tugas manajemen stratejik sm sampoerna

29
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti "kesempurnaan". Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.

description

untuk memahami strategi apa saja ynag di ambil oleh HM. sampoerna dalam menjalankan marketing untuk memasarkan produk-produknya.tugas manajemen strategik hm sampoerna.

Transcript of tugas manajemen stratejik sm sampoerna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Perusahaan

Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak

terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada

tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat

dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya,

Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan

pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok

putih.

Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem

Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya

menjadi Sampoerna, yang berarti "kesempurnaan". Setelah usahanya

berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal

keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai

di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya.

Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya,

dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna

tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini

juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna

dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.

Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih

kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna

berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan

struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi.

Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu

perusahaan terkemuka di Indonesia.

Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International

Inc. ("PMI"), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya,

pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI,

mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.

Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan

profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan

dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap

menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak

hampir seabad lalu.

B. Profil Perusahaan

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") merupakan salah

satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") memproduksi sejumlah merek rokok

kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta "Raja

Kretek" yang legendaris Dji Sam Soe. PT Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk. ("Sampoerna") adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan

bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di

dunia.

Berikut adalah daftar merek rokok yang diperdagangkan oleh Sampoerna.

1. A Mild

"A Mild" diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989. A Mild

merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah

nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2012, A Mild tetap mempertahankan

posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. (berdasarkan hasil audit Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012).

2. Dji Sam Soe

"Dji Sam Soe" merupakan sigaret kretek tangan pertama yang

diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang di

kemudian hari menjadi Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini

diproduksi dengan tangan di fasilitas produksi Sampoerna di Jawa

Timur. Kemasannya juga tak pernah berubah selama 100 tahun. Dji

Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai

saat ini tetap memimpin untuk segmen SKT. Varian Dji Sam Soe

meliputi Dji Sam Soe Filter dan Dji Sam Soe Magnum Filter yang

merupakan sigaret kretek mesin. Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe

Super Premium merupakan sigaret kretek tangan.

3. Sampoerna Kretek

Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi

pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna,

kepala keluarga Sampoerna generasi kedua.

Misi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") adalah

menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di

Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan

konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan

mereka. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") memiliki

reputasi yang baik dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.

Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di

pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full

Year 2012. Pada akhir 2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak

perusahaannya mencapai sekitar 28.500 orang. Selain itu, Perseroan juga

berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret ("MPS") yang berada di

berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek

Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang

karyawan. Perseroan menjual dna mendistribusikan rokok melaui 73

kantor penjualan di seluruh Indonesia.

Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana PT

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") mencapai rekor

penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain

di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi

Sampoerna, ditandai dengan HUT kami ke-99 - angka 9 memiliki makna

khusus dalam sejarah Sampoerna - dan beberapa tonggak penting tercapai,

antara lain pembukaan dua pabrik sigaret kretek tangan baru di Jawa

Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue di Pasuruan sebagai

bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna.

Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna

bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan

perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta

karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan

yang lebih gemilang.

BAB II

VISI, MISI, DAN KINERJA PERUSAHAAN

Visi dan Misi Sampoerna

Visi  Sampoerna terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mencerminkan lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan” tersebut mewakili: perokok dewasa; karyawan dan mitra bisnis; serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

Kami menjangkau ketiga pihak ini dengan cara sebagai berikut:

1. Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa dalam kategori harga pilihan merekSampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.

2. Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah kunci utama dalam membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan Perseroan dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luasKesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Perseroan, kami memfokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana.

Tata Kelola Perusahaan

Kami juga teguh menjalankan program tata kelola perusahaan yang baik dan ditujukan untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan Sampoerna. Komitmen tersebut kami wujudkan dengan mengembangkan dan menjaga standar kepatuhan, perilaku tanggung jawab dan integritas yang tertinggi di seluruh lapisan organisasi Sampoerna.

Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Sampoerna. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan diawasi dengan seksama.

