Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Kandung Kemih

79
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam 2009). Insidennya lebih banyak terjadi pada pekerja zat warna aniline. Produk-produk seperti benzidine dan 3-naphtylamine bersifat karsinogenik (Shenoy 2014). Menurut Pusponegoro, dkk. dalam buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, kanker kandung kemih lebih sering mengenai penderita laki- laki daripada wanita dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat multifokal, yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional, seperti di pielum, ureter, uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2009). Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten yang tidak disertai nyeri (Shenoy 2014). Kanker kandung kemih adalah neoplasma yang paling sering terjadi di saluran kemih, dilaporkan mendekati angka 3% dari semua kematian yang disebabkan oleh kanker. Kanker kandung kemih juga muncul 2-3 kali lebih sering pada pria daripada wanita meskipun angka kejadian pada wanita juga meningkat. Kanker ini sekarang menjadi urutan nomor 5 dari kanker yang paling sering terjadi pada pria dan menjadi urutan 10 dari kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Kanker ini juga lebih sering terjadi padaorang kulit putih daripada 1

Transcript of Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Kandung Kemih

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah

kanker yang mengenai kandung kemih dan kebanyakanmenyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun(Nursalam 2009). Insidennya lebih banyak terjadipada pekerja zat warna aniline. Produk-produkseperti benzidine dan 3-naphtylamine bersifatkarsinogenik (Shenoy 2014). Menurut Pusponegoro,dkk. dalam buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, kankerkandung kemih lebih sering mengenai penderita laki-laki daripada wanita dengan perbandingan 2:1.Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalahkarsinoma sel transisional. Tumor ini bersifatmultifokal, yaitu dapat terjadi di saluran kemihyang epitelnya terdiri atas sel transisional,seperti di pielum, ureter, uretra posterior.Sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma selskuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam2009).

Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalahhematuria intermitten yang tidak disertai nyeri(Shenoy 2014). Kanker kandung kemih adalah neoplasmayang paling sering terjadi di saluran kemih,dilaporkan mendekati angka 3% dari semua kematianyang disebabkan oleh kanker. Kanker kandung kemihjuga muncul 2-3 kali lebih sering pada priadaripada wanita meskipun angka kejadian pada wanitajuga meningkat. Kanker ini sekarang menjadi urutannomor 5 dari kanker yang paling sering terjadi padapria dan menjadi urutan 10 dari kanker yangpaling sering terjadi pada wanita. Kanker ini jugalebih sering terjadi padaorang kulit putih daripada

1

orang kulit hitam dan lebih sering muncul di daerahperkotaan dan di daerah industri bagian utara. Tumorjinak dan ganas dapat berkembang pada permukaandinding kandung kemih atau tumbuh di dalam dindingdan dengan cepat menyerang otot di bawahnya. Sekitar90% kanker kandung kemih merupakan karsinoma seltransisional, berasal dari epitel transisional darimembran mukosa (Joan dan Lyndon 2014).

Oleh karena permasalahan tersebut, makalah inidisusun agar perawat mampu memahami dengan baikmengenai kanker kandung kemih serta mampu menerapkanasuhan keperawatan yang tepat bagi penderita kankerkandung kemih.

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

Makalah ini menjabarkan secara rinci tentangteori konseptual mengenai Kanker Kandung Kemihdan bagaimana cara memberikan penatalaksaan yangcepat dan tepat, serta pembaca diharapkanmemahami dan menerapkan asuhan keperawatan padakasus Kanker Kandung Kemih secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan KhususMahasiswa mampu1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kandung

kemih2. Menjelaskan definisi dari Kanker Kandung

Kemih3. Menjelaskan etiologi dan faktor resiko dari

Kanker Kandung Kemih4. Menjelaskan bentuk tumor dari Kanker Kandung

Kemih5. Menjelaskan klasifikasi stadium dari Kanker

Kandung Kemih

2

6. Menjelaskan patofisiologi dari Kanker KandungKemih

7. Menjelaskan manifestasi klinis dari KankerKandung Kemih

8. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dariKanker Kandung Kemih

9. Menjelaskan penatalaksanaan dari KankerKandung Kemih

10. Menjelaskan prognosis dari KankerKandung Kemih

11. Menjelaskan Web of Cautation dari KankerKandung Kemih

1.3 ManfaatMahasiswa mampu mengetahui tentang kanker kandung

kemih sehingga perawat akan lebih peka dan telitidalam mengumpulkan data pengkajian awal danmenganalisa suatu respon tubuh pasien terhadappenyakit, sehingga kanker kandung kemih tidaksemakin berat.

3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi2.1.1 Anatomi Vesica Urinaria

1. Lokasi dan DeskripsiVesica urinaria terletak tepat

dibelakang os.pubis di dalam rongga pelvis.Pada orang dewasa, kapasitas maksimum vesikaurinaria sekitar 500ml. Vesica urinariamempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk danbatas-batasnya sangat bervariasi sesuaidengan jumlah urin yang dikandungnya. Vesicaurinaria yang kosong pada orang dewasaterletak seluruhnya di dalam pelvis; waktuterisi, dinding atasnya terangkat sampaimasuk regio hypogastrica (Gambar 1). Padaanak kecil, vesica urinaria yang kosongmenonjol di atas pintu atas panggul;kemudian bila rongga pelvis membesar, vesicaurinaria terbenam ke dalam pelvis untukmenempati posisi seperti orang dewasa (Snell2011).

4

Gambar 1. A. Vesica urinaria tampak lateral.B. Bagian dalam vesica urinarialaki-laki tampak depan (Snell2011).

2. Bentuk dan Permukaan Vesica urinaria yang kosong berbentuk

piramid (Gambar 2) mempunyai apex, basis,dan sebuah facies superior serta dua buahfacies infero lateralis; juga mempunyaicollum. Apex vesica urinaria mengarahkedepan dan terletak dibelakang pinggir atassymphisis pubis. Apex vesicae dihubungkandengan umbilicus dengan ligamentumumbilicale medianum (sisa urachus). Basisatau facies poterior vesicae, menghadap keposterior dan berbentuk segitiga. Sudutsuperolateralis merupakan tempat muaraureter, dan sudut inferior merupakan tempatasal urethra(Gambar 2). Pada laki-laki,kedua duktus deferens terletak berdampingandifacies posterior vesicae dan memisahkan

5

vesicula seminalis satu dengan yang lain.Bagian atas facies posterior vesicaediliputi peritoneum, yang membentuk dindinganterior excavatio rectovesicalis. Bagianbawah facies posterior dipisahkan darirectum oleh ductus deferens, vesiculaseminalis, dan fascia rectovesicalis. Padaperempuan, uterus dan vagina terletakberhadapan dengan facies posterior.

Facies superior vesicae diliputiperitoneum dan berbatasan dengan lengkungileum atau colon sigmeideum. Sepanjangpinggir leteral permukaan ini, peritoneummelipat ke dinding lateral pelvis. Bilavesica urinaria terisi, bentuknya menjadilonjong, permukaan superiornya membesar danmenonjol ke atas, ke dalam cavitalisabdominalis. Peritoniumyang meliputinyaterangkat pada bagian bawah dinding anteriorabdomen, sehingga vesica urinariaberhubungan langsung dengan dinding anteriorabdomen. Facies inferolateralis di depanberbatasan dengan bantalan lemak retropubis.Dan os.pubis. Lebih ke posterior, di atasberbatasan dengan musculus obturatorinternus dan di bagian bawah dengan musculuslevatorani.

Collum vesica teterletak di inferiordan pada laki-laki terletak pada permukaanatas prostat. Di sini, serabut otot polosdinding vasicae urinaria dilanjutkan sebagaiserabut otot polos prostat. Collum vesicaedipertahankan pada tempatnya olehligamentum pubo prostaticum pada laki-lakidan ligamentum pubo vesicale pada perempuan.

6

Kedua ligamentumini merupakan penebalan darifascia pelvis. Pada perempuan karena tidakterdapat prostat, collum vesicae terletaklangsung pada facies superior diaphragmatisurogenitalis. Bila vesicae urinaria terisi,posisi facies posterior dan collum vesicaerelatif tetap, tetapi facies permukaansuperiornya naik ke atas, masuk ke dalamrongga abdomen seperti telah dijelaskan padaparagraf sebelumnya (Snell 2011).

7

Gambar 2. A. Vesica urinaria, prostat, danvesicula seminalis dilihat darilateral

B. Vesica urinaria, prostat, ductusdeferens, dan vesikula seminalisdilihat dari posterior (Snell2011).

3. Permukaan InteriorTunica mucosa sebagian besar berlipat-

lipat pada vesica urinaria yang kosong danlipatan-lipatan tersebut akan hilang bilavesica urinaria terisi penuh. Area tunicamucosa yang meliputi permukaan dalam basisvesicae urinaria dinamakan trigonum vesicae.Disini, tunika mucosa selalu licin, walaupundalam keadaan kosong karena mmembran mucosapada trigonum ini melekat dengan erat padalapisan otot yang ada di bawahnya. Sudutsuperior trigonum ini merupakan tempat muaradari ureter dan sudut inferiornyamerupakan orificium urethrae internum.Ureter menembus dinding vesica urinariasecara miring dan keadaan ini membuatfungsinya seperti katup, yang mencegahaliran balik urin pada waktu vesica urinariaterisi.

Trigonum vesicae di atas dibatasi olehrigi muscular yang berjalan dari muaraureter yang satu ke muara ureter yanglaindan disebut sebagai plicainterureterica, uvula vesicae merupakantonjolan kecil terletak tepat di belakangorificum urethrae yang disebabkan oleh lobusmedius prostate yang ada di bawahnya (Snell

8

2011).4. Tunica Muscularis Vesica Urinaria

Tunica muscularis vesica urinariaterdiri atas otot polos yang tersusun dalamtiga lapis yang saling berhubungan yangdisebut sebagai musculus detrusorvesicae. Pada collum vesicae, komponensirkular dari lapisan otot ini menebalmembentuk musculus sphincter vesicae (Snell2011).

