TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

38
TRAUMA TELINGA 12 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

Transcript of TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

Page 1: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

TRAUMA TELINGA

12UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

Page 2: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

TELINGA ITU?

• Panca Indera yg jumlahnya ada 2 kecil tapi sensitifdan mudah terserang penyakit.• Memiliki struktur dan fungsi yang luar biasa. Yaitumampu menerima dan memproses bunyi/suarasebelum masuk ke dalam memori otak. Selain prosesmenghantarkan bunyi sehingga kita bisa mendengar,di dalam telinga juga terdapat proses untukmengurangi paparan bising.• Telinga itu kecil ada 2 tapi punya 3 bagian. Adabagian luar, tengah, dan dalam. Mereka mempunyaiperan masing-masing dalammemproses/menghantar/mengirim suara sebelummasuk ke otak.• Telinga kita mempunyai ambang bataspendengaran di angka 120dB, diangka 120dB telingakita akan mulai merasakan sakit seperti “ngiing” itunamanya “tinitus”• Lalu, kenapa ketika kita sakit flu sering kali telingakita seperti terdengar “ngiing” secara tbtb? Sebab,adanya tuba Estachius. Jadi apabila di hidungmengalami peradangan, otomatis telinga juga akanikut mengalami ketidakseimbangan.• Jadi, anatomi kepala hingga leher adalah suatuorganisasi yang kompak dari elemen-elemen saraf,pembuluh darah, epitel, dan muskuloskeletal yangsecara fungsional berintegrasi dan terus-menerus.Salah satunya ialah Telinga

Page 3: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

Jadi, apabila di perkirakan/dibayangankan tentang ukurandb:

Suara orang berbicara: normal adalah 60-70 dBKonser musik Rock kekerasannya dikisaran: 100dB s/d 120 dB.

Page 4: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

Kondisi Penyebab Gangguan Telinga Manusia?1. Luka Telinga: seperti otitis media. Otitis media bisa sembuh dengan

sendirinya apabila tidak terinfeksi. Namun, jika terjadi infeksi maka akanmengeluarkan “nanah”

2. Kotoran Menumpuk: kotoran yang terlalu banyak di dalam telinga akanmenutupi membran tympani/gendang telinga sehingga mampumengurangi kualitas pendengaran.

3. Penyakit Meniere: hal ini dapat terjadi di sebabkan oleh adanyapeningkatan cairan pada labirin dan biasanya menyerang orang stg baya.

4. Penyakit Perikondritis: penyakit pada telinga karena infeksi di tulangrawan atau kartilago bagian telinga luar. Penyebabnya adalah: gigitanserangga, cedera, dan pemecahan bisul.

5. Penyakit Labirintis: Penyakit ini menyerang bagian dalam dari telinga. penyebabnya gegar otak, infeksi dan alergi. Gejalanya muntah, mual, telinga berdengung, pendengaran berkurang dan juga vertigo.

6. Otitas Media (Radang telinga): di sebabkan oleh bakteri/virus, gejalanyademam panas. Jika dibiarkan bisa menyebabkan gendang telinga pecahdan mengeluarkan nanah.

Page 5: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

KENALI KELUHANNYA1. Gangguan Pendengaran: hal ini biasanya terjadi

karena trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, atau pemakaian obat ototoksik, menderitapenyakit infeksi virus seperti parotitis, influenza berat, dan meningitis sebelumnya.

2. Suara Berdenging (tinnitus): umumnya telinga akanberdenging dapat dirasakan dikepala atau ditelinga, pada satu sisi atau kedua telinga. Disebabkan olehalergi, stres, suara keras, tekanan darahtinggi/rendah, dan penyakit meniere.

3. Rasa pusing berputar (Vertigo): vertigo timbul bilaada kekakuan gerakan otot leher. Penyakit DM, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker, sifilis dapat menimbulkan keluhanvertigo dan tinnitus.

4. Nyeri dalam Telinga (Otalgia): jika nyeri alih ketelinga dapat berasal dari nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikalkarena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ tersebut.

5. Keluar cairan dari dalam telinga (Otorea): Secret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luardan secret yang banyak dan bersifat mukoidumumnya berasal dari telinga tengah. Bilabercampur darah, harus dicurigai tumor. Bila baubusuk, curigai kolesteatoma/kista

Page 6: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

TRAUMA TELINGA

Page 7: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

TRAUMA TELINGA?

