KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN ...

243
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK BALIKPAPAN TAHUN 2021 Disusun Oleh: WAHYUNI DINA RUMISNI P07220118108 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA 2021

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN ...

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES

MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK

BALIKPAPAN TAHUN 2021

Disusun Oleh:

WAHYUNI DINA RUMISNI

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2021

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES

MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK

BALIKPAPAN TAHUN 2021

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperwatan (Amd.Kep) Pada Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Disusun Oleh:

WAHYUNI DINA RUMISNI

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2021

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

1. Nama : Wahyuni Dina Rumisni

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 23 Juni 2000

4. Agama : Kristen

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. Alamat : Jl. Sepinggan Baru I RT.17 No.26

B. Riwayat Pendidikan

1. 2006 – 2012 : SDN 025 Balikpapan Selatan

2. 2012 – 2015 : SMP N 5 Balikpapan Selatan

3. 2015 – 2018 : SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA

Balikpapan Utara

4. 2018-2021 : Poltekkes Kemenkes Kaltim

vi

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES

MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA RAPAK

BALIKPAPAN TAHUN 2021

Pendahuluan: Keluarga di implikasikan menjadi unit pelayanan karena masalah

kesehatan keluarga saling berhubungan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat

mempengaruhi keluarga adalah penyakit diabetes melitus karena menjadi salah satu

dari berbagai penyakit yang mengancam hidup banyak orang. Penelitian ini

bertujuan untuk mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatan keluarga

dengan Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan.

Metode: penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

Hasil dan Pembahasan: Hasil dari pengkajian ditemukan perbedaan antara kedua

klien terdapat tingkat pengetahuan yang berbeda dan dukungan keluarga yang

berbeda pula. Dalam penegakan diagnosa keperawatan terdapat dua diagnosa yang

berdeda yaitu defisit pengetahuan dan kesiapan peningkatan pengetahuan serta

adapun diagnosa yang sama antara kedua klien yaitu risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah. Hasil evaluasi dari masalah keperawatan kedua klien teratasi dalam

lima kali kunjungan.

Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan hasil evaluasi masalah keperawatan dapat

teratasi karena klien mampu mengikuti tindakan sesuai prosedur. Studi kasus ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan tentang asuhan

keperawatan keluarga dengan diabetes melitus bagi peneliti, diharapkan menambah

keluasan ilmu bagi perkembangan ilmu keperwatan dan diharapkan keluarga dapat

menerapkan intervensi yang telah diberikan.

Kata Kunci: Diabetes Melitus, Asuhan Keperawatan Keluarga

vii

ABSTRACT

FAMILY NURSING CARE WITH DIABETES

MELITUS IN THE WORK AREA OF THE MUARA RAPAK HEALTH

CENTER BALIKPAPAN 2021

Introduction: The family is implied to be a service unit because family health

problems are interconnected. One of the health problems that can affect families is

diabetes mellitus because it is one of the various diseases that threaten the lives of

many people. This study aims to study and understand nursing care for families

with diabetes mellitus in the working area of the Muara Rapak Health Center

Balikpapan.

Methods: This research uses a descriptive method in the form of a case study to

explore the problem of nursing care for families with diabetes mellitus in the

working area of Muara Rapak Health Center Balikpapan. The approach used is a

family nursing care approach which includes assessment, nursing diagnoses,

planning, action, and evaluation.

Results and Discussion: The results of the study found differences between the

two clients, there were different levels of knowledge and different family support.

In establishing nursing diagnoses, there are two different diagnoses, namely

knowledge deficit and readiness to increase knowledge and the same diagnosis

between the two clients is the risk of unstable blood glucose levels. The results of

the evaluation of the nursing problems of the two clients were resolved in five visits.

Conclusions and Suggestions: Based on the results of the evaluation of nursing

problems can be resolved because the client is able to follow the action according

to the procedure. This case study is expected to increase knowledge and insight

about nursing care for families with diabetes mellitus for researchers, it is expected

to increase the breadth of knowledge for the development of nursing science and it

is hoped that families can apply the interventions that have been given.

Keywords: Diabetes Mellitus, Family Nursing

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam

rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Samarinda Jurusan Keperawatan yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah

Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021”.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan

kepada:

1. Dr. H Supriadi B., S.Kp., M.Kep., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kaltim

2. Hj. Umi kalsum,S.Pd., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kaltim

3. Ns. Andi Lis AG, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim

4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung jawab

Prodi D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kaltim.

5. Ns. Rahmawati Shoufiah, S.ST., M.Pd, selaku Pembimbing I dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

ix

6. Ns. Asnah, S.Kep., M.Pd, selaku Pembimbing II dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah.

7. Keluarga yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman satu bimbingan Karya Tulis Ilmiah yang telah berjuang bersama-

sama penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan

manfaat secara ilmiah.

Samarinda, 13 September 2021

Penulis

Wahyuni Dina Rumisni

NIM: P07220118108

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN SAMPUL DALAM…………………………………...………….….i

SURAT PERNYATAAN....................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

1. Tujuan umum ..................................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6

1. Bagi Peneliti ....................................................................................................... 6

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ............................................................. 7

3. Bagi Institusi ....................................................................................................... 7

4. Bagi Keluarga ..................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis .......................................................................................... 8

xi

1. Definisi ............................................................................................................... 8

2. Etiologi ............................................................................................................... 8

3. Klasifikasi Klinis .............................................................................................. 10

4. Klasifikasi Resiko Statistik .............................................................................. 11

5. Patofisiologi ...................................................................................................... 11

6. Manifestasi Klinis ............................................................................................. 13

7. Pathway Diabetes Melitus ................................................................................ 16

8. Penatalaksanaan ................................................................................................ 17

B. Konsep Keluarga .............................................................................................. 19

1. Definisi Keluarga ............................................................................................. 19

2. Tipe Keluarga ................................................................................................... 19

3. Fungsi Keluarga ............................................................................................... 21

4. Tahap Perkembangan Keluarga ........................................................................ 22

5. Peran Perawat Keluarga ................................................................................... 25

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................................... 28

1. Pengkajian Keperawatan .................................................................................. 28

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 32

3. Perencanaan Keperawatan ................................................................................ 38

4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ................................................................ 44

5. Evaluasi Keperawatan ...................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan (Desain Penelitan) ......................................................................... 48

B. Subyek Penelitian ............................................................................................. 48

xii

C. Batasan Istilah (Definisi Operasional) ............................................................. 49

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 49

E. Prosedur Penelitian ........................................................................................... 50

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 51

G. Uji Keabsahan Data .......................................................................................... 53

H. Analisis Data .................................................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 55

1. Pengkajian ........................................................................................................ 55

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 66

3. Intervensi Keperawatan .................................................................................... 70

4. Implementasi Keperawatan .............................................................................. 75

5. Evaluasi Keperawatan ...................................................................................... 85

B. Pembahasan ...................................................................................................... 92

1. Pengkajian ........................................................................................................ 92

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 93

3. Intervensi Keperawatan .................................................................................... 97

4. Implementasi keperawatan ............................................................................. 100

5. Evaluasi Keperawatan .................................................................................... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 105

B. Saran ............................................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 108

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Terpilih Diabetes Melitus Saat Diagnosis...………14

Tabel 2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga....……………………………………..32

Tabel 2.3 Pioritas Masalah...................………………………...…………….…..36

Tabel 2.4 Interevensi Keperawatan Keluarga………………………………........39

Tabel 4.1 Anamnesa Keluarga Pada Klien 1 dan 2 dengan Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak………………...………........55

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien 1 dan 2………………………………..60

Tabel 4.3 Analisis Data Keluarga Klien 1 dan 2………………………………....62

Tabel 4.4 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1……………………...66

Tabel 4.5 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1……………………...67

Tabel 4.6 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2……………………...68

Tabel 4.7 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2……………………...79

Tabel 4.8 Prioritas Diagnosa Keperawatan………………………………........…70

Tabel 4.9 Interevensi Keperawatan Keluarga………………………………........70

Tabel 4.10 Implementasi Keperawatan Keluarga………………………………..75

Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Keluarga………………………………..........85

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Pathway Diabetes Melitus……...……………………………...….16

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Format Pengkajian Keperawatan Keluarga

Lampiran 3 Pre Planning Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. T Dengan

Diabetes Melitus

Lampiran 4 Pre Planning Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S Dengan

Diabetes Melitus

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan Klien 1

Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Klien 2

Lampiran 7 Satuan Acara Penyuluhan Diabetes Melitus

Lampiran 8 Satuan Acara Penyuluhan Diet Diabetes Melitus

Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Kaki

Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Senam Kaki Diabetik

Lampiran 11 Lembar Konsul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga ialah komponen terkecil dari masyarakat yang di dalamnya

mencakup kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di

suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling membutuhkan satu sama

lain dan juga memiliki keterkaitan (Setiawan, 2021). Keluarga di implikasikan

menjadi unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berhubungan

serta saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan akan

mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekelilingnya atau masyarakat secara

keseluruhan (Kemenkes dalam Hartati et al., 2018).

Salah satu masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi keluarga adalah

penyakit diabetes melitus yang biasanya dikenal dengan sebutan kencing manis

karena dapat menurunkan produktivitas penderita penyakit tersebut. Diabetes

melitus ialah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara kronis atau

berlangsung selama bertahun-tahun karena tubuh tidak memiliki hormon insulin

yang cukup oleh karena gangguan terhadap sekresi insulin dan hormon insulin

yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau bisa terjadi karena keduanya

(World Health Organization dalam Alhogbi, 2017).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurun-

2

an sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular makrovaskuler, dan neuropati (Sudoyo dalam Nurarif & Kusuma,

2016).

Selain itu diabetes melitus juga menjadi salah satu dari berbagai penyakit

yang mengancam hidup banyak orang. Laporan statistik dari International

Diabetes Federation (IDF) mengatakan, ada sekitar 230 juta penderita diabetes

di dunia. Angka tersebut terus meningkat sekitar 3% pertahunnya atau setara

dengan 7 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penderita diabetes akan menginjak

angka 350 juta jiwa pada tahun 2025. Setengah dari angka tersebut berada di

Asia terutama India, China, Pakistan dan Indonesia (Izati, 2017).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, hasil

prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua

umur di Indonesia sebesar 1,5%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter

tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta (2,6%), DI Yogyakarta (2,4%),

Sulawesi Utara (2,3), Kalimantan Timur (2,3%).

Sedangkan prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada

penduduk yang berumur ≥ 15 tahun menurut provinsi di dapatkan hasil tertinggi

terdapat di provinsi Kalimantan Timur dan DI Yogyakarta dengan presentase

masing-masing 3,1%. Prevalensi diabetes melitus pada perempuan cenderung

lebih tinggi dari pada laki-laki dan meningkat sesuai dengan bertambahnya

umur, namun mulai umur ≥ 75 tahun cenderung menurun. Prevalensi diabetes

melitus di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada pedesaan (Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, 2018).

3

Penderita Diabetes Melitus di Kota Balikpapan berada di peringkat keempat

dari sepuluh kasus penyakit terbesar di Kota Balikpapan pada tahun 2019 dengan

jumlah sebanyak 13.302 kasus, sedangkan yang pertama adalah penyakit infeksi

saluran pernafasan akut (ISPA) dengan jumlah 66.592 kasus, yang kedua adalah

penyakit diabetes melitus dengan jumlah 48.098 kasus, dan yang ketiga yaitu

penyakit dyspepsia sebanyak 16.108 kasus (Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,

2019).

Diabetes tipe I disebabkan oleh rusaknya sel β yang akhirnya menyebabkan

kekurangan insulin secara absolut. Sel β rusak disebabkan sistem autoimun.

Sementara itu, diabetes tipe II penyebabnya bervariasi mulai dari faktor genetik

dan faktor lingkungan seperti kelebihan input kalori, kegemukan atau obesitas,

dan kurang berolah raga (Purwakusumah dkk, 2018).

Penyebab dari diabetes melitus juga dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu

faktor keturunan, obesitas (kegemukan), mengkonsumsi makan instan, kelainan

hormon, tekanan darah tinggi, angka triglycerid yang tinggi, merokok, setres,

terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, kerusakan sel pankreas, level

kolestrol yang tinggi, kelainan hormon (Apriatmoko & Sari, 2019).

Masalah keperawatan yang mungkin muncul dari keluarga yang anggota

keluarganya menderita penyakit diabetes melitus antara lain adalah manajemen

kesehatan keluarga tidak efektif, risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah,

defisit pengetahuan dan sebagainya (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

4

Pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan pencegahan dalam

mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes melitus (Chen dalam

Kusnanto et al., 2019).

Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus (Azis dkk, 2020) didapatkan

hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di perlukan dalam merubah gaya

hidup, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang ditandai

dengan kurang mengetahui tentang diabetes melitus. Sebagian besar mengalami

gejala diabetes melitus namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda

dari diabetes melitus. Mereka juga tidak mengetahui faktor risiko yang dapat

meningkatkan kadar gula. Dan disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dan gaya hidup penderita diabetes melitus pada

pasien yang berobat di puskesmas meo meo.

Selain itu adapula penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan melakukan kontrol rutin di Puskesmas Asemrowo, Kedungdoro,

Tanah Kalikedinding, Klampis Ngasem dan Jagir Surabaya tingkat kepatuhan

melakukan kontrol rutin dengan dukungan keluarga baik didapatkan hasil uji

statistik dengan menggunakan Chi Square melalui SPSS diperoleh derajat

signifikan sebesar p = 0,000 dengan menetapkan derajat signifikansi α = ≤ 0,05.

Besar p-value pada penelitian ini <0,05 sehingga dapat dikatakan ada hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan melakukan

kontrol rutin (Choirunnisa, 2018).

5

Dalam mengatasi masalah pada keluarga yang anggota keluarganya

menderita diabetes melitus terdapat peran perawat keluarga yang sangat

diperlukan untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan

dengan meningkatkan aktivitas kemandirian keluarga serta kesanggupan

keluarga melakukan peran keluarga. Adapun peran perawat dalam memebantu

keluarga yang anggota keluarganya menderita diabetes melitus yaitu sebagai

fasilitator dalam memberikan edukasi, melakukan pengaturan makan (diet) yang

baik, menyarankan olahraga yang baik dan obat-obatan dalam memberikan

asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada

penderita diabetes melitus (Izati, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan pada Puskesmas muara rapak didapatkan

data dari tanggal 01-01-2020 sampai 31-12-2020 untuk prevalensi kasus

diabetes melitus sebanyak 72 orang yang terdiri dari 61 orang berjenis kelamin

laki-laki dan 11 orang perempuan. Usia 60-69 tahun merupakan data dengan

kasus diabetes terbanyak sekitar 33 orang.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka peneliti

tertarik mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun

2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

6

Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun

2021?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan

Diabetes Melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkaji keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

c. Menyusun perencanaan keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus

di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

d. Melaksanakan intervensi keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus

di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus di

Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan informasi bagi peneliti tentang asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah diabetes delitus, selain itu tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi

salah satu cara peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di dalam

7

perkuliahan khususnya Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes

Melitus kedalam praktik nyata.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dan

pengetahuan dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan

Diabetes Melitus.

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber pembelajaran

di jurusan Keperawatan Kalimantan Timur khususnya mengenai penerapan

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Diabetes Melitus.

4. Bagi Keluarga

Keluarga diharapkan lebih meningkatkan pemberian dukungan keluarga

terhadap penderita Diabetes Melitus sehingga penderita merasa lebih aman,

nyaman dan terhindar dari stress dalam menghadapi penyakitnya.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi

insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan

komplikasi kronis mikrovaskular makrovaskuler, dan neuropati (Sudoyo

dalam Nurarif & Kusuma, 2016).

Diabetes melitus ialah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

kronis atau menahun karena tubuh tidak memiliki hormon insulin yang cukup

oleh karena gangguan terhadap sekresi insulin dan hormon insulin yang tidak

bekerja sebagaimana mestinya atau bisa terjadi karena keduanya (World

Health Organization dalam Alhogbi, 2017).

2. Etiologi

Diabetes tipe I disebabkan oleh rusaknya sel β yang akhirnya me-

nyebabkan kekurangan insulin secara absolut. Sel β rusak disebabkan sistem

autoimun. Umumnya tipe diabetes ini diderita oleh anak-anak atau orang

dewasa muda. Penderita penyakit diabetes tipe ini perlu menyuntikkan insulin

atau memakai pompa insulin agar gula darah dapat terangkut ke dalam sel

dan tidak tertimbun yang menyebabkan keracunan tubuh. Pemberian obat ya-

9

ng meningkatkan sekrest insulin tidak akan memberikan manfaat yang

signifikan karena sel β yang rusak tidak lagi memproduksi insulin.

Sementara itu, diabetes tipe 2 penyebabnya bervariasi mulai dari faktor

genetik dan faktor lingkungan seperti kelebihan input kalori, kegemukan atau

obesitas, dan kurang berolah raga. Pankreas penderita diabetes tipe ini

biasanya masih mampu menghasilkan insulin, tetapi kurang efektif dalam

membawa gula darah masuk ke dalam sel. Penderita diabetes tipe ini

umumnya berusia di atas 40 tahun dan secara umum berat badannya berlebih.

Tipe diabetes jenis ini paling banyak terjadi di Indonesia (kurang lebih 90%

dari total penderita diabetes) (Purwakusumah dkk, 2018).

Menurut Nurarif & Kusuma, (2016) etiologi dari diabetes melitus tipe I

dan tipe II adalah:

a. Diabetes Melitus tipe I

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-

sel beta pancreas yang disebabkan oleh:

a) Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe Itu sendin, tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah

terjadinya diabetes tipe I

b) Faktor imunologi (autoimun)

c) Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta

b. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistengi insulin.

10

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II:

usia, obesitas, riwayat dan keluarga.

3. Klasifikasi Klinis

a. Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai

oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta

pancreas karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin

tidak ada sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan

insulin dari luar

b. Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai

oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel

beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin)

c. Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang

ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel

beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang

jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan diabetes melitus

d. Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang

ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel

beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang

jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan diabetes melitus

(Luwiharto & Ginanti, 2020).

11

4. Klasifikasi Resiko Statistik

a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

b. Berpotensi menderita kelainan glukosa (Nurarif & Kusuma, 2016).

5. Patofisiologi

a. Diabetes tipe I

Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan

insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses

autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak

terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak

dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan

menimbulkan hiperglikemia prosprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak

dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya

glukosa tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika glukosa yang

berlebihan di eksresikan ke dalam urin, eksresi ini akan disertai

pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan

diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien

akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus

(polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menganggu metabolisme protein

dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat

mengalami peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya

simpanan kalori.

12

Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan

normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glikosa yang

disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam-

asam amino dan substansi lain). Namun pada penderita defisiensi insulin,

proses ini kan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut

menimbilkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak

yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan

produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang

menganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.

Ketoasidosis yang disebabkannya dapat menyebabkan tanda-tanda

dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas

berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perunahan

kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan

elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan

metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis.

Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering

merupakan komponen terapi yang penting (Smeltzer & Bare, 2015).

b. Diabetes Tipe II

Pada penderita diabetes tipe II toleransi glukosa terganggu, keadaan

ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun

demikian, jika sel-sel β tidak mampu mengimbangi peningkatan

kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi

13

DM tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri

khas DM tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat

untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang

menyertainya. Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe

2. Meskipun demikian, DM tipe 2 yang tidak terkontrol akan menimbulkan

masalah akut lainnya seperti sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non-

Ketotik (HHNK)

Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama

bertahun- tahun) dan progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan

tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering

bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka

pada kulit yang lama-lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur

(jika kadar glukosanya sangat tinggi). Salah satu konsekuensi tidak

terdeteksinya penyakit DM selama bertahun-tahun adalah terjadinya

komplikasi DM jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati

perifer, kelainan vaskuler perifer) mungkin sudah terjadi sebelum

diagnosis ditegakkan (Smeltzer & Bare, 2015).

6. Manifestasi Klinis

Peningkatan kadar glukosa darah, disebut hiperglikemia, mengarah

kepada manifestasi klinis umum yang berhubungan dengan DM. Pada DM

Tipe 1, onset manifestasi klinis mungkin tidak kentara dengan kemungkinan

situasi yang mengancam hidup yang biasanya terjadi (misal, ketoasidosis

diabetikum). Pada DM tipe 2, onset manifestasi klinis mungkin berkembang

14

secara bertahap yang klien mungkin mencatat sedikit atau tanpa manifestasi

klinis selama beberapa tahun. Manifestasi klinis DM adalah peningkatan

frekuensi buang air kecil (poliuria), peningkatan rasa haus dan minum

(polidipsi) dan karena penyakit berkembang, penurunan berat badan

meskipun lapar dan peningkatan makan (polifagi).

Tabel 2.1

Manifestasi Klinis Terpilih Diabetes Melitus Saat Diagnosis

Manifestasi

Klinis

Dasar Patofisiologi DM

Tipe 1

DM

Tipe 2

Manifestasi

Utama

Poliuria*(sering

BAK)

Air tidak diserap kembali oleh

tubulus ginjal sekunder untuk

aktivitas osmotik glukosa

mengarah kepada kehilangan air,

glukosa dan elektrolit

+++ +

Polifagi*(haus

berlebihan)

Dehidrasi sekunder terhadap

poliuria menyebabkan haus

++ +

Polifagi*(lapar

berlebihan)

Kelaparan sekunder terhadap

katabolisme jaringan menyebabkan

rasa lapar

++ +

Penurunan berat

badan

Kehilangan awal sekunder

terhadap penipisan simpapan air,

++ -

15

glukosa, dan trigliserid ;

kehilangan kronis sekunder

terhadap penurunan massa otot

karena asam amino dialihkan untuk

membentuk glukosa dan keton

Pandangan kaur

berulang

Sekunder terhadap paparan kronis

retina dan lensa mata terhadap

cairan hiperosmolar

+ ++

Pruritus, infeksi

kulit, viginitis

Infeksi jamur dan bakteri pada kulit

terlihat lebih umum, hasil

penelititan masih bertentangan

+ ++

Sel hati mengubah simpanan glikogennya kembali ke glukosa

(glikogenolisis) dan meningkatkan biosintesis glukosa (glukoneogenesis).

Sayangnya, namun, respons ini memperberat situasi dengan meningkatnya

kadar glukosa darah bahkan lebih tinggi. Etiologi dan Faktor Risiko:

Penyebab umum ketoasidosis diabetik termasuk berikut: memakai terlalu

sedikit insulin, mangkir menggunakan insulin, ketidakmampuan memenuhi

peningkatan kebutuhan insulin yang dibuat oleh pembedahan, trauma,

kehamilan, stres, pubertas atau infeksi. Berkembangnya resistansi insulin

melalui kehadiran antibodi insulin (Maria, 2021).

