Karakterisasi Selulase pada Bakteri Selulolitik Secara Kualitatif dan Kuantitatif pada Rayap (Ordo...

29
LAPORAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Karakterisasi Selulase secara Kualitatif dan Kuantitatif pada Bakteri Selulolitik Rayap (Ordo : Isoptera) yang Berpotensi sebagai Agensia Akselerator Pengkomposan BIDANG KEGIATAN: PKM-P Diusulkan oleh: Ketua : Rifqi Zahroh Janatunaim 11/313264/BI/08619 Anggota : Cornellius Yudha Wijaya 11/316157/BI/08737 Fajar Priyambada 11/316158/BI/08738 Adilah Ridha Azizah 11/318304/PN/12602 1

Transcript of Karakterisasi Selulase pada Bakteri Selulolitik Secara Kualitatif dan Kuantitatif pada Rayap (Ordo...

LAPORAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Karakterisasi Selulase secara Kualitatif dan Kuantitatif pada

Bakteri Selulolitik Rayap (Ordo : Isoptera) yang Berpotensi

sebagai Agensia Akselerator Pengkomposan

BIDANG KEGIATAN:

PKM-P

Diusulkan oleh:

Ketua : Rifqi Zahroh Janatunaim 11/313264/BI/08619

Anggota : Cornellius Yudha Wijaya 11/316157/BI/08737

Fajar Priyambada 11/316158/BI/08738

Adilah Ridha Azizah 11/318304/PN/12602

1

Eka Ramadhani 13/346978/BI/09034

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3

ABSTRACT......................................................

..............................................................

..... 4

RINGKASAN.....................................................

..............................................................

... 5

BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………. 5

BAB 3. METODE PENELITIAN………………………………………………………… 8

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………... 10

BAB 5.

SIMPULAN .....................................................

....................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 11

LAMPIRAN

- Laporan Keuangan……………………………………………………………………….. 12

- Data

Penelitian....................................................

..............................................................

.. 13

1

RINGKASAN

Rayap dianggap merugikan bagi kehidupan manusia karena

mengkonsumsi kayu tetapi rayap bersimbiosis dengan berbagai

macam bakteri selulolitik dalam organ pencernaannya sehingga

memiliki potensi enzim selulase sebagai pendegradasi selulosa

pada sampah organik yang berasal dari tumbuhan. Hal ini perlu

dikembangkan sebagai upaya daur ulang limbah organik menjadi

sesuatu yang lebih berguna, seperti kompos yang bermanfaat

untuk mengurangi timbunan sampah organik yang dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Agar enzim

selulase dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu diketahui

karakter dan sifat dari enzim tersebut serta kondisi

lingkungan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

aktivitas enzim selulase pada bakteri selulolitik pada rayap.

Tahapan penelitian ini meliputi isolasi bakteri selulolitik

2

pada usus rayap, pengukuran kurva pertumbuhan bakteri, dan

karakterisasi enzim dengan metode DNS yang meliputi pH dan

suhu optimum berdasarkan waktu pertumbuhan tertinggi.

Berdasarkan hasil isolasi bakteri selulolitik dari usus rayap

didapatkan isolat yaitu BSR 2, BSR 3, BSR 8, dan BSR 9.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh isolat yang memiliki

indeks selulolitik terbesar adalah BSR 9. Isolat tersebut

memiliki waktu pertumbuhan maksimal pada waktu 24 jam. Isolat

tersebut memiliki aktivitas enzim optimum pada waktu 24 jam

dan 96 jam, pH 4, dan suhu 40ºC.

Kata kunci : rayap, enzim selulase, bakteri selulolitik,

karakterisasi enzim

3

BAB 1. PENDAHULUAN

A. JUDUL

Karakterisasi Selulase secara Kualitatif dan Kuantitatif

pada Bakteri Selulolitik Rayap (Ordo : Isoptera) yang

Berpotensi sebagai Agensia Akselerator Pengkomposan

B. LATAR BELAKANG

Rayap merupakan salah satu serangga yang mengkonsumsi

seresah kayu sebagai makanannya. Rayap secara umum adalah

serangga yang dianggap merugikan bagi kehidupan manusia secara

fisik seperti merusak struktur bangunan, merusak tanaman, dan

lainnya. Sebagai serangga pemakan kayu, rayap bersimbiosis

dengan berbagai macam bakteri selulolitik dalam organ

pencernaannya.

