Trauma Okuli

47
TRAUMA OKULI Pembimbing : dr. Rety Sugiarti, Sp. Oleh : Deassy Surya Maria Isya (2010!0021"

description

n

Transcript of Trauma Okuli

  • TRAUMA OKULI Pembimbing : dr. Rety Sugiarti, Sp.MOleh : Deassy Surya Maria Isya (2010730021)

  • Trauma mata : tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mataMerupakan kasus gawat darurat mataBila jelas terjadi ruptur bola mata :Manipulasi harus dihindari sampai perbaikan secara bedah dalam kondisi steril dapat dilakukanPakaikan pelindung fox pada mataBerikan antibiotik sistemik spektrum luasAnalgetik, antiemetik, dan antitoksin tetanus sesuai kebutuhanPendahuluan

  • Jenis Jenis Trauma Mata

  • Trauma Mata : Mekanis

  • Terjadi akibat rudapaksa mengenai mata yang menyebabkan :Tekanan yang sangat tinggi dan jelas dalam waktu yang singkat didalam bola mata.Perubahan yang menyolok dari bola mata.Tekanan dalam bola mata akan menyebar antara cairan vitreous yang kental dan jaringan sclera yang tidak elastis.Akibatnya terjadi peregangan dan robeknya jaringan pada tempat dimana ada perbedaan elastisitas, mis: daerah limbus, sudut iridocorneal, ligamentum Zinii, corpus ciliare.Trauma Tumpul

  • Respon dari jaringan terhadap rudapaksa mata tumpul :Vasokonstriksi dari pembuluh darah perifer >> terjadi iskemia dan nekrosis lokal.Vasodilatasi, hiperpermeabilitas, aliran darah yang menurun.Dinding pembuluh darah robek maka cairan jaringan dan isi sel akan menyebar menuju jaringan sekitarnya sehingga terjadi edema dan perdarahan.

    Tiap-tiap jaringan mempunyai sifat-sifat dan respon khusus terhadap trauma

  • Palpebra = Pelindung bola mataTerjadi trauma >> refleks menutupHematoma palpebraTrauma tumpul : PALPEBRA

  • *Jaringan konjungtiva = selaput lendirMenjadi kemotik pada setiap kelainannyaKelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva tidak dapat mengedipTata Laksana : DekongestanKONJUNGTIVA: Edema Konjungtiva

  • Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau dibawah konjungtiva, arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pastikan bahwa tidak terdapat robekan dibawah jaringan konjungtiva atau sklera. Tata Laksana : kompres hangat.Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam 2-3 minggu tanpa diobati. KONJUNGTIVA :Hematoma Subkonjungtiva

  • Trauma tumpul yang keras atau cepat pada mata >> edema kornea >> ruptur membran descementKeluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihatTata Laksana : Larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam hipertonik 2-8%, glukose 40% dan larutan albumin. TIO >> azetolamida. Penyulit : kerusakan membran descement yang lama sehingga mengakibatkan keratopati bulosaKORNEA : Edema Kornea

  • Keadaan terkelupasnya epitel kornea akibat gesekan keras pada epitel kornea. Keluhan : sakit sekali akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat sensibel, mata berair, denagan kornea yang keruh. Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberi perwanaan fluorescein akan berwarna hijau.Tata Laksana : Epitel yang terkelupas dilepas Antibiotika spektrum luas seperti neosporin, kloramfenikol, dan sulfasetamide tetes mata.Siklopegik aksi pendek seperti tropikamidaKORNEA : Erosi Kornea

  • Perdarahan dalam bilik mata depan yang berasal dari iris dan corpus siliare.Respon vaskuler yang terkena adalah arteri ciliaris anterior, perdarahan vena di Schlemm kanal70 % kasus penyerapan terjadi dalam waktu 5-6 hari.Penyulit : iritis, sinekia anterior dan posterior, glaukoma sekunderBMD : Hifema

  • Bed rest total dengan elevasi kepala 30-45Bebat mataPemberian obat-obatan :AntikoagulansiaMidriatika miotikaOcular hypotensive drugKortikosteroid dan antibiotikObat-obatan lain : sedativa dan analgesitikaTata laksana Hifema

  • Indikasi Operasi :Glaukoma sekunderTanda imbibisi kornea atau hemosiderosis korneaTidak ada perbaikan hifema setelah 3-5 hariPasien dengan sickle cell disease

