KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ...

185
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUD dr. KANUJUSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN TAHUN 2021 OLEH : FAHDILIA SURYANTI P07220118081 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA 2021

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ...

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN

BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUD dr. KANUJUSO

DJATIWIBOWO BALIKPAPAN TAHUN 2021

OLEH :

FAHDILIA SURYANTI

P07220118081

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA

2021

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN

BERAT BAYI LAHIR RENDAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.

KANUJUSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN TAHUN 2021

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)

Pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

OLEH :

FAHDILIA SURYANTI

P07220118081

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA

2021

i

ii

iii

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

1. Nama : Fahdilia Suryanti

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan,09 Oktober 1998

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. Alamat : jl. Sentosa 1 No.D-52 RT 19 Balikpapan kota.

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 003 Balikpapan tahun 2006-2011

2. SMPN 7 Balikpapan tahun 2011-2014

3. SMAN 4 Balikpapan 2014-2017

4. Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim tahun 2018 sampai

sekarang.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur

Jurusan Keperawatan Samarinda Kelas C Balikpapan dengan judul “Asuhan

keperawatan Ibu Post Partum Dengan BBLR Yang Di Rawat Di Rumah Sakit”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami

kesulitan dan hambatan akan tetapi semua bisa dilalui berkat bantuan dan bimbingan

dari dosen serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. dr. H. Supriadi B., S.,KP.,M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum., S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Andi Lis Amring Gandani., M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, selaku Penanggung Jawab Prodi

D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kementrian

vi

Kesehatan Kalimantan Timur dan selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Ns. Nurhayati, S.ST., M.Pd selaku pembimbing II dalam penyusunan proposal

yang memberikan bimbingannya sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

6. Para dosen dan seluruh staf keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim

yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa pendidikan.

7. Teman-teman mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim jurusan

keperawatan.

Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,

saran, serta kritik sangat di harapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat

memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah di hadapan

Allah SWT.

Samarinda ,28 juli 2021

Penulis

vii

ABSTRAK

“ ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM DENGANBBLR DI

RSUD dr. KANUJOSO DJTATIWIBOWO BALIKPAPAN TAHUN 2021 ”

Ibu post partum dengan BBLR suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai

bayi lahir premature,bayi lahir cukup bulan ataupun bayi lebih bulan, berat bayi lahir

kurang dari 2500 gram. Bonding tidak dapat dilaksanakan sehingga kebutuhan asi

harus di penuhi Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan

keperawatan pada ibu post partum dengan BBLR di RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif asuhan keperawatan pada dua

kasus ibu post partum dengan BBLR. Instrument pengambilan data menggunakan

proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Hasil analisa data pengkajian kedua kasus ibu post partum dengan BBLR

ditemukan keluhan ibu melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2500 gram. Klien

1 ditegakkan 5 masalah keperawatan dan klien 2 tiga masalah keperawatan. Bayi 1

dan bayi 2 tiga masalah keperawatan sesuai SDKI. Rencana keperawatan

menggunakan SLKI dan SIKI.Pelaksanaan keperawatan yang dilakukan pada dua

klien sesuai dengan perencanaan.Evaluasi pada kedua pasien semua masalah

teratasi.diharapakan ibu dapat menyusui efektif

Kesimpulan :asuhan keperawatan yang telah dilakukan terdapat perbedaan

pada klien 1 dan klien 2 asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan BBLR,

tergantung pada pada kondisi atau status kesehatan juga kemampuan pasien dalam

menghadapi masalah yang akan di hadapi , mampu menerima apa yang terjadi.

Sehingga perawat mampu melakukan perawatan sesuai kebutuhan. Bagi perawat

diharapkan dapat melakukan tindakan secara komprehensif dan meningkatkan

keterampilan professional dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Kata kunci : Post Partum, BBLR, Asuhan Keperawatan

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………..…ii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………..………iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan masalah........................................................................................... 6

C. Tujuan ............................................................................................................ 6

D. Manfaat .......................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8

A. Konsep Dasar Post Partum ............................................................................. 8

1. Definisi ....................................................................................................... 8

2. Anatomi fisiologi ........................................................................................ 8

ix

3. Klasifikasi post partum ............................................................................. 13

4. Perubahan post partum .............................................................................. 13

5. Komplikasi ............................................................................................... 18

6. Pemeriksaan penunjang............................................................................. 20

7. Penatalaksanaan ........................................................................................ 21

B. Konsep Berat Bayi Lahir Rendah ................................................................. 24

1. Definisi ..................................................................................................... 24

2. Klasifikasi ................................................................................................ 24

3. Etiologi ..................................................................................................... 25

4. Tanda dan Gejala ...................................................................................... 25

5. Patofisiologi ............................................................................................. 26

6. Manifestasi klinis ...................................................................................... 27

7. Komplikasi ............................................................................................... 28

8. Pemeriksaan penunjang............................................................................. 29

9. Penatalaksanaan ........................................................................................ 29

C. Konsep Masalah Keperawatan ...................................................................... 32

1. Pengertian ................................................................................................. 32

2. Kriteria Mayor dan Minor ......................................................................... 32

3. Faktor Yang Berhubungan ........................................................................ 32

4. Pathway post partum normal dan BBLR ................................................... 33

5. Masalah keperawatan pada ibu post partum dan BBLR ............................. 34

D. Konsep dasar keperawatan ibu post partum dengan BBLR ........................... 41

1. Pengkajian keperawatan ............................................................................ 41

x

2. Diagnosa keperawatan .............................................................................. 45

3. Intervensi keperawatan ............................................................................. 47

4. Implementasi keperawatan ........................................................................ 57

5. Evaluasi keperawatan................................................................................ 57

BAB III Metode Penelitian ..................................................................................... 58

A. Desain penulisan .......................................................................................... 58

B. Subyek penulisan ......................................................................................... 58

C. Definisi Operasional ..................................................................................... 59

D. Lokasi dan Waktu penelitian ........................................................................ 60

E. Prosedur penelitian ....................................................................................... 60

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 61

G. Keabsahan data ............................................................................................ 61

H. Analisa data.................................................................................................. 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 63

A. Hasil ............................................................................................................ 63

B. Pembahasan ............................................................................................... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 139

A. Kesimpulan ................................................................................................ 139

B. Saran .......................................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 142

LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Genetalia eksterna..............................................................................9

Gambar 2.2 Struktur Interna................................................................................10

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Anamnesa Ibu ................................................................................ 64

Tabel 4.2 Tabel Anamnesa Bayi.............................................................................. 75

Tabel 4.3 Data Fokus .............................................................................................. 80

Tabel 4.4 Analisa Data ............................................................................................ 84

Tabel 4.5 Tabel Diagnosis Keperawatan ................................................................. 90

Tabel 4.6 Tabel Intervensi ....................................................................................... 97

Tabel 4.7 Tabel Implementasi ............................................................................... 104

Tabel 4.8 Tabel Evaluasi ....................................................................................... 119

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama dalam kesehatan yang terjadi di Indonesia merupakan

masalah kesehatan ibu dan anak .Setiap jam seorang perempuan meninggal

karena melahirkan atau berkaitan dengan kehamilan (Trisna &

Rahayuningsih, 2016).

Post partum atau masa nifas adalah penyembuhan dari kelahiran yang

di mulai dari plasenta keluar serta kembalinya organ kewanitaan seperti

sebelum kehamilan yang berlangsung selama 6 minggu ( 40 hari ) serta

penyesuaian hadirnya anggota baru. Adaptasi psikologis yang dapat di alami

pada ibu post partum section caesarean maupun ibu post patum normal

(Nurliana Masnyur & A. Kasrinda Dahlan, 2014).

Kehidupan pada masa Neonatus sangat rawan hal ini disebabkan masa

transisi adaptasi kehidupan (Mulyati & Djamilus, 2017). Menurut (Kemenkes

2015) Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) merupakan Bayi yang lahir dengan

berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram. Ada dua macam kelahiran

dapat lahir dengan prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) dan

lahir dengan KMK (Kecil Masa Kehamilan) bayi yang lahir cukup bulan

dengan berat badan kurang dari normal.

2

Pada BBLR sangat menentukan kondisi kesehatan di masa dewasa

bayi yang dilahirkan dengan Berat badan kurang dari 2500 gram berkorelasi

erat dengan penyakit degeneratif di usia dewasa (Rosmala Nur, Adhar

Arifuddin, 2016). hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat yang utama . Tingginya angka kejadian dapat mempengaruhi

kualitas sumber daya manusia di masa depan, karena bayi yang lahir dengan

Berat badan lahir randah juga dapat menyebabkan peningkatan risiko

kecacatan permanen, gangguan kognitif dan masalah kesehatan kronis lainnya

dikemudian hari (Sari et al., 2018).

Berat Bayi Lahir Rendah sangat erat kaitannya dengan kematian

neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan, perkembangan kognitif,

dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari. BBLR juga dapat berdampak

serius terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat

pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap

penurunan kecerdasan (Setyo & Paramita, 2015)

Menurut WHO 2018 prevalensi bayi dengan BBLR di dunia yaitu 15,5

persen atau sekitar 20 juta yang lahir setiap tahun, sekitar 96,5 persen

diantaranya terjadi di negara berkembang . Upaya pengurangan BBLR hingga

30 persenpada tahun 2025. Hal tersebut menunjukkan sebesar 2,9 persen

setiap tahunnya antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2025 dan terjadi

pengurangan yaitu dari 20 juta menjadi 14 juta bayi BBLR(WHO, 2018).

3

Berat Badan Lahir Rendah sampai saat ini masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang utama, diperkirakan 15-20% dari semua kelahiran

di seluruh dunia adalah BBLR mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun.

Meskipun ada variasi dalam prevalensi BBLR di setiap negara, namun hampir

95,6% dari mereka berada di negara berkembang atau negara dengan sosial

ekonomi rendah(Di et al., 2020).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

bahwa penyebab terjadinya kematian bayi di Indonesia adalah asfiksia yaitu

37 persen, BBLR yaitu 34 persen dan infeksi/sepsis yaitu 12 persen. Angka

kelahiran bayi dengan BBLR di Indonesia mencapai 350.000 setiap tahun.

Angka prevalensi BBLR di Indonesia yaitu 6,2. Provinsi dengan prevalensi

terendah adalah Jambi yaitu 2,6 sedangkan prevalensi tertinggi yaitu di

Sulawesi Tengah yaitu 8,9 (Riskesdas, 2018).

Menurut I komang Pandemic covid-19 memberikan dampak dengan

terjadi nya peningkatan angka kehamilan di masyarakat , untuk mencegah

atau mengurangi peningkatan angka kehamilan, penting juga untuk dilakukan

upaya peningkatan kesehatan bagi ibu hamil di masa pandemi karena angka

komplikasi kehamilan di Indonesia masih cukup tinggi. Proporsi komplikasi

kehamilan pada perempuan usia 10-54 tahun di Indonesia adalah 28% (I

Komang Evan Wijaksana et al., 2020).

4

Menurut Dinas Kesehatan Kalimantan Timur angka Kematian bayi di

trend sejak tahun 2014 hingga 2018 mengalami peningkatan di tahun 2018

mencapai 671 kematian untuk wilayah kaltim , Adapun sebaran kasus

kematian kabupaten/kota Balikpapan mencapai 96 kematian , dengan

penyebab kematian terbesar adalah karena Asfiksia dan BBLR (Dinkes

kalimantan timur, 2018).

Menurut hasil pengumpulan data di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan pada tahun 2020 di ruangan flamboyan C angka kejadian ibu post

partum dengan bayi BBLR mencapai 46 kasus dan pada tahun 2021 sampai

bulan april mencapai 29 kejadian.

BBLR dipengaruhi banyak faktor dapat dicegah dan dideteksi secara dini

melalui kunjungan antenatal care (ANC) yang lengkap dari segi kuantitas dan

pelayanan yang berkualitas (Fatimah et al., 2018). Antenatal care (ANC)

adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,

menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan

secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan

(Fatkhiyah & Izzatul, 2019).

Mayanda mengatakan Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu

normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan

5

melahirkan bayi sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Untuk

mengetahui status gizi ibu hamil dapat diketahui dengan parameter Berat

Badan, Hemoglobin (Hb), dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Salah satu cara

untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran

Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut

dikatakan KEK atau kurang gizi dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR

(Mayanda, 2017).

Merawat dan memenuhi kebutuhan bayi BBLR membutuhkan

perhatian yang lebih dibanding dengan merawat bayi dengan berat lahir

normal karena Berat bayi lahir rendah memiliki kerentanan resiko lebih tinggi

terinfeksi penyakit, gagal tumbuh organ dan resiko kematian dibanding bayi

lahir dengan berat normal.(Rita Setyani Hadi Sukirno, 2019).

Peran perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan ibu post

partum dengan berat bayi lahir rendah adalah pemenuhan kebutuhan nutirisi

pada bayi yaitu pembrian ASI , memonitor suhu tubuh , melakukan metode

kangguru, memberikan terapi sinar fluorescent yang ditujukan kepada kulit

neonatus untuk menurunkan kadar bilirubin (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,

2018)

Oleh karena itu dari pernyataan di atas penulis tertarik melakukan

asuhan keperawatan guna membantu klien dalam merawat dan memenuhi

6

kebutuhan yang di perlukan selama perawatan di rumah sakit RSUD Dr.

Kanujoso Djatiwibowo .

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang di bahas

oleh penulis ini yaitu bagaimana Asuhan Keperawatan pada ibu post partum

dengan BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah ) Di RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada ibu post partum dengan Berat

Bayi lahir Rendah ( BBLR) di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian sebagai berikut :

a. Mengkaji ibu post partum dengan Berat Bayi Lahir Rendah di dr.

Kanujoso Djatiwibowo.

b. Menegakkan diagnosis keperawatan ibu post partum dengan Berat

Bayi Lahir Rendah di dr. Kanujoso Djatiwibowo.

c. Merencanakan tindakan keperawatan ibu post partum dengan Berat

Bayi Lahir Rendah di dr. Kanujoso Djatiwibowo.

7

d. Melaksanakan tindakan keperawatan ibu post partum dengan Berat

Bayi Lahir Rendah di dr. Kanujoso Djatiwibowo.

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan ibu post partum dengan Berat

Bayi Lahir Rendah di dr. Kanujoso Djatiwibowo.

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Di harapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi pelajaran dan

pengalaman di lapangan dan mampu meningkatkan ilmu pengetahuan

penulis mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan Berat Bayi Lahir

Rendah.

2. Bagi Tempat Peneliti

Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

atau refrensi dalam menerapkan asuhan keperawatan dan meningkatkan

mutu pelayanan yang lebih baik, khususnya kepada masyarakat .

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan bagi Profesi Keperawatan khususnya dalam penerapan pada

asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan Berat Bayi Lahir

Rendah .

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Post Partum

1. Definisi

Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan.

Istilah post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan.

Masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai

minggu ke enam setelah melahirkan. Masa post partum dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada

masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah

kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran

reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil

(Marmi, 2012).

2. Anatomi fisiologi

1) Anatomi fisiologi system reproduksi

Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2

bagian yaitu: alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di

dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang

terletak di perineum (Bobak, 2010).

9

a. Struktur Eksterna

Gambar .2.1 sumber (wijayanti,2009)

a) Vulva adalah penutup atau pembungkus yang

berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris,

kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang

dibatasi perineum.

b) Mons Pubisatau mons veneris merupakan jaringan

lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan

padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas

simfisis pubis.

c) Labia Mayora adalah dua lipatan kulit panjang

melengkung yang menutupi lemak dan jaringan kulit

yang menyatudengan mons pubis.

d) Labia Minora terletak diantara dua labia mayora

merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, tidak

10

berambut yang memanjang ke arah dari bawah

klitoris dan menyatu dengan fourchett.

e) Klitorisadalah organ pendek berbentuk silinder dan

yang terletak tepat di bawah arkus pubis. Jumlah

pembuluh darah dan persarafan yang banyak

membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu,

sentuhan dan sensasi tekanan.

f) Vestibulumsuatu daerah yang berbentuk seperti

perahu atau lojong, terletak di antara labia minora,

klitoris dan fourchette.

g) Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit

antara introitus vagina dan anus. Perineum

membentuk dasar badan perineum.

b. Struktur interna

Gambar .2.2 sumber (wijayanti,2009)

11

a) Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan

di belakang tuba falopi. Dua ligamen mengikat

ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium

ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari

sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista

iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii

proprium, yang mengikat ovarium ke uterus.

b) Tuba Falopii , sepasang tuba fallopi melekat pada

fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah lateral,

mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-

lekuk mengelilingi setiap ovarium.

c) Uterusadalah organ berdinding tebal, muskular,

pipih, cekung yang tampak mirip buah pir yang

terbalik. Uterus terdiri dari tiga bagian, fundus,

korpus dan istmus. Vaginaadalah suatu tuba

berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu

meregang secara luas. Mukosa vagina berespon

dengan cepat terhadap stimulai esterogen dan

progesteron.

2) Anatomi Fisiologi Kulit & Abdomen

a. Lapisan Epidermis : Epidermis atau lapisan luar, terutama terdiri dari

epitel skuamosa bertingkat. Lapisan luar terdiri dari keratin, protein

12

bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan selselnya

sangat rapat.

b. Lapisan Dermis : Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen

jaringan fibrosa dan elastin. Lapisan yang lebih dalam terletak pada

jaringan subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh

darah, pembuluh limfe dan saraf.

c. Lapisan Subkutan : Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak,

berisi banyak pembuluh darah dan ujung syaraf. Dalam hubungannya

dengan tindakan Sectio Caesarian, lapisan ini adalah pengikat organ-

organ yang ada di abdomen, khususnya uterus. Organ-organ di

abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang disebut peritonium.

Dalam tindakan Sectio Caesarian, sayatan dilakukan dari kulit

lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus.

d. Fasia : Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan

lemak yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan

fibrosa. Para fasia transversalis dipisahkan dari peritoneum parietalis

oleh variabel lapisan lemak. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau

mengikat bersama-sama meliputi struktur tubuh.

e. Otot dinding perut anterior dan lateral : Rectus abdominis meluas

dari bagian depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawah.

Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa dan berada didalam

selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang membentang pada

13

garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis,

memisahkan kedua musculus rectus abdominis.

f. Otot dinding perut posterior : Quadrates lumbolus adalah otot

pendek persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa keduabelas

diatas ke crista iliaca.

3. Klasifikasi post partum

Menurut Hadijono (2008) Masa ibu post partum dibagi menjadi 3 bagian

yaitu :

a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah

diperbolehkan berdiri dan berjalan

b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara

6-8 minggumenyeluruh dengan lama

c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami

komplikasi.Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

4. Perubahan post partum

Menurut Bahiyatun (2009), perubahan-perubahan fisiologis yang

terjadi pada ibu setelah masa nifas/post partum adalah:

a. Perubahan sitem reproduksi

1) Involusi uterus

14

Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan

sebelum hamil, baik dalam bentuk maupun posisi.Proses

involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri

(TFU). Pada hari pertama TFU diatas simfisis pubis/ sekitar 12

cm. Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm

tiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU sekitar 5 cm dan

pada hari ke10 TFU tidak teraba di simfisis pubis.

2) Lokia

Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai

dengan 3 atau 4 minggu setelah post partum, perubahan lokia

terjadi dalam 3 tahap: lokia rubra, serosa dan alba.

3) Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan

progestern menurun sehingga menimbulkan mekanisme timbal

balik dari sirkulasi menstruasi. Pada saat inilah dimulai

kembali proses ovulasi sehingga wanita dapat hamil kembali.

b. Perubahan sistem pencernaan

Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern

menurun sehingga menyebabkan nyeri ulu hati (Beartburn) dan

konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi

karena inaktivitas motilitas usus akibat kurangnya keseimbangan

15

cairan selama persalinan dan adanya reflex hambatan defekasi

karena adanya nyeri pada perineum akibat luka episiotomy.

c. Perubahan sistem perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,

tergantung pada :

1) Keadaan/status sebelum persalinan

2) Lamanya partus kala II dilalui

3) Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan

Disamping itu, dari hasil pemeriksaan sistokopik segera setelah

persalinan tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia

dinding kandung kemih, akan tetapi sering terjadi exstravasasi.

extravasation, artinya keluarnya darah dari pembuluh-

pembuluh darah di dalam badan) ke mukosa.

d. Perubahan sistem endoktrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus kadar HCG (hormone

chrorionic gonadhotropin) dan HPL (hormone plasenta lactogenic)

secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari

postpartum. HCG tidak terdapat dalam urine ibu hamil setelah 2

hari post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasenta.

e. Perubahan sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung

sampai kala 3 ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan

16

terjadi pada beberapa hari pertama post partum dan akan kembali

normal pada akhir minggu ke-3 post partum.

f. Perubahan sistem kematologi

Leukosistosis terjadi selama persalinan, sel darah merah

berkisar 15.000 selama persalinan.Peningkatan sel darah putih

berkisar 25.000-30.000 yang merupakan manifestasi adanya

infeksi pada persalinan lama.Hal ini dapat meningkat pada awal

nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah

serta volume plasma dan volume sel darah merah.Pada 2-3 hari

post partum konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih.

Total kehilangan darah selama persalinan dan nifas kira-kira 700-

1500 ml (200 ml hilang saat persalinan, 500-800 ml hilang pada

minggu pertama post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa

nifas).

g. Perubahan tanda-tanda vital

Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi

38ºC, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan

perubahan hormonal jika terjadi peningkatan suhu 38ºC yang

menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka perlu dipikirkan

adanya infeksi seperti sepsis puerperalis 15 (infeksi selama post

partum), infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan

endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-lain.

17

Menurut Hamilton (1995) dalam Sulistyawati (2009), ketika menjalani

adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase fisiologis

sebagai berikut :

1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung

dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini,

ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang

kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai

akhir.

2) Fase taking hold merupakan suatu periode yang berlangsung antara 3-

10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.

Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung

dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi

dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan

kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan

kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan

pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas.

3) Fase letting go merupakan periode menerima tanggung jawab akan

peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu

memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk

18

memenuhi kebutuhan bayinya. 12 Keinginan untuk merawat diri dan

bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan percaya diri dalam

menjalani peran barunya.

5. Komplikasi

Menurut Costance Sinclair (2009), berikut ini merupakan komplikasi

yang terjadi pada ibu saat post partum, yaitu:

a. Penurunan Berat badan

Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih

dalam 2 tahun setelah hamil dibanding wanita yang belum pernah

hamil, dan penurunan berat badan biasanya bisa terjadi pada dalam

beberapa waktu sesudah hamil dan melahirkan.

b. Demam nifas

Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah

melahirkan atau saat ibu berada di masa nifas.Demam ini bisa

terjadi setelah melahirkan hingga kurang lebih 6 minggu setelah

masa persalinan, demam nifas biasanya yang disebabkan oleh

perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini

disebabkan oleh infeksi setelah masa persalinan atau melahirkan.

c. Nyeri pada simfisis pubis

Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu paska bersalin atau

masa nifas, dan nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu

19

melahirkan bayi melalui vagina, nyeri ini diakibatkan karena

adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan pasca

melahirkan.

d. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual

Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan

duduk dan berjalan paska bersalin pada ibu post partum,

sedangkan kesulitan dalam 16 hubungan seksual pada ibu post

partum kemungkinan diakibatkan karena timbulnya rasa sakit

disekitar jalan lahir setelah pasca melahirkan.

e. Pendarahan yang luar biasa

Pendarahan pada ibu pasca melahirkan terdapat pendarahan

yang hebat yang terjadi dari adanya robekan pada jalan lahir. Dan

juga apabila ari – ari sudah lahir (keluar dari rahim) biasanya juga

mengeluarkan darah yang banyak, sedangkan rahim masih

berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum merasa mules

dengan adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah yang

keluar banyak tentunya kemungkinan terjadi karena adanya

robekan pada jalan lahir sehingga bisa terjadinya pendarahan yang

luar biasa.

f. Payudara membengkak disertai kemerahan

Paska persalinansetelah dua atau tiga hari terkadang seorang

ibu nifas atau post partum akan merasakan payudaranya mulai

20

membengkak yang disebabkan oleh adanya bakteri Staphylococcus

atau Streptococcus yang berasal dari saluran air susu yang

tersumbat (ASI mengendap dalam saluran susu), selain itu dengan

adanya penyumbatan pada sekitar area payudara akan membuat

terlihat payudara menjadi bengkak dan kemerahan.