Kehadiran bakteri selulolitik penghasil enzim selulase

ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh manusia, antara

lain untuk pengomposan limbah pertanian, proses penggilingan

(biorefining), memproduksi kertas yang ramah lingkungan, juga

untuk meningkatkan daya cerna pakan ternak dan produksi

bioetanol (Alexander, 1965 ; Dina, dkk, 2007 ; Meryandini,

dkk, 2009). Potensi enzim selulase sebagai pendegradasi

selulosa pada sampah organik yang berasal dari tumbuhan, perlu

dikembangkan sebagai upaya daur ulang limbah organik menjadi

sesuatu yang lebih berguna, seperti kompos yang bermanfaat

untuk mengurangi timbunan sampah organik yang dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Agar enzim

selulase dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu diketahui

karakter dan sifat dari enzim tersebut serta kondisi

4

lingkungan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang karakterisasi enzim selulase

bakteri selulolitik yang berasal dari usus rayap dan pengujian

enzim tersebut dalam mendegradasi selulosa.

C. PERUMUSAN MASALAH

Rayap merupakan salah satu serangga yang merugikan pada

manusia dikarenakan makanan yang dikonsumsi adalah kayu yang

sebagian besar pada bangunan rumah. Dikarenakan makanan yang

dikonsumsi oleh rayap adalah kayu maka dimungkinkan terdapat

bakteri selulolitik yang mampu menghasilkan enzim selulase

pada pencernaan rayap. Oleh karena itu salah satu bentuk

pemanfaatan oleh manusia yang dapat dilakukan adalah

mendapatkan isolat bakteri selulolitik yang dapat dimanfaatkan

sebagai agensia akselerasi pengomposan pada rayap serta

pengkatareksisasian enzim yang dihasilkan oleh bakteri

selulolitik pada rayap agar dapat digunakan oleh manusia lebih

lanjut.

D. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

isolat bakteri selulolitik dari usus rayap serta melakukan

karakterisisasi enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri

selulolitik dari rayap yang berpotensi sebagai agensia

akselerasi pengomposan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

5

1. Mendapatkan Isolat bakteri selulolitik dari rayap yang

dapat dimanfaatkan dalam penelitian selanjutnya

2. Memperoleh isolat bakteri selulolitik yang dapat digunakan

untuk agensia akselerasi proses composting

3. Mampu mengkateriksasi enzim selulase pada bakteri

selulolitik rayap

F. MANFAAT

1. Berkontribusi dalam dunia keilmuan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan

2. Mampu memanfaatkan rayap yang dianggap merugikan manusia

sebagai penghasil isolat bakteria selulolitik yang dapat

digunakan sebagai agensia pengomposan

3. Memberikan alternatif kepada dunia pertanian dalam hal

pengimposan, khususnya agensia isolat bakteri selulolitik yang

berpotensi sebagai agensia akselerasi pengomposan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Rayap

6

Rayap (ordo Isoptera) merupakan serangga yang sangat

penting untuk daur nutrien pada ekosistem alami (Li et al,2013).

Hal ini disebabkan oleh kemampuan rayap dalam mencerna biomasa

lignoselulotik (selulosa, hemiselulosa, dan lignin) menjadi

gula sederhana yang kemudian diserap sebagai energi dan sumber

karbon (Uphadhyaya et al,2012). Kemampuan mencerna ini diperoleh

dari adanya simbiosis dengan mikroorganisme (Bakteria,

Arkhaea, dan Eukarya) pada intestinum akhir (hindgut) (Konig &

Varma,2006) atau sel ventrikulus rayap. Rayap melakukan

disimilasi dengan proporsi yang signifikan dari komponen

selulosa (74-99%) dan hemiselulosa (65-87%) pada pencernaan

lignoselulosa. Rayap berperan penting dalam pergantian dan

mineralisasi biopolimer komplek seperti kayu dan selulosa lain

serta hemiselulosa berisi material. Lignoselulosa merupakan

komponen predominan pada kayu dan material tumbuhan yang telah

mati, serta biomasa yang paling melimpah di bumi, terutama di

ekosistem terestrial (Uphadhyaya et al,2012).