    Tindakan operasi yang dikerjakan : PARACENTESATata laksana hifema

  • Robekan pada pangkal iris sehingga pupil berubahPasien melihat ganda pada satu matannyaPupil terlihat lonjong, biasanya terjadi bersama hifemaTata lakasana : reposisi pangkal iris yang terlepasIRIS : Iridodialisis

  • Terjadi akibat putusnya zonula zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.LENSA : Dislokasi Lensa

  • Terjadi akibat putusnya sebagian zonula zinn sehingga lensa berpindah tempat. Pasien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang.Gambaran pada iris berupa iridodonesis akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang elastic akan menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih miopik.LENSA : Subluksasi Lensa

  • Seluruh zonula zinn di sekitar ekuator putus sehingga lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depanTerjadi glaucoma kongestif akutKeluhan : Penglihatan menurun mendadakRasa sakit yang sangatMuntahMata merah dengan blefarospasmeInjeksi siliar yang beratEdema korneaIris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebarTekanan bola mata sangat tinggi.LENSA : Luksasi Lensa Anterior

  • Akibat putusnya zonula zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuliKeluhan skotoma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu kampusMata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau afakiaPasien akan melihat normal dengan lensa +12.0 dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulansLENSA : Luksasi Lensa Posterior

  • Penglihatan akan sangat menurunEdema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-abu akibat sukarnya melihat jaringan koroid melalui retina yang sembabPada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema macula.Edema yang luas sehingga seluruh polus posterior fundus okuli berwarna abu-abuUmumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapa waktu, akan tetapi dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah macula oleh sel pigmen epitel.Edema Retina dan Koroid

  • Keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir menganggu lapangan pandangannya.Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatannya akan menurun. Funduskopi : retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok. Kadang-kadang terlihat pembuluh darah seperti yang terputus-putus. Ablasio Retina

  • Perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat ruptur koroid. Biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik.Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun Bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat bagian ruptur berwarna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.Ruptur Koroid

  • Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya didalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik.Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya tajam penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan.Penderita ini perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi retina dan saraf optiknya.Avulsi Papil Saraf Optik

  • Kompresi pada saraf optik, perdarahan dan edema sekitar saraf optik.Penglihatan berkurangTerdapat reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada retinaGangguan penglihatan warna dan lapangan pandangPapil saraf optik dapat normal dalam beberapa minggu sebelum menjadi pucat.Pengobatan adalah dengan merawat pasien pada waktu akut dengan memberi steroid. Bila penglihatan memburuk setelah steroid maka perlu dipertimbangkan untuk pembedahan. Optik Neuropati Traumatik

  • Trauma Tajam

  • Tajam penglihatan menurunTekanan bola mata rendahBilik mata dangkalBentuk dan letak pupil berubahTerlihat adanya ruptur pada cornea atau scleraTerdapat jaringan yang prolaps seperti caiaran mata iris, lensa, badan kaca atau retinaKonjungtiva kemotisTanda dan Gejala

  • Pemeriksaan RadiologiAdanya benda asingUSG untuk menentukan letaknya

    Pemeriksaan Computed Tomography (CT)Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat scanning dari organ tersebut.Pemeriksaan Penunjang

  • Anamnesa : Keluhan rasa nyeri, bengkak dan berdarah.Pemeriksaan : tampak adanya luka terbuka dan perdarahanPengobatan : pembersihan luka, kemudian dijahit.Perhatian : Luka yang persis pada palpebra harus khusus diperhatikan karena apabila penjahitan tidak tepat pada kedua tepi luka akan memberi hasil kosmetik dan fungsional yang jelek.Bila perlu dapat ditambah dengan antibiotika, analgetik dan antiinflamasi.Luka Terbuka Palpebra

  • Perdarahan : Penatalaksanaan sama dengan rudapaksa mata mekanis tumpul.Robekan 1 cm : Tidak dijahit, diberikan antibiotika lokal.Robekan lebih dari 1 cm : Dijahit dengan benang cat gut atau sutera berjarak 0,5 cm antara tiap-tiap jahitan. Beri antibiotika lokal selama 5 hari dan bebat mata untuk 1-2 hari.Luka pada Konjungtiva

