ASUHAN ASUHAN KEPERAWATAN POST KEPERAWATAN POST PARTUM PARTUM
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN ...
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
BALIKPAPAN TAHUN 2021
Disusun Oleh:
WAHYUNI DINA RUMISNI
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2021
i
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
BALIKPAPAN TAHUN 2021
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperwatan (Amd.Kep) Pada Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Disusun Oleh:
WAHYUNI DINA RUMISNI
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2021
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
1. Nama : Wahyuni Dina Rumisni
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 23 Juni 2000
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : Jl. Sepinggan Baru I RT.17 No.26
B. Riwayat Pendidikan
1. 2006 – 2012 : SDN 025 Balikpapan Selatan
2. 2012 – 2015 : SMP N 5 Balikpapan Selatan
3. 2015 – 2018 : SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Balikpapan Utara
4. 2018-2021 : Poltekkes Kemenkes Kaltim
vi
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK
BALIKPAPAN TAHUN 2021
Pendahuluan: Keluarga di implikasikan menjadi unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berhubungan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat
mempengaruhi keluarga adalah penyakit diabetes melitus karena menjadi salah satu
dari berbagai penyakit yang mengancam hidup banyak orang. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan.
Metode: penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus
untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes
melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
Hasil dan Pembahasan: Hasil dari pengkajian ditemukan perbedaan antara kedua
klien terdapat tingkat pengetahuan yang berbeda dan dukungan keluarga yang
berbeda pula. Dalam penegakan diagnosa keperawatan terdapat dua diagnosa yang
berdeda yaitu defisit pengetahuan dan kesiapan peningkatan pengetahuan serta
adapun diagnosa yang sama antara kedua klien yaitu risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah. Hasil evaluasi dari masalah keperawatan kedua klien teratasi dalam
lima kali kunjungan.
Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan hasil evaluasi masalah keperawatan dapat
teratasi karena klien mampu mengikuti tindakan sesuai prosedur. Studi kasus ini
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan diabetes melitus bagi peneliti, diharapkan menambah
keluasan ilmu bagi perkembangan ilmu keperwatan dan diharapkan keluarga dapat
menerapkan intervensi yang telah diberikan.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Asuhan Keperawatan Keluarga
vii
ABSTRACT
FAMILY NURSING CARE WITH DIABETES
MELITUS IN THE WORK AREA OF THE MUARA RAPAK HEALTH
CENTER BALIKPAPAN 2021
Introduction: The family is implied to be a service unit because family health
problems are interconnected. One of the health problems that can affect families is
diabetes mellitus because it is one of the various diseases that threaten the lives of
many people. This study aims to study and understand nursing care for families
with diabetes mellitus in the working area of the Muara Rapak Health Center
Balikpapan.
Methods: This research uses a descriptive method in the form of a case study to
explore the problem of nursing care for families with diabetes mellitus in the
working area of Muara Rapak Health Center Balikpapan. The approach used is a
family nursing care approach which includes assessment, nursing diagnoses,
planning, action, and evaluation.
Results and Discussion: The results of the study found differences between the
two clients, there were different levels of knowledge and different family support.
In establishing nursing diagnoses, there are two different diagnoses, namely
knowledge deficit and readiness to increase knowledge and the same diagnosis
between the two clients is the risk of unstable blood glucose levels. The results of
the evaluation of the nursing problems of the two clients were resolved in five visits.
Conclusions and Suggestions: Based on the results of the evaluation of nursing
problems can be resolved because the client is able to follow the action according
to the procedure. This case study is expected to increase knowledge and insight
about nursing care for families with diabetes mellitus for researchers, it is expected
to increase the breadth of knowledge for the development of nursing science and it
is hoped that families can apply the interventions that have been given.
Keywords: Diabetes Mellitus, Family Nursing
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam
rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Samarinda Jurusan Keperawatan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah
Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021”.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Dr. H Supriadi B., S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kaltim
2. Hj. Umi kalsum,S.Pd., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kaltim
3. Ns. Andi Lis AG, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim
4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung jawab
Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kaltim.
5. Ns. Rahmawati Shoufiah, S.ST., M.Pd, selaku Pembimbing I dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
ix
6. Ns. Asnah, S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing II dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Keluarga yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman satu bimbingan Karya Tulis Ilmiah yang telah berjuang bersama-
sama penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat secara ilmiah.
Samarinda, 13 September 2021
Penulis
Wahyuni Dina Rumisni
NIM: P07220118108
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM…………………………………...………….….i
SURAT PERNYATAAN....................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
1. Tujuan umum ..................................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
1. Bagi Peneliti ....................................................................................................... 6
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ............................................................. 7
3. Bagi Institusi ....................................................................................................... 7
4. Bagi Keluarga ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis .......................................................................................... 8
xi
1. Definisi ............................................................................................................... 8
2. Etiologi ............................................................................................................... 8
3. Klasifikasi Klinis .............................................................................................. 10
4. Klasifikasi Resiko Statistik .............................................................................. 11
5. Patofisiologi ...................................................................................................... 11
6. Manifestasi Klinis ............................................................................................. 13
7. Pathway Diabetes Melitus ................................................................................ 16
8. Penatalaksanaan ................................................................................................ 17
B. Konsep Keluarga .............................................................................................. 19
1. Definisi Keluarga ............................................................................................. 19
2. Tipe Keluarga ................................................................................................... 19
3. Fungsi Keluarga ............................................................................................... 21
4. Tahap Perkembangan Keluarga ........................................................................ 22
5. Peran Perawat Keluarga ................................................................................... 25
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................... 28
1. Pengkajian Keperawatan .................................................................................. 28
2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 32
3. Perencanaan Keperawatan ................................................................................ 38
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ................................................................ 44
5. Evaluasi Keperawatan ...................................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan (Desain Penelitan) ......................................................................... 48
B. Subyek Penelitian ............................................................................................. 48
xii
C. Batasan Istilah (Definisi Operasional) ............................................................. 49
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 49
E. Prosedur Penelitian ........................................................................................... 50
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 51
G. Uji Keabsahan Data .......................................................................................... 53
H. Analisis Data .................................................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 55
1. Pengkajian ........................................................................................................ 55
2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 66
3. Intervensi Keperawatan .................................................................................... 70
4. Implementasi Keperawatan .............................................................................. 75
5. Evaluasi Keperawatan ...................................................................................... 85
B. Pembahasan ...................................................................................................... 92
1. Pengkajian ........................................................................................................ 92
2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 93
3. Intervensi Keperawatan .................................................................................... 97
4. Implementasi keperawatan ............................................................................. 100
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................................... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 105
B. Saran ............................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Terpilih Diabetes Melitus Saat Diagnosis...………14
Tabel 2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga....……………………………………..32
Tabel 2.3 Pioritas Masalah...................………………………...…………….…..36
Tabel 2.4 Interevensi Keperawatan Keluarga………………………………........39
Tabel 4.1 Anamnesa Keluarga Pada Klien 1 dan 2 dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak………………...………........55
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien 1 dan 2………………………………..60
Tabel 4.3 Analisis Data Keluarga Klien 1 dan 2………………………………....62
Tabel 4.4 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1……………………...66
Tabel 4.5 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1……………………...67
Tabel 4.6 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2……………………...68
Tabel 4.7 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2……………………...79
Tabel 4.8 Prioritas Diagnosa Keperawatan………………………………........…70
Tabel 4.9 Interevensi Keperawatan Keluarga………………………………........70
Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Keluarga………………………………..75
Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Keluarga………………………………..........85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Format Pengkajian Keperawatan Keluarga
Lampiran 3 Pre Planning Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. T Dengan
Diabetes Melitus
Lampiran 4 Pre Planning Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S Dengan
Diabetes Melitus
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan Klien 1
Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Klien 2
Lampiran 7 Satuan Acara Penyuluhan Diabetes Melitus
Lampiran 8 Satuan Acara Penyuluhan Diet Diabetes Melitus
Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Kaki
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Senam Kaki Diabetik
Lampiran 11 Lembar Konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga ialah komponen terkecil dari masyarakat yang di dalamnya
mencakup kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling membutuhkan satu sama
lain dan juga memiliki keterkaitan (Setiawan, 2021). Keluarga di implikasikan
menjadi unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berhubungan
serta saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekelilingnya atau masyarakat secara
keseluruhan (Kemenkes dalam Hartati et al., 2018).
Salah satu masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi keluarga adalah
penyakit diabetes melitus yang biasanya dikenal dengan sebutan kencing manis
karena dapat menurunkan produktivitas penderita penyakit tersebut. Diabetes
melitus ialah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara kronis atau
berlangsung selama bertahun-tahun karena tubuh tidak memiliki hormon insulin
yang cukup oleh karena gangguan terhadap sekresi insulin dan hormon insulin
yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau bisa terjadi karena keduanya
(World Health Organization dalam Alhogbi, 2017).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurun-
2
an sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular makrovaskuler, dan neuropati (Sudoyo dalam Nurarif & Kusuma,
2016).
Selain itu diabetes melitus juga menjadi salah satu dari berbagai penyakit
yang mengancam hidup banyak orang. Laporan statistik dari International
Diabetes Federation (IDF) mengatakan, ada sekitar 230 juta penderita diabetes
di dunia. Angka tersebut terus meningkat sekitar 3% pertahunnya atau setara
dengan 7 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penderita diabetes akan menginjak
angka 350 juta jiwa pada tahun 2025. Setengah dari angka tersebut berada di
Asia terutama India, China, Pakistan dan Indonesia (Izati, 2017).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, hasil
prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua
umur di Indonesia sebesar 1,5%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter
tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta (2,6%), DI Yogyakarta (2,4%),
Sulawesi Utara (2,3), Kalimantan Timur (2,3%).
Sedangkan prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk yang berumur ≥ 15 tahun menurut provinsi di dapatkan hasil tertinggi
terdapat di provinsi Kalimantan Timur dan DI Yogyakarta dengan presentase
masing-masing 3,1%. Prevalensi diabetes melitus pada perempuan cenderung
lebih tinggi dari pada laki-laki dan meningkat sesuai dengan bertambahnya
umur, namun mulai umur ≥ 75 tahun cenderung menurun. Prevalensi diabetes
melitus di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada pedesaan (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 2018).
3
Penderita Diabetes Melitus di Kota Balikpapan berada di peringkat keempat
dari sepuluh kasus penyakit terbesar di Kota Balikpapan pada tahun 2019 dengan
jumlah sebanyak 13.302 kasus, sedangkan yang pertama adalah penyakit infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) dengan jumlah 66.592 kasus, yang kedua adalah
penyakit diabetes melitus dengan jumlah 48.098 kasus, dan yang ketiga yaitu
penyakit dyspepsia sebanyak 16.108 kasus (Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,
2019).
Diabetes tipe I disebabkan oleh rusaknya sel β yang akhirnya menyebabkan
kekurangan insulin secara absolut. Sel β rusak disebabkan sistem autoimun.
Sementara itu, diabetes tipe II penyebabnya bervariasi mulai dari faktor genetik
dan faktor lingkungan seperti kelebihan input kalori, kegemukan atau obesitas,
dan kurang berolah raga (Purwakusumah dkk, 2018).
Penyebab dari diabetes melitus juga dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu
faktor keturunan, obesitas (kegemukan), mengkonsumsi makan instan, kelainan
hormon, tekanan darah tinggi, angka triglycerid yang tinggi, merokok, setres,
terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, kerusakan sel pankreas, level
kolestrol yang tinggi, kelainan hormon (Apriatmoko & Sari, 2019).
Masalah keperawatan yang mungkin muncul dari keluarga yang anggota
keluarganya menderita penyakit diabetes melitus antara lain adalah manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif, risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah,
defisit pengetahuan dan sebagainya (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
4
Pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan pencegahan dalam
mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes melitus (Chen dalam
Kusnanto et al., 2019).
Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus (Azis dkk, 2020) didapatkan
hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di perlukan dalam merubah gaya
hidup, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang ditandai
dengan kurang mengetahui tentang diabetes melitus. Sebagian besar mengalami
gejala diabetes melitus namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda
dari diabetes melitus. Mereka juga tidak mengetahui faktor risiko yang dapat
meningkatkan kadar gula. Dan disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan gaya hidup penderita diabetes melitus pada
pasien yang berobat di puskesmas meo meo.
Selain itu adapula penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan melakukan kontrol rutin di Puskesmas Asemrowo, Kedungdoro,
Tanah Kalikedinding, Klampis Ngasem dan Jagir Surabaya tingkat kepatuhan
melakukan kontrol rutin dengan dukungan keluarga baik didapatkan hasil uji
statistik dengan menggunakan Chi Square melalui SPSS diperoleh derajat
signifikan sebesar p = 0,000 dengan menetapkan derajat signifikansi α = ≤ 0,05.
Besar p-value pada penelitian ini <0,05 sehingga dapat dikatakan ada hubungan
yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan melakukan
kontrol rutin (Choirunnisa, 2018).
5
Dalam mengatasi masalah pada keluarga yang anggota keluarganya
menderita diabetes melitus terdapat peran perawat keluarga yang sangat
diperlukan untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan
dengan meningkatkan aktivitas kemandirian keluarga serta kesanggupan
keluarga melakukan peran keluarga. Adapun peran perawat dalam memebantu
keluarga yang anggota keluarganya menderita diabetes melitus yaitu sebagai
fasilitator dalam memberikan edukasi, melakukan pengaturan makan (diet) yang
baik, menyarankan olahraga yang baik dan obat-obatan dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada
penderita diabetes melitus (Izati, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan pada Puskesmas muara rapak didapatkan
data dari tanggal 01-01-2020 sampai 31-12-2020 untuk prevalensi kasus
diabetes melitus sebanyak 72 orang yang terdiri dari 61 orang berjenis kelamin
laki-laki dan 11 orang perempuan. Usia 60-69 tahun merupakan data dengan
kasus diabetes terbanyak sekitar 33 orang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka peneliti
tertarik mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun
2021”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
6
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun
2021?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan
Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkaji keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
c. Menyusun perencanaan keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
d. Melaksanakan intervensi keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan informasi bagi peneliti tentang asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah diabetes delitus, selain itu tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi
salah satu cara peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di dalam
7
perkuliahan khususnya Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes
Melitus kedalam praktik nyata.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dan
pengetahuan dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Diabetes Melitus.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber pembelajaran
di jurusan Keperawatan Kalimantan Timur khususnya mengenai penerapan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Diabetes Melitus.
4. Bagi Keluarga
Keluarga diharapkan lebih meningkatkan pemberian dukungan keluarga
terhadap penderita Diabetes Melitus sehingga penderita merasa lebih aman,
nyaman dan terhindar dari stress dalam menghadapi penyakitnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular makrovaskuler, dan neuropati (Sudoyo
dalam Nurarif & Kusuma, 2016).
Diabetes melitus ialah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara
kronis atau menahun karena tubuh tidak memiliki hormon insulin yang cukup
oleh karena gangguan terhadap sekresi insulin dan hormon insulin yang tidak
bekerja sebagaimana mestinya atau bisa terjadi karena keduanya (World
Health Organization dalam Alhogbi, 2017).
2. Etiologi
Diabetes tipe I disebabkan oleh rusaknya sel β yang akhirnya me-
nyebabkan kekurangan insulin secara absolut. Sel β rusak disebabkan sistem
autoimun. Umumnya tipe diabetes ini diderita oleh anak-anak atau orang
dewasa muda. Penderita penyakit diabetes tipe ini perlu menyuntikkan insulin
atau memakai pompa insulin agar gula darah dapat terangkut ke dalam sel
dan tidak tertimbun yang menyebabkan keracunan tubuh. Pemberian obat ya-
9
ng meningkatkan sekrest insulin tidak akan memberikan manfaat yang
signifikan karena sel β yang rusak tidak lagi memproduksi insulin.
Sementara itu, diabetes tipe 2 penyebabnya bervariasi mulai dari faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti kelebihan input kalori, kegemukan atau
obesitas, dan kurang berolah raga. Pankreas penderita diabetes tipe ini
biasanya masih mampu menghasilkan insulin, tetapi kurang efektif dalam
membawa gula darah masuk ke dalam sel. Penderita diabetes tipe ini
umumnya berusia di atas 40 tahun dan secara umum berat badannya berlebih.
Tipe diabetes jenis ini paling banyak terjadi di Indonesia (kurang lebih 90%
dari total penderita diabetes) (Purwakusumah dkk, 2018).
Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) etiologi dari diabetes melitus tipe I
dan tipe II adalah:
a. Diabetes Melitus tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-
sel beta pancreas yang disebabkan oleh:
a) Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe Itu sendin, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I
b) Faktor imunologi (autoimun)
c) Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta
b. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistengi insulin.
10
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II:
usia, obesitas, riwayat dan keluarga.
3. Klasifikasi Klinis
a. Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta
pancreas karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin
tidak ada sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan
insulin dari luar
b. Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin)
c. Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan diabetes melitus
d. Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan diabetes melitus
(Luwiharto & Ginanti, 2020).
11
4. Klasifikasi Resiko Statistik
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa (Nurarif & Kusuma, 2016).
5. Patofisiologi
a. Diabetes tipe I
Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak
terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia prosprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan di eksresikan ke dalam urin, eksresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan
diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien
akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menganggu metabolisme protein
dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat
mengalami peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya
simpanan kalori.
12
Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan
normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glikosa yang
disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam-
asam amino dan substansi lain). Namun pada penderita defisiensi insulin,
proses ini kan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut
menimbilkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak
yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang
menganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis yang disebabkannya dapat menyebabkan tanda-tanda
dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas
berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perunahan
kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan
elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan
metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis.
Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering
merupakan komponen terapi yang penting (Smeltzer & Bare, 2015).
b. Diabetes Tipe II
Pada penderita diabetes tipe II toleransi glukosa terganggu, keadaan
ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian, jika sel-sel β tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi
13
DM tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri
khas DM tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe
2. Meskipun demikian, DM tipe 2 yang tidak terkontrol akan menimbulkan
masalah akut lainnya seperti sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non-
Ketotik (HHNK)
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama
bertahun- tahun) dan progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka
pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur
(jika kadar glukosanya sangat tinggi). Salah satu konsekuensi tidak
terdeteksinya penyakit DM selama bertahun-tahun adalah terjadinya
komplikasi DM jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati
perifer, kelainan vaskuler perifer) mungkin sudah terjadi sebelum
diagnosis ditegakkan (Smeltzer & Bare, 2015).
6. Manifestasi Klinis
Peningkatan kadar glukosa darah, disebut hiperglikemia, mengarah
kepada manifestasi klinis umum yang berhubungan dengan DM. Pada DM
Tipe 1, onset manifestasi klinis mungkin tidak kentara dengan kemungkinan
situasi yang mengancam hidup yang biasanya terjadi (misal, ketoasidosis
diabetikum). Pada DM tipe 2, onset manifestasi klinis mungkin berkembang
14
secara bertahap yang klien mungkin mencatat sedikit atau tanpa manifestasi
klinis selama beberapa tahun. Manifestasi klinis DM adalah peningkatan
frekuensi buang air kecil (poliuria), peningkatan rasa haus dan minum
(polidipsi) dan karena penyakit berkembang, penurunan berat badan
meskipun lapar dan peningkatan makan (polifagi).
Tabel 2.1
Manifestasi Klinis Terpilih Diabetes Melitus Saat Diagnosis
Manifestasi
Klinis
Dasar Patofisiologi DM
Tipe 1
DM
Tipe 2
Manifestasi
Utama
Poliuria*(sering
BAK)
Air tidak diserap kembali oleh
tubulus ginjal sekunder untuk
aktivitas osmotik glukosa
mengarah kepada kehilangan air,
glukosa dan elektrolit
+++ +
Polifagi*(haus
berlebihan)
Dehidrasi sekunder terhadap
poliuria menyebabkan haus
++ +
Polifagi*(lapar
berlebihan)
Kelaparan sekunder terhadap
katabolisme jaringan menyebabkan
rasa lapar
++ +
Penurunan berat
badan
Kehilangan awal sekunder
terhadap penipisan simpapan air,
++ -
15
glukosa, dan trigliserid ;
kehilangan kronis sekunder
terhadap penurunan massa otot
karena asam amino dialihkan untuk
membentuk glukosa dan keton
Pandangan kaur
berulang
Sekunder terhadap paparan kronis
retina dan lensa mata terhadap
cairan hiperosmolar
+ ++
Pruritus, infeksi
kulit, viginitis
Infeksi jamur dan bakteri pada kulit
terlihat lebih umum, hasil
penelititan masih bertentangan
+ ++
Sel hati mengubah simpanan glikogennya kembali ke glukosa
(glikogenolisis) dan meningkatkan biosintesis glukosa (glukoneogenesis).