5. Ligamentum-ligamentum Vesica UrinariaCollum vesicae dipertahankan dalam

posisinya pada laki-laki oleh ligamentumpubo prostaticum dan pada perempuan olehligamentum pubo vesicale. Ligament inidibentuk dari fascia pelvica (Snell 2011).

6. Batas-batas Vesicaea. PadaLaki-laki (Gambar3):

1. Ke anterior: symphisis pubica, lemakretropubik, dan dinding anteriorabdomen.

2. Ke posterior: vesica rectovesicalisperitonei, ductus deferens, vesiculaseminalis, fascia rectovesicalis, danrectum.

3. Ke lateral: di atas musculus obturatorinternus dan dibawah musculuslevatorani.

4. Ke superior: cavitas peritonealis,lengkung ileum, dan colon sigmoideum.

5. Ke inferior: prostata

9

Gambar 3. Potongan sagital pelvis pada laki-laki (Snell2011)

b. Pada Perempuan (Gambar 4)Karena tidak ada prostata, vesica urinariaterletak rendah di dalam pelvis perempuandibandingkan dengan pelvis laki-laki, dancollum vesicae terletak langsung di atasdiaphragm urogenitale. Batas-batasanantara vesica urinaria dengan uterusdengan vagina, yaitu:1. Ke anterior: symphisis pubica, lemak

retropubik, dan dinding anteriorabdomen.

2. Ke posterior: dipisahkan dari rectumoleh vagina.

3. Ke lateral: di atas musculus obturatorinternus dan di bawah musculuslevatorani.

4. Ke superior: excavatio utero vesicalisdan corpus uteri.

10

5. Ke inferior: diaphragma urogenital.

Gambar 4. Potongan sagital pelvis perempuan (Snell2011)

7. Pendarahan/Vaskularisasia. Arteri

Arteri vesicalis superior dan inferiorberasal dari trunkus anterior arteriiliaka interna sebagai sumber utama suplaidarah arterial. Suplai darah minor berasaldari arteri obturatoria, glutea inferiordan pada wanita juga dari arteri uterinedan vaginalis

b. Venavena-vena membentuk plexus pada permukaanlateral dan inferior buli. Dengan demikianselama sistostomi suprapubik, struktur-struktur ini harus dihindari pada saatmembuka buli.

c. Pleksus Vesikalis Adalah kelanjutan dari pleksus venosusprostatikus pada pria yang bermuara kedalam vena iliaka interna (Shenoy 2014).

8. LimfatikKelenjar limfe iliaka interna merupakan

11

level pertama kelenjar limfeserta Kelenjarlimfe obturatoria dan iliaka eksternaterlibat lebih lanjut (Shenoy 2014).

9. Persarafan Persarafan vesica urinaria berasal dari

plexus hypogastricus inferior. Serabut postganglionik simpatik berasal dari ganglionlumbal pertama dan kedua dan berjalan turunke vesica urinaria melalui plexushypogastricus. Serabut pre ganglionikparasimpatikus yang muncul sebagainervisplanchnici pelvici dari nervussacralis kedua, ketiga, keempat berjalanmelalui plexus hypogastricus menuju kevesica urinaria, di tempat iniserabut-serabut tersebut bersinaps dengan neuronpost ganglionik. Sebagian besar serabutaferen sensorik yang berasal dari vesicaurinaria menuju sistem saraf pusat melaluinervisplanchnici pelvici. Sebagian serabutaferen berjalan bersama saraf simpatikmelalui plexus hypogastricus dan masuk kemedula spinalis setinggi segmen lumbalispertama dan kedua. Saraf simpatik menghambatkontraksi musculus detrusor vesicae danmerangsang penutupan musculus sphinctervesicae. Saraf parasimpatik merangsangkontraksi musculus detrusor vesicae danmenghambat kerja musculus sphinctervesicae(Snell 2011).

2.1.2 Fisiologi MiksiKapasitas maksimum vesica urinaria orang

dewasa adalah sekitar 500ml. Miksi merupakansuatu kerja refleks yang pada orang dewasa

12

normal dikendalikan oleh pusat yang lebihtinggi di otak. Refleks berkemih mulai bilavolume urin mencapai kurang lebih 300 ml.Reseptor regangan di dalam dinding vesicaurinaria terangsang dan impuls tersebutditeruskan kesusunan saraf pusat,dan orang itumempunyai kesadaran ingin berkemih. Sebagianimpuls naik ke atas melalui nervisplanchnicipelvici dan masuk ke segmen sacralis kedua,ketiga, keempat medulla spinalis. Sebagianimpuls aferen berjalan bersama dengan sarafsimpatik yang membentuk plexus hypogastricusdan masuk segmen lumbalis pertama dan keduamedula spinalis (Snell 2011).

Impuls eferen parasimpatik meninggalkanmedula spinalis dari segmen sacralis kedua,ketiga, dan keempat lalu berjalan melaluiserabut-serabut preganglionik parasimpatikdengan perantara nervi splanchnici pelvici danplexus hypogastricus inferior ke dinding vesicaurinaria, tempat nervus tersebut bersinapsdengan neuron posganglionik. Melalui lintasansaraf ini, otot polos dinding vesica urinaria(musculus detrusor vesicae) berkontraksi danmusculus sphincter vesicae dibuat relaksasi,impuls eferen juga berjalan ke musculussphincter urethrae melalui nervus pudendus(S2,3, dan 4) dan menyebabkan relaksasi. Bilaurin masuk ke urethrae, impuls aferen tambahanberjalan ke medula spinalis dari urethra danmemperkuat refleks. Miksi dapat dibantu olehkontraksi otot-otot abdomen yang menaikkantekanan intra abdominalis dan tekanan pelvicussehingga timbul tekanan dari luar pada dindingvesica urinaria (Snell 2011).

13

Pada anak kecil miksi merupakan reflekssederhana dan terjadi bila vesica urinariamengalami peregangan. Pada orang dewasa,refleksregangan sederhana ini dihambat oleh aktivitascortex cerebri sampai waktu dan tempat untukmiksi tersedia. Serabut-serabut inhibitorberjalan ke bawah bersama tractuscorticospinalis menuju segmen sacralis kedua,ketiga, dan keempat medula spinalis. Kontraksimusculus sphincter urethrae yang menutupurethra dapat dikendalikan secara volunter; danaktivitas ini dibantu oleh musculus sphinctervesicae yang menekan leher vesica urinaria.Pengendalian miksi secara volunter normalnyaberkembang pada tahun kedua dan ketigakehidupan (Snell 2011).

2.2 DefinisiTumor jinak dan ganas dapat berkembang pada

permukaan dinding kandung kemih atau tumbuh di dalamdinding dan dengan cepat menyerang otot di bawahnya.Sekitar 90% kanker kandung kemih merupakan karsinomasel transisional, berasal dari epitel transisionaldari membran mukosa. Tumor kandung kemih palingsering terjadi pada orang lanjut usia yang berusialebih dari 50 tahun, dan lebih sering terjadi padapria dibanding wanita, serta di area industri denganpenduduk padat (Joan dan Lyndon 2014).

Kanker kandung kemih adalah kanker non agresifyang muncul pada lapisan sel transisional kandungkemih. Kanker ini sifatnya kambuh. Dalam kasus yanglebih sedikit, kanker kandung kemih ditemukanmenginvasi lapisan lebih dalam dari jaringan kandungkemih. Dalam kasus ini, kanker cenderung lebihagresif. Paparan zat kimia industri (cat, tekstil),

14

riwayat penggunaan cyclophosphamide, dan merokokmeningkatkan resiko kanker kandung kemih (DiGiulio,et al., 2007). Kanker kandung kemih(karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenaikandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki(Nursalam 2009).

2.3 Faktor ResikoAda 3 hal penyebab terjadinya karsinoma,, yaitu: 1. Host

a. Genetik Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandungkemih maupun kanker lain seperti kanker kolondan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkanresiko kanker kandung kemih.

b. Life style 1. Mengkonsumsi makanan yang mengandung 4P

(Pemanis, pewarna, pengawet, penyedap rasa)2. Merokok selama bertahun-tahun memiliki

resiko lebih tinggi daripada orang yangtidak merokok atau orang yang merokok dalamjangka waktu yang pendek. Rokok mengandungbahan karsinogen berupa amin aromatic dannitrosamine.

3. Sering mengkonsumsi kopi dalam jangka waktulama

c. Riwayat Penyakit Sekarang Infeski saluran kemih, ca colon, ca rnal, caprostat, ca rectum.

d. Obat atau tindakan (cytoksan dancyclofosfamid). Orang yang pernah mendapatkanpengobatan kanker dengan obat-obatan tertentuseperti cyclophosphamide akan meningkatkanresiko kanker kandung kemih. Juga orang yangpernah mendapatkan terapi radiasi di abdomen

15

atau panggul akan memiliki resiko. 2. Agent

Invasi kuman (parasit: schistozomiasis yang terdapatpada siput).

3. Environment Berhunbungan dengan pekerjaan di pabrik kimia(terutama cat), pabrik rokok, penyamak kulit danpekerja salon karena sering terpapar oleh bahankarsinogen (senyawa ain aromatic: 2 naftilamin, bensidindan 4 aminobifamil).

Faktor Resiko kanker kandung kemih, antara lain:(Lyndon 2014)1. Para pekerja di pabrik kimia (terutama cat),

laboratorium pabrik korek api, tekstil, pabrikkulit dan pekerja salon karena sering terpaparoleh bahan karsinogen (senyawa ain aromatic: 2naftilamin, bensidin dan 4 aminobifamil).