2. Selulosa

Selulosa merupakan polimer karbohidrat. Selulosa ini

mampu dipecah oleh selulase endogen dari rayap (endo-1,4-

glucanase dan -glukosidase) yang dikeluarkan dari kelenjar

ludah atau usus telah diidentifikasi dan dicirikan pada rayap

tinggi dan rendah. Analisis molekul menunjukkan enzim endogen

ini adalah anggota glycosyl hydrolase keluarga 9 (GHF9). Pada

rayap tingkat tinggi aktivitas selulitik endogen ditemui pada

senyawa metabolik. Sedangkan pada rayap tingkat rendah,

substansi selulitik ini ditemukan dalam kantung (Uphadhyaya et

al,2012). Pada serangga, selulosa dicerna oleh tiga tipe

7

enzim : C1-selulase, Cx-selulase, and selobiase (Delalibera et

al, 2005). Istilah 'Selulase' secara umum meliputi dua jenis

enzim, eksooglukanase (terutama selobiohidrolase [EC 3.2.1.91]

dan kadang-kadang selodekstranase [EC 3.2.1.74]) yang

menghidrolisis selulosa dari nonreducing atau reduksi akhir,

dan endo - 1,4-glucanase [EC 3.2.1.4] yang terhidrolisis

sepanjang rantai glukan serat selulosa secara acak.

Selooligosakarida yang dihasilkan oleh enzim yang lebih lanjut

terhidrolisis menjadi glukosa oleh glukosidase (Uphadhyaya et

al,2012). Dalam memecah selulosa melalui selodekstrin menjadi

selotriosa, selobiosa, dan glukosa, selulase dibantu oleh β-

glukosidase (Rockstein,1978).

3. Selulase

Selulase adalah enzim kompleks yang memotong secara

bertahap rantai selulosa menjadi glukosa. Enzim ini terdiri

atas eksoselulase atau eksobiohidrolase, endoselulase atau

endo β-1,4-glukanase dan β-1,4-glukosidase atau selobiase.

Selulase terdiri atas selobiohidrolase (CBH atau 1,4, β-D-

glukan selobiohidrolase, E.C 3.2.1.91), endo-β-1,4-glukanase

(EG atau endo-2,4-β-D-glukan 4 glukanohidrolase, EC 3.2.1.4)

dan β-glukosidase (BG, EC 3.2.1.21). Selulase menghidrolisis

selulosa dengan produk utama glukosa, selobiosa dan

selooligosakarida (Anindyawati, 2010).

Aktivitas enzim selulase sangat berhubungan dengan

kinetika enzim. Kinetika enzim berkaitan dengan pengukuran

laju reaksi enzimatik serta dengan faktor-faktor yang

8

mempengaruhi laju tersebut. Faktor-faktor penting yang

mempengaruhi laju reaksi enzimatik adalah konsentrasi substrat

dan enzim, pH, suhu dan adanya kofaktor sera ion logam.

Penting untuk memepelajari mengenai faktor-faktor ini (Saropah

dkk., 2012).

4. Bakteri Selulolitik

Bakteri selulolitik adalah bakteri yang mampu

menghidrolisis kompleks selulosa menjadi oligosakarida yang

lebih kecil dan akhirnya menjadi glukosa. Glukosa tersebut

digunakan sebagai sumber karbon dan sumber nutrisi bagi

pertumbuhan organisme ini. Bakteri selulolitik mensintesis

seperangkat enzim yang mampu menghidrolisis selulosa. Enzim

tersebut adalah kompleks selulase. Enzim ini disintesis oleh

mikroba selama tumbuh dalam media selulosa (Hartanti, 2010).

5. Kompos

Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-

bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi berbagai

macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang hangat,

lembab, dan aerobik atau anaerobik (Sutanto, 2002).