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk Sectio Caesaria yaitu:

1) Laboratorium

a) Hemoglobin atau hematokrit (HB/HT) untuk mengkaji perubahan

dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah

pada pembedahan.

b) Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.

c) Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.

d) Urinalisis/kultur urine.

e) Pemeriksaan elektrolit.

2) Pemeriksaan ECG.

3) Pemeriksaan USG

4) Amniosentetis terhadap maturitas pari janin sesuai indikasi

21

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis post Sectio Caesaria antara lain sebagai berikut:

1) Pemberian cairan

Karena 6 jam pertama pasca operasi pasien masih puasa, maka

pemberian cairan melalui intavena harus cukup banyak dan

mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau

komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan

biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan

jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan

transfusi darah sesuai kebutuhan.

2) Diet

Pemberian cairan melalui infus biasanya dihentikan setelah penderita

flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.

Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh

dilakukan pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.

3) Mobilisasi

Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :

a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah

operasi.

b. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur

telentang sedini mungkin setelah sadar.

22

c. Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5

menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.

d. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi

setengah duduk (semifowler).

e. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien

dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan

kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke-5 pasca

operasi.

4) Kateterisasi

Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak

pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan

perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi

tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.

5) Pemberian obat-obatan

a. Antibiotik

Pemberian antibiotik dapat menurunkan resiko infeksipada luka post

Secto Caesaria, cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat

berbeda-beda setiap institusi.

b. Analgetik

Untuk meredakan rasa nyeri post operasi, pemberian obat ini

umumnya dibarengi dengan pemberian obat umtuk memperlancar

kerja saluran cerna.

23

c. Obat-obatan lain

Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat

diberikan caboransia seperti neurobian dan vitamin C.

6) Perawatan luka

Pada luka post operasi dilakukan perawatan untuk melihat kondisi

balutan luka apakah ada rembesan darah atau cairan lainnya serta

kondisi luka post operasi itu sendiri.

7) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Identifikasi perubahan kondisi ibu pasca operasi untuk melihat adanya

tanda-tanda infeksi, perdarahan serta kondisi lainnya.

8) Perawatan payudara

Pemberian ASI dapat dimulai pada hari I post operasi jika

memungkinkan dan kondisi ibu sudah dapat mobilisasi penuh, maka

dapat dilakukan management laktasi.

24

B. Konsep Berat Bayi Lahir Rendah

1. Definisi

Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang daro

2500 gram pada waktu lahir (sofian amru, 2012). Berat yang lahir dengan

berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan . berat lahir

adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Ratna Dewi

Pudiastuti, 2015).

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi BBLR berdasarkan umur kehamilan.

1) Bayi premature/kurang bulan ( usia kehamilan < 37 minggu )

sebgain bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan

dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernapas , menghisap,

melawan infeksi dan menjaga tubuh tetap hangat.

2) Bayi cukup bulan ( usia kehamilan 38-42 minggu )

3) Bayi lebih bulan ( usia kehamilan > 42 minggu )

b. Klasifikasi BBLR Berdasarkan berat badan

1) Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ekstrim rendah (

bayi lahir berat badan < 1000 gram )

2) Bayi berat badan lahir sangat rendah ( bayi lahir berat badan <

1500 gram

25

3) Bayi berat badan lahir cukup rendah ( bayi berat badan 1501-

2500 gram ) (Ratna Dewi Pudiastuti, 2015)

3. Etiologi

Menurut sudarti dan afroh fauziah 2013 Etiologi pada BBLR yaitu :

a. Factor ibu : riwayat kehamilan tidak baik, paritas, anemia ,

pendarahan anterpertum , anemia , preeklamsi berat , kebiasaan tidak

baik seperti merokok dan minum alcohol .

b. Factor plasenta : plansenta previa , solusio plasenta , ketuban pecah

dini , kehamilan ganda .

c. Factor janin : gawat janin , infeksi janin kronik , kelainan kromosom

(Sudarti & Fauziah, 2013).

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala berat badan lahir rendah menurut Marmi K. (2015)

yaitu:

a. Berat kurang atau sama dengan 2500 gram

b. Panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar

kepala kurang dari 33 cm, kepala lebih besar

c. Kulit tipis, transparan, lambut lanugo banyak, lemak kurang

d. Kepala tidak mampu tegak, pernafasan 40 – 50x/menit, pernapasan

tidak teratur, Nadi 100-140x/menit

26

e. Genetalia belum sempurna, labio minora belum tertutup oleh labio

mayora, klitoris menonjol (bayi perempuan) dan testis belum turun ke

dalam skrotum, pigmentasi pada skrotum kurang (bayi laki-laki)

f. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah,

fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.

5. Patofisiologi

Menurut (bobak dan irene, 2005) bayi berat badan lahir rendah adalah

bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara

umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh

beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur

kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan

terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, faktor lingkungan, faktor

janin,faktor plasenta, serta penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,

gangguan pembuluh darah, perokok.

BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil

ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan

menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang

dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,

transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,

pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur

kehamilan kurang dari 37 minggu.

27

Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR terjadinya tanda -

tanda aspirasi meconium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,

penyakit membrane hialin, dismatur preterm terutama bila masa

gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent duktus

arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, anemia,

gangguan pembekuan darah, infeksi, dysplasia serta malformasi

kongenital.

6. Manifestasi klinis

Menurut tim adaptasi 2009 dalam (Nurarif & Hardhi Kusuma, 2016)

a. Sebelum bayi lahir

1) Pada anamesa sering dijumpai adanya riyawat abortus , partus

premature dan lahir mati

2) Pergerakan janin yangpertama terjadi lebih lambat , gerakan

janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut

3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut

yang seharusnya sering dijumpai kehamilan oligradmnion

gravidarum atau pendarahan antrepretum

4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuannya kehamilan

b. Setelah bayi lahir

1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin .

2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu .

28

3) Bayi small for date san dengan bayi dengan retardasi

pertumbuhan intrauterine.

4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam

tubunhya .

7. Komplikasi

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah

antara lain :

a. Hipotermi

b. Hipoglikemi

c. Gangguan cairan dan elektrolit

d. Hiperbilirubinemia

e. Sindroma gawat nafas

f. Paten duktus arteriosus

g. Infeksi

h. Perdarahan intraventrikuler

i. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada BBLR antara lain :

a. Gangguan perkembangan

b. Gangguan pertumbuhan

c. Gangguan penglihatan (Retinopati)

d. Gangguan pendengaran

e. Penyakit paru kronis

29

f. Kenaikan angka kesakitan

g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan radiologi , thorak

foto,baby gram , USG , gula darah , analisa gas darah , elektrolit darah dan

darah rutin (Sudarti & Fauziah, 2013).

9. Penatalaksanaan

Cara Ibu post partum menangani berat bayi lahir rendah

diantaranya (MTBS, 2015) :

a. Mempertahankan Suhu Tubuh

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, setiap kali

bayi basah keringkan tubuhnya dan ganti pakaian atau kainnya

dengan yang kering, baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari

jendela atau pintu, beri alas kain yang bersih dan kering di tempat

untuk pemeriksaan bayi termasuk timbangan bayi.

Jika tidak ada tanda tanda hipotermia, mandikan bayi 2

kalisehari, selesai memandikan segera keringkan tubuh bayi, kenakan

pakaian bersih dan kering, topi, kaus tangan, kaus kaki, dan selimut

jika perlu, minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering

mungkin dan tidur bersama ibu,pada BBLR atau suhu 35,5°C, hangat

kan bayi dengan metoda kanguru atau dengan lampu 60 watt berjarak

minimal 60 cm dari bayi.

30

b. Cara metoda kanguru

Bayi hanya memakai popok,topi,kaus tangan dan kaus kaki,beri

bayiposisi telungkup di dada ibu dengan posisi tegak dan menempel

kedada ibu serta atur posisi kepala,leher dan badan untuk

menghindariterhalangnya jalan napas. Tangan dan kaki dalamkeadaan

fleksi seperti posisi katak kemudian fiksasi dengan selendang.

Kemudian ibu mengenakan pakaian longgar, sehingga bayi dapat

berada dalam 1 pakaian dengan ibu.Jika perlu, gunakan selimut.

Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan metoda

kanguru.

c. Mencegah infeksi dengan ketat

Cara mencegah infeksi yaitu cuci tangan sebelum atau sesudah

memegang bayi, bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air

matang, kemudian keringkan dengan kain yang bersih dan

kering.Ingatkan ibu untuk selalu menjaga tali pusat selalu bersih dan

kering, jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu

stabil.Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan

hati-hati.

Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena

sangat rentan tertular penyakit, minta ibu untuk memberikan kolostrum

karena mengandung zat kekebalan tubuh, anjurkan ibu untuk menyusui

sesering mungkin hanya ASI saja sampai 6 bulan. Bila bayi tidak

31

menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan cangkir,sendok atau

sonde. Hindari pemakaian botol dan dot karena dapat meningkatkan

risiko terjadinya infeksi saluran cerna.

d. Pengawasan nutrisi (ASI)

Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu

pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.Penimbangan berat badan

mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan

tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan dengan ketat.

e. Lakukan imunisasi segera

Berikan imunisasi HB0 sebelum bayi berumur 7 hari, beri

imunisasi BCG dan Polio 1 ketika bayi berumur 1 bulan kecuali bayi

yang lahir di Rumah Sakit, imunisai diberikan sebelum di pulangkan,

tunda pemberian imunisasi pada bayi yang mempunyai klasifikasi

merah serta tali pusat dalam keadaan bersih.

f. Menasehati ibu

Beri nasehat kepada ibu untuk kapan kembali segera gerakan

bayi berkurang, napas cepat, sesak napas atau sukar bernafas,

perubahan warna kulit,malas atau tidak bisa menyusui, adan teraba

dingin, timbul demam, telapak kaki dan tangan terlihat

kuning,pemberian vitamin A 200.000 IU perhari selama 2 hari kepada

ibu selama masa nifas serta melakukan KB pasca persalinan, dan gizi

seimbang.

32

C. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan(Tim pokja

SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Kriteria Mayor dan Minor

Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-

100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan

gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan

diagnosis(Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

3. Faktor Yang Berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat

menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau

masalah keperawatan.

33

4. Pathway post partum normal dan BBLR

Sumber WOC 2014 Dan SDKI 2017

Konjungasi bilirubin blm

sempurna

Fungsi hati belum

sempurna

Ikterus Neounatus (D.0024)

Hiperbilirubi

n

Kekurangan cadangan

energy

kontrol suhu imatur Imaturitas paru

Reflex menelan blm sempurna

&imaturitas system pencernaan

Jaringan lemak

subkutan lebis tipis

Dehidrasi

Penguapan berlebihan

Permukaan tubuh

relative lebih luas

Kehilangan

cairan

Kehilangan panas

melaui kulit

Kehilangan panas

Pemaparan

dengan suhu luar

Insufisiensi pernapasan

Prematuritas

Ketidakmapuan mencerna

nutirsi

Malnutrisi

Regulasi pernapasan tidak teratur

Imaturitas

imunologi Vaskuler paru imatur

Pola napas tidak efektif

(D.0005)

Resiko infeksi (D.0142)

Hipotermia (D.0132) Risiko

hipovolemia

(D.0034)

Defisit nutrisi (D.0019)

d

Defisit pengetahuan

(D.0111)

Post partum normal

Deficit perawatan

diri (D.0109)

Kondisi ibu lemah

Ibu terfokus pada diri sendiri

Taking in

Perubahan psikologis

Menyusui tidak efektif (D.0029)

Merangsang pertumbuhan kelenjar susu

Butuh informasi

Belajar tentang

menjadi ibu

Butuh bantuan dan

perlindungan

Taking hold Letting go

Mandiri

Mampu menerima peran baru

sebagai ibu

ASI efektif

pembentukan

ASI

Peningkatan hormone prolaktin

ASI tdak efektif

Nyeri akut (D.0077)

Peningkatan kadar ocytosin

, kontaksi uterus

Ruptur

jaringan

Vagina &

perineum

Proses

inovulasi

Perubahan fisiologi

Factor ibu

Factor janin

Factor placenta

BBLR

Ketidaknyamanan pasca partum (

D.0075)

Taking in

34

5. Masalah keperawatan pada ibu post partum dan BBLR

Berikut adalah uraian dari masalah yang tibum pada ibu post partum

dengan berat bayi lahir rendah menurut Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia (SDKI) 2017 :

a. Masalah keperawatan pada ibu post partum

1) Nyeri akut

a) Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat

yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

b) Penyebab

Agen pencedera fisik (prosedur operasi)

c) Data mayor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objectif : tampak gelisah ,bersikap proektif, gelisah,

frekuansi nadi meningkat .

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah,

nafsu makan berubah, proses berfikir tergangu, menarik

diri, berfokus pada diri sendiri,diaforesis.

35

2) Menyusui tidak efektif (D.0029)

a) Definisi

Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau

kesukaran pada proses menyusui.

b) Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi

c) Data mayor

(1) Subjektif : kelelahan maternal dan kecemasan maternal

(2) Objektif : bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu,

ASI tidak menetes/memancar, BAK bayi kurang dari 8 kali

dalam 24 jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah

minggu kedua.

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : intake bayi tidak adekuat , bayi menghisap tidak

terus menerus, bayi menangis saat disusui.

3) Deficit pengetahuan (D.0111)

a) Definisi

Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan

dengan topik tertentu.

b) Penyebab

Kurang terpapar informasi

c) Data mayor

36

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran ,

menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah.

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : menjalani pemeriksaan yang tepat, menunjukan

perilaku berlebihan.

4) Defisit perawatan diri ( D.0109)

a) Definisi

Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas

perawatan diri.

b) Penyebab

Kelemahan

c) Data mayor

(1) Subjektif : menolak melakukan perawatan diri

(2) Objektif : tidak mampu mandi/mengenakan

pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri, minat

melakukan perawatan diri berkurang

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : tidak tersedia

5) Risiko infeksi (D.0142)

37

a) Definisi

Berisiko mengalami peningkatan terserang organism

patogenik.

b) Factor resiko

(1) Penyakit kronis

(2) Efek prosedur invasive

(3) Malnutrisi

(4) Peningkatan paparan organism pathogen lingkungan

(5) Ketidakadekuat pertahanan tubuh primer

(6) Ketidak adekuatn pertahanan tubuh sekunder.

b. Masalah keperawatan BBLR

1) Pola napas tidak efektif (D.0005)

a) Definisi

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi

adekuat.

b) Penyebab

Deformitas dinding dada

c) Data mayor

(1) Subjektif : dispnea

(2) Objektif : penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi

memanjang, pola napas abnormal

d) Data minor

38

(1) Subjektif : ortopnea

(2) Objektif : pernapasan pursed-iip,pernapasan cuping

hidung, diameter thoraks anterior-posterior meningkat,

ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun,

tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspitasi menurun,

ekskursi dada berubah.

2) Defisit nutisi (D.0019)

a) Definsi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme.

b) Penyebab

Ketidakmampuan menelan makanan

c) Data mayor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : berat badan menurun minimal 10% di bawah

rentang ideal

d) Data minor

(1) Subjektif : cepat kenyang setelah makan,kram/nyeri

abdomen, nafsu makan menurun.

(2) Objektif : bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah,

otot menelan lemah, membrane mukosa pucat, sariawan,

serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare.

39

3) Hipotermia (D.0132)

a) Definsi

Suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh.

b) Penyebab

Kekurangan lemak subkutan

c) Data mayor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif ; kulit teraba dingin, mengigil, suhu tubh di bawah

nilai normal

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : akrosianosis, bradikardi, dasar kuku sianotk,

hipoglikemia, hipoksia, pengisian >3 detik, konsumsi

oksigen meningkat, ventilasi menurun, piloereksia,

takikardi, vasokonstriksi perifer, kutis memorata.

4) Ikterus neonatus (D.0024)

a) Definisi

Kulit dan membrane mukosa neonatus menguning setelah 24

jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke

dalam sirkulasi.

b) Penyebab

Usia kurang dari 7 hari

40

c) Data mayor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : profil darah abnormal ,membrane mukosa kuning

, kulit kuning, sclera kuning.

d) Data minor

(1) Subjektif : tidak tersedia

(2) Objektif : tidak tersedia

5) Resiko infeksi (D.0142)

a) Definisi

Berisiko mengalami peningkatan terserang organism

patogenik.

b) Factor resiko

(1) Penyakit kronis

(2) Efek prosedur invasive

(3) Malnutrisi

(4) Peningkatan paparan organism pathogen lingkungan

(5) Ketidakadekuat pertahanan tubuh primer

(6) Ketidak adekuatn pertahanan tubuh sekunder.

6) Resiko hipovolemia (D.0034)

a) Definisi

Berisiko mengalami penurunan volume cairan

intavskuler,interstisial dan/atau intraseluler.

41

b) Factor resiko

(1) Kehilangan cairan secara efektif

(2) Gangguan absorsi cairan

(3) Usia lanjut

(4) Kelebihan berat badan

(5) Status hipermetabolik

(6) Kegagalan mekanisme regulasi

(7) Evaporsi

(8) Kekurangan intake cairan

(9) Efek age farmakologis

D. Konsep dasar keperawatan ibu post partum dengan BBLR

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam

praktik keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang berurtan dan saling

berhubungan di mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencaan

keperawatan, implementasi dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut berintegrasi

terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suati asuhan

keperawatan (Salam,2013).

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan

perumusan kebutuhan atau masalah klien.Data yang dikumpulkan

42

meliputi data biologis, psikologis, social dan spiritual.Kemampuan

perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah

mempunyai kesadaran/tilik diri, kemampuan mengobservasi dengan

akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu

berespon secara efektif. Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah

mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien .

Aplikasi pengkajian yaitu :

a. Data umum :

1) Identitas bayi :

Meliputi nama /panggilan,umur/tanggal lahir, kenis kelamin

anak, jumlah saudara, diagnose medis dan jaminan.

2) Identitas orang tua

Meliputi nama ibu dan ayah, umur ibu dan ayah, agam ibu dan

ayah, agama ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, pekerjaan

ibu dan ayah dan alamat tempat tinggal.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Bayi terlihat kecil, kulit tampak tipis, lanugo masik banyak,

malas menyusu, tampak lemah, reflek hisap lemah, dan bayi

tampak lebih sering tidur.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Keadaan umum bayi lemah, refleks menghidap kurang.

43

3) Riwayat kesehatan dahuu

Selama hamil ibu mengalami komplikasi kehamilan seperti

anemia berat, pendarhaan anterpartum, hipertensi, preeklamsi,

infeksi kehamilan.

a) Riwayat obstetri dan ginekologi

Riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat

kehamilan & persalinan yang lalu, riwayat kehamilan &

persalinan sekarang

b) Riwayat kehamilan

Status kehamilan , pemeriksaan kehamilan/ANC tidak

pernah, masalah kehamilan biasanya seperti eklamsia dan

preeklamsia , mengonsukmsi obat selama kehamilan.

c) Riwayat kelahiran

Usia kehamilan, berat badan lahir kurang dari 2500 gram ,

nilai APGAR, kala persalinan, penolong persalinan, air

ketuban jernih, kelainan bayi, inisisai menyusui dini.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

BBLR keadaan nya biasnaya lemah, kurang aktif, jarang

menangis, kesadaran bayi bisa dilihat respon tubuhnya

terhadap rangsangan.

2) Tanda-tanda vital

44

BBLR berisiko terjadinya hipotermi jika suhu tubuhnya kurang

dari 36 C nadi normal antara 120-140 x/menit , dan pernafasan

normal antara 40-60x/menit.

3) Panjang badan/berat badan

Panjang badan bayi biasanya kurang dari 45 cm dan berat

badan kurang dari 2500gram.

4) Kepala

Kepala lebih besar dari badan, lingkar kepala 30 cm dan ubun

besar dan cekung.

5) Mata

Konjungtiva anemis subanemis atau tidak anemis, sclera

ikterik atau tidak ikterik dan pupil menunjukan refleksi

terhadap cahaya.

6) Hidung

Adanya pernafasan cupping hidung

7) Mulut

Bibir berwarna pucat atau merah, reflek menghisap sucking

dan reflek menelan lemah.

8) Telinga

Tulang telinga rawan telingan masih sangat lunak.

9) Telinga

Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek.

45

10) Thorak

Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostals, perhatikan suara

wheezing dan rochi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 100 kali

permenit.

11) Ekstremitas

Gerakan masih lemah, akral dingin , perhatikan adanya patah

tulang atau adaya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari

tangan serta jumlahnya.

12) Anus

Perhatikan adanya anus , seorang bayi yang mengalami

gangguan anus biasanya tidak bisa mengeluarkan mekonium.

13) Pemeriksaan neurologis

Dengan cara melihat refleks menggengam palmar grasp

reflexs/ grasping reflex dengan indikasi syaraf berkembang

normal atau tidak, dan reflek moro adalah suatu respon tiba-

tiba pada bayi baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan

yang mengejutkan.