Trauma Telinga adalah trauma atauluka pada telinga yang mengenai telingaluar, telinga tengah, dan telinga dalam

dan struktur yang berdekatan. Anamnesi harus dilakukan seperti

anamnesis dari pasien, gejala-gejalayang ada, stimulus iatotropik, penyakitlain yang berhubungan, interprestasi

pasien terhadap gejala, dampakgangguan, informasi demografi, dan

riwayat yang terkait

So! Trauma telinga itu luka yang bisaterjadi pada 3 bagian telinga. Jika trauma

mengenai pada bagian luar telinga? umumnya akan mengenai daun telinga sd

liang telinga. Jika trauma mengenaibagian telinga tengah? umumnya akan

mengenai bagian membran tympani danosikula. Namun, jika trauma mengenai

bagian telinga dalam? Ia akanmenimbulkan kerusakan pada koklea sd

saraf.

Page 8: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

Trauma menduduki tingkat keempat sebagai penyebabkematian di AS sampai sekarang ini. Lebih dari 140.000

kematian terjadi setiap tahun di akibatkan karena kecelakaan, dan diperkirakan terdapat 140 juta kelumpuhan setiap

tahunnya. Pusat pemantauan penyakit menemukan bahwalebih dari 4 juta tahun masa produktif hilang setiap tahunnya

akibat cedera dibanding dengan 2,1 juta akibat penyakitjantun dan 1,7 juta di akibatkan kanker

INGAT

Page 9: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

KENALI BAGIAN-BAGIANNYA

Page 10: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

JENIS-JENISNYATRAUMA TELINGA

TELINGA TENGAH

TELINGA DALAMTELINGA LUAR

Laserasi

Hematoma

trauma tajam

trauma tumpul

Trauma Suhu

PerforasiMembranTympani

TraumaOsikula

FrakturTulang

Temporal

ParalisFasialPasca

trauma

Vertigo Pasca

trauma

TuliPasca

Trauma

Benda Asing

Page 11: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

APA SUDAH TAHU?

INI MEMBRAN TIMPANI

NORMAL PECAH MERADANG

Page 12: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

1. Penyebab utama dari trauma telinga antara lain:

• Kecelakaan lalu lintas

• Perkelahian

• Kecelakaan dalam bidang olahraga

• Luka tembak

• Kebiasaan mengorek kuping

2. Penyebab trauma telinga yaitu:

• Kompresi mendadak udara di liang telinga.

• Adanya benda-benda asing (misal: kapas lidi atauranting-ranting pohon).

• Trauma kapatis yang menyebabkan fraktur ostemporale.

3. Penyebabnya antara lain:

• Kebiasaan mengorek kuping dengan jari atau suatualat seperti jepit rambut/klip kertas.

• Perubahan tekanan mendadak-barotrauma, traumaledakan- atau karena benda asing dalam liang telinga(aplikator berujung kapas, ujung pena, klip kertas, dll).

• Terpapar bising/suara industri yang berintensitastinggi dan lamanya paparan.

ETIOLOGI

Page 13: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

MANIFESTASI KLINIS

1. Menurut Soepardi manifestasiklinik trauma telinga antara lain:• Edema• Laserasi• Luka robek• Hilangnya sebagian/seluruh dauntelinga• Perdarahan• Hematom• Hematoma Subdural/epidural/kontusi• Nyeri kepala• Nyeri tekan pada kulit kepala• Fraktur tulang temporal

2. Menurut Adams manifestasiklinik trauma telinga antara lain:• Nyeri• Sekret berdarah dari telinga• Gangguan pendengaran• Gangguan kesadaran

Page 14: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

KOMPLIKASI

1. Tuli Konduktif: Terjadi karena adanya perforasimembran timpani dengan atau tanpa dislokasitulang-tulang pendengaran.2. Paralisis Wajah Unilateral: Terjadi karena traumayang mengenai nervus fasialis di sepanjangperjalanannya melalui os temporale sehingga dapatmenyebabkan paralisis wajah unilateral.3. Vertigo Hebat: Disebabkan oleh berbagai jenistrauma yang dapat menyebabkan depresi mendadakpada fungsi vestibular, sehingga terjadilah vertigoyang mendadak, hebat dan berlarut-larut.4. Kehilangan Kesadaran: Terjadi karena kehilanganfungsi vestibular unilateral mendadak dan biasanyacideranya cukup hebat sehingga pasien akanmengalami periode kehilangan kesadaran.5. Nistagmus: Nistagmus merupakan sesuatu yangkhas bagi kehilangan fungsi vestibular unilateralmendadak

