Trauma Okuli-YEDI (41101041)

23
TRAUMA OKULI Pembimbing Awan Buana, dr. Sp.M Disusun Oleh : Yedi hendrawiana (41101042) FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Page 1: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

TRAUMA OKULI

Pembimbing

Awan Buana, dr. Sp.M

Disusun Oleh :

Yedi hendrawiana (41101042)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Page 2: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

CIMAHI

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma okuli merupakan salah satu masalah kesehatan

dunia. Meskipun termasuk kasus yang masih dapat dicegah,

trauma okuli tetapi menjadi salah satu penyebab mortilitas,

morbiditas dan disability. Dalam kenyataannya, trauma okuli

menjadi kasus tertinggi penyebab kebutaan unilateral di

seluruh dunia terutama pada anak dan dewasa muda. Dewasa

muda terutama laki-laki merupakan kelompok yang

kemungkinan besar mengalami trauma okuli. Tetapi, lebih

banyak usaha dan rujukan dilakukan secara klinis atau

penanganan bedah suatu trauma okuli dibandingkan dengan

usaha pencegahannya sehinggakan penyebab trauma okuli

dianggap sebagai suatu kecelakaan diluar kawalan pasien dan

bukan suatu masalah masyarakat.

Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup

baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak

retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam atau mengedip,

mata masih sering mendapat trauma dari sunia luar. Trauma

dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak,

saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat

mengakibatkan atau memberi penyulit sehingga mengganggu

fungsi penglihatan.

Page 3: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat

untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang

akan mengakibatkan kebutaan.

Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk

berikut :

- Trauma tumpul

- Trauma tembus bola mata

- Trauma kimia

- Trauma radiasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Lapisan bola mata, Tunicae Bulbi dibungkus oleh 3 jaringan,

yaitu :

Lapisan mata luar, Tunika fibrosa bulbi

- Lapisan tanduk, cornea (sangat melengkung, jernih seperti

kaca)

- Jaringan kulit, sklera (sedikit melengkung, tidak tembus

pandang, pada anak-anak putih kebiruan, pada orang dewasa

putih kekuningan).

Sklera merupakan jaringan ikat kenyal dan memberikan bentuk

pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola

mata. Bagian terdepan aklera disebut kornea yang bersifat

transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

Lapisan mata tengah, tunica vasculosa bulbi

Page 4: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Jaringan uvea merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera

dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki

oleh darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut

perdarahan suprakkoroid.

Jaringan uvea terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris

didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur

jumlah sinar yang masuk ke dalam boila mata. Otot dilator

dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar

dipersarafi parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar

mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.

Badan siliar yang terletak dibelakang iris menghasilkan

cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui

trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan

sklera.

- Lapisan pelangi iris, dengan bukaan bulat sentral, pupil, Pupilla

- Badan siliar, Corpus ciliare, dengan M.ciliare, Proc.ciliaris, Zonula

ciliaris dengan Fibrae Zonulares dan Spatia Zonularia

- Lapisan yang kaya akan pembuluh darah, Choroidea

Lapisan mata dalam (retina), tunica interna bulbi

Lapisan ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling

dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang

merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah

sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke

otak.

- Bintik buta, Pars caeca retina (dari Margo pupillaris iridis sampai

dengan Ora serrata), Pars iridica retinae (satu lapis, pigmentasi

kuat), Pars ciliaris retinae (satu lapis, tidak berpigmentasi)

- Bagian untuk penglihatan, Pars optica retinae (berlapis banyak)

2.2 Definisi

Page 5: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Trauma okuli merupakan trauma yang dapat

mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf

mata dan rongga orbita. Trauma pada mata dapat mengenai

jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi gabungan

trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata

mulai dari kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina,

papil saraf optik dan orbita.

2.3 Patofisiologi

Beberapa keadaan yang bisa menyebabkan terjadinya

trauma okuli antara lain : kecelakaan penerbangan, kekerasan

dalam tindak kejahatan, ledakan, cedera olahraga, dan juga

kecelakaan kendaraan bermotor. Selain itu beberapa keadaan

yang juga bisa menyebabkan cedera mata antara lain :

Benda asing yang menempel di bawah kelopak mata

atas atau pada permukaan mata, terutama pada

kornea.

