Penerapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Penerbit Buku: Studi Kasus pada Penerbit...

12
Penerapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Penerbit Buku: Studi Kasus pada Penerbit GagasMedia Mahir Pradana Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jalan Terusan Buah Batu, Bandung 40257, Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak Industri penerbitan buku di Indonesia tidak lepas dari keharusan menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil survey UNESCO menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN, sehingga perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan diharapkan berkontribusi langsung untuk mengembangkan masyarakat sebagai salah satu stakeholder. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan objek salah satu penerbit swasta di Indonesia, PT. GagasMedia. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa perusahaan tersebut melakukan aktivitas CSR dengan fokus lebih kepada kegiatan-kegiatan Cause Related Marketing (CRM). Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Etika Bisnis, Cause Related Marketing Abstract Book publishers in Indonesia have the urgency to run Corporate Social Responsibility (CSR) in regard to improve reading interest among the society within the country. UNESCO survey has shown that Indonesia has the poorest reading interest in ASEAN region, thus book publishers’ contribution in the related area is severely required so that as a stakeholder, the society’s welfare can be well-developed. This research was conducted as a qualitative research at a private publishing company in Indonesia, which was PT. GagasMedia. The result of this research showed that the CSR activities were mainly conducted as Cause Related Marketing (CRM). Keywords: Corporate Social Responsibility, Business Ethics, Cause Related Marketing

Transcript of Penerapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Penerbit Buku: Studi Kasus pada Penerbit...

Penerapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Penerbit Buku:

Studi Kasus pada Penerbit GagasMedia

Mahir Pradana

Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

Jalan Terusan Buah Batu, Bandung 40257, Indonesia

e-mail: [email protected]

Abstrak

Industri penerbitan buku di Indonesia tidak lepas dari keharusan menjalankan kegiatan

Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil survey UNESCO menunjukkan bahwa

Indonesia adalah negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN, sehingga

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan diharapkan berkontribusi

langsung untuk mengembangkan masyarakat sebagai salah satu stakeholder. Penelitian ini

dilakukan secara kualitatif dengan objek salah satu penerbit swasta di Indonesia, PT.

GagasMedia. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa perusahaan tersebut melakukan aktivitas

CSR dengan fokus lebih kepada kegiatan-kegiatan Cause Related Marketing (CRM).

Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Etika Bisnis, Cause Related Marketing

Abstract

Book publishers in Indonesia have the urgency to run Corporate Social Responsibility (CSR)

in regard to improve reading interest among the society within the country. UNESCO survey

has shown that Indonesia has the poorest reading interest in ASEAN region, thus book

publishers’ contribution in the related area is severely required so that as a stakeholder, the

society’s welfare can be well-developed. This research was conducted as a qualitative

research at a private publishing company in Indonesia, which was PT. GagasMedia. The

result of this research showed that the CSR activities were mainly conducted as Cause

Related Marketing (CRM).

Keywords: Corporate Social Responsibility, Business Ethics, Cause Related Marketing

1. Pendahuluan

Dunia bisnis yang semakin berkembang melibatkan para pelaku bisnis yang berlomba-

lomba untuk mengeruk keuntungan sebanyak mungkin. Maka, konsep tanggung jawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan di dekade

1960-an di Amerika Serikat untuk meminimalisir dampak sosial dan lingkungan yang

disebabkan oleh dunia bisnis. Corporate Social Responsibility juga dikenal dalam berbagai

nama, antara lain corporate conscience, corporate citizenship atau sustainable responsible

business/ Responsible Business.

Industri penerbitan buku di Indonesia tidak lepas dari keharusan menjalankan

kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut data bank Dunia no.16369-IND

(Education in Indonesia from Crisis to Recovery), tingkat membaca usia kelas VI Sekolah

Dasar di Indonesia hanya mampu meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1)

dan Singapura (74,0). Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 juga menunjukan bahwa

penduduk Indonesia yang menjadikan media bacaan (surat kabar, buku, dan lain-lain) sebagai

sumber informasi baru sekitar 23,5%. Sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan

mendengarkan radio 40,3%. Hasil survey UNESCO juga menunjukkan bahwa Indonesia

adalah negara dengan minat baca masyarakat paling rendah di ASEAN (Republika, 26

Januari 2014)

Maka, jika merujuk kepada konsep ‘3P’ Elkington, para perusahaan penerbit buku di

Indonesia juga berkewajiban melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility. Ini

semakin diperkuat oleh isi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.47 tahun 2012

tentang ‘Tanggung Jawab Sosial dalam Ruang Lingkup Perseroan terbatas. Menurut isi

peraturan pemerintah tersebut, pengaturan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut

dimaksudkan untuk:

1. Meningkatkan kesadaran Perseroan terhadap pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan di Indonesia;

2. Memenuhi perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat mengenai tanggung

jawab sosial dan lingkungan; dan

2. Menguatkan pengaturan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah diatur

dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang kegiatan usaha

Perseroan yang bersangkutan.