9

BAB 3. METODE PENELITIAN

1. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan di

Fakultas Biologi UGM

2. Materi Penelitian

2.a. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah Rayap, TSA, TSB, Congo Red 0,1%,

NaCl 0,9%, Alkohol 70%, Aquades, CMC, Larutan Buffer, DNS, Avicel,

Kultur Murni Chlorella, Glukosa, dan Whatman Paper

2.b. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Petri

Dish, Ose, Tabung Reaksi, Mikroskop Binokuler, Micro Dissect,

Tissue, Kapas, Kertas Payung, Alumunnium Foil, Mikropipet,

Yellow and Blue Tip, Kuas, Flakon dan Mikrotube

3. Metode Penelitian

Isolasi Bakteri Selulolitik

Metode yang digunakan adalah metode survey dan analisis

bakteriologis dengan mengamati bakteri selulolitik pada sampel

organ pencernaan Rayap

a. Penyediaan Sampel

Rayap diperoleh dari Taman Fakultas Biologi UGM yang

diambil secara acak pada pepohonan.

b. Isolasi Bakteri

Analisis dan isolasi bakteri pada sampel dilakukan di

laboratorium mikrobiologi. Rayap yang diambil dari timbunan

10

kayu dimasukkan dalam alkohol 70% untuk sterilisasi dengan

tujuan hanya bakteri dari usus rayap yang tumbuh dan

berkembang. Kemudian dimasukkan ke dalam buffer fosfat pH 7

untuk mengkondisikan organ yang akan diambil. Lalu diambil

organ pencernaannya (Usus) dengan cara memotong bagian pangkal

abdomen rayap kemudian dihancurkan agar isi perutnya keluar.

Selanjutnya dilakukan buffer fosfat pH 7 berisi usus rayap

dimasukkan dalam microtube dan disentrifugasi pada 10.000 rpm

selama 10 menit. Kemudian bagian pellet diambil dan ditanam

pada media Carboxil Methil Cellulose (CMC) dengan metode pour

plate sampai didapatkan koloni yang terpisah.

Media dalam cawan petri yang sudah dinokulasi isolat,

diinkubasi selama dua minggu dalam temperatur ruang. Koloni-

koloni bakteri dengan kenampakan berbeda ditumbuhkan pada

medium CMC agar miring. Kemudian satu ose tiap bakteri

ditumbuhkan dalam cawan petri dengan metode streak plate pada

media CMC agar plate dan ditumbuhkan selama 1-2 minggu dalam

temperatur ruang. Koloni yang sudah tumbuh dicuci dengan

larutan congo red 0,1% selama 10 menit, lalu larutan congo red

0,1% dibuang dan isolat direndam dengan larutan NaCl 0.1 M

agar hasil tampak nyata dan terukur. Kemudian zona jernih

dihitung ukurannya. Koloni yang menunjukkan adanya zone jernih

setelah ditetesi congo red merupakan isolat yang berpotensi

sebagai bakteri selulolitik. Akhirnya dari beberapa kali

pengulangan, ditemukan isolat murni dari bakteri heterotrof

yang potensi sebagai bakteri selulolitik. Isolat yang

diperoleh disimpan pada suhu 40C dan siap untuk digunakan pada

pengujian selanjutnya.

11

Karakterisasi Enzim

1. Pembuatan starter dan kultur inokula

Sebanyak dua lup penuh bakteri diinokulasikan ke dalam 50

ml media CMC 1% cair dan diinkubasi dalam inkubator bergoyang

selama 24 jam. Starter tersebut kemudian ditambahkan 50 ml CMC

1% cair dan digunakan untuk pengukuran kurva pertumbuhan dan

pengujian aktivitas selulase.

2. Pengukuran kurva petumbuhan dan pengujian aktivitas

selulase

a. Pengukuran kurva petumbuhan

Pengukuran pertumbuhan bakteri dan pengujian aktivitas

enzim dilakukan dengan interval waktu 24 jam selama 0-96 jam.

Pertumbuhan bakteri diukur dengan menggunakan spektofotometer

panjang gelombang 600 nm.

b. Pengujian aktivitas selulase

Untuk pengujian selulase, diambil 1.5 ml dari kultur

induk. Sampel tersebut disentrifuse pada kecepatan 10.000 rpm

selama 10 menit hingga diperoleh pellet dan supernatan.

Supernatan yang diperoleh merupakan enzim eksktrak kasar atau

crude enzyme yang akan diuji aktivitasnya.

