tugas manajemen stratejik sm sampoerna
-
Upload
kelvin-lau -
Category
Documents
-
view
493 -
download
127
description
Transcript of tugas manajemen stratejik sm sampoerna
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak
terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada
tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat
dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya,
Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan
pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok
putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem
Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya
menjadi Sampoerna, yang berarti "kesempurnaan". Setelah usahanya
berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal
keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai
di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya.
Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya,
dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna
tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini
juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna
dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih
kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna
berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan
struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi.
Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu
perusahaan terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International
Inc. ("PMI"), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya,
pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI,
mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.
Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan
profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan
dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap
menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak
hampir seabad lalu.
B. Profil Perusahaan
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") merupakan salah
satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") memproduksi sejumlah merek rokok
kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta "Raja
Kretek" yang legendaris Dji Sam Soe. PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. ("Sampoerna") adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan
bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di
dunia.
Berikut adalah daftar merek rokok yang diperdagangkan oleh Sampoerna.
1. A Mild
"A Mild" diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild
merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah
nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2012, A Mild tetap mempertahankan
posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. (berdasarkan hasil audit Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012).
2. Dji Sam Soe
"Dji Sam Soe" merupakan sigaret kretek tangan pertama yang
diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang di
kemudian hari menjadi Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini
diproduksi dengan tangan di fasilitas produksi Sampoerna di Jawa
Timur. Kemasannya juga tak pernah berubah selama 100 tahun. Dji
Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai
saat ini tetap memimpin untuk segmen SKT. Varian Dji Sam Soe
meliputi Dji Sam Soe Filter dan Dji Sam Soe Magnum Filter yang
merupakan sigaret kretek mesin. Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe
Super Premium merupakan sigaret kretek tangan.
3. Sampoerna Kretek
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi
pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna,
kepala keluarga Sampoerna generasi kedua.
Misi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") adalah
menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di
Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan
konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan
mereka. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") memiliki
reputasi yang baik dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.
Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di
pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full
Year 2012. Pada akhir 2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak
perusahaannya mencapai sekitar 28.500 orang. Selain itu, Perseroan juga
berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret ("MPS") yang berada di
berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek
Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang
karyawan. Perseroan menjual dna mendistribusikan rokok melaui 73
kantor penjualan di seluruh Indonesia.
Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana PT
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") mencapai rekor
penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain
di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi
Sampoerna, ditandai dengan HUT kami ke-99 - angka 9 memiliki makna
khusus dalam sejarah Sampoerna - dan beberapa tonggak penting tercapai,
antara lain pembukaan dua pabrik sigaret kretek tangan baru di Jawa
Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue di Pasuruan sebagai
bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna.
Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna
bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan
perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta
karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan
yang lebih gemilang.
BAB II
VISI, MISI, DAN KINERJA PERUSAHAAN
Visi dan Misi Sampoerna
Visi Sampoerna terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mencerminkan lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan” tersebut mewakili: perokok dewasa; karyawan dan mitra bisnis; serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
Kami menjangkau ketiga pihak ini dengan cara sebagai berikut:
1. Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa dalam kategori harga pilihan merekSampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah kunci utama dalam membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan Perseroan dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luasKesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Perseroan, kami memfokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana.
Tata Kelola Perusahaan
Kami juga teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang baik dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna. Komitmen tersebut kami wujudkan dengan mengembangkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.
Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Sampoerna. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan diawasi dengan seksama.
Sasaran Perusahaan
Berikut adalah sasaran dari PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna"):
Sasaran di bidang Sales:
1. Terus mengembangkan dan melaksanakan strategi penjualan, demi
mendukung pencapaian volume penjualan di seluruh Indonesia
2. Membina hubungan baik dengan seluruh mitra penjualan Sampoerna
3. Menjadi pilihan utama bagi para pelanggandi bidang Marketing:
1. Menciptakan citra yang baik dan kuat terhadap semua produk
Sampoerna
2. Mengembangkan wawasan konsumen terhadap produk-produk
Sampoerna
3. Mengembangkan strategi untuk melindungi ekuitas produk
Sampoerna (ekuitas merek)
4. Menciptakan strategi pemasaran yang efektif demi menunjang
penjualan
Sasaran di bidang Operations:
1. Mendukung bisnis secara keseluruhan dengan menyediakan produk-
produk berkualitas tinggi yang memenuhi harapan perokok dewasa
dan masyarakat.
2. Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi guna memenuhi
ekspektasi konsumen dengan cara yang efektif dan efisien
BAB III
HASIL AUDIT INTERNAL DAN
EXTERNAL
ANALISIS FAKTOT INTERNAL
Strength (kekuatan) :
1. Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi
andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya
(Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
2. Menguasai pangsa pasar
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok
Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada
peringkat ketiga Djarum 20,4 %.
3. Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas
perusahaan yang baik. Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi
melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas
perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder
yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
4. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d’corps sampoerna. Dalam
kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan
sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya
perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik
lagi.
5. Nilai capital yang besar
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki
capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan
rokok raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan untuk
menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.
Weakness (kelemahan) :
1. Harga yang cukup mahal
Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna yang
sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang
besar dan bahan baku yang mahal.
2. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa
yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser
kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan cengkeh yang tidak kalah
dari para pesaing, tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser
kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi dan
promosi membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional sebagai
Champion.
4. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala seperti A mild live wanted,
Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu event, terlebih
lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA,
Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event tersebut
dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya.
Dengan adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih,
tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit
menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative.
Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa
utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba yang
sesuai harapan seiring berjalannya waktu.
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL
Opportunity (peluang) :
1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar dunia,
memudahkan sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan
perusahaan Philip Morris.
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan kecanduan tersebut
tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok tersebut,
kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke produk lain. Dilihat dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah menjadi menyumbang laba tetap
untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi
yang diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda dengan event music
menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari rokok LTLN, memberikan angin
perubahan untuk industry rokok dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN
saat ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu dari rasa yang diberikan
rokok tersebut. Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang
menganggap rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk
mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event,
akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan
produk itu dikenal dan diingat customer.
4. Kemungkinan produk baru
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris,
memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang
cocok.
5. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna
Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan pindahnya customer rokok
GG dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah
sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna
memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.
Threats (ancaman) :
1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi
disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok.
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa
pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild,
Gudang Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup
mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada Starmild yang berada di posisi
ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco
Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk Class Mild
yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya competitor menambah ketatnya
persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya
pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild.
4. Tingginya pajak rokok
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga
terjadi penurunan permintaan rokok.
5. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang
mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event
khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya
waktu tingkat awareness akan berkurang.
PELUANG (OPPORTUNITY) BOBOT PERINGKAT SKOR BOBOT
Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
0.10 4 0.40
Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia
0.09 3 0.27
Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
0.10 2 0.20
Kemungkinan produk baru 0.10 3 0.30
Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna
0.09 2 0.18
SUB TOTAL OPPORTUNITY 0.48 1.35
ANCAMAN (THREATS) BOBOT PERINGKAT SKOR BOBOT
Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
0.10 4 0.40
Kompetitor dari rokok jenis Mild 0.11 2 0.22
Bertambahnya competitor rokok jenis mild
0.12 3 0.36
Tingginya pajak rokok 0.10 3 0.30
Berkurangnya event yang 0.09 2 0.18
COMPETITIVE PROFILE MATRIX (CPM)
Critical Success Factor
Weight PT. Djarum PT. Bentoel PT. Gudang Garam
Rating Score Rating Score Rating Score
Loyalitas Pelanggan
0.10 4 0.40 3 0.30 3 0.30
Kualitas Produk
0.10 3 0.30 2 0.20 3 0.30
Harga 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33
Sistem Persedian
0.09 3 0.27 2 0.18 3 0.27
Advertising 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33
Jumlah Kantor Cabang
0.09 4 0.36 3 0.27 3 0.27
Kualitas Layanan
0.10 3 0.30 3 0.30 4 0.40
Pangsa Pasar
0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33
Manajemen 0.10 3 0.30 2 0.20 3 0.33
Kapasitas Produksi
0.09 4 0.36 3 0.27 3 0.27
TOTAL 1 3.61 2.71 3.13
IFE MATRIX ANALYSIS
KEY INTERNAL FACTORS WEIGHT RATINGWEIGHTED SCORE
STRENGTHS:
1. Memiliki kualitas bahan baku
yang bagus
2. Memiliki nilai historis yang
tinggi
3. Memiliki modal yang besar
4. Menguasai pangsa pasar rokok
5. Memiliki budaya perusahaan
yang sudah tertanam kuat
6. Memiliki rasio likuiditas yang
lebih baik
0,15
0,10
0,25
0,05
0,15
0,05
4
3
3
3
3
3
0,60
0,30
0,75
0,15
0,45
0,15
WEAKNESSES:
1. Kurangnya otomatisasi dalam
produksi rokok kretek
2. Nilai ekspor yang rendah,
karena orang asing terbiasa
rokok putih
0,15
0,10
3
2
0,45
0.20
TOTAL 1.00 3,05
BAB IV
STRATEGI YANG DIREKOMENDASIKAN A. MATCHING STAGE
1. SWOT MATRIX
STRENGTHS :1. Kualitas
Bahan Baku2. Menguasai
pangsa pasar3. Kredibilitas
perusahaan4. Budaya
Perusahaan5. Nilai capital
yang besar
WEEKNESS :1. Harga yang
cukup mahal2. Kurang
diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
OPPORTURNITIES :1. Masuknya
Philip Morris sebagai mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
THREATS:1. Regulasi dan
perda mengenai anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok
SO
1. (S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara
2. (S4,O1) Berusaha untuk mencari investor
3. (S5,03) Promosi besar-besaran untuk menigkatkan brand awareness dan ekspansi bisnis
4. (S3,05) melakukan strategi merebut customer
5. (S2, O2)Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini
ST
1. (S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan awareness
2. (S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga mild.