  • Anamnesa : teraba nyeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme.Pemeriksaan : bagian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan flurocein (+) Pengobatan : tiap luka terbuka kornea yang masih menunjukkan adanya kebocoran harus dijahit.Jaringan intraokular yang keluar dari luka dipotong sebelum luka dijahitJahitan kornea dilakukan secara lamellar untuk menghindari terjadinya fistel melalui bekas jahitan.Antibiotika lokal dalam bentuk salep, tetes atau subkonjungtiva 0,3-0,5 U. Garamycin tiap 2 hari sekali.Atropin tetes 0,5%-1% tiap hari. Dosis dikurangi bila pupil sudah cukup lebar.Luka Tembus Kornea

  • Sebagian besar disebabkan oleh trauma yang mengalami infeksi sekunder.Anamnesa : teraba nyeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme.Pemeriksaan : Kornea yang edema dan keruh, bagian yang mengalami kerusakan epitel menunjukkan fluoresent( + ).Terapi : antibiotika lokal tetes, salep atau subkonjungtiva, scraping atau pembersihan jaringan nekrotikUlkus Kornea

  • Luka ini lekas tertutup oleh konjungtiva sehingga kadang sukar diketahui. Luka tembus sclera harus dipertimbangkan apabila dibawah konjungtiva nampak jaringan hitam (koroid).Pengobatan : sama dengan luka tembus pada kornea.Luka Terbuka Sklera

  • Suatu uveitis yang diderita oleh mata kontralateral apabila mata lainnya mengalami trauma atau trauma tembus yang mengenai jaringan uvea. Frekuensi tertinggi terjadi 2-4 minggu sesudah trauma.

    TAHAP IRITASI Anamnesa : keluhan nyeri, tanda-tanda radang ringan, epifora, dan fotofobia.Pemeriksaan : tanda-tanda iritis ringan, biasanya bersifat reversibel atau langsung tahap radang.Oftalmia Simpatetik

  • TAHAP RADANG Dapat berlangsung akut/menahun. Stadium ini bersifat irreversibel dan kemungkinan besar akan memburuk bila pengobatan kurang sempurna.Terapi :Mata traumatik : enukleasi bulbi dipertimbangkan bila visus 0 atau lebih jelek daripada mata simpatetik.Mata yang masih mempunyai visus walaupun terbatas selalu menjadi pertimbangan yang sangat sulit apakah akan dilakukan enukleasi atau dipertahankan. Oftalmia Simpatetik

  • Anamnesa : keluhan nyeri, epifora, fotofobia, dan blefarospasme.Pemeriksaan : pupil miosis, reflek pupil menurun, sinekia posterior.Terapi : Atropin tetes 0,5%- 1 %, 1-2 x perhari selama sinekia belum lepas. Antibiotik lokal, Diamox bila ada komplikasi glaukomaIritis

  • LENSAKatarak : Penatalaksanaan sama dengan trauma tumpul.Dislokasi lensa :Penatalaksanaan sama dengan pada rudapaksa mata tumpul

  • Anamnesa : mengeluh ada benda asing masuk kedalam mataPemeriksaan : cari benda asing, funduskopi dan foto rontgenBenda asing yang masuk dalam mata dapat dibagi 2 kelompok yaitu : Benda logam dan benda bukan logamPengobatan : mengeluarkan benda asing. Pemberian antibiotika lokal pada benda asing di konjungtiva dan kornea. Pada kornea dapat ditambahkan atropin 0,5 %-1 %, bebat mata dan diamox bila ada tanda-tanda glaukoma sekunder.Corpus Alienum (Benda Asing)

  • Kelainan Pergerakan Mata. Hal ini pada trauma dapat disebabkan :Kelainan pada otot mataKelainan pada persarafan otot mataKelainan pada jaringan orbita lainnyaAnamnesa : akibat diplopia timbul keluhan pusing, mual, muntah. Pemeriksaan. : hambatan pergerakan bola mata dapat akibat paralisa atau ototnya sendiri yang terjepit.Otot Ekstra Okular

