DDPF RPP PJBL

31
A. Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model pembelajaran. Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik setiap kompetensi dasar yang disajikan. Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap kompetensi dasar. Guru perlu memilih dan menentukan mosdel pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak siswa. Jelas bahwa factor siswa sangat penting disamping faktor lain. Kepentingannya dapat dilihat dari proses

Transcript of DDPF RPP PJBL

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,

bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar

terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta

antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model

pembelajaran.

     Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai

sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran

benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata

secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran

disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan

karakteristik setiap kompetensi dasar yang disajikan.

Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap

kompetensi dasar. Guru perlu memilih dan menentukan

mosdel pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan,

potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang

beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa, serta antara siswa dengan siswa

Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak

siswa. Jelas bahwa factor siswa sangat penting disamping

faktor lain. Kepentingannya dapat dilihat dari proses

terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar

adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat

adanya pengalaman. Perubahan itu akan memberikan hasil

yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh

yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain,

proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan

tersebut merupakan fakto yang sangat penting. Demikian

maka belajar aktif akan memberikan hasil yang lebih

bermakna bagi tecapainya tujuan dan tingkat kualitas

hasil belajar tersebut.

Saatnya Guru meninggalkan pembelajaran tradisional

dan menerapkan model pembelajaran yang baik sehingga

suasana kelas menjadi hidup. Siswa sebagai komponen yang

diberi perlakuan, mampu untuk melakukan aktifitas belajar

dengan senag, riang dan gembira tanpa meninggalkan arti

keseriusan pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran

tanpa tekanan dan juga tanpa paksaan. Pembelajaran

menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi

sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa

tercapai dan siswa mampu melakukan belajar tuntas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis proyek ?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran berbasis proyek ?

3. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek ?

4. Apa keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis

proyek ?

5. Bagaimana implementasinya dalam pembelajaran berbasis

proyek di SMP/MTs ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari pembelajaran berbasis

proyek.

2. Mengetahui apa saja karakteristik dari pembelajaran

berbasis proyek.

3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran

berbasis proyek.

4. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran

berbasis proyek.

5. Mnegrti bagaimana implementasi pembelajaran berbasis

proyek di SMP/MTs.

A. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning / PjBL)

Model pembelajaran Proyek  merupakan model

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai

media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi,

penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model

pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal

dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara

nyata. Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan

peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan

memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiry

dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding

question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek

kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek

(materi). Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung

siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus

berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang

dikajinya. Model pembelajaran yang dilakukan ini

merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia

nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha

peserta didik.

Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran

berbasis proyek menggamit 6 kegiatan pembelajaran yaitu

penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun

jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evalusasi

pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru

pertama-tama menganalisis kompetensi inti dan standar

kompetensi. Pada materi yang sesuai dengan model

pembelajaran project, guru melakukan inventarisasi dan

memilih KD yang benar-benar sesuai dengan model

pembelajaran ini. Pada langkah menyusun rencana proyek,

guru dan siswa secara berkelompok melakukan penyusunan

rencana proyek yang mencakup menyusun jadwal kegiatan,

mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan serta

mempersiapkan bagaimana cara menyelesaikan proyek yang

telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru

melakukan monitoring. Monitaring dilakukan guru untuk

mengetahui dimana siswa mendapatkan kesulitan dan kapan

siswa memerlukan bantuan guru. Belum semua siswa terbiasa

dan memahami cara kerja yang diharapkan guru untuk

diselesaikan siswa. Para siswa dibimbing oleh guru

menguji hasil dan melakukan evalusasi pengalaman. Bagi

siswa kegiatan ini akan sangat berkesan dan melatih siswa

untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan mandiri

namun tidak semua siswa menyukai model pembelajaran ini

terutama bagi siswa yang tidak menyukai bidang tugas

proyek semacam ini.