Sasaran Perusahaan

Berikut adalah sasaran dari PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna"):

Sasaran di bidang Sales:

1. Terus mengembangkan dan melaksanakan strategi penjualan, demi

mendukung pencapaian volume penjualan di seluruh Indonesia

2. Membina hubungan baik dengan seluruh mitra penjualan Sampoerna

3. Menjadi pilihan utama bagi para pelanggandi bidang Marketing:

1. Menciptakan citra yang baik dan kuat terhadap semua produk

Sampoerna

2. Mengembangkan wawasan konsumen terhadap produk-produk

Sampoerna

3. Mengembangkan strategi untuk melindungi ekuitas produk

Sampoerna (ekuitas merek)

4. Menciptakan strategi pemasaran yang efektif demi menunjang

penjualan

Sasaran di bidang Operations:

1. Mendukung bisnis secara keseluruhan dengan menyediakan produk-

produk berkualitas tinggi yang memenuhi harapan perokok dewasa

dan masyarakat.

2. Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi guna memenuhi

ekspektasi konsumen dengan cara yang efektif dan efisien

BAB III

HASIL AUDIT INTERNAL DAN

EXTERNAL

ANALISIS FAKTOT INTERNAL

Strength (kekuatan) :

1. Kualitas Bahan Baku

Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi

andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya

(Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak). 

2. Menguasai pangsa pasar 

Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok

Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada

peringkat ketiga Djarum 20,4 %. 

3. Kredibilitas Perusahaan

Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas

perusahaan yang baik. Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi

melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas

perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder

yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.

4. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d’corps sampoerna. Dalam

kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan

sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya

perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik

lagi.

5. Nilai capital yang besar

Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki

capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan

rokok raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan untuk

menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.

Weakness (kelemahan) :

1. Harga yang cukup mahal

Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna yang

sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang

besar dan bahan baku yang mahal.

2. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional

Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa

yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser

kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.

3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing

Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan cengkeh yang tidak kalah

dari para pesaing, tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser

kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi dan

promosi membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional sebagai

Champion.

4. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala seperti A mild live wanted,

Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.

Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu event, terlebih

lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA,

Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event tersebut

dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya.

Dengan adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar

5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution 

Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih,

tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit

menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative.

Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa

utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba yang

sesuai harapan seiring berjalannya waktu.

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL

Opportunity (peluang) :

1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis

Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar dunia,

memudahkan sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan

perusahaan Philip Morris.

2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia

Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan kecanduan tersebut

tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok tersebut,

kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke produk lain. Dilihat dari

pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah menjadi menyumbang laba tetap

untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi

yang diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda dengan event music

menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari rokok LTLN, memberikan angin

perubahan untuk industry rokok dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN

saat ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu dari rasa yang diberikan

rokok tersebut. Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang

menganggap rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok. 

3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru

Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk

mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event,

akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan

produk itu dikenal dan diingat customer.

4. Kemungkinan produk baru 

Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris,

memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang

cocok.

5. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna 

Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan pindahnya customer rokok

GG dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah

sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna

memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.

Threats (ancaman) :

1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok

Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi

disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok. 

2. Kompetitor dari rokok jenis Mild

Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa

pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild,

Gudang Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup

mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada Starmild yang berada di posisi

ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco

Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk Class Mild

yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya competitor menambah ketatnya

persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.

3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya

pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild. 

4. Tingginya pajak rokok 

Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga

terjadi penurunan permintaan rokok.

5. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok 

Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang

mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event

khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok

membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya

waktu tingkat awareness akan berkurang.