Trauma tumpul akibat objek yang cukup kecil dan

tidak menyebabkan impaksi pada pinggir orbita (kok,

bola squash, sumbat botol sampanye merupakan

beberapa penyebab trauma). Perubahan tekanan

mendadak dan distorsi bola mata dapat

menyebabkan kerusakan berat.

Trauma tembus dimana struktur okular mengalami

kerusakan akibat benda asing yang menembus

lapisan okular dan juga tertahan dalam mata.

Penggunaan sabuk pengaman dalam kendaraan

menurunkan insidensi cedera tembus akibat

kecelakaan lalu lintas.

Page 6: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Trauma kimia dan radiasi dimana reaksi resultan

jaringan okular menyebabkan kerusakan.

Masuknya benda asing (logam, debu, kayu, bahan tumbuhan,

kaca, dan bahkan bulu serangga) ke dalam kornea dapat terjadi

saat memukulkan logam atau batu, tertiup ke mata oleh angin

dan juga lewat cara-cara lain yang tidak lazim. Biasanya ukuran

benda asing itu kecil, terdapat sisi yang tajam, dan dengan

kecepatan yang tinggi. Hal ini dapat terjadi saat memukulkan

logam ke logam, memahat ataupun mengoperasikan bor logam.

Benda kecil dengan kecepatan tinggi yang masuk ke mata

biasanya mengakibatkan kerusakan minimal dari jaringan

sekitar. Seringkali, luka di kornea atau antara kornea dan slera

bisa menutup sendiri. Tempat akhir dari benda asing didalam

mata dan juga kerusakan yang ditimbulkan olehnya ditentukan

oleh beberapa faktor antara lain ukuran, bentuk dan juga

momentum saat terjadi benturan, serta seberapa dalam

penetrasinya di bola mata.

2.4 Gejala utama

Tanda dan gejala yang sering muncul pada cedera mata meliputi :

1. Nyeri

2. Perdarahan Subkonjunctiva

3. Laserasi konjunctiva

4. Enoftalmia (perpindahan mata yang abnormal ke belakang atau ke bawah akibat

hilangnya isi atau patah tulang orbita)

5. Defek iris

6. Berpindahnya pupil yang disebabkan karena kolapsnya COA

7. Hifema

8. Tekanan Intra Okuli rendah (mata lunak)

9. Ekstrusi isi okuler (iris, lensa, vitereus, dan retina)

10. Hipopion, yaitu adanya bahan purulen dalam kamera anterior.

Page 7: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

2.5 Diagnosis

Diagnosis trauma okuli ditegakkan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang.

Walaupun begitu, trauma okuli jarang mengancam nyawa

dan penanganan haruslah diprioritaskan ke trauma lain yang

lebih mengancam nyawa.

Anamnesis

Pada anamnesis perlu diketahui apakah terjadi

penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset

dari penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi

secara tiba-tiba. Harus dicurigai adanya benda asing apabila ada

riwayat pemakaian palu, pahat, ataupun ledakan, dan harus

dipertimbangkan untuk melakukan pencitraan. Pemakaian palu

dan pahat dapat melepaskan serpihan-serpihan logam yang akan

menembus bola mata, dan hanya meninggalkan petunjuk

perdarahan subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya

penetrasi sklera dan benda asing yang tertinggal. Nyeri,

lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum

trauma, namun gejala ringan dapat menyamarkan benda asing

intraokular yang berpotensi membutakan.

Anamnesis tentang ketajaman visus sebelum trauma dan

riwayat penyakit mata atau operasi mata amat membantu dalam

mendiagnosis suatu trauma okuli. Riwayat penyakit sistemik,

pengambilan obat-obatan, riwayat alergi, suntikan imunisasi

tetanus dan pengambilan oral terakhir perlu ditanyakan sebagai

kemungkinan persediaan operasi.

Pemeriksaan fisis

Page 8: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Sebisa mungkin dilakukan pemeriksaan oftalmik

lengkap termasuk pemeriksaan visus, reaksi pupil,

lapangan pandang, pergerakan otot-otot ekstraokular,

tekanan intraokular, pemeriksaan slit lamp, funduskopi

dan lain-lain.