Aktivitas selulase diukur menggunakan metode Miller

(1959) dengan cara menambahkan 1 ml enzim ekstrak kasar dalam

substrat CMC 1 % pada 1 ml 0,2 M bufer fosfat pH 7, selama 15

menit. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 2 ml asam dinitro

salisilat (DNS) dan dididihkan selama 15 menit, kemudian

didinginkan sampai suhu ruang dan diukur pada panjang

gelombang 600 nm. Metode yang dilakukan untuk blanko adalah

12

sebanyak 1 ml substrat CMC 1 % pada 1 ml 0,2 M bufer fosfat

pH 7 ditambahkan 1 ml DNS dibiarkan selama 15 menit,

ditambahkan medium CMC broth sebanyak 1 ml, dipanaskan pada

suhu 100ºC selama 15 menit. Setelah dingin, seluruh sampel

diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 600nm. Jumlah gula yang diproduksi ditentukan dengan

standar glukosa. Satu unit aktivitas selulase didefinisikan

sebagai jumlah enzim yang menghasilkan 1 μmol glukosa dalam

satu menit.

3. Karakterisasi enzim

Karakterisasi enzim selulase meliputi penentuan pH dan

suhu optimum serta substrat yang sesuai. Karakterisasi

aktivitas selulosa diperoleh engan mencampurkan 1 ml crude enzim

dengan 1 ml substrat, kemudian diinkubasi 10 menit dan reaksi

diberhentikan dengan pemanasan, kadar produk gula reduksi

dihentikan dengan pemanasan, lalu produk gula reduksi yang

terbentuk diukur dengan spektrofotometer

a. Penentuan pH optimum

Penentuan pH optimum dilakukan dengan cara melarutkan crude

enzyme pada substrat CMC 1 % dalam berbagai kondisi pH,

(kondisi asam pada pH 2 dan 4, kondisi netral pada pH 7, dan

kondisi basa pada pH 8 dan 10) dengan menggunakan bufer asam

sitrat (pH 2 dan 4), bufer fosfat (pH 7), dan buffer glisin

NaOH (pH 8 dan 10).

b. Penentuan suhu optimum

Penentuan suhu optimum dilakukan dengan cara menguji

aktivitas selulase pada berbagai suhu (20 ˚C sampai dengan 50

13

˚C dengan selang 10 ˚C) dalam substrat CMC 1 % dalam bufer pH

optimum dan inkubasi selama 30 menit.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh

isolat dengan morfologi koloni yang berbeda yang berasal dari

usus rayap yang diberi nama BSR. Isolat tersebut yaitu BSR 2,

BSR 3, BSR 8, BSR 9, dan BSR 10. Isolat bakteri pada isolasi

tahap 1 kemudian diuji menggunakan congo red dan dihasilkan

bahwa keseluruhan bakteri merupakan bakteri selulolitik.

14

Gambar 1. Hasil isolasi bakteri rayap (a) BSR 8, (b) BSR 9,

(c) BSR 2, (d) BSR 3

Kemudian keempat isolat diuji kemampuannya sebagai

bakteri selulolitik menggunakan congo red berdasarkan

keberadaan zona jernihnya.

Gambar 2. Hasil uji Congo Red (a) BSR 3, (b) BSR 8, (c) BSR

9, (d) BSR 2

Dari hasil pengujian kemampuan pendegradasi selulosa,

diperoleh bahwa keseluruhan isolat dapat membentuk zona

jernih. Hal ini berarti bahwa seluruh isolat merupakan bakteri

15

a b c d

a db c

selulolitik. Kemudian, dilakukan pengukuran kurva

pertumbuhannya, aktivitas enzim bakteri pada 0-96 jam,

aktivitas bakteri pada berbagai suhu, dan aktivitas bakteri

pada berbagai menggunakan standar glukosa dan didapatkan hasil

sebagai berikut

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.30.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0.060

0.070

0.080

f(x) = 0.0126428571428571 x − 0.02R² = 0.975130727091634

Kurva Standar Glukosa

Konsentrasi

Abso

rban

si

0 20 40 60 80 100 1200.000

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

Kurva Pertumbuhan Bakteri

BSR 2BSR 3BSR 8BSR 9BSR 10

Waktu (Jam)

CFU

16

Gambar 1. Kurva standar glukosa konsentrasi 0;0,05;0,1;0,15;0,2;0,25; dan 0,3

Gambar 2. Fase pertumbuhan bakteri

Tingginya kurva pertumbuhan menunjukkan bahwa isolat

bakteri berada pada fase lag. Dari hasil pengukuran kurva

pertumbuhan diperoleh bahwa BSR 2 berada pada fase lag pada 24

jam, BSR 3 pada 24 jam, BSR 8 pada 48 jam, BSR 9 pada 24 jam,

dan BSR 10 pada 24 jam. Kemudian pada waktu yang bersamaan

diukur aktivitas enzim bakteri dan diperoleh grafik sebagai

berikut.