2. Perokok aktif karena rokok mengandung bahankarsinogen berupa amin aromatic dan nitrosamine.

3. Infeksi saluran kemih seperti E-coli dan proteus spyang menghasilkan nitrosamine sebagai zatkarsinogen.

4. Sering mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yangmengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaianobat-obatan siklofosfamid melalui intravesika,fenasetin,opium, dan antituberkulosis INH dalamjangka waktu lama.Kanker kandung kemih memiliki beberapa faktor

resiko termasuk interaksi antara latar belakanggenetik dan faktor lingkungan dan merokok adalahfaktor resiko utama pemicu kanker kandung kemih(Cohen, et al., 2000 dalam Rouissi, et al., 2011), danbertanggung jawab atas 50% kasus pada pria dan 35%pada wanita (Zeegers,et al., 2000 dalam Rouissi, et al.,2011). Asap rokok mengandung sejumlah xenobiotics

16

termasuk oksidan dan radikal bebas, sehingga asaprokok dapat menurunkan serum dan folat sel darahmerah dalam darah dan antioksidan vitamin B12(Maninno, et al., 2003; Tungtrongchitr, et al., 2003 dalamRouissi,et al., 2011). Sebagai tambahan laporanmengindikasikan bahwa konsentrasi total plasmahomocysteine lebih tinggi pada perokok daripada nonperokok (Lwin, et al., 2002; Saw, et al., 2001 dalam Rouissi. etal., 2011). Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwafungsi polimorfisme pada gen terlibat dalammetabolisme folat dan tingkat serum dari vitamin B12memiliki peranan penting dalam perkembangankarsinogenesis kanker.

Bagaimanapun juga, peneliti yakin bahwa orang-orang dengan faktor resiko tertentu akan memilikikemungkinan lebih tinggi untuk terpapar kankerkandung kemih. Penelitian menemukan bahwa faktor-faktor berikut beresiko terhadap munculnya kankerkandung kemih (National Cancer Institute 2010):1. Merokok

Merokok merupakan faktor resiko utama untukkanker kandung kemih. Merokok merupakan penyebabutama dari beberapa kasus kanker kandung kemih.Orang yang merokok selama bertahun-tahun memilikiresiko lebih tinggi daripada orang yang tidakmerokok atau orang yang merokok dalam jangkawaktu yang pendek.

2. Bahan-bahan kimia di tempat kerjaOrang-orang tertentu memiliki resiko lebihtinggi karena bahan kimia penyebab kanker ditempat mereka bekerja. Pekerja di industripewarnaan, karet, kimia, logam, tekstil,dan bulu,akan memiliki resiko terkena kanker kandungkemih. Resiko lain juga muncul pada penatarambut, masinis, pekerja printer, pengecat, dan

17

supir truk.

3. Riwayat kanker kandung kemihOrang-orang yang memiliki riwayat kanker kandungkemih memiliki kemungkinan untuk kembali memilikipenyakit yang sama.

4. Pengobatan kanker tertentuOrang yang pernah mendapatkan pengobatan kankerdengan obat-obatan tertentu seperticyclophosphamide akan meningkatkan resiko kankerkandung kemih. Juga orang yang pernah mendapatkanterapi radiasi di abdomen atau panggul akanmemiliki resiko.

5. ArsenikArsenik merupakan suatu racun yang mampumeningkatkan resiko kanker kandung kemih.Dibeberapa bagian dunia, kadar arsenik mungkinditemukan tinggi pada air minum.

6. Riwayat keluarga dengan kanker kandung kemihKeluarga yang memiliki riwayat kanker kandungkemih maupun kanker lain seperti kanker kolondan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkan resikokanker kandung kemih.

7. InfeksiInfeksi kronis saluran kencing dan infeksi dariparasit. Haematobium juga dikaitkan denganpeningkatan resiko kanker kandung kemih,seringnya pada karsinoma sel skuamosa.Inflamasi kronis juga diperkirakan memainkanperan penting pada proses karsinogenesis padakasus ini.Faktor resiko lain yang menyebabkan kanker

kandung kemih menurut Wein, AJ (2012):1. Pada karsinoma urothelial kandung kemih

a. Merokok

18

b. Paparan industric. Paparan zat kimiad. Paparan cyclophosphamide

2. Pada karsinoma sel skuamosa kandung kemih:a. Schistosomiasis, merupakan sebuah infeksi

dari Schistosoma haematobiumb. Batu pada saluran kemih, jika terjadi bertahun-

tahunc. Penggunaan kateter selama bertahun-tahun d. Divertikula kandung kemih

3. Pada adenokarsinoma kandung kemih:a. Sisa dari tindakan urachalb. Neurogenic bladderc. Metastasis dari malignansi primerd. Ekstropi kandung kemihe. Invasi tumor/kanker dari organ lain seperti

kolon dan ginjal

4. Penyebab lain yang jarang terjadi: Penggunaan analgesik yang mengandung phenacetin.

Faktor resiko lain (Ferri 2014):1. Kerusakan spinal cord disebabkan karena pasien

neurogenic bladder memerlukan drainase kandungkemih jangka panjang dengan kateter Foley;iritasi kronis dari penggunaan jangka panjangsecara umum mengingkatkan resiko kanker kandungkemih, khususnya karsinoma sel skuamosa.

2. Onkogenik berkaitan dengan kanker kandung kemihtermasuk ras keluarga dengan gene danonkogenikras p21.

3. Tumor suppressor genes, termasuk p53 padakromosom 17p; gen Retinoblastoma (Rb) padakromosom 13q; gen pada kromosom 9: 9p21 dan 9q32-3

19

2.4 Bentuk TumorTumor buli-buli dapat berbentuk, antara lain:

(Yosef 2007)1. Papiler2. Tumor non invasif (in situ)3. Noduler (infiltrat)4. Campuran antara papiler dan infiltrat

Gambar 5. Bentuk tumor buli-buli (Yosef 2007)

2.4.1 Perjalanan PenyakitKarsinoma buli-buli masih dini merupakan

tumor superfisial. Tumor ini lama kelamaandapat mengadakan infiltrasi ke lamina propia,otot, dan lemak perivesika yang kemudianmenyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Disamping itu tumor dapat menyebar secara limfogenmaupun hematogen. Penyebaran limfogen menujukelenjar limfe perivesika, obtutator, iliakaeksterna, dan iliaka komunis; sedangkanpenyebaran hematogen paling sering ke hepar,paru-paru, dan tulang (Yosef 2007).

2.4.2 Tipe HistologiSebagian besar (±90%) tumor kandung kemih

adalah karsinoma sel transisional. Tumor inibersifat multifokal, yaitu dapat terjadi disaluran kemih yang epitelnya terdiri atas seltransisional, seperti di pielum, ureter, uretraposterior. Sedangkan jenis yang lainnya adalah

20

karsinoma sel skuamosa (±10%) danadenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2009).1. Adenokarsinoma

Ada tiga kelompok adenokarsinoma pada kandungkemih, yaitu:a. Primer terdapat di kandung kemih, dan

biasanya terdapat di dasar serta di funduskandung kemih. Pada beberapa kasussistitis, glandularis kronis, danekstrafia vesika pada perjalanannya lebihlanjut dapat mengalami degenerasi menjadiadenokarsinoma kandung kemih.

b. Urakhus persisten (sisa duktus urakhus)yang mengalami degenerasi maligna menjadiadenokarsinoma

c. Tumor sekunder yang berasal dari fokusmetastasis dari organ lain, diantaranyaprostat, rektum, ovarium, lambung, mamae,dan endometrium.

Prognosis adenokarsinoma buli-buli ini sangatjelek.

2. Karsinoma sel skuamosa terjadi karenarangsangan kronis pada kandung kemih danmengakibatkan sel epitel mengalami metaplasiaganas. Rangsangan kronis ini terjadi karena: a. Infeksi saluran kemih kronisb. Batu kandung kemihc. Kateter menetap yang dipasang dalam jangka

waktu lamad. Infestasi cacing Schistosomiasis pada kandung

kemihe. Pemakaian obat-obatan siklofosfamid secara

intravesika

2.5 Klasifikasi Stadium

21

Klasifikasi Duke-Masina, Jewett dengan modifikasiStrong-Marshal untuk menentukan operasi atauobservasi (Jiang & Lizhong 2008)T= Pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui: Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawahTis Carcinoma in situ (pre invasive Ca)TX Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran

tumor, tak dapat dilakukanT0 Tanda-tanda tumor primer tidak adaT1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan massa yangT2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripadaT3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau massa

nodular yang bergerak bebas dapat diraba di T3a Invasi otot yang lebih dalamT3b Perluasan lewat dinding buli-buliT4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnyaT4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate,

uterus vagina T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen

N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe, pemeriksaan klinis, lympgraphy, urography, operativeNX Minimal yang ditetapkan kel.Lymfe regional N0 Tanpa tanda-tanda pembesaran kelenjar lymfe N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yangN2 Pembesaran kontra lateral atau bilateral atau

kelenjar lymfe regional yang multipleN3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yangN4 Pembesaran kelenjar lymfe juxta regional

M=Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh, Pemeriksaan klinis ,thorax MX Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk

menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat M1 Adanya metastase jauhM1a Adanya metastase yang tersembunyi pada test-M1b Metastase tunggaldalam satu organ yang tunggalM1c Metastase multipledalam satu terdapat organ M1d Metastase dalam organ yang multiple

22

Gambar 6. Klasifikasi Stadium (Nursalam 2009)

2.6 PatofisiologiMenurut Amiruddin, kanker kandung kemih terjadi

karena beberapa faktor yaitu, usia Kanker kandungkemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50tahun dan angka kejadian laki-laki lebih besardaripada perempuan. Usia dapat menyebabkan imunitasseseorang turun sehingga rentan terpapar olehradikal bebas, selain itu lifestyle sepertikebiasaan merokok dan bahan-bahan karsinogenikseperti pabrik jaket kulit bagian pewarnaan. Keduafaktor ini akan masuk ke dalam sirkulasi darah daanmasuk ke dalam ginjal yang selanjutnya terfiltrasidi glomerulus. Radikal bebas bergabung dengan urinsecara terus menerus dan masuk ke kandung kemih.Selanjutnya terjadi stagnasi radikal bebas, radikalbebas mengikat elektron DNA dan RNA sel transisionalsehingga terjadi kerusakan DNA. Apabila terjadikerusakan DNA maka tubuh akan malukan perbaikan DNAjika berhasil maka sela akan kembali normal, jikatidak maka akan terjadi mutasi pada genom selsomatik. Mutasi dari genom sel somatik ada 3 hal

23

yang terjadi pertama adalah pengaktifan onkogenpendorong pertumbuhan, kedua perubahan gen yangmengandalikan pertumbuhan dan yang terakhir adalahpengnonaktifan gen supresor kanker. Ketiga haltersebut mengakibatkan produksi gen regulatorikhilang. Selanjutnya terjadi replikasi DNA yangberlebih. Akhirnya terjadi kanker pada kandungkemih.