Sistem Penilaian yang dilakukan pada model

pembelajaran proyek adalah Penilaian proyek. Penilaian

ini merupakan kegiatan penilaian terhadap satu tugas yang

harus diselesaiakan dalam kurun waktu tertentu. Tugas

tersebut meliputi penilaian dari tahap perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan

penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,

kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan

peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: kemampuan

pengelolaan, relevansi, dan kaaslian. Kemampuan pengelolaan yaitu

kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari

informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data dan

penulisan laporan. Relevansi adalah kesesuaian dengan

mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,

pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian

adalah bahwa yang dilakukan siswa merupakan hasil

karyanya.Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari

perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir.

Tahapan yang perlu dinilai yaitu: tahapan penyusunan

desain, pengumpulan data, analis data, dan penyiapan

laporan  tertulis atau poster. Instrumen penilaian 

berupa daftar cek atau skala penilaian.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja

proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks

berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang

sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan

investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya adalah agar siswa

mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang

dihadapinya.

1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model yang

inovatif, dan lebih menekankan belajar kontekstual

melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.

Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti

dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam

investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas

bermakna yang lain.

Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada

pengembangan produk atau unjuk kerja (performance),yang

secara umum melakukan kegiatan seperti berikut

- Mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka

- Melakukan pengkajian atau penelitian

- Memecahkan masalah

- Mensintesis informasi

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat

besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik

dan bermakna untuk pelajar usia dewasa, seeperti siswa,

apakah mereka sedang belajar di perguruan tinggi maupun

pelatihan transisionaluntuk memasuki lapangan kerja.

Di dalam pembelajaran berbasis proyek, pelajar menjadi

terdorong untuk lebih aktif dalam belajar sendiri.

Instruktur berposisi di belakang dan pelajar

berinisiatif. Instruktur member kemudahan dan

mengevaluasi proyek baik kebermaknaannya maupun penerapan

untuk kehidupan mereka sehari hari. Sesuatu yang dibuat

pelajar selama berjalan di ukur oleh guru atau instruktur

dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran berbasis proyek guru tidak lebih aktif dan

melatih secara langsung, akan tetapi hanya menjadi

pendamping dan fasilitator.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas,

pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip,

yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip Sentralis

Prinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek

merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan

pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep

utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh

karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan

dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari,

melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.

Dengan demikian, kegiatan pembelajarn akan dapat

dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran berbasis

proyek, proyek adalah strategi pembelajaran. Siswa

mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin

ilmu melalui proyek.

b. Prinsip Pertanyaan Pendorong / Penuntun

Prinsip ini berarti bahwa kerja proyek berfokus pada

“pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa

untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu

bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external

motivation yang mampu menguggah siswa untuk menumbuhkan

kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas

pembelajaran.

c. Prinsip Investigasi Konstruktif

Prinsip Investigasi Konstruktif merupakan proses

yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung

kegiatan inkuiri, pembngunan konsep, dan resolusi. Dalam

investigasi memuat proses perancangan, pembutan

keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery,

dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan

pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses

transfomasi dan konstruksi pengetahuan.

d. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek

dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan

pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan

bertanggung jawab. Dalam hal ini guru hanya berperan

sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong

tumbuhnya kemandirian siswa.

e. Prinsip Realistis

Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan

sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah.

Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan

perasaan realistiskepada siswa, termasuk dalam memilih

topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja,

produk, pelanggan, maupun standar produknya. Pembelajaran

berbasis proyek mengandung tantangan nyata yang berfokus

pada permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan

dibuat-buat, dan solusinya dapat diimplementasikan di

lapangan.

3. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Moursund (dalam Wena, 2011) beberapa keuntungan

dari pembelajaran berbasis proyek , antara lain sebagai

berikut

a. Increased Motivation

Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan

penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang

menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk

menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam

pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat

berkurang.

b. Increased Problem-solving Ability

Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan

belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif

dan behasil memecahkan problem-problem yang bersifat

kompleks.

c. Improved Library Research Skills

Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan

siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi

melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa

untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.

d. Increased Collaboration

Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan

siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan

komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa,

pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif

dari sebuah proyek.

e. Increased Resource-Management Skills

Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan

secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi

waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.

4. Kelemahan Pembelajarn Berbasis Proyek

a.Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b.Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c.Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas

tradisional, dimana instrukur memegang peran utama

di kelas.

d.Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

e.Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam

percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami

kesulitan.

f.Ada kemungkinan ada siswa yang kurang aktif dalam

kerja kelompok.

g.Ketika topic yang diberikan kepada masing-masing

kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak

bisa memahami topic secara keseluruhan.