Maka, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui contoh kegiatan-kegiatan

Corporate Sosial Responsibility yang dilakukan oleh salah satu perusahaan penerbitan buku

di Indonesia.

3. Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran

Tiga pilar utama dalam Corporate Social Responsibility dikemukakan oleh John

Elkington yang mengembangkan teori sustainable development. Awalnya, konsep ini

memuat tiga poin yang disebut ‘Triple Bottom Line’:

Profit, yaitu kegiatan CSR harus mendukung pemasukan finansial perusahaan

People, yaitu kegiatan CSR harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Planet, yaitu kegiatan CSR harus mendukung perkembangan lingkungan sekitar

Figur 1: Konsep ‘3P’ CSR

Konsep yang lebih umum dikenal sebagai ‘3P’ itu lalu dikembangkan menjadi

economic growth, environmental protection, dan social equity. Idealnya, perusahaan yang

baik sebaiknya tidak menuhankan keuntungan ekonomi (profit), tetapi harus juga peduli

terhadap lingkungan sekitar (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

Figur 2: Lingkungan CSR menurut Dawley (1993)

Corporate Social Responsibility melibatkan isu-isu ekonomi, lingkungan and sosial

seperti tergambar di figur 2. Seperti diulas dalam Barron et al. (2002), model yang diusung

oleh Dawley (1993) ini disempurnakan menjadi model di figur 2. Barron et al. berpendapat

bahwa program CSR haruslah disusun berdasarkan hierarki. Isu lingkungan dan masyarakat

barulah bisa teratasi jika isu ekonomi sudah terpenuhi (tergambar di figur 2).

Figur 3: Model lingkungan CSR menurut Barron et al.

Berikut adalah enam inisiatif Corporate Social Responsibility oleh Philip Kotler

dan Nancy Lee (2008):

Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions), yaitu menciptakan kesadaran

masyarakat terhadap suatu masalah sosial.

Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause Related Marketing), yaitu

komitmen untuk sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya akan

disumbangkan untuk kegiatan sosial tertentu.

Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporate Societal Marketing), yaitu

mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku

masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik,

menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philanthropy), yaitu memberikan

sumbangan langsung untuk kalangan masyarakat tertentu. Biasanya berupa

bantuan penanggulangan bencana.

Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela (Community Volunteering),

yaitu mendukung dan mendorong para stakeholder untuk sukarela membantu

masyarakat yang menjadi sasaran program.

Praktik Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial (Socially Responsible

Business Practice), yaitu aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang

diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung

kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan

memelihara lingkungan hidup.

4. Metode dan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara berinteraksi langsung dengan pihak-pihak terkait di objek penelitian (McMillan &

Schumacher, 2014). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya

(Strauss & Corbin, 2003).

Sementara itu, menurut Sugiono (2010), metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci dan data merupakan gabungan hasil analisis yang bersifat induktif /

kualitatif. Hasilnya pun lebih ditekankan pada makna daripada generalisasi. Lebih lanjut,

untuk menjadi ‘instrumen’ peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,

sehingga mampu menganalisis, dan mengonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih

jelas dan bermakna.

4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data

primer yang digunakan hasil dari wawancara yang dilakukan pada pihak PT. GagasMedia.

Pihak yang diwawancarai merupakan informan terpilih agar informasi yang didapatkan dapat

dipercaya atau sekurang-kurangnya memperoleh pendapat yang didasarkan pada informasi

yang objektif.

Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah data profil perusahaan, arsip

aktivitas CSR, dan kebijakan CSR perusahaan. Selain untuk meningkatkan kredibilitas

penelitian, pemerolehan data sekunder dimaksudkan untuk mendukung pernyataan hasil

wawancara yang dilakukan kepada pihak informan.

4.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data, keterangan dan informasi

penting dalam penelitian. Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang umum

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

Penelitian ini menggunakan ketiga metode tersebut.

4.3 Wawancara / Interview

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan

informasi secara langsung dari para responden. Dalam aplikasinya, penelitian ini

menggabungkan dua metode wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur untuk mendapatkan seluruh informasi dari aspek-aspek yang berkaitan dengan

penelitian. Para informan yang diwawancarai adalah beberapa pihak terkait dalam PT.