16

7. Pathway Diabetes Melitus

Sumber: Modifikasi Nurarif, 2016 dan SDKI

17

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diabetes melitus dapat berupa penatalaksanaan

farmakologi dan nonfarmakologi yang keduanya dapat dilakukan bersamaan

untuk optimalisasi kondisi klien.

a. Penatalaksanaan farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi merupakan pengobatan yang dilakukan

dalam rangka menurunkan atau mempertahankan kadar glukosa darah

tetap dalam rentang normal. Pemberian pengobatan terbagi menjadi dua

yaitu pengobatan insulin dan anti diabetik oral. Klien dapat menggunakan

salah satu atau kombinasi dari kedua terapi tersebut. Insulin diberikan

untuk mengganti dan mencukupkan jumlah insulin dalam darah. Terapi

insulin diberikan baik pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2, namun

biasanya terbanyak diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Insulin

yang diberikan merupakan insulin yang serupa dengan insulin manusia.

Jenis insulin terbagi berdasarkan waktu kerjanya rapid acting, short

acting, intermediate acting, dan long acting.

Secara umum anti diabetic oral diberikan pada pasien diabetes melitus

tipe 2. Medikasi terdiri dari beberapa jenis yaitu a-glukosidase inhibitor.

thiazolidinediones, biguanida, sulfonylurea, amylin analogs. Jenis

aglukosidase inhibitor menghambat absorbsi glukosa pada saluran

pencernaan. Amylin analogs akan meningkatkan sekresi insulin dan

menurunkan sekresi glucagon, serta menghambat absorbsi glukosa pada

saluran pencernaan. Sulfonylurea bekerja dengan menstimulasi sel beta

18

pancreas untuk meningkatkan sekresi insulin. Biguanide dapat

meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, menghambat produksi

glukosa olch hati. Thiazolidinediones bekerja menghambat produksi

glukosa oleh hati dan meningkatkan aksi dari insulin ( Hinkle & Cheever;

Black & Hawks,: Lewis, Bucher, Heitkemper, & Harding dalam

Jainurakhma dkk, 2021).

b. Penatalaksanaan nonfarmakologi

Penatalaksanaan nonfarmakologi terdiri dari terapi nutrisi, aktivitas

dan latihan, pemeriksaan glukosa mandiri, dan edukasi berkelanjutan.

Pengaturan nutrisi yang baik pada pasien dapat menurunkan kadar glukosa

darah dan kadar lemak dalam darah sehingga dapat mencegah peningkatan

berat badan serta mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Pasien

perlu mengetahui kebutuhan kalori per hari dan distribusi dari kalori

tersebut. Kalori yang disarankan adalah karbohidrat 50-60%, lemak 20-

30%, dan protein 10-20%. (Moattari. Ghobadi, Beigi, & Pishdad,

Ignatavicius & Workman, Hinkle & Cheever dalam Jainurakhma dkk,

2021). Di Indonesia pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan di

posyandu lansia sesuai dengan program pengelolaan penyakit kronis

(PROLANIS)

Sementara klien juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik

sekurang-kurangnya 30 menit dalam sehari dan dilakukan selama 5 hari

dalam seminggu sebagai upaya menurunkan dan mencegah kenaikan

kadar glukosa darah (ADA; Handelsman, et al.; Kementrian Kesehatan

19

dalam Jainurakhma dkk, 2021). Edukasi juga dibutuhkan dalam

mempertahankan kondisi dan mencegah komplikasi. Hasil penelitian

(Frisca, Redjeki, & Supardi. 2019) memperlihatkan adanya peningkatan

perilaku perawatan kaki yang signifikan setelah diberikan edukasi selama

8 minggu. Sementara penelitian lain (Frisca, Arco, Daeli. & Wibowo.

2019) memperlihatkan terjadi peningkatan pemahaman pada masyarakat

terkait dengan peduli diabetes melitus (dalam Janes; Jainurakhma dkk,

2021)

B. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Peranan keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang

berhubungan dengan pribadiu dalam posisi dan situasi tertentu. Dalam

peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiawan, 2021).

2. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,

ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

20

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,

paman-bibi).

Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya

rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua di atas

berkembang menjadi:

1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.

Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh

gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui

sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya

cenderung hidup sendiri untuk membesarkan anak anaknya.

2) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri

dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau

ditinggal pasangannya.

3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).

4) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa

pernah menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di

Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh

pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.

5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital

heterosexual cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah

kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh

21

pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meski pun usia pasangan

tersebut telah tua demi status anak-anaknya.

6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin şama

(gay and lesbian family)(Suprajitno, 2004).

3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat lima fungsi keluarga

yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi afektif

Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan

psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka

keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk

sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan

tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.

b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,

karena individu secara lanjut mengubah perilaku mereka sebagai respon

terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi

merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh

seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran

peran-peran sosial.

22

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan

kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan

anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan

dari fungsi perawatan kesehatan.

4. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman & Marylin (2010)

adalah sebagai berikut:

a. Tahap I (Keluarga dengan pasangan baru)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru

dengan perg erakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan

intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas

perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang

memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis

dengan jaringan kekerabatan, perencanaan keluarga.

23

b. Tahap II (Childbearing family)

Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai berusia

30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci

menjadi siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan tahap II adalah

membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil

(menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki

hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan dan

kebutuhan berbagai keluarga, mempertahankan hubungan pernikahan

yang memuaskan, memperluas hubungan dengan hubungan dengan

keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang tua dan menjadi

kakek/nenek.

c. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama

berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat

ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan

suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara

perempuan. Tugas perkembangan keluarga tahap III adalah memenuhi

kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi dan keamanan

yang memadai, menyosialisasikan anak, mengintegrasi anak kecil

sebagai anggota keluarga baru sementara tetap memenuhi kebutuhan

anak lain, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga dan

diluar keluarga.

24

d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam

waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai

pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota

keluarga maksimal dan hubungan keluarga pada tahap ini juga maksimal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV adalah menyosialisasikan

anak- anak termasuk meningkatkan restasi, mempertahankan hubungan

pernikahan yang memuaskan.

e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau

perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung

selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak

meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal

dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada

keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga

untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar

dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.

f. Tahap VI (keluarga melepaskan anak dewasa muda)

Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya

anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya

rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas

keluarga pada tahap ini adalah memperluas lingkaran keluarga terhadap

anak dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang

berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbarui

25

dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orang tua

suami dan istri yang sudah menua dan sakit.

g. Tahap VII (Orang tua paruh baya)

Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika

anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau

kematian salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap

ini adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,

mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara

orangtua yang telah menua dan anak mereka, memperkuat hubungan

pernikahan.

h. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun

salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan

pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan lain. Tujuan

perkembangan tahap keluarga ini adalah mempertahankan penataan

kehidupan yang memuaskan.

5. Peran Perawat Keluarga

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga yaitu

(Hanson dalam Widago, Wahyu ; Resnayati, 2019):

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga ag-

ar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara

mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.

26

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan

yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan

untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu

agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. Melakukan koordinasi

pelayanan kesehatan yang diterima keluarga dan kolaborasi dengan

keluarga menyusun perencanaan. Sebagai penghubung sumber-sumber

yang dibutuhkan klien.

c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik

maupun dirumah sakit bertanggungjawab dalam memberikan perawatan

langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota

keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga

asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat

melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.

d. Pengawas Kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit

atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasikan atau

melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

e. Advokat (Penasehat)

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masa-

lah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka

hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus

27

bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Memberdayakan keluarga untuk

berbicara tentang dirinya, melindungi keluarga untuk memperoleh hak

akan kesehatan serta membuat keluarga lebih responsif terhadap

kebutuhannya.

f. Kolaborator

Perawat harus bekerjasama dengan pelayanan puskesmas atau rumah

sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap

kesehatan yang optimal.

g. Fasilitator

Peran perawat disini membantu keluarga di dalam menghadapi

kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Kendala yang sering

dialami keluarga adalah keraguan di dalam menggunakan pelayanan

kesehatan; masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan

peran fasilitator dengan baik maka perawat harus mengetahui sistem

pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan jaminan kesehatan.

h. Penemu Kasus

Peran perawat yang juga sangat penting yaitu mengidentifikasi

masalah kesehatan sedini mungkin yang terjadi pada keluarga sehingga

tidak terjadi komplikasi, kecacatan dan kematian.

i. Modifikasi Lingkungan

Perawat juga dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah

maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang

sehat.

28

j. Role model

Perawat menjadi contoh peran bagi orang lain.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi

manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan

situasi penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan promosi

kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan

data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses

keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang

masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah

klien (Kholifah & Widagdo, 2016).

Menurut Depkes RI dalam buku PPSDM Keperawatan Keluarga dan

Komunitas Komprehensif (2017). Pengkajian keperawatan merupakan proses

pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang

klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah,

serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.

29

Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status

keluarga adalah:

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala

keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas nama atau

inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur, hubungan dengan kepala

keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan

genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).

2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku

bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa

terkait dengan kesehatan.

4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status

sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak

hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk mengunjungi

tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio

30

juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula

penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.

7) Analisis masalah kesehatan Indvidu.

b. Data Pengkajian Individu yang Sakit

Nama individu yang sakit, Sumber dana kesehatan, diagnosa medik,

rujukan dokter/RS, pemeriksaan fisik (keadaan umum, sistem tubuh),

status mental, kebutuhan istirahat dan tidur, Perawatan diri sehari-hari,

kebersihan diri, komunikasi dan budaya.

c. Data Penunjang Keluarga

1) Kondisi Rumah dan Sanitasi Lingkungan

Kondisi rumah, ventilasi, pencahayaan rumah, saluran buang limbah,

sumber air bersih, jamban memenuhi syarat, tempat sampah, rasio luas

bangunan dengan jumlah anggota keluarga.

2) PHBS di Rumah Tangga.

3) Pertolongan persalinan, ASI ekslusif, menimbang balita, air bersih, cuci

tangan, pembuangan sampah, lingkungan rumah, konsumsi lauk pauk,

buah dan sayur, pemberantasan jentik, jamban sehat, aktifitas fisik,

perilaku merokok.

d. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, identifikasi tingkat

keseriusan masalah pada keluarga, persepsi keluarga terhadap masalah.

31

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

a) Sejauh mana keluarga mengerti sifat dan luasnya masalah.

b) Masalah dirasakan keluarga?

c) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami?

d) Takut akan akibat?

e) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan?

f) Fasilitas kesehatan terjangkau?

g) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan?

h) Informasi yang salah?

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit?

b) Cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga.

c) Cara pencegahan.

d) Sikap keluarga terhadap anggota yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

lingkungan fisik, lingkungan psikologis.

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

a) Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi oleh keluarga

b) Frekuensi kunjungan

c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.

d) Pengalaman tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan.

32

e. Tingkat Kemandirian Keluarga

Tabel 2.2 Tingkat Kemandirian Keluarga

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon

klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2017).

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua respon

individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau

potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai

tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua

diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data diartikan sebagai

definisi karakteristik. Definisi karakteristik dinamakan” Tanda dan gejala”,

Tanda adalah sesuatu yang dapat di observasi dan gejala adalah sesuatu yang

33

dirasakan oleh klien. Diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan

tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi perawat (Nanda dalam

(Kholifah & Widagdo, 2016).

Kategori diagnosis keperawatan keluarga antara lain sebagai berikut:

a. Diagnosa keperawatan aktual

Diagnosa keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah

keperawatan sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah

keperawatan sudah dapat ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil

pengkajian keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan

Diagnosa keperawatan ini adalah diagnosa promosi kesehatan yang

dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Kategori diagnosa

keperawatan keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga

sudah baik dan mengarah pada kemajuan.

c. Diagnosa keperawatan risiko

Diagnosa keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan risiko,

yaitu menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau

proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu,

keluarga, dan komunitas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang

berkontribusi pada peningkatan kerentanan.

d. Diagnosa keperawatan sejahtera

Diagnosa keperawatan keluarga yang terakhir adalah diagnosis

keperawatan sejahtera. Diagnosis ini menggambarkan respon manusia

34

terhadap level kesejahteraan individu, keluarga, dan komunitas, yang

telah memiliki kesiapan meningkatkan status kesehatan mereka.

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada

sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).

Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

1) Persepsi terhadap keparahan penyakit.

2) Pengertian.

3) Tanda dan gejala.

4) Faktor penyebab.

5) Persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah.

2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah

yang dialami.

3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan informasi yang salah.

5) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

6) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit.

7) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

8) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga.

35

9) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

c. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

1) Keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.

2) Pentingnya higyene sanitasi.

3) Upaya pencegahan penyakit.

d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

1) Keberadaan fasilitas kesehatan.

2) Keuntungan yang didapat.

3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.

4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.

5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

1) Keberadaan fasilitas kesehatan.

2) Keuntungan yang didapat.

3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.

4) Pengalaman keluarga yang kurang baik.

5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,

selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan

bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang

dimiliki keluarga.

36

Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :

1. Sifat Masalah(Aktual): Masalah sudah terjadi dan memerlukan tindakan

secepatnya

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah (tinggi): Adanya sumber dana

keluarga, adanya esempatan keluarga untuk menyiapkan makanan, adanya

fasilitas kesehatan, adanya tenaga kesehatan/perawat

3. Potensi untuk dapat dicegah (tinggi): masalah belum lama terjadi dan

dapat dicegah atau diatasi dengan pendidikan kesehatan

4. Menonjolnya masalah: Keluarga menyadari adanya masalah dan ingin

segera mengatasi

Tabel 2.3 Prioritas Masalah

No. Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat Masalah :

a. Aktual

b. Resiko

c. Tinggi

3

2

1

1

2. Kemungkinan Masalah dapat diubah :

a. Tinggi

b. Sedang

c. Rendah

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah :

a. Mudah

b. Cukup

c. Tidak dapat

3

2

1

1

4. Menonjolnya Masalah :

37

a. Masalah dirasakan perlu segera

ditangani

b. masalah tidak segera diatasi

c. masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Penentuan Nilai (Skoring) :

Skor

Angka Tertinggi

X Nilai Bobot

Cara melakukan penilaian :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan

masalah diabetes melitus berdasarkan standar diagnosa keperawatan

Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), antara lain:

a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan (D.0115).

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan (D.0111).

c. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0113).

d. Keletihan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan (D.0129).

38

e. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0111).

f. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (D.0129).

3. Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian,

diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga,

dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative

dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,

atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat

keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan

oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,

keluarga dan komunitas. Perencanaan keperawatan atau intervensi

keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang

didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis unuk mencapai luaran

(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

39

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Kriteria Standar

1. Manajemen

kesehatan

keluarga tidak

efektif b.d

ketidakmampu

an keluarga

mengambil

keputusan

(D.0115)

Tujuan Umum:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan

manajemen

kesehatan keluarga

(L.12105)

Meningkat

Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan keluarga

mampu mengambil

keputusan

Verbal

Psikomo

tor

1. Klien dan

keluarga

mampu

menggunak

an fasilitas

kesehatan

yang ada

dalam

lingkungan

keluarga

2. Klien dan

keluarga

siap dan

mampu

mengambil

keputusan

dalam

masalah

kesehatan

keluarga

nya

Dukungan

keluarga

merencanakan

perawatan

(I.13477)

Definisi:

memfasilitasi

perencanaan

pelaksanaan

perawatan

kesehatan

keluarga

Tindakan:

Observasi:

a. Identifikasi

kebutuhan dan

harapan

keluarga

tentang

kesehatan

b. Identifikasi

konsekuensi

tidak

melakukan

tindakan

bersama

keluarga

c. Identifikasi

sumber-

sumber yang

dimiliki

keluarga

d. Identifikasi

tindakan yang

dapat

dilakukan

keluarga

Terapeutik:

a. Motivasi

pengembangan

sikap dan

emosi yang

mendukung

upaya

kesehatan

b. Gunakan

sarana dan

fasilitas yang

40

ada dalam

keluarga

c. Ciptakan

perubahan

lingkungan

rumah secara

optimal

Edukasi:

a. Informasikan

fasilitas

kesehatan

yang ada di

lingkungan

keluarga

b. Anjurkan

menggunakan

fasilitas

kesehatan

yang ada

c. Ajarkan cara

perawatan

yang bisa

dilakukan

keluarga

2. Defisit

pengetahuan

b.d

ketidakmampu

an keluarga

mengenal

masalah

kesehatan

(D.0111)

Tujuan Umum:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan tingkat

pengetahuan

(L.12111) klien dan

keluarga meningkat

Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan,

diharapkan keluarga

mampu mengenal

masalah kesehatan.

Verbal

dan

kognitif

1. Klien dan

keluarga

siap dan

mampu

menerima

informasi

2. Klien dan

keluarga

mampu

menyebutk

an tentang

penyakit

diabetes

melitus

Edukasi proses

penyakit

(I.12444)

Definis:

memberikan

informasi tentang

mekanisme

munculnya

penyakit dan

menimbulkan

tanda dan gejala

yang mengganggu

kesehatan tubuh

pasien.

Tindakan:

Observasi:

a. Identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

informasi

Terapeutik:

a. Sediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

b. Jadwalkan

pendidikan

kesehatan

41

sesuai

kesepakatan

c. Berikan

kesempatan

untuk bertanya

Edukasi:

a. Jelaskan

penyebab dan

faktor risiko

penyakit

b. Jelaskan

proses

patofisiologi

munculnya

penyakit

c. Jelaskan tanda

dan gejala

yang

ditimbulkan

oleh penyakit

Jelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

d. Ajarkan cara

meredakan

atau mengatasi

gejala yang

dirasakan

e. Ajarkan cara

meminimalkan

efek samping

dari Intervensi

atau

pengobatan

f. Informasikan

kondisi pasien

saat ini

g. Anjurkan

melapor jika

merasakan

tanda dan

gejala

memberat atau

tidak biasa

3. Risiko

ketidakstabila

n kadar

glukosa darah

b.d

ketidakmampu

an keluarga

mengenal

Tujuan Umum:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan

kestabilan kadar

glukosa darah

(L.03022)

Verbal

dan

kognitif

1. Klien dan

keluarga

siap dan

mampu

menerima

informasi

2. Klien dan

keluarga

Edukasi diet

(I.12369)

Definisi:

mengajarkan

jumlah, jenis dan

jadwal asupan

makanan yang di

programkan.

42

masalah

kesehatan

(D.0038)

meningkat

Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan,

diharapkan keluarga

mampu mengenal

masalah kesehatan.

mampu

melakukan

anjuran-

anjuran

yang

disarankan

Tindakan:

Observasi:

a. Identifikasi

kemeampuan

pasien dan

keluarga

menerima

informasi

b. Identifikasi

tingkat

pengetahuan

saat ini

c. Identifikasi

pola makan

saat ini dan

masa lalu

d. Identifikasi

persepsi pasien

dan keluarga

tentang diet

yang

diprogramkan

e. Identifikasi

keterbatasan

finansial untuk

menyediakan

makanan

Terapeutik:

a. Persiapkan

materi, media

dan alat peraga

b. Jadwalkan

waktu yang

tepat untuk

memberikan

pendidkan

kesehatan

c. Berikan

kesempatan

pasien dan

keluarga untuk

bertanya

d. Sediakan

rencana makan

tertulis, jika

perlu

Edukasi:

a. Jelaskan tujuan

kepatuhan diet

terhadap

kesehatan

b. Informasikan

makanan yang

diperbolehkan

dan dilarang

43

c. Informasikan

interaksi obat

dan makanan,

jika perlu

d. Anjurkan

mempertahank

an posisi semi

fowler 20-30

menit setelah

makan

e. Anjurkan

mengganti

bahan

makanan

sesuai dengan

diet yang

diprogramkan

f. Anjurkan

melakukan

olahraga sesuai

toleransi

g. Ajarkan cara

membaca label

dan cara

memilih

makanan yang

sesuai

h. Ajarkan cara

merencanakan

makanan yang

sesuai dengan

diet, jika perlu

Kolaborasi:

a. Rujuk ke ahli

gizi dan

sertakan

keluarga, jika

perlu

4. Risiko

Gangguan

integritas

kulit/ jaringan

b.d

ketidakmampu

an keluarga

mengenal

masalah

kesehatan

(D.0139)

Tujuan Umum:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan kontrol

risiko (L.14128)

meningkat

Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan,

diharapkan keluarga

mampu mengenal

masalah kesehatan

Verbal

Dan

kognitif

1. Klien dan

keluarga

siap dan

mampu

menerima

informasi

2. Klien dan

keluarga

mampu

melakukan

anjuran-

anjuran

yang

disarankan

Edukasi

Perawatan kulit

(I.12426)

Definisi:

memberika

informasi untuk

memperbaiki dan

meningkatkan

integritas jaringan

kulit.

Tindakan:

Observasi:

a. Identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

informasi

44

Terapeutik:

a. Sediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

b. Jadwalkan

pendidikan

kesehatan

sesuai

kesepakatan

c. Berikan

kesempatan

untukbertanya

Edukasi:

a. Anjurkan

menggunakan

tabir surya saat

berada di luar

rumah

b. Anjurkan

minum cukup

cairan

c. Anjurkan

mandi dan

menggunakan

sabun

secukupnya

d. Anjurkan

menggunakan

pelembab

e. Anjurkan

melapor jika

ada lesi kulit

yang tidak

biasa

4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Menurut (Sari, 2019) Implementasi juga merupakan pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar

sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan

kognitif intelektual, kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan

keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi

45

harus berpusatkepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi

kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan

komunikasi. Beberapa tujuan Implementasi Keperawatan adalah sebagai

berikut:

a. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya

dievaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang

singkat.

b. Mempertahankan daya tahan tubuh.

c. Mencegah komplikasi.

d. Menemukan perubahan sistem tubuh.

e. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien.

f. Implementasi pesan dokter.

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi

rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga

dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk

dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk: mengenal masalah

kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan

yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi

kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota

keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat

(Sudiharto dalam Izati, 2017).

46

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut (Setiadi, 2012) evaluasi adalah perbandingan yang sistematis

dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga

dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:

a. Evaluasi Formatif (Proses)

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan

hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah

perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai

keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan

evaluasi formatif ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah

SOAP:

1) S (subjektif): Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien

yang afasia.

2) O (objektif): Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh

perawat.

3) A (analisis): Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis

atau dikaji dari data subjektif dan data objektif.

4) P (perencanaan: Perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan

keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang dengan

tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien.

47

b. Evaluasi Sumatif (Hasil)

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua

aktivitas proses keperawatan selesi dilakukan. Evaluasi sumatif ini

bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah

diberikan. Ada 3 kemungkinan evaluasi yang terkait dengan pencapaian

tujuan keperawatan (Setiadi, 2012), yaitu:

1) Tujuan tercapai atau masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan

sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien

masih dalam proses pencapaian tujuan jika klien menunjukkan

perubahan pada sebagian kriteria yang telah ditetapkan.