2. Diagnosa keperawatan

Keputusan tentang penentuan diagnose keperawatan ibu post

partum dengan bayi berat bayi lahir rendah beberapa diagnose yang

46

mungkin muncul terhadap ibu post partum dengan berat bayi lahir

rendahadalah sebagai berikut :

1) Menurut (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa post partum

:

a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (

prosedur invasive) (D.0077)

b) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan

refleks menghisap bayi (D.0029)

c) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive

(D.0142)

d) Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

materi (D.0111)

e) Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

(D.0104)

2) Menurut (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnose berat bayi

lahir rendah :

a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dindin

dada (D.0005)

b) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

makan (D.0019)

c) Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan

(D.0132)

47

d) Ikterus neonatus berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari

(D.0024)

e) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan

pertahanan tubuh sekunder (D.0142)

f) Resiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan

secara aktif (D.0034)

3. Intervensi keperawatan

Diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari

yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan . berikut intervensi

keperawatan indinesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

a) Nyeri akut

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawtaan diharapkan

nyeri menurun (L.08066)

Kriteria hasil :

1) Keluhan nyeri menurun

2) Meringis menurun

3) Sikap protektif menurun

4) Gelisah menurun

5) Kesulitan tidur menurun

Intervensi

Manajemen nyeri (I.08238)

48

Observasi :

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

itensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Identifikasi respon nyeri non verbal

4) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan

nyeri

5) Monitor efek samping penggunaan analgletik

Terapeutik :

1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

2) kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

3) fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi :

1) jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

2) jelaskan strategi meredakan nyeri

3) anjurkan monitor nyeri secara mandiri

Kolaborasi :

1) kolaborasi pemberian analgletik, jika pelru

b) Menyusui tidak efektif

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan diharapkan

menyusui meningkat (L.03029)

Kriteria hasil :

49

1) Pelekatan bayi pada payudara ibu meningkat

2) Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar

meningkat

3) Miksi bayi lebih dari 8 kali/24jam meningkat

4) Berat bayi meningkat

5) Tetesan/pancaran ASI meningkat

6) Suplai ASI adekuat meningkat

Intervensi

Edukasi menyusui (I.12393)

Observasi :

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2) Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui

Terapeutik :

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

3) Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam

menyusui

Edukasi :

1) Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan dengan benar

2) Ajarkan perawatan payudara anterpartum dengan

mengkompres dengan kapas yang telah diberi minyak

kelapa

50

3) Ajarkan perawatan payudara postpartum

c) Defisit pengetahuan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

pengetahuan ibu meningkat (L.12111)

Kriteria hasil :

1) Perilaku sesuai anjuran meningkat

2) Minat dalam belajar meningkat

3) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

meningkat

Intervensi :

Edukasi kesehatan (I.12383)

Observasi :

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2) Indetifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

3) Berikan kesempatan bertanya

Edukasi

1) Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

51

3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

d) Defisit perawatan diri

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

perawatan diri meningkat (L.11103)

Kriteria hasil :

1) Kemampuan mandi meningkat

2) Kemampuan makan meningkat

3) Kemampuan ke toilet BAK/BAB meningkat

Intervensi :

Dukungan perawatan diri (I.11348)

Observasi :

1) Identifikasi aktivitas perawatan diri sesuai usla

2) Monitor tingkat kemandirian

3) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,

berpakaian, berhias, dan makan

Terapeutik :

1) Sediakan lingkungan yan terapeutik

2) Siapkan keperluan pribadi

3) Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi :

52

1) Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai

kemampuan

e) Risiko infeksi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

resiko infeksi menurun (L.14137)

Kriteria hasil :

1) Demam menurun

2) Kemerahan menurun

3) Nyeri menurun

4) Bengkak menurun

Intervensi

Pencegahan infeksi (I.14539)

Observasi :

1) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik

Terapeutik :

1) Batasi jumlah pengunjung

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

dan lingkungan luar

3) Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi

Edukasi :

1) Jelaskan tanda dan gejala

2) Ajarkan mencuci tangan dengan benar

53

3) Ajarkan etika batuk

4) Anjurkan meningkatan asupa nutrisi

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu

f) Pola nafas tidak efektif

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatn diharapkan

hasil pola napas membaik (L.01004).

Kriteria hasil :

1) Dispnea menurun

2) Penggunaan otot bantu napas menurun

3) Pemanjangan fase ekspirasi menurun

Intervensi :

Manajemen jalan napas (I.01011)

Observasi :

1) Monitor pola napas

2) Monitor bunyi napas

3) Monitor seputum

Terapeutik :

1) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik

2) Berikan oksigen

3) Posisikan semi fowler atau fowler

g) Defisit nutrisi

54

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

status nutrisi bayi membaik(L.030331).

Kriteria hasil :

1) Berat badan meningkat

2) Panjang badan meningkat

Intervensi :

Manajemen nutrisi (I.03119)

Observasi :

1) Identifikasi status nutrisi

2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

3) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

4) Monitor berat badan

Terapeutik

1) Lakukan oral hygine sebelum makan,jika perlu

Kolaborasi :

1) Kolaborasi ahli gizi , jika perlu

h) Hipotermia

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

termogulasi neonatus membaik(L.14135)

Kriteria hasil :

1) Menggil menurun

2) Suhu tubuh membaik

55

3) Ventilasi menurun

Intervensi

Manajemen hipotermia (I.14507)

Observasi :

1) Monitor suhu tubuh

2) Identifikasi penyebab hipotermia

3) Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia

Terapeutik :

1) Sediakan lingkungan yang hangat ( incubator)

2) Lakukan penghangatan pasif (selimut, penutup

kepala,pakaian tebal )

3) Lakukan penghangatan aktif eksternal ( perawatan metode

kangguru )

i) Ikterus neonatus

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

integeritas kulit dan jaringan meningkat

Kriteria hasil :

1) Suhu kulit membaik

2) Tekstur kulit mambaik

Intervensi :

Fototerapi neonatus (I.03091)

Observasi :

56

1) Monitor ikterik pada skelra dan kulit bayi

2) Identifikasi kebtuhan cairan sesuai dengan usai gestasi dan

berat badan

3) Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali

4) Monitor efek samping fisioterapi

Teraupeutik :

1) Siapkan lampu fototerapi dan incubator atau kotak bayi

2) Lepaskan pakaian bayi kecuali popok

3) Berikan menutup mata

4) Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi

5) Biarkan tubuh bayi terpapar siar fototerapi secara

berkelanjutan

6) Gunakan linen berwarna uti agar memantulkan cahaya

sebanyak mungkin.

Edukasi :

1) Anjurkan ibu menyusui setiap 20-30 menit

2) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin

Kolaborasi :

1) Kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan

indirek

57

4. Implementasi keperawatan

Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan

tindakan nyata untuk mencapai hasil yang ditunggu berkurangnya atau

hilangnya masalah ibu.Pada tahap implementasi ini terdiri atas

beberapa kegiatan, diantaranya validasi rencana keperawatan, serta

menlanjutkan pengumpulan data.Dalam implementasi keperawatan

tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya semua tenaga

keperawatan dapat menjalankan dengan baik dalam waktu yang

ditentukan.Perawat dapat meaksanakan langsung atau bekerjasama

dengan tenaga medis lainnya.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawata merupakan kegiatan akhir dari proses

keperawatan dimaa perawa menilai hasil yang di harapkan terhadap

perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu tersebut dapat

diatasi. Disamping it, perawat juga memberikan umpan balik atau

pengkajian ulang, seadainnya tujuan utama belum tercapai, maka dalm

hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.

BAB III

Metode Penelitian

A. Desain penulisan

Jenis penulisan ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk

pendekatan masalah asuhan keperawatan pada klien ibu post partum dengan bayi

BBLR diRSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi, Pengkajian,

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan,

dan Evaluasi Keperawatan.

B. Subyek penulisan

Subyek dalam penulisan ini adalah dua klien ibu post partum dengan bayi

BBLR di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo dengan kriteria subyek sebagai

berikut :

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ibu post partum normal maupun sc dengan indikasi berat bayi lahir

rendah

2. Ibu primipara dan multipara

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ibu post partum normal maupun sc tanpa BBLR

2. Ibu yang melahirkan berat bayi normal

59

C. Definisi Operasional

1. Pada Ibu post partum dengan berat bayi lahir rendah

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa

nifas yaitu masa sesudah persalianan yang dipelukan untuk pemulihan

kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Dimana akan terjadi

perubahan fisikologis seperti payudara yang membesar untuk menyusui dan

perubahan psikologis seperti kemandirian klien dalam merawat bayi yang

lahir dengan berat badan rendah yang baru lahir. Dalam hal ini perawat dapat

membantu melakukan perawatanpemenuhan kebutuhan nutirisi ibu dan bayi ,

pada bayi yaitu pemberian ASI dengan mengajarkan cara menyusui bayi

dengan benar , memonitor suhu tubuh , melakukan metode kangguru yang

benar .

2. Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan ibu post partum dengan Berat Bayi Lahir

Rendah adalah bentuk asuhan berupa pelayanan keperawatan professional

yang diberikan kepada klien primigravida maupun multigravida dengan

persalinan normal maupun section caesarea menggunakan metodologi proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan menggunakan

SDKI, perencanaan menggunakan SIKI dan SLKI, melaksanakan tindakan

keperawatan dan evaluasi.

60

D. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi Penelitian pada kasus ini dilakukan di RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikpapan waktu penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3-6

hari .

E. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagau berikut :

1. Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal penelitian dengan

menggunakan metode studi kasus.

2. Setelah disetujui oleh penguji proposal maka penelitian dilanjutkan dengan

kegiatan pengajuan izin pengumpulan data dilokasi penelitian.

3. Kegiatan penelitian dilanjutkan dengan menemui responden yang akan

dijadikan subyek penelitian untuk menjelaskan maksud, tujuan dan

manfaat dilakukannya penelitian serta meminta persetujuan/

informedconsent.

4. Setelah melakukan informedconsent maka penelitian dilanjutkan dengan

pengumpulan data melalui proses asuhan keperawatan. Data yang didapat

berupa hasil pengkajian, observasi, wawancara terhadap kasus yang

dijadikan subyek penelitian.

5. Merumuskan diagnose pada ibu post partum dengan BBLR

6. Menentukan intervensi keperawatan sesuai masalah keperawatan.

7. Melakukan evaluasi segera setelah tindakan dilakukan dan rekapitulasi

61

serta kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan selama 5 hari

dengan melihat tujuan yang telah tercapai.

8. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan hasilnya dituangkan

dalam bentuk narasi .

F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpalan data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penyusunan deskriptif

dengan melakukan identifikasi laporan asuhan keperawatan memalui media

laporan klinik kemudian mengulas kasus dari kedua subyek.

2. Instrumen Pengumpulan data

Pada studi kasus ini instrumen yang digunakan adalah format asuhan

keperawatan.

G. Keabsahan data

Keabsahan data dimaksudkan untuk membutikan kualitas data atau insformasi

yaitu mengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian sehingga

mengahsilkan validitas data yang sesuai, kebasahan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara penelitian melakukan deskriptif asuhan keperawatan

secara komprehensif.

62

H. Analisa data

Setelah mengumpulkan data melalui observasi,wawancara,dan studi

dokumentasi selanjutnya melakukan analisis data. Data yang dikumpulkan

tersebut dapat berupa data subjektif dan data objectif .dari data tersebut

peneliti selanjutnya akan menegakkan diagnose keperawatan, kemudian

menyusun intervensi atau perencanaan keperawatan, kemudian melakukan

implementasi keperawatan serta evaluasi asuhan keperawatan yang telah di

berikan kepada klien.

63

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil asuhan keperawatan klien

dengan ibu post partum dengan berat bayi lahir rendah guna membahas tentang

keterkaitan dan kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan

pada ibu post partum dengan BBLR. Kegiatan yang dilakukan menyesuaikan lima

tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Berikut paparan studi kasus

Asuhan Keperawatan pada ibu post partum dengan berat bayi lahir rendah :

A. Hasil

1. Gambaran lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan yang terletak di Jalan MT Haryono No. 656 Balikpapan.

RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo atau dahulu dikenal dengan Rumah

Sakit Umum Balikpapan ini dibuka sejak tanggal 12 September 1949.

Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, instalasi farmasi,

ruang rawat inap, fisioterapi, dan UGD 24 jam. Dalam penelitian ini

menggunakan Ruang Flamboyan C dari tanggal 25 Mei 2021 – 30 mei

Juni 2021.

64

Ruangan Flamboyan C meliputi kasus, Kehamilan dengan komplikasi,

Post Partum Spontan, Abortus, Post op Sectio Caesaria dan anak.batasan-

batasan ruangan Flamboyan C yaitu sebagai berikut sebelah timur

berbatasan dengan ruangan Flamboyan B, sebelah utara berbatasan dengan

ruangan Flamboyan E.

2. Gambaran asuhan keperawatan

Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua

pasien akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengkajian

Tabel 4.1

Hasil Anamnesis Ibu Post Partum Dengan Berat Bayi Lahir

Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C

RSUD dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Basic Conditioning Factors

Identitas klien Klien 1 Klien 2

Nama Ny. S Ny. E

Umur 27 tahun 42 tahun

Pendidikan SLTA SMP

Pekerjaan Swasta Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan Menikah Menikah

Pernikahan ke 1 1

Lama pernikahan 9 tahun 17tahun

Agama Islam Islam

Suku Jawa Jawa

Sumber informasi Klien Klien

Tanggal pengkajian 25 Mei 2021 27 Mei 2021

Data Subjektif

Klien 1

Klien 2

DX medis G1P0A0 38 Minggu

ancaman partus spontan

G3P2A0 35 Minggu

ancaman partus prematur

Alasan masuk Keluar lendir darah . Keluar air- air di jalan lahir.

65

Riwayat penyakit

sekarang

Seorang wanita Ny.S Usia 27

Tahun dengan riwayat obsetri

G1P0A0 usia kehamilan 38

minggu , dengan berat badan

65 kg tinggi badan 150 cm

lila 28 cm , Hpht : 21-7-2020

, Hpl : 17-6-2021. Ny.S

Mengatakan hamil anak

pertamasetelah menunggu 9

tahun pernikahan selama

kehamilan rutin

melaksanakan Anc serta Usg sebanyak dua kali hasil usg 1

pada usia kehamilan 20

minggu berat badan janin

mencapai 345 gram dan usg

ke 2 dilakukan pada usia

kehamian 26 minggu berat

badan janin mencapai 900

gram . Ny.s mengatakan

Selama kehamilan trimester

awal mengalami mual dan

muntah pada trimester 2 mengalami pusing , sakit

sakit pinggang dan pada

trimester 3 mengalami sakit

pingang , kaki bengkak. Ny.S

Mengakatan keluar lendir

darah atau slime sejak jam

18.30 dan mulai terasa mules

atau kontraksi pada pukul

20.00 kemudian ia di bawa

suami ke ird rksd hasil

pemeriksaaan Td: 127/80 N:

97 RR: 20 S: 36,6 ℃ DJJ :

137 x/menit kala 1 fase laten

. bayi lahir spontan nangis

dengan keras pukul 10.45

berjenis kelamin perempuan

dengan berat badan 2230 gr,

panjang bayi 45 cm, lingkar

kepala 32 cm dan lingkar

dada 30 cm, pernapasan 42

kali / menit , nadi 134 kali /

menit, suhu 36,7oC, nilai AFGAR SCORE 7

Seorang wanita Ny.E Usia 42

tahundengan riwayat obsetri

G3P2A0 USIA kehamilan 35

minggu , dengan berat badan

75 kg Tinggi badan 154 cm ,

Hpht : 5-10-2020 Hpl: 12-7-

2021. Ny.e mengatakan

melahirkan anak pertama

laki-laki di bidan denagn

berat badan 2600 gr sekarang

umur 14 tahun dan anak

kedua nya laki-laki melahirkan di Rs dengan

berat badan 2450 gr

sekarang umur 8 tahun .

pernah menggunakan kb pil

pada tahun 2011 dan kb

suntik pada tahun 2016 . Ny

E engatakan selama

kehamilan ini di trimester

awal mengalami mual

muntah , trimester 2

mengalami badan pegal- pegal sering ngantuk dan di

trimester 3 mengalami

pingang sakit. Ny.E

mengatakan pada saat di

kamar mandi sempat pada

pulu 15.00 melihat air-ir

jernih keluar di jalan lahir

nya dan perut kontaksi

kemudian di bawa mertuanya

ke bidan lalu di rujuk ke rskd

dari hasil pemeriksaan yang

di dapat kan Td: 127/90 N:80

RR: 20 S: 36,3℃ DJJ : 146

x/menit ancaman partus

prematus . pada pukul 08.34

bayi lahir spontan dengan

tangisan nyaring berjenis

kelamin perempuan berat

badan 2035 gr, panjang

badan 38 cm, lingkar kepala

34 cm dan lingkar dada 32

cm, pernapasan 43 kali / menit , nadi 138 kali / menit,

suhu 36,5oC, nilai AFGAR

SCORE 7

66

Riwayat penyakit

dahulu

Ds :klien mengatakan tidak.

Do : dari data rekam medik

dan informasi klien, klien

tidak memiliki riwayat

penyakit sebelumnya

Ds: klien mengatakan

melahirkan anak pertama di

bidan dan anak ke 2

melahirkan di RS di rawat

selama 3 hari .

Do: dari data rekam medik

dan informasi klien

Riwayat penyakit

keluarga yang

diturunkan.

Ds : klien mengatakan tidak

ada

Do : Dari data rekam medik, klien tidak memiliki riwayat

penyakit keturunan keluarga

Ds : klien mengatakan tidak

ada

Do : Dari data rekam medik, klien tidak memiliki riwayat

penyakit keturunan keluarga

Riwayat Obstetri dan

Gynekologi

Ds : Klien mengatakan

menarche pada usia 13 tahun,

lama haid 4-5hari, teratur dan

siklus haid 26 hari, ganti

pembalut 3-4 kali selama 24

jam dengan keluhan haid

yaitu kram perut dan lemas.

Do :tidak ada

Ds : Klien mengatakan

menarche pada usia 14

tahun, lama haid 7hari,

teratur dan siklus haid 26

hari, ganti pembalut 3 kali

selama 24 jam dengan

keluhan haid yaitu nyeri

kram perut.

Do : tidak ada

Riwayat ANC Ds :klien mengatakan selama hamil melakukanpemeriksaan

ANC ke puskesmas, klien

mengatakan melakukan

pemeriksaan sebanyak 5 kali

pada kehamilan 8-9 dengan

keluhan mual dan mendapat

vitamin dan asam folat dan

biscuit hamil, minggu 13-14

dengan keluhan lemas

mendapat vitamin dan asam

folat, minggu 20 – 21 dengan

keluhan pusing mendapatkan vitamin dan asam folat,

minggu 31 – 32 dengan

keluhan sakit pinggang serta

34 – 35 dengan keluhan kaki

bengkak.

Do :ANC di lakukan

sebanyak 5 kali.

Ds : klien mengatakan selama hamil

melakukanpemeriksaan ANC

ke bidan, klien mengatakan

melakukan pemeriksaan

sebanyak 4 kali pada

kehamilan 9-10 dengan

keluhan mual muntah dan

mendapat vitamin dan asam

folat , minggu 14-15 dengan

keluhan pusing,lemas

mendapat vitamin dan asam

folat, minggu 20 – 21 dengan keluhan badan pegal-pegal

mendapatkan vitamin dan

asam folat, minggu 28-29

dengan keluhan sakit

pinggang.

Do: riwayat ANC dilakukan

sebanyak 4 kali.

Status obstetric Ds : pasien mengatakan ASI Ds : pasien mengatakan ASI

67

nya tidak keluar banyak

Do: TFU 2 Jari dibawah

pusat, terdapat kontraksi

uterus dengan kondisi baik

dan keras. Terdapat lochea

rubra

nya belum ada keluar

Do : TFU 3 jari dibawah

pusat, terdapat kontaksi

uterus baik, terdapat lochea

rubra

Riwayat persalinan yang

lalu

Ds : klien mengatakan ini

kehamilan pertama

Do : dari data dan informasi klien GIP0A0

Ds : klien mengatakan anak

pertama berjenis kelamin

laki-laki melahirkan di bidan

dengan berat badan 2600 gr sekarang umur 14 tahun dan

anak ke dua berjenis kelamin

laki-laki melahirkan di RS

dengan berat badan 2450 gr

sekarang umur 8 tahun.

Do : dari data dan informasi

klien G3P2A0

Riwayat pernikahan Ds : klien mengatakan sudah

menikah

Do : Nampak suami

menemani

Ds :klien mengatakan sudah

menikah

Do : Nampak suami

menemani

Pengkajian ginekologi Ds :Klien mengatakan

mengalami keputihan

berwarna putih susu, berbau,

tidak gatal, tidak ada bintik

atau luka didaerah vagina,

tidak ada perdarahan diluar

siklus haid serta pasangan

klien tidak menderita

penyakit PMS.

Do : tidak ada

Ds :Klien mengatakan

mengalami keputihan

berwarna putih susu, berbau,

tidak gatal, tidak ada bintik

atau luka didaerah vagina,

tidak ada perdarahan diluar

siklus haid serta pasangan

klien tidak menderita

penyakit PMS.

Do : tidak ada

Riwayat KB Ds: klien mengatakan belum

ada menggunakan KB

Do: tidak ada

Ds: klien mengatakan pernah

menggunakan kb pil 3 bulan

pada tahun 2011 efek

samping nya mengalami

penngkatan berat badan dan

pada tahun 2016

menggunakan k b suntik

Do: tidak ada

Frist Level Assesment

1. Phsysiologi-physical mode

Klien 1 Klien 2

68

Oksigenasi Ds : klien mengatakan

tidak sesak

Do : RR 20x/menit, suara

napas vesikuler, tidak ada

wheezing, ronchi, otot

bantu pernapasan, tidak

ada cuping hidung.

Ekspansi dinding dada

simetris, bentuk dada

normal, CRT <3 detik,

bibir tidak sianosis serta akral tidak dingin. Letak

apex kordis ICS 5, bunyi

jantung S1 S2 normal.

Ds : klien mengatakan

tidak sesak

Do : RR 18x/menit, suara

napas vesikuler, tidak ada

wheezing, ronchi, otot

bantu pernapasan, tidak ada

cuping hidung. Ekspansi

dinding dada simetris,

bentuk dada normal, CRT

<3 detik, bibir tidak

sianosis serta akral tidak dingin. Letak apex kordis

ICS 5, bunyi jantung S1 S2

normal.

Nutrisi Ds : klien mengatakan

makan sehari 3 kali

dengan porsi sedang jenis

lauk pauk dan sayuran

Do : turgor kulit baik,

bibir lembab,konjungtiva

anemis dengan HB:

9,9gr/dl , Ht: 29,2% . BB : 65 Kg Tb: 150

Ds : klien mengatakan

makan sehari 3 kali dengan

porsi sedang jenis lauk

pauk dan sayuran

Do : turgor kuliat baik ,

bibir lembab, konjungtiva

anemis dengan HB: 10,9

Ht: 32,6 % BB: 75 KG Tb:154 cm

Eliminasi Ds : klien mengatakan

BAK 5-6 kali sehari,

warna jernih, tidak nyeri

dan berbau urea.

Klien mengatakan BAB

sehari seklai, konsistensi

lembek dan teratur

Do : Klien Nampak tidak

memakai dowler cateter

Ds : klien mengatakan

BAK 6-7 kali sehari, warna

jernih, tidak nyeri dan

berbau urea.

Klien mengatakan BAB

sehari seklai, konsistensi

lembek dan teratur

Do : klien Nampak tidak

memakai dowler cateter

Aktivitas dan istirahat Ds : klien mengatakan

tidur siang 3 jam dan tidur

malam sebanyak 8 jam,

istirahat setelah bekerja

selam 2 jam, mudah lelah,

kondisi sekarang tidak

menganggu istirahat dan

tidur, nyeri hilang saat

istirahat, sering istirahat untuk mengurangi nyeri

mengalami keterbatasan

gerak.

Ds : klien mengatakan tidur

siang 2 jam dan tidur

malam sebanyak 6 jam,

istirahat setelah bekerja

selam 2 jam, mudah lelah,

kondisi sekarang tidak

menganggu istirahat dan

tidur, nyeri hilang saat

istirahat, sering istirahat untuk mengurangi nyeri

mengalami keterbatasan

gerak.

69

Do : Tidak ada edema

pada ektermitas.

Do : Tidak ada edema pada

ektermitas

Keamanan Ds :klien mengatakan

ANC teratur, klien

mengatakan mengikuti

nasihat dan petunjuk

tenaga kesehatan, tablet

besi diminum secara

teratur, dan pada saat

dirumah sakit melakukan perawatan diri dengan

seka-seka dan sikat gigi

setiap pagi dan sore.

Do : klien tampak

koperatif saat perawatan di RS

Ds : klien mengatakan

ANC teratur, klien

mengatakan mengikuti

nasihat dan petunjuk tenaga

kesehatan, tablet besi

diminum secara teratur, dan

pada saat dirumah sakit

melakukan perawatan diri dengan seka-seka dan sikat

gigi setiap pagi dan sore.