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis

proyek diatas, seorang pendidik harus dapat mengatasinya

dengan cara sebagai berikut.

a.Memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi

masalah.

b.Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan

proyek.

c.Meminimalis dan menyediakan peralatan sederhana yang

terdapat di lingkungan sekitar.

d.Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau

sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya.

e.Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman

dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa

untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan

refleksi. Menurut studi penelitian, pembelajaran berbasis

proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan

social mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan

lebih sedikit terjadi masalah kedisiplinan di kelas.

Siswa juga lebih percaya diri berbicara dengan kelompok

orang, termasuk orang dewasa.

Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme

untuk belajar. Ketika siswa bersemangat dan antusias

tentang apa yang mereka pelajari, mereka akan sering

terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat

mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias siswa ini

cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari,

bkan melupakannya dengan cepat.

5. Langkah-Langkah Operasional Pembelajaran Berbasis

Proyek

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek adalah

sebagai berikut.

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the

Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial,

yaitu pertanyaan yang dapat member penugasan siswa

dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik

yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai

dengan sebuah investigasi mendalam. Guru/pengajar

berusaha agar topic yang diangkat relevan untuk para

siswa.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the

Project)

Perencaanaan dilakukan secara kolaboratif antara

guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan

akan merasa memiliki pekerjaan tersebut. Perencanaan

berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang

dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,

dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang

mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat

diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada

tahap ini antara lain.

1. Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek

2. Membuat deadline penyelesaian proyek

3. Siswa agar merencanakan cara yang baru

4. Membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang

tidak berhubungan dengan proyek

5. Meminta siswa untuk membuat penjelasan (alas an)

tentang pemilihan suatu cara

d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor

the Student and the Progress of the Project)

Guru bertanggung jawab utuk melakukan monitor

terhadap aktivitas peserta didik selama

menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan

cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan

kata lain, guru berperan menjadi mentor bagi

aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,

dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan

aktivitas yang penting.

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk mebantu guru dalam

mengukur ketercapaian standar, berperan dalam

mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, member

umpan balik tentang tingat pemahaman yang sudah

dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi

pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan sisa

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil

proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada

tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan

dan pengalamannya slam menyelesaikan proyek. Guru

dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka

memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,

sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan barun

unruk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap

pertama pembelajaran.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/ Semester : XI / 1

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Gerak Lurus

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 kali

pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1.1 Menanggapi dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.2 Menghargai perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli, santun; rasa ingin tahu, percaya diri, toleran,

motivasi internal, pola hidup sehat, dan ramah lingkungan)

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

1.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) dalam, ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan keagamaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang

tampak mata.

1.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji berbagai hal dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur

alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan

pengukurannya.

2.1 Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,

objektif, jujur, teliti, cermat, tekun,hati-hati,

bertanggung jawab, terbuka, kritis; kreatif; inovatif dan

peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan

berdiskusi.

3.2 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan

benda pada gerak lurus

4.2 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk

menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus beraturan

(GLB) dan tidak beraturan (GLBB).

4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara

gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus

C. Indikator

1. Mengidentifikasi besaran – besaran fisika dalam gerak

melingkar

2. Memformulasikan besaran-besaran fisika yan berkaitan dengan

gerak melingkar dan gerak lurus

3. Merumuskan gerak melingkar secara kuantitatif

4. Menjelaskan pengertian percepatan sentripetal dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

5. Memberikan contoh gerak melingkar dalam hubungan roda-roda

baik seporos ataupun berantai

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dapat mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar

2. Menghitung besaran-besaran yang terkait denga gerak

melingkar

3. Dapat mengembangkan karakter siswa tentang kreatif, teliti,

cermat, dan rasa ingin tahu

4. Mampu mengembangkan kedisiplinan, kejujuran, kerja sama,

kepedulian dan tanggung jawab

5. Mampu menghargai kebesaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa

E. Materi Pembelajaran

Benda mengalami gerak melingkar jika lintasanya berbentuk

lingkaran (penuh atau tidak). Arah kecepatan selalu

menyinggung lintasan. Gerak melingkar di bagi atas dua macam

yaitu gerak melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar

berubah beraturan (GMBB). Percepatan sentripetal memiliki arah

menuju kepusat lingkaran. Dalam gerak melingkar beraturan

percepatan ini hanya mengubah arah bend, namun tidak mengubah

laju benda. Gerak melingkar juga dapat di tinjau dari hubungan

roda-roda baik seporos bersinggungan dan berantai.