2.7 Manifestasi KlinisManifestasi Klinis pada kanker kandung kemih, antaralain:1. Lokal

a. Obstruktif 1. Kencing sedikit: sebagai akibat dari

tumbuhnya tumor yang menutup aliran menujuuretra.

2. Hematuria: massa tumor memiliki sifat mudahruptur dan sifat urin adalah asam yang akanmengikis tumor tersebut sehingga akan terjadibleeding dan dikeluarkan melalui urin.

3. Pancaran melemah: karena adanya obtruksisehingga kencing menjadi sedikit danmengakibatkan pancaran melemah.

b. Iritatif 1. Frekuensi: terjadi peningkatan frekuensi

karena adanya retensi urine dan pengisiankandung kemih secara kontinyu.

2. Urgensi3. Nocturia ( jarang )4. Urge incontinensia 5. Disuria

2. Sistemik a. Anemia: sebagai akibat dari adanya hematuria

sehingga tubuh kekurangan Hb.

24

b. Hiperventilasi : karena tidak adanya Hb yangmengikat O2 sehingga mengakibatkan sesak napas.

c. Hipertensi: karena adanya gangguan pada fungsiginjal sehingga mengakibatkan aldosteronterganggu, pembuluh darah menjadivasokonstriksi sehingga muncul hipertensi.

d. Oedema: karena adanya gangguan pada reninangiotensin yang berdampak pada pompa Na dan K,kemudian Na tidak dapat keluar sehinggamengikat banyak air yang mengakibatkan oedema.

Manifestasi klinis dari kandung kemih, antara lain:1. Hematuria

Hematuria dapat dibagi menjadi hematuriaintermiten atau penuh, dan dapat dinyatakansebagai hematuria awal atau terminal hematuria,sebagian dari pasien kanker kandung kemih akan adapembuangan gumpalan-gumpalan darah dan bangkai-bangkai busuk.

2. Iritasi kandung kemih Tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkuppatologi meluas atau saat terjadi infeksi dapatmenstimulasi sampai ke kandung kemih sehinggamenyebabkan fenomena sering buang air kecil danurgen.

3. Gejala obstruktif saluran kemih Tumor yang lebih besar, tumor pada leher kandungkemih dan penyumbatan gumpalan darah akanmenyebabkan buang air bahkan sampai retensi urin.Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemihdapat menyebabkan obstruksi saluran kemih,sehingga menimbulkan nyeri pinggang, hidronefrosisdan fungsi ginjal terganggu.

4. Gejala metastase Invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringankandung kemih sekitarnya, organ lain atau

25

metastasis kelenjar getah panggulsimpul, akanmenyebabkan nyeri di daerah kandung kemih, uretrafistula vagina, dan edema ekstremitas bawah,metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeritulang dan cachexia.

Gambaran klinis dari kanker kandung kemih, antaralain: (Shenoy 2014)1. Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalah

hematuria intermitten yang tidak disertai nyeri.2. Gejala klinis menyerupai sisititis yang hebat

terjadi pada ulkus karsinoma3. Selanjutnya dapat kencing bercampur darah yang

disertai nyeri4. Stranguria adalah rasa nyeri saat miksi dengan

perdarahan dan pengososngan buli yang tidaklampias

5. Nyeri pinggang disebabkan oleh obstruksi ureterdengan hidronefrosis

6. Nyeri suprapubik, nyeri lipat paha, nyeri perinealdisebabkan oleh infiltrasi nervus. Keadaan inimenandakan bentuk tumor yang sudah lanjut

2.8 Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan, antaralain: 1. Palpasi Bimanual (Shenoy 2014)

Yaitu per reto-abdominal pada pria dan per vagino-abdominal pada wanita dilakukan di bawah anastesiumum. Penebalan dinding buli, mobilitas, fiksasi,dan keras tidaknya tumor dapat ditentukan. Palpasibimanual dikerjakan dengan narkose umum (supayaotot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan

26

sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjukkanan melakukan colok dubur atau colok vaginasedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-bulidi daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luasinfiltrasi tumor. Kontribusi perawat dalampemeriksaan bimanual adalah untuk mengetahuiapakah teraba tumor pada dasar buli-buli denganbantuan general anestesi sesuai prosedur.

2. Pemeriksaan Laboratorium (Nursalam 2009)a. Laboratorium rutin.

1. Hb (untuk mengetahui adanya anemia)Normal: M : 13-16 g/dl

F : 12-14 g/dl b. Pemeriksaan Fungsi Faal Ginjal

1. BUN, eksresi urea yang tidak maksimal akanmeningkatkan kadar nitrogen urea darah (Joandan Lyndon 2014)Normal: 10-45 mg/dl

2. Kreatinin Serum, dapat mengukur kerusakanginjal dengan baik dibandingkan dengan kadarnitrogen serum, karena ganggguan ginjal yangberat dan persisten akan menyebabkanpeningkatan kreatinin yang signifikan (Joandan Lyndon 2014)Normal: M : 0,9-1,5 mg/dl

F : 0,7-1,3 mg/dlc. Urinalisis

Pemeriksaan air seni untuk melihat adanya darahdalam air seni, khususnya yang kasat mata.Selain itu juga untuk mengetahui adanya epitel,eritrosit, atau leukosit pada urin. Pemeriksaansitologi urin, memiliki sensitifitas 38-78%,dan meningkat pada tumor tingkat tinggi. Kulturair seni dapat diperiksa untuk menyingkirkanadanya infeksi atau peradangan.

27

d. Sitologi Urin, yaitu pemeriksaan sel-selurotelium yang terlepas bersama urin (biasanyanilai negatif palsu tinggi). Sitologi urinmerupakan pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel didalam urin. pemeriksaan ini dilakukanuntuk mendiagnosis kanker saluran kemih.Sitologi urin juga dilakukan untuk penyaringankanker pada orang-orang resiko tinggi (misalnyaperokok, pekerja petrokimia dan penderitaperdarahan tanpa rasa nyeri). Untuk penderitayang telah menjalani pengangkatan kankerkandung kemih, sitologi digunakan untukevaluasi dan follow up

e. Cell survey antigen study, yaitu pemeriksaanlaboratorium untuk mencari sel antigen terhadapkanker, bahan yang digunakan adalah darah vena.

f. Flow cytometri, yaitu mendeteksi adanyakelainan kromosom sel-sel urotelim.

3. Pemeriksaan Radiologi (Shenoy 2014)a. BOF/ BNO (Buik Nier Overzicht)

Untuk mengetahui struktur dari kandung kemihbagus atau tidak.Kontribusi perawat adalah:1. Sebelum pemeriksaan anjurkan klien untuk

makan bubur, bukan santan karena akanmemerlukan waktu penyerapan yang lama danmengandung kolesterol.

2. Klien dipuasakan 6-8 jam 3. Dilakukan lavement/huknah/enema untuk

mengurangi intepretasi kesalahan padagambaran kolon dan kandung kemih

b. IVPDefek pengisian dalam buli, dilatasi ureterdapat ditemukan. Konstribusi perawat adalahuntuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal (BUN

28

dan Kreatinin) dan pemeriksaan alergi sebelumdilakukan tindakan.

c. UltrasonografiMerupakan pemeriksaan yang sangat bermanfaatyang dapat mendeteksi karsinoma buli.Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi adanyametastase hati. Kontribusi perawat adalahmenganjurkan klien untuk menahan kencing untukmengetahui perbedaan urin dan massa tumor.

d. CT ScanMerupakan pemeriksaan pilihan terutama untukmengetahui penyebaran penyakit. Pemeriksaan CTscan bermanfaat khususnya untuk mengetahuiadanya infiltrasi adanya infiltrasi pada otot,jaringan prevesika serta prostat, dan dindingpelvik. Indikasi untuk sitoskopi, antara lain:1. Hematuria dengan IVP yang normal2. Gejala klinis saluran kemih bagian bawah3. Sel maligna dalam sitologi urine

e. MRI Dapat memberikan keterangan tambahan mengenaipenyebaran tumor. Jika tumornya berupa kista,bisa diambil contoh cairan untuk dilakukananalisa. Aortografi dan angiografi arterirenalis bisa dilakukan sebagai persiapanpembedahan untuk memberikan keterangan tambahanmengenai tumor dan arteri renalis.

f. SistoskopiSitoskopi merupakan pemeriksaan gold standartuntuk menentukan lokasi lesi dan mengambilbiopsi yang sangat diperlukan untukpenatalaksanaan kasus lebih lanjut. Peranperawat yaitu memantau adanya komplikasi pascaprosedur sistoskopi berupa perdarahan,perforasi kandung kemih, dan infeksi. Perawat

29

melakukan observasi terhadap perubahan warnaurin. Pasca dilakukan sistoskopi, urinnormalnya berwarna merah muda karena traumasaat memasukkan instrumen, tetapi bila adaperdarahan nyata harus segera dilaporkan.Perawat memantau kecukupan asupan cairan klienuntuk mencegah statis urin dan obstruksi darahbeku. Perawat memantau tanda-tanda vital kliensecara teratur untuk mendeteksi dini potensiadanya infeksi.

2.9 Penatalaksanaan1. Hematuria

a. Dilakukan three way kateter untuk irigasikandung kemih yang mengalami perdarahan akibatmassa dengan PZ 1000 cc.Konstribusi perawat:1. Monitoring irigasi 2. Monitoring balance cairan urin yang di

tampung pada urin bag dikurangi dengan cairanyang masuk {PZ}).

3. Evaluasi warna urin 4. Kondisi bladder

b. Oksigenasi karena kilen mengalamihiperventilasi

c. Transfusi + farmakologi (asam traneksamat sertavitamin K) untuk penatalksaan perdarahan.

2. TURB-T (Trans-Urethral Resection of Bladder-Tumor)Dilakukan reseksi untuk mengambil tumor. Jikaterjadi perdarahan dilakukan tindakan irigasikandung kemih , jika urine tidak keluar , curigaadanya stone cell dan tatalaksana dengan dilakukanspool.

