PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHADAP RETRUN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHADAP RETRUN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG...
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHADAPRETRUN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2009 - 2012
Disusun Oleh:
FERI CITRA FEBRIYANTO
10210049
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kaitannya dengan perekonomian, dunia usaha
mempunyai hubungan yang kuat dalam rangka merangsang
pertumbuhan ekonomi. Walaupun demikian dunia usaha pun
sangat tergantung pula dengan masalah pendanaan yang
merupakan hambatan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi
tersebut.
Secara umum tujuan dari didirikannya
sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang
sebesar – besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham. Namun agar tujuan
perusahaan bisa tercapai, perusahaan akan selalu
membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan
oprasional sehari – hari maupun untuk mengembangkan
perusahaan.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh
manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan kelangsungan
operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan
keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham
preferen, dan saham biasa yang hrus digunakan dalam
perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang
berasal dari modal sendiri dan modal asing (pinjaman).
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari setoran
pemilik dan hasil operasi peerusahaan itu sendiri.
Sedangkan modal asing (pinjaman) adalah modal yang
berasal dari pinjaman baik bank, lembaga keuangan ,
maupun dengan mengeluarkan surat hutang. Untuk
mendapatkan sumber dana dengan komposisi biaya yang
minimal, perlu diusahakan adanya keseimbangan
penggunaan kedua sumber dana tersebut.
Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh
kebijakan pembelanjaan (financing pollicy) dari manajer
keuangan yang senantiasa dihadapkan pada pertimbangan
baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang
mencakup tiga unsur penting, yaitu (Harnanto, 1995:306
dalam Rizal, 2002):
1. Keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan
modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut,
atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal.
2. Sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan
pihak penyedia dana itu dalam mengelola perusahaan.
3. Risiko yang dihadapi perusahaan
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan
aktivitas usahanya didasarkan pada kemampuan perusahaan
tersebut untuk memperoleh laba. Laba bagi perusahaan
merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan
laba yang diperolehnya menunjukan kemampuan dari
perusahaan tersebut dalam mengelola usahaannya.
Sehingga perusahaan diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di tengah – tengah persaingan
dengan perusahaan lain.
Menurut Bambang Riyanto (2001:282), Struktur
modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu
perusahaan harus mempunyai struktur modal yang baik
agar dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin, dan
dapat meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Menurut Martono (2001:18), rentabilitas atau
profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan
penggunaan sumber dana dengan komposisi yang optimal,
perusahaan dapat menghasilkan tingkat rentabilitas atau
profitablitas yang maksimal.
Salah satu ukuran rentabilitas atau profitabilitas
perusahaan adalah Retrun On Investment (ROI) yaitu tingkat
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan modal yang diinvestasikan pada perusahaan
tersebut. Tinggi rendahnya Retrun On Investment yang
dicapai oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh besar
kecilnya modal yang diinvestasikan serta komposisi
penggunaan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Mengingat pentingnya untuk memahami hubungan
antara struktur modal dengan Retrun On Investment (ROI)
perusahaan, maka peneliti melakukan penelitian tentang:
“Pengaruh perubahan Struktur Modal terhadap Retrun On
Investment pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”
1.2 Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang yang diuraikan di atas rumusan
permasalahannya adalah sebagai berikut:
Apakah perubahan Struktur Modal yang diukur dari Debt to
Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Retrun On Investment (ROI) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Peruahaan yang diteliti sampel dalam penelitian
ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang
memiliki data keuangan yang lengkap di BEI.
2. Rentang waktu data yang dibutuhkan peneliti adalah
4 tahun, yaitu dari tahun 2009 - 2012.
3. Dalam penelitian ini variabel – variabel yang
diteliti adalah: Struktur Modal yang diukur dari
Debt to Equity Ratio (DER) dan laba perusahaan yang
diukur dari Retrun On Investment (ROI).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perubahan struktur modal terhadap Retrun On Investment pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh pengetahuan mengenai praktek
manajemen keuangan pada perusahaan – perusahaan
yang diteliti.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini memberi manfaat bagi perusahaan
manufaktur sebagai masukan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi dalam pengembangan ilmu manajemen
khususnya manajemen keuangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PengertianManajemen Keuangan
Menurut Suad Husnan (1985:3), manajemen keuangan
menyangkut masalah pengelolaan aliran dana yang terjadi
dalam dan lewat perusahaan untuk mencapai suatu tujuan
sesuai dengan rencana yang telah di gariskan oleh
perusahaan.
