak
didapat gejala di bagian luar tubuh ikan, dilakukan
pembedahan pada ikan lele dan ikan nila. Organ tubuh
ikan yang diambil yaitu ginjal dan otak pada masing-
masing ikan. Sebelum dilakukan isolasi, dilakukan
sterilisasi tangan dan meja kerja dahulu dengan alkohol
70 %, lalu dikeringkan dengan tisu, kemudian dinyalakan
bunsen.
Ujung batang ose dipanaskan dahulu, didinginkan
sejenak, lalu digunakan untuk dioleskan pada organ yang
dimaksud untuk mengambil bakteri patogen. Setelah itu
dioleskan pada cawan petri yang berisi media TSA yang
pinggirannya telah didekatkan kea pi untuk menghindari
kontaminan. Setelah penggoresan dilakukan, pinggiran
cawan dibungkus dengan wrapped plastic dan diberi label
agar tidak tertukar.
2.3.2 Karakterisasi Bakteri Patogen,
2.3.2.1 Pewarnaan Gram
Bakteri yang akan dilakukan pewarnaan gram berasal
dari bakteri hasil kultur pada media agar miring yang
telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu, meja kerja dan
tangan disterilisari dengan alkohol 70 %, lalu
dikeringkan dengan tisu. Ujung batang ose dipanaskan
terlebih dahulu lalu didinginkan sesaat, kemudian
digunakan untuk mengambil koloni bakteri pada media
agar miring untuk dioleskan pada kaca preparat.
Sebaiknya tidak terlalu tebal agar memudahkan dalam
pengamatan. Setelah itu, preparat ditetesi akuades
sedikit, lalu dipanaskan di atas api dengan jarak yang
tidak terlalu dekat dengan tujuan fiksasi. Setelah
fiksasi, preparat ditetesi oleh kristal violet dan
ditunggu selama satu menit.
Setelah satu menit, dibilas dengan akuades.
Selanjutnya, preparat ditetesi dengan lugol/Kalium
Iodida sebanyak satu tetes dan ditunggu ssatu menit.
Kemudian, dibilas kembali dengan akuades. Setelah itu,
ditetesi dengan alkohol absolut, lalu ditunggu selama
30 detik, kemudian dibilas kembali dengan akuades.
Teakhir, ditetesi dengan pewarna safranin, lalu
ditunggu selama 30 detik, setelah itu dibilas kembali
dengan akuades. Setelah semua prosedur selesai,
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop untuk mengamati
bentuk dan warna bakteri serta jenis bakteri.
2.3.2.2 Karakterisasi dengan KIT API 20 E
Isolat bakteri dicampur ke dalam PSB 5 ml. Setelah
itu, campuran tadi dimasukkan ke dalam larutan PBS 5 ml
di dalam appendorf. Kemudian, larutan tadi dimasukkan
ke dalam wadah sumur-sumur lalu diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37oC. Jumlah yang dimasukkan ke dalam
strip plastik tersebut tergantung pada penanda di bawah
tiap-tiap strip, VP untuk pengisian penuh, ADH untuk
pengisian ½ bagian ditambah oil, dan ONPG untuk
pengisian ½ bagian tanpa penambahan apapun. Setelah
diinkubasi, dimasukkan reagen-reagen tertentu agar
diketahui hasil akhirnya. Terakhir, dibaca hasil yang
muncul menggunakan software API WEB untuk mengetahui
identitas kemiripannya.
2.3.2.3 Karakterisasi dengan KIT API STREP
Bakteri yang telah digores di media kemudian
dimasukkan ke dalam appendorf dan ditambah dengan
akuades sebanyak 2 ml. Setelah itu, pada strip plastik
yang kecil diisi sebanyak ½ bagian menggunakan
mikropipet, sementara bagian strip plastik besar diisi
sebanyak ½ bagian ditambah dengan oil. Keduanya
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Kemudian, pada
strip plastik kecil ditambah reagen-reagen tertentu
sementara pada strip plastik yang besar langsung dibaca
hasil yang terlihat dan dimasukkan dalam software API
WEB.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berikut ini merupakan hasil isolasi bakteri patogen
pada Ikan Lele (Clarias sp.)
Kel.
