DDPF RPP PJBL
Transcript of DDPF RPP PJBL
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta
antara siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran ada model
pembelajaran.
Model pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai
sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata
secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik setiap kompetensi dasar yang disajikan.
Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap
kompetensi dasar. Guru perlu memilih dan menentukan
mosdel pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa, serta antara siswa dengan siswa
Dalam belajar, proses belajar terjadi dalam benak
siswa. Jelas bahwa factor siswa sangat penting disamping
faktor lain. Kepentingannya dapat dilihat dari proses
terjadinya perubahan, karena salah satu hakikat belajar
adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang berkat
adanya pengalaman. Perubahan itu akan memberikan hasil
yang optimal jika perubahan itu memang dikehendaki oleh
yang belajar, bermakna bagi siswa . dengan kata lain,
proses aktif dari orang yang belajar dalam rangka tujuan
tersebut merupakan fakto yang sangat penting. Demikian
maka belajar aktif akan memberikan hasil yang lebih
bermakna bagi tecapainya tujuan dan tingkat kualitas
hasil belajar tersebut.
Saatnya Guru meninggalkan pembelajaran tradisional
dan menerapkan model pembelajaran yang baik sehingga
suasana kelas menjadi hidup. Siswa sebagai komponen yang
diberi perlakuan, mampu untuk melakukan aktifitas belajar
dengan senag, riang dan gembira tanpa meninggalkan arti
keseriusan pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran
tanpa tekanan dan juga tanpa paksaan. Pembelajaran
menjadi lebih menarik bagi siswa khususnya dan bagi
sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa
tercapai dan siswa mampu melakukan belajar tuntas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis proyek ?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran berbasis proyek ?
3. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek ?
4. Apa keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis
proyek ?
5. Bagaimana implementasinya dalam pembelajaran berbasis
proyek di SMP/MTs ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari pembelajaran berbasis
proyek.
2. Mengetahui apa saja karakteristik dari pembelajaran
berbasis proyek.
3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis proyek.
4. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran
berbasis proyek.
5. Mnegrti bagaimana implementasi pembelajaran berbasis
proyek di SMP/MTs.
A. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning / PjBL)
Model pembelajaran Proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model
pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata. Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan
peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi). Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. Model pembelajaran yang dilakukan ini
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha
peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran
berbasis proyek menggamit 6 kegiatan pembelajaran yaitu
penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun
jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evalusasi
pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru
pertama-tama menganalisis kompetensi inti dan standar
kompetensi. Pada materi yang sesuai dengan model
pembelajaran project, guru melakukan inventarisasi dan
memilih KD yang benar-benar sesuai dengan model
pembelajaran ini. Pada langkah menyusun rencana proyek,
guru dan siswa secara berkelompok melakukan penyusunan
rencana proyek yang mencakup menyusun jadwal kegiatan,
mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan serta
mempersiapkan bagaimana cara menyelesaikan proyek yang
telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru
melakukan monitoring. Monitaring dilakukan guru untuk
mengetahui dimana siswa mendapatkan kesulitan dan kapan
siswa memerlukan bantuan guru. Belum semua siswa terbiasa
dan memahami cara kerja yang diharapkan guru untuk
diselesaikan siswa. Para siswa dibimbing oleh guru
menguji hasil dan melakukan evalusasi pengalaman. Bagi
siswa kegiatan ini akan sangat berkesan dan melatih siswa
untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan mandiri
namun tidak semua siswa menyukai model pembelajaran ini
terutama bagi siswa yang tidak menyukai bidang tugas
proyek semacam ini.
Sistem Penilaian yang dilakukan pada model
pembelajaran proyek adalah Penilaian proyek. Penilaian
ini merupakan kegiatan penilaian terhadap satu tugas yang
harus diselesaiakan dalam kurun waktu tertentu. Tugas
tersebut meliputi penilaian dari tahap perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan
peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: kemampuan
pengelolaan, relevansi, dan kaaslian. Kemampuan pengelolaan yaitu
kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan. Relevansi adalah kesesuaian dengan
mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian
adalah bahwa yang dilakukan siswa merupakan hasil
karyanya.Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir.
