SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

download SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

of 6

Transcript of SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    1/13

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    2/13

     

    Chapter 7

    Implementing Strategies: Management & Operations Issues

    Strategic-management    process  tidak berhenti sampai dengan strategi apa yang harus

    dikejar dimana sebuah perusahaan harus melakukan translation  dari strategic thought  

    menjadi sebuah action.

    Akan sangat baik apabila strategy implementation  melibatkan seluruh  functional dan

    divisional areas dari bisnis perusahaan.

    The Nature of Strategy Implementation

    Tahap formulasi strategi memang penting dalam manajemen stratejik. Namun, sebuah

    formulasi strategi yang matang tidak selalu menjamin implementasinya dapat berjalan

    dengan baik juga meskipun terdapat kaitan erat diantara keduanya.

    Yang paling terpenting adalah strategy-formulation  akan bervariasi berdasarkan type dan

    size dari sebuah organisasi.

    Management Perspectives

    Pada dasarnya, implementasi strategi membutuhkan sebuah shift in responsibility  di dalam

    sebuah organisasi dimana terjadi  pergeseran responsibility dari para strategist kepada

    divisional   dan  functional managers. Oleh karena itu mengapa sangat penting apabila

    divisional & functional manager  berkontribusi dalam formulasi strategi dan begitu juga para

    strategist dalam melakukan implementasi strategi. Selain itu, komunikasi antar manager &

    employee menjadi faktor utama yang penting dalam melakukan implementasi strategi.

    “Topdown flow of communication is essential for developing bottom-up support.” 

    Annual Objectives

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    3/13

     

    Establishing Annual Objectives  merupakan decentralized activities  yang secara langsung

    melibatkan banyak manager di perusahaan. Mengapa annual objective begitu penting?

    1.  Merepresentasikan bagaimana mengalokasikan sumber daya perusahaan

    2. 

    Merupakan sebuah mekanisme yang membantu mengevaluasi manager  

    3.  Instrumen utama untuk memonitor progress untuk mencapai long-term objective. 

    4.  Membentuk organizational,divisional, department   priority. 

     Annual objectives biasanya tergambar dalam profitabilitas, pertumbuhan, dan pangsa pasar

    darisegmen, geografis, customer, dan juga produknya.

    Selain itu, annual objectives  juga dapat dibentuk dalam hirarki struktur organisasi. Dalam

    pencapaian objektif menurut struktur organisasi, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu

    horizontal consistency  dan juga vertical consistency . Sebagai contoh, apabila manufacturing

    division sudah mencapai annual objectives mengenai produksi sebuah barang ,  namun

    marketing tidak mencapai penjualan yang diinginkan, maka sama dengan sia-sia.

     Annual objective seharusnya measurable, consistent, reasonable, challenging, clear,

    communicated throughout the organization, dengan penyesuaian time dimension, dan

    secara bersamaan didukung oleh reward dan sanctions.

    Mencapai objective dapat diimplementasikan oleh manager & employee  dengan

    menerapakan kebijakan yang jelas. Selain itu penerapan reward dan sanction juga penting.

    Meskipun clear annual objectives tidak menjamin suksesnya sebuah implementasi strategi,

    namun memperbesar kemungkinan personal & organizational aims dapat dicapai.

    Policies

    Sebuah perubahan strategi tidak dapat berubah secara otomatis. Perusahaan harus

    melewati day-to-day basis yang tergambar dalam sebuah  policies. Dengan adanya  policies

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    4/13

     

    akan sangat membantu perusahaan menyelesaikan masalah yang sering berulang di dalam

    suatu organisasi.

    Secara ringkas, Policies adalah instrumen dalam strategic implementation yang mengandung

    specific-guidelines, methods, procedures, rules, forms, dan administrative practices  untuk

    mencapai goal.

    Policies  membantu manager dan employee untuk mengetahui apa yang diharapkan oleh

    perusahaa dan meningkatkan kemungkinan strategi dapat diimplementasikan dengan baik.