3. (S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat tertentu
4. (S5,T4) adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.
5. (S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer bahwa sampoerna The Finest Quality
WO
1. (W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan perusahaan Philip Morris
2. (W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini
3. (W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.
4. (W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer melalui media promosi.
5. (W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan prmosi besar-besaran untuk meningkatkan awareness customer.
WT
1. (w2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea cukai yg mahal, tingkatkan penawaran dalam negeri.
2. (W3, T2)Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter
3. (W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.
4. (T4, W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar negeri.
5. (W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi produk.
2. SPACE MATRIX
Variabel Financial Strength:
1. Leverage 2. Liquidity
3. Working Capital
4. Inventory Turnover
5. Earning per Share
RASIOPERIODE
RATA-RATA2010 2011 2012
RASIO LANCAR
HMSP
GGRM
1.880
2.701
1.749
2.701
1.749
2.245
1.747
2.469
RASIO CEPAT
HMSP
GGRM
0.611
0.322
0.611
0.322
0.699
0.175
0.592
0.280
DAR
HMSP
GGRM
0.409
0.325
0.502
0.306
0.600
0.372
0.504
0.334
DER
HMSP
GGRM
0.693
0.481
1.009
0.442
0.899
0.592
0.867
0.505
TIE
HMSP
GGRM
5.790
9.844
294,83
22.63
1144.1
25.15
496.90
19.208
ITO
HMSP
GGRM
4.086
1.957
4.426
1.868
23.15
1.495
4.814
1.773
TATO
HMSP
GGRM
2.200
1.211
2.114
1.226
2.728
1.072
2.347
1.169
Dalam tabel tersebut, rasio lancar dan rasio cepat tergolong dalam variabel likuiditas,
dimana Sampoerna terlihat lebih unggul daripada pesaing utamanya. Debt to total
asset ratio, Debt to total equity ratio, TIE (Times Interest Earned) ratio yang
tergolong dalam vaiabel leverage Sampoerna juga menunjukkan keunggulan
dibandingkan Gudang Garam. Variabel inventory turnover Sampoerna terlihat lebih
baik daripada Gudang Garam
Variabel working capital Sampoerna lebih besar saat ini karena adanya akuisisi dari
Philip Morris, sehingga memiliki kemampuan melunasi utang jangka pendek yang
lebih baik dan akhirnya perushaan menjadi lebih likuid. Selain itu, dengan cukupnya
working capital, Sampoerna akan memiliki credit standing dan memiliki cukup kas
untuk mengatasi peristiwa yang tidak terduga. Juga, inventory turnover Sampoerna
menandakan manajemen persediaan yang efisien dan posisi working capital yang
kuat.
Variabel Competitive Advantage:
1. Pangsa Pasar
2. Kualitas Produk
3. Loyalitas Konsumen
4. Kendali atas Pemasok dan Distributor
Pangsa pasar Sampoerna mencapai 36,1% dari total industri rokok di Indonesia,
sehingga Sampoerna memiliki porsi yang cukup besar dalam penjualan rokok di
Indonesia. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Sampoerna bagus karena memiliki
bahan baku yang berkualitas dan didukung berbagai program peningkatan kualitas
seperti Good Agriculture Program. Loyalitas konsumen Sampoerna cukup tinggi
terbukti dari pangsa pasarnya yang tetap tinggi, meskipun banyak pesaing baru yang
masuk dalam industri rokok dan menawarkan harga yang lebih rendah. Hubungan
yang baik dengan pemasok dan distributor selalu dibangun oleh Sampoerna, dengan
tujuan agar pemasok dapat memberikan bahan-bahan yang senantiasa berkualitas
tinggi untuk keperluan produksi rokok Sampoerna. Dengan distributor, Sampoerna
berusaha menjalin hubungan yang baik pula agar aliran barang ke konsumen dapat
berjalan dengan lancar.