3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya

menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan (Desain Penelitan)

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes melitus

di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi

pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam studi kasus keperawatan ini

menggunakan responden dari keluarga dengan kasus yang akan diteliti secara

rinci dan mendalam. Adapun subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah dua

responden dengan kasus yang sama pada dua keluarga berbeda yang anggota

keluarganya memiliki masalah kesehatan diabetes melitus. Adapun kriteria

inklusi dan eksklusi yang dijadikan patokan dalam penelitian studi kasus ini,

yaitu:

1. Kriteria Inklusi

a. Keluarga yang anggota keluarganya memiliki penyakit diabetes melitus

b. Klien dan keluarga bersedia menjadi responden selama penelitian studi

kasus berlangsung

c. Klien dan keluarga kooperatif dalam melakukan asuhan keperawatan

keluarga

49

2. Kriteria eksklusi

a. Klien yang berada di luar wilyah kerja puskesmas muara rapak

b. Klien dan keluarga tidak bersedia menjadi responden

C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses kegiatan dalam praktik

keperawatan dengan sasaran klien dan keluarga yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami dengan pendekatan proses

keperawatan melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi

keperawatan.

Diabetes melitus ialah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia. Pada kasus ini, dalam menentukan individu tersebut memiliki

penyakit diabetes melitus harus melalui anamnesa dan pemeriksaan penunjang

serta telah di diagnosis diabetes melitus oleh dokter kemudian tercatat dalam

rekam medis pasien di puskesmas muara rapak.

Studi kasus ini dilakukan dengan menggunakan rangkaian proses asuhan

keperawatan keluarga untuk melakukan penyelesaian masalah kesehatan

keluarga dengan diagnosa diabetes melitus melalui pengkajian, menetapkan

diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan, melakukan tindakan

keperawatan keluarga dan melakukan evaluasi.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Studi kasus ini dilakukan pada klien dan keluarga dengan diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak.

50

b. Waktu

Studi kasus ini dilakukan menyesuaikan dengan jadwal dan target

keberhasilan tindakan. Lama waktu 1 sampai 2 minggu (dengan 3 kali

kunjungan dalam 1 minggu).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Mahasiswa melakukan penyusunan proposal mengenai kasus yang akan

diteliti.

2. Mahasiswa melakukan ujian proposal, setelah proposal disetujui oleh

penguji maka penelitian akan dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan

data.

3. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kaltim mengirimkan surat ke

Puskesmas Muara Rapak.

4. Setalah surat dari Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kaltim telah

di terima dan di setujui puskesmas, maka mahasiswa baru dapat melakukan

studi kasus.

5. Mahasiswa melapor kepada kepala puskesmas dan perceptor puskesmas.

6. Bersama kepala puskesmas dan perceptor mahasiswa menentukan klien

studi kasus sesuai dengan kriteria inklusi.

7. Mahasiswa melakukan bina hubungan saling percaya kepada klien dan

keluarga yang telah ditentukan kemudian memberikan informasi singkat

mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian studi kasus terhadap responden

51

dalam keikut sertaan dan partisipasi responden di dalam penelitian studi

kasus.

8. Setelah responden setuju menjadi subyek penelitian, kemudian mahasiswa

melakukan pengkajian kepada klien melalui pengisian format pengkajian,

wawancara dan observasi.

9. Setelah pengkajian, mahasiswa mengumpulkan data fokus untuk

menegakkan diagnosa.

10. Mahasiswa membuat intervensi asuhan keperawatan keluarga.

11. Mahasiswa melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun.

12. Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun.

13. Mahasiswa melakukan dokumentasi keperawatan.

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan, antara lain:

a) Wawancara

Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi

melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang

diteliti(Selamet dalam Sarwo Edi, 2016). Jadi tindakan wawancara yang

diterapkan adalah dalam pengkajian anamnesis yang bersumber dari

pasien ataupun keluarga pasien.

52

b) Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan

cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi

penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan

kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan

(Syafnidawanty, 2020). Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan

tubuh pasien untuk menentukan ada atau tidaknya masalah fisik. Tujuan

pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi valid tentang

kesehatan pasien. Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis

dan menyusun informasi yangterkumpul menjadi suatu penilaian

komprehensif. Empat prinsip kardinal pemeriksaan fisik meliputi: melihat

(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan

(auskultasi). Dapat ditambah dengan yang kelima yaitu

membau/smelling(Dr. Sugiarto, dr. et al., 2018).

c) Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan suatu data atau informasi

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi dalam

penelitian ini adalah dengan melihat hasil dari pemeriksaan diagnostik dan

data lain yang relevan, seperti hasil laboratorium, radiologi.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format asuhan

53

keperawatan keluarga sesuai ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

G. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk membuktikan

kualitas data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga

menghasilkan data dengan validitas tinggi. Selain itu, keabsahan data dilakukan

dengan memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan, sumber informasi

tambahan menggunakan triangulasi data dalam pengumpulan data.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada.

H. Analisis Data

Setelah mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi selanjutnya menggunakan analisis data. Analisis data dilakukan

sejak peneliti di lahan penelitian, sewaktu pengumpulan data sampai dengan

semua data terkumpul. Teknik analisis dapat dilakukan dengan cara

mengumpulkan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.

Kemudian dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya dikumpulkan oleh peneliti, data yang

dikumpulkan tersebut dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data

subjektif adalah data yang didapatkan dari klien berupa suatu pendapat terhadap

suatu situasi atau kejadian. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat di

54

observasi dan diukur, yang diperoleh menggunakan panca indera (melihat,

mendengar, mencium, dan meraba) selama pemeriksaan fisik.

Dari data tersebut, selanjutnya peneliti menegakkan diagnosa keperawatan.

Kemudian peneliti menyusun intervensi atau rencana keperawatan, melakukan

implementasi atau pelaksanaan serta mengevaluasi asuhan keperawatan

keluarga yang telah diberikan kepada klien dan keluarga.

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil studi kasus beserta pembahasannya yang

meliputi penjabaran data pengkajian serta analisa mengenai asuhan keperawatan

keluarga dengan diabetes melitus di Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Utara.

Adapun hasilnya akan di uraikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes

melitus, adapun lokasi tempat tinggal klien 1 dan 2 sama, yaitu di wilayah kerja

di Puskesmas Muara Rapak. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengkajian

a. Hasil Anamnesis Keluarga

Tabel 4.1

Anamnesis Keluarga pada Klien 1 dan 2 dengan diabetes melitus

di wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

Data Anamnesis Keluarga 1 Ny.T Keluarga 2 Ny.S

Data Keluarga Nama kepala keluarga: Tn. N

Usia: 42 tahun

Pendidikan terakhir: SMA

Pekerjaan: supir ojek online

Alamat: Jl. Inpres II No.41

Rt.18 Balikpapan Utara.

Agama: Islam

Suku: Jawa

Bahasa sehari-hari: bahasa

Indonesia

Pelayanan kesehatan yang

terdekat ialah Puskesmas Muara

Rapak dengan jarak kurang

lebih sekitar 1 km. Alat

transportasi yang digunakan

ialah kendaraan pribadi.

Nama kepala keluarga: Tn. M

Usia: 30 tahun

Pendidikan terakhir: SMA

Pekerjaan: Karyawan swasta

Alamat: Jl. Klamono 3 No.69

Rt.56 Balikpapan Utara

Agama: Islam

Suku: Jawa

Bahasa sehari-hari: bahasa

Indonesia

Pelayanan kesehatan yang

terdekat ialah Puskesmas Muara

Rapak dengan jarak kurang lebih

sekitar 1 km. Alat transpotasi

yang digunakan ialah kendaraan

pribadi.

56

Data Keluarga

Tambahan

Tn. N 42 Tahun Sebagai KK,

pendidikan terakhir SMA, saat

ini bekerja sebagai supir ojek

online, status imunisasi lengkap,

dengan penampilan umum

sehat, tidak ada riwayat alergi,

penampilan umum: baik, status

kesehatan saat ini: sehat. Saat

dikaji tekanan darah

120/80mmHg, Nadi: 80x/mnt,

Respirasi:18x/mnt, Suhu:36,3oC

TB:175 cm, BB:85kg.

Ny. T, umur 65 tahun, sebagai

ibu mertua dari KK, pendidikan

terakhir SD, saat ini tidak

bekerja, status imunisasi dasar

lengkap, penampilan umum

lemah, status kesehatan saat ini

sakit, riwayat penyakit diabetes

melitus, tidak ada alergi,

penampilan umum: lemah,

status kesehatan saat ini: sakit.

Saat dikaji tekanan darah

120/70 mmHg, Nadi: 87x/mnt,

Respirasi:22x/mnt,

Suhu:36,5oC, TB: 150 cm, BB:

54 kg.

Ny. I umur 39 tahun, sebagai

istri dari KK, pendidikan

terakhir SLTA, saat ini bekerja

sebagai pegawai koperasi, status

imunisasi lengkap, dengan

penampilan umum sehat, tidak

ada riwayat alergi, penampilan

umum: baik, status kesehatan

saat ini: sehat. Saat dikaji

tekanan darah 110/70mmHg,

Nadi: 77x/mnt,

Respirasi:20x/mnt, Suhu:36oC

TB:156 cm, BB:60kg.

Nn. Y umur 16 tahun, sebagai

anak tunggal, pendidikan

terakhir SMP, saat ini masih

pelajar, status imunisasi lengkap

dengan penampilam umum

sehat, tidak ada riwayat alergi,

penampilan umum: baik, status

kesehatan saat ini: sehat. Saat

dikaji tekanan darah

120/70mmHg, Nadi: 85x/mnt,

Respirasi:20x/mnt, Suhu:36,5oC

TB:166 cm, BB:50kg.

Tn. M 30 Tahun Sebagai KK,

pendidikan terakhir SMA, saat ini

bekerja sebagai karyawan swasta,

status imunisasi lengkap, dengan

penampilan umum sehat, tidak

ada riwayat alergi, penampilan

umum: baik, status kesehatan saat

ini: sehat.

Ny. S, umur 62 tahun, sebagai ibu

dari KK, pendidikan terakhir

SMP, pekerjaan saat ini

wirausaha, status imunisasi dasar

lengkap, penampilan umum

normal, status kesehatan saat ini

sakit, riwayat penyakit diabetes

melitus, tidak ada alergi,

penampilan umum: baik, status

kesehatan saat ini: sakit. Saat

dikaji tekanan darah 110/70

mmHg, Nadi: 90x/mnt,

Respirasi:20x/mnt, Suhu:36,2oC

TB: 153 cm, BB: 55 kg.

Ny. F umur 28 tahun, sebagai istri

dari KK, saat ini tidak bekerja,

status imunisasi lengkap, dengan

penampilan umum sehat, tidak

ada riwayat alergi, penampilan

umum: baik, status kesehatan saat

ini: sehat. Saat dikaji tekanan

darah 120/80mmHg, Nadi:

80x/mnt, Respirasi:18x/mnt,

Suhu:36oC TB:156 cm, BB:49kg.

57

Genogram Keterangan:

: Meninggal

: Laki-laki

:

Perempuan

: Klien

-----:

Tinggal

Serumah

Keterangan:

: Meninggal

: Laki-

laki

:

Perempuan

: Klien

------ :

Tinggal

Serumah

Tipe keluarga Tipe keluarga Tn. N adalah

keluarga besar (extended

family) yaitu keluarga inti

ditambah dengan anggota

keluarga lain yang masih

mempunyai hubung-

an darah (Nenek Nn.Y/ ibu dari

Ny.I)

Tipe keluarga Tn. M adalah

keluarga besar (extended family)

yaitu keluarga inti ditambah

dengan anggota keluarga lain

yang masih mempunyai hubung-

an darah (Ibu dari Tn. M)

Riwayat dan

Tahap

Perkembangan

Keluarga

Tahap perkembangan keluarga

Tn. N saat ini yaitu tahap V

(keluarga dengan anak remaja)

dan Tahap VIII (keluarga lansia

dan pensiun)

Tahap perkembangan keluarga

Tn. M saat ini yaitu tahap I

(keluarga dengan pasangan baru)

dan tahap VIII (keluarga lansia

dan pensiun)

Rumah dan

Sanitasi

Lingkungan

Rumah yang ditempati keluarga

Tn. N berukuran ± 18 x 6 m² dan

milik sendiri. Kondisi rumah

baik dan rumah terdiri dari 1

lantai dengan lantai keramik,

terdapat ruang tamu, ruang

tengah, dapur, 3 kamar tidur, 1

WC, dan tampak bersih.

Penataan peralatan rumah tangga

cukup rapi. Ventilasi dan

pencahayaan rumah cukup baik.

Keluarga memiliki kamar mandi

sendiri dan jamban sendiri

dengan keadaan yang cukup

bersih, saluran buang limbah

cukup baik. Sumber air berasal

dari PDAM. Air tidak berwarna,

tidak berasa, tidak berbau.

Terdapat bak sampah disekitar

rumah.

Rumah yang ditempati keluarga

Tn. M berukuran ± 8 x 18 m² dan

milik sendiri. Kondisi rumah baik

dan rumah terdiri dari 1 lantai

dengan lantai keramik, terdapat

ruang tamu, ruang tengah, dapur,

3 kamar tidur, 1 WC, dan tampak

bersih. Penataan peralatan rumah

tangga cukup rapi. Ventilasi dan

pencahayaan rumah cukup baik.

Keluarga memiliki kamar mandi

sendiri dan jamban sendiri dengan

keadaan yang cukup bersih,

saluran buang limbah cukup baik.

Sumber air berasal dari PDAM.

Air tidak berwarna, tidak berasa,

tidak berbau. Terdapat bak

sampah disekitar rumah.

PHBS di

Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga Tn. N

sudah cukup baik. Hal itu

dibuktikan dengan keluarga

menggunakan air bersih untuk

makan dan minum,

menggunakan air bersih untuk

kebersihan diri, mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun,

PHBS di rumah tangga Tn. M

cukup baik. Hal itu dibuktikan

dengan keluarga menggunakan air

bersih untuk makan dan minum,

menggunakan air bersih untuk

kebersihan diri, mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun,

melakukan pembuangan sampah

58

melakukan pembuangan sampah

pada tempatnya, menjaga

lingkungan rumah tampak

bersih, mengkonsumsi lauk dan

pauk setiap hari, buah-buahan

tetapi tidak setiap hari,

menggunakan jamban sehat,

memberantas jentik, dan

melakukan aktivitas setiap hari.

Namun untuk Tn. N terkadang

masih suka merokok di dalam

rumah.

pada tempatnya, menjaga

lingkungan rumah tampak bersih,

mengkonsumsi lauk dan pauk

setiap hari, buah-buahan hampir

setiap hari, menggunakan jamban

sehat, memberantas jentik, dan

melakukan aktivitas setiap hari.

Struktur

Keluarga

Pola komunikasi keluarga Tn. N

sudah cukup baik, terbukti jika

ada masalah keluarga saling

musyawarah dan segera

menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk struktur peran Tn. N

sebagai kepala keluarga

sekaligus sebagai motivator

dalam keluarga serta penentu

dalam setiap keputusan.

Ny. T sebagai ibu mertua dari

kepala keluarga memiliki peran

sebagai penasehat karena

dituakan dalam keluarga.

Ny. I sebagai istri dari kepala

keluarga memiliki peran

mempertahankan komunikasi

dalam keluarga, penyeimbang

dalam keluarga serta

bertanggung jawab pada

kehidupan rumah tangga. Nn. Y

sebagai anak satu-satunya

sehingga menjadi anak

kesayangan dalam keluarga serta

penghilang lelah Tn. N dan Ny. I

serta kerap berperan membantu

mencarikan kebutuhan Ny. T/

neneknya.

Nilai yang dianut oleh keluarga

yaitu saling menghormati satu

sama lain, menghormati yang

lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda.

Pola komunikasi keluarga Tn. M

sudah cukup baik, terbukti jika ada

masalah keluarga saling

musyawarah dan segera

menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk struktur peran Tn. M

sebagai kepala keluarga sekaligus

sebagai motivator dalam keluarga

serta penentu dalam setiap

keputusan.

Ny. S sebagai ibu dari kepala

keluarga memiliki peran sebagai

penasehat karena dituakan dalam

keluarga dan terkadang masih

membantu kehidupan rumah

tangga karena Ny. S sangat

menyayangi menantunya.

Ny. F sebagai istri dari kepala

keluarga memiliki peran

mempertahankan komunikasi

dalam keluarga, penyeimbang

dalam keluarga, membantu

menjaga dan merawat Ny. S serta

bertanggung jawab pada

kehidupan rumah tangga.

Nilai yang dianut oleh keluarga

yaitu saling menghormati satu

sama lain, menghormati yang

lebih tua dan menyayangi yang

lebih muda.

Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif

Dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga yang lain

sangat baik. Jika ada aggota

keluarga yang sakit

khususnya pada Ny. T maka

anggota keluarga saling

membantu.

a. Fungsi Afektif

Dukungan keluarga terhadap

anggota anggota keluarga yang

lain sangat baik. Jika ada aggota

keluarga yang sakit khususnya

pada Ny. S maka anggota

keluarga saling membantu.

b. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn. M selalu

diajarkan oleh Ny. S untuk

59

b. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn. N selalu

mengajarkan untuk

bagaimana berperilaku sesuai

dengan ajaran agama yang

dianutya serta norma-norma

yang berlaku di masyarakat

dalam melakukan interaksi

sosial di kehidupan sehari-

sehari, ketika berada di

rumah, lingkungan sekitar

tempat tinggalnya dan tempat

lain.

c. Fungsi Perawatan Keluarga

Tn. N mengatakan Ny. T

sering di antarkan untuk

melakukan kontrol kesehatan

dan menebus obat bulanan di

puskesmas.

d. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak Ny. I hanya 1

orang dan melakukan KB

IUD

e. Fungsi Ekonomi

Menurut Ny. I penghasilan

dirinya sebagai pegawai

koperasi dan Tn. N dari hasil

ojek sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-

hari dan membiayai anak serta

ibunya. Ditambah lagi anak

Ny. T yang lain kerap

memberi uang pada ibunya.

bagaimana berperilaku yang

baik dalam berinteraksi dengan

orang sekitar sesuai dengan

ajaran agama yang dianutya dan

sesuai dengan nilai dan norma-

norma yang berlaku, serta di

aplikasikan dalam kehidupan

sehari-sehari di rumah,

lingkungan sekitar tempat

tinggalnya dan tempat lain.

c. Fungsi Perawatan Keluarga

Tn. M mengatakan Ny. S sering

di antarkan untuk melakukan

kontrol kesehatan dan menebus

obat bulanan di puskesmas.

d. Fungsi Reproduksi

Ny. F masih belum mempunyai

keturunan dan tidak

menggunakan KB

e. Fungsi Ekonomi

Menurut Ny. F penghasilan Tn.

M sebagai karyawan swasta

sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan

membiayai kebutuhannya dan

mertua. Ditambah lagi anak Ny.

S yang lain kerap memberi uang

pada ibunya dan terkadang Ny.

S masih berjualan jika ada

pesanan sebagai penghasilan

tambahan

Stress dan

Koping

Keluarga

Stress dan koping keluarga Tn.

N sudah cukup baik, jika ada

masalah keluarga menghadapi

dengan tenang dan

menyelesaikannya dengan

musyawarah serta tidak

ditemukan adanya cara-cara

penyelesaian masalah keluarga

dengan cara yang tidak baik/

maladaptive.

Stress dan koping keluarga Tn. M

sudah cukup baik, jika ada

masalah keluarga menghadapi

dengan tenang dan

menyelesaikannya dengan

musyawarah serta tidak

ditemukan adanya cara-cara

penyelesaian masalah keluarga

dengan cara yang tidak baik/

maladaptive.

Kemampuan

Keluarga

Melakukan

Tugas

Pemeliharaan

Kesehatan

Anggota

Keluarga

1. Keluarga memberikan

perhatian kepada anggota

keluarga yang sakit

khususnya kepada Ny. T

2. Keluarga Tn. N belum begitu

paham tentang penyakit Ny. T

3. Keluarga Tn. N belum

mengetahui pasti penyebab

penyakit dari Ny. T

4. Keluarga Tn. N belum

mengetahui tanda dan gejala

penyakit dari Ny. T

1. Keluarga memberikan perhatian

kepada anggota keluarga yang

sakit khususnya kepada Ny. S

2. Keluarga Ny. S mengatakan

mengetahui beberapa hal

tentang diabetes melitus tetapi

tidak mengetahui secara rinci

3. Keluarga Ny. S mengatakan

tidak mengetahui secara rinci

penyebab penyakit diabetes

melitus

60

5. Keluarga Tn. N belum

mengetahui komplikasi dari

penyakit Ny. T

6. Keluarga Ny. T mengatakan

tidak mengetahui tentang diet

diabetes melitus

7. Keluarga Ny. T mengatakan

tidak mempunyai pantangan

makan dan tidak membatasi

makanan apapun kepada Ny.

