tugas manajemen stratejik
-
Upload
dianoktafiani -
Category
Documents
-
view
42 -
download
6
description
Transcript of tugas manajemen stratejik
MANAJEMEN STRATEGI
Analisa Pilihan Strategi PT. Indofood dalam Mempertahankan Brand Positioning
Produk Indomie
KELOMPOK 8 :
1. Dian Oktafiani 1110532023
2. Dio Aditya Nugraha 1110531008
3. Hilya Ilham 1110533015
4. Irvan Kurniawan T 1110532027
5. Maulana Afwan 1110531002
6. M. Hafiz Mukhlis 1110532026
7. Rahmad Danil 1110531006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Strategi ini dengan baik. Salawat
beriring salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas ini dibuat sebagai pemenuhan kewajiban kami untuk menyelesaikan yugas yang diberikan
sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
Selama pembuatan tugas ini kami banyak dibantu oleh berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Herri, SE, MBA dan Bapak Dr. Yulihasri selaku Dosen mata kuliah
Manajemen Strategi;
2. Rekan-rekan akuntansi dan rekan-rekan relefan yang selalu siap membantu setiap saat.
Akhirnya Penulis berharap agar penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi kami dan kami menerima masukan berupa kritik dan saran dari Pembaca yang sifatnya
membangun.
Padang, November 2014
Penulis
PENDAHULUAN
1. Profil Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (IDX:INDF ) merupakan produsen berbagai jenis
makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada
tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan
makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan
total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses
produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir
yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Visi dan Misi PT Indofood
Vision
To Become a Total Food Solutions Company
Visi Indofood adalah visi yang jelas dimana PT Indofood berusaha untuk selalu total dalam
operasinya dan memberikan solusi dari kebutuhan yang ada.
Mission
To continuously improve our people, our processes and our technology
To produce high quality, innovative, and affordable products which are preferred by
customers
To ensure availability of our products to customers domestically and internationally
To contribute to the improvement of the quality of life of Indonesians with emphasis on
nutrition
To continuously improve stakeholders’ value
Komponen-komponen yang terdapat dalam misi Indofood
To continuously improve our people 1, our processes and ourtechnology 2
To produce high quality 8 , innovative, and affordable products 3 which are preferred
by customers 4
To ensure availability of our products 3 to customers 4 domestically and internationally 5
To contribute to the improvement of the quality of life 6 of Indonesians with emphasis on
nutrition
To continuously improve stakeholders’ value 7
our people 1 = Concern for employee
technology 2 = concern for technology update
products 3 = company’s product
customers 4 = company’s customers
domestically and internationally 5 = Company’s Markets
improvement of the quality of life 6 = concern public image
continuously improve stakeholders’ value 7 = concern for survival and growth
To produce high quality 8 = Self concept
Dari 9 komponen misi yang baik, misi PT Indofood terdapat 8 diantaranya.Yang kurang
adalah filosofi.Apa yang menjadi dasar kepercayaan PT Indofood dalam bekerja, budaya atau
etika dan sebagainya tidak terdapat dalam mission statement PT Indofood
2. Kasus
Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa PT. Indofood Makmur Tbk merupakan
perusahaan pemasok berbagai jenis makanan dan bahan-bahan makanan. Salah satu produk
unggulan perusahaan ini adalah mie instan Indomie. Walaupun Indomie dapat dikatakan market
leader dalam pasar sektor mie instan, tetapi kehadiran beberapa pesaing seperti Mie Sedaap
produk dari WingsFood dan Mie Karee tidak dapat dianggap enteng. Promosi kedua pesaing
yang angresif sempat mencuri sedikit porsi pangsa pasar Indomie. Oleh karena itu, kami
mencoba untuk menganalisa strategi-strategi yang digunakan oleh PT. Indofood dalam
mempertahankan brand positioning dan luasnya market share dari produk Indomie ini.
3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana internal assesment dan eksternal audit PT. Indofood?
2. Apa saja strategi yang diterapkan PT. Indofood dalam menghadapi persaingan?
3. Bagaimana evaluasi dan pengendalian strategi yang telah PT. Indofood terapkan?
LANDASAN TEORI
Strategi Generik Porter
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut
juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter mengintrodusir 3 jenis
strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan
Produk (Differentiation), dan Focus. (Lihat Gambar 1).
Porter Generic Strategies
1. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup
menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-
besarnya dari konsumen potensialnya.Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar,
tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara
nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut.Berbagai
kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya
yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi.Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price insensitive). Pada umumnya strategi biaya rendah dan
pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing
(competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar.(Lihat David, 1998;
Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
2. Integration Strategies
Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai
strategi-strategi vertical integration.Namun, tidak jarang yang memaksudkan integrasi vertikal
sebagai hanya integrasi forward dan backward saja.
a. Forward Integration
Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham
perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan
peritel.Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba
(franchising).Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk
mendistribusikan produknya (barang maupun jasa).Salah satu alasan terbesar hadirnya
bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk
membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak.Perhatikan gejala
bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi ini.
b. Backward Integration
Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau
meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik
produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi
ini menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak
dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan
perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya.
c. Horizontal Integration
Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk
membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing.Salah satu
kecenderungan paling signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah
meningkatnya upaya untuk melakukan integrasi ke samping sebagai suatu strategi
pertumbuhan.Merjer, akusisi, dan pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing
memberikan peluang terjadinya skala ekonomi (economies of scale) serta mendorong
terjadinya transfer sumber daya dan kompetensi perusahaan. Dalam artikelnya, Kenneth
Davidson (Davidson, 1987) mengungkap bahwa merjer di antara perusahaan yang tidak
bergerak di bidang yang sama merupakan suatu kesalahan. Tetapi merjer yang terjadi
pada perusahaan yang sedang bersaing langsung (direct competitors) memberikan
peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi lebih efektif, efisien, dan
kompetitif.