Sayangnya, namun, respons ini memperberat situasi dengan meningkatnya
kadar glukosa darah bahkan lebih tinggi. Etiologi dan Faktor Risiko:
Penyebab umum ketoasidosis diabetik termasuk berikut: memakai terlalu
sedikit insulin, mangkir menggunakan insulin, ketidakmampuan memenuhi
peningkatan kebutuhan insulin yang dibuat oleh pembedahan, trauma,
kehamilan, stres, pubertas atau infeksi. Berkembangnya resistansi insulin
melalui kehadiran antibodi insulin (Maria, 2021).
17
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes melitus dapat berupa penatalaksanaan
farmakologi dan nonfarmakologi yang keduanya dapat dilakukan bersamaan
untuk optimalisasi kondisi klien.
a. Penatalaksanaan farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi merupakan pengobatan yang dilakukan
dalam rangka menurunkan atau mempertahankan kadar glukosa darah
tetap dalam rentang normal. Pemberian pengobatan terbagi menjadi dua
yaitu pengobatan insulin dan anti diabetik oral. Klien dapat menggunakan
salah satu atau kombinasi dari kedua terapi tersebut. Insulin diberikan
untuk mengganti dan mencukupkan jumlah insulin dalam darah. Terapi
insulin diberikan baik pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2, namun
biasanya terbanyak diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Insulin
yang diberikan merupakan insulin yang serupa dengan insulin manusia.
Jenis insulin terbagi berdasarkan waktu kerjanya rapid acting, short
acting, intermediate acting, dan long acting.
Secara umum anti diabetic oral diberikan pada pasien diabetes melitus
tipe 2. Medikasi terdiri dari beberapa jenis yaitu a-glukosidase inhibitor.
thiazolidinediones, biguanida, sulfonylurea, amylin analogs. Jenis
aglukosidase inhibitor menghambat absorbsi glukosa pada saluran
pencernaan. Amylin analogs akan meningkatkan sekresi insulin dan
menurunkan sekresi glucagon, serta menghambat absorbsi glukosa pada
saluran pencernaan. Sulfonylurea bekerja dengan menstimulasi sel beta
18
pancreas untuk meningkatkan sekresi insulin. Biguanide dapat
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, menghambat produksi
glukosa olch hati. Thiazolidinediones bekerja menghambat produksi
glukosa oleh hati dan meningkatkan aksi dari insulin ( Hinkle & Cheever;
Black & Hawks,: Lewis, Bucher, Heitkemper, & Harding dalam
Jainurakhma dkk, 2021).
b. Penatalaksanaan nonfarmakologi
Penatalaksanaan nonfarmakologi terdiri dari terapi nutrisi, aktivitas
dan latihan, pemeriksaan glukosa mandiri, dan edukasi berkelanjutan.
Pengaturan nutrisi yang baik pada pasien dapat menurunkan kadar glukosa
darah dan kadar lemak dalam darah sehingga dapat mencegah peningkatan
berat badan serta mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Pasien
perlu mengetahui kebutuhan kalori per hari dan distribusi dari kalori
tersebut. Kalori yang disarankan adalah karbohidrat 50-60%, lemak 20-
30%, dan protein 10-20%. (Moattari. Ghobadi, Beigi, & Pishdad,
Ignatavicius & Workman, Hinkle & Cheever dalam Jainurakhma dkk,
2021). Di Indonesia pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan di
posyandu lansia sesuai dengan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS)
Sementara klien juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik
sekurang-kurangnya 30 menit dalam sehari dan dilakukan selama 5 hari
dalam seminggu sebagai upaya menurunkan dan mencegah kenaikan
kadar glukosa darah (ADA; Handelsman, et al.; Kementrian Kesehatan
19
dalam Jainurakhma dkk, 2021). Edukasi juga dibutuhkan dalam
mempertahankan kondisi dan mencegah komplikasi. Hasil penelitian
(Frisca, Redjeki, & Supardi. 2019) memperlihatkan adanya peningkatan
perilaku perawatan kaki yang signifikan setelah diberikan edukasi selama
8 minggu. Sementara penelitian lain (Frisca, Arco, Daeli. & Wibowo.
2019) memperlihatkan terjadi peningkatan pemahaman pada masyarakat
terkait dengan peduli diabetes melitus (dalam Janes; Jainurakhma dkk,
2021)
B. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadiu dalam posisi dan situasi tertentu. Dalam
peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiawan, 2021).
2. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
20
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua di atas
berkembang menjadi:
1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh
gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui
sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya
cenderung hidup sendiri untuk membesarkan anak anaknya.
2) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri
dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
pernah menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh
pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.
5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
heterosexual cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah
kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh
21
pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meski pun usia pasangan
tersebut telah tua demi status anak-anaknya.
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin şama
(gay and lesbian family)(Suprajitno, 2004).
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat lima fungsi keluarga
yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk
sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan
tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
karena individu secara lanjut mengubah perilaku mereka sebagai respon
terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi
merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh
seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran
peran-peran sosial.
22
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan
kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan
anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan
dari fungsi perawatan kesehatan.
4. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman & Marylin (2010)
adalah sebagai berikut:
a. Tahap I (Keluarga dengan pasangan baru)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru
dengan perg erakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan
intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang
memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis
dengan jaringan kekerabatan, perencanaan keluarga.
23
b. Tahap II (Childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai berusia
30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
menjadi siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan tahap II adalah
membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil
(menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki
hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan dan
kebutuhan berbagai keluarga, mempertahankan hubungan pernikahan
yang memuaskan, memperluas hubungan dengan hubungan dengan
keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang tua dan menjadi
kakek/nenek.
c. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat
ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan
suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Tugas perkembangan keluarga tahap III adalah memenuhi
kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi dan keamanan
yang memadai, menyosialisasikan anak, mengintegrasi anak kecil
sebagai anggota keluarga baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak lain, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga dan
diluar keluarga.
24
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam
waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal dan hubungan keluarga pada tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV adalah menyosialisasikan
anak- anak termasuk meningkatkan restasi, mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada
keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga
untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.
f. Tahap VI (keluarga melepaskan anak dewasa muda)
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya
anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya
rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas
keluarga pada tahap ini adalah memperluas lingkaran keluarga terhadap
anak dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang
berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbarui
25
dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orang tua
suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau
kematian salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orangtua yang telah menua dan anak mereka, memperkuat hubungan
pernikahan.
h. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun
salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan
pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan lain. Tujuan
perkembangan tahap keluarga ini adalah mempertahankan penataan
kehidupan yang memuaskan.
5. Peran Perawat Keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga yaitu
(Hanson dalam Widago, Wahyu ; Resnayati, 2019):
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga ag-
ar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
26
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan
untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. Melakukan koordinasi
pelayanan kesehatan yang diterima keluarga dan kolaborasi dengan
keluarga menyusun perencanaan. Sebagai penghubung sumber-sumber
yang dibutuhkan klien.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun dirumah sakit bertanggungjawab dalam memberikan perawatan
langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota
keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga
asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat
melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasikan atau
melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Advokat (Penasehat)
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masa-
lah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
27
bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Memberdayakan keluarga untuk
berbicara tentang dirinya, melindungi keluarga untuk memperoleh hak
akan kesehatan serta membuat keluarga lebih responsif terhadap
kebutuhannya.
f. Kolaborator
Perawat harus bekerjasama dengan pelayanan puskesmas atau rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan yang optimal.
g. Fasilitator
Peran perawat disini membantu keluarga di dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan di dalam menggunakan pelayanan
kesehatan; masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan
peran fasilitator dengan baik maka perawat harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan jaminan kesehatan.
h. Penemu Kasus
Peran perawat yang juga sangat penting yaitu mengidentifikasi
masalah kesehatan sedini mungkin yang terjadi pada keluarga sehingga
tidak terjadi komplikasi, kecacatan dan kematian.
i. Modifikasi Lingkungan
Perawat juga dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang
sehat.
28
j. Role model
Perawat menjadi contoh peran bagi orang lain.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi
manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan
situasi penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan promosi
kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan
data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien (Kholifah & Widagdo, 2016).
Menurut Depkes RI dalam buku PPSDM Keperawatan Keluarga dan
Komunitas Komprehensif (2017). Pengkajian keperawatan merupakan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang
klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah,
serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.
29
Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status
keluarga adalah:
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala
keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan
genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk mengunjungi
tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
30
juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula
penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
7) Analisis masalah kesehatan Indvidu.
b. Data Pengkajian Individu yang Sakit
Nama individu yang sakit, Sumber dana kesehatan, diagnosa medik,
rujukan dokter/RS, pemeriksaan fisik (keadaan umum, sistem tubuh),
status mental, kebutuhan istirahat dan tidur, Perawatan diri sehari-hari,
kebersihan diri, komunikasi dan budaya.
c. Data Penunjang Keluarga
1) Kondisi Rumah dan Sanitasi Lingkungan
Kondisi rumah, ventilasi, pencahayaan rumah, saluran buang limbah,
sumber air bersih, jamban memenuhi syarat, tempat sampah, rasio luas
bangunan dengan jumlah anggota keluarga.
2) PHBS di Rumah Tangga.
3) Pertolongan persalinan, ASI ekslusif, menimbang balita, air bersih, cuci
tangan, pembuangan sampah, lingkungan rumah, konsumsi lauk pauk,
buah dan sayur, pemberantasan jentik, jamban sehat, aktifitas fisik,
perilaku merokok.
d. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, identifikasi tingkat
keseriusan masalah pada keluarga, persepsi keluarga terhadap masalah.
31
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
a) Sejauh mana keluarga mengerti sifat dan luasnya masalah.
b) Masalah dirasakan keluarga?
c) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami?
d) Takut akan akibat?
e) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan?
f) Fasilitas kesehatan terjangkau?
g) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan?
h) Informasi yang salah?
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit?
b) Cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga.
c) Cara pencegahan.
d) Sikap keluarga terhadap anggota yang sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
lingkungan fisik, lingkungan psikologis.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
a) Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi oleh keluarga
b) Frekuensi kunjungan
c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
d) Pengalaman tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan.
32
e. Tingkat Kemandirian Keluarga
Tabel 2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017).
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua
diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan sebagai
definisi karakteristik. Definisi karakteristik dinamakan” Tanda dan gejala”,
Tanda adalah sesuatu yang dapat di observasi dan gejala adalah sesuatu yang
33
dirasakan oleh klien. Diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan
tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi perawat (Nanda dalam
(Kholifah & Widagdo, 2016).
Kategori diagnosis keperawatan keluarga antara lain sebagai berikut:
a. Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosa keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah
keperawatan sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah
keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil
pengkajian keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan
Diagnosa keperawatan ini adalah diagnosa promosi kesehatan yang
dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Kategori diagnosa
keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga
sudah baik dan mengarah pada kemajuan.
c. Diagnosa keperawatan risiko
Diagnosa keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan risiko,
yaitu menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu,
keluarga, dan komunitas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang
berkontribusi pada peningkatan kerentanan.
d. Diagnosa keperawatan sejahtera
Diagnosa keperawatan keluarga yang terakhir adalah diagnosis
keperawatan sejahtera. Diagnosis ini menggambarkan respon manusia
34
terhadap level kesejahteraan individu, keluarga, dan komunitas, yang
telah memiliki kesiapan meningkatkan status kesehatan mereka.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada
sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan
meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).
Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
1) Persepsi terhadap keparahan penyakit.
2) Pengertian.
3) Tanda dan gejala.
4) Faktor penyebab.
5) Persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah.
2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah
yang dialami.
3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan informasi yang salah.
5) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
6) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit.
7) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
8) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
35
9) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
1) Keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.
2) Pentingnya higyene sanitasi.
3) Upaya pencegahan penyakit.
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
1) Keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Keuntungan yang didapat.
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
1) Keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Keuntungan yang didapat.
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.
4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.
5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,
selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan
bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang
dimiliki keluarga.
36
Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :
1. Sifat Masalah(Aktual): Masalah sudah terjadi dan memerlukan tindakan
secepatnya
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah (tinggi): Adanya sumber dana
keluarga, adanya esempatan keluarga untuk menyiapkan makanan, adanya
fasilitas kesehatan, adanya tenaga kesehatan/perawat
3. Potensi untuk dapat dicegah (tinggi): masalah belum lama terjadi dan
dapat dicegah atau diatasi dengan pendidikan kesehatan
4. Menonjolnya masalah: Keluarga menyadari adanya masalah dan ingin
segera mengatasi
Tabel 2.3 Prioritas Masalah
No. Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah :
a. Aktual
b. Resiko
c. Tinggi
3
2
1
1
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah :
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
2
1
0
2
3. Potensi masalah untuk dicegah :
a. Mudah
b. Cukup
c. Tidak dapat
3
2
1
1
4. Menonjolnya Masalah :
37
a. Masalah dirasakan perlu segera
ditangani
b. masalah tidak segera diatasi
c. masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Penentuan Nilai (Skoring) :
Skor
Angka Tertinggi
X Nilai Bobot
Cara melakukan penilaian :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan
masalah diabetes melitus berdasarkan standar diagnosa keperawatan
Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), antara lain:
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan (D.0115).
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan (D.0111).
c. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0113).
d. Keletihan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan (D.0129).
38
e. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0111).
f. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0129).
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga,
dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative
dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,
atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat
keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,
keluarga dan komunitas. Perencanaan keperawatan atau intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis unuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
39
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Keluarga
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Kriteria Standar
1. Manajemen
kesehatan
keluarga tidak
efektif b.d
ketidakmampu
an keluarga
mengambil
keputusan
(D.0115)
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
manajemen
kesehatan keluarga
(L.12105)
Meningkat
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan keluarga
mampu mengambil
keputusan
Verbal
Psikomo
tor
1. Klien dan
keluarga
mampu
menggunak
an fasilitas
kesehatan
yang ada
dalam
lingkungan
keluarga
2. Klien dan
keluarga
siap dan
mampu
mengambil
keputusan
dalam
masalah
kesehatan
keluarga
nya
Dukungan
keluarga
merencanakan
perawatan
(I.13477)
Definisi:
memfasilitasi
perencanaan
pelaksanaan
perawatan
kesehatan
keluarga
Tindakan:
Observasi:
a. Identifikasi
kebutuhan dan
harapan
keluarga
tentang
kesehatan
b. Identifikasi
konsekuensi
tidak
melakukan
tindakan
bersama
keluarga
c. Identifikasi
sumber-
sumber yang
dimiliki
keluarga
d. Identifikasi
tindakan yang
dapat
dilakukan
keluarga
Terapeutik:
a. Motivasi
pengembangan
sikap dan
emosi yang
mendukung
upaya
kesehatan
b. Gunakan
sarana dan
fasilitas yang
40
ada dalam
keluarga
c. Ciptakan
perubahan
lingkungan
rumah secara
optimal
Edukasi:
a. Informasikan
fasilitas
kesehatan
yang ada di
lingkungan
keluarga
b. Anjurkan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang ada
c. Ajarkan cara
perawatan
yang bisa
dilakukan
keluarga
2. Defisit
pengetahuan
b.d
ketidakmampu
an keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
(D.0111)
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan tingkat
pengetahuan
(L.12111) klien dan
keluarga meningkat
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
diharapkan keluarga
mampu mengenal
masalah kesehatan.
Verbal
dan
kognitif
1. Klien dan
keluarga
siap dan
mampu
menerima
informasi
2. Klien dan
keluarga
mampu
menyebutk
an tentang
penyakit
diabetes
melitus
Edukasi proses
penyakit
(I.12444)
Definis:
memberikan
informasi tentang
mekanisme
munculnya
penyakit dan
menimbulkan
tanda dan gejala
yang mengganggu
kesehatan tubuh
pasien.
Tindakan:
Observasi:
a. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik:
a. Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
41
sesuai
kesepakatan
c. Berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi:
a. Jelaskan
penyebab dan
faktor risiko
penyakit
b. Jelaskan
proses
patofisiologi
munculnya
penyakit
c. Jelaskan tanda
dan gejala
yang
ditimbulkan
oleh penyakit
Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
d. Ajarkan cara
meredakan
atau mengatasi
gejala yang
dirasakan
e. Ajarkan cara
meminimalkan
efek samping
dari Intervensi
atau
pengobatan
f. Informasikan
kondisi pasien
saat ini
g. Anjurkan
melapor jika
merasakan
tanda dan
gejala
memberat atau
tidak biasa
3. Risiko
ketidakstabila
n kadar
glukosa darah
b.d
ketidakmampu
an keluarga
mengenal
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
kestabilan kadar
glukosa darah
(L.03022)
Verbal
dan
kognitif
1. Klien dan
keluarga
siap dan
mampu
menerima
informasi
2. Klien dan
keluarga
Edukasi diet
(I.12369)
Definisi:
mengajarkan
jumlah, jenis dan
jadwal asupan
makanan yang di
programkan.
42
masalah
kesehatan
(D.0038)
meningkat
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
diharapkan keluarga
mampu mengenal
masalah kesehatan.
mampu
melakukan
anjuran-
anjuran
yang
disarankan
Tindakan:
Observasi:
a. Identifikasi
kemeampuan
pasien dan
keluarga
menerima
informasi
b. Identifikasi
tingkat
pengetahuan
saat ini
c. Identifikasi
pola makan
saat ini dan
masa lalu
d. Identifikasi
persepsi pasien
dan keluarga
tentang diet
yang
diprogramkan
e. Identifikasi
keterbatasan
finansial untuk
menyediakan
makanan
Terapeutik:
a. Persiapkan
materi, media
dan alat peraga
b. Jadwalkan
waktu yang
tepat untuk
memberikan
pendidkan
kesehatan
c. Berikan
kesempatan
pasien dan
keluarga untuk
bertanya
d. Sediakan
rencana makan
tertulis, jika
perlu
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap
kesehatan
b. Informasikan
makanan yang
diperbolehkan
dan dilarang
43
c. Informasikan
interaksi obat
dan makanan,
jika perlu
d. Anjurkan
mempertahank
an posisi semi
fowler 20-30
menit setelah
makan
e. Anjurkan
mengganti
bahan
makanan
sesuai dengan
diet yang
diprogramkan
f. Anjurkan
melakukan
olahraga sesuai
toleransi
g. Ajarkan cara
membaca label
dan cara
memilih
makanan yang
sesuai
h. Ajarkan cara
merencanakan
makanan yang
sesuai dengan
diet, jika perlu
Kolaborasi:
a. Rujuk ke ahli
gizi dan
sertakan
keluarga, jika
perlu
4. Risiko
Gangguan
integritas
kulit/ jaringan
b.d
ketidakmampu
an keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
(D.0139)
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan kontrol
risiko (L.14128)
meningkat
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
diharapkan keluarga
mampu mengenal
masalah kesehatan
Verbal
Dan
kognitif
1. Klien dan
keluarga
siap dan
mampu
menerima
informasi
2. Klien dan
keluarga
mampu
melakukan
anjuran-
anjuran
yang
disarankan
Edukasi
Perawatan kulit
(I.12426)
Definisi:
memberika
informasi untuk
memperbaiki dan
meningkatkan
integritas jaringan
kulit.
Tindakan:
Observasi:
a. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
44
Terapeutik:
a. Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
c. Berikan
kesempatan
untukbertanya
Edukasi:
a. Anjurkan
menggunakan
tabir surya saat
berada di luar
rumah
b. Anjurkan
minum cukup
cairan
c. Anjurkan
mandi dan
menggunakan
sabun
secukupnya
d. Anjurkan
menggunakan
pelembab
e. Anjurkan
melapor jika
ada lesi kulit
yang tidak
biasa
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Menurut (Sari, 2019) Implementasi juga merupakan pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan
kognitif intelektual, kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
45
harus berpusatkepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi. Beberapa tujuan Implementasi Keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya
dievaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang
singkat.
b. Mempertahankan daya tahan tubuh.
c. Mencegah komplikasi.
d. Menemukan perubahan sistem tubuh.
e. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien.
f. Implementasi pesan dokter.
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk
dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk: mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan
yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi
kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota
keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat
(Sudiharto dalam Izati, 2017).
46
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut (Setiadi, 2012) evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:
a. Evaluasi Formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan
hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah
perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai
keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan
evaluasi formatif ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP:
1) S (subjektif): Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien
yang afasia.
2) O (objektif): Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh
perawat.
3) A (analisis): Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis
atau dikaji dari data subjektif dan data objektif.
4) P (perencanaan: Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan
keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan
tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien.