GagasMedia, antara lain pemimpin redaksi, manajer public relations dan beberapa staf public

relations. Mereka dipilih karena merupakan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan

kegiatan-kegiatan CSR, baik pelaku maupun pengambil keputusan. Diharapkan hasil

wawancara akan menyediakan pengertian secara mendalam terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kebijakan perusahaan, aktivitas-aktivitas perusahaan, serta hal-hal lain yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Wawancara dilakukan secara individu antara pewawancara dan informan dengan durasi

antara satu hingga dua jam. Hasil wawancara selain dicatat secara tertulis juga akan disimpan

dalam recorder. Pertanyaan yang dikemukakan dalam wawancara ialah seputar kegiatan-

kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. GagasMedia, kebijakan-kebijakan CSR, serta latar

belakang dari kegiatan CSR yang telah dilakukan. Kemudian wawancara ini juga dilakukan

untuk mengetahui bagaimana respon perusahaan terhadap beberapa isu yang menyebutkan

bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh industri buku hanya strategi bisnis dan sebagai

kedok promosi saja.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen arsip mengenai profil

perusahaan, website dan akun-akun sosial media perusahaan, laporan-laporan kegiatan-

kegiatan CSR yang dilakukan, serta data kebijakan-kebijakan CSR perusahaan tersebut.

Tujuan dari penggunaan dokumen ini adalah untuk mendukung dan menambah informasi

serta bukti – bukti sumber lain.

5. Hasil dan Pembahasan

Objek penelitian adalah PT. GagasMedia, penerbit yang berdiri pada tanggal 4 Juli 2003

dan bergerak di segmen buku-buku anak muda yang mengemas produk-produk mereka

dengan gaya populer. Produk-produk mereka tersebar di berbagai jaringan toko buku baik

jaringan besar seperti Gramedia maupun toko-toko tradisional seperti gerai-gerai di Palasari

dan Balubur. Buku-buku GagasMedia dikenal dengan sampul-sampul yang penuh warna,

layout yang tidak konvensional, dan gaya bahasa yang akrab dengan kehidupan anak muda

sehari-hari. Maka, stakeholder mereka adalah para karyawan yang rata-rata berusia di bawah

tiga puluh tahun dan segmen pembaca yang berusia di antara 18 sampai 29 tahun.

Fokus penelitian ini adalah pada redaksi dan promosi penerbit GagasMedia. Kedua

bagian ini meskipun merupakan dua departemen yang berbeda tapi seringkali berkolaborasi

dalam melakukan kegiatan-kegiatan marketing dan juga CSR. Hal ini dimaksudkan agar

peneliti dapat fokus dalam satu bagian, sehingga data yang diperoleh valid, spesifik,

mendalam dan memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh.

Peneliti mengobservasi pada apa saja yang dilakukan oleh tim redaksi dan promosi

GagasMedia dalam melaksanakan kegiatan CSR mereka.

No. Nama Jabatan

1. Resita Wahyu Febiratri Pemimpin Redaksi PT. GagasMedia

2. Mudin Em Manajer Public Relation Nasional PT. GagasMedia

3. Aveline Agrippina Anggota Redaksi PT. GagasMedia perwakilan Bandung

4. Cynthia Kartika Staf Public Relation urusan event

5. Adimas Immanuel Staf Public Relation urusan publikasi media

Tabel 1: Narasumber Wawancara

Berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung di kantor PT. GagasMedia yang

bertempat di Jalan Montong 57, Ciganjur, Jakarta Selatan. Wawancara ini dilaksanakan pada

Jumat, 24 Oktober 2014. Rangkuman transkrip wawancara yang telah disederhanakan

sebagai berikut:

Pertanyaan (Q):

Apakah penerbit Anda memiliki kegiatan CSR selama tahun 2014? (baik itu berupa pelatihan

penulisan, mensponsori kegiatan perbukuan/penulisan, dll).

Jawaban (A):

Kalau pure CSR sih, rasanya belum. Kebanyakan kegiatan yang kami lakukan bersifat

Caused Related Marketing. Tujuannya bukan murni filantropi banget, masih ada kebutuhan

promosi di sana.

Kegiatan-kegiatan yang bersifat charity beberapa kali kami lakukan. Contohnya

menyumbangkan buku ke taman bacaan atau komunitas yang menyalurkan. Kami biasanya

me-review dulu komunitasnya, lalu memilihkan buku yang sesuai dengan segmen dan

lingkungan dari taman bacaan atau komunitas tersebut.