PEMBAHASAN
1. Internal Assesment dan Ekternal Audit
Value and Culture
Nilai – Nilai budaya yang diterapkan baik pada Indofood maupun Indomie terkandung
dalam Credo :
Dari semboyan yang menunujukan nilai perusahaan ini, Indofood ingin menunjukan
bahwa mereka adalah perusahaan yang ingin selalu memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen yang merupakan faktor yang menentukan kesuksesan perusahaan, melalui staff yang
handal yang merupakan asset terbesar yang dimiliki oleh Indofood, dan dengan didukung
melalui inovasi-inovasi yang terus dilakukan, untuk mencapai hasil yang excellence dengan
mengandalkan kinerja tim.
Manajemen
Marketing
Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai
macam varians. Ada Indomie goring, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada
Indomie citarasa tradisional seperti rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga
ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium.
Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas
kepada konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie
yang sesuai dengan selera konsumen.
Segmen utama yang dituju oleh Indomie adalah segmen pasar Indonesia dengan
targetnya adalah kalangan kelas menengah ke atas. Target terebut jujga dipertimbangkan karena
produk Indomie merupakan produk yang health conscious, sehingga dinilai sesuai untuk
kalangan menengah ke atas yang sudah mulai mengutamakan aspek kesehatan dalam
mengkonsumsi suatu produk. Akan tetapi saat ini Indomie telah mulai merambah pasar luar
negeri. Dan mengenai masalah target pasarnya, walaupun target utamanya adalah kalangan
menengah ke atas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk semua kalangan menikmati
produk Indomie, dikarenakan sangat banyak warung-warung kecil yang menjual produkk
Indomie, maupun warung-warung Indomie pinggir jalan yang membuat Indomie siap makan.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan Indomie untuk menjual produknya tergolong cukup
gencar dan terintegrasi.Apalagi ketika Wingsfood dengan mie sedap-nya muncul sebagai
kompetitor baru yang agresif, Indofood juga menjadi lebih agresif dalam belanja iklan.
Walaupun Indomie bukanlah produk utama yang digunakan untuk melawan mie sedaap, akan
tetapi hal tersebut tetap memicu kenaikan biaya pemsaran yang digunakan oleh Indomie.
Penetapan harga produk Indomie berbeda dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut
dikarenakan aspek target pasar yang dtuju oleh Indomie adalah kalangan menengah ke atas,
sehingga Indomie sebgai produk yang lebih elegan mempunyai harga yang sedikit lebih mahal.
Dalam penentuan harga, suppliers tidak terlalu mempengaruhi penetapan harga produk Indomie,
dikarenakan Indofood menguasai jaringan produk ini dari hulu ke hilir, sehingga yang
memungkinkan adanya perubahan harga misalnya adalah ketika memang terjadi perubahan harga
bahan baku utama yang cukup siginifikan.
Produksi
Indomie ternyata sudah merambah produksinya hingga Nigeria, arab Saudi, dan mesir,
namun pembangunan pabrik disana masih dalam tahap penjajakan.
Bagi Indomie kegiatan proses produksi adalah suatu kegiatan terpenting bagi perusahaan.
Karena dengan berlangsungnya proses produksi yang efektif dan efisien , diharapkan kebutuhan
konsumen atau pasar dapat terpenuhi. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar apabila
ketersediaan akan bahan baku mencukupi.
Pengertian bahan baku dalam hal ini adalah sebagai bagian dari aktifa yang meliputi
bahan baku, ataupun barang setengah jadi yang akan mengalami suatu proses produksi. Pada
prinsipnya persediaan bahan baku ditujukan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya
jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berurutan dalam upaya memproduksi
barang jadi atau produk.
Distribusi
Indofood memiliki satu grup tersendiri yang menangani pendistribusian produk-
produknya yaitu Grup Distribusi Indofood.Grup distribusi Indofood sangat berperan dalam
meningkatkan penjualan produknya. Peningkatan penjualan pada tahun 2007 misalnya,
merupakan satu hasil kerja keras dari Grup distribusi Indofood, dan tentu saja hasil dari output
bagian-bagian lain pula. Indofood dalam pendistribusiannya concern sekali dengan stock point
yang ada di kawasan-kawasan startegis, yang dapat menjamin kelancaran distribusi produk ke
ritel-ritel.Penetrasi yang dalam juga telah dilakukan oleh grup ini dengan menambah stock point,
sehingga dapat meningkatkan jumlah ritel yang dilayani dan dapat menjangkau kawasan-
kawasan pedesaan.
Dalam konteks produk Indofood adalah mi instant, pendistribusiannya dapat dikatakan
sudah cukup dalam, paling tidak menurut pendapat penulis.Hal tersebut terindikasi dari
tersebarnya warung-warung yang khusus menjual indomie yang siap makan. Selain itu, indikasi
lain adalah keberadaan indomie di warung-warung kecil selain tentu saja keberadaannya di setiap
supermarket di pelosok Indonesia.
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi
Indomie terbukti, dalam The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang
mencapai 95%, sedangkan Mi Sedaap yang merupaklan pesaingnya mempunyai kekuatan
distribusi sebesar 73%.
Research & Development (R & D)
Indomie memiliki Divisi R&D internal sehinga tidak membutuhkan R&D eksternal.
Karyawannya memiliki kualifikasi sebagai berikut sebagai persyaratan bergabung jika ada
lowongan :
Min Bachelor degree (S1) Food Science Technology
Max 1 year experience as R & D Specialist
Very Good Analytical thinking
Audit Eksternal
Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang
peluang yang dapat member manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Audit eksternal
dilakukan melalui Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Profil Kompetitif
(CPM)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Audit eksternal untuk Indomie melalui matriks EFE memberikan nilai 3,10 yang berarti
Indomie telah merespon dengan cukup baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.
