1. Makalah JIT

37
“MAKALAH KELOMPOK 3 –JUST IN TIME (J.I.T)-” Disusun oleh KELOMPOK 3 : 1. ALFIAN SAYUTI (A1C 012 006) 2. BAIQ ANGGRAINI KUSUMAWARDANI (A1C 012 016) 3. EDI WAHYUDI (A1C 012 036) 4. NI WAYAN SRI PUSPADANI (A1C 012 102) 5. SEPTIAN GUYSNU (A1C 012 134) Fakultas EkonomiKA DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM

Transcript of 1. Makalah JIT

“MAKALAH KELOMPOK 3 –JUST IN TIME (J.I.T)-”

Disusun oleh KELOMPOK 3 :

1. ALFIAN SAYUTI (A1C 012 006)

2. BAIQ ANGGRAINI KUSUMAWARDANI (A1C 012 016)

3. EDI WAHYUDI (A1C 012 036)

4. NI WAYAN SRI PUSPADANI (A1C 012 102)

5. SEPTIAN GUYSNU (A1C 012 134)

Fakultas EkonomiKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua,

sehingga kami masih diberikan kesehatan dan dapat menyelesaikan

makalah ini dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Dalam

makalah ini kami akan membahas tentang “Just In Time (JIT)”.

Makalah ini ditujukan dalam rangka untuk mempermudah kami

maupun pembaca agar dapat menambah dan memperdalam pemahaman kami

mengenai materi “Just In Time” khususnya pada mata kuliah

“Seminar Akuntansi Manajemen”. Dan juga demi mengembangkan

pemikiran dan analisa kami guna memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh Dosen Pengampu dari mata kuliah “Seminar Akuntansi

Manajemen” pada tahun ajaran 2014/2015.

Dalam makalah ini, kami menyadari bahwa penyusunan makalah

ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak terdapat

kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Demikian penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami ataupun bagi para pembaca dan dapat

dijadikan acuan pembelajaran dalam mata kuliah “Seminar Akuntansi

Manajemen”.

Terima kasih.-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)i

PENULIS

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 2

1.3.Tujuan

2

BAB II

PEMBAHASAN 3

2.1.Pengertian Just In Time (JIT) dan Filosofimya 3

2.2.Persyaratan-persyaratan JIT 6

2.3.Konsep Dasar JIT 8

2.4.Strategi Penerapan JIT 9

2.5.Manfaat JIT 10

2.6.Kontribusi JIT untuk Keunggulan Bersaing 11

2.7.Prinsip Kerja JIT 12

2.8.Aspek JIT 14

2.9.Keuntungan dan Kelemahan JIT 19

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

iii

BAB III PENUTUP

20

3.1.Kesimpulan 20

DAFTAR PUSTAKA

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya

apabila memperhatikan faktor-faktor penentu diantaranya waktu,

mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu faktor penentu,

yaitu waktu, yang dimana waktu ini menjadi faktor penting yang

mempengaruhi keunggulan daya saing. Perusahaan yang ingin unggul

dari faktor waktu maka harus dapat melayani permintaan

konsumennya dengan tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas

yang tidak bernilai tambah dan mengefisienkan waktu untuk

aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan

mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan

mengembangkan dan menerapkan konsep - konsep Just In Time (JIT).

Just In Time (JIT) dapat dikembangkan dan diterapkan pada

semua aktivitas perusahaan dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu

dengan cara desain dan pengembangan, pengadaan, pemanufakturan,

pemasaran, distribusi, dan pelayanan konsumen. Namun, dalam

praktiknya, JIT banyak diterapkan untuk pengadaan (pembelian) dan

pemanufakturan. Strategi ini harus fleksibel, waktu pakai

produknya singkat, serta mampu memperkecil waktu produksi

(manufacturing lead time) dan distribusi (ordering lead time). -Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)1

JIT dalam hal ini, memerlukan tambahan pelatihan yang lebih

banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan

diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang

dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa

yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik apa yang

seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba

dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha

pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja

pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat yaitu

peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive,

tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya

bencana.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Konsep Dasar dan Filosofi mengenai Just In Time

(JIT) ?