Tumbuh/ Tidak
Warna Tepian Elevasi FotoNila Lele
Otak Ginjal
Otak
Ginjal
1 V V V V Putih Halus Cembung
2 V V V V Putih Halus Cembung
3 V V V V Putih Halus Cembung
4 V V V V Putih Halus Cembung
5 V V - V Putih Halus Cembung
6 V V V V Kuning
Halus Cembung
7 V V V V Putih Halus Cembung
8 V V V - Putih Halus Cembung
9 V - - - Putih Halus Cembung
10 V V V V Putih Halus Cembung
11 V V V - Putih Halus Cembung
12 V - V V Putih Halus Cembung
Tabel 1 Hasil Isolasi Bakteri Patogen pada Ikan Lele
(Clarias sp.)
Berdasarkan hasil yang didapat pada tabel di atas,
diketahui bahwa bakteri patogen pada otak dan ginjal
ikan nila dan ikan lele kelompok 1, 2, 3, 4, 6, 7, dan
10 tumbuh dengan tepian halus, warna putih agak
kekuningan, dan elevasinya cembung, sedangkan kelompok
5 bakteri pada otak ikan lele tidak terdapat
pertumbuhan bakteri, pada kelompok 8, juga tidak
terdapat pertumbuhan bakteri pada ginjal, kelompok 9
hanya bakteri pada otak ikan nila yang terlihat ada
pertumbuhan bakteri, serta kelompok 11 dan 12 bakteri
pada ginjal ikan lele dan ginjal ikan nila tidak
terdapat pertumbuhan bakteri.
Tabel 2 Hasil pewarnaan gram (Shift 1 atas)
Kelompok
Isolat
Gram Penampang/Bentuk Foto
7 A/B +/- Cocus/ Basil8 B - Basil (Bacillus sp.)9 A - Basil (Bacillus sp.)
10 B - Basil (Bacillus sp.)
11 A + Coccus (Streptococcussp.)
12 B - Basil (Bacillus sp.)
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, diketahui
bahwa jenis isolat B setelah dilakukan pewarnaan gram
yaitu berbentuk basil dengan genus Bacillus sp. yang
termasuk gram negatif. Namun, pada kelompok 9 didapat
isolat A yang juga merupakan bakteri Bacillus sp. Isolat A
setelah dilakukan pewarnaan gram termasuk gram positif
dengan genus Streptococcus sp.
Tabel 3. Hasil Karakterisasi Bakteri Patogen dengan KITAPI 20 E dan API 20 STREP.
Shift 1(sampel) Uji Kit Hasil % ID
1 (A) API 20 Strep Aerococcus urinae 952 (B) API 20 E Aeromonas hydrophila 74,2Shift 2(sampel)1 (A) API 20 Strep Streptococcus agalactiae 81,22 (B) API 20 e Aeromonas hydrophila 89,8
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji karakterisasi
patogen dengan kit API 20 E pada sampel B yaitu didapat
bakteri Aeromonas hydrophilla dengan persentase kemiripan
pada shift 1 yaitu 74.2 % dan 89.8 % pada sampel shift
2. Sementara pada KIT API 20 STREP didapat bakteri
Aerococcus urinae pada sampel shift 1 dengan kemiripan 95 %
dan Streptococcus agalactiae pada sampel shift 2 dengan
kemiripan 81.2 %.
3.2 Pembahasan
Hasil isolasi bakteri pada ginjal ikan lele
sebagian besar didapat isolat koloni bakteri berwarna
putih kekuningan dengan elevasi cembung. Hal ini sesuai
dengan Wijayanti et al (2013) yang mendapatkan koloni
putih, memiliki elevasi cembung dan pipih. Hasil
isolasi bakteri pada otak ikan lele didapat koloni
berwarna putih dengan tepian halus dan elevasi cembung.
Hasil ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Wijayanti
et al (2013) yang juga menunjukkan hasil isolasi bakteri
pada otak lele membentuk koloni putih keruh dengan
elevasi cembung. Hasil isolasi bakteri dari otak dan
ginjal ikan nila menunjukkan hasil berupa koloni
bakteri dengan warna putih kekuningan yang agak
transparan. Hal ini sesuai dengan penemuan yang
dilakukan Gardenia et al (2011) yang menemukan hasil
isolasi bakteri dengan sumber organ ginjal dan otak
ikan nila berupa koloni putih dengan elevasi cembung.
Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa terdapat
dua isolat berbeda yaitu isolat A yang merupakan
bakteri Streptococcus sp. dan isolat B yang merupakan
Bacillus sp. Kedua bakteri ini termasuk gram positif
karena saat dilakukan pewarnaan, terlihat warna ungu
pada hasil pengamatan. Warna ini diperoleh dari
pewarnaan menggunakan Kristal ungu. Warna ungu ini
diserap oleh peptidoglikan yang terdapat dalam membran
sel bakteri dan terikat sempurna serta tidak luruh
ketika dibilas oleh alkohol absolut sehingga warna ungu
tetap bertahan sampai akhir (Sabir 2005). Hasil yang
diperoleh pada Tabel 2 tidak sesuai dengan literatur
karena warna yang terlihat saat pengamatan Bacillus sp.
terlihat agak kemerahan yang diakibatkan pewarna
safranin sehingga terlihat seperti bakteri gram
negatif.
Streptococcus sp. adalah bakteri gram positif dan
nonmotil yang merupakan anaerob fakultatif (Sabir
2005). Bakteri ini memiliki bentuk bulat, tersusun
seperti rantai dan tidak membentuk spora. Bakteri ini
tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180C – 400C.
bakteri ini dapat menyebabkan karies gigi pada manusia,
selain itu dapat menjadi agen patogen pada ikan,
terutama pada spesies tilapia. Bacillus sp. juga merupakan
bakteri gram positif, tetapi memiliki bentuk basil atau
menyerupai batang. Bakteri ini termasuk aerob sehingga
tidak dapat hidup tanpa adanya oksigen, selain itu
bakteri ini bersifar saprofor dan dapat di hidup di
berbagai tempat.
Aeromonas hydrophilla termasuk bakteri gram negatif
dan bersifat positif oksidatif. Aeromonas
hydrophila berbentuk batang lurus dengan ujung membulat,
biasanya m otil dengan flagel tunggal. Kadang-
kadang flagel bersifat peritrik dalam medium cair saat
kultur muda. Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif
dan kemoorganotropik karena melakukan respirasi dan
fermentasi (Ko et al 2003).
Bakteri adalah organisme mikroskopis bersel
tunggal yang hidup bebas dan mampu bereproduksi sendiri
walaupun kadang memerlukan inang (Corwin 2009). Bakteri
tidak memiliki inti sel. Tubuh bakteri terdiri atas
sitoplama yang dikelilingi oleh dinding sel yang
mengandung zat tertentu yang biasa disebut
peptidoglikan. Sitoplasma merupakan tempat bagi materi
genetik, baik DNA atau RNA dan segala zat yang
dibutuhkan untuk metabolisme sel (Corwin 2009). Bakteri
bereproduksi dengan cara yang sederhana yaitu
reproduksi aseksual sederhana dan pembelahan diri.
Sebagian bakteri memiliki pertahanan tubuh dari zat-zat
atau lingkungan yang tidak sesuai bagi diri mereka.
Biasanya bakteri digolongkan dalam dua kelompok
besar yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram
positif. Bakteri gram negatif yaitu bakteri yang
mayoritas dari jenisnya adalah bakteri patogen. Bakteri
ini memiliki dinding sel yang terdiri dari
lipopolisakarida. Lipopolisakarida berfungsi untuk
pertahanan bakteri terhadap imunitas inangnya sehingga
dinding sel bakteri gram negatif sulit ditembus oleh
antibiotik (Campbell dan Reece 2003). Contoh bakteri
gram negatif yaitu Salmonella typhosa dan Azotobacter.
Bakteri gram positif yaitu bakteri yang dinding selnya
banyak mengandung peptidoglikan daripada lipid sehingga
akan berwarna keunguan apabila dilakukan pewarnaan gram
(Campbell dan Reece 2003). Bakteri gram negatif lebih
rentan terhadap antibiotik, tetapi sulit ditumbuhkan di
media karena memiliki kebutuhan nutrisi yang kompleks
(Grossman et al 1988).