Do : klien tampak

koperatif saat perawatan di RS

Sensori Ds : klien mengatakan

tidak pernah kesemutan pada kaki dan tangan,

klien mengatakan tidak

mengalami baal pada

ekstremitas. Do : klien tidak

menggunakan kaca mata,

klien tidak mengalami

penurunan sensori, klien

dapat melihat keberadaan

perawat, indra penciuman

klien tidak mengalami

penurunan, klien dapat

mencium aroma makanan,

klien tidak menggunakn

alat bantu dengar, klien dapat mendengar suara

perawat dan pupil simetris

Ds : klien mengatakan

tidak pernah kesemutan pada kaki dan tangan,

klien mengatakan tidak

mengalami baal pada

ekstremitas.

Do : klien tidak

menggunakan kaca mata,

klien tidak mengalami

penurunan sensori, klien

dapat melihat keberadaan

perawat, indra penciuman

klien tidak mengalami

penurunan, klien dapat

mencium aroma makanan,

klien tidak menggunakn

alat bantu dengar, klien dapat mendengar suara

perawat dan pupil simetris

Cairan dan elektrolit Ds :klien mengatakan

minum sehari sekitar

1000cc dan punya

kebiasaan pagi hari

minum teh.

Do : Nampak terpasang

RL 500 ml 20 tpm

Ds : klien mengatakan

minum sehari 1200cc dan

minum the atau kopi

Do : Nampak terpasang RL

500ml dengan 18 tpm

Fungsi neurologi Ds: klien mengatakan

cemas karena anaknya

Ds: klien mengatakan

cemas karena anaknya

70

masih di rawat ruang

bayinya dan ASI keluar

sedikit , klien

mengatakan tidak stress.

Do: kesadaran compos

mentis, orientasi baik,

klien dapat menyebutkan

keberadaannya, ingatan

klien baik, klien dapat

mengingat masa lalu.

masih di rawat ruang

bayinya dan ASI keluar

sedikit , klien mengatakan

tidak stress

Do: kesadaran compos

mentis, orientasi baik, klien

dapat menyebutkan

keberadaannya, ingatan

klien baik, klien dapat

mengingat masa lalu.

Fungsi endokrin Ds: klien mengatakan

tidak menggunakan

insulin

DO : klien tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid

Ds: klien mengatakan tidak

menggunakan insulin

DO : klien tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah

lengkap

Hemogblobin : 9,9 g/dl

Leukosit : 13,98 103/6Ul

Eritrosit : 3,87103/uL

Hematokrit: 29,7%

Pemeriksanaan darah

lengkap

Hemogblobin : 10,9 g/dl

Leukosit : 13,48 103/6Ul

Eritrosit : 3,98103/uL

Hematokrit: 32,6%

Kolaborasi dengan dokter Cefotaxim 3 x 1 gr Ketrolac 2 x 1 gr

Dexametason 2 x 1 gr

RL 500 cc 20 tpm

Cefotaxim 3 x 1 gr Ketrolac 2 x 1 gr

Dexametason 2 x 1 gr

RL 500 cc 18 tpm

2. Self conceptmode ( konsep diri)

Klien 1 Klien 2

Physical self Ds: klien mengatakan

anak nya ini adalah anak

penantian selama 9 tahun

pernikahan merasa

bahagia akhirnya bisa

mengandung dan

melahirkan , klien tidak

merasa malu dengan

perubahan bentuk tubuh karena klien mengetahui

yang akan terjadi pada

tubuhnya saat klien hamil,

klien mengatakan

menghargai dirinya, pola

seksual saat hamil

berubah karena klien

sering sakit, klien

membatasi aktivitas, klien

mengatakan hubungan

dengan keluarga nya baik

, sangat mendapat

Ds : klien mengatakan

kehamilan kali ini tidak di

sengaja dan sangat bahagia

saat mengetahui anak nya

perempuan yang sebelum

mempunyai 2 anak laki-

laki, klien tidak merasa

malu dengan perubahan

bentuk tubuh karena klien mengetahui yang akan

terjadi pada tubuhnya saat

klien hamil, klien

mengatakan menghargai

dirinya, pola seksual saat

hamil berubah karena klien

sering sakit, klien

membatasi aktivitas, klien

mengatakan hubungan

dengan keluarga nya baik ,

sangat mendapat dukungan

dari suami nya hubungan

71

dukungan dari suami nya

hubungan baik dengan

teman dan tetangga

Do : klien Nampak

korperatif saat berbincang

dengan perawat

baik dengan teman dan

tetangga

Do : klien Nampak

korperatif saat berbicang

dengan perawat

Personal self Ds : Pasien mengatakan

beragama islam dan rajin

beribadah, pasien tidak

melaksanakan sholat

sepertia biasa karena

keadaanya saat sekarang ini. Pasien selalu berdzikir

dan berdoa agar bayinya

selalusehat

Do : klien Nampak berdoa

sebelum makan

Ds Pasien mengatakan

beragama islam dan rajin

beribadah, pasien tidak

melaksanakan sholat

sepertia biasa karena

keadaanya saat sekarang ini. Pasien selalu berdzikir

dan berdoa agar bayinya

selalusehat

Do : klien Nampak berdoa

sebelum makan

Role performance

mode ( fungsi peran )

Ds : klien mengatakan

siap menjadi orang tua,

karena belajar dari ibu dan

kakaknya. Klien

mengatakan bahagia

dengan peran barunya menjadi istri dan juga ibu,

klien mengatakan

keluarga sangat senang

dengan kehadiran anggota

baru.

Do : Nampak suami dan

ibu klien menemani klien

Ds : klien mengatakan siap

menjadi orang tua karena

sudah memiliki 2 anak.

Klien mengatakan butuh

persiapan mental untuk

merawat bayi. Klien mengatakan keluarganya

senang dengan kehadiran

anggota baru.

Do : Nampak suami

menemani klien

Interdependence mode

(interpedepensi )

Ds : klien mengatakan

mendapat dukungan penuh keluarga terutama

suami yang sangat

antusias dengan kehadiran

anak pertama di keluarga

kecil nya.rencana

kelahiran di RS , klein

mengatakan perawatan

bayi akan di lakukan diri

sendiri dan bantuan

keluarga

Do : klien Nampak di temani suami dan ibu

Ds : klien mengatakan

mendapat dukungan dari keluarga suami dan anak

mereka dengan kelahirn

anak perempuan , klien

mengatakan rencana

melahirkan di RS , dalam

urusan merawat bayi akan

di lakuakan diri sendiri dan

bantuan anak-anaknya

Do : klien Nampak ditemani suami klien

Second level assessment

Stimulus fokal Ds : klien mengatakan

saat ini tubuh nya sangat

Ds : Klien mengatakan

nyeri di daerah jalan lahir

72

lemas dan nyeri di area

jalan lahir dan cemas

memikirkan bayi nya di

ruang bayi

Do : klien Nampak

meringis

dan cemas memikirkan

bayinya di ruang bayi

Do : klien Nampak

meringis

Stimlus kontekstual Ds : Klien mengatakan

merasa sedih terpisah

dengan bayinya karena

bayi dirawat diruang bayi Do: bayi lahir dengan

BBLR BB 2230 gr

Ds :Klien mengatakan

merasa sedih terpisah

dengan bayinya karena bayi

dirawat diruang bayi .

Do: bayi lahir premature

dengan BBLR 2035 gr

Stimulus residul

Ds: klien mengatakan

tidak pernah seperti ini

karena ini kehamilan

pertamanya. Jadi masih

banyak harus belajar

menjadi seorang ibu

Do: klien Nampak

bingung

Ds: klien mengatakan

sudah pernah pengalaman

dalam kehamilan dan

mengurus anak walapun

sudah terkahir kali sudh

bertahun yang lalu

Do: klien tampak terbiasa

dengan keadaannya saat

ini

Pemeriksaan fisik

Mata DO :

- Bagian wajah tidak

ada oedema

- konjungtiva anemis

- sclera tidak ikterik

- tidak ada secret pada

hidung

- mukosa bibir lembab.

DO :

- Bagian wajah tidak

ada oedema

- konjungtiva anemis

- sclera tidak ikterik

- tidak ada secret pada

hidung

- mukosa bibir lembab.

Payudara DO :

- Puting susu menonjol

- adanya nyeri tekan

pada kedua payudara - tidak ada benjolan

DO :

- Puting susu menonjol

- Tidak adanya nyeri

tekan pada kedua payudara

- tidak ada benjolan.

Abdomen DO :

- bekas luka operasi

tidak ada

- Tfu 2 jari diatas pusat

- distensi abdomen

tidak ada.

DO :

- bekas luka operasi

tidak ada

- Tfu 3 jari diatas pusat

- distensi abdomen tidak

ada.

Genitalia DS : DS :

73

Klien mengatakan haid

teratur lama dan lamanya

haid 4-5 hari , siklus 26

hari

DO :

Terdapat lochea rubra,

terdapat luka perineum 3

jahitan, panjang 5 cm dan

luka tampak kemerahan

Klien mengatakan haid

teratur dan 7 hari lamanya,

siklus 26 hari

DO :

terdapat lochea rubra, tidak

Nampak luka robekan di

perineum

Ekstremitas DO :

- Oedema pada

ekstremitas tidak

ditemukan

- varises tidak ada - reflek patella positif.

DO :

- Oedema pada

ekstremitas tidak

ditemukan

- varises tidak ada - reflek patella positif.

Interprestasi Data :

Berdasarkan tabael 4.1 dapat dijelaskan bahwa pengkajian

yang diperoleh melalui wawancara dan observasi pada kedua pasien

dengan penjelasan sebagai berikut :

Data demografi pasien 1 bernama Ny. S usia 27 tahun dan

pasien 2 bernama Ny.E usia 42 tahun status pendidikan pada pasien 1

adalah SLTA dan pada pasien 2 adalah SMP. Dalam pengkajian data

pekerjaan baik pasien 1 adalah swasta dan pasien 2 ibu rumah tangga.

Pada status pernikahan pada kedua pasien sama-sama sudah menikah

begitu juga dengan agama baik pasien 1 dan pasien 2 beragama islam.

Tanggal pengkajian pada pasien 1 tanggal 25 mei 2021 sedangkan

tanggal pengkajian pasien 2 pada 27 mei 2021.

74

Pada saat pengkajian dilakukan baik pasien 1 dan pasien 2

mengatakan di rawat di ruang flamboyan C post partm spontan dengan

indikasi BBLR. pasien 1 mengeluh nyeri pasca partum di bagian

jahitan dan badan merasa lemas, pasien 1 juga megeluh ASI yang

keluar sedikit tidak banyak. Untuk pasien 2 pada saat pengkajian

mengeluh tidak nyaman di area jalan lahir saat bergerak atau jalan dan

merasa cemas dengan bayi nya di ruang bayi , ASI yang keluar sedkit

tidak banyak.

Dalam pengkajian riwayat penyakit yang lalu pasien 1 belum

pernah di rawat rumah sakit sedangkan pasien 2 pernah di rawat karna

melahirkan anak 1 dan 2. Baik pasien 1 dan pasien 2 tidak memiliki

riwayat penyakit keluarga. Pasien 1 memiliki riwayat menarch usia 13

tahun dengan siklus 26 hari dan lama hari haid 4- 5 hari, mengganti

pembalut 3-4 kali dalam 24 jam serta mempunyai keluhan kram perut

dan lemas saat haid. Pasien 2 memiliki riyawat menarch usia 14 tahun

dengan siklus 26 hari dan lama haid 7 hari, megganti pembalut 3 kali

dalam 24 jam serta mempunyai keluhan kram perut saat haid. Pasien 1

rutin melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas dan USG 2 kali,

sedangkan pasien 2 rutin melakukan pemeriksaan ANC di bidan.

Status obstetri pada pasien 1 TFU 2 jari di bawah pusat,

kontraksi uterus baik, serta pengeluaran lochea rubra.Status obstetri

75

pasien 2 TFU 3 jari di bawah pusat dengan kontaksi uterus baik serta

peneluaran lochea rubr.Dalam riwayat persalinan yang lalu pasien 1

tidak ada sedangkan pada pasien 2 memiliki riwayat persalinan 2

kali.Riwayat perkawinan pada pasien 1 dan pasien 2 memiliki

kesamaan yaitu sudh menikah. Untuk riwayat KB pada pasien1 tidak

memiliki pemakaian KB Sedangkan pasien 2 memiliki riwayat

pemakaian KB pil pada tahun 2011 memiliki keluhan penambahan

berat badan dan pemakaian Kb suntik pada tahun 2016 memiliki

keluhan sering pusing dan lemas.

Tabel 4. 2

Hasil Pengkajian Bayi dengan Berat Lahir Rendah

Identitas bayi Bayi klien 1 Bayi klien 2

Tanggal lahir 25 Mei 2021 27 Mei 2021

Umur 0 hari 0 hari

Jenis kelamin

Perempuan Perempuan

Kondisi umum Sedang Sedang

Riwayat

Kelahiran

Klien 1 Klien 2

BB

2230 gram 2035 gram

PB 45 cm 38 cm

Suhu 36,6° C 36°C

Lingkar kepala 32 cm 34 cm

Lingkar dada

30 cm 32 cm

Lanugo Ada, sekitar telinga dan

badan

Sekitar leher dan telinga

Vermix kaseosa Tidak ada bayi sudah bersih

dimandikan

Tidak ada bayi sudah bersih

dimandikan

Mekonium 3 jam setelah lahir 5 jam setelah lahir

Warna tubuh Kemerahan Kemerahan

Pemeriksaan

reflek

Bayi klien 1 Bayi klien 2

Reflek moro

Reflek moro ada, pada saat

bayi tidur mendengar suara

Ada , pada saat bayi tidur

mendengar suara keras

76

keras

Reflek

menggenggam

Reflek menggenggam ada,

pada saat telapak bayi

disentuh dengan jari.

Baik , pada saat telapak bayi

disentuh dengan jari

Reflek

menghisap

Reflek menghisap kuat saat

menyusu

Lemah

Reflek tonik

neck

Reflek tonik neck ada, pada

saat bayi tidur kepala

menghadap kesamping

dengan lengan lurus

Baik , pada saat bayi tidur

kepala menghadap kesamping

dengan lengan lurus

Tonus otot /

aktivitas

Tonus otot aktif Baik

Kekuatan

menangis

Bayi menangis keras dan

kuat

Bayi menangis keras dan kuat

Pemeriksaan

fisik

Klien 1 Klien 2

Kepala Bentuk kepala bulat dan

simetris. Mata simetris, reflek

membuka baik, sclera mata tidak ikterik. Tidak ada

hiperemi ( kelainan pada

mata ). Konjungtiva tidak

anemis. Tidak ada edema

palpebra. Pergerakan bola

mata kesegala arah. Telinga

bersih, terdapat rambut

lanugo pada daun telinga

serta bila dipegang lembut

dan keduanya bersih. Tidak

ada deviasi pada sputum, tidak ada polip dan kedua

hidung bersih. Reflek

menghisap dan menelan baik.

Tidak ada labioskisis. Tidak

ada sianosis.

Bentuk kepala bulat dan

simetris. Mata simetris, reflek

membuka baik, sclera mata tidak ikterik. Tidak ada

hiperemi ( kelainan pada mata

). Konjungtiva tidak anemis.

Tidak ada edema palpebra.

Pergerakan bola mata kesegala

arah. Telinga bersih, terdapat

rambut lanugo pada daun

telinga serta bila dipegang

lembut dan keduanya bersih.

Tidak ada deviasi pada sputum,

tidak ada polip dan kedua hidung bersih. Reflek

menghisap lemah dan menelan

baik. Tidak ada labioskisis.

Tidak ada sianosis..

Punggung Keadaan punggung normal,

fleksibilitas tulang punggung

normal.

Keadaan punggung normal,

fleksibilitas tulang punggung

normal.

Thorak

Bentuk dada simetris, jenis

pernapasan reguler spontan

tanpa alat bantu.

Tidak ada suara napas

tambahan, dada simetris kanan

kiri dan tidak ada kelainan.

Abdomen Bentuk abdomen normal dan

bisisng usus normal.

Tidak ada asites, bising usus

normal.

77

Ekstremitas Jari kaki lengkap dan normal.

Jari tangan lengkap dan

normal.Pergerakan kaki

normal, bayi dapat menekuk

kakinya. Pergerakan tangan

normal, bayi dapat

menggerakkan tangannya.

Garis telapa kaki ada. Warna

ekstremitas kemerahan.posisi

ekstremitas simetris.

Jari kaki lengkap dan normal.

Jari tangan lengkap dan

normal.Pergerakan kaki

normal, bayi dapat menekuk

kakinya. Pergerakan tangan

normal, bayi dapat

menggerakkan tangannya.

Garis telapa kaki ada. Warna

ekstremitas kemerahan.posisi

ekstremitas simetris.

Alat reproduksi/

genitalia

Labia mayora menutup

klitoris dan labia minor.

Fungsi miksi baik dan anus

ada.

Labia mayora menutup klitoris

dan labia minor. Fungsi miksi

baik dan anus ada.

Reflek

primitive

By klien 1 By klien 2

Reflek rooting

Ada, jika pipi bayi disentuh

maka mulut akan kearah

sentuhan.

Ada , jika pipi bayi disentuh

maka mulut akan kearah

sentuhan

Reflek sucking Reflek hisap kuat saat

bayinya menyusui

Ada , lemah saat bayinya

menyusui

Reflek grasping Reflek menggenggam ada,

saat saat telapak tangan bayi

disentuk dengan jari.

Ada, saat saat telapak tangan

bayi disentuk dengan jari.

Reflek moro

Reflek kaget ada, saat bayi tidur dang mendengar suara

keras.

Ada , saat bayi tidur dang mendengar suara keras.

Reflek Babinski Ada . Ada

Interpretasi data :

Bayi klien 1 lahir pada tanggal 25 Mei 2021 berumur o hari

jenis kelamin perempuan, ku sedang, BB 2230 gram, Panjang bayi 45

cm, suhu 36,6° C,Lingkar kepala32 cmdan lingkar dada 30 cm,

terdapat lanugo disekitar leher telinga dan badan vermix kaseosa tidak

ada bayi sudah bersih, mekonium 3 jam setelah lahir, warna tubuh

78

kemerahan, reflek moro pada saat bayi tidur mendengar suara keras,

reflek menggenggam pada saat telapak tangan bayi disenruh dengan

jari, reflek menghisap pada saat menyusu kuat, reflek tonik neck pada

saat bayi tidur kepala menghadap kesamping dengan lengan lurus,

tonus otot kuat serta bayi menangis keras dan kuat.

Bayi klien 2 lahir pada tanggal 27 Mei 2021 berumur o hari

jenis kelamin perempuan, ku sedang, BB 2035 gram, Panjang bayi 38

cm, suhu 36° C,Lingkar kepala34 cm dan lingkar dada 32 cm, terdapat

lanugo disekitar telinga dan badan vermix kaseosa tidak ada bayi

sudah bersih, mekonium 5 jam setelah lahir, warna tubuh kemerahan,

reflek moro pada saat bayi tidur mendengar suara keras, reflek

menggenggam pada saat telapak tangan bayi disenruh dengan jari,

reflek menghisap pada saat menyusu kuat, reflek tonik neck pada saat

bayi tidur kepala menghadap kesamping dengan lengan lurus, tonus

otot kuat serta bayi menangis keras dan kuat.

Pemeriksaan fisik bayi klien 1 dan bayi klien 2 kepala

berbentuk bulat dan simetris, reflek membuka baik, sclera tidak

ikterik, tidak ada hiperemi ( kelainan mata ), konjungtiva tidak anemis,

tidak ada edema palpebra, pergerakan bola mata kesegala arah, telinga

bersih, terdapat rambut lanugo pada daun telingan serta bila dipegang

lembut dan keduanya bersih, tidak ada devisiasi pada sputum, tidak

79

ada polip, kedua hidung bersih, reflek menghsiap dan menelan baik,

tidak ada labioskisis dan tidak ada sianosis.

Pada pemeriksaan fisik ekstremitas bayi klien 1 dan bayi klien

2 jari kaki dan ajri tangan normal, pergerakan kaki normal, bayi dapat

menekuk kakinya, pergerakan tangan normal bayi dapat

menggerakkan tangannya, terdapat garis pada telapak kaki, warna

ektremitas kemerahan, posisi ekstremitas simetris sedangkan.

Pemeriksaan fisik alat reproduksi bayi klien 1 dan bayi klien 2 labia

mayora menutup klitoris dan labia minora, fungsi miksi baik dan anus

ada.

Pemeriksaan reflek rooting bayi klien 1 jika pipi bayi disentuh

maka mulut akan kearah sentuhan, reflek sucking kuat saat bayi

menyusui, reflek grasping saat telapak tangan bayi disentuh dengan

jari, reflek moro sat bayi tidur dan mendengar suara keras. Sedangkan

pada bayi klien 2 reflek rooting ada, reflek sucking ada, reflek

grasping ada dan reflek moro ada.