PELUANG (OPPORTUNITY) BOBOT PERINGKAT SKOR BOBOT

Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis

0.10 4 0.40

Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia

0.09 3 0.27

Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru

0.10 2 0.20

Kemungkinan produk baru 0.10 3 0.30

Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna

0.09 2 0.18

SUB TOTAL OPPORTUNITY 0.48 1.35

ANCAMAN (THREATS) BOBOT PERINGKAT SKOR BOBOT

Regulasi dan perda mengenai anti-rokok

0.10 4 0.40

Kompetitor dari rokok jenis Mild 0.11 2 0.22

Bertambahnya competitor rokok jenis mild

0.12 3 0.36

Tingginya pajak rokok 0.10 3 0.30

Berkurangnya event yang 0.09 2 0.18

disponsori perusahaan rokok

SUB TOTAL THREAT 0.52 1.46

TOTAL 1 2.81

EFE MATRIX ANALYSIS

COMPETITIVE PROFILE MATRIX (CPM)

Critical Success Factor

Weight PT. Djarum PT. Bentoel PT. Gudang Garam

Rating Score Rating Score Rating Score

Loyalitas Pelanggan

0.10 4 0.40 3 0.30 3 0.30

Kualitas Produk

0.10 3 0.30 2 0.20 3 0.30

Harga 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33

Sistem Persedian

0.09 3 0.27 2 0.18 3 0.27

Advertising 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33

Jumlah Kantor Cabang

0.09 4 0.36 3 0.27 3 0.27

Kualitas Layanan

0.10 3 0.30 3 0.30 4 0.40

Pangsa Pasar

0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33

Manajemen 0.10 3 0.30 2 0.20 3 0.33

Kapasitas Produksi

0.09 4 0.36 3 0.27 3 0.27

TOTAL 1 3.61 2.71 3.13

IFE MATRIX ANALYSIS

KEY INTERNAL FACTORS WEIGHT RATINGWEIGHTED SCORE

STRENGTHS:

1. Memiliki kualitas bahan baku

yang bagus

2. Memiliki nilai historis yang

tinggi

3. Memiliki modal yang besar

4. Menguasai pangsa pasar rokok

5. Memiliki budaya perusahaan

yang sudah tertanam kuat

6. Memiliki rasio likuiditas yang

lebih baik

0,15

0,10

0,25

0,05

0,15

0,05

4

3

3

3

3

3

0,60

0,30

0,75

0,15

0,45

0,15

WEAKNESSES:

1. Kurangnya otomatisasi dalam

produksi rokok kretek

2. Nilai ekspor yang rendah,

karena orang asing terbiasa

rokok putih

0,15

0,10

3

2

0,45

0.20

TOTAL 1.00 3,05

BAB IV

STRATEGI YANG DIREKOMENDASIKAN A. MATCHING STAGE

1. SWOT MATRIX

STRENGTHS :1. Kualitas

Bahan Baku2. Menguasai

pangsa pasar3. Kredibilitas

perusahaan4. Budaya

Perusahaan5. Nilai capital

yang besar

WEEKNESS :1. Harga yang

cukup mahal2. Kurang

diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional

3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing

4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala

5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution

OPPORTURNITIES :1. Masuknya

Philip Morris sebagai mitra bisnis

2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia

3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru

4. Kemungkinan lahirnya produk baru

5.  Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna

THREATS:1. Regulasi dan

perda mengenai anti-rokok

2.  Kompetitor dari rokok jenis Mild

3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

4. Tingginya pajak rokok

5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok

SO

1. (S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara

2. (S4,O1) Berusaha untuk mencari investor

3. (S5,03) Promosi besar-besaran untuk menigkatkan brand awareness dan ekspansi bisnis

4. (S3,05) melakukan strategi merebut customer

5. (S2, O2)Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini

ST

1. (S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan awareness

2. (S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga mild.

3. (S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat tertentu

4. (S5,T4) adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.

5. (S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer bahwa sampoerna The Finest Quality

WO

1. (W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan perusahaan Philip Morris

2. (W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini

3. (W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.

4. (W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer melalui media promosi.

5. (W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan prmosi besar-besaran untuk meningkatkan awareness customer.

WT

1. (w2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea cukai yg mahal, tingkatkan penawaran dalam negeri.