47
b. Evaluasi Sumatif (Hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini
bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Ada 3 kemungkinan evaluasi yang terkait dengan pencapaian
tujuan keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu:
1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien
masih dalam proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan
perubahan pada sebagian kriteria yang telah ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya
menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan (Desain Penelitan)
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes melitus
di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam studi kasus keperawatan ini
menggunakan responden dari keluarga dengan kasus yang akan diteliti secara
rinci dan mendalam. Adapun subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah dua
responden dengan kasus yang sama pada dua keluarga berbeda yang anggota
keluarganya memiliki masalah kesehatan diabetes melitus. Adapun kriteria
inklusi dan eksklusi yang dijadikan patokan dalam penelitian studi kasus ini,
yaitu:
1. Kriteria Inklusi
a. Keluarga yang anggota keluarganya memiliki penyakit diabetes melitus
b. Klien dan keluarga bersedia menjadi responden selama penelitian studi
kasus berlangsung
c. Klien dan keluarga kooperatif dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga
49
2. Kriteria eksklusi
a. Klien yang berada di luar wilyah kerja puskesmas muara rapak
b. Klien dan keluarga tidak bersedia menjadi responden
C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses kegiatan dalam praktik
keperawatan dengan sasaran klien dan keluarga yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami dengan pendekatan proses
keperawatan melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi
keperawatan.
Diabetes melitus ialah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia. Pada kasus ini, dalam menentukan individu tersebut memiliki
penyakit diabetes melitus harus melalui anamnesa dan pemeriksaan penunjang
serta telah di diagnosis diabetes melitus oleh dokter kemudian tercatat dalam
rekam medis pasien di puskesmas muara rapak.
Studi kasus ini dilakukan dengan menggunakan rangkaian proses asuhan
keperawatan keluarga untuk melakukan penyelesaian masalah kesehatan
keluarga dengan diagnosa diabetes melitus melalui pengkajian, menetapkan
diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan, melakukan tindakan
keperawatan keluarga dan melakukan evaluasi.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
Studi kasus ini dilakukan pada klien dan keluarga dengan diabetes
melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak.
50
b. Waktu
Studi kasus ini dilakukan menyesuaikan dengan jadwal dan target
keberhasilan tindakan. Lama waktu 1 sampai 2 minggu (dengan 3 kali
kunjungan dalam 1 minggu).
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan penyusunan proposal mengenai kasus yang akan
diteliti.
2. Mahasiswa melakukan ujian proposal, setelah proposal disetujui oleh
penguji maka penelitian akan dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan
data.
3. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kaltim mengirimkan surat ke
Puskesmas Muara Rapak.
4. Setalah surat dari Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kaltim telah
di terima dan di setujui puskesmas, maka mahasiswa baru dapat melakukan
studi kasus.
5. Mahasiswa melapor kepada kepala puskesmas dan perceptor puskesmas.
6. Bersama kepala puskesmas dan perceptor mahasiswa menentukan klien
studi kasus sesuai dengan kriteria inklusi.
7. Mahasiswa melakukan bina hubungan saling percaya kepada klien dan
keluarga yang telah ditentukan kemudian memberikan informasi singkat
mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian studi kasus terhadap responden
51
dalam keikut sertaan dan partisipasi responden di dalam penelitian studi
kasus.
8. Setelah responden setuju menjadi subyek penelitian, kemudian mahasiswa
melakukan pengkajian kepada klien melalui pengisian format pengkajian,
wawancara dan observasi.
9. Setelah pengkajian, mahasiswa mengumpulkan data fokus untuk
menegakkan diagnosa.
10. Mahasiswa membuat intervensi asuhan keperawatan keluarga.
11. Mahasiswa melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun.
12. Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun.
13. Mahasiswa melakukan dokumentasi keperawatan.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan, antara lain:
a) Wawancara
Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi
melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang
diteliti(Selamet dalam Sarwo Edi, 2016). Jadi tindakan wawancara yang
diterapkan adalah dalam pengkajian anamnesis yang bersumber dari
pasien ataupun keluarga pasien.
52
b) Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi
penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan
kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan
(Syafnidawanty, 2020). Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan
tubuh pasien untuk menentukan ada atau tidaknya masalah fisik. Tujuan
pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi valid tentang
kesehatan pasien. Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun informasi yangterkumpul menjadi suatu penilaian
komprehensif. Empat prinsip kardinal pemeriksaan fisik meliputi: melihat
(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi). Dapat ditambah dengan yang kelima yaitu
membau/smelling(Dr. Sugiarto, dr. et al., 2018).
c) Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan suatu data atau informasi
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi dalam
penelitian ini adalah dengan melihat hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
data lain yang relevan, seperti hasil laboratorium, radiologi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format asuhan
53
keperawatan keluarga sesuai ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
G. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk membuktikan
kualitas data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga
menghasilkan data dengan validitas tinggi. Selain itu, keabsahan data dilakukan
dengan memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan, sumber informasi
tambahan menggunakan triangulasi data dalam pengumpulan data.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.
H. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi selanjutnya menggunakan analisis data. Analisis data dilakukan
sejak peneliti di lahan penelitian, sewaktu pengumpulan data sampai dengan
semua data terkumpul. Teknik analisis dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil
wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Kemudian dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
menghasilkan data untuk selanjutnya dikumpulkan oleh peneliti, data yang
dikumpulkan tersebut dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari klien berupa suatu pendapat terhadap
suatu situasi atau kejadian. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat di
54
observasi dan diukur, yang diperoleh menggunakan panca indera (melihat,
mendengar, mencium, dan meraba) selama pemeriksaan fisik.
Dari data tersebut, selanjutnya peneliti menegakkan diagnosa keperawatan.
Kemudian peneliti menyusun intervensi atau rencana keperawatan, melakukan
implementasi atau pelaksanaan serta mengevaluasi asuhan keperawatan
keluarga yang telah diberikan kepada klien dan keluarga.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil studi kasus beserta pembahasannya yang
meliputi penjabaran data pengkajian serta analisa mengenai asuhan keperawatan
keluarga dengan diabetes melitus di Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Utara.
Adapun hasilnya akan di uraikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes
melitus, adapun lokasi tempat tinggal klien 1 dan 2 sama, yaitu di wilayah kerja
di Puskesmas Muara Rapak. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian
a. Hasil Anamnesis Keluarga
Tabel 4.1
Anamnesis Keluarga pada Klien 1 dan 2 dengan diabetes melitus
di wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
Data Anamnesis Keluarga 1 Ny.T Keluarga 2 Ny.S
Data Keluarga Nama kepala keluarga: Tn. N
Usia: 42 tahun
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: supir ojek online
Alamat: Jl. Inpres II No.41
Rt.18 Balikpapan Utara.
Agama: Islam
Suku: Jawa
Bahasa sehari-hari: bahasa
Indonesia
Pelayanan kesehatan yang
terdekat ialah Puskesmas Muara
Rapak dengan jarak kurang
lebih sekitar 1 km. Alat
transportasi yang digunakan
ialah kendaraan pribadi.
Nama kepala keluarga: Tn. M
Usia: 30 tahun
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Karyawan swasta
Alamat: Jl. Klamono 3 No.69
Rt.56 Balikpapan Utara
Agama: Islam
Suku: Jawa
Bahasa sehari-hari: bahasa
Indonesia
Pelayanan kesehatan yang
terdekat ialah Puskesmas Muara
Rapak dengan jarak kurang lebih
sekitar 1 km. Alat transpotasi
yang digunakan ialah kendaraan
pribadi.
56
Data Keluarga
Tambahan
Tn. N 42 Tahun Sebagai KK,
pendidikan terakhir SMA, saat
ini bekerja sebagai supir ojek
online, status imunisasi lengkap,
dengan penampilan umum
sehat, tidak ada riwayat alergi,
penampilan umum: baik, status
kesehatan saat ini: sehat. Saat
dikaji tekanan darah
120/80mmHg, Nadi: 80x/mnt,
Respirasi:18x/mnt, Suhu:36,3oC
TB:175 cm, BB:85kg.
Ny. T, umur 65 tahun, sebagai
ibu mertua dari KK, pendidikan
terakhir SD, saat ini tidak
bekerja, status imunisasi dasar
lengkap, penampilan umum
lemah, status kesehatan saat ini
sakit, riwayat penyakit diabetes
melitus, tidak ada alergi,
penampilan umum: lemah,
status kesehatan saat ini: sakit.
Saat dikaji tekanan darah
120/70 mmHg, Nadi: 87x/mnt,
Respirasi:22x/mnt,
Suhu:36,5oC, TB: 150 cm, BB:
54 kg.
Ny. I umur 39 tahun, sebagai
istri dari KK, pendidikan
terakhir SLTA, saat ini bekerja
sebagai pegawai koperasi, status
imunisasi lengkap, dengan
penampilan umum sehat, tidak
ada riwayat alergi, penampilan
umum: baik, status kesehatan
saat ini: sehat. Saat dikaji
tekanan darah 110/70mmHg,
Nadi: 77x/mnt,
Respirasi:20x/mnt, Suhu:36oC
TB:156 cm, BB:60kg.
Nn. Y umur 16 tahun, sebagai
anak tunggal, pendidikan
terakhir SMP, saat ini masih
pelajar, status imunisasi lengkap
dengan penampilam umum
sehat, tidak ada riwayat alergi,
penampilan umum: baik, status
kesehatan saat ini: sehat. Saat
dikaji tekanan darah
120/70mmHg, Nadi: 85x/mnt,
Respirasi:20x/mnt, Suhu:36,5oC
TB:166 cm, BB:50kg.
Tn. M 30 Tahun Sebagai KK,
pendidikan terakhir SMA, saat ini
bekerja sebagai karyawan swasta,
status imunisasi lengkap, dengan
penampilan umum sehat, tidak
ada riwayat alergi, penampilan
umum: baik, status kesehatan saat
ini: sehat.
Ny. S, umur 62 tahun, sebagai ibu
dari KK, pendidikan terakhir
SMP, pekerjaan saat ini
wirausaha, status imunisasi dasar
lengkap, penampilan umum
normal, status kesehatan saat ini
sakit, riwayat penyakit diabetes
melitus, tidak ada alergi,
penampilan umum: baik, status
kesehatan saat ini: sakit. Saat
dikaji tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi: 90x/mnt,
Respirasi:20x/mnt, Suhu:36,2oC
TB: 153 cm, BB: 55 kg.
Ny. F umur 28 tahun, sebagai istri
dari KK, saat ini tidak bekerja,
status imunisasi lengkap, dengan
penampilan umum sehat, tidak
ada riwayat alergi, penampilan
umum: baik, status kesehatan saat
ini: sehat. Saat dikaji tekanan
darah 120/80mmHg, Nadi:
80x/mnt, Respirasi:18x/mnt,
Suhu:36oC TB:156 cm, BB:49kg.
57
Genogram Keterangan:
: Meninggal
: Laki-laki
:
Perempuan
: Klien
-----:
Tinggal
Serumah
Keterangan:
: Meninggal
: Laki-
laki
:
Perempuan
: Klien
------ :
Tinggal
Serumah
Tipe keluarga Tipe keluarga Tn. N adalah
keluarga besar (extended
family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan anggota
keluarga lain yang masih
mempunyai hubung-
an darah (Nenek Nn.Y/ ibu dari
Ny.I)
Tipe keluarga Tn. M adalah
keluarga besar (extended family)
yaitu keluarga inti ditambah
dengan anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubung-
an darah (Ibu dari Tn. M)
Riwayat dan
Tahap
Perkembangan
Keluarga
Tahap perkembangan keluarga
Tn. N saat ini yaitu tahap V
(keluarga dengan anak remaja)
dan Tahap VIII (keluarga lansia
dan pensiun)
Tahap perkembangan keluarga
Tn. M saat ini yaitu tahap I
(keluarga dengan pasangan baru)
dan tahap VIII (keluarga lansia
dan pensiun)
Rumah dan
Sanitasi
Lingkungan
Rumah yang ditempati keluarga
Tn. N berukuran ± 18 x 6 m² dan
milik sendiri. Kondisi rumah
baik dan rumah terdiri dari 1
lantai dengan lantai keramik,
terdapat ruang tamu, ruang
tengah, dapur, 3 kamar tidur, 1
WC, dan tampak bersih.
Penataan peralatan rumah tangga
cukup rapi. Ventilasi dan
pencahayaan rumah cukup baik.
Keluarga memiliki kamar mandi
sendiri dan jamban sendiri
dengan keadaan yang cukup
bersih, saluran buang limbah
cukup baik. Sumber air berasal
dari PDAM. Air tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau.
Terdapat bak sampah disekitar
rumah.
Rumah yang ditempati keluarga
Tn. M berukuran ± 8 x 18 m² dan
milik sendiri. Kondisi rumah baik
dan rumah terdiri dari 1 lantai
dengan lantai keramik, terdapat
ruang tamu, ruang tengah, dapur,
3 kamar tidur, 1 WC, dan tampak
bersih. Penataan peralatan rumah
tangga cukup rapi. Ventilasi dan
pencahayaan rumah cukup baik.
Keluarga memiliki kamar mandi
sendiri dan jamban sendiri dengan
keadaan yang cukup bersih,
saluran buang limbah cukup baik.
Sumber air berasal dari PDAM.
Air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau. Terdapat bak
sampah disekitar rumah.
PHBS di
Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga Tn. N
sudah cukup baik. Hal itu
dibuktikan dengan keluarga
menggunakan air bersih untuk
makan dan minum,
menggunakan air bersih untuk
kebersihan diri, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun,
PHBS di rumah tangga Tn. M
cukup baik. Hal itu dibuktikan
dengan keluarga menggunakan air
bersih untuk makan dan minum,
menggunakan air bersih untuk
kebersihan diri, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun,
melakukan pembuangan sampah
58
melakukan pembuangan sampah
pada tempatnya, menjaga
lingkungan rumah tampak
bersih, mengkonsumsi lauk dan
pauk setiap hari, buah-buahan
tetapi tidak setiap hari,
menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik, dan
melakukan aktivitas setiap hari.
Namun untuk Tn. N terkadang
masih suka merokok di dalam
rumah.
pada tempatnya, menjaga
lingkungan rumah tampak bersih,
mengkonsumsi lauk dan pauk
setiap hari, buah-buahan hampir
setiap hari, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik, dan
melakukan aktivitas setiap hari.
Struktur
Keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn. N
sudah cukup baik, terbukti jika
ada masalah keluarga saling
musyawarah dan segera
menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk struktur peran Tn. N
sebagai kepala keluarga
sekaligus sebagai motivator
dalam keluarga serta penentu
dalam setiap keputusan.
Ny. T sebagai ibu mertua dari
kepala keluarga memiliki peran
sebagai penasehat karena
dituakan dalam keluarga.
Ny. I sebagai istri dari kepala
keluarga memiliki peran
mempertahankan komunikasi
dalam keluarga, penyeimbang
dalam keluarga serta
bertanggung jawab pada
kehidupan rumah tangga. Nn. Y
sebagai anak satu-satunya
sehingga menjadi anak
kesayangan dalam keluarga serta
penghilang lelah Tn. N dan Ny. I
serta kerap berperan membantu
mencarikan kebutuhan Ny. T/
neneknya.
Nilai yang dianut oleh keluarga
yaitu saling menghormati satu
sama lain, menghormati yang
lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda.
Pola komunikasi keluarga Tn. M
sudah cukup baik, terbukti jika ada
masalah keluarga saling
musyawarah dan segera
menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk struktur peran Tn. M
sebagai kepala keluarga sekaligus
sebagai motivator dalam keluarga
serta penentu dalam setiap
keputusan.
Ny. S sebagai ibu dari kepala
keluarga memiliki peran sebagai
penasehat karena dituakan dalam
keluarga dan terkadang masih
membantu kehidupan rumah
tangga karena Ny. S sangat
menyayangi menantunya.
Ny. F sebagai istri dari kepala
keluarga memiliki peran
mempertahankan komunikasi
dalam keluarga, penyeimbang
dalam keluarga, membantu
menjaga dan merawat Ny. S serta
bertanggung jawab pada
kehidupan rumah tangga.
Nilai yang dianut oleh keluarga
yaitu saling menghormati satu
sama lain, menghormati yang
lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda.
Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif
Dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga yang lain
sangat baik. Jika ada aggota
keluarga yang sakit
khususnya pada Ny. T maka
anggota keluarga saling
membantu.
a. Fungsi Afektif
Dukungan keluarga terhadap
anggota anggota keluarga yang
lain sangat baik. Jika ada aggota
keluarga yang sakit khususnya
pada Ny. S maka anggota
keluarga saling membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. M selalu
diajarkan oleh Ny. S untuk
59
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. N selalu
mengajarkan untuk
bagaimana berperilaku sesuai
dengan ajaran agama yang
dianutya serta norma-norma
yang berlaku di masyarakat
dalam melakukan interaksi
sosial di kehidupan sehari-
sehari, ketika berada di
rumah, lingkungan sekitar
tempat tinggalnya dan tempat
lain.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Tn. N mengatakan Ny. T
sering di antarkan untuk
melakukan kontrol kesehatan
dan menebus obat bulanan di
puskesmas.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Ny. I hanya 1
orang dan melakukan KB
IUD
e. Fungsi Ekonomi
Menurut Ny. I penghasilan
dirinya sebagai pegawai
koperasi dan Tn. N dari hasil
ojek sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan membiayai anak serta
ibunya. Ditambah lagi anak
Ny. T yang lain kerap
memberi uang pada ibunya.
bagaimana berperilaku yang
baik dalam berinteraksi dengan
orang sekitar sesuai dengan
ajaran agama yang dianutya dan
sesuai dengan nilai dan norma-
norma yang berlaku, serta di
aplikasikan dalam kehidupan
sehari-sehari di rumah,
lingkungan sekitar tempat
tinggalnya dan tempat lain.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Tn. M mengatakan Ny. S sering
di antarkan untuk melakukan
kontrol kesehatan dan menebus
obat bulanan di puskesmas.
d. Fungsi Reproduksi
Ny. F masih belum mempunyai
keturunan dan tidak
menggunakan KB
e. Fungsi Ekonomi
Menurut Ny. F penghasilan Tn.
M sebagai karyawan swasta
sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan
membiayai kebutuhannya dan
mertua. Ditambah lagi anak Ny.
S yang lain kerap memberi uang
pada ibunya dan terkadang Ny.
S masih berjualan jika ada
pesanan sebagai penghasilan
tambahan
Stress dan
Koping
Keluarga
Stress dan koping keluarga Tn.
N sudah cukup baik, jika ada
masalah keluarga menghadapi
dengan tenang dan
menyelesaikannya dengan
musyawarah serta tidak
ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah keluarga
dengan cara yang tidak baik/
maladaptive.
Stress dan koping keluarga Tn. M
sudah cukup baik, jika ada
masalah keluarga menghadapi
dengan tenang dan
menyelesaikannya dengan
musyawarah serta tidak
ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah keluarga
dengan cara yang tidak baik/
maladaptive.
Kemampuan
Keluarga
Melakukan
Tugas
Pemeliharaan
Kesehatan
Anggota
Keluarga
1. Keluarga memberikan
perhatian kepada anggota
keluarga yang sakit
khususnya kepada Ny. T
2. Keluarga Tn. N belum begitu
paham tentang penyakit Ny. T
3. Keluarga Tn. N belum
mengetahui pasti penyebab
penyakit dari Ny. T
4. Keluarga Tn. N belum
mengetahui tanda dan gejala
penyakit dari Ny. T
1. Keluarga memberikan perhatian
kepada anggota keluarga yang
sakit khususnya kepada Ny. S
2. Keluarga Ny. S mengatakan
mengetahui beberapa hal
tentang diabetes melitus tetapi
tidak mengetahui secara rinci
3. Keluarga Ny. S mengatakan
tidak mengetahui secara rinci
penyebab penyakit diabetes
melitus
60
5. Keluarga Tn. N belum
mengetahui komplikasi dari
penyakit Ny. T
6. Keluarga Ny. T mengatakan
tidak mengetahui tentang diet
diabetes melitus
7. Keluarga Ny. T mengatakan
tidak mempunyai pantangan
makan dan tidak membatasi
makanan apapun kepada Ny.