Page 15: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PATOFISIOLOGI

Page 16: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

ALAT PEMERIKSAAN TELINGA

Garputala 1set

Otoskop

Spekulum Telinga

Lampu Telinga

Balon Politzer

Pinset Telinga

Forsep TelingaPengungkit Serumen/Hak Tajam

Page 17: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PEMERIKSAAN OTOLOGIPADA TELINGA

1. Tes Garputala: Tes ini bertindak menguatkan evaluasi audiometri danbermanfaat dalam merumuskan diagnosis klinik. Terlazim digunakanfrekuensi 512 sd 1024 Hz.

2. Tes Weber: Dilakukan dengan menempatkan secara erat batang garpu talapada struktur garis tengah yang padat seperti vertex tengkorak atau gigiincicivus pertama.

3. Tes Fistula: Dilakukan pada pasien yang mengeluh vertigo. Tes ini memeriksafistula labyrinthus. Untuk melakukan tes ini, harus ada membrana tympani yang utuh, untuk mengahntarkan tekanan melalui ossicula ke foramen rotundum. Tes ini bisa dilakukan dengan menutup meatus acusticus externusdengan tragus dan memberikan tekanan digital ke tragus.

4. Rontgenogram Tengkorak: Untuk memperlihatkan fraktura os temporale, tetapi sering tidak ditemukan.

5. Rontgenogram Stereo: Diperlukan untuk mengidentifikasi fraktura.

6. Tes Kalori: Dapat membantu menentukan apakah ada lesi perifer dan apakahlesi ini terbatas pada telinga kanan atau kiri, tes kalori tidak boleh dilakukanbila terdapat atore, tes ini juga bisa menunjukkan hilangnya fungsi vestibular

Page 18: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENATALAKSANAAN

Page 19: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENATALAKSANAAN

1. Pasien mengeluh gatal di dalam telinga, mungkin hanyadiperlukan pemeriksaan otoskopi.

2. Bila pasien mengeluh di sertai vertigo dan tuli, di perlukanpemeriksaan lengkap telinga, hidung, tenggorokan, evaluasi fungsi saraf otak dan serebelum serta sejumlahtes-tes khusus.

3. Sedangkan, apabila dilakukan percobaan dengan menekantragus ke dalam atau penarikan aurikula dengan hati-hatimenimbulkan nyeri pada pasien yang mengeluh telinga, mungkin ia menderita Otittis Eksterna.

4. Untuk pasien yang menderita Otitis Media, jika di gerakanaurikulanya tidak menimbulkan nyeri.

5. Kemudian jika pasien dengan nyeri telinga dan otoremenderita nyeri tekan pada prosesus mastiodeus, biasanya telah terjadi Mastoiditis.

Page 20: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENATALAKSANAAN Telinga Luar

1. Laserasi (trauma tajam): Memerlukan tindakan penjahitan. Padaluka daun telinga sedapat mungkin tulang rawan ditutup dengan kulituntuk mencegah terjadinya kondritis yang sangat nyeri dan dapatmengakibatkan nekrosis tulang rawan.

2. Hematoma (trauma tumpul): bila kecil di observasi, bila besar perludilakukan evaluasi dan pasang bidai. Bila timbul rasa sakit berarti bidaipenekan tersebut terlalu kencang dan dapat terjadi perikondritis.Diberikan antibiotik ampisilin atau amoksilin sesuai dosisnya untukmencegah infeksi.

3. Trauma Suhu: Untuk trauma dingin adalah penghangatan segeradengan kapas steril dan air yang dipanaskan dengan suhu 100oF – 104oF(37oC – 40oC) serta analgetik atau kompres dingin untuk mengurangibengkaknya. dapat diolesi dengan krim Silvaden atau Sulfamylonmencegah infeksi, lalu daerah nekrotik dibersihkan denganmenggunakan anestesi lokal.

Page 21: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

4. Benda Asing: tergantung bendanya seperti apa dahulu. Yang palingumum biasanya cotton bud dan serangga.

1. benda asing ukuran kecil yang tidak menyumbat liang dapat dikeluarkan telinga kuret cincin berlengkung. Alat tersebut di masukkan disekeliling dan di belakang benda asing dan perlahan-lahan di tarik sambilalat tersebut memegang benda asing serta mengeluarkannnya dari dalamliang telinga. Irigasi dengan pancaran air dengan suhu tubuh yang diarahkan ke belakang benda asing.