Tahapan yang perlu dinilai yaitu: tahapan penyusunan
desain, pengumpulan data, analis data, dan penyiapan
laporan tertulis atau poster. Instrumen penilaian
berupa daftar cek atau skala penilaian.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja
proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang
sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya adalah agar siswa
mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya.
1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model yang
inovatif, dan lebih menekankan belajar kontekstual
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti
dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam
investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain.
Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada
pengembangan produk atau unjuk kerja (performance),yang
secara umum melakukan kegiatan seperti berikut
- Mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka
- Melakukan pengkajian atau penelitian
- Memecahkan masalah
- Mensintesis informasi
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat
besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik
dan bermakna untuk pelajar usia dewasa, seeperti siswa,
apakah mereka sedang belajar di perguruan tinggi maupun
pelatihan transisionaluntuk memasuki lapangan kerja.
Di dalam pembelajaran berbasis proyek, pelajar menjadi
terdorong untuk lebih aktif dalam belajar sendiri.
Instruktur berposisi di belakang dan pelajar
berinisiatif. Instruktur member kemudahan dan
mengevaluasi proyek baik kebermaknaannya maupun penerapan
untuk kehidupan mereka sehari hari. Sesuatu yang dibuat
pelajar selama berjalan di ukur oleh guru atau instruktur
dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran berbasis proyek guru tidak lebih aktif dan
melatih secara langsung, akan tetapi hanya menjadi
pendamping dan fasilitator.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas,
pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip,
yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip Sentralis
Prinsip sentralis menegaskan bahwa kerja proyek
merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan
pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep
utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh
karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan
dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari,
melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.
Dengan demikian, kegiatan pembelajarn akan dapat
dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran berbasis
proyek, proyek adalah strategi pembelajaran. Siswa
mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin
ilmu melalui proyek.
b. Prinsip Pertanyaan Pendorong / Penuntun
Prinsip ini berarti bahwa kerja proyek berfokus pada
“pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa
untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu
bidang tertentu. Jadi, dalam hal ini kerja sebagai external
motivation yang mampu menguggah siswa untuk menumbuhkan
kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran.
c. Prinsip Investigasi Konstruktif
Prinsip Investigasi Konstruktif merupakan proses
yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembngunan konsep, dan resolusi. Dalam
investigasi memuat proses perancangan, pembutan
keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery,
dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan
pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses
transfomasi dan konstruksi pengetahuan.
d. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek
dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan
pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan
bertanggung jawab. Dalam hal ini guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong
tumbuhnya kemandirian siswa.
e. Prinsip Realistis
Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan
sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah.
Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan
perasaan realistiskepada siswa, termasuk dalam memilih
topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja,
produk, pelanggan, maupun standar produknya. Pembelajaran
berbasis proyek mengandung tantangan nyata yang berfokus
pada permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan
dibuat-buat, dan solusinya dapat diimplementasikan di
lapangan.
3. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund (dalam Wena, 2011) beberapa keuntungan
dari pembelajaran berbasis proyek , antara lain sebagai
berikut
a. Increased Motivation
Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan
penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang
menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk
menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam
pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat
berkurang.
b. Increased Problem-solving Ability
Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan
belajar pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif
dan behasil memecahkan problem-problem yang bersifat
kompleks.
c. Improved Library Research Skills
Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan
siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi
melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa
untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.
d. Increased Collaboration
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan
siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa,
pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif
dari sebuah proyek.
e. Increased Resource-Management Skills
Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan
secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
4. Kelemahan Pembelajarn Berbasis Proyek
a.Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b.Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
c.Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, dimana instrukur memegang peran utama
di kelas.
d.Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e.Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam
percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan.