Menurut Bambang Rianto (1998:5), manajemen
keuangan yaitu merupakan semua aktivitas perusahaan
yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana
yang dibutuhkan perusahaan beserta usaha menggunakan
dana tersebut seefisien mungkin.
Menurut Sutrisno (1994:3), manajemen keuangan
dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana,
menggunakan, dan mengalokasikan dana tersebut secara
efisien.
Menurut Agus Sartono (1997:8), manajemen keuangan
dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien.
Dari berbagai macam uraian definisi tersebut di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
keuangan mencakup aktivitas – aktivitas, perencanaan,
analisis dan pengendalian kegiatan keuangan untuk
mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan
dana – dana tersebut pada investasi yang menguntungkan.
2.2 Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal merupakan maslah yang penting bagi
perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial
perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal
akan mempunyai dampak yang luas terutama apabila
perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka
beben tetap yang harus di tanggung perusahaan semakin
besar pula. Menurut Riyanto (2001) bahwa struktur modal
adalahperimbangan antara utang jangka panjang dengan
utang jangka pendek dengan modal sendiri.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2001:239),
struktur modal adalah perbandingan atau imbangan
pendanaan jangka panjang perusahaan yang di tunjukkan
oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri.
Menurut Weston dan Copeland (1999:19) memberikan
definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham. Sedangkan menurut
Suad Husnan (2000:300), Struktur modal bisa diartikan
sebagai perimbangan komposisi hutang dengan modal
sendiri.
Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal
yang dapat meminimumkan biaya modal rata – rata dan
memaksimumkan nilai perusahaan (Riyanto, (1990:226).
Sedangkan struktur modal yang optimal menurut Napa I.
Awat dan Muljadi (1995:34) adalah struktur modal yang
dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara
meminimumkan biaya modal rata – rata ( average cost of
capital ). Kemudian menurut Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti (1985:70) berpendapat bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan
antara hutang dengan modal sendiri.
Debt to Equity Ratio (DER) dinyatakan denganrumus sebagai
berikut:
DER= TotalHutangModalSendiri
x100%
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau
seluruh hutang – hutangnya baik jangka panjang maupun
jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal
dibandingkan dengan besarnya hutang. Oleh karena itu,
semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin
besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur
modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula
jumlah kewajibannya (Prihantoro, 2003).
2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Bambang Rianto (1998), faktor – faktor
yang mempengaruhi srtuktur modal suatu perusahaan
antara lain:
1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang berlaku saat manajeman akan
menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis
modal apa yang akan digunakan, apakah menggunakan
saham atau obligasi. Penggunaan obligasi hanya di
benarkan jika tingkat bunga obligasi lebih rendah
daripada earning power dari tambahan modal tersebut.
2. Stabilitas dari Earning
Stabilitas dan besarnya earning yang di peroleh
perusahaan akan menentukan apakah perusahaan di
benarkan untuk menggunakan modal dengan beban tetap
(utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning
yang stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi
kewajiban financialnya, sebaliknya perusahaan yang
memiliki earning tidak stabil akan menghadapi risiko
tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran
untungnya pada tahun – tahun atau kondisi yang
buruk.
3. Susunan aktiva
Pada kebanyakan perusahaan industri atau
manufaktur di mana sebagian besar dari modalnya
tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung
mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal
asing atau utang hanya sebagai pelangkap. Sedangkan
perusahaan yang sebagan besar aktivanya terdiri atas
aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
dananya denga utang jangka pendek.
4. Resiko aktiva
Resiko yang melekat pada setap aktiva perusahaan
belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu
penggunannya maka risikonya semakin besar. Jika
perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko
maka perusahaan harus memilih banyak menggunakan
modal sendiri yang relatif tahan risiko, dan sedapat
mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang)
yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding modal
sendiri.
5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat
mempengaruhi struktur modal. Jika modal yang
dibutuhkan sangat besar maka di rasakan perlu bagi
perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas
secara bersamaan, misalnya mengeluarkan saham dan
obligasi secara bersamaan.
6. Keadaan pasar modal
Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan
yang disebabkan oleh banyak faktor. Oleh kerena itu,
dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan
sekuritas perusahaan harus mempeerhatikan kondisi
pasar modal. Ketika investor menyukai menenemkan
dananya dalam pembelian saham.
7. Sifat manajemen
Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan
perusahaa, umumnya akan berani menanggung risiko
yang besar (risk seeker), sehingga akan lebih berani
dalam menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan
dana perusahaan. Sebaliknya manajer yang bersifat
pesimis dan tidak menyenangi risiko (risk arverter) akan
lebih suka menggunakan sumber dana intern untuk
memenuhi kebutuhan dananya.