2. benda asing yang menyumbat liang secara total seperti serumen atauotore yang membeku , dapat digunakan pengait sudut-kanan yang kecilyang dimasukan di sepanjang bagian superior liang dan diputar setelahalat tersebut berada di belakang benda asing.

3. benda asing yang masuk di liang telinga luar seperti serangga hidupharus di tenggelamkan dengan air yang di teteskan alkohol, lidokain atauminyak mineral sebelum coba mengangkatnya. Setelah serangga tersebutmati, biasanya mudah untuk mengambilnya dengan forsep aligator danmengeluarkannya.

PENATALAKSANAAN Telinga Luar

Page 22: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

1. Perforasi Membran Tympani: Umumnya perforasi dapat sembuh

dengan cepat, kecuali jika perforasinya mengalami infeksi sekunder atausangat luas.

2. Trauma Osikular: Keadaan ini merupakan kedaruratan otologi danmemerlukan tindakan eksplorasi pembedahan segera untuk mencegahtuli permanen. Jika sudah menjalani tindakan pembedahan pasiensebaiknya menjalani pemeriksaan audiogram untuk mengetahui fungsipendengarannya.

PENATALAKSANAAN Telinga Tengah

Page 23: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

1. Vertigo Pascatrauma: memerlukan tindakan evaluasi otologi dan

neurologi lengkap diindikasikan, begitu pula dengan pemeriksaanradiologis

2. Paralis Fasial Pascatrauma: evaluasi/pemeriksaan lengkap nervousfasialis Terapi yang diberikan adalah kortikosteroid. Kemungkinan fungsisaraf kembali normal secara besar dibandingkan jika paralisis munculsegera setelah trauma.

3. Tuli Pascatrauma: jika pada pemeriksaan membran timpani dan liangtidak ditemukan adanya kelainan, segera rujuk pasien ke ahli THT untukdilakukan evaluasi terhadap tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus,stapes) dan tulang temporal.

PENATALAKSANAAN Telinga Dalam

Page 24: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

LALU BAGAIMANA PENATALAKSANAAN UNTUK PASIENDENGAN GANGGUAN PENDENGARAN/TULI?

Alat Bantu Penghantar Tulang

CROS/BICROS

Alat Bantu Penghantar TulangImplan Koklea

Page 25: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

KONSEP APLIKASI TEORI

Page 26: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENGKAJIANKELUHAN MRS

1. Gangguan pendengaran (Tuli): perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut padasatu atau kedua telinga. Apakah timbul tiba-tiba atau bertambah secara bertahapdan sudah berapa lama diderita. Apakah ada riwayat trauma kepala, telingatertampar, trauma akustik, atau pemakaian obat ototoksik sebelumnya. Apakahsebelumnya pernah menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis, influenza berat, dan meningitis. Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayisehingga terdapat juga gangguan bicara dan komunikasi. Pada orang dewasa, prluditanyakan apakaha gangguan ini lebih terasa di tempat yang bising atau ditempat yang lebih tenang.

2. Suara berdenging (tinnitus): tanyakan apakah gangguan ini menyertai gangguanpendengaran.

3. Rasa pusing berputar (Vertigo): tanyakan apakah keluhan ini timbul pada posisikepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan timbul lagi bila bangundengan gerakan cepat.Apakah keluhan vertigo ini disertai mual, muntah dan rasa penuh ditelinga dantelinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin atau disertaikeluhan neurologis seperti disartri, gangguan penglihatan yang mungkin letakkelainannya disentral.

Page 27: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENGKAJIANKELUHAN MRS

4. Nyeri dalam Telinga (Otalgia): perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau

kanan dan sudah berapa lama.

5. Keluar cairan dari dalam telinga (Otorea): tanyakan apakah secret ini

keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa nyeri atau tidak dan sudah berapa

lama.

Page 28: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENGKAJIAN DATA

a. Data demografi yaitu tempat tinggal, keadaan wilayah, umur, jeniskelamin.

b. Riwayat kesehatan

1. RKS: Nyeri telinga, rasa penuh pada telinga, kehilangan pendengaran, serumen keras, nyeri berat, bahkan penurunan pendengaran, adanyacairan yang keluar dari kanalis auditorius eksternus, nyeri tekan padaaural, demam, selulitis, tinnitus, persisten bau busuk

2. RKD: Adanya infeksi pada laring atau faring, adanya benda asing yang masuk,

Trauma tulang, hantaman keras pada telinga, reaksi alergi, adanya riwayatISPA.