Q:

Seberapa sering dalam satu tahun penerbit Anda melakukan kegiatan CSR?

A:

Kalau kegiatan-kegiatan yang bersifat charity, kami bergantung pada jumlah proposal

yang masuk. Tidak ada target harus berapa kali dalam satu periode. Untuk GGTC dan BGTS

ditargetkan minimal 2 event setiap bulan. Kalau sebagai sponsor ke Indonesia Readers

Festival (Festival Pembaca Indonesia), kami lakukan setiap tahun.

Q:

Apakah kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan untuk promosi atau murni untuk tujuan

tanggung jawab sosial?

A:

Nah, ini sudah kami terangkan sebelumnya, bahwa orientasi kami mungkin lebih ke

‘Cause Related Marketing’ daripada ‘Corporate Social Responsibility’. Contohnya tahun ini,

GagasMedia mengeluarkan ‘GagasMedia Goes to Campus’ (GGTC) dan Bukune (sister-

company GagasMedia yang juga berada di bawah naungan PT. GagasMedia) mengeluarkan

program ‘Bukune Goes to School’ (BGTS). Kami melihat bahwa ada jarak dan kesulitan

yang dialami mahasiswa ketika ingin membuat acara untuk eksistensi jurusan / fakultas /

kampusnya. Kampus dan sekolah jelas adalah target market dari GagasMedia dan Bukune.

Jadi, program GGTC dan BGTS itu dirancang biar memangkas jarak ini. Kami juga ingin

lebih dekat dengan pembaca kami dan memberdayakan mereka. Tentu saja di GGTC dan

BGTS kami tidak sekedar membawa pembicara ke sana. Kami juga mengajarkan panitia

membuat proposal yang lebih mudah dipahami penenerbit, membantu merancang acara yang

tepat serta memilih pembicara yang tepat pula. Dalam pelaksanaannya, penerbit dalam hal ini

seperti konsultan penyelenggaraan EO (event organizer) mereka. Namanya mahasiswa pasti

masih belajar kan mengenai hal-hal begini. Kami memaklumi dan menikmati proses-proses

pelaksanaan acara bersama mereka, yang kadang-kadang bikin shock juga karena

ketidaktahuan mereka.

Ada juga yang bentuknya sponsorship seperti di acara Indonesian Readers Festival-

nya Komunitas Goodreads Indonesia. GagasMedia selalu mensponsori karena walaupun tidak

bisa berjualan di sana, kami percaya bahwa pembaca membutuhkan penerbit sebagai teman

untuk kegiatan-kegiatan menyebarkan minat baca yang tidak melulu dikaitkan dengan

penjualan. Kalau pembaca pintar dan jumlah pembaca makin banyak, ke depan yang untung

kan penerbit juga.

Q:

Apakah menurut Anda kegiatan-kegiatan tersebut membantu memperkenalkan buku,

penulis, atau nama penerbit sendiri kepada pembaca/komunitas?

A:

GGTC dan BGTS sangat membantu mengenalkan penulis dan penerbit. Kampus dan

sekolah itu punya massa, yang kadang massa-nya belum tahu penulis atau penerbit sendiri.

Jadi, ketika kami mengadakan kegiatan bersama mereka, kami banyak mengenalkan diri ke

orang-orang baru.

Q:

Adakah kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut?

A:

Untuk GGTC lebih banyak dipersoalan teknis kepanitiaan. Kadang-kadang panitia

terlalu antusias dan suka lupa beberapa hal. Yah, tugas kami mengingatkan. Kalau untuk

BGTS itu lebih ke persoalan timing saja. Acara di sekolah tidak seperti di kampus di mana

panitianya adalah mahasiswa. Mereka bisa menentukan kapan saja acara mereka. Di sekolah,

kami harus benar-benar mengikuti jadwal akademik sehingga di soal perizinan jadi lebih

lama.

Q:

Adakah target lokasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut? (Jakarta,

Bandung, atau kota spesifik lain)

A:

Tidak ada target khusus ke satu tempat. Kami cukup terbuka untuk menjajal kota-kota

dan kampus-kampus baru. Malah, biasanya kota dan kampus yang jarang dikunjungi lebih

antusias.

Tabel 2: Ringkasan Wawancara dengan PT. GagasMedia

Berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber di atas, disimpulkan bahwa

penerapan Corporate Social Responsibility di penerbit GagasMedia lebih pada kegiatan

Cause Related Marketing. Menurut Kotler dan Lee (2008), keuntungan melaksanakan Cause

Related Marketing adalah sebagai berikut:

Menarik customer baru.