f.Ada kemungkinan ada siswa yang kurang aktif dalam
kerja kelompok.
g.Ketika topic yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
bisa memahami topic secara keseluruhan.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis
proyek diatas, seorang pendidik harus dapat mengatasinya
dengan cara sebagai berikut.
a.Memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi
masalah.
b.Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan
proyek.
c.Meminimalis dan menyediakan peralatan sederhana yang
terdapat di lingkungan sekitar.
d.Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau
sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya.
e.Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek ini juga menuntut siswa
untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan
refleksi. Menurut studi penelitian, pembelajaran berbasis
proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan
social mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan
lebih sedikit terjadi masalah kedisiplinan di kelas.
Siswa juga lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme
untuk belajar. Ketika siswa bersemangat dan antusias
tentang apa yang mereka pelajari, mereka akan sering
terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat
mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias siswa ini
cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari,
bkan melupakannya dengan cepat.
5. Langkah-Langkah Operasional Pembelajaran Berbasis
Proyek
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek adalah
sebagai berikut.
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the
Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial,
yaitu pertanyaan yang dapat member penugasan siswa
dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru/pengajar
berusaha agar topic yang diangkat relevan untuk para
siswa.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the
Project)
Perencaanaan dilakukan secara kolaboratif antara
guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan
akan merasa memiliki pekerjaan tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada
tahap ini antara lain.
1. Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
2. Membuat deadline penyelesaian proyek
3. Siswa agar merencanakan cara yang baru
4. Membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek
5. Meminta siswa untuk membuat penjelasan (alas an)
tentang pemilihan suatu cara
d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor
the Student and the Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab utuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan
kata lain, guru berperan menjadi mentor bagi
aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mebantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, member
umpan balik tentang tingat pemahaman yang sudah
dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan sisa
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya slam menyelesaikan proyek. Guru
dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan barun
unruk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Gerak Lurus
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 kali
pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1.1 Menanggapi dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.2 Menghargai perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli, santun; rasa ingin tahu, percaya diri, toleran,
motivasi internal, pola hidup sehat, dan ramah lingkungan)
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
1.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) dalam, ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan keagamaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
1.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji berbagai hal dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan dari berbagai sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur
alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya.
2.1 Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti, cermat, tekun,hati-hati,
bertanggung jawab, terbuka, kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3.2 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan
benda pada gerak lurus
4.2 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk
menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus beraturan
(GLB) dan tidak beraturan (GLBB).
4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara
gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus
C. Indikator
1. Mengidentifikasi besaran – besaran fisika dalam gerak
melingkar
2. Memformulasikan besaran-besaran fisika yan berkaitan dengan
gerak melingkar dan gerak lurus
3. Merumuskan gerak melingkar secara kuantitatif
4. Menjelaskan pengertian percepatan sentripetal dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
5. Memberikan contoh gerak melingkar dalam hubungan roda-roda
baik seporos ataupun berantai
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat mendeskripsikan besaran-besaran dalam gerak melingkar
2. Menghitung besaran-besaran yang terkait denga gerak
melingkar
3. Dapat mengembangkan karakter siswa tentang kreatif, teliti,
cermat, dan rasa ingin tahu
4. Mampu mengembangkan kedisiplinan, kejujuran, kerja sama,
kepedulian dan tanggung jawab
5. Mampu menghargai kebesaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa
E. Materi Pembelajaran
Benda mengalami gerak melingkar jika lintasanya berbentuk
lingkaran (penuh atau tidak). Arah kecepatan selalu
menyinggung lintasan. Gerak melingkar di bagi atas dua macam
yaitu gerak melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB). Percepatan sentripetal memiliki arah
menuju kepusat lingkaran. Dalam gerak melingkar beraturan
percepatan ini hanya mengubah arah bend, namun tidak mengubah
laju benda. Gerak melingkar juga dapat di tinjau dari hubungan
roda-roda baik seporos bersinggungan dan berantai.