2. Apa saja yang termasuk Persyaratan-persyaratan dalam Just

In Time (JIT) ?

3. Apa saja manfaat-manfaat yang ada pada Just In Time (JIT)

?

4. Bagaimana Prinsip Kerja yang terjadi pada Just In Time

(JIT) ?

5. Apa saja Aspek JIT dan Bagaimana keunggulan yang

diterapkan JIT untuk Bersaing ?

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

2

6. Apa saja kelemahan dan keunggulan dari penggunaan Just In

Time (JIT) ?

7. Bagaimana Strategi yang ada pada Just In Time (JIT) ?

1.3. TUJUAN

1. Mengidentifikasi Konsep Dasar dan Filosofi mengenai Just

In Time (JIT).

2. Menjelaskan Persyaratan-persyaratan dalam Just In Time

(JIT).

3. Menjelaskan manfaat-manfaat yang ada pada Just In Time

(JIT).

4. Memahami Prinsip Kerja yang terjadi pada Just In Time

(JIT).

5. Menjelaskan Aspek JIT dan memahami keunggulan yang

diterapkan JIT untuk Bersaing.

6. Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan dari penggunaan

Just In Time (JIT).

7. Menjelaskan Strategi yang ada pada Just In Time (JIT).

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian “Just In Time” (JIT) dan Filosofinya

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem

produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan

oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya

memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang

diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen (Simamora,

2000). Just In Time dapat berarti sebagai suatu keseluruhan

filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk

bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai

sebatas dibutuhkan.

JIT juga merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki

implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat

sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull

sistem) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

4

diminta dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Filosofi JIT

digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh

banyak perusahaan manufaktur di Jepang .

Konsep Just In Time (JIT) adalah suatu konsep di mana

bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan

dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan

oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan

meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang /

stocking cost.

JIT juga berarti filosofi manajemen dari pemecahan masalah

yang berkelanjutan dan dipaksakan, sehingga pemasok-pemasok dan

komponen-komponen ditarik melalui sistem untuk menunjukkan dimana

dan kapan mereka dibutuhkan.

Bila JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang

berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari

kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah

meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan

cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai

bagi suatu produk.

Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :

1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang

didasarkan pada permintaan.

2. memproduksi dengan jumlah kecil

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

5

3. menghilangkan pemborosan

4. memperbaiki aliran produksi

5. menyempurnakan kualitas produk

6. orang-orang yang tanggap

7. menghilangkan ketidakpastian

8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.

Berbagai perusahaan banyak yang menggunakan istilahnya sendiri

sebagai pengganti dari Jus In Time, seperti :

IBM dikenal “Continuous Flow Manufacturing (CFM)”.

Harley Davidson dikenal “Material as Needed (MAN)”.

Hewlett Packard dikenal “Stockless Production”.

Omark Industries dikenal “Zero Inventory Production System

(ZIPS)”.

Dalam menerapkan JIT ini, ada tiga hal yang tidak boleh

dilakukan. Ketiga hal tersebut adalah MUDA, MURA dan MURI.

MUDA dalam bahasa Jepang berarti pemborosan, yang bila

diterapkan dalam manajemen tidak akan memberikan nilai

tambah.

MURA dalam bahasa Jepang berarti ketimpangan, keragaman,

atau ketidakteraturan (variability and irregularity).

MURI dalam bahasa Jepang berarti keterpaksaan, kesulitan,

lewat ambang batas. Keadaan timpang, beragam maupun terpaksa

merupakan indikasi dalam suatu masalah.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

6

Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi

manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan

suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas

dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan

mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus

produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses

produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya.

Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time

dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi

pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu

produksi. Ide dasar sistem produksi tepat waktu (Just In Time)

yaitu menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan pada saat

diminta dengan menghilangkan segala macam bentuk pemborosan waktu

yang tidak diperlukan sehingga diperoleh biaya produksi yang

rendah dan melakukan proses yang berkesinambungan. JIT mulai

digunakan pada sistem produksi Toyota sebagai dampak dari krisis

minyak di tahun 1973, kemudian banyak dipakai oleh perusahaan

Jepang untuk mengantisipasi semakin variatifnya permintaan

konsumen dan semakin kritisnya konsumen dalam menentukan produk

yang diinginkannya.

Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi

bagian aktif dalam sistem produksi dan melarang timbulnya masalah

yang mengakibatkan hadir pada biaya persediaan. Dalam Just In

Time persediaan diminimalisasi dengan tetap menjaga

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

7

keberlangsungan produksi. Ini berarti bahan maupun barang

tersedia dalam waktu, jumlah dan kualitas yang tepat saat

diperlukan. Metode Just In Time dalam keberadaannya tidak sekedar

diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga dapat

diimplementasikan dalam bidang produksi.

Dalam bidang produksi, Just In Time menekankan upaya

kontinuitas pengurangan pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot

size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja. Produksi

Just In Time menunjukan sistem produksi dimana aktifitas operasi

terjadi hanya jika diperlukan. Selain demikian berposisi sebagai

alat pendekatan untuk penyeimbang produksi, alat pengendali

kualitas produk, dan mekanisme untuk motivasi serta keterlibatan

para tenaga kerja.

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time-JIT) bukanlah ilmu

yang memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang tidak

begitu rumit, secara lebih tepatnya Just In Time (JIT) bisa

dikatakan sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep

ataupun strategi manajemen yang dimaksud dan tujuannya adalah

mencapai performansi yang tinggi dalam proses manufacturing. JIT

adalah filosofi manufacturing untuk menghilangkan pemborosan

waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai

proses distribusi. Adapun 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan

karena :

1) Over produksi.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

8

2) Waktu menunggu.

3) Transportasi.

4) Pemrosesan.

5) Tingkat persediaan barang.

6) Gerak.

7) Cacat produksi.

2.2. Persyaratan-persyaratan “Just In Time” (JIT)

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam

penerapan Just In Time (JIT), yaitu :

1. Organisasi Pabrik

Pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout

berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk

membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.

2. Pelatihan/Tim/keterampilan

JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila

dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi

pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang

dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT.

Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik yang

seharusnya diberikan.

Membentuk Aliran/Penyederhanaan.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

9

Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup

sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi,

menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.

Kanbal Pull Sistem.

Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian

perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang

perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

1) Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.

2) Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada

saat dibutuhkan,

3) Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya

4) Meratakan beban produksi

5) Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning

6) Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

3. Visibiltas / pengendalian visual

Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan

sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem

tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-

mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak

rute produksi yang saling bersilangan.

4. Eliminasi Kemacetan

Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun

dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan

yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

10

berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur,

keuangan dan departemen lainnya yang relevan.

5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.

Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi

ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini sesuai bila mesin-

mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau

komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam

tahap produksi.

6. Total Productive Maintance

TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin

membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya

dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.

7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan

Perbaikan Berkesinambungan.

Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus

ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal yaitu :

Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan

dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan

cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua

kondisi mesin harus bekerja dengan prima.

2.3. Konsep Dasar “Just In Time” (JIT)

Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu

metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya

gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

11

proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang

diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas

dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua

proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada

lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku

cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem

dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses

berikutnya. Metode ini menyulitkan penyesuaian secara cepat

terhadap perubahan yang disebabkan oleh gangguan yang timbul pada

beberapa proses atau akibat adanya fluktuasi permintaan. Untuk

mengatasi berbagai gangguan dan perubahan permintaan ini,

perusahaan harus mengubah jadwal produksi tiap proses secara

serempak yang cukup menyulitkan. Akibatnya perusahaan harus

melakukan persediaan di antara semua proses untuk mengatasi

gangguan dan perubahan permintaan ini. Sistem ini sering

menimbulkan ketidakseimbangan persediaan yang mengakibatkan

pemborosan.