Standar isolasi dan identifikasi bakteri yaitu
didasarkan pada standar nasional atau internasional
yang telah berlaku. Indonesia memiliki standar sendiri
untuk isolasi dan identifikasi bakteri yaitu SNI ISO
No. 6887-3 Tahun 2012 mengenai standar uji mikrobiologi
pada bidang perikanan (Badan Standarisasi Nasional
2013). Isi dari standar yang tercantum yaitu
standarisasi mikrobiologi bahan pangan dan pakan berupa
penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran
desimal untuk pengujian mikrobiologi, serta aturan
khusus untuk penyiapan ikan dan produk perikanan (Badan
Standarisasi Nasional 2013).
Isolasi dan identifikasi bakteri pada saat ini
tidak hanya dilakukan dengan cara konvensional, tetapi
telah digunakan metode yang lebih modern yaitu dengan
KIT. Kit yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
KIT API 20E dan KIT API 20 STREP. Kit API 20E adalah
kit komersial yang biasa digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri Enterobacteriaceae dan
beberapa spesies bakteri gram negatif lainnya.
Penggunaan KIT dalam karakterisasi bakteri dinilai
lebih cepat disbanding metode konvensional karena dalam
KIT telah tersedia reagen-reagen yang dapat digunakan
langsung dalam karakterisasi, sementara hal itu tidak
didapat pada metode konvensional. Hasil yang didapat
pun relatif lebih akurat daripada metode konvensional.
Namun, karena kelengkapannyalah harga KIT di pasaran
masih relatif mahal disbanding metode konvensional
(Astuti 2009)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Menurut jenis gram, bakteri terdiri atas gram
negatif dan gram positif. Bakteri gram positif akan
menunjukkan warna ungu pada akhir pewarnaan gram
sementara bakteri gram negatif akan terlihat warna
kemerahan pada akhir pewarnaan gram. Isolasi dan
identifikasi bakteri baik dengan kit maupun manual
dapat berfungsi sebagai langkah deteksi bakteri patogen
yang meyerang ikan sehingga dapat dilakukan penanganan
yang tepat dan cepat apabila terlihat gejala klinis
pada ikan.
IV.2 Saran
Praktikum selanjutnya diharapkan setiap kelompok
mendapat kesempatan untuk menggunakan KIT API untuk
identifikasi bakteri agar lebih dapat memahami prosedur
identifikasi bakteri dengan kit.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E dan Liviawaty E. 1992. Penyakit dan Hama Ikan.Yogyakarta (ID): Kanisius
Astuti DD. 2009. Karakterisasi Fisiologi danIdentifikasi Molekuler Isolat-Isolat BakteriMetanotrof Asal Sawah Wilayah Bogor dan Sukabumi.Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Institut Pertanian Bogor
[BSN ] Badan Standarisasi Nasional. 2013. BuletinInformasi SNI Terbaru. [Internet]. [Diacu tanggal10 Oktober 2014]. [Terdapat padahttp://bsn.go.id/uploads/download/buletin_SNI_final_Cetak_reduced1.pdf]
Campbell NA dan Reece JB. 2003. Biologi Edisi ke-5 Jilid ke-2.Jakarta (ID): Erlangga.
Corwin EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta (ID):Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gardenia L, Koesharyati I, dan Aryati Y. 2011. KasusInfeksi Alami: Diagnosa Streptococcus agalactiae dariJaringan Ikan Nila Menggunakan PCR. Journal of FisheriesScience XIII (1): 22-26
Grossman LI, Oliet S, dan Del Rio CE.1988. IlmuEndodontik dalam Praktik. Jakarta (ID): Penerbit BukuKedokteran EGC
Ko, CW, Chiang SR, Lee HC, Tang HJ, Wang YY, dan ChuangYC. 2003. In vitro and In Vivo Activities ofFluoroquinolones Againts Aeromonashydrophila. Antimicrob. Agents and Chemother. 47 (7) :2217-2222.
Sabir A. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid PropolisTrigona sp, terhadap Bakteri Streptococcus mutans (invitro). Dental Journal. Vol. 38 No.3: 135-141
Suparjo MN. 2008. Daya Dukung Lingkungan PerairanTambak Desa Murorejo Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek.Vol. 4 No.1: 50-55.
Wijayanti A, Sarjito, Prayitno SB. 2013. Identifikasidan Uji Postulat Koch Agensia Penyebab PenyakitBakteri pada Ikan Lele yang Berasal dari Demak.Journal of Aquacuture Management and Technology. Vol. 2 No.2: 10-19.