Meningkatkan penjualan produk perusahaan.

Menjangkau relung pasar (market niche) / menjangkau konsumen dari segmen

dengan karakteristik demografi, geografi atau pasar sasaran tertentu.

Membangun identitas yang positif di mata pelanggan. Identitas, baik berupa

merk atau nama perusahaan yang positif bisa tercapai dengan adanya program-

program CSR yang disponsori oleh perusahaan.

Adapun pemetaan kegiatan GagasMedia sebagai jenis Corporate Social

Responsibility yang lebih fokus pada Cause-Related Marketing. Ini pernah dikaji oleh Liu et

al. (2010), yang tergambar pada figur di bawah ini:

Figur 4: Model CRM yang merupakan turunan dari CSR

Menurut Liu et al. (2010), kegiatan-kegiatan CRM dibagi menjadi CRM internal – yaitu

aktivitas-aktivitas yang difokuskan untuk memperkuat legitimasi internal. Untuk kasus PT.

GagasMedia, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan difokuskan pada CRM eksternal, yang

bertujuan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan para pemangku kepentingan eksternal

(external stakeholders). Sesuai dengan hasil wawancara dengan para narasumber, efek yang

diharapkan adalah memperkuat legitimasi eksternal perusahaan dan berdampak pada

legitimasi dan performa perusahaan (corporate legitimacy and corporate performance).

5. Simpulan dan Rekomendasi

Sebagai perusahaan yang memproduksi buku untuk diedarkan ke pasaran, PT.

GagasMedia tetap memiliki kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) untuk berkontribusi memajukan minat baca di Indonesia. Namun,

karena mereka tetaplah perusahaan yang berorientasi pada profit, orientasi mereka tidaklah

seratus persen filantropi atau kontribusi sosial. Tetaplah ada keuntungan jangka panjang yang

ingin diraih, sehingga kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. GagasMedia lebih

difokuskan kepada Cause Related Marketing.

Dengan penerapan yang benar, program Cause Related Marketing (CRM) dapat

meningkatkan loyalitas konsumen yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan. Melalui penelitian ini konsumen atau masyarakat dapat mengetahui manfaat apa

yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan Cause Related Marketing (CRM), yang menjadi dasar

pertimbangan dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang ingin diikuti, sesuai dengan

kebutuhan konsumen, dalam hal ini pembaca.

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang bermanfaat tentang

Cause Related Marketing (CRM). Selain itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan

gambaran sekaligus referensi mengenai kondisi yang diperoleh peneliti sehingga dapat

menunjang penelitian selanjutnya.

6. Daftar Pustaka

Barron, Leanne, and Erin Gauntlett. "Housing and Sustainable Communities Indicators Project: Stage 1

Report—Model of Social Sustainability." Report of Housing for sustainable community: the state of

housing in Australia (2002).

Beise-Zee, Rian. "Corporate social responsibility or cause-related marketing? The role of cause

specificity of CSR." Journal of Consumer Marketing 28.1 (2011): 27-39.

Bugin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2007.

Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002.

Elkington, John. "Enter the triple bottom line." The triple bottom line: Does it all add up (2004): 1-16.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Yogyakarta : UII Press, 2007.

Kotler, Philip, and Nancy Lee. Corporate social responsibility: Doing the most good for your company

and your cause. John Wiley & Sons, 2008.

Kusumaningrat, Hikmat, Purrnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktik. Cet. 2; Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2006.

McQuail, Denis, Mass Communication Theory, Sage Publications, Los Angeles, 1987.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif Cet. 15; Bandung: Rosdakarya, 2001.

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Metode Penelitian

Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi, 2004.

Liu, Gordon, Catherine Liston-Heyes, and Wai-Wai Ko. "Employee participation in cause-related

marketing strategies: A study of management perceptions from British consumer service

industries." Journal of Business Ethics 92.2 (2010): 195-210.

Corbin, Juliet, and Anselm Strauss, eds. Basics of qualitative research: Techniques and procedures for

developing grounded theory. Sage, 2008.

McMillan, James H., and Sally Schumacher. Research in education: Evidence-based inquiry. Pearson

Higher Ed, 2014.

Sugiono, Sunyoto. "Metode Penelitian Kuantitatif." Kualitatif dan R&D, Alpabeta, Bandung (2010).

http://kanarisma20.wordpress.com/2013/06/22/6-contoh-praktek-inisiatif-csr-di-indonesia/

www.republika.co.id

www.bps.go.id