Dari peluang dalam matriks EFE Indomie, diketahui bahwa factor yang paling signifikan adalah
pasar yang masih terbuka lebar, pola hidup instant dari masyarakat, dan naiknya permintaan.
Sedangkan ancaman yang paling signifikan adalah persaingan dari competitor sejenis dan
munculnya barang substitusi dari mie.
Dengan audit EFE ini, Indomie mengetahui peluang dan ancaman yang ada dalam
lingkungannya, selain itu Indomie akan mampu menganalisa mana peluang dan ancaman yang
sudah direspon dengan baik, dan mana yang belum.
Untuk hal yang sudah direspon dengan baik yaitu peluang pasar yang terbuka lebar,
naiknya permintaan, dan pola konsumsi masyarakat dapat dipertahankan agar respon tidak
menurun. Sedangkan untuk hal yang belum di respon dengan baik harusa ditingkatkan respon
perusahaan untuk menanggulanginya di masa depan, misal respon terhadap persaingan
competitor di tingkatkan ke level 4, ketergantungan yang tinggi terhadap supplier di kurangi
dengan mencari supplier alternative, dsb.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) IndomieNo Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai
TertimbangPeluang
1 Pasar domestik dan global masih terbuka lebar untuk dimanfaatkan, baik karena ekspansi daerah baru dan tingkat kelahiran yang cukup tinggi. Pasar indomie di Nigeria memiliki 38 juta konsumen. Selain itu juga Indomie di ekspor ke lebih dari 50 negara.
0,2 4 0,8
2 Naiknya permintaan, akibat menurunnya daya beli masyarkat yang disebabkan oleh naiknya harga makanan pokok masyarakat di atas 10% namun upah minimum nasional hanya naik sebesar 10%.
0,1 4 0,4
3 Pola konsumsi masyarakat terhadap makanan instant yang tinggi, dimana diperkirakan masyarakat yang memiliki gaya hidup ini sekitar 50% dari total populasi.
0,15 4 0,6
4 Perubahan teknologi yang lambat di industri mie 0,05 2 0,15 Upah pekerja yang rendah 0,05 2 0,1
Ancaman1 Adanya substitusi untuk makanan instant misalnya bubur
instant dan nasi instant0,1 2 0,2
2 Kompetitor yang memiliki produk berkualitas dengan iklan yang agresif
0,2 3 0,6
3 Kemungkinan adanya peraturan anti MSG dan zat berbahaya lainnya serta ancaman UU anti monopoli (Pasal 52 ayat 2 UU Antimonopoli)
0,05 2 0,1
4 Ketergantungan yang tinggi dengan supplier bahan baku gandum di Australia, dimana harga gandum cenderung naik, sehingga menurunkan profit margin dari 3,7% di tahun 2006 menjadi 2,1% di tahun 2007. Harga gandum naik disebabkan cuaca buruk dan tingkat persediaan gandum dunia yang rendah.
0,05 2 0,1
5 Ketersediaan kredit yang rendah di pasar akibat krisis keuangan global untuk membiayai ekspansi di luar negeri, yaitu Nigeria dan Arab Saudi
0,05 2 0,1
Total 1,00 3,10
Di dalam Pasal 52 ayat 2 UU Antimonopoli, pasal 1 ayat 4 UU ditetapkan, bahwa posisi
dominan (monopoli) adalah keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti
di pasar yang bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha
mempunyai posisi tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan, dalam kaitan dengan
kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk
menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu.
Matriks Profil Kompetitif
Selain dengan matriks EFE, audit eksternalpun dapat dilakukan dengan menggunakan
matriks profil kompetitif.Matriks ini mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan
dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan.Matriks ini
mengidentifikasi factor-faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu perusahaan.
Kekuatan dan kelemahan dari perusahaan dan pesaing akan menggambarkan daya saing
perusahaan saat ini dan potensi peluang dan ancaman ke depan. Dari hasil matriks ini diketahui
bahwa nilai kompetitif Indomie adalah 3,15 dan Mie Sedap 3,00. Hal ini menggambarkan bahwa
daya saing Indomie lebih tinggi dari Mie Sedap.
Dari analisa ini, baik Indomie maupun Mie Sedap dapat saling meningkatkan daya
kompetisi masing-masing di masa depan untuk menguasai pasar. Misalnya yang harus diperbaiki
Indomie adalah iklan dan kesetiaan pelanggan. Sedangkan yang harus diperbaiki oleh Mie Sedap
adalah kualitas produk, ketersediaan bahan baku, kesetiaan pelanggan dan distribusi penjualan.
Selain itu, point-point dari kelemahan pesaing dapat dimanfaatkan untuk merebut pangsa
pasar, misalnya distribusi penjualan yang kurang baik dari Mie Sedap dimanfaatkan dengan
menguasai distributor-distributor untuk lebih memprioritaskan Indomie.
Indomie Mie SedapNo Critical Succes Factor Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai1 Iklan 0,2 3 0,6 4 0,82 Kualitas Produk 0,15 4 0,6 3 0,453 Inovasi Produk 0,15 4 0,6 4 0,64 Kekompetitifan Harga 0,15 2 0,3 3 0,455 Kesetiaan Pelanggan 0,1 3 0,3 2 0,26 Ekspansi Global 0,05 3 0,15 2 0,17 Ketersediaan Bahan baku 0,1 3 0,3 2 0,28 Distribusi Penjualan 0,1 3 0,3 2 0,2
Total 1,00 3,15 3,00
Iklan dari Indofood kini mengkampanyekan indomie selera nusantara dengan
mengedepankan pluralitas.Iklan dari Mie Sedap mengedepankan rasa yang enak dan bergizi.