T
4. Keluarga Ny. S mengatakan
tidak mengetahui secara rinci
tanda dan gejala penyakit
diabetes melitus
5. Keluarga Ny. S mengatakan
tidak mengetahui secara rinci
faktor risiko serta komplikasi
tentang penyakit diabetes
melitus
6. Keluarga Ny. S mengatakan
tidak mengetahui tentang diet
diabetes melitus
7. Keluarga Ny. S mengatakan
tidak mempunyai pantangan
makan khususnya Ny. S
Interprestasi Data:
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga klien 1 dan
keluarga klien 2 ditemukan rumah, sanitasi lingkungan, perilaku hidup bersih
dan sehat yang baik dan juga terdapat struktur keluarga yang cukup baik tetapi
dalam kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga klien 1 dan keluarga klien 2 ditemukan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit
b. Hasil Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2
Pemeriksaan Klien 1 Ny. T Klien 2 Ny, S
Tanda-tanda Vital Tekanan darah: 120/70mmHg
Suhu: 36,5˚ C
Respirasi: 22 x/menit
Nadi : 87 x/menit
Tekanan darah: 110/70mmHg
Suhu: 36,2˚ C
Respirasi: 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Berat Badan 54 kg 55 kg
Tinggi Badan 150 cm 153 cm
Kesadaran Compos mentis Compos mentis
Kepala Rambut pendek, beruban, tidak
ada kelainan, penyebaran tidak
merata, tidak ada bekas luka
Rambut pendek, beruban, tidak
ada kelainan, penyebaran
merata, tidak ada bekas luka
Mata Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis
Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis
Telinga Bersih, tidak ada serumen, tidak
ada luka
Bersih, tidak ada serumen, tidak
ada luka
Hidung Tidak ada sekret Tidak ada sekret
61
Mulut Tidak ada stomatitis, gigi ada
yang berlubang dan tanggal,
uvula terletak simetris ditengah
Tidak ada stomatitis, gigi ada
yang berlubang dan tanggal,
uvula terletak simetris ditengah
Leher/tenggoroka
n
Tidak ada kesulita menelan,
tidak ada kelenjar tiroid, dan
tidak ada pembesaran limfe
Tidak ada kesulita menelan,
tidak ada kelenjar tiroid, dan
tidak ada pembesaran limfe
Dada dan paru-
paru
Pergerakan dada simetris,
vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak ada keluhan
sesak nafas,
Ronkhi (-)
Stridor (-)
Wheezing (-)
Tidak ada otot bantu pernapasan
Pergerakan dada simetris,
vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak ada keluhan
sesak nafas,
Ronkhi (-)
Stridor (-)
Wheezing (-)
Tidak ada otot bantu pernapasan
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa abdomen, tidak nampak
bayangan pembuluh darah pada
abdomen, tidak bekas luka
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa abdomen, tidak nampak
bayangan pembuluh darah pada
abdomen, tidak bekas luka
Genital Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ekstremitas Kemampuan pergerakan sendi
lengan dan tungkai baik (pasien
mampu menggerakan dengan
bebas tanpa keluhan), kekuatan
otot baik 5 5 5 5 (Mampu
menahan dorongan dengan kuat)
Kemampuan pergerakan sendi
lengan dan tungkai baik (pasien
mampu menggerakan dengan
bebas tanpa keluhan), kekuatan
otot baik 5 5 5 5 (Mampu
menahan dorongan dengan kuat)
Kulit Warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, terdapat bekas luka,
tidak ada tand-tanda infeksi
Warna kulit sawo matang,
turgor kulit baik, terdapat bekas
luka, tidak ada tanda-tanda
infeksi
Pencernaan Tidak ada keluhan mual dan
muntah, nafsu makan kurang
baik, tidak ada alergi makanan,
kebiasaan makan dan minum
mandiri
Tidak ada keluhan mual dan
muntah, nafsu makan baik, tidak
ada alergi makanan, kebiasaan
makan dan minum mandiri
Nafsu makan Nafsu makan Ny.T menurun,
makan jika ingin dan pilih-pilih
makanan
Nafsu makan baik
Tidur dan istirahat Ny. T tidak memiliki masalah
pada jam tidur jam tidur sekitar
6-8 jam/hari
Ny. S tidak memiliki masalah
pada jam tidur, jam tidur sekitar
6-8 jam/hari
Interprestasi Data:
Dari hasil pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2 didapatkan hasil pada
klien 1 yaitu tekanan darah 120/70mmHg, nadi: 87x/menit, respirasi
rate:22x/menit, suhu tubuh:36,5oC, TB: 150 cm, BB: 54 kg dan pada klien 2
yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, TB: 153 cm, BB: 55 kg.
62
c. Analisa Data keluarga
Tabel 4.3
Analisa Data Keluarga Klien 1 dan Klien 2
N
o.
Klien 1 Klien 2
Analisa
Data
Etiologi Masalah Analisa
Data
Etiologi Masalah
1. Ds:
-Ny. T dan
keluarga
mengatakan
tidak begitu
paham
tentang
penyakit
diabetes
melitus
-Ny. T dan
keluarga
mengatakan
tidak
mengetahui
faktor
penyebab
penyakit
diabetes
melitus
-Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
tidak
mengetahui
tanda dan
gejala serta
komplikasi
yang terjadi
Do:
- Ny. T dan
keluarganya
tampak
antusias
menyambut
kedatangan
mahasiswa
perawat
-Ny. T dan
keluarganya
tampak
kooperatif
-Ny. T dan
keluarganya
tidak dapat
menjawab
Ketidakma
mpuan
keluarga
Tn. N
mengenal
masalah
kesehatan
Ny. T
Defisit
Pengetahuan
Ds:
-Ny. S dan
keluarga
mengatakan
mengetahui
beberapa hal
tentang
tentang
penyakit
diabetes
melitus
-Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
mengetahui
pengertian,
penyebab,
faktor risiko
serta
komplikasi
tentang
penyakit
diabetes
melitus
tetapi tidak
secara rinci
Do:
- Ny. S dan
keluarganya
tampak
antusias
menyambut
kedatangan
mahasiswa
perawat
-Ny. S dan
keluarganya
tampak
kooperatif
-Ny. S dan
keluarganya
tampak
dapat
menjawab
beberapa
pertanyaan
ketidakma
mpuan
keluarga
Tn. M
mengenal
masalah
kesehatan
Ny. S
Kesiapan
peningkatan
pengetahuan
63
sebagian
pertanyaan
tentang
penyakit
diabetes
melitus
-Keluarga
Ny. T
tampak
bingung
saat ditanya
tentang
penyakit
Ny. T
-Keluarga
Ny. T
tampak
antusias
menanyakan
penyebab
terjadinya
penyakit
diabetes
melitus
tentang
penyakit
diabetes
melitus
-Ny. S
tampak
antusias
mendengar
kan perawat
2. Ds:
-Ny. T
mengatakan
rutin
mengkon-
sumsi obat
anti diabetes
-Ny. T
mengatakan
gula
darahnya
kerap tidak
stabil
-Ny. T
mengatakan
selama di
rumah jarang
melakukan
pemeriksaan
kadar
glukosa
darah
meskipun
memiliki
alatnya
karena
anggota
keluarga
serumah
tidak ada
yang dapat
Ketidak
mampuan
keluarga
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
Risiko
ketidakstabil
an kadar
glukosa
darah
Ds:
-Ny. S
mengatakan
rutin
mengkon-
sumsi obat
anti diabetes
-Ny. S
mengatakan
gula
darahnya
terkadang
tidak stabil
-Ny. S
mengatakan
biasanya
melakukan
pemeriksaan
kadar
glukosa
darah pada
saat
melakukan
kontrol
bulanan saja
-Ny. T
mengatakan
terkadang
merasa
pandangan
kabur jika
Ketidak
mampuan
keluarga
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
Risiko
ketidakstabil
an kadar
glukosa
darah
64
melakukan
pemeriksaan
gula darah
-Ny. T
mengatakan
terkadang
merasa
lemas
-Ny. T
mengatakan
terkadang
merasakan
kesemutan
-Ny. T
mengatakan
sering buang
air kecil
-Keluarga
Ny. T
mengatakan
tidak
mempunyai
pantangan
makan dan
tidak
membatasi
makanan
apapun
kepada
Ny. T
-Keluarga
Ny. T
mengatakan
jarang
mengingat
kan Ny. T
untuk
mengkonsu
msi obat anti
diabetes
karena
menganggap
Ny. T sudah
hafal jadwal
mengkonsu
msi obatnya
-Keluarga
Ny. T
mengatakan
tidak begitu
paham
tentang diet
diabetes
melitus
gula
darahnya
tinggi
-Ny. S
mengatakan
terkadang
merasakan
gatal pada
kulit jika
gula
darahnya
tinggi
-Ny. S
mengatakan
sering buang
air kecil
terutama
pada malam
hari
-Keluarga
Ny. S
mengatakan
tidak
mempunyai
pantangan
makan
khususnya
Ny. S
-Keluarga
Ny. S
mengatakan
jarang
mengingat
kan Ny. S
untuk
mengkonsu
msi obat anti
diabetes
karena
menganggap
Ny. S sudah
hafal jadwal
mengkonsu
msi obatnya
-Keluarga
Ny. S
mengatakan
tidak begitu
paham
tentang diet
diabetes
melitus
Do:
-GDS: 150
mg/dL
65
Do:
-GDS: 179
mg/dL
-Ny. T
mendapat
kan obat oral
(Metformin
dan
Glimepiride)
-Ny. T tidak
mendapat
kan obat
injeksi
-Ny. S
mendapat
kan obat oral
(Metformin)
-Ny. S tidak
mendapat
kan obat
injeksi
66
2. Diagnosa Keperawatan
a. Masalah Keperawatan Klien 1
1) Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal
masalah kesehatan khususnya pada Ny. T (D.0111)
Tabel 4.4
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. sifat masalah
aktual (3)
resiko tinggi (2)
potensial (1)
3 1
3
⸺ × 1 = 1
3
Keluarga Tn. N
belum begitu
memahami tentang
penyakit diabetes
melitus yang dialami
Ny. T
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
2 2
2
⸺ × 2 = 2
2
Adanya sumber daya
keluarga seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi
3. Potensial
masalah untuk
dicegah
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
3 1
3
⸺ × 1 = 1
3
Masalah untuk
dicegah cukup
dengan melibatkan
keluarga dalam
pendidikan kesehata
dan keluarga
memiliki minat yang
tinggi untuk
mencegah masalah
4. Menonjolnya
masalah
Segera diatasi
(2)
Tidak segera
diatasi (1)
Tidak dirasakan
ada masalah (0)
2 1
2
⸺ × 1 = 1
2
Keluarga Tn. N dan
klien Ny. T mau
bekerja sama dengan
tenaga kesehatan
dalam menerima
pendidikan
kesehatan
total 5
67
2) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (D.0038)
Tabel 4.5
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. sifat masalah
aktual (3)
resiko tinggi (2)
potensial (1)
3 1
2
⸺ × 1 = 𝟐
𝟑
3
Keluarga Ny. T
mengatakan tidak
mempunyai
pantangan makan dan
tidak membatasi
makanan apapun
kepada Ny. T
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
2 2
2
⸺ × 2 = 2
2
Adanya sumber daya
keluarga seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi. Keluarga
mempunyai kemauan
untuk merawat Ny. T
agar kondisi
kesehatannya
membaik
3. Potensial
masalah untuk
dicegah
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
3 1
2
⸺ × 1 = 𝟐
𝟑
3
Masalah untuk
dicegah cukup
dengan melibatkan
keluarga dalam
pendidikan kesehatan
dan juga kemauan
Ny. T mengingat
banyaknya
faktor yang
berpengaruh terhadap
kadar gula darah.
4. Menonjolnya
masalah
Segera diatasi
(2)
Tidak segera
diatasi (1)
Tidak dirasakan
ada masalah (0)
2 1
2
⸺ × 1 = 1
2
Keluarga Tn. N dan
klien Ny. T mau
bekerja sama dengan
tenaga kesehatan
dalam menerima
pendidikan kesehatan
total 3 𝟒
𝟔
68
b. Masalah Keperawatan Klien 2
1) Kesiapan peningkatan pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga
Tn. M mengenal masalah kesehatan Ny. S (D.0113)
Tabel 4.6
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. sifat masalah
aktual (3)
resiko tinggi (2)
potensial (1)
3 1
3
⸺ × 1 = 1
3
Keluarga Tn. M dan
Ny. T mengetahui
beberapa hal tentang
penyakit diabetes
melitus
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
2 2
2
⸺ × 2 = 2
2
Adanya sumber
daya keluarga
seperti pendidikan
dan kemauan
menerima informasi.
Klien dan keluarga
mempunyai
motivasi tinggi
untuk lebih tau
tentang diabetes
melitus
3. Potensial
masalah untuk
dicegah
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
3 1
3
⸺ × 1 = 1
3
Masalah untuk
dicegah cukup
dengan melibatkan
keluarga dalam
pendidikan
kesehatan dan
keluarga memiliki
minat yang tinggi
untuk mencegah
masalah
4. Menonjolnya
masalah
Segera diatasi
(2)
Tidak segera
diatasi (1)
Tidak dirasakan
ada masalah (0)
2 1
2
⸺ × 1 = 1
2
Keluarga Tn. M dan
klien Ny. S mau
bekerja sama dengan
tenaga kesehatan
dalam menerima
pendidikan
kesehatan
total 5
69
2) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (D.0038)
Tabel 4.7
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2
No Kriteria Skala Bob
ot
Skoring Pembenaran
1. sifat masalah
aktual (3)
resiko tinggi (2)
potensial (1)
3 1
2
⸺ × 1 = 𝟐
𝟑
3
Keluarga Ny. S
mengatakan tidak
mempunyai
pantangan makan
khususnya Ny. S
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
2 2
2
⸺ × 2 = 2
2
Adanya sumber daya
keluarga seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi. Keluarga
mempunyai kemauan
untuk merawat Ny. S
agar kondisi
kesehatannya
membaik
3. Potensial
masalah untuk
dicegah
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
3 1
2
⸺ × 1 = 𝟐
𝟑
3
Masalah untuk
dicegah cukup
dengan melibatkan
keluarga dalam
pendidikan kesehatan
dan juga kemauan
Ny. S mengingat
banyaknya
faktor yang
berpengaruh terhadap
kadar gula darah.
4. Menonjolnya
masalah
Segera diatasi (2)
Tidak segera
diatasi (1)
Tidak dirasakan
ada masalah (0)
2 1
2
⸺ × 1 = 1
2
Keluarga Tn. M dan
klien Ny. S mengerti
bahwa kadar
guladarah yang
terlalu tinggi secara
terus-menerus
berbahaya bagi klien,
sehingga mau bekerja
sama dengan perawat
dalam menerima
pendidikan kesehatan
total 3 𝟒
𝟔
70
Tabel 4.8
Prioritas Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.9
Intervensi Keperawatan Kelurga
Diagnosa
Keperawatan
Sasar
an
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kri-
teria
Standar
Defisit
pengetahuan
b.d
ketidakmampu
an keluarga
Tn. N
mengenal
masalah
kesehatan
khususnya
pada Ny. T
(D.0111)
Klien
1
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawat
an 2x45
menit
diharap
kan
tingkat
pengetahu
an klien
dan
keluarga
me-
ningkat
1. Setelah
dilaku
kan
kunjung
an
keluarga
1x45
menit
keluarga
mampu
menye
pakati
untuk
meluang
kan
waktu
dalam
pendidi
kan
keseha
Verbal
dan
kognitif
1. Klien dan
keluarga
mampu
menerima
dan
memaha
mi
informasi
yang di
berikan
2. Klien dan
keluarga
mampu
menyebut
kan
tentang
penyakit
diabetes
melitus
Edukasi proses
penyakit
(I.12444)
Observasi:
1.1 Bina
hubungan
saling
percaya
1.2 Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
1.3 Identifikasi
pemahaman
pasien dan
keluarga
tentang
No. Diagnose
Keperawatan
Klien 1
Skor No. Diagnosa Keperawatan
Klien 2
Skor
1. Defisit pengetahuan
b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. N
mengenal masalah
kesehatan
khususnya pada Ny.
T (D.0111)
5 1. Kesiapan peningkatan
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. M
mengenal masalah
kesehatan Ny. S
(D.0113)
5
2. Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa
darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
(D.0038)
3 4
6 2. Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
3 4
6
71
tan
2. Setelah
dilaku
kan
kunjung
an
keluarga
1x45
menit
keluarga
mampu
me-
ngenal
masalah
keseha
tan
diabetes
melitus
diabetes
melitus
Terapeutik:
1.4 Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
1.5 Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
Edukasi:
1.6 Jelaskan
pengertian
diabetes
melitus
1.7 Jelaskan
penyebab dan
faktor risiko
penyakit
diabetes
melitus
1.8 Jelaskan
tanda dan
gejala yang
ditimbulkan
oleh penyakit
1.9 Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
1.10 Berikan
kesempatan
klien dan
keluarga
untuk
bertanya
1.11 Evaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga
terkait materi
yang telah
disampaikan
sebelumnya
Kesiapan
peningkatan
pengetahuan
Klien
2
Setelah
dilakukan
asuhan
1. Setelah
dilakukan
kunjung
Verbal
dan
kognitif
1. Klien dan
keluarga
mampu
Edukasi proses
penyakit
(I.12444)
72
b.d
ketidakmampu
an keluarga
Tn. M
mengenal
masalah
kesehatan
Ny. S
(D.0113)
keperawat
an 2x45
menit
diharap
kan
tingkat
pengetahu
an klien
dan
keluarga
me-
ningkat
an
keluarga
1x45
menit
keluarga
mampu
menye
pakati
untuk
meluang
kan waktu
dalam
pendidi
kan
kesehatan
2. Setelah
dilakukan
kunjung
an
keluarga
1x45
menit
keluarga
mampu
mengenal
masalah
kesehatan
diabetes
melitus
menerima
dan me-
mahami
informasi
yang di
berikan
2. Klien dan
keluarga
mampu
me-
nyebutkan
tentang
penyakit
diabetes
melitus
Observasi:
1.1 Bina
hubungan
saling
percaya
1.2 Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
1.3 Identifikasi
pemahaman
pasien dan
keluarga
tentang
diabetes
melitus
Terapeutik:
1.4 Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
1.5 Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
Edukasi:
1.6 Jelaskan
pengertian
diabetes
melitus
1.7 Jelaskan
penyebab dan
faktor risiko
penyakit
diabetes
melitus
1.8 Jelaskan
tanda dan
gejala yang
ditimbulkan
oleh penyakit
1.9 Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
1.10 Berikan
kesempatan
klien dan
73
keluarga
untuk
bertanya
1.11 Evaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga
terkait materi
yang telah
disampaikan
sebelumnya
Risikoketidak-
stabilan kadar
glukosa darah
b.d
ketidakmampu
an keluarga
merawat
anggota
keluarga yang
sakit (D.0038)
Klien
1
dan
Klien
2
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawat
an selama
3 x 45
menit
diharap-
kan kadar
gula darah
klien
dengan
diabetes
melitus
dalam
rentang
normal
1. Setelah
dilaku
kan
kunjung
an
keluarga
1x45
menit
tingkat
pengeta
huan
klien
dan
keluarga
me-
ngenai
diet
diabetes
melitus
me-
ningkat
2. Setelah
dilaku-
kan
kunjung
an
keluarga
1x45
menit
keluarga
dan
klien
mampu
memodi-
fikasi
perilaku
perawat-
an
diabetes
melitus
di rumah
Verbal
Kogni-
tif
Non
verbal
1. Klien dan
keluarga
mampu
menerima
informasi
yang
diberikan
2. Klien dan
keluarga
mampu
me-
mahami
tentang
diet
diabetes
melitus
3. Klien dan
keluarga
mampu
mendemo
nstrasikan
senam
kaki
diabetik
Edukasi kesehatan
(I.12383)
Observasi:
2.1 Identifikasi
kemampuan
pasien dan
keluarga
menerima
informasi
2.2 Identifikasi
tingkat
pengetahuan
saat ini
2.3 Identifikasi
pola makan
saat ini dan
masa lalu
2.4 Identifikasi
persepsi
pasien dan
keluarga
tentang diet
yang
diprogramkan
Terapeutik:
2.5 Jadwalkan
waktu yang
tepat untuk
memberikan
pendidikan
kesehatan
2.6 Ukur kadar
gula darah
klien
2.7 Persiapkan
materi, media
pendidikan
kesehatan
74
3. Setelah
dilaku-
kan
kunju-
ngan
ke-
luarga
1x45
menit
ke-
luarga
dan
klien
mampu mende
monstr
asikan
senam
kaki
dia-
betik
Edukasi:
2.8 Jelaskan
tujuan
kepatuhan
diet terhadap
kesehatan
2.9 Jelaskan
tentang diet
diabetes
melitus
2.10 Informasikan
makanan yang
diperbolehkan
dan dilarang
2.11 Berikan
kesempatan
pasien dan
keluarga
untuk
bertanya
2.12Evaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga
terkait materi
yang telah
disampaikan
sebelumnya
2.13Ajarkan klien
dan keluarga
cara
perawatan
kaki dan
senam kaki
diabetik
dengan cara
demonstrasi
dengan video
Kolaborasi:
2.14Anjurkan
klien untuk
mengontrol-
kan
penyakitnya
secara rutin
ke fasilitas
kesehatan
75
4. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.10
Implementasi Keperawatan Keluarga
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Klien 1
Defisit pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. N
mengenal masalah
kesehatan khususnya
pada Ny. T (D.0111)
Rabu,
18 Agustus
2021
15.00 WITA
1.1 Membina hubungan
saling percaya
1.2 Mengidentifikasi
kesiapan dan
kemampuan klien
dan keluarga dalam
menerima
informasi
1.3 Mengidentifikasi
pemahaman klien
dan keluarga
tentang diabetes
melitus
1.4 Menjadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
DS:
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan sangat
senang mendapat
kunjungan dari
mahasiswa perawat
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
bersedia dan siap
jika diadakan
pendidikan
kesehatan
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan tidak
begitu paham
tentang penyakir
diabetes melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan tidak
menegetahui faktor
penyebab penyakit
diabetes melitus
- Keluarga Ny.