Sebaliknya, sistem produksi Toyota bersifat revolusioner,

dalam arti proses berikutnya akan mengambil suku cadang dari

proses sebelumnya, metode ini dikenal sebagai sistem tarik. Hanya

lini rakit akhir yang dapat mengetahui dengan tepat penetapan

waktu yang diperlukan dan jumlah suku cadang yang diperlukan.

Lini rakit akhir pergi ke proses sebelumnya untuk mendapatkan

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

12

suku cadang yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada

waktu yang diperlukan. Kemudian proses sebelumnya memproduksi

suku cadang yang diambil oleh proses berikutnya. Tiap proses yang

memproduksi suku cadang mengambil bahan atau suku cadang yang

diperlukan pada proses sebelumnya, begitu seterusnya.

Dengan demikian apabila ada perubahan permintaan tidak perlu

dilakukan perubahan jadwal produksi secara serempak untuk semua

proses. Hanya lini rakit akhir yang perlu diinformasikan mengenai

perubahan jadwal produksi ketika merakit produk satu per satu.

Untuk menginformasikan mengenai penetapan waktuyang diminta dan

jumlah suku cadang yang diperlukan, digunakan KANBAN. Sistem

kanban hanya bisa berfungsi secara efektif melalui kombinasi

dengan elemen-elemen JIT lain secara utuh.

Dalam hal ini, Tidak ada satu organisasipun di dunia ini yang

menyukai pemborosan. Hal ini karena, Disebabkan pemborosan tidak

sesuai dengan semangat efisiensi sebagai jantungnya manajemen,

Efisiensi dan efektivitas sebagai terminal akhir dari pada

manajemen tidak akan dapat tercapai jika pemborosan masih

terjadi, Semangat untuk terus memperbaiki organisasi dan

menghilangkan pemborosan inilah yang kemudian dikenal dengan

konsep JUST IN TIME (JIT), Konsep JIT muncul di Jepang melalui

apa yang disebut Kyzen (perbaikan terus menerus), dan Just In

Time (JIT) sendiri bukan istilah Jepang. namun istilah dari Barat

yang mampu melihat fenomena manajemen di Jepang.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

13

2.4. Strategi Penerapan “Just In Time” (JIT)

Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam

perusahaan, antara lain, yaitu :

Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungannya, yaitu

dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan

pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada

komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak akan dapat terlaksana.

Mengubah sistem, yaitu mengubah dengan cara mengadakan pembelian,

yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok

sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka

panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau

proses produksi perubahan kita.

Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi.

Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik

yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan

menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi

yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam

barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu

dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat

menghemat biaya, seperti biaya bahan baku, persediaan, dan

sebagainya.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

14

2.5. Manfaat “Just In Time” (JIT)

JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan,

tetapi juga merupakan sistem produksi yang saling berkaitan

dengan semua fungsi dan aktivitas. Adapun Manfaat JIT

tersebut, antar lain :

1) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.

2) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi.

3) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan

mendeteksi kesalahan pada sumbernya.

4) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.

5) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.

6) Layout pabrik yang lebih baik.

7) Pengendalian kualitas dalam proses.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

15

2.6. Kontribusi “Just In Time” (JIT) Untuk Keunggulan Bersaing

Terdapat 7 kontribusi JIT untuk memperoleh keunggulan dalam

bersaing, yaitu :

Pemasok, Tata Letak, Persediaan, Penjadwalan, Pemeliharaan

Pencegahan, Mutu Produksi dan Pemberdayaan Karyawan.