0 20 40 60 80 100 1200.0001.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.000

Aktivitas Enzim

BSR 2BSR 3BSR 8BSR 9BSR 10

Waktu (Jam)

Kons

entras

i (Uni

t/mL

)

Dari hasil pengukuran aktivitas enzim bakteri menunjukkanbahwa isolat BSR 2 memiliki aktivitas enzim tertinggi pada 24jam, BSR 3 pada 24 jam, BSR 8 pada 24 jam, BSR 9 pada 96 jam,dan BSR 10 pada 72 jam. Waktu optimal yang diperoleh daripengukuran aktivitas enzim digunakan sebagai standar untukpengukuran aktivitas enzim pada berbagai pH dan suhu. Darikeempat isolat hanya empat isolat yang diukur aktivitas enzimpada berbagai pH dan suhu. Hal ini terjadi karena adanyakendala secara waktu, sehingga dari data yang diperoleh dapatdibuat grafik sebagai berikut.

17

Gambar 3. Aktivitas enzim

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110.00001.00002.00003.00004.0000

Aktivitas Enzim Pada Berbagai pH

BSR 2BSR 3BSR 8BSR 9

pH

Kons

entras

i (U

nit/

mL)

15 20 25 30 35 40 45 50 550.00001.00002.00003.00004.00005.00006.0000

Aktivitas Enzim Pada Berbagai Suhu

BSR 2BSR 3BSR 8BSR 9

Suhu (ºC)

Kons

entras

i (Uni

t/mL

)

Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa aktivitas enzim pada

BSR 2 tertinggi pada pH 4 dan suhu 40ºC, BSR 3 pada pH 2 dan

suhu 30ºC, BSR 8 pada pH 4 dan suhu 30ºC, dan BSR 9 pada pH 4

dan suhu 40 ºC. Hal ini menunjukkan bahwa enzim yang

dihasilkan masing-masing isolat memiliki pH dan suhu optimal

yang berbeda dalam melakukan aktivitasnya.

18

Gambar 4. Aktivitas enzim selulase bakteri

Gambar 5. Aktivitas enzim selulase bakteri pada suhu

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa isolat bakteri

yang ditemukan dari usus rayap merupakan bakteri selulolitik

yang berpotensi sebagai agen pengkomposan. Dari hasil

pengukuran kurva pertumbuhan dan aktivitas enzim dapat

diketahui bahwa BSR 9 merupakan bakteri yang memiliki

pertumbuhan yang cepat dan memiliki kemampuan penghasilan

enzim terbanyak. Isolat bakteri tersebut kemudian dapat diuji

lebih lanjut pada daun sesuai dengan waktu,pH,dan suhu yang

optimal.

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh

hasil pertumbuhan optimal terdapat pada isolat BSR 9 yaitu

pada 24 jam. Pada isolat ini, aktivitas enzim selulase

tertinggi terdapat pada waktu 96 jam, pH 4, dan suhu 40ºC.

B. SARAN

19

Penelitian ini perlu diulang kembali agar diperoleh data

yang terbaik dengna kurasi yang tinggi. Selain itu, penelitian

ini perlu dikembangkan sebagai upaya peningkatan daya guna

rayap yang dianggap hama sebagai akselerator pengkomposan

LAMPIRAN

A. Data Penelitian

Tabel 1. Kurva Pertumbuhan Bakteri Selulolitik (BSR)

selama 96 jam

20

IsolatPertumbuhan jam ke-

0 24 48 72 96BSR 2 0,115 0,154 0,143 0,132 0,118BSR 3 0,148 0,168 0,152 0,131 0,157BSR 8 0,105 0,142 0,166 0,142 0,126BSR 9 0,259 0,351 0,356 0,318 0,400BSR 10 0,186 0,188 0,171 0,4 0,175