Tmengatakan tidak
mengetahui tanda
dan gejala serta
komplikasi pada
penyakit diabetes
melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
sepakat menerima
pendidikan
kesehatan pada hari
jumat
DO:
76
- Ny. T dan
keluarganya
tampak antusias
menyambut
kedatangan
mahasiswa perawat
- Adanya sumber
daya keluarga Ny.
T seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi
- Ny. T dan
keluarganya
tampak bingung
saat ditanya seputar
penyakit diabetes
melitus
- Ny. T dan
keluarganya tidak
dapat menjawab
sebagian
pertanyaan tentang
diabetes melitus
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Rabu,
18 Agusus
2021
16.00 WITA
2.1 Mengidentifikasi
kemampuan pasien
dan keluarga
menerima
informasi
2.2 Mengidentifikasi
tingkat
pengetahuan saat
ini tentang diet
diabetes melitus
2.3 Mengidentifikasi
pola makan saat ini
dan masa lalu
2.4 Mengidentifikasi
persepsi pasien dan
keluarga tentang
diet diabetes
melitus
2.5 Menjadwalkan
waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan
kesehatan
DS:
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
bersedia dan siap
jika diadakan
pendidikan
kesehatan
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan belum
paham tentang diet
diabetes melitus
tetapi mengetahui
bahwa harus
mengurangi
konsumsi makanan
atau minuman yang
manis
- Ny. T dan
keluarganya
berasumsi bahwa
cara diet adalah
mengurangi makan
- Ny. T dan
keluarganya
77
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
sepakat menerima
pendidikan
kesehatan tentang
diet DM pada hari
minggu
DO:
- Adanya sumber
daya keluarga Ny.
T seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi
- Ny. T dan
keluarganya
tampak antusias
- GDS: 179 mg/dL
Defisit pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. N
mengenal masalah
kesehatan khususnya
pada Ny. T (D.0111)
Jumat,
20 Agustus
2021
16.00 WITA
1.5 Menyediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
1.6 Menjelaskan
pengertian
diabetes melitus
1.7 Menjelaskan
penyebab dan
faktor risiko
penyakit
diabetes melitus
1.8 Menjelaskan
tanda dan gejala
yang
ditimbulkan oleh
penyakit
diabetes melitus
1.9 Menjelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
1.10 Memberikan
kesempatan
klien dan
keluarga untuk
bertanya
1.11 Mengevaluasi
perubahan
pengetahuan
DS:
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan sudah
mengerti tentang
penyakit diabetes
melitus
DO:
- Keluarga
kooperatif dan
antusias
mendengarkan
penjelasan dari
mahasiswa perawat
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
menjelaskan
pengertian,
penyebab serta
faktor risiko
penyakit diabetes
melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
menjelaskan tanda
dan gejala penyakit
diabetes melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
78
keluarga terkait
materi yang
telah
disampaikan
sebelumnya
menjelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Minggu,
22 Agustus
2021
09.00 WITA
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
2.7 Mempersiapkan
materi, media
pendidikan
kesehatan (leaflet)
2.8 Menjelaskan
tujuan kepatuhan
diet terhadap
kesehatan
2.9 Menjelaskan
tentang diet
diabetes melitus
2.10 Menginformasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
2.11 Memberikan
kesempatan pasien
dan keluarga untuk
bertanya
2.12 Mengevaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga terkait
materi yang telah
disampaikan
sebelumnya
DS:
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
memahami tujuan
dari kepatuhan
diabetes melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
memahami tentang
diet diabetes
melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
memahami
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang pada
penderita diabetes
melitus
DO:
- Ny. T dan
keluarganya
tampak kooperatif
dan antusias ketika
mendengarkan
penjelasan dari
mahasiswa perawat
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
menjelaskan tujuan
kepatuhan diet
diabetes melitus
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
menjelaskan
tentang diabetes
melitus
- GDS: 160 mg/dL
79
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Selasa,
24 Agustus
2021
17.00 WITA
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
2.13 Mengajarkan klien
dan keluarga cara
perawatan kaki dan
senam kaki
diabetik dengan
cara demonstrasi
video
2.14 Menganjurkan
klien untuk
mengontrolkan
penyakitnya secara
rutin ke fasilitas
kesehatan
DS:
- Ny. T mengatakan
rutin
mengkonsumsi
obat anti diabetes
- Ny. T mengatakan
akan merawat dan
menjaga kebersihan
kaki seperti yang
diajarkan
mahasiswa
perawat.
- Ny. T mengatakan
akan melakukan
senam kaki diabetik
di rumah
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan senang
diajarkan cara
perawatan kaki dan
senam diabetik
- Keluarga Ny. T
mengatakan akan
mengantar dan
mendampingi Ny.
T untuk kontrol
penyakitnya ke
fasilitas kesehatan
- Keluarga Ny. T
mengatakan akan
merawat Ny. T
dengan baik seperti
yang dianjurkan
DO:
- Ny. T dan
keluarganya
tampak antusias
- Ny. T dan
keluarganya
mampu memahami
cara melakukan
perawatan kaki
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
mendemonstrasikan
senam kaki diabetik
80
- GDS: 142 mg/dL
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Rabu,
25 Agustus
2021
11.00 WITA
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
DS:
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan sangat
senang dengan
kadar glukosa
darah dalam
rentang normal
DO:
- GDS: 137 mg/dL
Klien 2
Kesiapan peningkatan
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. M
mengenal masalah
kesehatan Ny. S
(D.0113)
Kamis,
19 Agustus
2021
16.00 WITA
1.1 Membina
hubungan saling
percaya
1.2 Mengidentifikasi
kesiapan dan
kemampuan klien
dan keluarga
dalam menerima
informasi
1.3 Mengidentifikasi
pemahaman klien
dan keluarga
tentang diabetes
melitus
1.4 Menjadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
DS:
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
mengetahui
beberapa hal
tentang diabetes
melitus
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
mengetahui bahwa
diabetes melitus
adalah penyakit
gula darah yang
cenderung tinggi
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
mengetahui bahwa
diabetes melitus
juga bisa
disebabkan oleh
faktor keturunan
karena keluarga
Ny. S juga ada
beberapa orang
yang menderita
diabetes melitus
- Ny. S mengatakan
menegtahui bahwa
penyakit diabetes
melitus dapat
mengakibatkan
komplikasi
gangguan
penglihatan
81
- Ny. T dan
keluarganya
mengatakan
sepakat menerima
pendidikan
kesehatan tentang
diabetes melitus
pada hari sabtu
DO:
- Ny. S dan
keluarganya
tampak dapat
menjawab beberapa
pertanyaan tentang
penyakit diabetes
melitus
- Ny. S dan
keluarganya
tampak mengetahui
pengertian,
penyebab, faktor
risiko serta
komplikasi tentang
penyakit diabetes
melitus tetapi tidak
secara rinci.
- Ny. S dan
keluarganya
tampak kooperatif
menjawab
pertanyaan tentang
diabetes melitus
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Kamis,
19 Agustus
2021
17.00 WITA
2.1 Mengidentifikasi
kemampuan pasien
dan keluarga
menerima
informasi
2.2 Mengidentifikasi
tingkat
pengetahuan saat
ini tentang diet
diabetes melitus
2.3 Mengidentifikasi
pola makan saat ini
dan masa lalu
2.4 Mengidentifikasi
persepsi pasien dan
keluarga tentang
diet diabetes
melitus
DS:
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
bersedia dan siap
jika diadakan
pendidikan
kesehatan
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
mengetahui bahwa
diabetes melitus
adalah penyakit
yang dapat
disebabkan oleh
faktor keturunan
- Ny. S mengatakan
mengetahui harus
mengurangi jumlah
82
2.5 Menjadwalkan
waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan
kesehatan
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. S
konsumsi makanan
yang manis-manis
- Ny. S dan
keluarganya
berasumsi bahwa
diet adalah
mengurangi jumlah
makanan yang
dikonsumsi
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan dapat
menerima
pendidikan
kesehatan tentang
diet DM pada hari
minggu
DO:
- Adanya sumber
daya keluarga Ny.
S seperti
pendidikan dan
kemauan menerima
informasi
- Ny. S dan
keluarganya
tampak dapat
menjawab tentang
pengertian,
penyebab, faktor
risiko serta
komplikasi tentang
penyakit diabetes
melitus tetapi tidak
secara rinci.
- GDS: 152 mg/dL
Kesiapan peningkatan
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. M
mengenal masalah
kesehatan Ny. S
(D.0113)
Sabtu,
21 Agustus
2021
16.00 WITA
1.5 Menyediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
1.6 Menjelaskan
pengertian diabetes
melitus
1.7 Menjelaskan
penyebab
dan faktor
risiko
penyakit
DS:
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan sudah
mengetahui tentang
penyakit diabetes
melitus secara rinci
DO:
- Keluarga
kooperatif dan
antusias
mendengarkan
penjelasan dari
mahasiswa perawat
83
diabetes
melitus
1.8 Menjelaskan tanda
dan gejala yang
ditimbulkan oleh
penyakit diabetes
melitus
1.9 Menjelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
1.10 Memberikan
kesempatan klien
dan keluarga untuk
bertanya
1.11 Mengevaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga terkait
materi yang telah
disampaikan
sebelumnya
- Ny. S dan
keluarganya
mampu
menjelaskan
pengertian,
penyebab serta
faktor risiko
penyakit diabetes
melitus dengan
tepat
- Ny. S dan
keluarganya
mampu
menjelaskan tanda
dan gejala penyakit
diabetes melitus
- Ny. S dan
keluarganya
mampu
menjelaskan
beberapa
kemungkinan
terjadinya
komplikasi yang
akan dialami pada
penderita diabetes
melitus
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Minggu,
22 Agustus
2021
11.00 WITA
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. S
2.7 Mempersiapkan
materi, media
pendidikan
kesehatan (leaflet)
2.8 Menjelaskan
tujuan kepatuhan
diet terhadap
kesehatan
2.9 Menjelaskan
tentang diet
diabetes melitus
2.10 Menginformasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
2.11 Memberikan
kesempatan pasien
dan keluarga untuk
bertanya
DS:
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
memahami tujuan
dari kepatuhan
diabetes melitus
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
memahami tentang
diet diabetes
melitus
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan
memahami
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang pada
penderita diabetes
melitus
DO:
84
2.12 Mengevaluasi
perubahan
pengetahuan
keluarga terkait
materi yang telah
disampaikan
sebelumnya
- Ny. S dan
keluarganya
tampak kooperatif
dan antusias ketika
mendengarkan
penjelasan dari
mahasiswa perawat
- Ny. S dan
keluarganya
tampak aktif
bertanya seputar
materi
- Ny. T dan
keluarganya
mampu
menjelaskan
tentang diet
diabetes melitus,
tujuan kepatuhan
diet diabetes
melitus, makanan
yang diperbolehkan
serta dilarang pada
penderita diabetes
melitus
- GDS: 150 mg/dL
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Rabu,
25 Agustus
2021
15.00 WITA
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
2.13 Mengajarkan klien
dan keluarga cara
perawatan kaki dan
senam kaki
diabetik dengan
cara demonstrasi
video
2.14 Menganjurkan
klien untuk
mengontrolkan
penyakitnya secara
rutin ke fasilitas
kesehatan
DS:
- Ny. S mengatakan
rutin
mengkonsumsi
obat anti diabetes
- Ny. S mengatakan
akan merawat dan
menjaga kebersihan
kaki seperti yang
diajarkan
mahasiswa
perawat.
- Ny. S mengatakan
akan melakukan
senam kaki diabetik
di rumah
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan senang
mendapatkan ilmu
baru tentang
penyakit diabetes
melitus
85
- Keluarga Ny. S
mengatakan akan
mengantarkan dan
mendampingi Ny.
S untuk kontrol
penyakitnya ke
fasilitas kesehatan
DO:
- Ny. S dan
keluarganya
mampu memahami
cara melakukan
perawatan kaki
- Ny. S dan
keluarganya
mampu
mendemonstrasikan
senam kaki diabetik
- GDS: 135mg/dL
Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
Kamis,
26 Agustus
2021
11.00
2.6 Mengukur kadar
gula darah Ny. T
DS:
- Ny. S dan
keluarganya
mengatakan sangat
senang dan
bersyukur karena
gula darah Ny. S
terkontrol dalam
rentang yang
normal
DO:
- GDS: 130 mg/dL
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.11
Evaluasi Keperawatan Keluarga Klien 1 dan Klien 2
Kunjungan
ke
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Klien 1
Kunjungan
ke 1
Defisit pengetahuan
b.d ketidakmampuan
keluarga Tn. N
mengenal masalah
kesehatan khususnya
pada Ny. T (D.0111)
S:
- Ny. T dan keluarganya mengatakan sangat senang
mendapat kunjungan dari mahasiswa perawat
- Ny. T dan keluarganya mengatakan bersedia dan
siap jika diadakan pendidikan kesehatan
- Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak begitu
paham tentang penyakit diabetes melitus
86
- Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak
menegetahui faktor penyebab penyakit diabetes
melitus
- Keluarga Ny. T mengatakan tidak mengetahui
tanda dan gejala serta komplikasi pada penyakit
diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mengatakan sepakat
menerima pendidikan kesehatan pada hari jumat
O:
- Ny. T dan keluarganya tampak antusias
menyambut kedatangan mahasiswa perawat
- Adanya sumber daya keluarga Ny. T seperti
pendidikan dan kemauan menerima informasi
- Ny. T dan keluarganya tampak bingung saat
ditanya seputar penyakit diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya tidak dapat menjawab
sebagian pertanyaan tentang diabetes melitus
A:
- Masalah keperawatan defisit pengetahuan belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
1.5 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
1.6 Jelaskan pengertian diabetes melitus
1.7 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
diabetes melitus
1.8 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit diabetes melitus
1.9 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
1.10 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya
1.11 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah disampaikan
sebelumnya
Kunjungan
ke 1
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit (D.0038)
S:
- Ny. T dan keluarganya mengatakan bersedia dan
siap jika diadakan pendidikan kesehatan
- Ny. T dan keluarganya mengatakan belum paham
tentang diet diabetes melitus tetapi mengetahui
bahwa harus mengurangi konsumsi makanan atau
minuman yang manis
- Ny. T dan keluarganya berasumsi bahwa cara diet
adalah mengurangi makan
- Ny. T dan keluarganya sepakat menerima
pendidikan kesehatan tentang diet DM pada hari
minggu
O:
- Adanya sumber daya keluarga Ny. T seperti
pendidikan dan kemauan menerima informasi
- Ny. T dan keluarganya tampak antusias
- GDS: 179 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
87
P:
- Lanjutkan intervensi
2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. T
2.7 Persiapkan materi, media pendidikan
kesehatan (leaflet)
2.8 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2.9 Jelaskan tentang diet diabetes melitus
2.10 Informasikan makanan yang diper-bolehkan
dan dilarang
2.11 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya
2.12 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah disampaikan
sebelumnya
Kunjungan
ke 2
Defisit pengetahuan
b.d ketidakmampuan
keluarga Tn. N
mengenal masalah
kesehatan khususnya
pada Ny. T (D.0111)
S:
- Ny. T dan keluarganya mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit diabetes melitus
O:
- Keluarga kooperatif dan antusias mendengarkan
penjelasan dari mahasiswa perawat
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan
pengertian, penyebab serta faktor risiko penyakit
diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tanda
dan gejala penyakit diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan
kemungkinan terjadinya komplikasi
A:
- Masalah keperawatan defisit pengetahuan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Kunjungan
ke 3
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami
tujuan dari kepatuhan diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami
tentang diet diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami
makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada
penderita diabetes melitus
O:
- Ny. T dan keluarganya tampak kooperatif dan
antusias ketika mendengarkan penjelasan dari
mahasiswa perawat
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tujuan
kepatuhan diet diabetes melitus
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan
tentang diabetes melitus
- GDS: 160 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
88
2.6 Ukur kadar gula darah Ny. T
2.13 Ajarkan klien dan keluarga cara perawatan
kaki dan senam kaki diabetik dengan cara
demonstrasi video
2.14 Anjurkan klien untuk mengontrolkan
penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan
Kunjungan
ke 4
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. T mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti
diabetes
- Ny. T mengatakan akan merawat dan menjaga
kebersihan kaki seperti yang diajarkan mahasiswa
perawat.
- Ny. T mengatakan akan melakukan senam kaki
diabetik di rumah
- Ny. T dan keluarganya mengatakan senang
diajarkan cara perawatan kaki dan senam diabetik
- Keluarga Ny. T mengatakan akan mengantar dan
mendampingi Ny. T untuk kontrol penyakitnya ke
fasilitas kesehatan
- Keluarga Ny. T mengatakan akan merawat Ny. T
dengan baik seperti yang dianjurkan
O:
- Ny. T dan keluarganya tampak antusias
- Ny. T dan keluarganya mampu memahami cara
melakukan perawatan kaki
- Ny. T dan keluarganya mampu mendemonstrasikan
senam kaki diabetik
- GDS: 142 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
P:
- Pertahankan intervensi
2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. T
Kunjungan
ke 5
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. T dan keluarganya mengatakan sangat senang
dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal
O:
- GDS: 137 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Klien 2
Kunjungan
ke 1
Kesiapan
peningkatan
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. M
mengenal masalah
kesehatan Ny. S
(D.0113)
S:
- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui
beberapa hal tentang diabetes melitus
- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui
bahwa diabetes melitus adalah penyakit gula darah
yang cenderung tinggi
- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui
bahwa diabetes melitus juga bisa disebabkan oleh
faktor keturunan karena keluarga Ny. S juga ada
beberapa orang yang menderita diabetes melitus
89
- Ny. S mengatakan menegtahui bahwa penyakit
diabetes melitus dapat mengakibatkan komplikasi
gangguan penglihatan
- Ny. T dan keluarganya mengatakan sepakat
menerima pendidikan kesehatan tentang diabetes
melitus pada hari sabtu
O:
- Ny. S dan keluarganya tampak dapat menjawab
beberapa pertanyaan tentang penyakit diabetes
melitus
- Ny. S dan keluarganya tampak mengetahui
pengertian, penyebab, faktor risiko serta komplikasi
tentang penyakit diabetes melitus tetapi tidak secara
rinci.
- Ny. S dan keluarganya tampak kooperatif menjawab
pertanyaan tentang diabetes melitus
- Keluarga mengatakan bersedia menerima materi
yang akan disampiakan
A:
- Masalah keperawatan kesiapan peningkatan
pengetahuan belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
1.5 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
1.6 Jelaskan pengertian diabetes melitus
1.7 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
diabetes melitus
1.8 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit diabetes melitus
1.9 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
1.10 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya
1.11 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah disampaikan
sebelumnya
Kunjungan
ke 1
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. S dan keluarganya mengatakan bersedia dan
siap jika diadakan pendidikan kesehatan
- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui
bahwa diabetes melitus adalah penyakit yang dapat
disebabkan oleh faktor keturunan
- Ny. S mengatakan mengetahui harus mengurangi
jumlah konsumsi makanan yang manis-manis
- Ny. S dan keluarganya berasumsi bahwa diet adalah
mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi
- Ny. S dan keluarganya mengatakan dapat menerima
pendidikan kesehatan tentang diet DM pada hari
minggu
O:
- Adanya sumber daya keluarga Ny. S seperti
pendidikan dan kemauan menerima informasi
- Ny. S dan keluarganya tampak dapat menjawab
tentang pengertian, penyebab, faktor risiko serta
90
komplikasi tentang penyakit diabetes melitus tetapi
tidak secara rinci.
- GDS: 152 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. S
2.7 Persiapkan materi, media pendidikan kesehatan
(leaflet)
2.8 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2.9 Jelaskan tentang diet diabetes melitus
2.10 Informasikan makanan yang diperbolehkan
dan dilarang
2.11 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya
2.12 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah disampaikan
sebelumnya
Kunjungan
ke 2
Kesiapan
peningkatan
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga Tn. M
mengenal masalah
kesehatan Ny. S
(D.0113)
S:
- Ny. S dan keluarganya mengatakan sudah
mengetahui tentang penyakit diabetes melitus
secara rinci
O:
- Keluarga kooperatif dan antusias mendengarkan
penjelasan dari mahasiswa perawat
- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan
pengertian, penyebab serta faktor risiko penyakit
diabetes melitus dengan tepat
- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan tanda
dan gejala penyakit diabetes melitus
- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan
beberapa kemungkinan terjadinya komplikasi yang
akan dialami pada penderita diabetes melitus
A:
- Masalah keperawatan kesiapan peningkatan
pengetahuan teratasi
P:
- Hentikan intervensi
Kunjungan
ke 3
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami
tujuan dari kepatuhan diabetes melitus
- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami
tentang diet diabetes melitus
- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami
makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada
penderita diabetes melitus
O:
- Ny. S dan keluarganya tampak kooperatif dan
antusias ketika mendengarkan penjelasan dari
mahasiswa perawat
- Ny. S dan keluarganya tampak aktif bertanya
seputar materi
91
- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tentang
diet diabetes melitus, tujuan kepatuhan diet diabetes
melitus, makanan yang diperbolehkan serta dilarang
pada penderita diabetes melitus
- GDS: 150 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P:
- Lajutkan intervensi
2.6 Ukur kadar gula darah Ny. S
2.13 Ajarkan klien dan keluarga cara perawatan
kaki dan senam kaki diabetik dengan cara
demonstrasi video
2.14 Anjurkan klien untuk mengontrolkan
penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan
Kunjungan
ke 4
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. S mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti
diabetes
- Ny. S mengatakan akan merawat dan menjaga
kebersihan kaki seperti yang diajarkan mahasiswa
perawat.