80

Tabel 4.3

Hasil Data Fokus Ibu Post Partum Dengan Berat Bayi Lahir

Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C

RSUD dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Data Fokus

Klien 1 Klien 2

Ds :

a. Klien mengatakan hamil anak pertama setelah menunggu 9 tahun

b. Klien mengatakan usia kehamilan

38 minggu

c. Klien mengatakan BB:65 Tb: 150

cm lila 27 cm

d. Pasien mengatakan Hpht : 21-7-

2020 dan Hpl : 117-6-2021

e. Klien mengatakan rajin ANC dan

USG 2 kali

f. Klien mengatakan selama

kehamilan trimester 1 mual dan muntah, trimester 2 mengalami

pusing dan trimester 3 mengalami

sakit pinggang

g. Klien mengatakan melakukan

pemeriksaan kehamilan 5 kali

h. Klien mengatakan menarche pada

usia 13 tahun, lama haid 4-5 hari ,

siklus 26 hari

i. Klien mengatakan mengalami

keputihan berwarna putih susu,

tidak bau, tidak gatal

j. Klien mengatakan belum menggunakan KB

k. Klien mengatakan keluar lendir

darah atau slime sejak jam 18.30

dan mulai mules kontraksi pada

20.00 kemudian dibawa suaminya

ke ird RSKD

l. Klien mengatakan bayi lahir pukul

10.45

m. Klien mengatakan bayi lahir

dengan spontan nangis dengan

keras n. Klien mengatakan nyeri di bagian

pasca bersalin dibagian jahitan,

nyeri seperti ditusuk – tusuk, nyeri

timbul saat klien bergerak dan

hilang saat beristirahat

o. klien mengatakan ASI tidak keluar

Ds :

a. Klien mengatakan ini kehamilan ke 3

b. Klien mengatakan usia kehamilan 35

minggu

c. Klien mentakan BB:75 kg TB 154

cm

d. Pasien mengatakan Hpht5-10-2020 ,

Hpl: 12-7-2021

e. Klien mengatakan anak peratama

lahir di bidan dan anak kedua lahir di

rumah sakit

f. Klien mengatakan pernah menggunakan KB Pil tahun 2011

dan KB suntik 2016

g. Klien mengatakn selama kehamilan

trimester 1 mual muntah , trimester 2

mengalami badan pegal- pegal

sering ngantuk dan di trimester 3

mengalami pingang sakit.

h. Klien mengatakan 4 kali melakukan

pemeriksaan kehamilan

i. Klien mengatakan menarche pada

usia 14 tahun, lama haid 7hari,

teratur dan siklus haid 26 hari j. Klien mengatakan pada saat di

kamar mandi sempat pada pukul

15.00 melihat air-air jernih keluar di

jalan lahir nya kemudian di bawa

mertuanya ke bidan lalu di rujuk ke

rskd

k. Klien mengatakan pada pukul 08.34

lahir

l. Klien mengatakan bayi lahir dengan

tangisan nyaring

m. Pasien mengeluh tidak nyaman di area jalan lahir

n. Klien mengatakan saat bergerak

nyeri

o. Pasien mengeluh keluar darah lendir

p. Pasien mengatakan belum meyusui

anaknya

81

banyak

p. klien mengatakan tidak nyaman

payudara nya bengkak dan terasa

kencang

q. Klien mengatakan payudaranya

sedikit sakit

r. klien mengatakan khawatir

terhadap anaknya

s. klien mengatakan anaknya berada

di ruang bayi

t. klien mengatakan ini anak pertama

u. klien mengatakan belum ada pengalam merawat bayi

v. klien mengatakan tidak memahami

merawat bayi

w. klien mengatakan takut salah dalam

merawat bayi (BBLR)

Do :

a. klien G1P0A0

b. Nampak TFU 2 jari dibawah pusat

c. Terdapat kontraksi uterus dengan

kondisi baik d. Terdapat lochea rubra

e. Terdapat luka perineum 3 jahitan ,

panjang 5 cm , luka tampak

kemerahan

f. Klien Nampak meringis kesakitan

g. Klien bersikap protektif saat

bergerak/ jalan

h. klien Nampak gelisah

i. klien Nampak tegang

j. Nampak frekuensi nadi meningkat

k. Nampak ASI tidak

menetes/memancar l. Nampak payudara bengkak dan

kencang

m. Intake ASI pada bayi tidak adekuat

n. Kurang nya pengetahuan klien

tentang cara menyusui yang baik

dan benar

o. Klien selalu menanyakan tentang

bayinya dan bagaimana cara

merawat

p. Hemogblobin : 9,9 g/dl

Leukosit : 13,98 103/6Ul

Eritrosit : 3,87103/uL

Hematokrit: 29,7% q. TD: 127/90 RR:20

N: 97 S : 36,6 ℃

q. Pasien mengatakan cemas karena

ASI tidak keluar banyak

r. Klien mengatakan bayi menghisap

masih belum terlalu kuat

s. Klien mengatakan bayi rewel keyika

menyusui

t. Pasien mengatakan khawatir dengan

kondisi bayinya

u. Pasien mengatakan bayi di rawat di

ruang bayi

Do :

a. Klien G3P2A0

b. Nampak TFU 3 jari dibawah pusat

c. Terdapat kontraksi uterus baik d. Terdapat lochea rubra

e. Tidak Nampak luka robekan di

perineum

f. Klien Nampak meringis

g. Klien Nampak gelisah

h. Klien Nampak tegang

i. Klien Nampak berkeringat berlebih

j. Bayi tidak mampu melekat pada

payudara ibu

k. Reflek menghisap bayi belum kuat

l. Nampak ASI tidak memancar

m. Bayi dirawat di ruang bayi n. Intake bayi tidak adekuat

o. Nampak frekuensi nadi meningkat

p. Hemogblobin : 10,9 g/dl

Leukosit : 13,48 103/6Ul

Eritrosit : 3,98103/uL

Hematokrit: 32,6 %

q. Td: 127/90 N:80

RR: 20 S: 36,3℃

82

r.

Bayi klien 1 Bayi Klien 2

DS :

a. klien mengatakan bayi lahir dengan

usia kandungan 38 minggu.

b. Klien mengatakan berat bayi lahir

2230gram.

c. Klien mengatakan bayi diobservasi

diruang bayi setelah lahir.

d. Klien mengatakan bayinya tidak

dirawat didalam inkubator.

e. Klien mengatakn pada saat lahir

bayinya spontan nangis dengan

keras

DO :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Bayi menangis kuat

d. Gerak bayi aktif.

e. Tali pusat belum terlepas.

f. Tidak ada sianosis.

g. Lanugo sekitar telinga dan badan

h. Vermix kaseosaTidak ada bayi

sudah bersih dimandikan f. berat bayi lahir 2230gram, panjang

bayi 45 cm, lingkar kepala 32 cm

dan lingkar dada 30 cm.

g. pernapasan 42 kali / menit , nadi

134 kali / menit, suhu 36,7oC, nilai

AFGAR SCORE 7

h. leukosit 13,57 ul

DS :

a. klien mengatakan bayi lahir dengan

usia kandungan 35 minggu

b. klien mengatakan berat bayi lahir

2035 gram

c. klien mengatakan bayi di observasi di

ruang bayi

d. klien mengatakan hisap ASI bayi

masih lemah

e. klien mentakan pada saat lahir bayi

menangis nyaring

DO :

a. ku sedang

b. akral hangat

c. bayi menangis kuat

d. gerak bayi aktif

e. tali pusat belum terlepas

f. bayi lahir premature dengan usia

kehamilan ibu 35 minggu

g. BB 2035 gram, PB 38 cm, lingkar

kepala 34 cm,lingkar dada 32 cm h. lanugo sekitar leher dan telingga

i. Kulit tipis, kurang elastis akibat

jaringan lemak sedikit..

i. Vermix kaseosaTidak ada bayi sudah

bersih dimandikan

j. pernapasan 43 kali / menit , nadi 138

kali / menit, suhu 36,5oC, nilai

AFGAR SCORE 7

k. leukosit 12,45 ul

Interpretasi data :

Klien 1 mengatakan Klien mengatakan nyeri di bagian pasca

bersalin dibagian jahitan, seperti tertusuk-tusuk nyeri timbul saat klien

bergerak dan hilang saat beristirahat,klien mengatakan ASI tidak

keluar banyak, klien mengatakan ini adalah anak pertama, klien

83

mengatakan baru pertama kali merawat bayi, klien mengatakan tidak

mempunyai pengalaman dalam merawat bayi, klien mengatakan

belum tau cara merawat bayi ( BBLR ).

Klien mengatakan takut salah dalam merawat bayinya,

mengatakan tidak nyaman payudaranya bengkak dan terasa kencang.

Klien nanmpak meringis kesakitan, Terdapat luka perineum 3 jahitan ,

panjang 5 cm , luka tampak kemerahan. Pemeriksaan TTV TD:

127/97 RR:20 N: 97 S : 36,6 ℃, skala nyeri 4 Pemeriksaan darah

lengkap Hemogblobin : 9,9 g/dl Leukosit : 13,98 103/6Ul Eritrosit :

3,87103/uL Hematokrit: 29,7 %.

Intake ASI pada bayi tidak adekuat, bayi lebih sering tidur,

kurangnya pengetahuan klien tentang cara teknik menyusui yang baik,

klien tampak bingung karena ini adalah anak pertamanya, klien

tampak aktif bertanya, klien selalu menanyakan tentang bayinya dan

bagaimana cara merawatnya, tampak tidak ada ASI yang keluar,

payudara klien tampak kencang dan sedikit bengkak dan klien tampak

sedikit menahan sakit.

Pada bayi klien 1 Ku sedang, akral hangat. Klien mengatakan

Bayi menangis kuat,Gerak bayi aktif,Tali pusat belum terlepas,Tidak

ada sianosis, Lanugo sekitar telinga dan badan, Vermix kaseosa Tidak

ada bayi sudah bersih dimandikan, bayi lahir dengan berat bayi lahir

84

2230gram, panjang bayi 45 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada

30 cm.

Klien 2 mengeluh tidak nyaman di area jalan lahir saat

bergerak nyeriPasien mengeluh keluar darah lendir, klien mengatakan

belum meyusui anaknya, Pasien mengatakan cemas karena ASI tidak

keluar banyak, dan merasa khawatir dengan kondisi bayinya yang di

rawat ruang bayi.

Bayi klien 2 lahir dengan premature pada usia kehamilan 35

minggu. ku sedang, akral hangat, bayi menangis kuat ,gerak bayi aktif

tali pusat belum terlepas . bayi lahir dengan BB 2035 gram, PB 38 cm,

lingkar kepala 34 cm,lingkar dada 32 cm, lanugo sekitar leher dan

telingga, Kulit tipis, kurang elastis akibat jaringan lemak sedikit,

Vermix kaseosa Tidak ada bayi sudah bersih dimandikan.

Tabel 4.4

Hasil Analisa Data Keperawatan Ibu Post PartumDengan Berat Bayi Lahir

Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C RSUD

dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Analisa Data

Klien 1

No. Data Masalah Penyebab

1

Ds :

a. Klien mengatakan nyeri di

bagian bawah pasca

bersalin dibagian jahitan,

nyeri seperti ditusuk – tusuk, nyeri timbul saat

klien bergerak dan hilang

saat beristirahat.

Rupture jaringan

Luka jahitan

perinieum

↓ Nyeri akut (

Agen pencendera fisik

85

2

3

4

Do :

a. Klien Nampak meringis

kesakitan

b. Klien bersikap protektif

saat bergerak/ jalan

c. Pasien Nampak gelisah

d. Terdapat luka perineum 3

jahitan , panjang 5 cm ,

luka tampak kemerahan

Ds :

a. klien mengatakan ASI tidak keluar banyak

b. klien mengatakan tidak

nyaman payudara nya

bengkak dan terasa

kencang

c. klien mengatakan khawatir

terhadap anaknya

Do :

a. Nampak ASI tidak

menetes/memancar

b. Klien Nampak kaku saat menyusui bayinya

c. Nampak payudara bengkak

dan kencang

d. Bayi tidak mampu melekat

dengan benar

Ds :

a. klien mengatakan ASI

tidak keluar banyak

b. klien mengatakan tidak

nyaman payudara nya

bengkak dan terasa kencang

c. Klien mengatakan

payudaranya sedikit sakit

Do :

a. Klien Nampak meringis

kesakitan

b. Nampak payudara bengkak

dan kencang

c. Nampak ASI tidak

menetes/memancar

d. Terdapat kontraksi uterus dengan kondisi baik

Ds :

a. klien mengatakan khawatir

terhadap anaknya

D.0077)

Asi tidak adekuat

Payudara bengakak

dan kencang

Ketidaknyamanan

pasca partum

(D.0075)

Merangsang

pertumbuhan

kelenjar susu

Peningkatan

hormone prolaktin

Pembentukan ASI

ASI tidak efektif

Menyusui tidak

efektif ( D.0029

Kurang pengetahuan tetang

BBLR

Ketidakadekuatan suplai ASI

Pembengkakan

payudara dimana aveoli

mulai terisi ASI

Krisis Situasional

86

5

b. klien mengatakan anaknya

berada di ruang bayi

Do :

a. klien Nampak gelisah

b. klien Nampak tegang

c. Nampak frekuensi nadi

meningkat N : 97

Ds :

a. Klien mengatakan ini anak

pertama b. Klien mengatakan belum

ada pengalam merawat

bayi

c. klien mengatakan tidak

memahami merawat bayi

d. klien mengatakan takut

salah dalam merawat bayi

(BBLR)

Do :

a. Kurang nya pengetahuan

klien tentang cara menyusui yang baik dan

benar

b. Klien selalu menanyakan

tentang bayinya dan

bagaimana cara merawat

Koping

maladaptive

Ansietas

( D.0080)

primipara

Belajar menjadi ibu

ibu baru

Butuh informasi

Defisit

pengetahuan

( D.0111)

Kurang terpapar

informasi

Bayi klien 1

No Penyebab

1

2

Ds :

a. klien mengatakan bayi lahir

dengan usia kandungan 38

minggu.

b. Klien mengatakan berat

bayi lahir 2230gram.

Do :

a. Ku sedang b. akral hangat.

c. Gerak bayi aktif.

d. berat bayi lahir 2230gram,

panjang bayi 45 cm,

lingkar kepala 32 cm dan

lingkar dada 30 cm

Ds :

a. Klien mengatakan bayi

diobservasi diruang bayi

setelah lahir b. klien mengatakan bayi lahir

dengan usia kandungan

Reflex menelan

belum sempurna

Kekuranagan

cadangan energy

malnutrisi

↓ Defisit Nutrisi (

D.0019)

BBLR ↓

Imaturitas

imunologi

Risiko infeksi(

Ketidakmampuan

menelan makanan ( Berat

Badan Lahir Rendah )

Ketidakadekuatan

pertahanan tubuh

sekunder (Pertahahanan

Imuologis)

87

3

38minggu.

Do :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Bayi menangis kuat

d. Gerak bayi aktif.

e. Tali pusat belum terlepas.

f. Leukosit 13,57 ul

Ds :

a. klien mengatakan bayi lahir

dengan usia kandungan 38 minggu.

b. Klien mengatakan bayinya

tidak dirawat didalam

inkubator

c. Klien mengatakn pada saat

lahir bayinya spontan

nangis dengan keras .

Do :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Bayi menangis kuat d. Gerak bayi aktif.

e. Lanugo sekitar telinga dan

badan

f. Vermix kaseosa Tidak ada,

bayi sudah bersih

dimandikan

D.0142)

Permukaan tubuh

relative lebih luas

Penguapan

berlebihan

Kehilangan cairan

Dehidrasi

↓ Risiko Hipotermi(

D.0410)

Berat Bayi Lahir Rendah

Klien 2

No. Data Masalah Penyebab

1.

2

Ds :

a. Pasien mengeluh tidak

nyaman di area jalan lahir

b. Klien mengatakan saat

bergerak nyeri

c. Pasien mengeluh keluar

darah lendir

Do : a. Terdapat kontraksi uterus

baik

b. Terdapat lochea rubra

c. Tidak Nampak luka

robekan di perineum

d. Klien Nampak meringis

e. Klien Nampak berkeringat

berlebih

Ds :

a. Pasien mengatakan belum

meyusui anaknya b. Pasien mengaakan cemas

Proses inovulasi

Peningkatan kadar

ocytosin, kontaksi

uterus

Ketidaknyamanan pasca partum

( D.0075 )

Merangsang

pertumbuhan

kelenjar susu

Trauma perineum selama

persalinan dan kelahiran

Ketidakadekuatan

suplai ASI

88

3

.

karena ASI tidak keluar

banyak

c. Klien mengatakan bayi

menghisap masih belum

terlalu kuat

d. Klien mengatakan bayi

rewel saat memnyusui

Do :

a. Reflek menghisap bayi

belum kuat

b. Nampak ASI tidak

memancar c. Bayi dirawat di ruang bayi

d. Bayi tidak mampu melekat

pada payudara ibu

Ds :

a. Pasien mengatakan

khawatir dengan kondisi

bayinya

b. Pasien mengatakan bayi di

rawat di ruang bayi

Do : a. Klien Nampak gelisah

b. Klien Nampak tegang

c. Nampak klien sering ke

ruang bayi untuk melihat

bayinya

Peningkatan

hormone prolaktin

Pembentukan ASI

ASI tidak efektif

Menyusui tidak

efektif ( D.0029

Kurang

pengetahuan tetang

BBLR

Koping

maladaptive

Ansietas

( D.0080)

Krisis situasional

Bayi klien 2

No Data Masalah Penyebab

1

2

Ds :

a. Klien mengatakan bayi

lahir dengan usia

kandungan 35 minggu

b. Klien mengatakan berat

bayi lahir 2035 gram c. Klien mengatakan hisap

ASI bayi masih lemah

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat

c. Bayi menangis kuat

d. Gerak bayi aktif

e. Bayi lahir premature

f. Bb 2035 gram, Pb 38 cm,

lingkar kepala 34 cm dan

lingkar dada 32 cm

Ds :

Reflex menelan

belum sempurna

Kekuranagan

cadangan energy ↓

malnutrisi

Defisit Nutrisi (

D.0019)

Ketidakmampuan

menelan makanan ( Berat

Badan Lahir Rendah )

89

3

a. Klien mengatakan bayi

lahir dengan usia

kandungan 35 minggu

b. Klien mengatakan berat

bayi lahir 2035

c. Klien mengatakan bayi

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat

c. Gerak bayi aktif

d. Bayi lahir premature

dengan usia kehamilan 35 minggu

e. Lanugo sekitar leher dan

telinga

f. Kulit tipis, kurang elastic

akibat jaringan lemak

sedikit.

Ds :

a. Klien mengatakan bayi

lahir dengan usia

kandungan 35 minggu b. Klien mengatakan bayi di

observasi di ruang bayi

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat

c. Tali pusat belum terlepas

d. Vermix kaseosa tidak ada,

bayi sudah dimandikan .

e. Leukosit 12,45 ul

BBLR

Kulit tipis

Termogulasi Tidak

Efektif

( D.0149)

Premature (BBLR) ↓

Imaturitas

imunologi

Risiko infeksi(

D.0142

Berat Badan Ekstrem

Ketidakadekuatan

pertahanan tubuh

sekunder (Pertahahanan Imuologis)

Interpretasi data :

Berdasarkan table 4.4 diketahui bahwa klien 1 di temukan 5

diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, menyusui tidak efektif,

ketidaknyamanan pasca partum, ansietas dan defisit pengetahuan. Pada

bayi klien 1 ditemukan defisit nutrisi, resiko infeksi, dan resiko

hipotermi. Sedangkan pada klien 2 di temukan 3 diagnosa keperawatan

ketidaknyamanan pasca partum, menyusui tidak efektif dan ansietas pada

bayi klien 2 di temukan 3 diagnosa keperawatan defisist nutrisi,

90

termoregulasi tidak efektif dan resiko infeksi

b. Diagnosa keperawatan

Tabel 4.5

Hasil Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum Dengan Berat Bayi Lahir

Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C RSUD

dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

No.

Klien 1 Klien 2

Hari/

tanggal

ditemukan

Diagnosa

Keperawatan

Hari/

tanggal

ditemukan

Diagnosa

Keperawatan

1.

2

25 Mei

2021

Dx 1

Nyeri akut b.d Agen

pencendera fisik (

D.007)

Ds : Klien

mengatakan nyeri di

bagian bawah pasca

bersalin dibagian

jahitan, nyeri seperti

ditusuk – tusuk, nyeri

timbul saat klien bergerak dan hilang

saat beristirahat.

Do :

a. Klien Nampak

meringis kesakitan

b. Klien bersikap

protektif saat

bergerak/ jalan

c. Pasien Nampak gelisah

d. Terdapat luka

perineum 3 jahitan

, panjang 5 cm ,

luka tampak

kemerahan.

Dx 2

Menyusui tidak

efektif b.d

Ketidakadekuatan

suplai ASI ( D.0029 ) Ds :

a. klien mengatakan

ASI tidak keluar

27 Mei 2021 Dx 1

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d Trauma

perineum selama

persalinan dan kelahiran

( D.0075 )

Ds :

a. Pasien mengeluh

tidak nyaman di area

jalan lahir

b. Klien mengatakan saat bergerak nyeri

c. Pasien mengeluh

keluar darah lendir

Do :

a. Terdapat kontraksi

uterus baik

b. Terdapat lochea

rubra

c. Tidak Nampak luka

robekan di perineum d. Klien Nampak

meringis

e. Klien Nampak

berkeringat berlebih

Dx 2

Menyusui tidak efektif

b.d Ketidakadekuatan

suplai ASI ( D.0029 )

Ds : a. Pasien mengatakan

belum meyusui

anaknya Pasien

91

3

banyak

b. klien mengatakan

tidak nyaman

payudara nya

bengkak dan terasa

kencang

c. klien mengatakan

khawatir terhadap

anaknya

Do:

a. Nampak ASI tidak menetes/memanca

r

b. Klien Nampak

kaku saat

menyusui bayinya

c. Nampak payudara

bengkak dan

kencang

d. Bayi tidak mampu

melekat dengan

benar

Dx 3

Ketidaknyamanan

pasca partum b.d

pembengkakan

payudara dimana

alveoli mulai terisi

ASI ( D.0075)

Ds :

a. klien mengatakan

ASI tidak keluar banyak

b. klien mengatakan

tidak nyaman

payudara nya

bengkak dan terasa

kencang

c. Klien mengatakan

payudaranya

sedikit sakit

Do : a. Klien Nampak

meringis kesakitan

b. Nampak payudara

bengkak dan

kencang

b. mengaakan cemas

karena ASI tidak

keluar banyak

c. Klien mengatakan

bayi menghisap

masih belum terlalu

kuat

d. Klien mengatakan

bayi rewel saat

memnyusui

Do : a. Reflek menghisap

bayi belum kuat

b. Nampak ASI tidak

memancar

c. Bayi dirawat di

ruang bayi

d. Bayi tidak mampu

melekat pada

payudara ibu

Dx 3

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080)

Ds :

a. Pasien mengatakan

khawatir dengan

kondisi bayinya

b. Pasien mengatakan

bayi di rawat di

ruang bayi

Do : a. Klien Nampak

gelisah

b. Klien Nampak

tegang

c. Nampak klien sering

92

4

5

c. Nampak ASI tidak

menetes/memanca

r

d. Terdapat kontraksi

uterus dengan

kondisi baik

Dx 4

Ansietas b.d krisis

situasional

( D.0080)

Ds : a. klien mengatakan

khawatir terhadap

anaknya

b. klien mengatakan

anaknya berada di

ruang bayi

Do :

a. klien Nampak

gelisah

b. klien Nampak tegang

c. Nampak frekuensi

nadi meningkat N

: 97

Dx 5

Defisit pengetahuan

b.d kurang terpapar

informasi ( D.0111)

Ds :

a. Klien mengatakan

ini anak pertama b. Klien mengatakan

belum ada

pengalam merawat

bayi

c. klien mengatakan

tidak memahami

merawat bayi

d. klien mengatakan

takut salah dalam

merawat bayi

(BBLR)

Do :

a. Kurang nya

pengetahuan

klien tentang cara

ke ruang bayi untuk

melihat bayinya

93

menyusui yang

baik dan benar

b. Klien selalu

menanyakan

tentang bayinya

dan bagaimana

cara merawat

94

Bayi klien 1 Bayi klien 2

1.

2

25 Mei

2021 Dx 1

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan

menelan makanan (

Berat Badan Lahir

Rendah ) ( D.0019 )

Ds :

a. klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan 38

minggu.

b. Klien mengatakan berat bayi lahir

2230gram

Do :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Gerak bayi aktif.

d. berat bayi lahir 2230gram,

panjang bayi 45

cm, lingkar kepala

32 cm dan lingkar

dada 30 cm

Dx 2

Risiko infeksi b.d

ketidakadekuatan

pertahanan tubuh

sekunder

(Pertahahanan Imuologis)( D.0142)

Ds :

a. Klien mengatakan

bayi diobservasi

diruang bayi

setelah lahir

b. klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan 38

minggu.

Do :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Bayi menangis

27 Mei 2021 Dx 1

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan

menelan makanan (

Berat Badan Lahir

Rendah ) ( D.0019 )

Ds :

a. Klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan 35

minggu

b. Klien mengatakan berat bayi lahir 2035

gram

c. Klien mengatakan

hisap ASI bayi masih

lemah

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat

c. Bayi menangis kuat

d. Gerak bayi aktif e. Bayi lahir premature

f. Bb 2035 gram, Pb 38

cm, lingkar kepala

34 cm dan lingkar

dada 32 cm

Dx 2

Termogulasi Tidak

Efektif b.d berat badan

ekstrem

( D.0149)

Ds : a. Klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan 35

minggu

b. Klien mengatakan

berat bayi lahir 2035

c. Klien mengatakan

bayi

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat c. Gerak bayi aktif

d. Bayi lahir premature

dengan usia

kehamilan 35

95

3

kuat

d. Gerak bayi aktif.

e. Tali pusat belum

terlepas

Dx 3

Risiko Hipotermi b.d berat bayi lahir

rendah ( D.0410)

Ds :

a. klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan

38 minggu.

b. Klien

mengatakan

bayinya tidak

dirawat didalam incubator

c. Klien mengatakn

pada saat lahir

bayinya spontan

nangis dengan

keras .