8. Besarnya suatu perusahaan
Perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar
luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam
memenuhi kebutuhannya dalam membiayai pertumbuhan
penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
2.4 Pengertian Retrun On Investment (ROI)
Menurut Sutrisno (2001:255), Retrun On Investment
merupakan kemempuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan dan menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur
kemampuan ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT
( Earning After Tax).
Retrun On Investment (ROI) dapat di rumuskan sebagai
berikut:
ROI=LabaBersihSetelahPajakTotalaktiva
x100%
Analisis Retrun On Investment (ROI) membandingkan
besarnya waktu keuntungan investasi langsung dengan
besarnya waktu biaya investasi. Oleh karena itu, Retrun
On Investment yang tinggi berarti bahwa keuntungan
investasi dibandingkan baik untuk biaya investasi.
2.5 Kerangka Pikir
Tujuan utama perusahaan didirikan adalah untuk
menghasilkan profit atau laba semaksimal mungkin dan
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dengan
berbagai macam sumber daya yang dimiliki perusahaan
tersebut. Namun perusahaan pun selalu membutuhkan dana
agar kebutuhan oprasional sehari – hari dapat dipenuhi,
perusahaan dapat menggunakan sumber dana yang berasal
dari modal sendiri dan modal asing (pinjaman).
Struktur modal adalah perimbangan antara modal
asing (hutang jangka panjang) dengan modal sendiri.
Sedangkan Rentabilitas adalah menunjukan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu. Dalam penelitian ini ukuran rentabilitas yang
akan digunakan adalah rentabilitas Investasi (Retrun On
Investment) karena rentabilitas ini berkaitan dengan
keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran
bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan yang
menggunakan hutang dalam aktivitasnya akan memberikan
pengaruh terhadap rentabilitas perusahaan terutama
rentabilitas dalam pengembalian nilai investasi atas
penggunaan hutang tersebut dengan tingkat rentabilitas
modal sendiri.
Antara Struktur Modal dan Rentabilitas mampunyai
hubungan yang sangat berpengaruh. Dalam kaitannya
dengan strktur modal nilai perusahaan dapat di ukur
dengan harga saham atau biaya modal yang di keluarkan
oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana yang
bersangkutan.
Dalam siruasi ekonomi yang membaik di mana
rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya meningkat,
suatu perusahaan yang menggunakan modal asing atau
hutang yang lebih besar akan memperoleh kenaikan
rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada
mempunyai jumlah modal asing atau hutang yang lebih
kecil. Sebaliknya dalam situasi ekonomi yang memburuk
dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya
menurun, perusahaan yag mempunyai modal asing yang
besar akan mengalami penurunan rentabilitas modal
sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang
mempunyai modal asing yang lebih sedikit.
Oleh karena itu suatu perusahaan harus dapat
mengembangkan sumber – sumber dana yang tepat serta
menyusun perbandingan yang tepat antara hutang dengan
modal sendiri dengan memperhitungkan segala pengaruhnya
terhadap aktivitas perusahaan dalam rangka meningkatkan
pendapatan perusahaan.
Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, kerangka
pikir penelitian ini adalah sebagai berikut:
Retrun OnInvestment
Struktur Modal(Y)
Debt to Equity RatioDER (X2)
Bagan 2.5 Kerangka Pikir
2.6 Hipotesis
Berdasar pada tinjauan pustaka, rumusan hipotesis
didapat sebagai berikut:
Diduga semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap Retrun On Investment
(ROI). Dan sebaliknya semakin rendah Debt to Equity Ratio
(DER) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
Retrun On Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia.
2.7 Metode Penelitian
2.7.1 Variabel Data
Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah
struktur modal, dan variabel (X1) adalah
Rentabilitas ROI dan (X2) DER yang akan di uji
dengan metode regresi linear berganda uji f dan
uji t.
2.7.2Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai
dengan 2012.
2.7.3 Data Yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelititian ini
adalah data sekunder, yaitu data yang
diterbitkan oleh organisasi yang bukan
pengelolanya (Soeranto dan Arsyad, 1999: 76)
yang meliputi Data Khusus, data ini dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan
pasar tahunan (Annual Market Directory). Berupa
laporan keuangan triwulan meliputi Neraca,
Laporan Laba/Rugi, dan data yang di butuhkan
lainnya.
2.7.4Sumber Data
Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini
terdapat pada buku Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) yang berada di Fakultas Ekonomi
Universitas Janabadra dan IDX.