Setiap laserasi kelopak mata yang letaknya di

kantus medialis hendaknya dipertimbangkan

kemungkinan terlibatnya sistem lakrimasi sehingga

terbukti tidak. Pemeriksaan tulang-tulang orbita

terhadap kemungkinan terjadinya fraktur harus

dilakukan. Ruptur bola mata adalah segera ditentukan

pada pemeriksaan fisis. Namun, biasanya ini

tersembunyi. Pemeriksaan mata yang mengalami

trauma harus diperiksa dengan sistematis dan hati-hati

agar penatalaksanaan dapat dilakukan dengan segera

dan mengurangi trauma yang lebih lanjut.

Pemeriksaan penunjang

Foto polos

Foto polos orbita kurang membantu dalam

menentukan kelainan berbanding CT-scan. Tetapi

foto polos masih dapat dilakukan. Antaranya foto

polos 3 posisi, proyeksi Water’s, posisi Caldwell dan

proyeksi lateral. Posisi-posisi ini berfungsi untuk

melihat dasar orbita, atap orbita dan sinus

paranasalis.

Ultrasonografi

USG membantu dalam melihat ada tidaknya

benda asing di dalam bola mata dan menentukan

lokasi ruptur.

Page 9: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

CT-scan

CT-scan adalah metode pencitraan paling

sensitif untuk mendeteksi ruptur yang tersembunyi,

hal-hal yang terkait dengan kerusakan saraf optic,

adanya benda asing serta menampilkan anatomi

dari bola mata dan orbita.

MRI

MRI sangat membantu dalam mengidentifikasi

jaringan lunak bola mata dan orbita.

2.6 Klasifikasi

Berdasarkan Birmingham Eye Trauma Terminology System

(BETTS), trauma

okuli dibagi atas 2 yaitu:

Trauma bola mata tertutup (closed-globe injury)

Kontusio

Laserasi lamellar

Trauma bola mata terbuka (open-globe injury)

Ruptur

Laserasi

o Penetrasi

o Intraocular foreign body (IOFB)

o Perforasi

Saat melakukan pemeriksaan pada pasien dengan trauma

okuli, adalah penting untuk menentukan klasifikasi dari trauma

karena dengan ini penanganan yang cepat dapat dilakukan.

2.10 Penatalaksanaan

Empat tujuan utama dalam mengatasi kasus benda asing

intraokular adalah :

1. Memperbaiki penglihatan.

Page 10: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

2. Mencegah terjadinya infeksi.

3. Mempertahankan arsitektur mata.

4. Mencegah sekuele jangka panjang.

Mata ditutup untuk menghindari gesekan dengan kelopak

mata. Benda asing yang telah diidentifikasi dan telah diketahui

lokasinya harus dikeluarkan. Antibiotik sistemik dan topikal dapat

diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi. Untuk

mengeluarkan benda asing, terlebih dahulu diberikan anestesi

topikal kemudian dikeluarkan dengan menggunakan jarum yang

berbentuk kait dibawah penyinaran slit lamp. Penggunaan

aplikator dengan ujung ditutupi kapas sedapat mungkin

dihindari, karena dapat merusak epitel dalam area yang cukup

luas, dan bahkan sering benda asingnya belum dikeluarkan.

Pengeluaran benda asing yang berada di dalam kamera

anterior dilakukan secara parasentesis (bukan tepat di depan

celah luka),dengan sudut 90-180º dari lokasi benda asing yang

sebenarnya. Viskoelastik biasanya digunakan untuk menghindari

kerusakan iatrogenik dari endotel kornea dan lensa. Benda asing

yang masuk ke lensa tidak selalu menyebabkan katarak. Kecuali

jika ada resiko terjadinya siderosis atau kerusakannya luas. Pada

kasus seperti ini biasanya lensanya diangkat bersama benda

asing didalamnya, atau bisa juga benda asingnya terlebih dahulu

dikeluarkan, kemudian lensanya dan setelah itu intraocular lens

(IOL) diimplantasi. Benda asing yang berada di segmen posterior

memerlukan tindakan vitrektomi kecuali bila kerusakannya

minimal. Prosedur yang biasa dilakukan untuk ekstraksi benda

asing besi adalah dengan menggunakan magnet intraokular.

Sedangkan untuk benda asing yang bukan besi biasanya

digunakan forsep.