Kualitas mie dari Indomie berada dalam kelas menengah ke atas dengan bumbu
premium.Sedangkan mie sedap menggunakan mie dalam kelas menengah namun dengan bumbu
premium. Hal ini agar dapat menekan harga jual sehingga harga kompetitif di level bawah
sampai menengah, sehingga harganya lebih kompetitif dari indomie.
Inovasi dari Indomie melalui pemunculan dua produk baru yaitu Supermi Super Ayam
bawang dan Pop Mie Spesial.Supermi Super Ayam Bawang menggunakan kaldu ayam asli dan
Pop Mie Spesial menggunakan potongan daging ayam yang lebih besar dan kemasan yang lebih
menarik. Selain itu juga Indofood mengeluarkan Supermi seri Go, yaitu Supermi Gobang, Gokar
Goso.
Inovasi dari mie sedap adalah menghadirkan rasa yang secara tepat di sukai masyarakat
Indonesia, yaitu rasa bawang dan soto serta dengan tambahan bawang goring yang banyak dan
serbuk koya.
Kesetiaan pelanggan Indomie di maintain dengan mengadakan kompetisiIndomie jingle
dare, mudik bersama pedagang Indomie, pelatihan memasak indomie dengan rasa baru,
lomba noodles display, dll Kesetiaan pelanggan dari Mie Sedap dilakukan dengan menerjunkan
langsung supervisor salesnya di lapangan dan memberikan term of payment (TOM) yang lebih
panjang bagi distributor.
Distribusi dari Indomie masih cukup bagus dengan dukungan anak perusahaan
distribusinya dan para penjual retailer.Distribusi Mie Sedap selain melalui jalur distribusi
konvensional juga berusaha mengakuisisi para penjual retailer yang sebelumnya menjual
indomie. Ketersediaan bahan baku Indomie lebih terjamin daripada Mie Sedap karena adanya
dukungan dari bogasari yang merupakan salah satu produk unggulan PT. Indofood.
2. Strategi yang Diterapkan
Strategi SBU Noodle dalam Persaingan
Indomie kini berada di tengah-tengah persaingan yang ketat. Setelah sekian lama
menikmati persaingan yang “hampa”, mulai pada tahun 2003, tepatnya pada bulan mei, Indomie
harus menghadapi gempuran produk baru yang cukup sensasional, Mie Sedaap. Produk Mie
berbendera Wingsfood tersebut sangat agresif dalam menggarap pasar yang selama kurun waktu
sebelum 2003 dikuasai oleh Indomie.Selain itu, muncul pula pesaing baru, Mie Kare dari Orang
Tua group. Pada saat itu, sebagai dominant market leader, Indofood sempat terlena me-
maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari
WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan yang muncul secara tiba-tiba tersebut membuat Indofood seolah
tersentak.Sebagai akibat dari ketidaksiapannya menghadapi persaingan dari para competitor
baru, pangsa pasar Indofood mulai terkikis. Menurut data MIX, pada tahun 2002 Indofood masih
menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru,
harga kompetitif, dan promo yang gencar, pangsa pasar Indofood mulai goyah.Pada 2006 pangsa
pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%. Pangsa pasar 25% sisanya diperebutkan
oleh pesaingnya
Mengutip pernyataan Rhenald Kasali, ‘’Gebrakannya (mie sedaap) luar biasa, harganya
pun di bawah Indomie, ditambah keunggulan-keunggulan lain. Saya rasa persaingan pasar mi
instan akan semakin ketat.’’ Dari sisi Mie Sedaap, terdapat sebuah sikap optimis atas
persaingannya dengan Indofood.Manager Promosi PT Sayap Mas Utama Rudy Bonardy
mengatakan ‘’Kami masih pemula.Sedangkan Indofood adalah pemain lama yang saat ini
menguasai 75% pangsa pasar mi instan. Sisanya 25% dikeroyok merek-merek lain. Tapi saya
optimistis, Mie Sedap bisa meraih konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang
gencar.’’Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas, tergambar sebuah kondisi persaingan yang
ketat, yang bila tidak diantisipasi dengan tepat akan membawa kemunduran pada kinerja
Indofood.
Dalam persaingan yang mulai memanas dan mulai memangkas pangsa pasar Indofood
tesebut, Indofood tidak tinggal diam. Berdasarkan pada kerangka Bab V buku Manajemen
Stratejik edisi ke 10 karangan Fred David, tim penulis menjabarkan strategi-strategi yang telah
dan sedang dilakukan oleh Indofood dalam rangka menghadapi persaingan dengan Wingsfood
dan competitor lainnya dalam industry mie instan di Indoesia dan tentunya dalam rangka
mencapai visi misinya. Strategi perusahaan secara garis besar dibagi menjadi 4 yaitu strategi
integrasi, strategi intensive, strategi diversifikasi, dan strategi defensive.
Strategi Integrasi
Strategi integrasi merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk dapat
mengintegrasikan pemasok, distributor, dan pesaing ke dalam sebuah wadah yang dapat
dikontrol oleh perusahaan. Yang termasuk strategi integrasi adalah integrasi ke depan, integrasi
ke belakang, dan integrasi horizontal.
1. Integrasi ke depan
Strategic Business Unit (SBU) Noodle, yang membawahi bisnis mie Indofood,
mempunyai sebuah keuntungan dalam proses pendistribusian produk mienya. Hal tersebut terjadi
karena di dalam Indofood terdapat SBU khusus (indomarco) yang menangani pendistribusian
seluruh produk Indofood.Indomarco sudah mempunyai jaringan distribusi yang sangat luas,
mencapai seluruh pelosok tanah air.
2. Integrasi ke belakang
Dalam hal pemasok bahan baku, SBU Noodle bekerjasama dengan PT Bogasari. PT
bogasari, yang menyediakan tepung terigu, merupakan salah satu SBU dari Indofood. Dalam
posisi yang sama sebagai SBU itulah, kerjasama yang kuat terus terjalin dan membuat SBU
Noodle semakin kuat dalam hal bahan baku.