Do :

a. Ku sedang

b. akral hangat.

c. Bayi menangis

kuat d. Gerak bayi aktif.

e. Lanugo sekitar

telinga dan badan

f. Vermix kaseosa

Tidak ada, bayi

sudah bersih

dimandikan

minggu

e. Lanugo sekitar leher

dan telinga

f. Kulit tipis, kurang

elastic akibat

jaringan lemak

sedikit.

Dx 3

Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan

pertahanan tubuh

sekunder (Pertahanan

Imuologis)

( D.0142 )

Ds :

a. Klien mengatakan

bayi lahir dengan

usia kandungan 35

minggu

b. Klien mengatakan bayi di observasi di

ruang bayi

Do :

a. Ku sedang

b. Akral hangat

c. Tali pusat belum terlepas

d. Vermix kaseosa

tidak ada, bayi sudah

dimandikan .

Intepretasi data :

Berdasarkan tabel 4.5 klien 1 ditemukan 5 diagnosa keperawatan yaitu

nyeri akut b.d agen pencedera fisik, menyusui tidak efektif b.d

96

ketidakadekuatan suplai ASI, ketidaknyamanan pasca partum b.d

pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI, ansietas b.d

krisis situasional, defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi.

Sedangkan pada klien 2 di temukan 3 diagnosa keperawatan yaitu

ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum selama persalinan dan

kelahiran, menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI, ansietas

b.d krisis situasional.

Pada bayi klien 1 ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu defisit

nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan ( berat badan lahir rendah ),

risiko infeksi b.d pertahanan imunologis, risiko hipotermi b.d berat bayi

lahir rendah. Sedangkan pada bayi klien 2 didapatkan 3 diagnosa

keperawatan yaitu defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan(

berat badan lahir rendah), termogulasi tidak efektif b.d berat badan ektrem,

risiko infeksi b.d pertahanan imunologi.

97

Perencanaan keperawatan

Tabel 4. 6

Hasil Perencanaan Keperawatan Ibu Post Partum Dengan Berat Bayi

Lahir Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C

RSUD dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Hari/

Tangga

l

Dx

Keperawata

n

Tujuan dan

Kriteria Hasil

Perencanaan

Klien 1

25 Mei

2021

Nyeri akut

b.d agen

pecedera

fisik ( D.077

)

Menyusui tidak efektif

b.d

Ketidakadek

uatan suplai

ASI (

D.0029)

Tujuan :Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x 3 jam

diharapkan nyeri

bekurang

Kriteria hasil :

tingkat nyeri ( l.08066)

1. Keluhan nyeri

menurun ( 5 )

2. Meringis

menurun ( 5)

3. Sikap

protektif

menurun ( 5)

4. Sikap gelisah

menurun ( 5 )

Tujuan : setelah dilakuakn

tindakan

keperawatan

selama 1x 8 jam

diharapkan status

menyusui

membaik

Kriteria hasil

:status menyusui

( L.03029)

1. Berat badan bayi

meningkat (5)

2. Tetesan/panca

ran ASI

meningkat (5)

3. Suplai ASI

adek kuat (5)

4. Kepercayaan

Manajemen nyeri ( I.08238 )

1.1 Identifikasi

lokasi,karakteristik,durasi,freku

ensi,kualitas,intensitas nyeri

1.2 identifikasiskalanyeri

1.3 identifikasifaktoryangmemperbe

ratdanmemperingannyeri

1.4 fasilitasistirahatdantidur

1.5 ajarkan Teknik nonfarmakologis untukmenguranginyeri

1.6 kolaborasi pemberian analgletik,

jika perlu

Edukasi menyusui (I.12393) 2.1 Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima

informasi

2.2 Identifikasi tujuan atau

keinginan menyusui

2.3 Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

2.4 Berikan kesempatan bertanya

2.5 Libatkan system pendukung

suami, keluarga,tenaga

kesehatan dan masyarakat 2.6 Jelaskan manfaat menyusui bagi

ibu dan bayi

2.7 Ajarkan perawatan payudara

postpartum

2.8 Dukung ibu menngkatkan

kepercayaan diri dalam

menyusui

98

Ketidaknyam

anan pasca

partum b.d

pembengkak

an payudara

dimana

alveoli mulai

terisi ASI ( D.0075)

Ansietas b.d

krisis

situasional

( D.0080)

diri ibu

meningkat (5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x8 jam

diharapkan status

kenyamanan

pasca partum meningkat

Kriteria hasil :

status

kenyamanan

pasca partum (

L.07061) dan

status

pascapartum

(L.07062)

1. Keluhan

ketidaknyamanan meningkat

(5)

2. Keluhan

payudara

bengkak

menurun (5)

3. Keluhan

meringis

menurun (5)

4. Payudara

penuh

meningkat (5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 8 jam

diharapakan

tingkat ansietas

menurun

Kriteria hasil : tingkat ansietas ( L.09093)

1. Verbalisasi

kebingungan

menurun (5)

2. Verbalisasi

Manajeman nyeri ( I.08238) dan

perawatan pasca persalinan ( I.07225)

3. 1 Identifikasi lokasi, karakteristik,

durasi,frekuensi,kualitas,

intensitas nyeri

3. 2 Fasilitasi istirahat tidur

3. 3 Monitor tanda-tanda vital

3. 4 Identifikasi adanya masalah psikologis ibu post partum

3. 5 Berikan kenyamanan pada ibu

3. 6 Ajarkan ibu mengatasi nyeri

secara nonfarmakologi

3. 7 Rujuk ke konselor laktasi, jika

perlu

Reduksi ansietas (I.09314)

4. 1 Indetifikasi saat tingkat ansietas

berubah

4. 2 Ciptakan suasana terauputik

untuk menumbuhkan

kepercayaan

4. 3 Dengarkan dengan penuh

perhatian

4. 4 Gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan 4. 5 Jelaskan prosedur termasuk

sensai yang mungkin dialami

4. 6 Informasikan secara fatktual

mengenai diagnosis pengobatan

dan prognosis

99

Defisit

pengetahuan b.d kurang

terpapar

informasi (

D.0111)

khawatir akibat

kondisi yang

dihadapi

menurun (5)

3. Perilaku

gelisan

menurun(5)

4. Perilaku tegang

menurun (5)

Tujuan : setelah

dilakauakan tindakan

keperawatan

selama 3 x 24

jam diharapkan

tingkat

pengetahuan

meningkat

Kriteria hasil :

tingkat

pengetahuan

(L.12111) dan memori (

L.09079)

1. Perilaku sesuai

anjuran

meningkat (5)

2. Verbalisasi

minat dalam

belajar

meningkat (5)

3. Perilaku sesuai

dengan

pengetahuan meningkat (5)

4. Verbalisasi

kemampua

mempelajari

hal baru

meningkat (5)

5. Verbalisasi

kemampuan

mengingat

informasi

factual meingkat (5)

Edukasi kesehatan (I.12383) dan

edukasi perawatan bayi ( I.12419) 5. 1 Identifikasi kesiapan dan

kemampuanmenerima

informasi

5. 2 Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

5. 3 Jelaskan perawatan bayi

5. 4 Ajarkan memenadikan bayi

dengan memperhatikan suhu

ruangan 21-24 ° C dan dalam

waktu 5 -10 menit , sehari 2

kali 5. 5 Ajarkan perawatan tali pusat

5. 6 Anjurkan memantau tanda vital

bayi terutama suhu 36,5 ° C-

37,5 ° C

5. 7 Anjurkan segera mengganti

popok jika basah

5. 8 Anjurkan penggunaan katun

pakaian bayi dari bahan katun

5. 9 Anjurkan menyusui sesuai

kebutuhan bayi

Bayi klien 1

25 Mei

2021

Defisit nutrisi

b.d

Tujuan : setelah

dilakukan

Manajemen nutrisi (I.03119) dan

Pemantauan Nutrisi ( I.03123)

100

Ketidakmam

puan menelan

makanan (

Berat Badan

Lahir Rendah

) ( D.0019 )

Ketidakadeku

atan

pertahanan

tubuh

sekunder (Pertahahana

n Imuologis)

( D.0142)

Risiko Hipotermi

b.d berat bayi

lahir rendah (

D.0410)

tindakan

keperawatan

selama 1x 8 jam

diharapkan status

nutrisi membaik

Kriteria Hasil :

status nutrisi ( L.

03030)dan berat

badan ( L.03018)

1. Kekuatan otot

menelan

memebaik (5) 2. Berat badan

membaik (5)

3. Tebal lipatan

kulit membaik

(5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x 8 jam tingkat infeksi

menurun

Kriteria hasil :

tingkat infeksi

(L.14137)

1. Demam

menurun (5)

2. Kemerahan

pada kulit

menurun (5)

Tujuan : setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x 24 jam

diharapkan

termogulasi

membaik

Kriteria hasil :

termogulasi (

L.14134)

1. Kulit merah menurun (5)

2. Suhu tubuh

membaik (5)

3. Suhu kult

membaik (5)

1.1 Identifikasi status nutrisi

1.2 Monitor berat badan

1.3 Identifikasi kemampuan

menelan

1.4 Monitor asupan oral (ASI)

1.5 Hitung perubahan berat badan

Pencegahan infeksi ( I.14539)

2.1 Monitor tanda dan gejala

infeksi local dan sistemik

2.2 Cuci tangan sebelum dan

sesudahkontak dengan pasien dan lingkungan pasien

2.3 Pertahankan teknik aseptic

pada pasien berisiko tinggi

2.4 Kolaborasi pemberian

imunisasi, jika perlu

Manajemen hoptermi ( I.14507 ) 3. 1 Monitor suhu tubuh

3. 2 Sediakan lingkungan yang

hangat

3. 3 Lakukan penghangatan pasif (

selimut,menutup kepala,pakaian

tebal)

3. 4 Lakukan penghangatan aktif

eksternal ( metode kangguru )

101

Klien 2

27 Mei

2021

Ketidaknyam

anan pasca

partum b.d

Trauma

perineum

selama

persalinan

dan kelahiran

( D.0075 )

Menyusui

tidak efektif

b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029

)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x8 jam

keluhan tidak

nyaman menurun

kriteria hasil :

status

kenyamanan

pasca partum

(L.07061) dan status pasca

bersalin

(L.07062)

1. Keluhan

meringis

menurun(5)

2. Keluhan

ketidaknyama

nan meningkat

(5)

3. Kontaksi uterus

meningkat (5)

4. Pemulihan

perineum

meningkat (5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama 1x 8 jam

diharapkan status

menyusui

membaik

Kriteria hasil :

status menyusui

(L.03029)

1. Perlekatan bayi

pada payudara

ibu meningkat

(5) 2. Kemampuan

ibu

memposisikan

Manajemen nyeri (I.08238) dan

perawatan pasca bersalin ( I.07225)

1.1 Identifikasi

lokasi,karakteristik,durasi,freku

ensi,kualitas,intensitas nyeri

1.2 Berikan teknik nonfarmakologis

untuk mengurangi nyeri

1.3 Monitor keadaan lokea

1.4 Dukung ibu melakukan

ambulasi dini

1.5 Fasilitasi ibu berkemih secara

normal 1.6 Ajarkan perawatan perineum

yang tepat

Edukasi menyusui (I.12393)

2.1 Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima

informasi 2.2 Identifikasi tujuan atau

keinginan menyusui

2.3 Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

2.4 Dukung ibu meningkatkan

kepercayaan diri dalam

menyusui

2.5 Berikan kesempatan bertanya

2.6 Libatkan system pendukung

suami, keluarga,tenaga

kesehatan dan masyarakat 2.7 Jelaskan manfaat menyusui bagi

ibu dan bayi

2.8 Ajarkan perawatan payudara

102

Ansietas b.d

krisis

situasional (

D.0080)

bayi dengan

benar

meningkat (5)

3. Berat badan

bayi meningkat

(5)

4. Tetesan/pancar

an ASI

meningkat (5)

5. Suplai ASI

adekuat (5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 8 jam

diharapakan

tingkat ansietas

menurun

Kriteria hasil : tingkat ansietas (

L.09093)

1. Verbalisasi

kebingungan

menurun (5)

2. Verbalisasi

khawatir akibat

kondisi yang

dihadapi

menurun (5)

3. Perilaku

gelisan menurun(5)

4. Perilaku tegang

menurun (5)

postpartum

Reduksi ansietas (I.09314)

3. 1 Indetifikasi saat tingkat ansietas

berubah

3. 2 Ciptakan suasana terauputik

untuk menumbuhkan

kepercayaan

3. 3 Dengarkan dengan penuh

perhatian

3. 4 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

3. 5 Jelaskan prosedur termasuk

sensai yang mungkin dialami

3. 6 Informasikan secara fatktual

mengenai diagnosis pengobatan

dan prognosis

Bayi klien 2

103

27 Mei

2021

Defisit nutrisi

b.d

Ketidakmam

puan menelan

makanan (

Berat Badan

Lahir Rendah

) ( D.0019 )

Termogulasi

Tidak Efektif

b.d berat badan

ekstrem

( D.0149)

Ketidakadeku

atan

pertahanan

tubuh

sekunder

(Pertahahana

n Imuologis)

( D.0142 )

.

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x 8 jam

diharapkan status

nutrisi membaik

Kriteria Hasil :

status nutrisi ( L.

03030)dan berat

badan (L03018)

1. Kekuatan otot menelan

memebaik (5)

2. Berat badan

membaik (5)

3. Tebal lipatan

kulit membaik

(5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x 24 jam

diharapkan

termogulasi

membaik

Kriteria hasil :

termogulasi (

L.14134)

1. Kulit merah

menurun (5)

2. Suhu tubuh

membaik (5) 3. Suhu kulit

membaik (5)

Tujuan : setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x 8 jam

tingkat infeksi

menurun

Kriteria hasil : tingkat infeksi

(L.14137)

1. Demam

menurun (5)

2. Kemerahan

Manajemen nutrisi (I.03119) dan

Pemantauan Nutrisi ( I.03123)

1.1 Identifikasi status nutrisi

1.2 Monitor berat badan

1.3 Identifikasi kemampuan

menelan

1.4 Monitor asupan oral (ASI)

1.5 Hitung perubahan berat badan

Regulasi temperature (I.14578)

2.1 Monitor suhu bayi sampai stail

(36,5° C-37,5° C) 2.2 Monitor suhu tubuh anak setiap

2 jam, jika perlu

2.3 Monitor warna dan suhu kulit

2.4 Atur suhu incubator sesuai

kebutuhan

2.5 Tingkatkan asupan cairan dan

nutrisi yang adekuat ( ASI)

2.6 Demonstrasika teknik perawatan

metode kangguru (PMK) untuk

bayi BBLR

.

Pencegahan infeksi ( I.14539)

3. 1 Monitor tanda dan gejala infeksi

local dan sistemik

3. 2 Cuci tangan sebelum dan

sesudahkontak dengan pasien

dan lingkungan pasien

3. 3 Pertahankan teknik aseptic pada

pasien berisiko tinggi 3. 4 Kolaborasi pemberian

imunisasi, jika perlu

104

pada kulit

menurun (5)

Intepretasi data :

Berdasarkan tabel diatas, setelah melakukan penegakan diagnosa

keperawatan pada klien 1 dan 2 dibuat perencanaan tindakan keperawatan

sesuai dengan masing-masing diagnosa yang ditemukan pada klien.

c. Pelaksanaan keperawatan

Tabel 4. 7

Hasil Pelaksanaan Keperawatan Ibu Post Ibu Post PartumDengan Berat

Bayi Lahir Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C

RSUD dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Waktu

pelaksanaan

Tindakan keperawatan Evaluasi

Klien 1 dan bayi klien 1

25 Mei 2021

Visite

keperawatan

S: klien mengatakan

nyeri di jahitan di

jalan lahir, pasien

mengatakan ASI

tidak keluar

banyak, klien

mengatakan tidak

nyaman payudara

nya bengkak dan

terasa kencang,

klien mengatakan khawatir terhadap

anaknya

O : Terdapat luka

perineum 3 jahitan ,

panjang 5 cm , luka

105

11.00

11.15

12.00

12.30

Melakukan Pengkajian keperawatan

3.3 Monitor tanda-tanda vital

1.1 Identifikasilokasi,karakteristik,durasi,

frekuensi,kualitas,intensitas nyeri

1.2 identifikasiskalanyeri

2.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan

menerima informasi

2.2 Identifikasi tujuan atau keinginan

menyusui

1.7 kolaborasi pemberian analgletik

tampak kemerahan

, Nampak ASI tidak

menetes/memancar,

Nampak kedua

paydara klien

bengkak,

A : masalah belum

teratasi

P: lanjukan intervensi

Ds : -

Do : TD: 127/90 RR:20

N: 97

S : 36,6 ℃

DS: klien mengatakan

nyeri di jahitan di

jalan lahir

DO: Terdapat luka perineum 3 jahitan ,

panjang 5 cm , luka

tampak kemerahan

P = luka jahitan

perinuem nyeri

timbul saat

bergerak

Q = nyeri seperti

tertusuk-tusuk,

R = nyeri pada

periniuem, S = skala nyeri 4,

T = nyeri hilang

timbul

Ds : pasien mengatakan

ASI tidak keluar

banyak

Do : Nampak ASI tidak

menetes/memancar

DS: klien mengatakan

nyeri pada jahitan

106

15.30

17.00

17.15

17.30

17.45

Kaji bayi klien 1

1.6 Identifikasi status nutrisi

1.7 Monitor berat badan

2.5 Cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien dan lingkungan

pasien

3. 8 Identifikasi adanya masalah psikologis ibu post partum

4. 7 Indetifikasi saat tingkat ansietas

berubah

4. 8 Ciptakan suasana terauputik untuk menumbuhkan kepercayaan

5.1 Identifikasi kesiapan dan

kemampuanmenerima informasi

5.2 Jelaskan perawatan bayi

pada jalan lahir

DO: obat Ketrolac 10 gr

Ds : -

Do : Nampak KU

sedang, tali pusat belum

terlepas , akral hangat S :

36,7 ℃,BB 2230

pernapasan 42 kali /

menit , nadi 134 kali /

menit, nilai AFGAR

SCORE 7

Ds : -

Do : klien nampak

melakukan

Ds : klien mengatakan

tidak nyaman

payudara nya bengkak dan terasa

kencang

Do : Nampak kedua

paydara klien

bengkak

Ds : klien mengatakan

khawatir terhadap

anaknya

Do : klien Nampak

gelisah

Ds : klien mengatakan

ini anak pertama

Do : klien Nampak

mencoba

memperaktikan (mengendong anak

yang benar )

107

26 Mei 2021

Visite

keperawatan

10.30

10.35

3.3 Monitor tanda-tanda vital

1.1 Identifikasi

lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,k

ualitas,intensitas nyeri

1.2 identifikasiskalanyeri

1.3 identifikasifaktoryangmemperberat

danmemperingannyeri

S : klien mengatakan

nyeri masih ada, : klien

menceritakan

kekawatiran terhadap

anaknya di ruang bayi, :

klien mengatakan Asi

keluar lumayan banyak

dari pada kemarin, :

klien mengatakan sudah

memahami cara

perawatan tali pusat dan

memandikan bayi, payudara klien sudah

tidak bengakak

O : luka jahitan

perinuem nyeri timbul

saat bergerak ,nyeri

seperti tertusuk-tusuk,

skala nyeri 3, nyeri

hilang timbul , : Nampak

klien mata sayu.

A : masalah teratasi

sebagian

P : lanjutakan intervensi

Ds : -

Do : TD: 115/75

RR:20

N: 85

S : 36,3 ℃

Ds : klien mengatakan

nyeri masih ada

Do : Terdapat luka

perineum 3 jahitan ,

panjang 5 cm , luka

tampak kemerahan

P = luka jahitan

perinuem nyeri timbul

saat bergerak Q = nyeri seperti

tertusuk-tusuk,

R = nyeri pada

108

10.45

12.00

15.00

15.10

15.15

17.45

18.00

2.3 Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

2.4 Berikan kesempatan bertanya

2.7 Ajarkan perawatan payudara

postpartum

4.2 Fasilitasi istirahat tidur

4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi

local dan sistemik pada bayi

2.3 pertahankan teknik aseptic pada

pasien berisiko tinggi pada bayi

1.5 Hitung perubahan berat badan (bayi)

3.1 Monitor suhu tubuh

3.6 Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara

nonfarmakologi

3.3 Dengarkan dengan penuh perhatian

3.4 Gunakan pendekatan yang tenang

periniuem,

S = skala nyeri 3,

T = nyeri hilang timbul

Ds : klien mengatakan

sudah mulai paham

Do : klien Nampak memperaktekan yang

dijelaskan

Ds : klien mengtakan

mengatakan mengatuk

Do : Nampak klien mata

sayu

Ds : -

Do : bayi Nampak

tertidur

Ds : -

Do : bayi Nampak

bertamba 9 gram

Ds :-

Do: suhu 36,7 ℃

Ds : klien mengatakan

mengerti yang di ajarkan

Do : klien Nampak

memperaktikan

Ds : klien menceritakan

kekawatiran terhadap

109

18.30

19.00

27 Mei 2021

Visite

keperawatan

10.30

dan meyakinkan

5.9 Anjurkan menyusui sesuai

kebutuhan bayi

5.3 Ajarkan memenadikan bayi dengan

memperhatikan suhu ruangan 21-24 °

C dan dalam waktu 5 -10 menit ,

sehari 2 kali

5.4 Ajarkan perawatan tali pusat

4.3 Monitor tanda-tanda vital

anaknya di ruang bayi

Do : klien Nampak

cemas

Ds : klien mengatakan

Asi keluar lumayan

banyak dari pada

kemarin

Do : klien Nampak

terseyum

Ds : klien mengatakan

sudah memahami

cara perawatan tali pusat dan

memandikan bayi

Do : klien nampak

memperaktikkan

S : klien mengatakan

ASI mulai keluar

banyak dari pada

kemarin, klien

mengatakan terkadang mempompa ASI

, klien mengatakan akan

selalu menyusui anak

nya

O : payudara klien sudah

tidak bengakak, klien

Nampak memperhatikan

saat di jelaskan

A : masalah teratasi

sebagian

P : lanjutkan intervensi

Ds : -

Do : TD: 120/75

RR:19

110

10.35

15.00

15.10

16.00

16.15

16.17

1.1 Identifikasi

lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,

kualitas,intensitas nyeri

1.2 identifikasiskalanyeri

4.1 Identifikasi saat tingkat ansietas

berubah

2.5 Libatkan system pendukung suami,

keluarga,tenaga kesehatan dan

masyarakat

5.7 Anjurkan segera mengganti popok

jika basah

5.8 Anjurkan penggunaan katun

pakaian bayi dari bahan katun

4.4 Lakukan penghangatan aktif

eksternal ( metode kangguru )

3.1 Monitor suhu tubuh

3.2 Sediakan lingkungan yang hangat

untuk bayi

3.3 Lakukan penghangatan pasif ( selimut,menutup kepala,pakaian

tebal)