F. Model dan metode pembelajaran
Model pembelajaran : Project Based Learning (PJBL)
Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi kelompok, persentasi
G. Media, Alat dan sumber belajar
1. Media
a. LKS
b. Power Point
c. Gambar/Foto/video tentang Gerak Lurus Beraturan Dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan
2. Alat/Bahan
a. Bola
b. Seutas tali
c. Buku pendamping yang relevan
d. LCD
3. Sumber Belajar
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
N
o
Langka
h
Kegiatan Waktu
1
.
Pendah
uluan
Pra Pembelajaran
Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan
mengecek kehadiran siswa.
Guru memotivasi siwa “Ketika bola basket mulai
diputar di ujung jari, bentuk bola akan cenderung berubah.
Mengapa hal ini terjadi?
Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya
10
menit
Inti Fase 1
Penentuan pertanyaan mendasar
Guru memberikan pertanyaan yang bersifat
ekplorasi seperti “Ketika bola basket mulai diputar di
ujung jari, bentuk bola akan cenderung berubah. Mengapa
hal ini terjadi?
Guru membahas sedikit mengenai materi gerak
lurus untuk memberikan pengetahuan pada
siswa
Guru menyatakan “ untuk memahami lebih lanjut
mengenai materi gerak lurus mari kita
lakukan tugas proyek pembuatan alat
sederahana pembuktian gerak lurus”.
Fase 2
Mendesain perencanaan proyek
Guru membagi kelompok dengan memperhatikan
tingkatan siswa baik keaktifan dan kecerdasan
menjadi bebrapa kelompok 4-5 siswa
80
menit
perkelompok.
Guru menyerahkan penentuan ketua, sekretaris
dan mendeskripsikan tugas yang akan
dikerjakan kepada kelompok masing-masing.
Guru bersama siswa mendiskusikan aturan dalam
proyek, mulai dari alat-bahan, waktu
penyerahan, format laporan, sanksi
pelanggaran aturan dan lainnya secara bersama
hingga dicapai kesepakatan.
Fase 3
Menyusun jadwal
Guru menyerahkan kepada siswa untuk membuat
kerangka jadwal kegiatan yang akan dikerjakan
sesuai lembar rencana kegiatan yang dibagikan
guru, mengacu pada jadwal penyerahan agar
tepat waktu.
Guru meminta siswa menyusun langkah
alternatif jika jadwal yang disusun molor
atau tidak tepat
Guru meminta siswa menuliskan alasan
penulisan jadwal tsb
Fase 4
Memonitori
Karena keterbatasan guru melihat secara
langsung, guru meminta siswa melaporkan
kegiatan yang dilakukan, berupa video
pengerjaan proyek serta mengisi lembar kerja
siswa yang berisi tahap pembuatan dan
pembagian tugas dalam proyek.
Fase 5 dan 6 pada petemuan V
3
.
Penutu
p
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa
Guru memastikan bahwa kesepakatan tugas tidak
ada masalah dan harus diserahkan pada
pertemuan selanjutnya
Guru mengajak siswa berdoa dan menutup
pembelajaran
10
Menit
Pertemuan II
Pertemuan adalah presentasi hasil proyek, kegiatan
yang dilakukan adalah diskusi yang dilakukan siswa guru hanya
memberikan klarifikasi atau bimbingan, pertanyaan dan jawaban
dilakukan siswa.
No Langkah Kegiatan Waktu
1.Pendahul
uan
Pembelajaran dimulai dengan berdoa dan
mengesek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan garis besar tujuan yang
akan dicapai pada pertemuan kali ini untuk
memberi tahu apa saja yang perlu
diperhatikan siswa.
Guru meminta siswa mengacak kelompok yang
tampil.
10
menit
2. Inti
Fase 6
Menguji hasil
Setiap kelompok memiliki kesempatan tampil
10 menit, mempresentasikan hasil kerjanya,
mengungkapkan konsep dan prinsip kerja alat
80
menit
yang telah dibuat
Guru melakukan penilaian selama tampilnya
keompok berdarkan lembar monitoring dan
rubrik penilaian yang disipkan tentang
kinerja siswa, ketepatan konsep, prinsip,
melihat kemajuan pemahaman konsep dll.