T

4. Keluarga Ny. S mengatakan

tidak mengetahui secara rinci

tanda dan gejala penyakit

diabetes melitus

5. Keluarga Ny. S mengatakan

tidak mengetahui secara rinci

faktor risiko serta komplikasi

tentang penyakit diabetes

melitus

6. Keluarga Ny. S mengatakan

tidak mengetahui tentang diet

diabetes melitus

7. Keluarga Ny. S mengatakan

tidak mempunyai pantangan

makan khususnya Ny. S

Interprestasi Data:

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga klien 1 dan

keluarga klien 2 ditemukan rumah, sanitasi lingkungan, perilaku hidup bersih

dan sehat yang baik dan juga terdapat struktur keluarga yang cukup baik tetapi

dalam kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan

keluarga klien 1 dan keluarga klien 2 ditemukan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit

b. Hasil Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.2

Hasil Pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2

Pemeriksaan Klien 1 Ny. T Klien 2 Ny, S

Tanda-tanda Vital Tekanan darah: 120/70mmHg

Suhu: 36,5˚ C

Respirasi: 22 x/menit

Nadi : 87 x/menit

Tekanan darah: 110/70mmHg

Suhu: 36,2˚ C

Respirasi: 20 x/menit

Nadi : 90 x/menit

Berat Badan 54 kg 55 kg

Tinggi Badan 150 cm 153 cm

Kesadaran Compos mentis Compos mentis

Kepala Rambut pendek, beruban, tidak

ada kelainan, penyebaran tidak

merata, tidak ada bekas luka

Rambut pendek, beruban, tidak

ada kelainan, penyebaran

merata, tidak ada bekas luka

Mata Sklera tidak ikterus, konjungtiva

tidak anemis

Sklera tidak ikterus, konjungtiva

tidak anemis

Telinga Bersih, tidak ada serumen, tidak

ada luka

Bersih, tidak ada serumen, tidak

ada luka

Hidung Tidak ada sekret Tidak ada sekret

61

Mulut Tidak ada stomatitis, gigi ada

yang berlubang dan tanggal,

uvula terletak simetris ditengah

Tidak ada stomatitis, gigi ada

yang berlubang dan tanggal,

uvula terletak simetris ditengah

Leher/tenggoroka

n

Tidak ada kesulita menelan,

tidak ada kelenjar tiroid, dan

tidak ada pembesaran limfe

Tidak ada kesulita menelan,

tidak ada kelenjar tiroid, dan

tidak ada pembesaran limfe

Dada dan paru-

paru

Pergerakan dada simetris,

vesikuler, tidak ada suara nafas

tambahan, tidak ada keluhan

sesak nafas,

Ronkhi (-)

Stridor (-)

Wheezing (-)

Tidak ada otot bantu pernapasan

Pergerakan dada simetris,

vesikuler, tidak ada suara nafas

tambahan, tidak ada keluhan

sesak nafas,

Ronkhi (-)

Stridor (-)

Wheezing (-)

Tidak ada otot bantu pernapasan

Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

massa abdomen, tidak nampak

bayangan pembuluh darah pada

abdomen, tidak bekas luka

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada

massa abdomen, tidak nampak

bayangan pembuluh darah pada

abdomen, tidak bekas luka

Genital Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Ekstremitas Kemampuan pergerakan sendi

lengan dan tungkai baik (pasien

mampu menggerakan dengan

bebas tanpa keluhan), kekuatan

otot baik 5 5 5 5 (Mampu

menahan dorongan dengan kuat)

Kemampuan pergerakan sendi

lengan dan tungkai baik (pasien

mampu menggerakan dengan

bebas tanpa keluhan), kekuatan

otot baik 5 5 5 5 (Mampu

menahan dorongan dengan kuat)

Kulit Warna kulit sawo matang, turgor

kulit baik, terdapat bekas luka,

tidak ada tand-tanda infeksi

Warna kulit sawo matang,

turgor kulit baik, terdapat bekas

luka, tidak ada tanda-tanda

infeksi

Pencernaan Tidak ada keluhan mual dan

muntah, nafsu makan kurang

baik, tidak ada alergi makanan,

kebiasaan makan dan minum

mandiri

Tidak ada keluhan mual dan

muntah, nafsu makan baik, tidak

ada alergi makanan, kebiasaan

makan dan minum mandiri

Nafsu makan Nafsu makan Ny.T menurun,

makan jika ingin dan pilih-pilih

makanan

Nafsu makan baik

Tidur dan istirahat Ny. T tidak memiliki masalah

pada jam tidur jam tidur sekitar

6-8 jam/hari

Ny. S tidak memiliki masalah

pada jam tidur, jam tidur sekitar

6-8 jam/hari

Interprestasi Data:

Dari hasil pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2 didapatkan hasil pada

klien 1 yaitu tekanan darah 120/70mmHg, nadi: 87x/menit, respirasi

rate:22x/menit, suhu tubuh:36,5oC, TB: 150 cm, BB: 54 kg dan pada klien 2

yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, TB: 153 cm, BB: 55 kg.

62

c. Analisa Data keluarga

Tabel 4.3

Analisa Data Keluarga Klien 1 dan Klien 2

N

o.

Klien 1 Klien 2

Analisa

Data

Etiologi Masalah Analisa

Data

Etiologi Masalah

1. Ds:

-Ny. T dan

keluarga

mengatakan

tidak begitu

paham

tentang

penyakit

diabetes

melitus

-Ny. T dan

keluarga

mengatakan

tidak

mengetahui

faktor

penyebab

penyakit

diabetes

melitus

-Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

tidak

mengetahui

tanda dan

gejala serta

komplikasi

yang terjadi

Do:

- Ny. T dan

keluarganya

tampak

antusias

menyambut

kedatangan

mahasiswa

perawat

-Ny. T dan

keluarganya

tampak

kooperatif

-Ny. T dan

keluarganya

tidak dapat

menjawab

Ketidakma

mpuan

keluarga

Tn. N

mengenal

masalah

kesehatan

Ny. T

Defisit

Pengetahuan

Ds:

-Ny. S dan

keluarga

mengatakan

mengetahui

beberapa hal

tentang

tentang

penyakit

diabetes

melitus

-Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

mengetahui

pengertian,

penyebab,

faktor risiko

serta

komplikasi

tentang

penyakit

diabetes

melitus

tetapi tidak

secara rinci

Do:

- Ny. S dan

keluarganya

tampak

antusias

menyambut

kedatangan

mahasiswa

perawat

-Ny. S dan

keluarganya

tampak

kooperatif

-Ny. S dan

keluarganya

tampak

dapat

menjawab

beberapa

pertanyaan

ketidakma

mpuan

keluarga

Tn. M

mengenal

masalah

kesehatan

Ny. S

Kesiapan

peningkatan

pengetahuan

63

sebagian

pertanyaan

tentang

penyakit

diabetes

melitus

-Keluarga

Ny. T

tampak

bingung

saat ditanya

tentang

penyakit

Ny. T

-Keluarga

Ny. T

tampak

antusias

menanyakan

penyebab

terjadinya

penyakit

diabetes

melitus

tentang

penyakit

diabetes

melitus

-Ny. S

tampak

antusias

mendengar

kan perawat

2. Ds:

-Ny. T

mengatakan

rutin

mengkon-

sumsi obat

anti diabetes

-Ny. T

mengatakan

gula

darahnya

kerap tidak

stabil

-Ny. T

mengatakan

selama di

rumah jarang

melakukan

pemeriksaan

kadar

glukosa

darah

meskipun

memiliki

alatnya

karena

anggota

keluarga

serumah

tidak ada

yang dapat

Ketidak

mampuan

keluarga

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

Risiko

ketidakstabil

an kadar

glukosa

darah

Ds:

-Ny. S

mengatakan

rutin

mengkon-

sumsi obat

anti diabetes

-Ny. S

mengatakan

gula

darahnya

terkadang

tidak stabil

-Ny. S

mengatakan

biasanya

melakukan

pemeriksaan

kadar

glukosa

darah pada

saat

melakukan

kontrol

bulanan saja

-Ny. T

mengatakan

terkadang

merasa

pandangan

kabur jika

Ketidak

mampuan

keluarga

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

Risiko

ketidakstabil

an kadar

glukosa

darah

64

melakukan

pemeriksaan

gula darah

-Ny. T

mengatakan

terkadang

merasa

lemas

-Ny. T

mengatakan

terkadang

merasakan

kesemutan

-Ny. T

mengatakan

sering buang

air kecil

-Keluarga

Ny. T

mengatakan

tidak

mempunyai

pantangan

makan dan

tidak

membatasi

makanan

apapun

kepada

Ny. T

-Keluarga

Ny. T

mengatakan

jarang

mengingat

kan Ny. T

untuk

mengkonsu

msi obat anti

diabetes

karena

menganggap

Ny. T sudah

hafal jadwal

mengkonsu

msi obatnya

-Keluarga

Ny. T

mengatakan

tidak begitu

paham

tentang diet

diabetes

melitus

gula

darahnya

tinggi

-Ny. S

mengatakan

terkadang

merasakan

gatal pada

kulit jika

gula

darahnya

tinggi

-Ny. S

mengatakan

sering buang

air kecil

terutama

pada malam

hari

-Keluarga

Ny. S

mengatakan

tidak

mempunyai

pantangan

makan

khususnya

Ny. S

-Keluarga

Ny. S

mengatakan

jarang

mengingat

kan Ny. S

untuk

mengkonsu

msi obat anti

diabetes

karena

menganggap

Ny. S sudah

hafal jadwal

mengkonsu

msi obatnya

-Keluarga

Ny. S

mengatakan

tidak begitu

paham

tentang diet

diabetes

melitus

Do:

-GDS: 150

mg/dL

65

Do:

-GDS: 179

mg/dL

-Ny. T

mendapat

kan obat oral

(Metformin

dan

Glimepiride)

-Ny. T tidak

mendapat

kan obat

injeksi

-Ny. S

mendapat

kan obat oral

(Metformin)

-Ny. S tidak

mendapat

kan obat

injeksi

66

2. Diagnosa Keperawatan

a. Masalah Keperawatan Klien 1

1) Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga Tn. N mengenal

masalah kesehatan khususnya pada Ny. T (D.0111)

Tabel 4.4

Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. sifat masalah

aktual (3)

resiko tinggi (2)

potensial (1)

3 1

3

⸺ × 1 = 1

3

Keluarga Tn. N

belum begitu

memahami tentang

penyakit diabetes

melitus yang dialami

Ny. T

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

2 2

2

⸺ × 2 = 2

2

Adanya sumber daya

keluarga seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi

3. Potensial

masalah untuk

dicegah

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

3 1

3

⸺ × 1 = 1

3

Masalah untuk

dicegah cukup

dengan melibatkan

keluarga dalam

pendidikan kesehata

dan keluarga

memiliki minat yang

tinggi untuk

mencegah masalah

4. Menonjolnya

masalah

Segera diatasi

(2)

Tidak segera

diatasi (1)

Tidak dirasakan

ada masalah (0)

2 1

2

⸺ × 1 = 1

2

Keluarga Tn. N dan

klien Ny. T mau

bekerja sama dengan

tenaga kesehatan

dalam menerima

pendidikan

kesehatan

total 5

67

2) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (D.0038)

Tabel 4.5

Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 1

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. sifat masalah

aktual (3)

resiko tinggi (2)

potensial (1)

3 1

2

⸺ × 1 = 𝟐

𝟑

3

Keluarga Ny. T

mengatakan tidak

mempunyai

pantangan makan dan

tidak membatasi

makanan apapun

kepada Ny. T

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

2 2

2

⸺ × 2 = 2

2

Adanya sumber daya

keluarga seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi. Keluarga

mempunyai kemauan

untuk merawat Ny. T

agar kondisi

kesehatannya

membaik

3. Potensial

masalah untuk

dicegah

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

3 1

2

⸺ × 1 = 𝟐

𝟑

3

Masalah untuk

dicegah cukup

dengan melibatkan

keluarga dalam

pendidikan kesehatan

dan juga kemauan

Ny. T mengingat

banyaknya

faktor yang

berpengaruh terhadap

kadar gula darah.

4. Menonjolnya

masalah

Segera diatasi

(2)

Tidak segera

diatasi (1)

Tidak dirasakan

ada masalah (0)

2 1

2

⸺ × 1 = 1

2

Keluarga Tn. N dan

klien Ny. T mau

bekerja sama dengan

tenaga kesehatan

dalam menerima

pendidikan kesehatan

total 3 𝟒

𝟔

68

b. Masalah Keperawatan Klien 2

1) Kesiapan peningkatan pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga

Tn. M mengenal masalah kesehatan Ny. S (D.0113)

Tabel 4.6

Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. sifat masalah

aktual (3)

resiko tinggi (2)

potensial (1)

3 1

3

⸺ × 1 = 1

3

Keluarga Tn. M dan

Ny. T mengetahui

beberapa hal tentang

penyakit diabetes

melitus

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

2 2

2

⸺ × 2 = 2

2

Adanya sumber

daya keluarga

seperti pendidikan

dan kemauan

menerima informasi.

Klien dan keluarga

mempunyai

motivasi tinggi

untuk lebih tau

tentang diabetes

melitus

3. Potensial

masalah untuk

dicegah

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

3 1

3

⸺ × 1 = 1

3

Masalah untuk

dicegah cukup

dengan melibatkan

keluarga dalam

pendidikan

kesehatan dan

keluarga memiliki

minat yang tinggi

untuk mencegah

masalah

4. Menonjolnya

masalah

Segera diatasi

(2)

Tidak segera

diatasi (1)

Tidak dirasakan

ada masalah (0)

2 1

2

⸺ × 1 = 1

2

Keluarga Tn. M dan

klien Ny. S mau

bekerja sama dengan

tenaga kesehatan

dalam menerima

pendidikan

kesehatan

total 5

69

2) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (D.0038)

Tabel 4.7

Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Klien 2

No Kriteria Skala Bob

ot

Skoring Pembenaran

1. sifat masalah

aktual (3)

resiko tinggi (2)

potensial (1)

3 1

2

⸺ × 1 = 𝟐

𝟑

3

Keluarga Ny. S

mengatakan tidak

mempunyai

pantangan makan

khususnya Ny. S

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

2 2

2

⸺ × 2 = 2

2

Adanya sumber daya

keluarga seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi. Keluarga

mempunyai kemauan

untuk merawat Ny. S

agar kondisi

kesehatannya

membaik

3. Potensial

masalah untuk

dicegah

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

3 1

2

⸺ × 1 = 𝟐

𝟑

3

Masalah untuk

dicegah cukup

dengan melibatkan

keluarga dalam

pendidikan kesehatan

dan juga kemauan

Ny. S mengingat

banyaknya

faktor yang

berpengaruh terhadap

kadar gula darah.

4. Menonjolnya

masalah

Segera diatasi (2)

Tidak segera

diatasi (1)

Tidak dirasakan

ada masalah (0)

2 1

2

⸺ × 1 = 1

2

Keluarga Tn. M dan

klien Ny. S mengerti

bahwa kadar

guladarah yang

terlalu tinggi secara

terus-menerus

berbahaya bagi klien,

sehingga mau bekerja

sama dengan perawat

dalam menerima

pendidikan kesehatan

total 3 𝟒

𝟔

70

Tabel 4.8

Prioritas Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.9

Intervensi Keperawatan Kelurga

Diagnosa

Keperawatan

Sasar

an

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kri-

teria

Standar

Defisit

pengetahuan

b.d

ketidakmampu

an keluarga

Tn. N

mengenal

masalah

kesehatan

khususnya

pada Ny. T

(D.0111)

Klien

1

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawat

an 2x45

menit

diharap

kan

tingkat

pengetahu

an klien

dan

keluarga

me-

ningkat

1. Setelah

dilaku

kan

kunjung

an

keluarga

1x45

menit

keluarga

mampu

menye

pakati

untuk

meluang

kan

waktu

dalam

pendidi

kan

keseha

Verbal

dan

kognitif

1. Klien dan

keluarga

mampu

menerima

dan

memaha

mi

informasi

yang di

berikan

2. Klien dan

keluarga

mampu

menyebut

kan

tentang

penyakit

diabetes

melitus

Edukasi proses

penyakit

(I.12444)

Observasi:

1.1 Bina

hubungan

saling

percaya

1.2 Identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

informasi

1.3 Identifikasi

pemahaman

pasien dan

keluarga

tentang

No. Diagnose

Keperawatan

Klien 1

Skor No. Diagnosa Keperawatan

Klien 2

Skor

1. Defisit pengetahuan

b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. N

mengenal masalah

kesehatan

khususnya pada Ny.

T (D.0111)

5 1. Kesiapan peningkatan

pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. M

mengenal masalah

kesehatan Ny. S

(D.0113)

5

2. Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa

darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit

(D.0038)

3 4

6 2. Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

3 4

6

71

tan

2. Setelah

dilaku

kan

kunjung

an

keluarga

1x45

menit

keluarga

mampu

me-

ngenal

masalah

keseha

tan

diabetes

melitus

diabetes

melitus

Terapeutik:

1.4 Jadwalkan

pendidikan

kesehatan

sesuai

kesepakatan

1.5 Sediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

Edukasi:

1.6 Jelaskan

pengertian

diabetes

melitus

1.7 Jelaskan

penyebab dan

faktor risiko

penyakit

diabetes

melitus

1.8 Jelaskan

tanda dan

gejala yang

ditimbulkan

oleh penyakit

1.9 Jelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

1.10 Berikan

kesempatan

klien dan

keluarga

untuk

bertanya

1.11 Evaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga

terkait materi

yang telah

disampaikan

sebelumnya

Kesiapan

peningkatan

pengetahuan

Klien

2

Setelah

dilakukan

asuhan

1. Setelah

dilakukan

kunjung

Verbal

dan

kognitif

1. Klien dan

keluarga

mampu

Edukasi proses

penyakit

(I.12444)

72

b.d

ketidakmampu

an keluarga

Tn. M

mengenal

masalah

kesehatan

Ny. S

(D.0113)

keperawat

an 2x45

menit

diharap

kan

tingkat

pengetahu

an klien

dan

keluarga

me-

ningkat

an

keluarga

1x45

menit

keluarga

mampu

menye

pakati

untuk

meluang

kan waktu

dalam

pendidi

kan

kesehatan

2. Setelah

dilakukan

kunjung

an

keluarga

1x45

menit

keluarga

mampu

mengenal

masalah

kesehatan

diabetes

melitus

menerima

dan me-

mahami

informasi

yang di

berikan

2. Klien dan

keluarga

mampu

me-

nyebutkan

tentang

penyakit

diabetes

melitus

Observasi:

1.1 Bina

hubungan

saling

percaya

1.2 Identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

informasi

1.3 Identifikasi

pemahaman

pasien dan

keluarga

tentang

diabetes

melitus

Terapeutik:

1.4 Jadwalkan

pendidikan

kesehatan

sesuai

kesepakatan

1.5 Sediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

Edukasi:

1.6 Jelaskan

pengertian

diabetes

melitus

1.7 Jelaskan

penyebab dan

faktor risiko

penyakit

diabetes

melitus

1.8 Jelaskan

tanda dan

gejala yang

ditimbulkan

oleh penyakit

1.9 Jelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

1.10 Berikan

kesempatan

klien dan

73

keluarga

untuk

bertanya

1.11 Evaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga

terkait materi

yang telah

disampaikan

sebelumnya

Risikoketidak-

stabilan kadar

glukosa darah

b.d

ketidakmampu

an keluarga

merawat

anggota

keluarga yang

sakit (D.0038)

Klien

1

dan

Klien

2

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawat

an selama

3 x 45

menit

diharap-

kan kadar

gula darah

klien

dengan

diabetes

melitus

dalam

rentang

normal

1. Setelah

dilaku

kan

kunjung

an

keluarga

1x45

menit

tingkat

pengeta

huan

klien

dan

keluarga

me-

ngenai

diet

diabetes

melitus

me-

ningkat

2. Setelah

dilaku-

kan

kunjung

an

keluarga

1x45

menit

keluarga

dan

klien

mampu

memodi-

fikasi

perilaku

perawat-

an

diabetes

melitus

di rumah

Verbal

Kogni-

tif

Non

verbal

1. Klien dan

keluarga

mampu

menerima

informasi

yang

diberikan

2. Klien dan

keluarga

mampu

me-

mahami

tentang

diet

diabetes

melitus

3. Klien dan

keluarga

mampu

mendemo

nstrasikan

senam

kaki

diabetik

Edukasi kesehatan

(I.12383)

Observasi:

2.1 Identifikasi

kemampuan

pasien dan

keluarga

menerima

informasi

2.2 Identifikasi

tingkat

pengetahuan

saat ini

2.3 Identifikasi

pola makan

saat ini dan

masa lalu

2.4 Identifikasi

persepsi

pasien dan

keluarga

tentang diet

yang

diprogramkan

Terapeutik:

2.5 Jadwalkan

waktu yang

tepat untuk

memberikan

pendidikan

kesehatan

2.6 Ukur kadar

gula darah

klien

2.7 Persiapkan

materi, media

pendidikan

kesehatan

74

3. Setelah

dilaku-

kan

kunju-

ngan

ke-

luarga

1x45

menit

ke-

luarga

dan

klien

mampu mende

monstr

asikan

senam

kaki

dia-

betik

Edukasi:

2.8 Jelaskan

tujuan

kepatuhan

diet terhadap

kesehatan

2.9 Jelaskan

tentang diet

diabetes

melitus

2.10 Informasikan

makanan yang

diperbolehkan

dan dilarang

2.11 Berikan

kesempatan

pasien dan

keluarga

untuk

bertanya

2.12Evaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga

terkait materi

yang telah

disampaikan

sebelumnya

2.13Ajarkan klien

dan keluarga

cara

perawatan

kaki dan

senam kaki

diabetik

dengan cara

demonstrasi

dengan video

Kolaborasi:

2.14Anjurkan

klien untuk

mengontrol-

kan

penyakitnya

secara rutin

ke fasilitas

kesehatan

75

4. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.10

Implementasi Keperawatan Keluarga

Diagnosa

Keperawatan

Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

Klien 1

Defisit pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. N

mengenal masalah

kesehatan khususnya

pada Ny. T (D.0111)

Rabu,

18 Agustus

2021

15.00 WITA

1.1 Membina hubungan

saling percaya

1.2 Mengidentifikasi

kesiapan dan

kemampuan klien

dan keluarga dalam

menerima

informasi

1.3 Mengidentifikasi

pemahaman klien

dan keluarga

tentang diabetes

melitus

1.4 Menjadwalkan

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan

DS:

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan sangat

senang mendapat

kunjungan dari

mahasiswa perawat

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

bersedia dan siap

jika diadakan

pendidikan

kesehatan

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan tidak

begitu paham

tentang penyakir

diabetes melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan tidak

menegetahui faktor

penyebab penyakit

diabetes melitus

- Keluarga Ny.

Tmengatakan tidak

mengetahui tanda

dan gejala serta

komplikasi pada

penyakit diabetes

melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

sepakat menerima

pendidikan

kesehatan pada hari

jumat

DO:

76

- Ny. T dan

keluarganya

tampak antusias

menyambut

kedatangan

mahasiswa perawat

- Adanya sumber

daya keluarga Ny.

T seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi

- Ny. T dan

keluarganya

tampak bingung

saat ditanya seputar

penyakit diabetes

melitus

- Ny. T dan

keluarganya tidak

dapat menjawab

sebagian

pertanyaan tentang

diabetes melitus

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Rabu,

18 Agusus

2021

16.00 WITA

2.1 Mengidentifikasi

kemampuan pasien

dan keluarga

menerima

informasi

2.2 Mengidentifikasi

tingkat

pengetahuan saat

ini tentang diet

diabetes melitus

2.3 Mengidentifikasi

pola makan saat ini

dan masa lalu

2.4 Mengidentifikasi

persepsi pasien dan

keluarga tentang

diet diabetes

melitus

2.5 Menjadwalkan

waktu yang tepat

untuk memberikan

pendidikan

kesehatan

DS:

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

bersedia dan siap

jika diadakan

pendidikan

kesehatan

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan belum

paham tentang diet

diabetes melitus

tetapi mengetahui

bahwa harus

mengurangi

konsumsi makanan

atau minuman yang

manis

- Ny. T dan

keluarganya

berasumsi bahwa

cara diet adalah

mengurangi makan

- Ny. T dan

keluarganya

77

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

sepakat menerima

pendidikan

kesehatan tentang

diet DM pada hari

minggu

DO:

- Adanya sumber

daya keluarga Ny.

T seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi

- Ny. T dan

keluarganya

tampak antusias

- GDS: 179 mg/dL

Defisit pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. N

mengenal masalah

kesehatan khususnya

pada Ny. T (D.0111)

Jumat,

20 Agustus

2021

16.00 WITA

1.5 Menyediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

1.6 Menjelaskan

pengertian

diabetes melitus

1.7 Menjelaskan

penyebab dan

faktor risiko

penyakit

diabetes melitus

1.8 Menjelaskan

tanda dan gejala

yang

ditimbulkan oleh

penyakit

diabetes melitus

1.9 Menjelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

1.10 Memberikan

kesempatan

klien dan

keluarga untuk

bertanya

1.11 Mengevaluasi

perubahan

pengetahuan

DS:

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan sudah

mengerti tentang

penyakit diabetes

melitus

DO:

- Keluarga

kooperatif dan

antusias

mendengarkan

penjelasan dari

mahasiswa perawat

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

menjelaskan

pengertian,

penyebab serta

faktor risiko

penyakit diabetes

melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

menjelaskan tanda

dan gejala penyakit

diabetes melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

78

keluarga terkait

materi yang

telah

disampaikan

sebelumnya

menjelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Minggu,

22 Agustus

2021

09.00 WITA

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

2.7 Mempersiapkan

materi, media

pendidikan

kesehatan (leaflet)

2.8 Menjelaskan

tujuan kepatuhan

diet terhadap

kesehatan

2.9 Menjelaskan

tentang diet

diabetes melitus

2.10 Menginformasikan

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang

2.11 Memberikan

kesempatan pasien

dan keluarga untuk

bertanya

2.12 Mengevaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga terkait

materi yang telah

disampaikan

sebelumnya

DS:

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

memahami tujuan

dari kepatuhan

diabetes melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

memahami tentang

diet diabetes

melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

memahami

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang pada

penderita diabetes

melitus

DO:

- Ny. T dan

keluarganya

tampak kooperatif

dan antusias ketika

mendengarkan

penjelasan dari

mahasiswa perawat

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

menjelaskan tujuan

kepatuhan diet

diabetes melitus

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

menjelaskan

tentang diabetes

melitus

- GDS: 160 mg/dL

79

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Selasa,

24 Agustus

2021

17.00 WITA

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

2.13 Mengajarkan klien

dan keluarga cara

perawatan kaki dan

senam kaki

diabetik dengan

cara demonstrasi

video

2.14 Menganjurkan

klien untuk

mengontrolkan

penyakitnya secara

rutin ke fasilitas

kesehatan

DS:

- Ny. T mengatakan

rutin

mengkonsumsi

obat anti diabetes

- Ny. T mengatakan

akan merawat dan

menjaga kebersihan

kaki seperti yang

diajarkan

mahasiswa

perawat.

- Ny. T mengatakan

akan melakukan

senam kaki diabetik

di rumah

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan senang

diajarkan cara

perawatan kaki dan

senam diabetik

- Keluarga Ny. T

mengatakan akan

mengantar dan

mendampingi Ny.

T untuk kontrol

penyakitnya ke

fasilitas kesehatan

- Keluarga Ny. T

mengatakan akan

merawat Ny. T

dengan baik seperti

yang dianjurkan

DO:

- Ny. T dan

keluarganya

tampak antusias

- Ny. T dan

keluarganya

mampu memahami

cara melakukan

perawatan kaki

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

mendemonstrasikan

senam kaki diabetik

80

- GDS: 142 mg/dL

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Rabu,

25 Agustus

2021

11.00 WITA

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

DS:

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan sangat

senang dengan

kadar glukosa

darah dalam

rentang normal

DO:

- GDS: 137 mg/dL

Klien 2

Kesiapan peningkatan

pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. M

mengenal masalah

kesehatan Ny. S

(D.0113)

Kamis,

19 Agustus

2021

16.00 WITA

1.1 Membina

hubungan saling

percaya

1.2 Mengidentifikasi

kesiapan dan

kemampuan klien

dan keluarga

dalam menerima

informasi

1.3 Mengidentifikasi

pemahaman klien

dan keluarga

tentang diabetes

melitus

1.4 Menjadwalkan

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan

DS:

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

mengetahui

beberapa hal

tentang diabetes

melitus

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

mengetahui bahwa

diabetes melitus

adalah penyakit

gula darah yang

cenderung tinggi

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

mengetahui bahwa

diabetes melitus

juga bisa

disebabkan oleh

faktor keturunan

karena keluarga

Ny. S juga ada

beberapa orang

yang menderita

diabetes melitus

- Ny. S mengatakan

menegtahui bahwa

penyakit diabetes

melitus dapat

mengakibatkan

komplikasi

gangguan

penglihatan

81

- Ny. T dan

keluarganya

mengatakan

sepakat menerima

pendidikan

kesehatan tentang

diabetes melitus

pada hari sabtu

DO:

- Ny. S dan

keluarganya

tampak dapat

menjawab beberapa

pertanyaan tentang

penyakit diabetes

melitus

- Ny. S dan

keluarganya

tampak mengetahui

pengertian,

penyebab, faktor

risiko serta

komplikasi tentang

penyakit diabetes

melitus tetapi tidak

secara rinci.

- Ny. S dan

keluarganya

tampak kooperatif

menjawab

pertanyaan tentang

diabetes melitus

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Kamis,

19 Agustus

2021

17.00 WITA

2.1 Mengidentifikasi

kemampuan pasien

dan keluarga

menerima

informasi

2.2 Mengidentifikasi

tingkat

pengetahuan saat

ini tentang diet

diabetes melitus

2.3 Mengidentifikasi

pola makan saat ini

dan masa lalu

2.4 Mengidentifikasi

persepsi pasien dan

keluarga tentang

diet diabetes

melitus

DS:

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

bersedia dan siap

jika diadakan

pendidikan

kesehatan

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

mengetahui bahwa

diabetes melitus

adalah penyakit

yang dapat

disebabkan oleh

faktor keturunan

- Ny. S mengatakan

mengetahui harus

mengurangi jumlah

82

2.5 Menjadwalkan

waktu yang tepat

untuk memberikan

pendidikan

kesehatan

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. S

konsumsi makanan

yang manis-manis

- Ny. S dan

keluarganya

berasumsi bahwa

diet adalah

mengurangi jumlah

makanan yang

dikonsumsi

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan dapat

menerima

pendidikan

kesehatan tentang

diet DM pada hari

minggu

DO:

- Adanya sumber

daya keluarga Ny.

S seperti

pendidikan dan

kemauan menerima

informasi

- Ny. S dan

keluarganya

tampak dapat

menjawab tentang

pengertian,

penyebab, faktor

risiko serta

komplikasi tentang

penyakit diabetes

melitus tetapi tidak

secara rinci.

- GDS: 152 mg/dL

Kesiapan peningkatan

pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. M

mengenal masalah

kesehatan Ny. S

(D.0113)

Sabtu,

21 Agustus

2021

16.00 WITA

1.5 Menyediakan

materi dan

media

pendidikan

kesehatan

1.6 Menjelaskan

pengertian diabetes

melitus

1.7 Menjelaskan

penyebab

dan faktor

risiko

penyakit

DS:

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan sudah

mengetahui tentang

penyakit diabetes

melitus secara rinci

DO:

- Keluarga

kooperatif dan

antusias

mendengarkan

penjelasan dari

mahasiswa perawat

83

diabetes

melitus

1.8 Menjelaskan tanda

dan gejala yang

ditimbulkan oleh

penyakit diabetes

melitus

1.9 Menjelaskan

kemungkinan

terjadinya

komplikasi

1.10 Memberikan

kesempatan klien

dan keluarga untuk

bertanya

1.11 Mengevaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga terkait

materi yang telah

disampaikan

sebelumnya

- Ny. S dan

keluarganya

mampu

menjelaskan

pengertian,

penyebab serta

faktor risiko

penyakit diabetes

melitus dengan

tepat

- Ny. S dan

keluarganya

mampu

menjelaskan tanda

dan gejala penyakit

diabetes melitus

- Ny. S dan

keluarganya

mampu

menjelaskan

beberapa

kemungkinan

terjadinya

komplikasi yang

akan dialami pada

penderita diabetes

melitus

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Minggu,

22 Agustus

2021

11.00 WITA

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. S

2.7 Mempersiapkan

materi, media

pendidikan

kesehatan (leaflet)

2.8 Menjelaskan

tujuan kepatuhan

diet terhadap

kesehatan

2.9 Menjelaskan

tentang diet

diabetes melitus

2.10 Menginformasikan

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang

2.11 Memberikan

kesempatan pasien

dan keluarga untuk

bertanya

DS:

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

memahami tujuan

dari kepatuhan

diabetes melitus

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

memahami tentang

diet diabetes

melitus

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan

memahami

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang pada

penderita diabetes

melitus

DO:

84

2.12 Mengevaluasi

perubahan

pengetahuan

keluarga terkait

materi yang telah

disampaikan

sebelumnya

- Ny. S dan

keluarganya

tampak kooperatif

dan antusias ketika

mendengarkan

penjelasan dari

mahasiswa perawat

- Ny. S dan

keluarganya

tampak aktif

bertanya seputar

materi

- Ny. T dan

keluarganya

mampu

menjelaskan

tentang diet

diabetes melitus,

tujuan kepatuhan

diet diabetes

melitus, makanan

yang diperbolehkan

serta dilarang pada

penderita diabetes

melitus

- GDS: 150 mg/dL

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Rabu,

25 Agustus

2021

15.00 WITA

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

2.13 Mengajarkan klien

dan keluarga cara

perawatan kaki dan

senam kaki

diabetik dengan

cara demonstrasi

video

2.14 Menganjurkan

klien untuk

mengontrolkan

penyakitnya secara

rutin ke fasilitas

kesehatan

DS:

- Ny. S mengatakan

rutin

mengkonsumsi

obat anti diabetes

- Ny. S mengatakan

akan merawat dan

menjaga kebersihan

kaki seperti yang

diajarkan

mahasiswa

perawat.

- Ny. S mengatakan

akan melakukan

senam kaki diabetik

di rumah

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan senang

mendapatkan ilmu

baru tentang

penyakit diabetes

melitus

85

- Keluarga Ny. S

mengatakan akan

mengantarkan dan

mendampingi Ny.

S untuk kontrol

penyakitnya ke

fasilitas kesehatan

DO:

- Ny. S dan

keluarganya

mampu memahami

cara melakukan

perawatan kaki

- Ny. S dan

keluarganya

mampu

mendemonstrasikan

senam kaki diabetik

- GDS: 135mg/dL

Risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

Kamis,

26 Agustus

2021

11.00

2.6 Mengukur kadar

gula darah Ny. T

DS:

- Ny. S dan

keluarganya

mengatakan sangat

senang dan

bersyukur karena

gula darah Ny. S

terkontrol dalam

rentang yang

normal

DO:

- GDS: 130 mg/dL

5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Keluarga Klien 1 dan Klien 2

Kunjungan

ke

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Klien 1

Kunjungan

ke 1

Defisit pengetahuan

b.d ketidakmampuan

keluarga Tn. N

mengenal masalah

kesehatan khususnya

pada Ny. T (D.0111)

S:

- Ny. T dan keluarganya mengatakan sangat senang

mendapat kunjungan dari mahasiswa perawat

- Ny. T dan keluarganya mengatakan bersedia dan

siap jika diadakan pendidikan kesehatan

- Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak begitu

paham tentang penyakit diabetes melitus

86

- Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak

menegetahui faktor penyebab penyakit diabetes

melitus

- Keluarga Ny. T mengatakan tidak mengetahui

tanda dan gejala serta komplikasi pada penyakit

diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mengatakan sepakat

menerima pendidikan kesehatan pada hari jumat

O:

- Ny. T dan keluarganya tampak antusias

menyambut kedatangan mahasiswa perawat

- Adanya sumber daya keluarga Ny. T seperti

pendidikan dan kemauan menerima informasi

- Ny. T dan keluarganya tampak bingung saat

ditanya seputar penyakit diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya tidak dapat menjawab

sebagian pertanyaan tentang diabetes melitus

A:

- Masalah keperawatan defisit pengetahuan belum

teratasi

P:

- Lanjutkan intervensi

1.5 Sediakan materi dan media pendidikan

kesehatan

1.6 Jelaskan pengertian diabetes melitus

1.7 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit

diabetes melitus

1.8 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan

oleh penyakit diabetes melitus

1.9 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi

1.10 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk

bertanya

1.11 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah disampaikan

sebelumnya

Kunjungan

ke 1

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit (D.0038)

S:

- Ny. T dan keluarganya mengatakan bersedia dan

siap jika diadakan pendidikan kesehatan

- Ny. T dan keluarganya mengatakan belum paham

tentang diet diabetes melitus tetapi mengetahui

bahwa harus mengurangi konsumsi makanan atau

minuman yang manis

- Ny. T dan keluarganya berasumsi bahwa cara diet

adalah mengurangi makan

- Ny. T dan keluarganya sepakat menerima

pendidikan kesehatan tentang diet DM pada hari

minggu

O:

- Adanya sumber daya keluarga Ny. T seperti

pendidikan dan kemauan menerima informasi

- Ny. T dan keluarganya tampak antusias

- GDS: 179 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah belum teratasi

87

P:

- Lanjutkan intervensi

2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. T

2.7 Persiapkan materi, media pendidikan

kesehatan (leaflet)

2.8 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap

kesehatan

2.9 Jelaskan tentang diet diabetes melitus

2.10 Informasikan makanan yang diper-bolehkan

dan dilarang

2.11 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk

bertanya

2.12 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah disampaikan

sebelumnya

Kunjungan

ke 2

Defisit pengetahuan

b.d ketidakmampuan

keluarga Tn. N

mengenal masalah

kesehatan khususnya

pada Ny. T (D.0111)

S:

- Ny. T dan keluarganya mengatakan sudah mengerti

tentang penyakit diabetes melitus

O:

- Keluarga kooperatif dan antusias mendengarkan

penjelasan dari mahasiswa perawat

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan

pengertian, penyebab serta faktor risiko penyakit

diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tanda

dan gejala penyakit diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan

kemungkinan terjadinya komplikasi

A:

- Masalah keperawatan defisit pengetahuan teratasi

P:

- Hentikan intervensi

Kunjungan

ke 3

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami

tujuan dari kepatuhan diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami

tentang diet diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mengatakan memahami

makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada

penderita diabetes melitus

O:

- Ny. T dan keluarganya tampak kooperatif dan

antusias ketika mendengarkan penjelasan dari

mahasiswa perawat

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tujuan

kepatuhan diet diabetes melitus

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan

tentang diabetes melitus

- GDS: 160 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi sebagian

P:

- Lanjutkan intervensi

88

2.6 Ukur kadar gula darah Ny. T

2.13 Ajarkan klien dan keluarga cara perawatan

kaki dan senam kaki diabetik dengan cara

demonstrasi video

2.14 Anjurkan klien untuk mengontrolkan

penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan

Kunjungan

ke 4

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. T mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti

diabetes

- Ny. T mengatakan akan merawat dan menjaga

kebersihan kaki seperti yang diajarkan mahasiswa

perawat.

- Ny. T mengatakan akan melakukan senam kaki

diabetik di rumah

- Ny. T dan keluarganya mengatakan senang

diajarkan cara perawatan kaki dan senam diabetik

- Keluarga Ny. T mengatakan akan mengantar dan

mendampingi Ny. T untuk kontrol penyakitnya ke

fasilitas kesehatan

- Keluarga Ny. T mengatakan akan merawat Ny. T

dengan baik seperti yang dianjurkan

O:

- Ny. T dan keluarganya tampak antusias

- Ny. T dan keluarganya mampu memahami cara

melakukan perawatan kaki

- Ny. T dan keluarganya mampu mendemonstrasikan

senam kaki diabetik

- GDS: 142 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi

P:

- Pertahankan intervensi

2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. T

Kunjungan

ke 5

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. T dan keluarganya mengatakan sangat senang

dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal

O:

- GDS: 137 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi

P:

- Hentikan intervensi

Klien 2

Kunjungan

ke 1

Kesiapan

peningkatan

pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. M

mengenal masalah

kesehatan Ny. S

(D.0113)

S:

- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui

beberapa hal tentang diabetes melitus

- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui

bahwa diabetes melitus adalah penyakit gula darah

yang cenderung tinggi

- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui

bahwa diabetes melitus juga bisa disebabkan oleh

faktor keturunan karena keluarga Ny. S juga ada

beberapa orang yang menderita diabetes melitus

89

- Ny. S mengatakan menegtahui bahwa penyakit

diabetes melitus dapat mengakibatkan komplikasi

gangguan penglihatan

- Ny. T dan keluarganya mengatakan sepakat

menerima pendidikan kesehatan tentang diabetes

melitus pada hari sabtu

O:

- Ny. S dan keluarganya tampak dapat menjawab

beberapa pertanyaan tentang penyakit diabetes

melitus

- Ny. S dan keluarganya tampak mengetahui

pengertian, penyebab, faktor risiko serta komplikasi

tentang penyakit diabetes melitus tetapi tidak secara

rinci.

- Ny. S dan keluarganya tampak kooperatif menjawab

pertanyaan tentang diabetes melitus

- Keluarga mengatakan bersedia menerima materi

yang akan disampiakan

A:

- Masalah keperawatan kesiapan peningkatan

pengetahuan belum teratasi

P:

- Lanjutkan intervensi

1.5 Sediakan materi dan media pendidikan

kesehatan

1.6 Jelaskan pengertian diabetes melitus

1.7 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit

diabetes melitus

1.8 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh

penyakit diabetes melitus

1.9 Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi

1.10 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk

bertanya

1.11 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah disampaikan

sebelumnya

Kunjungan

ke 1

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. S dan keluarganya mengatakan bersedia dan

siap jika diadakan pendidikan kesehatan

- Ny. S dan keluarganya mengatakan mengetahui

bahwa diabetes melitus adalah penyakit yang dapat

disebabkan oleh faktor keturunan

- Ny. S mengatakan mengetahui harus mengurangi

jumlah konsumsi makanan yang manis-manis

- Ny. S dan keluarganya berasumsi bahwa diet adalah

mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi

- Ny. S dan keluarganya mengatakan dapat menerima

pendidikan kesehatan tentang diet DM pada hari

minggu

O:

- Adanya sumber daya keluarga Ny. S seperti

pendidikan dan kemauan menerima informasi

- Ny. S dan keluarganya tampak dapat menjawab

tentang pengertian, penyebab, faktor risiko serta

90

komplikasi tentang penyakit diabetes melitus tetapi

tidak secara rinci.

- GDS: 152 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah belum teratasi

P:

- Lanjutkan intervensi

2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. S

2.7 Persiapkan materi, media pendidikan kesehatan

(leaflet)

2.8 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap

kesehatan

2.9 Jelaskan tentang diet diabetes melitus

2.10 Informasikan makanan yang diperbolehkan

dan dilarang

2.11 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk

bertanya

2.12 Evaluasi perubahan pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah disampaikan

sebelumnya

Kunjungan

ke 2

Kesiapan

peningkatan

pengetahuan b.d

ketidakmampuan

keluarga Tn. M

mengenal masalah

kesehatan Ny. S

(D.0113)

S:

- Ny. S dan keluarganya mengatakan sudah

mengetahui tentang penyakit diabetes melitus

secara rinci

O:

- Keluarga kooperatif dan antusias mendengarkan

penjelasan dari mahasiswa perawat

- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan

pengertian, penyebab serta faktor risiko penyakit

diabetes melitus dengan tepat

- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan tanda

dan gejala penyakit diabetes melitus

- Ny. S dan keluarganya mampu menjelaskan

beberapa kemungkinan terjadinya komplikasi yang

akan dialami pada penderita diabetes melitus

A:

- Masalah keperawatan kesiapan peningkatan

pengetahuan teratasi

P:

- Hentikan intervensi

Kunjungan

ke 3

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami

tujuan dari kepatuhan diabetes melitus

- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami

tentang diet diabetes melitus

- Ny. S dan keluarganya mengatakan memahami

makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada

penderita diabetes melitus

O:

- Ny. S dan keluarganya tampak kooperatif dan

antusias ketika mendengarkan penjelasan dari

mahasiswa perawat

- Ny. S dan keluarganya tampak aktif bertanya

seputar materi

91

- Ny. T dan keluarganya mampu menjelaskan tentang

diet diabetes melitus, tujuan kepatuhan diet diabetes

melitus, makanan yang diperbolehkan serta dilarang

pada penderita diabetes melitus

- GDS: 150 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi sebagian

P:

- Lajutkan intervensi

2.6 Ukur kadar gula darah Ny. S

2.13 Ajarkan klien dan keluarga cara perawatan

kaki dan senam kaki diabetik dengan cara

demonstrasi video

2.14 Anjurkan klien untuk mengontrolkan

penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan

Kunjungan

ke 4

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. S mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti

diabetes

- Ny. S mengatakan akan merawat dan menjaga

kebersihan kaki seperti yang diajarkan mahasiswa

perawat.

- Ny. S mengatakan akan melakukan senam kaki

diabetik di rumah

- Ny. S dan keluarganya mengatakan senang

mendapatkan ilmu baru tentang penyakit diabetes

melitus

- Keluarga Ny. S mengatakan akan mengantarkan dan

mendampingi Ny. S untuk kontrol penyakitnya ke

fasilitas kesehatan

O:

- Ny. S dan keluarganya mampu memahami cara

melakukan perawatan kaki

- Ny. S dan keluarganya mampu mendemonstrasikan

senam kaki diabetik

- GDS: 135mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi sebagian

P:

- Pertahankan intervensi

2.6 Mengukur kadar gula darah Ny. S

Kunjungan

ke 5

Risiko

ketidakstabilan

kadar glukosa darah

b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit (D.0038)

S:

- Ny. S dan keluarganya mengatakan sangat senang

dan bersyukur karena gula darah Ny. S terkontrol

dalam rentang yang normal

O:

- GDS: 130 mg/dL

A:

- Masalah keperawatan risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah teratasi

P:

- Hentikan intervensi

92

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peniliti akan membahas tentang adanya kesesuaian

maupun kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus asuhan keperawatan

keluarga dengan diabetes melitus pada klien 1 (Ny. T dan keluarga) dan klien 2

(Ny. S dan keluarga) di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak. Kegiatan yang

dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses

keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang

masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah

klien (Kholifah & Widagdo, 2016).

Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada kedua

klien. Pengkajian pada klien 1 Ny. T dan keluarga dilakukan pada hari rabu

18 Agustus 2021, Ny. T didiagnosa diabetes melitus sejak 20 tahun yang lalu

dan sekarang berusia 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, beralamat di Jl.

Inpres II No.41 Rt.18, pendidikan terakhir SD. Saat dikaji tekanan darah Ny.