3. Integrasi horizontal
Dalam sejaranya, berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan penulis, SBU
Noodle tidak pernah melakukan pertumbuhan anorganik. Akuisisi dan merger seolah menjadi
strategi yang tidak diperlukan bagi Indofood, karena Indofood merupakan perusahaan yang besar
dengan segala kelengkapannya.Indofood dalam mengembangkan bisnis mienya, lebih
menekankan pada pertumbuhan organic atau melalui startegi pengembangan produk baru dan
strategi penetrasi pasar secara lebih dalam.
Strategi Intensif
Perusahaan membutuhkan usaha yang intensif, yang dilakukan dengan sungguh-sungguh,
untuk memperbaiki posisi perusahaan dalam persaingan.Yang termasuk strategi intensif adalah
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
1. Penetrasi pasar
Dalam kaitannya untuk melakukan penetrasi pasar dan melakukan perlawanan terhadap
Mie Sedaap, Indofood melakukan integrated marketing. Mengutip majalah Marketing, pihak
Indomie mengandalkan strategi komunikasi yang saling teintegrasi baik above the line (ATL)
maupun below the line (BTL).Kreativitas pesan yang disampaikan mencerminkan personifikasi
merek Indomie sebagai mie instan keluarga yang lezat dan bergizi.Dalam iklan versi Gita
Gutawa, misalnya, Indomie terlihat mempertegas kembali bahwa segmentasinya adalah remaja
dan keluarga. Sementara itu, mereka juga menggelar kegiatan Indomie Jingle Dare untuk pelajar
SMU, mensponsori acara Indonesian Idol, Mama Mia, serta kegiatan ibu-ibu PKK.
2. Pengembangan pasar
Indonesia dengan wilayah yang luas dan penduduknya yang besar merupakan pasar yang
menarik. Berdasarkan data, pada tahun 1999 kosumsi mie instan sebesar 5,2 milyar bungkus.
Dengan asumsi pertumbuhan per tahun 10%, maka pada tahun 2007 konsumsi mie instan di
Indonesia aalah sebesar 11 milyar bungkus. Salah satu channel distribusi yang telah dipunyai
Indofood adalah warung indomie. Cara yang digunakan untuk mengefektifkan warung tersebut
adalah dengan mengajarkan para pengelola warung membuat Indomie, men-support warung-
warung mereka dengan spanduk, sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie.
Menurut Ronald, pakar marketing, pengelola warung Indomie merasakan puas atas
dukungan dari pihak Indofood.Warung Indomie hanyalah salah satu contoh tentang bagaimana
Indofood berusaha melakukan pengembangan pasar lebih luas. Contoh yang lain adalah dengan
mendistribusikan produknya sampai ke warung-warung kecil. Dengan dukungan Indomarco,
perusahaan distribusi ilik Indofood, mie-mie milik Indofood tanpa kesulitan berhasil menembus
warung-warung kecil tersebut.
3. Pengembangan produk
Dalam kondisi persaingan yang ketat dan dalam kondisi konsumen yang menginginkan
variasi rasa beragam, Indofood menanggapinya dengan melakukan diversifikasi
produknya.Pengembangan produk baru tersebut untuk dilakukan untuk meningkatkan penjualan
Indofood dan sekaligus menghadang pergerakan competitor.Pada tahun 2004, Indofood
memanfaatkan Sarimi dan Supermi untuk menghadang laju Mie Sedaap. Indofood meluncurkan
Supermi Sedaaap—yang notabene punya tipografi brand yang mirip dengan Mie Sedaap. Kalau
Mie Sedaap memakai tagline“Jelas Terasa Sedaapnya,” Supermi Sedaaap
memakai tagline “Pasti Sedaaapnya.”
Tak cukup sampai di sana, Indofood juga menyerangnya dengan melempar
fighting brand Mie Sayaaap–Sayap adalah sinonim dari Wings. Tetapi, merek tersebut kemudian
mati. Untuk menghadang kompetitor Indofood meningkatkan belanja iklannya menjadi Rp 11,3
miliar pada 2004. Adapun Mie Sedaap waktu itu belanjanya mencapai Rp 9,9 miliar.
Pada tahun 2006, meluncurkan varian baru, Indomie Goreng Kriuk dengan 3 Diva
sebagai endorser-nya.Padahal, kata “Kriuk” sudah lebih dulu digunakan oleh Mie Sedaap.Pada
tahun 2007, Indofood luncurkan Sarimi Soto Koya, dengan Luna Maya sebagai endorser-nya.
Setelah itu, pada tahun 2008, Indofood meluncurkan Supermi Go: Gobang (goreng bawang),
Gokar (goreng kari), dan Goso (goreng soto). Grand launching tersebut ditandai dengan
dicatatnya event launching Supermi Go “Makan Mie Serentak dengan Peserta Terbanyak (lebih
dari 30 ribu orang)” di rekor MURI.
Strategi Diversifikasi
Strategi diversivikasi dilakukan oleh perusahaan induk dengan memasuki bidang industry
baru.Strategi diversifikasi tersiri dari 3 strategi yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi
horizontal, dan diversifikasi konglomerat.Strategi tersebut dilakukan untuk mengurangi
ketergantungan perusahaan terhadap satu bidang industry.Dalam kaitannya dengan SBU Noodle
milik Indofood, pembahasan strategi ini tidak relevan karena SBU Noodle merupakan suatu unit
bisnis yang tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan perluasan bidang industry.Akan
relevan jika pembahasan startegi diversifikasi dikaitkan dengan perusahaan induk yaitu
Indofood.