    Resource Allocation

    Resource allocation merupakan central management activity yang mendukung strategy

    execution.  Dengan adanya strategic management   alokasi sumber daya dapat disesuaikan

    dengan annual objectives perusahaan. Kegagalan terbesar apabila alokasi tidak disesuaikan

    dengan annual objectives perusahaan.

    Hampir diseluruh

    perusahaan memiliki 4

     jenis sumber daya di

    dalam perusahaan :

     financial resources,

     physical resources,

    human resources, dan

    technological resources.

    Managing

    Conflict

    Interdependency dari sebuah objektif dan kompetisi karena adanya resources yang terbatas

    biasanya menjadi penyebab munculya konflik.

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    5/13

     

    Konflik ketidaksesuaian antara 2 pihak atau lebih pada sebuah isu.

    Konflik muncul ketika perusahaan menetapkan annual objectives perusahaan karena setiap

    orang mempunyai ekspektasi dan persepsi yang berbeda-beda.

    Selain itu, setelah objektif perusahaan ditetapkan, para manager dan strategist menghadapi

    trade-off  ,  seperti memilih antara short-term profits/long term growth, growth/stability,

    social responsiveness/profit maximization dan lain-lain. Trade-off penting karena tidak ada

    satupun perusahaan yang mempunyai resources yang cukup untuk mempursue strateginya

    sehingga resource allocation menjadi instrumen penting dalam strategic management

    Beberapa pendekatan dalam managing conflict:

    -  Avoidance ignoring problem 

    -  Defusion melakukan kompromi ( playing down differences) 

    -  Confrontation   melakukan conflicting  dengan memberikan pandangan masing-

    masing 

    Matching Structure With Strategy

    Perubahan strategi memerlukan adjustment pada struktur organisasi. Mengapa?

    1.  Struktur organisasi menentukan bagaimana sebuah objectives  dan  policies  akan

    dibentuk. 2.  Struktur organisasi menentukan bagaimana resource dialokasikan. 

    Perubahan strategi menyebabkan perubahan pada organizational structure dimana struktur

    didesign untuk memfasilitasi perusahaan mencapai goalnya. Tanpa strategi yang jelas, sulit

    bagi perusahaan untuk menentukan bagaimana struktur organisasinya.

    Chandler menemukan sebuah  particular structure sequence  to be repeated   untuk

    perusahaan yang bertumbuh dan mengubah strategi dari waktu ke waktu.

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    6/13

     

    Selain itu, tidak ada satu jenis structure yang benar-benar appropriate  dengan berbagai

    macam-macam strategi yang ada. Setiap strategi memiliki struktur yang berbeda bahkan

    ketika perusahaan tersebut ada dalam industri yang sama.Misal, consumer goods memiliki

    struktur divisi berdasarkan brandnya. Small organization lebih membentuk struktur yang

     functional (centralized) dll.

    Perubahan pada struktur organisasi dapat memfasilitasi strategic-implementation effort,

    namun tidak akan mengubah sebuah strategi menjadi baik, bad manager menjadi baik, atau

    membuat sebuah produk terjual banyak.

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    7/13

     

    4 basic organizational structure:

    -  Functional Structure    membuat pekerjaan dikelompokkan berdasarkan fungsi

    bisnisnya. 

    -  Divisional Structure   seiring bertumbuhnya sebuah perusahaan, semakin sulit

    dalam memanage product dan jasa pada pasar yang berbeda, sehingga diperlukan

    kekhususan dalam menjalankan bisnis perusahaan. 

    -  Strategic Business Unit Structure SBU structure membentuk sebuah struktur yang

    mendukung pendelegasian tanggung jawab dan otoritas terhadap business unit  

    tertentu. Kelebihannya adalah meningkatkan koordinasi dan akuntabilitas. Namun,

    struktur ini membutuhkan biaya yang lebih besar, salah satunya salary .

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    8/13

     

    -  Matrix Structure    the most complex structure karena flows otoritas dan

    komunikasi terjadi secara vertikal dan horizontal. Berbeda dengan functional dan

    divisional yang memiliki flow vertikal.