N: 87

S : 36,3 ℃

Ds : klien mengatakan

masih sedikit nyeri kalau

bergerak

Do : klien Nampak

meringis , skala 3

Ds : klien mengatakan sudah mulai memahami

anak nya di ruang bayi

Do : klien Nampak

cemas

Ds : klien mengatakan

ASI mulai keluar banyak

dari pada kemarin

Do : payudara klien

sudah tidak bengakak

Ds : klien mengatakan

sudah paham

Do : klien nampak

memperhatikan

Ds : klien mengatakan

belum pernah melakukan

metode ini

Do : klien Nampak

memperhatikan saat di

jelaskan

Ds : -

Do : suhu 36,5 ℃

111

18.47

28 Mei 2021

Visite

keperawatan

09.00

09.10

11.00

1.5 Hitung perubahan berat badan

4.7 Anjurkan memantau tanda vital bayi

terutama suhu 36,5 ° C- 37,5 ° C

4.8 Informasikan secara fatktual

mengenai diagnosis pengobatan dan

prognosis

Ibu KRS

2.8 Dukung ibu menngkatkan

kepercayaan diri dalam menyusui

4.3 Dengarkan dengan penuh perhatian

Ds : -

Do : Nampak naik 10

gram

Ds : klien mengatakan

mulai memahami

Do : klien Nampak bisa

mengulangi

S : klien mengatakan

masih mempompa

ASI,klien mengatakan

sudah mulai paham dengan kondisi

anaknya,klien

mengtaakan akan selalu

menyusui anakanya

O : klien Nampak

gelisah, klien Nampak

duduk sambal

mempompa ASI

A: masalah teratasi

sebagian

P: lanjutkan intervensi

Ds : klien mengatakan

terkadang mempompa

ASI

Do : klien Nampak

gelisah

DS klien mengatakan

sudah mulai mengerti kondisi anak nya

Do : klien nampak

tersenyum

112

11.10

11.20

29 Mei 2021

Visite

keperawatan

10.00

10.45

5.6 Informasikan secara fatktual

mengenai diagnosis pengobatan dan

prognosis

3.2 Monitor suhu tubuh

1.6 Hitung perubahan berat badan

Bayi Krs

2.8 Dukung ibu menngkatkan

kepercayaan diri dalam menyusui

Ds : klien mengatakan

akan selalu menyusui

anak nya

Do : klien Nampak

menerima nya

Ds :-

Do : suhu 36,8 ℃

Ds : -

Do : berat badan bayi

bertambah 12,5 gram

S : klien mengatakan

ASI sudah keluar

banyak

O : klien Nampak tersenyum

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Ds : klien mnegatakan

ASI sudah banyak

keluar

Do : klien Nampak

tersenyum

Klien 2 dan Bayi Klien 2

Waktu

pelaksanaan

Tindakan keperawatan Evaluasi

113

27 Mei 2021

Visite

keperawatan

11.00

11.15

15.00

15.10

15.30

16.00

Melakukan pengkajian keperawatan

1.3 Monitor tanda-tanda vital

1.7 Monitor keadaan lokea

2.2 Identifikasi tujuan atau keinginan

menyusui

2.3 Sediakan materi dan media pendidikan

kesehatan

2.4 Berikan kesempatan bertanya

1.6 Fasilitasi ibu berkemih secara normal

S : klien mengeluh tidak

nyaman di area jalan

lahir , klien mengatakan

cemas karea ASI tidak

keluar banyak, klien

mengatakan khawatir

dengan kondisi bayinya

O : terdapat lohea rubra,

terdapat kontaksi uterus

baik , Nampak ASI tidak memanacar, klien

nampak baring di tmpt

tidur

A : Masalah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi

Ds : -

Do : TD: 117/80

RR:20 N: 80

S : 36,3 ℃

Ds : klien mengeluh

tidak nyaman di area

jalan lahir

Do : terdapat lohea

rubra, terdapat kontaksi

uterus baik

Ds : klien mengatakan

cemas karea ASI tidak keluar banyak

Do : Nampak ASI tidak

memanacar

Ds : klien mengatakan

sudah mulai paham

Do : klien Nampak dapat

mengulangi

Ds : klien mengatakn agak takut untuk

berkemih

Do : klien nampak

baring di tmpt tidur

114

16.00

16.30

16.45

17.00

17.30

28 Mei 2021

Visite

keperawatan

11.30

Kaji bayi klien 2

1.1 Identifikasi status nutrisi

1.2 Monitor berat badan

3.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan pasien dan lingkungan

pasien

2.3 Monitor warna dan suhu kulit

1.4 Monitor asupan oral (ASI)

3.3 Ciptakan suasana terauputik untuk

menumbuhkan kepercayaan

3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian

Ds : -

Do : Nampak KU

sedang, tali pusat belum

terlepas , akral hangat S :

36,5℃,BB

2035pernapasan 43 kali /

menit , nadi 138 kali /

menit, nilai AFGAR

SCORE 7

Ds : klien bersedia

diajarkan hand hygine

sebelum bertemu bayi

Do : klien nampak bisa

memperaktikan

Ds :- Do : bayi nampak

kemerahan dan kulit tipis

Ds :-

Do : reflek hisap bayi

belum kuat

Ds : klien mengatakan

khawatir dengan kondisi

bayinya Do : klien nampak

gelisah

S : klien mengatakan

saat bergerak masih

terasa sakit, klien mengatakan ASI masih

kurang jadi bayi di kasih

sufor, : klien mengatakan

sangat khawatir terhadap

anak nya di ruang bayi di

tambah ASI yang tidak

keluar banyak,

O : klien nampak

115

11.56

12.00

15.00

15.15

15.20

15.25

2.4 Monitor tanda-tanda vital

2.5 Monitor keadaan lokea

2.6 Dukung ibu melakukan ambulasi dini

2.7 Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi

2.8 Ajarkan perawatan payudara postpartum

3.5 Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan

3.6 Jelaskan prosedur termasuk sensai yang

mungkin dialami

3.3 Pertahankan teknik aseptic pada pasien

berisiko tinggi

2.3 Monitor warna dan suhu kulit

melakukan ambulasi

bertahap, : klien nampak

gelisah,

A : masalah sebagian

teratasi

P : lanjutkan intervensi

Ds :-

Do : TD: 125/82

RR:20

N: 89

S : 36,3 ℃

Ds : klien mengatakan

saat bergerak masih

terasa sakit

Do : klien nampak

melakukan ambulasi

bertahap

Ds : klien mengatakan ASI masih kurang jadi

bayi di kasih sufor

Do : klien nampak

gelisah

Ds : klien mengatatakan

bersedia untuk

melakukan perawatan

payudara

Do : klien nampak dapat

mengulang yang di dapat

Ds : klien mengatakan

sangat khawatir terhadap

anak nya di ruang bayi di

tambah ASI yang tidak

keluar banyak

Do : klien nampak

gelisah

Ds :- Do : bayi tertidur

Ds : -

Do : bayi nampak

kemerahan dan kulit tipis

116

15.30

14.45

29 Mei 2021

Visite

keperawatan

10.00

10.10

10.15

11.00

11.10

2.7 Demonstrasika teknik perawatan metode

kangguru (PMK) untuk bayi BBLR

1.2 Monitor berat badan

2.7 Monitor tanda-tanda vital

1.7 Ajarkan perawatan perineum yang tepat

2.5 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan

diri dalam menyusui

3.7 Informasikan secara fatktual mengenai

dan suhu 36,6 ℃

Ds : klien mengatakan

bersedia melakukan

metode kangguru

Do : klien nampak

memperaktikan

Ds : -

Do : klien nampak

bertambah 5 gram

S : klien mengatakan

ASI di pompa lumayan

banyak dari kemarin,

klien mengatakan masih

memikirkan anaknya, klien megatakan selama

pompa ASI terasa sakit

O : klien nampak duduk,

klien nampak gelisah

A : Masalah tertasi

sebagian

P : lanjutkan intervensi

Ds :- Do : TD: 127/75

RR:20

N: 94

S : 36,4 ℃

Ds : klien mengatakan

bersedia

Do : nampak klien bisa

mengulangi

Ds : klien mengatakan ASI di pompa lumayan

banyak dari kemarin

Do : klien nampak duduk

Ds : klien mengatakan

117

15.00

15.10

15.20

15.25

16.00

30 Mei 2021

Visite

keperawatan

09.00

diagnosis pengobatan dan prognosis

3.1 Monitor tanda dan gejala infeksi local

dan sistemik

2.2 Monitor suhu tubuh anak

1.6 Hitung perubahan berat badan

2.5 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan

diri dalam menyusui

2.6 Libatkan system pendukung suami,

keluarga,tenaga

1.7 Berikan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi nyeri

masih memikirkan

anaknya

Do : klien nampak

gelisah

Ds : -

Do: klien nampak

tertidur

Ds : -

Do : suhu klien 36,3 ℃

Ds : -

Do : nampak bertambah

7 gram

Ds : klien megatakan

selama pompa ASI terasa sakit

Do: klien nampak

meringis

Ds : klien mengatakan

agak berkurang

Do : klien nampak mengulangi selama 3

kali

S : klien mengatakan

ASI sudah mulai banyak,

klien mengatakan sudah bisa lega melihat

anaknya

O : klien Nampak duduk

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

118

09.15

10.00

10.10

2.2 Monitor suhu tubuh anak

2.8 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi

yang adekuat ( ASI)

2.9 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan

diri dalam menyusui

3. 7 Dengarkan dengan penuh perhatian

Ds : -

Do : suhu tubuh 36,7 ℃ ,

berat badan klien

bertambah 10 gram

Ds : klien mengatakan

ASI sudah mulai banyak

Do : klien nampak duduk

Ds : klien mengatakan

sudah bisa lega melihat

anaknya

do : klien nampak duduk

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel diatas, bahwa implementasi yang dilakukan

berdasarkan dari rencana atau intervensi yang telah dibuat, tujuan

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan

agar kriteria hasil dapat tercapai. Implementasi pada klien 1 dilakukan

selama 5 hari dan klien 2 dilakukan selama 4 hari, pada klien 1 mulai

dari tanggal 25 Mei 2021 sedangkan pada klien 27 Mei 2021.

119

d. Evaluasi keperawatan

Tabel 4.8

Hasil Evaluasi KeperawatanIbu Post PartumDengan Berat Bayi Lahir

Rendah Yang Di Rawat Di Rumah Sakitdi ruang Flamboyan C RSUD

dr.KanujosoDjatiwibowo Balikpapan

Hari Ke- Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Klien 1 dan bayi klien 1

Diagnosa klien 1

Hari ke-1

Jumat, 25 Mei

2021

Nyeri akut b.d agen pecedera fisik ( D.0077 )

S : klien mengatakan nyeri di jahitan di

jalan lahir nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri

timbul saat klien bergerak dan hilang timbul O : klien nampak meringis, Terdapat luka

perineum 3 jahitan , panjang 5 cm , luka tampak

kemerahan , TD: 127/90 RR:20, N: 97 , S :

36,6 ℃ skala 4

A : masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029)

S : klien mengatakan ASI tidak keluar banyak

O :Nampak ASI tidak menetes/memancar

A : Masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d pembengkakan

payudara dimana alveoli

mulai terisi ASI ( D.0075)

S : klien mengatakan tidak nyaman payudara

nya bengkak dan terasa kencang

O : Nampak kedua paydara klien bengkak

A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080)

S : klien mengatakan khawatir terhadap

anaknya

O : klien nampak gelisah

A : masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi

Defisit pengetahuan b.d

kurang terpapar informasi (

D.0111)

S : klien mengatakan ini anak pertama ,

belum ada pengalaman merawat bayi

sebelumnya O : klien nampak kebingungan

A: masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

120

Diagnosa Bayi 1

Hari ke -1 25 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019 )

S :klien mengatakan bayi lahir dengan usia

kandungan 38 minggu.

O : klien lahir dengan berat bayi lahir

2230gram, panjang bayi 45 cm, lingkar kepala

32 cm dan lingkar dada 30 cm

A : masalah belum teratasi

P : lanjut intervensi

Risiko infeksi b.d

Pertahahanan Imuologis (

D.0142)

S : Klien mengatakan bayi diobservasi diruang

bayi setelah lahir

O : Gerak bayi aktif, Tali pusat belum terlepas

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Risiko Hipotermi b.d berat

bayi lahir rendah ( D.0410)

S :Klien mengatakn pada saat lahir bayinya

spontan nangis dengan keras .

O : Gerak bayi aktif.Lanugo sekitar telinga dan

badanVermix kaseosa Tidak ada, bayi sudah

bersih dimandikan

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa klien 1

Hari ke-2 26 Mei 2021

Nyeri akut b.d agen

pecedera fisik ( D.0077 )

S : klien mengatakan masih nyeri di dareah perineum

O : klien tampak meringis menahan sakit, Terdapat luka perineum 3 jahitan , panjang 5 cm

, luka tampak kemerahan , TD: 115/75RR:20,

N: 85 , S : 36,3 ℃ skala 4

A : masalah belumteratasi P : lanjutkan intervensi

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029)

S: : klien mengatakan sudah mulai paham cara

perawatan payudara O : klien nampak memperaktekan

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d pembengkakan

payudara dimana alveoli

mulai terisi ASI ( D.0075)

S : klien mengatakan Asi lumayan keluar banyak dari pada kemarin tetapi bengkak

pada payudara nya masih dan sedikit terasa

kencang

O : klien nampak masih bengakak di kedua

121

payudara

A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080)

S : klien menceritakan kekawatiran

terhadap anaknya di ruang bayi

O : Klien nampak cemas A: masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

Defisit pengetahuan b.d

kurang terpapar

informasi informasi (

D.0111)

S : klien mengatakan sudah memahami cara

perawatan tali pusat dan

memandikan bayi

O : klien tampak sudah mengerti cara untuk merawat bayinya

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa Bayi 1

Hari ke-2

26 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019)

S : -

O : klien Nampak bertambah 9 gram menjadi

BBS 2239

A: masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

Risiko infeksi b.d

Pertahahanan Imuologis (

D.0142)

S : - O : Bayi nampak tertidur

A: Masalah tertasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

Risiko Hipotermi b.d berat

bayi lahir rendah ( D.0410)

S : - O : Nampak suhu 36,7 ℃

A: masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Diagnosa klien 1

Hari ke 3

27 Mei 2021

Nyeri akut b.d agen

pecedera fisik ( D.0077 )

S : klien mengatakan nyeri berkurang di

dareah perineum O : Terdapat luka perineum 3 jahitan , panjang

5 cm , luka tampak kemerahan , TD: 120/75

RR:19, N: 87 , S : 36,3 ℃ skala 3

A : masalah teratasi P : hentikan intervensi

122

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029)

S: klien mengatakan ASI mulai keluar banyak

dari pada kemarin

O : klien nampak duduk

A: masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d pembengkakan payudara dimana alveoli

mulai terisi ASI ( D.0075)

S : klien mengatakan bengkkak dan

kencang di payudara nya sudah tidak ada

O : nampak payudaraklien tidak bengkak

A: masalah teratasi P: hentikan intervensi

Ansietas b.d krisis situasional ( D.0080)

S : klien menceritakan kekawatiran

terhadap anaknya di ruang bayi

O : Klien nampak cemas A: masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi

Defisit pengetahuan b.d

kurang terpapar informasi informasi (

D.0111)

S : klien mengatakan sudah paham ( metode

kangguru) O : klien nampak memperhatikan

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Diagnosa Bayi 1

Hari ke 3

27 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019)

S : -

O : klien Nampak bertambah 10 gram menjadi

BBS 2249

A: masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

Risiko infeksi b.d

Pertahahanan Imuologis (

D.0142)

S : -

O : Bayi nampak tertidur A: Masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi

Risiko Hipotermi b.d berat

bayi lahir rendah ( D.0410)

S : - O : Nampak suhu 36,5 ℃

A: masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

123

Diagnosa klien 1

Hari ke 4 28 Mei 2021

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029)

S: klien mengatakan terkadang mempompa ASI

O : klien Nampak gelisah

A: masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080)

S : klien mengatakan sudah mulai mengerti

kondisi anak nya O : klien nampak tersenyum

A: masalah teratasi P : hentikan intervensi

Diagnosa bayi 1

Hari ke 4 28 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan Lahir Rendah ) ( D.0019)

S : - O : klien Nampak bertambah 12,5 gram

menjadi BBS 2261,5

A: masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Diagnosa klien 1

Hari ke 5 29 Mei 2021

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029)

S: klien mengatakan sudah banyak ASI yang

keluar

O : klien Nampak tersenyum

A: masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Klien 2 dan bayi klien 2

Diagnosa klien 2

Hari ke-1 27 Mei 2021

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d Trauma

perineum selama persalinan

dan kelahiran ( D.0075 )

S: klien mengeluh tidak nyaman di area jalan

lahir

O : terdapat lohea rubra, terdapat kontaksi uterus

baik , TD: 117/80,RR:20,N: 80 ,S : 36,3 ℃

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029 )

S : klien mengatakan cemas karea ASI tidak

keluar banyak

O : Nampak ASI tidak memanacar

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

124

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080) S : klien mengatakan khawatir dengan kondisi

bayinya

O : klien mengatakan khawatir dengan kondisi

bayinya

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa Bayi 2

Hari ke -1

27 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019 )

S : klien mengatakan bayi lahir pada usai

kehamilan 35 minggu

O : Nampak KU sedang, tali pusat belum

terlepas , reflek hisap bayi belum kuat, akral

hangat S : 36,5℃,BB 2035

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Termogulasi Tidak Efektif

b.d berat badan ekstrem

( D.0149)

S : - O : bayi nampak kemerahan dan kulit tipis

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Risiko infeksi b.d

Pertahanan Imuologis (

D.0142)

S : - O : nampak akral hangat , S : 36,5℃

A : Masalah bekum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa klien 2

Hari ke 2

28 Mei 2021

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d Trauma

perineum selama persalinan

dan kelahiran

( D.0075 )

S: klien mengatakan saat bergerak masih terasa

sakit

O : terdapat lohea rubra, terdapat kontaksi uterus

baik , TD: 125/82,RR:20,N: 80 ,S : 36,3 ℃

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029 )

S : klien mengatakan ASI masih kurang jadi

bayi di kasih sufor

O : Nampak ASI tidak memanacar

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

125

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080) S : klien sangat khawatir terhadap anak nya di

ruang bayi di tambah ASI yang tidak keluar

banyak O : klien klien nampak gelisah

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa Bayi 2

Hari ke 2

28 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019 )

S : klien mengatakan bayi lahir pada usai

kehamilan 35 minggu

O : Nampak KU sedang, tali pusat belum

terlepas , reflek hisap bayi belum kuat, akral

hangat S : 36,5℃, BB sekarang 2040

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Termogulasi Tidak Efektif

b.d berat badan ekstrem

( D.0149)

S : klien mengatakan sudah paham metode kangguru

O : klien nampak memperaktikan

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Risiko infeksi b.d

Pertahanan Imuologis (

D.0142)

S : -

O : nampak akral hangat , S : 36,6℃

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa klien 2

126

Hari ke 3

29 Mei 2021

Ketidaknyamanan pasca

partum b.d Trauma

perineum selama persalinan

dan kelahiran

( D.0075 )

S: klien mengatakan sudah nyaman saat

bergerak atau berjalan

O :, TD: 127/75,RR:20,N: 94 ,S : 36,4 ℃

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029 )

S : klien mengatakan ASI di pompa lumayan

banyak dari kemarin

O : nampak klien duduk

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080) S : klien mengatakan masih memikirkan

anaknya

O : klien klien nampak gelisah

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Diagnosa Bayi 2

Hari ke 3

29 Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan

makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019 )

S : klien mengatakan bayi lahir pada usai

kehamilan 35 minggu

O : Nampak KU sedang, tali pusat belum

terlepas , reflek hisap bayi belum kuat, akral

hangat S : 36,3℃, BB sekarang 2047

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Termogulasi Tidak Efektif

b.d berat badan ekstrem

( D.0149)

S : klien mengatakan sudah paham metode kangguru

O : klien nampak memperaktikan

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Risiko infeksi b.d Pertahanan Imuologis (

D.0142)

S : -

O : nampak akral hangat , S : 36,7℃

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Diagnosa klien 2

Hari ke 4 29 Mei 2021

Menyusui tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan suplai

ASI ( D.0029 )

S : klien mengatakan ASI sudah mulai banyak

O : nampak klien duduk

A: masalah teratasi P : hentikan intervensi

127

Ansietas b.d krisis

situasional ( D.0080) S : klien mengatakan berat badan anaknya

bertambah

O : klien nampak tersenyum

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Diagnosa bayi 2

Hari ke 4 30

Mei 2021

Defisit nutrisi b.d

Ketidakmampuan menelan makanan ( Berat Badan

Lahir Rendah ) ( D.0019 )

S : klien mengatakan bayi lahir pada usai

kehamilan 35 minggu

O : Nampak KU sedang, tali pusat belum

terlepas , reflek hisap bayi belum kuat, akral

hangat S : 36,3℃, BB sekarang 2055 A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Inteprestasi data :

Berdasarkan tabel 4.9 setelah melakukan pelaksanaan tindakan

keperawatan pada klien 1 dan klien 2, dibuat evaluasi tindakan keperawatan.

Pada klien 1 saat melakukan evaluasi tindakan setiap diagnosa keperawatan,

Nyeri akut b.d agen pecedera fisik, Ketidaknyamanan pasca partum b.d

pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI teratasi pada hari ke

3, Ansietas b.d krisis situasional teratasi pada hari ke 4, Menyusui tidak

efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI. Sedangkan pada klien 2, diagnosa

Ketidaknyamanan pasca partum b.d Trauma perineum selama persalinan dan

kelahiran teratasi pada hari ke 3, Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan

suplai ASI, Ansietas b.d krisis situasional teratasi pada hari ke 4.

Pada bayi klien 1 diagnosa Risiko infeksi b.d Pertahahanan

Imunologis , Risiko Hipotermi b.d berat bayi lahir rendah teratasi pada hari ke

3 , Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan ( Berat Bayi Lahir

128

Rendah ) teratasi pada hari ke 4. Sedangkan pada bayi klien 2 diagnosa

Termogulasi Tidak Efektif b.d berat badan ekstrem , Risiko infeksi b.d

Pertahanan Imuologis Dan diagnosa Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan

menelan makanan ( Berat Bayi Lahir Rendah ) teratasi pada hari ke 4.

B. Pembahasan

Pada pembahasan kasus Peneliti akan membahas kesinambungan teori

yang terkait tentang asuhan keperawatan pada dua klien Ibu Post partum

dengan indikasi BBLR. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan,intervensi, implementasi, dan evaluasi. Adapun bahasan tiap

bagian sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada pengkajian ditemukan beberapa data yang ada pada kedua

klien. Klien 1 bernaman Ny.S G1P0A0 umur 27 tahun usia

kehamilan 38 minggu dan klien 2 bernama Ny.E G3P2A0 umur 42

tahun usia kehamilan 35 minggu dengan diagnosa medis post partum

dengan indikasi BBLR dimana klien 1 keluar lendir darah dan

merasa kencang pada perut, sedangkan klien 2 keluar air-air

kemudian dan perut kencang.

Pengkajian diperoleh data bayi Klien 1 dan klien 2 berjenis

perempuan, keadaan bayi berusia 0 hari dan dalam kondisi sehat,

Adapun riwayat Bayi Klien 1 Berat Badan lahir 2230 gram, Panjang

Badan 45 cm,lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 30 cm,warna

129

tubuh kemerahan dan ekstremitas jari-jari lengkap, mekonium telah

keluar 3 jam setelah kelahiran, bayi menangis kuat, reflek

menggenggam baik, reflek menghisap baik, pernapasan 42 kali /

menit , nadi 134 kali / menit, suhu 36,6oC, nilai AFGAR SCORE

7dan Bayi Klien 2 Berat Badan lahir 2035 gram, Panjang Badan 38

cm,lingkar kepala 34 cm dan lingkar dada 32 cm,warna tubuh

kemerahan dan ekstremitas jari-jari lengkap, mekonium telah keluar

5 jam setelah kelahiran, bayi menangis kuat, reflek menggenggam

baik, reflek menghisap baik, pernapasan 43 kali / menit , nadi 138

kali / menit, suhu 36,oC, nilai AFGAR SCORE 7. Sesuai teori WHO,

2004 Berat Bayi Lahir Rendah ialah berat bayi saat lahir kurang dari

2.500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran premature

(sebelum 37 minggu usia kehamilan),bayi cukup bulan (38 minggu –

42 minggu), dan bayi lebih bulan ( > 42 minggu).