2. (W3, T2)Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter

3. (W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.

4. (T4, W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar negeri.

5. (W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi produk.

2. SPACE MATRIX

Variabel Financial Strength:

1. Leverage 2. Liquidity

3. Working Capital

4. Inventory Turnover

5. Earning per Share

RASIOPERIODE

RATA-RATA2010 2011 2012

RASIO LANCAR

HMSP

GGRM

1.880

2.701

1.749

2.701

1.749

2.245

1.747

2.469

RASIO CEPAT

HMSP

GGRM

0.611

0.322

0.611

0.322

0.699

0.175

0.592

0.280

DAR

HMSP

GGRM

0.409

0.325

0.502

0.306

0.600

0.372

0.504

0.334

DER

HMSP

GGRM

0.693

0.481

1.009

0.442

0.899

0.592

0.867

0.505

TIE

HMSP

GGRM

5.790

9.844

294,83

22.63

1144.1

25.15

496.90

19.208

ITO

HMSP

GGRM

4.086

1.957

4.426

1.868

23.15

1.495

4.814

1.773

TATO

HMSP

GGRM

2.200

1.211

2.114

1.226

2.728

1.072

2.347

1.169

Dalam tabel tersebut, rasio lancar dan rasio cepat tergolong dalam variabel likuiditas,

dimana Sampoerna terlihat lebih unggul daripada pesaing utamanya. Debt to total

asset ratio, Debt to total equity ratio, TIE (Times Interest Earned) ratio yang

tergolong dalam vaiabel leverage Sampoerna juga menunjukkan keunggulan

dibandingkan Gudang Garam. Variabel inventory turnover Sampoerna terlihat lebih

baik daripada Gudang Garam

Variabel working capital Sampoerna lebih besar saat ini karena adanya akuisisi dari

Philip Morris, sehingga memiliki kemampuan melunasi utang jangka pendek yang

lebih baik dan akhirnya perushaan menjadi lebih likuid. Selain itu, dengan cukupnya

working capital, Sampoerna akan memiliki credit standing dan memiliki cukup kas

untuk mengatasi peristiwa yang tidak terduga. Juga, inventory turnover Sampoerna

menandakan manajemen persediaan yang efisien dan posisi working capital yang

kuat.

Variabel Competitive Advantage:

1. Pangsa Pasar

2. Kualitas Produk

3. Loyalitas Konsumen

4. Kendali atas Pemasok dan Distributor

Pangsa pasar Sampoerna mencapai 36,1% dari total industri rokok di Indonesia,

sehingga Sampoerna memiliki porsi yang cukup besar dalam penjualan rokok di

Indonesia. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Sampoerna bagus karena memiliki

bahan baku yang berkualitas dan didukung berbagai program peningkatan kualitas

seperti Good Agriculture Program. Loyalitas konsumen Sampoerna cukup tinggi

terbukti dari pangsa pasarnya yang tetap tinggi, meskipun banyak pesaing baru yang

masuk dalam industri rokok dan menawarkan harga yang lebih rendah. Hubungan

yang baik dengan pemasok dan distributor selalu dibangun oleh Sampoerna, dengan

tujuan agar pemasok dapat memberikan bahan-bahan yang senantiasa berkualitas

tinggi untuk keperluan produksi rokok Sampoerna. Dengan distributor, Sampoerna

berusaha menjalin hubungan yang baik pula agar aliran barang ke konsumen dapat

berjalan dengan lancar.

Variabel Enviromental Stability:

1. Rentang harga produk pesaing

2. Tingkat inflasi

3. Perubahan teknologi

Rentang harga produk pesaing cenderung lebih rendah dibandingkan harga jual

Sampoerna, sehingga untuk masyarakat yang memiliki pendapatan rendah akan

dengan mudah beralih ke produk pesaing yang memiliki harga lebih murah. Tingkat

inflasi hanya sedikit mempengaruhi penjualan Sampoerna. Hal ini dibuktikan dengan

terus meningkatnya penjualan Sampoerna dari tahun ke tahun. Teknologi sebenarnya

memudahkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya, seperti yang

dilakukan oleh Philip Morris yang mana anak perusahaannya di luar negeri telah

memiliki mesin berteknologi tinggi yang memungkinkan membantu proses produksi.