Namun, barangkali menurut pemahaman diversifikasi konsentrik, strategi SBU Noodle
untuk meluncurkan Pop Mie bisa digolongkan kedalam strategi diversifikasi.Dengan konsep
pengemasannya yang berbeda, walaupun merupakan produk mie juga, Pop Mie menjadi produk
hasil diversifikasi SBU Noodle.Dari hal tersebut di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa SBU
Noodle telah melakukan strategi diversifikasi konsentrik dengan menghadirkan Pop Mie ke
dalam pasar.
Strategi Defensif
Strategi defensive digolongkan menjadi 3 yaitu strategi retrenchment, strategi divestasi,
dan strategi likuidasi.Strategi retrenchment terjadi ketika suatu perusahaan melakukan
turnaround.Penjualan asset-aset perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan
termasuk ke dalan strategi retrenchment.Divestasi adalah strategi terkait penjualan divisi
perusahaan untuk meningkatkan modal.Likuidasi adalah strategi yang digunakan dalam kondisi
perusahaan yang sudah merugi besar dan kondisi keuangan yang negative.Likuidasi dilakukan
dengan menjual seluruh asset-aset perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pegertian di atas, maka strategi tersebut tidak berada pada level
SBU melainkan berada pada level perusahaan induk. Oleh karena itu, maka tidak perlu
menjelaskan strategi-strategi tersebut dalam kaitannya dengan SBU noodle.
Analisis dan pilihan Strategi SBU Noodle
Pada bagian ini, akan difokuskan kepada bagaimana menghasilkan dan mengevaluasi
alternative strategi serta memilih strategi yang akan dilaksanakan. Menganalisis dan memilih
strategi dapat berguna untuk menentukan tindakan yang dapat memungkinkan perusahaan
mencapai visi dan misinya dengan cara yang terbaik. Alternatif straegi diturunkan dari visi, misi,
tujuan, audit internal, dan audit eksternal perusahaan.
Teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pembuatan
keputusan tiga tahap.
Tahap 1
Tahap 1 terdiri atas Matriks EFE, IFE, dan CPM. Tahap 1 tersebut disebut sebagai tahap input,
tahap dimana informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi diringkas.
Tahap 2
Tahap 2 atau tahap pencocokan focus pada menciptakan alternative strategi yang layak
dengan mencocokkan factor internal dan eksternal. Tahap 2 mencakup matriks SWOT, SPACE,
BCG, IE, dan grand strategy matriks.Tim penulis memilih menggunakan Matriks SPACE
(strategic position and action evaluation) untuk dapat mencari alternative-alternatif strategi yang
sesuai dengan kondisi SBU Noodle.
Dalam matriks SPACE, kuadran digolongkan menjadi agresif, konservatif, defensive, dan
kompetitif. Yang menentukan posisi perusahaan dalam matriks ini ada 4 faktor, yaitu Financial
Strength (FS), competitive advantage (CA), Environmental Stability (ES), dan Industrial
Strength (IS).
Berikut adalah tabel keempat factor tersebut dan nilainya.
Financial StrengthKeuangan perusahaan induk yang kuat 5Jumlah asset SBU yang cukup besar 4Liabilities to asset rasio rendah 5Earning per share meningkat tajam 5Rata-rata nilai dari financial strength 4,75Competitive AdvantagePangsa pasar yang besar -2Distribusi yang luas -2Mempunyai akses yang kuat dan bagus dengan pemasok dan distributor -1Varians produk yang beragam -2Rata-rata nilai dari competitive advantage -1,75Envoronmental StabilityHarga produk pesaing yang berada pada kisaran harga yang sama -2Hambatan untuk masuk ke pasar tinggi -1Persaingan ketat dari produk wingsfood -2Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan diatas 6% -1Rata-rata nilai dari Envoronmental Stability -1,5Industrial StrengthPotensi pertumbuhan yang tinggi, 10% per tahun 6Tidak mudah masuk ke pasar 6Laba industry berkisar 4% 4Rata-rata nilai dari Industrial Strength 5,3
Directional vector coordinates:
Sumbu x : -1,75+5,3 = 3,55
Sumbu y : -1,5+4,75 = 3,25
Matriks SPACE
Menurut matriks SPACE di atas, maka SBU Noodle berada di kuadaran agresif.SBU
Noodle berada dalam posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya dalam rangka
untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada, mengatasi kelemahan-kelemahan internal dan
untuk mengatasi berbagai macam ancaman eksternal.SBU mempunyai keunggulan keuangan dan
kompetitifnes yang besar di dalam industry yang berkembang dengan baik.Selain itu, hal yang
harus diperhatikan adalah persaingan yang ketat dari pesaingnya, Wingsfood.
Tahap 3
Pada tahap keputusan ini, melibatkan strategi tunggal yaitu matriks Quantitative Strategic
Planning (QSP matriks). Bedasarkan kondisi-kondisi internal dan eksternal yang ada dan
berdasarkan posisi di Matriks SPACE, strategi alternative strategi yang dapat dilaksanakan oleh
Indofood adalah apakah akan focus dengan pengembangan pasar, atau dengan pengembangan
produk.
Berikut adalah tabel QSPM dari SBU Noodle dengan 2 alternatif strategi, pengembangan pasar
dan pengembangan produk.