Tabel 2. Hasil Aktivitas Enzim Bakteri Selulolitik (BSR) selama 96 jam

IsolatAktivitas Enzim jam ke-

0 24 48 72 96BSR 2 0,005 0,007 0,004 0,005 0,006BSR 3 0,004 0,007 0,003 0,005 0,003BSR 8 0,011 0,017 0,005 0,013 0,006BSR 9 0,067 0,045 0,054 0,019 0,069BSR 10 0,004 0,001 0,003 0,016 0,011

Tabel 3. Hasil Aktivitas Enzim Bakteri Selulolitik (BSR) pada

pH 2,4,7,8, dan 10 selama 96 jam

IsolatAktivitas Enzim pada pH-

2 4 7 8 10BSR 2 0,007 0,012 0,001 0 0BSR 3 0,016 0,009 0,001 0,002 0BSR 8 0,01 0,024 0,011 0,017 0BSR 9 0,002 0,007 0,003 0 0

21

Tabel 4. Aktivitas Enzim Bakteri Selulolitik (BSR) pada Suhu

20-50ºC

IsolatAktivitas Enzim pada suhu (ºC)

20 30 40 50BSR 2 0,013 0,009 0,015 0BSR 3 0,006 0,050 0,002 0,012BSR 8 0,015 0,02 0,014 0,015BSR 9 0,006 0,007 0,01 0,009

22

A. Laporan Keuangan

No Jenis Pembelanjaan Satuan Jumlah1 BELANJA BAHAN Buku Folio 4 buah 426002 BELANJA BAHAN Klinpak Kantong Sampah 1 buah 22000

3

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Karcis Parkir 1 kali 2000

4

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Konsumsi 1 kali 15000

5 BELANJA BAHAN DNS 1 gram 400006 BELANJA BAHAN Buffer Sitrat 100 ml 300007 BELANJA BAHAN Buffer Glycin 100 ml 300008 BELANJA BAHAN Buffer Phospat 100 ml 29700

9 BELANJA BAHAN CMC50 gram 25000

10 BELANJA BAHAN Congo Red 10 ml 1320011 BELANJA BAHAN Alumunium foil 1 buah 2000012 BELANJA BAHAN Rak Blue Tip Axygen 1 pack 9500013 BELANJA BAHAN Rak Yellow Tip Axygen 1 pack 7500014 BELANJA BAHAN Kapas steril (100 gram) 1 buah 1000015 BELANJA BAHAN Vial (5 ml) 5 buah 3000

16 BELANJA BAHAN Alkohol 70% import1 Liter 45000

17 BELANJA BAHAN Jerigen 1 L 1 buah 5000

18 BELANJA BAHAN Aquadest5 Liter 7500

19 BELANJA BAHAN Jerigen 5 L 1 buah 10000

20 BELANJA BAHAN Microtube (1,5 ml)10 buah 6000

21 BELANJA BAHANSewa Laboratorium Biokimia 500000

22 BELANJA BAHANPembelian Bahan Kimia dari Laboratorium Mikro 67000

23

23 BELANJA BAHAN MgSO4.7H2O 1 gram 1600

24 BELANJA BAHANPembelian Bahan Kimia dari Laboratorium Mikro 364000

25 BELANJA BAHAN KCl 1 gram 150026 BELANJA BAHAN MnSO4.H2O 1 gram 520027 BELANJA BAHAN CO3(PO4)2 1 gram 1550028 BELANJA BAHAN Tissue Paseo Softpack 1 buah 1281529 BELANJA BAHAN Klinpak (Seal) 1 buah 1600030 BELANJA BAHAN Ember 1 buah 2610031 BELANJA BAHAN Semprotan (tudor) 1 buah 1790032 BELANJA BAHAN Kertas Payung 3 buah 255033 BELANJA BAHAN BENSFE PKM (Mikro) 500000

34

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Uang Konsumsi 1 kali 27500

35 BELANJA BAHAN BENSFE ALAT 100000

36 BELANJA BAHAN Sewa Sentrifuge5 bulan 400000

37 BELANJA BAHAN Vial 30 ml 6 buah 7200

38 BELANJA BAHAN Vial 20 ml13 buah 13000

39 BELANJA BAHAN Container 19 L 1 buah 6860040 BELANJA BAHAN Pot p 100 4 buah 800041 BELANJA BAHAN Botol pp 100 ml 2 buah 18000