Akan tetapi, mesin tersebut tidak dapat diterapkan di Indonesia dengan alasan

regulasi pemerintah yang membatasi penggunaan mesin dalam indsutri rokok dan

mengimbau untuk meningkatkan penggunaan tenaga kerja dalam rangka

menciptakan industri yang padat karya.

Variabel Industry Strenghts:

1. Potensi pertumbuhan

2. Potensi laba

3. Produktivitas

Potensi pertumbuhan industri rokok cenderung rendah. Hal ini terbukti dari tingkat

produksi industri rokok setiap tahun yang hanya mengalami peningkatan sebesar 1,

% pada tahun 2011. Potensi laba Sampoerna cenderung meningkat dari tahun ke tahun,

dibuktikan dengan peningkatan laba tahun berjalan dari tahun ke tahun. Pada 2010,

labanya sebesar Rp 6.422.748.000.000. Pada 2011, labanya sebesar Rp

8.064.426.000.000 dan 2012 sebesar Rp 9.945.296.000.000. Pertumbuhan laba rata-

ratanya sebesar 24,4%. Rokok yang dihasilkan setiap hari ialah sebesar 1.300.000

linting rokok dengan jumlah karyawan 1.200 orang, sehingga memiliki produktivitas

yang tinggi.

VARIABEL SKOR

VARIABEL FS

1. LEVERAGE

2. LIQUIDITY

3. WORKING CAPITAL

4. INVENTORY TURN OVER

5. EARNING PER SHARE

RATA-RATA

6

6

5

4

5

5,2

VARIABEL CA

1. PASANG PASANG

2. KUALITAS PRODUK

3. LOYALITAS KONSUMEN

4. KENDALI ATAS PEMASOK

DAN DISTRIBUTOR

RATA-RATA

-2

-2

-3

-2

-2,25

VARIABEL ES

1. RENTNAG HARGA PRODUK

PESAING

2. TINGKAT INFASI

3. PERUBAHAN TEKNOLOGY

RATA-RATA

-4

-2

-5

-3,67

VARIABEL IS

1. POTENSI PERTUMBUHAN

2. POTENSI LABA

3. PRODUKTIVITAS

RATA-RATA

3

5

6

4,67

Strategi ang diterapkan dalam kuadran tersebut adalah aggressive strategy, dimana

Sampoerna dapat menerapkan intergrasi ke belakang, ke depan, horizontal,

penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi terkait,

diversifikasi tidak terkait. Sampoerna dapat memilih untuk menerapkan integrasi ke

belakang dengan membentuk anak perusahaan berupa

perkebunan tembakau dan cengkeh. Sehingga, memungkinkan untuk menekan

biaya produksi. Strategi pengembangan produk sendiri telah diterapkan oleh

Sampoerna dengan adanya berbagai macam produk rokok yang ditawarkan, seperti

Dji Sam Soe, A-Mild, Sampoerna Kretek

4. INTERNAL-EXTERNAL MATRIX

SKO

R

B

OB

OT

T

OT

AL

SKOR BOBOT TOTAL IFE

KUAT(3.0-4.0) SEDANG(2,0-2,99) LEMAH(1,0-1,99)

TINGGI(3.0-4.0) I II III

SEDANG(2.0-2,99) IV V VI

RENDAH (1,0-1,99) VII VIII IX

Total poin untuk IFE adalah 3,05 dan total poin untuk EFE adalah 2,76. Maka dari itu

PT HM Sampoerna termasuk dalam kuadran Grow and Build. Dan strategi yang

termasuk dalam kuadran ini pertama integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal,

strategi kedua adalah penetrasi pasar, ketiga pengembangan pasar, dan keempat adalah

pengembangan produk