Faktor Kunci Bobot
Alternatif StrategiPengembangan Produk
Pengembangan Pasar
AS TAS AS TASPeluangPasar yang masih terbuka lebar 0,2 3 0,6 4 0,8Upah pekerja yang rendah 0,05 2 0,1 2 0,1Permintaan meningkat 0,1 4 0,4 3 0,3Pola konsumsi masyarakat 0,15 3 0,45 3 0,45Perubahan teknologi lambat 0,05 2 0,1 2 0,1AncamanMuncul substitusi mie 0,1 4 0,4 3 0,3
Pemasaran kompetitor yang gencar 0,2 3 0,6 3 0,6Kenaikan harga gandum di pasaran dunia 0,05 2 0,1 2 0,1Regulasi MSG dan Monopoli 0,05 3 0,15 2 0,1Kemungkinan pendanaan yang susah 0,05 4 0,2 4 0,2KekuatanVariasi produk yang beragam 0,2 4 0,8 3 0,6Market share yang besar 0,15 3 0,45 3 0,45Distribusi yang luas 0,2 4 0,8 3 0,6Penguasaan hulu sampai hilir 0,1 2 0,2 2 0,2Dukungan keuangan perusahaan 0,2 4 0,8 3 0,6KelemahanTidak adaptif terhadap pesaing 0,05 4 0,2 3 0,15Kandungan MSG 0,1 2 0,2 2 0,2Total Attractiveness Score 6,15 5,85
Berdasarkan tabel QSPM di atas, di dapat bahwa skor untuk strategi pengembangan produk lebih
tinggi daripada skor untuk pengembangan pasar.Oleh karena itu, maka SBU Noodle sebaiknya
melakukan strategi pengembangan produk.
Implementasi Strategi
Implementasi Strategi memengaruhi organisasi dari atas ke bawah; ia memengaruhi
semua area fungsional dan divisional dari suatu bisnis. Hal tersebut jauh di luar tujuan dan ruang
lingkup dari buku Fred R David untuk memeriksa semua konsep dan alat administrasi bisnis
yang penting dalam implementasi strategi. Bab ini memfokuskan diri pada isu-isu manajemen
yang terutama berpusat pada implementasi strategi pada tahun 2003, sedangkan Bab 8
memfokuskan diri pada isu-isu pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, dan system informasi
manajemen.
Bahkann rencana strategis yang secara teknis paling sempurna sekalipun hanya akan
member sumbangan yang kecil bagi pencapaian tujuan jika tidak diimplementasikan. Banyak
organisasi cenderung menghabiskan dan menghamburkan waktu, uang, dan usaha untuk
mengembangkan rencana strategis, memperlakukannya seolah-olah ia akan diimplementasikan
hanya akan sebagai tambahan belaka. Perubahan datanga melalui implementasi dan evaluasi,
tidak dari perencanaan.Rencana yang secara teknis kurang sempurna apabila diimplementasikan
dengan baik dapat meraih hasil yang lebih baik dibandingkan rencana yang sempurna namun
hanya ada di atas kertas.
Perbedaan Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi
Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:
Perumusan Strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan.
Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola kekuatan yang
mengelola semua hal selama tindakan dijalankan
Perumusan Strategi berfokus pada efektivitas
Implementasi Strategi berfokus pada efisiensi
Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual
Implementasi strategi terutama adalah proses operasional
Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisis yang baik
Impkementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan.
Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa individu.
Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak individu.
Oleh karena itu.Sangat esensial untuk melibatkan manajer divisional dan fungsional dalam
perumusan-strategi.
Isu-isu manajemen seputar implementasi strategi meliputi menyusun tujuan tahunan,
membuat kebijakan, mengalokasikan sumber daya sumber daya, mengubah struktur organisasi
yang ada, restrukturisasi dan desain ulang, merevisi rencana intensif dan pemberian imbalan
kepada karyawan, meminimalkan resistensi terhadap perubahan, menyelarasakan manajer
dengan strategi, mengembangkan budaya yang mendukung strategi, mengadaptasikan proses
produksi/operasi, mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang efektif dan jika perlu,
melakukan penyusutan ukuran perusahaan.
Manajer dan karyawan dalam organisasi harus berpartisipasi segera dan langsung dalam
keputusan implementasi strategi.Perang mereka dalam implementasi strategi harus dibangun
dengan keterlibatan mereka dalam aktivitas perumusan strategi.Komitmen pribadi para penyusun
strategi terhadap implementasi dibutuhkan sebagai motivator bagi manajer dan karyawan.
Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang focus pada semua tingkat hierarki
dengan mengumpulkan dan menyebarkan intelijen persaingan; setiap karyawan harus bias
melakukan benchmark atas kinerjanya terhadap karyawan pesaing terbaik sehingga persaingan
menjadi bersifat personal.
Tujuan Tahunan
Membuat tujuan tahunan adalah aktivitas yang terdesentralisasi yang melibatkan seluruh manajer
yang ada di organisasi secara langsung.
Tujuan tahunan (annual objectives) sangat esessial bagi implementasi strategi karena mereka:
1. Menunjukan dasar pengalokasian sumber daya
2. Merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi para manajer
3. Merupakan instrument utama untuk memonitor kemajuan dalam tujuan jangka panjang
4. Membuatn prioritas divisional dan departemental dalam organisasi
Konsistensi horizontal dari tujuan adalah sama pentingnya dengan konsistensi vertical
dari tujuan. Tujuan tahunan bias diukur, konsisten, beralasan, menantang, jelas, dikomunikasikan
ke seluruh organisasi, memiliki karakter yang disesuaikan dengan dimensi waktu, dan dilengkapi
dengan bentuk penghargaan dan sanksi.
Alokasi Sumber Daya
Alokasi Sumber Daya(resource allocation) adalah aktivitas sentral dalam manajemen yang
memungkinkan eksekusi dalam strategi.
Mengelola Konflik
Ketergantungan antara tujuan dan persaingan atas sumber daya yang terbatas terkadang
mengarahkan kepada konflik.Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu ketidaksepakatan antara
dua pihak atau lebih dalam suatu isu atas beberapa isu.
Struktur Fungsional
Struktur Fungsional mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti
produksi operasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, dan system informasi manajemen.
Struktur Divisional
Struktur Divisional / struktur desentralisasi tipe kedua yang banyak digunakan di dunia bisnis
AS.