3. Cystektomy radikal atau parsial Sistektomi radikal yang diikuti dengan kemoterapi

30

sistemik (MVAC-Methotrexate, Vinblastine,Adriamycin, Cisplatin). Sistektomi radikalmerupakan pengangkatan buli dengan lemakperisistikserta prostat dan vesikula seminalis,uretra pada priadan buli serta lemak perisistik,serviks, uuterus, kubah vagina anterior, uretradan ovarium pada wanita. Sistektomi radikalmerupakan suatu operasi mayor dengan angkamortalitas 3 sampai 8%.

4. Diversi Urine Sistektomi radikal adalah pengangkatan kandungkemih dan jaringan sekitarnya (pada pria berupasistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urinedari ureter dialirkan melalui beberapa caradiversi urine, antara lain: (Yosef, 2007)a. Uretrosigmoidostomi, yaitu membuat anastomosis

kedua ureter ke dalam sigmoid. Cara inisekarang tidak banyak dipakai lagi karenabanyak menimbulkan penyulit.

b. Kondisi usus, yaitu mengganti kandung kemihdengan ileum sebagai penampung urin, sengakanuntuk mengeluarkan urine dipasang kateteermenetap melalui sebuah stoma. Konduit inidiperkenalkan oleh Bricke pada tahun 1950 dansaat ini tidak banyak dikerjakan lagi karenadianggap tidak praktis.

c. Diversi urin kontinen, yaitu mengganti kandungkemih dengan segmen ileum dengan membuat stomayang kontinen (dapat menahan urin pada volumetertentu). Urin kemudian dikeluarkan melaluistoma dengan melakukan kateterisasi mandirisecara berkala. Cara diversi urin ini yangterkenal adalah cara Kock pouch dan Indian pouch.

d. Diversi urin Orthotopic, adalah membuat neobladderdari segmen usus yang kemudian dilakukan

31

anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasalebih fisiologis untuk pasien, karena berkemihmelalui uretra dan tidak memakai stoma yangdipasang di abdomen. Teknik ini pertama kalidiperkenalkan oleh Camey dengan berbagaikekurangannya dan kemudian disempurnakan olehStuder dan Hautmann.

5. Kemoterapi intra Buli Kemoterapi intravesika pasca bedah denganThiotepa/Adriamycin/Mitomycin yang ditahan di sisidalam kandung kemih selama 1 jam, 6-8 serialseperti ini dengan interval setiap seminggudiberikan untuk mengurangi angka kekambuhan.

2.9.1 Terapi Kanker Kandung Kemih (Shenoy 2014)1. Karsinoma yang tidak melibatkan lapisan otot

(Tis, Ta, T1)a. Reseksi transuretra (TUR) tumor

(basis/dasar tumor yang direseksi laludiskrining terhadap adanya tumor denganpemeriksaan mikroskopik)

b. Kemoterapi intravesika pasca bedah denganThiotepa/Adriamycin/Mitomycin yang ditahandi sisi dalam kandung kemih selama 1 jam,6-8 serial seperti ini dengan intervalsetiap seminggu diberikan untuk mengurangiangka kekambuhan.

c. Imunoterapi BCG atau interferon yangdberikan secara intravesika selama pasca-bedah untuk mencegah kekambuhan tumor.

2. Lesi T2-T4Sistektomi radikal yang diikuti dengankemoterapi sistemik (MVAC-Methotrexate,Vinblastine, Adriamycin, Cisplatin).

32

Sistektomi radikal merupakan pengangkatanbuli dengan lemak perisistikserta prostat danvesikula seminalis, uretra pada priadan buliserta lemak perisistik, serviks, uuterus,kubah vagina anterior, uretra dan ovariumpada wanita. Sistektomi radikal merupakansuatu operasi mayor dengan angka mortalitas 3sampai 8%.

3. Setiap T, N1, M0 atau setiap T, N0, M1Kemoterapi sistemik (MVAC) yang diikutidengan terapi radiasi harus diberikan

4. Lesi kecilLesi kecil yang melibatkan otot pada kubah(dome) buli atau dinding posterolateral buli,sistektomi parsial (reseksi segmental) bagianbuli tersebut yang mengandung tumor denganttepi buli yang sehat yang luas 2-3 cm. halini sebaiknya diikuti dengan kemoterapiintravesika.

2.9.2 Peranan Radioterapi (Shenoy 2014)1. Lokal

Jika lesi tidak anaplastik, berukuran 4 cmatau kurang, setelah eksisi diatermi terbuka,dapat diberikan radioterapi.a. Implantasi butiran emas 198Aub. Kawat tantalum radioaktif 192Ta

2. Radioterapi yang dalamIndikasi: karsinoma yang tidakberdiferensiasiDengan menggunakan Cobalt 60 atau aseleratorlinear

2.9.3 Kontrol BerkalaSemua pasien kanker kandung kemih harus

33

mendapatkan pemeriksaan secara berkala, dansecara rutin dialkukan pemeriksaan klinis,sitologi urine serta sistoskopi. Jadwalpemeriksaan berkala itu pada: (Yosef 2007)1. Tahun I dilakukan setiap 3 bulan sekali,2. Tahun II setiap 4 bulan sekali, dan3. Tahun III dan seterusnya setiap 6 bulan

sekali

2.10 Prognosis Menurut Pusponegoro, dkk. dalam buku Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah, penyakit ini mempunyai prognosisyang sangat bervariasi walaupun secara umumbergantung dari stadium dan derajat histologitumor. Pada umumnya penderita dengan tumorsuperfisial mempunyai harapan hidup 5 tahun yangcukup baik sedangkan penderita dengan tumor yangsudah tumbuh sampai ke lapisan otot dalam mempunyaiangka harapan hidup sekitar 5 tahun sekitar 40-50%.Pada stadium T4 tanpa metastasis, angka harapanhidup 5 tahun berkisar antara 10-17%, sedangkanbila sudah terjadi metastasis maka sangat sedikitpenderita yang dapat bertahan hidup lebih dari 5tahun.

34

2.11 Web of Cautation

35

Lokal

FUNUD (frekuensi, urgensi, nocturia, urge incontinensia, disuria)

MK: Gangguan eliminasi Urin

Hiperventilasi

Refluks

MK: Ketidakefektifan pola nafas

Sesak nafas

Faktor-faktor resiko merangsang pertumbuhan sel

Proliferasi sel meningkat cepat kerusakan struktur fungsional kandung kemih

Pertumbuhan sel-sel baru pada jaringan kandung kemih

Faktor-faktor resiko

Agent

Genetik

Host

Invasi kuman

Environment

Life style

Riwayat penyaki

t dahulu

Obat/ tindak

an

Pekerjaan (pabrik cat, penyamak kulit, tembakau, pegawai salon)

Parasit (schistozomi

asis)

ISK, Ca. Colon, Ca.

Renal, Ca

Prostat, Ca.

Rectum

4P, merokok

, konsumsi kopi

Cytoksan,

cyclofosfamide

Kanker kandung kemih

Sistemik

Obstruktif

Kencing

sedikit

Iritatif

Pancaran

melemah

Hematuria

Hormon

Anemia

Renin , angiostensin

Aldosteron

Gangguan pompa Na dan K

Vasokontriksi

pembuluh darah

Hipertensi

36

MK: Ketidakefektifan pola nafas

MK: Peningkatan volume cairan

oedema

MK: Penuruna

n cardiac output

Hidroureter

Mual muntah

Hidronefrosis

MK: Mual

MK:Nyeri Akut

Penatalaksanaan

Non pembedahan

(kemoterapi, irigasi kandung kemih,

farmakologi)

Post .op

Pembedahan (TURB-T, Diversi Urin,

Cystectomy)

MK : Resiko infeksi

Stoma

MK : Resiko Kerusakan Integritas

Kulit

37

MK : Resiko Kerusakan Integritas

Kulit

BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian 1. Identitas klien

a. Usia:Menurut Brunner & Suddarth, 2004 Kanker kandungkemih lebih sering terjadi pada orang dewasaberusia 50 sampai 70 tahun, usia rata-rata padasaat diagnosis adalah 65 tahun, dan padaperiode tersebut sekitar 75% dari kankerkandung kemih terlokalisasi pada kandung kemih,25% telah menyebar ke kelenjar getah beningregional atau tempat yang jauh.

b. Jenis Kelamin:Pria memiliki resiko 3 kali lipat lebih besardibanding dengan wanita (Brunner & Suddarth2004).

c. Pekerjaan:Pekerja di pabrik bahan kimia, penyamak kulit,pegawai salon, pewarna, karet, minyak bumi,industri kulit, dan percetakan memiliki risikolebih tinggi. Karsinogenik yang spesifikmeliputi benzidin, betanaphthylamine, dan 4-aminobiphenyl. Perkembangan tumor dapatberlangsung lama (Emil Tanagho dan Jack W.McAninch 2007).

d. Tempat Tinggal:Terdapat insiden kanker kandung kemih yangtinggi di banyak negara di Afrika, terutamaMesir, terkait paparan parasit Schistosoma

38

haematobium, yang dapat ditemukan dalamkandungan air di negara-negara ini (ConnieYarbro, dkk, 2010).

2. Riwayat keperawatan a. Keluhan Utama : Klien akan mengeluhkan

hematuria.b. Riwayat Penyakit Sekarang:

Obstruktif :a. Kencing sedikitb. Hematuriac. Pancaran melemah

Iritatif: a. Frekwensib. Urgencyc. Nocturia (jarang)d. Urge inkontinenciae. Dysuria

c. Riwayat Penyakit Dahulu: Orang-orang yang memiliki riwayat kankerkandung kemih, infeksi kronis saluran kencing,dan infeksi dari parasit memiliki kemungkinanuntuk kembali memiliki penyakit yang sama(National Cancer Institute 2010).

d. Riwayat Kesehatan Keluarga:Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandungkemih maupun kanker lain seperti kanker kolondan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkanresiko kanker kandung kemih (National CancerInstitute 2010).

e. Riwayat psikososial dan spiritual:-f. Kondisi lingkungan rumah:

Pada area industri dengan penduduk padat yangmemungkinkan lingkungan terpapar olehkarsinogen tertentu, seperti: tembakau, 2-naftilamin, dan nitrat diketahui sebagai faktorpredisposisi tumor sel transisional (Joan danLyndon 2014).