Menurut teori sudarti dan fauziah 2013 etiologi terjadinya

kelahiran BBLR yaituFactor ibu seperti riwayat kehamilan tidak

baik, paritas, anemia , pendarahan anterpertum , anemia , preeklamsi

berat , kebiasaan tidak baik seperti merokok dan minum alcohol

,Factor plasenta seperti plansenta previa , solusio plasenta , ketuban

pecah dini , kehamilan ganda , Factor janin seperti gawat janin ,

infeksi janin kronik , kelainan kromosom.

130

Pada pengkajian bayi klien 1 dan klien 2 berdasarkan

klasifikasi termasuk dalam bayi berat lahir rendah dan bila dilihat

dari umur kehamilan termasukaterm dimana bayi klien 1 dengan BB

2230 gram dengan umur kehamilan 38 minggu dan bayi klien 2

termasukperterm dengan 2035 gram dengan umur kehamilan 37

minggu.

Berdasarkan Ratna Dewi 2015 , Bayi dengan BBLR klasifikasi

terdiri dari Bayi Berat Lahir cukup Rendah adalah bayi lahir dengan

berat 1.500 – 2.500 gram, Bayi Berat Lahir Sangat Rendah dengan

berat kurang 1500 gram, Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah dengan

berat kurang 1000 gram. Sedangkan menurut WHO membagi umur

kehamilan dalam tiga kelompok yaitu preterm, aterm dan post term.

Berdasarkan kasus yang terjadi pasa klien 1 dan klien 2

ditemukan adanya masalah menyusui tidak efektif berdasarkan teori

(SDKI,2016) menyusui tidak efektif bisa timbul karena gejala dari

ketidakadekuatan suplai ASI karena payudara bengkak maupun pada

bayi ketidakadekuatan bayi menghisap.

Kasus bayi klien 1 dan klien 2 dalam keadaan dimana tali pusat

masih basah, bayi klien 1 dan 2 sudah dapat BAK dan BAB.

Menurut teori dimana perawatan bayi baru lahir normal setelah 4

jam adalah melakukan perawatan tali pusat (Wigiyo & Putrono,

2016).

131

Pengkajian pada kedua klien ibu post patum dengan BBLR

menurut asumsi peneliti bahwa selama kehamilan baik trimester 1

sampai trimester 3 dibutuh perhatian yang ekstra terhadap tumbuh

kembang janin , dibutuhkan juga asumsi gizi yang seimbang bagi

ibu hamil dan di perlukan pemeriksaan ANC secara rutin sehingga

dapat memonitor tumbuh dan kembang janin sesuai usia

kehamilannya .

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis

mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun

potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi

respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi

yang berkaitan dengan kesehatan (tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2017). Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kasus asuhan

keperawatan pada ibu post partum dengan berat bayi lahir rendah

menegakkan masalah keperawatan berdasarkan dari pengkajian yang

didapatkan.

Menurut WOC,2014 dan tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017

terdapat 9 diagnosa muncul pada kasus post partum dengan indikasi

berat bayi yaitu : lahir rendah Nyeri akut, Ketidaknyamanan pasca

132

partum, Menyusui tidak efektif, Ansietas, Defisit pengetahuan,

Defisit nutrisi, Risiko infeksi, Termogulasi Tidak Efektif , dan

Risiko Hipotermi.

Pada penelitian ditemukannya masalah keperawatan pada

klien 1 dan klien 2 dari hasil pengkajian menunjukan adanya

masalah keperawatan yang sama antara kedua klien dan adapula

masalah keperawatan yang muncul berbeda antara klien 1 dan klien

2.

Diagnosa yang pertama kali muncul pada klien 1 adalah nyeri

akut berhubungan dengan agen pencedera fisik karena pada saat

pengkajian didapatkan data subjektif klien mengatakan nyeri di

bagian bawah pasca bersalin dibagian jahitan, nyeri seperti ditusuk-

tusuk, nyeri timbul saat klien bergerak dan hilang saat beristirahat.

Data objektif didapatkan tampak meringis kesakitan, terdapat luka

perineum 3 jahitan, panjang 5 cm, luka tampak kemerahan dengan

skala nyeri 4.

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan

onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat

yang berlangsung kurang 3 bulan. Kriteria mayornya yang dapat

ditemukan berupa data subjektif seperti mengeluh nyeri, sementara

data objektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah tampak

133

meringis, frekuensi nadi menigkat. Sedangkan kriteria minornya

yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi tekanan darah

meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses berfikir

terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri(Tim Pokja SDKI

DPP PPNI, 2017). Hal ini sesuai dengan teori gejala dan tanda

mayor minor yang terjadi pada klien1 yang memenuhi kriteria

tersebut.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua klien adalah

menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai

ASI karena pada saat pengkajian didapatkan data subjektif klien

mengatakan ASI tidak keluar banyak. Data objektif nampak ASI

tidak menetes/memancar,reflek hisap bayi belum adekuat.

Perubahan fisiologis pada masa nifas akan terjadi penurunan

progesteron dan estrogen sehingga merangsang pertumbuhan

kelenjar susu dan merangsang laktasi dengan ejeksi ASI, bila tidak

efektif maka payudara akan mengalami pembengkakan sehingga

mempengaruhi produksi ASI WOC, 2018

Menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi

mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui.

Kriteria mayornya yang dapat ditemukan berupa data subjektif

seperti kelelahan maternal dan kecemasan maternal. Data objektif

bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak

134

menetes/memancar, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam dan

nyeri dan atau lecet terus menerus setelah minggu kedua.sedangakan

gejala minor yang dapat ditemukan berupa data minor yaitu intake

bayi tidak adekuat, bayi menghisap tidak terus menerus, bayi

menangis saat disusui.

Diagnosa Risiko Infeksi ditegakkan pada kedua bayi klien

sesuai dengan hasil pengkajian yang ditemukan, pada klien 1 data

subyektif klien mengatakan bayi diobservasi diruang bayi setelah

lahir dan klien melahirkan bayi dengan usia kandungan 38 minggu,

dalam data obyektif kedaan umum sedang, akral hangat ,akral

hangat, gerak bayi aktif, tali pusat belum terlepas, hasilleukosit 13,

57 ul. Sedangkan pada klien 2 tidak terdapat data subyektif bayi

lahir pada usia 35 minggu dan diobeservasi pada ruang bayi. Data

objektif keadaan umum sedang,akral hangat,ttali pusat belum

terlepas leukosit 12, 45 ul.

Klien post partum dengan indikasi berat bayi lahir rendah akan

mengalami fungsi organ-organ belum baik pada bayi sehingga akan

mempengaruhi penurunan daya tahan terhadap tubuh bayi dan bayi

rentan terhadap infeksi WOC, 2018.

Perumusan penulisan diagnosa keperawatan Risiko infeksi

yang terdapat pada kedua klien menurut teori penulisan diagnosa

maka menjadi Risiko Infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan

135

pertahanan tubuh primer. Risiko infeksi merupakan suatu kondisi

beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.

Penegakkan diagnosa belum sudah memenuhi validasi penegakkan

diagnosa keperawatan sesuai dengan teori dimana pada diagnosa

resiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala namun memiliki

faktor resiko ketidakedekuatan pertahanan tubuh primer.

Diagnosa Termogulasi tidak efektif yang ditegakkan pada bayi

klien 2 ditemukan data obyektif kulit bayi tipis, kurang elastis akibat

jaringan lemak tipis, bayi dalam inkubator Tim Pokja SDKI DPP

PPNI 2017.

Bayi dengan berat lahir rendah mempunyai jaringan lemak

subkutan lebih tipis sehingga akan mengalami kehilangan panas

pada saat kontak dengan suhu diluar rahim dan mengakibatkan

ketidakseimbangan suhu tubuh masukkan WOC, 2018.

Perumusan penulisan diagnosa keperawatan termogulasi tidak

efektif yang terdapat pada bayi klien 2 menurut teori penulisan

diagnosa maka menjadi Thermoregulasi Tidak Efektif berhubungan

dengan berat badan ekstrem. Thermoregulasi tidak efektif

merupakan kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang

normal. Penegakkan diagnosa belum memenuhi validasi penegakkan

diagnosa keperawatan sesuai teori yaitu sekitar 80%-100% dari

tanda mayor dan tanda minor sebagai pendukung. Kriteria mayor

136

yang dapat ditemukan berupa data obyektif kulit dingin/hangat,

menggigil, suhu tubuh fluktuatif. Sedangkan kriteria minor yang

dapat ditemukan berupa data obyektif kulit kemerahan, frekuensi

nafas meningkat, pengisian kapiler > 3 detik, takikardia, kejang dan

pucat Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017.

Diagnosa yang muncul pada kedua klien yaitu

ketidaknyamanaan pasca partum pada klien 1 berhubungan dengan

pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI didapatkan

data subjektif asi tidak keluar banyak, klien tidak nyaman

payudaranya bengkak dan terasa kencang,dan payudara sedikit sakit.

Data objektif nampak meringis,payudara bengkak dan kecang, ASI

tidak menetes/memancar, terdapat kontaksi uterus dengan kondisi

baik. Sedangkan pada klien 2 berhubungan dengan trauma perineum

selama persalinan dan kelahiran di dapatkan data subjektif mengelu

tidak nyaman, saat bergerak nyeri, keluar ledir darah sedangakan

data objektif yaitu terdapat kontaksi uterus baik, terdapat lochea

rubra, nampak meringis, nampak berkeringat berlebihan.

Ketidaknyamanan pasca partum adalah perasaan tidak nyaman

yang berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan.kriteria mayor

pada data subjektif mengeluh tidak nyaman sedangkan data objektif

tampak meringis, terdapat kontraksi uterus, luka episitomi, payudara

bengkak pada kriteria minor data objektif yaitu tekanan darah

137

meningkat, frekuensi nadi meningkat, berkeringat berlebihan,

meringis/merintih, heamoroid.

Adapun masalah keperawatan yang muncul pada klien 1

tetapi tidak muncul pada klien 2 yaitu defisit pengetahuan

berhubungan dengan kurang terpapar informasi (perawatan bayi

baru lahir ), karena pada saat pengkajian didapatkan data subjektif

klien 1 mengatakan tidak tahu bagaimana cara merawat bayi yang

benar karena ini merupakan anak pertama, sedangkan pada klien 2

mengatakan ini adalah anak ke ketiganya, sehingga klien memiliki

pengalaman sebelumnya. Data objektif didapatkan pada klien 1

yaitu tampak aktif bertanya dan selalu menanyakan tentang bayinya

dan cara merawatnya.

Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya

informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Kriteria

mayornya yang dapat ditemukan berupa data subjektif seperti

menanyakan masalah yang dihadapi, sementara data objektif yang

dapat ditemukan pada tanda mayor adalah Menunjukkan perilaku

tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap

masalah. Sedangkan kriteria minornya yang dapat ditemukan

berupa data objektif meliputi Menjalani pemeriksaan yang tidak

tepat, Menunjukkan perilaku berlebihan (mis : apatis, bermusuhan,

138

agitasi, histeria) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Hal ini sesuai

dengan teori gejala dan tanda mayor minor yang terjadi pada kedua

klien yang memenuhi kriteria tersebut.

Diagnosa yang muncul pada kedua bayi klien 1 dan bayi kline

2 yaitu Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmamapuan

menelan makanan(BBLR ), pada klien 1 muncul masalah defisit

nutrisi didapatkan data subjektif Berat Badan bayi lahir 2230 gr,

data objektif ku sedang, akral hangat,gerak bayi aktif , berat badan

lahir 2230 gr sedangkan pada klien 2 tidak ditemukannya masalah

defisit nutrisi didapatkan data subjetif menghisap ASI bayi masih

lemah,lahir dengan berat badan 2035 gr dan data objektif ku

sedang,akral hangat,bayi menangkis kuat,bayi lahir premature .

Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan metaboisme.Kriteria mayornya yang dapat

ditemukan berupa data subjektif mnegeluh tidak nafsu makan (Tim

Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).Hal ini sesuai dengan teori gejala

dan tanda mayor yang terjadi pada kedua klien memenuhi kriteria

tersebut.

Sebagai seorang perawat maka dalam melakukan pengkajian

harus menggali lebih dalam mengenai masalah atau keluhan yang

sedang dialami oleh klien sehingga dari hasil pengkajian tenaga

139

kesehatan dapat mengetahui masalah dan tindakan apa yang harus

diberikan pada klien. Pada klien satu ditemukan masalah dengan

kelahiran anak pertama nya setelah menanti 9 bulan sedangkan pada

klien kedua melahirkan anak ke 3.

Asumsi peneliti dalam menegakkan diagnose keperawatan

tidak ada kendala yang ditemukan, dari masalah atau keluhan yang

sedang dialami kedua klien yang berbeda peneliti dapat mengetahui

data mayor dan minor yang ada sesuai dengan buku SDKI guna

mendukung dalam proses menegakkan diagnose keperawatan.

3. Perencanaan

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian

tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan

keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan dan penilaian

rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis

pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat

diatasi (Bararah & Jauhar, 2013).

Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan,

perencanaan tindakan keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dibuat

setelah semua data yang terkumpul selesai dianalisis dan

diprioritaskan. Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan ini

terdiri dari : menentukan prioritas diagnose keperawatan,

140

menentukan sasaran dan tujuan, menentukan kriteria dan evaluasi,

merumuskan intervensi dan tindakan keperawatan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan yang telah

ditetapkan pada klien 1 adalah nyeri berkurang, skala nyeri dalam

rentan 1-3, mampu beraktifas kembali, tidak ada keterbatasan dalam

rentan gerak, menunjukkan gejala bebas dari infeksi, mengetahui

cara perawatan payudara, mampu melakukan perawatan kangguru ,

mampu merawat diri dan bayinya. Sedangkan tujuan yang ingin

dicapai dari perencanaa yang telah ditetapkan pada pasien 2 adalah

tidak ada keluhan tidak nyaman, mampu beraktifas kembali, tidak

ada keterbatasan dalam rentan gerak, dapat melakukan perawatan

payudara, dapat melakukan metode kangguru dan merawat bayi nya.

Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman

bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari keempat dan

kelima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanya

untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain (Sugeng

Jitowiyono : hal 75 – 76).

Tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan yang telah

ditetapkan pada bayi pasien 1 dan 2 sama yaitu berat badan normal,

tidak ada tanda-tanda infeksi,asupan ASI sesuai kebutuhan,

141

kekeuatan otot menelan baik, lipatan kulit tebal,.intervensi sesuai

dengan diagnose yang muncul dari awal yang telah dibuat.

Menurut asumsi peneliti intervensi tindakan keperawatan

yang dilakukan sesuai dengan teori yang ada. Tetapi sulit melakukan

intervensi terhadap bayi klien yang berada di ruang bayi . Terdapat

intervensi tambahan untuk meningkatkan keberhasilan dalam

kebutuhan klien dalam perawatan seperti perawatan pasca bersalin ,

edukasi perawatan bayi , dan pemantauan nutrisi.

4. Implementasi

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis

tindakan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Jenis tindakan

pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling

ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/ketergantungan

(Bararah & Jauhar, 2013).

Peneliti melakukan implementasi Berbeda antara klien 1 dan

klien 2 dengan tindakan perawatan payudara, cara menyusui yang

benar, perawatan metode kangguru, perawatan bayi baru lahir dan

memantau ASI ibu adekuat atau tidak, Sedangkan peneliti

melakukan implementasi yang samaantara bayi klien 1 dan bayi

klien 2 dengan tindakan yaitu mengkaji adanya tanda-tanda infeksi,

142

mengkaji reflek hisap atau tidak adekuat dan memantau perubahan

berat badan pada bayi.

Menurut asumsi peneliti dalam implementasi keperawatan

yang di lakukan terhadap kedua klien yang koorperatif aktif bertanya

mengenai masalah yang ditemukan , saat dilakukan penjelasan dan

edukasi klien Nampak mendengarkan dan dapat menjelaskan ulang

apa yang sudah di jelakan. Sedangkan implementasi yang di lakukan

pada bayi ditemukan masalah karena bayi berada di ruang bayi tidak

bersama ibu sehinnga peneliti saat melakukan kunjungan harus

ditemani wali dan izin kepada ruangan terlebih dahulu.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan

keperawatan yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dari

5 masalah keperawatan teratasi yaitu nyeri akut , ketidaknyamanan

pasca partum dan defisit pengetahuan tertasi pada hari ke 3 . ansietas

teratasi pada hari ke 5 dan menyusui tidak efektif teratasi pada hari

ke 5. Sedangkan pada klien 2 dari 3 masalah keperawatan

ketidaknyamanan pasca partum teratasi pada hari ke 3 dan menyusui

tidak efektif dan ansietas teratasi pada hari ke 4.

143

Hasil evaluasi pada bayi klien 1 dari 3 masalah keperawatan

risiko hipotermi , risiko infeksi teratasi pada hari ke 3 , defisit nutrisi

teratasi pada hari ke 4. Sedangkan pada bayi klien 2 dari 3 masalah

keperawatan risiko infeksi, termogulasi tidak efektif teratasi pada

hari 3 dan defisit nutrisi teratasi pada hari ke 4.

Asumsi menurut peneliti terhadap evaluasi keperawatan

ditemukan nya hasil yang di inginkan sesuai dengan kebutuhan dari

kedua klien sehingga ibu dapat merawat bayi dengan BBLR sesuai

dengan kebutuhan dan bayi dapat menunjukan berat badan yang

meningkat setiap hari nya.

139

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian asuhan keperawatan pada ibu post partum

denganindikasi berat bayi lahir rendah pada klien 1 Ny.S dan 2 Ny.E di runag

Flamboyan C RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Kalimantan Timur maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian

Peneliti mampu melakukan pengkajian kasus asuhan

keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dengan ibu post partum normal

dengan BBLR. Pada klien 1 primigravida dan klien 2 multigravida,

dari kedua klien menunjukkan adanya tanda dan gejala yang berbeda,

keluhan yang dirasakan klien 1 yaitu keluar lendir darah dan perut

kontraksi, klien 2 memiliki keluhan keluar air-air beserta darah, perut

kontaksi pada usia kehamilan 35 minggu ( premature ).

2. Diagnosa keperawatan

Peneliti mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada klien

1 dan klien 2 ibu post partum dengan BBLR.Klien 1 ditemukan 5

diagnosa keperawatan. Klien 2 ditemukan 3 diagnosa keperawatan

sedangkan pada bayi 1 dan 2 ditemukan 3 diagnosa .

140

3. Intervensi keperawatan

Peneliti mampu menyusun Perencanaan keperawatan yang

digunakan pada klien 1 dan 2 disusun sesuai dengan SIKI dan

SLKI.Perencanaan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan

berdasarkan hasil pengkajian.

4. Implementasi keperawatan

Peneliti mampu melakukan tindakan sesuai intervensi yang

sudah dibuat untuk memenuhi kebutuhan kedua klien ibu post partum

dengan indikasi berat bayi lahir rendah. Pelaksanaan tindakan

keperawatan tersebut dapat dilakukan dan berjalan dengan baik berkat

kerja sama dari klien, keluarga, perawat ruangan dan pembimbing

lapangan.

5. Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada klien klien 1

semua masalah teratasi yaitu nyeri akut, ansietas , menyusui tidak

efektif, ketidaknyaman pasca partum dan defisit pengetahuan. Klien 2

dari semua masalah keperawatan teratasi semua yaitu

ketidaknyamanan pasca partum, menyusui tidak efektif dan ansietas.

B. Saran

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat

menjadi acuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti

141

selanjutnya dalam melakukan penelitian pada klien Ibu Post partum

dengan indikasi BBLR.

2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian dilakukan mengenai Asuhan Keperawatan ibu post

partum dengan berat bayi lahir rendah di ruangan Flamboyan C di

RSUD dr. kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, dapat menjadi acuan

bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara

professional.

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Menambah keluasa ilmu dalam keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien ibu post partum dengan berat bayi

lahir rendah dan juga memacu pada penelitian selanjutnya menjadi

bahan perbandingan dalam melakukan penelitian pada pasien ibu post

partum dengan BBLR.

142

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2010). Konsep Post Partum. Post Partum, 3(2), 9–16.

Di, B., Kerja, W., & Jeumpa, P. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEJADIAN. 6(1), 353–363.

Dinkes kalimantan timur. (2018). Profil Kesehatan Tahun 2018 (Data 2017). Dinas

Kesehatan Kalimantan Timur, 72, 10–13.

Fatimah, N., Utama, B. I., & Sastri, S. (2018). Hubungan Antenatal Care dengan

Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah pada Ibu Aterm di RSUP Dr. M. Djamil

Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 615.

https://doi.org/10.25077/jka.v6.i3.p615-620.2017

Fatkhiyah, N., & Izzatul, A. (2019). Keteraturan kunjungan Antenatal Care di

wilayah kerja Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal. Indonesia Jurnal Kebidanan,

3(1), 18–23.

I Komang Evan Wijaksana, Bargowo, L., & Supandi, S. K. (2020). Peningkatan

Perilaku Sadar Periodontal Sehat Bagi Ibu Hamil Di Masa Pandemi Covid-19.

BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 569–575.

https://doi.org/10.31949/jb.v1i4.536

Mayanda, V. (2017). Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) RSIA Mutia Sari Keamatan Mandau. Menara Ilmu, XI(76),

230–238.

Mulyati, S., & Djamilus, F. (2017). Kelas Ibu Hamil dan Perilaku Perawatan Bayi.

Jurnal Pendidikan Kesehatan.

https://doi.org/10.31290/jpk.v(6)i(1)y(2017).page:43-49

143

Nurarif, A. H., & Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis JILID 1.

MediaAction.

Nurliana Masnyur, & A. Kasrinda Dahlan. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan

Masa Nifas. 91(5), 146. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf

Ratna Dewi Pudiastuti. (2015). kebidanan komunitas. Nuha Medika.

Riskesdas. (2018). Pesan Untuk Remaja Putri Indonesia: Cantik Itu Sehat, Bukan

Kurus. Kemkes.Go.Id.

https://www.kemkes.go.id/article/view/18112300003/pesan-untuk-remaja-putri-

indonesia-cantik-itu-sehat-bukan-kurus.html

Rita Setyani Hadi Sukirno. (2019). Kesabaran Ibu Merawat Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR). Journal of Psychological Perspective, 1(1), 1–13.

https://www.ukinstitute.org/journals/jopp/article/view/joppv1i101

Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, R. N. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 7(1), 29–42.

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Preventif/article/view/5817/4574

Sari, I. K., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2018). FAKTOR RESIKO DAN

ANGKA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUP

DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2014. Jurnal Ilmu

Kesehatan Masyarakat. https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.41-52

Setyo, M., & Paramita, A. (2015). POLA KEJADIAN DAN DETERMINAN BAYI

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI INDONESIA TAHUN

2013 ( Pattern of Occurrence and Determinants of Baby with Low Birth Weight

in Indonesia 2013 ). 2013, 1–10.

sofian amru. (2012). Obstetri operatif social edisi 3 jilid 1&2. egc.

144

Sudarti, & Fauziah, A. (2013). Asuhan Neonatus resiko tinggi dan kegawatan. Nuha

Medika.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Trisna, A., & Rahayuningsih, F. B. (2016). Praktik Perawatan Masa Nifas Di

Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara Terkait Dengan Faktor Sosial Budaya.

Jurnal Ilmu Keperawatan, 6(1), 47–56.

WHO. (2018).

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164