F. Model dan metode pembelajaran

Model pembelajaran : Project Based Learning (PJBL)

Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi kelompok, persentasi

G. Media, Alat dan sumber belajar

1. Media

a. LKS

b. Power Point

c. Gambar/Foto/video tentang Gerak Lurus Beraturan Dan

Gerak Lurus Berubah Beraturan

2. Alat/Bahan

a. Bola

b. Seutas tali

c. Buku pendamping yang relevan

d. LCD

3. Sumber Belajar

a. Buku teks pelajaran fisika

b. Panduan praktikum fisika SMA, Erlangga

c. Edukasi.net

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan I

N

o

Langka

h

Kegiatan Waktu

1

.

Pendah

uluan

Pra Pembelajaran

Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan

mengecek kehadiran siswa.

Guru memotivasi siwa “Ketika bola basket mulai

diputar di ujung jari, bentuk bola akan cenderung berubah.

Mengapa hal ini terjadi?

Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya

10

menit

Inti Fase 1

Penentuan pertanyaan mendasar

Guru memberikan pertanyaan yang bersifat

ekplorasi seperti “Ketika bola basket mulai diputar di

ujung jari, bentuk bola akan cenderung berubah. Mengapa

hal ini terjadi?

Guru membahas sedikit mengenai materi gerak

lurus untuk memberikan pengetahuan pada

siswa

Guru menyatakan “ untuk memahami lebih lanjut

mengenai materi gerak lurus mari kita

lakukan tugas proyek pembuatan alat

sederahana pembuktian gerak lurus”.

Fase 2

Mendesain perencanaan proyek

Guru membagi kelompok dengan memperhatikan

tingkatan siswa baik keaktifan dan kecerdasan

menjadi bebrapa kelompok 4-5 siswa

80

menit

perkelompok.

Guru menyerahkan penentuan ketua, sekretaris

dan mendeskripsikan tugas yang akan

dikerjakan kepada kelompok masing-masing.

Guru bersama siswa mendiskusikan aturan dalam

proyek, mulai dari alat-bahan, waktu

penyerahan, format laporan, sanksi

pelanggaran aturan dan lainnya secara bersama

hingga dicapai kesepakatan.

Fase 3

Menyusun jadwal

Guru menyerahkan kepada siswa untuk membuat

kerangka jadwal kegiatan yang akan dikerjakan

sesuai lembar rencana kegiatan yang dibagikan

guru, mengacu pada jadwal penyerahan agar

tepat waktu.

Guru meminta siswa menyusun langkah

alternatif jika jadwal yang disusun molor

atau tidak tepat

Guru meminta siswa menuliskan alasan

penulisan jadwal tsb

Fase 4

Memonitori

Karena keterbatasan guru melihat secara

langsung, guru meminta siswa melaporkan

kegiatan yang dilakukan, berupa video

pengerjaan proyek serta mengisi lembar kerja

siswa yang berisi tahap pembuatan dan

pembagian tugas dalam proyek.

Fase 5 dan 6 pada petemuan V

3

.

Penutu

p

Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa

Guru memastikan bahwa kesepakatan tugas tidak

ada masalah dan harus diserahkan pada

pertemuan selanjutnya

Guru mengajak siswa berdoa dan menutup

pembelajaran

10

Menit

Pertemuan II

Pertemuan adalah presentasi hasil proyek, kegiatan

yang dilakukan adalah diskusi yang dilakukan siswa guru hanya

memberikan klarifikasi atau bimbingan, pertanyaan dan jawaban

dilakukan siswa.

No Langkah Kegiatan Waktu

1.Pendahul

uan

Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan

mengesek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan garis besar tujuan yang

akan dicapai pada pertemuan kali ini untuk

memberi tahu apa saja yang perlu

diperhatikan siswa.