Gambar 12.1. Faktor Kesuksesan JIT

Sumber : Haeyzer & Render, 1999

2.6.1. JIT pada Pemasok -Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)16

Pemasok PemberdayaanKaryawan

Kualitas

Tata Letak

Persediaan

Pemeliharaan

Pencegahan

Penjadwalan

JIT

JIT pada pemasok diartikan dengan semangat JIT, jumlah

pemasok sebaiknya sedikit, antara sistem JIT pada pemasok

ada hubungan kedekatan agar pemasok senantiasa berbisnis

ulang dengan bisnis yang kita jalani..

2.6.2. JIT pada Tata Letak

JIT pada tata letak menunjukkan tujuan JIT adalah mengurangi

perpindahan baik perpindahan orang maupun perpindahan

barang.

2.6.3. JIT pada Persediaan

JIT pada persediaan menggunakan sistem tarik (pull system)

untuk memindahkan suatu persediaan tersebut. Dalam hal ini,

JIT akan mengurangi ukuran lot dan mengurangi waktu

penyetelan.

2.6.4. JIT pada Penjadwalan

JIT pada penjadwalan dapat ditempuh dengan cara

mengkomunikasikan jadwal tersebut kepada pemasok. Hal ini

dilakukan untuk menghilangkan pemborosan.

2.6.5. JIT pada Pemeliharaan Pencegahan

JIT pada pemeliharaan pencegahan dapat ditempuh dengan cara

pemeliharaan pencegahan yang terjadwal dan rutin secara

harian.

2.6.6. JIT pada Mutu Produksi (Kualitas)

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

17

JIT pada mutu produksi (kualitas) adalah diterapkannya dalam

hal kendali proses secara statistik.

2.6.7. JIT pada Pemberdayaan Karyawan

JIT pada pemberdayaan karyawan adalah dikembangkannya

pelatihan-pelatihan dalam bisnis agar terciptanya konsep

Just In Time.

2.7. Prinsip Kerja “Just In Time” (JIT)

Prinsip kerja JIT dapat dibagi menjadi tiga bagian besar

yaitu :

Cost reduction karena menggunakan prinsip 5S.

Inventory reduction, karena just in time (yang menggunakan konsep

pull system) melawan just in case (yang menggunakan konsep push

system). Dan

Quality improvement dimulai dari : Pemberdayaan karyawan

kemudian kualitas sebagai paradigma baru setiap orang dan

akhirnya pada gugus kendali mutu.

2.7.1. Cost Reduction (Pengurangan Biaya)

Suatu konsep manajemen baru yang diambil dari kebiasaan

di Jepang dan mampu menyingkirkan paradigma barat dalam dunia

industri manufaktur adalah prinsip 5-S Manufacturing yaitu Seiri,

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

18

Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shetsuke (Kazuo Shibagaki et

all. 1991).

SEIRI-Pemilihan. Diartikan sebagai usaha untuk memilih mana

yang perlu dan mana yang tidak, serta menghindari berbagai

kelebihan. Semakin jarang suatu barang atau peralatan

digunakan maka semakin jauh letak barang atau peralatan

itu dari tempat kerja.

SEITON-Pengaturan. Barang atau peralatan diatur sedemikian

rupa sehingga memudahkan dalam pemakaian dan pencarian.

SEISO-Pembersihan. Peralatan dijaga agar selalu dalam

keadaan bersih agar mudah dirawat dan selalu dalam kondisi

bagus pada saat digunakan.

SEIKETSU-Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Untuk menjaga

kebersihan lingkungan diperlukan prosedur standar sehingga

setiap orang akan berperilaku sama dalam perawatan

kebersihan.

SHITSUKE-pelatihan dan Disiplin. Untuk menjaga prosedur standar

dan kelangsungannya maka pelatihan untuk mengubah dan

mejaga perilaku individu perlu dilakukan.