3. RKK: Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama padaklien atau menderita ISPA

Page 29: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PENGKAJIANKELUHAN MRS

Pemeriksaan fisik1. Inspeksi

Adnya otorea, dengan otoskopi : eritema, edema, lesi, adanya benda asing, cairanabnormal yang keluar dan terjadiperadangan pada membrane timpani danedema bahkan hematoma pada sekitartelinga.

2. PalpasiAdanya nyeri tekan pada aural dan sekitartelinga

Page 30: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

1. Nyeri bd inflamasi telinga eksterna atau iritasilocal,benda asing atau infeksi telinga media

2. Ansietas bd potensial kehilangan pendengaran

3. Perubahan persepsi audiotorius bd kerusakan N. VII dan N. VIII kehilangan pendengaran

4. Risiko terjadinya trauma bd kesulitankeseimbangan, kerusakan N.VII dan N. VIII

5. Kurangnya pengetahuan bd kurangnya terpajaninformasi

DIAGNOSA

Page 31: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

INTERVENSI

- Nyeri b/d trauma dan proses inflamasi Intervensi:a. Kaji tingkat nyeri klienb. Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati.c. Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang

dideritanya.d. Berikan kompres hangat pada daerah nyerie. Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotik.

- Gangguan persepsi sensori: pendengaran b/d adanya benjolan ataufurunkel Intervensi:

a. Masukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga.b. Berikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari.c. Lakukan irigasi telinga dan keluarkan serumen atau secret.d. Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan

nanahnya.

- Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kesukaranmemahami orang lain (kurangnya pendengaran)

Page 32: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

a. Kaji kemampuan mendengar klien.b. Identifikasi metode alternatif dan efektif untuk berkomunikasic. Usahakan saat berbicara selalu berhadapan dengan klien.

- Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakanpencegahannya.

a. Kaji status psikologis dan emosionalb. Anjurkan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.c. Gunakan terminologi positif, hindari penggunaan istilah yang menandakan

abnormalitas prosedur atau proses.d. Berikan kesempatan pada klien untuk memberi masukan pada proses pengambilan

keputusan.e. Anjurkan penggunaan/kontinuitas teknik pernapasan dan latihan relaksasi.

- Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan terjadinya ketulian, sekunder terhadap tanda-tanda infeksi.a. Dorong individu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan, khususnya

mengenai pandangan, pemikiran, dan perasaan seseorang.b. Dorong individu atau keluarga untuk bertanya mengenai masalah, penanganan,

perkembangan dan prognosa kesehatan.c. Berikan informasi yang akurat kepada klien dan keluarga dan perkuat informasi yang

sudah ada.d. Perjelas berbagai kesalahan konsep individu mengenai diri, perawatan, atau pemberi

perawatan.

INTERVENSI

Page 33: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PERAN PERAWAT

1. Pasien diistirahatkan duduk atauberbaring

2. Atasi keadaan kritis ( tranfusi, oksigen,dan sebagainya )

3. Bersihkan luka dari kotoran dandilakukan debridement,lalu hentikanperdarahan

4. Pasang tampon steril yang dibasahiantiseptik atau salep antibiotik.

5. Periksa tanda-tanda vital

6. Pemeriksaan otoskopi secara steril dandengan penerangan yang baik, bilamungkin dengan bantuan mikroskopbedah atau loup untuk mengetahuilokasi lesi.

7. Pemeriksaan radiology bila ada tandafraktur tulang temporal. Bila mungkinlangsung dengan pemeriksaan CT scan.

1. Menghindari infeksi2. Menghindari terjadinya

komplikasi3. Sebagai pembela: mencegah

terjadinya kecacatan padapasien yang paling diutamakan.

4. Sebagai pelaksanakeperawatan

5. Sebagai pendidik6. Sebagai Kolaborasi7. Sebagai Konsultasi8. Sebagai Pembaharu

1. Sebagai pembela: menghindari hal yang dapat mengancam jiwadan kehidupan pasienyang paling diutamakan.

2. Sebagai kolaborasi3. Sebagai pembaharu4. Sebagai

pendidik/edukator5. Sebagai konsultasi6.