39

g. Kebiasaan sehari-hari Konsumsi 4 P (Pemanis, pewarna, pengawet,penyedap rasa), merokok, kopi.

3. Pemeriksaan fisikNyeri atau ketidak nyamanan : nyeri tekan abdomen,nyeri tekan pada area ginjal pada saat palpasi,nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidakhilang dengan posisi atau tindakan lain.a. Keadaan Umum: Klien tampak pucat, merasa mual.b. Tanda-tanda vital:

1. Peningkatan TD, karena ada gangguan padafungsi aldosteron yang menyebabkanvasokontriksi pembulu darah yang berakibatpada hipertensi

2. Peningkatan RR (Hiperventilasi), karenaterjadi penurunan Hb yang berakibat padapenurunan O2

c. Pemeriksaan fisik1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Merasa lemah dan letih Tanda : Perubahan kesadaran

2. SirkulasiGejala : Perubahan tekanan darah normal

(hipertensi)Tanda : Tekanan darah meningkat,

takikardia, bradikardia, disritmia3. Integritas Ego

Gejala : Perubahan tingkah laku ataukepribadianTanda : Cemas, mudah tersinggung

4. EliminasiGejala : Perubahan BAKTanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah

5. Makanan & CairanGejala : Mual muntah

40

Tanda : Muntah6. Neurosensori

Gejala : Kehilangan kesadaran sementara(Vertigo)

Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma,perubahan mental

7. Nyeri/KenyamananGejala : Sakit pada daerah abdomenTanda : Wajah menyeringai, respon menarik

pada rangsangan nyeri8. Interaksi Sosial

Gejala : Perubahan interaksi denganorang lainTanda : Rasa tak berdaya, menolak jikadiajak berkomunikasi

9. KeamananGejala : Trauma baruTanda : Terjadi kekambuhan lagi

10. SeksualisasiGejala : Tidak ada sedikitnya tigasilus menstruasi berturut-turutTanda : Atrofi payudara, amenorea

11. Penyuluhan/PembelajaranGejala : Riwayat keluarga lebih tinggi

dari normal untuk insiden depresiTanda : Prestasi akademik tinggi

d. Pemeriksaan per sistem 1. B1(Breathing)

Bisa ditemui pernapasan cuping hidung,penggunaan otot bantu napas, retraksi dadayang disebabkan karena hiperventilasi.

2. B2 (Blood)Fungsi renal terganggu dapat menyebabkan,gangguan pada fungsi aldosteron yang

41

menyebabkan vasokontriksi pembulu darah yangberakibat pada hipertensi (peningkatan TD).Saat terjadi hematuria, maka banyak darahyang dikeluarkan dan tubuh kekurangan Hbberdampak pada anemia.

3. B3 (Brain)Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat,mata: sklera icterus, conjunctiva pucat,pupil isokor, leher tekanan vena jugularisnormal. Persepsi sensori tidak ada kelainan.

4. B4 (Bladder)Inspeksi:Obstruktif : a. Kencing sedikit

b. Hematuriac. Pancaran melemah

Iritatif : a. Frekwensib. Urgencyc. Nocturia (jarang)d. Urge inkontinenciae. Dysuria

Auskultasi : arteri renalis ada bruit atautidak

Palpasi : teraba massa supra sympisis,diameter 10 x 10 cm, keras, fixed.

5. B5 (Bowel)Mulut dan tenggorok kering, agak merah(iritasi) disebabkan adanya mual dan muntahpada klien kanker kandung kemih.

6. B6( Bone)Gangguan pada Renin-Angiotensin yangberakibat pada gangguan pompa Na dan K,sehingga Na tidak dapat dikeluarkan yangmenyebabkan edema pada ekstermitas.

3.2 Analisa Data

42

Data Etiologi MasalahKeperawatan

Pre OperasiDS: Disuria Bladder terasapenuh

DO : Distensi bladder Terdapat urineresidu

Inkontinensia  tipeluapan

Urin outputsedikit/tidak ada

Kanker kandungkemih

↓Massa tumor yangmudah ruptur

↓Mudah terkikisoleh urin yangbersifat asam

↓Hematuria

GanggguanEliminasiUrin

DS: Dyspnea Nafas pendek

DO: Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi

Penurunan pertukaran udara per menit

Menggunakan otot pernafasan tambahan

Orthopnea Pernafasan pursed-lip

Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama

Penurunan kapasitasvital

Respirasi: < 11 –

Kanker kandung↓

Hematuria↓

Penurunan Hb↓

Penurunan O2

↓Hiperventilasi

↓Sesak Napas

Ketidakefekti-fan PolaNapas

43

24 x /mntDS: Hipersalivasi Penigkatan reflek

menelan Menyatakan mual /

sakit perut

Hidronefrosis

Ureum kembali kepembuluh darah

Uremia

BUN meningkat

Mual

Intake tidak

adekuat

BB menurun

Mual

DS: Laporan secaraverbal

DO: Posisi untukmenahan nyeri

Tingkah lakuberhati-hati

Gangguan tidur(mata sayu, tampakcapek, sulit ataugerakan kacau,menyeringai)

Terfokus pada dirisendiri

Fokus menyempit(penurunan persepsiwaktu, kerusakanproses berpikir,penurunan interaksidengan orang dan

Kanker kandungkemih

↓Retensi urine pada

bladder↓

Refluks↓

Hidroureter↓

Hidronefrosus↓

Nyeri pinggang

Nyeri Akut

44

lingkungan) Tingkah lakudistraksi, contoh :jalan-jalan,menemui orang laindan/atau aktivitas,aktivitas berulang-ulang)

Respon autonom(sepertidiaphoresis,perubahan tekanandarah, perubahannafas, nadi dandilatasi pupil)

Perubahan autonomicdalam tonus otot(mungkin dalamrentang dari lemahke kaku)

Tingkah lakuekspresif (contoh :gelisah, merintih,menangis, waspada,iritabel, nafaspanjang/berkeluhkesah)

Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Post operasiDS: Laporan secaraverbal

DO:

Kanker kandungkemih

↓TURB-T

Nyeri akut

45

Posisi untukmenahan nyeri

Tingkah lakuberhati-hati

Gangguan tidur(mata sayu, tampakcapek, sulit ataugerakan kacau,menyeringai)

Terfokus pada dirisendiri

Fokus menyempit(penurunan persepsiwaktu, kerusakanproses berpikir,penurunan interaksidengan orang danlingkungan)

Tingkah lakudistraksi, contoh :jalan-jalan,menemui orang laindan/atau aktivitas,aktivitas berulang-ulang)

Respon autonom(sepertidiaphoresis,perubahan tekanandarah, perubahannafas, nadi dandilatasi pupil)

Perubahan autonomicdalam tonus otot(mungkin dalam

↓Luka insisi post

pembedahan↓

Nyeri

46

rentang dari lemahke kaku)

Tingkah lakuekspresif (contoh :gelisah, merintih,menangis, waspada,iritabel, nafaspanjang/berkeluhkesah)

Perubahan dalamnafsu makan danminum

DS : Klienmengeluhkanmerasa gatal didaerah lukanya

DO : T: 37,5°CLeukosit11.000/mm3

Kanker Kandungkemih

TURB-T

Luka insisi

Resiko Infeksi

ResikoInfeksi

3.3 Dignosa KeperawatanPra Operasi1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan

obstruksi anatomik2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan

hiperventilasi3. Mual berhubungan dengan tumor lokal di kandung

kemih4. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuryPost Operasi5. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury6. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

3.4 Intervensi Keperawatan

47

Pra Operasi

No. DiagnosaKeperawatan

Tujuan danKriteria Hasil Intervensi

1. Gangguaneliminasiurinberhubungandenganobstruksianatomik

NOC:Urinary EliminationTujuan:Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3x24 jamnyeri teratasi,dengan kriteriahasil:1. Pola

eliminasi2. Jumlah urin3. Warna urin4. Kejernihan

urin5. Intake cairan6. Pengosongan

kandung kemihsecaramaksimal

7. Tampak darahdalam urin

8. Frekuensiurine

9. Urgency withurination

10. Urgeinkontinence

NIC :Irigasi KandungKemih1. Jelaskan

prosedurkepada klien

2. Atur suplaiirigasi yangsteril,peliharateknikkesterilandari agenprotokol

3. Bersihkanjalur maskatau ujungterkahir Y-connector denganalkohol swap

4. Tetap irigasicairan setiapagen protokol

5. Observasiperlindungandiri

6. Monitor danpelihara rateflow sesuaikebutuhan

7. Tulis cairan

48

yangdibutuhkan,karakteristikcairan, jumlahpengeluaran,dan responpasien, danagen protokol

2. Ketidakefektifan polanapasberhubungandenganhiperventilasi

NOC:Respiratory Status: VentilationSetelahdilakukantindakankeperawatanselama 3x24 jamketidakefektifanpola napaspasien teratasidengan kriteriahasil:1. Respiratory

rate2. Irama

pernafasan3. Retraksi otot

dada4. Penggunaan

otot bantu nafas

5. Pursed lips breathing

NIC :Oxygen Therapy1. Pertahankan

kepatenanjalan nafas

2. Sediakanoksigen ketikapasienmembutuhkan

3. Ajarkan kliendan keluargacaramenggunakanperalatanoksigen dirumah

4. Monitorperalatanoksigenasisudah sesuaiatau tidak

Ventilation Assistance1. Bantu klien

merubah posisisecaraberkala,

49

sesuaikebutuhan

2. Pertahankankepatenanjalan nafas

3. Posisikanklien untukmeringankandyspnea

4. Posisikankliensemifowleruntukmeminimalkanusaha dalambernafas

5. Monitor statuspernafasan danoksigenasi

3. Mualberhubungandengantumor lokaldi kandungkemih

NOC:Nausea andVomitting ControlTujuan:Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 2x24 jammual teratasidengan kriteriahasil:1. Mengenali

awitan mual2. Menjelaskan

faktor

NIC:Nausea Management

1. Dorong pasienuntuk memantaumual secarasendiri

2. Dorong pasienuntukmempelajaristrategi untukmengelola mualsendiri

3. Lakukanpenilaianlengkap mual,termasuk

50

penyebab3. Penggunaan

anti emetik

frekuensi,durasi,tingkatkeparahan,denganmenggunakanalat-alatseperti jurnalperawatan,skala analogvisual, skaladeskriptifduke danindeks rhodesmual danmuntah (INV)bentuk 2.