Fase 7
Mengevaluasi Pengalaman
Peserta didik melakukan refleksi hasil kerja
proyek dan penampilan mereka, hal yang
direflesikan adalah adanya kesulitan selama
proyek atau kesulitan pembuatan laporan dll
dengan mengisi lembar refleksi hasil
kegiatan.
3. Penutup
Guru memberi kesempatan bertanya
Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
Guru memberi penghargaan kepada kelompok dan
siswa yang berkinerja baik
Guru menuup pembelajaran dengan doa
10
menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Teknik dan bentuk instrumen (terlampir)
Teknik Bentuk instrumenSikap Lembar pengamatan sikapTes tertulis Tes uraian dan pilihanPortofolio Laporan hasil eksperimen
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas / Semester : XI / 1
N
o
Nama
siswa
Aspek penilaian
skor
Rasa
ingin
tahu
Sikap
objektif
Kerja
sama
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1123.
.
.
Skor maksimal : 12
nilai=skoryangdiperolehskormaksimal
×100%
4 = sangat baik. 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang baik
Rubrik penilaian sikap siswa
No Aspek yang
diamati
Kriteria penilaian
1 Rasa ingin
tahu
Siswa hanya diam saja
Siswa kurang aktif dalam
menanyakan masalah yang tidak
diketahuinya
Siswa aktif dalam menanyakan
masalah yang tidak diketahuinya
tetapi kurang jelas
Siswa aktif dalam menanyakan
masalah yang tidak diketahuinya
dengan jelas dan tegas
2 Sikap
objektif
Siswa menuliskan hasil pengamatan
dengan memanipulasi data hasil
pengamatan
Siswa menuliskan hasil pengamatan
sesuai data percobaan yang
dilakukan tanpa memanipulasi data
dan hasil pengamatannya tidak
sesuai
Siswa menuliskan hasil pengamatan
sesuai data percobaan yang
dilakukan tanpa memanipulasi data
dan hasil pengamatannya kurang
sesuai
Siswa menuliskan hasil pengamatan
sesuai data percobaan yang
dilakukan tanpa memanipulasi data
dan hasil pengamatannya sesuai
3 Kerja sama Tidak ada interaksi antarsiswa
Siswa tidak dapat berkerja sama
dengan baik, cenderung dikuasai
oleh anggota tertentu
Siswa dapat berkerja sama dengan
baik antar anggota kelompoknya dan
hanya beberapa anggota yang aktif
dalam mengemukakan gagasannya
Siswa dapat berkerja sama dengan
baik antar anggota kelompoknya
serta setiap anggota aktif dalam
mengemukakan gagasannya.