     

    Some dont and do in developing organizational charts

    1.  Penggunaan istilah CEO sebagai top executive of the firm.

    2.  Tidak menggunakan title presiden untuk top executive of the firm. Titel “president”

    biasa digunakan untuk top manager division.Misal : VP of Human Resources. Titel ini

     juga tidak digunakan untuk business executive. Penggunaan istilah

    chaiperson/chief/vice president  lebih disarankan.

    3.  Membedakan chairman dengan CEO 

    4.  Chief Operating Officer harus berada dibawah CEO secara langsung, dimana setiap

     president division melakukan report kepada CEO. Level business executive  seperti

    CFO, CMO. CIO, CIO, dll langsung mereport kepada CEO

    5.  1 orang bertanggung jawab kepada 1 otoritas

    6. 

    Penentuan breakdown sebuah struktur harus berdasarkan divisi

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    9/13

     

    Restructuring and Re-Engineering

    Restructuring

    Restructuring sering juga disebut , downsizing, rightsizing, delayering,  merupakan sebuah

    cara untuk mengurangi ukuran sebuah organisasi, dalam term, number of employee,

    division or unit, atau hierarchical level dalam struktur organisasi untuk mencapai efficiency

    dan effectiveness.  Tindakan restrcuturing  menunjukkan concern yang besar kepada

    shareholders-well being, bukan employee-well being.

    Primary benefit restructuring cost reduction.

    Implikasi

    1.  reduction pada komitmen pegawai,kreativitas, inovasi.

    2.  Para employee kini tidak lagi memiliki aspirasi untuk menjadi manager  karena global

    competitiveness  yang menciptakan sebuah restructuring arena  yang juga berujung

    pada rendahnya financial rewards. 

    3.  Menjadikan manager’s job invisible, thankless role.

    Re-Engineering

    Re-Engineering lebih concern kepada employee-well being dan customer-well being 

    dibandingkan shareholders-well being. 

    Re-engineering disebut juga : process management, process inovation, atau process redesign 

    dimana hal ini menciptakan redesigning pekerjaan, bukan melakukan employee layoffs.

    Re  –engineering  Changing the way of work dimana berkaitan dengan tactical decision

    (short-term, business function-specific) , sedangkan restructuring menekankan pada

    strategic decision (long-term, affecting all business-function)

    Linking Performance and Pay to Strategies

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    10/13

     

    Bloomberg Businessweek menetapkan beberapa policies yang harus ditetapkan perusahaan

    terkait dengan compensation practices:

    1.  Memprovide transparansi kepada seluruh stakeholders. 2.

     

    Memberikan reward   long-term pay   untuk long-term performance, bukan annual

    incentives 3.  Basis kompensasi kepada eksekutif adalah actual company performance, bukan

    harga saham 4.

      Extend the time-horizon bonuses. 

    5.  Meningkatkan equity kepada pekerja dan eksekutif. Meningkatkan keseteraan

    antara keduanya, dan harus konsisten pada setiap level dalam memberikan

    kompensasi. 

    Bagaimana organization reward system dapat berhubungan secara langsung dengan

    strategic performance?

    1.  Sekarang banyak perusahaan yang menerapkan pemberian insentif untuk

    pencapaian performa short-term objectives  dan long-term objectives (Dual bonus

    system-based). Misal: proporsinya 75% untuk pencapaian long-term objectives dan

    25% untuk short-term objectives.

    2.  Profit sharing  juga menjadi cara yang baik untuk melakukan kompensasi. Namun,

    banyak kritik menggunakan cara ini karena banyak faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi profit.

    3.  Gain sharing  apabila perusahaan mencapai target tertentu maka akan diberikan

    sharing gain kepada eksekutif atau pegawai.

    4. 

    Kriteria seperti sales, profit, production efficiency, quality, safety  menjadi tolak

    ukur yang efektif untuk bonus system. 

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    11/13

     

    Managing Resistance to Change

    Resistance to change threat dalam strategy implementation 

    Sebuah perusahaan resist pada sebuah strategi tertentu dikarenakan perusahaan tidak tau

    apa yang sedang terjadi dan perusahaan tidak mengetahui ada sebuah perubahan  yang

    kini mempengaruhi kinerja perusahaan.