Struktur Divisional berdasarkan area geografis
Struktur Divisional berdasarkan produk (atau jasa)
Struktur Divisional berdasarkan konsumen
Struktur Divisional berdasarkan proses
Struktur Strategic Business Unit (SBU)
Mengelola Penolakan Terhadap Perubahan
Strategi Memaksakan Perubahan
Adalah memberikan perintah dan mendorong perintah tersebut agar dilaksanakan;
strategi ini memiliki kelebihan berupa kecepatan, namun menimbulkan rendahnya komitmen dan
penolakan yang kuat
Strategi mengajarkan perubahan
Memberikan informasi untuk meyakinkan orang tentang pentingnya perubahan;
kekurangan dari strategi edukasi ini adalah implementasinya yang lambat dan sulit. Namun
strategi ini bias mendorong komitmen yang lebih tinggi dan penolakan yang lebih lemah
daripada strategi pemaksaan.
Strategi menimbulkan ketertarikan dan merasionalkan Perubahan
Strategi untuk meyakinkan individu bahwa perubahan memberikan keuntungan personal
bagi mereka.
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar secara luas digunakan untuk menerapkan strategi khususnya
perusahaan kecil dan spesialis.Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai pembagian pasar ke
dalam kelompok konsumen tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan membelinya.
POSITIONING PRODUK
Langkh-langkah berikut ini dibutuhkan dalam positioning produk:
1. Pilih criteria kunci yang secara efektif membedakan produk atau jasa dalam industry.
2. Gambarkan diagram peta positioning-produk dua-dimensi dengan criteria yang spesifik
di setiap sumbunya.
3. Tetapkan produk dan jasa pesaing sebagai resultan matriks empat kuadran.
4. Identifikasi area-area dalam peta positioning di mana produk dan jasa perusahaan harus
paling kompetitif di pasar yang ada. Lihatlah area yang belum terisi (relung pasar atau
niche).
5. Kembangkan rencana pemasaran untuk menentukan posisi produk atau jasa perusahaan
secara tepat.
3. Evaluasi dan Pengendalian Strategi
Evaluasi strategis meliputi 3 aktivitas dasar yaitu :
1. Memeriksa dasar strategi perusahaan
2. Membandingkan hasil yang diharapkan dan hasil actual
3. Mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana
Richard Rumelt menemukan empat criteria yang bisa dipakai untuk mengevaluasi sebuah
strategi yaitu :
1. Konsistensi
2. Konsonan
3. Kelayakan
4. Keunggulan
Evaluasi secara keseluruhan dari Indomie yaitu :
1. Pada tahun 2004 Indomie melakukan kesalahan terhadap strategi untuk meng-
counter Mie Sedap yaitu terjabak permainan competitor dengan membuat
merk following yaitu Supermi Sedaaap dan Mie Sayap. Sayang, strategi Indomie tidak
dapat membendung Mie Sedap. Mengetahui hal ini, Indomie memperbaiki strateginya
dengan tidak melakukan serangan terhadap merek lawan namun dengan memperkuat
mereknya sendiri, misalnya dengan melakukan inovasi, meningkatkan kesetiaan retailer,
dan memberikan bonus pembelian.
2. Pada tahun 2007, mengetahui bahwa biaya produksinya yang besar disebabkan factor
eksternal yaitu meningkatnya harga gandum, biaya transportasi dan biaya listrik,
sehingga menurunkan profit marginnya, maka indomie melakukan penghematan dengan
memakai bahan bakar berbiaya rendah dan menggunakan mesin yang efisien.
3. Evaluasi dan koreksi yang dilakukan Indomie berdasarkan pada pencapaian tujuan
strategisnya (kesetiaan, kualitas produk, dan inovasi) dan tujuan keuangnnya (Pangsa
pasar dan profit margin).
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam mempertahankan market share dan brand positioning Indomie, PT. Indofood
melakukan beberapa strategi dengan strategi diferensiasi sebegai generik strategi. Lalu diikuti
strategi unit bisnis dengan melakukan integrasi ke depan, belakang dan horizontal. Dapat kami
simpulkan bahwa dengan beberapa strategi terpadu yang telah diterapkan oleh PT. Indofood,
Indomie masih menjadi market leader untuk pasar sektor mie instan. Walaupun terdapat
beberapa pesaing kuat seperti Mie Sedaap dari WingsFood, Indomie dengan keunikannya
kembali merajai pasar.
Terdapat beberapa masalah yang terjadi diakibatkan oleh factor ekternal seperti kenaikan
harga gandum yang merupakan bahan baku pembuatan mie instan tersebut. Akan tetapi dengan
diakuisinya perusahaan lain, maka permasalahan bahan baku yang meningkat dapat diatasi oleh
PT. Indofood sehingga dapat menekan biaya produksi dan harga tetap bersaing.
Saran
Setelah menjadi market leader di dalam negeri, kami menyarankan PT. Indofood
memperluas pangsa pasar hingga ke luar negeri. Walaupun seperti yang kita ketahui bahwa
Indomie telah diekspor ke beberapa negara, tetapi belum dapat menguasai pasar luar negeri.
Indomie bisa memasuki dan menguasai pasar di Asia terlebih dahulu.
Seperti negara Korea Selatan dan Jepang, mereka juga memiliki semacam mie instan
yang biasa mereka sebut mie ramen. PT. Indofood dapat memanfaatkan budaya masyarakat
mereka yang juga gemar mengkonsumsi mie dan melakukan penetrasi pasar.
Untuk di dalam negeri, Indomie kami sarankan memperluas dan memperbanyak factory
outlet yang menyediakan Indomie siap saji sehingga lebih menarik bagi konsumen. Selain itu,
tema “Cita Nusantara” menurut kami sangat inovatif dan diharapkan kedepannya lebih banyak
varian rasa yang mewakili ragam kuliner nusantara.