T 120/70 mmHg, Nadi: 87x/menit, Respirasi:22x/menit, Suhu:36,5oC, TB:

150 cm, BB: 54 kg.

Sedangkan pengkajian pada klien 2 Ny. S dan keluarga dilakukan pada

hari kamis 19 Agustus 2021, Ny. S didiagnosa diabetes melitus sejak 6 tahun

93

yang lalu dan sekarang berusia 62 tahun, berjenis kelamin perempuan,

beralamat di Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56, pendidikan terakhir SMP. Saat dikaji

tekanan darah Ny. S 110/70 mmHg, Nadi: 90x/mnt, Respirasi:20x/mnt, Su-

hu:36,2oC TB: 153 cm, BB: 55 kg.

Pada klien 1 dan klien 2, keduanya berjenis kelamin perempuan.

Prevalensi diabetes melitus pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada

laki-laki dan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur (Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, 2018).

Pada klien 1 Ny. T mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti diabetes

tetapi jarang melakukan pemeriksaan gula darah meskipun memiliki alat

untuk mengukur gula darah tetapi keluarga yang dapat melakukan

pemeriksaan hanya anaknya dan sering kali sibuk bekerja sehingga tidak

sempat melakukan pemeriksaan dan kontrol rutin. Sedangkan pada klien 2

Ny. S mengatakan rutin mengkonsumsi obat anti diabetes dan melakukan

pemeriksaan gula darah tetapi hanya ketika kontrol, meski begitu anaknya

selalu mengantar Ny. S untuk kontrol rutin. Hal ini selaras dengan penelitian

tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol

rutin, yang mengatakan adanya hubungan yang bermakna antara dukungan

keluarga dengan tingkat kepatuhan melakukan kontrol rutin (Choirunnisa,

2018).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon

klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

94

baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan

bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017).

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada klien 1 ditemukan

diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan dan pada klien 2 ditemukan diagnosa kesiapan

peningkatan pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan. Serta terdapat satu diagnosa keperawatan yang

sama antara klien 1 dan klien 2 yaitu risiko ketidakstabilan kadar glukosa

darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit.

Berikut pembahasan diagnosa klien 1 dan klien 2:

a. Defisit pengetahuan berhubungan ketidakmampuan keluarga Tn. N

mengenal masalah kesehatan khususnya pada Ny. T

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), defisit pengetahuan

atau kurangnya pengetahuan mempunyai definisi yaitu keadaan atau

kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu. Dari

definisi tersebut terdapat kesesuaian teori antara keadaan nyata pada klien

1 yaitu Ny. T dan keluarganya. Hal ini ditandai dengan kemampuan klien

dan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan diabetes melitus, dimana

Ny. T dan keluarganya mengatakan tidak begitu paham tentang penyakit

diabetes melitus dan tidak menegetahui faktor penyebab diabetes melitus,

95

tanda dan gejala serta komplikasi pada penyakit diabetes melitus karena

kurangnya terpapar informasi kesehatan.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus

(Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di

perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden dengan tingkat

pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang mengetahui tentang

diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala diabetes melitus

namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda dari diabetes

melitus.

Penulis berasumsi, dengan adanya tingkat pengetahuan yang baik

tentang diabetes melitus maka akan mengurangi dampak buruk yang

mungkin akan ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus dan

memudahkan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarganya

serta apabila terjadi komplikasi dapat dilakukan penanganan yang tepat

dan cepat.

b. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan ketidakmampuan

keluarga Tn. M dalam mengenal masalah kesehatan khususnya pada

Ny. S

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), kesiapan peningkatan

pengetahuan merupakan perkembangan informasi kognitif yang

berhubungan dengan topik spesifik cukup untuk memenuhi tujuan

kesehatan dan dapat ditingkatkan. Teori ini selaras dengan keadaan klien

96

2 Ny. S dan keluarganya saat dilakukan pengkajian mengatakan

mengetahui tentang diabetes melitus tetapi tidak secara rinci sehingga

dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta komplikasi yang ada

pada penderita diabetes melitus namun tidak secara lengkap.

Sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes melitus

(Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik sangat di

perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden dengan tingkat

pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang mengetahui tentang

diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala diabetes melitus

namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda dari diabetes

melitus.

Penulis berasumsi peningkatan pengetahuan juga dibutuhkan dalam

mempertahankan kondisi dan mencegah komplikasi yang dialami oleh

penderita diabetes melitus, dengan pemambahan ilmu dari yang hanya

sekedar tahu menjadi lebih paham sehingga dapat memudahkan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan keluarganya.

c. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), risiko ketidakstabilan

kadar glukosa darah merupakan risiko terhadap variasi kadar glukosa

darah dari rentang normal. Dari definisi tersebut terdapat kesesuaian antara

97

teori dan keadaan nyata diman klien 1 dan 2 mengeluhkan kadar gula

darahnya cenderung tinggi.

Pada klien 1 dan 2, kedua keluarganya mengatakan belum paham

tentang diet diabetes melitus sehingga tidak memiliki pantangan makan

apapun. Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan

antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes

melitus (Azis dkk, 2020) didapatkan hasil bahwa pengetahuan yang baik

sangat di perlukan dalam merubah gaya hidup, sedangkan responden

dengan tingkat pengetahuan yang kurang ditandai dengan kurang

mengetahui tentang diabetes melitus. Sebagian besar mengalami gejala

diabetes melitus namun mereka tidak mengetahui bahwa itu tanda-tanda

dari diabetes melitus. Mereka juga tidak mengetahui faktor risiko yang

dapat meningkatkan kadar gula. Dan disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan gaya hidup penderita

diabetes melitus pada pasien yang berobat di puskesmas meo meo.

Penulis berasumsi adanya keterkaitan antara tingkat pengetahuan dan

gaya hidup pada keluarga penderita diabetes melitus yang dapat

menimbulkan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang diet diabetes melitus.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan

oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk

mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,

98

keluarga dan komunitas. Perencanaan keperawatan atau intervensi

keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang

didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis unuk mencapai lu-aran

(outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 1 dengan

diagnosa defisit pengetahuan yaitu: bina hubungan saling percaya,

identifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien

dan keluarga tentang diabetes melitus, jadwalkan pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan, sediakan materi, media pendidikan kesehatan, jelaskan

pengertian diabetes melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes

melitus, tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan

terjadinya komplikasi,berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya

dan evaluasi perubahan pengetahuan.

Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 2 dengan

diagnosa kesiapan peningkatan pengetahuan sama dengan diagnosa defisit

pengetahuan yaitu: bina hubungan saling percaya, identifikasi kesiapan,

kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien dan keluarga tentang

diabetes melitus, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

sediakan materi, media pendidikan kesehatan, jelaskan pengertian diabetes

melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala

yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan terjadinya

komplikasi,berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya dan

evaluasi perubahan pengetahuan.

99

Kedua intervensi edukasi proses penyakit yang dilakukan kepada klien 1

dan klien 2 sejalan dengan teori menurut (Chen dalam Kusnanto et al., 2019)

mengatakan bahwa pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan

pencegahan dalam mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes

melitus. Penulis berasumsi dengan adanya edukasi tentang diabetes melitus

klien dan keluarganya dapat lebih memahami dan mengenal masalah

kesehatan diabetes melitus serta mencegah terjadinya komplikasi.

Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien 2 dengan

diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu: identifikasi

kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi, identifikasi tingkat

pengetahuan saat ini, identifikasi pola makan saat ini dan masa lalu,

identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan,

jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan, ukur

kadar gula darah klien, persiapkan materi, media pendidikan kesehatan,

jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan, jelaskan tentang diet

diabetes melitus, informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang ,

berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya, evaluasi perubahan

pengetahuan keluarga terkait materi yang telah disampaikan sebelumnya,

anjurkan klien untuk mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas

kesehatan.

Selaras dengan penelitian sebelumnya tentang hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan melakukan kontrol rutin, yang mengatakan

adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat

100

kepatuhan melakukan kontrol rutin (Choirunnisa, 2018). Penulis berasumsi

dengan adanya dukungan keluarga diharapkan dapat membantu dalam

memotivasi penderita diabetes melitus dalam melakukan kontrol rutin dan

menurunkan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.

Selain itu klien juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik

sekurang-kurangnya 30 menit dalam sehari dan dilakukan selama 5 hari

dalam seminggu sebagai upaya menurunkan dan mencegah kenaikan kadar

glukosa darah (ADA; Handelsman, et al.; Kementrian Kesehatan dalam

Jainurakhma dkk, 2021). Edukasi juga dibutuhkan dalam mempertahankan

kondisi dan mencegah komplikasi. Hasil penelitian (Frisca, Redjeki, &

Supardi. 2019) memperlihatkan adanya peningkatan perilaku perawatan kaki

yang signifikan setelah diberikan edukasi sehingga peneliti membuat

intervensi untuk mengajarkan klien dan keluarga cara perawatan kaki dan

senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi dengan video.

Penulis berasumsi dengan dilakukannya intervensi edukasi yang diringi

praktek perawatan kaki serta senam kaki diabetik pada keluarga dan klien

dapat diperoleh hasil glukosa darah yang stabil dan melatih kemampuan

keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi

rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga

dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk

dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui

101

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk: mengenal masalah

kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan

yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi

kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota

keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat

(Sudiharto dalam Izati, 2017).

Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan pada klien 2 dilakukan

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan disesuaikan dengan

masalah keperawatan yang ditemukan pada klien. Implementasi yang

dilakukan pada klien 1 tanggal 18 Agustus 2021-24 agustus 2021 dan pada

klien 2 tanggal 19 Agustus 2021 – 25 Agustus 2021.

Pada klien 1 dengan diagnosa defisit pengetahuan, perawat melakukan

tindakan membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kesiapan,

kemampuan menerima informasi, pemahaman pasien dan keluarga tentang

diabetes melitus, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

menyediakan materi, media pendidikan kesehatan, menjelaskan pengertian

diabetes melitus, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan

gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, serta kemungkinan terjadinya

komplikasi,memberikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya dan

mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya.

Pada klien 2 dengan diagnosa kesiapan peningkatan pengetahuan,

perawat melakukan tindakan yang sama dengan diagnosa defisit

102

pengetahuan, guna menambah pengetahuan keluarga tentang diabetes melitus

tindakan yang dilakukan antara lain: membina hubungan saling percaya,

mengidentifikasi kesiapan, kemampuan menerima informasi, pemahaman

pasien dan keluarga tentang diabetes melitus, menjadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan, menyediakan materi, media pendidikan

kesehatan, menjelaskan pengertian diabetes melitus, penyebab, faktor risiko

penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit,

serta kemungkinan terjadinya komplikasi,memberikan kesempatan klien dan

keluarga untuk bertanya dan mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah disampaikan sebelumnya.

Pada klien 1 dan 2 dengan diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah

dilakukan tindakan keperawatan mengidentifikasi kemampuan pasien dan

keluarga menerima informasi, mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat ini,

mengidentifikasi pola makan saat ini dan masa lalu, mengidentifikasi persepsi

pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan, menjadwalkan waktu

yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan, mengukur kadar gula

darah klien, mempersiapkan materi, media pendidikan kesehatan,

menjelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan, menjelaskan tentang

diet diabetes melitus, menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan

dilarang , memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya,

mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya, menganjurkan klien untuk mengontrolkan

penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan, mengajarkan klien dan

103

keluarga cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara

demonstrasi video.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut (Setiadi, 2012) evaluasi adalah perbandingan yang sistematis

dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga

dan tenaga kesehatan lainnya.

Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan keluarga pada klien 1 diagnosa

defisit pengetahuan teratasi pada hari ke-2 didapatkan data evaluasi subjek

klien dan keluarganya mengatakan sudah mengerti tentang penyakit diabetes

melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan keluarganya mampu

menyebutkan pengertian, penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus,

tanda dan gejala penyakit diabetes melitus, serta kemungkinan terjadinya

komplikasi.

Dan pada diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi

pada hari ke-4 dengan data evaluasi subjektif klien keluarganya mengatakan

memahami tujuan dari kepatuhan diabetes melitus, memahami tentang diet

diabetes melitus, memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada

penderita diabetes melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan

keluarganya mampu memahami cara melakukan perawatan kaki, mampu

mendemonstrasikan senam kaki diabetik dan gula darah klien dalam rentang

normal.

104

Sedangkan hasil evaluasi dari asuhan keperawatan keluarga pada klien 2

diagnosa persiapan peningkatan pengetahuan teratasi pada hari ke-2

didapatkan data evaluasi subjek klien dan keluarganya mengatakan sudah

mengetahui tentang penyakit diabetes melitus secara rinci, kemudian pada

data evaluasi objektif klien dan keluarganya mampu menjelaskan pengertian,

penyebab, faktor risiko penyakit diabetes melitus, tanda dan gejala penyakit

diabetes melitus, serta kemungkinan terjadinya komplikasi.

Dan pada diagnosa risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi

pada hari ke-4 dengan data evaluasi subjektif keluarga klien mengatakan

memahami tujuan dari kepatuhan diabetes melitus, memahami tentang diet

diabetes melitus, memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada

penderita diabetes melitus, kemudian pada data evaluasi objektif klien dan

keluarganya mampu memahami cara melakukan perawatan kaki, mampu

mendemonstrasikan senam kaki diabetik dan gula darah klien dalam rentang

normal.

Hasil evalusi dari keluarga klien 1 dan keluarga klien 2, selaras dengan

teori menurut (Chen dalam Kusnanto et al., 2019) mengatakan bahwa

pengetahuan sangat penting sebagai pengendalian dan pencegahan dalam

mengurangi dampak yang disebabkan oleh diabetes melitus. Penulis

berasumsi adanya keterkaitan antara teori dan data dilapangan bahwa tingkat

pengetahuan berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup sehingga dapat

dikatakan bahwa tingkat pengetahuan ikut ambil alih dalam mempertahankan

kondisi kesehatan, kestabilan kadar glukosadarah dan mencegah komplikasi.

105

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil peneitian dan pembahasan BAB IV mengenai asuhan

keperawatan keluarga dengan diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Muara

Rapak, maka kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Hasil dari pengkajian ditemukan perbedaan dalam hasil pengkajian pada

klien 1 dan klien 2 terdapat tingkat pengetahuan yang berbeda dan dukungan

keluarga yang berbeda pula antara keluarga klien 1 dan keluarga klien 2.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 muncul perbedaan

diagnosa antara diagnosa defisit pengetahuan pada klien 1 dan diagnosa

kesiapan peningkatan pengetahuan pada klien 2, kemudian adapun diagnosa

yang serupa antara klien 1 dan klien 2 yaitu diagnosa ketidakstabilan kadar

glukosa darah.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang digunakan dalam kasus pada klien 1 dan klien 2 disusun

sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dan disesuaikan dengan teori yang

ada. Intervensi disusun sesuai dengan masalah yang ditemukan berdasarkan

hasil pengkajian yang dilakukan.

106

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan

yang telah disusun. Implementasi pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan

kebutuhan klien dengan diabetes melitus. Dalam implementasi, penulis telah

melakukan semua rencana tindakan yang telah dibuat kepada klien 1 dan

klien 2.

5. Evaluasi Keperawatan

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan pada klien 1 selama 5

hari begitupun juga dengan klien 2 dilakukan selama 5 hari yang dibuat dalam

bentuk SOAP. Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 telah teratasi

semua.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,

keterampilan dan pengetahuan serta wawasan peneliti sendiri dalam

melakukan penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes melitus

dan diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan pembanding peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian asuhan keperawatan keluarga

dengan diabetes melitus.

107

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dan

memperdalam ilmu keperwatan khususnya pada asuhan keperawatan

keluarga dengan diabetes melitus yang selalu berkembang.

3. Bagi Klien dan Kelurga

Diharapkan keluarga dapat menerapkan intervensi yang telah diberikan

dalam merawat anggota keluarga dengan diabetes melitus, menerapkan pola

hidup yang sehat serta rutin memeriksakan kadar gula darah dan kondisi

kesehatan klien ke fasilitas kesehatan.

108

DAFTAR PUSTAKA

Alhogbi, B. G. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny “S” Dengan

Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorambi Jember. Journal

of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25.

http://www.elsevier.com/locate/scp

Apriatmoko, R., & Sari, L. N. (2019). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan

tentang Diabetes Mellitus dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus

Tipe II Di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Azis, W. A., Muriman, L. Y., & Burhan, S. R. (2020). Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal

Penelitian Perawat Profesional, 2(1), 105–114.

https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.52

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018).

Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. In Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan (p. 198).

http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lap

oran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Choirunnisa, L. (2018). (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

Melakukan Kontrol Rutin Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Surabaya. In

Universitas Airlangga Surabaya.

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. (2019). Profil Kesehatan Kota Balikpapan 2019.

Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Dr. Sugiarto, dr., S. P.-K., Dhani Redhono Harioputro, dr., S. P.-K., Yuliana Heri

Suselo, dr., Ms., Siti Munawaroh, dr., Mm., Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A,

M. K., Anik Lestari, dr, M. K., Yulyani Werdiningsih, S., & Arif Suryawan,

dr, A. (2018). Basic Physical Examination : Teknik inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi. Universitas Sebelas Maret, 0271, 1–37.

https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/MANUAL-

IPPA_2018-smt-1.pdf

Friedman; Marylin, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset

Teori&Praktik (5th ed.). EGC.

109

Hartati, M., Firsty, L., & Krishna, P. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Diabetes Mellitus Abstrak Pendahuluan Keluarga masyarakat

keluarga adalah yang unit terdiri terkecil dari dari kepala yang dapat menjadi

pemicu Diabetes Mellitus seperti jarang berolahraga , merokok , dan minum-

minuman b. 2(1), 44–55.

Izati, Z. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Diabetes Melitus Di Wilayah

Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang, 4, 12–50.

Janes, Jainurakhma;Koerniawan, Dheni;Supriadi, Edi;Perdani, Sanny Frisca Zulia

Putri;Zuliani;Budiono;Rantung, Novi Malisa Gilny Aileen J.;Mawarti,

Veroneka Yosefpa Windahandayani Herin;Rantung, Jeanny;Sya’id,

Achmad;Elon, Y., & Yudianto, A. (2021). Dasar-Dasar Asuhan Keperawatan

Penyakit Dalam Dengan Pendekatan Klinis (A. Karim (ed.)). Yayasan Kita

Menulis.

Kholifah, siti N., & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas

(B. A. Darmanto & A. A. Perdana (eds.)). Pusdik SDM Kesehatan.

Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dan Diabetes Self-Management Dengan Tingkat Stres

Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan Indonesia,

22(1), 31–42. https://doi.org/10.7454/jki.v22i1.780

Luwiharto, J. dan, & Ginanti, P. D. (2020). Diabetes Melitus. Prodiaohi.

https://prodiaohi.co.id/diabetes-melitus

Maria, I. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus dan Asuhan Keperawatan

Stroke. Deeppublish.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan

Penerapan Diagnosa Nanda Nic-Noc dalam Berbagai Kasus (N. H. Rahil

(ed.); Jilid 1). Mediaction.

Purwakusumah, Qodarian Pramukanto Edy D ; Sa’diah, Siti;Batubara,

Irmanida ;Rahminiwati, M. (2018). Taman Terapi Mandiri: Diabetes Melitus.

Sari, K. J. (2019). PEDOMAN DALAM MELAKSANAKAN IMPLEMENTASI

110

KEPERAWATAN. https://doi.org/10.31227//osf.io/nckbj

Sarwo Edi, F. R. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. LeutikaPrio.

Setiadi. (2012). Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan

Praktik. Graha Ilmu.

Setiawan, S. (2021). Pengertian Keluarga. GuruPendidikan.Com.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-keluarga/

Smeltzer, C Suzanne & Bare, G. B. (2015). Buku Ajar Keperawatan medikal- bedah

Brunner & Suddarth (8 . Vol.2).

Suprajitno. (2004). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA: APLIKASI DALAM

PRAKTIK (M. Ester (ed.)). EGC.

Syafnidawanty. (2020). Observasi. Universitas Raharja.

https://raharja.ac.id/2020/11/10/observasi/

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi KEPERAWATAN indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Widago, Wahyu ; Resnayati, Y. (2019). Buku Ajar Keperawatan Keluarga.

L

A

M

P

I

R

A

N

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi D-III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur:

Nama : Wahyuni Dina Rumisni

Nim : P07220118108

Jurusan : Keperawatan

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan

Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara

Rapak Balikpapan Tahun 2021”.

Sehubungan dengan maksud tersebut maka dengan kerendahan hati, saya

mohon partisipasi Saudara/i/Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, tenaga

kesehatan dan institusi pendidikan. Informasi tentang data yang diperoleh akan

dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk data penelitian.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya

saya ucapkan terima kasih.

Penulis,

Wahyuni Dina Rumisni

INFORMED CONSENT

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini,

maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :.................................................................................

Umur :.................................................................................

Alamat :.................................................................................

Dengan ini menyatakan saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh saudari Wahyuni Dina Rumisni, selaku mahasiswa

D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

Timur dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus

Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021” dengan

sukarela dan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Penelitian ini tidak akan

merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya dan keluarga saya, maka

jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya. Demikian surat

persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Balikpapan,

(....................................)

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi D-III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur:

Nama : Wahyuni Dina Rumisni

Nim : P07220118108

Jurusan : Keperawatan

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan

Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara

Rapak Balikpapan Tahun 2021”.

Sehubungan dengan maksud tersebut maka dengan kerendahan hati, saya

mohon partisipasi Saudara/i/Bapak/Ibu untuk menjadi responden penelitian ini.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, tenaga

kesehatan dan institusi pendidikan. Informasi tentang data yang diperoleh akan

dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk data penelitian.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya

saya ucapkan terima kasih.

Penulis,

Wahyuni Dina Rumisni

INFORMED CONSENT

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini,

maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :.................................................................................

Umur :.................................................................................

Alamat :.................................................................................

Dengan ini menyatakan saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh saudari Wahyuni Dina Rumisni, selaku mahasiswa

D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

Timur dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus

Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan Tahun 2021” dengan

sukarela dan tanpa adanya paksaan dari siapapun. Penelitian ini tidak akan

merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya dan keluarga saya, maka

jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya. Demikian surat

persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Balikpapan,

(....................................)