4. Identifikasipengobatanawal yangpernahdilakukan

5. Evaluasidampak mualpada kualitashidup.

6. Pastikan bahwaobatantiemetikyang efektifdiberikanuntuk mencegahmual bilamemungkinkan.

7. Identifikasi

51

strategi yangtelah berhasilmenghilangkanmual

8. Dorong pasienuntuk tidakmentolerirmual tapibersikap tegasdenganpenyedialayanankesehatandalammemperolehbantuanfarmakologisdannonfarmakologi

9. Promosikanistirahat yangcukup dantidur untukmemfasilitasibantuan mual

10. Dorong makansejumlah kecilmakanan yangmenarik bagiorang mual

11. Bantu untukmencari danmemberikansuportemosional

52

VomittingManagement1. Pastikan obat

antiemetikyang efektifdiberikanuntuk mencegahmuntah, bilamemungkinkan.

2. Posisikanklien untukmencegahaspirasi

3. Pertahankanjalan napasmelalui mulut

4. Berikandukungan fisikselama muntah

5. Berikankenyamananselama episodemuntah

6. Tunjukkanpenerimaanmuntah danberkolaborasidengan orangketika memilihstrategipengendalianmuntah

7. Bersihkan areayang tekena

53

muntah setelahepisode muntahsebelummenawarkanlebih banyakcairan untukpasien

8. Mulailahcairan yangjelas danbebas darikarbonasi

9. Secarabertahaptingkatkancairan jikatidak adamuntah terjadiselama 30menit

10. Ajarkanpenggunaanteknik nonpharmakologicaluntukmengelolamuntah

11. Kaji emesisuntuk warna,konsistensi,darah, waktu,dan sejauhmana itu kuat.

12. Ukur atauestimasi

54

volume emesis.13. Sarankan

membawakantongplastik untukmuntahpenahanan.

14. Catatriwayatpengobatanawal lengkap.

15. Identifikasifaktor-faktoryang dapatmenyebabkanataumemberikankontribusiuntuk muntah

4. Nyeri akutberhubungandengan ageninjury

NOC :Pain ControlSetelah dilakukan asuhanselama 3 x 24, nyeri teratasi dengan kriteria hasil:1. Kenali awitan

nyeri2. Jelaskan

faktorpenyebab nyeri

3. Gunakan obatanalgesik dannon analgesik

NIC :Pain Management

1. Tentukandampak nyeriterhadapkualitas hidupklien(misalnyatidur, nafsumakan,aktivitas,kognitif,suasana hati,hubungan,kinerja kerja,dan tanggung

55

4. Laporkan nyeriyangterkontrol

jawab peran).2. Kontrol faktor

lingkunganyang mungkinmenyebabkanresponketidaknyamanan klien(misalnyatemperatureruangan,pencahayaan,suara).

3. Pilih danterapkanberbagai cara(farmakologi,nonfarmakologi,interpersonal)untukmeringankannyeri.

4. Kaji rasanyeri secarakomprehensifuntukmenentukanlokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intensitasatau beratnya

56

nyeri, danfaktorpencetus.

5. Observasitanda-tandanon verbaldariketidaknyamanan, terutamapada klienyang mengalamikesulitanberkomunikasi.

Pasca Operasi

No. DiagnosaKeperawatan

Tujuan danKriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akutberhubungandengan ageninjury

NOC :Pain ControlSetelah dilakukan asuhan selama 3x 24, nyeri teratasi dengankriteria hasil:1. Kenali

awitan nyeri2. Jelaskan

faktorpenyebabnyeri

NIC :Pain Management

1. Tentukandampak nyeriterhadapkualitas hidupklien(misalnyatidur, nafsumakan,aktivitas,kognitif,suasana hati,hubungan,

57

3. Gunakan obatanalgesikdan nonanalgesik

4. Laporkannyeri yangterkontrol

kinerja kerja,dan tanggungjawab peran).

2. Kontrol faktorlingkunganyang mungkinmenyebabkanresponketidaknyamanan klien(misalnyatemperatureruangan,pencahayaan,suara).

3. Pilih danterapkanberbagai cara(farmakologi,nonfarmakologi,interpersonal)untukmeringankannyeri.

4. Kaji rasanyeri secarakomprehensifuntukmenentukanlokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,

58

intensitasatau beratnyanyeri, danfaktorpencetus.

5. Observasitanda-tandanon verbaldariketidaknyamanan, terutamapada klienyang mengalamikesulitanberkomunikasi.

1. Resikoinfeksiberhubungandenganprosedurinvasif

NOC:Infection SeverityTujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3x 24jam pasientidak mengalamiinfeksiKriteriaHasil : 1. Klien tidak

demam2. Klien tidak

mengalamipeningkatanjumlah seldarah putih

NIC:Infection protection1. Lakukan

tindakanpencegahanneutropenia

2. Isolasi semuapengunjunguntuk penyakitmenular

3. Pertahankanasepsis untukpasienberisiko

4. Periksakondisi setiapsayatan bedahatau luka

5. Pantau tanda-tanda dan

59

Bayibaru Lahir

9000 –30.000/mm3

Bayi/anak

9000 – 12.000/mm3

Dewasa

4000-10.000/mm3

gejala infeksisistemik danlokal

6. Monitorkerentananterhadapinfeksi

7. Pantauperubahantingkat energiatau malaise

Infection control1. Bersihkan

lingkungansetiap kalisetelahdigunakanpasien

2. Isolasi denganorang yangterkenapenyakitmenular

3. Batasi jumlahpengunjungyang sesuai

4. Tingkatkancara mengajarmencuci tanganuntuk tenagakesehatan

5. Anjurkanpasien tentangteknik cuci

60

tangan yangtepat

6. Instruksikanpengunjunguntuk mencucitangan saatmemasuki danmeninggalkanruangan pasien

7. Gunakan sabunantimikrobauntuk mencuciyang sesuai

8. Cuci tangansebelum dansesudah setiapkegiatanperawatanpasien

61

BAB 4ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Tn. M berusia 52 tahun dirawat di RSUA sejak 3 hariyang lalu dengan keluhan hematuria bersifat intermittendan merasakan nyeri di daerah pinggang hilang timbulsejak 2 minggu sebelum MRS. Klien adalah seorangpegawai di perusahaan pabrik cat. Dari hasil anamnesadidapatkan bahwa klien memiliki kebiasaan merokok sejakkelas 3 SMA dan gemar mengkonsumsi kopi. Klienmengatakan ada anggota keluarga yang memiliki riwayatpenyakit sama dengan klien. Dari pemeriksaan CT Scanklien didiagnosa dengan Ca Buli stadium T2. Saat iniklien terpasang kateter dengan produksi urin 850 cc/24jam, tampak urin bercampur darah. TTV : TD 120/70 mmHg,RR 22 x/menit, nadi 84 denyut/menit, T 37,3 ºC. Hasillaboratorium Hb 9,2 gr/dl, Leukosit 11.000/mm3, BUN 38 mg/dL ,Kreatinin serum 1,62 mg/dl.Program terapi: Infuse RL 20 tetes/menit. Injeksitransamin 500 mg/8 jam.

4.1 Pengkajian

62

1. Anamnesisa. Identitas

Nama : Tn. MUsia : 52 tahunJenis kelamin : Laki–laki Pekerjaan : Pegawai pabrik cat

b. Keluhan utamaKeluhan lokal : hematuria bersifat intermittenKeluhan sistemik : Hb 9,2 gr/dl (Anemia)

c. Riwayat Kesehatan SekarangTn. M mengeluh hematuria bersifat intermittendan merasakan nyeri di daerah pinggang hilangtimbul sejak 2 minggu sebelum MRS, lalu klienlangsung memeriksakannya ke RSUA. Saat iniklien terpasang kateter dengan produksi urin850 cc/24 jam, tampak urin bercampur darah.

d. Riwayat Kesehatan DahuluSebelumnya klien belum pernah dirawat di rumahsakit

e. Riwayat Kesehatan KeluargaAada keluarga klien yang mempunyai riwayatpenyakit yang sama

f. Riwayat pemakaian obat:Tidak ada

g. Gaya Hidup/Life styleKlien memiliki kebiasaan merokok sejak kelas 3SMA dan gemar mengkonsumsi kopi

h. Pola EliminasiKlien mengeluh nyeri hematuria bersifatintermitten

i. Kondisi LingkunganPasien bekerja sebagai pegawai di pabrik cat

2. Pemeriksaan Fisika. B1 (Breathing)

63

Tidak ada keluhanb. B2 (Blood)

Pasien mengalami anemia dengan hasilpemeriksaan Hb 9,2 gr/dl. T 37,3 ºC

c. B3 (Brain)Tidak ada keluhan

d. B4 (Bladder)Inspeksi : produksi urine dalam 24 jam

850 ml, warnanya merah denganbau agak amis.