- Ny. S mengatakan akan melakukan senam kaki
diabetik di rumah
- Ny. S dan keluarganya mengatakan senang
mendapatkan ilmu baru tentang penyakit diabetes
melitus
- Keluarga Ny. S mengatakan akan mengantarkan dan
mendampingi Ny. S untuk kontrol penyakitnya ke
fasilitas kesehatan
O:
- Ny. S dan keluarganya mampu memahami cara
melakukan perawatan kaki
- Ny. S dan keluarganya mampu mendemonstrasikan
senam kaki diabetik
- GDS: 135mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi sebagian
P:
- Pertahankan intervensi
2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. S
Kunjungan
ke 5
Risiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit (D.0038)
S:
- Ny. S dan keluarganya mengatakan sangat senang
dan bersyukur karena gula darah Ny. S terkontrol
dalam rentang yang normal
O:
- GDS: 130 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
P:
- Hentikan intervensi
92
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peniliti akan membahas tentang adanya kesesuaian
maupun kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus asuhan keperawatan
keluarga dengan diabetes melitus pada klien 1 (Ny. T dan keluarga) dan klien 2
(Ny. S dan keluarga) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien (Kholifah & Widagdo, 2016).
Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada kedua
klien. Pengkajian pada klien 1 Ny. T dan keluarga dilakukan pada hari rabu
18 Agustus 2021, Ny. T didiagnosa diabetes melitus sejak 20 tahun yang lalu
dan sekarang berusia 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, beralamat di Jl.
Inpres II No.41 Rt.18, pendidikan terakhir SD. Saat dikaji tekanan darah Ny.
T 120/70 mmHg, Nadi: 87x/menit, Respirasi:22x/menit, Suhu:36,5oC, TB:
150 cm, BB: 54 kg.
Sedangkan pengkajian pada klien 2 Ny. S dan keluarga dilakukan pada
hari kamis 19 Agustus 2021, Ny. S didiagnosa diabetes melitus sejak 6 tahun
93
yang lalu dan sekarang berusia 62 tahun, berjenis kelamin perempuan,
beralamat di Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56, pendidikan terakhir SMP. Saat dikaji
tekanan darah Ny. S 110/70 mmHg, Nadi: 90x/mnt, Respirasi:20x/mnt, Su-
hu:36,2oC TB: 153 cm, BB: 55 kg.
Pada klien 1 dan klien 2, keduanya berjenis kelamin perempuan.
Prevalensi diabetes melitus pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada
laki-laki dan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 2018).
Pada klien 1 Ny. T mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti diabetes
tetapi jarang melakukan pemeriksaan gula darah meskipun memiliki alat
untuk mengukur gula darah tetapi keluarga yang dapat melakukan
pemeriksaan hanya anaknya dan sering kali sibuk bekerja sehingga tidak
sempat melakukan pemeriksaan dan kontrol rutin. Sedangkan pada klien 2
Ny. S mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti diabetes dan melakukan
pemeriksaan gula darah tetapi hanya ketika kontrol, meski begitu anaknya
selalu mengantar Ny. S untuk kontrol rutin. Hal ini selaras dengan penelitian
tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol
rutin, yang mengatakan adanya hubungan yang bermakna antara dukungan
keluarga dengan tingkat kepatuhan melakukan kontrol rutin (Choirunnisa,
2018).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
94
baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada klien 1 ditemukan
diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan dan pada klien 2 ditemukan diagnosa kesiapan
peningkatan pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan. Serta terdapat satu diagnosa keperawatan yang
sama antara klien 1 dan klien 2 yaitu risiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit.
Berikut pembahasan diagnosa klien 1 dan klien 2:
a. Defisit pengetahuan berhubungan ketidakmampuan keluarga Tn. N
mengenal masalah kesehatan khususnya pada Ny. T
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), defisit pengetahuan
atau kurangnya pengetahuan mempunyai definisi yaitu keadaan atau
kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu. Dari
definisi tersebut terdapat kesesuaian teori antara keadaan nyata pada klien
1 yaitu Ny. T dan keluarganya. Hal ini ditandai dengan kemampuan klien
dan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan diabetes melitus, dimana
Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak begitu paham tentang penyakit
diabetes melitus dan tidak menegetahui faktor penyebab diabetes melitus,
95
tanda dan gejala serta komplikasi pada penyakit diabetes melitus karena
kurangnya terpapar informasi kesehatan.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus
(Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di
perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang mengetahui tentang
diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala diabetes melitus
namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda dari diabetes
melitus.
Penulis berasumsi, dengan adanya tingkat pengetahuan yang baik
tentang diabetes melitus maka akan mengurangi dampak buruk yang
mungkin akan ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus dan
memudahkan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarganya
serta apabila terjadi komplikasi dapat dilakukan penanganan yang tepat
dan cepat.
b. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan ketidakmampuan
keluarga Tn. M dalam mengenal masalah kesehatan khususnya pada
Ny. S
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), kesiapan peningkatan
pengetahuan merupakan perkembangan informasi kognitif yang
berhubungan dengan topik spesifik cukup untuk memenuhi tujuan
kesehatan dan dapat ditingkatkan. Teori ini selaras dengan keadaan klien
96
2 Ny. S dan keluarganya saat dilakukan pengkajian mengatakan
mengetahui tentang diabetes melitus tetapi tidak secara rinci sehingga
dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta komplikasi yang ada
pada penderita diabetes melitus namun tidak secara lengkap.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus
(Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di
perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang mengetahui tentang
diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala diabetes melitus
namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda dari diabetes
melitus.
Penulis berasumsi peningkatan pengetahuan juga dibutuhkan dalam
mempertahankan kondisi dan mencegah komplikasi yang dialami oleh
penderita diabetes melitus, dengan pemambahan ilmu dari yang hanya
sekedar tahu menjadi lebih paham sehingga dapat memudahkan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan keluarganya.
c. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah merupakan risiko terhadap variasi kadar glukosa
darah dari rentang normal. Dari definisi tersebut terdapat kesesuaian antara
97
teori dan keadaan nyata diman klien 1 dan 2 mengeluhkan kadar gula
darahnya cenderung tinggi.
Pada klien 1 dan 2, kedua keluarganya mengatakan belum paham
tentang diet diabetes melitus sehingga tidak memiliki pantangan makan
apapun. Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes
melitus (Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik
sangat di perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden
dengan tingkat pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang
mengetahui tentang diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala
diabetes melitus namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda
dari diabetes melitus. Mereka juga tidak mengetahui faktor risiko yang
dapat meningkatkan kadar gula. Dan disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan gaya hidup penderita
diabetes melitus pada pasien yang berobat di puskesmas meo meo.
Penulis berasumsi adanya keterkaitan antara tingkat pengetahuan dan
gaya hidup pada keluarga penderita diabetes melitus yang dapat
menimbulkan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dikarenakan
kurangnya pengetahuan tentang diet diabetes melitus.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,
98
keluarga dan komunitas. Perencanaan keperawatan atau intervensi
keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis unuk mencapai lu-aran
(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 1 dengan
diagnosa defisit pengetahuan yaitu: bina hubungan saling percaya,
identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien
dan keluarga tentang diabetes melitus, jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan, sediakan materi, media pendidikan kesehatan, jelaskan
pengertian diabetes melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes
melitus, tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan
terjadinya komplikasi,berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
dan evaluasi perubahan pengetahuan.
Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 2 dengan
diagnosa kesiapan peningkatan pengetahuan sama dengan diagnosa defisit
pengetahuan yaitu: bina hubungan saling percaya, identifikasi kesiapan,
kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien dan keluarga tentang
diabetes melitus, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
sediakan materi, media pendidikan kesehatan, jelaskan pengertian diabetes
melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan terjadinya
komplikasi,berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya dan
evaluasi perubahan pengetahuan.
99
Kedua intervensi edukasi proses penyakit yang dilakukan kepada klien 1
dan klien 2 sejalan dengan teori menurut (Chen dalam Kusnanto et al., 2019)
mengatakan bahwa pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan
pencegahan dalam mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes
melitus. Penulis berasumsi dengan adanya edukasi tentang diabetes melitus
klien dan keluarganya dapat lebih memahami dan mengenal masalah
kesehatan diabetes melitus serta mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 2 dengan
diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu: identifikasi
kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi, identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini, identifikasi pola makan saat ini dan masa lalu,
identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan,
jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan, ukur
kadar gula darah klien, persiapkan materi, media pendidikan kesehatan,
jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan, jelaskan tentang diet
diabetes melitus, informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang ,
berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya, evaluasi perubahan
pengetahuan keluarga terkait materi yang telah disampaikan sebelumnya,
anjurkan klien untuk mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas
kesehatan.
Selaras dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol rutin, yang mengatakan
adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat
100
kepatuhan melakukan kontrol rutin (Choirunnisa, 2018). Penulis berasumsi
dengan adanya dukungan keluarga diharapkan dapat membantu dalam
memotivasi penderita diabetes melitus dalam melakukan kontrol rutin dan
menurunkan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Selain itu klien juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik
sekurang-kurangnya 30 menit dalam sehari dan dilakukan selama 5 hari
dalam seminggu sebagai upaya menurunkan dan mencegah kenaikan kadar
glukosa darah (ADA; Handelsman, et al.; Kementrian Kesehatan dalam
Jainurakhma dkk, 2021). Edukasi juga dibutuhkan dalam mempertahankan
kondisi dan mencegah komplikasi. Hasil penelitian (Frisca, Redjeki, &
Supardi. 2019) memperlihatkan adanya peningkatan perilaku perawatan kaki
yang signifikan setelah diberikan edukasi sehingga peneliti membuat
intervensi untuk mengajarkan klien dan keluarga cara perawatan kaki dan
senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi dengan video.
Penulis berasumsi dengan dilakukannya intervensi edukasi yang diringi
praktek perawatan kaki serta senam kaki diabetik pada keluarga dan klien
dapat diperoleh hasil glukosa darah yang stabil dan melatih kemampuan
keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk
dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui
101
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk: mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan
yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi
kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota
keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat
(Sudiharto dalam Izati, 2017).
Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan pada klien 2 dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang ditemukan pada klien. Implementasi yang
dilakukan pada klien 1 tanggal 18 Agustus 2021-24 agustus 2021 dan pada
klien 2 tanggal 19 Agustus 2021 – 25 Agustus 2021.
Pada klien 1 dengan diagnosa defisit pengetahuan, perawat melakukan
tindakan membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kesiapan,
kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien dan keluarga tentang
diabetes melitus, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
menyediakan materi, media pendidikan kesehatan, menjelaskan pengertian
diabetes melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan
gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan terjadinya
komplikasi,memberikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya dan
mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya.
Pada klien 2 dengan diagnosa kesiapan peningkatan pengetahuan,
perawat melakukan tindakan yang sama dengan diagnosa defisit
102
pengetahuan, guna menambah pengetahuan keluarga tentang diabetes melitus
tindakan yang dilakukan antara lain: membina hubungan saling percaya,
mengidentifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi, pemahaman
pasien dan keluarga tentang diabetes melitus, menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan, menyediakan materi, media pendidikan
kesehatan, menjelaskan pengertian diabetes melitus, penyebab, faktor risiko
penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit,
serta kemungkinan terjadinya komplikasi,memberikan kesempatan klien dan
keluarga untuk bertanya dan mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah disampaikan sebelumnya.
Pada klien 1 dan 2 dengan diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah
dilakukan tindakan keperawatan mengidentifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi, mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat ini,
mengidentifikasi pola makan saat ini dan masa lalu, mengidentifikasi persepsi
pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan, menjadwalkan waktu
yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan, mengukur kadar gula
darah klien, mempersiapkan materi, media pendidikan kesehatan,
menjelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan, menjelaskan tentang
diet diabetes melitus, menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang , memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya,
mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya, menganjurkan klien untuk mengontrolkan
penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan, mengajarkan klien dan
103
keluarga cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara
demonstrasi video.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut (Setiadi, 2012) evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya.
Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan keluarga pada klien 1 diagnosa
defisit pengetahuan teratasi pada hari ke-2 didapatkan data evaluasi subjek
klien dan keluarganya mengatakan sudah mengerti tentang penyakit diabetes
melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan keluarganya mampu
menyebutkan pengertian, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus,
tanda dan gejala penyakit diabetes melitus, serta kemungkinan terjadinya
komplikasi.
Dan pada diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi
pada hari ke-4 dengan data evaluasi subjektif klien keluarganya mengatakan
memahami tujuan dari kepatuhan diabetes melitus, memahami tentang diet
diabetes melitus, memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada
penderita diabetes melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan
keluarganya mampu memahami cara melakukan perawatan kaki, mampu
mendemonstrasikan senam kaki diabetik dan gula darah klien dalam rentang
normal.
104
Sedangkan hasil evaluasi dari asuhan keperawatan keluarga pada klien 2
diagnosa persiapan peningkatan pengetahuan teratasi pada hari ke-2
didapatkan data evaluasi subjek klien dan keluarganya mengatakan sudah
mengetahui tentang penyakit diabetes melitus secara rinci, kemudian pada
data evaluasi objektif klien dan keluarganya mampu menjelaskan pengertian,
penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala penyakit
diabetes melitus, serta kemungkinan terjadinya komplikasi.
Dan pada diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi
pada hari ke-4 dengan data evaluasi subjektif keluarga klien mengatakan
memahami tujuan dari kepatuhan diabetes melitus, memahami tentang diet
diabetes melitus, memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada
penderita diabetes melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan
keluarganya mampu memahami cara melakukan perawatan kaki, mampu
mendemonstrasikan senam kaki diabetik dan gula darah klien dalam rentang
normal.
Hasil evalusi dari keluarga klien 1 dan keluarga klien 2, selaras dengan
teori menurut (Chen dalam Kusnanto et al., 2019) mengatakan bahwa
pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan pencegahan dalam
mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes melitus. Penulis
berasumsi adanya keterkaitan antara teori dan data dilapangan bahwa tingkat
pengetahuan berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup sehingga dapat
dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ikut ambil alih dalam mempertahankan
kondisi kesehatan, kestabilan kadar glukosadarah dan mencegah komplikasi.
105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil peneitian dan pembahasan BAB IV mengenai asuhan
keperawatan keluarga dengan diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara
Rapak, maka kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Hasil dari pengkajian ditemukan perbedaan dalam hasil pengkajian pada
klien 1 dan klien 2 terdapat tingkat pengetahuan yang berbeda dan dukungan
keluarga yang berbeda pula antara keluarga klien 1 dan keluarga klien 2.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 muncul perbedaan
diagnosa antara diagnosa defisit pengetahuan pada klien 1 dan diagnosa
kesiapan peningkatan pengetahuan pada klien 2, kemudian adapun diagnosa
yang serupa antara klien 1 dan klien 2 yaitu diagnosa ketidakstabilan kadar
glukosa darah.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang digunakan dalam kasus pada klien 1 dan klien 2 disusun
sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dan disesuaikan dengan teori yang
ada. Intervensi disusun sesuai dengan masalah yang ditemukan berdasarkan
hasil pengkajian yang dilakukan.
106
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan
yang telah disusun. Implementasi pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan
kebutuhan klien dengan diabetes melitus. Dalam implementasi, penulis telah
melakukan semua rencana tindakan yang telah dibuat kepada klien 1 dan
klien 2.
5. Evaluasi Keperawatan
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 selama 5
hari begitupun juga dengan klien 2 dilakukan selama 5 hari yang dibuat dalam
bentuk SOAP. Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 telah teratasi
semua.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan serta wawasan peneliti sendiri dalam
melakukan penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes melitus
dan diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan pembanding peneliti
selanjutnya dalam melakukan penelitian asuhan keperawatan keluarga
dengan diabetes melitus.
107
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dan
memperdalam ilmu keperwatan khususnya pada asuhan keperawatan
keluarga dengan diabetes melitus yang selalu berkembang.
3. Bagi Klien dan Kelurga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan intervensi yang telah diberikan
dalam merawat anggota keluarga dengan diabetes melitus, menerapkan pola
hidup yang sehat serta rutin memeriksakan kadar gula darah dan kondisi
kesehatan klien ke fasilitas kesehatan.
108
DAFTAR PUSTAKA
Alhogbi, B. G. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny “S” Dengan
Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorambi Jember. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25.
http://www.elsevier.com/locate/scp
Apriatmoko, R., & Sari, L. N. (2019). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
tentang Diabetes Mellitus dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II Di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Azis, W. A., Muriman, L. Y., & Burhan, S. R. (2020). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 2(1), 105–114.
https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.52
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018).
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. In Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (p. 198).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lap
oran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Choirunnisa, L. (2018). (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Melakukan Kontrol Rutin Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Surabaya. In
Universitas Airlangga Surabaya.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. (2019). Profil Kesehatan Kota Balikpapan 2019.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dr. Sugiarto, dr., S. P.-K., Dhani Redhono Harioputro, dr., S. P.-K., Yuliana Heri
Suselo, dr., Ms., Siti Munawaroh, dr., Mm., Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A,
M. K., Anik Lestari, dr, M. K., Yulyani Werdiningsih, S., & Arif Suryawan,
dr, A. (2018). Basic Physical Examination : Teknik inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi. Universitas Sebelas Maret, 0271, 1–37.
https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/MANUAL-
IPPA_2018-smt-1.pdf
Friedman; Marylin, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset
Teori&Praktik (5th ed.). EGC.
109
Hartati, M., Firsty, L., & Krishna, P. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Diabetes Mellitus Abstrak Pendahuluan Keluarga masyarakat
keluarga adalah yang unit terdiri terkecil dari dari kepala yang dapat menjadi
pemicu Diabetes Mellitus seperti jarang berolahraga , merokok , dan minum-
minuman b. 2(1), 44–55.
Izati, Z. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Diabetes Melitus Di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang, 4, 12–50.
Janes, Jainurakhma;Koerniawan, Dheni;Supriadi, Edi;Perdani, Sanny Frisca Zulia
Putri;Zuliani;Budiono;Rantung, Novi Malisa Gilny Aileen J.;Mawarti,
Veroneka Yosefpa Windahandayani Herin;Rantung, Jeanny;Sya’id,
Achmad;Elon, Y., & Yudianto, A. (2021). Dasar-Dasar Asuhan Keperawatan
Penyakit Dalam Dengan Pendekatan Klinis (A. Karim (ed.)). Yayasan Kita
Menulis.
Kholifah, siti N., & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas
(B. A. Darmanto & A. A. Perdana (eds.)). Pusdik SDM Kesehatan.
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dan Diabetes Self-Management Dengan Tingkat Stres
Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan Indonesia,
22(1), 31–42. https://doi.org/10.7454/jki.v22i1.780
Luwiharto, J. dan, & Ginanti, P. D. (2020). Diabetes Melitus. Prodiaohi.
https://prodiaohi.co.id/diabetes-melitus
Maria, I. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus dan Asuhan Keperawatan
Stroke. Deeppublish.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda Nic-Noc dalam Berbagai Kasus (N. H. Rahil
(ed.); Jilid 1). Mediaction.
Purwakusumah, Qodarian Pramukanto Edy D ; Sa’diah, Siti;Batubara,
Irmanida ;Rahminiwati, M. (2018). Taman Terapi Mandiri: Diabetes Melitus.
Sari, K. J. (2019). PEDOMAN DALAM MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI
110
KEPERAWATAN. https://doi.org/10.31227//osf.io/nckbj
Sarwo Edi, F. R. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. LeutikaPrio.
Setiadi. (2012). Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Graha Ilmu.
Setiawan, S. (2021). Pengertian Keluarga. GuruPendidikan.Com.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-keluarga/
Smeltzer, C Suzanne & Bare, G. B. (2015). Buku Ajar Keperawatan medikal- bedah
Brunner & Suddarth (8 . Vol.2).
Suprajitno. (2004). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA: APLIKASI DALAM
PRAKTIK (M. Ester (ed.)). EGC.