Guru meminta siswa mengacak kelompok yang

tampil.

10

menit

2. Inti

Fase 6

Menguji hasil

Setiap kelompok memiliki kesempatan tampil

10 menit, mempresentasikan hasil kerjanya,

mengungkapkan konsep dan prinsip kerja alat

80

menit

yang telah dibuat

Guru melakukan penilaian selama tampilnya

keompok berdarkan lembar monitoring dan

rubrik penilaian yang disipkan tentang

kinerja siswa, ketepatan konsep, prinsip,

melihat kemajuan pemahaman konsep dll.

Fase 7

Mengevaluasi Pengalaman

Peserta didik melakukan refleksi hasil kerja

proyek dan penampilan mereka, hal yang

direflesikan adalah adanya kesulitan selama

proyek atau kesulitan pembuatan laporan dll

dengan mengisi lembar refleksi hasil

kegiatan.

3. Penutup

Guru memberi kesempatan bertanya

Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

Guru memberi penghargaan kepada kelompok dan

siswa yang berkinerja baik

Guru menuup pembelajaran dengan doa

10

menit

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

Teknik dan bentuk instrumen (terlampir)

Teknik Bentuk instrumenSikap Lembar pengamatan sikapTes tertulis Tes uraian dan pilihanPortofolio Laporan hasil eksperimen

Lembar Pengamatan Sikap

Kelas / Semester : XI / 1

N

o

Nama

siswa

Aspek penilaian

skor

Rasa

ingin

tahu

Sikap

objektif

Kerja

sama

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1123.

.

.

Skor maksimal : 12

nilai=skoryangdiperolehskormaksimal

×100%

4 = sangat baik. 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang baik

Rubrik penilaian sikap siswa

No Aspek yang

diamati

Kriteria penilaian

1 Rasa ingin

tahu

Siswa hanya diam saja

Siswa kurang aktif dalam

menanyakan masalah yang tidak

diketahuinya

Siswa aktif dalam menanyakan

masalah yang tidak diketahuinya

tetapi kurang jelas

Siswa aktif dalam menanyakan

masalah yang tidak diketahuinya

dengan jelas dan tegas

2 Sikap

objektif

Siswa menuliskan hasil pengamatan

dengan memanipulasi data hasil

pengamatan

Siswa menuliskan hasil pengamatan

sesuai data percobaan yang

dilakukan tanpa memanipulasi data

dan hasil pengamatannya tidak

sesuai

Siswa menuliskan hasil pengamatan

sesuai data percobaan yang

dilakukan tanpa memanipulasi data

dan hasil pengamatannya kurang

sesuai

Siswa menuliskan hasil pengamatan

sesuai data percobaan yang

dilakukan tanpa memanipulasi data

dan hasil pengamatannya sesuai

3 Kerja sama Tidak ada interaksi antarsiswa

Siswa tidak dapat berkerja sama

dengan baik, cenderung dikuasai

oleh anggota tertentu

Siswa dapat berkerja sama dengan

baik antar anggota kelompoknya dan

hanya beberapa anggota yang aktif

dalam mengemukakan gagasannya

Siswa dapat berkerja sama dengan

baik antar anggota kelompoknya

serta setiap anggota aktif dalam

mengemukakan gagasannya.