  • Test Forced Duction : Untuk membedakan gangguan karena kelumpuhan atau ototnya yang terjepit. Cara : Mata ditetesi anestesi lokal, kemudian otot yang akan diperiksa dipegang dengan pinset dan ditarik ke arah gerak otot tersebut.bila lancar berarti paralisabila sukar ada hambatan / otot terjepitPARALISA : anti inflamasi dan neurokopik untuk menghindari diplopia satu mata : pada parese ringan mata sehat ditutup supaya mata parese terlatih, pada parese berat mata parese yang ditutupOtot Ekstra Okular

  • Trauma Kimia

  • pH < 7Asam sulfat, asam asetat, hidroflorida, dan asam klorida. Terlihat iritasi berat yang sebenarnya akibat akhirnya tidak berat, kerusakan konjungtiva dan korneaDalam masa penyembuhan setelah terkena zat kimia asam akan terjadi perlekatan antara konjugtiva bulbi dengan konjungtiva tarsal yang disebut simblefaronPenatalaksanaan : irigasi dengan menggunakan salin isotonic steril dan memeriksa pH permukaan mata dengan meletakkan seberkas kertas indicator di forniks. Ulangi irigasi apabila pH tidak terletak antara 7,3-7,7. aTrauma Asam

  • Iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luarBasa akan menembus kornea, camera oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaanMenurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan menjadi:Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtataDerajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel korneaDerajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel korneaDerajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%Tatalaksana : irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan paling sedikit 60 menit setelah trauma. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA untuk mengikat basa. Trauma Basa

  • CAHAYACahaya yang berasal dari matahari atau alat untuk las mengandung ultraviolet yang dapat mengakibatkan konjungtivitis dan keratitis, sedangkan cahaya dari pembikinan kaca (Glass Blomers) banyak mengandung infra red yang dapat mengakibatkan katarak.Anamnesa : Mata terasa nyeri, epifora yang timbul 6-12 jam sesudah melihat cahaya tersebut.Pemeriksaan : Hiperemi konjungtiva, flurescein test positifPengobatan : Pada Konjungtiva beri antibiotika lokal,atropine bila fluorescein luarTrauma Fisik

  • KEBAKARAN Dengan adanya reflek perlindungan menutup palpebra sering kornea dan konjungtiva terhindar dari bahaya kebakaran, sehingga kelainan terbatas pada palpebra.Pengobatan:Tidak berbeda dengan kelainan akibat luka bakar pada kulit bagian tubuh yang lain.Trauma Fisik

  • BLOW OUT FRAKTURPatah tulang dasar orbita tanpa kerusakan dari rima orbita akibat perubahan mendadak dan ruang retrobulbar karena perubahan tekanan yang terjadi akibat hantaman yang keras pada bulbus oculi.Anamnesa : Adanya trauma, visus menurun, nyeri, diplopia, mual, muntahPemeriksaan : Edema hypoestesi daerah saraf intraorbita, tanda-tanda patah tulang : Gerakan terbatas,enoftalmusKonservatif selama 3 minggu untuk mengevaluasi sambil menunggu oedema dan ekhimosis berkurang. Bila enoftalmus masih tampak,keluhan diplopia sangat menganggu : operatif.Trauma Fisik

  • *FK UMJ - RSIJ CEMPAKA PUTIH*

    FK UMJ - RSIJ CEMPAKA PUTIH

  • Terima KasihWASSALAMUALAIKUM WR. WB

    Benturan tumpul mendorong mata ke dan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan). *Kemotik + tidak dapat menutup = memperburuk kondisiDekongestan untuk mencegah pembendungan cairan dalam selaput lendirBerat : insisi sehingga cairan kemotik keluar*Kadang-kadang hematoma subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang lebih buruk seperti perforasi bola mata. Pemeriksaan funduskopi adalah perlu pada setiap penderita dengan perdarahan subkonjungtiva akibat trauma. Bila tekanan bola mata rendah dengan pupil lonjong disertai tajam penglihatan menurun dan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli. *. Kornea akan terlihat keruh dengan uji placido yang positif.Edema kornea yang berat dapat mengakibatkan masuknya serbukan sel radang dan neovaskularisasi kedalam jaringan stroma kornea.keratopati bulosa yang akan memberikan keluhan rasa sakit dan menurunkan tajam penglihatan akibat astimagtisme ireguler.*Pasien akan merasa lebih tertutup bila dibebat tekan selama 24 jam. Erosi yang kecil biasanya tertutup kembali setelah 48 jam.*