Telinga Luar Telinga Tengah Telinga Dalam

Page 34: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

APLIKASI TEORI

Page 35: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

Tn. D 44thn datang bersama Ny. Y ke RS Suka Nulung dan menuju ke bagian poliTHT lantai II. Tn. D mengeluh nyeri terlinga kiri sebab telinga sebelah kiribeliau mengalami hal yang tidak disengaja yaitu telinga Tn. D kemasukan

kapas cotton-bud. Tn. D menceritakan bahwa saat itu beliau sedangmembersihkan telinga dengan keadaan telinga basah karena Tn. D baru

selesai mandi sore, beliau pada saAat itu juga sempat memperdalam cotton-bud saat membersihkan telinga dan pada akhirnya ketika cotton-bud ditarik

keras oleh Tn. D ternyata kapas cotton-bud tidak ada/tertinggal didalamtelinga. Setelah kejadian hal itu Tn. D mengatakan bahwa Tn. D merasa panik, ingin segera dilakukan tindakan pengambilan cotton-bud oleh Dokter dan Tn.

D merasa bahwa pendengarannya mulai berubah tidak seperti awal mulasebelum peristiwa terjadi. Tn. D mengatakan bahwa pada pagi hari pukul

05:09-07:55WIB Tn. D merasa nyeri telinga, Tn. D menunjukkan angka skalanyeri yaitu 5 dan pendengaran Tn.D terasa mendengung. TD: 130/90 mmHg RR: 20x/menit Suhu: 36oC N: 80x/menit. Hasil Tes Garputala: batas bawah

naik (rinne -), frekwensi rendah tidak terdengar (tuli konduksi). Doktermengatakah bahwa setelah dilakukannya tindakan pemeriksaan dengan

menggunakan alat pembesar/otoskop untuk mengetahui keadaan didalamtelinga. Terdapat benda asing pada Telinga Tn. D. Dokter juga mengatakan

bahwa harus dilakukan tindakan pengambilan benda asing tersebut agar tidakterjadi infeksi, tetapi dokter menyatakan bahwa harus dirawat oleh perawat

terlebih dahulu untuk menurunkan rasa nyeri.

KASUS

Page 36: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

FILE TIDAK CUKUP UNTUK DI KOPAS DALAM PPT

SILAHKAN MEMBUKA FILE WORD

Page 37: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

PEMBAHASAN

Trauma telinga adalah trauma yang dapat terjadi berbagai cidera

traumatika yang nyeripada aurikula, meatus akustikus eksterna dan membran timpani,

penyebabnya antaralain:

1. Kebiasaan mengorek kupingdengan jari atau suatu alatseperti jepit rambut/klip kertas.

2. Perubahan tekanan mendadak-barotrauma, trauma ledakan-atau karena benda asing dalamliang telinga (aplikator berujungkapas, ujung pena, klip kertas,dll).

3. Terpapar bising/suara industriyang berintensitas tinggi danlamanya paparan.

Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam

keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda

dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja

ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis eksternus atau

mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering dianggap enteng

oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya

berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam

karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi

luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan

peralatan dan keahlian khusus.

Page 38: TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)

• Laserasi: luka yang disebabkan oleh robekan, bukanbentuk yang teratur seperti sayatan bedah. Laserasibias

• Hematoma: kumpulan darah di luar pembuluhdarah, biasanya pada tempat di mana dindingpembuluh tertusuk atau mengalami trauma.

• Perforasi: perforasi atau hilangnya sebagianjaringan dari membrane timpani.

• Vertigo: salah satu bentuk gangguan keseimbangandalam telinga bagian dalam

• Debriment: Debridement adalah prosespengangkatan jaringan avital atau jaringan mati darisuatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebihpucat, coklat muda atau hitam dan dapat keringatau basah.

• Mastoiditis: suatu kondisi medis yang ditandaidengan infeksi tulang mastoid.

• Otologi: spesialisasi ilmu kedokteran yangberkonsentrasi pada diagnosa, penanganan danpencegahan dari penyakit telinga, pendengaran danmasalah keseimbangan.

• CROS (contralateral routing of signals)Alat ini digunakan oleh penderita yang hanyamengalami gangguan fungsi pendengaran padasalah satu telinganya.

• BiCROS (bilateral CROS): Alat ini digunakan olehpenderita gangguan telinga yang mengalamigangguan kedua fungsi pada pendengaran.

• Fascia: lembaran atau band dari jaringan ikatfibrosa yang memisahkan atau mengikat bersamaotot dan organ.

• Ruptura: keadaan yang robek atau pecah

Kata Asing

THANK YOU

WE LOVE YOU

12