2.7.5Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi, yaitu dengan mencatat, merakap,
dan menggandakan data dari sumber-sumber data
yang diperoleh dari perpustakaan Fakultas
Ekonomi Universitas Janabadra, IDX maupun dari
sumber lainnya.
2.7.6Metode Analisis Data
a. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah, kemudian
selanjutnya data hasil pengolahan tersebut harus
dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang
akurat.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian
ini adalah :
1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh
kedalam tabel dan menyajikannya dalam
bentuk grafik.
2. Analisis deskripsi terhadap struktur
modal pada perusahaan yang diteliti dengan
terlebih dahulu menghitung analisis rasio
struktur modal.
3. Analisis deskripsi terhadap data tingkat
profitabilitas perusahaan dengan terlebih
dahulu menghitung analisis rasio
profitabilitas untuk mengetahui gambaran
tingkat profitabilitas perusahaan yang
diteliti.
4. Analisis statistik untuk mengetahui
pengaruh struktur modal terhadap
profitabilitas.
Analisis keuangan yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan struktur modal dan rasio
profitabilitas. Rasio struktur modal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER), rumusnya :
Debt¿EquityRatio=TotalHutangModalSendiri
x100%
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Return On Investment (ROI),
rumusnya :
RetrunOnInvestment=LabaBersihSetelahPajak
Totalaktivax100%
b. Analisis Statistik
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang
terjadi akibat perkembangan struktur modal terhadap
profitabilitas perusahaan, digunakan analisis
statistik yaitu analisis korelasi product moment,
regresi linear dan koefisien determinasi serta
dilakukan pengujian secara statistik distribusi t
dengan signifikansi 5%. Langkah analisis tersebut
akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan
melalui variabel independen atau predictor, secara
individual. Analisis regresi ini dituangkan dalam
bentuk persamaan regresi linear. Persamaan regresi
linear dengan menggunakan metode least Square Method
adalah :
Y = a + b
(Sudjana,
2002:310)
Dimana :
Y = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
a = Bilangan Konstan
b = Koefisien Regresi
n = Lamanya Periode
Untuk mencari a maka digunakan rumus sebagai
berikut :
a=∑y∑x2−∑x∑xy
n∑x2−¿¿
Untuk mencari nilai b maka digunakan rumus sebagai
berikut :
b=n∑xy−∑x∑yn∑x2−¿¿
2. Analisis Korelasi Product Moment
Uji ini digunakan untuk mengukur kuat lemahnya dan
arah hubungan antara variabel independen (struktur
modal) dengan variabel dependen (profitabilitas)
dengan menggunakan rumus koefisien product moment
dari Sugiyono. Rumus koefisien korelasi tersebut
adalah sebagai berikut:
r=n (∑x )−(∑x ) (∑y )
√{n∑x2−(∑x¿¿¿2 }{n∑x2− (∑x ¿¿¿2}
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah periode
X = Struktur modal
Y = Profitabilitas
Untuk menafsirkan besarnya koefisien korelasi
digunakan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.1
Nilai Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat
korelasi0,80 – 1,00
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan
(2007:136)
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
X terhadap variabel Y, dilakukan perhitungan
statistik menggunakan koefisien determinasi yang
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Kd=r2x100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
4. Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara
struktur modal terhadap profitabilitas. Hubungan
diukur dengan koefisien korelasi (r). Hipotesis
dilakukan dengan cara membandingkan antara t tabel
dengan t hitung Hipotesis tersebut akan diuji
menggunakan analisis statistik, dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara
variabel X (struktur modal) dan
variabel Y (profitabilitas).
Ho : r ≠ 0, Terdapat pengaruh antara
variabel X (struktur modal) dan
variabel Y (profitabilitas).
Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai
berikut :
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi
diterima
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan
Hi ditolak
Dengan persamaan sebagai berikut :
thitung=r√n−2√1−r2
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = jumlah data
Dengan derajat kebebasan df = n-2 dan taraf nyata
digunakan dengan signifikasi a= 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Kadarini. 2007. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan – Perusahaan Tekstil Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.. Skripsi. FE UJB.
Yogyakarta
Ernawaty Kelbulan. 2011.Pengaruh Perubahan Struktur
Modal Terhadap Retrun On Investment Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2004 – 2009. Skripsi. FE UJB. Yogyakarta
Juwanda Ahmadyani A.L. 2012. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan – Perusahaan LQ-
45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2010. Skripsi.
FE UJB. Yogyakarta
Juliarta. 2011. Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Pada PT. Inti Bandung ( Persero ). Skripsi.
FE UPI. Bandung