Lembar Penilaian Kinerja
NoNama
Siswa
Aspek yang dinilaiJumlah
skor
Nil
ai
Melakukan
demonstras
i
Menyusun
peralatan
percobaan
Melakukan
percobaan
1.2.3.…
Skor
4 : sangat baik 2 : cukup
3 : baik 1 : kurang
Rubrik penilaian
No Aspek
yang
dinila
Skor4 3 2 1 0
i1. Melaku
kan
demons
trasi
Siswa
melakukan
demonstrs
i sesuai
dengan
langkah-
langkah
di
praktekka
n guru
dengan
mandiri
Siswa
melakuka
n
demonstr
si
sesuai
dengan
langkah-
langkah
di
praktekk
an guru
saat
dicontoh
kan guru
Siswa
melakukan
demonstrsi
sesuai
dengan
langkah-
langkah
di
praktekkan
guru
dengan
dibantu
guru
Siswa
melakukan
demonstrs
i sesuai
dengan
langkah-
langkah
dipraktek
kan guru
Saat
diminta
guru
Tidak
melakuka
n
demonstr
asi
2. Menyus
un
perala
tan
percob
aan
Siswa
menyusun
peralatan
percobaan
sesuai
dengan
langkah
LKS guru
dengan
mandiri
Siswa
menyusun
peralata
n
percobaa
n sesuai
dengan
langkah
LKS guru
saat
dicontoh
kan guru
Siswa
menyusun
peralatan
percobaan
sesuai
dengan
langkah
LKS guru
dengan
dibantu
guru
Siswa
menyusun
peralatan
percobaan
sesuai
dengan
langkah
LKS guru
Saat
diminta
guru
Tidak
menyusun
pralatan
percobaa
n
3. Melaku
kan
percob
Melakukan
percobaan
sesuai
Melakuka
n
percobaa
Melakukan
percobaan
sesuai
Melakukan
percobaan
tidak
Tidak
melakuka
n
aan langkah
dalam LKS
dengan
mandiri
n sesuai
langkah
dalam
LKS
dengan
arahan
langkah
dalam LKS
dengan
saat
diperintah
guru
sesuai
langkah
meski
diperinta
h guru
percobaa
n
Penilaian Produk Alat
No
Nama
Kelompo
k
Keses
uaian
denga
n
Konse
p
Tidak
memilik
i
kesamaa
n alat
dan
bahan
Ukuran
Sesuai
Desain
Menarik
Penyerah
an
Tepat
waktu
123…
Rubrik Penilaian Keterampilan Produk
No Aspek
yang
dinilai
Skor4 3 2 1 0
1. Kesesuai
an
dengan
Konsep
Alat
dibuat
sesuai
konsep
Alat
sesuai
konsep
namun
Alat
sesuai
konsep
namun
Alat
sudah
jadi
namun
Alat
tidak
jadi
perambat
an
getaran
dan
bunyi
pada zat
padat
baik
dari
bentuk,
desain
dan
tidak
bermasal
ah
masih ada
satu
kekuranga
n dari
kelengkap
an skor
sempurna
masih ada
dua
kekuranga
n dari
kelengkap
an skor
sempurna
belum
sesuai
NA= ∑ skor∑ Aspek
x25
NA: NilaiAkhir
Kesimpulan
Model pembelajaran adalah hal yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh pelaksana pembelajaran. Tentu
banyak unsur pelaksanaan pembelajaran, namun model
pembelajaran merupakan satu unsur pembelajaran yang
sangat penting untuk mendapatkan perhatian lebih. Pada
kurikulum tersebut dikembangkan tiga model pembelajaran
yaitu model pembelajaran discovery learning, model
pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran
proyek. Masing-masing model pembelajaran tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun guru tidak perlu
memperuncing kekurangn-kekurangan pada masing-masing
model pembelajarn yang dimaksud. Hal yang penting bagi
guru adalah memahami, menerapkan dan mengembangkan
masing-masing model pembelajaran ini sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif dan efesien serta berjalan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Guru perlu melakukan inovasi-inovasi dari tiga model
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
dan kelas serta saranan prasarana yang ada..
Model pembelajaran Proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
A. Saran
Untuk para guru diharapkan lebih kreatif dalam
pembelajaran agar terciptanya suasana pembelajaran yang
menyenangkan. Sekarang sudah saatnya para guru
meninggalkan metode pembelajaran yang bersifat
tradisional. Siswa harus dituntut lebih aktif dan guru
hanya sebagai fasilitator saja. Maka dari itu, perlunya
memakai pembelajaran berbaris proyek agar bisa
menggunakan kegiatan sebagai media dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Pupuh,Fathurrohman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Aditama.
Hardini, asriani. 2012. Stratergi Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta : Familia
Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
http://mediafunia.blogspot.com/2013/02/model-
pembelajaran-berbasis-proyek.html
http://falerieducation.blogspot.com/2012/03/project-
based-learning.html
http://mantapben.blogspot.com/2013/10/pembelajaran-
berbasis-proyek-ciri-ciri.html