Lembar Penilaian Kinerja

NoNama

Siswa

Aspek yang dinilaiJumlah

skor

Nil

ai

Melakukan

demonstras

i

Menyusun

peralatan

percobaan

Melakukan

percobaan

1.2.3.…

Skor

4 : sangat baik 2 : cukup

3 : baik 1 : kurang

Rubrik penilaian

No Aspek

yang

dinila

Skor4 3 2 1 0

i1. Melaku

kan

demons

trasi

Siswa

melakukan

demonstrs

i sesuai

dengan

langkah-

langkah

di

praktekka

n guru

dengan

mandiri

Siswa

melakuka

n

demonstr

si

sesuai

dengan

langkah-

langkah

di

praktekk

an guru

saat

dicontoh

kan guru

Siswa

melakukan

demonstrsi

sesuai

dengan

langkah-

langkah

di

praktekkan

guru

dengan

dibantu

guru

Siswa

melakukan

demonstrs

i sesuai

dengan

langkah-

langkah

dipraktek

kan guru

Saat

diminta

guru

Tidak

melakuka

n

demonstr

asi

2. Menyus

un

perala

tan

percob

aan

Siswa

menyusun

peralatan

percobaan

sesuai

dengan

langkah

LKS guru

dengan

mandiri

Siswa

menyusun

peralata

n

percobaa

n sesuai

dengan

langkah

LKS guru

saat

dicontoh

kan guru

Siswa

menyusun

peralatan

percobaan

sesuai

dengan

langkah

LKS guru

dengan

dibantu

guru

Siswa

menyusun

peralatan

percobaan

sesuai

dengan

langkah

LKS guru

Saat

diminta

guru

Tidak

menyusun

pralatan

percobaa

n

3. Melaku

kan

percob

Melakukan

percobaan

sesuai

Melakuka

n

percobaa

Melakukan

percobaan

sesuai

Melakukan

percobaan

tidak

Tidak

melakuka

n

aan langkah

dalam LKS

dengan

mandiri

n sesuai

langkah

dalam

LKS

dengan

arahan

langkah

dalam LKS

dengan

saat

diperintah

guru

sesuai

langkah

meski

diperinta

h guru

percobaa

n

Penilaian Produk Alat

No

Nama

Kelompo

k

Keses

uaian

denga

n

Konse

p

Tidak

memilik

i

kesamaa

n alat

dan

bahan

Ukuran

Sesuai

Desain

Menarik

Penyerah

an

Tepat

waktu

123…

Rubrik Penilaian Keterampilan Produk

No Aspek

yang

dinilai

Skor4 3 2 1 0

1. Kesesuai

an

dengan

Konsep

Alat

dibuat

sesuai

konsep

Alat

sesuai

konsep

namun

Alat

sesuai

konsep

namun

Alat

sudah

jadi

namun

Alat

tidak

jadi

perambat

an

getaran

dan

bunyi

pada zat

padat

baik

dari

bentuk,

desain

dan

tidak

bermasal

ah

masih ada

satu

kekuranga

n dari

kelengkap

an skor

sempurna

masih ada

dua

kekuranga

n dari

kelengkap

an skor

sempurna

belum

sesuai

NA= ∑ skor∑ Aspek

x25

NA: NilaiAkhir

Kesimpulan

Model pembelajaran adalah hal yang sangat penting

untuk diperhatikan oleh pelaksana pembelajaran. Tentu

banyak unsur pelaksanaan pembelajaran, namun model

pembelajaran merupakan satu unsur pembelajaran yang

sangat penting untuk mendapatkan perhatian lebih. Pada

kurikulum tersebut dikembangkan tiga model pembelajaran

yaitu model pembelajaran discovery learning, model

pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran

proyek. Masing-masing model pembelajaran tersebut

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun guru tidak perlu

memperuncing kekurangn-kekurangan pada masing-masing

model pembelajarn yang dimaksud. Hal yang penting bagi

guru adalah memahami, menerapkan dan mengembangkan

masing-masing model pembelajaran ini sehingga proses

pembelajaran menjadi efektif dan efesien serta berjalan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Guru perlu melakukan inovasi-inovasi dari tiga model

pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah

dan kelas serta saranan prasarana yang ada..

Model pembelajaran Proyek  merupakan model

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai

media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi,

penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

A. Saran

Untuk para guru diharapkan lebih kreatif dalam

pembelajaran agar terciptanya suasana pembelajaran yang

menyenangkan. Sekarang sudah saatnya para guru

meninggalkan metode pembelajaran yang bersifat

tradisional. Siswa harus dituntut lebih aktif dan guru

hanya sebagai fasilitator saja. Maka dari itu, perlunya

memakai pembelajaran berbaris proyek agar bisa

menggunakan kegiatan sebagai media dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Pupuh,Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Aditama.

Hardini, asriani. 2012. Stratergi Pembelajaran Terpadu.

Yogyakarta : Familia

Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT. Bumi

Aksara

http://mediafunia.blogspot.com/2013/02/model-

pembelajaran-berbasis-proyek.html

http://falerieducation.blogspot.com/2012/03/project-

based-learning.html

http://mantapben.blogspot.com/2013/10/pembelajaran-

berbasis-proyek-ciri-ciri.html