Preoperative

Page 11: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Penatalaksanaan yang berhubungan dengan pembedahan,

diperlukan pemilihan waktu operasi. Walaupun tidak ada data

manapun yang menuliskan kerugian dari menunda perbaikan

dari bola mata lebih dari 36 jam, intervensi idealnya secepat

mungkin. Perbaikan dapat memperkecil banyaknya komplikasi :

Nyeri

Proliferasi mikroba yang diproyeksikan ke dalam bola mata

Perdarahan Suprachoroidal

Kontaminasi mikroba

Migrasi epithelium luka

Inflamasi intraocular

Efek yang mengganggu penundaan kecil dari perbaikan berikut

dapat diambil ukuran yang sangat baik dari preoperative sebagai

berikut : 12

Memakai pelindung diri

Hindari mengatur pengobatan topical

Menyimpan status NPO pasien

Menyediakan obat penenang/ sedasi yang sesuai, control

nyeri, dan antiemesis

Masase saraf muka untuk mengurangi penekanan pada

kelopak mata

Mengambil kultur mata eksternal

Permulaan dengan antibiotic intravena (seperti tobramycin

clindamycin atau vancomycin)

Sediakan Profilaksis Tetanus

Konsultasi ke bagian Anastesi

Luka dengan benda asing yang tertahan pada intraokular

memerlukan perhatian terhadap resiko Bacillus endophthalmitis.

Sebab organisme ini dapat menghancurkan mata dalam 24 jam,

intravena dan terapi intravitreal seharusnya dipertimbangkan

Page 12: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

dengan antibiotik yang efektif terhadap spesies Bacillus. Pada

umumnya clindamycin atau vancomysin. Perbaikan yang

berhubungan dengan pembedahan harus dikerjakan dengan

menunda jika kasus ini yang berhadapan dengan resiko

terkontaminasi dengan organisme ini.

Non Bedah

Beberapa luka tembus yang sangat minimal secara

spontan menutup/memperkuat sebelum melakukan pemeriksaan

ophthalmic, dengan tidak ada kerusakan intraocular, prolaps,

atau menempelnya benda asing. Kasus ini hanya memerlukan

sistemik atau terapi antibiotic topikal dengan penutup sepanjang

observasi. Jika luka kornea sudah bocor, tetapi sisa kamar

membentuk, clinician dapat mencoba menghentikan kebocoran

dengan supresi farmakologi dari produk yang cair ( topical atau

sistemik), penambalan, dan terapeutik contact lens. Umumnya,

jika ukuran ini gagal untuk memperkuat luka dalam 3 hari,

menutup dengan menempelkan cyanoacrylate atau jahitan yang

direkomendasikan. Walaupun penempelan jaringan

cyanoacrylate tidak disetujui oleh FDA untuk digunakan pada

mata, mereka telah menggunakan secara ekstensif selama dua

dekade terakhir untuk menempel perforasi. Beberapa lem yang

tersedia seperti histocryl and bucrylate. Terapeutik kontak lensa

harus digunakan setelah aplikasi lem, sejak polymerisasi lem

menghasilkan permukaan yang keras yang mengelupas

konjungtiva palpebra.

Bedah

Penatalaksanaan laserasi tipe corneoscleral dengan

prolaps uveal biasanya memerlukan perawatan. Tujuan pertama

dari perbaikan awal yang berhubungan dengan pembedahan

suatu laserasi corneoscleral adalah memugar kembali integritas

Page 13: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

bola mata. Tujuan kedua, yang mungkin terpenuhi ketika

perbaikan utama atau selama prosedur yang berikut adalah

untuk memugar kembali perbaikan visus melalui keduanya

melalui kerusakan eksternal dan internal pada mata .

Jika prognosis visus dari mata yang terluka adalah sia-sia

dan pasien berisiko menderita sympathetic ophthalmic,

Enukleasi harus dipertimbangkan. Enukleasi primer hanya dapat

dilakukan pada luka yang tidak dapat dilakukan perbaikan dari

segi anatomi, Maka dari itu pasien dianjurkan untuk memilih

prosedur lain. Pada kebanyakan kasus, keuntungan menunda

enukleasi untuk beberapa hari jauh lebih berat dibanding

keuntungan enukleasi primer.Penundaan ini (yang mestinya

tidak lebih dari 14 hari meskipun demikian mata yang terluka

menimbulkan sympathetic ophthalmia), mempertimbangkan

penilaian fungsi penglihatan post operasi. Vitreoretina atau

konsultasi plastic optalmik dan stabilisasi kondisi medis pasien.

Yang terpenting, menunda enukleasi yang gagal mengikuti

perbaikan dan hilangnya persepsi cahaya pada saat pasien

mengetahuinya dan disertai kerusakan rupa dan untuk

mempertimbangkan enukleasi dalam menentukan non

emergensi.