    Pendekatan dalam implementing changes:

    1.  Force change strategy   giving orders  and enforcing those orders.  Fast, but low

    commitment and high resistance. 

    2.  Educative change strategy   mempresentasikan informasi yang mendukung

    perubahan. Slow and difficult. 

    3.  Rational or self-interest change strategy   meyakinkan seorang individual bahwa

    perubahan dapat memberikan personal advantage 

    Organizational change dapat dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, bukan sebagai

     project atau event  tertentu. Perubahan bukan lagi sebuah proses unfreeze behavior, change

    behavior, re-freeze the new behavior.  Perusahaan harus terus menerapakan manajemen

    perubahan dari waktu ke waktu dengan menggunakan filosofi “Continuous Quality

    Improvement Philosophy” .

    Creating a Strategy-Supportive Culture

    Para strategist harus memperhatikan benar-benar dampak sebuah kultur di dalam

    perusahaan karena akan sangat berpengaruh dalam membentuk sebuah strategi.

    Mengubah budaya perusahaan untuk  fit in dalam sebuah strategi lebih efektif  

    dibandingkan mengubah strategi untuk fit in dengan budaya perusahaan. Hal ini didukung

    oleh fakta bahwa strategi dibentuk oleh keadaan pasar dan competitive forces.

    10 Cara tepat untuk menghubungkan budaya dengan strategi:

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    12/13

     

    1. Formal statements of organizational philosophy, charters, creeds, materials used

    for recruitment and selection, and socialization

    2. Designing of physical spaces, facades, buildings

    3. Deliberate role modeling, teaching, and coaching by leaders

    4. Explicit reward and status system, promotion criteria

    5. Stories, legends, myths, and parables about key people and events

    6. What leaders pay attention to, measure, and control

    7. Leader reactions to critical incidents and organizational crises

    8. How the organization is designed and structured

    9. Organizational systems and procedures

    10.Criteria used for recruitment, selection, promotion, leveling off, retirement, and

    “excommunication” of people. 

    Production/Operation Concern When Implementing

    Strateiges

    Kapabilitas Production/operations, keterbatasannya, dan kebijakan-kebijakan yang ada

    dapat menghalangi pencapaian objektif. Proses pada tahap produksi/operasi memiliki

    strategic impact  didalam perusahaan. Produksi berhubungan erat dengan  plant size, plant

    location, product design, choice of equipment, size of inventory, inventory control, kind of

    tooling, quality control, cost of control, use of standards, job specialization, employee

    training, dll.

    Salah satu strategi operasional adalah Just In Time production yang mengurangi biaya dalam

    melakukan implementasi strategi. Dengan JIT, material-material yang digunakan hanya

    dikirimkan kepada site-site yang membutuhkan saja daripada menyimpan stock barang yang

    lebih banyak yang berdampak pada obsolete stock. 

  • 8/19/2019 SUMMARY Manajemen Stratejik Chapter 7

    13/13

     

    Human Resources Concern When Implementing Strateiges

    Tanggung jawab stratejik dari seorang human resource manager termasuk dalam melakukanpenilaian terhadap kebutuhan staff dan juga biaya yang diperlukan selama tahap strategy

     formulation dan pengembangan staffing plan.

    Human Resources  harus memerhatikan bagaimana  performance incentives, health care &

    insurance benefits, paying rate, ESOP, Child care policy   dan sebagainya yang dapat

    mendukung employee untuk mencapai objektif perusahaan.

    Well-designed strategic management  system tidak akan berhasil apabila perhatian terhadap

    human resource dimension  tidak maksimal. Permasalahan human resources  dapat terjadi

    dalam mengimplementasikan strategi apabila terjadi hal-hal berikut ini dalam perusahaan:

    1.  Gangguan dari struktur politik dan sosial

    2.  Kegagalan mencocokkan bakat individu dengan pelaksanaan tugas

    3.  Kurangnya dukungan top management .