Lampiran 2

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes No. Register

Nama Perawat yang

mengkaji

Tanggal Pengkajian

1. DATA KELUARGA

Nama Kepala Keluarga Bahasa sehari-hari

Alamat Rumah & Telp Jarak yankes terdekat

Agama & Suku Alat Transportasi

DATA ANGGOTA KELUARGA

No Nama Hub

dgn

KK

Umur JK Suku Pendidikan

Terakhir

Pekerja-

an Saat

Ini

Status

Gizi

(TB,

BB,

BMI)

TTV

(TD,

N, S,

P)

Status

Imuni

sasi

Dasar

Alat

Bantu

/

Prote

sa

LANJUTAN

No Nama Penampilan

Umum

Status Kesehatan

Saat ini

Riwayat Penyakit/

Alergi

Analisis

Masalah

Kesehatan

INDIVIDU

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Diagnosis Medik :

Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :

Keadaan Umum

Kesadaran :

GCS :

TD : mm/Hg

P : x/ menit

Sirkulasi/ Cairan

Edema Bunyi jantung: .....

Asites Akral dingin

Tanda Perdarahan:

purpura/ hematom/

Perkemihan

Pola BAK ..…x/hr,vol

......ml/hr

Hematuri Poliuria

Oliguria Disuria

Inkontinensia Retensi

Nyeri saat BAK

Pernapasan

Sianosis

Sekret /

Slym

Irama

ireguler

S : 0

C

N : x/ menit

Takikardia

Bradikardia

Tubuh teraba hangat

Menggigil

petekie/ hematemesis/

melena/ epistaksis*

Tanda Anemia : Pucat/

Konjungtiva pucat/ Lidah

pucat/ Bibir pucat/

Akral pucat*

Tanda Dehidrasi:

mata cekung/ turgor kulit

berkurang/ bibir kering *

Pusing Kesemutan

Berkeringat Rasa Haus

Pengisian kapiler 2 detik

KemampuanBAK :

Mandiri/

Bantu sebagian/tergantung*

Alat bantu:

Tidak/Ya*……… Gunakan

Obat :Tidak/Ya*...

Kemampuan BAB

:Mandiri/

Bantu sebagian/tergantung*

Alat bantu: Tidak/Ya*...

Wheezing

Ronki

........................

..................

Otot bantu

napas

..................

Alat bantu

nafas

....................

Dispnea

Sesak

Stridor

Krepirasi

Pencernaan

Mual Muntah

Kembung

Nafsu Makan :

Berkurang/Tidak*

Sulit Menelan

Disphagia

Bau Nafas

Kerusakan gigi/gusi/ lidah/

geraham/rahang/palatum*

Distensi Abdomen

Bising Usus:

................................

Konstipasi

Diare .......x/hr

Hemoroid, grade

.....................

Muskuloskeletal

Tonus otot

Kontraktur

Fraktur

Nyeri otot/tulang*

Drop Foot Lokasi

……...........…

Tremor Jenis

……......…......…..

Malaise / fatique

Atropi

Kekuatan otot

....….............…..

Postur tidak normal

.................

RPS Atas : bebas/ terbatas/

kelemahan/ kelumpuhan

(kanan / kiri)*

Neurosensori

Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan

:

Buram Kesemutan

pada …….............

Tak bisa melihat Kebas pada

..........................…

Alat bantu …........ Disorientasi

Parese

Visus ………........ Halusinasi

Disartria

Fungsi pendengaran : Amnesia

Paralisis

Kurang jelas Refleks

patologis ……

Tuli Kejang :

sifat …….. lama ..……

Alat bantu frekwensi

....................................

Tinnitus Fungsi

Penciuman

Fungsi Perasa Mampu

Mampu Terganggu

Terganggu

Teraba Masa abdomen

.........

Stomatitis Warna

...................

Riwayat obat pencahar

.........

Maag

Konsistensi ..........

Diet Khusus:

Tidak/Ya*................

Kebiasaan makan-minum

:

Mandiri/ Bantu sebagian/

Tergantung*

Alergi makanan/minuman

:

Tidak/Ya*.............................

.....

Alat bantu :

Tidak/Ya*.............

RPS Bawah :bebas/terbatas/

kelemahan/kelumpuhan

(kanan / kiri)*

Berdiri : Mandiri/ Bantu

sebagian/tergantung*

Berjalan : Mandiri/ Bantu

sebagian/tergantung*

Alat Bantu :

Tidak/Ya*..............

Nyeri :

Tidak/Ya*.......................

Kulit

Jaringan parut Memar Laserasi

Ulserasi Pus …

Bulae/lepuh Perdarahan bawah

Krustae

Luka bakar Kulit ...... Derajat ......

Perubahan warna…….

Decubitus: Grade .....… Lokasi ………..….

Tidur dan Istirahat

Susah tidur

Waktu tidur

………………………………………………………………

Bantuan obat,

…………………………………………..………………

Mental

Cemas Denial

Marah

Takut Putus asa

Depresi

Rendah diri

Menarik diri

Agresif Perilaku

kekerasan

Respo n pasca trauma .....

Komunikasi dan Budaya

Interaksi dengan Keluarga :

Baik/ tehambat*

......................

Berkomunikasi :

Lancar/ terhambat*

...............

Kegiatan sosial sehari-hari :

…………………………………….

Kebersihan Diri

Gigi-Mulut kotor

Mata kotor Kulit kotor

Perineal/genital kotor

Hidung kotor Kuku

kotor

Telinga kotor

Rambut-Kepala kotor

Perawatan

Diri Sehari-

hari

Mandi :

Mandiri/

Bantu

sebagian/terga

ntung*

Berpakaian

: Mandiri/

Bantu

Tidak mau melihat bagian

tubuh yang rusak

sebagian/terga

ntung*

Menyisir

Rambut :

Mandiri/

Bantu

sebagian/terga

ntung*

Keterangan Tambahan terkait Individu

3. DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan

Kondisi Rumah :

.....................................................................................................

.

Ventilasi :

Cukup/Kurang*...........................................................................

....

Pencahayaan Rumah :

Baik/ Tidak*

.....................................................................................................

Saluran Buang Limbah :

Baik

/Cukup/Kurang*.........................................................................

.....

PHBS Di Rumah Tangga

Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Menggunakan air bersih untuk makan &

minum:

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Menggunakan air bersih untuk kebersihan

diri:

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :

Sumber Air Bersih :

Sehat/Tidak

Sehat*....................................................................................

Jamban Memenuhi Syarat :

Ya/Tidak*

…………………..............................................................................

Tempat Sampah:

Ya/Tidak*……………………...........................................................

.....

Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota

Keluarga 8m2

/orang :

Ya/Tidak*………………............................................................

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Melakukan pembuangan sampah pada

tempatnya :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Menggunakan jamban sehat :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Memberantas jentik di rumah sekali

seminggu :

Ya/ Tidak*

...........................................................................

......................................

Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/

Tidak* ........................................................

Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/

Tidak* .....................................................

Tidak merokok di dalam rumah : Ya/

Tidak* ............................................................

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN

KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:

Ada Tidak karena ................................................

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:

Ya Tidak

3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:

Ya Tidak

4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:

Ya Tidak

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak

diobati/dirawat:

Ya Tidak

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:

Keluarga Tetangga

Kader Tenaga kesehatan, yaitu.................

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:

Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya

Perlu berobat ke fasilitas yankes Tidak terpikir

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :

Ya Tidak,jelaskan ...................................................................................

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota

keluarganya :

Ya Tidak , Jelaskan............................................................................

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:

Ya Tidak, jelaskan

...............................................................................................................................................

11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:

Ya Tidak, jelaskan..........................................................................

12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan :

Ya Tidak, jelaskan

..................................................................................................................................................................................

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah

kesehatan anggota keluarganya :

Ya Tidak, jelaskan.........................................................................................................................................

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

Kunjungan Pertama (K-1) : Perawat : Kunjungan Keempat (K-4) : Perawat :

Kunjungan Kedua (K-2) : Perawat : Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat :

Kunjungan Ketiga (K-3) : Perawat : Kunjungan Keenam (K-6) : Perawat :

Kriteria Kemandirian KM 1 KM

2

KM 3 KM

4

Keluarga menerima perawat √ √ √ √

Keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana

keperawatan keluarga

√ √ √ √

Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah

kesehatannya secara benar

√ √ √

Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai

anjuran

√ √ √

Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai

anjuran

√ √ √

Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif

√ √

Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif

ANALISA DATA

DATA (DS DAN DO) PENYEBAB MASALAH

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan :

No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalah :

Aktual (3)

ResikoTinggi (2)

Potensial (1)

Bobot : 1

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah :

Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

Bobot : 2

3 Potensi masalah untuk

dicegah :

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

Bobot : 1

4 Menonjolnya masalah :

Segera diatasi (2)

Tidak segera diatasi (1)

Tidak dirasakan ada

masalah (0)

Bobot : 1

Total

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

2.

3.

DST

PERENCANAAN

No. Dx.

Kep

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa

Keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi

(SOAP)

Lampiran 3

PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Pertama (1)

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18

A. Latar Belakang

Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi manusia

untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi

penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan pro-mosi

kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengum-pulan

data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawa-

tan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masa-lah-

masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk

menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data

keluarga, data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit

(pemeriksaan fisik), data penunjang keluarga, kemampuan keluarga

melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, hasil pembinaan

berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui masalah

keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang

lengkap sebagai langkah awal dan proses keperawatan.

Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan

analisa data sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa

diagnosa keperawatan yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa

bersama dengan keluarga akan melakukan scoring pada masalah yang didapat

dan akan menentukan prioritas masalah mana yang akan dilakukan intervensi

lebih lanjut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta

keluarga dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui data keluarga

b. Mengetahui data anggota keluarga

c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik).

d. Mengetahui data penunjang keluarga

e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga

f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah

keperawatan.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah

2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi

3. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat

pemeriksaan fisik

4. Waktu : 15.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan :

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Orientasi - Memberikan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelasakan tujuan

pertemuan

- Menjelaskan kontrak waktu

dan tujuan pertemuan

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Menyetujui kontrak

waktu dan tempat

5 menit

2 Kerja - Membina hubungan saling

percaya

- Mengidentifikasi kesiapan

dan kemampuan klien dan

keluarga dalam menerima

informasi

- Menanyakan data keluarga

- Menanyakan data anggota

keluarga

- Menanyakan data

pengkajian individu yang

sakit ( pemeriksaan fisik)

- Menanyakan data

penunjang keluarga

- Menanyakan kemampuan

keluarga melakukukan

tugas pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga

- Menjelaskan masalah yang

ditemukan dalam keluarga

- Mendengarkan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

dan bersedia dilakukan

pemeriksaan fisik.

- Menjawab pertanyaan

- Mendengar dan

memperhatikan

35

menit

- Menyusun atau

memprioritaskan masalah

yang didapat keluarga

- Mengidentifikasi

pemahaman klien dan

keluarga tentang diabetes

mellitus.

- Mengidentifikasi tingkat

pengetahuan saat ini

tentang diet diabetes

mellitus.

- Mengidentifikasi persepsi

pasien dan keluarga tentang

diet diabetes mellitus.

- Mengidentifikasi pola

makan saat ini dan masa

lalu

- Mengukur kadar gula darah

Ny. T.

- Menjadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan.

- Berdiskusi bersama

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Klien bersedia

- Berdiskusi

3 Terminasi - Menyimpulkan hasil

pertemuan

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Ikut menyimpulkan

- Menyetujui kontrak

- Menjawab salam

5 menit

7. Evaluasi Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang

tersedia

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis

b. Evaluasi Proses

1) Situasi mendukung tidak ada gangguan

2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan

berpartisipasi aktif selama menjawab pertanyaan yang diajukan

c. Evaluasi Hasil

1) Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya

2) Mahasiswa mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien

dan keluarga dalam menerima informasi

3) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga

4) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota

keluarga

5) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan

individu yang sakit (pemeriksaan fisik).

6) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang

keluarga

7) Keluarga mampu memberikan informasi kemampuan

keluarga melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga

8) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah

keperawatan.

9) Klien dan keluarga belum paham tentang diabetes mellitus

10) Klien belum paham tentang diet diabetes melitus

11) Mahasiswa mengidentifikasi persepsi keluarga dan klien

tentang diet adalah mengurangi makanan-minuman manis

12) Mahasiswa mengukur kadar gula darah ny. T

13) Mahasiswa dan keluarga menjadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan

PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Kedua (2)

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18

A. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya telah melakukan pengkajian, analisa data dan

scoring masalah atau menetapkan prioritas masalah kemudian didapatkan dua

diagnosa prioritas yang akan dilakukan intervensi sesuai dengan kondisi

keluarga saat ini.

Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal

pengertian, penyebab dan factor resiko penyebab, tanda dan gejala, serta

komplikasi diabetes melitus.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi proses penyakit diabetes melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus

b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab

diabetes melitus

c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus

d. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi tentang Diabetes melitus

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 16.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan:

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Menjelaskan pengertian

penyebab dan factor resiko

penyebab, tanda dan gejala

serta komplikasi diabetes

melitus

- Memberikan kesempatan

bertanya

- Mengevaluasi perubahan

pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya

-

- Memperhatikan

- Menjawab pertanyaan

- Memberikan

pertanyaan

- Memperhatikan

20 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menyepakati kontrak

yang dibuat

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen leaflet

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

2) Keluarga bersifat kooperatif.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mengetahui pengertian penyakit diabetes melitus

2) Keluarga mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab

penyakit diabetes melitus

3) Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit diabetes melitus

4) Keluarga mengetahui komplikasi penyakit diabetes melitus

PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Ketiga (3)

Hari/Tanggal : Minggu, 22 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18

A. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya sesuai dengan diagnosa yang diangkat telah

dilakukan intervensi edukasi proses penyakit diabetes melitus pada keluarga

Ny. T.

Pada pertemuan ketiga ini keluarga diharapkan mengetahui tujuan

kepatuhan diet terhadap kesehatan, menginformasikan diet diabetes melitus

(DM) dan Menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi diet diabetes melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mengetahui tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan

b. Keluarga mengetahui tentang diet diabetes melitus

c. Keluarga mengetahui makanan yang diperbolehkan dan dilarang

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi diet DM

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 09.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengukur gula darah

- Menyediakan materi dan

media pendidikan

kesehatan

- Mengevaluasi perubahan

pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya

- Memberikan kesempatan

bertanya

- Menjelaskan tujuan

kepatuhan diet terhadap

kesehatan

- Menjelaskan tentang diet

diabetes melitus

- Menginformasikan

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang

- Klien bersedia

- Memperhatikan

- Menjawab pertanyaan

- Memberikan

pertanyaan

- Memperhatikan

- Memperhatikan

- Memperhatikan

35 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen leaflet

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

2) Keluarga bersifat kooperatif.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga memahami tujuan dari kepatuhan diabetes mellitus

2) Keluarga memahami tentang diet diabetes mellitus

3) Keluarga memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang

pada penderita diabetes melitus

PRE PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Keempat (4)

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18

A. Latar Belakang

Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengetahui

cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi video

dan mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki diabetik

b. Keluarga mampu mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas

kesehatan

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi perawatan kaki dan senam diabetik

2. Metode : Diskusi dan demonstrasi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 17.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengajarkan klien dan

keluarga cara perawatan

kaki dan senam kaki

diabetik dengan cara

demonstrasi video

- Menganjurkan klien untuk

mengontrolkan

penyakitnya secara rutin ke

fasilitas kesehatan

- Memperhatikan

- Memperhatikan dan

menjawab

35 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menyepakati kontrak

yang dibuat

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

b. Evaluasi Proses

1) Keluarga menyambut dengan ramah

2) Situasi mendukung tidak ada gangguan

3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan

berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mampu mampu memahami cara melakukan perawatan

kaki.

2) Klien mampu mendemonstrasikan senam kaki diabetik

3) Klien rutin mengkonsumsi obat anti diabetes.

4) Keluarga akan mengantar dan mendampingi Ny. T untuk kontrol

penyakitnya ke fasilitas kesehatan

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Kelima (5)

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. T Jl. Inpres II No.41 Rt.18

A. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya didapatkan hasil keluarga dan klien sudah

paham tentang edukasi yang diberikan selama ini. Pada pertemuan kelima ini

mahasiswa akan mengukur kadar gula darah Ny. T

B. Tujuan

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit klien mengetahui kadar gula

darah.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Mengukur kadar gula darah

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu :

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengukur kadar gula

darah

- Bersedia diukur 20 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan alat gula darah

b. Evaluasi Proses

1) Keluarga menyambut dengan ramah

2) Situasi mendukung tidak ada gangguan

3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mengetahui kadar gula darah

Lampiran 4

PRE PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Pertama (1)

Hari/Tanggal : Kamis, 19 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56

A. Latar Belakang

Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi manusia

untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi

penyakit, diagnosa klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan pro-mosi

kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan proses pengum-pulan

data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawa-

tan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masa-lah-

masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya, data dasar tersebut digunakan untuk

menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data

keluarga, data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit

(pemeriksaan fisik), data penunjang keluarga, kemampuan keluarga

melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, hasil pembinaan

berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk mengetahui masalah

keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian yang

lengkap sebagai langkah awal dan proses keperawatan.

Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan

analisa data sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa

diagnosa keperawatan yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa

bersama dengan keluarga akan melakukan scoring pada masalah yang didapat

dan akan menentukan prioritas masalah mana yang akan dilakukan intervensi

lebih lanjut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta

keluarga dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui data keluarga

b. Mengetahui data anggota keluarga

c. Mengetahui data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik).

d. Mengetahui data penunjang keluarga

e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga

f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah

keperawatan.

g. Mengidentifikasi pemahaman klien dan keluarga tentang diabetes

melitus

h. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

i. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat ini tentang diet diabetes

melitus

j. Mengidentifikasi pola makan saat ini dan masa lalu

k. Mengidentifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet diabetes

melitus

l. Mengukur kadar gula darah Ny. S

C. Rencana Kerja

1. Topik : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah

2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi.

3. Media : Format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat

pemeriksaan fisik

4. Waktu : 16:00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan :

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Orientasi - Memberikan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelasakan tujuan

pertemuan

- Menjelaskan kontrak waktu

dan tujuan pertemuan

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Menyetujui kontrak

waktu dan tempat

5 menit

2 Kerja - Membina hubungan saling

percaya

- Mengidentifikasi kesiapan

dan kemampuan klien dan

keluarga dalam menerima

informasi

- Menanyakan data keluarga

- Menanyakan data anggota

keluarga

- Menanyakan data

pengkajian individu yang

sakit ( pemeriksaan fisik)

- Menanyakan data

penunjang keluarga

- Menanyakan kemampuan

keluarga melakukukan

tugas pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga

- Menjelaskan masalah yang

ditemukan dalam keluarga

- Menyusun atau

memprioritaskan masalah

yang didapat keluarga

- Mengidentifikasi

pemahaman klien dan

keluarga tentang diabetes

mellitus.

- Mengidentifikasi tingkat

pengetahuan saat ini

tentang diet diabetes

mellitus.

- Mengidentifikasi persepsi

pasien dan keluarga tentang

diet diabetes mellitus.

- Mengidentifikasi pola

makan saat ini dan masa

lalu

- Mengukur kadar gula darah

Ny. S.

- Menjadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan.

- Mendengarkan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

dan bersedia dilakukan

pemeriksaan fisik.

- Menjawab pertanyaan

- Mendengar dan

memperhatikan

- Berdiskusi bersama

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab pertanyaan

- Klien bersedia

- Berdiskusi

35

menit

3 Terminasi - Menyimpulkan hasil

pertemuan

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Ikut menyimpulkan

- Menyetujui kontrak

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang

tersedia

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis

b. Evaluasi Proses

1) Situasi mendukung tidak ada gangguan

2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan

berpartisipasi aktif selama menjawab pertanyaan yang diajukan

c. Evaluasi Hasil

1) Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya

2) Mahasiswa mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien dan

keluarga dalam menerima informasi

3) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga

4) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota keluarga

5) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan individu

yang sakit (pemeriksaan fisik).

6) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang keluarga

7) Keluarga mampu memberikan informasi kemampuan keluarga

melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga

8) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah

keperawatan.

9) Klien dan keluarganya tampak mengetahui pengertian, penyebab,

faktor risiko serta komplikasi tentang penyakit diabetes melitus

tetapi tidak secara rinci.

10) Klien berasumsi bahwa diet adalah mengurangi jumlah makanan

yang dikonsumsi

11) Mahasiswa mengukur kadar gula darah Ny. S

12) Mahasiswa dan keluarga menjadwalkan pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan

PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Kedua (2)

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56

A. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya telah selesai melakukan pengkajian, analisa

data, scoring masalah atau menetapkan prioritas masalah dan didapatkan dua

diagnosa prioritas yang akan dilakukan intervensi sesuai dengan kondisi

keluarga saat ini.

Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal

pengertian, penyebab dan factor resiko penyebab, tanda dan gejala, serta

komplikasi diabetes melitus.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi proses penyakit diabetes melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus

b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab

diabetes melitus

c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus

d. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi Penyakit Diabetes Melitus

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 16.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Menjelaskan pengertian

penyebab dan factor resiko

penyebab, tanda dan gejala

serta komplikasi diabetes

melitus

- Memberikan kesempatan

bertanya

- Mengevaluasi perubahan

pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya

- Memperhatikan

- Menjawab pertanyaan

- Memberikan

pertanyaan

- Memperhatikan

35 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menyepakati kontrak

yang dibuat

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen leaflet

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

2) Keluarga bersifat kooperatif.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mengetahui pengertian penyakit diabetes melitus

2) Keluarga mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab

penyakit diabetes melitus

3) Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit diabetes melitus

4) Keluarga mengetahui komplikasi penyakit diabetes melitus

PRE PLANNING KUNJUNGAN KETIGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Ketiga (3)

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56

A. Latar Belakang

Pada pertemuan ketiga ini keluarga diharapkan mengetahui tujuan

kepatuhan diet terhadap kesehatan, menginformasikan diet diabetes melitus

(DM) dan Menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi diet diabetes melitus.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mengetahui tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan

b. Keluarga mengetahui tentang diet diabetes melitus

c. Keluarga mengetahui makanan yang diperbolehkan dan dilarang

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi diet DM

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu :

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengukur gula darah

- Menyediakan materi dan

media pendidikan

kesehatan

- Mengevaluasi perubahan

pengetahuan keluarga

terkait materi yang telah

disampaikan sebelumnya

- Memberikan kesempatan

bertanya

- Menjelaskan tujuan

kepatuhan diet terhadap

kesehatan

- Menjelaskan tentang diet

diabetes melitus

- Menginformasikan

makanan yang

diperbolehkan dan

dilarang

- Klien bersedia

- Memperhatikan

- Menjawab pertanyaan

- Memberikan

pertanyaan

- Memperhatikan

- Memperhatikan

- Memperhatikan

35 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menyepakati kontrak

yang dibuat

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan instrumen leaflet

b. Evaluasi Proses

1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

2) Keluarga bersifat kooperatif.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga memahami tujuan dari kepatuhan diabetes mellitus

2) Keluarga memahami tentang diet diabetes mellitus

3) Keluarga memahami makanan yang diperbolehkan dan dilarang

pada penderita diabetes melitus

PRE PLANNING KUNJUNGAN KEDUA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Keempat (4)

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56

A. Latar Belakang

Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengetahui

cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik dengan cara demonstrasi video

dan mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas kesehatan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit diharapkan keluarga

mampu memahami edukasi cara perawatan kaki dan senam kaki diabetik .