Syafnidawanty. (2020). Observasi. Universitas Raharja.
https://raharja.ac.id/2020/11/10/observasi/
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi KEPERAWATAN indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Widago, Wahyu ; Resnayati, Y. (2019). Buku Ajar Keperawatan Keluarga.
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi D-III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur:
Nama : Wahyuni Dina Rumisni
Nim : P07220118108
Jurusan : Keperawatan
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Rapak Balikpapan Tahun 2021”.
Sehubungan dengan maksud tersebut maka dengan kerendahan hati, saya
mohon partisipasi Saudara/i/Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, tenaga
kesehatan dan institusi pendidikan. Informasi tentang data yang diperoleh akan
dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk data penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya
saya ucapkan terima kasih.
Penulis,
Wahyuni Dina Rumisni
INFORMED CONSENT
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini,
maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :.................................................................................
Umur :.................................................................................
Alamat :.................................................................................
Dengan ini menyatakan saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh saudari Wahyuni Dina Rumisni, selaku mahasiswa
D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus
Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021” dengan
sukarela dan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Penelitian ini tidak akan
merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya dan keluarga saya, maka
jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya. Demikian surat
persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Balikpapan,
(....................................)
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi D-III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur:
Nama : Wahyuni Dina Rumisni
Nim : P07220118108
Jurusan : Keperawatan
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Rapak Balikpapan Tahun 2021”.
Sehubungan dengan maksud tersebut maka dengan kerendahan hati, saya
mohon partisipasi Saudara/i/Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, tenaga
kesehatan dan institusi pendidikan. Informasi tentang data yang diperoleh akan
dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk data penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya
saya ucapkan terima kasih.
Penulis,
Wahyuni Dina Rumisni
INFORMED CONSENT
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini,
maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :.................................................................................
Umur :.................................................................................
Alamat :.................................................................................
Dengan ini menyatakan saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh saudari Wahyuni Dina Rumisni, selaku mahasiswa
D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus
Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021” dengan
sukarela dan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Penelitian ini tidak akan
merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya dan keluarga saya, maka
jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya. Demikian surat
persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Balikpapan,
(....................................)
Lampiran 2
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes No. Register
Nama Perawat yang
mengkaji
Tanggal Pengkajian
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bahasa sehari-hari
Alamat Rumah & Telp Jarak yankes terdekat
Agama & Suku Alat Transportasi
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub
dgn
KK
Umur JK Suku Pendidikan
Terakhir
Pekerja-
an Saat
Ini
Status
Gizi
(TB,
BB,
BMI)
TTV
(TD,
N, S,
P)
Status
Imuni
sasi
Dasar
Alat
Bantu
/
Prote
sa
LANJUTAN
No Nama Penampilan
Umum
Status Kesehatan
Saat ini
Riwayat Penyakit/
Alergi
Analisis
Masalah
Kesehatan
INDIVIDU
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Diagnosis Medik :
Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Keadaan Umum
Kesadaran :
GCS :
TD : mm/Hg
P : x/ menit
Sirkulasi/ Cairan
Edema Bunyi jantung: .....
Asites Akral dingin
Tanda Perdarahan:
purpura/ hematom/
Perkemihan
Pola BAK ..…x/hr,vol
......ml/hr
Hematuri Poliuria
Oliguria Disuria
Inkontinensia Retensi
Nyeri saat BAK
Pernapasan
Sianosis
Sekret /
Slym
Irama
ireguler
S : 0
C
N : x/ menit
Takikardia
Bradikardia
Tubuh teraba hangat
Menggigil
petekie/ hematemesis/
melena/ epistaksis*
Tanda Anemia : Pucat/
Konjungtiva pucat/ Lidah
pucat/ Bibir pucat/
Akral pucat*
Tanda Dehidrasi:
mata cekung/ turgor kulit
berkurang/ bibir kering *
Pusing Kesemutan
Berkeringat Rasa Haus
Pengisian kapiler 2 detik
KemampuanBAK :
Mandiri/
Bantu sebagian/tergantung*
Alat bantu:
Tidak/Ya*……… Gunakan
Obat :Tidak/Ya*...
Kemampuan BAB
:Mandiri/
Bantu sebagian/tergantung*
Alat bantu: Tidak/Ya*...
Wheezing
Ronki
........................
..................
Otot bantu
napas
..................
Alat bantu
nafas
....................
Dispnea
Sesak
Stridor
Krepirasi
Pencernaan
Mual Muntah
Kembung
Nafsu Makan :
Berkurang/Tidak*
Sulit Menelan
Disphagia
Bau Nafas
Kerusakan gigi/gusi/ lidah/
geraham/rahang/palatum*
Distensi Abdomen
Bising Usus:
................................
Konstipasi
Diare .......x/hr
Hemoroid, grade
.....................
Muskuloskeletal
Tonus otot
Kontraktur
Fraktur
Nyeri otot/tulang*
Drop Foot Lokasi
……...........…
Tremor Jenis
……......…......…..
Malaise / fatique
Atropi
Kekuatan otot
....….............…..
Postur tidak normal
.................
RPS Atas : bebas/ terbatas/
kelemahan/ kelumpuhan
(kanan / kiri)*
Neurosensori
Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan
:
Buram Kesemutan
pada …….............
Tak bisa melihat Kebas pada
..........................…
Alat bantu …........ Disorientasi
Parese
Visus ………........ Halusinasi
Disartria
Fungsi pendengaran : Amnesia
Paralisis
Kurang jelas Refleks
patologis ……
Tuli Kejang :
sifat …….. lama ..……
Alat bantu frekwensi
....................................
Tinnitus Fungsi
Penciuman
Fungsi Perasa Mampu
Mampu Terganggu
Terganggu
Teraba Masa abdomen
.........
Stomatitis Warna
...................
Riwayat obat pencahar
.........
Maag
Konsistensi ..........
Diet Khusus:
Tidak/Ya*................
Kebiasaan makan-minum
:
Mandiri/ Bantu sebagian/
Tergantung*
Alergi makanan/minuman
:
Tidak/Ya*.............................
.....
Alat bantu :
Tidak/Ya*.............
RPS Bawah :bebas/terbatas/
kelemahan/kelumpuhan
(kanan / kiri)*
Berdiri : Mandiri/ Bantu
sebagian/tergantung*
Berjalan : Mandiri/ Bantu
sebagian/tergantung*
Alat Bantu :
Tidak/Ya*..............
Nyeri :
Tidak/Ya*.......................
Kulit
Jaringan parut Memar Laserasi
Ulserasi Pus …
Bulae/lepuh Perdarahan bawah
Krustae
Luka bakar Kulit ...... Derajat ......
Perubahan warna…….
Decubitus: Grade .....… Lokasi ………..….
Tidur dan Istirahat
Susah tidur
Waktu tidur
………………………………………………………………
Bantuan obat,
…………………………………………..………………
Mental
Cemas Denial
Marah
Takut Putus asa
Depresi
Rendah diri
Menarik diri
Agresif Perilaku
kekerasan
Respo n pasca trauma .....
Komunikasi dan Budaya
Interaksi dengan Keluarga :
Baik/ tehambat*
......................
Berkomunikasi :
Lancar/ terhambat*
...............
Kegiatan sosial sehari-hari :
…………………………………….
Kebersihan Diri
Gigi-Mulut kotor
Mata kotor Kulit kotor
Perineal/genital kotor
Hidung kotor Kuku
kotor
Telinga kotor
Rambut-Kepala kotor
Perawatan
Diri Sehari-
hari
Mandi :
Mandiri/
Bantu
sebagian/terga
ntung*
Berpakaian
: Mandiri/
Bantu
Tidak mau melihat bagian
tubuh yang rusak
sebagian/terga
ntung*
Menyisir
Rambut :
Mandiri/
Bantu
sebagian/terga
ntung*
Keterangan Tambahan terkait Individu
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan
Kondisi Rumah :
.....................................................................................................
.
Ventilasi :
Cukup/Kurang*...........................................................................
....
Pencahayaan Rumah :
Baik/ Tidak*
.....................................................................................................
Saluran Buang Limbah :
Baik
/Cukup/Kurang*.........................................................................
.....
PHBS Di Rumah Tangga
Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Menggunakan air bersih untuk makan &
minum:
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Menggunakan air bersih untuk kebersihan
diri:
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Sumber Air Bersih :
Sehat/Tidak
Sehat*....................................................................................
Jamban Memenuhi Syarat :
Ya/Tidak*
…………………..............................................................................
Tempat Sampah:
Ya/Tidak*……………………...........................................................
.....
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota
Keluarga 8m2
/orang :
Ya/Tidak*………………............................................................
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya/ Tidak*
...........................................................................
......................................
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak* ........................................................
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* .....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Tidak* ............................................................
4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
Ada Tidak karena ................................................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat:
Ya Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga
Kader Tenaga kesehatan, yaitu.................
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
Ya Tidak,jelaskan ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota
keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak, jelaskan
...............................................................................................................................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan..........................................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan
..................................................................................................................................................................................
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan.........................................................................................................................................
5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Perawat : Kunjungan Keempat (K-4) : Perawat :
Kunjungan Kedua (K-2) : Perawat : Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : Perawat : Kunjungan Keenam (K-6) : Perawat :
Kriteria Kemandirian KM 1 KM
2
KM 3 KM
4
Keluarga menerima perawat √ √ √ √
Keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
√ √ √ √
Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
√ √ √
Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
anjuran
√ √ √
Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai
anjuran
√ √ √
Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
√ √
Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif
√
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah :
Aktual (3)
ResikoTinggi (2)
Potensial (1)
Bobot : 1
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah :
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Bobot : 2
3 Potensi masalah untuk
dicegah :
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Bobot : 1
4 Menonjolnya masalah :
Segera diatasi (2)
Tidak segera diatasi (1)
Tidak dirasakan ada
masalah (0)
Bobot : 1
Total
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
DST
Lampiran 3
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Pertama (1)
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18
A. Latar Belakang
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi manusia
untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi
penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan pro-mosi
kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengum-pulan
data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawa-
tan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masa-lah-
masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data
keluarga, data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit
(pemeriksaan fisik), data penunjang keluarga, kemampuan keluarga
melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, hasil pembinaan
berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui masalah
keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang
lengkap sebagai langkah awal dan proses keperawatan.
Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan
analisa data sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa
diagnosa keperawatan yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa
bersama dengan keluarga akan melakukan scoring pada masalah yang didapat
dan akan menentukan prioritas masalah mana yang akan dilakukan intervensi
lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta
keluarga dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data keluarga
b. Mengetahui data anggota keluarga
c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik).
d. Mengetahui data penunjang keluarga
e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah
keperawatan.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah
2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi
3. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat
pemeriksaan fisik
4. Waktu : 15.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan :
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Orientasi - Memberikan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelasakan tujuan
pertemuan
- Menjelaskan kontrak waktu
dan tujuan pertemuan
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menyetujui kontrak
waktu dan tempat
5 menit
2 Kerja - Membina hubungan saling
percaya
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan klien dan
keluarga dalam menerima
informasi
- Menanyakan data keluarga
- Menanyakan data anggota
keluarga
- Menanyakan data
pengkajian individu yang
sakit ( pemeriksaan fisik)
- Menanyakan data
penunjang keluarga
- Menanyakan kemampuan
keluarga melakukukan
tugas pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
- Menjelaskan masalah yang
ditemukan dalam keluarga
- Mendengarkan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
dan bersedia dilakukan
pemeriksaan fisik.
- Menjawab pertanyaan
- Mendengar dan
memperhatikan
35
menit
- Menyusun atau
memprioritaskan masalah
yang didapat keluarga
- Mengidentifikasi
pemahaman klien dan
keluarga tentang diabetes
mellitus.
- Mengidentifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
tentang diet diabetes
mellitus.
- Mengidentifikasi persepsi
pasien dan keluarga tentang
diet diabetes mellitus.
- Mengidentifikasi pola
makan saat ini dan masa
lalu
- Mengukur kadar gula darah
Ny. T.
- Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
- Berdiskusi bersama
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Klien bersedia
- Berdiskusi
3 Terminasi - Menyimpulkan hasil
pertemuan
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Ikut menyimpulkan
- Menyetujui kontrak
- Menjawab salam
5 menit
7. Evaluasi Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang
tersedia
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
b. Evaluasi Proses
1) Situasi mendukung tidak ada gangguan
2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan
berpartisipasi aktif selama menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya
2) Mahasiswa mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien
dan keluarga dalam menerima informasi
3) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga
4) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota
keluarga
5) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan
individu yang sakit (pemeriksaan fisik).
6) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang
keluarga
7) Keluarga mampu memberikan informasi kemampuan
keluarga melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga
8) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah
keperawatan.
9) Klien dan keluarga belum paham tentang diabetes mellitus
10) Klien belum paham tentang diet diabetes melitus
11) Mahasiswa mengidentifikasi persepsi keluarga dan klien
tentang diet adalah mengurangi makanan-minuman manis
12) Mahasiswa mengukur kadar gula darah ny. T
13) Mahasiswa dan keluarga menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Kedua (2)
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah melakukan pengkajian, analisa data dan
scoring masalah atau menetapkan prioritas masalah kemudian didapatkan dua
diagnosa prioritas yang akan dilakukan intervensi sesuai dengan kondisi
keluarga saat ini.
Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal
pengertian, penyebab dan factor resiko penyebab, tanda dan gejala, serta
komplikasi diabetes melitus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi proses penyakit diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab
diabetes melitus
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi tentang Diabetes melitus
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan:
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Menjelaskan pengertian
penyebab dan factor resiko
penyebab, tanda dan gejala
serta komplikasi diabetes
melitus
- Memberikan kesempatan
bertanya
- Mengevaluasi perubahan
pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya
-
- Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan
- Memberikan
pertanyaan
- Memperhatikan
20 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menyepakati kontrak
yang dibuat
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
2) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mengetahui pengertian penyakit diabetes melitus
2) Keluarga mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab
penyakit diabetes melitus
3) Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit diabetes melitus
4) Keluarga mengetahui komplikasi penyakit diabetes melitus
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Ketiga (3)
Hari/Tanggal : Minggu, 22 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya sesuai dengan diagnosa yang diangkat telah
dilakukan intervensi edukasi proses penyakit diabetes melitus pada keluarga
Ny. T.
Pada pertemuan ketiga ini keluarga diharapkan mengetahui tujuan
kepatuhan diet terhadap kesehatan, menginformasikan diet diabetes melitus
(DM) dan Menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi diet diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mengetahui tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
b. Keluarga mengetahui tentang diet diabetes melitus
c. Keluarga mengetahui makanan yang diperbolehkan dan dilarang
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi diet DM
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 09.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengukur gula darah
- Menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- Mengevaluasi perubahan
pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya
- Memberikan kesempatan
bertanya
- Menjelaskan tujuan
kepatuhan diet terhadap
kesehatan
- Menjelaskan tentang diet
diabetes melitus
- Menginformasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
- Klien bersedia
- Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan
- Memberikan
pertanyaan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
35 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
2) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga memahami tujuan dari kepatuhan diabetes mellitus
2) Keluarga memahami tentang diet diabetes mellitus
3) Keluarga memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang
pada penderita diabetes melitus
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Keempat (4)
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18
A. Latar Belakang
Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengetahui
cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi video
dan mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki diabetik
b. Keluarga mampu mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas
kesehatan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi perawatan kaki dan senam diabetik
2. Metode : Diskusi dan demonstrasi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 17.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengajarkan klien dan
keluarga cara perawatan
kaki dan senam kaki
diabetik dengan cara
demonstrasi video
- Menganjurkan klien untuk
mengontrolkan
penyakitnya secara rutin ke
fasilitas kesehatan
- Memperhatikan
- Memperhatikan dan
menjawab
35 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menyepakati kontrak
yang dibuat
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan
berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mampu mampu memahami cara melakukan perawatan
kaki.
2) Klien mampu mendemonstrasikan senam kaki diabetik
3) Klien rutin mengkonsumsi obat anti diabetes.
4) Keluarga akan mengantar dan mendampingi Ny. T untuk kontrol
penyakitnya ke fasilitas kesehatan
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Kelima (5)
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya didapatkan hasil keluarga dan klien sudah
paham tentang edukasi yang diberikan selama ini. Pada pertemuan kelima ini
mahasiswa akan mengukur kadar gula darah Ny. T
B. Tujuan
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit klien mengetahui kadar gula
darah.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengukur kadar gula darah
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu :
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengukur kadar gula
darah
- Bersedia diukur 20 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan alat gula darah
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mengetahui kadar gula darah
Lampiran 4
PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Pertama (1)
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56
A. Latar Belakang
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi manusia
untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi
penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan pro-mosi
kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengum-pulan
data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawa-
tan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masa-lah-
masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data
keluarga, data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit
(pemeriksaan fisik), data penunjang keluarga, kemampuan keluarga
melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, hasil pembinaan
berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui masalah
keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang
lengkap sebagai langkah awal dan proses keperawatan.
Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan
analisa data sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa
diagnosa keperawatan yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa
bersama dengan keluarga akan melakukan scoring pada masalah yang didapat
dan akan menentukan prioritas masalah mana yang akan dilakukan intervensi
lebih lanjut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta
keluarga dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data keluarga
b. Mengetahui data anggota keluarga
c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik).
d. Mengetahui data penunjang keluarga
e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah
keperawatan.
g. Mengidentifikasi pemahaman klien dan keluarga tentang diabetes
melitus
h. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
i. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat ini tentang diet diabetes
melitus
j. Mengidentifikasi pola makan saat ini dan masa lalu
k. Mengidentifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet diabetes
melitus
l. Mengukur kadar gula darah Ny. S
C. Rencana Kerja
1. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah
2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
3. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat
pemeriksaan fisik
4. Waktu : 16:00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan :
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Orientasi - Memberikan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelasakan tujuan
pertemuan
- Menjelaskan kontrak waktu
dan tujuan pertemuan
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menyetujui kontrak
waktu dan tempat
5 menit
2 Kerja - Membina hubungan saling
percaya
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan klien dan
keluarga dalam menerima
informasi
- Menanyakan data keluarga
- Menanyakan data anggota
keluarga
- Menanyakan data
pengkajian individu yang
sakit ( pemeriksaan fisik)
- Menanyakan data
penunjang keluarga
- Menanyakan kemampuan
keluarga melakukukan
tugas pemeliharaan
kesehatan anggota keluarga
- Menjelaskan masalah yang
ditemukan dalam keluarga
- Menyusun atau
memprioritaskan masalah
yang didapat keluarga
- Mengidentifikasi
pemahaman klien dan
keluarga tentang diabetes
mellitus.
- Mengidentifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
tentang diet diabetes
mellitus.
- Mengidentifikasi persepsi
pasien dan keluarga tentang
diet diabetes mellitus.
- Mengidentifikasi pola
makan saat ini dan masa
lalu
- Mengukur kadar gula darah
Ny. S.
- Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
- Mendengarkan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
dan bersedia dilakukan
pemeriksaan fisik.
- Menjawab pertanyaan
- Mendengar dan
memperhatikan
- Berdiskusi bersama
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Klien bersedia
- Berdiskusi
35
menit
3 Terminasi - Menyimpulkan hasil
pertemuan
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Ikut menyimpulkan
- Menyetujui kontrak
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang
tersedia
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
b. Evaluasi Proses
1) Situasi mendukung tidak ada gangguan
2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan
berpartisipasi aktif selama menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya
2) Mahasiswa mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien dan
keluarga dalam menerima informasi
3) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga
4) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota keluarga
5) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan individu
yang sakit (pemeriksaan fisik).
6) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang keluarga
7) Keluarga mampu memberikan informasi kemampuan keluarga
melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
8) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah
keperawatan.
9) Klien dan keluarganya tampak mengetahui pengertian, penyebab,
faktor risiko serta komplikasi tentang penyakit diabetes melitus
tetapi tidak secara rinci.
10) Klien berasumsi bahwa diet adalah mengurangi jumlah makanan
yang dikonsumsi
11) Mahasiswa mengukur kadar gula darah Ny. S
12) Mahasiswa dan keluarga menjadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Kedua (2)
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai melakukan pengkajian, analisa
data, scoring masalah atau menetapkan prioritas masalah dan didapatkan dua
diagnosa prioritas yang akan dilakukan intervensi sesuai dengan kondisi
keluarga saat ini.
Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal
pengertian, penyebab dan factor resiko penyebab, tanda dan gejala, serta
komplikasi diabetes melitus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi proses penyakit diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab
diabetes melitus
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi Penyakit Diabetes Melitus
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Menjelaskan pengertian
penyebab dan factor resiko
penyebab, tanda dan gejala
serta komplikasi diabetes
melitus
- Memberikan kesempatan
bertanya
- Mengevaluasi perubahan
pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya
- Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan
- Memberikan
pertanyaan
- Memperhatikan
35 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menyepakati kontrak
yang dibuat
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
2) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mengetahui pengertian penyakit diabetes melitus
2) Keluarga mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab
penyakit diabetes melitus
3) Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit diabetes melitus
4) Keluarga mengetahui komplikasi penyakit diabetes melitus
PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Ketiga (3)
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56
A. Latar Belakang
Pada pertemuan ketiga ini keluarga diharapkan mengetahui tujuan
kepatuhan diet terhadap kesehatan, menginformasikan diet diabetes melitus
(DM) dan Menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi diet diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mengetahui tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
b. Keluarga mengetahui tentang diet diabetes melitus
c. Keluarga mengetahui makanan yang diperbolehkan dan dilarang
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi diet DM
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu :
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengukur gula darah
- Menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- Mengevaluasi perubahan
pengetahuan keluarga
terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya
- Memberikan kesempatan
bertanya
- Menjelaskan tujuan
kepatuhan diet terhadap
kesehatan
- Menjelaskan tentang diet
diabetes melitus
- Menginformasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
- Klien bersedia
- Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan
- Memberikan
pertanyaan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
35 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menyepakati kontrak
yang dibuat
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
2) Keluarga bersifat kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga memahami tujuan dari kepatuhan diabetes mellitus
2) Keluarga memahami tentang diet diabetes mellitus
3) Keluarga memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang
pada penderita diabetes melitus
PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Keempat (4)
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56
A. Latar Belakang
Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengetahui
cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi video
dan mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga
mampu memahami edukasi cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik .
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melakukan cara perawatan kaki dan senam kaki
diabetik
b. Keluarga mampu mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas
kesehatan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi perawatan kaki dan senam diabetik
2. Metode : Diskusi dan demonstrasi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 15.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menanyakan kepada
keluarga apakah masih
ingat dengan mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengajarkan klien dan
keluarga cara perawatan
kaki dan senam kaki
diabetik dengan cara
demonstrasi video
- Menganjurkan klien untuk
mengontrolkan
penyakitnya secara rutin ke
fasilitas kesehatan
- Memperhatikan
- Memperhatikan dan
menjawab
35 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menyepakati kontrak
yang dibuat
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan
berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mampu mampu memahami cara melakukan perawatan
kaki.
2) Klien mampu mendemonstrasikan senam kaki diabetik
3) Klien rutin mengkonsumsi obat anti diabetes.
4) Keluarga akan mengantar dan mendampingi Ny. S untuk kontrol
penyakitnya ke fasilitas kesehatan
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S
DENGAN DIABETES MELITUS
Kunjungan : Kelima (5)
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021
Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya didapatkan hasil keluarga dank lien sudah
paham tentang edukasi yang diberikan selama ini. Pada pertemuan kelima ini
mahasiswa akan mengukur kadar gula darah Ny. S
B. Tujuan
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit klien mengetahui kadar gula
darah.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengukur kadar gula darah
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 11.00 WITA
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Strategi Pelaksanaan
No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu
1 Pra intraksi - Memberikan salam
- Menyampaikan maksud
dan tujuan
- Menjawab salam
- Mendengarkan
5 menit
2 Interaksi - Mengukur kadar gula
darah
- Bersedia diukur 20 menit
3 Penutup - Menanyakan perasaan
keluarga
- Mengakhiri pertemuan dan
mengucapkan salam
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
5 menit
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan alat gula darah
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga mengetahui kadar gula darah
Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan(SAP) yang berjudul
“Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, 17 Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Diabetes Melitus
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. T dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. T
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes melitus
2. Menjelaskan apa saja faktor risiko diabetes melitus
3. Mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes melitus
4. Mengetahui bagaimana pencegahan diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala diabetes melitus
3. Faktor risiko diabetes melitus
4. Komplikasi diabetes melitus
5. Pencegahan diabetes melitus
6. Kriteria diabetes melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar bolak-balik
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:
1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala diabetes melitus
3. Faktor risiko diabetes melitus
4. Komplikasi diabetes melitus
5. Pencegahan diabetes melitus
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
20
menit
1. Menjelaskan
pengertian diabetes
melitus
2. Menjelaskan tanda
dan gejala diabetes
melitus
3. Menjelaskan faktor
risiko diabetes
melitus
4. Menjelaskan
komplikasi diabetes
melitus
5. Menjelaskan
pencegahan
diabetes melitus
6. Menjelaskan
kriteria diabetes
melitus
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Mendengarkan dan
memperhatikan
6. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Evaluasi 10
manit
1. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
1. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 10
menit
1. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Pengertian diabetes melitus
Suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah
yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan Glukosa darah
sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah.
Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana
kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin.
2. Tanda dan Gejala diabetes melitus
a. Sering buang air kecil
b. Rasa haus berlebihan
c. Berat dan turun drastis
d. Sering lapar
e. Luka sulit sembuh
f. Keletihan
g. Pandangan kabur
h. Kesemutan/mati rasa
3. Faktor risiko diabetes melitus
a. Faktor risiko yang tidak bisa di ubah
a) Usia ≥40 tahun
b) Mempunyai Riwayat keluarga menderita DM
c) Kehamilan dengan gula darah tinggi
d) Ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan (Berat Badan Lahir)
> 4 kg
e) Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir (BBL) < 2,5 kg
b. Faktor risiko yang bisa di ubah
a) Kegemukan
b) (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria
> 90 cm dan Perempuan > 80cm)
c) Kurang aktivitas fisik
d) Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250
mg/dl
e) Riwayat penyakit jantung
f) Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)
g) Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah
serat)
4. Komplikasi diabetes melitus
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah
b. Gangguan mata/penglihatan
c. Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki
d. Gangguan ginjal
5. Pencegahan
a. Mencegah komplikasi diabetes melitus
a) Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas
kesehatan.
b) Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up
c) Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah, kurangi
lemak, gula, dan makanan asin
d) Beraktivitas fisik secara teratur
e) Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
f) Periksa mata secara teratur
g) Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi,
dan luka pada bagian bawah kaki.
b. Mencegah diabetes melitus
a) Mempertahankan berat badan ideal
b) Rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari. Biasakan
beraktivitas dengan intensitas sedang setiap hari untuk
mengendalikan berat badan.
c) Makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari,
dan kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh.
d) Hindari penggunaan tembakau (merokok, tembakau kunyah)
dan hindari mengonsumsi alkohol
e) Kelola stres
f) Tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur
6. Kriteria diabetes melitus
Seseorang dikatakan diabetes mellitus, apabila:
a. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah
random/sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl.
b. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah puasa
(GDP) lebih dari 126 mg/dl.
c. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah 2 jam
pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/diabetes/diabetes-melitus/
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-gejala-diabetes
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-tidak-
bisa-diubah
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/6/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-
bisa-diubah
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/komplikasi-kronis-diabetes-melitus
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/7/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/4/apa-yang-dapat-dilakukan-untuk-mencegah-diabetes
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan(SAP) yang berjudul
“Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Diabetes Melitus
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. S dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. S
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes melitus
2. Menjelaskan apa saja faktor risiko diabetes melitus
3. Mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes melitus
4. Mengetahui bagaimana pencegahan diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala diabetes melitus
3. Faktor risiko diabetes melitus
4. Komplikasi diabetes melitus
5. Pencegahan diabetes melitus
6. Kriteria diabetes melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
3. Leaflet
4. Lembar bolak-balik
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:
1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala diabetes melitus
3. Faktor risiko diabetes melitus
4. Komplikasi diabetes melitus
5. Pencegahan diabetes melitus
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5
Menit
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan
pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
20
menit
1. Menjelaskan
pengertian
diabetes melitus
2. Menjelaskan
tanda dan gejala
diabetes melitus
3. Menjelaskan
faktor risiko
diabetes melitus
4. Menjelaskan
komplikasi
diabetes melitus
5. Menjelaskan
pencegahan
diabetes melitus
6. Menjelaskan
kriteria diabetes
melitus
1. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
6. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. Evaluasi 10
manit
2. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
1. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 10
menit
3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
1. Mendengarkan
dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Pengertian diabetes melitus
Suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah
yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan Glukosa darah
sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah.
Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana
kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin.
2. Tanda dan Gejala diabetes melitus
a. Sering buang air kecil
b. Rasa haus berlebihan
c. Berat dan turun drastis
d. Sering lapar
e. Luka sulit sembuh
f. Keletihan
g. Pandangan kabur
h. Kesemutan/mati rasa
3. Faktor risiko diabetes melitus
a. Faktor risiko yang tidak bisa di ubah
a) Usia ≥40 tahun
b) Mempunyai Riwayat keluarga menderita DM
c) Kehamilan dengan gula darah tinggi
d) Ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan (Berat Badan Lahir)
> 4 kg
e) Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir (BBL) < 2,5 kg
b. Faktor risiko yang bisa di ubah
a) Kegemukan
b) (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria >
90 cm dan Perempuan > 80cm)
c) Kurang aktivitas fisik
d) Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250
mg/dl
e) Riwayat penyakit jantung
f) Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)
g) Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah
serat)
4. Komplikasi diabetes melitus
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah
b. Gangguan mata/penglihatan
c. Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki
d. Gangguan ginjal
5. Pencegahan
a. Mencegah komplikasi diabetes melitus
a) Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas
kesehatan.
b) Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up
c) Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah,
kurangi lemak, gula, dan makanan asin
d) Beraktivitas fisik secara teratur
e) Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit
f) Periksa mata secara teratur
g) Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi,
dan luka pada bagian bawah kaki.
b. Mencegah diabetes melitus
a) Mempertahankan berat badan ideal
b) Rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari. Biasakan
beraktivitas dengan intensitas sedang setiap hari untuk
mengendalikan berat badan.
c) Makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari,
dan kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh.
d) Hindari penggunaan tembakau (merokok, tembakau kunyah)
dan hindari mengonsumsi alkohol
e) Kelola stres
f) Tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur
6. Kriteria diabetes melitus
Seseorang dikatakan diabetes mellitus, apabila:
a. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah
random/sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl.
b. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah puasa
(GDP) lebih dari 126 mg/dl.
c. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah 2 jam
pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/diabetes/diabetes-melitus/
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-gejala-diabetes
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/10/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-tidak-bisa-
diubah
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/6/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-bisa-diubah
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/komplikasi-
kronis-diabetes-melitus
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/7/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/4/apa-
yang-dapat-dilakukan-untuk-mencegah-diabetes
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
DIET DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Diet
Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Diet Diabetes Melitus
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diet Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. T dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. T
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan pengertian diet diabetes melitus
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Menjelaskan syarat diet
4. Menjelaskan bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Menjelaskan cara diet diabetes melitus
6. Menjelaskan jadwal makan diet diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian diet diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Cara diet diabetes melitus
6. Jadwal makan diet diabetes melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar bolak-balik
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:
1. Pengertian diet diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Cara diet diabetes melitus
6. Jadwal makan diet diabetes melitus
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
10
menit
1. Menjelaskan
pengertian diet
diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat
diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan
untuk diet diabetes
melitus
5. Cara diet diabetes
melitus
6. Jadwal makan diet
diabetes melitus
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Mendengarkan dan
memperhatikan
6. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Evaluasi 5 manit 1. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
1. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Pengertian diet diabetes melitus
Diet diabetes melitus adalah pengaturan pola makan sehat untuk
membantu mengontrol gula darah bagi penderita diabetes melitus.
Dalam diet ini diharuskan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang
paling sehat dalam porsi secukupnya dan mengacu pada jadwal makan
rutin.
2. Tujuan dan manfaat diet diabetes melitus
Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, sehingga membantu anda:
a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal.
b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif
c. Mencapai berat badan normal.
d. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan yang memadai
e. Mengusahakan agar penderita DM tetap dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya
f. Membantu menpercepat penyembuhan luka
g. Menghindari terjadinya komplikasi
h. Mengurangi keluhan-keluhan DM
3. Syarat Diet
a. Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan
dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, dan kelainan metabolic
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh
untuk menggunakannya. Pola makan seimbang harus tetap jadi
pertimbangan
c. Makanan cukup protein, karbohidrat, dan poitein
d. Makanan selingan pukul 10.00 & 21.00 diambil dari porsi makan
pagi dan sore.
4. Bahan makanan untuk diet DM
Semua bahan makanan boleh diberikan, kecuali:
a. Golongan makanan yang mengandung hidrat arang kompleks
dibatasi seperti: nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong,
talas, kentang, sagu, bulgur, mie, bihun, macaroni dan makanan lain
yang dibuat dari tepung-tepungan.
b. Gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni. Seperti:
gula pasir, gula jawa, permen, dodol, coklat, jam, madu, sirop,
limun, coca-cola, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake,
tart, buah dalam kaleng, dendeng, abon, dsb.
c. Bahan pemanis bisa diganti dengan menggunakan bukan
gula, tetapi mempunyai rasa manis, yaitu “Sakarin” (bahan ini 300 x
semanis gulapasir dan dapat diperoleh di Apotik dalam bentuk
tablet, tepung, kristalatau cairan)
5. Cara diet DM
a. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian
makanan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi anda.
b. Gunakan daftar penukar bahan makanan sehingga anda dapat
memilih bahan makanan yang disukai dan menyesuaikan dengan
menu keluarga.
c. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula
murni tidak diperbolehkan.
d. Batasilah penggunaan makanan sumber hidrat arang kompleks.
e. Makanlah sayuran dan buah secukupnya.
6. Jadwal Makan
a. Makanan Utama: 3x/ hari
b. Makanan Selingan/ Makanan Ringan: 2x/ hari
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/informasi-seputar-diet-diabetes-melitus-yang-wajib-anda-
ketahui
https://www.slideshare.net/atikazzahra/pola-makan-pada-diabet
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
DIET DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Diet
Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Diet Diabetes Melitus
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang DietDiabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. S dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. S
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan pengertian diet diabetes melitus
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Menjelaskan syarat diet
4. Menjelaskan bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Menjelaskan cara diet diabetes melitus
6. Menjelaskan jadwal makan diet diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian diet diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Cara diet diabetes melitus
6. Jadwal makan diet diabetes melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar bolak-balik
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:
1. Pengertian diet diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus
5. Cara diet diabetes melitus
6. Jadwal makan diet diabetes melitus
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
20
menit
1. Menjelaskan
pengertian diet
diabetes melitus
2. Tujuan dan manfaat
diabetes melitus
3. Syarat diet
4. Bahan makanan
untuk diet diabetes
melitus
5. Cara diet diabetes
melitus
6. Jadwal makan diet
diabetes melitus
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Mendengarkan dan
memperhatikan
6. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Evaluasi 10
manit
1. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
1. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 10
menit
1. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Pengertian diet diabetes melitus
Diet diabetes melitus adalah pengaturan pola makan sehat untuk
membantu mengontrol gula darah bagi penderita diabetes melitus.
Dalam diet ini diharuskan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang
paling sehat dalam porsi secukupnya dan mengacu pada jadwal makan
rutin.
2. Tujuan dan manfaat diet diabetes melitus
Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, sehingga membantu anda:
a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal.
b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif
c. Mencapai berat badan normal.
d. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan yang memadai
e. Mengusahakan agar penderita DM tetap dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya
f. Membantu menpercepat penyembuhan luka
g. Menghindari terjadinya komplikasi
h. Mengurangi keluhan-keluhan DM
3. Syarat Diet
a. Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan
dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, dan kelainan metabolic
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh
untuk menggunakannya. Pola makan seimbang harus tetap jadi
pertimbangan
c. Makanan cukup protein, karbohidrat, dan poitein
d. Makanan selingan pukul 10.00 & 21.00 diambil dari porsi makan
pagi dan sore.
4. Bahan makanan untuk diet DM
Semua bahan makanan boleh diberikan, kecuali:
a. Golongan makanan yang mengandung hidrat arang kompleks
dibatasi seperti: nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong,
talas, kentang, sagu, bulgur, mie, bihun, macaroni dan makanan lain
yang dibuat dari tepung-tepungan.
b. Gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni. Seperti:
gula pasir, gula jawa, permen, dodol, coklat, jam, madu, sirop,
limun, coca-cola, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake,
tart, buah dalam kaleng, dendeng, abon, dsb.
c. Bahan pemanis bisa diganti dengan menggunakan bukan
gula, tetapi mempunyai rasa manis, yaitu “Sakarin” (bahan ini 300 x
semanis gulapasir dan dapat diperoleh di Apotik dalam bentuk
tablet, tepung, kristalatau cairan)
5. Cara diet DM
a. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian
makanan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi anda.
b. Gunakan daftar penukar bahan makanan sehingga anda dapat
memilih bahan makanan yang disukai dan menyesuaikan dengan
menu keluarga.
c. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula
murni tidak diperbolehkan.
d. Batasilah penggunaan makanan sumber hidrat arang kompleks.
e. Makanlah sayuran dan buah secukupnya.
6. Jadwal Makan
a. Makanan Utama: 3x/ hari
b. Makanan Selingan/ Makanan Ringan: 2x/ hari
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sehatq.com/artikel/informasi-seputar-diet-diabetes-melitus-yang-wajib-anda-
ketahui
https://www.slideshare.net/atikazzahra/pola-makan-pada-diabet
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
PERAWATAN KAKI DIABETES
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul
“Perawatan Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Perawatan Kaki Diabetes
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Perawatan Kaki Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. T dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. T
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan dan melakukan car perawatan kaki
C. Materi
1. Perawatan kaki diabetes
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Brosur
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:
1. Cara perawatan kaki diabetes
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
10
menit
1. Menjelaskan cara
perawatan kaki
diabetes
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Evaluasi 5 manit 2. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
2. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering
agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena
akan lembab dan dapat menimbulkan jamur
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak
untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki
mengalami luka
DAFTAR PUSTAKA
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/cara-perawatan-
kaki-diabetes
1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan
sabun mandi
2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada
daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi
retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan
lembab dan dapat menimbulkan jamur
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal
jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit,
kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk
melindungi kaki agar tidak terjadi luka
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai
dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan
ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada
kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan
kain atau kassa bersih.
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera
ke Dokter bila kaki mengalami luka
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
PERAWATAN KAKI DIABETES
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul
“Perawatan Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Perawatan Kaki Diabetes
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Perawatan Kaki Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. S dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. S
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan dan melakukan car perawatan kaki
C. Materi
1. Perawatan kaki diabetes
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Brosur
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:
1. Cara perawatan kaki diabetes
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
10
menit
1. Menjelaskan cara
perawatan kaki
diabetes
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Evaluasi 5 manit 1. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
1. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering
agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena
akan lembab dan dapat menimbulkan jamur
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak
untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.
8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki
mengalami luka
DAFTAR PUSTAKA
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/cara-perawatan-
kaki-diabetes
9. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan
sabun mandi
10. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada
daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi
retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan
lembab dan dapat menimbulkan jamur
11. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk
normal jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit,
kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
12. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk
melindungi kaki agar tidak terjadi luka
13. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai
dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan
ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari
14. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada
kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri
15. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan
kain atau kassa bersih.
16. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera
ke Dokter bila kaki mengalami luka
SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN
SENAM KAKI DIABETES
Disusun Oleh:
Wahyuni Dina Rumisni
P07220118108
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Senam
Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang
membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih
mengetahui dan mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara
penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.
Balikpapan, Agustus 2021
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan: Senam Kaki Diabetes
Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Senam Kaki Diabetes
Waktu: 45 menit
Sasaran: Ny. T dan Keluarga
Tempat: Rumah Ny. T
A. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga
mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes
melitus.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus
diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan dan melakukan cara senam kaki diabetes
C. Materi
1. Senam kaki diabetes
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demostrasi
E. Media
1. Brosur
F. Evaluasi
Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:
1. Cara melakukan senam kaki diabetes
G. Sumber
1. Internet
H. Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
2. Penyampaian
materi
10
menit
1. Menjelaskan cara
melakukan senam
kaki diabetes
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Demonstrasi 15
menit
1. Menonton dan
mempraktekan
senam kaki
diabetes
2. Mendemonstrasikan
senam kaki diabetes
4. Evaluasi 10
manit
2. Mengajukan
beberapa
pertanyaan untuk
evaluasi
2. Menjawab
pertanyaan
5. Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
I. Uraian Materi
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat
otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
(deformitas)
1. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk,
dan tidur
2. Senam kaki dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan
sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat kaki dan menurunkan kaki.
3. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat
memutar keluar atau kedalam. Selain itu gerakan mencengkram
dan meluruskan jari-jari kaki juga menjadi bagian dari senam kaki
Diabetes.
4. Latihan senam kaki Diabetes dapat dilakukan setiap hari secara
teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga
maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan
senam kaki Diabetes.
5. Latihan senam kaki Diabetes dapat dilakukan setiap hari secara
teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga
maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan
senam kaki Diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus
/page/7/lakukan-senam-kaki-diabetes-secara-rutin-dimana-saja-sambil-bersantai