Palpasi dan Perkusi : tidak teraba adanyamassa

e. B5 (Bowel)Tidak ada keluhan

f. B6 (Bone)Tidak ada keluhan

3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Laboratorium Kimia Klinik

Hb = 9,2 gr/dl (L : 13-16 g/dl, P : 12-14g/dl) Leukosit = 11.000/mm3 (4.000-10.000 mm3)

b. Pemeriksaan Faal GinjalBUN = 38 mg/dl (10-45)Kreatinin serum = 1,62 mg/dl (L : 0,9-1,5 P :0,7-1,3)

c. Pemeriksaan RadiologiCT scan= tumor sampai dengan lapisan ototsuperfisial

4.2 Analisa DataDATA ETIOLOGI MASALAH

Pre Operasi 1. DS : pasien me- Kanker kandung Gangguan

64

ngatakan bahwakencingnyaber-warnamerah.DO :

hematuria

2. DS:Klienmengatakannyeri didaerahpingganghilang timbulDO : Klientampakmeringismenahan nyeriP :

keinginanberkemih

Q : hilangtimbul

R : pinggangS : 5 dari

10T :

3-4x/hari

kemih↓

Massa tumor yangmudah ruptur

↓Mudah terkikisoleh urin yangbersifat asam

↓Hematuria

Kanker kandungkemih

↓Retensi urinepada bladder

↓Refluks

↓Hidroureter

↓Hidronefrosus

↓Nyeri pinggang

eliminasi urin

Nyeri akut

Post Operasi3. DS:

KlienKanker kandung

kemihNyeri akut

65

mengatakannyeri didaerah sekitarlukaDO : Klientampakmeringismenahan nyeriP : saat

aktivitas Q : terusmenerusR :luka

pembedahanS : 3 dari10T : sianghari

4. DS:Klienmengeluhkanmerasa gataldi daerahlukanyaDO:T: 37,5°CLeukosit11.000/mm3

↓TURB-T

↓Luka insisi post

pembedahan↓

Nyeri

Kanker kandungkemih

↓TURB-T

↓Luka insisi post

pembedahan↓

Resiko Infeksi

Resiko Infeksi

4.3 Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan

obstruksi anatomik

66

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury Post Operasi3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury 4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

4.4 Intervensi Keperawatan1. Pre Operasi

No. DiagnosaKeperawatan

Tujuan danKriteria Hasil

Intervensi

1. Gangguaneliminasiurinberhubungandenganobstruksianatomik

NOC:Urinary EliminationTujuan:Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3x24 jamnyeri teratasi,dengan kriteriahasil:1. Pola

eliminasi2. Jumlah urin3. Warna urin4. Kejernihan

urin5. Intake

cairan6. Pengosongan

kandungkemih secaramaksimal

7. Tampak darahdalam urin

8. Frekuensi

NIC :Irigasi KandungKemih1. Jelaskan

prosedurkepada klien

2. Atur suplaiirigasi yangsteril,peliharateknikkesterilandari agenprotokol

3. Bersihkanjalir maskatau ujungterkahir Y-connector denganalkohol swap

4. Tetap irigasicairan setiapagen protokol

5. Monitor danpelihara rateflow sesuai

67

urine9. Urgency with

urination10. Urge

inkontinence

kebutuhan6. Tulis cairan

yangdibutuhkan,karakteristikcairan, jumlahpengeluaran,dan responpasien, danagen protokol

7. Observasiperlindungandiri

2. Nyeri akutberhubungandengan ageninjury

NOC :Pain ControlSetelah dilakukan asuhan selama 3x 24, nyeri teratasi dengankriteria hasil:1. Kenali

awitan nyeri2. Jelaskan

faktorpenyebabnyeri

3. Gunakan obatanalgesikdan nonanalgesik

4. Laporkannyeri yangterkontrol

NIC :Pain Management

1. Tentukandampak nyeriterhadapkualitas hidupklien(misalnyatidur, nafsumakan,aktivitas,kognitif,suasana hati,hubungan,kinerja kerja,dan tanggungjawab peran).

2. Kontrol faktorlingkunganyang mungkinmenyebabkanrespon

68

ketidaknyamanan klien(misalnyatemperatureruangan,pencahayaan,suara).

3. Pilih danterapkanberbagai cara(farmakologi,nonfarmakologi,interpersonal)untukmeringankannyeri.

4. Kaji rasanyeri secarakomprehensifuntukmenentukanlokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intensitasatau beratnyanyeri, danfaktorpencetus.

5. Observasitanda-tandanon verbal

69

dariketidaknyamanan, terutamapada klienyang mengalamikesulitanberkomunikasi.

2. Post Operasi

No. DiagnosaKeperawatan

Tujuan danKriteria Hasil

Intervensi

3. Nyeri akutberhubungandengan ageninjury

NOC :Pain ControlSetelah dilakukan asuhan selama 3x 24, nyeri teratasi dengankriteria hasil:1. Kenali

awitan nyeri2. Jelaskan

faktorpenyebabnyeri

3. Gunakan obatanalgesikdan nonanalgesik

4. Laporkannyeri yangterkontrol

NIC :Pain Management

1. Tentukandampak nyeriterhadapkualitas hidupklien(misalnyatidur, nafsumakan,aktivitas,kognitif,suasana hati,hubungan,kinerja kerja,dan tanggungjawab peran).

2. Kontrol faktorlingkunganyang mungkinmenyebabkan

70

responketidaknyamanan klien(misalnyatemperatureruangan,pencahayaan,suara).

3. Pilih danterapkanberbagai cara(farmakologi,nonfarmakologi,interpersonal)untukmeringankannyeri.

4. Kaji rasanyeri secarakomprehensifuntukmenentukanlokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intensitasatau beratnyanyeri, danfaktorpencetus.

5. Observasitanda-tanda

71

non verbaldariketidaknyamanan, terutamapada klienyang mengalamikesulitanberkomunikasi.

4. Resikoinfeksiberhubungandenganprosedurinvasif

NOC:Infection SeverityTujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 3x 24jam pasientidak mengalamiinfeksiKriteriaHasil : 1. Klien tidak

demam2. Klien tidak

mengalamipeningkatanjumlah seldarah putihBayibaru Lahir

9000 –30.000/mm3

Bayi/anak

9000 – 12.000/mm3

Dewas 4000-

NIC:Infection protection1. Lakukan

tindakanpencegahanneutropenia

2. Isolasi semuapengunjunguntuk penyakitmenular

3. Pertahankanasepsis untukpasienberisiko

4. Periksakondisi setiapsayatan bedahatau luka

5. Pantauperubahantingkat energiatau malaise

6. Pantau tanda-tanda dangejala infeksisistemik danlokal

72

a 10.000/mm3

7. Monitorkerentananterhadapinfeksi

Infection control1. Bersihkan

lingkungansetiap kalisetelahdigunakanpasien

2. Isolasi denganorang yangterkenapenyakitmenular

3. Batasi jumlahpengunjungyang sesuai

4. Tingkatkancara mengajarmencuci tanganuntuk tenagakesehatan

5. Anjurkanpasien tentangteknik cucitangan yangtepat

6. Instruksikanpengunjunguntuk mencucitangan saatmemasuki dan

73

meninggalkanruangan pasien

7. Gunakan sabunantimikrobauntuk mencuciyang sesuai

8. Cuci tangansebelum dansesudah setiapkegiatanperawatanpasien

4.5 Evaluasi

Indikator Severe

Substantial

Moderate

Mild None

1. Gangguan Eliminasi Urin:Urinary Eliminationa. Pola

eliminasib. Jumlah urinc. Warna urind. Kejernihan

urine. Intake

cairanf. Pengosongan

kandung kemih secaramaksimal

g. Tampak darahdalam urin

h. Frekuensi urine

111111

1

11

1

222222

2

22

2

333333

3

33

3

444444

4

44

4

555555

5

55

5

NANANANANANA

NA

NANA

NA

74

i. Urgency with urination

j. Urge inkontinence

2. Nyeri Akut:Pain Controla. Kenali

awitan nyerib. Jelaskan

faktorpenyebabnyeri

c. Gunakan obatanalgesikdan nonanalgesik

d. Laporkannyeriyang

terkontrol

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

5

NA

NA

NA

NA

3. Nyeri Akut:Pain Controla. Kenali awitan

nyerib. Jelaskan

faktorpenyebabnyeri

c. Gunakan obatanalgesik dannon analgesik

d. Laporkannyeriyang

terkontrol

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

5

NA

NA

NA

NA

75

4. Resiko Infeksi:Infection Severitya. Demamb. Peningkatan

jumlah sel darah putih/leukosit

11

22

33

44

55

NANA

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanKanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah

kanker yang mengenai kandung kemih dan kebanyakan

76

menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun(Nursalam, 2009). Insidennya lebih banyak terjadipada pekerja zat warna aniline. Produk-produkseperti benzidine dan 3-naphtylamine bersifatkarsinogenik (Shenoy, 2014). Pada 90% kasus, gejalaklinis yang awal adalah hematuria intermitten yangtidak disertai nyeri (Shenoy, 2014).Penatalaksanaannya bisa disesuaikan dengan stadiumdari kanker kandung kemih, jika stadium Tis, Ta, T1dapat dilakukan dengan reseksi transuretra (TUR) danuntuk stadium T2-T4 bisa dilakukan sistektomiradikal (Shenoy, 2014).

77

DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. 2002.  Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta: EGC

Coleman, EA., Lord, JE, Huskey, SW, Black JM, dan

Jacobs EM. 1997. Medical-Surgical Nursing: Clinical

Management For Continuity of Care 5th Edition.USA:

Saunders Company

Di Giulio, M, Jackson, D, dan Keogh, J. 2007. Medical-

Surgical Nursing, Demystified: A Self-Teaching Guide. USA: The

Mc Graw-Hill Companies

Ferri, FF. 2014. Ferri's Clinical Advisor 2014. USA: MosbyInc.

Jiang, Q dan Lizhong C. 2008. Karsinoma Ginjal dalam Buku

Ajar Onkologi Klinis. Edisi2. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI

Nursalam & Batticaca, FB. 2009. Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:

Salemba Medika

78

Purnomo, Basuki B. 2000. Dasar-dasar Urology Ed 1. Jakarta:

Sagung Seto

Pusponegoro, dkk. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tangerang:

Binarupa Aksara Publisher

Saputra, Lyndon. 2011. Master Plan Ilmu Bedah. Tangerang:

Binarupa Aksara Publisher

Shenoy, K. Rajgopal dan Anita N. 2014. Buku Ajar Ilmu

Bedah Jilid Satu. Tangerang: Karisma Publishing Group

Snell, RS. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta:

EGC

Umami, Vidhia. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: PT.

Gelora Aksara Pratama

Wein, AJ, Kavaoussi, LR, Novick, AC, Partin, AW,

Peters, CA. 2012.Campbell- Walsh Urology Tenth Edition.

USA: Saunders

Yosef, Herman. 2007. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV.

Infomedika

79