Anastesi

Anastesi umum hampir selalu diperlikan untuk

memperbaiki bola mata, sebab injeksianastesi pada retrobulbar

atau peribulbar meningkatkan tekanan orbita, yang bisa

menyebabkan atau memperburuk tekanan intraocular. Suatu non

depolarisasi otot relaksan lebih disukai oleh karena kemungkinan

teoritis terjadi cocontraction ekstraokuler. Setelah perbaikan

yang berhubungan dengan bedah lengkap, suatu suntikan

Page 14: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

anstesi periokuler mungkin digunakan untuk mengendalikan rasa

sakit sesudah operasi.

Langkah-langkah dalam memperbaiki laserasi

corneoscleral . Semua usaha perbaikan laserasi corneoscleral

harus dilakukan di ruangan operasi denga menggunakan

mikroskop operasi dan personil ophtalmik yang terlatih. Tidak

perlu membuat jahitan otot rectus pada suatu bola mata terbuka.

Sebab perawatan kelopak mata dapat mendesak bola mata

terbuka dan sebab laserasi kelopak mata tertentu benar-benar

bisa meningkatkan exposure, perbaikan luka adnexal mengikuti

perbaikan bola mata itu sendiri.

Komponen luka kornea didekati dulu, jika vitreus atau

fragmen lensa mempunyai luka yang prolaps. Harus memotong

kornea mata. Berhati-hati menggunakannya bukan untuk daya

tarik pada vitreus atau serabut zonular. Jika uvea atau retina

(yang dilihat seperti tembus cahaya) menonjol, haruslah

menggunakan teknik menyapu yang lembut melalui insisi limbal

yang terpisah, dengan bantuan suntikan viscoelastik untuk

sementara merubah kamar anterior. Jika epithelium telah

berpindah tempat ke permukaan uveal atau ke dalam luka, suatu

usaha harus dibuat untuk mengupas jaringan ini. 12

Perbaikan sekunder dari trauma inraokuler. Mengikuti

perbaikan primer dari laserasi corneoscleral mengikuti perbaikan

sekunder tersebut ditandai:

Memindahkan benda asing dari intraokuler

Perbaikan iris

Ekstraksi katarak

Mekanik Vitrectomy

Penyisipan intraokuler lensa (IOL)

Page 15: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

Dalam pembedahan biasanya digunakan mikroskop yang

merupakan alat yang peling baik dan khusus dalam perbaikan

luka pada kornea dan sklera. Tanpa mikroskop maka sangat sulit

dan tidak mungkin dapat menutup luka dengan baik. Ketika luka

telah ditutup, dilakukan injeksi gas, cairan atau elastic untuk

membentuk BMD. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mencegah

terjadinya aposisi tetapi juga mencagah terjadinya kontak

dengan iris dan perlengketan.13

Pembedahan sangat dianjurkan untuk mencegah timbulnya

jaringan parut dan penanganan selanjutnya adalah dengan

reepitelisasi. Sebagian besar telah mengupayakan untuk

meminimalkan trauma pada saat pembedahan dengan uapaya

protektif dengan menggunakan cairan fisiologis, mencegah

sentuhan mekanik dan pengikatan dan mengontrol terjadinya

inflammasi dan tekanan intra okular.

Penanganan prolaps pada iris dan kerusakan pada iris

adalah merupakan hal yang mendasar. Beberapa tahun yang

lalu, simpatetis oftalmitis sering terjadi dan absisi yang luas

akibat kerusakan iris selalu diperlukan. Ketidakteraturan susunan

iris dan pupil sering terjadi setelah perbaikan pada luka kornea.

Sehingga beberapa penanganan yang bersifat konservatif selalu

diupayakan untuk meningkatkan perbaikan dalam hal fungsi dan

kosmetik.14

Trauma pada palpebra dibagi menjadi dua yaitu : blunt trauma

dan penetrating trauma.

Penanganan umum trauma meliputi :

- Pengambilan anamnesis dengan baik

- Merekam aktivitas terbaik dari setiap mata

- Menilai seluruh bola mata dan orbita

- Menemukan kelainan radiologis yang ada

Page 16: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

- Memiliki pengetahuan tentang anatomi palpebra dan orbita

- Mengupayakan perbaikan secara primer.