42 BELANJA BAHAN Blue Tip20 buah 10000

43 BELANJA BAHAN Yellow Tip20 buah 10000

44 BELANJA BAHAN Sensi Gloves 1 pack 4697045 BELANJA BAHAN Masker 1 pack 40000

46 BELANJA BAHAN Dispossable cuvette15 buah 30000

47 BELANJA BAHAN Petridish20 buah 440000

48 BELANJA BAHAN Jerigen 1 L 2 buah 1000049 BELANJA BAHAN Botol PP 100 ml 1 buah 900050 BELANJA BAHAN Botol Semprot 500 ml 1 buah 17000

51 BELANJA BAHAN Tabung Reaksi pyrex20 buah 150000

52 BELANJA BAHAN Alumunium foil 1 buah 2000053 BELANJA Uang Konsumsi 1 kali 20500

24

PERJALANAN LAINNYA

54

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Uang Konsumsi 1 kali 28000

55 BELANJA BAHAN Dispossable cuvette 9 buah 1800056 BELANJA BAHAN Uang Konsumsi 1 kali 13100

57 BELANJA BAHAN Vial 5 ml10 buah 6000

58 BELANJA BAHAN Uang Konsumsi 1 kali 5000059 BELANJA BAHAN Buffer Glycin pH 10 100 ml 3000060 BELANJA BAHAN Buffer Glycin pH 8 100 ml 3000061 BELANJA BAHAN Buffer Sitrat pH 2 50 ml 15000

62 BELANJA BAHAN Glukosa Anhidrat10 gram 30000

63 BELANJA BAHAN NaHSO3 4 gram 1000064 BELANJA BAHAN Uang Konsumsi 5 kali 620000

65 BELANJA BAHAN Aquadest6 Liter 9000

66 BELANJA BAHAN Aquadest2 Liter 3000

67 BELANJA BAHAN Jerigen 2 Liter 1 buah 800068 BELANJA BAHAN Kapas steril (100 gram) 2 buah 2000069 BELANJA BAHAN Kertas Payung 4 buah 400070 BELANJA BAHAN Fotocopy + Jilid 43100

72

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Transportasi 100000

73 BELANJA BAHAN Dispossable cuvette50 buah 125000

74 BELANJA BAHAN Aquadest6 Liter 9000

75 BELANJA BAHAN Microtube (1,5 ml)100 buah 60000

76 BELANJA BAHAN Rak Blue Tip Axygen 1 buah 85500

77 BELANJA BAHAN Blue Tip20 buah 10000

78 BELANJA BAHAN Vial 5 ml10 buah 6000

79 BELANJA BAHAN Microtube (1,5 ml)50 buah 30000

25

80 BELANJA BAHANRak Cryowhite (Rak Microtube) 1 buah 31500

82

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Uang Konsumsi 40500

83

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Transportasi 100000

84 BELANJA BAHAN NaOH Pellet 2 gram 500085 BELANJA BAHAN DNS 2 gram 50000

86 BELANJA BAHAN Garam Rhocet3,64 gram 7280

87 BELANJA BAHAN Na2SO30,1 gram 300

88 BELANJA BAHAN Tissue Basah Mitu 1 buah 1156089 BELANJA BAHAN Tissue Paseo Softpack 2 buah 1943090 BELANJA BAHAN Sewa Spektrofotometer 35 jam 700000

91 BELANJA BAHAN Sewa Waterbath240 jam 3600000

92 BELANJA BAHANSewa Alat lab dan alat gelas

5 bulan 125000

93 BELANJA BAHAN Sewa Timbangan5 bulan 75000

94 BELANJA BAHAN Sewa Oven5 bulan 25000

95 BELANJA BAHAN Sewa Penangas5 bulan 100000

96 BELANJA BAHAN Sewa Oven Heraeus (37ºC)5 bulan 125000

97

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Uang Konsumsi 1 kali 168000

98

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Uang Perjalanan 2 kali 200000

TOTAL1024820

5

26

27