2.7.2. Inventory Reduction (pengurangan persediaan)

Persediaan menurut paradigma lama, dalam hal ini selalu

dikaitkan dengan produksi dalam jumlah besar. Untuk menjaga

kelangsungan proses produksi maka persediaan yang besar dan

aman perlu diadakan. Oleh karena itu, sistem Just In Time

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

19

menghendaki barang dibuat sesuai dengan kebutuhan hanya pada

saat dibutuhkan.

2.7.3. Quality Improvement

Perbaikan kualitas menurut konsep Just In Time adalah usaha

yang secara terus menerus dilakukan. Tujuannya adalah

peningkatan produktivitas melalui pemenuhan harapan konsumen

dalam hal kualitas dan waktu. Kualitas dalam paradigma baru

ini menjadi urusan setiap orang.

2.8. Aspek “Just In Time” (JIT)

JIT mempunyai empat  aspek pokok sebagai berikut :

1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk

atau jasa harus di eliminasi. Aktivitas yang tidak bernilai

tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu, misalnya

persediaan dapat mungkin nol.

2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih

tinggi. Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,

tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali

produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

20

3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan

(Continuous Improvement) dalam meningkatkan efisiensi

kegiatan.

4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan

pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional

perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi,

administrasi dan sebagainya.

Pembelian JIT

Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang

dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan

segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT

dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan

aktivitas pembelian dengan cara :

a) Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat

mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi

dengan pamasoknya.

b) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi

dengan pemasok.

c) Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian

yang mapan.

d) Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak

bernilai tambah.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

21

e) Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan

mutu.

Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem

akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut

:

a) Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.

b) Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.

c) Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya

sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi

biaya langsung.

d) Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai

selisih harga beli secara individual.

e) Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem

akuntansi.

Produksi JIT

Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen

atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan

yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan

memenuhi permintaan pelanggan.

 Manufacturing Cycle Efficience ( MCE )

Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah telah

dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap produksi,-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)22

maka perlu dihitung efisiensi siklus manufacturing (MCE).

Persamaan MCE adalah :

MCE =     waktu proses     X  100%

Waktu tenggang

Waktu tenggang  =  Waktu proses + Waktu inspeksi + Waktu gerak +

Waktu Tunggu +

Waktu Antri

Besaran MCE adalah : 0 < MCE ≤ 1, artinya MCE lebih besar dari

nol dan lebih kecil atau sama dengan satu. Jika waktu tidak

bernilai tambah semakin mendekati nol maka besaran MCE akan

semakin mendekati satu yang berarti semakin efisien, begitupun

sebaliknya. Pada beberapa perusahaan manufacturing, MCE umumnya ±

10 %. Perusahaan manufacturing yang efisien MCE idealnya adalah

100%, artinya tingkat pemborosan pada setiap tahap produksi

adalah 0%.

Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan

cara :

a) Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap

workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk

(konsep persediaan nol).

b) Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu)

produksi (konsep waktu tunggu nol).

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

23

c) Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk

mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan

pengolahan produk (workstation).

d) Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga

aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat

dieliminasi.

Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan

efisiensi dalam bidang : (1) Lead time (waktu tunggu)

pemanufakturan, (2) Persediaan bahan, barang dalam proses, dan

produk selesai, (3) Waktu perpindahan, (4) Tenaga kerja langsung

dan tidak langsung, (5) Ruangan pabrik, (6) Biaya mutu, (7)

Pembelian bahan.

Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem

akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut

:

a) Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.

b) Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools)

untuk aktivitas tidak langsung.

c) Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi

selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara

individual.

d) Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work

tickets”

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

24

Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk

Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat

daripada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.

Penggunaan sistem pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada : (1)

Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya, (2)

Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk, (3) Mengurangi

perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa), (4) Mengubah

perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung, (5)

Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses. 

JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead

Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang

tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk

sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal.

Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang

terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi

adalah karakteristik utama JIT.

Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT

            Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak

langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan

keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk). Pemanufakturan

JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah

sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun

sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)25

JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa

            Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-

pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen produksi.

Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan.Hal ini

dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara

langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang

ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula

dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.

Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung

            Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan

otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi

secara signifikan. Oleh sebab itu ada dua akibat :

a) Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total

biaya produksi menjadi berkurang.

b) Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel

menjadi biaya tetap.

Pengaruh JIT pada Penilaian  Persediaan

            Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat

dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan

untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan.

Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai,

dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan

pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan  persediaan nol (atau-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just In

Time”(JIT)26

paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga

penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan

keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya

untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi

biaya produk yang akurat untuk membuat berbagai keputusan

misalnya: (a) penetapan harga jual berdasar cost-plus, (b)

analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini produk,

(d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli

atau membuat sendiri, dsb.

Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan

Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama,

perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang

dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat

dibentuk untuk bisnis berulang-ulang. Dengan mereorganisasi tata

letak pemanufakturan, pesanan tidak membutuhkan perhatian yang

besar dalam mengelompokkan harga pokok produksi. Hal ini karena

biaya dapat dikelompokkan pada level selular. lagi pula, karena 

ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk

menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka

lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok

proses.

Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

27

Dalam metode  proses, perhitungan biaya per unit akan

menjadi lebih rumit karena adanya persediaan barang dalam proses.

Dengan menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga

penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak

perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT secara

signifikan mengarah pada penyederhanaan.

 

JIT dan Otomasi                        

            Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya

menunjukkan kemungkinan otomasi dalam beberapa hal. Karena

tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk

mengikutinya  dengan  pemilikan  teknologi pemenufakturan maju.

Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b)

menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d)

menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.

Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada

berbagai produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS,

merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi.

beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam

lingkungan tradisional sekarang menjadi biaya langsung.

2.9. Keuntungan dan Kelemahan “Just In Time” (JIT)

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

28

Keuntungan mengoperasikan sistem JIT dalam managemen

yaitu :

seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan

lebih efisien.

Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk

memperkerjakan para staffnya.

Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau

duretur kembali.

kertas kerja dapat lebih simple.

Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk

mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan

mengadakan promosi tambahan.

Kelemahan JIT dalam managemen yaitu :

Satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order

ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan

naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka

inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan

konsumen. Untuk mencapai tingkat pelayanan 95% perusahaan

harus memasukkan 2 standart deviasi dalam safety stock.

BAB III

PENUTUP

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

29

3.1. KESIMPULAN

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem

produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan

oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya

memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang

diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Konsep just in

time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk

aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat

pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga

akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang /

penyimpanan barang / stocking cost.

Tujuan Just In Time menghasilkan sebuah produk hanya

jika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para

pelanggan. Sehingga system JIT ini dapat memberikan manfaat

lebih bukan hanya untuk konsumen namun perusahaan yang melakukan

proses produksi dapat menghemat waktu dan pengeluaran untuk

proses produksi tersebut.

Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem

produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam

kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just in

Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :

menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan

pada permintaan, memproduksi dengan jumlah kecil, menghilangkan

pemborosan, memperbaiki aliran produksi, menyempurnakan kualitas

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

30

produk, orang-orang yang tanggap, menghilangkan ketidakpastian,

penekanannya pada pemeliharaan jangka panjang.

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)

31

DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis

Quality Management System. Penerbit Nusantara Professional

Education. Jakarta.

Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management.

Penerbit Andi Yogyakarta.

http://materi-sisfo.blogspot.com/2012/06/ -just-in-time-

jit.html

https://yenypurwantotechnical.wordpress.com/2014/07/11/just-

in-time-pada-perusahaan-/

http://elisamanajemenumg.blogspot.com/2014/01/just-in-time-

jit.html

-Seminar Akuntansi Manajemen- Kelompok 3 “Just InTime”(JIT)