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu melakukan cara perawatan kaki dan senam kaki

diabetik

b. Keluarga mampu mengontrolkan penyakitnya secara rutin ke fasilitas

kesehatan

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Edukasi perawatan kaki dan senam diabetik

2. Metode : Diskusi dan demonstrasi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 15.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menanyakan kepada

keluarga apakah masih

ingat dengan mahasiswa

- Menjelasakan kembali

kontrak sebelumnya

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengajarkan klien dan

keluarga cara perawatan

kaki dan senam kaki

diabetik dengan cara

demonstrasi video

- Menganjurkan klien untuk

mengontrolkan

penyakitnya secara rutin ke

fasilitas kesehatan

- Memperhatikan

- Memperhatikan dan

menjawab

35 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menyepakati kontrak

yang dibuat

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

b. Evaluasi Proses

1) Keluarga menyambut dengan ramah

2) Situasi mendukung tidak ada gangguan

3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan

berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mampu mampu memahami cara melakukan perawatan

kaki.

2) Klien mampu mendemonstrasikan senam kaki diabetik

3) Klien rutin mengkonsumsi obat anti diabetes.

4) Keluarga akan mengantar dan mendampingi Ny. S untuk kontrol

penyakitnya ke fasilitas kesehatan

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELIMA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S

DENGAN DIABETES MELITUS

Kunjungan : Kelima (5)

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

Tempat : Rumah Ny. S Jl. Klamono 3 No.69 Rt.56

A. Latar Belakang

Pada pertemuan sebelumnya didapatkan hasil keluarga dank lien sudah

paham tentang edukasi yang diberikan selama ini. Pada pertemuan kelima ini

mahasiswa akan mengukur kadar gula darah Ny. S

B. Tujuan

Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit klien mengetahui kadar gula

darah.

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : Mengukur kadar gula darah

2. Metode : Diskusi

3. Media : Leaflet

4. Waktu : 11.00 WITA

5. Tempat : Rumah KK binaan

6. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga Waktu

1 Pra intraksi - Memberikan salam

- Menyampaikan maksud

dan tujuan

- Menjawab salam

- Mendengarkan

5 menit

2 Interaksi - Mengukur kadar gula

darah

- Bersedia diukur 20 menit

3 Penutup - Menanyakan perasaan

keluarga

- Mengakhiri pertemuan dan

mengucapkan salam

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab salam

5 menit

7. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Menyiapkan laporan pre planing

2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan

3) Menyiapkan alat gula darah

b. Evaluasi Proses

1) Keluarga menyambut dengan ramah

2) Situasi mendukung tidak ada gangguan

3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati

4) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan.

c. Evaluasi Hasil

1) Keluarga mengetahui kadar gula darah

Lampiran 5

DOKUMENTASI KEGIATAN KLIEN 1

Lampiran 6

DOKUMENTASI KEGIATAN KLIEN 2

Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan(SAP) yang berjudul

“Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, 17 Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. T dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. T

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes melitus

2. Menjelaskan apa saja faktor risiko diabetes melitus

3. Mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes melitus

4. Mengetahui bagaimana pencegahan diabetes melitus

C. Materi

1. Pengertian diabetes melitus

2. Tanda dan gejala diabetes melitus

3. Faktor risiko diabetes melitus

4. Komplikasi diabetes melitus

5. Pencegahan diabetes melitus

6. Kriteria diabetes melitus

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Leaflet

2. Lembar bolak-balik

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:

1. Pengertian diabetes melitus

2. Tanda dan gejala diabetes melitus

3. Faktor risiko diabetes melitus

4. Komplikasi diabetes melitus

5. Pencegahan diabetes melitus

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

20

menit

1. Menjelaskan

pengertian diabetes

melitus

2. Menjelaskan tanda

dan gejala diabetes

melitus

3. Menjelaskan faktor

risiko diabetes

melitus

4. Menjelaskan

komplikasi diabetes

melitus

5. Menjelaskan

pencegahan

diabetes melitus

6. Menjelaskan

kriteria diabetes

melitus

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Evaluasi 10

manit

1. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

1. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 10

menit

1. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

2. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Pengertian diabetes melitus

Suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah

yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan Glukosa darah

sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah.

Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana

kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan

atau menggunakan insulin.

2. Tanda dan Gejala diabetes melitus

a. Sering buang air kecil

b. Rasa haus berlebihan

c. Berat dan turun drastis

d. Sering lapar

e. Luka sulit sembuh

f. Keletihan

g. Pandangan kabur

h. Kesemutan/mati rasa

3. Faktor risiko diabetes melitus

a. Faktor risiko yang tidak bisa di ubah

a) Usia ≥40 tahun

b) Mempunyai Riwayat keluarga menderita DM

c) Kehamilan dengan gula darah tinggi

d) Ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan (Berat Badan Lahir)

> 4 kg

e) Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir (BBL) < 2,5 kg

b. Faktor risiko yang bisa di ubah

a) Kegemukan

b) (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria

> 90 cm dan Perempuan > 80cm)

c) Kurang aktivitas fisik

d) Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250

mg/dl

e) Riwayat penyakit jantung

f) Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)

g) Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah

serat)

4. Komplikasi diabetes melitus

a. Penyakit jantung dan pembuluh darah

b. Gangguan mata/penglihatan

c. Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki

d. Gangguan ginjal

5. Pencegahan

a. Mencegah komplikasi diabetes melitus

a) Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas

kesehatan.

b) Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up

c) Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah, kurangi

lemak, gula, dan makanan asin

d) Beraktivitas fisik secara teratur

e) Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit

f) Periksa mata secara teratur

g) Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi,

dan luka pada bagian bawah kaki.

b. Mencegah diabetes melitus

a) Mempertahankan berat badan ideal

b) Rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari. Biasakan

beraktivitas dengan intensitas sedang setiap hari untuk

mengendalikan berat badan.

c) Makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari,

dan kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh.

d) Hindari penggunaan tembakau (merokok, tembakau kunyah)

dan hindari mengonsumsi alkohol

e) Kelola stres

f) Tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur

6. Kriteria diabetes melitus

Seseorang dikatakan diabetes mellitus, apabila:

a. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah

random/sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl.

b. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah puasa

(GDP) lebih dari 126 mg/dl.

c. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah 2 jam

pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dl.

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/diabetes/diabetes-melitus/

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-gejala-diabetes

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/10/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-tidak-

bisa-diubah

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/6/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-

bisa-diubah

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/komplikasi-kronis-diabetes-melitus

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/7/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/4/apa-yang-dapat-dilakukan-untuk-mencegah-diabetes

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan(SAP) yang berjudul

“Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. S dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. S

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan tanda dan gejala dari diabetes melitus

2. Menjelaskan apa saja faktor risiko diabetes melitus

3. Mengetahui apa saja komplikasi dari diabetes melitus

4. Mengetahui bagaimana pencegahan diabetes melitus

C. Materi

1. Pengertian diabetes melitus

2. Tanda dan gejala diabetes melitus

3. Faktor risiko diabetes melitus

4. Komplikasi diabetes melitus

5. Pencegahan diabetes melitus

6. Kriteria diabetes melitus

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

3. Leaflet

4. Lembar bolak-balik

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:

1. Pengertian diabetes melitus

2. Tanda dan gejala diabetes melitus

3. Faktor risiko diabetes melitus

4. Komplikasi diabetes melitus

5. Pencegahan diabetes melitus

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5

Menit

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan

pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab

salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

20

menit

1. Menjelaskan

pengertian

diabetes melitus

2. Menjelaskan

tanda dan gejala

diabetes melitus

3. Menjelaskan

faktor risiko

diabetes melitus

4. Menjelaskan

komplikasi

diabetes melitus

5. Menjelaskan

pencegahan

diabetes melitus

6. Menjelaskan

kriteria diabetes

melitus

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

dan

memperhatikan

5. Mendengarkan

dan

memperhatikan

6. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Evaluasi 10

manit

2. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

1. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 10

menit

3. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

4. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Pengertian diabetes melitus

Suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah

yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan Glukosa darah

sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah.

Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana

kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan

atau menggunakan insulin.

2. Tanda dan Gejala diabetes melitus

a. Sering buang air kecil

b. Rasa haus berlebihan

c. Berat dan turun drastis

d. Sering lapar

e. Luka sulit sembuh

f. Keletihan

g. Pandangan kabur

h. Kesemutan/mati rasa

3. Faktor risiko diabetes melitus

a. Faktor risiko yang tidak bisa di ubah

a) Usia ≥40 tahun

b) Mempunyai Riwayat keluarga menderita DM

c) Kehamilan dengan gula darah tinggi

d) Ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan (Berat Badan Lahir)

> 4 kg

e) Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir (BBL) < 2,5 kg

b. Faktor risiko yang bisa di ubah

a) Kegemukan

b) (Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria >

90 cm dan Perempuan > 80cm)

c) Kurang aktivitas fisik

d) Dislipidemia (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250

mg/dl

e) Riwayat penyakit jantung

f) Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi (> 140/90 mmHg)

g) Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah

serat)

4. Komplikasi diabetes melitus

a. Penyakit jantung dan pembuluh darah

b. Gangguan mata/penglihatan

c. Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki

d. Gangguan ginjal

5. Pencegahan

a. Mencegah komplikasi diabetes melitus

a) Minum obat secara teratur sesuai anjuran Dokter/petugas

kesehatan.

b) Jaga kadar gula darah (Tes rutin kadar gula darah) dan check-up

c) Makan sehat - memperbanyak konsumsi sayur dan buah,

kurangi lemak, gula, dan makanan asin

d) Beraktivitas fisik secara teratur

e) Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit

f) Periksa mata secara teratur

g) Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi,

dan luka pada bagian bawah kaki.

b. Mencegah diabetes melitus

a) Mempertahankan berat badan ideal

b) Rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari. Biasakan

beraktivitas dengan intensitas sedang setiap hari untuk

mengendalikan berat badan.

c) Makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari,

dan kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh.

d) Hindari penggunaan tembakau (merokok, tembakau kunyah)

dan hindari mengonsumsi alkohol

e) Kelola stres

f) Tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur

6. Kriteria diabetes melitus

Seseorang dikatakan diabetes mellitus, apabila:

a. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah

random/sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl.

b. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah puasa

(GDP) lebih dari 126 mg/dl.

c. Menunjukkan gejala diabetes melitus + kadar gula darah 2 jam

pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 mg/dl.

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/diabetes/diabetes-melitus/

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-gejala-diabetes

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/10/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-yang-tidak-bisa-

diubah

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/6/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-bisa-diubah

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/komplikasi-

kronis-diabetes-melitus

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-

melitus/page/7/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/4/apa-

yang-dapat-dilakukan-untuk-mencegah-diabetes

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

DIET DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Diet

Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Diet Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang Diet Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. T dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. T

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan pengertian diet diabetes melitus

2. Menjelaskan tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Menjelaskan syarat diet

4. Menjelaskan bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Menjelaskan cara diet diabetes melitus

6. Menjelaskan jadwal makan diet diabetes melitus

C. Materi

1. Pengertian diet diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Cara diet diabetes melitus

6. Jadwal makan diet diabetes melitus

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Leaflet

2. Lembar bolak-balik

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:

1. Pengertian diet diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Cara diet diabetes melitus

6. Jadwal makan diet diabetes melitus

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

10

menit

1. Menjelaskan

pengertian diet

diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat

diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan

untuk diet diabetes

melitus

5. Cara diet diabetes

melitus

6. Jadwal makan diet

diabetes melitus

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Evaluasi 5 manit 1. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

1. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

2. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Pengertian diet diabetes melitus

Diet diabetes melitus adalah pengaturan pola makan sehat untuk

membantu mengontrol gula darah bagi penderita diabetes melitus.

Dalam diet ini diharuskan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang

paling sehat dalam porsi secukupnya dan mengacu pada jadwal makan

rutin.

2. Tujuan dan manfaat diet diabetes melitus

Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya, sehingga membantu anda:

a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal.

b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif

c. Mencapai berat badan normal.

d. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan yang memadai

e. Mengusahakan agar penderita DM tetap dapat melakukan aktivitas

seperti biasanya

f. Membantu menpercepat penyembuhan luka

g. Menghindari terjadinya komplikasi

h. Mengurangi keluhan-keluhan DM

3. Syarat Diet

a. Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan

dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, dan kelainan metabolic

b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh

untuk menggunakannya. Pola makan seimbang harus tetap jadi

pertimbangan

c. Makanan cukup protein, karbohidrat, dan poitein

d. Makanan selingan pukul 10.00 & 21.00 diambil dari porsi makan

pagi dan sore.

4. Bahan makanan untuk diet DM

Semua bahan makanan boleh diberikan, kecuali:

a. Golongan makanan yang mengandung hidrat arang kompleks

dibatasi seperti: nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong,

talas, kentang, sagu, bulgur, mie, bihun, macaroni dan makanan lain

yang dibuat dari tepung-tepungan.

b. Gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni. Seperti:

gula pasir, gula jawa, permen, dodol, coklat, jam, madu, sirop,

limun, coca-cola, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake,

tart, buah dalam kaleng, dendeng, abon, dsb.

c. Bahan pemanis bisa diganti dengan menggunakan bukan

gula, tetapi mempunyai rasa manis, yaitu “Sakarin” (bahan ini 300 x

semanis gulapasir dan dapat diperoleh di Apotik dalam bentuk

tablet, tepung, kristalatau cairan)

5. Cara diet DM

a. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian

makanan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi anda.

b. Gunakan daftar penukar bahan makanan sehingga anda dapat

memilih bahan makanan yang disukai dan menyesuaikan dengan

menu keluarga.

c. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula

murni tidak diperbolehkan.

d. Batasilah penggunaan makanan sumber hidrat arang kompleks.

e. Makanlah sayuran dan buah secukupnya.

6. Jadwal Makan

a. Makanan Utama: 3x/ hari

b. Makanan Selingan/ Makanan Ringan: 2x/ hari

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/informasi-seputar-diet-diabetes-melitus-yang-wajib-anda-

ketahui

https://www.slideshare.net/atikazzahra/pola-makan-pada-diabet

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

DIET DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Diet

Diabetes Melitus” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Diet Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Pengetahuan Tentang DietDiabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. S dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. S

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan pengertian diet diabetes melitus

2. Menjelaskan tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Menjelaskan syarat diet

4. Menjelaskan bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Menjelaskan cara diet diabetes melitus

6. Menjelaskan jadwal makan diet diabetes melitus

C. Materi

1. Pengertian diet diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Cara diet diabetes melitus

6. Jadwal makan diet diabetes melitus

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Leaflet

2. Lembar bolak-balik

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:

1. Pengertian diet diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan untuk diet diabetes melitus

5. Cara diet diabetes melitus

6. Jadwal makan diet diabetes melitus

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

20

menit

1. Menjelaskan

pengertian diet

diabetes melitus

2. Tujuan dan manfaat

diabetes melitus

3. Syarat diet

4. Bahan makanan

untuk diet diabetes

melitus

5. Cara diet diabetes

melitus

6. Jadwal makan diet

diabetes melitus

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Evaluasi 10

manit

1. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

1. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 10

menit

1. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

2. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Pengertian diet diabetes melitus

Diet diabetes melitus adalah pengaturan pola makan sehat untuk

membantu mengontrol gula darah bagi penderita diabetes melitus.

Dalam diet ini diharuskan untuk mengonsumsi berbagai makanan yang

paling sehat dalam porsi secukupnya dan mengacu pada jadwal makan

rutin.

2. Tujuan dan manfaat diet diabetes melitus

Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya, sehingga membantu anda:

a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal.

b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif

c. Mencapai berat badan normal.

d. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan yang memadai

e. Mengusahakan agar penderita DM tetap dapat melakukan aktivitas

seperti biasanya

f. Membantu menpercepat penyembuhan luka

g. Menghindari terjadinya komplikasi

h. Mengurangi keluhan-keluhan DM

3. Syarat Diet

a. Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan

dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, dan kelainan metabolic

b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh

untuk menggunakannya. Pola makan seimbang harus tetap jadi

pertimbangan

c. Makanan cukup protein, karbohidrat, dan poitein

d. Makanan selingan pukul 10.00 & 21.00 diambil dari porsi makan

pagi dan sore.

4. Bahan makanan untuk diet DM

Semua bahan makanan boleh diberikan, kecuali:

a. Golongan makanan yang mengandung hidrat arang kompleks

dibatasi seperti: nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong,

talas, kentang, sagu, bulgur, mie, bihun, macaroni dan makanan lain

yang dibuat dari tepung-tepungan.

b. Gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni. Seperti:

gula pasir, gula jawa, permen, dodol, coklat, jam, madu, sirop,

limun, coca-cola, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake,

tart, buah dalam kaleng, dendeng, abon, dsb.

c. Bahan pemanis bisa diganti dengan menggunakan bukan

gula, tetapi mempunyai rasa manis, yaitu “Sakarin” (bahan ini 300 x

semanis gulapasir dan dapat diperoleh di Apotik dalam bentuk

tablet, tepung, kristalatau cairan)

5. Cara diet DM

a. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian

makanan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi anda.

b. Gunakan daftar penukar bahan makanan sehingga anda dapat

memilih bahan makanan yang disukai dan menyesuaikan dengan

menu keluarga.

c. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula

murni tidak diperbolehkan.

d. Batasilah penggunaan makanan sumber hidrat arang kompleks.

e. Makanlah sayuran dan buah secukupnya.

6. Jadwal Makan

a. Makanan Utama: 3x/ hari

b. Makanan Selingan/ Makanan Ringan: 2x/ hari

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/informasi-seputar-diet-diabetes-melitus-yang-wajib-anda-

ketahui

https://www.slideshare.net/atikazzahra/pola-makan-pada-diabet

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

PERAWATAN KAKI DIABETES

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul

“Perawatan Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada

waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Perawatan Kaki Diabetes

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Perawatan Kaki Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. T dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. T

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan dan melakukan car perawatan kaki

C. Materi

1. Perawatan kaki diabetes

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Brosur

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:

1. Cara perawatan kaki diabetes

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

10

menit

1. Menjelaskan cara

perawatan kaki

diabetes

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Evaluasi 5 manit 2. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

2. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

4. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi

2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering

agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena

akan lembab dan dapat menimbulkan jamur

3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu

dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak

terjadi luka

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak

untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari

6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam

seperti jarum dan duri

7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.

8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki

mengalami luka

1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan

sabun mandi

2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada

daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi

retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan

lembab dan dapat menimbulkan jamur

3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal

jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit,

kemudian kikir agar kuku tidak tajam.

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk

melindungi kaki agar tidak terjadi luka

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai

dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan

ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari

6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada

kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri

7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan

kain atau kassa bersih.

8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera

ke Dokter bila kaki mengalami luka

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

PERAWATAN KAKI DIABETES

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul

“Perawatan Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada

waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Perawatan Kaki Diabetes

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Perawatan Kaki Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. S dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. S

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. S dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. S dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan dan melakukan car perawatan kaki

C. Materi

1. Perawatan kaki diabetes

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Brosur

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. S dan keluarga tentang:

1. Cara perawatan kaki diabetes

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

10

menit

1. Menjelaskan cara

perawatan kaki

diabetes

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Evaluasi 5 manit 1. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

1. Menjawab

pertanyaan

4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

2. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

1. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi

2. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering

agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena

akan lembab dan dapat menimbulkan jamur

3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu

dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak

terjadi luka

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak

untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari

6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam

seperti jarum dan duri

7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.

8. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki

mengalami luka

9. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan

sabun mandi

10. Berikan pelembab/ lotion (body lotion) pada

daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi

retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan

lembab dan dapat menimbulkan jamur

11. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk

normal jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit,

kemudian kikir agar kuku tidak tajam.

12. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk

melindungi kaki agar tidak terjadi luka

13. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai

dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan

ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari

14. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada

kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri

15. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan

kain atau kassa bersih.

16. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera

ke Dokter bila kaki mengalami luka

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

SENAM KAKI DIABETES

Disusun Oleh:

Wahyuni Dina Rumisni

P07220118108

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN

TINGKAT III/SEMESTER VI

KALIMANTAN TIMUR

2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang berjudul “Senam

Kaki Diabetes” ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Harapan penulis dengan adanya satuan acara penyuluhan ini, siapa saja yang

membacanya dapat mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih

mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan satuan acara

penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis

sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan satuan acara penyuluhan yang akan datang.

Balikpapan, Agustus 2021

Penulis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Senam Kaki Diabetes

Sub Pokok Bahasan: Pentingnya Melakukan Senam Kaki Diabetes

Waktu: 45 menit

Sasaran: Ny. T dan Keluarga

Tempat: Rumah Ny. T

A. Tujuan Instruksional Umum:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny. T dan keluarga

mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan mengenai diabetes

melitus.

B. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus

diharapkan Ny. T dan keluarga mampu:

1. Menjelaskan dan melakukan cara senam kaki diabetes

C. Materi

1. Senam kaki diabetes

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demostrasi

E. Media

1. Brosur

F. Evaluasi

Menanyakan Ny. T dan keluarga tentang:

1. Cara melakukan senam kaki diabetes

G. Sumber

1. Internet

H. Kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan

diri

3. Menjelaskan

tujuan pendidikan

kesehatan

4. Menjelaskan

kontrak waktu

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

2. Penyampaian

materi

10

menit

1. Menjelaskan cara

melakukan senam

kaki diabetes

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Demonstrasi 15

menit

1. Menonton dan

mempraktekan

senam kaki

diabetes

2. Mendemonstrasikan

senam kaki diabetes

4. Evaluasi 10

manit

2. Mengajukan

beberapa

pertanyaan untuk

evaluasi

2. Menjawab

pertanyaan

5. Penutup 5 menit 3. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

4. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

I. Uraian Materi

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat

otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

(deformitas)

1. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk,

dan tidur

2. Senam kaki dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan

sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,

mengangkat kaki dan menurunkan kaki.

3. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat

memutar keluar atau kedalam. Selain itu gerakan mencengkram

dan meluruskan jari-jari kaki juga menjadi bagian dari senam kaki

Diabetes.

4. Latihan senam kaki Diabetes dapat dilakukan setiap hari secara

teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga

maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan

senam kaki Diabetes.

5. Latihan senam kaki Diabetes dapat dilakukan setiap hari secara

teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga

maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan

senam kaki Diabetes.

DAFTAR PUSTAKA

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus

/page/7/lakukan-senam-kaki-diabetes-secara-rutin-dimana-saja-sambil-bersantai