Pada kasus Blunt trauma, sering ditemukan adanya ekimosis dan

edema yang sering muncul. Pasien sering memerlukan

biomikroskopis dan penilaian funduskopi untuk mengetahui

kelainan intraokluler yang timbul. Pemeriksaan CT-scan

potongan axial dan koronal untuk mengetahui adanya fraktur

pada tulang orbita.

Post operasi

Setelah perbaikan trauma perforasi segmen anterior, terapi

diarahkan pada pencegahan infeksi, supresi inflamasi, control

IOP, dan meringankan rasa sakit. Antibiotik intravena biasanya

dilanjutkan 3-5 hari, dan antibiotic topical biasanya digunakan

untuk sekitar 7 hari. Topikal kortikosteroid dan cyclopegics

berangsur-angsur dikurangi, tergantung pada derajat tingkat

inflamasi. Suatu fibrinous massive mempunyai respon yang baik

pada prednisone sistemeik.

Jahitan kornea yang tidak mengendur secara spontan

biasanya ditinggalkan pada tempatnya sedikitnya 3 bulan dan

kemudian memindahkan incrementally dalam beberapa bulan

yang akan datang. Fibrosis dan vaskularisasi adalah indicator

yang cukup untuk penyembuhan .

Trauma pada mata meningkatkan resiko retainal

detachment, maka frekuensi pemeriksaan segmen posterior

adalah wajib. Jika media opak cukup menghalangi pemeriksaan

fundus, evaluasi untuk defek pada aferen pupilary dan B-scan

ultrasonography sangat menolong dalam memonitoring status

retina. 12

Refraksi dan koreksi dengan kontak lens atau kacamata dapat

berproses ketika permukaan okuler dan media surat ijin. Oleh

Page 17: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

karena resiko amblyopia pada anak atau hilangnya peleburan

pada orang dewasa. Rehabilitasi visual tidak dapt ditunda.

2.11 Komplikasi

Setelah terjadi ruptur dari bola mata, endoftalmitis dan

infeksi struktur mata lainnya bisa terjadi dalam hitungan jam

hingga minggu. Oftalmia simpatetik adalah penyakit inflamasi

yang bisa terjadi pada mata yang tidak mengalami trauma

beberapa bulan setelah trauma. Penyakit ini diduga suatu suatu

respon imun terhadap jaringan uvea yang terpapar dengan

trauma. Gejala seperti nyeri, penurunan visus dan fotofobia bisa

berkurang apabila dilakukan enukleasi pada mata yang

mengalami trauma.

2.12 Prognosis

Prognosisnya mata dapat sembuh dengan baik setelah

trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka panjang karena

munculnya sindrom erosi berulang. Namun trauma tembus mata

seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan

mungkin membutuhkan pembedahan ekstensif. Retensi jangka

panjang dari benda asing berupa besi dapat merusak fungsi

retina dengan menghasilkan radikal bebas. Serupa dengan hal

itu, trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan

penglihatan berat jangka panjang dan rasa tidak enak pada

mata. Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan

penglihatan yang tidak dapat diterapi jika terjadi lubang retina

pada fovea. Penglihatan juga terganggu jika koroid pada makula

rusak. Dalam jangka panjang, dapat timbul glaukoma sekunder

pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan

trabekula mengalami kerusakan. Trauma orbita juga dapat

menyebabkan masalah kosmetik dan okulomotor.

Page 18: Trauma Okuli-YEDI (41101041)

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Ilyas SH, Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:2006.p.259-270

2. Augsbrger J, Asbury T. Ocular & Orbital Trauma. In:

Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General

Ophthalmology 16th Edition, Singapore: McGraw Hill

(Asia):2004.p.371-375

3. ocw.usu.ac.id/course/download/.../sss155_slide_trauma_okuli.pdf

4. Nn, Anatomi Mata [online] [cited 2008 Agust 6th] Available

from URL

http://www.medicine.ukm.my/wiki/index.php/Anatomi_mata

5. James, B, Trauma dalam : OFTALMOLOGI edisi kesembilan.

Jakarta : penerbit Erlannga, 2005: 176-7, 179,185.

6. Nn, Birmingham Eye Trauma Terminology. In: American

Society of Ocular Trauma [online] [cited 2008 May 20th]

Available from URL http://www.useironline.org/pdf/bett.pdf

7. Lange GK, Ocular Trauma. In: Ophthalmology: A short

Textbook, New York:Theime:2000:p.497-506