Variabel Enviromental Stability:
1. Rentang harga produk pesaing
2. Tingkat inflasi
3. Perubahan teknologi
Rentang harga produk pesaing cenderung lebih rendah dibandingkan harga jual
Sampoerna, sehingga untuk masyarakat yang memiliki pendapatan rendah akan
dengan mudah beralih ke produk pesaing yang memiliki harga lebih murah. Tingkat
inflasi hanya sedikit mempengaruhi penjualan Sampoerna. Hal ini dibuktikan dengan
terus meningkatnya penjualan Sampoerna dari tahun ke tahun. Teknologi sebenarnya
memudahkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya, seperti yang
dilakukan oleh Philip Morris yang mana anak perusahaannya di luar negeri telah
memiliki mesin berteknologi tinggi yang memungkinkan membantu proses produksi.
Akan tetapi, mesin tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia dengan alasan
regulasi pemerintah yang membatasi penggunaan mesin dalam indsutri rokok dan
mengimbau untuk meningkatkan penggunaan tenaga kerja dalam rangka
menciptakan industri yang padat karya.
Variabel Industry Strenghts:
1. Potensi pertumbuhan
2. Potensi laba
3. Produktivitas
Potensi pertumbuhan industri rokok cenderung rendah. Hal ini terbukti dari tingkat
produksi industri rokok setiap tahun yang hanya mengalami peningkatan sebesar 1,
% pada tahun 2011. Potensi laba Sampoerna cenderung meningkat dari tahun ke tahun,
dibuktikan dengan peningkatan laba tahun berjalan dari tahun ke tahun. Pada 2010,
labanya sebesar Rp 6.422.748.000.000. Pada 2011, labanya sebesar Rp
8.064.426.000.000 dan 2012 sebesar Rp 9.945.296.000.000. Pertumbuhan laba rata-
ratanya sebesar 24,4%. Rokok yang dihasilkan setiap hari ialah sebesar 1.300.000
linting rokok dengan jumlah karyawan 1.200 orang, sehingga memiliki produktivitas
yang tinggi.
VARIABEL SKOR
VARIABEL FS
1. LEVERAGE
2. LIQUIDITY
3. WORKING CAPITAL
4. INVENTORY TURN OVER
5. EARNING PER SHARE
RATA-RATA
6
6
5
4
5
5,2
VARIABEL CA
1. PASANG PASANG
2. KUALITAS PRODUK
3. LOYALITAS KONSUMEN
4. KENDALI ATAS PEMASOK
DAN DISTRIBUTOR
RATA-RATA
-2
-2
-3
-2
-2,25
VARIABEL ES
1. RENTNAG HARGA PRODUK
PESAING
2. TINGKAT INFASI
3. PERUBAHAN TEKNOLOGY
RATA-RATA
-4
-2
-5
-3,67
VARIABEL IS
1. POTENSI PERTUMBUHAN
2. POTENSI LABA
3. PRODUKTIVITAS
RATA-RATA
3
5
6
4,67
Strategi ang diterapkan dalam kuadran tersebut adalah aggressive strategy, dimana
Sampoerna dapat menerapkan intergrasi ke belakang, ke depan, horizontal,
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi terkait,
diversifikasi tidak terkait. Sampoerna dapat memilih untuk menerapkan integrasi ke
belakang dengan membentuk anak perusahaan berupa
perkebunan tembakau dan cengkeh. Sehingga, memungkinkan untuk menekan
biaya produksi. Strategi pengembangan produk sendiri telah diterapkan oleh
Sampoerna dengan adanya berbagai macam produk rokok yang ditawarkan, seperti
Dji Sam Soe, A-Mild, Sampoerna Kretek
4. INTERNAL-EXTERNAL MATRIX
SKO
R
B
OB
OT
T
OT
AL
SKOR BOBOT TOTAL IFE
KUAT(3.0-4.0) SEDANG(2,0-2,99) LEMAH(1,0-1,99)
TINGGI(3.0-4.0) I II III
SEDANG(2.0-2,99) IV V VI
RENDAH (1,0-1,99) VII VIII IX
Total poin untuk IFE adalah 3,05 dan total poin untuk EFE adalah 2,76. Maka dari itu
PT HM Sampoerna termasuk dalam kuadran Grow and Build. Dan strategi yang
termasuk dalam kuadran ini pertama integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal,
strategi kedua adalah penetrasi pasar, ketiga pengembangan pasar, dan keempat adalah
pengembangan produk